SlideShare a Scribd company logo
1 of 28
Knowledge Management Dalam Organisasi
(SISTEM INFORMASI MANAJEMEN)
Disusun Oleh :
Nama : Siti FarahDhibah
NIM : 41818010009
PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI
FAKULTAS ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS MERCU BUANA
JAKARTA
2019
Seiring dengan makin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi dari masa ke
masa, inovasi yang mampu dihasilkan oleh manusia pun semakin berkembang. Fenomena ini
adalah sebuah konsekuensi logis dari adanya dinamika masalah dan kebutuhan hidup
manusia yang selalu hadir dan semakin meningkat. Dalam rangka menjaga agar proses inovasi
dan pembaharuan itu terus berkembang dan berkesinambungan, dibutuhkan adanya sarana atau
kegiatan yang mampu memfasilitasi setiap individu atau anggota suatu organisasi untuk dapat
menyampaikan gagasan atau idenya. Hasil riset Delphi Group menunjukkan bahwa pengetahuan
atau knowledge dalam organisasi, 42 % tersimpan dan terstruktur di pikiran atau otak karyawan,
26 % pada dokumen kertas, 20 % pada dokumen elektronik dan 12 % berupa knowledge
base elektronik (Bambang Setiarso,2009). Berdasarkan hasil riset ini, 42 % pengetahuan yang
masih berada di pikiran atau otak masing-masing individu organisasi perlu mendapatkan ruang
atau sarana yang baik sehingga dapat disampaikan atau dikomunikasikan kepada orang
lain. Upaya ini, nantinya tidak hanya diharapkan untuk menambah pengetahuan atau informasi
orang tersebut, tetapi juga untuk mendorong lahirnya ide atau gagasan baru untuk menciptakan
produk atau sistem baru dan juga melakukan perbaikan pada produk atau sistem yang lama.
Salah satu kegiatan yang dapat dilakukan suatu organisasi adalah dengan manajemen
pengetahuan atau knowledge management.
Dalam operasionalnya, organisasi publik memiliki karakter dan tujuan yang berbeda
dengan organisasi bisnis. Karakteristik dan tujuan utama berdirinya organisasi publik adalah
pelayanan kepada masyarakat. Disini letak keunikan dan keunggulan organisasi publik. Salam
satu keunggulan yang dimiliki organisasi public adalah pengetahuan yang dimiliki oleh pimpinan
maupun anggota organisasi publik tersebut. Pada realitasnya, keunggulan atau potensi ini belum
dirasakan optimal oleh pemangku kepentingan atau pihak yang menerima pelayanan. Masih
begitu sering kita saksikan keluhan dari masyarakat atas layanan organisasi public atau
pemerintah. Tidak bisa dipungkiri bahwa permasalahan yang mendasar yang dihadapi organisasi
publik adalah permasalahan terbatasnya sumber daya manusia (pegawai) yang memadai dan
bersesuaian dengan tugas pokok dan fungsi organisasi, baik dari segi kualitas maupun
kuantitasnya.
Berdasarkan dari kondisi tersebut, organisasi publik tentunya akan berupaya menyelaraskan diri
dengan perkembangan lingkungan. Upaya yang mendasar dalam transformasi ini adalah
pembelajaran atau peningkatan pengetahuan para pelaku atau anggota organisasi publik yang
ada. Pengembangan pengetahuan dalam organisasi adalah faktor penentu eksistensi sebuah
organisasi. Pengetahuan dan pembelajaran adalah dua hal yang menjadi sesuatu yang niscaya
dibutuhkan dalam setiap perubahan atau perkembangan lingkungan.
Konsep Knowledge Management
Terminologi pengetahuan (knowledge) pertama kali diperkenalkan oleh Henry pada tahun 1974
yang mengungkapkan adanya perbedaan makna dan adanya transisi dari data, informasi hingga
menjadi knowledge (Wallace, 2007).
Pengetahuan (knowledge) dapat dibagi menjadi dua : (pertama) tacit knowledge yaitu
pengetahuan yang berbentuk know-how, berdasarkan pengalaman, kemampuan dan pemahaman
seseorang terhadap suatu masalah yang pernah dihadapi dan (kedua) explicit knowledge yaitu
pengetahuan yang tertulis, terarsip, tersebar (cetak maupun elektronik) dan bisa sebagai bahan
pembelajaran (reference) untuk orang lain. Pengelolaan dari explicit knowledge ini lebih mudah
karena sudah tercetak dalam bentuk buku, blog ataupun dokumentasi yang tersimpan didalam
perusahaan. Sedangkan pengelolaan untuk tacit knowledge lebih sulit karena masih tersimpan
dalam pikiran beberapa orang.
Adapun istilah manajemen pengetahuan (knowledge management) yang dikenal luas di dunia
bisnis adalah suatu pengelolaan sumber daya untuk dapat menangkap, menyimpan,
menyebarluaskan dan menggunakan pengetahuan-pengetahuan yang dimiliki organisasi untuk
menjadikan organisasi lebih baik dari waktu ke waktu (Smith, 1971 dalam Wallace 2007; Dalkir,
2005; Nonaka dan Takeuchi, 1995).
Groff & Jones (2003:2) mengemukakan definisi knowledge management bahwa, “knowledge
management is taken as tools, techniques and strategies to retain,analize, organize, improve and
share business expertise.” Knowledge management adalah alat, teknik, strategi untuk
menyimpan, menganalisis, mengorganisir, meningkatkan dan membagikan pengalaman bisnis.
Menurut Wigg dalam Liebowitz (1999:6) ,” Knowledge management is the systematic, explicit
and deliberate building, renewal and application of knowledge to maximize an enterprise’s
knowledge-related effectiveness and return from its knowledge assets.” Knowledge
management adalah pembangunan yang sistematis, lamban, pembaharuan dan penerapan
pengetahuan untuk memaksimalkan efektivitas pengetahuan perusahaan dan keuntungan aset
pengetahuan.
Dari pendapat beberapa ahli di atas, dapat disimpulkan pengertian konsep knowledge
management yaitu suatu sistem atau alat untuk mengelola sumber daya (aset organisasi) tidak
berwujud (pengetahuan) untuk mencapai tujuan organisasi.
Menurut Liebowitz (1999), dalam penerapan knowledge management terdapat tiga proses dasar
yaitu : (pertama) penciptaan pengetahuan (knowledge creation), (kedua) pembagian pengetahuan
(knowledge sharing), dan (ketiga) penerapan pengetahuan (knowledge implementing).
 Penciptaan pengetahuan, dilakukan dengan proses berikut ini :
Gambar 1 : Penciptaan Knowledge Management
Sumber : Nonaka dan Takeuchi (2004)
Berdasarkan gambar di atas, proses penciptaan pengetahuan terdiri dari :
socialization (sosialisasi), externalization (eksternalisasi), combination (kombinasi),
dan internalization (internalisasi) atau biasa disingkat SECI.
Proses sosialisasi merupakan perubahan pengetahuan dari tacit knowledge ke tacit
knowledge.Proses sosialisasi dapat dilakukan melalui pertemuan tatap muka seperti rapat,
diskusi, pertemuan bulanan, pendidikan dan pelatihan (training) dengan mengubah tacit
trainier menjadi tacit knowledgepara karyawan. Sementara untuk
proses eksternalisasi merupakan perubahan pengetahuan dari tacit knowledge ke explicit
knowledge. Proses eksternalisasi dapat terwujud di antaranya melalui pendokumentasian notulen
rapat atau hasil diskusi (yang merupakan bentuk eksplisit dari knowledgeyang tercipta saat
diadakannya pertemuan/sosialisasi) ke dalam bentuk elektronik untuk kemudian disimpan dan
dipublikasikan bagi yang membutuhkan melalui sistem informasi yang ada di
organisasi. Kemudian untuk proses kombinasi terjadi ketika knowledge yang
bersifat explicit ditransfer menjadi explicit knowledge. Sedangkan proses internalisasi terbentuk
melalui perubahan explicit knowledge ke tacit knowledge.
 Pembagian Pengetahuan (Knowledge Sharing)
Menurut Subagyo (2007), berbagi pengetahuan merupakan salah satu metode atau salah satu
langkah dalam knowledge management yang digunakan untuk memberikan kesempatan kepada
anggota suatu kelompok, organisasi, instansi atau perusahaan untuk berbagi ilmu pengetahuan
teknik, pengalaman, ide yang mereka miliki kepada anggota lainnya. Berbagi pengetahuan
(knowledge sharing) dilakukan dengan diskusi rutin, workshop, magang, dan pertemuan virtual
dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. Sharing pengetahuan tidak dapat
dilakukan tanpa adanya komunikasi lebih dari satu arah.
 Penerapan Pengetahuan (Knowledge Implementing)
Pengetahuan yang diciptakan melalui proses konversi pengetahuan SECI dan disebarkan ke
seluruh bagian dalam organisasi menjadi pengetahuan, selanjutnya akan diimplementasikan
dalam organisasi. Menurut Liebowitz (1999) penerapan pengetahuan dapat berupa :
1. 1. Patent, lisenses technology
2. 2. Knowledge based customer services
3. 3. Knowledge product and embedded technology
4. 4. Separate KBS Application Product
5. 5. Knowledge workers at all level.
Knowledge Management Pemerintah
Dalam konteks pemerintahan atau organisasi publik, perubahan yang terjadi di era globalisasi
dan otonomi menjadi tantangan dan tanggung jawab besar pemerintah dalam melaksanakan
pelayanan publik. Hal ini menuntut terciptanya organisasi pemerintah yang semakin cerdas dan
mampu melakukan berbagai inovasi.
Manajemen pengetahuan (knowledge management) saat ini tidak hanya dikenal dalam
perusahaan swasta (private sector), tetapi juga sudah dikenal pada organisasi pemerintahan
(public sector). Setiadi, dkk (2011) mengungkapkan bahwa penerapan manajemen pengetahuan
(knowledge management) di organisasi pemerintahan hampir sama dengan organisasi swasta.
Perbedaannya, organisasi swasta tujuanya adalah profit, sedangkan organisasi pemerintahan
tujuan akhirnya adalah peningkatan layanan publik. Sejumlah literatur menunjukkan bahwa
organisasi pemerintahan telah menginisiasi penerapan manajemen pengetahuan[1]. Penerapan
manajemen pengetahuan (knowledge management) pada organisasi pemerintahan ditujukan
untuk mempermudah proses penciptaan, pengumpulan, penyimpanan, dan berbagi-tukar
pengetahuan (knowledge sharing), menutup kesenjangan pengetahuan antara satu karyawan
dengan karyawan lainnya dan meningkatkan kemampuan organisasi dalam mengelola aset
intelektual, pengetahuan dan pengalaman yang ada (Bappenas, 2011; Ningky, 2010).
Penerapan manajemen pengetahuan (knowledge management), khususnya pada organisasi
pemerintahan di Indonesia sampai awal tahun 2012 belum begitu masif karena pedoman
pelaksanaan program menajemen pengetahuan oleh Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur
Negara dan reformasi Birokrasi belum lama diterbitkan, pada tahun 2011. Selain itu, penerapan
manajemen pengetahuan belum menyentuh ke unit-unit organisasi pemerintahan, yakni
Kantor/Lembaga/Pemerintah Daerah/Instansi (K/L/D/I). Penerapan manajemen pengetahuan
masih diperuntukkan untuk Unit Pengelola Reformasi Birokrasi Nasional (UPRBN) dalam
mengelola forum manajemen pengetahuan yang dapat dimanfaatkan sebagai knowledge
sharing yang berguna baik dalam perumusan kebijakan reformasi birokrasi nasional dan juga
sebagai benchmarking bagi Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah (Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, 2011).
Idealnya, penerapan manajemen pengetahuan dapat diterapkan pada seluruh atau sebagian
K/L/D/I yang banyak mengelola pengetahuan dalam bentuk inovasi atau peraturan-peraturan.
Manajemen pengetahuan di sini diperlukan agar organisasi mampu melaksanakan fungsinya
secara efektif akibat tidak adanya gap pengatahuan pada setiap elemen organisasi.
Implementasi KM Pemerintah
Berdasarkan pemaparan teori dan konsep KM di atas, berikut ini beberapa metode dan tahapan
penerapan atau implementasi KM organisasi publik atau pemerintah.
1. Kegiatan Penciptaan Pengetahuan (Knowledge Creation)
Kegiatan penciptaan pengetahuan dilakukan melalui kegiatan SECI (Sosialisasi, Eksternalisasi,
Kombinasi dan Internalisasi).
a. Proses sosialisasi dilakukan melalui pembicaraan informal (seperti diskusi tukar pikiran
pengalaman baru (best pratices exchange) di antara karyawan), observasi, dialog dengan
para stakeholders dan pengalaman lembaga lainnya. Prsoes sosialisasi ini juga dapat dilakukan
oleh karyawan yang telah mengikuti diklat atau training. Karyawan tersebut dapat membagikan
ilmu ataupun informasi yang didapatkan dari diklat atau training kepada karyawan lainnya.
Dengan demikian, knowledge atau pengetahuan karyawan tersebut dapat ditransfer menjadi
pengetahuan bersama.
b. Proses eksternalisasi dilakukan melalui pendokumentasian notulen rapat atau hasil diskusi
(yang merupakan bentuk eksplisit dari knowledge yang tercipta saat diadakannya
pertemuan/sosialisasi) ke dalam bentuk file dokumentasi atau elektronik. Upaya
mendokumentasikan hasil kegiatan knowledge sharing melalui sosialisasi yang sudah dilakukan
karyawan itu, perlu mendapatkan perhatian khusus baik pada tingkat pimpinan agar dapat
dijadikan sebagai modal organizational knowledge. Menurut Setiarso (2009),
mendokumentasikan hasil knowledge sharing yang baik, dibutuhkan suatu repository atau tempat
penyimpanan khusus serta proses pembelajaran yang berkelanjutan untuk mewujudkannya
hasil knowledge sharing ke dalam bentuk konsep-konsep atau sistem yang tertulis yang nantinya
mudah dimengerti oleh orang lain yang membacanya ataupun bisa dimanfaatkan kembali jika
diperlukan atau juga dapat dipublikasikan kepada mereka yang berkepentingan.
c. Proses kombinasi dilakukan dengan melakukan penyusunan
sistem knowledge management berdasarkan pada topik, penerapan konsep dalam misi dan
operasionalisasi konsep dalam fungsi manajemen. Proses kombinasi merupakan perubahan
pengetahuan dari explicit knowledge menjadi explicit knowledge, yang dapat dilakukan dengan
cara melakukan pertukaran dokumen kerja yang dilakukan antar karyawan. Jadi pengetahuan
yang sudah terdokumentasikan melalui proses eksternalisasi di atas seperti hasil rapat, hasil
diklat atau training, kembali disharing atau dibagikan kepada rekan kerja lain untuk saling
bertukar informasi atau pengetahuan. Proses kombinasi ini tidak hanya dapat dilakukan dengan
bertukar dokumen kerja, tetapi juga bisa dilakukan dengan cara mengkombinasikan
berbagai explicit knowledge yang berbeda kemudian disusun ke dalam sistem knowledge
management. Menurut Setiarso (2009), proses kombinasi itu dapat dimediasi melalui intranet
atau forum diskusi, database organisasi dan internet untuk memperoleh sumber eksternal. Data
yang telah disimpan dalam sistem (data warehouse) seperti data analisis kondisi daerah,
keuangan, operasional serta yang bersifat strategis seperti pembuatan indikator-indikator kerja,
dianalisis untuk kemudian dimasukkan ke dalam sistem knowledge management. Selain itu,
fitur-fitur enterprise portal yang memiliki fungsi untuk pengkategorian dan pencarian informasi
(taksonomi) serta content management yang memiliki fungsi untuk mengelolah informasi
organisasi baik terstruktur (database) maupun tidak terstruktur (dokumen, laporan dan notulen)
dapat mendukung proses kombinasi tersebut.
d. Proses internalisasi merupakan perubahan dari explicit knowledge ke tacit knowledge yang
dapat dilakukan dengan cara memperoleh pengetahuan atau informasi melalui media intranet
(database organisasi), internet ataupun media massa (majalah, koran dan lainnya). Proses
internalisasi ini menjadi salah satu bagian dari knowledge creation yang cukup penting juga
karena melalui pencarian informasi yang beragam dengan berbagai media yang digunakan tidak
hanya bisa menambah pengetahuan yang dimiliki seorang karyawan tapi juga bisa untuk
di¬sharingkan kepada rekan kerjanya. Semua dokumen, data, informasi dan knowledge yang
sudah didokumentasikan baik berupa tercetak maupun elektronik yang bisa dibaca oleh orang
lain, bisa meningkatkan knowledge sumber daya manusia karena di dalamnya karyawan bisa
melakukan aktivitas belajar mengenai informasi yang didapatkannya tersebut. Menurut Setiarso
(2009), untuk dapat mendukung proses internalisasi, dibutuhkan suatu sistem atau alat bantu
pencarian dan pengambilan dokumen. Content Management, selain dapat mendukung proses
kombinasi, juga dapat memfasilitasi proses internalisasi ini. Karena pemicu dalam proses ini
adalah penerpan “learning by doing”. Setiarso juga menjelaskan jika pelajaran tertulis
atau explicit knowledge yang didapat melalui pendidikan dan pelatihan bisa menjadi sumber
pengetahuan atau knowledge para karyawan.
2. Kegiatan Berbagi Pengetahuan (Knowledge Sharing)
