SlideShare a Scribd company logo
1 of 29
Download to read offline
Perkembangan Pikiran Manusia
ILMU ALAMIAH DASAR
Naita Novia Sari, S.Pd., M.Pd.
FTK UIN ANTASARI BANJARMASIN
Tujuan Instruksional Umum
Tujuan Instruksional Khusus
Mahasiswa mampu memahami perkembangan penalaran manusia terhadap gejala-gejala alam sampai
terwujudnya metode ilmiah yang merupakan ciri khusus IPA.
1. Mahasiswa mampu menjelaskan perkembangan alam pikiran manusia dalam memenuhi kebutuhan
terhadap rasa ingin tahunya
2. Mahasiswa mampu memberi alasan yang diterima mitos dalam kehidupan masyarakat
3. Mahasiswa mampu menjelaskan alasan ketidakpuasan masyarakat tentang metode deduksi dalam
menjelaskan kebenaran atas gejala alam
4. Mahasiswa mampu mengungkapkan dengan kata-kata sendiri tentang mulai tumbuhnya Ilmu
Pengetahuan Alam
Ciri-ciri Manusia
1. Organ tubuhnya kompleks dan sangat
khusus terutama otaknya
2. Mengadakan metabolism
3. Tanggap terhadap rangsang
4. Tumbuh dan berkembangbiak
5. Memiliki potensi untuk mengembangkan
kemampuannya
6. Bergerak
7. Berinteraksi dengan lingkungan
Allah tidak menciptakan sesuatu kecuali yang terbaik
ٍ‫يم‬ِ‫و‬ْ‫ق‬َ‫ت‬ ِ‫ن‬َ‫س‬ْ‫ح‬َ‫أ‬ ‫ي‬ِ‫ف‬ َ‫ان‬َ‫س‬‫ن‬ِْ‫اْل‬ ‫ا‬َ‫ن‬ْ‫ق‬َ‫ل‬َ‫خ‬ ْ‫د‬َ‫ق‬َ‫ل‬-٤-
“Sungguh, Kami telah Menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya”
(At-Tin 4)
Allah menyusun manusia dengan bentuk yang terbaik
ِ‫يم‬ ِ‫َر‬‫ك‬ْ‫ل‬‫ا‬ َ‫ك‬ِ‫ب‬َ‫ر‬ِ‫ب‬ َ‫ك‬َّ‫ر‬َ‫غ‬ ‫ا‬َ‫م‬ ُ‫ن‬‫ا‬َ‫س‬‫ن‬ِْ‫اْل‬ ‫ا‬َ‫ه‬ُّ‫ي‬َ‫أ‬ ‫ا‬َ‫ي‬-٦-َ‫ك‬َ‫ل‬َ‫د‬َ‫ع‬َ‫ف‬ َ‫اك‬َّ‫و‬َ‫س‬َ‫ف‬ َ‫ك‬َ‫ق‬َ‫ل‬َ‫خ‬ ‫ِي‬‫ذ‬َّ‫ل‬‫ا‬-٧-َ‫ك‬َ‫ب‬َّ‫ك‬َ‫ر‬ ‫َاء‬‫ش‬ ‫ا‬َّ‫م‬ ٍ‫ة‬َ‫ور‬ُ‫ص‬ ِ‫ي‬َ‫أ‬ ‫ي‬ِ‫ف‬-٨-
“Wahai manusia! Apakah yang telah memperdayakan kamu (berbuat durhaka) terhadap Tuhan-mu Yang Maha Pengasih.
Yang telah Menciptakanmu lalu Menyempurnakan kejadianmu dan Menjadikan (susunan tubuh)mu seimbang, dalam
bentuk apa saja yang dikehendaki, Dia Menyusun tubuhmu.”
(Al-Infithor 6-8)
Allah ciptakan segalanya untuk manusia
ِ‫ت‬‫ا‬َ‫ر‬َ‫م‬َّ‫ث‬‫ال‬ َ‫ن‬ِ‫م‬ ِ‫ه‬ِ‫ب‬ َ‫ج‬َ‫ر‬ْ‫خ‬َ‫أ‬َ‫ف‬ ً‫ء‬‫ا‬َ‫م‬ ِ‫اء‬َ‫م‬َّ‫س‬‫ال‬ َ‫ن‬ِ‫م‬ َ‫ل‬َ‫نز‬َ‫أ‬َ‫و‬ ‫اء‬َ‫ن‬ِ‫ب‬ ‫اء‬َ‫م‬َّ‫س‬‫ال‬َ‫و‬ ً‫ا‬‫اش‬َ‫ر‬ِ‫ف‬ َ‫ض‬ْ‫ر‬َ‫األ‬ ُ‫م‬ُ‫ك‬َ‫ل‬ َ‫ل‬َ‫ع‬َ‫ج‬ ‫ِي‬‫ذ‬َّ‫ل‬‫ا‬ْ‫ز‬ ِ‫ر‬ْ‫م‬ُ‫ك‬َّ‫ل‬ ً‫ا‬‫ق‬-٢٢-
“ (Dia-lah) yang Menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia-lah yang Menurunkan
air (hujan) dari langit, lalu Dia Hasilkan dengan (hujan) itu buah-buahan sebagai rezeki untukmu.”
(Al-Baqarah 22)
Manusia dimuliakan oleh Allah diatas segalanya
َ‫ن‬ْ‫ل‬َّ‫ض‬َ‫ف‬َ‫و‬ ِ‫ت‬‫ا‬َ‫ب‬ِ‫ي‬َّ‫ط‬‫ال‬ َ‫ن‬ِ‫م‬ ‫م‬ُ‫ه‬‫ا‬َ‫ن‬ْ‫ق‬َ‫ز‬َ‫ر‬َ‫و‬ ِ‫ر‬ْ‫ح‬َ‫ب‬ْ‫ل‬‫ا‬َ‫و‬ ِ‫ر‬َ‫ب‬ْ‫ل‬‫ا‬ ‫ي‬ِ‫ف‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬‫ا‬َ‫ن‬ْ‫ل‬َ‫م‬َ‫ح‬َ‫و‬ َ‫م‬َ‫د‬‫آ‬ ‫ي‬ِ‫ن‬َ‫ب‬ ‫ا‬َ‫ن‬ْ‫م‬َّ‫َر‬‫ك‬ ْ‫د‬َ‫ق‬َ‫ل‬َ‫و‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬‫ا‬ً‫ا‬‫ي‬ ِ‫ض‬َْْ‫ت‬ ‫ا‬َ‫ن‬ْ‫ق‬َ‫ل‬َ‫خ‬ ْ‫ن‬َّ‫م‬ِ‫م‬ ٍ‫ير‬ِ‫ث‬َ‫ك‬ ‫ ى‬-٧٠-
“Dan sungguh, Kami telah Memuliakan anak cucu Adam, dan Kami Angkut mereka di darat dan di laut, dan Kami
Beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami Lebihkan mereka di atas banyak makhluk yang Kami Ciptakan
dengan kelebihan yang sempurna.”
(Al-Isra’ 70)
Manusia adalah makhluk Tuhan yang paling sempurna, seluruh alam semesta
yang dihuninya seolah-olah manusia yang berkuasa dan berhak
memanfaatkannya.
Tidak benar, semua makhluk hidup semua makhluk ciptaan Tuhan berhak
memanfaatkan apa yang telah disediakan di alam semesta ini baik manusia,
hewan maupun tumbuhan.
Benarkah pernyataan tersebut?
Allah membimbing manusia sampai kepada puncak kesempurnaan
‫َى‬‫د‬َ‫ه‬ َّ‫م‬ُ‫ث‬ ُ‫ه‬َ‫ق‬ْ‫ل‬َ‫خ‬ ٍ‫ء‬ْ‫َي‬‫ش‬ َّ‫ل‬ُ‫ك‬ ‫ ى‬َ‫ط‬ْ‫ع‬َ‫أ‬ ‫ِي‬‫ذ‬َّ‫ل‬‫ا‬ ‫ا‬َ‫ن‬ُّ‫ب‬َ‫ر‬ َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬-٥٠-
Dia (Musa) menjawab, “Tuhan kami ialah (Tuhan) yang telah Memberikan bentuk kejadian kepada segala sesuatu,
kemudian Memberinya petunjuk.”
(Thoha 50)
ِ‫ن‬ْ‫ي‬َ‫د‬ْ‫ج‬َّ‫ن‬‫ال‬ ُ‫ه‬‫ا‬َ‫ن‬ْ‫ي‬َ‫د‬َ‫ه‬َ‫و‬-١٠-
“Dan Kami telah Menunjukkan kepadanya dua jalan (kebajikan dan kejahatan).”
(Al-Balad 10)
ً‫ا‬‫ور‬َُْ‫ك‬ ‫ا‬َّ‫م‬ِ‫إ‬َ‫و‬ ً‫ا‬‫ر‬ِ‫ك‬‫َا‬‫ش‬ ‫ا‬َّ‫م‬ِ‫إ‬ َ‫ل‬‫ي‬ِ‫ب‬َّ‫س‬‫ال‬ ُ‫ه‬‫ا‬َ‫ن‬ْ‫ي‬َ‫د‬َ‫ه‬ ‫ا‬َّ‫ن‬ِ‫إ‬-٣-
“Sungguh, Kami telah Menunjukkan kepadanya jalan yang lurus; ada yang bersyukur dan ada pula yang kufur.”
(Al-Insaan 3)
‫ا‬َ‫ه‬‫ا‬َ‫و‬ْ‫ق‬َ‫ت‬َ‫و‬ ‫ا‬َ‫ه‬َ‫ور‬ُ‫ج‬ُ‫ف‬ ‫ا‬َ‫ه‬َ‫م‬َ‫ه‬ْ‫ل‬َ‫أ‬َ‫ف‬-٨-
“Maka Dia Mengilhamkan kepadanya (jalan) kejahatan dan ketakwaannya,”
(As-Syams 8)
Bandingkan manusia dengan makhluk hidup berikut!
Manusia makhluk lemah
Akal Budi/Pikiran dan Kemauan
Sifat Unik Manusia
Akal pikiran dan kemauan kadang tak sejalan. Terkadang akal pikiran bisa mengendalikan kemauan,
tetapi kadang akal pikiran mengikuti kemauan.
Jika ada pengaruh dari lingkungan, gunakan akal pikiran untuk mempertimbangkan baik buruknya,
