SlideShare a Scribd company logo
1 of 15
SISTEM KOMUNIKASI MASSA
PENGERTIAN SISTEM KOMUNIKASI MASSA
Terdapat beberapa definisi yang di kemukakan oleh para ahli tentang sistem komunikasi
massa, antara lain sebagai berikut :
Menurut Bittner (1980:10)
“Komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah
besar orang.”
Menurut Garbner (1967)
“Komunikasi massa adalah produksi dan distribusi yang berlandaskan teknologi dan lembaga
dari arus pesan yang kontinyu serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat industri.”
Ruben (1992)
“Komunikasi massa adalah proses di mana informasi diciptakan dan disebarkan oleh
organisasi untuk dikonsumsi oleh khalayak.”
Dari definisi-definisi diatas dapat diambil suatu rangkuman definisi bahwa komunikasi
massa dapat diartikan sebagai jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak
yang tersebar, heterogen, dan anonim melalui media cetak atau media elektronik sehingga
pesan yang sama dapat disampaikan secara serempak dan sesaat. Menurut Elizabeth-Noelle
Neuman (1973), komunikasi massa secara teknis menunjukkan empat tanda pokok yaitu :
 Bersifat tidak langsung, harus melewati media teknis.
 Bersifat satu arah, tidak ada interaksi antara para komunikan.
 Bersifat terbuka, ditujukan pada publik yang tidak terbatas dan anonim.
 Mempunyai publik yang tersebar.
Karena perbedaan teknis ini, maka sistem komunikasi massa juga mempunyai
karakteristik psikologi yang khas dibandingkan dengan sistem komunikasi interpersonal. Hal
ini tampak pada :
Pengendalian Arus Informasi
Mengendalikan arus informasi berarti mengatur jalannya pembicaraan yang disampaikan
dan yang diterima. Perbandingan antara pengendalian arus informasi dalam komunikasi massa
dan komunikasi interpersonal:
KOMUNIKASI MASSA KOMUNIKASI INTERPERSONAL
Kita tidak dapat mengendalikan arus
informasi seperti yang dikehendaki
(dikendalikan komunikator)
Kita bersama-sama dapat mengendalikan arus
informasi seperti yang dikehendaki.
Situasi komunikasi dapat menunjang
persuasi yang efektif
Situasi komunikasi akan mendorong belajar
yang efektif
Komunikator sukar menyesuaikan pesannya
dengan reaksi komunikan, reaksi khalayak
dijadikan proses untuk komunikasi
berikutnya (feedback)
Komunikator mudah menyesuaikan pesannya
dengan reaksi komunikan
Umpan Balik
Umpan balik berasal dari teori sibernetika (Norbet Wiener). Dalam sibernetika, umpan
balik adalah keluaran (output) sistem yang dibalikkan kembali (feedback) kepada sistem
sebagai masukan (input) tambahan dan berfungsi mengatur keluaran berikutnya.
Dalam komunikasi umpan balik diartikan sebagai respon, peneguhan, dan
servomekanisme internal (Fisher, 1978: 286-299). Sebagai Respon, umpan balik adalah pesan
yang dikirim kembali dari penerima ke sumber, memberi tahu sumber tentang reaksi
penerima, dan memberikan landasan kepada sumber untuk menentukan perilaku selanjutnya.
Dalam pengertian ini umpan balik bermacam-macam jumlah dan salurannya. Umpan balik
sebagai peneguhan, respon yang diperteguh akan mendorong orang untuk mengulangi respon
tersebut. sebaliknya, respon yang tidak diperteguh akan dihilangkan. Umpan balik sebagai
servomekanisme. Dalam setiap sistem, selalu ada aparat yang memberikan respon pada
jalannya sistem. Belajar menimbulkan servomekanisme dalam diri individu. Sikap yang
diperoleh melalui belajar, diinternalisasikan dalam diri individu sebagai mekanisme yang
menstabilkan perilaku individu.
Perbedaan umpan balik sistem komunikasi massa dan sistem komunikasi interpersonal:
PEMBEDA KOMUNIKASI MASSA KOMUNIKASI
INTERPERSONAL
Sebagai respon Hanyalah zero feedback,
berlangsung satu arah (feedback
loop tidak terjadi)
Volume tidak terbatas dan lewat
berbagai saluran komunikasi
Sebagai
peneguhan
Delayed feedback
(terlambat)
Umpan balik cepat
Sebagai
servomekanisme
Kendala ekonomi, nilai, teknologi,
dan organisasi berfungsi sebagai
servomekanisme
Sikap berfungsi sebagai
servomekanisme
Stimuli Alat Indera
Dalam komunikasi massa, stimuli alat indra bergantung pada jenis media massa.
Sedangkan dalam komunikasi interpersonal, stimuli lewat seluruh alat inderanya. Menurut
McLuhan, perkembangan sejarah berdasarkan media massa dibedakan menjadi 3 babak:
 Babak tribal: stimulus ditangkap melalui semua alat indera tanpa dibatasi teknologi
komunikasi.
 Babak Gutenberg: hanya indera mata yang mendapat stimuli sehingga manusia
cenderung berpikir linier.
 Babak neotribal: alat-alat elektronik memungkinkan manusia menggunakan beberapa
macam alat indera.
Proporsi Unsur Isi dengan Hubungan
Beberapa perbandingan proporsi unsur isi dengan hubungan antara komunikasi massa
dan komunikasi interpersonal, sebagai berikut :
KOMUNIKASI MASSA KOMUNIKASI INTERPERSONAL
Unsur isi lebih penting Unsur hubungan lebih penting
Pesan berstruktur, urutan yang sistematis,
dapat disimpan, diklasifikasi, dan
didokumentasikan
Pesan tidak berstruktur, tidak sistematis, dan
sukar disimpan atau dilihat kembali
(retrieval).
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI REAKSI KHALAYAK PADA
KOMUNIKASI MASSA
Menurut kaum behaviorisme, media massa adalah faktor lingkungan yang dapat
mengubah perilaku khalayak melalui proses pelaziman klasik, pelaziman operan, atau proses
imitasi (belajar sosial), sedangkan khalayak itu sendiri dianggap sebagai kepala kosong yang
siap untuk menampung atau menerima pesan-pesan yang telah diberikan atau disampaikan
kepadanya (Dervin, 1981:74).
Namun menurut kaum psikologi kognitif, khalayak dipandang sebagai organisme yang
aktif, dan dapat mengorganisasikan stimulus. ( W.I. Thomas dan Florian Znaniecki). Sehingga
khalayak dapat membuat proses tawar-menawar yang berat. (Davidson, 1959: 360).
Ada pendapat lain dari Raymond A. Bauer menyebutkan khalayak yang kepala batu
(obstinate audience), yang baru mengikuti pesan bila pesan itu menguntungkan mereka.
Komunikasi tidak lagi bersifat linier (dengan peranan komunikator yang dominan), tetapi
merupakan transaksi. ‘Each gives in order to get’, kata Bauer (dalam Schramm dan Roberts,
1977: 345).
Beberapa teori tentang faktor-faktor yang mempengaruhi reaksi khalayak pada
komunikasi massa.
1. Teori De Fleur dan Ball Rokeach tentang Pertemuan dengan Media
DeFleur dan Ball-Rokeach melihat pertemuan khalayak dengan media berdasarkan tiga
kerangka teoretis, yaitu perspektif perbedaan individual, perspektif kategori sosial, dan
perspektif hubungan sosial.
 Perspektif Perbedaan Individual
Memandang bahwa sikap dan organisasi personal-psikologis individu akan menentukan
bagaimana individu memilih stimuli dari lingkungan, dan bagaimana ia memberi makna pada
stimuli tersebut.
 Perspektif Kategori Sosial
Berasumsi bahwa dalam masyarakat terdapat kelompok-kelompok sosial, yang reaksinya
pada stimuli tertentu cenderung sama.
 Perspektif Hubungan Sosial
Menekankan pentingnya peranan hubungan sosial yang informal dalam memengaruhi reaksi
orang terhadap media massa.
2. Pendekatan Motivasi dan Uses and Gratification
 Uses and Gratifications
Uses and gratifications meneliti asal mula kebutuhan secara psikologis dan sosial, yang
menimbulkan harapan tertentu dari media massa atau sumber-sumber lain, yang membawa
pada pola terpaan media yang berlainan (atau keterlibatan pada kegiatan lain), dan
menimbulkan pemenuhan kebutuhan akan akibat-akibat lain, barangkali termasuk juga yang
tidak kita inginkan (Katz, Blumler, Gurevitch, 1974:20).
Asumsi-asumsi dasar dari teori mereka adalah :
 Khalayak dianggap aktif.
 Dalam proses komunikasi massa banyak inisiatif untuk mengaitkan pemuasan kebutuhan
dengan pemilihan media terletak pada anggota khalayak.
 Media massa harus bersaing dengan sumber-sumber lain untuk memuaskan
kebutuhannya.
 Banyak tujuan pemilih media massa disimpulkan dari data yang diberikan anggota
khalayak.
 Penilaian tentang arti kultural dari media massa harus ditangguhkan sebelum diteliti lebih
dahulu orientasi khalayaknya. ( Blumler dan Katz, 1974:22).
Model uses and gratification memandang individu sebagai makhluk suprarasional dan
sangat selektif.
 Motif Kognitif dan Gratifikasi Media
Motif kognitif menekankan kebutuhan manusia akan informasi dan kebutuhan untuk
mencapai tingkat ideasional tertentu. Motif afektif menekankan aspek perasaan dan kebutuhan
mencapai tingkat emosional tertentu.
Pada kelompok kognitif yang berorientasi pada pemeliharaan keseimbangan, MCGuire
menyebutkan empat teori, sebagai berikut :
 Teori Konsistensi
Teori ini memandang manusia sebagai makhluk yang dihadapkan pada berbagai konflik.
Konflik mungkin terjadi dikarenakan memiliki beberapa kepercayaan atau beberapa hubungan
sosial ataupun berdasarkan masa lalu dan masa kini. Untuk menanganinya, manusia berusaha
sedapat mungkin mencari kompromi. Kompromi diperoleh dengan rasionalisasi atau
melemahkan salah satu kekuatan penyebab konflik.
Dalam hubungan ini, komunikasi massa mempunyai potensi untuk menyampaikan
informasi yang menggoncangkan kestabilan psikologis individu. Tetapi, pada saat yang sama
karena individu mempunyai kebebasan untuk memilih isi media, media massa memberikan
banyak peluang untuk memenuhi kebutuhan akan konsistensi.
 Teori Atribusi
Teori ini memandang individu sebagai psikolog amatir yang mencoba memahami seba-
sebab yang terjadi pada berbagai peristiwa yang dihadapinya. Respons yang diberikan
padasuatu peristiwa bergantung pada interpretasi tentang peristiwa itu. Pada komunikasi
massa memberikan validasi atau pembenaran pada teori kita dengan penyajian realita yang
disimplifikasikan, dan didasarkan pada stereotip.
 Teori Kategorisasi
Pendapat teori ini bahwa manusia sebagai makhluk yang selalu mengelompokkan
pengalamannya dalam kategorisasi yang sudah dipersiapkannya. Orang memperoleh kepuasan
apabila sanggup memasukkan pengalaman dalam kategori-kategori yang sudah dimilikinya,
dan menjadi kecewa bila pengalaman itu tidak cocok dengan prakonsepsinya. Pandangan ini
menunjukkan bahwa isi komunikasi massa, yang disusun berdasarkan alur-alur cerita tertentu,
dengan mudah diasimilasikan pada kategori yang ada.
 Teori Objektifikasi
Teori objektifikasi menunjukkan bahwa terpaan isi media dapat memberikan petunjuk
