SlideShare a Scribd company logo
1 of 24
Download to read offline
1
Suhu dan Kalor
Kompetensi Dasar:
1.1 Bertambah keimanannya dengan
menyadari hubungan keteraturan
dan kompleksitas alam dan jagad
raya terhadap kebesaran Tuhan
yang menciptakannya.
2.2 Menghargai kerja individu dan
kelompok dalam aktivitas sehari-
hari sebagai wujud implementasi
melaksanakan percobaan dan
melaporkan hasil percobaan.
3.4 Menganalisis pengaruh kalor dan
perpindahan kalor pada
kehidupan sehari-hari.
4.4 Merencanakan dan melaksanakan
percobaan untuk menyelidiki
karakteristik termal suatu bahan,
terutama kapasitas dan
konduktivitas kalor.
Magic com, seperti tampak pada gambar di atas,
memanfaatkan kalor untuk menjaga nasi tetap hangat. Alat
tersebut memiliki elemen pemanas yang mengubah energi
listrik menjadi kalor dan mempertahankan suhu. Bahan yang
semula berupa beras dan air, dengan kalor dapat diubah
menjadi nasi dan uap. Hal ini menunjukkan kalor dapat
mengubah wujud zat. Marilah kita pelajari lebih lanjut uraian
berikut ini.
A. Suhu dan Pemuaian
B. Kalor dan Perubahan
Wujud
C. Perpindahan Kalor
Sumber: Dokumen Penulis, 2014
Gambar 1. Magic com memiliki elemen pemanas yang mengubah
energi listrik menjadi kalor.
2
A. Suhu dan Pemuaian
1. Suhu
Suhu adalah derajat panas atau dinginnya suatu benda. Suhu dapat diukur
dengan alat yang disebut termometer.
Alat yang dapat mengukur suhu suatubenda
disebut termometer. Termometer bekerja dengan
memanfaatkan perubahan sifat-sifat fisis benda akibat
perubahan suhu. Termometer berupa tabung kaca yang
di dalamnya berisi zat cair, yaitu raksa atau alkohol.
Pada suhu yang lebih tinggi, raksa dalam tabung
memuai sehingga menunjuk angka yang lebih tinggi
pada skala. Sebaliknya, pada suhu yang lebih rendah
raksa dalam tabung menyusut sehingga menunjuk
angka yang lebih rendah pada skala. Terdapat empat
skala yang digunakan dalam pengukuran suhu, yaitu skala Celcius, Fahrenheit,
Reamur, dan Kelvin. Skala mutlak suhu adalah Kelvin, skala suhu dapat
Indikator yang harus dicapai:
1. Membaca alat ukur suhu dan mengkonversinya kedalam skala derajat yang
lain melalui percobaan dengan menghargai kerja individu dan kelompok
dalam aktivitas sehari-hari sehingga bertambahnya keimanan dan meyadari
kebesaran Tuhan.
2. Menentukan besar pemuaian pada berbagai zat secara kuantitatif melalui
percobaan dengan menghargai kerja individu dan kelompok dalam aktivitas
sehari-hari sehingga bertambahnya keimanan dan meyadari kebesaran Tuhan.
Gambar 2. Termometer
raksa
3
dikonversikan ke bentuk Celsius dan Fahrenheit dengan skala perbandingan sebagai
berikut:
𝑇𝑐: ( 𝑇𝐹 βˆ’ 32 ): (π‘‡π‘˜ + 273) = 5: 9: 5 (1)
1. Suhu udara di ruangan 950
F. Nyatakan suhu tersebut ke dalam skala
Kelvin!
Penyelesaian:
95℉ =
5
9
(95 βˆ’ 32) = 35℃
35℃ = (35 + 273)𝐾 = 308 𝐾
2. Dua buah termometer C dan X seperti gambar dibawah. Tentukanlah
nilai yang ditunjukkan termometer X ketika termometer C menunjukkan
800
.
Penyelesaian:
(800βˆ’400)
(400βˆ’200)
=
(𝑑π‘₯βˆ’800)
(800βˆ’500)
400
200
=
(𝑑π‘₯βˆ’800)
300
2 Γ— 300
= (𝑑π‘₯ βˆ’ 800)
600
= (𝑑π‘₯ βˆ’ 800)
𝑑π‘₯ = 1400
Contoh Soal
4
2. Pemuaian
Pemuaian adalah bertambah besarnya
ukuran suatu benda karena kenaikan suhu yang
terjadi pada benda tersebut. Kenaikan suhu yang
terjadi menyebabkan benda itu mendapat tambahan
energi berupa kalor yang menyebabkan molekul-
molekul pada benda tersebut bergerak lebih cepat.
Setiap zat mempunyai kemampuan memuai yang
berbedabeda. Gas, misalnya, memiliki kemampuan
memuai lebih besar daripada zat cair dan zat padat.
Adapun kemampuan memuai zat cair lebih besar
daripada zat padat.
a. Pemuaian Zat Padat
Suatu benda padat yang dipanaskan, benda tersebut akan memuai kesegala
arah. Dengan kata lain, ukuran panjang, luas, dan volume benda bertambah.
Setiap zat padat mempunyai besaran yang disebut koefisien muai panjang.
Koefisien muai panjang suatu zat adalah angka yang menunjukkan pertambahan
panjang zat apabila suhunya dinaikkan 1Β° C. Makin besar koefisien muai panjang
suatu zat apabila dipanaskan, maka makin besar pertambahan panjangnya. Demikian
pula sebaliknya, makin kecil koefisien muai panjang zat apabila dipanaskan, maka
makin kecil pula pertambahan panjangnya. Koefisien muai panjang beberapa zat
dapat dilihat pada Tabel 1. berikut. Sedangkan koefisien muai luas dan volume zat
padat, masing-masing adalah 𝛽 = 2𝛼 dan 𝛾 = 3𝛼.
Tabel 1. Koefisien Muai Panjang
No Jenis Bahan Koefisien Muai Panjang/0
C
1.
2.
3.
4.
Aluminium
Baja
Besi
Emas
0,000026
0,000011
0,000012
0,000014
Sumber: Encydopedia, 2010
Gambar 3. Rel kereta api dibuat
renggang untuk tempat pemuaian
kerana kenaikan suhu disiang
hari.
5
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
Kaca
Kuningan
Tembaga
Platina
Timah
Seng
Pyrex
Perak
0,000009
0,000018
0,000017
0,000009
0,00003
0,000029
0,000003
0,00002
(1) Pemuaian Panjang
Pada zat padat yang berukuran panjang
dengan luas penampang kecil, seperti pada
kabel dan rel kereta api, Anda bisa
mengabaikan pemuaian pada luas
penampangnya. Pemuaian yang Anda
perhatikan hanya pemuaian pada pertambahan
panjangnya. Pertambahan panjang pada zat
padat yang dipanaskan relatif kecil sehingga butuh ketelitian untuk mengetahuinya.
Secara sistematis sebagai berikut:
βˆ†π‘™ = 𝛼𝑙0βˆ†π‘‡ (2)
dengan
βˆ†π‘™ = 𝑙𝑑 βˆ’ 𝑙0
βˆ†π‘‡ = 𝑇𝑑 βˆ’ 𝑇0
(𝛼) koefisien muai panjang (/℃), (𝑙𝑑) panjang akhir benda (π‘š), (𝑙0) panjang awal
benda (π‘š), (𝑇𝑑) suhu akhir benda (℃), (𝑇0) suhu awal benda (℃).
Gambar 4. Pemuaian logam
Berita Fisika
Salah satu alat yang dapat
digunakan untuk
menyelidiki muai panjang
zat padat berbentuk batang
adalah Musshenbroek.
6
(2) Pemuaian Luas
Untuk benda-benda yang berbentuk lempengan plat (dua dimensi), akan
terjadi pemuaian dalam arah panjang dan lebar. Hal ini berarti lempengan tersebut
mengalami pertambahan luas atau pemuaian luas. Serupa dengan pertambahan
panjang pada kawat, pertambahan luas pada benda dapat dirumuskan sebagai berikut.
βˆ†π΄ = 𝛽𝐴0βˆ†π‘‡ (3)
dengan
βˆ†π΄ = 𝐴 βˆ’ 𝐴0
(𝛽) koefisien muai luas, (𝐴) luas akhir benda, (𝐴0) luas awal benda.
Sebuah benda yang terbuat dari baja memiliki panjang 1000 cm. berapakah
pertambahan panjang baja itu, jika terjadi perubahan suhu sebesar 500
C!
Penyelesaian:
Diketahui:
𝑙0 = 1000 π‘π‘š
βˆ†π‘‡ = 500
𝐢
𝛼 = 12 Γ— 10βˆ’6
Β°πΆβˆ’1
Ditanyakan: βˆ†π‘™ = β‹― ?
Jawab:
βˆ†π‘™ = 𝑙0𝛼 Γ— βˆ†π‘‡
= 1000 Γ— 12 Γ— 10βˆ’6
Γ— 50
= 60 π‘π‘š
Jadi, pertambahan panjang baja tersebut sebesar 60 cm.
Contoh Soal
7
(3) Pemuaian Volume
Zat padat yang mempunyai tiga dimensi (panjang, lebar, dan tinggi), seperti
bola dan balok, jika dipanaskan akan mengalami muai volume, yakni bertambahnya
panjang, lebar, dan tinggi zat padat tersebut. Karena muai volume merupakan
penurunan dari muai panjang, maka muai ruang juga tergantung dari jenis zat.
βˆ†π‘‰ = 𝛾𝑉0βˆ†π‘‡ (4)
dengan
βˆ†π‘‰ = 𝑉 βˆ’ 𝑉0
(𝛾) koefisien muai volume, (𝑉) volume akhir benda, (𝑉0) volume awal benda.
Pada suhu 300
C sebuah pelat besi luasnya 10 m2
.
Apabila suhunya dinaikkan menjadi 900
C dan
koefisien muai panjang besi sebesar 0,000012/0
C,
maka tentukan luas pelat besi tersebut!
Penyelesaian:
Diketahui:
𝐴0 = 10 π‘š2
βˆ†π‘‡ = 90 βˆ’ 30 = 600
𝐢
∝= 0,000012/℃
𝛽 = 2𝛼 = 2 Γ— 0,000012/℃ = 0,000024/℃
Ditanyakan: 𝐴𝑑 = β‹― ?
Jawab:
𝐴𝑑 = 𝐴0(1 + 𝛽 Γ— βˆ†π‘‡) = 10(1 +
0,000024 Γ— 60) = 10,0144 π‘š2
Jadi, luas pelat besi setelah dipanaskan adalah
10,0144 m2
.
Contoh Soal
Berita Fisika
Kebanyakan
zat memuai
saat
dipanaskan,
molekul-
molekulnya
bergerak lebih
cepatdan lebih
berjauhan.
Bsarnya
pemuaian
tergantung
gaya antar
molekul.
8
b. Pemuaian Zat Cair
Sifat zat cair adalah selalu mengikuti bentuk
wadahnya. Jadi, wadah berarti volume. Oleh karena
itu, zat cair hanya memiliki muai volume.
Persamaannya persis sama dengan persamaan untuk
menghitung pemuaian volume zat padat, tetapi
pemuaian volume zat cair lebih besar daripada
pemuaian volume zat padat untuk kenaikan suhu yang
sama. Karena itu, jika suatu wadah berisi zat cair
hampir penuh dipanaskan, pada suhu tertentu zat cair dalam wadah akan tumpah.
c. Pemuaian Gas
Seperti halnya zat padat dan zat cair, gas juga mengalami pemuaian. Selama
gas dipanaskan, gas akan memuai. Pemuaian gas bisa terjadi pada gas bertekanan
Sebuah bejana memiliki volume 1 liter pada suhu 250
C. jika koefisien muai
panjang bejana 2 x 10-5
/0
C, maka tentukan volume bejana pada suhu 750
C!
Penyelesaian:
Diketahui:
𝛾 = 3𝛼 = 6 Γ— 10βˆ’5
/℃
βˆ†π‘‡ = 75 βˆ’ 25 = 500
