SlideShare a Scribd company logo
1 of 8
TUGAS KNOWLEDGE MANAGEMENT
CHAPTER 3 : KNOWLEDGE MODEL
Kelas A
Disusun Oleh :
Adri Fadhlih (1201110002)
Feriza Julian Putra (1201110011)
Dody Prasetyo T (1201110049)
Hafiz Rahmaputra (1201110017)
Muhammad Iranda (1201110049)
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS TELKOM
2014
The Von Krogh and Roos Model
Knowledge Management yang di cetuskan oleh Von Krogh dan Roos (1995) secara garis besar
membedakan antara pengetahuan individu dan pengetahuan sosial. Dalam model ini dibagi
dalam 2 pendekatan, yaitu kognitif (Cognitivist) dan koneksi (Connectionist)
1. Pendekatan Kognitif (Cognitivist)
Ditujukan untuk system kognitif, yaitu estimasi dalam pilihan atau referensi dalam memilih ide
yang dianggap sesuai berdasarkan dari kodifikasi pengalaman, evaluasi dalam pembentukan
kepercayaan yang koheren, pembandingan, paradigma, pandangan, komprehensif dan kenyataan.
Biasanya di dalam Knowledge Management, pendeketan kognitif ini didasarkan dari
pengetahuan dari seorang bagaimana memahami Knowledge Management tersebut, jika di
kategorikan ke dalam pengetahuan, pendeketan kognitif bisa di golongkan ke dalam tacid
knowledge (pengetahuan tacid).
2. Pendekatan Koneksi (Connectionist):
Pendekatan connectionist ini bisa dikatakan lebih ke pendekatan holistik dimana menunjukan
hubungan antara pengetahuan dan fakta yang dilandaskan sebuah teori.
Model The von Krogh and Roos lebih menerapkan ke pendekatan (Connectionist)
karena pendekatan connectionist berlandaskan pada teoritis yang kuat dan menyediakan fakta
bahwa hubungan antara pengetahuan dan siapa yang "menyerap" pengetahuan itu dan
memanfaatkan pengetahuan yang dipandang sebagai suatu ikatan yang tidak terpecahkan.
Model The von Krogh and Roos lebih menerapkan ke pendekatan (Connectionist)
karena pendekatan connectionist berlandaskan pada teoritis yang kuat dan menyediakan fakta
bahwa hubungan antara pengetahuan dan siapa yang "menyerap" pengetahuan itu dan
memanfaatkan pengetahuan yang dipandang sebagai suatu ikatan yang tidak terpecahkan.
The Nonaka and Takeuchi Knowledge Spiral Model
Model KM dari Nonaka & Takeuchi merupakan Model Konseptual KM sederhana, yaitu
model SECI (Socialization, Externalization, Combination, Internalization) yang menganggap
proses interaksi pengetahuan spiral antara pengentahuan eksplisit/jelas dan pengetahuan tacit /
tersembunyi.
Nonaka dan Takeuchi mempelajari keberhasilan perusahaan Jepang dalam mencapai
kreativitas dan inovasi. Mereka menemukan bahwa inovasi organisasi sering berasal dari
wawasan yang sangat subjektif yang terbaik yang dapat digambarkan dalam bentuk metafora,
slogan atau simbol.
Ada empat mode konversi pengetahuan
1. Dari pengetahuan tacit ke pengetahuan tacit: proses sosialisasi
2. Dari pengetahuan tacit ke pengetahuan eksplisit: proses eksternalisasi.
3. Dari pengetahuan eksplisit ke pengetahuan eksplisit: proses kombinasi.
4. Dari pengetahuan yang eksplisit untuk pengetahuan tacit: proses internalisasi.
Socialization : Metode ini lebih kepada pengalaman seseorang (tacit knowledge). Artinya adalah,
seseorang yang memiliki pengalaman diharapkan mau membagikan pengalaman atau ilmu yang
didapat tersebut kepada orang lain (sharing knowledge). sharing knowledge ini bisa dilakukan
dengan berbagai cara, misalnya: melalui seminar, brainstorming.
Externalization (tacit – explicit): memberikan bentuk yang terlihat untuk pengetahuan tacit dan
mengkonversi ke pengetahuan eksplisit. Ini lebih kepada bagaimana ilmu yang sudah di-sharing-
kan tersebut didokumentasikan dengan baik sehingga dapat rapi tersimpan dengan sempurna.
Combination dari dokumen yang sudah ada tersimpan sebelumnya, kandungan materi atau isinya
bisa diubah (ditambah/dikurangi) menyesuaikan dengan kondisi yang ada. Dengan demikian,
sejumlah teori ilmu-ilmu yang tersimpan tersebut akan semakin bertambah baik lagi.
Internalization : Ini lebih kepada bagaimana seseorang tersebut belajar atau mempelajari hal-hal
baru yang belum pernah dipelajari sebelumnya. Sehingga dia akan memperoleh ilmu
pengetahuan baru untuk menunjang karir pekerjaannya.
The Choo Sense-making KM Model
Choo (1998) menjelaskan sebuah model dari Knowledge Management yang isinya
menekankan pada pembuat akal (sebagian besar didasarkan pada Weick, 2001), penciptaan
pengetahuan (Nonaka dan berdasarkan Takeuchi, 1995), dan pengambilan keputusan
(berdasarkan konsep, dibatasi rasionalitas ; lihat Simon, 1957). Model KM Choo fokus pada
bagaimana informasi pada semua elemen adalah pilihan dan kemudian dimplementasikan ke
dalam organisasi dengan bentuk tindakan. Hasil tindakan organisasi dari konsentrasi dan
penyerapan informasi dari lingkungan eksternal kemudian digambarkan pada masing-masing
siklus secara berturut-turut,. Masing-masing fase memberikan arti membuat pengetahuan dan
keputusan yang memiliki rangsangan atau pemicu luar.
Pada tahap pembuat akal, salah satunya dengan memahami informasi pada lingkungan
eksternal. Prioritaskan identifikasi dan penggunaan sebagai penyaring informasi yang masuk.
Untuk pembangunan individu pada umumnya dari interpretasi pertukaran dan perundingan
informasi kemuadian di bandingkan dengan masing-masing pengalaman sebelumnya. Loosely
coupled system adalah sebuah sistem yang dapat mengambil bagian atau revisi tanpa merusak
sistem yang sudah ada. Seorang manusia adalah “tightly coupled” atau “erat”, tetapi genetic dari
manusia itu sebenarnya “loosely coupled” atau mudah untuk belajar.
Weick (2001) menjelaskan bahwa pembuat akal dalam organisasi konsisten pada 4 proses
