Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
MANAJEMEN KEUANGAN
1. MAKALAH
PENGANTAR MANAJEMEN KEUANGAN I
TINJAUAN MANAJEMEN KEUANGAN
DOSEN PEMBIMBING
Ade Fauji. SE., MM
DI SUSUN OLEH :
Nama : Facturrochman Al Aziz
Kelas : 2T-MA
NIM : 11011700303
Ruang/Hari : B.1.2 / Minggu
UNIVERSITAS BINA BANGSA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PRODI MANAJEMEN
2018
1
2. KATA PENGANTAR
Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada
Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya penyusun mampu menyelesaikan tugas
makalah ini guna memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Manajemen Keuangan 1
Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi.
Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat
bantuan, dorongan, dan bimbingan Ortu, teman, dosen dan lainnya, sehingga kendala-kendala
yang penulis hadapi dapat teratasi.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang Manajemen
Keuangan yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber informasi dari
internet. Makalah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang
dari diri penyusun maupun yang datang dari eksternal. Namun dengan penuh kesabaran dan
terutama pertolongan dari Allah akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi
sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa(i) Universitas Bina Bangsa.
Kami sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu,
kepada dosen pembimbing kami meminta masukannya demi perbaikan pembuatan
makalah kami di masa yang akan datang dan mengharapkan kritik dan saran dari para
pembaca.
Serang, 10 April 2018
Penyusun
2
3. DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR …………………………………………………………………….. 1
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………… 2
PENDAHULUAN ………………………………………………………………………… 3
Latar Belakang ……………………………………………………………………. 3
Rumusan Masalah ………………………………………………………………… 4
Tujuan Penulisan …………………………………………………………………. 4
PEMBAHASAN ………………………………………………………………………….. 5
Bursa Keuangan dan Suku Bunga ………………………………………………… 5
Nilai Waktu dari Uang ……………………………………………………………. 11
Analisis Rasio Laporan Keuangan ………………………………………………... 18
Perencanaan dan Pengendalian Keuangan ………………………………………... 22
Manajemen Modal Kerja dan Manajemen Kas …………………………………… 29
Pengelolaan Kredit dan Pengelolaan Persediaan …………………………………..35
Pembiayaan Jangka Pendek ………………………………………………………..39
PENUTUP ……………………………………………………………………………….. 48
Saran ………………………………………………………………………………. 48
Kesimpulan ………………………………………………………………………... 48
Daftar Pustaka ……………………………………………………………………...49
3
4. A. PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
Dalam rangka memenuhi penilaian Mata Kuliah Pengantar Manajemen Keuangan 1
maka penyusun membuat resume mengenai manajemen keuangan dari BAB I sampai BAB
VII, tentang suku bunga hingga pembiayaan jangka pedek.
Manajemen keuangan bukan hanya berkutat seputar pencatatan akuntansi. Dia
merupakan bagian penting dari manajemen program dan tidak boleh dipandang sebagai suatu
aktivitas tersendiri yang menjadi bagian pekerjaan orang keuangan. Manajemen keuangan
lebih merupakan pemeliharaan suatu kendaraan, apabila kita tidak memberinya bahan bakar
dan oli yang bagus serta service teratur, maka kendaraan tersebut tidak akan berfungsi secara
baik dan efisien. Lebih parah lagi, kendaraan tersebut dapat rusak ditengah jalan dan gagal
untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.
Jadi, manajemen keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk
memperoleh sumber modal yang semurah-murahnya dengan menggunakanya seefektif,
seefisien, dan seproduktif mungkin untuk menghasilkan laba. Seorang manajer keuangan
dalam suatu perusahaan harus mengetahui bagaimana mengelola segala unsur dan segi
keuangan, hal ini wajib dilakukan karena keuangan merupakan salah satu fungsi penting
dalam mencapai tujuan perusahaan.
Unsur manajemen keuangan harus diketahui oleh seorang manajer. Misalkan saja
seorang manajer keuangan tidak mengetahui apa-apa saja yang menjadi unsur-unsur
manajemen keuangan, maka akan muncul kesulitan dalam menjalankan suatu perusahaan
tersebut.
Sebab itu, seorang manajer keuangan harus mampu mengetahui segala aktivitas
manajemen keuangan, khususnya penganalisisan sumber dana dan penggunaan-nya untuk
merealisasikan keuntungan maksimum bagi perusahaan tersebut. Seorang manajer keuangan
harus memahami arus peredaran uang baik eksternal maupun internal.
II. Rumusan Masalah
4
5. a. Apa itu bursa keuangan dan teori suku bunga ?
b. Apa itu nilai waktu uang ?
c. Bagaimana analisis dan peramalan laporan keuangan ?
d. Bagaimana perencanaan dan pengendalian keuangan ?
e. Bagaimana kebijakan modal kerja dan pengelolaan kas ?
f. Bagaimana pengelolaan kredit dan persediaan ?
g. Pembiayaan jangka pendek ?
III. Tujuan Penulisan
Tujuan utama dari penulisan dan penyusunan resume ini adalah untuk memenuhi tugas
mata kuliah Pengantar Manajemen Keuangan berupa resume bab I hingga bab VII. Selain
itu penyusun juga berharap agar resume ini dapat bermanfaat bagi semua yang
membacanya khususnya mahasiswa/mahasiswi Universitas Bina Bangsa.
5
6. B. PEMBAHASAN
I. Bursa Keuangan dan Suku Bunga
Bursa keuangan adalah seluruh institusi dan prosedur untuk menjembatani pembeli dan penjual
instrument keuangan. Bursa keuangan bias juga diartikan sebagai tempat bertemu nya peminjam
dan pemberi modal, si pemberi memiliki dana berlebih sedang si peminjam membutuhkan dana
lebih. Ada berbagai jenis bursa keuangan, antara lain :
1. Pasar Aktiva Fisik
Yakni tempat jual beli produk sepert sandang, pangan, peralatan, dan perkakas. Bursa keuangan
berurusan dengan saham, obligasi, promes, hipotik, dan klaim lain atas aktiva rill.
2. Pasar Saat Ini dan Pasar Berjangka (spot and futures market)
Mengacu pada saat penyerahan. Spot market berarti bahwa “aktiva” yang diperdagangkan
diserahkan ditempat atau diserahkan dalam dua tiga hari kemudian sedangkan dalam fuures
market atau pasar berjangka penyerahan mungkin baru akan berlangsung beberapa bulan
kemudian.
3.Pasar Uang (money markets) dan Pasar Modal (capital markets)
Keduanya merupakan bursa keuangan, tetapi jenis sekuritas serta janmgka waktu yang dikelola
berbeda. Psar uangn adalah bursa untuk sekuritas utang dengan jatuh tempo kurang dari setahun.
Pasar modal adalah bursa utang jangka panjang dan saham perseroan.
4.Bursa Hipotik
Bersangkut-paut dengan pinjaman untuk real estate hunian, komersial, dan industri, dan tanah
pertanian atau perkebunan, sedangkan bursa kredit konsumen berkaitan dengan pinjaman untuk
mobil dan perkaks, pendidikan, hiburan, dan sebagainya.
5. Pasar Dunia, Nasional, Regional, dan Lokal.
Artinya, berdasarkan ukuran danjangkauan opersi perusahaan, dapat ditentukan pada tingkat
pasar mana ia bisa memperoleh pinjaman. Makin besar ukurannya dan makin luas jangkauannya,
makin mampu ia merambah pasar dunia.
6
7. 6.Pasar Perdana
Adalah bursa tempat perseroan pertama sekali menerbitkan / menjual saham baru untuk
menambah modalnya (emisi). Pasar sekunder adalah bursa tempat sekuritas dan aktiva keuangan
lainnya diperdagangkan oleh para investor setelah diterbitkan melalui pasar perdana.
Dalam bursa keuangan ada yang namanya Lembaga Keuangan. Lembaga Keuangan bisa disebut
sebagai pemberi pinjaman/perantara dalam bursa keuangan. Perantara keuangan (financial
intermediary) adalah pihak seperti bank atau lembaga keuangan lain yang menerima dana dari
penyedia dan menempatkan dana tersebut pada pengguna. Investasi perantara pada pengguna
biasanya berjangka panjang, biasanya memiliki likuiditas yang kurang, dan biasanya memiliki
risiko kredit lebih daripada kewajiban perantara kepada penyedia. Tugas bank secara umum ada
3, yaitu :
1. Menghimpun dana dari masyarakat
2. Memberi kredit kepada masyarakat
3. Sebagai perantara dalam transaksi
Teori Suku Bunga
Pada prinsipnya, tingkat suku bunga adalah harga atas penggunaan uang yang biasanya
dinyatakan dalam persen (%) untuk jangka waktu tertentu. Terdapat banyak teori tentang suku
bunga, akan tetapi pada tulisan ini oleh penulis hanya akan dikemukakan teori-teori yang
dianggap penting untuk diketahui.
Teori Suku Bunga Klasik
Menurut kaum klasik, suku bunga menentukan besarnya tabungan maupun investasi yang akan
dilakukan dalam perekonomian yang menyebabkan tabungan yang tercipta pada penggunaan
tenaga kerja penuh akan selalu sama yang dilakukan oleh pengusaha. beranjak dari teori ekonomi
mikro, teori klasik mengatakan bahwa tingkat bunga merupakan nilai balas jasa dari modal.
Dalam teori klasik, stok barang modal dicampuradukkan dengan uang dan keduanya dianggap
7
8. mempunyai hubungan subtitusif. Semakin langka modal, semakin tinggi suku bunga. Sebaliknya,
semakin banyak modal semakin rendah tingkat suku bunga (Nasution dalam Badriah
Sappewali,2001).
Teori Suku Bunga Keynes
Keynes mempunyai pandangan yang berbeda dengan klasik. Tingkat bunga itu merupakan suatu
fenomena moneter. Artinya, tingkat bunga ditentukan oleh penawaran dan permintaan uang
(ditentukan dalam pasar uang). Uang akan mempengaruhi kegiatan ekonomi (GNP), sepanjang
uang ini mempengaruhi tingkat bunga. Perubahan tingkat bunga selanjutnya akan mempengaruhi
keinginan untuk mengadakan investasi dengan demikian akan mempengaruhi
GNP (Nopirin,1992).
Macam-macam suku bunga :
Bunga Flat
Pada sistem ini, jumlah pembayaran utang pokok dan bunga kredit besarnya sama tiap
bulan. Bunga ini diperuntukkan kredit jangka pendek seperti kredit kendaraan dan KTA.
