SlideShare a Scribd company logo
1 of 11
Download to read offline
MENJADIKAN MANAJEMEN PENGETAHUAN 
SEBAGAI KEUNGGULAN KOMPETITIF 
PERUSAHAAN MELALUI STRATEGI BERBASIS 
PENGETAHUAN 
D. 41nath Aldi 
M:LIK PERFUSTAKAAN I 
Eli:STENS; FE LINDH) I. 
Abstrak 
Para ahli teori manajemen dan organisasi terkemuka telah mempopulerkan konsep 
manajemen pengetahuan sebagai keunggulan bersaing. Mereka menyarankan bahwa 
agar dapat tetap bersaing, organisasi harus secara efisien dan efektif menciptakan, 
melokasikan dan menangkap serta membagi pengetahuan dan keahliannya untuk 
mengaplikasikan pengetahuan dalam menyelasaikan masalah dan men gekploitasi 
peluang. Penghargaan dan pelembagaan peran pengetahun dan pembelajaran merupakan 
pendekatan yang efektif untuk membangun landasan kemampuan bersaing organisasi. 
Organisasi harus memanfaatkan pengetahuannya untuk membangun strategi . Untuk 
secara jelas menghubungakan manajemen dengan strategy, organisasi harus 
mengartikulasikan kemauan strategiknya, mengidentifikasi pengetahuan yang diperlukan 
untuk melaksanakan strategi yang diinginkan, dan memabndingkannya dengan 
pengetahuan aktual untuk menjembatani perbedaan pengetahuan strategik. 
Kata kunci : manajemen pengetahuan, kemampuan bersaing, keunggulan bersaing, 
kemauan strategik (strategic intent). 
Abstract 
Leading management and organization theorist have popularized the concept of treating 
knowledge management as a competitive advantage. They advise that to remain 
competitive, an organization must efficiently and effectively create, locate, capture and 
share knowledge and expertise in order to apply knowledge to solve problems and exploit 
opportunities. Respecting and institutionalizing the role of knowledge and learning may 
be the most effective approach to building a solid and enduring competitive foundation 
for organizations. An organization must capitalize their knowledge asset to build a strong 
strategy. To explicitly the link between knowledge management and strategic, an 
organization must articulate its strategic intent, identify the knowledge required to execute 
its intended strategy, and compare to its actual knowledge to revailing its strategic 
knowledge gaps. 
Keywords: Knowledge management, competitve advantage, organizational strategic. 
58 
I 
Jumal Stud! Manajemen & Organisaal 
Vol. 2 No. 1 Januari 2005
Pendahuluan 
Dunia bisnis saat ini ditantang untuk mampu bertahan di dalam lingkungan bisnis 
yang terus menerus berubah. Noe et al. (2000) mengemukakan dua tantangan yang 
dihadapi organisasi yaitu global challenge dan stakeholder challenge. Global challenge 
ditandai dengan adanya globalisasi, deregulasi pasar di sejumlah negara, kerjasama antar 
negara diberbagai kawasan seperti AFTA dan NAFTA, serta pembebasan tarif. Sedangkan 
stakeholder challenge diwarnai dengan permintaan konsumen akan peningkatan kualitas 
barang dan jasa yang dihasilkan, kualitas layanan, tanggung jawab sosial organisasi di 
lingkungan sekitar. Tantangan-tantangan tersebut menuntut organisasi meningkatkan 
kemampuan bersaing di pasar domestik maupun internasional. 
Agar mampu bertahan di lingkungan bisnis, organisasi melakukan berbagai cara 
seperti inovasi produk, memperluas pasar, meningkatkan kualitas layanan, memperbaiki 
proses produksinya, perbaikan sistem organisasi, dan melakukan penghematan biaya. 
Strategi-strategi organisasi dibuat dan diciptakan agar bertahan di derasnya perubahan 
lingkungan. Strategi organisasi haruslah mampu menciptakan keunggulan kompetitif. 
Terdapat dua sumber keunggulan kompetitif yang bisa digali oleh organisasi yaitu dari 
dalam organisasi dan dari luar organisasi. Sumber-sumber dari luar terdiri dari tersedianya 
sumber daya alam, teknologi, pasar tenaga kerja baik kasar maupun profesional dan lain-lain. 
Sedangkan sumber-sumber dari dalam organisasi misalnya kemampuan karyawan, 
struktur organisasi, sistem kerja organisasi, kreatifitas untuk menciptakan proyek-proyek 
yang menguntungkan organisasi, dan manajemen pengetahuan (knowledge management). 
Dua sumber ini mempunyai karakteristik yang berbeda, pada sumber dari luar 
organisasi akan menemui kesulitan untuk mendapatkan bahan dasar untuk menciptakan 
keunggulan kompetitif karena banyak organisasi berlomba-lomba mendapatkan sumber 
dari luar, selain itu keunggulan organisasi yang didapat dari sumber ini akan mudah ditiru 
oleh organisasi lain. Sedangkan sumber dari dalam akan memberikan banyak keunggulan 
karena sukar ditiru oleh pesaing serta talc terbatas. 
Keunggulan yang terpatri dalam organisasi dan belum banyak didayagunakan adalah 
knowledge management. Pengetahuan (knowledge) melekat dalam organisasi dan setiap 
anggota organisasi. Dalam organisasi, pengetahuan dapat dilihat secara jelas dalam bentuk 
aturan dan prosedur karyawan sedangkan di individu melekat dalam pengetahuan yang 
dipunyai. 
Organisasi perlu memandang pengetahuan sebagai sumber berharga dan strategik. 
Untuk tetap kompetitif, organisasi secara eksplisit perlu mengelola sumber daya intelektual 
dan kapabilitas. Untuk mengembangkan modal intelektual yang dipunyainya, organisasi 
perlu melakukan utilisasi social capital yang tumbuh dari interaksi antar anggota 
organisasi. Cara lainnya dengan mengembangkan iklim dan budaya organisasi yang baru, 
sistem reward yang baik, struktur organisasi yang lebih datar, ramping dan fleksibel, 
agar relasi sosial antar anggota organisasi lebih meningkat. 
MENJADIKAN MANAJEMEN PENGEIAHUAN SEBAGAI KEUNGGULAN 59 
KOMPETITIF PERUSAHAAN MELALUI STRATEGI BERBASIS PENGETAHUAN 
a &lath AM
Artikel ini menguraikan perkembangan manajemen pengetahuan, manajemen 
pengetahuan sebagai keunggulan kompetitf dan diakhiri dengan strategi organisasi berbasis 
manajemen pengetahuan. 
Perkembangan Manjemen Pengetahuan (Knowledge Management) 
Knowledge management (KM) atau manajemen pengetahuan menjadi isu menarik 
sejak awal kemunculannya. Berbagai akademisi dan praktisi bisnis mulai mencoba 
menumbuh-kembangkan manajemen pengetahuan melalui penelitian-penelitian maupun 
penerapan dalam praktek-praktek bisnis. 
Untuk memudahkan pemahaman mengenai manajemen pengetahuan, pengertian 
manajemen pengetahuan perlu diketahui. Fernandez dan Sabherwal (2001) mengartikan 
pengetahuan (knowledge) sebagai hasil refleksi dan pengalaman seseorang, sehingga 
pengetahuan selalu dipunyai oleh individu atau kelompok. Pengetahuan (knowledge) 
melekat dalam bahasa, aturan-aturan dan prosedur-prosedur, serta konsep. 
Terdapat dua dimensi kritikal yang perlu untuk memahami knowledge dal am 
konteks organisasi, yaitu pertama, pengetahuan eksis di setiap individu, kelompok atau 
organisasi; kedua, pengetahuan dapat dilihat dari sebagai sesuatu yang dapat disimpan, 
dan sebagai suatu proses yaitu proses untuk mengetahui sesuatu. Berdasarkan 2 dimensi 
tersebut, pengetahuan dapat dibagi menjadi tacit dan explicit knowledge. 
Tacit knowledge adalah pengetahuan yang didapatkan dari pengalaman, kegiatan-kegiatan 
yang dilakukan, dan susah didefinisikan di mana biasanya dibagikan lewat diskusi-diskusi, 
cerita-cerita. Menurut Nonaka dan Takeuchi (1995), tacit knowledge diartikan 
sebagai suatu pengetahuan yang personal, spesifik, dan umumnya susah diformalisasi 
dan dikomunikasi kepada pihak lain. 
Sedangkan explicit knowledge adalah pengetahuan yang sudah diformulasikan, 
biasanya disajikan dalam bentuk tulisan misalnya peraturan, buku-buku literatur-literatur. 
Dalam organisasi proses penyebaran/sharing pengetahuan akan membantu pencapaian 
tujuan organisasi. Explicit atau codified knowledge diartikan sebagai pengetahuan yang 
dapat ditransformasikan dal am bentuk formal dan bahasa yang sistematis. 
Tantangan terbesar yang dihadapi oleh organisasi-organisasi adalah mengkonversi 
jacit knowledge menuju explicit knowledge, atau sebaliknya. Organisasi dituntut untuk 
mampu menterjemahkan pengetahuan yang eksis di individu, kelompok atau tim, dan 
organisasi menjadi nyata dalam bentuk produk-produk dan jasa-jasa yang dihasilkan. 
Agar konversi bisa berjalan dengan baik, Nonaka dan Takeuchi (1995) memperkenalkan 
4 pola dasar penciptaan pengetahuan yang dikenal dengan The Spiral Of Knowledge, 
seperti tersaji dalam gambar 1. 
60 Jumal Studl Manajemen & Organisasi 
Vol. 2 No. 1 Jantsorl 2005
Sosialisasi Ekternalisasi/ 
artikulasi 
Internalisasi Kombinasi 
Tacit Knowledge 
Darn 
Explicit Knowledge 
Gambar 1. Spiral of knowledge 
Menuju 
Tacit Knowledge Explicit Knowledge 
Somber: Nonaka dan Takeuchi (1995:71) 
â Sosialisasi, menjelaskan saling berbagi antar tacit knowledge, umumnya tanpa 
melibatkan hal-hal formal, misalnya sharing budaya organisasi antara anggota 
organisasi yang lama dengan anggota yang barn dengan tujuan anggota yang baize 
mampu beradaptasi dengan budaya organisasi. Contoh nyata perubahan tacit ke 
explicit knowledge misalnya bila perusahaan ingin menerapkan penggunaan mesin-mesin 
barn dalam proses produksi maka perusahaan mengirimkan wakilnya untuk 
belajar mesin tersebut. Hal yang mungkin dilakukan pertama kali adalah dengan 
melalcukan mengamati, mengobservasi, serta mempraktekan mesin tersebut selama 
pelatihan. 
> Eksternalisasi/artikulasi, menkonversi tacit knowledge menjadi explicit knowledge 
biasanya menggunakan metafor-metafor yang dapat dipahami bersama. Misalnya 
hasil pengamatan, dan observasi terhadap mesin barn tersebut diubah dalam bentuk 
tertulis yang mudah dipahami, dan dapat didiskusikan bersama rekan-rekan kerja. 
â Kombinasi, mengkombinasikan antar explicit knowledge yang dipunyai oleh individu 
lain dengan explicit knowledge yang dipunyai oleh diri sendiri contoh konkrit 
adalah sekolah-sekolah bisnis yaitu MBA, dan MM. Misalnya agar semakin banyak 
orang yang dapat memanfaatkan mesin tersebut dibuatlah standar prosedur operasi 