sehingga kemauan negatif dapat dikendalikan.
tetapi memiliki kelebihan yang menjadi kekuatannya
Rasa ingin tahu mendorong manusia untuk melakukan berbagai kegiatan yang bertujuan untuk mencari
jawaban atas berbagai persoalan yang muncul di dalam pikirannya. Kegiatan mencari pemecahan dapat
berupa:
1. Penyelidikan langsung
2. Penggalian hasil-hasil penyelidikan yang sudah pernah diperoleh orang lain
3. Kerjasama dengan penyelidik-penyelidik lain yang juga sedang memecahkan soal yang sama atau yang
sejenis
• Rasa ingin tahu dapat diperkuat atau diperlemah oleh lingkungan
• Rasa ingin tahu tidak pernah dapat terpuaskan
Akal budi/pikiran dan kemauan dapat menimbulkan Rasa Ingin Tahu pada diri manusia.
Rasa ingin tahu menjadikan alam pikiran manusia berkembang seiring dengan kemajuan ilmu
pengetahuan yang dimiliki.
Semakin modern perkembangan ilmu pengetahuan maka hampir sebagian kebutuhan manusia dapat
terpenuhi dengan mudah, praktis dan cepat. Hal ini dapat mempengaruhi sifat manusia menjadi
semakin individualistik (merasa tidak membutuhkan bantuan orang lain dalam segala aktivitasnya)
Semakin maju alam pikiran manusia membuatnya semakin cepat dewasa (pengaruh lingkungan
global yang sangat kuat)
Segala informasi dapat diterima secara cepat menembus batas ruang dan waktu.
Allah Azza wa Jalla berfirman:
ِ‫ان‬ َ‫و‬ْ‫د‬ُ‫ع‬ْ‫ال‬ َ‫و‬ ِ‫م‬ْ‫ث‬ِ ْ‫اْل‬ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ‫وا‬ُ‫ن‬ َ‫او‬َ‫ع‬َ‫ت‬ َ‫َل‬ َ‫و‬ ۖ ٰ‫ى‬ َ‫و‬ْ‫ق‬َّ‫ت‬‫ال‬ َ‫و‬ ِِّ‫ر‬ِ‫ب‬ْ‫ال‬ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ‫وا‬ُ‫ن‬ َ‫او‬َ‫ع‬َ‫ت‬ َ‫و‬ َۘ َّ‫َّلل‬ َّ‫ن‬ِِ ۖ َ َّ‫َّلل‬ ‫وا‬ُ‫ق‬َّ‫ت‬‫ا‬ َ‫و‬ِ ‫ا‬َ‫ق‬ِ‫ع‬ْ‫ال‬ ُ‫د‬‫ا‬ِ‫د‬َ‫ي‬
Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan
tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada
Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya
[al-Mâidah/5:2]
Rasa ingin tahu menyebabkan alam pikiran manusia berkembang
Perkembangan alam pikiran manusia berdasarkan waktu
Perkembangan alam pikiran manusia berdasarkan individu manusia
Pola pikir manusia berkembang dari jaman purba sampai sekarang. Dalam perjalanan waktu pola pikir manusia
berkembang sesuai jamannya, hingga terkumpul pengetahuan sebagai hasil bertanya, meneliti/menyelidiki, atau
mencermati penelitian orang lain.
Pola pikir manusia berkembang dari sejak ia dilahirkan sampai akhir hayatnya. Dalam perjalanan kehidupan
seseorang ia akan selalu belajar sesuai dengan tahap perkembangan mental dan fisiknya hingga diperoleh kumpulan
pengetahuan, baik sebagai hasil belajar dari lingkungan dan pengalaman pribadi maupun secara formal di sekolah.
Perkembangan pola pikir manusia juga dapat disebabkan bukan hanya rasa ingin tahu (dari
dalam diri) tetapi desakan keadaan yang mengharuskan manusia menggunakan akal pikirannya
untuk mencari pemecahannya atau desakan kebutuhan untuk kelangsungan hidupnya.
Contoh:
1. Orang yang tinggal di daerah banjir
2. Orang yang tinggal dekat hutan menyaksikan kebakaran hutan
3. Orang yang sebenarnya tidak berminat dipaksa untuk mendengarkan ceramah
Sebab ekstern semacam itu juga dapat menimbulkan perkembangan alam pikiran manusia.
Sejarah Pengetahuan Manusia
Tahap Teologi/Metafisika/Mitos
Manusia menyusun mitos atau dongeng untuk mengenal realita atau kenyataan.
Mitos diciptakan untuk memuaskan rasa ingin tahu manusia. Dalam alam pikiran mitos, rasio atau
penalaran belum terbentuk, yang bekerja hanya daya khayal, intuisi atau imajinasi.
Pada tahap mitos, semua peristiwa dihubungkan dengan kekuasaan dan perbuatan dewa, hantu,
setan atau makhluk gaib lainnya (cara berpikir irasional), tidak dapat dipertanggungjawabkan
kebenarannya.
Semua peristiwa ditanggapi dengan selamatan, tarian, nyanyian berisi riwayat dewa mengatur
peristiwa-peristiwa alam, kemudian manusia merasa aman dan nyaman.
Mitos dan Khurafat Dalam Pandangan Islam
Islam adalah agama yang mengagungkan kebenaran. Tolok ukur kebenaran dalam Islam bersumber dari wahyu
Allah Ta’ala, baik dalam al-Qur’an maupun al-Sunnah. Islam juga mengagungkan ilmu dan mengharamkan berkata
tanpa dasar ilmu yang benar.
Allah Ta’ala berfirman:
﴿َ‫ين‬ ِ‫ر‬َ‫ت‬ْ‫م‬ُ‫م‬ْ‫ل‬‫ا‬ َ‫ن‬ِ‫م‬ َّ‫ن‬َ‫ن‬‫ُو‬‫ك‬َ‫ت‬ َ‫ا‬َ‫ف‬ َ‫ك‬ِ‫ب‬َ‫ر‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ ُّ‫ق‬َ‫ح‬ْ‫ل‬‫ا‬﴾
“Kebenaran itu adalah dari Rabb-mu, sebab itu janganlah sekali-kali kamu termasuk orang-orang yang ragu.”
(QS. al-Baqarah: 147)
Mitos adalah cerita-cerita bohong tentang suatu hal seperti asal usul tempat, alam, manusia dan sebagainya
yang mengandung arti mendalam dan diungkapkan dengan cara gaib.
Khurafat adalah ajaran atau keyakinan yang tidak mempunyai landasan kebenaran, disebut pula takhayul.
Allah Ta’ala berfirman:
﴿َ‫ل‬َ‫و‬ُ‫ع‬ْ‫د‬َ‫ت‬ْ‫ن‬ِ‫م‬ِ‫ُون‬‫د‬ِ َّ‫ّللا‬‫ا‬َ‫م‬َ‫ل‬َ‫ك‬ُ‫ع‬َْْ‫ن‬َ‫ي‬َ‫ل‬َ‫و‬َ‫ك‬ُّ‫ُر‬‫ض‬َ‫ي‬ْ‫ن‬ِ‫إ‬َ‫ف‬َ‫ت‬ْ‫ل‬َ‫ع‬َ‫ف‬َ‫ك‬َّ‫ن‬ِ‫إ‬َ‫ف‬‫ا‬ً‫ذ‬ِ‫إ‬َ‫ن‬ِ‫م‬َ‫ين‬ِ‫م‬ِ‫ل‬‫ا‬َّ‫ظ‬‫ال‬﴾
“Dan janganlah kamu beribadah kepada yang tidak memberi manfaat dan tidak pula memberi mudharat kepadamu selain Allah, sebab
jika kamu berbuat yang demikian, maka sesungguhnya kamu kalau begitu termasuk orang-orang yang zalim.” (QS. Yunus: 106)
Allah Ta’ala berfirman:
﴿َ‫ل‬َ‫و‬ُ‫ف‬ْ‫ق‬َ‫ت‬‫ا‬َ‫م‬َ‫س‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ك‬َ‫ل‬ِ‫ه‬ِ‫ب‬‫م‬ْ‫ل‬ِ‫ع‬َّ‫ن‬ِ‫إ‬َ‫ع‬ْ‫م‬َّ‫س‬‫ال‬َ‫ر‬َ‫ص‬َ‫ب‬ْ‫ل‬‫ا‬َ‫و‬َ‫د‬‫ا‬َ‫ؤ‬ُْْ‫ل‬‫ا‬َ‫و‬ُّ‫ل‬ُ‫ك‬َ‫ك‬ِ‫ئ‬َ‫ل‬‫و‬ُ‫أ‬َ‫َان‬‫ك‬ُ‫ه‬ْ‫ن‬َ‫ع‬ً‫ُول‬‫ئ‬ْ‫س‬َ‫م‬﴾
“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan
dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.” (QS. al-Isra: 36)
Allah Ta’ala berfirman:
﴿‫ا‬َ‫ي‬‫ا‬َ‫ه‬ُّ‫ي‬َ‫أ‬ُ‫اس‬َّ‫ن‬‫ال‬‫ُوا‬‫د‬ُ‫ب‬ْ‫ع‬‫ا‬ُ‫م‬ُ‫ك‬َّ‫ب‬َ‫ر‬‫ِي‬‫ذ‬َّ‫ل‬‫ا‬ْ‫م‬ُ‫ك‬َ‫ق‬َ‫ل‬َ‫خ‬َ‫ِين‬‫ذ‬َّ‫ل‬‫ا‬َ‫و‬ْ‫ن‬ِ‫م‬ْ‫م‬ُ‫ك‬ِ‫ل‬ْ‫ب‬َ‫ق‬ْ‫م‬ُ‫ك‬َّ‫ل‬َ‫ع‬َ‫ل‬َ‫ون‬ُ‫ق‬َّ‫ت‬َ‫ت‬﴾
“Hai manusia, beribadahlah kepada Rabb kalian yang telah menciptakan kalian dan orang-orang yang sebelum kalian, agar
kalian bertakwa.” (QS. al-Baqarah: 21)
Tahap Filsafat
Semakin bertambah maju alam pikiran semakin berkembang cara penyelidikan, sehingga manusia
dapat menjawab banyak pertanyaan tanpa mitos. Mitos menjadi kurang disukai dan hanya untuk
menjawab pertanyaan anak kecil saja.
Pada tahap filsafat, rasio sudah terbentuk, tetapi belum ditemukan metode berpikir secara objektif.
Manusia mencoba mempergunakan rasionya untuk memahami objek secara dangkal, tetapi objek
belum dimasuki secara metodologis yang definitif.
Manusia seringkali melakukan trial and error dalam hal
pengobatan dengan menggunakan bahan yang tersedia di
alam.
Contoh:
Gunung meletus, ditanggapi bukan dengan
selamatan tetapi mengamati dan mempelajari
mengapa gunung meletus, mengevakuasi warga
sekitar.
Tahap Positif/Ilmu
Perkembangan alam pikir manusia merupakan suatu proses dimana manusia tidak akan puas
dengan pemikiran yang sudah ada sehingga berkembang ke tahap ilmu.
Pada tahap ini dikenal dua macam bentuk penalaran
Penalaran Deduktif (Rasionalisme)
Penalaran Induktif (Empirisme)
* Penalaran adalah suatu proses berpikir yang
membuahkan pengetahuan, atau proses mental
dalam mengembangkan pikiran dari beberapa
fakta atau prinsip.
Penalaran Deduktif (Rasionalisme)
Cara berpikir dimana dari pernyataan yang bersifat umum ditarik kesimpulan yang bersifat khusus.
Menggunakan pola berpikir silogisme/silogismus, yaitu terdiri dari 2 buah pernyataan/premis
(mayor dan minor) dan sebuah kesimpulan/konklusi.
Contoh:
Semua makhluk hidup bernapas (premis mayor)
Lena adalah makhluk hidup (premis minor)
Jadi, Lena bernapas (kesimpulan)
Contoh Penalaran Deduktif yang salah:
Semua orang yang tertawa pasti gembira (premis mayor)
Orang gila itu tertawa (premis minor)
Jadi, orang gila itu gembira (kesimpulan)
Kelemahan: penalaran yang digunakan bersifat abstrak, lepas dari
pengalaman, tanpa ada kesepakatan yang dapat diterima semua pihak dan
kesulitan menerapkan konsep rasional pada kehidupan praktis
Masalah: kesulitan menilai kebenaran premis-2 yang digunakan
Penalaran Induktif (Empirisme)
Cara berpikir dimana suatu kesimpulan yang bersifat umum diperoleh dari pengamatan berbagai
kasus/gejala yang bersifat khusus/individual.
Paham ini menganggap pengetahuan yang benar adalah pengetahuan yang diperoleh langsung dari
pengalaman konkrit. Gejala alam bersifat konkrit dan dapat ditangkap panca indera manusia.
Contoh:
Besi bila dipanasi bertambah panjang
Tembaga bila dipanasi bertambah panjang
Aluminium bila dipanasi bertambah panjang
Maka kesimpulannya semua logam bila dipanasi bertambah panjang
Contoh Penalaran Induktif yang salah:
Kelemahan: fakta yang nampaknya berkaitan belum dapat menjamin
tersusunnya pengetahuan yang sistematis, batasan yang dimaksud
pengalaman (stimulus pengalaman atau persepsi), kemampuan panca indera
manusia terbatas dan tidak dapat diandalkan.
Masalah: sekumpulan fakta/gejala/kasus belum tentu bersifat konsisten, bahkan mungkin kontradiktif
Ani telinganya lebar, ia pintar.
Agung telinganya lebar, ia pintar.
Jadi, semua yang memiliki telinga lebar pasti pintar
Pengetahuan yang diperoleh baik dengan penalaran secara deduktif maupun induktif tidak dapat
diandalkan. Belum dapat dikatakan sebagai Ilmu Pengetahuan, tetapi hanya sekedar
Pengetahuan (segala hal yang kita ketahui tentang objek tertentu)
Ilmu Pengetahuan harus menggunakan perpaduan antara rasionalisme dan empirisme.
Metode Keilmuan/ Pendekatan Ilmiah
Suatu himpunan pengetahuan dapat disebut IPA apabila memenuhi persyaratan berikut: obyeknya pengalaman manusia
yang berupa gejala-gejala alam, yang dikumpulkan melalui metode keilmuan serta mempunyai manfaat untuk
kesejahteraan manusia.

