Buku ini membahas penerapan knowledge management pada organisasi, meliputi pengertian knowledge dan knowledge management, sistem pakar, penerapan knowledge management di organisasi, proses penciptaan knowledge, model sistem knowledge management, dan analisis organisasi melalui model 7-S McKinsey. Dokumen ini juga menjelaskan metode coding berdasarkan potensi knowledge di organisasi dan bagaimana mengelola knowledge di organisasi.
Tentang Gerhanatoto: Situs Judi Online yang Menarik Perhatian
Knowledge management di organisasi
1. RANGKUMAN BUKU
PENERAPAN KNOWLEDGE MANAGEMENT PADA ORGANISASI
Karangan : Bambang Setiarso, Nazir Harjanto Triyono & Hendra Subagyo
Diajukan untuk Memenuhi Syarat Kelulusan Mata Kuliah Knowledge Management pada
Program S-1 Program Studi Manajemen Bisnis Telekomunikasi Dan Informatika
Oleh :
Nur Indah Findiani
1201110260
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Telkom
Bandung
2014
2. Knowledge Management di Organisasi
1. Knowledge dan Knowleedge Management Dalam buku yang ditulis oleh Von Krogh,
Ichiyo, serta Nonaka (2000) dan Chun (1998), disampaikan ringkasan gagasan yang
mendasarai pengertian knowledge adalah sebagai berikut :
1. Knowledge merupakan keprcayaan yang dapat dipertimbangkan (just true believe)
2. Knowledge merupakan sesuatu yang eksplisit sekaligus terpikirkan (tacit)
3. Penciptaan inovasi secara efektif bergantung pada konteks yang memungkinkan
terjadinya penciptaan tersebut.
4. Penciptaan inovasi yang melibatkan 5 langkah utama yaitu :
a. Berbagai knowledge terpikirkan (tacit)
b. Menciptakan konsep
c. Membenarkan konsep
d. Membangunn prototype, dan
e. Melakukan penyebaran knowledge tersebut
2. System Pakar (Expert System)
Merupakan salah satu teknologi andalan dalam knowledge management, terutama
melalui empat skema penerapan dalam suatu organisasi, yaitu :
1. Cased Besade Reasoning (CBR) yang merupakan representasi knowledge
berdasarkan pengalaman, termasuk kasus dan solusinya.
2. Ruled-Based Reasoning (RBR) menggunakan serangkaian rules yang merupakam
representasi dari Knowledge dan pengalaman manusia dan memecahkan kasus yang
rumit.
3. Model-Based base Reasoning (MBR) melalui representasi knowledge dalam bentuk
prilaku , antar hubungan dan simulasi prosesterbentuknya knowledge
4. Constraint-Satisfaction Reasoning yang merupakan kombinasi antara RBR dan MBR
3. Penerapan Knowledge Manajemen di Organisasi
Birkinsaw menggarisbawahi tiga kenyataan yang sangat mempengaruhi berhasil tidaknya
Knowledge management , yaitu :
3. a. Penerapannya tidak hanya menghasilkan knowledge baru, tetapi juga mendaur-ulang
knowledge yang sudah ada.
b. Teknologi informasi belum sepenuhnya bisa menggantikan fungsi-fungsi jaringan
social antar anggota organisasi.
c. Sebagian besar organisasi tidak pernah tahu apa yang sesungguhnya mereka ketahui.
Banyak knowledge penting yang ditemukan lewat upaya-upaya khusus. Padahal
knowledge itu sudah dimiliki sebuah organisasi sejak lama.
4. Proses penciptaan Knowledge
Nonaka menyatakan bahwa proses penciptaan knowledge organisasi terjadi karena
adanya interaksi (konversi) antara tacit knowledge dan explicit knowledge , melalui
proses sosialisasi, eksternalisasi , kombinasi dan intrenalisasi.
Saat ini, organisasi biasanya menggunakan media-media berikut sebagai sarana
komunikasi antar sumber daya manusia yang ada diorganisasi dan pihak pihak yang
berkepentingan, yaitu :
a. Rapat secara berkala
b. Diskusi secera berkala
c. Pertemuan berkala
d. Intranet
e. Surat edaran/surat keputusan
f. Papan pengumuman
g. Internet/media masa.