Kegiatan berbagi pengetahuan dapat dilakukan di antaranya dengan cara :
a. Penggunaan weblog baik pribadi maupun institusi. Blog ini berisi tulisan, artikel atau
pengalaman untuk melakukan sharing knowlodge. Namun, rendahnya interaksi melalui media
IT, blog atau chat relatif dirasakan kurang praktis oleh sebagian karyawan sehingga cenderung
memilih sharing danberinteraksi langsung menggunakan media telepon atau handphone.
b. Penggunaan media interaktif melalui sistem informasi yang ada di organisasi dan disesuaikan
sesuai dengan kebutuhan organisasi, seperti : tele-conference, email, intranet, mailing list, web
discussion-forum, web conference.
c. Dokumentasi hasil rapat, seminar, workshop atau training dalam bentuk prosiding dan lainnya
yang diselanjutnya disebarluaskan kepada unsur-unsur organisasi pemerintah.
3. Kegiatan Penerapan Pengetahuan (Knowledge Implementing)
Kegiatan penerapan knowledge management dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
Gambar 2 : Tahapan Penerapan Knowledge Management
Sumber : Amrit Tiwana (2002) (dimodifikasi)
Berdasarkan gambar di atas, penerapan Knowledge Management dapat dilakukan melalui empat
tahapan :
1. Tahap evaluasi infrastruktur, yang terdiri dari menganalisis infrastructure yang tersedia dan
menyesuaikan dengan strategi bisnis ;
2. Tahap merancang desain Knowledge Management System (KMS) yang terdiri dari mendesain
infrastruktur KMS, menilai pengetahuan-pengetahuan yang ada, mendesain tim KMS,
membuat cetak biru KM, dan mengembangkan KMS dan merancang pengembangannya ;
3. Tahap pengembangan yang terdiri dari penyebaran KM, penerapan metodologi KMS,
mengelola dan menyusun perubahan, budaya dan reward system ;
4. Tahap evaluasi, dengan mengevaluasi kinerja dan dampak KMS bagi organisasi serta
perbeaikan atau pengembangan KMS.
Menuju Birokrasi Berbasis Knowledge Management
Dari berbagai studi tentang birokrasi yang telah dilakukan selama ini dapat kita amati bahwa
perkembangan organisasi publik sangat terkait dengan dinamika birokrasinya. Perubahan
lingkungan seharusnya diikuti dengan perubahan dalam birokrasi organisasi. James Q Wilson
(1989) mendeskripsikan perilaku birokrat untuk mendudukkan masalah pembelajaran di
dalamnya secara cermat. Wilson menjelaskan bahwa birokrasi sangat resisten terhadap inovasi
dalam kondisi dimana anggotanya sedang menikmati dukungan keuangan dan otoritas. Birokrasi
pemerintahan lebih senang dengan stabilitas dan rutinitas. Karakteristik birokrasi sangat
berpengaruh dalam hubungannya dengan learning organization dan knowledge
management dalam organisasi tersebut.
Organisasi yang menangani permasalahan yang sangat kompleks memerlukan harmonisasi untuk
mencapai sinergi dalam mewujudkan visi dan misinya dalam mengikuti perkembangan kondisi
lingkungannya. Tuntutan masyarakat terhadap layanan organisasi publik yang semakin
meningkat, keterbatasan keuangan negara dan perubahan teknologi informasi sangat memerlukan
respon pemerintah dalam pemenuhannya. Salah satu langkah yang perlu diambil adalah
melakukan Reformasi Birokrasi. Reformasi Birokrasi pada hakikatnya merupakan upaya untuk
melakukan perubahan mendasar terhadap sistem penyelenggaraan pemerintahan, terutama
menyangkut aspek kelembagaan (organisasi), ketatalaksanaan (proses bisnis), dan sumber daya
manusia (SDM). Pelaksanaan birokrasi berbasis pengetahuan menjadi kebutuhan yang mendasar
dalam upaya reformasi birokrasi. Hal ini terkait dengan urgennya kebutuhan inovasi-inovasi
dalam birokrasi yang sudah tentu sangat tergantung dengan tingkatan pengetahuan dari pelaku
birokrasi dan knowledge management suatu organisasi.
Upaya-upaya yang dapat dilakukan dalam membangun birokrasi yang berbasis pengetahuan
antara lain adalah :
1. Membangun Sistem Knowledge Management
Dalam rangka mendukung penerapan penyebaran dan pengaksesan pengetahuan lebih efektif dan
efisien dalam konteks knowledge management, salah satu jalan yang dapat dilakukan oleh
organisasi termasuk pemerintah adalah dengan membangun sebuah ssitem berbasis Teknologi
Informasi atau komputer. Namun, satu hal yang perlu digaris bawahi adalah bahwa sebagian
orang menganggap knowledge management identik dengan Teknologi Informasi. Anggapan ini
adalah kesalahan besar. Memang benar bahwa teknologi informasi dapat
mendukung Knowledge Management System(KMS), akan tetapi tanpa teknologi informasi pun
proses KMS bisa dijalankan oleh organisasi. Begitu pula sebaliknya, adanya teknologi informasi
dalam suatu organisasi belum tentu proses KMS sudah dijalankan di organisasi
tersebut. Sehubungan dengan hal ini, kehadiran software aplikasi KMS yang ada seperti Open
Source CMS atau Microsoft Sharepoint Portal adalah hanya untuk mendukung proses.
Prinsip utama yang mendasari pengembangan KMS di organisasi adalah di antaranya :
1. Format pengetahuan digital lebih mudah disimpan dalam jaringan intranet dan proses
pemeliharaannya lebih efisien sehingga mudah disebarkan.
2. Setiap pegawai memiliki tanggungjawab, kewajiban dan hak akses yang sama terhadap
pengetahuan yang sesuai dengan kepentingannya.
3. KMS berbasis antarmuka dinamis yang memungkinkan untuk mendorong terbentuknya
budaya saling berbagi pengetahuan. Begitupula dengan kemudahan akses pengetahuan di
berbagai lapisan struktural sebagai pendukung yang memudahkan proses pembentukan
budaya sharing knowledge dilakukan.
4. Berkerja secara kelompok (teamwork) mendorong setiap orang untuk bekerja bersama sama
secara lebih baik dengan orang lain untuk menyelesaikan tugas yang sedang dikerjakan.
5. Menghilangkan atau memperkecil sekat birokrasi. Hal ini agar pimpinan dan para pegawai
struktural di bawahnya dapat bekerja bersama sama secara sinergis. Memungkinkan pula
melalui sistem ini, pimpinan memberi contoh atau model berbagi pengetahuan atau informasi
kepada semua lapisan struktural.
Di antara bentuk arsitektur KMS yang dapat diterapkan oleh organisasi adalah sebagaimana
tampak dalam gambar di bawah ini ;
Gambar 3. Arsitektur KMS Organisasi
Aristektur KMS organisasi terdiri dari beberapa layer seperti pada gambar 3. Layer pertama
adalah pengguna (user) yang dalam hal ini adalah knowledge worker yaitu pegawai
dan stakeholder. Layer kedua adalah user interface berupa browser internet ataupun aplikasi
lainnya. Layer ketiga adalah communication/transport layer yang dalam hal ini
berupa groupware dan intranet. Layer terakhir adalah kumpulan database-database pengetahuan
KMS. Kumpulan Database pengetahuan sangat penting dalam suatu KMS untuk menyimpan
sumber pengetahuan yang berupa database dokumen, database diskusi, sistem file yang
menyimpan file fisik, atau digital. Teknik penyimpanan pengetahuan menggunakan sistem index
di mana proses indexing dilakukan di server, (Bambang,2005). Index – index tersebut bertujuan
untuk memudahkan dan mempercepat proses pencarian informasi/pengetahuan.
2. Menumbuhkan Budaya Knowledge Sharing
KMS merupakan strategi untuk meningkatkan efektifitas dan peluang atau kesempatan
pengembangan komptensi (Ningky,2001). Beberapa hal yang perlu dilakukan untuk
menumbuhkan budaya berbagi pengetahuan di antaranya :
1. Menciptakan know-how di mana setiap pegawai berkesempatan dan bebas menentukan cara
baru untuk menyelesaikan tugas dan berinovasi serta peluang untuk mensinergikan
pengetahuan eksternal ke dalam institusi.
2. Menangkap dan mengidentifikasi pengetahuan yang dianggap bernilai dan direpresentasikan
dengan cara yang logis.
3. Penempatan pengetahuan yang baru dalam format yang mudah diakses oleh seluruh pegawai
dan pejabat.
4. Pengelolaan pengetahuan untuk menjamin kekinian informasi agar dapat direview untuk
relevansi dan akurasinya.
5. Format pengetahuan yang disediakan di portal adalah format yang user friendly agar semua
pegawai dapat mengakses dan mengembangkan setiap saat.
Knowledge sharing di kalangan karyawan menjadi amat penting dalam meningkatkan
kemampuan manusia untuk berpikir secara logika yang akan menghasilkan suatu bentuk
inovasi. Menurut Carl Davidson dan Philip Voss (2003), mengatakan bahwa mengelola
knowledge sebenarnya merupakan bagaimana organisasi mengelola staf, sebenarnya menurut
mereka bahwa knowledge managementadalah bagaimana orang-orang dari berbagai tempat yang
berbeda mulai saling bicara, yang sekarang populer dengan label learning organization.
Metode dan teknik knowledge sharing
Untuk implementasi knowledge sharing tentunya diperlukan metode dan teknik yang baik.
Menurut Mark Faul (2006), beberapa teknik yang dapat dilakukan antara lain:
1. Asistensi kelompok, yaitu mempelajari dari pengalaman kolektif kelompok terkait bagaimana
pendekatan-pendekatan orang lain terhadap penyelesaian suatu permasalahan, membangun
ide-ide dan solusi untuk permasalahan yang ada, pencerahan-pencerahan yang didapatkan,
dan membangun ikatan yang kuat antara anggota kelompok.
2. Review setelah tindakan (after action review), yaitu mempelajari tindakan yang lebih baik
yang dapat dilakukan di masa datang, mengembangkan teknik-teknik dan proses di masa yang
akan datang, membangun kepercayaan, dukungan diantara anggota kelompok, membagikan
umpan balik dan tanggapan-tanggapan.
3. Retrospect, yaitu belajar dari proyek, pengalaman dan kegiatan, yaitu mempelajari bagaimana
melakukan aktivitas yang sama dengan lebih baik dengan mempelajari dan mereview
prosesnya, mendokumentasikan dengan baik setiap proses yang ada.
4. Online dengan komunitas, yaitu berhubungan dengan komunitas-komunitas yang bercirikan
atau minat yang sama secara pengetahuan, para ahli yang juga memiliki minat yang sama,
membagi ide, pertanyaan dan isu kepada komunitas-komunitas yang terkait, berinteraksi
dengan orang-orang secara cepat dan efisien dengan komunitas-komunitas di dunia maya
(virtual).
Sedangkan metode-metode yang dapat dikembangkan dan diterapkan antara lain dengan :
1. Peer assist
2. After action review
3. Storytelling
4. Mentoring
5. Coaching
Forum-forum yang dapat digunakan antara lain :
1. Komunitas (jaringan) praktisi
2. Forum dan Meeting
3. Workshop, training dan seminar
4. Pekan Raya Pengetahuan
Dalam Knowledge Management System, pemimpin sebagai bagian dari sistem harus bisa
menjamin aliran informasi dan pengetahuan dalam struktur organisasi yang
dipimpinnnya. Upaya membangun infrastruktur pengetahuan yang dikelola secara profesional
dan sistematis akan sangat mendukung penyediaan informasi penting terkait manajemen sumber
daya manusia dalam organisasi publik. Informasi ini dibutuhkan dalam berbagai kepentingan
organisasi antara lain untuk kepentingan pemetaan kebutuhan pendidikan dan pelatihan pegawai,
pengembangan karir pegawai, sistem penempatan dan mutasi kepegawaian, sistem remunerasi
dan sistem informasi organisasi tersebut. Dengan memadainya informasi mengenai pengetahuan
pegawai akan sangat menentukan pola manajemen sumberdaya manusia (pegawai) yang akan
dikembangkan. Manfaat lain yang dapat diharapkan adalah efisiensi penggunaan dana organisasi
public yang terkait dengan dana kompensasi terhadap SDM.
Kesimpulannya :
Dengan adanya knowledge management dalam organisasi publik, diharapkan dapat tercapai
peningkatan efisiensi organisasi, mengurangi pengulangan tindakan, memudahkan proses
pengambilan keputusan, dan yang tak kalah penting adalah terbangunnya budaya belajar dalam
anggota organisasi yang pada akhirnya diharapkan mampu mencapai kesadaran mandiri secara
pengetahuan akan tugasnya sebagai pelayan publik. Upaya ini diharapkan dapat menciptakan
iklim kerja yang kondusif dalam mewujudkan terselenggaranya pemerintahan yang baik, yang
proaktif, kreatif dan inovatif.
Daftar Pustaka :
Tenry Nur Amriani, 2014. https://bppk.kemenkeu.go.id/id/berita-makassar/19407-knowledge-
management-km-dalam-organisasi-publik (31 Maret 2019, Jam 16.54)
PENERAPAN KNOWLEDGE MANAGEMENT PADA PT PERTAMINA
Profil PT Pertamina
PT Pertamina adalah perusahaan minyak dan gas bumi yang dimiliki Pemerintah Indonesia
(National Oil Company), yang berdiri sejak tanggal 10 Desember 1957 dengan nama PT
Permina. Pada tahun 1961 perusahaan ini berganti nama menjadi PN Permina dan setelah merger
dengan PN Pertamin di tahun 1968 namanya berubah menjadi PN Pertamina. Dengan
bergulirnya Undang Undang No. 8 Tahun 1971 sebutan perusahaan menjadi Pertamina. Sebutan
ini tetap dipakai setelah Pertamina berubah status hukumnya menjadi PT Pertamina (Persero)
pada tanggal 17 September 2003 berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22
tahun 2001 pada tanggal 23 November 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi.
PT Pertamina (Persero) didirikan berdasarkan akta Notaris Lenny Janis Ishak, SH No. 20 tanggal
17 September 2003, dan disahkan oleh Menteri Hukum & HAM melalui Surat Keputusan No. C-
24025 HT.01.01 pada tanggal 09 Oktober 2003. Pendirian Perusahaan ini dilakukan menurut
ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam Undang-Undang No. 1 tahun 1995 tentang Perseroan
Terbatas, Peraturan Pemerintah No. 12 tahun 1998 tentang Perusahaan Perseroan (Persero), dan
Peraturan Pemerintah No. 45 tahun 2001 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah No. 12
tahun 1998 dan peralihannya berdasarkan PP No.31 Tahun 2003 "Tentang Pengalihan Bentuk
Perusahaan Pertambangan Minyak dan Gas Bumi Negara (Pertamina) Menjadi Perusahaan
Perseroan (Persero)".
Sesuai dengan ketentuan dalam Undang-Undang MIGAS baru, Pertamina tidak lagi menjadi
satu-satunya perusahaan yang memonopoli industri MIGAS dimana kegiatan usaha minyak dan
gas bumi diserahkan kepada mekanisme pasar.
Dengan pengalaman lebih dari 55 tahun, Pertamina semakin percaya diri untuk berkomitmen
menjalankan kegiatan bisnisnya secara profesional dan penguasaan teknis yang tinggi mulai dari
kegiatan hulu sampai hilir. Berorientasi pada kepentingan pelanggan juga merupakan suatu hal
yang menjadi komitmen Pertamina,agar dapat berperan dalam memberikan nilai tambah bagi
kemajuan dan kesejahteraan bangsa Indonesia.
Upaya perbaikan dan inovasi sesuai tuntutan kondisi global merupakan salah satu komitmen
Pertamina dalam setiap kiprahnya menjalankan peran strategis dalam perekonomian nasional.
Semangat terbarukan yang dicanangkan saat ini merupakan salah satu bukti komitmen Pertamina
dalam menciptakan alternatif baru dalam penyediaan sumber energi yang lebih efisien dan
berkelanjutan serta berwawasan lingkungan. Dengan inisatif dalam memanfaatkan sumber daya
dan potensi yang dimiliki untuk mendapatkan sumber energi baru dan terbarukan di samping
bisnis utama yang saat ini dijalankannya, Pertamina bergerak maju dengan mantap untuk
mewujudkan visi perusahaan, Menjadi Perusahaan Energi Nasional Kelas Dunia.
Mendukung visi tersebut, Pertamina menetapkan strategi jangka panjang perusahaan, yaitu
“Aggressive in Upstream, Profitable in Downstream”, dimana Perusahaan berupaya untuk
melakukan ekspansi bisnis hulu dan menjadikan bisnis sektor hilir migas menjadi lebih efisien
dan menguntungkan.
Pertamina menggunakan landasan yang kokoh dalam melaksanakan kiprahnya untuk
mewujudkan visi dan misi perusahaan dengan menerapkan Tata Kelola Perusahaan yang sesuai
dengan standar global best practice, serta dengan mengusung tata nilai korporat yang telah
dimiliki dan dipahami oleh seluruh unsur perusahaan, yaitu Clean, Competitive, Confident,
Customer-focused, Commercial dan Capable. Seiring dengan itu Pertamina juga senantiasa
menjalankan program sosial dan lingkungannya secara terprogram dan terstruktur, sebagai
perwujudan dari kepedulian serta tanggung jawab perusahaan terhadap seluruh stakeholder-nya.
Sejak didirikan pada 10 Desember 1957, Pertamina menyelenggarakan usaha minyak dan gas
bumi di sektor hulu hingga hilir. Bisnis sektor hulu Pertamina yang dilaksanakan di beberapa
wilayah di Indonesia dan luar negeri meliputi kegiatan di bidang-bidang eksplorasi, produksi,
serta transmisi minyak dan gas. Untuk mendukung kegiatan eksplorasi dan produksi tersebut,
