Arus kas dan resiko proyek membahas tentang pengertian arus kas, langkah mengestimasikan arus kas suatu proyek, dan mengidentifikasi arus kas yang relevan untuk suatu proyek. Arus kas adalah sejumlah uang kas yang keluar dan masuk akibat aktivitas perusahaan. Langkah penting dalam penganggaran modal adalah memperkirakan arus kas investasi dan masukan setiap tahun. Arus kas relevan hanya penambahan ar
1. MAKALAH
PENGANTAR MANAJEMEN KEUANGAN I
TINJAUAN MANAJEMEN KEUANGAN
DOSEN PEMBIMBING
Ade Fauji. SE., MM
DI SUSUN OLEH :
Nama : Facturrochman Al Aziz
Kelas : 2T-MA
NIM : 11011700303
Ruang/Hari : B.1.2 / Minggu
UNIVERSITAS BINA BANGSA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PRODI MANAJEMEN
2018
1
2. KATA PENGANTAR
Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu
tercurahkan kepada Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya
penyusun mampu menyelesaikan tugas makalah ini guna memenuhi tugas mata
kuliah Pengantar Manajemen Keuangan 1
Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang
penulis hadapi. Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan
materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan Ortu, teman, dosen
dan lainnya, sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi dapat teratasi.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu
tentang Manajemen Keuangan yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari
berbagai sumber informasi dari internet. Makalah ini di susun oleh penyusun
dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang
datang dari eksternal. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan
dari Allah akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan
menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa(i)
Universitas Bina Bangsa. Kami sadar bahwa makalah ini masih banyak
kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu, kepada dosen pembimbing
kami meminta masukannya demi perbaikan pembuatan
makalah kami di masa yang akan datang dan mengharapkan kritik dan saran
dari para pembaca.
Serang, 20 Mei 2018
Penyusun
2
3. DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR …………………………………………………….. 1
DAFTAR ISI …………………….…………………………………………2
PENDAHULUAN ………………………………………………………… 3
I. Latar Belakang ……………………………………………………. 3
II. Rumusan Masalah ………………………………………………… 4
III. Tujuan Penulisan …………………………………………………. 4
PEMBAHASAN ………………………………………………………….. 5
I. Teknik Penganggaran Barang Modal ……………………………... 5
II. Arus Kas dan Resiko Proyek ……………………………………… 9
III. Biaya Modal ………………………………………………………. 15
IV. Struktur Modal dan Kebijakan Deviden ………………………….. 21
V. Hutang Jangka Panjang …………………………………………… 29
VI. Analisis Kesehatan dan Kebangkrutan …………………………… 32
PENUTUP……………………………………………………………….. 37
I. Saran……………………………………………………………….
37
II. Kesimpulan………………………………………………………...
37
III. Daftar Pustaka……………………………………………………...
38
3
4. A. PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
Dalam rangka memenuhi penilaian Mata Kuliah Pengantar
Manajemen Keuangan 1 maka penyusun membuat resume mengenai
manajemen keuangan dari BAB IX sampai BAB XIV, tentang suku bunga
hingga pembiayaan jangka pedek.
Manajemen keuangan bukan hanya berkutat seputar pencatatan
akuntansi. Dia merupakan bagian penting dari manajemen program dan tidak
boleh dipandang sebagai suatu aktivitas tersendiri yang menjadi bagian
pekerjaan orang keuangan. Manajemen keuangan lebih merupakan
pemeliharaan suatu kendaraan, apabila kita tidak memberinya bahan bakar dan
oli yang bagus serta service teratur, maka kendaraan tersebut tidak akan
berfungsi secara baik dan efisien. Lebih parah lagi, kendaraan tersebut dapat
rusak ditengah jalan dan gagal untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.
Jadi, manajemen keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen
perusahaan untuk memperoleh sumber modal yang semurah-murahnya dengan
menggunakanya seefektif, seefisien, dan seproduktif mungkin untuk
menghasilkan laba. Seorang manajer keuangan dalam suatu perusahaan harus
mengetahui bagaimana mengelola segala unsur dan segi keuangan, hal ini
wajib dilakukan karena keuangan merupakan salah satu fungsi penting dalam
mencapai tujuan perusahaan.
Unsur manajemen keuangan harus diketahui oleh seorang manajer.
Misalkan saja seorang manajer keuangan tidak mengetahui apa-apa saja yang
menjadi unsur-unsur manajemen keuangan, maka akan muncul kesulitan
dalam menjalankan suatu perusahaan tersebut.
Sebab itu, seorang manajer keuangan harus mampu mengetahui segala
aktivitas manajemen keuangan, khususnya penganalisisan sumber dana dan
penggunaan-nya untuk merealisasikan keuntungan maksimum bagi
perusahaan tersebut. Seorang manajer keuangan harus memahami arus
peredaran uang baik eksternal maupun internal.
4
5. II. Rumusan Masalah
a. Apa itu teknik penganggaran barang modal ?
b. Apa itu arus kas dan resiko proyek ?
c. Apa itu biaya modal ?
d. Apa itu struktur modal dan leverage serta kebijakan deviden ?
e. Apa itu hutang jangka panjang ?
f. Bagaimana analisis kesehatan dan kebangkrutan BUMS dan BUMN ?
III. Tujuan Penulisan
Tujuan utama dari penulisan dan penyusunan resume ini adalah untuk
memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Manajemen Keuangan berupa
resume BAB IX hingga bab XIV. Selain itu penyusun juga berharap agar
resume ini dapat bermanfaat bagi semua yang membacanya khususnya
mahasiswa/mahasiswi Universitas Bina Bangsa.
5
6. B. PEMBAHASAN
I. Teknik Penganggaran Barang Modal
Penganggaran modal atau capital budgeting merupakan keseluruhan proses
perencanaan dan pengambilan keputusan terkait dana dimana jangka waktu
pengembalian dana tersebut melebihi waktu satu tahun. Sedangkan capital asset
merupakan aset yang dimiliki sebuah perusahaan dengan masa pemanfaatan lebih
dari satu tahun. Pada umumnya biaya yang dikeluarkan untuk mengelola aset ini
sangat besar, sehingga teknik penganggaran modal mutlak diperlukan. Salah satu
contoh dari capital budgeting adalah pengeluaran dana untuk aktiva tetap seperti
bangunan, tanah, peralatan, dan mesin. Penganggaran modal menjabarkan rencana
jangka panjang dalam hal mendanai proyek besar untuk jangka panjang. Capital
budgeting ini berfungsi untuk mengidentifikasi investasi yang potensial. Jika
sudah ditemukan, maka teknik ini dapat diterapkan untuk menentukan pilihan
investasi. Setelah memilih investasi, lalu dilakukan audit pada saat
pelaksanaannya.
Pada prinsipnya penganggaran modal memiliki arti yang sangat penting
dalam hal:
1. Pengangaran modal merupakan keputusan jangka panjang.
2. Dalam melakukan investasi dibutuhkan dana yang besar.
Dalam menganalisa potensi investasi aktiva tetap dapat dilakukan dengan
teknik analisa penganggaran modal dengan metode :
1. Periode pembayaran kembali (Payback period):
Metode yang digunakan untuk menentukan berapa lama sebuah investasi akan
kembali. Kelebihan dari metode ini adalah penghitungan yang mudah dan
6
7. sederhana sehingga dapat dengan mudah digunakan oleh perusahaan skala kecil.
Sedangkan kelemahannya adalah tidak memperhatikan nilai waktu dari uang dan
tidak memperhatikan penerimaan investasi yang diperoleh setelah payback period
tercapai.
2. Pembayaran kembali terdiskonto (Discount Payback Period):
Lamanya waktu yang dibutuhkan bagi arus kas investasi yang didiskontokan pada
biaya modal investasi untuk menutup biaya.
3. Nilai sekarang bersih (Net Present Value):
Selisih antara nilai sekarang dari cash inflow/proceeds dengan pengeluaran untuk
keperluan investasi / capital outlays.
4. Tingkat pengembalian internal (IRR – Internal Rate of Return):
Metode yang digunakan untuk mencari suatu tingkat bunga yang membuat PV
dari cash inflow akan sama dengan nilai cash outflownya / investasi yang telah
dikeluarkan.
5. IRR yang dimodifikasi (MIRR – Modified IRR)
Investasi penambahan kapasitas juga bersifat sebagai investasi penggantian.
