Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Makalah manajemen 2
1. RESUME MANAJEMEN KEUANGAN
Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
MANAJEMEN KEUANGAN
Nama Dosen : Ade Fauji. SE., MM.
Nama : Evlyn Selmarisda Brilliani
Nim : 11011700475
Kelas : 2T-MA
Ruangan/hari : B 1.2/ Minggu
UNIVERSITAS BINA BANGSA
2018
2. DAFTAR ISI
Kata Pengantar............................................................................................. 1
BAB I PENDAHULUAN........................................................................... 2
1. Latar Belakang .......................................................................................... 2
2. Tujuan........................................................................................................ 2
3. Rumusan Masalah ..................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN .......................................................................... 3
A. Teknik Penganggaran Barang Modal .................................................... 3
B. Arus Kas dan Resiko Proyek.................................................................. 5
C. Biaya Modal........................................................................................... 17
D. Struktur Modal dan leverage & Kebijakan Dividen............................. 23
E. Modal Saham Dan Peranan Bank Investasi,Hutang Jangka
Panjang,Pembiayaan Campuran&Merger, Divestasi, Perusahaan Induk
Dan Leverage Buyouts.......................................................................... 28
F. Analisa Kesehatan & Prediksi Kebangkrutan BUMS dan BUMN & cara
Mengatasinya......................................................................................... 33
G. Kasus...................................................................................................... 34
BAB III PENUTUP
1. KESIMPULAN.......................................................................................... 37
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 38
3. KATA PENGANTAR
Dengan menucapkan syukur Alhamdulillah, saya semua dapat menyusun,
menyesuaikan, serta dapat menyelesaikan sebuah makalah ini. Di samping
itu, saya mengucapkan rasa terima kasih kepada semua pihak yan telah
banyak membantu saya dalam menyelesaikan pembuatan sebuah makalah
ini, baik dalam bentuk moril maupun dalam bentuk materi sehinggadapat
terlaksana dengan baik.
Saya, sangat menyadari sepenuh nya bahwa makalah saya ini memang
masih banyak terdapat kekurangan serta amat jauh dari kata kesempurnaan.
Namun, saya telah berusaha semaksimal mungkin dalam membuat makalah
ini. Di samping itu, kami sangat mengharapkan kritik serta saran nya dari
semua rekan-rekan demi tercapai nya kesempurnaan yang di harapkan di
masa akan datang.
Rangkasbitung, 2 Mei 2018
Penyusun
4. 2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Penulisan ini di buat berdasarkan tugas individu yang di berikan oleh dosen
mata kuliah Manajemen Keuangan untuk meresume makalah. Maka dengan
adanya tugas ini, dapat membantu dalam proses penilaian. Namun, pada
penulisan serta meresume kembali apa-apa yang telah dipelajari selama ini,
masih banyak terdapat kekurangan serta kesalahan, baik dalam penulisan
maupun dalam pemahamannya. Saya juga berharap, atas apa-apa yang telah
dibuat ini,mudah-mudahan dapat berjalan dengan baik seperti yang saya
harapkan.
1.2. Rumusan Masalah
1) Bagaimana teknik penganggaran barang modal?
2) Apa itu biaya modal?
3) Jenis-jenis resiko dan pengendaliannya?
4) Faktor yang menentukan biaya modal?
1.3. Tujuan penulisan
Adapun tujuan penulis dalam pembuatan tugas ini, yaitu :
untuk mengetahui teknik penganggaran modal
untuk mengetahui biaya modal
untuk mengetahui resiko dan pengendalianya
untuk mengetahui faktor biaya modal
BAB II
PEMBAHASAN
5. 3
A. Teknik Penganggaran Barang Modal
ANGGARAN BARANG MODAL
Anggaran barang modal (capital budget) yang biasanya disusun
untuk jangka waktu 1 tahun, dan merupakan kunci pengendalian
pembelanjaan barang modal tersebut. Bisa juga dibuat anggaran barang
modal jangka panjang untuk jangka waktu 5 sampai 10 tahun, dan dipakai
untuk merencanakan pembelajaan di masa depan. Anggaran barang modal
atau capital budget merupakan sarana yang efisien untuk mengkonsolidasi
permintaan dana, untuk membandingkan anggaran yang dikonsolidasikan
dengan dana yang disediakan oleh manajemen, dan untuk membuat urutan
prioritas dari proyek-proyek yang diusulkan. Maka perlu adanya keputusan
untuk menentukan pemilihan investasi apa atau proyek apa yang akan
dilaksanakan, dalam hal ini dapat dilihat dulu perusahaan yang ada
sebelumnya.
TEKNIK DAN KONSEP ANGGARAN MODAL
Anggaran modal membantu dalam mengambil keputusan untuk
menolak ataupun menerima sebuah usulan investasi. Ada beberapa tahapan
yang harus dilakukan untuk menentukan penilaian suatu investasi beserta
teknik perhitungan kelayakan pendukungnya. Ada beberapa metoda yang
dikembangkannya, metoda-metoda kuantitatif untuk mengevaluasi atau
menilai proyek-proyek yang diusulkan. Enam metoda evaluasi yang paling
utama adalah : 1.Pengembalian (payback) 2.Rata-rata pendapatan investasi
per tahun (average annual return invesment method) 3.Tingkat pendapatan
intern (internal rate of return)* 4.Nilai tunai netto net present value)**
5.Index profitabilitas (index of profitability) 6.Diskonto pengembalian
(discounted payback)
Catatan : * RR = Tingkat hasil intern; dipakai juga tingkat
pendapatan intern dan tingkat pengembalian intern.
Pada umumnya, proyek menggunakan penganggaran modal sebagai
dasar untuk mengambil keputusan investasinya, seperti mengganti mesin
produksi atau mengganti sistem pembuangan limbah pabrik.
Keputusan dalam penganggaran modal akan memberikan pengaruh yang
sangat besar terhadap kesehatan keuangan perusahaan dalam waktu jangka
panjang. Sebuah proyek yang dibuat berdasarkan pada keputusan
penganggaran modal akan dapat berjalan lancar dan akan mendorong
6. 4
pemasukan perusahaan jangka panjang. Namun sebaliknya, penggangaran
modal yang tidak tepat akan mengakibatkan proyek perusahaan mengalami
kerugian atau kebangkrutan. Selain itu, keputusan penganggaran modal
juga dapat digunakan sebagai dasar untuk mengambil keputusan seperti
jenis barang atau jasa apa yang akan dibuat? Bagaimana menjualnya pada
pelanggan? Bagaimana menjualnya ke pasar?
Pada prinsipnya penganggaran modal memiliki arti yang sangat penting
dalam hal:
Pengangaran modal merupakan keputusan jangka panjang.
Dalam melakukan investasi dibutuhkan dana yang besar.
Dalam menganalisa potensi investasi aktiva tetap dapat dilakukan dengan
teknik analisa penganggaran modal dengan metode :
Periode pembayaran kembali (Payback period):
Metode yang digunakan untuk menentukan berapa lama sebuah
investasi akan kembali. Kelebihan dari metode ini adalah penghitungan
yang mudah dan sederhana sehingga dapat dengan mudah digunakan oleh
perusahaan skala kecil. Sedangkan kelemahannya adalah tidak
memperhatikan nilai waktu dari uang dan tidak memperhatikan penerimaan
investasi yang diperoleh setelah payback period tercapai.
Pembayaran kembali terdiskonto (Discount Payback Period):
Lamanya waktu yang dibutuhkan bagi arus kas investasi yang
didiskontokan pada biaya modal investasi untuk menutup biaya.
Nilai sekarang bersih (Net Present Value):
Selisih antara nilai sekarang dari cash inflow/proceeds dengan
pengeluaran untuk keperluan investasi / capital outlays.
Tingkat pengembalian internal (IRR – Internal Rate of Return):
Metode yang digunakan untuk mencari suatu tingkat bunga yang
membuat PV dari cash inflow akan sama dengan nilai cash outflownya /
investasi yang telah dikeluarkan.
IRR yang dimodifikasi (MIRR – Modified IRR)
Investasi penambahan kapasitas juga bersifat sebagai investasi
penggantian. Dengan demikian maka tingkat ketidakpastian pada investasi
penambahan kapasitas lebih besar daripada investasi penggantian. Dengan
7. 5
mempertimbangan ukuran yang ditetapkan, maka perusahaan dapat
memilih usulan proyek mana yang dapat diterima, ditolak, dan ditunda.
B. Arus Kas dan Resiko Proyek
Arus Kas
Laporan arus kas menyajikan arus kas masuk dan arus kas keluar
dari kas dan setara kas dengan kategori aktivitas operasi, investasi dan
pendanaan selama waktu periode tertentu. Kas dapat didefinisikan sebagai
jumlah kas yang ada ditangan (cash on hand), treasury bills, commercial
paper, money market fund dan rekening giro pada bank (cash in
bank)termasuk overdraft pada bank. Kas harus memenuhi syarat sebagai
berikut :
- Setiap saat dapat ditukar menjadi kas
- Tanggal jatuh temponya sangat dekat
- Kecil resiko perubahan nilai yang disebabkan oleh perubahan
tingkat bunga (investasi yang jatuh tempo maksimal tiga bulan).
Setara kas (cash equivalent) dapat diartikan sebagai investasi yang
bersifat jangka pendek, sangat likuid dan yang dengan cepat dapat dijadikan
kas dalam jumlah tertentu, tanpa menghadapi resiko perubahan nilai yang
signifikan. Definisi dari setara kas menandakan bahwa investasi tersebut
hanya untuk memenuhi komitmen jangka pendek dan bukan untuk tujuan
investasi.
Laporan arus kas disyaratkan sebagai bagian dari kelengkapan
dalam laporan keuangan. Hal ini sesuai dengan PSAK 2, yang direvisi
bulan Desember 2009 dan sesuai dengan kebijakan konvergensi IFRS
(international Financial Reporting Standart) yang mensyaratkan bahwa
laporan arus kas disajikan sebagai bagian tidak terpisahkan dari laporan
keungan untuk setiap periode penyajian laporan keuangan.
Informasi tentang arus kas suatu perusahaan berguna bagi para
pengguna laporan keuangan sebagai dasar untuk menilai kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan kas serta setara kas dan menilai kebutuhan
perusahaan untuk menggunakan arus kas tersebut. Dalam proses
pengambilan keputusan ekonomi, para pengguna perlu melakukan evaluasi
terhadap kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas
serta kepastian perolehannya. Tujuan Pernyataan ini adalah memberi
informasi historis mengenai perubahan kas dan setara kas dari suatu
perusahaan melalui laporan arus kas yang mengklasifikasikan arus kas
berdasarkan aktivitas operasi, investasi, maupun pendanaan (financing)
selama suatu periode akuntansi.
Jika digunakan dalam kaitannya dengan laporan keuangan lain,
laporan arus kas dapat memberikan informasi yang memungkinkan para
8. 6
pengguna untuk mengevaluasi perubahan dalam aset bersih perusahaan,
struktur keuangan (termasuk likuiditas dan solvabilitas) dan kemampuan
memengaruhi jumlah serta waktu arus kas dalam rangka adaptasi dengan
perubahan keadaan dan peluang. Informasi arus kas berguna untuk menilai
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas dan
memungkinkan para pengguna mengembangkan model untuk menilai dan
membandingkan nilai sekarang dari arus kas masa depan (future cash
flows) dari berbagai perusahaan. Informasi tersebut juga meningkatkan
daya banding pelaporan kinerja operasi berbagai perusahaan karena dapat
meniadakan pengaruh penggunaan perlakuan akuntansi yang berbeda
terhadap transaksi dan peristiwa yang sama. Hal ini sekaligus memenuhi
fungsi dominan dari laporan keuangan yakni tujuan stedwarship function,
yaitu laporan keuangan harus dapat memberikan informasi sejauh mana
mengelola sumber daya yang dipercayakan kepadanya oleh para pemilik
modal.