More Related Content

What's hot

Hakikat Manusia Menurut Islam
Hakikat Manusia Menurut IslamHakikat Manusia Menurut Islam
Hakikat Manusia Menurut IslamSiti Hardiyanti
 
Konsep islam tentang manusia
Konsep islam tentang manusiaKonsep islam tentang manusia
Konsep islam tentang manusiaRhe Dwi Yuni
 
Bab i pendahuluan (tgs livi)
Bab i pendahuluan (tgs livi)Bab i pendahuluan (tgs livi)
Bab i pendahuluan (tgs livi)Livi Pungus
 
Etika profesi ( kel )
Etika profesi ( kel )Etika profesi ( kel )
Etika profesi ( kel )Garnet Waluyo
 
Landasan Kependidikan
Landasan KependidikanLandasan Kependidikan
Landasan Kependidikanbigbossjava
 
Materi1 dasar dasar pendidikan
Materi1 dasar dasar pendidikanMateri1 dasar dasar pendidikan
Materi1 dasar dasar pendidikanDermawan12
 
Tauhid, Al-Qur’an&Hadits, Generasi Terbaik dan Salafussalih, Berbagi, Keadila...
Tauhid, Al-Qur’an&Hadits, Generasi Terbaik dan Salafussalih, Berbagi, Keadila...Tauhid, Al-Qur’an&Hadits, Generasi Terbaik dan Salafussalih, Berbagi, Keadila...
Tauhid, Al-Qur’an&Hadits, Generasi Terbaik dan Salafussalih, Berbagi, Keadila...DitiTriAriputry
 
Agama : Hakikat Manusia Menurut Islam
Agama : Hakikat Manusia Menurut IslamAgama : Hakikat Manusia Menurut Islam
Agama : Hakikat Manusia Menurut IslamWachidatin N C
 
Makalah Konsep Manusia Menurut Islam
Makalah Konsep Manusia Menurut IslamMakalah Konsep Manusia Menurut Islam
Makalah Konsep Manusia Menurut IslamKris Feby
 
Hakekat Manusia Menurut Islam dan Al'Quran
Hakekat Manusia Menurut Islam dan Al'QuranHakekat Manusia Menurut Islam dan Al'Quran
Hakekat Manusia Menurut Islam dan Al'QuranHery Kurniawan
 
Implementasi harkat dan martabat manusia
Implementasi harkat dan martabat manusiaImplementasi harkat dan martabat manusia
Implementasi harkat dan martabat manusiaO'nyhondd Liebling
 
Artikel matematika islam
Artikel matematika islamArtikel matematika islam
Artikel matematika islamIndanaZulfa16
 
Modul 1 pai
Modul 1 paiModul 1 pai
Modul 1 paiMelAdila
 

What's hot (20)

Hakikat Manusia Menurut Islam
Hakikat Manusia Menurut IslamHakikat Manusia Menurut Islam
Hakikat Manusia Menurut Islam
 
Konsep islam tentang manusia
Konsep islam tentang manusiaKonsep islam tentang manusia
Konsep islam tentang manusia
 
Bab i pendahuluan (tgs livi)
Bab i pendahuluan (tgs livi)Bab i pendahuluan (tgs livi)
Bab i pendahuluan (tgs livi)
 
Etika profesi ( kel )
Etika profesi ( kel )Etika profesi ( kel )
Etika profesi ( kel )
 
Landasan Kependidikan
Landasan KependidikanLandasan Kependidikan
Landasan Kependidikan
 
Materi1 dasar dasar pendidikan
Materi1 dasar dasar pendidikanMateri1 dasar dasar pendidikan
Materi1 dasar dasar pendidikan
 
Axio
AxioAxio
Axio
 
Tauhid, Al-Qur’an&Hadits, Generasi Terbaik dan Salafussalih, Berbagi, Keadila...
Tauhid, Al-Qur’an&Hadits, Generasi Terbaik dan Salafussalih, Berbagi, Keadila...Tauhid, Al-Qur’an&Hadits, Generasi Terbaik dan Salafussalih, Berbagi, Keadila...
Tauhid, Al-Qur’an&Hadits, Generasi Terbaik dan Salafussalih, Berbagi, Keadila...
 
Hakikat dan martabat manusia
Hakikat dan martabat manusiaHakikat dan martabat manusia
Hakikat dan martabat manusia
 
Agama : Hakikat Manusia Menurut Islam
Agama : Hakikat Manusia Menurut IslamAgama : Hakikat Manusia Menurut Islam
Agama : Hakikat Manusia Menurut Islam
 
Materi msi
Materi msiMateri msi
Materi msi
 
Filsafat
FilsafatFilsafat
Filsafat
 
1.hakekat manusia
1.hakekat manusia1.hakekat manusia
1.hakekat manusia
 
Makalah Konsep Manusia Menurut Islam
Makalah Konsep Manusia Menurut IslamMakalah Konsep Manusia Menurut Islam
Makalah Konsep Manusia Menurut Islam
 
Hakikat manusia menurut islam
Hakikat manusia menurut islamHakikat manusia menurut islam
Hakikat manusia menurut islam
 
Hakekat Manusia Menurut Islam dan Al'Quran
Hakekat Manusia Menurut Islam dan Al'QuranHakekat Manusia Menurut Islam dan Al'Quran
Hakekat Manusia Menurut Islam dan Al'Quran
 
Implementasi harkat dan martabat manusia
Implementasi harkat dan martabat manusiaImplementasi harkat dan martabat manusia
Implementasi harkat dan martabat manusia
 
Artikel matematika islam
Artikel matematika islamArtikel matematika islam
Artikel matematika islam
 
Modul 1 pai
Modul 1 paiModul 1 pai
Modul 1 pai
 
Sejarah indonesia
Sejarah indonesiaSejarah indonesia
Sejarah indonesia
 

Similar to Perkembangan Pikiran Manusia

Perkembangan Pola Pikir Manusia (IAD dan ISBD)
Perkembangan Pola Pikir Manusia (IAD dan ISBD)Perkembangan Pola Pikir Manusia (IAD dan ISBD)
Perkembangan Pola Pikir Manusia (IAD dan ISBD)Ria Widia
 
perkembagan alam pikir mausia
perkembagan alam pikir mausiaperkembagan alam pikir mausia
perkembagan alam pikir mausiaNana115852
 
alam pikir manusia
alam pikir manusiaalam pikir manusia
alam pikir manusiaNana115852
 
Perkembangan Penalaran manusia
Perkembangan Penalaran manusiaPerkembangan Penalaran manusia
Perkembangan Penalaran manusiaAGUS WANDI
 
Bab 8 agama
Bab 8 agamaBab 8 agama
Bab 8 agamaaif29
 
Hakikat Manusia dalam Islam.ppt
Hakikat Manusia dalam Islam.pptHakikat Manusia dalam Islam.ppt
Hakikat Manusia dalam Islam.pptssuser95e39b
 
Membangun ilmu dalam islam
Membangun ilmu dalam islamMembangun ilmu dalam islam
Membangun ilmu dalam islamLtfltf
 
Keajaiban penciptaan manusia1
Keajaiban penciptaan manusia1Keajaiban penciptaan manusia1
Keajaiban penciptaan manusia1Fitri Ifony
 
makalah hakikat manusia dan pengetahuan.pdf
makalah hakikat manusia dan pengetahuan.pdfmakalah hakikat manusia dan pengetahuan.pdf
makalah hakikat manusia dan pengetahuan.pdfBudiarto39
 
ILMU ALAMIAH DASAR 2
ILMU ALAMIAH DASAR 2ILMU ALAMIAH DASAR 2
ILMU ALAMIAH DASAR 2Ayi Suwandi
 
Keajaiban penciptaan manusia. indonesian. bahasa indonesia
Keajaiban penciptaan manusia. indonesian. bahasa indonesiaKeajaiban penciptaan manusia. indonesian. bahasa indonesia
Keajaiban penciptaan manusia. indonesian. bahasa indonesiaHarunyahyaBahasaIndonesia
 
PERSENTASI_AGAMA_PERTEMUAN_KE_15_BAB_HAKIKAT_MANUSIA.pptx
PERSENTASI_AGAMA_PERTEMUAN_KE_15_BAB_HAKIKAT_MANUSIA.pptxPERSENTASI_AGAMA_PERTEMUAN_KE_15_BAB_HAKIKAT_MANUSIA.pptx
PERSENTASI_AGAMA_PERTEMUAN_KE_15_BAB_HAKIKAT_MANUSIA.pptxAlTechnology
 
Power ponit Ilmu Alamiah Dasar
Power ponit  Ilmu Alamiah DasarPower ponit  Ilmu Alamiah Dasar
Power ponit Ilmu Alamiah Dasarmonalisaibrahim
 

Similar to Perkembangan Pikiran Manusia (20)

Perkembangan Pola Pikir Manusia (IAD dan ISBD)
Perkembangan Pola Pikir Manusia (IAD dan ISBD)Perkembangan Pola Pikir Manusia (IAD dan ISBD)
Perkembangan Pola Pikir Manusia (IAD dan ISBD)
 
perkembagan alam pikir mausia
perkembagan alam pikir mausiaperkembagan alam pikir mausia
perkembagan alam pikir mausia
 
alam pikir manusia
alam pikir manusiaalam pikir manusia
alam pikir manusia
 
BMP MKDU4112
BMP MKDU4112BMP MKDU4112
BMP MKDU4112
 
Filsafat
FilsafatFilsafat
Filsafat
 
Perkembangan Penalaran manusia
Perkembangan Penalaran manusiaPerkembangan Penalaran manusia
Perkembangan Penalaran manusia
 