Pertamina juga menekuni bisnis jasa teknologi dan pengeboran, serta aktivitas lainnya yang
terdiri atas pengembangan energi panas bumi dan Coal Bed Methane (CBM). Dalam
pengusahaan migas baik di dalam dan luar negeri, Pertamina beroperasi baik secara independen
maupun melalui beberapa pola kerja sama dengan mitra kerja yaitu Kerja Sama Operasi (KSO),
Joint Operation Body (JOB), Technical Assistance Contract (TAC), Indonesia Participating/
Pertamina Participating Interest (IP/PPI), dan Badan Operasi Bersama (BOB).
Aktivitas eksplorasi dan produksi panas bumi oleh Pertamina sepenuhnya dilakukan di dalam
negeri dan ditujukan untuk mendukung program pemerintah menyediakan 10.000 Mega Watt
(MW) listrik tahap kedua. Di samping itu Pertamina mengembangkan CBM atau juga dikenal
dengan gas metana batubara (GMB) dalam rangka mendukung program diversifikasi sumber
energi serta peningkatan pasokan gas nasional pemerintah. Potensi cadangan gas metana
Indonesia yang besar dikelola secara serius yang dimana saat ini Pertamina telah memiliki 6
Production Sharing Contract (PSC)-CBM.
Sektor hilir Pertamina meliputi kegiatan pengolahan minyak mentah, pemasaran dan niaga
produk hasil minyak, gas dan petrokimia, dan bisnis perkapalan terkait untuk pendistribusian
produk Perusahaan. Kegiatan pengolahan terdiri dari: RU II (Dumai), RU III (Plaju), RU IV
(Cilacap), RU V (Balikpapan), RU VI (Balongan) dan RU VII (Sorong). Selanjutnya, Pertamina
juga mengoperasikan Unit Kilang LNG Arun (Aceh) dan Unit Kilang LNG Bontang
(Kalimantan Timur). Sedangkan produk yang dihasilkan meliputi bahan bakar minyak (BBM)
seperti premium, minyak tanah, minyak solar, minyak diesel, minyak bakar dan Non BBM
seperti pelumas, aspal, Liquefied Petroleum Gas (LPG), Musicool, serta Liquefied Natural Gas
(LNG), Paraxylene, Propylene, Polytam, PTA dan produk lainnya.
Visi dan Misi
Visi : Menjadi Perusahaan Energi Nasional Kelas Dunia. Misi: Menjalankan usaha minyak, gas,
serta energi baru dan terbarukan secara terintegrasi, berdasarkan prinsip-prinsip komersial yang
kuat.
Untuk mewujudkan Visi Perseroan sebagai perusahaan kelas dunia, maka Perseroan sebagai
perusahan milik Negara turut melaksanakan dan menunjang kebijakan dan program Pemerintah
di bidang ekonomi dan pembangunan nasional pada umumnya, terutama di bidang
penyelenggaraan usaha energi, yaitu energi baru dan terbarukan, minyak dan gas bumi baik di
dalam maupun di luar negeri serta kegiatan lain yang terkait atau menunjang kegiatan usaha di
bidang energi, yaitu energi baru dan terbarukan, minyak dan gas bumi tersebut serta
pengembangan optimalisasi sumber daya yang dimiliki Perseroan untuk menghasilkan barang
dan/atau jasa yang bermutu tinggi dan berdaya saing kuat serta mengejar keuntungan guna
meningkatkan nilai Perseroan dengan menerapkan prinsip-prinsip Perseroan Terbatas.
Misi : Perseroan menjalankan usaha inti minyak, gas, bahan bakar nabati serta kegiatan
pengembangan, eksplorasi, produksi dan niaga energi baru dan terbarukan (new and renewable
energy) secara terintegrasi.
Tata Nilai Perusahaan
Pertamina menetapkan enam tata nilai perusahaan yang dapat menjadi pedoman bagi seluruh
karyawan dalam menjalankan perusahaan. Keenam tata nilai perusahaan Pertamina adalah
sebagai berikut:
1.CLEAN (BERSIH)
Dikelola secara profesional, menghindari benturan kepentingan, tidak menoleransi suap,
menjunjung tinggi kepercayaan dan integritas. Berpedoman pada asas-asas tata kelola korporasi
yang baik.
2.COMPETITIVE (KOMPETITIF)
Mampu berkompetisi dalam skala regional maupun internasional, mendorong pertumbuhan
melalui investasi, membangun budaya sadar biaya dan menghargai kinerja.
3.CONFIDENT (PERCAYA DIRI)
Berperan dalam pembangunan ekonomi nasional, menjadi pelopor dalam reformasi BUMN, dan
membangun kebanggaan bangsa.
4.CUSTOMER FOCUS (FOKUS PADA PELANGGAN)
Berorientasi pada kepentingan pelanggan dan berkomitmen untuk memberikan pelayanan yang
terbaik kepada pelanggan.
5.COMMERCIAL (KOMERSIAL)
Menciptakan nilai tambah dengan orientasi komersial, mengambil keputusan berdasarkan
prinsip-prinsip bisnis yang sehat.
6.CAPABLE (BERKEMAMPUAN)
Dikelola oleh pemimpin dan pekerja yang profesional dan memiliki talenta dan penguasaan
teknis tinggi, berkomitmen dalam membangun kemampuan riset dan pengembangan.
Prestasi PT Pertamina
PT Pertamina telah berhasil meraih penghargaan yaitu :
1.IPRAS Award 2014
PT Pertamina terpilih sebagai perusahaan yang memiliki program Public Relation (PR) terbaik
dalam ajang The 3rd Indonesia Public Relatin Award & Summit (IPRAS)
2.InfoBank Award 2014
PT Pertamina meraih InfoBank Award 2014 yang diselenggarakan oleh Majalah InfoBank
3.BUMN Web Awards 2014
PT Pertamina meraih penghargaan Web BUMN Terbaik dalam ajang yang bertajuk BUMN Web
Awards 2014
4.PR Week Awards Asia 2014
PT Pertamina menjadi satu-satunya BUMN yang dinobatkan sebagai perusahaan non konsultan
Public Relation (PR) yang meraih penghargaan di ajang PR Week Awards Asia 2014
5.Asia 2014
6.Pertamina Energy Services Pte Ltd (PETRAL) berhasil meraih penghargaan sebagai Best
Companies to Work For in Asia 2014
7.MAKE Award
PT Pertamina meraih nilai tertinggi dari semua dimensi penilaian yang membuat Pertamina
kembali unggul dan menyisihkan 15 finalis dari perusahaan dan organisasi papan atas di
Indonesia
8.Service Quality Award 2014
PT Pertamina meraih penghargaan Service Quality Award 2014
9.BUMN Internal Media Award (BIMA) 2014
Energia Weekly dan Energia Montly, dua produk dari Media Relations & Corporate
Communications berhasil meraih 8 penghargaan dalam ajang BUMN Internal Media Award
(BIMA) 2014
10.Gelar Karya Pemberdayaan Masyarakat (GKPM) Awards 2014
Program CSR Pertamina berhasil meraih 9 penghargaan dalam malam Anugerah GKPM Awards
2014
11.InfoBank Insurance Award 2014
PT Tugu Pratama Indonesia (TPI) kembali meraih prestasi sebagai Perusahaan Asuransi Umum
Nasional yang meraih Asuransi dengan predikat sangat bagus atas kinerja keuangan
12.BUMN Marketing Award
PT Pertamina Lubricants mendapat dua penghargaan BUMN Award, masing-masing untuk
kategori Strategic Marketing (Silver Winner) dan Tactical Marketing (Silver Winner) pada
BUMN Marketing Award
13.Asian Excellent Recognitions Awards 2013
PT Pertamina meraih tiga penghargaan dalam Asian Excellent Recognitions Awards 2013 untuk
kategori Best CEO, CFO, dan Investor Relation Company
14.Indonesia MDG Award (IMA) 2013
PT Pertamina meraih pengharagaan atas konsistensi dalam mendukung percepatan dan perluasan
pencapaian tujuan pembangunan milenium (MDG) dalam Program Tanggung Jawab
15.Best Deal 2011
Global Bond PT Pertamina mendapat apresiasi dari Komunitas Keuangan Internasional
16.Emerging Markets Award 2012
17.Indonesia Good Corporate Governance (GCG) Award 2011
PT Pertamina berhasil meraih The Most Trusted Companies pada ajang Indonesia Good
Corporate Governance (GCG) Award 2011
18.Indonesia Sustainable Business Awards 2012
PT Pertamina meraih penghargaan dalam kategori Industry Champions Energy
19.Top Brand Award 2012
Pertamina Lubricant meraih penghargaan atas produk Prima XP pada Top Brand Award 2012
20.Annual Pertamina Subsidiary Award (APSA) 2013
PT Pertamina meraih penghargaan sebagai The Best Implementation of Community,
Involvement, & Development 2012
21.PROPER EMAS
PT Pertamina berhasil tiga kali berturut-turut mempertahankan peringkat emas dalam Program
Penilaian Kinerja Perusahaan (PROPER) periode 2011, 2012, 2013 dari Kemeterian Lingkungan
Hidup RI
22.International Convention on QC Circles (ICQCC) 2013
23.Gas Process Engineering (GPE) Awards 2012
24.International Exposition on Team Excellence (IETEX) 2012
Penerapan Knowledge Management pada PT Pertamina
Berdasarkan Indonesia Most Admired Knowledge Enterprise (MAKE)Study, Pertamina memiliki
keunggulan dalam mengembangkan budaya perusahaan berbasis pengetahuan, inovasi atau
menghasilkan produk/jasa/solusi berbasis pengetahuan, memaksimalkan modal intelektual
perusahaan, dan knowledge sharing atau menciptakan lingkungan untuk berbagi pengetahuan
secara kolaboratif.
Budaya berbasis pengetahuan pada Pertamina berdasarkan visi-misi perusahaan, yaitu ‘Menjadi
Perusahaan Energi Nasional Kelas Dunia’. Untuk mengembangkan energi selain minyak dan gas
Pertamina harus memiliki pengetahuan terlebih dahulu mengenai energi lain seperti energi panas
bumi, Coal Bed Methane (CBM), sehingga Knowledge Management memainkan peran
penting. Knowledge Management pertama kali diterapkan Pertamina pada tahun 2008 yang
dikelola oleh Tim Knowledge Management Pertamina (KOMET). Dengan bertumpu pada empat
komponen yang berperan dalam strategi perubahan, yaitu pedoman, infrastruktur, people dan
kepemimpinan.
Pertamina menciptakan sistem pengelolaan program inovasi melalui kegiatan Continuous
Improvement Program (CIP) dengan menerapkan prinsip (DELTA) Delapan Langkah Tujuh
Alat dan PDCA (Plan-Do-Check-Action). Pengelolaan CIP dilakukan oleh person in charge
(PIC) dengan kegiatannya yang terdiri dari pelatihan CIP, rencana pelaksanaan Forum
Presentasi, hingga pelaksanaan audit CIP. Pada setiap tahunnya Pertamina mengadakan Forum
Inovasi sebagai puncak pelaksaan forum prestasi CIP di seluruh UNIT/Region/Anak Perusahaan.
Pertamina mendefinisikan modal intelektual dalam tiga kategori, yaitu pertama, Human
Capital dengan melakukan evaluasi dan monitoring memalui Talent pool serta diskusi
melalui Community of Practice (CoP). Kedua, Enterprise Capital melalui Sistem Tata Kerja
(STK), sistem manajemen, HAKI dan pengelolaan asset pengetahuan.Terakhir, Customer
Capital, setiap tahunnya Pertamina menyelenggarakan customer loyalty dan customer
satisfaction survey.Dengan adanya modal intelektual Pertamina mampu meningkatkan bisnisnya
pada energi panas bumi, mengakuisisi beberapa blok di dalam negeri, dan bermain di Coal Bed
Methane(CBM).
Selain itu Pertamina memfasilitasi sharing knowledge melalui aktivitas yang diselenggarakan
oleh KOMET yang terbagi menjadi aktivitas online dan offline. Untuk kegiatan offline dapat
berupa forum atau media. Sedangkan untuk online dengan sistem informasi terintegrasi yang
bernama Portal KOMET.
Dampak Positif Penerapan Knowledge Management di Pertamina
Perkembangan bisnis yang semakin dinamis menjadikan perusahaan harus mampu bersaing
dengan perusahaan lain. PT Pertamina merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara yang
melakukan pengelolaan dan penjualan terhadap minyak dan gas. Saat ini Pertamina bukanlah
satu-satunya perusahaan yang melakukan pengelolaan terhadap minyak dan gas, persaingan kini
kian bertambah dan semakit ketat. Selain itu, transformasi visi Pertamina untuk “menjadi
perusahaan energi kelas dunia” ini telah mendorong Pertamina untuk melakukan perubahan dan
perbaikan di berbagai bidang. Hal tersebut menuntut Pertamina untuk terus mengembangkan
inovasi-inovasi untuk mewujudkan visi tersebut, sehingga Pertamina menyadari perlunya
mempersiapkan strategi yaitu salah satunya dengan strategi implementasi knowledge
management untuk mengatasi kesenjangan antara strategi dan pengetahuan.
Pencapaian yang terus meningkat menunjukkan implementasi knowledge management di
Pertamina ini sangat baik. Penerapan knowledge management ini akan
membentuk habitkaryawan yang awalnya enggan dan sulit untuk berbagi pengetahuan kini
menjadi karyawan yang mau belajar dan berbagi pengetahuan (Knowledge Sharing) secara
berkelanjutan.Implementasi knowledge management Pertamina akan mengasah kreativitas
karyawan Pertamina untuk menghasilkan inovasi-inovasi, karyawan juga semakin kompeten,
serta perusahaan yang semakin berkembang dengan cepat. Dengan karyawan yang telah
memiliki habit mengakses dan berbagi pengetahuan secara berkelanjutan ini akan membentuk
organisasi pembelajar yang akan mendorong organisasi dalam hal ini PT Pertamina mencapai
tujuan dan sasaran organisasinya. Selain itu, citra PT Pertamina di dunia bisnis dan di
masyarakat juga akan baik seiring dengan prestasi-prestasi yang diraih oleh PT Pertamina,
dimana prestasi PT Pertamina hanya dapat diraih apabila SDM nya berkualitas dan kompeten,
salah satu cara untuk memperoleh SDM yang berkualitas dan kompeten adalah dibentuk dengan
penerapan manajemen pengetahuan pada perusahaan.
Hambatan dan Strategi Penerapan Knowledge Management pada PT Pertamina
Penerapan suksesnya knowledge management dalam sebuah organisasi tentu akan menghadapi
banyak tantangan ataupun hambatan. Baik organisasi kecil, bahkan organisasi besar seperti
Pertamina. Sering kali kendala yang dijumpai berada pada karyawan maupun pelaku di dalam
organisasi. Di dalam perusahaan Pertamina hambatan yang sering kali terjadi adalah adanya
kebiasaan karyawan yang tidak biasa berbagi pengetahuan. Sehingga tacit knowledge atau
pengalaman yang mereka miliki tidak dapat diwariskan. Sementara pengalaman yang mereka
miliki adalah pengalaman yang sangat membantu berjalannya sistem yang efesien di dalam
perusahaan. Contohnya adalah pengetahuan untuk mengetahui adanya kerusakan atau
penyusutan selang minyak atau pipa gas hanya dengan memukulnya. Sementara hal ini sangat
berguna diketahui karyawan demi meminimalisir risiko kerugian operasional.
Sharing pengetahuan di Pertaminan juga dilakukan dengan online, dimana sharing ini dikelola
oleh KOMET. Dengan adanya sharing pengeatahuan secara online, mengahasilkan berbagi
pengaetahuan secara merata dan menjangkau semua pihak di Pertamina. Namun, kendala yang
dihadapi adalah, para pelaku organisasi seringkali hanya mengambil pengetahuan yang disebar
tanpa memberikan umpan balik kepada perusahaan. Sehingga pertumbuhan pengetahuan di
dalam perusahaan tidak signifikan dengan jumlah pengambilan yang dilakukan.
Perlu strategi yang efektif untuk menyelesaikan kedua masalah ini dari pihak perusahaan.
Strategi tersebut adalah perlu adanya sistem informasi yang terjaga kinerjanya. Salah satunya
adalah dengan menggunakan identitas setiap pengguna. Sehingga dapat mendeteksi para pelaku
pengguna sharing pengetahuan yang bersifat onlinedengan portal KOMET. Pelaku yang
memberikan pengetahuan secara berkelanjutan dan ter-update dapat diberi penghargaan.
Sehingga hal ini akan mendorong para pelaku untuk terus memberikan atau membagikan
pengetahuan yang mereka miliki. Hal ini juga akan menbuat pelaku organisasi untuk
berpartisipasi dalam pertukaran informasi.
Penerapan manajemen pengetahuan pada PT Pertamina dikenal dengan Knowledge Management
Pertamina atau KOMET.Dalam menerapkan knowledge management PT Pertamina bertumpu
pada empat komponen yang berperan dalam strategi perubahan, yaitu pedoman,
infrastruktur, people dan kepemimpinan. Pertamina memiliki keunggulan dalam
mengembangkan budaya perusahaan berbasis pengetahuan, inovasi atau menghasilkan
produk/jasa/solusi berbasis pengetahuan, memaksimalkan modal intelektual perusahaan,
dan knowledge sharing atau menciptakan lingkungan untuk berbagi pengetahuan secara
kolaboratif. Penerapan knowledge management ini akan membentuk habit karyawan yang
awalnya enggan dan sulit untuk berbagi pengetahuan kini menjadi karyawan yang mau belajar
dan berbagi pengetahuan (Knowledge Sharing)secara berkelanjutan.Implementasi knowledge
management Pertamina akan mengasah kreativitas karyawan Pertamina untuk menghasilkan
inovasi-inovasi, karyawan juga semakin kompeten, serta perusahaan yang semakin berkembang
dengan cepat
Penerapan manajemen pengetahuan pada PT Pertamina juga memiliki beberapa hambatan dalam
pelaksanaannya, dan ini justru membuat PT Pertamina semakin gencar dalam memperbaiki
manajemen pengetahuan yang telah diterapkan sehingga manajemen pengetahuan mampu
mendorong dalam mensukseskan tujuan utama PT Pertamina.
DAFTAR PUSTAKA
Dwinapriyanti, Rienri, Royesti, Shindie,Nazlifah, Grace, 2014.
https://www.kompasiana.com/nazlifahsiti/54f91baea33311ac048b45e4/penerapan-knowledge-
management-pada-pt-pertamina-persero?page=all (29 Maret 2019, Jam 17.25)