atau buku petunjuk penggunaan agar lebih banyak orang mempelajarinya. 
> Internalisasi, merubah explicit knowledge menuju tacit knowledge. Jargon yang 
paling populer untuk menjelaskan internalisasi adalah learning by doing. Misalnya 
dengan pengalaman mengoperasikan mesin bare dapat meningkatkan pemahaman 
tacit knowledge. 
Dengan memahami 4 pola penciptaan pengetahuan, maka organisasi perlu 
menyadari bahwa pengetahuan awalnya eksis di masing-masing individu dan agar menjadi 
milik organisasi, maka organisasi harus memfasilitasi, mendukung, dan menstimulasi 
pengetahuan individu menjadi pengetahuan organisasi melalui dialog, diskusi, berbagi 
pengalaman, dan observasi. 
MENJADIKAN MANAJEMEN PENGETAHUAN SEBAGAI KEUNGGULAN 61 
KOMPETITIF PERUSAHAAN MELALUI STRATEGI BERBASIS PENGETAHUAN 
R Elnath Aid!
Studi-studi KM mengungkapkan pentingnya organisasi mengembangkan 
pengetahuan sebagai aset agar mampu menghadapi persaingan. (Caniero, 2000; Lee, 
2001; Rowley, 1999 ). Studi Caniero (2000) memberikan pemahaman bahwa KM dibentuk 
dari berbagai karakteristik personal dan pengembangan personal. KM membentuk 
keputusan-keputusan stratejik, dan dari keputusan-keputusan stratejik terbentuklah market 
knowledge dan competitors knowledge. Market knowledge membentuk usaha-usaha 
inovatif dan menghasilkan inovasi sedangkan competitors knowledge membentuk usaha-usaha 
kompetitif dan menghasilkan daya saing. 
Penelitian mengenai KM juga dilakukan oleh Lee (2001) dengan tujuan untuk 
mengidentifikasi dan memahami peran knowledge sharing pada kesuksesan outsourcing 
proyek sistem informasi (SI). Ada empat variabel yang diuji dalam penelitian ini yaitu 
knowledge sharing (tacit and explicit knowledge), organizational capability, partnership 
quality, dan outsourcing success. Semua variabel independen (knowledge sharing, 
organizational capability, partnership quality) memberikan pengaruh yang kuat pada 
variabel dependen (outsourcing success). Penelitian ini memberikan gambaran bahwa 
knowledge sharing mampu menjadi salah satu faktor anteseden dalam kerjasama lintas 
fungsi. Knowledge sharing antara organisasi dengan service providers bisa dianalogikan 
sebagai knowledge sharing antar anggota tim karena organisasi dengan service providers 
bekerja sama dalam tim untuk mengembangkan sistem informasi. 
Penelitian pengaruh knowledge sharing di sektor publik di Indonesia diungkapkan 
oleh Aldi dan Utomo (2003). Penelitian dengan mengambil setting penelitian di Dinas 
Kesehatan Propinsi Jawa Timur, Kotamadya Surabaya, Kotamadya Malang, Kabupaten 
Gresik, Kabupaten Sidoarjo, dan Kabupaten Malang mengungkapkan knowledge sharing 
menjadi prediktor kerjasama tim lintas fungsi dalam pelaksanan proyek. Hasil temuan 
menunjukkan bahwa knowlede sharing tidak berpengaruh signifikan terhadap kerjasam 
tim lintas fungsi. Tidak signifikannya temuan mengindikasikan bahwa hanya sedikit anggota 
organisasi yang mempunyai pengetahuan yang cukup dalam melaksanakan proyek. 
Implikasi temuan ini menunjukkan bahwa pengetahuan belum sepenuhnya menjadi 
tumpuan organisasi (Dinas Kesehatan) melaksanakan proyek. Hasil temuan, tentu saja, 
tidak bisa digeneralisir untuk semua dinas kesehatan ataupun sektor publik di Jawa Timur 
atau Indonesia karena temuan penelitian ini hanya merupakan snap shoot atau potret 
sesaat saja yang pasti akan terus berubah. 
Mengacu dari hasil-hasil penelitian yang dilakukan oleh berbagai akademisi 
menunjukkan bahwa KM memegang peranan penting dalam kehidupan organisasi. 
Kemampuan organisasi untuk mengeksplorasi kekayaan pengetahuan yang eksis di setiap 
anggota organisasi, kemudian mengumpulkannya menjadi knowledge-base, dan 
memanfaatkannya secara efektif akan membantu mempercepat akselerasi organisasi. 
Kemampuan perusahaan untuk mengumpulkan, memanfaatkan, dan mendaya gunakan 
pengetahuan secara efektif akan menjadi sumber utama keunggulan kompetitif organisasi. 
62 Jumal Studl Manajemen & Organleas1 
Vol. 2 No. 1 Janual 2005
en Pengetahuan sebagai keunggulan kompetitif 
Sumber kekuatan internal organisasi yang tidak mungkin diadaptasi oleh pesaing 
manajemen pengetahuan. Seperti diungkapkan di awal, pengetahuan eksis disetiap 
'du dan masing-masing individu mempunyai pengetahuan yang berbeda satu sama 
Para pesaing tidak mungkin meniru pengetahuan yang dipunyai oleh perusahaan 
Sebagai sumberdaya yang berharga bagi organisasi, sebaiknya organisasi mengelola 
'emen pengetahuan yang baik. Studi yang dilakukan Davenport et. al. (1998) 
"dentifikasi empat langkah yang perlu dilakukan organisasi agar KM menjadi 
ya stratejik. 
L Pengetahuan dapat `disimpan 
Data, informasi, maupun pengetahuan dapat disimpan dalam bentuk dokumentasi 
agar mudah ditelusuri bila dibutuhkan. Bagi pengetahuan yang sifatnya tacit, sebaiknya 
diartikulasikan menjadi codifiedlexplicit knowledge. Pengetahuan yang dapat disimpan 
memudahkan organisasi untuk menelusurinya dan memanfaatkan di setiap 
kesempatan. 
2. Pengetahuan mudah diakses 
Setiap anggota organisasi mempunyai aloes yang sama terhadap knowledge base 
organisasi. Agar proses aksessibilitas dan transfer mudah dilakukan antar anggota, 
organisasi perlu memfasilitasi dengan memanfaatkan teknologi misalnya video 
conference, jaringan internet dan intranet, telepon, dan faksimili. Banyak organisasi 
mempunyai ruang perpustakaan sehingga anggotanya mudah mengakses 
pengetahuan-pengetahuan terbaru melalui buku-buku, jurnal-jumal, dan majalah-majalah. 
Organisasi memfasilitasi juga dengan aturan dan prosedur yang memudahkan 
setiap orang dapat mengakses pihak-pihak dan anggota organisasi lain yang 
mempunyai pengetahuan. 
3. Peningkatan pengetahuan didukung oleh organisasi 
Lingkungan eksternal berubah dengan cepat akibatnya organisasi harus senantiasa 
beradaptasi. Kemampuan organisasi untuk beradaptasi perlu dukungan pengingkatan 
pengetahuan. Organisasi perlu menciptakan lingkungan yang mampu mempercepat 
peningkatan pengetahuan. Temuan Davenport et al. (1998) mengungkapkan perlunya 
sentralisasi struktur organisasi, dan perubahan budaya kerja yang mendukung 
kreatifitas anggota organisasi. Hal konkrit yang bisa dilakukan perusahaan yaitu 
dengan memberikan penghargaan bagi anggota organisasi yang menyumbangkan 
pengetahuan kepada knowledge base organsiasi. Penghargaan yang diterima dapat 
berupa peningkatan kompensasi maupun promosi pangkat/jabatan. 
4. Mengelola pengetahuan sebagai aset. 
Dalam organisasi, aset dapat berbentuk barang berwujud maupun barang berwujud. 
Organisasi berfokus kepada dua aset tersebut. Pengetahuan, merupakan aset tidak 
berwujud, harus diperlakukan sebagai aset berwujud yaitu dapat diukur. Skyrme 
MEWAO1KAN MANAJEMEN PENGETAHUANSEBAGA1KEUNGOULAN 63 
KOMPETMF PERUSAHMN MELALUI STRATEGI BERBASIS PENGETAHUAN 
a Elnath Aid!
dan Amidon (1998) mengemukakan bahwa pengetahuan (knowledge) dapat diukur 
dengan menggunakan balanced scorecard. Dimensi innovation dan learning dalam 
balanced scorecard merupakan proses aktivitas manajemen pengetahuan. Meskipun 
ada debat dalam pengukurannya, Skyrme dan Amidon (1998) menyakini bahwa 
dimensi innovation dan learning mempunyai potensi untuk mengukur pengetahuan 
sebagai aset. 
Organisasi yang mempunyai pengetahuan superior mampu mengkoordinasi dan 
mengkombinasikan sumberdaya-sumberdaya tradisional dan kapabilitas dalam bentuk 
dan cara barn sehingga dapat memberikan nilai lebih bagi pelanggan. Dengan memiliki 
sumberdaya intelektual yang superior, organisasi dapat mengetahui bagaimana 
mengembangkan dan mengeksploitasi sumberdaya tradisonal lebih baik daripada pesaing 
meskipun sumberdaya tersebut tidak unik dan mudah ditiru. Pengetahuan dapat 
dikategorikan sebagai sumberdaya stratejik terpenting sehingga dapat digunakan untuk 
keunggulan kompetitf yang tahan lama. 
Pengetahuan, terutama tacit knowledge, berpotensi menjadi sumberdaya yang 
unik dan sukar ditiru. Tidak seperti sumberdaya tradisional lainnya, tacit knowledge 
tidak dapat diperdagangkan dalam bentuk siap pakai. Untuk meniru tacit knowledge 
organisasi, pesaing setidaknya memiliki pengalaman yang serupa, dan untuk 
mendapatkannya memerlukan waktu yang lama. Untuk mempertahankan keberlangsung 
keunggulan kompetitif, organisasi dapat melakukan dengan menambah pengetahuan baru. 
Gabungan pengetahuan lama dan baru menciptakan keunikan baru yang akhirnya 
menciptakan kesempatan untuk melakukan 4inergi pengetahuan. 
Pengetahuan dapat menjadi keunggulan kompetitif yang tahan lama bila organisasi 
mengetahui lebih banyak akan sesuatu dibandingkan pesaing. Tidak seperti sumberdaya 
tradisional lainnya yang dapat berkurang saat digunakan, pengetahuan justru akan 
meningkat pada saat digunakan. Pengetahuan yang semakin sering digunakan akan 
semakin bernilai bagi organisasi. 
Dengan menjadikan manajemen pengetahuan menjadi keunggulan kompetitif 
organisasi sebaiknya KM didayagunakan dan diterapkan secara nyata oleh perusahaan. 
Bentuk konkrit penerapan adalah mengembangkan strategi organisasi berbasis 
pengetahuan. Strategi yang berbasis pengetahuan diharapkan mampu lebih mengeksplorasi 
keunikan yang dimiliki organisasi. 
Strategi Organisasi berbasis pengetahuan 
Konsep SWOT (streghts, weakness, oppurtunities, dan threats) sudah lama dikenal 
oleh praktisi maupun akademisi. Rerangka SWOT menjelaskan dan menganalisis 
kapabilitas internal perusahaan, tercermin dalam kekuatan dan kelemahan, yang 
berhubungan dengan kesempatan dan ancaman lingkungan organisasi. Organisasi 
disarankan untuk melakukan tindakan-tindakan strategis untuk mendayagunakan 
64 Jumal Studi Manajemen & Organisasi 
Vol. 2 No. 1 Jenuoli 2006
Ibraempatan, mengurangi kelemahan, meminimalkan ancaman, dan mengkapitalisasi 