Bab 8 agama
Bab 8 agamaBab 8 agama
Bab 8 agama
 
Hakikat Manusia dalam Islam.ppt
Hakikat Manusia dalam Islam.pptHakikat Manusia dalam Islam.ppt
Hakikat Manusia dalam Islam.ppt
 
Membangun ilmu dalam islam
Membangun ilmu dalam islamMembangun ilmu dalam islam
Membangun ilmu dalam islam
 
Keajaiban penciptaan manusia1
Keajaiban penciptaan manusia1Keajaiban penciptaan manusia1
Keajaiban penciptaan manusia1
 
makalah hakikat manusia dan pengetahuan.pdf
makalah hakikat manusia dan pengetahuan.pdfmakalah hakikat manusia dan pengetahuan.pdf
makalah hakikat manusia dan pengetahuan.pdf
 
Ilmu alamiah
Ilmu alamiahIlmu alamiah
Ilmu alamiah
 
ILMU ALAMIAH DASAR 2
ILMU ALAMIAH DASAR 2ILMU ALAMIAH DASAR 2
ILMU ALAMIAH DASAR 2
 
Penalaran
PenalaranPenalaran
Penalaran
 
Keajaiban penciptaan manusia. indonesian. bahasa indonesia
Keajaiban penciptaan manusia. indonesian. bahasa indonesiaKeajaiban penciptaan manusia. indonesian. bahasa indonesia
Keajaiban penciptaan manusia. indonesian. bahasa indonesia
 
Penalaran
PenalaranPenalaran
Penalaran
 
PERSENTASI_AGAMA_PERTEMUAN_KE_15_BAB_HAKIKAT_MANUSIA.pptx
PERSENTASI_AGAMA_PERTEMUAN_KE_15_BAB_HAKIKAT_MANUSIA.pptxPERSENTASI_AGAMA_PERTEMUAN_KE_15_BAB_HAKIKAT_MANUSIA.pptx
PERSENTASI_AGAMA_PERTEMUAN_KE_15_BAB_HAKIKAT_MANUSIA.pptx
 
Bab 1 .ppt
Bab 1 .pptBab 1 .ppt
Bab 1 .ppt
 
Pertemuan ke 2
Pertemuan ke 2Pertemuan ke 2
Pertemuan ke 2
 
Power ponit Ilmu Alamiah Dasar
Power ponit  Ilmu Alamiah DasarPower ponit  Ilmu Alamiah Dasar
Power ponit Ilmu Alamiah Dasar
 

More from Naita Novia Sari

KONTRAK PERKULIAHAN SEJARAH PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA
KONTRAK PERKULIAHAN SEJARAH PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIAKONTRAK PERKULIAHAN SEJARAH PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA
KONTRAK PERKULIAHAN SEJARAH PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIANaita Novia Sari
 
SAT EVALUASI PEMBELAJARAN DI SD
SAT EVALUASI PEMBELAJARAN DI SDSAT EVALUASI PEMBELAJARAN DI SD
SAT EVALUASI PEMBELAJARAN DI SDNaita Novia Sari
 
RAT EVALUASI PEMBELAJARAN DI SD
RAT EVALUASI PEMBELAJARAN DI SDRAT EVALUASI PEMBELAJARAN DI SD
RAT EVALUASI PEMBELAJARAN DI SDNaita Novia Sari
 
SAT DASAR-DASAR MATEMATIKA DAN SAINS
SAT DASAR-DASAR MATEMATIKA DAN SAINSSAT DASAR-DASAR MATEMATIKA DAN SAINS
SAT DASAR-DASAR MATEMATIKA DAN SAINSNaita Novia Sari
 
RAT DASAR-DASAR MATEMATIKA DAN SAINS
RAT DASAR-DASAR MATEMATIKA DAN SAINSRAT DASAR-DASAR MATEMATIKA DAN SAINS
RAT DASAR-DASAR MATEMATIKA DAN SAINSNaita Novia Sari
 
Modul 6. Pemberian Nilai dan Tindak Lanjut Hasil Penilaian
Modul 6. Pemberian Nilai dan Tindak Lanjut Hasil PenilaianModul 6. Pemberian Nilai dan Tindak Lanjut Hasil Penilaian
Modul 6. Pemberian Nilai dan Tindak Lanjut Hasil PenilaianNaita Novia Sari
 
Modul 5. Kualitas Alat Ukur (Instrumen)
Modul 5. Kualitas Alat Ukur (Instrumen)Modul 5. Kualitas Alat Ukur (Instrumen)
Modul 5. Kualitas Alat Ukur (Instrumen)Naita Novia Sari
 
Modul 4. Pengumpulan dan Pengolahan Informasi Hasil Belajar
Modul 4. Pengumpulan dan Pengolahan Informasi Hasil BelajarModul 4. Pengumpulan dan Pengolahan Informasi Hasil Belajar
Modul 4. Pengumpulan dan Pengolahan Informasi Hasil BelajarNaita Novia Sari
 
Modul 3. pengembangan asesmen alternatif
Modul 3. pengembangan asesmen alternatifModul 3. pengembangan asesmen alternatif
Modul 3. pengembangan asesmen alternatifNaita Novia Sari
 
Modul 2. Pengembangan Tes Hasil Belajar
Modul 2. Pengembangan Tes Hasil BelajarModul 2. Pengembangan Tes Hasil Belajar
Modul 2. Pengembangan Tes Hasil BelajarNaita Novia Sari
 
Modul 1. Konsep Dasar Penilaian Dalam Pembelajaran
Modul 1. Konsep Dasar Penilaian Dalam PembelajaranModul 1. Konsep Dasar Penilaian Dalam Pembelajaran
Modul 1. Konsep Dasar Penilaian Dalam PembelajaranNaita Novia Sari
 

More from Naita Novia Sari (18)

RPS BK.pdf
RPS BK.pdfRPS BK.pdf
RPS BK.pdf
 
HANDOUT.pdf
HANDOUT.pdfHANDOUT.pdf
HANDOUT.pdf
 
Angka Penting
Angka PentingAngka Penting
Angka Penting
 
Pengukuran
PengukuranPengukuran
Pengukuran
 
Contoh dan Latihan
Contoh dan LatihanContoh dan Latihan
Contoh dan Latihan
 
Besaran Fisika
Besaran FisikaBesaran Fisika
Besaran Fisika
 
Pengenalan IPA Terapan
Pengenalan IPA TerapanPengenalan IPA Terapan
Pengenalan IPA Terapan
 
KONTRAK PERKULIAHAN SEJARAH PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA
KONTRAK PERKULIAHAN SEJARAH PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIAKONTRAK PERKULIAHAN SEJARAH PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA
KONTRAK PERKULIAHAN SEJARAH PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA
 
SAT EVALUASI PEMBELAJARAN DI SD
SAT EVALUASI PEMBELAJARAN DI SDSAT EVALUASI PEMBELAJARAN DI SD
SAT EVALUASI PEMBELAJARAN DI SD
 
RAT EVALUASI PEMBELAJARAN DI SD
RAT EVALUASI PEMBELAJARAN DI SDRAT EVALUASI PEMBELAJARAN DI SD
RAT EVALUASI PEMBELAJARAN DI SD
 
SAT DASAR-DASAR MATEMATIKA DAN SAINS
SAT DASAR-DASAR MATEMATIKA DAN SAINSSAT DASAR-DASAR MATEMATIKA DAN SAINS
SAT DASAR-DASAR MATEMATIKA DAN SAINS
 
RAT DASAR-DASAR MATEMATIKA DAN SAINS
RAT DASAR-DASAR MATEMATIKA DAN SAINSRAT DASAR-DASAR MATEMATIKA DAN SAINS
RAT DASAR-DASAR MATEMATIKA DAN SAINS
 
Modul 6. Pemberian Nilai dan Tindak Lanjut Hasil Penilaian
Modul 6. Pemberian Nilai dan Tindak Lanjut Hasil PenilaianModul 6. Pemberian Nilai dan Tindak Lanjut Hasil Penilaian
Modul 6. Pemberian Nilai dan Tindak Lanjut Hasil Penilaian
 
Modul 5. Kualitas Alat Ukur (Instrumen)
Modul 5. Kualitas Alat Ukur (Instrumen)Modul 5. Kualitas Alat Ukur (Instrumen)
Modul 5. Kualitas Alat Ukur (Instrumen)
 