Keuntungan laporan arus kas menurut Lee (Sofyan Harahap : 258)
adalah sebagai berikut :
1. Dapat memberikan kerangka kerja untuk menghubungkan
prestasi masa lalu, saat sekarang dan masa yang akan datang.
2. Menurut kacamata investor, proyeksi arus kas akan
menggambarkan kemampuan perusahaan untuk membayar dan
menggambarkan perencanaan kebijakan keuangannya.
3. Nilai discounted flow ratio lebih dipercaya untuk menjadi
indikator investasi daripada rasio laba dengan harga sekarang disebabkan
sistem alokasi yang dilakukan dalam menghitung laba seperti dalam
akuntansi berbasis akrual (accrual basis accounting)
4. Akuntansi arus kas dapat digunakan untuk memperbaiki
kesenjangan antara bagaimana investasi dilakukan yang biasanya dengan
dasar kas dengan bagaimana hasil suatu investasi dinilai.
Laba merupakan indikator keberhasil perusahaan, karena dengan
laba maka perusahaan dapat menciptakan kas untuk periode selanjutanya.
Tetapi sama seperti laba yang menjadi indikator keberhasilan perusahaan,
kas yang merupakan aktiva yang paling likuid dalam perusahaan juga
memegang peranan yang sangat penting, sehingga laporan arus kas juga
dibutuhkan untuk alasan berikut ini :
- Kadangkala ukuran laba tidak menggambarkan kondisi
perusahaan yang sesungguhnya.
- Seluruh informasi mengenai kinerja perusahaan selama
periode tertentu dapat diperoleh lewat laporan arus kas.
- Dapat digunakan untuk memprediksi arus kas dimasa yang
akan datang.
9. 7
PSAK 2 mensyaratkan bahwa laporan arus kas menyajikan arus kas
selama periode akuntansi yang relevan, yang diklasifikasikan menjadi tiga
kategori :
- Aktivitas operasi
- Aktivitas investasi
- Aktivitas pendanaan
Entitas harus memastikan bahwa terdapat konsistensi didalam klasifikasi
arus kas. Klasifikasi menurut aktivitas membantu pengguna memahami
dampak aktivitas tersebut pada posisi keuangan dari entitas dan pada
jumlah kas dan setara kas.
Arus Kas Dari Aktivitas Operasi
Aktivitas operasi dapat didefinisikan sebagai aktivitas utama
penghasil pendapatan perusahaan (principal revenue-producing activities)
dan aktivitas lain yang bukan merupakan aktivitas investasi dan pendanaan.
Arus kas dari aktivitas operasi terkait dengan aktivitas menghasilkan
pendapatan dari entitas.
Contoh arus kas dari aktivitas operasi adalah :
1. Penerimaan kas dari penjualan barang
2. Penerimaan kas dari penjualan jasa
3. Penerimaan kas dari royalti, komisi dan pendapatan lainnya yang
diterima tunai.
4. Pembayaran kas kepada pemasok barang
5. Pembayaran kas kepada karyawan
6. Pemayaran kas kepada pemasok jasa lainnya
7. Pembayaran atau restitusi pajak penghasilan kecuali secara khusus
merupakan bagian dari aktivitas pendanaan dan investasi
8. Penerimaan dan pembayaran kontrak yang dimiliki untuk tujuan
diperdagangkan atau diperjualbelikan.
Ketika dilaporkan dengan metode langsung maka penerimaan kas
dan pembayaran kas kotor diungkapkan sedangkan dengan menggunakan
metode tidak langsung laba atau rugi disesuaikan untuk dampak transaksi
yang bersifat non-kas, penerimaan atau pembayaran kas dari operasi masa
depan yang ditangguhkan atau masih belum diterima, dan pos-pos
pendapatan atau beban yang berhubungan dengan arus kas investasi atau
pendanaan.
Arus Kas Dari Aktivitas Investasi
Aktivitas investasi adalah perolehan (acquisition) dan pelepasan
(disposal) aset jangka panjang dan investasi non setara kas. Aktivitas
investasi mencerminkan penerimaan dan pengeluaran kas sehubungan
10. 8
dengan sumber daya yang diperoleh perusahaan yang ditujukan untuk
menghasilkan pendapatan dan arus kas masa depan.
Contoh arus kas dari aktivitas investasi adalah :
a. Arus kas yang diterima, misalnya :
- Penjualan aset tetap
- Penjualan surat berharga yang berupa investasi
- Penagihan pinjaman pokok jangka panjang/pinjaman (tidak
termasuk bunga jika merupakan kegiatan investasi)
- Penjualan aset lainnya yang digunakan dalam kegiatan produksi (tidak
termasuk persediaan)
b. Arus kas yang keluar, misalnya :
- Pembayaran untuk mendapatkan aset tetap
- Aktiva tak berwujud dan aktiva jangka panjang lain, termasuk
pengembangan yang dikapitalisasikan
- Pembelian investasi jangka panjang
- Perolehan saham atau instrumen keuangan perusahaan lain
- Pemberian pinjaman pada pihak lain
- Pembayaran untuk aset lain yang digunakan dalam kegiatan
produktif seperti hak paten (tidak termasuk persediaan yang merupakan
persediaan operasional)
Arus Kas Dari Aktivitas Pendanaan
Aktivitas pendanaan adalah aktivitas yang mengakibatkan
perubahan besaran dan komposisi modal ekuitas dan pinjaman perusahaan.
Contoh arus kas dari aktivitas pendanaan :
1. Arus kas masuk misalnya :
- Pengeluaran saham atau instrumen modal lainnya
- Pengeluaran wesel
- Penjualan obligasi
- Pengeluaran surat hutang hipotik
- Serta pinjaman lainnya
2. Arus kas keluar misalnya :
- Pembayaran deviden dan pembagian lainnya yang diberikan kepada
pemilik
- Pembelian saham perusahaan (treasury stock)
- Pelunasan pokok pinjaman
- Pembayaran kas oleh lessee untuk mengurangi kewajiban yang
berkaitan dengan sewa gedung usaha pembiayaan.
Dalam hal pelunasan pinjaman meliputi pinjaman pokok dan bunga,
pelunasan yang dilakukan mengarah pada jumlah pokok pinjaman yang
11. 9
diklasifikasikan sebagai aktivitas pendanaan (financing activity) dan
dibayarkan mengarah kebunga, harus diklasifikasikan sebagai aktivitas
operasi (operating activity)
Demikian juga dengan arus kas dari penjualan dan pembelian surat
berharga yang dimiliki untuk tujuan diperdagangkan oleh suatu perusahaan
investasi, diklasifikasikan sebagai aktivitas operasi. Sedangkan arus kas
dari penjualan dan pembelian surat berharga yang dimiliki untuk tujuan
investasi oleh perusahan pabrikasi, diklasifikasikan sebagai aktivitas
investasi.
Metode Pelaporan Arus kas
PSAK mensyaratkan pengungkapan kelompok utama penerimaan kas bruto
dan pengeluaran kas bruto.Contoh arus kas bruto :
1. Tagihan kas dari pelanggan
2. Penerimaan bunga dan deviden
3. Pembayaran kas ke karyawan dan pemasok lain
4. Pembayaran bunga dan deviden
5. Penerimaan dan pembayaran kas operasi lain.
Kelompok utama penerimaan dan pengeluaran kas bruto dapat
diperoleh dari catatan akuntansi perusahaan atau dengan menyesuaikan pos-
pos dalam laporan laba rugi komprehensif dari basis akrual menjadi basis
kas.
Resiko Proyek
Resiko adalah sebagai suatu konsep dengan beberapa arti, yang
pemakaiannya tergantung kepada hubungan-hubungan apa dan displin ilmu
dari mana orang memandangnya. Menurut Robert I. Mahr dan Emerson
Cammak dalam bukunya (Principle of Insurance) dinyatakan bahwa
pengertian resiko “apabila dipergunakan secara longgar, akan berarti
mengalami kemalangan atau kebahagiaan”. Resiko berhubungan dengan
ketidakpastian. Ketidakpastian ini terjadi oleh karena kurang atau tidak
tersedianya cukup informasi tentang apa yang akan terjadi.
Sesuatu yang tidak pasti (uncertain) dapat berakibat menguntungkan
atau merugikan.menurut Wideman, ketidak pastian yang menimbulkan
kemungkinan menguntungkan dikenal dengan istilah peluang
(Opportunity), sedangkan ketidak pastian yang menimbulkan akibat yang
merugikan dikenal dengan istilah resiko (Risk).
Secara umum resiko dapat diartikan sebagai suatu keadaan yang
dihadapi seseorang atau perusahaan dimana terdapat kemungkinan yang
merugikan. Bagaimana jika kemungkinan yang dihadapi dapat memberikan
12. 10
keuntungan yang sangat besar sedangkan kalaupun rugi hanya kecil sekali?
Misalnya membeli loterei. Jika beruntung maka akan mendapat hadiah yang
sangat besar tetapi jika tidak beruntung uang yang digunakan membeli
loterei relatif kecil. Apakah ini juga tergolong Resiko? jawabannya adalah
hal ini juga tergolong resiko. Selama mengalami kerugian walau sekecil
apapun hal itu dianggap resiko.
Proyek adalah setiap usaha yang direncanakan sebelumnya yang
memerlukan sejumlah pembiayaan serta penggunaan masukan lain yang
ditujukan untuk mencapai tujuan tertentu dan dalam waktu tertentu.
(Sutrisno dalam Triton,2005:13). Proyek merupakan suatu rangkaian
aktivitas yang dapat direncanakan, yang didalamnya menggunkan sumber-
sumber (input), misalnya : uang dan tenaga kerja, untuk mendapatkan
manfaat (benefit) atau hasil (return) di masa yang akan dating.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan sistem manajemen proyek
merupakan sekumpulan perencanaan untuk mendeteksi dampak positif dan
dampak
negative di dalam kegiatan pembangunan oleh sebuah lembaga orgnisasi.
B. Sistem Manajemen Resiko
Secara umum, tujuan Sistem manajemen resiko yang utama adalah
mencegah atau meminimisasi pengaruh yang tidak baik akibat kejadian
yang tidak terduga melalui penghindaran resiko atau persiapan rencana
kontingensi yang berkaitan dengan resiko tersebut. Dalam Sistem
manajemen proyek resiko proyek adalah suatu peristiwa atau kondisi yang
tidak pasti, dan jika terjadi mempunyai pengaruh positif atau bisa juga
negatif pada tujuan proyek. Suatu resiko mempunyai sebab dan bila terjadi
akan membawa dampak, oleh karena itu resiko dapat dinyatakan sebagai
fungsi dari kemungkinan dan dampak.
Sistem manajemen resiko pada proyek meliputi langkah memahami
dan mengidentifikasi masalah potensial yang mungkin terjadi,
mengevaluasi, memonitoring dan menangani resiko. Manajemen resiko
yang proaktif artinya menjawab bagaimana orang secara aktif berusaha
mengurangi resiko serta memperbaiki tingkat probabilitas keberhasilan
proyek.