pduang. Strategi organisasi dapat dilihat sebagai tindakan untuk menyeimbangkan keadaan 
doernal organisasi dengan kapabilitas internal organisasi. 
Dominasi analisis SWOT ditandai dengan penggunaan model five forces milik 
Porter. Model yang dikembangkan Porter (1980) lebih terfokus pada kemampuan 
perusahaan menganalisis kekuatan lingkungan eksternal perusahaan yang dapat 
memunculkan kesempatan dan ancaman. Mangacu padafiveforces Porter, industri sangat 
terstruktur sehingga memudahkan perusahaan melakukan penetrasi ke suplier dan 
pdanggan, dan mencegah masuknya pesaing barn dan produk substitusi. Strategi menjadi 
brays sekedar memilih industri yang tepat dan melakukan positioning dalam industri 
tenebut strategi generik yang dipilih yaitu biaya rendah (low cost) atau diferensiasi produk 
(product differentiation). 
Zack (1999) mengungkapkan kritikan terhadap rerangka five forces Porter. 
Menurutnya, five forces lebih menekankan keunggulan industri daripada keunggulan 
perusahaan sehingga keunikan dan keunggulan perusahaan tidak tergali. Mengacu pada 
keadaan tersebut perusahaan sebaiknya kembali fokus kepada kapabilitas dan sumberdaya 
perusahaan. Perspektif ini dikenal dengan resource-based view. 
Pendekatan resource-based view berpendapat bahwa perusahaan sebaiknya 
memposisikan dirinya secara strategis berdasarkan keunikan, nilai-nilai perusahaan, serta 
sumberdaya dan kapabilitas yang sukar ditiru. Strategi organisasi bukan didasarkan pada 
produk dan jasa yang dihasilkan dari keunikan, nilai-nilai perusahaan, serta sumberdaya 
dan kapabilitas yang sukar ditiru. 
Strategi berdasarkan pendekatan resource-based memungkinkan perusahaan 
bertahan dalam jangka waktu yang lama dibandingkan pendekatan tradisional misalnya 
analisis SWOT (Zack, 1999). Keunggulan kompetitif organisasi akan bertahan lama bila 
berdasarkan kekuatan yang berasal dari organisasi. 
Kritikan terhadap analisis SWOT bukan berarti menunjukkan bahwa analisis 
tersebut kurang bermanfaat. Analisis SWOT dapat dipergunakan dalam perspektif lain. 
Analisis SWOT dapat digunakan untuk memetakan kapabilitas dan sumberdaya 
pengetahuan yang dimiliki organisasi. Dengan pemetaan yang balk, organisasi dapat 
mengetahui keunggulan Berta mengurangi kelemahan manajemen pengetahuannya sehingga 
strategi berbasis pengetahuan dapat dibuat berdasarkan manajemen pengetahuan yang 
dipunyai. 
Strategi berbasis pengetahuan, sebenarnya merupakan bentuk pararel dengan 
analisis SWOT, menjelaskan keseluruhan pendekatan yang dilakukan organisasi untuk 
mengkaitkan sumberdaya pengetahuan dan kapabilitas yang dipunyai dengan strategi 
yang dilakukan. Hubungan manajemen pengetahuan dan strategi merupakan hubungan 
timbal balik artinya strategi mempengaruhi manajemen pengetahuan sebaliknya manajemen 
pengetahuan mempengaruhi strategi. Hubungan antara manajemen pengetahuan dan 
MENJADIKAN MANAJBAEN PENGETAHUAN SBAGAI KEUNOGULAN 65 
KOMPETMF PERUSAHMN MELALUI STRATEGI BERBASIS PEMETAHUAN 
B. dna& AM
strategi perusahaan seringkali tidaklah sejalan sehingga terdapat gap antara keduanya. 
Gap dalam strategi terjadi antara apa yang harus dilakukan organisasi dan apa yang dapat 
dilakukan organisasi. Gap dalam manajemen pengetahuan terjadi antara apa yang 
perusahaan harus ketahui dan apa yang perusahaan ketahui. 
Untuk memperkecil gap antara manajemen pengetahuan dan strategi, organisasi 
perlu mencari sumber pengetahuan. Sumber-sumber pengetahuan dapat dicari dan dalam 
organisasi maupun luar organisasi. Pengetahuan internal organisasi dapat ditemukan dari 
dokumen, prosedur dan aturan organisasi, perilaku, iklim dan budaya organisasi. 
Pengetahuan eksternal dapat ditemukan di publikasi-publikasi iltniah, majalah-majalah 
populer, dan di sekolah-sekolah bisnis. 
Pengetahuan yang berasal dari luar organisasi, biasanya lebih abstrak dan dapat 
diakses pesaing, memberikan pemikiran-pemikiran barn dan segar bagi organisasi serta 
dapat menjadi pembanding. Beberapa perusahaan telah melakukan penyegaran bagi 
karyawannya dengan bekerja sama dengan beberapa sekolah bisnis (Program Magister 
Manajemen) di Indonesia untuk membuka kelas khusus dengan nama perusahaan tersebut. 
Cara lain yang sering dilakukan oleh anggota organisasi dengan menjadi anggota sebuah 
ikatan tertentu seperti ISEI (Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia), IAI (Ikatan Akuntan 
Indonesia), dan IPOMS (Indonesian Production and Operation Management Society), 
menjadi anggota kelompok diskusi mengenai topik tertentu di mailing list di Internet. 
Pengetahuan elcsternal dapat diperoleh organisasi melalui dialog dengan pelanggan, vendor, 
dan pemasok. 
Kombinasi pengetahuan yang didapat dari luar organisasi dengan pengetahuan 
dari dalam akan memberikan perspektif barn dalam membuat strategi organisasi atau 
melakukan eksekusi strategi organisasi yang telah dibuat. Bentuk konkrit yang dilakukan 
organisasi melalui program-program reward untuk pelanggan, customer care yang 
morupakan umpan balik pelanggan kepada organisasi sehingga organisasi memperbaiki 
kektuangan-kekurangan produk/jasa yang dihasilkan. 
Strategi organisasi berbasis pengetahuan mensyaratkan keinginan kuat organisasi 
untuk menambah basis pengetahuan yang dipunyai. Implementasi dan eksekusi strategi 
organisasi memerlukan kemampuan pengetahuan yang cukup dalam mengoptimalkan 
pilihan-pilihan strategi yang ada sesuai dengan perkembangan industri, pesaing, dan 
kapabilitas organisasi. 
Penutup 
Keberhasilan organisasi dalam memenangkan persaingan dapat di tempuh dengan 
membuat, dan mengimplementasikan strategi dengan tepat. Manajemen pengetahuan 
merupakan keunggulan stratejik organisasi diperlukan sebagai modal dasar untuk 
mendukung strategi organisasi. 
66 Jumal Studl Manajemen &Organism:A 
Vol. 2 No. 1 Januorl 2005
Organisasi harus secara strategis mengeksplorasi dan mengeksploitasi sumberdaya-sumberdaya 
pengetahuan dan kapabilitas organisasi yang dimiliki. Eksplorasi dan 
eksploitasi yang dilakukan organisasi dilakukan dengan dua pendekatan yaitu terhadap 
anggota organisasi dan organisasi itu sendiri. 
Pada anggota organisasi dilakukan dengan dua cara yaitu eksplorasi dan eksploitasi 
karakteristik anggota, dan faktor yang mempengaruhi pengembangan anggota. 
Karakteristik anggota berupa perilaku, nilai (value) yang dianut, dan tingkat kreatifitas. 
Pengembangan anggota berkaitan dengan kemampuan dan kemauan investasi pengetahuan 
yang dilakukan organisasi. Organisais harus mampu memotivasi anggotanya untuk 
mendapatkan tingkat pengetahuan yang lebih tinggi. Sedangkan, eksplorasi dan eksploitasi 
organisasi dilakukan dengan cara yaitu mengembangkan pemahaman yang sama dan 
utuh dalam mengukur manajemen pengetahuan, membantu anggota untuk mengenali 
dan mengidentifikasi kebutuhan pengetahuannya, mempersilahkan anggota untuk 
berdiskusi dan berdebat mengenai manajemen pengetahuan, mengukur dampat manajemen 
pengetahuan, memfasilitasi pengetahuan melalui budaya organisasi, dan manajemen 
pengetahuan direpresentasikan dalam bentuk dokumen dan data base. 
Manajemen pengetahuan tidak bersifat statis, manajemen pengetahuan yang inovatif 
saat ini akan menjadi usang dimasa mendatang. Persaingan akan selalu ketat dimasa 
mendatang, sehingga organisasi harus terus mengembangkan manajemen 
pengetahuannya. 
Organisasi harus memfasilitasi anggotanya untuk selalu mengembangkan diri, 
sehingga muncul ide-ide kreatif baru dalam produk/jasa yang dihasilkan. Fasilitas-fasilitas 
yang dapat diberikan organisasi kepada anggotanya dapat berupa pemberian kesempatan 
untuk melanjutkan pendidikan, mengikuti pelatihan/seminar yang berkaitan dengan lingkup 
kerja, berpartisipasi dalam organisasi profesi, pemberian fasilitas kerja yang baik, dan 
aturan dan prosedur organisasi yang memungkinkan terciptanya ide kreatif. Inovasi terus 
menerus menjadi dasar organisasi untuk terus bertahan dalam persaingan yang ketat. 
PAENJADIKAN MANAJEMEN PENGETAHUAN SEBAGAI KEUNGGULAN 67 
KOMPETMF PERUSAHMN MELALUI STRATEGI BERBASIS PENGETAHUAN 
a Elnath Aka
DAFrARPUSTAKA 
Aldi, B.E., dan Utomo, H. 2003. Kerjasama tim lintas fungsi dan kinerja manajemen 
proyek. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia.Vol. 18 No. 4. pp. 391-401. 
Carneiro, A. 2000. How does knowledge management influence innovation and 
competitiveness. Journal of Knowledge Management. Vol. 4. No. 2. pp. 87-98. 
Davenport, D.H., DeLong, D.W., dan Beers, M.C. 1998. Successfull knowledge 
management projects. Sloan Management Review. Vol. 39. No. 2. pp.43-57 
Drucker, P.F. 1993. Post Capitalist Society. Harper Row. New York. 
Fernandez, I.B., dan Sabherwal, R. 2001. Organizational knowledge management: a 
contingency perspective. Journal Of Management Information System. Vol 18. 
pp. 23-55 
Lee, NJ. 2001. The Impact of knowledge sharing, organizational capability and partnership 
quality on IS outsourcing success. Information & Management. Vol. 28. pp. 
323-325. 
Noe, R.M., Hollenbeck,J.R., Gerhart, B., dan Wright, P.M. 2000. Human resource 
management: Gaining a competitive advantage. 3rd edition. New York. Irwin 
McGraw-Hill. 
Nonaka, I., & Takeuchi, H. 1995. The knowledge-creating company: How japanese 
• companies create the dynamics of innovation. New York. Oxford University Press. 
Porter, M.E. 1980. Competitive Strategy: Techniques for analyzing industries and 
competitors. New York. NY:Free Press. 
Rowley, J. 1999. What is knowledge management?. Library Management. Vol.20 No. 8. 
pp. 416-419. 
Skyrme, D.J., dan Amidon, D.M. 1998. New measures of success. Journal Of Business 
Strategy. Vol 19. No. 1. pp. 20-40 
Zack, M.H. 1999. Developing knowledge strategy. California Management Review. Vol. 
41. No. 3. pp. 125-145. 
68 Jumal Stud Manajemen & Organlaael 
Vol. 2 No. 1 Januari 2005

