SlideShare a Scribd company logo
1 of 47
REFRESHING
Penyakit Kulit ec Mycobacterium
Pembimbing:
dr. Afaf Agil A, Sp.KK
Oleh:
Fanny Destiara (2014730026)
Kepaniteraan Klinik Departemen Penyakit Kulit dan Kelamin
Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih
Fakultas Kedokteran dan Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Jakarta
Pendahuluan
◦ Bakteri menyebabkan penyakit dengan invasi langsung ke jaringan,
mengeluarkan racun dan dengan menyebabkan keterlibatan imunologis
yang mengakibatkan penyakit.
◦ Hubungan bakteri dan kulit dapat dipertimbangkan dalam empat
kategori utama: (1) infeksi kulit primer, (2) infeksi sekunder penyakit
kulit primer (misalnya, dermatitis atopic yang terinfeksi), (3) lesi kulit
sebagai manifestasi infeksi primer pada beberapa system organ lain,
biasanya darah, (4) kondisi kulit reaktif yang dihasilkan dari infeksi
bakteri di tempat lain.
Tuberkulosis Kutis
Tuberkulosis kutis ialah tuberkulosis pada kulit yang di Indonesia disebabkan
oleh Mycobacterium tuberculosis dan mikobakteria atipikal.
Tuberkulosis kutis umumnya pada anak-anak dan dewasa muda,
wanita agak lebih sering daripada pria. Pada kepustakaan sering
disebut tuberkulosis kutis didapati pada orang dengan keadaan
umum dan gizi kurang.
ETIOLOGI
Mycobacterium
tuberculosis
Mycobacterium bovis
Mycobacterium
scrofulaceum
Mycobacterium avium
Mycobacterium
atipikal lainnya
Klasifikasi
Primary Inoculation Tuberculosis
Pada beberapa daerah dengan prevalensi TBC yang tinggi dan kondisi hidup yang buruk.
Lesi oral dapat disebabkan oleh basil bacine pada susu yang tidak dipasteurisasi dan terjadi setelah trauma
mukosa. Lesi awal multibasier tetapi menjadi paucibasiler saat imunitas berkembang.
Gambaran Klinis:
Pada 2-4 minggu muncul papul kecil, krusta dan erosi dengan sedikit kecendrungan untuk sembuh. Predileksi
pada wajah, termasuk konjungtiva dan rongga mulut serta tangan dan ekstremitas bawah.
Pemeriksaan Penunjang:
1. pada tes tuberkulin awalnya negatif kemudian menjadi positif seiring dengan perjalanan penyakitnya.
2. pada pemeriksaan Histopatologi menunjukan reaksi inflamasi. Setelah 3-6 minggu ditemukan gambaran
granuloma dengan giant cells dan penurunan jumlah BTA dan diagnosis dikonfirmasi dengan kultur.
Primary Inoculation Tuberculosis
Tuberkulosis Verukosa
Tuberkulosis verukosa adalah kelainan paucibaciar yang disebabkan oleh reinfeksi eksogen.
Gambaran Klinis:
Predileksi biasanya terjadi pada tangan atau pada anak anak dapat terjadi pada ekstremitas
bawah.
Lesi berupa papul atau papulopustul dengan lingkaran berwarna ungu.
Pada gambaran Histopatologi didapatkan hiperplasia pseudoepithelial dengan hiperkeratosis,
infiltrat dan abses pada epidermis.
Pada pemeriksaan darah tepi didapatkan LED meningkat,
Tuberkulosis Verukosa
Lupus Vulgaris
Lupus vulgaris adalah bentuk tuberkulosis postprimary yang disebabkan oleh penyebaran
hematogen dan limfatik.
Wanita lebih sering terkena daripada laki-laki dan dapat mengenai pada semua umur.
Gambaran Klinis: lesi awal berbentuk makula dan papula berwarna merah kecoklatan, lunak
dengan permukaan halus atau hiperkeratotik.
Predileksi dimulai pada hidung, pipi, daun telinga atau kulit kepala dan perlahan meluas ke
daerah yang berdekatan.
Pada pemeriksaan darah tepi LED meningkat
Gambaran histopatologis terdapat granuloma tuberkuloid berupa sel epiteloid, sel datia
langerhans dan dijumpai BTA.
Lupus Vulgaris
Scrofuloderma
