SlideShare a Scribd company logo
1 of 17
1
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Manusia adalah salah satu ciptaan Allah SWT yang paling sempurna. Manusia
diciptakan dari saripati tanah yang kemudian menjadi nuftah, alaqah, dan mudgah hingga
akhirnya menjadi wujud yang sekarang ini.
Salah satu kesempurnaan manusia yang tidak dimiliki oleh makhluk lain adalah
adanya akal dan nafsu. Dua hal inilah yang membuat manusia dapat berpikir, bertanggung
jawab, serta memilih jalan hidup yang benar. Selain itu, ada kelebihan lain yang dimiliki oleh
manusia sehingga membuat manusia berbeda dari sesama manusia, yaitu hati yang dimiliki
setiap manusia. Jika hati manusia itu kotor, maka derajatnya tentu akan sangat rendah dimata
Allah SWT. Namun sebaliknya jika hati manusia itu bersih dari segala perbuatan yang kotor
maka tentu derajatnya akan ditinggikan oleh Allah SWT.
Sebagai makhluk Tuhan, manusia memiliki hak dan kewajiban. Kewajiban utama
manusia adalah beribadah kepada Allah SWT yang merupakan tugas pokok dalam kehidupan
manusia hingga apapun yang dilakukan manusia harus sesuai dengan perintah Allah SWT.
Adapun tanggung jawab manusia diciptakan oleh Allah SWT di dunia ini adalah sebagai
khalifah dan sebagai abdi atau hamba Allah SWT.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah penulis uraikan diatas, maka penulis mencoba
untuk merumuskan masalah terkait dengan judul yang diangkat, antara lain :
1. Apa yang dimaksud dengan hakikat manusia?
2. Bagaimana proses kejadian manusia menurut pandangan Al-Qur’an dan para ulama?
3. Bagaimana status dan peran manusia menurut islam?
4. Bagaimana tanggung jawab manusia sebagai hamba Allah SWT?
5. Apa persamaan dan perbedaan manusia dengan makhluk lain?
2
3. Tujuan Pembuatan Makalah
Berdasarkan rumusan masalah diatas, dapat diperoleh tujuan dari penulisan makalah
ini, antara lain :
1. Menjelaskan apa yang dimaksud dengan hakikat manusia.
2. Menjelaskan bagaimana proses kejadian manusia menurut pandangan Al-Qur’an dan
para ulama.
3. Menjelaskan status dan peran manusia menurut islam.
4. Menjelaskan tanggung jawab manusia sebagai hamba Allah SWT.
5. Menjelaskan persamaan dan perbedaan manusia dengan makhluk lain.
4. Manfaat Pembuatan Makalah
Penulis berharap, penulisan Makalah Hakikat Manusia Menurut Islam ini dapat
membuahkan manfaat bagi berbagai pihak, antara lain:
1. Diri sendiri
Melalui penulisan makalah ini, penulis memperoleh hal baru terutama dalam hal
hakikat manusia menurut islam. Penulis dapat mendalami apa yang dimaksud dengan
hakikat manusia, proses kejadian manusia, status dan peran, tanggung jawab manusia,
serta persamaan dan perbedaan manusia dengan makhluk lainnya. Dengan memahami
dan mendalaminya, dapat mendorong penulis untuk dapat meningkatkan keimanan
kepada Allah SWT dengan memahami hakikat sebenarnya tentang manusia.
2. Para pembaca
Pembuatan makalah ini diharapkan dapat memberi manfaat pula bagi para
pembacanya. Penulis berharap para pembaca yang membaca makalah ini semakin
paham mengenai hakikat manusia menurut islam, serta mempengaruhi pembacanya
untuk selalu berada dijalan yang Allah ridoi. Penulis juga berharap makalah ini bisa
menjadi referensi mengajar para pendidik dan dapat menambah ilmu pengetahuan
bagi siapa saja yang membacanya.
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Hakikat Manusia
Menurut bahasa, hakikat berarti kebenaran atau sesuatu yang sebenar-benarnya atau
asal segala sesuatu. Dapat juga dikatakan hakikat itu adalah inti dari segala sesuatu atau yang
menjadi jiwa sesuatu. Dikalangan tasawuf orang mencari hakikat diri manusia yang
sebenarnya, karena itu muncul kata-kata diri mencari sebenar-benar diri. Sama dengan
pengertian itu mencari hakikat jasad, hati, roh, nyawa, dan rahasia.
Manusia adalah makhluk paling sempurna yang pernah diciptakan oleh Allah swt.
Kesempurnaan yang dimiliki manusia merupakan suatu konsekuensi fungsi dan tugas mereka
sebagai khalifah di muka dumi ini. Al-Quran menerangkan bahwa manusia berasal dari tanah.
Jadi hakekat manusia adalah kebenaran atas diri manusia itu sendiri sebagai makhluk
yang diciptakan oleh Allah SWT.
Hakikat Manusia Menurut Pandangan Umum
Pembicaraan manusia dapat ditinjau dalam berbagai perspektif, misalnya perspektif
filasafat, ekonomi, sosiologi, antropologi, psikologi, dan spiritualitas Islam atau tasawuf,
anatar lain :
A. Dalam perspektif filsafat.
Disimpulkan bahwa manusia merupakan hewan yang berpikir karena memiliki nalar
intelektual. Dengan nalar intelektual itulah manusia dapat berpikir, menganalisis,
memperkirakan, meyimpulkan, membandingkan, dan sebagainya. Nalar intelektual ini
pula yang membuat manusia dapat membedakan antara yang baik dan yang jelek, antara
yang salah dan yang benar.
B. Hakikat Manusia
Pada saat-saat tertentu dalam perjalanan hidupnya, manusia mempertanyakan tentang
asal-usul alam semesta dan asal-usul keber-ada-an dirinya sendiri. Terdapat dua aliran
pokok filsafat yang memberikan jawaban atas pertanyaan tersebut, yaitu
Evolusionisme dan Kreasionisme (J.D. Butler, 1968). Menurut Evolusionisme,
manusia adalah hasil puncak dari mata rantai evolusi yang terjadi di alam
semesta. Manusia sebagaimana halnya alam semesta ada dengan sendirinya
berkembang dari alam itu sendiri, tanpa Pencipta. Penganut aliran ini antara lain Herbert
4
Spencer, Charles Darwin, dan Konosuke Matsushita. Sebaliknya, Kreasionisme
menyatakan bahwa asal usul manusia sebagaimana halnya alam semesta adalah ciptaan
suatu Creative Cause atau Personality, yaitu Tuhan YME. Penganut aliran ini antara lain
Thomas Aquinas dan Al-Ghazali. Memang kita dapat menerima gagasan tentang
adanya proses evolusi di alam semesta termasuk pada diri manusia, tetapi tentunya
kita menolak pandangan yang menyatakan adanya manusia di alam semesta semata-
mata sebagai hasil evolusi dari alam itu sendiri, tanpa Pencipta.
C. Wujud dan Potensi Manusia.
Wujud Manusia. menurut penganut aliran Materialisme yaitu Julien de La Mettrie
bahwa esensi manusia semata-mata bersifat badani, esensi manusia adalah tubuh
atau fisiknya. Sebab itu, segala hal yang bersifat kejiwaan, spiritual atau rohaniah
dipandangnya hanya sebagai resonansi dari berfungsinya badan atau organ tubuh.
Tubuhlah yang mempengaruhi jiwa. Contoh: Jika ada organ tubuh luka muncullah rasa
sakit. Pandangan hubungan antara badan dan jiwa seperti itu dikenal sebagai
Epiphenomenalisme (J.D. Butler, 1968). Bertentangan dengan gagasan Julien de La
Metrie, menurut Plato salah seorang penganut aliran Idealisme -bahwa esensi
manusia bersifat kejiwaan/spiritual/rohaniah. Memang Plato tidak mengingkari
adanya aspek badan, namun menurut dia jiwa mempunyai kedudukan lebih tinggi
daripada badan.
A. Dalam Perspektif Ekonomi.
Dalam perspektif ekonomi, manusia adalah makhluk ekonomi, yang dalam
kehidupannya tidak dapat lepas dari persoalan-persoalan ekonomi. Komunikasi
interpersonal untuk memenuhi hajat-hajat ekonomi atau kebutuhan-kebutuhan
hidup sangat menghiasi kehidupan mereka.
B. Dalam Perspektif Sosiologi.
Manusia adalah makhluk social yang sejak lahir hingga matinya tidak pernah
lepas dari manusia lainnya. Bahkan, pola hidup bersama yang saling
membutuhkan dan saling ketergantungan menjadi hal yang dinafikkan dalam
kehidupan sehari-hari manusia.
C. Dalam Perspektif Antropologi
Manusia adalah makhluk antropologis yang mengalami perubahan dan
evolusi. Ia senantiasa mengalami perubahan dan perkembangan yang dinamis.
5
D. Dalam Perspektif Psikologi.
Manusia adalah makhluk yang memiliki jiwa. Jiwa merupakan hal yang
esensisal dari diri manusia dan kemanusiaannya. Dengan jiwa inilah, manusia
dapat berkehendak, berpikir, dan berkemauan.
Hakikat Manusia Menurut Pandangan Islam
Penciptaan manusia terdiri dari bentuk jasmani yang bersifat kongkrit, juga disertai
pemberian sebagian Ruh ciptaan Allah swt yang bersifat abstrak. Manusia dicirikan oleh
sebuah intelegensi sentral atau total bukan sekedar parsial atau pinggiran. Manusia dicirikan
oleh kemampuan mengasihi dan ketulusan, bukan sekedar refles-refleks egoistis. Sedangkan,
binatang, tidak mengetahui apa-apa diluar dunia inderawi, meskipun barangkali memiliki
kepekaan tentang yang sakral.
Manusia perlu mengenali hakekat dirinya, agar akal yang digunakannya untuk menguasai
alam dan jagad raya yang maha luas dikendalikan oleh iman, sehingga mampu mengenali ke-
Maha Pekasaan Allah dalam mencipta dan mengendalikan kehidupan ciptaanNya. Dalam
memahami ayat-ayat Allah dalam kesadaran akan hakekat dirinya, manusia menjadi mampu
memberi arti dan makna hidupnya, yang harus diisi dengan patuh dan taat pada perintah-
perintah dan berusaha menjauhi larangan-larangan Allah. Berikut adalah hakekat manusia
menurut pandangan Islam:
1. Manusia adalah Makhluk Ciptaan Allah SWT.
Hakekat pertama ini berlaku umum bagi seluruh jagat raya dan isinya yang
bersifat baru, sebagai ciptaan Allah SWT di luar alam yang disebut akhirat. Alam
ciptaan meupakan alam nyata yang konkrit, sedang alam akhirat merupakan ciptaan
yang ghaib, kecuali Allah SWT yang bersifat ghaib bukan ciptaan, yang ada karena
adanya sendiri.
Firman Allah SWT mengenai penciptaan manusia dalam Q.S. Al-Hajj ayat 5 :
“Sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes air
mani menjadi segumpal darah, menjadi segumpal daging yang diberi bentuk dan
yang tidak berbentuk, untuk Kami perlihatkan kekuasaan Tuhanmu.”
Firman tersebut menjelaskan pada manusia tentang asal muasal dirinya, bahwa
hanya manusia pertama Nabi Adam AS yang diciptakan langsung dari tanah, sedang
istrinya diciptakan dari satu bagian tubuh suaminya. Setelah itu semua manusia
6
berikutnya diciptakan melalui perantaraan seorang ibu dan dari seorang ayah, yang
dimulai dari setetes air mani yang dipertemukan dengan sel telur di dalam rahim.
Hakikat pertama ini berlaku pada umumnya manusia di seluruh jagad raya
sebagai ciptaan Allah diluar alam yang disebut akhirat. Alam ciptaan merupakan alam
nyata yang konkrit sedangkan alam akhirat merupakan ciptaan yang ghaib kecuali
Allah yang bersifat ghaib bukan ciptaan yang ada karena dirinya sendiri.
2. Kemandirian dan Kebersamaan (Individualitas dan Sosialita).
Kemanunggalan tubuh dan jiwa yang diciptakan Allah SWT , merupakan satu
diri individu yang berbeda dengan yang lain. setiap manusia dari individu memiliki
jati diri masing - masing. Jati diri tersebut merupakan aspek dari fisik dan psikis di
dalam kesatuan. Setiap individu mengalami perkembangan dan berusah untuk
mengenali jati dirinya sehingga mereka menyadari bahwa jati diri mereka berbeda
dengan yang lain. Firman Allah dalam Q.S. Al-A’raf 189:
“Dialah yang menciptakanmu dari satu diri”
Firman tersebut jelas menyatakan bahwa sebagai satu diri (individu) dalam
merealisasikan dirinya melalui kehidupan, ternyata diantaranya terdapat manusia yang
mampu mensyukurinya dan menjadi beriman.
Di dalam sabda Rasulullah SAW menjelaskan petunjuk tentang cara mewujudkan
sosialitas yang diridhoiNya, diantara hadist tersebut mengatakan:
“Seorang dari kamu tidak beriman sebelum mencintai kawannya seperti mencintai
dirinya sendiri” (Diriwayatkan oleh Bukhari)
“Senyummu kepada kawan adalah sedekah” (Diriwayatkan oleh Ibnu Hibban dan
Baihaqi)
Kebersamaan (sosialitas) hanya akan terwujud jika dalam keterhubungan itu manusia
