1. RESUME MANAJEMEN KEUANGAN
Untuk memenuhi salah satu syarat sebelum UAS
MANAJEMEN KEUANGAN 1
Nama Dosen : Ade Fauji, SE, MM
Nama : Aina Marsela
NIM : 11011700103
Kelas : 2T (MANAJEMEN)
Ruangan/hari : B.1.2/Minggu
UNIVERSITAS BINA BANGSA
FAKULTAS MANAJEMEN DAN BISNIS
TAHUN 2017-2018
2. KATA PENGANTAR
Segala Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT hingga saai ini masih
memberikan nafas kehidupan dan anugerah akal, sehingga kami dapat
menyelesaikan pembuatan makalah ini tepat pada waktunya.
Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Bpk. Ade Fauji, SE, MM selaku
dosen mata kuliah Manajemen keuangan 1 yang membimbing kami dalam
pengerjaan tugas makalah ini.
Mungkin dalam pembuatan makalah ini terdapat kesalahan yang belum kami
ketahui, sebagai manusia biasa, kami terbuka dari saran, kritikan teman-teman
maupun dosen. Demi terciptanya makalah yang sempurna dimasa mendatang.
Serang, 24 Mei 2018
Penyusun
3. DAFTAR ISI
Kata pengantar i
Daftar Isi ii
BAB I Teknik Penganggaran Modal
1.1 Penganggaran modal atau capital budgeting 1
1.2 Anggaran Barang Modal 3
1.3 Teknik Dan Konsep Angaran Modal 4
BAB II ARUS KAS DAN RESIKO PROYEK
2.1 Arus Kas dan Resiko Proyek 7
BAB III BIAYA MODAL
3.1 Biaya Modal 14
3.2 Faktor-Faktor Yang Menentukan Biaya Modal 15
BAB IV STRUKTUR MODAL DAN LAVERANGE & KEBIJAKAN
DEVIDEN
4.1 Struktur Modal 19
4.2 Faktor-Faktor Yang Menentukan Pemilihan Struktur Modal 19
4.3 Konsep Laverage 21
4.4 Jenis-jenis Leverage 22
4.5 Pengertian Deviden 25
4.6 Kebijakan Deviden 26
4. BAB V Modal Saham dan Peranan Bank Investasi, Hutang Jangka Panjang,
Pembiayaan Campuran & Marger, Divestasi, Perusahaan Induk dan Leverage
Buyouts
5.1 Pengertian Modal Saham 31
5.2 Hutang Jangka Panjang 32
BAB VI Analisa Kesehatan Dan Predeksi Kebangkrutan Badan Usaha Milik
Swasta (BUMS) dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dan Cara
Mengatasinya
6.1 Kesulitan Keuangan Dan Prediksi Kebangkrutan 37
6.2 Sebab Sebab Kegagalan usaha dan Perusahaan
Mengalami kesulitan keungan 37
6.3 Metode Memprediksi Kebangkrutan 38
6.4 Mengatasi Kesehatan Dan predeksi Kebangkrutan perusahaan 38
5. BAB I
TEKNIK PENGANGGARAN MODAL
1.1. Penganggaran modal atau capital budgeting
Dalam operasional sebuah perusahaan, perusahaan akan melakukan
investasi dalam aktiva tetap dengan harapan untuk mendapatkan kembali
dana yang diinvestasikan tersebut seperti pada aktiva lancar.
Penganggaran modal atau capital budgeting merupakan keseluruhan proses
perencanaan dan pengambilan keputusan terkait dana dimana jangka
waktu pengembalian dana tersebut melebihi waktu satu tahun.
Sedangkan capital asset merupakan aset yang dimiliki sebuah perusahaan
dengan masa pemanfaatan lebih dari satu tahun. Pada umumnya biaya
yang dikeluarkan untuk mengelola aset ini sangat besar, sehingga teknik
penganggaran modal mutlak diperlukan. Salah satu contoh dari capital
budgeting adalah pengeluaran dana untuk aktiva tetap seperti bangunan,
tanah, peralatan, dan mesin. Penganggaran modal menjabarkan rencana
jangka panjang dalam hal mendanai proyek besar untuk jangka panjang.
Capital budgeting ini berfungsi untuk mengidentifikasi investasi yang
potensial. Jika sudah ditemukan, maka teknik ini dapat diterapkan untuk
menentukan pilihan investasi. Setelah memilih investasi, lalu dilakukan
audit pada saat pelaksanaannya.
Pada umumnya, proyek menggunakan penganggaran modal sebagai dasar
untuk mengambil keputusan investasinya, seperti mengganti mesin
produksi atau mengganti sistem pembuangan limbah pabrik.
Keputusan dalam penganggaran modal akan memberikan pengaruh yang
sangat besar terhadap kesehatan keuangan perusahaan dalam waktu jangka
6. panjang. Sebuah proyek yang dibuat berdasarkan pada keputusan
penganggaran modal akan dapat berjalan lancar dan akan mendorong
pemasukan perusahaan jangka panjang. Namun sebaliknya, penggangaran
modal yang tidak tepat akan mengakibatkan proyek perusahaan mengalami
kerugian atau kebangkrutan. Selain itu, keputusan penganggaran modal
juga dapat digunakan sebagai dasar untuk mengambil keputusan seperti
jenis barang atau jasa apa yang akan dibuat? Bagaimana menjualnya pada
pelanggan? Bagaimana menjualnya ke pasar?
a) Pada prinsipnya penganggaran modal memiliki arti yang sangat penting
dalam hal:
a. Pengangaran modal merupakan keputusan jangka panjang.
b. Dalam melakukan investasi dibutuhkan dana yang besar.
b) Dalam menganalisa potensi investasi aktiva tetap dapat dilakukan dengan
teknik analisa penganggaran modal dengan metode :
a. Periode pembayaran kembali (Payback period):
Metode yang digunakan untuk menentukan berapa lama sebuah
investasi akan kembali. Kelebihan dari metode ini adalah
penghitungan yang mudah dan sederhana sehingga dapat dengan
mudah digunakan oleh perusahaan skala kecil. Sedangkan
kelemahannya adalah tidak memperhatikan nilai waktu dari uang
dan tidak memperhatikan penerimaan investasi yang diperoleh
setelah payback period tercapai.
b. Pembayaran kembali terdiskonto (Discount Payback Period):
Lamanya waktu yang dibutuhkan bagi arus kas investasi yang
didiskontokan pada biaya modal investasi untuk menutup biaya.
c. Nilai sekarang bersih (Net Present Value):
7. Selisih antara nilai sekarang dari cash inflow/proceeds dengan
pengeluaran untuk keperluan investasi / capital outlays.
d. Tingkat pengembalian internal (IRR – Internal Rate of
Return):
Metode yang digunakan untuk mencari suatu tingkat bunga yang
membuat PV dari cash inflow akan sama dengan nilai cash
outflownya / investasi yang telah dikeluarkan.
e. IRR yang dimodifikasi (MIRR – Modified IRR)
Investasi penambahan kapasitas juga bersifat sebagai investasi
penggantian. Dengan demikian maka tingkat ketidakpastian pada
investasi penambahan kapasitas lebih besar daripada investasi
penggantian. Dengan mempertimbangan ukuran yang ditetapkan,
maka perusahaan dapat memilih usulan proyek mana yang dapat
diterima, ditolak, dan ditunda.
1.2 Anggaran Barang Modal
Anggaran barang modal (capital budget) yang biasanya disusun untuk
jangka waktu 1 tahun, dan merupakan kunci pengendalian pembelanjaan
barang modal tersebut. Bisa juga dibuat anggaran barang modal jangka
panjang untuk jangka waktu 5 sampai 10 tahun, dan dipakai untuk
merencanakan pembelajaan di masa depan. Anggaran barang modal atau
capital budget merupakan sarana yang efisien untuk mengkonsolidasi
permintaan dana, untuk membandingkan anggaran yang dikonsolidasikan
dengan dana yang disediakan oleh manajemen, dan untuk membuat urutan
prioritas dari proyek-proyek yang diusulkan. Maka perlu adanya keputusan
untuk menentukan pemilihan investasi apa atau proyek apa yang akan
dilaksanakan, dalam hal ini dapat dilihat dulu perusahaan yang ada
sebelumnya.
8. 1.3 Teknik Dan Konsep Angaaran Modal
Anggaran modal membantu dalam mengambil keputusan untuk menolak
ataupun menerima sebuah usulan investasi. Ada beberapa tahapan yang harus
dilakukan untuk menentukan penilaian suatu investasi beserta teknik
perhitungan kelayakan pendukungnya. Ada beberapa metoda yang
dikembangkannya, metoda-metoda kuantitatif untuk mengevaluasi atau
menilai proyek-proyek yang diusulkan. Enam metoda evaluasi yang paling
utama adalah : 1.Pengembalian (payback) 2.Rata-rata pendapatan investasi
per tahun (average annual return invesment method) 3.Tingkat pendapatan
intern (internal rate of return)* 4.Nilai tunai netto net present value)**
5.Index profitabilitas (index of profitability) 6.Diskonto pengembalian
(discounted payback) Catatan : * RR = Tingkat hasil intern; dipakai juga
tingkat pendapatan intern dan tingkat pengembalian intern.