yang terintegrasi :
1. Ecological Change (Perubahan Ekologis) adalah sebuah perubahan lingkungan dari
eksternal ke dalam organisasi.
2. Enactment Phase (Fase Pemberlakuan), orang mencoba untuk membangun, mengatur
ulang, bekerja sendiri, atau menghancurkan elemen tertentu pada sebuah konten.
3. Selection and Retention Phase. Pada fase ini individu berusaha untuk menafsirkan alasan
untuk perubahan yang sudah diamati dan diundangkan dengan membuat pilihan-pilihan.
Fase ini berguna untuk masa depan menafsirkan perubahan baru dan menstabilkan
interpretasi dari masing-masing individu.
Penciptaan akal mungkin dapat dilihat sebagai perubahan dari pengetahuaan pribadil dengan
individu melalui dialog, wacana, sharing, dan bercerita. Fase ini secara langsung mengemukakan
sebuah pengetahuan dari visi “seperti” (menggambarkan situasi saat ini) dan “menjadi”
(menggambarkan situasi masadepan). Fungsi fase ini dapat memperluas spectrum pilihan yang
potensial dalam pengambilan keputusan dengan memberikan pengetahuan dan kompetensi baru.
Hasilnya dapat menjadi keputusan strategi yang inovatif dan memperluas kemampuan organisasi
membuat informasi untuk keputusan yang rasional. Choo (1998) menarik pada Nonaka dan
Takeuchi (1995) model untuk dasar teori penciptaan pengetahuan.
Pengambilan keputusan adalah berguna untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi alternatif
pada proses pengumpulan informasi dan pengetahuan hingga saat ini.
Ada berbagai pengambilan keputusan teori tersebut sebagai teori permainan dan perilaku
ekonomi (misalnya, Dixit dan Nalebuff, 1991; Bierman dan Fernandez, 1993), teori chaos, teori
muncul, dan kompleksitas teori (misalnya, Gleick, 1987; Fisher, 1984; Simon, 1969; Stewart,
1989; Stacey, 1992). Bahkan ada teori tempat sampah pengambilan keputusan (misalnya, Daft,
1982; Daft dan Weick, 1984; Padgett, 1980).
Salah satu kekuatan dari model Choo KM adalah memperbaiki secara menyeluruh. Kuncinya
ada pada proses siklus KM yang dapat meluas hingga ke pengambilan keputusan, yang biasanya
ini menjadi kekurangan pada teori KM lainnya. Hal ini menjadikan model Choo KM lebih
“realistis” atau layak KM dan menempati “kesetiaan yang tinggi” untuk tindakan organisasi.
Model Choo KM sangat cocok untuk simulasi dan aplikasi hipotesis atau pengujian
menggunakan skenario.
The Wiig Model for Building and Using Knowledge
Wiig model mendekati dengan model KM dengan prinsip untuk pengetahuan menjadi
berguna dan berharga yang dapat diatur. Pengetahuan harus diatur secara berbeda tergantung
pada apa yang digunakan. Pengetahuan dilakukan dalam jaringan semantik dapat diakses dan
diambil menggunakan multiple entry untuk pengetahuan yang berbeda.
Beberapa dimensi yang berguna untuk mempertimbangkan dalam model KM wiig ini :
1. Kelengkapan
2. Keterkaitan
3. Kongruensi
4. Perspektif
Kelengkapan yaitu membahas pertanyaan tentang beberapa banyak pengetahuan yang
relevan, pengetahuan mungkin lengkap dalam arti bahwa semua yang mengenai subjek yang
ada, tetapi jika tidak ada yang tahu keberadaannya dan ketersediaan, mereka tidak dapat
memanfaatkan pengetahuan ini.
Keterkaitan yaitu keterhubungan mengacu pada hubungan baik dipahami dan didefinisikan
antara objek pengetahuan yang berbeda. Sangat sedikit pengetahuan yang bener-benar terputus
dari yang lain. Semakin terhubung basis pengetahuan adalah (yaitu, besar jumlah interkoneksi
dalam jaringan semantic) maka lebih koheren dan semakin besar nilainnya.
Sebuah basis pengetahuan dikatakan memiliki keselarasan ketika semua fakta, konsep,
prespektif, nilai-nilai, penilaian dan asosiatif dan relasional hubungan antara objek pengetahuan
konsisten. Seharusnya tidak ada inkonsistensi logis, tidak ada konflik internal, dan tidak ada
kesalahpahaman. Konten pengetahuan yang paling tidak akan memenuhi cita-cita tersebut
dimana kongruensi yang bersangkutan. Namun konsep definisi harus kosisten, dan basis
pengetahuan secara keseluruhan perlu terus menerus untuk dipertahankan.
Perspektif dan tujuan, mengacu pada fenomenon di mana kita “tahu sesuatu” tetapi sering
dari sudut pandang tertentu atau untuk tujuan tertentu
The Boisot I-Space KM Model
Model Boisot KM didasarkan pada konsep kunci dari "informasi yang baik" yang
berbeda dari aset fisik. Boisot membedakan informasi dari data dengan menekankan bahwa
informasi yang pengamat akan mengekstrak dari data sebagai fungsi dari harapan nya atau
pengetahuan sebelumnya.
Boisot (1998) terdiri dari dua poin berikut :
1. Semakin mudah data distrukturisasi dan dikonversi ke informasi maka ia akan semakin difusi.
2. Data yang kurang telah distrukturisasi membutuhkan sebuah konteks untuk difusinya sendiri.
Model KM Boisot ini membahas bentuk tacit pengetahuan dengan mencatat bahwa dalam
banyak situasi, kehilangan konteks karena codi fi kasi dapat mengakibatkan hilangnya konten
yang berharga. Model I-Space dapat divisualisasikan sebagai sebuah kubus tiga dimensi dengan
dimensi yang terdiri dari (1) codified—uncodified; (2) abstract— concrete and (3) diffused—
undiffused.
Kegiatan codifikasi, abstraksi, difusi, penyerapan, berdampak, dan scanning semua
berkontribusi untuk belajar dan mereka harus bersama-sama-mereka membuat enam fase siklus
pembelajaran sosial (SLC. Ada potensi kuat untuk memanfaatkan Boisot I-Space Model KM
untuk memetakan dan mengelola aset pengetahuan organisasi sebagai pembelajaran sosial siklus-
sesuatu yang model KM lain tidak secara langsung menjawab. Namun, model Boisot tampaknya
agak kurang dikenal dan kurang dapat diakses, dan akibatnya tidak memiliki implementasi luas.

