BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
Perspektif Manajemen Pengetahuan
1. RESUME
PERSPEKTIF MANAJEMEN PENGETAHUAN INFORMASI, KOMUNIKASI,
PENDIDIKAN DAN PERPUSTAKAAN
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah
Knowledge Management
Penyusun :
Adiza Fatin Haikal 1201110234
MANAJEMEN BISNIS TELEKOMUNIKASI DAN INFORMATIKA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS TELKOM
BANDUNG
2014
2. BAB 1 MANAJEMEN PENGETAHUAN DALAM PERSPEKTIF
Dalam konteks sistem informasi dan sudut pandang analisis sistem informasi, konsep-konsep
pengetahuan (knowledge) bedanya dengan ilmu pengetahuan (science) diuraikan secara umum
sebagai berikut :
- Pengetahuan (knowledge) adalah kebiasaan, keahlian atau kepakaran, keterampilan,
pemahaman atau pengertian yang diperoleh dari pengalaman, latihan atau melalui proses
belajar atau bahkan keahlian yang diperoleh melalui usaha dan bakat tertentu seseorang.
- Ada dua jenis pengetahuan, yaitu pengetahuan (explicit knowledge) dan pengetahuan tacit
(tacit knowledge). Pengetahuan eksplisit dapat diungkapkan dengan kata-kata dan angka,
disebarkan dalam bentuk data, spesifikasi dan buku petunjuk. Bentuk pengetahuan ini
sudah terdokumentasikan atau terformalisasikan, mudah disimpan, diperbanyak,
disebarluaskan dan dipelajari. Contoh : buku, laporan, dokumen, surat dan sebagainya.
Seentara itu, pengetahuan tacit sifatnya sangat personal yang sulit diformalisasikan
sehingga sulit dikomunikasikan kepada orang lain. Kira-kira masih dalam batin
seseorang, ide dan pendapat yang bisa muncul, namun sulit diukur, misalnya ide kreatif
yang dikemukakan secara lisan, bentuknya bisa jadi berupa gagasan, persepsi, cara
berpikir, wawasan, keahlian atau kemahiran dan sebagainya.
Manajemen adalah seni mengelola sumber daya yang tersedia, misalnya orang, barang, uang,
pikiran, ide, data, informasi, infrastruktur dan sumber daya lain yang ada didalam kekuasaannya
untuk dimanfaatkan secara maksimal guna mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien.
Manajemen pengetahuan adalah mengimplementasikan teknologi secara optimal di dalam
perusahaan dengan tujuan meningkatkan dan memperbaiki operasional perusahaan dalam
mencari keuntungan yang lebih baik, lebih berkualitas dan akhirnya lebih kompetitif, terutama
jika dibandingkan dengan organisasi sejenis. Sedangkan menurut Hendrik dalm Ilmu
Komputer.com (2003), diakses tanggal 10 Juli 2009, memberikan konsep bahwa Knowledge
Management (KM) adalah merencanakan, mengumpulkan dan mengorganisasi, memimpin dan
mengendalikan data dan informasi yang telah digabung dengan berbagai bentuk pemikiran dan
analisis dari macam-macam sumber yang kompeten. Paham lainnya yang bersumber dari dunia
maya seperti dilansir oleh www.km-forum.org (diakses tanggal 15 Juli 2009), Knowledge
Management adalah suatu disiplin ilmu yang digunakan untuk meningkatkan performa seseorang
atau organisasi dengan cara mengatur dan menyediakan sumber ilmu yang ada saat ini dan yang
akan datang.
BAB 2 TEORI-TEORI DALAM PRAKTIK MANAJEMEN PENGETAHUAN BAGIAN
PERTAMA
Pengetahuan tacit dan eksplisit tidak bisa dipisahkan satu sama lain, mereka saling melengkapi,
berinteraksi dalam lingkungan hubungan antar manusia dan disebut konversi pengetahuan.
