SlideShare a Scribd company logo
1 of 64
RESUME MATERI DARI PERTEMUAN 9-14
MANAJEMEN KEUANGAN
Dosen Pengajar : Ade Fauji, SE, MM
Disusun oleh:
Roslina Indah Sari 11011700170
Kelas : 2S - Manajemen
Jurusan Manajemen
Universitas Bina Bangsa
2018
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang maha pengasih dan maha
penyayang yang telah memberikan rahmat, hidayah dan inayahnya kepada kami,
sehingga kami dapat menyelesaikan resume mata kuliah manajemen keuangan.
Resume ini merupakan salah satu tugas yang di berikan kepada kami
dalam rangka memenuhi tugas manajemen keuangan yang berkaitan dengan
materi yang tersedia disilabus dari pertemuan 9-14. Selain itu, tujuan dari
penyusunan resume ini juga untuk menambah wawasan tentang pengetahuan
manajemen keuangan secara meluas. Sehingga besar harapan kami, resume yang
kami sajikan dapat menjadi konstribusi positif bagi pengembang wawasan
pembaca.
Saya menyadari dalam penulisan resume ini jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, dengan segala kerendahan hati saya menerima kritik dan saran agar
penyusunan resume selanjutnya menjadi lebih baik. Semoga laporan ini memberi
manfaat bagi banyak pihak.
Serang, 26 Mei 2018
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................ i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
Pertemuan IX TEKNIK PENGANGGARAN BARANG MODAL ................... 1
Pertemuan X Arus Kas & Resiko Proyek Dan Resiko Proyek ......................... 21
Pertemuan XI Biaya Modal ................................................................................ 28
Pertemuan XII Struktur Modal Dan Leverage & Kebijakan Dividen ............... 35
Pertemuan XIII Modal Saham Dan Peranan Bank Investasi, Hutang Jangka
Panjang, Pembiayaan Campuran & Merger, Divestasi, Perusahaan Induk Dan
Leverage Buyouts ................................................................................................ 42
Pertemuan XIV Analisa Kesehatan Dan Prediksi Kebangkutan Badan Usaha
Milih Swasta (BUMS) Dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dan Cara
Mengatasinya Secara Umum ............................................................................... 48
1
PERTEMUAN IX
TEKNIK PENGANGGARAN BARANG MODAL (CAPITAL
BUDGETING)
Pendahuluan
Modal (Capital) menunjukkan aktiva tetap yang digunakan untuk produksi.
Anggaran (budget) adalah sebuah rencana rinci yg memproyeksikan aliran kas
masuk dan aliran kas keluar selama beberapa periode pada saat yg akan datang.
Capital budget adalah garis besar rencana pengeluaran aktiva tetap. Penganggaran
modal (capital budgeting) adalah proses menyeluruh menganalisa proyek2 dan
menentuan mana saja yang dimasukkan ke dalam anggaran modal.
Pentingnya Penggangaran Modal
1. Keputusan penggaran modal akan berpengaruh pada jangka waktu yang
lama sehingga perusahaan kehilangan fleksibilitasnya.
2. Penanggaran modal yg efektif akan menaikkan ketepatan waktu dan
kualitas dari penambahan aktiva.
3. Pengeluaran modal sangatlah penting
Tahap-Tahap Penganggaran Modal
1. Biaya proyek harus ditentukan.
2. Manajemen harus memperkirakan aliran kas yg diharapkan dari proyek,
termasuk nilai akhir aktiva.
3. Risiko dari aliran kas proyek harus diestimasi. (memakai distribusi
probabilitas aliran kas).
4. Dengan mengetahui risiko dari proyek, manajemen harus menentukan
biaya modal (cost of capital) yg tepat untuk mendiskon aliran kas proyek.
2
5. Dengan menggunakan nilai waktu uang, aliran kas masuk yang diharapkan
digunakan untuk memperkirakan nilai aktiva.
6. Terakhir, nilai sekarang dari aliran kas yg diharapkan dibandingkan
dengan biayanya.
Dalam pengambilan keputusan investasi, opportunity cost memegang peranan
yang penting. Opportunity cost merupakan pendapatan atau penghematan biaya
yang dikorbankan sebagai akibat dipilihnya alternatif tertentu. Misalnya dalam
penggantian mesin lama dengan mesin baru, harga jual mesin lama harus
diperhitungkan dalam mempertimbangkan investasi pada mesin baru.
Dalam prinsip akuntansi yang lazim, biaya bunga modal sendiri tidak boleh
diperhitungkan sebagai biaya. Dalam pengambilan keputusan investasi, biaya
modal sendiri justru harus diperhitungkan. Analisis biaya dalam keputusan
investasi lebih dititikberatkan pada aliran kas, karena saat penelimaan kas dalam
investasi memilki nilai waktu uang. Satu rupiah yang diterima sekarang lebih
berharga dibandingkan dengan satu rupiah yang diterima di masa yang akan
datang. Oleh karena itu, meskipun untuk perhitungan laba perusahaan, biaya
diperhitungkan berdasarkan asas akrual, namun dalam perhitungan pemilihan
investasi yang memperhitungkan nilai waktu uang, biaya yang diperhitungkan
adalah biaya tunai.
PEMBAHASAN
1. Pengertian
Capital Budgeting adalah merupakan proses evaluasi dan pemilihan investasi
jangka panjang yang konsisten terhadap maksimalisasi tujuan perusahaan.
Definisi Capital Budgeting “Capital Budgeting is the Process of evaluating and
selecting long-term invesments consistents with the firm’s goal of owner wealth
maximization”. Investasi juga berarti pengeluaran pada saat ini dan hasil yang
diharapkan dari pengeluaran tersebut baru akan diterima lebih dari satu tahun
mendatang. Definisi Capital Budgeting adalah sebagai berikut: “Capital
3
Budgeting involves the entire process of planning whose returns are expected to
extend beyond one year”.
Sebagai konsekuensinya, perusahaan membutuhkan prosedur tertentu untuk
menganalisa dan menyeleksi beberapa alternatif investasi yang ada. Keputusan
mengenai investasi tersebut sulit dilakukan karena memerlukan penilaian
mengenai situasi dimasa yang akan datang, sehingga dibutuhkan asumsi-asumsi
yang mendasari estimasi terhadap situasi yang paling mendekati yang mungkin
terjadi, baik situasi internal maupun eksternal perusahaan. Investasi tersebut harus
dihitung sesuai dengan cash flow perusahaan dan harus merupakan keputusan
yang paling tepat untuk menghindari resiko kerugian atas investasi tersebut. “As
time passes, fixed assets may become obselete or may require an overhaul; at
these points, too, financial decisions may be required”. Perusahaan biasanya
membuat berbagai alternatif atau variasi untuk berinvestasi dalam jangka panjang,
yakni berupa penambahan aset tetap seperti tanah, mesin dan peralatan. Aset
tersebut merupakan aset yang berpotensi, yang merupakan sumber pendapatan
yang potensial dan mencerminkan nilai dari sebuah perusahaan.Capital budgeting
dan keputusan keuangan diperlakukan secara terpisah. Bila investasi yang
diajukan telah ditentukan untuk diterima, manager keuangan kemudian memilih
metoda pembiayaan yang paling baik.
Anggaran (budget) adalah sebuah rencana rinci yg memproyeksikan aliran
kas masuk dan aliran kas keluar selama beberapa periode pada saat yg
akan datang.
Capital budget adalah garis besar rencana pengeluaran aktiva tetap.
Penganggaran modal (capital budgeting) adalah proses menyeluruh
menganalisa proyek2 dan menentuan mana saja yang dimasukkan ke
dalam anggaran modal.
Proses mengumpulkan, mengevaluasi, menyeleksi, dan menentukan
alternatif penanaman modal yang akan memberikan penghasilan bagi
perusahaan untuk jangka waktu lebih dari 1 tahun.
4
Pentingnya Penggangaran Modal
1. Keputusan penggaran modal akan berpengaruh pada jangka waktu yang
lama sehingga perusahaan kehilangan fleksibilitasnya.
2. Penanggaran modal yg efektif akan menaikkan ketepatan waktu dan
kualitas dari penambahan aktiva.
3. Pengeluaran modal sangatlah penting
Motif Capital Budgeting
 Pengembangan produk baru atau pembelian aktiva baru
 Pengurangan biaya dengan mengganti aktiva yang tidak efisien
 Modernisasi atas aktiva tetap
JENIS-JENIS KEPUTUSAN PENGANGGARAN MODAL
 Penambahan dan perluasan fasilitas
 Produk baru
 Inovasi dan perluasan produk
 Penggantian (replacements) (a) penggantian pabrik a1/11/2005tau
peralatan usang (b) penggantian pabrik atau peralatan lama dengan pabrik
atau peralatan yang lebih
 Menyewa/membuat atau membeli
 Penyesuaian fasilitas dan peralatan dengan peraturan pemerintah,
lingkungan, dan keamanan
 Lain-lain keputusan seperti kampanye iklan, program pelatihan dan
proyek-proyek yang memerlukan analisis arus kas keluar dan arus kas
masuk.
PRINSIP DASAR PROSES PENGANGGARAN MODAL
 Penganggaran modal pada dasarnya adalah aplikasi prinsip yang
mengatakan bahwa perusahaan harus menghasilkan keluaran atau
5
menyelenggarakan kegiatan bisnis sedemikian rupa sehingga hasil imbuh
(marginal revenue) produk sama dengan biaya imbuhnya (marginal cost).
 Prinsip ini dalam kerangka penganggaran modal berarti bahwa perusahaan
harus melakukan tambahan investasi sedemikian rupa sehingga perolehan
imbuh (marginal returns) investasi itu sama dengan biaya imbuhnya.
Daftar berbagai proyek investasi dari hasil yang tertinggi hingga yang
terendah mencerminkan kebutuhan perusahaan akan modal untuk
investasi.
 Biaya imbuh dari berbagai daftar investasi itu memberi petunjuk tentang
upaya perusahaan untuk memperoleh tambahan modal guna membiayai
investasi. Biaya imbuh modal berarti sejumlah biaya yang harus
ditanggung oleh perusahaan untuk memperoleh dana dari luar (misalnya
meminjam atau menjual saham dan biaya tumbal/opportunity cost dari
dana sendiri yang dapat diperoleh
Jenis Proyek
Independent project: proyek atau investasi yang berdiri sendiri (tidak akan
mempengaruhi usulan proyek lainnya).
Mutually exclusive project: proyek yang memiliki fungsi yang sama (dengan
memilih suatu proyek akan menghilangkan kesempayan proyek yang lainnya).
Ketersediaan Dana
 Jika dana TIDAK TERBATAS, maka perusahaan dapat memilih semua
independen project yang sesuai dengan expected return yang diharapkan.
 Jika dana TERBATAS, maka perusahaan perlu melakukan capital
rationing dengan mengalokasikan dana hanya pada proyek yang
memberikan return maksimal
6
Proses Capital Budgeting
Proses Capital Budgeting terdiri dari 5 langkah yang saling berkaitan, yakni:
 Pembuatan Proposal
Proposal penganggaran barang modal dibuat di semua tingkat dalam sebuah
organisasi bisnis. Untuk menstimulasi aliran berbagai ide, banyak perusahaan
menawarkan penghargaan berupa uang tunai untuk beberapa proposal yang
diadopsi.
 Kajian dan Analisa
Proposal penganggaran barang modal secara formal direview dalam rangka (a)
mencapai tujuan dan rencana utama perusahaan dan yang paling penting (b) untuk
mengevaluasi kemampuan ekonominya. Biaya yang diajukan dan benefit yang
diestimasikan dikonversikan menjadi sebuah cash flow yang sesuai. Bermacam-
macam teknik capital budgeting dapat diaplikasikan untuk cash flow tersebut
untuk menghitung tingkat keuntungan dari investasi.
Berbagai macam aspek resiko diasosiasikan dengan proposal yang akan
dievaluasi. Setelah analisis ekonomi telah dibuat lengkap, diiringi dengan data
tambahan dan rekomendasi yang ditujukan untuk para pengambil keputusan.
 Pengambilan Keputusan
Besarnya sejumlah dana yang dikeluarkan dan pentingnya penganggaran
barang modal menggambarkan tingkat organisasi tertentu yang membuat
keputusan penganggaran. Perusahaan biasanya mendelegasikan kewenangan
penganggaran barang modal sesuai dengan jumlah uang yang dikeluarkan. Secara
umum jajaran direksi memberikan keputusan akhir untuk sejumlah tertentu
penganggaran barang modal yang dikeluarkan.
7
 Implementasi
Ketika sebuah proposal telah disetujui dan dananya telah siap, tahap
implementasi segera dimulai. Untuk pengeluaran yang kecil, penganggaran dibuat
dan pembayaran langsung dilaksanakan. Namun untuk penganggaran dalam
jumlah besar, dibutuhkan pengawasan yang ketat.
 Follow Up (tindak lanjut)
Setelah diimplementasikan maka perlu dilakukan monitoring selama tahap
kegiatan operasi berjalan dari proyek tersebut. Perbandingan dari biaya yang ada
dan keuntungan yang diekspektasikan dari berbagai proyek sebelumnya adalah
sangat vital. Ketika biaya yang dikeluarkan melebihi anggaran biaya yang
ditetapkan, harus segera dilakukan tindakan untuk menghentikannya, apakah
dengan meningkatkan benefit atau mungkin menghentikan proyek tersebut.
Setiap langkah dalam proses tersebut penting dilakukan terutama pada
langkah kajian dan analisa, maupun pengambilan keputusan (langkah 2 dan 3)
yang membutuhkan waktu dan tenaga yang paling besar. Langkah terakhir yakni
follow up juga penting namun sering diabaikan. Langkah tersebut dilakukan untuk
menjaga perusahaan untuk dapat meningkatkan akurasi cash flow yang diestimasi.
Jenis-jenis Investasi
Investasi dapat dilaksanakan oleh perusahaan tergantung motif dasar
perusahaan yakni semakin tinggi tingkat hasil pengembalian atas investasi
tersebut. Investasi tersebut terdiri dari berbagai jenis yang disesuaikan dengan
tujuan perusahaan. Definisi investasi sebagai berikut: “The commitment of funds
to one of more assets that will be held over some future time period”. Definisi
tersebut mengartikan bahwa investasi adalah komitmen sejumlah dana untuk
menjadi satu atau lebih aset yang akan dilaksanakan dalam suatu periode tertentu
di masa yang akan datang. Selanjutnya Jones menggolongkan jenis investasi
sebagai berikut:
8
1. a. Financial Assets. Pieces of paper evidencing a claim on some issuer
2. b. Real Assets. Physical assets, such as gold or real estate
3. c. Marketable Securities. Financial assets that are easily and cheaply
traded in organized markets.
Rasionalisasi Modal
Persoalan rasionalisasi modal (capital rationing) akan muncul apabila terdapat
batasan dana yang tersedia dan dihadapkan pada suatu portfolio dari investasi.
Oleh karena itu kita perlu memilih beberapa alternatif investasi yang dapat dicapai
dari anggaran yang tersedia dengan tingkat keuntungan yang cukup tinggi. Untuk
itu perlu diperhatikan dua sifat umum dari berbagai investasi tersebut, diantaranya
dikemukakan adalah:
1. Independent projects yakni proyek yang cash flownya tidak berhubungan
atau tidak tergantung diantara satu proyek dengan proyek lainnya.
Penerimaan atas salah satu proyek dengan alasan tertentu tidak akan
mengeliminasi proyek lainnya. Apabila sebuah perusahaan memiliki
banyak anggaran dana yang tersedia untuk diinvestasikan, kriteria
penerimaan atas proyek akan lebih mudah. Semua pilihan investasi yang
menghasilkan keuntungan yang paling besar akan langsung dapat diterima.
2. Mutually exclusive project adalah proyek yang memiliki fungsi yang sama
dan bersaing satu sama lainnya. Penerimaan suatu proyek akan
mengeliminir proyek lainnya yang setara.
Cash Flow dan Metode Investasi
1. Initial Investment
Batasan investasi awal sangat relevan dengan sejumlah cash out flow yang
dipertimbangkan ketika mengevaluasi prospektif penganggaran barang modal.
Investasi awal (initial invesment) dilakukan pada nol waktu (time zero), yakni
waktu ketika anggaran dikeluarkan. Investasi awal diperhitungkan dengan
9
mengurangi semua cash inflow yang terjadi pada saat ‘time zero’ dengan seluruh
cash outflow yang terjadi pada saat ‘time zero’. Rumusan dasar untuk menentukan
investasi awal adalah biaya pembelian aset baru ditambah biaya instalasi
dikurangi pajak penjualan aset lama. Format dasar penentuan Initial Invesment
yakni sebagai berikut:
“The basic Format for Determining Initial Investment
Installed cost of new asset = Cost of new asset + instalation costs – after-tax
proceeds from sale of sold assets”.
Dengan adanya initial invesment tersebut akan mempengaruhi dan akan
merubah Net Working Capital (Modal Kerja Bersih, (NWC) dari suatu
perusahaan. Apabila sebuah perusahaan bermaksud membeli kapal dalam rangka
ekspansi maka baik level produksinya, atau tingkat kas, piutang, persediaan,
maupun hutang dagangnya akan meningkat. Perbedaan antara perubahan aset
lancar dengan perubahan hutang lancar merupakan perubahan Net Working
Capital. Secara umum apabila aset lancar meningkat lebih besar dibandingkan
hutang lancar akan menghasilkan peningkatan NWC, begitupun sebaliknya.
2. Cash Flow
Salah satu hal penting didalam persoalan kebijakan investasi adalah
mengadakan estimasi dari pengeluaran uang yang akan diterima dari investasi
tersebut pada masa yang akan datang. Untuk mengevaluasi berbagai alternatif
penganggaran barang modal/investasi, perusahaan harus menentukan cash flow
yang sesuai, yakni data mengenai aliran kas bersih dari suatu investasi.
Untuk keperluan penilaian suatu investasi yang dibiayai sepenuhnya oleh
modal sendiri aliran kas bersih (cash flow) adalah sebelum pembebanan
penyusutan dan diperhitungkan sesudah pajak. Namun apabila dibiayai dengan
modal pinjaman maka aliran kas bersih adalah sebelum dibebani penyusutan,
bunga dan diperhitungkan setelah pajak.
10
Selanjutnya pengertian arus kas “The netral net cash, as opposed to
accounting net income, that flows into (or out of) a firm during some specified
period”.
Analisa cash flow perusahaan dapat dijadikan sebagai dasar penelitian untuk
melihat sejauh mana aktivitas usaha secara akumulatif dapat mengcover dana
yang diinvestasikan untuk menggerakkan kegiatan operasional perusahaan.
Setiap cash flow dari suatu proyek memiliki pola konvensional karena di
dalamnya terdapat 3 komponen dasar yakni:
1. Investasi awal
2. Cash inflow, dan
3. Terminal cash flow.
Menurut (Bambang Rijanto, 1995) setiap usul pengeluaran modal selalu
mengandung dua macam aliran kas (cash Flows), yaitu:
1. Aliran kas keluar neto (Net Outflow of Cash) yaitu yang diperlukan untuk
investasi baru.
2. Aliran kas masuk neto tahunan (Net Annual Inflow of Cash), yakni sebagai
hasil dari investasi baru tersebut, yang ini sering pula disebut “Net Cash
Proceeds” atau cukup dengan istilah “Proceeds”.
Arus kas untuk tujuan capital budgeting didefinisikan sebagai arus kas
sesudah pajak atas semua modal perusahaan. Secara aljabar, definisi tersebut sama
dengan laba sebelum bunga dan pajak, dikurangi pajak penghasilan jika
perusahaan mempunyai hutang, ditambah beban penyusutan non kas.
Rumusannya adalah sebagai berikut:
11
Cash Flow = EBIT (1 – T) + Depresiasi
Dimana :
EBIT = Laba Sebelum Bunga dan pajak
T = Pajak penghasilan perusahaan
Depr = Beban Penyusutan
Rumusan tersebut berlaku untuk perusahaan yang tidak memiliki hutang.
Apabila perusahaan memiliki hutang maka rumusannya adalah :
Cash Flow = NI + Depr + rD (1 – T)
Dimana:
NI = Net Income
rD = Interest expense (biaya bunga bank)
Perkiraan cash flow merupakan hal yang sangat penting dalam proses capital
budgeting, yakni sebuah proses yang rumit dan kompleks yang membutuhkan
pemikiran dan perhitungan yang matang agar estimasi cash flow yang
diproyeksikan mampu mendekati perkiraan cash flow yang dilaksanakan
perusahaan. Dengan demikian, penilaian terhadap hasil analisis capital budgeting
akan memberikan penilaian yang akurat pada penentuan keputusan investasi.
Metode Evaluasi Kelayakan Rencana Investasi
Metode yang dapat digunakan untuk dapat mengevaluasi berbagai alternatif
investasi barang modal untuk dapat dipilih dikenal dua macam metode yakni
metode konvensional dan metode discounted cash flow. Di dalam metode
convensional dipergunakan dua macam tolak ukur untuk menilai profitabilitas
rencana investasi yakni payback period (PB) dan average rate of return (ARR),
12
sedangkan dalam metode discounted cash flow dikenal dua macam tolak ukur
profitabilitas yakni Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR) dan
profitability Index. Perbedaan utama antara metode konvensional dengan metode
discounted cash flow terletak pada penilaian terhadap nilai waktu uang (time value
of money). Metode evaluasi konvensional tidak mempertimbangkan time value of
money.
1. Payback Period
Metode payback period pada umumnya digunakan untuk mengevaluasi
investasi yang diajukan. Payback period adalah target waktu yang dibutuhkan
oleh perusahaan untuk mengembalikan investasi awal yang diperhitungkan dari
cash inflow. Definisi payback period sebagai berikut: The payback period is the
exact amount of time required for the firm to recover its initial investment in a
project as calculated from cash inflow”.
Payback period diperhitungkan dengan membagi investasi dengan cash inflow
tahunan. Kriteria terhadap penerimaan keputusan investasi dengan menggunakan
metode payback ini adalah diterima apabila payback period yang diterima yang
diperoleh lebih singkat/pendek waktunya dibandingkan dengan target waktu
payback period yang sebelumnya telah ditentukan.
Contoh:
Perusahaan ABC akan melakukan investasi terhadap proyek A dan proyek B.
Kedua proyek tersebut merupakan proyek independen dan mutually exclusive.
Investasi dikeluarkan pada awal tahun pertama. Adapun aliran kas bersih dari
masing-masing proyek sebagai berikut:
Tahun Proyek A Proyek B
0 -100.000 -100.000
1 50.000 10.000
13
2 40.000 30.000
3 30.000 40.000
4 20.000 50.000
5 10.000 20.000
Perhitungannya
Proyek A =
-100.000 – (50.000 + 40.000 + 10.000) = 2 tahun 4 bulan (10/30 x 12 bulan)
Proyek B =
-100.000 – (10.000 + 30.000 + 40.000 + 20.000) = 3 tahun 5 bulan (20/50 x 12
bulan)
Keputusannya pemilihan proyek :
Proyek A, karena memiliki waktu pengembalian yang lebih pendek
2. Net Present Value
Secara eksplisit NPV memberikan pertimbangan dari nilai waktu uang, dan
merupakan teknik capital budgeting yang banyak digunakan. NPV adalah jumlah
present value semua cash inflow yang dikumpulkan proyek (dengan
menggunakan discount rate suku bunga kredit yang dibayar investor) dikurangi
jumlah investasi (initial cash outflow). Net Present Value yaitu: “The Net Present
Value is found by subtracting a project’s initial investment from the present value
of its cash inflows discounted at a rate equal to the firm’s cost of capital”.
nNPV = Σ CFt /(1 + k)t – Io
t = 1
14
Sebagai pedoman umum, rencana investasi akan menguntungkan apabila NPV
positif dan apabila NPV nol maka investasi tersebut berarti break even. Apabila
NPV suatu proyek negatif, berarti proyek tersebut tidak layak untuk dilaksanakan.
Dimana:
CFt = Net Cash Flow (Prodeeds) pada tahun ke – t
k = Tingkat Diskonto
t = Lama waktu atau periode berlangsungnya investasi
I0 = Initial Outlays (Nilai investasi awal)
Kelebihan metode NPV sebagai sarana penilaian terhadap kelayakan suatu
rencana investasi barang modal adalah penggunaan nilai waktu uang untuk
menghitung nilai sebenarnya cash flow yang diperoleh pada masa yang akan
datang. Dengan demikian, dapat diperoleh gambaran profitabilitas proyek yang
lebih mendekati realitas. Kelebihan lainnya adalah digunakannya discount faktor,
biasanya merupakan salah suku bunga kredit yang dipinjam investor untuk
membiayai proyek. Dengan demikian, penggunaan metode ini menjadi lebih
fleksibel karena dapat disesuaikan dengan discount factor yang berubah-ubah dari
waktu ke waktu. Kriteria penerimaan atas investasi dengan metode ini adalah
diterima apabila NPV yang dihasilkan adalah positif, dan ditolak apabila nilai
NPV negatif. Kelemahan dari metode ini adalah perhitungan yang cukup rumit,
tidak semudah perhitungan payback period. Untuk perhitungannya diperlukan
keahlian seorang financial analis sehingga penggunaannya terbatas.
Contoh :
Perusahaan ABC akan melakukan investasi terhadap proyek A dan proyek B.
Kedua proyek tersebut merupakan proyek independen dan mutually exclusive.
Investasi dikeluarkan pada awal tahun pertama.
15
Diketahui discount rate 10%
Adapun aliran kas bersih dari masing-masing proyek sebagai berikut:
Tahun Proyek A Proyek B
0 -100.000 -100.000
1 50.000 10.000
2 40.000 30.000
3 30.000 40.000
4 20.000 50.000
5 10.000 20.000
Jawaban :
 Proyek A Tahun 1 = 50.000 / (1+0,1)1 = 45.455
 Proyek A Tahun 2 = 40.000 / (1+0,1)2 = 33.058
 Proyek A Tahun 3 = 30.000 / (1+0,1)3 = 22.539
 Proyek A Tahun 4 = 20.000 / (1+0,1)4 = 13.660
 Proyek A Tahun 5 = 10.000 / (1+0,1)5 = 6.209
NPV Proyek A = (45.455 + 33.058 + 22.539 + 13.660 + 6.209) – 100.000 =
20.921
 Proyek B Tahun 1 = 10.000 / (1+0,1)1 = 9.091
 Proyek B Tahun 2 = 30.000 / (1+0,1)2 = 24.793
 Proyek B Tahun 3 = 40.000 / (1+0,1)3 = 30.053
 Proyek B Tahun 4 = 50.000 / (1+0,1)4 = 34.151
 Proyek B Tahun 5 = 20.000 / (1+0,1)5 = 12.419
NPV Proyek B = (9.091 + 24.793 + 30.053 + 34.151 + 12.419) – 100.000 =
10.507
16
Tahun PV Proyek A PV Proyek B
0 – 100.000 – 100.000
1 45.455 9.091
2 33.058 24.793
3 22.539 30.053
4 13.660 34.151
5 6.209 12.419
NPV 20.921 10.507
3. Internal Rate of Return (IRR)
Metode ini mungkin merupakan metode yang paling banyak digunakan
sebagai salah satu teknik dalam mengevaluasi alternatif – alternatif investasi.
Definisi Internal Rate of Return adalah: “The Internal Rate of Return (IRR) is the
discount rate that equates the present value of cash inflows with the initial
investment associated with a project”.
Dijelaskan bahwa IRR merupakan rate discount dimana nilai present value
dari cash inflow sama dengan nilai investasi awal suatu proyek. Dengan kata lain
IRR adalah rate discount dimana NPV dari proyek tersebut = Rp0. IRR juga
menggambarkan persentase keuntungan yang sebenarnya akan diperoleh dari
investasi barang modal atau proyek yang direncanakan.
Kriteria penerimaan proyek investasi dengan menggunakan metode Internal
Rate of Return adalah apabila IRR yang dihasilkan lebih besar dibandingkan cost
of capital, sebaliknya apabila lebih kecil dibandingkan cost of capital proyek
tersebut ditolak.
Pada dasarnya IRR dapat dicari dengan cara coba-coba (trial and error).
Pertama-tama kita menghitung PV dari proceeds suatu investasi dengan
menggunakan tingkat bunga yang kita pilih menurut kehendak kita. Kemudian
hasil perhitungan itu dibandingkan dengan jumlah PV dari outlaysnya. Kalau PV
17
dari proceeds lebih besar daripada PV dicari investasi atau outlaysnya, maka kita
harus menggunakan tingkat bunga yang lebih rendah. Cara demikian terus
dilakukan sampai kita menemukan tingkat bunga yang dapat menjadikan PV dari
proceeds sama besarnya dengan PV dari outlaysnya. Pada tingkat bunga inilah
NPV dari usul tersebut adalah nol atau mendekati nol.
Contoh:
Perusahaan ABC akan melakukan investasi terhadap proyek A dan proyek B.
Kedua proyek tersebut merupakan proyek independen dan mutually exclusive.
Investasi dikeluarkan pada awal tahun pertama. Adapun aliran kas bersih dari
masing-masing proyek sebagai berikut:
Tahun Proyek A Proyek B
0 -100.000 -100.000
1 50.000 10.000
2 40.000 30.000
3 30.000 40.000
4 20.000 50.000
5 10.000 20.000
Jawaban :
(Untuk Proyek A, apabila : menggunakan discout rate 20% dan 21%)
 Menggunakan discount rate sebesar 20%
PV Cashflow A = (50.000/1.2) + (40.000/1.44) + (30.000/1.728)
+ (20.000/2.0736) + (10000/2.4883) = 100.470
 Menggunakan discount rate sebesar 21%
18
PV Cashflow A = (50.000/1.21) + (40.000/1.4641) + (30.000/1.7716) +
(20.000/2.1436) + (10000/2.5937) = 98.763
Jawaban :
(Untuk Proyek A, apabila : menggunakan discout rate 18% dan 23%)
 Menggunakan discount rate sebesar 18%
PV Cashflow A = (50.000/1.18) + (40.000/1.3924) + (30.000/1.6430) +
(20.000/1.9387) + (10000/2.2877) = 104.047
 Menggunakan discount rate sebesar 23%
PV Cashflow A = (50.000/1.23) + (40.000/1.5129) + (30.000/1.8608) +
(20.000/2.2888) + (10000/2.8153) = 95.502
 Menggunakan Interpolasi untuk mencari present value aliran kas sebesar
100.000 (diantara 95.502 dengan 104.047)
IRR proyek A = 18% + {(104.047 – 100.000)/(104.047 – 95.502)} {5%}
IRR proyek A = 18% + 2,368%
IRR proyek A = 20.368%
Contoh IRR Proyek A
Tahun PVIF(20%)
PV Proyek
A
PVIF(21%)
PV
Proyek A
1 1,2 41.667 1,21 41.322
2 1,44 27.778 1,4641 27.321
3 1,728 17.361 1,7716 16.934
4 2,0736 9.645 2,1436 9.330
19
5 2,4883 4.019 2,5937 3.855
PV 100.470 98.762
Melalui interpolasi diperoleh IRR Proyek A = 20,275%
Jawaban :
 Menggunakan discount rate sebesar 14%
PV Cashflow B = (10.000/1.14) + (30.000/1.2996) + (40.000/1.4815) +
(50.000/1.6889) + (20.000/1.9254) = 98.848
 Menggunakan discount rate sebesar 13%