More Related Content

What's hot

Knowledge Management Dalam Organisasi
Knowledge Management Dalam OrganisasiKnowledge Management Dalam Organisasi
Knowledge Management Dalam Organisasidhibah
 
Psikologi sosial makalah sikap
Psikologi sosial makalah sikapPsikologi sosial makalah sikap
Psikologi sosial makalah sikapvidyatiara
 
Pengambilan keputusan dalam organisasi
Pengambilan keputusan dalam organisasiPengambilan keputusan dalam organisasi
Pengambilan keputusan dalam organisasiyudharushendrawan
 
Pemecahan Masalah & Pengambilan Keputusan
Pemecahan Masalah & Pengambilan KeputusanPemecahan Masalah & Pengambilan Keputusan
Pemecahan Masalah & Pengambilan KeputusanTri Widodo W. UTOMO
 
filsafat umum anaximenes
filsafat umum anaximenesfilsafat umum anaximenes
filsafat umum anaximenesLely Surya
 
proposal msdm kinerja karyawan
proposal msdm kinerja karyawanproposal msdm kinerja karyawan
proposal msdm kinerja karyawannurul huda
 
Chapter 4 Manajemen Operasi
Chapter 4   Manajemen OperasiChapter 4   Manajemen Operasi
Chapter 4 Manajemen OperasiYuko Ardi Negara
 
Sensasi dan Persepsi
Sensasi dan PersepsiSensasi dan Persepsi
Sensasi dan Persepsithoyyibatus
 
Contoh Soal Ekonomi Manajerial
Contoh Soal Ekonomi ManajerialContoh Soal Ekonomi Manajerial
Contoh Soal Ekonomi ManajerialAshari Arnan
 
Tugas 1 (Psikologi Lintas Budaya)
Tugas 1 (Psikologi Lintas Budaya)Tugas 1 (Psikologi Lintas Budaya)
Tugas 1 (Psikologi Lintas Budaya)coryditapratiwi
 
Studi kasus permasalahan pengambilan keputusan PT Garam
Studi kasus permasalahan pengambilan keputusan PT GaramStudi kasus permasalahan pengambilan keputusan PT Garam
Studi kasus permasalahan pengambilan keputusan PT Garamsiti nurlaeli
 
Sim sistem informasi sumber daya manusia
Sim sistem informasi sumber daya manusiaSim sistem informasi sumber daya manusia
Sim sistem informasi sumber daya manusiaSelfia Dewi
 
Efektivitas dan birokrasi organisasi
Efektivitas dan birokrasi organisasiEfektivitas dan birokrasi organisasi
Efektivitas dan birokrasi organisasiRumah Belajar
 
Masalah dan Tantangan MSDM
Masalah dan Tantangan MSDMMasalah dan Tantangan MSDM
Masalah dan Tantangan MSDMReza Aprianti
 

What's hot (20)

6. pembuatan keputusan
6. pembuatan keputusan6. pembuatan keputusan
6. pembuatan keputusan
 
Knowledge Management Dalam Organisasi
Knowledge Management Dalam OrganisasiKnowledge Management Dalam Organisasi
Knowledge Management Dalam Organisasi
 
Psikologi sosial makalah sikap
Psikologi sosial makalah sikapPsikologi sosial makalah sikap
Psikologi sosial makalah sikap
 