Resiko merupakan kombinasi dari kemungkinan suatu kejadian dan
akiat dari kejadian tersebut dengan tidak menutup kemungkinan bahwa ada
lebih dari satu akibat yang mungkin terjadi untuk satu kejadian tertentu.
Pada umumnya resiko dipandang daru perspektif negatif, seperti
kehilangan, bahaya, kerugian, kegagalan dan lain sebagainya. Hal-hal
tersebut pada prinsipnya merupakan bentuk ketidak pastian yang mestinya
dipahami dan dikelola secara efektif sehingga dapat menjadi nilai tambah
bagi organisasi. Per definisi resiko merupakan suatu kesempatan atau
peluang yang secara matematis dapat diformulasikan sebagai berikut:
13. 11
Riskexposure = risk likelihood x riskimpact
Risk likelihood adalah probabilitas terjadinya suatu peristiwa yang
dikuantifisikan menjadi angka probabilitas, risk impact adalah dampak dari
peristiwa tersebut yang biasanya diukur dengan satuan moneter misalnya
rupiah, sedangkan tingkat kepentingan resiko disebut risk exposure, yang
dalam analisis biaya-manfaat akan mencerminkan besarnya biaya. Risk
exposure inilah yang nantinya akan diperbandingkan dengan suatu
pekerjaan lainnya dan menjadi acuan bagi orang untuk memilih pekerjaan
mana yang akan dilakukan. Lebih jauh, dalam konteks sistem manajemen
proyek, sistem manajemen resiko proyek dipahami sebagai seni dan ilmu
untuk mengidentifikasi, menganalisis dan merespon resiko selama umur
proyek dan tetap menjamin tercapainya tujuan proyek..
Sistem manajemen resiko proyek yang baik akan mampu
memperbaiki tingkat keberhasilan proyek secara signifikan. Bagaimanapun,
sistem manajemen resiko proyek akan memberikan suatu pengaruh positif
dalam hal memilih proyek, menentukan lingkup proyek, membuat jadwal
yang realistis dan estimasi biaya yang baik.
Ada tiga hal yang perlu diperhatikan dalam sistem manajemen resiko
proyek yakni:
1) Identifikasi, analisis dan penilaian resiko di awal proyek
secara sistematis serta mengembangkan rencana untuk mengantisipasi
resiko.
2) Mengalokasikan tanggungjawab kepada pihak yang paling
sesuai untuk mengelola resiko.
3) Memastikan bahwa biaya penanganan resiko adalah
cukupvkecil dibanding nilai proyek. Artinya bahwa biaya yang diperlukan
untuk mengurangi dampak negatif dari suatu resiko realatif lebih rendah
atau sama dengan besaran manfaat dari terhindarnya/ berkurangnya resiko
tersebut
Sistem manajemen resiko dapat diterapkan di setiap level di
organisasi. Sistem manajemen resiko dapat diterapkan di level strategis dan
level operasional. Sistem manajemen resiko juga dapat diterapkan pada
proyek yang spesifik, untuk membantu proses pengambilan keputusan
ataupun untuk pengelolaan daerah dengan resiko yang spesifik.
C. Jenis-Jenis Resiko dan Pengendalian Resiko
Resiko proyek adalah peristiwa tidak pasti yang bila terjadi akan
memiliki efek positif atau negatif terhadap tujuan proyek (bisa berupa
biaya, waktu, mutu, ruang lingkup). Resiko mungkin memiliki satu atau
lebih penyebab, yang bila terjadi memiliki satu atau lebih dampak.
Jenis-Jenis resiko
14. 12
Menurut IRM (2002), ada setidaknya 4 jenis resiko yang selama ini sudah
dikenal orang, yakni:
1. Resiko Operasional, yakni resiko yang berhubungan dengan operasional
organisasi, antra lain misalnya resiko yang mencakup sistem organisasi,
proses kerja, teknologi dan sumber daya manusia.
2. Resiko Finansial, yakni resiko yang berdampak pada kinerja keuangan
organisasi seperti kejadian resiko akibat dari fluktuasi mata uang, tingkt
suku bunga termasuk resiko pemeberian kredit, likuiditas da kondisi pasar.
3. Hazard Risk, yaitu resiko yang terkait dengan kecelakaan fisik seperti
kerusakan karena kebakaran, gempa bumi, ancaman fisik dll
4. Resiko stratejik, yaitu resiko yang ada hubungannya dengan strategi
perusahaan, politik, ekonomi, hukum. Resiko ini juga terkait dengan
reputasi kepemimpinan organisasi dan perubahan selera pelanggan.
Resiko memiliki kategori yang terbagi kedalam dua kategori yang dilihat
untuk membedakan dampak yang akan terjadi pada masing-masing resiko,
kategori tersebut terdiri dari :
1. Resiko spekulatif
Resiko spekulatif adalah suatu keadaan yang dihadapi perusahaan yang
dapat memberikan keuntungan dan juga dapat memberikan kerugian.
Resiko spekulatif kadang-kadang dikenal pula dengan istilah resiko
bisnis(business risk). Seseorang yang menginvestasikan dananya disuatu
tempat menghadapi dua kemungkinan. Kemungkinan pertama investasinya
menguntungkan atau malah investasinya merugikan. Resiko yang dihadapi
seperti ini adalah resiko spekulatif. Resiko spekulatif adalah suatu keadaan
yang dihadapi yang dapat memberikan keuntungan dan juga dapat
menimbulkan kerugian.
2. Resiko murni
Resiko murni (pure risk) adalah sesuatu yang hanya dapat berakibat
merugikan atau tidak terjadi apa-apa dan tidak mungkin menguntungkan.
Salah satu contoh adalah kebakaran, apabila perusahaan menderita
kebakaran,maka perusahaan tersebut akan menderita kerugian.
kemungkinan yang lain adalah tidak terjadi kebakaran. Dengan demikian,
kebakaran hanya menimbulkan kerugian, bukan menimbulkan keuntungan,
kecuali ada kesengajaan untuk membakar dengan maksud-maksud tertentu.
Resiko murni adalah sesuatu yang hanya dapat berakibat merugikan atau
tidak terjadi apa-apa dan tidak mungkin menguntungkan. Salah satu cara
menghindarkan resiko murni adalah dengan asuransi. Dengan demikian
besarnya kerugian dapat diminimalkan. itu sebabnya resiko murni kadang
dikenal dengan istilah resiko yang dapat diasuransikan ( insurable risk ).
Perbedaan utama antara resiko spekulatif dengan resiko murni adalah
kemungkinan untung ada atau tidak, untuk resiko spekulatif masih terdapat
15. 13
kemungkinan untung sedangkan untuk resiko murni tidak dapat
kemungkinan untung.
Pengendalian Resiko
Pengendalian resiko melalui rencana kegiatan program dan
tingkatan tim. Pada tahap ini perlu dilakukan pengembangan sebuah
program untuk pengendalian resiko di masing-masing bagian maupun area
organisasi
Pengendalian resiko meliputi identifikasi alternatif-alternatif pengendalian
resiko, analisis pilihan-pilihan yang ada, rencana pengendalian dan
pelaksanaan pengendalian.
Identifikasi Alternatif-Alternatif Pengendalian Resiko
a. Penghindaran resiko
Beberapa pertimbangan penghindaran resiko :
1. Keputusan untuk menghindari atau menolak resiko sebaiknya
memperhatikan informasi yang tersedia dan biaya pengendalian resiko.
2. Kemungkinan kegagalan pengendalian resiko.
3. Kemampuan sumber daya yang ada tidak memadai untuk
pengendalian.
4. Penghindaran resiko lebih menguntungkan dibandingkan
dengan pengendalian resiko yang dilakukan sendiri.
5. Alokasi sumber daya tidak terganggu.
b. Meningkatkan probabilita
Digunakan sebagai gambaran kualitatif dari peluang atau
frekuensi.Kemungkinan dari kejadian atau hasil yang spesifik, diukur
dengan rasio dari kejadian atau hasil yang spesifik terhadap jumlah
kemungkinan kejadian atau hasil. Probabilitas dilambangkan dengan angka
dari 0 dan 1, dengan 0 menandakan kejadian atau hasil yang tidak mungkin
dan 1 menandakan kejadian atau hasil yang pasti.
c. Mengurangi konsekuensi
Alternatif ini melihat kepada dampak dari sebuah proses yang sudah
di lakukan, apakah itu dampak positif maupun negative, guna untuk
meringankan para pekerja dari resiko yang ada.
d. Transfer resiko
Alternatif transfer resiko ini, dilakukan setelah dihitung keuntungan
dan kerugiannya. Transfer resiko ini bisa berupa pengalihan resiko kepada
pihak kontraktor. Oleh karena itu didalam perjanjian kontrak dengan pihak
kontraktor harus jelas tercantum ruang lingkup pekerjaan dan juga resiko
yang akan ditransfer. Selain itu konsekuensi yang mungkin terjadi dapat
juga di transfer resikonya dengan pihak asuransi.
16. 14
D. Proses Manajemen Resiko
Proses manajemen resiko memberikan gambaran kepada kita bahwa
untuk mengelola resiko ada beberapa tahapan yakni:
1. Perencanaan Manajemen Resiko.
Perencanaan meliputi langkah memutuskan bagaimana mendekati dan
merencanakan kegiatan manajemen resiko untuk sebuah proyek. Dengan
mempertimbangkan lingkup proyek, rencana manajemen proyek, faktor
lingkungan perusahaan, maka tim proyek dapat mendiskusikan dan
menganalisis aktivitas manajemen resiko untuk proyek-proyek tertentu.
Untuk membuat perencanan manajemen resiko, ada bebrapa hal yang
diperlukan, yakni :
a. Project Charter, yakni dokumen yang dikeluarkan oleh
manajemen senior yang secara formal menyatakan adanya suatu proyek.
Dokumen ini memberi otorisasi kepada manajer proyek untuk
menggunakan sumberdaya organisasi untuk melaksanakan aktivitas proyek.
b. Kebijakan manajemen resiko,
c. Susunan peran dan tanggung jawab,
d. Toleransi stakeholder terhadap resiko, dan
e. Tamplate untuk rencana manajemen resiko organisasi.
Output dari perencanaan manajemen resiko adalah Risk Management Plan
yang berisi:
Metodologi yang menguraikan definisi alat, pendekatan, sumber data yang
mungkin digunakan dalam manajemen resiko proyek tertentu
Peran dan Tanggung Jawab yang menguraikan tanggung jawab dan peran
utama serta pendukung berikut keanggotaan tim manajemen resiko untuk
setiap tindakan
Budget yang berisi rencana anggaran untuk manajemen resiko proyek
Waktu yang berisi rencana waktu pelaksanaan proses manajemen resiko di
sepanjang siklus proyek
Scoring dan Intepretasi yang menguraikan metode skoring dan intepretasi
yang sesuai tipe dan waktu analisis resiko kualitatif maupun kuantitatif.L
2. Identifikasi Resiko
Sebagai suatu rangkaian proses, identifikasi resiko dimulai dengan
memahami apa sebenarnya yang disebut sebagai resiko. Berikutnya adalah
pendefinisian resiko yang mungkin mempengaruhi tingkat keberhasilan
proyek dan mendokumentasikan karakteristik dari tiap-tiap resiko dengan
melakukan Hasil utama dari langkah ini adalah risk register.
Identifikasi resiko dapat dilakukan dengan analisis sumber resiko
dan analisis masalah Analisis sumber resiko yaitu analisis resiko dengan
melihat darimana resiko berasal.