mampu saling menempatkan sebagai subyek, untuk memungkinkannya menjalin hubungan
manusiawi yang efektif, sebagai hubungan yang disukai dan diridhai Allah SWT. Selain itu
manusia merupakan suatu kaum (masyarakat) dalam menjalani hidup bersama dan
berhadapan dengan kaum (masyarakat) yang lain. Manusia dalam perspektif agama Islam
juga harus menyadari bahwa pemeluk agama Islam adalah bersaudara satu dengan yang lain.
3. Manusia Merupakan Makhluk yang Terbatas.
Manusia memiliki kebebasan dalam mewujudkan diri (self realization), baik sebagai satu
diri (individu) maupun sebagai makhluk social, terrnyata tidak dapat melepaskan diri dari
7
berbagai keterikatan yang membatasinya. Keterikatan atau keterbatasan itu merupakan
hakikat manusia yang melekat dan dibawa sejak manusia diciptakan Allah SWT.
Keterbatasan itu berbentuk tuntutan memikul tanggung jawab yang lebih berat daripada
makhluk-makhluk lainnya. Tanggung jawab yang paling asasi sudah dipikulkan ke pundak
manusia pada saat berada dalam proses penciptaan setiap anak cucu Adam berupa janji atau
kesaksian akan menjalani hidup di dalam fitrah beragama tauhid.
Firman Allah Q.S. Al-A’raf ayat 172 sebagai berikut:
“Dan ingat lah ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi
mereka dan Allah mengambil kesaksian jiwa mereka, “Bukankah Aku ini Tuhanmu?”
Mereka menjawab, “Betul Engkau Tuhan kami dan kami bersaksi.”
Kesaksian tersebut merupakan sumpah yang mengikat atau membatasi manusia sebagai
individu bahwa didalam kehidupannya tidak akan menyembah selain Allah SWT. Bersaksi
akan menjadi manusia yang bertaqwa pada Allah SWT. Manusia tidak bebas menyembah
sesuatu selain Allah SWT, yang sebagai perbuatan syirik dan kufur hanya akan
mengantarkannya menjadi makhluk yang terkutuk dan dimurkaiNya.
B. Proses kejadian manusia menurut pandangan Al-Qur’an dan para ulama
1. Pandangan Saintis
Membahas tentang bio manusia berarti pula membahas asal usul hidup manusia.
Membahas asal usul manusia berarti membahas awal kejadiannya. Tentang asal-usul kejadian
manusia yang pertama, ada tiga teori yaitu:
a. Teori Evolusi
Teori ini dikemukakan oleh seorang sarjana Perancis J.B. de Lemarck, yang
mengatakan bahwa kehidupan berkembang dari tumbuh-tumbuhan menuju binatang,dan dari
binatang menuju manusia. Pada tahun 1774-1829 belum banyak dapat perhatian, dan baru
mendapat perhatian, dan baru mendapat tanggapan banyak setelah dipertegas oleh seorang
sarjana Inggris, Charles Darwin (1809-1882). Darwin Dalam bukunya The Origin of
Species, ia merumuskan bahwa semua jenis sel binatang berasal dari sel purba. Darwin tidak
pernah mengemukakan bahwa manusia berasal dari kera walaupun taksonomi manusia dan
kera besar berada pada super famili yang sama yaitu homonoidae. Para penganut teori
Darwinlah yang mengemukakan seolah-olah manusia berasal dari kera.Di Jerman Ernst
8
Heinrich seorang sarjana Ilmu pengetahuan Alam berpendapat bahwa sel-sel purba
diciptakan oleh Tuhan, akan tetapi tidak dalam penciptaan sekaligus.
b. Teori Revolusi
Revolusi merupakan kebalikan dari evolusi. Jika evolusi adalah merupakan
perkembangan/perubahan perlahan-lahan dari yang sederhana menjadi sempurna, revolusi
adalah perubahan yang amat cepat bahkan mungkin dari yang sederhana menjadi sempurna,
menjadi ada. Teori ini sebenarnya adalah kata lain untuk menamakan pandangan penciptaan
dengan kuasa Tuhan atas makhlukNya. Di kalangan sebagian umat Islam, terbentuk opini
yang bahkan tidak berlebihan jika dikatakan sebagai keyakinan bahwa manusia dan juga alam
semesta ini tercipta secara cepat oleh kuasa Allah (kun fayakun).
Keyakinan tersebut merupakan hasil interprestasi ayat-ayat Al-Qur’an dalam surat Al-
Baqarah 117, Ali-Imrah 47 dan 59, Al-An’am 73, An-Nahl 40, dan Surat Yaasin ayat 82.
Ayat-ayat tersebut bisa diterjemahkan dengan ungkapan : “Jadilah maka terjadilah dia”.
Salah satunya surah Al-Baqarah ayat 117 : Yang artinya (Allah) pencipta langit dan bumi.
Apabila Dia hendak Menetapkan sesuatu, Dia hanya Berkata kedapadanya, “Jadilah !”
Maka jadilah sesuatu itu.
Dari ayat ini dipahami bahwa Allah swt menciptakan sesuatu dengan tidak mencontoh
kepada sesuatu yang telah ada, tidak menggunakan sesuatu bahan atau alat yang telah ada.
Semuanya itu terjadi sesuai dengan kehendak Allah.
Allah swt. menciptakan sesuatu dengan perkataan "kun" (jadilah). Sedangkan tentang
cara Allah mengadakan sesuatu dan bagaimana proses terjadinya sesuatu, ini hanya Allahlah
Yang Maha Tahu.
c. Teori Evolusi Terbatas
Teori ini merupakan hasil kompromi dari pihak agama karena alasan-alasan dan
pembuktian yang demikian cemerlang dari pihak sarjana-sarjana penganut teori evolusi.
Teori ini mengakui bahwa tumbuhan-tumbuhan/binatang/manusia selama ribuan dan jutaan
tahun, benar-benar mengalami mutasi (perubahan) yang tidak sedikit. Namun tidak mengakui
adanya penyebrangan antara tingkatan makhluk yang satu menuju tingkatan makhluk yang
lain.
Tidak benar mutasi dari benda yang tidak berhayat menjadi tumbuh-tumbuhan dan
dapat tumbuh-tumbuhan menjadi binatang dan dari binatang menjadi manusia. Jika ada
9
perubahan maka perubahan hanya terbatas pada masing-masing tingkatan saja secara
horisontal bukan secara vertikal.
Tiada jalan lain kecuali membuka diri baik untuk suara ilmu pengetahuan maupun
untuk wahyu Allah. Mengalahkan salah satu untuk meninggikan yang lain hanya akan
membawa kesesatan. Biarpun sebagai kalangan umat Islam mempunyai keyakinan bahwa
proses penciptaan alam dan juga Adam adalah dengan cara revolusi, akan tetapi beberapa
tokoh dan pemikir Islam justru mempunyai interprestasi yang lebih cenderung pada teori
evolusi.
HM.Rasyidi dalam bukunya Filsafat Agama misalnya menyatakan bahwa : “ Jika
kita terima anggapan bahwa manusia juga telah mengalami evolusi,kita tak dapat
mempertahankan kepercayaan keagamaan kita. Tetapi sesungguhnya persoalanya tak sejauh
itu. Andaikata manusia dimasukkan dalam teori evolusi maka kita dapat memahami teori itu
sebagai suatu cara untuk membuktikan adanya keseragaman dalam alam dan akibatnya
menguatkan hypothesis tentang adanya Tuhan.”
RHA, Syahirul Alim, cendikiawan Muslim yang ahli Kimia dari UGM, menyatakan
bahwa : “ Teori evolusi tak perlu dilawan karena memang mempunyai bukti-bukti ilmiah
bahwa adanya peningkatan-peningkatan tertentu (ber-evolusi) pada kerangka-kerangka
makhluk sejenis/mengarah-arah manusia yang ditemukan. Kita harus merasa terhormat
kalau diciptakan dari kera, karena karena kera itu secara kimia, molekul-molekulnya lebih
rendah keteraturannya.”
Bagaimanakah dengan proses biologis manusia yang sekarang ini? Persoalan tentang
proses terjadinya bio manusia yang sekarang ini tidaklah serumit dan pelik sebagaimana
proses kejadian Adam. Proses kejadian manusia sekarang yang bisa diamati secara langsung
itu ialah melalui pertemuan antara spermatoza (laki-laki) dengan ovum/sel telur (wanita). Sel
telur yang telah dibuahi,membelah diri menjadi dua sel, empat sel, delapan sel dan
seterusnya. Proses itu berlanjut terus sampai terbentuk janin dalam 14 minggu. Proses
penyempurnaan terus berlangsung selama 40 minggu. Akan tetapi lamanya janin di dalam
kandungan ibu, tidak selalu tepat 40 minggu/280 hari kadang-kadang lebih kadang-kadang
kurang dari itu.
2. Pandangan Al-Qur’an
10
Al-Qur’an tidak menjelaskan tentang asal usul kejadian manusia secara terinci. Ia hanya
menjelaskannya secara garis besar. Adapun tahapan-tahapan dalam proses selanjutnya, Al-
Qur’an tidak memberitahukannya secara tegas.
Ayat-ayat tersebut dapat dibaca antara lain pada Surat Nuh 17, Ash-Shaffaat 11, Al-
Mukminuun 12 & 13, Ar-Rum 20, Ali-Imran 59,Assajdah 7-9, Al-Hajj 5 dsb.
Al Qur’an menjelaskan asal usul manusia pertama dari tanah; kadang-kadang dengan
istilah turab (tanah gemuk/soil) dan kadang pula dengan istilah thin (lempung), atau sari pati
lempung (min sulalatin min thin) (QS. 23 : 12-16), “Dan sesungguhnya Kami telah
menjadikan manusia dari suatu sari pati (berasal) dari tanah.” (QS. 23 : 12), “Kemudian
Kami jadikan sari pati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kukuh (rahim).” (QS.
23 : 13), “Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah lalu segumpal darah itu
Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang,
lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk
yang (berbentuk) lain. Maka Maha Suci Allah pencipta yang paling baik.” (QS. 23 : 15),
“Kemudian sesudah itu, sesungguhnya kamu sekalian benar-benar akan mati.” (QS. 23 : 16),
“Kemudian, sesungguhnya kamu sekalian akan di bangkitkan (dari kuburmu) di hari
kiamat.” (QS. 23 : 16,
Dari ayat-ayat tersebut kita memperoleh informasi bahwa :
a. Manusia pertama diciptakan langsung dari tanah;
b. Keturunannya diciptakan melalui proses dari sari patih tanah (air mani);
c. Setelah sempurna kemudian hidup di dunia, mati, dan dibangkitkan (dari kubur)
kembali hidup di akhirat.
Dalam penciptaanya, manusia dibekali dengan beberapa unsur sebagai kelengkapan
dalam menunjang tugasnya. Unsur-unsur tersebut ialah : jasad, ruh, nafs, aqal, qolb. Jasad
adalah bentuk lahiriah manusia, ruh adalah daya hidup, nafs adalah jiwa, aqal adalah daya
fikir, dan qolb adalah daya rasa. Disamping itu manusia juga disertai dengan sifat-sifat yang
negatif seperti lemah, suka berkeluh kesah, suka berbuat zalim dan ingkar, suka membantah,
suka melampaui batas,suka terburu nafsu dan lain sebagainya.
Al Qur’an tidak berbicara tentang penciptaan manusia pertama dan siapa manusia
pertama itu, adalah sia-sia jika umat Islam terlibat dalam perdebatan tentang manusia
pertama. Biarkanlah para saintis berbicara tentang asal usul manusia dengan usaha
pembuktian yang berdasarkan penemuan fosil. Semua itu bersifat sekadar pengayaan sain
11
untuk menambah wawasan pendekatan diri pada Allah. Hasil pembuktian para saintis itu
sendiri hanya bersifat relatif,yang satu saat akan dapat disanggah kembali.
C. Status dan Peran Manusia
1. Tinjauan Sosiologis dan Psychologis
Menurut Joseph B. Gitter W.O. Brien , sosiologi merupakan suatu studi tentang bentuk
dan proses kehidupan manusia, Robert W.O. Brien et. al. mengartikan sosiologi sebagai
suatu studi tentang interaksi kemanusiaan dan interaksi sosial. Individu dalam sikap dan
tindak tanduknya mampu mempengaruhi orang lain/masyarakat, atau kelompok disekitarnya.
Namun perlu diperhatikan pula bahwa individu itu sendiri, disamping dibentuk oleh dirinya
sendiri juga merupakan hasil bentukan dari masyarakat dan lingkungannya dimana ia hidup.
Dalam realitasnya, tindakan seseorang sangat ditentukan oleh motivasi dan tujuan (goal).
Motivasi merupakan dorongan dari dalam, sedang tujuan merupakan faktor pendorong dari
luar. Faktor pendorong dari luar ini sering lebih dominan pada seseorang, sehingga
mempengaruhi motivasi.
Pada manusia juga dikenal adanya insting yaitu suatu yang telah ada sejak lahir atau
dengan kata lain, bawaan lahir. Pembinaan terhadap sifat bawaan dilakukan melalui proses
yang dikenal dengan pendidikan.
Pengaruh pembentukan diri pribadi dapat timbul akibat adanya pembatasan-pembatasan
diri, adanya kebutuhan atau mungkin juga karena suatu harapan. Ketiganya dipengaruhi oleh
kondisi lingkungan dimana orang itu hidup. Pengalaman masa lampau dan norma-norma
yang ada pada masyarakat lingkungannya juga menyebabkan adanya pembatasan diri.
