1. Pengetian Globalisasi
2. Dampak Globalisasi Terhadap Bidang Politik Di Indonesia
3. Langkah Langkah Yang Perlu Diambil Indonesia Dalam Menghadapi Dampak Globalisasi
1. BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Jamur merupakan salah satu mikroorganisme penyebab penyakit pada manusia. Jamur
tumbuh dimana saja dekat dengan kehidupan manusia, baik di udara, tanah, air, pakaian,
bahkan di tubuh manusia sendiri.
Jamur bisa menyebabkan penyakit yang cukup parah bagi manusia. Penyakit yang
disebabkan oleh jamur berasal dari makanan yang kita makan sehari-hari, atau juga dari
konsumsi jamur beracun.
Banyak orang meremehkan penyakit karena jamur, seperti panu atau kurap. Padahal, penyakit
ini bisa menular lewat persentuhan kulit, atau juga dari pakaian yang terkontaminasi spora
jamur. Banyak anggapan, penyakit panu atau kurap sekadar masalah kosmetik. Bahkan,
jamur bisa mengenai manusia dari kepala hingga ujung kaki, dari bayi hingga orang dewasa
dan orang lanjut usia.
Menurut Jimmy Sutomo dari perusahaan Janssen-Cilag, sebagai negara tropis Indonesia
menjadi lahan subur tumbuhnya jamur. Karena itu, penyakit-penyakit akibat jamur sering kali
menjangkiti masyarakat.
B. Rumusan Masalah
1. Mengetahui jenis-jenis jamur yang menyebabkan penyakit jamur pada manusia.
2. Mengetahui faktor terinfeksinya penyakit jamur pada manusia.
3. Mengenali mekanisme terjadinya penyakit yang disebabkan oleh jamur.
C. Tujuan
Dalam penulisan makalah ini, tujuan penulis adalah untuk mengetahui jenis-jenis jamur
penyebab penyakit pada manusia, serta menjelaskan penyebab atau faktor dari infeksi
penyakit jamur pada manusia serta cara pengobatan penyakit jamur.
2. BAB II
PEMBAHASAN
A. Penyakit jamur pada manusia
Penyakit yang disebabkan jamur pada manusia disebut mikosis, yaitu mikosis superficial dan
mikosis sistemik. Mikosis superfisial merupakan mikosis yang menyerang kulit, kuku, dan
rambut terutama disebabkan oleh 3 genera jamur, yaitu Trichophyton, Microsporum, dan
Epidermophyton. Sedangkan mikosis sistemik merupakan mikosis yang menyerang alat-alat
dalam, seperti jaringan sub-cutan, paru-paru, ginjal, jantung, mukosa mulut, usus, dan vagina.
1. JENIS MIKOSIS SUPERFISIAL
a.Tineacapitis
Merupakan infeksi jamur yang menyerang stratum corneum kulit kepala dan rambut
kepala, yang disebabkan oleh jamur Mycrosporum dan Trichophyton. Gejalnya adalah
rambut yang terkena tampak kusam, mudah patah dan tinggal rambut yang pendek-pendek
pada daerah yang botak. Pada infeksi yang berat dapat menyebabkan edematous dan
bernanah.
b.Tineafavosa
Merupakan infeksi pada kulit kepala, kulit badan yang tidak berambut dan kuku.
Penyebabnya adalah Trichophyton schoenleinii. Gejalnya berupa bintik-bintik putih pada
kulit kepala kemudian membesar membentuk kerak yang berwarna kuning kotor. Kerak ini
sangat lengket daln bila diangkat akan meninggalkan luka basah atau bernanah.
c.Tineabarbae
Merupakan infeksi jamur yang menyerang daerah yang berjanggut dan kulit leher,
rambut dan folikel rambut. Penyebabnya adalah Trichophyton mentagrophytes, Trichophyton
violaceum, Microsporum cranis.
d.Dermatophytosis(Tinea pedis, Athele foot)
Merupakan infeksi jamur superfisial yang kronis mengenai kulit terutama kulit di sela-sela
jari kaki. Dalam kondisi berat dapat bernanah. Penyebabnya adalah Trichophyton sp.
3. e.Tineacruris
Merupakan infeksi mikosis superfisial yang mengenai paha bagian atas sebelah dalam. Pada
kasus yang berat dapat pula mengenai kulit sekitarnya. Penyebabnya adalah Epidermophyton
floccosum atau Trichophyton sp.
f.Tineaversicolor(panu)
Merupakan mikosis superfisial dengan gejala berupa bercak putih kekuning-kuningan
disertai rasa gatal, biasanya pada kulit dada, bahu punggung, axilla, leher dan perut bagian
atas. Penyebabnya adalah Malassezia furtur.
g.Tineacircinata(Tineacorporis)
Merupakan mikosis superfisial berbentuk bulat-bulat (cincin) dimana terjadinya jaringan
granulamatous, pengelupasan lesi kulit disertai rasa gatal. Gejalanya bermula berupa papula
kemerahan yang melebar.
h.Otomycosis(Mryngomycosis)
Merupakan mikosis superfisial yang menyerang lubang telinga dan kulit di sekitarnya
yang menimbulkan rasa gatal dan sakit. Bila ada infeksi sekunder akan menjadi bernanah.