𝐢
𝑉0 = 1𝑙
Ditanyakan: 𝑉𝑑 = β‹― ?
Jawab:
𝑉𝑑 = 𝑉0(1 + 𝛾 Γ— βˆ†π‘‡) = 1(1 + 6 Γ— 10βˆ’5
Γ— 50) = 1,003 π‘™π‘–π‘‘π‘’π‘Ÿ
Jadi, volume bejana setelah dipanaskan adalah 1,003 liter.
Contoh Soal
Gambar 5. Air yang direbus
9
tetap (proses isobarik), dan bisa terjadi pada gas bervolume tetap (proses isokhorik).
Sehingga persamaan kuantitatif untuk pemuaian gas yaitu:
𝑃1𝑉1
𝑇1
=
𝑃2𝑉2
𝑇2
(5)
Gas dalam ruang tertutup dengan volume 5 liter bersuhu 370
C pada
tekanan 3 atm. Jika gas tersebut dipanaskan sampai 520
C, volumenya
menjadi 6,5 liter. Tentukanlah perubahan tekanannya!
Penyelesaian:
Diketahui:
𝑉1 = 5 π‘™π‘–π‘‘π‘’π‘Ÿ 𝑉2 = 6,5 π‘™π‘–π‘‘π‘’π‘Ÿ
𝑇1 = 37℃ 𝑇2 = 52℃
𝑃1 = 3 π‘Žπ‘‘π‘š
Ditanyakan: 𝑃2 = β‹― ?
Jawab:
𝑃1𝑉1
𝑇1
=
𝑃2𝑉2
𝑇2
3Γ—5
310
=
𝑃2(6,5)
325
𝑃2 =
325Γ—15
310Γ—6,5
= 2,4 π‘Žπ‘‘π‘š
βˆ†π‘ƒ = 3 βˆ’ 2,4
= 0,6 π‘Žπ‘‘π‘š
Jadi perubahan tekanannya yaitu 0,6 atm.
Contoh Soal
10
B. Kalor dan Perubahan Wujud
1. Kalor Jenis dan Kapasitas Kalor
Kalor adalah energi yang berpindah dari benda yang suhunya lebih tinggi ke
benda yang suhunya lebih rendah ketika kedua benda bersentuhan. Persamaan kalor
yaitu:
𝑄 = π‘šπ‘βˆ†π‘‡ (6)
dengan (𝑄) Kalor benda (𝐽), (π‘š) massa benda (π‘˜π‘”), (𝑐) kalor jenis zat (𝐽/π‘˜π‘”β„ƒ),
(βˆ†π‘‡) perubahan suhu (℃).
Kalor jenis benda (zat) menunjukkan banyaknya kalor yang diperlukan oleh 1
kg zat untuk menaikkan suhunya sebesar satu satuan suhu (Β° C). Hal ini berarti tiap
benda (zat) memerlukan kalor yang berbeda-beda meskipun untuk menaikkan suhu
yang sama dan massa yang sama. Kalor jenis beberapa zat dapat Anda lihat pada
tabel berikut.
Tabel 2. Kalor jenis beberapa zat
No Nama Zat
Kalor Jenis
J/kg0
C Kkal/kg0
C
1.
2.
3.
4.
5.
Alcohol
Es
Air
Uap air
Aluminium
2.400
2.100
4.200
2.010
900
500
500
1000
480
210
Indikator yang harus dicapai:
1. Menganalisis pengaruh kalor dan perubahan wujud benda melalui percobaan
dengan menghargai kerja individu dan kelompok dalam aktivitas sehari-hari
sehingga bertambahnya keimanan dan meyadari kebesaran Tuhan
11
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15
16.
17.
18.
19.
Besi/Baja
Emas
Gliserin
Kaca
Kayu
Kuningan
Marmer
Minyak tanah
Perak
Raksa
Seng
Tembaga
Timbal
Badan manusia
450
130
2.400
670
1.700
3.80
860
2.200
230
140
390
390
130
3.470
110
30
580
160
400
90
210
580
60
30
90
90
30
830
Berapa besar kalr yang diperlukan untuk menaikkan suhu sebatang besi
yang massanya 10 kg dari 200
C menjadi 1000
C, jika kalor jenis besi 450
J/kg?
Penyelesaian:
Diketahui:
π‘š = 10 π‘˜π‘”
βˆ†π‘‡ = 100 βˆ’ 20
= 800
𝐢
𝑐 = 450𝐽/π‘˜π‘”
Ditanyakan: 𝑄 = β‹― ?
Jawab:
𝑄 = π‘š Γ— 𝑐 Γ— βˆ†π‘‡
= 10 Γ— 450 Γ— 80
= 360 π‘˜π½
Jadi, kalor yang dibutuhkan sebatang besi tersebut sebesar 360 kJ.
Contoh Soal
12
Untuk suatu zat tertentu, misalnya
zatnya berupa bejana kalorimeter ternyata akan
lebih memudahkan jika faktor massa (m) dan
kalor jenis (c) dinyatakan sebagai satu
kesatuan. Faktor m dan c ini biasanya disebut
kapasitas kalor, yaitu banyaknya kalor yang
diperlukan untuk menaikkan suhu suatu zat
sebesar 10
C.
Kapasitas kalor dapat dirumuskan
sebagai berikut:
𝐢 = π‘š. 𝑐 atau 𝐢 =
𝑄
βˆ†π‘‡
(7)
dengan (𝐢) kapasitas kalor (𝐽/℃), (𝑄) Kalor benda (𝐽), (π‘š) massa benda (π‘˜π‘”), (𝑐)
kalor jenis zat 𝐽/π‘˜π‘”β„ƒ, (βˆ†π‘‡) perubahan suhu (℃).
Air sebanyak 3 kg bersuhu 100
C dipanaskan hingga bersuhu 350
C. jika
kalor jenis air 4.186 J/kg0
C, tentukan kalor yang diserap air tersebut!
Penyelesaian:
Diketahui:
π‘š = 3 π‘˜π‘”
𝑐 = 4.186𝐽/π‘˜π‘”β„ƒ
βˆ†π‘‡ = (35 βˆ’ 10)℃ = 25℃
Ditanyakan: 𝑄 = β‹― ?
Jawab:
𝑄 = π‘šπ‘βˆ†π‘‡(3 π‘˜π‘”)(4.186𝐽/π‘˜π‘”β„ƒ)(25℃) = 313.950 𝐽
Jadi, kalor yang diserap air tersebut adalah 313.950 J.
Contoh Soal
Berita Fisika
James Joule (1818-1889)
melakukan percobaan yang
membuktikan bahwa
apabila suatu bentuk energi
diubah menjadi bentuk
energi lain tidak ada energi
yang musnah.
13
2. Hukum Kekekalan Energi Kalor (Asas Black)
Kekekalan energi pada pencampuran
dua zat yaitu dengan menggunakan Asas
Black. Apabila dua zat atau lebih berbeda
suhu dan terisolasi dalam suatu sistem, maka
kalor akan mengalir dari zat yang suhunya
lebih tinggi ke zat yang suhunya lebih
rendah. Dalam hal ini, kekekalan energi
memainkan peranan penting. Sejumlah kalor
yang hilang dari zat yang bersuhu tinggi
sama dengan kalor yang didapat oleh zat
yang suhunya lebih rendah.
Kalor yang diserap = Kalor yang diterima, secara sistematis dituliskan
sebagai berikut:
π‘„π‘™π‘’π‘π‘Žπ‘  = π‘„π‘ π‘’π‘Ÿπ‘Žπ‘ (8)
Berita Fisika
Joseph Black mengira bahwa
kapasitas panas yang
merupakan jumlah panas yang
dapat ditampung oleh suatu
benda. Hal ini sebenarnya
ukuran jumlah tenaga yang
diperlukan untuk menaikkan
suhu benda dalam jumlah
tertentu.
Fisikawan Kita
Joseph Black
(1728 - 1799)
Joseph Black adalah seorang ilmuwan dari Skotlandia. Dia menyatakan bahwa
es dapat mencair tanpa berubah suhunya. Hal ini berarti bahwa es dapat
menyerap panas dan menggunakan energi panas tersebut untuk mengubah
bentuknya menjadi cair. Ia juga menemukan bahwa kejadian yang sama akan
terjadi saat air berubah menjadi uap air. Energi yang diserap oleh suatu bahan
untuk berubah dari padat menjadi cair disebut kalor laten peleburan,
sedangkan saat benda cair berubah menjadi gas disebut kalor laten
penguapan. Black juga menyatakan bahwa sejumlah substansi yang berbeda
akan membutuhkan sejumlah energi panas yang berbeda pula untuk
menentukan suhunya dengan kenaikan yang sama.
14
Air sebanyak 0,5 kg yang bersuhu 1000
C di tuangkan ke dalam bejana dari
aluminium yang memiliki massa 0,5 kg. jika suhu awal bejana sebesar
250
C, kalor jenis aluminium 900 J/kg0
C, dan kalor jenis air 4.200 J/kg0
C,
maka tentukan suhu kesetimbangan yang tercapai! (anggap tidak ada kalor
yang mengalir ke lingkungan)
Penyelesaian:
Diketahui:
π‘šπ‘Žπ‘–π‘Ÿ = 0,5 π‘˜π‘”
π‘‡π‘Žπ‘–π‘Ÿ = 100℃
π‘šπ‘π‘—π‘› = 0,5 π‘˜π‘”
𝑇𝑏𝑗𝑛 = 25℃
πΆπ‘Žπ‘–π‘Ÿ = 4.200 𝐽/π‘˜π‘”β„ƒ
𝐢𝑏𝑗𝑛 = 900 𝐽/π‘˜π‘”β„ƒ
Ditanyakan: π‘‡π‘‘π‘’π‘Ÿπ‘šπ‘Žπ‘™ = β‹― ?
Jawab:
π‘„π‘™π‘’π‘π‘Žπ‘  = π‘„π‘ π‘’π‘Ÿπ‘Žπ‘
π‘šπ‘Žπ‘–π‘Ÿ Γ— πΆπ‘Žπ‘–π‘Ÿ Γ— βˆ†π‘‡π‘Žπ‘–π‘Ÿ = π‘šπ‘π‘—π‘› Γ— 𝐢𝑏𝑗𝑛 Γ— βˆ†π‘‡π‘π‘—π‘›
0,5 Γ— 4.200 Γ— (100 βˆ’ π‘‡π‘‘π‘’π‘Ÿπ‘šπ‘Žπ‘™) = 0,5 Γ— 900 Γ— (π‘‡π‘‘π‘’π‘Ÿπ‘šπ‘Žπ‘™ βˆ’ 25)
210.000 βˆ’ 2.100π‘‡π‘‘π‘’π‘Ÿπ‘šπ‘Žπ‘™ = 450π‘‡π‘‘π‘’π‘Ÿπ‘šπ‘Žπ‘™ βˆ’ 11.250
2.550π‘‡π‘‘π‘’π‘Ÿπ‘šπ‘Žπ‘™ = 222.250
π‘‡π‘‘π‘’π‘Ÿπ‘šπ‘Žπ‘™ = 87,156℃
Jadi, suhu keseimbangannya adalah 87,1560
C.
Contoh Soal
15
3. Perubahan Wujud Zat
Perubahan wujud zat ada enam
macam, yaitu: (1) melebur, perubahan
wujud dari padat menjadi cair, (2)
membeku, perubahan wujud dari cair
menjdai padat, (3) menguap, perubahan
wujud dari cair menjadi gas, (4)
mengembun, perubahan wujud dari gas
menjadi cair, (5) menyublim, perubahan
wujud dari padat langsung menjadi gas
(tanpa melalui wujud cair), (6) mengkristal,
perubahan wujud dari gas menjadi padat.
Kalor lebur dan kalor penguapan suatu zat juga mengacu pada jumlah kalor
yang dilepaskan oleh zat tersebut ketika berubah dari cair ke padat, atau dari gas ke
uap air. Dengan demikian, air mengeluarkan 333 kJ/kg ketika menjadi es, dan
mengeluarkan 2.260 kJ/kg ketika berubah menjadi air. Tentu saja, kalor yang terlibat
dalam perubahan wujud tidak hanya bergantung pada kalor laten, tetapi juga pada
massa total zat tersebut, dirumuskan:
𝑄 = π‘š. 𝐿 (9)
𝑄 (kalor yang diperlukan atau dilepaskan selama perubahan wujud) (𝐽), π‘š
(massa zat) (π‘˜π‘”), 𝐿 (kalor laten) (𝐽/π‘˜π‘”).
Tabel 3. Kalor Laten (pada 1 atm)
Zat
Titik Lebur
(0
C)
Kalor Lebur Titik
Didih (0
C)
Kalor Penguapan
Kkal/kg J/kg Kkal/kg J/kg
Oksigen
Nitrogen
Etil alcohol
-218,8
-210,0
-114
3,3
6,1
25
0,14 x 10-5
0,26 x 10-5
1,04 x 10-5
-183
-195,8
78
51
48
204
2,1 x 105
2,0 x 105
8,5 x 105
Gambar 6. Perubahan wujud zat
16
Amonia
Air
Timah hitam
Perak
Besi
Tungsten
-77,8
0
327
961
1.808
3.410
8,0
79,7
5,9
21
69,1
44
0,33 x 10-5
3,33 x 10-5
0,25 x 10-5
0,88 x 10-5
2,89 x 10-5
1,84 x 10-5
-33,4
100
1.750
2.193
3.023
5.900
33
539
208
558
1520
1150
1,37 x 105
22,6 x 105
8,7 x 105
23 x 105
63,4 x 105
48 x 105
Catatan: nilai numeric 1 kkal/kg = 1 kal/g
C. Perpindahan Kalor
Indikator yang harus dicapai:
1. Memahami perpindahan kalor dan menyelidiki konduktivitas kalor melalui
percobaan dengan menghargai kerja individu dan kelompok dalam aktivitas
sehari-hari sehingga bertambahnya keimanan dan meyadari kebesaran Tuhan.
Es sebanyak 3 kg pada suhu 0 0
C dibiarkan pada suhu ruang hingga
seluruhnya mencair. Berapakah kalor yang diperlukan untuk mencairkan es