17. 15
Ada tiga sumber resiko yang sudah banyak dikenal yakni Resiko
internal yakni resiko yang bersumber dari internal organisasi yang dapat
dikategorikan dalam non technical risk (manusia, material, keuangan) dan
technical risk (disain, konstruksi dan operasi). Analisis masalah adalah
analisis resiko yang terkait dengan kekawatiran/ rasa khawatir.
Untuk dapat mengidentifikasi resiko setidaknya ada empat metode yang
digunakan, yakni :
a. Identifikasi resiko berdasarkan tujuan Yaitu resiko
diidentifikasi berdasarkan sejauh mana suatu peristiwa dapat
membahayakan pencapaian tujuan secara perbagian atau secara keseluruhan
pekerjaan proyek.
b. Identifikasi Resiko berdasarkan Skenario. Yakni resiko
diidentifikasi berdasarkan skenario yang dibuat berdasarkan perkiraan
terjadinya sebuah peristiwa.
c. Identifikasi resiko berdasarkan Taksonomi. Yakni resiko
dibreakdown berdasarkan sumber resiko dengan menggunakan pengetahuan
praktik yang ada melalui daftar pertanyaan yang telah disusun yang
jawabannya akan menunjukkan resiko yang ada.
d. Common risk check. Yakni resiko yang sudah biasa terjadi
didaftar dan dilakukan pemilihan mana resiko yang sesuai dengan proyek
yang sedang dikerjakan.
3. Analisis Resiko Kualitatif
Analisis kualitatif salam manajemen resiko adalah proses menilai
dampak dan kemungkinan risko yang sudah diidentifikasi. Proses ini
dilakukan dengan menyusun resiko berdasarkan dampaknya terhadap tujuan
proyek. Analisis ini merupakan cara prioritisasi resiko sehingga membentuk
gambaran resiko yang harus mendapat perhatian khusus dan cara merespon
resiko tersebut seandainya terjadi.
4. Analisis Resiko Kuantitatif
Analisis resiko secara kuantitatif merupakan metode untuk
mengidentifikasi resiko kemungkinan kegagalan sistem dan memprediksi
besarnya kerugian. Analisis ini dilakukan dengan mengaplikasikan formula
matematis yang dikaitkan dengan nilai finansial. Secara matematis
penghitungan resiko dilajkukan dengan mengalikan tingkat kemungkinan
kejadian dengan dampak yang ditimbulkan.
Hasil analisis ini dapat digunakan untuk mengambil langkah strategis dalam
mengatasi resiko yang teridentifikasi.. Meskipun analisis kuantitatif ini
menggunakan pendekatan matematis, namun pada prinsipnya analsisi ini
merupakan tindak lanjut yang mengikuti hasil analisis kualitatif. Kesulitan
utama dalam analisis resiko kuantitatif adalah pada saat menentukan tingkat
18. 16
kemungkinan karena data-data statistik belum tentu tersedia untuk semua
peristiwa
5. Penanganan Resiko
Penangan resiko diartikan sebagai proses yang dilakukan untuk
meminimalisasi tingkat resiko yang dihadapi sampai pada batas yang dapat
diterima. Sacra kuantitatif, upaya meminimalisasi resiko dilakukan dengan
menerapkan langkah-langkah yang diarahkan pada turunnya angka hasil
ukur yang diperoleh dari analisis resiko.Meskipun dalam penanganan resiko
dapat dilakukan dengan satu atau lebih cara yang diaplikasikan secara
bersamaan atau simultan misalnya mengurangi resiko sekaligus
mengalihkan resiko, namun secara umum, teknik yang digunakan untuk
menangani resiko dikelompokkan menjadi beberapa kategori, yaitu :
a. Menghindari resiko yakni dengan tidak melakukan aktivitas yang
beresiko dan memilih melakukan kegiatan yang tidak memiliki resiko.
b. Mitigasi/ Reduksi/ Mengurangi resiko yakni dengan melakukan
tindakan untuk mengurangi peluang terjadinya peristiwa yang tidak diharap.
Misalnya dengan memilih orang-orang yang kompeten untuk dipekerjakan
di proyek.
c. Menerima resiko yakni tetap melakukan pekerjaan yang mengandung
resiko dengan tidak melakukan perubahan apapun namun menyiapkan
rencana kontingensi jika resiko terjadi. Tranfer Resiko yakni dengan
mengalihkan resiko ke pihak lain misalnya dengan membeli asuransi.
6. Evaluasi resiko
Proses yang biasa digunakan untuk menentukan manajemen resiko
dengan membandingkan tingkat resiko terhadap standar yang telah
ditentukan, target tingkat resiko dan kriteria lainnya.Melakukan Evaluasi
Resiko, tentukan kriteria yang diduga akan menghambat evaluasi resiko
yang akan dilakukan. Hal tersebut ditentukan oleh kesesuaian dan
perlakuan resiko yang didasari kegiatan operasional, teknis, dana, hukum,
sosial, kemanusiaan atau kriteria lainnya. Biasanya hal tersebut tergantung
dari kebijakan internal, tujuan, objektifitas, dan kebijakan organisasi
perusahaan.Kriteria dipengaruhi oleh persepsi internal dan eksternal, serta
ketentuan hukum. Sangat penting untuk menyesuaikan kriteria tersebut
dengan lingkungan yang ada. Kriteria resiko harus dibuat sesuai dengan
jenis resiko yang ada dan level resikonya.
C. BIAYA MODAL
A. Pengertian Biaya Modal
19. 17
Biaya Modal adalah biaya riil yang harus dikeluarkan oleh
perusahaan untuk memperoleh dana baik yang berasal dari hutang, saham
preferen, saham biasa, maupun laba ditahan untuk mendanani suatu
investasi atau operasi perusahaan.
Penentuan besarnya biaya modal ini dimaksudkan untuk mengetahui berapa
besarnya biaya riil yang harus dikeluarkan perusahaan untuk memperoleh
dana yang diperlukan.Perhitungan biaya penggunaan modal sangatlah
penting, dengan alasan:
Memaksimalkan nilai perusahaan mengharuskan biaya-biaya (termasuk
biaya modal) diminimalkan.
Keputusan penganggaran modal (capital budgetting) memerlukan
suatestimasi tentang biaya modal.
Keputusan-keputusan lain seperti leasing, modal kerja juga memerlukan
estimasi biaya modal.Biaya modal merupakan konsep penting dalam
analisis investasi karena dapat menunjukkan tingkat minimum laba
investasi yang harus diproleh dari investasi tersebut. Jika investasi itu tidak
dapat menghasilkan laba investasi sekurang-kurangnya sebesar biaya yang
ditanggung maka investasi itu tidak perlu dilakukan. Lebih mudahnya,
biaya modal merupakan rata-rata biaya dana yang akan dihimpun untuk
melakukan suatu investasi. Dapat pula diartikan bahwa biaya modal suatu
perusahaan adalah bagian (suku rate) yang harus dikeluarkan perusahaan
untuk memberi kepuasan pada para investornya pada tingkat risiko tertentu.
Biaya modal dapat dihitung berdasarkan biaya untuk masing-masing
sumber dana atau disebut biaya modal individual. Biaya modal individual
dihitung tiap jenis modal. Namun apabila perusahaan menggunakan
beberapa sumber modal maka biaya modal yang dihitung adalah biaya
modal rata-rata tertimbang (Weightedf average cost of capital/WACC) dari
seluruh modal yang digunakan.
Konsep Biaya Modal erat hubungannya dengan konsep mengenai
pengertian tingkat keuntungan yang disyaratkan (required rate of return).
Tingkat keuntungan yang disyaratkan sebenarnya dapat dilihat dari dua
pihak yaitu sisi investor dan perusahaan. Dari sisi investor, tinggi
rendahnya required rate of return merupakan tingkat keuntungan (rate of
return) yang mencerminkan tingkat resiko dari aktiva yang dimiliki.
Sedangkan bagi perusahaan yang menggunakan dana (modal), besarnya
required rate of return merupakan biaya modal (cost of capital) yang harus
dikeluarkan untuk mendapatkan modal tersebut. Biaya modal bisanya
digunakan sebagai ukuran untuk menentukan diterima atau ditolaknya suatu
usulan investasi (sebagai discount rate), yaitu dengan membandingkan
tingkat keuntungan (rate of return) dari usulan investasi tersebut dengan
biaya modalnya.
B. Faktor-Faktor Yang Menentukan Biaya Modal
20. 18
Variabel-variabel penting yang mempengaruhi biaya modal antara lain:
1. Keadaan-keadaan umum perekonomian. Faktor ini menentukan tingkat
bebasrisiko atau tingkat hasil tanpa risiko.
2. Daya jual saham suatu perusahaan. Jika daya jual saham meningkat,
tingkat hasil minimum para investor akan turun dan biaya modal
perusahaaan akan rendah.
3. Keputusan-keputusan operasi dan pembiayaan yang dibuat manajemen.
Jika manajemen menyetujui penanaman modal berisiko tinggi atau
memanfaatkan utang dan saham khusus secara ekstensif, tingkat risiko
perusahaan bertambah. Para investor selanjutnya meminta tingkat hasil
minimum yang lebih tinggi sehingga biaya modal perusahaan meningkat
pula.
4. Besarnya pembiayaan yang diperlukan. Permintaan modal dalam jumlah
besar akan meningkatkan biaya modal perusahaan.
C. Asumsi-Asumsi Model Biaya Modal
Asumsi-asumsi dalam model biaya modal diantaranya:
1. Risiko bisnis bersifat konstan. Risiko bisnis merupakan
potensi tingkat perubahan return atas suatu investasi. Tingkat risiko bisnis
dalam suatu perusahaan ditentukan dengan kebijakan manajemen investasi.
2. Biaya modal merupakan suatu kriteria investasi yang hanya
tepat untuk suatu investasi yang memiliki risiko bisnis setingkat dengan
aktiva-aktiva yang telah ada.
3. Risiko keuangan bersifat konstan. Risiko keuangan
didefinisikan sebagai peningkatan variasi return atas saham umum karena
bertambahnya pemanfaatan sumber pemiayaan hutang dan saham istimewa.
Biaya modal dari sumber individual merupakan fungsi dari struktur
keuangan berjalan.
4. Kebijakan dividen bersifat konstan. Asumsi ini diperlukan
dalam menaksir biaya modal yang berkenaan dengan kebijakan dividen
perusahaan. Asumsi ini menyatakan bahwa rasio pembayaran dividen
(dividen/laba bersih) juga konstan.
Biaya Hutang
Biaya hutang dapat didefinisikan sebagai bagian yang harus diterima
dari suatu investasi agar tingkat hasil minimum para kreditor terpenuhi. Jika
perusahaan menggunakan obligasi sebagai sarana untuk memperoleh dana
dari hutang jangka panjang, maka biaya hutang adalah sama dengan Kd
atau Yield To Maturity (YTM)yaitu tingkat keuntungan yang dinikmati
21. 19
oleh pemegang atau pembeli obligasi. Biaya hutang dapat dicari dengan
cara:
1. Biaya Modal dari Hutang Jangka Pendek
Hutang jangka pendek seperti hutang perniagaan, hutang wesel, kredit
bank.
Contoh :
Misalkan cash discount yang hilang selama 1 tahun sebesar Rp.5.000.000,-
dan hutang perniagaan rata-rata Rp.50 juta.
Maka,
Biaya modal sebelum pajak = 5 juta / 50 juta x 100% = 10%
Misal pajak 40% ;
Biaya modal sesudah pajak = 10% x (100%-40%) = 6%
Contoh 2
Bank memberikan kredit jangka pendek sebesar Rp.100 juta dengan bunga
2% per bulan selama 8 bulan. Syarat aktiva yang dijadikan jaminan harus
diasuransikan selama umur kreditnya dg premi asuransi Rp.5 juta.