Dengan demikian maka tingkat ketidakpastian pada investasi penambahan
kapasitas lebih besar daripada investasi penggantian. Dengan mempertimbangan
ukuran yang ditetapkan, maka perusahaan dapat memilih usulan proyek mana
yang dapat diterima, ditolak, dan ditunda.
Motif Capital Budgeting
1. Pengembangan produk baru atau pembelian aktiva baru
2. Pengurangan biaya dengan mengganti aktiva yang tidak efisien
3. Modernisasi atas aktiva tetap
7
8. Jenis-jenis Keputusan Penganggaran Modal
1 Penambahan dan perluasan fasilitas
2 Produk baru
3 Inovasi dan perluasan produk
4 Penggantian (replacements) (a) penggantian pabrik a1/11/2005 atau
peralatan usang (b) penggantian pabrik atau peralatan lama dengan pabrik atau
peralatan yang lebih efisien.
5 Menyewa/membuat atau membeli
6 Penyesuaian fasilitas dan peralatan dengan peraturan pemerintah,
lingkungan dan keamanan.
7 Lain-lain keputusan seperti kampanye iklan, program pelatihan dan
proyek-proyek yang memerlukan analisis arus kas keluar dan arus kas masuk.
Prinsip Dasar Proses Penganggaran Modal
1 Penganggaran modal pada dasarnya adalah aplikasi prinsip yang
mengatakan bahwa perusahaan harus menghasilkan keluaran atau
menyelenggarakan kegiatan bisnis sedemikian rupa sehingga hasil imbuh
(marginal revenue) produk sama dengan biaya imbuhnya (marginal cost).
2 Prinsip ini dalam kerangka penganggaran modal berarti bahwa perusahaan
harus melakukantambahan investasi sedemikian rupa sehingga perolehan imbuh
(marginal returns) investasi itusama dengan biaya imbuhnya. Daftar berbagai
proyek investasi dari hasil yang tertinggi hinggayang terendah mencerminkan
kebutuhan perusahaan akan modal untuk investasi.
3 Biaya imbuh dari berbagai daftar investasi itu memberi petunjuk tentang
upaya perusahaan untukmemperoleh tambahan modal guna membiayai investasi.
Biaya imbuh modal berarti sejumlah biaya yang harus ditanggung oleh
perusahaan untuk memperoleh dana dari luar (misalnya meminjam atau menjual
saham dan biaya tumbal/opportunitycost dari dana sendiri yang dapat diperoleh.
8
9. Tahap – Tahap Penganggaran Modal
1 Biaya proyek harus ditentukan
2 Manajemen harus memperkirakan aliran kas yg diharapkan dari proyek,
termasuk nilai akhir aktiva
3 Risiko dari aliran kas proyek harus diestimasi. (memakai distribusi
probabilitas aliran kas)
4 Dengan mengetahui risiko dari proyek, manajemen harus menentukan
biaya modal (costofcapital) yang tepat untuk mendiskon aliran kas proyek
5 Dengan menggunakan nilai waktu uang, aliran kas masuk yang diharapkan
digunakan untuk memperkirakan nilai aktiva.
6 Terakhir, nilai sekarang dari aliran kas yg diharapkan dibandingkan
dengan biayanya.
Manfaat Penganggaran Modal
1 Untuk mengetahui kebutuhan dana yang lebih terperinci, karena dana
yang terikat jangka waktunya lebih dari satu tahun.
2 Agar tidak terjadi over invesment atau underinvesment
3 Dapat lebih terperinci, teliti karena dana semakin banyak dan dalam
jumlah yang sangat besar.
4 Mencegah terjadinya kesalahan dalam decision making.
9
10. II. Arus Kas dan Resiko Proyek
Pengertian Arus Kas
Aliran kas merupakan sejumlah uang kas yang keluar dan yang masuk
sebagai akibat dari aktivitas perusahaan dengan kata lain adalah aliran kas yang
terdiri dari aliran masuk dalam perusahaan dan aliran kas keluar perusahaan serta
berapa saldonya setiap periode.
Mengestimasikan Arus Kas
Langkah yang paling penting dan paling sulit dalam penganggaran modal
adalah mengestimasikan arus kas suatu proyek yaitu pengeluaran investasi dan
arus kas masuk bersih per tahun setelah suatu proyek dijalankan. Banyak variabel
yang terdapat di dalamnya, dan banyak individu dan departemen yang
berpartisipasi dalam proses ini.
Sangat sulit untuk meramalkan secara akurat biaya-biaya dan pendapatan
terkait dengan suatu proyek yang besar dan kompleks, sehingga kesalahan dalam
peramalan kadang kala dapat menjadi sangat besar.
Beberapa fungsi staf keuangan dalam proses peramalan, yaitu:
1. Mendapatkan informasi dari berbagai departemen, misalnya produksi dan
pemasaran.
2. Memastikan bahwa semua orang yang terlibat dalam peramalan
menggunakan seperangkat asumsi perekonomian yang konsisten.
3. Memastikan bahwa tidak terjadi bias yang inheren di dalam peramalan.
Hal yang terakhir di atas sangatlah penting karena para manajer sering kali
terlibat secara emosional dengan proyek kesayangan mereka dan menumbuhkan
penyakit “rasa membangun kerajaan” di mana keduanya dapat mengarah pada
terjadinya bias-bias di dalam peramalan arus kas yang membuat proyek yang
buruk terlihat bagus di atas kertas.
10
11. Mengidentifikasi Arus Kas yang Relevan
Arus kas relevan bagi suatu proyek adalah tambahan arus kas bebas yang
diharapkan perusahaan jika melaksanakan proyek tersebut, yaitu arus kas yang di
luar yang diharapkan perusahaan apabila tidak menjalankan proyek tersebut. Ada
dua peraturan yang penting untuk membantu menghindari kesalahan
mengestimasikan anggaran, yaitu:
1. Keputusan penganggaran modal harus didasarkan atas arus kas, bukan laba
akuntansi.
2. Hanya penambahan arus kas saja yang relevan.
Untuk lebih jelasnya dapat kita lihat beberapa arus kas relevan di bawah ini:
1. Arus kas proyek
Aliran kas yang berhubungan dengan suatu proyek dapat di bagi menjadi
tiga kelompok yaitu:
a. Aliran kas awal merupakan aliran kas yang berkaitan dengan pengeluaran
untuk kegiatan investasi misalnya; pembelian tanah, gedung, biaya pendahuluan,
dan sebagainya. Aliran kas awal dapat dikatakan aliran kas keluar.
b. Aliran kas operasional merupakan aliran kas yang berkaitan dengan
operasional proyek, seperti; penjualan, biaya umum, dan administrasi. Oleh sebab
itu aliran kas operasional merupakan aliran kas masuk dan aliran kas keluar.
c. Aliran kas akhir merupakan aliran kas yang berkaitan dengan nilai sisa
proyek, seperti sisa modal kerja, nilai sisa proyek yaitu penjualan peralatan
proyek.
2. Arus kas tambahan
Arus kas tambahan adalah arus kas bersih yang dapat berhubungan dengan
suatu proyek investasi. Ada tiga masalah khusus dalam menentukan arus kas
tambahan, yaitu:
a. Biaya tertanam
Biaya tertanam adalah pengeluaran kas yang telah terjadi dan tidak dapat
diperoleh kembali, tanpa melihat apakah proyek tersebut diterima atau ditolak.
11
12. Karena biaya tertanam bukanlah biaya tambahan, maka biaya ini tidak boleh
dimasukkan ke dalam analisis.
b. Biaya kesempatan
Biaya kesempatan adalah pengembalian dari alternatif terbaik penggunaan
sebuah aktiva, atau tingkat pengembalian tertinggi yang tidak akan diperoleh jika
sejumlah dana diinvestasikan pada suatu proyek tertentu.
c. Pengaruh pada bagian lain dari proyek tertentu (eksternalitas)
Eksternalitas yaitu pengaruh yang dimiliki proyek terhadap arus kas
bagian-bagian lain dari perusahaan. Oleh karena itu, laba tambahan yang pada
kenyataannya akan masuk kekantor pusat atau kantor cabangnya. Jadi tidak boleh
diperhitungkan sebagai laba tambahan dalam pengambilan keputusan
penganggaran modal.
Kanibalisasi terjadi apabila pengenalan sebuah produk baru
mengakibatkan penjualan produk yang sudah ada mengalami penurunan.
