Dokumen tersebut membahas tentang perkembangan pikiran manusia dalam memahami alam sekitar, mulai dari mitos hingga berkembangnya metode ilmiah. Rasa ingin tahu dan akal budi manusia memungkinkan perkembangan pengetahuan yang semakin maju seiring waktu.
2. Tujuan Instruksional Umum
Tujuan Instruksional Khusus
Mahasiswa mampu memahami perkembangan penalaran manusia terhadap gejala-gejala alam sampai
terwujudnya metode ilmiah yang merupakan ciri khusus IPA.
1. Mahasiswa mampu menjelaskan perkembangan alam pikiran manusia dalam memenuhi kebutuhan
terhadap rasa ingin tahunya
2. Mahasiswa mampu memberi alasan yang diterima mitos dalam kehidupan masyarakat
3. Mahasiswa mampu menjelaskan alasan ketidakpuasan masyarakat tentang metode deduksi dalam
menjelaskan kebenaran atas gejala alam
4. Mahasiswa mampu mengungkapkan dengan kata-kata sendiri tentang mulai tumbuhnya Ilmu
Pengetahuan Alam
3. Ciri-ciri Manusia
1. Organ tubuhnya kompleks dan sangat
khusus terutama otaknya
2. Mengadakan metabolism
3. Tanggap terhadap rangsang
4. Tumbuh dan berkembangbiak
5. Memiliki potensi untuk mengembangkan
kemampuannya
6. Bergerak
7. Berinteraksi dengan lingkungan
4. Allah tidak menciptakan sesuatu kecuali yang terbaik
ٍيمِوْقَت ِنَسْحَأ يِف َانَسنِْاْل اَنْقَلَخ ْدَقَل-٤-
“Sungguh, Kami telah Menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya”
(At-Tin 4)
Allah menyusun manusia dengan bentuk yang terbaik
ِيم َِركْلا َكِبَرِب َكَّرَغ اَم ُناَسنِْاْل اَهُّيَأ اَي-٦-َكَلَدَعَف َاكَّوَسَف َكَقَلَخ ِيذَّلا-٧-َكَبَّكَر َاءش اَّم ٍةَورُص ِيَأ يِف-٨-
“Wahai manusia! Apakah yang telah memperdayakan kamu (berbuat durhaka) terhadap Tuhan-mu Yang Maha Pengasih.
Yang telah Menciptakanmu lalu Menyempurnakan kejadianmu dan Menjadikan (susunan tubuh)mu seimbang, dalam
bentuk apa saja yang dikehendaki, Dia Menyusun tubuhmu.”
(Al-Infithor 6-8)
5. Allah ciptakan segalanya untuk manusia
ِتاَرَمَّثال َنِم ِهِب َجَرْخَأَف ًءاَم ِاءَمَّسال َنِم َلَنزَأَو اءَنِب اءَمَّسالَو ًااشَرِف َضْرَاأل ُمُكَل َلَعَج ِيذَّلاْز ِرْمُكَّل ًاق-٢٢-
“ (Dia-lah) yang Menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia-lah yang Menurunkan
air (hujan) dari langit, lalu Dia Hasilkan dengan (hujan) itu buah-buahan sebagai rezeki untukmu.”
(Al-Baqarah 22)
Manusia dimuliakan oleh Allah diatas segalanya
َنْلَّضَفَو ِتاَبِيَّطال َنِم مُهاَنْقَزَرَو ِرْحَبْلاَو ِرَبْلا يِف ْمُهاَنْلَمَحَو َمَدآ يِنَب اَنْمََّرك ْدَقَلَوَلَع ْمُهاًاي ِضَْْت اَنْقَلَخ ْنَّمِم ٍيرِثَك ى-٧٠-
“Dan sungguh, Kami telah Memuliakan anak cucu Adam, dan Kami Angkut mereka di darat dan di laut, dan Kami
Beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami Lebihkan mereka di atas banyak makhluk yang Kami Ciptakan
dengan kelebihan yang sempurna.”
(Al-Isra’ 70)
6. Manusia adalah makhluk Tuhan yang paling sempurna, seluruh alam semesta
yang dihuninya seolah-olah manusia yang berkuasa dan berhak
memanfaatkannya.
Tidak benar, semua makhluk hidup semua makhluk ciptaan Tuhan berhak
memanfaatkan apa yang telah disediakan di alam semesta ini baik manusia,
hewan maupun tumbuhan.