More Related Content

What's hot

Chapter 7 km role of organization culture
Chapter 7 km role of organization cultureChapter 7 km role of organization culture
Chapter 7 km role of organization culturedodyprasetyotrisandy
 
Modul 1. peng.org.unit1
Modul 1. peng.org.unit1Modul 1. peng.org.unit1
Modul 1. peng.org.unit1elearningPPM
 
Rancangan knowledge management
Rancangan knowledge managementRancangan knowledge management
Rancangan knowledge managementadisti_cecilia
 
Rat sat ekma4116 manajemen
Rat sat ekma4116 manajemenRat sat ekma4116 manajemen
Rat sat ekma4116 manajemenRatzman III
 
BMP EKMA4565 Manajemen Perubahan
BMP EKMA4565 Manajemen PerubahanBMP EKMA4565 Manajemen Perubahan
BMP EKMA4565 Manajemen PerubahanMang Engkus
 
Perubahan dan pengembangan organisasi1
Perubahan dan pengembangan organisasi1Perubahan dan pengembangan organisasi1
Perubahan dan pengembangan organisasi1Surya Pratama
 
Resume Buku Knowledge Management and E-Learning
Resume Buku Knowledge Management and E-LearningResume Buku Knowledge Management and E-Learning
Resume Buku Knowledge Management and E-Learningprincesskemala
 
Resume bab the role of organizational culture dari buku kimiz dalkir
Resume bab the role of organizational culture dari buku kimiz dalkir Resume bab the role of organizational culture dari buku kimiz dalkir
Resume bab the role of organizational culture dari buku kimiz dalkir diniwidyani
 
Materi organisasi
Materi organisasiMateri organisasi
Materi organisasiNaiya Naiya
 

What's hot (17)

Proposal thesis
Proposal thesisProposal thesis
Proposal thesis
 
Chapter 7 km role of organization culture
Chapter 7 km role of organization cultureChapter 7 km role of organization culture
Chapter 7 km role of organization culture
 
Makalah organisasi
Makalah organisasiMakalah organisasi
Makalah organisasi
 
Modul 1. peng.org.unit1
Modul 1. peng.org.unit1Modul 1. peng.org.unit1
Modul 1. peng.org.unit1
 
Rancangan knowledge management
Rancangan knowledge managementRancangan knowledge management
Rancangan knowledge management
 
Rat sat ekma4116 manajemen
Rat sat ekma4116 manajemenRat sat ekma4116 manajemen
Rat sat ekma4116 manajemen
 
BMP EKMA4565 Manajemen Perubahan
BMP EKMA4565 Manajemen PerubahanBMP EKMA4565 Manajemen Perubahan
BMP EKMA4565 Manajemen Perubahan
 
Teamwork dalam organisasi
Teamwork dalam  organisasiTeamwork dalam  organisasi
Teamwork dalam organisasi
 
AGENDA HARIAN.doc
AGENDA HARIAN.docAGENDA HARIAN.doc
AGENDA HARIAN.doc
 
Perubahan dan pengembangan organisasi1
Perubahan dan pengembangan organisasi1Perubahan dan pengembangan organisasi1
Perubahan dan pengembangan organisasi1
 
Resume Buku Knowledge Management and E-Learning
Resume Buku Knowledge Management and E-LearningResume Buku Knowledge Management and E-Learning
Resume Buku Knowledge Management and E-Learning
 
Resume bab the role of organizational culture dari buku kimiz dalkir
Resume bab the role of organizational culture dari buku kimiz dalkir Resume bab the role of organizational culture dari buku kimiz dalkir
Resume bab the role of organizational culture dari buku kimiz dalkir
 
Materi organisasi
Materi organisasiMateri organisasi
Materi organisasi
 
Knowledge management
Knowledge managementKnowledge management
Knowledge management
 
613 1920-1-pb
613 1920-1-pb613 1920-1-pb
613 1920-1-pb
 
PENGANTAR MANAJEMEN - PERBEDAAN BUDAYA
PENGANTAR MANAJEMEN - PERBEDAAN BUDAYAPENGANTAR MANAJEMEN - PERBEDAAN BUDAYA
PENGANTAR MANAJEMEN - PERBEDAAN BUDAYA
 
makalah Organisasi manajemen
makalah Organisasi manajemenmakalah Organisasi manajemen
makalah Organisasi manajemen
 

Similar to Menjadikan manajemen pengetahuan_sebagai....by_b._elnath_aldi

Manajemen Pengetahuan (kelompok 3)
Manajemen Pengetahuan (kelompok 3)Manajemen Pengetahuan (kelompok 3)
Manajemen Pengetahuan (kelompok 3)Sastra Diharlan
 
Sistem pengelola pengetahuan
Sistem pengelola pengetahuan  Sistem pengelola pengetahuan
Sistem pengelola pengetahuan rian rian
 
Perspektif Manajemen Pengetahuan
Perspektif Manajemen PengetahuanPerspektif Manajemen Pengetahuan
Perspektif Manajemen PengetahuanAdiza Fatin
 
Knowledge Management Dalam Organisasi
Knowledge Management Dalam OrganisasiKnowledge Management Dalam Organisasi
Knowledge Management Dalam Organisasidhibah
 
4 knowledge management performance presentation-fix
4 knowledge management  performance presentation-fix4 knowledge management  performance presentation-fix
4 knowledge management performance presentation-fixnoe irredenta
 
Artikel ilmiah sistem pengelola dan pengetahuan
Artikel ilmiah sistem pengelola dan pengetahuanArtikel ilmiah sistem pengelola dan pengetahuan
Artikel ilmiah sistem pengelola dan pengetahuanMilaAryanti1
 
SISTEM PENGELOLA PENGETAHUAN
SISTEM PENGELOLA PENGETAHUANSISTEM PENGELOLA PENGETAHUAN
SISTEM PENGELOLA PENGETAHUANJordanOctavian
 
Manajemen pengetahuan
Manajemen pengetahuanManajemen pengetahuan
Manajemen pengetahuanAsep Sahwani
 
Nilai individu dalam membentuk organisasi pembelajar
Nilai individu dalam membentuk organisasi pembelajarNilai individu dalam membentuk organisasi pembelajar
Nilai individu dalam membentuk organisasi pembelajarnavyndl29
 
Chapter 4 km capture & codification
Chapter 4 km capture & codificationChapter 4 km capture & codification
Chapter 4 km capture & codificationdodyprasetyotrisandy
 
Perkembangan dan Budaya Organisasi
Perkembangan dan Budaya OrganisasiPerkembangan dan Budaya Organisasi
Perkembangan dan Budaya OrganisasiNovitaRamadhani2
 
SISTEM INFORMASI PENGELOLA PENGETAHUAN DAN SUMBER DAYA PADA PT PERTAMINA (PE...
 SISTEM INFORMASI PENGELOLA PENGETAHUAN DAN SUMBER DAYA PADA PT PERTAMINA (PE... SISTEM INFORMASI PENGELOLA PENGETAHUAN DAN SUMBER DAYA PADA PT PERTAMINA (PE...
SISTEM INFORMASI PENGELOLA PENGETAHUAN DAN SUMBER DAYA PADA PT PERTAMINA (PE...AyuEndahLestari
 
SISTEM INFORMASI PENGELOLA PENGETAHUAN DAN SUMBER DAYA PADA SEKRETARIAT JENDE...
SISTEM INFORMASI PENGELOLA PENGETAHUAN DAN SUMBER DAYA PADA SEKRETARIAT JENDE...SISTEM INFORMASI PENGELOLA PENGETAHUAN DAN SUMBER DAYA PADA SEKRETARIAT JENDE...
SISTEM INFORMASI PENGELOLA PENGETAHUAN DAN SUMBER DAYA PADA SEKRETARIAT JENDE...AzhyqaRereanticaMart
 
Materi 1 manajemen dan organisasi
Materi 1 manajemen dan organisasiMateri 1 manajemen dan organisasi
Materi 1 manajemen dan organisasiGhana Dharmawangsa
 
PENTINGNYA MANAJEMEN PENGETAHUAN BAGI ORGANISASI DAN SDM
PENTINGNYA MANAJEMEN PENGETAHUAN BAGI ORGANISASI DAN SDMPENTINGNYA MANAJEMEN PENGETAHUAN BAGI ORGANISASI DAN SDM
PENTINGNYA MANAJEMEN PENGETAHUAN BAGI ORGANISASI DAN SDMVorata Alvorata
 