Maka :
Uang yg diterima dari bank = Rp. Pinjaman – (bunga 8 bln + premi
asuransi)
= Rp. 100 juta – (Rp.16 juta + Rp. 5 juta)
= Rp. 79 juta.
Beban yg sebenarnya di tanggung peminjam = Rp.21 juta
Jadi biaya kredit sebelum pajak = Rp.21 juta / Rp.79 juta x 100% = 26%.
Biaya kredit per bulan = 26% / 8 = 3,25%
Misal tingkat pajak 25 % =
Biaya modal sesudah pajak = 3,25% x(100%-25%)= 2,43 % per bulan.
3. Biaya Modal Jangka Panjang
Biaya modalnya dgn memperhitungkan jumlah neto yg diterima dg
pengeluaran kas yg terjadi karena penggunaan dana tersebut.Contoh :
Obligasi dikeluarkan dengan nominal per lembar Rp.100 juta dan umurnya
10 tahun. Hasil penjualan neto yg diterima adalah Rp.97.000.000,- Bunga
obligasi 4% per tahun.Berapa cost of bond ?
jawab :
1. Dana rata-rata selama 10 tahun = (100 jt + 97 jt) /2 = 98,5 jt
2. Selisihnya dialokasikan untuk 10 thn = 3 jt /10 thn = 300.000
(+bunga) Bunga = 4% x 100 jt = 4 jt
Beban per tahun (average annual cost ) = 4 jt + 300.000 = Rp4,3 jt
3. Menghitung biaya rata-rata per tahun = (4,3 jt /98,5 jt) x 100% = 4,4%
4. Misal tingkat pajak 25% ,
Maka biaya modal = 4,4% x (100% - 25%) = 3,3
E. Biaya Modal Saham Preferen (Cost of Preferred Stock)
22. 20
Biaya saham preferen adalah sama dengan tingkat keuntungan yang
dinikmati pembeli saham preferen.
Kp = Dp/Pn
Kp = biaya saham preferen
Dp = deviden saham preferen
Pn = harga saham preferen bersih yang diterima (harga setelah dikurangi
flotation cost)
Biaya penggunaan dana dari penjualan saham preferen (cost of preferred
stock)dihitung dgn membagikan deviden per lembar saham preferen (Dp)
dgn harga neto (net Price) yg diperoleh dari penjualan saham preferen per
lembarnya.
Contoh :
Suatu perusahaan mengeluarkan saham preferen yg baru dengan
nilai nominal Rp.10.000,- per lembar dan deviden sebesar Rp.600,-
Penjualan neto saham tersebut sebesar Rp.9.000,- per lembarnya.
Berapa biaya modal saham preferen (cost of preferred stock) ?
Jawaban:
Biaya modal saham preferen = Dp / Pn
Biaya modal saham preferen = 600 / 9000 = 6,67%.
F. Biaya Modal Saham Biasa dan Laba ditahan
Biaya modal saham biasa dan laba ditahan atau sering disatukan
menjadi biaya modal sendiri (biaya ekuitas) atau kadang-kadang disebut
biaya modal saham biasa saja. Biaya modal ekuitas merupakan biaya yang
dikeluarkan perusahaan yang memperoleh dana dengan menjual saham
biasa atau menggunakan laba ditahan untuk investasi.
r s = D1 / P0 + g
Dimana :
rs = biaya modal ekuitas
D1 = Deviden saham yang diharapkan pada tahun pertama
P0 = harga saham saat ini
g = tingkat pertumbuhan
Biaya Laba Ditahan (Cost of Retained Earning)
Biaya laba ditahan adalah sama dengan tingkat keuntungan yang
disyaratkan investor pada saham biasa perusahaan yang bersangkutan.
Dasarnya adalah prinsip opportunity cost. Jika laba tidak ditahan, laba
tersebut dibagiakan dalam bentuk deviden. Jika laba tersebut ditahan berarti
pemegang saham menginvestasikan kembali laba yang menjadi haknya ke
perusahaan (flow back fund).
Ada tiga cara menaksir biaya modal laba ditahan:
1. Pendekatan CAPM
23. 21
Ks = bunga bebas risiko + premi risiko
Ks = krf + bi (km – krf)
Dimana:
Ks = tingkat keuntungan yang disyaratkan pada saham perusahaan I,
Krf = bunga bebas risiko
Km = tingkat keuntungan yang disyaratkan pada portofolio pasar
Bi = beta saham perusahaan i.
2. Pendekatan discounted cash flow
Model yang digunakan untuk estimasi adalah Gordon Model:
D1
Po = ———–
Ks – g
Maka,
D1
Ks = ———– + g
Po
D1 = Deviden akhir periode
Po = Harga saham awal periode
g = tingkat pertumbuhan deviden.
2. Pendekatan bond yield plus risk premium
Ks = tingkat keuntungan obligasi perusahan + premi risiko
· Biaya Saham Biasa Baru (Cost of New Common Stock)
Biaya modal saham biasa baru biasanya lebih tinggi dari biaya modal laba
ditahan, karena penjualan saham baru memerlukan biaya emisiatau flotation
cost. Biaya emisi akan mengurangi penerimaan perusahaan dari penjualan
saham.
D1
Ksb = —————– + g
Po (1 –FC)
Ksb = biaya saham biasa baru
FC = flotation cost
G. Biaya Modal Keseluruhan
Biaya modal secara keseluruhan merupakan biaya modal yang
memperhitungkan seluruh biaya atas modal yang digunakan oleh
perusahaan. Biaya modal yang diperhitungkan merupakan biaya modal dari
seluruh jenis modal yang digunakan. Karena biaya modal dari masing-
masing sumber dana berbeda-beda, maka untuk menetapkan biaya modal
dari perusahaan secara keseluruahn perlu dihitung biaya modal rata-rata
tertimbangnya (Weighted average cost of capital / WACC). Sebagai unsure
24. 22
penimbanngnya adalah proporsi dana bagi setiap jenis atau sumber modal
yang digunakan dalam investasi proyek tersebut.
Weighted Average Cost of Capital
Jika pembiayaan suatu investasi berasal dari berbagai sumber pendanaan,
maka biaya modal dihitung berdasarkan rata-rata tertimbang.
WACC = [Wd x Kd (1- tax)] + [Wp x Kp] + [Ws x (Ks atau Ksb)]
WACC = biaya modal rata-rata tertimbang
Wd = proporsi hutang dari modal
Wp = proporsi saham preferen dari modal
Ws = proporsi saham biasa atau laba ditahan dari modal
Kd = biaya hutang
Kp = biaya saham preferen
Ks = biaya laba ditahan
Ksb = biaya saham biasa baru.
Sumber modal
Jlh Rp.
Biaya penggunaan modal
Hutang Jk, Panjang
60 jt
6% (sebelum tax)
Saham Preferen
10 jt
7%
Modal sendiri
130 jt
10%
Jlh
200 jt
Tingkat pajak perseroan = 25%.
Berapa Biaya Modal Rata-rata ?
Jawab :
Biaya modal hutang (setelah pajak) = 6% x (100% -25%) = 4,5%
H. Marginal Cost of Capital
Marginal cost of capital adalah biaya memperoleh rupiah tambahan
sebagai modal baru. Pada umumnya marginal cost of capital akan
meningkat sejalan dengan meningkatnya penggunaan modal.
25. 23
Pada umumnya perusahaan akan menggunakan laba ditahan untuk
menambah modal baru menerbitkan saham baiasa baru. Dengan demikian
diperlukan suatu titik dimana kebutuhan modal sendiri harus dipenuhi
dengan penjualan saham biasa baru.
Titik dimana marginal cost of capital naik sering disebut Break Point.
Jumlah laba diatahan
Break point = ——————————————————-
Bagian modal sendiri dalam struktur modal
D. STRUKTUR MODAL DAN LEVERAGE& KEBIJAKAM DIVIDEN
Pengertian struktur modal
Menurut manajemen keuangan pembelanjaan jangka panjang suatu
perusahaan yang diukur dengan perbandingan utang jangka panjang dengan
modal sendiri. Teori struktur modal menjelaskan kebijakan pembelanjaan
jangka panjang dapat mempengaruhi nilai modal perusahaan, biaya modal
perusahaan, dan harga pasar saham perusahaan.
Pada bab ini digunakan tiga macam tingkat pengembalian atau kapitalisasi,
yaitu : tingkat pengembalian utang (kd), saham biasa (k’ₑ) dan tingkat
pengembalian perusahaan secara keseluruhan (kₒ).
Kd = F/B = beban bunga tahunan/nilai pasar utang
Keterangan :
Kd = tingkat pendapatan utang perusahaan atau biaya modal utang.
Kₑ = E/S = laba yg tersedia bagi pemegang saham/nilai pasar saham
Keterangan :
Kₑ = tingkat pendapatan saham biasa atau biaya modal saham biasa.
Kₒ = O/V = laba bersih operasi/b+s
Keterangan :
Kₒ = tingkat kapitalisasi perusahaan secara keseluruhan
V = B + S = Nilai total perusahaan
Tingkat kapitalisasi perusahaan secara keseluruhan atau biaya
modal rata-rata tertimbang perusahaan :
Kₒ = Kd b/b+s + Kₒ s/b+s
Pengertian Leverage
1. Penggunaan asset dan sumber dana oleh perusahaan yang memiliki
biaya tetap dengan maksud agar meningkatkan keuntungan potensial
pemegang saham. (menurut manajemen keuangan)
2. Pengguna aktiva atau dana dimana untuk penggunaan tersebut
perusahaan harus menutup biaya tetap atau membayar beban tetap.
(Bambang Riyanto (2001:375)).
26. 24
B. Tujuan Penggunaan Leverage untuk meningkatkan dan memaksimalkan
kekayaan dari pemilik perusahaan itu sendiri. untuk memenuhi kebutuhan
dana, dapat menggunakan modal sendiri dan juga dari hutang atau modal
pinjaman. Menggunakan modal dari pinjaman harus membayar bunga
secara rutin yang merupakan beban tetap. Leverage timbul karena
perusahaan menggunakan aktiva tetap yang menyebabkan harus membayar
biaya tetap dan menggunakan hutang yang harus membayar biaya bunga
atau beban tetap.
C. Jenis- jenis Leverage
1. Operating Leverage (Pengungkit Operasi)
Penggunaan aktiva dengan biaya tetap yang bertujuan untuk
menghasilkan pendapatan yang cukup untuk mengukur biaya tetap dan
variabel serta dapat meningkatkan profitabilitas. Leverage opererasi dapat
mengukur perubahan pendapatan atau penjualan terhadap keuntungan
operasi perusahaan. Menurut Mamduh M. Hanafi (2004:327) Operating
leverage diartikan sebagai seberapa besar perusahaan menggunakan beban
tetap operasional. Operating leverage ditentukan oleh hubungan antara sales
revenue yang diperoleh perusahaan dengan laba sebelum bunga dan pajak
(EBIT). Analisis operating leverage dapat membantu pimpinan perusahaan
dalam mengambil keputusan sejauh mana peningkatan penjualan
berpengaruh terhadap laba operasi perusahaan. Besar kecilnya operating
leverage diukur dengan degree of operating leverage (DOL), yaitu diukur
dengan rumus :
DOL PADA X = % PERUBAHAN EBIT
% PERUBAHAN PENJUALAN
2. Financial Leverage (Pengungkit Keuangan)
Menurut Mamduh M. Hanafi (2004:332) besarnya beban tetap keuangan
yang digunakan oleh perusahaan beban tetap keuangan tersebut biasanya
berasal dari pembayaran bunga untuk utang yang digunakan oleh
perusahaan. Leverage keuangan mengukur pengaruh perubahan keuangan
operasi terhadap perubahan pendapatan bagi pemegang saham yang pada
akhirnya akan berpengaruh terhadap pendapatan per lembar saham. Oleh
karena itu leverage keuangan berkaitan dengan laba perusahaan sebelum
bunga dan pajak serta pendapatan saham biasa per lembar.