More Related Content

What's hot

Masalah dan Tantangan MSDM
Masalah dan Tantangan MSDMMasalah dan Tantangan MSDM
Masalah dan Tantangan MSDMReza Aprianti
 
Makalah komunikasi dalam organisasi (
Makalah komunikasi dalam organisasi (Makalah komunikasi dalam organisasi (
Makalah komunikasi dalam organisasi (Ikvheynha Awlya
 
Perilaku Organisasi - Struktur Organisasi
Perilaku Organisasi - Struktur OrganisasiPerilaku Organisasi - Struktur Organisasi
Perilaku Organisasi - Struktur OrganisasiHafidh Rafsanjany
 
Bab 10-kekuasaan-dan-politik
Bab 10-kekuasaan-dan-politikBab 10-kekuasaan-dan-politik
Bab 10-kekuasaan-dan-politikSyahral Ahmad
 
Lingkungan dan budaya organisasi
Lingkungan dan budaya organisasiLingkungan dan budaya organisasi
Lingkungan dan budaya organisasiYayuk Nugroho
 
10 judul penelitian komunikasi beserta konsep penelitian
10 judul penelitian komunikasi beserta konsep penelitian10 judul penelitian komunikasi beserta konsep penelitian
10 judul penelitian komunikasi beserta konsep penelitianpycnat
 
Jawaban pertanyaan manajemen sistem dan teknologi informasi
Jawaban pertanyaan  manajemen sistem dan teknologi informasiJawaban pertanyaan  manajemen sistem dan teknologi informasi
Jawaban pertanyaan manajemen sistem dan teknologi informasiRusmaladewi01
 
5 teori-organisasi-lengkap
5 teori-organisasi-lengkap5 teori-organisasi-lengkap
5 teori-organisasi-lengkapDaryanto Suteji
 
Persepsi dan pengambilan keputusan individu
Persepsi dan pengambilan keputusan individuPersepsi dan pengambilan keputusan individu
Persepsi dan pengambilan keputusan individuYesica Adicondro
 
Latihan soal konsep sistem informasi pertemuan minggu ke 2
Latihan soal konsep sistem informasi pertemuan minggu ke 2Latihan soal konsep sistem informasi pertemuan minggu ke 2
Latihan soal konsep sistem informasi pertemuan minggu ke 2Khoirul Faiz
 
Pengertian perubahan dan pengembangan organisasi
Pengertian perubahan dan pengembangan organisasiPengertian perubahan dan pengembangan organisasi
Pengertian perubahan dan pengembangan organisasiandreprathamm
 
Efektivitas organisasi
Efektivitas organisasiEfektivitas organisasi
Efektivitas organisasiIchwan Muis
 
Erp pertamina
Erp pertaminaErp pertamina
Erp pertaminaSatyaoi
 
Perubahan dan pengembangan organisasi
Perubahan dan pengembangan organisasiPerubahan dan pengembangan organisasi
Perubahan dan pengembangan organisasiFrans Dione
 
Dimensi Struktur Organisasi
Dimensi Struktur OrganisasiDimensi Struktur Organisasi
Dimensi Struktur OrganisasiSiti Sahati
 
komunikasi #perilaku organisasional #stephen robbins
komunikasi #perilaku organisasional #stephen robbinskomunikasi #perilaku organisasional #stephen robbins
komunikasi #perilaku organisasional #stephen robbinsDian chandra
 
Evolusi Teori Organisasi dan Administrasi
Evolusi Teori Organisasi dan AdministrasiEvolusi Teori Organisasi dan Administrasi
Evolusi Teori Organisasi dan AdministrasiNurmansyah Arif W
 
Bedah Soal Kewarganegaraan
Bedah Soal KewarganegaraanBedah Soal Kewarganegaraan
Bedah Soal KewarganegaraanRico Afrinando
 
Pemecahan Masalah & Pengambilan Keputusan
Pemecahan Masalah & Pengambilan KeputusanPemecahan Masalah & Pengambilan Keputusan
Pemecahan Masalah & Pengambilan KeputusanTri Widodo W. UTOMO
 

What's hot (20)

Masalah dan Tantangan MSDM
Masalah dan Tantangan MSDMMasalah dan Tantangan MSDM
Masalah dan Tantangan MSDM
 
Makalah komunikasi dalam organisasi (
Makalah komunikasi dalam organisasi (Makalah komunikasi dalam organisasi (
Makalah komunikasi dalam organisasi (
 
Perilaku Organisasi - Struktur Organisasi
Perilaku Organisasi - Struktur OrganisasiPerilaku Organisasi - Struktur Organisasi
Perilaku Organisasi - Struktur Organisasi
 
Bab 10-kekuasaan-dan-politik
Bab 10-kekuasaan-dan-politikBab 10-kekuasaan-dan-politik
Bab 10-kekuasaan-dan-politik
 
Lingkungan dan budaya organisasi
Lingkungan dan budaya organisasiLingkungan dan budaya organisasi
Lingkungan dan budaya organisasi
 
Struktur Organisasi
Struktur OrganisasiStruktur Organisasi
Struktur Organisasi
 
10 judul penelitian komunikasi beserta konsep penelitian
10 judul penelitian komunikasi beserta konsep penelitian10 judul penelitian komunikasi beserta konsep penelitian
10 judul penelitian komunikasi beserta konsep penelitian
 
Jawaban pertanyaan manajemen sistem dan teknologi informasi
Jawaban pertanyaan  manajemen sistem dan teknologi informasiJawaban pertanyaan  manajemen sistem dan teknologi informasi
Jawaban pertanyaan manajemen sistem dan teknologi informasi
 
5 teori-organisasi-lengkap
5 teori-organisasi-lengkap5 teori-organisasi-lengkap
5 teori-organisasi-lengkap
 
Persepsi dan pengambilan keputusan individu
Persepsi dan pengambilan keputusan individuPersepsi dan pengambilan keputusan individu
Persepsi dan pengambilan keputusan individu
 
Latihan soal konsep sistem informasi pertemuan minggu ke 2
Latihan soal konsep sistem informasi pertemuan minggu ke 2Latihan soal konsep sistem informasi pertemuan minggu ke 2
Latihan soal konsep sistem informasi pertemuan minggu ke 2
 
Pengertian perubahan dan pengembangan organisasi
Pengertian perubahan dan pengembangan organisasiPengertian perubahan dan pengembangan organisasi
Pengertian perubahan dan pengembangan organisasi
 
Efektivitas organisasi
Efektivitas organisasiEfektivitas organisasi
Efektivitas organisasi
 
Erp pertamina
Erp pertaminaErp pertamina
Erp pertamina
 
Perubahan dan pengembangan organisasi
Perubahan dan pengembangan organisasiPerubahan dan pengembangan organisasi
Perubahan dan pengembangan organisasi
 
Dimensi Struktur Organisasi
Dimensi Struktur OrganisasiDimensi Struktur Organisasi
Dimensi Struktur Organisasi
 
komunikasi #perilaku organisasional #stephen robbins
komunikasi #perilaku organisasional #stephen robbinskomunikasi #perilaku organisasional #stephen robbins
komunikasi #perilaku organisasional #stephen robbins
 
Evolusi Teori Organisasi dan Administrasi
Evolusi Teori Organisasi dan AdministrasiEvolusi Teori Organisasi dan Administrasi
Evolusi Teori Organisasi dan Administrasi
 
Bedah Soal Kewarganegaraan
Bedah Soal KewarganegaraanBedah Soal Kewarganegaraan
Bedah Soal Kewarganegaraan
 
Pemecahan Masalah & Pengambilan Keputusan
Pemecahan Masalah & Pengambilan KeputusanPemecahan Masalah & Pengambilan Keputusan
Pemecahan Masalah & Pengambilan Keputusan
 

Similar to KM Dalam Organisasi Publik

Manajemen Pengetahuan (kelompok 3)
Manajemen Pengetahuan (kelompok 3)Manajemen Pengetahuan (kelompok 3)
Manajemen Pengetahuan (kelompok 3)Sastra Diharlan
 
Sistem pengelola pengetahuan
Sistem pengelola pengetahuan  Sistem pengelola pengetahuan
Sistem pengelola pengetahuan rian rian
 
SISTEM INFORMASI PENGELOLA PENGETAHUAN DAN SUMBER DAYA PADA SEKRETARIAT JENDE...
SISTEM INFORMASI PENGELOLA PENGETAHUAN DAN SUMBER DAYA PADA SEKRETARIAT JENDE...SISTEM INFORMASI PENGELOLA PENGETAHUAN DAN SUMBER DAYA PADA SEKRETARIAT JENDE...
SISTEM INFORMASI PENGELOLA PENGETAHUAN DAN SUMBER DAYA PADA SEKRETARIAT JENDE...AzhyqaRereanticaMart
 
Rancangan knowledge management
Rancangan knowledge managementRancangan knowledge management
Rancangan knowledge managementadisti_cecilia
 
Perspektif Manajemen Pengetahuan
Perspektif Manajemen PengetahuanPerspektif Manajemen Pengetahuan
Perspektif Manajemen PengetahuanAdiza Fatin
 
Manajemen pengetahuan
Manajemen pengetahuanManajemen pengetahuan
Manajemen pengetahuanSlamet Readi
 
SISTEM PENGELOLA PENGETAHUAN
SISTEM PENGELOLA PENGETAHUANSISTEM PENGELOLA PENGETAHUAN
SISTEM PENGELOLA PENGETAHUANJordanOctavian
 
Manajemen pengetahuan
Manajemen pengetahuanManajemen pengetahuan
Manajemen pengetahuanAsep Sahwani
 
4 knowledge management performance presentation-fix
4 knowledge management  performance presentation-fix4 knowledge management  performance presentation-fix
4 knowledge management performance presentation-fixnoe irredenta
 
