Presentasi ikuti pelatihan gratis awal Kerja dan Magang Internasional video V...
Â
Ilmu alamiah
1. Ilmu Alamiah (IA) sering disebut Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau Ilmu Kealaman atau Natural Sains
atau Sains
Ilmu Pengetahuan Alam atau juga sering disebut Kealaman Dasar merupakan Ilmu Pengetahuan yang
hanya mengkaji tentang konsep-konsep dan prinsip-prinsip dasar yang esensial tentang gejala-gejala
alam semesta. Ilmu alamiah mempunyai relativitas artinya kebenaran yang ditemukan oleh manusia pada
suatu saat dapat disangkal (ditolak) atau diubah dengan kebenaran yang baru. Teori yang tidak cocok
lagi dengan hasil-hasil pengamatan baru diganti dengan teori yang lebih memenuhi keperluan.
Ilmu pada hakekatnya terus mengalami perkembangan, Pembagian ilmu pengetahuan dapat
dikelompokan sbb:
ï§ Ilmu pengetahuan alam (IPA)
ï§ Ilmu pengetahuan sosial(IPS)
ï§ Ilmu pengetahuan bumi dan antariksa (IPBA)
Ilmu pengetahuan pada hakekatnya adalah satu, pembagian atau pemisahan ilmu kareadanya
perkembangan ilmu dalam proses yang cukup lama, tetapi dalam perkembangan lebih lanjut tampak
adanya kecenderungan generalisasi dari beberapa cabang ilmu pengetahuan itu bertemu lagi. Misalnya
dalam mempelajari Biologi maka diperlukan dasar yang kuat dari Fisika dan kimia.
Peran Ilmu Pengetahuan Alam dan Teknologi dalam memenuhi kebutuhan hidup manusia sangat
penting. Hubungan ilmu pengetahuan dangan teknologi sangat erat. Negara-negara berkembang
(Indonesia) termasuk negara konsumen , meskipun sumber daya alam sangat melimpah, namun karena
Ilmu pengetahuan dan teknologi masih rendah sehingga menjadi negara miskin.
Negara- negara maju mempunyai tradisi mengembangkan Ilmu pengetahuan dan teknologi, mereka telah
menyediakan dana 2-3 % dari GNP untuk Ilmu pengetahuan dan teknologi, meskipun sumber daya alam
sangat minim (Jepang) tetapi menjadi negara yang kaya.
Sasaran Ilmu Pengetahuan Alam adalah semesta dengan segala isinya, misal Ilmu Fisika memandang
kesemuanya itu adalah materi dan energi. Yang dimaksud materi atau zat adalah apa saja yang
mempunyai massa dan menempati suatu ruang, baik berupa padat, cair dan gas, sedang energi adalah
sesuatu yang dapat memindahkan materi dari suatu tempat ke tempat lain.
Sebagaimana telah diketahui bahwa para ilmuan dalam penelaahan obyak selalu menggunakan metode
ilmiah. Dalam penelaahan akan ditemukan kebenaran-kebenaran yang selanjutnya disusun secara
sistematik sehingga mudah untuk dipelajari dan dipahami oleh orang lain, selanjutnya dapat
dikembangkan. Mengenal atau mengetahui alam semesta dengan baik merupakan jerih payah para
ilmuwan, Kejadian alam semesta ini tidak timbul dengan sendirinya tetapi terdapat keteraturan proses,
sebab akibat yang saling keterkaitan. Dari keteraturan itu dapat dicari hukum alam (Natural Low) yang
dapat menjawab rahasia alam.
Sehubungan dengan rasa keingintahuan manusia terus berkembang maka manusia menggunakan
perpaduan antara rasionalisme dan imperisme yaitu metode pemecahan masalah secara keilmuan yang
sekarag disebut ilmiah. Ilmu Alamiah (IA) sering disebut Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau
Ilmu Kealaman atau Natural Sains atau Sains. Ilmu Alamiah hanya mengkaji tentang gejala-gejala alam
semesta sehingga terbentuk konsep dan prinsip. Ilmu Alamiah Dasar (Basic Natural Sciense) hanya
mengkaji konsep- konsep dasar yang esensial saja
Manusia bila dibanding dengan hewan maka tubuh manusia lemah. Gajah dapat mengangkat beban
yang sangat berat, kuda dapat berlari sangat cepat. Mengingat manusia mempunyai akal dan budi serta
2. kemauan yang sangat kuat. Sehingga manusia dapat mengangkat beban lebih berat dan berlari sangat
cepat bila dibanding dengan gajah dan kuda yaitu, menusia dengan akal dan budi dapat menciptakan
teknologi berupa mesin hidrolik dan pesawat jet.