A. Tahap-Tahap Penganggaran Modal
1. Biaya proyek harus ditentukan.
2. Manajemen harus memperkirakan aliran kas yg diharapkan dari
proyek, termasuk nilai akhir aktiva.
3. Risiko dari aliran kas proyek harus diestimasi. (memakai distribusi
probabilitas aliran kas).
4. Dengan mengetahui risiko dari proyek, manajemen harus menentukan
biaya modal (cost of capital) yg tepat untuk mendiskon aliran kas
proyek.
5. Dengan menggunakan nilai waktu uang, aliran kas masuk yang
diharapkan digunakan untuk memperkirakan nilai aktiva.
6. Terakhir, nilai sekarang dari aliran kas yg diharapkan dibandingkan
dengan biayanya.
9. B. Pentingnya Penggangaran Modal
1. Keputusan penggaran modal akan berpengaruh pada jangka waktu
yang lama sehingga perusahaan kehilangan fleksibilitasnya.
2. Penanggaran modal yg efektif akan menaikkan ketepatan waktu dan
kualitas dari penambahan aktiva.
3. Pengeluaran modal sangatlah penting
C. Jenis-Jenis Keputusan Penganggaran Modal
1. Penambahan dan perluasan fasilitas
2. Produk baru
3. Inovasi dan perluasan produk
4. Penggantian (replacements) (a) penggantian pabrik a1/11/2005tau
peralatan usang (b) penggantian pabrik atau peralatan lama dengan
pabrik atau peralatan yang lebih
5. Menyewa/membuat atau membeli
6. Penyesuaian fasilitas dan peralatan dengan peraturan pemerintah,
lingkungan, dan keamanan
7. Lain-lain keputusan seperti kampanye iklan, program pelatihan dan
proyek-proyek yang memerlukan analisis arus kas keluar dan arus kas
masuk.
D. Prinsip Dasar Proses Penganggaran Modal
Penganggaran modal pada dasarnya adalah aplikasi prinsip yang
mengatakan bahwa perusahaan harus menghasilkan keluaran atau
menyelenggarakan kegiatan bisnis sedemikian rupa sehingga hasil imbuh
(marginal revenue) produk sama dengan biaya imbuhnya (marginal cost).
Prinsip ini dalam kerangka penganggaran modal berarti bahwa perusahaan
harus melakukan tambahan investasi sedemikian rupa sehingga perolehan
imbuh (marginal returns) investasi itu sama dengan biaya imbuhnya.
Daftar berbagai proyek investasi dari hasil yang tertinggi hingga yang
10. terendah mencerminkan kebutuhan perusahaan akan modal untuk
investasi.
Biaya imbuh dari berbagai daftar investasi itu memberi petunjuk tentang
upaya perusahaan untuk memperoleh tambahan modal guna membiayai
investasi. Biaya imbuh modal berarti sejumlah biaya yang harus
ditanggung oleh perusahaan untuk memperoleh dana dari luar (misalnya
meminjam atau menjual saham dan biaya tumbal/opportunity cost dari
dana sendiri yang dapat diperoleh
11. BAB II
ARUS KAS DAN RESIKO PROYEK
2.1 Arus Kas dan Resiko Proyek
A. Arus Kas
Laporan arus kas (Inggris: cash flow statement atau statement of cash
flows) adalah bagian dari laporan keuangan suatu perusahaan yang dihasilkan
pada suatu periode akuntansi yang menunjukkan aliran masuk dan keluar uang
(kas) perusahaan. Informasi ini penyajiannya diklasifikasikan menurut jenis
kegiatan yang menyebabkan terjadinya arus kas masuk dan kas keluar
tersebut.Kegiatanperusahaan umumnya terdiri dari tiga jenis yaitu, kegiatan
operasional, kegiatan investasi serta kegiatan keuangan.
Laporan Arus Kas merupakan penerimaan kas dan pembayaran kas
(pengeluaran kas). Laporan arus kas melaporkan penerimaan kas dan pengeluaran
kas yang digolongkan sesuai dengan kegiatan utama entitas : operasi,investasi,
dan pembelanjaan. Laporan tersebut melaporkan arus masuk kas bersih atau
keluar kas bersih dari setiap kegiatan dan untuk semua kegiatan usaha.
Arus kas adalah kas aktual yang keluar masuk dari dan ke dalam suatu
perusahaan (Weston dan righam, 1990 : 55). Arus kas masuk (cash inflows)
merupakan penerimaan kas yang berasal dari kegiatan rutin perusahaan, misalnya
penjualan tunai, penerimaan piutang maupun penerimaan kas yang bersifat tidak
rutin misalnya penyertaan modal, penjualan saham, penjualan aktiva
perusahaan.Arus kas keluar (cash out flows) adalah pengeluaran yang bersifat
continue, seperti pembayaran bunga, dividen dan pembayaran pajak.Arus kas
berlangsung terus menerus selama perusahaan menjalankan kegiatannya.Agar kas
ini mudah dibaca dan dipahami, maka informasi arus kas tersebut dibuat dalam
bentuk laporan yang disebut Laporan Arus Kas (statement of cash flows),
sehingga dapat memenuhi kebutuhan informasi para investor dan kreditur dalam
menganalisa arus kas.
Aktivitas yang membagi laporan arus kas adalah kegiatan operasi,
kegiatan investasi, dan kegiatan pendanaan. Ketiga aktivitas ini memberikan
12. informasi yangmemungkinkan para pengguna laporan untuk menilai pengaruh
aktivitas tersebut terhadap keuangan perusahaan serta terhadap jumlah kas.
Manfaat utama laporan arus kas adalah untuk menyediakan informasi yang
relevan tentang penerimaan dan pengeluaran kas perusahaan selama satu periode,
serta untuk membantu investor, kreditur dan pihak lain yang berkepentingan
dalam menganalisa kas (Kieso dan Wey Grandt, 1995 : 247).
a. Tujuan Dan Kegunaan
Sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
kas dan setara kas, dan menilai kebutuhan perusahaan untuk menggunakan
arus kas tersebut.
Laporan arus kas disusun dengan tujuan utama untuk memberikan
informasi tentang aktivitas operasi, investasi dan pendanaan dengan basis
kas (cash basis) selama periode akuntansi tertentu.
Menurut Financial Accounting Standard Board, informasi yang diberikan
dalam suatu laporan kas, jika digunakan dengan pengungkapan yang
berkaitan dan laporan keuangan lainnya, harus membantu investor,
kreditor dan pihak lainnya untuk:
1. Menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan arus kas bersih
masa depan.
2. Menilai kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya,
kemampuan membayar dividen, dan kebutuhan untuk pendanaan
eksternal.
3. Menilai alasan perbedaan antara laba bersih dibanding penerimaan
serta pengeluaran kas yang berkaitan.
4. Menilai pengaruh transaksi investasi dan pendanaan baik kas maupun
non kas terhadap posisi keuangan suatu perusahaan selama satu
periode tertentu.
Jadi informasi yang disajikan dalam laporan arus kas berguna bagi para
pemakai laporan keuangan, baik bagi pihak manajemen, investor, kreditor
maupunpihak-pihak yang berkepentingan lainnya, sebagai dasar untuk
menilai kemampuan perusahaan untuk menggunakan arus kas dan setara
13. kas dan menilai kebutuhan perusahaan untuk menggunakan arus kas
tersebut.
b. Arus Kas Dari Aktivitas Operasi
Aktivitas operasi dapat didefinisikan sebagai aktivitas utama penghasil
pendapatan perusahaan (principal revenue-producing activities) dan
aktivitas lain yang bukan merupakan aktivitas investasi dan pendanaan.
Arus kas dari aktivitas operasi terkait dengan aktivitas menghasilkan
pendapatan dari entitas.
Contoh arus kas dari aktivitas operasi adalah :
1. Penerimaan kas dari penjualan barang
2. Penerimaan kas dari penjualan jasa
3. Penerimaan kas dari royalti, komisi dan pendapatan lainnya yang
diterima tunai.
4. Pembayaran kas kepada pemasok barang
5. Pembayaran kas kepada karyawan
6. Pemayaran kas kepada pemasok jasa lainnya
7. Pembayaran atau restitusi pajak penghasilan kecuali secara khusus
merupakan bagian dari aktivitas pendanaan dan investasi
8. Penerimaan dan pembayaran kontrak yang dimiliki untuk tujuan
diperdagangkan atau diperjualbelikan.