Biasanya perusahaan tidak ingin menganibalisasi produk yang sudah ada, tetapi
sering kali jika perusahaan tersebut tidak melakukannya, perusahaan lain akan
melakukannya.
3. Penentuan waktu arus kas
Penentuan waktu arus kas harus diperhitungkan secara tepat agar kita
dapat mengetahui kapan di dalam satu periode pemasukan atau pengeluaran kas
terjadi.
Mengevaluasi Proyek Penganggaran Modal
Arus kas tambahan sangat dipengaruhi oleh apakah proyek ini merupakan
suatu proyek ekspansi baru atau proyek pengganti.
1. Proyek ekspansi baru yaitu suatu proyek di mana perusahaan berinvestasi
pada aktiva baru untuk meningkatkan penjualan. Jadi arus kas tambahan hanya
berupa arus kas masuk dan arus kas keluar dari proyek. Oleh karena itu,
perusahaan hanya membandingkan bagaimana nilai yang ada dengan tanpa proyek
yang diusulkan.
12
13. 2. Proyek pengganti yaitu suatu proyek yang menggantikan sebuah aktiva yang
ada dengan aktiva yang baru. Jadi arus kas tambahan berupa tambahan pemasukan
dan pengeluaran yang terjadi dari investasi pada aktiva yang baru. Maka
perusahaan membandingkan antara nilai yang terjadi jika membeli aktiva yang
baru dan nilai jika tetap menggunakan aktiva yang sudah ada sebelumnya.
Dalam setiap kasus, arus kas umumnya memperhitungkan hal-hal berikut:
a. Pengeluaran investasi awal
b. Arus kas operasi selama umur proyek
c. Arus kas tahun terakhir
Fungsi dana/uang terbagi menjadi tiga, yaitu:
1. Fungsi likuiditas, yaitu dana yang tersedia untuk tujuan memenuhi
kebutuhan sehari-hari dan dapat dicairkan dalam waktu singkat relatif tanpa ada
pengurangan investasi awal
2. Fungsi anti inflasi, dana yang disimpan guna menghindari resiko
penurunan pada daya beli di masa datang yang dapat dicairkan dengan relatif
cepat.
3. Capital growth, dana yang diperuntukkan untuk penambahan atau
perkembangan kekayaan dengan jangka waktu relatif panjang
Pengenalan Analisis Risiko
Setelah arus kas kita ketahui selanjutnya kita akan menganalisis risiko
yang kemungkinan akan kita hadapi lalu membandingkan apakah keuntungan
yang akan didapat sebanding dengan risikonya. Ada tiga jenis risiko yang
berbeda, yaitu risiko berdiri sendiri, risiko perusahaan dan risiko pasar. Mengingat
tujuan utama perusahaan adalah untuk mamaksimalkan nilai bagi pemegang
saham, dan ini sangat berpengaruh terhadap para pemegang saham. Karena para
pemegang saham umumnya terdiversifikasi, maka ukuran risiko yang paling
relevan adalah risiko pasar.
13
14. Risiko perusahaan juga penting karena tiga alasan:
1. Pemegang saham yang tidak terdiversifikasi.
2. Studi empiris determinan tingkat pengembalian yang diminta biasanya
menunjukkan bahwa risiko perusahaan sama-sama memengaruhi harga saham.
3. Stabilitas perusahaan sangat penting bagi para manajer, karyawan,
pelanggan, pemasok, dan kreditor, dan juga bagi masyarakat di mana perusahaan
beroperasi.
Teknik Untuk Mengukur Risiko Berdiri Sendiri
1. Analisis sensitivitas
Analisis sensitivitas adalah suatu tekhnik analisis resiko dimana variabel
utama diganti satu per satu dan hasil perubahan NPVnya diamati. Dalam analisis
sensitivitas, tiap variabel diubah beberapa poin persentase lebih besar dan lebih
kecil daripada nilai yang diharapkan, sementara variabel lainnya tetap konstan.
NPV kasus dasar merupakan nilai NPV ketika penjualan dan variabel
input lainnya ditentukan sama dengan nilai yang paling mungkin terjadi (kasus
dasar).
2. Analisis Skenario
Analisis Skenario menyediakan kebutuhan perluasan tersebut analisis ini
membuka kemungkinan dilakukannya perubahan pada variabel-variabel utama
dan juga memungkinkan kita mengubah lebih dari satu variabel pada setiap
penghitungan. Dalam suatu analisis skenario, seorang analisis keuangan akan
memulai dengan kasus dasar lalu menanyakan kepada pihak pemasaran, produksi,
dan menejer operasi lainnya untuk memberikan skenario kasus terburuk seperti
penjualan unit yang rendah, harga jual yang rendah, biaya variabel yang tinggi
dan sebagainya. Skenario kasus terbaik adalah analisis dimana seluruh variabel
input dinyatakan dalam nilai yang paling baik yang dapat diramalkan dengan
wajar.
14
15. 3. Simulasi Montecarlo
Simulasi Montecarlo adalah tekhnik analisis resiko dimana kemungkinan
kejadian yang terjadi dimasa yang akan datang disimulasikan dalam sebuah
komputer, sehingga menghasilkan estimasi tingkat pengembalian dan indeks-
indeks resiko.
Menggabungkan Resiko Proyek Dan Struktur Modal Dalam Penganggaran Modal
Penganggaran modal dapat mempengaruhi resiko pasar, resiko
perusahaan, atau keduanya namun sangatlah sulit untuk mengukur kedua jenis
resiko tersebut. Ada dua metode yang digunakan untuk memperitungkan resiko
proyek ke dalam penganggaran modal, yaitu :
1. Pendekatan equivalen kepastian
Semua arus khas yang tidak diketahui dengan pasti dibuat skalanya, dan semakin
beresiko arus khasnya, maka semakin rendah aquivalen kepastiannya.
2. Pendekatan Tingkat Diskunto yang disesuikan dengan resiko
Tingkat diskunto yang digunakan pada aliran laba tertentu yang beresiko, semakin
beresiko aliran laba proyek maka akan semakin tinggi tingkat diskontonya.
15
16. III. Biaya Modal
Pengertian Biaya Modal
Modal adalah dana yang digunakan untuk membayai aktiva dan oerasi
perusahaan. Modal terdiri dari hutang, saham biasa, saham preferen, dan laba
ditahan. Perhitungan biaya penggunaan modal sangatlah penting, dengan alasan:
1. Memaksimalkan nilai perusahaan mengharuskan biaya-biaya (termasuk
biaya modal) diminimumkan.
2. Keputusan penggagaran modal (capital budgetting) memerlukan suatu
estimasi tentang biaya modal.
3. Keputusam-keputusan lain seperti leasing, modal kerja juga memerlukan
estimasi biaya modal.
Biaya modal merupakan konsep penting dalam analisis investasikarena
dapat menunjukkan tingkat minimum laba investasi yang harus diproleh dari
investasi tersebut. Jika investasi itu tidak dapat menghasilkan laba investasi
sekurang-kurangnya sebesar biaya yang ditanggung maka investasi itu tidak perlu
dilakukan. Lebih mudahnya, biaya modal merupakan rata-rata biaya dana yang
akan dihimpun untuk melakukan suatu investasi. Dapat pula diartikan bahwa
biaya modal suatu perusahaan adalah bagian (suku rate) yang harus dikeluarkan
perusahaan untuk memberi kepuasan pada para investornya pada tingkat risiko
tertentu.
Biaya modal yang tepat untuk semua keputusan adalah rata-rata tertimbang
dari seluruh komponen modal (Weighted Cost of Capital atau WACC). Namun
tidak semua komponen modal diperhitungkan dalam menentukan WACC. Hutang
dagang (accounts payable) tidak dperhitungkan dalam perhitungan WACC.
Hutang wesel (notes payable) ata hutang jangka pendek yang berbunga (Short-
term Interest-bearing debt) dimasukkan dalam perhitungan WACC hanya jika
16
17. hutang tersebut merupakan bagian dari pembelanjaan tetap perusahaan bukan
merupakan pembelanjaan sementara.