Realitas faktual dan aktual dalam masyarakat lingkungan menimbulkan kebutuhan dalam
diri, sementara adanya antisipasi dan innovasi dalam masyarakat, memunculkan harapan-
harapan. Kesemuanya pada dasarnya berujung dalam lahirnya kepribadian seseorang.
Besar kecilnya pengaruh individu terhadap lingkungannya akan ditentukan oleh status
dan peran yang dimainkan pada masyarakat lingkungannya. Setiap individu mempunyai
status dan peran yang tidak hanya satu macam melainkan multi status. Semua status dan
peran itu harus dilakukan sesuai dengan bidangnya.
2. Tinjauan Al Qur’an
12
Dalam Surat Al Baqarah ayat 30, status dasar manusia yang dipelopori Adam adalah
sebagai khalifah. Jika khalifah dinyatakan sebagai makhluk pemilih atau penerus ajaran Allah
maka peran yang dilakukan adalah sebagai pelaku ajaran Allah dan sekaligus menjadi
pelopor dalam membudayakan ajaran Allah.
Untuk menjadi pelaku ajaran Allah, apalagi menjadi pelopor pembudayaan ajaran Allah,
seseorang dituntut untuk memulai dari dirinya dan keluarganya. Peran yang hendaknya
dilakukan oleh seorang khalifah sebagaimana yang telah ditunjuk Allah, diantaranya :
1. Belajar ( Surat An Naml ayat 15-16 dan Al Mukmin ayat 54 )
Belajar yang dinyatakan ayat-ayat pertama ialah mempelajari ilmu Allah SWT yang
dalam ayat kedua ilmu Allah yang dimaksud adalah Al-Kitaab. Istilah lain yang
dinyatakan Al-Qur’an adalah Iqra’. Istilah Iqra’ adalah istilah yang dipergunakan Allah
terhadap Muhammad dan pengikutnya (Surat Al-‘Alaq 1-4). Dari ayat-ayat ini menjadi
lebih jelas, bahwa obyek belajar adalah ismurabbika allazi khalaq dan khalaqal insaana
min ‘alaq, yang tidak lain ilmu Allah yang berwujud Al-Qur’an dan ciptaan-Nya.
2. Mengajarkan Ilmu ( Surat Al Baqarah ayat 31-39 )
Ilmu yang diajarkan oleh khalifatullah bukanlah ilmu yang dibuatnya sendiri atau ilmu
yang dikarang oleh manusia saja, tetapi ilmu Allah. Pengertian ilmu Allah tidak identik
dengan ilmu agama sehingga dengan demikian tidak akan terbentuk suatu asumsi bahwa
yang bukan ilmu agama adalah bukan ilmu Allah. Ilmu Allah adalah Al Qur’an dan al-
Bayan ( ilmu pengetahuan ). Al-Qur’an merupakan aturan hidup dan kehidupan manusia
berikut hal-hal yang berhubungan dengannya. Mengajarkan Al-Qur’an berarti
mengajarkan tentang hidup dan kehidupan menurut Allah Pencipta menusia dan alam
semesta.
3. Membudayakan Ilmu ( Surat Al Mu’min ayat 35 )
Ilmu Allah yang telah diketahui bukan hanya untuk disampaikan kepada orang lain,
melainkan dipergunakan untuk diri sendirinya dahulu agar membudaya. Seperti apa yang
di contohkan oleh Nabi Muhammad SAW.
Haikal dan Ziauddin Sardar mengutip sebuah hadist yang disampaikan Ali bin Abi
Thalib, dimana Nabi menyatakan “Pengetahuan adalah modalku, akal sehat adalah basis
beragamaku, Iman sebagai fondasiku, keinginan luhur adalah puncak perjalananku, ingat
Allah adalah teman perjuanganku, keyakinan adalah hartaku, cita-cita adalah teman
sejawatku, ilmu adalah senjataku, sabar adalah perlindungan diriku, ketenangan hati adalah
tubuhku, kesederhanaan adalah respek pribadiku, meninggalkan sikap santai adalahprofesiku,
13
sikap ramah adalah makananku, kebenaran adalah alat pemungkasku, berjuang adalah
tabiatku, kejujuran adalah bekalku, ketenangan hati adalah pengabdianku dan diperoleh
dengan ibadah”. Memeperhatikan prinsip yang dikemukakan diatas, maka sebagai seorang
khalifah, apa yang umat manusia dan hambah Allah, dan oleh karenanya pertanggung
jawabannya juga berjalan pada tiga instansi, yaitu :
1. Pertanggungjawaban pada diri sendiri
2. Pertanggungjawaban pada masyarakat
3. Pertanggungjawaban kepada Allah pencipta-Nya
D. Tanggung jawab Manusia sebagai Hamba Allah
Makna yang esensial dari kata ‘abd (hamba) adalah ketaatan, ketundukan, dan kepatuhan.
Ketaatan, ketundukan, dan kepatuhan manusia hanya layak diberikan kepada Allah yang
dicerminkan dalam ketaatan, kepatuhan, dan ketundukan pada kebenaran dan keadilan.
Dalam hubungan dengan Allah, manusia menempati posisi sebagai ciptaan dan Allah
sebagai Pencipta. Posisi ini memiliki konsekuensi adanya keharusan manusia menghambakan
diri pada Allah dan dilarang menghamba pada dirinya, serta menghamba pada hawa
nafsunya. Tanggungjawab hamba Allah adalah menegakkan keadilan, baik terhadap diri
sendiri maupun terhadap keluarga.
Seorang hamba Allah juga mempunyai tanggung jawab terhadap keluarga. Tanggung
jawab terhadap keluarga merupakan lanjutan dari tanggung jawab terhadap diri sendiri,
karena memelihara diri sendiri berkaitan dengan perintah memelihara imam keluarga. Oleh
karena itu, dalam Al-Qur’an dinyatakan dengan quu anfusakum wa ahlikumnaaran (jagalah
dirimu dan keluargamu, dengan iman, dari neraka).
Manusia diserahi tugas hidup yang merupakan amanat Allah dan harus
dipertanggungjawabkan dihadapanNya. Tugas hidup yang dipikul manusia di muka bumi
adalah tugas kekhalifahan, yaitu tugas kepemimpinan, wakil Allah di muka bumi, serta
pengelolaan dan pemeliharaan alam.
Khalifah berarti wakil atau pengganti yang memegang kekuasaan. Manusia menjadi
khalifah memegang mandat Tuhan untuk mewujudkan kemakmuran di muka bumi.
Sebagai khalifah Tuhan, Tuhan mengajarkan kepada manusia kebenaran dalam segala
ciptaan-Nya dan melalui pemahaman serta penguasaan terhadap hokum-hukum kebenaran
yang terkandung dalam ciptaan-Nya, manusia dapat menyusun konsep baru, serta melakukan
rekayasa membentuk wujud baru dalam kebudayaan.
14
Sebagai khalifah, manusia diberi wewenang kebebasan memilih dan menentukan,
sehingga kebebasannya melahirkan kreatifitas yang dinamis. Adanya kebebasan menusia
dimuka bumi adalah karena kedudukannya untuk memimpin, sehingga pemimpin tidak
tunduk kepada siapapun kecuali kepada Allah, karena ia hamba Allah yang hanya tunduk dan
taat kepada Allah dan kebenaran.
Dua peran yang dipegang manusia dimuka bumi, sebagai khalifah dan ‘abd (hamba)
merupakan perpaduan tugas dan tanggung jawab yang melahirkan dinamika hidup, yang sarat
dengan kreatifitas dan amaliah yang selalu berpihak pada nilai-nilai kebenaran. Oleh karena
itu hidup seorang muslim akan dipenuhi dengan amaliah yang selalu berpihak pada nilai-nilai
kebenaran. Oleh karena itu hidup seorang muslim akan dipenuhi dengan amaliah, kerja keras
yang tiada henti, sebab bekerja bagi seorang muslim adalah membentuk suatu amal saleh.
Kedudukan manusia dimuka bumi sebagai khalifah dan juga sebagai hamba Allah, bukanlah
dua hal yang bertentangan, melainkan suatu kesatuan yang padu dan tak terpisah,
kekhalifahan adalah realisasi dari pengabdiannya kepada Allah yang menciptakannya.
E. Persamaan dan Perbedaan Manusia dengan Makhluk lain
Manusia tidak berbeda dengan binatang dalam kaitan dengan fungsi tubuh dan
fisiologisnya. Fungsi kebinatangan ditentukan oleh naluri, pola-pola tingkah laku yang khas,
yang pada gilirannya ditentukan oleh struktur susunan syaraf bawaan. Semakin tinggi tingkat
perkembangan binatang, semakin fleksibel pola tindakannya. Namun setinggi-tingginya
perkembangan binatang, elemen-elemen dasar eksistensinya yang tertentu masih tetap sama.
Manusia pada hakekatnya sama saja dengan makhluk hidup lainnya, yaitu memiliki hasrat
dan tujuan. Ia berjuang untuk meraih tujuannya dengan didukung oleh pengetahuan dan
kesadaran. Perbedaan diantara keduanya terletak pada dimensi pengetahuan, kesadaran, dan
tingkat tujuan. Letak perbedaan manusia dengan makhluk lainnya adalah dalam
kemampuannya melahirkan kebudayaan. Kebudayaan hanya manusia saja yang memilikinya.
Manusia memiliki kelebihan yaitu kemampuan untuk bergerak dalam ruang yang
bagaimanapun, baik di darat, di laut, dan di udara. Sedangkan binatang hanya mampu
bergerak di ruang yang terbatas. Di samping itu manusia di beri akal dan hati, sehingga dapat
memahami ilmu yang di turunkan Allah, berupa Al-qur’an. Dengan ilmu manusia mampu
berbudaya. Jika manusia hidup dengan ilmu selain ilmu Allah, maka manusia tidak
bermatabat lagi. Dalam keadaan demikian manusia disamakan dengan binatang.
Di antara karakteristik manusia adalah :
15
1. Aspek kreasi
Apapun yang ada pada tubuh manusia sudah dirakit dalam suatu tatanan yang terbaik
dan sempurna. Hal ini bias dibandingkan dengan makhluk lain dalam aspek
penciptaannya. Mungkin banyak kesamaannya, tetapi tangan manusia lebih
fungsional dari tangan simpanse.
2. Aspek ilmu
Hanya manusia yang punya kesempatan memahami lebih jauh hakikat alam semesta
di sekelilingnya. Pengetahuan hewan hanya terbatas pada naluri dasar yang tidak bias
dikembangkan melalui pendidikan dan pengajaran. Manusia menciptakan kebudayaan
dan peradaban yang terus berkambang.
3. Aspek kehendak
Manusia memiliki kehendak yang menyebabkan bias mengadakan pilihan hidup.
Makhluk lain hidup dalam suatu pola yang telah baku dan tak akan pernah berubah.
Para malaikat yang mulia tak akan pernah menjadi makhluk yang sombong atau
maksiat.
4. Pengarahan akhlak
Manusia adalah makhluk yang dapat dibentuk akhlaknya. Ada manusia yang
sebelumnya baik, tetapi karena pengaruh lingkungan tertentu dapar menjadi penjahat.
Demikian pula sebaliknya. Oleh karena itu lembaga pendidikan diperlukan untuk
mengarahkan kehidupan generasi yang akan dating.
Jika manusia hidup dengan ilmu selain ilmu Allah, maka manusia tidak bermartabat lagi.
Dalam keadaan demikian manusia disamakan dengan binatang. Mereka itu seperti binatang
(ulaaika kal an’aam), bahkan lebih buruk dari binatanag (al hum adhal).
16
BAB III
PENUTUP
1.Kesimpulan
Kesimpulan saya mengenai hakikat manusia bahwa manusia itu memang lebih mulia
dibandingkan makhluk lain. Karena manusia bisa melakukan apa saja dibandingkan makhluk
lain. Manusia diberikan kelebihan yang begitu banyak dibanding makhluk lainnya. Salah satu
kelebihannya, manusia selalu menyambung silaturahmi terhadap sesama manusia, saling
memaafkan, saling menghargai sesama. Tetapi banyak juga yang menyombongkan diri karna
kelebihannya tersebut, meremehkan sesama. Padahal dimata Tuhan, derajat kita sama.
Hakikat manusia dalam Islam sebagai hamba Allah sangat jelas, karna kita diciptakan
oleh Allah dan harus pula mengerjakan perintah serta menjauhi larangan-Nya sesuai dengan
aturan-Nya. Serta sebagai Khalifah yang menjadi generasi penerus baginda Rasulullah SAW
dengan terus belajar, mengamalkannya dan membudayakannya.
Tetapi dewasa ini, Islam terancam. Apalagi Indonesia termasuk negara yang terancam
keislamannya akibat pengaruh globalisasi yang masuk ke negara kita. Sehingga banyak
saudara kita yang meniru gaya asing tersebut (imitasi) padahal itu tidak benar. Untuk
mencegah pengaruh ini, kita sebagai khalifah perlu menjalankan segala urusan dengan
berlandaskan tauhidullah agar selalu berada dijalan Allah dengan menjalankan perintah-
perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya.
2. Saran
17
Daftar Pustaka
1. http://kartika-d.blogspot.co.id/2014/05/hakikat-manusia-menurut-pandangan-umum.html
2. http://maulidiyaah.blogspot.co.id/2012/12/hakikat-manusia-menurut-islam.html
3. http://kartika-d.blogspot.co.id/2014/05/hakikat-manusia-menurut-pandangan-umum.html
4. Buku Islam Universal
5. Buku Materi Instruksional Pendidikan Agama Islam di Perguruan Tinggi Umum, penulis
Direktorat Perguruan Tinggi Islam Departemen Agama RI
6. Buku Islam dan Aspek-Aspek Kemasyarakatan penulis Drs. Kaelany HD,M.A.