B. Resiko Proyek
Secara umum resiko dapat diartikan sebagai suatu keadaan yang dihadapi
seseorang atau perusahaan dimana terdapat kemungkinan yang merugikan.
Bagaimana jika kemungkinan yang dihadapi dapat memberikan keuntungan yang
sangat besar sedangkan kalaupun rugi hanya kecil sekali? Misalnya membeli
loterei. Jika beruntung maka akan mendapat hadiah yang sangat besar tetapi jika
tidak beruntung uang yang digunakan membeli loterei relatif kecil. Apakah ini
juga tergolong Resiko? jawabannya adalah hal ini juga tergolong resiko. Selama
mengalami kerugian walau sekecil apapun hal itu dianggap resiko.
14. Proyek adalah setiap usaha yang direncanakan sebelumnya yang
memerlukan sejumlah pembiayaan serta penggunaan masukan lain yang ditujukan
untuk mencapai tujuan tertentu dan dalam waktu tertentu. (Sutrisno dalam
Triton,2005:13). Proyek merupakan suatu rangkaian aktivitas yang dapat
direncanakan, yang didalamnya menggunkan sumber-sumber (input), misalnya :
uang dan tenaga kerja, untuk mendapatkan manfaat (benefit) atau hasil (return) di
masa yang akan dating.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan sistem manajemen proyek
merupakan sekumpulan perencanaan untuk mendeteksi dampak positif dan
dampak negative di dalam kegiatan pembangunan oleh sebuah lembaga orgnisasi.
a. Sistem Manajemen Resiko
Secara umum, tujuan Sistem manajemen resiko yang utama adalah
mencegah atau meminimalisasi pengaruh yang tidak baik akibat kejadian
yang tidak terduga melalui penghindaran resiko atau persiapan rencana
kontingensi yang berkaitan dengan resiko tersebut. Dalam Sistem
manajemen proyek resiko proyek adalah suatu peristiwa atau kondisi yang
tidak pasti, dan jika terjadi mempunyai pengaruh positif atau bisa juga
negatif pada tujuan proyek. Suatu resiko mempunyai sebab dan bila terjadi
akan membawa dampak, oleh karena itu resiko dapat dinyatakan sebagai
fungsi dari kemungkinan dan dampak.
Sistem manajemen resiko pada proyek meliputi langkah memahami dan
mengidentifikasi masalah potensial yang mungkin terjadi, mengevaluasi,
memonitoring dan menangani resiko. Manajemen resiko yang proaktif
artinya menjawab bagaimana orang secara aktif berusaha mengurangi
resiko serta memperbaiki tingkat probabilitas keberhasilan proyek.
Resiko merupakan kombinasi dari kemungkinan suatu kejadian dan akiat
dari kejadian tersebut dengan tidak menutup kemungkinan bahwa ada
lebih dari satu akibat yang mungkin terjadi untuk satu kejadian tertentu.
Pada umumnya resiko dipandang daru perspektif negatif, seperti
kehilangan, bahaya, kerugian, kegagalan dan lain sebagainya. Hal-hal
tersebut pada prinsipnya merupakan bentuk ketidak pastian yang mestinya
15. dipahami dan dikelola secara efektif sehingga dapat menjadi nilai tambah
bagi organisasi. Per definisi resiko merupakan suatu kesempatan atau
peluang yang secara matematis dapat diformulasikan sebagai berikut:
Riskexposure = risk likelihood x riskimpact
Risk likelihood adalah probabilitas terjadinya suatu peristiwa yang
dikuantifisir menjadi angka probabilitas, risk impact adalah dampak dari
peristiwa tersebut yang biasanya diukur dengan satuan moneter misalnya
rupiah, sedangkan tingkat kepentingan resiko disebut risk exposure, yang
dalam analisis biaya-manfaat akan mencerminkan besarnya biaya. Risk
exposure inilah yang nantinya akan diperbandingkan dengan
suatu pekerjaan lainnya dan menjadi acuan bagi orang untuk memilih
pekerjaan mana yang akan dilakukan.
Lebih jauh, dalam konteks sistem manajemen proyek, sistem manajemen
resiko proyek dipahami sebagai seni dan ilmu untuk mengidentifikasi,
menganalisis dan merespon resiko selama umur proyek dan tetap
menjamin tercapainya tujuan proyek..
Sistem manajemen resiko proyek yang baik akan mampu memperbaiki
tingkat keberhasilan proyek secara signifikan. Bagaimanapun, sistem
manajemen resiko proyek akan memberikan suatu pengaruh positif dalam
hal memilih proyek, menentukan lingkup proyek, membuat jadwal yang
realistis dan estimasi biaya yang baik.
Ada tiga hal yang perlu diperhatikan dalam sistem manajemen resiko
proyek yakni:
1. Identifikasi, analisis dan penilaian resiko di awal proyek secara
sistematis serta mengembangkan rencana untuk mengantisipasi resiko.
2. Mengalokasikan tanggung jawab kepada pihak yang paling sesuai
untuk mengelola resiko.
3. Memastikan bahwa biaya penanganan resiko adalah cukup kecil
dibanding nilai proyek. Artinya bahwa biaya yang diperlukan untuk
16. mengurangi dampak negatif dari suatu resiko realatif lebih rendah atau
sama dengan besaran manfaat dari terhindarnya/ berkurangnya resiko
tersebut
Sistem manajemen resiko dapat diterapkan di setiap level di organisasi.
Sistem manajemen resiko dapat diterapkan di level strategis dan level
operasional. Sistem manajemen resiko juga dapat diterapkan pada proyek
yang spesifik, untuk membantu proses pengambilan keputusan ataupun
untuk pengelolaan daerah dengan resiko yang spesifik.
b. Jenis-Jenis Resiko
Resiko proyek adalah peristiwa tidak pasti yang bila terjadi akan memiliki
efek positif atau negatif terhadap tujuan proyek (bisa berupa biaya, waktu,
mutu, ruang lingkup). Resiko mungkin memiliki satu atau lebih penyebab,
yang bila terjadi memiliki satu atau lebih dampak. Resiko memiliki 3
unsur utama didalamnya, dapat dilihat dari gambar dibawah ini.
Menurut IRM (2002), ada setidaknya 4 jenis resiko yang selama ini sudah
dikenal orang, yakni:
1. Resiko Operasional, yakni resiko yang berhubungan dengan
operasional organisasi, antra lain misalnya resiko yang mencakup
sistem organisasi, proses kerja, teknologi dan sumber daya manusia.
2. Resiko Finansial, yakni resiko yang berdampak pada kinerja keuangan
organisasi seperti kejadian resiko akibat dari fluktuasi mata uang,
tingkt suku bunga termasuk resiko pemeberian kredit, likuiditas da
kondisi pasar.
3. Hazard Risk, yaitu resiko yang terkait dengan kecelakaan fisik seperti
kerusakan karena kebakaran, gempa bumi, ancaman fisik dll
4. Resiko strategik, yaitu resiko yang ada hubungannya dengan strategi
perusahaan, politik, ekonomi, hukum. Resiko ini juga terkait dengan
reputasi kepemimpinan organisasi dan perubahan selera pelanggan.
Resiko memiliki kategori yang terbagi kedalam dua kategori yang dilihat
untuk membedakan dampak yang akan terjadi pada masing-masing resiko,
kategori tersebut terdiri dari :
17. 1. Resiko spekulatif
Resiko spekulatif adalah suatu keadaan yang dihadapi perusahaan yang
dapat memberikan keuntungan dan juga dapat memberikan kerugian.
Resiko spekulatif kadang-kadang dikenal pula dengan istilah resiko
bisnis(business risk). Seseorang yang menginvestasikan dananya
disuatu tempat menghadapi dua kemungkinan. Kemungkinan pertama
investasinya menguntungkan atau malah investasinya merugikan.
Resiko yang dihadapi seperti ini adalah resiko spekulatif. Resiko
spekulatif adalah suatu keadaan yang dihadapi yang dapat memberikan
keuntungan dan juga dapat menimbulkan kerugian.
2. Resiko murni
Resiko murni (pure risk) adalah sesuatu yang hanya dapat berakibat
merugikan atau tidak terjadi apa-apa dan tidak mungkin
menguntungkan.
Salah satu contoh adalah kebakaran, apabila perusahaan menderita
kebakaran,maka perusahaan tersebut akan menderita kerugian.
kemungkinan yang lain adalah tidak terjadi kebakaran. Dengan
demikian, kebakaran hanya menimbulkan kerugian, bukan
menimbulkan keuntungan, kecuali ada kesengajaan untuk membakar
dengan maksud-maksud tertentu.