Pada umumnya hutang jangka panjang dari modal sendiri merupakan unsur
untuk menghitung WACC. Dengan demikian kita harus menghitung: 1) Biaya
Hutang (cost of debt), 2) Biaya laba ditahan (cost of retained earning), 3) Biaya
saham Biasa Baru (cost of new common stock), dan 4) Biaya Saham Preferen
(cost of preferred stock). Biaya modal harus dihitung berdasarkan suatu basis
setelah pajak (after tax basis) karena arus kas setelah pajak adalah yang paling
relefan untuk keputusan investasi.
Faktor yang Menentukan Biaya Modal
Variabel-variabel penting yang mempengaruhi biaya modal antara lain:
1. Keadaan-keadaan umum perekonomian.
Faktor ini menentukan tingkat bebas risiko atau tingkat hasil tanpa risiko.
2. Daya jual saham suatu perusahaan.
Jika daya jual saham meningkat, tingkat hasil minimum para investor akan turun
dan biaya modal perusahaaan akan rendah.
3. Keputusan-keputusan operasi dan pembiayaan yang dibuat manajemen.
Jika manajemen menyetujui penanaman modal berisiko tinggi atau memanfaatkan
utang dan saham khusus secara ekstensif, tingkat risiko perusahaan bertambah.
Para investor selanjutnya meminta tingkat hasil minimum yang lebih tinggi
sehingga biaya modal perusahaan meningkat pula.
4. Besarnya pembiayaan yang diperlukan.
Permintaan modal dalam jumlah besar akan meningkatkan biaya modal
perusahaan.
Asumsi Model Biaya Modal
Asumsi-asumsi dalam model biaya modal diantaranya:
1. Risiko bisnis bersifat konstan.
Risiko bisnis merupakan potensi tingkat perubahan return atas suatu
investasi. Tingkat risiko bisnis dalam suatu perusahaan ditentukan dengan
17
18. kebijakan manajemen investasi. Biaya modal merupakan suatu kriteria investasi
yang hanya tepat untuk suatu investasi yang memiliki risiko bisnis setingkat
dengan aktiva-aktiva yang telah ada.
2. Risiko keuangan bersifat konstan.
Risiko keuangan didefinisikan sebagai peningkatan variasi return atas
saham umum karena bertambahnya pemanfaatan sumber pemiayaan hutang dan
saham istimewa. Biaya modal dari sumber individual merupakan fungsi dari
struktur keuangan berjalan.
3. Kebijakan dividen bersifat konstan.
Asumsi ini diperlukan dalam menaksir biaya modal yang berkenaan
dengan kebijakan dividen perusahaan. Asumsi ini menyatakan bahwa rasio
pembayaran dividen (dividen/laba bersih) juga konstan.
Biaya Hutang
Biaya hutang dapat didefinisikan sebagai bagian yang harus diterima dari
suatau investasi agar tingkat hasil minimum para kreditor terpenuhi. Jika
perusahaan menggunakan obligasi sebagai sarana untuk memperoleh dana dari
hutang jangka panjang, maka biaya hutang adalah sama dengan Kd atau Yield To
Maturity (YTM) yaitu tingkat keuntungan yang dinikmati oleh pemegang atau
pembeli obligasi. Biaya hutang dapat dicari dengan cara:
n
Harga obligasi = Σ I + M
t=1
(1+Kd)t
(1+Kd)n
Biaya hutang ini merupakan biaya hutang sebelum pajak (pre-tax cost).
Dalam menghitung WACC, yang relevan adalah biaya hutang setelah pajak
(after-tax cost debt).
Biaya hutang sesudah pajak = Biaya hutang sebelum pajak x (1 - tingkat pajak)
18
19. Biaya Laba Ditahan
Biaya laba ditahan adalah sama dengan Ks atau Tingkat keuntungan yang
disyaratkan investor pada saham biasa perusahaan yang bersangkutan. Ada 3 cara
untuk menghitung Ks yaitu:
1. Pendekatan CAPM (Capital Asset Pricing Model).
K
Ks = krf + (kM – krf) . bi
s = Bunga bebas resiko + premi resiko
dimana:
Ks = tingkat keuntungan yang disyaratkan pada saham perusahaan i,
krf = bunga bebas resiko,
kM = tingkat keuntungan yang disyaratkan pada portofolio pasar/index pasar,
bi = beta (ukuran risiko sistematis) saham perusahaan i
2. Pendekatan Discounted Cash Flow (DCF) model.
Po = D1 + D2 +....+ D∞
(1+Ks)1
(1+Ks)2
(1+Ks)∞
Jika dividen bertumbuh secara konstan, kita gunakan Gordon Model:
Po = D1
Ks – g
maka Ks = D1 + g
Po
dimana:
D1 = dividen akhir periode
Po = harga saham pada wal periode
g = tingkat pertumbuhan dividen
3) Pendekatan Bond-Yield-Plus-Risk Premium
Ks = tingkat keuntungan obligasi perusahaan + premi risiko
19
20. Membeli saham biasa pada umumnya lebih berisiko daripada membeli
obligasi yang memberikan penghasilan yang tetap dan relatif pasti. Oleh karena
itu investor yang membeli saham biasa mengharapkan suatu premi risiko diatas
tingkat keuntungan obligasi. Premi risiko ini besarnya tergantung pada kondisi
perusahaan dan kondisi perekonomian.
Biaya Saham Biasa Baru
Biaya saham biasa baru atau external equity capital (Ke) lebih tinggi dari biaya
laba ditahan (Ks) karena penjualan saham baru memerlukan biaya
peluncuran/emisi saham atau flotation cost. Flotation cost akan mengurangi
penerimaan perusahaan dari penjualan saham.
Gordon model dengan memperhitungkan flotation cost:
Po (1 - F) = D1
Ke - g
maka: Ke = D1 + g
Po (1-F)
dimana
Ke = biaya saham biasa baru
Po = harga jual saham
F = flotation cost
D1= dividen saham pada t = 1
Flotation cost adjustment = DCF Ke-DCF Ks
g = dividend growth
Perlu diketahui bahwa untuk menaksir Ke hanya menggunakan 1 metoda yakni
discounted cash flow sedangkan untuk menghitung Ks digunakn 3 metoda. Tapi
Ke dapat dihitung pula dengan metoda CAPM dan Bond-Yield-plus-Risk premium
dengan menggunakan rumus:
20
21. Ke = Ks + flotation cost adjustment
Biaya Saham Preferen
Biaya saham preferen adalah tingkat keuntungan yang dinikmati pembeli
saham preferen atau Kp.
Kp = Dp
Pn
dimana
Kp = biaya saham preferen
Dp = dividen saham preferen tahunan
Pn = harga saham preferen bersih yang diterima perusahaan penerbit (setelah
dikurangi biaya peluncuran saham atau flotation cost)
Schedule Marginal Cost of Capital
Marginal Cost of Capital (MCC) adalah biaya memperoleh rupiah
tambahan sebagai modal baru. Pada umumnya, biaya marjinal modal akan
meningkat sejalan dengan meningkatnya penggunaan modal. Titik dimana MCC
naik tersebut disebut Break Point.
Break point = jumlah laba ditahan
bagian modal sendiri dalam struktur modal
Skedul MCC dengan depresiasi
Selain saham biasa baru dan laba ditahan, perusahaan dapat pula
memanfaatkan depresiasi. Depresiasi biasanya ditunjukkan untuk mengganti
aktiva yang telah habis usianya. Biaya penggunaan dari adalah sebesar WACC
sebelum perusahaaan menggunakan dana yang berasal dari emisi saham baru.
Langkah-langkah membuat kurva bobot biaya marjinal modal yaitu:
1. Menentukan campuran pembiayaan
2. Memperkirakan kapan bobot biaya modal akan meningkat
3. Hitung biaya masing-masing sumber secara sendiri-sendiri
4. Mencari bobot biaya marjinal modal
21
22. 5. Membandingkan hasil-hasil investasi dengan bobot biaya
IV. Struktur Modal dan Leverage serta Kebijakan Deviden
Pengertian Struktur Modal
Menurut J. Fred Weston dan Thomas E Copeland (1996), mengatakan
bahwa struktur modal adalah pembiayaan permanen yang terdiri dari utang jangka
panjang, saham preferen dan modal pemegang saham.
Berdasarkan beberapa referensi penulis dapat menyimpulkan bahwa struktur
modal adalah proporsi dalam menentukan pemenuhan kebutuhan belanja
perusahaan dengan sumber pendanaan jangka panjang yang berasal dari dana
internal dan dana eksternal, dengan demikian struktur modal adalah struktur
keuangan dikurangi utang jangka pendek.