PV Cashflow B = (10.000/1.13) + (30.000/1.2769) + (40.000/1.4429) +
(50.000/1.6305) + (20000/1.8424) = 101.587
 Menggunakan Interpolasi untuk mencari present value aliran kas sebesar
100.000 (diantara 98.848 dengan 101.587)
IRR proyek B = 13% + {(101.587 – 100.000)/(101.587 – 98.848)} {1%}
IRR proyek B = 13% + 0.579%
IRR proyek B = 13.579%
Contoh (IRR à Proyek B)
Tahun PVIF(14%)
PV
Proyek B
PVIF(13%)
PV Proyek
B
1 1,14 8.772 1,13 8.850
2 1,2996 23.084 1,2769 23.494
3 1,4815 27.000 1,4429 27.722
4 1,6889 29.605 1,6305 30.665
20
5 1,9254 10.387 1,8424 10.856
Proyek Yang dipilih :
Proyek A, karena memiliki tingkat rate of return lebih tinggi dibandingkan
dengan proyek B
Perbandingan Metode Capital Budgeting
Metode Proyek A Proyek B
Payback
Period
2 tahun 4
bulan
3 tahun 5
bulan
NPV 20.921 10.507
IRR 20,275% 13,579%
21
PERTEMUAN X
ARUS KAS & RESIKO PROYEK
A. Mengestimasi Arus Kas
Langkah yang paling penting dan paling sulit dalam penganggaran modal
adalah mengestimasikan arus kas suatu proyek, yaitu pengeluaran estimasi
investasi dan arus kas masuk bersih per tahun setelah suatu proyek dijalankan.
Sangat sulit untuk meramalakan secara akurat biaya-biaya dan pendapatan
yang terkait dengan suatu proyek yang besar dan kompleks, sehingga kesalahan
dalam peramalan kadang kala dapat menjadi sangat besar.
Fungsi staf keuangan dalam proses peramalan meliputi;
a) Mendapatkan informasi dari berbagai departemen misalnya produksi dan
pemasaran.
b) Memastikan bahwa semua orang yang terlibat dalam peramalan
menggunakan asumsi perekonomian yang konsisten, dan
c) Memastikan bahwa tidak terjadi bias yang inheren di dalam peramalan.
B. Mengidentifikasi Arus Kas yang Relevan
Titik awal dari setiap analsiis penganggaran modal adalah mengidentifikasi
arus kas relevan (relevan cash flows), yang diartikan sebagai serangkaian arus kas
yang spesifik ang harus diperhitungkan dalam pengambilan keputusan. Terdapat
dua peraturan penting yang dapat membantu untuk menghindari kesalahan dalam
mengestimasi arus kas:
1. Keputusan penganggaran modal harus didasarkan atas arus kas, bukannya
laba akuntansi, dan
2. Hanya penambahan arus kas (inkremental) saja yang relevan.
1. Biaya Aktiva Tetap
Sebagian besar proyek membutuhkan aktiva, dan pembelian aktiva
menggambarkan arus kas negatif. Walaupun perolehan aktiva mengakibatkan arus
kas keluar, para akuntan tidak menyajikan pembelian aktiva tetap sebagai
22
pengurang dari laba akuntansi. Sebagai gantinya, mereka mengurangkan beban
depresiasi tiap tahun sepanjang umur aktiva tersebut.
Perhatikan bahwa biaya total sebuah aktiva tetap adalah termasuk biaya
pengiriman dan pemasangannya. Ketika sebuah perusahaan membeli aktiva tetap,
perusahaan tersebut seringkali harus mengeluarkan biaya yang cukup besar untuk
pengiriman dan pemasangannya. Biaya ini dibebankan langsung dalam harga
peralatan ketika biaya proyek tersebut sedang ditentukan. Lalu, biaya total
peralatan termasuk biaya pengiriman dan pemasangan, digunakan sebagai dasar
depresiasi pada saat beban depresiasi diperhitungkan.
2. Beban Nonkas
Dalam menghitung laba bersih, para akuntan biasanya mengurangkan beban
depresiasi dari pendapatan. Jadi, meskipun akuntan tidak mengurangkan harga
pembelian aktiva tetao dalam perhitungan laba akuntansi, tetapi mereka
mengurangi beban depresiasi setiap bulan. Depresiasi melindungi laba terhadap
pajak, dan hal ini memliki dampak pada arus kas, tetapi depresiasi itu sendiri
bukan suatu arus kas. Karenanya, depresiasi harus ditambahkan ke laba bersih
ketika kita menghitung estimasi arus kas suatu proyek.
3. Perubahan dalam Modal Kerja Operasi Bersih
Perubahan dalam modal kerja operasi bersih (change in net operating working
capital) merupakan peningkatan aktiva lancar yang dihasilkan dari proyek bau
dikurangi dengan peningkatan utang dagang dan akrual secara spontan. Jika
perubahannya positif, sebagaimana biasanya terjadi dalam proyek ekspansi,
makan pendanaan tambahan, di luar biaa perolehan aktiva tetap, masih akan
dibutuhkan.
4. Pembayaran Bunga Tidak Diperhitungkan dalam Arus Kas Proyek
Kita mendiskontokan biaya modal dari arus kas proek, dan biaya modal adalah
rata-rata tertimbang dari biaya utang, saham preferen, dan saham biasa (WACC),
yang disesuaikan dengan risiko proyek. Proses diskonto ini mengurangi arus kas
23
untuk biaya modal proyek. Jika pembayaran bunga lebih dulu dikurangkan dan
hasilnya kemudian didiskontokan, ini akan menyebabkan biaa modal dihitung dua
kali. Oleh sebab itu, tidak boleh mengurangkan beban bunga pada sat
menghitung arus kas proyek.
Arus Kas Tambahan
Arus kas tambahan (incremental cash flow) mencerminkan perubahan total
arus kas ke perusahaan yang terjadi akibat langsung dari diterimanya suatu
proyek.
1. Biaya Tertanam
Biaya tertanam (sunk cost) adalah suatu pengeluaran kas yang telah terjadi,
sehingga tidak terpengaruh oleh keputusan yang sedang dipertimbangkan. Karena
biaya tertanam bukanlah biaya tambahan, maka biaya ini tidak boleh dimasukkan
ke dalam analisis.
2. Biaya Kesempatan
Masalah potensial kedua akan berhubungan dengan biaya kesempatan
(opportunity cost), yang merupakan arus kas yang dapat diperoleh dari aktiva ang
telah dimiliki perusahaan apabila arus kas terebut tidak dipergunakan untuk
proyek yang bersangkutan.
3. Pengaruh pada Bagian Laba
Masalah potensial yang ketiga berhubungan dengan pengaruh yang dimiliki
proyek terhadap bagian-bagian lain dari perusahaan, yang disebut para ekonom
sebagai eksternalitas. Apabila suatu proek baru mengambil penjualan dari produk
yang sudah ada, maka hal ini sering disebut dengan kanibalisasi.
Penentuan Waktu Arus Kas
Laporan laba rugi akuntansi dinyatakan untuk periode setiap tahun atau
bulan, sehingga tidak mencerminkan secara tepat kapan di dalam satu periode
pemasukan dan pengeluaran kas terjadi. Karena nilai waktu dari uang, arus kas
24
penganggaran modal secara teori harus dianalisis tepat pada waktu arus kas
tersebut terjadi. Harus ada kompromi antara akruasi dan kemungkinan terjadinya.
Sebuah garis waktu dengan arus kas harian secara teori pastilah merupakan
analisis yang paling akurat, tetapi perkiraan arus kas harian membutuhkan biaya
yang sangat besar dalam pembuatannya, susah digunakan, dan bisa jadi tidak
lebih akurat dibanding estimasi arus kas tahunan karena kita tidak bisa
meramalkan dengan cukup baik sampai tingkat detail.
C. Mengevaluasi Proyek Penganggaran Modal
Arus kas tambahan sangat dipengaruhi oleh apakah proyek ini merupakan
suatu proyek ekspansi baru atau proyek pengganti. Proyek ekspansi baru
didefinisikan sebagai suatu proyek di mana perusahaan berinvestasi pada aktiva
baru untuk meningkatkan penjualan. Di sini arus kas tambahan hanya berupa arus
kas masuk dan keluar dari proyek tersebut. Sedangkan proyek pengganti terjadi
apabila perusahaan mengganti aktiva yang sudah ada dengan aktiva yang baru.
Dalam hal ini, arus kas tambahan adalah tambahan pemasukan dan pengeluaran
yang terjadi dari investasi pada aktiva yang baru tersebut. Dalam setiap kasus,
arus kas umumnya akan memperhitungkan hal-hal berikut:
1. Pengeluaran investasi awal. Investasi awal termasuk biaya aktiva tetap di
muka sehubungan dengan proyek ditambah dengan penambahan yang
terjadi dalam modal kerja operasi bersih.
2. Arus kas operasi bersih. Ini merupakan arus kas masuk tambahan selama
umur ekonomis proyek. Arus kas operasi tahunan sama dengan laba
operasi setelah pajak ditambah depresiasi.
3. Arus kas tahun terakhir. Hal ini termasuk nilai sisa aktiva tetap, yang
disesuaikan dengan pajak jika aktiva tersebut tidak dijual berdasarkan nilai
bukunya, ditambah pengembalian dari modal kerja operasi bersih.
Untuk setiap tahun dalam umur proyek, arus kas bersih ditetapkan sebagai
jumlah dari arus kas masing-masing tiga kategori. Arus kas bersih tahunan ini
selanjutnya akan ditampilkan dalam garis waktu dan digunakan untuk menghitung
NPV dan IRR dari proyek tersebut. Proyek modal dapat dianalisis dengan
25
menggunakan kalkulator, kertas, dan alat tulis, atau dengan program spreadsheet
seperti excel. Terdapat beberapa langkah yang bisa digunakan untuk menghitung
analisis tersebut, yaitu:
1. Analisis arus kas. Pada langkah ini terdapat beberapa bagian, yaitu bagian 1
tentang data input, bagian 2 tentang skedul depresiasi, bagian 3 tentang nilai
sisa bersih, dan bagian 4 tentang proyeksi arus kas.
2. Mengambil keputusan. Pada langkah ini terdapat bagian ke 5, yaitu tentang
output utama dan penilaian atas proyek yang diusulkan.
D. Pengenalan Analisis Risiko Proyek
Sampai saat ini kita telah cukup berasumsi bahwa proyek-proyek yang ada
akan menghasilkan arus kas tertentu, lalu menganalisis arus kas tersebut untuk
memutuskan apakah kita harus menerima atau menolak proyek tersebut. Karena
sudah jelas arus kas tidak diketahui dengan pasti, maka dalam penganggaran
modal kita harus melihat teknik-teknik yang digunakan perusahaan untuk
menentukan risiko suatu proyek dan kemudian memutuskan apakah keuntungan
yang akan didapat sebanding dengan risikonya.
E. Teknik untuk Mengukur Risiko Berdiri Sendiri
Risiko proyek ada tiga jenis, yaitu: risiko berdiri sendiri, risiko perusahaan,
dan risiko pasar. Pertama, Karena tujuan utama perusahaan adalah untuk
memaksimalkan nilai bagi pemegang saham, maka yang paling berpengaruh
adalah risiko proyek yang berakibat langsung bagi pemegang saham. Para
pemegang saham umumnya terdiversifikasi, maka secara teori ukuran risiko yang
paling relevan adalah risiko pasar. Selain itu risiko perusahan juga penting.
Teknik menilai resiko proyek:
1. Analisis Sensitivitas
Analisis sensitivitas adalah sebuah teknik yang mengindikasikan seberapa
banyak NPV dapat berubah sebagai akibat dari adanya perubahan tertentu pada
sebuah variabel input, jika variabel lainnya dianggap konstan. Analisis sensitivitas
26
merupakan suatu teknik analisis risiko dimana variabel utama diganti satu per satu
dan hasil NPV-nya diamati.
Jika kita sedang membandingkan dua proyek, proyek yang memiliki garis
sensitivitas lebih curam akan lebih beresiko, karena bagi proyek tersebut
kesalahan yang kecil dalam mengestimasi sebuah variabel seperti unit penjualan
akan mengakibatkan kesalahan besar dalam NPV yang diharapkan dala proyek.
Oleh karena itu analisis sensitivitas dalam menjadi masukan yang sangat berguna
dalam menentukan resiko suatu proyek.
2. Analisis Skenario
Analisis scenario menyediakan kebutuhan perluasan dari analisis sensitivitas.
Analisis ini membuka kemungkinan dilakukannya perubahan pada variabel-
variabel utama, dan juga memungkinkan kita untuk mengubah lebih dari satu
variabel pada setiap perhitungan. Dalam analisis ini, seorang analisis keuangan
akan memulai dengan kasus dasar (analisis dimana seluruh variabel input
dinyatakan dalam nilai yang mungkin terjadi).
3. Simulasi Monte Carlo
Simulasi Monte Carlo adalah teknik analisis resiko dimana kemungkinana
kejadian yang terjadi di masa yang akan datang disimulasikan dalam sebuah
komputer, sehingga menghasilkan estimasi tingkat pengembalian dan indeks-
indeks resiko. Tipe analisis ini dinamakan simulasi. Walaupun simulasi Monte
Carlo ini dianggap lebih kompleks daripada analisis skenario, adanya paket-paket
peranti lunak simulasi ini memnbuat prosesnya mudah untuk dilakukan.
Kebanyakan paet ini merupakan tambahan dari program spreedsheet seperti excel.
F. MenggabungkanRisiko Proyek dan Struktur Modal dalam
Penganggaran Modal
Penganggaran modal dapat mempengaruhi resiko pasar, resiko perusahaan
itu sendiri, atau keduanya, namun sangatlah sulit untuk mengukur kedua jenis
resiko tersebut. Walaupun dimungkinkan untuk mengambil keputusan umum
27
bahwa satu proyek lebih beresiko daripada proyek lainnya, sangatlah sulit untuk
mementukan ukuran kuantitatif yang baik dari resiko proyek.
Ada dua metode yang digunakan untuk memperhitungkan resiko proyek ke
dalam penganggaran modal. Metode yang pertama disebut pendekatan ekuivalen
kepastian. Disini semua arus kas yang tidak diketahui dengan pasti dibuat
skalanya, dan semakin beresiko arus kasnya, maka makin rendah nilai ekuivalen
kepastiannya. Yang kedua adalah metode pendekatan tingkat diskonto yang
disesuaikan dengan resiko, dimana resiko proyek yang berbeda diatasi dengan
mengubah tingkat diskonto. Proyek yang memiliki resiko sedang, didiskontokan
dengan rata-rata biaya modal perusahaan, proyek yang beresiko tinggi
didiskontokan dengan biaya modal yang lebih tinggi, dan proyek yang beresiko
rendah didiskontokan dengan presentase yang lebih rendah daripada biaya modal
perusahaan.
28
PERTEMUAN XI
BIAYA MODAL
Pengertian Biaya Modal
Biaya modal (Cost of Capital) adalah biaya riil yang harus dikeluarkan oleh
perusahaan untuk memperoleh dana baik yg berasal dari hutang, saham preferen,
saham biasa, dan laba ditahan untuk mendanai suatu investasi atau operasi
perusahaan.
Penentuan besarnya biaya modal ini dimaksudkan untuk mengetahui berapa
besarnya biaya riil yang harus dikeluarkan perusahaan untuk memperoleh dana
yang diperlukan.
Cost of Retained Earning
Biaya modal yg terjadi jika laba ditahan (LD) digunakan untuk reinvestasi di
perusahaan yng bersangkutan, biaya tersebut sebesar tingkat keuntungan investasi
(rate of return) yang diisyaratkan diterima oleh para investor.
Jika ”LD” diinvestasikan pada perusahaan lain akan memproleh keuntungan
yang besarnya sama dg keuntungan jika perusahaan reinvestasi sendiri ”LD” tsb.
 Biaya modal dihitung berdasarkan biaya untuk masing-masing sumber
dana (biaya modal individual).
 Namun, jika perusahaan menggunakan beberapa sumber modal maka
biaya modal yang dihitung adalah biaya modal rata-rata tertimbang dari
seluruh modal yang digunakan.
 Biaya modal rata-rata tertimbang ini disebut dengan ”Weight Average Cost
Of Capital” (WACC).
29
 Konsep biaya modal erat kaitannya dg konsep tingkat keuntungan yg
disyaratkan (required rate of return) yg dapat dilihat dari 2 sisi yaitu
investor & perusahaan.
 Tinggi rendahnya required rate
 Sisi investor, of return mrp tingkat keuntungan (rate of return) yg
mencerminkan tingkat risiko dari aktiva yang dimiliki.
 Sisi perusahaan yg menggunakan dana (modal), besarnya required rate of
return merupakan biaya modal (cost of capital) yang harus dikeluarkan
untuk mendapatkan modal tersebut.
Fungsi Biaya Modal
1. Terkait dengan pajak yang dikenakan pada perusahaan.
Biaya modal yang dikenakan pada modal pinjaman berbeda dengan biaya
modal dari modal sendiri. Konsep perhitungan biaya modal didasarkan pada
perhitungan :
1. Sebelum pajak (before tax basis), perlu disesuaikan dulu dengan pajak
sebelum dilakukan peritungan biaya modal rata-ratanya seperti obligasi.
2. Setelah pajak (after tax basis)
2. Sebagai Discount Rate
Untuk menentukan diterima atau ditolaknya suatu usulan investasi yaitu
dengan membandingkan tingkat keuntungan (rate of return) dari usulan investasi
tersebut dengan biaya modalnya. Biaya modal di sini adalah biaya modal yang
menyeluruh (overall cost of capital).
Misalnya jika kita menggunakan metode Net Present Value atau Profitability
Index untuk menentukan diterima atau ditolaknya suatu usulan investai, maka
biaya modal berfungsi sebagai “discount rate” yang digunakan untuk menghitung
nilai sekarang dari proceeds dan pengeluaran investasi.
30
Jenis Biaya Modal
1. Biaya Modal Individual
2. Biaya Modal Hutang Jangka Pendek
Hutang jangka pendek (hutang lancar) mirip hutang yang jangka waktu
pengembaliannya kurang dari 1 tahun, yang terdiri dari hutang perniagaan (trade
account payable), hutang wesel & kredit jangka pendek dari bank.
3. Biaya Modal Hutang JK Panjang
Pada dasarnya biaya penggunaan hutang jangka panjang (cost of debt) yang
biasanya berasal dari obligasi (cost of bond).
4. Biaya Modal Saham Preferen (cost of preferred stock)
Adalah biaya riil yang harus dibayar jika perusahaan menggunakan dana
dengan menjual saham preferen. CPS diperhitungkan sebesar tingkat keuntungan
yang disyaratkan (required rate of return) oleh investor pemegang saham
preferen. Artinya tingkat keuntungan yang diharapkan oleh investor merupakan
biaya yang harus ditanggung emiten. Biaya modal saham preferen mempunyai
sifat campuran antara hutang dan saham biasa.
 Mempunyai sifat hutang, karena saham preferen mengandung kewajiban
tetap untuk memberikan pembayaran dividen secara periodik.
 Memiliki sifat seperti saham biasa karena saham preferen mrp bukti
kepemilikan perusahaan yg mengeluarkan saham preferen tersebut.
Demikian pula ketika perusahaan terpaksa dilikuidasi, maka perusahaan
pemegang saham preferen mempunyai hak sebelum pemegang saham biasa.
Pembayaran dividen saham preferen dilakukan setelah pendapatan dikurangi
pajak, sehingga biaya modal saham preferen tidak perlu lagi disesuaikan atau
dikurangi dg pajak.
31
5. Biaya Modal Saham Biasa dan Laba Ditahan atau Biaya Modal Sendiri
(equitas)
Merupakan biaya yang dikeluarkan perusahaan yang memperoleh dana
dengan menjual saham biasa atau menggunakan laba ditahan untuk investasi.
Peruasahaan dapat membagikan laba setelah pajak yang diperoleh sebagai dividen
atau menahannya dalam bentuk laba ditahan. Laba ditahan yang digunakan untuk
investasi kembali tersebut perlu diperhitungkan biaya modalnya. Untuk
menghitung biaya ekuitas digunakan dua model pendekatan yaitu :
1. Model Diskonto Dividen (Dividend Discount Model)
Menjelaskan biaya ekuitas mirip diskonto yang menyeimbangkan nilai
sekarang dari keseluruhan dividen per lembar saham yang diharapkan di masa
akan datang, sehingga biaya modal mirip faktor diskonto dari dividen yang ada.
2. Pendekatan CAPM (Capital Asset Pricing Model)
Model CAPM mirip model penetapan biaya modal dengan menganalisis
tingkat return saham yang terjadi. Besarnya tingkat return saham yang diharapkan
oleh investor ini merupakan biaya modal yang harus dikeluarkan oleh emiten.
Model CAPM ini dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu:
1. Besarnya beta bunga bebas risiko
2. Risiko sistematis yg ditunjukkan oleh koefisien beta
3. Premium risiko pasar yang ditunjukkan oleh selisih antara return pasar
dengan return saham
1. Biaya Modal Keseluruhan
Biaya modal keseluruhan adalah biaya modal yg memperhitungkan seluruh
biaya atas modal yang digunakan oleh perusahaan. Konsep biaya
modal perusahaan secara keseluruhan (overall cost of capital) bermanfaat dalam
32
penilaian usulan investasi jangka panjang. Misalnya, dalam menentukan proyek
investasi yang harus diambil dapat ditentukan dengan membandingkan besarnya
biaya modal yang harus dikeluarkan (cost of capital) dengan tingkat keuntungan
yang diproleh dimasa datang.
Untuk menetapkan biaya modal dari perusahaan secara keseluruhan perlu
dihitung biaya modal rata-rata tertimbangnya (weighted average cost of capital
atau WACC). Sebagai unsur penimbangnya adalah proporsi dana bagi setiap jenis
atau sumber modal yang digunakan dalam investasi proyek tersebut.
Faktor yang mempengaruhi WACC
1. Kondisi pasar.
2. Struktur Modal perusahaan dan dividend policy.
3. Kebijakan Investasi. Perusahaan dengan proyek yang lebih berisiko
umumnya memiliki WACC yang lebih tinggi.
Pentingnya Biaya Modal
Kebutuhan dana investasi suatu perusahaan dapat dipenuhi dari hasil
operasional perusahaan, modal sendiri (dana dari pemilik) atau melalui penarikan
pinjaman dari pihak lain /hutang. Dalam suatu investasi, biaya yang timbul akibat
penarikan pinjaman merupakan biaya modal dan perlu diperhitungkan dalam
keputusan investasi. Biaya Modal (Cost of Capital) merupakan semua biaya
yang secara riil dikeluarkan oleh perusahaan dalam rangka mendapatkan sumber
dana.
Biaya Modal =
Biaya Riil
X 100%
Penerimaan Kas Bersih
33
Biaya Modal Saham Biasa
Saham biasa merupakan surat bukti kepemilikan perusahaan yang tidak
mempunyai ak-hak istimewa seperti Saham Preferen. Deviden Saham biasa akan
dibayarkan apabila perusahaan memperoleh Laba, akan tetapi jika perusahaan
rugi, maka deviden tidak dibagikan. Oleh karena, deviden dibayarkan jika
perusahaan memperoleh laba maka diharapkan ada pertumbuhan deviden dari
tahun ke tahun . Hal tersebut berarti terdapat harapan peningkatan laba dari tahun
ke tahun.
CONTOH KASUS
PT Kedaton dalam membiayai investasinya menggunakan kombinasi beberapa
sumber dana sekaligus, yaitu:
Sumber Total Dana Cost of Capital
Obligasi…………………… 40.000.000,-; 14,7% *)
Saham Preferen…………… 30.000.000,-; 18%
Saham Biasa………………. 90.000.000,-; 16%
*) setelah penyesuaian pajak.
Biaya Rata- rata Tertimbang Dihitung , sebagai berikut:
Sumber Total Dana Komposisi Cost Rata-rata
Obligasi……………… 40.000.000,-; 25% 14,7% *) 3,675%
Saham Preferen……… 30.000.000,-; 18,75% 18% 3,375%
Saham Biasa………… 90.000.000,-; 56,25% 16% 9,000%
Total 160.000.000,- 100% 16,05%
Biaya Modal Rata – rata Tertimbang atau Weighted Average Cost Of Capital
(WACC) diperoleh sebesar 16,05%. Angka tersebut merupakan pedoman atau
34
tolok ukur (cut of rate) perusahaan dalam mengambil keputusan suatu Investasi,
diterima atau ditolak.
35
PERTEMUAN XII
LEVERAGE, STRUKTUR MODAL, DAN KEBIJAKAN DIVIDEN
1. LEVERAGE
A. Pengertian Leverage
1. Penggunaan asset dan sumber dana oleh perusahaan yang memiliki biaya
tetap dengan maksud agar meningkatkan keuntungan potensial pemegang
saham. (menurut manajemen keuangan).
2. Pengguna aktiva atau dana dimana untuk penggunaan tersebut perusahaan
harus menutup biaya tetap atau membayar beban tetap. (Bambang Riyanto
(2001:375).
B. Tujuan
Penggunaan Leverage untuk meningkatkan dan memaksimalkan kekayaan
dari pemilik perusahaan itu sendiri. untuk memenuhi kebutuhan dana, dapat
menggunakan modal sendiri dan juga dari hutang atau modal pinjaman.
Menggunakan modal dari pinjaman harus membayar bunga secara rutin yang
merupakan beban tetap. Leverage timbul karena perusahaan menggunakan aktiva
tetap yang menyebabkan harus membayar biaya tetap dan menggunakan hutang
yang harus membayar biaya bunga atau beban tetap.
C. Jenis- Jenis Leverage
1. Operating Leverage (Pengungkit Operasi)
Penggunaan aktiva dengan biaya tetap yang bertujuan untuk menghasilkan
pendapatan yang cukup untuk mengukur biaya tetap dan variabel serta dapat
meningkatkan profitabilitas. Leverage opererasi dapat mengukur perubahan
pendapatan atau penjualan terhadap keuntungan operasi perusahaan. Menurut
Mamduh M. Hanafi (2004:327) Operating leverage diartikan sebagai seberapa
besar perusahaan menggunakan beban tetap operasional. Operating leverage
ditentukan oleh hubungan antara sales revenue yang diperoleh perusahaan dengan
laba sebelum bunga dan pajak (EBIT). Analisis operating leverage dapat
36
membantu pimpinan perusahaan dalam mengambil keputusan sejauh mana
peningkatan penjualan berpengaruh terhadap laba operasi perusahaan. Besar
kecilnya operating leverage diukur dengan degree of operating leverage (DOL),
yaitu diukur dengan rumus :
2. Financial Leverage (Pengungkit Keuangan)
Menurut Mamduh M. Hanafi (2004:332) besarnya beban tetap keuangan yang
digunakan oleh perusahaan beban tetap keuangan tersebut biasanya berasal dari
pembayaran bunga untuk utang yang digunakan oleh perusahaan. Leverage
keuangan mengukur pengaruh perubahan keuangan operasi terhadap perubahan
pendapatan bagi pemegang saham yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap
pendapatan per lembar saham.
Oleh karena itu leverage keuangan berkaitan dengan laba perusahaan sebelum
bunga dan pajak serta pendapatan saham biasa per lembar.
Finansial leverage dibedakan menjadi 2 yaitu :
1. Financial structure (struktur keuangan) : menunjukkan bagaimana
perusahaan membelanjai aktivanya. Financial structure tampak ada neraca
sebelah kredit, yang terdiri atas utang lancar, utang jangka panjang dan
modal.
2. Capital structure (struktur modal) : merupakan bagian dari struktur keuangan
yang hanya menyangkut pembelanjaan yang sifatnya permanen atau jangka
panjang. Struktur modal ditunjukkan oleh komposisi: utang jangka panjang,
saham istimewa, saham biasa dan laba ditahan.
DOL PADA X = % PERUBAHAN EBIT
% PERUBAHAN PENJUALAN
37
2. STRUKTUR MODAL
A. Pengertian struktur modal
Menurut manajemen keuangan pembelanjaan jangka panjang suatu
perusahaan yang diukur dengan perbandingan utang jangka panjang dengan
modal sendiri. Teori struktur modal menjelaskan kebijakan pembelanjaan jangka
panjang dapat mempengaruhi nilai modal perusahaan, biaya modal perusahaan,
dan harga pasar saham perusahaan.
Pada bab ini digunakan tiga macam tingkat pengembalian atau kapitalisasi,
yaitu : tingkat pengembalian utang (kd), saham biasa (k’ₑ) dan tingkat
pengembalian perusahaan secara keseluruhan (kₒ).
Kd = F/B = beban bunga tahunan/nilai pasar utang
Keterangan :
Kd = tingkat pendapatan utang perusahaan atau biaya modal utang.
Kₑ = E/S = laba yg tersedia bagi pemegang saham/nilai pasar saham
Keterangan :
ₑ = tingkat pendapatan saham biasa atau biaya modal saham biasa.
Kₒ = O/V = laba bersih operasi/b+s
Keterangan :
Kₒ = tingkat kapitalisasi perusahaan secara keseluruhan
V = B + S = Nilai total perusahaan
Tingkat kapitalisasi perusahaan secara keseluruhan atau biaya modal rata-rata
tertimbang perusahaan :
Kₒ = Kd b/b+s + Kₒ s/b+s
3. KEBIJAKAN DIVIDEN
Teori Kebijakan Dividen
Terdapat 2 teori tentang kebijakan dividen menjelaskan bagaimana pengaruh
besar kecilnya dividen payout rasio (DPR) terhadap harga pasar saham. Adapun
kedua teori tersebut adalah:
38
1. Dividend Irrelevance Theory
Teori ini dikemukakan oleh Merton Miller dan Franco Modigliani (MM).
kebijakan dividen tidak mempengaruhi harga pasar saham perusahaan atau nilai
perusahaan. (MM) berpendapat bahwa, nilai perusahaan hanya ditentukan oleh
kemampuan perusahaan untuk menghasilkan pendapatan (earning power) dan
resiko bisnis, sedangkan cara mengambil arus pendapatan menjadi dividend an
laba ditahan tidak mempengaruhi nilai perusahaan. Asumsi yang dikemukakan
oleh Modigliani dan Miller adalah :
 Tidak ada pajak atas pendapatan perusahaan dan pendapatan pribadi.
 Tidak ada biaya emisi atau biaya transaksi saham.
 Leverage keuangan tidak mempunyai pengaruh terhadap biaya modal.
 Investor dan manajer mempunyai informasi yang sama tentang prospek
perusahaan.
 Pendistribusian pendapatan antara dividen dan laba ditahan tidak
berpengaruh terhadap biaya sendiri.
 Kebijakan penganggaran modal independen dengan kebijakan dividen.
2. Bird In-The Hand Theory
Teori ini dikemukakan oleh Myron Gordon dan John Lintner. Berdasarkan
bird in-the hand theory, kebijakan dividen berpengaruh positif terhadap harga
pasar saham. Artinya, jika dividen yang dibagikan perusahaan lebih besar, maka
harga pasar saham perusahaan tersebut akan semakin tinggi dan sebaliknya hal itu
terjadi karena pembagian dividen dapat mengurangi ketidakpastian yang dihadapi
investor.
3. Menjelaskan Pendekatan Struktur Modal
Terdapat 3 pendekatan struktur modal yaitu :
1. Pendekatan Tradisional (Traditional Approach)
Mengemukakan ada struktur modal optimal dan perusahaan dapat
meningkatkan nilai total perusahaan dengan mempergunakan jumlah utang
(leverage keuangan) tertentu. Struktur modal dapat berubah-ubah agar dapat
39
diperoleh nilai perusahaan yang optimal. Semisal contoh perusahaan
mempergunakan utang yang semakin besar dapat menurunkan biaya modalnya
(kₒ) dan meningkatkan nilai perusahaan. Walaupun pemegang saham
meningkatkan tingkat kapitalisasi saham (kₑ) karena meningkatnya resiko bagi
pemegang saham, peningkatkan tersebut tidak melebihi manfaat yang diperoleh
dari penggunaan utang yang biayanya (kd) lebih murah.
2. Pendekatan Laba Bersih Operasi (Net Operating Income Approach)
Pendekatan ini mengasumsikan biaya modal perusahaan (ko) tetap pada
berbagai tingkat leverage.
3. Pendekatan Modigliani-Miller Position (Mm)
Mendukung hubungan antara struktur modal dengan biaya modal sebagaimana
