SlideShare a Scribd company logo
1 of 12
PEMERIKSAAN FISIK SISTEM RESPIRASI
Inspeksi
Inspeksi dada terutama untuk menncari adanya asimetri bentuk dan gerak
dada waktu bernafas. Adanya asimetri bentuk rongga dada dapat menyebabkan
timbulnya hipertensi pulmona! dalam jangka panjang. Asimetri dada dapat terjadi
karena sebab yang bersamaan dengan penyebab terjadinya kelainan jantung
(misalnya prolaps katup mitral, gangguan katup aorta pada sindrom marfan dan
sebagainya) atau menjadi akibat dari adanya kelainan jantung akibat aktifitas
jantung yang mencolok semasa pertumbuhan.
Inspeksi dada pada saat istirahat, kita perhatikan bentuk dada. Bentuk dada
normal apabila didapatkan diameter lateral ( samping ) lebih besar daripada
diameter anteroposterior ( depan belakang ).
Kelainan dada dapat berbentuk :
 Pektus karinatus (pigeon breast) : dada berbentuk dada burung dengan
penonjolan sternum ke depan, dengan penyempitan rongga toraks.
Sering terjadi pada sindroma Marfan.
 Pektus ekskavatus (funnel breast) / dada berbentuk cerobong :
kebalikan dari pektus karinatus dimana bagian bawah sternum dan iga
tertarik mendekati vertebra. Dapat disebabkan karena pekerjaan
(misalnya tukang sepatu), pemakaian kemben atau pada sindrom
Marfan.
 Barrel chest : dada berbentuk tong, biasanya karena emfisema
pulmonum atau karena kifosis senil ( perubahan rangka yang menyertai
proses penuaan ) . Perlu diketahui bahwa bentuk dada ini normal pada
anak – anak.
Pemeriksaan dada pada respirasi. Pada saat respirasi kita menilai :
 Asimetri gerakan dada. Normal, kedua sisi dada
mengembang sama besar dan pada waktu yang bersamaan.
Kelambanan pengembangan salah satu sisi dada bisa
terdapat pada kelainan : efusi pleura unilateral, penebalan
pleura unilateral, tumor.
 Retraksi sela iga: retraksi sela iga biasanya pada sela iga
bagian bawah dan supra klavikula. Didapatkan pada : asma
bronkiale berat, PPOK, obstruksi jalan nafas atas.
Palpasi
Dengan pemeriksaan palpasi kita menilai :
 Pengembangan dinding dada. Adanya keterlambatan
pengembangan dinding dada satu sisi didapatkan pada efusi
pleura, pneumonia lobaris, obstruksi bronkus unilateral.
Caranya: letakkan ibu jari di sekitar tepi kosta, tangan berada di sebelah
lateral rongga dada. Setelah itu, geserkan sedikit ke arah medial untuk
mengangkat lipatan kulit yang longgar diantara kedua ibu jari. Beritahukan
pasien untuk bernapas dalam. Amati, sejauh mana ibu jari anda
menyimpang mengikuti ekspansi toraks dan rasakan pergerakan dan
kesimetrisan dari pergerakan selama respirasi.
 Penilaian fremitus taktil
Membandingkan kedua sisi dada, gunakan permukaaan ulnar tangan
anda. Fremitus umumnya menurun atau menghilang di atas prekordium.
Apabila pemeriksaan ini dilakukan pada perempuan, geser payudara
dengan perlahan apabila diperlukan.
Gambar 1. Pemeriksaan dan lokasi fremitus taktil
Fremitus akan meninggi pada konsolidasi paru seperti pneumonia.
Sedangkan pada efusi pleura, tumor mediastinum, fremitus akan menurun
karena adanya gangguan hantaran aliran udara dari paru ke dinding dada.
Perkusi
Perkusi dada sebelah anterior dan lateral, dan bandingkan. Secara
normal, area jantung menimbulkan bunyi redup sampai sisi kiri sternum mulai
dari sela iga 3 sampai sela iga 5. Perkusi paru kiri dilakukan sebelah lateral dari
area tersebut. Pada perempuan, untuk meningkatkan perkusi, geser payudara
dengan perlahan dengan tangan kiri ketika anda memeriksa sebelah kanan.
Alternatif lain anda bisa meminta pasien untuk menggeser sendiri payudaranya.
Identifikasi lokasi atau area yang perkusinya abnormal.
Perkusi sampai ke bawah pada garis midklavikular kanan dan identifikasi batas
atas keredupan hepar. Metode ini akan dipergunakan pada waktu pemeriksaan
fisis abdomen untuk memperkirakan ukuran liver. Perkusi pada paru kiri bagian
bawah berubah menjadi timpani karena udara dalam gaster.
Gambar 2: Lokasi perkusi dan cara perkusi pada perempuan
Tabel 1. Macam suara perkusi
SUARA
PERKUSI
NADA DURASI PATOLOGI ANATOMI
Pekak > Tinggi > Pendek Padat(cair)/tidak ada
udara
Redup Tinggi Pendek Udara < normal
Sonor NORMAL NORMAL NORMAL (padat =
udara
Hipersonor Rendah Panjang Udara > normal
Timpani > Rendah > Panjang Udara saja
Auskultasi
Auskultasi dada anterior dan lateral pada pasien yang bernapas dengan
mulut kadang kadang terdengar lebih dalam dibanding normal. Membandingkan
auskultasi daerah yang simetris adalah salah satu cara yang baik pada
auskultasi. Hal-hal yang harus diperhatikan adalah:
1. Dengarkan suara napas.
Perhatikan intensitas dan identifikasi variasi suara vesikular normal.
Suaran napas akan terdengar lebih keras pada lapangan paru atas
anterior. Suara bronkovesikular mungkin dapat terdengar di atas saluran
napas besar khususnya pada sisi kanan.
Tabel 2. Karakteristik suara napas
Durasi bunyi Intensitas
suara
ekspirasi
Pitch suara
ekspirasi
Lokasi
normal
Vesikular Suara inspirasi
lebih lama
dibanding
ekspirasi
Lembut Relatif
rendah
Kebanyakan
di kedua
lapangan
paru
Bronko
Vesikuler
Suara inspirasi
dan ekspirasi
ekual
Intermediate Intermediate Umumnya
pada sela
iga 2 dan 3
anterior dan
diantara
skapula
Bronkial Suara ekspirasi
lebih lama
dibanding
inspirasi
Keras Relatif tinggi Diatas
manubrium
Trakeal Suara inspirasi
dan ekspirasi
seimbang