Benarkah pernyataan tersebut?
7. Allah membimbing manusia sampai kepada puncak kesempurnaan
َىدَه َّمُث ُهَقْلَخ ٍءَْيش َّلُك ىَطْعَأ ِيذَّلا اَنُّبَر َلاَق-٥٠-
Dia (Musa) menjawab, “Tuhan kami ialah (Tuhan) yang telah Memberikan bentuk kejadian kepada segala sesuatu,
kemudian Memberinya petunjuk.”
(Thoha 50)
ِنْيَدْجَّنال ُهاَنْيَدَهَو-١٠-
“Dan Kami telah Menunjukkan kepadanya dua jalan (kebajikan dan kejahatan).”
(Al-Balad 10)
ًاورَُْك اَّمِإَو ًارِكَاش اَّمِإ َليِبَّسال ُهاَنْيَدَه اَّنِإ-٣-
“Sungguh, Kami telah Menunjukkan kepadanya jalan yang lurus; ada yang bersyukur dan ada pula yang kufur.”
(Al-Insaan 3)
اَهاَوْقَتَو اَهَورُجُف اَهَمَهْلَأَف-٨-
“Maka Dia Mengilhamkan kepadanya (jalan) kejahatan dan ketakwaannya,”
(As-Syams 8)
10. Manusia makhluk lemah
Akal Budi/Pikiran dan Kemauan
Sifat Unik Manusia
Akal pikiran dan kemauan kadang tak sejalan. Terkadang akal pikiran bisa mengendalikan kemauan,
tetapi kadang akal pikiran mengikuti kemauan.
Jika ada pengaruh dari lingkungan, gunakan akal pikiran untuk mempertimbangkan baik buruknya,
sehingga kemauan negatif dapat dikendalikan.
tetapi memiliki kelebihan yang menjadi kekuatannya
11. Rasa ingin tahu mendorong manusia untuk melakukan berbagai kegiatan yang bertujuan untuk mencari
jawaban atas berbagai persoalan yang muncul di dalam pikirannya. Kegiatan mencari pemecahan dapat
berupa:
1. Penyelidikan langsung
2. Penggalian hasil-hasil penyelidikan yang sudah pernah diperoleh orang lain
3. Kerjasama dengan penyelidik-penyelidik lain yang juga sedang memecahkan soal yang sama atau yang
sejenis
• Rasa ingin tahu dapat diperkuat atau diperlemah oleh lingkungan
• Rasa ingin tahu tidak pernah dapat terpuaskan
Akal budi/pikiran dan kemauan dapat menimbulkan Rasa Ingin Tahu pada diri manusia.
12. Rasa ingin tahu menjadikan alam pikiran manusia berkembang seiring dengan kemajuan ilmu
pengetahuan yang dimiliki.
Semakin modern perkembangan ilmu pengetahuan maka hampir sebagian kebutuhan manusia dapat
terpenuhi dengan mudah, praktis dan cepat. Hal ini dapat mempengaruhi sifat manusia menjadi
semakin individualistik (merasa tidak membutuhkan bantuan orang lain dalam segala aktivitasnya)
Semakin maju alam pikiran manusia membuatnya semakin cepat dewasa (pengaruh lingkungan
global yang sangat kuat)
Segala informasi dapat diterima secara cepat menembus batas ruang dan waktu.
13. Allah Azza wa Jalla berfirman:
ِان َوْدُعْال َو ِمْثِ ْاْل ىَلَع واُن َاوَعَت ََل َو ۖ ٰى َوْقَّتال َو ِِّرِبْال ىَلَع واُن َاوَعَت َو َۘ ََّّلل َّنِِ ۖ َ ََّّلل واُقَّتا َوِ اَقِعْال ُداِدَي
Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan
tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada
Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya
[al-Mâidah/5:2]
14. Rasa ingin tahu menyebabkan alam pikiran manusia berkembang
Perkembangan alam pikiran manusia berdasarkan waktu
Perkembangan alam pikiran manusia berdasarkan individu manusia
Pola pikir manusia berkembang dari jaman purba sampai sekarang. Dalam perjalanan waktu pola pikir manusia
berkembang sesuai jamannya, hingga terkumpul pengetahuan sebagai hasil bertanya, meneliti/menyelidiki, atau
mencermati penelitian orang lain.
