2. • Komunikasi kelompok adalah interaksi tatap muka dari tiga atau
lebih individu guna memperoleh maksud atau tujuan yang
dikehendaki seperti berbagi informasi, pemeliharaan diri atau
pemecahan masalah sehingga semua anggota dapat
menumbuhkan karakteristik pribadi anggota lainnya dengan akurat
(Michael Burgoon dan Michael Ruffner)
• Komunikasi kelompok terjadi ketika tiga orang atau lebih bertatap
muka, biasanya di bawah pengarahan seorang pemimpin untuk
mencapai tujuan atau sasaran bersama dan mempengaruhi satu
sama lain (Dan B. Curtis, James Floyd dan Jerrul Winsor)
Komunikasi kelompok ……..
3. Tatap muka
Sedikit partisipan
Di bawah arahan pemimpin
Tujuan atau sasaran bersama
Anggota memiliki pengaruh satu dengan lainnya
(Dan B. Curtis, James Floyd dan Jerrul Winsor)
KARAKTERISTIK
KOMUNIKASI
KELOMPOK
4. Konformitas
• perubahan
perilaku atau
kepercayaan
menuju (norma)
kelompok
sebagai akibat
tekanan
kelompok-yang
real atau
dibayangkan
Fasilitasi sosial
• Fasilitasi
menunjukkan
kelancaran atau
peningkatan
kualitas kerja
• Robert Zajonz
(1965)
menjelaskan
bahwa kehadiran
orang lain
dianggap
menimbulkan
efek pembangkit
energi pada
perilaku individu
Polarisasi
• Polarisasi adalah
kecenderungan
ke arah posisi
yang ekstrem.
Bila sebelum
diskusi kelompok
para anggota
mempunyai sikap
agak mendukung
tindakan tertentu,
setelah diskusi
mereka akan
lebih kuat lagi
mendukung
tindakan itu
Pengaruh Kelompok pada Perilaku Komunikasi
5. • suatu kelompok mampu memelihara dan
memantapkan hubungan sosial di antara para
anggotanya
Hubungan sosial
• sebuah kelompok secara formal maupun informal
bekerja untuk mencapai dan mempertukarkan
pengetahuan
Pendidikan
• seorang anggota kelompok berupaya mem-
persuasi anggota lainnya supaya melakukan atau
tidak melakukan sesuatu
Persuasi
• berkaitan dengan penemuan alternatif atau solusi
yang tidak diketahui sebelumnya
• berhubungan dengan pemilihan solusi
Pemecahan masalah dan
pembuatan keputusan
• membantu setiap individu mencapai perubahan
personalnyaTerapi
FUNGSI
Komunikasi
Kelompok
6. Faktor situasional
karakteristik kelompok
Ukuran kelompok
Jaringan komunikasi
Kohesi kelompok
Kepemimpinan
Faktor personal
karakteristik kelompok
Kebutuhan interpersonal William C. Schultz (1966) -
Teori FIRO (Fundamental Interpersonal Relations
Orientatation)
Tindak komunikasi Robert Bales (1950) - sistem
kategori untuk menganalisis tindak komunikasi,
Interaction Process Analysis (IPA).
Faktor-faktor yang mempengaruhi keefektifan kelompok
7. TRADISI SOSIOPSIKOLOGIS
Robert Gales
• Dalam kelompok, setiap individu dapat memperlihatkan sikap positif
atau gabungan, yakni dengan: menjadi ramah, mendramatisasi (suka
bercerita/bicara), atau menyetujui.
• Dapat pula bersikap negatif dengan: penolakan, memperlihatkan
ketegangan, atau menjadi tidak ramah.
