Makalah ini membahas tentang manajemen keuangan yang mencakup beberapa topik utama seperti teknik penganggaran biaya, arus kas dan risiko proyek, biaya modal, struktur modal dan kebijakan dividen, serta analisis kesehatan perusahaan. Makalah ini juga menjelaskan berbagai metode analisis penganggaran biaya modal seperti payback period, net present value, internal rate of return, dan profitability index.
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
Makalah uas manajemen_keuangan[1]
1. MAKALAH MANAJEMEN KEUANGAN
2018
DISUSUN OLEH :
NAMA : ENENG SITI HULAFAH
NIM : 11011700405
KELAS : 2T
RUANG : B12
HARI : Minggu
UNIVERSITAS BINA BANGSA
FAKULTAS HUKUM DAN BISNIS
2. KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penyusun ucapkan kepada Allah
SWT karena atas berkat dan ridho-Nya lah makalah ini dapat
terselesaikan tepat pada waktunya..
Makalah ini di harapkan dapatbermanfaat dan berguna padasaat
ini ataupun di kemudian hari. Penyusun menyadari masih adanya
kekurangan dalam penyusunan makalah ini, mudah-mudahan dengan
adanya kekurangan tersebut penulis ataupun pembaca dapat
memperbaikinya dengan memberikan kritik dan saran sehingga akan
ada kemajuan yang lebih baik dari sebelumnya.
Penyusun
Eneng Siti Hulafah
3. DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................
DAFTAR ISI.....................................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN...................................................................................
1. Latar Belakang........................................................................................
2. Rumusan Masalah..................................................................................
3. Tujuan Penulisan....................................................................................
4. Manfaat Penulisan..................................................................................
BAB 2 PEMBAHASAN
1. Teknik Penganggaran Biaya..................................................................
2. Arus Kas & Resiko proyek dan Resiko.................................................
3. Biaya Modal..........................................................................................
4. Struktur Modal & Leverge & Kebijkan Dividen..................................
5. Modal Saham dan Peranan Bank Investasi, Hutang Jangka Panjang,
Pembiayaan Campuran & Merger, Divestasi, Perusahaan Induk dan
Leverge Bayouts.......................................................................................
6. Analisa Kesehatan dan Prediksi Kebangkrutan BUMS & BUMN & Serta
cara mengatasinya secara umum ...............................................................
BAB 3 PENUTUP..................................................................................................
Kesimpulan dan saran....................................................................................
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................
4. BAB 1 PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Manajemen Keuangan merupakan salah satu bagian utama dari ilmu
manajemen. Pengertian manajemen keuangan adalah semua aktivitas entitas bisnis
(organisasi) dalam kerangka penggunaaan serta pengalokasian dana entitas bisnis
(perusahaan) dengan efisien.
Prinsif manajemen keuangan tidak hanya sekedar pencatatan akuntansi saja.
Manajemen adalah bagian penting dan tidak bisa dianggap sebagai suatu kegiatan
tersendiri yang menjadi bagian dari pekerjaan orang orang.
Manajemen keuangan dalam prakteknya merupakan aktifitas yang dilakukan
muncul dalam rangka untuk menyehatkan keuangan perusahaan atau organisasi.
Maka dari itu, dalam membuat sebuah sistem manajemen keuangan, kita
membutuhkan prisif-prinsif ini yang menjadi dasarnya, diantaranya, consistensi,
accountability, transparancy, viability, integrity, stewardship,accounting standard.
2. Rumusan Masalah
a. Apa itu teknik penganggaran Biaya
b. Apa itu arus kas dan resiko proyek
c. Apa itu biaya modal
d. Apa itu struktur modal dan leverge dan kebijakan dividen
e. Apa itu modal sham, peranan bank investasi, hutang jangka panjang,
pembiayaan campuran, merger, divestasi, perusahaan induk, dan
leverge bayouts
f. Apa itu analisas kesehatan, prediksi kebangkrutan dan BUMS dan
BUMN serta cara mengatasi nya secara umum
5. 3. Tujuan
a. Untuk mengeahui bagaimana penganggaran biaya dalam manajemen
keuangan
b. Untuk mengetahui arus kas dan rsiko proyek
c. Untuk mengetahui biaya modal dalam manajemen keuangan
d. Untuk mengetahui struktur modal dan dan leverge dan kebijakan
deviden dalam manajemen keuangan
e. Untuk mengeetahui modal saham, peranan bank investasi, hutang
jangka panjang, pembiayaan campuran, merger, divestasi,perusahaan
induk, dan leverge boyouts
f. Untuk mengetahui analisa kesehatan dan kebangkrutan, BUMNS,
BUMS secara umum
4. Manfaat
Setelah membaca dan mempelajari makalah ini, diharapkan agar
pembaca dapat lebih mengetahui dan memahami apa itu manajemen
keuangan dan apa pentingnya bagi sebuah perusahaan.
6. BAB 2 PEMBAHASAN
A. TEKNIK PENGANGGARAN BIAYA
A. Pengertian Anggaran Modal
Capital Budgeting adalah merupakan proses evaluasi dan pemilihan
investasi jangka panjang yang konsisten terhadap maksimalisasi tujuan perusahaan.
DefinisiCapitalBudgeting“CapitalBudgetingistheProcessofevaluatingandselectingl
ongterinvesmentsconsistentswiththefirm’sgoalofownerwealthmaximization”
Investasi juga berarti pengeluaran pada saat ini dan hasil yang diharapkan dari
pengeluaran tersebut baru akan diterima lebih dari satu tahunmendatang. Definisi
Capital Budgeting adalah sebagai berikut: “Capital Budgeting in volves the entire
process of planning whose returns are expected to extend beyond one year”.
Sebagai konsekuensinya, perusahaan membutuhkan prosedur tertentu untuk
menganalisa dan menyeleksi beberapa alternatif investasi yang ada. Keputusan
mengenai investasi tersebut sulit dilakukan karena memerlukan penilaian mengenai
situasi dimasa yang akan datang, sehingga dibutuhkan asumsi-asumsi yang
mendasari estimasi terhadap situasi yang paling mendekati yang mungkin terjadi,
baik situasi internal maupun eksternal perusahaan. Investasi tersebut harus dihitung
sesuai dengan cash flow perusahaan dan harus merupakan keputusan yang paling
tepat untuk menghindari resiko kerugian atas investasi tersebut. “As time passes,
fixed assets maybe come obselete or may require an over haul; atthesepoints, too,
financial
Decisions maybe required”. Perusahaan biasanya membuat berbagai alternatif atau
variasi untuk berinvestasi dalam jangka panjang, yakni berupa penambahan aset
tetap seperti tanah, mesin dan peralatan. Aset tersebut merupakan aset yang
berpotensi, yang merupakan sumber pendapatan yang potensial dan mencerminkan
nilai dari sebuah perusahaan.Capitalbudgeting dan keputusan keuangan
7. diperlakukan secara terpisah. Bila investasi yang diajukan telah ditentukan untuk
diterima, manager keuangan kemudian memilih metoda pembiayaan yang paling
baik.
Anggaran (budget) adalah sebuah rencana rinci yg memproyeksikan aliran
kas masuk dan aliran kas keluar selama beberapa periode pada saat yg akan
datang.
Capital budget adalah garis besar rencana pengeluaran aktiva tetap
Penganggaran modal (capitalbudgeting) adalah proses menyeluruh
menganalisa proyek2 dan menentuan mana saja yang dimasukkan ke dalam
anggaran modal.
Proses mengumpulkan, mengevaluasi, menyeleksi, dan menentukan
alternatif penanaman modal yang akan memberikan penghasilan bagi
perusahaan untuk jangka waktu lebih dari 1 tahun.
B. Motif Capital Budgeting
a. Pengembangan produk baru atau pembelian aktiva baru
b. Pengurangan biaya dengan mengganti aktiva yang tidak efisien
c. Modernisasi atas aktiva tetap
C. JENIS-JENIS KEPUTUSAN PENGANGGARAN MODAL
Penambahan dan perluasan fasilitas
Produk baru
Inovasi dan perluasan produk
Penggantian replements
a. Penggsntisn pabrik atau peralatan usang
b. Penggantian pabrik atau peralatan lamadengan pabik dan peralatan yang
lebih efisien
Menyewa atau membuat atau membeli
Penyesuaian fasilitas dan peralatan dengan peraturan pemerintah,
lingkungna dan keamanan
8. Lain lain seperti kampanye iklan, program platihan dan proyek yang
memerlukan analis arus kas keluar dan arus kas masuk
D. PRINSIP DASAR PROSES PENGANGGARAN MODAL
a. Penganggaran modal pada dasarnya adalah aplikasi prinsip yang mengatakan
bahwa perusahaan harus menghasilkan keluaran atau menyelenggarakan
kegiatan bisnis sedemikian rupa sehingga hasil imbuh (marginal revenue)
produk sama dengan biaya imbuhnya (marginal cost).
b. Prinsip ini dalam kerangka penganggaran modal berarti bahwa perusahaan
harus melakukan tambahan investasi sedemikian rupa sehingga perolehan
imbuh (marginal returns) investasi itu sama dengan biaya imbuhnya. Daftar
berbagai proyek investasi dari hasil yang tertinggi hingga yang terendah
mencerminkan kebutuhan perusahaan akan modal untuk investasi.
c. Biaya imbuh dariberbagai daftarinvestasi itu memberi petunjuk tentang upaya
perusahaan untuk memperoleh tambahan modal guna membiayai investasi.
Biaya imbuh modal berarti sejumlah biaya yang harus ditanggung oleh
perusahaan untuk memperoleh dana dari luar (misalnya meminjam atau
menjual saham dan biaya tumbal/opportunitycost dari dana sendiri yang dapat
diperoleh.
Pentingnya Penganggaran Modal
a. Dana yang dikeluarkan akan terikat untuk jangkawaktu panjang.
b. Investasi dalam aktiva tetap menyangkut harapan terhadap hasil penjualan
di waktu yang akan datang
c. Pengeluaran dana untuk keperluan tersebut biasanya meliputi jumlah yang
besar.
d. Kesalahan dalam pengambilan keputusan pengeluaran modal tersebut akan
berakibat panjang dan sulit dipersulit.
e. Penganggaran modal yang efektif akan menaikkan ketepatan waktu dan
kualitas dari penambahan aktiva.
f. Pengeluaran modal sangatlah penting.
9. E. Tahap – tahap Penganggaran Modal
Biaya proyek harus ditentukan
a. Manajemen harus memperkirakan aliran kas yg diharapkan dari proyek,
termasuk nilai akhir aktiva
b. Risiko dari aliran kas proyek harus diestimasi. (memakai distribusi probabilitas
aliran kass
c. Decngan mengetahui risiko dari proyek, manajemen harus menentukan biaya
modal (costofcapital) yang tepat untuk mendiskon aliran kas proyek
d. Dengan menggunakan nilai waktu uang, aliran kas masuk yang diharapkan
digunakan untuk memperkirakan nilai aktiva.
e. Terakhir, nilai sekarang dari aliran kas yg diharapkan dibandingkan dengan
biayanya.
F. Manfaat Penganggaran Modal
a. Untuk mengetahui kebutuhan dana yang lebih terperinci, karena dana
yang terikat jangka waktunya lebih dari satu tahun.
b. Agar tidak terjadi over invesment atau underinvesment
c. Dapat lebih terperinci, teliti karena dana semakin banyak dan dalam jumlah
yang sangat besar.
d. Mencegah terjadinya kesalahan dalam decision making.
G. Kriteria keputusan penganggaran modal :
A. Payback period adalah jumlah tahun yang dibutuhkan untuk menutupi
pengeluaran awal. atau suatu kriteria penganggaran modal yang
digambarkan sebagai jumlah tahun yang diperlukan untuk mengembalikan
investasi kas awal.
Keuntungan :
a. Menggunakan arus kas bebas, bukan accounting profi
10. b. Mudah dihitung dan dipahami
c. Dapat digunakan sebagai alat penyaring kasar
d. Sering digunakan sebagai alat penyaring kasar untuk menghilangkan
proyek dengan tingkat pengembalian yang tidak nyata hingga tahun–
tahun akhir.
e. Menekankan pada pengembalian yang lebih awal yang lebih pasti dan
memberikan kebutuhan likuiditas bagi perusahaan.
Kelemaham :
a. Tidak memperhitungkan Aksioma 2
b. Semua arus kas yang terjadi setelah periode pembayaran kembali
diabaikan.
c. mengabaikan nilai waktu uang
d. pemilihan periode pengembalian maksimum bersifat arbitre
B. Periode pengembalian diskonto adalah variasi dari kriteria keputusan masa
pengembalian yang digambarkan sebagai jumlah tahun yang diperklukan untuk
mengembalikan pengeluaran kas.
1. Net PresentValue (NPV)
Nilai sekarang freecashflow setelah pajak dikurangi pengeluaran awal
proyek. Perbedaan nilai sekarang arus kas dengan pengeluaran awal
menetukan nilai bersih atas penerimaan investasi dalam nilai uang masa
sekarang Kriteria : NPV ≥ 0 à Terima dan NPV < 0 à Tolak dan NPV = 0 à
Terima, karena proyek tersebut memberikan pengembalian yang sama
dengan tingkat pengembalian yang disyaratkan.
Keuntungan : Menggunakan arus kas, memperhitungkan nilai waktu uang,
losisyensi dengan tujuan perusahaan untuk memaksimalkan kekayaan
pemegang saham,
Keugian : membutuhkan peramalan jangka panjang atas penambahan arus
kas yang di terima, mebutuhkan perkiraan jangka panjang terinci dari arus
kas bebas proyek dan sensitivitas tehadap pilihan diskonto.
2. Profitabilityindex atau benefit/costratio
11. Rasio nilai sekarang dari freecashflow terhadap pengeluaran awalnya.Kriteria : PI
≥ 1 à TerimaPI< 1 à TolakAntara NPVdan PIakanselalu menghasilkan keputusan
terima dan tolak yang sama.walaupun tidak dalam urutan yang sama.Keuntungan
dan Kerugian sama dengan NPV.
3. Internal rateofreturn
Tingkat pengembalian yang menyeimbangkan nilai sekarang dari arus kas
masa depan dengan peneluaran awal proyek.Kriteria : IRR ≥
RequiredrateofRetun à TerimaIRR <RequiredrateofRetun à Tolak . Jika
IRR = RequiredrateofRetun, maka proyek tersebut diterima karena
perusahaan mendapatkan RequiredrateofRetun seperti yang disyaratkan
pemegang saham. IRR juga akan menghasilkan keputusan terima tolak yang
sama dengan NPV dan PI
Keunggulan : menggunakan arus kas bebas, memperhitungkan nilai waktu
uang, kosistensi dengan tujuan memaksimalkan kekayaan pemegang
saham.
