SlideShare a Scribd company logo
1 of 12
Manajemen pengetahuan

Magetan 2014
A. Latar belakang
Manajemen Pengetahuan (Inggris: Knowledge management) adalah
kumpulan

perangkat,

teknik,

dan

strategi

untuk

mempertahankan,

menganalisis, mengorganisasi, meningkatkan, dan membagikan pengertian
dan pengalaman. Pengertian dan pengalaman semacam itu terbangun atas
pengetahuan, baik yang terwujudkan dalam seorang individu atau yang
melekat di dalam proses dan aplikasi nyata suatu organisasi. Fokus dari MP
adalah untuk menemukan cara-cara baru untuk menyalurkan data mentah ke
bentuk informasi yang bermanfaat, hingga akhirnya menjadi pengetahuan.
Cut Zurnali (2008) mengemukakan istilah knowledge management
pertama sekali digunakan oleh Wiig pada tahun 1986, saat menulis buku
pertamanya mengenai topik Knowledge Management Foundations yang
dipublikasikan pada tahun 1993. Akhir-akhir ini, konsep knowledge
management mendapat perhatian yang luas. Hal ini menyatakan secara tidak
langsung proses pentransformasian informasi dan intellectual assets ke dalam
enduring value. Knowledge management merupakan kekhususan organisasi
(organization-specific), ketika perhatian dasarnya adalah ekploitasi dan
pengembangan organizational knowledge assets kepada tujuan-tujuan
organisasi selanjutnya. Knowledge management bukan merupakan sesuatu
yang lebih baik (better things), tapi untuk mengetahui bagaimana
mengerjakan sesuatu dengan lebih baik (things better).
Kegiatan manajemen pengetahuan (MP) ini biasanya dikaitkan dengan
tujuan organisasi semisal untuk mencapai suatu hasil tertentu seperti
pengetahuan bersama, peningkatan kinerja, keunggulan kompetitif, atau
tingkat inovasi yang lebih tinggi. Pada umumnya, motivasi organisasi untuk
menerapkan MP antara lain:
1. Membuat pengetahuan terkait pengembangan produk dan jasa menjadi
tersedia dalam bentuk eksplisit
2. Mencapai siklus pengembangan produk baru yang lebih cepat
3. Memfasilitasi dan mengelola inovasi dan pembelajaran organisasi
4. Mendaya-ungkit keahlian orang-orang di seluruh penjuru organisasi
5. Meningkatkan keterhubungan jejaring antara pribadi internal dan juga
eksternal
6. Mengelola lingkungan bisnis dan memungkinkan para karyawan untuk
mendapatkan pengertian dan gagasan yang relevan terkait pekerjaan
mereka
7. Mengelola modal intelektual dan aset intelektual di tempat kerja
Pengetahuan bukanlah sekadar informasi. Pengetahuan bersarang bukan di
wadah tempat disimpannya informasi (semisal basis data), melainkan berada
di pengguna informasi bersangkutan. Terdapat beberapa hal

yang

membedakan antara pengetahuan, informasi, dan data. Memahami beda
antara ketiganya sangatlah penting dalam memahami MP.
Transfer pengetahuan (salah satu aspek dari manajemen pengetahuan)
dalam berbagai bentuk, telah sejak lama dilakukan. Contohnya adalah melalui
diskusi sepadan dalam kerja, magang, perpustakaan perusahaan, pelatihan
profesional, dan program mentoring. Walaupun demikian sejak akhir abad ke20, teknologi tambahan telah diterapkan untuk melakukan tugas ini, seperti
basis pengetahuan, sistem pakar, dan repositori pengetahuan.
B. Pengertian Manajemen Pengetahuan
Mengutip

pendapat

Henczel

dalam

Singh

(2007),

Cut

Zurnali

mengemukakan bahwa untuk mendefinisikan knowledge benar-benar sulit
sebagaimana menggabungkan banyak intangibles seperti pengalaman
(experience), intuisi (intuition), pertimbangan (judgement), keahlian (skill),
dan pelajaran yang dipelajari (lessons learned), yang secara potensial
memperbaiki berbagai tindakan. Knowledge merupakan keadaan kognitif
pikiran yang dicapai dengan menggabungkan pemahaman dan kognisi
(understanding and cognition). Hal ini sering ditunjukkan sebagai
penyusunan dan pendokumentasian knowledge seperti patents, databases,
manuals, reports, procedures, dan white papers.
Terdapat beberapa definisi manajemen pengetahuan, yang dirangkum
Singh dalam Cut Zurnali (2008), yaitu:
1. Menurut Dimttia dan Oder (2001), manajemen pengetahuan adalah
mengenai

penggalian

dan

pengorganisasian

pengetahuan

untuk

mengembangkan organisasi yang menguntungkan dan lebih efisien. Secara
terperinci Dimttia dan Oder memaparkan bahwa manajemen pengetahuan
merupakan proses menangkap keahlian kolektif organisasional, di mana
pun pengetahuan tersebut berada, baik di dalam database, pada paperpaper, atau di kepala orang, dan kemudian mendistribusikan pengetahuan
tersebut ke mana pun agar dapat menghasilkan pencapaian yang terbesar.
2. Menurut Wiig (1999), manajemen pengetahuan adalah bangunan
sistematis, eksplisit dan disengaja, pembaharuan, dan aplikasi pengetahuan
untuk memaksimalkan efektivitas yang berkenaan dengan pengetahuan
organisasi dan pengembalian kembali aset pengetahuan organisasi.
3. Menurut Townley (2001), manajemen pengetahuan adalah seperangkat
proses menciptakan dan berbagi pengetahuan ke seluruh organisasi untuk
mengoptimalkan pencapaian misi dan tujuan organisasi. Jadi, manajemen
pengetahuan adalah mengenai meningkatkan penggunaan pengetahuan
organisasional

melalui

praktik-praktik

manajemen

informasi

dan

pembelajaran organisasi untuk mencapai keunggulan kompetetitif dalam
pengambilan keputusan.
C. Knowledge Management System Conceptual Model
Berdasarkan pendapat-pendapat Denise (2007), Nonaka and Takeuchi
(1995), Sarvary (1999), Choo (1998), Davenport et al. (1998), dan Zarifian
(1999), Cut Zurnali (2008) mencoba mengungkap model konseptual sistem
knowledge management. Model yang dikemukakan memperhitungkan
pengetahuan individual (individual knowledge) sebagai starting point bagi
penciptaan pengetahuan keorganisasian . Dan sejak informasi telah menjadi
bahan dasar (raw material) dari pegangan pengetahuan individual, maka ia
merupakan landasan dasar dari organisasi pengetahuan (knowledge
organization). Cut Zurnali (2008) menambahkan bahwa pengetahuan
individual yang muncul merupakan kombinasi dari informasi, interpretasi,
refleksi, dan pengalaman dalam sebuah konteks yang pasti (certain context).
Selanjutnya perlu dipertimbangkan juga pentingnya mengaitkan informasi
baru dengan pengetahuan yang ada.