5. Model Sistem Knowledge Management
Untuk merancang suatu system knowledge management yang dapat membantu oragnisasi
untuk meningkatkan kinerjanya diperlukan 4 komponen , yaitu :
1. Aspek Manusia, disarnkan untuk organisasi untuk menunjuk/mempekerjakan
seseorang document control dan knowledge manager yangbertanggung jawab
mengelola system knowledge management dengan cara mendorong para karyawan
untuk mendokumntasikan dan mempublikasikan knowledge mereka, mengatur file,
menghapus knowledge yang sudah tidak relevan, dan mengatur system
reward/punishment
4. 2. Proses, telah dirancang serangkaian proses yang menghasilkan konsep model SECI
dalam pelaksanaannya
3. Teknologi, telah dibuat ususlan penambahan infrastruktur yang diperlakukan untuk
menunjang berjalannya knowledge management yang aktif
4. Content (isi) , telah dirancang content dari system knowledge management yaitu
berupa database knowledge dan dokumen yang dibutuhkan karyawan untuk
melaksanakan tugas dankewajiban.
Organizational Knowledge Management System
Pemicu dari pengembangan dan integrasi konsep organizational knowledge
management system (OKMS) sebagai penerapan KM yang efektif disuatu organisasi
merupakan inovasi yang mendukung kelesatrian organisasi tersebut, termasuk :
A. Inovasi (kebanyakn merupakan kerja tim yang mengahsruskan hubungan yang
kreatif)
B. Organizational Learning (SWOT Analysis menentukan pesaing, kecenderungan
(trend )pasar.
C. Adanya jaringan internet, regional dan global
D. Pola hubungan natar karyawan, petugas dengan pmakai (lebih memahami
kebutuhan pengguna)
E. Efisien dalam menyimpan dan mudah menelusuri kembali knowledge yang sudah
terakumulasi
F. Membnagun core competence
G. Mobilitas karyawan yang selalu ditingkatkan knowledge –nya meskipun bila ada
karyawan yang keluar
A. Identifikasi Organizational management system (OKMS)
1. Strategy knowledge management.
5. Dalam menentukan strategy know;edge management mana yang sesuai dengan
strategi organisasi untuk mencapai tujuan dan sasaran organisasi, digunakan
kuesioner KM Strategy.
2. Road Map Knowledge
Berdasarkan kenyataannya , didasrakan pentingnya klasifikasi dalam dunia
knowledge , apa lagi knowledge management , berbagai jenis klasifikasi selain
hierarki , klasifikasi pohon, paradigma dan facet.
3. Aspek strategi organisasi dama learning organization
Organisasi merupaka satuan social yang dikordinasikan secara sadar , terdiri ats dua
orang atau lebih , dengan secara terus menerud berusaha mencapai tujuan bersama.
Kumpulan individu ini dalam melakukan aktiitasnya sellau berinteraksi dengan baik
dengan sesame anggota organisasi atau dengan pihakluar organisasi (Robins, 1996).
Organisasi belajar adalah suatu proses dimana naggota organisasi mendeteksi
berbagai kesalahn, kemudian mengoreksinya melalui berbagai tindakan dan atau
restrukturisasi organisasi. (Argrys dan Schon, 1978)
4. Model Disiplin Organisasi
Terdapat lima disiplin organisasi tersebut adalah :
a. Disiplin Penguasaan Pribadi(Personal Mastery)
b. Disiplin Model Mental (Mental Models)
c. Disiplin Visi Bersama (Shared Vision)
d. Disiplin Berpikir Sistematik (System Thinking)
e. Disiplin Pembelajaran (Team Learning)
5. Model Organizational Knowledge Management System (OKMS)
1. Menciptakan Knowledge . Knowledge diciptakan begitu manusai menetukan cara
baru untuk melakukan sesuatu atau menciptakan Know how
2. MEnangkap Knowledge, Knowledge baru di identifikasikan sebagai bernilai dan
direpresentasikan dalam suatu cara yang masuk akal.
3. Menjaring knowledge, knowledge baru harus ditempatkan dalam konteks agar
dapat ditindak lanjuti.
6. 4. Menyimpan knowledge , knowledge yang bermanfaat harus disimpan dalam
penyimpanan knowledge sehingga orang lain dalam organisasi dapat
mengaksesnya.
5. Mengelola knowledge, seperti perpustakaan, knowledge harus dibuat up to date.
6. Menyebarluaskan knowledge , knowledge harus tersedia dalam format yang
bermanfaat untuk semua orang dalam organisasi yang memerlukan, dimanapu dan
kapan pun.
