2. Mahasiswa mampu mengembangkan alat ukur penilaian dan melaksanakan penilaian terhadap proses dan hasil
belajar sesuai tujuan pembelajaran
Mahasiswa mampu:
1. Menjelaskan keunggulan tes objektif dan tes uraian
2. Menjelaskan kelemahan tes objektif dan tes uraian
3. Memilih jenis tes yang tepat untuk mengukur hasil belajar
4. Menulis tes yang baik
5. Memperbaiki kelemahan tes objektif dan tes uraian
6. Merencanakan tes
7. Menjelaskan faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam penyusunan perencanaan tes
KOMPETENSI UMUM
KOMPETENSI KHUSUS
3. KEUNGGULAN & KELEMAHAN TES
No Unsur Tes Objektif Tes Uraian
1 Proses berpikir
yang ingin
diukur
Dapat digunakan untuk mengukur semua jenjang proses
berpikir tetapi lebih tepat digunakan untuk mengukur proses
berpikir ingatan, pemahaman dan penerapan
Dapat digunakan untuk mengukur semua jenjang proses berpikir
tetapi lebih tepat digunakan untuk mengukur proses berpikir
analisis, sintesis dan evaluasi
2 Cakupan materi
yang ditanyakan
Dapat menanyakan banyak materi dalam satu waktu ujian
(sampel materi lebih banyak)
Hanya dapat menanyakan sedikit materi (sampel materi lebih
sedikit)
3 Waktu
penyusunan tes
Untuk menyusun satu set tes memerlukan waktu cukup lama Waktu yang diperlukan untuk menyusun satu set tes singkat
4 Penyusunan
pertanyaan
Untuk membuat butir soal yang bak relatif sukar Untuk membuat butir soal yang baik lebih mudah jika
dibandingkan dengan tes objektif
5 Pengolahan hasil
tes
Hasil tes dapat diolah dengan cepat dan objektif
Ketepatan hasil pemeriksaan tinggi
Adanya unsur subjektivitas dalam pemeriksaan
Ketepatan hasil pemeriksaan rendah
6 Jawaban siswa Siswa hanya memilih jawaban yang telah disediakan oleh
penulis soal.
Dalam menjawab, siswa hanya mengingat, menginterpretasi
dan menganalisis ide orang lain
Dalam menjawab, siswa dapat mengemukakan,
mengorganisasikan, menghubungkan dan menganalisis idenya
sendiri
7 Pengganggu
hasil tes
Kemampuan siswa dapat terganggu oleh kemampuan siswa
dalam membaca dan dapat menerka
Kemampuan siswa dapat terganggu oleh kemampuan siswa
dalam menulis dan berceritera
Perbandingan Antara Tes Objektif dan Tes Uraian
4. TES OBJEKTIFKeunggulan Tes Objektif
Tepat digunakan untuk mengukur proses rendah sampai sedang (Ingatan,
pemahaman dan penerapan)
Semua atau sebagian besar materi yang telah diajarkan dapat ditanyakan saat ujian
Pemberian skor dapat dilakukan dengan cepat, tepat dan konsisten
Memungkinkan untuk dilakukan analisis butir soal
Tingkat kesukaran butir soal dapat dikendalikan
Memperoleh informasi lebih banyak mengenai penguasaan kognitif siswa
5. TES OBJEKTIF Kelemahan Tes Objektif
Soal yang diujikan kebanyakan hanya mengukur proses berpikir rendah
Kemampuan siswa dapat terganggu oleh kemampuannya dalam membaca dan menerka
Siswa tidak dapat mengorganisasikan, menghubungkan dan menyatakan idenya sendiri
karena semua alternative jawaban untuk setiap pertanyaan sudah diberikan oleh penulis
soal. Siswa hanya dapat mengingat, menginterpretasi atau menganalisis ide orang lain yaitu
ide penulis soal
Membuat pertanyaan dan alternatif jawaban pada tes objektif lebih sukar daripada membuat
pertanyaan tes uaraian
6. Upaya Meminimalkan Kelemahan Tes Objektif
Kelemahan tes objektif dapat diminimalkan dengan cara terus berlatih untuk menulis tes
objektif yang baik, sehingga penulis benar-benar terampil dalam menulis terutama untuk
menulis tes objektif yang dapat mengukur proses berpikir yang lebih tinggi dari hanya sekedar
ingatan. Untuk meminimalkan upaya siswa menebak jawaban maka dalam pelaksanaan
ujiannya dapat dicantumkan pemberitahuan bahwa dalam ujian ini akan diberlakukan formula
tebakan. Jika siswa menjawab salah satu atau asal menebak maka akan berakibat pada
penurunan skor yang diperoleh.