More Related Content

What's hot

Bagaimana agama menjamin kebahagiaan
Bagaimana agama menjamin kebahagiaanBagaimana agama menjamin kebahagiaan
Bagaimana agama menjamin kebahagiaandindaa99
 
Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni (IPTEKS) dalam Islam
Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni (IPTEKS) dalam IslamIlmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni (IPTEKS) dalam Islam
Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni (IPTEKS) dalam IslamWulandari Rima Kumari
 
Makalah Mata Kuliah Pendidikan Agama Kristen Protestan
Makalah Mata Kuliah Pendidikan Agama Kristen ProtestanMakalah Mata Kuliah Pendidikan Agama Kristen Protestan
Makalah Mata Kuliah Pendidikan Agama Kristen ProtestanReynes E. Tekay
 
Makalah hakikat manusia dan pengembangannya
Makalah hakikat manusia dan pengembangannyaMakalah hakikat manusia dan pengembangannya
Makalah hakikat manusia dan pengembangannyaPujiati Puu
 
TENTANG MANUSIA DAN KEHIDUPAN
TENTANG MANUSIA DAN KEHIDUPAN TENTANG MANUSIA DAN KEHIDUPAN
TENTANG MANUSIA DAN KEHIDUPAN Desi Rahmawati
 
Bagaimana manusia bertuhan-- materi kuliah agama islam
Bagaimana manusia bertuhan-- materi kuliah agama islamBagaimana manusia bertuhan-- materi kuliah agama islam
Bagaimana manusia bertuhan-- materi kuliah agama islamchusnaqumillaila
 
Sejarah singkat, kedudukan, dan fungsi bahasa
Sejarah singkat, kedudukan, dan fungsi bahasaSejarah singkat, kedudukan, dan fungsi bahasa
Sejarah singkat, kedudukan, dan fungsi bahasaDeni Irawan
 
Proposisi adalah pernyataan dalam bentuk kalimat yang dapat dinilai benar dan...
Proposisi adalah pernyataan dalam bentuk kalimat yang dapat dinilai benar dan...Proposisi adalah pernyataan dalam bentuk kalimat yang dapat dinilai benar dan...
Proposisi adalah pernyataan dalam bentuk kalimat yang dapat dinilai benar dan...Universitas Muhammadiyah Tangerang
 
Akhlak, Moral, dan Etika dalam Islam
Akhlak, Moral, dan Etika dalam IslamAkhlak, Moral, dan Etika dalam Islam
Akhlak, Moral, dan Etika dalam IslamNovita Widianingsih
 
ruang lingkup ajaran agama Islam
ruang lingkup ajaran agama Islamruang lingkup ajaran agama Islam
ruang lingkup ajaran agama IslamTeguh Prasetyo
 
Analisis dan Kesimpulan Pancasila Sebagai Filsafat
Analisis dan Kesimpulan Pancasila Sebagai FilsafatAnalisis dan Kesimpulan Pancasila Sebagai Filsafat
Analisis dan Kesimpulan Pancasila Sebagai Filsafatrickes alhikma
 
Makalah pancasila sebagai suatu sistem
Makalah pancasila sebagai suatu sistemMakalah pancasila sebagai suatu sistem
Makalah pancasila sebagai suatu sistemZainal Abidin
 
Makalah Aliran-aliran Dalam Pendidikan
Makalah Aliran-aliran Dalam PendidikanMakalah Aliran-aliran Dalam Pendidikan
Makalah Aliran-aliran Dalam PendidikanDedy Wiranto
 
makalah Pendidikan Agama Islam - syari'at Islam
makalah Pendidikan Agama Islam - syari'at Islammakalah Pendidikan Agama Islam - syari'at Islam
makalah Pendidikan Agama Islam - syari'at IslamKartika Dwi Rachmawati
 
manusia sebagai makhluk individu dan sosial
manusia sebagai makhluk individu dan sosialmanusia sebagai makhluk individu dan sosial
manusia sebagai makhluk individu dan sosialMuhyi Nurrasyid
 
Perbandingan pancasila dengan ideologi ideologi lainnya
Perbandingan pancasila dengan ideologi ideologi lainnyaPerbandingan pancasila dengan ideologi ideologi lainnya
Perbandingan pancasila dengan ideologi ideologi lainnyaAdrian Ekstrada
 
IPTEK dalam Pandangan Islam
IPTEK dalam Pandangan IslamIPTEK dalam Pandangan Islam
IPTEK dalam Pandangan Islameryeryey
 
Konsep Dasar Ekonomi IPS
Konsep Dasar Ekonomi IPSKonsep Dasar Ekonomi IPS
Konsep Dasar Ekonomi IPSSiti Hardiyanti
 
Manusia dan agama
Manusia dan agamaManusia dan agama
Manusia dan agamaIndra West
 

What's hot (20)

Bagaimana agama menjamin kebahagiaan
Bagaimana agama menjamin kebahagiaanBagaimana agama menjamin kebahagiaan
Bagaimana agama menjamin kebahagiaan
 
Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni (IPTEKS) dalam Islam
Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni (IPTEKS) dalam IslamIlmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni (IPTEKS) dalam Islam
Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni (IPTEKS) dalam Islam
 
Makalah Mata Kuliah Pendidikan Agama Kristen Protestan
Makalah Mata Kuliah Pendidikan Agama Kristen ProtestanMakalah Mata Kuliah Pendidikan Agama Kristen Protestan
Makalah Mata Kuliah Pendidikan Agama Kristen Protestan
 
Makalah hakikat manusia dan pengembangannya
Makalah hakikat manusia dan pengembangannyaMakalah hakikat manusia dan pengembangannya
Makalah hakikat manusia dan pengembangannya
 
TENTANG MANUSIA DAN KEHIDUPAN
TENTANG MANUSIA DAN KEHIDUPAN TENTANG MANUSIA DAN KEHIDUPAN
TENTANG MANUSIA DAN KEHIDUPAN
 
Kalimat efektif ppt
Kalimat efektif pptKalimat efektif ppt
Kalimat efektif ppt
 
Bagaimana manusia bertuhan-- materi kuliah agama islam
Bagaimana manusia bertuhan-- materi kuliah agama islamBagaimana manusia bertuhan-- materi kuliah agama islam
Bagaimana manusia bertuhan-- materi kuliah agama islam
 
Sejarah singkat, kedudukan, dan fungsi bahasa
Sejarah singkat, kedudukan, dan fungsi bahasaSejarah singkat, kedudukan, dan fungsi bahasa
Sejarah singkat, kedudukan, dan fungsi bahasa
 
Proposisi adalah pernyataan dalam bentuk kalimat yang dapat dinilai benar dan...
Proposisi adalah pernyataan dalam bentuk kalimat yang dapat dinilai benar dan...Proposisi adalah pernyataan dalam bentuk kalimat yang dapat dinilai benar dan...
Proposisi adalah pernyataan dalam bentuk kalimat yang dapat dinilai benar dan...
 
Akhlak, Moral, dan Etika dalam Islam
Akhlak, Moral, dan Etika dalam IslamAkhlak, Moral, dan Etika dalam Islam
Akhlak, Moral, dan Etika dalam Islam
 
ruang lingkup ajaran agama Islam
ruang lingkup ajaran agama Islamruang lingkup ajaran agama Islam
ruang lingkup ajaran agama Islam
 
Analisis dan Kesimpulan Pancasila Sebagai Filsafat
Analisis dan Kesimpulan Pancasila Sebagai FilsafatAnalisis dan Kesimpulan Pancasila Sebagai Filsafat
Analisis dan Kesimpulan Pancasila Sebagai Filsafat
 
Makalah pancasila sebagai suatu sistem
Makalah pancasila sebagai suatu sistemMakalah pancasila sebagai suatu sistem
Makalah pancasila sebagai suatu sistem
 
Makalah Aliran-aliran Dalam Pendidikan
Makalah Aliran-aliran Dalam PendidikanMakalah Aliran-aliran Dalam Pendidikan
Makalah Aliran-aliran Dalam Pendidikan
 
makalah Pendidikan Agama Islam - syari'at Islam
makalah Pendidikan Agama Islam - syari'at Islammakalah Pendidikan Agama Islam - syari'at Islam
makalah Pendidikan Agama Islam - syari'at Islam
 
manusia sebagai makhluk individu dan sosial
manusia sebagai makhluk individu dan sosialmanusia sebagai makhluk individu dan sosial
manusia sebagai makhluk individu dan sosial
 
Perbandingan pancasila dengan ideologi ideologi lainnya
Perbandingan pancasila dengan ideologi ideologi lainnyaPerbandingan pancasila dengan ideologi ideologi lainnya
Perbandingan pancasila dengan ideologi ideologi lainnya
 
IPTEK dalam Pandangan Islam
IPTEK dalam Pandangan IslamIPTEK dalam Pandangan Islam
IPTEK dalam Pandangan Islam
 
Konsep Dasar Ekonomi IPS
Konsep Dasar Ekonomi IPSKonsep Dasar Ekonomi IPS
Konsep Dasar Ekonomi IPS
 
Manusia dan agama
Manusia dan agamaManusia dan agama
Manusia dan agama
 

Similar to Hakikat Manusia Menurut Islam

Pembahasan hakikat-manusia-dalam-islam
Pembahasan hakikat-manusia-dalam-islamPembahasan hakikat-manusia-dalam-islam
Pembahasan hakikat-manusia-dalam-islamkangklinsman
 
Landasan Kependidikan
Landasan KependidikanLandasan Kependidikan
Landasan Kependidikanbigbossjava
 
Hakikat manusia dan pengetahuan
Hakikat manusia dan pengetahuanHakikat manusia dan pengetahuan
Hakikat manusia dan pengetahuanAsad Saat
 
Makalah pendidikan agama islam
Makalah pendidikan agama islamMakalah pendidikan agama islam
Makalah pendidikan agama islamWarnet Raha
 
Makalah pendidikan agama islam STAIS MUHAMMAD RAHA
Makalah pendidikan agama islam STAIS MUHAMMAD RAHA Makalah pendidikan agama islam STAIS MUHAMMAD RAHA
Makalah pendidikan agama islam STAIS MUHAMMAD RAHA Operator Warnet Vast Raha
 
Hakikat manusia dalam konsep kehidupan
Hakikat manusia dalam konsep kehidupanHakikat manusia dalam konsep kehidupan
Hakikat manusia dalam konsep kehidupanpkbm maritim
 
Pemahaman Tentang Manusia
Pemahaman Tentang ManusiaPemahaman Tentang Manusia
Pemahaman Tentang Manusiailham fathoni
 
Hakikat manusia menurut islam
Hakikat manusia menurut islamHakikat manusia menurut islam
Hakikat manusia menurut islamAsmida Herawati
 
Bab i pendahuluan (tgs livi)
Bab i pendahuluan (tgs livi)Bab i pendahuluan (tgs livi)
Bab i pendahuluan (tgs livi)Livi Pungus
 
Konsep islam tentang manusia
Konsep islam tentang manusiaKonsep islam tentang manusia
Konsep islam tentang manusiaRhe Dwi Yuni
 
Hakikat manusia bab I
Hakikat manusia bab IHakikat manusia bab I
Hakikat manusia bab Iarvant
 
Makalah Filsafat Olahraga "Filosofi Manusia"
Makalah Filsafat Olahraga "Filosofi Manusia"Makalah Filsafat Olahraga "Filosofi Manusia"
Makalah Filsafat Olahraga "Filosofi Manusia"KeyshaWahono
 

Similar to Hakikat Manusia Menurut Islam (20)

Makalah pendidikan agama islam
Makalah pendidikan agama islamMakalah pendidikan agama islam
Makalah pendidikan agama islam
 
Agama , haris
Agama , harisAgama , haris
Agama , haris
 
Pembahasan hakikat-manusia-dalam-islam
Pembahasan hakikat-manusia-dalam-islamPembahasan hakikat-manusia-dalam-islam
Pembahasan hakikat-manusia-dalam-islam
 
Tugas evaluasi i
Tugas evaluasi iTugas evaluasi i
Tugas evaluasi i
 
Makalah
MakalahMakalah
Makalah
 
Landasan Kependidikan
Landasan KependidikanLandasan Kependidikan
Landasan Kependidikan
 
Hakikat manusia dan pengetahuan
Hakikat manusia dan pengetahuanHakikat manusia dan pengetahuan
Hakikat manusia dan pengetahuan
 
Makalah pendidikan agama islam
Makalah pendidikan agama islamMakalah pendidikan agama islam
Makalah pendidikan agama islam
 
Makalah pendidikan agama islam
Makalah pendidikan agama islamMakalah pendidikan agama islam
Makalah pendidikan agama islam
 
Makalah pendidikan agama islam STAIS MUHAMMAD RAHA
Makalah pendidikan agama islam STAIS MUHAMMAD RAHA Makalah pendidikan agama islam STAIS MUHAMMAD RAHA
Makalah pendidikan agama islam STAIS MUHAMMAD RAHA
 
Hakikat manusia dalam konsep kehidupan
Hakikat manusia dalam konsep kehidupanHakikat manusia dalam konsep kehidupan
Hakikat manusia dalam konsep kehidupan
 
Pemahaman Tentang Manusia
Pemahaman Tentang ManusiaPemahaman Tentang Manusia
Pemahaman Tentang Manusia
 
2810 109-9790-2-10-20210114
2810 109-9790-2-10-202101142810 109-9790-2-10-20210114
2810 109-9790-2-10-20210114
 
Hakikat manusia menurut islam
Hakikat manusia menurut islamHakikat manusia menurut islam
Hakikat manusia menurut islam
 
Bab i pendahuluan (tgs livi)
Bab i pendahuluan (tgs livi)Bab i pendahuluan (tgs livi)
Bab i pendahuluan (tgs livi)
 
BAB I AGAMA.pptx
BAB I AGAMA.pptxBAB I AGAMA.pptx
BAB I AGAMA.pptx
 
Konsep islam tentang manusia
Konsep islam tentang manusiaKonsep islam tentang manusia
Konsep islam tentang manusia
 
Makalah agama-
Makalah agama-Makalah agama-
Makalah agama-
 
Hakikat manusia bab I
Hakikat manusia bab IHakikat manusia bab I
Hakikat manusia bab I
 
Makalah Filsafat Olahraga "Filosofi Manusia"
Makalah Filsafat Olahraga "Filosofi Manusia"Makalah Filsafat Olahraga "Filosofi Manusia"
Makalah Filsafat Olahraga "Filosofi Manusia"
 

More from Siti Hardiyanti

Perbandingan 3 UU (UUD 1945, Konstitusi RIS 1949, UUD Sementara 1950)
Perbandingan 3 UU (UUD 1945, Konstitusi RIS 1949, UUD Sementara 1950)Perbandingan 3 UU (UUD 1945, Konstitusi RIS 1949, UUD Sementara 1950)
Perbandingan 3 UU (UUD 1945, Konstitusi RIS 1949, UUD Sementara 1950)Siti Hardiyanti
 
Hubungan Negara dan Warga Negara
Hubungan Negara dan Warga NegaraHubungan Negara dan Warga Negara
Hubungan Negara dan Warga NegaraSiti Hardiyanti
 
Hakikat Negara dan Pemerintahan
Hakikat Negara dan PemerintahanHakikat Negara dan Pemerintahan
Hakikat Negara dan PemerintahanSiti Hardiyanti
 
Perbandingan 3 UU (UUD 1945, Konstitusi RIS 1949, UUD Sementara 1950)
Perbandingan 3 UU (UUD 1945, Konstitusi RIS 1949, UUD Sementara 1950)Perbandingan 3 UU (UUD 1945, Konstitusi RIS 1949, UUD Sementara 1950)
Perbandingan 3 UU (UUD 1945, Konstitusi RIS 1949, UUD Sementara 1950)Siti Hardiyanti
 
Demonstran dan Gerakan Demokrasi di Indonesia
Demonstran dan Gerakan Demokrasi di IndonesiaDemonstran dan Gerakan Demokrasi di Indonesia
Demonstran dan Gerakan Demokrasi di IndonesiaSiti Hardiyanti
 
Macam-macam Kebenaran Logika
Macam-macam Kebenaran LogikaMacam-macam Kebenaran Logika
Macam-macam Kebenaran LogikaSiti Hardiyanti
 
Putusan/Proposisi/Pendapat Logika
Putusan/Proposisi/Pendapat LogikaPutusan/Proposisi/Pendapat Logika
Putusan/Proposisi/Pendapat LogikaSiti Hardiyanti
 
Pengertian/Konsep/Term Logika
Pengertian/Konsep/Term LogikaPengertian/Konsep/Term Logika
Pengertian/Konsep/Term LogikaSiti Hardiyanti
 
Pengertian, Objek, Macam, Manfaat Logika
Pengertian, Objek, Macam, Manfaat LogikaPengertian, Objek, Macam, Manfaat Logika
Pengertian, Objek, Macam, Manfaat LogikaSiti Hardiyanti
 
Macam-macam Penalaran Deduktif
Macam-macam Penalaran DeduktifMacam-macam Penalaran Deduktif
Macam-macam Penalaran DeduktifSiti Hardiyanti
 
Pengertian/Konsep/Term Logika
Pengertian/Konsep/Term LogikaPengertian/Konsep/Term Logika
Pengertian/Konsep/Term LogikaSiti Hardiyanti
 

More from Siti Hardiyanti (20)

Senam Indonesia Jaya
Senam Indonesia JayaSenam Indonesia Jaya
Senam Indonesia Jaya
 
Hak Asasi Manusia
Hak Asasi ManusiaHak Asasi Manusia
Hak Asasi Manusia
 
Perbandingan 3 UU (UUD 1945, Konstitusi RIS 1949, UUD Sementara 1950)
Perbandingan 3 UU (UUD 1945, Konstitusi RIS 1949, UUD Sementara 1950)Perbandingan 3 UU (UUD 1945, Konstitusi RIS 1949, UUD Sementara 1950)
Perbandingan 3 UU (UUD 1945, Konstitusi RIS 1949, UUD Sementara 1950)
 
Pendidikan Pancasila
Pendidikan PancasilaPendidikan Pancasila
Pendidikan Pancasila
 
Hubungan Negara dan Warga Negara
Hubungan Negara dan Warga NegaraHubungan Negara dan Warga Negara
Hubungan Negara dan Warga Negara
 
Hakikat Negara dan Pemerintahan
Hakikat Negara dan PemerintahanHakikat Negara dan Pemerintahan
Hakikat Negara dan Pemerintahan
 
Hakikat Demokrasi
Hakikat DemokrasiHakikat Demokrasi
Hakikat Demokrasi
 
Dinamika UUD 1945
Dinamika UUD 1945Dinamika UUD 1945
Dinamika UUD 1945
 
Amandemen UUD 1945
Amandemen UUD 1945Amandemen UUD 1945
Amandemen UUD 1945
 
Perbandingan 3 UU (UUD 1945, Konstitusi RIS 1949, UUD Sementara 1950)
Perbandingan 3 UU (UUD 1945, Konstitusi RIS 1949, UUD Sementara 1950)Perbandingan 3 UU (UUD 1945, Konstitusi RIS 1949, UUD Sementara 1950)
Perbandingan 3 UU (UUD 1945, Konstitusi RIS 1949, UUD Sementara 1950)
 
Demonstran dan Gerakan Demokrasi di Indonesia
Demonstran dan Gerakan Demokrasi di IndonesiaDemonstran dan Gerakan Demokrasi di Indonesia
Demonstran dan Gerakan Demokrasi di Indonesia
 
Penalaran Deduktif
Penalaran DeduktifPenalaran Deduktif
Penalaran Deduktif
 
Macam-macam Kebenaran Logika
Macam-macam Kebenaran LogikaMacam-macam Kebenaran Logika
Macam-macam Kebenaran Logika
 
Putusan/Proposisi/Pendapat Logika
Putusan/Proposisi/Pendapat LogikaPutusan/Proposisi/Pendapat Logika
Putusan/Proposisi/Pendapat Logika
 
Pengertian/Konsep/Term Logika
Pengertian/Konsep/Term LogikaPengertian/Konsep/Term Logika
Pengertian/Konsep/Term Logika
 
Unsur/Komponen Logika
Unsur/Komponen LogikaUnsur/Komponen Logika
Unsur/Komponen Logika
 
Pengertian, Objek, Macam, Manfaat Logika
Pengertian, Objek, Macam, Manfaat LogikaPengertian, Objek, Macam, Manfaat Logika
Pengertian, Objek, Macam, Manfaat Logika
 
Logika
LogikaLogika
Logika
 
Macam-macam Penalaran Deduktif
Macam-macam Penalaran DeduktifMacam-macam Penalaran Deduktif
Macam-macam Penalaran Deduktif
 
Pengertian/Konsep/Term Logika
Pengertian/Konsep/Term LogikaPengertian/Konsep/Term Logika
Pengertian/Konsep/Term Logika
 

Recently uploaded

LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023DodiSetiawan46
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsAdePutraTunggali
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 

Recently uploaded (20)

LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public Relations
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 

Hakikat Manusia Menurut Islam

  • 1. 1 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Manusia adalah salah satu ciptaan Allah SWT yang paling sempurna. Manusia diciptakan dari saripati tanah yang kemudian menjadi nuftah, alaqah, dan mudgah hingga akhirnya menjadi wujud yang sekarang ini. Salah satu kesempurnaan manusia yang tidak dimiliki oleh makhluk lain adalah adanya akal dan nafsu. Dua hal inilah yang membuat manusia dapat berpikir, bertanggung jawab, serta memilih jalan hidup yang benar. Selain itu, ada kelebihan lain yang dimiliki oleh manusia sehingga membuat manusia berbeda dari sesama manusia, yaitu hati yang dimiliki setiap manusia. Jika hati manusia itu kotor, maka derajatnya tentu akan sangat rendah dimata Allah SWT. Namun sebaliknya jika hati manusia itu bersih dari segala perbuatan yang kotor maka tentu derajatnya akan ditinggikan oleh Allah SWT. Sebagai makhluk Tuhan, manusia memiliki hak dan kewajiban. Kewajiban utama manusia adalah beribadah kepada Allah SWT yang merupakan tugas pokok dalam kehidupan manusia hingga apapun yang dilakukan manusia harus sesuai dengan perintah Allah SWT. Adapun tanggung jawab manusia diciptakan oleh Allah SWT di dunia ini adalah sebagai khalifah dan sebagai abdi atau hamba Allah SWT. 2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah penulis uraikan diatas, maka penulis mencoba untuk merumuskan masalah terkait dengan judul yang diangkat, antara lain : 1. Apa yang dimaksud dengan hakikat manusia? 2. Bagaimana proses kejadian manusia menurut pandangan Al-Qur’an dan para ulama? 3. Bagaimana status dan peran manusia menurut islam? 4. Bagaimana tanggung jawab manusia sebagai hamba Allah SWT? 5. Apa persamaan dan perbedaan manusia dengan makhluk lain?
  • 2. 2 3. Tujuan Pembuatan Makalah Berdasarkan rumusan masalah diatas, dapat diperoleh tujuan dari penulisan makalah ini, antara lain : 1. Menjelaskan apa yang dimaksud dengan hakikat manusia. 2. Menjelaskan bagaimana proses kejadian manusia menurut pandangan Al-Qur’an dan para ulama. 3. Menjelaskan status dan peran manusia menurut islam. 4. Menjelaskan tanggung jawab manusia sebagai hamba Allah SWT. 5. Menjelaskan persamaan dan perbedaan manusia dengan makhluk lain. 4. Manfaat Pembuatan Makalah Penulis berharap, penulisan Makalah Hakikat Manusia Menurut Islam ini dapat membuahkan manfaat bagi berbagai pihak, antara lain: 1. Diri sendiri Melalui penulisan makalah ini, penulis memperoleh hal baru terutama dalam hal hakikat manusia menurut islam. Penulis dapat mendalami apa yang dimaksud dengan hakikat manusia, proses kejadian manusia, status dan peran, tanggung jawab manusia, serta persamaan dan perbedaan manusia dengan makhluk lainnya. Dengan memahami dan mendalaminya, dapat mendorong penulis untuk dapat meningkatkan keimanan kepada Allah SWT dengan memahami hakikat sebenarnya tentang manusia. 2. Para pembaca Pembuatan makalah ini diharapkan dapat memberi manfaat pula bagi para pembacanya. Penulis berharap para pembaca yang membaca makalah ini semakin paham mengenai hakikat manusia menurut islam, serta mempengaruhi pembacanya untuk selalu berada dijalan yang Allah ridoi. Penulis juga berharap makalah ini bisa menjadi referensi mengajar para pendidik dan dapat menambah ilmu pengetahuan bagi siapa saja yang membacanya.
  • 3. 3 BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Hakikat Manusia Menurut bahasa, hakikat berarti kebenaran atau sesuatu yang sebenar-benarnya atau asal segala sesuatu. Dapat juga dikatakan hakikat itu adalah inti dari segala sesuatu atau yang menjadi jiwa sesuatu. Dikalangan tasawuf orang mencari hakikat diri manusia yang sebenarnya, karena itu muncul kata-kata diri mencari sebenar-benar diri. Sama dengan pengertian itu mencari hakikat jasad, hati, roh, nyawa, dan rahasia. Manusia adalah makhluk paling sempurna yang pernah diciptakan oleh Allah swt. Kesempurnaan yang dimiliki manusia merupakan suatu konsekuensi fungsi dan tugas mereka sebagai khalifah di muka dumi ini. Al-Quran menerangkan bahwa manusia berasal dari tanah. Jadi hakekat manusia adalah kebenaran atas diri manusia itu sendiri sebagai makhluk yang diciptakan oleh Allah SWT. Hakikat Manusia Menurut Pandangan Umum Pembicaraan manusia dapat ditinjau dalam berbagai perspektif, misalnya perspektif filasafat, ekonomi, sosiologi, antropologi, psikologi, dan spiritualitas Islam atau tasawuf, anatar lain : A. Dalam perspektif filsafat. Disimpulkan bahwa manusia merupakan hewan yang berpikir karena memiliki nalar intelektual. Dengan nalar intelektual itulah manusia dapat berpikir, menganalisis, memperkirakan, meyimpulkan, membandingkan, dan sebagainya. Nalar intelektual ini pula yang membuat manusia dapat membedakan antara yang baik dan yang jelek, antara yang salah dan yang benar. B. Hakikat Manusia Pada saat-saat tertentu dalam perjalanan hidupnya, manusia mempertanyakan tentang asal-usul alam semesta dan asal-usul keber-ada-an dirinya sendiri. Terdapat dua aliran pokok filsafat yang memberikan jawaban atas pertanyaan tersebut, yaitu Evolusionisme dan Kreasionisme (J.D. Butler, 1968). Menurut Evolusionisme, manusia adalah hasil puncak dari mata rantai evolusi yang terjadi di alam semesta. Manusia sebagaimana halnya alam semesta ada dengan sendirinya berkembang dari alam itu sendiri, tanpa Pencipta. Penganut aliran ini antara lain Herbert
  • 4. 4 Spencer, Charles Darwin, dan Konosuke Matsushita. Sebaliknya, Kreasionisme menyatakan bahwa asal usul manusia sebagaimana halnya alam semesta adalah ciptaan suatu Creative Cause atau Personality, yaitu Tuhan YME. Penganut aliran ini antara lain Thomas Aquinas dan Al-Ghazali. Memang kita dapat menerima gagasan tentang adanya proses evolusi di alam semesta termasuk pada diri manusia, tetapi tentunya kita menolak pandangan yang menyatakan adanya manusia di alam semesta semata- mata sebagai hasil evolusi dari alam itu sendiri, tanpa Pencipta. C. Wujud dan Potensi Manusia. Wujud Manusia. menurut penganut aliran Materialisme yaitu Julien de La Mettrie bahwa esensi manusia semata-mata bersifat badani, esensi manusia adalah tubuh atau fisiknya. Sebab itu, segala hal yang bersifat kejiwaan, spiritual atau rohaniah dipandangnya hanya sebagai resonansi dari berfungsinya badan atau organ tubuh. Tubuhlah yang mempengaruhi jiwa. Contoh: Jika ada organ tubuh luka muncullah rasa sakit. Pandangan hubungan antara badan dan jiwa seperti itu dikenal sebagai Epiphenomenalisme (J.D. Butler, 1968). Bertentangan dengan gagasan Julien de La Metrie, menurut Plato salah seorang penganut aliran Idealisme -bahwa esensi manusia bersifat kejiwaan/spiritual/rohaniah. Memang Plato tidak mengingkari adanya aspek badan, namun menurut dia jiwa mempunyai kedudukan lebih tinggi daripada badan. A. Dalam Perspektif Ekonomi. Dalam perspektif ekonomi, manusia adalah makhluk ekonomi, yang dalam kehidupannya tidak dapat lepas dari persoalan-persoalan ekonomi. Komunikasi interpersonal untuk memenuhi hajat-hajat ekonomi atau kebutuhan-kebutuhan hidup sangat menghiasi kehidupan mereka. B. Dalam Perspektif Sosiologi. Manusia adalah makhluk social yang sejak lahir hingga matinya tidak pernah lepas dari manusia lainnya. Bahkan, pola hidup bersama yang saling membutuhkan dan saling ketergantungan menjadi hal yang dinafikkan dalam kehidupan sehari-hari manusia. C. Dalam Perspektif Antropologi Manusia adalah makhluk antropologis yang mengalami perubahan dan evolusi. Ia senantiasa mengalami perubahan dan perkembangan yang dinamis.
  • 5. 5 D. Dalam Perspektif Psikologi. Manusia adalah makhluk yang memiliki jiwa. Jiwa merupakan hal yang esensisal dari diri manusia dan kemanusiaannya. Dengan jiwa inilah, manusia dapat berkehendak, berpikir, dan berkemauan. Hakikat Manusia Menurut Pandangan Islam Penciptaan manusia terdiri dari bentuk jasmani yang bersifat kongkrit, juga disertai pemberian sebagian Ruh ciptaan Allah swt yang bersifat abstrak. Manusia dicirikan oleh sebuah intelegensi sentral atau total bukan sekedar parsial atau pinggiran. Manusia dicirikan oleh kemampuan mengasihi dan ketulusan, bukan sekedar refles-refleks egoistis. Sedangkan, binatang, tidak mengetahui apa-apa diluar dunia inderawi, meskipun barangkali memiliki kepekaan tentang yang sakral. Manusia perlu mengenali hakekat dirinya, agar akal yang digunakannya untuk menguasai alam dan jagad raya yang maha luas dikendalikan oleh iman, sehingga mampu mengenali ke- Maha Pekasaan Allah dalam mencipta dan mengendalikan kehidupan ciptaanNya. Dalam memahami ayat-ayat Allah dalam kesadaran akan hakekat dirinya, manusia menjadi mampu memberi arti dan makna hidupnya, yang harus diisi dengan patuh dan taat pada perintah- perintah dan berusaha menjauhi larangan-larangan Allah. Berikut adalah hakekat manusia menurut pandangan Islam: 1. Manusia adalah Makhluk Ciptaan Allah SWT. Hakekat pertama ini berlaku umum bagi seluruh jagat raya dan isinya yang bersifat baru, sebagai ciptaan Allah SWT di luar alam yang disebut akhirat. Alam ciptaan meupakan alam nyata yang konkrit, sedang alam akhirat merupakan ciptaan yang ghaib, kecuali Allah SWT yang bersifat ghaib bukan ciptaan, yang ada karena adanya sendiri. Firman Allah SWT mengenai penciptaan manusia dalam Q.S. Al-Hajj ayat 5 : “Sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes air mani menjadi segumpal darah, menjadi segumpal daging yang diberi bentuk dan yang tidak berbentuk, untuk Kami perlihatkan kekuasaan Tuhanmu.” Firman tersebut menjelaskan pada manusia tentang asal muasal dirinya, bahwa hanya manusia pertama Nabi Adam AS yang diciptakan langsung dari tanah, sedang istrinya diciptakan dari satu bagian tubuh suaminya. Setelah itu semua manusia
  • 6. 6 berikutnya diciptakan melalui perantaraan seorang ibu dan dari seorang ayah, yang dimulai dari setetes air mani yang dipertemukan dengan sel telur di dalam rahim. Hakikat pertama ini berlaku pada umumnya manusia di seluruh jagad raya sebagai ciptaan Allah diluar alam yang disebut akhirat. Alam ciptaan merupakan alam nyata yang konkrit sedangkan alam akhirat merupakan ciptaan yang ghaib kecuali Allah yang bersifat ghaib bukan ciptaan yang ada karena dirinya sendiri. 2. Kemandirian dan Kebersamaan (Individualitas dan Sosialita). Kemanunggalan tubuh dan jiwa yang diciptakan Allah SWT , merupakan satu diri individu yang berbeda dengan yang lain. setiap manusia dari individu memiliki jati diri masing - masing. Jati diri tersebut merupakan aspek dari fisik dan psikis di dalam kesatuan. Setiap individu mengalami perkembangan dan berusah untuk mengenali jati dirinya sehingga mereka menyadari bahwa jati diri mereka berbeda dengan yang lain. Firman Allah dalam Q.S. Al-A’raf 189: “Dialah yang menciptakanmu dari satu diri” Firman tersebut jelas menyatakan bahwa sebagai satu diri (individu) dalam merealisasikan dirinya melalui kehidupan, ternyata diantaranya terdapat manusia yang mampu mensyukurinya dan menjadi beriman. Di dalam sabda Rasulullah SAW menjelaskan petunjuk tentang cara mewujudkan sosialitas yang diridhoiNya, diantara hadist tersebut mengatakan: “Seorang dari kamu tidak beriman sebelum mencintai kawannya seperti mencintai dirinya sendiri” (Diriwayatkan oleh Bukhari) “Senyummu kepada kawan adalah sedekah” (Diriwayatkan oleh Ibnu Hibban dan Baihaqi) Kebersamaan (sosialitas) hanya akan terwujud jika dalam keterhubungan itu manusia mampu saling menempatkan sebagai subyek, untuk memungkinkannya menjalin hubungan manusiawi yang efektif, sebagai hubungan yang disukai dan diridhai Allah SWT. Selain itu manusia merupakan suatu kaum (masyarakat) dalam menjalani hidup bersama dan berhadapan dengan kaum (masyarakat) yang lain. Manusia dalam perspektif agama Islam juga harus menyadari bahwa pemeluk agama Islam adalah bersaudara satu dengan yang lain. 3. Manusia Merupakan Makhluk yang Terbatas. Manusia memiliki kebebasan dalam mewujudkan diri (self realization), baik sebagai satu diri (individu) maupun sebagai makhluk social, terrnyata tidak dapat melepaskan diri dari
  • 7. 7 berbagai keterikatan yang membatasinya. Keterikatan atau keterbatasan itu merupakan hakikat manusia yang melekat dan dibawa sejak manusia diciptakan Allah SWT. Keterbatasan itu berbentuk tuntutan memikul tanggung jawab yang lebih berat daripada makhluk-makhluk lainnya. Tanggung jawab yang paling asasi sudah dipikulkan ke pundak manusia pada saat berada dalam proses penciptaan setiap anak cucu Adam berupa janji atau kesaksian akan menjalani hidup di dalam fitrah beragama tauhid. Firman Allah Q.S. Al-A’raf ayat 172 sebagai berikut: “Dan ingat lah ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian jiwa mereka, “Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab, “Betul Engkau Tuhan kami dan kami bersaksi.” Kesaksian tersebut merupakan sumpah yang mengikat atau membatasi manusia sebagai individu bahwa didalam kehidupannya tidak akan menyembah selain Allah SWT. Bersaksi akan menjadi manusia yang bertaqwa pada Allah SWT. Manusia tidak bebas menyembah sesuatu selain Allah SWT, yang sebagai perbuatan syirik dan kufur hanya akan mengantarkannya menjadi makhluk yang terkutuk dan dimurkaiNya. B. Proses kejadian manusia menurut pandangan Al-Qur’an dan para ulama 1. Pandangan Saintis Membahas tentang bio manusia berarti pula membahas asal usul hidup manusia. Membahas asal usul manusia berarti membahas awal kejadiannya. Tentang asal-usul kejadian manusia yang pertama, ada tiga teori yaitu: a. Teori Evolusi Teori ini dikemukakan oleh seorang sarjana Perancis J.B. de Lemarck, yang mengatakan bahwa kehidupan berkembang dari tumbuh-tumbuhan menuju binatang,dan dari binatang menuju manusia. Pada tahun 1774-1829 belum banyak dapat perhatian, dan baru mendapat perhatian, dan baru mendapat tanggapan banyak setelah dipertegas oleh seorang sarjana Inggris, Charles Darwin (1809-1882). Darwin Dalam bukunya The Origin of Species, ia merumuskan bahwa semua jenis sel binatang berasal dari sel purba. Darwin tidak pernah mengemukakan bahwa manusia berasal dari kera walaupun taksonomi manusia dan kera besar berada pada super famili yang sama yaitu homonoidae. Para penganut teori Darwinlah yang mengemukakan seolah-olah manusia berasal dari kera.Di Jerman Ernst
  • 8. 8 Heinrich seorang sarjana Ilmu pengetahuan Alam berpendapat bahwa sel-sel purba diciptakan oleh Tuhan, akan tetapi tidak dalam penciptaan sekaligus. b. Teori Revolusi Revolusi merupakan kebalikan dari evolusi. Jika evolusi adalah merupakan perkembangan/perubahan perlahan-lahan dari yang sederhana menjadi sempurna, revolusi adalah perubahan yang amat cepat bahkan mungkin dari yang sederhana menjadi sempurna, menjadi ada. Teori ini sebenarnya adalah kata lain untuk menamakan pandangan penciptaan dengan kuasa Tuhan atas makhlukNya. Di kalangan sebagian umat Islam, terbentuk opini yang bahkan tidak berlebihan jika dikatakan sebagai keyakinan bahwa manusia dan juga alam semesta ini tercipta secara cepat oleh kuasa Allah (kun fayakun). Keyakinan tersebut merupakan hasil interprestasi ayat-ayat Al-Qur’an dalam surat Al- Baqarah 117, Ali-Imrah 47 dan 59, Al-An’am 73, An-Nahl 40, dan Surat Yaasin ayat 82. Ayat-ayat tersebut bisa diterjemahkan dengan ungkapan : “Jadilah maka terjadilah dia”. Salah satunya surah Al-Baqarah ayat 117 : Yang artinya (Allah) pencipta langit dan bumi. Apabila Dia hendak Menetapkan sesuatu, Dia hanya Berkata kedapadanya, “Jadilah !” Maka jadilah sesuatu itu. Dari ayat ini dipahami bahwa Allah swt menciptakan sesuatu dengan tidak mencontoh kepada sesuatu yang telah ada, tidak menggunakan sesuatu bahan atau alat yang telah ada. Semuanya itu terjadi sesuai dengan kehendak Allah. Allah swt. menciptakan sesuatu dengan perkataan "kun" (jadilah). Sedangkan tentang cara Allah mengadakan sesuatu dan bagaimana proses terjadinya sesuatu, ini hanya Allahlah Yang Maha Tahu. c. Teori Evolusi Terbatas Teori ini merupakan hasil kompromi dari pihak agama karena alasan-alasan dan pembuktian yang demikian cemerlang dari pihak sarjana-sarjana penganut teori evolusi. Teori ini mengakui bahwa tumbuhan-tumbuhan/binatang/manusia selama ribuan dan jutaan tahun, benar-benar mengalami mutasi (perubahan) yang tidak sedikit. Namun tidak mengakui adanya penyebrangan antara tingkatan makhluk yang satu menuju tingkatan makhluk yang lain. Tidak benar mutasi dari benda yang tidak berhayat menjadi tumbuh-tumbuhan dan dapat tumbuh-tumbuhan menjadi binatang dan dari binatang menjadi manusia. Jika ada
  • 9. 9 perubahan maka perubahan hanya terbatas pada masing-masing tingkatan saja secara horisontal bukan secara vertikal. Tiada jalan lain kecuali membuka diri baik untuk suara ilmu pengetahuan maupun untuk wahyu Allah. Mengalahkan salah satu untuk meninggikan yang lain hanya akan membawa kesesatan. Biarpun sebagai kalangan umat Islam mempunyai keyakinan bahwa proses penciptaan alam dan juga Adam adalah dengan cara revolusi, akan tetapi beberapa tokoh dan pemikir Islam justru mempunyai interprestasi yang lebih cenderung pada teori evolusi. HM.Rasyidi dalam bukunya Filsafat Agama misalnya menyatakan bahwa : “ Jika kita terima anggapan bahwa manusia juga telah mengalami evolusi,kita tak dapat mempertahankan kepercayaan keagamaan kita. Tetapi sesungguhnya persoalanya tak sejauh itu. Andaikata manusia dimasukkan dalam teori evolusi maka kita dapat memahami teori itu sebagai suatu cara untuk membuktikan adanya keseragaman dalam alam dan akibatnya menguatkan hypothesis tentang adanya Tuhan.” RHA, Syahirul Alim, cendikiawan Muslim yang ahli Kimia dari UGM, menyatakan bahwa : “ Teori evolusi tak perlu dilawan karena memang mempunyai bukti-bukti ilmiah bahwa adanya peningkatan-peningkatan tertentu (ber-evolusi) pada kerangka-kerangka makhluk sejenis/mengarah-arah manusia yang ditemukan. Kita harus merasa terhormat kalau diciptakan dari kera, karena karena kera itu secara kimia, molekul-molekulnya lebih rendah keteraturannya.” Bagaimanakah dengan proses biologis manusia yang sekarang ini? Persoalan tentang proses terjadinya bio manusia yang sekarang ini tidaklah serumit dan pelik sebagaimana proses kejadian Adam. Proses kejadian manusia sekarang yang bisa diamati secara langsung itu ialah melalui pertemuan antara spermatoza (laki-laki) dengan ovum/sel telur (wanita). Sel telur yang telah dibuahi,membelah diri menjadi dua sel, empat sel, delapan sel dan seterusnya. Proses itu berlanjut terus sampai terbentuk janin dalam 14 minggu. Proses penyempurnaan terus berlangsung selama 40 minggu. Akan tetapi lamanya janin di dalam kandungan ibu, tidak selalu tepat 40 minggu/280 hari kadang-kadang lebih kadang-kadang kurang dari itu. 2. Pandangan Al-Qur’an
  • 10. 10 Al-Qur’an tidak menjelaskan tentang asal usul kejadian manusia secara terinci. Ia hanya menjelaskannya secara garis besar. Adapun tahapan-tahapan dalam proses selanjutnya, Al- Qur’an tidak memberitahukannya secara tegas. Ayat-ayat tersebut dapat dibaca antara lain pada Surat Nuh 17, Ash-Shaffaat 11, Al- Mukminuun 12 & 13, Ar-Rum 20, Ali-Imran 59,Assajdah 7-9, Al-Hajj 5 dsb. Al Qur’an menjelaskan asal usul manusia pertama dari tanah; kadang-kadang dengan istilah turab (tanah gemuk/soil) dan kadang pula dengan istilah thin (lempung), atau sari pati lempung (min sulalatin min thin) (QS. 23 : 12-16), “Dan sesungguhnya Kami telah menjadikan manusia dari suatu sari pati (berasal) dari tanah.” (QS. 23 : 12), “Kemudian Kami jadikan sari pati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kukuh (rahim).” (QS. 23 : 13), “Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Suci Allah pencipta yang paling baik.” (QS. 23 : 15), “Kemudian sesudah itu, sesungguhnya kamu sekalian benar-benar akan mati.” (QS. 23 : 16), “Kemudian, sesungguhnya kamu sekalian akan di bangkitkan (dari kuburmu) di hari kiamat.” (QS. 23 : 16, Dari ayat-ayat tersebut kita memperoleh informasi bahwa : a. Manusia pertama diciptakan langsung dari tanah; b. Keturunannya diciptakan melalui proses dari sari patih tanah (air mani); c. Setelah sempurna kemudian hidup di dunia, mati, dan dibangkitkan (dari kubur) kembali hidup di akhirat. Dalam penciptaanya, manusia dibekali dengan beberapa unsur sebagai kelengkapan dalam menunjang tugasnya. Unsur-unsur tersebut ialah : jasad, ruh, nafs, aqal, qolb. Jasad adalah bentuk lahiriah manusia, ruh adalah daya hidup, nafs adalah jiwa, aqal adalah daya fikir, dan qolb adalah daya rasa. Disamping itu manusia juga disertai dengan sifat-sifat yang negatif seperti lemah, suka berkeluh kesah, suka berbuat zalim dan ingkar, suka membantah, suka melampaui batas,suka terburu nafsu dan lain sebagainya. Al Qur’an tidak berbicara tentang penciptaan manusia pertama dan siapa manusia pertama itu, adalah sia-sia jika umat Islam terlibat dalam perdebatan tentang manusia pertama. Biarkanlah para saintis berbicara tentang asal usul manusia dengan usaha pembuktian yang berdasarkan penemuan fosil. Semua itu bersifat sekadar pengayaan sain
  • 11. 11 untuk menambah wawasan pendekatan diri pada Allah. Hasil pembuktian para saintis itu sendiri hanya bersifat relatif,yang satu saat akan dapat disanggah kembali. C. Status dan Peran Manusia 1. Tinjauan Sosiologis dan Psychologis Menurut Joseph B. Gitter W.O. Brien , sosiologi merupakan suatu studi tentang bentuk dan proses kehidupan manusia, Robert W.O. Brien et. al. mengartikan sosiologi sebagai suatu studi tentang interaksi kemanusiaan dan interaksi sosial. Individu dalam sikap dan tindak tanduknya mampu mempengaruhi orang lain/masyarakat, atau kelompok disekitarnya. Namun perlu diperhatikan pula bahwa individu itu sendiri, disamping dibentuk oleh dirinya sendiri juga merupakan hasil bentukan dari masyarakat dan lingkungannya dimana ia hidup. Dalam realitasnya, tindakan seseorang sangat ditentukan oleh motivasi dan tujuan (goal). Motivasi merupakan dorongan dari dalam, sedang tujuan merupakan faktor pendorong dari luar. Faktor pendorong dari luar ini sering lebih dominan pada seseorang, sehingga mempengaruhi motivasi. Pada manusia juga dikenal adanya insting yaitu suatu yang telah ada sejak lahir atau dengan kata lain, bawaan lahir. Pembinaan terhadap sifat bawaan dilakukan melalui proses yang dikenal dengan pendidikan. Pengaruh pembentukan diri pribadi dapat timbul akibat adanya pembatasan-pembatasan diri, adanya kebutuhan atau mungkin juga karena suatu harapan. Ketiganya dipengaruhi oleh kondisi lingkungan dimana orang itu hidup. Pengalaman masa lampau dan norma-norma yang ada pada masyarakat lingkungannya juga menyebabkan adanya pembatasan diri. Realitas faktual dan aktual dalam masyarakat lingkungan menimbulkan kebutuhan dalam diri, sementara adanya antisipasi dan innovasi dalam masyarakat, memunculkan harapan- harapan. Kesemuanya pada dasarnya berujung dalam lahirnya kepribadian seseorang. Besar kecilnya pengaruh individu terhadap lingkungannya akan ditentukan oleh status dan peran yang dimainkan pada masyarakat lingkungannya. Setiap individu mempunyai status dan peran yang tidak hanya satu macam melainkan multi status. Semua status dan peran itu harus dilakukan sesuai dengan bidangnya. 2. Tinjauan Al Qur’an