kepada individu untuk menafsirkan atau mengidentifikasi.
Empat teori kognitif yang melukiskan individu sebagai makhluk yang berusaha
mengembangkan kondisikognitif yang dimilikinya, sebagai berikut.
 Teori Otonomi
Melihat manusia sebagai makhluk yang berusaha mengaktualisasikan dirinya sehingga
mencapai identitas kepribadian yang otonom. Namun komunikasi massa terlihat sangat
sedikit untuk memuaskan kebutuhan humanistik ini.
 Teori Stimulasi
Memandang bahwa manusia sebagai makhluk yang “Lapar stimulus”, yang senantiasa
mencari pengalaman-pengalaman baru, yang selalu berusaha memperoleh hal-hal yang
memperkaya pemikirannya. Komunikasi massa disini menyajikan hal-hal yang baru, yang
aneh, yang spektakuler, yang menjangkau pengalama-pengalaman yang tidak terdapat pada
pengalaman sehari-hari. Sehingga hasrat ingin tahu, kebutuhan untuk mendapat rangsangan
emosional, dan keinginan untuk menghindari kebosanan terpenuhi melalui komunikasi massa.
 Teori Teleologis
Teori ini memandang manusia sebagai makhluk yang berusaha mencocokkan persepsinya
tentang situasi sekarang dengan representasi internal dari kondisi yang dikehendaki. Media
massa pada teori ini merupakan sumber pemuasaan kebutuhan yang subur.
 Teori Utilitarian
Teori ini berpendapat bahwa individu sebagai orang yang memperlakukan setiap situasi
sebagai peluang untuk memperoleh informasi yang diperlukan dalam menghadapi tantangan
hidup. Komunikasi massa dapat berperan sebagai pemberi informasi, pengetahuan dan
keterampilan.
 Motif Afektif dan Gratifikasi Media
Teori-teori pada motif afektif ditandai oleh kondisi perasaan atau dinamika yang
menggerakkan manusia mencapai tingkat perasaan tertentu.
 Teori Reduksi Tegangan
Memandang manusia sebagai sistem tegangan yang memperoleh kepuasan pada
pengurangan ketegangan. Komunikasi massa menyalurkan kecenderungan destruktif manusia
dengan menyajikan peristiwa atau adegan kekerasan.
 Teori Ekspresif
Menyatakan bahwa orang memperoleh kepuasan dalam mengungkapkan eksistensi
dirinya (menampakkan perasaan dan keyakinannya). Komunikasi massa mempermudah orang
untuk berfantasi, melalui identifikasi dengan tokoh-tokoh yang disajikan sehingga orang
secara tidak langsung mengungkapkan perasaannya.
 Teori Ego Defensif
Beranggapan bahwa dalam hidup ini kita mengembangkan citra diri yang tertentu dan kita
berusaha untuk mempertahankan citra diri ini serta berusaha hidup sesuai dengan diri dan
dunia kita. Dari media massa kita memperoleh informasi untuk membangun konsep diri kita,
pandangan dunia kita, dan pandangan kita tentang sifat manusia dan hubungan sosial.
 Teori Peneguhan
Memandang bahwa orang dalam situasi tertentu akan bertingkah laku dengan suatu cara
yang membawanya kepada ganjaran seperti yang telah dialaminya pada waktu lalu. Orang
menggunakan media massa karena mendatangkan ganjaran berupa informasi, hiburan,
hubungan dengan orang lain, dan sebagainya.
 Teori Penonjolan (assertion)
Memandang manusia sebagai makhluk yang selalu mengembangkan seluruh potensinya
untuk memperoleh penghargaan dari dirinya dan dari orang lain. Komunikasi massa
merupakan institusi pendidikan yang menyediakan informasi dan ketrampilan yang membantu
orang untuk menaklukkan dunia.
 Teori Afiliasi
Memandang manusia sebagai makhluk yang mencari kasih sayang dan penerimaan orang
lain. Komunikasi massa digunakan individu untuk menghubungkan dirinya dengan orang lain.
Isi media massa digunakan orang sebagai bahan percakapan dalam membina interaksi sosial.
 Teori Identifikasi
Melihat manusia sebagai pemain peranan yang berusaha memuaskan egonya dengan
menambahkan peranan yang memuaskan pada konsep dirinya. Komunikasi massa tidak
secara eksplisit dirancang untuk menampilkan tokoh yang memainkan peranan atraktif, media
cenderung menggambarkan orang dalam berbagai situasi dramatis yang melibatkan respon
menarik dan memperkenalkan khalayak pada berbagai peranan dan gaya hidup, sehingga
memberikan bahan alternatif identitas peranan untuk memperkaya konsep diri.
 Teori Peniruan
Memandang manusia sebagai makhluk yang selalu mengembangkan kemampuan
afektifnya. Komunikasi massa menampilkan berbagai model untuk ditiru oleh khalayaknya.
Kesimpulan dari teori-teori diatas bahwa orang menggunakan media massa karena
didorong oleh beraneka ragam motif, dimana setiap orang memiliki motif berbeda sehingga
mendorong konsumsi media yang tidak sama.
Menurut aliran uses and gratification, perbedaan motif dalam konsumsi media massa
menyebabkan setiap individu bereaksi berbeda, karena efek media massa juga berlainan pada
setiap anggota khalayaknya.
EFEK KOMUNIKASI MASSA
Pada umumnya, kita lebih tertarik pada bukan kepada apa yang kita lakukan kepada
media, tetapi kita lebih tertarik kepada apa yang dilakukan media terhadap kita, kita ingin
tahu bukan untuk apa kita membaca surat kabar atau menonton televisi, tetapi bagaimana
surat kabar dan televisi menambah pengetahuan, mengubah sikap, atau menggerakkan
perilaku kita. Inilah yang disebut efek komunikasi massa.
Di saat kita menjelaskan perkembangan penelitian efek komunikasi massa, kita telah
melihat pasang-surut efek media massa pada pandangan peneliti. Ada satu saat ketika media
massa dipandang sangat berpengaruh, tetapi ada saat lain ketika media massa dianggap
sedikit, bahkan hampir tidak ada pengaruhnya sama sekali. Perbedaan pandangan ini tidak
saja disebabkan karena perbedaan latar belakang teoritis, atau latar belakang historis, tetapi
juga karena perbedaan mengartikan “ efek “.
Seperti dinyatakan Donald K. Robert ( Schramm dan Roberts, 1977:359 ), ada yang
beranggapan bahwa efek hanyalah “ perubahan perilaku manusia setelah diterpa pesan media
massa “. Karena fokusnya pesan , maka efek haruslah berkaitan dengan pesan yang di
sampaikan media massa.
Steven M.Chaffee (Dalam Wilhoit dan Harold de Block, 1980:78) membagi 3 pendekatan
efek media, sebagai berikut.
 Bagaimana kita melihat efek media, baik yang berkaitan dengan pesan maupun
dengan media itu sendiri.
 Melihat jenis perubahan yang terjadi pada diri khalayak komunikasi massa.
(penerimaan informasi, perubahan perasaan, perubahan kognitif, dll).
 Meninjau satuan observasi yang dikenai efek komunikasi massa. (individu, kelompok,
organisasi, masyarakat, atau bangsa)
1.1 Efek Kehadiran Komunikasi Massa
Teori McLuhan, disebut teori teori perpanjangan alat indera (sense extension theory),
menyatakan bahwa media massa adalah perluasan dari alat indera manusia; telepon adalah
perpanjangan dari telinga, dan televisi adalah perpanjangan dari mata.
Menurut Steven H. Chaffe ada lima hal tentang efek:
 Efek ekonomis, bahwa kehadiran media massa mengerakkan berbagai usaha. Seperti:
produksi, distribusi, dan konsumsi “jasa” media massa.
 Efek sosial, berkenaan dengan perubahan pada struktur atau interaksi sosial akibat
kehadiran media massa.
 Efek pada penjadwalan kegiatan, penjadwalan kembali kegiatan sehari-hari.
 Efek pada penyaluran/penghilangan perasaan tertentu, orang menyalurkan perasaannya
dengan mengunakan media massa.
 Efek pada perasaan orang terhadap media, bagaimana orang menggunakan media massa
untuk memuasakan kebutuhan psikologis.
1.2 Efek Kognitif Komunikasi Massa
Dalam kognitif komunikasi massa, kita banyak mengulas tentang citra. Citra adalah
gambaran tentang realitas dan tidak harus sesuai dengan realitas. Citra adalah dunia menurut
persepsi kita. Kita akan menelaah efek kognitif komunikasi pada pembentukan dan perubahan
citra.
Pembentukan dan Perubahan Citra
Citra terbentuk berdasarkan informasi yang kita terima. Media massa bekerja untuk
menyampaikan informasi. Untuk khalayak, informasi dapat membentuk, mempertahankan
atau mendefinisikan citra. Menurut McLuhan, media massa adalah perpanjangan alat indera
kita dari media massa kita memperoleh alat indera kita. dengan media massa kita memperoleh
iformasi tentang benda, orang, atau tempat yang kita alami secara langsung. Dunia ini terlalu
luas untuk kita masuki semuanya. Karena itu media massa dapat menjadi jendela kecil untuk
menyaksikan berbagai peristiwa yang jauh dari jangkauan alat indera kita.
Kita membentuk citra tentang lingkungan sosial kita berdasarkan realitas yang
ditampilkan media masa. Misalnya saja, televisi yang sering menampilkan adegan kekerasan
menjadikan penonton cenderung memandang dunia ini lebih keras, lebih tidak aman dan lebih
mengerikan. Dalam hal ini jelas citra dunia dan lingkungan sosial dipengaruhi oleh apa yang
dilihatnya di televisi ataupun media massa lain.
Pengaruh media massa terasa lebih kuat lagi karena pada masyarakat modern orang
memperoleh banyak informasi tentang dunia dari media massa. Dari media kita dapat
menentukan mana isu yang penting dan mana yang tidak. Kemampuan media massa untuk
mempengaruhi apa yang dianggap penting oleh masyarakat disebut agenda setting.
Agenda Setting
Teori agenda setting dimulai dengan suatu asumsi bahwa media massa menyaring berita,
artikel atau tulisan yang akan disiarkannya. Secara selektif, penyunting redaksi atau wartawan
mementukan mana yang pantas diberitakan dan mana yang harus disembunyikan. Setiap
kejadian atau isu diberi bobot tertentu dalam penyajian (ruang suat kabar, waktu pada televisi
atau radio) dan cara penonjolan (ukuran judul, letak pada surat kabar dan frekuensi
pemuatan). Bagaimana media massa menyajikan peristiwa, itulah yang disebut sebagai
agenda media.
Karena khalayak memperoleh banyak informasi melalui media massa, maka agenda media
tentu berkaitan dengan agenda masyarakat (public agenda). Agenda masyarakat diketahui
dengan menanyakan kepada anggota-anggota masyarakat tentang apa yang mereka pikirkan,
apa yang mereka bicarakan dengan orang lain, atau apa yang mereka anggap sebagai masalah
yang tengah menarik perhatian masyarakat (community salience).
Efek Prososial Kognitif
Bila media massa seperti televisi, radio, atau surat kabar menyampaikan informasi atau
nilai-nilai yang berguna. Tetapi apakah khalayak memperoleh manfaat? Disini akan dibahas
magaimana media massa memberikan manfaat yang dikehendaki oleh masyarakat. Inilah