Pengambilan keputusan dalam organisasi
Pengambilan keputusan dalam organisasiPengambilan keputusan dalam organisasi
Pengambilan keputusan dalam organisasi
 
Unsur unsur penelitian ilmiah
Unsur unsur penelitian ilmiahUnsur unsur penelitian ilmiah
Unsur unsur penelitian ilmiah
 
Pemecahan Masalah & Pengambilan Keputusan
Pemecahan Masalah & Pengambilan KeputusanPemecahan Masalah & Pengambilan Keputusan
Pemecahan Masalah & Pengambilan Keputusan
 
filsafat umum anaximenes
filsafat umum anaximenesfilsafat umum anaximenes
filsafat umum anaximenes
 
Strategi Tata Letak
Strategi Tata LetakStrategi Tata Letak
Strategi Tata Letak
 
proposal msdm kinerja karyawan
proposal msdm kinerja karyawanproposal msdm kinerja karyawan
proposal msdm kinerja karyawan
 
Populasi dan sampel
Populasi dan sampelPopulasi dan sampel
Populasi dan sampel
 
Chapter 4 Manajemen Operasi
Chapter 4   Manajemen OperasiChapter 4   Manajemen Operasi
Chapter 4 Manajemen Operasi
 
Sensasi dan Persepsi
Sensasi dan PersepsiSensasi dan Persepsi
Sensasi dan Persepsi
 
MAKALAH ATRIBUSI SOSIAL
MAKALAH ATRIBUSI SOSIALMAKALAH ATRIBUSI SOSIAL
MAKALAH ATRIBUSI SOSIAL
 
Contoh Soal Ekonomi Manajerial
Contoh Soal Ekonomi ManajerialContoh Soal Ekonomi Manajerial
Contoh Soal Ekonomi Manajerial
 
Tugas 1 (Psikologi Lintas Budaya)
Tugas 1 (Psikologi Lintas Budaya)Tugas 1 (Psikologi Lintas Budaya)
Tugas 1 (Psikologi Lintas Budaya)
 
Studi kasus permasalahan pengambilan keputusan PT Garam
Studi kasus permasalahan pengambilan keputusan PT GaramStudi kasus permasalahan pengambilan keputusan PT Garam
Studi kasus permasalahan pengambilan keputusan PT Garam
 
Sim sistem informasi sumber daya manusia
Sim sistem informasi sumber daya manusiaSim sistem informasi sumber daya manusia
Sim sistem informasi sumber daya manusia
 
Tabel r pdf
Tabel r pdfTabel r pdf
Tabel r pdf
 
Efektivitas dan birokrasi organisasi
Efektivitas dan birokrasi organisasiEfektivitas dan birokrasi organisasi
Efektivitas dan birokrasi organisasi
 
Masalah dan Tantangan MSDM
Masalah dan Tantangan MSDMMasalah dan Tantangan MSDM
Masalah dan Tantangan MSDM
 

Viewers also liked

Knowledge management cycle
Knowledge management cycle Knowledge management cycle
Knowledge management cycle Andry Kurniawan
 
Leadership In Dynamic Environtment. Alan G Lafley (CEO P&G)
Leadership In Dynamic Environtment. Alan G Lafley (CEO P&G)Leadership In Dynamic Environtment. Alan G Lafley (CEO P&G)
Leadership In Dynamic Environtment. Alan G Lafley (CEO P&G)dodyprasetyotrisandy
 
Analisis Perusahaan "Kaskus" oleh Dody Prasetyo T- Univ. Telkom
Analisis Perusahaan "Kaskus" oleh Dody Prasetyo T- Univ. TelkomAnalisis Perusahaan "Kaskus" oleh Dody Prasetyo T- Univ. Telkom
Analisis Perusahaan "Kaskus" oleh Dody Prasetyo T- Univ. Telkomdodyprasetyotrisandy
 
Knowledge management system life cycle
Knowledge management system life cycleKnowledge management system life cycle
Knowledge management system life cycleAkash Mathapati
 
Chapter 7 km role of organization culture
Chapter 7 km role of organization cultureChapter 7 km role of organization culture
Chapter 7 km role of organization culturedodyprasetyotrisandy
 
Resume Buku Knowledge Management and E-Learning
Resume Buku Knowledge Management and E-LearningResume Buku Knowledge Management and E-Learning
Resume Buku Knowledge Management and E-Learningprincesskemala
 
Rangkuman buku knowledge management by Amrit Tiwana
Rangkuman buku knowledge management by Amrit Tiwana Rangkuman buku knowledge management by Amrit Tiwana
Rangkuman buku knowledge management by Amrit Tiwana Muhammad Iranda
 
Essentials of knowledge management
Essentials of knowledge managementEssentials of knowledge management
Essentials of knowledge managementAkash Mathapati
 
Knowledge Management Lecture 3: Cycle
Knowledge Management Lecture 3: CycleKnowledge Management Lecture 3: Cycle
Knowledge Management Lecture 3: CycleStefan Urbanek
 
Knowledge management systems life cycle
Knowledge management systems life cycleKnowledge management systems life cycle
Knowledge management systems life cycleRaymond Koh
 

Viewers also liked (15)

Chapter 1 km cycle
Chapter 1 km cycleChapter 1 km cycle
Chapter 1 km cycle
 
Knowledge management cycle
Knowledge management cycle Knowledge management cycle
Knowledge management cycle
 