8. Jika tidak memberi
informasi secara memadai
jika tidak berbagi opini
jika tidak meminta atau
memberi saran
jika tidak dapat mencapai
kesepakatan
jika ada dramatisasi yang
tidak memadai
jika kelompok tidak ramah
permasalahan dalam
komunikasi
permasalahan dalam
evaluasi
permasalahan dalam
kendali
permasalahan dalam
keputusan
permasalahan ketegangan
permasalahan reintegrasi
PENYELESAIAN PEKERJAAN KELOMPOK
9. Pemimpin karena tugas adalah yang bekerja untuk
memfasilitasi dan mengoordinasikan terkait tugasnya dan
mengarahkan energinya untuk menyelesaikan tugas.
Perilaku Komunikasi
1. Perilaku emosi sosial (socioemotional),
seperti kelihatan ramah, menunjukkan
ketegangan, dan dramatisasi
2. Perilaku tugas (task behavior) disajikan
oleh saran, opini dan informasi
Pemimpin karena emosi social bekerja untuk memperbaiki
hubungan dalam kelompok, berkonsentrasi pada area positif
dan negatif. Posisi individu dalam sebuah kelompok
merupakan fungsi dari tiga dimensi, yakni: dimensi lawan
pasif, ramah lawan tidak ramah, dan aktif lawan emosional.
Bales:
PEMIMPIN
10. • Tradisi Sibernetika sangat membantu dalam melihat sIstem sifat
kelompok.
• Kelompok adalah bagian dari sistem yang lebih besar dalam
kekuatan interaksi.
• Sebuah kelompok mendapat input segar dari luar, berhubungan
dengan input dengan berbagai cara, dan menciptakan output atau
akibat yang mempengaruhi sistem yang lebih besar
Tradisi Sibernetika
11. sebuah peristiwa alamiah kelompok, yakni semua kelompok adalah
terpercaya karena merupakan bagian dari sIstem yang lebih besar
Teori Kelompok Terpercaya (Bonafide theory)
Linda Putnam dan Cynthia Stohl
Batasan yang dapat ditembus, yakni
definisi antara yang ‘di luar’ dan ‘di
dalam’ terkadang tidak jelas, tidak tetap
dan sering berubah. Kelompok tidak
memiliki ide sendiri dalam hubungannya
dengan sebuah lingkungan, tetapi
batasannya dapat dirundingkan.
Saling tergantung kepada lingkungan,
yakni lingkungan sangat mempengaruhi
konteks yang relevan pada tempat kerja
kelompok itu.
KARAKTERISTIK
12. Mengelola informasi dan pengaruh datang kepada kelompok (input),
kelompok mengolah informasi dan hasilnya berputar kembali untuk
memengaruhi orang lain (output)
Model Input Proses Output
Barry Collins dan Harold Guetzkow (1964)
13. Analisis Interaksi Fisher
• B. Aubrey Fisher dan Leonard Hawes mengacu pada pendekatan model system
manusia (system human model), yang memandang pada perilaku manusia. tidak
fokus pada tindakan.
• Interaksi dapat digolongkan ke dalam dimensi isi, yakni memberi jawaban atas
pertanyaan seseorang, dan dimensi hubungan, yakni penjelasan yang lebih
mendalam dengan non-verbal
Pengambilan Keputusan
Fase orientasi Fase konflik Fase
kemunculan
Fase
penguatan
14. Teori Kerja Kelompok Efektif Antar Budaya
Perbedaan Budaya yang Paling Penting
(John G. Oetzel, 2005)
Individualisme kolektivisme, banyak budaya cenderung individualism,
sebaliknya budaya kolektif mengutamakan tujuan kelompok.
Kehendak diri, atau mengutamakan diri sendiri, terdiri atas dua tipe, yakni
pertama ‘bebas’ yang mendorong seseorang menjadi unik dengan pikiran dan
perasaan berbeda dengan orang lain. sedangkan yang kedua adalah ‘saling
ketergantungan’ yang mendorong untuk berhubungan dengan orang lain.
Urusan rupa, perbedaan anggota dalam mengatur kesan diri.