Sangat keras Relatif tinggi Di atas
trakea dan
leher
2. Identifikasi suara napas tambahan.
Perhatikan lokasinya dan bagaimana hubungannya dengan siklus napas.
Apakah suara tambahan itu hilang apabila pasien menarik napas dalam?
Beberapa suara napas tambahan yang dapat terdengar adalah sebagai berikut:
1. Ronki basah ( crackles atau rales )
Ronki basah bisa dijumpai pada awal inspirasi, akhir inspirasi dan pertengahan
inspirasi dan ekspirasi. Ronki basah kasar pada awal inspirasi terjadi segera
sesudah inspirasi dimulai dan tidak berlanjut sampai ke akhir inspirasi. Contoh
kasus adalah asma dan bronkitis kronik.
2. Wheezing (Mengi).
Mengi dapat terjadi bila aliran udara secara cepat melewati saluran napas
yang mendatar sampai hampir tertutup. Mengi yang terdengar menyeluruh di
lapangan paru disebabkan oleh asma, bronkitis kronik, penyakit Paru Obstruksi
Kronik dan penyakit jantung kongestif ( cardiac asthma ). Pada asma, mengi
hanya terdengar pada ekspirasi atau diantara dua fase siklus napas Mengi yang
terdengar hanya pada lokasi tertentu menandakan terdapat obstruksi parsial
pada bronkus, misalnya benda asing atau tumor. Mengi ini bisa terjadi pada saat
inspirasi, ekspirasi atau keduanya.
3. Stridor
Stridor adalah mengi yang terdengar pada saat inspirasi dan menyeluruh.
Suara ini umumnya terdengar lebih keras pada leher daripada di dinding dada.
Ini menandakan terdapat obstruksi parsial pada larings atau trakea dan
membutuhkan perhatian.
4. Pleural rub
Pleural rub atau disebut juga pleural friction rub timbul
akibat permukaan pleura yang mengalami inflamasi
dan kasar saling bergesekan satu sama lain.
Secara akustik, pleural rub mirip dengan suara ronki
basah kasar walaupun keduanya dihasilkan
berdasarkan proses yang berbeda. Suaranya khas,
namun kadang-kadang sangat banyak terdengar
sehingga bergabung menyerupai suara yang kontinu.
Gesekan biasanya terjadi pada sebagian kecil area
dinding dada dan terdengar pada kedua fase
respirasi. Ketika permukaan pleura terendam cairan,
suara gesekan tadi menghilang.
5. Suara napas transmisi
Apabila terdengar suara bronkovesikular atau suara bronkial bukan pada
tempat yang normal, maka harus dinilai suara yang ditransmisikan. Dengan
memakai stetoskop , dengarkan area simetris pada saat:
1. pasien diminta untuk mengatakan ”sembilan puluh sembilan”. Secara
normal, bunyi yang ditransmisikan melalui dinding dada tidak jelas
terdengar.
2. pasien diminta untuk mengatakan ”ee”. Kita akan mendengar bunyi E
panjang. Apabila ”ee” terdengar sebagai ’ay”, terdapat perubahan bunyi E
menjadi A, disebut egofoni. Keadaan ini umumnya dijumpai pada
pneumonia. Kualitas bunyinya seperti berasal dari suara hidung
Inspeksi
Inspeksi dada terutama untuk menncari adanya asimetri bentuk dan gerak
dada waktu bernafas. Adanya asimetri bentuk rongga dada dapat menyebabkan
timbulnya hipertensi pulmona! dalam jangka panjang. Asimetri dada dapat terjadi
karena sebab yang bersamaan dengan penyebab terjadinya kelainan jantung
(misalnya prolaps katup mitral, gangguan katup aorta pada sindrom marfan dan
sebagainya) atau menjadi akibat dari adanya kelainan jantung akibat aktifitas
jantung yang mencolok semasa pertumbuhan.
Inspeksi dada pada saat istirahat, kita perhatikan bentuk dada. Bentuk dada
normal apabila didapatkan diameter lateral ( samping ) lebih besar daripada
diameter anteroposterior ( depan belakang ).
Kelainan dada dapat berbentuk :
 Pektus karinatus (pigeon breast) : dada berbentuk dada burung dengan
penonjolan sternum ke depan, dengan penyempitan rongga toraks.
Sering terjadi pada sindroma Marfan.
 Pektus ekskavatus (funnel breast) / dada berbentuk cerobong :
kebalikan dari pektus karinatus dimana bagian bawah sternum dan iga
tertarik mendekati vertebra. Dapat disebabkan karena pekerjaan
(misalnya tukang sepatu), pemakaian kemben atau pada sindrom
Marfan.
 Barrel chest : dada berbentuk tong, biasanya karena emfisema
pulmonum atau karena kifosis senil ( perubahan rangka yang menyertai
proses penuaan ) . Perlu diketahui bahwa bentuk dada ini normal pada
anak – anak.
Pemeriksaan dada pada respirasi. Pada saat respirasi kita menilai :
 Asimetri gerakan dada. Normal, kedua sisi dada
mengembang sama besar dan pada waktu yang bersamaan.
Kelambanan pengembangan salah satu sisi dada bisa
terdapat pada kelainan : efusi pleura unilateral, penebalan
pleura unilateral, tumor.
 Retraksi sela iga: retraksi sela iga biasanya pada sela iga
bagian bawah dan supra klavikula. Didapatkan pada : asma
bronkiale berat, PPOK, obstruksi jalan nafas atas.
Palpasi
Dengan pemeriksaan palpasi kita menilai :
 Pengembangan dinding dada. Adanya keterlambatan
pengembangan dinding dada satu sisi didapatkan pada efusi
pleura, pneumonia lobaris, obstruksi bronkus unilateral.
Caranya: letakkan ibu jari di sekitar tepi kosta, tangan berada di sebelah
lateral rongga dada. Setelah itu, geserkan sedikit ke arah medial untuk
mengangkat lipatan kulit yang longgar diantara kedua ibu jari. Beritahukan
pasien untuk bernapas dalam. Amati, sejauh mana ibu jari anda
menyimpang mengikuti ekspansi toraks dan rasakan pergerakan dan
kesimetrisan dari pergerakan selama respirasi.
 Penilaian fremitus taktil
Membandingkan kedua sisi dada, gunakan permukaaan ulnar tangan
anda. Fremitus umumnya menurun atau menghilang di atas prekordium.
