Materi yang diupload ini merupakan bahan kuliah pertemuan ke dua dari mata kuliah Basic Life Support. Adapun materi yang dibahas dalam PPT ini adalah tentang konsep dasar " Bantuan Hidup Dasar (Basic Life Support and First Aid Training).
2. Pengertian
• Bantuan Hidup Dasar (Basic Life Support, disingkat BLS) adalah
suatu tindakan penanganan yang dilakukan dengan sesegera
mungkin dan bertujuan untuk menghentikan proses yang menuju
kematian.
• Basic Life Support merupakan usaha untuk mempertahankan
kehidupan saat penderita mengalami keadaan yang mengancam
nyawa dan atau alat gerak. Pada kondisi napas dan denyut
jantung berhenti maka sirkulasi darah dan transportasi oksigen
berhenti, sehingga dalam waktu singkat organ-organ tubuh
terutama organ vital akan mengalami kekurangan oksigen yang
berakibat fatal bagi korban dan mengalami kerusakan.
3. Indikasi BLS
1. Henti Napas (respiratory arrest)
Henti napas ditandai dengan tidak adanya gerakan
dada dan aliran udara pernapasan dari korban / pasien.
Henti napas merupakan kasus yang harus dilakukan
tindakan Bantuan Hidup Dasar.
Henti napas dapat terjadi pada kondisi :
a. Tenggelam
b. Stroke
c. obstruksi jalan nafas
4. e. Overdosis obat-obatan
f. Tersengat listrik
g. Infark miokard
h. Tersambar petir
i. Koma akibat berbagai macam kasus
Pada awal henti napas oksigen masih dapat masuk ke
dalam darah untuk beberapa menit dan jantung masih
dapat mensirkulasikan darah ke otak dan organ vital
lainnya, jika pada keadaan ini diberikan bantuan napas
akan sangat bermanfaat agar korban dapat tetap hidup
dan mencegah henti jantung.
5. 2. Henti jantung (cardiac arrest)
Pada saat terjadi henti jantung secara
langsung akan terjadi henti sirkulasi. Henti
sirkulasi ini akan dengan cepat
menyebabkan otak dan organ vital
kekurangan oksigen. Pernapasan yang
terganggu (tersengal-sengal) merupakan
tanda awal akan terjadinya henti jantung.
7. Tujuan BLS
• Mempertahankan dan mengembalikan fungsi
oksigenasi organ – organ vital (otak, jantung dan
paru)
• Mempertahankan hidup dan mencegah
kematian
• Mencegah komplikasi yang bisa timbul akibat
kecelakaan
• Mencegah tindakan yang dapat membahayakan
korban
8. • Melindungi orang yang tidak sadar
• Mencegah berhentinya sirkulasi atau
berhentinya respirasi.
• Memberikan bantuan eksternal terhadap
sirkulasi dan ventilasi dari korban yang
mengalami henti jantung atau henti napas
melalui Resusitasi Jantung Paru (RJP).
9. Ketepatan Waktu Pelaksanaan BLS
Kemungkinan keberhasilan dalam penyelamatan
bila terjadi henti nafas dan henti jantung:
Keterlambatan Kemungkinan Berhasil
1 Menit 98 dari 100
4 Menit 50 dari 100
10 Menit 1dari 100
11. LANGKAH-LANGKAH RJP
D • Danger
R • Response
S • Shout Call EMS
C • Circulation
A • Airway
B • Breathing
Pastikan keamanan
Cek Respon Pasien
Minta Bantuan, Aktifkan EMS
Cek nadi, cek nafas
Kompresi 30 x/i
Bebaskan jalan Nafas
Beri bantuan Nafas 2x
11 ADZ-IDeT,MEI 2017
12. 1. DANGER
• Pastikan Keamanan =
- AMAN PENOLONG
- AMAN PASIEN
- AMAN LINGKUNGAN
12 ADZ-IDeT,MEI 2017
13. RESPON
Menilai Respon Pasien
Tepuk bahu dan teriak “Bangun
Pak/Bu!” atau “Buka mata
Pak/Bu!”
Hati-hati kemungkinan trauma
leher !!!
A
• Alert
V
• Verbal
P
• Pain
U
• Unresponsive
13 ADZ-IDeT,MEI 2017
15. CIRCULATION
Pastikan ada tidaknya
nadi karotis
1.Raba nadi karotis, 2-3 cm
di samping trakhea
2.Jika tidak ada nadi
Mulai lakukan siklus 30
kompresi dan 2 ventilasi
3.Jika ada nadi
Beri 1 ventilasi tiap 6
detik (10-12 x/mnt)
15 ADZ-IDeT,MEI 2017
16. Cek Nadi Karotis atau
Nadi Brachialis
– Dewasa & Anak : Cek nadi carotis, bayi : nadi
brachialis
– Karotis: Letakkan dua jari ke jakun leher anak.
Tarik 2 cm kearah penolong. Jika brachialis:
Letakkan dua jari ke medial lengan atas.