Chapter 5 km sharing
Chapter 5 km sharingChapter 5 km sharing
Chapter 5 km sharing
 
Leadership In Dynamic Environtment. Alan G Lafley (CEO P&G)
Leadership In Dynamic Environtment. Alan G Lafley (CEO P&G)Leadership In Dynamic Environtment. Alan G Lafley (CEO P&G)
Leadership In Dynamic Environtment. Alan G Lafley (CEO P&G)
 
Analisis Perusahaan "Kaskus" oleh Dody Prasetyo T- Univ. Telkom
Analisis Perusahaan "Kaskus" oleh Dody Prasetyo T- Univ. TelkomAnalisis Perusahaan "Kaskus" oleh Dody Prasetyo T- Univ. Telkom
Analisis Perusahaan "Kaskus" oleh Dody Prasetyo T- Univ. Telkom
 
Knowledge management system life cycle
Knowledge management system life cycleKnowledge management system life cycle
Knowledge management system life cycle
 
Chapter 8 km tools
Chapter 8 km toolsChapter 8 km tools
Chapter 8 km tools
 
Chapter 6 km knowledge app
Chapter 6 km knowledge appChapter 6 km knowledge app
Chapter 6 km knowledge app
 
Chapter 7 km role of organization culture
Chapter 7 km role of organization cultureChapter 7 km role of organization culture
Chapter 7 km role of organization culture
 
Resume Buku Knowledge Management and E-Learning
Resume Buku Knowledge Management and E-LearningResume Buku Knowledge Management and E-Learning
Resume Buku Knowledge Management and E-Learning
 
Sesi 02 km cycle
Sesi 02 km cycleSesi 02 km cycle
Sesi 02 km cycle
 
Rangkuman buku knowledge management by Amrit Tiwana
Rangkuman buku knowledge management by Amrit Tiwana Rangkuman buku knowledge management by Amrit Tiwana
Rangkuman buku knowledge management by Amrit Tiwana
 
Essentials of knowledge management
Essentials of knowledge managementEssentials of knowledge management
Essentials of knowledge management
 
Knowledge Management Lecture 3: Cycle
Knowledge Management Lecture 3: CycleKnowledge Management Lecture 3: Cycle
Knowledge Management Lecture 3: Cycle
 
Knowledge management systems life cycle
Knowledge management systems life cycleKnowledge management systems life cycle
Knowledge management systems life cycle
 

Similar to Chapter 3 km model

Perspektif Manajemen Pengetahuan
Perspektif Manajemen PengetahuanPerspektif Manajemen Pengetahuan
Perspektif Manajemen PengetahuanAdiza Fatin
 
Kreatifitas komunitas slims dalam rangka transfer pengetahuan
Kreatifitas komunitas slims dalam rangka transfer pengetahuanKreatifitas komunitas slims dalam rangka transfer pengetahuan
Kreatifitas komunitas slims dalam rangka transfer pengetahuanDwi Fajar Saputra
 
Model Model Pembelajaran (1).docx
Model Model Pembelajaran (1).docxModel Model Pembelajaran (1).docx
Model Model Pembelajaran (1).docxSALMIARISAM
 
Manajemen pengetahuan
Manajemen pengetahuanManajemen pengetahuan
Manajemen pengetahuanSlamet Readi
 
macam macam teori komunikasi
macam macam teori komunikasimacam macam teori komunikasi
macam macam teori komunikasimulia12
 
Komunikasi dan Pengambikan Keputusan.ppt
Komunikasi dan Pengambikan Keputusan.pptKomunikasi dan Pengambikan Keputusan.ppt
Komunikasi dan Pengambikan Keputusan.pptRohman84
 
Landasan Falsafah dan Rasional TP
Landasan Falsafah dan Rasional TPLandasan Falsafah dan Rasional TP
Landasan Falsafah dan Rasional TPLP3I Palembang
 
Ppt uts administrasi pendidikan
Ppt  uts administrasi pendidikanPpt  uts administrasi pendidikan
Ppt uts administrasi pendidikanFirka Akha
 
Ppt uts administrasi pendidikan
Ppt  uts administrasi pendidikanPpt  uts administrasi pendidikan
Ppt uts administrasi pendidikanLhya Baha
 
Rangkuman knowledge sharing
Rangkuman knowledge sharingRangkuman knowledge sharing
Rangkuman knowledge sharingGusti Ani
 
Pembelajaran menurut konstrukstivisme
Pembelajaran menurut konstrukstivismePembelajaran menurut konstrukstivisme
Pembelajaran menurut konstrukstivismeMusa Hutauruk
 
Dimensi tersembunyi sebuah kesuksesan
Dimensi tersembunyi sebuah kesuksesanDimensi tersembunyi sebuah kesuksesan
Dimensi tersembunyi sebuah kesuksesanStefanus Widya Roys
 
Manajemen Pengetahuan (kelompok 3)
Manajemen Pengetahuan (kelompok 3)Manajemen Pengetahuan (kelompok 3)
Manajemen Pengetahuan (kelompok 3)Sastra Diharlan
 
Komunikasi Cerdas: Kebutuhan Primer Pendidikan Kekinian
Komunikasi Cerdas: Kebutuhan Primer Pendidikan KekinianKomunikasi Cerdas: Kebutuhan Primer Pendidikan Kekinian
Komunikasi Cerdas: Kebutuhan Primer Pendidikan KekinianLSP3I
 

Similar to Chapter 3 km model (20)