Menciptakan
Menangkap
Mengelola Menyimpan
Knowledge
Mendisiminasi
Model system Knowledge Management
B. Analisis Organisasi melalui model 7-S McKinsey
Menyaring
Model McKinsey dikembangkan oleh Petters dan Waterman (1982) dalam bukunya in
Search of Excelence. Petters dan Waterman mengajukan terdapat 6 variabel lain yang
menentukan keberhasilan organisasi. Ketujuh variable memiliki keterkaitan satu sama
lain.
Pada model 7-S McKinsey dikenal adanya dua jenis variable, yaitu hard variable dan
soft variable. Hard variabelm adalah variable variable yang mudah untuk
diidentifikasikan dari dokumen dokumen perusahaan, sedangkan soft variable adalah
relative lebih sukar dikenali (Waterman & Peters).
7. Metode Coding Berdasarkan Potensi Knowledge di Organisasi
Dalam satu dasawarsa terakhir, pengelolaan knowledge (Knowledge Management) menjadi salah
satu metode peningkatan produktivitas suatu organisasi , perusahaan atau instansi. Berbagi
Knowledge (Knowledge Sharing) merupakan salah satu metode dalam knowledge management
yang digunakan untuk memberikan kesempatan kepada anggota suatu organisasi, instansi atau
perusahaan untuk berbagi ilmu pengetahuan , teknik, pengalaman, dan ide yang mereka miliki
kepada anggota lainnya.
Banyak organisasi yang belum atau tidak mengetahui potensi knowledge (Knowledge +
Pengalaman) tersembunyi yang dimiliki. Mengapa demikian ? karena hasil riset Delphi Grup
meyatakan bhawa Knowledge dalam organisasi tersimpan dengan struktur adalah sebagai
berikut :
- 42 % dipikiran (otak ) Karyawan
- 26% Dokumen kertas
- 20% dokumen elektronik
- 12% Knowledge Based- electronic
1. Potensi Knowledge di Organisasi
Hard Variabel : Strategy, Structure,
System
Soft- Variabel : Style , Staff, Skills, &
Shared Vision
model 7-S McKinsey
8. Agar potensi knowledge setiap karyawan dapat dimanfaatkan dan dikembangkan tentu
perusahaan memerlukan informasi secara lengkap mengenai aset berharga ini. Berbagi
knowledge hanya dapt dilakukan apabila setiap anggota memiliki kesempatan yang luas
dalam menyampaikan pendapat, ide kritikan, kometra kepada anggota lainnya. Berbagi
Knowledge dapat tumbuh dan berkembang apabila menemukan kondisi yang sesuia, ,
sedangkan kondisi tersebut ditentukan dengan tiga factor kunci yaitu orang, organisasi dan
teknologi (Brink , 2001).
2. Mungkinkah Mengelola Knowledge
Dalam buku learning to fly oleh British Oil Company menyatakan bahwa You Cant Manage
Knowledge –nobady can? Knowledge can be created, discovered,capture, shared.etc. jadi
hanya empat kegiatan utama yaitu : Persediaan know;edge, mempercepat aliran knowledge,
transfer knowledge, dan pemanfaatan knowledge.
Secara ringkas untuk mengelola knowledge ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
misalnya :
a. Analisis dan identifikasi proses kerja/bisnis dalam organisasi
b. Pemahaman tentang proses knowledge didalam proses kerja
c. Pemahaman nilai, konteks , dan dinamika knowledge dan informasi
d. Identifkasi penciptaan, pemeliharaan, dan pemanfaatan asset knowledge
e. Pemetaan aliran knowledge
f. Manajemen perubahan
g. Pemanfaatan teknologi informasi untuk mendukung pemanfaatan knowledge
h. Pemahaman tentang komunitas kerja untuk memperoleh dukungan dan kerjasama
i. Manajemen kegiatan//proyek
j. Strukturisasi dan arsitektur informasi
k. Manajemen aliran dokumen dan informasi
l. Pemahaman tentang prinsip prinsip manajemen informasi , proses publikasi dan
perkembangan potensi teknologi informasi.
Sebagian besar dari tuntutan kompetensi diatas memerlukan kemampuan berpikir
abstrak dan melakukan analisis yang cukup rumit.