Oleh sebab itu, menurut Cut Zurnali (2008), pengetahuan individual
diciptakan ketika informasi berjalan melalui proses internal yang mencakup
interpretasi, refleksi dan menghubungkan informasi baru dengan pengetahuan
yang ada pada individu sehingga dapat diaplikasikan ke dalam situasi atau
konteks baru. Agar mendorong individu memproses informasi untuk
menciptakan pengetahuan, maka setiap proses pembelajaran harus punya arti.
Sebuah sudut pandang yang jelas dari pengetahuan untuk dikembangkan
merupakan sebuah keharusan untuk menstimulasi komitmen pada penciptaan
dan pengoperasian pengetahuan tersebut. Pandangan bersama bekerja sebagai
sebuah "mental map" yang menuntun para individu dalam tiga area yang
berkorelasi, yaitu:
1. The world in which they live (dunia tempat mereka hidup);
2. The world in which they must live (dunia tempat mereka harus hidup); dan
3. Knowledge that needs to be developed in order to follow the pathway
between these two worlds (pengetahuan yang perlu untuk dikembangkan
agar untuk mengikuti lorong antara kedua dunia tempat mereka hidup dan
dunia tempat mereka harus hidup).
Lebih lanjut Cut Zurnali (2008) menambahkan bahwa untuk menciptakan
pengetahuan organisasional maka pengetahuan individual (yang terdiri dari
dua dimensi: a tacit dimension dan an explicit dimension) harus
dieksternalisasikan. Penciptaan pengetahuan organisasional terjadi melalui
konversi

yang

dikombinasikan

dari

setiap

kedua

dimensi,

jadi

mempromosikan pembelajaran kelompok dan penyebaran kepada seluruh
level

organisasional.

Proses

pentransformasian

informasi

ke

dalam

pengetahuan ditempatkan dalam tingkat internal individual, mencakup
reflection, interpretation dan connection untuk later practical experimentation
dalam konteks tepat.
Usaha keras organisasi untuk mengumpulkan dan menyediakan informasi
tidak menjamin pemrosesan dan akses individual, oleh karena itu, tindakan
yang menstimulasi akses dan menyebabkan pemrosesan informasi merupakan
dasar dalam perputaran setiap tindakan praktis ke dalam perilaku alamiah
untuk dimasukkan ke dalam sebuah budaya organisasional (the organisational
culture). Pengetahuan individual harus ditransfer kepada individu dan
kelompok lain agar dapat mempromosikan pengetahuan organisasional.
Untuk ditransfer, pengetahuan harus dieksternalisasikan dengan memilikinya
dan diinternalisasikan dengan kekurangannya, dengan penerapan utamanya
pada tacit knowledge, sehinggai para kompetitor sulit menirunya. Nonaka and
Takeuchi (1995) dalam Cut Zurnali (2008) menyatakan, transformasi
pengetahuan individual ke dalam pengetahuan organisasional terjadi melalui
sosialisasi

(socialization),

eksternalisasi

(externalization),

internalisasi

(internalization) dan kombinasi (combination). Oleh karena itu setiap proses
dapat menempatkan transformasi pengetahuan tersebut dari orang ke orang
dan dari kelompok ke kelompok.
Oleh karena itu menurut Cut Zurnali (2008) tujuan dari knowledge
management adalah untuk mengimplementasikan tindakan agar dapat
memasok landasan pengetahuan organisasional yang untuk selanjutnya dapat
mempromosikan pencapaian dari proses ketika landasan dari model
konseptual knowledge management ditujukan. Menurut Cut Zurnali (2008),
Model konseptual knowledge management menyajikan enam phase dari
pelajaran pengetahuan yaitu:
1. Penciptaan arti atau visi bersama dari tujuan pengembangan pengetahuan;
2. Penyediaan informasi;
3. Penginduksian

pemrosesan

internal

bagi

penciptaan

pengetahuan

individual;
4. Pengkonversian pengetahuan individual ke dalam pembelajaran kelompok;
5. Penyebaran pengetahuan ke level organisasional lainnya; dan
6. Pengaplikasian pengetahuan secara praktis
Menurut Cut Zurnali (2008), cakupan yang muncul dari knowledge
management secara luas memfokuskan pada tiga arus utama: Landasan
pengetahuan (the nature of knowledge), aspek-aspek manajerial dan
organisasional dari implementasinya (the organizational and managerial
aspects of its implementation), dan cara dan maksud penciptaan dan
penggunaan sistem pengelolaan pengetahuan (the ways and means of creating
and utilizing knowledge management Systems).
Mengacu pada pendapat Nonaka and Takeuchi (1995), Day (2005),
Jashapara (2005), dan Gupta, et. al.(2005), Cut Zurnali menambahkan bahwa
arus the nature of knowledge diterima sebagai perbedaan antara eksplisit dan
implisit dari pengetahuan. Porsi yang baik dari penelitian dalam knowledge
management

mengonsentrasikan

pada

cara

ketika

organisasi

dapat

mengekstrak dan menggunakan implicit knowledge. Arus aplikasi dan
pengimplementasian manajerial dan organisasional pengetahuan dalam
organisasi juga telah menaruh perhatian para periset. Sedikit model yang
diajukan

menggambarkan

organisasional.

aliran

pengetahuan

dalam

pengaturan
Berdasarkan pendapat-pendapat Holsapple and Jones (2004, 2005),
Rubenstein and Geisler (2003), dan Muthusamy and Palanisamy (2004), Cut
Zurnali (2008) mengemukakan bahwa model rantai pengetahuan yang lebih
advance yang menggambarkan aktivitas primer dan sekunder dari
pengetahuan.

Aktivitas

primer

meliputi,

pembelian,

penyeleksian,

penghasilan, dan pengeluaran pengetahuan sedangkan aktivitas sekunder
mencakup,

pengukuran,

pengontrolan,

pengkoordinasiaan,

dan

kepemimpinan pengetahuan. Dalam model yang dikemukakan, disajikan
usaha pengombinasian kedua kategori ini dari manfaat aktivitas organisasi
dengan meningkatkan daya saing dalam lingkungan organisasi. Arus ke tiga,
memfokuskan pada penciptaan, pengimplementasian dan penggunaan
knowledge management systems, dipandang secara utama sebagai sebuah
topik organisasi dari adopsi dan adaptasi, aliran penelitian ini juga mencakup
pengujian pertambahan nilai dari adopsi dan pemanfaatan knowledge
management systems.
D. Sistem Pakar (Expert System) dalam Knowledge Management
Sistem pakar (expert system) merupakan salah satu teknologi andalan
dalam knowledge management, terutama melalui empat alur skema
penerapan atau aplikasi dalam suatu organisasi, yaitu:
1. Case-based reasoning (CBR) yang merupakan representasi knowledge
berdasarkan pengalaman, termasuk kasus dan solusinya;
2. Rule-based reasoning (RBR) mengandalkan serangkaian aturan-aturan
yang

merupakan

representasi

dari

knowledge

dan

pengalaman

karyawan/manusia dalam memecahkan kasus-kasus yang rumit yang
sedang dihadapi;
3. Model-based reasoning (MBR) melalui representasi knowledge dalam
bentuk atribut, perilaku, antar hubungan maupun simulasi proses
terbentuknya knowledge;
4. Constraint-satisfaction reasoning yang merupakan kombinasi antara Rulebased reasoning (RBR) dan Model-based reasoning (MBR).
Di dalam konfigurasi yang demikian, dimungkinkan pengembangan
knowledge management di salah satu unit organisasi dokumentasi dan
informasi dalam bentuk:
1. Proses