SISTEM INFORMASI PENGELOLA PENGETAHUAN DAN SUMBER DAYA
SISTEM INFORMASI PENGELOLA PENGETAHUAN DAN SUMBER DAYASISTEM INFORMASI PENGELOLA PENGETAHUAN DAN SUMBER DAYA
SISTEM INFORMASI PENGELOLA PENGETAHUAN DAN SUMBER DAYASitiAisyahMaudina
 
Knowledge management di organisasi
Knowledge management di organisasiKnowledge management di organisasi
Knowledge management di organisasiNur Findiani
 
Menjadikan manajemen pengetahuan_sebagai....by_b._elnath_aldi
Menjadikan manajemen pengetahuan_sebagai....by_b._elnath_aldiMenjadikan manajemen pengetahuan_sebagai....by_b._elnath_aldi
Menjadikan manajemen pengetahuan_sebagai....by_b._elnath_aldiwww.didiarsandi.com
 
SISTEM INFORMASI PENGELOLA PENGETAHUAN DAN SUMBER DAYA PADA PT PERTAMINA (PE...
 SISTEM INFORMASI PENGELOLA PENGETAHUAN DAN SUMBER DAYA PADA PT PERTAMINA (PE... SISTEM INFORMASI PENGELOLA PENGETAHUAN DAN SUMBER DAYA PADA PT PERTAMINA (PE...
SISTEM INFORMASI PENGELOLA PENGETAHUAN DAN SUMBER DAYA PADA PT PERTAMINA (PE...AyuEndahLestari
 
Knowledge Management Kiat Sukses Mengelola Modal & Aset Perusahaan
Knowledge Management Kiat Sukses Mengelola Modal & Aset PerusahaanKnowledge Management Kiat Sukses Mengelola Modal & Aset Perusahaan
Knowledge Management Kiat Sukses Mengelola Modal & Aset PerusahaanAtsti77
 
Tugas artikel ilmiah pengelola sistem pengetahuan
Tugas artikel ilmiah pengelola sistem pengetahuanTugas artikel ilmiah pengelola sistem pengetahuan
Tugas artikel ilmiah pengelola sistem pengetahuanMegaNurastuti
 

Similar to KM Dalam Organisasi Publik (20)

Manajemen Pengetahuan (kelompok 3)
Manajemen Pengetahuan (kelompok 3)Manajemen Pengetahuan (kelompok 3)
Manajemen Pengetahuan (kelompok 3)
 
Sistem pengelola pengetahuan
Sistem pengelola pengetahuan  Sistem pengelola pengetahuan
Sistem pengelola pengetahuan
 
Artikel sim tm 12
Artikel sim tm 12Artikel sim tm 12
Artikel sim tm 12
 
SISTEM INFORMASI PENGELOLA PENGETAHUAN DAN SUMBER DAYA PADA SEKRETARIAT JENDE...
SISTEM INFORMASI PENGELOLA PENGETAHUAN DAN SUMBER DAYA PADA SEKRETARIAT JENDE...SISTEM INFORMASI PENGELOLA PENGETAHUAN DAN SUMBER DAYA PADA SEKRETARIAT JENDE...
SISTEM INFORMASI PENGELOLA PENGETAHUAN DAN SUMBER DAYA PADA SEKRETARIAT JENDE...
 
Rancangan knowledge management
Rancangan knowledge managementRancangan knowledge management
Rancangan knowledge management
 
Perspektif Manajemen Pengetahuan
Perspektif Manajemen PengetahuanPerspektif Manajemen Pengetahuan
Perspektif Manajemen Pengetahuan
 
Manajemen pengetahuan
Manajemen pengetahuanManajemen pengetahuan
Manajemen pengetahuan
 
PMDO
PMDOPMDO
PMDO
 
SISTEM PENGELOLA PENGETAHUAN
SISTEM PENGELOLA PENGETAHUANSISTEM PENGELOLA PENGETAHUAN
SISTEM PENGELOLA PENGETAHUAN
 
Manajemen pengetahuan
Manajemen pengetahuanManajemen pengetahuan
Manajemen pengetahuan
 
4 knowledge management performance presentation-fix
4 knowledge management  performance presentation-fix4 knowledge management  performance presentation-fix
4 knowledge management performance presentation-fix
 
SISTEM INFORMASI PENGELOLA PENGETAHUAN DAN SUMBER DAYA
SISTEM INFORMASI PENGELOLA PENGETAHUAN DAN SUMBER DAYASISTEM INFORMASI PENGELOLA PENGETAHUAN DAN SUMBER DAYA
SISTEM INFORMASI PENGELOLA PENGETAHUAN DAN SUMBER DAYA
 
Knowledge management di organisasi
Knowledge management di organisasiKnowledge management di organisasi
Knowledge management di organisasi
 
Menjadikan manajemen pengetahuan_sebagai....by_b._elnath_aldi
Menjadikan manajemen pengetahuan_sebagai....by_b._elnath_aldiMenjadikan manajemen pengetahuan_sebagai....by_b._elnath_aldi
Menjadikan manajemen pengetahuan_sebagai....by_b._elnath_aldi
 
Pengantar Knowledge management
Pengantar Knowledge managementPengantar Knowledge management
Pengantar Knowledge management
 
SISTEM INFORMASI PENGELOLA PENGETAHUAN DAN SUMBER DAYA PADA PT PERTAMINA (PE...
 SISTEM INFORMASI PENGELOLA PENGETAHUAN DAN SUMBER DAYA PADA PT PERTAMINA (PE... SISTEM INFORMASI PENGELOLA PENGETAHUAN DAN SUMBER DAYA PADA PT PERTAMINA (PE...
SISTEM INFORMASI PENGELOLA PENGETAHUAN DAN SUMBER DAYA PADA PT PERTAMINA (PE...
 
Knowledge Management Kiat Sukses Mengelola Modal & Aset Perusahaan
Knowledge Management Kiat Sukses Mengelola Modal & Aset PerusahaanKnowledge Management Kiat Sukses Mengelola Modal & Aset Perusahaan
Knowledge Management Kiat Sukses Mengelola Modal & Aset Perusahaan
 
1106
11061106
1106
 
1106
11061106
1106
 
Tugas artikel ilmiah pengelola sistem pengetahuan
Tugas artikel ilmiah pengelola sistem pengetahuanTugas artikel ilmiah pengelola sistem pengetahuan
Tugas artikel ilmiah pengelola sistem pengetahuan
 

More from dhibah

Mengelola Sumber Daya Informasi (SDI)
Mengelola Sumber Daya Informasi (SDI) Mengelola Sumber Daya Informasi (SDI)
Mengelola Sumber Daya Informasi (SDI) dhibah
 
Keamanan Informasi dan Implikasi Etis Pemanfaatan IT
Keamanan Informasi dan Implikasi Etis Pemanfaatan ITKeamanan Informasi dan Implikasi Etis Pemanfaatan IT
Keamanan Informasi dan Implikasi Etis Pemanfaatan ITdhibah
 
Sistem Informasi Global
Sistem Informasi GlobalSistem Informasi Global
Sistem Informasi Globaldhibah
 
Dukungan SIM terhadap Kualitas Produk dan Jasa
Dukungan SIM terhadap Kualitas Produk dan JasaDukungan SIM terhadap Kualitas Produk dan Jasa
Dukungan SIM terhadap Kualitas Produk dan Jasadhibah
 
Model System Umum Perusahaan
Model System Umum PerusahaanModel System Umum Perusahaan
Model System Umum Perusahaandhibah
 
Decision Support System (DSS)
Decision Support System (DSS)Decision Support System (DSS)
Decision Support System (DSS)dhibah
 
Hambatan dan Tantangan dalam Implementasi SIM
Hambatan dan Tantangan dalam Implementasi SIMHambatan dan Tantangan dalam Implementasi SIM
Hambatan dan Tantangan dalam Implementasi SIMdhibah
 
Teknologi Untuk Manajemen Informasi
Teknologi Untuk Manajemen InformasiTeknologi Untuk Manajemen Informasi
Teknologi Untuk Manajemen Informasidhibah
 
Siklus Hidup System & Pengembangan SI
Siklus Hidup System & Pengembangan SISiklus Hidup System & Pengembangan SI
Siklus Hidup System & Pengembangan SIdhibah
 
Analisis Kebutuhan Sistem Informasi bagi Organisasi
Analisis Kebutuhan Sistem Informasi bagi OrganisasiAnalisis Kebutuhan Sistem Informasi bagi Organisasi
Analisis Kebutuhan Sistem Informasi bagi Organisasidhibah
 
Konsep Dasar SIM Berbasis Komputer, (CBIS)
Konsep Dasar SIM Berbasis Komputer, (CBIS)Konsep Dasar SIM Berbasis Komputer, (CBIS)
Konsep Dasar SIM Berbasis Komputer, (CBIS)dhibah
 

More from dhibah (11)

Mengelola Sumber Daya Informasi (SDI)
Mengelola Sumber Daya Informasi (SDI) Mengelola Sumber Daya Informasi (SDI)
Mengelola Sumber Daya Informasi (SDI)
 
Keamanan Informasi dan Implikasi Etis Pemanfaatan IT
Keamanan Informasi dan Implikasi Etis Pemanfaatan ITKeamanan Informasi dan Implikasi Etis Pemanfaatan IT
Keamanan Informasi dan Implikasi Etis Pemanfaatan IT
 
Sistem Informasi Global
Sistem Informasi GlobalSistem Informasi Global
Sistem Informasi Global
 
Dukungan SIM terhadap Kualitas Produk dan Jasa
Dukungan SIM terhadap Kualitas Produk dan JasaDukungan SIM terhadap Kualitas Produk dan Jasa
Dukungan SIM terhadap Kualitas Produk dan Jasa
 
Model System Umum Perusahaan
Model System Umum PerusahaanModel System Umum Perusahaan
Model System Umum Perusahaan
 
Decision Support System (DSS)
Decision Support System (DSS)Decision Support System (DSS)
Decision Support System (DSS)
 
Hambatan dan Tantangan dalam Implementasi SIM
Hambatan dan Tantangan dalam Implementasi SIMHambatan dan Tantangan dalam Implementasi SIM
Hambatan dan Tantangan dalam Implementasi SIM
 
Teknologi Untuk Manajemen Informasi
Teknologi Untuk Manajemen InformasiTeknologi Untuk Manajemen Informasi
Teknologi Untuk Manajemen Informasi
 
Siklus Hidup System & Pengembangan SI
Siklus Hidup System & Pengembangan SISiklus Hidup System & Pengembangan SI
Siklus Hidup System & Pengembangan SI
 
Analisis Kebutuhan Sistem Informasi bagi Organisasi
Analisis Kebutuhan Sistem Informasi bagi OrganisasiAnalisis Kebutuhan Sistem Informasi bagi Organisasi
Analisis Kebutuhan Sistem Informasi bagi Organisasi
 
Konsep Dasar SIM Berbasis Komputer, (CBIS)
Konsep Dasar SIM Berbasis Komputer, (CBIS)Konsep Dasar SIM Berbasis Komputer, (CBIS)
Konsep Dasar SIM Berbasis Komputer, (CBIS)
 

Recently uploaded

Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 

Recently uploaded (20)

Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 

KM Dalam Organisasi Publik

  • 1. Knowledge Management Dalam Organisasi (SISTEM INFORMASI MANAJEMEN) Disusun Oleh : Nama : Siti FarahDhibah NIM : 41818010009 PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2019
  • 2. Seiring dengan makin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi dari masa ke masa, inovasi yang mampu dihasilkan oleh manusia pun semakin berkembang. Fenomena ini adalah sebuah konsekuensi logis dari adanya dinamika masalah dan kebutuhan hidup manusia yang selalu hadir dan semakin meningkat. Dalam rangka menjaga agar proses inovasi dan pembaharuan itu terus berkembang dan berkesinambungan, dibutuhkan adanya sarana atau kegiatan yang mampu memfasilitasi setiap individu atau anggota suatu organisasi untuk dapat menyampaikan gagasan atau idenya. Hasil riset Delphi Group menunjukkan bahwa pengetahuan atau knowledge dalam organisasi, 42 % tersimpan dan terstruktur di pikiran atau otak karyawan, 26 % pada dokumen kertas, 20 % pada dokumen elektronik dan 12 % berupa knowledge base elektronik (Bambang Setiarso,2009). Berdasarkan hasil riset ini, 42 % pengetahuan yang masih berada di pikiran atau otak masing-masing individu organisasi perlu mendapatkan ruang atau sarana yang baik sehingga dapat disampaikan atau dikomunikasikan kepada orang lain. Upaya ini, nantinya tidak hanya diharapkan untuk menambah pengetahuan atau informasi orang tersebut, tetapi juga untuk mendorong lahirnya ide atau gagasan baru untuk menciptakan produk atau sistem baru dan juga melakukan perbaikan pada produk atau sistem yang lama. Salah satu kegiatan yang dapat dilakukan suatu organisasi adalah dengan manajemen pengetahuan atau knowledge management. Dalam operasionalnya, organisasi publik memiliki karakter dan tujuan yang berbeda dengan organisasi bisnis. Karakteristik dan tujuan utama berdirinya organisasi publik adalah pelayanan kepada masyarakat. Disini letak keunikan dan keunggulan organisasi publik. Salam satu keunggulan yang dimiliki organisasi public adalah pengetahuan yang dimiliki oleh pimpinan maupun anggota organisasi publik tersebut. Pada realitasnya, keunggulan atau potensi ini belum dirasakan optimal oleh pemangku kepentingan atau pihak yang menerima pelayanan. Masih begitu sering kita saksikan keluhan dari masyarakat atas layanan organisasi public atau pemerintah. Tidak bisa dipungkiri bahwa permasalahan yang mendasar yang dihadapi organisasi publik adalah permasalahan terbatasnya sumber daya manusia (pegawai) yang memadai dan bersesuaian dengan tugas pokok dan fungsi organisasi, baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya. Berdasarkan dari kondisi tersebut, organisasi publik tentunya akan berupaya menyelaraskan diri dengan perkembangan lingkungan. Upaya yang mendasar dalam transformasi ini adalah
  • 3. pembelajaran atau peningkatan pengetahuan para pelaku atau anggota organisasi publik yang ada. Pengembangan pengetahuan dalam organisasi adalah faktor penentu eksistensi sebuah organisasi. Pengetahuan dan pembelajaran adalah dua hal yang menjadi sesuatu yang niscaya dibutuhkan dalam setiap perubahan atau perkembangan lingkungan. Konsep Knowledge Management Terminologi pengetahuan (knowledge) pertama kali diperkenalkan oleh Henry pada tahun 1974 yang mengungkapkan adanya perbedaan makna dan adanya transisi dari data, informasi hingga menjadi knowledge (Wallace, 2007). Pengetahuan (knowledge) dapat dibagi menjadi dua : (pertama) tacit knowledge yaitu pengetahuan yang berbentuk know-how, berdasarkan pengalaman, kemampuan dan pemahaman seseorang terhadap suatu masalah yang pernah dihadapi dan (kedua) explicit knowledge yaitu pengetahuan yang tertulis, terarsip, tersebar (cetak maupun elektronik) dan bisa sebagai bahan pembelajaran (reference) untuk orang lain. Pengelolaan dari explicit knowledge ini lebih mudah karena sudah tercetak dalam bentuk buku, blog ataupun dokumentasi yang tersimpan didalam perusahaan. Sedangkan pengelolaan untuk tacit knowledge lebih sulit karena masih tersimpan dalam pikiran beberapa orang. Adapun istilah manajemen pengetahuan (knowledge management) yang dikenal luas di dunia bisnis adalah suatu pengelolaan sumber daya untuk dapat menangkap, menyimpan, menyebarluaskan dan menggunakan pengetahuan-pengetahuan yang dimiliki organisasi untuk menjadikan organisasi lebih baik dari waktu ke waktu (Smith, 1971 dalam Wallace 2007; Dalkir, 2005; Nonaka dan Takeuchi, 1995). Groff & Jones (2003:2) mengemukakan definisi knowledge management bahwa, “knowledge management is taken as tools, techniques and strategies to retain,analize, organize, improve and share business expertise.” Knowledge management adalah alat, teknik, strategi untuk menyimpan, menganalisis, mengorganisir, meningkatkan dan membagikan pengalaman bisnis. Menurut Wigg dalam Liebowitz (1999:6) ,” Knowledge management is the systematic, explicit and deliberate building, renewal and application of knowledge to maximize an enterprise’s knowledge-related effectiveness and return from its knowledge assets.” Knowledge
  • 4. management adalah pembangunan yang sistematis, lamban, pembaharuan dan penerapan pengetahuan untuk memaksimalkan efektivitas pengetahuan perusahaan dan keuntungan aset pengetahuan. Dari pendapat beberapa ahli di atas, dapat disimpulkan pengertian konsep knowledge management yaitu suatu sistem atau alat untuk mengelola sumber daya (aset organisasi) tidak berwujud (pengetahuan) untuk mencapai tujuan organisasi. Menurut Liebowitz (1999), dalam penerapan knowledge management terdapat tiga proses dasar yaitu : (pertama) penciptaan pengetahuan (knowledge creation), (kedua) pembagian pengetahuan (knowledge sharing), dan (ketiga) penerapan pengetahuan (knowledge implementing).  Penciptaan pengetahuan, dilakukan dengan proses berikut ini : Gambar 1 : Penciptaan Knowledge Management Sumber : Nonaka dan Takeuchi (2004)
  • 5. Berdasarkan gambar di atas, proses penciptaan pengetahuan terdiri dari : socialization (sosialisasi), externalization (eksternalisasi), combination (kombinasi), dan internalization (internalisasi) atau biasa disingkat SECI. Proses sosialisasi merupakan perubahan pengetahuan dari tacit knowledge ke tacit knowledge.Proses sosialisasi dapat dilakukan melalui pertemuan tatap muka seperti rapat, diskusi, pertemuan bulanan, pendidikan dan pelatihan (training) dengan mengubah tacit trainier menjadi tacit knowledgepara karyawan. Sementara untuk proses eksternalisasi merupakan perubahan pengetahuan dari tacit knowledge ke explicit knowledge. Proses eksternalisasi dapat terwujud di antaranya melalui pendokumentasian notulen rapat atau hasil diskusi (yang merupakan bentuk eksplisit dari knowledgeyang tercipta saat diadakannya pertemuan/sosialisasi) ke dalam bentuk elektronik untuk kemudian disimpan dan dipublikasikan bagi yang membutuhkan melalui sistem informasi yang ada di organisasi. Kemudian untuk proses kombinasi terjadi ketika knowledge yang bersifat explicit ditransfer menjadi explicit knowledge. Sedangkan proses internalisasi terbentuk melalui perubahan explicit knowledge ke tacit knowledge.  Pembagian Pengetahuan (Knowledge Sharing) Menurut Subagyo (2007), berbagi pengetahuan merupakan salah satu metode atau salah satu langkah dalam knowledge management yang digunakan untuk memberikan kesempatan kepada anggota suatu kelompok, organisasi, instansi atau perusahaan untuk berbagi ilmu pengetahuan teknik, pengalaman, ide yang mereka miliki kepada anggota lainnya. Berbagi pengetahuan (knowledge sharing) dilakukan dengan diskusi rutin, workshop, magang, dan pertemuan virtual dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. Sharing pengetahuan tidak dapat dilakukan tanpa adanya komunikasi lebih dari satu arah.  Penerapan Pengetahuan (Knowledge Implementing) Pengetahuan yang diciptakan melalui proses konversi pengetahuan SECI dan disebarkan ke seluruh bagian dalam organisasi menjadi pengetahuan, selanjutnya akan diimplementasikan dalam organisasi. Menurut Liebowitz (1999) penerapan pengetahuan dapat berupa : 1. 1. Patent, lisenses technology 2. 2. Knowledge based customer services
  • 6. 3. 3. Knowledge product and embedded technology 4. 4. Separate KBS Application Product 5. 5. Knowledge workers at all level. Knowledge Management Pemerintah Dalam konteks pemerintahan atau organisasi publik, perubahan yang terjadi di era globalisasi dan otonomi menjadi tantangan dan tanggung jawab besar pemerintah dalam melaksanakan pelayanan publik. Hal ini menuntut terciptanya organisasi pemerintah yang semakin cerdas dan mampu melakukan berbagai inovasi. Manajemen pengetahuan (knowledge management) saat ini tidak hanya dikenal dalam perusahaan swasta (private sector), tetapi juga sudah dikenal pada organisasi pemerintahan (public sector). Setiadi, dkk (2011) mengungkapkan bahwa penerapan manajemen pengetahuan (knowledge management) di organisasi pemerintahan hampir sama dengan organisasi swasta. Perbedaannya, organisasi swasta tujuanya adalah profit, sedangkan organisasi pemerintahan tujuan akhirnya adalah peningkatan layanan publik. Sejumlah literatur menunjukkan bahwa organisasi pemerintahan telah menginisiasi penerapan manajemen pengetahuan[1]. Penerapan manajemen pengetahuan (knowledge management) pada organisasi pemerintahan ditujukan untuk mempermudah proses penciptaan, pengumpulan, penyimpanan, dan berbagi-tukar pengetahuan (knowledge sharing), menutup kesenjangan pengetahuan antara satu karyawan dengan karyawan lainnya dan meningkatkan kemampuan organisasi dalam mengelola aset intelektual, pengetahuan dan pengalaman yang ada (Bappenas, 2011; Ningky, 2010). Penerapan manajemen pengetahuan (knowledge management), khususnya pada organisasi pemerintahan di Indonesia sampai awal tahun 2012 belum begitu masif karena pedoman pelaksanaan program menajemen pengetahuan oleh Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan reformasi Birokrasi belum lama diterbitkan, pada tahun 2011. Selain itu, penerapan manajemen pengetahuan belum menyentuh ke unit-unit organisasi pemerintahan, yakni Kantor/Lembaga/Pemerintah Daerah/Instansi (K/L/D/I). Penerapan manajemen pengetahuan masih diperuntukkan untuk Unit Pengelola Reformasi Birokrasi Nasional (UPRBN) dalam mengelola forum manajemen pengetahuan yang dapat dimanfaatkan sebagai knowledge sharing yang berguna baik dalam perumusan kebijakan reformasi birokrasi nasional dan juga
  • 7. sebagai benchmarking bagi Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah (Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, 2011). Idealnya, penerapan manajemen pengetahuan dapat diterapkan pada seluruh atau sebagian K/L/D/I yang banyak mengelola pengetahuan dalam bentuk inovasi atau peraturan-peraturan. Manajemen pengetahuan di sini diperlukan agar organisasi mampu melaksanakan fungsinya secara efektif akibat tidak adanya gap pengatahuan pada setiap elemen organisasi. Implementasi KM Pemerintah Berdasarkan pemaparan teori dan konsep KM di atas, berikut ini beberapa metode dan tahapan penerapan atau implementasi KM organisasi publik atau pemerintah. 1. Kegiatan Penciptaan Pengetahuan (Knowledge Creation) Kegiatan penciptaan pengetahuan dilakukan melalui kegiatan SECI (Sosialisasi, Eksternalisasi, Kombinasi dan Internalisasi). a. Proses sosialisasi dilakukan melalui pembicaraan informal (seperti diskusi tukar pikiran pengalaman baru (best pratices exchange) di antara karyawan), observasi, dialog dengan para stakeholders dan pengalaman lembaga lainnya. Prsoes sosialisasi ini juga dapat dilakukan oleh karyawan yang telah mengikuti diklat atau training. Karyawan tersebut dapat membagikan ilmu ataupun informasi yang didapatkan dari diklat atau training kepada karyawan lainnya. Dengan demikian, knowledge atau pengetahuan karyawan tersebut dapat ditransfer menjadi pengetahuan bersama. b. Proses eksternalisasi dilakukan melalui pendokumentasian notulen rapat atau hasil diskusi (yang merupakan bentuk eksplisit dari knowledge yang tercipta saat diadakannya pertemuan/sosialisasi) ke dalam bentuk file dokumentasi atau elektronik. Upaya mendokumentasikan hasil kegiatan knowledge sharing melalui sosialisasi yang sudah dilakukan karyawan itu, perlu mendapatkan perhatian khusus baik pada tingkat pimpinan agar dapat dijadikan sebagai modal organizational knowledge. Menurut Setiarso (2009), mendokumentasikan hasil knowledge sharing yang baik, dibutuhkan suatu repository atau tempat penyimpanan khusus serta proses pembelajaran yang berkelanjutan untuk mewujudkannya
  • 8. hasil knowledge sharing ke dalam bentuk konsep-konsep atau sistem yang tertulis yang nantinya mudah dimengerti oleh orang lain yang membacanya ataupun bisa dimanfaatkan kembali jika diperlukan atau juga dapat dipublikasikan kepada mereka yang berkepentingan. c. Proses kombinasi dilakukan dengan melakukan penyusunan sistem knowledge management berdasarkan pada topik, penerapan konsep dalam misi dan operasionalisasi konsep dalam fungsi manajemen. Proses kombinasi merupakan perubahan pengetahuan dari explicit knowledge menjadi explicit knowledge, yang dapat dilakukan dengan cara melakukan pertukaran dokumen kerja yang dilakukan antar karyawan. Jadi pengetahuan yang sudah terdokumentasikan melalui proses eksternalisasi di atas seperti hasil rapat, hasil diklat atau training, kembali disharing atau dibagikan kepada rekan kerja lain untuk saling bertukar informasi atau pengetahuan. Proses kombinasi ini tidak hanya dapat dilakukan dengan bertukar dokumen kerja, tetapi juga bisa dilakukan dengan cara mengkombinasikan berbagai explicit knowledge yang berbeda kemudian disusun ke dalam sistem knowledge management. Menurut Setiarso (2009), proses kombinasi itu dapat dimediasi melalui intranet atau forum diskusi, database organisasi dan internet untuk memperoleh sumber eksternal. Data yang telah disimpan dalam sistem (data warehouse) seperti data analisis kondisi daerah, keuangan, operasional serta yang bersifat strategis seperti pembuatan indikator-indikator kerja, dianalisis untuk kemudian dimasukkan ke dalam sistem knowledge management. Selain itu, fitur-fitur enterprise portal yang memiliki fungsi untuk pengkategorian dan pencarian informasi (taksonomi) serta content management yang memiliki fungsi untuk mengelolah informasi organisasi baik terstruktur (database) maupun tidak terstruktur (dokumen, laporan dan notulen) dapat mendukung proses kombinasi tersebut. d. Proses internalisasi merupakan perubahan dari explicit knowledge ke tacit knowledge yang dapat dilakukan dengan cara memperoleh pengetahuan atau informasi melalui media intranet (database organisasi), internet ataupun media massa (majalah, koran dan lainnya). Proses internalisasi ini menjadi salah satu bagian dari knowledge creation yang cukup penting juga karena melalui pencarian informasi yang beragam dengan berbagai media yang digunakan tidak hanya bisa menambah pengetahuan yang dimiliki seorang karyawan tapi juga bisa untuk di¬sharingkan kepada rekan kerjanya. Semua dokumen, data, informasi dan knowledge yang sudah didokumentasikan baik berupa tercetak maupun elektronik yang bisa dibaca oleh orang