Finansial leverage dibedakan menjadi 2 yaitu :
27. 25
· Financial structure (struktur keuangan) : menunjukkan bagaimana
perusahaan membelanjai aktivanya. Financial structure tampak ada neraca
sebelah kredit, yang terdiri atas utang lancar, utang jangka panjang dan
modal.
· Capital structure (struktur modal) : merupakan bagian dari struktur
keuangan yang hanya menyangkut pembelanjaan yang sifatnya permanen
atau jangka panjang. Struktur modal ditunjukkan oleh komposisi: utang
jangka panjang, saham istimewa, saham biasa dan laba ditahan.
Dividen
Teori Kebijakan Dividen
Terdapat 2 teori tentang kebijakan dividen menjelaskan bagaimana
pengaruh besar kecilnya dividen payout rasio (DPR) terhadap harga pasar
saham. Adapun kedua teori tersebut adalah:
1. Dividend Irrelevance Theory
Teori ini dikemukakan oleh Merton Miller dan Franco Modigliani (MM).
kebijakan dividen tidak mempengaruhi harga pasar saham perusahaan atau
nilai perusahaan. (MM) berpendapat bahwa, nilai perusahaan hanya
ditentukan oleh kemampuan perusahaan untuk menghasilkan pendapatan
(earning power) dan resiko bisnis, sedangkan cara mengambil arus
pendapatan menjadi dividend an laba ditahan tidak mempengaruhi nilai
perusahaan.
Asumsi yang dikemukakan oleh Modigliani dan Miller adalah
· Tidak ada pajak atas pendapatan perusahaan dan pendapatan pribadi.
· Tidak ada biaya emisi atau biaya transaksi saham.
· Leverage keuangan tidak mempunyai pengaruh terhadap biaya
modal.
· Investor dan manajer mempunyai informasi yang sama tentang
prospek perusahaan.
· Pendistribusian pendapatan antara dividen dan laba ditahan tidak
berpengaruh terhadap biaya sendiri.
· Kebijakan penganggaran modal independen dengan kebijakan
dividen.
2. Bird In-The Hand Theory
Teori ini dikemukakan oleh Myron Gordon dan John Lintner. Berdasarkan
bird in-the hand theory, kebijakan dividen berpengaruh positif terhadap
harga pasar saham. Artinya, jika dividen yang dibagikan perusahaan lebih
besar, maka harga pasar saham perusahaan tersebut akan semakin tinggi
dan sebaliknya hal itu terjadi karena pembagian dividen dapat mengurangi
ketidakpastian yang dihadapi investor.
3.2 Menjelaskan Pendekatan Struktur Modal
Terdapat 3 pendekatan struktur modal yaitu :
28. 26
1. Pendekatan Tradisional (Traditional Approach) mengemukakan ada
struktur modal optimal dan perusahaan dapat meningkatkan nilai total
perusahaan dengan mempergunakan jumlah utang (leverage keuangan)
tertentu. Struktur modal dapat berubah-ubah agar dapat diperoleh nilai
perusahaan yang optimal. Semisal contoh perusahaan mempergunakan
utang yang semakin besar dapat menurunkan biaya modalnya (kₒ) dan
meningkatkan nilai perusahaan. Walaupun pemegang saham meningkatkan
tingkat kapitalisasi saham (kₑ) karena meningkatnya resiko bagi pemegang
saham, peningkatkan tersebut tidak melebihi manfaat yang diperoleh dari
penggunaan utang yang biayanya (kd) lebih murah.
2. Pendekatan Laba Bersih Operasi (Net Operating Income
Approach)pendekatan ini mengasumsikan biaya modal perusahaan (ko)
tetap pada berbagai tingkat leverage. Anggap
3. Pendekatan Modigliani-Miller Position (Mm) mendukung hubungan
antara struktur modal dengan biaya modal sebagaimana yang dijelaskan
berdasarkan pendekatan laba bersih operasi yang menyatakan bahwa
struktur modal tidak mempengaruhi biaya modal perusahaan dan juga tidak
mempengaruhi nilai perusahaan.
Menjelaskan Pembayaran Dividen
Adapun jenis-jenis pembayaran dividen antara lain:
1. Pembayaran dividen dalam bentuk tunai (cash dividen)
Pembayaran dividen oleh perusahaan kepada para pemegang saham dan
diberikan secara tunai sesuai dengan dividen yang didapatkan oleh para
pemegang saham. Ada beberapa kebijakan dalam pembayaran dividen
secara tunai
a. Kebijakan pembayaran dividen stabil artinya, dividen akan dibayarkan
secara tetap perlembarnya untuk jangka waktu tertentu walaupun laba yang
diperoleh perusahaan berfluktuasi.
b. Kebijakan pembayaran dividen yang meningkat artinya perusahaan akan
membayarkan dividen kepada pemegang saham dengan jumlah yang slalu
meningkat dengan pertumbuhan yang stabil.
c. Kebijakan pembayaran dividen dengan rasio yang konstan artinya,
perusahaan akan membayarkan dividen kepada pemegang saham yang
besarnya mengikuti besarnya laba yang diperoleh oleh perusahaan.
d. Kebijakan pembayaran dividen regular yang rendah ditambah ekstra artinya
perusahaan akan membayarkan dividen kepada pemegang saham dengan
cara perusahaan menentukan jumlah pembayaran dividen per lembar yang
dibagikan kecil, kemudian ditambah dengan ekstra dividen bila
keuntungannya mencapai jumlah tertentu.
2. Pembayaran dividen dalam bentuk saham (stock dividen)
Pemegang saham akan diberi tambahan saham sebagai pengganti kas
dividen. Ada beberapa jenis pembayaran dividen dalam bentuk saham :
29. 27
a. Pembayaran dividen dalam bentuk pemecahan saham (stock split) artinya,
saat harga pasar saham perusahaan terlalu tinggi, biasanya perusahaan
mengambil kebijakan untuk meningkatkan jumlah lembar saham melalui
stock split yaitu pemecahan nilai nominal saham kedalam nilai nominal
yang lebih kecil. Sehingga dividen diinvestasikan dalam bentuk pemecahan
saham yang mengakibatkan jumlah saham para pemegang saham
meningkat. Dengan begitu harga saham perusahaan dapat menyesuaikan
dengan harga pasar saham saat itu.
b. Pembayaran dividen dalam bentuk pembelian kembali saham (repurchase
stock) artinya, perusahaan juga dapat membayarka dividen dalam bentuk
membeli kembali (sebagian)saham pemegang saham. Hal ini ditujukan
untuk menaikkan keuntungan para pemegang saham dan mengurangi
jumlah lembar saham yang dimiliki perusahaan.
Menjelaskan Faktor yang mempengaruhi kebijakan deviden
Beberapa faktor yang menentukan dan mempengaruhi dalam pembuatan
kebijkan dividen menurut Dr. Dermawan Sjahrial, M.M.(2002) antara lain:
1. Posisi likuiditas perusahaan
Semakin kuat posisi likuiditas perusahaan maka semakin besar dividen
yang dibayarkan.
2. Kebutuhan Dana Untuk Membayar Hutang
Apabila sebagian besar laba digunakan untuk membayar hutang maka
sisanya yang digunakan untuk membayar dividen semakin kecil.
3. Rencana Perluasan Usaha
Semakin besar perluasan usaha perusahaan maka semakin berkurang dana
yang dapat dibayarkan untuk dividen.
4. Pengawasan Terhadap Perusahaan
Kebijakan pembiayaan: untuk ekspansi dibiayai dengan dana dari sumber
intern antara lain: laba.
Dengan pembiayaan: apabila dibiayai dengan penjualan saham baru, ini
akan melemahkan kontrol dari kelompok saham dominan. Karena suara
pemegang saham mayoritas berkurang.
Menurut J. Fred Weston dan Thomas Copeland (1998), faktor faktor
yang mempengaruhi dalam kebijakan dividen adalah:
1. Undang-Undang (UU)
Undang-undang menentukan bahwa dividen harus dibayar dari laba, baik
laba tahun berjalan maupun laba tahun lalu yang ada dalam pos “laba
ditahan” dalam neraca.
2. Posisi Likuiditas
Laba ditahan biasanya diinvestasikan dalam aktiva yang dibutuhkan untuk
menjalankan usaha. Laba ditahan dari tahun-tahun lalu sudah diinvestasikan
30. 28
pada pabrik peralatan, persediaan, dan aktiva lainnya. Laba tersebut tidak
disimpan dalam bentuk kas.
3. Kebutuhan untuk Melunasi Hutang
Apabila perusahaan mengambil hutang untuk membiayai ekspansi atau
untuk mengganti jenis pembiayaan yang lain, perusahaan tersebut
menghadapi 2 pilihan perusahaan dapat membayar hutang tersebut pada
soal jatuh tempo dan menggantikannya dengan jenis surat berharga lainnya.
4. Tingkat Laba
Tingkat hasil pengembalian atas aktiva yang diharapkan akan menentukan
pilihan relatif untuk membayar laba tersebut dalam bentuk dividen pada
pemegang saham atau menggunakannya di perusahaan tersebut.
E. MODAL SAHAM DAN PERANAN BANK INVESTASI,HUTANG
JANGKA PANJANG,PEMBIAYAAN CAMPURAN&MERGER,
DIVESTASI, PERUSAHAAN INDUK DAN LEVERAGE BUYOUTS
Modal Saham
Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau kepemilikan
seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas.
Wujud saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik
kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga
tersebut. Porsi kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar penyertaan yang
ditanamkan di perusahaan tersebut.
Saham yang merupakan bukti pemilikan PT mempunyai beberapa hak
sebagai berikut :
1) Hak untuk berpartisipasi dalam menentukan arah dan tujuan perusahaan
yaitu melalui hak suara dalam rapat pemegang saham.
2) Hak untuk memperoleh laba dari perusahaan dalam bentuk dividen yang
dibagi oleh perusahaan.
3) Hak untuk membeli saham baru yang dikeluarkan perusahaan agar
proporsi pemilikan saham masing – masing pemegang saham dapat tidak
berubah.
4) Hak untuk menerima pembagian aktiva perusahaan dalam hal perusahaan
dilikuidasi.
Apabila perusaan itu mengeluarkan satu saham maka seluruh
pemegang saham mempunyai hak yang sama,tetapi bila saham yang
dikeluarkan itu lebih dari satu jenis maka yang diberikan kepada masing –
masing jenis berbeda, tergantung pada kontrak pengeluaran saham yang
disetujui.Dalam akta pendirian perusahaan disebutkan jumlah lembar saham
yang akan dikeluarkan, jumlah yang sudah disetor dan nilai nominal saham
adalah nilai yang tercantum dalam tiap – tiap lembar saham,yaitu nilai yang
ditetapkan untuk masing – masing lembar.
