SlideShare a Scribd company logo
1 of 7
Download to read offline
HAKIKAT MANUSIA DAN KEINGINTAHUANNYA
Oleh : Budiarto
HAKIKAT MANUSIA DAN
KEINGINTAHUANNYA
A. Pendahuluan
Manusia dengan segala kelebihannya menjadi sosok sentral di alam
dunia, karena manusia mengurus dirinya sendiri dan alam. Manusia membuat
peraturan sendiri untuk mengatur dirinya sendiri, manusia juga membuat
peraturan sendiri untuk mengatur alam. Hewan, tumbuhan, lautan, daratan,
gunung, dan lain-lain berada di bawah aturan yang dibuat oleh manusia.
Bahkan manusipun tunduk pada peraturan yang dibuatnya sendiri. Kerusakan
dan kelestarian alam tergantung pada manusia sebagai sosok sentralnya. Jadi,
sudah sewajarnya jika manusia harus mengenali hakikat manusia yang
sebenarnya.
Kelestarian manusia dan alam harus tetap dijaga dengan sebaik-baiknya,
untuk itu manusia sebagai sosok sentral harus dibekali dengan pengetahuan tentang
hakikat manusia, sehingga manusia mengetahui cara-cara menjaga kelestarian
manusia dan alam. Pengetahuan tentang hakikat manusia tersebut hanya akan
diperoleh jika manusia memperoleh pengetahuan dari unsur lain melalui proses
pembelajaran.
B. Pembahasan
1. Hakikat Manusia
Pendapat tentang hakikat manusia sangat beragam dan tidak henti-
hentinya, tergantung pada sudut pandang masing-masing. Ada beberapa konsep
tentang makna manusia, antara lain homo sapiens yaitu makhluk yang memiliki
akal budi, rational animal yaitu makhluk yang memiliki kemampuan berpikir,
homo laquen yaitu makhluk yang mempunyai kemampuan berbahasa atau dalam
ilmu mantiq disebut dengan hayawanun natiq yaitu mahluk yang berbicara atau
berfikir, homo faber atau homor toolmaking animal yaitu makhluk yang mampu
membuat perangkat peralatan.
Socrates (470-399 SM) mengungkapkan hakikat manusia ialah ia ingin
tahu dan untuk itu harus ada orang yang membantunya. Kewajiban setiap orang
untuk mengetahui dirinya sendiri lebih dahulu jika ingin mengetahui hal-hal di
luar dirinya. Manusia menurut Socrates adalah makhluk yang selalu ingin tahu
tentang segala sesuatu, baik tentang manusia itu sendiri maupun tentang hal
yang ada di luar dirinya. Ada persyaratan yang harus dipenuhi untuk memenuhi
keingintahuan manusia tersebut, yaitu harus ada bantuan dari orang lain dan
harus mengetahui dirinya sendiri terlebih dahulu.
Menurut Plato (347 SM) bahwa hakikat manusia terdiri dari tiga unsur,
yaitu roh, nafsu, dan rasio.
Berbeda dengan Socrates, Plato memandang bahwa ada tiga unsur dalam
diri manusia, yaitu roh, nafsu, dan rasio. Manusia menjalani kehidupannya
menggunakan roh dan nafsu. Roh sebagai simbol kebaikan dan nafsu sebagai
simbol keburukan, penggunaan keduanya dikendalikan oleh rasio sebagai
pengontrol.
Manusia terdiri dari dua unsur yaitu pisik dan psikis. Kedua unsur
tersebut mempunyai potensi masing-masing yang saling melengkapi untuk
mengokohkan hakikat manusia sebagai ahsanu taqwim dan khalifah Allah di
bumi.
Manusia adalah makhluk yang banyak predikat yang melekat padanya,
banyak pandangan dan pendapat tentangnya, antara lain makhluk sosial,
makhluk ekonomis, dan makhluk beragama. Manusia mampu mengorganisasi
diri, bekerja sama dengan yang lainnya, dan mampu menerapkan prinsip-prinsip
ekonomi untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Kebutuhan rohani dapat
terpenuhi dengan agama yang dianutnya.
Pembahasan hakikat manusia tidak akan pernah selesai apabila hanya
berdasarkan pada pandangan-pandangan manusia sendiri yang mengandalkan
kemampuan akal semata. Oleh karena itu diperlukan penjelasan dari sumber
yang meyakinkan, yaitu sumber yang diperoleh langsung dari Tuhan sebagai