  • 9. lain, bisa meningkatkan knowledge sumber daya manusia karena di dalamnya karyawan bisa melakukan aktivitas belajar mengenai informasi yang didapatkannya tersebut. Menurut Setiarso (2009), untuk dapat mendukung proses internalisasi, dibutuhkan suatu sistem atau alat bantu pencarian dan pengambilan dokumen. Content Management, selain dapat mendukung proses kombinasi, juga dapat memfasilitasi proses internalisasi ini. Karena pemicu dalam proses ini adalah penerpan “learning by doing”. Setiarso juga menjelaskan jika pelajaran tertulis atau explicit knowledge yang didapat melalui pendidikan dan pelatihan bisa menjadi sumber pengetahuan atau knowledge para karyawan. 2. Kegiatan Berbagi Pengetahuan (Knowledge Sharing) Kegiatan berbagi pengetahuan dapat dilakukan di antaranya dengan cara : a. Penggunaan weblog baik pribadi maupun institusi. Blog ini berisi tulisan, artikel atau pengalaman untuk melakukan sharing knowlodge. Namun, rendahnya interaksi melalui media IT, blog atau chat relatif dirasakan kurang praktis oleh sebagian karyawan sehingga cenderung memilih sharing danberinteraksi langsung menggunakan media telepon atau handphone. b. Penggunaan media interaktif melalui sistem informasi yang ada di organisasi dan disesuaikan sesuai dengan kebutuhan organisasi, seperti : tele-conference, email, intranet, mailing list, web discussion-forum, web conference. c. Dokumentasi hasil rapat, seminar, workshop atau training dalam bentuk prosiding dan lainnya yang diselanjutnya disebarluaskan kepada unsur-unsur organisasi pemerintah. 3. Kegiatan Penerapan Pengetahuan (Knowledge Implementing) Kegiatan penerapan knowledge management dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
  • 10. Gambar 2 : Tahapan Penerapan Knowledge Management Sumber : Amrit Tiwana (2002) (dimodifikasi) Berdasarkan gambar di atas, penerapan Knowledge Management dapat dilakukan melalui empat tahapan : 1. Tahap evaluasi infrastruktur, yang terdiri dari menganalisis infrastructure yang tersedia dan menyesuaikan dengan strategi bisnis ; 2. Tahap merancang desain Knowledge Management System (KMS) yang terdiri dari mendesain infrastruktur KMS, menilai pengetahuan-pengetahuan yang ada, mendesain tim KMS, membuat cetak biru KM, dan mengembangkan KMS dan merancang pengembangannya ; 3. Tahap pengembangan yang terdiri dari penyebaran KM, penerapan metodologi KMS, mengelola dan menyusun perubahan, budaya dan reward system ; 4. Tahap evaluasi, dengan mengevaluasi kinerja dan dampak KMS bagi organisasi serta perbeaikan atau pengembangan KMS.
  • 11. Menuju Birokrasi Berbasis Knowledge Management Dari berbagai studi tentang birokrasi yang telah dilakukan selama ini dapat kita amati bahwa perkembangan organisasi publik sangat terkait dengan dinamika birokrasinya. Perubahan lingkungan seharusnya diikuti dengan perubahan dalam birokrasi organisasi. James Q Wilson (1989) mendeskripsikan perilaku birokrat untuk mendudukkan masalah pembelajaran di dalamnya secara cermat. Wilson menjelaskan bahwa birokrasi sangat resisten terhadap inovasi dalam kondisi dimana anggotanya sedang menikmati dukungan keuangan dan otoritas. Birokrasi pemerintahan lebih senang dengan stabilitas dan rutinitas. Karakteristik birokrasi sangat berpengaruh dalam hubungannya dengan learning organization dan knowledge management dalam organisasi tersebut. Organisasi yang menangani permasalahan yang sangat kompleks memerlukan harmonisasi untuk mencapai sinergi dalam mewujudkan visi dan misinya dalam mengikuti perkembangan kondisi lingkungannya. Tuntutan masyarakat terhadap layanan organisasi publik yang semakin meningkat, keterbatasan keuangan negara dan perubahan teknologi informasi sangat memerlukan respon pemerintah dalam pemenuhannya. Salah satu langkah yang perlu diambil adalah melakukan Reformasi Birokrasi. Reformasi Birokrasi pada hakikatnya merupakan upaya untuk melakukan perubahan mendasar terhadap sistem penyelenggaraan pemerintahan, terutama menyangkut aspek kelembagaan (organisasi), ketatalaksanaan (proses bisnis), dan sumber daya manusia (SDM). Pelaksanaan birokrasi berbasis pengetahuan menjadi kebutuhan yang mendasar dalam upaya reformasi birokrasi. Hal ini terkait dengan urgennya kebutuhan inovasi-inovasi dalam birokrasi yang sudah tentu sangat tergantung dengan tingkatan pengetahuan dari pelaku birokrasi dan knowledge management suatu organisasi. Upaya-upaya yang dapat dilakukan dalam membangun birokrasi yang berbasis pengetahuan antara lain adalah : 1. Membangun Sistem Knowledge Management Dalam rangka mendukung penerapan penyebaran dan pengaksesan pengetahuan lebih efektif dan efisien dalam konteks knowledge management, salah satu jalan yang dapat dilakukan oleh organisasi termasuk pemerintah adalah dengan membangun sebuah ssitem berbasis Teknologi
  • 12. Informasi atau komputer. Namun, satu hal yang perlu digaris bawahi adalah bahwa sebagian orang menganggap knowledge management identik dengan Teknologi Informasi. Anggapan ini adalah kesalahan besar. Memang benar bahwa teknologi informasi dapat mendukung Knowledge Management System(KMS), akan tetapi tanpa teknologi informasi pun proses KMS bisa dijalankan oleh organisasi. Begitu pula sebaliknya, adanya teknologi informasi dalam suatu organisasi belum tentu proses KMS sudah dijalankan di organisasi tersebut. Sehubungan dengan hal ini, kehadiran software aplikasi KMS yang ada seperti Open Source CMS atau Microsoft Sharepoint Portal adalah hanya untuk mendukung proses. Prinsip utama yang mendasari pengembangan KMS di organisasi adalah di antaranya : 1. Format pengetahuan digital lebih mudah disimpan dalam jaringan intranet dan proses pemeliharaannya lebih efisien sehingga mudah disebarkan. 2. Setiap pegawai memiliki tanggungjawab, kewajiban dan hak akses yang sama terhadap pengetahuan yang sesuai dengan kepentingannya. 3. KMS berbasis antarmuka dinamis yang memungkinkan untuk mendorong terbentuknya budaya saling berbagi pengetahuan. Begitupula dengan kemudahan akses pengetahuan di berbagai lapisan struktural sebagai pendukung yang memudahkan proses pembentukan budaya sharing knowledge dilakukan. 4. Berkerja secara kelompok (teamwork) mendorong setiap orang untuk bekerja bersama sama secara lebih baik dengan orang lain untuk menyelesaikan tugas yang sedang dikerjakan. 5. Menghilangkan atau memperkecil sekat birokrasi. Hal ini agar pimpinan dan para pegawai struktural di bawahnya dapat bekerja bersama sama secara sinergis. Memungkinkan pula melalui sistem ini, pimpinan memberi contoh atau model berbagi pengetahuan atau informasi kepada semua lapisan struktural. Di antara bentuk arsitektur KMS yang dapat diterapkan oleh organisasi adalah sebagaimana tampak dalam gambar di bawah ini ;
  • 13. Gambar 3. Arsitektur KMS Organisasi Aristektur KMS organisasi terdiri dari beberapa layer seperti pada gambar 3. Layer pertama adalah pengguna (user) yang dalam hal ini adalah knowledge worker yaitu pegawai dan stakeholder. Layer kedua adalah user interface berupa browser internet ataupun aplikasi lainnya. Layer ketiga adalah communication/transport layer yang dalam hal ini berupa groupware dan intranet. Layer terakhir adalah kumpulan database-database pengetahuan KMS. Kumpulan Database pengetahuan sangat penting dalam suatu KMS untuk menyimpan sumber pengetahuan yang berupa database dokumen, database diskusi, sistem file yang menyimpan file fisik, atau digital. Teknik penyimpanan pengetahuan menggunakan sistem index di mana proses indexing dilakukan di server, (Bambang,2005). Index – index tersebut bertujuan untuk memudahkan dan mempercepat proses pencarian informasi/pengetahuan. 2. Menumbuhkan Budaya Knowledge Sharing KMS merupakan strategi untuk meningkatkan efektifitas dan peluang atau kesempatan pengembangan komptensi (Ningky,2001). Beberapa hal yang perlu dilakukan untuk menumbuhkan budaya berbagi pengetahuan di antaranya :
  • 14. 1. Menciptakan know-how di mana setiap pegawai berkesempatan dan bebas menentukan cara baru untuk menyelesaikan tugas dan berinovasi serta peluang untuk mensinergikan pengetahuan eksternal ke dalam institusi. 2. Menangkap dan mengidentifikasi pengetahuan yang dianggap bernilai dan direpresentasikan dengan cara yang logis. 3. Penempatan pengetahuan yang baru dalam format yang mudah diakses oleh seluruh pegawai dan pejabat. 4. Pengelolaan pengetahuan untuk menjamin kekinian informasi agar dapat direview untuk relevansi dan akurasinya. 5. Format pengetahuan yang disediakan di portal adalah format yang user friendly agar semua pegawai dapat mengakses dan mengembangkan setiap saat. Knowledge sharing di kalangan karyawan menjadi amat penting dalam meningkatkan kemampuan manusia untuk berpikir secara logika yang akan menghasilkan suatu bentuk inovasi. Menurut Carl Davidson dan Philip Voss (2003), mengatakan bahwa mengelola knowledge sebenarnya merupakan bagaimana organisasi mengelola staf, sebenarnya menurut mereka bahwa knowledge managementadalah bagaimana orang-orang dari berbagai tempat yang berbeda mulai saling bicara, yang sekarang populer dengan label learning organization. Metode dan teknik knowledge sharing Untuk implementasi knowledge sharing tentunya diperlukan metode dan teknik yang baik. Menurut Mark Faul (2006), beberapa teknik yang dapat dilakukan antara lain: 1. Asistensi kelompok, yaitu mempelajari dari pengalaman kolektif kelompok terkait bagaimana pendekatan-pendekatan orang lain terhadap penyelesaian suatu permasalahan, membangun ide-ide dan solusi untuk permasalahan yang ada, pencerahan-pencerahan yang didapatkan, dan membangun ikatan yang kuat antara anggota kelompok. 2. Review setelah tindakan (after action review), yaitu mempelajari tindakan yang lebih baik yang dapat dilakukan di masa datang, mengembangkan teknik-teknik dan proses di masa yang akan datang, membangun kepercayaan, dukungan diantara anggota kelompok, membagikan umpan balik dan tanggapan-tanggapan.
  • 15. 3. Retrospect, yaitu belajar dari proyek, pengalaman dan kegiatan, yaitu mempelajari bagaimana melakukan aktivitas yang sama dengan lebih baik dengan mempelajari dan mereview prosesnya, mendokumentasikan dengan baik setiap proses yang ada. 4. Online dengan komunitas, yaitu berhubungan dengan komunitas-komunitas yang bercirikan atau minat yang sama secara pengetahuan, para ahli yang juga memiliki minat yang sama, membagi ide, pertanyaan dan isu kepada komunitas-komunitas yang terkait, berinteraksi dengan orang-orang secara cepat dan efisien dengan komunitas-komunitas di dunia maya (virtual). Sedangkan metode-metode yang dapat dikembangkan dan diterapkan antara lain dengan : 1. Peer assist 2. After action review 3. Storytelling 4. Mentoring 5. Coaching Forum-forum yang dapat digunakan antara lain : 1. Komunitas (jaringan) praktisi 2. Forum dan Meeting 3. Workshop, training dan seminar 4. Pekan Raya Pengetahuan Dalam Knowledge Management System, pemimpin sebagai bagian dari sistem harus bisa menjamin aliran informasi dan pengetahuan dalam struktur organisasi yang dipimpinnnya. Upaya membangun infrastruktur pengetahuan yang dikelola secara profesional dan sistematis akan sangat mendukung penyediaan informasi penting terkait manajemen sumber daya manusia dalam organisasi publik. Informasi ini dibutuhkan dalam berbagai kepentingan organisasi antara lain untuk kepentingan pemetaan kebutuhan pendidikan dan pelatihan pegawai, pengembangan karir pegawai, sistem penempatan dan mutasi kepegawaian, sistem remunerasi dan sistem informasi organisasi tersebut. Dengan memadainya informasi mengenai pengetahuan pegawai akan sangat menentukan pola manajemen sumberdaya manusia (pegawai) yang akan
  • 16. dikembangkan. Manfaat lain yang dapat diharapkan adalah efisiensi penggunaan dana organisasi public yang terkait dengan dana kompensasi terhadap SDM. Kesimpulannya : Dengan adanya knowledge management dalam organisasi publik, diharapkan dapat tercapai peningkatan efisiensi organisasi, mengurangi pengulangan tindakan, memudahkan proses pengambilan keputusan, dan yang tak kalah penting adalah terbangunnya budaya belajar dalam anggota organisasi yang pada akhirnya diharapkan mampu mencapai kesadaran mandiri secara pengetahuan akan tugasnya sebagai pelayan publik. Upaya ini diharapkan dapat menciptakan iklim kerja yang kondusif dalam mewujudkan terselenggaranya pemerintahan yang baik, yang proaktif, kreatif dan inovatif. Daftar Pustaka : Tenry Nur Amriani, 2014. https://bppk.kemenkeu.go.id/id/berita-makassar/19407-knowledge- management-km-dalam-organisasi-publik (31 Maret 2019, Jam 16.54)
  • 17. PENERAPAN KNOWLEDGE MANAGEMENT PADA PT PERTAMINA Profil PT Pertamina PT Pertamina adalah perusahaan minyak dan gas bumi yang dimiliki Pemerintah Indonesia (National Oil Company), yang berdiri sejak tanggal 10 Desember 1957 dengan nama PT Permina. Pada tahun 1961 perusahaan ini berganti nama menjadi PN Permina dan setelah merger dengan PN Pertamin di tahun 1968 namanya berubah menjadi PN Pertamina. Dengan bergulirnya Undang Undang No. 8 Tahun 1971 sebutan perusahaan menjadi Pertamina. Sebutan ini tetap dipakai setelah Pertamina berubah status hukumnya menjadi PT Pertamina (Persero) pada tanggal 17 September 2003 berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 tahun 2001 pada tanggal 23 November 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi. PT Pertamina (Persero) didirikan berdasarkan akta Notaris Lenny Janis Ishak, SH No. 20 tanggal 17 September 2003, dan disahkan oleh Menteri Hukum & HAM melalui Surat Keputusan No. C- 24025 HT.01.01 pada tanggal 09 Oktober 2003. Pendirian Perusahaan ini dilakukan menurut ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam Undang-Undang No. 1 tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas, Peraturan Pemerintah No. 12 tahun 1998 tentang Perusahaan Perseroan (Persero), dan Peraturan Pemerintah No. 45 tahun 2001 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah No. 12 tahun 1998 dan peralihannya berdasarkan PP No.31 Tahun 2003 "Tentang Pengalihan Bentuk Perusahaan Pertambangan Minyak dan Gas Bumi Negara (Pertamina) Menjadi Perusahaan Perseroan (Persero)". Sesuai dengan ketentuan dalam Undang-Undang MIGAS baru, Pertamina tidak lagi menjadi satu-satunya perusahaan yang memonopoli industri MIGAS dimana kegiatan usaha minyak dan gas bumi diserahkan kepada mekanisme pasar. Dengan pengalaman lebih dari 55 tahun, Pertamina semakin percaya diri untuk berkomitmen menjalankan kegiatan bisnisnya secara profesional dan penguasaan teknis yang tinggi mulai dari kegiatan hulu sampai hilir. Berorientasi pada kepentingan pelanggan juga merupakan suatu hal yang menjadi komitmen Pertamina,agar dapat berperan dalam memberikan nilai tambah bagi kemajuan dan kesejahteraan bangsa Indonesia.
  • 18. Upaya perbaikan dan inovasi sesuai tuntutan kondisi global merupakan salah satu komitmen Pertamina dalam setiap kiprahnya menjalankan peran strategis dalam perekonomian nasional. Semangat terbarukan yang dicanangkan saat ini merupakan salah satu bukti komitmen Pertamina dalam menciptakan alternatif baru dalam penyediaan sumber energi yang lebih efisien dan berkelanjutan serta berwawasan lingkungan. Dengan inisatif dalam memanfaatkan sumber daya dan potensi yang dimiliki untuk mendapatkan sumber energi baru dan terbarukan di samping bisnis utama yang saat ini dijalankannya, Pertamina bergerak maju dengan mantap untuk mewujudkan visi perusahaan, Menjadi Perusahaan Energi Nasional Kelas Dunia. Mendukung visi tersebut, Pertamina menetapkan strategi jangka panjang perusahaan, yaitu “Aggressive in Upstream, Profitable in Downstream”, dimana Perusahaan berupaya untuk melakukan ekspansi bisnis hulu dan menjadikan bisnis sektor hilir migas menjadi lebih efisien dan menguntungkan. Pertamina menggunakan landasan yang kokoh dalam melaksanakan kiprahnya untuk mewujudkan visi dan misi perusahaan dengan menerapkan Tata Kelola Perusahaan yang sesuai dengan standar global best practice, serta dengan mengusung tata nilai korporat yang telah dimiliki dan dipahami oleh seluruh unsur perusahaan, yaitu Clean, Competitive, Confident, Customer-focused, Commercial dan Capable. Seiring dengan itu Pertamina juga senantiasa menjalankan program sosial dan lingkungannya secara terprogram dan terstruktur, sebagai perwujudan dari kepedulian serta tanggung jawab perusahaan terhadap seluruh stakeholder-nya. Sejak didirikan pada 10 Desember 1957, Pertamina menyelenggarakan usaha minyak dan gas bumi di sektor hulu hingga hilir. Bisnis sektor hulu Pertamina yang dilaksanakan di beberapa wilayah di Indonesia dan luar negeri meliputi kegiatan di bidang-bidang eksplorasi, produksi, serta transmisi minyak dan gas. Untuk mendukung kegiatan eksplorasi dan produksi tersebut, Pertamina juga menekuni bisnis jasa teknologi dan pengeboran, serta aktivitas lainnya yang terdiri atas pengembangan energi panas bumi dan Coal Bed Methane (CBM). Dalam pengusahaan migas baik di dalam dan luar negeri, Pertamina beroperasi baik secara independen maupun melalui beberapa pola kerja sama dengan mitra kerja yaitu Kerja Sama Operasi (KSO),