Perspektif Manajemen Pengetahuan
Perspektif Manajemen PengetahuanPerspektif Manajemen Pengetahuan
Perspektif Manajemen Pengetahuan
 
Kreatifitas komunitas slims dalam rangka transfer pengetahuan
Kreatifitas komunitas slims dalam rangka transfer pengetahuanKreatifitas komunitas slims dalam rangka transfer pengetahuan
Kreatifitas komunitas slims dalam rangka transfer pengetahuan
 
Model Model Pembelajaran (1).docx
Model Model Pembelajaran (1).docxModel Model Pembelajaran (1).docx
Model Model Pembelajaran (1).docx
 
Fasilitasi.pptx
Fasilitasi.pptxFasilitasi.pptx
Fasilitasi.pptx
 
Manajemen pengetahuan
Manajemen pengetahuanManajemen pengetahuan
Manajemen pengetahuan
 
macam macam teori komunikasi
macam macam teori komunikasimacam macam teori komunikasi
macam macam teori komunikasi
 
Komunikasi dan Pengambikan Keputusan.ppt
Komunikasi dan Pengambikan Keputusan.pptKomunikasi dan Pengambikan Keputusan.ppt
Komunikasi dan Pengambikan Keputusan.ppt
 
Landasan Falsafah dan Rasional TP
Landasan Falsafah dan Rasional TPLandasan Falsafah dan Rasional TP
Landasan Falsafah dan Rasional TP
 
Tugas teori comunikcasi
Tugas teori comunikcasi Tugas teori comunikcasi
Tugas teori comunikcasi
 
Kajian Teori Manajemen
Kajian Teori ManajemenKajian Teori Manajemen
Kajian Teori Manajemen
 
teori komunikasi
teori komunikasiteori komunikasi
teori komunikasi
 
Ppt uts administrasi pendidikan
Ppt  uts administrasi pendidikanPpt  uts administrasi pendidikan
Ppt uts administrasi pendidikan
 
Ppt uts administrasi pendidikan
Ppt  uts administrasi pendidikanPpt  uts administrasi pendidikan
Ppt uts administrasi pendidikan
 
PMDO
PMDOPMDO
PMDO
 
Rangkuman knowledge sharing
Rangkuman knowledge sharingRangkuman knowledge sharing
Rangkuman knowledge sharing
 
Pembelajaran menurut konstrukstivisme
Pembelajaran menurut konstrukstivismePembelajaran menurut konstrukstivisme
Pembelajaran menurut konstrukstivisme
 
Dimensi tersembunyi sebuah kesuksesan
Dimensi tersembunyi sebuah kesuksesanDimensi tersembunyi sebuah kesuksesan
Dimensi tersembunyi sebuah kesuksesan
 
Ppt ltp
Ppt ltpPpt ltp
Ppt ltp
 
Manajemen Pengetahuan (kelompok 3)
Manajemen Pengetahuan (kelompok 3)Manajemen Pengetahuan (kelompok 3)
Manajemen Pengetahuan (kelompok 3)
 
Komunikasi Cerdas: Kebutuhan Primer Pendidikan Kekinian
Komunikasi Cerdas: Kebutuhan Primer Pendidikan KekinianKomunikasi Cerdas: Kebutuhan Primer Pendidikan Kekinian
Komunikasi Cerdas: Kebutuhan Primer Pendidikan Kekinian
 

Recently uploaded

Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).pptModul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).pptYanseBetnaArte
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsAdePutraTunggali
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023DodiSetiawan46
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxRioNahak1
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 

Recently uploaded (20)

Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).pptModul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public Relations
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 