  • 12. 12 Dalam Surat Al Baqarah ayat 30, status dasar manusia yang dipelopori Adam adalah sebagai khalifah. Jika khalifah dinyatakan sebagai makhluk pemilih atau penerus ajaran Allah maka peran yang dilakukan adalah sebagai pelaku ajaran Allah dan sekaligus menjadi pelopor dalam membudayakan ajaran Allah. Untuk menjadi pelaku ajaran Allah, apalagi menjadi pelopor pembudayaan ajaran Allah, seseorang dituntut untuk memulai dari dirinya dan keluarganya. Peran yang hendaknya dilakukan oleh seorang khalifah sebagaimana yang telah ditunjuk Allah, diantaranya : 1. Belajar ( Surat An Naml ayat 15-16 dan Al Mukmin ayat 54 ) Belajar yang dinyatakan ayat-ayat pertama ialah mempelajari ilmu Allah SWT yang dalam ayat kedua ilmu Allah yang dimaksud adalah Al-Kitaab. Istilah lain yang dinyatakan Al-Qur’an adalah Iqra’. Istilah Iqra’ adalah istilah yang dipergunakan Allah terhadap Muhammad dan pengikutnya (Surat Al-‘Alaq 1-4). Dari ayat-ayat ini menjadi lebih jelas, bahwa obyek belajar adalah ismurabbika allazi khalaq dan khalaqal insaana min ‘alaq, yang tidak lain ilmu Allah yang berwujud Al-Qur’an dan ciptaan-Nya. 2. Mengajarkan Ilmu ( Surat Al Baqarah ayat 31-39 ) Ilmu yang diajarkan oleh khalifatullah bukanlah ilmu yang dibuatnya sendiri atau ilmu yang dikarang oleh manusia saja, tetapi ilmu Allah. Pengertian ilmu Allah tidak identik dengan ilmu agama sehingga dengan demikian tidak akan terbentuk suatu asumsi bahwa yang bukan ilmu agama adalah bukan ilmu Allah. Ilmu Allah adalah Al Qur’an dan al- Bayan ( ilmu pengetahuan ). Al-Qur’an merupakan aturan hidup dan kehidupan manusia berikut hal-hal yang berhubungan dengannya. Mengajarkan Al-Qur’an berarti mengajarkan tentang hidup dan kehidupan menurut Allah Pencipta menusia dan alam semesta. 3. Membudayakan Ilmu ( Surat Al Mu’min ayat 35 ) Ilmu Allah yang telah diketahui bukan hanya untuk disampaikan kepada orang lain, melainkan dipergunakan untuk diri sendirinya dahulu agar membudaya. Seperti apa yang di contohkan oleh Nabi Muhammad SAW. Haikal dan Ziauddin Sardar mengutip sebuah hadist yang disampaikan Ali bin Abi Thalib, dimana Nabi menyatakan “Pengetahuan adalah modalku, akal sehat adalah basis beragamaku, Iman sebagai fondasiku, keinginan luhur adalah puncak perjalananku, ingat Allah adalah teman perjuanganku, keyakinan adalah hartaku, cita-cita adalah teman sejawatku, ilmu adalah senjataku, sabar adalah perlindungan diriku, ketenangan hati adalah tubuhku, kesederhanaan adalah respek pribadiku, meninggalkan sikap santai adalahprofesiku,
  • 13. 13 sikap ramah adalah makananku, kebenaran adalah alat pemungkasku, berjuang adalah tabiatku, kejujuran adalah bekalku, ketenangan hati adalah pengabdianku dan diperoleh dengan ibadah”. Memeperhatikan prinsip yang dikemukakan diatas, maka sebagai seorang khalifah, apa yang umat manusia dan hambah Allah, dan oleh karenanya pertanggung jawabannya juga berjalan pada tiga instansi, yaitu : 1. Pertanggungjawaban pada diri sendiri 2. Pertanggungjawaban pada masyarakat 3. Pertanggungjawaban kepada Allah pencipta-Nya D. Tanggung jawab Manusia sebagai Hamba Allah Makna yang esensial dari kata ‘abd (hamba) adalah ketaatan, ketundukan, dan kepatuhan. Ketaatan, ketundukan, dan kepatuhan manusia hanya layak diberikan kepada Allah yang dicerminkan dalam ketaatan, kepatuhan, dan ketundukan pada kebenaran dan keadilan. Dalam hubungan dengan Allah, manusia menempati posisi sebagai ciptaan dan Allah sebagai Pencipta. Posisi ini memiliki konsekuensi adanya keharusan manusia menghambakan diri pada Allah dan dilarang menghamba pada dirinya, serta menghamba pada hawa nafsunya. Tanggungjawab hamba Allah adalah menegakkan keadilan, baik terhadap diri sendiri maupun terhadap keluarga. Seorang hamba Allah juga mempunyai tanggung jawab terhadap keluarga. Tanggung jawab terhadap keluarga merupakan lanjutan dari tanggung jawab terhadap diri sendiri, karena memelihara diri sendiri berkaitan dengan perintah memelihara imam keluarga. Oleh karena itu, dalam Al-Qur’an dinyatakan dengan quu anfusakum wa ahlikumnaaran (jagalah dirimu dan keluargamu, dengan iman, dari neraka). Manusia diserahi tugas hidup yang merupakan amanat Allah dan harus dipertanggungjawabkan dihadapanNya. Tugas hidup yang dipikul manusia di muka bumi adalah tugas kekhalifahan, yaitu tugas kepemimpinan, wakil Allah di muka bumi, serta pengelolaan dan pemeliharaan alam. Khalifah berarti wakil atau pengganti yang memegang kekuasaan. Manusia menjadi khalifah memegang mandat Tuhan untuk mewujudkan kemakmuran di muka bumi. Sebagai khalifah Tuhan, Tuhan mengajarkan kepada manusia kebenaran dalam segala ciptaan-Nya dan melalui pemahaman serta penguasaan terhadap hokum-hukum kebenaran yang terkandung dalam ciptaan-Nya, manusia dapat menyusun konsep baru, serta melakukan rekayasa membentuk wujud baru dalam kebudayaan.
  • 14. 14 Sebagai khalifah, manusia diberi wewenang kebebasan memilih dan menentukan, sehingga kebebasannya melahirkan kreatifitas yang dinamis. Adanya kebebasan menusia dimuka bumi adalah karena kedudukannya untuk memimpin, sehingga pemimpin tidak tunduk kepada siapapun kecuali kepada Allah, karena ia hamba Allah yang hanya tunduk dan taat kepada Allah dan kebenaran. Dua peran yang dipegang manusia dimuka bumi, sebagai khalifah dan ‘abd (hamba) merupakan perpaduan tugas dan tanggung jawab yang melahirkan dinamika hidup, yang sarat dengan kreatifitas dan amaliah yang selalu berpihak pada nilai-nilai kebenaran. Oleh karena itu hidup seorang muslim akan dipenuhi dengan amaliah yang selalu berpihak pada nilai-nilai kebenaran. Oleh karena itu hidup seorang muslim akan dipenuhi dengan amaliah, kerja keras yang tiada henti, sebab bekerja bagi seorang muslim adalah membentuk suatu amal saleh. Kedudukan manusia dimuka bumi sebagai khalifah dan juga sebagai hamba Allah, bukanlah dua hal yang bertentangan, melainkan suatu kesatuan yang padu dan tak terpisah, kekhalifahan adalah realisasi dari pengabdiannya kepada Allah yang menciptakannya. E. Persamaan dan Perbedaan Manusia dengan Makhluk lain Manusia tidak berbeda dengan binatang dalam kaitan dengan fungsi tubuh dan fisiologisnya. Fungsi kebinatangan ditentukan oleh naluri, pola-pola tingkah laku yang khas, yang pada gilirannya ditentukan oleh struktur susunan syaraf bawaan. Semakin tinggi tingkat perkembangan binatang, semakin fleksibel pola tindakannya. Namun setinggi-tingginya perkembangan binatang, elemen-elemen dasar eksistensinya yang tertentu masih tetap sama. Manusia pada hakekatnya sama saja dengan makhluk hidup lainnya, yaitu memiliki hasrat dan tujuan. Ia berjuang untuk meraih tujuannya dengan didukung oleh pengetahuan dan kesadaran. Perbedaan diantara keduanya terletak pada dimensi pengetahuan, kesadaran, dan tingkat tujuan. Letak perbedaan manusia dengan makhluk lainnya adalah dalam kemampuannya melahirkan kebudayaan. Kebudayaan hanya manusia saja yang memilikinya. Manusia memiliki kelebihan yaitu kemampuan untuk bergerak dalam ruang yang bagaimanapun, baik di darat, di laut, dan di udara. Sedangkan binatang hanya mampu bergerak di ruang yang terbatas. Di samping itu manusia di beri akal dan hati, sehingga dapat memahami ilmu yang di turunkan Allah, berupa Al-qur’an. Dengan ilmu manusia mampu berbudaya. Jika manusia hidup dengan ilmu selain ilmu Allah, maka manusia tidak bermatabat lagi. Dalam keadaan demikian manusia disamakan dengan binatang. Di antara karakteristik manusia adalah :
  • 15. 15 1. Aspek kreasi Apapun yang ada pada tubuh manusia sudah dirakit dalam suatu tatanan yang terbaik dan sempurna. Hal ini bias dibandingkan dengan makhluk lain dalam aspek penciptaannya. Mungkin banyak kesamaannya, tetapi tangan manusia lebih fungsional dari tangan simpanse. 2. Aspek ilmu Hanya manusia yang punya kesempatan memahami lebih jauh hakikat alam semesta di sekelilingnya. Pengetahuan hewan hanya terbatas pada naluri dasar yang tidak bias dikembangkan melalui pendidikan dan pengajaran. Manusia menciptakan kebudayaan dan peradaban yang terus berkambang. 3. Aspek kehendak Manusia memiliki kehendak yang menyebabkan bias mengadakan pilihan hidup. Makhluk lain hidup dalam suatu pola yang telah baku dan tak akan pernah berubah. Para malaikat yang mulia tak akan pernah menjadi makhluk yang sombong atau maksiat. 4. Pengarahan akhlak Manusia adalah makhluk yang dapat dibentuk akhlaknya. Ada manusia yang sebelumnya baik, tetapi karena pengaruh lingkungan tertentu dapar menjadi penjahat. Demikian pula sebaliknya. Oleh karena itu lembaga pendidikan diperlukan untuk mengarahkan kehidupan generasi yang akan dating. Jika manusia hidup dengan ilmu selain ilmu Allah, maka manusia tidak bermartabat lagi. Dalam keadaan demikian manusia disamakan dengan binatang. Mereka itu seperti binatang (ulaaika kal an’aam), bahkan lebih buruk dari binatanag (al hum adhal).
  • 16. 16 BAB III PENUTUP 1.Kesimpulan Kesimpulan saya mengenai hakikat manusia bahwa manusia itu memang lebih mulia dibandingkan makhluk lain. Karena manusia bisa melakukan apa saja dibandingkan makhluk lain. Manusia diberikan kelebihan yang begitu banyak dibanding makhluk lainnya. Salah satu kelebihannya, manusia selalu menyambung silaturahmi terhadap sesama manusia, saling memaafkan, saling menghargai sesama. Tetapi banyak juga yang menyombongkan diri karna kelebihannya tersebut, meremehkan sesama. Padahal dimata Tuhan, derajat kita sama. Hakikat manusia dalam Islam sebagai hamba Allah sangat jelas, karna kita diciptakan oleh Allah dan harus pula mengerjakan perintah serta menjauhi larangan-Nya sesuai dengan aturan-Nya. Serta sebagai Khalifah yang menjadi generasi penerus baginda Rasulullah SAW dengan terus belajar, mengamalkannya dan membudayakannya. Tetapi dewasa ini, Islam terancam. Apalagi Indonesia termasuk negara yang terancam keislamannya akibat pengaruh globalisasi yang masuk ke negara kita. Sehingga banyak saudara kita yang meniru gaya asing tersebut (imitasi) padahal itu tidak benar. Untuk mencegah pengaruh ini, kita sebagai khalifah perlu menjalankan segala urusan dengan berlandaskan tauhidullah agar selalu berada dijalan Allah dengan menjalankan perintah- perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya. 2. Saran
  • 17. 17 Daftar Pustaka 1. http://kartika-d.blogspot.co.id/2014/05/hakikat-manusia-menurut-pandangan-umum.html 2. http://maulidiyaah.blogspot.co.id/2012/12/hakikat-manusia-menurut-islam.html 3. http://kartika-d.blogspot.co.id/2014/05/hakikat-manusia-menurut-pandangan-umum.html 4. Buku Islam Universal 5. Buku Materi Instruksional Pendidikan Agama Islam di Perguruan Tinggi Umum, penulis Direktorat Perguruan Tinggi Islam Departemen Agama RI 6. Buku Islam dan Aspek-Aspek Kemasyarakatan penulis Drs. Kaelany HD,M.A.