tersebut? (kalor lebur air = 3,33 x 10-5
J/kg)
Penyelesaian:
Diketahui:
π‘š = 3 π‘˜π‘”
𝐿 = 3,33 Γ— 10βˆ’5
𝐽/π‘˜π‘”
Ditanyakan: 𝑄 = β‹― ?
Jawab:
𝑄 = π‘šπΏ = (3 π‘˜π‘”) (3,33 Γ— 10βˆ’5
𝐽/π‘˜π‘”) = 10βˆ’4
𝐽
Contoh Soal
17
Kalor dapat berpindah dari benda yang suhunya lebih tinggi ke benda yang
suhunya lebih rendah. Ada tiga cara perpindahan kalor, yaitu:
1. Perpindahan Kalor secara Konduksi
Konduksi merupakan proses
perpindahan kalor tanpa disertai
perpindahan partikel. Konduksi atau
hantaran kalor pada banyak materi dapat
digambarkan sebagai hasil tumbukan
molekul-molekul. Sementara satu ujung
benda dipanaskan, molekul-molekul di
tempat itu bergerak lebih cepat.
Sementara itu, tumbukan dengan molekul-
molekul yang langsung berdekatan lebih
lambat, mereka mentransfer sebagian
energi ke molekulmolekul lain, yang lajunya kemudian bertambah. Molekulmolekul
ini kemudian juga mentransfer sebagian energi mereka dengan molekul-molekul lain
sepanjang benda tersebut. Dengan demikian, energi gerak termal ditransfer oleh
tumbukan molekul sepanjang benda. Hal inilah yang mengakibatkan terjadinya
konduksi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi laju kalor konduksi yaitu koefisien
konduksi (π‘˜), luas permukaan benda (𝐴), dan beda temperatur (βˆ†π‘‡), ketebalan benda
(𝑙), secara matematis dituliskan:
𝑄
𝑑
=
π‘˜π΄βˆ†π‘‡
𝑙
(10)
Gambar 7. Sendok logam didalam
secangkir kopi panas akan ikut panas.
18
2. Perpindahan Kalor secara Konveksi
Konveksi merupakan proses perpindahan kalor dari satu bagian fluida ke
bagian lain fluida oleh pergerakan fluida itu sendiri. Zat cair dan gas umumnya
bukan penghantar kalor yang sangat baik. Meskipun demikian keduanya dapat
mentransfer kalor cukup cepat dengan konveksi. Konveksi atau aliran kalor adalah
proses di mana kalor ditransfer dengan pergerakan molekul dari satu tempat ke
tempat yang lain. Bila pada konduksi melibatkan molekul (atau elektron) yang hanya
bergerak dalam jarak yang kecil dan bertumbukan, konveksi melibatkan pergerakan
molekul dalam jarak yang besar.
Konveksi dalam kehidupan sehari-hari dapat kita lihat pada peristiwa
terjadinya angin darat dan angin laut. Pada siang hari, daratan lebih cepat panas
daripada laut, sehingga udara di atas daratan naik dan udara sejuk di atas laut
Diketahui suhu permukaan bagian dalam dan luar sebuah kaca jendela
yang memiliki panjang 2 m dan lebar 1,5 m berturut-turut 270
C dan 260
C.
jika tebal kaca tersebut 3,2 mm dan konduktivitas termal kaca sebesar 0,8
W/m0
C, maka tentukan laju aliran kalor yang lewat jendela tersebut!
Penyelesaian:
Diketahui:
𝑙 = 3,2 π‘šπ‘š = 3,2 Γ— 10βˆ’3
π‘š2
𝐴 = 2 Γ— 1,5 = 3π‘š2
βˆ†π‘‘ = 27 βˆ’ 26 = 10
𝐢
π‘˜ = 0,8 π‘Š/π‘š0
𝐢
Ditanyakan: 𝐻 = β‹― ?
Jawab:
𝐻 = π‘˜ Γ— 𝐴 Γ—
βˆ†π‘‘
𝑙
= 0,8 Γ— 3 Γ—
1
3,2Γ—10βˆ’3 = 750 𝐽 𝑠
⁄
Contoh Soal
19
bergerak ke daratan. Hal ini karena
tekanan udara di atas permukaan
laut lebih besar, sehingga angin
laut bertiup dari permukaan laut ke
daratan. Sebaliknya, pada malam
hari daratan lebih cepat dingin
daripada laut, sehingga udara
bergerak dari daratan ke laut, disebut angin darat.
Faktor-faktor yang mempengaruhi laju kalor konveksi yaitu koefisien
konveksi (β„Ž), luas permukaan benda (𝐴), dan beda temperatur (βˆ†π‘‡), secara matematis
dituliskan:
𝑄
𝑑
= β„Žπ΄βˆ†π‘‡ (11)
Udara dalam sebuah kamar menunjukkan skala 259
C, sedangkan suhu
permukaan jendela kaca kamar tersebut 159
C. jika koefisien konveksi 7,5 x
10-5
Wm-2
(0
C)-4
, maka tentukan laju kalor yang diterima oleh jendela kaca
seluas 0,6 m2
!
Penyelesaian:
Diketahui:
βˆ†π‘‘ = 25 βˆ’ 15 = 100
𝐢
𝐴 = 0,6 π‘š2
β„Ž = 7,5 Γ— 10βˆ’5
π‘Šπ‘šβˆ’2(°𝐢)βˆ’4
Ditanyakan: 𝐻 = β‹― ?
Jawab:
𝐻 = β„Ž Γ— 𝐴 Γ— βˆ†π‘‡4
= 7,5 Γ— 10βˆ’5
Γ— 0,6 Γ— 104
= 0,45 π‘Š
Contoh Soal
Gambar 8. Terjadi Angin darat dan angina laut
20
3. Perpindahan Kalor secara Radiasi
Radiasi merupakan proses
perpindahan energi kalor dalam
bentuk gelombang elektromagnetik.
Semua kehidupan di dunia ini
bergantung pada transfer energi dari
Matahari, dan energi ini ditransfer ke
Bumi melalui ruang hampa (hampa
udara). Bentuk transfer energi ini
dalam bentuk kalor yang dinamakan
radiasi, karena suhu Matahari jauh lebih besar (6.000 K) daripada suhu permukaan
bumi. Radiasi pada dasarnya terdiri dari gelombang elektromagnetik. Radiasi dari
Matahari terdiri dari cahaya tampak ditambah panjang gelombang lainnya yang tidak
bisa dilihat oleh mata, termasuk radiasi inframerah (IR) yang berperan dalam
menghangatkan Bumi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi laju kalor
radiasi yaitu emisivitas (𝑒), tetapan Stefan-Boltzmann
(𝜎), luas permukaan benda (𝐴), dan pangkat empat
temperatur (𝑇4
), secara matematis dituliskan:
𝑄
𝑑
= π‘’πœŽπ΄π‘‡4
(12)
Gambar 9. Sinar Matahari
Berita Fisika
Pada malam hari
pantulan cahaya
matahari
mengakibatkan bulan
dan planet bersinar di
langit, peristiwa ini
menyadarkan kita
akan kebesaran Tuhan
yang mengatur alam
semesta.
21
Sebuah plat tipis memiliki total luas permukaan 0,02 m2
. Plat tersebut
kemudian dipanaskan dengan sebuah tungku hingga suhunya mencapai
1.000 K. jika entitas plat 0,6, maka tentukan laju radiasi yang dipancarkan
plat tersebut!
Penyelesaian:
Diketahui:
𝐴 = 0,02π‘š2
𝑇 = 1.000𝐾
𝑒 = 0,6
𝜎 = 5,6705119 Γ— 10βˆ’8
π‘Š/π‘šπΎ4
Ditanyakan: 𝐻 = β‹― ?
Jawab:
𝐻 = π΄π‘’πœŽπ‘‡4
= 0,02 Γ— 0,6 Γ— (5,6705119 Γ— 10βˆ’8 ) Γ— (1.000)4
= 6.804 π‘Š
Contoh Soal
22
1. Suhu adalah ukuran mengenai panas atau dinginnya suatu zat atau
benda.
2. Untuk mengukur suhu suatu benda digunakan termometer.
3. Berdasarkan penetapan skala termometer dibedakan menjadi empat
jenis, yaitu termometer Celsius, Reamur, Fahrenheit, dan Kelvin.
4. Pemuaian adalah bertambah besarnya ukuran suatu benda karena
kenaikan suhu yang terjadi pada benda tersebut.
5. Pemuaian terjadi pada zat padat, zat cair, dan gas.
6. Contoh penerapan pemuaian dalam kehidupan sehari-hari, antara lain,
bimetal, pemasangan ban baja pada roda kereta api, dan pemasangan
kaca pada jendela.
7. Kalor adalah salah satu bentuk energi panas yang dapat berpindah dari
benda yang bersuhu tinggi ke benda yang bersuhu rendah.
8. Pengaruh kalor terhadap suatu zat adalah mengubah suhu dan wujud zat
tersebut.
9. Kalor jenis adalah banyaknya kalor yang diperlukan 1 kg zat untuk
menaikkan suhu 1Β° C.
10. Hukum Kekekalan Energi berbunyi β€œkalor yang dilepas sama dengan
kalor yang diterima”, yang dikenal sebagai Asas Black.
11. Kalor berpindah dari satu benda ke benda yang lain dengan tiga cara
yaitu konduksi, konveksi, dan radiasi.
Ringkasan
23
Asas Black Kekekalan energi pada pertukaran kalor, kalor yang dilepaskan
sama dengan kalor yang diterima.
Isolator Zat yang sukar menghantarkan kalor.
Kalor Proses perpindahan energi dari satu benda atau sistem ke benda atau
sistem lain akibat selisih temperatur.
Kalorimeter Salah satu jenis piranti yang digunakan untuk mengukur sifat
termal, seperti kapasitas kalor dan kalor jenis.
Kalor Jenis Kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu 1 kg suatu zat
sebesar 1 K atau 10
C.
Kapasitas Kalor Kalor yang diperlukan oleh suatu zat untuk menaikkan suhu
zat itu sebesar satu kelvin.
Konduksi Perpindahan kalor melalui suatu bahan dari satu daerah
bertemperatur tinggi ke daerah yang lain yang bertemperatur rendah.
Konduktivitas Termal Ukuran kemampuan zat menghantarkan kalor.
Konduktor Bahan yang memiliki konduktivitas yang tinggi, yakni mudah
menghantarkan kalor.
Konveksi Proses perpindahan kalor dari satu bagian fluida ke bagian lain
akibat pergerakan fluida itu sendiri. Pada konveksi alamiah,
perpindahan terjadi akibat gravitasi.
Melebur Perubahan wujud dari padat menjadi cair.
Membeku Perubahan wujud dari air menjadi padat.
Menguap Perubahan wujud dari air menjadi gas.
Menyublim Perubahan wujud dari padat langsung menjadi gas.
Radiasi Perpindahan energi kalor dalam bentuk gelombang elektromagnetik.
Suhu Derajat panas dinginnya suatu benda.
Termometer Alat yang digunakan untuk mengukur suhu suatu bahan.
Titik Lebur Temperature yang menunjukkan keadaan perubahan zat padat
menjadi zat cair.
Glosarium
24
Kanginan, Marthen. 2006. Fisika untuk SMA kelas X Semester 2. Jakarta: Eralngga.
Kanginan, Marthen. 2006. Seribu Pena Fisika untuk SMA kelas X. Jakarta: Eralngga.
Kanginan, Marthen. 2013. Fisika untuk SMA kelas X Semester 2. Jakarta: Eralngga.
Sumarsono, Joko. 2009. Fisika untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan Nasioanl.
Daftar Pustaka