yang disebut efek prososial. Contohnya, bila televisi menyebabkan kita mengerti tentang
bahasa Indonesia yang baik dan benar, berarti televisi menimbulkan efek prososial. Bila
majalah menyajikan penderitaan rakyat miskin di pedesaan, dan hati anda terdorong untuk
menolong mereka, media massa menghasilkan efek prososial afektif. Bila surat kabar
membuka dompet bencana alam dan menghimbau anda untuk menyumbang, maka terjadi
efek prososial kognitif.
1.3 Efek Afektif Komunikasi Massa
Pembentukan dan perubahan sikap
 Menurut Joseph Klepper (1960), berdasarkan penelitian yang komprehensif mengenai
media massa, dalam hubungannya dengan pembentukan dan perubahan sikap, pengaruh
media massa dapat disimpulkan pada lima prinsip umum :
 Pengaruh komunikasi massa, faktor-faktornya :
- predisposisi personal
- proses selektif
- keanggotaan kelompok
 Faktor-faktor diatas berfungsi memperkokoh sikap dan pendapat yang ada, walaupun
kadang-kadang berfungsi sebagai agent of change.
 Komunikasi massa menimbulkan perubahan sikap, perubahan kecil pada intensitas sikap
lebih umum terjadi daripada konversi (perubahan seluruh sikap).
 Komunikasi massa efektif dalam bidang dimana pendapat orang lemah (misalnya pada
iklan komersial).
 Komunikasi massa afektif dalam menciptakan pendapat tentang masalah-masalah baru
bila tidak ada predisposisi yang harus diperteguh.
Perubahan sikap secara berarti tidak ditemukan oleh peneliti sebab :
 alat ukur yang digunakan oleh peneliti gagal mendeteksi perubahan tersebut.
 terjadi terpaan selektif yang menyebabkan orang cenderung menerima konsepsi yang
sudah ada sebelumnya.
 ketika kita mengukur efek media massa, kita mengukur efek yang saling menghapus,
artinya orang menerima bukan saja media massa yang mengkampanyekan hal tertentu, tetapi
juga menentang hal tersebut.
 media memang tidak menyebabkan orang beralih sikap, tetapi hanya memperkokoh
kecenderungan yang sudah ada sehingga setiap pihak, dengan kampanye berusaha
menghindari pindah ke pihak lain.
 umumnya kita mengukur efek media massa pada sikap politik yang didasarkan pada
keyakinan yang dipegang teguh, bukan pada sikap yang berlandaskan kegiatan yang dangkal.
 diduga, mereka yang diterpa media massa adalah orang-orang yang lebih terpelajar.
 diduga, media massa tidak berpengaruh langsung pada khalayak, tetapi melewati dulu
pemuka-pemuka pendapat.
 media massa tidak mengubah pendapat, tetapi memengaruhi penonjolan suatu isu di atas
isu yang lain.
Rangsangan Emosional
Faktor-faktor yang mempengaruhi intensitas rangsangan emosional pesan pada media massa :
 Suasana emosional (mood) : dalam mempersepsi sesuatu, suasana mental sangat
berpengaruh.
 Skema kognitif : naskah pada pikiran kita yang menjelaskan alur peristiwa yang dapat
juga terbentuk karena induksi verbal atau petunjuk pendahuluan yang menggerakkan
kerangka interpretatif.
 Suasana terpaan : kondisi sekitar akan memengaruhi dalam emosi pada saat memberikan
respons.
 Predisposisi individual : mengacu pada karakter individu yang khas, semua orang
berbeda-beda.
 Tingkat identifikasi khalayak terhadap tokoh dalam media massa : sejauh mana orang
merasa terlibat dengan tokoh yang ditampilkan di media massa
Rangsangan Seksual
Merupakan rangsangan yang muncul akibat adegan-adegan erotis di media massa, yang
kita kenal dengan pornografi. Beberapa ahli menggunakan istilah SEM (Sexually Explicit
Materials) atu erotika. Erotika merangsang gairah seksual, meruntuhkan nilai moral,
mendorong orang gila seks, dan merangsang gairah seksual.
Dalam bab ini, dikenal adanya stimuli erotis, yaitu stimuli yang membangkitkan gairah
seksual internal dan eksternal. Stimuli internal adalah perangsang yang timbul dari
mekanisme dalam tubuh organisme. Sedangkan stimuli eksternal adalah petunjuk-petunjuk
(cues) yang bersifat visual (olfactory), sentuhan (tactual), gerakan (kinesthetic), dan
intelektual.
Menurut tokoh Baron dan Byrne, erotika telah diungkapkan sejak masa kemanusiaan yang
paling dini. Di dunia modern sekarang, erotika menjadi komoditi yang laku. Minat orang pada
erotika timbul karena beberapa motif, antara lain rasa ingin tahu dan aphrodisiac. Seks
sendiri dikenal pertama kali dari media erotika.
1.4 Efek Behavioral Komunikasi Massa
Efek komunikasi massa pada perilaku sosial yang diterima atau efek prososial behavioral
(dan pada perilaku agresif). Selanjutnya, akan diulas teori-teori yang menjelaskan efek
komunikasi massa pada peristiwa-peristiwa sosial.
Efek Prososial Behavioral
Salah satu perilaku prososiala memiliki keterampilan yang bermanfaat bagi dirinya dan
orang lain. Teori psikologi yang menjelaskan efek prososial media massa adalah teori belajar
sosial menurut Bandura. Menurut Bandura, kita belajar bukan saja dari pengalaman langsung,
tetapi dari peniruan atau peneladanan (modeling). Artinya, kita mampu memiliki keterampilan
tertentu bila terdapat jalinan positif yang kita amati dan karakteristik kita.
Agresi Sebagai Efek Komunikasi Massa
Agresi sebagai setiap bentuk perilaku yang diarahkan untuk merusak atau melukai orang
lain yang menghindari perlakuan seperti itu (Baron dan Byrne, 1979:405). Menurut teori
belajar sosial dari Bandura, orang cenderung meniru perilaku yang diamatinya, stimuli
menjadi teladan untuk perilakunya. Kita dapat menduga penyajian cerita atau adegan
kekerasan dalam media massa akan menyebabkan orang melakukan kekerasan pula, dengan
kata lain mendorong orang menjadi agresif.
Teori-teori Efek Komunikasi Massa
Menurut Innis (1951), media mempengaruhi bentuk-bentuk organisasi sosial. Setiap
media memiliki kecenderungan memihak ruang atau waktu – communication bias. Bila
komunikasi yang dilakukan bias pada ruang – artinya, pesan dapat disampaikan ke tempat-
tempat yang jauh – orang cenderung bergerak ke tempat-tempat yang jauh, sehingga terjadi
ekspansi teritorial, mobilisasi penduduk secara horizontal, dan kekaisaran. Sebaliknya, bila
komunikasi bias pada waktu, orang tinggal pada ruang yang terbatas, pada kelompok yang
terikat erat karena sejarah, tradisi, agama, dan keluarga. Bias waktu membawa ke masa lalu,
bias ruang membawa ke masa depan. Dengan demikian, media komunikasi membentuk jenis
kebudayaan tertentu. Media lisan mengandung bias waktu, karena sukar didengar dari jarak
jauh. Ini melahirkan masyarakat tradisional dan kekuasaan kelompok agama serta orang-
orang tua. Media tulisan memiliki bias ruang. Ini melahirkan masyarakat yang menolak
tradisi, meninggalkan mitos dan agama, serta berorientasi pada masa depan.
David P. Phillips, teori yang dikemukakan Phillips telah banyak dibicarakan oleh ahli-ahli
sosiologi. Namun, yang baru dari Phillips ialah penggunaan kerangka teori imitasi pada efek
media massa terhadap anggota-anggota masyarakat. Ia menyebutkan proses imitasi ini sebagai
penularan kultural (cultural contagion) yang ia analogikan dengan penularan penyakit
(biological contagion). Ia menyebutkan 6 karakteristik penularan kultural.
 Inkubasi
 Imunisasi
 Penularan Khusus atau Umum
 Kerentanan untuk Ditulari
 Media Infeksi
Karantina
Questions For Review
1. Mengapa orang membenci untuk berkomunikasi tentang berita buruk?
2. Kapan sebuah email tidak tepat dalam metode komunikasi?
3. Cara apa yang paling baik untuk menghentikan rumor?
4. Yang mana yang paling penting : tanda-tanda nonverbal, paralingusitik atau pemilihan
kata-kata yang actual untuk berkomunikasi?
5. Dapatkah orang diajarkan untuk menjadi pendengar efektif? Jelaskan pendapatmu!
Answering
1. Karena ketika seseorang/karyawan/bawahan menyampaikan berita buruk, maka ia
seringkali merasaterancam oleh manager/atasan yang mungkin tidak mau secara
terbuaka membicarakan kabar buruk dan keluhan-keluhannya. Sehingga menimbulkan
keengganan untuk menyampaikan kabar buruk tersebut. Menurut Rosen dan Tesser
keengganan seseorang untuk menyampaikan kabar buruk tersebut sudah dilabelkan
sebagai efek dari MUM (minimum Unpleasent Message). Efek MUM ini adalah cara
betahan luar biasa yang dilakukan seorang karyawan untuk tidak menjadi sumber dari
kabar buruk. Ketika kabar buruk itu melewati pengawas atau manager, para
karyawan/bawahan ini cenderung menggunakan kesopanan untuk memperhalus berita
tersebut. (Lee, 1993)
2. Email tidak tepat digunakan sebagai cara berkomunikasi adalah ketika seseorang
melakukan negosiasi tentang hal-hal yang penting. Dimana negosiasi ini bukan
dimaksudkan untuk mempersiapkan orang untuk mengadakan pertemuan,
penjadwalan pertemuan antar relasi, membicarakan berita umum, menyebarkan memo
atau untuk menyimpulkan sebuah pembicaraan.
3. Karena rumor adalah informasi yang belum jelas benarnya dan keakuratannya, maka
carilah sumber informasi yang dapat dipercaya , selalu gunakan akal sehat dan
bertindak berdasarkan pikiran yang positif . Informasi dalam komunikasi informal
biasanya timbul melalui rantai kerumunan di mana seseorang menerima informasi dan
diteruskan kepada seseorang atau lebih dan seterusnya sehingga informasi tersebut
tersebar ke berbagai kalangan. Lalu untuk menghentikan rumor tersebut, jelaskan
secara spesifik apa yang terjadi, sebarkan memo, buat berita melalui papan
pengumuman dengan legalitas dari orang yang memiliki otoritas lebih tinggi.
4. Semua komponen menjadi penting untuk menghasilkan komunikasi efektif.
5. Orang dapat diajarkan menjadi pendengar yang efektif. Karena berkomunikasi adalah
proses dari pengalaman belajar, makan bukan hanya penyampai pesan dapat diajarkan
bagaimana efektifotasnya berkomunikasi namun penerima pesan juga dapat diajarkan
bagaimana menjadi pendengar yang efektif. Ada beberapa cara untuk melatih
seseorang menjadi pendengar efektif, yakni:
 Berhentilah berbicara
 Biarkan pembicara menyelesaikan pembicaraannya atau mintalah izin untuk
memotong pembicaraan sebelum menyelanya.
 Fokus pada apa yang orang katakana daripada seberapa baik jika anda yang
mengatakannya.
 Ajukan pertanyaan untuk memastikan bahwa kita memahami apa sudut pandang
orang lain, tapi tidak meminta begitu banyak pertanyaan yang mereka
mengalihkan perhatian pembiacara.
 Bersabarlah dan menjaga pikiran terbuka untuk apa yang orang bicarakan.