WACC dan Perubahan Struktur Modal
Manajer menentukan struktur modal yang akan memaksimalkan harga
saham perusahaan sebagai sasaran. Akan tetapi, sulit bagi kita untuk
mengestimasi apa pengaruh suatu perubahan tertentu dari struktur modal pada
harga saham. Struktur modal yang memaksimalkan harga saham juga akan
meminimalkan WACC, dan terkadang akan lebih mudah untuk meramalkan apa
pengaruh perubahan struktur modal pada WACC dibandingkan dengan harga
saham. Jadi, banyak manajer menggunakan estimasi hubungan antara struktur
modal dan WACC untuk memadu keputusan struktur modal yang mereka ambil.
Struktur Modal Optimal
Saat ini, perusahaan tidak memiiki utang, sehingga rasio utangnya nol, dan
pada titik ini WACC = rs = 12%. Dengan dimulai digunakannya utang erbiaya
rendah, maka WACC akan ikut turun. Namun seiring dengan meningkatnya rasio
utang, biaya dari utang maupun ekuitas akan naik, pertama secara perlahan
kemudian makin cepat. Pada akhirnya, kenaikan biaya kedua komponen ini akan
menutupi kenyataan bahwa perusahaan menggunakan utang dengan biaya yang
22
23. lebih murah. Jadi, pada utang 40%, WACC akan mencapai titik minimum sebesar
11,04%, dan setelah itu akan naik seiring dengan peningkatan rasio utang.
Meskipun komponen biaya ekuitas lebih tinggi dibandingkan utang,
penggunaan utang berbiaya lebih rendah saja tidak akan meminimalkan nilai
karena adanya pengaruh umpan balik utang pada biaya utang dan ekuitas.
Paling penting bahwa strktur modal yang meminimalkan WACC juga merupakan
struktur modal yang akan memaksimalkan harga saham perusahaan.
Menentukan Struktur Modal yang Optimal
Struktur modal yang optimal merupakan struktur yang akan
memaksimalkan harga saham perusahaan, dan struktur ini pada umumnya
meminta rasio utang yang lebih rendah dari pada rasio yang memaksimalkan EPS
yang diharapkan.
Harga saham akan berbanding lurus dengan dividen yang diharapkan tetapi
berbanding terbalik dengan tingkat pengembalian ekuitas yang diminta.
Perusahaan dengan labih tinggi akan mampu membayar dividen yang lebih tinggi,
sehingga sampai tingkat di mana utang yang lebih tinggi menaikkan EPS yang
diharapkan, leverage akan meningkatkan harga saham. Namun, tingkat utang
yang lebih tinggi juga kan meningkatkan risiko perusahaan, dan hal ini akan
meningkatkan biaya ekuitas dan mengakibatkan terjadinya penurunan pada harga
saham.
Teori Struktur Modal
1. Teori Pertukaran (Trade-Off-Theory)
Merupakan teori struktur modal yang menyatakan perusahaan menukar
manfaat pajak dari pendanaan utang dengan masalah yang ditimbulkan oleh
potensi kebangkrutan.
2. Teori Sinyal (Signal Theory)
Suatu tindakan yang diambil oleh manajemen suatu perusahaan yang
memberikan petunjuk kepada investor, tentang bagaimana manajemen menilai
prospek perusahaan, perusahaan dengan prospek yang menguntungkan akan
23
24. mencoba menghindari penjualan saham dan mengusahakan setiap modal baru
yang diperlukan dengan cara-cara lain, termasuk penggunaan utang yang melebihi
target struktur modal yang normal.
Faktor – Faktor Ketika Melakukakn Keputusan Struktur Modal
1. Stabilitas penjualan. Suatu perusahaan yang penjualannya relative stabil
dapat secara aman mengambil utang dalam jumlah yang lebih besar dan
mengeluarkan beban tetap yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan
yang penjualannya tidak stabil.
2. Struktur aset. Perusahaan yang asetnya memadai untuk digunakan sebagai
jaminan pinjaman cenderung akan cukup banyak menggunakan utang. Aset umum
yang dapat digunakan oleh banyak perusahaan dapat menjadi jaminan yang baik,
sementara tidak untuk aset dengan tujuan khusus.
3. Leverage operasi. Jika hal yang lain dianggap sama, perusahaan
dengan leverageoperasi yang lebih rendah akan lebih mampu
menerapkan leverage keuangan karena perusahaan tersebut akan memiliki resiko
usaha yang lebih rendah.
4. Tingkat pertumbuhan. Jika hal yang lain dianggap sama, maka perusahaan
yang memiliki pertumbuhan lebih cepat harus lebih mengandalkan diri dari pada
modal eksternal. Selain itu biaya emisi yang berkaitan dengan penjualan saham
biasa akan melebihi biaya emisi yang terjadi ketika perusahaan menjual utang,
mendorong perusahaan yang mengalami pertumbuhan pesat untuk lebih
mengandalkan diri pada utang.
5. Profitabilitas. Sering kali diamati bahwa perusahaan dengan tingkat
pengembalian atas investasi yang sangat tinggi ternyata menggunakan utang
dalam jumlah yang relative sedikit.
6. Pajak. Bunga merupakan suatu beban pengurangan pajak, dan pengurangan
ini lebih bernilai bagi perusahaan dengan tarif pajak yang tinggi. Jadi, makin
tinggi tarif pajak suatu perusahaan, maka makin besar keunggulan dari utang.
7. Kendali. Pengaruh utang dibandingkan saham pada posisi kendali suatu
perusahaan dapat mempengaruhi struktur modal. Jika manajemen saat ini
24
25. memiliki kendali hak suara (lebih dari 50% saham) tetapi tidak berada dalam
posisi untuk membeli saham tambahan lagi, maka manajemen mungkin akan
memilih utang sebagai pendanaan baru.
8. Sikap manajemen. Tidak ada yang dapat membuktikan bahwa satu struktur
modal akan mengarah pada harga saham yang lebih tinggi dibandingkan dengan
struktur yang lain.
9. Sikap pembeli pinjaman dan lembaga pemeringkat. Tanpa mempertimbangkan
analisis manajemen sendiri atas factor leverage yang tepat bagi perusahaan, sikap
pemberi pinjaman dan lembaga pemeringkat sering kali akan memengaruhi
keputusan struktur keuangan.
10. Kondisi pasar. Kondisi pasar saham dan obligasi mengalami perubahan dalam
jangka panjang maupun jangka pendek yang dapat memberikan arah penting pada
struktur modal optimal suatu perusahaan.
11. Kondisi internal perusahaan. Kondisi internal suatu perusahaan sendiri juga
dapat berpengaruh pada sasaran stuktur modalnya.
12. Fleksibilitas keuangan.
Variasi – Variasi Dalam Struktur Modal
Variasi yang luas dalam penggunaan leverage keuangan terjadi baik di
antara industry maupun di antara setiap perusahaan di salam masing-masing
industry.
Perusahaan farmasi dan computer menggunakan utang yang relative kecil
karena industry perusahaan-perusahaan ini cenderung bersifat musiman,
berorientasi pada penelitian, atau menghadapi tuntuntan ganti rugi produk yang
sangat besar. Perusahaan fasilitas umum, menggunakan utang dalam jumlah yang
relative besar karena aset tetap yang dimilikinya dapat menjadi jaminan yang baik
untuk obligasi hipotik dan juga karena penjualan perusahaan tersebut yang
relative stabil menjadikannya lebih aman dalam menanngung utang dengan
jumlah di atas rata-rata.
Rasio kelipatan pembayaran bunga memberikan indikasi tentang seberapa
rentan perusahaan terhadap kesulitan keuangan. Rasio ini bergantung pada tiga
25
26. faktor : (1) persentase utang, (2) tingkat bunga atas utang, dan (3) profitabilitas
perusahaan. Pada umumnya, industry-industri dengan leverage rendah seperti
computer dan farmasi memiliki rasio cakupan yang tinggi., sementara industry-
industri seperti fasilitas umum, yang didanai sebagian besar menggunakan utang,
memiliki cakupan yang rendah.