Kuriositas atau rasa ingin tahu manusia terus berkembang. Hewan juga mempunyai rasa ingin tahu,
tetapi didorong oleh naluri (insting). Naluri hewan bertitik tolak untuk dapat mempertahankan hidupnya,
dan sifatnya tetap sepanjang tahun. Manusia disamping mempunyai kuriositas juga dilengkapi akal dan
budi. Sehingga rasa ingin tahu dapat berkembang dan tidak pernah ada puasnya .
Untuk dapat memuaskan rasa ingin tahu (rahasia alam) manusia menggunakan pengamatan dan
pengalaman serta menggunakan logika, maka akhirnya munculah pengetahuan.
Pengetahuan adalah kumpulan fakta-fakta . Tanggapan terhadap gejala-gejala alam merupakan suatu
pengalaman. Pengalaman merupakan salah satu terbentuknya pengetahuan. Perkembangan
pengetahuan karena didorong dua faktor pertama untuk memuaskan diri guna memahami hakekat
kebenaran dan kedua untuk meningkatkan status (taraf hidup)
Dorongan pertama akan memperoleh pengetahuan murni (teroritis) dan dorongan kedua akan
memperoleh pengetahuan praktis (aplikasi) atau ilmu terapan, ilmu alamiah merupakan kegiatan manusia
yang bersifat dinamis, artinya kegiatan yang tiada henti. Dari hasil percobaan akan memperoleh konsep
(teori) baru yang selanjutnya akan mendorong manusia untuk melakukan percobaan, demikian
seterusnya.
Tujuan ilmu alamiah adalah untuk mencari kebenaran, menentukan fakta. Dalam hal ini hendaknya
berhati-hati pada ââkebenaranââ. Kebenaran yang bersifat sementara dan yang bersifat mutlak . Metode
ilmiah tidak berhubungan dengan kebenaran mutlak, sesuatu yang mutlak berarti telah berakhir. Bila
sesuatu telah diketahui mutlak maka ilmu alamiah tidak dapat diterapkan untuk bertindak lebih jauh. Ilmu
alamiah hanya dapat mengemukakan bukti kebenaran sementara dan dengan kata lain untuk kebenaran
sementara adalah ââteoriââ. Dengan menggunakan metode ilmiah
Metode ilmiah adalah metode yang digunakan untuk memecahkan berbagai masalah secara ilmiah
dengan menggunakan langkah ilmiah yang teratur, sistematis dan terkontrol.
Beberapa kegunaan ilmu alamiah dalam kehidupan manusia antara lain:
ï§ Membantu memecahkan permasalahan dengan penalaran dan pembuktian yang memuaskan.
ï§ Menguji hasil penelitian orang lain sehingga diperoleh kebenaran yang objektif.
ï§ Memecahkan atau menemukan jawaban rahasia alam yang sebelumnya masih menjadi teka-teki.
1 Keterbatasan indera manusia
Kenyataan indera (panca indera) yang telah dimiliki manusia normal sangat terbatas, banyak hal-hal
yang tidak dapat ditangkap dengan baik oleh indera.
Penglihatan, mata manusia normal tidak dapat memisahkan komponen-komponen warna atau melihat
benda-benda yang berukuran kecil (mikro). Kisaran penglihatan juga sangat terbatas pada ukuran
partikel yang dapat terlihat dan dapat melihat pada jarak tertentu.
3. Pendengaran, telinga manusia cukup peka (sensitive) terhadap gelombang suara berfrekuensi antara 30-
30.000 hertz per detik. Getaran (vibrasi) dibawah dan diatas frekuensi tersebut sangat sukar untuk
dideteksi. Telinga manusia hanya dapat mengenali sejumlah suara terbatas yang timul secara serentak
(simultan).
Pengecapan dan pembauan, lidah hanya dapat membedakan rasa manis, asin, masam, dan pahit saja.