31. 29
Jenis – Jenis Saham
Apabila perusahaan mengeluarkan satu macam saham maka saham – saham
itu disebut saham biasa (common stock). Apabila saham yang dikeluarkan
itu 2 macam,yang satu adalah saham biasa dan yang lain adalah saham
prioritas (preferred stock).Berikut ini diuraikan mengenai masing – masing
jenis saham yaitu :
1. Saham biasa
Saham biasa adalah saham yang melunasinya dilakukan dalam urutan yang
paling akhir dalam hal perusahaan dilikuidasi, sehingga risikonya adalah
yang paling besar. Karena risikonya besar, biasanya jika usaha perusahaan
berjalan dengan baik maka dividen saham biasa akan lebih besar daripada
saham prioritas.
2. Saham prioritas
Saham yang mempunyai beberapa kelebihan, biasanya dihubungkan dengan
pembagian deviden dan pembagian aktiva pada saat perusahaan dilikuidasi.
Dalam hal pembagian deviden adalah bahwa deviden yang dibagi pertama
kali harus dibagikan untuk saham prioritas, kalau ada kelebihan baru
dibagikan kepada pemegang saham biasa.
Ada beberapa kelebihan yang dimiliki saham prioritasnya yaitu :
a. Saham Prioritas Kumulatif dan tidak Kumulatif
Saham prioritas kumulatif: adalah saham prioritas yang devidennya setiap
tahun harus dibayarkan kepada pemegang saham. Jika dalam suatu tahun
deviden tidak dapat dibayar, maka pada tahun-tahun berikutnya deviden
yang belum dibayar harus dilunasi lebih dulu, sehingga dapat mengadakan
pembagian deviden untuk saham biasa.
Saham prioritas tidak kumulatif: deviden tahun-tahun sebelumnya yang
belum dibayar tidak perlu dilunasi pada tahun-tahun berikutnya. Jika akan
membayar deviden untuk saham biasa, kewajibannya hanya membayar
deviden saham prioritas untuk tahun tersebut.
b. Saham prioritas berpartisipasi dan tidak berpartisipasi
Saham prioritas berpartisipasi adalah : jika saham prioritas berhak atas
deviden dengan jumlah yang sama besar dengan saham biasa sesudah
saham biasa mendapat deviden sebesar persentase deviden saham prioritas.
Saham prioritas tidak berpartisipasi adalah: saham prioritas akan mendapat
deviden sampai jumlah tertentu (dinyatakan dalam %) yang ditetapkan
sesudah saham biasa mendapat deviden dengan tarif yang sama dengan
saham prioritas.
c. Saham Prioritas atas aktiva dan dividen pada saat likuidas
Saham dengan preferensi seperti ini pada saat likuidas akan tetap menerima
dividen yang belum bayar, walaupun saldo laba tidak dibagi mencukupi.
32. 30
Sesudah pelunasi dividennya, saham prioritas ini dilunasi. Jika saldo laba
tidak dibagi tidak mencukupi maka pelunasan dividen dan nominal saham
prioritas dilakukan dari modal yang disetor dari saham yang biasa.
Saham biasa yang pelunasannya jatuh pada urutan terakhir akan menerima
jumlah pengembalian sebesar sisa modal disetor yang masih ada. Dapat
terjadi sisanya nol sehingga saham biasa tidak memperoleh pengembalian.
d. Saham prioritas yang dapat ditukar dengan Saham Biasa
kadang – kadang saham prioritas mempunyai preferensi dapat ditukar
dengan saham biasa pemegang saham prioritas jenis ini akan menukarkan
sahamnya dengan saham biasa dalam keadaan dividen yang dibagi untuk
saham biasa tiap tahunnya lebih besar dari pada dividen untuk saham
prioritas.
Apabila keaadaan seperti yang disebutkan diatas diperkirakan akan
berlangsung terus maka lebih menguntungkan memiliki saham biasa dari
pada saham prioritas karena saham biasa mempunyai klaim yang tidak
terbatas atas laba.
Pencatatan Modal Saham
Untuk dapat melakukan pencatatan modal saham dengan baik, perlu
diketahui istilah – istilah sebagai berikut :
a. Modal saham statuter atau modal saham yang diotorisasi yaitu : jumlah
saham yang dapat dikeluarkan sesuai dengan akte pendirian perusahaan.
b. Modal saham yang beredar: jumlah saham yang sudah dijual (beredar).
c. Modal saham belum beredar yaitu: jumlah saham yang sudah diotorisasi
tetapi belum dijual.
d. Treasury stock yaitu : modal saham yang sudah dijual dan sekarang
dibeli kembali oleh perusahaan.
e. Modal saham dipesan: jumlah saham yang disisihkan karena sudah
dipesan untuk dibeli.
Peranan Bank Investasi
Salah satu peran utama bank investasi adalah menjadi perantara antara
perusahaan dan investor melalui penawaran umum perdana (initial public
offering / IPO). Bank investasi menyediakan layanan penjaminan emisi
untuk menerbitkan saham baru ketika sebuah perusahaan memutuskan
untuk go public dan mencari dana ekuitas. Underwriting pada dasarnya
melibatkan bank investasi untuk membeli sejumlah saham baru yang
disepakati, yang kemudian dijual kembali melalui bursa efek.
Bagian dari pekerjaan bank investasi adalah mengevaluasi
perusahaan dan menentukan harga yang wajar untuk menawarkan saham
biasa. IPO, terutama untuk perusahaan besar, umumnya melibatkan lebih
dari satu bank investasi. Dengan cara ini, risiko underwriting menyebar ke
beberapa bank, mengurangi eksposur bank tunggal dan memerlukan
33. 31
komitmen keuangan yang relatif rendah terhadap IPO. Bank investasi juga
bertindak sebagai penjamin emisi untuk obligasi korporas
Hutang Jangka Panjang
Hutang jangka panjang digunakan oleh perusahaan untuk memajukan
perusahaan dalam jangka waktu yang lama. Pembelian keperluan pokok
maupun sekunder, segera ataupun tidak akan tetap diperlukan sehingga
hutang jangka panjang tidak dapat dihindari. Pada praktiknya hutang jangka
panjang digunakan dalam kegiatan operasional seperti pengadaan fasilitas
(alat dan mesin) yang memiliki sifat penggunaan jangka panjang, sebagai
tambahan modal permanen, memperluas area usaha perusahaan, akuisisi,
dan segala hal yang memiliki sifat permanen dan jangka panjang.Memiliki
hutang khususnya hutang jangka panjang pada sebuah usaha/bisnis
merupakan hal yang biasa diterapkan oleh perusahaan. Terdapat pula
berbagai jenis hutang yang berbeda cakupannya. Pada perusahaan dan
pelaku usaha dengan tujuan dan target jangka panjang maka hutang jangka
panjang sudah pasti akan lebih disukai daripada hutang jangka
pendek.Secara umum kepemilikian akan hutang terlebih hutang dalam skala
besar memang sangat mengganggu kesehatan keuangan perusahaan. Namun
di sisi lain hutang sangat diperlukan dan tidak dapat dielakkan jika
perusahaan ingin terus berkembang dan maju.Oleh karena itu banyak
perusahaan yang memilih hutang jangka panjang dikarenakan jumlah
nominal yang besar dan waktu pembayaran hutang yang cukup lama.
Sehingga hal ini memberikan sisi positif yang lebih besar asal diikuti
dengan Manajemen yang baik.
Divestasi
divestasi adalah pengurangan beberapa jenis aset baik dalam bentuk
finansial atau barang, dapat pula disebut penjualan dari bisnis yang dimiliki
oleh perusahaan. Ini adalah kebalikan dari investasi pada aset yang baru.
Perusahaan memiliki beberapa motif untuk divestasi.
sebuah perusahaan akan melakukan divestasi (menjual) bisnis yang
bukan merupakan bagian dari bidang operasional utamanya sehingga
perusahaan tersebut dapat berfokus pada area bisnis terbaik yang dapat
dilakukannya. Sebagai contoh, Eastman Kodak, Ford Motor Company, dan
banyak perusahaan lainnya telah menjual beragam bisnis yang tidak
berelasi dengan bisnis utamanya.untuk memperoleh keuntungan. Divestasi
menghasilkan keuntungan yang lebih baik bagi perusahaan karena divestasi
merupakan usaha untuk menjual bisnis agar dapat memperoleh uang.
Sebagai contoh, CSX Corporation melakukan divestasi untuk
berfokus pada bisnis utamanya yaitu pembangunan rel kereta api
serta bertujuan untuk memperoleh keuntungan sehingga dapat membayar
hutangnya pada saat ini.
34. 32
kadang-kadang dipercayai bahwa nilai perusahaan yang telah melakukan
divestasi (menjual bisnis tertentu mereka) lebih tinggi daripada nilai
perusahaan sebelum melakukan divestasi. Dengan kata lain, jumlah nilai
aset likuidasi pribadi perusahaan melebihi nilai pasar bila dibandingkan
dengan perusahaan pada saat sebelum melakukan divestasi. Hal ini
memperkuat keinginan perusahaan untuk menjual apa yang seharusnya
bernilai berharga daripada terlikuidasi pada saat sebelum divestasi.
unit bisnis tersebut tidak menguntungkan lagi. Semakin jauhnya unit bisnis
yang dijalankan dari core competence perusahaan, maka kemungkinan
gagal dalam operasionalnya semakin besar.
Beberapa perusahaan menggunakan teknologi untuk memfasilitasi
proses divestasi beberapa divisi. Mereka mempublikasikan informasi
tentang divisi mana saja yang ingin mereka jual pada situs resmi mereka
sehingga dapat dilihat oleh perusahaan lain yang sekiranya tertarik untuk
membeli divisi tersebut. Sebagai contoh, Alcoa telah mendirikan sebuah
online showroom yang menampilkan divisi yang mereka jual. Dengan
melakukan komunikasi secara online, Alcoa telah mengurangi biaya yang
dibutuhkan untuk membiayai divisi yang bergerak pada hotel, usaha
transportasi, dan urusan pertemuan.
Perusahaan Induk dan Leverage Buyouts
a. Perusahaan Induk
adalah perusahaan yang menjadi perusahaan utama yang membawahi
beberapa perusahaan yang tergabung ke dalam satu grup perusahaan.
Melalui pengelompokan perusahaan ke dalam induk perusahaan,
dimungkinkan terjadinya peningkatan atau penciptaan nilai pasar
perusahaan (market value creation).
b. Leverage Buyouts
adalah akuisisi (biasanya perusahaan, tetapi bisa pula aset tunggal seperti
real estat) yang harga belinya dibantu oleh gabungan saham dan utang dan
yang arus kas atau aset targetnya dipakai untuk menjamin dan melunasi
utang. Karena utang biasanya memiliki biaya modal yang lebih rendah
daripada saham, imbal balik saham meningkat seiring peningkatan
utangnya. Utang tersebut otomatis menjadi dongkrak untuk menambah
imbal balik yang menjadi asal usul istilah LBO (secara harafiah "pembelian
terdongkrak").
LBO umum dijumpai dalam lingkungan merger dan akuisisi (M&A) zaman
sekarang. Istilah LBO biasanya dipakai ketika sebuah sponsor finansial
mengakusisi sebuah perusahaan. Akan tetapi, banyak transaksi korporat
separuh didanai oleh utang bank, sehingga bisa juga digolongkan ke LBO.