Penyebabnya adalah Epidermophyton floccosum dan Trichophyton sp.
2. JENIS MIKOSIS SISTEMATIK
Nocardiosis
Merupakan mikosisi yang menyerang jaringan subkutan, yakni terjadi pembengkakan
jaringan yang terkena dan terjadinya lubang-lubang yang mengeluarkan nanah dan jamurnya
berupa granula. Penyebabnya adalah Nocardia asteroides.
Candidiasis
Merupakan mikosis yang menyerang kulit, kuku atau organ tubuh seperti hantung dan paru-paru,
selaput lendir dan juga vagina. Infeksi ini terjadi karena faktor predisposisi, misalnya
diabetes, AIDS, daerah kulit yang lembab dan obesitas. Penyebabnya adalah Candida
albicans.
Actinomycosis
Merupakan mikosis yang ditandai dengan adanya jaringan granulomatous, bernanah disertai
dengan terjadinya abses dan fistula. Penyebabnya adalah Actinomyces bovis.
4. Maduromycosis(Madurafoot)
Merupakan mikosis pada kaki yang ditandai dengan terjadinya massa granulomatous yang
biasanya meluas ke jaringan lunak dan tulang kaki. Gejalanya dimulai dengan adanya lesi
pada tapak kaki bagian belakang, timbul massa granulomatous dan abses yang kemudian
terjadi sinus-sinus yang mengeluarkan nanah dan granula. Penyebabnya adalah Allescheris
boydii, Cephalosporium falciforme, Madurella mycetomi, dan Madurella grisea.
Coccidioidomycosis
Merupakan mikosis yang mengenai paru-paru yang disebabkan oleh Coccidioides immitis.
Gejalnya mirip dengan pneumonia yang lain, berupa batuk dengan atau tanpa sputum yang
biasanya disertai dengan pleuritis.
Sporotrichosis
Merupakan mikosis yang bersifat granulomatous menimbulkan terjadinya benjolan gumma,
ulcus dan abses yang biasanya mengenai juga kulit dan kelenjar lympha superfisial.
Penyebabnya adalah Sporotrichum schenckii. Gejala awalnya berupa benjolan (nodul) di
bawah kulit kemudian membesar, merah, meradang, mengalami nekrosis kemudian terbentuk
ulcus. Nodul yang sama terjadi sepanjang jaringan lympha.
Blastomycosis
Merupakan mikosis yang menyerang kulit, paru-paru, viscera, tulang dan sistem saraf.
Penyebabnya adalah Blastomyces dermatitidis dan Blastomyces brasieliensis. Blastomycosis
kulit gejalanya brupa papula atau pustula yang berkembang menjadi ulcus kronis dengan
jaringan granulasi pada alasnya. Kulit yang sering terkena adalah wajah, leher, lengan dan
kaki. Bila menyerang organ dalam, gejalanya mirip tuberculosis.
B. Faktor Yang Menyebabkan Terinfeksi Jamur
Lembab dan panas dari lingkungan, dari pakaian ketat, dan pakaian tak menyerap keringat.
Keringat berlebihan karena berolahraga atau karena kegemukan.
Friksi atau trauma minor, misalnya gesekan pada paha orang gemuk.
Keseimbangan flora tubuh normal terganggu, antara lain karena pemakaian antibiotik, atau
hormonal dalam jangka panjang.
5. Malassezia furfur (dahulu dikenal sebagai Pityrosporum orbiculare, Pityrosporum
ovale) merupakan jamur lipofilik yang normalnya hidup di keratin kulit dan folikel rambut
manusia saat masa pubertas dan di luar masa itu. Alasan mengapa organisme ini
menyebabkan panu, pada beberapa orang sementara tetap sebagai flora normal pada beberapa
orang lainnya, belumlah diketahui. Beberapa faktor, seperti kebutuhan nutrisi organisme dan
respon kekebalan tubuh inang (host’s immune response) terhadap organisme sangatlah
signifikan.
Sebagai organisme yang lipofilik, Malassezia furfur memerlukan lemak (lipid) untuk
pertumbuhan in vitro dan in vivo. Lebih lanjut, tahap miselium dapat dirangsang in vitro
dengan penambahan kolesterol dan ester kolesterol pada medium yang tepat. Karena
organisme ini lebih cepat berkoloni/mendiami kulit manusia saat pubertas dimana lemak kulit
meningkat lebih banyak dibandingkan pada masa remaja (adolescent) dan panu
bermanifestasi di area yang “kaya minyak” atau sebum-rich areas (misalnya: di dada,
punggung), variasi lemak di permukaan kulit individu dipercaya berperan utama dalam
patogenesis penyakit.
Bagaimanapun juga, penderita panu dan subjek kontrol tidak memperlihatkan perbedaan
kuantitatif atau kualitatif pada lemak di permukaan kulit. Lemak di permukaan kulit penting
untuk kelangsungan hidup M furfur pada kulit manusia normal, namun M furfur mungkin
sedikit berperan pada perkembangan (pathogenesis) panu. Bukti-bukti yang ada menunjukkan
bahwa dibandingkan lemak, asam amino lebih berperan di dalam kondisi sakit (diseased
state) atau dengan kata lain sedang terkena panu. Secara in vitro, asam amino asparagin
menstimulasi pertumbuhan organisme, sedangkan asam amino lainnya, glisin, menginduksi
(menyebabkan) pembentukan hifa. Pada dua riset yang terpisah, tampak bahwa secara in
vivo, kadar asam amino meningkat pada kulit pasien yang tidak terkena panu.
Faktor kausatif lainnya yang juga signifikan adalah sistem kekebalan tubuh/imun
penderita. Meskipun sensitization melawan antigen M furfur biasa terlihat pada populasi
umum (sebagaimana dibuktikan oleh studi/riset transformasi limfosit), fungsi limfosit pada
stimulasi organisme terbukti lemah (impaired) pada penderita yang terserang panu. Hasil
(outcome) ini sama dengan situasi sensitization dengan Candida albicans. Singkatnya,
kekebalan tubuh yang diperantarai oleh sel (cell-mediated immunity) berperan pada penyebab
(timbulnya) penyakit.
Udara panas dan lembab, kehamilan, pil KB, faktor genetik, pemakaian obat
golongan steroid (antialergi anti-inflamasi, misalnya: prednison, deksametason, betametason,
dan lain-lain)
6. Panu disebabkan oleh organisme lipofilik dimorfik, Malassezia furfur, yang hanya dapat
dikultur pada media yang diperkaya dengan asam lemak berukuran C12- sampai C14.
Malassezia furfur atau yang juga dikenal dengan nama singkat M furfur, merupakan salah
satu anggota dari flora kulit manusia normal (normal human cutaneous flora) dan ditemukan
pada bayi (infant) sebesar 18% sedangkan pada orang dewasa mencapai 90-100%.
Pityrosporon orbiculare, Pityrosporon ovale, dan Malassezia ovalis merupakan nama lain
(sinonim) dari Malassezia furfur.
Sebelas spesies M furfur telah teridentifikasi, dan Malassezia globosa merupakan
salah satu organisme yang biasa ditemukan pada penderita panu. Organisme ini dapat
ditemukan pada kulit yang sehat dan pada area kulit yang terkena penyakit kulit (cutaneous
disease). Pada penderita dengan penyakit klinis, organisme ini ditemukan baik pada tingkat
spora/ragi (yeast/spore stage) dan bentuk filamentosa (hyphal).
C. Cara Memastikan Penyakit Jamur
o Pemeriksaan tampilan secara klinis.
o Pemeriksaan dengan bantuan sinar lampu Wood (UV), kerokan kulit, mukosa, kuku untuk
pemeriksaan mikroskopik, dan pemeriksaan biakan untuk mengetahui jenis jamurnya
Nampak untaian jamur ( pemeriksaan mikroskop ) terdiri dari spora dan hifa yang saling
bergabung satu sama lainnya.
Klasifikasi
Klasifikasi ilmiah dari Malassezia furfur :
Kerajaan : Fungi
Divisio : Basidiomycota
Kelas : Hymenomycetes
Ordo : Tremellales
Familia : Filobasidiaceae
Genus : Malassezia
Spesies : Malassezia furfur
Sebagian besar kasus panu dialami oleh orang yang sehat tanpa disertai penurunan sistem
kekebalan tubuh (immunologic deficiencies). Meskipun demikian, beberapa faktor dapat
memengaruhi beberapa orang terkena panu sekaligus memicu berubahnya bentuk
(conversion) dari ragi saprofit (saprophytic yeast) menjadi bentuk morfologis miselium,
parasitik.
7. D. Hal Penting Tentang Penyakit Jamur
Penyakit yang dapat menyerang segala umur ini kelihatannya sederhana, namun sering
bermasalah. Bukan cuma di kulit, jamur juga bisa menembus masuk ke dalam darah, dan
tumbuh di organ-organ tubuh. Untuk lebih mengenalnya, inilah 10 fakta tentang penyakit
jamur.
1. Penyakit jamur ada di mana-mana.
Jamur yang menyerang manusia tumbuh di mana-mana, di alam bebas. Mungkin di
toilet umum, di pasar, di terminal, di bioskop, yang sewaktu-waktu bisa hinggap lalu
bersarang pada kulit jika kita kurang bersih menjaga kulit. Jamur candida albicans, misalnya.
Ini jamur yang sering menyerang manusia. Selain bikin keputihan, jamur jenis ini juga acap
tumbuh di kulit selangkangan, di lipatan payudara, dan tentu bisa juga tumbuh di saluran
pencernaan, serta bagian tubuh lain. Jamur yang menyerang kulit bukan hanya satu jenis. Kita
mengenal puluhan jenis jamur kulit, mulai dari yang sederhana dan enteng, sampai jenis yang
ganas. Gambaran penyakit jamur kulit kurang lebih sama, namun jamur penyebabnya bisa
berbeda-beda.
Selain di kulit, jamur juga mungkin tumbuh di bola mata. Ada penyakit jamur khusus
pada bola mata, dan jika berat bisa menimbulkan borok pada bola mata. Jamur jenis lain
tumbuh pada liang telinga, karena liang telinga kurang dijaga kebersihannya, kebiasaan
mengorek liang telinga dengan jari (yang tentu sudah tercemar jamur), sehingga jamur
tumbuh di sana. Keluhannya gatal minta ampun. Awalnya disangka kotoran telinga penyebab
gatalnya, namun setelah diperiksa, ternyata ada jamurnya. Seringkali liang telinga jadi lecet
dan terbentuk bisul saking seringnya dikorek-korek akibat hebatnya rasa gatal.
Jamur khusus ada yang yang menyerang paru-paru. Gejalanya mungkin cuma batuk-batuk
berbulan-bulan, dan tak sembuh diobati dengan cara biasa. Baru dari foto rontgen paru-paru
akan tampak gambaran khas yang menunjukkan adanya jamur paru-paru. Demikian pula
jika jamur candida tumbuh di usus, sering berakibat kondisi tubuh melorot untuk waktu lama,
selain gangguan pencernaan tak kunjung menyembuh, dan biasanya baru ketahuan setelah
diperiksa tinja yang ternyata ada jamurnya.
2. Penyakit jamur menular.
Tak ubahnya panu, dan panu memang tergolong jamur juga, semua penyakit jamur
menular. Ada jamur kulit yang berpindah dari kulit jamuran ke kulit sehat lewat
persinggungan kulit, ada juga yang lewat spora, lewat udara, dan lewat hubungan seks, atau
pada bagian lain tubuh sendiri. Jamur yang tumbuh di kulit pipi kemungkinan tertular lewat
8. bantal tidur bekas pasien jamur kulit pipi. Jamur di leher, dada, atau perut, kemungkinan
lewat pakaian bekas pengidap jamur kulit. Jamur di jemari tangan, sekitar tangan,
kemungkinan tertular lewat bersalaman. Dan jamur keputihan pada wanita, sering menjalar
sampai ke kulit selangkangan. Jemari yang habis menggaruk kulit berjamur dapat
memindahkan penyakit jamurnya ke kulit sehat lainnya.
3. Jamur kulit sukar sembuh
Umumnya penyakit jamur kulit berlangsung menahun. Diobati, mereda, lalu kambuh
lagi, seolah sukar sembuh. Namun sesungguhnya tidak demikian. Umumnya, pertama,
lantaran jamur kulit tidak diobati sampai tuntas, dan kedua, karena salah memilih obat
antijamur. Mungkin jamur kulit dianggap eksim. Kita tahu obat jamur berbeda dengan obat
eksim. Jika eksim diobati sebagai jamur, tentu tidak menyembuhkan. Begitu juga jika
penyakit jamur diobati sebagai eksim.
Hal lain, sebagaimana halnya eksim, selama pengobatan sebaiknya tidak berkontak
dengan bahan atau zat kimiawi yang bersifat iritatif terhadap kulit, seperti sabun cuci,
deterjen, dan bahan kimiawi dalam obat gosok, minyak wangi, krim obat, dan apa pun zat
lainnya yang dioleskan pada kulit. Jika eksim maupun jamur kulit masih terus berkontak
dengan bahan atau zat kimiawi, selain akan menghambat proses penyembuhan, penyakit
jamur kulitnya akan mudah kambuh, terutama di bagian-bagian kulit tersembunyi, seperti di
selangkangan, di sela jemari kaki, lipatan kulit yang lembab, di bawah lipatan payudara, atau
di lipatan bokong.
Bagian-bagian kulit tersebut selain lembab, sering tidak kering betul setiap kali habis
mandi. Air mandi atau air pembasuh tangan dan kaki yang masih tertinggal di bagian kulit
tubuh tertentu mengundang masuk jamur kulit. Kita menyebutnya kutu air. Padahal bukan
betul-betul kutu, melainkan kapang jamur yang menyukai bagian kulit yang sering dibiarkan
basah dan lembab.
4. Jamur kulit bukan eksim
Eksim dan jamur kulit sepintas kelihatan sama, namun sesungguhnya berbeda. Namun,
acap terjadi eksim tidak sepenuhnya menampakkan gambaran penyakit eksim, karena sudah
sejak awal diobati secara tidak tepat. Pemberian obat salep, krim, atau cairan lotion obat yang
tidak tepat akan memperburuk penyakit kulit asalnya. Selain tidak spesifik gambaran
penyakit kulitnya, pengobatannya tidak sederhana lagi. Mungkin sudah terjadi infeksi, selain
kelainan kulitnya bertambah parah.
9. Demikian pula halnya dengan jamur kulit. Jika dari awal salah diberi obat, kelainan
kulitnya jadi kacau, dan tentu tak sembuh-sembuh. Jamur kulit yang diberi obat eksim akan
tetap berkembang sebagai jamur kulit.
Secara kasar, gambaran eksim itu bercorak aneka ragam pada kulit yang terkena,
namun batas kelainan kulitnya dengan kulit yang sehat tidak begitu tegas. Sedang jamur kulit,
corakannya tidak begitu beragam, namun batas kelainan kulitnya tegas, menyerupai gambar
peta bumi. Keduanya sering menimbulkan kesan rancu, atau memang mengidap kedua-duanya.
Ada eksim pada awalnya, yang kemudian ditumpangi jamur kulit juga. Pada kasus
demikian, selain diberi obat eksim, perlu ditambah antijamurnya juga.
E. Pengobatan Penyakit Jamur
Penyakit jamur yang salah diberi obat biasanya selain tidak menyembuh, akibat sering
digaruk, menimbulkan infeksi juga. Pada kulit yang berjamur, terbentuk infeksi yang berarti
ditumpangi kuman kulit juga. Pada kasus demikian, infeksinya diobati dulu, baru setelah
infeksinya mereda, diobati jamur kulitnya. Jika tidak demikian, tidak bakal sembuh.
Adakalanya, jamur kulit yang sudah terinfeksi menimbulkan semacam borok kulit. Jamur
kulit yang tadinya kering menjadi basah, bernanah, dan terasa nyeri selain gatal. Pada kasus
demikian, perlu dilakukan kompres untuk mengeringkannya selama beberapa hari. Setelah
kering, baru diberi salep antibiotika untuk infeksi kulitnya. Dan setelah kelainan kulitnya
mereda, mulai diberikan obat antijamurnya.
Jamur kulit yang menjadi borok dan basah tidak akan sembuh jika langsung diberi
antijamur atau salep antibiotika untuk infeksinya. Jika kelainan kulitnya bersifat basah, perlu
dikompres dulu dengan cara basah (larutan rivanol), sedang kelainan kulit yang kering tidak
boleh diberi kompres, melainkan dilawan dengan yang kering, yakni langsung diberi salep,
atau krim yang cocok dan sesuai dengan kelainan kulitnya.
Obat anti jamur ada yang dioleskan, ada yang diminum.
Hanya jenis penyakit jamur tertentu yang sudah menyebar lewat aliran darah (penyakit jamur
dalam), yang juga memerlukan obat atijamur minum. Pada kasus penyakit jamur keputihan,
jamur usus, jamur paru-paru.
Kalau jamur kulit tak sembuh-sembuh.
Jika jamur kulit tak kunjung sembuh, selain sebab tidak tepat memilih obat,
kemungkinan jenis jamur penyebabnya sudah tak mempan dengan obat antijamur biasa.
Untuk itu perlu pemeriksaan dengan mengerok kulit yang berjamur untuk diperiksa jenis
10. jamur penyebabnya di laboratorium. Setelah jamur penyebabnya diketahui, dapat dipilih obat
antijamur yang tepat. Jangan lupa, panu juga penyakit jamur kulit. Namun, panu perlu
dibedakan dengan kusta. Ada jenis kusta yang gambarannya mirip sekali dengan panu. Kusta
yang diobati dengan antijamur tentu tidak akan menyembuh. Maka, perlu dipastikan apakah
yang dikira panu itu bukan kusta. Dokter dapat membedakannya dengan pemeriksaan
sederhana di kamar praktik.
Jamur di selangkangan wanita apakah selalu keputihan penyebabnya?
Bisa jadi jamur di selangkangan berdiri sendiri. Namun tidak jarang, awalnya hanya
keputihan jamur (candida albicans), yang jika tidak diobati, keputihannya akan menjalar
merembas ke kulit selangkangan, sehingga bersarang di kulit sela paha juga, atau ke mana-mana
bagian tubuh lain. Tidak jarang di lipatan bawah payudara.
Jamur di sela jari kaki, berbahayakah?
Jamur di sela jemari kaki biasanya disebabkan oleh candida albicans, jenis jamur yang bisa
ke mana-mana bagian tubuh, termasuk ke kemaluan dan saluran pencernaan. Sebagaimana
umumnya jamur candida, yang menimbulkan keputihan berwarna susu jika menyerang
kemaluan, demikian pula jika tumbuh di sela jemari kaki. Kulit sela jari kaki mengelupas dan
warnanya seperti susu, dengan rasa gatal yang hebat. Jamur kaki tidak berbahaya. Namun jika
jamur menyerang kuku, sering kuku harus dibuang dengan operasi. Pasalnya, jika tidak
dibuang, jamur akan tetap bersarang di bawah kuku, dan obat antijamur biasanya tidak
sampai merembas memasuki bantalan kuku. Ingat, pengidap kencing manis rentan terserang
jamur apa saja. Termasuk jamur kulit dan jamur kuku, selain keputihan.
Waspada pakaian dalam lembap, dan sehabis konsumsi antibiotika lama.
Jika pakaian dalam lembap atau basah tetap dipakai, bisa mengundang jamur datang
bersarang, khususnya di bagian kulit yang juga sering lembab, seperti di sela jemari, di
selangkangan, dan bokong. Di bagian-bagian kulit inilah jamur kerap bersarang. Pada anak-anak,
jamur kulit sering bersarang di belakang daun telinga. Bagian ini sering terluput dari
sabun mandi dan pengeringan oleh handuk mandi. Kulit di sela belakang daun telinga tampak
kuning berkerak. Jamur yang sama juga sering tumbuh di sela-sela lipatan daun telinga
sendiri, gatal dan berkerak kuning. Pemakaian antibiotika yang lama juga mengganggu
keseimbangan kuman-jamur tubuh. Oleh karena kuman yang hidup berdampingan di tubuh
kita ikut musnah oleh pemakaian antibiotika, maka jamur yang tadinya jinak dan ramah
menjadi lebih dominan, dan muncul berubah sifat menjadi penyakit. Anak dan bayi yang
11. seriawan (berwarna putih susu) di rongga mulutnya sehabis berobat antibiotika, kemungkinan
terserang jamur.
D. MEKANISME TERJADINYA PENYAKIT
Human peptide cathelicidin LL-37 berperan dalam pertahanan kulit melawan Malassezia
globosa. Meskipun merupakan bagian dari flora normal, M furfur dapat juga menjadi patogen
yang oportunistik. Organisme ini dipercaya juga berperan pada penyakit kulit lainnya,
termasuk Pityrosporum folliculitis, confluent and reticulate papillomatosis, seborrheic
dermatitis, dan beberapa bentuk dermatitis atopik.
Sebagai tambahan, panu merupakan penyakit kulit yang tidak berbahaya (benign skin
disease) yang menyebabkan papula atau makula bersisik pada kulit. Sebagaimana namanya,
tinea versikolor, (versi berarti beberapa) kondisi yang ada dapat memicu terjadinya
perubahan warna (discoloration) pada kulit, berkisar dari putih menjadi merah menjadi
coklat. Keadaan ini tidak menular karena patogen jamur kausatif (causative fungal pathogen)
merupakan penghuni normal pada kulit.Kulit penderita panu dapat mengalami
hipopigmentasi atau hiperpigmentasi. Pada kasus hipopigmentasi, inhibitor tyrosinase [hasil
dari aksi/kerja inhibitor tyrosinase dari asam dicarboxylic yang terbentuk melalui oksidasi
beberapa asam lemak tak jenuh (unsaturated fatty acids) pada lemak di permukaan kulit]
secara kompetitif menghambat enzim yang diperlukan dari pembentukan pigmen melanocyte.
Pada kasus panu dengan makula hiperpigmentasi, organisme memicu pembesaran
melanosom yang dibuat oleh melanosit di lapisan basal epidermis.
Perubahan bentuk Malassezia dari blastospora menjadi miselium dipengaruhi oleh
berbagai faktor predisposisi. Asam dikarboksilat, yang dibentuk oleh oksidasi enzimatis asam
lemak pada lemak di permukaan kulit, menghambat tyrosinase pada melanosit epidermis dan
dengan demikian memicu hipomelanosis. Enzim ini terdapat pada organisme (Malassezia).
Indonesia yang wilayahnya berada di daerah tropis membuat penduduknya mudah
berkeringat. Keringat yang dibiarkan menempel pada kulit dalam waktu yang lama akan
menjadi tempat tumbuhnya panu dengan subur.Menurut lokasi tumbuhnya, panu sangat
menyukai bagian bagian tubuh yang tertutup pakaian dan daerah yang berminyak (terkena
keringat). Meskipun demikian, panu juga tidak menolak untuk tumbuh di daerah muka dan
anggota tubuh yang terbuka. Sedangkan menurut ukurannya, panu bisa berukuran kurang dari
1 milimeter sampai dengan lebih dari 1 sentimeter.
Berikut ini beberapa penyebab hingga jamur dapat tumbuh dan berkembang biak di dalam
12. darah manusia seperti dilansir dari Livestrong.
1. Pemakai Antibiotik
Jamur juga mudah menyerang pada orang-orang yang mengonsumsi antibiotik dalam waktu
yang lama. Antibiotik memang membunuh bakteri, sayangnya obat ini juga membunuh
bakteri baik yang dalam tubuh sehingga mengundang jamur untuk tumbuh dengan cepat.
Dalam kondisi ini, jamur biasanya sering berkembang di mulut dalam bentuk sariawan.
Sariawan biasanya disebabkan oleh jamur yang disebut Candida, yang merupakan jamur yang
agresif dan bersaing dengan bakteri baik untuk tumbuh di mulut Anda. Jika terjadi Candida
sistemik, maka akan timbul gejala seperti demam, shock yang ditandai dengan penurunan
tekanan darah dan denyut jantung meningkat, sulit bernapas, tekanan multi organ, ruam
sistemik dan kulit mengelupas.
2. Diabetes
Penderita diabetes terutama dengan diet terbatas, lebih rentan terhadap jamur yang dapat
menyebar ke dalam darah karena adanya kelebihan gula di dalam aliran darahnya.
Berdasarkan laporan Quest Diagnostics, jamur tertentu dapat tumbuh di lingkungan glukosa
dan mengurangi fungsi kekebalan tubuh.
3.Infeksi sinus
Infeksi sinus kronis adalah penyebab paling umum tumbuhnya jamur dalam darah. Sinus
biasanya disebabkan oleh bakteri, tetapi jika antibiotik digunakan untuk membunuh bakteri,
jamur dapat mengambil alih dengan sangat cepat. Selaput lendir yang hangat serta
lingkungan yang lembab memungkinkan jamur untuk tumbuh. Para peneliti di Mayo Clinic
menemukan jamur pada 96 persen orang dengan sinusitis kronis. Kondisi ini dapat diobati
dengan obat anti-jamur atau prosedur pembedahan yang mana jamur harus dikorek keluar
dari sinus.
Jika jamur di sinus menyebar ke darah akan menimbulkan gejala seperti demam,
menggigil, shock, pembekuan darah, sakit kuning dan kesulitan bernafas. Biasanya jamur ini
adalah jenis Aspergillus yang dapat melakukan perjalanan dari sinus ke otak, hati dan ginjal.
Penyebaran yang cepat biasanya terjadi pada orang-orang yang memiliki sistem kekebalan
tubuh lemah.
13. 4.Kanker
Penderita kanker dan menjalani kemoterapi akan meningkatkan risiko serbuan jamur
sistemik. Kemoterapi didasarkan pada obat yang membunuh sel-sel kanker bersamaan
dengan rusaknya sel-sel sehat. Ketika sel-sel sehat mati, sistem kekebalan tubuh akan
terganggu karena terbunuhnya sel darah putih, yang merupakan pejuang infeksi dalam tubuh.
Seperti halnya sel-sel sehat dikurangi dengan kemo, jamur jahat juga dapat berkembang
dengan sangat cepat. Jamur yang paling sering menyerang adalah Alternaria, Penicillium,
Cladosporium, Aspergillus, Candida dan Fusarium.
5.AIDS
AIDS menyebabkan disfungsi sistem kekebalan tubuh yang menjadi lebih buruk dari waktu
ke waktu. Orang yang hidup dengan penyakit ini akan menjadi rumah yang nyaman bagi
jamur, terutama di jaringan dan darahnya. jamur yang menyerang orang dengan HIV/AIDS
(ODHA) biasanya dapat mengancam jiwa.
E. TIPS MENCEGAH PENYAKIT JAMUR
• Mandi yang pakai sabun sehari dua kali
Setiap hari keringat keluar dari tubuh kita. Keringat ini selain menyebabkan bau asam, juga
meningkatkan kelembaban tubuh. Dan dalam keadaan seperti ini panu akan mudah sekali
tumbuh. Dengan mandi kebersihan dan kelembaban tubuh dapat berkurang, sehingga jamur
panu sulit tumbuh.
• Jangan bertukar pakaian dengan orang yang panuan
Panu adalah penyakit menular, panu mudah menempel pada pakaian. Dengan bertukar
pakaian dengan penderita penyakit panu, memungkinkan terjadinya penularan penyakit yang
memalukan ini. Kebiasaan mengganti baju setiap hari dan selalu menjaga baju kita agar tetap
kering wajib hukumnya, sebab baju yang berkeringat akan menciptakan kelembaban yang
tinggi pada daerah badan dan punggung dan bisa menjadi tempat yang cocok bagi jamur
untuk tumbuh.
• Menggunakan handuk
14. Mungkin tak pernah terbesit di pikiran kita kalau bercak putih ”panu” itu akan ada pada kulit
kita yang sehat dan bersih. Namun kita harus tahu bahwa bercak keputihan ini bisa muncul
jika kita bertukaran handuk dengan mereka yang menderita infeksi jamur ini, sebab pada
prinsipnya infeksi jamur bisa berpindah dari satu tempat ke tempat yang lainnya melalui alat
sanitasi yang digunakan bersama-sama, terlebih lagi jika handuk itu lembab dan basah karena
tidak pernah dijemur atau dicuci.
• Memotong kuku
Tak banyak dari kita yang meyadari bahwa jamur dapat tumbuh di daerah kuku dan
sekitarnya. Jika ada kulit kita yang terinfeksi jamur, kadang secara tidak sengaja ingin
rasanya jari ini menggaruknya sekedar untuk menghilangkan perasaan gatal tersebut. Hal itu
justru akan membuat jamur itu menempel di bawah kuku kita dan mulai menginfeksi jaringan
di bawah kuku, bahkan memindahkan infeksi jamur itu ke tempat atau kulit di daerah lain
tubuh kita.
• Air bersih
Kebiasaan mencuci tangan dan mandi dengan air bersih juga merupakan langkah yang efektif
untuk mencegah infeksi jamur. Tentunya air bersih ini juga harus memperhatikan sumbernya.
Perhatikan bahwa air yang terkontaminasi jamur bisa menjadi sarana penularan yang sangat
baik. Jadi mulailah kebiasaan hidup sehat dengan selalu menggunakan air bersih. Lakukan
kelima pencegahan di atas untuk menghindari infeksi jamur pada kulit. Namun jika infeksi
jamur tetap terjadi, pengobatan tentunya sangat diperlukan.
Sebenarnya bila kita selalu menerapkan pola hidup sehat, maka kemungkinan untuk
menderita penyakit ini sangat kecil. Hal-hal yang mempengaruhi tumbuhnya jamur adanya
udara yang panas, lembab, kebersihan diri yang kurang, kegemukan, sosial ekonomi rendah,
pemakaian obat-obatan yang lama, adanya penyakit kronis seperti TBC atau keganasan, dan
penyakit endokrin (diabetes mellitus).
Pada kehidupan sehari-hari, sebaiknya bila udara terasa panas, maka kita harus rajin menyeka
keringat yang menempel di badan. Baju yang dikenakan juga sebaiknya yang menyerap
keringat. Bila terpaksa harus mengenakan baju yang tidak menyerap keringat, kita harus
sesering mungkin mengganti baju tersebut.
15. Selain itu, setelah terkena air, maka sebaiknya segera mengeringkannya, karena jamur senang
dengan tempat yang lembab. Dianjurkan pula untuk menggunakan pakaian, ataupun handuk
secara terpisah antar keluarga. Sebab bila salah satu keluarga sudah terkena panu atau
penyakit jamur lainnya, maka bila memakai handuk atau baju secara bergantian, jamur akan
menular dari satu anggota keluarga ke anggota lainnya. Akibatnya nanti seluruh keluarga
akan menderita panu.
Sebaiknya pula menjaga keseimbangan berat badan. Sebab, pada orang yang mengalami
kegemukan (obesitas), umumnya lebih banyak mengeluarkan keringat. Bila tidak rajin
menyeka keringat ataupun menggunakan baju yang menyerap keringat, maka kemungkinan
sangat besar ia akan menderita panu.
Bagaimana dengan seseorang yang rajin berenang? Memang, bila berenang di kolam renang
umum, kebersihan air kolam belum tentu terjaga. Untuk mencegah terkena penyakit panu
yang dapat ditularkan, maka sebaiknya sesudah berenang, segera mandi dengan sabun
antiseptik seperti yang banyak dijual di pasaran dan segera mengeringkan seluruh tubuh bila
sudah selesai mandi
BAB III
PENUTUP
A.KESIMPULAN
Penyakit yang disebabkan oleh jamur disebut mukosis, yaitu mikosis superficial dan mikosis
sistemik. Mikosis superfisial merupakan mikosis yang menyerang kulit, kuku, dan rambut
terutama disebabkan oleh 3 genera jamur, yaitu Trichophyton, Microsporum, dan
Epidermophyton. Sedangkan mikosis sistemik merupakan mikosis yang menyerang alat-alat
dalam, seperti jaringan sub-cutan, paru-paru, ginjal, jantung, mukosa mulut, usus, dan vagina.
Tips mencegah penyakit jamur, Pada kehidupan sehari-hari, sebaiknya bila udara terasa
panas, maka kita harus rajin menyeka keringat yang menempel di badan. Baju yang
dikenakan juga sebaiknya yang menyerap keringat. Bila terpaksa harus mengenakan baju
yang tidak menyerap keringat, kita harus sesering mungkin mengganti baju tersebut.
16. DAFTAR PUSTAKA
Mawar Pratiwi, (2012), Penyakit yang Disebabkan oleh Jamur
Hernawan, (2010), penyebab jamur berkembang biak ditubuh manusia
Burkhart CG. Tinea versicolor. J Dermatol Allergy. 1983;6:8-12.
Drs. H. T. tan & Drs. Kirana Raharja, (2007) Obat-Obat Sederhana Untuk Gangguan Sehari-
Hari.
Blogspot.dranak, (2007), penyakit panu
Dr. Handrawan Nadesul, (2012), 10 Hal Penting Tentang Penyakit Jamur