Modul ini membahas tentang pengembangan asesmen alternatif untuk menilai hasil belajar siswa dengan cara yang lebih komprehensif dan otentik melalui berbagai bentuk asesmen seperti asesmen kinerja, portofolio, dan rubrik penilaian."
2. Mahasiswa mampu mengembangkan alat ukur penilaian dan melaksanakan penilaian terhadap proses dan hasil
belajar sesuai tujuan pembelajaran
Mahasiswa mampu:
1. Menjelaskan konsep dasar asesmen alternatif
2. Menjelaskan pentingnya asesmen alternatif dalam penilaian hasil belajar siswa
3. Menjelaskan keunggulan dan kelemahan asesmen alternatif sebagai cara penilaian hasil belajar siswa
4. Menjelaskan berbagai bentuk asesmen alternatif untuk menilai hasil belajar siswa
5. Mengembangkan berbagai tugas dalam asesmen alternatif
6. Membuat rubrik atau kriteria penilaian dalam asesmen alternatif
7. Memberi contoh penggunaan asesmen alternatif dalam penilaian hasil belajar siswa
8. Mengembangkan alat ukur afektif
KOMPETENSI UMUM
KOMPETENSI KHUSUS
3. KONSEP DASAR ASESMEN ALTERNATIF
Penggunaan asesmen alternatif dalam penilaian hasil
belajar siswa muncul pada tahun 1980-an. Asesmen
alternatif muncul sebagai akibat banyaknya kritik
terhadap asesmen tradisional yang hanya menggunakan
tes tertulis (paper and pencil test).
5. ASESMEN TRADISIONAL (TES) ASESMEN ALTERNATIF
1. Penilaian dilakukan untuk menilai kemampuan
siswa dalam memberikan jawaban yang benar
2. Tes yang diberikan tidak berhubungan realitas
kehidupan siswa
3. Tes terpisah dan pembelajaran yang dilakukan
siswa
4. Dapat diskor dengan reliabilitas tinggi
5. Hasil tes diberikan dalam bentuk skor
1. Penilaian dilakukan untuk menilai kualitas
produk dan unjuk kerja siswa
2. Tugas yang diberikan berhubungan dengan
realitas kehidupan siswa
3. Ada integrasi antara pengetahuan dengan
kinerja atau produk yang dihasilkan
4. Sulit diskor dengan reliabilitas tinggi
5. Hasil asesmen alternative diberikan dengan
bukti kinerja
PERBEDAAN ASESMEN TRADISIONAL DAN ASESMEN ALTERNATIF
7. LANDASAN
PSIKOLOGIS
ASESMEN
ALTERNATIF
Teori Belajar
Fleksibilitas
kognitif dari R.
Spiro (1990)
Teori Belajar
Bruner (1966)
Generative
Learning Model
dari Osborne dan
Wittrock (1983)
Experiential
Learning Theory
dari C. Rogers
(1969)
Multiple
Intelligent Theory
dari Howard
Gardner (1983)
Hakikat belajar adalah kompleks dan
tidak terstruktur
Belajar merupakan proses aktif
dengan mengkonstruksi sendiri
konsep baru atau kemampuan yang
telah dimiliki
Belajar denga cognitive learning yang
berhubungan dengan pengetahuan dan
belajar dengan experiential learning
yang berhubungan dengan pengalaman
Intelegensia merupakan kemampuan
untuk memecahkan masalah atau untuk
menunjukkan suatu produk yang
dihargai. Kemampuan ini meliputi,
linguistic, logical mathematic, visual
spatial, bodily kinesthetic, musical,
intrapersonal, interpersonal dan
naturalist
Otak tidak hanya pasif menerima
informasi tetapi aktif membentuk dan
menginterpretasikan informasi serta
menarik kesimpulan dari informasi-
informasi tersebut.
8. KEUNGGULAN DAN KELEMAHAN ASESMEN ALTERNATIF
KEUNGGULAN KELEMAHAN
1. Membutuhkan banyak waktu
2. Adanya unsur subjektivitas
dalam penskoran
3. Ketetapan penskoran rendah
4. Tidak tepat untuk kelasbesar
1. Dapat menilai hasil belajar yang kompleks dan
keterampilan-keterampilan yang tidak dapat dinilai dengan
asesmen tradisional
2. Menyajikan hasil penilaian yang lebih hakiki, langsung dan
lengkap
3. Meningkatkan motivasi siswa
4. Mendorong pembelajaran dalam situasi yang nyata
5. Memberi kesempatan kepada siswa untuk selfevaluation
6. Membantu guru untuk menilai efektifitas pembelajaran yang
telah dilakukan
7. Meningkatkan daya transferabilitas hasil belajar
9. BENTUK ASESMEN KINERJA
TUGAS
(TASK)
KRITERIA
PENSKORAN
(RUBRIC)
Asesmen kinerja adalah asesmen yang meminta siswa untuk melakukan sesuatu atau
menunjukkan kinerjanya sesuai tugas yang diberikan oleh guru. Asesmen kinerja bertujuan
untuk menilai kualitas kinerja siswa baik proses maupun produk.
10. TUGAS (TASK)
Informasi tentang keberhasilan siswa dalam unjuk kerja dapat diperoleh dari berbagai
jenis tagihan, misalnya:
1. Computer adaptive testing 5. Tugas kelompok
2. Tes pilihan ganda yang diperluas 6. Proyek
3. Tes uraian terbuka (open Ended Question) 7. Interview
4. Tugas individu 8. Pengamatan
11. Langkah-langkah yang harus diperhatikan guru dalam menyusun tugas adalah:
1. Mengidentifikasi pengetahuan dan keterampilan yang akan dimiliki siswa setelah mereka mengerjakan tugas
tersebut.
2. Merancang tugas yang memungkinkan siswa dapat menunjukkan kemampuan siswa dalam berpikir dan
keterampilan. Setiap tugas hendaknya memiliki kedalaman dan keluasan yang sesuai dengan tingkat
perkembangan siswa.
3. Menetapkan kriteria keberhasilan.
Catatan penting yang harus diperhatikan guru pada saat merancang tugas dalam asesmen kinerja:
1. Tugas merupakan bagian dari proses pembelajaran.
2. Tugas berhubungan dengan kehidupan nyata yang dihadapi siswa sehari-hari.
3. Tugas harus diberikan kepada semua siswa dengan adil.
4. Tugas harus memotivasi dan tidak memberi tantangan kepada siswa untuk melakukannya.
12. KRITERIA PENSKORAN (RUBRIC)
Rubric adalah pedoman pemberian skor yang digunakan untuk
menilai mutu kinerja atau hasil kinerja siswa. Rubrik terdiri
dari daftar kriteria yang diwujudkan dengan dimensi-dimensi
kinerja, aspek-aspek atau konsep-konsep yang akan dinilai
disertai dengan gradasi mutu untuk setiap kriteria tersebut,
mulai dari tingkat yang paling sempurna sampai dengan
tingkat yang paling buruk.
13. Langkah-Langkah Pengembangan Rubric:
1. Menentukan konsep, keterampilan dan kinerja yang akan dinilai
2. Merumuskan atau mendefinisikan serta menentukan urutan konsep dan atau keterampilan
yang akan dinilai ke dalam rumusan yang menggambarkan kinerja siswa
3. Menentukan tugas yang akan dinilai
4. Menentukan skala yang akan digunakan
5. Mendeskripsikan kinerja mulai dari yang diharapkan sampai dengan kinerja yang tidak
diharapkan
6. Melakukan uji coba
7. Melakukan revisi berdasarkan hasil uji coba
14. Holistic Rubric
Holistic rubric adalah rubric yang deskripsi dimensi kerjanya dibuat secara umum
dan dapat digunakan untuk menilai berbagai jenis kinerja.
CONTOH
Dimensi Kinerja Skor Deskripsi
1. Kualitas pengerjaan
tugas
4
3
2
1
Tugas dikerjakan dengan sangat baik dan akurat
Tugas dikerjakan dengan baik tetapi kurang akurat
Kualitas pengerjaan tugas kurang baik dan kurang akurat
Kualitas pengerjaan tugas tidak baik dan tidak akurat
2. Kreativitas dalam
pengerjaan tugas
4
3
2
1
Mampu memodifikasi prosedur dalam kondisi yang menantang
Mampu memodifikasi prosedur tetapi atas bantuan instruktur
Mampu memodifikasi prosedur setelah diberi contoh instruktur
Tugas hanya dikerjakan dengan prosedur baku
3. Produk tugas 4
3
2
1
Secara keseluruhan produk tugas sangat bagus
Secara keseluruhan produk tugas bagus
Secara keseluruhan produk tugas sedang
Secara keseluruhan produk tugas tidak bagus
15. Analytic Rubric
Analytic rubric adalah rubric yang deskripsi dimensi kerjanya dibuat lebih rinci dan
dapat digunakan untuk menilai kinerja tertentu.
CONTOH
Aspek Kinerja Indikator Skor Deskripsi
1. Struktur
karangan
a. Judul
b. Pembukaan
c. Isi
d. Penutup
4
3
2
1
4
3
2
1
4
3
2
1
4
3
2
1
Judul berupa frase, penulisannya tepat, judul sesuai isi karangan
Judul bukan frase, penulisannya tepat, judul sesuai isi karangan
Judul bukan frase, penulisannya kurang tepat, judul sesuai isi karangan
Judul bukan frase, penulisannya tidak tepat, judul tidak sesuai isi karangan
Ada dan mengarahke isi karangan
Ada dan kurang mengarah ke isi karangan
Ada tetapi tidak mengarah ke isi karangan
Tidak ada pembukaan
Isi lengkap dan jelas
Isi lengkap tetapi kurang jelas
Isi kurang lengkap tetapi jelas
Isi tidak lengkap dan tidak jelas
Ada dan merupakan kesimpulan isi karangan
Ada tapi kurang sesuai dengan isi karangan
Ada tetapi tidak sesuai isi karangan
Tidak ada penutup
16. Aspek Kinerja Indikator Skor Deskripsi
2. Penggunaan
bahasa
a. Kosakata
b. Struktur
kalimat
c. Alinea
d. Ejaan
4
3
2
1
4
3
2
1
4
3
2
1
4
3
2
1
Makna dan bentuk tepat
Makna tepat, bentuk kurang tepat
Makna kurang kurang tepat, bentuk tepat
Makna dan bentuk tidak tepat
90% - 100% struktur kalimat benar
80% - 89% struktur kalimat benar
60% - 79% struktur kalimat benar
≤ 60% struktur kalimat benar
Ada satu pokok pikiran dan dikembangkan dengan jelas
Ada satu pokok pikiran dan perkembangannya kurang jelas
Ada lebih dari satu pokok pikiran dan dikembangkan dengan jelas
Ada lebih dari satu pokok pikiran dan pengembangannya tidak jelas
Penulisan ejaan benar 90% - 100%
Penulisan ejaan benar 80% - 89%
Penulisan ejaan benar 70% - 79%
Penulisan ejaan benar paling banyak 69%
CONTOH
17. ASESMEN PORTOFOLIO
Portfolio is a purposeful collection of student work that
exhibits the student’s efforts, progress and achievements in
one or more areas. The collection must include student
participation in selecting contents, the criteria for selection, the
criteria for judging merit and evidence of student self
reflection.
18. KARAKTERISTIK PORTOFOLIO
1. Asesmen portofolio adalah asesmen yang menuntut adanya kerja sama antara
murid dengan guru.
2. Asesmen portofolio tidak hanya sekedar kumpulan hasil karya siswa tetapi yang
terpenting adalah adanya proses seleksi yang dilakukan berdasarkan kriteria
tertentu untuk dimasukkan ke dalam kumpulan hasil karya siswa.
3. Hasil karya siswa dikumpulkan dari waktu ke waktu. Kumpulan karya tersebut
digunakan oleh siswa untuk melakukan refleksi sehingga siswa mampu
mengenal kelemahan dan kelebihan karya yang dihasilkan. Kelemahan tersebut
akan digunakan sebagai bahan pembelajaran berikutnya.
4. Kriteria penilaian yang digunakan harus jelas baik bagi guru ataupun bagi siswa
dan diterapkan secara konsisten.
20. Portofolio Sebagai Hasil Karya
1. Sebagai landasan pengembangan level
berikutnya
2. Untuk mempromosikan pengembangan
berikutnya
3. Sebagai bukti kemampuan yang telah dicapai
4. Untuk memodifikasi pengajaran yang akan
dilakukan
5. Untuk menyesuaikan kurikulum
1. Sebagai representasi keterampilan yang
telah dimiliki
2. Sebagai bukti pengembangan suatu ranah
3. Untuk menunjukkan kemampuan yang
dimiliki
4. Sebagai bahan yang akan dibahas dalam
suatu pertemuan
5. Sebagai bahan pelaporan
Portofolio Sebagai Model Asesmen
Mengapa saya mengumpukan bukti? Bagaimana saya menggunakan bukti?
21. 1. Portofolio hendaknya memiliki kriteria penilaian yang jelas, spesifik dan berorientasi pada
research based criteria.
2. Untuk menilai kemampuan dan keterampilan siswa dapat digunakan berbagai sumber
informasi yang mengenal dengan baik kemampuan dan keterampilan siswa.
3. Memperhatikan cara untuk mengumpulkan bukti-bukti yang berkontribusi terhadap portofolio.
Bukti dapat berupa bukti tercetak maupun non cetak seperti audio/video, hasil observasi,
anecdotal record, self report dan sebagainya.
4. Portofolio dapat berupa karangan, hasil lukisan, skor tes, foto dan sebagainya.
5. Kualitas portofolio harus ditingkatkan dari waktu ke waktu.
6. Setiap mata pelajaran mempunyai portofolio yang berbeda dengan mata pelajaran lain.
7. Portofolio harus dapat diakses secara langsung oleh guru, sekolah, orang tua, siswa dan
siapapun yang berkepentingan terhadap portofolio tersebut.
Komponen penting yang harus diperhatikan dalam menggunakan portofolio sebagai asesmen:
22. PERENCANAAN PORTOFOLIO
1. Menentukan ktirteria atau standar yang akan digunakan sebagai dasar asesmen portofolio.
2. Menerjemahkan kriteria atau standar tersebut ke dalam rumusan-rumusan hasil belajar yang dapat diamati, harus
tepat untuk umur, kelas dan materi siswa yang akan dinilai.
3. Menggunakan kriteria, memeriksa ruang lingkup dan urutan materi dalam kurikulum untuk menentukan perkiraan
waktu yang diperlukan untuk mengumpulkan bukti-bukti portofolio dan melengkapi penilaian.
4. Menentukan orang-orang yang berkepentingan secara langsung (stakeholders) dengan portofolio siswa.
Stakeholders yang penting dalam portofolio siswa adalah guru, siswa itu sendiri, teman sekelas, orang lain yang
mengetahui persis kemampuan siswa dan orangtua siswa.
5. Menentukan jenis-jenis bukti yang harus dikumpulkan.
6. Menentukan cara yang akan digunakan untuk pengambilan keputusan berdasarkan bukti yang dikumpulkan.
7. Menentukan sistem yang akan digunakan untuk membahas hasil portofolio, pelaporan informasi dan keputusan
asesmen portofolio.
8. Mengatur bukti-bukti portofolio berdasarkan umur, kelas atau isi agar kita dapat membandingkan.
23. Mendorong dan memotivasi siswa
Memberikan umpan balik
Memonitor pelaksanaan tugas
Memamerkan hasil portofolio siswa
TUGAS GURU
PELAKSANAAN PORTOFOLIO
24. PENGUMPULAN BUKTI PORTOFOLIO
Hasil karya setiap siswa yang dihasilkan
selama satu semester atau satu tahun
dikumpulkan dalam satu folder.
---
Kumpulan karya siswa dapat dikatakan
sebagai portofolio jika kumpulan karya
tersebut merupakan representasi dari
kumpulan karya terpilih yang menunjukkan
pencapaian dan perkembangan belajar
siswa dalam rangka mencapai tujuan
pembelajaran.
25. TAHAP PENILAIAN PORTOFOLIO
1. Penilaian dimulai dengan menetapkan kriteria penilaian yang disepakati bersama antara
guru dengan siswa pada awal pembelajaran.
2. Kriteria penilaian yang telah disepakati diterapkan secara konsisten.
3. Hasil penilaian selanjutnya digunakan sebagai penentuan tujuan pembelajaran berikutnya.
4. Penilaian dalam asesmen portofolio pada dasarnya dilakukan secara terus menerus atau
berkesinambungan. Pada setiap pertemuan guru dapat melakukan penilaian. Penilaian pada
setiap pertemuan merupakan rangkaian penilaian yang saling berhubungan.
26. PENILAIAN RANAH AFEKTIFRanah afektif adalah ranah
yang berkaitan dengan sikap
dan nilai. Ciri-ciri hasil belajar
afektif akan tampak pada siswa
dalam berbagai tingkah laku.
Seperti, perhatiannya dan
kedisiplinannya dalam
mengikuti mata pelajaran
disekolah, motivasinya yang
tinggi untuk lebih tahu banyak
mengenai pelajaran yang
diterimanya, penghargaan atau
rasa hormatnya terhadap guru.
27.
28. Suatu keyakinan tentang perbuatan, tindakan atau
perilaku yang dianggap baik atau tidak baik.
Sekolah perlu membantu siswa untuk menemukan
dan menguatkan nilai yang bermakna agar mampu
mencapai tujuan tertentu.
Penilaian yang dilakukan individu terhadap
kemampuan dan kelemahan diri sendiri. Konsep
diri penting untuk menentukan jenjang karir siswa.
Keinginan seseorang untuk memperoleh objek
khusus, aktivitas, pemahaman, dan keterampilan
untuk tujuan perhatian atau pencapaian. Hal
penting pada minat adalah intensitas untuk
memperoleh sesuatu.
Ranah sikap yang perlu dikembangkan meliputi
sikap siswa terhadap guru, mata pelajaran dan
sekolah. Proses pembelajaran dikatakan berhasil
jika pihak sekolah mampu mengubah sikap siswa
dari negatif menjadi positif.
KARAKTERISTIK
RANAH
PENILAIAN
AFEKTIF
SIKAP
MINAT
KONSEP DIRI
NILAI
29. CARA PENILAIAN RANAH AFEKTIF
• Memperhatikan dan mencatat sikap dan tingkah laku siswa terhadap sesuatu, kemudian
dicari atribut yang mendasari tingkah laku tersebut
PENGAMATAN
LANGSUNG
• Memberikan pertanyaan terbuka atau tertutupWAWANCARA
• Pertanyaan atau isian yang sudah disediakan pilihan jawaban baik berupa pilihan
pernyataan ataupun pilihan bentuk angka
ANGKET/KUESIONER
• Tugas atau pekerjaan atau objek yang belum pernah dikenal siswaTEKNIK PROYEKTIL
• Pengamatan tentang sikap dan tingkah laku seseorang dimana yang diamati tidak tahu
bahwa ia sedang diamati
PENGUKURAN
TERSELUBUNG
30. LANGKAH PENGEMBANGAN INSTRUMEN AFEKTIF
1. Merumuskan tujuan pengukuran afektif
2. Mencari definisi konseptual dari afektif yang akan diukur
3. Menentukan definisi operasional dari setiap afektif yang akan diukur
4. Menjabarkan definisi operasional menjadi sejumlah indikator
5. Menggunakan indikator sebagai acuan menulis pernyataan-pernyataan dalam instrumen
6. Meneliti kembali setiap butir pernyataan
7. Melakukan uji coba
8. Menyempurnakan instrumen
9. Mengadministrasikan instrumen
31. DAFTAR PUSTAKA
Suryanto, A. 2014. Evaluasi Pembelajaran di SD Edisi 1. Tangerang Selatan: Universitas
Terbuka.
Gronlund, N., E. dan Linn, R., L. 1990. Measurement and Evaluation in Teaching. New York,
Macmillan Publishing Company.
Zainul, A. 2001. Alternative Assessment. Jakarta: PAU untuk meningkatkan aktivitas
instruksional Ditjen Dikti Depdiknas.
Shaklee, et.al. 1997. Designing and using Portfolios. Boston, Allyn and Bacon.