More Related Content

Similar to SUHU DAN KALOR

Modul kelas x unit 7
Modul kelas x unit 7Modul kelas x unit 7
Modul kelas x unit 7Eko Supriyadi
Β 
display-flipchartsuhukalor-160618070233 (1).pptx
display-flipchartsuhukalor-160618070233 (1).pptxdisplay-flipchartsuhukalor-160618070233 (1).pptx
display-flipchartsuhukalor-160618070233 (1).pptxWahyuYulianto12
Β 
Bab 5 suhu dan kalor
Bab 5 suhu dan kalorBab 5 suhu dan kalor
Bab 5 suhu dan kalorEKO SUPRIYADI
Β 
Kalor dan Perubahan Kalor.pptx
Kalor dan Perubahan Kalor.pptxKalor dan Perubahan Kalor.pptx
Kalor dan Perubahan Kalor.pptxrosa yani
Β 
Suhu dan Kalir SMK Teknologi Kelas X Semester 1
Suhu dan Kalir SMK Teknologi Kelas X Semester 1Suhu dan Kalir SMK Teknologi Kelas X Semester 1
Suhu dan Kalir SMK Teknologi Kelas X Semester 1kabul16
Β 
Panas jenis (p1)
Panas jenis (p1)Panas jenis (p1)
Panas jenis (p1)Bayu Dermawan
Β 
Pemuaian zat padat
Pemuaian zat padatPemuaian zat padat
Pemuaian zat padatAthaya Atsiq
Β 
Kalor dan Perubahan Kalor.pptx
Kalor dan Perubahan Kalor.pptxKalor dan Perubahan Kalor.pptx
Kalor dan Perubahan Kalor.pptxrosa yani
Β 
Suhu dan-kalor ppt kelompok 5
Suhu dan-kalor ppt kelompok 5Suhu dan-kalor ppt kelompok 5
Suhu dan-kalor ppt kelompok 5boim007
Β 
SUHU(konversi suhu) , KALOR DAN PEMUAIAN.pptx
SUHU(konversi suhu) , KALOR DAN PEMUAIAN.pptxSUHU(konversi suhu) , KALOR DAN PEMUAIAN.pptx
SUHU(konversi suhu) , KALOR DAN PEMUAIAN.pptxIraWati143786
Β 
Kalor Laten dan Pemuaian - Kelas X
Kalor Laten dan Pemuaian - Kelas XKalor Laten dan Pemuaian - Kelas X
Kalor Laten dan Pemuaian - Kelas XTiara Neysa Amadea
Β 
SUHU dan KALOR.pdf
SUHU dan KALOR.pdfSUHU dan KALOR.pdf
SUHU dan KALOR.pdfWan Na
Β 
Termodinamika
TermodinamikaTermodinamika
TermodinamikaHernitaUB
Β 
Percobaan asas black (kalorimeter)
Percobaan asas black (kalorimeter)Percobaan asas black (kalorimeter)
Percobaan asas black (kalorimeter)KLOTILDAJENIRITA
Β 
Buku Fisika Kelas X-bab 6
Buku Fisika Kelas X-bab 6Buku Fisika Kelas X-bab 6
Buku Fisika Kelas X-bab 6Arif Wicaksono
Β 
Suhu dan-kalor final
Suhu dan-kalor finalSuhu dan-kalor final
Suhu dan-kalor finalMoh Iriyanto
Β 
Suhu & Kalor, Pemuaian.pptx
Suhu & Kalor, Pemuaian.pptxSuhu & Kalor, Pemuaian.pptx
Suhu & Kalor, Pemuaian.pptxWulandariPalupi1
Β 
suhu dan kalor smp kelas 7 ( kalor ).pptx
suhu dan kalor smp kelas 7 ( kalor ).pptxsuhu dan kalor smp kelas 7 ( kalor ).pptx
suhu dan kalor smp kelas 7 ( kalor ).pptxyusti7
Β 

Similar to SUHU DAN KALOR (20)

07 bab 6
07 bab 607 bab 6
07 bab 6
Β 
Modul kelas x unit 7
Modul kelas x unit 7Modul kelas x unit 7
Modul kelas x unit 7
Β 
display-flipchartsuhukalor-160618070233 (1).pptx
display-flipchartsuhukalor-160618070233 (1).pptxdisplay-flipchartsuhukalor-160618070233 (1).pptx
display-flipchartsuhukalor-160618070233 (1).pptx
Β 
PPT Suhu dan Kalor
PPT Suhu dan KalorPPT Suhu dan Kalor
PPT Suhu dan Kalor
Β 
Bab 5 suhu dan kalor
Bab 5 suhu dan kalorBab 5 suhu dan kalor
Bab 5 suhu dan kalor
Β 
Kalor dan Perubahan Kalor.pptx
Kalor dan Perubahan Kalor.pptxKalor dan Perubahan Kalor.pptx
Kalor dan Perubahan Kalor.pptx
Β 
Suhu dan Kalir SMK Teknologi Kelas X Semester 1
Suhu dan Kalir SMK Teknologi Kelas X Semester 1Suhu dan Kalir SMK Teknologi Kelas X Semester 1
Suhu dan Kalir SMK Teknologi Kelas X Semester 1
Β 
Panas jenis (p1)
Panas jenis (p1)Panas jenis (p1)
Panas jenis (p1)
Β 
Pemuaian zat padat
Pemuaian zat padatPemuaian zat padat
Pemuaian zat padat
Β 
Kalor dan Perubahan Kalor.pptx
Kalor dan Perubahan Kalor.pptxKalor dan Perubahan Kalor.pptx
Kalor dan Perubahan Kalor.pptx
Β 
Suhu dan-kalor ppt kelompok 5
Suhu dan-kalor ppt kelompok 5Suhu dan-kalor ppt kelompok 5
Suhu dan-kalor ppt kelompok 5
Β 
SUHU(konversi suhu) , KALOR DAN PEMUAIAN.pptx
SUHU(konversi suhu) , KALOR DAN PEMUAIAN.pptxSUHU(konversi suhu) , KALOR DAN PEMUAIAN.pptx
SUHU(konversi suhu) , KALOR DAN PEMUAIAN.pptx
Β 
Kalor Laten dan Pemuaian - Kelas X
Kalor Laten dan Pemuaian - Kelas XKalor Laten dan Pemuaian - Kelas X
Kalor Laten dan Pemuaian - Kelas X
Β 
SUHU dan KALOR.pdf
SUHU dan KALOR.pdfSUHU dan KALOR.pdf
SUHU dan KALOR.pdf
Β 
Termodinamika
TermodinamikaTermodinamika
Termodinamika
Β 
Percobaan asas black (kalorimeter)
Percobaan asas black (kalorimeter)Percobaan asas black (kalorimeter)
Percobaan asas black (kalorimeter)
Β 
Buku Fisika Kelas X-bab 6
Buku Fisika Kelas X-bab 6Buku Fisika Kelas X-bab 6
Buku Fisika Kelas X-bab 6
Β 
Suhu dan-kalor final
Suhu dan-kalor finalSuhu dan-kalor final
Suhu dan-kalor final
Β 
Suhu & Kalor, Pemuaian.pptx
Suhu & Kalor, Pemuaian.pptxSuhu & Kalor, Pemuaian.pptx
Suhu & Kalor, Pemuaian.pptx
Β 
suhu dan kalor smp kelas 7 ( kalor ).pptx
suhu dan kalor smp kelas 7 ( kalor ).pptxsuhu dan kalor smp kelas 7 ( kalor ).pptx
suhu dan kalor smp kelas 7 ( kalor ).pptx
Β 