Pengertian Kebijakan Deviden
Pengertian kebijakan dividen menurut Agus Sartono menyatakan bahwa :
“Kebijakan dividen adalah keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan akan
dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen atau akan ditahan dalam
bentuk laba ditahan guna pembiayaan investasi di masa datang”.[2]
menurut Martono dan D. Agus Harjito (2000:253) merupakan bagian yang
tidak dapat dipisahkan dengan keputusan pendanaan perusahaan. Kebijakn
dividen (dividend policy) merupakan keputusan apakah laba yang diperoleh
perusahaan pada akhir tahun akan dibagi kepada pemegang saham dalam bentuk
dividen atau akan ditahan untuk menambah modal guna pembiayaan investasi di
masa yang akan datang.
Ketika memutuskan seberapa besar jumlah kas yang akan didistribusikan, manajer
keuangan harus selalu ingat bahwa tujuan perusahaan adalah untuk
memaksimalkan nilai pemegang saham. Sehingga sebagian besar sasaran rasio
pembayaran (target payout ratio) yang didefinisikan sebagai presentase laba
bersih yang akan dibayarkan sebagai dividen tunai – seharusnya didasarkan atas
preferensi investor atas dividen versus keuntungan modal.
Teori Kebijakan Deviden
Teori Dividen Ireleven
Proffesor Merton Miller dan Franco Modigliani (MM) mengemukakan
teori bahwa kebijakan dividen tidak berdampak pada harga saham maupun biaya
modal suatu perusahaan; kebijakan dividen merupakan sesuatu
yang irelevan (irrelevant)[3]. MM mengembangkan teori mereka berdasarkan
sekumpulan asumsi yang ketat, dan berdasarkan asumsi – asumsi tersebut, mereka
26
27. membuktikan bahwa nilai suatu perusahaan hanya ditentukan oleh profitabilitas
dasar dan risiko usahanya. Dengan kata lain, nilai perusahaan hanya bergantung
pada laba yang dihasilkan oleh asetnya, bukan pada bagaimana laba itu dipecah
antara dividen dan laba ditahan.
Berdasarkan asumsi – asumsi mereka, MM berpendapat bahwa setiap
pemegang saham dapat menentukan kebijakan dividennya sendiri. Misalnya, jika
suatu perusahaan tidak membayarkan dividen, maka seorang pemegang saham
yang menginginkan dividen 5 persen dapat “menciptakannya” dengan menjual 5
persen sahamnya.
Beberapa ahli menentang pendapat Modigliani dan Miller mengenai
dividen tidak relevan dengan menunjukkan bahwa adanya: biaya emisi saham
baru akan mempengaruhi nilai perusahaan. Perusahaan lebih suka menggunakan
laba ditahan daripada menerbitkan saham baru. Ada kemungkinan laba ditahan
tidak cukup besar sehingga perusahaan harus menerbitkan saham baru. Semakin
besar target laba ditahan, semakin kecil kemungkinan perusahaan menerbitkan
saham baru. Karena biaya modal sendiri ditentukan oleh besar-kecilnya laba
ditahan yang ditentukan dividen (Dr.Dermawan Sjahrial, M.M.,2002: 312-313).
Bird in the hand theory
Teori dari Lintner (1962), Gordon (1963), dan Bhattacharya (1979)
menjelaskan bahwa investor menyukai pendapatan dividen yang tinggi karena
pendapatan dividen yang diterima seperti burung di tangan (bird in the hand) yang
mempunyai nilai yang lebih tinggi dan risiko yang kecil daripada pendapatan
modal (bird in the bush) karena dividen lebih pasti dari pendapatan modal. Teori
ini juga berpendapat bahwa investor menyukai dividen karena kas di tangan lebih
bernilai daripada kekayaan dalam bentuk lain. Konsekuensinya, harga saham
perusahaan akan sangat ditentukan oleh besarnya dividen yang dibagikan.
Peningkatan dividen akan meningkatkan harga saham yang akan berdampak pula
pada nilai perusahaan. Menurut Modigliani dan Miller pendapat Gordon dan
Lintner merupakan suatu kesalahan, karena akhirnya investor akan kembali
menginvestasikan dividen yang diterima pada perusahaan yang sama atau
perusahaan yang memiliki resiko yang hampir sama.
27
28. Teori Perpindahan Pajak
Teori ini diajukan oleh Litzenberger dan Ramaswamy menyatakan bahwa
karena adanya pajak terhadap keuntungan dividen dan capital gains, para investor
lebih menyukai capital gains karena dapat menunda pembayaran pajak. Oleh
karena itu investor mensyaratkan suatu tingkat keuntungan yang lebih tinggi pada
saham yang memberikan dividend yield tinggi, capital gains yield rendah dari
pada saham dengan dividend yield rendah, capital gains yield tinggi. Jika pajak
atas dividend lebih besar dari pajak atas capital gains, perbedaan ini akan makin
terasa. Suatu teori yang menyatakan bahwa karena adanya pajak terhadap dividen
dan capital gains maka para investor lebih menyukai capital gains karena dapat
menunda pembayaran pajak dengan alasan sebagai berikut ini: :
a. Keuntungan modal dikenakan tarif pajak yang lebih rendah daripada
untuk pembagian dividen, karena itu investor yang kaya mungkin lebih suka
perusahaan menahan dan menanamkan kembali laba di dalam perusahaan.
b. Pajak atas keuntungan tidak dibayarkan sampai saham terjual, karena adanya
nilai efek waktu, satu dolar pajak yang dibayarkan di masa mendatang
mempunyai biaya efektif yang lebih rendah daripada satu dolar yang dibayarkan.
c. Jika selembar saham dimiliki oleh seseorang sampai ia meninggal, sama sekali
tidak ada pajak keuntungan modal yang terutang, ahli waris dapat terhindar dari
pajak keuntungan modal.
Bentuk Kebijakan Deviden
Kebijakan Deviden yang Stabil
Banyak perusahaan yang menjalankan kebijakan dividen yang stabil, artinya
jumlah dividen per lembar yang dibayarkan setiap tahunnya relatif tetap selama
jangka waktu tertentu meskipun pendapatan per lembar saham setiap tahunnya
berfluktuasi.
Penetapan Jumlah Deviden Minimal Plus Jumlah Ekstra Tertentu
28
29. Kebijakan ini menetapkan jumlah rupiah minimal dividen per lembar saham
tiap tahunnya. Dalam keadaan keuangan yang lebih baik perusahaan akan
membayarkan dividen ekstra diatas jumlah minimal tersebut.
Dengan Penetapan Dividend Payout Ratio yang Konstan
Jenis kebijakan dividen yang ketiga adalah penetapan dividend payout
ratioyang konstan. Perusahaan yang menjalankan kebijakan ini
menetapkan dividen payout ratio yang konstan misalnya 50%. Ini berarti bahwa
jumlah dividen per lembar saham yang dibayarkan setiap tahunnya akan
berfluktuasi sesuai dengan perkembangan keuntungan netto yang diperoleh setiap
tahunnya.
Kebijakan Deviden yang Fleksibel
Kebijakan dividen yang terakhir adalah penetapan dividen payout ratio yang
fleksibel, yang besarnya setiap tahun disesuaikan dengan posisi financial dan
kebijakan financial dari perusahaan yang bersangkutan.
Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Deviden
1. Pembatasan
a. Perjanjian obligasi, kontrak utang sering kali membatasi pembayaran
dividen atas laba yang dihasilkan setelah pinjaman diberikan. Kontrak utang juga
sering kali menyatakan bahwa tidak ada pembayaran dividen kecuali jika rasio
lancer, rasio kelipatan pembayaran bunga, dan rasio – rasio keamanan lainnya
melebihi nilai minimum yang telah ditentukan.
b. Pembatasan saham preferen pada umumnya, dividen saham biasa tidak
dapat dibayarkan jika perusahaan menghilangkan dividen saham preferennya..
c. Ketersediaan kas. Dividen tunai hanya dapat dibayarkan dengan kas. Jadi,
kekurangan kas pada bank dapat membatasi pembayaran dividen,. Namun
kemampuan untuk melakukan pinjaman akan dapat menutupi factor ini.
2. Sumber – sumber modal alternative
a. Biaya penjualan saham baru. Jika suatu perusahaan perlu mendanai
investasi dalam tingkat tertentu, perusahaan dapat mendapatkan ekuiditas dengan
menahan laba atau menerbitkan saham biasa baru.
29
30. b. Kemampuan untuk mensubtitusi utang dengan ekuitas. Perusahaan dapat
mendanai tingkat investasi tertentu menggunakan baik itu utang atau ekuiditas.