Resiko murni adalah sesuatu yang hanya dapat berakibat merugikan
atau tidak terjadi apa-apa dan tidak mungkin menguntungkan. Salah
satu cara menghindarkan resiko murni adalah dengan asuransi. Dengan
demikian besarnya kerugian dapat diminimalkan. itu sebabnya resiko
murni kadang dikenal dengan istilah resiko yang dapat diasuransikan (
insurable risk ).
Perbedaan utama antara resiko spekulatif dengan resiko murni adalah
kemungkinan untung ada atau tidak, untuk resiko spekulatif masih
terdapat kemungkinan untung sedangkan untuk resiko murni tidak
dapat kemungkinan untung.
18. BAB III
BIAYA MODAL
3.1 Biaya Modal
Biaya Modal adalah biaya riil yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk
memperoleh dana baik yang berasal dari hutang, saham preferen, saham biasa,
maupun laba ditahan untuk mendanani suatu investasi atau operasi
perusahaan. Penentuan besarnya biaya modal ini dimaksudkan untuk
mengetahui berapa besarnya biaya riil yang harus dikeluarkan perusahaan
untuk memperoleh dana yang diperlukan.
Biaya modal merupakan konsep penting dalam analisis investasi karena dapat
menunjukkan tingkat minimum laba investasi yang harus diproleh dari
investasi tersebut. Jika investasi itu tidak dapat menghasilkan laba investasi
sekurang-kurangnya sebesar biaya yang ditanggung maka investasi itu tidak
perlu dilakukan. Lebih mudahnya, biaya modal merupakan rata-rata biaya
dana yang akan dihimpun untuk melakukan suatu investasi. Dapat pula
diartikan bahwa biaya modal suatu perusahaan adalah bagian (suku rate) yang
harus dikeluarkan perusahaan untuk memberi kepuasan pada para investornya
pada tingkat risiko tertentu
A. Perhitungan biaya penggunaan modal sangatlah penting, dengan
alasan:
a) Memaksimalkan nilai perusahaan mengharuskan biaya-biaya
(termasuk biaya modal) diminimalkan.
b) Keputusan penganggaran modal (capital budgetting) memerlukan
suatu estimasi tentang biaya modal.
c) Keputusan-keputusan lain seperti leasing, modal kerja juga
memerlukan estimasi biaya modal.
Biaya modal dapat dihitung berdasarkan biaya untuk masing-masing sumber
dana atau disebut biaya modal individual. Biaya modal individual dihitung
tiap jenis modal. Namun apabila perusahaan menggunakan beberapa sumber
modal maka biaya modal yang dihitung adalah biaya modal rata-rata
19. tertimbang (Weightedf average cost of capital/WACC) dari seluruh modal
yang digunakan.
3.2 Faktor-Faktor Yang Menentukan Biaya Modal
Variabel-variabel penting yang mempengaruhi biaya modal antara lain:
a) Keadaan-keadaan umum perekonomian. Faktor ini menentukan tingkat
bebasrisiko atau tingkat hasil tanpa risiko.
b) Daya jual saham suatu perusahaan. Jika daya jual saham meningkat,
tingkat hasil minimum para investor akan turun dan biaya modal
perusahaaan akan rendah.
c) Keputusan-keputusan operasi dan pembiayaan yang dibuat
manajemen. Jika manajemen menyetujui penanaman modal berisiko
tinggi atau memanfaatkan utang dan saham khusus secara ekstensif,
tingkat risiko perusahaan bertambah. Para investor selanjutnya
meminta tingkat hasil minimum yang lebih tinggi sehingga biaya
modal perusahaan meningkat pula.
d) Besarnya pembiayaan yang diperlukan. Permintaan modal dalam
jumlah besar akan meningkatkan biaya modal perusahaan.
A. Asumsi-Asumsi Model Biaya Modal
a) Risiko bisnis bersifat konstan. Risiko bisnis merupakan potensi
tingkat perubahan return atas suatu investasi. Tingkat risiko bisnis
dalam suatu perusahaan ditentukan dengan kebijakan manajemen
investasi.
b) Biaya modal merupakan suatu kriteria investasi yang hanya tepat
untuk suatu investasi yang memiliki risiko bisnis setingkat dengan
aktiva-aktiva yang telah ada.
c) Risiko keuangan bersifat konstan. Risiko keuangan didefinisikan
sebagai peningkatan variasi return atas saham umum karena
bertambahnya pemanfaatan sumber pemiayaan hutang dan saham
20. istimewa. Biaya modal dari sumber individual merupakan fungsi
dari struktur keuangan berjalan.
d) Kebijakan dividen bersifat konstan. Asumsi ini diperlukan dalam
menaksir biaya modal yang berkenaan dengan kebijakan dividen
perusahaan. Asumsi ini menyatakan bahwa rasio pembayaran
dividen (dividen/laba bersih) juga konstan
B. Fungsi Biaya Modal
a) Terkait dengan pajak yg dikenakan pada perusahaan.
b) Biaya modal yang dikenakan pada modal pinjaman berbeda dg
biaya modal dari modal sendiri.
C. konsep perhitungan biaya modal didasarkan pada perhitungan :
a) Sebelum pajak (before tax basis) perlu disesuaikan dulu dengan
pajak sebelum dilakukan perhitungan biaya modal rata-ratanya
seperti obligasi
b) Setelah pajak (after tax basis).
c) Sebagai Discount Rate untuk menentukan diterima atau ditolaknya
suatu usulan investasi yaitu dengan membandingkan tingkat
keuntungan (rate of return) dari usulan investasi tersebut dengan
biaya modalnya.
D. Jenis Biaya Modal
a) Biaya Modal Individual
b) Biaya Modal Keseluruhan
c) Biaya Modal Hutang Jangka Pendek
d) Biaya Modal Hutang Jangka Panjang
e) Biaya Modal Saham Preferen
f) Biaya Modal Saham Biasa dan Laba Ditahan
21. E. Biaya Modal Saham Biasa
Merupakan biaya yang dikeluarkan perusahaan yang memperoleh
dana dengan menjual saham biasa atau menggunakan laba ditahan
untuk investasi.
Biaya modal saham biasa dan laba ditahan atau sering disatukan
menjadi biaya modal sendiri (biaya ekuitas) atau kadang-kadang
disebut biaya modal saham biasa saja. Biaya modal ekuitas merupakan
biaya yang dikeluarkan perusahaan yang memperoleh dana dengan
menjual saham biasa atau menggunakan laba ditahan untuk investasi.
Perusahaan dapat membagikan laba setelah pajak yang
diperoleh sebagai dividen atau menahannya dalam bentuk laba
ditahan. Laba ditahan yang digunakan untuk investasi kembali tersebut
perlu diperhitungkan biaya modalnya.
F. Biaya Modal Saham Eksternal
Jika perusahaan menerbitkan saham baru, biaya emisi (flotation cost)
akan muncul. Biaya tersebut dipakai untuk membayar biaya yang
berkaitan dengan penerbitan saham, seperti biaya akuntan, mencetak
saham, dan lainnya. Penerimaan kas bersih dengan demikian akan
lebih kecil setelah biaya emisi tersebut dimasukkan.
G. Biaya Modal Marginal Dan Rata-Rata
Biaya modal rata-rata berbeda dengan biaya modal marginal. Biaya
modal marginal merupakan biaya modal yang diperoleh sebagai akibat
bertambahnya dana modal yang diperoleh.
22. Dalam perhitungan biaya modal, biaya modal marginal adalah biaya
modal yang relevan, karena biaya tersebut mencerminkan biaya di
masa mendatang (yang akan diperoleh). Biaya modal rata-rata
mencerminkan informasi masa lampau, yang tidak relevan lagi. Tetapi
dalam beberapa situasi kita menggunakan biaya modal masa lampau,
karena beberapa alasan, seperti mudah dilakukan , biaya modal masa
lampau bisa dipakai untuk estimasi biaya modal marginal (masa
mendatang).
23. BAB IV
STRUKTUR MODAL DAN LAVERANGE & KEBIJAKAN DEVIDEN
4.1 Struktur Modal
Dalam teoru, struktur modal yang optimal adalah struktur dimana biaya
marginal riil baik berupa eksplisit dari masing-masing sumber pembelanjaan
adalah sama (Erich; 1981). Hal ini menuntut kehati-hatian para manajer
keuangan untuk menentukan struktur modal yang tepat agar dalam
prakteknya tidak berdampak negatif. Masalah utama dalam menentukan
struktur modal yaitu menaksir biaya implisit sumber pembelanjaan bukan
modal sendiri. Perlu diingat bahwa dari berbagai metode untuk menentukan
struktur modal suatu perusahaan tidak satupun yang bisa dianggap
sempurna. Oleh karena itu, diperlukannya informasi yang cukup untuk
mengambilkeputusan yang rasional dengan pandangan positif bahwa kita
mampu menentukan struktur modal yang tepat.