Merupakan infeksi mikobakterium pada kulit akibat penjalaran langsung organ dibawah kulit
yang telah terkena tuberkulosis, tersering berasal dari KGB, tulang atau sendi.
Predileksi pada kelenjar getah bening (leher, ketiak, jarang pada lipat paha). Gejala awal sebagai
limfadenitis pada beberapa kelenjar. Lalu kelenjar mengalami perlunakan tidak serentak hingga
konsistensi keras, kenyal dan lunak, dapat juga ditemukan jembatan kulit (skin bridge) dan diatas
terdapat sikatrik.
Pada pemeriksaan darah tepi LED meningkat
Pada pemeriksaan histopatologis bagian tengah lesi tampak nekrosis masif dan gambaran tepi
abses/dermis terdiri atas granuloma tuberkuloid.
Scrofuloderma
Tuberkulosis orifisial
Bentuk TB yang langka pada selaput lendir dan mulut yang disebabkan oleh autoinkulasi
mikobakteri dari tuberkulosis progresif organ internal.
Penyebab dari tb orifisial adalah tuberkulosis genitourinari paru yang lanjut.
Predileksi pada sekitar mulut, orifisium uretra eksternum, perianal. Terdapat lesi tunggal atau
multiple dengan nodul kekuningan atau kemerahan muncul pada mukosa dan teratur
membentuk tukak lunak dengan tepi yang tidak teratur.
Pada pemeriksaan kultur biasanya positif walaupun tes tuberkulin negatif
Pada pemeriksaan Histopatologis ditemukan granuloma tuberkuloid dengan nekrosis dan
ulserasi dengan banyak ditemukan BTA.
Tuberkulosis orifisial
Tatalaksana
Tatalaksana tuberkulosis kutis sama dengan tatalaksana tuberkulosis organ lain. Kemoterapi
biasanya merupakan pengobatan pilihan tetapi tindakan tambahan mungkin diperlukan.
Mycobacteria other than Mycobacterium tuberculosis (MOTT)
Sekelompok penyakit heterogen yang disebabkan oleh berbagai
mikobakteri pathogen obligat atau fakultatif selain dari kompleks
Mycobacterium tuberculosis.
Penyakit Buruli
◦ Mycobacterium ulcerans adalah pathogen mikobakteri ketiga paling
sering setelah M. tuberculosis dan M. leprae. Infeksi Mycobacterium
ulcerans terjadi dalam keadaan basah, daerah rawa dan pada air yang
terkontaminasi.
◦ Temuan klinis pada penyakit ini paling sering ditemukan pada anak-anak
dan dewasa muda dan lebih sering menyerang wanita daripada pria.
Predileksi dapat terjadi dimana saja pada tubuh tetapi cenderung
terbatas pada ekstremitas pada orang dewasa. Nodul subkutan secara
bertahap akan membesar, nodul sebelumnya tidak menimbulkan rasa
sakit, dan pasien terus merasa sehat. Nodul yang membesar dan
akhirnya dapat menyebabkan ulkus.
Penyakit Buruli
Swimming Pool Granuloma
Infeksi Mycobacterium marinum dapat terjadi di air tawar dan asin.
Mycobacterium marinum adalah penyakit dengan riwayat trauma,
hobi dan pekerjaan yang berkaitan dengan air atau ikan/makanan
laut.
Predileksi biasanya mengenai tangan, kaki, siku atau lutut. Pasien
mungkin memiliki nidul atau plak psoriasiformis atau verukosa
ditempak inokulasi. Biasanya lesi bersifat soliter, tetapi kadang-kadang
terjadi penyebaran limfokutan. Kadang-kadang lesi bersifat supuratif,
bukan granulomatosa, dan mungkin multiple pada host normal dan
imunosupresi.
Swimming Pool Granuloma
Mycobacterium avium
Infeksi M. avium biasanya menyebabkan penyakit paru-paru
atau lebih jarang osteomyelitis. Temuan klinis penyakit kulit
primer yang disebabkan oleh M. avium telah dilaporakan
salam kasus yang jarang muncul sebagai plak kekuningan
bersisik tunggal atau ganda tanpa rasa sakit, kadang-kdang
menyerupai LV atau sebagai nodul subkutan dengan
kecenderungan untuk mengalami ulserasi. Lesi kulit