Chapter 3 km model

  • 1. TUGAS KNOWLEDGE MANAGEMENT CHAPTER 3 : KNOWLEDGE MODEL Kelas A Disusun Oleh : Adri Fadhlih (1201110002) Feriza Julian Putra (1201110011) Dody Prasetyo T (1201110049) Hafiz Rahmaputra (1201110017) Muhammad Iranda (1201110049) FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS TELKOM 2014
  • 2. The Von Krogh and Roos Model Knowledge Management yang di cetuskan oleh Von Krogh dan Roos (1995) secara garis besar membedakan antara pengetahuan individu dan pengetahuan sosial. Dalam model ini dibagi dalam 2 pendekatan, yaitu kognitif (Cognitivist) dan koneksi (Connectionist) 1. Pendekatan Kognitif (Cognitivist) Ditujukan untuk system kognitif, yaitu estimasi dalam pilihan atau referensi dalam memilih ide yang dianggap sesuai berdasarkan dari kodifikasi pengalaman, evaluasi dalam pembentukan kepercayaan yang koheren, pembandingan, paradigma, pandangan, komprehensif dan kenyataan. Biasanya di dalam Knowledge Management, pendeketan kognitif ini didasarkan dari pengetahuan dari seorang bagaimana memahami Knowledge Management tersebut, jika di kategorikan ke dalam pengetahuan, pendeketan kognitif bisa di golongkan ke dalam tacid knowledge (pengetahuan tacid). 2. Pendekatan Koneksi (Connectionist): Pendekatan connectionist ini bisa dikatakan lebih ke pendekatan holistik dimana menunjukan hubungan antara pengetahuan dan fakta yang dilandaskan sebuah teori. Model The von Krogh and Roos lebih menerapkan ke pendekatan (Connectionist) karena pendekatan connectionist berlandaskan pada teoritis yang kuat dan menyediakan fakta bahwa hubungan antara pengetahuan dan siapa yang "menyerap" pengetahuan itu dan memanfaatkan pengetahuan yang dipandang sebagai suatu ikatan yang tidak terpecahkan. Model The von Krogh and Roos lebih menerapkan ke pendekatan (Connectionist) karena pendekatan connectionist berlandaskan pada teoritis yang kuat dan menyediakan fakta bahwa hubungan antara pengetahuan dan siapa yang "menyerap" pengetahuan itu dan memanfaatkan pengetahuan yang dipandang sebagai suatu ikatan yang tidak terpecahkan.
  • 3. The Nonaka and Takeuchi Knowledge Spiral Model Model KM dari Nonaka & Takeuchi merupakan Model Konseptual KM sederhana, yaitu model SECI (Socialization, Externalization, Combination, Internalization) yang menganggap proses interaksi pengetahuan spiral antara pengentahuan eksplisit/jelas dan pengetahuan tacit / tersembunyi. Nonaka dan Takeuchi mempelajari keberhasilan perusahaan Jepang dalam mencapai kreativitas dan inovasi. Mereka menemukan bahwa inovasi organisasi sering berasal dari wawasan yang sangat subjektif yang terbaik yang dapat digambarkan dalam bentuk metafora, slogan atau simbol. Ada empat mode konversi pengetahuan 1. Dari pengetahuan tacit ke pengetahuan tacit: proses sosialisasi 2. Dari pengetahuan tacit ke pengetahuan eksplisit: proses eksternalisasi. 3. Dari pengetahuan eksplisit ke pengetahuan eksplisit: proses kombinasi. 4. Dari pengetahuan yang eksplisit untuk pengetahuan tacit: proses internalisasi.
  • 4. Socialization : Metode ini lebih kepada pengalaman seseorang (tacit knowledge). Artinya adalah, seseorang yang memiliki pengalaman diharapkan mau membagikan pengalaman atau ilmu yang didapat tersebut kepada orang lain (sharing knowledge). sharing knowledge ini bisa dilakukan dengan berbagai cara, misalnya: melalui seminar, brainstorming. Externalization (tacit – explicit): memberikan bentuk yang terlihat untuk pengetahuan tacit dan mengkonversi ke pengetahuan eksplisit. Ini lebih kepada bagaimana ilmu yang sudah di-sharing- kan tersebut didokumentasikan dengan baik sehingga dapat rapi tersimpan dengan sempurna. Combination dari dokumen yang sudah ada tersimpan sebelumnya, kandungan materi atau isinya bisa diubah (ditambah/dikurangi) menyesuaikan dengan kondisi yang ada. Dengan demikian, sejumlah teori ilmu-ilmu yang tersimpan tersebut akan semakin bertambah baik lagi. Internalization : Ini lebih kepada bagaimana seseorang tersebut belajar atau mempelajari hal-hal baru yang belum pernah dipelajari sebelumnya. Sehingga dia akan memperoleh ilmu pengetahuan baru untuk menunjang karir pekerjaannya. The Choo Sense-making KM Model
  • 5. Choo (1998) menjelaskan sebuah model dari Knowledge Management yang isinya menekankan pada pembuat akal (sebagian besar didasarkan pada Weick, 2001), penciptaan pengetahuan (Nonaka dan berdasarkan Takeuchi, 1995), dan pengambilan keputusan (berdasarkan konsep, dibatasi rasionalitas ; lihat Simon, 1957). Model KM Choo fokus pada bagaimana informasi pada semua elemen adalah pilihan dan kemudian dimplementasikan ke dalam organisasi dengan bentuk tindakan. Hasil tindakan organisasi dari konsentrasi dan penyerapan informasi dari lingkungan eksternal kemudian digambarkan pada masing-masing siklus secara berturut-turut,. Masing-masing fase memberikan arti membuat pengetahuan dan keputusan yang memiliki rangsangan atau pemicu luar. Pada tahap pembuat akal, salah satunya dengan memahami informasi pada lingkungan eksternal. Prioritaskan identifikasi dan penggunaan sebagai penyaring informasi yang masuk. Untuk pembangunan individu pada umumnya dari interpretasi pertukaran dan perundingan informasi kemuadian di bandingkan dengan masing-masing pengalaman sebelumnya. Loosely coupled system adalah sebuah sistem yang dapat mengambil bagian atau revisi tanpa merusak sistem yang sudah ada. Seorang manusia adalah “tightly coupled” atau “erat”, tetapi genetic dari manusia itu sebenarnya “loosely coupled” atau mudah untuk belajar. Weick (2001) menjelaskan bahwa pembuat akal dalam organisasi konsisten pada 4 proses yang terintegrasi : 1. Ecological Change (Perubahan Ekologis) adalah sebuah perubahan lingkungan dari eksternal ke dalam organisasi. 