More from Naita Novia Sari

Pengenalan IPA Terapan
Pengenalan IPA TerapanPengenalan IPA Terapan
Pengenalan IPA TerapanNaita Novia Sari
Β 
KONTRAK PERKULIAHAN SEJARAH PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA
KONTRAK PERKULIAHAN SEJARAH PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIAKONTRAK PERKULIAHAN SEJARAH PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA
KONTRAK PERKULIAHAN SEJARAH PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIANaita Novia Sari
Β 
SAT EVALUASI PEMBELAJARAN DI SD
SAT EVALUASI PEMBELAJARAN DI SDSAT EVALUASI PEMBELAJARAN DI SD
SAT EVALUASI PEMBELAJARAN DI SDNaita Novia Sari
Β 
RAT EVALUASI PEMBELAJARAN DI SD
RAT EVALUASI PEMBELAJARAN DI SDRAT EVALUASI PEMBELAJARAN DI SD
RAT EVALUASI PEMBELAJARAN DI SDNaita Novia Sari
Β 
SAT DASAR-DASAR MATEMATIKA DAN SAINS
SAT DASAR-DASAR MATEMATIKA DAN SAINSSAT DASAR-DASAR MATEMATIKA DAN SAINS
SAT DASAR-DASAR MATEMATIKA DAN SAINSNaita Novia Sari
Β 
RAT DASAR-DASAR MATEMATIKA DAN SAINS
RAT DASAR-DASAR MATEMATIKA DAN SAINSRAT DASAR-DASAR MATEMATIKA DAN SAINS
RAT DASAR-DASAR MATEMATIKA DAN SAINSNaita Novia Sari
Β 
Perkembangan Pikiran Manusia
Perkembangan Pikiran ManusiaPerkembangan Pikiran Manusia
Perkembangan Pikiran ManusiaNaita Novia Sari
Β 
Modul 6. Pemberian Nilai dan Tindak Lanjut Hasil Penilaian
Modul 6. Pemberian Nilai dan Tindak Lanjut Hasil PenilaianModul 6. Pemberian Nilai dan Tindak Lanjut Hasil Penilaian
Modul 6. Pemberian Nilai dan Tindak Lanjut Hasil PenilaianNaita Novia Sari
Β 
Modul 5. Kualitas Alat Ukur (Instrumen)
Modul 5. Kualitas Alat Ukur (Instrumen)Modul 5. Kualitas Alat Ukur (Instrumen)
Modul 5. Kualitas Alat Ukur (Instrumen)Naita Novia Sari
Β 
Modul 4. Pengumpulan dan Pengolahan Informasi Hasil Belajar
Modul 4. Pengumpulan dan Pengolahan Informasi Hasil BelajarModul 4. Pengumpulan dan Pengolahan Informasi Hasil Belajar
Modul 4. Pengumpulan dan Pengolahan Informasi Hasil BelajarNaita Novia Sari
Β 
Modul 3. pengembangan asesmen alternatif
Modul 3. pengembangan asesmen alternatifModul 3. pengembangan asesmen alternatif
Modul 3. pengembangan asesmen alternatifNaita Novia Sari
Β 
Modul 2. Pengembangan Tes Hasil Belajar
Modul 2. Pengembangan Tes Hasil BelajarModul 2. Pengembangan Tes Hasil Belajar
Modul 2. Pengembangan Tes Hasil BelajarNaita Novia Sari
Β 
Modul 1. Konsep Dasar Penilaian Dalam Pembelajaran
Modul 1. Konsep Dasar Penilaian Dalam PembelajaranModul 1. Konsep Dasar Penilaian Dalam Pembelajaran
Modul 1. Konsep Dasar Penilaian Dalam PembelajaranNaita Novia Sari
Β 

More from Naita Novia Sari (18)

RPS BK.pdf
RPS BK.pdfRPS BK.pdf
RPS BK.pdf
Β 
Angka Penting
Angka PentingAngka Penting
Angka Penting
Β 
Pengukuran
PengukuranPengukuran
Pengukuran
Β 
Contoh dan Latihan
Contoh dan LatihanContoh dan Latihan
Contoh dan Latihan
Β 
Besaran Fisika
Besaran FisikaBesaran Fisika
Besaran Fisika
Β 
Pengenalan IPA Terapan
Pengenalan IPA TerapanPengenalan IPA Terapan
Pengenalan IPA Terapan
Β 
KONTRAK PERKULIAHAN SEJARAH PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA
KONTRAK PERKULIAHAN SEJARAH PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIAKONTRAK PERKULIAHAN SEJARAH PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA
KONTRAK PERKULIAHAN SEJARAH PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA
Β 
SAT EVALUASI PEMBELAJARAN DI SD
SAT EVALUASI PEMBELAJARAN DI SDSAT EVALUASI PEMBELAJARAN DI SD
SAT EVALUASI PEMBELAJARAN DI SD
Β 
RAT EVALUASI PEMBELAJARAN DI SD
RAT EVALUASI PEMBELAJARAN DI SDRAT EVALUASI PEMBELAJARAN DI SD
RAT EVALUASI PEMBELAJARAN DI SD
Β 
SAT DASAR-DASAR MATEMATIKA DAN SAINS
SAT DASAR-DASAR MATEMATIKA DAN SAINSSAT DASAR-DASAR MATEMATIKA DAN SAINS
SAT DASAR-DASAR MATEMATIKA DAN SAINS
Β 
RAT DASAR-DASAR MATEMATIKA DAN SAINS
RAT DASAR-DASAR MATEMATIKA DAN SAINSRAT DASAR-DASAR MATEMATIKA DAN SAINS
RAT DASAR-DASAR MATEMATIKA DAN SAINS
Β 
Perkembangan Pikiran Manusia
Perkembangan Pikiran ManusiaPerkembangan Pikiran Manusia
Perkembangan Pikiran Manusia
Β 
Modul 6. Pemberian Nilai dan Tindak Lanjut Hasil Penilaian
Modul 6. Pemberian Nilai dan Tindak Lanjut Hasil PenilaianModul 6. Pemberian Nilai dan Tindak Lanjut Hasil Penilaian
Modul 6. Pemberian Nilai dan Tindak Lanjut Hasil Penilaian
Β 
Modul 5. Kualitas Alat Ukur (Instrumen)
Modul 5. Kualitas Alat Ukur (Instrumen)Modul 5. Kualitas Alat Ukur (Instrumen)
Modul 5. Kualitas Alat Ukur (Instrumen)
Β 
Modul 4. Pengumpulan dan Pengolahan Informasi Hasil Belajar
Modul 4. Pengumpulan dan Pengolahan Informasi Hasil BelajarModul 4. Pengumpulan dan Pengolahan Informasi Hasil Belajar
Modul 4. Pengumpulan dan Pengolahan Informasi Hasil Belajar
Β 
Modul 3. pengembangan asesmen alternatif
Modul 3. pengembangan asesmen alternatifModul 3. pengembangan asesmen alternatif
Modul 3. pengembangan asesmen alternatif
Β 
Modul 2. Pengembangan Tes Hasil Belajar
Modul 2. Pengembangan Tes Hasil BelajarModul 2. Pengembangan Tes Hasil Belajar
Modul 2. Pengembangan Tes Hasil Belajar
Β 
Modul 1. Konsep Dasar Penilaian Dalam Pembelajaran
Modul 1. Konsep Dasar Penilaian Dalam PembelajaranModul 1. Konsep Dasar Penilaian Dalam Pembelajaran
Modul 1. Konsep Dasar Penilaian Dalam Pembelajaran
Β 

Recently uploaded

Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
Β 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
Β 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
Β 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
Β 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
Β 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
Β 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
Β 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
Β 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
Β 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
Β 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
Β 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
Β 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
Β 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
Β 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
Β 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
Β 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
Β 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
Β 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
Β 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
Β 

Recently uploaded (20)

Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Β 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Β 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
Β 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Β 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Β 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Β 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Β 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
Β 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Β 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
Β 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Β 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
Β 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
Β 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
Β 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
Β 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
Β 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Β 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
Β 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Β 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Β 