4.2 Faktor-Faktor Yang Menentukan Pemilihan Struktur Modal
a. lokasi distribusi keuntunga., adalah seberapa besar nilai yang
diharapkan dari keuntungan perusahaan. Semakin besar nilai yang
diharapkan dari keuntungan, dengan penyimpangan yang sama,
maka semakin kecil kemungkinan mendapatkan kerugian.
b. Stabilitas penjualan dan Keuntungan, bahwa semakin stabil
keuntungan, berarti semakin kecil pinjaman karena bertambah
besarnya kemungkinan perusahaan mampu untuk memenuhi
kewajiban tetapnya.
c. Kebijakan Dividen,. Implikasi bahwa banyak perusahaan yang
mencoba menggunakan kebijakan dividen dalam jumlah yang
konstan akan langsung dirasakan bagi manajer keuangan, yaitu
dengan menyediakan dna untuk membayar jumlah dividen yang
tetap. Semakin tinggi tingkat leveragenya, semakin besar
kemungkinan perusahaan tidak bisa membayar dividen dalam
jumlah yang tetap.
24. d. Pengendalian. Penggunaan hutang yang agak tinggi daripada
mengeluarkan saham baru dianggap lebih menguntungkan engan
alasan kepemilikan. Hal ini bisa jadi menyebabkan pihak yang
semula memiliki sebagian besar saham dengan pengeluaran saham
baru akan menjadi nerkurang bagiannya dan akan mengurangi
penguasaan atas perusahaan.
e. risiko kebangkrutan. Menurut Hlim dan Sarwoko (1995), pada
pasar modal sempurna, risiko kebangkrutan, aktiva dapat dijual
sesuai dengan nilai ekonomisnya dan dibagikan sesuai dengan
klaim. Pada pasar yang kurang sempurna dan tidak diperhitungkan
biaya kebangkrutan, pada saat perusahaan mengalami
kebangkrutan akan menyebabkan aktiva dijual di bawah nilai
ekonomisnya. Biaya adimnistrasi menyebabkan penerimaan
pemegang saham menjadi berkurang.
f. Stabilitas Penualan. Bagi perusahaan yang memiliik tingkat
penjualan yang stabil tiap tahunnya boleh memiliki hutang yang
besar dengan risiko menanggung biaya tetap yang tinggi.
g. Struktur Aktiva. Aktiva dapata digunakan sebagai jaminan
peminjaman hutang dalam jumlah besar.
h. Elastisitas Operasi. Elastisitas operasi rendah yang dimiliki
perusahaan lebih memungkinkan untuk memanfaatkan hutang
keuangan.
i. Tingkat Pertumbuhan. Perusahaan yang memiliki tingkat
pertumbuhan yang cepat, wajib mengandalkan modal eksternal
dalam bentuk obligasi daripada saham yang memiliki biaya
pengambangan yang tinggi.
j. Profitabilitas. Perusahaan yang memiliki tingkat pengembalian
investasi tinggi cenderung memiliki hutang dalam jumlah kecil.
Tingkat pengembalian yang tinggi dpat digunakan sebagai
permodalan dalam bentuk laba ditahan.
25. k. Pajak. Tambahan tarif pajak suatu perusahaan akan lebih bak
dalam menggunakan permodalan hutang.
l. Kendali. Pengendalian terhadap penggunaan hutang dalam
perusahaan perlu dipertimbangkan, apabila menggunakan jumlah
hutang yang sedikit, manajemen menghadapi risiko
pengambilalihan oleh perusahaan lain dan jika terlalu banyak,
dihadapkan pada masalah kegagalan memenuhi kewajiban.
m. Sikap Manajemen. Sikap manajemen yang cenderung konservativ
atau sebaliknya dalam menggunakan hutang akan sedikit banyak
mempengaruhi harga saham.
n. Sikap Kreditur. Penentuan struktur modal yang tepat di tentukan
oleh sikap manajemen dalam menyikapi kreditur. Peminjaman
dana lebih dapat membuat keengganan debitur atau pemberian
dengan tingkat suku bunga yang tinggi.
o. Kondisi Pasar. Perubahan jangka pendek dan jangka panjang
kondisi di pasar saham dan obligasi akan mempengaruhi struktur
modal optimal suatu perusahaan.
p. kondisi Internal Perusahaan. Kondisi internal perusahaan akan ikut
mempengaruhi target struktur modal. Bagi perusahaan baru,
estimasi laba besar dimasa yang akan datang belum mencerminkan
harga saham. Penggunaan hutang sampai laba terrealisir dan
tercermin dalam harga saham, mengemisi, melunasi hutang dan
kembali pada target struktur modal.
4.3 KONSEP LEVERAGE
Leverage adalah penggunaan aset dan sumber dana (source of funds) oleh
perusahaan yang memiliki biaya tetap (beban tetap) dengan maksud agar
meningkatkan keuntungan potensial pemegang saham (Sartono,
2008:257). Leverage adalah suatu tingkat kemampuan perusahaan dalam
menggunakan aktiva dan atau dana yang mempunyai beban tetap (hutang
26. dan atau saham istimewa) dalam rangka mewujudkan tujuan perusahaan
untuk memaksimisasi kekayaan pemilik perusahaan.
Perusahaan yang memiliki biaya operasi tetap atau biaya modal tetap,
maka perusahaan tersebut menggunakan leverage. Penggunaan leverage
dapat menimbulkan beban dan risiko bagi perusahaan, apalagi jika
keadaan perusahaan sedang memburuk. Di samping perusahaan harus
membayar beban bunga yang semakin membesar, kemungkinan
perusahaan mendapat penalti dari pihak ketiga pun bisa terjadi.
4.4 Jenis-jenis Leverage
Jenis leverage ada tiga macam yaitu Operating Leverage, Financial
Leverage dan Combination Leverage. Berikut penjelasan dari masing-
masing leverage tersebut:
a) Leverage Operasi (operating leverage)
Leverage operasi adalah seberapa besar perusahaan menggunakan beban
tetap operasional (Hanafi, 2004:327). Menurut Syamsuddin (2001:107),
leverage operasi adalah kemampuan perusahaan di dalam menggunakan
fixed operating cost untuk memperbesar pengaruh dari perubahan volume
penjualan terhadap earning before interest and taxes (EBIT).
Leverage operasi timbul sebagai suatu akibat dari adanya beban-beban
tetap yang ditanggung dalam operasional perusahaan. Perusahaan yang
memiliki biaya operasi tetap atau biaya modal tetap, maka perusahaan
tersebut menggunakan leverage. Dengan menggunakan operating
leverage perusahaan mengharapkan bahwa perubahan penjualan akan
mengakibatkan perubahan laba sebelum bunga dan pajak yang lebih besar.
Beban tetap operasional tersebut biasanya berasal dari biaya depresiasi,
biaya produksi dan pemasaran yang bersifat tetap misal gaji karyawan.
Sebagai kebalikannya adalah beban variabel operasional. Contoh biaya
variabel adalah biaya tenaga kerja yang dibayar berdasarkan produk yang
dihasilkan.
27. Leverage operasi adalah pengaruh biaya tetap operasional terhadap
kemampuan perusahaan untuk menutup biaya tersebut. Dengan kata lain
pengaruh perubahan volume penjualan (Q) terhadap laba sebelum bunga
dan pajak (EBIT). Besar kecilnya leverage operasi dihitung dengan DOL
(Degree of operating leverage) yang dirumuskan sebagai berikut:
b) Leverage Keuangan (financial leverage)
Financial leverage adalah penggunaan sumber dana yang memiliki beban
tetap dengan beranggapan bahwa akan memberikan tambahan keuntungan
yang lebih besar dari pada beban tetapnya sehingga akan meningkatkan
keuntungan yang tersedia bagi pemegang saham (Sartono, 2008:263).
Kebijakan perusahaan mendapatkan modal pinjaman dari luar ditinjau dari
bidang manajemen keuangan, merupakan penerapan Financial Leverage
dimana perusahaan membiayai kegiatannya dengan menggunakan modal
pinjaman serta menanggung suatu beban tetap yang bertujuan untuk
meningkatkan.
Financial Leverage timbul karena adanya kewajiban-kewajiban finansial
yang sifatnya tetap (fixed financial charges) yang harus dikeluarkan oleh
perusahaan. Kewajiban-kewajiban finansial yang tetap ini tidaklah
berubah dengan adanya perubahan tingkat EBIT dan harus di bayar tanpa
melihat sebesar apa pun tingkat EBIT yang dicapai perusahaan.