Apabila pemeriksaan ini dilakukan pada perempuan, geser payudara
dengan perlahan apabila diperlukan.
Gambar 1. Pemeriksaan dan lokasi fremitus taktil
Fremitus akan meninggi pada konsolidasi paru seperti pneumonia.
Sedangkan pada efusi pleura, tumor mediastinum, fremitus akan menurun
karena adanya gangguan hantaran aliran udara dari paru ke dinding dada.
Perkusi
Perkusi dada sebelah anterior dan lateral, dan bandingkan. Secara
normal, area jantung menimbulkan bunyi redup sampai sisi kiri sternum mulai
dari sela iga 3 sampai sela iga 5. Perkusi paru kiri dilakukan sebelah lateral dari
area tersebut. Pada perempuan, untuk meningkatkan perkusi, geser payudara
dengan perlahan dengan tangan kiri ketika anda memeriksa sebelah kanan.
Alternatif lain anda bisa meminta pasien untuk menggeser sendiri payudaranya.
Identifikasi lokasi atau area yang perkusinya abnormal.
Perkusi sampai ke bawah pada garis midklavikular kanan dan identifikasi batas
atas keredupan hepar. Metode ini akan dipergunakan pada waktu pemeriksaan
fisis abdomen untuk memperkirakan ukuran liver. Perkusi pada paru kiri bagian
bawah berubah menjadi timpani karena udara dalam gaster.
Gambar 2: Lokasi perkusi dan cara perkusi pada perempuan
Tabel 1. Macam suara perkusi
SUARA
PERKUSI
NADA DURASI PATOLOGI ANATOMI
Pekak > Tinggi > Pendek Padat(cair)/tidak ada
udara
Redup Tinggi Pendek Udara < normal
Sonor NORMAL NORMAL NORMAL (padat =
udara
Hipersonor Rendah Panjang Udara > normal
Timpani > Rendah > Panjang Udara saja
Auskultasi
Auskultasi dada anterior dan lateral pada pasien yang bernapas dengan
mulut kadang kadang terdengar lebih dalam dibanding normal. Membandingkan
auskultasi daerah yang simetris adalah salah satu cara yang baik pada
auskultasi. Hal-hal yang harus diperhatikan adalah:
3. Dengarkan suara napas.
Perhatikan intensitas dan identifikasi variasi suara vesikular normal.
Suaran napas akan terdengar lebih keras pada lapangan paru atas
anterior. Suara bronkovesikular mungkin dapat terdengar di atas saluran
napas besar khususnya pada sisi kanan.
Tabel 2. Karakteristik suara napas
Durasi bunyi Intensitas
suara
ekspirasi
Pitch suara
ekspirasi
Lokasi
normal
Vesikular Suara inspirasi
lebih lama
dibanding
ekspirasi
Lembut Relatif
rendah
Kebanyakan
di kedua
lapangan
paru
Bronko
Vesikuler
Suara inspirasi
dan ekspirasi
ekual
Intermediate Intermediate Umumnya
pada sela
iga 2 dan 3
anterior dan
diantara
skapula
Bronkial Suara ekspirasi
lebih lama
dibanding
inspirasi
Keras Relatif tinggi Diatas
manubrium
Trakeal Suara inspirasi
dan ekspirasi
seimbang
Sangat keras Relatif tinggi Di atas
trakea dan
leher
4. Identifikasi suara napas tambahan.
Perhatikan lokasinya dan bagaimana hubungannya dengan siklus napas.
Apakah suara tambahan itu hilang apabila pasien menarik napas dalam?
Beberapa suara napas tambahan yang dapat terdengar adalah sebagai berikut:
1. Ronki basah ( crackles atau rales )
Ronki basah bisa dijumpai pada awal inspirasi, akhir inspirasi dan pertengahan
inspirasi dan ekspirasi. Ronki basah kasar pada awal inspirasi terjadi segera
sesudah inspirasi dimulai dan tidak berlanjut sampai ke akhir inspirasi. Contoh
kasus adalah asma dan bronkitis kronik.
2. Wheezing (Mengi).
Mengi dapat terjadi bila aliran udara secara cepat melewati saluran napas
yang mendatar sampai hampir tertutup. Mengi yang terdengar menyeluruh di
lapangan paru disebabkan oleh asma, bronkitis kronik, penyakit Paru Obstruksi
Kronik dan penyakit jantung kongestif ( cardiac asthma ). Pada asma, mengi
hanya terdengar pada ekspirasi atau diantara dua fase siklus napas Mengi yang
terdengar hanya pada lokasi tertentu menandakan terdapat obstruksi parsial
pada bronkus, misalnya benda asing atau tumor. Mengi ini bisa terjadi pada saat
inspirasi, ekspirasi atau keduanya.
3. Stridor
Stridor adalah mengi yang terdengar pada saat inspirasi dan menyeluruh.
Suara ini umumnya terdengar lebih keras pada leher daripada di dinding dada.
Ini menandakan terdapat obstruksi parsial pada larings atau trakea dan
membutuhkan perhatian.
4. Pleural rub
Pleural rub atau disebut juga pleural friction rub timbul
akibat permukaan pleura yang mengalami inflamasi
dan kasar saling bergesekan satu sama lain.
Secara akustik, pleural rub mirip dengan suara ronki
basah kasar walaupun keduanya dihasilkan
berdasarkan proses yang berbeda. Suaranya khas,
namun kadang-kadang sangat banyak terdengar
sehingga bergabung menyerupai suara yang kontinu.
Gesekan biasanya terjadi pada sebagian kecil area
dinding dada dan terdengar pada kedua fase
respirasi. Ketika permukaan pleura terendam cairan,
suara gesekan tadi menghilang.
5. Suara napas transmisi
Apabila terdengar suara bronkovesikular atau suara bronkial bukan pada
tempat yang normal, maka harus dinilai suara yang ditransmisikan. Dengan
memakai stetoskop , dengarkan area simetris pada saat:
1. pasien diminta untuk mengatakan ”sembilan puluh sembilan”. Secara
normal, bunyi yang ditransmisikan melalui dinding dada tidak jelas
terdengar.
2. pasien diminta untuk mengatakan ”ee”. Kita akan mendengar bunyi E
panjang. Apabila ”ee” terdengar sebagai ’ay”, terdapat perubahan bunyi E
menjadi A, disebut egofoni. Keadaan ini umumnya dijumpai pada
pneumonia. Kualitas bunyinya seperti berasal dari suara hidung