mengoleksi,

mengorganisasikan,

mengklasifikasikan,

dan

mendiseminasikan (menyebarkan) knowledge ke seluruh unit kerja dalam
suatu organisasi agar knowledge tersebut berguna bagi siapapun yang
memerlukannya,
2. Kebijakan, prosedur yang dipakai untuk mengoperasikan database dalam
suatu jaringan intranet yang selalu up-to-date,
3. Menggunakan ICT (Information and Communication Technology) yang
tepat untuk menangkap knowledge yang terdapat di dalam pikiran individu
sehingga knowledge itu bisa dengan mudah digunakan bersama dalam
suatu organisasi,
4. Adanya suatu lingkungan untuk pengembangan aplikasi sistem pakar
(expert systems);
5. Analisis informasi dalam databases, data mining atau data warehouse
sehingga hasil analisis tersebut dapat segera diketahui dan dipakai oleh
lembaga,
6. Mengidentifikasi kategori knowledge yang diperlukan untuk mendukung
lembaga, mentransformasikan basis knowledge ke basis yang baru,
7. Mengkombinasikan

pengindeksan,

pencarian

knowledge

dengan

pendekatan semantics atau syntacs,
8. Mengorganisasikan dan menyediakan know-how yang relevan, kapan, dan
bila mana diperlukan, mencakup proses, prosedur, paten, bahan rujukan,
formula, best practices, prediksi dan cara-cara memecahkan masalah.
Secara sederhana, intranet, groupware, atau bulletin boards adalah sarana
yang memungkinkan lembaga menyimpan dan mendesiminasikan
knowledge,
9. Memetakan knowledge (knowledge mapping) pada suatu organisasi baik
secara on-line atau off-line, pelatihan, dan perlengkapan akses ke
knowledge.
Birkinsaw dalam Cut Zurnali (2008) juga menggaris bawahi tiga keadaan
yang sangat memengaruhi berhasil atau tidaknya knowledge management
yaitu:
1. Penerapannya tidak hanya menghasilkan knowledge baru, tetapi juga
untuk mendaur-ulang knowledge yang sudah ada.
2. Teknologi informasi belum sepenuhnya bisa menggantikan fungsi-fungsi
jaringan sosial antar anggota organisasi.
3. Sebagian besar organisasi tidak pernah tahu apa yang sesungguhnya
mereka ketahui, banyak knowledge penting yang harus ditemukan lewat
upaya-upaya khusus, padahal knowledge itu sudah dimiliki sebuah
organisasi sejak lama.
Dengan demikian, knowledge management akan membuat berbagi
informasi (shared information) tersebut menjadi bermanfaat. Knowledge
management termasuk strategi dari tanggung jawab dan tindak lanjut
(commitment), baik untuk meningkatkan efektivitas organisasi maupun untuk
meningkatkan peluang/kesempatan.
Tujuan dari knowledge management adalah meningkatkan kemampuan
organisasi untuk melaksanakan proses inti lebih efisien. Davenport et.al
(1988) dalam Cut Zurnali (2008) menjelaskan sasaran umum dari sistem
knowledge management dalam praktik adalah sebagai berikut:
1. Menciptakan knowledge: Knowledge diciptakan seiring dengan manusia
menentukan cara baru untuk melakukan sesuatu atau menciptakan knowhow.

Kadang-kadang

organisasi/institusi;

knowledge

eksternal

dibawa

ke

dalam
2. Menangkap knowledge: Knowledge baru diidentifikasikan sebagai bernilai
dan direpresentasikan dalam suatu cara yang masuk akal dan dapat
dicerna;
3. Menjaring knowledge: Knowledge baru harus ditempatkan dalam konteks
agar dapat ditindaklanjuti. Hal ini menunjukkan kedalaman manusia
(kualitas tacit) yang harus ditangkap bersamaan dengan fakta explicit;
4. Menyimpan knowledge: Knowledge yang bermanfaat harus dapat
disimpan dalam format yang baik dalam penyimpanan knowledge,
sehingga orang lain dalam organisasi dapat mengaksesnya atau
menggunakannya;
5. Mengolah knowledge: Sebagaimana sebuah perpustakaan (library),
knowledge harus dibuat up-to-date. Hal tersebut harus di review untuk
menjelaskan apakah knowledge tersebut relevan atau akurat.
6. Menyebarluaskan knowledge: Knowledge harus tersedia dalam format
yang bermanfaat untuk semua orang atau anggota dalam organisasi yang
memerlukan knowledge tersebut, di mana pun dan tersedia setiap saat.
E. Tipe Proyek Manajemen Pengetahuan
Studi yang dilakukan oleh Davenport (Davenport & De Long 1999)
mengidentifikasi empat tipe besar proyek manajemen pengetahuan terkait
pada titik tekan yang dimilikinya:
1. Menciptakan simpanan pengetahuan
Penekanannya adalah pada menangkap pengetahuan dan untuk
memperlakukan pengetahuan sebagai suatu entitas yang terpisah dari
orang-orang yang menciptakan dan menggunakannya. Maka yang
dilakukan adalah membuat dokumen yang berisi pengetahuan yang telah
direkam dan menyimpannya di suatu simpanan di mana dia bisa dengan
mudah diakses.
2. Meningkatkan akses terhadap pengetahuan dan transfer atasnya
Menekankan pada aktivitas penyediaan akses ke pengetahuan atau
memfasilitasi transfer pengetahuan antar individu. Dalam hal ini,
kesulitannya biasanya terletak pada bagaimana menemukan orang dengan
pengetahuan yang dibutuhkan dan lalu secara efektif mentransfernya ke
orang lainnya. Hal ini juga akan tergantung pada peningkatan kapabilitas
teknologi organisasi bersangkutan. Aktivitas dari proyek ini biasanya
berbasis komunal, semisal berbentuk: komunitas online atau komunitas
tatap muka, workshop, seminar, sistem konferensi video desktop, scan
dokumen dan perangkat berbagi lainnya.
3. Menyuburkan lingkungan pengetahuan
Proyek ini terkait aktivitas membangun lingkungan berkontribusi untuk
penciptaan, penyebaran, dan penggunaan pengetahuan yang lebih efektif.
Aktivitas yang tercakup di sini semisal pembentukan kesadaran dan
pembudayaan perhatian terkait pentingnya berbagi pengetahuan. Termasuk
juga di dalamnya adalah bagaimana mengubah perilaku dan memberikan
insentif untuk berbagi pengetahuan.
4. Mengelola pengetahuan sebagai suatu aset
Fokusnya

di

sini

adalah

pada

memperlakukan

pengetahuan

sebagaimana aset lain di neraca keuangan. Namun sifat pengetahuan yang
tidak secara konkret berwujud memang membuatnya sangat susah untuk
ditransformasi dan diestimasi dalam konteks finansial.