SUHU DAN KALOR

  • 1. 1 Suhu dan Kalor Kompetensi Dasar: 1.1 Bertambah keimanannya dengan menyadari hubungan keteraturan dan kompleksitas alam dan jagad raya terhadap kebesaran Tuhan yang menciptakannya. 2.2 Menghargai kerja individu dan kelompok dalam aktivitas sehari- hari sebagai wujud implementasi melaksanakan percobaan dan melaporkan hasil percobaan. 3.4 Menganalisis pengaruh kalor dan perpindahan kalor pada kehidupan sehari-hari. 4.4 Merencanakan dan melaksanakan percobaan untuk menyelidiki karakteristik termal suatu bahan, terutama kapasitas dan konduktivitas kalor. Magic com, seperti tampak pada gambar di atas, memanfaatkan kalor untuk menjaga nasi tetap hangat. Alat tersebut memiliki elemen pemanas yang mengubah energi listrik menjadi kalor dan mempertahankan suhu. Bahan yang semula berupa beras dan air, dengan kalor dapat diubah menjadi nasi dan uap. Hal ini menunjukkan kalor dapat mengubah wujud zat. Marilah kita pelajari lebih lanjut uraian berikut ini. A. Suhu dan Pemuaian B. Kalor dan Perubahan Wujud C. Perpindahan Kalor Sumber: Dokumen Penulis, 2014 Gambar 1. Magic com memiliki elemen pemanas yang mengubah energi listrik menjadi kalor.
  • 2. 2 A. Suhu dan Pemuaian 1. Suhu Suhu adalah derajat panas atau dinginnya suatu benda. Suhu dapat diukur dengan alat yang disebut termometer. Alat yang dapat mengukur suhu suatubenda disebut termometer. Termometer bekerja dengan memanfaatkan perubahan sifat-sifat fisis benda akibat perubahan suhu. Termometer berupa tabung kaca yang di dalamnya berisi zat cair, yaitu raksa atau alkohol. Pada suhu yang lebih tinggi, raksa dalam tabung memuai sehingga menunjuk angka yang lebih tinggi pada skala. Sebaliknya, pada suhu yang lebih rendah raksa dalam tabung menyusut sehingga menunjuk angka yang lebih rendah pada skala. Terdapat empat skala yang digunakan dalam pengukuran suhu, yaitu skala Celcius, Fahrenheit, Reamur, dan Kelvin. Skala mutlak suhu adalah Kelvin, skala suhu dapat Indikator yang harus dicapai: 1. Membaca alat ukur suhu dan mengkonversinya kedalam skala derajat yang lain melalui percobaan dengan menghargai kerja individu dan kelompok dalam aktivitas sehari-hari sehingga bertambahnya keimanan dan meyadari kebesaran Tuhan. 2. Menentukan besar pemuaian pada berbagai zat secara kuantitatif melalui percobaan dengan menghargai kerja individu dan kelompok dalam aktivitas sehari-hari sehingga bertambahnya keimanan dan meyadari kebesaran Tuhan. Gambar 2. Termometer raksa
  • 3. 3 dikonversikan ke bentuk Celsius dan Fahrenheit dengan skala perbandingan sebagai berikut: 𝑇𝑐: ( 𝑇𝐹 βˆ’ 32 ): (π‘‡π‘˜ + 273) = 5: 9: 5 (1) 1. Suhu udara di ruangan 950 F. Nyatakan suhu tersebut ke dalam skala Kelvin! Penyelesaian: 95℉ = 5 9 (95 βˆ’ 32) = 35℃ 35℃ = (35 + 273)𝐾 = 308 𝐾 2. Dua buah termometer C dan X seperti gambar dibawah. Tentukanlah nilai yang ditunjukkan termometer X ketika termometer C menunjukkan 800 . Penyelesaian: (800βˆ’400) (400βˆ’200) = (𝑑π‘₯βˆ’800) (800βˆ’500) 400 200 = (𝑑π‘₯βˆ’800) 300 2 Γ— 300 = (𝑑π‘₯ βˆ’ 800) 600 = (𝑑π‘₯ βˆ’ 800) 𝑑π‘₯ = 1400 Contoh Soal
  • 4. 4 2. Pemuaian Pemuaian adalah bertambah besarnya ukuran suatu benda karena kenaikan suhu yang terjadi pada benda tersebut. Kenaikan suhu yang terjadi menyebabkan benda itu mendapat tambahan energi berupa kalor yang menyebabkan molekul- molekul pada benda tersebut bergerak lebih cepat. Setiap zat mempunyai kemampuan memuai yang berbedabeda. Gas, misalnya, memiliki kemampuan memuai lebih besar daripada zat cair dan zat padat. Adapun kemampuan memuai zat cair lebih besar daripada zat padat. a. Pemuaian Zat Padat Suatu benda padat yang dipanaskan, benda tersebut akan memuai kesegala arah. Dengan kata lain, ukuran panjang, luas, dan volume benda bertambah. Setiap zat padat mempunyai besaran yang disebut koefisien muai panjang. Koefisien muai panjang suatu zat adalah angka yang menunjukkan pertambahan panjang zat apabila suhunya dinaikkan 1Β° C. Makin besar koefisien muai panjang suatu zat apabila dipanaskan, maka makin besar pertambahan panjangnya. Demikian pula sebaliknya, makin kecil koefisien muai panjang zat apabila dipanaskan, maka makin kecil pula pertambahan panjangnya. Koefisien muai panjang beberapa zat dapat dilihat pada Tabel 1. berikut. Sedangkan koefisien muai luas dan volume zat padat, masing-masing adalah 𝛽 = 2𝛼 dan 𝛾 = 3𝛼. Tabel 1. Koefisien Muai Panjang No Jenis Bahan Koefisien Muai Panjang/0 C 1. 2. 3. 4. Aluminium Baja Besi Emas 0,000026 0,000011 0,000012 0,000014 Sumber: Encydopedia, 2010 Gambar 3. Rel kereta api dibuat renggang untuk tempat pemuaian kerana kenaikan suhu disiang hari.
  • 5. 5 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. Kaca Kuningan Tembaga Platina Timah Seng Pyrex Perak 0,000009 0,000018 0,000017 0,000009 0,00003 0,000029 0,000003 0,00002 (1) Pemuaian Panjang Pada zat padat yang berukuran panjang dengan luas penampang kecil, seperti pada kabel dan rel kereta api, Anda bisa mengabaikan pemuaian pada luas penampangnya. Pemuaian yang Anda perhatikan hanya pemuaian pada pertambahan panjangnya. Pertambahan panjang pada zat padat yang dipanaskan relatif kecil sehingga butuh ketelitian untuk mengetahuinya. Secara sistematis sebagai berikut: βˆ†π‘™ = 𝛼𝑙0βˆ†π‘‡ (2) dengan βˆ†π‘™ = 𝑙𝑑 βˆ’ 𝑙0 βˆ†π‘‡ = 𝑇𝑑 βˆ’ 𝑇0 (𝛼) koefisien muai panjang (/℃), (𝑙𝑑) panjang akhir benda (π‘š), (𝑙0) panjang awal benda (π‘š), (𝑇𝑑) suhu akhir benda (℃), (𝑇0) suhu awal benda (℃). Gambar 4. Pemuaian logam Berita Fisika Salah satu alat yang dapat digunakan untuk menyelidiki muai panjang zat padat berbentuk batang adalah Musshenbroek.
  • 6. 6 (2) Pemuaian Luas Untuk benda-benda yang berbentuk lempengan plat (dua dimensi), akan terjadi pemuaian dalam arah panjang dan lebar. Hal ini berarti lempengan tersebut mengalami pertambahan luas atau pemuaian luas. Serupa dengan pertambahan panjang pada kawat, pertambahan luas pada benda dapat dirumuskan sebagai berikut. βˆ†π΄ = 𝛽𝐴0βˆ†π‘‡ (3) dengan βˆ†π΄ = 𝐴 βˆ’ 𝐴0 (𝛽) koefisien muai luas, (𝐴) luas akhir benda, (𝐴0) luas awal benda. Sebuah benda yang terbuat dari baja memiliki panjang 1000 cm. berapakah pertambahan panjang baja itu, jika terjadi perubahan suhu sebesar 500 C! Penyelesaian: Diketahui: 𝑙0 = 1000 π‘π‘š βˆ†π‘‡ = 500 𝐢 𝛼 = 12 Γ— 10βˆ’6 Β°πΆβˆ’1 Ditanyakan: βˆ†π‘™ = β‹― ? Jawab: βˆ†π‘™ = 𝑙0𝛼 Γ— βˆ†π‘‡ = 1000 Γ— 12 Γ— 10βˆ’6 Γ— 50 = 60 π‘π‘š Jadi, pertambahan panjang baja tersebut sebesar 60 cm. Contoh Soal
  • 7. 7 (3) Pemuaian Volume Zat padat yang mempunyai tiga dimensi (panjang, lebar, dan tinggi), seperti bola dan balok, jika dipanaskan akan mengalami muai volume, yakni bertambahnya panjang, lebar, dan tinggi zat padat tersebut. Karena muai volume merupakan penurunan dari muai panjang, maka muai ruang juga tergantung dari jenis zat. βˆ†π‘‰ = 𝛾𝑉0βˆ†π‘‡ (4) dengan βˆ†π‘‰ = 𝑉 βˆ’ 𝑉0 (𝛾) koefisien muai volume, (𝑉) volume akhir benda, (𝑉0) volume awal benda. Pada suhu 300 C sebuah pelat besi luasnya 10 m2 . Apabila suhunya dinaikkan menjadi 900 C dan koefisien muai panjang besi sebesar 0,000012/0 C, maka tentukan luas pelat besi tersebut! Penyelesaian: Diketahui: 𝐴0 = 10 π‘š2 βˆ†π‘‡ = 90 βˆ’ 30 = 600 𝐢 ∝= 0,000012/℃ 𝛽 = 2𝛼 = 2 Γ— 0,000012/℃ = 0,000024/℃ Ditanyakan: 𝐴𝑑 = β‹― ? Jawab: 𝐴𝑑 = 𝐴0(1 + 𝛽 Γ— βˆ†π‘‡) = 10(1 + 0,000024 Γ— 60) = 10,0144 π‘š2 Jadi, luas pelat besi setelah dipanaskan adalah 10,0144 m2 . Contoh Soal Berita Fisika Kebanyakan zat memuai saat dipanaskan, molekul- molekulnya bergerak lebih cepatdan lebih berjauhan. Bsarnya pemuaian tergantung gaya antar molekul.
  • 8. 8 b. Pemuaian Zat Cair Sifat zat cair adalah selalu mengikuti bentuk wadahnya. Jadi, wadah berarti volume. Oleh karena itu, zat cair hanya memiliki muai volume. Persamaannya persis sama dengan persamaan untuk menghitung pemuaian volume zat padat, tetapi pemuaian volume zat cair lebih besar daripada pemuaian volume zat padat untuk kenaikan suhu yang sama. Karena itu, jika suatu wadah berisi zat cair hampir penuh dipanaskan, pada suhu tertentu zat cair dalam wadah akan tumpah. c. Pemuaian Gas Seperti halnya zat padat dan zat cair, gas juga mengalami pemuaian. Selama gas dipanaskan, gas akan memuai. Pemuaian gas bisa terjadi pada gas bertekanan Sebuah bejana memiliki volume 1 liter pada suhu 250 C. jika koefisien muai panjang bejana 2 x 10-5 /0 C, maka tentukan volume bejana pada suhu 750 C! Penyelesaian: Diketahui: 𝛾 = 3𝛼 = 6 Γ— 10βˆ’5 /℃ βˆ†π‘‡ = 75 βˆ’ 25 = 500 𝐢 𝑉0 = 1𝑙 Ditanyakan: 𝑉𝑑 = β‹― ? Jawab: 𝑉𝑑 = 𝑉0(1 + 𝛾 Γ— βˆ†π‘‡) = 1(1 + 6 Γ— 10βˆ’5 Γ— 50) = 1,003 π‘™π‘–π‘‘π‘’π‘Ÿ Jadi, volume bejana setelah dipanaskan adalah 1,003 liter. Contoh Soal Gambar 5. Air yang direbus
