SlideShare a Scribd company logo
1 of 39
MAKALAH
‘’Disusun dalam rangka memenuhi salah satu Tugas Ujian Tengah Semester (UTS)
pada Mata Kuliah Manajemen Keuangan I Dalam Bimbingan Dosen Ade Fauji,
SE., MM’’
Disusun Oleh :
Denni Aditya
NIM 11011700549
Jurusan : Manajemen
Semester : 2 (Dua)
Kelas / Ruang : 2 T/ B.12
UNIVERSITAS BINA BANGSA
JALAN RAYA SERANG – JAKARTA KM. 03 No. 1B PAKUPATAN
KOTA SERANG – BANTEN
2
Kata Pengantar
Puji syukur saya panjatkan kepada Allah swt. atas limpahan rahmat serta hidayah inayahnya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini tanpa suatu alangan yang berarti. Tidak
lupa sholawat serta salam kepada junjungan nabi besar Muhammad saw yang telah membawa
kita dari jaman jahiliah menuju jaman islamiah sekarang ini.
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah sebagai pemenuhan tugas yang diberikan
demi tercapainya tujuan pembelajaran yang telah direncanakan.
Saya menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari
kesempurnaan. Maka dari itu, kritik dan saran yang membangun sangat di harapkan demi
terciptanya makalah yang lebih baik selanjutnya. Dan semoga dengan hadirnya makalah ini
dapat memberi manfaat bagi pembaca sekalian.
Serang, 06 April 2018
Penyusun
3
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG………………………………………………………………… 4
TUJUAN PENULISAN ……………………………………………………………… 4
BAB II LANDASAN TEORI
I. NILAI WAKTU DARI UANG DAN PENILAIAN SAHAM OBLIGASI…… 5
II. ANALISA LAPORAN DAN PERAMALAN KEUANGAN DAN
MENILAI KINERJA PERUSAHAAN DENGAN MENGGUNAKAN
BEBERAPA RASIO KEUANGAN DAN ALIRAN KAS PERUSAHAAAN…….. 7
III. PERENCANAAN DSN PENGENDALIAN KEUANGAN…………………… 9
IV. KEBIJAKAN MODAL KERJA DAN PENGELOLAAN KAS DAN
SEKURITAS………………………………………………………………………….. 11
V. PENGELOLAAN KREDIT (PITANG USAHA) DAN PENGELOLAAN
PERSEDIAAN………………………………………………………………………… 16
VI. PEMBIAYAAN JANGKA PENDEK……………………………………………. 27
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manajemen kauangan merupakan keseluruhan aktivitas perusahaan yang brsangkutan
dangan usaha mendapatkan dana yang dierlukan dengan biaya minimal dan syarat-syarat yang
paing menguntungkan beserta usaha untuk menggunakan dana tersebut seefisien mungkin.
Dalam menyusun dan menyempurnakan makalah ini penysun mencoba untuk
menyampaikan bahwa modal kerja memiliki arti penting dalam pengaturan jasa-jasa monopoli
yang di beriakan oleh perusahaan-perusahaan. sehingga pembaca dapat mengambil manfaat yang
terkandung dalam makalah ini.
1. Nilai Waktu dari uang dan penilaian saham dan obligasi
2. Analisa laporan dan peramalan keuangan dan menilai kinerja perusahaan dengan menggunakan
beberapa rasio keuangan dan aliran kas perusahaan
3. perencanaan dan pengendalian keuangan
4. kebijakan modal kerja dan pengelolaan kas dan sekuritas
5. pengelolaan kredit (Piutang Usaha) dan pengelolaan persediaan
6. Pembiayaan jangka Pendek
B. Tujuan
Makalah ini di buat untuk membahas materi manajemen keuangan serta hal-hal yang
berkaitan dengannya. Semoga dengan adanya makalah ini bisa menambah wawasan ilmu
pengetahuan kita tentang hal ini.
5
BAB II
LANDASAN TEORI
I. NILAI WAKTU DARI UANG DAN PENILAIAN SAHAM OBLIGASI
1.1 Definisi Time Value Of Money
Time value of money atau dalam bahasa indonesia sering di sebut Nilai Waktu Uang
adalahsuatu konsep yang menyatakan bahwa nilai uang sekarang akan lebih berharga dari pada
nilai karena masa yang akan datang atau suatu konsep yang mengacu pada perbedaan nilai uang
yang di sebabkan karena perbedaan waktu.
Dalam perhitungan uang, nilai Rp. 1.000 yang akan diterima saat ini akan lebih bernilai atau
lebih tinggi di bandingkan dengan Rp. 1.000 yang akan di terima di masa akan datang.
1.2 Manfaat dari Time Value Of Money
Manfaat time value of money adalah untuk mengetahui apakah investasi yang di
lakukan dapat memberikan keuntungan atau tidak.
Time value of money berguna untuk menghitung anggaran.
Maka sudah jelas bahwa time value of money sangat penting untuk di pahami oleh kita semua,
sangat berguuna dan di butuhkan untuk kita menilai seberapa besar nilai uang masa kini dan
akan datang.
1.3 Keterbatasan dari Time Value Of Money
Keterbatasan nya yaitu akan mengakibatkan masyarakat hanya menyimpan uang nya
apabila tingkat bunga bank tinggi, karena mereka menganggap jika bunga bank tinggi maka uang
yang akan mereka terima dimasa yang akan datang juga tinggi. Time value of money tidak
memperhitungkan tingkat inflasi.
1.3 Metode-metode yang di gunakan dalam Time Value Of Money - Perhitungan Nilai
Uang Berdasarkan Waktu
6
a. Bunga Tetap
Perhitungan bunga ini sangat sederhana, yang di perhitungkan dengan besarnya pokok
yang sama dan tingkat bunga nya yang juga sama pada setuap waktu.
Walaupun pokok pinjaman pada kenyataan nya sudah berkurang sebesar angsuran pokok
pinjaman namun dalam perhitungan ini tetap di gunakan standar perhitungan yang sama.
1.4 Future Value (Nilai yang akan datang)
Future Value Nilai adalah nilai uang dimasa yang akan datang dari uang yang diterima atau di
bayarkan pada masa sekarang dengan memperhitungkan tingkat bunga setiap periode selama
jangka waku tertentu. Bunga setiap periode selama jangka waktu tertentu. Future value di
asumsikan juga sebagai nilai majemuk (Compound Value) dimana merupakan penjumlahan dari
sejumlah uang permulaan/pokok dengan bunga yang diperolehnya selama periode tertentu,
apabila bunga tidak di ambil pada setiap saat.
1.5 Present Value
Present Value (Nilai sekarang) merupakan kebalikan dari compound value (Nilai majemuk)
adalah besarnya jumlah uang, pada permulaan periode atas dasar tigkat bunga tertentu dari
sejumlah uang yang baru akan di terima beberapa waktu/periode yang akan datang. Jadi present
value menghitung nilai uang pada waktu sekarang bagi sejumlah uang yang baru akan kita miliki
beberapa waktu kemudian.
1.6 Future Value Annuity
Adalah suatu hal yang di manfaatkan untuk mencari nilai dari suatu penjumlahan tahun yang
akan datang dari jumlah yang di terima sekarang pada waktu yang sudah di tentukan atau dengan
kata lain penjumlahan dari future value.
1.7 Nilai sekarang (Present Value) dari annuity
Adalah suatu bilangan yang dapat di manfaatkan untuk mencari nillai sekarang dari suatu
penjumlahan yang diterima setiap akhir periode pada jangka waktu tertentu.
7
II.ANALISA LAPORAN DAN PERAMALAN KEUANGAN DAN MENILAI KINERJA
PERUSAHAAN DENGAN MENGGUNAKAN BEBERAPA RASIO KEUANGAN DAN
ALIRAN KAS PERUSAHAAN
2.1 Pengertian Laporan Keuangan Pro Forma
Manajer perusahaan sangat sangat bergantung pada laporan keuangan sekarang maupun yang
diproyeksikan ketika membuat keputusan keuangan. Laporan keuangan pro forma adalah laporan
keuangan yang meramalkan posisi keuangan perusahaan serta kinerjanya selama periode tahun
tertentu.
2.2 Penggunaan Laporan Keuangan Pro Forma
a. Menilai kinerja perusahaan yang diantisipasi sesuai dengan target umum perusahaan itu
sendiri dan dengan harapan para investor.
b. Mengestimasi dampak dari perubahan-perubahan operasi yang diusulkan.
c. Mengantisipasi kebutuhan pendanaan perusahaan di masa depan.
d. Mengestimasi arus kas bebas masa depan, dalam rencana operasi yang berbeda,
meramalkan kebutuhan modal perusahaan, dan kemudian memilih rencana yang
memaksimalkan nilai pemegang saham.
2.3 Proses Perencanaan Keuangan
a. Memproyeksikan laporan keuangan dan menggunakannya untuk menganalisis dampak
dari rencana operasi terhadap proyeksi laba dan berbagai rasio keuangan.
b. Menentukan dana yang dibutuhkan untuk mendukung rencana lima tahunan.
c. Meramalkan ketersediaan dana selama lima tahun ke depan.
d. Menetapkan dan menjaga suatu sistem pengendalian yang mengatur alokasi dan
penggunaan dana di dalam perusahaan.
e. Mengembangkan prosedur guna menyesuaikan rencana dasar jika ramalan ekonomi yang
mendasari rencana tersebut tidak terjadi.
f. Menetapkan suatu sistem kompensasi manajemen berbasis kinerja.
8
2.4 Model Perencanaan Keuangan Terkomputerisasi
Kebanyakan model peramalan didasarkan pada program spreadsheet seperti MS Excel.
Spreadsheet memiliki keunggulan:
a. Membuat model spreadsheet lebih cepat dibandingkan dengan membuat ramalan manual
jika periode ramalan mencakup satu atau dua tahun
b. Model spreadsheet dapat mengubah input dan langsung menghitung ulang sehingga
hasilnya dapat dengan cepat diketahui.
2.5 Peramalan Laporan Keuangan: Metode Persentase Penjualan
a. Metode persentase penjualan adalah suatu metode untuk meramalkan laporan keuangan
masa depan yang menyatakan setiap jumlah sebagai persentase penjualan.
b. Pertumbuhan populasi dan tingkat inflasi akan menentukan tingkat pertumbuhan
penjualan jangka panjang.
c. Nilai yang wajar untuk tingkat pertumbuhan penjualan jangka panjang berkisar antara 5-
7% bagi perusahaan di industri yang sudah mapan.
2.6 Peramalan Laporan Keuangan: Regresi Linier Sederhana
a. Jika diasumsikan bahwa hubungan antara jenis aktiva tertentu dengan penjualan adalah
linier, maka teknik regresi linier sederhana dapat digunakan untuk mengestimasikan
kebutuhan akan jenis aktiva tersebut untuk peningkatan penjualan tertentu.
9
III.PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN KEUANGAN
3.1 Perencanaan Keuangan
Perencanaan keuangan (Financial Planning) adalah proyeksi penjualan, laba, dan aktiva yang
di dasarkan pada berbagai strategi produksi dan pemasaran dan juga pada penentuan sumber
daya yang di butuhkan untuk mencapai proyeksi tersebut.
Pengendalian keuangan (Financial Control) adalah tahp dimana rencana keuangan di
implementasikan yaitu menyangkut umpan balik dan proses penyesuaian yang di perlukan untuk
menjamin bahwa rencana terlaksana atau untuk mengubah rencana yang ada sebagai tanggapan
terhadap berbagai perubahan dalam lingkungan.
3.2 Analisis titik impas
Analisis titik impas (Breakeven analysis) adalah suatu metode untuk menentukan titik dimana
penjualan akan menutup biaya . Tujuan dari analisis titik impas adalah menentukan kuantitas
produksi yang membuat impas dengan mempelajari hubungan dari struktur biaya, volume
produksi, dan keuntungan.
3.2.1 Kegunaan Titik Impasi
1. Menentukan kuantitas dari produksi yang harus di jual untuk menutupi seluruh biaya
operasi yang di bedakan dari biaya modal.
2. Menghitung EBIT yang dapat di capai pada tingkat produksi yang berbeda-beda.
3.2.2 Unsur-unsur penting titik impas
1. Sifat biaya yang di asumsikan
Untuk meerapkan model titik impas harus dipisahkan biaya produksi perusahaan
menjadi dua ketegori yaitu :
 Biaya tetap (biaya tidak langsung) yaitu biaya yang dalam jangka pendek tidak
mengalami perubahan karena variabilitas operasi maupun penjualan. Contoh : Gaji
administratif, penyusutan asuransi, sewa.
10
 Biaya variabel (biaya langsung) yaitu biaya yang dalam jangka pendek berubah
kerena perubahan operasi perusahaan. Contoh : Buruh langsung, bahan langsung, komisi
pejualan.
2. Hal hal lain menyangkut perilaku biaya
 Ada struktur biaya yang tetap dalam suatu waktu tertentu. Kemudian meningkat
tajam ketika output bertambah , sampai pertambahan tertetu tetap, dan kemudian naik
lagi bersamaan dengan kenaikan output ke tingkat yang lebih tinggi lagi. Biaya seperti ini
dinamakan biaya semivariabel atau semi tetap.
 Untuk menggunakan model titik impas dengan menyesuaikan struktur biaya yang
kompleks seperti ini, manajer bagian pembiayaan harus mengidentifikasi range jumlah
output yang relevan dengan tujuan perencanaan, dan mengukur perkiraan efek biaya
semivariabel dalam range tersebut dengan memilahnya menjadi biaya tetap dan biaya
variable.
3. Total pendapatan dan volume output
Total pendapatan adalah jumlah penjualan (dalam nilai mata uang) yaitu harga per unit
barang dikalikan barang yang terjual. Volume output mengacu pada tingkat operasi
perusahaan dan di nyatakan dalam nilai uang atau jumlah unit.
3.3 Keterbatasan dalam analisis titik impas
a) Asumsi dasar dari cost volume profit berhubungan secara linear dan hal ini hanya berlaku
didalam kondisi dimana produksi hanya berjumlah sedikit.
b) Kurva penjualan di asumsikan bergerak secara linear sesuai dengan jumlah produksi. Hal
ini berarti bahwa produksi dijual dengan asumsi harga tetap.
c) Produksi dan paduana penjualan dilakukan dengan konstan.
d) Perhitungan titik impas secara matematis dan dengan grafik merupakan analisis yang
statis. Adanya perubahan di dala biaya maupun harga mengharuskan perhitungan titik
impas dilakukan kembali.
11
IV. KEBIJAKAN MODAL KERJA DAN PENGELOLAAN KAS DAN
SAKURITAS
4.1 Pengertian Modal Kerja
Gitman (2001) menjelaskan bahwa modal kerja adalah jumlah harta lancar yang
merupakan bagian dari investasi yang bersirkulasi dari satu bentuk ke bentuk yang lain dalam
suatu kegiatan bisnis. Weston dan Brigham (1986) menjelaskan bahwa manjemen modal kerja
adalah investasi perusahaan dalam jangka pendek: kas, surat-surat berharga (efek), piutang, dan
persediaan.
Pengertian modal kerja adalah jumlah kekayaan atau aktiva lancar, seperti kas atau uang
tunai di peti kas dan di bank, piutang usaha dan persediaan bahan baku, bahan pembantu, dan
barang jadi, ditambah kewajiban atau pasiva lancar, seperti hutang usaha dan pinjaman jangka
pendek. Dengan demikia maka manajemen modal kerja merupakan semua kegiatan dalam
rangka pengelolaan aktiva lancar dan pasiva lancar.
4.1.1 Konsep modal kerja
Bambang Riyanto (1995) mengemukakan modal kerja dapat dibagi menjadi 3 konsep yaitu
konsep kuantitatif, kualitatif, dan fungsional.
1. Konsep Kuantitatif
Modal kerja menurut konsep kuantitatif menggambarkan keseluruhan atau jumlah
dari aktiva lancar seperti kas, surat-surat berharga, piutang persediaan atau keseluruhan daripada
jumlah aktiva lancar dimana aktiva lancar ini sekali berputar dan dapat kembali ke bentuk
semula atau dana tersebut dapat bebas lagi dalam waktu yang relatif pendek atau singkat. Konsep
ini biasanya disebut modal kerja bruto (gross working capital).
Berdasarkan konsep tersebut di atas dapat disimpulkan, bahwa konsep tersebut hanya
menunjukkan jumlah dari modal kerja yang digunakan untuk menjalankan kegiatan operasi
perusahaan sehari-hari yang sifatnya rutin, dengan tidak mempersoalkan dari mana diperoleh
modal kerja tersebut, apakah dari pemilik hutang jangka panjang ataupun hutang jangka pendek.
Modal kerja yang besar belum tentu menggambarkan batas keamanan ataumargin of safety yang
baik atau tingkat keamanan para kreditur jangka pendek yang tinggi. Jumlah modal kerja yang
12
besar belum tentu menggambarkan likuiditas perusahaan yang baik sekaligus belum tentu
menggambarkan jaminan kelangsungan operasi perusahaan pada periode berikutnya.
2. Konsep Kualitatif
Menurut konsep kualitatif modal kerja merupakan selisih antara aktiva lancar
dengan utang lancar. Berdasarkan konsep ini modal kerja merupakan sebagian dari aktiva lancar
yang benar-benar dapat digunakan untuk membiayai operasi perusahan tanpa menunggu
likuiditasnya. Konsep ini biasa disebut dengan modal kerja neto (net working capital).
Definisi ini bersifat kualitatif karena menunjukkan tersedianya aktiva lancar yang lebih
besar daripada hutang lancar dan menunjukkan tingkat keamanan bagi kreditur jangka pendek
serta menjamin kelangsungan operasi di masa mendatang dan kemampuan perusahaan untuk
memperoleh tambahan jangka pendek dengan jaminan aktiva lancar.
3. Konsep Fungsional
Modal kerja menurut konsep inimenitik beratkan pada fungsi dari pada dana dalam
menghasilkan dana atau income dari usaha pokok perusahaan. Setiap dana yang digunakan dlam
perusahaan dimaksudkan untuk menghasilkan pendapatan. Ada dana yang digunakan dalam satu
periode akuntansi tertentu yang menghasilkan pendapatan pada periode tersebut. Sementara itu,
ada pula dan aynag dimaksudkan utuk menghasilkan pada periode2periode selanjutnya atau
dimasa yang akan datang, misalnya bangunan, mesin-mesin, alat-alat kantor atau aktiva tetap
lainnya yang disebut future income. Jadi modal kerja menurut konsep ini adalah dana digunakan
untuk menghasilkan pendapata pada saat ini sesuai dengan maksud utama didirikannya
perusahaan, diantaranya kas, piutang dagang. Dan lain sebagainya.
Sedangkan efek atau surat berharga dan marjin laba dari piutang merupakan modal kerja
potensial yang akan menjadi modal kerja bila piutang sudah dibayar dan efek sudah dijual.
4.1.2 Jenis Modal Kerja
Menurut WB. Taylor da Bambang Rianto (1995) Modal Kerja digolongkan dalam
beberapa jenis yaitu :
1. Modal Kerja Permanen (Permanent Working Capital)
Modal kerja permanen yaitu modal kerja yang ada pada perusahaan untuk dapat
menjalankan fungsinya, modal kerja ini terdiri dari :
a. Modal kerja primer (Primary Working Capital)
13
Modal kerja primer merupakan jumlah modal kerja minimum yang harus ada pada
perusahaan untuk menjaga kontinuitas usahanya atau modal kerja yang secara terus menerus
diperlukan untuk kegiatan usahanya.
b. modal kerja normal
Modal kerja normal adalah modal kerja dibutuhkan untuk proses produksi normal.
2. Modal Kerja Variabel (Variable Working Capital)
Yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan perubahan keadaan,
modal kerja ini terdiri dari :
a. Modal kerja musiman (Seasonal Working Capital)
Modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah disebabkan oleh fluktuasi musim.
b. Modal kerja siklis (Cyclical Working Capital)
Modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah disebabkan oleh fluktuasi konjungtur.
c. Modal kerja darurat (Emergency Working Capital)
Modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah karena adanya keadaan darurat yang tidak diketahui
sebelumnya (misalnya adanya pemogokan buruh, banjir, perobahan keadaan ekonomi yang
mendadak).
4.1.3 Faktor Yang Mempengaruhi Modal Kerja
a. Volume Penjualan
Perusahaan membutuhkan modal kerja untuk mendukung kegiatan operasional pada saat
terjadi peningkatan penjualan.
b. Faktor Musim dan Siklus
Fluktuasi dalam penjualan yang disebabkan oleh faktor musim dan siklus akan
mempengaruhi kebutuhan akan modal kerja.
c. Perubahan dalam teknologi
Jika terjadi pengembangan teknologi maka akan berhubungan dengan proses produksi dan
akan membawa dampak terhadap kebutuhan akan modal kerja
d. Kebijakan Perusahaan
Kebijakan yang diterapkan oleh perusahaan juga akan membawa dampak terhadap
kebutuhan modal kerja.
14
4.1.4 Kebijakan Modal Kerja
Kebijakan modal kerja dihubungkan dengan jangka waktu pinjaman dan tingkat
bunga, makin panjang umur pinjaman makin tinggi tingkat bunganya. Pinjaman jangka panjang
untuk modal kerja, pihak yang meminjam harus membayar bunga yang lebih besar daripada
pinjaman jangka pendek. Karena masa mendatang adalah penuh ketidakpastian sehingga pihak
yang memberi pinjaman memperhitungkan risiko ketidakpastian tersebut. Modal kerja yang
dipenuhi dengan pinjaman jangka panjang memiliki tingkat likuiditas tinggi, risiko kegagalan
memenuhi kewajiban-kewajiban yang jatuh tempo kecil. Pada umumnya perusahaan
menggunakan pinjaman jangka panjang untuk memenuhi kebutuhan modal kerjanya, dan
perusahaan yang demikian disebut menganut kebijakan modal kerja yang konservatif.
Kebijakan modal kerja yang lainnya adalah bahwa modal kerja harus dihubungkan
dengan harta. Harta lancar sebaiknya dibiayai dengan utang lancar, harta tetap sebauiknya
dibiayai dengan utang jangka panjang dan modal sendiri. Perusahaan yang mampu melaksanakan
kegiatan bisnis dengan kebijakan modal kerja yang demikian melakukan kebijakan modal kerja
yang agresif; risikonya besar karena semua kewajiban yang jatuh tempo harus dapat dipenuhi
oleh tersedianya harta lancar. Perusahaan yang melakukan kebijakan model ini lebih banyak
gagalnya, karena struktur harta lancar itu ada yang sulit dicairkan menjdai uang tunai yaitu
persediaan, khususnya persediaan barang setengah jadi atau persediaan barang dalam proses.
Perusahaan pada umumnya memiliki tiga jenis kebijakan modal kerja, yaitu:
1) Kebijakan yang agresif, yaitu modal kerja dipenuhi dengan seluruhnya dengan utang jangka
pendek
2) Kebijakan yang moderat, yaitu modal kerja dipenuhi 50% dengan utang jangka pendek dan 50%
dipenuhi dengan utang jangka panjang
3) Kebijakan yang konservatif, yaitu seluruh modal kerja dipenuhi dengan utang jangka panjang.
4.2 Kesimpulan
Pengertian modal kerja adalah jumlah kekayaan atau aktiva lancar, seperti kas atau
uang tunai di peti kas dan di bank, piutang usaha dan persediaan bahan baku, bahan pembantu,
dan barang jadi, ditambah kewajiban atau pasiva lancar, seperti hutang usaha dan pinjaman
jangka pendek. Dengan demikia maka manajemen modal kerja merupakan semua kegiatan dalam
rangka pengelolaan aktiva lancar dan pasiva.
15
Adapun konsep modal kerja adalah Konsep Kuantitatif, Konsep Kualitatif dan Konsep
Fungsional.
Saran
Diharapkan kepada para pembaca dapat mengetahui, memahami dan menambah
wawasan tentang Manajemen modal kerja dan dapat mengaplikasikannya dalm kehidupan
sehari-hari
16
V. PENGELOLAAN KREDIT (PIUTANG USAHA) DAN PENGELOLAAN
PERSEDIAAN
5.1 Pengertian Piutang dan Persediaan
a. Pengertian Piutang
Piutang (accounts receivable) adalah tagihan kepada pihak lain dimasa yang akan datang
karena terjadinya transaksi dimasa lalu. Walaupun pada dasarnya semua perusahaan
dagang/industri menginginkan penjualan cash, tetapi karena adanya keterbatasan daya beli
masyarakat, atau alasan lainnya dilakukan penjualan secara kredit. Penjualan secara kredit akan
dapat meningkatkan omset penjualan, akan tetapi memiliki resiko tertundanya penerimaan kas,
sehingga membutuhkan investasi yang lebih besar. Selain itu dapat juga mengakibatkan kerugian
karena menunggak atau bahkan tidak tertagih. Semakin lama piutang tertunggak akan semakin
besar investasi yang dibutuhkan.
Piutang, salah satu jenis transaksi akuntansi yang mengurusi penagihan konsumen yang
berhutang pada seseorang. Suatu perusahaan, atau suatu organisasi untuk barang dan layanan
yang telah diberikan pada konsumen tersebut. Pada sebagian besar entitas bisnis, hal ini biasanya
dilakukan dengan membuat tagihan dan mengirimkan tagihan tersebut kepada konsumen yang
akan dibayar dalam suatu tenggat waktu yang disebut termin kredit atau pembayaran.
b. Pengertian Persediaan
Persediaan atau inventory adalah salah satu elemen utama dari modal kerja yang terus
menerus mengalami perubahan. Tanpa persediaan, perusahaan akan mengalami resiko, yaitu
tidak dapat memenuhi keinginan pelanggan atas barang produksi.
Menurut Sofyan Assauri, merumuskan definisi persediaan sebagai berikut: Persediaan
adalah sebagai suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk
dijual dalam suatu periode usaha normal atau persediaan barang-barang yang masih dalam
pekerjaan proses produksi ataupun persediaan bahan baku yang menunggu penggunaannya
dalam suatu proses produksi.
Manajemen persediaan merupakan kegiatan menentukan tingkat dan komposisi