More Related Content

Similar to PEMERIKSAAN SISTEM RESPIRASI

BST BTKV Peumotoraks Spontan[1].pptx
BST BTKV Peumotoraks Spontan[1].pptxBST BTKV Peumotoraks Spontan[1].pptx
BST BTKV Peumotoraks Spontan[1].pptxsyifa sari
 
sitem pernapasan kelompok 2
sitem pernapasan kelompok 2sitem pernapasan kelompok 2
sitem pernapasan kelompok 2dianapujiatie
 
Tugas pernapasan
Tugas pernapasanTugas pernapasan
Tugas pernapasanmadanijhs
 
Sistem Pernapasan
Sistem PernapasanSistem Pernapasan
Sistem Pernapasansofwan wp
 
ppt-pbab.pptx
ppt-pbab.pptxppt-pbab.pptx
ppt-pbab.pptxwijayati1
 
BIOLOGI KELAS 11 IPA - SISTEM PERNAPASAN
BIOLOGI KELAS 11 IPA - SISTEM PERNAPASANBIOLOGI KELAS 11 IPA - SISTEM PERNAPASAN
BIOLOGI KELAS 11 IPA - SISTEM PERNAPASANdikiiiey
 
Pengkajian keperawatan oksigenasi
Pengkajian keperawatan oksigenasiPengkajian keperawatan oksigenasi
Pengkajian keperawatan oksigenasiUmmiBalqis1
 
baca X-ray.pdftatlaksana baca xraythorax
baca X-ray.pdftatlaksana baca xraythoraxbaca X-ray.pdftatlaksana baca xraythorax
baca X-ray.pdftatlaksana baca xraythoraxfaizal653432
 
PEMERIKSAAN FIZIKAL SISTEM SALURAN PERNAFASAN
PEMERIKSAAN FIZIKAL SISTEM SALURAN PERNAFASANPEMERIKSAAN FIZIKAL SISTEM SALURAN PERNAFASAN
PEMERIKSAAN FIZIKAL SISTEM SALURAN PERNAFASANMuhammad Nasrullah
 
Anfis sistem pernafasan
Anfis sistem pernafasan Anfis sistem pernafasan
Anfis sistem pernafasan Rahmad Hidayat
 
Sarah depita sistem pernafasan manusia
Sarah depita  sistem pernafasan manusiaSarah depita  sistem pernafasan manusia
Sarah depita sistem pernafasan manusiaSharah Sharah
 
Sarah depita sistem pernafasan manusia
Sarah depita  sistem pernafasan manusiaSarah depita  sistem pernafasan manusia
Sarah depita sistem pernafasan manusiaSharah Sharah
 
Sarah depita sistem pernafasan manusia
Sarah depita  sistem pernafasan manusiaSarah depita  sistem pernafasan manusia
Sarah depita sistem pernafasan manusiaSharah Sharah
 
Materi sistem pernafasan manusia
Materi sistem pernafasan manusiaMateri sistem pernafasan manusia
Materi sistem pernafasan manusiaSharah Sharah
 

Similar to PEMERIKSAAN SISTEM RESPIRASI (20)

BST BTKV Peumotoraks Spontan[1].pptx
BST BTKV Peumotoraks Spontan[1].pptxBST BTKV Peumotoraks Spontan[1].pptx
BST BTKV Peumotoraks Spontan[1].pptx
 
Sistem Respirasi Pada Manusia
Sistem Respirasi Pada Manusia Sistem Respirasi Pada Manusia
Sistem Respirasi Pada Manusia
 
sitem pernapasan kelompok 2
sitem pernapasan kelompok 2sitem pernapasan kelompok 2
sitem pernapasan kelompok 2
 