yang dijelaskan berdasarkan pendekatan laba bersih operasi yang menyatakan
bahwa struktur modal tidak mempengaruhi biaya modal perusahaan dan juga tidak
mempengaruhi nilai perusahaan.
Adapun jenis-jenis pembayaran dividen antara lain:
1. Pembayaran dividen dalam bentuk tunai (cash dividen)
Pembayaran dividen oleh perusahaan kepada para pemegang saham dan
diberikan secara tunai sesuai dengan dividen yang didapatkan oleh para
pemegang saham. Ada beberapa kebijakan dalam pembayaran dividen secara
tunai
a. Kebijakan pembayaran dividen stabil artinya, dividen akan dibayarkan secara
tetap perlembarnya untuk jangka waktu tertentu walaupun laba yang diperoleh
perusahaan berfluktuasi.
b. Kebijakan pembayaran dividen yang meningkat artinya perusahaan akan
membayarkan dividen kepada pemegang saham dengan jumlah yang slalu
meningkat dengan pertumbuhan yang stabil.
c. Kebijakan pembayaran dividen dengan rasio yang konstan artinya, perusahaan
akan membayarkan dividen kepada pemegang saham yang besarnya
mengikuti besarnya laba yang diperoleh oleh perusahaan.
40
d. Kebijakan pembayaran dividen regular yang rendah ditambah ekstra artinya
perusahaan akan membayarkan dividen kepada pemegang saham dengan cara
perusahaan menentukan jumlah pembayaran dividen per lembar yang
dibagikan kecil, kemudian ditambah dengan ekstra dividen bila
keuntungannya mencapai jumlah tertentu.
2. Pembayaran dividen dalam bentuk saham (stock dividen)
Pemegang saham akan diberi tambahan saham sebagai pengganti kas dividen.
Ada beberapa jenis pembayaran dividen dalam bentuk saham :
a. Pembayaran dividen dalam bentuk pemecahan saham (stock split) artinya, saat
harga pasar saham perusahaan terlalu tinggi, biasanya perusahaan mengambil
kebijakan untuk meningkatkan jumlah lembar saham melalui stock split yaitu
pemecahan nilai nominal saham kedalam nilai nominal yang lebih kecil.
Sehingga dividen diinvestasikan dalam bentuk pemecahan saham yang
mengakibatkan jumlah saham para pemegang saham meningkat. Dengan
begitu harga saham perusahaan dapat menyesuaikan dengan harga pasar
saham saat itu.
b. Pembayaran dividen dalam bentuk pembelian kembali saham (repurchase
stock) artinya, perusahaan juga dapat membayarka dividen dalam bentuk
membeli kembali (sebagian)saham pemegang saham. Hal ini ditujukan untuk
menaikkan keuntungan para pemegang saham dan mengurangi jumlah lembar
saham yang dimiliki perusahaan.
Beberapa faktor yang menentukan dan mempengaruhi dalam pembuatan
kebijkan dividen menurut Dr. Dermawan Sjahrial, M.M.(2002) antara lain:
1. Posisi likuiditas perusahaan
Semakin kuat posisi likuiditas perusahaan maka semakin besar dividen yang
dibayarkan.
2. Kebutuhan Dana Untuk Membayar Hutang
Apabila sebagian besar laba digunakan untuk membayar hutang maka sisanya
yang digunakan untuk membayar dividen semakin kecil.
41
3. Rencana Perluasan Usaha
Semakin besar perluasan usaha perusahaan maka semakin berkurang dana
yang dapat dibayarkan untuk dividen.
4. Pengawasan Terhadap Perusahaan
Menurut J. Fred Weston dan Thomas Copeland (1998), faktor faktor yang
mempengaruhi dalam kebijakan dividen adalah:
1. Undang-Undang (UU)
Undang-undang menentukan bahwa dividen harus dibayar dari laba, baik laba
tahun berjalan maupun laba tahun lalu yang ada dalam pos “laba ditahan”
dalam neraca.
2. Posisi Likuiditas
Laba ditahan biasanya diinvestasikan dalam aktiva yang dibutuhkan untuk
menjalankan usaha. Laba ditahan dari tahun-tahun lalu sudah diinvestasikan
pada pabrik peralatan, persediaan, dan aktiva lainnya. Laba tersebut tidak
disimpan dalam bentuk kas.
3. Kebutuhan untuk Melunasi Hutang
Apabila perusahaan mengambil hutang untuk membiayai ekspansi atau untuk
mengganti jenis pembiayaan yang lain, perusahaan tersebut menghadapi 2
pilihan perusahaan dapat membayar hutang tersebut pada soal jatuh tempo dan
menggantikannya dengan jenis surat berharga lainnya.
4. Tingkat Laba
Tingkat hasil pengembalian atas aktiva yang diharapkan akan menentukan
pilihan relatif untuk membayar laba tersebut dalam bentuk dividen pada
pemegang saham atau menggunakannya di perusahaan tersebut.
42
PERTEMUAN XIII
MODAL SAHAM DAN PERANAN BANK INVESTASI,
HUTANG JANGKA PANJANG, PEMBIAYAAN CAMPURAN
& MERGER, DIVESTASI, PERUSAHAAN INDUK DAN
LEVERAGE BUYOUTS
 Pengertian Hutang Jangka Panjang
Hutang jangka panjang merupakan hutang yang dimiliki oleh perusahaan dan
harus dilunasi dalam waktu yang relatif lama. Jatuh tempo pelunasan hutang
jangka panjang biasanya dalam satu periode akuntansi yaitu satu tahun atau
bahkan lebih.
Pembiayaan dalam rangka melunasi hutang jangka panjang tidak berasal dari
aktiva lancar seperti piutang dagang, investasi jangka pendek, kas perusahaan,
ketersediaan stock produk di gudang, dan berbagai aktiva lancar lainnya.
Pelunasan hutang jangka panjang umumnya dibayar dengan aktiva tidak
lancar. Aktiva tidak lancar ialah aset ataupun kekayaan yang dimiliki perusahaan
dengan nilai waktu ekonomis yang lama atau memiliki sifat permanen. Selain ast
jangka panjang, aktiva tidak tetap ini dalam satu tahun periode operasional tidak
mudah habis. Contoh dari aktivas tidak tetap adalah segala macam aset
perusahaan seperti saham, inestasi jangka panjang, dan lain-lain
 Jenis Jenis Hutang Jangka Panjang
Terdapat dua jenis hutang jangka panjang yang dapat kita ketahui. Jenis jenis
utang jangka panjang yaitu :
43
1. Hutang Hipotek
Pengertian hutang hipotek adalah hutang yang timbul disebabakan pendapatan
dana yang bersumber dari hutang dnegan penggunaan jaminan harta tetap. Harta
tetap yang berupa barang tidak bergerak seperti berbagai sertifikat (tanah,
gedung/ruko/bangunan).
Apabila kondisi perusahaan tidak sanggup membayar hutang sesuai dengan
jatuh tempo, sebagai gantinya pemberi hutang mempunyai hak untuk menyita
ataupun menjual harta tetap yang menjadi jaminan. Hal tersebut dilakukan untuk
memperoleh dana yang disesuaikan dengan jumlah dana hutang yang belum
terbayarkan. Hutang hipotek pada umumnya hanya diperoleh dari 1 sumber,
sebagai contoh melakukan peminjaman hutang hipotek kepada perbankan.
2. Hutang Obligasi
Definisi hutang obligasi ialah hutang yang muncul disebabkan dana yang
diperoleh melalui surat-surat obligasi yang diterbitkan. Pemegang surat obligasi
adalah orang yang melakukan pembelian terhadap obligasi.
Hal-hal yang dicantumkan dalam surat obligasi seperti jumlah nominal, waktu
pelunasan, interest per year, beserta segala ketentuan yang disesuaikan dengan
jenis obligasi yang disepakati oleh pemberi pinjaman dan yang menerima
pinjaman.
 Tipe Obligasi
Obligasi memiliki berbagai macam tipe diantaranya :
 Obligasi terjamin dan tidak
terjamin
 Berjangka
 Berseri
 Terdaftar
 Kupon Obligasi
Pada pengertian yang lain maka obligasi dibagi menjadi dua yaitu :
44
 Obligasi yang dapat ditukar (biasa ditukar dengan saham biasa tergantung
pemilik saham dan obligasi)
 Tidak dapat ditukar
Hal yang Mempengaruhi Nilai Pasar Obligasi
 Jumlah nominal uang yang diperoleh
 Tenggang waktu hingga jumlah keseluruhan diterima
 Suku Bunga Pasar
Kelebihan Obligasi
Obligasi memiliki keebihan tersendiri di bandingkan perolehan dana dari
pengeluaran surat saham. Kelebihan hutang obligasi diantaranya :
 Pemilik surat obligasi tidak memiliki hak suara pada penentuan kebijakan
perusahaan. Hal ini menguntungkan karena tidak mempengaruhi
manajemen internal perusahaan.
 Bunga obligasi cenderung lebih kecil apabila dikomparasikan dengan
deviden yang dibagikan pada pemilik saham.
 Bunga obligasi adalah biaya yang menjadi beban bagi perusahaan dan
dapat mempengaruhi terhadap berkurangnya kewajiban pajak. Sedangkan
deviden merupakan laba yang harus dibagikan pada pemilik saham dan
tidak dibebankan menjadi biaya.
Kekurangan Obligasi
 Bunga obligasi tetap menjadi beban perusahaan dalam kondisi
memperoleh laba maupun saat mengalami kerugian.
 Pemegang obligasi tetap dapat meminta pengembalian obligasi meskipun
perusahaan tidak sanggup melunasi hutang obligasi. Sebaliknya pemilik
saham akan ikut menanggung apabila terjadi risiko kerugian yang didrita
perusahaan.
45
Resiko Hutang Jangka Panjang
Disamping keuntungan atau kebermanfaatan utang jangka panjang yang dapat
diperoleh perusahaan. Terdapat resiko yang dapat diderita oleh perusahaan.
Berbagai resiko utang jangka panjang diantaranya :
1. Resiko yang diterima akan semakin besar seiring dengan semakin lama
jangka waktu pada pinjaman dana dan pelunasannya.
2. Jumlah sumber dana pinjaman sangat terbatas.
3. Apapun namanya, hutang merupakan beban yang menjadi tanggung jawab
bagi perusahaan.
4. Tanggal jatuh tempo sudah pasti/tetap dan tidak memandang kondisi
perusahaan.
5. Nilai saham yang dimiliki perusahaan dapat terpengaruh oleh besarnya
jumlah utang jangka panjang.
Ketentuan, Kriteria, dan Syarat Hutang Jangka Panjang
Ketentuan
Utang jangka panjang memiliki ketentuan yang harus dipenuhi. Ketentuan-
ketentuan utang jangka panjang diantaranya :
1. Si penerima hutang diharapkan dapat menjaga tingkat modal minimalnya.
2. Penerima utang tidak diperbolehkan menjual piutang untuk memperoleh
uang cash.
3. Aktiva tetap milik penerima pinjaman harus menjadi jaminan dalam
bentuk hipotek kepada pemberi pinjaman.
4. Memberi batasan akan pinjaman di kemudian hari melalui pelarangan
penambahan pinjaman atau mewajibkan hutang tambahan tersebut sebagai
subordinasi pada utang jangka panjang.
46
Kriteria
Usaha dalam mengakses utang jangka panjang yang memiliki jatuh tempo
lebih dari satu tahun (biasanya5 – 20 tahun) memiliki berbagai kriteria dalam
pemenuhan persyaratannya.Kriteria yang harus dipenuhi seperti :
1. Data dan Laporan harus disimpan dengan administrasi yang baik.
2. Wajib melakukan pembayaran pajak
3. Menjaga kinerja usaha yang masuk sebagai bagian perusahaan dalam
pengajuan utang.
Syarat
Persyaratan yang dierlakukan pada perjanjian utang jangka panjang secara
umum meliputi berbagai poin sebagai berikut :
1. Pencatatan yang diterapkan oleh peminjam harus sesuai dengan kaidah
akuntansi terutama pada hal yang berhubungan dengan utang jangka
panjang.
2. Melaporkan secara berkala terkait kondisi keuangan perusahaan yang telah
diaudit.
3. Bagi peminjam urusan pembayaran pajak dan kewajiban lain harus
diselesaikan sesuai dengan tenggang waktu yang ditetapkan.
4. Perusahaan yang meminjam harus sanggup menjaga semua aset
perusahaan agar dapat digunakan untuk keberjalanan operasional.
Manajemen Hutang Jangka Panjang
Memiliki utang jangka panjang bagi perusahaan memang sudah suatu kondisi
umum. Oleh karena itu ada hal yang wajib diketahui perusahaan baik cara
menghitung hutang jangka panjang maupun hal yang terkait dengan akuntansi
hutang jangka panjang.
47
Kondisi tersebut mewajibkan perusahaan melakukan manajemen tersendiri
terhadap utang jangka panjang. Manajemen utang jangka panjang dapat dilakukan
dengan menyusun neraca hutang jangka panjang yang dimiliki. Neraca merupakan
laporan kondisi keuangan perusahaan pada satu siklus akuntansi selama satu
tahun. Neraca memiliki tujuan untuk mengkalkulasi mengenai kondisi keuangan
perusahaan baik aktiva maupun pasiva. Perhitungan pada neraca meliputi dana
yang masuk dan keluar, biaya operasional maupun kondisi keuangan yang lancar
pada akhir periode. Neraca inilah yang akan menjadi acuan dan standar dalam
penentuan keputusan yang berhubungan dengan euangan perusahaan di periode
selanjutnya.
Incoming search terms:
 Hutang Jangka Panjang
 Utang Jangka Panjang
 Contoh Hutang Jangka Panjang
 Pengertian Hutang Jangka Panjang
 Pengertian Utang Jangka Panjang
 Contoh Utang Jangka Panjang
 Jenis Hutang Jangka Panjang
 Contoh Kewajiban Jangka Panjang
 Kewajiban Jangka Panjang
 Hutang Jangka
48
PERTEMUAN XIV
ANALISA KESEHATAN DAN PREDIKSI KEBANGKUTAN
BADAN USAHA MILIH SWASTA (BUMS) DAN BADAN
USAHA MILIK NEGARA (BUMN) DAN CARA
MENGATASINYA SECARA UMUM
Kesulitan keuangan dan prediksi kebangktutan
Kebangkrutan adalah kondisi keuangan perusahaan yang
mengalami kesulitan keuangan dalam jangka pendek (likuiditas atau
technical solvency) dan mengalami insolvency (debt > asset).
Pengertian lainnya dapat dikatakan bila total kewajiban melebihi total
aktiva. Sebagai contoh di Indonesia tahun 1997-an, puluhan bank
mengalami kebangkrutan. Tetapi pemerintah tidak ingin bank-bank
tsb bangkrut maka diberikan bantuan (BLBI) yang sangat merugikan
Negara dalam jumlah yang sangat besar sehingga berdampak kepada
perekonomian Indonesia sampai saat ini. Pemerintah memberikan
kredit BLBI karena menjaga kredibilitas pemerintah di mata
maryarakat dan dunia.
Kondisi incolvency ada dua pilihan yaitu likuidasi(kebangkrutan)
dan reorganisasi (retrukturisasi).Hal-hal perusahaan dalam
mengalami kebangkrutan al: kegagalan dibidang manajemen,
operasional, penyelewengan, bencana, persaingan yang sangat tajam
dan lainnya.
49
Sebab-sebab kegagalan usaha dan perusahaan mengalami
kesulitan keuangan :
a. Kekurangan pengalaman manajemen secara operasional dan
tidak kompeten
b. Kurangnya pengalaman secara manajerial.
c. Keseimbangan antara keuangan, produksi, pemasaran dan
fungsi lainnya tidak baik.
d. Penyelewengan dan korupsi atau KKN.
e. Bencana alam, tuntutan serikat buruh yang berlebihan, pungli,
dan lainnya
f. Peraturan pemerintah yang memberatkan antara lain kenaikan
BBM,perpajakan dan lainnya.
g. Karena persaingan yang sangat tajam antar perusahaan sejenis.
h. Mengalami kerugian terus menerus.
i. Faktor-faktor lainnya.
Metode Memprediksi Kebangkrutan
1. Analisis Rasio Keuangan
2. Z Score – Metode Altman
3. Shut Down Point – Shut Down Cost
4. Analisis Surat Keputusan MenNeg BUMN
50
Note: BUMS tidak menggunakan metode ke-4
Analisis Kebangkrutan
1. Badan Usaha Milik Swasta (BUMS)
Analisisnya dapat dibagi dalam 2 hal yaitu:
1) Analisis Univariate
Rasio-rasio diuji secara terpisah untuk mengetahui
penympangan
Memperhatikan dengan teliti atas variabelitas al: pengaruh
biaya tetap berbanding pendapatan operasi (operation income) atau
rasio FC/OI tidak baik dan pengaruh Time Interest Earned (TIE) yang
dibandingkan dengan laba (bunga lebih tinggi dari laba).Penilaian
prediksi kebangkrutan dapat juga dilakukan dengan menilai rasio-
rasio keuangan lainnya.
2) Analisis Multivariate.
Analisis ini menggunakan 2 atau lebih varabelitas kedalam satu
persamaan. Contohnya model regresi:
Y = a+a1X1+a2X2+……+anXn
Karena data analisis regresi adalah masa lampau, maka
diadakan analisis diskriminan dengan menggunakan tehnik statistic.
Analisis kebangkrutan ini dipopulerkan oleh Edward I. Altman
di New York University pertengahan tahun 1960 menggunakan
“analisis diskriminan” untuk memprediksi kebangkrutan perusahaan.
51
Altman adalah pioner memprediksi tentang kebangkrutan.Altman
menganalisis perusahaan besar di USA dengan 22 rasio keuangan,
tetapi hanya 5 rasio dominan dalam memprediksi perusahaan
mengalami kebangkrutan atau tidak.
Analisis diskriminan/ kebangjrutan terdiri 3 tahap:
a. Menyusun klasifikasi kelompok bersifat mutually exclusive.
Setiap kelompok dibedakan dengan satu distribusi peluang
(probability distribution) sesuai ciri-cirinya.
b. Mengumpulkan data untuk pengamatan dalam kelompok.
c. Menurunkan kombinasi linier dari ciri-ciri tsb “paling baik”
mendiskrimi nasikannya (membedakannya) diantara kelompok
“paling baik”, artinya kombinasi yg meminumkan peluang ada
kesalahan klasifikasi.
Altman Model”s., fungsi Z (Zeta)
Z= ,012X1+0,14X2+0,033X3+0,006X4+0,999X5
Dimana:
a. X1 = Modal Kerja/Total Aset ( %)
b. X2= Laba ditahan/Total Aset (%)
c. X3= Laba sebelum bunga dan pajak/Total Aset (%).
d. X4= (Nilai pasar Saham Biasa dan Saham Preferen) / Nilai
Buku Total Utang. (%)
e. X5 = Penjualan /Total Aset (kali)
Penggunaan model Altman ini untuk perusahaan yang “Go
Public”, karena kalau perusahaan tidak “Go Public”, nilai pasar
52
saham tidak dapat dihitung dengan teliti.Agar ini juga dapat
digunakan untuk perusahaan “Non Go Public” Altman menggantinya,
menggunakan nilai buku (book value) Common Stock dan Preferred
Stock, kemudian model “Diskriminan Altman”, menjadi :
Z= 0,717X1+0,847X2++3,107X3+ 0,42 X4 + 0,998 X5.
Yang berbeda adalah kompenen X4 dari Market Value menjadi
Book Value. Score Z untuk memnentukan suatu perusahaan bangkrut
atau tidak,yaitu;
Z score:
1) Secara Umum digunakan.
a. 1.80 or less = Very high Probability of bankruptcy
b. 1.81 – 2,70 = High Probability of Bankruptcy.
c. 2,71 – 2,99 = Possible Bankruptcy.
d. 3 or above = Far from being bankruptcy.
2) Menurut Book Value dan Market Value, Z score:
Market Value Book Value
1. Very High Probability
of Bankruptcy 1,80 or less 1,20 or less
2. High Probalbility Bankruptcy Z 1,81 -2,99 1,20 –2,90
3 Possible Bankrkuptcy Z> 2,99 2,90
53
4. Far from being bankruptcy 3,00 above 3,00 above
Kemudian Altman, mengembangkan 4 versi variabel yang berlaku
perusahaan public mapun pribadi, atau perusahaan manufaktur dan
jasa.
Z = 6,56X1+ 3,26X2 +6,72X3 + 1,05X4.
Dalam 4 versi ini, tidak tercatat total penjualan dibagi total asset,
sehingga analisisnya sempit bila dibanding dengan kedua model
Altman diatas.
Dalam kuliah MKP, yang kita pakai adalah kedua model tsb
diatas ( 5 versi atau dari X1 s/d X5) dengan mengklasifiasikan
perusahaan “Go public dan bukan Go public”.
2. Badan Usaha Milik Negara ( BUMN).
Untuk menilai kesehatan atau kebangkrutan BUMN, sampai
saat ini berlaku Keputusan Menteri Negara BUMN No:
100/MBU/2002/ tanggal 4 Juni 2002.
Setiap BUMN harus membuat analisis kesehatan suatu BUMN,
yang dilaporkan ke Menteri BUMN.
Dalam SK tersebut dikategorikan hal-hal sebagai berikut:
A. Tingkat kesehatan:BUMN
1. Sehat, terdiri dari :
a. AAA apabila total (TS) > 95
54
b. AA apabila 80 <=”95
c. A apabila 65 <TS<=”80.
2. Kurang Sehat, yang terdiri dari :
a. BBB apabila 50<TS<=”65
b. BB apabila 40<.TS<=”50
c. B apabila 30<TS< =”40.
3. Tidak sehat, yang terdiri dari:
a. CCC apabila 20<TS<”30
b. CC apabila 10<TS<=”20
c. C apabila TS<=”20
Tingkat kesehatan BUMN berdasarkan penilaian terhadap Kinerja
perusahaan meliputi:
A. Aspek Keuangan.
B. Aspek Operasional.
C. Aspek Administrasi.
A. Aspek Operasional.
Baik Sekali (BS),Skor =100%x Bobot indikator yang bersangkutan.
Baik(B), Skor =80%x indikator yang bersangkutan
Cukup(C), Skor=50%x indikator yg bersangkutan
Kurang(K), skor=20%x indicator yg bersangkutan
55
Baik Sekali, dsb artinya sekurang-kurangnya mencapai standar normal atau di
antara normal baik diukur dari segi kualitas(waktu, mutu dsb) dan kuantitas
(produktivitas,rendemen).
Baik, artinya menedekati standar normal atau sedikit di bawah standar normal
namun telah menunjukkan perbaikan baik dari segi kualitas maupun kuantitas.
Cukup, artinya masih jauh dari standar normal baik diukur dari segi kualitas
maupun segi kuantitas dan mengalami perbaikan dari segi kualitas dan kuantitas.
Kurang, artinya tidak tumbuh dan cukup jauh dari standar normal. Indikator
yang dinilai adalah unsure-unsur kegiatan yang dianggap paling dominant dalam
menunjang keberhasilan operasi sesuai dengan visi dan misi perusahaan.
B. Aspek Administrasi(BUMN non infrastruktur)
Laporan perhitungan tahunan Skor
s/d akhir bulan ke 4 3
s/d akhir bulan ke 5 2
lebih dari akhir bulan ke 5 0
Indikator yang dinilai adalah:
1. Laporan Perhitungan Tahunan (LPT), kalau LPT diterima s/d akhir
bulan ke 4, maka nilai BUMN =3.
2. Rancangan Rencana Anggaran dan Anggaran Perusahaan (RKAP),
kalau diterima 2 bulan atau lebih cepat maka nilai BUMN= 3.
3. Laporan Periodik, kalau diterima Dekom/Pengawas dan Pemegang
saham atau Menteri BUMN paling lambar 2 bulan setelah berakhirnya
periode. Jumlah keterlambatan :
Lebih cepat sama dengan nol hari skor= 3, dan
0<x< 30 hari skor = 2, 30<x<60 hari skor =1, dan <60 skornya =0
56
4. Laporan Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi (PUKK) merupakan
hal yang harus dilakkan oleh BUMN. Indikatornya dengan menilai
efketivitas penyaluran bantuan nilai skor = 3, dan Tingkat kolektibilitas
pengembalian pinjaman dengan skor =3, Jumlah skor untuk PUKK ini =
6.
Pada umumnya Persero, milik BUMN memberikan data maupun laporannya
ke Menteri, Dekom, Pemegang Saham disampaikan tepat waktu begitu juga
masalah PUKK dsbnya, karena para Direksi dapat melakukan koordinasi masalah
ini dengan divisi-divisinya.
Analisis Shut Down Point Memprediksi Kebangkrutan – Penutupan
Usaha
• Alat yang dipakai adalah Cash BEP
• (Shut Down Point)
• Pada titik impas tidak ada laba dan tidak selalu perusahaan ditutup pada
kondisi BEP karena perusahaan masih mendapatkan sisa uang. Biaya yang
timbul pada suatu periode adalah biaya tunai (memerlukan pengeluaran
uang = out of pocket cost) dan biaya yang tidak memerlukan pengeluaran
uang (sunk cost atau penyusutan).
• Shut Down Cost (SDC) adalah beban tetap yang harus dibayar oleh
perusahaan walaupun perusahaan tidak melakukan aktivitas. Perusahaan
yang tidak ada kegiatannya seperti pabarik harus membayar gaji saptam,
asuransi gedung,abonemen listrik, air dan lainnya. Shut Down Point (SDP)
adalah jumlah satuan barang yang harus dijual agar dapat menutup biaya
tunai. SDP grafiknya hamper sama dengan cash break event point.
• SDP = F / contirbution margin per unit.
• Dapat dikatakan bahwa penutupan usaha dapat dilakukan pada saat titik
impas kas terus menerus yaitu pada saat jumlah penjualan dengan biaya
tunai atau pada saat titik impas kas. Grafik titik impas kas dapat dipakai
sebagai gambaran SDP dalam Q dan rupiah/dolar.
57
Alternatif-Alternatif Mengatasi Kesehatan dan Prediksi Kebangkrutan
Perusahaan.
1. Pemecahan Secara Informal, dilakukan dengan :
a. Dilakukan dengan segera bila keadaan belum begitu parah
(early warning system).
b. Melakukan “Extension (perpanjangan) “yaitu melakukan negosiasi
dengan kreditor dan pemasok untuk memperpanjang jatuh tempoh utang
c. Composition (Komposisi) yaitu melakukan negosiasi dengan
kreditor/pemasok untuk dapat mengurangi besarnya tagihan, atau klaim
hutang dari 100% menjadi 60%.
d. Melakukan likuidasi, jika nilai likuidasi lebih besar dibandingkan dengan
“going concern atau terus menerurs”, bila perusahaan dilikuidasi
secara formal.
e. Melakukan merger/concolidation dengan perusahaan lainnya.
2. Pemecahan Secara Formal. dilakukan dengan
a. Kesulitan keuangan sudah parah, kreditor dan pemasok ingin ada jaminan
keamanan dananya dan keadilan secara hukum.
b. Bila nilai perusahaan > Nilai perusahaan dilikuidasi, maka dilakukan
reorganisasi,mengubah struktur modal dengan perubahan komposisi
(composition) .
c. Jika Nilai Perusahaan < Nilai Perusahaan dilikuidasi, maka dilakukan
likuidasi lebih baik dengan menjual aset-aset kemudian dibayarkan
kepada kreditur dan pemasok dibawah pengawasan pihak ketiga.
d. Retrukturisasi untuk dapat “bernafas lega”, suatu cara untuk mengurangi
beban-beban yang menghimpit perusahaan atau “collapse” untuk
58
meringankan beban keuangan yang tetap (beban bunga). Retrukturisasi
dapat dilakukan dengan “Extension dan Composition”.
 Kebaikan perbaikan dengan alternative Formal ada 2 hal penting yaitu:
a. COMMON POOL,
Asumsikan perusahaan dengan nilai utang kepada 14 kreditor/pemasok
masing-masing $ 2 juta atau $ 28 juta. Nilai pasar perusahaan hanya $ 23
juta, dan kalau dilikuidasi asetnya hanya dapat dijual sebesar $ 18 juta.
Kondisi perusahaan sudah “collapse” tidak dapat membayar utang-utangnya,
dan kreditor meminta agar perusahaan dibangkrutkan.
”Kebangkrutan pada salah seorang kreditor/pemasok dapat
mengakibatkan kebangkrutan krediotor lainnya, atau kebangkrutan
perusahaan secara keseluruhan, hal inilah disebut “Common Pool”.
Kalau dilikuidasi nilanya $ 18 juta hanya untuk 9 kreditor, sedangkan
5 kreditor tidak dapat apa-apa. Kalau perusahaan tidak dilikuidasi,
perusahaan masih dapat beroperasi dan utang masih dapat dibayarkan
kepada 14 kreditur ( keseluruhan), hal ini diikuiti dengan masuknya kreditor
sebgai manajemen perusahaan... Masalahnya apakah kreditor bersedia atau
tidak ?
b. HOLD OUT.
Contoh diatas, perusahaan dapat menyakinkan kreditor/pemasoknya maka
dilakukan “retrukturisasi”.Utang lama ( $ 2 juta setiap kreditor) diganti
dengan “ utang baru”, asumsikan dari $ 2 juta turun menjadi $ 1,7 juta,
sehingga jumlah utang 14 kriditur = 14 x $ 1,5juta = $ 21 juta, bandingkan
dengan nilai pasar perusahaan $ 23 juta. Jika seorang atau lebih tidak setuju
dengan kondisi tsb diatas dan dia tetap menuntut haknya 100% ditambah jasa
bunganya 10%, maka haknya menjadi $2,2 juta.. Kalau ini terjadi, maka
kreditor yang lainnya juga ingin mendapatkan hal yang sama. Kreditor-
kreditor ingin menjadi kelompok terakhir (HOLD-OUT) untuk mendapatkan
59
haknya plus bunga, maka restrukturisasi gagal. Jadi semakin kecil kreditor
semakin mudah “hold out”.
Nilai Perusahaan.
Untuk menilai perusahaan dilakukan dengan reorgnisasi.
a. Misalkan kurator/pihak penilai memprediksi/ memperkirakan setelah
reorganisasi mampu menghasilkan pendapatan bersih per tahun $ 20
juta.Tingkat kapitalisasi sebesar $ 20%. Nilai perusahaan = $ 20 juta/0,2=
$100 jt.
b. Menentukan struktur modal yang baru.
Kompenen Jumlah
Utang $ 10 juta
Utang disubordinasikan 5
Saham preferen 5
Saham biasa 20 .
Total $ 40 juta.
Diadakan negosiasi dengan kreditor/pemasok dengan kurator dan hasilnya:
1). Sebesar 50% “ utang diturunkan statusnya
menjadi utang disubordinasikan”
2). Sebesar 50% yang disubordinasikan statusnya
diturunkan menjadi saham preferen.
3). Sebsar 50% saham preferen statusnya
diturunkan menjadi saham biasa.
60
Struktur Modal Baru.
Kompenen Jumlah
Utang $ 5 juta
Utang disubordinasikan 7,5
Saham Preferen 5
Saham Biasa 2,5
Total $ 20 juta.
Dalam kondisi diatas, Pemegang Saham yang lama tidak dapat apa-apa.
Mungkin saja, Pemegang Saham Lama (PSL) dapat bagian, andaikata setiap
kreditor/pemasok bersedia memberikan $ 1 juta kepada PSL. Maka PSL akan
menerima sebesar $ 3 juta. Kalau ini terjadi maka struktur modal baru ke dua
adalah:
1. Sebesar $ 4 juta utang lama diturunkan statusnya menjadi utang yang
disubordinasikan.
2. Sebesar 50% utang disubordinasikan (setelah dikurangi bagian pemegang
saham lama) statusnya diturunkan menjadi saham preferen.
3. Sebesar 50% saham pereferen (setelah dikurangi bagian pemegang saham
lama) statusnya diturunkan menjadi saham biasa.
Struktur Modal yang Baru ke II
Kompenen Jumlah
Utang $ 5 juta
Utang disubordinasikan 6
Saham preferen 4
Saham biasa 5 .
61
Total $ 20 juta
Saham biasa $ 5 juta ini terdiri dari $ 3 juta pemegang saham lama dan $ 2
juta pemegang saham preferen lama.
 Alternatif menyehatkan "Persero BUMN”
1. Campur tangan Pemerintah, dengan memberikan dana untuk modal kerja
dan investasi, subsidi dengan persetujuan DPR. Contohnya: Merpati
Nusantara, Garuda Indonesia, PLN dan lainnya.
2. Melakukan reorganisasi, struktur organisasi, mengganti manajemen,
melakukan Pensiun Muda, pengurangan karyawan dan lainnya.
3. Melakukan “Concolidation”seperti Bank Mandiri terdiri dari bank-bank
pemerintah lainnya.
4. Melakukan “Cost Reduction” disegala bidang dengan konsekuen
5. Restrukturisasi, rescheduling utang-utang (Compososition dan
Extension) kepada kreditor dengan bunga relatif rendah dengan jaminan
pemeritnah.Penilaian kembali struktur modal baru.
6. Pemerintah tidak banyak campur tangan dalam BUMN
7. Membentuk Strategic Business Unit untuk “profit center”, RS Pertamina,
RS Pelni, Garuda Maintenance Facility dan lainnya..
8. Melakukan evaluasi kontrak-kontrak yang merugikan Persero dan menjual
asset yang tidak langsung berhubungan dengan operasi perusahaan, contoh
menjual rumah-rumah dinas dllnya.
9. Mengundang “Investor asing dan dalam negeri” untuk membeli saham
Persero, kecuali Persero sangat strategis, PLN, Garuda Indonesia dan
lainnya.
10. Melakukan aliansi strategi dengan perusahaan asing.
Contoh : Likuidasi dan Reorganisasi.