Penciptanya. Menurut sumber dari al-Qur’an diperoleh konsep tentang konsep
manusia sebagai Abd Allah, Bani Adam, Bani Basyr, al-Insan, al-Ins, al-Nas dan
Khalifah Allah.
Konsep Abd Allah menunjukkan bahwa manusia adalah hamba yang
segala bentuk aktivitas kehidupannya untuk menghambakan diri kepada Allah.
Konsep Bani Adam berarti manusia berasal dari nenek moyang yang sama, yaitu
Adam dan Hawa yang terdiri dari berbagai ras. Konsep Bani Hasyr
menggambarkan manusia sebagai makhluk biologis terdiri dari unsur materi
yang membutuhkan makan dan minum, bukan keturunan makhluk bukan
manusia. Konsep al-Insan berarti manusia diciptakan sebagai makhluk
eksploratif yang mempunyai keseimbangan antara pertumbuhan dan
perkembangan. Konsep al-Ins menunjukkan bahwa manusia mempunyai potensi
untuk menjadi makhluk berperadaban yang mempunyai kemampuan kreasi dan
inovasi. Konsep al-Nas berarti manusia sebagai makhluk sosial yang hidup
bermasyarakat. Konsep Khalifah Allah menunjukkan manusia mengemban tugas
untuk mewujudkan serta membina sebuah tatanan kehidupan yang harmonis di
bumi.
2. Sifat Keingintahuan Manusia
Pada dasarnya Ilmu Pengetahuan Alam bermula dari rasa ingin tahu, yang
merupakan suatu ciri khas manusia. Manusia mempunyai rasa ingin tahu tentang
apa yang ada di sekitarnya. Baik itu alam sekitarnya, bulan, bintang, dan matahari
yang dilihatnya, bahkan ingin tahu tentang dirinya sendiri.
Manusia memiliki rasa ingin tahu (curiousity) yang tinggi. Dengan rasa
ingin tahu ini pengetahuan manusia dapat berkembang. Meskipun makhluk bumi
lainnya juga mempunyai rasa ingin tahu, tetapi rasa ingin tahunya itu hanya
dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan makanannya saja. Rasa ingin tahu
mereka tidak untuk menciptakan sesuatu yang melebihi kebutuhan makannya dan
bersifat menetap (idle curiousity). Berbeda dengan manusia yang mempunyai rasa
ingin tahu yang terus berkembang. Perkembangan rasa ingin tahu itu selalu
dimulai dengan pertanyaan “apa” (what) tentang segala sesuatu yang dilihatnya.
Kemudian dilanjutkan dengan pertanyaan “bagaimana” (how) dan “mengapa”
(why). Pertanyaan-pertanyaan seperti ini telah tumbuh sejak anak-anak belajar di
taman kanak-kanak.
Dengan adanya kemampuan berpikir pada manusia, membuat rasa ingin
tahu manusia terhadap segala sesuatu di semesta ini terus berkembang. Jawaban
terhadap berbagai pertanyaan manusia terhadap berbagai gejala atau peristiwa
yang terjadi di alam tersebut akhirnya menjadi ilmu pengetahuan.
Dengan rasa ingin tahunya yang besar, manusia selalu berusaha mencari
keterangan tentang fenomena alam yang teramati. Untuk bisa menjawab
pertanyaan dari rasa ingin tahunya, manusia sering mereka-reka sendiri
jawabannya. Meski jawaban seperti ini kadang tidak logis, namun sering diterima
masyarakat awam sebagai suatu kebenaran. Pengetahuan semacam ini disebut
pseudo science, yaitu pengetahuan mirip sains tapi bukan sains. Cara memperoleh
pengetahuan dengan pendekatan pseudo science (sains semu) ini antara lain
sebagai berikut.
• Mitos, merupakan gabungan dari pengamatan, pengalaman dengan
dugaan, imajinasi dan kepercayaan.
• Tradisi, yaitu pengetahuan yang telah lama ada dan dipergunakan
oleh pemimpin atau secara tradisi untuk menyatakan kebenaran.
• Prasangka, yaitu berupa dugaan yang kemungkinannya bisa benar dan
bisa salah.
• Intuisi, merupakan kegiatan berpikir yang nonanalitik (tanpa nalar),
tidak berdasarkan pola pikir tertentu dan biasanya pendapat itu
diperoleh dengan cepat tanpa melalui proses berpikir terlebih dahulu.
• Penemuan Kebetulan, yaitu pengetahuan yang awalnya ditemukan