Modul 4. Pengumpulan dan Pengolahan Informasi Hasil Belajar
Modul 4. Pengumpulan dan Pengolahan Informasi Hasil BelajarModul 4. Pengumpulan dan Pengolahan Informasi Hasil Belajar
Modul 4. Pengumpulan dan Pengolahan Informasi Hasil Belajar
 
Modul 3. pengembangan asesmen alternatif
Modul 3. pengembangan asesmen alternatifModul 3. pengembangan asesmen alternatif
Modul 3. pengembangan asesmen alternatif
 
Modul 2. Pengembangan Tes Hasil Belajar
Modul 2. Pengembangan Tes Hasil BelajarModul 2. Pengembangan Tes Hasil Belajar
Modul 2. Pengembangan Tes Hasil Belajar
 
Modul 1. Konsep Dasar Penilaian Dalam Pembelajaran
Modul 1. Konsep Dasar Penilaian Dalam PembelajaranModul 1. Konsep Dasar Penilaian Dalam Pembelajaran
Modul 1. Konsep Dasar Penilaian Dalam Pembelajaran
 

Recently uploaded

Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxbkandrisaputra
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 

Recently uploaded (20)

Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 

Perkembangan Pikiran Manusia

  • 1. Perkembangan Pikiran Manusia ILMU ALAMIAH DASAR Naita Novia Sari, S.Pd., M.Pd. FTK UIN ANTASARI BANJARMASIN
  • 2. Tujuan Instruksional Umum Tujuan Instruksional Khusus Mahasiswa mampu memahami perkembangan penalaran manusia terhadap gejala-gejala alam sampai terwujudnya metode ilmiah yang merupakan ciri khusus IPA. 1. Mahasiswa mampu menjelaskan perkembangan alam pikiran manusia dalam memenuhi kebutuhan terhadap rasa ingin tahunya 2. Mahasiswa mampu memberi alasan yang diterima mitos dalam kehidupan masyarakat 3. Mahasiswa mampu menjelaskan alasan ketidakpuasan masyarakat tentang metode deduksi dalam menjelaskan kebenaran atas gejala alam 4. Mahasiswa mampu mengungkapkan dengan kata-kata sendiri tentang mulai tumbuhnya Ilmu Pengetahuan Alam
  • 3. Ciri-ciri Manusia 1. Organ tubuhnya kompleks dan sangat khusus terutama otaknya 2. Mengadakan metabolism 3. Tanggap terhadap rangsang 4. Tumbuh dan berkembangbiak 5. Memiliki potensi untuk mengembangkan kemampuannya 6. Bergerak 7. Berinteraksi dengan lingkungan
  • 4. Allah tidak menciptakan sesuatu kecuali yang terbaik ٍ‫يم‬ِ‫و‬ْ‫ق‬َ‫ت‬ ِ‫ن‬َ‫س‬ْ‫ح‬َ‫أ‬ ‫ي‬ِ‫ف‬ َ‫ان‬َ‫س‬‫ن‬ِْ‫اْل‬ ‫ا‬َ‫ن‬ْ‫ق‬َ‫ل‬َ‫خ‬ ْ‫د‬َ‫ق‬َ‫ل‬-٤- “Sungguh, Kami telah Menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya” (At-Tin 4) Allah menyusun manusia dengan bentuk yang terbaik ِ‫يم‬ ِ‫َر‬‫ك‬ْ‫ل‬‫ا‬ َ‫ك‬ِ‫ب‬َ‫ر‬ِ‫ب‬ َ‫ك‬َّ‫ر‬َ‫غ‬ ‫ا‬َ‫م‬ ُ‫ن‬‫ا‬َ‫س‬‫ن‬ِْ‫اْل‬ ‫ا‬َ‫ه‬ُّ‫ي‬َ‫أ‬ ‫ا‬َ‫ي‬-٦-َ‫ك‬َ‫ل‬َ‫د‬َ‫ع‬َ‫ف‬ َ‫اك‬َّ‫و‬َ‫س‬َ‫ف‬ َ‫ك‬َ‫ق‬َ‫ل‬َ‫خ‬ ‫ِي‬‫ذ‬َّ‫ل‬‫ا‬-٧-َ‫ك‬َ‫ب‬َّ‫ك‬َ‫ر‬ ‫َاء‬‫ش‬ ‫ا‬َّ‫م‬ ٍ‫ة‬َ‫ور‬ُ‫ص‬ ِ‫ي‬َ‫أ‬ ‫ي‬ِ‫ف‬-٨- “Wahai manusia! Apakah yang telah memperdayakan kamu (berbuat durhaka) terhadap Tuhan-mu Yang Maha Pengasih. Yang telah Menciptakanmu lalu Menyempurnakan kejadianmu dan Menjadikan (susunan tubuh)mu seimbang, dalam bentuk apa saja yang dikehendaki, Dia Menyusun tubuhmu.” (Al-Infithor 6-8)
  • 5. Allah ciptakan segalanya untuk manusia ِ‫ت‬‫ا‬َ‫ر‬َ‫م‬َّ‫ث‬‫ال‬ َ‫ن‬ِ‫م‬ ِ‫ه‬ِ‫ب‬ َ‫ج‬َ‫ر‬ْ‫خ‬َ‫أ‬َ‫ف‬ ً‫ء‬‫ا‬َ‫م‬ ِ‫اء‬َ‫م‬َّ‫س‬‫ال‬ َ‫ن‬ِ‫م‬ َ‫ل‬َ‫نز‬َ‫أ‬َ‫و‬ ‫اء‬َ‫ن‬ِ‫ب‬ ‫اء‬َ‫م‬َّ‫س‬‫ال‬َ‫و‬ ً‫ا‬‫اش‬َ‫ر‬ِ‫ف‬ َ‫ض‬ْ‫ر‬َ‫األ‬ ُ‫م‬ُ‫ك‬َ‫ل‬ َ‫ل‬َ‫ع‬َ‫ج‬ ‫ِي‬‫ذ‬َّ‫ل‬‫ا‬ْ‫ز‬ ِ‫ر‬ْ‫م‬ُ‫ك‬َّ‫ل‬ ً‫ا‬‫ق‬-٢٢- “ (Dia-lah) yang Menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia-lah yang Menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia Hasilkan dengan (hujan) itu buah-buahan sebagai rezeki untukmu.” (Al-Baqarah 22) Manusia dimuliakan oleh Allah diatas segalanya َ‫ن‬ْ‫ل‬َّ‫ض‬َ‫ف‬َ‫و‬ ِ‫ت‬‫ا‬َ‫ب‬ِ‫ي‬َّ‫ط‬‫ال‬ َ‫ن‬ِ‫م‬ ‫م‬ُ‫ه‬‫ا‬َ‫ن‬ْ‫ق‬َ‫ز‬َ‫ر‬َ‫و‬ ِ‫ر‬ْ‫ح‬َ‫ب‬ْ‫ل‬‫ا‬َ‫و‬ ِ‫ر‬َ‫ب‬ْ‫ل‬‫ا‬ ‫ي‬ِ‫ف‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬‫ا‬َ‫ن‬ْ‫ل‬َ‫م‬َ‫ح‬َ‫و‬ َ‫م‬َ‫د‬‫آ‬ ‫ي‬ِ‫ن‬َ‫ب‬ ‫ا‬َ‫ن‬ْ‫م‬َّ‫َر‬‫ك‬ ْ‫د‬َ‫ق‬َ‫ل‬َ‫و‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬‫ا‬ً‫ا‬‫ي‬ ِ‫ض‬َْْ‫ت‬ ‫ا‬َ‫ن‬ْ‫ق‬َ‫ل‬َ‫خ‬ ْ‫ن‬َّ‫م‬ِ‫م‬ ٍ‫ير‬ِ‫ث‬َ‫ك‬ ‫ ى‬-٧٠- “Dan sungguh, Kami telah Memuliakan anak cucu Adam, dan Kami Angkut mereka di darat dan di laut, dan Kami Beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami Lebihkan mereka di atas banyak makhluk yang Kami Ciptakan dengan kelebihan yang sempurna.” (Al-Isra’ 70)
  • 6. Manusia adalah makhluk Tuhan yang paling sempurna, seluruh alam semesta yang dihuninya seolah-olah manusia yang berkuasa dan berhak memanfaatkannya. Tidak benar, semua makhluk hidup semua makhluk ciptaan Tuhan berhak memanfaatkan apa yang telah disediakan di alam semesta ini baik manusia, hewan maupun tumbuhan. Benarkah pernyataan tersebut?
  • 7. Allah membimbing manusia sampai kepada puncak kesempurnaan ‫َى‬‫د‬َ‫ه‬ َّ‫م‬ُ‫ث‬ ُ‫ه‬َ‫ق‬ْ‫ل‬َ‫خ‬ ٍ‫ء‬ْ‫َي‬‫ش‬ َّ‫ل‬ُ‫ك‬ ‫ ى‬َ‫ط‬ْ‫ع‬َ‫أ‬ ‫ِي‬‫ذ‬َّ‫ل‬‫ا‬ ‫ا‬َ‫ن‬ُّ‫ب‬َ‫ر‬ َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬-٥٠- Dia (Musa) menjawab, “Tuhan kami ialah (Tuhan) yang telah Memberikan bentuk kejadian kepada segala sesuatu, kemudian Memberinya petunjuk.” (Thoha 50) ِ‫ن‬ْ‫ي‬َ‫د‬ْ‫ج‬َّ‫ن‬‫ال‬ ُ‫ه‬‫ا‬َ‫ن‬ْ‫ي‬َ‫د‬َ‫ه‬َ‫و‬-١٠- “Dan Kami telah Menunjukkan kepadanya dua jalan (kebajikan dan kejahatan).” (Al-Balad 10) ً‫ا‬‫ور‬َُْ‫ك‬ ‫ا‬َّ‫م‬ِ‫إ‬َ‫و‬ ً‫ا‬‫ر‬ِ‫ك‬‫َا‬‫ش‬ ‫ا‬َّ‫م‬ِ‫إ‬ َ‫ل‬‫ي‬ِ‫ب‬َّ‫س‬‫ال‬ ُ‫ه‬‫ا‬َ‫ن‬ْ‫ي‬َ‫د‬َ‫ه‬ ‫ا‬َّ‫ن‬ِ‫إ‬-٣- “Sungguh, Kami telah Menunjukkan kepadanya jalan yang lurus; ada yang bersyukur dan ada pula yang kufur.” (Al-Insaan 3) ‫ا‬َ‫ه‬‫ا‬َ‫و‬ْ‫ق‬َ‫ت‬َ‫و‬ ‫ا‬َ‫ه‬َ‫ور‬ُ‫ج‬ُ‫ف‬ ‫ا‬َ‫ه‬َ‫م‬َ‫ه‬ْ‫ل‬َ‫أ‬َ‫ف‬-٨- “Maka Dia Mengilhamkan kepadanya (jalan) kejahatan dan ketakwaannya,” (As-Syams 8)