Sedangkan hidung dapat membedakan parfum atau bau-bauan yang lain.
Kulit manusia dapat merasakan panas dan dingin secara kasar (relatif). Manusia juga memiliki
penginderaan dalam (deep sensibility) misal penginderaan otot dan sendi maupun penginderaan statis
dan keseimbangan. Manusia mempunyai perbedaan yang sangat besar dalam memperkirakan berat,
jarah dan arah antara satu dengan yang lain. Sering juga penginderaan menimbulkan kekeliruan
informasi. Misal saat duduk dalam kereta api atau pesawat terbang, maka pohon-pohon berlarian
menjauhi kita.
Untuk meningkatkan daya observasi atau penginderaan sehingga dapat diperoleh kebenaran antara lain :
a. Melaksanakan latihan secara berulang-ulang dengan tujuan mengembangkan teknik dan
kemampuan untuk melakukan penginderaan yang cermat dengan menggunakan berbagai instrumen
yang berbeda.
b. Kewaspadaan terhadap hasil penginderaan secara sungguh-sungguh meskipun hal-hal yang
diangap kecil atau sepele.
c. Instrumen yang akan digunakan sebaliknya dikaliberasi (dicoba) terlebih dahulu guna untuk
membandingkan instrumen yang alin sekaligus untuk memperoleh hasil standart.
Pengecekan atau pengulangan pengamatan untuk menghindari kekeliruan dan dapat membetulkan atau
melengkapi hasil yang telah diperoleh dari tiap-tiap pengamatan
2 Filsafat Ilmu Alamiah
Metode ilmiah adalah menetukan filsafat yang berfungsi sebagai dasar acuan ilmiah. Pengetahuan
merupakan salah satu cabang filsafat yang mempersoalkan mengenai hakekat pengetahuan/ Ilmiu
pengetahuan tidak hanya mempersoalkan teori belaka, juga berusaha untuk merumuskan sesuatu
kebijakan hidup tertentu untuk dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Terdapat tiga kelompok
aliran dalam menentukan hakekat ilmu pengetahuan adalah sebagai berikut :
1. Vitalisme, Ilmu alamiah pada awalnya masih bercampur dengan kepercayaan/mitos. Vitalisme
adalah suatu doktrin yang menyatakan adanya kekuatan di luar alam yang memiliki peranan yang sangat
penting dalam mengatur sesuatu yang terjadi di alam.
2. Mekanisme, mekanisme atau hukum alam yaitu suatu pandangan yang menyatakan bahwa
sebagai penyebab semua gerakan di alam ini. Hukum alam dipandang sebagai eksperimental menurut
ilmu alamiah.
4. 3. Agontisme, adalah aliran yang melepaskan diri dari kekuatan alam
(Sang Pencipta).
Vitalisme menyatakan bahwa alam digerakkan atau dibimbing oleh kekuatan di luar alam. Sedangkan
mekanisme menyatakan bahwa alam bergerak secara otomatis mengikuti hukum fisika dan kimia.
B. Lahirnya Ilmu Pengetahuan
1. Mitos
Salah satu sifat manusia adalah rasa keingintahuan terhadap kejadian-kejadian alam yang ada
disekitarnya. Pada jaman dahulu manusia untuk dapat memecahkan masalah (menjawab rahasia alam)
sesuai dengan kemampuannya, melakukan pengamatan dan pengalamnnya. Misal apakah pelangi itu,
mengapa gunung meletus, mengapa terjadi gempa bumi. Mereka mencoba memberikan jawaban untuk
dapat memuaskan dirinya dengan memberikan jawaban seperti pelangi adalah selendang bidadari,
gunung meletus dan gempa bumi adalah yang kuasa sedang murka. Maka timbulah pengetahuan baru
yaitu adanya bidadari, adanya yang kuasa. Tetapi jawaban sering tidak dapat menjelaskan dengan tuntas
atau memuaskan, karena hampir setiap jawaban bersifat subyektif. Cerita atau penjelasan biasanya
disampaikan melalui kesenian, upacara adat dan sebaginya.