Tugas pernapasan
Tugas pernapasanTugas pernapasan
Tugas pernapasan
 
Sistem pernapasan pada manusia
Sistem pernapasan pada manusiaSistem pernapasan pada manusia
Sistem pernapasan pada manusia
 
16.melianorpianda
16.melianorpianda16.melianorpianda
16.melianorpianda
 
Sistem Pernapasan
Sistem PernapasanSistem Pernapasan
Sistem Pernapasan
 
ppt-pbab.pptx
ppt-pbab.pptxppt-pbab.pptx
ppt-pbab.pptx
 
BIOLOGI KELAS 11 IPA - SISTEM PERNAPASAN
BIOLOGI KELAS 11 IPA - SISTEM PERNAPASANBIOLOGI KELAS 11 IPA - SISTEM PERNAPASAN
BIOLOGI KELAS 11 IPA - SISTEM PERNAPASAN
 
Pengkajian keperawatan oksigenasi
Pengkajian keperawatan oksigenasiPengkajian keperawatan oksigenasi
Pengkajian keperawatan oksigenasi
 
baca X-ray.pdftatlaksana baca xraythorax
baca X-ray.pdftatlaksana baca xraythoraxbaca X-ray.pdftatlaksana baca xraythorax
baca X-ray.pdftatlaksana baca xraythorax
 
Pendahuluan
PendahuluanPendahuluan
Pendahuluan
 
Biologi modul 1 kb 5
Biologi modul 1 kb 5Biologi modul 1 kb 5
Biologi modul 1 kb 5
 
PEMERIKSAAN FIZIKAL SISTEM SALURAN PERNAFASAN
PEMERIKSAAN FIZIKAL SISTEM SALURAN PERNAFASANPEMERIKSAAN FIZIKAL SISTEM SALURAN PERNAFASAN
PEMERIKSAAN FIZIKAL SISTEM SALURAN PERNAFASAN
 
Anfis sistem pernafasan
Anfis sistem pernafasan Anfis sistem pernafasan
Anfis sistem pernafasan
 
Sarah depita sistem pernafasan manusia
Sarah depita  sistem pernafasan manusiaSarah depita  sistem pernafasan manusia
Sarah depita sistem pernafasan manusia
 
Sarah depita sistem pernafasan manusia
Sarah depita  sistem pernafasan manusiaSarah depita  sistem pernafasan manusia
Sarah depita sistem pernafasan manusia
 
Sarah depita sistem pernafasan manusia
Sarah depita  sistem pernafasan manusiaSarah depita  sistem pernafasan manusia
Sarah depita sistem pernafasan manusia
 
Materi sistem pernafasan manusia
Materi sistem pernafasan manusiaMateri sistem pernafasan manusia
Materi sistem pernafasan manusia
 
Indry toraks AKPER PEMKAB MUNA
Indry toraks AKPER PEMKAB MUNAIndry toraks AKPER PEMKAB MUNA
Indry toraks AKPER PEMKAB MUNA
 

Recently uploaded

penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptxpenyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptxagussudarmanto9
 
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdfPPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdfSeruniArdhia
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxpuspapameswari
 
CAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docx
CAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docxCAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docx
CAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docxPuskesmasTete
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesNadrohSitepu1
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinanDwiNormaR
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAcephasan2
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxwisanggeni19
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diriandi861789
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensissuser1cc42a
 
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikassuser1cc42a
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfhurufd86
 
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosizahira96431
 
630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx
630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx
630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptxAyu Rahayu
 
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanWebinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanDevonneDillaElFachri
 
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptxgizifik
 
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa HalusinasiMateri Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasiantoniareong
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxDianaayulestari2
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdfMeboix
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabayaajongshopp
 

Recently uploaded (20)

penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptxpenyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
 
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdfPPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
 
CAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docx
CAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docxCAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docx
CAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docx
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensi
 
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
 
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
 
630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx
630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx
630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx
 
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanWebinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
 
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
 
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa HalusinasiMateri Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
 