More Related Content

What's hot

PERENCANAAN STRATEGIS KAMPANYE DAN PELAKSANAAN KAMPANYE
PERENCANAAN STRATEGIS KAMPANYE  DAN PELAKSANAAN KAMPANYE PERENCANAAN STRATEGIS KAMPANYE  DAN PELAKSANAAN KAMPANYE
PERENCANAAN STRATEGIS KAMPANYE DAN PELAKSANAAN KAMPANYE
University of Andalas
 
) Atraksi dlm komunikasi interpersonal dan hubungan interpersonal word
) Atraksi dlm komunikasi interpersonal dan hubungan interpersonal word) Atraksi dlm komunikasi interpersonal dan hubungan interpersonal word
) Atraksi dlm komunikasi interpersonal dan hubungan interpersonal word
Lingga - Universitas Riau
 
Komunikasi interpersonal
Komunikasi interpersonalKomunikasi interpersonal
Komunikasi interpersonal
Kinanti Tyas
 
Teori Media Ekologi
Teori Media EkologiTeori Media Ekologi
Teori Media Ekologi
mankoma2013
 
Teori agenda setting
Teori agenda setting Teori agenda setting
Teori agenda setting
mankoma2013
 
Realitas media dan konstruksi sosial media massa
Realitas media dan konstruksi sosial media massaRealitas media dan konstruksi sosial media massa
Realitas media dan konstruksi sosial media massa
University of Andalas
 

What's hot (20)

Ppt komunikasi
Ppt komunikasiPpt komunikasi
Ppt komunikasi
 
PERENCANAAN STRATEGIS KAMPANYE DAN PELAKSANAAN KAMPANYE
PERENCANAAN STRATEGIS KAMPANYE  DAN PELAKSANAAN KAMPANYE PERENCANAAN STRATEGIS KAMPANYE  DAN PELAKSANAAN KAMPANYE
PERENCANAAN STRATEGIS KAMPANYE DAN PELAKSANAAN KAMPANYE
 
) Atraksi dlm komunikasi interpersonal dan hubungan interpersonal word
) Atraksi dlm komunikasi interpersonal dan hubungan interpersonal word) Atraksi dlm komunikasi interpersonal dan hubungan interpersonal word
) Atraksi dlm komunikasi interpersonal dan hubungan interpersonal word
 
Komunikasi interpersonal
Komunikasi interpersonalKomunikasi interpersonal
Komunikasi interpersonal
 
Tugas, tantangan, dan kendala profesi public relations
Tugas, tantangan, dan kendala profesi public relationsTugas, tantangan, dan kendala profesi public relations
Tugas, tantangan, dan kendala profesi public relations
 
KOMUNIKASI INTERPERSONAL DALAM ORGANISASI
KOMUNIKASI INTERPERSONAL DALAM ORGANISASIKOMUNIKASI INTERPERSONAL DALAM ORGANISASI
KOMUNIKASI INTERPERSONAL DALAM ORGANISASI
 
Teori keseimbangan - heider
Teori keseimbangan - heiderTeori keseimbangan - heider
Teori keseimbangan - heider
 
Teori Media Ekologi
Teori Media EkologiTeori Media Ekologi
Teori Media Ekologi
 
Teori Bonafide
Teori BonafideTeori Bonafide
Teori Bonafide
 
Makalah media masa
Makalah media masaMakalah media masa
Makalah media masa
 
Teori agenda setting
Teori agenda setting Teori agenda setting
Teori agenda setting
 
Planned Behavior Theory
Planned Behavior TheoryPlanned Behavior Theory
Planned Behavior Theory
 
Realitas media dan konstruksi sosial media massa
Realitas media dan konstruksi sosial media massaRealitas media dan konstruksi sosial media massa
Realitas media dan konstruksi sosial media massa
 
ILMU KOMUNIKASI - Pesan
ILMU KOMUNIKASI - PesanILMU KOMUNIKASI - Pesan
ILMU KOMUNIKASI - Pesan
 
Efek media
Efek mediaEfek media
Efek media
 
Teori Pelanggaran harapan
Teori Pelanggaran harapanTeori Pelanggaran harapan
Teori Pelanggaran harapan
 
Chapter 3_Em Griffin
Chapter 3_Em GriffinChapter 3_Em Griffin
Chapter 3_Em Griffin
 
Komunikasi Interpersonal
Komunikasi InterpersonalKomunikasi Interpersonal
Komunikasi Interpersonal
 
Makalah Psikologi komunikator dan psikologi pesan
Makalah Psikologi komunikator dan psikologi pesanMakalah Psikologi komunikator dan psikologi pesan
Makalah Psikologi komunikator dan psikologi pesan
 
Teori komunikasi kelompok
Teori komunikasi kelompokTeori komunikasi kelompok
Teori komunikasi kelompok
 

Viewers also liked

Pengaruh media pada pembentukan opini masyarakat
Pengaruh media pada pembentukan opini masyarakatPengaruh media pada pembentukan opini masyarakat
Pengaruh media pada pembentukan opini masyarakat
febastream
 
Copy of psikologi media massa
Copy of psikologi media massaCopy of psikologi media massa
Copy of psikologi media massa
Apratama C T
 

Viewers also liked (20)

Pengenalan kepada komunikasi massa
Pengenalan kepada komunikasi massaPengenalan kepada komunikasi massa
Pengenalan kepada komunikasi massa
 
Sejarah Media Massa
Sejarah Media MassaSejarah Media Massa
Sejarah Media Massa
 
Efek komunikasi massa
Efek komunikasi massaEfek komunikasi massa
Efek komunikasi massa
 
Lembaga Keuangan Bukan Bank (Lembaga Keuangan Informal)
Lembaga Keuangan Bukan Bank (Lembaga Keuangan Informal)Lembaga Keuangan Bukan Bank (Lembaga Keuangan Informal)
Lembaga Keuangan Bukan Bank (Lembaga Keuangan Informal)
 
Makalah Dampak kom massa
Makalah Dampak kom massaMakalah Dampak kom massa
Makalah Dampak kom massa
 
Kelompok 3
Kelompok 3Kelompok 3
Kelompok 3
 
Teori Komunikasi Black and Whitney
Teori Komunikasi Black and WhitneyTeori Komunikasi Black and Whitney
Teori Komunikasi Black and Whitney
 
teori komunikasi massa
teori komunikasi massateori komunikasi massa
teori komunikasi massa
 
Skripsi
SkripsiSkripsi
Skripsi
 
TEORI PEMBELAJARAN SOSIAL
TEORI PEMBELAJARAN SOSIALTEORI PEMBELAJARAN SOSIAL
TEORI PEMBELAJARAN SOSIAL
 
Makalah "PENGARUH KOMUNIKASI MASSA TERHADAP MODERNISASI "
Makalah "PENGARUH KOMUNIKASI MASSA  TERHADAP MODERNISASI "Makalah "PENGARUH KOMUNIKASI MASSA  TERHADAP MODERNISASI "
Makalah "PENGARUH KOMUNIKASI MASSA TERHADAP MODERNISASI "
 