Besar kecilnya leverage finansial dihitung dengan DFL (Degree of
financial leverage). DFL menunjukkan seberapa jauh perubahan EPS
karena perubahan tertentu dari EBIT. Makin besar DFL nya, maka makin
besar risiko finansial perusahaan tersebut. Dan perusahaan yang
mempunyai DFL yang tinggi adalah perusahaan yang mempunyai utang
dalam proporsi yang lebih besar. DFL (Degree of financial leverage)
dirumuskan sebagai berikut:
28. DFL yang besar menunjukkan bahwa perubahan tingkat EBIT akan
menghasilkan perubahan yang besar pada laba bersih (EAT) atau
pendapatan per lembar saham (EPS). Beban tetap bunga ini pada
kenyataannya dapat berupa beban seluruh utang atau obligasi yang ada dan
biaya deviden untuk saham preferen yang mempunyai beban pembayaran
tetap setelah perhitungan sebelum pajak.
c) Leverage Gabungan (Combination Leverage)
Combination leverage terjadi apabila perusahaan memiliki baik baik
operating leverage maupun financial leverage dalam usahanya untuk
meningkatkan keuntungan bagi pemegang saham biasa (Sartono,
2008:267).
Leverage gabungan adalah pengaruh perubahan penjualan terhadap
perubahan laba setelah pajak untuk mengukur secara langsung efek
perubahan penjualan terhadap perubahan laba rugi pemegang saham
dengan Degree of Combine Leverage(DCL) yang didefinisikan sebagai
persentase perubahan pendapatan per lembar saham sebagai akibat
persentase perubahan dalam unit yang terjual.
A. PERBANDINGAN DENGAN STRUKTUR MODAL
INDUSTRI/PERUSAHAAN LAIN
Metode lain untuk menentukan struktur modal adalah dengan
mengikuti struktur modal industri (perusahaan yang sejenis, yang
kemudian dirata-rata) atau perusahaan lain (satu atau dua) yang
mempunyai risiko bisnis yang sama.
Jika perusahaan mempunyai struktur modal yang terlalu menyimpang
dari rata-rata industri, maka pasar (pihak luar) akan langsung
mempertanyakan penyebabnya. Penyimpangan tersebut tidak harus
berarti jelek. Jika kebanyakan perusahaan menggunakan struktur
modal yang konservatif, maka rata-rata industri untuk struktur modal
akan terlihat lebih kecil. Meskipun kemungkinan rasio hutang yang
29. optimal bisa lebih tinggi dari rata-rata industri. Karena itu manajer
keuangan harus menyiapkan argumen yang kuat dan meyakinkan jika
ingin menggunakan struktur modal yang menyimpang signifikan dari
rata-rata industri.
4.5 Pengertian Deviden
Dividen adalah pembagian kepada pemegang saham PT yang
sebanding dengan jumlah lembar yang dimiliki. Biasanya dividen dibagikan
dengan interval waktu yang tetap, tetapi kadang-kadang diadakan
pembagian dividen tambahan pada waktu yang bukan biasanya.. Deviden
akan diterima oleh pemegang saham hanya apabila ada usaha akan
menghasilkan cukup uang untuk membagi deviden tersebut dan apabila
dewan direksi menganggap layak bagi perusahaan untuk mengumumkan
deviden. Deviden merupakan hak pemegang saham ( common stock) , untuk
mendapatkan bagian dari keuntungan perusahaan. Jika perusahaan
memutuskan membagi keuntungan dalam bentuk deviden semua pemegang
saham mendapatkan haknya yang sama. Namun pembagian deviden untuk
pemegang saham preferen lebih diutamakan dari pembagian deviden
pemegang saham biasa.
Pendapatan yang diharapkan oleh pemegang saham adalah pendapatan yang
dihasilkan dari pembagian deviden, dimana badan usaha menyerahkan
sebagian labanya, untuk kepentingan kesejahteraan pemegang saham.
A. Dividen yang dibagikan oleh perusahaan bisa mempunyai beberapa
bentuk sebagai berikut:
1. Dividen Kas
Dividen yang paling umum dibagikan oleh PT adalah dividen
kas. Yang perlu diperhatikan oleh pimpinan perusahaan sebelum
membuat pengumuman adanya dividen kas ialah apakah jumlah
uang yang ada mencukupi untuk pembagian dividen tersebut.
30. 2. Dividen Aktiva Selain Kas ( Property Dividends )
Aktiva yang dibagikan bisa berbentuk surat-surat berharga
perusahaan lain yang dimiliki oleh PT, barang dagangan atau
aktiva-aktiva lain. Pemegang saham akan mencatat dividen yang
diterimanya ini sebesar harga pasar aktiva tersebut
3. Dividen Utang ( Scrip Dividends )
Dividen utang timbul apabila laba tidak dibagi itu saldonya
mencukupi untuk pembagian dividen, tetapi saldo kas yang ada
tidak cukup. Sehingga pimpinan PT akan mengeluarkan scrip
dividends yaitu janji tertulis untuk membayar jumlah tertentu di
waktu yang akan datang.
4. Dividen Likuidasi
Dividen likuidasi adalah dividen yang sebagian merupakan
pembagian modal. Apabila perusahaan membagi dividen
likuidasi, maka para pemegang saham harus diberitahu
mengenai berapa jumlah pembagian laba dan berapa yang
merupakan pengembalian modal, sehingga para pemegang
saham bisa mengurangi rekening investasinya.
5. Dividen Saham
Dividen saham adalah pembagian tambahan saham, tanpa
dipungut pembayaran kepada para pemegang saham, sebanding
dengan saham-saham yang dimilikinya.
4.6 Kebijakan Deviden
Kebijakan deviden merupakan bagian yang tidak dapat dipisahan
dengan keputusan pendanaan perusahaan. Secara definisi, kebijakan deviden
adalah keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan pada akhir tahun
akan dibagi kepada pemegang saham dalam bentuk deviden atau akan ditahan
untuk menambah modal guna pembiayaan investasi di masa yang akan datang.
Ada beberapa pendapat tentang pengambilan keputusan atau kebijakan
deviden, antara lain sebagai berikut :
31. a. Pendapat tentang ketidakrelevanan deviden (irrelevant theory)
Pendapat ini dikemukakan oleh Modigliani dan Miller, yang memberikan
argumentasi bahwa pembagian laba dalam bentuk deviden tidak relevan
dengan peningkatan kemakmuran atau kekayaan pemegang saham. Karena
deviden pay out ratio hanya merupakan bagian kecil dari keputusan
pendanaan perusahaan, nilai perusahaan ditentukan tersendiri oleh
kemampuan aktiva perusahaan untuk menghasilkan laba atau kebijakan
investasi.
b. Pendapat tentang relevansi deviden (relevant theory)
Deviden adalah relevan untuk kondisi yang tidak pasti, investor dapat
dipengaruhi oleh kebijakan deviden.
A. Selain itu ada teori tentang kebijakan deviden yang dikemukakan oleh
Brigham (1989), beliau menyatakan bahwa dalam kebijakan deviden
terdapat 3 teori :
1. Deviden irrelevance theory,
Teori ini menyatakan bahwa kebijakan dividen perusahaan tidak
merupakan pengaruh terhadap nilai perusahaan maupun biaya
modalnya. Pendukung utama teori ketidakrelevanan dividen
(dividends irrelevance theory) ini adalah Merton Miller dan Franco
Modigliani (2001). Mereka berpendapat bahwa nilai suatu
perusahaan hanya ditentukan oleh kemampuan dasarnya untuk
menghasilkan laba dan risiko bisnisnya. Dengan kata lain, nilai
perusahaan tergantung hanya pada pendapatan yang dihasilkan
oleh aktivanya, bukan pada bagaimana pendapatan tersebut dibagi
antara dividen dan laba yang ditahan. Keon et. al (2000)
menyatakan bahwa pada teori ketidakrelevanan dividen, tak ada
hubungan antara kebijakan dividen dan nilai saham. Satu kebijakan
dividen sama bagusnya dengan lainnya. Secara agregat investor
hanya mementingkan pengembalian total keputusan investasi, tak
32. peduli apakah pengembalian berasal dari perolehan modal atau
pendapatan dividen.
2. Teori Bird in The Hand
Kebanyakan pemilik saham lebih menyukai pembayaran dividen
saat ini daripada menundanya untuk direalisir dalam bentuk
“capital gain” nanti. Tarif pajak untuk “capital gain” memang
sering lebih rendah daripada untuk dividen, namun para pemilik
saham banyak yang lebih menyukai dividen saat ini, karena dengan
pembayaran dividen sekarang maka penerimaan uang tersebut
sudah pasti, sedangkan apabila ditunda ada kemungkinan bahwa
apa yang diharapkan meleset. Teori ini dianut oleh Myron Bordon
dan John Lintner (Husnan, 1993).