  • 9. 9 tetap (proses isobarik), dan bisa terjadi pada gas bervolume tetap (proses isokhorik). Sehingga persamaan kuantitatif untuk pemuaian gas yaitu: 𝑃1𝑉1 𝑇1 = 𝑃2𝑉2 𝑇2 (5) Gas dalam ruang tertutup dengan volume 5 liter bersuhu 370 C pada tekanan 3 atm. Jika gas tersebut dipanaskan sampai 520 C, volumenya menjadi 6,5 liter. Tentukanlah perubahan tekanannya! Penyelesaian: Diketahui: 𝑉1 = 5 π‘™π‘–π‘‘π‘’π‘Ÿ 𝑉2 = 6,5 π‘™π‘–π‘‘π‘’π‘Ÿ 𝑇1 = 37℃ 𝑇2 = 52℃ 𝑃1 = 3 π‘Žπ‘‘π‘š Ditanyakan: 𝑃2 = β‹― ? Jawab: 𝑃1𝑉1 𝑇1 = 𝑃2𝑉2 𝑇2 3Γ—5 310 = 𝑃2(6,5) 325 𝑃2 = 325Γ—15 310Γ—6,5 = 2,4 π‘Žπ‘‘π‘š βˆ†π‘ƒ = 3 βˆ’ 2,4 = 0,6 π‘Žπ‘‘π‘š Jadi perubahan tekanannya yaitu 0,6 atm. Contoh Soal
  • 10. 10 B. Kalor dan Perubahan Wujud 1. Kalor Jenis dan Kapasitas Kalor Kalor adalah energi yang berpindah dari benda yang suhunya lebih tinggi ke benda yang suhunya lebih rendah ketika kedua benda bersentuhan. Persamaan kalor yaitu: 𝑄 = π‘šπ‘βˆ†π‘‡ (6) dengan (𝑄) Kalor benda (𝐽), (π‘š) massa benda (π‘˜π‘”), (𝑐) kalor jenis zat (𝐽/π‘˜π‘”β„ƒ), (βˆ†π‘‡) perubahan suhu (℃). Kalor jenis benda (zat) menunjukkan banyaknya kalor yang diperlukan oleh 1 kg zat untuk menaikkan suhunya sebesar satu satuan suhu (Β° C). Hal ini berarti tiap benda (zat) memerlukan kalor yang berbeda-beda meskipun untuk menaikkan suhu yang sama dan massa yang sama. Kalor jenis beberapa zat dapat Anda lihat pada tabel berikut. Tabel 2. Kalor jenis beberapa zat No Nama Zat Kalor Jenis J/kg0 C Kkal/kg0 C 1. 2. 3. 4. 5. Alcohol Es Air Uap air Aluminium 2.400 2.100 4.200 2.010 900 500 500 1000 480 210 Indikator yang harus dicapai: 1. Menganalisis pengaruh kalor dan perubahan wujud benda melalui percobaan dengan menghargai kerja individu dan kelompok dalam aktivitas sehari-hari sehingga bertambahnya keimanan dan meyadari kebesaran Tuhan
  • 11. 11 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15 16. 17. 18. 19. Besi/Baja Emas Gliserin Kaca Kayu Kuningan Marmer Minyak tanah Perak Raksa Seng Tembaga Timbal Badan manusia 450 130 2.400 670 1.700 3.80 860 2.200 230 140 390 390 130 3.470 110 30 580 160 400 90 210 580 60 30 90 90 30 830 Berapa besar kalr yang diperlukan untuk menaikkan suhu sebatang besi yang massanya 10 kg dari 200 C menjadi 1000 C, jika kalor jenis besi 450 J/kg? Penyelesaian: Diketahui: π‘š = 10 π‘˜π‘” βˆ†π‘‡ = 100 βˆ’ 20 = 800 𝐢 𝑐 = 450𝐽/π‘˜π‘” Ditanyakan: 𝑄 = β‹― ? Jawab: 𝑄 = π‘š Γ— 𝑐 Γ— βˆ†π‘‡ = 10 Γ— 450 Γ— 80 = 360 π‘˜π½ Jadi, kalor yang dibutuhkan sebatang besi tersebut sebesar 360 kJ. Contoh Soal
  • 12. 12 Untuk suatu zat tertentu, misalnya zatnya berupa bejana kalorimeter ternyata akan lebih memudahkan jika faktor massa (m) dan kalor jenis (c) dinyatakan sebagai satu kesatuan. Faktor m dan c ini biasanya disebut kapasitas kalor, yaitu banyaknya kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu suatu zat sebesar 10 C. Kapasitas kalor dapat dirumuskan sebagai berikut: 𝐢 = π‘š. 𝑐 atau 𝐢 = 𝑄 βˆ†π‘‡ (7) dengan (𝐢) kapasitas kalor (𝐽/℃), (𝑄) Kalor benda (𝐽), (π‘š) massa benda (π‘˜π‘”), (𝑐) kalor jenis zat 𝐽/π‘˜π‘”β„ƒ, (βˆ†π‘‡) perubahan suhu (℃). Air sebanyak 3 kg bersuhu 100 C dipanaskan hingga bersuhu 350 C. jika kalor jenis air 4.186 J/kg0 C, tentukan kalor yang diserap air tersebut! Penyelesaian: Diketahui: π‘š = 3 π‘˜π‘” 𝑐 = 4.186𝐽/π‘˜π‘”β„ƒ βˆ†π‘‡ = (35 βˆ’ 10)℃ = 25℃ Ditanyakan: 𝑄 = β‹― ? Jawab: 𝑄 = π‘šπ‘βˆ†π‘‡(3 π‘˜π‘”)(4.186𝐽/π‘˜π‘”β„ƒ)(25℃) = 313.950 𝐽 Jadi, kalor yang diserap air tersebut adalah 313.950 J. Contoh Soal Berita Fisika James Joule (1818-1889) melakukan percobaan yang membuktikan bahwa apabila suatu bentuk energi diubah menjadi bentuk energi lain tidak ada energi yang musnah.
  • 13. 13 2. Hukum Kekekalan Energi Kalor (Asas Black) Kekekalan energi pada pencampuran dua zat yaitu dengan menggunakan Asas Black. Apabila dua zat atau lebih berbeda suhu dan terisolasi dalam suatu sistem, maka kalor akan mengalir dari zat yang suhunya lebih tinggi ke zat yang suhunya lebih rendah. Dalam hal ini, kekekalan energi memainkan peranan penting. Sejumlah kalor yang hilang dari zat yang bersuhu tinggi sama dengan kalor yang didapat oleh zat yang suhunya lebih rendah. Kalor yang diserap = Kalor yang diterima, secara sistematis dituliskan sebagai berikut: π‘„π‘™π‘’π‘π‘Žπ‘  = π‘„π‘ π‘’π‘Ÿπ‘Žπ‘ (8) Berita Fisika Joseph Black mengira bahwa kapasitas panas yang merupakan jumlah panas yang dapat ditampung oleh suatu benda. Hal ini sebenarnya ukuran jumlah tenaga yang diperlukan untuk menaikkan suhu benda dalam jumlah tertentu. Fisikawan Kita Joseph Black (1728 - 1799) Joseph Black adalah seorang ilmuwan dari Skotlandia. Dia menyatakan bahwa es dapat mencair tanpa berubah suhunya. Hal ini berarti bahwa es dapat menyerap panas dan menggunakan energi panas tersebut untuk mengubah bentuknya menjadi cair. Ia juga menemukan bahwa kejadian yang sama akan terjadi saat air berubah menjadi uap air. Energi yang diserap oleh suatu bahan untuk berubah dari padat menjadi cair disebut kalor laten peleburan, sedangkan saat benda cair berubah menjadi gas disebut kalor laten penguapan. Black juga menyatakan bahwa sejumlah substansi yang berbeda akan membutuhkan sejumlah energi panas yang berbeda pula untuk menentukan suhunya dengan kenaikan yang sama.
  • 14. 14 Air sebanyak 0,5 kg yang bersuhu 1000 C di tuangkan ke dalam bejana dari aluminium yang memiliki massa 0,5 kg. jika suhu awal bejana sebesar 250 C, kalor jenis aluminium 900 J/kg0 C, dan kalor jenis air 4.200 J/kg0 C, maka tentukan suhu kesetimbangan yang tercapai! (anggap tidak ada kalor yang mengalir ke lingkungan) Penyelesaian: Diketahui: π‘šπ‘Žπ‘–π‘Ÿ = 0,5 π‘˜π‘” π‘‡π‘Žπ‘–π‘Ÿ = 100℃ π‘šπ‘π‘—π‘› = 0,5 π‘˜π‘” 𝑇𝑏𝑗𝑛 = 25℃ πΆπ‘Žπ‘–π‘Ÿ = 4.200 𝐽/π‘˜π‘”β„ƒ 𝐢𝑏𝑗𝑛 = 900 𝐽/π‘˜π‘”β„ƒ Ditanyakan: π‘‡π‘‘π‘’π‘Ÿπ‘šπ‘Žπ‘™ = β‹― ? Jawab: π‘„π‘™π‘’π‘π‘Žπ‘  = π‘„π‘ π‘’π‘Ÿπ‘Žπ‘ π‘šπ‘Žπ‘–π‘Ÿ Γ— πΆπ‘Žπ‘–π‘Ÿ Γ— βˆ†π‘‡π‘Žπ‘–π‘Ÿ = π‘šπ‘π‘—π‘› Γ— 𝐢𝑏𝑗𝑛 Γ— βˆ†π‘‡π‘π‘—π‘› 0,5 Γ— 4.200 Γ— (100 βˆ’ π‘‡π‘‘π‘’π‘Ÿπ‘šπ‘Žπ‘™) = 0,5 Γ— 900 Γ— (π‘‡π‘‘π‘’π‘Ÿπ‘šπ‘Žπ‘™ βˆ’ 25) 210.000 βˆ’ 2.100π‘‡π‘‘π‘’π‘Ÿπ‘šπ‘Žπ‘™ = 450π‘‡π‘‘π‘’π‘Ÿπ‘šπ‘Žπ‘™ βˆ’ 11.250 2.550π‘‡π‘‘π‘’π‘Ÿπ‘šπ‘Žπ‘™ = 222.250 π‘‡π‘‘π‘’π‘Ÿπ‘šπ‘Žπ‘™ = 87,156℃ Jadi, suhu keseimbangannya adalah 87,1560 C. Contoh Soal
  • 15. 15 3. Perubahan Wujud Zat Perubahan wujud zat ada enam macam, yaitu: (1) melebur, perubahan wujud dari padat menjadi cair, (2) membeku, perubahan wujud dari cair menjdai padat, (3) menguap, perubahan wujud dari cair menjadi gas, (4) mengembun, perubahan wujud dari gas menjadi cair, (5) menyublim, perubahan wujud dari padat langsung menjadi gas (tanpa melalui wujud cair), (6) mengkristal, perubahan wujud dari gas menjadi padat. Kalor lebur dan kalor penguapan suatu zat juga mengacu pada jumlah kalor yang dilepaskan oleh zat tersebut ketika berubah dari cair ke padat, atau dari gas ke uap air. Dengan demikian, air mengeluarkan 333 kJ/kg ketika menjadi es, dan mengeluarkan 2.260 kJ/kg ketika berubah menjadi air. Tentu saja, kalor yang terlibat dalam perubahan wujud tidak hanya bergantung pada kalor laten, tetapi juga pada massa total zat tersebut, dirumuskan: 𝑄 = π‘š. 𝐿 (9) 𝑄 (kalor yang diperlukan atau dilepaskan selama perubahan wujud) (𝐽), π‘š (massa zat) (π‘˜π‘”), 𝐿 (kalor laten) (𝐽/π‘˜π‘”). Tabel 3. Kalor Laten (pada 1 atm) Zat Titik Lebur (0 C) Kalor Lebur Titik Didih (0 C) Kalor Penguapan Kkal/kg J/kg Kkal/kg J/kg Oksigen Nitrogen Etil alcohol -218,8 -210,0 -114 3,3 6,1 25 0,14 x 10-5 0,26 x 10-5 1,04 x 10-5 -183 -195,8 78 51 48 204 2,1 x 105 2,0 x 105 8,5 x 105 Gambar 6. Perubahan wujud zat
  • 16. 16 Amonia Air Timah hitam Perak Besi Tungsten -77,8 0 327 961 1.808 3.410 8,0 79,7 5,9 21 69,1 44 0,33 x 10-5 3,33 x 10-5 0,25 x 10-5 0,88 x 10-5 2,89 x 10-5 1,84 x 10-5 -33,4 100 1.750 2.193 3.023 5.900 33 539 208 558 1520 1150 1,37 x 105 22,6 x 105 8,7 x 105 23 x 105 63,4 x 105 48 x 105 Catatan: nilai numeric 1 kkal/kg = 1 kal/g C. Perpindahan Kalor Indikator yang harus dicapai: 1. Memahami perpindahan kalor dan menyelidiki konduktivitas kalor melalui percobaan dengan menghargai kerja individu dan kelompok dalam aktivitas sehari-hari sehingga bertambahnya keimanan dan meyadari kebesaran Tuhan. Es sebanyak 3 kg pada suhu 0 0 C dibiarkan pada suhu ruang hingga seluruhnya mencair. Berapakah kalor yang diperlukan untuk mencairkan es tersebut? (kalor lebur air = 3,33 x 10-5 J/kg) Penyelesaian: Diketahui: π‘š = 3 π‘˜π‘” 𝐿 = 3,33 Γ— 10βˆ’5 𝐽/π‘˜π‘” Ditanyakan: 𝑄 = β‹― ? Jawab: 𝑄 = π‘šπΏ = (3 π‘˜π‘”) (3,33 Γ— 10βˆ’5 𝐽/π‘˜π‘”) = 10βˆ’4 𝐽 Contoh Soal