7. TES URAIANKeunggulan Tes Uraian
Tepat digunakan untuk mengukur proses berpikir tinggi
Tepat digunakan untuk mengukur hasil belajar yang kompleks
Waktu yang digunakan untuk menulis tes uraian lebih cepat
daripada waktu yang digunakan untuk menulis tes objektif
Menulis tes uraian yang baik relatif lebih mudah daripada
menulis tes objektif (pilihan ganda) yang baik
8. TES URAIAN Kelemahan Tes Uraian
Penyebab sukar memeriksa jawaban:
a. Adanya Hallo Effect
b. Adanya Efek Bawaan (Carry Over Effect)
c. Efek Urutan Pemeriksaan (Order Effect)
d. Pengaruh Penggunaan Bahasa
e. Pengaruh Tulisan Tangan
Sukar memeriksa jawaban siswa
Kesukaran utama dalam memeriksa jawaban
siswa terletak pada sulitnya memberikan skor
yang objektif dan konsisten
Hanya sebagian kecil hasil belajar yang terukur menyebabkan validasi tes yang
digunakan adalah rendah.
Terbatasnya sampel materi yang ditanyakan
9. Upaya Meminimalkan Kelemahan Tes Uraian
Sedikitnya materi yang ditanyakan untuk satu waktu ujian dapat diatasi dengan tidak
menggunakan tes uraian terbuka tetapi menggunakan tes uraian terbatas. Penggunaan tes
uraian terbatas ini sekaligus akan dapat mengurangi unsur subjektivitas dalam pemeriksaan
karena dengan tes uraian terbatas maka jawaban siswa sudah lebih terarah pada apa yang
dikehendaki oleh penulis butir soal. Hallo Effect dapat diatasi dengan memeriksa hasil ujian
siswa tanpa nama sedangkan Carry Over Effect dapat diatasi dengan memeriksa nomor per
nomor butir soal untuk keseluruhan siswa. Order Effect dapat diatasi dengan tidak
memaksakan untuk terus memeriksa manakala kita sudah merasa jenuh untuk memeriksa.
13. TES OBJEKTIF
Tes objektif adalah tes hasil belajar yang terdiri dari beberapa butir soal yang
sudah dilengkapi dengan jawabannya, tugas siswa adalah memilih satu
alternatif jawaban yang paling tepat.
Tes objektif lebih representatif mewakili isi dan bahan pelajaran, lebih objektif
dalam memberikan skor (pemeriksaan), lebih cepat pemeriksaannya dan
pemeriksaan dapat dilakukan oleh orang lain
14. Cara Membuat Tes Objektif yang Baik:
1. Inti permasalahan yang akan ditanyakan harus dirumuskan dengan jelas pada pokok soal
2. Hindari pengulangan kata yang sama pada pokok soal
3. Hindari penggunaan kalimat yang berlebihan pada pokok soal
4. Alternatif jawaban yang dibuat harus logis, homogen dan pengecoh menarik untuk dipilih
5. Dalam merumuskan pokok soal, hindari adanya petunjuk ke arah jawaban yang benar
6. Setiap butir soal hanya mempunyai satu jawaban yang benar
7. Hindari penggunaan ungkapan negatif pada pokok soal
8. Hindari alternatif jawaban yang berbunyi semua jawaban benar atau semua jawaban salah
9. Jika alternatif jawaban berbentuk angka, urutkan mulai dari yang besar atau yang kecil
10.Hindari penggunaan istilah yang telalu teknis pada pokok soal
11.Upayakan agar jawaban butir soal yang satu tidak tergantung soal yang lain
15. BENAR-SALAH
(TRUE-FALSE ITEM)
Tes benar salah adalah tes yang butir soalnya terdiri dari suatu pernyataan dimana siswa diminta untuk
mennetukan apakah pernyataan tersebut benar atau salah, tepat atau tidak tepat, ya atau tidak. Tes benar
salah digunakan untuk mengukur kemampuan siswa untuk mengidentifikasi kebenaran suatu pernyataan
mengenai: fakta, definisi, prinsip, teori, hukum dan sebagainya.