More Related Content

What's hot

Manajemen keuangan part 4 of 5
Manajemen keuangan part 4 of 5Manajemen keuangan part 4 of 5
Manajemen keuangan part 4 of 5Judianto Nugroho
 
Manajemen keuangan part 1 of 5
Manajemen keuangan part 1 of 5Manajemen keuangan part 1 of 5
Manajemen keuangan part 1 of 5Judianto Nugroho
 
Analisis laporan sumber & penggunaan kas (arus kas)
Analisis laporan sumber & penggunaan kas (arus kas)Analisis laporan sumber & penggunaan kas (arus kas)
Analisis laporan sumber & penggunaan kas (arus kas)mas karebet
 
Keputusan investasi
Keputusan investasiKeputusan investasi
Keputusan investasitonyherman87
 
Strategi Unit Bisnis
Strategi Unit BisnisStrategi Unit Bisnis
Strategi Unit BisnisEko Mardianto
 
Manajemen keuangan part 3 of 5
Manajemen keuangan part 3 of 5Manajemen keuangan part 3 of 5
Manajemen keuangan part 3 of 5Judianto Nugroho
 
Jawaban uts m. keuangan i
Jawaban uts m. keuangan iJawaban uts m. keuangan i
Jawaban uts m. keuangan iyalifadli98
 
Pengaruh biaya kualitas terhadap
Pengaruh biaya kualitas terhadapPengaruh biaya kualitas terhadap
Pengaruh biaya kualitas terhadapyogieardhensa
 
Sistem Pengendalian Manajemen - Bab 6 - Transfer Pricing
Sistem Pengendalian Manajemen - Bab 6 - Transfer PricingSistem Pengendalian Manajemen - Bab 6 - Transfer Pricing
Sistem Pengendalian Manajemen - Bab 6 - Transfer PricingFergieta Prahasdhika
 
Bab. 16 Lean Accounting Perhitungan Biaya Target dan Balanced Scorecard
Bab. 16 Lean Accounting Perhitungan Biaya Target dan Balanced ScorecardBab. 16 Lean Accounting Perhitungan Biaya Target dan Balanced Scorecard
Bab. 16 Lean Accounting Perhitungan Biaya Target dan Balanced ScorecardFitri Ayu Kusuma Wijayanti
 
Penerapan activity based management (abm) system untuk meningkatkan efisiensi
Penerapan activity based management (abm) system untuk meningkatkan efisiensiPenerapan activity based management (abm) system untuk meningkatkan efisiensi
Penerapan activity based management (abm) system untuk meningkatkan efisiensiFaridaabraham
 

What's hot (20)

Manajemen keuangan part 4 of 5
Manajemen keuangan part 4 of 5Manajemen keuangan part 4 of 5
Manajemen keuangan part 4 of 5
 
Manajemen keuangan part 1 of 5
Manajemen keuangan part 1 of 5Manajemen keuangan part 1 of 5
Manajemen keuangan part 1 of 5
 
Analisis laporan sumber & penggunaan kas (arus kas)
Analisis laporan sumber & penggunaan kas (arus kas)Analisis laporan sumber & penggunaan kas (arus kas)
Analisis laporan sumber & penggunaan kas (arus kas)
 
Keputusan investasi
Keputusan investasiKeputusan investasi
Keputusan investasi
 
Manajemen Kas
Manajemen KasManajemen Kas
Manajemen Kas
 
Bahan kuliah pengantar akuntansi ii utang obligasi
Bahan kuliah pengantar akuntansi ii  utang obligasiBahan kuliah pengantar akuntansi ii  utang obligasi
Bahan kuliah pengantar akuntansi ii utang obligasi
 
Strategi Unit Bisnis
Strategi Unit BisnisStrategi Unit Bisnis
Strategi Unit Bisnis
 
Manajemen keuangan part 3 of 5
Manajemen keuangan part 3 of 5Manajemen keuangan part 3 of 5
Manajemen keuangan part 3 of 5
 
Kontrak Opsi Saham
Kontrak Opsi SahamKontrak Opsi Saham
Kontrak Opsi Saham
 
Jawaban uts m. keuangan i
Jawaban uts m. keuangan iJawaban uts m. keuangan i
Jawaban uts m. keuangan i
 
Spm bab 5 pusat investasi
Spm bab 5 pusat investasiSpm bab 5 pusat investasi
Spm bab 5 pusat investasi
 
Analisis Laporan Keuangan
Analisis Laporan KeuanganAnalisis Laporan Keuangan
Analisis Laporan Keuangan
 
Pengaruh biaya kualitas terhadap
Pengaruh biaya kualitas terhadapPengaruh biaya kualitas terhadap
Pengaruh biaya kualitas terhadap
 
Sistem Pengendalian Manajemen - Bab 6 - Transfer Pricing
Sistem Pengendalian Manajemen - Bab 6 - Transfer PricingSistem Pengendalian Manajemen - Bab 6 - Transfer Pricing
Sistem Pengendalian Manajemen - Bab 6 - Transfer Pricing
 
Analisis rasio
Analisis rasioAnalisis rasio
Analisis rasio
 
Akt manajemen bab 5
Akt manajemen bab 5Akt manajemen bab 5
Akt manajemen bab 5
 
Sistem Pengendalian Manajemen
Sistem Pengendalian ManajemenSistem Pengendalian Manajemen
Sistem Pengendalian Manajemen
 