More Related Content

What's hot

Pengelolaan pengetahuan: Upaya Meningkatkan Kinerja melalui Pemanfaatan Data...
Pengelolaan pengetahuan: Upaya Meningkatkan Kinerja melalui  Pemanfaatan Data...Pengelolaan pengetahuan: Upaya Meningkatkan Kinerja melalui  Pemanfaatan Data...
Pengelolaan pengetahuan: Upaya Meningkatkan Kinerja melalui Pemanfaatan Data...Oswar Mungkasa
 
4 knowledge management performance presentation-fix
4 knowledge management  performance presentation-fix4 knowledge management  performance presentation-fix
4 knowledge management performance presentation-fixnoe irredenta
 
Knowledge management untuk unisma
Knowledge management untuk unismaKnowledge management untuk unisma
Knowledge management untuk unismaHaris Budiyono
 
Manajemen Pengetahuan (kelompok 3)
Manajemen Pengetahuan (kelompok 3)Manajemen Pengetahuan (kelompok 3)
Manajemen Pengetahuan (kelompok 3)Sastra Diharlan
 
Chapter 7 km role of organization culture
Chapter 7 km role of organization cultureChapter 7 km role of organization culture
Chapter 7 km role of organization culturedodyprasetyotrisandy
 
Tugas artikel ilmiah pengelola sistem pengetahuan
Tugas artikel ilmiah pengelola sistem pengetahuanTugas artikel ilmiah pengelola sistem pengetahuan
Tugas artikel ilmiah pengelola sistem pengetahuanMegaNurastuti
 
Rancangan knowledge management
Rancangan knowledge managementRancangan knowledge management
Rancangan knowledge managementadisti_cecilia
 
Rangkuman materi sebelum uts knowledge management
Rangkuman materi sebelum uts knowledge managementRangkuman materi sebelum uts knowledge management
Rangkuman materi sebelum uts knowledge managementputridlp
 
Rangkuman buku knowledge management by Amrit Tiwana
Rangkuman buku knowledge management by Amrit Tiwana Rangkuman buku knowledge management by Amrit Tiwana
Rangkuman buku knowledge management by Amrit Tiwana Muhammad Iranda
 
Knowledge management cycle
Knowledge management cycle Knowledge management cycle
Knowledge management cycle Andry Kurniawan
 
Resume Buku Knowledge Management and E-Learning
Resume Buku Knowledge Management and E-LearningResume Buku Knowledge Management and E-Learning
Resume Buku Knowledge Management and E-Learningprincesskemala
 
Jurnal knowledge management
Jurnal knowledge managementJurnal knowledge management
Jurnal knowledge managementInstansi
 
Perspektif Manajemen Pengetahuan
Perspektif Manajemen PengetahuanPerspektif Manajemen Pengetahuan
Perspektif Manajemen PengetahuanAdiza Fatin
 
Knowledge Management
Knowledge ManagementKnowledge Management
Knowledge ManagementrednoNS
 
Knowledge Management
Knowledge ManagementKnowledge Management
Knowledge ManagementrednoNS
 

What's hot (20)

Chapter 1 km cycle
Chapter 1 km cycleChapter 1 km cycle
Chapter 1 km cycle
 
Artikel sim tm 12
Artikel sim tm 12Artikel sim tm 12
Artikel sim tm 12
 
Pengelolaan pengetahuan: Upaya Meningkatkan Kinerja melalui Pemanfaatan Data...
Pengelolaan pengetahuan: Upaya Meningkatkan Kinerja melalui  Pemanfaatan Data...Pengelolaan pengetahuan: Upaya Meningkatkan Kinerja melalui  Pemanfaatan Data...
Pengelolaan pengetahuan: Upaya Meningkatkan Kinerja melalui Pemanfaatan Data...
 
4 knowledge management performance presentation-fix
4 knowledge management  performance presentation-fix4 knowledge management  performance presentation-fix
4 knowledge management performance presentation-fix
 
Knowledge management untuk unisma
Knowledge management untuk unismaKnowledge management untuk unisma
Knowledge management untuk unisma
 
Manajemen Pengetahuan (kelompok 3)
Manajemen Pengetahuan (kelompok 3)Manajemen Pengetahuan (kelompok 3)
Manajemen Pengetahuan (kelompok 3)
 
Chapter 7 km role of organization culture
Chapter 7 km role of organization cultureChapter 7 km role of organization culture
Chapter 7 km role of organization culture
 
Tugas artikel ilmiah pengelola sistem pengetahuan
Tugas artikel ilmiah pengelola sistem pengetahuanTugas artikel ilmiah pengelola sistem pengetahuan
Tugas artikel ilmiah pengelola sistem pengetahuan
 
Rancangan knowledge management
Rancangan knowledge managementRancangan knowledge management
Rancangan knowledge management
 
Rangkuman materi sebelum uts knowledge management
Rangkuman materi sebelum uts knowledge managementRangkuman materi sebelum uts knowledge management
Rangkuman materi sebelum uts knowledge management
 
Rangkuman buku knowledge management by Amrit Tiwana
Rangkuman buku knowledge management by Amrit Tiwana Rangkuman buku knowledge management by Amrit Tiwana
Rangkuman buku knowledge management by Amrit Tiwana
 
Knowledge management cycle
Knowledge management cycle Knowledge management cycle
Knowledge management cycle
 
Resume Buku Knowledge Management and E-Learning
Resume Buku Knowledge Management and E-LearningResume Buku Knowledge Management and E-Learning
Resume Buku Knowledge Management and E-Learning
 
1106
11061106
1106
 
Knowledge management
Knowledge managementKnowledge management
Knowledge management
 
Jurnal knowledge management
Jurnal knowledge managementJurnal knowledge management
Jurnal knowledge management
 
Perspektif Manajemen Pengetahuan
Perspektif Manajemen PengetahuanPerspektif Manajemen Pengetahuan
Perspektif Manajemen Pengetahuan
 
Knowledge Management
Knowledge ManagementKnowledge Management
Knowledge Management
 
Knowledge management
Knowledge managementKnowledge management
Knowledge management
 
Knowledge Management
Knowledge ManagementKnowledge Management
Knowledge Management
 

Similar to Manajemen pengetahuan

Knowledge Management Dalam Organisasi
Knowledge Management Dalam OrganisasiKnowledge Management Dalam Organisasi
Knowledge Management Dalam Organisasidhibah
 
Manajemen pengetahuan
Manajemen pengetahuanManajemen pengetahuan
Manajemen pengetahuanAsep Sahwani
 
Menjadikan manajemen pengetahuan_sebagai....by_b._elnath_aldi
Menjadikan manajemen pengetahuan_sebagai....by_b._elnath_aldiMenjadikan manajemen pengetahuan_sebagai....by_b._elnath_aldi
Menjadikan manajemen pengetahuan_sebagai....by_b._elnath_aldiwww.didiarsandi.com
 
Knowledge management di organisasi
Knowledge management di organisasiKnowledge management di organisasi
Knowledge management di organisasiNur Findiani
 
PENTINGNYA MANAJEMEN PENGETAHUAN BAGI ORGANISASI DAN SDM
PENTINGNYA MANAJEMEN PENGETAHUAN BAGI ORGANISASI DAN SDMPENTINGNYA MANAJEMEN PENGETAHUAN BAGI ORGANISASI DAN SDM
PENTINGNYA MANAJEMEN PENGETAHUAN BAGI ORGANISASI DAN SDMVorata Alvorata
 
Anatomi organisasi Powerpoint
Anatomi organisasi PowerpointAnatomi organisasi Powerpoint
Anatomi organisasi PowerpointRadenFatahillah3
 
SISTEM INFORMASI PENGELOLA PENGETAHUAN DAN SUMBER DAYA
SISTEM INFORMASI PENGELOLA PENGETAHUAN DAN SUMBER DAYASISTEM INFORMASI PENGELOLA PENGETAHUAN DAN SUMBER DAYA
SISTEM INFORMASI PENGELOLA PENGETAHUAN DAN SUMBER DAYASitiAisyahMaudina
 