Manajemen pengetahuan
Manajemen pengetahuanManajemen pengetahuan
Manajemen pengetahuanSlamet Readi
 
ppt Knowledge.pptx
ppt Knowledge.pptxppt Knowledge.pptx
ppt Knowledge.pptxAhmadMasrur6
 
Kerja berpasukan dan lain lain
Kerja berpasukan dan lain lainKerja berpasukan dan lain lain
Kerja berpasukan dan lain lainAqmar Ayub
 

Similar to Menjadikan manajemen pengetahuan_sebagai....by_b._elnath_aldi (20)

Pengantar Knowledge management
Pengantar Knowledge managementPengantar Knowledge management
Pengantar Knowledge management
 
Manajemen Pengetahuan (kelompok 3)
Manajemen Pengetahuan (kelompok 3)Manajemen Pengetahuan (kelompok 3)
Manajemen Pengetahuan (kelompok 3)
 
Sistem pengelola pengetahuan
Sistem pengelola pengetahuan  Sistem pengelola pengetahuan
Sistem pengelola pengetahuan
 
Perspektif Manajemen Pengetahuan
Perspektif Manajemen PengetahuanPerspektif Manajemen Pengetahuan
Perspektif Manajemen Pengetahuan
 
Knowledge Management Dalam Organisasi
Knowledge Management Dalam OrganisasiKnowledge Management Dalam Organisasi
Knowledge Management Dalam Organisasi
 
4 knowledge management performance presentation-fix
4 knowledge management  performance presentation-fix4 knowledge management  performance presentation-fix
4 knowledge management performance presentation-fix
 
Artikel ilmiah sistem pengelola dan pengetahuan
Artikel ilmiah sistem pengelola dan pengetahuanArtikel ilmiah sistem pengelola dan pengetahuan
Artikel ilmiah sistem pengelola dan pengetahuan
 
SISTEM PENGELOLA PENGETAHUAN
SISTEM PENGELOLA PENGETAHUANSISTEM PENGELOLA PENGETAHUAN
SISTEM PENGELOLA PENGETAHUAN
 
Manajemen pengetahuan
Manajemen pengetahuanManajemen pengetahuan
Manajemen pengetahuan
 
Nilai individu dalam membentuk organisasi pembelajar
Nilai individu dalam membentuk organisasi pembelajarNilai individu dalam membentuk organisasi pembelajar
Nilai individu dalam membentuk organisasi pembelajar
 
Chapter 4 km capture & codification
Chapter 4 km capture & codificationChapter 4 km capture & codification
Chapter 4 km capture & codification
 
Artikel sim tm 12
Artikel sim tm 12Artikel sim tm 12
Artikel sim tm 12
 
Perkembangan dan Budaya Organisasi
Perkembangan dan Budaya OrganisasiPerkembangan dan Budaya Organisasi
Perkembangan dan Budaya Organisasi
 
SISTEM INFORMASI PENGELOLA PENGETAHUAN DAN SUMBER DAYA PADA PT PERTAMINA (PE...
 SISTEM INFORMASI PENGELOLA PENGETAHUAN DAN SUMBER DAYA PADA PT PERTAMINA (PE... SISTEM INFORMASI PENGELOLA PENGETAHUAN DAN SUMBER DAYA PADA PT PERTAMINA (PE...
SISTEM INFORMASI PENGELOLA PENGETAHUAN DAN SUMBER DAYA PADA PT PERTAMINA (PE...
 
SISTEM INFORMASI PENGELOLA PENGETAHUAN DAN SUMBER DAYA PADA SEKRETARIAT JENDE...
SISTEM INFORMASI PENGELOLA PENGETAHUAN DAN SUMBER DAYA PADA SEKRETARIAT JENDE...SISTEM INFORMASI PENGELOLA PENGETAHUAN DAN SUMBER DAYA PADA SEKRETARIAT JENDE...
SISTEM INFORMASI PENGELOLA PENGETAHUAN DAN SUMBER DAYA PADA SEKRETARIAT JENDE...
 
Materi 1 manajemen dan organisasi
Materi 1 manajemen dan organisasiMateri 1 manajemen dan organisasi
Materi 1 manajemen dan organisasi
 
PENTINGNYA MANAJEMEN PENGETAHUAN BAGI ORGANISASI DAN SDM
PENTINGNYA MANAJEMEN PENGETAHUAN BAGI ORGANISASI DAN SDMPENTINGNYA MANAJEMEN PENGETAHUAN BAGI ORGANISASI DAN SDM
PENTINGNYA MANAJEMEN PENGETAHUAN BAGI ORGANISASI DAN SDM
 
Manajemen pengetahuan
Manajemen pengetahuanManajemen pengetahuan
Manajemen pengetahuan
 
ppt Knowledge.pptx
ppt Knowledge.pptxppt Knowledge.pptx
ppt Knowledge.pptx
 
Kerja berpasukan dan lain lain
Kerja berpasukan dan lain lainKerja berpasukan dan lain lain
Kerja berpasukan dan lain lain
 

More from www.didiarsandi.com

Strategi perluasan merk dan loyalitas konsumen
Strategi perluasan merk dan loyalitas konsumenStrategi perluasan merk dan loyalitas konsumen
Strategi perluasan merk dan loyalitas konsumenwww.didiarsandi.com
 
Strategi pemecahan masalah problem solving dalam pembelajaran matematika
Strategi pemecahan masalah problem solving dalam pembelajaran matematikaStrategi pemecahan masalah problem solving dalam pembelajaran matematika
Strategi pemecahan masalah problem solving dalam pembelajaran matematikawww.didiarsandi.com
 
Strategi menciptakan keunggulan bersaing produk melalui orientasi pasar, inov...
Strategi menciptakan keunggulan bersaing produk melalui orientasi pasar, inov...Strategi menciptakan keunggulan bersaing produk melalui orientasi pasar, inov...
Strategi menciptakan keunggulan bersaing produk melalui orientasi pasar, inov...www.didiarsandi.com
 
Implikasi riset akuntansi keperilakuan terhadap pengembangan akuntansi manaje...
Implikasi riset akuntansi keperilakuan terhadap pengembangan akuntansi manaje...Implikasi riset akuntansi keperilakuan terhadap pengembangan akuntansi manaje...
Implikasi riset akuntansi keperilakuan terhadap pengembangan akuntansi manaje...www.didiarsandi.com
 
Formulasi strategi bersaing produk pinjaman dana tunai adira finance, www.did...
Formulasi strategi bersaing produk pinjaman dana tunai adira finance, www.did...Formulasi strategi bersaing produk pinjaman dana tunai adira finance, www.did...
Formulasi strategi bersaing produk pinjaman dana tunai adira finance, www.did...www.didiarsandi.com
 
Dukungan manajemen puncak terhadap strategi purchasing dalam berkomunikasi de...
Dukungan manajemen puncak terhadap strategi purchasing dalam berkomunikasi de...Dukungan manajemen puncak terhadap strategi purchasing dalam berkomunikasi de...
Dukungan manajemen puncak terhadap strategi purchasing dalam berkomunikasi de...www.didiarsandi.com
 
Akuntansi manajemen, www.didiarsandi.com
Akuntansi manajemen, www.didiarsandi.comAkuntansi manajemen, www.didiarsandi.com
Akuntansi manajemen, www.didiarsandi.comwww.didiarsandi.com
 

More from www.didiarsandi.com (14)

Strategi perluasan merk dan loyalitas konsumen
Strategi perluasan merk dan loyalitas konsumenStrategi perluasan merk dan loyalitas konsumen
Strategi perluasan merk dan loyalitas konsumen
 
Strategi pemecahan masalah problem solving dalam pembelajaran matematika
Strategi pemecahan masalah problem solving dalam pembelajaran matematikaStrategi pemecahan masalah problem solving dalam pembelajaran matematika
Strategi pemecahan masalah problem solving dalam pembelajaran matematika
 
Strategi pada industri makanan
Strategi pada industri makananStrategi pada industri makanan
Strategi pada industri makanan
 
Strategi menciptakan keunggulan bersaing produk melalui orientasi pasar, inov...
Strategi menciptakan keunggulan bersaing produk melalui orientasi pasar, inov...Strategi menciptakan keunggulan bersaing produk melalui orientasi pasar, inov...
Strategi menciptakan keunggulan bersaing produk melalui orientasi pasar, inov...
 
Sistem pengendalian manajemen
Sistem pengendalian manajemenSistem pengendalian manajemen
Sistem pengendalian manajemen
 
Modul manajemen usaha kecil
Modul manajemen usaha kecilModul manajemen usaha kecil
Modul manajemen usaha kecil
 
Manajemen stratejik
Manajemen stratejikManajemen stratejik
Manajemen stratejik
 
Manajemen biaya
Manajemen biayaManajemen biaya
Manajemen biaya
 
Implikasi riset akuntansi keperilakuan terhadap pengembangan akuntansi manaje...
Implikasi riset akuntansi keperilakuan terhadap pengembangan akuntansi manaje...Implikasi riset akuntansi keperilakuan terhadap pengembangan akuntansi manaje...
Implikasi riset akuntansi keperilakuan terhadap pengembangan akuntansi manaje...
 
Formulasi strategi bersaing produk pinjaman dana tunai adira finance, www.did...
Formulasi strategi bersaing produk pinjaman dana tunai adira finance, www.did...Formulasi strategi bersaing produk pinjaman dana tunai adira finance, www.did...
Formulasi strategi bersaing produk pinjaman dana tunai adira finance, www.did...
 
Dukungan manajemen puncak terhadap strategi purchasing dalam berkomunikasi de...
Dukungan manajemen puncak terhadap strategi purchasing dalam berkomunikasi de...Dukungan manajemen puncak terhadap strategi purchasing dalam berkomunikasi de...
Dukungan manajemen puncak terhadap strategi purchasing dalam berkomunikasi de...
 