Pengetahuan yang merupakan kombinasi antara pengalaman dan kepercayaan disebut mitos. Cerita
mitos disebut legenda. Pada waktu itu mitos atau legenda dapat digunakan untuk memberikan arah atau
pedoman terhadap sekelompok masyarakat sehingga menjadi puas rasa keingintahunnya dan telah
terjawab atas rahasia alam.
Pada jaman dahulu mitos atau legenda sangat berpengaruh terhadap sikap dan perilaku manusia,
bahkan sampai sekarang masih banyak yang percaya dan tidak berani menghilangkan. Menggunakan
jawaban atas masalah-masalah yang berkaitan dengan hal-hal yang goib disebut berfikir secara irasional
atau tahap metafisika. Tentu saja pengetahuan atau jawaban yang irasional belum dapat
dipertanggungjawabkan atas kebenarannya.
2. Penalaran dekduktif (Rasionalisme)
Bagi sebagian manusia yang belum puas atas jawaban mitos terus berusaha atas pertanyaan-
pertanyaan yang belum terungkap. Misal bilamana âselendang bidadari datangâ, kapan âbuta memakan
bulanâ. Dalam menghadapai peristiwa alam, misal gunung meletus menimbulkan bencana dan
kerusakan. Manusia berusaha mengamati, mempelajari dan mencari penyelesaiannya.
Manusia mencoba memikirkan menghubungkan atas kejadian satu dengan kejadian yang lain. Dengan
menggunakan indera yang dimiliki, pemikiran dan pengetahuan manusia terus berkembang dan
merupakan suatu proses. Berkat pengalaman yang sistematis dan kritis akan mengambil suatu
kesimpulan. Pengambilan keputusan dapat didasarkan atas akal atau logika.
Penarikan kesimpulan yang bertolak dari pernyataan yang bersifat umum untuk kesimpulan khusus
disebut deduktif. Penarikan kesimpulan secara deduktif yaitu menggunakan pola pikir yang dinamakan
5. silogisme. Silogisme terdiri atas dua buah pernyataan dan satu buah kesimpulan. Kedua pernyataan
tersebut dinamakan premis mayor dan primis minor,
Contoh :
Semua hewan bernapas (Premis mayor)
Kucing adalah hewan (Premis minor)
Jadi, kucing juga bernapas (Kesimpulan)
Kesimpulan yang diambil tersebut benar jika primis yang digunakan benar, sebaliknya jika salah satu
premis ada yang salah maka kesimpulan dapat salah
Contoh
Semua benda akan mati (Premis mayor)
Batu adalah benda (Premis minor)
Jadi, butu akan mati (Kesimpulan)
Dengan demikian jelas bahwa penalaran deduktif harus dimulai dengan pernyataan yang sudah pasti
kebenarannya. Namun dalam kenyataan untuk menilai kebenaran premis kemungkinan terdapat
perbedaan. Disamping itu terkadang terdapat kesulitan untuk menerapkan konsep rasional kepada
kehidupan praktis. Artinya tingkat penalaran manusia tidak sama
3. Penalaran induktif (Empirisme)
Pengetahuan yang didasarkan atas penalaran deduktif memiliki kelemahan, maka muncul pandangan
lain. Alam dan gejalanya adalah dapat ditangkap dengan indera yaitu atas dasar kenyataan (konkret).
Perlu dipahami dalam pengamatan harus ada obyek yang jelas, dan harus bisa membedakan antara
pendapat dan fakta. Penalaran haruslah dilakukan dari sesuatu yang sederhana ke yang lebih komplek.
Dalam pengamatan atau penyelidikan ada yang dapat ditirukan ada yang tidak dapat. Penyelidkan yang
ditirukan adalah kegiatan dilaboratorium, sehingga akan memperoleh hasil yang lebih cepat, mungkin
terdapat kesamaan karasteristik tertentu , pengulangan atau adanya keteraturan, sehingga dapat ditarik
kesimpulan.
Penganut paham empirisme menyusun pengetahuan dengan menggunakan penalaran induktif.
Penalaran induktif yaitu menarik kesimpulan umum dari pengamatan khusus.