2. Enactment Phase (Fase Pemberlakuan), orang mencoba untuk membangun, mengatur ulang, bekerja sendiri, atau menghancurkan elemen tertentu pada sebuah konten. 3. Selection and Retention Phase. Pada fase ini individu berusaha untuk menafsirkan alasan untuk perubahan yang sudah diamati dan diundangkan dengan membuat pilihan-pilihan. Fase ini berguna untuk masa depan menafsirkan perubahan baru dan menstabilkan interpretasi dari masing-masing individu. Penciptaan akal mungkin dapat dilihat sebagai perubahan dari pengetahuaan pribadil dengan individu melalui dialog, wacana, sharing, dan bercerita. Fase ini secara langsung mengemukakan sebuah pengetahuan dari visi “seperti” (menggambarkan situasi saat ini) dan “menjadi”
  • 6. (menggambarkan situasi masadepan). Fungsi fase ini dapat memperluas spectrum pilihan yang potensial dalam pengambilan keputusan dengan memberikan pengetahuan dan kompetensi baru. Hasilnya dapat menjadi keputusan strategi yang inovatif dan memperluas kemampuan organisasi membuat informasi untuk keputusan yang rasional. Choo (1998) menarik pada Nonaka dan Takeuchi (1995) model untuk dasar teori penciptaan pengetahuan. Pengambilan keputusan adalah berguna untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi alternatif pada proses pengumpulan informasi dan pengetahuan hingga saat ini. Ada berbagai pengambilan keputusan teori tersebut sebagai teori permainan dan perilaku ekonomi (misalnya, Dixit dan Nalebuff, 1991; Bierman dan Fernandez, 1993), teori chaos, teori muncul, dan kompleksitas teori (misalnya, Gleick, 1987; Fisher, 1984; Simon, 1969; Stewart, 1989; Stacey, 1992). Bahkan ada teori tempat sampah pengambilan keputusan (misalnya, Daft, 1982; Daft dan Weick, 1984; Padgett, 1980). Salah satu kekuatan dari model Choo KM adalah memperbaiki secara menyeluruh. Kuncinya ada pada proses siklus KM yang dapat meluas hingga ke pengambilan keputusan, yang biasanya ini menjadi kekurangan pada teori KM lainnya. Hal ini menjadikan model Choo KM lebih “realistis” atau layak KM dan menempati “kesetiaan yang tinggi” untuk tindakan organisasi. Model Choo KM sangat cocok untuk simulasi dan aplikasi hipotesis atau pengujian menggunakan skenario. The Wiig Model for Building and Using Knowledge Wiig model mendekati dengan model KM dengan prinsip untuk pengetahuan menjadi berguna dan berharga yang dapat diatur. Pengetahuan harus diatur secara berbeda tergantung pada apa yang digunakan. Pengetahuan dilakukan dalam jaringan semantik dapat diakses dan diambil menggunakan multiple entry untuk pengetahuan yang berbeda. Beberapa dimensi yang berguna untuk mempertimbangkan dalam model KM wiig ini : 1. Kelengkapan 2. Keterkaitan 3. Kongruensi
  • 7. 4. Perspektif Kelengkapan yaitu membahas pertanyaan tentang beberapa banyak pengetahuan yang relevan, pengetahuan mungkin lengkap dalam arti bahwa semua yang mengenai subjek yang ada, tetapi jika tidak ada yang tahu keberadaannya dan ketersediaan, mereka tidak dapat memanfaatkan pengetahuan ini. Keterkaitan yaitu keterhubungan mengacu pada hubungan baik dipahami dan didefinisikan antara objek pengetahuan yang berbeda. Sangat sedikit pengetahuan yang bener-benar terputus dari yang lain. Semakin terhubung basis pengetahuan adalah (yaitu, besar jumlah interkoneksi dalam jaringan semantic) maka lebih koheren dan semakin besar nilainnya. Sebuah basis pengetahuan dikatakan memiliki keselarasan ketika semua fakta, konsep, prespektif, nilai-nilai, penilaian dan asosiatif dan relasional hubungan antara objek pengetahuan konsisten. Seharusnya tidak ada inkonsistensi logis, tidak ada konflik internal, dan tidak ada kesalahpahaman. Konten pengetahuan yang paling tidak akan memenuhi cita-cita tersebut dimana kongruensi yang bersangkutan. Namun konsep definisi harus kosisten, dan basis pengetahuan secara keseluruhan perlu terus menerus untuk dipertahankan. Perspektif dan tujuan, mengacu pada fenomenon di mana kita “tahu sesuatu” tetapi sering dari sudut pandang tertentu atau untuk tujuan tertentu The Boisot I-Space KM Model Model Boisot KM didasarkan pada konsep kunci dari "informasi yang baik" yang berbeda dari aset fisik. Boisot membedakan informasi dari data dengan menekankan bahwa informasi yang pengamat akan mengekstrak dari data sebagai fungsi dari harapan nya atau pengetahuan sebelumnya. Boisot (1998) terdiri dari dua poin berikut : 1. Semakin mudah data distrukturisasi dan dikonversi ke informasi maka ia akan semakin difusi. 2. Data yang kurang telah distrukturisasi membutuhkan sebuah konteks untuk difusinya sendiri.
  • 8. Model KM Boisot ini membahas bentuk tacit pengetahuan dengan mencatat bahwa dalam banyak situasi, kehilangan konteks karena codi fi kasi dapat mengakibatkan hilangnya konten yang berharga. Model I-Space dapat divisualisasikan sebagai sebuah kubus tiga dimensi dengan dimensi yang terdiri dari (1) codified—uncodified; (2) abstract— concrete and (3) diffused— undiffused. Kegiatan codifikasi, abstraksi, difusi, penyerapan, berdampak, dan scanning semua berkontribusi untuk belajar dan mereka harus bersama-sama-mereka membuat enam fase siklus pembelajaran sosial (SLC. Ada potensi kuat untuk memanfaatkan Boisot I-Space Model KM untuk memetakan dan mengelola aset pengetahuan organisasi sebagai pembelajaran sosial siklus- sesuatu yang model KM lain tidak secara langsung menjawab. Namun, model Boisot tampaknya agak kurang dikenal dan kurang dapat diakses, dan akibatnya tidak memiliki implementasi luas.