KEUNGGULAN KELEMAHAN
1. Dapat mencakup bahan yang luas dan
tidak banyak makan tempat
2. Mudah memeriksanya
3. Dapat digunakan berulang kali
4. Dapat dilihat secara cepat dan objektif
5. Petunjuk cara mengerjakannya mudah
dimengerti
1. Sering membingungkan
2. Mudah ditebak/diduga
3. Banyak masalah yang tidak dapat
dinyatakan hanya dengan benar atau salah
4. Hanya dapat mengungkap daya ingatan
dan pengenalan kembali
16. 1. Tulislah huruf B – S pada permulaan masing-masing item
2. Usahakan jumlah soal yang dijawab benar dan salah sebanding, tetapi
susunannya tidak beraturan
3. Hindari item yang masih bisa diperdebatkan
4. Hindari pernyataan yang persis sama dengan buku
5. Hindari kata-kata yang menunjukkan kecendrungan memberi saran
Petunjuk Menyusun Tes Benar Salah
17. CONTOH TES BENAR SALAH
Lingkarilah huruf F jika pernyataan di bawah ini merupakan fakta dan P jika pernyataan merupakan pendapat!
1. F – P : Tidak ada kehidupan di planet Mars.
2. F – P : Bumi beredar mengelilingi Matahari.
Lingkarilah huruf B jika pernyataan di bawah ini benar dan S jika salah!
1. B – S : Jika ada beda potensial antara dua titik dan dihubungkan melalui penghantar maka akan timbul arus listrik.
2. B – S : Penumpang bus yang duduk pada saat bus berjalan dengan kecepatan 80 km/jam akan terdorong ke depan
apabila bus tersebut di rem secara mendadak.
18. MENJODOHKAN
(MATCHING EXERCISE)
Tes menjodohkan merupakan tes yang ditulis dalam dua kolom. Kolom pertama adalah pokok soal (premis)
sedangkan kolom kedua adalah kolom jawaban (respon). Siswa diminta untuk menjodohkan pernyataan-
pernyataan yang ada pada kolom pertama dengan jawaban-jawaban yang ada pada kolom kedua.
KEUNGGULAN KELEMAHAN
1. Dapat dinilai dengan mudah dan objektif
2. Mudah untuk disusun
3. Dapat digunakan untuk menilai
- teori dengan penemunya
- sebab dan akibat
- istilah dan definisinya
1. Cendrung menilai aspek ingatan saja
2. Tidak dapat menilai pengertian guna
membuat kesimpulan
19. 1. Petunjuk soal hendaknya jelas dan singkat
2. Kumpulan soal diletakan di kiri dan kumpulan jawaban di kanan
3. Alternatif jawaban lebih banyak dari soal
4. Soal dan jawaban berada pada halaman yang sama
5. Gunakan kalimat yang singkat dan langsung terarah pada persoalan
Petunjuk Menyusun Tes Menjodohkan
20. CONTOH TES MENJODOHKAN
Jodohkanlah setiap pernyataan yang ada pada kolom
pertama dengan satu jawaban pada kolom kedua
dengan menuliskan huruf pilihan di depan nomor
kolom pertama!