3. Menurut Nonaka (Hildreth, P.J. & Kimble, C., 2002), konversi ini terdiri atas empat tahap, yakni
: socialization, externalization, combination and internalization.
Pertama, sosialisasi (socialization), maksudnya adalah transfer pengetahuan tacit diantara
individu melalui observasi, peniruan, persepsi komunikasi dan praktik. Kedua, eksternalisasi
(externalization), yakni jenis pengetahuan yang dipicu oleh dialog atau refleksi kolektif dan
sering lahir atas dasar analogi dan metaphor yang menerjemahkan pengetahuan tacit ke dalam
prosedur dan dokumen, termasuk melalui proses komunikasi bermedia. Sementara itu yang
ketiga adalah kombinasi (combination) yang merupakan rekonfigurasi pengetahuan eksplisit
dengan cara menyortir, mengklasifikasikan dan memengembangkan semuanya melalui
organisasi. Keempat, internalisasi (internalization), yakni proses menerjemahkan pengetahuan
eksplisit ke dalam pengetahuan tacit secara individual. Contohnya antara lain adalah penerapan
melalui pengamatan, membaca dokumen, dan olah pikir untuk pembelajaran.
Kemudian dalam penerapan di organisasi tentu pengetahuan tidak dapat disebarkan tanpa
melalui proses sharing. Menurut David Gurteen Knowledge Sharing atau berbagi pengetahuan
dalah suatu konsep yang menggambarkan kondisi interaksi antar orang, bisa dua orang atau
lebih, dalam bentuk proses komunikasi yang bertujuan untuk peningkatan dan pengembangan
diri setiap anggotanya.
Di lingkungan organisasi atau perusahaan, praktik-praktik knowledge sharing secara lebih formal
banyak dilakukan, baik oleh jajaran pimpinan maupun oleh sekelompok orang dalam organisasi
yang bersangkutan, seperti kegiatan rapat anggota, rapat pimpinan dan sebagainya. Namun
kegiatan knowledge sharing tidak selalu dalam bentuk kegiatan formal, pada saat santai pun
proses knowledge sharing bisa terjadi seperti kegiatan diskusi, dialog maupun konsultasi di kafe
ketika istirahat makan siang dan di sore hari ketika selesai bekerja.
Dalam buku Knowledge Management in Asia, Experience and Lessons, (2008) : Overview of KM
Theory and Practice, dikatakan bahwa pengetahuan umumnya dipahami sebagai kapasitor aksi
yang efektif, termasuk informasi yang bermanfaat bagi aksi yang efektif pula. Di buku tersebut
dijelaskan bahwa suatu aksi dikatakan efektif jika hasilnya berdekatan dengan keinginan
organisasi dan perorangan. Keinginan yang dimaksud disini adalah nilai pasar bagi organisasi
bisnis dan nilai pelanggan bagi organisasi jasa.
Terkait dengan dengan model atau teori KM ini, ada beberapa tips yang bisa diambil oleh
organisasi bisnis dan jasa sebagai berikut:
- Manajemen Pengetahuan akan sangat baik jika diplikasikan dalam proses bisnis inti yang
merujuk kepada materi atau jasa pokok yang dijadikan ciri organisasi atau perusahaan
yang dimaksud, contohnya indutri jasa, industri asuransi dan industry perbankan.
- Operasionalisasi yang baik bisa meningkatkan produktivitas proses bisnis.
4. - Tanyakan kepada kita, apakah kita sudah benar dalam menentukan arah dan kinerja kita?
Arah organisasi atau visi misi organisasi harus jelas, misalnya dalam lima tahun
mendatang, organisasi akan menjadi seperti apa.
- Gunakan istilah work process pada organisasi jasa dan sosial.
- Penyatuan manajemen pengetahuan ke dalam sasaran-sasaran proyek, dicapai melalui
penyusunan kerangka kerja yang logis.