Industry Knowledge Management Model 4.0.pdf
Industry Knowledge Management Model 4.0.pdfIndustry Knowledge Management Model 4.0.pdf
Industry Knowledge Management Model 4.0.pdfTantiArdianti1
 
SISTEM PENGELOLA PENGETAHUAN
SISTEM PENGELOLA PENGETAHUANSISTEM PENGELOLA PENGETAHUAN
SISTEM PENGELOLA PENGETAHUANJordanOctavian
 
Memahami hakikat-knowledge-management
Memahami hakikat-knowledge-managementMemahami hakikat-knowledge-management
Memahami hakikat-knowledge-managementMegati Mahardiningrum
 
Dimensi tersembunyi sebuah kesuksesan
Dimensi tersembunyi sebuah kesuksesanDimensi tersembunyi sebuah kesuksesan
Dimensi tersembunyi sebuah kesuksesanStefanus Widya Roys
 
MODUL LEARNING ORGANIZATION by DANIEL DONI SUNDJOJO
MODUL LEARNING ORGANIZATION by DANIEL DONI SUNDJOJOMODUL LEARNING ORGANIZATION by DANIEL DONI SUNDJOJO
MODUL LEARNING ORGANIZATION by DANIEL DONI SUNDJOJODaniel Doni
 
Managemen Pengetahuan dalam Organisasi BelajarPLUS
Managemen Pengetahuan dalam Organisasi BelajarPLUSManagemen Pengetahuan dalam Organisasi BelajarPLUS
Managemen Pengetahuan dalam Organisasi BelajarPLUSImraan Muslim
 

Similar to Manajemen pengetahuan (19)

Knowledge Management Dalam Organisasi
Knowledge Management Dalam OrganisasiKnowledge Management Dalam Organisasi
Knowledge Management Dalam Organisasi
 
Manajemen pengetahuan
Manajemen pengetahuanManajemen pengetahuan
Manajemen pengetahuan
 
1106
11061106
1106
 
Menjadikan manajemen pengetahuan_sebagai....by_b._elnath_aldi
Menjadikan manajemen pengetahuan_sebagai....by_b._elnath_aldiMenjadikan manajemen pengetahuan_sebagai....by_b._elnath_aldi
Menjadikan manajemen pengetahuan_sebagai....by_b._elnath_aldi
 
Knowledge management di organisasi
Knowledge management di organisasiKnowledge management di organisasi
Knowledge management di organisasi
 
PENTINGNYA MANAJEMEN PENGETAHUAN BAGI ORGANISASI DAN SDM
PENTINGNYA MANAJEMEN PENGETAHUAN BAGI ORGANISASI DAN SDMPENTINGNYA MANAJEMEN PENGETAHUAN BAGI ORGANISASI DAN SDM
PENTINGNYA MANAJEMEN PENGETAHUAN BAGI ORGANISASI DAN SDM
 
Anatomi organisasi Powerpoint
Anatomi organisasi PowerpointAnatomi organisasi Powerpoint
Anatomi organisasi Powerpoint
 
SISTEM INFORMASI PENGELOLA PENGETAHUAN DAN SUMBER DAYA
SISTEM INFORMASI PENGELOLA PENGETAHUAN DAN SUMBER DAYASISTEM INFORMASI PENGELOLA PENGETAHUAN DAN SUMBER DAYA
SISTEM INFORMASI PENGELOLA PENGETAHUAN DAN SUMBER DAYA
 
Industry Knowledge Management Model 4.0.pdf
Industry Knowledge Management Model 4.0.pdfIndustry Knowledge Management Model 4.0.pdf
Industry Knowledge Management Model 4.0.pdf
 
SISTEM PENGELOLA PENGETAHUAN
SISTEM PENGELOLA PENGETAHUANSISTEM PENGELOLA PENGETAHUAN
SISTEM PENGELOLA PENGETAHUAN
 
Memahami hakikat-knowledge-management
Memahami hakikat-knowledge-managementMemahami hakikat-knowledge-management
Memahami hakikat-knowledge-management
 
Pengantar Knowledge management
Pengantar Knowledge managementPengantar Knowledge management
Pengantar Knowledge management
 
4
44
4
 
Tugas paper
Tugas paperTugas paper
Tugas paper
 
Dimensi tersembunyi sebuah kesuksesan
Dimensi tersembunyi sebuah kesuksesanDimensi tersembunyi sebuah kesuksesan
Dimensi tersembunyi sebuah kesuksesan
 
IB4
IB4IB4
IB4
 
MODUL LEARNING ORGANIZATION by DANIEL DONI SUNDJOJO
MODUL LEARNING ORGANIZATION by DANIEL DONI SUNDJOJOMODUL LEARNING ORGANIZATION by DANIEL DONI SUNDJOJO
MODUL LEARNING ORGANIZATION by DANIEL DONI SUNDJOJO
 
IB4
IB4IB4
IB4
 
Managemen Pengetahuan dalam Organisasi BelajarPLUS
Managemen Pengetahuan dalam Organisasi BelajarPLUSManagemen Pengetahuan dalam Organisasi BelajarPLUS
Managemen Pengetahuan dalam Organisasi BelajarPLUS
 

More from Slamet Readi

Transformasi Nilai - Nilai Luhur Sastra Jawa Klasik
Transformasi Nilai - Nilai Luhur Sastra Jawa KlasikTransformasi Nilai - Nilai Luhur Sastra Jawa Klasik
Transformasi Nilai - Nilai Luhur Sastra Jawa KlasikSlamet Readi
 
Aneka Resep masakan indonesia
Aneka Resep masakan indonesiaAneka Resep masakan indonesia
Aneka Resep masakan indonesiaSlamet Readi
 
Pendidikan Remaja Sebaya
Pendidikan Remaja SebayaPendidikan Remaja Sebaya
Pendidikan Remaja SebayaSlamet Readi
 
4. donor darah pmr (We Care We Share)
4. donor darah pmr (We Care We Share)4. donor darah pmr (We Care We Share)
4. donor darah pmr (We Care We Share)Slamet Readi
 
Fase bati dalam kandungan dan dalil al quran
Fase bati dalam kandungan dan dalil al quranFase bati dalam kandungan dan dalil al quran
Fase bati dalam kandungan dan dalil al quranSlamet Readi
 
Konflik dan integrasi sosial dalam masyarakat
Konflik dan integrasi sosial dalam masyarakatKonflik dan integrasi sosial dalam masyarakat
Konflik dan integrasi sosial dalam masyarakatSlamet Readi
 
Kita mampu intuk berubah
Kita mampu intuk berubahKita mampu intuk berubah
Kita mampu intuk berubahSlamet Readi
 
Ku jaga gelas kristal ku (tugas)
Ku jaga gelas kristal ku (tugas)Ku jaga gelas kristal ku (tugas)
Ku jaga gelas kristal ku (tugas)Slamet Readi
 

More from Slamet Readi (8)

Transformasi Nilai - Nilai Luhur Sastra Jawa Klasik
Transformasi Nilai - Nilai Luhur Sastra Jawa KlasikTransformasi Nilai - Nilai Luhur Sastra Jawa Klasik
Transformasi Nilai - Nilai Luhur Sastra Jawa Klasik
 
Aneka Resep masakan indonesia
Aneka Resep masakan indonesiaAneka Resep masakan indonesia
Aneka Resep masakan indonesia
 