termasuk ulserasi yang umum, granuloma, lesi eritematosa
yang terinfiltrasi pada ekstremitas, pustule, dan
pembengkakan jaringan lunak.
Morbus Hansen
Granulomatosa
kronis
Mycobacterium
Leprae
Obligat
intraseluler
Kulit dan saraf
perifer
Lesi
Epidemiologi
Indonesia urutan ke 3
setelah India dan Brazil
WHO  menurun
dalam 10 tahun
terakhir, dari 265.661
pada 2006 menjadi
210.758 pada 2015
Patogenensis Saraf Tepi
M. Leprae -
droplet udara
Kontak erat dan
lama
Mukosa hidung
Proses binding 13
hari
Inkubasi 3-7 tahun
Menyerang sel
schwan dengan
mengikat molekul
laminin-2 dalam
lamina basal sel
Schwann
Dimediasi oleh 2
komponen dinding sel
bakteri, protein pengikat
laminin (dikodekan oleh
ML1683c) dan terminal
trisaccharide dari M.
leprae-glikolipid fenolik
spesifik I (PGL- I)
kerusakan
saraf,
demielinisasi,
dan neuropati
Gejala Klinis
Klinis
Bakterioskopis 
15-30 menit
Histopatologis 
10-14 hari
Serologis / tes
lepromin  3
minggu
DIAGNOSIS
Bercak kulit Hipoastesia
Penebalan
saraf tepi
Ditemukan
basil tahan
asam
Tipe Morbus Hansen
Klasifikasi Ridley-Jopling
Cacat Pada Kusta - Primer
Cacat Pada Kusta - Sekunder
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan bakterioskopik (kerokan jaringan kulit)
• BTA  pewarnaan ZIEHL-NEELSEN
• Indeks Bakteri (IB) dengan nilai 0 sampai 6+ menurut RIDLEY. 0 bila tidak ada BTA dalam 100
lapang pandang.
• 1+ bila 1-10 BTA dalam 100 LP
• 2+ bila 1-10 BTA dalam 10 LP
• 3+ bila 1-10 BTA rata-rata dalam 1 LP
• 4+ bila 11-100 BTA rata-rata dalam 1 LP
• 5+ bila 101-1000 BTA rata-rata dalam 1 LP
• 6+ bila >1000 BTA rata-rata dalam 1 LP
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan Histopatologi
• Lesi TT
• Lesi BT
• Lesi BB
• Tipe BL
• Tipe LL
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan Serologi
•Uji MLPA (Mycobacterium Leprae Particle
Aglutination)
•Uji ELISA (Enzyme Linked Immuno-sorbent Assay),
•ML dipstick test (Mycobacterium leprae dipstick),
•ML flow test (Mycobacterium leprae flow test).
Tatalaksana
Pasien Dewasa Pausibasiler (PB)
Pengobatan bulanan : hari pertama (obat diminum di depan
petugas)
-. 2 kapsul rifampisin @ 300 mg (600 mg)
-. 1 tablet dapson/DDS 100 mg
Pengobatan harian : hari ke 2-28
-. 1 tablet dapson/DDS 100 mg
Satu blister untuk 1 bulan. Dibutuhkan 6 blister yang diminum
selama 6-9 bulan.
Tatalaksana
Pasien Dewasa Multibasiler (MB)
Pengobatan bulanan : hari pertama ( obat diminum di depan petugas)
-. 2 kapsul rifampisin @ 300 mg (600 mg)
-. 3 tablet lampren/klofazimin @ 100 mg (300 mg)
-. 1 tablet dapson/DDS 100mg
pengobatan harian : hari ke 2-28
-. 1 tablet lampren/klofazimin 50 mg
-. 1 tablet dapson/DDS 100 mg
satu blister untuk 1 bulan. Dibutuhkan 12 blister yang diminum selama 12-18
bulan
Tatalaksana
PB untuk anak (umur 10-15 tahun)
Pengobatan bulanan : hari pertama (obat diminum di depan
petugas)
-. 2 kapsul rifampisin 150 mg dan 300 mg
-. 1 tablet dapson/DDS 50 mg
Pengobatan harian : hari ke 2-28
-. 1 tablet dapson/DDS 50 mg
satu blister untuk 1 bulan. Dibutuhkan 6 blister yang diminum
selama 6-9bulan
Tatalaksana
MB untuk anak (umur 10-15 tahun)
Pengobatan bulanan : hari pertama (obat diminum di depan petugas)
-. 2 kapsul rifampisin 150 mg dan 300 mg
-. 3 tablet lampren/klofazimin @ 50 mg (150mg)
-. 1 tablet dapson/DDS 50 mg
Pengobatan harian : hari ke 2-28
-. 1 tablet lampren/klofazimin 50 mg selang sehari
-. 1 tablet dapson/DDS 50 mg
Satu blister untuk 1 bulan. Dibutuhkan 12 blister yang diminum selama 12-18
bulan.
TERIMA KASIH