BAB 3 TEORI-TEORI DALAM PRAKTIK MANAJEMEN PENGETAHUAN BAGIAN
KEDUA
Dalam manajemen pengetahuan terdapat 2 pandangan tentang pengetahuan tacit, antara lain :
a. Pandangan Konstruktivisme tentang pengetahuan tacit
Kontruktivisme sendiri didefinisikan sebagai pembelajaran yang bersifat generatif, yaitu
tindakan mencipta atau membangun sesuatu makna dari apa yang dipelajari.
Kontruktivisme mempunyai beberapa konsep umum seperti :
- Pengetahuan bersifat subjektif, artinya pengetahuan itu tidak ada yang mutlak
kebenarannya, sebab semua itu disusun oleh orang dengan segala sifat perbedaan dan
keunikannya
- Belajar adalah penyusunan pengetahuan dari pengalaman yang konkret, aktivitas
kolaboratif dan refleksi serta interpretasi yang dibangun oleh individu.
- Sang pembelajar akan memiliki pemahaman yang berbeda terhadap pengetahuan dan
akan tergantung pada pengalamannya selama ini.
- Sang pembelajar harus bebas dari segala tekanan, pilihan atau faktor lain yang datang
dari luar dirinya.
- Sajian konten pembelajaran harus menitikberatkan pda penggunaan pengetahuan secara
bermakna dan mengikuti aturan urutan secara logis.
- Sajian pembelajaran lebih banyak diarahkan untuk menjawab pertanyaan dan membahas
permasalahan yang datang dari sang pembelajar.
- Seseorang membina pengetahuan dirinya secara aktif dengan cara membandingkan
informasi baru dengan pemahamannya yang sudah ada.
b. Pandangan objektivis tentang pengetahuan tacit
Pengetahuan tacit menurut paham objektivis meliputi hal-hal berikut :
1. Pengetahuan seseorang itu unik, independen dan tidak semuanya bisa di
kodifikasikan atau diungkapkan menjadi pengetahuan eksplisit.
2. Pengetahuan tacit erat kaitannya dengan tindakan orang tersebut dalam mencapai
nilai- nilainya.
3. Jenis pengetahuan tacit ini akan muncul dengan sedikit sekali atau tidak ada bantuan
dari pihak lain.
4. Pada kasus di lapangan, terutama di dunia pendidikan, pengetahuan tacit muncul
dalam forum-forum komunikasi kelompok yang biasanya secara spontan dan bukan
akibat dari dukungan orang lain.
5. BAB 4 MANAJEMEN PENGETAHUAN DAN MANAJEMEN INFORMASI
Pengetahuan dan informasi memiliki makna yang berbeda meskipun sering dikaitkan dan sangat
sulit untuk dikemukakan secara naratif. Pengetahuan lebih merupakan hasil dari pengalaman
seseorang, sedangkan informasi cenderung berupa rekaman pengalaman seseorang atau bisa juga
dikatakan informasi sebagai pemberitaan dari proses dan hasil pengalaman tadi.
Manajemen pengetahuan bertujuan untuk efektifitas dan efisiensi organisasi dengan modal
intelektual sebagai basisnya, baik intelektual yang berkarakter tacit, eksplisit, ataupun implisit.
Sedangkan Manajemen informasi cenderung mengelola sumber daya intelektual yang cenderung
bersifat eksplisit. Kemudian manajemen pengetahuan lebih tampak dalam sifat pengelolaan
komunikasi dan informasi ‘lisan’, sedangkan manajemen informasi lebih tampak dalam
pengelolaan komunikasi dan informasi terekam dan tertulis.