  • 8. Bandingkan manusia dengan makhluk hidup berikut!
  • 9.
  • 10. Manusia makhluk lemah Akal Budi/Pikiran dan Kemauan Sifat Unik Manusia Akal pikiran dan kemauan kadang tak sejalan. Terkadang akal pikiran bisa mengendalikan kemauan, tetapi kadang akal pikiran mengikuti kemauan. Jika ada pengaruh dari lingkungan, gunakan akal pikiran untuk mempertimbangkan baik buruknya, sehingga kemauan negatif dapat dikendalikan. tetapi memiliki kelebihan yang menjadi kekuatannya
  • 11. Rasa ingin tahu mendorong manusia untuk melakukan berbagai kegiatan yang bertujuan untuk mencari jawaban atas berbagai persoalan yang muncul di dalam pikirannya. Kegiatan mencari pemecahan dapat berupa: 1. Penyelidikan langsung 2. Penggalian hasil-hasil penyelidikan yang sudah pernah diperoleh orang lain 3. Kerjasama dengan penyelidik-penyelidik lain yang juga sedang memecahkan soal yang sama atau yang sejenis • Rasa ingin tahu dapat diperkuat atau diperlemah oleh lingkungan • Rasa ingin tahu tidak pernah dapat terpuaskan Akal budi/pikiran dan kemauan dapat menimbulkan Rasa Ingin Tahu pada diri manusia.
  • 12. Rasa ingin tahu menjadikan alam pikiran manusia berkembang seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan yang dimiliki. Semakin modern perkembangan ilmu pengetahuan maka hampir sebagian kebutuhan manusia dapat terpenuhi dengan mudah, praktis dan cepat. Hal ini dapat mempengaruhi sifat manusia menjadi semakin individualistik (merasa tidak membutuhkan bantuan orang lain dalam segala aktivitasnya) Semakin maju alam pikiran manusia membuatnya semakin cepat dewasa (pengaruh lingkungan global yang sangat kuat) Segala informasi dapat diterima secara cepat menembus batas ruang dan waktu.
  • 13. Allah Azza wa Jalla berfirman: ِ‫ان‬ َ‫و‬ْ‫د‬ُ‫ع‬ْ‫ال‬ َ‫و‬ ِ‫م‬ْ‫ث‬ِ ْ‫اْل‬ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ‫وا‬ُ‫ن‬ َ‫او‬َ‫ع‬َ‫ت‬ َ‫َل‬ َ‫و‬ ۖ ٰ‫ى‬ َ‫و‬ْ‫ق‬َّ‫ت‬‫ال‬ َ‫و‬ ِِّ‫ر‬ِ‫ب‬ْ‫ال‬ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ‫وا‬ُ‫ن‬ َ‫او‬َ‫ع‬َ‫ت‬ َ‫و‬ َۘ َّ‫َّلل‬ َّ‫ن‬ِِ ۖ َ َّ‫َّلل‬ ‫وا‬ُ‫ق‬َّ‫ت‬‫ا‬ َ‫و‬ِ ‫ا‬َ‫ق‬ِ‫ع‬ْ‫ال‬ ُ‫د‬‫ا‬ِ‫د‬َ‫ي‬ Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya [al-Mâidah/5:2]
  • 14. Rasa ingin tahu menyebabkan alam pikiran manusia berkembang Perkembangan alam pikiran manusia berdasarkan waktu Perkembangan alam pikiran manusia berdasarkan individu manusia Pola pikir manusia berkembang dari jaman purba sampai sekarang. Dalam perjalanan waktu pola pikir manusia berkembang sesuai jamannya, hingga terkumpul pengetahuan sebagai hasil bertanya, meneliti/menyelidiki, atau mencermati penelitian orang lain. Pola pikir manusia berkembang dari sejak ia dilahirkan sampai akhir hayatnya. Dalam perjalanan kehidupan seseorang ia akan selalu belajar sesuai dengan tahap perkembangan mental dan fisiknya hingga diperoleh kumpulan pengetahuan, baik sebagai hasil belajar dari lingkungan dan pengalaman pribadi maupun secara formal di sekolah.
  • 15. Perkembangan pola pikir manusia juga dapat disebabkan bukan hanya rasa ingin tahu (dari dalam diri) tetapi desakan keadaan yang mengharuskan manusia menggunakan akal pikirannya untuk mencari pemecahannya atau desakan kebutuhan untuk kelangsungan hidupnya. Contoh: 1. Orang yang tinggal di daerah banjir 2. Orang yang tinggal dekat hutan menyaksikan kebakaran hutan 3. Orang yang sebenarnya tidak berminat dipaksa untuk mendengarkan ceramah Sebab ekstern semacam itu juga dapat menimbulkan perkembangan alam pikiran manusia.
  • 16. Sejarah Pengetahuan Manusia Tahap Teologi/Metafisika/Mitos Manusia menyusun mitos atau dongeng untuk mengenal realita atau kenyataan. Mitos diciptakan untuk memuaskan rasa ingin tahu manusia. Dalam alam pikiran mitos, rasio atau penalaran belum terbentuk, yang bekerja hanya daya khayal, intuisi atau imajinasi. Pada tahap mitos, semua peristiwa dihubungkan dengan kekuasaan dan perbuatan dewa, hantu, setan atau makhluk gaib lainnya (cara berpikir irasional), tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Semua peristiwa ditanggapi dengan selamatan, tarian, nyanyian berisi riwayat dewa mengatur peristiwa-peristiwa alam, kemudian manusia merasa aman dan nyaman.
  • 17.
  • 18.
  • 19.
  • 20. Mitos dan Khurafat Dalam Pandangan Islam Islam adalah agama yang mengagungkan kebenaran. Tolok ukur kebenaran dalam Islam bersumber dari wahyu Allah Ta’ala, baik dalam al-Qur’an maupun al-Sunnah. Islam juga mengagungkan ilmu dan mengharamkan berkata tanpa dasar ilmu yang benar. Allah Ta’ala berfirman: ﴿َ‫ين‬ ِ‫ر‬َ‫ت‬ْ‫م‬ُ‫م‬ْ‫ل‬‫ا‬ َ‫ن‬ِ‫م‬ َّ‫ن‬َ‫ن‬‫ُو‬‫ك‬َ‫ت‬ َ‫ا‬َ‫ف‬ َ‫ك‬ِ‫ب‬َ‫ر‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ ُّ‫ق‬َ‫ح‬ْ‫ل‬‫ا‬﴾ “Kebenaran itu adalah dari Rabb-mu, sebab itu janganlah sekali-kali kamu termasuk orang-orang yang ragu.” (QS. al-Baqarah: 147) Mitos adalah cerita-cerita bohong tentang suatu hal seperti asal usul tempat, alam, manusia dan sebagainya yang mengandung arti mendalam dan diungkapkan dengan cara gaib. Khurafat adalah ajaran atau keyakinan yang tidak mempunyai landasan kebenaran, disebut pula takhayul.