More Related Content

What's hot

Penanganan terkini tuberkulosis atau tb
Penanganan terkini tuberkulosis atau tbPenanganan terkini tuberkulosis atau tb
Penanganan terkini tuberkulosis atau tbsimantak
 
20358065 tuberkulosis-paru
20358065 tuberkulosis-paru20358065 tuberkulosis-paru
20358065 tuberkulosis-parusakasaki66
 
Penyakit Bula Ilmu Kesehatan Kulit
Penyakit Bula Ilmu Kesehatan KulitPenyakit Bula Ilmu Kesehatan Kulit
Penyakit Bula Ilmu Kesehatan KulitMeta A
 
Laporan pendahuluan
Laporan pendahuluanLaporan pendahuluan
Laporan pendahuluanoini2
 
Junted kues
Junted kuesJunted kues
Junted kuesNiEr RA
 
Chapter ii
Chapter iiChapter ii
Chapter iimalay87
 
Infeksi neisseria gonorrhoeae
Infeksi neisseria gonorrhoeaeInfeksi neisseria gonorrhoeae
Infeksi neisseria gonorrhoeaeDPPIMATELKI
 
Makalah tb paru analisis
Makalah tb paru analisisMakalah tb paru analisis
Makalah tb paru analisisAnbarAfifah
 

What's hot (16)

Penanganan terkini tuberkulosis atau tb
Penanganan terkini tuberkulosis atau tbPenanganan terkini tuberkulosis atau tb
Penanganan terkini tuberkulosis atau tb
 
20358065 tuberkulosis-paru
20358065 tuberkulosis-paru20358065 tuberkulosis-paru
20358065 tuberkulosis-paru
 
Penyakit Bula Ilmu Kesehatan Kulit
Penyakit Bula Ilmu Kesehatan KulitPenyakit Bula Ilmu Kesehatan Kulit
Penyakit Bula Ilmu Kesehatan Kulit
 
Makalah tbc pada anak
Makalah tbc pada anakMakalah tbc pada anak
Makalah tbc pada anak
 
Ektima
EktimaEktima
Ektima
 
Laporan pendahuluan
Laporan pendahuluanLaporan pendahuluan
Laporan pendahuluan
 
Junted kues
Junted kuesJunted kues
Junted kues
 
Sistosomiasis
SistosomiasisSistosomiasis
Sistosomiasis
 
Makalah tbc pada anakk
Makalah tbc pada anakkMakalah tbc pada anakk
Makalah tbc pada anakk
 