Perbedaan antara informasi dan pengetahuan, termasuk sifat dan teknik pengelolaannya :
Informasi Pengetahuan
Bersifat eksplisit Bersifat tersembunyi, cenderung bersifat tacit
Mudah dikodifikasikan Sulit dikodifikasikan
Mudah ditransfer Sulit di transfer kepada orang lain
Mudah digandakan melalui pengkopian
Sulit digandankan menggunakan media
elektronik
Mudah disimpan dalam beragam media Sulit disimpan dalam media karena adanya
melekat pada orang
Mudah diklasifisikan Sulit diklasifikasikan karena sifat pengetahuan
ini melekat pada orang
Pengubahan ke dalam beragam media tidak
mengurangi konten aslinya
Pengubahan ke dalam media bisa mengurangi
konten aslinya
BAB 5 MANAJEMEN SUMBER DAYA INFORMASI
Manajemen sumber daya informasi berkenaan dengan pengelolaan data dan informasi yang
meliputi manajemen sumber-sumber informasi seperti hardware computer, software,
komunikasi, database internal dan eksternal, perencanaan dan review, juga meliputi integras i atas
semua sumber daya dimaksud guna mendukung pengelolaan organisasi secara keseluruhan.
Dengan demikian, manajemen sumber daya informasi bertugas pada tataran kebijakan
manajemen, seperti terimplementasikan dalam fungsi-fungsi manajemen.
BAB 6 MANAJEMEN PENGETAHUAN, TIPE KEPEMIMPINAN, DAN PEMBELAJARAN
ORGANISASI
Menurut seorang ahli psikologi pendidikan bernama Johann Friedrich Herbart , pembelajaran
dalam organisasi ada 5 langkah atau tahapan, yakni :
6. 1. Persiapan (preparation)
2. Penyajian (presentation)
3. Pembandingan dan abstraksi
4. Generalisasi
5. Aplikasi
Watkins dan Marsick (1993,1999), dalam Davis (2005) mengemukakan bahwa terdapat tujuh
dimensi dalam pembelajaran organisasi, sebagai berikut :
- Menciptakan kesempatan belajar secara berkesinambungan kepada seluruh karyawan
- Meningkatkan upaya penemuan dan dialog
- Memberi semangat terhadap pembelajaran tim dan kolaborasi
- Membangun sistem untuk menangkap, menguasai dan membagi pembelajaran secara
individual, kolektif dan tim yang dibingkai dalam sistem organisasi belajar yang
terencana dan berkesinambungan
- Memberdayakan orang-orang terhadap visi kolektif
- Menghubungkan organisasi dengan lingkungannya
- Memberikan kepemimpinan strategic untuk pembelajaran bersama dan personal.
Seiring berjalannya proses pembelajaran dalam organisasi, terdapat tipe-tipe kepemimpinan yang
bisa muncul pada suatu organisasi. Menurut Miftah Toha (2003), tipe kepemimpinan atau gaya
kepemimpinan merupakan norma perilaku yang digunakan oleh seseorang pada saat orang
tersebut mencoba mempengaruhi perilaku orang lain. Beberapa gaya atau tipe kepemimpinan
yang selama ini dikenal, antara lain : otokrasi, demokrasi dan laissez-faire.
BAB 7 PEMBELAJARAN ORGANISASI DAN KNOWLEDGE SHARING
Dalam proses pembelajaran organisasi tentu terdapat pengetahuan yang dibagikan kepada orang
lain atau biasa disebut dengan knowledge sharing. Namun, perlu diketahui dan diingatkan
kembali bahwa jenis pengetahuan yang di-share itu adalah jenis pengetahuan yang memiliki
kebenaran didalamnya. Kebenaran yang dimaksud adalah kebenaran yang memiliki ciri-ciri
tertentu yang bersifat kontekstual dan yang selama ini dikenali, yakni Kebenaran sesuai dengan
realita, Kebenaran atas dasar keteguhan, kebenaran atas dasar otoritas, kebenaran atas dasar
klenik, kebenaran atas dasar intuisi, kebenaran atas dasar revelasi, kebenaran atas dasar
anggapan umum (common sense), kebenaran atas dasar ilmu (kebenaran ilmiah), dan kebenaran
atas dasar agama.