  • 19. Joint Operation Body (JOB), Technical Assistance Contract (TAC), Indonesia Participating/ Pertamina Participating Interest (IP/PPI), dan Badan Operasi Bersama (BOB). Aktivitas eksplorasi dan produksi panas bumi oleh Pertamina sepenuhnya dilakukan di dalam negeri dan ditujukan untuk mendukung program pemerintah menyediakan 10.000 Mega Watt (MW) listrik tahap kedua. Di samping itu Pertamina mengembangkan CBM atau juga dikenal dengan gas metana batubara (GMB) dalam rangka mendukung program diversifikasi sumber energi serta peningkatan pasokan gas nasional pemerintah. Potensi cadangan gas metana Indonesia yang besar dikelola secara serius yang dimana saat ini Pertamina telah memiliki 6 Production Sharing Contract (PSC)-CBM. Sektor hilir Pertamina meliputi kegiatan pengolahan minyak mentah, pemasaran dan niaga produk hasil minyak, gas dan petrokimia, dan bisnis perkapalan terkait untuk pendistribusian produk Perusahaan. Kegiatan pengolahan terdiri dari: RU II (Dumai), RU III (Plaju), RU IV (Cilacap), RU V (Balikpapan), RU VI (Balongan) dan RU VII (Sorong). Selanjutnya, Pertamina juga mengoperasikan Unit Kilang LNG Arun (Aceh) dan Unit Kilang LNG Bontang (Kalimantan Timur). Sedangkan produk yang dihasilkan meliputi bahan bakar minyak (BBM) seperti premium, minyak tanah, minyak solar, minyak diesel, minyak bakar dan Non BBM seperti pelumas, aspal, Liquefied Petroleum Gas (LPG), Musicool, serta Liquefied Natural Gas (LNG), Paraxylene, Propylene, Polytam, PTA dan produk lainnya. Visi dan Misi Visi : Menjadi Perusahaan Energi Nasional Kelas Dunia. Misi: Menjalankan usaha minyak, gas, serta energi baru dan terbarukan secara terintegrasi, berdasarkan prinsip-prinsip komersial yang kuat. Untuk mewujudkan Visi Perseroan sebagai perusahaan kelas dunia, maka Perseroan sebagai perusahan milik Negara turut melaksanakan dan menunjang kebijakan dan program Pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan nasional pada umumnya, terutama di bidang penyelenggaraan usaha energi, yaitu energi baru dan terbarukan, minyak dan gas bumi baik di dalam maupun di luar negeri serta kegiatan lain yang terkait atau menunjang kegiatan usaha di
  • 20. bidang energi, yaitu energi baru dan terbarukan, minyak dan gas bumi tersebut serta pengembangan optimalisasi sumber daya yang dimiliki Perseroan untuk menghasilkan barang dan/atau jasa yang bermutu tinggi dan berdaya saing kuat serta mengejar keuntungan guna meningkatkan nilai Perseroan dengan menerapkan prinsip-prinsip Perseroan Terbatas. Misi : Perseroan menjalankan usaha inti minyak, gas, bahan bakar nabati serta kegiatan pengembangan, eksplorasi, produksi dan niaga energi baru dan terbarukan (new and renewable energy) secara terintegrasi. Tata Nilai Perusahaan Pertamina menetapkan enam tata nilai perusahaan yang dapat menjadi pedoman bagi seluruh karyawan dalam menjalankan perusahaan. Keenam tata nilai perusahaan Pertamina adalah sebagai berikut: 1.CLEAN (BERSIH) Dikelola secara profesional, menghindari benturan kepentingan, tidak menoleransi suap, menjunjung tinggi kepercayaan dan integritas. Berpedoman pada asas-asas tata kelola korporasi yang baik. 2.COMPETITIVE (KOMPETITIF) Mampu berkompetisi dalam skala regional maupun internasional, mendorong pertumbuhan melalui investasi, membangun budaya sadar biaya dan menghargai kinerja. 3.CONFIDENT (PERCAYA DIRI) Berperan dalam pembangunan ekonomi nasional, menjadi pelopor dalam reformasi BUMN, dan membangun kebanggaan bangsa. 4.CUSTOMER FOCUS (FOKUS PADA PELANGGAN)
  • 21. Berorientasi pada kepentingan pelanggan dan berkomitmen untuk memberikan pelayanan yang terbaik kepada pelanggan. 5.COMMERCIAL (KOMERSIAL) Menciptakan nilai tambah dengan orientasi komersial, mengambil keputusan berdasarkan prinsip-prinsip bisnis yang sehat. 6.CAPABLE (BERKEMAMPUAN) Dikelola oleh pemimpin dan pekerja yang profesional dan memiliki talenta dan penguasaan teknis tinggi, berkomitmen dalam membangun kemampuan riset dan pengembangan. Prestasi PT Pertamina PT Pertamina telah berhasil meraih penghargaan yaitu : 1.IPRAS Award 2014 PT Pertamina terpilih sebagai perusahaan yang memiliki program Public Relation (PR) terbaik dalam ajang The 3rd Indonesia Public Relatin Award & Summit (IPRAS) 2.InfoBank Award 2014 PT Pertamina meraih InfoBank Award 2014 yang diselenggarakan oleh Majalah InfoBank 3.BUMN Web Awards 2014 PT Pertamina meraih penghargaan Web BUMN Terbaik dalam ajang yang bertajuk BUMN Web Awards 2014 4.PR Week Awards Asia 2014
  • 22. PT Pertamina menjadi satu-satunya BUMN yang dinobatkan sebagai perusahaan non konsultan Public Relation (PR) yang meraih penghargaan di ajang PR Week Awards Asia 2014 5.Asia 2014 6.Pertamina Energy Services Pte Ltd (PETRAL) berhasil meraih penghargaan sebagai Best Companies to Work For in Asia 2014 7.MAKE Award PT Pertamina meraih nilai tertinggi dari semua dimensi penilaian yang membuat Pertamina kembali unggul dan menyisihkan 15 finalis dari perusahaan dan organisasi papan atas di Indonesia 8.Service Quality Award 2014 PT Pertamina meraih penghargaan Service Quality Award 2014 9.BUMN Internal Media Award (BIMA) 2014 Energia Weekly dan Energia Montly, dua produk dari Media Relations & Corporate Communications berhasil meraih 8 penghargaan dalam ajang BUMN Internal Media Award (BIMA) 2014 10.Gelar Karya Pemberdayaan Masyarakat (GKPM) Awards 2014 Program CSR Pertamina berhasil meraih 9 penghargaan dalam malam Anugerah GKPM Awards 2014 11.InfoBank Insurance Award 2014
  • 23. PT Tugu Pratama Indonesia (TPI) kembali meraih prestasi sebagai Perusahaan Asuransi Umum Nasional yang meraih Asuransi dengan predikat sangat bagus atas kinerja keuangan 12.BUMN Marketing Award PT Pertamina Lubricants mendapat dua penghargaan BUMN Award, masing-masing untuk kategori Strategic Marketing (Silver Winner) dan Tactical Marketing (Silver Winner) pada BUMN Marketing Award 13.Asian Excellent Recognitions Awards 2013 PT Pertamina meraih tiga penghargaan dalam Asian Excellent Recognitions Awards 2013 untuk kategori Best CEO, CFO, dan Investor Relation Company 14.Indonesia MDG Award (IMA) 2013 PT Pertamina meraih pengharagaan atas konsistensi dalam mendukung percepatan dan perluasan pencapaian tujuan pembangunan milenium (MDG) dalam Program Tanggung Jawab 15.Best Deal 2011 Global Bond PT Pertamina mendapat apresiasi dari Komunitas Keuangan Internasional 16.Emerging Markets Award 2012 17.Indonesia Good Corporate Governance (GCG) Award 2011 PT Pertamina berhasil meraih The Most Trusted Companies pada ajang Indonesia Good Corporate Governance (GCG) Award 2011 18.Indonesia Sustainable Business Awards 2012
  • 24. PT Pertamina meraih penghargaan dalam kategori Industry Champions Energy 19.Top Brand Award 2012 Pertamina Lubricant meraih penghargaan atas produk Prima XP pada Top Brand Award 2012 20.Annual Pertamina Subsidiary Award (APSA) 2013 PT Pertamina meraih penghargaan sebagai The Best Implementation of Community, Involvement, & Development 2012 21.PROPER EMAS PT Pertamina berhasil tiga kali berturut-turut mempertahankan peringkat emas dalam Program Penilaian Kinerja Perusahaan (PROPER) periode 2011, 2012, 2013 dari Kemeterian Lingkungan Hidup RI 22.International Convention on QC Circles (ICQCC) 2013 23.Gas Process Engineering (GPE) Awards 2012 24.International Exposition on Team Excellence (IETEX) 2012 Penerapan Knowledge Management pada PT Pertamina Berdasarkan Indonesia Most Admired Knowledge Enterprise (MAKE)Study, Pertamina memiliki keunggulan dalam mengembangkan budaya perusahaan berbasis pengetahuan, inovasi atau menghasilkan produk/jasa/solusi berbasis pengetahuan, memaksimalkan modal intelektual perusahaan, dan knowledge sharing atau menciptakan lingkungan untuk berbagi pengetahuan secara kolaboratif.
  • 25. Budaya berbasis pengetahuan pada Pertamina berdasarkan visi-misi perusahaan, yaitu ‘Menjadi Perusahaan Energi Nasional Kelas Dunia’. Untuk mengembangkan energi selain minyak dan gas Pertamina harus memiliki pengetahuan terlebih dahulu mengenai energi lain seperti energi panas bumi, Coal Bed Methane (CBM), sehingga Knowledge Management memainkan peran penting. Knowledge Management pertama kali diterapkan Pertamina pada tahun 2008 yang dikelola oleh Tim Knowledge Management Pertamina (KOMET). Dengan bertumpu pada empat komponen yang berperan dalam strategi perubahan, yaitu pedoman, infrastruktur, people dan kepemimpinan. Pertamina menciptakan sistem pengelolaan program inovasi melalui kegiatan Continuous Improvement Program (CIP) dengan menerapkan prinsip (DELTA) Delapan Langkah Tujuh Alat dan PDCA (Plan-Do-Check-Action). Pengelolaan CIP dilakukan oleh person in charge (PIC) dengan kegiatannya yang terdiri dari pelatihan CIP, rencana pelaksanaan Forum Presentasi, hingga pelaksanaan audit CIP. Pada setiap tahunnya Pertamina mengadakan Forum Inovasi sebagai puncak pelaksaan forum prestasi CIP di seluruh UNIT/Region/Anak Perusahaan. Pertamina mendefinisikan modal intelektual dalam tiga kategori, yaitu pertama, Human Capital dengan melakukan evaluasi dan monitoring memalui Talent pool serta diskusi melalui Community of Practice (CoP). Kedua, Enterprise Capital melalui Sistem Tata Kerja (STK), sistem manajemen, HAKI dan pengelolaan asset pengetahuan.Terakhir, Customer Capital, setiap tahunnya Pertamina menyelenggarakan customer loyalty dan customer satisfaction survey.Dengan adanya modal intelektual Pertamina mampu meningkatkan bisnisnya pada energi panas bumi, mengakuisisi beberapa blok di dalam negeri, dan bermain di Coal Bed Methane(CBM). Selain itu Pertamina memfasilitasi sharing knowledge melalui aktivitas yang diselenggarakan oleh KOMET yang terbagi menjadi aktivitas online dan offline. Untuk kegiatan offline dapat berupa forum atau media. Sedangkan untuk online dengan sistem informasi terintegrasi yang bernama Portal KOMET. Dampak Positif Penerapan Knowledge Management di Pertamina
  • 26. Perkembangan bisnis yang semakin dinamis menjadikan perusahaan harus mampu bersaing dengan perusahaan lain. PT Pertamina merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara yang melakukan pengelolaan dan penjualan terhadap minyak dan gas. Saat ini Pertamina bukanlah satu-satunya perusahaan yang melakukan pengelolaan terhadap minyak dan gas, persaingan kini kian bertambah dan semakit ketat. Selain itu, transformasi visi Pertamina untuk “menjadi perusahaan energi kelas dunia” ini telah mendorong Pertamina untuk melakukan perubahan dan perbaikan di berbagai bidang. Hal tersebut menuntut Pertamina untuk terus mengembangkan inovasi-inovasi untuk mewujudkan visi tersebut, sehingga Pertamina menyadari perlunya mempersiapkan strategi yaitu salah satunya dengan strategi implementasi knowledge management untuk mengatasi kesenjangan antara strategi dan pengetahuan. Pencapaian yang terus meningkat menunjukkan implementasi knowledge management di Pertamina ini sangat baik. Penerapan knowledge management ini akan membentuk habitkaryawan yang awalnya enggan dan sulit untuk berbagi pengetahuan kini menjadi karyawan yang mau belajar dan berbagi pengetahuan (Knowledge Sharing) secara berkelanjutan.Implementasi knowledge management Pertamina akan mengasah kreativitas karyawan Pertamina untuk menghasilkan inovasi-inovasi, karyawan juga semakin kompeten, serta perusahaan yang semakin berkembang dengan cepat. Dengan karyawan yang telah memiliki habit mengakses dan berbagi pengetahuan secara berkelanjutan ini akan membentuk organisasi pembelajar yang akan mendorong organisasi dalam hal ini PT Pertamina mencapai tujuan dan sasaran organisasinya. Selain itu, citra PT Pertamina di dunia bisnis dan di masyarakat juga akan baik seiring dengan prestasi-prestasi yang diraih oleh PT Pertamina, dimana prestasi PT Pertamina hanya dapat diraih apabila SDM nya berkualitas dan kompeten, salah satu cara untuk memperoleh SDM yang berkualitas dan kompeten adalah dibentuk dengan penerapan manajemen pengetahuan pada perusahaan. Hambatan dan Strategi Penerapan Knowledge Management pada PT Pertamina Penerapan suksesnya knowledge management dalam sebuah organisasi tentu akan menghadapi banyak tantangan ataupun hambatan. Baik organisasi kecil, bahkan organisasi besar seperti Pertamina. Sering kali kendala yang dijumpai berada pada karyawan maupun pelaku di dalam
  • 27. organisasi. Di dalam perusahaan Pertamina hambatan yang sering kali terjadi adalah adanya kebiasaan karyawan yang tidak biasa berbagi pengetahuan. Sehingga tacit knowledge atau pengalaman yang mereka miliki tidak dapat diwariskan. Sementara pengalaman yang mereka miliki adalah pengalaman yang sangat membantu berjalannya sistem yang efesien di dalam perusahaan. Contohnya adalah pengetahuan untuk mengetahui adanya kerusakan atau penyusutan selang minyak atau pipa gas hanya dengan memukulnya. Sementara hal ini sangat berguna diketahui karyawan demi meminimalisir risiko kerugian operasional. Sharing pengetahuan di Pertaminan juga dilakukan dengan online, dimana sharing ini dikelola oleh KOMET. Dengan adanya sharing pengeatahuan secara online, mengahasilkan berbagi pengaetahuan secara merata dan menjangkau semua pihak di Pertamina. Namun, kendala yang dihadapi adalah, para pelaku organisasi seringkali hanya mengambil pengetahuan yang disebar tanpa memberikan umpan balik kepada perusahaan. Sehingga pertumbuhan pengetahuan di dalam perusahaan tidak signifikan dengan jumlah pengambilan yang dilakukan. Perlu strategi yang efektif untuk menyelesaikan kedua masalah ini dari pihak perusahaan. Strategi tersebut adalah perlu adanya sistem informasi yang terjaga kinerjanya. Salah satunya adalah dengan menggunakan identitas setiap pengguna. Sehingga dapat mendeteksi para pelaku pengguna sharing pengetahuan yang bersifat onlinedengan portal KOMET. Pelaku yang memberikan pengetahuan secara berkelanjutan dan ter-update dapat diberi penghargaan. Sehingga hal ini akan mendorong para pelaku untuk terus memberikan atau membagikan pengetahuan yang mereka miliki. Hal ini juga akan menbuat pelaku organisasi untuk berpartisipasi dalam pertukaran informasi. Penerapan manajemen pengetahuan pada PT Pertamina dikenal dengan Knowledge Management Pertamina atau KOMET.Dalam menerapkan knowledge management PT Pertamina bertumpu pada empat komponen yang berperan dalam strategi perubahan, yaitu pedoman, infrastruktur, people dan kepemimpinan. Pertamina memiliki keunggulan dalam mengembangkan budaya perusahaan berbasis pengetahuan, inovasi atau menghasilkan produk/jasa/solusi berbasis pengetahuan, memaksimalkan modal intelektual perusahaan, dan knowledge sharing atau menciptakan lingkungan untuk berbagi pengetahuan secara
  • 28. kolaboratif. Penerapan knowledge management ini akan membentuk habit karyawan yang awalnya enggan dan sulit untuk berbagi pengetahuan kini menjadi karyawan yang mau belajar dan berbagi pengetahuan (Knowledge Sharing)secara berkelanjutan.Implementasi knowledge management Pertamina akan mengasah kreativitas karyawan Pertamina untuk menghasilkan inovasi-inovasi, karyawan juga semakin kompeten, serta perusahaan yang semakin berkembang dengan cepat Penerapan manajemen pengetahuan pada PT Pertamina juga memiliki beberapa hambatan dalam pelaksanaannya, dan ini justru membuat PT Pertamina semakin gencar dalam memperbaiki manajemen pengetahuan yang telah diterapkan sehingga manajemen pengetahuan mampu mendorong dalam mensukseskan tujuan utama PT Pertamina. DAFTAR PUSTAKA Dwinapriyanti, Rienri, Royesti, Shindie,Nazlifah, Grace, 2014. https://www.kompasiana.com/nazlifahsiti/54f91baea33311ac048b45e4/penerapan-knowledge- management-pada-pt-pertamina-persero?page=all (29 Maret 2019, Jam 17.25)