Contoh
6. Kerbau, sapi, kuda bernapas
Jadi semua hewan bernapas
Besi, aluminium, tembaga bila dipanasi bertambah
Jadi semua logam bila dipanasi bertambah
Penalaran induktif dapat ditarik kesimpulan yang lebih umum dan makin bersifat fundamental. Dapat
diperoleh prinsip-prinsip yang bersifat umum sehingga memudahkan dalam memahami alam gejala alam
beraneka ragam
Contoh
Kerbau, sapi, kuda bernapas
Jadi semua hewan bernapas
Jadi semua makhluk hidup bernapas
Besi, aluminium, tembaga bila dipanasi bertambah
Jadi semua logam bila dipanasi bertambah
Jadi semua benda bila dipanasi bertambah
Namun demikian pada kenyataan bahwa pengetahuan yang didasarkan pada penalaran induktif juga
masih ada kelemahan. Sekumpulan fakta belum tentu bersifat konsisten atau bahkan memiliki sifat
kontradiktif. Demikian fakta yang nampak berkaitan belum dapat dipastikan bahwa tersusunya
pengetahuan yang sistematis. Faktor lain adalah kemampuan panca indera yang terbatas misal, jika
melihat jalan yang lurus seolah-olah semakin sempit, tongkat lurus yang dicelupkan dalam air nampak
bengkok
7. . Perkembangan Ilmu Pengetahuan Alam
Awal dari IPA dimulai pada saat manusia memperhatikan gejala-gejala alam, mencatatnya
kemudian mempelajarinya. Pengetahuan yang diperoleh mula-mula terbatas pada hasil
pengamatan terhadap gejala alam yang ada. Kemudian makin bertambah dengan pengetahuan
yang diperoleh dari hasil pemikirannya. Selanjutnya dari peningkatan kemampuan daya pikirnya
manusia mampu melakukan eksperimen untuk membuktikan dan mencari kebenaran dari suatu
pengetahuan. Dari hasil eksperimen ini kemudian diperoleh pengetahuan yang baru. Setelah
manusia mempu memadukan kemampuan penalaran dengan eksperimen ini lahirlah IPA (Ilmu
Pengetahuan Alam) sebagai suatu ilmu yang mantap.
1. Sampai abad 15, berlangsung lambat
Manusia mempunyai rasa ingin tahu terhadap rahasia alam dengan menggunakan
pengamatan dan penggunaan pengalama, tetapi sering tidak mendapat jawaban yang memuaskan.
Pada manusia kuno, merka mencoba menjawab rasa ingin tahu mereka dengan membuat jawaban
sendiri yang biasa disebut mitos. Mitos adalah pengetahuan baru yang merupakan kombinasi
antara pengalaman-pengalaman dan kepercayaan.
Puncak pemikiran mitos adalah pada jaman babilonia yaitu kira-kira 700-600 SM. Orang
babiloniaberpendapat bahwa aam semesta itu sebagai ruang setengah bola dengan bumi yang datar
sebagai antainya dan lanit dengan bintang-bintang sebagai atapnya. Pengetahuan dan ajaran
bangsa babionia ini stengahnya merupakan dugaan, imajinasi, kepercayaan atau mitos.
Pengetahuan dan ajaran semacam itu dapat disebut Pseudo science(sains palsu), artinya mirip sains
tetapi bukan sains sebenarnya.
Zaman Yunani Kuno
Perkembangan ilmu pengetahuan berkembang pesat sekali pada zaman Yunani,
disebabkan oleh kemampuan berpikir rasional dari bangsa Yunani. Pada tahap ini manusia tidak
hanya menerima pengetahuan sebagaimana adanya tetapi secara spekulatif mencoba mencari
jawab tentang asal-usul dan sebab-akibat dari segala sesuatu.
1.Thales (624-548 SM)
Ahli filsafat dan matematika, pelopor dari segala cabang ilmu. Ia dianggap orang pertama
yang mempertanyakan dasar dari alam dan segala isinya. Thales berpendapat bahwa pangkal
segala sesuatu adalah air: dari air asal segala sesuatu, kepada air pula ia akan kembali. Disamping
itu dia juga menyatakan bahwa bintang mengeluarkan cahaya sendiri, sedangkan bulan menerima
cahaya dari matahari.
2. Anaximenes (588-526 SM)
Berpendapat bahwa zat dasar adalah udara. Segala zat terjadi dari udara yang merapat
dan merenggang. Pendapat ini mungkin dihubungkan dengan kenyataan bahwa manusia itu
tergantung kepada pernafasan.