Kolom Pertama Kolom Kedua
____ 1. Ketela a. Vitamin A
____ 2. Jagung b. Vitamin C
____ 3. Pisang c. Vitamin D
____ 4. Tomat d. Protein
e. Lemak
f. Hidrat Arang
Jodohkanlah setiap pernyataan yang ada pada kolom
pertama dengan satu jawaban pada kolom kedua
dengan menuliskan huruf pilihan di depan nomor
kolom pertama!
Kolom Pertama Kolom Kedua
____ 1. (50 : 2) + 5 a. 20
____ 2. (0,5 × 40) + 2 b. 21
____ 3. (24 + 9) − 8 c. 22
____ 4. 25 × 4 d. 25
e. 27
f. 30
21. PILIHAN GANDA
(MULTIPLE CHOICE)
Tes yang terdiri dari pertanyaan atau pernyataan (statement) yang belum sempurna (disebut juga stem)
dan beberapa alternatif pilihan jawaban (option). Pilihan jawaban (option) terdiri dari jawaban yang
benar dan jawaban yang salah disebut dengan pengecoh (distractor) yang memungkinkan orang
tertarik memilihnya jika tidak betul-betul menguasai materi.
KEUNGGULAN KELEMAHAN
1. Jumlah soal bisa banyak sehingga
meawakili berbagai materi
2. Penskoran lebih mudah
3. Sangat tepat untuk jumlah peserta yang
cukup banyak
4. Reliabilitasnya relatif lebih tinggi
5. Penilaiannya lebih objektif
1. Kemungkinan menerka cukup besar
2. Proses berpikir siswa tidak terlihat
3. Tidak dapat mengukur kemampuan verbal,
dan problem solving
4. Penyusunan soal yang baik, sulit dan lama
5. Sulit membuat option yang benar-benar
homogen
22. 1. Soal harus sesuai dengan tujuan (kompetensi dasar dan indikator)
2. Option harus berfungsi dan logis
3. Tiap soal harus punya option paling benar
4. Statemen dirumuskan dengan jelas
5. Statemen dan option harus berupa pernyataan yang penting saja
6. Statemen jangan memberi petunjuk ke arah jawaban yang benar
7. Statemen jangan mengandung pernyataan yang bersifat negatif ganda
8. Gambar, tabel, grafik, diagram dan sejenisnya yang terdapat pada soal harus jelas
9. Panjang option harus relatif sama
10. Option tidak boleh berbentuk “semua jawaban benar” atau “semua jawaban salah”
11. Option yang berbentuk angka atau waktu harus disusun berdasarkan urutan atau kronologis
12. Butir soal jangan bergantung dengan jawaban sebelumnya
13. Harus menggunakan bahasa yang standar dan komunikatif
14. Option jangan mengulang kata atau frase yang bukan merupakan satu kesatuan pengertian
Petunjuk Menyusun Tes Pilihan Ganda
23. MELENGKAPI PILIHAN
(RAGAM A)
PILIHAN GANDA
(MULTIPLE CHOICE)
CONTOH
Pertambahan jumlah penduduk secara alami terjadi karena adanya ….
a. Kelahiran
b. Kematian
c. Imigrasi
d. Urbanisasi
Pada ragam ini butir soal tersusun atas pokok soal (stem) disertai dengan empat atau lima alternatif
jawaban. Perintah dari pengerjaan butir soal ini adalah: pilih satu jawaban yang paling tepat.
24. HUBUNGAN ANTARHAL
(RAGAM B)
PILIHAN GANDA
(MULTIPLE CHOICE)
Pada ragam ini butir soal tersusun atas pokok soal yang terdiri dari dua pernyataan yang berdiri sendiri
(independen) dan dipisahkan dengan kata sebab. Alternatif jawabannya berupa pilihan untuk
menentukan ada tidaknya hubungan antara kedua pernyataan tersebut.