V. Hutang Jangka Panjang
Hutang jangka panjang adalah kewajiban kepada pihak tertentu yang harus
dilunasi dalam jangka waktu lebih dari satu perioda akuntansi (1 th) dihitung dari
tanggal pembuatan neraca per 31 Desember. Pembayaran dilakukan dengan kas
namun dapat diganti dengan asset tertentu. Dalam operasional normal perusahaan,
rekening hutang jangka panjang tidak pernah dikenai oleh transaksi pengeluaran
kas. Pada akhir perioda akuntansi bagian tertentu dari hutang jangka panjang
berubah menjadi hutang jangka pendek. Untuk itu harus dilakukan penyesuaian
untuk memindahkan bagian hutang jangka panjang yang jatuh tempo menjadi
hutang jangka pendek
Timbulnya Hutang Jangka Panjang Saat skala operasional perusahaan
berkembang atau dalam membangun suatu perusahaan dibutuhkan sejumlah
dana. Dana yang diperlukan untuk Investasi dalam aktiva tetap yang akan
memberikan manfa’at dalam jangka panjang sebaiknya diperoleh dari hutang
jangka panjang atau dengan menambah modal. Dalam hal ini perusahaan
memiliki dua pilihan yaitu menarik hutang jangka panjang atau menambah modal
sendiri dengan mengeluarkan saham.
Salah satu hutang jangka panjang adalah obligasi. Obligasi merupakan
salah satu kewajiban yang harus dibayar setelah satu tahun yang biasanya meliputi
bond, wesel jangka panjang, dan obligasi sewa.
1. Bond/Obligasi
Bond biasanya berasal dari bunga hutang wesel ditahan yang pada
umumnya dikeluarkan oleh sebuah perusahaan, lembaga tinggi, maupun agen
pemerintahan sehingga banyak menarik investor seperti halnya saham biasa yang
30
31. dijual dengan jumlah kecil (biasanya dalam ribuan dollar). Bond dalam
perusahaan menadatangkan keuntungan datau tidak. Di antara keuntungan bond
adalah tidak adanya pengaruh dari kontrol pemegang saham, penyimpanan pajak,
dan pendapatan/keuntungan yang diperoleh akan lebih besar sedangkan
kerugiannya adalah bunga harus dibayar sesuai periode yang dipakai dan prinsip
nilai akan dibayar ulang waktu jatuh tempo.
Tipe obligasi ada 6 yaitu obligasi terjamin, obligasi tidak terjamin, obligasi
berjangka, obilgasi berseri, obligasi terdaftar, dan kupon obligasi. Jika dilihat dari
sudut pandang lain, obligasi ada dua yaitu obligasi yang dapat ditukar, yakni dia
bisa ditukar dengan saham biasa tergantung pilihan pemilik saham dan obligasi
tebus. Nilai pasar obligasi bisa dipengaruhi oleh beberapa hal diantaranya adalah
jumlah dollar yang diterima, jangka waktu sampai jumlah kesemuanya diterima,
dan suku bunga pasar.
Penghilangan obligasi disebabkan oleh
1. Terbatasnya nilai obligasi ketika jatuh tempo
2. Mempengaruhi pembayaran tunai
3. Untuk mengetahui gain atau loss dalam panyusutannya
Jika sebuah obligasi ditukar langsung dengan saham umum maka dia tidak akan
mengeluarkan gain atau loss karena hal itu tidak termasuk kas, melainkan non
cash.
Contoh : Diketahui bahwa perusahaan sumber rezeki mengeluarkan saham
sebesar 1000 lembar dengan jangka waktu 10 tahun dan bunga 9%, sedangkan
harga saham tersebut adalah Rp1000 mulai dari tanggal 1 januari 2005. Nilai
saham tersebut adalah 100% sehingga dapat dijurnalkan sebagai berikut:
Kas Rp 1.000.000
Utang Obligasi Rp 1.000.000
(untuk mencatat penjualan obligasi sesuai dengan face value/nilai saham)
Jika dia dicatat berdasarkan semianual/setengah tahunan maka dia akan dicatat
setiap tanggal 1 Januari dan 1 Juli sehingga perusahaan mempunyai beban bunga
yaitu Rp 1.000.000 x 9% x 6/12 = Rp 45.000. Jika dijurnalkan maka
31
32. 1 Juli Biaya Bunga Obligasi Rp 45.000
Kas Rp 45.000
(untuk mencatat pembayaran bunga obligasi)
Sedangkan untuk akhir periode/satu tahun yaitu 31 Desember maka akun
ini disesuaikan sebagai berikut:
31 Desember Biaya Bunga Obligasi Rp 45.000
Utang Bunga Obligasi Rp 45.000
(untuk mencatat bunga obligasi)
Begitu juga contoh selanjutnya yang memakai metode penjualan
saham premium(agio obligasi) , face value, maupun discount.
2. Utang Wesel Jangka Panjang
Utang ini sama artinya dengan utang wesel biasanya yang membedakan
hanyalah waktu, di mana utang ini hanya dalam waktu kurang dari satu tahun.
3. Utang Wesel Hipotek
Adalah penyerahan tertulis mengenai hak atas harta benda tak bergerak
untuk mejamin pembayaran hutang dengan ketentuan bahwa penyerahan itu akan
dibatalkan setelah waktu pembayaran. Bahwasannya hutang jangka panjang boleh
membuat hipotek, dia juga bisa diansur, dan lain-lain. Yang menjadi contoh dari
kewajiban jangka panjang ini adalah sewa/rental.
Dalam bab ini juga dijelaskan mengenai amortisasi yakni pelunasan
hutang dengan ansuran berkala atau penyusutan atas aktiva berwujud dan tidak
berwujud seperti halnya goodwill, patent, dan lain-lain. Dalam amortisasi ada dua
metode yaitu bunga efektif dan garis lurus. Metode penetuan bunga dalam
amortisasi yang efektif di antaranya adalah biaya bunga obligasi dan diskon
obligasi atau amortisasi premium yang dirumuskan dengan premium obligasi
dibagi dengan jumlah bunga dalam, satu periode sedangkan metode garus lurus di
antaranya adalah matching principlei dan amortisasi garis lurus.
32
33. VI. Analisa Kesehatan dan Kebangkrutan BUMS dan BUMN
Pengertian
Kebangkrutan merupakan masalah yang sangat esensial yang harus
diwaspadai oleh perusahaan. Jika perusahaan sudah terkena bangkrut, maka
perusahaan tersebut benar-benar mengalami kegagalan usaha. Untuk itu
perusahaan harus sedini mungkin melakukan berbagai analisis terutama analisis
yang menyangkut kebangkrutan perusahaan. Dengan analisis ini maka
sangat bermanfaat bagi perusahaan untuk melakukan antisipasi yang diperlukan.
Analisis kebangkrutan dilakukan untuk memperoleh peringatan awal
kebangkrutan. Semakin awal tanda-tanda kebangkrutan tersebut, semakin baik
bagi pihak manajemen karena pihak manajemen bisa melakukan perbaikan-
perbaikan, agar kebangkrutan tersebut benar-benar tidak terjadi pada perusahaan
dan perusahaan dapat mengantisipasi atau membuat strategi untuk menghadapi
jika kebangkrutan benar-benar menimpa perusahaan. Tanda-tanda awal
kebangkrutan ditandai dengan adanya financial distress.
Dalam menganalisis laporan keuangan menggunakan rasio keuangan dibagi
menjadi dua macam cara yaitu:
1. Model univariate yaitu menganalisis laporan keuangan dengan rasio-rasio
keuangan yang sudah ada. Penggunaan analisis rasio secara univariate dalam
menentukan perusahaan-perusahaan yang berpotensial bangkrut, secara teoritis
maupun praktis mempunyai kelemahan. Dalam setiap kasus, analisis rasio dengan
metode univariate ini ditekankan atau difokuskan pada sebuah rasio untuk
masalah tersebut. Analisis dengan cara demikian dapat mengakibatkan kesalahan
interpretasi. Sebagai contoh perusahaan yang mempunyai solvabilitas dan atau
profitabilitas yang jelek dapat diindikasikan akan mengalami kebangkrutan.
33
34. Namun karena likuiditasnya berada di atas rata-rata industri maka situasi tersebut
mungkin tidak akan ditanggapi secara serius.