  • 17. 17 Kalor dapat berpindah dari benda yang suhunya lebih tinggi ke benda yang suhunya lebih rendah. Ada tiga cara perpindahan kalor, yaitu: 1. Perpindahan Kalor secara Konduksi Konduksi merupakan proses perpindahan kalor tanpa disertai perpindahan partikel. Konduksi atau hantaran kalor pada banyak materi dapat digambarkan sebagai hasil tumbukan molekul-molekul. Sementara satu ujung benda dipanaskan, molekul-molekul di tempat itu bergerak lebih cepat. Sementara itu, tumbukan dengan molekul- molekul yang langsung berdekatan lebih lambat, mereka mentransfer sebagian energi ke molekulmolekul lain, yang lajunya kemudian bertambah. Molekulmolekul ini kemudian juga mentransfer sebagian energi mereka dengan molekul-molekul lain sepanjang benda tersebut. Dengan demikian, energi gerak termal ditransfer oleh tumbukan molekul sepanjang benda. Hal inilah yang mengakibatkan terjadinya konduksi. Faktor-faktor yang mempengaruhi laju kalor konduksi yaitu koefisien konduksi (π‘˜), luas permukaan benda (𝐴), dan beda temperatur (βˆ†π‘‡), ketebalan benda (𝑙), secara matematis dituliskan: 𝑄 𝑑 = π‘˜π΄βˆ†π‘‡ 𝑙 (10) Gambar 7. Sendok logam didalam secangkir kopi panas akan ikut panas.
  • 18. 18 2. Perpindahan Kalor secara Konveksi Konveksi merupakan proses perpindahan kalor dari satu bagian fluida ke bagian lain fluida oleh pergerakan fluida itu sendiri. Zat cair dan gas umumnya bukan penghantar kalor yang sangat baik. Meskipun demikian keduanya dapat mentransfer kalor cukup cepat dengan konveksi. Konveksi atau aliran kalor adalah proses di mana kalor ditransfer dengan pergerakan molekul dari satu tempat ke tempat yang lain. Bila pada konduksi melibatkan molekul (atau elektron) yang hanya bergerak dalam jarak yang kecil dan bertumbukan, konveksi melibatkan pergerakan molekul dalam jarak yang besar. Konveksi dalam kehidupan sehari-hari dapat kita lihat pada peristiwa terjadinya angin darat dan angin laut. Pada siang hari, daratan lebih cepat panas daripada laut, sehingga udara di atas daratan naik dan udara sejuk di atas laut Diketahui suhu permukaan bagian dalam dan luar sebuah kaca jendela yang memiliki panjang 2 m dan lebar 1,5 m berturut-turut 270 C dan 260 C. jika tebal kaca tersebut 3,2 mm dan konduktivitas termal kaca sebesar 0,8 W/m0 C, maka tentukan laju aliran kalor yang lewat jendela tersebut! Penyelesaian: Diketahui: 𝑙 = 3,2 π‘šπ‘š = 3,2 Γ— 10βˆ’3 π‘š2 𝐴 = 2 Γ— 1,5 = 3π‘š2 βˆ†π‘‘ = 27 βˆ’ 26 = 10 𝐢 π‘˜ = 0,8 π‘Š/π‘š0 𝐢 Ditanyakan: 𝐻 = β‹― ? Jawab: 𝐻 = π‘˜ Γ— 𝐴 Γ— βˆ†π‘‘ 𝑙 = 0,8 Γ— 3 Γ— 1 3,2Γ—10βˆ’3 = 750 𝐽 𝑠 ⁄ Contoh Soal
  • 19. 19 bergerak ke daratan. Hal ini karena tekanan udara di atas permukaan laut lebih besar, sehingga angin laut bertiup dari permukaan laut ke daratan. Sebaliknya, pada malam hari daratan lebih cepat dingin daripada laut, sehingga udara bergerak dari daratan ke laut, disebut angin darat. Faktor-faktor yang mempengaruhi laju kalor konveksi yaitu koefisien konveksi (β„Ž), luas permukaan benda (𝐴), dan beda temperatur (βˆ†π‘‡), secara matematis dituliskan: 𝑄 𝑑 = β„Žπ΄βˆ†π‘‡ (11) Udara dalam sebuah kamar menunjukkan skala 259 C, sedangkan suhu permukaan jendela kaca kamar tersebut 159 C. jika koefisien konveksi 7,5 x 10-5 Wm-2 (0 C)-4 , maka tentukan laju kalor yang diterima oleh jendela kaca seluas 0,6 m2 ! Penyelesaian: Diketahui: βˆ†π‘‘ = 25 βˆ’ 15 = 100 𝐢 𝐴 = 0,6 π‘š2 β„Ž = 7,5 Γ— 10βˆ’5 π‘Šπ‘šβˆ’2(°𝐢)βˆ’4 Ditanyakan: 𝐻 = β‹― ? Jawab: 𝐻 = β„Ž Γ— 𝐴 Γ— βˆ†π‘‡4 = 7,5 Γ— 10βˆ’5 Γ— 0,6 Γ— 104 = 0,45 π‘Š Contoh Soal Gambar 8. Terjadi Angin darat dan angina laut
  • 20. 20 3. Perpindahan Kalor secara Radiasi Radiasi merupakan proses perpindahan energi kalor dalam bentuk gelombang elektromagnetik. Semua kehidupan di dunia ini bergantung pada transfer energi dari Matahari, dan energi ini ditransfer ke Bumi melalui ruang hampa (hampa udara). Bentuk transfer energi ini dalam bentuk kalor yang dinamakan radiasi, karena suhu Matahari jauh lebih besar (6.000 K) daripada suhu permukaan bumi. Radiasi pada dasarnya terdiri dari gelombang elektromagnetik. Radiasi dari Matahari terdiri dari cahaya tampak ditambah panjang gelombang lainnya yang tidak bisa dilihat oleh mata, termasuk radiasi inframerah (IR) yang berperan dalam menghangatkan Bumi. Faktor-faktor yang mempengaruhi laju kalor radiasi yaitu emisivitas (𝑒), tetapan Stefan-Boltzmann (𝜎), luas permukaan benda (𝐴), dan pangkat empat temperatur (𝑇4 ), secara matematis dituliskan: 𝑄 𝑑 = π‘’πœŽπ΄π‘‡4 (12) Gambar 9. Sinar Matahari Berita Fisika Pada malam hari pantulan cahaya matahari mengakibatkan bulan dan planet bersinar di langit, peristiwa ini menyadarkan kita akan kebesaran Tuhan yang mengatur alam semesta.
  • 21. 21 Sebuah plat tipis memiliki total luas permukaan 0,02 m2 . Plat tersebut kemudian dipanaskan dengan sebuah tungku hingga suhunya mencapai 1.000 K. jika entitas plat 0,6, maka tentukan laju radiasi yang dipancarkan plat tersebut! Penyelesaian: Diketahui: 𝐴 = 0,02π‘š2 𝑇 = 1.000𝐾 𝑒 = 0,6 𝜎 = 5,6705119 Γ— 10βˆ’8 π‘Š/π‘šπΎ4 Ditanyakan: 𝐻 = β‹― ? Jawab: 𝐻 = π΄π‘’πœŽπ‘‡4 = 0,02 Γ— 0,6 Γ— (5,6705119 Γ— 10βˆ’8 ) Γ— (1.000)4 = 6.804 π‘Š Contoh Soal
  • 22. 22 1. Suhu adalah ukuran mengenai panas atau dinginnya suatu zat atau benda. 2. Untuk mengukur suhu suatu benda digunakan termometer. 3. Berdasarkan penetapan skala termometer dibedakan menjadi empat jenis, yaitu termometer Celsius, Reamur, Fahrenheit, dan Kelvin. 4. Pemuaian adalah bertambah besarnya ukuran suatu benda karena kenaikan suhu yang terjadi pada benda tersebut. 5. Pemuaian terjadi pada zat padat, zat cair, dan gas. 6. Contoh penerapan pemuaian dalam kehidupan sehari-hari, antara lain, bimetal, pemasangan ban baja pada roda kereta api, dan pemasangan kaca pada jendela. 7. Kalor adalah salah satu bentuk energi panas yang dapat berpindah dari benda yang bersuhu tinggi ke benda yang bersuhu rendah. 8. Pengaruh kalor terhadap suatu zat adalah mengubah suhu dan wujud zat tersebut. 9. Kalor jenis adalah banyaknya kalor yang diperlukan 1 kg zat untuk menaikkan suhu 1Β° C. 10. Hukum Kekekalan Energi berbunyi β€œkalor yang dilepas sama dengan kalor yang diterima”, yang dikenal sebagai Asas Black. 11. Kalor berpindah dari satu benda ke benda yang lain dengan tiga cara yaitu konduksi, konveksi, dan radiasi. Ringkasan
  • 23. 23 Asas Black Kekekalan energi pada pertukaran kalor, kalor yang dilepaskan sama dengan kalor yang diterima. Isolator Zat yang sukar menghantarkan kalor. Kalor Proses perpindahan energi dari satu benda atau sistem ke benda atau sistem lain akibat selisih temperatur. Kalorimeter Salah satu jenis piranti yang digunakan untuk mengukur sifat termal, seperti kapasitas kalor dan kalor jenis. Kalor Jenis Kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu 1 kg suatu zat sebesar 1 K atau 10 C. Kapasitas Kalor Kalor yang diperlukan oleh suatu zat untuk menaikkan suhu zat itu sebesar satu kelvin. Konduksi Perpindahan kalor melalui suatu bahan dari satu daerah bertemperatur tinggi ke daerah yang lain yang bertemperatur rendah. Konduktivitas Termal Ukuran kemampuan zat menghantarkan kalor. Konduktor Bahan yang memiliki konduktivitas yang tinggi, yakni mudah menghantarkan kalor. Konveksi Proses perpindahan kalor dari satu bagian fluida ke bagian lain akibat pergerakan fluida itu sendiri. Pada konveksi alamiah, perpindahan terjadi akibat gravitasi. Melebur Perubahan wujud dari padat menjadi cair. Membeku Perubahan wujud dari air menjadi padat. Menguap Perubahan wujud dari air menjadi gas. Menyublim Perubahan wujud dari padat langsung menjadi gas. Radiasi Perpindahan energi kalor dalam bentuk gelombang elektromagnetik. Suhu Derajat panas dinginnya suatu benda. Termometer Alat yang digunakan untuk mengukur suhu suatu bahan. Titik Lebur Temperature yang menunjukkan keadaan perubahan zat padat menjadi zat cair. Glosarium
  • 24. 24 Kanginan, Marthen. 2006. Fisika untuk SMA kelas X Semester 2. Jakarta: Eralngga. Kanginan, Marthen. 2006. Seribu Pena Fisika untuk SMA kelas X. Jakarta: Eralngga. Kanginan, Marthen. 2013. Fisika untuk SMA kelas X Semester 2. Jakarta: Eralngga. Sumarsono, Joko. 2009. Fisika untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasioanl. Daftar Pustaka