Perintah pengerjaan soal:
Pilihlah: A. Jika pernyataan pertama benar, pernyataan kedua benar, dan menunjukkan hubungan sebab akibat
B. Jika pernyataan pertama benar, pernyataan kedua benar, tetapi tidak menunjukkan hubungan sebab akibat
C. Jika salah satu pernyataan tersebut salah
D. Jika kedua pernyataan tersebut salah
CONTOH
Vitamin sangat diperlukan oleh tubuh
Sebab
Kekurangan vitamin akan menyebabkan avitaminosis
25. ANALISIS KASUS (RAGAM C) PILIHAN GANDA
(MULTIPLE CHOICE)
Pada ragam ini butir soal berupa analisis, pertanyaan yang dirumuskan pada pokok soal dikembangkan
dari kasus yang disajikan sebelumnya. Siswa diminta menjawab pertanyaan yang dikembangkan dari
suatu kasus. Perintah pengerjaan soal: pilih satu jawaban yang paling tepat.
CONTOH
Sudah cukup lama taman yang terletak di pusat kota itu diabaikan. Para pedagang berjualan seenaknya di sembarang tempat.
Sampah-sampah berserakan dimana-mana. Corat-coret terdapat di pohon dan di tempat duduk. Banyak pohon meranggas dan layu,
bunga-bunga dan rerumputan tumbuh liar.
Taman kota itu kini tidak nyaman lagi. Lebih cenderung berubah menjadi tempat perkelahian anak-anak nakal, bahkan
penjambretan dan pencopetan sering terjadi di taman tersebut.
Kesimpulan dari paragraf di atas adalah ….
a. taman yang terletak di pusat kota itu tidak diurus c. taman kota itu diabaikan sehingga kotor
b. taman kota itu tidak nyaman lagi d. taman kota itu menjadi tempat penjambretan
26. GANDA KOMPLEKS (RAGAM
D)
PILIHAN GANDA
(MULTIPLE CHOICE)
Pada ragam ini butir soal tersusun atas pokok soal yang berupa pertanyaan yang disertai dengan tiga
atau empat buah alternatif jawaban. Siswa diminta untuk memilih jawaban yang benar (lebih dari satu)
dari tiga atau empat alternatif jawaban yang ada. Perintah pengerjaan soal:
Pilihlah: A. Jika jawaban (1) dan (2) benar
B. Jika jawaban (1) dan (3) benar
C. Jika jawaban (2) dan (3) benar
D. Jika jawaban (1), (2) dan (3) benar
CONTOH
Vitamin A banyak ditemukan pada ….
(1) Minyak ikan
(2) Wortel
(3) Bayam
27. MEMBACA DIAGRAM,
TABEL ATAU GRAFIK
(RAGAM E)
PILIHAN GANDA
(MULTIPLE CHOICE)
Pada ragam ini butir soal berupa
analisis yang dilakukan melalui
penyampaian dalam bentuk tabel,
grafik atau diagram. Siswa diminta
untuk menjawab pertanyaan yang
berhubungan dengan tabel, grafik
atau diagram.. Perintah pengerjaan
ragam soal ini: Pilihlah satu
jawaban yang paling tepat.
CONTOH
Perhatikan tabel jumlah pasien berikut!
Informasi yang sesuai dengan tabel tersebut adalah…
A. Jumlah pasien rawat jalan selalu meningkat setiap tahun.
B. Jumlah pasien rawat jalan dan rawat inap cenderung meningkat.
C. Setiap tahun jumlah pasien rawat inap cenderung menurun.
D. Pasien rawat inap mendapat pelayanan yang baik.
28. TES URAIAN
Tes uraian adalah tes yang butir-butir tesnya berupa pertanyaan-pertanyaan atau tugas yang harus di jawab
siswa dengan menggunakan bahasa sendiri. Jawaban diberikan dengan cara menjelaskan, menguraikan,
mendiskusikan,membandingkan, memberi alasan atau bentuk lain yang sejenis.