8. 3. Anaximander (610-546 SM)
Berpendapat langit dengan segala isinya itu mengelilingi bumi dan sebenarnya langit
yang nampak itu hanya separohnya
4. ]Heraklitos (535-475 SM)
Menyatakan bahwa api adalah asal segala sesuatu, sebab api ini yang menggerakkan
sesuatu, menghidupkan alam semesta, yang berubah-ubah sifatnya didalam proses yang kekal.
Yang kekal hanyalah perubahan, segala sesuatu adalah mengalir.
5. Pythagoras (580-499 SM)
Mengemukakan 4 unsur dasar yaitu bumi, air, udara, dan api. Dalam bidang matematika
menemukan dalil yang terkenal yaitu bahwa kuadrat panjang sisi miring sebuah segi tiga siku-
siku sama dengan jumlah kuadrat panjang kedua sisi sikusikunya.
6. Empedokles (495-435 SM)
Menerima 4 unsur dasar menurut Pythagoras dan menyatakan bahwa sifat segala benda
terjadi dari pencampuran keempat unsur itu dalam perbandingan yang berbeda. Keempat unsur
itu adalah sifat panas, dingin, basah dan kering. Kering dan dingin membentuk bumi, panas dan
kering unsur pembentuk api. Air dari basah dan dingin, udara dari basah dan panas. Selain itu
juga dinyatakan bahwa segala benda yang sejenis akan tarik menarik, sedang yang berlawanan
akan tolak menolak.
7. Leukippos dan Demokritos (460-370 SM)
Dalam mencari unsur dasar dari segala sesuatu Leukippos & Demokritos mengemukakan
teori atom sebagai berikut : Zat memiliki bangun butir. Segala zat terdiri atas atom, yang tidak
dapat dibagi, tak dapat dimusnahkan tak dapat diubah. Atom-atom dapat berbeda dalam jumlah
dan susunan atom. Semua perubahan akibat dari penggabungan dan
penguraian atom menurut hukum sebab akibat. Tidak ada masalah kebetulan dan ciptaan. Yang
ada hanyalah atom dan kehampaan
8. Plato (427-345 SM)
Menyangkal teori atom, yang menganggap bahwa kebaikan dan keindahan itu timbul dari
sebab-akibat mekanik. Plato menyatakan bahwa pengetahuan yang benar adalah yang sejak
semula telah ada dalam alam pikiran atau alam ide. Apa yang nampak oleh pancaindera hanyalah
bayangan belaka. Pengalaman yang kekal dan benar adalah yang telah dibawa oleh roh dari alam
yang gaib.
9. 9. Aristoteles (384-322 SM)
Menerima 4 unsur dasar: tanah, udara, air dan api dan menambahkan unsur yang kelima
yaitu eter atau "quint essentia". Ia menganggap unsur yang satu dapat berubah menjadi unsure
yang lain, kecuali eter yang tak dapat berubah. Dari air dan tanah yang menjadi masak terjadi
garam, biji dan logam. Emas adalah logam yang tidak mengandung tanah. Logam perak,
tembaga, timah putih dan besi, pada dasarnya banyak mengandung tanah. Semua logam akan
mengalami proses memasak menjadi logam mulia, yaitu emas.
Pendapat bahwa unsur berubah menjadi unsur lain inilah yang menjadi dasar dari alkimia
untuk mengubah logam biasa menjadi emas.
Pendapat Aristoteles yang lain adalah bahwa untuk mencari pengetahuan yang benar
adalah dengan jalan pikiran secara deduktif. Berbeda dengan Plato, Aristoteles menyangkal
bahwa pengetahuan
yang benar itu berasal dari dunia yang gaib. Melainkan menghargai pengetahuan yang diperoleh
dan dibuktikan dengan pancaindera.
10. Ptolomeus (127-151)
Berpendapat bahwa bumi sebagai pusat jagat raya, bintang dan matahari mengelilingi
bumi (geosentrisme). Planet beredar melalui orbitnya sendiri dan terletak antara bumi dan
bintang. Karya Ptolomeus ditulis sekitar tahun 150 dan diberi nama Syntaxis, yang kemudian
oleh bangsa Arab dinamakan Almagest yang menjadi ensiklopedia dalam ilmu perbintangan.