Pemilihan Portofolio
Pemilihan PortofolioPemilihan Portofolio
Pemilihan Portofolio
 
Bab. 16 Lean Accounting Perhitungan Biaya Target dan Balanced Scorecard
Bab. 16 Lean Accounting Perhitungan Biaya Target dan Balanced ScorecardBab. 16 Lean Accounting Perhitungan Biaya Target dan Balanced Scorecard
Bab. 16 Lean Accounting Perhitungan Biaya Target dan Balanced Scorecard
 
Penerapan activity based management (abm) system untuk meningkatkan efisiensi
Penerapan activity based management (abm) system untuk meningkatkan efisiensiPenerapan activity based management (abm) system untuk meningkatkan efisiensi
Penerapan activity based management (abm) system untuk meningkatkan efisiensi
 

Similar to MFK-40

Resume uas
Resume uasResume uas
Resume uasAlifah05
 
Resume uas linda
Resume uas lindaResume uas linda
Resume uas lindaLinda wati
 
Resume uas linda
Resume uas lindaResume uas linda
Resume uas lindaLinda wati
 
Muhammad tarmidi saputra 2 t (11011700183) makalah sebelum uas
Muhammad tarmidi saputra 2 t (11011700183) makalah sebelum uasMuhammad tarmidi saputra 2 t (11011700183) makalah sebelum uas
Muhammad tarmidi saputra 2 t (11011700183) makalah sebelum uastarmidi_saputra
 
Resume ii riasusanti 11011700123, 2 s ma,b.1.1
Resume ii riasusanti 11011700123, 2 s ma,b.1.1Resume ii riasusanti 11011700123, 2 s ma,b.1.1
Resume ii riasusanti 11011700123, 2 s ma,b.1.1Riasusanti874
 
Tugas uas miftahul hadi
Tugas uas miftahul hadiTugas uas miftahul hadi
Tugas uas miftahul hadiMIFTAHULHADI7
 
Resume 2 manajemen keuangan 1
Resume 2 manajemen keuangan 1Resume 2 manajemen keuangan 1
Resume 2 manajemen keuangan 1mufliah R
 
Resume 2 manajemen keuangan
Resume 2 manajemen keuanganResume 2 manajemen keuangan
Resume 2 manajemen keuanganAnisa Anisa
 
Tugas 2 maklah m. keuangan 1
Tugas 2 maklah m. keuangan 1Tugas 2 maklah m. keuangan 1
Tugas 2 maklah m. keuangan 1yalifadli98
 
MAKALAH SEBELUM UAS
MAKALAH SEBELUM UASMAKALAH SEBELUM UAS
MAKALAH SEBELUM UASlindaauli29
 
MAKALAH RESUME MKU MEI2018
MAKALAH RESUME MKU MEI2018MAKALAH RESUME MKU MEI2018
MAKALAH RESUME MKU MEI2018imashayatunnufus
 
Tugas 2 makalah manajemen keuangan
Tugas 2 makalah manajemen keuanganTugas 2 makalah manajemen keuangan
Tugas 2 makalah manajemen keuanganIis MutiaraSuci
 
Aminullah assagaf p5 manj keu 2 (26 maret 2020)_versi 3
Aminullah assagaf p5 manj keu 2 (26 maret 2020)_versi 3Aminullah assagaf p5 manj keu 2 (26 maret 2020)_versi 3
Aminullah assagaf p5 manj keu 2 (26 maret 2020)_versi 3Aminullah Assagaf
 
Resume uas man.keuangan 1
Resume uas man.keuangan 1Resume uas man.keuangan 1
Resume uas man.keuangan 1Mulyatii
 

Similar to MFK-40 (20)

Resume materi uas
Resume materi uasResume materi uas
Resume materi uas
 
Resume uas
Resume uasResume uas
Resume uas
 
Mku materi 2
Mku materi 2Mku materi 2
Mku materi 2
 
Resume uas linda
Resume uas lindaResume uas linda
Resume uas linda
 
Resume uas linda
Resume uas lindaResume uas linda
Resume uas linda
 
Muhammad tarmidi saputra 2 t (11011700183) makalah sebelum uas
Muhammad tarmidi saputra 2 t (11011700183) makalah sebelum uasMuhammad tarmidi saputra 2 t (11011700183) makalah sebelum uas
Muhammad tarmidi saputra 2 t (11011700183) makalah sebelum uas
 
Resume ii riasusanti 11011700123, 2 s ma,b.1.1
Resume ii riasusanti 11011700123, 2 s ma,b.1.1Resume ii riasusanti 11011700123, 2 s ma,b.1.1
Resume ii riasusanti 11011700123, 2 s ma,b.1.1
 
Tugas uas miftahul hadi
Tugas uas miftahul hadiTugas uas miftahul hadi
Tugas uas miftahul hadi
 
Resume UAS
Resume UASResume UAS
Resume UAS
 
Resume 2 manajemen keuangan 1
Resume 2 manajemen keuangan 1Resume 2 manajemen keuangan 1
Resume 2 manajemen keuangan 1
 
Makalah 2 putra
Makalah 2 putraMakalah 2 putra
Makalah 2 putra
 
Resume 2 manajemen keuangan
Resume 2 manajemen keuanganResume 2 manajemen keuangan
Resume 2 manajemen keuangan
 
Tugas 2 maklah m. keuangan 1
Tugas 2 maklah m. keuangan 1Tugas 2 maklah m. keuangan 1
Tugas 2 maklah m. keuangan 1
 
MAKALAH SEBELUM UAS
MAKALAH SEBELUM UASMAKALAH SEBELUM UAS
MAKALAH SEBELUM UAS
 
MAKALAH RESUME MKU MEI2018
MAKALAH RESUME MKU MEI2018MAKALAH RESUME MKU MEI2018
MAKALAH RESUME MKU MEI2018
 
Tugas 2 makalah manajemen keuangan
Tugas 2 makalah manajemen keuanganTugas 2 makalah manajemen keuangan
Tugas 2 makalah manajemen keuangan
 
Aminullah assagaf p5 manj keu 2 (26 maret 2020)_versi 3
Aminullah assagaf p5 manj keu 2 (26 maret 2020)_versi 3Aminullah assagaf p5 manj keu 2 (26 maret 2020)_versi 3
Aminullah assagaf p5 manj keu 2 (26 maret 2020)_versi 3
 
Resume uas man.keuangan 1
Resume uas man.keuangan 1Resume uas man.keuangan 1
Resume uas man.keuangan 1
 
Tugas 2
Tugas 2Tugas 2
Tugas 2
 
Resume uas 1
Resume uas 1Resume uas 1
Resume uas 1
 

Recently uploaded

Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...ChairaniManasye1
 
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxPERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxHakamNiazi
 
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalKELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalAthoillahEconomi
 
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxPPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxZefanya9
 
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.pptSlide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.pptwxmnxfm57w
 
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelBab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelAdhiliaMegaC1
 
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Ukuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnyaUkuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnya
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnyaIndhasari3
 
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga KeuanganPresentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuanganzulfikar425966
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptModal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptFrida Adnantara
 
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non BankPresentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bankzulfikar425966
 
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptxCryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptxumusilmi2019
 
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.pptBab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.pptatiakirana1
 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IMateri Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IIkaAliciaSasanti
 
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfKESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfNizeAckerman
 
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...OknaRyana1
 

Recently uploaded (17)

Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
 
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxPERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
 
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalKELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
 
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxPPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
 
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.pptSlide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
 
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelBab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
 
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Ukuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnyaUkuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnya
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
 
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga KeuanganPresentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
 
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptModal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
 
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non BankPresentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
 
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptxCryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
 
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.pptBab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
 
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IMateri Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
 
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfKESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
 