secara kebetulan dan beberapa di antaranya adalah sangat berguna.
• Cara Coba-Ralat (Trial and Error), adalah pengetahuan yang
diperoleh melalui cara coba-salah-coba-salah, tanpa dilandasi dengan
teori yang relevan.
• Pada zaman Yunani (600-200 SM) pola pikir manusia menjadi lebih
maju dariada pola pikir mitos. Pada masa ini terjadi penggabungan
antara pengamatan, pengalaman, dan akal sehat atau logika. Aliran ini
disebut “rasionalisme”, yaitu pertanyaan akan dijawab dengan logika
atau hal-hal yang masuk akal.
• Selanjutnya juga dikenal metode deduksi, yaitu penarikan suatu
kesimpulan berdasarkan pada sesuatu yang bersifat umum. Bebarapa
waktu setelahnya juga dikenal metode induksi, yang intinya adalah
pengambilan kesimpulan dilakukan berdasarkan data pengamatan
atau eksperinmentasi yang diperoleh.
C. Kesimpulan
Hakikat manusia adalah sebagai hamba yang tercipta sebagai khalifah Allah
di bumi yang terdiri dari tiga unsur, yaitu: jasmani (pisik), akal (rasio), dan rohani.
Sebagai konsekuensi manusia sebagai hamba dan khalifah Allah di bumi, maka
manusia merupakan: makhluk ciptaan Tuhan, makhluk yang terlahir dalam kondisi
tidak berdaya (kertas bersih), membutuhkan bantuan dari orang lain, makhluk yang
memiliki kemampuan berpikir, makhluk yang memiliki akal budi, makhluk yang
selalu ingin tahu tentang segala sesuatu, makhluk yang mempunyai kemampuan
berbahasa, makhluk yang mampu membuat perangkat peralatan, makhluk sosial
yang mampu bekerja sama, makhluk yang mampu mengorganisasi diri untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya, makhluk yang hidup atas dasar prinsip- prinsip
ekonomi, makhluk yang beragama, makhluk rasional yang bebas bertindak
berdasarkan alasan moral, makhluk dengan kontrak sosial untuk menghargai dan
menjaga hak orang lain.
Pola pikir manusia terus mengalami perkembangan yang dimulai dari rasa
ingin tahunya yang tinggi terhadap berbagai kejadian yang muncul pada alam
semesta ini. Hal semacam itu, sering kali menimbulkan berbagai kecemasan hingga
dapat menjadikan manusia terus mencari jawaban atas segala sesuatu yang
dialaminya sepanjang hidupnya. Dengan adanya kemampuan berpikir pada manusia,
membuat rasa ingin tahu manusia terhadap segala sesuatu di semesta ini terus
berkembang. Jawaban terhadap berbagai pertanyaan manusia terhadap berbagai
gejala atau peristiwa yang terjadi di alam tersebut akhirnya menjadi ilmu
pengetahuan.
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Zainal. 2009. Filsafat Manusia: Memahami Manusia Melalui Filsafat.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Jalaluddin. 2011. Filsafat Pendidikan Islam: Telaah Sejarah dan Pemikirannya.
Jakarta: Kalam Mulia.
Kosasih, Aceng. 2012. Konsep Insan Kamil Menurut al-Jili. [Online] Available:
http://www.file.upi.edu [2012, Maret 8]
Ramayulis, Samsul Nizar. 2011. Filsafat Pendidikan Islam: Telaah Sistem Pendidikan
dan Pemikiran para Tokohnya. Jakarta: Kalam Mulia.
Rapar, J.H. 1988. Filsafat Politik Aristoteles. Jakarta: Rajawali.
Reksosusilo, S. t-th. Filsafat Cina. Malang: Widya Sasana.
Sofyan, Ayi. 2010. Kapita Selekta Filsafat. Bandung: CV. Pustaka Setia.
Sunardi, S.T. 1999. Nietsche. Yogyakarta: LkiS.
Tondowijoyo, John. 1983. Pandangan Hidup Ketimuran. Surabaya: Sanggar Bina
Tama.
Wattimena, Reza A.A. 2010. Membongkar Rahasia Manusia: Telaah Lintas Peradaban
(Filsafat Timur dan Filsafat Barat). Yogyakarta: Kanisius.
Wikipedia. 2012. Kong Hu Cu (filsuf). [Online] Available: http://www.id.wikipedia.org
[2012, Maret 8]
Zuhairini, dkk. 2009. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara.