Akuntansi manajemen, www.didiarsandi.com
Akuntansi manajemen, www.didiarsandi.comAkuntansi manajemen, www.didiarsandi.com
Akuntansi manajemen, www.didiarsandi.com
 
Alamat web didiarsandi
Alamat web didiarsandiAlamat web didiarsandi
Alamat web didiarsandi
 
Kuliner indonesia
Kuliner indonesiaKuliner indonesia
Kuliner indonesia
 

Menjadikan manajemen pengetahuan_sebagai....by_b._elnath_aldi

  • 1. MENJADIKAN MANAJEMEN PENGETAHUAN SEBAGAI KEUNGGULAN KOMPETITIF PERUSAHAAN MELALUI STRATEGI BERBASIS PENGETAHUAN D. 41nath Aldi M:LIK PERFUSTAKAAN I Eli:STENS; FE LINDH) I. Abstrak Para ahli teori manajemen dan organisasi terkemuka telah mempopulerkan konsep manajemen pengetahuan sebagai keunggulan bersaing. Mereka menyarankan bahwa agar dapat tetap bersaing, organisasi harus secara efisien dan efektif menciptakan, melokasikan dan menangkap serta membagi pengetahuan dan keahliannya untuk mengaplikasikan pengetahuan dalam menyelasaikan masalah dan men gekploitasi peluang. Penghargaan dan pelembagaan peran pengetahun dan pembelajaran merupakan pendekatan yang efektif untuk membangun landasan kemampuan bersaing organisasi. Organisasi harus memanfaatkan pengetahuannya untuk membangun strategi . Untuk secara jelas menghubungakan manajemen dengan strategy, organisasi harus mengartikulasikan kemauan strategiknya, mengidentifikasi pengetahuan yang diperlukan untuk melaksanakan strategi yang diinginkan, dan memabndingkannya dengan pengetahuan aktual untuk menjembatani perbedaan pengetahuan strategik. Kata kunci : manajemen pengetahuan, kemampuan bersaing, keunggulan bersaing, kemauan strategik (strategic intent). Abstract Leading management and organization theorist have popularized the concept of treating knowledge management as a competitive advantage. They advise that to remain competitive, an organization must efficiently and effectively create, locate, capture and share knowledge and expertise in order to apply knowledge to solve problems and exploit opportunities. Respecting and institutionalizing the role of knowledge and learning may be the most effective approach to building a solid and enduring competitive foundation for organizations. An organization must capitalize their knowledge asset to build a strong strategy. To explicitly the link between knowledge management and strategic, an organization must articulate its strategic intent, identify the knowledge required to execute its intended strategy, and compare to its actual knowledge to revailing its strategic knowledge gaps. Keywords: Knowledge management, competitve advantage, organizational strategic. 58 I Jumal Stud! Manajemen & Organisaal Vol. 2 No. 1 Januari 2005
  • 2. Pendahuluan Dunia bisnis saat ini ditantang untuk mampu bertahan di dalam lingkungan bisnis yang terus menerus berubah. Noe et al. (2000) mengemukakan dua tantangan yang dihadapi organisasi yaitu global challenge dan stakeholder challenge. Global challenge ditandai dengan adanya globalisasi, deregulasi pasar di sejumlah negara, kerjasama antar negara diberbagai kawasan seperti AFTA dan NAFTA, serta pembebasan tarif. Sedangkan stakeholder challenge diwarnai dengan permintaan konsumen akan peningkatan kualitas barang dan jasa yang dihasilkan, kualitas layanan, tanggung jawab sosial organisasi di lingkungan sekitar. Tantangan-tantangan tersebut menuntut organisasi meningkatkan kemampuan bersaing di pasar domestik maupun internasional. Agar mampu bertahan di lingkungan bisnis, organisasi melakukan berbagai cara seperti inovasi produk, memperluas pasar, meningkatkan kualitas layanan, memperbaiki proses produksinya, perbaikan sistem organisasi, dan melakukan penghematan biaya. Strategi-strategi organisasi dibuat dan diciptakan agar bertahan di derasnya perubahan lingkungan. Strategi organisasi haruslah mampu menciptakan keunggulan kompetitif. Terdapat dua sumber keunggulan kompetitif yang bisa digali oleh organisasi yaitu dari dalam organisasi dan dari luar organisasi. Sumber-sumber dari luar terdiri dari tersedianya sumber daya alam, teknologi, pasar tenaga kerja baik kasar maupun profesional dan lain-lain. Sedangkan sumber-sumber dari dalam organisasi misalnya kemampuan karyawan, struktur organisasi, sistem kerja organisasi, kreatifitas untuk menciptakan proyek-proyek yang menguntungkan organisasi, dan manajemen pengetahuan (knowledge management). Dua sumber ini mempunyai karakteristik yang berbeda, pada sumber dari luar organisasi akan menemui kesulitan untuk mendapatkan bahan dasar untuk menciptakan keunggulan kompetitif karena banyak organisasi berlomba-lomba mendapatkan sumber dari luar, selain itu keunggulan organisasi yang didapat dari sumber ini akan mudah ditiru oleh organisasi lain. Sedangkan sumber dari dalam akan memberikan banyak keunggulan karena sukar ditiru oleh pesaing serta talc terbatas. Keunggulan yang terpatri dalam organisasi dan belum banyak didayagunakan adalah knowledge management. Pengetahuan (knowledge) melekat dalam organisasi dan setiap anggota organisasi. Dalam organisasi, pengetahuan dapat dilihat secara jelas dalam bentuk aturan dan prosedur karyawan sedangkan di individu melekat dalam pengetahuan yang dipunyai. Organisasi perlu memandang pengetahuan sebagai sumber berharga dan strategik. Untuk tetap kompetitif, organisasi secara eksplisit perlu mengelola sumber daya intelektual dan kapabilitas. Untuk mengembangkan modal intelektual yang dipunyainya, organisasi perlu melakukan utilisasi social capital yang tumbuh dari interaksi antar anggota organisasi. Cara lainnya dengan mengembangkan iklim dan budaya organisasi yang baru, sistem reward yang baik, struktur organisasi yang lebih datar, ramping dan fleksibel, agar relasi sosial antar anggota organisasi lebih meningkat. MENJADIKAN MANAJEMEN PENGEIAHUAN SEBAGAI KEUNGGULAN 59 KOMPETITIF PERUSAHAAN MELALUI STRATEGI BERBASIS PENGETAHUAN a &lath AM
  • 3. Artikel ini menguraikan perkembangan manajemen pengetahuan, manajemen pengetahuan sebagai keunggulan kompetitf dan diakhiri dengan strategi organisasi berbasis manajemen pengetahuan. Perkembangan Manjemen Pengetahuan (Knowledge Management) Knowledge management (KM) atau manajemen pengetahuan menjadi isu menarik sejak awal kemunculannya. Berbagai akademisi dan praktisi bisnis mulai mencoba menumbuh-kembangkan manajemen pengetahuan melalui penelitian-penelitian maupun penerapan dalam praktek-praktek bisnis. Untuk memudahkan pemahaman mengenai manajemen pengetahuan, pengertian manajemen pengetahuan perlu diketahui. Fernandez dan Sabherwal (2001) mengartikan pengetahuan (knowledge) sebagai hasil refleksi dan pengalaman seseorang, sehingga pengetahuan selalu dipunyai oleh individu atau kelompok. Pengetahuan (knowledge) melekat dalam bahasa, aturan-aturan dan prosedur-prosedur, serta konsep. Terdapat dua dimensi kritikal yang perlu untuk memahami knowledge dal am konteks organisasi, yaitu pertama, pengetahuan eksis di setiap individu, kelompok atau organisasi; kedua, pengetahuan dapat dilihat dari sebagai sesuatu yang dapat disimpan, dan sebagai suatu proses yaitu proses untuk mengetahui sesuatu. Berdasarkan 2 dimensi tersebut, pengetahuan dapat dibagi menjadi tacit dan explicit knowledge. Tacit knowledge adalah pengetahuan yang didapatkan dari pengalaman, kegiatan-kegiatan yang dilakukan, dan susah didefinisikan di mana biasanya dibagikan lewat diskusi-diskusi, cerita-cerita. Menurut Nonaka dan Takeuchi (1995), tacit knowledge diartikan sebagai suatu pengetahuan yang personal, spesifik, dan umumnya susah diformalisasi dan dikomunikasi kepada pihak lain. Sedangkan explicit knowledge adalah pengetahuan yang sudah diformulasikan, biasanya disajikan dalam bentuk tulisan misalnya peraturan, buku-buku literatur-literatur. Dalam organisasi proses penyebaran/sharing pengetahuan akan membantu pencapaian tujuan organisasi. Explicit atau codified knowledge diartikan sebagai pengetahuan yang dapat ditransformasikan dal am bentuk formal dan bahasa yang sistematis. Tantangan terbesar yang dihadapi oleh organisasi-organisasi adalah mengkonversi jacit knowledge menuju explicit knowledge, atau sebaliknya. Organisasi dituntut untuk mampu menterjemahkan pengetahuan yang eksis di individu, kelompok atau tim, dan organisasi menjadi nyata dalam bentuk produk-produk dan jasa-jasa yang dihasilkan. Agar konversi bisa berjalan dengan baik, Nonaka dan Takeuchi (1995) memperkenalkan 4 pola dasar penciptaan pengetahuan yang dikenal dengan The Spiral Of Knowledge, seperti tersaji dalam gambar 1. 60 Jumal Studl Manajemen & Organisasi Vol. 2 No. 1 Jantsorl 2005
  • 4. Sosialisasi Ekternalisasi/ artikulasi Internalisasi Kombinasi Tacit Knowledge Darn Explicit Knowledge Gambar 1. Spiral of knowledge Menuju Tacit Knowledge Explicit Knowledge Somber: Nonaka dan Takeuchi (1995:71) â Sosialisasi, menjelaskan saling berbagi antar tacit knowledge, umumnya tanpa melibatkan hal-hal formal, misalnya sharing budaya organisasi antara anggota organisasi yang lama dengan anggota yang barn dengan tujuan anggota yang baize mampu beradaptasi dengan budaya organisasi. Contoh nyata perubahan tacit ke explicit knowledge misalnya bila perusahaan ingin menerapkan penggunaan mesin-mesin barn dalam proses produksi maka perusahaan mengirimkan wakilnya untuk belajar mesin tersebut. Hal yang mungkin dilakukan pertama kali adalah dengan melalcukan mengamati, mengobservasi, serta mempraktekan mesin tersebut selama pelatihan. > Eksternalisasi/artikulasi, menkonversi tacit knowledge menjadi explicit knowledge biasanya menggunakan metafor-metafor yang dapat dipahami bersama. Misalnya hasil pengamatan, dan observasi terhadap mesin barn tersebut diubah dalam bentuk tertulis yang mudah dipahami, dan dapat didiskusikan bersama rekan-rekan kerja. â Kombinasi, mengkombinasikan antar explicit knowledge yang dipunyai oleh individu lain dengan explicit knowledge yang dipunyai oleh diri sendiri contoh konkrit adalah sekolah-sekolah bisnis yaitu MBA, dan MM. Misalnya agar semakin banyak orang yang dapat memanfaatkan mesin tersebut dibuatlah standar prosedur operasi atau buku petunjuk penggunaan agar lebih banyak orang mempelajarinya. > Internalisasi, merubah explicit knowledge menuju tacit knowledge. Jargon yang paling populer untuk menjelaskan internalisasi adalah learning by doing. Misalnya dengan pengalaman mengoperasikan mesin bare dapat meningkatkan pemahaman tacit knowledge. Dengan memahami 4 pola penciptaan pengetahuan, maka organisasi perlu menyadari bahwa pengetahuan awalnya eksis di masing-masing individu dan agar menjadi milik organisasi, maka organisasi harus memfasilitasi, mendukung, dan menstimulasi pengetahuan individu menjadi pengetahuan organisasi melalui dialog, diskusi, berbagi pengalaman, dan observasi. MENJADIKAN MANAJEMEN PENGETAHUAN SEBAGAI KEUNGGULAN 61 KOMPETITIF PERUSAHAAN MELALUI STRATEGI BERBASIS PENGETAHUAN R Elnath Aid!