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
 

MFK-40

  • 1. RESUME MATERI DARI PERTEMUAN 9-14 MANAJEMEN KEUANGAN Dosen Pengajar : Ade Fauji, SE, MM Disusun oleh: Roslina Indah Sari 11011700170 Kelas : 2S - Manajemen Jurusan Manajemen Universitas Bina Bangsa 2018
  • 2. i KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT yang maha pengasih dan maha penyayang yang telah memberikan rahmat, hidayah dan inayahnya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan resume mata kuliah manajemen keuangan. Resume ini merupakan salah satu tugas yang di berikan kepada kami dalam rangka memenuhi tugas manajemen keuangan yang berkaitan dengan materi yang tersedia disilabus dari pertemuan 9-14. Selain itu, tujuan dari penyusunan resume ini juga untuk menambah wawasan tentang pengetahuan manajemen keuangan secara meluas. Sehingga besar harapan kami, resume yang kami sajikan dapat menjadi konstribusi positif bagi pengembang wawasan pembaca. Saya menyadari dalam penulisan resume ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati saya menerima kritik dan saran agar penyusunan resume selanjutnya menjadi lebih baik. Semoga laporan ini memberi manfaat bagi banyak pihak. Serang, 26 Mei 2018 Penulis
  • 3. ii DAFTAR ISI KATA PENGANTAR............................................................................................ i DAFTAR ISI...........................................................................................................ii Pertemuan IX TEKNIK PENGANGGARAN BARANG MODAL ................... 1 Pertemuan X Arus Kas & Resiko Proyek Dan Resiko Proyek ......................... 21 Pertemuan XI Biaya Modal ................................................................................ 28 Pertemuan XII Struktur Modal Dan Leverage & Kebijakan Dividen ............... 35 Pertemuan XIII Modal Saham Dan Peranan Bank Investasi, Hutang Jangka Panjang, Pembiayaan Campuran & Merger, Divestasi, Perusahaan Induk Dan Leverage Buyouts ................................................................................................ 42 Pertemuan XIV Analisa Kesehatan Dan Prediksi Kebangkutan Badan Usaha Milih Swasta (BUMS) Dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dan Cara Mengatasinya Secara Umum ............................................................................... 48
  • 4. 1 PERTEMUAN IX TEKNIK PENGANGGARAN BARANG MODAL (CAPITAL BUDGETING) Pendahuluan Modal (Capital) menunjukkan aktiva tetap yang digunakan untuk produksi. Anggaran (budget) adalah sebuah rencana rinci yg memproyeksikan aliran kas masuk dan aliran kas keluar selama beberapa periode pada saat yg akan datang. Capital budget adalah garis besar rencana pengeluaran aktiva tetap. Penganggaran modal (capital budgeting) adalah proses menyeluruh menganalisa proyek2 dan menentuan mana saja yang dimasukkan ke dalam anggaran modal. Pentingnya Penggangaran Modal 1. Keputusan penggaran modal akan berpengaruh pada jangka waktu yang lama sehingga perusahaan kehilangan fleksibilitasnya. 2. Penanggaran modal yg efektif akan menaikkan ketepatan waktu dan kualitas dari penambahan aktiva. 3. Pengeluaran modal sangatlah penting Tahap-Tahap Penganggaran Modal 1. Biaya proyek harus ditentukan. 2. Manajemen harus memperkirakan aliran kas yg diharapkan dari proyek, termasuk nilai akhir aktiva. 3. Risiko dari aliran kas proyek harus diestimasi. (memakai distribusi probabilitas aliran kas). 4. Dengan mengetahui risiko dari proyek, manajemen harus menentukan biaya modal (cost of capital) yg tepat untuk mendiskon aliran kas proyek.
  • 5. 2 5. Dengan menggunakan nilai waktu uang, aliran kas masuk yang diharapkan digunakan untuk memperkirakan nilai aktiva. 6. Terakhir, nilai sekarang dari aliran kas yg diharapkan dibandingkan dengan biayanya. Dalam pengambilan keputusan investasi, opportunity cost memegang peranan yang penting. Opportunity cost merupakan pendapatan atau penghematan biaya yang dikorbankan sebagai akibat dipilihnya alternatif tertentu. Misalnya dalam penggantian mesin lama dengan mesin baru, harga jual mesin lama harus diperhitungkan dalam mempertimbangkan investasi pada mesin baru. Dalam prinsip akuntansi yang lazim, biaya bunga modal sendiri tidak boleh diperhitungkan sebagai biaya. Dalam pengambilan keputusan investasi, biaya modal sendiri justru harus diperhitungkan. Analisis biaya dalam keputusan investasi lebih dititikberatkan pada aliran kas, karena saat penelimaan kas dalam investasi memilki nilai waktu uang. Satu rupiah yang diterima sekarang lebih berharga dibandingkan dengan satu rupiah yang diterima di masa yang akan datang. Oleh karena itu, meskipun untuk perhitungan laba perusahaan, biaya diperhitungkan berdasarkan asas akrual, namun dalam perhitungan pemilihan investasi yang memperhitungkan nilai waktu uang, biaya yang diperhitungkan adalah biaya tunai. PEMBAHASAN 1. Pengertian Capital Budgeting adalah merupakan proses evaluasi dan pemilihan investasi jangka panjang yang konsisten terhadap maksimalisasi tujuan perusahaan. Definisi Capital Budgeting “Capital Budgeting is the Process of evaluating and selecting long-term invesments consistents with the firm’s goal of owner wealth maximization”. Investasi juga berarti pengeluaran pada saat ini dan hasil yang diharapkan dari pengeluaran tersebut baru akan diterima lebih dari satu tahun mendatang. Definisi Capital Budgeting adalah sebagai berikut: “Capital
  • 6. 3 Budgeting involves the entire process of planning whose returns are expected to extend beyond one year”. Sebagai konsekuensinya, perusahaan membutuhkan prosedur tertentu untuk menganalisa dan menyeleksi beberapa alternatif investasi yang ada. Keputusan mengenai investasi tersebut sulit dilakukan karena memerlukan penilaian mengenai situasi dimasa yang akan datang, sehingga dibutuhkan asumsi-asumsi yang mendasari estimasi terhadap situasi yang paling mendekati yang mungkin terjadi, baik situasi internal maupun eksternal perusahaan. Investasi tersebut harus dihitung sesuai dengan cash flow perusahaan dan harus merupakan keputusan yang paling tepat untuk menghindari resiko kerugian atas investasi tersebut. “As time passes, fixed assets may become obselete or may require an overhaul; at these points, too, financial decisions may be required”. Perusahaan biasanya membuat berbagai alternatif atau variasi untuk berinvestasi dalam jangka panjang, yakni berupa penambahan aset tetap seperti tanah, mesin dan peralatan. Aset tersebut merupakan aset yang berpotensi, yang merupakan sumber pendapatan yang potensial dan mencerminkan nilai dari sebuah perusahaan.Capital budgeting dan keputusan keuangan diperlakukan secara terpisah. Bila investasi yang diajukan telah ditentukan untuk diterima, manager keuangan kemudian memilih metoda pembiayaan yang paling baik. Anggaran (budget) adalah sebuah rencana rinci yg memproyeksikan aliran kas masuk dan aliran kas keluar selama beberapa periode pada saat yg akan datang. Capital budget adalah garis besar rencana pengeluaran aktiva tetap. Penganggaran modal (capital budgeting) adalah proses menyeluruh menganalisa proyek2 dan menentuan mana saja yang dimasukkan ke dalam anggaran modal. Proses mengumpulkan, mengevaluasi, menyeleksi, dan menentukan alternatif penanaman modal yang akan memberikan penghasilan bagi perusahaan untuk jangka waktu lebih dari 1 tahun.
  • 7. 4 Pentingnya Penggangaran Modal 1. Keputusan penggaran modal akan berpengaruh pada jangka waktu yang lama sehingga perusahaan kehilangan fleksibilitasnya. 2. Penanggaran modal yg efektif akan menaikkan ketepatan waktu dan kualitas dari penambahan aktiva. 3. Pengeluaran modal sangatlah penting Motif Capital Budgeting  Pengembangan produk baru atau pembelian aktiva baru  Pengurangan biaya dengan mengganti aktiva yang tidak efisien  Modernisasi atas aktiva tetap JENIS-JENIS KEPUTUSAN PENGANGGARAN MODAL  Penambahan dan perluasan fasilitas  Produk baru  Inovasi dan perluasan produk  Penggantian (replacements) (a) penggantian pabrik a1/11/2005tau peralatan usang (b) penggantian pabrik atau peralatan lama dengan pabrik atau peralatan yang lebih  Menyewa/membuat atau membeli  Penyesuaian fasilitas dan peralatan dengan peraturan pemerintah, lingkungan, dan keamanan  Lain-lain keputusan seperti kampanye iklan, program pelatihan dan proyek-proyek yang memerlukan analisis arus kas keluar dan arus kas masuk. PRINSIP DASAR PROSES PENGANGGARAN MODAL  Penganggaran modal pada dasarnya adalah aplikasi prinsip yang mengatakan bahwa perusahaan harus menghasilkan keluaran atau
  • 8. 5 menyelenggarakan kegiatan bisnis sedemikian rupa sehingga hasil imbuh (marginal revenue) produk sama dengan biaya imbuhnya (marginal cost).  Prinsip ini dalam kerangka penganggaran modal berarti bahwa perusahaan harus melakukan tambahan investasi sedemikian rupa sehingga perolehan imbuh (marginal returns) investasi itu sama dengan biaya imbuhnya. Daftar berbagai proyek investasi dari hasil yang tertinggi hingga yang terendah mencerminkan kebutuhan perusahaan akan modal untuk investasi.  Biaya imbuh dari berbagai daftar investasi itu memberi petunjuk tentang upaya perusahaan untuk memperoleh tambahan modal guna membiayai investasi. Biaya imbuh modal berarti sejumlah biaya yang harus ditanggung oleh perusahaan untuk memperoleh dana dari luar (misalnya meminjam atau menjual saham dan biaya tumbal/opportunity cost dari dana sendiri yang dapat diperoleh Jenis Proyek Independent project: proyek atau investasi yang berdiri sendiri (tidak akan mempengaruhi usulan proyek lainnya). Mutually exclusive project: proyek yang memiliki fungsi yang sama (dengan memilih suatu proyek akan menghilangkan kesempayan proyek yang lainnya). Ketersediaan Dana  Jika dana TIDAK TERBATAS, maka perusahaan dapat memilih semua independen project yang sesuai dengan expected return yang diharapkan.  Jika dana TERBATAS, maka perusahaan perlu melakukan capital rationing dengan mengalokasikan dana hanya pada proyek yang memberikan return maksimal
  • 9. 6 Proses Capital Budgeting Proses Capital Budgeting terdiri dari 5 langkah yang saling berkaitan, yakni:  Pembuatan Proposal Proposal penganggaran barang modal dibuat di semua tingkat dalam sebuah organisasi bisnis. Untuk menstimulasi aliran berbagai ide, banyak perusahaan menawarkan penghargaan berupa uang tunai untuk beberapa proposal yang diadopsi.  Kajian dan Analisa Proposal penganggaran barang modal secara formal direview dalam rangka (a) mencapai tujuan dan rencana utama perusahaan dan yang paling penting (b) untuk mengevaluasi kemampuan ekonominya. Biaya yang diajukan dan benefit yang diestimasikan dikonversikan menjadi sebuah cash flow yang sesuai. Bermacam- macam teknik capital budgeting dapat diaplikasikan untuk cash flow tersebut untuk menghitung tingkat keuntungan dari investasi. Berbagai macam aspek resiko diasosiasikan dengan proposal yang akan dievaluasi. Setelah analisis ekonomi telah dibuat lengkap, diiringi dengan data tambahan dan rekomendasi yang ditujukan untuk para pengambil keputusan.  Pengambilan Keputusan Besarnya sejumlah dana yang dikeluarkan dan pentingnya penganggaran barang modal menggambarkan tingkat organisasi tertentu yang membuat keputusan penganggaran. Perusahaan biasanya mendelegasikan kewenangan penganggaran barang modal sesuai dengan jumlah uang yang dikeluarkan. Secara umum jajaran direksi memberikan keputusan akhir untuk sejumlah tertentu penganggaran barang modal yang dikeluarkan.
  • 10. 7  Implementasi Ketika sebuah proposal telah disetujui dan dananya telah siap, tahap implementasi segera dimulai. Untuk pengeluaran yang kecil, penganggaran dibuat dan pembayaran langsung dilaksanakan. Namun untuk penganggaran dalam jumlah besar, dibutuhkan pengawasan yang ketat.  Follow Up (tindak lanjut) Setelah diimplementasikan maka perlu dilakukan monitoring selama tahap kegiatan operasi berjalan dari proyek tersebut. Perbandingan dari biaya yang ada dan keuntungan yang diekspektasikan dari berbagai proyek sebelumnya adalah sangat vital. Ketika biaya yang dikeluarkan melebihi anggaran biaya yang ditetapkan, harus segera dilakukan tindakan untuk menghentikannya, apakah dengan meningkatkan benefit atau mungkin menghentikan proyek tersebut. Setiap langkah dalam proses tersebut penting dilakukan terutama pada langkah kajian dan analisa, maupun pengambilan keputusan (langkah 2 dan 3) yang membutuhkan waktu dan tenaga yang paling besar. Langkah terakhir yakni follow up juga penting namun sering diabaikan. Langkah tersebut dilakukan untuk menjaga perusahaan untuk dapat meningkatkan akurasi cash flow yang diestimasi. Jenis-jenis Investasi Investasi dapat dilaksanakan oleh perusahaan tergantung motif dasar perusahaan yakni semakin tinggi tingkat hasil pengembalian atas investasi tersebut. Investasi tersebut terdiri dari berbagai jenis yang disesuaikan dengan tujuan perusahaan. Definisi investasi sebagai berikut: “The commitment of funds to one of more assets that will be held over some future time period”. Definisi tersebut mengartikan bahwa investasi adalah komitmen sejumlah dana untuk menjadi satu atau lebih aset yang akan dilaksanakan dalam suatu periode tertentu di masa yang akan datang. Selanjutnya Jones menggolongkan jenis investasi sebagai berikut:
  • 11. 8 1. a. Financial Assets. Pieces of paper evidencing a claim on some issuer 2. b. Real Assets. Physical assets, such as gold or real estate 3. c. Marketable Securities. Financial assets that are easily and cheaply traded in organized markets. Rasionalisasi Modal Persoalan rasionalisasi modal (capital rationing) akan muncul apabila terdapat batasan dana yang tersedia dan dihadapkan pada suatu portfolio dari investasi. Oleh karena itu kita perlu memilih beberapa alternatif investasi yang dapat dicapai dari anggaran yang tersedia dengan tingkat keuntungan yang cukup tinggi. Untuk itu perlu diperhatikan dua sifat umum dari berbagai investasi tersebut, diantaranya dikemukakan adalah: 1. Independent projects yakni proyek yang cash flownya tidak berhubungan atau tidak tergantung diantara satu proyek dengan proyek lainnya. Penerimaan atas salah satu proyek dengan alasan tertentu tidak akan mengeliminasi proyek lainnya. Apabila sebuah perusahaan memiliki banyak anggaran dana yang tersedia untuk diinvestasikan, kriteria penerimaan atas proyek akan lebih mudah. Semua pilihan investasi yang menghasilkan keuntungan yang paling besar akan langsung dapat diterima. 2. Mutually exclusive project adalah proyek yang memiliki fungsi yang sama dan bersaing satu sama lainnya. Penerimaan suatu proyek akan mengeliminir proyek lainnya yang setara. Cash Flow dan Metode Investasi 1. Initial Investment Batasan investasi awal sangat relevan dengan sejumlah cash out flow yang dipertimbangkan ketika mengevaluasi prospektif penganggaran barang modal. Investasi awal (initial invesment) dilakukan pada nol waktu (time zero), yakni waktu ketika anggaran dikeluarkan. Investasi awal diperhitungkan dengan
  • 12. 9 mengurangi semua cash inflow yang terjadi pada saat ‘time zero’ dengan seluruh cash outflow yang terjadi pada saat ‘time zero’. Rumusan dasar untuk menentukan investasi awal adalah biaya pembelian aset baru ditambah biaya instalasi dikurangi pajak penjualan aset lama. Format dasar penentuan Initial Invesment yakni sebagai berikut: “The basic Format for Determining Initial Investment Installed cost of new asset = Cost of new asset + instalation costs – after-tax proceeds from sale of sold assets”. Dengan adanya initial invesment tersebut akan mempengaruhi dan akan merubah Net Working Capital (Modal Kerja Bersih, (NWC) dari suatu perusahaan. Apabila sebuah perusahaan bermaksud membeli kapal dalam rangka ekspansi maka baik level produksinya, atau tingkat kas, piutang, persediaan, maupun hutang dagangnya akan meningkat. Perbedaan antara perubahan aset lancar dengan perubahan hutang lancar merupakan perubahan Net Working Capital. Secara umum apabila aset lancar meningkat lebih besar dibandingkan hutang lancar akan menghasilkan peningkatan NWC, begitupun sebaliknya. 2. Cash Flow Salah satu hal penting didalam persoalan kebijakan investasi adalah mengadakan estimasi dari pengeluaran uang yang akan diterima dari investasi tersebut pada masa yang akan datang. Untuk mengevaluasi berbagai alternatif penganggaran barang modal/investasi, perusahaan harus menentukan cash flow yang sesuai, yakni data mengenai aliran kas bersih dari suatu investasi. Untuk keperluan penilaian suatu investasi yang dibiayai sepenuhnya oleh modal sendiri aliran kas bersih (cash flow) adalah sebelum pembebanan penyusutan dan diperhitungkan sesudah pajak. Namun apabila dibiayai dengan modal pinjaman maka aliran kas bersih adalah sebelum dibebani penyusutan, bunga dan diperhitungkan setelah pajak.
  • 13. 10 Selanjutnya pengertian arus kas “The netral net cash, as opposed to accounting net income, that flows into (or out of) a firm during some specified period”. Analisa cash flow perusahaan dapat dijadikan sebagai dasar penelitian untuk melihat sejauh mana aktivitas usaha secara akumulatif dapat mengcover dana yang diinvestasikan untuk menggerakkan kegiatan operasional perusahaan. Setiap cash flow dari suatu proyek memiliki pola konvensional karena di dalamnya terdapat 3 komponen dasar yakni: 1. Investasi awal 2. Cash inflow, dan 3. Terminal cash flow. Menurut (Bambang Rijanto, 1995) setiap usul pengeluaran modal selalu mengandung dua macam aliran kas (cash Flows), yaitu: 1. Aliran kas keluar neto (Net Outflow of Cash) yaitu yang diperlukan untuk investasi baru. 2. Aliran kas masuk neto tahunan (Net Annual Inflow of Cash), yakni sebagai hasil dari investasi baru tersebut, yang ini sering pula disebut “Net Cash Proceeds” atau cukup dengan istilah “Proceeds”. Arus kas untuk tujuan capital budgeting didefinisikan sebagai arus kas sesudah pajak atas semua modal perusahaan. Secara aljabar, definisi tersebut sama dengan laba sebelum bunga dan pajak, dikurangi pajak penghasilan jika perusahaan mempunyai hutang, ditambah beban penyusutan non kas. Rumusannya adalah sebagai berikut:
  • 14. 11 Cash Flow = EBIT (1 – T) + Depresiasi Dimana : EBIT = Laba Sebelum Bunga dan pajak T = Pajak penghasilan perusahaan Depr = Beban Penyusutan Rumusan tersebut berlaku untuk perusahaan yang tidak memiliki hutang. Apabila perusahaan memiliki hutang maka rumusannya adalah : Cash Flow = NI + Depr + rD (1 – T) Dimana: NI = Net Income rD = Interest expense (biaya bunga bank) Perkiraan cash flow merupakan hal yang sangat penting dalam proses capital budgeting, yakni sebuah proses yang rumit dan kompleks yang membutuhkan pemikiran dan perhitungan yang matang agar estimasi cash flow yang diproyeksikan mampu mendekati perkiraan cash flow yang dilaksanakan perusahaan. Dengan demikian, penilaian terhadap hasil analisis capital budgeting akan memberikan penilaian yang akurat pada penentuan keputusan investasi. Metode Evaluasi Kelayakan Rencana Investasi Metode yang dapat digunakan untuk dapat mengevaluasi berbagai alternatif investasi barang modal untuk dapat dipilih dikenal dua macam metode yakni metode konvensional dan metode discounted cash flow. Di dalam metode convensional dipergunakan dua macam tolak ukur untuk menilai profitabilitas rencana investasi yakni payback period (PB) dan average rate of return (ARR),
  • 15. 12 sedangkan dalam metode discounted cash flow dikenal dua macam tolak ukur profitabilitas yakni Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR) dan profitability Index. Perbedaan utama antara metode konvensional dengan metode discounted cash flow terletak pada penilaian terhadap nilai waktu uang (time value of money). Metode evaluasi konvensional tidak mempertimbangkan time value of money. 1. Payback Period Metode payback period pada umumnya digunakan untuk mengevaluasi investasi yang diajukan. Payback period adalah target waktu yang dibutuhkan oleh perusahaan untuk mengembalikan investasi awal yang diperhitungkan dari cash inflow. Definisi payback period sebagai berikut: The payback period is the exact amount of time required for the firm to recover its initial investment in a project as calculated from cash inflow”. Payback period diperhitungkan dengan membagi investasi dengan cash inflow tahunan. Kriteria terhadap penerimaan keputusan investasi dengan menggunakan metode payback ini adalah diterima apabila payback period yang diterima yang diperoleh lebih singkat/pendek waktunya dibandingkan dengan target waktu payback period yang sebelumnya telah ditentukan. Contoh: Perusahaan ABC akan melakukan investasi terhadap proyek A dan proyek B. Kedua proyek tersebut merupakan proyek independen dan mutually exclusive. Investasi dikeluarkan pada awal tahun pertama. Adapun aliran kas bersih dari masing-masing proyek sebagai berikut: Tahun Proyek A Proyek B 0 -100.000 -100.000 1 50.000 10.000
  • 16. 13 2 40.000 30.000 3 30.000 40.000 4 20.000 50.000 5 10.000 20.000 Perhitungannya Proyek A = -100.000 – (50.000 + 40.000 + 10.000) = 2 tahun 4 bulan (10/30 x 12 bulan) Proyek B = -100.000 – (10.000 + 30.000 + 40.000 + 20.000) = 3 tahun 5 bulan (20/50 x 12 bulan) Keputusannya pemilihan proyek : Proyek A, karena memiliki waktu pengembalian yang lebih pendek 2. Net Present Value Secara eksplisit NPV memberikan pertimbangan dari nilai waktu uang, dan merupakan teknik capital budgeting yang banyak digunakan. NPV adalah jumlah present value semua cash inflow yang dikumpulkan proyek (dengan menggunakan discount rate suku bunga kredit yang dibayar investor) dikurangi jumlah investasi (initial cash outflow). Net Present Value yaitu: “The Net Present Value is found by subtracting a project’s initial investment from the present value of its cash inflows discounted at a rate equal to the firm’s cost of capital”. nNPV = Σ CFt /(1 + k)t – Io t = 1
  • 17. 14 Sebagai pedoman umum, rencana investasi akan menguntungkan apabila NPV positif dan apabila NPV nol maka investasi tersebut berarti break even. Apabila NPV suatu proyek negatif, berarti proyek tersebut tidak layak untuk dilaksanakan. Dimana: CFt = Net Cash Flow (Prodeeds) pada tahun ke – t k = Tingkat Diskonto t = Lama waktu atau periode berlangsungnya investasi I0 = Initial Outlays (Nilai investasi awal) Kelebihan metode NPV sebagai sarana penilaian terhadap kelayakan suatu rencana investasi barang modal adalah penggunaan nilai waktu uang untuk menghitung nilai sebenarnya cash flow yang diperoleh pada masa yang akan datang. Dengan demikian, dapat diperoleh gambaran profitabilitas proyek yang lebih mendekati realitas. Kelebihan lainnya adalah digunakannya discount faktor, biasanya merupakan salah suku bunga kredit yang dipinjam investor untuk membiayai proyek. Dengan demikian, penggunaan metode ini menjadi lebih fleksibel karena dapat disesuaikan dengan discount factor yang berubah-ubah dari waktu ke waktu. Kriteria penerimaan atas investasi dengan metode ini adalah diterima apabila NPV yang dihasilkan adalah positif, dan ditolak apabila nilai NPV negatif. Kelemahan dari metode ini adalah perhitungan yang cukup rumit, tidak semudah perhitungan payback period. Untuk perhitungannya diperlukan keahlian seorang financial analis sehingga penggunaannya terbatas. Contoh : Perusahaan ABC akan melakukan investasi terhadap proyek A dan proyek B. Kedua proyek tersebut merupakan proyek independen dan mutually exclusive. Investasi dikeluarkan pada awal tahun pertama.
  • 18. 15 Diketahui discount rate 10% Adapun aliran kas bersih dari masing-masing proyek sebagai berikut: Tahun Proyek A Proyek B 0 -100.000 -100.000 1 50.000 10.000 2 40.000 30.000 3 30.000 40.000 4 20.000 50.000 5 10.000 20.000 Jawaban :  Proyek A Tahun 1 = 50.000 / (1+0,1)1 = 45.455  Proyek A Tahun 2 = 40.000 / (1+0,1)2 = 33.058  Proyek A Tahun 3 = 30.000 / (1+0,1)3 = 22.539  Proyek A Tahun 4 = 20.000 / (1+0,1)4 = 13.660  Proyek A Tahun 5 = 10.000 / (1+0,1)5 = 6.209 NPV Proyek A = (45.455 + 33.058 + 22.539 + 13.660 + 6.209) – 100.000 = 20.921  Proyek B Tahun 1 = 10.000 / (1+0,1)1 = 9.091  Proyek B Tahun 2 = 30.000 / (1+0,1)2 = 24.793  Proyek B Tahun 3 = 40.000 / (1+0,1)3 = 30.053  Proyek B Tahun 4 = 50.000 / (1+0,1)4 = 34.151  Proyek B Tahun 5 = 20.000 / (1+0,1)5 = 12.419 NPV Proyek B = (9.091 + 24.793 + 30.053 + 34.151 + 12.419) – 100.000 = 10.507
  • 19. 16 Tahun PV Proyek A PV Proyek B 0 – 100.000 – 100.000 1 45.455 9.091 2 33.058 24.793 3 22.539 30.053 4 13.660 34.151 5 6.209 12.419 NPV 20.921 10.507 3. Internal Rate of Return (IRR) Metode ini mungkin merupakan metode yang paling banyak digunakan sebagai salah satu teknik dalam mengevaluasi alternatif – alternatif investasi. Definisi Internal Rate of Return adalah: “The Internal Rate of Return (IRR) is the discount rate that equates the present value of cash inflows with the initial investment associated with a project”. Dijelaskan bahwa IRR merupakan rate discount dimana nilai present value dari cash inflow sama dengan nilai investasi awal suatu proyek. Dengan kata lain IRR adalah rate discount dimana NPV dari proyek tersebut = Rp0. IRR juga menggambarkan persentase keuntungan yang sebenarnya akan diperoleh dari investasi barang modal atau proyek yang direncanakan. Kriteria penerimaan proyek investasi dengan menggunakan metode Internal Rate of Return adalah apabila IRR yang dihasilkan lebih besar dibandingkan cost of capital, sebaliknya apabila lebih kecil dibandingkan cost of capital proyek tersebut ditolak. Pada dasarnya IRR dapat dicari dengan cara coba-coba (trial and error). Pertama-tama kita menghitung PV dari proceeds suatu investasi dengan menggunakan tingkat bunga yang kita pilih menurut kehendak kita. Kemudian hasil perhitungan itu dibandingkan dengan jumlah PV dari outlaysnya. Kalau PV
  • 20. 17 dari proceeds lebih besar daripada PV dicari investasi atau outlaysnya, maka kita harus menggunakan tingkat bunga yang lebih rendah. Cara demikian terus dilakukan sampai kita menemukan tingkat bunga yang dapat menjadikan PV dari proceeds sama besarnya dengan PV dari outlaysnya. Pada tingkat bunga inilah NPV dari usul tersebut adalah nol atau mendekati nol. Contoh: Perusahaan ABC akan melakukan investasi terhadap proyek A dan proyek B. Kedua proyek tersebut merupakan proyek independen dan mutually exclusive. Investasi dikeluarkan pada awal tahun pertama. Adapun aliran kas bersih dari masing-masing proyek sebagai berikut: Tahun Proyek A Proyek B 0 -100.000 -100.000 1 50.000 10.000 2 40.000 30.000 3 30.000 40.000 4 20.000 50.000 5 10.000 20.000 Jawaban : (Untuk Proyek A, apabila : menggunakan discout rate 20% dan 21%)  Menggunakan discount rate sebesar 20% PV Cashflow A = (50.000/1.2) + (40.000/1.44) + (30.000/1.728) + (20.000/2.0736) + (10000/2.4883) = 100.470  Menggunakan discount rate sebesar 21%
  • 21. 18 PV Cashflow A = (50.000/1.21) + (40.000/1.4641) + (30.000/1.7716) + (20.000/2.1436) + (10000/2.5937) = 98.763 Jawaban : (Untuk Proyek A, apabila : menggunakan discout rate 18% dan 23%)  Menggunakan discount rate sebesar 18% PV Cashflow A = (50.000/1.18) + (40.000/1.3924) + (30.000/1.6430) + (20.000/1.9387) + (10000/2.2877) = 104.047  Menggunakan discount rate sebesar 23% PV Cashflow A = (50.000/1.23) + (40.000/1.5129) + (30.000/1.8608) + (20.000/2.2888) + (10000/2.8153) = 95.502  Menggunakan Interpolasi untuk mencari present value aliran kas sebesar 100.000 (diantara 95.502 dengan 104.047) IRR proyek A = 18% + {(104.047 – 100.000)/(104.047 – 95.502)} {5%} IRR proyek A = 18% + 2,368% IRR proyek A = 20.368% Contoh IRR Proyek A Tahun PVIF(20%) PV Proyek A PVIF(21%) PV Proyek A 1 1,2 41.667 1,21 41.322 2 1,44 27.778 1,4641 27.321 3 1,728 17.361 1,7716 16.934 4 2,0736 9.645 2,1436 9.330