PEMERIKSAAN SISTEM RESPIRASI

  • 1. PEMERIKSAAN FISIK SISTEM RESPIRASI Inspeksi Inspeksi dada terutama untuk menncari adanya asimetri bentuk dan gerak dada waktu bernafas. Adanya asimetri bentuk rongga dada dapat menyebabkan timbulnya hipertensi pulmona! dalam jangka panjang. Asimetri dada dapat terjadi karena sebab yang bersamaan dengan penyebab terjadinya kelainan jantung (misalnya prolaps katup mitral, gangguan katup aorta pada sindrom marfan dan sebagainya) atau menjadi akibat dari adanya kelainan jantung akibat aktifitas jantung yang mencolok semasa pertumbuhan. Inspeksi dada pada saat istirahat, kita perhatikan bentuk dada. Bentuk dada normal apabila didapatkan diameter lateral ( samping ) lebih besar daripada diameter anteroposterior ( depan belakang ). Kelainan dada dapat berbentuk :  Pektus karinatus (pigeon breast) : dada berbentuk dada burung dengan penonjolan sternum ke depan, dengan penyempitan rongga toraks. Sering terjadi pada sindroma Marfan.  Pektus ekskavatus (funnel breast) / dada berbentuk cerobong : kebalikan dari pektus karinatus dimana bagian bawah sternum dan iga tertarik mendekati vertebra. Dapat disebabkan karena pekerjaan (misalnya tukang sepatu), pemakaian kemben atau pada sindrom Marfan.  Barrel chest : dada berbentuk tong, biasanya karena emfisema pulmonum atau karena kifosis senil ( perubahan rangka yang menyertai proses penuaan ) . Perlu diketahui bahwa bentuk dada ini normal pada anak – anak. Pemeriksaan dada pada respirasi. Pada saat respirasi kita menilai :  Asimetri gerakan dada. Normal, kedua sisi dada mengembang sama besar dan pada waktu yang bersamaan.
  • 2. Kelambanan pengembangan salah satu sisi dada bisa terdapat pada kelainan : efusi pleura unilateral, penebalan pleura unilateral, tumor.  Retraksi sela iga: retraksi sela iga biasanya pada sela iga bagian bawah dan supra klavikula. Didapatkan pada : asma bronkiale berat, PPOK, obstruksi jalan nafas atas. Palpasi Dengan pemeriksaan palpasi kita menilai :  Pengembangan dinding dada. Adanya keterlambatan pengembangan dinding dada satu sisi didapatkan pada efusi pleura, pneumonia lobaris, obstruksi bronkus unilateral. Caranya: letakkan ibu jari di sekitar tepi kosta, tangan berada di sebelah lateral rongga dada. Setelah itu, geserkan sedikit ke arah medial untuk mengangkat lipatan kulit yang longgar diantara kedua ibu jari. Beritahukan pasien untuk bernapas dalam. Amati, sejauh mana ibu jari anda menyimpang mengikuti ekspansi toraks dan rasakan pergerakan dan kesimetrisan dari pergerakan selama respirasi.  Penilaian fremitus taktil Membandingkan kedua sisi dada, gunakan permukaaan ulnar tangan anda. Fremitus umumnya menurun atau menghilang di atas prekordium. Apabila pemeriksaan ini dilakukan pada perempuan, geser payudara dengan perlahan apabila diperlukan. Gambar 1. Pemeriksaan dan lokasi fremitus taktil
  • 3. Fremitus akan meninggi pada konsolidasi paru seperti pneumonia. Sedangkan pada efusi pleura, tumor mediastinum, fremitus akan menurun karena adanya gangguan hantaran aliran udara dari paru ke dinding dada. Perkusi Perkusi dada sebelah anterior dan lateral, dan bandingkan. Secara normal, area jantung menimbulkan bunyi redup sampai sisi kiri sternum mulai dari sela iga 3 sampai sela iga 5. Perkusi paru kiri dilakukan sebelah lateral dari area tersebut. Pada perempuan, untuk meningkatkan perkusi, geser payudara dengan perlahan dengan tangan kiri ketika anda memeriksa sebelah kanan. Alternatif lain anda bisa meminta pasien untuk menggeser sendiri payudaranya. Identifikasi lokasi atau area yang perkusinya abnormal. Perkusi sampai ke bawah pada garis midklavikular kanan dan identifikasi batas atas keredupan hepar. Metode ini akan dipergunakan pada waktu pemeriksaan fisis abdomen untuk memperkirakan ukuran liver. Perkusi pada paru kiri bagian bawah berubah menjadi timpani karena udara dalam gaster. Gambar 2: Lokasi perkusi dan cara perkusi pada perempuan Tabel 1. Macam suara perkusi SUARA PERKUSI NADA DURASI PATOLOGI ANATOMI Pekak > Tinggi > Pendek Padat(cair)/tidak ada udara Redup Tinggi Pendek Udara < normal Sonor NORMAL NORMAL NORMAL (padat =
  • 4. udara Hipersonor Rendah Panjang Udara > normal Timpani > Rendah > Panjang Udara saja Auskultasi Auskultasi dada anterior dan lateral pada pasien yang bernapas dengan mulut kadang kadang terdengar lebih dalam dibanding normal. Membandingkan auskultasi daerah yang simetris adalah salah satu cara yang baik pada auskultasi. Hal-hal yang harus diperhatikan adalah: 1. Dengarkan suara napas. Perhatikan intensitas dan identifikasi variasi suara vesikular normal. Suaran napas akan terdengar lebih keras pada lapangan paru atas anterior. Suara bronkovesikular mungkin dapat terdengar di atas saluran napas besar khususnya pada sisi kanan. Tabel 2. Karakteristik suara napas Durasi bunyi Intensitas suara ekspirasi Pitch suara ekspirasi Lokasi normal Vesikular Suara inspirasi lebih lama dibanding ekspirasi Lembut Relatif rendah Kebanyakan di kedua lapangan paru Bronko Vesikuler Suara inspirasi dan ekspirasi ekual Intermediate Intermediate Umumnya pada sela iga 2 dan 3 anterior dan diantara skapula Bronkial Suara ekspirasi lebih lama dibanding inspirasi Keras Relatif tinggi Diatas manubrium Trakeal Suara inspirasi dan ekspirasi seimbang Sangat keras Relatif tinggi Di atas trakea dan leher