Pengaruh media pada pembentukan opini masyarakat
Pengaruh media pada pembentukan opini masyarakatPengaruh media pada pembentukan opini masyarakat
Pengaruh media pada pembentukan opini masyarakat
 
komunikasi massa
komunikasi massakomunikasi massa
komunikasi massa
 
Agresi ppt
Agresi pptAgresi ppt
Agresi ppt
 
Copy of psikologi media massa
Copy of psikologi media massaCopy of psikologi media massa
Copy of psikologi media massa
 
Teori Media Massa
Teori Media MassaTeori Media Massa
Teori Media Massa
 
Pembelajaran
PembelajaranPembelajaran
Pembelajaran
 
Case Presentation 2009
Case Presentation 2009Case Presentation 2009
Case Presentation 2009
 
Motivasi belajar
Motivasi belajarMotivasi belajar
Motivasi belajar
 
teori komunikasi
teori komunikasiteori komunikasi
teori komunikasi
 

Similar to Komunikasi Massa

Perspektif komunikasi sebagai ilmu
Perspektif komunikasi sebagai ilmuPerspektif komunikasi sebagai ilmu
Perspektif komunikasi sebagai ilmu
Ichan32
 

Similar to Komunikasi Massa (20)

Pengertian tentang psikologi komunikasi
Pengertian tentang psikologi komunikasiPengertian tentang psikologi komunikasi
Pengertian tentang psikologi komunikasi
 
TEORI KOMUNIKASI MEDIA MASSA - Ade Putranto P.W.T
TEORI KOMUNIKASI MEDIA MASSA - Ade Putranto P.W.TTEORI KOMUNIKASI MEDIA MASSA - Ade Putranto P.W.T
TEORI KOMUNIKASI MEDIA MASSA - Ade Putranto P.W.T
 
Bab 10 teori komunikasi
Bab 10 teori komunikasiBab 10 teori komunikasi
Bab 10 teori komunikasi
 
Tugas teori comunikcasi
Tugas teori comunikcasi Tugas teori comunikcasi
Tugas teori comunikcasi
 
Teori komunikasi
Teori komunikasiTeori komunikasi
Teori komunikasi
 
Ade
AdeAde
Ade
 
Psikologi media
Psikologi mediaPsikologi media
Psikologi media
 
7 Tradisi Komunikasi
7 Tradisi Komunikasi7 Tradisi Komunikasi
7 Tradisi Komunikasi
 
Teori Teori Komunikasi Massa
Teori Teori Komunikasi MassaTeori Teori Komunikasi Massa
Teori Teori Komunikasi Massa
 
131222 tugas komunikasi massa
131222 tugas komunikasi massa131222 tugas komunikasi massa
131222 tugas komunikasi massa
 
Komunikasi massa
Komunikasi massaKomunikasi massa
Komunikasi massa
 
Perspektif komunikasi sebagai ilmu
Perspektif komunikasi sebagai ilmuPerspektif komunikasi sebagai ilmu
Perspektif komunikasi sebagai ilmu
 
Ghina Fajriyah Jaylanti (44322010086) Sosiologi komunikasi.pptx
Ghina Fajriyah Jaylanti (44322010086) Sosiologi komunikasi.pptxGhina Fajriyah Jaylanti (44322010086) Sosiologi komunikasi.pptx
Ghina Fajriyah Jaylanti (44322010086) Sosiologi komunikasi.pptx
 
Komunikasi satu tahap
Komunikasi satu tahapKomunikasi satu tahap
Komunikasi satu tahap
 
Teori media dan teori masyarakat
Teori media dan teori masyarakatTeori media dan teori masyarakat
Teori media dan teori masyarakat
 
ILMU KOMUNIKASI - Teori dan Model Komunikasi
ILMU KOMUNIKASI - Teori dan Model KomunikasiILMU KOMUNIKASI - Teori dan Model Komunikasi
ILMU KOMUNIKASI - Teori dan Model Komunikasi
 
PENGANTAR KOMUNIKASI MASSA.pptx
PENGANTAR KOMUNIKASI MASSA.pptxPENGANTAR KOMUNIKASI MASSA.pptx
PENGANTAR KOMUNIKASI MASSA.pptx
 
Komunikasi
KomunikasiKomunikasi
Komunikasi
 
Efek media massa dan pengaruh media massa terhadap
Efek media massa dan pengaruh media massa terhadapEfek media massa dan pengaruh media massa terhadap
Efek media massa dan pengaruh media massa terhadap
 
Review Buku Sosiologi Komunikasi by Putri Artha Rejeki Sinaga.pdf
Review Buku Sosiologi Komunikasi by Putri Artha Rejeki Sinaga.pdfReview Buku Sosiologi Komunikasi by Putri Artha Rejeki Sinaga.pdf
Review Buku Sosiologi Komunikasi by Putri Artha Rejeki Sinaga.pdf
 

More from Diniyah Hidayati (8)

Peran Ganda Wanita Karier dalam pandangan psikologi
Peran Ganda Wanita Karier dalam pandangan psikologiPeran Ganda Wanita Karier dalam pandangan psikologi
Peran Ganda Wanita Karier dalam pandangan psikologi
 
Menangani Permasalahan Dalam Sistem Besar Organisasi, Komunitas, Dan Masalah ...
Menangani Permasalahan Dalam Sistem Besar Organisasi, Komunitas, Dan Masalah ...Menangani Permasalahan Dalam Sistem Besar Organisasi, Komunitas, Dan Masalah ...
Menangani Permasalahan Dalam Sistem Besar Organisasi, Komunitas, Dan Masalah ...
 
Sistem komunikasi organisasi
Sistem komunikasi organisasiSistem komunikasi organisasi
Sistem komunikasi organisasi
 
ebook filsafat Jawa
ebook filsafat Jawaebook filsafat Jawa
ebook filsafat Jawa
 
Perbankan syariah
Perbankan syariahPerbankan syariah
Perbankan syariah
 
human trafficking
human traffickinghuman trafficking
human trafficking
 
psikologi bermain anak
psikologi bermain anakpsikologi bermain anak
psikologi bermain anak
 
Psikologi sosial presentasi
Psikologi sosial presentasiPsikologi sosial presentasi
Psikologi sosial presentasi
 

Recently uploaded

Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docxLaporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
Jajang Sulaeman
 
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
furqanridha
 
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdfAksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
subki124
 
AKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptx
AKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptxAKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptx
AKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptx
cupulin
 
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
luqmanhakimkhairudin
 

Recently uploaded (20)

Bioteknologi Konvensional dan Modern kelas 9 SMP
Bioteknologi Konvensional dan Modern  kelas 9 SMPBioteknologi Konvensional dan Modern  kelas 9 SMP
Bioteknologi Konvensional dan Modern kelas 9 SMP
 
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docxLaporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
PPT kerajaan islam Maluku Utara PPT sejarah kelas XI
PPT kerajaan islam Maluku Utara PPT sejarah kelas XIPPT kerajaan islam Maluku Utara PPT sejarah kelas XI
PPT kerajaan islam Maluku Utara PPT sejarah kelas XI
 
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MESYUARAT KURIKULUM BIL 1/2024 SEKOLAH KEBANGSAAN SRI SERDANG
MESYUARAT KURIKULUM BIL 1/2024 SEKOLAH KEBANGSAAN SRI SERDANGMESYUARAT KURIKULUM BIL 1/2024 SEKOLAH KEBANGSAAN SRI SERDANG
MESYUARAT KURIKULUM BIL 1/2024 SEKOLAH KEBANGSAAN SRI SERDANG
 
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdfAksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
 
AKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptx
AKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptxAKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptx
AKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptx
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
 
Informatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptx
Informatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptxInformatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptx
Informatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptx
 
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdfWebinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
 
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptxLokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
 
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
 
BAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMAS
BAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMASBAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMAS
BAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMAS
 
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
Kegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptx
Kegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptxKegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptx
Kegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptx
 
Materi Asuransi Kesehatan di Indonesia ppt
Materi Asuransi Kesehatan di Indonesia pptMateri Asuransi Kesehatan di Indonesia ppt
Materi Asuransi Kesehatan di Indonesia ppt
 