Impetigo bullosa
Impetigo bullosaImpetigo bullosa
Impetigo bullosa
 
Chapter ii
Chapter iiChapter ii
Chapter ii
 
Infeksi neisseria gonorrhoeae
Infeksi neisseria gonorrhoeaeInfeksi neisseria gonorrhoeae
Infeksi neisseria gonorrhoeae
 
NEISSERIA GOORRHOEAE ppt
NEISSERIA GOORRHOEAE pptNEISSERIA GOORRHOEAE ppt
NEISSERIA GOORRHOEAE ppt
 
Makalah tb paru analisis
Makalah tb paru analisisMakalah tb paru analisis
Makalah tb paru analisis
 
Filariasis
FilariasisFilariasis
Filariasis
 
Tb
TbTb
Tb
 

Similar to Refreshing

Asuhan keperawatan pada anak tbc
Asuhan keperawatan pada anak tbcAsuhan keperawatan pada anak tbc
Asuhan keperawatan pada anak tbcwhenny
 
pdfcoffee.com_tuberkulosis-pdpi-5-pdf-free.docx
pdfcoffee.com_tuberkulosis-pdpi-5-pdf-free.docxpdfcoffee.com_tuberkulosis-pdpi-5-pdf-free.docx
pdfcoffee.com_tuberkulosis-pdpi-5-pdf-free.docxAprilikkaearly2
 
Tinea korporis ( infeksi jamur)
Tinea korporis ( infeksi jamur)Tinea korporis ( infeksi jamur)
Tinea korporis ( infeksi jamur)Ayyin Laste
 
Tuberculosis Pada Ginjal
Tuberculosis Pada GinjalTuberculosis Pada Ginjal
Tuberculosis Pada GinjalPhil Adit R
 
Lima provinsi dengan TB-paru terbesar di Indonesia
Lima provinsi dengan TB-paru terbesar di IndonesiaLima provinsi dengan TB-paru terbesar di Indonesia
Lima provinsi dengan TB-paru terbesar di Indonesiarobimarta19
 
Makalah tb paru di indonesia
Makalah tb paru di indonesiaMakalah tb paru di indonesia
Makalah tb paru di indonesiaaliyanoorfauziah
 
Pioderma Non Kokus
Pioderma Non KokusPioderma Non Kokus
Pioderma Non KokusDonna Potter
 
Konsensus nasional tuberculosis 2002
Konsensus nasional tuberculosis 2002Konsensus nasional tuberculosis 2002
Konsensus nasional tuberculosis 2002Mamang Bagiansah
 
TB Ekstrapulmonal pada manusia pttttssssssss
TB Ekstrapulmonal pada manusia pttttssssssssTB Ekstrapulmonal pada manusia pttttssssssss
TB Ekstrapulmonal pada manusia pttttssssssssNovtapabalik
 

Similar to Refreshing (20)

Askep pernapasan tbc
Askep pernapasan tbcAskep pernapasan tbc
Askep pernapasan tbc
 
Makalah tbc pada anak
Makalah tbc pada anakMakalah tbc pada anak
Makalah tbc pada anak
 
Tuberkulosis
TuberkulosisTuberkulosis
Tuberkulosis
 
Asuhan keperawatan pada anak tbc
Asuhan keperawatan pada anak tbcAsuhan keperawatan pada anak tbc
Asuhan keperawatan pada anak tbc
 
INFEKSI ALAT KANDUNGAN
 INFEKSI ALAT KANDUNGAN INFEKSI ALAT KANDUNGAN
INFEKSI ALAT KANDUNGAN
 
pdfcoffee.com_tuberkulosis-pdpi-5-pdf-free.docx
pdfcoffee.com_tuberkulosis-pdpi-5-pdf-free.docxpdfcoffee.com_tuberkulosis-pdpi-5-pdf-free.docx
pdfcoffee.com_tuberkulosis-pdpi-5-pdf-free.docx
 
Tinea korporis ( infeksi jamur)
Tinea korporis ( infeksi jamur)Tinea korporis ( infeksi jamur)
Tinea korporis ( infeksi jamur)
 
Tuberculosis Pada Ginjal
Tuberculosis Pada GinjalTuberculosis Pada Ginjal
Tuberculosis Pada Ginjal
 
Lima provinsi dengan TB-paru terbesar di Indonesia
Lima provinsi dengan TB-paru terbesar di IndonesiaLima provinsi dengan TB-paru terbesar di Indonesia
Lima provinsi dengan TB-paru terbesar di Indonesia
 
Makalah tb paru di indonesia
Makalah tb paru di indonesiaMakalah tb paru di indonesia
Makalah tb paru di indonesia
 
Makalah tb paru analisis
Makalah tb paru analisisMakalah tb paru analisis
Makalah tb paru analisis
 
Makalah tb paru analisis
Makalah tb paru analisisMakalah tb paru analisis
Makalah tb paru analisis
 
Pioderma Non Kokus
Pioderma Non KokusPioderma Non Kokus
Pioderma Non Kokus
 
ASKEP TB.docx
ASKEP TB.docxASKEP TB.docx
ASKEP TB.docx
 
Lepra
LepraLepra
Lepra
 
Konsensus nasional tuberculosis 2002
Konsensus nasional tuberculosis 2002Konsensus nasional tuberculosis 2002
Konsensus nasional tuberculosis 2002
 