2. Keterbatasan atau kelemahan yang ada dalam model univariate analisis dapat
diatasi dengan cara mengkombinasikan beberapa variabel (rasio) keuangan ke
dalam sebuah model multivariate yaitu Multiple Discriminant Analysis (MDA).
Kelebihan dari MDA yaitu: MDA merupakan penggabungan dari kumpulan rasio-
rasio yang simultan; MDA merupakan ketentuan koefisien yang tepat untuk
mengkombinasikan variabel-variabel independen; dan MDA merupakan
perbaikan suatu aplikasi model awal (univariate) yang telah dikembangkan.
Suatu rasio menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan antara suatu
jumlah tertentu dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis
berupa rasio ini akan dapat menjelaskan atau memberi gambaran kepada analisis
tentang baik buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan terutama
apabila angka rasio itu dibandingkan dengan angka rasio pembanding yang
digunakan sebagai standart, yang sedang digunakan dalam analisis yaitu laporan
neraca dan laporan rugi laba.
Faktor Penyebab Kebangkrutan Usaha
1. Ketidakjelasan bisnis yang dijalankan
Pemilik bisnis belum memutuskan pada nilai, visi, misi dan tujuan bisnis
serta rencana bisnis, sehingga tidak fokus apa bisnis yang dijalankan.
2. Rendahnya mental: tidak sabar, tamak dan bimbang
Pemilik bisnis tidak realistis mengenai berapa lama untuk meraih hasil-
hasil bisnisnya, tidak sabar dalam mengambil hasilnya, dalam melakukan
pengeluaran biaya yang minimal dan tidak adanya pekerjaan yang khusus atau
fokus dalam menjalankan bisnis pada pertama.
3. Rendahnya penjualan, pelayanan dan buruknya hubungan
34
35. Kurangnya semangat dalam bagian penjualan adalah faktor utama
reandahnya penjualan yang merupakan salah satu alasan utama kegagalan dalam
berbisnis.
4. Rendahnya pengetahuan keuangan
Kekurangan kemampuan atau rendah pengetahuan tentang Laporan
Keuangan, pemilik bisnis tidak mengetahui bagaimana mengaturnya atau terlalu
sibuk.
5. Lemahnya sistem pengontrolan dan rendahnya disiplin
Lemahnya sistem pengontrolan di setiap lini perusahaan, seperti penjualan,
persediaan, piutang, pengeluaran biaya operasi perusahaan terutama di bidang
penjualan; sistem penjualannya, cara pencapaian target, cara mendapatkan
pelanggan dengan biaya yang efisien, cara menjualnya, cara pengiriman, metode
penjualannya, harga jualnya, cara pemantauannya.
6. Kekurangan modal kerja
Modal kerja yang tidak cukup sering dihadapi oleh pemilik bisnis. Pemilik
bisnis dulu terlalu optimis dan tidak sabar.
7. Lemahnya perencanaan
Karena perencanaan yang lemah, belum adanya rencana bisnis yang
tertulis, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
Metode Analisis Kebangkrutan
1. Analisis Rasio Keuangan
2. Analisis Z-Score - Metode Altman
3. Shut Down Point – Shut Down Cost
Dari ketiga analisis diatas, Analisis Z-Score – Metode Altman paling banyak
digunakan.
35
36. Metode Z-Score (Altman) adalah suatu alat yang memperhitungkan dan
menggabungkan beberapa rasio-rasio keuangan tertentu dalam perusahaan dalam
suatu persamaan diskriminan yang akan menghasilkan skor tertentu yang akan
menunjukkan tingkat kemungkinan kebangkrutan perusahaan.
Rasio-Rasio Keuangan Metode Z-Score (Altman)
Metode Z-Score (Altman) menggunakan berbagai rasio untuk menciptakan
alat prediksi kesulitan. Karakteristik rasio tersebut digunakan untuk
mengidentifikasi kemungkinan kesulitan keungan masa depan. Kesulitan keungan
tersebut akan tergambar pada rasio-rasio yang telah diperhitungkan. Terdapat lima
rasio-rasio keungan yang digunakan dalam metode ini.
Rasio-rasio keuangan yang digunakan dalam metode Z-Score (Altman), salah satu
diantaranya dikemukakan oleh Darsono, dkk. (2004:106) di bawah ini.
WCTA (Working capital to total asset atau modal kerja dibagi total aset), RETA
(Retained earning to total asset atau laba ditahan dibagi total aktiva), EBITTA
(Earning before interest and taxes to total asset atau laba sebelum pajak dan
bunga dibagi total aktiva), MVEBVL (Market value of equity to book value of
liability atau nilai pasar sekuritas dibagi dengan nilai buku utang), dan STA (Sales
to total asset atau penjualan dibagi total aktiva).
Rasio-rasio ini digunakan khusus untuk perusahaan manufaktur yang go
public. Perubahan rasio terjadi pada rasio MVEBVL (Market value of equity to
book value of liability atau nilai pasar sekuritas dibagi dengan nilai buku utang)
menjadi BVEBVL (Book Value of equity to book value og liability atau nilai buku
modal dibagi dengan nilai buku utang) yang digunakan untuk perusahaan
manufaktur yang tidak go public, karena perusahaan jenis ini tidak memiliki nilai
36
37. pasar untuk ekuitasnya.
Formula Metode Z Score (Altman)
Altman menemukan lima jenis rasio keuangan yang dapat dikombinasikan
untuk melihat perbedaan antara perusahaan yang bangkrut dan yang tidak
bangkrut. Z-Score (Altman) ditentukan dengan menggunakan rumus sebagai
berikut yang dikemukakan oleh Darsono, dkk. (2004:105).
Z= 1,2 (WCTA )+ 1,4 (RETA) + 3,3 (EBITTA) + 0,6 (MVEBVL) + 1 (STA)
Perhitungan analisis Z-Score terdiri dari tiga versi, diantaranya versi pada
perusahaan manufaktur yang telah go public, perusahaan manufaktur pribadi yang
belum go public, dan perusahaan bukan manufaktur. Formula di atas merupakan
versi yang pertama kali dikembangkan oleh Altman khusus untuk perusahaan
manufaktur yang go public.
Intrepretasi Nilai Z-Score
Apabila perhitungan metode Z-Score telah dilakukan dengan serangkaian
rasio-rasio keungan yang dimasukkan dalam suatu persamaan diskriminan maka
akan menghasilkan suatu angka atau skor tertentu. Angka ini memiliki memiliki
penjelasan atau interprestasi tertentu.
Dalam model tersebut perusahaan yang mempunyai skor Z > 2,99 diklasifikasikan
37
38. sebagai perusahaan sehat, sedangkan perusahaan yang mempunyai skor Z < 1,81
diklasifikasikan sebagai perusahaan potensial bangkrut. Selanjutnya skor 1,81
sampai 2,99 diklasifikasikan sebagai perusahaan pada grey area atau daerah
kelabu (Muslich, 2000:60).
C. PENUTUP
I. Kesimpulan
Dari Uraian diatas dapat disimpulkan Manajemen Keuangan
merupakan bagian dari manajemen yang berfungsi untuk mengatur,
khususnya dalam hal keuangan. Dalam kehidupan sehari-hari, tanpa
adanya manejemen keuangan maka bisa dipastikan keuangan kita akan
berantakan. Bukan hanya individu saja yang memerlukan adanya
manajemen keuangan, tetapi perusahaan pun sama, apalagi perusahaan
menyangkut hidup banyak orang.
Maka dari itu dalam sebuah organisasi harus ada seorang manajer
keuangan yang cakap, yang dapat memanaj keuangan dengan baik.
Dengan begitu semua yang ada dalam keuangan dari modal hingga
pengeluaran dapat di kontrol.
Dari hal tersebut dapat kita katakana bahwa manajemen keuangan
sangat penting san sangat dibutuhkan dalam kehidupan.
II. Saran
Sebagai seorang individu, kita diharuskan untuk bertahan hidup di
dunia ini, maka kita harus bisa mengatur keuangan agar tidak ada yang
namanya pemborosan atau pengeluaran yang sia-sia.
38
39. Resume ini masih jauh dari kata sempurna, masih banyak
kesalahan didalamnya. Penulis/Penyusun menyadari bahwa kesempurnaan
hanya milik Alloh SWT. Maka dari itu penulis mohon maaf atas kesalahan
kata-kata dan penulisan. Penulis mengharap kritik dan saran dari pembaca
untuk hasil yang lebih baik di masa depan
39