  • 5. Studi-studi KM mengungkapkan pentingnya organisasi mengembangkan pengetahuan sebagai aset agar mampu menghadapi persaingan. (Caniero, 2000; Lee, 2001; Rowley, 1999 ). Studi Caniero (2000) memberikan pemahaman bahwa KM dibentuk dari berbagai karakteristik personal dan pengembangan personal. KM membentuk keputusan-keputusan stratejik, dan dari keputusan-keputusan stratejik terbentuklah market knowledge dan competitors knowledge. Market knowledge membentuk usaha-usaha inovatif dan menghasilkan inovasi sedangkan competitors knowledge membentuk usaha-usaha kompetitif dan menghasilkan daya saing. Penelitian mengenai KM juga dilakukan oleh Lee (2001) dengan tujuan untuk mengidentifikasi dan memahami peran knowledge sharing pada kesuksesan outsourcing proyek sistem informasi (SI). Ada empat variabel yang diuji dalam penelitian ini yaitu knowledge sharing (tacit and explicit knowledge), organizational capability, partnership quality, dan outsourcing success. Semua variabel independen (knowledge sharing, organizational capability, partnership quality) memberikan pengaruh yang kuat pada variabel dependen (outsourcing success). Penelitian ini memberikan gambaran bahwa knowledge sharing mampu menjadi salah satu faktor anteseden dalam kerjasama lintas fungsi. Knowledge sharing antara organisasi dengan service providers bisa dianalogikan sebagai knowledge sharing antar anggota tim karena organisasi dengan service providers bekerja sama dalam tim untuk mengembangkan sistem informasi. Penelitian pengaruh knowledge sharing di sektor publik di Indonesia diungkapkan oleh Aldi dan Utomo (2003). Penelitian dengan mengambil setting penelitian di Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur, Kotamadya Surabaya, Kotamadya Malang, Kabupaten Gresik, Kabupaten Sidoarjo, dan Kabupaten Malang mengungkapkan knowledge sharing menjadi prediktor kerjasama tim lintas fungsi dalam pelaksanan proyek. Hasil temuan menunjukkan bahwa knowlede sharing tidak berpengaruh signifikan terhadap kerjasam tim lintas fungsi. Tidak signifikannya temuan mengindikasikan bahwa hanya sedikit anggota organisasi yang mempunyai pengetahuan yang cukup dalam melaksanakan proyek. Implikasi temuan ini menunjukkan bahwa pengetahuan belum sepenuhnya menjadi tumpuan organisasi (Dinas Kesehatan) melaksanakan proyek. Hasil temuan, tentu saja, tidak bisa digeneralisir untuk semua dinas kesehatan ataupun sektor publik di Jawa Timur atau Indonesia karena temuan penelitian ini hanya merupakan snap shoot atau potret sesaat saja yang pasti akan terus berubah. Mengacu dari hasil-hasil penelitian yang dilakukan oleh berbagai akademisi menunjukkan bahwa KM memegang peranan penting dalam kehidupan organisasi. Kemampuan organisasi untuk mengeksplorasi kekayaan pengetahuan yang eksis di setiap anggota organisasi, kemudian mengumpulkannya menjadi knowledge-base, dan memanfaatkannya secara efektif akan membantu mempercepat akselerasi organisasi. Kemampuan perusahaan untuk mengumpulkan, memanfaatkan, dan mendaya gunakan pengetahuan secara efektif akan menjadi sumber utama keunggulan kompetitif organisasi. 62 Jumal Studl Manajemen & Organleas1 Vol. 2 No. 1 Janual 2005
  • 6. en Pengetahuan sebagai keunggulan kompetitif Sumber kekuatan internal organisasi yang tidak mungkin diadaptasi oleh pesaing manajemen pengetahuan. Seperti diungkapkan di awal, pengetahuan eksis disetiap 'du dan masing-masing individu mempunyai pengetahuan yang berbeda satu sama Para pesaing tidak mungkin meniru pengetahuan yang dipunyai oleh perusahaan Sebagai sumberdaya yang berharga bagi organisasi, sebaiknya organisasi mengelola 'emen pengetahuan yang baik. Studi yang dilakukan Davenport et. al. (1998) "dentifikasi empat langkah yang perlu dilakukan organisasi agar KM menjadi ya stratejik. L Pengetahuan dapat `disimpan Data, informasi, maupun pengetahuan dapat disimpan dalam bentuk dokumentasi agar mudah ditelusuri bila dibutuhkan. Bagi pengetahuan yang sifatnya tacit, sebaiknya diartikulasikan menjadi codifiedlexplicit knowledge. Pengetahuan yang dapat disimpan memudahkan organisasi untuk menelusurinya dan memanfaatkan di setiap kesempatan. 2. Pengetahuan mudah diakses Setiap anggota organisasi mempunyai aloes yang sama terhadap knowledge base organisasi. Agar proses aksessibilitas dan transfer mudah dilakukan antar anggota, organisasi perlu memfasilitasi dengan memanfaatkan teknologi misalnya video conference, jaringan internet dan intranet, telepon, dan faksimili. Banyak organisasi mempunyai ruang perpustakaan sehingga anggotanya mudah mengakses pengetahuan-pengetahuan terbaru melalui buku-buku, jurnal-jumal, dan majalah-majalah. Organisasi memfasilitasi juga dengan aturan dan prosedur yang memudahkan setiap orang dapat mengakses pihak-pihak dan anggota organisasi lain yang mempunyai pengetahuan. 3. Peningkatan pengetahuan didukung oleh organisasi Lingkungan eksternal berubah dengan cepat akibatnya organisasi harus senantiasa beradaptasi. Kemampuan organisasi untuk beradaptasi perlu dukungan pengingkatan pengetahuan. Organisasi perlu menciptakan lingkungan yang mampu mempercepat peningkatan pengetahuan. Temuan Davenport et al. (1998) mengungkapkan perlunya sentralisasi struktur organisasi, dan perubahan budaya kerja yang mendukung kreatifitas anggota organisasi. Hal konkrit yang bisa dilakukan perusahaan yaitu dengan memberikan penghargaan bagi anggota organisasi yang menyumbangkan pengetahuan kepada knowledge base organsiasi. Penghargaan yang diterima dapat berupa peningkatan kompensasi maupun promosi pangkat/jabatan. 4. Mengelola pengetahuan sebagai aset. Dalam organisasi, aset dapat berbentuk barang berwujud maupun barang berwujud. Organisasi berfokus kepada dua aset tersebut. Pengetahuan, merupakan aset tidak berwujud, harus diperlakukan sebagai aset berwujud yaitu dapat diukur. Skyrme MEWAO1KAN MANAJEMEN PENGETAHUANSEBAGA1KEUNGOULAN 63 KOMPETMF PERUSAHMN MELALUI STRATEGI BERBASIS PENGETAHUAN a Elnath Aid!
  • 7. dan Amidon (1998) mengemukakan bahwa pengetahuan (knowledge) dapat diukur dengan menggunakan balanced scorecard. Dimensi innovation dan learning dalam balanced scorecard merupakan proses aktivitas manajemen pengetahuan. Meskipun ada debat dalam pengukurannya, Skyrme dan Amidon (1998) menyakini bahwa dimensi innovation dan learning mempunyai potensi untuk mengukur pengetahuan sebagai aset. Organisasi yang mempunyai pengetahuan superior mampu mengkoordinasi dan mengkombinasikan sumberdaya-sumberdaya tradisional dan kapabilitas dalam bentuk dan cara barn sehingga dapat memberikan nilai lebih bagi pelanggan. Dengan memiliki sumberdaya intelektual yang superior, organisasi dapat mengetahui bagaimana mengembangkan dan mengeksploitasi sumberdaya tradisonal lebih baik daripada pesaing meskipun sumberdaya tersebut tidak unik dan mudah ditiru. Pengetahuan dapat dikategorikan sebagai sumberdaya stratejik terpenting sehingga dapat digunakan untuk keunggulan kompetitf yang tahan lama. Pengetahuan, terutama tacit knowledge, berpotensi menjadi sumberdaya yang unik dan sukar ditiru. Tidak seperti sumberdaya tradisional lainnya, tacit knowledge tidak dapat diperdagangkan dalam bentuk siap pakai. Untuk meniru tacit knowledge organisasi, pesaing setidaknya memiliki pengalaman yang serupa, dan untuk mendapatkannya memerlukan waktu yang lama. Untuk mempertahankan keberlangsung keunggulan kompetitif, organisasi dapat melakukan dengan menambah pengetahuan baru. Gabungan pengetahuan lama dan baru menciptakan keunikan baru yang akhirnya menciptakan kesempatan untuk melakukan 4inergi pengetahuan. Pengetahuan dapat menjadi keunggulan kompetitif yang tahan lama bila organisasi mengetahui lebih banyak akan sesuatu dibandingkan pesaing. Tidak seperti sumberdaya tradisional lainnya yang dapat berkurang saat digunakan, pengetahuan justru akan meningkat pada saat digunakan. Pengetahuan yang semakin sering digunakan akan semakin bernilai bagi organisasi. Dengan menjadikan manajemen pengetahuan menjadi keunggulan kompetitif organisasi sebaiknya KM didayagunakan dan diterapkan secara nyata oleh perusahaan. Bentuk konkrit penerapan adalah mengembangkan strategi organisasi berbasis pengetahuan. Strategi yang berbasis pengetahuan diharapkan mampu lebih mengeksplorasi keunikan yang dimiliki organisasi. Strategi Organisasi berbasis pengetahuan Konsep SWOT (streghts, weakness, oppurtunities, dan threats) sudah lama dikenal oleh praktisi maupun akademisi. Rerangka SWOT menjelaskan dan menganalisis kapabilitas internal perusahaan, tercermin dalam kekuatan dan kelemahan, yang berhubungan dengan kesempatan dan ancaman lingkungan organisasi. Organisasi disarankan untuk melakukan tindakan-tindakan strategis untuk mendayagunakan 64 Jumal Studi Manajemen & Organisasi Vol. 2 No. 1 Jenuoli 2006