LBO memiliki berbagai macam bentuk seperti Management Buy-out
(MBO), Management Buy-in (MBI), pembelian sekunder dan tersier. LBO
bisa dilakukan pada situasi pertumbuhan, restrukturisasi, dan insolvensi
35. 33
sebagaimana yang terjadi di perusahaan-perusahaan dengan kinerja yang
stabil. Kebanyakan LBO dilakukan di perusahaan swasta, tetapi bisa juga
dilakukan di perusahaan terbuka (melalui transaksi PtP, Publik ke Privat).
Ketika sponsor finansial meningkatkan imbal balik mereka dengan
memakai dongkrak yang sangat tinggi (yaitu rasio utang dan saham yang
tinggi), mereka memiliki insentif untuk memakai sebanyak mungkin utang
untuk mendanai suatu akuisisi. Hal ini dapat memunculkan masalah ketika
perusahaan "terlalu terdongkrak", artinya mereka tidak menghasilkan arus
kas yang cukup untuk melunasi utang mereka yang kemudian berujung
pada insolvensi atau pertukaran utang-ke-saham ketika para pemegang
saham kehilangan kendali atas perusahaan dan penyedia utang berhak
memegang saham tersebut.
F. ANALISA KESEHATAN DAN PREDIKSI KEBANGKRUTAN
BUMS&BUMN DAN CARA MENGATASINYA SECARA UMUM
Kebangkrutan adalah keuangan perusahaan yang mengalami kesulitan
keuangan dalam jangka pendek dan mengalami insolvency.atau dapat
dikatakan nila total kewajiban melebihi total aktiva.
Kondisi insolvency ada dua pilihan yaitu likuidasi (kebangkrutan) dan
reorganisasi (retrukturisasi) , hal-hal perusahaan dalam mengalami
kebangkrutan: kegagalan asionalmanajemen, operasional,
penyelewengan,bencana, persaingan sangat tajam dan lainya.
metode memprediksi kebangkrutan
1. Analisis rasio keuangan
2. Z score – metode altman
3. Shut down point – shut down cost
4. Analisis surat keputusan MenNeg BUMN
5. Note: BUMS tidak menggunakan metode ke-4
Analisis kebangkrutan BUMS
1. Analisis univariate
Rasio-rasio diuji secara teripisah untuk mengetahui penyimpangan
2. Analisis multivariate
Analisis ini menggunakan 2 atau lebih variabelitas kedalam satu persamaan
Analisis kebangkrutan BUMN
1. Sehat
2. Kurang sehat
3. Tidak sehat
36. 34
Penilaian kesehatan BUMN berdasarkan penilaian terhadap kinerja
perusahaan meliputi:
a) Aspek keuangan
b) Aspek operasional
c) Aspek administras
G. KASUS
yang sering terjadi kaitannya dengan manejeman keuangan biasanya
timbul lantaran adanya bentuk kesalahan dan kelalaian dari subjek
administrasi kuangan itu sendiri yang secara pribadi atauun tidak
dipengaruhi oleh banyak sekali faktor, baik internal maupun eksterna.
Pembahasan kali ini hanya pada lingkup referensi perkara yang terjadi
dalam administrasi keuangan pada sebuah perusahaan.
Contoh Kasus dalam Manajemen Keuangan Sebuah Perusahaan:
1. Kebangkrutan Enron (2001)
Ken Lay adalah CEO Enron yang malang, sebuah perusahaan yang
mempekerjakan kurang lebih 22.000 orang dan mengklaim pendapatan
hampir $ 101 miliar di tahun 2000. Pada tahun 2001, bagaimanapun,
keluarlah bahwa keuangan Enron adalah sebuah fiksi masak, yang
mencakup segala macam ” kreatif “akuntansi. Skandal tersebut
meruntuhkan Enron dan ini adalah “auditor” biro iklan Arthur Andersen
yang tidak masuk akal, dan menghasilkan tindakan Sarbanes-Oxley, yang
tujuan utamanya membuat perusahaan finansial sulit dikenalkan.
2. Skandal Manipulasi Laporan Keuangan PT. Kimia Farma Tbk
PT Kimia Farma ialah salah satu produsen obat-obatan milik
pemerintah di Indonesia. Pada audit tanggal 31 Desember 2001,
administrasi Kimia Farma melaporkan adanya keuntungan higienis sebesar
Rp 132 milyar, dan laporan tersebut di audit oleh Hans Tuanakotta &
Mustofa (HTM).Akan tetapi, Kementerian BUMN dan Bapepam menilai
bahwa keuntungan higienis tersebut terlalu besar dan mengandung unsur
rekayasa. Setelah dilakukan audit ulang, pada 3 Oktober 2002 laporan
keuangan Kimia Farma 2001 disajikan kembali (restated), alasannya sudah
ditemukan kesalahan yang cukup mendasar.
Pada laporan keuangan yang baru, keuntungan yang disajikan hanya
sebesar Rp 99,56 miliar, atau lebih rendah sebesar Rp 32,6 milyar, atau
24,7% dari keuntungan awal yang dilaporkan. Kesalahan itu timbul pada
unit Industri Bahan Baku yaitu kesalahan berupa overstated penjualan
sebesar Rp 2,7 miliar, pada unit Logistik Sentral berupa overstated
persediaan barang sebesar Rp 23,9 miliar, pada unit Pedagang Besar
Farmasi berupa overstated persediaan sebesar Rp 8,1 miliar dan overstated
penjualan sebesar Rp 10,7 miliar.
37. 35
Kesalahan penyajian yang berkaitan dengan persediaan timbul lantaran nilai
yang ada dalam daftar harga persediaan digelembungkan. PT Kimia Farma,
melalui administrator produksinya, menerbitkan dua buah daftar harga
persediaan (master prices) pada tanggal 1 dan 3 Februari 2002. Daftar harga
per 3 Februari ini telah digelembungkan nilainya dan dijadikan dasar
evaluasi persediaan pada unit
Sedangkan kesalahan penyajian berkaitan dengan penjualan ialah dengan
dilakukannya pencatatan ganda atas penjualan. Pencatatan ganda tersebut
dilakukan pada unit-unit yang tidak disampling oleh akuntan, sehingga
tidak berhasil dideteksi. Berdasarkan penyelidikan Bapepam, disebutkan
bahwa KAP yang mengaudit laporan keuangan PT Kimia Farma telah
mengikuti standar audit yang berlaku, namun gagal mendeteksi kecurangan
tersebut. Selain itu, KAP tersebut juga tidak terbukti membantu
administrasi melaksanakan kecurangan tersebut. Selanjutnya diikuti dengan
pemberitaan di harian Kontan yang menyatakan bahwa Kementerian
BUMN memutuskan penghentian proses divestasi saham milik Pemerintah
di PT KAEF sesudah melihat adanya indikasi penggelembungan
keuntungan (overstated) dalam laporan keuangan pada semester I tahun
2002.
Dimana tindakan ini terbukti melanggar Peraturan Bapepam No.VIII.G.7
wacana Pedoman Penyajian Laporan Keuangan poin 2 – Khusus aksara m –
Perubahan Akuntansi dan Kesalahan Mendasar poin 3) Kesalahan
Mendasar, sebagai berikut: “Kesalahan fundamental mungkin timbul dari
kesalahan perhitungan matematis, kesalahan dalam penerapan kebijakan
akuntansi, kesalahan interpretasi fakta dan kecurangan atau kelalaian.
Dampak perubahan kebijakan akuntansi atau koreksi atas kesalahan
fundamental harus diperlakukan secara retrospektif dengan melaksanakan
penyajian kembali (restatement) untuk periode yang telah disajikan
sebelumnya dan melaporkan dampaknya terhadap masa sebelum periode
sajian sebagai suatu adaptasi pada saldo keuntungan awal periode.
Pengecualian dilakukan apabila dianggap tidak mudah atau secara khusus
diatur lain dalam ketentuan masa transisi penerapan standar akuntansi
keuangan baru.”
3. Kasus WorldCom
Perusahaan telekomunikasi terbesar kedua di Amerika Serikat, mengakui
telah Melakukan skandal akuntansi yang menyebabkan perdagangan
sahamnya di bursa NASDAQ terhenti. Beberapa minggu kemudian,
WorldCom menyatakan diri bangkrut.
Perusahaan telah memberi citra yang salah wacana kinerja perusahaan
dengan cara meniru milyaran bisnis rutin sebagai belanja modal,
38. 36
sehingga labanya overstated sebesar $11 milyar pada awal 2002.
Perusahaan juga meminjamkan uang lebih dari $400 juta kepada Chief
Executive Officer (CEO)-nya waktu, Bernard Ebbers, untuk menutupi
kerugian perdagangan pribadinya. Ironisnya meski di dakwa telah
melakukan pemalsuan, konspirasi dan laporan keuangan yang salah,
mantan CEO WorldCom tersebut mengaku tidak bersalah (Mehta, 2003;
Klayman, 2004; Reuters, 2004).
4. Kasus Mulyana W. Kusuma
Kasus Mulyana W. Kusuma Kasus ini terjadi sekitar tahun 2004. Mulyana
W Kusuma sebagai seorang anggota KPU diduga menyuap anggota BPK
yang dikala itu akan melaksanakan audit keuangan berkaitan dengan
pengadaan logistic pemilu. Logistic untuk pemilu yang dimaksud yaitu
kotak suara, surat suara, amplop suara, tinta, dan teknologi
informasi.Setelah dilakukan Pemeriksaan, tubuh dan BPK meminta
dilakukan penyempurnaan laporan. Setelah dilakukan penyempurnaan
laporan, BPK setuju bahwa laporan tersebut lebih baik daripada sebeumnya,
kecuali untuk teknologi informasi. Untuk itu, maka disepakati bahwa
laporan akan diperiksa kembali satu bulan setelahnya. Setelah lewat satu
bulan, ternyata laporan tersebut belum tamat dan disepakati sumbangan
waktu tambahan.
Di dikala inilah terdengar kabar penangkapan Mulyana W Kusuma.
Mulyana ditangkap lantaran dituduh hendak melaksanakan penyuapan
kepada anggota tim auditor BPK, yakni Salman Khairiansyah. Dalam
penangkapan tersebut, tim intelijen KPK berhubungan dengan auditor BPK.
Menurut versi Khairiansyah ia bekerja sama dengan KPK memerangkap
upaya penyuapan oleh saudara Mulyana dengan memakai alat perekam
gambar pada dua kali pertemuan mereka.
Penangkapan ini menimbulkan pro dan kontra. Salah satu pihak beropini
auditor yang bersangkutan, yakni Salman telah berjasa mengungkap perkara
ini, sedangkan pihak lain beropini bahwa Salman tidak seharusnya
melaksanakan perbuatan tersebut lantaran hal tersebut telah melanggar
arahan etik akuntan.
39. 37
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Anggaran barang modal (capital budget) yang biasanya disusun
untuk jangka waktu 1 tahun, dan merupakan kunci pengendalian
pembelanjaan barang modal tersebut. Laporan arus kas menyajikan arus kas
masuk dan arus kas keluar dari kas dan setara kas dengan kategori aktivitas
operasi, investasi dan pendanaan selama waktu periode tertentu. Biaya
Modal adalah biaya riil yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk
memperoleh dana baik yang berasal dari hutang, saham preferen, saham
biasa, maupun laba ditahan untuk mendanani suatu investasi atau operasi
perusahaan. yang sering terjadi kaitannya dengan manejeman keuangan
biasanya timbul lantaran adanya bentuk kesalahan dan kelalaian dari subjek
administrasi kuangan itu sendiri yang secara pribadi atauun tidak
dipengaruhi oleh banyak sekali faktor, baik internal maupun eksternal.