  • 22. 19 5 2,4883 4.019 2,5937 3.855 PV 100.470 98.762 Melalui interpolasi diperoleh IRR Proyek A = 20,275% Jawaban :  Menggunakan discount rate sebesar 14% PV Cashflow B = (10.000/1.14) + (30.000/1.2996) + (40.000/1.4815) + (50.000/1.6889) + (20.000/1.9254) = 98.848  Menggunakan discount rate sebesar 13% PV Cashflow B = (10.000/1.13) + (30.000/1.2769) + (40.000/1.4429) + (50.000/1.6305) + (20000/1.8424) = 101.587  Menggunakan Interpolasi untuk mencari present value aliran kas sebesar 100.000 (diantara 98.848 dengan 101.587) IRR proyek B = 13% + {(101.587 – 100.000)/(101.587 – 98.848)} {1%} IRR proyek B = 13% + 0.579% IRR proyek B = 13.579% Contoh (IRR à Proyek B) Tahun PVIF(14%) PV Proyek B PVIF(13%) PV Proyek B 1 1,14 8.772 1,13 8.850 2 1,2996 23.084 1,2769 23.494 3 1,4815 27.000 1,4429 27.722 4 1,6889 29.605 1,6305 30.665
  • 23. 20 5 1,9254 10.387 1,8424 10.856 Proyek Yang dipilih : Proyek A, karena memiliki tingkat rate of return lebih tinggi dibandingkan dengan proyek B Perbandingan Metode Capital Budgeting Metode Proyek A Proyek B Payback Period 2 tahun 4 bulan 3 tahun 5 bulan NPV 20.921 10.507 IRR 20,275% 13,579%
  • 24. 21 PERTEMUAN X ARUS KAS & RESIKO PROYEK A. Mengestimasi Arus Kas Langkah yang paling penting dan paling sulit dalam penganggaran modal adalah mengestimasikan arus kas suatu proyek, yaitu pengeluaran estimasi investasi dan arus kas masuk bersih per tahun setelah suatu proyek dijalankan. Sangat sulit untuk meramalakan secara akurat biaya-biaya dan pendapatan yang terkait dengan suatu proyek yang besar dan kompleks, sehingga kesalahan dalam peramalan kadang kala dapat menjadi sangat besar. Fungsi staf keuangan dalam proses peramalan meliputi; a) Mendapatkan informasi dari berbagai departemen misalnya produksi dan pemasaran. b) Memastikan bahwa semua orang yang terlibat dalam peramalan menggunakan asumsi perekonomian yang konsisten, dan c) Memastikan bahwa tidak terjadi bias yang inheren di dalam peramalan. B. Mengidentifikasi Arus Kas yang Relevan Titik awal dari setiap analsiis penganggaran modal adalah mengidentifikasi arus kas relevan (relevan cash flows), yang diartikan sebagai serangkaian arus kas yang spesifik ang harus diperhitungkan dalam pengambilan keputusan. Terdapat dua peraturan penting yang dapat membantu untuk menghindari kesalahan dalam mengestimasi arus kas: 1. Keputusan penganggaran modal harus didasarkan atas arus kas, bukannya laba akuntansi, dan 2. Hanya penambahan arus kas (inkremental) saja yang relevan. 1. Biaya Aktiva Tetap Sebagian besar proyek membutuhkan aktiva, dan pembelian aktiva menggambarkan arus kas negatif. Walaupun perolehan aktiva mengakibatkan arus kas keluar, para akuntan tidak menyajikan pembelian aktiva tetap sebagai
  • 25. 22 pengurang dari laba akuntansi. Sebagai gantinya, mereka mengurangkan beban depresiasi tiap tahun sepanjang umur aktiva tersebut. Perhatikan bahwa biaya total sebuah aktiva tetap adalah termasuk biaya pengiriman dan pemasangannya. Ketika sebuah perusahaan membeli aktiva tetap, perusahaan tersebut seringkali harus mengeluarkan biaya yang cukup besar untuk pengiriman dan pemasangannya. Biaya ini dibebankan langsung dalam harga peralatan ketika biaya proyek tersebut sedang ditentukan. Lalu, biaya total peralatan termasuk biaya pengiriman dan pemasangan, digunakan sebagai dasar depresiasi pada saat beban depresiasi diperhitungkan. 2. Beban Nonkas Dalam menghitung laba bersih, para akuntan biasanya mengurangkan beban depresiasi dari pendapatan. Jadi, meskipun akuntan tidak mengurangkan harga pembelian aktiva tetao dalam perhitungan laba akuntansi, tetapi mereka mengurangi beban depresiasi setiap bulan. Depresiasi melindungi laba terhadap pajak, dan hal ini memliki dampak pada arus kas, tetapi depresiasi itu sendiri bukan suatu arus kas. Karenanya, depresiasi harus ditambahkan ke laba bersih ketika kita menghitung estimasi arus kas suatu proyek. 3. Perubahan dalam Modal Kerja Operasi Bersih Perubahan dalam modal kerja operasi bersih (change in net operating working capital) merupakan peningkatan aktiva lancar yang dihasilkan dari proyek bau dikurangi dengan peningkatan utang dagang dan akrual secara spontan. Jika perubahannya positif, sebagaimana biasanya terjadi dalam proyek ekspansi, makan pendanaan tambahan, di luar biaa perolehan aktiva tetap, masih akan dibutuhkan. 4. Pembayaran Bunga Tidak Diperhitungkan dalam Arus Kas Proyek Kita mendiskontokan biaya modal dari arus kas proek, dan biaya modal adalah rata-rata tertimbang dari biaya utang, saham preferen, dan saham biasa (WACC), yang disesuaikan dengan risiko proyek. Proses diskonto ini mengurangi arus kas
  • 26. 23 untuk biaya modal proyek. Jika pembayaran bunga lebih dulu dikurangkan dan hasilnya kemudian didiskontokan, ini akan menyebabkan biaa modal dihitung dua kali. Oleh sebab itu, tidak boleh mengurangkan beban bunga pada sat menghitung arus kas proyek. Arus Kas Tambahan Arus kas tambahan (incremental cash flow) mencerminkan perubahan total arus kas ke perusahaan yang terjadi akibat langsung dari diterimanya suatu proyek. 1. Biaya Tertanam Biaya tertanam (sunk cost) adalah suatu pengeluaran kas yang telah terjadi, sehingga tidak terpengaruh oleh keputusan yang sedang dipertimbangkan. Karena biaya tertanam bukanlah biaya tambahan, maka biaya ini tidak boleh dimasukkan ke dalam analisis. 2. Biaya Kesempatan Masalah potensial kedua akan berhubungan dengan biaya kesempatan (opportunity cost), yang merupakan arus kas yang dapat diperoleh dari aktiva ang telah dimiliki perusahaan apabila arus kas terebut tidak dipergunakan untuk proyek yang bersangkutan. 3. Pengaruh pada Bagian Laba Masalah potensial yang ketiga berhubungan dengan pengaruh yang dimiliki proyek terhadap bagian-bagian lain dari perusahaan, yang disebut para ekonom sebagai eksternalitas. Apabila suatu proek baru mengambil penjualan dari produk yang sudah ada, maka hal ini sering disebut dengan kanibalisasi. Penentuan Waktu Arus Kas Laporan laba rugi akuntansi dinyatakan untuk periode setiap tahun atau bulan, sehingga tidak mencerminkan secara tepat kapan di dalam satu periode pemasukan dan pengeluaran kas terjadi. Karena nilai waktu dari uang, arus kas
  • 27. 24 penganggaran modal secara teori harus dianalisis tepat pada waktu arus kas tersebut terjadi. Harus ada kompromi antara akruasi dan kemungkinan terjadinya. Sebuah garis waktu dengan arus kas harian secara teori pastilah merupakan analisis yang paling akurat, tetapi perkiraan arus kas harian membutuhkan biaya yang sangat besar dalam pembuatannya, susah digunakan, dan bisa jadi tidak lebih akurat dibanding estimasi arus kas tahunan karena kita tidak bisa meramalkan dengan cukup baik sampai tingkat detail. C. Mengevaluasi Proyek Penganggaran Modal Arus kas tambahan sangat dipengaruhi oleh apakah proyek ini merupakan suatu proyek ekspansi baru atau proyek pengganti. Proyek ekspansi baru didefinisikan sebagai suatu proyek di mana perusahaan berinvestasi pada aktiva baru untuk meningkatkan penjualan. Di sini arus kas tambahan hanya berupa arus kas masuk dan keluar dari proyek tersebut. Sedangkan proyek pengganti terjadi apabila perusahaan mengganti aktiva yang sudah ada dengan aktiva yang baru. Dalam hal ini, arus kas tambahan adalah tambahan pemasukan dan pengeluaran yang terjadi dari investasi pada aktiva yang baru tersebut. Dalam setiap kasus, arus kas umumnya akan memperhitungkan hal-hal berikut: 1. Pengeluaran investasi awal. Investasi awal termasuk biaya aktiva tetap di muka sehubungan dengan proyek ditambah dengan penambahan yang terjadi dalam modal kerja operasi bersih. 2. Arus kas operasi bersih. Ini merupakan arus kas masuk tambahan selama umur ekonomis proyek. Arus kas operasi tahunan sama dengan laba operasi setelah pajak ditambah depresiasi. 3. Arus kas tahun terakhir. Hal ini termasuk nilai sisa aktiva tetap, yang disesuaikan dengan pajak jika aktiva tersebut tidak dijual berdasarkan nilai bukunya, ditambah pengembalian dari modal kerja operasi bersih. Untuk setiap tahun dalam umur proyek, arus kas bersih ditetapkan sebagai jumlah dari arus kas masing-masing tiga kategori. Arus kas bersih tahunan ini selanjutnya akan ditampilkan dalam garis waktu dan digunakan untuk menghitung NPV dan IRR dari proyek tersebut. Proyek modal dapat dianalisis dengan
  • 28. 25 menggunakan kalkulator, kertas, dan alat tulis, atau dengan program spreadsheet seperti excel. Terdapat beberapa langkah yang bisa digunakan untuk menghitung analisis tersebut, yaitu: 1. Analisis arus kas. Pada langkah ini terdapat beberapa bagian, yaitu bagian 1 tentang data input, bagian 2 tentang skedul depresiasi, bagian 3 tentang nilai sisa bersih, dan bagian 4 tentang proyeksi arus kas. 2. Mengambil keputusan. Pada langkah ini terdapat bagian ke 5, yaitu tentang output utama dan penilaian atas proyek yang diusulkan. D. Pengenalan Analisis Risiko Proyek Sampai saat ini kita telah cukup berasumsi bahwa proyek-proyek yang ada akan menghasilkan arus kas tertentu, lalu menganalisis arus kas tersebut untuk memutuskan apakah kita harus menerima atau menolak proyek tersebut. Karena sudah jelas arus kas tidak diketahui dengan pasti, maka dalam penganggaran modal kita harus melihat teknik-teknik yang digunakan perusahaan untuk menentukan risiko suatu proyek dan kemudian memutuskan apakah keuntungan yang akan didapat sebanding dengan risikonya. E. Teknik untuk Mengukur Risiko Berdiri Sendiri Risiko proyek ada tiga jenis, yaitu: risiko berdiri sendiri, risiko perusahaan, dan risiko pasar. Pertama, Karena tujuan utama perusahaan adalah untuk memaksimalkan nilai bagi pemegang saham, maka yang paling berpengaruh adalah risiko proyek yang berakibat langsung bagi pemegang saham. Para pemegang saham umumnya terdiversifikasi, maka secara teori ukuran risiko yang paling relevan adalah risiko pasar. Selain itu risiko perusahan juga penting. Teknik menilai resiko proyek: 1. Analisis Sensitivitas Analisis sensitivitas adalah sebuah teknik yang mengindikasikan seberapa banyak NPV dapat berubah sebagai akibat dari adanya perubahan tertentu pada sebuah variabel input, jika variabel lainnya dianggap konstan. Analisis sensitivitas
  • 29. 26 merupakan suatu teknik analisis risiko dimana variabel utama diganti satu per satu dan hasil NPV-nya diamati. Jika kita sedang membandingkan dua proyek, proyek yang memiliki garis sensitivitas lebih curam akan lebih beresiko, karena bagi proyek tersebut kesalahan yang kecil dalam mengestimasi sebuah variabel seperti unit penjualan akan mengakibatkan kesalahan besar dalam NPV yang diharapkan dala proyek. Oleh karena itu analisis sensitivitas dalam menjadi masukan yang sangat berguna dalam menentukan resiko suatu proyek. 2. Analisis Skenario Analisis scenario menyediakan kebutuhan perluasan dari analisis sensitivitas. Analisis ini membuka kemungkinan dilakukannya perubahan pada variabel- variabel utama, dan juga memungkinkan kita untuk mengubah lebih dari satu variabel pada setiap perhitungan. Dalam analisis ini, seorang analisis keuangan akan memulai dengan kasus dasar (analisis dimana seluruh variabel input dinyatakan dalam nilai yang mungkin terjadi). 3. Simulasi Monte Carlo Simulasi Monte Carlo adalah teknik analisis resiko dimana kemungkinana kejadian yang terjadi di masa yang akan datang disimulasikan dalam sebuah komputer, sehingga menghasilkan estimasi tingkat pengembalian dan indeks- indeks resiko. Tipe analisis ini dinamakan simulasi. Walaupun simulasi Monte Carlo ini dianggap lebih kompleks daripada analisis skenario, adanya paket-paket peranti lunak simulasi ini memnbuat prosesnya mudah untuk dilakukan. Kebanyakan paet ini merupakan tambahan dari program spreedsheet seperti excel. F. MenggabungkanRisiko Proyek dan Struktur Modal dalam Penganggaran Modal Penganggaran modal dapat mempengaruhi resiko pasar, resiko perusahaan itu sendiri, atau keduanya, namun sangatlah sulit untuk mengukur kedua jenis resiko tersebut. Walaupun dimungkinkan untuk mengambil keputusan umum
  • 30. 27 bahwa satu proyek lebih beresiko daripada proyek lainnya, sangatlah sulit untuk mementukan ukuran kuantitatif yang baik dari resiko proyek. Ada dua metode yang digunakan untuk memperhitungkan resiko proyek ke dalam penganggaran modal. Metode yang pertama disebut pendekatan ekuivalen kepastian. Disini semua arus kas yang tidak diketahui dengan pasti dibuat skalanya, dan semakin beresiko arus kasnya, maka makin rendah nilai ekuivalen kepastiannya. Yang kedua adalah metode pendekatan tingkat diskonto yang disesuaikan dengan resiko, dimana resiko proyek yang berbeda diatasi dengan mengubah tingkat diskonto. Proyek yang memiliki resiko sedang, didiskontokan dengan rata-rata biaya modal perusahaan, proyek yang beresiko tinggi didiskontokan dengan biaya modal yang lebih tinggi, dan proyek yang beresiko rendah didiskontokan dengan presentase yang lebih rendah daripada biaya modal perusahaan.
  • 31. 28 PERTEMUAN XI BIAYA MODAL Pengertian Biaya Modal Biaya modal (Cost of Capital) adalah biaya riil yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk memperoleh dana baik yg berasal dari hutang, saham preferen, saham biasa, dan laba ditahan untuk mendanai suatu investasi atau operasi perusahaan. Penentuan besarnya biaya modal ini dimaksudkan untuk mengetahui berapa besarnya biaya riil yang harus dikeluarkan perusahaan untuk memperoleh dana yang diperlukan. Cost of Retained Earning Biaya modal yg terjadi jika laba ditahan (LD) digunakan untuk reinvestasi di perusahaan yng bersangkutan, biaya tersebut sebesar tingkat keuntungan investasi (rate of return) yang diisyaratkan diterima oleh para investor. Jika ”LD” diinvestasikan pada perusahaan lain akan memproleh keuntungan yang besarnya sama dg keuntungan jika perusahaan reinvestasi sendiri ”LD” tsb.  Biaya modal dihitung berdasarkan biaya untuk masing-masing sumber dana (biaya modal individual).  Namun, jika perusahaan menggunakan beberapa sumber modal maka biaya modal yang dihitung adalah biaya modal rata-rata tertimbang dari seluruh modal yang digunakan.  Biaya modal rata-rata tertimbang ini disebut dengan ”Weight Average Cost Of Capital” (WACC).
  • 32. 29  Konsep biaya modal erat kaitannya dg konsep tingkat keuntungan yg disyaratkan (required rate of return) yg dapat dilihat dari 2 sisi yaitu investor & perusahaan.  Tinggi rendahnya required rate  Sisi investor, of return mrp tingkat keuntungan (rate of return) yg mencerminkan tingkat risiko dari aktiva yang dimiliki.  Sisi perusahaan yg menggunakan dana (modal), besarnya required rate of return merupakan biaya modal (cost of capital) yang harus dikeluarkan untuk mendapatkan modal tersebut. Fungsi Biaya Modal 1. Terkait dengan pajak yang dikenakan pada perusahaan. Biaya modal yang dikenakan pada modal pinjaman berbeda dengan biaya modal dari modal sendiri. Konsep perhitungan biaya modal didasarkan pada perhitungan : 1. Sebelum pajak (before tax basis), perlu disesuaikan dulu dengan pajak sebelum dilakukan peritungan biaya modal rata-ratanya seperti obligasi. 2. Setelah pajak (after tax basis) 2. Sebagai Discount Rate Untuk menentukan diterima atau ditolaknya suatu usulan investasi yaitu dengan membandingkan tingkat keuntungan (rate of return) dari usulan investasi tersebut dengan biaya modalnya. Biaya modal di sini adalah biaya modal yang menyeluruh (overall cost of capital). Misalnya jika kita menggunakan metode Net Present Value atau Profitability Index untuk menentukan diterima atau ditolaknya suatu usulan investai, maka biaya modal berfungsi sebagai “discount rate” yang digunakan untuk menghitung nilai sekarang dari proceeds dan pengeluaran investasi.
  • 33. 30 Jenis Biaya Modal 1. Biaya Modal Individual 2. Biaya Modal Hutang Jangka Pendek Hutang jangka pendek (hutang lancar) mirip hutang yang jangka waktu pengembaliannya kurang dari 1 tahun, yang terdiri dari hutang perniagaan (trade account payable), hutang wesel & kredit jangka pendek dari bank. 3. Biaya Modal Hutang JK Panjang Pada dasarnya biaya penggunaan hutang jangka panjang (cost of debt) yang biasanya berasal dari obligasi (cost of bond). 4. Biaya Modal Saham Preferen (cost of preferred stock) Adalah biaya riil yang harus dibayar jika perusahaan menggunakan dana dengan menjual saham preferen. CPS diperhitungkan sebesar tingkat keuntungan yang disyaratkan (required rate of return) oleh investor pemegang saham preferen. Artinya tingkat keuntungan yang diharapkan oleh investor merupakan biaya yang harus ditanggung emiten. Biaya modal saham preferen mempunyai sifat campuran antara hutang dan saham biasa.  Mempunyai sifat hutang, karena saham preferen mengandung kewajiban tetap untuk memberikan pembayaran dividen secara periodik.  Memiliki sifat seperti saham biasa karena saham preferen mrp bukti kepemilikan perusahaan yg mengeluarkan saham preferen tersebut. Demikian pula ketika perusahaan terpaksa dilikuidasi, maka perusahaan pemegang saham preferen mempunyai hak sebelum pemegang saham biasa. Pembayaran dividen saham preferen dilakukan setelah pendapatan dikurangi pajak, sehingga biaya modal saham preferen tidak perlu lagi disesuaikan atau dikurangi dg pajak.
  • 34. 31 5. Biaya Modal Saham Biasa dan Laba Ditahan atau Biaya Modal Sendiri (equitas) Merupakan biaya yang dikeluarkan perusahaan yang memperoleh dana dengan menjual saham biasa atau menggunakan laba ditahan untuk investasi. Peruasahaan dapat membagikan laba setelah pajak yang diperoleh sebagai dividen atau menahannya dalam bentuk laba ditahan. Laba ditahan yang digunakan untuk investasi kembali tersebut perlu diperhitungkan biaya modalnya. Untuk menghitung biaya ekuitas digunakan dua model pendekatan yaitu : 1. Model Diskonto Dividen (Dividend Discount Model) Menjelaskan biaya ekuitas mirip diskonto yang menyeimbangkan nilai sekarang dari keseluruhan dividen per lembar saham yang diharapkan di masa akan datang, sehingga biaya modal mirip faktor diskonto dari dividen yang ada. 2. Pendekatan CAPM (Capital Asset Pricing Model) Model CAPM mirip model penetapan biaya modal dengan menganalisis tingkat return saham yang terjadi. Besarnya tingkat return saham yang diharapkan oleh investor ini merupakan biaya modal yang harus dikeluarkan oleh emiten. Model CAPM ini dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu: 1. Besarnya beta bunga bebas risiko 2. Risiko sistematis yg ditunjukkan oleh koefisien beta 3. Premium risiko pasar yang ditunjukkan oleh selisih antara return pasar dengan return saham 1. Biaya Modal Keseluruhan Biaya modal keseluruhan adalah biaya modal yg memperhitungkan seluruh biaya atas modal yang digunakan oleh perusahaan. Konsep biaya modal perusahaan secara keseluruhan (overall cost of capital) bermanfaat dalam
  • 35. 32 penilaian usulan investasi jangka panjang. Misalnya, dalam menentukan proyek investasi yang harus diambil dapat ditentukan dengan membandingkan besarnya biaya modal yang harus dikeluarkan (cost of capital) dengan tingkat keuntungan yang diproleh dimasa datang. Untuk menetapkan biaya modal dari perusahaan secara keseluruhan perlu dihitung biaya modal rata-rata tertimbangnya (weighted average cost of capital atau WACC). Sebagai unsur penimbangnya adalah proporsi dana bagi setiap jenis atau sumber modal yang digunakan dalam investasi proyek tersebut. Faktor yang mempengaruhi WACC 1. Kondisi pasar. 2. Struktur Modal perusahaan dan dividend policy. 3. Kebijakan Investasi. Perusahaan dengan proyek yang lebih berisiko umumnya memiliki WACC yang lebih tinggi. Pentingnya Biaya Modal Kebutuhan dana investasi suatu perusahaan dapat dipenuhi dari hasil operasional perusahaan, modal sendiri (dana dari pemilik) atau melalui penarikan pinjaman dari pihak lain /hutang. Dalam suatu investasi, biaya yang timbul akibat penarikan pinjaman merupakan biaya modal dan perlu diperhitungkan dalam keputusan investasi. Biaya Modal (Cost of Capital) merupakan semua biaya yang secara riil dikeluarkan oleh perusahaan dalam rangka mendapatkan sumber dana. Biaya Modal = Biaya Riil X 100% Penerimaan Kas Bersih
  • 36. 33 Biaya Modal Saham Biasa Saham biasa merupakan surat bukti kepemilikan perusahaan yang tidak mempunyai ak-hak istimewa seperti Saham Preferen. Deviden Saham biasa akan dibayarkan apabila perusahaan memperoleh Laba, akan tetapi jika perusahaan rugi, maka deviden tidak dibagikan. Oleh karena, deviden dibayarkan jika perusahaan memperoleh laba maka diharapkan ada pertumbuhan deviden dari tahun ke tahun . Hal tersebut berarti terdapat harapan peningkatan laba dari tahun ke tahun. CONTOH KASUS PT Kedaton dalam membiayai investasinya menggunakan kombinasi beberapa sumber dana sekaligus, yaitu: Sumber Total Dana Cost of Capital Obligasi…………………… 40.000.000,-; 14,7% *) Saham Preferen…………… 30.000.000,-; 18% Saham Biasa………………. 90.000.000,-; 16% *) setelah penyesuaian pajak. Biaya Rata- rata Tertimbang Dihitung , sebagai berikut: Sumber Total Dana Komposisi Cost Rata-rata Obligasi……………… 40.000.000,-; 25% 14,7% *) 3,675% Saham Preferen……… 30.000.000,-; 18,75% 18% 3,375% Saham Biasa………… 90.000.000,-; 56,25% 16% 9,000% Total 160.000.000,- 100% 16,05% Biaya Modal Rata – rata Tertimbang atau Weighted Average Cost Of Capital (WACC) diperoleh sebesar 16,05%. Angka tersebut merupakan pedoman atau
  • 37. 34 tolok ukur (cut of rate) perusahaan dalam mengambil keputusan suatu Investasi, diterima atau ditolak.
  • 38. 35 PERTEMUAN XII LEVERAGE, STRUKTUR MODAL, DAN KEBIJAKAN DIVIDEN 1. LEVERAGE A. Pengertian Leverage 1. Penggunaan asset dan sumber dana oleh perusahaan yang memiliki biaya tetap dengan maksud agar meningkatkan keuntungan potensial pemegang saham. (menurut manajemen keuangan). 2. Pengguna aktiva atau dana dimana untuk penggunaan tersebut perusahaan harus menutup biaya tetap atau membayar beban tetap. (Bambang Riyanto (2001:375). B. Tujuan Penggunaan Leverage untuk meningkatkan dan memaksimalkan kekayaan dari pemilik perusahaan itu sendiri. untuk memenuhi kebutuhan dana, dapat menggunakan modal sendiri dan juga dari hutang atau modal pinjaman. Menggunakan modal dari pinjaman harus membayar bunga secara rutin yang merupakan beban tetap. Leverage timbul karena perusahaan menggunakan aktiva tetap yang menyebabkan harus membayar biaya tetap dan menggunakan hutang yang harus membayar biaya bunga atau beban tetap. C. Jenis- Jenis Leverage 1. Operating Leverage (Pengungkit Operasi) Penggunaan aktiva dengan biaya tetap yang bertujuan untuk menghasilkan pendapatan yang cukup untuk mengukur biaya tetap dan variabel serta dapat meningkatkan profitabilitas. Leverage opererasi dapat mengukur perubahan pendapatan atau penjualan terhadap keuntungan operasi perusahaan. Menurut Mamduh M. Hanafi (2004:327) Operating leverage diartikan sebagai seberapa besar perusahaan menggunakan beban tetap operasional. Operating leverage ditentukan oleh hubungan antara sales revenue yang diperoleh perusahaan dengan laba sebelum bunga dan pajak (EBIT). Analisis operating leverage dapat
  • 39. 36 membantu pimpinan perusahaan dalam mengambil keputusan sejauh mana peningkatan penjualan berpengaruh terhadap laba operasi perusahaan. Besar kecilnya operating leverage diukur dengan degree of operating leverage (DOL), yaitu diukur dengan rumus : 2. Financial Leverage (Pengungkit Keuangan) Menurut Mamduh M. Hanafi (2004:332) besarnya beban tetap keuangan yang digunakan oleh perusahaan beban tetap keuangan tersebut biasanya berasal dari pembayaran bunga untuk utang yang digunakan oleh perusahaan. Leverage keuangan mengukur pengaruh perubahan keuangan operasi terhadap perubahan pendapatan bagi pemegang saham yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap pendapatan per lembar saham. Oleh karena itu leverage keuangan berkaitan dengan laba perusahaan sebelum bunga dan pajak serta pendapatan saham biasa per lembar. Finansial leverage dibedakan menjadi 2 yaitu : 1. Financial structure (struktur keuangan) : menunjukkan bagaimana perusahaan membelanjai aktivanya. Financial structure tampak ada neraca sebelah kredit, yang terdiri atas utang lancar, utang jangka panjang dan modal. 2. Capital structure (struktur modal) : merupakan bagian dari struktur keuangan yang hanya menyangkut pembelanjaan yang sifatnya permanen atau jangka panjang. Struktur modal ditunjukkan oleh komposisi: utang jangka panjang, saham istimewa, saham biasa dan laba ditahan. DOL PADA X = % PERUBAHAN EBIT % PERUBAHAN PENJUALAN
  • 40. 37 2. STRUKTUR MODAL A. Pengertian struktur modal Menurut manajemen keuangan pembelanjaan jangka panjang suatu perusahaan yang diukur dengan perbandingan utang jangka panjang dengan modal sendiri. Teori struktur modal menjelaskan kebijakan pembelanjaan jangka panjang dapat mempengaruhi nilai modal perusahaan, biaya modal perusahaan, dan harga pasar saham perusahaan. Pada bab ini digunakan tiga macam tingkat pengembalian atau kapitalisasi, yaitu : tingkat pengembalian utang (kd), saham biasa (k’ₑ) dan tingkat pengembalian perusahaan secara keseluruhan (kₒ). Kd = F/B = beban bunga tahunan/nilai pasar utang Keterangan : Kd = tingkat pendapatan utang perusahaan atau biaya modal utang. Kₑ = E/S = laba yg tersedia bagi pemegang saham/nilai pasar saham Keterangan : ₑ = tingkat pendapatan saham biasa atau biaya modal saham biasa. Kₒ = O/V = laba bersih operasi/b+s Keterangan : Kₒ = tingkat kapitalisasi perusahaan secara keseluruhan V = B + S = Nilai total perusahaan Tingkat kapitalisasi perusahaan secara keseluruhan atau biaya modal rata-rata tertimbang perusahaan : Kₒ = Kd b/b+s + Kₒ s/b+s 3. KEBIJAKAN DIVIDEN Teori Kebijakan Dividen Terdapat 2 teori tentang kebijakan dividen menjelaskan bagaimana pengaruh besar kecilnya dividen payout rasio (DPR) terhadap harga pasar saham. Adapun kedua teori tersebut adalah:
  • 41. 38 1. Dividend Irrelevance Theory Teori ini dikemukakan oleh Merton Miller dan Franco Modigliani (MM). kebijakan dividen tidak mempengaruhi harga pasar saham perusahaan atau nilai perusahaan. (MM) berpendapat bahwa, nilai perusahaan hanya ditentukan oleh kemampuan perusahaan untuk menghasilkan pendapatan (earning power) dan resiko bisnis, sedangkan cara mengambil arus pendapatan menjadi dividend an laba ditahan tidak mempengaruhi nilai perusahaan. Asumsi yang dikemukakan oleh Modigliani dan Miller adalah :  Tidak ada pajak atas pendapatan perusahaan dan pendapatan pribadi.  Tidak ada biaya emisi atau biaya transaksi saham.  Leverage keuangan tidak mempunyai pengaruh terhadap biaya modal.  Investor dan manajer mempunyai informasi yang sama tentang prospek perusahaan.  Pendistribusian pendapatan antara dividen dan laba ditahan tidak berpengaruh terhadap biaya sendiri.  Kebijakan penganggaran modal independen dengan kebijakan dividen. 2. Bird In-The Hand Theory Teori ini dikemukakan oleh Myron Gordon dan John Lintner. Berdasarkan bird in-the hand theory, kebijakan dividen berpengaruh positif terhadap harga pasar saham. Artinya, jika dividen yang dibagikan perusahaan lebih besar, maka harga pasar saham perusahaan tersebut akan semakin tinggi dan sebaliknya hal itu terjadi karena pembagian dividen dapat mengurangi ketidakpastian yang dihadapi investor. 3. Menjelaskan Pendekatan Struktur Modal Terdapat 3 pendekatan struktur modal yaitu : 1. Pendekatan Tradisional (Traditional Approach) Mengemukakan ada struktur modal optimal dan perusahaan dapat meningkatkan nilai total perusahaan dengan mempergunakan jumlah utang (leverage keuangan) tertentu. Struktur modal dapat berubah-ubah agar dapat