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945
 

Komunikasi Massa

  • 1. SISTEM KOMUNIKASI MASSA PENGERTIAN SISTEM KOMUNIKASI MASSA Terdapat beberapa definisi yang di kemukakan oleh para ahli tentang sistem komunikasi massa, antara lain sebagai berikut : Menurut Bittner (1980:10) “Komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang.” Menurut Garbner (1967) “Komunikasi massa adalah produksi dan distribusi yang berlandaskan teknologi dan lembaga dari arus pesan yang kontinyu serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat industri.” Ruben (1992) “Komunikasi massa adalah proses di mana informasi diciptakan dan disebarkan oleh organisasi untuk dikonsumsi oleh khalayak.” Dari definisi-definisi diatas dapat diambil suatu rangkuman definisi bahwa komunikasi massa dapat diartikan sebagai jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen, dan anonim melalui media cetak atau media elektronik sehingga pesan yang sama dapat disampaikan secara serempak dan sesaat. Menurut Elizabeth-Noelle Neuman (1973), komunikasi massa secara teknis menunjukkan empat tanda pokok yaitu :  Bersifat tidak langsung, harus melewati media teknis.  Bersifat satu arah, tidak ada interaksi antara para komunikan.  Bersifat terbuka, ditujukan pada publik yang tidak terbatas dan anonim.  Mempunyai publik yang tersebar. Karena perbedaan teknis ini, maka sistem komunikasi massa juga mempunyai karakteristik psikologi yang khas dibandingkan dengan sistem komunikasi interpersonal. Hal ini tampak pada : Pengendalian Arus Informasi Mengendalikan arus informasi berarti mengatur jalannya pembicaraan yang disampaikan dan yang diterima. Perbandingan antara pengendalian arus informasi dalam komunikasi massa dan komunikasi interpersonal: KOMUNIKASI MASSA KOMUNIKASI INTERPERSONAL Kita tidak dapat mengendalikan arus informasi seperti yang dikehendaki (dikendalikan komunikator) Kita bersama-sama dapat mengendalikan arus informasi seperti yang dikehendaki. Situasi komunikasi dapat menunjang persuasi yang efektif Situasi komunikasi akan mendorong belajar yang efektif
  • 2. Komunikator sukar menyesuaikan pesannya dengan reaksi komunikan, reaksi khalayak dijadikan proses untuk komunikasi berikutnya (feedback) Komunikator mudah menyesuaikan pesannya dengan reaksi komunikan Umpan Balik Umpan balik berasal dari teori sibernetika (Norbet Wiener). Dalam sibernetika, umpan balik adalah keluaran (output) sistem yang dibalikkan kembali (feedback) kepada sistem sebagai masukan (input) tambahan dan berfungsi mengatur keluaran berikutnya. Dalam komunikasi umpan balik diartikan sebagai respon, peneguhan, dan servomekanisme internal (Fisher, 1978: 286-299). Sebagai Respon, umpan balik adalah pesan yang dikirim kembali dari penerima ke sumber, memberi tahu sumber tentang reaksi penerima, dan memberikan landasan kepada sumber untuk menentukan perilaku selanjutnya. Dalam pengertian ini umpan balik bermacam-macam jumlah dan salurannya. Umpan balik sebagai peneguhan, respon yang diperteguh akan mendorong orang untuk mengulangi respon tersebut. sebaliknya, respon yang tidak diperteguh akan dihilangkan. Umpan balik sebagai servomekanisme. Dalam setiap sistem, selalu ada aparat yang memberikan respon pada jalannya sistem. Belajar menimbulkan servomekanisme dalam diri individu. Sikap yang diperoleh melalui belajar, diinternalisasikan dalam diri individu sebagai mekanisme yang menstabilkan perilaku individu. Perbedaan umpan balik sistem komunikasi massa dan sistem komunikasi interpersonal: PEMBEDA KOMUNIKASI MASSA KOMUNIKASI INTERPERSONAL Sebagai respon Hanyalah zero feedback, berlangsung satu arah (feedback loop tidak terjadi) Volume tidak terbatas dan lewat berbagai saluran komunikasi Sebagai peneguhan Delayed feedback (terlambat) Umpan balik cepat Sebagai servomekanisme Kendala ekonomi, nilai, teknologi, dan organisasi berfungsi sebagai servomekanisme Sikap berfungsi sebagai servomekanisme
  • 3. Stimuli Alat Indera Dalam komunikasi massa, stimuli alat indra bergantung pada jenis media massa. Sedangkan dalam komunikasi interpersonal, stimuli lewat seluruh alat inderanya. Menurut McLuhan, perkembangan sejarah berdasarkan media massa dibedakan menjadi 3 babak:  Babak tribal: stimulus ditangkap melalui semua alat indera tanpa dibatasi teknologi komunikasi.  Babak Gutenberg: hanya indera mata yang mendapat stimuli sehingga manusia cenderung berpikir linier.  Babak neotribal: alat-alat elektronik memungkinkan manusia menggunakan beberapa macam alat indera. Proporsi Unsur Isi dengan Hubungan Beberapa perbandingan proporsi unsur isi dengan hubungan antara komunikasi massa dan komunikasi interpersonal, sebagai berikut : KOMUNIKASI MASSA KOMUNIKASI INTERPERSONAL Unsur isi lebih penting Unsur hubungan lebih penting Pesan berstruktur, urutan yang sistematis, dapat disimpan, diklasifikasi, dan didokumentasikan Pesan tidak berstruktur, tidak sistematis, dan sukar disimpan atau dilihat kembali (retrieval). FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI REAKSI KHALAYAK PADA KOMUNIKASI MASSA Menurut kaum behaviorisme, media massa adalah faktor lingkungan yang dapat mengubah perilaku khalayak melalui proses pelaziman klasik, pelaziman operan, atau proses imitasi (belajar sosial), sedangkan khalayak itu sendiri dianggap sebagai kepala kosong yang siap untuk menampung atau menerima pesan-pesan yang telah diberikan atau disampaikan kepadanya (Dervin, 1981:74). Namun menurut kaum psikologi kognitif, khalayak dipandang sebagai organisme yang aktif, dan dapat mengorganisasikan stimulus. ( W.I. Thomas dan Florian Znaniecki). Sehingga khalayak dapat membuat proses tawar-menawar yang berat. (Davidson, 1959: 360). Ada pendapat lain dari Raymond A. Bauer menyebutkan khalayak yang kepala batu (obstinate audience), yang baru mengikuti pesan bila pesan itu menguntungkan mereka. Komunikasi tidak lagi bersifat linier (dengan peranan komunikator yang dominan), tetapi merupakan transaksi. ‘Each gives in order to get’, kata Bauer (dalam Schramm dan Roberts, 1977: 345).
  • 4. Beberapa teori tentang faktor-faktor yang mempengaruhi reaksi khalayak pada komunikasi massa. 1. Teori De Fleur dan Ball Rokeach tentang Pertemuan dengan Media DeFleur dan Ball-Rokeach melihat pertemuan khalayak dengan media berdasarkan tiga kerangka teoretis, yaitu perspektif perbedaan individual, perspektif kategori sosial, dan perspektif hubungan sosial.  Perspektif Perbedaan Individual Memandang bahwa sikap dan organisasi personal-psikologis individu akan menentukan bagaimana individu memilih stimuli dari lingkungan, dan bagaimana ia memberi makna pada stimuli tersebut.  Perspektif Kategori Sosial Berasumsi bahwa dalam masyarakat terdapat kelompok-kelompok sosial, yang reaksinya pada stimuli tertentu cenderung sama.  Perspektif Hubungan Sosial Menekankan pentingnya peranan hubungan sosial yang informal dalam memengaruhi reaksi orang terhadap media massa. 2. Pendekatan Motivasi dan Uses and Gratification  Uses and Gratifications Uses and gratifications meneliti asal mula kebutuhan secara psikologis dan sosial, yang menimbulkan harapan tertentu dari media massa atau sumber-sumber lain, yang membawa pada pola terpaan media yang berlainan (atau keterlibatan pada kegiatan lain), dan menimbulkan pemenuhan kebutuhan akan akibat-akibat lain, barangkali termasuk juga yang tidak kita inginkan (Katz, Blumler, Gurevitch, 1974:20). Asumsi-asumsi dasar dari teori mereka adalah :  Khalayak dianggap aktif.  Dalam proses komunikasi massa banyak inisiatif untuk mengaitkan pemuasan kebutuhan dengan pemilihan media terletak pada anggota khalayak.  Media massa harus bersaing dengan sumber-sumber lain untuk memuaskan kebutuhannya.  Banyak tujuan pemilih media massa disimpulkan dari data yang diberikan anggota khalayak.  Penilaian tentang arti kultural dari media massa harus ditangguhkan sebelum diteliti lebih dahulu orientasi khalayaknya. ( Blumler dan Katz, 1974:22).
  • 5. Model uses and gratification memandang individu sebagai makhluk suprarasional dan sangat selektif.  Motif Kognitif dan Gratifikasi Media Motif kognitif menekankan kebutuhan manusia akan informasi dan kebutuhan untuk mencapai tingkat ideasional tertentu. Motif afektif menekankan aspek perasaan dan kebutuhan mencapai tingkat emosional tertentu. Pada kelompok kognitif yang berorientasi pada pemeliharaan keseimbangan, MCGuire menyebutkan empat teori, sebagai berikut :  Teori Konsistensi Teori ini memandang manusia sebagai makhluk yang dihadapkan pada berbagai konflik. Konflik mungkin terjadi dikarenakan memiliki beberapa kepercayaan atau beberapa hubungan sosial ataupun berdasarkan masa lalu dan masa kini. Untuk menanganinya, manusia berusaha sedapat mungkin mencari kompromi. Kompromi diperoleh dengan rasionalisasi atau melemahkan salah satu kekuatan penyebab konflik. Dalam hubungan ini, komunikasi massa mempunyai potensi untuk menyampaikan informasi yang menggoncangkan kestabilan psikologis individu. Tetapi, pada saat yang sama karena individu mempunyai kebebasan untuk memilih isi media, media massa memberikan banyak peluang untuk memenuhi kebutuhan akan konsistensi.  Teori Atribusi Teori ini memandang individu sebagai psikolog amatir yang mencoba memahami seba- sebab yang terjadi pada berbagai peristiwa yang dihadapinya. Respons yang diberikan padasuatu peristiwa bergantung pada interpretasi tentang peristiwa itu. Pada komunikasi massa memberikan validasi atau pembenaran pada teori kita dengan penyajian realita yang disimplifikasikan, dan didasarkan pada stereotip.  Teori Kategorisasi Pendapat teori ini bahwa manusia sebagai makhluk yang selalu mengelompokkan pengalamannya dalam kategorisasi yang sudah dipersiapkannya. Orang memperoleh kepuasan apabila sanggup memasukkan pengalaman dalam kategori-kategori yang sudah dimilikinya, dan menjadi kecewa bila pengalaman itu tidak cocok dengan prakonsepsinya. Pandangan ini menunjukkan bahwa isi komunikasi massa, yang disusun berdasarkan alur-alur cerita tertentu, dengan mudah diasimilasikan pada kategori yang ada.