Pendidikan Remaja Sebaya
Pendidikan Remaja SebayaPendidikan Remaja Sebaya
Pendidikan Remaja Sebaya
 
4. donor darah pmr (We Care We Share)
4. donor darah pmr (We Care We Share)4. donor darah pmr (We Care We Share)
4. donor darah pmr (We Care We Share)
 
Fase bati dalam kandungan dan dalil al quran
Fase bati dalam kandungan dan dalil al quranFase bati dalam kandungan dan dalil al quran
Fase bati dalam kandungan dan dalil al quran
 
Konflik dan integrasi sosial dalam masyarakat
Konflik dan integrasi sosial dalam masyarakatKonflik dan integrasi sosial dalam masyarakat
Konflik dan integrasi sosial dalam masyarakat
 
Kita mampu intuk berubah
Kita mampu intuk berubahKita mampu intuk berubah
Kita mampu intuk berubah
 
Ku jaga gelas kristal ku (tugas)
Ku jaga gelas kristal ku (tugas)Ku jaga gelas kristal ku (tugas)
Ku jaga gelas kristal ku (tugas)
 

Recently uploaded

Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxrofikpriyanto2
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasHardaminOde2
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...Kanaidi ken
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsAdePutraTunggali
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptGirl38
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfmaulanayazid
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSyudi_alfian
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 

Recently uploaded (20)

Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public Relations
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 