Suku bunga flat adalah perhitungan bunga yang paling mudah. Tiap bulan angsurannya sama,
bunganya sama, cicilan pokoknya sama. Dalam kredit bunga flat atau bunga tetap, plafon kredit
dan besarnya bunga akan dihitung secara proposional sesuai dengan jangka waktu kredit.
Nilai bunga akan tetap sama setiap bulan, karena bunga dihitung dari prosentasi bunga
dikalikan pokok pinjaman awal. Jadi jumlah pembayaran pokok + bunga setiap bulan akan sama
besarnya.
8
9. Bunga Efektif
Dalam kredit dengan bunga efektif atau kadang disebut sliding rate. Perhitungan
bunganya dilakukan pada setiap akhir periode angsuran. Bunga kredit dihitung dari saldo akhir
setiap bulannya.
Bunga dihitung berdasarkan nilai pokok yang belum dibayar. Jadi bunga per bulan akan
berubah-ubah berdasar nilai pokok yang masih terhutang. Nilai bunga yang dibayar debitur
setiap bulan akan semakin mengecil. Karena bunganya yang dibayar mengecil, maka angsuran
per bulan akan semakin menurun dari waktu ke waktu. Angsuran bulan kedua lebih kecil
daripada angsuran bulan pertama, begitu seterusnya.
Misal, anda berhutang Rp 100.000.000,- dengan bunga efektif 12% per tahun, dengan cicilan
pokok Rp 10.000.000,- per bulan. Maka:
Bulan ke-1 bunganya 1% x Rp 100.000.000,- = Rp 1.000.000,-
Bulan ke-2 bunganya 1% x Rp 90.000.000,- = Rp 900.000,-
Bulan ke-3 bunganya 1% x Rp 80.000.000,- = Rp 800.000,-
dan seterusnya..
Rumus Bunga Efektif:
Bunga per bulan = Saldo akhir periode x Suku bunga pertahun / 12
9
10. NOTE : Jangan membandingkan sistem bunga flat dengan efektif hanya dari angkanya saja.
Bunga flat 6% tidak sama dengan bunga efektif 6%. Besar bunga efektif biasanya 1,8-2 kali
bunga flat. jadi, bunga flat 6% sama dengan bunga efektif 10,8%-12%.
Bunga Anuitas
Dalam kredit dengan bunga anuitas, angsuran bulanannya tetap. Namun komposisi
bunga dan pokok angsuran akan berubah tiap periodenya. Nilai bunga per bulan akan mengecil,
angsuran pokok per bulannya akan membesar.
10
11. Bunga Mengambang / Floating Rate
Dalam sistem ini, tingkat suku bunga akan mengikuti naik-turunnya suku bunga pasar.
Jika suku bunga pasar naik, maka bunga kredit anda juga akan ikut naik, demikian pula
11
12. sebaliknya. Sistem bunga ini diterapkan untuk kredit jangka panjang, seperti kredit kepemilikan
rumah, modal kerja, usaha dan investasi.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Suku Bunga
Faktor-faktor utama yang mempengaruhi besar kecilnya penetapan suku bunga adalah sebagai
berikut :
1. Kebutuhan dana
2. Persaingan
3. Kebijakan pemerintah
4. Target laba yang diinginkan
5. Jangka waktu
6. Kualitas jaminan
7. Reputasi perusahaan
8. Produk yang kompetitif
9. Hubungan baik
10. Jaminan pihak ketiga
12
13. Nilai Waktu Dari Uang (Time Value of Money)
Pengertian Nilai Waktu Dari Uang
Konsep nilai waktu dari uang berhubungan dengan tingkat bunga yang digunakan dalam
perhitungan aliran kas. Nili uang saat ini (present value) akan berbeda dengan nilai uang tersebut
di waktu yang akan datang (future value) karena adanya faktor bunga.
Suatu jumlah uang tertentu yang diterima waktu yang akan datang jika dinilai sekarang
maka jumlah uang tersebut harus didiskon dengan tingkat bunga tertentu. Faktor bunga dalam
kasus ini dinamakan faktor diskonto (discount factor). Sebaliknya apabila suatu jumlah uang
tertentu saat ini dinilai untuk waktu yang akan datang maka jumlah uang tersebut harus
digandakan dengan tingkat bunga tertentu. Faktor bunga pada kasus penggandaan ini dinamakan
faktor pengganda atau pemajemukan (compound faktor).
Sebagai contoh, nilai uang Rp. 1000,- yang dimiliki saat ini berbeda dengan nilai uang
Rp. 1000,- yang dimiliki lima tahun lagi. Nilai uang Rp. 1000,- saat sekarang (present value)
diniai lebih tinggi daripada nilai uang tersebut diwaktu yang akan datang (future value). Hal ini
dikarena uang Rp. 1000,- yang diterima sekarang tersebut mempunyai kesempatan
menghasilkan pendapatan, misalnya untuk berdagang dan menjalankan usaha atau ditabung di
bank dengan penghasilan bunga.
Nilai Waktu Yang Akan Datang (Future Value)
1. Bunga Sederhana
Penggunaan faktor bunga untuk menilai jumlah uang tertentu dalam proses pemajemukan
dapat digunakan bunga sederhana atau bunga majemuk. Bunga sederhana adalah bunga yang
dibayarkan (dikenakan) hanya pada pinjaman atau tabungan atau investasi pokoknya saja.
Jumlah uang dari bunga sedeerhana merupakan fungsi dari variabel-variabel : pinjaman pokok,
tingkat bunga per tahun, dan jumlah waktu lamanya pinjam. Rumus untuk menghitung jumlah
bunga sederhana adalah :
Si = Po (i)
Keterangan
Si = jumlah bunga sederhana
Po = pinjaman atau tabungan pokok
i = tingkat bunga per periode
waktu dalam persen
n = jangka waktu
13
14. Contoh 1.
Pak Ali memiliki uang Rp. 80.000,- yang ditabung di bank dengan bunga 10% per tahun selama
10 tahun. Pada akhir tahun ke-10 jumlah akumulasi bunganya adalah :
Si = 80.000 (0.10) (10) = Rp. 80.000,-
Sedangkan untuk mencari nilai masa depan (future value, FV) atau nilai akhir tabungan
tersebut diakhir tahun kesepuluh (FV10), yaitu dengan menjumlahkan pinjaman pokok dan
penghasilan bunganya.
Maka : FV10 = 80.000 + [80.000 (0.10)(10)]
= Rp. 160.000,-
Untuk setiap tingkat bunga sederhana, maka nilai akhir untuk perhitungan akhir n periode
adalah:
FVn = Po + Si = Po + Po (i)(n)
FVn = Po [1 + (i)(n)]
Untuk contoh diatas maka : FV10 = 80.000 [1 + (0.1)(10)]
FV10 = 80.000 (1 + 1) menjadi FV10 = Rp. 160.000,-
Kadang-kadang diketahui nilai akhir suatu deposito dengan bunga i% pertahun selama n
tahun, tetapi pinjaman pokoknya tidak diketahui. Untuk mencari pinjaman pokok yang
diinvestasikan tersebut yaitu nilai sekarang (present value) dari pinjaman tersebut (PVo = Po)
dengan rumus sebagai berikut :
2. Bunga Majemuk
Bunga majemuk menunjukkan bahwa bunga yang dibayarkan (dihasilkan) dari pinjaman
(investasi) ditambahkan terhadap pinjaman pokok secara berkala. Hasilnya, bunga yang
dihasilkan dari pokok pinjaman dibungakan lagi bersama-sama dengan pokok pinjaman tersebut,
demikian seterusnya. Bunga atas bunga atau penggandaan inilah yang merupakan efek yang
mnghasilkan perbedaan yang dramatis antara bunga sederhana dan bunga majemuk. Konsep
bunga majemuk dapat menyelesaikan berbagai macam masalah di bidang keuangan. Perbedaan
hasil yang diperoleh antara menggunakan bunga sederhana dan bunga majemuk dapat dilihat
pada tabel berikut :
14
15. Tabel 1. Nilai akhir dari Rp. 8.000 untuk berbagai waktu periode dengan bunga 8%
Tahun
Bunga Sederhana
FVn = Po [1 + (i)(n)]
Bunga Majemuk*)
FVn = Po (1 + i)n
0 (awal) Rp. 8.000 Rp. 8.000
1 8.640 8.640
2 9.280 9.331
20 20.800 37.288
50 40.000 375.213
Dari tabel diatas terlihat bahwa perhitungan nilai masa depan antara bunga sederhana dan
bunga majemuk menghasilkan nilai yang berbeda. Semakin lama uang dibungakan, maka
semakin besar perbedaan hasil antara bunga sederhana dan bunga mejemuk.
Nilai Sekarang (Present Value)
Present Value atau nilai sekarang merupakan besarnya jumlah uang pada awal periode
yang diperhitungkan atas dasar tingkat bunga tertentu dari suatu jumlah uang yang baru akan
diterima atau dibayarkan beberapa periode kemudian. Misalkan, berapakah jumlah sekarang
yang yang dapat berkembang menjadi Rp. 16.000.000,- pada akhir tahun ke-5 dengan bunga
11%. Untuk lebih jelasnya lihat di skema berikut :
Present Value
Jumlah ini disebut dengan nilai sekarang dari Rp.16.000.000,- yang didiskontokan
dengan bunga 11% selama 5 tahun.
Dalam mencari nilai sekarang seperti contoh di atas, tingkat bunga yang digunakan
dikenal dengan sebutan tingkat faktor diskonto (discount factor). Faktor diskonto tersebut
digunakan untuk mendiskontokan suatu nilai tertentu yang akan diterima pada waktu yang akan
datang ntuk dinilai sekarang (saat ini). Menentukan nilai sekarang sebenarnya hanya kebalikan
15
16. dari pemajemukan. Oleh karena itu, kita kembali ke masalah rumus pemajemukan sebelumnya
yaitu :
FVn = Po (1 + i)n
Dengan pengaturan ulang, maka nilai sekarang (Pvo) menjadi :
PVo = Po = FVn/ (1 + i)n
atau
Po = FVn[1/(1 + i)n
]
Perhatikan bahwa [1/(1 + i)n
] sebenarnya merupakan faktor diskonto sebagai kebalikan
dari faktor bunga nilai majemuk pada i% untuk periode n atau (1+i)n
yang telah dikenal dengan
sebutanPresent Value Interest Faktor i% sampai tahun ke n (PVIFi,n). Dari persamaan di atas
dapat digunakan untuk memecahkan contoh di atas yaitu nilai sekarang dari Rp. 16.000.000,-
yang diterima pada akhir tahun ke-5, diskonto 11%, yaitu :
Nilai sekarang dari RP. 16.000.000 yang diterima
Perhitungan di atas dapat diartikan bahwa apabila kita menginginkan uang kita menjadi
Rp. 16.000.000 pada 5 tahun yang akan datang (FV5), maka saat ini (Po) kita harus menanamkan
uang sejumlah Rp. 9.488.000,-. Untuk mencari nilai dari faktor diskonto dapat digunakan tabel
nilai sekarang dari Rp. 1 suatu faktor bunga yang terdapat di akhir buku ini.
Langkah-langkah mencari nilai sekarang atau discount factor (disingkat DF) dari Rp. 1,-
untuk bunga, misalnya, 10% adalah sebagai berikut:
a) Tekan angka 1,10 (berasal dari 1+10%)
b) Tekan tanda : (tanda bagi) sebanyak 2 kali
c) Tekan tanda = (tanda sama dengan)
d) Kalkulator akan memunculkan angka 1, artinya discount factor tahun ke 0=1
e) Tekan tanda = (tanda sama dengan) untuk mencari DF tahun ke 1,2,3 dan seterusnya.
Anuitas (Anuuity)
16
17. Anuitas adalah suatu rangkaian pembayaran uang dalam jumlah yang sama yang terjadi
dalam periode waktu tertentu. Ada 2 macam anuitas biasa (ordinary annuity) dan anuitas jatuh
tempo (due annuity). Anuitas biasa atau juga disebut anuitas tertunda merupakan anuitas dari
suatu pembayaran yang dilakukan pada akhir periode untuk setiap periode tertentu. Apabila kita
akan membayar uang sebesar Rp. 8.000.000 per tahun selama 3 tahun, maka rangkaian
pembayaran menurut anuitas biasa dapat dilihat pada skema berikut:
Rangkaian Pembayaran Menurut Anuitas Biasa
Skema diatas menunjukkan aliran kas selama 3 tahun di mana setiap akhir tahun sebesar
Rp.8.000.000. garis waktu menunjukkan urutan aliran kas dari tahun 1 sampai tahun ke-3
masing-masing sebesar Rp. 8.000.000,-. Apabila pembayaran dilakukan pada awal periode, maka
rangkaian pembayaran tersebut dinamakan anuitas jatuh tempo. Konsep anuitas biasa dan
anuitas jatuh tempo dapat diterapkan dengan konsep pemajemukan baik untuk nilai yang akan
datang (nilai masa depan) maupun nilai sekarang.
1. Anuitas Nilai Masa Datang
Nilai yang akan datang dari suatu anuitas (Future Value of Annuity disingkat FVAn)
didefinisikan sebagai nilai anuitas majemuk masa datang (masa depan) dengan pembayaran atau
penerimaan periodik (R) dan n sebagai jangka waktu anuitas. Misalkan kita menerima
pembayaran sebesar rp. 8.000 tiap tahun dan uang itu kita simpan di bank dengan bunga 8% per
tahun, maka aliran kas pertahun adalah:
Aliran Kas Dalam Anuitas Nilai Masa Datang
17
18. Skema diatas dapat dijelaskan bahwa aliran kas pembayaran uang sejumlah Rp.8.000
selam 3 tahun akan dibungakan dengan bunga 8% per tahun. Uang sejumlah Rp. 8.000
yang dibayar pada tahun ke 3 dikalikan dengan faktor nilai bunga tahun ke 3 sebesar 1,000,
sehingga nilai anuitasnya adalah = Rp. 8.000 x 1,000= Rp.8.000. uang sejumlah Rp.8.000 yang
dibayar tahun kedua sebesar 1,0800, sehingga nilai anuitasnya adalah = Rp. 8.000 x 1,0800 =
Rp. 8.640. Rumus untuk mencari nilai masa datang suatu anuitas biasa adalah:
FVAn= R [∑(1+i)n
– 1]/i
Atau
FVAn= R(FVIFAi,n)
Di mana:
FVAn = Nilai masa depan anuitas sampai periode n
R = Pembayaran atau penerimaan setiap periode
n = Jumlah waktu anuitas
i = Tingkat bunga
FVIFAi,n = Nilai akhir faktor bunga anuitas pada i% untuk n periode
Nilai yang akan datang dapat dihitung dengan rumus:
FVn=Pvo[1+(i/m)]m.n
Keterangan
FVn = nilai waktu yang akan datang pada tahun ke n
Pvo = nilai sekarang
m = frekuensi pembayaran bunga dalam setahun
n = jumlah tahun
2. Anuitas Nilai Sekarang
18
19. Nilai sekarang dari suatu anuitas (Present Value of Annuity, disingkat PVAn)
didefinisikan sebagai nilai i anuitas majemuk saat ini (sekarang) dengan pembayaran atau
penerimaan periodik (R) dan n sebagai jangka waktu anuitas. Misalkan kita menerima
pembayaran sebesar Rp.8.000 tiap tahun selama 3 tahun. Apabila nilai pembayaran tersebut
dinilai sekarang dengan bunga 8% per tahun, maka aliran kas per tahun adalah:
Aliran Kas Dalam Anuitas Nilai Sekarang
Skema di atas dapat dijelaskan bahwa aliran penerimaan kas per tahun sejumlah Rp.
8.000 selam 3 tahun akan didiskon dengan bunga 8% per tahun. Uang Rp. 8.000 yang akan
diterima pada tahun pertama dikalikan dengan faktor diskonto sebesar 0,926, sehingga nilai
sekarangnya adalah= Rp.8.000 x 0.926 = Rp. 7.408. uang sejumlah Rp. 8.000 yang akan diterima
pada tahun ke 2 dikalikan dengan faktor diskonto tahun ke 2 sebesar 0,857, sehingga nlai
sekarangnya = Rp.8.000 x 0,857 = Rp.6.856. demikian juga uang Rp.8.000 yang akan diterima
pada tahun ke 3 dikalikan dengan faktor diskonto tahun ke 3 sebesar 0,794, sehingga nilai
sekarang = Rp.8.000 x 0,794 = Rp.6.352. proses perhitungan ini terus dilakukan selama periode
yang diinginkan. Secara matematis, nilai sekarang anuitas dapat dinyatakan:
PVAn=R[∑1/(1+i)n
] = R[1-{1/(1+i)/i] atau PVAn=R(PVIFAi,n)
Dimana:
PVAn` = nilai sekarang anuitas
R = Pembayaran atau penerimaan setiap
periode
n =jumlah waktu anuitas
i =tingkat bunga
PVIFAi,n =Present Value Interest Factor of
Annuity atau Nilai sekarang faktor
bunga. Anuitas pada i% untuk n
periode.
19
20. II. Analisis Rasio Laporan Keuangan Perusahaan
Analisis Rasio Keuangan atau Financial Ratio adalah merupakan suatu alat analisa yang
digunakan oleh perusahaan untuk menilai kinerja keuangan berdasarkan data perbandingan
masing-masing pos yang terdapat di laporan keuangan seperti Laporan Neraca, Rugi / Laba, dan
Arus Kas dalam periode tertentu. Tujuan utama analisis laporan keuangan adalah sebagai
berikut:
1. Sebagai alat barometer untuk melakukan forecasting atau memproyeksikan posisi
keuangan dimasa yang akan datang.
2. Mereview kondisi perusahaan saat ini, permasalahan dalam manajemen, operasional
maupun, keuangan.
3. Alat ukur untuk melakukan efisiensi di semua departemen perusahaan.
Analisis Rasio Laporan Keuangan Perusahaan
1. Rasio Likuiditas
Rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kemampuan finansialnya dalam
jangka pendek. Ada beberapa jenis rasio likuiditas antara lain :
a. Current Ratio, rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban
finansial jangka pendek dengan mengunakan aktiva lancar. Rumus menghitung Current Ratio:
Current Ratio = Aktiva Lancar / Hutang Lancar X 100%
b. Cash Ratio, rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban
finansial jangka pendek dengan mengunakan kas yang tersedia dan berikut surat berharga atau
efek jangka pendek. Rumus menghitung Cash Ratio:
Cash Ratio = Kas + Efek / Hutang Lancar X 100%
c. Quick Ratio atau Acid Test Ratio, rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
membayar kewajiban finansial jangka pendek dengan mengunakan aktiva lancar yang lebih
likuid (Liquid Assets). Rumus menghitung Quick Ratio:
Quick Ratio = Kas + Efek + Piutang / Hutang Lancar X 100%
Catatan : Nilai ideal dari ketiga analisa rasio likuiditas ini ini adalah minimum sebesar
150%, semakin besar adalah semakin baik dan perusahaan dalam kondisi sehat.
21. 2. Rasio Profitabilitas atau Rentabilitas
Rasio untuk mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam
hubungannya dengan nilai penjualan, aktiva, dan modal sendiri. Ada beberapa jenis rasio
profitabilitas antara lain :
a. Gross Profit Margin, rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam mendapatkan
laba kotor dari penjualan. Rumus menghitung Gross Profit Margin:
Gross Profit Margin = Penjualan Netto - HPP / Penjualan Netto X 100%
b. Operating Income Ratio, rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam mendapatkan
laba operasi sebelum bunga dan pajak dari penjualan. Rumus menghitung Operating Income
Ratio:
Operating Income Ratio = Penjualan Netto - HPP – Biaya Administrasi & Umum (EBIT) /
Penjualan Netto X 100%
c. Net Profit Margin, rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba
bersih dari penjualan. Rumus menghitung Net Profit Margin:
Net Profit Margin = Laba Bersih Setelah Pajak (EAT) / Penjualan Netto X 100%
d. Earning Power of Total Investment, rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
mengelola modal yang dimiliki yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk
menghasilkan keuntungan bagi investor dan pemegang saham. Rumus menghitung Earning
Power of Total Investment:
Earning Power of Total Investment = EBIT / Jumlah Aktiva X 100%
e. Rate of Return Investment (ROI) atau Net Earning Power Ratio, rasio untuk mengukur
kemampuan modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan
pendapatan bersih.
Rumus menghitung Rate of Return Investment (ROI):
Rate of Return Investment (ROI) = EAT / Jumlah Aktiva X 100%
f. Return on Equity (ROE), rasio untuk mengukur kemampuan equity untuk menghasilkan
pendapatan bersih.
Rumus menghitung Return on Equity (ROE):
Return on Equity (ROE) = EAT / Jumlah Equity X 100%
22. g. Rate of Return on Net Worth atau Rate of Return for the Owners, rasio untuk mengukur
kemampuan modal sendiri diinvestasikan dalam menghasilkan pendapatan bagi pemegang
saham.
Rumus menghitung Rate of Return on Net Worth:
Rate of Return on Net Worth = EAT / Jumlah Modal Sendiri X 100%
Catatan : Semakin tinggi nilai persentase Rasio Profitabilitas ini adalah adalah semakin
baik, sebaiknya Anda bisa membandingkannya dengan nilai rata-rata dari industri sejenis di
pasar.
3. Rasio Solvabilitas atau Leverage Ratio
Rasio untuk mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan memenuhi semua kewajiban
finansial jangka panjang. Ada beberapa jenis rasio Solvabilitas antara lain :
a. Total Debt to Assets Ratio, rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menjamin
hutang-hutangnya dengan sejumlah aktiva yang dimilikinya.
Rumus menghitung Total Debt to Assets Ratio:
Total Debt to Assets Ratio = Total Hutang / Total Aktiva X 100%
b. Total Debt to Equity Ratio, rasio untuk mengukur seberapa besar perusahaan dibiayai oleh
pihak kreditur dibandingkan dengan equity.
Rumus menghitung Total Debt to Equity Ratio:
Total Debt to Assets Ratio = Total Hutang / Modal Sendiri X 100%
Catatan : Semakin tinggi nilai persentase Rasio Solvabilitas ini adalah semakin buruk
kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban jangka panjangnya, maksimal nilainya
adalah 200%.
4. Rasio Aktifitas atau Activity Ratio
Rasio untuk mengukur seberapa efektif perusahaan dalam memanfaatkan sumber daya yang
dimilikinya.
23. Ada beberapa jenis rasio Solvabilitas antara lain :
a. Total Assets Turn Over, rasio untuk mengukur tingkat perputaran total aktiva terhadap
penjualan. Rumus menghitung Total Assets Turn Over Ratio:
Total Assets Turn Over Ratio = Penjualan / Total Aktiva X 100%
b. Working Capital Turn Over, rasio untuk mengukur tingkat perputaran modal kerja bersih
(Aktiva Lancar-Hutang Lancar) terhadap penjualan selama suatu periode siklus kas dari
perusahaan. Rumus menghitung Working Capital Turn Over Ratio:
Working Capital Turn Over Ratio = Penjualan / Modal Kerja Bersih X 100%
c. Fixed Assets Turn Over, rasio untuk mengukur perbandingan antara aktiva tetap yang
dimiliki terhadap penjualan. Rasio ini berguna untuk mengevaluasi seberapa besar tingkat
kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan aktivatetap yang dimiliki secara efisien dalam
rangka meningkatkan pendapatan. Rumus menghitung Fixed Assets Turn Over Ratio:
Fixed Assets Turn Over Ratio = Penjualan / Aktiva Tetap X 100%
d. Inventory Turn Over, rasio untuk mengukur tingkat efisiensi pengelolaan perputaran
persediaan yang dimiliki terhadap penjualan.
Semakin tinggi rasio ini akan semakin baik dan menunjukkan pengelolaan persediaan yang
efisien. Rumus menghitung Inventory Turn Over Ratio:
Inventory Turn Over Ratio = Penjualan / Persediaan X 100%
e. Average Collection Period Ratio, rasio untuk mengukur berapa lama waktu yang
dibutuhkan oleh perusahaan dalam menerima seluruh tagihan dari konsumen. Rumus
menghitung Average Collection Period Ratio:
Average Collection Period Ratio = Piutang X 365 / Penjualan X 100%
f. Receivable Turn Over, rasio untuk mengukur tingkat perputaran piutang dengan membagi
nilai penjualan kredit terhadap piutang rata-rata.
Semakin tinggi rasio ini akan semakin baik dan menunjukan modal kerja yang ditanamkan dalam
piutang rendah. Rumus menghitung Receivable Turn Over Ratio:
Receivable Turn Over Ratio = Penjualan / Piutang Rata-Rata X 100%
Catatan : Semakin tinggi nilai persentase Rasio Activity ini adalah semakin baik, Anda bisa
membandingkannya dengan nilai rata-rata dari industri sejenis di pasar agar dapat menilai
seberapa efisien Anda mengelola sumber daya yang dimiliki.
24. III. Perencanaan dan Pengendalian Keuangan
Pengendalian keuangan merupakan upaya yang dilakukan agar investasi, alokasi biaya,
dan perolehan laba berjalan sesuai dengan rencana perusahaan. Pengendalian keuangan
adalah tahap dimana rencana keuangan diimplementasikan, yaitu menyangkut umpan balik dan
proses penyesuaian yang diperlukan untuk menjamin bahwa rencana terlaksana atau untuk
mengubah rencana yang ada sebagai tanggapan terhadap berbagai perubahan dalam lingkungan
operasi.
Manajer menggunakan serangkaian metode dan sistem pengendalian untuk menangani
berbagai masalah dan elemen organisasi yang berbeda. Metode dan sistem dapat mempunyai
banyak bentuk dan dapat ditujukan pada berbagai kelompok. Akan tetapi, pengendalian
keuangan memiliki keunggulan khusus, karena uang mudah diukur dan dihitung.
Laporan Keuangan
Secara umum ada tiga bentuk laporan keuangan, yaitu neraca, laporan rugi-laba, dan
laporan aliran kas.
1. Neraca
Persamaan neraca ditunjukan sebagai berikut ini.
Aset = Hutang+Modal Saham
Persamaan di atas dibaca, aset suatu perusahaan sama dengan hutang ditambah modal (atau
klaim terhadap aset tersebut oleh kreditor dan pemilik perusahaan). Aset menampilkan secara
spesifik kekayaan perusahaan, sedangkan sisi pasiva menampilkan secara spesifik dan yang
diberikan oleh orang atau badan tertentu untuk mendanai pembelian kekayaan perusahaaan.
Aset biasa didefinisikan sebagai manfaat ekonomis yang akan diterima dimasa mendatang, atau
akan dikuasai oleh organisasi sebagai hasil dari transaksi atau kejadian tertentuHutang
didefinisikan sebagai pengorbanan ekonomis yang mungkin timbul dimasa mendatang dari
kewajiban organisasi sekarang untuk mentransfer aset atau memberikan jasa kepihak lain dimasa
mendatang, sebagai akibat transaksi atau kejadian dimasa lalu.
25.
26. 2. Laporan Rugi-Laba
Kalau neraca menunjukkan keadaan keuangan suatu perusahaan pada suatu saat tertentu, laporan
rugi-laba meringkas prestasi kerja keuangan perusahaan yang bersangkutan selama suatu interval
waktu tertentu. Laporan rugi-laba mengatakan:”Inilah jumlah uang yang diperoleh perusahaan
ini dalam periode tertentu”, bukan “inilah besarnya kekayaan perusahaan ini”
Berikut ini merupakan contoh laporan keuangan suatu organisasi. Laporan rugi-laba diharapkan
mampu memberikan informasi yang berkaitan dengan tingkat keuntungan, risiko, fleksibilitas
keuangan, dan kemampuan operasional perusahaan.
27. Secara umum sumbangan laporan rugi-laba dalam hal penyampaian informasi dapat ditingkatkan
apabila laporan keuangan:
1) Memberikan informasi mengenai prestasi operasional perusahaan, dan terpisah dari aspek
lain yang berkaitan dengan perusahaan. Perusahaan yang memproduksi tekstil diharapkan
mempunyai prestasi yang baik dalam hal bisnis tekstil, bukannya dalam penjualan mesin tekstil
atau peralatan lainnya.
2) Menyajikan hasil dari aktivitas atau kejadian tertentu yang berarti, untuk memprediksi
jumlah, waktu (timing), dan ketidakpastian aliran kas dan pendapatan dimasa mendatang.
3) Memberikan informasi yang bermanfaat untuk menilai profitabilitas suatu perusahaan.
4) Memberikan umpan balik kepemakai laporan keuangan sebagai evaluasi prediksi terhadap
pendapatan dan komponennya.
5) Memberikan informasi untuk membantu menaksir biaya yang dikeluarkan untuk menjaga
kemampuan operasional perusahaan.
6) Menyajikan informasi mengenai seberapa efektif manajemen telah melakukan kewajiban
yang berkaitan dengan penggunaan sumberdaya ekonomi perusahaan.
3. Laporan Aliran Kas
Laporan aliran kas bertujuan memberikan informasi mengenai penerimaan dan pembayaran kas
perusahaan selama periode tertentu. Tujuan lain laporan aliran kas adalah memberikan informasi
mengenai efek kas dari kegiatan investasi, pendanaan, dan operasi perusahaan selama periode
tertentu. Laporan aliran kas apabila digabungkan bersama laporan keuangan lainnya, akan
membantu menganalisis:
1) Kemampuan perusahaan menghasilkan aliran kas masa mendatang yang positif.
2) Kemampuan perusahaan memenuhi kewajibannya dan membayar dividen.
3) Kebutuhan perusahaaan akan dana eksternal.
4) Alasan terjadinya perbedaan antara laba bersih perusahaan dengan penerimaan dan
pengeluaran kasnya.
5) Aspek kas dan non-kas dari transaksi investasi dan pendanaan selama periode tertentu.
28.
29. PENGANGGARAN
Penganggaran adalah proses perencanaan aktivitas selama jangka waktu tertentu, yang
dinyatakan dengan angka-angka.
1. Pengendalian Anggaran dan Pusat Pertanggungjawaban
Suatu bagian organisasi dapat dikelompokkan menjadi beberapa pusat pertanggungjawaban:
a. Pusat Pendapatan (revenue center), adalah unit organisasi yang prestasinya diukur dengan
kemampuannya menghasilkan pendapatan (menghasilkan output).
b. Pusat Biaya (cost center), adalah unit organisasi yang prestasinya diukur dengan
kemempuannya menekan biaya yang terjadi.
c. Pusat Keuntungan (profit center), adalah unit organisasi yang prestasinya dievaluasi
berdasarkan kemampuannya menghasilkan keuntungan.
d. Pusat Investasi (investment center), dievaluasi berdasarkan kemampuannya menghasilkan
pendapatan setelah dikurangi investasi yang dilakukan.
2. Tipe Anggaran
a. Anggaran Operasional
Tipe anggaran operasional yang paling umum adalah anggaran biaya, pendapatan dan
keuntungan.
b. Anggaran keuangan
Anggaran keuangan mengintegrasikan rencana keuangan dengan rencana operasional.
3. Anggaran Fleksibel dan Anggaran Tetap
Dalam perencanaan anggaran, ada tiga jenis biaya yang harus diperhitungkan, yaitu:
a. Biaya tetap, biaya yang tidak terpengaruh oleh kegiatan atau volume produksi perusahaan.
Gaji bulanan, asuransi tahunan/bulanan, merupakan contoh biaya tetap.
b. biaya variabel, biaya yang berubah secara proporsional sesuai dengan kegiatan perusahaan.
Biaya bahan baku atau biaya tenaga kerja langsung merupakan biaya variabel.
c. Biaya semi-variabel, biaya yang berubah sesuai dengan kegiatan perusahaan, tetapi
perubahan tersebut tidak proporsional.
d. Anggaran Berbasis Nol (Zero-base Budgeting)
Zero-base budgeting berbeda dengan pendekatan yang biasa. Anggaran ini dimulai dari
situasi nol setiap tahun, seolah-olah baru pertama kali membuat anggaran. Kemudian setiap
30. aktivitas yang masuk ke dalam anggaran tersebut harus “dijustifikasi” atau diberi
pembenaran
5. Beberapa Perilaku Fungsional dan Disfungsional dari Anggaran
Sebagai sistem pengendalian, penganggaran mempunyai efek baik fungsional maupun
disfungsional. Beberapa efek fungsional adalah:
a. Meningkatkan motivasi dan semangat kerja.
b. Meningkatkan koordinasi organisasi.
c. Dapat digunakan sebagai signal perbaikan.
d. Membantu belajar dari pengalaman.
e. Alokasi sumberdaya dapat ditingkatkan.
f. Meningkatkan komunikasi.
g. Menolong manajer tingkat bawah mengetahui posisinya dalam organisasi.
h. Membantu orang baru melihat kemana organisasi bergerak.
i. Sebagai alat evaluasi.
Efek disfungsional anggaran adalah:
a. Persepsi yang berbeda dari anggota organisasi terhadap anggaran.
b. Komunikasi dan umpan balik dapat mengakibatkan ketidakpuasan manajer terhadap
anggaran.
c. Anggaran dapat menolong motivasi yang “salah”.
d. Jika tujuan yang ingin dicapai terlalu tinggi, anggota organisas
31. IV. MANAJEMEN MODAL KERJA & MANAJEMEN KAS
I. MANAJEMEN MODAL KERJA
Modal kerja menurut J. Fred Weston dan Thomas E. Copeland adalah selisih antara
aktiva lancar dengan hutang lancar. Dengan demikian modal kerja merupakan investasi dalam
kas, surat-surat berharga, piutang dan persediaan dikurangi hutang lancar yang digunakan untuk
melindungi aktiva lancar. Modal kerja adalah investasi dalam harta jangka pendek atau investasi
dalam harta lancar (current assets). Modal kerja dapat dikategorikan menjadi dua yaitu modal
kerja kotor (gross working capital) dan modal kerja bersih (net working capital). Modal kerja
kotor adalah jumlah harta lancar, dan modal kerja bersih adalah jumlah harta lancar dikurangi
jumlah utang lancar (current liabilities). Manajemen modal kerja mengelola harta lancar dan
utang lancar agar harta lancar selalu lebih besar daripada utang lancar. Menurut Bambang
Riyanto modal kerja dapat dibagi menurut konsep :
a. Konsep Kuantitatif
Yaitu menggambarkan keseluruhan (jumlah) dari aktiva lancar, dimana aktiva lancar ini
sekali berputar dan dapat kembali ke bentuk semula dalam jangka waktu pendek; Konsep ini
disebut modal kerja bruto (Gross Working Capital).
b. Konsep Kualitatif
Merupakan selisih antara aktiva lancar diatas hutang lancar, atau merupakan sebagian dari
aktiva lancar yang benar-benar dapat digunakan untuk membiayai operasi perusahaan tanpa
menunggu likuiditas; Konsep ini disebut modal kerja netto (net working capital).
c. Konsep Fungsional
Menitik beratkan pada fungsi dari pada dana dalam menghasilkan pendapatan (income) –
dari usaha pokok perusahaan dan menghasilkan pendapatan pada periode akuntansi pada
periode masa depan. Jadi menurut konsep ini dana yang digunakan untuk menghasilkan
pendapatan pada saat ini sesuai dengan maksud utama didirikannya perusahaan, diantaranya
adalah kas, piutang dagang sebesar harga pokoknya, persediaan, dan aktiva tetap sebesar
penyusutan pada periode tersebut.
32. Jenis-jenis Modal Kerja
1. Modal Kerja Permanen (Permanent Working Capital)
Modal kerja permanen adalah modal kerja yang selau harus ada dalam perusahaan agar
perusahaan dapat menjalankan kegiatannya untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Modal kerja
permanen dibagi menjadi dua macam, yaitu:
a. Modal Kerja Primer (Primary Working Capital)
Modal kerja primer adalah modal kerja minimal yang harus ada dalam perusahaan untuk
menjamin agar perusahaan tetap bisa beroperasi.
b. Modal Kerja Normal (Normal Working Capital)
Modal kerja normal yang harus ada agar perusahaan bisa beroperasi dengan tingkat produksi
normal. Produksi normal merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan barang
sebesar kapasitas normal perusahaan.
2. Modal Kerja Variabel(Variable Working Capital)
Modal kerja variabel adalah modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan perubahan
kegiatan ataupun keadaan lain yang mempengaruhi perusahaan. Modal kerja variabel terdiri dari:
1. Modal Kerja Musiman (Seasonal Working Capital)
Merupakan sejumlah dana yang dibutuhkan untuk mengantisipasi apabila ada fluktuasi kegiatan
perusahaan, misalnya perusahaan biskuit harus menyediakan modal kerja lebih besar pada saat
musim hari raya.
2. Modal Kerja Siklis (Cyclical Working Capital)
Adalah modal kerja yang jumlah kebutuhannya dipengaruhi oleh fluktuasi konjungtur.
3. Modal Kerja Darurat (Emergency Working Capital)
Modal kerja ini jumlah kebutuhannya dipengaruhi oleh keadaan-keadaan yang terjadi di luar
kemampuan perusahaan.
Pengertian Kas
Kas merupakan salah satu bagian dari aktiva yang memiliki sifat paling lancar (paling
likuid) dan paling mudah berpindah tangan dalam suatu transaksi. Kas dibutuhkan untuk
operasional sehari-hari (sebagai modal kerja) maupun untuk pembelian aktiva tetap memiliki
sifat kontinyu dan tidak kontinyu. Kebutuhan kas untuk berbagai pembayaran tersebut
merupakan aliran kas keluar (cash outflow) atau termasuk dalam pembelanjaan aktif. Sedangkan
33. kebutuhan kas yang tidak kontinyu atau tidak rutin untuk pembelian aktiva tetap, pembayaran
angsuran hutang, pembayaran dividen, pembayaran pajak, dsb.
Aliran kas masuk (cash inflow) atau termasuk dalam pembelanjaan pasif merupakan
aliran sumber-sumber dari mana kas diperoleh. Dengan adanya aliran kas masuk dan aliran kas
keluar yang kontinyu dan tidak kontinyu, maka sangat penting usaha pengelolaan kas ini.
Perimbangan pengeluaran dan penerimaan kas harus disesuaikan dengan kepentingan
perusahaan.
Motif Memiliki Kas
Perusahaan memiliki kas pada dasarnya sesuai dengan teori “ Liquidity preference”dari
J.M. Keynes yaitu menguasai atau memiliki uang berbentuk tunai ada tiga motif atau tiga tujuan.
Pertama, motif transaksi (transaction motive) atau kebutuhan kas untuk transaksi artinya
perusahaan memiliki kas untuk keperluan realisasi berbagai transaksi bisnisnya, baik transaksi
yang bersifat rutin maupun yang tidak rutin. Kedua, motif berjaga-jaga (precautionary
motive) atau kebutuhan kas untuk berjaga-jaga artinya perusahaan memiliki kas untuk
mengantisipasi berbagai kebutuhan yang mendadak. Ketiga, motif spekulasi (speculatif
motive) atau kebutuhan kas untuk berspekulasi.
4 Model Manajemen Kas
Model manajemen kas, ada dua macam yaitu pertama model yang dikembangkan oleh
William J. Baumol dan kedua model yang dikembangkan oleh Merton H. Miller dan Daniel Orr.
A. Model Baumol
Model manajemen kas yang dikemukakan oleh William Baumol sering disebut
dengan Model Persediaan. Baumol mengakui ada kesamaan antara manajemen kas dengan
manajemen persediaan, jika ditinjau dari aspek keuangan. Baumol menyatakan bahwa saldo kas
yang ada dalam perusahaan diperlakukan sama dengan persediaan barang. Model Economic
Order Quantity (EOQ) yang digunakan untuk menghitung pesanan barang yang paling
ekonomis. Konsep EOQ ini juga berlaku dalam perhitungan persediaankas yang paling ekonomis
atau saldo kas yang ditargetkan. Model Baumol ini mengasumsikan bahwa perusahaan
menggunakan kas dengan pola yang konstan baik kebutuhan kas, aliran kas masuk maupun
34. aliran kas keluarnya. Misalnya rencana penggunaan kas suatu perusahaan selama seminggu
sebesar Rp. 5.000.000. Aliran kas masuk diperkirakan sebesar Rp. 4.000.000 per minggu,
oleh karena itu kebutuhan kas bersih atau kas keluar bersih sebesar Rp. 5.000.000 - Rp.
4.000.000 = Rp. 1.000.000,-. Artinya, apabila perusahaan mulai bekerja (awal waktu) dengan
saldo kas sebesar C = Rp. 3.000.000 (saldo kas maksimum). Jika kas keluar bersih per minggu
sebesar Rp. 1.000.000, maka saldo kasnya akan menjadi nol pada akhir minggu ketiga. Rata-rata
saldo kas yang ada sebesar C / 2 = Rp. 3.000.000 : 2 = Rp. 1.500.000. Pada awal minggu ketiga,
perusahaan harus mengisi kasnya kembali dengan jumlah yang tetap yaitu sebesar Rp. 3.000.000
demikian seterusnya. Apabila jumlah kas maksimum dinaikkan menjadi sebesar Rp. 6.000.000
dan kebutuhan kas keluar bersih tetap sebesar Rp. 1.000.000 per minggu, maka jangka waktu
pemakaiannya akan lebih lama yaitu selama 6 minggu. Dengan demikian saldo kas rata-ratanya
akan naik menjadi Rp. 6.000.000 : 2 = Rp. 3.000.000,-. Apabila kas tersebut diperoleh dari
pinjaman, maka biaya transaksi peminjaman akan lebih kecil apabila frekuensi peminjamannya
lebih kecil atau jumlah saldo kas yang dimiliki diperbesar. Artinya apabila jumlah uang kas yang
dipinjam besar dalam sekali pinjam, maka frekuensi peminjamannya kecil sehingga biaya
administrasinya juga kecil. Di lain pihak terjadi sebaliknya, dengan saldo kas yang semakin
besar maka pendapatan yang diperoleh akan semakin kecil karena banyak kas yang menganggur.
Hal ini karena kas yang menganggur tidak dapat menghasilkan pendapatan, kecuali kas
menganggur tersebut diinvestasikan dalam surat berharga atau deposito bank. Oleh karena itu
perlu ditentukan berapa besarnya jumlah kas yang optimal bagi perusahaan.
B. Model Miller and Orr
Model Miller dan Orr merupakan model penentuan persediaan apabila aliran kas masuk
dan keluar tidak konstan. Konsep Miller dan Orr menyatakan bahwa perusahaan harus
menetapkan jumlah saldo kas yang paling tinggi sebagai batas atas dan saldo kas terendah
sebagai batas bawah. Apabila saldo kas telah mencapai batas atas, maka perusahaan hendaknya
merubah sebagian kas tersebut ke dalam bentuk surat berharga agar saldo kas kembali pada
jumlah yang ideal. Sebaliknya, apabila jumlah saldo kas telah mencapai batas minimal (batas
bawah), maka perusahaan dapat merubah sekuritas yang ada menjadi kas sehingga mencapai
jumlah saldo kas yang ideal.
35. Apabila saldo kas mengalami penurunan hingga mencapai nol, maka perusahaan harus
segera mengubah sekuritasnya menjadi kas senilai saldo kas optimal. Apabila saldo kas semakin
membesar, maka pada batas atas uang kas harus diubah menjadi sekuritas. Nilai maksimal
sebagai batas atas (diberi notasi h) adalah sebesar 3 z. Sedangkan rata-rata saldo kas kurang lebih
sebesar (z + h) / 3. Jumlah saldo kas sebagai batas minimal besarnya adalah nol.
Anggaran Kas atau Cash budget
Anggaran kas atau cash budget merupakan skedul yang menyajikan perkiraan aliran kas
masuk dan kas keluar suatu perusahaan selama periode tertentu pada waktu yang akan datang.
Anggaran kas sangat penting untuk menjaga likuiditas dan kelangsungan usaha, sebab dengan
menyusun anggaran kas dapat diprediksi waktu atau kapan perusahaan mengalami defisit dan
kapan mengalami surplus kas. Fokus anggaran kas meliputi dua bagian yaitu:
1. Penerimaan kas yang direncanakan atau estimasi penerimaan kas yaitu proyeksi penerimaan
pada waktu tertentu baik yang berasal dari penerimaan penjualan tunai, penerimaan piutang,
penerimaan bunga, hasil penjualan aktiva tetap maupun penerimaan lainnya.
2. Pengeluaran kas yang direncanakan atau estimasi pengeluaran kas yaitu proyeksi
pengeluaran yang dilakukan perusahaan, seperti pembelian bahan baku, pembayaran upah dan
gaji, pengeluaran tunai biaya pemasaran, biaya administrasi, pembayaran hutang, pembayaran
pajak dan pembayaran lainnya yang bersifat tunai.
Perencanaan aliran uang kas masuk dan keluar akan menunjukkan:
1. Kebutuhan untuk membiayai kekurangan kas yang mungkin terjadi, atau
2. Kebutuhan terhadap perencanaan investasi atas kelebihan uang pada penggunaan yang
mendatangkan keuntungan.
Tujuan anggaran kas yaitu:
1. Membuat taksiran posisi kas pada setiap akhir periode dari kegiatan operasi perusahaan baik
periode bulanan ataupun tahunan.
2. Mengetahui adanya kelebihan atau kekurangan kas yang terjadi pada periode tertentu.
3. Merencanakan besarnya kas untuk menutup kekurangan (defisit) yang terjadi.
36. 4. Menentukan besarnya kas untuk pembayaran-pembayaran dan kelebihan kas yang dapat
digunakan untuk melakukan investasi.
5. Mengetahui waktu kapan suatu pinjaman atau kewajiban lainnya harus dibayar.
Penyusunan Anggaran Kas
Penyusunan anggaran kas memberikan gambaran tentang sumber penerimaan kas, pos-pos
pengeluaran kas, saat terjadinya kelebihan atau kekurangan kas, dan saat pembayaran pinjaman
dan bunga pinjaman. Penyusunan anggaran kas ini dilakukan melalui beberapa tahap:
1. Menyusun estimasi penerimaan dan pengeluaran dari operasi perusahaan (transaksi operasi).
Rencana penerimaan berasal dari penjualan tunai, penerimaan piutang, pendapatan bunga,
pendapatan sewa, dan pendapatan lain yang diperoleh perusahaan. Sedangkan estimasi
pengeluaran meliputi pembelian tunai, pembayaran hutang, pembayaran gaji, pembayaran bunga
dan pembayaran biaya-biaya lainnya. Dengan estimasi penerimaan dan pengeluaran ini dapat
diketahui pula adanya defisit atau surplus yang terjadi.
2. Menyusun estimasi atau rencana transaksi finansial, yaitu transaksi yang berhubungan dengan
estimasi kebutuhan dana yang diperoleh dari pinjaman untuk menutup defisit yang terjadi beserta
estimasi pembayaran pinjaman tersebut beserta bunganya.
3. Menyusun anggaran kas final, yaitu meliputi transaksi operasi dan transaksi fmansial. Di sini
terlihat anggaran kas secara keseluruhan dari estimasi penerimaan dan pengeluaran kas.
37. V. Pengelolaan kredit (piutang usaha) & Pengelolaan Persediaan
Pengertian Piutang
Pada umumnya, perusahaan-perusahaan lebih menyukai penjualan secara tunai, karena
dengan demikian perusahaan akan dapat menghemat sejumlah biaya dan dapat menghindarkan
diri dari sejumlah risiko yang sangat mungkin timbul jika penjualan dilakukan secara kredit.
Namun, untuk meningkatkan penjualan, di samping melakukan penjualan tunai, perusahaan juga
melayani pembelian secara kredit kepada pelanggan. Penjualan secara kredit ini kemudian akan
menimbulkan piutang dagang yang muncul sebagai salah satu akun dalam neraca perusahaan,
khususnya dalam kelompok aktiva lancar karena normalnya piutang dagang berjangka waktu
pendek.
Piutang dagang adalah sejumlah uang yang dialihkan kepemilikannya kepada suatu
perusahaan oleh para pelanggan yang telah membeli barang atau jasa secara kredit (Van Horne
dan Wachowicz, 2005).
Jenis-jenis Piutang
a. Piutang Usaha (account receivable)
Piutang usaha adalah suatu jumlah pembelian kredit dari pelanggan. Piutang timbul sebagai
akibat dari penjualan barang atau jasa. Piutang ini biasanya diperkirakan akan tertagih dalam
waktu 30 sampai 60 hari. Secara umum, jenis piutang ini merupakan piutang terbesar yang
dimiliki perusahaan. Menurut Skousen dan Stice (2001:361) piutang usaha adalah piutang yang
dihubungkan dengan aktivitas operasi normal sebuah bisnis, yaitu penjualan kredit barang atau
jasa untuk pelanggan.
b. Wesel Tagih (notes receivable)
Wesel Tagih adalah surat formal yang diterbitkan sebagai bentuk pengukuran utang. Wesel tagih
biasanya memiliki waktu tagih antara 60 – 90 hari atau lebih lama serta mewajibkan pihak yang
berhutang untuk membayar bunga. Menurut Skousen dan Stice (2001:361) piutang wesel adalah
piutang yang diterbitkan oleh janji tertulis formal untuk membayar sejumlah uang tertentu pada
tanggal tertentu.
38. c. Piutang lain-lain (other receivable)
Piutang lain-lain adalah mencakup selain piutang dagang. Contoh: piutang bunga, piutang gaji,
uang muka karyawan, dan restitusi pajak. Piutang jenis ini diklasifikasikan dan dilaporkan pada
bagian yang secara terpisah di neraca. Menurut Skousen dan Stice (2001:362) piutang lain-lain
adalah piutang apapun yang muncul dari transaksi yang tidak secara langsung berhubungan
dengan aktivitas opersi normal sebuah bisnis.
Pengelolaan Piutang
Piutang merupakan asset yang cukup material. Oleh karena itu diperlukan manajemen
pengelolaan piutang yang efektif dan efisien agar jumlah dana yang diinvestasikan dalam piutang
sesuai dengan tingkat kemampuan perusahaan sehingga tidak mengganggu aliran kas.
Kebijakan pengelolaan piutang meliputi pengambilan keputusan-keputusan sebagai berikut :
1. Standar kredit
Standar kredit adalah kualitas minimal kelayakan kredit seorang pemohon kredit yang dapat
diterima oleh perusahaan. Dengan adanya standar tersebut, perusahaan dapat meningkatkan
penjualannya melalui penjualan secara kredit namun tidak menimbulkan resiko piutang tak
tertagih yang berlebihan.
Perusahaan harus menentukan standar kredit yang tepat, yang lebih besar manfaat yang akan
diperoleh bagi perusahaan daripada biaya akan dikeluarkan perusahaan dengan adanya standar
tersebut.
2. Syarat kredit
Suatu syarat kredit menetapkan adanya periode di mana kredit diberikan dan potongan tunai (bila
ada) untuk pembayaran yang lebih awal. Faktor yang mempengaruhi syarat kredit adalah: a. Sifat
ekonomik produk, b. Kondisi penjual, c. Kondisi pembeli, d. Periode kredit, e. Potongan tunai
dan d. Tingkat bunga bebas risiko (tingkat bunga bank).
3. Kebijakan kredit dan pengumpulan piutang
Kebijakan kredit dan pengumpulan piutang mencakup beberapa keputusan yaitu: a. Kualitas
jumlah yang diterima, b. Periode kredit, c. Potongan tunai, d. Persyaratan khusus, dan d. Tingkat
39. pengeluaran untuk pengumpulan piutang. Banyaknya piutang yang tak tertagih akan membuat
biaya penagihan meningkat. Akan tetapi, usaha pengumpulan piutang juga tidak dianjurkan
terlalu agresif, karena dapat mengurangi penjualan dan keuntungan perusahaan di masa
mendatang karena pelanggan akan beralih ke perusahaan lain, dalam hal ini pesaing.
Pengelolaan Persediaan
Kelancaran bisnis perlu ditunjang dengan adanya persediaan barang.
Persediaaan barang yaitu barang-barang yang harus ada sebelum diperlukan yang meliputi bahan
mentah (raw material), benda kerja (material in process), bahan pembantu (supplies inventory)
dan barang jadi (final goods)
Pengelolaan persediaan adalah suatu tindakan seorang pengusaha untuk menjaga agar
persediaan tetap stabil sesuai rencana. Sedangkan bahan baku adalah bahan yang membentuk
suatu kesatuan yang tak terpisahkan dari produk jadi dan merupakan biaya utama dalam proses
pembuatan produk.
Tujuan dikelolanya persediaan barang adalah :
1. Menjaga jangan sampai persediaan habis
2. Menjaga jangan sampai mengecewakan konsumen
3. Menjaga agar jangan sampai jumlah persediaan barang berlebihan.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan persediaan barang dagangan :
1. Sistem pencatatan yang paling tepat
2. Metode pencatatan yang tepat untuk menentukan persediaan
3. Menghitung persediaan barang dagangan
4. Menyusun laporan persediaan.
40. Sistem pencatatan persediaan barang ada dua yaitu :
1. Pencatatan secara terus menerus (perpetual system) yaitu mencatat semua penambahan dan
pengurangan dengan cara yang sama seperti pencatatan kas.
2. Pencatatan secara periodik (periodic system) yaitu pencatatan yang dilakukan pada waktu atau
periode tertentu.
Me
tode pencatatan persediaan barang dagangan dan bahan baku digunakan cara sebagai berikut :
1. First -in, First - out (FIFO)
Barang yang pertama masuk, barang itulah yang lebih dahulu dikeluarkan.
2. Last-in, First-out (LIFO)
Barang yang paling akhir masuk, barang itulah yang lebih dahulu dikeluarkan.
3. Average Cost (AC)
Barang -barang yang dikeluarkan dicatat berdasarkan harga rata-ratanya.
Dengan mengetahui dan memahami sistem pencatatan dan metode pencatatan, akan dihitung
persediaan barang dagangan dan bahan baku dengan tepat sehingga dapat mengatur pengadaan
persediaan barang dagangan dengan tingkat persediaan yang menguntungkan.
41. VII. Pembiayaan Jangka Pendek
A. Pengertian Manajemen Keuangan Jangka Pendek (Short-Term financial management)
Merupakan pengelolaan aktiva lancar (kas, surat berharga, piutang, persediaan) dan pasiva lancar
perusahaan (hutang dagang, wesel bayar, kewajiban yang masih harus dibayar) untuk mencapai
keseimbangan antara laba dan risiko agar memberi kontribusi nilai positif terhadap nilai
perusahaan. Misalnya Aktiva lancar dalam jumlah besar berakibat pada peningkatan risiko tidak
dapat membayar pada saat jatuh tempo.
Pembiayaan Jangka Pendek
Pembiayaan jangka pendek (short term financing) adalah utang-utang yang harus di lunasi dalam
jangka waktu < 1tahun.
A. Jenis-jenis pembiayaan jangka pendek diantaranya accruals, accounts payable/trade credit,
short term bank loans, dan commercial paper :
1. Accruals, yaitu biaya biaya yang masih harus dibayar atas jasa yang sudah diterima, tetapi
belum dibayar perusahaaan. Misalnya utang, gaji ,dan utang pajak.
Perusahaan biasanya membayar gaji atau upah karyawan secara mingguan atau bulanan,
sehingga neraca perusahaan akan memperlihatkan utang gaji atau gaji
terhutang. Accruals meningkat secara otomatis atau spontan jika operasi perusahaan menigkat.
Waktu pembayaran upah/gaji ditentukan oleh dorongan ekonomi dan kebiasaan industri,
sedangkan pembayaran pajak ditentukan oleh hukum.
2. Accounts payable / trade credit / utang dagang, yaitu utang antar perusahaan yang timbul
dari penjualan kredit di catat sebagai piutang usaha dari penjual dan sebagai utang usaha oleh
pembeli. Proporsi hutang dagang ini semakin besar untuk perusahaan kecil, karena perusahaan
kecil relative sulit untuk memperoleh hutang dari lembaga keuangan sehingga terpaksa
tergantung pada hutang dagang. Stretching Accounts Payable, yaitu praktik menunda-nunda
pembayaran utang secara di sengaja.
Komponen utang dagang :
a. Free trade credit adalah kredit dagang yang diterima selama periode diskon.
b. Costly trade credit adalah jumlah kredit dagang yang melampaui komponen yang gratis
yang biayanya berupa diskon yang tidak diambil.
42. 3. Short Term Bank Loans / hutang bank
Sifat/ciri kredit bank adalah :
a. Jatuh tempo
b. Promes / promissory note adalah dokumen yang memuat jumlah dari pinjaman,suku
bunga,jadwal angsuran, agunan, dan persyaratan serta ketentuan lain yang telah di sepakati pihak
bank dan peminjam.
c. Saldo kompensasi adalah saldo minimum yang harus ada direkening giro.
d. Plafon kredit, berupa jumlah kredit maksimal yang disepakati akan di berikan bank kepada
nasabahnya untuk periode tertentu.
e. Credit revolving, berupa plafon kredit formal yang diberikan kepada perusahaan oleh
bank/lembaga keuangan bukan bank hampir sama dengan plafon kredit,bedanya yaitu kredit
revolving punya ikatan hukum dan di bebani premi.
Kredit bank memiliki biaya-biaya sebagai berikut :
a. Simple interest
Bunga yang dikenakan atas jumlah pinjaman yang sesungguhnya. Bunga ini dibayar pada saat
kredit jatuh tempo.
b. Discount interest
Bunga yang dihitung berdasarkan nilai nominal kredit, tetapi bunga ini di bayar dimuka sehingga
jumlah bersih yang diterima peminjam lebih kecil daripada nilai nominal kredit.
c. Add-on interest
Bunga yang dihitung dari jumlah kredit yang diterima dan ditambahkan kembali ke jumlah kredit
tersebut guna menentukan nilai nominal kredit yang akan di bayar secara cicilan.
Terkait dengan kredit bank,perusahaan harus berhati hati dalam memilih bank yang akan di pilih
sebelum mengajukan kredit bank. Adapun beberapa hal yang harus diperhatikan dalam memilih
bank antara lain sebagai berikut :
43. a. Kesediaan menanggung resiko
Penyebaran kantor cabang dan peran serta pada berbagai jenis industri akan mengakibatkan
risiko suatu bank lebih kecil dibanding bank yang hanya menangani suatu industri.
b. Nasihat dan penyuluhan
Membantu perusahaan yang diberikredit agar dapat tumbuh terus sehingga nantinya dapat
menjadi nasabah penting bagi bank tersebut.
c. Loyalti kepada nasabah
Ukuran tingkat kemitraan suatu bank terhadap para nasabahnya. Misalnya, jika nasabahnya
dalam masa sulit melunasi kredit maka bank berusaha mencarikan jalan keluar untuk
memperbaiki keadaan nasabah.
d. Spesialisasi
Dengan lebih terspesialisasinya pelayanan di bank, diharapkan pengalaman dan hubungan yang
erat dengan bidang usaha bersangkutan akan mendorong bank untuk bekerja sama secara lebih
kreatif dan memberi dorongan secara lebih aktif bagi perusahaan di bidang tersebut.
e. Jumlah kredit maksimum
Jumlah kredit yang dapat di berikan kepada nasabah terjadi pada besar kecilnya modal bank yang
bersangkutan.
f. Merchant banking
Bank yang bersangkutan tidak hanya memberikan kredit, tetapi juga mempunyai penyertaan
modal serta memberikan nasihat keuangan kepada perusahaan yang bersangkutan.
g. Jasa-jasa lainnya
Misalnya, transfer dana dan negosiasi letter of credit.
4. Commercial Paper
Surat promes/surat tanda utang tanpa jaminan yang dikeluarkan perusahaan besar untuk dijual
guna membiayai kebutuhan kredit jangka pendek.
Sumber dana jangka pendek :
44. a. Tanpa jaminan : kredit dagang
b. Dengan jaminan : kredit bank
Bentuk jaminan :
a. Surat berharga
b. Piutang
c. Persediaan
Sumber pembelanjaan untuk piutang dagang diantaranya factoring, pledge of accounts
receiveable, dan banker’s acceptance facility.
a. Factoring
Adalah cara mendanai piutang dagang dengan menjual piutang dagang yang dimiliki perusahaan
kepada lembaga keuangan nonbank(faktor). Penjuaan dilakukan dengan hak regres (with
recourse) yaitu si pembeli surat piutang (faktor) dapat menuntut si penjual untuk membayar
seandainya factor tidak dapat menagih piutangnya dari pihak yang berutang , tanpa hak regres
(without recourse) yaitu risiko atas tidak tertagihnya piutang tersebut telah seluruhnya menjadi
tanggung jawab si faktor.
b. Pledge of accounts receiveable
Perusahaan menggadaikan/menjual piutang dagangnya agar dapat memperoleh dana dari
lembaga keuangan nonbank dengan hak regres. Perusahaan yang menggadaikan piutangnya
diminta untuk mengikat perjanjian dengan suatu ikatan yang disebut jaminan gadai.
c. Banker’s acceptance facility
Timbul dari suatu transaksi jual beli dengan menggunakan alat pembayaran dalam bentuk
banker’s LC(letter of credit). Sumber pembelanjaan untuk persediaan adalah blanket inventory
lien, trust receipts, dan field warehouse financing.
B. Pembiayaan Jangka Pendek (Short-Term Financing)
Merupakan hutang dengan jangka waktu 1 tahun atau kurang yang digunakan untuk memenuhi
kebutuhan musiman dan aktiva lancar. Pembiayaan spontan (spontaneous financing) adalah
pembiayaan yang diperoleh dari operasi normal perusahaan dengan dua sumber pembiayaan
45. meliputi hutang dagang (account payable) dan kewajiban yang masih harus dibayar (accruals
hutang akibat jasa yang diterima yang pembayarannya belum dilakukan). Account payable dan
Accruals merupakan unsecured short-term financing, yaitu sumber pembiayaan jangka pendek
yang diperoleh tanpa menjaminkan aktiva tertentu sebagai agunan.
C. Tipe Pendanaan Jangka Pendek :
1. Pendanaan Spontan adalah jenis pendanaan yang berubah secara otomatis dengan berubahnya
tingkat kegiatan perusahaan (misal dilihat dari penjualan perusahaan). Contoh : utang dagang
dan utang akrual.
2. Pendanaan Tidak Spontan adalah jenis pendanaan yang tidak berubah secara otomatis dengan
berubahnya tingkat kegiatan perusahaan. Contoh : utang yang diperoleh dari bank.
D. Pendanaan Spontan
Jenis pendanaan ini memiliki karakter jika aktifitas persahaan berubah maka sumber
pendanaanpun ikut berubah secara otomatis. Beberapa bentuk sumber dana spontan antara lain :
utang dagang rekening-rekening akrual (misalnya pembayaran upah atau gaji atau pembayaran
pajak). Utang dagang timbul karena perusahaan membeli pasokan dari supplier dengan kredit,
sedang utang pajak terjadi karena pajak dibayar setiap tanggal tertentu dalam satu tahunnya.
Rerata utang dagang = Nilai Utang / Perputaran Utang
Perputaran utang dalam satu tahun = Periode Waktu / Jangka Waktu Kredi
E. Pendanaan Tidak Spontan
Jenis pendanaan ini memiliki karakter bahwa untuk memperoleh, menambah maupun
mengurangi dana, perusahaan membutuhkan waktu untuk negosiasi atau perundingan secara
formal. Beberapa bentuk sumber dana tidak spontan antara lain :
1. Commersial Paper. Merupakan surat utang jangka pendek (jangka waktu 30-90) hari tanpa
jaminan yang dikeluarkan perusahaan besar dan dijual langsung ke investor. Biasannya hanya
perusahaan besar yang bisa mengeluarkan commersial paper.
2. Pinjaman Kredit. Berasal dari lembaga keuangan dan lembaga keuangan non bank. Pinjaman
dari bank ada 2 jenis : (a) Kredit Transaksi, yaitu kredit yang ditujukan untuk tujuan spesifik
46. tertentu. (b) Kredit Lini, dengan pinjaman ini, peminjam bisa meminjam sampai jumlah
maksimum tertentu, yang menjadi plafon (batas atas pinjaman)
3. Factoring atau anjak piutang berarti menjual piutang dagang. Dari segi perusahaan yang
mempunyai piutang, factoring memunyai manfaat karena perusahaan tidak perlu menunggu
sampai piutang jatuh tempo untuk memperoleh kas. Piutang juga memperoleh manfaat karena
factoring merupakan alternative investasi.
4. Menjaminkan Piutang. Alternatif lain dari menjual piutang adalah menggunakan piutang
sebagai jaminan untuk memperoleh pinjaman. Dengan alternatif ini, kepemilikan piutang masih
ada di tangan perusahaan. Jika pinjaman tidak terbayar, piutang yang dijadikan jaminan bisa
digunakan untuk melunasi pinjaman.
5. Menjaminkan Barang Dagangan (Persediaan). Perusahaan bisa menjaminkan barang dagangan
untuk memperoleh pinjaman. Prosedur yang dipakau akan sama dengan penjaminan piutang.
Pemberi jaminan akan mengevaluasi nilai persediaan, kemudian akan memberikan pinjaman
dalam presetase tertentu dari nilai persediaan yang dijaminkan.
6. Akseptasi Bank
7. Report
F. Evaluasi Sumber Pendanaan Jangka Pendek
Untuk menentukan sumber pendanaan jangka pendek manajer keuangan bisa mengevaluasi
dengan menggunakan kerangka :
• Strategi pendanaan secara keseluruhan
• Biaya
• Kerersediaan
• Fleksibilitas
Sumber sumber Pinjaman Jangka Pendek Tanpa Jaminan
Termasuk dalam kategori pinjaman jangka pendek yang diperoleh dalam usaha biasanya terdiri
dari bank loan dan commercial papers.
Pinjaman Bank (bank loans)
Bank sebagai sumber utama pendanaan yang dapat memberikan pinjaman jangka pendek tanpa
jaminan untuk usaha. Pinjaman bank merupakan short-term, self- liquidating loan yaitu pinjaman
47. jangka pendek tanpa jaminan yang digunakan untuk membiayai piutang dan persediaan pada saat
kebutuhan modal meningkat secara musiman, diharapkan piutang dan persediaan dapat menjadi
kas secara cepat (likuid) sehingga dana yang dibutuhkan untuk membayar pinjaman dapat
diperoleh dengan sendirinya.
Perhitungan Tingkat Bunga Pinjaman (loan interest rates)
Secara umum, terdapat tiga metoda perhitungan tingkat bunga:
a. Collect basis
Contoh: kredit yang diterima Rp. 100 juta. Tingkat bunga 15%. Pada akhir tahun debitur
membayar bunga Rp. 15 juta (plus Rp. 100 juta pokok pinjaman). Dengan demikian, tingkat
bunga efektifnya:
(Rp. 15 juta / Rp. 100 juta) x 100% = 15%.
b. Discount basis
Contoh: apabila debitur hanya menerima Rp. 85 juta pada awal tahun (karena bunganya diminta
terlebih dahulu) dan membayar Rp. 100 juta pada akhir tahun, maka tingkat bunga efektifnya
adalah:
(Rp. 15 juta / Rp. 85 juta) x 100% = 17.65%
c. Add-on basis
Contoh: apabila digunakan add-on basis, maka perusahaan diminta membayar secara angsuran
(misalnya per bulan), maka pembayaran per bulan sebesar:
{Rp. 100 juta (1.15) / 12} = Rp. 9.583.000,-.
Dengan demikian, tingkat bunga per bulan dapat dihitung dengan menggunakan konsep time
value of money:
12 9.583.000
100.000.000 = Σ
t = 1 (1 + i) 12
dengan cara trial and error, akan diperoleh i (tingkat bunga sekitar 2,2% per bulan. Dengan
demikian, tingkat bunga per tahun sekitar:
(1 + 0.022)12 – 1 = 29,84%
48. Dasar pembagian tingkat bunga pinjaman adalah:
1. Prime rate of interest
Bunga terendah yang dibebankan oleh bank nasional atau bank komersil dengan reputasi terbaik
kepada debitur korporasi dengan credit rating yang tinggi.
2. Fixed rate loan
Suku bunga kredit yang ditetapkan sebesar prime rate of interest setelah ditambah spread
(margin) dan berlaku tetap sampai dengan tanggal jatuh tempo kredit.
3. Floating-rate loan
Suku bunga kredit yang ditetapkan sebesar prime rate of interest setelah ditambah spread
(margin) dan berlaku mengambang (bisa berubah-ubah) meskipun kredit belum jatuh tempo.
Contoh:
Jumlah kredit $ 10,000
Bunga 1 tahun $ 1,000
Berapa effective annual rate:
Apabila bunga dibayarkan setelah tanggal jatuh tempo? ($1,000 / $10,000) x 100% = 10,0%.
Apabila bunga dibayarkan di depan (pada saat penerimaan pinjaman)?
{$1,000 / ($10,000 – $1,000) x 100%} = 11,1%
Secara umum, terdapat tiga bentuk pinjaman jangka pendek tanpa jaminan yang banyak
diaplikasikan, yaitu:
1. Single payment notes
Kredit jangka pendek bersifat akad kredit berlaku untuk sekali dan kredit harus lunas pada saat
jatuh tempo.
2. Compensating balances
Jumlah saldo yang harus dipelihara oleh debitur dengan jumlah misalnya 10% sampai 20% dari
jumlah limit kredit sebagai cadangan pembebanan bunga atau biaya administrasi kredit lainnya.
Contoh:
Limit kredit $1,000,000
Suku bunga 10% per tahun atau 10% x $1,000,000 = $100,000 per tahun.
Compensating balances 20% atau $200,000
Akan tetapi, the effective annual rate of the funds sebenarnya adalah: ($100,000/$800,000) x
100% = 12.50% (bukan 10%)
49. 3. Annual clean-up
Untuk meyakinkan bahwa kredit yang dipinjam untuk pembiayaan sesuai perjanjian, bank sering
meminta adanya “annual cleanup”, yaitu Rekening Pinjaman bersaldo “nihil” pada hari-hari
tertentu pada tahun masih berlakunya masa pinjaman, hal ini dimaksudkan untuk menghindari
adanya penyalahgunaan tujuan kredit, misalnya kredit berjangka pendek digunakan untuk kredit
jangka panjang.
B. Sumber Dana Jangka Pendek
Berdasarkan spontan tidaknya suatu pendanaan, maka pendanaan jangka pendek dibagi menjadi
dua, yaitu :
1. Pendanaan spontan. Pendanaan spontan adalah sumber dana yang ikut berubah apabila
aktivitas perusahaan berubah.
2. Pendanaan yang memerlukan negosiasi. Pendanaan ini mengharuskan perusahaan untuk
melakukan negosiasi untuk menambah atau mengurangi dana yang dipergunakan oleh
perusahaan. Sumber pendanaan ini biasanya berasal dari bank dalam bentuk kredit jangka
pendek.
50. C. PENUTUP
I. Kesimpulan
Dari Uraian diatas dapat disimpulkan Manajemen Keuangan merupakan bagian
dari manajemen yang berfungsi untuk mengatur, khususnya dalam hal keuangan. Dalam
kehidupan sehari-hari, tanpa adanya manejemen keuangan maka bisa dipastikan
keuangan kita akan berantakan. Bukan hanya individu saja yang memerlukan adanya
manajemen keuangan, tetapi perusahaan pun sama, apalagi perusahaan menyangkut
hidup banyak orang.
Maka dari itu dalam sebuah organisasi harus ada seorang manajer keuangan yang
cakap, yang dapat memanaj keuangan dengan baik. Dengan begitu semua yang ada dalam
keuangan dari modal hingga pengeluaran dapat di kontrol.
Dari hal tersebut dapat kita katakana bahwa manajemen keuangan sangat penting
san sangat dibutuhkan dalam kehidupan.
II. Saran
Sebagai seorang individu, kita diharuskan untuk bertahan hidup di dunia ini, maka
kita harus bisa mengatur keuangan agar tidak ada yang namanya pemborosan atau
pengeluaran yang sia-sia.
Resume ini masih jauh dari kata sempurna, masih banyak kesalahan didalamnya.
Penulis/Penyusun menyadari bahwa kesempurnaan hanya milik Alloh SWT. Maka dari
itu penulis mohon maaf atas kesalahan kata-kata dan penulisan. Penulis mengharap kritik
dan saran dari pembaca untuk hasil yang lebih baik di masa depan