  • 5. 2. Identifikasi suara napas tambahan. Perhatikan lokasinya dan bagaimana hubungannya dengan siklus napas. Apakah suara tambahan itu hilang apabila pasien menarik napas dalam? Beberapa suara napas tambahan yang dapat terdengar adalah sebagai berikut: 1. Ronki basah ( crackles atau rales ) Ronki basah bisa dijumpai pada awal inspirasi, akhir inspirasi dan pertengahan inspirasi dan ekspirasi. Ronki basah kasar pada awal inspirasi terjadi segera sesudah inspirasi dimulai dan tidak berlanjut sampai ke akhir inspirasi. Contoh kasus adalah asma dan bronkitis kronik. 2. Wheezing (Mengi). Mengi dapat terjadi bila aliran udara secara cepat melewati saluran napas yang mendatar sampai hampir tertutup. Mengi yang terdengar menyeluruh di lapangan paru disebabkan oleh asma, bronkitis kronik, penyakit Paru Obstruksi Kronik dan penyakit jantung kongestif ( cardiac asthma ). Pada asma, mengi hanya terdengar pada ekspirasi atau diantara dua fase siklus napas Mengi yang terdengar hanya pada lokasi tertentu menandakan terdapat obstruksi parsial pada bronkus, misalnya benda asing atau tumor. Mengi ini bisa terjadi pada saat inspirasi, ekspirasi atau keduanya. 3. Stridor Stridor adalah mengi yang terdengar pada saat inspirasi dan menyeluruh. Suara ini umumnya terdengar lebih keras pada leher daripada di dinding dada. Ini menandakan terdapat obstruksi parsial pada larings atau trakea dan membutuhkan perhatian.
  • 6. 4. Pleural rub Pleural rub atau disebut juga pleural friction rub timbul akibat permukaan pleura yang mengalami inflamasi dan kasar saling bergesekan satu sama lain. Secara akustik, pleural rub mirip dengan suara ronki basah kasar walaupun keduanya dihasilkan berdasarkan proses yang berbeda. Suaranya khas, namun kadang-kadang sangat banyak terdengar sehingga bergabung menyerupai suara yang kontinu. Gesekan biasanya terjadi pada sebagian kecil area dinding dada dan terdengar pada kedua fase respirasi. Ketika permukaan pleura terendam cairan, suara gesekan tadi menghilang. 5. Suara napas transmisi Apabila terdengar suara bronkovesikular atau suara bronkial bukan pada tempat yang normal, maka harus dinilai suara yang ditransmisikan. Dengan memakai stetoskop , dengarkan area simetris pada saat: 1. pasien diminta untuk mengatakan ”sembilan puluh sembilan”. Secara normal, bunyi yang ditransmisikan melalui dinding dada tidak jelas terdengar. 2. pasien diminta untuk mengatakan ”ee”. Kita akan mendengar bunyi E panjang. Apabila ”ee” terdengar sebagai ’ay”, terdapat perubahan bunyi E menjadi A, disebut egofoni. Keadaan ini umumnya dijumpai pada pneumonia. Kualitas bunyinya seperti berasal dari suara hidung Inspeksi Inspeksi dada terutama untuk menncari adanya asimetri bentuk dan gerak dada waktu bernafas. Adanya asimetri bentuk rongga dada dapat menyebabkan timbulnya hipertensi pulmona! dalam jangka panjang. Asimetri dada dapat terjadi karena sebab yang bersamaan dengan penyebab terjadinya kelainan jantung
  • 7. (misalnya prolaps katup mitral, gangguan katup aorta pada sindrom marfan dan sebagainya) atau menjadi akibat dari adanya kelainan jantung akibat aktifitas jantung yang mencolok semasa pertumbuhan. Inspeksi dada pada saat istirahat, kita perhatikan bentuk dada. Bentuk dada normal apabila didapatkan diameter lateral ( samping ) lebih besar daripada diameter anteroposterior ( depan belakang ). Kelainan dada dapat berbentuk :  Pektus karinatus (pigeon breast) : dada berbentuk dada burung dengan penonjolan sternum ke depan, dengan penyempitan rongga toraks. Sering terjadi pada sindroma Marfan.  Pektus ekskavatus (funnel breast) / dada berbentuk cerobong : kebalikan dari pektus karinatus dimana bagian bawah sternum dan iga tertarik mendekati vertebra. Dapat disebabkan karena pekerjaan (misalnya tukang sepatu), pemakaian kemben atau pada sindrom Marfan.  Barrel chest : dada berbentuk tong, biasanya karena emfisema pulmonum atau karena kifosis senil ( perubahan rangka yang menyertai proses penuaan ) . Perlu diketahui bahwa bentuk dada ini normal pada anak – anak. Pemeriksaan dada pada respirasi. Pada saat respirasi kita menilai :  Asimetri gerakan dada. Normal, kedua sisi dada mengembang sama besar dan pada waktu yang bersamaan. Kelambanan pengembangan salah satu sisi dada bisa terdapat pada kelainan : efusi pleura unilateral, penebalan pleura unilateral, tumor.  Retraksi sela iga: retraksi sela iga biasanya pada sela iga bagian bawah dan supra klavikula. Didapatkan pada : asma bronkiale berat, PPOK, obstruksi jalan nafas atas.
  • 8. Palpasi Dengan pemeriksaan palpasi kita menilai :  Pengembangan dinding dada. Adanya keterlambatan pengembangan dinding dada satu sisi didapatkan pada efusi pleura, pneumonia lobaris, obstruksi bronkus unilateral. Caranya: letakkan ibu jari di sekitar tepi kosta, tangan berada di sebelah lateral rongga dada. Setelah itu, geserkan sedikit ke arah medial untuk mengangkat lipatan kulit yang longgar diantara kedua ibu jari. Beritahukan pasien untuk bernapas dalam. Amati, sejauh mana ibu jari anda menyimpang mengikuti ekspansi toraks dan rasakan pergerakan dan kesimetrisan dari pergerakan selama respirasi.  Penilaian fremitus taktil Membandingkan kedua sisi dada, gunakan permukaaan ulnar tangan anda. Fremitus umumnya menurun atau menghilang di atas prekordium. Apabila pemeriksaan ini dilakukan pada perempuan, geser payudara dengan perlahan apabila diperlukan. Gambar 1. Pemeriksaan dan lokasi fremitus taktil Fremitus akan meninggi pada konsolidasi paru seperti pneumonia. Sedangkan pada efusi pleura, tumor mediastinum, fremitus akan menurun karena adanya gangguan hantaran aliran udara dari paru ke dinding dada. Perkusi Perkusi dada sebelah anterior dan lateral, dan bandingkan. Secara normal, area jantung menimbulkan bunyi redup sampai sisi kiri sternum mulai dari sela iga 3 sampai sela iga 5. Perkusi paru kiri dilakukan sebelah lateral dari