persediaan. Kegiatan tersebut akan membantu perusahaan dalam melindungi kelancaran produksi
dan penjualan serta kebutuhan-kebutuhan pembelajaran perusahaan dengan efektif dan efisien.
Termasuk didalamnya pengaturan dan pengawasan atas pengadaan bahan-bahan kebutuhan yang
sesuai dengan jumlah dan waktu yang di perlukan dengan biaya minimum.
17
Kegiatan pengawasan persediaan meliputi perencanaan persediaan, penjadwalan
pemesanan (scheduling), pengaturan penyimpanan dan lain-lain. Semua kegiatan tersebut
menjaga tersedianya persediaan yang optimum di dalam suatu perusahaan.
Dalam suatu pengawasan persediaan diperlukan penghitungan cara jumlah agar tidak
terjadi pemborosan dan waktu pemesanan. Sedangkan khusus persediaan perlu ditentukan besar
persediaan penyelamat (safety stock), yaitu jumlah minumum, atau besar persediaan pada waktu
pemesanan kembali dilakukan.
5.2 Standar Kredit dan Persyaratan Kredit
Pada dasarnya setiap usaha di bidang jasa, dagang dan manufaktur bertujuan yang sama
ingin mendapatkan laba dan menjaga keberlangsungan hidup perusahaan. Pada zaman ini,
semakin banyak permasalahan yang timbul pada suatu perusahaan di dalam mewujudkan
usahanya dan menjalankan aktivitas perusahaaan. Salah satu masalah yang dihadapi yaitu
persaingan di dalam memasarkan produk, untuk dapat mengatasi masalah tersebut maka
perusahaaan harus berupaya untuk merebut pasar melalui berbagai kebijakan untuk
meningkatkan penjualan.
Piutang muncul akibat terjadinya penjualan kredit. Piutang merupakan kebiasaan bagi
perusahaan untuk memberikan kelonggaran kepada para pelanggan pada waktu melakukan
penjualan. Kelonggaran-kelonggaran yang di berikan, biasanya dalam bentuk memperbolehkan
para pelanggan tersebut membayar kemudian atas penjualan barang atau jasa yang dilakukan.
Penjualan dengan syarat demikian disebut penjualan kredit. Mengapa banyak perusahaan yang
menjual barang hasil produksi atau barang dagangan mereka secara kredit? Alasannya ialah
karena penjualan secara kredit tersebut merupakan suatu upaya untuk meningkatkan (atau untuk
mencegah penurunan) penjualan.
Dengan penjualan yang meningkat, diharapkan agar keuntungan juga meningkat. Tetapi
memiliki piutang menimbulkan berbagai biaya dalam perusahaan. Oleh karena itu perusahaan
perlu untuk melakukan analisis ekonomi yang bertujuan untuk mengetahui apakah manfaat
memiliki piutang lebih besar atau lebih kecil dari pada biayanya.
a. Jenis-jenis piutang ada 3 macam yaitu :
1. Piutang Dagang (Account Receivables) Piutang yang timbul dari penjualan kredit barang atau
Jasa yang merupakan usaha pokok perusahaan. Piutang dagang merupakan suatu perluasan kredit
18
jangka pendek kepada pelanggan. Pembayaran-pembayarannya biasanya jatuh tempo dalam tiga
puluh sampai sembilan puluh hari. Perjanjian kreditnya merupakan persetujuan informal antara
penjual dan pembeli yang didukung oleh dokumen-dokumen perusahaan yaitu faktur dan
kontrak-kontrak penyerahan.
2. Piutang Wesel (Notes Receivables) Pengertian piutang wesel adalah piutang atau tagihan yang
timbul dari penjualan barang atau jasa secara tertulis, disertai dengan janji tertulis. Piutang wesel
mempunyai kekuatan hukum yang lebih mengikat karena disertai janji tertulis berupa surat wesel
atau surat promes. Surat wesel dan surat promes adalah istilah untuk perjanjian tertulis dalam
jual beli barang atau jasa secara kredit. Surat wesel adalah surat perintah yang dibuat oleh
kreditur yang ditujukan kepada debitur untuk membayar sejumlah uang tertentu pada tanggal
tertentu sebagaimana disebutkan dalam surat wesel tersebut.
3. Piutang bukan Dagang / Piutang Lain-lain (Others Receivables) Piutang bukan dagang ini
meliputi seluruh tipe piutang lainnya dan mempunyai beberapa transaksi. Piutang bukan dagang
umumnya didukung dengan persetujuan-persetujuan formal dan secara tertulis. Piutang bukan
dagang harus diikhtisarkan dalam perkiraan-perkiraan yang berjudul sesuai dan dilaporkan
secara terpisah dalam laporan keuangan.
Piutang disusun dalam laporan keuangan dimana kondisi keuangan suatu perusahaan
sangat menentukan kelancaran kegiatan pembiayaan dari perusahaan tersebut dan mengukur
kinerja perusahaan. Untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan dapat dilihat dari laporan
keuangan perusahaan setiap periodenya.
5.3 Pengelolaan Piutang
Piutang merupakan asset yang cukup material. Oleh karena itu diperlukan manajemen
pengelolaan piutang yang efektif dan efisien agar jumlah dana yang diinvestasikan dalam piutang
sesuai dengan tingkat kemampuan perusahaan sehingga tidak mengganggu aliran kas.
Kebijakan pengelolaan piutang meliputi pengambilan keputusan-keputusan sebagai
berikut:
1. Standar kredit
Standar kredit adalah kualitas minimal kelayakan kredit seorang pemohon kredit yang dapat
diterima oleh perusahaan. Dengan adanya standar tersebut, perusahaan dapat meningkatkan
penjualannya melalui penjualan secara kredit namun tidak menimbulkan resiko piutang tak
tertagih yang berlebihan.
19
Perusahaan harus menentukan standar kredit yang tepat, yang lebih besar manfaat yang akan
diperoleh bagi perusahaan daripada biaya akan dikeluarkan perusahaan dengan adanya standar
tersebut.
2. Syarat kredit Suatu syarat kredit menetapkan adanya periode di mana kredit diberikan dan
potongan tunai (bila ada) untuk pembayaran yang lebih awal.
Faktor yang mempengaruhi syarat kredit adalah:
Ø Sifat ekonomik produk,
Ø Kondisi penjual,
Ø Kondisi pembeli,
Ø Periode kredit,
Ø Potongan tunai dan
Ø Tingkat bunga bebas risiko (tingkat bunga bank).
5.4 Kebijakan Kredit Dan Pengumpulan Piutang
Kebijakan kredit merupakan kebijakan internal yang bisa dikendalikan oleh manajer
keuangan. Kebijakan pemberian kredit merupakan trade-off antara tambahan keuntungan
penjualan dan tambhan biaya. Tambahan biaya berasal dari jangka waktu kredit, potongan kas
yang ditawarkan, dan kualitas langganan yang akan terlihat dari piutang yang tidak dibayar.
a. Analisis Kuantitatif Manfaat dan Biaya
Marjin kontribusi dipakai untuk perhitungan tambahan keuntungan dan biaya. Tambahan
biaya bersumber dari biaya investasi pada piutang. Marjin kontribusi dihitung sebagai berikut
ini: [ (harga – biaya variable) / harga ] × 100%
b. Analisis Kualitatif Kebijakan Kredit
Manajer keuangan harus mencari informasi yang bisa dipakai untuk menentukan apakah
seseorang atau perusahaan pantas menerima kredit. Informasi tersebut bisa diperoleh dari
beberapa sumber:
1. Laporan keuangan. Laporan tersebut bisa dipakai untuk mengidentifikasi kemampuan
ekonomis (kemampuan menghasilkan kas) dan juga stabilitas aliran kas yang dihasilkan.
2. Bank. Bank biasanya menyimpan informasi mengenai pelanggannya.
3. Asosiasi Perdagangan. Banyak asosiasi perdagangan yang mempunyai informasi yang lebih
lengkap mengenai perusahaan yang menjadi anggotanya.
4. Pengalaman Perusahaan.
20
5. Informasi lainnya. Perusahaan bisa memperoleh informasi melalui laporan credit rating.
Setelah informasi dikumpulkan, manajer keuangan bisa melakukan analisis.
Manajer bisa menggunakan pendekatan tradisional yang lebih subyektif seperti yang
disebut sebagai 5C:
1. Character. Karakter berarti sejauh mana kemauan calon penerima membayar hutang-
hutangnya. Karakter tidak memperhitungkan kemampuan ekonomis, tetapi niat baik.
2. Capacity. Kapasitas melihat sejauh mana kemampuan keuangan perusahaan atau individu.
Kapasitas melihat kemampuan ekonomis seseorang atau perusahaan.
3. Capital. Capital melihat sejauh mana modal yang dimiliki oleh seseorang atau perusahaan.
Pihak dengan modal yang baik mempunyai kemampuan melunasi hutang yang lebih baik, cateris
paribus.
4. Collateral. Perusahaan atau pihak yang memberikan jaminan dengan aset tertentu, akan
berisiko semakin kecil.
5. Conditions. Kondisi ekonomi akan menentukan kemampuan perusahaan melunasi hutangnya.
c. Analisis Skoring (Pemberian Skor) dalam Analisis Kredit
Perusahaan kartu kredit barangkali mempunyai model tertentu (seperti model credit
scoring) untuk menganalisis calon penerima kartu kredit. Model tersebut barangkali merupakan
model dengan tehnik statistik diskriminan seperti berikut ini.
Y = 0.23 + 0.2 (Usia) + 0.003 (Pendapatan) + 500 (Kepemilikan rumah)
Kepemilikan rumah merupakan variabel dummy, yang bernilai 1 jika memiliki rumah,
dan 0 jika tidak.
Untuk calon penerima kredit yang merupakan perusahaan,
model semacam itu bisa dimodifikasi, misal sebagai berikut ini.
Y = 5 (Coverage biaya tetap) + 20 (Rasio quick) + 1.5 (Usia perusahaan)
Kemudian perusahaan mempunyai pengelompokkan kelas risiko sebagai berikut ini.
Kelas risiko rendah jika skor di atas 50, kelas risiko menengah jika skor di antara 25 dan 50, dan
kelas risiko tinggi jika skor di bawah 25.
21
5.5 Prinsip Dasar Pengelolaan Persediaan
Persediaan merupakan salah satu daerah keputusan yang paling riskan dalam manajemen
logistik. Komitmen terhadap segolongan persediaan tertentu dan selanjutnya alokasinya ke pasar
untuk menghadapi penjualan dimasa depan, merupakan pusat dari operasi logistik. Tanpa
penggolongan yang tepat dari persediaan, maka masalah-masalah pemasaran yang serius dapat
timbul dalam usaha meningkatkan penghasilan dan memelihara hubungan dengan nasabah.
Perencanaan persediaan juga sangat menentukan bagi operasi pembuatan (manufacturing
operation).
Kekurangan bahan mentah dapat menghentikan produksi atau merubah jadwal produksi,
yang pada gilirannya akan meningkatkan ongkos dan kemungkinan akan menyebabkan
kekurangan produk jadi. Seperti halnya kekurangan itu dapat mengganggu rencana pemasaran
dan operasi-pembuatan (manufacturing), kelebihan persediaanpun juga dapat pula menimbulkan
masalah. Kelebihan persediaan akan meningkatkan biaya dan menurunkan
laba (profitability) melalui meningkatnya biaya pergudangan, keterikatan modal,
kerusakan (deterioration), premi asuransi yang berlebihan, meningkatnya pajak, dan bahkan
kekunoan (obsolescence).
Manajemen persediaan berusaha mencapai keseimbangan diantara kekurangan dan
kelebihan persediaan dalam suatu periode perencanaan yang mengandung resiko dan
ketidakpastian. Perencanaan strategis membutuhkan banyak komitmen modal dan sumber-daya
manajerial. Rencana strategis itu menentukan struktur dimana rencana operasional dan rencana
taktis dituangkan.
Jadi, rencana strategis itu merupakan seperangkat tonggak penunjuk
jalan(guideposts) untuk tipe-tipe perencanaan lainnya. Jadi dapat kita simpulkan bahwa dari
Strategi Manajemen Persediaan adalah :”Proses pengelolaan yang strategis terhadap pemindahan
dan penyimpanan barang, suku cadang dan barang-jadi dari para suplaier, di antara fasilitas-
fasilitas perusahaan dan kepada para pelanggan.”
a. Prinsip - Prinsip Manajemen Persediaan
Prinsip-prinsip manajemen persediaan terdiri dari beberapa bagian yang terdiri dari :
1. Fungsi Persediaan
Fungsi dasar dari persediaan secara sederhana dapat dinyatakan dengan:
Ø Meningkatkan laba (profitability), melalui bantuan pembuatan dan pemasaran.
22
Ø Konsep yang ideal dari persediaan, konsep ini terdiri dari pembuatan suatu produk yang sesuai
dengan sfesifikasi nasabah.
Persediaan merupakan bidang sangat penting dari penyebaran aktiva yang dibutuhkan
untuk memberikan pengembaliaan yang minimum atas investasi modal. Pada umumnya,
kebanyakan perusahaan mengadakan persediaan yang lebih besar dari kebutuhan pokoknya.
Generelasi ini akan lebih dapat di pahami melalui pemeriksaan yang seksama terhadap 4 fungsi
pokok yang mendasari manajemen persediaan diantaranya:
a) Spesialisasi Wilayah, Salah satu fungsi persediaan adalah memungkinkan spesialisasi wilayah
dari unit-unit operasi individual. Oleh karena factor-faktor seperti tenaga listrik, bahan mentah,
air, dan buruh maka lokasi yang ekonomis untuk pembuatan(manufacturing) sering kali sangat
jauh dari wilayah permintaan (areas of demand). Dengan pemisahan wilayah, masing-masing
komponen ini dapat diprodusir secara ekonomis dan efisisen.
b) Fungsi pemisahan wilayah juga berkaitan dengan penghimpunan golongan dalam distribusi
fisik barang-barang jadi. Barang-barang pabrik dari berbagai lokasi dihimpun di suatu gudang
tunggal, dengan maksud dapat menawarkan kepada nasabah suatu pengiriman tunggal dari
gabungan produk-produk itu.Inilah contoh terpenting pemisahan wilayah dan distribusi terpadu
yang dimungkinkan oleh persediaan.
c) Decoupling, Fungsi kedua dari persediaan adalah memberikan efisiensi maksimum pada
operasi dalam suatu fasilitas (decoupling). Penumpukan persediaan barang-sedang-dikerjakan
(work in proces) dalam kompleks pembuatan akan memungkinkan penghematan maksimum
dalam produksi tanpa terhentinya pekerjaan.
Fungsi decoupling ini memungkinkan masing-masing produk dibuat dan didistibusikan dalam
ukuran yang ekonomis (economical lot sozes). Dilihat dari segi pemasaran, decoupling
memungkinkan produk dapat dibuat pada waktu akan dijual sebagai suatu
golongan (assortment). Jadi, decoupling itu cendrung menunjang operasi perusahaan. Perbadaan
decoupling dengan spesialisasi wilayah adalah dalam hal decoupling ini meningkatkan efisiensi
operasi pada satu lokasi tunggal, sedangkan spesialisasi wilayah meliputi banyak lokasi.
d) Penyeimbangan Penawaran dengan Permintaan, Fungsi ketiga dari persediaan adalah
penyeimbangan, yang memperhatikan jarak waktu antara konsumsi dengan
pembuatan(manufacturing). Persediaan penyeimbang ini adalah untuk menyesuaikan penyediaan
suplai dengan permintaan.
23
e) Persediaan Pengaman, Fungsi persediaan pengaman atau persediaan penyangga (buffer stock)
adalah menyangkut perubahan jangka pendek, baik dalam permintaan maupun dalam pengisian
kembali (replenishment).
Kebutuhan akan persedian akan pengaman adalah disebabkan oleh ketidak pastian mengenai
penjualan dimasa depan dan pengisian kembali persediaan. Jika ketidak pastian itu mengenai
berapa banyak suatu produk akan terjual, maka perlulah untuk memilihara posisi persediaan.
Empat fungsi persedian adalah spesialisasi wilayah, decoupling, penyeimbangan
penyediaan dengan penawaran, dan persedian pengaman. Fungsi – fungsi ini menentukan
besarnya investasi persedian yang perlu untuk suatu system tertentu untuk tercapainya suatu
tujuan manjemen. Pada tingkat minimum, persediaan yang di investasikan untuk mencapai
spesialisasi wilayah dan decoupling, hanya dapat berubah dengan merubah pola lokasi fasilitas
dan proses operasional dari perusahaan itu.
Level minimum dari persedaian yang dibutuhkan untuk menyeimbangkan penawaran
dengan permintaan, menunjukan sulitnya tugas menaksir kebutuhan – kebutuhan musiman.
Dengan pengalaman beberapa kali periode musiman, maka persedian yang dibutuhkan untuk
mencapai penjualam yang marjinal selama periode tinggi permintaan, dapat diproyeksikan
dengan cukup baik. Suatu rencana persediaan musiman dapat dirumuskan berdasarkan
pengalaman ini.
6. Sistem Pengawasan Persediaan
Persediaan adalah suatu aktivita yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan
maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha yang normal atau persediaan barang-barang yang
masih dalam pengerjaan/proses produksi, ataupun persediaan barang baku yang menunggu
penggunaannya dalam suatu proses produksi.
a. Jenis-jenis Persediaan
Ada beberapa jenis persediaan, antara lain :
1. Batch Stock / Lost Size Inventory yaitu persediaan yang diadakan karena kita membeli atau
membuat bahan-bahan barang-barang dalam jumlah yang lebih besar daripada jumlah yang
dibutuhkan pada saat itu juga. Keuntungan yang dapat diperoleh dari Batch Stock / Lost Size
Inventory antara lain :
a) memperoleh potongan pada harga pembelian
b) memperoleh efisiensi produksi
24
c) adanya penghematan didalam biaya pengangkutan
2. Fluctuation Stock adalah persediaan yang diadakan untuk menghadapi fluktuasi permintaan
konsumen yang tidak dapat diramalkan.
3. Anticipation Stock yaitu persediaan yang diadakan untuk menghadapai flukuasi permintaan
yang dapay diramalkan, berdasarkan pada musiman yang terjadi dalam satu tahun dan untuk
menghadapi penggunaan atau penjualan permintaan meningkat.
Adanya persediaan dapat menimbulkan biaya-biaya yang terjadi dari persediaan tersebut ,
antara lain :
1. Biaya pemesanan (ordering costs)
2. Biaya yang terjadi dari adanya persediaan (inventory carrying costs)
3. Biaya kekurangan persediaaan (out of stock costs)
4. Biaya yang berhubungan dengan kapasitas (capacity associated costs)
Cara-Cara penetuan jumlah persediaan, Ada 2 sistem yang umum dikenal dalam menentuan
jumlah persediaan akhir suatu periode yaitu :
1. Periode System yaitu setiap akhir periode dilakukan perhitungan secara fisik dalam
menentukan jumlah persediaan akhir.
2. Perpetual System / Book Inventories yaitu dalam hal ini dibina catatan administrasi persediaan.
setiap mutasi dari persediaan sebagai akibat dari pembelian ataupun penjualan dicatat atau dilihat
dalam kartu administrasi persediaannya.
b. Metode penilaian persediaan
Ada beberapa cara yang dapat di gunakan dalam penilaian persediaan yaitu :
1. First In, First Out (FIFO Method), cara ini didasarkan atas asumsi bahwa harga barang yang
sudah terjual dinilai menurut harga pemelian barang yang terdahulu masuk.
2. Cara rata-rata tertimbang (weight average method), cara ini didasarkan atas harga rata-rata
dimana harga tersebut dipengaruhi oleh jumlah yang diperoleh pada masing-masing harga.
3. Last In, Firs Out (LIFO Method), cara ini didasarkan atas asumsi bahwa barang yang telah
terjual dinilai menurut harga pembelian yang terakhir masuk. Sehingga persediaan yang masih
ada /stock, dinilai berdasarkan harga pembelian barang yang terdahulu.
c. Perbandingan atas hasil penilaian
25
Bila mana keadaan harga stabil , maka semua cara penilaian menghasilkan angka yang
sama . Akan tetapi bila fluktuasi harga tidak stabil (nail turun) maka masing-masing cara akan
menghasilkan angka yang berbeda, pada saat harga meningkat:
1. Metode FIFO meunjukkan :
a) Nilai persediaan akhir yang tinggi
b) harga pokok barang yang terjual yang rendah
c) Profit yang lebih besar
2. Metode LIFO menunjukkan :
a) Nilai persediaan akhir yang rendah
b) Harga pokok barang yang terjual tinggi
c) Profit yang rendah
d. Pengawasan Persediaan
Fungsi – fungsi utama dari pengawasan persediaan yang efektif adalah :
1. Memperoleh bahan-bahan yaitu menetapkan prosedur untuk memperoleh suatu suplai yang
cukup dari bahan-bahan yang dibutuhkan baik kualitas maupun kuantitas
2. Menyimpan dan memelihara bahan-bahan dalam persediaan , yaitu mengadakan suatu system
penyimpanan untuk memelihara dan melindungi bahan-bahan yang dimasukkan ke dalam
persediaan.
3. Pengeluaran bahan-bahan dengan tepat pada saat serta tempat dimana dibutuhkan
4. Meminimalisasi investasi dalam bentuk bahan atau barang (mempertahankan persediaan dalam
jumlah yang optimum setiap waktu)/
Adapun tujuan pengawasan persedian sebagai berikut :
1. Menjaga jamham sampai perusahaan kehabisan persediaan sehingga dapat mengakibatkan
terhentinya kegiatan produksi
2. Menjaga supaya pembentukan persediaan oleh perusahaan tidak terlalu besar atau kelebihan,
sehingga biaya-biaya yang timbul dari persediaan tidak terlalu besar
3. Menjaga agar pembelian secara kecil-kecilan dapat dihindari karena ini akan berakibat biaya
pemesanan menjadi besar.
26
e. Organisasi Pengawasan Persediaan Dalam Perusahaan Pabrik
Dilihat dari proses produksinya, maka organisasi pengawasan persediaan dapat diatur
sebagai berikut :
1. pada perusahaan pabrik dengan proses terus menerus, pengawsan persediaan biasanya
merupakan sebagian dari pengawasan produksi, karena perlunya dipertahankan arus bahan-bahan
yang dibutuhkan untuk operasi yang lancer dan efisien dari kegiatan produksi
2. pada perusahaan pabrik dengan proses terputus-putus, keperluan akan kelancaran arus bahan-
bahan tidak begitu penting dan dalam hal pengawasan persediaan dapat menjadi tanggungjawab
dari manajer pabrik, pimpinan produksi, kepala bagian pembelian atau pejabat-pejabat setingkat
yang tergantung dari besar kecilnya perusahaan dan organisasinya.
Kesimpulan
Piutang (accounts receivable) adalah tagihan kepada pihak lain dimasa yang akan datang
karena terjadinya transaksi dimasa lalu. Dan Persediaan atau inventory adalah salah satu elemen
utama dari modal kerja yang etrus menerus mengalami perubahan. Faktor-faktor yang
mempengaruhi jumlah investasi dalam piutang yaitu: Volume penjualan kredit, Syarat
pembayaran penjualan kredit, Ketentuan pembatasan kredit, Kebijakan dalam penagihan piutang,
Kebiasaan pembayaran pelanggan.
Dalam memperbesar volume penjualan, banyak perusahaan melakukan transaksi
penjualan secara kredit disamping penjualan secara tunai. Ini akan menimbulkan piutang bagi
perusahaan yang melakukan penjualan tersebut. Piutang yang diberikan kepada pelanggan
diharapkan dapat tertagih pada waktu jatuh tempo. Tetapi, ada kalanya piutang tidak dapat
ditagih kembali. Dan perusahaan menilai resiko kredit atas dasar kriteria sebagai berikut :
Character, Capacity, Capital, Collateral dan Condition. Dalam Pencegahan resiko kredit dapat
pula dilakukan dengan cara sebagai berikut : Mencari informasi tentang mental/kepribadian,
Mencari informasi tentang kemampuan keuangan, Mencari informasi tentang jalannya
perusahaan, Menetapkan kebijakan setahap demi setahap, Membatasi jumlah piutang, Meminta
barang jaminan dan Seleksi terhadap verkooper atau agen.
27
VI. PEMBIAYAAN JANGKA PENDEK
6.1 Pengertian Pembiyaan Jangka Pendek
Pembiayaan jangka pendek merupakan pengelolaan aktiva lancar (kas, surat berharga,
piutang, persediaan) dan pasiva lancar perusahaan (hutang dagang, wesel bayar, kewajiban
yang masih harus dibayar) untuk mencapai keseimbangan antara laba dan risiko agar memberi
kontribusi nilai positif terhadap nilai perusahaan. Misalnya Aktiva lancar dalam jumlah besar
berakibat pada peningkatan risiko tidak dapat membayar pada saat jatuh tempo. Merupakan
hutang dengan jangka waktu 1 tahun atau kurang yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan
musiman dan aktiva lancar. Pembiayaan spontan (spontaneous financing) adalah pembiayaan
yang diperoleh dari operasi normal perusahaan dengan dua sumber pembiayaan meliputi
hutang dagang (account payable) dan kewajiban yang masih harus dibayar (accruals hutang
akibat jasa yang diterima yang pembayarannya belum dilakukan). Account payable dan
Accruals merupakan unsecured short-term financing, yaitu sumber pembiayaan jangka pendek
yang diperoleh tanpa menjaminkan aktiva tertentu sebagai agunan.
Pengertian Manajemen Keuangan Jangka Pendek (Short-Term financial management)
Merupakan pengelolaan aktiva lancar (kas, surat berharga, piutang, persediaan) dan
pasiva lancar perusahaan (hutang dagang, wesel bayar, kewajiban yang masih harus dibayar)
untuk mencapai keseimbangan antara laba dan risiko agar memberi kontribusi nilai positif
terhadap nilai perusahaan. Misalnya Aktiva lancar dalam jumlah besar berakibat pada
peningkatan risiko tidak dapat membayar pada saat jatuh tempo.
6.2 Pembiayaan Jangka Pendek (Short-Term Financing)
Merupakan hutang dengan jangka waktu 1 tahun atau kurang yang digunakan untuk
memenuhi kebutuhan musiman dan aktiva lancar. Pembiayaan spontan (spontaneous
financing) adalah pembiayaan yang diperoleh dari operasi normal perusahaan dengan dua
sumber pembiayaan meliputi hutang dagang (account payable) dan kewajiban yang masih
harus dibayar (accruals hutang akibat jasa yang diterima yang pembayarannya belum
dilakukan). Account payable dan Accruals merupakan unsecured short-term financing, yaitu
28
sumber pembiayaan jangka pendek yang diperoleh tanpa menjaminkan aktiva tertentu sebagai
agunan.
6.3 Tipe Pendanaan Jangka Pendek
1. Pendanaan Spontan adalah jenis pendanaan yang berubah secara otomatis dengan berubahnya
tingkat kegiatan perusahaan (misal dilihat dari penjualan perusahaan). Contoh : utang dagang
dan utang akrual.
2. Pendanaan Tidak Spontan adalah jenis pendanaan yang tidak berubah secara otomatis dengan
berubahnya tingkat kegiatan perusahaan. Contoh :utang yang diperoleh dari bank.
6.4 Pendanaan Spontan
Jenis pendanaan ini memiliki karakter jika aktifitas persahaan berubah maka sumber
pendanaanpun ikut berubah secara otomatis. Beberapa bentuk sumber dana spontan antara lain :
utang dagang rekening-rekening akrual (misalnya pembayaran upah atau gaji atau pembayaran
pajak). Utang dagang timbul karena perusahaan membeli pasokan dari supplier dengan kredit,
sedang utang pajak terjadi karena pajak dibayar setiap tanggal tertentu dalam satu tahunnya.
Rerata utang dagang = Nilai Utang / PerputaranUtangPerputaran utang dalam satu tahun =
Periode Waktu / Jangka Waktu Kredit.
Pendanaan Spontan
1.JenisPendanaanSpontanJenis pendanaan ini mengikuti kegiatan perusahaan. Ada beberapa
contoh jenis pendanaan yang spontan: hutang dagang dan rekening-rekening akrual. Hutang
dagang timbul karena perusahaan membeli pasokan dari supplier dengan kredit.
2.MengevaluasiTawaranPotonganKasPotongan kas bisa dilakukan oleh perusahaan yang
memberikan penjualan kredit(kreditor). Tujuan potongan tersebut adalah agar debitur melunasi
hutangnya lebih cepat. Biaya ditanggung oleh kreditor. Tetapi jika ada tawaran potongan kas dan
perusahaan (debitur) tidak memanfaatkannya, maka ada biaya kesempatan (opportunity cost)
yang hilang.Contoh :
Perusahaan ditawari term kredit: 2/10 n/30 Term ini berarti, jika perusahaan melunasi utang
dagang pada hari ke-10 atau sebelumnya maka akan mendapat potongan sebesar 2% Utang
dagang tersebut akan jatuh tempo dalam waktu 30 hari.Apakah perusahaan menerima tawaran
tersebut?
Biaya bunga efektif dari tawaran tersebut bisa dihitung sebagai berikut ini (satu
29
tahundiasumsikan360hari).2360kd = —– × —— = 36,7%
9820
Perhitungandiatasmenggunakantingkatbungasederhana(tidak memasukkan efek
penggandaan).Jika kita ingin memasukkan efek penggandaan, kita bisa menghitung
sebagaiberikutini 2kd = ( 1 + —–) 360 / (30-10) –1 = 43,86%
98
6.5 Pendanaan Tidak Spontan
Jenis pendanaan ini memiliki karakter bahwa untuk memperoleh, menambah maupun
mengurangi dana, perusahaan membutuhkan waktu untuk negosiasi atau perundingan secara
formal. Beberapa bentuk sumber dana tidak spontan antara lain :
1. Commersial Paper. Merupakan surat utang jangka pendek (jangka waktu 30-90) hari tanpa
jaminan yang dikeluarkan perusahaan besar dan dijual langsung ke investor. Biasannya hanya
perusahaan besar yang bisa mengeluarkan commersial paper.
2. Pinjaman Kredit. Berasal dari lembaga keuangan dan lembaga keuangan non bank. Pinjaman
dari bank ada 2 jenis : (a) Kredit Transaksi, yaitu kredit yang ditujukan untuk tujuan spesifik
tertentu. (b) Kredit Lini, dengan pinjaman ini, peminjam bisa meminjam sampai jumlah
maksimum tertentu, yang menjadi plafon (batas atas pinjaman)
3. Factoring atau anjak piutang berarti menjual piutang dagang. Dari segi perusahaan yang
mempunyai piutang, factoring memunyai manfaat karena perusahaan tidak perlu menunggu
sampai piutang jatuh tempo untuk memperoleh kas. Piutang juga memperoleh manfaat karena
factoring merupakan alternative investasi.
4. Menjaminkan Piutang. Alternatif lain dari menjual piutang adalah menggunakan piutang
sebagai jaminan untuk memperoleh pinjaman. Dengan alternatif ini, kepemilikan piutang masih
ada di tangan perusahaan. Jika pinjaman tidak terbayar, piutang yang dijadikan jaminan bisa
digunakan untuk melunasi pinjaman.
5. Menjaminkan Barang Dagangan (Persediaan). Perusahaan bisa menjaminkan barang dagangan
untuk memperoleh pinjaman. Prosedur yang dipakau akan sama dengan penjaminan piutang.
Pemberi jaminan akan mengevaluasi nilai persediaan, kemudian akan memberikan pinjaman
dalam presetase tertentu dari nilai persediaan yang dijaminkan.
6. Akseptasi Bank
7. Report
30
6.6 Evaluasi Sumber Pendanaan Jangka Pendek
Untuk menentukan sumber pendanaan jangka pendek manajer keuangan bisa
mengevaluasi dengan menggunakan kerangka :
• Strategi pendanaan secara keseluruhan
• Biaya
• Kerersediaan
• Fleksibilitas
6.7 Sumber-Sumber Pinjaman Jangka Pendek Tanpa Jaminan
Termasuk dalam kategori pinjaman jangka pendek yang diperoleh dalam usaha biasanya terdiri
dari bank loan dan commercial papers.
Pinjaman Bank (bank loans).
Bank sebagai sumber utama pendanaan yang dapat memberikan pinjaman jangka pendek tanpa
jaminan untuk usaha. Pinjaman bank merupakan short-term, self- liquidating loan yaitu pinjaman
jangka pendek tanpa jaminan yang digunakan untuk membiayai piutang dan persediaan pada saat
kebutuhan modal meningkat secara musiman, diharapkan piutang dan persediaan dapat menjadi
kas secara cepat (likuid) sehingga dana yang dibutuhkan untuk membayar pinjaman dapat
diperoleh dengan sendirinya.
Perhitungan Tingkat Bunga Pinjaman (loan interest rates)
Secara umum, terdapat tiga metoda perhitungan tingkat bunga:
a. Collect basis
Contoh: kredit yang diterima Rp. 100 juta. Tingkat bunga 15%. Pada akhir tahun debitur
membayar bunga Rp. 15 juta (plus Rp. 100 juta pokok pinjaman). Dengan demikian, tingkat
bunga efektifnya:
(Rp. 15 juta / Rp. 100 juta) x 100% = 15%.
b. Discount basis
Contoh: apabila debitur hanya menerima Rp. 85 juta pada awal tahun (karena bunganya diminta
terlebih dahulu) dan membayar Rp. 100 juta pada akhir tahun, maka tingkat bunga efektifnya
adalah:
(Rp. 15 juta / Rp. 85 juta) x 100% = 17.65%
31
c. Add-on basis
Contoh: apabila digunakan add-on basis, maka perusahaan diminta membayar secara angsuran
(misalnya per bulan), maka pembayaran per bulan sebesar:
{Rp. 100 juta (1.15) / 12} = Rp. 9.583.000,-.
Dengan demikian, tingkat bunga per bulan dapat dihitung dengan menggunakan konsep time
value of money:
12 9.583.000
100.000.000 = Σ
t = 1 (1 + i) 12
dengan cara trial and error, akan diperoleh i (tingkat bunga sekitar 2,2% per bulan. Dengan
demikian, tingkat bunga per tahun sekitar:
(1 + 0.022)12 – 1 = 29,84%
Dasar pembagian tingkat bunga pinjaman adalah :
1. Prime rate of interest
Bunga terendah yang dibebankan oleh bank nasional atau bank komersil dengan reputasi terbaik
kepada debitur korporasi dengan credit rating yang tinggi.
2. Fixed rate loan
Suku bunga kredit yang ditetapkan sebesar prime rate of interest setelah ditambah spread
(margin) dan berlaku tetap sampai dengan tanggal jatuh tempo kredit.
3. Floating-rate loan
Suku bunga kredit yang ditetapkan sebesar prime rate of interest setelah ditambah spread
(margin) dan berlaku mengambang (bisa berubah-ubah) meskipun kredit belum jatuh tempo.
Contoh:
Jumlah kredit $ 10,000
Bunga 1 tahun $ 1,000
Berapa effective annual rate:
Apabila bunga dibayarkan setelah tanggal jatuh tempo? ($1,000 / $10,000) x 100% = 10,0%.
Apabila bunga dibayarkan di depan (pada saat penerimaan pinjaman)?
{$1,000 / ($10,000 – $1,000) x 100%} = 11,1%
Secara umum, terdapat tiga bentuk pinjaman jangka pendek tanpa jaminan yang banyak
32
diaplikasikan, yaitu:
1. Single payment notes
Kredit jangka pendek bersifat akad kredit berlaku untuk sekali dan kredit harus lunas pada saat
jatuh tempo.
2. Compensating balances
Jumlah saldo yang harus dipelihara oleh debitur dengan jumlah misalnya 10% sampai 20% dari
jumlah limit kredit sebagai cadangan pembebanan bunga atau biaya administrasi kredit lainnya.
Contoh:
Limit kredit $1,000,000
Suku bunga 10% per tahun atau 10% x $1,000,000 = $100,000 per tahun.
Compensating balances 20% atau $200,000
Akan tetapi, the effective annual rate of the funds sebenarnya adalah: ($100,000/$800,000) x
100% = 12.50% (bukan 10%)
3. Annual clean-up
Untuk meyakinkan bahwa kredit yang dipinjam untuk pembiayaan sesuai perjanjian, bank sering
meminta adanya “annual cleanup”, yaitu Rekening Pinjaman bersaldo “nihil” pada hari-hari
tertentu pada tahun masih berlakunya masa pinjaman, hal ini dimaksudkan untuk menghindari
adanya penyalahgunaan tujuan kredit, misalnya kredit berjangka pendek digunakan untuk kredit
jangka panjang.
6.8 Surat Berharga (Commercial paper)
Merupakan salah satu bentuk pembiayaan jangka pendek yang terdiri dari promes tanpa jaminan
yang dikeluarkan oleh perusahaan yang memiliki standar kredit yang tinggi. Umumnya hanya
perusahaan-perusahaan besar saja dengan kondisi keuangan dan reputasi yang baik yang dapat
menerbitkan commercial paper.
Keuntungan menggunakan commercial paper:
Rendahnya tingkat bunga CP dibandingkan tingkat bunga pinjaman bank. Tidak diperlukan
adanya agunan khususuntuk CP yang diterbitkan perusahaan penerbit. Akan tetapi ada lini kredit
dengan jumlah nominal sama dengan CP yang diterbitkan untuk menjamin bila CP yang
diterbitkan tidak laku dijual atau untuk menjamin pembayaran CP bila telah jatuh tempo.CP
mendatangkan sejumlah besar dana jangka pendek dalam tiap penerbitannya.
33
CP juga meningkatkan nama baik dan prestasi perusahaan penerbitkarena opini umum yang
berlaku bahwa hanya perusahaan dengan kredibilitas tinggi saja yang dapat menerbitkan dan
menjual CP di pasaran. Perusahaan penerbit akan lebih mudah memperoleh pinjaman lain dari
bank komersial di masa yang akan datang.
CP dapat bertindak sebagai “jembatan” antara satu pinjaman bank dengan yang lainnya,
sehingga kebutuhan dana yang muncul pada selang waktu antara dua pinjaman bank dapat
ditutupi dengan dana dari
penjualan CP.
Keterbatasan commercial paper
Sifat CP sulit diramalkan perkembangannya dibandingkan dengan pinjaman bank, sehingga
sering mengakibatkan CP memiliki kadar risiko yang lebih tinggi. Dengan demikian, beberapa
keterbatasan penerbitan CP adalah sebagai berikut:
Masih ada kemungkinan CP tidak laku dijual sedangkan pinjaman bank sudah pasti akan
diterima pada periode tertentu. Dengan demikian, bila CP tidak laku ada kemungkinan dana yang
diperlukan tidak tersedia pada periode yang telah direncanakan.
Bila perusahaan penerbit mengalami kesulitan keuangan saat CP jatuh tempo sehingga tidak
mampu membayar kembali CP tersebut, sulit meminta waktu penundaan pembayaran pada para
investornya.
Perusahaan kecil dengan kredibilitas tinggi dalam masalah kreditnya, tidak dapat ikut
menerbitkan CP sebagai sumber dana jangka
pendeknya.
Perhitungan bunga efektif commercial paper
Tingkat suku bunga efektif commercial paper ditentukan oleh berapa besar discount yang
diberikan dan lamanya jatuh tempo, penjualan commercial paper dapat dilakukan dengan
perhitungan discount dari nilai par (par value atau face value) dan bunga sebenarnya yang
diperoleh pembeli ditentukan dengan perhitungan tertentu.
Contoh: PT Venus menerbitkan commercial paper seharga Rp. 3.000.000,- yang akan jatuh
tempo dalam waktu 90 hari dan menjual dengan harga Rp. 2.940.000, untuk investasi sebesar
Rp. 2.940.000, dengan pokok Rp. 2.940.000, : Rp.2.940.000,-) = 2,04% untuk 90 hari. Bila
diasumsikan commercial paper diperpanjang setiap 90 hari sepanjang tahun, maka tingkat bunga
efektif untuk commercial paper dengan persamaan:
34
k
EAR = ( 1 + )n – 1 adalah sebesar (1 + 2,04%)4 – 1 = 8,41%
m
di mana: EAR = tingkat bunga efektif (effective annual rate)
k = tingkat bunga nominal
m = compounding frequency (frekuensi pemajemukan)
Contoh di atas menunjukkan bahwa m = 4 diperoleh dari informasi bahwa commercial paper
jatuh tempo setelah 90 hari di mana asumsi
1 tahun = 360 hari, dengan demikian m = 360/90 = 4.
6.9 Perencanaan keuangan jangka pendek
Merupakan salah satu cara melakukan persiapan finansial di masa dapan untuk kebutuhan
jangka pendek, seperti misalnya untuk ber- investasi jangka pendek dan biaya sekolah anak.
Perencanaan keuangan jangka pendek ini perlu dilakukan sejak kita mulai mendapatkan
penghasilan sendiri dan manfaat yang kita peroleh tentu tidak membutuhkan waktu yang lama.
Banyak orang yang memilih jalur asuransi sebagai perencanaan keuangan jangka
panjang. Dengan mengikuti polis asuransi mereka hanya perlu membayar iuran premi bulanan
untuk menjamin kerugian yang mungkin mereka alami di masa depan seperti misalnya kerugian
jiwa, kesehatan, masa tua, investasi dan sebagainya. Dalam asuransi ini terdapat dua pihak yaitu
pihak penanggung ( pihak asuransi ) dan pihak tertanggung ( pihak yang nasabah asuransi ).
Untuk menghitung berapa besar risiko yang mungkin diterima oleh pihak penanggung, maka
perlu memainkan ilmu aktuaria untuk melindungi risiko dan memperkirakan klaim di kemudian
hari dengan tepat. Salah satu perencanaan keuangan lain untuk waktu yang relatif sebentar
adalah melakukan investasi jangka pendek atau perencanaan keuangan jangka pendek. Peluang
investasi jangka pendek ada banyak, diantaranya adalah :
1. Tabungan
Dengan menabung di bank, uang bisa dicairkan kapan saja. Kamu tinggal tarik langsung
dari bank atau atm terdekat. Namun bank memiliki kelemahan, karena tingkat bunganya rendah.
2. Deposito
Deposito sedikit berbeda dengan tabungan karena tabungan bisa diambil kapan saja,
sementara deposito bisa diambil namun dengan jangka waktu tertentu alias ada jatuh tempo nya.
35
Misalkan kamu mengambil deposito 3 bulan, maka uang kamu harus tersimpan di Bank selama 3
bulan, baru bisa diambil. Jika mengambil uang sebelum jatuh tempo, maka dikenakan pinalti.
3. Reksadana
Reksadana jangka pendek salah satunya adalah reksadana yang berkaitan dengan pasar
uang. Pada reksadana ini uang akan dimasukkan dalam obligasi jangka pendek, sertifikat Bank
Indonesia dan Deposito.
4. Saham
Ada saham – saham di pasar modal yang fluktuasi harganya cukup cepat, saham – saham
ini cocok untuk investasi jangka pendek.
5. Emas
Menurut para perencana keuangan, emas layak dipertimbangkan sebagai alternatif
instrumen investasi saat kondisi pasar modal sedang buruk. Karena emas tidak terpengaruh
inflasi, kalau dana sudah dibutuhkan investor bisa menjual emasnya dengan mudah. Sebenarnya,
perbedaaan investasi jangka pendek dan investasi jangka panjang hanya terletak pada waktu dan
likuiditasnya saja.
Penggunaan Informasi Akuntansi Differensial Dalam Perencanaan Laba Jangka
Pendek.
Analisis hubungan biaya – volume – laba merupakan teknik untuk menghitung dampak
perubahan harga jual, volume penjualan, dan biaya terhadap laba, untuk membantu manajemen
dalam perencanaan laba jangka pendek.
Kegunaan Informasi Akuntansi Diferensial salah satunya adalah sebagai alat perencanaan laba
jangka pendek. Perencanaan laba jangka pendek dapat dilakukan dengan melakukan analisis
biaya-volume-laba.
A. Perencanaan Laba Jangka Pendek
Dalam penyusunan anggaran manajemen memerlukan informasi akuntansi untuk
mempertimbangkan berbagai dampak terhadap laba akibat dipilihnya suatu alternatif. Laba
perusahaan dalam jangka pendek dipengaruhi oleh pendapatan (hasil kali volume penjualan
dengan harga jual) biaya variabel, dan biaya tetap. Manajemen memerlukan informasi akuntansi
differensial yang terdiri dari informasi pendapatan differensial dan informasi biaya differensial,
36
untuk mempertimbangkan dampak perubahan volume penjualan, harga jual, dan biaya terhadap
laba perusahaan.
Analisis impas dan biaya – volume – laba merupakan teknik yang menggunakan informasi
akuntansi differensial untuk membantu manajemen dalam perencanaan laba jangka pendek.
Dengan mengetahui dampak terhadap laba, setiap alternatif tindakan yang dipertimbangkan
manajemen akan memiliki dasar yang kuat untuk memilih, sehingga ia akan mampu mengambil
keputusan secara ekonomis rasional.
B. Parameter-parameter perencanaan laba jangka pendek yaitu:
1. Break Even Point (BEP)
· Merupakan kondisi perusahaan dimana perusahaan tidak mengalami keuntungan dan tidak pula
menderita kerugian.
· Artinya perusahaan memiliki pendapatan dan biaya yang sama besarnya
· Dengan kata lain, perusahaan memiliki laba sebesar 0 dan mengalami kerugian sebesar 0
· BEP dapat dihitung dengan cara membagi biaya tetap dengan selisih antara harga dan biaya
variabel (BEP dalam unit) atau dengan contribution margin ratio/CMR (BEP dalam jumlah uang)
2. Margin Of Safety
· Margin of safety merupakan batas aman perusahaan untuk tidak mengalami kerugian atau batas
toleransi penurunan volume penjualan dari target penjualan perusahaan agar perusahaan tidak
mengalami kerugian
· Margin of safety dapat diperoleh dengan menghitung selisih antara target penjualan perusahaan
dengan Break Even Point (BEP)
3. Shutdown Point
· Shutdown point merupakan kondisi dimana perusahaan harus menutup usahanya jika tidak
ingin mengalami kerugian yang lebih besar.
· Shutdown poin dapat dihitung dengan cara membagi biaya tetap tunai perusahaan dengan
selisih antara harga dan biaya variabel perusahaan atau biaya tetap tunai dengan contribution
margin ratio (CMR)
37
4. Degree of Operating Leverage
· Degree of operating leverage digunakan untuk mengetahui dampak perubahan penjualan
terhadap laba bersih perusahaan, yaitu berapa persentase penjualan berakibat terhadap persentase
laba bersih.
· Degree of operating leverage dapat dihitung dengan cara membagi laba kontribusi dengan laba
bersih. Jika degree of operating leverage sebesar 10, maka jika penjualan naik/turun 5% maka
laba bersih akan mengalami penurunan sebesar 10 x 5 = 50%
5. Laba Kontribusi
· Merupakan keuntungan yang diperoleh perusahaan dari kegiatan perusahaan, misalnya
penjualan
· Laba kontribusi dapat diperoleh dengan cara menghitung selisih antara pendapatan perusahaan
dikurangi dengan biaya produk.
Contoh:
Dalam proses penyusunan anggaran, departemen anggaran PT. X menyajikan Laporan Laba –
Rugi yang diproyeksikan untuk tahun anggaran yang akan datang seperti berikut:
PT. X
Laporan Laba-Rugi yang di Proyeksikan
Tahun Anggaran 2011
Jumlah %
Pendapatan Penjualan Rp. 500.000.000 100
Biaya Variabel Rp. 300.000.000 60
Laba Kontribusi Rp. 200.000.000 40
Biaya Tetap Rp. 150.000.000 30
Laba Bersih Rp. 50.000.000 10
Dalam proses penyusunan anggaran induk perusahaan, Laporan Laba-Rugi yang disusun dengan
metode variabel costing sangat membantu manajemen puncak karena pengambilan keputusan
38
jangka pendek umumnya menyangkut atau mengakibatkan penambahan atau penggurangan
volume kegiatan, maka informasi biaya yang dipisahkan menurut perilakunya dalam
hubungannya dengan perubahan volume kegiatan akan sangat membantu. Dari laporan diatas
manajemen dapat memperoleh berbagai parameter (gambaran sesuatu dalam bentuk angka)
berikut ini:
a. Break Even Point.
Impas dapat dihitung sebesar Rp.375.000.000 (Rp.150.000.000 : 40%). Angka itu
menunjukan bahwa dari target pendapatan penjualan yang direncanakan sebesar Rp. 500.000.000
dalam tahun anggaran tersebut, minimum perusahaan harus dapat menjual Rp.375.000.000, agar
perusahaan tidak rugi. Dalam proses perencanaan laba jangka pendek, manajemen memerlukan
informasi impas untuk mempertimbangkan berbagai usulan kegiatan. Suatu usulan kegiatan yang
mengakibatkan turunnya impas akan menarik manajemen jika dibandingkan dengan yang
mengakibatkan kenaikan impas, karena semakin rendah impas berarti semakin besar
kemungkinan perusahaan memperoleh kesempatan mendapatkan laba.
b. Margin of Safety.
Manajemen memerlukan informasi margin of safety dari anggaran laba yang
diproyeksikan dalam tahun anggaran yang akan datang. Dari contoh diatas karena impas dihitung
sebesar Rp. 375.000.000 maka jumlah maksimum penurunan target pendapatan penjualan yang
tidak menyebabkan perusahaan mengalami kerugian adalah Rp. 125.000.000 (Rp. 500.000.000 –
Rp. 375.000.000) atau 25 % (Rp. 125.000.000 : Rp. 500.000.000). Semakin besar margin of
safety semakin besar kesempatan perusahaan untuk memperoleh laba begitu juga sebaliknya.
c. Titik Penutupan Usaha (Shut Down Point).
Manajemen memerlukan informasi ini, jika misalnya diketahui bahwa dari biaya tetap
perusahaan sebesar Rp. 150.000.000, Rp. 100.000.000 merupakan biaya tunai, maka dalam tahun
anggaran 2011, titik penutupan usaha adalah sebesar Rp. 250.000.000 (Rp. 100.000.000 : 40%),
berarti dibawah pendapatan penjualan (Rp. 500.000.000,-) maka usaha perusahaan tersebut
secara ekonomis tidak pantas dilanjutkan karena pendapatan penjualan dibawah jumlah tersebut
akan mengakibatkan perusahaan tidak mampu membayar biaya tunainya.
d. Degree of Operating Leverage.
39
Manajemen memerlukan informasi ini yang dihitung dari data diatas adalah 4 kali (Rp.
200.000.000 : Rp. 50.000.000) yang berarti setiap 1% kenaikan pendapatan penjualan akan
mengakibatkan 4% (4 x 1%) kenaikan laba bersih. Dengan demikian usulan kegiatan diharapkan
akan menaikkan pendapatan penjualan sebesar 5%, maka dalam tahun anggaran tersebut laba
bersih perusahaan diharapkan akan mengalami kenaikan 20% (4 x 5%).
e. Laba Kontribusi per Unit.
Laba kontribusi merupakan kelebihan pendapatan penjualan diatas biaya variabel.
Informasi ini memberikan gambaran jumlah yang tersedia untuk menutup biaya tetap dan untuk
menghasilkan laba. Semakin besar laba kontribusi, semakin besar kesempatan yang diperoleh
perusahaan untuk menutup biaya tetap dan untuk menghasilkan laba. Jika informasi laba
kontribusi per unit dihubungkan dengan penggunaan sumber daya yang langka, manajemen akan
memperoleh informasi berbagai macam untuk menghasilkan laba. Ini juga memberikan landasan
dalam pemilihan produk yang mampu menghasilkan laba tertinggi dalam memanfaatkan sumber
daya yang langka.
Kesimpulan
Pada Prinsipnya Manajemen Keuangan Jangka Pendek (Short-term financial management),
merupakan pengelolaan aktiva lancar (kas, surat berharga, piutang, persediaan) dan pasiva lancar
perusahaan (hutang dagang, wesel bayar, kewajiban yang masih harus dibayar) untuk mencapai
keseimbangan antara laba dan risiko agar memberi kontribusi nilai positif terhadap nilai
perusahaan. Misalnya Aktiva lancar dalam jumlah besar berakibat pada peningkatan risiko tidak
dapat membayar pada saat jatuh tempo, metode dapat menggunakan Konvensional maupun
secara Syar’i.
.

More Related Content

What's hot

Paper Seminar Manajemen Keuangan (Analisis Rasio Industri Otomotif)
Paper Seminar Manajemen Keuangan (Analisis Rasio Industri Otomotif)Paper Seminar Manajemen Keuangan (Analisis Rasio Industri Otomotif)
Paper Seminar Manajemen Keuangan (Analisis Rasio Industri Otomotif)Septyatha Yap
 
Makalah manajemen keuangan part 2
Makalah manajemen keuangan part 2Makalah manajemen keuangan part 2
Makalah manajemen keuangan part 2Triocahyo Utomo
 
Makalah uas manajemen_keuangan[1]
Makalah uas manajemen_keuangan[1]Makalah uas manajemen_keuangan[1]
Makalah uas manajemen_keuangan[1]HulafahEnengSiti
 
Makalah I MANAJEMEN KEUANGAN - SITI MURSADAH
Makalah I  MANAJEMEN KEUANGAN - SITI MURSADAHMakalah I  MANAJEMEN KEUANGAN - SITI MURSADAH
Makalah I MANAJEMEN KEUANGAN - SITI MURSADAHSitiMursadahh
 
Makalah I Manajemen Keuangan Lisda Khastiya Dewi
Makalah I Manajemen Keuangan Lisda Khastiya DewiMakalah I Manajemen Keuangan Lisda Khastiya Dewi
Makalah I Manajemen Keuangan Lisda Khastiya DewiLisda Dewi
 
Manajemen keuangan 2 revisi
Manajemen keuangan 2 revisiManajemen keuangan 2 revisi
Manajemen keuangan 2 revisipbsi_a
 
Makalah II manajemen keuangan
Makalah II manajemen keuanganMakalah II manajemen keuangan
Makalah II manajemen keuanganSintiya Sintiya
 
Tugas 1 makalah manajemen keuangan
Tugas 1 makalah manajemen keuanganTugas 1 makalah manajemen keuangan
Tugas 1 makalah manajemen keuanganIis MutiaraSuci
 
Manajemen keuangan 2
Manajemen keuangan 2Manajemen keuangan 2
Manajemen keuangan 2denni_aditya
 
Analisis rate of return
Analisis rate of returnAnalisis rate of return
Analisis rate of returnwybawa
 
Putri fatmawati 11011700134 (makalah 1)
Putri fatmawati 11011700134 (makalah 1)Putri fatmawati 11011700134 (makalah 1)
Putri fatmawati 11011700134 (makalah 1)PUTRI FATMAWATI
 
Kelompok 1 aspek keuangan kelayakan bisnis
Kelompok 1 aspek keuangan  kelayakan bisnisKelompok 1 aspek keuangan  kelayakan bisnis
Kelompok 1 aspek keuangan kelayakan bisnisYosaniaWidiAgustin
 

What's hot (20)

Paper Seminar Manajemen Keuangan (Analisis Rasio Industri Otomotif)
Paper Seminar Manajemen Keuangan (Analisis Rasio Industri Otomotif)Paper Seminar Manajemen Keuangan (Analisis Rasio Industri Otomotif)
Paper Seminar Manajemen Keuangan (Analisis Rasio Industri Otomotif)
 
Makalah 1 manajemen keuangan
Makalah 1  manajemen keuanganMakalah 1  manajemen keuangan
Makalah 1 manajemen keuangan
 
Resume uts 1
Resume uts 1Resume uts 1
Resume uts 1
 
Makalah Manajemen Keuangan 1
Makalah Manajemen Keuangan 1Makalah Manajemen Keuangan 1
Makalah Manajemen Keuangan 1
 
Makalah manajemen keuangan part 2
Makalah manajemen keuangan part 2Makalah manajemen keuangan part 2
Makalah manajemen keuangan part 2
 
Makalah uas manajemen_keuangan[1]
Makalah uas manajemen_keuangan[1]Makalah uas manajemen_keuangan[1]
Makalah uas manajemen_keuangan[1]
 
Makalah I MANAJEMEN KEUANGAN - SITI MURSADAH
Makalah I  MANAJEMEN KEUANGAN - SITI MURSADAHMakalah I  MANAJEMEN KEUANGAN - SITI MURSADAH
Makalah I MANAJEMEN KEUANGAN - SITI MURSADAH
 
Makalah I Manajemen Keuangan Lisda Khastiya Dewi
Makalah I Manajemen Keuangan Lisda Khastiya DewiMakalah I Manajemen Keuangan Lisda Khastiya Dewi
Makalah I Manajemen Keuangan Lisda Khastiya Dewi
 
Manajemen keuangan 2 revisi
Manajemen keuangan 2 revisiManajemen keuangan 2 revisi
Manajemen keuangan 2 revisi
 
Makalah II manajemen keuangan
Makalah II manajemen keuanganMakalah II manajemen keuangan
Makalah II manajemen keuangan
 
Makalah Manajemen Keuangan 2
Makalah Manajemen Keuangan 2Makalah Manajemen Keuangan 2
Makalah Manajemen Keuangan 2
 
Tugas 1 makalah manajemen keuangan
Tugas 1 makalah manajemen keuanganTugas 1 makalah manajemen keuangan
Tugas 1 makalah manajemen keuangan
 
Manajemen keuangan 2
Manajemen keuangan 2Manajemen keuangan 2
Manajemen keuangan 2
 
Makalah manajemen 2
Makalah  manajemen 2Makalah  manajemen 2
Makalah manajemen 2
 
Makalah uas mku
Makalah uas mkuMakalah uas mku
Makalah uas mku
 
Analisis rate of return
Analisis rate of returnAnalisis rate of return
Analisis rate of return
 
Putri fatmawati 11011700134 (makalah 1)
Putri fatmawati 11011700134 (makalah 1)Putri fatmawati 11011700134 (makalah 1)
Putri fatmawati 11011700134 (makalah 1)
 
Makalah uts mku
Makalah uts mkuMakalah uts mku
Makalah uts mku
 
Kelompok 1 aspek keuangan kelayakan bisnis
Kelompok 1 aspek keuangan  kelayakan bisnisKelompok 1 aspek keuangan  kelayakan bisnis
Kelompok 1 aspek keuangan kelayakan bisnis
 
Resume uas sinta
Resume uas sintaResume uas sinta
Resume uas sinta
 

Similar to ANALISA LAPORAN KEUANGAN

Refli handayani 11011700318
Refli handayani 11011700318Refli handayani 11011700318
Refli handayani 11011700318pbsi_a
 
MAKALAH MANAJEMEN KEUANGAN UAS 2
MAKALAH MANAJEMEN KEUANGAN UAS 2MAKALAH MANAJEMEN KEUANGAN UAS 2
MAKALAH MANAJEMEN KEUANGAN UAS 2ayuruby
 
Materi Manajemen Keuangan II
Materi Manajemen Keuangan IIMateri Manajemen Keuangan II
Materi Manajemen Keuangan IIroslinais
 
Makalah manajemen keuangan part 1
Makalah manajemen keuangan part 1Makalah manajemen keuangan part 1
Makalah manajemen keuangan part 1Triocahyo Utomo
 
Manajemen keuangan doni wijaya 11011700479 (uts)
Manajemen keuangan doni wijaya 11011700479 (uts)Manajemen keuangan doni wijaya 11011700479 (uts)
Manajemen keuangan doni wijaya 11011700479 (uts)doni wijaya
 
Resume manajemen keuangan sebelum uas
Resume manajemen keuangan sebelum uasResume manajemen keuangan sebelum uas
Resume manajemen keuangan sebelum uasainamarsela
 
Resume I manajemen keuangan
Resume I manajemen keuanganResume I manajemen keuangan
Resume I manajemen keuanganLinggaadi15
 
Manajemen keuangan 2[1]
Manajemen keuangan 2[1]Manajemen keuangan 2[1]
Manajemen keuangan 2[1]erikkahfi
 
Manajemen keuangan UAS
Manajemen keuangan UASManajemen keuangan UAS
Manajemen keuangan UASerikkahfi
 
Manajemen keuangan doni wijaya 11011700479 (uas)
Manajemen keuangan doni wijaya 11011700479 (uas)Manajemen keuangan doni wijaya 11011700479 (uas)
Manajemen keuangan doni wijaya 11011700479 (uas)doni wijaya
 
MAKALAH II MANAJEMEN KEUANGAN - SITI MURSADAH
MAKALAH II MANAJEMEN KEUANGAN - SITI MURSADAHMAKALAH II MANAJEMEN KEUANGAN - SITI MURSADAH
MAKALAH II MANAJEMEN KEUANGAN - SITI MURSADAHSitiMursadahh
 
ppt 3 modul mnmjen keuangan.pptx
ppt 3 modul mnmjen keuangan.pptxppt 3 modul mnmjen keuangan.pptx
ppt 3 modul mnmjen keuangan.pptxHasrianiAzis
 
Resume manajemen keuangan (sairoh 1101170261)
Resume manajemen keuangan (sairoh 1101170261)Resume manajemen keuangan (sairoh 1101170261)
Resume manajemen keuangan (sairoh 1101170261)Sairoh roro
 
Analisis rate of return
Analisis rate of returnAnalisis rate of return
Analisis rate of returnYanu Priandana
 

Similar to ANALISA LAPORAN KEUANGAN (20)

Manajemen keuangan 1
Manajemen keuangan 1Manajemen keuangan 1
Manajemen keuangan 1
 
Refli handayani 11011700318
Refli handayani 11011700318Refli handayani 11011700318
Refli handayani 11011700318
 
Tugas 2 makalah manajemen keuangan
Tugas 2 makalah manajemen keuanganTugas 2 makalah manajemen keuangan
Tugas 2 makalah manajemen keuangan
 
MAKALAH MANAJEMEN KEUANGAN UAS 2
MAKALAH MANAJEMEN KEUANGAN UAS 2MAKALAH MANAJEMEN KEUANGAN UAS 2
MAKALAH MANAJEMEN KEUANGAN UAS 2
 
Materi Manajemen Keuangan II
Materi Manajemen Keuangan IIMateri Manajemen Keuangan II
Materi Manajemen Keuangan II
 
Makalah manajemen keuangan part 1
Makalah manajemen keuangan part 1Makalah manajemen keuangan part 1
Makalah manajemen keuangan part 1
 
Manajemen keuangan doni wijaya 11011700479 (uts)
Manajemen keuangan doni wijaya 11011700479 (uts)Manajemen keuangan doni wijaya 11011700479 (uts)
Manajemen keuangan doni wijaya 11011700479 (uts)
 
Resume manajemen keuangan sebelum uas
Resume manajemen keuangan sebelum uasResume manajemen keuangan sebelum uas
Resume manajemen keuangan sebelum uas
 
Manajemen keuangan 2 revisi
Manajemen keuangan 2 revisiManajemen keuangan 2 revisi
Manajemen keuangan 2 revisi
 
Resume I manajemen keuangan
Resume I manajemen keuanganResume I manajemen keuangan
Resume I manajemen keuangan
 
Makalah 2 putra
Makalah 2 putraMakalah 2 putra
Makalah 2 putra
 
Manajemen keuangan 2[1]
Manajemen keuangan 2[1]Manajemen keuangan 2[1]
Manajemen keuangan 2[1]
 
Manajemen keuangan UAS
Manajemen keuangan UASManajemen keuangan UAS
Manajemen keuangan UAS
 
Resume materi uas
Resume materi uasResume materi uas
Resume materi uas
 
Resume materi
Resume materiResume materi
Resume materi
 
Manajemen keuangan doni wijaya 11011700479 (uas)
Manajemen keuangan doni wijaya 11011700479 (uas)Manajemen keuangan doni wijaya 11011700479 (uas)
Manajemen keuangan doni wijaya 11011700479 (uas)
 
MAKALAH II MANAJEMEN KEUANGAN - SITI MURSADAH
MAKALAH II MANAJEMEN KEUANGAN - SITI MURSADAHMAKALAH II MANAJEMEN KEUANGAN - SITI MURSADAH
MAKALAH II MANAJEMEN KEUANGAN - SITI MURSADAH
 
ppt 3 modul mnmjen keuangan.pptx
ppt 3 modul mnmjen keuangan.pptxppt 3 modul mnmjen keuangan.pptx
ppt 3 modul mnmjen keuangan.pptx
 
Resume manajemen keuangan (sairoh 1101170261)
Resume manajemen keuangan (sairoh 1101170261)Resume manajemen keuangan (sairoh 1101170261)
Resume manajemen keuangan (sairoh 1101170261)
 
Analisis rate of return
Analisis rate of returnAnalisis rate of return
Analisis rate of return
 

Recently uploaded

TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 

Recently uploaded (20)

TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 

ANALISA LAPORAN KEUANGAN

  • 1. MAKALAH ‘’Disusun dalam rangka memenuhi salah satu Tugas Ujian Tengah Semester (UTS) pada Mata Kuliah Manajemen Keuangan I Dalam Bimbingan Dosen Ade Fauji, SE., MM’’ Disusun Oleh : Denni Aditya NIM 11011700549 Jurusan : Manajemen Semester : 2 (Dua) Kelas / Ruang : 2 T/ B.12 UNIVERSITAS BINA BANGSA JALAN RAYA SERANG – JAKARTA KM. 03 No. 1B PAKUPATAN KOTA SERANG – BANTEN
  • 2. 2 Kata Pengantar Puji syukur saya panjatkan kepada Allah swt. atas limpahan rahmat serta hidayah inayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini tanpa suatu alangan yang berarti. Tidak lupa sholawat serta salam kepada junjungan nabi besar Muhammad saw yang telah membawa kita dari jaman jahiliah menuju jaman islamiah sekarang ini. Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah sebagai pemenuhan tugas yang diberikan demi tercapainya tujuan pembelajaran yang telah direncanakan. Saya menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu, kritik dan saran yang membangun sangat di harapkan demi terciptanya makalah yang lebih baik selanjutnya. Dan semoga dengan hadirnya makalah ini dapat memberi manfaat bagi pembaca sekalian. Serang, 06 April 2018 Penyusun
  • 3. 3 DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG………………………………………………………………… 4 TUJUAN PENULISAN ……………………………………………………………… 4 BAB II LANDASAN TEORI I. NILAI WAKTU DARI UANG DAN PENILAIAN SAHAM OBLIGASI…… 5 II. ANALISA LAPORAN DAN PERAMALAN KEUANGAN DAN MENILAI KINERJA PERUSAHAAN DENGAN MENGGUNAKAN BEBERAPA RASIO KEUANGAN DAN ALIRAN KAS PERUSAHAAAN…….. 7 III. PERENCANAAN DSN PENGENDALIAN KEUANGAN…………………… 9 IV. KEBIJAKAN MODAL KERJA DAN PENGELOLAAN KAS DAN SEKURITAS………………………………………………………………………….. 11 V. PENGELOLAAN KREDIT (PITANG USAHA) DAN PENGELOLAAN PERSEDIAAN………………………………………………………………………… 16 VI. PEMBIAYAAN JANGKA PENDEK……………………………………………. 27
  • 4. 4 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manajemen kauangan merupakan keseluruhan aktivitas perusahaan yang brsangkutan dangan usaha mendapatkan dana yang dierlukan dengan biaya minimal dan syarat-syarat yang paing menguntungkan beserta usaha untuk menggunakan dana tersebut seefisien mungkin. Dalam menyusun dan menyempurnakan makalah ini penysun mencoba untuk menyampaikan bahwa modal kerja memiliki arti penting dalam pengaturan jasa-jasa monopoli yang di beriakan oleh perusahaan-perusahaan. sehingga pembaca dapat mengambil manfaat yang terkandung dalam makalah ini. 1. Nilai Waktu dari uang dan penilaian saham dan obligasi 2. Analisa laporan dan peramalan keuangan dan menilai kinerja perusahaan dengan menggunakan beberapa rasio keuangan dan aliran kas perusahaan 3. perencanaan dan pengendalian keuangan 4. kebijakan modal kerja dan pengelolaan kas dan sekuritas 5. pengelolaan kredit (Piutang Usaha) dan pengelolaan persediaan 6. Pembiayaan jangka Pendek B. Tujuan Makalah ini di buat untuk membahas materi manajemen keuangan serta hal-hal yang berkaitan dengannya. Semoga dengan adanya makalah ini bisa menambah wawasan ilmu pengetahuan kita tentang hal ini.
  • 5. 5 BAB II LANDASAN TEORI I. NILAI WAKTU DARI UANG DAN PENILAIAN SAHAM OBLIGASI 1.1 Definisi Time Value Of Money Time value of money atau dalam bahasa indonesia sering di sebut Nilai Waktu Uang adalahsuatu konsep yang menyatakan bahwa nilai uang sekarang akan lebih berharga dari pada nilai karena masa yang akan datang atau suatu konsep yang mengacu pada perbedaan nilai uang yang di sebabkan karena perbedaan waktu. Dalam perhitungan uang, nilai Rp. 1.000 yang akan diterima saat ini akan lebih bernilai atau lebih tinggi di bandingkan dengan Rp. 1.000 yang akan di terima di masa akan datang. 1.2 Manfaat dari Time Value Of Money Manfaat time value of money adalah untuk mengetahui apakah investasi yang di lakukan dapat memberikan keuntungan atau tidak. Time value of money berguna untuk menghitung anggaran. Maka sudah jelas bahwa time value of money sangat penting untuk di pahami oleh kita semua, sangat berguuna dan di butuhkan untuk kita menilai seberapa besar nilai uang masa kini dan akan datang. 1.3 Keterbatasan dari Time Value Of Money Keterbatasan nya yaitu akan mengakibatkan masyarakat hanya menyimpan uang nya apabila tingkat bunga bank tinggi, karena mereka menganggap jika bunga bank tinggi maka uang yang akan mereka terima dimasa yang akan datang juga tinggi. Time value of money tidak memperhitungkan tingkat inflasi. 1.3 Metode-metode yang di gunakan dalam Time Value Of Money - Perhitungan Nilai Uang Berdasarkan Waktu
  • 6. 6 a. Bunga Tetap Perhitungan bunga ini sangat sederhana, yang di perhitungkan dengan besarnya pokok yang sama dan tingkat bunga nya yang juga sama pada setuap waktu. Walaupun pokok pinjaman pada kenyataan nya sudah berkurang sebesar angsuran pokok pinjaman namun dalam perhitungan ini tetap di gunakan standar perhitungan yang sama. 1.4 Future Value (Nilai yang akan datang) Future Value Nilai adalah nilai uang dimasa yang akan datang dari uang yang diterima atau di bayarkan pada masa sekarang dengan memperhitungkan tingkat bunga setiap periode selama jangka waku tertentu. Bunga setiap periode selama jangka waktu tertentu. Future value di asumsikan juga sebagai nilai majemuk (Compound Value) dimana merupakan penjumlahan dari sejumlah uang permulaan/pokok dengan bunga yang diperolehnya selama periode tertentu, apabila bunga tidak di ambil pada setiap saat. 1.5 Present Value Present Value (Nilai sekarang) merupakan kebalikan dari compound value (Nilai majemuk) adalah besarnya jumlah uang, pada permulaan periode atas dasar tigkat bunga tertentu dari sejumlah uang yang baru akan di terima beberapa waktu/periode yang akan datang. Jadi present value menghitung nilai uang pada waktu sekarang bagi sejumlah uang yang baru akan kita miliki beberapa waktu kemudian. 1.6 Future Value Annuity Adalah suatu hal yang di manfaatkan untuk mencari nilai dari suatu penjumlahan tahun yang akan datang dari jumlah yang di terima sekarang pada waktu yang sudah di tentukan atau dengan kata lain penjumlahan dari future value. 1.7 Nilai sekarang (Present Value) dari annuity Adalah suatu bilangan yang dapat di manfaatkan untuk mencari nillai sekarang dari suatu penjumlahan yang diterima setiap akhir periode pada jangka waktu tertentu.
  • 7. 7 II.ANALISA LAPORAN DAN PERAMALAN KEUANGAN DAN MENILAI KINERJA PERUSAHAAN DENGAN MENGGUNAKAN BEBERAPA RASIO KEUANGAN DAN ALIRAN KAS PERUSAHAAN 2.1 Pengertian Laporan Keuangan Pro Forma Manajer perusahaan sangat sangat bergantung pada laporan keuangan sekarang maupun yang diproyeksikan ketika membuat keputusan keuangan. Laporan keuangan pro forma adalah laporan keuangan yang meramalkan posisi keuangan perusahaan serta kinerjanya selama periode tahun tertentu. 2.2 Penggunaan Laporan Keuangan Pro Forma a. Menilai kinerja perusahaan yang diantisipasi sesuai dengan target umum perusahaan itu sendiri dan dengan harapan para investor. b. Mengestimasi dampak dari perubahan-perubahan operasi yang diusulkan. c. Mengantisipasi kebutuhan pendanaan perusahaan di masa depan. d. Mengestimasi arus kas bebas masa depan, dalam rencana operasi yang berbeda, meramalkan kebutuhan modal perusahaan, dan kemudian memilih rencana yang memaksimalkan nilai pemegang saham. 2.3 Proses Perencanaan Keuangan a. Memproyeksikan laporan keuangan dan menggunakannya untuk menganalisis dampak dari rencana operasi terhadap proyeksi laba dan berbagai rasio keuangan. b. Menentukan dana yang dibutuhkan untuk mendukung rencana lima tahunan. c. Meramalkan ketersediaan dana selama lima tahun ke depan. d. Menetapkan dan menjaga suatu sistem pengendalian yang mengatur alokasi dan penggunaan dana di dalam perusahaan. e. Mengembangkan prosedur guna menyesuaikan rencana dasar jika ramalan ekonomi yang mendasari rencana tersebut tidak terjadi. f. Menetapkan suatu sistem kompensasi manajemen berbasis kinerja.
  • 8. 8 2.4 Model Perencanaan Keuangan Terkomputerisasi Kebanyakan model peramalan didasarkan pada program spreadsheet seperti MS Excel. Spreadsheet memiliki keunggulan: a. Membuat model spreadsheet lebih cepat dibandingkan dengan membuat ramalan manual jika periode ramalan mencakup satu atau dua tahun b. Model spreadsheet dapat mengubah input dan langsung menghitung ulang sehingga hasilnya dapat dengan cepat diketahui. 2.5 Peramalan Laporan Keuangan: Metode Persentase Penjualan a. Metode persentase penjualan adalah suatu metode untuk meramalkan laporan keuangan masa depan yang menyatakan setiap jumlah sebagai persentase penjualan. b. Pertumbuhan populasi dan tingkat inflasi akan menentukan tingkat pertumbuhan penjualan jangka panjang. c. Nilai yang wajar untuk tingkat pertumbuhan penjualan jangka panjang berkisar antara 5- 7% bagi perusahaan di industri yang sudah mapan. 2.6 Peramalan Laporan Keuangan: Regresi Linier Sederhana a. Jika diasumsikan bahwa hubungan antara jenis aktiva tertentu dengan penjualan adalah linier, maka teknik regresi linier sederhana dapat digunakan untuk mengestimasikan kebutuhan akan jenis aktiva tersebut untuk peningkatan penjualan tertentu.
  • 9. 9 III.PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN KEUANGAN 3.1 Perencanaan Keuangan Perencanaan keuangan (Financial Planning) adalah proyeksi penjualan, laba, dan aktiva yang di dasarkan pada berbagai strategi produksi dan pemasaran dan juga pada penentuan sumber daya yang di butuhkan untuk mencapai proyeksi tersebut. Pengendalian keuangan (Financial Control) adalah tahp dimana rencana keuangan di implementasikan yaitu menyangkut umpan balik dan proses penyesuaian yang di perlukan untuk menjamin bahwa rencana terlaksana atau untuk mengubah rencana yang ada sebagai tanggapan terhadap berbagai perubahan dalam lingkungan. 3.2 Analisis titik impas Analisis titik impas (Breakeven analysis) adalah suatu metode untuk menentukan titik dimana penjualan akan menutup biaya . Tujuan dari analisis titik impas adalah menentukan kuantitas produksi yang membuat impas dengan mempelajari hubungan dari struktur biaya, volume produksi, dan keuntungan. 3.2.1 Kegunaan Titik Impasi 1. Menentukan kuantitas dari produksi yang harus di jual untuk menutupi seluruh biaya operasi yang di bedakan dari biaya modal. 2. Menghitung EBIT yang dapat di capai pada tingkat produksi yang berbeda-beda. 3.2.2 Unsur-unsur penting titik impas 1. Sifat biaya yang di asumsikan Untuk meerapkan model titik impas harus dipisahkan biaya produksi perusahaan menjadi dua ketegori yaitu :  Biaya tetap (biaya tidak langsung) yaitu biaya yang dalam jangka pendek tidak mengalami perubahan karena variabilitas operasi maupun penjualan. Contoh : Gaji administratif, penyusutan asuransi, sewa.
  • 10. 10  Biaya variabel (biaya langsung) yaitu biaya yang dalam jangka pendek berubah kerena perubahan operasi perusahaan. Contoh : Buruh langsung, bahan langsung, komisi pejualan. 2. Hal hal lain menyangkut perilaku biaya  Ada struktur biaya yang tetap dalam suatu waktu tertentu. Kemudian meningkat tajam ketika output bertambah , sampai pertambahan tertetu tetap, dan kemudian naik lagi bersamaan dengan kenaikan output ke tingkat yang lebih tinggi lagi. Biaya seperti ini dinamakan biaya semivariabel atau semi tetap.  Untuk menggunakan model titik impas dengan menyesuaikan struktur biaya yang kompleks seperti ini, manajer bagian pembiayaan harus mengidentifikasi range jumlah output yang relevan dengan tujuan perencanaan, dan mengukur perkiraan efek biaya semivariabel dalam range tersebut dengan memilahnya menjadi biaya tetap dan biaya variable. 3. Total pendapatan dan volume output Total pendapatan adalah jumlah penjualan (dalam nilai mata uang) yaitu harga per unit barang dikalikan barang yang terjual. Volume output mengacu pada tingkat operasi perusahaan dan di nyatakan dalam nilai uang atau jumlah unit. 3.3 Keterbatasan dalam analisis titik impas a) Asumsi dasar dari cost volume profit berhubungan secara linear dan hal ini hanya berlaku didalam kondisi dimana produksi hanya berjumlah sedikit. b) Kurva penjualan di asumsikan bergerak secara linear sesuai dengan jumlah produksi. Hal ini berarti bahwa produksi dijual dengan asumsi harga tetap. c) Produksi dan paduana penjualan dilakukan dengan konstan. d) Perhitungan titik impas secara matematis dan dengan grafik merupakan analisis yang statis. Adanya perubahan di dala biaya maupun harga mengharuskan perhitungan titik impas dilakukan kembali.
  • 11. 11 IV. KEBIJAKAN MODAL KERJA DAN PENGELOLAAN KAS DAN SAKURITAS 4.1 Pengertian Modal Kerja Gitman (2001) menjelaskan bahwa modal kerja adalah jumlah harta lancar yang merupakan bagian dari investasi yang bersirkulasi dari satu bentuk ke bentuk yang lain dalam suatu kegiatan bisnis. Weston dan Brigham (1986) menjelaskan bahwa manjemen modal kerja adalah investasi perusahaan dalam jangka pendek: kas, surat-surat berharga (efek), piutang, dan persediaan. Pengertian modal kerja adalah jumlah kekayaan atau aktiva lancar, seperti kas atau uang tunai di peti kas dan di bank, piutang usaha dan persediaan bahan baku, bahan pembantu, dan barang jadi, ditambah kewajiban atau pasiva lancar, seperti hutang usaha dan pinjaman jangka pendek. Dengan demikia maka manajemen modal kerja merupakan semua kegiatan dalam rangka pengelolaan aktiva lancar dan pasiva lancar. 4.1.1 Konsep modal kerja Bambang Riyanto (1995) mengemukakan modal kerja dapat dibagi menjadi 3 konsep yaitu konsep kuantitatif, kualitatif, dan fungsional. 1. Konsep Kuantitatif Modal kerja menurut konsep kuantitatif menggambarkan keseluruhan atau jumlah dari aktiva lancar seperti kas, surat-surat berharga, piutang persediaan atau keseluruhan daripada jumlah aktiva lancar dimana aktiva lancar ini sekali berputar dan dapat kembali ke bentuk semula atau dana tersebut dapat bebas lagi dalam waktu yang relatif pendek atau singkat. Konsep ini biasanya disebut modal kerja bruto (gross working capital). Berdasarkan konsep tersebut di atas dapat disimpulkan, bahwa konsep tersebut hanya menunjukkan jumlah dari modal kerja yang digunakan untuk menjalankan kegiatan operasi perusahaan sehari-hari yang sifatnya rutin, dengan tidak mempersoalkan dari mana diperoleh modal kerja tersebut, apakah dari pemilik hutang jangka panjang ataupun hutang jangka pendek. Modal kerja yang besar belum tentu menggambarkan batas keamanan ataumargin of safety yang baik atau tingkat keamanan para kreditur jangka pendek yang tinggi. Jumlah modal kerja yang
  • 12. 12 besar belum tentu menggambarkan likuiditas perusahaan yang baik sekaligus belum tentu menggambarkan jaminan kelangsungan operasi perusahaan pada periode berikutnya. 2. Konsep Kualitatif Menurut konsep kualitatif modal kerja merupakan selisih antara aktiva lancar dengan utang lancar. Berdasarkan konsep ini modal kerja merupakan sebagian dari aktiva lancar yang benar-benar dapat digunakan untuk membiayai operasi perusahan tanpa menunggu likuiditasnya. Konsep ini biasa disebut dengan modal kerja neto (net working capital). Definisi ini bersifat kualitatif karena menunjukkan tersedianya aktiva lancar yang lebih besar daripada hutang lancar dan menunjukkan tingkat keamanan bagi kreditur jangka pendek serta menjamin kelangsungan operasi di masa mendatang dan kemampuan perusahaan untuk memperoleh tambahan jangka pendek dengan jaminan aktiva lancar. 3. Konsep Fungsional Modal kerja menurut konsep inimenitik beratkan pada fungsi dari pada dana dalam menghasilkan dana atau income dari usaha pokok perusahaan. Setiap dana yang digunakan dlam perusahaan dimaksudkan untuk menghasilkan pendapatan. Ada dana yang digunakan dalam satu periode akuntansi tertentu yang menghasilkan pendapatan pada periode tersebut. Sementara itu, ada pula dan aynag dimaksudkan utuk menghasilkan pada periode2periode selanjutnya atau dimasa yang akan datang, misalnya bangunan, mesin-mesin, alat-alat kantor atau aktiva tetap lainnya yang disebut future income. Jadi modal kerja menurut konsep ini adalah dana digunakan untuk menghasilkan pendapata pada saat ini sesuai dengan maksud utama didirikannya perusahaan, diantaranya kas, piutang dagang. Dan lain sebagainya. Sedangkan efek atau surat berharga dan marjin laba dari piutang merupakan modal kerja potensial yang akan menjadi modal kerja bila piutang sudah dibayar dan efek sudah dijual. 4.1.2 Jenis Modal Kerja Menurut WB. Taylor da Bambang Rianto (1995) Modal Kerja digolongkan dalam beberapa jenis yaitu : 1. Modal Kerja Permanen (Permanent Working Capital) Modal kerja permanen yaitu modal kerja yang ada pada perusahaan untuk dapat menjalankan fungsinya, modal kerja ini terdiri dari : a. Modal kerja primer (Primary Working Capital)
  • 13. 13 Modal kerja primer merupakan jumlah modal kerja minimum yang harus ada pada perusahaan untuk menjaga kontinuitas usahanya atau modal kerja yang secara terus menerus diperlukan untuk kegiatan usahanya. b. modal kerja normal Modal kerja normal adalah modal kerja dibutuhkan untuk proses produksi normal. 2. Modal Kerja Variabel (Variable Working Capital) Yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan perubahan keadaan, modal kerja ini terdiri dari : a. Modal kerja musiman (Seasonal Working Capital) Modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah disebabkan oleh fluktuasi musim. b. Modal kerja siklis (Cyclical Working Capital) Modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah disebabkan oleh fluktuasi konjungtur. c. Modal kerja darurat (Emergency Working Capital) Modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah karena adanya keadaan darurat yang tidak diketahui sebelumnya (misalnya adanya pemogokan buruh, banjir, perobahan keadaan ekonomi yang mendadak). 4.1.3 Faktor Yang Mempengaruhi Modal Kerja a. Volume Penjualan Perusahaan membutuhkan modal kerja untuk mendukung kegiatan operasional pada saat terjadi peningkatan penjualan. b. Faktor Musim dan Siklus Fluktuasi dalam penjualan yang disebabkan oleh faktor musim dan siklus akan mempengaruhi kebutuhan akan modal kerja. c. Perubahan dalam teknologi Jika terjadi pengembangan teknologi maka akan berhubungan dengan proses produksi dan akan membawa dampak terhadap kebutuhan akan modal kerja d. Kebijakan Perusahaan Kebijakan yang diterapkan oleh perusahaan juga akan membawa dampak terhadap kebutuhan modal kerja.
  • 14. 14 4.1.4 Kebijakan Modal Kerja Kebijakan modal kerja dihubungkan dengan jangka waktu pinjaman dan tingkat bunga, makin panjang umur pinjaman makin tinggi tingkat bunganya. Pinjaman jangka panjang untuk modal kerja, pihak yang meminjam harus membayar bunga yang lebih besar daripada pinjaman jangka pendek. Karena masa mendatang adalah penuh ketidakpastian sehingga pihak yang memberi pinjaman memperhitungkan risiko ketidakpastian tersebut. Modal kerja yang dipenuhi dengan pinjaman jangka panjang memiliki tingkat likuiditas tinggi, risiko kegagalan memenuhi kewajiban-kewajiban yang jatuh tempo kecil. Pada umumnya perusahaan menggunakan pinjaman jangka panjang untuk memenuhi kebutuhan modal kerjanya, dan perusahaan yang demikian disebut menganut kebijakan modal kerja yang konservatif. Kebijakan modal kerja yang lainnya adalah bahwa modal kerja harus dihubungkan dengan harta. Harta lancar sebaiknya dibiayai dengan utang lancar, harta tetap sebauiknya dibiayai dengan utang jangka panjang dan modal sendiri. Perusahaan yang mampu melaksanakan kegiatan bisnis dengan kebijakan modal kerja yang demikian melakukan kebijakan modal kerja yang agresif; risikonya besar karena semua kewajiban yang jatuh tempo harus dapat dipenuhi oleh tersedianya harta lancar. Perusahaan yang melakukan kebijakan model ini lebih banyak gagalnya, karena struktur harta lancar itu ada yang sulit dicairkan menjdai uang tunai yaitu persediaan, khususnya persediaan barang setengah jadi atau persediaan barang dalam proses. Perusahaan pada umumnya memiliki tiga jenis kebijakan modal kerja, yaitu: 1) Kebijakan yang agresif, yaitu modal kerja dipenuhi dengan seluruhnya dengan utang jangka pendek 2) Kebijakan yang moderat, yaitu modal kerja dipenuhi 50% dengan utang jangka pendek dan 50% dipenuhi dengan utang jangka panjang 3) Kebijakan yang konservatif, yaitu seluruh modal kerja dipenuhi dengan utang jangka panjang. 4.2 Kesimpulan Pengertian modal kerja adalah jumlah kekayaan atau aktiva lancar, seperti kas atau uang tunai di peti kas dan di bank, piutang usaha dan persediaan bahan baku, bahan pembantu, dan barang jadi, ditambah kewajiban atau pasiva lancar, seperti hutang usaha dan pinjaman jangka pendek. Dengan demikia maka manajemen modal kerja merupakan semua kegiatan dalam rangka pengelolaan aktiva lancar dan pasiva.
  • 15. 15 Adapun konsep modal kerja adalah Konsep Kuantitatif, Konsep Kualitatif dan Konsep Fungsional. Saran Diharapkan kepada para pembaca dapat mengetahui, memahami dan menambah wawasan tentang Manajemen modal kerja dan dapat mengaplikasikannya dalm kehidupan sehari-hari
  • 16. 16 V. PENGELOLAAN KREDIT (PIUTANG USAHA) DAN PENGELOLAAN PERSEDIAAN 5.1 Pengertian Piutang dan Persediaan a. Pengertian Piutang Piutang (accounts receivable) adalah tagihan kepada pihak lain dimasa yang akan datang karena terjadinya transaksi dimasa lalu. Walaupun pada dasarnya semua perusahaan dagang/industri menginginkan penjualan cash, tetapi karena adanya keterbatasan daya beli masyarakat, atau alasan lainnya dilakukan penjualan secara kredit. Penjualan secara kredit akan dapat meningkatkan omset penjualan, akan tetapi memiliki resiko tertundanya penerimaan kas, sehingga membutuhkan investasi yang lebih besar. Selain itu dapat juga mengakibatkan kerugian karena menunggak atau bahkan tidak tertagih. Semakin lama piutang tertunggak akan semakin besar investasi yang dibutuhkan. Piutang, salah satu jenis transaksi akuntansi yang mengurusi penagihan konsumen yang berhutang pada seseorang. Suatu perusahaan, atau suatu organisasi untuk barang dan layanan yang telah diberikan pada konsumen tersebut. Pada sebagian besar entitas bisnis, hal ini biasanya dilakukan dengan membuat tagihan dan mengirimkan tagihan tersebut kepada konsumen yang akan dibayar dalam suatu tenggat waktu yang disebut termin kredit atau pembayaran. b. Pengertian Persediaan Persediaan atau inventory adalah salah satu elemen utama dari modal kerja yang terus menerus mengalami perubahan. Tanpa persediaan, perusahaan akan mengalami resiko, yaitu tidak dapat memenuhi keinginan pelanggan atas barang produksi. Menurut Sofyan Assauri, merumuskan definisi persediaan sebagai berikut: Persediaan adalah sebagai suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha normal atau persediaan barang-barang yang masih dalam pekerjaan proses produksi ataupun persediaan bahan baku yang menunggu penggunaannya dalam suatu proses produksi. Manajemen persediaan merupakan kegiatan menentukan tingkat dan komposisi persediaan. Kegiatan tersebut akan membantu perusahaan dalam melindungi kelancaran produksi dan penjualan serta kebutuhan-kebutuhan pembelajaran perusahaan dengan efektif dan efisien. Termasuk didalamnya pengaturan dan pengawasan atas pengadaan bahan-bahan kebutuhan yang sesuai dengan jumlah dan waktu yang di perlukan dengan biaya minimum.
  • 17. 17 Kegiatan pengawasan persediaan meliputi perencanaan persediaan, penjadwalan pemesanan (scheduling), pengaturan penyimpanan dan lain-lain. Semua kegiatan tersebut menjaga tersedianya persediaan yang optimum di dalam suatu perusahaan. Dalam suatu pengawasan persediaan diperlukan penghitungan cara jumlah agar tidak terjadi pemborosan dan waktu pemesanan. Sedangkan khusus persediaan perlu ditentukan besar persediaan penyelamat (safety stock), yaitu jumlah minumum, atau besar persediaan pada waktu pemesanan kembali dilakukan. 5.2 Standar Kredit dan Persyaratan Kredit Pada dasarnya setiap usaha di bidang jasa, dagang dan manufaktur bertujuan yang sama ingin mendapatkan laba dan menjaga keberlangsungan hidup perusahaan. Pada zaman ini, semakin banyak permasalahan yang timbul pada suatu perusahaan di dalam mewujudkan usahanya dan menjalankan aktivitas perusahaaan. Salah satu masalah yang dihadapi yaitu persaingan di dalam memasarkan produk, untuk dapat mengatasi masalah tersebut maka perusahaaan harus berupaya untuk merebut pasar melalui berbagai kebijakan untuk meningkatkan penjualan. Piutang muncul akibat terjadinya penjualan kredit. Piutang merupakan kebiasaan bagi perusahaan untuk memberikan kelonggaran kepada para pelanggan pada waktu melakukan penjualan. Kelonggaran-kelonggaran yang di berikan, biasanya dalam bentuk memperbolehkan para pelanggan tersebut membayar kemudian atas penjualan barang atau jasa yang dilakukan. Penjualan dengan syarat demikian disebut penjualan kredit. Mengapa banyak perusahaan yang menjual barang hasil produksi atau barang dagangan mereka secara kredit? Alasannya ialah karena penjualan secara kredit tersebut merupakan suatu upaya untuk meningkatkan (atau untuk mencegah penurunan) penjualan. Dengan penjualan yang meningkat, diharapkan agar keuntungan juga meningkat. Tetapi memiliki piutang menimbulkan berbagai biaya dalam perusahaan. Oleh karena itu perusahaan perlu untuk melakukan analisis ekonomi yang bertujuan untuk mengetahui apakah manfaat memiliki piutang lebih besar atau lebih kecil dari pada biayanya. a. Jenis-jenis piutang ada 3 macam yaitu : 1. Piutang Dagang (Account Receivables) Piutang yang timbul dari penjualan kredit barang atau Jasa yang merupakan usaha pokok perusahaan. Piutang dagang merupakan suatu perluasan kredit
  • 18. 18 jangka pendek kepada pelanggan. Pembayaran-pembayarannya biasanya jatuh tempo dalam tiga puluh sampai sembilan puluh hari. Perjanjian kreditnya merupakan persetujuan informal antara penjual dan pembeli yang didukung oleh dokumen-dokumen perusahaan yaitu faktur dan kontrak-kontrak penyerahan. 2. Piutang Wesel (Notes Receivables) Pengertian piutang wesel adalah piutang atau tagihan yang timbul dari penjualan barang atau jasa secara tertulis, disertai dengan janji tertulis. Piutang wesel mempunyai kekuatan hukum yang lebih mengikat karena disertai janji tertulis berupa surat wesel atau surat promes. Surat wesel dan surat promes adalah istilah untuk perjanjian tertulis dalam jual beli barang atau jasa secara kredit. Surat wesel adalah surat perintah yang dibuat oleh kreditur yang ditujukan kepada debitur untuk membayar sejumlah uang tertentu pada tanggal tertentu sebagaimana disebutkan dalam surat wesel tersebut. 3. Piutang bukan Dagang / Piutang Lain-lain (Others Receivables) Piutang bukan dagang ini meliputi seluruh tipe piutang lainnya dan mempunyai beberapa transaksi. Piutang bukan dagang umumnya didukung dengan persetujuan-persetujuan formal dan secara tertulis. Piutang bukan dagang harus diikhtisarkan dalam perkiraan-perkiraan yang berjudul sesuai dan dilaporkan secara terpisah dalam laporan keuangan. Piutang disusun dalam laporan keuangan dimana kondisi keuangan suatu perusahaan sangat menentukan kelancaran kegiatan pembiayaan dari perusahaan tersebut dan mengukur kinerja perusahaan. Untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan dapat dilihat dari laporan keuangan perusahaan setiap periodenya. 5.3 Pengelolaan Piutang Piutang merupakan asset yang cukup material. Oleh karena itu diperlukan manajemen pengelolaan piutang yang efektif dan efisien agar jumlah dana yang diinvestasikan dalam piutang sesuai dengan tingkat kemampuan perusahaan sehingga tidak mengganggu aliran kas. Kebijakan pengelolaan piutang meliputi pengambilan keputusan-keputusan sebagai berikut: 1. Standar kredit Standar kredit adalah kualitas minimal kelayakan kredit seorang pemohon kredit yang dapat diterima oleh perusahaan. Dengan adanya standar tersebut, perusahaan dapat meningkatkan penjualannya melalui penjualan secara kredit namun tidak menimbulkan resiko piutang tak tertagih yang berlebihan.
  • 19. 19 Perusahaan harus menentukan standar kredit yang tepat, yang lebih besar manfaat yang akan diperoleh bagi perusahaan daripada biaya akan dikeluarkan perusahaan dengan adanya standar tersebut. 2. Syarat kredit Suatu syarat kredit menetapkan adanya periode di mana kredit diberikan dan potongan tunai (bila ada) untuk pembayaran yang lebih awal. Faktor yang mempengaruhi syarat kredit adalah: Ø Sifat ekonomik produk, Ø Kondisi penjual, Ø Kondisi pembeli, Ø Periode kredit, Ø Potongan tunai dan Ø Tingkat bunga bebas risiko (tingkat bunga bank). 5.4 Kebijakan Kredit Dan Pengumpulan Piutang Kebijakan kredit merupakan kebijakan internal yang bisa dikendalikan oleh manajer keuangan. Kebijakan pemberian kredit merupakan trade-off antara tambahan keuntungan penjualan dan tambhan biaya. Tambahan biaya berasal dari jangka waktu kredit, potongan kas yang ditawarkan, dan kualitas langganan yang akan terlihat dari piutang yang tidak dibayar. a. Analisis Kuantitatif Manfaat dan Biaya Marjin kontribusi dipakai untuk perhitungan tambahan keuntungan dan biaya. Tambahan biaya bersumber dari biaya investasi pada piutang. Marjin kontribusi dihitung sebagai berikut ini: [ (harga – biaya variable) / harga ] × 100% b. Analisis Kualitatif Kebijakan Kredit Manajer keuangan harus mencari informasi yang bisa dipakai untuk menentukan apakah seseorang atau perusahaan pantas menerima kredit. Informasi tersebut bisa diperoleh dari beberapa sumber: 1. Laporan keuangan. Laporan tersebut bisa dipakai untuk mengidentifikasi kemampuan ekonomis (kemampuan menghasilkan kas) dan juga stabilitas aliran kas yang dihasilkan. 2. Bank. Bank biasanya menyimpan informasi mengenai pelanggannya. 3. Asosiasi Perdagangan. Banyak asosiasi perdagangan yang mempunyai informasi yang lebih lengkap mengenai perusahaan yang menjadi anggotanya. 4. Pengalaman Perusahaan.
  • 20. 20 5. Informasi lainnya. Perusahaan bisa memperoleh informasi melalui laporan credit rating. Setelah informasi dikumpulkan, manajer keuangan bisa melakukan analisis. Manajer bisa menggunakan pendekatan tradisional yang lebih subyektif seperti yang disebut sebagai 5C: 1. Character. Karakter berarti sejauh mana kemauan calon penerima membayar hutang- hutangnya. Karakter tidak memperhitungkan kemampuan ekonomis, tetapi niat baik. 2. Capacity. Kapasitas melihat sejauh mana kemampuan keuangan perusahaan atau individu. Kapasitas melihat kemampuan ekonomis seseorang atau perusahaan. 3. Capital. Capital melihat sejauh mana modal yang dimiliki oleh seseorang atau perusahaan. Pihak dengan modal yang baik mempunyai kemampuan melunasi hutang yang lebih baik, cateris paribus. 4. Collateral. Perusahaan atau pihak yang memberikan jaminan dengan aset tertentu, akan berisiko semakin kecil. 5. Conditions. Kondisi ekonomi akan menentukan kemampuan perusahaan melunasi hutangnya. c. Analisis Skoring (Pemberian Skor) dalam Analisis Kredit Perusahaan kartu kredit barangkali mempunyai model tertentu (seperti model credit scoring) untuk menganalisis calon penerima kartu kredit. Model tersebut barangkali merupakan model dengan tehnik statistik diskriminan seperti berikut ini. Y = 0.23 + 0.2 (Usia) + 0.003 (Pendapatan) + 500 (Kepemilikan rumah) Kepemilikan rumah merupakan variabel dummy, yang bernilai 1 jika memiliki rumah, dan 0 jika tidak. Untuk calon penerima kredit yang merupakan perusahaan, model semacam itu bisa dimodifikasi, misal sebagai berikut ini. Y = 5 (Coverage biaya tetap) + 20 (Rasio quick) + 1.5 (Usia perusahaan) Kemudian perusahaan mempunyai pengelompokkan kelas risiko sebagai berikut ini. Kelas risiko rendah jika skor di atas 50, kelas risiko menengah jika skor di antara 25 dan 50, dan kelas risiko tinggi jika skor di bawah 25.
  • 21. 21 5.5 Prinsip Dasar Pengelolaan Persediaan Persediaan merupakan salah satu daerah keputusan yang paling riskan dalam manajemen logistik. Komitmen terhadap segolongan persediaan tertentu dan selanjutnya alokasinya ke pasar untuk menghadapi penjualan dimasa depan, merupakan pusat dari operasi logistik. Tanpa penggolongan yang tepat dari persediaan, maka masalah-masalah pemasaran yang serius dapat timbul dalam usaha meningkatkan penghasilan dan memelihara hubungan dengan nasabah. Perencanaan persediaan juga sangat menentukan bagi operasi pembuatan (manufacturing operation). Kekurangan bahan mentah dapat menghentikan produksi atau merubah jadwal produksi, yang pada gilirannya akan meningkatkan ongkos dan kemungkinan akan menyebabkan kekurangan produk jadi. Seperti halnya kekurangan itu dapat mengganggu rencana pemasaran dan operasi-pembuatan (manufacturing), kelebihan persediaanpun juga dapat pula menimbulkan masalah. Kelebihan persediaan akan meningkatkan biaya dan menurunkan laba (profitability) melalui meningkatnya biaya pergudangan, keterikatan modal, kerusakan (deterioration), premi asuransi yang berlebihan, meningkatnya pajak, dan bahkan kekunoan (obsolescence). Manajemen persediaan berusaha mencapai keseimbangan diantara kekurangan dan kelebihan persediaan dalam suatu periode perencanaan yang mengandung resiko dan ketidakpastian. Perencanaan strategis membutuhkan banyak komitmen modal dan sumber-daya manajerial. Rencana strategis itu menentukan struktur dimana rencana operasional dan rencana taktis dituangkan. Jadi, rencana strategis itu merupakan seperangkat tonggak penunjuk jalan(guideposts) untuk tipe-tipe perencanaan lainnya. Jadi dapat kita simpulkan bahwa dari Strategi Manajemen Persediaan adalah :”Proses pengelolaan yang strategis terhadap pemindahan dan penyimpanan barang, suku cadang dan barang-jadi dari para suplaier, di antara fasilitas- fasilitas perusahaan dan kepada para pelanggan.” a. Prinsip - Prinsip Manajemen Persediaan Prinsip-prinsip manajemen persediaan terdiri dari beberapa bagian yang terdiri dari : 1. Fungsi Persediaan Fungsi dasar dari persediaan secara sederhana dapat dinyatakan dengan: Ø Meningkatkan laba (profitability), melalui bantuan pembuatan dan pemasaran.
  • 22. 22 Ø Konsep yang ideal dari persediaan, konsep ini terdiri dari pembuatan suatu produk yang sesuai dengan sfesifikasi nasabah. Persediaan merupakan bidang sangat penting dari penyebaran aktiva yang dibutuhkan untuk memberikan pengembaliaan yang minimum atas investasi modal. Pada umumnya, kebanyakan perusahaan mengadakan persediaan yang lebih besar dari kebutuhan pokoknya. Generelasi ini akan lebih dapat di pahami melalui pemeriksaan yang seksama terhadap 4 fungsi pokok yang mendasari manajemen persediaan diantaranya: a) Spesialisasi Wilayah, Salah satu fungsi persediaan adalah memungkinkan spesialisasi wilayah dari unit-unit operasi individual. Oleh karena factor-faktor seperti tenaga listrik, bahan mentah, air, dan buruh maka lokasi yang ekonomis untuk pembuatan(manufacturing) sering kali sangat jauh dari wilayah permintaan (areas of demand). Dengan pemisahan wilayah, masing-masing komponen ini dapat diprodusir secara ekonomis dan efisisen. b) Fungsi pemisahan wilayah juga berkaitan dengan penghimpunan golongan dalam distribusi fisik barang-barang jadi. Barang-barang pabrik dari berbagai lokasi dihimpun di suatu gudang tunggal, dengan maksud dapat menawarkan kepada nasabah suatu pengiriman tunggal dari gabungan produk-produk itu.Inilah contoh terpenting pemisahan wilayah dan distribusi terpadu yang dimungkinkan oleh persediaan. c) Decoupling, Fungsi kedua dari persediaan adalah memberikan efisiensi maksimum pada operasi dalam suatu fasilitas (decoupling). Penumpukan persediaan barang-sedang-dikerjakan (work in proces) dalam kompleks pembuatan akan memungkinkan penghematan maksimum dalam produksi tanpa terhentinya pekerjaan. Fungsi decoupling ini memungkinkan masing-masing produk dibuat dan didistibusikan dalam ukuran yang ekonomis (economical lot sozes). Dilihat dari segi pemasaran, decoupling memungkinkan produk dapat dibuat pada waktu akan dijual sebagai suatu golongan (assortment). Jadi, decoupling itu cendrung menunjang operasi perusahaan. Perbadaan decoupling dengan spesialisasi wilayah adalah dalam hal decoupling ini meningkatkan efisiensi operasi pada satu lokasi tunggal, sedangkan spesialisasi wilayah meliputi banyak lokasi. d) Penyeimbangan Penawaran dengan Permintaan, Fungsi ketiga dari persediaan adalah penyeimbangan, yang memperhatikan jarak waktu antara konsumsi dengan pembuatan(manufacturing). Persediaan penyeimbang ini adalah untuk menyesuaikan penyediaan suplai dengan permintaan.
  • 23. 23 e) Persediaan Pengaman, Fungsi persediaan pengaman atau persediaan penyangga (buffer stock) adalah menyangkut perubahan jangka pendek, baik dalam permintaan maupun dalam pengisian kembali (replenishment). Kebutuhan akan persedian akan pengaman adalah disebabkan oleh ketidak pastian mengenai penjualan dimasa depan dan pengisian kembali persediaan. Jika ketidak pastian itu mengenai berapa banyak suatu produk akan terjual, maka perlulah untuk memilihara posisi persediaan. Empat fungsi persedian adalah spesialisasi wilayah, decoupling, penyeimbangan penyediaan dengan penawaran, dan persedian pengaman. Fungsi – fungsi ini menentukan besarnya investasi persedian yang perlu untuk suatu system tertentu untuk tercapainya suatu tujuan manjemen. Pada tingkat minimum, persediaan yang di investasikan untuk mencapai spesialisasi wilayah dan decoupling, hanya dapat berubah dengan merubah pola lokasi fasilitas dan proses operasional dari perusahaan itu. Level minimum dari persedaian yang dibutuhkan untuk menyeimbangkan penawaran dengan permintaan, menunjukan sulitnya tugas menaksir kebutuhan – kebutuhan musiman. Dengan pengalaman beberapa kali periode musiman, maka persedian yang dibutuhkan untuk mencapai penjualam yang marjinal selama periode tinggi permintaan, dapat diproyeksikan dengan cukup baik. Suatu rencana persediaan musiman dapat dirumuskan berdasarkan pengalaman ini. 6. Sistem Pengawasan Persediaan Persediaan adalah suatu aktivita yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha yang normal atau persediaan barang-barang yang masih dalam pengerjaan/proses produksi, ataupun persediaan barang baku yang menunggu penggunaannya dalam suatu proses produksi. a. Jenis-jenis Persediaan Ada beberapa jenis persediaan, antara lain : 1. Batch Stock / Lost Size Inventory yaitu persediaan yang diadakan karena kita membeli atau membuat bahan-bahan barang-barang dalam jumlah yang lebih besar daripada jumlah yang dibutuhkan pada saat itu juga. Keuntungan yang dapat diperoleh dari Batch Stock / Lost Size Inventory antara lain : a) memperoleh potongan pada harga pembelian b) memperoleh efisiensi produksi
  • 24. 24 c) adanya penghematan didalam biaya pengangkutan 2. Fluctuation Stock adalah persediaan yang diadakan untuk menghadapi fluktuasi permintaan konsumen yang tidak dapat diramalkan. 3. Anticipation Stock yaitu persediaan yang diadakan untuk menghadapai flukuasi permintaan yang dapay diramalkan, berdasarkan pada musiman yang terjadi dalam satu tahun dan untuk menghadapi penggunaan atau penjualan permintaan meningkat. Adanya persediaan dapat menimbulkan biaya-biaya yang terjadi dari persediaan tersebut , antara lain : 1. Biaya pemesanan (ordering costs) 2. Biaya yang terjadi dari adanya persediaan (inventory carrying costs) 3. Biaya kekurangan persediaaan (out of stock costs) 4. Biaya yang berhubungan dengan kapasitas (capacity associated costs) Cara-Cara penetuan jumlah persediaan, Ada 2 sistem yang umum dikenal dalam menentuan jumlah persediaan akhir suatu periode yaitu : 1. Periode System yaitu setiap akhir periode dilakukan perhitungan secara fisik dalam menentukan jumlah persediaan akhir. 2. Perpetual System / Book Inventories yaitu dalam hal ini dibina catatan administrasi persediaan. setiap mutasi dari persediaan sebagai akibat dari pembelian ataupun penjualan dicatat atau dilihat dalam kartu administrasi persediaannya. b. Metode penilaian persediaan Ada beberapa cara yang dapat di gunakan dalam penilaian persediaan yaitu : 1. First In, First Out (FIFO Method), cara ini didasarkan atas asumsi bahwa harga barang yang sudah terjual dinilai menurut harga pemelian barang yang terdahulu masuk. 2. Cara rata-rata tertimbang (weight average method), cara ini didasarkan atas harga rata-rata dimana harga tersebut dipengaruhi oleh jumlah yang diperoleh pada masing-masing harga. 3. Last In, Firs Out (LIFO Method), cara ini didasarkan atas asumsi bahwa barang yang telah terjual dinilai menurut harga pembelian yang terakhir masuk. Sehingga persediaan yang masih ada /stock, dinilai berdasarkan harga pembelian barang yang terdahulu. c. Perbandingan atas hasil penilaian
  • 25. 25 Bila mana keadaan harga stabil , maka semua cara penilaian menghasilkan angka yang sama . Akan tetapi bila fluktuasi harga tidak stabil (nail turun) maka masing-masing cara akan menghasilkan angka yang berbeda, pada saat harga meningkat: 1. Metode FIFO meunjukkan : a) Nilai persediaan akhir yang tinggi b) harga pokok barang yang terjual yang rendah c) Profit yang lebih besar 2. Metode LIFO menunjukkan : a) Nilai persediaan akhir yang rendah b) Harga pokok barang yang terjual tinggi c) Profit yang rendah d. Pengawasan Persediaan Fungsi – fungsi utama dari pengawasan persediaan yang efektif adalah : 1. Memperoleh bahan-bahan yaitu menetapkan prosedur untuk memperoleh suatu suplai yang cukup dari bahan-bahan yang dibutuhkan baik kualitas maupun kuantitas 2. Menyimpan dan memelihara bahan-bahan dalam persediaan , yaitu mengadakan suatu system penyimpanan untuk memelihara dan melindungi bahan-bahan yang dimasukkan ke dalam persediaan. 3. Pengeluaran bahan-bahan dengan tepat pada saat serta tempat dimana dibutuhkan 4. Meminimalisasi investasi dalam bentuk bahan atau barang (mempertahankan persediaan dalam jumlah yang optimum setiap waktu)/ Adapun tujuan pengawasan persedian sebagai berikut : 1. Menjaga jamham sampai perusahaan kehabisan persediaan sehingga dapat mengakibatkan terhentinya kegiatan produksi 2. Menjaga supaya pembentukan persediaan oleh perusahaan tidak terlalu besar atau kelebihan, sehingga biaya-biaya yang timbul dari persediaan tidak terlalu besar 3. Menjaga agar pembelian secara kecil-kecilan dapat dihindari karena ini akan berakibat biaya pemesanan menjadi besar.
  • 26. 26 e. Organisasi Pengawasan Persediaan Dalam Perusahaan Pabrik Dilihat dari proses produksinya, maka organisasi pengawasan persediaan dapat diatur sebagai berikut : 1. pada perusahaan pabrik dengan proses terus menerus, pengawsan persediaan biasanya merupakan sebagian dari pengawasan produksi, karena perlunya dipertahankan arus bahan-bahan yang dibutuhkan untuk operasi yang lancer dan efisien dari kegiatan produksi 2. pada perusahaan pabrik dengan proses terputus-putus, keperluan akan kelancaran arus bahan- bahan tidak begitu penting dan dalam hal pengawasan persediaan dapat menjadi tanggungjawab dari manajer pabrik, pimpinan produksi, kepala bagian pembelian atau pejabat-pejabat setingkat yang tergantung dari besar kecilnya perusahaan dan organisasinya. Kesimpulan Piutang (accounts receivable) adalah tagihan kepada pihak lain dimasa yang akan datang karena terjadinya transaksi dimasa lalu. Dan Persediaan atau inventory adalah salah satu elemen utama dari modal kerja yang etrus menerus mengalami perubahan. Faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah investasi dalam piutang yaitu: Volume penjualan kredit, Syarat pembayaran penjualan kredit, Ketentuan pembatasan kredit, Kebijakan dalam penagihan piutang, Kebiasaan pembayaran pelanggan. Dalam memperbesar volume penjualan, banyak perusahaan melakukan transaksi penjualan secara kredit disamping penjualan secara tunai. Ini akan menimbulkan piutang bagi perusahaan yang melakukan penjualan tersebut. Piutang yang diberikan kepada pelanggan diharapkan dapat tertagih pada waktu jatuh tempo. Tetapi, ada kalanya piutang tidak dapat ditagih kembali. Dan perusahaan menilai resiko kredit atas dasar kriteria sebagai berikut : Character, Capacity, Capital, Collateral dan Condition. Dalam Pencegahan resiko kredit dapat pula dilakukan dengan cara sebagai berikut : Mencari informasi tentang mental/kepribadian, Mencari informasi tentang kemampuan keuangan, Mencari informasi tentang jalannya perusahaan, Menetapkan kebijakan setahap demi setahap, Membatasi jumlah piutang, Meminta barang jaminan dan Seleksi terhadap verkooper atau agen.
  • 27. 27 VI. PEMBIAYAAN JANGKA PENDEK 6.1 Pengertian Pembiyaan Jangka Pendek Pembiayaan jangka pendek merupakan pengelolaan aktiva lancar (kas, surat berharga, piutang, persediaan) dan pasiva lancar perusahaan (hutang dagang, wesel bayar, kewajiban yang masih harus dibayar) untuk mencapai keseimbangan antara laba dan risiko agar memberi kontribusi nilai positif terhadap nilai perusahaan. Misalnya Aktiva lancar dalam jumlah besar berakibat pada peningkatan risiko tidak dapat membayar pada saat jatuh tempo. Merupakan hutang dengan jangka waktu 1 tahun atau kurang yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan musiman dan aktiva lancar. Pembiayaan spontan (spontaneous financing) adalah pembiayaan yang diperoleh dari operasi normal perusahaan dengan dua sumber pembiayaan meliputi hutang dagang (account payable) dan kewajiban yang masih harus dibayar (accruals hutang akibat jasa yang diterima yang pembayarannya belum dilakukan). Account payable dan Accruals merupakan unsecured short-term financing, yaitu sumber pembiayaan jangka pendek yang diperoleh tanpa menjaminkan aktiva tertentu sebagai agunan. Pengertian Manajemen Keuangan Jangka Pendek (Short-Term financial management) Merupakan pengelolaan aktiva lancar (kas, surat berharga, piutang, persediaan) dan pasiva lancar perusahaan (hutang dagang, wesel bayar, kewajiban yang masih harus dibayar) untuk mencapai keseimbangan antara laba dan risiko agar memberi kontribusi nilai positif terhadap nilai perusahaan. Misalnya Aktiva lancar dalam jumlah besar berakibat pada peningkatan risiko tidak dapat membayar pada saat jatuh tempo. 6.2 Pembiayaan Jangka Pendek (Short-Term Financing) Merupakan hutang dengan jangka waktu 1 tahun atau kurang yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan musiman dan aktiva lancar. Pembiayaan spontan (spontaneous financing) adalah pembiayaan yang diperoleh dari operasi normal perusahaan dengan dua sumber pembiayaan meliputi hutang dagang (account payable) dan kewajiban yang masih harus dibayar (accruals hutang akibat jasa yang diterima yang pembayarannya belum dilakukan). Account payable dan Accruals merupakan unsecured short-term financing, yaitu
  • 28. 28 sumber pembiayaan jangka pendek yang diperoleh tanpa menjaminkan aktiva tertentu sebagai agunan. 6.3 Tipe Pendanaan Jangka Pendek 1. Pendanaan Spontan adalah jenis pendanaan yang berubah secara otomatis dengan berubahnya tingkat kegiatan perusahaan (misal dilihat dari penjualan perusahaan). Contoh : utang dagang dan utang akrual. 2. Pendanaan Tidak Spontan adalah jenis pendanaan yang tidak berubah secara otomatis dengan berubahnya tingkat kegiatan perusahaan. Contoh :utang yang diperoleh dari bank. 6.4 Pendanaan Spontan Jenis pendanaan ini memiliki karakter jika aktifitas persahaan berubah maka sumber pendanaanpun ikut berubah secara otomatis. Beberapa bentuk sumber dana spontan antara lain : utang dagang rekening-rekening akrual (misalnya pembayaran upah atau gaji atau pembayaran pajak). Utang dagang timbul karena perusahaan membeli pasokan dari supplier dengan kredit, sedang utang pajak terjadi karena pajak dibayar setiap tanggal tertentu dalam satu tahunnya. Rerata utang dagang = Nilai Utang / PerputaranUtangPerputaran utang dalam satu tahun = Periode Waktu / Jangka Waktu Kredit. Pendanaan Spontan 1.JenisPendanaanSpontanJenis pendanaan ini mengikuti kegiatan perusahaan. Ada beberapa contoh jenis pendanaan yang spontan: hutang dagang dan rekening-rekening akrual. Hutang dagang timbul karena perusahaan membeli pasokan dari supplier dengan kredit. 2.MengevaluasiTawaranPotonganKasPotongan kas bisa dilakukan oleh perusahaan yang memberikan penjualan kredit(kreditor). Tujuan potongan tersebut adalah agar debitur melunasi hutangnya lebih cepat. Biaya ditanggung oleh kreditor. Tetapi jika ada tawaran potongan kas dan perusahaan (debitur) tidak memanfaatkannya, maka ada biaya kesempatan (opportunity cost) yang hilang.Contoh : Perusahaan ditawari term kredit: 2/10 n/30 Term ini berarti, jika perusahaan melunasi utang dagang pada hari ke-10 atau sebelumnya maka akan mendapat potongan sebesar 2% Utang dagang tersebut akan jatuh tempo dalam waktu 30 hari.Apakah perusahaan menerima tawaran tersebut? Biaya bunga efektif dari tawaran tersebut bisa dihitung sebagai berikut ini (satu
  • 29. 29 tahundiasumsikan360hari).2360kd = —– × —— = 36,7% 9820 Perhitungandiatasmenggunakantingkatbungasederhana(tidak memasukkan efek penggandaan).Jika kita ingin memasukkan efek penggandaan, kita bisa menghitung sebagaiberikutini 2kd = ( 1 + —–) 360 / (30-10) –1 = 43,86% 98 6.5 Pendanaan Tidak Spontan Jenis pendanaan ini memiliki karakter bahwa untuk memperoleh, menambah maupun mengurangi dana, perusahaan membutuhkan waktu untuk negosiasi atau perundingan secara formal. Beberapa bentuk sumber dana tidak spontan antara lain : 1. Commersial Paper. Merupakan surat utang jangka pendek (jangka waktu 30-90) hari tanpa jaminan yang dikeluarkan perusahaan besar dan dijual langsung ke investor. Biasannya hanya perusahaan besar yang bisa mengeluarkan commersial paper. 2. Pinjaman Kredit. Berasal dari lembaga keuangan dan lembaga keuangan non bank. Pinjaman dari bank ada 2 jenis : (a) Kredit Transaksi, yaitu kredit yang ditujukan untuk tujuan spesifik tertentu. (b) Kredit Lini, dengan pinjaman ini, peminjam bisa meminjam sampai jumlah maksimum tertentu, yang menjadi plafon (batas atas pinjaman) 3. Factoring atau anjak piutang berarti menjual piutang dagang. Dari segi perusahaan yang mempunyai piutang, factoring memunyai manfaat karena perusahaan tidak perlu menunggu sampai piutang jatuh tempo untuk memperoleh kas. Piutang juga memperoleh manfaat karena factoring merupakan alternative investasi. 4. Menjaminkan Piutang. Alternatif lain dari menjual piutang adalah menggunakan piutang sebagai jaminan untuk memperoleh pinjaman. Dengan alternatif ini, kepemilikan piutang masih ada di tangan perusahaan. Jika pinjaman tidak terbayar, piutang yang dijadikan jaminan bisa digunakan untuk melunasi pinjaman. 5. Menjaminkan Barang Dagangan (Persediaan). Perusahaan bisa menjaminkan barang dagangan untuk memperoleh pinjaman. Prosedur yang dipakau akan sama dengan penjaminan piutang. Pemberi jaminan akan mengevaluasi nilai persediaan, kemudian akan memberikan pinjaman dalam presetase tertentu dari nilai persediaan yang dijaminkan. 6. Akseptasi Bank 7. Report
  • 30. 30 6.6 Evaluasi Sumber Pendanaan Jangka Pendek Untuk menentukan sumber pendanaan jangka pendek manajer keuangan bisa mengevaluasi dengan menggunakan kerangka : • Strategi pendanaan secara keseluruhan • Biaya • Kerersediaan • Fleksibilitas 6.7 Sumber-Sumber Pinjaman Jangka Pendek Tanpa Jaminan Termasuk dalam kategori pinjaman jangka pendek yang diperoleh dalam usaha biasanya terdiri dari bank loan dan commercial papers. Pinjaman Bank (bank loans). Bank sebagai sumber utama pendanaan yang dapat memberikan pinjaman jangka pendek tanpa jaminan untuk usaha. Pinjaman bank merupakan short-term, self- liquidating loan yaitu pinjaman jangka pendek tanpa jaminan yang digunakan untuk membiayai piutang dan persediaan pada saat kebutuhan modal meningkat secara musiman, diharapkan piutang dan persediaan dapat menjadi kas secara cepat (likuid) sehingga dana yang dibutuhkan untuk membayar pinjaman dapat diperoleh dengan sendirinya. Perhitungan Tingkat Bunga Pinjaman (loan interest rates) Secara umum, terdapat tiga metoda perhitungan tingkat bunga: a. Collect basis Contoh: kredit yang diterima Rp. 100 juta. Tingkat bunga 15%. Pada akhir tahun debitur membayar bunga Rp. 15 juta (plus Rp. 100 juta pokok pinjaman). Dengan demikian, tingkat bunga efektifnya: (Rp. 15 juta / Rp. 100 juta) x 100% = 15%. b. Discount basis Contoh: apabila debitur hanya menerima Rp. 85 juta pada awal tahun (karena bunganya diminta terlebih dahulu) dan membayar Rp. 100 juta pada akhir tahun, maka tingkat bunga efektifnya adalah: (Rp. 15 juta / Rp. 85 juta) x 100% = 17.65%
  • 31. 31 c. Add-on basis Contoh: apabila digunakan add-on basis, maka perusahaan diminta membayar secara angsuran (misalnya per bulan), maka pembayaran per bulan sebesar: {Rp. 100 juta (1.15) / 12} = Rp. 9.583.000,-. Dengan demikian, tingkat bunga per bulan dapat dihitung dengan menggunakan konsep time value of money: 12 9.583.000 100.000.000 = Σ t = 1 (1 + i) 12 dengan cara trial and error, akan diperoleh i (tingkat bunga sekitar 2,2% per bulan. Dengan demikian, tingkat bunga per tahun sekitar: (1 + 0.022)12 – 1 = 29,84% Dasar pembagian tingkat bunga pinjaman adalah : 1. Prime rate of interest Bunga terendah yang dibebankan oleh bank nasional atau bank komersil dengan reputasi terbaik kepada debitur korporasi dengan credit rating yang tinggi. 2. Fixed rate loan Suku bunga kredit yang ditetapkan sebesar prime rate of interest setelah ditambah spread (margin) dan berlaku tetap sampai dengan tanggal jatuh tempo kredit. 3. Floating-rate loan Suku bunga kredit yang ditetapkan sebesar prime rate of interest setelah ditambah spread (margin) dan berlaku mengambang (bisa berubah-ubah) meskipun kredit belum jatuh tempo. Contoh: Jumlah kredit $ 10,000 Bunga 1 tahun $ 1,000 Berapa effective annual rate: Apabila bunga dibayarkan setelah tanggal jatuh tempo? ($1,000 / $10,000) x 100% = 10,0%. Apabila bunga dibayarkan di depan (pada saat penerimaan pinjaman)? {$1,000 / ($10,000 – $1,000) x 100%} = 11,1% Secara umum, terdapat tiga bentuk pinjaman jangka pendek tanpa jaminan yang banyak
  • 32. 32 diaplikasikan, yaitu: 1. Single payment notes Kredit jangka pendek bersifat akad kredit berlaku untuk sekali dan kredit harus lunas pada saat jatuh tempo. 2. Compensating balances Jumlah saldo yang harus dipelihara oleh debitur dengan jumlah misalnya 10% sampai 20% dari jumlah limit kredit sebagai cadangan pembebanan bunga atau biaya administrasi kredit lainnya. Contoh: Limit kredit $1,000,000 Suku bunga 10% per tahun atau 10% x $1,000,000 = $100,000 per tahun. Compensating balances 20% atau $200,000 Akan tetapi, the effective annual rate of the funds sebenarnya adalah: ($100,000/$800,000) x 100% = 12.50% (bukan 10%) 3. Annual clean-up Untuk meyakinkan bahwa kredit yang dipinjam untuk pembiayaan sesuai perjanjian, bank sering meminta adanya “annual cleanup”, yaitu Rekening Pinjaman bersaldo “nihil” pada hari-hari tertentu pada tahun masih berlakunya masa pinjaman, hal ini dimaksudkan untuk menghindari adanya penyalahgunaan tujuan kredit, misalnya kredit berjangka pendek digunakan untuk kredit jangka panjang. 6.8 Surat Berharga (Commercial paper) Merupakan salah satu bentuk pembiayaan jangka pendek yang terdiri dari promes tanpa jaminan yang dikeluarkan oleh perusahaan yang memiliki standar kredit yang tinggi. Umumnya hanya perusahaan-perusahaan besar saja dengan kondisi keuangan dan reputasi yang baik yang dapat menerbitkan commercial paper. Keuntungan menggunakan commercial paper: Rendahnya tingkat bunga CP dibandingkan tingkat bunga pinjaman bank. Tidak diperlukan adanya agunan khususuntuk CP yang diterbitkan perusahaan penerbit. Akan tetapi ada lini kredit dengan jumlah nominal sama dengan CP yang diterbitkan untuk menjamin bila CP yang diterbitkan tidak laku dijual atau untuk menjamin pembayaran CP bila telah jatuh tempo.CP mendatangkan sejumlah besar dana jangka pendek dalam tiap penerbitannya.
  • 33. 33 CP juga meningkatkan nama baik dan prestasi perusahaan penerbitkarena opini umum yang berlaku bahwa hanya perusahaan dengan kredibilitas tinggi saja yang dapat menerbitkan dan menjual CP di pasaran. Perusahaan penerbit akan lebih mudah memperoleh pinjaman lain dari bank komersial di masa yang akan datang. CP dapat bertindak sebagai “jembatan” antara satu pinjaman bank dengan yang lainnya, sehingga kebutuhan dana yang muncul pada selang waktu antara dua pinjaman bank dapat ditutupi dengan dana dari penjualan CP. Keterbatasan commercial paper Sifat CP sulit diramalkan perkembangannya dibandingkan dengan pinjaman bank, sehingga sering mengakibatkan CP memiliki kadar risiko yang lebih tinggi. Dengan demikian, beberapa keterbatasan penerbitan CP adalah sebagai berikut: Masih ada kemungkinan CP tidak laku dijual sedangkan pinjaman bank sudah pasti akan diterima pada periode tertentu. Dengan demikian, bila CP tidak laku ada kemungkinan dana yang diperlukan tidak tersedia pada periode yang telah direncanakan. Bila perusahaan penerbit mengalami kesulitan keuangan saat CP jatuh tempo sehingga tidak mampu membayar kembali CP tersebut, sulit meminta waktu penundaan pembayaran pada para investornya. Perusahaan kecil dengan kredibilitas tinggi dalam masalah kreditnya, tidak dapat ikut menerbitkan CP sebagai sumber dana jangka pendeknya. Perhitungan bunga efektif commercial paper Tingkat suku bunga efektif commercial paper ditentukan oleh berapa besar discount yang diberikan dan lamanya jatuh tempo, penjualan commercial paper dapat dilakukan dengan perhitungan discount dari nilai par (par value atau face value) dan bunga sebenarnya yang diperoleh pembeli ditentukan dengan perhitungan tertentu. Contoh: PT Venus menerbitkan commercial paper seharga Rp. 3.000.000,- yang akan jatuh tempo dalam waktu 90 hari dan menjual dengan harga Rp. 2.940.000, untuk investasi sebesar Rp. 2.940.000, dengan pokok Rp. 2.940.000, : Rp.2.940.000,-) = 2,04% untuk 90 hari. Bila diasumsikan commercial paper diperpanjang setiap 90 hari sepanjang tahun, maka tingkat bunga efektif untuk commercial paper dengan persamaan:
  • 34. 34 k EAR = ( 1 + )n – 1 adalah sebesar (1 + 2,04%)4 – 1 = 8,41% m di mana: EAR = tingkat bunga efektif (effective annual rate) k = tingkat bunga nominal m = compounding frequency (frekuensi pemajemukan) Contoh di atas menunjukkan bahwa m = 4 diperoleh dari informasi bahwa commercial paper jatuh tempo setelah 90 hari di mana asumsi 1 tahun = 360 hari, dengan demikian m = 360/90 = 4. 6.9 Perencanaan keuangan jangka pendek Merupakan salah satu cara melakukan persiapan finansial di masa dapan untuk kebutuhan jangka pendek, seperti misalnya untuk ber- investasi jangka pendek dan biaya sekolah anak. Perencanaan keuangan jangka pendek ini perlu dilakukan sejak kita mulai mendapatkan penghasilan sendiri dan manfaat yang kita peroleh tentu tidak membutuhkan waktu yang lama. Banyak orang yang memilih jalur asuransi sebagai perencanaan keuangan jangka panjang. Dengan mengikuti polis asuransi mereka hanya perlu membayar iuran premi bulanan untuk menjamin kerugian yang mungkin mereka alami di masa depan seperti misalnya kerugian jiwa, kesehatan, masa tua, investasi dan sebagainya. Dalam asuransi ini terdapat dua pihak yaitu pihak penanggung ( pihak asuransi ) dan pihak tertanggung ( pihak yang nasabah asuransi ). Untuk menghitung berapa besar risiko yang mungkin diterima oleh pihak penanggung, maka perlu memainkan ilmu aktuaria untuk melindungi risiko dan memperkirakan klaim di kemudian hari dengan tepat. Salah satu perencanaan keuangan lain untuk waktu yang relatif sebentar adalah melakukan investasi jangka pendek atau perencanaan keuangan jangka pendek. Peluang investasi jangka pendek ada banyak, diantaranya adalah : 1. Tabungan Dengan menabung di bank, uang bisa dicairkan kapan saja. Kamu tinggal tarik langsung dari bank atau atm terdekat. Namun bank memiliki kelemahan, karena tingkat bunganya rendah. 2. Deposito Deposito sedikit berbeda dengan tabungan karena tabungan bisa diambil kapan saja, sementara deposito bisa diambil namun dengan jangka waktu tertentu alias ada jatuh tempo nya.
  • 35. 35 Misalkan kamu mengambil deposito 3 bulan, maka uang kamu harus tersimpan di Bank selama 3 bulan, baru bisa diambil. Jika mengambil uang sebelum jatuh tempo, maka dikenakan pinalti. 3. Reksadana Reksadana jangka pendek salah satunya adalah reksadana yang berkaitan dengan pasar uang. Pada reksadana ini uang akan dimasukkan dalam obligasi jangka pendek, sertifikat Bank Indonesia dan Deposito. 4. Saham Ada saham – saham di pasar modal yang fluktuasi harganya cukup cepat, saham – saham ini cocok untuk investasi jangka pendek. 5. Emas Menurut para perencana keuangan, emas layak dipertimbangkan sebagai alternatif instrumen investasi saat kondisi pasar modal sedang buruk. Karena emas tidak terpengaruh inflasi, kalau dana sudah dibutuhkan investor bisa menjual emasnya dengan mudah. Sebenarnya, perbedaaan investasi jangka pendek dan investasi jangka panjang hanya terletak pada waktu dan likuiditasnya saja. Penggunaan Informasi Akuntansi Differensial Dalam Perencanaan Laba Jangka Pendek. Analisis hubungan biaya – volume – laba merupakan teknik untuk menghitung dampak perubahan harga jual, volume penjualan, dan biaya terhadap laba, untuk membantu manajemen dalam perencanaan laba jangka pendek. Kegunaan Informasi Akuntansi Diferensial salah satunya adalah sebagai alat perencanaan laba jangka pendek. Perencanaan laba jangka pendek dapat dilakukan dengan melakukan analisis biaya-volume-laba. A. Perencanaan Laba Jangka Pendek Dalam penyusunan anggaran manajemen memerlukan informasi akuntansi untuk mempertimbangkan berbagai dampak terhadap laba akibat dipilihnya suatu alternatif. Laba perusahaan dalam jangka pendek dipengaruhi oleh pendapatan (hasil kali volume penjualan dengan harga jual) biaya variabel, dan biaya tetap. Manajemen memerlukan informasi akuntansi differensial yang terdiri dari informasi pendapatan differensial dan informasi biaya differensial,
  • 36. 36 untuk mempertimbangkan dampak perubahan volume penjualan, harga jual, dan biaya terhadap laba perusahaan. Analisis impas dan biaya – volume – laba merupakan teknik yang menggunakan informasi akuntansi differensial untuk membantu manajemen dalam perencanaan laba jangka pendek. Dengan mengetahui dampak terhadap laba, setiap alternatif tindakan yang dipertimbangkan manajemen akan memiliki dasar yang kuat untuk memilih, sehingga ia akan mampu mengambil keputusan secara ekonomis rasional. B. Parameter-parameter perencanaan laba jangka pendek yaitu: 1. Break Even Point (BEP) · Merupakan kondisi perusahaan dimana perusahaan tidak mengalami keuntungan dan tidak pula menderita kerugian. · Artinya perusahaan memiliki pendapatan dan biaya yang sama besarnya · Dengan kata lain, perusahaan memiliki laba sebesar 0 dan mengalami kerugian sebesar 0 · BEP dapat dihitung dengan cara membagi biaya tetap dengan selisih antara harga dan biaya variabel (BEP dalam unit) atau dengan contribution margin ratio/CMR (BEP dalam jumlah uang) 2. Margin Of Safety · Margin of safety merupakan batas aman perusahaan untuk tidak mengalami kerugian atau batas toleransi penurunan volume penjualan dari target penjualan perusahaan agar perusahaan tidak mengalami kerugian · Margin of safety dapat diperoleh dengan menghitung selisih antara target penjualan perusahaan dengan Break Even Point (BEP) 3. Shutdown Point · Shutdown point merupakan kondisi dimana perusahaan harus menutup usahanya jika tidak ingin mengalami kerugian yang lebih besar. · Shutdown poin dapat dihitung dengan cara membagi biaya tetap tunai perusahaan dengan selisih antara harga dan biaya variabel perusahaan atau biaya tetap tunai dengan contribution margin ratio (CMR)
  • 37. 37 4. Degree of Operating Leverage · Degree of operating leverage digunakan untuk mengetahui dampak perubahan penjualan terhadap laba bersih perusahaan, yaitu berapa persentase penjualan berakibat terhadap persentase laba bersih. · Degree of operating leverage dapat dihitung dengan cara membagi laba kontribusi dengan laba bersih. Jika degree of operating leverage sebesar 10, maka jika penjualan naik/turun 5% maka laba bersih akan mengalami penurunan sebesar 10 x 5 = 50% 5. Laba Kontribusi · Merupakan keuntungan yang diperoleh perusahaan dari kegiatan perusahaan, misalnya penjualan · Laba kontribusi dapat diperoleh dengan cara menghitung selisih antara pendapatan perusahaan dikurangi dengan biaya produk. Contoh: Dalam proses penyusunan anggaran, departemen anggaran PT. X menyajikan Laporan Laba – Rugi yang diproyeksikan untuk tahun anggaran yang akan datang seperti berikut: PT. X Laporan Laba-Rugi yang di Proyeksikan Tahun Anggaran 2011 Jumlah % Pendapatan Penjualan Rp. 500.000.000 100 Biaya Variabel Rp. 300.000.000 60 Laba Kontribusi Rp. 200.000.000 40 Biaya Tetap Rp. 150.000.000 30 Laba Bersih Rp. 50.000.000 10 Dalam proses penyusunan anggaran induk perusahaan, Laporan Laba-Rugi yang disusun dengan metode variabel costing sangat membantu manajemen puncak karena pengambilan keputusan
  • 38. 38 jangka pendek umumnya menyangkut atau mengakibatkan penambahan atau penggurangan volume kegiatan, maka informasi biaya yang dipisahkan menurut perilakunya dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan akan sangat membantu. Dari laporan diatas manajemen dapat memperoleh berbagai parameter (gambaran sesuatu dalam bentuk angka) berikut ini: a. Break Even Point. Impas dapat dihitung sebesar Rp.375.000.000 (Rp.150.000.000 : 40%). Angka itu menunjukan bahwa dari target pendapatan penjualan yang direncanakan sebesar Rp. 500.000.000 dalam tahun anggaran tersebut, minimum perusahaan harus dapat menjual Rp.375.000.000, agar perusahaan tidak rugi. Dalam proses perencanaan laba jangka pendek, manajemen memerlukan informasi impas untuk mempertimbangkan berbagai usulan kegiatan. Suatu usulan kegiatan yang mengakibatkan turunnya impas akan menarik manajemen jika dibandingkan dengan yang mengakibatkan kenaikan impas, karena semakin rendah impas berarti semakin besar kemungkinan perusahaan memperoleh kesempatan mendapatkan laba. b. Margin of Safety. Manajemen memerlukan informasi margin of safety dari anggaran laba yang diproyeksikan dalam tahun anggaran yang akan datang. Dari contoh diatas karena impas dihitung sebesar Rp. 375.000.000 maka jumlah maksimum penurunan target pendapatan penjualan yang tidak menyebabkan perusahaan mengalami kerugian adalah Rp. 125.000.000 (Rp. 500.000.000 – Rp. 375.000.000) atau 25 % (Rp. 125.000.000 : Rp. 500.000.000). Semakin besar margin of safety semakin besar kesempatan perusahaan untuk memperoleh laba begitu juga sebaliknya. c. Titik Penutupan Usaha (Shut Down Point). Manajemen memerlukan informasi ini, jika misalnya diketahui bahwa dari biaya tetap perusahaan sebesar Rp. 150.000.000, Rp. 100.000.000 merupakan biaya tunai, maka dalam tahun anggaran 2011, titik penutupan usaha adalah sebesar Rp. 250.000.000 (Rp. 100.000.000 : 40%), berarti dibawah pendapatan penjualan (Rp. 500.000.000,-) maka usaha perusahaan tersebut secara ekonomis tidak pantas dilanjutkan karena pendapatan penjualan dibawah jumlah tersebut akan mengakibatkan perusahaan tidak mampu membayar biaya tunainya. d. Degree of Operating Leverage.
  • 39. 39 Manajemen memerlukan informasi ini yang dihitung dari data diatas adalah 4 kali (Rp. 200.000.000 : Rp. 50.000.000) yang berarti setiap 1% kenaikan pendapatan penjualan akan mengakibatkan 4% (4 x 1%) kenaikan laba bersih. Dengan demikian usulan kegiatan diharapkan akan menaikkan pendapatan penjualan sebesar 5%, maka dalam tahun anggaran tersebut laba bersih perusahaan diharapkan akan mengalami kenaikan 20% (4 x 5%). e. Laba Kontribusi per Unit. Laba kontribusi merupakan kelebihan pendapatan penjualan diatas biaya variabel. Informasi ini memberikan gambaran jumlah yang tersedia untuk menutup biaya tetap dan untuk menghasilkan laba. Semakin besar laba kontribusi, semakin besar kesempatan yang diperoleh perusahaan untuk menutup biaya tetap dan untuk menghasilkan laba. Jika informasi laba kontribusi per unit dihubungkan dengan penggunaan sumber daya yang langka, manajemen akan memperoleh informasi berbagai macam untuk menghasilkan laba. Ini juga memberikan landasan dalam pemilihan produk yang mampu menghasilkan laba tertinggi dalam memanfaatkan sumber daya yang langka. Kesimpulan Pada Prinsipnya Manajemen Keuangan Jangka Pendek (Short-term financial management), merupakan pengelolaan aktiva lancar (kas, surat berharga, piutang, persediaan) dan pasiva lancar perusahaan (hutang dagang, wesel bayar, kewajiban yang masih harus dibayar) untuk mencapai keseimbangan antara laba dan risiko agar memberi kontribusi nilai positif terhadap nilai perusahaan. Misalnya Aktiva lancar dalam jumlah besar berakibat pada peningkatan risiko tidak dapat membayar pada saat jatuh tempo, metode dapat menggunakan Konvensional maupun secara Syar’i. .