1. Selective Recall (mengingat dan memilih )
2. Evaluating Recall (mengingat sesuatu dan mengevaluasi)
3. Comparison of Two Things-Spesifik (membandingkan dua hal yang khusus)
4. Comparison of Two Things-General (membandingkan dua hal yang umum)
5. Decision (membuat keputusan berdasarkan pemikirannya sendiri)
6. Causes or Effects (menguraijkan sesuatu yang merupakan sebab atau akibat)
7. Explanation (menerangkan arti penggunaan kata tertentu dalam suatu kalimat)
8. Summary (membuat ringkasan tentang sesuatu)
9. Analysis (menganalisa suatu perbuatan)
10. Statement of Relationship (menerangkan hub. antara dua hal)
11. Illustration (mengilustrasikan suatu topik)
12. Classification (mengelompokan sesuatu)
13. Aplication (menerapkan sesuatu masalah)
14. Discussion (mendiskusikan sesuatu yang dianggap penting)
15. Statement of Aim (menanyakan tentang suatu tujuan)
16. Criticism (melatih berfikir kritis)
17. Out Line (menerangkan urutan langkah-langkah)
18. Reorganization of Facts (mengorganisasikan kembali sesuatu yang lebih baru /lebih baik)
19. Formulation of New Question/Problems (melatih memformulasikan problem atau pertanyaan baru)
20. New Methods of Procedure (menanyakan sesuatu metode/prosedur baru)
29. Cara Membuat Tes Uraian yang Baik:
1. Tulislah tes berdasarkan perencanaan tes (kisi-kisi) yang ada
2. Gunakan tes untuk mengukur hasil belajar yang kurang tepat atau tidak dapat diukur dengan tes objektif
3. Gunakan tes terbatas untuk menambah sampel yang dapat ditanyakan dalam satu waktu ujian
4. Gunakan tes untuk mengungkap pendapat, tidak hanya sekedar menyebutkan fakta. Untuk itu gunakan
kata tanya seperti: jelaskan, bandingkan, hubungkan, simpulkan, analisislah, kelompokkan,
formulasikan, dan lain sebagainya. Hindarkan penggunaan kata tanya seperti sebutkan karena kata tanya
seperti itu biasanya hanya meminta siswa untuk menyebutkan fakta saja.
5. Rumuskan butir soal dengan jelas sehingga tidak menimbulkan salah tafsir
6. Usahakan agar jumlah butir soal dapat dikerjakan dalam waktu yang telah ditentukan
7. Jangan menyediakan sejumlah pertanyaan yang dapat dipilih oleh siswa
8. Tulis skor maksimal yang dapat diperoleh siswa pada setiap butir soal
30. URAIAN TERBUKA
(OPEN ENDED QUESTION)
Jawaban yang diberikan siswa tidak memiliki batas, tergantung kemampuan analisis
dan sintesis serta pandangan siswa terhadap suatu masalah.
CONTOH
1. Apa yang Anda ketahui tentang keluarga berencana?
2. Apa yang Anda ketahui tentang Universitas Terbuka?
31. URAIAN TERBATAS
(RESTRICTED QUESTION)
Bentuk tes ini menggiring jawaban siswa pada hal-hal tertentu yang batasannya telah pasti
dapat berupa: a) pasti ruang lingkupnya b) pasti arah sudut pandang jawabannya. c) pasti
indikator-indikator jawabannya.
CONTOH
1. Apa yang terjadi jika program keluarga berencana mengalami kegagalan? Jelaskan jawaban Anda
terutama dampaknya pada sector pendidikan yang menyangkut penyediaan sarana dan prasarana
pendidikan dasar.
2. Apa yang Anda ketahui tentang Universitas Terbuka dalam hal pelayanannya terhadap mahasiswa yang
berhubungan dengan bimbingan akademik?
33. DAFTAR PUSTAKA
Gronlund, N., E. dan Linn, R., L. 1990. Measurement and Evaluation in Teaching. New York,
Macmillan Publishing Company.
Hopkins, C., D. dan Antes, R., L. 1990. Classroom Measurement and Evaluation. Illinois, F.
E. Peacock Publishers. Inc.
Suryanto, A. 2014. Evaluasi Pembelajaran di SD Edisi 1. Tangerang Selatan: Universitas
Terbuka.