Manajemen pengetahuan

  • 2. A. Latar belakang Manajemen Pengetahuan (Inggris: Knowledge management) adalah kumpulan perangkat, teknik, dan strategi untuk mempertahankan, menganalisis, mengorganisasi, meningkatkan, dan membagikan pengertian dan pengalaman. Pengertian dan pengalaman semacam itu terbangun atas pengetahuan, baik yang terwujudkan dalam seorang individu atau yang melekat di dalam proses dan aplikasi nyata suatu organisasi. Fokus dari MP adalah untuk menemukan cara-cara baru untuk menyalurkan data mentah ke bentuk informasi yang bermanfaat, hingga akhirnya menjadi pengetahuan. Cut Zurnali (2008) mengemukakan istilah knowledge management pertama sekali digunakan oleh Wiig pada tahun 1986, saat menulis buku pertamanya mengenai topik Knowledge Management Foundations yang dipublikasikan pada tahun 1993. Akhir-akhir ini, konsep knowledge management mendapat perhatian yang luas. Hal ini menyatakan secara tidak langsung proses pentransformasian informasi dan intellectual assets ke dalam enduring value. Knowledge management merupakan kekhususan organisasi (organization-specific), ketika perhatian dasarnya adalah ekploitasi dan pengembangan organizational knowledge assets kepada tujuan-tujuan organisasi selanjutnya. Knowledge management bukan merupakan sesuatu yang lebih baik (better things), tapi untuk mengetahui bagaimana mengerjakan sesuatu dengan lebih baik (things better). Kegiatan manajemen pengetahuan (MP) ini biasanya dikaitkan dengan tujuan organisasi semisal untuk mencapai suatu hasil tertentu seperti pengetahuan bersama, peningkatan kinerja, keunggulan kompetitif, atau tingkat inovasi yang lebih tinggi. Pada umumnya, motivasi organisasi untuk menerapkan MP antara lain: 1. Membuat pengetahuan terkait pengembangan produk dan jasa menjadi tersedia dalam bentuk eksplisit
  • 3. 2. Mencapai siklus pengembangan produk baru yang lebih cepat 3. Memfasilitasi dan mengelola inovasi dan pembelajaran organisasi 4. Mendaya-ungkit keahlian orang-orang di seluruh penjuru organisasi 5. Meningkatkan keterhubungan jejaring antara pribadi internal dan juga eksternal 6. Mengelola lingkungan bisnis dan memungkinkan para karyawan untuk mendapatkan pengertian dan gagasan yang relevan terkait pekerjaan mereka 7. Mengelola modal intelektual dan aset intelektual di tempat kerja Pengetahuan bukanlah sekadar informasi. Pengetahuan bersarang bukan di wadah tempat disimpannya informasi (semisal basis data), melainkan berada di pengguna informasi bersangkutan. Terdapat beberapa hal yang membedakan antara pengetahuan, informasi, dan data. Memahami beda antara ketiganya sangatlah penting dalam memahami MP. Transfer pengetahuan (salah satu aspek dari manajemen pengetahuan) dalam berbagai bentuk, telah sejak lama dilakukan. Contohnya adalah melalui diskusi sepadan dalam kerja, magang, perpustakaan perusahaan, pelatihan profesional, dan program mentoring. Walaupun demikian sejak akhir abad ke20, teknologi tambahan telah diterapkan untuk melakukan tugas ini, seperti basis pengetahuan, sistem pakar, dan repositori pengetahuan. B. Pengertian Manajemen Pengetahuan Mengutip pendapat Henczel dalam Singh (2007), Cut Zurnali mengemukakan bahwa untuk mendefinisikan knowledge benar-benar sulit sebagaimana menggabungkan banyak intangibles seperti pengalaman (experience), intuisi (intuition), pertimbangan (judgement), keahlian (skill), dan pelajaran yang dipelajari (lessons learned), yang secara potensial memperbaiki berbagai tindakan. Knowledge merupakan keadaan kognitif pikiran yang dicapai dengan menggabungkan pemahaman dan kognisi
  • 4. (understanding and cognition). Hal ini sering ditunjukkan sebagai penyusunan dan pendokumentasian knowledge seperti patents, databases, manuals, reports, procedures, dan white papers. Terdapat beberapa definisi manajemen pengetahuan, yang dirangkum Singh dalam Cut Zurnali (2008), yaitu: 1. Menurut Dimttia dan Oder (2001), manajemen pengetahuan adalah mengenai penggalian dan pengorganisasian pengetahuan untuk mengembangkan organisasi yang menguntungkan dan lebih efisien. Secara terperinci Dimttia dan Oder memaparkan bahwa manajemen pengetahuan merupakan proses menangkap keahlian kolektif organisasional, di mana pun pengetahuan tersebut berada, baik di dalam database, pada paperpaper, atau di kepala orang, dan kemudian mendistribusikan pengetahuan tersebut ke mana pun agar dapat menghasilkan pencapaian yang terbesar. 2. Menurut Wiig (1999), manajemen pengetahuan adalah bangunan sistematis, eksplisit dan disengaja, pembaharuan, dan aplikasi pengetahuan untuk memaksimalkan efektivitas yang berkenaan dengan pengetahuan organisasi dan pengembalian kembali aset pengetahuan organisasi. 3. Menurut Townley (2001), manajemen pengetahuan adalah seperangkat proses menciptakan dan berbagi pengetahuan ke seluruh organisasi untuk mengoptimalkan pencapaian misi dan tujuan organisasi. Jadi, manajemen pengetahuan adalah mengenai meningkatkan penggunaan pengetahuan organisasional melalui praktik-praktik manajemen informasi dan pembelajaran organisasi untuk mencapai keunggulan kompetetitif dalam pengambilan keputusan. C. Knowledge Management System Conceptual Model Berdasarkan pendapat-pendapat Denise (2007), Nonaka and Takeuchi (1995), Sarvary (1999), Choo (1998), Davenport et al. (1998), dan Zarifian (1999), Cut Zurnali (2008) mencoba mengungkap model konseptual sistem
  • 5. knowledge management. Model yang dikemukakan memperhitungkan pengetahuan individual (individual knowledge) sebagai starting point bagi penciptaan pengetahuan keorganisasian . Dan sejak informasi telah menjadi bahan dasar (raw material) dari pegangan pengetahuan individual, maka ia merupakan landasan dasar dari organisasi pengetahuan (knowledge organization). Cut Zurnali (2008) menambahkan bahwa pengetahuan individual yang muncul merupakan kombinasi dari informasi, interpretasi, refleksi, dan pengalaman dalam sebuah konteks yang pasti (certain context). Selanjutnya perlu dipertimbangkan juga pentingnya mengaitkan informasi baru dengan pengetahuan yang ada. Oleh sebab itu, menurut Cut Zurnali (2008), pengetahuan individual diciptakan ketika informasi berjalan melalui proses internal yang mencakup interpretasi, refleksi dan menghubungkan informasi baru dengan pengetahuan yang ada pada individu sehingga dapat diaplikasikan ke dalam situasi atau konteks baru. Agar mendorong individu memproses informasi untuk menciptakan pengetahuan, maka setiap proses pembelajaran harus punya arti. Sebuah sudut pandang yang jelas dari pengetahuan untuk dikembangkan merupakan sebuah keharusan untuk menstimulasi komitmen pada penciptaan dan pengoperasian pengetahuan tersebut. Pandangan bersama bekerja sebagai sebuah "mental map" yang menuntun para individu dalam tiga area yang berkorelasi, yaitu: 1. The world in which they live (dunia tempat mereka hidup); 2. The world in which they must live (dunia tempat mereka harus hidup); dan 3. Knowledge that needs to be developed in order to follow the pathway between these two worlds (pengetahuan yang perlu untuk dikembangkan agar untuk mengikuti lorong antara kedua dunia tempat mereka hidup dan dunia tempat mereka harus hidup).
  • 6. Lebih lanjut Cut Zurnali (2008) menambahkan bahwa untuk menciptakan pengetahuan organisasional maka pengetahuan individual (yang terdiri dari dua dimensi: a tacit dimension dan an explicit dimension) harus dieksternalisasikan. Penciptaan pengetahuan organisasional terjadi melalui konversi yang dikombinasikan dari setiap kedua dimensi, jadi mempromosikan pembelajaran kelompok dan penyebaran kepada seluruh level organisasional. Proses pentransformasian informasi ke dalam pengetahuan ditempatkan dalam tingkat internal individual, mencakup reflection, interpretation dan connection untuk later practical experimentation dalam konteks tepat. Usaha keras organisasi untuk mengumpulkan dan menyediakan informasi tidak menjamin pemrosesan dan akses individual, oleh karena itu, tindakan yang menstimulasi akses dan menyebabkan pemrosesan informasi merupakan dasar dalam perputaran setiap tindakan praktis ke dalam perilaku alamiah untuk dimasukkan ke dalam sebuah budaya organisasional (the organisational culture). Pengetahuan individual harus ditransfer kepada individu dan kelompok lain agar dapat mempromosikan pengetahuan organisasional. Untuk ditransfer, pengetahuan harus dieksternalisasikan dengan memilikinya dan diinternalisasikan dengan kekurangannya, dengan penerapan utamanya pada tacit knowledge, sehinggai para kompetitor sulit menirunya. Nonaka and Takeuchi (1995) dalam Cut Zurnali (2008) menyatakan, transformasi pengetahuan individual ke dalam pengetahuan organisasional terjadi melalui sosialisasi (socialization), eksternalisasi (externalization), internalisasi (internalization) dan kombinasi (combination). Oleh karena itu setiap proses dapat menempatkan transformasi pengetahuan tersebut dari orang ke orang dan dari kelompok ke kelompok. Oleh karena itu menurut Cut Zurnali (2008) tujuan dari knowledge management adalah untuk mengimplementasikan tindakan agar dapat memasok landasan pengetahuan organisasional yang untuk selanjutnya dapat mempromosikan pencapaian dari proses ketika landasan dari model