Pola pikir manusia berkembang dari sejak ia dilahirkan sampai akhir hayatnya. Dalam perjalanan kehidupan
seseorang ia akan selalu belajar sesuai dengan tahap perkembangan mental dan fisiknya hingga diperoleh kumpulan
pengetahuan, baik sebagai hasil belajar dari lingkungan dan pengalaman pribadi maupun secara formal di sekolah.
15. Perkembangan pola pikir manusia juga dapat disebabkan bukan hanya rasa ingin tahu (dari
dalam diri) tetapi desakan keadaan yang mengharuskan manusia menggunakan akal pikirannya
untuk mencari pemecahannya atau desakan kebutuhan untuk kelangsungan hidupnya.
Contoh:
1. Orang yang tinggal di daerah banjir
2. Orang yang tinggal dekat hutan menyaksikan kebakaran hutan
3. Orang yang sebenarnya tidak berminat dipaksa untuk mendengarkan ceramah
Sebab ekstern semacam itu juga dapat menimbulkan perkembangan alam pikiran manusia.
16. Sejarah Pengetahuan Manusia
Tahap Teologi/Metafisika/Mitos
Manusia menyusun mitos atau dongeng untuk mengenal realita atau kenyataan.
Mitos diciptakan untuk memuaskan rasa ingin tahu manusia. Dalam alam pikiran mitos, rasio atau
penalaran belum terbentuk, yang bekerja hanya daya khayal, intuisi atau imajinasi.
Pada tahap mitos, semua peristiwa dihubungkan dengan kekuasaan dan perbuatan dewa, hantu,
setan atau makhluk gaib lainnya (cara berpikir irasional), tidak dapat dipertanggungjawabkan
kebenarannya.
Semua peristiwa ditanggapi dengan selamatan, tarian, nyanyian berisi riwayat dewa mengatur
peristiwa-peristiwa alam, kemudian manusia merasa aman dan nyaman.
17.
18.
19.
20. Mitos dan Khurafat Dalam Pandangan Islam
Islam adalah agama yang mengagungkan kebenaran. Tolok ukur kebenaran dalam Islam bersumber dari wahyu
Allah Ta’ala, baik dalam al-Qur’an maupun al-Sunnah. Islam juga mengagungkan ilmu dan mengharamkan berkata
tanpa dasar ilmu yang benar.
Allah Ta’ala berfirman:
﴿َين ِرَتْمُمْلا َنِم َّنَنُوكَت َاَف َكِبَر ْنِم ُّقَحْلا﴾
“Kebenaran itu adalah dari Rabb-mu, sebab itu janganlah sekali-kali kamu termasuk orang-orang yang ragu.”
(QS. al-Baqarah: 147)
Mitos adalah cerita-cerita bohong tentang suatu hal seperti asal usul tempat, alam, manusia dan sebagainya
yang mengandung arti mendalam dan diungkapkan dengan cara gaib.
Khurafat adalah ajaran atau keyakinan yang tidak mempunyai landasan kebenaran, disebut pula takhayul.
21. Allah Ta’ala berfirman:
﴿َلَوُعْدَتْنِمُِوندِ َّّللااَمَلَكُعَْْنَيَلَوَكُُّرضَيْنِإَفَتْلَعَفَكَّنِإَفاًذِإَنِمَينِمِلاَّظال﴾
“Dan janganlah kamu beribadah kepada yang tidak memberi manfaat dan tidak pula memberi mudharat kepadamu selain Allah, sebab
jika kamu berbuat yang demikian, maka sesungguhnya kamu kalau begitu termasuk orang-orang yang zalim.” (QS. Yunus: 106)
Allah Ta’ala berfirman:
﴿َلَوُفْقَتاَمَسْيَلَكَلِهِبمْلِعَّنِإَعْمَّسالَرَصَبْلاَوَداَؤُْْلاَوُّلُكَكِئَلوُأََانكُهْنَعًُولئْسَم﴾
“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan
dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.” (QS. al-Isra: 36)
Allah Ta’ala berfirman:
﴿اَياَهُّيَأُاسَّنالُوادُبْعاُمُكَّبَرِيذَّلاْمُكَقَلَخَِينذَّلاَوْنِمْمُكِلْبَقْمُكَّلَعَلَونُقَّتَت﴾
“Hai manusia, beribadahlah kepada Rabb kalian yang telah menciptakan kalian dan orang-orang yang sebelum kalian, agar
kalian bertakwa.” (QS. al-Baqarah: 21)
22. Tahap Filsafat
Semakin bertambah maju alam pikiran semakin berkembang cara penyelidikan, sehingga manusia
dapat menjawab banyak pertanyaan tanpa mitos. Mitos menjadi kurang disukai dan hanya untuk
menjawab pertanyaan anak kecil saja.