  • 6.  Teori Objektifikasi Teori objektifikasi menunjukkan bahwa terpaan isi media dapat memberikan petunjuk kepada individu untuk menafsirkan atau mengidentifikasi. Empat teori kognitif yang melukiskan individu sebagai makhluk yang berusaha mengembangkan kondisikognitif yang dimilikinya, sebagai berikut.  Teori Otonomi Melihat manusia sebagai makhluk yang berusaha mengaktualisasikan dirinya sehingga mencapai identitas kepribadian yang otonom. Namun komunikasi massa terlihat sangat sedikit untuk memuaskan kebutuhan humanistik ini.  Teori Stimulasi Memandang bahwa manusia sebagai makhluk yang “Lapar stimulus”, yang senantiasa mencari pengalaman-pengalaman baru, yang selalu berusaha memperoleh hal-hal yang memperkaya pemikirannya. Komunikasi massa disini menyajikan hal-hal yang baru, yang aneh, yang spektakuler, yang menjangkau pengalama-pengalaman yang tidak terdapat pada pengalaman sehari-hari. Sehingga hasrat ingin tahu, kebutuhan untuk mendapat rangsangan emosional, dan keinginan untuk menghindari kebosanan terpenuhi melalui komunikasi massa.  Teori Teleologis Teori ini memandang manusia sebagai makhluk yang berusaha mencocokkan persepsinya tentang situasi sekarang dengan representasi internal dari kondisi yang dikehendaki. Media massa pada teori ini merupakan sumber pemuasaan kebutuhan yang subur.  Teori Utilitarian Teori ini berpendapat bahwa individu sebagai orang yang memperlakukan setiap situasi sebagai peluang untuk memperoleh informasi yang diperlukan dalam menghadapi tantangan hidup. Komunikasi massa dapat berperan sebagai pemberi informasi, pengetahuan dan keterampilan.  Motif Afektif dan Gratifikasi Media Teori-teori pada motif afektif ditandai oleh kondisi perasaan atau dinamika yang menggerakkan manusia mencapai tingkat perasaan tertentu.  Teori Reduksi Tegangan Memandang manusia sebagai sistem tegangan yang memperoleh kepuasan pada pengurangan ketegangan. Komunikasi massa menyalurkan kecenderungan destruktif manusia dengan menyajikan peristiwa atau adegan kekerasan.  Teori Ekspresif
  • 7. Menyatakan bahwa orang memperoleh kepuasan dalam mengungkapkan eksistensi dirinya (menampakkan perasaan dan keyakinannya). Komunikasi massa mempermudah orang untuk berfantasi, melalui identifikasi dengan tokoh-tokoh yang disajikan sehingga orang secara tidak langsung mengungkapkan perasaannya.  Teori Ego Defensif Beranggapan bahwa dalam hidup ini kita mengembangkan citra diri yang tertentu dan kita berusaha untuk mempertahankan citra diri ini serta berusaha hidup sesuai dengan diri dan dunia kita. Dari media massa kita memperoleh informasi untuk membangun konsep diri kita, pandangan dunia kita, dan pandangan kita tentang sifat manusia dan hubungan sosial.  Teori Peneguhan Memandang bahwa orang dalam situasi tertentu akan bertingkah laku dengan suatu cara yang membawanya kepada ganjaran seperti yang telah dialaminya pada waktu lalu. Orang menggunakan media massa karena mendatangkan ganjaran berupa informasi, hiburan, hubungan dengan orang lain, dan sebagainya.  Teori Penonjolan (assertion) Memandang manusia sebagai makhluk yang selalu mengembangkan seluruh potensinya untuk memperoleh penghargaan dari dirinya dan dari orang lain. Komunikasi massa merupakan institusi pendidikan yang menyediakan informasi dan ketrampilan yang membantu orang untuk menaklukkan dunia.  Teori Afiliasi Memandang manusia sebagai makhluk yang mencari kasih sayang dan penerimaan orang lain. Komunikasi massa digunakan individu untuk menghubungkan dirinya dengan orang lain. Isi media massa digunakan orang sebagai bahan percakapan dalam membina interaksi sosial.  Teori Identifikasi Melihat manusia sebagai pemain peranan yang berusaha memuaskan egonya dengan menambahkan peranan yang memuaskan pada konsep dirinya. Komunikasi massa tidak secara eksplisit dirancang untuk menampilkan tokoh yang memainkan peranan atraktif, media cenderung menggambarkan orang dalam berbagai situasi dramatis yang melibatkan respon menarik dan memperkenalkan khalayak pada berbagai peranan dan gaya hidup, sehingga memberikan bahan alternatif identitas peranan untuk memperkaya konsep diri.  Teori Peniruan Memandang manusia sebagai makhluk yang selalu mengembangkan kemampuan afektifnya. Komunikasi massa menampilkan berbagai model untuk ditiru oleh khalayaknya.
  • 8. Kesimpulan dari teori-teori diatas bahwa orang menggunakan media massa karena didorong oleh beraneka ragam motif, dimana setiap orang memiliki motif berbeda sehingga mendorong konsumsi media yang tidak sama. Menurut aliran uses and gratification, perbedaan motif dalam konsumsi media massa menyebabkan setiap individu bereaksi berbeda, karena efek media massa juga berlainan pada setiap anggota khalayaknya. EFEK KOMUNIKASI MASSA Pada umumnya, kita lebih tertarik pada bukan kepada apa yang kita lakukan kepada media, tetapi kita lebih tertarik kepada apa yang dilakukan media terhadap kita, kita ingin tahu bukan untuk apa kita membaca surat kabar atau menonton televisi, tetapi bagaimana surat kabar dan televisi menambah pengetahuan, mengubah sikap, atau menggerakkan perilaku kita. Inilah yang disebut efek komunikasi massa. Di saat kita menjelaskan perkembangan penelitian efek komunikasi massa, kita telah melihat pasang-surut efek media massa pada pandangan peneliti. Ada satu saat ketika media massa dipandang sangat berpengaruh, tetapi ada saat lain ketika media massa dianggap sedikit, bahkan hampir tidak ada pengaruhnya sama sekali. Perbedaan pandangan ini tidak saja disebabkan karena perbedaan latar belakang teoritis, atau latar belakang historis, tetapi juga karena perbedaan mengartikan “ efek “. Seperti dinyatakan Donald K. Robert ( Schramm dan Roberts, 1977:359 ), ada yang beranggapan bahwa efek hanyalah “ perubahan perilaku manusia setelah diterpa pesan media massa “. Karena fokusnya pesan , maka efek haruslah berkaitan dengan pesan yang di sampaikan media massa. Steven M.Chaffee (Dalam Wilhoit dan Harold de Block, 1980:78) membagi 3 pendekatan efek media, sebagai berikut.  Bagaimana kita melihat efek media, baik yang berkaitan dengan pesan maupun dengan media itu sendiri.  Melihat jenis perubahan yang terjadi pada diri khalayak komunikasi massa. (penerimaan informasi, perubahan perasaan, perubahan kognitif, dll).  Meninjau satuan observasi yang dikenai efek komunikasi massa. (individu, kelompok, organisasi, masyarakat, atau bangsa)
  • 9. 1.1 Efek Kehadiran Komunikasi Massa Teori McLuhan, disebut teori teori perpanjangan alat indera (sense extension theory), menyatakan bahwa media massa adalah perluasan dari alat indera manusia; telepon adalah perpanjangan dari telinga, dan televisi adalah perpanjangan dari mata. Menurut Steven H. Chaffe ada lima hal tentang efek:  Efek ekonomis, bahwa kehadiran media massa mengerakkan berbagai usaha. Seperti: produksi, distribusi, dan konsumsi “jasa” media massa.  Efek sosial, berkenaan dengan perubahan pada struktur atau interaksi sosial akibat kehadiran media massa.  Efek pada penjadwalan kegiatan, penjadwalan kembali kegiatan sehari-hari.  Efek pada penyaluran/penghilangan perasaan tertentu, orang menyalurkan perasaannya dengan mengunakan media massa.  Efek pada perasaan orang terhadap media, bagaimana orang menggunakan media massa untuk memuasakan kebutuhan psikologis. 1.2 Efek Kognitif Komunikasi Massa Dalam kognitif komunikasi massa, kita banyak mengulas tentang citra. Citra adalah gambaran tentang realitas dan tidak harus sesuai dengan realitas. Citra adalah dunia menurut persepsi kita. Kita akan menelaah efek kognitif komunikasi pada pembentukan dan perubahan citra. Pembentukan dan Perubahan Citra Citra terbentuk berdasarkan informasi yang kita terima. Media massa bekerja untuk menyampaikan informasi. Untuk khalayak, informasi dapat membentuk, mempertahankan atau mendefinisikan citra. Menurut McLuhan, media massa adalah perpanjangan alat indera kita dari media massa kita memperoleh alat indera kita. dengan media massa kita memperoleh iformasi tentang benda, orang, atau tempat yang kita alami secara langsung. Dunia ini terlalu luas untuk kita masuki semuanya. Karena itu media massa dapat menjadi jendela kecil untuk menyaksikan berbagai peristiwa yang jauh dari jangkauan alat indera kita. Kita membentuk citra tentang lingkungan sosial kita berdasarkan realitas yang ditampilkan media masa. Misalnya saja, televisi yang sering menampilkan adegan kekerasan menjadikan penonton cenderung memandang dunia ini lebih keras, lebih tidak aman dan lebih mengerikan. Dalam hal ini jelas citra dunia dan lingkungan sosial dipengaruhi oleh apa yang dilihatnya di televisi ataupun media massa lain.
  • 10. Pengaruh media massa terasa lebih kuat lagi karena pada masyarakat modern orang memperoleh banyak informasi tentang dunia dari media massa. Dari media kita dapat menentukan mana isu yang penting dan mana yang tidak. Kemampuan media massa untuk mempengaruhi apa yang dianggap penting oleh masyarakat disebut agenda setting. Agenda Setting Teori agenda setting dimulai dengan suatu asumsi bahwa media massa menyaring berita, artikel atau tulisan yang akan disiarkannya. Secara selektif, penyunting redaksi atau wartawan mementukan mana yang pantas diberitakan dan mana yang harus disembunyikan. Setiap kejadian atau isu diberi bobot tertentu dalam penyajian (ruang suat kabar, waktu pada televisi atau radio) dan cara penonjolan (ukuran judul, letak pada surat kabar dan frekuensi pemuatan). Bagaimana media massa menyajikan peristiwa, itulah yang disebut sebagai agenda media. Karena khalayak memperoleh banyak informasi melalui media massa, maka agenda media tentu berkaitan dengan agenda masyarakat (public agenda). Agenda masyarakat diketahui dengan menanyakan kepada anggota-anggota masyarakat tentang apa yang mereka pikirkan, apa yang mereka bicarakan dengan orang lain, atau apa yang mereka anggap sebagai masalah yang tengah menarik perhatian masyarakat (community salience). Efek Prososial Kognitif Bila media massa seperti televisi, radio, atau surat kabar menyampaikan informasi atau nilai-nilai yang berguna. Tetapi apakah khalayak memperoleh manfaat? Disini akan dibahas magaimana media massa memberikan manfaat yang dikehendaki oleh masyarakat. Inilah yang disebut efek prososial. Contohnya, bila televisi menyebabkan kita mengerti tentang bahasa Indonesia yang baik dan benar, berarti televisi menimbulkan efek prososial. Bila majalah menyajikan penderitaan rakyat miskin di pedesaan, dan hati anda terdorong untuk menolong mereka, media massa menghasilkan efek prososial afektif. Bila surat kabar membuka dompet bencana alam dan menghimbau anda untuk menyumbang, maka terjadi efek prososial kognitif. 1.3 Efek Afektif Komunikasi Massa Pembentukan dan perubahan sikap  Menurut Joseph Klepper (1960), berdasarkan penelitian yang komprehensif mengenai media massa, dalam hubungannya dengan pembentukan dan perubahan sikap, pengaruh media massa dapat disimpulkan pada lima prinsip umum :  Pengaruh komunikasi massa, faktor-faktornya : - predisposisi personal