– Tekan lembut dan rasakan denyut nadi ± 10 detik
– Jika tidak ada denyut nadi, mulai kompresi dada
C
17. Memposisikan Korban
• Posisikan korban telentang,
pada permukaan yang keras,
datar dan stabil, tangan korban
terletak di disamping tubuh
18. • Letakkan satu
telapak tangan di
atas dada tepat di
tengah sternum
• Siku lurus,
kekuatan dorongan
dari bahu
• Tangan yang tidak
melakukan CPR
berpegangan paha
agar stabil
Letakkan jari
tengah dan jari
manis di tengah
sternum (± 1 jari
dibawah putting
susu)
Ujung jari lurus
Anak Bayi
Dewasa
Letakkan tangan non-
dominan tepat di
tengah sternum dada,
tangan dominan
menopang diatas
tangan non-dominan
Kaitkan jari tangan
yang di atas ke jari
tangan yang di bawah
Siku lurus, kekuatan
dorongan dari bahu
Gunakan berat badan
kita untuk menekan
dada korban
Memposisikan tangan untuk
kompresi
22. Lalu . . .
Buka Jalan Nafas ( Airway )
Head Tilt Chin Lift, Finger Swab,
Pasang orofaring, kalau perlu
suction
A
23. Look : Lihat
mengembangnya
dada, ada atau
tidak. Jumlah normal
atau tidak
Listen : Mendengar
Adanya suara nafas
atau tidak, tidak
terdengar obstruksi
Look : Rasakan
adanya hembusan
nafas atau tidak
B
Menilai Nafas
Beri Bantuan Nafas
2x dengan tiap
pemberian
selama 10 detik
24. Kompresi + Nafas
Hingga 5 Siklus
kompre
si1
30x
kompre
si 5
30x
kompre
si 4
30x
kompre
si 3
30x
kompre
si 2
30x
Start
2x
Nafa
s
2x
Nafa
s
2x
Nafa
s
2x
Nafa
s
2x
Nafas
Hasi
l
Ada
Nadi
Tdk
Ada
Nadi
Kompresi
dada :
ventilasi
30 : 2
26. Kapan CPR di Hentikan ?
1.Bila Nadi sudah teraba
2.Jika ada penolong yg lebih
kompeten datang ( Ambulan
datang dg alat lengkap)
3.Jika Penolong kelelahan dan
tidak ada yang menggantikan
4.Jika tanda – tanda kematian
nampak, padahal penolong sdh
bergantian memberi bantuan
cukup lama
27. Dalam istilah kedokteran dikenal dengan
dua istilah untuk mati: mati klinis dan
mati biologis.
Apa itu Mati Klinis?
Apa itu Mati Biologis?
28. Mati Klinis
Tidak ditemukan adanya pernafasan dan denyut
nadi. Mati klinis dapat reversible. Pasien /korban
mempunyai kesempatan waktu selama 4-6
menit untuk dilakukan resusitasi, sehingga
memberikan kesempatan kedua sistem tersebut
berfungsi kembali.
Mati Biologis
Terjadi kematian sel, dimana kematian sel
dimulai terutama sel otak dan bersifat
irreversible, biasa terjadi dalam waktu 8 – 10
menit dari henti jantung.
29. Ciri-Ciri Orang mati
• Pupil pada Mata Orang Mati diameternya melebar
• Refleks Pupil terhadap Cahaya sudah tidak ada (negatif)
• Lebam mayat
Muncul sekitar 20 – 30 menit setelah kematian, darah akan
berkumpul pada bagian tubuh yang paling rendah akibat daya tarik
bumi. Terlihat sebagai warna ungu pada kulit.
• Kaku mayat
Kaku pada tubuh dan anggota gerak setelah kematian. Terjadi 1- 23
jam kematian
Jika anda menemukan korban dengan ciri-ciri diatas, tidak perlu
lakukan RJP……
30. Tindakan Pasca RJP
setelah dilakukan resusitasi jantung paru,
penderita yang sudah pulih kembali
denyut nadi dan pernafasannya. posisikan
korban dengan posisi miring atau recovery
position agar apabila terjadi muntah /
banyak mengeluarkan cairan tidak terjadi
aspirasi (cairan masuk ke paru - paru)
31. • .
Langkah 1 : Posisikan Korban
Lipat lengan
kriri korban. Luruskan lengan kanan
dengan telapak tangan menghadap ke
atas, di bawah paha kanan.
Lengan kanan harus di lipat di silangkan
di depan dada dan tempelkan punggung
tangan pada pipi kiri korban.
Dengan menggunakan tangan anda yang
lain, tekuk lutut kanan korban dengan
sudut 90 derajat
Langkah 2 : Gulingkan Korban Ke
Arah Penolong
Tempelkan tangan pada tangan
korban yang ada di pipi. Gunakan
tangan yang lain memegang
pinggul korban dan gulingkan
korban menuju anda sampai di
berbaring miring.
Gunakan lutut untuk menyangga
tubuh korban saat pada
menggulingkannya agar tidak
terguling.
Langkah 3 : Posisi Akhir Recovery
Pastikan kepala (pipi) korban di alasi punggung tangannya.
Periksa posisi tangan korban yang lain menggeletak bebas
dengan telapak menghadap ke atas.
Tungkai kanan tetap di pertahankan dalam posisi tersebut
90 derajat pada sendi lutut.
Monitor nadi,tanda-tanda sirkulasi dan pernapasan setiap
beberapa menit.