Pendapat dan pandangan dari Aristoteles serta Ptolomeus berpengaruh sangat lama
sampai dengan menjelang zaman modern, yaitu sampai zaman Galileo, Geosentrisme diganti
dengan heliosentris (matahari sebagai pusat jagat raya).
2. Abad 15-16
Nicolas Copernicus (1473-1543) seorang astronom, ahi matematika dan ahli pengobatan.
Tulisannya yang terkenal dan merobak pandangan astronom jaman yunani berjudul De
Revolutionibus Orbium Calaestium (peredaran alam semesta). Buku tersbut ditulis pada tahun
1507 M, tetapi tidak segera dipublikasikan karena prinseip helosentrisme bertentangan dengan
kepercayaan penguasa dan gereja pada saat itu.
Pokok ajaran yang dipaaprkan oleh Copernicus antara lain:
ï Matahari adalah Pusat dari sitem solar.
ï Bulan beredar mengelilingi bumi serta bumi bersamaan mengelilingi matahari
ï Bumi berputar pada porosnya dari barat ke timur yang mengakibaykan adanya siang dan malam
dan pergerakan bintang bintang.
Pengikut Copernicus, Bruno glordano (1548-1600 M) memperoleh kesimpulan lebih jauh,
yaitu:
ï Jagat raya ini tidak ada batasnya
10. ï Bintang bintang tersebar diseluruh jagat raya.
Perkembangan saat itu lebih pesat lagi ketika seorang italia yaitu Galileo Galilei (1564-
1642 M), berani mengungkapkan teleskopnya yang bertentangan dengan pandangan para
penguasa. Ia membenarkan teori Copernicus tentang helosentries yang bertentangan dengan gereja
yang homosentries atau geosentries. Sikap yang ditunjukan oleh Galileo, Copernicus, menjadi
perangsang atau motivasi lahirnya sikap ilmiah ditengah para peneliti lainnya.
3. Awal abad 20
Pada waktu ini, perkembangan ilmu pengetahuan berlangsung cukup cepat, degan adanya
revolusi industry, terjadi perkembangan pemanfaattan IPA dalam penerapan teknologi secara
nyata.
4. Abad 20
Perkembangan IPA sangat pesat setelah dikenalkannya konsep fisika kuantum dan
relativitas pada abad 20. Konsep yang modern ini mempengaruhi konsep IPA secara keseluruhan
dan menyebabkan adanya revisi serta penyesuaian-penyesuaian konsep ke arah yang modern.
Dengan demikian, terdapat dua konsep IPA yang berkembang, yakni IPA Klasik dan IPA
Modern.
C. IPA KLASIK DAN IPA MODERN
ï§ IPA klasik
merupakan suatu proses IPA di mana teori dan eksperimen memiliki peran saling
melengkapi dan memperkuat. IPA klasik memiliki kajian yang bersifat makroskopik, yakni
mengacu pada hal-hal yang berskala besar dan kaidah pengkajiannya menggunakan cara
tradisional. Di samping kajian yang bersifat makrokopis, ciri lain IPA klasik adalah lebih
mendahulukan eksperimen dari pada teori.
ï§ IPA modern
adalah suatu proses IPA di mana penekanan terhadap teori lebih banyak dari pada praktek.
IPA modern memiliki telaahan yang bersifat mikroskopik, yakni sesuatu yang bersifat detail dan
berskala kecil. Selain itu, IPA modern menerapkan teori eksperimen, di mana ia menggunakan
teori yang telah ada untuk eksperimen selanjutnya.
Berdasarkan pengertian IPA Klasik dan IPA Modern yang dipaparkan di atas, dapat
diketahui bahwa penggolongan IPA menjadi IPA Klasik dan IPA Modern didasarkan pada
konsepsi, yang meliputi cara berfikir, cara memandang, dan cara menganalisis suatu gejala alam.
Secara umum, langkah-langkah penerapan metode ilmiah pada IPA Klasik dan IPA
Modern adalah sama, yakni harus melalui penginderaan, perumusan masalah, pengajuan hipotesis,
eksperimen, dan penarikan kesimpulan (teori). Baik IPA Klasik maupun IPA Modern keduanya
11. memiliki tujuan akhir yang sama, yakni keingintahuan. Namun pada IPA Klasik, suatu
pengetahuan didapatkan dari awal, yakni didasarkan dari hasil eksperimen yang dilakukan dan
kajian pada IPA Klasik lebih dangkal karena terbatas pada media atau alat bantu penelitian.