3. Tax preference theory
Suatu teori yang menyatakan bahwa karena adanya pajak terhadap
deviden dan capital gains maka para investor lebih menyukai
capital gains karena dapat menunda pembayaran pajak dengan
alasan :
a) Keuntungan modal dikenakan tarif pajak yang lebih rendah
daripada untuk pembagian dividen, karena itu investor yang kaya
mungkin lebih suka perusahaan menahan dan menanamkan
kembali laba di dalam perusahaan.
b) Pajak atas keuntungan tidak dibayarkan sampai saham
terjual, karena adanya nilai efek waktu, satu dolar pajak yang
dibayarkan di masa mendatang mempunyai biaya efektif yang
lebih rendah daripada satu dolar yang dibayarkan hari ini.
c) Jika selembar saham dimiliki oleh seseorang sampai ia
meninggal, sama sekali tidak ada pajak keuntungan modal yang
terutang, ahli waris dapat terhindar dari pajak keuntungan modal..
33. B. Faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan deviden adalah sebagai
berikut
1. Kebutuhan dana bagi perusahaan
Semakin besar kebutuhan dana perusahaan berarti semakin kecil
kemampuan untuk membayar deviden. Penghasilan perusahaan akan
digunakan terlebih dahulu untuk memenuhi kebutuhan dananya (semua
proyek investasi yang menguntungkan) baru sisanya untuk pembayaran
deviden.
2. Likuiditas perusahaan
Likuiditas perusahaan merupakan salah satu pertimbangan utama dalam
kebijakan deviden. Karena deviden merupakan arus kas keluar, maka
semakin besar jumlah kas yang tersedia dan likuiditas perusahaan,
semakin besar pula kemampuan perusahaan untuk membayar deviden.
Apabila manajemen ingin memelihara likuiditas dalam mengantisipasi
adanya ketidakpastian dan agar mempunyai fleksibilitas keuangan,
kemungkinan perusahaan tidak akan membayar deviden dalam jumlah
yang besar.
3. Kemampuan untuk meminjam
Apabila perusahaan mempunyai kemampuan yang tinggi untuk
mendapatkan pinjaman, hal ini juga merupakan fleksibilitas keuangan
yang tinggi sehingga kemampuan untuk membayar dividen juga tinggi.
Jika perusahaan memerlukan pendanaan melalui hutang, manajemen
tidak perlu mengkhawatirkan pengaruh dividen kas terhadap likuiditas
perusahaan.
4. Pembatasan dalam perjanjian hutang
Pembatasan digunakan oleh para kreditur untuk menjaga kemampuan
perusahaan tersebut membayar hutangnya.
5. Pengendalian Perusahaan
Apabila suatu perusahaan membayar deviden yang sangat besar, maka
perusahaan mungkin menaikkan modal di waktu yang akan datang
melalui penjualan sahamnya untuk membiayai kesempatan investasi
34. yang menguntungkan. Dengan bertambahnya jumlah saham yang
beredar, ada kemungkinan kelompok pemegang saham tertentu tidak lagi
dapat mengendalikan perusahaan karena jumlah saham yang mereka
kuasai menjadi berkurang dari seluruh jumlah saham yang beredar.
35. BAB V
Modal Saham dan Peranan Bank Investasi, Hutang Jangka Panjang, Pembiayaan
Campuran & Marger, Divestasi, Perusahaan Induk dan Leverage Buyouts
5.3 Pengertian Modal Saham
Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau kepemilikan
seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Wujud
saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas
tersebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut.
Porsi kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar penyertaan yang ditanamkan
di perusahaan tersebut.
Saham yang merupakan bukti pemilikan PT mempunyai beberapa hak sebagai
berikut :
a. Hak untuk berpartisipasi dalam menentukan arah dan tujuan
perusahaan yaitu melalui hak suara dalam rapat pemegang saham.
b. Hak untuk memperoleh laba dari perusahaan dalam bentuk dividen
yang dibagi oleh perusahaan.
c. Hak untuk membeli saham baru yang dikeluarkan perusahaan agar
proporsi pemilikan saham masing – masing pemegang saham dapat
tidak berubah.
d. Hak untuk menerima pembagian aktiva perusahaan dalam hal
perusahaan dilikuidasi.
Apabila perusaan itu mengeluarkan satu saham maka seluruh pemegang
saham mempunyai hak yang sama,tetapi bila saham yang dikeluarkan itu lebih
dari satu jenis maka yang diberikan kepada masing – masing jenis berbeda,
tergantung pada kontrak pengeluaran saham yang disetujui.
Dalam akta pendirian perusahaan disebutkan jumlah lembar saham yang akan
dikeluarkan, jumlah yang sudah disetor dan nilai nominal saham adalah nilai
36. yang tercantum dalam tiap – tiap lembar saham,yaitu nilai yang ditetapkan
untuk masing – masing lembar.
5.4 Hutang Jangka Panjang
Hutang jangka panjang menurut Kieso adalah sebuah kewajiban atau beban di
masa depan untuk membayarkan hutang akibat dari penundaan pembayaran
hutang yang seharusnya dilakukan pada saat siklus satu tahun atau lebih
operasi operasional perusahaan. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya,
bahwa hutang dibagi menjadi dua kategori yaitu hutang jangka pendek dan
hutang jangka panjang. Perbedaannya dengan hutang jangka pendek adalah
hutang jangka pendek harus segera dibayarkan dan dilunasi pembayarannya
selama kurang dari satu periode akuntansi (kurang dari 1 tahun).
A. Jenis-jenis Hutang Jangka Panjang
Hutang jangka panjang memiliki beberapa jenis, beberapa contoh hutang jangka
panjangdiantaranya adalah sebagai berikut :
1. Hutang hipotek, yaitu hutang yang muncul dikarenakan adanya pendapatan dana
yang berasal dari hutang yang menggunakan jaminan harta tetap. Harta tetap
atau barang tak bergerak misalnya saja adalah sertifikat tanah, sertifikat gedung /
bangunan, rumah, dan lain sebagainya. Apabila nantinya peminjam tidak mampu
melunasi hutang sessuai tenggat waktu yang telah dilakukan, maka pemberi
pinjaman memiliki hak untuk menyita dan menjual barang yang dijaminkan
tersebut untuk kemudian diambil dananya menurut kekurangan hutang yang
belum dilunasi. Hutang hipotek biasanya hanya dapat diperoleh melalui salah
satu sumber saja, misalnya hanya kepada bank.
2. Hutang obligasi, yaitu hutang yang timbul karena adanya dana yang telah
didapatkan melalui terbitnya surat-surat obligasi. Seseorang yang
membeli obligasi merupakan pemegang obligasi. Hal-hal yang biasanya
tercantum dalam surat obligasi antara lain adalah nominal obligasi, tanggal
37. pelunasan obligasi, bunga per tahun, serta ketentuan-ketentuan lain sesuai
jenis obligasi yang telah disepakati oleh kedua belah pihak, yaitu peminjam dan
pemberi pinjaman.
Sedangkan hutang wesel atau wesel bayar, termasuk kedalam jenis hutang jangka
pendek. Hutang wesel adalah sebuah surat pernyataan kesanggupan pembayaran
nominal tertentu dan tanggal yang telah disepakati bersama untuk diharuskan
melakukan pembayaran kepada pihak pemberi pinjaman di masa depan. Yang
termasuk hutang wesel antara lain adalah wesel yang dibuat dalam rangka
kegiatan normal perusahaan, pinjaman yang disertai wesel, hutang wesel jangka
panjang yang segera jatuh tempo, pendapatan diterima dimuka, hutang binus
karyawan, hutang gaji dan upah, dan lain sebagainya. Hutang wesel dapat dibagi
menjadi dua yaitu hutang wesel tidak berbunga dan hutang wesel berbunga.
Sumber hutang jangka panjang dapat diperoleh melalui berbagai sumber,
diantaranya adalah dari perusahaan lain, investor, maupun bank. Hutang jangka
panjang bank memiliki beberapa persyaratan yang harus dipenuhi. Besarnya
pinjaman yang yang bisa dipinjam dari bank biasanya disesuaikan dengan
kemampuan perusahaan dalam membayar, seperti kelancaran keuangan
perusahaan, laba yang diperoleh, kas perusahaan, jaminan sertifikat-sertifikat
bangunan / tanah, dan lain sebagainya yang berfungsi sebagai bahan
pertimbangan bank dalam menyetujui sebuah pengajuan pinjaman perusahaan.