  • 8. Ibraempatan, mengurangi kelemahan, meminimalkan ancaman, dan mengkapitalisasi pduang. Strategi organisasi dapat dilihat sebagai tindakan untuk menyeimbangkan keadaan doernal organisasi dengan kapabilitas internal organisasi. Dominasi analisis SWOT ditandai dengan penggunaan model five forces milik Porter. Model yang dikembangkan Porter (1980) lebih terfokus pada kemampuan perusahaan menganalisis kekuatan lingkungan eksternal perusahaan yang dapat memunculkan kesempatan dan ancaman. Mangacu padafiveforces Porter, industri sangat terstruktur sehingga memudahkan perusahaan melakukan penetrasi ke suplier dan pdanggan, dan mencegah masuknya pesaing barn dan produk substitusi. Strategi menjadi brays sekedar memilih industri yang tepat dan melakukan positioning dalam industri tenebut strategi generik yang dipilih yaitu biaya rendah (low cost) atau diferensiasi produk (product differentiation). Zack (1999) mengungkapkan kritikan terhadap rerangka five forces Porter. Menurutnya, five forces lebih menekankan keunggulan industri daripada keunggulan perusahaan sehingga keunikan dan keunggulan perusahaan tidak tergali. Mengacu pada keadaan tersebut perusahaan sebaiknya kembali fokus kepada kapabilitas dan sumberdaya perusahaan. Perspektif ini dikenal dengan resource-based view. Pendekatan resource-based view berpendapat bahwa perusahaan sebaiknya memposisikan dirinya secara strategis berdasarkan keunikan, nilai-nilai perusahaan, serta sumberdaya dan kapabilitas yang sukar ditiru. Strategi organisasi bukan didasarkan pada produk dan jasa yang dihasilkan dari keunikan, nilai-nilai perusahaan, serta sumberdaya dan kapabilitas yang sukar ditiru. Strategi berdasarkan pendekatan resource-based memungkinkan perusahaan bertahan dalam jangka waktu yang lama dibandingkan pendekatan tradisional misalnya analisis SWOT (Zack, 1999). Keunggulan kompetitif organisasi akan bertahan lama bila berdasarkan kekuatan yang berasal dari organisasi. Kritikan terhadap analisis SWOT bukan berarti menunjukkan bahwa analisis tersebut kurang bermanfaat. Analisis SWOT dapat dipergunakan dalam perspektif lain. Analisis SWOT dapat digunakan untuk memetakan kapabilitas dan sumberdaya pengetahuan yang dimiliki organisasi. Dengan pemetaan yang balk, organisasi dapat mengetahui keunggulan Berta mengurangi kelemahan manajemen pengetahuannya sehingga strategi berbasis pengetahuan dapat dibuat berdasarkan manajemen pengetahuan yang dipunyai. Strategi berbasis pengetahuan, sebenarnya merupakan bentuk pararel dengan analisis SWOT, menjelaskan keseluruhan pendekatan yang dilakukan organisasi untuk mengkaitkan sumberdaya pengetahuan dan kapabilitas yang dipunyai dengan strategi yang dilakukan. Hubungan manajemen pengetahuan dan strategi merupakan hubungan timbal balik artinya strategi mempengaruhi manajemen pengetahuan sebaliknya manajemen pengetahuan mempengaruhi strategi. Hubungan antara manajemen pengetahuan dan MENJADIKAN MANAJBAEN PENGETAHUAN SBAGAI KEUNOGULAN 65 KOMPETMF PERUSAHMN MELALUI STRATEGI BERBASIS PEMETAHUAN B. dna& AM
  • 9. strategi perusahaan seringkali tidaklah sejalan sehingga terdapat gap antara keduanya. Gap dalam strategi terjadi antara apa yang harus dilakukan organisasi dan apa yang dapat dilakukan organisasi. Gap dalam manajemen pengetahuan terjadi antara apa yang perusahaan harus ketahui dan apa yang perusahaan ketahui. Untuk memperkecil gap antara manajemen pengetahuan dan strategi, organisasi perlu mencari sumber pengetahuan. Sumber-sumber pengetahuan dapat dicari dan dalam organisasi maupun luar organisasi. Pengetahuan internal organisasi dapat ditemukan dari dokumen, prosedur dan aturan organisasi, perilaku, iklim dan budaya organisasi. Pengetahuan eksternal dapat ditemukan di publikasi-publikasi iltniah, majalah-majalah populer, dan di sekolah-sekolah bisnis. Pengetahuan yang berasal dari luar organisasi, biasanya lebih abstrak dan dapat diakses pesaing, memberikan pemikiran-pemikiran barn dan segar bagi organisasi serta dapat menjadi pembanding. Beberapa perusahaan telah melakukan penyegaran bagi karyawannya dengan bekerja sama dengan beberapa sekolah bisnis (Program Magister Manajemen) di Indonesia untuk membuka kelas khusus dengan nama perusahaan tersebut. Cara lain yang sering dilakukan oleh anggota organisasi dengan menjadi anggota sebuah ikatan tertentu seperti ISEI (Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia), IAI (Ikatan Akuntan Indonesia), dan IPOMS (Indonesian Production and Operation Management Society), menjadi anggota kelompok diskusi mengenai topik tertentu di mailing list di Internet. Pengetahuan elcsternal dapat diperoleh organisasi melalui dialog dengan pelanggan, vendor, dan pemasok. Kombinasi pengetahuan yang didapat dari luar organisasi dengan pengetahuan dari dalam akan memberikan perspektif barn dalam membuat strategi organisasi atau melakukan eksekusi strategi organisasi yang telah dibuat. Bentuk konkrit yang dilakukan organisasi melalui program-program reward untuk pelanggan, customer care yang morupakan umpan balik pelanggan kepada organisasi sehingga organisasi memperbaiki kektuangan-kekurangan produk/jasa yang dihasilkan. Strategi organisasi berbasis pengetahuan mensyaratkan keinginan kuat organisasi untuk menambah basis pengetahuan yang dipunyai. Implementasi dan eksekusi strategi organisasi memerlukan kemampuan pengetahuan yang cukup dalam mengoptimalkan pilihan-pilihan strategi yang ada sesuai dengan perkembangan industri, pesaing, dan kapabilitas organisasi. Penutup Keberhasilan organisasi dalam memenangkan persaingan dapat di tempuh dengan membuat, dan mengimplementasikan strategi dengan tepat. Manajemen pengetahuan merupakan keunggulan stratejik organisasi diperlukan sebagai modal dasar untuk mendukung strategi organisasi. 66 Jumal Studl Manajemen &Organism:A Vol. 2 No. 1 Januorl 2005
  • 10. Organisasi harus secara strategis mengeksplorasi dan mengeksploitasi sumberdaya-sumberdaya pengetahuan dan kapabilitas organisasi yang dimiliki. Eksplorasi dan eksploitasi yang dilakukan organisasi dilakukan dengan dua pendekatan yaitu terhadap anggota organisasi dan organisasi itu sendiri. Pada anggota organisasi dilakukan dengan dua cara yaitu eksplorasi dan eksploitasi karakteristik anggota, dan faktor yang mempengaruhi pengembangan anggota. Karakteristik anggota berupa perilaku, nilai (value) yang dianut, dan tingkat kreatifitas. Pengembangan anggota berkaitan dengan kemampuan dan kemauan investasi pengetahuan yang dilakukan organisasi. Organisais harus mampu memotivasi anggotanya untuk mendapatkan tingkat pengetahuan yang lebih tinggi. Sedangkan, eksplorasi dan eksploitasi organisasi dilakukan dengan cara yaitu mengembangkan pemahaman yang sama dan utuh dalam mengukur manajemen pengetahuan, membantu anggota untuk mengenali dan mengidentifikasi kebutuhan pengetahuannya, mempersilahkan anggota untuk berdiskusi dan berdebat mengenai manajemen pengetahuan, mengukur dampat manajemen pengetahuan, memfasilitasi pengetahuan melalui budaya organisasi, dan manajemen pengetahuan direpresentasikan dalam bentuk dokumen dan data base. Manajemen pengetahuan tidak bersifat statis, manajemen pengetahuan yang inovatif saat ini akan menjadi usang dimasa mendatang. Persaingan akan selalu ketat dimasa mendatang, sehingga organisasi harus terus mengembangkan manajemen pengetahuannya. Organisasi harus memfasilitasi anggotanya untuk selalu mengembangkan diri, sehingga muncul ide-ide kreatif baru dalam produk/jasa yang dihasilkan. Fasilitas-fasilitas yang dapat diberikan organisasi kepada anggotanya dapat berupa pemberian kesempatan untuk melanjutkan pendidikan, mengikuti pelatihan/seminar yang berkaitan dengan lingkup kerja, berpartisipasi dalam organisasi profesi, pemberian fasilitas kerja yang baik, dan aturan dan prosedur organisasi yang memungkinkan terciptanya ide kreatif. Inovasi terus menerus menjadi dasar organisasi untuk terus bertahan dalam persaingan yang ketat. PAENJADIKAN MANAJEMEN PENGETAHUAN SEBAGAI KEUNGGULAN 67 KOMPETMF PERUSAHMN MELALUI STRATEGI BERBASIS PENGETAHUAN a Elnath Aka
  • 11. DAFrARPUSTAKA Aldi, B.E., dan Utomo, H. 2003. Kerjasama tim lintas fungsi dan kinerja manajemen proyek. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia.Vol. 18 No. 4. pp. 391-401. Carneiro, A. 2000. How does knowledge management influence innovation and competitiveness. Journal of Knowledge Management. Vol. 4. No. 2. pp. 87-98. Davenport, D.H., DeLong, D.W., dan Beers, M.C. 1998. Successfull knowledge management projects. Sloan Management Review. Vol. 39. No. 2. pp.43-57 Drucker, P.F. 1993. Post Capitalist Society. Harper Row. New York. Fernandez, I.B., dan Sabherwal, R. 2001. Organizational knowledge management: a contingency perspective. Journal Of Management Information System. Vol 18. pp. 23-55 Lee, NJ. 2001. The Impact of knowledge sharing, organizational capability and partnership quality on IS outsourcing success. Information & Management. Vol. 28. pp. 323-325. Noe, R.M., Hollenbeck,J.R., Gerhart, B., dan Wright, P.M. 2000. Human resource management: Gaining a competitive advantage. 3rd edition. New York. Irwin McGraw-Hill. Nonaka, I., & Takeuchi, H. 1995. The knowledge-creating company: How japanese • companies create the dynamics of innovation. New York. Oxford University Press. Porter, M.E. 1980. Competitive Strategy: Techniques for analyzing industries and competitors. New York. NY:Free Press. Rowley, J. 1999. What is knowledge management?. Library Management. Vol.20 No. 8. pp. 416-419. Skyrme, D.J., dan Amidon, D.M. 1998. New measures of success. Journal Of Business Strategy. Vol 19. No. 1. pp. 20-40 Zack, M.H. 1999. Developing knowledge strategy. California Management Review. Vol. 41. No. 3. pp. 125-145. 68 Jumal Stud Manajemen & Organlaael Vol. 2 No. 1 Januari 2005