Sedangkan pada IPA Modern, suatu pengetahuan diperoleh melalui eksperimen yang dilakukan
dengan berkiblat pada teori yang telah ada dan dengan bantuan teknologi yang lebih canggih dan
maju, maka kajian dari IPA Modern lebih mendetail. Sehingga diperoleh pengetahuan yang lebih
mendalam mengenai suatu fenomena alam. Dengan kata lain, dapat disimpulkan bahwa IPA
Modern merupakan pengembangan dari IPA Klasik.
C. Ruang Lingkup IPA Dan Pengembangannya
ï¶ Klasifikasi IPA
Ilmu pengetahuan alam dapat dibagi menjadi tiga bidang utama yaitu:
1. Ilmu Pengetahuan Sosial (social science)
Ilmu Pengetahuan Sosial (social science) yang membahas hubungan antarmanusia sebagai
makhluk sosial, yang selanjutnya dibagi atas:
a. Psikologi, mempelajari proses mental dan tingkah laku.Pendidikan, proses latihan yang terarah
dan sistematis menuju ke suatu tujuan.
b. Antropologi, mempelajari asal usul dan perkembangan jasmani, sosial, kebudayaan dan tingkah
laku sosial.
c. Etnologi, cabang dari studi antropologi yang dilihat dari aspek sistem sosio-ekonomi dan
pewarisan kebudayaan terutama keaslian budaya
d. .Sejarah, pencatatan peristiwa-peristiwa yang telah terjadi pada suatu bangsa, negara atau
individu.
e. Ekonomi, yang berhubungan dengan produksi, tukar menukar barang produksi, pengolahan
dalam lingkup rumah tangga, negara atau perusahaan.
f. Sosiologi, studi tentang tingkah laku sosial, terutama tentang asal usul organisasi, institusi,
perkembangan masyarakat.
2. Ilmu Pengetahuan Alam
Ilmu Pengetahuan Alam yang membahas tentang alam semesta dengan semua isinya dan
selanjutnya terbagi atas:
ï¶ Fisika, mempelajari benda tak hidup dari aspek wujud dengan perubahan yang bersifat sementara.
Seperti : bunyi cahaya, gelombang magnet, teknik kelistrikan, teknik nuklir.
ï¶ Kimia, mempelajari benda hidup dan tak hidup dari aspek sususan materi dan perubahan yang
bersifat tetap. Kimia secara garis besar dibagi kimia organik (protein, lemak) dan kimia anorganik
(NaCl), hasil dari ilmu ini dapat diciptakan seperti plastik, bahan peledak.
ï¶ Biologi, yang mempelajari makhluk hidup dan gejala-gejalanya
ï¶ Botani, ilmu yang mempelajari tentang tumbuh-tumbuhan
12. ï· Zoologi ilmu yang mempelajrai tentang hewan
ï· Morfologi ilmu yang mempelajari tentang struktur luar makhluk hidup.
ï· Anatomi suatu studi tentang struktur dalam atau bentuk dalam mahkhluk hidup
ï· Fisiologi studi tentang fungsi atau faal/organ bagian tubuh makhluk hidup
ï· Sitologi ilmu yang mempelajari tentang sel secara mendalam
ï· Histologi studi tentang jaringan tubuh atau organ makhluk hidup yang merupakan serentetan sel
sejenis
ï· Palaentologi studi tentang makhluk hidup masa lalu
3. Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa
Studi tentang bumi sebagai salah satu anggota tatasurya, dan ruang angkasa dengan benda
angkasa lainnya.
ï· Geologi, yang membahas tentang struktur bumi. (yang bahasannya meliputi dari ilmu kimia dan
fisika) contoh dari ilmu ini petrologi (batu-batuan), vukanologi (gempa bumi), mineralogi (bahan-
bahan mineral)
ï· Astronomi, membahas benda-benda ruang angkasa dalam alam semesta yang meliputi bintang,
planet, satelit da lain-lainnya. Manfaatnya dapat digunakan dalam navigasi, kalendar dan waktu
ï·