  • 21. Allah Ta’ala berfirman: ﴿َ‫ل‬َ‫و‬ُ‫ع‬ْ‫د‬َ‫ت‬ْ‫ن‬ِ‫م‬ِ‫ُون‬‫د‬ِ َّ‫ّللا‬‫ا‬َ‫م‬َ‫ل‬َ‫ك‬ُ‫ع‬َْْ‫ن‬َ‫ي‬َ‫ل‬َ‫و‬َ‫ك‬ُّ‫ُر‬‫ض‬َ‫ي‬ْ‫ن‬ِ‫إ‬َ‫ف‬َ‫ت‬ْ‫ل‬َ‫ع‬َ‫ف‬َ‫ك‬َّ‫ن‬ِ‫إ‬َ‫ف‬‫ا‬ً‫ذ‬ِ‫إ‬َ‫ن‬ِ‫م‬َ‫ين‬ِ‫م‬ِ‫ل‬‫ا‬َّ‫ظ‬‫ال‬﴾ “Dan janganlah kamu beribadah kepada yang tidak memberi manfaat dan tidak pula memberi mudharat kepadamu selain Allah, sebab jika kamu berbuat yang demikian, maka sesungguhnya kamu kalau begitu termasuk orang-orang yang zalim.” (QS. Yunus: 106) Allah Ta’ala berfirman: ﴿َ‫ل‬َ‫و‬ُ‫ف‬ْ‫ق‬َ‫ت‬‫ا‬َ‫م‬َ‫س‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ك‬َ‫ل‬ِ‫ه‬ِ‫ب‬‫م‬ْ‫ل‬ِ‫ع‬َّ‫ن‬ِ‫إ‬َ‫ع‬ْ‫م‬َّ‫س‬‫ال‬َ‫ر‬َ‫ص‬َ‫ب‬ْ‫ل‬‫ا‬َ‫و‬َ‫د‬‫ا‬َ‫ؤ‬ُْْ‫ل‬‫ا‬َ‫و‬ُّ‫ل‬ُ‫ك‬َ‫ك‬ِ‫ئ‬َ‫ل‬‫و‬ُ‫أ‬َ‫َان‬‫ك‬ُ‫ه‬ْ‫ن‬َ‫ع‬ً‫ُول‬‫ئ‬ْ‫س‬َ‫م‬﴾ “Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.” (QS. al-Isra: 36) Allah Ta’ala berfirman: ﴿‫ا‬َ‫ي‬‫ا‬َ‫ه‬ُّ‫ي‬َ‫أ‬ُ‫اس‬َّ‫ن‬‫ال‬‫ُوا‬‫د‬ُ‫ب‬ْ‫ع‬‫ا‬ُ‫م‬ُ‫ك‬َّ‫ب‬َ‫ر‬‫ِي‬‫ذ‬َّ‫ل‬‫ا‬ْ‫م‬ُ‫ك‬َ‫ق‬َ‫ل‬َ‫خ‬َ‫ِين‬‫ذ‬َّ‫ل‬‫ا‬َ‫و‬ْ‫ن‬ِ‫م‬ْ‫م‬ُ‫ك‬ِ‫ل‬ْ‫ب‬َ‫ق‬ْ‫م‬ُ‫ك‬َّ‫ل‬َ‫ع‬َ‫ل‬َ‫ون‬ُ‫ق‬َّ‫ت‬َ‫ت‬﴾ “Hai manusia, beribadahlah kepada Rabb kalian yang telah menciptakan kalian dan orang-orang yang sebelum kalian, agar kalian bertakwa.” (QS. al-Baqarah: 21)
  • 22. Tahap Filsafat Semakin bertambah maju alam pikiran semakin berkembang cara penyelidikan, sehingga manusia dapat menjawab banyak pertanyaan tanpa mitos. Mitos menjadi kurang disukai dan hanya untuk menjawab pertanyaan anak kecil saja. Pada tahap filsafat, rasio sudah terbentuk, tetapi belum ditemukan metode berpikir secara objektif. Manusia mencoba mempergunakan rasionya untuk memahami objek secara dangkal, tetapi objek belum dimasuki secara metodologis yang definitif.
  • 23. Manusia seringkali melakukan trial and error dalam hal pengobatan dengan menggunakan bahan yang tersedia di alam. Contoh: Gunung meletus, ditanggapi bukan dengan selamatan tetapi mengamati dan mempelajari mengapa gunung meletus, mengevakuasi warga sekitar.
  • 24. Tahap Positif/Ilmu Perkembangan alam pikir manusia merupakan suatu proses dimana manusia tidak akan puas dengan pemikiran yang sudah ada sehingga berkembang ke tahap ilmu. Pada tahap ini dikenal dua macam bentuk penalaran Penalaran Deduktif (Rasionalisme) Penalaran Induktif (Empirisme) * Penalaran adalah suatu proses berpikir yang membuahkan pengetahuan, atau proses mental dalam mengembangkan pikiran dari beberapa fakta atau prinsip.
  • 25. Penalaran Deduktif (Rasionalisme) Cara berpikir dimana dari pernyataan yang bersifat umum ditarik kesimpulan yang bersifat khusus. Menggunakan pola berpikir silogisme/silogismus, yaitu terdiri dari 2 buah pernyataan/premis (mayor dan minor) dan sebuah kesimpulan/konklusi. Contoh: Semua makhluk hidup bernapas (premis mayor) Lena adalah makhluk hidup (premis minor) Jadi, Lena bernapas (kesimpulan)
  • 26. Contoh Penalaran Deduktif yang salah: Semua orang yang tertawa pasti gembira (premis mayor) Orang gila itu tertawa (premis minor) Jadi, orang gila itu gembira (kesimpulan) Kelemahan: penalaran yang digunakan bersifat abstrak, lepas dari pengalaman, tanpa ada kesepakatan yang dapat diterima semua pihak dan kesulitan menerapkan konsep rasional pada kehidupan praktis Masalah: kesulitan menilai kebenaran premis-2 yang digunakan
  • 27. Penalaran Induktif (Empirisme) Cara berpikir dimana suatu kesimpulan yang bersifat umum diperoleh dari pengamatan berbagai kasus/gejala yang bersifat khusus/individual. Paham ini menganggap pengetahuan yang benar adalah pengetahuan yang diperoleh langsung dari pengalaman konkrit. Gejala alam bersifat konkrit dan dapat ditangkap panca indera manusia. Contoh: Besi bila dipanasi bertambah panjang Tembaga bila dipanasi bertambah panjang Aluminium bila dipanasi bertambah panjang Maka kesimpulannya semua logam bila dipanasi bertambah panjang
  • 28. Contoh Penalaran Induktif yang salah: Kelemahan: fakta yang nampaknya berkaitan belum dapat menjamin tersusunnya pengetahuan yang sistematis, batasan yang dimaksud pengalaman (stimulus pengalaman atau persepsi), kemampuan panca indera manusia terbatas dan tidak dapat diandalkan. Masalah: sekumpulan fakta/gejala/kasus belum tentu bersifat konsisten, bahkan mungkin kontradiktif Ani telinganya lebar, ia pintar. Agung telinganya lebar, ia pintar. Jadi, semua yang memiliki telinga lebar pasti pintar
  • 29. Pengetahuan yang diperoleh baik dengan penalaran secara deduktif maupun induktif tidak dapat diandalkan. Belum dapat dikatakan sebagai Ilmu Pengetahuan, tetapi hanya sekedar Pengetahuan (segala hal yang kita ketahui tentang objek tertentu) Ilmu Pengetahuan harus menggunakan perpaduan antara rasionalisme dan empirisme. Metode Keilmuan/ Pendekatan Ilmiah Suatu himpunan pengetahuan dapat disebut IPA apabila memenuhi persyaratan berikut: obyeknya pengalaman manusia yang berupa gejala-gejala alam, yang dikumpulkan melalui metode keilmuan serta mempunyai manfaat untuk kesejahteraan manusia.