More Related Content

Similar to HakManusia

Perkembangan Pola Pikir Manusia (IAD dan ISBD)
Perkembangan Pola Pikir Manusia (IAD dan ISBD)Perkembangan Pola Pikir Manusia (IAD dan ISBD)
Perkembangan Pola Pikir Manusia (IAD dan ISBD)Ria Widia
 
PENDIDIKAN KARAKTER 2.pptx
PENDIDIKAN KARAKTER 2.pptxPENDIDIKAN KARAKTER 2.pptx
PENDIDIKAN KARAKTER 2.pptxSantiTisan
 
Landasan Kependidikan
Landasan KependidikanLandasan Kependidikan
Landasan Kependidikanbigbossjava
 
Hakekat manusia dalam pandangan filsafat
Hakekat manusia dalam pandangan filsafatHakekat manusia dalam pandangan filsafat
Hakekat manusia dalam pandangan filsafatIrma Puji Lestari
 
Aliran rasionalisme revi
Aliran rasionalisme reviAliran rasionalisme revi
Aliran rasionalisme reviPahlepy2013
 
Aliran rasionalisme revi
Aliran rasionalisme reviAliran rasionalisme revi
Aliran rasionalisme reviPahlepy2013
 
Aliran rasionalisme revi
Aliran rasionalisme reviAliran rasionalisme revi
Aliran rasionalisme reviPahlepy2013
 
Aliran rasionalisme revi
Aliran rasionalisme reviAliran rasionalisme revi
Aliran rasionalisme reviPahlepy2013
 
Aliran rasionalisme revi
Aliran rasionalisme reviAliran rasionalisme revi
Aliran rasionalisme reviPahlepy2013
 
Karakteristik Sosok Manusia Ideal
Karakteristik Sosok Manusia IdealKarakteristik Sosok Manusia Ideal
Karakteristik Sosok Manusia IdealYuni Ratnasari
 
Makalah-Manusia-Dan-Alam-Semesta.docx
Makalah-Manusia-Dan-Alam-Semesta.docxMakalah-Manusia-Dan-Alam-Semesta.docx
Makalah-Manusia-Dan-Alam-Semesta.docxIppang4
 
Manusia dan pendidikan
Manusia dan pendidikanManusia dan pendidikan
Manusia dan pendidikanIwanAr
 
Ilmu budaya dasar
Ilmu budaya dasarIlmu budaya dasar
Ilmu budaya dasarAndreboyke6
 
Materi filsafat 6 des 2012
Materi filsafat 6 des 2012Materi filsafat 6 des 2012
Materi filsafat 6 des 2012Amaludin Mal
 
PPT RASIONALITAS ILMU FILSAFAT.pptx
PPT RASIONALITAS ILMU FILSAFAT.pptxPPT RASIONALITAS ILMU FILSAFAT.pptx
PPT RASIONALITAS ILMU FILSAFAT.pptx22D082MuhammadIlham
 
Philosophy of man (filosofi manusia)
Philosophy of man (filosofi manusia)Philosophy of man (filosofi manusia)
Philosophy of man (filosofi manusia)NatasyaNila
 
Manusia dan Pendidikan.pptx
Manusia dan Pendidikan.pptxManusia dan Pendidikan.pptx
Manusia dan Pendidikan.pptxbambanggunawan39
 