  • 9. area tersebut. Pada perempuan, untuk meningkatkan perkusi, geser payudara dengan perlahan dengan tangan kiri ketika anda memeriksa sebelah kanan. Alternatif lain anda bisa meminta pasien untuk menggeser sendiri payudaranya. Identifikasi lokasi atau area yang perkusinya abnormal. Perkusi sampai ke bawah pada garis midklavikular kanan dan identifikasi batas atas keredupan hepar. Metode ini akan dipergunakan pada waktu pemeriksaan fisis abdomen untuk memperkirakan ukuran liver. Perkusi pada paru kiri bagian bawah berubah menjadi timpani karena udara dalam gaster. Gambar 2: Lokasi perkusi dan cara perkusi pada perempuan Tabel 1. Macam suara perkusi SUARA PERKUSI NADA DURASI PATOLOGI ANATOMI Pekak > Tinggi > Pendek Padat(cair)/tidak ada udara Redup Tinggi Pendek Udara < normal Sonor NORMAL NORMAL NORMAL (padat = udara Hipersonor Rendah Panjang Udara > normal Timpani > Rendah > Panjang Udara saja Auskultasi Auskultasi dada anterior dan lateral pada pasien yang bernapas dengan mulut kadang kadang terdengar lebih dalam dibanding normal. Membandingkan auskultasi daerah yang simetris adalah salah satu cara yang baik pada auskultasi. Hal-hal yang harus diperhatikan adalah:
  • 10. 3. Dengarkan suara napas. Perhatikan intensitas dan identifikasi variasi suara vesikular normal. Suaran napas akan terdengar lebih keras pada lapangan paru atas anterior. Suara bronkovesikular mungkin dapat terdengar di atas saluran napas besar khususnya pada sisi kanan. Tabel 2. Karakteristik suara napas Durasi bunyi Intensitas suara ekspirasi Pitch suara ekspirasi Lokasi normal Vesikular Suara inspirasi lebih lama dibanding ekspirasi Lembut Relatif rendah Kebanyakan di kedua lapangan paru Bronko Vesikuler Suara inspirasi dan ekspirasi ekual Intermediate Intermediate Umumnya pada sela iga 2 dan 3 anterior dan diantara skapula Bronkial Suara ekspirasi lebih lama dibanding inspirasi Keras Relatif tinggi Diatas manubrium Trakeal Suara inspirasi dan ekspirasi seimbang Sangat keras Relatif tinggi Di atas trakea dan leher 4. Identifikasi suara napas tambahan. Perhatikan lokasinya dan bagaimana hubungannya dengan siklus napas. Apakah suara tambahan itu hilang apabila pasien menarik napas dalam? Beberapa suara napas tambahan yang dapat terdengar adalah sebagai berikut: 1. Ronki basah ( crackles atau rales ) Ronki basah bisa dijumpai pada awal inspirasi, akhir inspirasi dan pertengahan inspirasi dan ekspirasi. Ronki basah kasar pada awal inspirasi terjadi segera
  • 11. sesudah inspirasi dimulai dan tidak berlanjut sampai ke akhir inspirasi. Contoh kasus adalah asma dan bronkitis kronik. 2. Wheezing (Mengi). Mengi dapat terjadi bila aliran udara secara cepat melewati saluran napas yang mendatar sampai hampir tertutup. Mengi yang terdengar menyeluruh di lapangan paru disebabkan oleh asma, bronkitis kronik, penyakit Paru Obstruksi Kronik dan penyakit jantung kongestif ( cardiac asthma ). Pada asma, mengi hanya terdengar pada ekspirasi atau diantara dua fase siklus napas Mengi yang terdengar hanya pada lokasi tertentu menandakan terdapat obstruksi parsial pada bronkus, misalnya benda asing atau tumor. Mengi ini bisa terjadi pada saat inspirasi, ekspirasi atau keduanya. 3. Stridor Stridor adalah mengi yang terdengar pada saat inspirasi dan menyeluruh. Suara ini umumnya terdengar lebih keras pada leher daripada di dinding dada. Ini menandakan terdapat obstruksi parsial pada larings atau trakea dan membutuhkan perhatian. 4. Pleural rub Pleural rub atau disebut juga pleural friction rub timbul akibat permukaan pleura yang mengalami inflamasi dan kasar saling bergesekan satu sama lain. Secara akustik, pleural rub mirip dengan suara ronki basah kasar walaupun keduanya dihasilkan berdasarkan proses yang berbeda. Suaranya khas, namun kadang-kadang sangat banyak terdengar sehingga bergabung menyerupai suara yang kontinu. Gesekan biasanya terjadi pada sebagian kecil area dinding dada dan terdengar pada kedua fase respirasi. Ketika permukaan pleura terendam cairan, suara gesekan tadi menghilang.
  • 12. 5. Suara napas transmisi Apabila terdengar suara bronkovesikular atau suara bronkial bukan pada tempat yang normal, maka harus dinilai suara yang ditransmisikan. Dengan memakai stetoskop , dengarkan area simetris pada saat: 1. pasien diminta untuk mengatakan ”sembilan puluh sembilan”. Secara normal, bunyi yang ditransmisikan melalui dinding dada tidak jelas terdengar. 2. pasien diminta untuk mengatakan ”ee”. Kita akan mendengar bunyi E panjang. Apabila ”ee” terdengar sebagai ’ay”, terdapat perubahan bunyi E menjadi A, disebut egofoni. Keadaan ini umumnya dijumpai pada pneumonia. Kualitas bunyinya seperti berasal dari suara hidung