Infeksi kulit dan jaringan lunak
Infeksi kulit dan jaringan lunakInfeksi kulit dan jaringan lunak
Infeksi kulit dan jaringan lunak
 
TB Ekstrapulmonal pada manusia pttttssssssss
TB Ekstrapulmonal pada manusia pttttssssssssTB Ekstrapulmonal pada manusia pttttssssssss
TB Ekstrapulmonal pada manusia pttttssssssss
 
Case report session difteri
Case report session   difteriCase report session   difteri
Case report session difteri
 
TB.ppt
TB.pptTB.ppt
TB.ppt
 

Recently uploaded

ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatArfiGraphy
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 

Recently uploaded (20)

ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 

Refreshing

  • 1. REFRESHING Penyakit Kulit ec Mycobacterium Pembimbing: dr. Afaf Agil A, Sp.KK Oleh: Fanny Destiara (2014730026) Kepaniteraan Klinik Departemen Penyakit Kulit dan Kelamin Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta
  • 2. Pendahuluan ◦ Bakteri menyebabkan penyakit dengan invasi langsung ke jaringan, mengeluarkan racun dan dengan menyebabkan keterlibatan imunologis yang mengakibatkan penyakit. ◦ Hubungan bakteri dan kulit dapat dipertimbangkan dalam empat kategori utama: (1) infeksi kulit primer, (2) infeksi sekunder penyakit kulit primer (misalnya, dermatitis atopic yang terinfeksi), (3) lesi kulit sebagai manifestasi infeksi primer pada beberapa system organ lain, biasanya darah, (4) kondisi kulit reaktif yang dihasilkan dari infeksi bakteri di tempat lain.
  • 3. Tuberkulosis Kutis Tuberkulosis kutis ialah tuberkulosis pada kulit yang di Indonesia disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis dan mikobakteria atipikal. Tuberkulosis kutis umumnya pada anak-anak dan dewasa muda, wanita agak lebih sering daripada pria. Pada kepustakaan sering disebut tuberkulosis kutis didapati pada orang dengan keadaan umum dan gizi kurang.
  • 6. Primary Inoculation Tuberculosis Pada beberapa daerah dengan prevalensi TBC yang tinggi dan kondisi hidup yang buruk. Lesi oral dapat disebabkan oleh basil bacine pada susu yang tidak dipasteurisasi dan terjadi setelah trauma mukosa. Lesi awal multibasier tetapi menjadi paucibasiler saat imunitas berkembang. Gambaran Klinis: Pada 2-4 minggu muncul papul kecil, krusta dan erosi dengan sedikit kecendrungan untuk sembuh. Predileksi pada wajah, termasuk konjungtiva dan rongga mulut serta tangan dan ekstremitas bawah. Pemeriksaan Penunjang: 1. pada tes tuberkulin awalnya negatif kemudian menjadi positif seiring dengan perjalanan penyakitnya. 2. pada pemeriksaan Histopatologi menunjukan reaksi inflamasi. Setelah 3-6 minggu ditemukan gambaran granuloma dengan giant cells dan penurunan jumlah BTA dan diagnosis dikonfirmasi dengan kultur.
  • 8. Tuberkulosis Verukosa Tuberkulosis verukosa adalah kelainan paucibaciar yang disebabkan oleh reinfeksi eksogen. Gambaran Klinis: Predileksi biasanya terjadi pada tangan atau pada anak anak dapat terjadi pada ekstremitas bawah. Lesi berupa papul atau papulopustul dengan lingkaran berwarna ungu. Pada gambaran Histopatologi didapatkan hiperplasia pseudoepithelial dengan hiperkeratosis, infiltrat dan abses pada epidermis. Pada pemeriksaan darah tepi didapatkan LED meningkat,
  • 10. Lupus Vulgaris Lupus vulgaris adalah bentuk tuberkulosis postprimary yang disebabkan oleh penyebaran hematogen dan limfatik. Wanita lebih sering terkena daripada laki-laki dan dapat mengenai pada semua umur. Gambaran Klinis: lesi awal berbentuk makula dan papula berwarna merah kecoklatan, lunak dengan permukaan halus atau hiperkeratotik. Predileksi dimulai pada hidung, pipi, daun telinga atau kulit kepala dan perlahan meluas ke daerah yang berdekatan. Pada pemeriksaan darah tepi LED meningkat Gambaran histopatologis terdapat granuloma tuberkuloid berupa sel epiteloid, sel datia langerhans dan dijumpai BTA.
  • 12. Scrofuloderma Merupakan infeksi mikobakterium pada kulit akibat penjalaran langsung organ dibawah kulit yang telah terkena tuberkulosis, tersering berasal dari KGB, tulang atau sendi. Predileksi pada kelenjar getah bening (leher, ketiak, jarang pada lipat paha). Gejala awal sebagai limfadenitis pada beberapa kelenjar. Lalu kelenjar mengalami perlunakan tidak serentak hingga konsistensi keras, kenyal dan lunak, dapat juga ditemukan jembatan kulit (skin bridge) dan diatas terdapat sikatrik. Pada pemeriksaan darah tepi LED meningkat Pada pemeriksaan histopatologis bagian tengah lesi tampak nekrosis masif dan gambaran tepi abses/dermis terdiri atas granuloma tuberkuloid.
  • 14. Tuberkulosis orifisial Bentuk TB yang langka pada selaput lendir dan mulut yang disebabkan oleh autoinkulasi mikobakteri dari tuberkulosis progresif organ internal. Penyebab dari tb orifisial adalah tuberkulosis genitourinari paru yang lanjut. Predileksi pada sekitar mulut, orifisium uretra eksternum, perianal. Terdapat lesi tunggal atau multiple dengan nodul kekuningan atau kemerahan muncul pada mukosa dan teratur membentuk tukak lunak dengan tepi yang tidak teratur. Pada pemeriksaan kultur biasanya positif walaupun tes tuberkulin negatif Pada pemeriksaan Histopatologis ditemukan granuloma tuberkuloid dengan nekrosis dan ulserasi dengan banyak ditemukan BTA.
  • 16. Tatalaksana Tatalaksana tuberkulosis kutis sama dengan tatalaksana tuberkulosis organ lain. Kemoterapi biasanya merupakan pengobatan pilihan tetapi tindakan tambahan mungkin diperlukan.
  • 17.
  • 18. Mycobacteria other than Mycobacterium tuberculosis (MOTT) Sekelompok penyakit heterogen yang disebabkan oleh berbagai mikobakteri pathogen obligat atau fakultatif selain dari kompleks Mycobacterium tuberculosis.
  • 19.
  • 20. Penyakit Buruli ◦ Mycobacterium ulcerans adalah pathogen mikobakteri ketiga paling sering setelah M. tuberculosis dan M. leprae. Infeksi Mycobacterium ulcerans terjadi dalam keadaan basah, daerah rawa dan pada air yang terkontaminasi. ◦ Temuan klinis pada penyakit ini paling sering ditemukan pada anak-anak dan dewasa muda dan lebih sering menyerang wanita daripada pria. Predileksi dapat terjadi dimana saja pada tubuh tetapi cenderung terbatas pada ekstremitas pada orang dewasa. Nodul subkutan secara bertahap akan membesar, nodul sebelumnya tidak menimbulkan rasa sakit, dan pasien terus merasa sehat. Nodul yang membesar dan akhirnya dapat menyebabkan ulkus.
  • 22. Swimming Pool Granuloma Infeksi Mycobacterium marinum dapat terjadi di air tawar dan asin. Mycobacterium marinum adalah penyakit dengan riwayat trauma, hobi dan pekerjaan yang berkaitan dengan air atau ikan/makanan laut. Predileksi biasanya mengenai tangan, kaki, siku atau lutut. Pasien mungkin memiliki nidul atau plak psoriasiformis atau verukosa ditempak inokulasi. Biasanya lesi bersifat soliter, tetapi kadang-kadang terjadi penyebaran limfokutan. Kadang-kadang lesi bersifat supuratif, bukan granulomatosa, dan mungkin multiple pada host normal dan imunosupresi.
  • 24. Mycobacterium avium Infeksi M. avium biasanya menyebabkan penyakit paru-paru atau lebih jarang osteomyelitis. Temuan klinis penyakit kulit primer yang disebabkan oleh M. avium telah dilaporakan salam kasus yang jarang muncul sebagai plak kekuningan bersisik tunggal atau ganda tanpa rasa sakit, kadang-kdang menyerupai LV atau sebagai nodul subkutan dengan kecenderungan untuk mengalami ulserasi. Lesi kulit termasuk ulserasi yang umum, granuloma, lesi eritematosa yang terinfiltrasi pada ekstremitas, pustule, dan pembengkakan jaringan lunak.
  • 26. Epidemiologi Indonesia urutan ke 3 setelah India dan Brazil WHO  menurun dalam 10 tahun terakhir, dari 265.661 pada 2006 menjadi 210.758 pada 2015
  • 27. Patogenensis Saraf Tepi M. Leprae - droplet udara Kontak erat dan lama Mukosa hidung Proses binding 13 hari Inkubasi 3-7 tahun Menyerang sel schwan dengan mengikat molekul laminin-2 dalam lamina basal sel Schwann Dimediasi oleh 2 komponen dinding sel bakteri, protein pengikat laminin (dikodekan oleh ML1683c) dan terminal trisaccharide dari M. leprae-glikolipid fenolik spesifik I (PGL- I) kerusakan saraf, demielinisasi, dan neuropati
  • 28. Gejala Klinis Klinis Bakterioskopis  15-30 menit Histopatologis  10-14 hari Serologis / tes lepromin  3 minggu
  • 29. DIAGNOSIS Bercak kulit Hipoastesia Penebalan saraf tepi Ditemukan basil tahan asam
  • 31.
  • 32.
  • 34.
  • 35.
  • 36.
  • 37.
  • 38. Cacat Pada Kusta - Primer
  • 39. Cacat Pada Kusta - Sekunder
  • 40. Pemeriksaan penunjang Pemeriksaan bakterioskopik (kerokan jaringan kulit) • BTA  pewarnaan ZIEHL-NEELSEN • Indeks Bakteri (IB) dengan nilai 0 sampai 6+ menurut RIDLEY. 0 bila tidak ada BTA dalam 100 lapang pandang. • 1+ bila 1-10 BTA dalam 100 LP • 2+ bila 1-10 BTA dalam 10 LP • 3+ bila 1-10 BTA rata-rata dalam 1 LP • 4+ bila 11-100 BTA rata-rata dalam 1 LP • 5+ bila 101-1000 BTA rata-rata dalam 1 LP • 6+ bila >1000 BTA rata-rata dalam 1 LP
  • 41. Pemeriksaan penunjang Pemeriksaan Histopatologi • Lesi TT • Lesi BT • Lesi BB • Tipe BL • Tipe LL
  • 42. Pemeriksaan penunjang Pemeriksaan Serologi •Uji MLPA (Mycobacterium Leprae Particle Aglutination) •Uji ELISA (Enzyme Linked Immuno-sorbent Assay), •ML dipstick test (Mycobacterium leprae dipstick), •ML flow test (Mycobacterium leprae flow test).
  • 43. Tatalaksana Pasien Dewasa Pausibasiler (PB) Pengobatan bulanan : hari pertama (obat diminum di depan petugas) -. 2 kapsul rifampisin @ 300 mg (600 mg) -. 1 tablet dapson/DDS 100 mg Pengobatan harian : hari ke 2-28 -. 1 tablet dapson/DDS 100 mg Satu blister untuk 1 bulan. Dibutuhkan 6 blister yang diminum selama 6-9 bulan.
  • 44. Tatalaksana Pasien Dewasa Multibasiler (MB) Pengobatan bulanan : hari pertama ( obat diminum di depan petugas) -. 2 kapsul rifampisin @ 300 mg (600 mg) -. 3 tablet lampren/klofazimin @ 100 mg (300 mg) -. 1 tablet dapson/DDS 100mg pengobatan harian : hari ke 2-28 -. 1 tablet lampren/klofazimin 50 mg -. 1 tablet dapson/DDS 100 mg satu blister untuk 1 bulan. Dibutuhkan 12 blister yang diminum selama 12-18 bulan
  • 45. Tatalaksana PB untuk anak (umur 10-15 tahun) Pengobatan bulanan : hari pertama (obat diminum di depan petugas) -. 2 kapsul rifampisin 150 mg dan 300 mg -. 1 tablet dapson/DDS 50 mg Pengobatan harian : hari ke 2-28 -. 1 tablet dapson/DDS 50 mg satu blister untuk 1 bulan. Dibutuhkan 6 blister yang diminum selama 6-9bulan
  • 46. Tatalaksana MB untuk anak (umur 10-15 tahun) Pengobatan bulanan : hari pertama (obat diminum di depan petugas) -. 2 kapsul rifampisin 150 mg dan 300 mg -. 3 tablet lampren/klofazimin @ 50 mg (150mg) -. 1 tablet dapson/DDS 50 mg Pengobatan harian : hari ke 2-28 -. 1 tablet lampren/klofazimin 50 mg selang sehari -. 1 tablet dapson/DDS 50 mg Satu blister untuk 1 bulan. Dibutuhkan 12 blister yang diminum selama 12-18 bulan.

Editor's Notes

  1. Perkembangan dan evolusi infeksi bakteri melibatkan tiga faktor utama: (1) Pintu masuk dan fungsi sawar kulit, (2) pertahanan inang dan respons inflamasi terhadap invasi mikroba, (3) sifat pathogen organisme.
  2. Penyebab utama tuberkulosis kutis di RSCM ialah Mycobacterium tuberculosis berjumlah 91,5%. Sisanya (8,5%) disebabkan oleh mikobakteria atipikal, yang terdiri atas golongan II atau skotokromogen, yakni M. scrofulaceum (80%) dan golongan IV atau rapid growers (20%). M. bovis dan M. avium belum pernah ditemukan. Demikian pula mikobakteria golongan lain.
  3. Bentuk tuberkulosis kulit yang paling sering adalah lupus vulgaris (LV) dan scrofuloderma. Di daerah tropis, LV jarang terjadi, sedangkan scrofuloderma dan lesi verukosa mendominasi.
  4. Penyakit Lepra atau kusta atau Morbus Hansen adalah penyakit infeksi granulomatosa kronis yang disebabkan oleh basil Mycobacterium leprae yang bersifat obligat intraselular. Penyakit ini menyerang jaringan mukosa kulit dan saraf perifer, yang dapat menyebabkan kehilangan sensasi pada kulit dengan atau tanpa adanya lesi.1,2 Selama penyakit berlangsung dapat menyebar ke organ lain (mukosa mulut, traktus respiratorius bagian atas, sistem retikuloendotelial, mata, otot, tulang, dan testis), kecuali susunan saraf pusat
  5. SALAH SATU TANDA LARDINAL  DX LEPRA SARAF 1. SENSORIS, MOTORIK, FUNGSI OTONOM
  6. TT : Tuberkuloid polar, bentuk yang stabil Ti : Tuberkuloid indefinite BT : Borderline tuberculoid BB : Mid borderline BL : Borderline lepromatous Li : Lepromatosa indefinite LL : Lepromatosa polar, bentuk yang stabil
  7. Multibasilar berarti mengandung banyak kuman yaitu tipe LL, BL dan BB. Sedangkan pausibasilar berarti mengandung sedikit kuman, yakni tipe TT, BT dan I PAUSIBASILER : LESI KULIT 1-5 LESI, HIPOPIGMENTASI/ERITEMA, DISTRIUSI TIDAK SIMETRIS, HIPOASTESIA JELAS, KERUSAKAN SARAF HANYA 1 CABANG SARAF MULTIBASILER : LESI KULIT >5, DISTRIBUSI SIMETRIS, HIPOASTESI KURANG JELAS, KERUSAKAN SARAF BANYAK CABANG SARAF
  8. Pertama-tama harus ditentukan lesi di kulit yang diharapkan paling padat oleh kuman  CUPING HIDUNG Pemeriksaan dengan menggunakan mikroskop cahaya dengan minyak emersi pada pembesaran lensa obyektif 100x INDEKS MORFOLOGI
  9. Apabila SIS-nya tinggi, makrofag akan mampu memfagosit M. leprae. Datangnya histiosit ke tempat kuman disebabkan karena proses imunologik dengan adanya faktor kemotaktik. Kalau datangnya berlebihan dan tidak ada lagi yang harus difagosit, makrofag akan berubah bentuk menjadi sel epiteloid yang tidak dapat bergerak dan kemudian akan dapat berubah menjadi sel datia Langhans Lesi TT : Terdapat sel epiteloid, banyak sel datia langerhans, limfosit, dan infiltrat zona sub epidermal. Lesi BT : Terdapat sel epiteloid, sel datia lengerhans namun tidak sebanyak seperti lesi TT, limfosit, dan infiltrat zona sub epidermal. Lesi BB : Terdapat sel epiteloid, sel datia langerhans tidak sebanyak lesi BT, limfosit, kadang terdapat infiltrat zona sub epidermal. Tipe BL : Terdapat sel epiteloid, sel datia langerhans lebih sedikit dari lesi BB, sedikit limfosit, dan tidak ada infiltrat zona sub epidermal. Tipe LL : Terdapat Globi, banyak sel busa/virchow, kadang terdapat limfosit, dan tidak ada infiltrat zona sub epidermal.
  10. MLPA : pemeriksaan aglutinasi partikel gelatin menggunakan partikel gelatin dengan trisakarida. Sensitivitas dan spesifisitas setara dengan ELISA. Pemeriksaan menggunakan serum pasien waktu 2 jam inkubasi 1 jam 37oc setelah campuran gelatin+serum. Deteksi kusta stadium subklinis dengan penentuan titer antibodi IgM anti PGL-1 M.LEPRAE. TITER ANTIBODI IgG ANTI PGL-1 M. LEPRAE TIDAK DAPAT DIDETKSI OLEH UJI MLPA KARENA RENDAH KEMAMPUAN AGLUTINASI. HASIL KUALITATIF POSITIF BILA TERJADI AGLUTINASI. HASIL KUANTITATIF POSITIF BILA TITER 1;32, 1;64, 1;128 SETERUSNYA. SEMAKIN BESAR PENGENCERAN SEMAKI TINGGI KADAR ANTIBODI. ELISA : METODE KUANTIFIKASI ANTIGEN DIATAS PERMUKAAN SOLID MENGGUNAKAN ANTIBODI SPESIFIK DENGAN PASANGAN ENZIM KONVALENNYA. JUMLAH ANTIBODI YANG BERIKATAN DENGAN ANTIGEN DITENTUKAN OLEH PENGUKURAN SPEKTROFOTOMETRI DENGAN ADANYA PERUBAHAN WARNA OLEH ENZIM PASANGANNYA. SENSITIVITAS DAN SPESIFISITAS >99%. KEUNTUNGAN ELISA : KEMUDAHAN PENGGUNAAN DAN PEMBACAAN, CEPAT, SENSITIF, REAGEN MUDAH DIPEROLEH, DAPAT DIGUNAKAN UNTUK UJI BERBAGAI ANTIBODI KARENA DAPAT MENGGUNAKAN BERBAGAI ANTIGEN DAN AMAN ELISA UNTUK MENGUKUR TITER ANTIBODI ANTI PGL-1 DAN ANTIBODI ANTI PROTEIN 35KD. ML DIPSTIK : MENDETEKSI ANTIBODI IgM PGL-1 M.LEPRAE dengan SENSITIVITAS YANG HAMPIR SAMA DENGAN UJI ELISA. HASIL MENGGUAKAN PITA ML FLOWTEST : PEMERIKSAAN IMUNOKROMATOGRAFI YANG TERDIRI ATAS STRIP NITROSELULOSA. BAHAN DARAH ATAU SERUM
  11. DDS/DAPSON/DIAMINODIPHENYL SULFONE ANTIBIOTIK SULFONAMIDA MENGHAMBAT PABA UNTUK SISTESIS ASAM FOLAT KLOFAZIMIN  DERIVAT FENAZIN BERSIFAT BAKTERIOSID/HANCURKAN SEL BAKTERI, DIMETABOLISME DI HATI
  12. SETELAH PENGOBATAN DIHENTIKAN/RELEASE FROM TREATMENT  KONTROL : PENDERITA DIKONTROL SECARA KLINIK DAN BAKTERIOSKOPIK MINIMAL 1X SETAHUN SELAMA 5 THN UNTUK MULTIBASILER2 THN UNTUK PAUSIBASILER JIKA SDH TIDAK ADA BERARTI RELASE FROM CONTROL