Similar to HakManusia (20)

Perkembangan Pola Pikir Manusia (IAD dan ISBD)
Perkembangan Pola Pikir Manusia (IAD dan ISBD)Perkembangan Pola Pikir Manusia (IAD dan ISBD)
Perkembangan Pola Pikir Manusia (IAD dan ISBD)
 
PENDIDIKAN KARAKTER 2.pptx
PENDIDIKAN KARAKTER 2.pptxPENDIDIKAN KARAKTER 2.pptx
PENDIDIKAN KARAKTER 2.pptx
 
Landasan Kependidikan
Landasan KependidikanLandasan Kependidikan
Landasan Kependidikan
 
Hakekat manusia dalam pandangan filsafat
Hakekat manusia dalam pandangan filsafatHakekat manusia dalam pandangan filsafat
Hakekat manusia dalam pandangan filsafat
 
Aliran rasionalisme revi
Aliran rasionalisme reviAliran rasionalisme revi
Aliran rasionalisme revi
 
Aliran rasionalisme revi
Aliran rasionalisme reviAliran rasionalisme revi
Aliran rasionalisme revi
 
Aliran rasionalisme revi
Aliran rasionalisme reviAliran rasionalisme revi
Aliran rasionalisme revi
 
Aliran rasionalisme revi
Aliran rasionalisme reviAliran rasionalisme revi
Aliran rasionalisme revi
 
Aliran rasionalisme revi
Aliran rasionalisme reviAliran rasionalisme revi
Aliran rasionalisme revi
 
Karakteristik Sosok Manusia Ideal
Karakteristik Sosok Manusia IdealKarakteristik Sosok Manusia Ideal
Karakteristik Sosok Manusia Ideal
 
Makalah-Manusia-Dan-Alam-Semesta.docx
Makalah-Manusia-Dan-Alam-Semesta.docxMakalah-Manusia-Dan-Alam-Semesta.docx
Makalah-Manusia-Dan-Alam-Semesta.docx
 
BAB I AGAMA.pptx
BAB I AGAMA.pptxBAB I AGAMA.pptx
BAB I AGAMA.pptx
 
Manusia dan pendidikan
Manusia dan pendidikanManusia dan pendidikan
Manusia dan pendidikan
 
BMP MKDU4112
BMP MKDU4112BMP MKDU4112
BMP MKDU4112
 
Ilmu budaya dasar
Ilmu budaya dasarIlmu budaya dasar
Ilmu budaya dasar
 
Materi filsafat 6 des 2012
Materi filsafat 6 des 2012Materi filsafat 6 des 2012
Materi filsafat 6 des 2012
 
PPT RASIONALITAS ILMU FILSAFAT.pptx
PPT RASIONALITAS ILMU FILSAFAT.pptxPPT RASIONALITAS ILMU FILSAFAT.pptx
PPT RASIONALITAS ILMU FILSAFAT.pptx
 
Philosophy of man (filosofi manusia)
Philosophy of man (filosofi manusia)Philosophy of man (filosofi manusia)
Philosophy of man (filosofi manusia)
 
Manusia dan Pendidikan.pptx
Manusia dan Pendidikan.pptxManusia dan Pendidikan.pptx
Manusia dan Pendidikan.pptx
 
Bab 1 .ppt
Bab 1 .pptBab 1 .ppt
Bab 1 .ppt
 

Recently uploaded

JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxbkandrisaputra
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 

Recently uploaded (20)

JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 

HakManusia

  • 1. HAKIKAT MANUSIA DAN KEINGINTAHUANNYA Oleh : Budiarto
  • 2. HAKIKAT MANUSIA DAN KEINGINTAHUANNYA A. Pendahuluan Manusia dengan segala kelebihannya menjadi sosok sentral di alam dunia, karena manusia mengurus dirinya sendiri dan alam. Manusia membuat peraturan sendiri untuk mengatur dirinya sendiri, manusia juga membuat peraturan sendiri untuk mengatur alam. Hewan, tumbuhan, lautan, daratan, gunung, dan lain-lain berada di bawah aturan yang dibuat oleh manusia. Bahkan manusipun tunduk pada peraturan yang dibuatnya sendiri. Kerusakan dan kelestarian alam tergantung pada manusia sebagai sosok sentralnya. Jadi, sudah sewajarnya jika manusia harus mengenali hakikat manusia yang sebenarnya. Kelestarian manusia dan alam harus tetap dijaga dengan sebaik-baiknya, untuk itu manusia sebagai sosok sentral harus dibekali dengan pengetahuan tentang hakikat manusia, sehingga manusia mengetahui cara-cara menjaga kelestarian manusia dan alam. Pengetahuan tentang hakikat manusia tersebut hanya akan diperoleh jika manusia memperoleh pengetahuan dari unsur lain melalui proses pembelajaran. B. Pembahasan 1. Hakikat Manusia Pendapat tentang hakikat manusia sangat beragam dan tidak henti- hentinya, tergantung pada sudut pandang masing-masing. Ada beberapa konsep tentang makna manusia, antara lain homo sapiens yaitu makhluk yang memiliki akal budi, rational animal yaitu makhluk yang memiliki kemampuan berpikir, homo laquen yaitu makhluk yang mempunyai kemampuan berbahasa atau dalam
  • 3. ilmu mantiq disebut dengan hayawanun natiq yaitu mahluk yang berbicara atau berfikir, homo faber atau homor toolmaking animal yaitu makhluk yang mampu membuat perangkat peralatan. Socrates (470-399 SM) mengungkapkan hakikat manusia ialah ia ingin tahu dan untuk itu harus ada orang yang membantunya. Kewajiban setiap orang untuk mengetahui dirinya sendiri lebih dahulu jika ingin mengetahui hal-hal di luar dirinya. Manusia menurut Socrates adalah makhluk yang selalu ingin tahu tentang segala sesuatu, baik tentang manusia itu sendiri maupun tentang hal yang ada di luar dirinya. Ada persyaratan yang harus dipenuhi untuk memenuhi keingintahuan manusia tersebut, yaitu harus ada bantuan dari orang lain dan harus mengetahui dirinya sendiri terlebih dahulu. Menurut Plato (347 SM) bahwa hakikat manusia terdiri dari tiga unsur, yaitu roh, nafsu, dan rasio. Berbeda dengan Socrates, Plato memandang bahwa ada tiga unsur dalam diri manusia, yaitu roh, nafsu, dan rasio. Manusia menjalani kehidupannya menggunakan roh dan nafsu. Roh sebagai simbol kebaikan dan nafsu sebagai simbol keburukan, penggunaan keduanya dikendalikan oleh rasio sebagai pengontrol. Manusia terdiri dari dua unsur yaitu pisik dan psikis. Kedua unsur tersebut mempunyai potensi masing-masing yang saling melengkapi untuk mengokohkan hakikat manusia sebagai ahsanu taqwim dan khalifah Allah di bumi. Manusia adalah makhluk yang banyak predikat yang melekat padanya, banyak pandangan dan pendapat tentangnya, antara lain makhluk sosial, makhluk ekonomis, dan makhluk beragama. Manusia mampu mengorganisasi diri, bekerja sama dengan yang lainnya, dan mampu menerapkan prinsip-prinsip ekonomi untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Kebutuhan rohani dapat terpenuhi dengan agama yang dianutnya. Pembahasan hakikat manusia tidak akan pernah selesai apabila hanya berdasarkan pada pandangan-pandangan manusia sendiri yang mengandalkan kemampuan akal semata. Oleh karena itu diperlukan penjelasan dari sumber