  • 11. - proses selektif - keanggotaan kelompok  Faktor-faktor diatas berfungsi memperkokoh sikap dan pendapat yang ada, walaupun kadang-kadang berfungsi sebagai agent of change.  Komunikasi massa menimbulkan perubahan sikap, perubahan kecil pada intensitas sikap lebih umum terjadi daripada konversi (perubahan seluruh sikap).  Komunikasi massa efektif dalam bidang dimana pendapat orang lemah (misalnya pada iklan komersial).  Komunikasi massa afektif dalam menciptakan pendapat tentang masalah-masalah baru bila tidak ada predisposisi yang harus diperteguh. Perubahan sikap secara berarti tidak ditemukan oleh peneliti sebab :  alat ukur yang digunakan oleh peneliti gagal mendeteksi perubahan tersebut.  terjadi terpaan selektif yang menyebabkan orang cenderung menerima konsepsi yang sudah ada sebelumnya.  ketika kita mengukur efek media massa, kita mengukur efek yang saling menghapus, artinya orang menerima bukan saja media massa yang mengkampanyekan hal tertentu, tetapi juga menentang hal tersebut.  media memang tidak menyebabkan orang beralih sikap, tetapi hanya memperkokoh kecenderungan yang sudah ada sehingga setiap pihak, dengan kampanye berusaha menghindari pindah ke pihak lain.  umumnya kita mengukur efek media massa pada sikap politik yang didasarkan pada keyakinan yang dipegang teguh, bukan pada sikap yang berlandaskan kegiatan yang dangkal.  diduga, mereka yang diterpa media massa adalah orang-orang yang lebih terpelajar.  diduga, media massa tidak berpengaruh langsung pada khalayak, tetapi melewati dulu pemuka-pemuka pendapat.  media massa tidak mengubah pendapat, tetapi memengaruhi penonjolan suatu isu di atas isu yang lain. Rangsangan Emosional Faktor-faktor yang mempengaruhi intensitas rangsangan emosional pesan pada media massa :  Suasana emosional (mood) : dalam mempersepsi sesuatu, suasana mental sangat berpengaruh.
  • 12.  Skema kognitif : naskah pada pikiran kita yang menjelaskan alur peristiwa yang dapat juga terbentuk karena induksi verbal atau petunjuk pendahuluan yang menggerakkan kerangka interpretatif.  Suasana terpaan : kondisi sekitar akan memengaruhi dalam emosi pada saat memberikan respons.  Predisposisi individual : mengacu pada karakter individu yang khas, semua orang berbeda-beda.  Tingkat identifikasi khalayak terhadap tokoh dalam media massa : sejauh mana orang merasa terlibat dengan tokoh yang ditampilkan di media massa Rangsangan Seksual Merupakan rangsangan yang muncul akibat adegan-adegan erotis di media massa, yang kita kenal dengan pornografi. Beberapa ahli menggunakan istilah SEM (Sexually Explicit Materials) atu erotika. Erotika merangsang gairah seksual, meruntuhkan nilai moral, mendorong orang gila seks, dan merangsang gairah seksual. Dalam bab ini, dikenal adanya stimuli erotis, yaitu stimuli yang membangkitkan gairah seksual internal dan eksternal. Stimuli internal adalah perangsang yang timbul dari mekanisme dalam tubuh organisme. Sedangkan stimuli eksternal adalah petunjuk-petunjuk (cues) yang bersifat visual (olfactory), sentuhan (tactual), gerakan (kinesthetic), dan intelektual. Menurut tokoh Baron dan Byrne, erotika telah diungkapkan sejak masa kemanusiaan yang paling dini. Di dunia modern sekarang, erotika menjadi komoditi yang laku. Minat orang pada erotika timbul karena beberapa motif, antara lain rasa ingin tahu dan aphrodisiac. Seks sendiri dikenal pertama kali dari media erotika. 1.4 Efek Behavioral Komunikasi Massa Efek komunikasi massa pada perilaku sosial yang diterima atau efek prososial behavioral (dan pada perilaku agresif). Selanjutnya, akan diulas teori-teori yang menjelaskan efek komunikasi massa pada peristiwa-peristiwa sosial. Efek Prososial Behavioral Salah satu perilaku prososiala memiliki keterampilan yang bermanfaat bagi dirinya dan orang lain. Teori psikologi yang menjelaskan efek prososial media massa adalah teori belajar sosial menurut Bandura. Menurut Bandura, kita belajar bukan saja dari pengalaman langsung, tetapi dari peniruan atau peneladanan (modeling). Artinya, kita mampu memiliki keterampilan tertentu bila terdapat jalinan positif yang kita amati dan karakteristik kita.
  • 13. Agresi Sebagai Efek Komunikasi Massa Agresi sebagai setiap bentuk perilaku yang diarahkan untuk merusak atau melukai orang lain yang menghindari perlakuan seperti itu (Baron dan Byrne, 1979:405). Menurut teori belajar sosial dari Bandura, orang cenderung meniru perilaku yang diamatinya, stimuli menjadi teladan untuk perilakunya. Kita dapat menduga penyajian cerita atau adegan kekerasan dalam media massa akan menyebabkan orang melakukan kekerasan pula, dengan kata lain mendorong orang menjadi agresif. Teori-teori Efek Komunikasi Massa Menurut Innis (1951), media mempengaruhi bentuk-bentuk organisasi sosial. Setiap media memiliki kecenderungan memihak ruang atau waktu – communication bias. Bila komunikasi yang dilakukan bias pada ruang – artinya, pesan dapat disampaikan ke tempat- tempat yang jauh – orang cenderung bergerak ke tempat-tempat yang jauh, sehingga terjadi ekspansi teritorial, mobilisasi penduduk secara horizontal, dan kekaisaran. Sebaliknya, bila komunikasi bias pada waktu, orang tinggal pada ruang yang terbatas, pada kelompok yang terikat erat karena sejarah, tradisi, agama, dan keluarga. Bias waktu membawa ke masa lalu, bias ruang membawa ke masa depan. Dengan demikian, media komunikasi membentuk jenis kebudayaan tertentu. Media lisan mengandung bias waktu, karena sukar didengar dari jarak jauh. Ini melahirkan masyarakat tradisional dan kekuasaan kelompok agama serta orang- orang tua. Media tulisan memiliki bias ruang. Ini melahirkan masyarakat yang menolak tradisi, meninggalkan mitos dan agama, serta berorientasi pada masa depan. David P. Phillips, teori yang dikemukakan Phillips telah banyak dibicarakan oleh ahli-ahli sosiologi. Namun, yang baru dari Phillips ialah penggunaan kerangka teori imitasi pada efek media massa terhadap anggota-anggota masyarakat. Ia menyebutkan proses imitasi ini sebagai penularan kultural (cultural contagion) yang ia analogikan dengan penularan penyakit (biological contagion). Ia menyebutkan 6 karakteristik penularan kultural.  Inkubasi  Imunisasi  Penularan Khusus atau Umum  Kerentanan untuk Ditulari  Media Infeksi Karantina
  • 14. Questions For Review 1. Mengapa orang membenci untuk berkomunikasi tentang berita buruk? 2. Kapan sebuah email tidak tepat dalam metode komunikasi? 3. Cara apa yang paling baik untuk menghentikan rumor? 4. Yang mana yang paling penting : tanda-tanda nonverbal, paralingusitik atau pemilihan kata-kata yang actual untuk berkomunikasi? 5. Dapatkah orang diajarkan untuk menjadi pendengar efektif? Jelaskan pendapatmu! Answering 1. Karena ketika seseorang/karyawan/bawahan menyampaikan berita buruk, maka ia seringkali merasaterancam oleh manager/atasan yang mungkin tidak mau secara terbuaka membicarakan kabar buruk dan keluhan-keluhannya. Sehingga menimbulkan keengganan untuk menyampaikan kabar buruk tersebut. Menurut Rosen dan Tesser keengganan seseorang untuk menyampaikan kabar buruk tersebut sudah dilabelkan sebagai efek dari MUM (minimum Unpleasent Message). Efek MUM ini adalah cara betahan luar biasa yang dilakukan seorang karyawan untuk tidak menjadi sumber dari kabar buruk. Ketika kabar buruk itu melewati pengawas atau manager, para karyawan/bawahan ini cenderung menggunakan kesopanan untuk memperhalus berita tersebut. (Lee, 1993) 2. Email tidak tepat digunakan sebagai cara berkomunikasi adalah ketika seseorang melakukan negosiasi tentang hal-hal yang penting. Dimana negosiasi ini bukan dimaksudkan untuk mempersiapkan orang untuk mengadakan pertemuan, penjadwalan pertemuan antar relasi, membicarakan berita umum, menyebarkan memo atau untuk menyimpulkan sebuah pembicaraan. 3. Karena rumor adalah informasi yang belum jelas benarnya dan keakuratannya, maka carilah sumber informasi yang dapat dipercaya , selalu gunakan akal sehat dan bertindak berdasarkan pikiran yang positif . Informasi dalam komunikasi informal biasanya timbul melalui rantai kerumunan di mana seseorang menerima informasi dan diteruskan kepada seseorang atau lebih dan seterusnya sehingga informasi tersebut tersebar ke berbagai kalangan. Lalu untuk menghentikan rumor tersebut, jelaskan secara spesifik apa yang terjadi, sebarkan memo, buat berita melalui papan pengumuman dengan legalitas dari orang yang memiliki otoritas lebih tinggi. 4. Semua komponen menjadi penting untuk menghasilkan komunikasi efektif.
  • 15. 5. Orang dapat diajarkan menjadi pendengar yang efektif. Karena berkomunikasi adalah proses dari pengalaman belajar, makan bukan hanya penyampai pesan dapat diajarkan bagaimana efektifotasnya berkomunikasi namun penerima pesan juga dapat diajarkan bagaimana menjadi pendengar yang efektif. Ada beberapa cara untuk melatih seseorang menjadi pendengar efektif, yakni:  Berhentilah berbicara  Biarkan pembicara menyelesaikan pembicaraannya atau mintalah izin untuk memotong pembicaraan sebelum menyelanya.  Fokus pada apa yang orang katakana daripada seberapa baik jika anda yang mengatakannya.  Ajukan pertanyaan untuk memastikan bahwa kita memahami apa sudut pandang orang lain, tapi tidak meminta begitu banyak pertanyaan yang mereka mengalihkan perhatian pembiacara.  Bersabarlah dan menjaga pikiran terbuka untuk apa yang orang bicarakan.