Pada tahap filsafat, rasio sudah terbentuk, tetapi belum ditemukan metode berpikir secara objektif.
Manusia mencoba mempergunakan rasionya untuk memahami objek secara dangkal, tetapi objek
belum dimasuki secara metodologis yang definitif.
23. Manusia seringkali melakukan trial and error dalam hal
pengobatan dengan menggunakan bahan yang tersedia di
alam.
Contoh:
Gunung meletus, ditanggapi bukan dengan
selamatan tetapi mengamati dan mempelajari
mengapa gunung meletus, mengevakuasi warga
sekitar.
24. Tahap Positif/Ilmu
Perkembangan alam pikir manusia merupakan suatu proses dimana manusia tidak akan puas
dengan pemikiran yang sudah ada sehingga berkembang ke tahap ilmu.
Pada tahap ini dikenal dua macam bentuk penalaran
Penalaran Deduktif (Rasionalisme)
Penalaran Induktif (Empirisme)
* Penalaran adalah suatu proses berpikir yang
membuahkan pengetahuan, atau proses mental
dalam mengembangkan pikiran dari beberapa
fakta atau prinsip.
25. Penalaran Deduktif (Rasionalisme)
Cara berpikir dimana dari pernyataan yang bersifat umum ditarik kesimpulan yang bersifat khusus.
Menggunakan pola berpikir silogisme/silogismus, yaitu terdiri dari 2 buah pernyataan/premis
(mayor dan minor) dan sebuah kesimpulan/konklusi.
Contoh:
Semua makhluk hidup bernapas (premis mayor)
Lena adalah makhluk hidup (premis minor)
Jadi, Lena bernapas (kesimpulan)
26. Contoh Penalaran Deduktif yang salah:
Semua orang yang tertawa pasti gembira (premis mayor)
Orang gila itu tertawa (premis minor)
Jadi, orang gila itu gembira (kesimpulan)
Kelemahan: penalaran yang digunakan bersifat abstrak, lepas dari
pengalaman, tanpa ada kesepakatan yang dapat diterima semua pihak dan
kesulitan menerapkan konsep rasional pada kehidupan praktis
Masalah: kesulitan menilai kebenaran premis-2 yang digunakan
27. Penalaran Induktif (Empirisme)
Cara berpikir dimana suatu kesimpulan yang bersifat umum diperoleh dari pengamatan berbagai
kasus/gejala yang bersifat khusus/individual.
Paham ini menganggap pengetahuan yang benar adalah pengetahuan yang diperoleh langsung dari
pengalaman konkrit. Gejala alam bersifat konkrit dan dapat ditangkap panca indera manusia.
Contoh:
Besi bila dipanasi bertambah panjang
Tembaga bila dipanasi bertambah panjang
Aluminium bila dipanasi bertambah panjang
Maka kesimpulannya semua logam bila dipanasi bertambah panjang
28. Contoh Penalaran Induktif yang salah:
Kelemahan: fakta yang nampaknya berkaitan belum dapat menjamin
tersusunnya pengetahuan yang sistematis, batasan yang dimaksud
pengalaman (stimulus pengalaman atau persepsi), kemampuan panca indera
manusia terbatas dan tidak dapat diandalkan.
Masalah: sekumpulan fakta/gejala/kasus belum tentu bersifat konsisten, bahkan mungkin kontradiktif
Ani telinganya lebar, ia pintar.
Agung telinganya lebar, ia pintar.
Jadi, semua yang memiliki telinga lebar pasti pintar
29. Pengetahuan yang diperoleh baik dengan penalaran secara deduktif maupun induktif tidak dapat
diandalkan. Belum dapat dikatakan sebagai Ilmu Pengetahuan, tetapi hanya sekedar
Pengetahuan (segala hal yang kita ketahui tentang objek tertentu)
Ilmu Pengetahuan harus menggunakan perpaduan antara rasionalisme dan empirisme.
Metode Keilmuan/ Pendekatan Ilmiah
Suatu himpunan pengetahuan dapat disebut IPA apabila memenuhi persyaratan berikut: obyeknya pengalaman manusia
yang berupa gejala-gejala alam, yang dikumpulkan melalui metode keilmuan serta mempunyai manfaat untuk
kesejahteraan manusia.