  • 4. yang meyakinkan, yaitu sumber yang diperoleh langsung dari Tuhan sebagai Penciptanya. Menurut sumber dari al-Qur’an diperoleh konsep tentang konsep manusia sebagai Abd Allah, Bani Adam, Bani Basyr, al-Insan, al-Ins, al-Nas dan Khalifah Allah. Konsep Abd Allah menunjukkan bahwa manusia adalah hamba yang segala bentuk aktivitas kehidupannya untuk menghambakan diri kepada Allah. Konsep Bani Adam berarti manusia berasal dari nenek moyang yang sama, yaitu Adam dan Hawa yang terdiri dari berbagai ras. Konsep Bani Hasyr menggambarkan manusia sebagai makhluk biologis terdiri dari unsur materi yang membutuhkan makan dan minum, bukan keturunan makhluk bukan manusia. Konsep al-Insan berarti manusia diciptakan sebagai makhluk eksploratif yang mempunyai keseimbangan antara pertumbuhan dan perkembangan. Konsep al-Ins menunjukkan bahwa manusia mempunyai potensi untuk menjadi makhluk berperadaban yang mempunyai kemampuan kreasi dan inovasi. Konsep al-Nas berarti manusia sebagai makhluk sosial yang hidup bermasyarakat. Konsep Khalifah Allah menunjukkan manusia mengemban tugas untuk mewujudkan serta membina sebuah tatanan kehidupan yang harmonis di bumi. 2. Sifat Keingintahuan Manusia Pada dasarnya Ilmu Pengetahuan Alam bermula dari rasa ingin tahu, yang merupakan suatu ciri khas manusia. Manusia mempunyai rasa ingin tahu tentang apa yang ada di sekitarnya. Baik itu alam sekitarnya, bulan, bintang, dan matahari yang dilihatnya, bahkan ingin tahu tentang dirinya sendiri. Manusia memiliki rasa ingin tahu (curiousity) yang tinggi. Dengan rasa ingin tahu ini pengetahuan manusia dapat berkembang. Meskipun makhluk bumi lainnya juga mempunyai rasa ingin tahu, tetapi rasa ingin tahunya itu hanya dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan makanannya saja. Rasa ingin tahu mereka tidak untuk menciptakan sesuatu yang melebihi kebutuhan makannya dan bersifat menetap (idle curiousity). Berbeda dengan manusia yang mempunyai rasa ingin tahu yang terus berkembang. Perkembangan rasa ingin tahu itu selalu dimulai dengan pertanyaan “apa” (what) tentang segala sesuatu yang dilihatnya. Kemudian dilanjutkan dengan pertanyaan “bagaimana” (how) dan “mengapa”
  • 5. (why). Pertanyaan-pertanyaan seperti ini telah tumbuh sejak anak-anak belajar di taman kanak-kanak. Dengan adanya kemampuan berpikir pada manusia, membuat rasa ingin tahu manusia terhadap segala sesuatu di semesta ini terus berkembang. Jawaban terhadap berbagai pertanyaan manusia terhadap berbagai gejala atau peristiwa yang terjadi di alam tersebut akhirnya menjadi ilmu pengetahuan. Dengan rasa ingin tahunya yang besar, manusia selalu berusaha mencari keterangan tentang fenomena alam yang teramati. Untuk bisa menjawab pertanyaan dari rasa ingin tahunya, manusia sering mereka-reka sendiri jawabannya. Meski jawaban seperti ini kadang tidak logis, namun sering diterima masyarakat awam sebagai suatu kebenaran. Pengetahuan semacam ini disebut pseudo science, yaitu pengetahuan mirip sains tapi bukan sains. Cara memperoleh pengetahuan dengan pendekatan pseudo science (sains semu) ini antara lain sebagai berikut. • Mitos, merupakan gabungan dari pengamatan, pengalaman dengan dugaan, imajinasi dan kepercayaan. • Tradisi, yaitu pengetahuan yang telah lama ada dan dipergunakan oleh pemimpin atau secara tradisi untuk menyatakan kebenaran. • Prasangka, yaitu berupa dugaan yang kemungkinannya bisa benar dan bisa salah. • Intuisi, merupakan kegiatan berpikir yang nonanalitik (tanpa nalar), tidak berdasarkan pola pikir tertentu dan biasanya pendapat itu diperoleh dengan cepat tanpa melalui proses berpikir terlebih dahulu. • Penemuan Kebetulan, yaitu pengetahuan yang awalnya ditemukan secara kebetulan dan beberapa di antaranya adalah sangat berguna. • Cara Coba-Ralat (Trial and Error), adalah pengetahuan yang diperoleh melalui cara coba-salah-coba-salah, tanpa dilandasi dengan teori yang relevan. • Pada zaman Yunani (600-200 SM) pola pikir manusia menjadi lebih maju dariada pola pikir mitos. Pada masa ini terjadi penggabungan antara pengamatan, pengalaman, dan akal sehat atau logika. Aliran ini