Ada beberapa alasan yang dikemukakan oleh Skyrme, David (2002), tentang adanya praktik-praktik
knowledge sharing dilakukan atau tidak dalam organisasi, adalah sebagai berikut :
- Pengetahuan adalah kekuatan
- Adanya sindrom
- Tidak jelasnya kegunaan jenis pengetahuan tertentu bagi pihak lain
7. - Kurangnya kepercayaan
- Kurang waktu
- Merasa ahli dibidangnya
- Karakter individualistic kurangnya peralatan untuk mengakses pengetahuan
- Teknologi tidak memadai
- Kompetisi internal
- Kepemimpinan otoriter
BAB 8 KNOWLEDGE SHARING DAN TACIT KNOWLEDGE
Tacit Knowledge adalah sebuah konsep yang menggambarkan jenis pengetahuan yang dimiliki
seseorang yang bersifat khas yang berarti pengetahuan tersirat atau pengetahuan yang masih
dalam bentuk ide pada diri seseorang dan belum dikodifikasikan, belum diartikulasikan dan
bahkan belum didokumentasikan. Ketika seseorang atau organisasi akan melakukan knowledge
sharing maka otomatis pengetahuan yang telah dimiliki dalam pikiran harus dituangkan,
diungkapkan dan didokumentasikan untuk menjadi pengetahuan yang nyata dan dapat di
sampaikan kepada orang lain. Dibawah ini terdapat beberapa contoh kegiatan sehari-hari yang
menggambarkan adanya proses knowledge sharing yang melibatkan tacit knowledge , yakni :
- Pada saat istirahat makan siang ; kita sering ‘ngobrol’ dengan sejawat,bawahan atau
atasan atau mungkin kenalan baru, ketika sedang acara makan siang.
- Komunikasi informal ; ketika sehabis rapat formal atau sehabis memberikan sajian materi
diskusi atau ketika sedang berada pada situasi tidak resmi seperti di kereta, bandara atau
tempat sejenis lainnya.
- Observasi
- Konsultasi
- Presentasi ilmiah
- Diskusi kelompok
- Rapat pimpinan terbatas
- Rapat pleno
- Laporan lisan
- Teleconference
- Virtual meeting
- Media interactive learning
- Saat kegiatan instruksional
- Penelusuran informal manual
- Penelusuran informasi elektronik
- Penelusuran informasi secara online
BAB 9 MANAJEMEN PENGETAHUAN DAN PEMBELAJARAN VIRTUAL (E-LEARNING)
8. Pembelajaran virtual berarti pembelajaran yang terjadi pada diri seseorang atau sekelompok
orang sebagai akibat dari terimplementasikannya fungsi-fungsi teknologi informasi khususnya
internet dalam proses pembelajarannya. Orang mendapat pembelajarannya lewat beragam
kehadiran media pembelajaran, utamanya yang bersifat elektronik dan lebih khusus lagi
teknologi internet dengan segala asesorinya.
BAB 10 MANAJEMEN PENGETAHUAN DAN ORGANISASI PERPUSTAKAAN
Manajemen perpustakaan berarti seni dan teknik mengorganisasikan semua sumber daya yang
ada di perpustakaan , yang meliputi informasi dan sumber-sumber informasi, baik dalam bentuk
tercetak maupun dalam bentuk noncetak dengan tujuan untuk pemanfaatan secara optimal bagi
penggunanya. Untuk menampung dan menyebarkan informasi secara merata melalui sumber-sumber
cetak dan non cetak ini dilakukan penyebaran perpustakaan di beberapa tempat dan
daerah seperti perpustakaan di sekolah-sekolah dasar, perpustakaan di SMP tiap daerah,
perpustakaan di SMA tiap daerah, perpustakaan di setiap perguruan tinggi serta perpustakaan di
kantor-kantor maupun tempat umum.