Kelemahan : membutuhkan perkiraan jangka panjang terinci atas dari arus
kas bebas proyek.
H. Metode Analisi dan Penerapan Penganggaran Biaya Modal
1. Payback Period
Metode paybackperiod pada umumnya digunakan untuk mengevaluasi
investasi yang diajukan. Paybackperiod adalah target waktu yang
dibutuhkan oleh perusahaan untuk mengembalikan investasi awal yang
diperhitungkan dari cashinflow.
Metode paybackperiod pada umumnya digunakan untuk mengevaluasi
investasi yang diajukan. Paybackperiod adalah target waktu yang
dibutuhkan oleh perusahaan untuk mengembalikan investasi awal yang
diperhitungkan dari cashinflow.
2. Net PresentValue
12. Secara eksplisit NPV memberikan pertimbangan dari nilai waktu uang, dan
merupakan teknik capitalbudgeting yang banyak digunakan. NPV adalah
jumlah presentvalue semua cashinflowyang dikumpulkan proyek (dengan
menggunakan discountratesuku bunga kredit yang dibayar investor)
dikurangi jumlah investasi (initialcashoutflow).
nNPV = Σ CFt /(1 + k)t – Io
t = 1
Dimana:
CFt = Net CashFlow (Prodeeds) pada tahun ke – t
k = Tingkat Diskonto
t = Lama waktu atau periode berlangsungnya investasi
I0 = InitialOutlays (Nilai investasi awal)
Kelebihan metode NPVsebagaisarana penilaian terhadapkelayakan suatu rencana
investasi barang modal adalah penggunaan nilai waktu uang untuk menghitung
nilai sebenarnyacashflow yang diperoleh pada masa yang akan datang. Dengan
demikian, dapat diperoleh gambaran profitabilitas proyek yang lebih mendekati
realitas.
3. Metode ini mungkin merupakan metode yang paling banyak digunakan
sebagai salah satu teknik dalam mengevaluasi alternatif – alternatif
investasi.
Dijelaskan bahwa IRR
Merupakan ratediscount dimananilaipresentvalue dari cashinflow sama
dengan nilai investasi awal suatu proyek. Dengan kata lain IRR
adalah ratediscount dimana NPV dari proyek tersebut = Rp0. IRR juga
menggambarkan persentase keuntungan yang sebenarnya akan diperoleh
dari investasi barang modal atau proyek yang direncanakan.
Kriteria penerimaan proyek investasi dengan menggunakan
metode Internal Rate ofReturn adalah apabila IRR yang dihasilkan lebih
13. besar dibandingkan costofcapital, sebaliknya apabila lebih kecil
dibandingkan costofcapital proyek tersebut ditolak.
I. Pengertian Aliran Kas
merupakan “sejumlah uang kas yang keluar dan yang masuk sebagai akibat
dari aktivitas perusahaan dengan kata lain adalah aliran kas yang terdiri dari
aliran masuk dalam perusahaan dan aliran kas keluar perusahaan serta
berapa saldonya setiap periode
J. Mengestimasikan Arus Kas
Langkah yang paling penting dan paling sulit dalam penganggaran modal
adalah mengestimasikan arus kas suatu proyek yaitu pengeluaran investasi
dan arus kas masuk bersih per tahun setelah suatu proyek dijalankan.
K. Mengidentifikasi Arus Kas yang Relevan
Arus kas relevan bagi suatu proyek adalah tambahan arus kas bebas yang
diharapkan perusahaan jika melaksanakan proyek tersebut, yaitu arus kas
yang di luar yang diharapkan perusahaan apabila tidak menjalankan proyek
tersebut. Arus kas relevan juga merupakan arus kas tertentu yang harus
diperhitungkan dalam pengambilan keputusan penganggaran modal.
Langkah awal dari setiap analisis penganggaran modal adalah
mengidentifikasikan arus kas relevan. Yang diartikan sebagai serangkaian
arus kas yang spesifik yang harus diperhitungkan dalam pengambilan
keputusan. Ada dua peraturan yang penting untuk membantu menghindari
kesalahan mengestimasikan anggaran, yaitu:
a. Keputusan penganggaran modal harus didasarkan atas arus kas, bukan
laba akuntansi.
b. Hanya penambahan arus kas saja yang relevan.
Untuk lebih jelasnya dapat kita lihat beberapa arus kas relevan di bawah ini:
1. Arus Kas Proyek
14. a. Aliran kas awal merupakan aliran kas yang berkaitan dengan
pengeluaran untuk kegiatan investasi misalnya; pembelian tanah,
gedung, biaya pendahuluan, dan sebagainya. Aliran kas awal dapat
dikatakan aliran kas keluar.
b. Aliran kas operasional merupakan aliran kas yang berkaitan dengan
operasional proyek, seperti; penjualan, biaya umum, dan
administrasi. Oleh sebab itu aliran kas operasional merupakan aliran
kas masuk dan aliran kas keluar.
c. Aliran kas akhir merupakan aliran kas yang berkaitan dengan nilai
sisa proyek, seperti sisa modal kerja, nilai sisa proyek yaitu
penjualan peralatan proyek.
Sebagai catatan bahwa nilai sebuah perusahaan akan tergantung
pada arus kas bebasnya, demikianpula nilai suatu proyek dan
memahami arus kas proyek berbeda dari laba akuntansi.
a. Biaya aktiva tetap
b. Beban Non Kas
c. Perubahan dalam Modal Kerja Operasi Bersih
d. Pembayaran bunga tidak dipehitungkan dalam arus kas
proyek
Arus kas proyek adalah arus kas yang tersedia bagi seluruh investor,
pemegang obligasi dan juga pemegang saham, jadi pembayaran
bunga tidak dikurangkan.
2. Arus Kas Tambahan
Arus kas tambahan adalah arus kas bersih yang dapat berhubungan
dengan suatu proyek investasi. Ada tiga masalah khusus dalam
menentukan arus kas tambahan, yaitu:
a. Biaya tertanam
Biaya tertanam adalah pengeluaran kas yang telah terjadi dan tidak
dapat diperoleh kembali, tanpa melihat apakah proyek tersebut
diterima atau ditolak.
15. b. Biaya kesempatan
Biaya kesempatan adalah pengembalian dari alternatif terbaik
penggunaan sebuah aktiva, atau tingkat pengembalian tertinggi yang
tidak akan diperoleh jika sejumlah dana diinvestasikan pada suatu
proyek tertentu.
c. Pengaruh pada bagian lain dari proyek tertentu (eksternalitas)
Eksternalitas yaitu pengaruh yang dimiliki proyek terhadap arus kas
bagian-bagian lain dari perusahaan. Oleh karena itu, laba tambahan
yang pada kenyataannya akan masuk kekantor pusat atau kantor
cabangnya. Jadi tidak boleh diperhitungkan sebagai laba tambahan
dalam pengambilan keputusan penganggaran modal.
3. Penentuan Waktu Arus Kas
Penentuan waktu arus kas harus diperhitungkan secara tepat agar kita
dapat mengetahui kapan di dalam satu periode pemasukan atau
pengeluaran kas terjadi.
L. Mengevaluasi Proyek Penganggaran Modal
Arus kas tambahan sangat dipengaruhi oleh apakah proyek ini merupakan
suatu proyek ekspansi baru atau proyek pengganti.
a. Proyek ekspansi baru yaitu suatu proyek di mana perusahaan
berinvestasi pada aktiva baru untuk meningkatkan penjualan. Jadi arus
kas tambahan hanya berupa arus kas masuk dan arus kas keluar dari
proyek.
b. Proyek pengganti yaitu suatu proyek yang menggantikan sebuah aktiva
yang ada dengan aktiva yang baru.
Dalam setiap kasus, arus kas umumnya memperhitungkan hal-hal
berikut:
Pengeluaran investasi awal , Arus kas operasi selama umur proyek
Arus kas tahun terakhir
16. Hal utama yang perlu selalu diperhatikan yang mendasari dalam mengatur
arus kas adalah memahami dengan jelas fungsi dana/uang yang kita miliki,
kita simpan atau investasikan. Secara sederhana fungsi itu terbagi menjadi
tiga, yaitu:
Pertama, fungsi likuiditas, yaitu dana yang tersedia untuk tujuan memenuhi
kebutuhan sehari- hari dan dapat dicairkan dalam waktu singkat relatif tanpa
ada pengurangan investasi awal.
Kedua, fungsi anti inflasi, dana yang disimpan guna menghindari resiko
penurunan pada daya beli di masa datang yang dapat dicairkan dengan
relatif cepat.
Ketiga, capitalgrowth, dana yang diperuntukkan untuk penambahan atau
perkembangan kekayaan dengan jangka waktu relatif panjang
1. Analisis arus kas
Ada beberapa langkah dalam menyusun arus kas, yaitu:
· Menentukan minimum kas
· Menyusun estimasi penerimaan dan pengeluaran
· Menyusun perkiraan kebutuhan dana dari hutang yang dibutuhkan
untuk menutupi deficit kas dan membayar kembali pinjaman dari pihak
ketiga.
· Menyusun kembali keseluruhan penerimaan dan pengeluaran setelah
adanya transaksi financial dan budget kas yang final.
2. Mengambil keputusan
Setelah melakukan analisis melalui langkah-langkah yang ada di atas,
menunjukkan bahwa proyek ini mengembalikan dana yang diinvestasikan
dalam waktu tertentu. Maka melalui analisis ini melahinkan keputusan
apakah proyek ini dapat diterima atau tidak.
Pengenalan Analisis Risiko
Setelah arus kas kita ketahui selanjutnya kita akan menganalisis risiko yang
kemungkinan akan kita hadapi lalu membandingkan apakah keuntungan
yang akan didapat sebanding dengan risikonya. Ada tiga jenis risiko yang
17. berbeda, yaitu risiko berdiri sendiri, risiko perusahaan dan risiko pasar.
Mengingat tujuan utama perusahaan adalah untuk mamaksimalkan nilai
bagi pemegang saham, dan ini sangat berpengaruh terhadap para pemegang
saham. Karena para pemegang saham umumnya terdiversifikasi, maka
ukuran risiko yang paling relevan adalah risiko pasar.
Risiko perusahaan juga penting karena tiga alasan:
1. Pemegang saham yang tidak terdiversifikasi.
2. Studi empiris determinan tingkat pengembalian yang diminta (k)
biasanya menunjukkan bahwa risiko perusahaan sama-sama memengaruhi
harga saham.
3. Stabilitas perusahaan sangat penting bagi para manajer, karyawan,
pelanggan, pemasok, dan kreditor, dan juga bagi masyarakat di mana
perusahaan beroperasi.
M. Teknik Untuk Mengukur Risiko Berdiri Sendiri
1. Analisis sensitivitas
Analisis sensitivitas adalah suatu tekhnik analisis resikodimana variabel
utama diganti satu per satu dan hasil perubahan NPVnya diamati.
2. Analisis Skenario
Analisis Skenario menyediakan kebutuhan perluasan tersebut analisis
ini membuka kemungkinan dilakukannya perubahan pada variabel-
variabel utama dan juga memungkinkan kita mengubah lebih dari satu
variabel pada setiap penghitungan.
3. Simulasi Montecarlo
imulasi Montecarlo adalah tekhnik analisis resikodimana kemungkinan
kejadian yang terjadi dimasa yang akan datang disimulasikan dalam
sebuah komputer, sehingga menghasilkan estimasi tingkat
pengembalian dan indeks-indeks resiko.
N. Menggabungkan Resiko Proyek Dan Struktur Modal Dalam
Penganggaran Modal
18. Ada dua metode yang digunakan untuk memperitungkanresiko proyek ke
dalam penganggaran modal, yaitu :
a. Pendekatan equivalen kepastian
b. Pendekatan Tingkat Diskunto yang disesuikan dengan resiko
O. Komponen-komponen Penganggaran Modal
proyeksi aliran kas, baik yang keluar (Cashoutflow) maupun yang masuk
(Cashinflow).
Proyeksi aliran kas pada intinya meliputi :
ü Jumlah pengeluaran awal (initialinvesment)
ü Jumlah dana/kas yang mungkin dihasilkan (terminal cashflow) pada akhir
umur investasi.
ü Manfaat keuangan netto yang ditimbulkan oleh operasi investasi
(operational net cash flow).
ü Jangka waktu yang diharapkan selama timbulnya cashflow.
Setiap investasi mempunyai jangka waktu pengoperasiannya, yang
meliputi :
o Jangka waktu teknis : yaitu jangka waktu yang diperkirakan, bahwa
secara teknis suatu investasi sudah tidak dapat dioperasikan lagi.
o Jangka waktu ekonomis, yaitu jangka waktu yang diperkirakan, bahwa
secara ekonomis suatu investasi masih layak untuk dioperasikan, atau
jangka waktu yang diperkirakan investasi masih dapat menghasilkan
manfaat ekonomis. Umumnya jangka waktu ekonomis lebih pendek
dibandingkan dengan jangka waktu teknisnya.
5. Tingkat pemulihan (rateofreturn) investasi.
Didalamanalisia investasi, rateofreturn merupakan tingkat keuntungan yang
disyaratkan (required rate of return) oleh para investor yang digunakan
untuk menetapkan nilai sekarang (presentvalue) dari arus kas yang
dihasilkan oleh investasi di masa datang. Setiap investasi mempunyai
tingkat keuntungan yang berbeda antara satu dengan yang lainnya.
Perbedaan ini hakekatnya merupakan pencerminan dari resiko yang
19. terkandung didalam investasi yang bersangkutan. Oleh karenanya, tidaklah
tepat untuk menyamakan “requiredrateof return” bagi setiap investasi yang
diusulkan.
B. ARUS KAS DAN RESIKO PROYEK
Definisi Estimasi Arus Kas ( Cash flow Estimation)
Arus kas adalah pengeluaran untuk investasi dan arus kas masuk bersih
setiap tahun setelah proyek beroperasi atau dijalankan.
Mengindentifikasi Arus Kas Yang Relevan ( Relevant cashflow )
Arus kas yang relevan adalah sebagai arus kas tertentu atau spesifik yang
dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan pengaggaran modal.
a. Arus Kas Proyek versus Laba Akuntansi
Ingatlah bahwa arus kas bebas akan dihitung sebagai berikut :
Arus Laba opr Pengeluaran Perubahan dalam
modal
kas = stlh pajak + Dep. - modal - kerja operasional
bebas
Pengeluaran Aktiva
Sekarang -
= EBIT (1-T) + Dep. - modal - Kewajiban Spontan
Arus kas bebas adalah arus kas yang tersedia untuk didistribusikan kepada
para investor. Sebagaiman nilai sebuah perusahaan akan tergantung pada
arus kas bebasnya, demikian pula nilai suatu proyek.
1. Biaya Aktiva Tetap
yaitu , biaya aktiva tetap meliputi biaya peroleh ditambah dengan biaya
pengiriman dan pemasangan. Sebagian besar proyek membutuhkan
aktiva, dan pembelian aktiva menggambarkan arus kas negatif.
20. Walaupun aktiva mengakibatkan arus kas keluar, para akuntan tidak
menyajikan pembelian aktiva tetap sebagai pengurang dari laba
akuntansi. Sebagai gantinya, mereka mengurangkan beban depresiasi
tiap tahun sepanjang umur aktiva tersebut.
2. Beban Nonkas yaitu, dalam menghitung laba bersih, para
akuntan biasanya mengurangkan depresiasi dari pendapatan setiap
tahunnya. Jadi, meskipun akuntan tidak mengurangkan harga pembelian
aktiva tetap dalam perhitungan laba akuntansi , tetapi mereka
mengurangi beban depresiasi setiap tahun.
3. Perubahan dalam Modal Kerja Operasi Bersih
yaitu , peningkatan / kenaikan aktiva lancar yang dihasilkan dari
proyek baru dikurangi dengan peningkatan uang dagang dan akrual
secara spontan. Jika, perubahan ini positif, sebagaimana biasanya
terjadi dalam proyek ekspansi, maka pendanaan tambahan, diluar biaya
perolehan aktiva tetap, masih akan dibutuhkan. Mendekati akhir umur
proyek , persediaan akan habis terpakai tetapi tidak diganti, dan piutang
akan ditgih tanpa adanya piutang pengaanti . Seiring dengan perubahan
ini, perusahaan akan menerima arus kas masuk. Akibatnya, investasi
dalam modal kerja operasi akan dikembalikan pada akhir umu proyek.
Arus Kas Tambahan ( Incremental cashflow )
flow )
Arus kas tambahan yaitu, perubahan jumlah total arus kas
perusahaan yang terjadi sebagai akibat langsung diterimanya suatu proyek.
Ada tiga masalah khusus dalam menentukan arus kas tambahan, yaitu ;
1. Biaya Tertanam ( Sunk Costs)
adalah , suatu pengeluaran yang telah ditetapkan sebelumnya atau telah
terjadi, sehingga tidak terpengaruh oleh keputusan yang telah
dipertimbangkan.
Karena biaya tertanam bukanlah biaya tambahan, maka biaya ini tidak boleh
dimasukkan kedalam analisis.
2. Biaya Kesempatan ( Opportunity Costs)
21. adalah , arus kas yang seharusnya dapat diperoleh / dihasilkan dari aktiva
yang telah dimiliki perusahaan apabila / seandainya aktiva tersebut tidak
untuk proyek yang sedang dianalisis.
3. Pengaruh terhadap Barang lain ( Effect on Other Projets )
v Eksternalitas ( externalities ) : Pengaruh yang dimiliki proyek terhadap
bagian – bagian lain dari perusahaan.
v Kanibalisasi ( canibalitzation) : Pengenalan sebuah produk baru
mengakibatkan penjualan produk yang sudah ada mengalami penurunan.
C. Mengevaluasi Proyek Penganggaran Barang Modal
Sampai titik ini, kita telah membahas beberapa aspek penting dalam
analisis arus kas, tetapi kita belum melihat bagaiman aspek – aspek tersebut
akan mempengaruhi pengambilan keputusan penganggaran modal. Secara
konseptual, keputusan – keputusan ini cukup jelas dasarnya : proyek yang
potensial akan menciptakan nilai bagi pemegang saham perusahaan jika dan
hanya jika nilai sekarang bersih dari arus kas tambahan proyek tersebut
positif. Namun dalam praktiknya mengestimasi arus kas ini sangat sulit
dilakukan.
v Proyek ekspansi baru ( new expantion project ) : proyek yang
dimaksudkan untuk meningkatkan penjualan . Arus kas tambahan hanya
berupa kas masuk dan arus kas keluar dari proyek tersebut. Jadi, disini arus
kas tambahan hanya dapat berupa arus kas masuk dan arus kas keluar dari
proyek tersebut. Oleh karena itu, perusahaan hanya membandingkan
bagaimana nilai yang ada dengan atau proyek yang diusulkan.
Proyek pengganti ( replacement project ) : suatu proyek yang menggantikan aktiva
yang ada dengan aktiva yang baru. Dalam analisis penggantian ini, perusahaan
membandingkan antara nilai yang terjadi jika membeli aktiva yang baru dengan
nilai jika tetap menggunakan aktiva yang sudah ada .
Meskipun terdapat perbedaan – perbedaan diatas, prinsip dasar untuk
mengevaluasi proyek ekspansi dan proyek pengganti adalah sama. Dalam setiap
kasus, Arus Kas Proyek Pada Umumnya meliputi hal – hal sebagai berikut :
22. 1) Pengeluaran investasi awal.
yaitu , investasi awal termasuk ada biaya aktiva tetap dimuka sehubungan dengan
proyek yang ditambah dengan penambahan yang terjadi dalam modal kerja operasi
bersih.
2) Arus kas operasi selama umur proyek
yaitu , Ini merupakan arus kas masuk tambahan selama umur ekonomis proyek.
Arus kas operasi tahunan sama dengan laba operasi setelah pajak ditambah
depresiasi.
3) Arus kas tahun berakhir
yaitu , Pada akhir umur suatu proyek, umumnya sejumlah arus kas tambahan sering
kali diterima. Ini termasuk nilai sisa ( salvage value ) aktiva tetap, yang disesuiakan
pajak jiak aktiva tersebut tidak dijual berdasarkan nilai bukunya, ditambah
pengembalian dari modal kerja operasi bersih.
D. Analisis Resiko Proyek
Analisis resiko proyek adalah, teknik analisis resiko diman sekumpulan
keadaan keuangan yang baik dan buruk dibandingkan dengan situasi yang paling
mirip, atau kasus dasar.
Kasus Dasar adalah, analisis dimana seluruh variabel input dinyatakan
dalam nilai yang paling mungkin terjadi.
Ada Tiga jenis analisis resiko proyek yang terpisah dan berbeda, yaitu :
1. Stand Alone Risk ( Resiko Berdiri Sendiri )
yaitu, resiko yang didasari asumsi bahwa proyek tersebut merupakan satu –
satunya aktiva perusahaan dan bahwa perusahaan tersebut merupakan satu- satunya
perusahaan yang dimiliki para investor bersangkutan. Resiko ini diukur dari
variabilitas pengembalian yang diharapkan dari proyek tersebut.
Terdiri dari 3 teknik untuk memperkirakan resiki berdikari :
a). Sensitivity Analysis ( Analisis Sensitivitas )
yaitu , sebuah teknik yang mengindikasikan seberapa banyak
NPV atau IRR dapat berubah sebagai akibat dari adanya
23. perubahan tertentu pada sebuah variabel input, jika variabel lain
dianggap tetap.
b). Scenario Analysis ( Analisis Skenario )
yaitu , Teknik analisis resiko yang mempertimbangkan baik
sensitivitas NPV terhadap perubahan variable- variabel kunci maupun
rentangan ( range ) dari nilai- nilai variabel yang sangat memungkinkan.
Analisis skenario memberikan informasi yang berguna tentang resiko
berdiri sendiri proyek. Akan tetapi, analisis ini masih memiliki keterbatasan karena
hanya memperhitungkan sedikit hasil akhir yang berlainan (NPV), meskipun masih
banyak kemungkinan lain yang tidak terbatas jumlahnya.
c). Monte Carlo Simulation ( Simulasi Monte Carlo )
yaitu, Teknik analisis resiko diman kemungkinan kejadian yang
terjadi dimasa yang akan datang disimulasikan dalam
sebuah komputer, sehingga menghasilkan estimasi
tingkat pengembalian dan indeks – indeks resiko.
Langkah dalam simulasi adalah menetapkan distribusi probabilitas dari
setiap variabel arus kas yang tidak pasti. Setelah itu dilakukan, maka selanjutnya
adalah :
o Memilih secara acak nilai untuk setiap variabel yang tidak pasti berdasarkan NPV
yang telah ditetapkan diatas untuk mendpatkan model pertama.
o Nilai yang dipilih untuk variabel yang tidak pasti,
o Langkah 1 dan 2 diulang berkali- kali misalnya 1000 kali sehingga menghasilkan
1000 NPV yang membentuk distribusi probabilitas.
Seperti pada analisis skenario, kita menyerderhanakan ilistrasi
tersebut dengan menghitung distribusi probabilitas untuk satu variabel kunci saja
yaitu jumlah unit yang terjual. Keunggulan utama dari simulasi Monte
24. Carlo ini adalah dapat ditunjukkanya berbagai hasil yang mungkin sekaligus
denhgan probabilitasnya. Jadi hasilnya bukan satu titik estimasi dari NPV.
2. Within Firm Risk ( Resiko didalam Perusahaan )
yaitu , Pengaruh dari suatu proyek terhadap resiko perusahaan tanpa
mempertimbangkan diversivikasi pemilihan saham dari masing – masing
pemegang saham . Resiko ini diukur berdasarkan pengaruh proyek bersangkutan
terhadap variabilitas laba perushaan.
3. Market Risk ( Resiko Pasar)
yaitu , Proyek ditinjau dari sudut pandang seorang investor yang memiliki
portolio saham yang sangat terdiversifikasi. Resiko ini ukur berdasarkan pengaruh
proyek terhadap koefisien BETA perusahaan.
Koefisien BETA itu sendiri adalah, ukuran resiko pasar yang sejauh mana
pengembalian dari sebuah saham tertentu mengalami pergerakan dibursa saham.
Kesimpulan
Kita telah membahas tiga jenis resiko yang sering diapakai dalam analisis
penganggaran modal – resiko berdiri sendiri, resiko dalam perusahaan, dan resiko
pasar –dan kita membahas secara –cara untuk menilai masing-masing resiko
tersebut. Akan tetapi, masih tersisa dua pertanyaan yang harus dijawab : (1)
Haruskah perusahaan memperhitungkan resiko berdiri sendiri atau resiko
perusahaan dalam pengambilan keputusan penganggaran modal, dan (2) apa yang
harus dilakukan apabila penilaian resiko berdiri sendiri, resiko dalam perusahaan,
dan resiko pasar mengarah kepada kesimpulan yang berbeda-beda?
Pertanyaan- pertanyaan itu sulit untuk dijawab. Dari sudut pandang teori,
investor yang sangat terdiversivikasi seharusnya hanya peduli pada resiko pasar,
dan para menajer hanya peduli untuk memaksimalkan harga saham, dan kedua
faktor ini harus mengarah pada kesimpulan bahwa resiko pasar ( resiko beta)
seharusnya diberi bobot yang lebih besar dalampengambilan keputusan
penganggaran modal. Akan tetpi jika investornya tidak terdiversivikasi dengan
25. baik, jika CPAM tidak berjalan seperti yang disebutkan di dalam teori, atau jika
masalah pengukuran membuat manager tidak percaya pada pendekatan CPAM
dalam penganggaran modal , maka lebih baik memberikan bobot yang lebih besar
pada resiko berdiri sendiri dan resiko perusahaan dari pada yag disarannkan oleh
teori keuangan.
Walaupun sangat baik jika kita dapat merekonsiliasi semua masalah ini dan
mengukur resiko proyek menggunakan skala yang absolut, dlam praktiknya yang
terbaik yang dapat dilakukan adalah mengestimasi resiko proyek secara relatif dan
agak kabur. Misalnya , kita umumnya dapat mengatakan dengan tingkat
kepercayaan yang cukup besar bahwa suatu proyek tertentu memiliki resiko berdiri
sendiri yang lebih besar atau lebih kecil dari pada proyek-proyek perusahaan pada
umumnya. Lalu, dengan berasumsi bahwa resiko berdiri sendiri dan resiko
perusahaan memiliki korelasi yang tinggi, maka resiko berdiri sendiri suatu proyek
akan menjadi ukuran yang baik dari resiko perusahaannya. Terakhir, denagn
berasumsi bahwa resiko pasar dan resiko perusahaan memiliki korelasi yang tinggi
( yang umum terjadi di kebanyakan perusahaan yang ada), suatu proyek dengan
resiko yang lebih tinggi daripada biasanya jug aakan memiliki resiko pasar yang
lebih tinggi pula dan demikian pula sebaliknya untuk proyek yang memiliki resiko
perusahaan yang rendah.
C. BIAYA MODAL
Biaya Modal (Cost Of Capital)
1. Pengertian dan Fungsi Biaya Modal
Biaya Modal adalah biaya riil yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk
memperoleh dana baik yang berasal dari hutang, saham preferen, saham biasa,
maupun laba ditahan untuk mendanani suatu investasi atau operasi perusahaan.
Penentuan besarnya biaya modal ini dimaksudkan untuk mengetahui berapa
besarnya biaya riil yang harus dikeluarkan perusahaan untuk memperoleh dana
yang diperlukan.
26. Biaya modal dapat dihitung berdasarkan biaya untuk masing-masing sumber dana
atau disebut biaya modal individual. Biaya modal individual dihitung tiap jenis
modal. Namun apabila perusahaan menggunakan beberapa sumber modal maka
biaya modal yang dihitung adalah biaya modal rata-rata tertimbang (Weightedf
average cost of capital/WACC) dari seluruh modal yang digunakan.
Konsep Biaya Modal erat hubungannya dengan konsep mengenai pengertian
tingkat keuntungan yang disyaratkan (required rate of return). Tingkat keuntungan
yang disyaratkan sebenarnya dapat dilihat dari dua pihak yaitu sisi investor dan
perusahaan. Dari sisi investor, tinggi rendahnya required rate of return merupakan
tingkat keuntungan (rate of return) yang mencerminkan tingkat resiko dari aktiva
yang dimiliki. Sedangkan bagi perusahaan yang menggunakan dana (modal),
besarnya required rate of return merupakan biaya modal (cost of capital) yang
harus dikeluarkan untuk mendapatkan modal tersebut. Biaya modal bisanya
digunakan sebagai ukuran untuk menentukan diterima atau ditolaknya suatu usulan
investasi (sebagai discount rate), yaitu dengan membandingkan tingkat
keuntungan (rate of return) dari usulan investasi tersebut dengan biaya modalnya.
2. Komponen Biaya Modal
Komponen biaya modal terdiri dari :
Debt (Hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang)
l Preferred (Saham Preferen)
l Common Equity (Saham Biasa dan Laba ditahan
Biaya Modal Individual
I. Biaya Modal Hutang Jangka Pendek
Biaya modal hutang jangka pendek merupakan hutang yang jangka waktu
pengembaliannya kurang dari satu tahun, biasanya terdiri dari hutang dagang,
hutang wesel, dan kredit jangka pendek lainnya. Biaya modal dari penggunaan
hutang (cost of debt) dihitung dengan cara :
27. rd AT = rd BT(1 - T)
Dimana :
rd AT = Biaya hutang jangka pendek setelah pajak
rd BT = Biaya hutang jangka pendek sebelum pajak sebesar tingkat bunga
hutang
T = Tingkat Pajak
II. Biaya Modal Hutang Jangka Panjang
Biaya hutang yang ditanggung oleh perusahaan yang menggunakan dana hutang
tidak lain adalah sebesar tingkat keuntungan yang disyaratkan oleh investor. Biaya
modal yang berasal dari penggunaan hutang jangka panjang (cost of debt), dihitung
dengan
I + (N-Nb)/n
rd = ----------------------
(Nb + N) /2
Di mana :
I = Bunga hutang jangka panjang (obligasi) satu tahun dalam rupiah
N = Harga nominal obligasi atau nilai obligasi pada akhir umurnya
Nb = Nilai bersih penjualan obligasi
n = umur obligasi
III. Biaya Modal Saham Preferen
Biaya modal saham preferen (cost of preferrd stock/rps) adah biaya riil yang harus
dibayar apabila perusahaan menggunakan dana dengan menjual saham preferen.
Biaya modal saham preferran diperhitungkan sebesar tingkat keuntungtan yang
disyaratkan (required rate of return) oleh investor pemegang saham preferen.
28. r ps = Dps / P0
Dimana :
r ps = Biaya saham preferen
Dps = Deviden saham preferen
P0 = Harga saham preren saat ini (harga proses)
IV. Biaya Modal Saham Biasa dan Laba ditahan
Biaya modal saham biasa dan laba ditahan atau sering disatukan menjadi biaya
modal sendiri (biaya ekuitas) atau kadang-kadang disebut biaya modal saham biasa
saja. Biaya modal ekuitas merupakan biaya yang dikeluarkan perusahaan yang
memperoleh dana dengan menjual saham biasa atau menggunakan laba ditahan
untuk investasi.
r s = D1 / P0 + g
Dimana :
rs = biaya modal ekuitas
D1 = Deviden saham yang diharapkan pada tahun pertama
P0 = harga saham saat ini
g = tingkat pertumbuhan
Biaya Modal Keseluruhan (Weighted average cost of capital/WACC)
Biaya modal secara keseluruhan merupakan biaya modal yang memperhitungkan
seluruh biaya atas modal yang digunakan oleh perusahaan. Biaya modal yang
diperhitungkan merupakan biaya modal dari seluruh jenis modal yang digunakan.
Karena biaya modal dari masing-masing sumber dana berbeda-beda, maka untuk
menetapkan biaya modal dari perusahaan secara keseluruahn perlu dihitung biaya
modal rata-rata tertimbangnya (Weighted average cost of capital / WACC). Sebagai
unsure penimbanngnya adalah proporsi dana bagi setiap jenis atau sumber modal
yang digunakan dalam investasi proyek tersebut.
29. WACC = wdrd(1 - T) + wpsrps + wcers
Dimana :
W = bobot /proporsi masing-masing dari jenis modal yang digunakan
r = biaya modal masing-masing dari jenis modal digunakan
Cost of Capital (Biaya modal) adalah biaya riil yang harus dikeluarkan
oleh perusahaan untuk memperoleh dana baik hutang, saham preferen,
saham biasa, maupun laba ditahan untuk mendanai suatu investasi
perusahaan.
Perhitungan biaya penggunaan modal adalah penting berdasar tiga
alasan berikut:
1. Maksimisasi nilai perusahaan mengharuskan biaya-biaya (termasuk biaya
modal) diminimumkan.
2. Capital budgeting memerlukan estimasi tentang biaya modal.
3. Keputusan lain juga memerlukan estimasi biaya modal, misal leasing,
modal kerja.
Konsep biaya modal erat hubungannya dengan konsep mengenai pengertian
tingkat keuntungan yang disyaratkan (required rate of return). Biaya
modal biasanya digunakan sebagai ukuran untuk menentukan diterima
atau ditolaknya suatu usulan investasi (sebagai discount rate), yaitu
dengan membandingkan rate of return dari usulan investasi tersebut dengan
biaya modalnya. Biaya modal disini adalah overall cost of capital.
Biaya modal yang tepat untuk semua keputusan adalah rata-rata
tertimbang dari seluruh komponen modal (weighted cost of capital
atau WACC).Biaya modal harus dihitung berdasar basis setelah pajak,
karena
30. arus kas setelah pajak adalah yang paling relevan untuk keputusan
investasi.
Cost of Debt
Jika hutang jangka pendek (curent liabilities) merupakan bagian dari
pembelanjaan perusahaan maka dimasukkan pula pada WACC, misal
hutang bank jangka pendek.
Cost of debt = biaya hutang sebelum pajak x (1 – tingkat pajak)
Jika perusahaan menggunkan hutang jangka panjang dengan menerbitkan
obligasi, maka biaya hutang obligasi (cost of debt) sbb:
I + (N – Nb) /n
Biaya modal obligasi = ————————-
(Nb + N) /2
I : Buanga hutang obligasi satu tahun dalam rupiah
N : Harga nominal obligasi
Nb : Nilai bersih penjualan
n : Umur obligasi
Kemudian biaya modal obligasi sebelum pajak disesuaiakan menjadi biaya modal
setelah pajak.
Biaya Modal Saham Preferen (Cost of Preferred Stock)
Biaya saham preferen adalah sama dengan tingkat keuntungan yang
dinikmati pembeli saham preferen.
Kp = Dp/Pn
31. Kp = biaya saham preferen
Dp = deviden saham preferen
Pn = harga saham preferen bersih yang diterima (harga setelah dikurangi flotation
cost)
Biaya Laba Ditahan (Cost of Retained Earning)
Biaya laba ditahan adalah sama dengan tingkat keuntungan yang
disyaratkan investor pada saham biasa perusahaan yang bersangkutan.
Dasarnya adalah prinsip opportunity cost. Jika laba tidak ditahan, laba
tersebut dibagiakan dalam bentuk deviden. Jika laba tersebut ditahan
berarti pemegang saham menginvestasikan kembali laba yang menjadi
haknya ke perusahaan (flow back fund).
Ada tiga cara menaksir biaya modal laba ditahan:
1. Pendekatan CAPM
Ks = bunga bebas risiko + premi risiko
Ks = krf + bi (km – krf)
Dimana:
Ks = tingkat keuntungan yang disyaratkan pada saham perusahaan I,
Krf = bunga bebas risiko
Km = tingkat keuntungan yang disyaratkan pada portofolio pasar
Bi = beta saham perusahaan i.
2. Pendekatan discounted cash flow
Model yang digunakan untuk estimasi adalah Gordon Model:
D1
32. Po = ———–Ks – g
Maka D1 Ks = ———– + g Po
D1 = Deviden akhir periode
Po = Harga saham awal periode
g = tingkat pertumbuhan deviden.
3. Pendekatan bond yield plus risk premium
Ks = tingkat keuntungan obligasi perusahan + premi risiko
Biaya Saham Biasa Baru (Cost of New Common Stock)
Biaya modal saham biasa baru biasanya lebih tinggi dari biaya modal laba
ditahan, karena penjualan saham baru memerlukan biaya emisi atau
flotation cost. Biaya emisi akan mengurangi penerimaan perusahaan dari
penjualan saham.
D1 Ksb = biaya saham biasa baru
Ksb = —————– + g FC = flotation cost
Po (1 –FC)
Weighted Average Cost of Capital
Jika pembiayaan suatu investasi berasal dari berbagai sumber pendanaan,
maka biaya modal dihitung berdasarkan rata-rata tertimbang
WACC = [Wd x Kd (1- tax)] + [Wp x Kp] + [Ws x (Ks atau Ksb)]
WACC = biaya modal rata-rata tertimbang
Wd = proporsi hutang dari modal
Wp = proporsi saham preferen dari modal
Ws = proporsi saham biasa atau laba ditahan dari modal
33. Kd = biaya hutang
Kp = biaya saham preferen
Ks = biaya laba ditahan
Ksb = biaya saham biasa baru.
Marginal Cost of Capital
Marginal cost of capital adalah biaya memperoleh rupiah tambahan
sebagai modal baru. Pada umumnya marginal cost of capital akan
meningkat sejalan dengan meningkatnya penggunaan modal.
Pada umumnya perusahaan akan menggunakan laba ditahan untuk
menambah modal baru menerbitkan saham baiasa baru. Dengan demikian
diperlukan suatu titik dimana kebutuhan modal sendiri harus dipenuhi
dengan penjualan saham biasa baru.
Titik dimana marginal cost of capital naik sering disebut Break Point.
Jumlah laba diatahan
Break point = ——————————————————-
Bagian modal sendiri dalam struktur modal
B. Pendekatan Teoritis atas Struktur Modal
a) Pengertian Modal dan Struktur Modal
Modal adalah hak atau bagian yang dimiliki oleh pemilik perusahaan dalam
pos modal (modal saham), keuntungan atau laba yang ditahan atau kelebihan aktiva
yang dimiliki perusahaan terhadap seluruh utangnya (Munawir,2001).
Modal pada dasarnya terbagi atas dua bagian yaitu modal Aktif (Debet) dan modal
Pasif (Kredit).
34. Struktur Modal adalah perimbangan atau perbandingan antara modal asing
dan modal sendiri. Modal asing diartikan dalam hal ini adalah hutang baik jangka
panjang maupun dalam jangka pendek. Sedangkan modal sendiri bisa terbagi atas
laba ditahan dan bisa juga dengan penyertaan kepemilikan perusahaan.
Struktur Modal merupakan masalah penting dalam pengambilan keputusan
mengenai pembelanjaan perusahaan. Untuk mengukur Struktur Modal tersebut
maka dapat digunakan beberapa Teori yang menjelaskan Struktur Modal dalam
suatu Perusahaan.
b) Teori-teori kapitalisasi
Teori kapitalisasi terbagi ke dalam dua golongan, yaitu :
1. Berdasarkan pendapatan atau earning
Niali suatu perusahaan dapat ditentukan berdasarkan pendapatan yang didapatka
setiap tahunya dikalikan dengan multiplayer tertentu.
2. Berdasarkan pengeluaran atau cost
Kapitalisasi perusahaan didasarkan pada cost dari fixed capital yang digunakan
dalam suatu perusahaaN
· Over dan under capitalization
· Over capitalization
Over capitalization akan terjadi apabila :
1. Earning tidak cukup besar untuk mendapatkan fair of return dari jumlah modal
yang di investasikan , atau dengan kata lain average rate of return lebih kecil dari
pada fair rate of return.
2. Jumlah nilai securities yang ada di dalam peredaran lebih besar daripada nilai riil
dibandingkan dengan nilai assetnya.
· Under capitalization
Under capitalization terjadi apabila :
35. 1. Average rate of return dari perusahaan tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan
dengan rate of return dari modal yang diinvestasikan dalam perusahaan yang sejenis
lainya.
2. Jumlah nilai security yang tercantum dalam nereca jauh lebih kecil daripada nilai
riil daripada assetnya.
c) Faktor Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal
1. Tingkat Penjualan
Perusahaan dg penjualan stabil, cashflow relatif stabil, shg dpt menggunakan
hutang relatif besar
2. Struktur Aktiva
Perusahaan dg aktiva tetap besar (sbg kolateral) dpt menggunakan hutang relatif
besar
3. Tingkat Pertumbuhan Perusahaan
Semakin cepat pertumbuhan perusahaan, semakin besar kebutuhan dana untuk
ekspansi.
4. Profitabilitas
Pecking order theory menyatakan, bahwa urutan pembiayaan ; laba
ditahan → hutang → jual saham baru (utk menghindari pengawasan eksternal)
5. Variabel Laba & perlindungan pajak (tax shield)
Jika variabilitas laba kecil, besar kemampuan menanggung beban tetap dari hutang.
Penggunaan hutang memberi manfaat perlindungan pajak.
6. Skala perusahaan
Perusahaan besar memiliki akses besar masuk pasar modal, shg ada korelasi positif
antara skala perusahaan dg debt to book value of equity ratio.
36. 7. Kondisi intern perusahaan & ekonomi makro
Saat yg tepat menjual saham/obligasi; tingkat bunga pasar rendah & pasar bursa
sdgbullish (lawan dari bearish)
d) Pendekatan-Pendekatan Konsep Penilaian Struktur Modal
1. Teori pendekatan laba bersih ( net income approach ) NI
Pendekatan ini dapat diasumsikan investor mengkapitalisasi atau menilai
laba perusahaan dengan tingkat kapitalisasi ( Ko ) yang konstan dan perusahaan
dapat meningkatkan jumlah utangnya dengan tingkat biaya utang ( Kd ) yang juga
konstan. Hal ini juga dapat diartikan karena tingkat kapitalisasi dan tingkat biaya
utang konstan atau tetap maka semakin besar jumlah utang perusahaan maka biaya
modal rata-rata tertimbang akan semakin kecil
2. Teori pendekatan laba operasi bersih ( operating net income approach )
NOI
Teori ini diasumsikan biaya modal rata-rata tertimbang ( Ke ) konstan,
berapapun jumlah utang perusahaan tetap. Dalam teori ini para investor mempunyai
sudut pandang yang berbeda-beda
a. Biaya utang konstan sama seperti pendekatan laba bersih
b. Utang perusahaan meningkat, resiko perusahaan ikut meningkat. Oleh karena
itu manajemen menuntut agar keuntungan perusahaan jg harus meningkat,
konsekuensinya biaya modal rata-rata tertimbang konstan dan keputusan struktur
modal menjadi tidak penting
3. Teori pendekatam nasional
Teori ini diasumsikan bahwa dalam satu leverage tertentu, resiko
perusahaan tidak mengalami perubahan ( Kd & Ke konstan ), dan setelah leverage
atau resiko utang tertentu biaya utang dan biaya modal sendiri naik atau meningkat.
Biaya modal yang besar bahkan lebih besar dari penurunan biaya dikarenakan
penggunaan utang yang murah akibatnya biaya modal rata-rata tetimbang yang
37. tadinya menurun, setelah leverage menjadi naik dengan kata lain nilai perusahaan
yang awalnya naik menjadi turun akibat dari utang yang semakin besar.
4. Teori pendekatan Modigliani dan Marton Miller ( teori MM )
Teori MM diasumsikan diantaranya:
a. Resiko bisnis perusahaan dapat diukur dengan standar deviasi laba sebelum
benga pajak dan pajak ( δEBIT ) dan perusahaan yang memiliki resiko bisnis sama
dikatakan berada dalam kelas yang sama
b. Semua investor da n investor potensial memiliki estimasi sama terhadap EBIT
perusahaan dimasa datang atau homogeneous expectation tentang laba perusahaan
dan tingkat resiko perusahaan.
c. Saham dan oblligasi diperdagangkan dalam pasar modal yang sempurna atau
perfect capital market. Kriteria pasar modal yang efisien adalah:
I. Informasi selalu tersedia bagi semua investor ( symmetric information ) dan
dapat diperoleh tanpa biaya ;
e) Keputusan Struktur Modal dalam Praktik
a). Analisis EBIT – EPS.
• Melalui analisis ini manajemen dapat melihat dampak dari berbagai alternatif
pendanaan terhadap EPS ( Earning per share ) pada tingkatan EBIT ( Earning
Before Interest and Tax ) yang bervariasi. Yang dimaksud dengan EPS adalah laba
bersih sesudah pajak atau Earning After Tax ( EAT ) dibagi jumlah lembar saham
perusahaan yang beredar.
Pada analisis ini, hubungan antara EBIT dan EPS dapat dicari dengan cara :
1. Menghitung EPS pada berbagai alternatif pendanaan untuk EBIT tertentu , dan
2. Mengulang lankah pertama untuk EBIT yang berbeda – beda. Hasilnya kemudian
digambarkan dalam grafik EBIT-EPS.
38. • Indifference point memberikan masukan penting bagi manajemen dalam memilih
alternatif pembelanjaan, Jika expected EBIT lebih besar dari indifference point,
perusahaan sebaiknya menggunakan hutang. Jika sebaliknya, menggunakan saham
akan lebih menguntungkan. Perlu dicatat bahwa keputussan ini bisa salah jika
actual EBIT tidak besar yang diharapkan. Oleh karena itu, didalam mengambil
keputusan, manajemen harus memperhatikan juga deviasi standard ( tingkat
variabilitas ) EBIT perusahaan. Expected dan deviasi standard EBIT dapat dicari
dengan mengembangkan sejumlah skenario tentang EBIT dimasa mendatang
beserta dengan probabilita terjadinya. Jika deviasi standard EBIT relatif besar,
manajemen harus lebih hati – hati karena expected EBIT menjadi kurang dapat
dipercaya. Sebaiknya manajemen memutuskan menggunakan hutang hanya bila
ecpected EBIT cukup jauh di atas indifference point.
EAT ( saham ) EAT ( hutang )
= Jumlah saham Jumlah saham
( EBIT* - C1) ( 1 – T ) (EBIT* - C2 ) ( 1 – T)
= S1 S2
Dimana:
EBIT * = Indifferent point
C1 = Biaya bunga pada alternatif pembelanjaan 1
C2 = Biaya bunga pada alternatif pembelanjaan 2
S1 = Jumlah saham pada alternatif pembelanjaan 1
S2 = Jumlah saham pada alternatif pembelanjaan 2
T = Tingkat pajak
b. Perbandingan Rasio – Rasio Leverage
• Tujuan dari analisis ini adalah untuk menentukan efek dari setiap alternatif
pendanaan terhadap rasio – rasio leverage ( penggunaan hutang ). Manajemen
39. kemudian dapat membandingkan rasio – rasio yang ada saat ini dan rasio – rasio
pada alternatif pendanaan tertentu dengan rasio – rasio industri sejenis. Rasio
Leverage terdiri dari (1) Rasio Hutang ( debt ratio ), (2) Rasio Jaminan ( coverege
ratio ).
• Rasio hutang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban
jangka panjang, sedangkan rasio jaminan menunjukkan kemampuan untuk
membayar bunga dan pokok pinjamn yang jatuh tempo. Untuk menghitung rasio
hutang, manajemen menggunakan informasi dari neraca. Untuk menghitung rasio
jaminan, informasi dari laporang rugi – laba yang dipergunakan.
Manajemen dapat menggunakan metoda perhitungan rasio sbb :
1. Rasio Hutang:
a. Total hutang/Total aktiva
b. Hutang jangka panjang/ (Hutang jangka panjang + Modal sendiri)
c. Total hutang/ Modal sendiri
2. Rasio Jaminan:
a. Time interest earned = EBIT/Biaya bunga
b. Debt service coverage = EBIT / [ biaya bunga + (pembayaran pokok pinjman/1
– pajak) ]
• Rasio hutang dan rasio jaminan dapat dihitung berdasarkan : (1) posisi keuangan
perusahaan pada saat ini, (2) posisi keuangan perusahaan dengan alternatif –
alternatif pendanaan yang ada seperti 100 % modal sendiri, 100% hutang dsb. Rasio
– rasio tersebut kemudian dibandingkan dengan rasio indusstri. Dari perbandingan
tersebut, manajemen dapat menentukan alternatif pendanaan yang paling tepat bagi
perusahaan. Hal ini tidak berarti bahwa manajemen harus mempertahankan rasio
yang sama dengan rasio industri. Kegunaan perbandingan rasio dengan rasio
industri adalah jika perusahaan memilih rasio hutang dan rasio jaminan yang
menyimpang dari rasio industri, ia harus memiliki alasan yang kuat.
40. (c) Analisis Arus Kas Perusahaan
• Metoda ini menganalisis dampak keputusan struktur modal terhadap arus kas
perusahaan. Metoda ini sederhana tetapi sangat bermanfaat. Metoda ini melibatkan
persiapan suatu seri anggaran kas pada (1)kondisi perekonomian yang berbeda, (2)
struktur modal yang berbedaArus kas bersih pada situasi yang berbeda ini dapat
dianalisis untuk menentukan apakah beban tetap perusahaan ( pokok pinjaman,
bunga, sewa dan dividen saham preferen ) yang dihadapi perusahaan tidak terlalu
tinggi. Ketidak mampuan perusahaan untuk membayar beban tetap bisa
mengakibatkan “ financial insolvency “.
• Gordon Donaldson dari Harvard University menyarankan bahwa kapasitas beban
tetap perusahaan sebaiknya tergantung pada arus kas bersih perusahaan yang
diharapkan dapat terwujud pada saat perekonomian mengalami resesi. Dengan kata
lain, target struktur modal ditentukan dengan membuat rencana untuk menghadapi
“ kondisi terburuk yang mungkin terjadi “.
• Rumus berikut mendifinisikan CBr, saldo kas yang diharapkan perusahaan pada
akhir periode resesi.
CBr = Co + NCFr – FC
Dimana:
Co = Saldo ka pada awal resesi
NCFr = Arus kas bersih dari operasi selama resesi
FC = Beban tetap perusahaan
C. Pengertian Modal Kerja
Gitman (2001) menjelaskan bahwa modal kerja adalah jumlah harta lancar yang
merupakan bagian dari investasi yang bersirkulasi dari satu bentuk ke bentuk yang
lain dalam suatu kegiatan bisnis. Weston dan Brigham (1986) menjelaskan bahwa
manjemen modal kerja adalah investasi perusahaan dalam jangka pendek: kas,
surat-surat berharga (efek), piutang, dan persediaan.
41. Pengertian modal kerja adalah jumlah kekayaan atau aktiva lancar, seperti kas atau
uang tunai di peti kas dan di bank, piutang usaha dan persediaan bahan baku, bahan
pembantu, dan barang jadi, ditambah kewajiban atau pasiva lancar, seperti hutang
usaha dan pinjaman jangka pendek. Dengan demikia maka manajemen modal kerja
merupakan semua kegiatan dalam rangka pengelolaan aktiva lancar dan pasiva
lancar.
I. Konsep modal kerja
Bambang Riyanto (1995) mengemukakan modal kerja dapat dibagi menjadi 3
konsep yaitu konsep kuantitatif, kualitatif, dan fungsional.
1. Konsep Kuantitatif
Modal kerja menurut konsep kuantitatif menggambarkan keseluruhan atau jumlah
dari aktiva lancar seperti kas, surat-surat berharga, piutang persediaan atau
keseluruhan daripada jumlah aktiva lancar dimana aktiva lancar ini sekali berputar
dan dapat kembali ke bentuk semula atau dana tersebut dapat bebas lagi dalam
waktu yang relatif pendek atau singkat. Konsep ini biasanya disebut modal kerja
bruto (gross working capital).
Berdasarkan konsep tersebut di atas dapat disimpulkan, bahwa konsep tersebut
hanya menunjukkan jumlah dari modal kerja yang digunakan untuk menjalankan
kegiatan operasi perusahaan sehari-hari yang sifatnya rutin, dengan tidak
mempersoalkan dari mana diperoleh modal kerja tersebut, apakah dari pemilik
hutang jangka panjang ataupun hutang jangka pendek. Modal kerja yang besar
belum tentu menggambarkan batas keamanan atau margin of safety yang baik atau
tingkat keamanan para kreditur jangka pendek yang tinggi. Jumlah modal kerja
yang besar belum tentu menggambarkan likuiditas perusahaan yang baik sekaligus
belum tentu menggambarkan jaminan kelangsungan operasi perusahaan pada
periode berikutnya.
2. Konsep Kualitatif
42. Menurut konsep kualitatif modal kerja merupakan selisih antara aktiva lancar
dengan utang lancar. Berdasarkan konsep ini modal kerja merupakan sebagian dari
aktiva lancar yang benar-benar dapat digunakan untuk membiayai operasi
perusahan tanpa menunggu likuiditasnya. Konsep ini biasa disebut dengan modal
kerja neto (net working capital).
Definisi ini bersifat kualitatif karena menunjukkan tersedianya aktiva lancar yang
lebih besar daripada hutang lancar dan menunjukkan tingkat keamanan bagi
kreditur jangka pendek serta menjamin kelangsungan operasi di masa mendatang
dan kemampuan perusahaan untuk memperoleh tambahan jangka pendek dengan
jaminan aktiva lancar.
3. Konsep Fungsional
Modal kerja menurut konsep inimenitik beratkan pada fungsi dari pada dana dalam
menghasilkan dana atau income dari usaha pokok perusahaan. Setiap dana yang
digunakan dlam perusahaan dimaksudkan untuk menghasilkan pendapatan. Ada
dana yang digunakan dalam satu periode akuntansi tertentu yang menghasilkan
pendapatan pada periode tersebut. Sementara itu, ada pula dan aynag dimaksudkan
utuk menghasilkan pada periode2periode selanjutnya atau dimasa yang akan
datang, misalnya bangunan, mesin-mesin, alat-alat kantor atau aktiva tetap lainnya
yang disebut future income. Jadi modal kerja menurut konsep ini adalah dana
digunakan untuk menghasilkan pendapata pada saat ini sesuai dengan maksud
utama didirikannya perusahaan, diantaranya kas, piutang dagang. Dan lain
sebagainya.
Sedangkan efek atau surat berharga dan marjin laba dari piutang merupakan modal
kerja potensial yang akan menjadi modal kerja bila piutang sudah dibayar dan efek
sudah dijuaL
II. Jenis Modal Kerja
Menurut WB. Taylor da Bambang Rianto (1995) Modal Kerja digolongkan dalam
beberapa jenis yaitu
43. 1. Modal Kerja Permanen (Permanent Working Capital)
Modal kerja permanen yaitu modal kerja yang ada pada perusahaan untuk dapat
menjalankan fungsinya, modal kerja ini terdiri dari :
a. Modal kerja primer (Primary Working Capital)
Modal kerja primer merupakan jumlah modal kerja minimum yang harus ada pada
perusahaan untuk menjaga kontinuitas usahanya atau modal kerja yang secara terus
menerus diperlukan untuk kegiatan usahanya.
b. modal kerja normal
Modal kerja normal adalah modal kerja dibutuhkan untuk proses produksi normal.
2. Modal Kerja Variabel (Variable Working Capital)
Yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan perubahan
keadaan, modal kerja ini terdiri dari :
a. Modal kerja musiman (Seasonal Working Capital)
Modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah disebabkan oleh fluktuasi musim.
b. Modal kerja siklis (Cyclical Working Capital)
Modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah disebabkan oleh fluktuasi konjungtur.
c. Modal kerja darurat (Emergency Working Capital)
Modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah karena adanya keadaan darurat yang
tidak diketahui sebelumnya (misalnya adanya pemogokan buruh, banjir, perobahan
keadaan ekonomi yang mendadak.
III. D. Faktor Yang Mempengaruhi Modal Kerja
Modal kerja perusahaan dipengaruhi oleh 4 faktor, yaitu:
a. Volume Penjualan
Perusahaan membutuhkan modal kerja untuk mendukung kegiatan operasional
pada saat terjadi peningkatan penjualan.
44. b. Faktor Musim dan Siklus
Fluktuasi dalam penjualan yang disebabkan oleh faktor musim dan siklus
akan mempengaruhi kebutuhan akan modal kerja.
c. Perubahan dalam teknologi
Jika terjadi pengembangan teknologi maka akan berhubungan dengan proses
produksi dan akan membawa dampak terhadap kebutuhan akan modal kerja
d. Kebijakan Perusahaan
Kebijakan yang diterapkan oleh perusahaan juga akan membawa dampak terhadap
kebutuhan modal kerja.
IV. E. Penentuan Besarnya Kebutuhan Modal Kerja
Besar Kecilnya Modal Kerja tergantung dari dua faktor :
1. Periode perputaran atau periode terikatnya modal kerja
Merupakan keseluruhan atau jumlah dari periode yang meliputi jangka waktu
pemberian kredit beli, lama penyimpanan bahan mentah di gudang, lamamya proses
produksi, lamanya barang di simpan digudang, jangka waktu penerimaan piutang.
2. Pengeluaran kas rata-rata setiap hari
Merupakan jml pengeluaran kas rata-rata setiap hr utk keperluan bahan mentah,
bahan pembantu, pembayaran upah buruh, dan lain-lain.
Modal kerja makin besar jika:
1. Jumlah pengeluaran kas setiap tetap, periode perputaran lama
2. Periode perputaran tetap, jumlah pengeluaran kas besar
V. D. Komponen Modal Kerja
Modal kerja yang dibahas disini adalah modal kerja dalam konsep kualitatif, yaitu
modal kerja neto (net working capital) yang merupakan kelebihan antara aktiva
lancar di atas utang lancarnya.
45. Komponen modal kerja mencakup aktiva lancar dan utang lancar, yang dijelaskan
sebagai berikut:
1. Aktiva Lancar.
Munawir (2004:14) menyatakan pengertian aktiva lancar sebagai berikut: Aktiva
lancar adalah uang kas dan aktiva lainnya yang dapat diharapkan untuk dicairkan
atau ditukarkan menjadi uang tunai, dijual atau dikonsumer dalam periode
berikutnya (paling lama satu tahun atau dalam perputaran kegiatan perusahaan yang
normal. Yang termasuk aktiva lancar adalah:
a) Kas (Cash). Uang tunai dan alat pembayaran lainnya yang digunakan untuk
membiayai operasi perusahaan. Uang tunai dan alat pembayaran itu terdiri dari
uang logam, uang kertas, cek, dan lain-lain. Kas merupakan bentuk aktiva yang
paling likuid yang bisa dipergunakan segera untuk memenuhi kewajiban financia
perusahaan, karena sifat likuidnya tersebut kas memberikan keuntungan yang
paling rendah.
b) Investasi Jangka Pendek (Temporary Investment). Obligasi pemerintah,
obligasi perusahaan indusri, dan surat-surat utang sejenis, dan saham perusahaan
lain yang dibeli untuk dijual kembali dikenal sebagai investasi jangka pendek.
Surat-surat berharga yang dibeli sebagai investasi jangka pendek dari dana-dana
yang sementara belum digunakan, dan bila surat-surat berharga tersebut dapat
segera dijual, maka dapat dianggap sebagai aktiva lancar. Surat-surat berharga
tersebut dimiliki untuk jangka pendek dengan maksud untuk diperjualbelikan
(trading securities). Jenis dari investasi jangka pendek ini adalah efek (marketable
securities).
c) Wesel Tagih (Notes Receivable). Tagihan perusahaan kepada pihak lain
yang dinyatakan dalam suatu promes. Promes tagih adalah promes yang
ditandatangani untuk membayar sejumlah uang dalam waktu tertentu yang akan
datang kepada seseorang atau suatu perusahaan yang tercantum dalam surat
perjanjian tersebut (nama perusahaan yang memegang surat tersebut).
46. d) Piutang Dagang (Accounts Receivable). Piutang dagang meliputi
keseluruhan
tagihan atas langganan perseorangan yang timbul karena penjualan barang
dagangan atau jasa secara kredit. Kebijakan penjualan kredit sengaja dilakukan
untuk memperluas pasar dan memperbesar hasil penjualan. Dengan kebijakan
penjualan kredit ini juga akan menimbulkan resiko bagi perusahaan akan tidak
dapat ditagihnya sebagian atau bahkan mungkin seluruh dari piutang tersebut.
e) Penghasilan Yang Akan Masih Diterima (Account Receivable).
Penghasilan yang sudah menjadi hak perusahaan karena telah memberikan jasa-
jasanya kepada pihak lain, tetapi pembayarannya belum diterima sehingga
merupakan tagihan.
f) Persediaan Barang (Inventories). Barang dagangan yang dibeli untuk dijual
kembali, yang masih ada di tangan pada saat penyusunan neraca. Untuk perusahaan
industri yang mengolah bahan dasar menjadi barang jadi, mempunyai tiga
persediaan yakni persediaan bahan dasar atau bahan baku, persediaan barang
dalam proses, dan persediaan barang jadi.
g) Biaya Yang dibayar dimuka ( Prepaid Expense). Pengeluaran untuk
memperoleh jasa dari pihak lain, tetapi pengeluaran tersebut belum menjadi biaya
atau jasa dari pihak lain yang belum dinikmati oleh perusahaan pada periode yang
sedang berjalan. Contohnya yaitu biaya sewa yang dibayar di muka dan biaya iklan
yang dibayar di muka
2. Hutang Lancar
Munawir (2004:18) mengemukakan pengertian hutang lancar sebagai berikut:
Hutang lancar atau hutang jangka pendek adalah kewajiban keuangan perusahaan
yang pelunasannya atau pembayaran akan dilakukan dalam jangka pendek (satu
tahun sejak tanggal neraca) dengan menggunakan aktiva lancer yang dimiliki oleh
perusahaan. Hutang lancar merupakan kewajiban perusahaan kepada pihak lain
yang harus dipenuhi dalam jangka waktu kurang dari satu tahun, atau utang yang
47. jatuh temponya masuk siklus akuntansi yang sedang berjalan. Yang termasuk
hutang lancar adalah sebagai berikut:
a) Wesel Bayar (Notes Payable) Wesel bayar adalah promes tertulis dari
perusahaan untuk membayar sejumlah uang atau perintah pihak lain pada tanggal
tertentu yang akan datang yang ditetapkan (utang wesel). Promes dapat diberikan
kepada bank ketika perusahaan meminjam uang atau kepada kreditur untuk
pembelian barang dagangan secara kredit.
b) Hutang Dagang (Account Payable) Hutang Dagang Adalah semua pinjaman
yang timbul karena pembelian barang-barang dagangan atau jasa secara kredit.
Pinjaman tersebut akan dikembalikan dalam waktu satu tahun atau kurang (jangka
waktu operasi perusahaan yang normal).
c) Penghasilan Yang Ditangguhkan (Differed Revenue) Penghasilan yang
diterima terlebih dahulu merupakan penghasilan yang sebenarnya yang belum
menjadi hak perusahaan. Pihak lain telah menyerahkan uang terlebih dahulu
kepada perusahaan sebelum perusahaan menyerahkan barang atau jasanya
(perusahaan berkewajiban untuk memenuhinya). Penghasilan baru direalisasi bila
jasa-jasa telah dipenuhi atau transaksi penjualan telah selesai.
d) Hutang Dividen (Divident Payable) Hutang dividen merupakan bagian laba
perusahaan yang diberikan sebagai deviden kapada pemegang saham, tetapi belum
dibayarkan ketika neraca disusun. Hutang Pajak (Tax Payable) Beban pajak
perseroan yang belum dibayarkan pada waktu neraca disusun.Kewajiban Yang
Masih Harus Dipenuhi (Accrual Payables) Kewajiban yang timbul karena jasa-jasa
yang diberikan kepada perusahaan selama jangka waktu tertentu, tetapi
pembayarannya belum dilakukan.Misalnya: upah, bunga, sewa, pensiun dan lain-
lain
D. Pengertian Risk
Investasi model ini merupakan investasi dengan resiko yang ringan, Sebagaimana
hukum timbal balik, risiko ringan, maka akan menghasilkan hasil yang kecil.Oleh
karena itu seseorang yang ingin mendapatkan hasil yang besar ia tidak akan pernah
48. bermain investasi di area ini.Mereka paham bahwa keuntungan yang didapat dari
investasi model low risk investment tidak besar, bahkan tetap ada resiko yang
mengintai.
Instrumen investasi yang termasuk katagori seperti ini,diantaranya deposito,dan
tabungan di bank, investasi ini resikonya kecil dan keuntungannyapun kecil,
Namun sekecil apapun resikonya tetap ada, Misalnya gojolak moneter tiba-tiba
datang, nilai mata uang yang kita simpan tiba-tiba melemah hingga terpuruk, Secara
otomatis terpuruknya nilai mata uang akan membuat deposito atau tabungan anda
merugi.
Kejadian seperti ini sudah beberapa kali terjadi di negri kita, Pada tahun 1965 terjadi
senering, pada tahun 1980-an terjadi depaluasi.Tahun 1998 terjadi krisis moneter
yang dahsat.Resiko lainnya yang di hadapi oleh investasi jenis low rink investmet
adalah kejahatan perbankkan, namun kejadian-kejadian seperti itu jarang terjadi.
Bila ingin menjadi pengusaha sukses, maka anda harus berani menghadapi risiko.
Kalimat tersebut dianggap resep untuk menjadi pengusaha dianggap sukses.
Kehidupan usaha penuh dengan risiko, baik itu risiko finansial maupun manajerial.
Risiko finansial
Berkaitan dengan kegagalan usaha untuk merealisasikan rencana finansial yang
telah ditentukan.
Risiko manajerial
Berkaitan dengan kegagalan pimpinan perusahaan dalam mengelola perusahaannya
yang pada akhirnya diukur dengan kegagalan finansial.
Risiko dapat dikatakan sebagai suatu peluang terjadinya kerugian atau kehancuran.
Lebih luas, risiko dapat diartikan sebagai kemungkinan terjadinya hasil yang tidak
diinginkan atau berlawanan dari yang diinginkan. Dalam industri keuangan pada
49. umumnya, terdapat suatu jargon “high risk bring about high return”, artinya jika
ingin memperoleh hasil yang lebih besar, akan dihadapkan pada risiko yang lebih
besar pula. Contohnya dalam investasi saham. Volatilitas atau pergerakan naik-
turun harga saham secara tajam akan membuka peluang untuk memperoleh hasil
yang lebih besar, namun sebaliknya, jika harga bergerak ke arah yang berlawanan,
maka kerugian yang akan ditanggung sangat besar.1[1][1]
Menurut Ricky W. Griffin dan Ronald Ebert, risiko adalah uncertainty about future
event, adapun Joel G.Siegel dan Jae K.Sim mendefinisikan risiko pada 3 hal:
1. Keadaan yang mengarah kepada sekumpulan hasil khusus dimana hasilnya
dapat diperoleh dengan kemungkinan yang telah diketahui oleh pengambilan
keputusan
2. Variasi dalam keuntungan penjualan atau variabel keuangan lainnya
3. Kemungkinan dari sebuah masalah keuangan yang mempengaruhi kinerja
operasi perusahaan atau posisi keuangan
David K. Eiteman, Arthur I Stonehill dan Michael H. Moffet mengatakan bahwa
risiko dasar adalah the mismatching of interest rate bases for associated assets and
liabilities. Sehingga secara umum risiko dapat ditangkap sebagai bentuk keadaan
ketidakpastian tentang suatu keadaan yang akan terjadi nantinya dengan keputusan
yang diambil berdasarkan suatu pertimbangan. Menurut salah satu definisi, risiko
(risk) adalah sama dengan ketidakpastian (uncertainty). Secara umum risiko dapat
diartikan sebagai suatu keadaan yang dihadapi seseorang atau perusahaan dimana
terdapat kemungkinan yang merugikan.
Dalam penyusunan anggaran modal, suatu proyek investasi ( perluasan usaha /
penggantian aktiva tetap ) kita sering mengalami kegagalan setelah proyek tersebut
dilaksanakan. Hal ini karena kita tidak memperhitungkan unsur risiko didalamnya.
50. Misal : risiko aliaran kas ( cashflow ) dalam faktor diskonto ( dicountrate ) sebagai
biaya modal. Apabila aliran kas yang ada kita peroleh diwaktu yang akan datang
tidak ada risiko, berarti kita dapat menentukan dengan tepat, keputusan yang akan
diambil. Hal ini karena anggaran yang kita susun baik mengenai aliran kas masuk (
cash in flow ) maupun aliran kas keluar ( cash out flow ) dianggap pasti terjadi
dimasa yang akan datang. Namun, jika terjadi penyimpangan, yang tidak
menguntungkan, maka perusahaan akan kesulitan menyesuaikannya, karena risiko
terjadinya penyimpangan tersebut belum ditentukan oleh perusahaan, lain jika
unsur risiko telah ditentukan didepan. Maka apabila terjadi penyimpangan
perusahaan akan lebih mudah menghitungnya.
Demikian pula biaya modal yang harus dikeluarkan dalam anggaran modal. Apabila
kita menganggap bahwa COC yang akan dikeluarkan tanpa risiko, maka kita akan
lebih mudah menghitungnya. Namun, dalam kenyataannya COC tersebut
kemungkinan akan naik atau turun. COC yang turun bagi perusahaan akan
menguntungkan, karena perusahaan mengeluarkan biaya yang lebih kecil, tetapi
jika COC tersebut naik, maka akan mengurangi kebutuhan perusahaan. Apabila
perusahaan menganggap bahwa biaya modal tersebut konstan/risiko, maka
perusahaan dapat menggunakan tingkat bunga bebas risiko ( freerate ).
Di Indonesia, nampaknya belum ada tingkat bunga yang bebas risiko secara murni.
Tingkat bunga SBI yang biasanya digunakan sebagai acuan tingkat bunga bebas
risiko sebenarnya juga mengandung risiko. Walau lebih kecil risikonya
dibandingtingkat bunga deposito bank-bank di Indonesia. Apalagi dalam keadaan
keadaan perekonomian yang kurang menguntungkan. Besar tingkat risiko yang
dimaksukan dalam panilainaan investasi akan mempengaruhi besarnya hasil yang
diharapkan oleh pemodal. Apabila perusahaan membangdingkan tingkat risiko
yang tinggi pada suatu investasi yang dianggarkan, maka pemodal yang akan
menanamkan dananya pada investasi tersebut mengharapkan hasil/ mensyaratkan
hasil ( required rate of return ) yang tinggi pula dan terjadi sebaliknya.
Memang antara hasil dan risiko ( risk and return ) memiliki hubungan linear yang
berkebalikan. Semakin tinggi risiko, maka semakin tinggi hasil yang diperoleh.
51. Sebaliknya semakin rendah risiko maka semakin rendah pula hasil yang
diperoleh/disyaratkan.
Risiko terhadap perusahaan tidak dapat dihindari, kita hanya dapat mengelola
bagaimana agar risiko tersebut sekecil mungkin mempengaruhi keputusan
perusahaan. Risiko yang terjadi diperusahaan ada yang dapat dikelola/diatasi
perusahaan terdapat pula risiko yang tidak dapat diatasi perusahaan.
Risiko yang tidak dapat diatasi perusahaan ini biasanya karena tidak dapat dikontrol
oleh perusahaan. Risiko yang ada diperusahaan dapat dibedakan tiga jenis risiko :
1. Risiko individual
Risiko yang berasal dari proyek investasi secara individu tanpa dipengaruhi oleh
proyek lain.
2. Risiko perusahaan
Risiko yang dapat diukur tanpa mempertimbangkan keanekaragaman yang
dihadapi/portofolio yang dilakukan oleh investor.
3. Risiko pasar( market risk )
Risiko investasi ditinjau dari investor yang menanamkan modalnya pada investasi
yang juga dilakukan oleh perusahaan dan perusahaan-perusahaan lain.
Risiko investasi dapat diartikan sebagai kemungkinan terjadinya perbedaan
antara actual return dan expected return, sehingga setiap investor dalam mengambil
keputusan investasi harus selalu berusaha meminimalisasi berbagai risiko yang
timbul, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Setiap perubahan kondisi
ekonomi baik mikro ataupun makro akan mendorong investor untuk melakukan
strategi yang harus diterapkan untuk tetap memperoleh return.
Alternatif –alternatif Menghindari Resiko
Untuk menghindari resiko yang timbul terhadap aktivitas investasi yang
dilakukan, perlu dilakukan alternatif-alternatif dalam pengambilan keputusan.
Alternatif keputusan yang diambil adalah dianggap realistis dan tidak akan
menimbulkan masalah nantinya. Tindakan seperti ini dianggap sebagai bagian
strategi investasi. Bahwa berbagai keputusan-keputusan strategis akan
menghasilkan nilai yang lebih besar bagi perusahaan. Dimana tindak lanjut dari
52. keputusan strategis ini adalah dengan melibatkan secara maksimal sumber daya
yang ada untuk mengimplementasikan keputusan yang dimaksud dan menentukan
pihak-pihak yang bertanggung jawab atas implementasi ini. Artinya adalah resiko
yang timbul merupakan bentuk dari realita yang terjadi, yang mana resiko itu selalu
saja sulit untuk dihindari namun diusahakan resiko itu terjadi dalam jumlah yang
sangat minim.
5. Mengelola Resiko
Dalam aktivitas yang namanya resiko adalah pasti terjadi dan sulit untuk
dihindari sehingga bagi sebuah lembaga bisnis seperti perbankan sangat penting
untuk memikirkan bagaimana mengelola resiko tersebut. Dalam mengelola resiko
pada dasarnya ada 4 cara yaitu :
• Memperkecil resiko, dengan cara tidak memperbesar setiap keputusan yang
mengandung resiko tinggi tapi membatasinya bahkan meminimalisirnya agar resiko
tersebut tidak menambah menjadi besar dan diluar kontrol manajemen perusahaan.
• Mengalihkan resiko, dengan cara mengalihkan resiko yang kita terima tersebut
ketempat lain seperti mengasurasikan bisnis guna menghindari terjadinya resiko
yang sifatnya tidak tentu waktunya
• Mengontrol resiko, dengan cara melakukan kebijakan mengantisipasi terhadap
timbulnya resiko sebelum terjadi, seperti memasang alarm terhadap mobil,
menempatkan satpam pada siang atau malam hari
• Pendanaan resiko, dengan cara menyediakan dana cadangan (reserve) guna
mengantispasi timbulnya resiko dikemudian hari, seperti perubahan terhadap nilai
tukar dolar dipasaran maka kebijakan sebuah bank adalah harus memiliki dana
cadangan dalam bentuk dolar
6. Perhitungan Risiko
Sekedar informasi bahwa risiko yang terkecil itu adalah obligasi (bond)
yang dijual oleh pemerintah. Sedangkan risiko yang tertinggi adalah saham yang
53. dijual oleh perusahaan. Ada model perhitungan risiko yang paling sering
dipergunakan khususnya dalam investasi, yaitu secara standar deviasi dan varian.
Untuk melengkapi perhitungan ini agar lebih komprehensif, terutama jika timbul
suatu persoalan seperti penyebaran return yang diharapkan sangat besar, maka
dipergunakan perhitungan tambahan dengan menggunakan coefficient of variation
atau risiko relatif.
Standar deviasi atau simpangan baku adalah suatu estimasi probabilitas
perbedaan return nyata dari return yang diharapkan.
Varian (nilai kuadrat dari standar deviasi) adalah :
Dalam statistik, varian adalah ukuran penyerapan dari penyebaran probabilitas.
Hal ini merupakan pangkat dua deviasi standar. Misalnya, bila standar deviasinya
20, maka variannya adalah 400.
Selisih pendapatan, biaya, dan keuntungan terhadap jumlah yang direncanakan.
Varian dihitung pada pusat pertanggungjawaban, penganalisisan. Dan varian yang
tidak menguntungkan, diselidiki untuk mencari kemungkinan perbaikan.
Coefficient of variation adalah ukuran penyebaran relatif atau risiko relatif.
D. STRUKTUR MODAL, LEVERGE, DAN KEBIJAKAN
DEVIDEN
A. PENGERTIAN LEVERAGE, STRUKTUR MODAL, DAN
KEBIJAKAN DIVIDEN
· PENGERTIAN DAN MACAM LEVERAGE
Pengertian Leverage
Warsono (2003:204) menyebutkan leverage adalah setiap penggunaan asset
dan dana yang membawa konsekuensi biaya dan beban tetap. Jika
perusahaan menggunakan sumber pembiayaan dari luar (modal asing) maka
beban tetap yang ditanggung adalah bunga pinjaman, sedangkan apabila
perusahaan menggunakan mesin-mesin maka beban tetapnya berupa biaya
penyusutan mesin-mesin (depresiasi), dan jika perusahaan menyewa suatu
aktiva tetap kepada pihak lain, maka konsekuensinya yaitu harus membayar
54. biaya tetap berupa biaya sewa. Berdasarkan pengertian tersebut maka beban
tetap yang ditanggung oleh perusahaan tergantung jenis sumber dana dan
aset yang digunakan. (Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)| Vol. 8 No. 2 Maret
2014| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id 3)
Macam-Macam Leverage
1. Financial Leverage
Financial Leverage Adalah penggunaan dana dengan beban tetap, yaitu
berupa utang dengan beban tetapnya berupa bunga. Financial Leverage
dibedakan menjadi dua, yaitu:
a. Financial structure, menunjukkan bagaimana perusahaan membelanjai
aktivanya. Financial structure tampak pada neraca sebelah kredit, yang
terdiri atas utang lancar, utang jangka panjang dan modal.
b.Capital structure, merupakan bagian dari struktur keuangan yang hanya
menyangkut pembelanjaan yang sifatnya permanen atau jangka panjang.
Capital structure ditunjukkan oleh komposisi: utang jangka panjang, saham
istimewa, saham biasa dan laba ditahan.
Financial Leverage dapat memengaruhi EAT atau net income (NI), ROE,
dan EPS. Besar kecilnya Financial Leverage diukur dengan degree of Financial
Leverage (DFL) yang diukur dengan rumus:
DFL = % perubahan EAT atau EBIT
%perubahan EBIT EBIT-r.D
Keterangan :
r.D = Bunga yang dibayar
Operating Leverage
Operating Leverage adalah penggunaan aktiva yang menimbulkan beban tetap,
yaitu berupa penyusutan. Perusahaan yang mempunyai Operating Leverage yang
tinggi, break event point (BEP) akan tercapai pada tingkat penjualan yang relatif
tinggi, dan dampak perubahan tingkat penjualan terhadap laba akan semakin besar
jika Operating Leverage-nya semakin tinggi. Besar kecilnya Operating Leverage
diukur dengan degree of operating leverage (DOL), yang diukur dengan rumus :
DOL = % perubahan EBIT atau C
55. % perubahan Sales
Keterangan :
C = Contribution margin ( Sales – Variable cost)
X= EBIT
PENGERTIAN STRUKTUR MODAL
Struktur modal (capital structure) berkaitan dengan pembelanjaan jangka
panjang suatu perusahaan yang diukur dengan perbandingan utang jangka panjang
dengan modal sendiri. Teori struktur modal menjelaskan apakah kebijakan
pembelanjaan jangka panjang dapat memengaruhi nilai perusahaan, biaya modal
perusahaan dan harga pasar saham perusahaan.
· KEBIJAKAN DIVIDEN DAN PERMASALAHANNYA
Kebijakan dividen berhubungan dengan penentuan besarnya dividend payout
ratio, yaitu besarnya persentase laba bersih setelah pajak yang dibagikan sebagai
dividen kepada pemegang saham. Keputusan dividen adalah bagian dari keputusan
pembelanjaan perusahaan, khususnya berkaitan dengan pembelanjaan intern
perusahaan. Hal ini karena, besar kecilnya dividen yang dibagikan akan
memengaruhi besar kecilnya laba yang ditahan. Laba ditahan merupakan salah satu
sumber dana intern perusahaan. Permasalahannya adalah apakah kebijakan dividen
yang diterapkan perusahaan dapat memengaruhi nilai perusahaan atau harga pasar
saham.
PENDEKATAN STRUKTUR MODAL
1. Pendekatan Laba Bersih (Net Income Approach)
Semakin banyak utang jangka panjang yang dipergunakan dalam
pembelanjaan perusahaan, maka nilai perusahaan akan meningkat dan biaya modal
perusahaan akan menurun. Dengan demikian struktur modal optimal akan tercapai
jika perusahaan menggunakan utang secara maksimal. Struktur modal optimal
adalah struktur modal yang menghasilkan nilai perusahaan maksimal dan biaya
modal minimal.
Berdasarkan pendekatan ini, anggap suatu perusahaan mempunyai utang
sebesar Rp1.000 dengan suku bunga (kd) 15%. Pendapatan bersih operasi (net
operating income) yang diharapkan setiap tahun sebesar Rp1.000 dan tingkat
56. kapitalisasi saham biasa (ke) sebesar 20%. Berdasarkan informasi tersebut, nilai
perusahaan dapat dihitung sebagai berikut:
O - Laba bersih operasi Rp1.000
F - Biaya
bunga 150
E - Laba yang tersedia bagi pemegang saham Rp850
ke - Tingkat kapitalisasi saham biasa 0,20
S - Nilai pasar saham Rp4.250
B - Nilai pasar utang Rp1.000
V - Nilai total perusahaan Rp5.250
iaya Modal perusahaan ko = o x 100%
v
= 19,05%
Apabila perusahaan meningkatkan jumlah utangnya dari Rp1.000 menjadi
Rp3.000 dan menggunakan tambahan utang tersebut untuk membeli kembali saham
yang beredar, dan suku bunga tetap sebesar 15%. Dengan cara yang sama nilai
perusahaan menjadi :
O - Laba bersih operasi Rp1.000
F - Biaya
bunga 850
E - Laba yang tersedia bagi pemegang saham Rp550
Ke- Tingkat kapitalisasi saham 0,20
S - Nilai pasar saham Rp2.750
B - Nilai pasar utang Rp3.000
V - Nilai total perusahaan Rp5.750
Biaya Modal perusahaan KO= x 100%
= 17,39%
2. Pendekatan Laba Bersih Operasi (Net Operating Income Approach)
Berapapun jumlah utang yang dipergunakan dalam pembelanjaan
perusahaan, nilai perusahaan tidak berubah. Hal ini menunjukkan bahwa struktur
57. modal tidak memengaruhi nilai perusahaan. Dengan demikian harga saham
perusahaan juga tidak berubah.
Pendekatan ini mengasumsikan biaya modal perusahaan (KO) tetap pada
berbagai tingkat leverage. Anggap KO = 20% dan perusahaan memiliki utang
jangka panjang sebesar Rp1.000,00. Berdasarkan pendekatan ini, nilai perusahaan
adalah:
O - Laba bersih
operasi Rp1.000
KO - Biaya modal perusahaan 0,20
V - Nilai total perusahaan Rp5.000
B - Nilai pasar
utang Rp1.000
S - Nilai pasar saham Rp4.000
Biaya Modal perusahaan ke = E = Rp 850 x 100%
S Rp 4000
= 21,25%
Apabila jumlah utang perusahaan ditambah dari mula-mula Rp1.000 menjadi
Rp3.000 dan tambahan utang tersebut dipakai untuk membeli kembali saham yang
beredar, maka nilai perusahaan berdasarkan pendekatan laba bersih operasi adalah:
O - Laba bersih
operasi Rp1.000
Ko - Biaya modal perusahaan 0,20
V - Nilai total perusahaan Rp5.000
B - Nilai pasar
utang Rp3.000
S - Nilai pasar saham Rp2.000
Biaya Modal perusahaan ke = E = Rp 850 x 100%
S Rp 2000
= 27,50%
3. Pendekatan Tradisional (Traditional Approach)
58. Struktur modal optimal dan perusahaan dapat meningkatkan nilai total
perusahaan dengan mempergunakan jumlah utang (leverage keuangan) tertentu.
Dengan mempergunakan utang yang semakin besar, pada mulanya perusahaan
dapat menurunkan biaya modalnya dan meningkatkan nilai perusahaan. Walaupun
pemegang saham meningkatkan tingkat kapitalisasi saham karena meningkatnya
risiko bagi pemegang saham, peningkatan tersebut tidak melebihi manfaat yang
diperoleh dari penggunaan utang yang biayanya lebih murah.
4. MODOGLIANI – MILLER POSITION (MM)
Menurut MM, nilai total perusahaan tidak dipengaruhi struktur modal
perusahaan, melainkan dipengaruhi oleh investasi yang dilakukan perusahaan
untuk menghasilkan laba. Jika perusahaan sama dalam segala aspek kecuali struktur
modalnya, maka kedua perusahaan tersebut harus mempunyai nilai total yang sama,
jika tidak, akan terjadi proses arbitrage.
C. TEORI KEBIJAKAN DIVIDEN (PEMBAYARAN DIVIDEN)
Terdapat tiga teori tentang kebijakan dividen, yang menjelaskan bagaimana
pengaruh besar kecilnya dividend payout ratio (DPR) terhadap harga pasar saham.
Antara lain:
a. Dividend Irrelevance Theory
Kebijakan dividen tidak memengaruhi harga pasar saham perusahaan atau
nilai perusahaan “Merton Miller dan Franco Modigliani (MM)”. Inti dari pendapat
Modigliani dan Miller (MM) adalah pengaruh pembayaran dividen terhadap
kemakmuran pemegang saham diofset sepenuhnya oleh cara-cara pembelanjaan
investasi yang dilakukan perusahaan. Misalkan perusahaan telah membuat
keputusan investasi, maka perusahaan harus memutuskan apakah menahan laba
untuk membelanjai investasi atau membayar dividen atau menjual saham baru
sejumlah dividen yang dibayarkan.
b. Bird In-the-Hand Theory
Kebijakan dividen berpengaruh positif terhadap harga pasar saham
“Myron Gordon sdan Jonh Lintner”. Artinya, jika dividen yang dibagikan
perusahaan semakin besar, maka harga pasar saham perusahaan tersebut akan
59. semakin tinggi dan sebaliknya. Hal ini terjadi karena, pembagian dividen dapat
mengurangi ketidakpastian yang dihadapi investor.
c. Tax Preference Theory
Kebijakan dividen mempunyai pengaruh negatif terhadap harga pasar
saham perusahaan. Artinya, semakin besar jumlah dividen yang dibagikan suatu
perusahaan semakin rendah harga pasar saham perusahaan yang bersangkutan. Hal
ini terjadi karena ada perbedaan antara tarif pajak personal atas pendapatan
dividend an capital again.
D. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN DIVIDEN
1. Dana yang dibutuhkan perusahaan
2. Likuiditas
3. Kemampuan perusahaan untuk meminjam
4. Nilai informasi dividen
5. Pengendalian perusahaan
6. Sifat pemegang saham
7. Pembatasan yang diatur dalam perjanjian pinjaman dengan pihak kreditur
8. Inflasi
E. MODAL SAHAM, DAN PERANAN BANK INVESTASI, HUTANG
JANGKA PANJANG, PEMBIYAAN CAMPURAN DAN MERGER,
DIVESTASI, PERUSAHAAN INDUK DAN LEVERGE BUYOUTS
A.1 MODAL SAHAM
1. A. Pengertian Modal saham
Modal saham merupakan jenis modal yang hanya terdapat dalam
perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas ( PT ) yang diperoleh dengan cara
menerbitkan dan menempatkan saham – saham tersebut kepada pihak tertentu atau
kepada masyarakat umum. Tingkat kepemilikan pemegang saham terhadap
perusahaan tergantung seberapa besar bagian saham yang dikuasainya.
60. Jenis – jenis saham
PT dapat menerbitkan satu jenis saham atau lebih, bila perseroan ahnya
menerbitkan satu jenis saham saja, maka saham – saham yang diterbitkan itu adalah
saham biasa. Jenis – jenis saham yang dapat diterbitkan oleh PT
1. Dilihat dari ada tidaknya nominal saham
1. Saham dengan nilai nominal : saham yang padanya tercantum
adanya nilai nominal
2. Saham tanpa nilai nominal : saham yang padanya tidak tercantum
adanya nilai nominal
3. Dilihat dari hak yang melekat pada saham
1. Saham biasa : saham yang tidak mempunyai hak istimewa
dalam pembagian deviden dan pembagian kekayaan
perusahaan bila perusahan dilikuidasi
2. Saham prioritas : saham yang mempunyai hak istimewa
untuk didahulukan dalam hak pembagian deviden atau
pembagian kekayaan perusahaan bila likuidasi.
1. B. PENCATATAN MODAL SAHAM
Pencatatan transaksi modal saham dapat dilakukan dengan menggunakan 2
metode, yaitu :
1. Modal saham dicatat sebesar nominal saham yang diotoritaskan
Pada saat diputuskan untuk menerbitkan saham baru, maka sebesar nilai nominal
saham – saham yang diterbitkan pada perkiraan “modal saham diotoritaskan” dan
dikreditkan pada perkiraan “modal saham”.
1. Modal saham dicatat sebesar nominal saham terjual
61. Pada saat modal saham dicetak tidak perlu ada jurnal cukup dibuatkan catatan
dalam bentuk memorial dan pencatatan modal baru dilakukan apabila saham telah
terjual.
Pembatalan pemesanan saham
Hal ini terjadi apabila pemesan saham tidak dapat memenuhi kewajiban
untuk membayar kekurangannya pada saat yang telah ditentukan. Terdapat 4
klausul yang dapat digunakan sebagai perlakuan pembatalan pemesanan saham :
1. Uang muka dikembalikan seluruhya kepada pemesan
2. Uang muka dikembalikan kepada pemesan setelah dikurangi kerugian atas
penjualan kembali saham – saham tersebut
3. Diserahkan saham yang nilainya sama dengan uang muka pemesan saham
4. Uang muka dianggap hialang/tidak dikembalikan
1. C. PENJUALAN SAHAM SECARA LUMPSUM
Disamping dijual secara individual atau per jenis saham, penjualan saham
juga dapat dilakukan secara bersamaan dalam satuan paket/ slot ( lumpsum ), yang
mana dalam setiap paket saham yang dijual terdapat lebih dari satu jenis saham.
Bila saham dijual secara lumpsum, maka sahan – saham yang berbeda – beda
tersebut dijual dalam satu harga jual, oleh sebab itu perlu ada suatu perlakuan
akuntansi untuk mendistribusikan hasil penjualan saham – saham tersebut ke
masing – masing jenis saham.
Pendistribusian hasil penjualan saham dapat dilakukan dengan 3 cara, yaitu :
1. Bila harga pasar masing – masing saham diketahui, maka pendistribusian
hasil penjualan dilakukan berdasarkan perbansingan harga pasar masing –
masing jenis saham
2. Bila salah satu jenis saham yang diketahui harga pasarnya, maka sebesar
harga pasar saham yang diketahui harga pasarnya didistribusikan sebagai
62. hasil penjualan sahma yang bersangkutan, sedangkan sisanya
didistribusikan untuk hasil penjualan saham yang tidak diketahui harga
pasarnya
3. Bila masing – masing saham tidak diketahui harga pasarnya, maka
pendistribusian hasil penjualan saham belum bisa dilakukan hingga
diketahuimya harga pasar masing – masing saham atau salah satu jenis
saham, mana yang dahulu
1. D. MODAL SAHAM BONUS
Saham juga dapat diberikan sebagai bonus kepada investor atau kreditor,
misalnya untuk pembelian saham prioritas atau obligasi perusahaan dalam jumlah
tertentu akan diberikan saham biasa sebagai bonus.
1. E. ASSESSMENT
Merupakan pungutan tambahan pada pemegang saham. Pungutan ini pada
umumnya dimaksudkan untuk menaikkan nilai ekuitas perusahaan tanpa harus
melakukan emisi saham baru ataupun rekapitalisasi modal saham. Pencatatan
assessment ini tergantung pada harga penjualan saham semula
1. F. PERLAKUAN – PERLAKUAN SETELAH SAHAM BEREDAR
Adakalanya perusahaan menetapkan suatu kebijakan terkait dengan saham
– saham perusahaan yang telah beredar, yaitu :
1. Rekapitalitas saham
Meruapakn perubahan struktur modal saham dengan jalan merubah niali tercatat
saham yang telah beredar. Rekapitalitas dilakukan atas persetujuan pemegang
saham baru dengan nilai nominal yang baru. Apabila dalam rekapitalitas saham
tersebut nilai nominal saham yang baru lebih besar daripada nilai wajar modal
saham yang ditarik maka sebesar selisihnya diperlakukan sebagai kerugian dan
dicatat sebelah debit pada perkiraan laba ditahan.
63. 1. Pemecahan dan pengumpulan nominal saham ( stock split down – up )
Stock split down merupakan nilai nominal saham beredar tanpa merubah total nilai
nominal saham beredar. Stock split down dilakukan dengan cara menarik kembali
saham beredar untuk ditukar dengan beberapa saham baru yang mempunyai nilai
nominal per lembar saham lebih kecil daripada nilai nominal saham yang ditarik
tetapi mempunyai total nominal yang sama. Sedangakn stock up merupakan
pengumpulan nilai nominal saham beredar tanpa merubah total nominal saham
beredar. Stock up dilakukan dengan cara menarik kembali beberapa saham beredar
untuk ditukar dengan saham baru yang mempunyai nilai nominal per lembar saham
lebih besar daripada nilai nominal per lembar saham yang ditarik tetapi mempunyai
total nominal yang sama.
1. Konversi saham ( stock convertion )
Yang dimaksud dengan stock convertion/pertukaran saham adalah
menkonversi/menukar surat – surat berharga yang dapat dikonversikan dengan
saham biasa. Surat – surat berharga yang dapat dikonversikan dengan saham biasa
adalah saham prioritas yang dapat dikonversi dan obligasi yang dapat dikonversi.
1. Penarikan kembali saham beredar
Adakalanya perusahaan melakukan penarikan kembali sebagian dari saham –
sahamnya yang beredar dimasyarakat. Penarikan kembali saham – saham ini
mungkin dilakukan dengan maksud untuk mengurangi ekuitas perusahaan atau
hanya sekedar penarikan sementara untuk mebentuk saham perbendaharaan yang
nantinya akan dijual kembali atau dihapuskan. Beberapa alasan perusahaan untuk
membeli kembali saham – sahamnya adalah :
Untuk digunakan sebagai alat pembayaran kompensasi kepada karyawan
Untuk mengingatkan keuntungan per lembar saham
Untuk megurangi jumlah pemegang saham
Untuk menghalangi upaya pengambil alihan perusahaan oleh pihak lain
64. Untuk mengangkat harga pasar saham
Untuk digunakan sebagai alat pembayaran deviden
1. G. CAPITAL STOCK REACQUITION
Ini merupakan penarikan kembali saham – saham beredar secara permanen.
Perlakuan akuntansi terhadap penarikan kembali modal saham secara permanen
lebih sesuai dengan menggunakan metode nilai nominal. Menurut metode ini
sebesar nilai nominal saham – saham yang ditarik kembali dikurangi pada perkiraan
modal saham yang sejenis.
Saham perbedaharaan
Ini merupakan bagian dari saham beredar yang ditarik kembali untuk
sementara waktu. Saham – saham perbendaharaan ini nantinya dapat dijual kembali
bila dianggap perlu atau dihapuskan dari ekuitas perusahaan. Terdapat 2 pendekatan
pencatatan saham perbendaharaan, yaitu :
1. Saham perbendaharaan dianggap sebagai oenarikan saham beredar,
sehingga sebesar nilai nominal saham yang dibeli kembali beserta dengan
premium atau diskonnya dikeluarkan dari ekuitas perusahaan
2. Saham perbendaharaan tidak dianggap sebagai penarikan saham beredar,
sehingga baik nilai nominal atau premium atau diskonnya tidak perlu
dikeluarkan dari ekuitas perusahaan
Saham perbendaharaan dari donasi
Yang dimaksud dengan saham perbendaharaan dari donasi adalah saham
perbendaharaan yang diperoleh sebagai sumbangan dari para pemegang saham
kepada perusahaan. Terdapat 3 pendekatan perlakuan akuntansi terhadap saham –
saham ini, yaitu :
65. 1. Pendekatan tanpa jurnal
Menurut pendekatan ini terhadap penerimaan saham donasi tidak perlu dibuat
jurnal, cukup dalam bentuk memorial saja.
1. Pendekatan nilai nominal
Menurut pendekatan ini sebesar niali nominal saham donasi didebitkan pada
perkiraan saham perbendaharaan, premium ataupun diskon yang melekat pada
saham – saham tersebut harus dikeluarkan, dan sebesar nilai wajar dari saham –
saham tersebut dikreditkan pada perkiraan modal donasi.
1. Pendekatan harha pasar
Menurut pendekatan ini sebesar harga pasar dari saham – saham donasi didebitkan
pada perkiraan saham perbendaharaan dan dikreditkan pada perkiraan modal
donasi.
1. H. PEMBERIAN HAK BELI SAHAM KEPADA PEMBELI SURAT BERHARGA
JENIS LAIN
Pemberian hak beli saham kepada pembeli surat berharga jenis lain
dimaksudkan untuk memberikan rangsangan kepada pembeli surat berharga
tersebut untuk membeli saham perusahaan. Hak beli saham tidak mempunyai nilai
nominal tetapi pada hak beli saham tersebut tercantum nilai hak pembelian saham.
Hak beli saham yang diberikan kepada karyawan
Sebagai bentuk apresiasi positif perusahaan kepada karyawan, perusahaan
adakalanya memberikan stock option, yaitu hak yang diberikan kepada karyawan
untuk membeli saham perusahaan. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan hak
khusus kepada karyawan untuk membeli saham perusahaan dengan harga khusus
selama jangka waktu tertentu.
66. Niali hak beli saham yang diberikan kepada karyawan adalah sebesar selisih
antara harga pasar saham – saham pada saat hak beli saham diberikan dengan harga
jual saham menggunakan hak beli saham. Sebesar nilai beli saham tersebut
dikapitalisasikan pada laba ditahan
B.1 PERANAN BANK INVESTASI
Investasi Perbankan adalah banking investment yaitu bidang usaha yang dapat
dilakukan oleh bank untuk berpartisipasi dalam membentuk modal baru bagi
usaha baru ataupun usaha yang telah mapan bagi badan-badan pemerintah, baik
pusat maupun daerah; di Indonesia kegiatan seperti itu belum diizinkan, yang
ada hanya penyertaan modal sementara dalam rangka penyelamatan kredit, dan
penyertaan modal pada lembaga keuangan.
Arti dari perbankan investasi bukan investasi keuangan di sektor perbankan. Namun
pada kenyataannya, perBankan investasi adalah jenis fungsi perbankan yang
digunakan untuk membantu klien dalam menciptakan kekayaan dan dana. Bank-
bank komersial menggunakan jenis perbankan sesuai dengan penggunaan yang
masuk akal dan praktis dari sumber daya yang tersedia. Tidak hanya itu, investasi
perbankan dan orang yang terlibat di sektor ini juga memberikan nasihat tentang
bagaimana bertransaksi di bisnis mereka sedang masuk melalui perbankan
investasi, Perusahaan dapat menciptakan dana dalam dua cara. Mereka dapat
menarik dana publik dari pasar modal dengan melepaskan saham yaitu perusahaan
pembiayaan atau mereka bisa pergi ke kapitalis ventura atau ekuitas swasta untuk
menjadi pemegang saham di perusahaan mereka. Bidang perbankan investasi juga
terlibat dalam memberikan saran dan konsultasi mengenai bagaimana mengelola
berbagai pengambilalihan dan penggabungan yaitu [M & A] Merger dan akuisisi.
Mereka juga menyediakan perusahaan dengan ide-ide tentang bagaimana untuk
mendeklarasikan penawaran publik dan mengelola bakat mereka. Penanganan
Merger dan Akuisisi datang di bawah fungsi Keuangan Perusahaan perbankan
investasi. Margin antara perbankan investasi dan bentuk lain dari perbankan telah
sangat jelas untuk waktu yang lama sekarang dan untuk waktu yang sama, fungsi