  • 42. 39 diperoleh nilai perusahaan yang optimal. Semisal contoh perusahaan mempergunakan utang yang semakin besar dapat menurunkan biaya modalnya (kₒ) dan meningkatkan nilai perusahaan. Walaupun pemegang saham meningkatkan tingkat kapitalisasi saham (kₑ) karena meningkatnya resiko bagi pemegang saham, peningkatkan tersebut tidak melebihi manfaat yang diperoleh dari penggunaan utang yang biayanya (kd) lebih murah. 2. Pendekatan Laba Bersih Operasi (Net Operating Income Approach) Pendekatan ini mengasumsikan biaya modal perusahaan (ko) tetap pada berbagai tingkat leverage. 3. Pendekatan Modigliani-Miller Position (Mm) Mendukung hubungan antara struktur modal dengan biaya modal sebagaimana yang dijelaskan berdasarkan pendekatan laba bersih operasi yang menyatakan bahwa struktur modal tidak mempengaruhi biaya modal perusahaan dan juga tidak mempengaruhi nilai perusahaan. Adapun jenis-jenis pembayaran dividen antara lain: 1. Pembayaran dividen dalam bentuk tunai (cash dividen) Pembayaran dividen oleh perusahaan kepada para pemegang saham dan diberikan secara tunai sesuai dengan dividen yang didapatkan oleh para pemegang saham. Ada beberapa kebijakan dalam pembayaran dividen secara tunai a. Kebijakan pembayaran dividen stabil artinya, dividen akan dibayarkan secara tetap perlembarnya untuk jangka waktu tertentu walaupun laba yang diperoleh perusahaan berfluktuasi. b. Kebijakan pembayaran dividen yang meningkat artinya perusahaan akan membayarkan dividen kepada pemegang saham dengan jumlah yang slalu meningkat dengan pertumbuhan yang stabil. c. Kebijakan pembayaran dividen dengan rasio yang konstan artinya, perusahaan akan membayarkan dividen kepada pemegang saham yang besarnya mengikuti besarnya laba yang diperoleh oleh perusahaan.
  • 43. 40 d. Kebijakan pembayaran dividen regular yang rendah ditambah ekstra artinya perusahaan akan membayarkan dividen kepada pemegang saham dengan cara perusahaan menentukan jumlah pembayaran dividen per lembar yang dibagikan kecil, kemudian ditambah dengan ekstra dividen bila keuntungannya mencapai jumlah tertentu. 2. Pembayaran dividen dalam bentuk saham (stock dividen) Pemegang saham akan diberi tambahan saham sebagai pengganti kas dividen. Ada beberapa jenis pembayaran dividen dalam bentuk saham : a. Pembayaran dividen dalam bentuk pemecahan saham (stock split) artinya, saat harga pasar saham perusahaan terlalu tinggi, biasanya perusahaan mengambil kebijakan untuk meningkatkan jumlah lembar saham melalui stock split yaitu pemecahan nilai nominal saham kedalam nilai nominal yang lebih kecil. Sehingga dividen diinvestasikan dalam bentuk pemecahan saham yang mengakibatkan jumlah saham para pemegang saham meningkat. Dengan begitu harga saham perusahaan dapat menyesuaikan dengan harga pasar saham saat itu. b. Pembayaran dividen dalam bentuk pembelian kembali saham (repurchase stock) artinya, perusahaan juga dapat membayarka dividen dalam bentuk membeli kembali (sebagian)saham pemegang saham. Hal ini ditujukan untuk menaikkan keuntungan para pemegang saham dan mengurangi jumlah lembar saham yang dimiliki perusahaan. Beberapa faktor yang menentukan dan mempengaruhi dalam pembuatan kebijkan dividen menurut Dr. Dermawan Sjahrial, M.M.(2002) antara lain: 1. Posisi likuiditas perusahaan Semakin kuat posisi likuiditas perusahaan maka semakin besar dividen yang dibayarkan. 2. Kebutuhan Dana Untuk Membayar Hutang Apabila sebagian besar laba digunakan untuk membayar hutang maka sisanya yang digunakan untuk membayar dividen semakin kecil.
  • 44. 41 3. Rencana Perluasan Usaha Semakin besar perluasan usaha perusahaan maka semakin berkurang dana yang dapat dibayarkan untuk dividen. 4. Pengawasan Terhadap Perusahaan Menurut J. Fred Weston dan Thomas Copeland (1998), faktor faktor yang mempengaruhi dalam kebijakan dividen adalah: 1. Undang-Undang (UU) Undang-undang menentukan bahwa dividen harus dibayar dari laba, baik laba tahun berjalan maupun laba tahun lalu yang ada dalam pos “laba ditahan” dalam neraca. 2. Posisi Likuiditas Laba ditahan biasanya diinvestasikan dalam aktiva yang dibutuhkan untuk menjalankan usaha. Laba ditahan dari tahun-tahun lalu sudah diinvestasikan pada pabrik peralatan, persediaan, dan aktiva lainnya. Laba tersebut tidak disimpan dalam bentuk kas. 3. Kebutuhan untuk Melunasi Hutang Apabila perusahaan mengambil hutang untuk membiayai ekspansi atau untuk mengganti jenis pembiayaan yang lain, perusahaan tersebut menghadapi 2 pilihan perusahaan dapat membayar hutang tersebut pada soal jatuh tempo dan menggantikannya dengan jenis surat berharga lainnya. 4. Tingkat Laba Tingkat hasil pengembalian atas aktiva yang diharapkan akan menentukan pilihan relatif untuk membayar laba tersebut dalam bentuk dividen pada pemegang saham atau menggunakannya di perusahaan tersebut.
  • 45. 42 PERTEMUAN XIII MODAL SAHAM DAN PERANAN BANK INVESTASI, HUTANG JANGKA PANJANG, PEMBIAYAAN CAMPURAN & MERGER, DIVESTASI, PERUSAHAAN INDUK DAN LEVERAGE BUYOUTS  Pengertian Hutang Jangka Panjang Hutang jangka panjang merupakan hutang yang dimiliki oleh perusahaan dan harus dilunasi dalam waktu yang relatif lama. Jatuh tempo pelunasan hutang jangka panjang biasanya dalam satu periode akuntansi yaitu satu tahun atau bahkan lebih. Pembiayaan dalam rangka melunasi hutang jangka panjang tidak berasal dari aktiva lancar seperti piutang dagang, investasi jangka pendek, kas perusahaan, ketersediaan stock produk di gudang, dan berbagai aktiva lancar lainnya. Pelunasan hutang jangka panjang umumnya dibayar dengan aktiva tidak lancar. Aktiva tidak lancar ialah aset ataupun kekayaan yang dimiliki perusahaan dengan nilai waktu ekonomis yang lama atau memiliki sifat permanen. Selain ast jangka panjang, aktiva tidak tetap ini dalam satu tahun periode operasional tidak mudah habis. Contoh dari aktivas tidak tetap adalah segala macam aset perusahaan seperti saham, inestasi jangka panjang, dan lain-lain  Jenis Jenis Hutang Jangka Panjang Terdapat dua jenis hutang jangka panjang yang dapat kita ketahui. Jenis jenis utang jangka panjang yaitu :
  • 46. 43 1. Hutang Hipotek Pengertian hutang hipotek adalah hutang yang timbul disebabakan pendapatan dana yang bersumber dari hutang dnegan penggunaan jaminan harta tetap. Harta tetap yang berupa barang tidak bergerak seperti berbagai sertifikat (tanah, gedung/ruko/bangunan). Apabila kondisi perusahaan tidak sanggup membayar hutang sesuai dengan jatuh tempo, sebagai gantinya pemberi hutang mempunyai hak untuk menyita ataupun menjual harta tetap yang menjadi jaminan. Hal tersebut dilakukan untuk memperoleh dana yang disesuaikan dengan jumlah dana hutang yang belum terbayarkan. Hutang hipotek pada umumnya hanya diperoleh dari 1 sumber, sebagai contoh melakukan peminjaman hutang hipotek kepada perbankan. 2. Hutang Obligasi Definisi hutang obligasi ialah hutang yang muncul disebabkan dana yang diperoleh melalui surat-surat obligasi yang diterbitkan. Pemegang surat obligasi adalah orang yang melakukan pembelian terhadap obligasi. Hal-hal yang dicantumkan dalam surat obligasi seperti jumlah nominal, waktu pelunasan, interest per year, beserta segala ketentuan yang disesuaikan dengan jenis obligasi yang disepakati oleh pemberi pinjaman dan yang menerima pinjaman.  Tipe Obligasi Obligasi memiliki berbagai macam tipe diantaranya :  Obligasi terjamin dan tidak terjamin  Berjangka  Berseri  Terdaftar  Kupon Obligasi Pada pengertian yang lain maka obligasi dibagi menjadi dua yaitu :
  • 47. 44  Obligasi yang dapat ditukar (biasa ditukar dengan saham biasa tergantung pemilik saham dan obligasi)  Tidak dapat ditukar Hal yang Mempengaruhi Nilai Pasar Obligasi  Jumlah nominal uang yang diperoleh  Tenggang waktu hingga jumlah keseluruhan diterima  Suku Bunga Pasar Kelebihan Obligasi Obligasi memiliki keebihan tersendiri di bandingkan perolehan dana dari pengeluaran surat saham. Kelebihan hutang obligasi diantaranya :  Pemilik surat obligasi tidak memiliki hak suara pada penentuan kebijakan perusahaan. Hal ini menguntungkan karena tidak mempengaruhi manajemen internal perusahaan.  Bunga obligasi cenderung lebih kecil apabila dikomparasikan dengan deviden yang dibagikan pada pemilik saham.  Bunga obligasi adalah biaya yang menjadi beban bagi perusahaan dan dapat mempengaruhi terhadap berkurangnya kewajiban pajak. Sedangkan deviden merupakan laba yang harus dibagikan pada pemilik saham dan tidak dibebankan menjadi biaya. Kekurangan Obligasi  Bunga obligasi tetap menjadi beban perusahaan dalam kondisi memperoleh laba maupun saat mengalami kerugian.  Pemegang obligasi tetap dapat meminta pengembalian obligasi meskipun perusahaan tidak sanggup melunasi hutang obligasi. Sebaliknya pemilik saham akan ikut menanggung apabila terjadi risiko kerugian yang didrita perusahaan.
  • 48. 45 Resiko Hutang Jangka Panjang Disamping keuntungan atau kebermanfaatan utang jangka panjang yang dapat diperoleh perusahaan. Terdapat resiko yang dapat diderita oleh perusahaan. Berbagai resiko utang jangka panjang diantaranya : 1. Resiko yang diterima akan semakin besar seiring dengan semakin lama jangka waktu pada pinjaman dana dan pelunasannya. 2. Jumlah sumber dana pinjaman sangat terbatas. 3. Apapun namanya, hutang merupakan beban yang menjadi tanggung jawab bagi perusahaan. 4. Tanggal jatuh tempo sudah pasti/tetap dan tidak memandang kondisi perusahaan. 5. Nilai saham yang dimiliki perusahaan dapat terpengaruh oleh besarnya jumlah utang jangka panjang. Ketentuan, Kriteria, dan Syarat Hutang Jangka Panjang Ketentuan Utang jangka panjang memiliki ketentuan yang harus dipenuhi. Ketentuan- ketentuan utang jangka panjang diantaranya : 1. Si penerima hutang diharapkan dapat menjaga tingkat modal minimalnya. 2. Penerima utang tidak diperbolehkan menjual piutang untuk memperoleh uang cash. 3. Aktiva tetap milik penerima pinjaman harus menjadi jaminan dalam bentuk hipotek kepada pemberi pinjaman. 4. Memberi batasan akan pinjaman di kemudian hari melalui pelarangan penambahan pinjaman atau mewajibkan hutang tambahan tersebut sebagai subordinasi pada utang jangka panjang.
  • 49. 46 Kriteria Usaha dalam mengakses utang jangka panjang yang memiliki jatuh tempo lebih dari satu tahun (biasanya5 – 20 tahun) memiliki berbagai kriteria dalam pemenuhan persyaratannya.Kriteria yang harus dipenuhi seperti : 1. Data dan Laporan harus disimpan dengan administrasi yang baik. 2. Wajib melakukan pembayaran pajak 3. Menjaga kinerja usaha yang masuk sebagai bagian perusahaan dalam pengajuan utang. Syarat Persyaratan yang dierlakukan pada perjanjian utang jangka panjang secara umum meliputi berbagai poin sebagai berikut : 1. Pencatatan yang diterapkan oleh peminjam harus sesuai dengan kaidah akuntansi terutama pada hal yang berhubungan dengan utang jangka panjang. 2. Melaporkan secara berkala terkait kondisi keuangan perusahaan yang telah diaudit. 3. Bagi peminjam urusan pembayaran pajak dan kewajiban lain harus diselesaikan sesuai dengan tenggang waktu yang ditetapkan. 4. Perusahaan yang meminjam harus sanggup menjaga semua aset perusahaan agar dapat digunakan untuk keberjalanan operasional. Manajemen Hutang Jangka Panjang Memiliki utang jangka panjang bagi perusahaan memang sudah suatu kondisi umum. Oleh karena itu ada hal yang wajib diketahui perusahaan baik cara menghitung hutang jangka panjang maupun hal yang terkait dengan akuntansi hutang jangka panjang.
  • 50. 47 Kondisi tersebut mewajibkan perusahaan melakukan manajemen tersendiri terhadap utang jangka panjang. Manajemen utang jangka panjang dapat dilakukan dengan menyusun neraca hutang jangka panjang yang dimiliki. Neraca merupakan laporan kondisi keuangan perusahaan pada satu siklus akuntansi selama satu tahun. Neraca memiliki tujuan untuk mengkalkulasi mengenai kondisi keuangan perusahaan baik aktiva maupun pasiva. Perhitungan pada neraca meliputi dana yang masuk dan keluar, biaya operasional maupun kondisi keuangan yang lancar pada akhir periode. Neraca inilah yang akan menjadi acuan dan standar dalam penentuan keputusan yang berhubungan dengan euangan perusahaan di periode selanjutnya. Incoming search terms:  Hutang Jangka Panjang  Utang Jangka Panjang  Contoh Hutang Jangka Panjang  Pengertian Hutang Jangka Panjang  Pengertian Utang Jangka Panjang  Contoh Utang Jangka Panjang  Jenis Hutang Jangka Panjang  Contoh Kewajiban Jangka Panjang  Kewajiban Jangka Panjang  Hutang Jangka
  • 51. 48 PERTEMUAN XIV ANALISA KESEHATAN DAN PREDIKSI KEBANGKUTAN BADAN USAHA MILIH SWASTA (BUMS) DAN BADAN USAHA MILIK NEGARA (BUMN) DAN CARA MENGATASINYA SECARA UMUM Kesulitan keuangan dan prediksi kebangktutan Kebangkrutan adalah kondisi keuangan perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan dalam jangka pendek (likuiditas atau technical solvency) dan mengalami insolvency (debt > asset). Pengertian lainnya dapat dikatakan bila total kewajiban melebihi total aktiva. Sebagai contoh di Indonesia tahun 1997-an, puluhan bank mengalami kebangkrutan. Tetapi pemerintah tidak ingin bank-bank tsb bangkrut maka diberikan bantuan (BLBI) yang sangat merugikan Negara dalam jumlah yang sangat besar sehingga berdampak kepada perekonomian Indonesia sampai saat ini. Pemerintah memberikan kredit BLBI karena menjaga kredibilitas pemerintah di mata maryarakat dan dunia. Kondisi incolvency ada dua pilihan yaitu likuidasi(kebangkrutan) dan reorganisasi (retrukturisasi).Hal-hal perusahaan dalam mengalami kebangkrutan al: kegagalan dibidang manajemen, operasional, penyelewengan, bencana, persaingan yang sangat tajam dan lainnya.
  • 52. 49 Sebab-sebab kegagalan usaha dan perusahaan mengalami kesulitan keuangan : a. Kekurangan pengalaman manajemen secara operasional dan tidak kompeten b. Kurangnya pengalaman secara manajerial. c. Keseimbangan antara keuangan, produksi, pemasaran dan fungsi lainnya tidak baik. d. Penyelewengan dan korupsi atau KKN. e. Bencana alam, tuntutan serikat buruh yang berlebihan, pungli, dan lainnya f. Peraturan pemerintah yang memberatkan antara lain kenaikan BBM,perpajakan dan lainnya. g. Karena persaingan yang sangat tajam antar perusahaan sejenis. h. Mengalami kerugian terus menerus. i. Faktor-faktor lainnya. Metode Memprediksi Kebangkrutan 1. Analisis Rasio Keuangan 2. Z Score – Metode Altman 3. Shut Down Point – Shut Down Cost 4. Analisis Surat Keputusan MenNeg BUMN
  • 53. 50 Note: BUMS tidak menggunakan metode ke-4 Analisis Kebangkrutan 1. Badan Usaha Milik Swasta (BUMS) Analisisnya dapat dibagi dalam 2 hal yaitu: 1) Analisis Univariate Rasio-rasio diuji secara terpisah untuk mengetahui penympangan Memperhatikan dengan teliti atas variabelitas al: pengaruh biaya tetap berbanding pendapatan operasi (operation income) atau rasio FC/OI tidak baik dan pengaruh Time Interest Earned (TIE) yang dibandingkan dengan laba (bunga lebih tinggi dari laba).Penilaian prediksi kebangkrutan dapat juga dilakukan dengan menilai rasio- rasio keuangan lainnya. 2) Analisis Multivariate. Analisis ini menggunakan 2 atau lebih varabelitas kedalam satu persamaan. Contohnya model regresi: Y = a+a1X1+a2X2+……+anXn Karena data analisis regresi adalah masa lampau, maka diadakan analisis diskriminan dengan menggunakan tehnik statistic. Analisis kebangkrutan ini dipopulerkan oleh Edward I. Altman di New York University pertengahan tahun 1960 menggunakan “analisis diskriminan” untuk memprediksi kebangkrutan perusahaan.
  • 54. 51 Altman adalah pioner memprediksi tentang kebangkrutan.Altman menganalisis perusahaan besar di USA dengan 22 rasio keuangan, tetapi hanya 5 rasio dominan dalam memprediksi perusahaan mengalami kebangkrutan atau tidak. Analisis diskriminan/ kebangjrutan terdiri 3 tahap: a. Menyusun klasifikasi kelompok bersifat mutually exclusive. Setiap kelompok dibedakan dengan satu distribusi peluang (probability distribution) sesuai ciri-cirinya. b. Mengumpulkan data untuk pengamatan dalam kelompok. c. Menurunkan kombinasi linier dari ciri-ciri tsb “paling baik” mendiskrimi nasikannya (membedakannya) diantara kelompok “paling baik”, artinya kombinasi yg meminumkan peluang ada kesalahan klasifikasi. Altman Model”s., fungsi Z (Zeta) Z= ,012X1+0,14X2+0,033X3+0,006X4+0,999X5 Dimana: a. X1 = Modal Kerja/Total Aset ( %) b. X2= Laba ditahan/Total Aset (%) c. X3= Laba sebelum bunga dan pajak/Total Aset (%). d. X4= (Nilai pasar Saham Biasa dan Saham Preferen) / Nilai Buku Total Utang. (%) e. X5 = Penjualan /Total Aset (kali) Penggunaan model Altman ini untuk perusahaan yang “Go Public”, karena kalau perusahaan tidak “Go Public”, nilai pasar
  • 55. 52 saham tidak dapat dihitung dengan teliti.Agar ini juga dapat digunakan untuk perusahaan “Non Go Public” Altman menggantinya, menggunakan nilai buku (book value) Common Stock dan Preferred Stock, kemudian model “Diskriminan Altman”, menjadi : Z= 0,717X1+0,847X2++3,107X3+ 0,42 X4 + 0,998 X5. Yang berbeda adalah kompenen X4 dari Market Value menjadi Book Value. Score Z untuk memnentukan suatu perusahaan bangkrut atau tidak,yaitu; Z score: 1) Secara Umum digunakan. a. 1.80 or less = Very high Probability of bankruptcy b. 1.81 – 2,70 = High Probability of Bankruptcy. c. 2,71 – 2,99 = Possible Bankruptcy. d. 3 or above = Far from being bankruptcy. 2) Menurut Book Value dan Market Value, Z score: Market Value Book Value 1. Very High Probability of Bankruptcy 1,80 or less 1,20 or less 2. High Probalbility Bankruptcy Z 1,81 -2,99 1,20 –2,90 3 Possible Bankrkuptcy Z> 2,99 2,90
  • 56. 53 4. Far from being bankruptcy 3,00 above 3,00 above Kemudian Altman, mengembangkan 4 versi variabel yang berlaku perusahaan public mapun pribadi, atau perusahaan manufaktur dan jasa. Z = 6,56X1+ 3,26X2 +6,72X3 + 1,05X4. Dalam 4 versi ini, tidak tercatat total penjualan dibagi total asset, sehingga analisisnya sempit bila dibanding dengan kedua model Altman diatas. Dalam kuliah MKP, yang kita pakai adalah kedua model tsb diatas ( 5 versi atau dari X1 s/d X5) dengan mengklasifiasikan perusahaan “Go public dan bukan Go public”. 2. Badan Usaha Milik Negara ( BUMN). Untuk menilai kesehatan atau kebangkrutan BUMN, sampai saat ini berlaku Keputusan Menteri Negara BUMN No: 100/MBU/2002/ tanggal 4 Juni 2002. Setiap BUMN harus membuat analisis kesehatan suatu BUMN, yang dilaporkan ke Menteri BUMN. Dalam SK tersebut dikategorikan hal-hal sebagai berikut: A. Tingkat kesehatan:BUMN 1. Sehat, terdiri dari : a. AAA apabila total (TS) > 95
  • 57. 54 b. AA apabila 80 <=”95 c. A apabila 65 <TS<=”80. 2. Kurang Sehat, yang terdiri dari : a. BBB apabila 50<TS<=”65 b. BB apabila 40<.TS<=”50 c. B apabila 30<TS< =”40. 3. Tidak sehat, yang terdiri dari: a. CCC apabila 20<TS<”30 b. CC apabila 10<TS<=”20 c. C apabila TS<=”20 Tingkat kesehatan BUMN berdasarkan penilaian terhadap Kinerja perusahaan meliputi: A. Aspek Keuangan. B. Aspek Operasional. C. Aspek Administrasi. A. Aspek Operasional. Baik Sekali (BS),Skor =100%x Bobot indikator yang bersangkutan. Baik(B), Skor =80%x indikator yang bersangkutan Cukup(C), Skor=50%x indikator yg bersangkutan Kurang(K), skor=20%x indicator yg bersangkutan
  • 58. 55 Baik Sekali, dsb artinya sekurang-kurangnya mencapai standar normal atau di antara normal baik diukur dari segi kualitas(waktu, mutu dsb) dan kuantitas (produktivitas,rendemen). Baik, artinya menedekati standar normal atau sedikit di bawah standar normal namun telah menunjukkan perbaikan baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Cukup, artinya masih jauh dari standar normal baik diukur dari segi kualitas maupun segi kuantitas dan mengalami perbaikan dari segi kualitas dan kuantitas. Kurang, artinya tidak tumbuh dan cukup jauh dari standar normal. Indikator yang dinilai adalah unsure-unsur kegiatan yang dianggap paling dominant dalam menunjang keberhasilan operasi sesuai dengan visi dan misi perusahaan. B. Aspek Administrasi(BUMN non infrastruktur) Laporan perhitungan tahunan Skor s/d akhir bulan ke 4 3 s/d akhir bulan ke 5 2 lebih dari akhir bulan ke 5 0 Indikator yang dinilai adalah: 1. Laporan Perhitungan Tahunan (LPT), kalau LPT diterima s/d akhir bulan ke 4, maka nilai BUMN =3. 2. Rancangan Rencana Anggaran dan Anggaran Perusahaan (RKAP), kalau diterima 2 bulan atau lebih cepat maka nilai BUMN= 3. 3. Laporan Periodik, kalau diterima Dekom/Pengawas dan Pemegang saham atau Menteri BUMN paling lambar 2 bulan setelah berakhirnya periode. Jumlah keterlambatan : Lebih cepat sama dengan nol hari skor= 3, dan 0<x< 30 hari skor = 2, 30<x<60 hari skor =1, dan <60 skornya =0
  • 59. 56 4. Laporan Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi (PUKK) merupakan hal yang harus dilakkan oleh BUMN. Indikatornya dengan menilai efketivitas penyaluran bantuan nilai skor = 3, dan Tingkat kolektibilitas pengembalian pinjaman dengan skor =3, Jumlah skor untuk PUKK ini = 6. Pada umumnya Persero, milik BUMN memberikan data maupun laporannya ke Menteri, Dekom, Pemegang Saham disampaikan tepat waktu begitu juga masalah PUKK dsbnya, karena para Direksi dapat melakukan koordinasi masalah ini dengan divisi-divisinya. Analisis Shut Down Point Memprediksi Kebangkrutan – Penutupan Usaha • Alat yang dipakai adalah Cash BEP • (Shut Down Point) • Pada titik impas tidak ada laba dan tidak selalu perusahaan ditutup pada kondisi BEP karena perusahaan masih mendapatkan sisa uang. Biaya yang timbul pada suatu periode adalah biaya tunai (memerlukan pengeluaran uang = out of pocket cost) dan biaya yang tidak memerlukan pengeluaran uang (sunk cost atau penyusutan). • Shut Down Cost (SDC) adalah beban tetap yang harus dibayar oleh perusahaan walaupun perusahaan tidak melakukan aktivitas. Perusahaan yang tidak ada kegiatannya seperti pabarik harus membayar gaji saptam, asuransi gedung,abonemen listrik, air dan lainnya. Shut Down Point (SDP) adalah jumlah satuan barang yang harus dijual agar dapat menutup biaya tunai. SDP grafiknya hamper sama dengan cash break event point. • SDP = F / contirbution margin per unit. • Dapat dikatakan bahwa penutupan usaha dapat dilakukan pada saat titik impas kas terus menerus yaitu pada saat jumlah penjualan dengan biaya tunai atau pada saat titik impas kas. Grafik titik impas kas dapat dipakai sebagai gambaran SDP dalam Q dan rupiah/dolar.
  • 60. 57 Alternatif-Alternatif Mengatasi Kesehatan dan Prediksi Kebangkrutan Perusahaan. 1. Pemecahan Secara Informal, dilakukan dengan : a. Dilakukan dengan segera bila keadaan belum begitu parah (early warning system). b. Melakukan “Extension (perpanjangan) “yaitu melakukan negosiasi dengan kreditor dan pemasok untuk memperpanjang jatuh tempoh utang c. Composition (Komposisi) yaitu melakukan negosiasi dengan kreditor/pemasok untuk dapat mengurangi besarnya tagihan, atau klaim hutang dari 100% menjadi 60%. d. Melakukan likuidasi, jika nilai likuidasi lebih besar dibandingkan dengan “going concern atau terus menerurs”, bila perusahaan dilikuidasi secara formal. e. Melakukan merger/concolidation dengan perusahaan lainnya. 2. Pemecahan Secara Formal. dilakukan dengan a. Kesulitan keuangan sudah parah, kreditor dan pemasok ingin ada jaminan keamanan dananya dan keadilan secara hukum. b. Bila nilai perusahaan > Nilai perusahaan dilikuidasi, maka dilakukan reorganisasi,mengubah struktur modal dengan perubahan komposisi (composition) . c. Jika Nilai Perusahaan < Nilai Perusahaan dilikuidasi, maka dilakukan likuidasi lebih baik dengan menjual aset-aset kemudian dibayarkan kepada kreditur dan pemasok dibawah pengawasan pihak ketiga. d. Retrukturisasi untuk dapat “bernafas lega”, suatu cara untuk mengurangi beban-beban yang menghimpit perusahaan atau “collapse” untuk
  • 61. 58 meringankan beban keuangan yang tetap (beban bunga). Retrukturisasi dapat dilakukan dengan “Extension dan Composition”.  Kebaikan perbaikan dengan alternative Formal ada 2 hal penting yaitu: a. COMMON POOL, Asumsikan perusahaan dengan nilai utang kepada 14 kreditor/pemasok masing-masing $ 2 juta atau $ 28 juta. Nilai pasar perusahaan hanya $ 23 juta, dan kalau dilikuidasi asetnya hanya dapat dijual sebesar $ 18 juta. Kondisi perusahaan sudah “collapse” tidak dapat membayar utang-utangnya, dan kreditor meminta agar perusahaan dibangkrutkan. ”Kebangkrutan pada salah seorang kreditor/pemasok dapat mengakibatkan kebangkrutan krediotor lainnya, atau kebangkrutan perusahaan secara keseluruhan, hal inilah disebut “Common Pool”. Kalau dilikuidasi nilanya $ 18 juta hanya untuk 9 kreditor, sedangkan 5 kreditor tidak dapat apa-apa. Kalau perusahaan tidak dilikuidasi, perusahaan masih dapat beroperasi dan utang masih dapat dibayarkan kepada 14 kreditur ( keseluruhan), hal ini diikuiti dengan masuknya kreditor sebgai manajemen perusahaan... Masalahnya apakah kreditor bersedia atau tidak ? b. HOLD OUT. Contoh diatas, perusahaan dapat menyakinkan kreditor/pemasoknya maka dilakukan “retrukturisasi”.Utang lama ( $ 2 juta setiap kreditor) diganti dengan “ utang baru”, asumsikan dari $ 2 juta turun menjadi $ 1,7 juta, sehingga jumlah utang 14 kriditur = 14 x $ 1,5juta = $ 21 juta, bandingkan dengan nilai pasar perusahaan $ 23 juta. Jika seorang atau lebih tidak setuju dengan kondisi tsb diatas dan dia tetap menuntut haknya 100% ditambah jasa bunganya 10%, maka haknya menjadi $2,2 juta.. Kalau ini terjadi, maka kreditor yang lainnya juga ingin mendapatkan hal yang sama. Kreditor- kreditor ingin menjadi kelompok terakhir (HOLD-OUT) untuk mendapatkan
  • 62. 59 haknya plus bunga, maka restrukturisasi gagal. Jadi semakin kecil kreditor semakin mudah “hold out”. Nilai Perusahaan. Untuk menilai perusahaan dilakukan dengan reorgnisasi. a. Misalkan kurator/pihak penilai memprediksi/ memperkirakan setelah reorganisasi mampu menghasilkan pendapatan bersih per tahun $ 20 juta.Tingkat kapitalisasi sebesar $ 20%. Nilai perusahaan = $ 20 juta/0,2= $100 jt. b. Menentukan struktur modal yang baru. Kompenen Jumlah Utang $ 10 juta Utang disubordinasikan 5 Saham preferen 5 Saham biasa 20 . Total $ 40 juta. Diadakan negosiasi dengan kreditor/pemasok dengan kurator dan hasilnya: 1). Sebesar 50% “ utang diturunkan statusnya menjadi utang disubordinasikan” 2). Sebesar 50% yang disubordinasikan statusnya diturunkan menjadi saham preferen. 3). Sebsar 50% saham preferen statusnya diturunkan menjadi saham biasa.
  • 63. 60 Struktur Modal Baru. Kompenen Jumlah Utang $ 5 juta Utang disubordinasikan 7,5 Saham Preferen 5 Saham Biasa 2,5 Total $ 20 juta. Dalam kondisi diatas, Pemegang Saham yang lama tidak dapat apa-apa. Mungkin saja, Pemegang Saham Lama (PSL) dapat bagian, andaikata setiap kreditor/pemasok bersedia memberikan $ 1 juta kepada PSL. Maka PSL akan menerima sebesar $ 3 juta. Kalau ini terjadi maka struktur modal baru ke dua adalah: 1. Sebesar $ 4 juta utang lama diturunkan statusnya menjadi utang yang disubordinasikan. 2. Sebesar 50% utang disubordinasikan (setelah dikurangi bagian pemegang saham lama) statusnya diturunkan menjadi saham preferen. 3. Sebesar 50% saham pereferen (setelah dikurangi bagian pemegang saham lama) statusnya diturunkan menjadi saham biasa. Struktur Modal yang Baru ke II Kompenen Jumlah Utang $ 5 juta Utang disubordinasikan 6 Saham preferen 4 Saham biasa 5 .
  • 64. 61 Total $ 20 juta Saham biasa $ 5 juta ini terdiri dari $ 3 juta pemegang saham lama dan $ 2 juta pemegang saham preferen lama.  Alternatif menyehatkan "Persero BUMN” 1. Campur tangan Pemerintah, dengan memberikan dana untuk modal kerja dan investasi, subsidi dengan persetujuan DPR. Contohnya: Merpati Nusantara, Garuda Indonesia, PLN dan lainnya. 2. Melakukan reorganisasi, struktur organisasi, mengganti manajemen, melakukan Pensiun Muda, pengurangan karyawan dan lainnya. 3. Melakukan “Concolidation”seperti Bank Mandiri terdiri dari bank-bank pemerintah lainnya. 4. Melakukan “Cost Reduction” disegala bidang dengan konsekuen 5. Restrukturisasi, rescheduling utang-utang (Compososition dan Extension) kepada kreditor dengan bunga relatif rendah dengan jaminan pemeritnah.Penilaian kembali struktur modal baru. 6. Pemerintah tidak banyak campur tangan dalam BUMN 7. Membentuk Strategic Business Unit untuk “profit center”, RS Pertamina, RS Pelni, Garuda Maintenance Facility dan lainnya.. 8. Melakukan evaluasi kontrak-kontrak yang merugikan Persero dan menjual asset yang tidak langsung berhubungan dengan operasi perusahaan, contoh menjual rumah-rumah dinas dllnya. 9. Mengundang “Investor asing dan dalam negeri” untuk membeli saham Persero, kecuali Persero sangat strategis, PLN, Garuda Indonesia dan lainnya. 10. Melakukan aliansi strategi dengan perusahaan asing. Contoh : Likuidasi dan Reorganisasi.