B. Resiko Hutang Jangka Panjang
Memiliki hutang jangka panjang selain menguntungkan dan dapat
memberikan manfaat kepada perusahaan, namun juga memiliki beberapa
resiko. Beberapa resiko hutang jangka panjangdiantaranya adalah :
38. 1. Semakin lama jangka waktu peminjaman dana dan pelunasannya maka
resiko juga akan semakin tinggi
2. Hanya dapat memperoleh sumber dana yang terbatas dari hasil pinjaman
3. Hutang merupakan beban tetap yang harus ditanggung oleh perusahaan
4. Memiliki tenggat waktu jatuh tempo pembayaran hutang yang sudah pasti
/ tetap
5. Kemungkinan nilai saham perusahaan akan turun akibat tingkat tinggi atau
rendah jumlah pinjaman
C. Keuntungan Hutang Jangka Panjang
Selain harus siap dihadapkan dengan resiko, memiliki hutang jangka
panjang dengan obligasimemiliki beberapa keuntungan, diantaranya
adalah :
1. Bunga obligasi yang lebih rendah apabila dibandingkan dengan deviden
yang harus dibayarkan kepada pemegang saham.
2. Mengurangi kewajiban pajak, hal ini dikarenakan bunga pinjaman
merupakan biaya yang dibebankan kepada perusahaan. Sedangkan deviden
merupakan pembagian laba yang tidak dapat dikategorisasikan sebagai
pembebanan biaya.
3. Pemilik obligasi tidak akan memiliki hak suara dalam perusahaan,
sehingga tidak akan mempengaruhi manajemen dan operasional harian
perusahaan.
39. D. Investasi Jangka Panjang
1. Emas
Contoh pertama dari investasi jangka panjang sendiri adalah investasi pada
emas. Sebagai salah satu logam mulia yang indah dan digemari banyak
orang, emas menjadi investasi yang akan menguntungkan. Mengapa?
Karena emas mempunyai nilai atau harga yang selalu naik setiap tahun.
Selain memiliki nilai jual yang tinggi, emas ternyata juga sangat aman
dalam berbagai keadaan serta stabil dan anti inflasi. Karena nilai emas
yang terus melambung tinggi maka jika Anda berinvestasi emas selama 5
tahun, Anda akan mendapatkan keuntungan yang berlipat-lipat.
2. Tanah dan Bangunan
Selain emas, barang atau produk yang memiliki nilai investasi yang tinggi
dan menguntungkan adalah tanah dan bangunan. Tanah dan bangunan
memang menjadi investasi yang menguntungkan, karena tanah dan
bangunan memilki harga yang terus naik setiap tahunnya. Maka jika Anda
memiliki investasi ini maka Anda akan bisa mendapatkan peluang yang
besar dan menjanjikan. Masalahnya, investasi ini membutuhkan dana yang
besar, mengungat harga sebuah rumah sekarang sudah menginjak harga
ratusan juta hingga miliaran rupiah. Meskipun begitu, cobalah
manfaatkan produk kredit pembelian propertiyang akan membantu Anda
dalam memiliki properti yang diinginkan.
3. Asuransi
Jika Anda ingin memperkecil resiko kehilangan suatu benda atau
kerusakan suatu benda, maka asuransi menjadi pilihan Anda yang utama.
Selain akan mendapatkan proteksi atau perlindungan, dengan asuransi
Anda juga akan mendapatkan investasi yang menguntungkan. Asuransi
yang sering kali dijadikan investasi yang menguntungkan oleh banyak
orang adalah asuransi dwiguna dan asuransi unit link.
40. 4. Reksa Dana
Reksadana merupakan surat-surat berharga sebagai bukti klaim atau aset.
Reksadana bisa menjadi investasi Anda yang menguntungkan karena
memiliki keunggulan. Keunggulan reksadana sendiri ada pada banyaknya
pilihan yang dapat diambil investor untuk menanamkan uangnya, yaitu
saham, obligasi, atau pasar uang. Anda sebagai investor tinggal memilih
instrumen investasi yang paling cocok dengan resiko yang sanggup Anda
tanggung.
5.5 PERANAN BANK INVESTASI
Bank investasi terlibat dalam aktivitas merger dengan cara:
a. Mereka membantu perusahaan menyiapkan merger.
b. mereka membantu perusahaan sasaran mengembangkan serta menerapkan
taktik difensif.
c. mereka membantu menilai perusahaan sasaran
d. mereka membantu membiayaimerger,dan
e. mereka menginvestasikan dalam saham perusahaan calon merger yang
potensisal
41. BAB VI
Analisa Kesehatan Dan Predeksi Kebangkrutan Badan Usaha Milik Swasta
(BUMS) dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dan Cara Mengatasinya
6.1 Kesulitan Keuangan Dan Prediksi Kebangkrutan
Kebangkrutan adalah kondisi keuangan perusahaan mengalami kesulitan
keuangan dalam jangka pendek (likuiditas atau technical solvency) dan
mengalami insolvensi, pengertian lainnya dapat dikatakan bila total kewajiban
melebihi total aktiva, sebagai contoh diindonesia tahun 1997 bank mengalami
kebangkrutan , gtetapi pemerintah tidak ingin banl-bank tersebut bangkrtut maka
diberikan bantuan (BLB) yang sangat merugikan negara dalam jumlah yag sangat
besar sehingga berdampak kepada perekonomian bangsa sampai saat ini.
Pemerintah memberikan kredit BLBI karena menjaga kredibilitas pemerintah
dimata masyarakat dan dunia.
Kondisi Incolvency ada dua pilihan yaitu likuiditas (Kebangkrutan) dan
reorganisasi (retrukurisasi). Hal hal perusahaan dalam mengalamu kebangkrutan.
6.2 Sebab Sebab Kegagalan usaha dan Perusahaan Mengalami kesulitan keungan
a. kekurangan pengalaman manajememn secara operasional dan tidak
kompeten
b. kurangnya pengalaman secara manajerial
c. Keseimbangan antara keuangan, produksi, pemasaran, dan fungsi lainnya
tidak baik.
d. Penyelewengan dan korupsi atau KKN
e. Bencana alam, tuntutan serikat buruh yang berlebihan
f. Pengaturan pemerintah yang memberatkan
g. Karena [ersaingan yang sangat tajam
h. Mengalami kerugian terus menerus
i. Faktor faktor lainnya.
42. 6.3 Metode Memprediksi Kebangkrutan
a. Analisis Rasio Keuangan
b. Z Score Metode Altmen
c. Shut down Point Shut Down Cost
d. Analisis seurat keputusan
e. Bums tidak menggunakan metode ke 4
A. Analisi kebangkrutan
1. Badan Usaha Milik Swasta
a. Analisis Univariate
Rasio Ini diuji seacara terpisah untuk mengatahui
penyimpangan memperhatikan dengan teliti atas
variabelitas, pengaruh baiaya tetap berbanding
pendapatan operasi (Operasi Income) atau rasio FC/OI
tidak baik dan pengaruh time interest eamed(TIE).
Penilaian Kebangkrutan juga dapat juga dilakukan
dengan menilai rasio rasio keuangan lainnya
b. Analisis ini menggunakan 2 lebih Varebilitas kedalam
satu perssamaan . karna data regresi adalah masa lampau
maka diaadakan analisis diskriminan dengan
menggunakan teknik stastic.
2. Badan usaha milik negara
Untuk menilai kesehatan atau kebangkrutan BUMN, Sampai saat
ini berlaku keputusan Menteri Negara BUMN. Setiap BUMN
harus membuat analisis kesehatan suatu BUMN, yang dilaporkan
ke menteri BUMN.
6.4 Mengatasi Kesehatan Dan predeksi Kebangkrutan perusahaan
a. Dilakukan dengan segera bila keadaan belum begitu parah(Early Warning
Sistem)
43. b. Melakukan perpanjang yaitu melakukan negosiasi dengan kreditor dan
pemasok untuk memperpanjang jatuh tempo utang.
c. Komposisi yaitu melakukan negosiasi dengan kreditor/pemasok untuk
dapat menurangi besarnya tagihan, atau klaim hutang dari 100% menjadi
60%.
d. Melakukan likuidasi , jika nilai likuidasi lebih besar dibanding dengan
going concrm atau terus menerus bila perusahaan likuidasi secara formal
e. Melakukan marger/concolidtion dengan perusahaan lainnya.
A. Pemecahaan secara formal dilakukan dengan
1. Kesulitan keuangan sedah parah , kreditor dan pemasok ingin ada
jaminan keamanan dananya dan keadilan secara hukum,
2. Bila nilai perusahaan > nilai perusahaan diikuidasi, maka dilakukaan
reorganisasi mengubah struktur modal dengan perubahaan kompesisi.
3. Jika nilai perusahaan < nilai perusahaan diikuidasi maka dilakukan
ikuidasi lebih baik dengan menjual aset aset kemudian dibayarakan ke
kreditur dengan pemasok dibawah pengawasan pihak ketiga.
4. Retrukrisasi untuk bernafas lega suatu cara untuk mengurangi beban
ean yang mengjimpit perusahaan atau”colleps” untuk meringankan
beban keuangan yang tetap.