  • 6. disebut “rasionalisme”, yaitu pertanyaan akan dijawab dengan logika atau hal-hal yang masuk akal. • Selanjutnya juga dikenal metode deduksi, yaitu penarikan suatu kesimpulan berdasarkan pada sesuatu yang bersifat umum. Bebarapa waktu setelahnya juga dikenal metode induksi, yang intinya adalah pengambilan kesimpulan dilakukan berdasarkan data pengamatan atau eksperinmentasi yang diperoleh. C. Kesimpulan Hakikat manusia adalah sebagai hamba yang tercipta sebagai khalifah Allah di bumi yang terdiri dari tiga unsur, yaitu: jasmani (pisik), akal (rasio), dan rohani. Sebagai konsekuensi manusia sebagai hamba dan khalifah Allah di bumi, maka manusia merupakan: makhluk ciptaan Tuhan, makhluk yang terlahir dalam kondisi tidak berdaya (kertas bersih), membutuhkan bantuan dari orang lain, makhluk yang memiliki kemampuan berpikir, makhluk yang memiliki akal budi, makhluk yang selalu ingin tahu tentang segala sesuatu, makhluk yang mempunyai kemampuan berbahasa, makhluk yang mampu membuat perangkat peralatan, makhluk sosial yang mampu bekerja sama, makhluk yang mampu mengorganisasi diri untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, makhluk yang hidup atas dasar prinsip- prinsip ekonomi, makhluk yang beragama, makhluk rasional yang bebas bertindak berdasarkan alasan moral, makhluk dengan kontrak sosial untuk menghargai dan menjaga hak orang lain. Pola pikir manusia terus mengalami perkembangan yang dimulai dari rasa ingin tahunya yang tinggi terhadap berbagai kejadian yang muncul pada alam semesta ini. Hal semacam itu, sering kali menimbulkan berbagai kecemasan hingga dapat menjadikan manusia terus mencari jawaban atas segala sesuatu yang dialaminya sepanjang hidupnya. Dengan adanya kemampuan berpikir pada manusia, membuat rasa ingin tahu manusia terhadap segala sesuatu di semesta ini terus berkembang. Jawaban terhadap berbagai pertanyaan manusia terhadap berbagai gejala atau peristiwa yang terjadi di alam tersebut akhirnya menjadi ilmu pengetahuan.
  • 7. DAFTAR PUSTAKA Abidin, Zainal. 2009. Filsafat Manusia: Memahami Manusia Melalui Filsafat. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Jalaluddin. 2011. Filsafat Pendidikan Islam: Telaah Sejarah dan Pemikirannya. Jakarta: Kalam Mulia. Kosasih, Aceng. 2012. Konsep Insan Kamil Menurut al-Jili. [Online] Available: http://www.file.upi.edu [2012, Maret 8] Ramayulis, Samsul Nizar. 2011. Filsafat Pendidikan Islam: Telaah Sistem Pendidikan dan Pemikiran para Tokohnya. Jakarta: Kalam Mulia. Rapar, J.H. 1988. Filsafat Politik Aristoteles. Jakarta: Rajawali. Reksosusilo, S. t-th. Filsafat Cina. Malang: Widya Sasana. Sofyan, Ayi. 2010. Kapita Selekta Filsafat. Bandung: CV. Pustaka Setia. Sunardi, S.T. 1999. Nietsche. Yogyakarta: LkiS. Tondowijoyo, John. 1983. Pandangan Hidup Ketimuran. Surabaya: Sanggar Bina Tama. Wattimena, Reza A.A. 2010. Membongkar Rahasia Manusia: Telaah Lintas Peradaban (Filsafat Timur dan Filsafat Barat). Yogyakarta: Kanisius. Wikipedia. 2012. Kong Hu Cu (filsuf). [Online] Available: http://www.id.wikipedia.org [2012, Maret 8] Zuhairini, dkk. 2009. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara.