SlideShare a Scribd company logo
1 of 43
Pendahuluan:
Infeksi karena jamur disebut sebagai MIKOSIS.yang
umumnya bersifat kronis ,dapat ringan pada
permukaan kulit(mikosis kutan)dan dapat pula
menembus kulit,menimbulkan mikosis sub kutan
 Mikosis yang paling sulit diobati ialah mikosis
sistemik yang sering menimbulkan kematian.
 Insiden infeksi jamur meningkat pada sejumlah
penderita dengan penekanan sistim imun
seperti : - penderita kanker
 - transplantasi
- penderita AIDS
Penderita ini sering menderita jamur
oportunistik seperti meningitis kriptokokus,
atau aspergilus
 Mikosis sistemik seperti : - blastomikosis
- koksidiodomikosis
- histoplasmos
merupakan masalah besar dibeberapa daerah.
Penggunaan anti neoplastik dan imunosupresan
memberikan kesempatan pada jamur sistemik
untuk berkembang dengan cepat.
 Perbedaan antara jamur dan bakteri terletak
pada dinding sel jamur mengandung:
- kitin
- polisakarida
- ergosterol
pada membran sel.
Karena ini terjadi perbedaan obat yang
digunakan antara antibiotik dan anti jamur.
 Secara klinis infeksi jamur dapat digolongkan menurut lokasi
infeksinya yaitu :
1. Mikosis sistemik (infeksi jamur sistemik) terdiri dari DEEP MYCOSIS seperti :
 aspergilosis
blastomikosis
koksidiodomikosis
kriptokokosis
histoplamosis
mukormikosis
parakoksidio idomikosis
kandidiasis
Dan sub cutan mycosis mis:
(kromomikosis,misetoma,sporotikosis)
2.Dermatofit yaitu infeksi jamur yang menyerang :
- kulit
- rambut
- kuku
biasanya disebabkan oleh ; epidermafiton dan mikrosporum
3.Mikosis muko kutan : yaitu infeksi jamur pada mukosa
dan lipatan kulit yang lembab biasanya disebabkan
kandida.
Menurut indikasi obat obat anti jamur dibagi
1.Anti jamur infeksi sistemik antara lain:
-Amfoterisin B
-Flusitosin
-Imidazol (ketokonazol,flukonazol,mikonazol ) dan
hidroksistilbamidin.
2. Anti jamur untuk infeksi derm atofit dan mukokutan
antara lain: - griseofulvin.
-gol imidazol (
mikonazol,klotrimazol,ekonazol,isokonazol,tiokonazol,bifon
azol),nistatin,tolnafat dan anti jamur topikal lainya
(kandisidin, asam undesilinat,dan natamisin.
 Golongan IMIDAZOL
 Yang termasuk dalam golongan ini :
 -mikonazol
 -klotrimazol
 -kotekonazol
 -flukonazol
 -itrakonazol
 -triazol
 -ekonazol
 -isokonazol
 -tiokonazol
 -bifonazol
 Sifat dan penggunaan golongan ini praktis tidak berobah.
 Beluma semuanya diketahui,obat bekerja
dengan memblok biosintesa lipid yang
dibutuhkan jamur.khususnya ergosterol,dalam
membran sel jamur,dan mungkin juga dengan
mekanisme tambahan yang lain.(mengganggu
sintesa as.nukleat atau penimbunan peroksida
dalam sel jamur yang menimbulkan
kerusakan).
 Ketokonazol:
Termasuk golongan imidazol, suatu anti jamur
sintetik.
Aktivitas anti jamur, sama dengan mikonazol,efektif
terhadap:
Candida,
Coccsidioides immitis
Cryptococcus neoformans
H.capsulatum
B.dermatidis
Aspergilus
Sporotrix spp
 Mekanisme kerja: ketokonazol masuk kedalam
sel jamur dan menimbulkan kerusakan pada
dinding sel,mungkin juga terjadi gangguan
sintesis as.nukleat atau penimbunanperoksida
dalam sel yang merusak sel jamur.
 FAMAKOKINETIK: Anti jamur pertama yang
dapat diberikan secara oral,absrobsi baik secara
oral, yang menghasilkan kadar yang cukup
untuk menekanpertumbuhan berbagai jamur.
 Dengan dosis oral 200 mg kadar puncak 2-3
mcg/ml yang bertahan selama 6 jam atau lebh
.
 Absrobsi menurun pada pH cairan lambung
tinggi dan bila diberikan bersama antacid atau
antihistamin H2.ditemukan pada urin,kelenjer
lemak, air ludah,kulit yang mengalami
infeksi,tendon dan cairan sinovial.Metabolisme
lintas pertama,diperkirakan diekskresikan
dalam empedu,usus,dan sebagian kecil diurin.
 Penggunaan klinis dan kontra indikasi:
 -terutama untuk histoplasmosis
paru,tulang,sendi,dan jaringan lemak.
 Tidak dianjurkan untuk manigitis kriptokokus
karena penetrasi kurang baik. Obat ini efektif
untuk kriptokokusnonmenengial,parakoksidioi
domikosis,dermatomikosis,kandidosis
(mukokutan,vaginal, dan rongga mulut).Obat ini
tidak bermanfaat untuk kebanyakan 8infeksi
jamur sistemik yang berat.
 Dikontra indikasikan pada penderita
hipersensitif,ibihamil,dan menysui,serta hepar
akut.
 Efek samping dan toksisitas:
 Umumnya ditoleransi dengan baik
 Sering ditemukan, mual,ginekomasita,”rush”
pruritus, hepatitis kolestatik,blokade sintesa
kortisol,dan testoteron.
 Efek samping lebih ringan bila diberikan
bersama makanan.kadang kadang timbul
muntah,sakit kepala,vertigo,nyeri
epigastrik,fotopobia,parestesia,gusi
berdarah,erupsi kulit,trombositopenia.
 Ketokonazol dapat meningkatkan aktivitas enzim hati,untuk
sementara dan dapat meninbulkan kerusakan. Dengan frekuensi 1
: 10.000- 15.000.Hepatotoksis berat sering dijumpai pada wanita
40 th,keatas,pada onikomikosis atau pada pamakian
lama,nekrosis hati yang masif telah menimbulkan kematian pada
beberapa pasien.Obat ini dapat mengahambat sintesa steroid
suprarenalis dan dapat nmenimbulkan ginekomastia. Dapat
terjadi pada 10% penderita pria,dan mekanismenya belum
diketahui.Sebaiknya tidak digunakan pada wanita hamil efek
teratogeni.
 Sediaan dan Dosis:
 tablet 200 mg oral
 untuk vagina adala 2 tablet (=400 mg) sekali sehari selama 5 hari.
 Untuk indikasi lain cukup 1 tablet sekali sehari dan lama
pemberian bergantung pada jenis infeksi jamur.
 Dsis anak 5 mg/kg bb/hari.tablet diberikan bersama makanan.
 AKTIFITAS ANTI JAMUR:
 Flukonazol derivat tiazol anti jamur yang
poten,spesifik menghambat pembentukan
sterol pada memran sel jamur.dan spesifik
yang tinggi pada enzim enzim Cytochrome P
450 dependent
 Secara farmakologi aktif terhadap mikosis
yang umum disebabkan oleh Cryptococcus
neoformis,infeksi jamur intrakranial
,mikrosporum,trikhofiton
 Farmakokinetik:
 Dapat diserap pada saluran cerna,dan kadar
dalam plasma setelah pemberian IV diperoleh
lebih dari 90% kadar plasma.
 Absrobsi oral tidak dipengaruhi oleh makanan
 Kadar puncak 0,5 -1,5 jam setelah pemberian
dengan waktu paruh 30 jam
 INDIKASI KLINIS:
Untuk
1. Meningitis kriptokokus
2. Kandidiasis sistemik
(termasuk kandidemia,dan kandidiasis
diseminata) dan bentuk lainkandidiasi
termasuk infeksi jamur
diperitonium,endokardium,saluran nafas,saluran
cerna.
3.Kandidiasis orofaringeal,
4.Kandidiasis vaginal
 Kontra indikasi:
Akan terjadi kontra indikasi bila diberikan
pada penderita yang sensitif terhadap derivat
tiazol.
Wanita hamil ,dan menyusui,serta anak dibawah
16 th tidak dianjurkan karena belum ada
kepastian data aman untuk mereka.
 Dosis dan cara pemberian :
Dosis harus sesuai dengan organisme
penyebab dan respons penderita.yaitu
1.Meningitis kriptokokus hari pertama 400 mg
dilanjutkan 1 x 200 -400 mg per hari.,dengan
lama pengobatan 6 -8 minggu.
2. Kandidemia atau Kandidiasis lain: 400 mg/hari
bergantung pada respons,lama pengobatan
juga bergantung pasda respons,kandidiasis
orofaringeal 1x 50 mg selama 7 hari.
 Formulasi Obat: Amfoterisin B tidak larut
dalam air tetapi diformulasi sebagai infus intra
vena dengan cara membentuk komplek
dengan garam empedu deoksikolat. Senyawa
komplek ini dipasarkan dengan nama
(FUNGIZONE) mengandung 50 mg
amfoterisinB 41 mgdeoksikolat dan dapar
fosfat. Komplek ini disebut dengan DOC
membentuk koloid dalam air.
 Fomulasi lain dari amfoterisin B dengan koleteril sulfat
seperti(ABCD,AMPHOTEC,AMPHOCIL)
 Ada formulasi Amfoterisin B dengan vesikel unulamelar
(AMBISOME)
 AKTIVITAS ANTI FUNGI:
 Amfoterisin B mempunyai aktivitas klinis yang
bermanfaat terhadap Candida spp,cryptococcus
neoformans,Blastomyces dermatitis,histoplasma
capsulatum,Sporohrix schenckii,Coccidiodes
immitis,Paracoccidiodesbrazilensis,Aspergillus
spp,peniciliummmarnefefei,juga mempunyai aktivitas
terbatas terhadap protozoa Leismania brazielensis dan
Naelgeria fowleri.
 Mekanisme Kerja: Aktivitas anti fungi
amfoterisin B tergantung pada satu gugus
sterol terdapat pada membran fungi yang
peka.ini akan membentuk pori atau saluran ini
akan meningkatkan pemeabilitas membran
yang akan menyebabkan keluarnya berbagai
molekul kecil. Mekanisme kerja lain dapat
berupa kerusakan oksidatif sel selfungi paling
tidak secara invitro.
 Resistensi fungi mutan mutan yang seleksi secara
invitri resiten terhadap nistatin atau amfoterisin B
dengan menggantikan ergosterol dengan sterol
prekusor tertentu
 Absrobsi,Distribusi dan Ekskresi Semua amfoterisin
dalam saluran cerna dapat diabaikan infus intra vena
dengan dosis berulang 0,5 mg/kg DOC dewasa
 Konsentrasi Amfoterisn B (DOC) dalam cairan dari
pleura yang meradang peritonial,sinovial,dan aqueous
humor kira kira 2/3 dari seluruh konsentrasi dalam
plasma.Sedikit AmfoterisinB penetrasi ke
cainCSS,Viteus humor,atau cairan amnion normal.
 Efek merugikan Reaksi akut adalah Demam,dan
menggigil,kadangn kadang muncul hiperpnea,dan
mengi pernafasan atau hipotensi ringan.,bronkospsme
dan anafilaktik jarang terjadi.Pada penderita penyakit
jantung atau paru, sangat buruk penerimaannya dapat
terjadi hipoksia atau hipotensi.
 Reaksi merugikan lainnya, pada pemberian
IV,demam,menggigil,muntah,dan sakit kepala dapt
efek inui dikurangi dengan menurunkan dosis dan
pemberian aspirin,fenotiazin,antihistamin
kortikosteroid, atau menghentikan suntikan beberapa
hari
 Sifat farmakologi:
 Merupakan anti jamur sistemik yang dapat
diberikan secara oral.
 Dapat menghambat pertumbuhan galur seprti:
kandida
 Kriptokokus
 torulopsis
 Dan beberap galur aspergilus serta jamur lainnya.
 Mekanisme kerja :
 Sel sel jamur yang sensitif akan mengubah flusitosin menjadi flurourasil
sehingga trjadipenghambatan timidilat sintase dan sintesa DNA. Mutan
mutan yang akan berkembang scara teratur dengan cepat dan obat anti
jamur akan menyeleksi strain strain yang resisten ini.Hal inilah yang
membatasi manfaat penggunaan obat ini,oleh sebab itu bila flusitosin
dikombinasikan dengan Amfoterisin B dapat menghasilkan efek terapi
yang lebih baik efek sinergis ini baik untuk kandida,kriptokokus,serta
mungkin juga aspergilus.
 Dosis 50 mcg/ml 20% flusitosin ini terikat dengan protein.
 Ekskresi merlalui Ginjal, kadar dakam urin mencapai 10x kadar dalam
serum
 Berbahaya bagi penderita ginjal terjadi akumulasi tapi kelemahan hati
tidak memeberikan efek.Dapat dikeluarkan dengan hemodialisis.Relatif
toksik bagi mamalia
 Hidroksistilbamidin isetionat
 Adalah suatu diamidin aromatik yang secar in
vitro dan invivo aktif terhadap B dermatitis,
 Bersifat sangat toksik terhadap hepar dan
ginjal.sekarang tidak digunakan lagi
 1.Griseofulvin
 Disolasi dari P.griseofulvin
 Sangat sukar dalm air dan stabil pada temperatur yang tiggi
termasuk pada pemanasan dengan autoklaf
 Aktivitas Anti Jamur: Akan menghambat pertumbuhan
jamur dermatofit termasuk epiderofiton,mikrosporum,dan
trikofiton dalam kadar 0,5-3 g/ml.Obat ini tidak berefek
pada bakteri,mikosis porfunda, atau jamur yang
menybabkan lesi pada permukaan tubuh
manusiaq.Terhadap sel muda dan berkembang dapat
bersifat fungisid dan fungistatik.Efek penghambatan
pertumbuhan jamur ini dapat dihalangi oleh
purin.Mekanisme jkerja sepenuhnya belum diketahui,
 Farmakokinetik:
 Absrobsinya sangat tergantung pada keadaan fisik
obat ini dan absrobsinya dibantu oleh makanan yang
banyak mengandung lemak
 Metabolisme terjadi dihati, waktu paruh 24 jam
diekskresim di urin kulit yang sakit mempunyai
afinitas lebih besar terhadap obat ini ditimbun
diselpembentuk keratin,dan muncul bersama sel baru
ini akan resiten terhadap serangan jamur,sel keratin
yang mengandung jamur akan terkelupas
dandigantuikan olehsel baru normal,obat ini
ditemukan pada sel tanduk 4 -8 jam setelah pemberian.
 Penggunaan Klinis: untuk dermatosis berat
pada kulit,kukui,dan rambut yang disebabkan
oleh Trichophyton rubrum yang memberikan
respon lemah terhadap anti jamur lain obat ini
dapat diberikan bersama anti jamur topikal
lain.Pemberian topikal tidak banyak
memverikan efek,
 Dosis oral;0,5-1 g per haridalam
dosisterbagibagi 15 mg/kgbb
 Efek samping:
 Efek samping rendah yaitu :
 1 Reaksi alergi dapat berupa ruam
kulit,leukopenia,dan reaksi tipe serum sicknes.
 2.Toksisitas lansung dapat terjadi sakit
kepala,mual,muntah,diare,hepatotoksis,fotosen
sitifitas,gangguan mental.Pada binatang
percobaan dapat bersifat teratogenik dan
karsinogenik.
 Interaksi obat:
 Dapat menurunkan aktivitas anti koagulan
warfarin .
 Barbiturat menurunkan aktivitas griseofulvin
karena barbiturat menginduksi sistem enzim
mikrosom.
 Imidazol efektif sebagai anti jamur
topikal.tetapi bersifat toksikdigunakan secara
sistemik.Mekamnisme krjanya sama seperti
pada ketekonazol digunakan untuk
kandidiasis oral,vaginal,atau kutaneus dalam
bentuk krim atau tablet isap.
 Nistatin(mikostatin)
 Merupaka antibiotik polien dihasilkan S nursei
 sedikit larut dalam air,tetapi cepat terurai dalam air
atau plasma nistatin juga stabil dalam bentujk kering.
 Aktivitas: Tidak memberikan efek terhadap
Protozoa,atau bakteri tetapi secara in vitro
menghambat banyak jamur
kandida,dermatofit,danorganisme yang dihasilkan
oleh mikosis dalam badan manusia kerjanya terbatas
pada permukaan dengan obatb yang terbatas tidak
diserap dan dapat kobntak lansung dengan ragi atau
jamur.
 Mekanisme kerja berikatan dengan sterol
membran sel jamur terutam ergosterol
 Farmakokinetik:
 Tidak diabsrobsi melalui kulit,membran
mukosa atau saluran cerna,akan dikelurkan
kembali melalui tinja dan tidak ditemukan
dalam darah atau jaringan.
 Indikasi KLINIK:
 Untuk kandidiasis kulit,selaput lendir dansaluran cerna.
 Paronikia,vaginitis,sariawan cukup dengan nistatin topikal.
Bila gagal dapat diberikan ketokonazol ,digunakan secara
topikal pada kulit, atau membran mukosa (mulut dan
vaginal) dalam bentuk krim,salep,supositoria,suspensi atau
bubuk untuk infeksi kandida lokal.Dapat diberikan pada
bayi,orang dengan daya tahan rendah
(diabetes,leukimia,yang mendapat steroid tinggi.)
 Dosis dalam unit gr/200 unit dalam pemakaian oral 250-
500 mg atau 250.000-500.000 unit,tab vaginal 100.000 unit 1-
2x/hari selama 14 hari untuk kandidiasis mulut dan
esofagus 3-4 x 500.000-1000000 unit dengan cara ditahan
dulu dalam mulut.
 Efek samping
 Jarang terjadi,pada pemberian oralatau topikal.
Oral bisa terjadi mual, muntah diare pada
dosis tinggi tak terjadi supra infeksi karena
tidak mempengaruhi bakteri,protozoa,atau
virus
 Tolnafat dan Tolsiklat
 Aefektif terhadap:
Trikofiton,mikrosporum,epidermofiton,
malassezia furfue tak efektif terhdap kandida,
dan aspergilus serta keada
hiperkeratosis,sebaik nya diberikan bergantian
dena salap asam salisilat 10 %
 Lesi kulit kepala oleh.T tonsurans dan
M audoini kurang berhasi dengan klotrimazol
 Asam lemak undesilinat
 sebagai obat anti jamur topikal yang efektif
terhadap: epedermofiton,trikofiton.dan
muikroporum
 Bersifat fungisid
 Ada asam undesilinat 5% DAN Zn undesilinat
20% untuk menekan luas peradangan pada
mukosa dapat terjadi iritasi bila kadar lebih
dari 1%
 Kandisidin:
 antibiotik polien dari golongan aktinomisetes
hanya topikal pada kandidiasi vaginalis ada
dalam bventuk tablet Vagina 3 mg dan salep
vagina 0,06% serta aplikatornya. Dosis 2x
sehari dioleskan lansung pada vagina dan
jarang timbul efek sampuing yang serius.
 Salep Whifield:
 adalah campuran asam salisilat dan asam
benzoat dengan perbandingan 1:2 biasanya 6%
dan 12 % Asam salisilat keratolitik,benzoat
fungistatik.
 Untuk tinea pedis dan kadang kadang tinea
kapitis efek samping iritasi ringan lokal pada
permukaan kulit
 Natamisin
Merupkan anti jamur anti biotik polien yang
aktif terhadap banyak jamur. Pada mata jarang
menimbulkan iritasi untuk keratitis jamur
 Obat ini terpilih untu infeksi Fusarium solani
 Tetapi penetrasi kekornea kurang memadai
juga efektif pada kandidiasis vagina dan oral
sediaan dalam bentuk sduspensi 5% dan salep
1% pada pemakain mata.

More Related Content

What's hot (20)

Obat saluran pencernaan
Obat saluran pencernaanObat saluran pencernaan
Obat saluran pencernaan
 
Memahami Autoimun
Memahami AutoimunMemahami Autoimun
Memahami Autoimun
 
Sistem komplemen
Sistem komplemenSistem komplemen
Sistem komplemen
 
Rhinitis alergi
Rhinitis alergi Rhinitis alergi
Rhinitis alergi
 
Farmakologi cara pemberian obat
Farmakologi cara pemberian obatFarmakologi cara pemberian obat
Farmakologi cara pemberian obat
 
Hipnotik sedativ
Hipnotik sedativHipnotik sedativ
Hipnotik sedativ
 
Jenis jenis obat paten (1)
Jenis jenis obat paten (1)Jenis jenis obat paten (1)
Jenis jenis obat paten (1)
 
Antijamur
AntijamurAntijamur
Antijamur
 
Antijamur
AntijamurAntijamur
Antijamur
 
Antibiotik dan golongannya
Antibiotik dan golongannyaAntibiotik dan golongannya
Antibiotik dan golongannya
 
Biofarmasetika (Pendahuluan)
Biofarmasetika (Pendahuluan)Biofarmasetika (Pendahuluan)
Biofarmasetika (Pendahuluan)
 
Antihistamin
AntihistaminAntihistamin
Antihistamin
 
Singkatan bahasa latin
Singkatan bahasa latinSingkatan bahasa latin
Singkatan bahasa latin
 
Interaksi obat
Interaksi obat Interaksi obat
Interaksi obat
 
Penggolongan Obat : Susunan Syaraf Pusat dan Otonom serta Antibiotika serta A...
Penggolongan Obat : Susunan Syaraf Pusat dan Otonom serta Antibiotika serta A...Penggolongan Obat : Susunan Syaraf Pusat dan Otonom serta Antibiotika serta A...
Penggolongan Obat : Susunan Syaraf Pusat dan Otonom serta Antibiotika serta A...
 
Ppt farmakologi diabetes
Ppt farmakologi diabetesPpt farmakologi diabetes
Ppt farmakologi diabetes
 
Anti inflamasi steroid
Anti inflamasi steroidAnti inflamasi steroid
Anti inflamasi steroid
 
Ekskresi dan klirens ginjal
Ekskresi dan klirens ginjalEkskresi dan klirens ginjal
Ekskresi dan klirens ginjal
 
Otitis media akut
Otitis media akutOtitis media akut
Otitis media akut
 
Hormon insulin dan glukagon
Hormon insulin dan glukagonHormon insulin dan glukagon
Hormon insulin dan glukagon
 

Viewers also liked (20)

Anti jamur
Anti jamurAnti jamur
Anti jamur
 
farmakologi antibiotik dan anti jamur
farmakologi antibiotik dan anti jamurfarmakologi antibiotik dan anti jamur
farmakologi antibiotik dan anti jamur
 
Power point farmakologi klmpk 2
Power point farmakologi klmpk 2Power point farmakologi klmpk 2
Power point farmakologi klmpk 2
 
Farmakologi
FarmakologiFarmakologi
Farmakologi
 
ANTI INFEKSI
ANTI INFEKSIANTI INFEKSI
ANTI INFEKSI
 
Makalah penyakit jamur 2
Makalah penyakit jamur 2Makalah penyakit jamur 2
Makalah penyakit jamur 2
 
Diuretik
DiuretikDiuretik
Diuretik
 
Makalah farmakologi
Makalah farmakologiMakalah farmakologi
Makalah farmakologi
 
Farmakologi Kebidanan
Farmakologi KebidananFarmakologi Kebidanan
Farmakologi Kebidanan
 
Bahan mentah
Bahan mentahBahan mentah
Bahan mentah
 
Obat obat uterotonika
Obat obat uterotonikaObat obat uterotonika
Obat obat uterotonika
 
Anti virus present
Anti virus presentAnti virus present
Anti virus present
 
Pengobatan penderita malaria
Pengobatan penderita malariaPengobatan penderita malaria
Pengobatan penderita malaria
 
Obat pendarahan
Obat pendarahanObat pendarahan
Obat pendarahan
 
Makalah penyakit jamur
Makalah penyakit jamurMakalah penyakit jamur
Makalah penyakit jamur
 
Makalah penyakit kulit
Makalah penyakit kulitMakalah penyakit kulit
Makalah penyakit kulit
 
parenteral intracutan
parenteral intracutanparenteral intracutan
parenteral intracutan
 
Makalah penyakit kulit
Makalah penyakit kulitMakalah penyakit kulit
Makalah penyakit kulit
 
Makalah kelompok 9 anti anemia ....
Makalah kelompok 9 anti anemia ....Makalah kelompok 9 anti anemia ....
Makalah kelompok 9 anti anemia ....
 
Obat Anti Anemia
Obat Anti AnemiaObat Anti Anemia
Obat Anti Anemia
 

Similar to MIKOSIS

Farmakologi : penggolongan antibiotik
Farmakologi : penggolongan antibiotikFarmakologi : penggolongan antibiotik
Farmakologi : penggolongan antibiotikaantanzilali
 
Imaging in lung fungal infection
Imaging in lung fungal infectionImaging in lung fungal infection
Imaging in lung fungal infectionRangga Pragasta
 
05tbc1
05tbc105tbc1
05tbc1teput
 
ANTI JAMUR TOPIKAL 4.pdf
ANTI JAMUR TOPIKAL 4.pdfANTI JAMUR TOPIKAL 4.pdf
ANTI JAMUR TOPIKAL 4.pdfSuparMan98
 
Makalah penyakit jamur
Makalah penyakit jamurMakalah penyakit jamur
Makalah penyakit jamurWarnet Raha
 
Sistem Imun dan Ginjal
Sistem Imun dan GinjalSistem Imun dan Ginjal
Sistem Imun dan GinjalMonika Yolanda
 
Jasad renik & pencegahan infeksi (ibu pestariati)
Jasad renik & pencegahan infeksi (ibu pestariati)Jasad renik & pencegahan infeksi (ibu pestariati)
Jasad renik & pencegahan infeksi (ibu pestariati)stikesby kebidanan
 
2. Endemik Mycoses.pdf
2. Endemik Mycoses.pdf2. Endemik Mycoses.pdf
2. Endemik Mycoses.pdfqarenia
 
20358065 tuberkulosis-paru
20358065 tuberkulosis-paru20358065 tuberkulosis-paru
20358065 tuberkulosis-parusakasaki66
 
Fitz Pioderma Translate .docx
Fitz Pioderma Translate .docxFitz Pioderma Translate .docx
Fitz Pioderma Translate .docxwarisanuhurridha2
 
453149988-BAKTERIOLOGI-III-Isolasi-Dan-Identifikasi-Bakteri-Penyebab-Infeksi-...
453149988-BAKTERIOLOGI-III-Isolasi-Dan-Identifikasi-Bakteri-Penyebab-Infeksi-...453149988-BAKTERIOLOGI-III-Isolasi-Dan-Identifikasi-Bakteri-Penyebab-Infeksi-...
453149988-BAKTERIOLOGI-III-Isolasi-Dan-Identifikasi-Bakteri-Penyebab-Infeksi-...IsnandaKharisma
 

Similar to MIKOSIS (20)

Farmakologi : penggolongan antibiotik
Farmakologi : penggolongan antibiotikFarmakologi : penggolongan antibiotik
Farmakologi : penggolongan antibiotik
 
Imaging in lung fungal infection
Imaging in lung fungal infectionImaging in lung fungal infection
Imaging in lung fungal infection
 
Askep pernapasan tbc
Askep pernapasan tbcAskep pernapasan tbc
Askep pernapasan tbc
 
Infeksi kulit dan jaringan lunak
Infeksi kulit dan jaringan lunakInfeksi kulit dan jaringan lunak
Infeksi kulit dan jaringan lunak
 
05tbc1
05tbc105tbc1
05tbc1
 
Sap yiyik
Sap yiyikSap yiyik
Sap yiyik
 
Antibiotika & kemoterapetika
Antibiotika & kemoterapetikaAntibiotika & kemoterapetika
Antibiotika & kemoterapetika
 
ANTI JAMUR TOPIKAL 4.pdf
ANTI JAMUR TOPIKAL 4.pdfANTI JAMUR TOPIKAL 4.pdf
ANTI JAMUR TOPIKAL 4.pdf
 
Makalah penyakit jamur
Makalah penyakit jamurMakalah penyakit jamur
Makalah penyakit jamur
 
Sistem Imun dan Ginjal
Sistem Imun dan GinjalSistem Imun dan Ginjal
Sistem Imun dan Ginjal
 
Jasad renik & pencegahan infeksi (ibu pestariati)
Jasad renik & pencegahan infeksi (ibu pestariati)Jasad renik & pencegahan infeksi (ibu pestariati)
Jasad renik & pencegahan infeksi (ibu pestariati)
 
2. Endemik Mycoses.pdf
2. Endemik Mycoses.pdf2. Endemik Mycoses.pdf
2. Endemik Mycoses.pdf
 
Refreshing
RefreshingRefreshing
Refreshing
 
20358065 tuberkulosis-paru
20358065 tuberkulosis-paru20358065 tuberkulosis-paru
20358065 tuberkulosis-paru
 
imunologi
imunologiimunologi
imunologi
 
Obat antibiotik
Obat antibiotikObat antibiotik
Obat antibiotik
 
Fitz Pioderma Translate .docx
Fitz Pioderma Translate .docxFitz Pioderma Translate .docx
Fitz Pioderma Translate .docx
 
Antibiotik done
Antibiotik doneAntibiotik done
Antibiotik done
 
Pneumonia 2019
Pneumonia 2019Pneumonia 2019
Pneumonia 2019
 
453149988-BAKTERIOLOGI-III-Isolasi-Dan-Identifikasi-Bakteri-Penyebab-Infeksi-...
453149988-BAKTERIOLOGI-III-Isolasi-Dan-Identifikasi-Bakteri-Penyebab-Infeksi-...453149988-BAKTERIOLOGI-III-Isolasi-Dan-Identifikasi-Bakteri-Penyebab-Infeksi-...
453149988-BAKTERIOLOGI-III-Isolasi-Dan-Identifikasi-Bakteri-Penyebab-Infeksi-...
 

More from fikri asyura (20)

Angina pectoris stabil
Angina pectoris stabilAngina pectoris stabil
Angina pectoris stabil
 
Pneumonia
PneumoniaPneumonia
Pneumonia
 
Tb
TbTb
Tb
 
Transfusi darah
Transfusi darahTransfusi darah
Transfusi darah
 
Toksoplasmosis 3 a
Toksoplasmosis 3 aToksoplasmosis 3 a
Toksoplasmosis 3 a
 
Sistosomiasis
SistosomiasisSistosomiasis
Sistosomiasis
 
Reaksi hipersensitivitas
Reaksi hipersensitivitasReaksi hipersensitivitas
Reaksi hipersensitivitas
 
Rabies
RabiesRabies
Rabies
 
Lupus eritematosus sistemik
Lupus eritematosus sistemikLupus eritematosus sistemik
Lupus eritematosus sistemik
 
Filariasis
FilariasisFilariasis
Filariasis
 
Demam reumatik
Demam reumatikDemam reumatik
Demam reumatik
 
Askariasis
AskariasisAskariasis
Askariasis
 
Artritis reumatoid
Artritis reumatoidArtritis reumatoid
Artritis reumatoid
 
Artritis gout
Artritis goutArtritis gout
Artritis gout
 
Ankilostomiasis
AnkilostomiasisAnkilostomiasis
Ankilostomiasis
 
Anemia
AnemiaAnemia
Anemia
 
P petri dbd
P petri dbdP petri dbd
P petri dbd
 
P petri tifoid
P petri tifoidP petri tifoid
P petri tifoid
 
P petri sepsis
P petri sepsisP petri sepsis
P petri sepsis
 
P petri malaria
P petri malariaP petri malaria
P petri malaria
 

Recently uploaded

PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptbekamalayniasinta
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANDianFitriyani15
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptDwiBhaktiPertiwi1
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTriNurmiyati
 
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxKeperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxrachmatpawelloi
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannandyyusrizal2
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasmufida16
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinanDwiNormaR
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptxrachmatpawelloi
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfHilalSunu
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatSyarifahNurulMaulida1
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabayaajongshopp
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/maGusmaliniEf
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufalmahdaly02
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxpuspapameswari
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar KepHaslianiBaharuddin
 

Recently uploaded (20)

PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
 
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxKeperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
 

MIKOSIS

  • 1. Pendahuluan: Infeksi karena jamur disebut sebagai MIKOSIS.yang umumnya bersifat kronis ,dapat ringan pada permukaan kulit(mikosis kutan)dan dapat pula menembus kulit,menimbulkan mikosis sub kutan
  • 2.  Mikosis yang paling sulit diobati ialah mikosis sistemik yang sering menimbulkan kematian.  Insiden infeksi jamur meningkat pada sejumlah penderita dengan penekanan sistim imun seperti : - penderita kanker  - transplantasi - penderita AIDS Penderita ini sering menderita jamur oportunistik seperti meningitis kriptokokus, atau aspergilus
  • 3.  Mikosis sistemik seperti : - blastomikosis - koksidiodomikosis - histoplasmos merupakan masalah besar dibeberapa daerah. Penggunaan anti neoplastik dan imunosupresan memberikan kesempatan pada jamur sistemik untuk berkembang dengan cepat.
  • 4.  Perbedaan antara jamur dan bakteri terletak pada dinding sel jamur mengandung: - kitin - polisakarida - ergosterol pada membran sel. Karena ini terjadi perbedaan obat yang digunakan antara antibiotik dan anti jamur.
  • 5.  Secara klinis infeksi jamur dapat digolongkan menurut lokasi infeksinya yaitu : 1. Mikosis sistemik (infeksi jamur sistemik) terdiri dari DEEP MYCOSIS seperti :  aspergilosis blastomikosis koksidiodomikosis kriptokokosis histoplamosis mukormikosis parakoksidio idomikosis kandidiasis Dan sub cutan mycosis mis: (kromomikosis,misetoma,sporotikosis)
  • 6. 2.Dermatofit yaitu infeksi jamur yang menyerang : - kulit - rambut - kuku biasanya disebabkan oleh ; epidermafiton dan mikrosporum 3.Mikosis muko kutan : yaitu infeksi jamur pada mukosa dan lipatan kulit yang lembab biasanya disebabkan kandida.
  • 7. Menurut indikasi obat obat anti jamur dibagi 1.Anti jamur infeksi sistemik antara lain: -Amfoterisin B -Flusitosin -Imidazol (ketokonazol,flukonazol,mikonazol ) dan hidroksistilbamidin. 2. Anti jamur untuk infeksi derm atofit dan mukokutan antara lain: - griseofulvin. -gol imidazol ( mikonazol,klotrimazol,ekonazol,isokonazol,tiokonazol,bifon azol),nistatin,tolnafat dan anti jamur topikal lainya (kandisidin, asam undesilinat,dan natamisin.
  • 8.  Golongan IMIDAZOL  Yang termasuk dalam golongan ini :  -mikonazol  -klotrimazol  -kotekonazol  -flukonazol  -itrakonazol  -triazol  -ekonazol  -isokonazol  -tiokonazol  -bifonazol  Sifat dan penggunaan golongan ini praktis tidak berobah.
  • 9.  Beluma semuanya diketahui,obat bekerja dengan memblok biosintesa lipid yang dibutuhkan jamur.khususnya ergosterol,dalam membran sel jamur,dan mungkin juga dengan mekanisme tambahan yang lain.(mengganggu sintesa as.nukleat atau penimbunan peroksida dalam sel jamur yang menimbulkan kerusakan).
  • 10.  Ketokonazol: Termasuk golongan imidazol, suatu anti jamur sintetik. Aktivitas anti jamur, sama dengan mikonazol,efektif terhadap: Candida, Coccsidioides immitis Cryptococcus neoformans H.capsulatum B.dermatidis Aspergilus Sporotrix spp
  • 11.  Mekanisme kerja: ketokonazol masuk kedalam sel jamur dan menimbulkan kerusakan pada dinding sel,mungkin juga terjadi gangguan sintesis as.nukleat atau penimbunanperoksida dalam sel yang merusak sel jamur.  FAMAKOKINETIK: Anti jamur pertama yang dapat diberikan secara oral,absrobsi baik secara oral, yang menghasilkan kadar yang cukup untuk menekanpertumbuhan berbagai jamur.
  • 12.  Dengan dosis oral 200 mg kadar puncak 2-3 mcg/ml yang bertahan selama 6 jam atau lebh .  Absrobsi menurun pada pH cairan lambung tinggi dan bila diberikan bersama antacid atau antihistamin H2.ditemukan pada urin,kelenjer lemak, air ludah,kulit yang mengalami infeksi,tendon dan cairan sinovial.Metabolisme lintas pertama,diperkirakan diekskresikan dalam empedu,usus,dan sebagian kecil diurin.
  • 13.  Penggunaan klinis dan kontra indikasi:  -terutama untuk histoplasmosis paru,tulang,sendi,dan jaringan lemak.  Tidak dianjurkan untuk manigitis kriptokokus karena penetrasi kurang baik. Obat ini efektif untuk kriptokokusnonmenengial,parakoksidioi domikosis,dermatomikosis,kandidosis (mukokutan,vaginal, dan rongga mulut).Obat ini tidak bermanfaat untuk kebanyakan 8infeksi jamur sistemik yang berat.  Dikontra indikasikan pada penderita hipersensitif,ibihamil,dan menysui,serta hepar akut.
  • 14.  Efek samping dan toksisitas:  Umumnya ditoleransi dengan baik  Sering ditemukan, mual,ginekomasita,”rush” pruritus, hepatitis kolestatik,blokade sintesa kortisol,dan testoteron.  Efek samping lebih ringan bila diberikan bersama makanan.kadang kadang timbul muntah,sakit kepala,vertigo,nyeri epigastrik,fotopobia,parestesia,gusi berdarah,erupsi kulit,trombositopenia.
  • 15.  Ketokonazol dapat meningkatkan aktivitas enzim hati,untuk sementara dan dapat meninbulkan kerusakan. Dengan frekuensi 1 : 10.000- 15.000.Hepatotoksis berat sering dijumpai pada wanita 40 th,keatas,pada onikomikosis atau pada pamakian lama,nekrosis hati yang masif telah menimbulkan kematian pada beberapa pasien.Obat ini dapat mengahambat sintesa steroid suprarenalis dan dapat nmenimbulkan ginekomastia. Dapat terjadi pada 10% penderita pria,dan mekanismenya belum diketahui.Sebaiknya tidak digunakan pada wanita hamil efek teratogeni.  Sediaan dan Dosis:  tablet 200 mg oral  untuk vagina adala 2 tablet (=400 mg) sekali sehari selama 5 hari.  Untuk indikasi lain cukup 1 tablet sekali sehari dan lama pemberian bergantung pada jenis infeksi jamur.  Dsis anak 5 mg/kg bb/hari.tablet diberikan bersama makanan.
  • 16.  AKTIFITAS ANTI JAMUR:  Flukonazol derivat tiazol anti jamur yang poten,spesifik menghambat pembentukan sterol pada memran sel jamur.dan spesifik yang tinggi pada enzim enzim Cytochrome P 450 dependent  Secara farmakologi aktif terhadap mikosis yang umum disebabkan oleh Cryptococcus neoformis,infeksi jamur intrakranial ,mikrosporum,trikhofiton
  • 17.  Farmakokinetik:  Dapat diserap pada saluran cerna,dan kadar dalam plasma setelah pemberian IV diperoleh lebih dari 90% kadar plasma.  Absrobsi oral tidak dipengaruhi oleh makanan  Kadar puncak 0,5 -1,5 jam setelah pemberian dengan waktu paruh 30 jam
  • 18.  INDIKASI KLINIS: Untuk 1. Meningitis kriptokokus 2. Kandidiasis sistemik (termasuk kandidemia,dan kandidiasis diseminata) dan bentuk lainkandidiasi termasuk infeksi jamur diperitonium,endokardium,saluran nafas,saluran cerna. 3.Kandidiasis orofaringeal, 4.Kandidiasis vaginal
  • 19.  Kontra indikasi: Akan terjadi kontra indikasi bila diberikan pada penderita yang sensitif terhadap derivat tiazol. Wanita hamil ,dan menyusui,serta anak dibawah 16 th tidak dianjurkan karena belum ada kepastian data aman untuk mereka.
  • 20.  Dosis dan cara pemberian : Dosis harus sesuai dengan organisme penyebab dan respons penderita.yaitu 1.Meningitis kriptokokus hari pertama 400 mg dilanjutkan 1 x 200 -400 mg per hari.,dengan lama pengobatan 6 -8 minggu. 2. Kandidemia atau Kandidiasis lain: 400 mg/hari bergantung pada respons,lama pengobatan juga bergantung pasda respons,kandidiasis orofaringeal 1x 50 mg selama 7 hari.
  • 21.  Formulasi Obat: Amfoterisin B tidak larut dalam air tetapi diformulasi sebagai infus intra vena dengan cara membentuk komplek dengan garam empedu deoksikolat. Senyawa komplek ini dipasarkan dengan nama (FUNGIZONE) mengandung 50 mg amfoterisinB 41 mgdeoksikolat dan dapar fosfat. Komplek ini disebut dengan DOC membentuk koloid dalam air.
  • 22.  Fomulasi lain dari amfoterisin B dengan koleteril sulfat seperti(ABCD,AMPHOTEC,AMPHOCIL)  Ada formulasi Amfoterisin B dengan vesikel unulamelar (AMBISOME)  AKTIVITAS ANTI FUNGI:  Amfoterisin B mempunyai aktivitas klinis yang bermanfaat terhadap Candida spp,cryptococcus neoformans,Blastomyces dermatitis,histoplasma capsulatum,Sporohrix schenckii,Coccidiodes immitis,Paracoccidiodesbrazilensis,Aspergillus spp,peniciliummmarnefefei,juga mempunyai aktivitas terbatas terhadap protozoa Leismania brazielensis dan Naelgeria fowleri.
  • 23.  Mekanisme Kerja: Aktivitas anti fungi amfoterisin B tergantung pada satu gugus sterol terdapat pada membran fungi yang peka.ini akan membentuk pori atau saluran ini akan meningkatkan pemeabilitas membran yang akan menyebabkan keluarnya berbagai molekul kecil. Mekanisme kerja lain dapat berupa kerusakan oksidatif sel selfungi paling tidak secara invitro.
  • 24.  Resistensi fungi mutan mutan yang seleksi secara invitri resiten terhadap nistatin atau amfoterisin B dengan menggantikan ergosterol dengan sterol prekusor tertentu  Absrobsi,Distribusi dan Ekskresi Semua amfoterisin dalam saluran cerna dapat diabaikan infus intra vena dengan dosis berulang 0,5 mg/kg DOC dewasa  Konsentrasi Amfoterisn B (DOC) dalam cairan dari pleura yang meradang peritonial,sinovial,dan aqueous humor kira kira 2/3 dari seluruh konsentrasi dalam plasma.Sedikit AmfoterisinB penetrasi ke cainCSS,Viteus humor,atau cairan amnion normal.
  • 25.  Efek merugikan Reaksi akut adalah Demam,dan menggigil,kadangn kadang muncul hiperpnea,dan mengi pernafasan atau hipotensi ringan.,bronkospsme dan anafilaktik jarang terjadi.Pada penderita penyakit jantung atau paru, sangat buruk penerimaannya dapat terjadi hipoksia atau hipotensi.  Reaksi merugikan lainnya, pada pemberian IV,demam,menggigil,muntah,dan sakit kepala dapt efek inui dikurangi dengan menurunkan dosis dan pemberian aspirin,fenotiazin,antihistamin kortikosteroid, atau menghentikan suntikan beberapa hari
  • 26.  Sifat farmakologi:  Merupakan anti jamur sistemik yang dapat diberikan secara oral.  Dapat menghambat pertumbuhan galur seprti: kandida  Kriptokokus  torulopsis  Dan beberap galur aspergilus serta jamur lainnya.
  • 27.  Mekanisme kerja :  Sel sel jamur yang sensitif akan mengubah flusitosin menjadi flurourasil sehingga trjadipenghambatan timidilat sintase dan sintesa DNA. Mutan mutan yang akan berkembang scara teratur dengan cepat dan obat anti jamur akan menyeleksi strain strain yang resisten ini.Hal inilah yang membatasi manfaat penggunaan obat ini,oleh sebab itu bila flusitosin dikombinasikan dengan Amfoterisin B dapat menghasilkan efek terapi yang lebih baik efek sinergis ini baik untuk kandida,kriptokokus,serta mungkin juga aspergilus.  Dosis 50 mcg/ml 20% flusitosin ini terikat dengan protein.  Ekskresi merlalui Ginjal, kadar dakam urin mencapai 10x kadar dalam serum  Berbahaya bagi penderita ginjal terjadi akumulasi tapi kelemahan hati tidak memeberikan efek.Dapat dikeluarkan dengan hemodialisis.Relatif toksik bagi mamalia
  • 28.  Hidroksistilbamidin isetionat  Adalah suatu diamidin aromatik yang secar in vitro dan invivo aktif terhadap B dermatitis,  Bersifat sangat toksik terhadap hepar dan ginjal.sekarang tidak digunakan lagi
  • 29.  1.Griseofulvin  Disolasi dari P.griseofulvin  Sangat sukar dalm air dan stabil pada temperatur yang tiggi termasuk pada pemanasan dengan autoklaf  Aktivitas Anti Jamur: Akan menghambat pertumbuhan jamur dermatofit termasuk epiderofiton,mikrosporum,dan trikofiton dalam kadar 0,5-3 g/ml.Obat ini tidak berefek pada bakteri,mikosis porfunda, atau jamur yang menybabkan lesi pada permukaan tubuh manusiaq.Terhadap sel muda dan berkembang dapat bersifat fungisid dan fungistatik.Efek penghambatan pertumbuhan jamur ini dapat dihalangi oleh purin.Mekanisme jkerja sepenuhnya belum diketahui,
  • 30.  Farmakokinetik:  Absrobsinya sangat tergantung pada keadaan fisik obat ini dan absrobsinya dibantu oleh makanan yang banyak mengandung lemak  Metabolisme terjadi dihati, waktu paruh 24 jam diekskresim di urin kulit yang sakit mempunyai afinitas lebih besar terhadap obat ini ditimbun diselpembentuk keratin,dan muncul bersama sel baru ini akan resiten terhadap serangan jamur,sel keratin yang mengandung jamur akan terkelupas dandigantuikan olehsel baru normal,obat ini ditemukan pada sel tanduk 4 -8 jam setelah pemberian.
  • 31.  Penggunaan Klinis: untuk dermatosis berat pada kulit,kukui,dan rambut yang disebabkan oleh Trichophyton rubrum yang memberikan respon lemah terhadap anti jamur lain obat ini dapat diberikan bersama anti jamur topikal lain.Pemberian topikal tidak banyak memverikan efek,  Dosis oral;0,5-1 g per haridalam dosisterbagibagi 15 mg/kgbb
  • 32.  Efek samping:  Efek samping rendah yaitu :  1 Reaksi alergi dapat berupa ruam kulit,leukopenia,dan reaksi tipe serum sicknes.  2.Toksisitas lansung dapat terjadi sakit kepala,mual,muntah,diare,hepatotoksis,fotosen sitifitas,gangguan mental.Pada binatang percobaan dapat bersifat teratogenik dan karsinogenik.
  • 33.  Interaksi obat:  Dapat menurunkan aktivitas anti koagulan warfarin .  Barbiturat menurunkan aktivitas griseofulvin karena barbiturat menginduksi sistem enzim mikrosom.
  • 34.  Imidazol efektif sebagai anti jamur topikal.tetapi bersifat toksikdigunakan secara sistemik.Mekamnisme krjanya sama seperti pada ketekonazol digunakan untuk kandidiasis oral,vaginal,atau kutaneus dalam bentuk krim atau tablet isap.
  • 35.  Nistatin(mikostatin)  Merupaka antibiotik polien dihasilkan S nursei  sedikit larut dalam air,tetapi cepat terurai dalam air atau plasma nistatin juga stabil dalam bentujk kering.  Aktivitas: Tidak memberikan efek terhadap Protozoa,atau bakteri tetapi secara in vitro menghambat banyak jamur kandida,dermatofit,danorganisme yang dihasilkan oleh mikosis dalam badan manusia kerjanya terbatas pada permukaan dengan obatb yang terbatas tidak diserap dan dapat kobntak lansung dengan ragi atau jamur.
  • 36.  Mekanisme kerja berikatan dengan sterol membran sel jamur terutam ergosterol  Farmakokinetik:  Tidak diabsrobsi melalui kulit,membran mukosa atau saluran cerna,akan dikelurkan kembali melalui tinja dan tidak ditemukan dalam darah atau jaringan.
  • 37.  Indikasi KLINIK:  Untuk kandidiasis kulit,selaput lendir dansaluran cerna.  Paronikia,vaginitis,sariawan cukup dengan nistatin topikal. Bila gagal dapat diberikan ketokonazol ,digunakan secara topikal pada kulit, atau membran mukosa (mulut dan vaginal) dalam bentuk krim,salep,supositoria,suspensi atau bubuk untuk infeksi kandida lokal.Dapat diberikan pada bayi,orang dengan daya tahan rendah (diabetes,leukimia,yang mendapat steroid tinggi.)  Dosis dalam unit gr/200 unit dalam pemakaian oral 250- 500 mg atau 250.000-500.000 unit,tab vaginal 100.000 unit 1- 2x/hari selama 14 hari untuk kandidiasis mulut dan esofagus 3-4 x 500.000-1000000 unit dengan cara ditahan dulu dalam mulut.
  • 38.  Efek samping  Jarang terjadi,pada pemberian oralatau topikal. Oral bisa terjadi mual, muntah diare pada dosis tinggi tak terjadi supra infeksi karena tidak mempengaruhi bakteri,protozoa,atau virus
  • 39.  Tolnafat dan Tolsiklat  Aefektif terhadap: Trikofiton,mikrosporum,epidermofiton, malassezia furfue tak efektif terhdap kandida, dan aspergilus serta keada hiperkeratosis,sebaik nya diberikan bergantian dena salap asam salisilat 10 %  Lesi kulit kepala oleh.T tonsurans dan M audoini kurang berhasi dengan klotrimazol
  • 40.  Asam lemak undesilinat  sebagai obat anti jamur topikal yang efektif terhadap: epedermofiton,trikofiton.dan muikroporum  Bersifat fungisid  Ada asam undesilinat 5% DAN Zn undesilinat 20% untuk menekan luas peradangan pada mukosa dapat terjadi iritasi bila kadar lebih dari 1%
  • 41.  Kandisidin:  antibiotik polien dari golongan aktinomisetes hanya topikal pada kandidiasi vaginalis ada dalam bventuk tablet Vagina 3 mg dan salep vagina 0,06% serta aplikatornya. Dosis 2x sehari dioleskan lansung pada vagina dan jarang timbul efek sampuing yang serius.
  • 42.  Salep Whifield:  adalah campuran asam salisilat dan asam benzoat dengan perbandingan 1:2 biasanya 6% dan 12 % Asam salisilat keratolitik,benzoat fungistatik.  Untuk tinea pedis dan kadang kadang tinea kapitis efek samping iritasi ringan lokal pada permukaan kulit
  • 43.  Natamisin Merupkan anti jamur anti biotik polien yang aktif terhadap banyak jamur. Pada mata jarang menimbulkan iritasi untuk keratitis jamur  Obat ini terpilih untu infeksi Fusarium solani  Tetapi penetrasi kekornea kurang memadai juga efektif pada kandidiasis vagina dan oral sediaan dalam bentuk sduspensi 5% dan salep 1% pada pemakain mata.