  • 7. konseptual knowledge management ditujukan. Menurut Cut Zurnali (2008), Model konseptual knowledge management menyajikan enam phase dari pelajaran pengetahuan yaitu: 1. Penciptaan arti atau visi bersama dari tujuan pengembangan pengetahuan; 2. Penyediaan informasi; 3. Penginduksian pemrosesan internal bagi penciptaan pengetahuan individual; 4. Pengkonversian pengetahuan individual ke dalam pembelajaran kelompok; 5. Penyebaran pengetahuan ke level organisasional lainnya; dan 6. Pengaplikasian pengetahuan secara praktis Menurut Cut Zurnali (2008), cakupan yang muncul dari knowledge management secara luas memfokuskan pada tiga arus utama: Landasan pengetahuan (the nature of knowledge), aspek-aspek manajerial dan organisasional dari implementasinya (the organizational and managerial aspects of its implementation), dan cara dan maksud penciptaan dan penggunaan sistem pengelolaan pengetahuan (the ways and means of creating and utilizing knowledge management Systems). Mengacu pada pendapat Nonaka and Takeuchi (1995), Day (2005), Jashapara (2005), dan Gupta, et. al.(2005), Cut Zurnali menambahkan bahwa arus the nature of knowledge diterima sebagai perbedaan antara eksplisit dan implisit dari pengetahuan. Porsi yang baik dari penelitian dalam knowledge management mengonsentrasikan pada cara ketika organisasi dapat mengekstrak dan menggunakan implicit knowledge. Arus aplikasi dan pengimplementasian manajerial dan organisasional pengetahuan dalam organisasi juga telah menaruh perhatian para periset. Sedikit model yang diajukan menggambarkan organisasional. aliran pengetahuan dalam pengaturan
  • 8. Berdasarkan pendapat-pendapat Holsapple and Jones (2004, 2005), Rubenstein and Geisler (2003), dan Muthusamy and Palanisamy (2004), Cut Zurnali (2008) mengemukakan bahwa model rantai pengetahuan yang lebih advance yang menggambarkan aktivitas primer dan sekunder dari pengetahuan. Aktivitas primer meliputi, pembelian, penyeleksian, penghasilan, dan pengeluaran pengetahuan sedangkan aktivitas sekunder mencakup, pengukuran, pengontrolan, pengkoordinasiaan, dan kepemimpinan pengetahuan. Dalam model yang dikemukakan, disajikan usaha pengombinasian kedua kategori ini dari manfaat aktivitas organisasi dengan meningkatkan daya saing dalam lingkungan organisasi. Arus ke tiga, memfokuskan pada penciptaan, pengimplementasian dan penggunaan knowledge management systems, dipandang secara utama sebagai sebuah topik organisasi dari adopsi dan adaptasi, aliran penelitian ini juga mencakup pengujian pertambahan nilai dari adopsi dan pemanfaatan knowledge management systems. D. Sistem Pakar (Expert System) dalam Knowledge Management Sistem pakar (expert system) merupakan salah satu teknologi andalan dalam knowledge management, terutama melalui empat alur skema penerapan atau aplikasi dalam suatu organisasi, yaitu: 1. Case-based reasoning (CBR) yang merupakan representasi knowledge berdasarkan pengalaman, termasuk kasus dan solusinya; 2. Rule-based reasoning (RBR) mengandalkan serangkaian aturan-aturan yang merupakan representasi dari knowledge dan pengalaman karyawan/manusia dalam memecahkan kasus-kasus yang rumit yang sedang dihadapi; 3. Model-based reasoning (MBR) melalui representasi knowledge dalam bentuk atribut, perilaku, antar hubungan maupun simulasi proses terbentuknya knowledge;
  • 9. 4. Constraint-satisfaction reasoning yang merupakan kombinasi antara Rulebased reasoning (RBR) dan Model-based reasoning (MBR). Di dalam konfigurasi yang demikian, dimungkinkan pengembangan knowledge management di salah satu unit organisasi dokumentasi dan informasi dalam bentuk: 1. Proses mengoleksi, mengorganisasikan, mengklasifikasikan, dan mendiseminasikan (menyebarkan) knowledge ke seluruh unit kerja dalam suatu organisasi agar knowledge tersebut berguna bagi siapapun yang memerlukannya, 2. Kebijakan, prosedur yang dipakai untuk mengoperasikan database dalam suatu jaringan intranet yang selalu up-to-date, 3. Menggunakan ICT (Information and Communication Technology) yang tepat untuk menangkap knowledge yang terdapat di dalam pikiran individu sehingga knowledge itu bisa dengan mudah digunakan bersama dalam suatu organisasi, 4. Adanya suatu lingkungan untuk pengembangan aplikasi sistem pakar (expert systems); 5. Analisis informasi dalam databases, data mining atau data warehouse sehingga hasil analisis tersebut dapat segera diketahui dan dipakai oleh lembaga, 6. Mengidentifikasi kategori knowledge yang diperlukan untuk mendukung lembaga, mentransformasikan basis knowledge ke basis yang baru, 7. Mengkombinasikan pengindeksan, pencarian knowledge dengan pendekatan semantics atau syntacs, 8. Mengorganisasikan dan menyediakan know-how yang relevan, kapan, dan bila mana diperlukan, mencakup proses, prosedur, paten, bahan rujukan, formula, best practices, prediksi dan cara-cara memecahkan masalah. Secara sederhana, intranet, groupware, atau bulletin boards adalah sarana yang memungkinkan lembaga menyimpan dan mendesiminasikan knowledge,
  • 10. 9. Memetakan knowledge (knowledge mapping) pada suatu organisasi baik secara on-line atau off-line, pelatihan, dan perlengkapan akses ke knowledge. Birkinsaw dalam Cut Zurnali (2008) juga menggaris bawahi tiga keadaan yang sangat memengaruhi berhasil atau tidaknya knowledge management yaitu: 1. Penerapannya tidak hanya menghasilkan knowledge baru, tetapi juga untuk mendaur-ulang knowledge yang sudah ada. 2. Teknologi informasi belum sepenuhnya bisa menggantikan fungsi-fungsi jaringan sosial antar anggota organisasi. 3. Sebagian besar organisasi tidak pernah tahu apa yang sesungguhnya mereka ketahui, banyak knowledge penting yang harus ditemukan lewat upaya-upaya khusus, padahal knowledge itu sudah dimiliki sebuah organisasi sejak lama. Dengan demikian, knowledge management akan membuat berbagi informasi (shared information) tersebut menjadi bermanfaat. Knowledge management termasuk strategi dari tanggung jawab dan tindak lanjut (commitment), baik untuk meningkatkan efektivitas organisasi maupun untuk meningkatkan peluang/kesempatan. Tujuan dari knowledge management adalah meningkatkan kemampuan organisasi untuk melaksanakan proses inti lebih efisien. Davenport et.al (1988) dalam Cut Zurnali (2008) menjelaskan sasaran umum dari sistem knowledge management dalam praktik adalah sebagai berikut: 1. Menciptakan knowledge: Knowledge diciptakan seiring dengan manusia menentukan cara baru untuk melakukan sesuatu atau menciptakan knowhow. Kadang-kadang organisasi/institusi; knowledge eksternal dibawa ke dalam
  • 11. 2. Menangkap knowledge: Knowledge baru diidentifikasikan sebagai bernilai dan direpresentasikan dalam suatu cara yang masuk akal dan dapat dicerna; 3. Menjaring knowledge: Knowledge baru harus ditempatkan dalam konteks agar dapat ditindaklanjuti. Hal ini menunjukkan kedalaman manusia (kualitas tacit) yang harus ditangkap bersamaan dengan fakta explicit; 4. Menyimpan knowledge: Knowledge yang bermanfaat harus dapat disimpan dalam format yang baik dalam penyimpanan knowledge, sehingga orang lain dalam organisasi dapat mengaksesnya atau menggunakannya; 5. Mengolah knowledge: Sebagaimana sebuah perpustakaan (library), knowledge harus dibuat up-to-date. Hal tersebut harus di review untuk menjelaskan apakah knowledge tersebut relevan atau akurat. 6. Menyebarluaskan knowledge: Knowledge harus tersedia dalam format yang bermanfaat untuk semua orang atau anggota dalam organisasi yang memerlukan knowledge tersebut, di mana pun dan tersedia setiap saat. E. Tipe Proyek Manajemen Pengetahuan Studi yang dilakukan oleh Davenport (Davenport & De Long 1999) mengidentifikasi empat tipe besar proyek manajemen pengetahuan terkait pada titik tekan yang dimilikinya: 1. Menciptakan simpanan pengetahuan Penekanannya adalah pada menangkap pengetahuan dan untuk memperlakukan pengetahuan sebagai suatu entitas yang terpisah dari orang-orang yang menciptakan dan menggunakannya. Maka yang dilakukan adalah membuat dokumen yang berisi pengetahuan yang telah direkam dan menyimpannya di suatu simpanan di mana dia bisa dengan mudah diakses. 2. Meningkatkan akses terhadap pengetahuan dan transfer atasnya
  • 12. Menekankan pada aktivitas penyediaan akses ke pengetahuan atau memfasilitasi transfer pengetahuan antar individu. Dalam hal ini, kesulitannya biasanya terletak pada bagaimana menemukan orang dengan pengetahuan yang dibutuhkan dan lalu secara efektif mentransfernya ke orang lainnya. Hal ini juga akan tergantung pada peningkatan kapabilitas teknologi organisasi bersangkutan. Aktivitas dari proyek ini biasanya berbasis komunal, semisal berbentuk: komunitas online atau komunitas tatap muka, workshop, seminar, sistem konferensi video desktop, scan dokumen dan perangkat berbagi lainnya. 3. Menyuburkan lingkungan pengetahuan Proyek ini terkait aktivitas membangun lingkungan berkontribusi untuk penciptaan, penyebaran, dan penggunaan pengetahuan yang lebih efektif. Aktivitas yang tercakup di sini semisal pembentukan kesadaran dan pembudayaan perhatian terkait pentingnya berbagi pengetahuan. Termasuk juga di dalamnya adalah bagaimana mengubah perilaku dan memberikan insentif untuk berbagi pengetahuan. 4. Mengelola pengetahuan sebagai suatu aset Fokusnya di sini adalah pada memperlakukan pengetahuan sebagaimana aset lain di neraca keuangan. Namun sifat pengetahuan yang tidak secara konkret berwujud memang membuatnya sangat susah untuk ditransformasi dan diestimasi dalam konteks finansial.