15. semakin heterogen suatu kelompok, semakin sulit
berkomunikasi efektif
(John G. Oetzel, 2005)
Partisipasi
setara
Mufakat dalam
pengambilan
keputusan
Manajemen
konflik yang
tidak
mendominasi
Komunikasi
dengan penuh
hormat
Tingkatan sebuah kelompok yang mampu mengatur perbedaan antar
budaya ditentukan oleh:
Sebuah sejarah konflik
yang tidak selesai antar
kelompok budaya yang
luas
Keseimbangan keluar
masuk kelompok
ditentukan oleh jumlah
anggota kelompok yang
mewakili budaya
berbeda
Keluasan tugas
kelompok dalam
kooperatif atau
kompetitif,
Perbedaan status
16. teori penyusunan yang menjelaskan
bahwa kelompok menciptakan struktur
dengan focus pada tugas
teori fungsional yang memandang
pada keragaman faktor yang
memengaruhi efektivitas tugas
teori pemikiran kelompok yang
berfokus pada salah satu masalah
yang paling sering dihadapi tugas
kelompok
Tradisi Sosiokultural
Tradisi sosiokultural
berhubungan dengan dua
topik dasar, yakni struktur
dan tugas kelompok.
Untuk mengatur tugas-
tugas dalam kelompok
dibutuhkan adanya
struktur
17. • Teori ini menyebutkan bahwa tindakan manusia adalah sebuah proses produksi dan
reproduksi dalam berbagai system sosial
• Ketika kita berkomunikasi, kita menciptakan struktur yang memberi pengaruh
terhadap lembaga social dan budaya yang lebih besar dari hubungan individu yang
lebih kecil
Teori Penyusunan
(Giddens dan kawan-kawan,1976)
Dimensi Utama
penafsiran atau
pemahaman
rasa moralitas atau
tindakanyang
layak
rasa berkuasa
dalam bertindak
18. karakteristik tujuan tugas (objective characteristics task),
yang melengkapi standar tugas seperti tingkat masalah,
kejelasan masalah, kebutuhan terhadap ahli, keluasan
akibat dari masalah, sifat dan jumlah nilai implisit dalam
masalah, dan solusinya.
mempengaruhi keputusan kelompok, yakni karakteristik
tugas kelompok (group task characteristics). Pengalaman
kelompok turut mempengaruhi terhadap permasalahan,
luasan yang membutuhkan solusi inovatif, dan keputusan
dalam kondisi mendesak.
mempengaruhi alur kelompok, yakni karakteristik struktur
kelompok (group structural characteristics), meliputi
kepaduan, distribusi kekuatan, sejarah konflik, dan ukuran
kelompok.
Teori ini mengajarkan
bahwa pengambilan
keputusan kelompok
adalah sebuah proses
yang anggota
kelompoknya berusaha
untuk mencapai penyatuan
atau kesepakatan dalam
keputusan terakhir sebagai
system social mereka
(Marshall Scott Poole
(1985)
20. Titik Temu Pengambilan Keputusan
• Titik temu normal (normal breakpoint) adalah
yang terduga, titik alamiah dari penghentian
atau transisi.
Penundaan (delays) adalah masalah yang tak
terduga yang menyebabkan adanya jeda
dalam fungsi kelompok.
Kekacauan (disruption) adalah berisikan
banyak pertentangan dan kegagalan dalam
kelompok.
Jalur Pengambilan Keputusan
Jalur proses tugas ((task-process track)
terdiri atas aktivitas yang berhubungan
secara langsung dengan masalah, termasuk
menganalisis masalah, merancang solusi,
mengevaluasi solusi, dan menghindari
kelakuan kasar.
Jalur hubungan (relational track) melibatkan
aktivitas yang mempengaruhi hubungan antar
pribadi dalam kelompok, weperti
mempertentngkan dan membuat penyesuaian.
Jalur topic terfokus (topic-focus tract) yakni
serangkaian isu, topic atau menyangkut
kelompok dari waktu ke waktu.
Pengambilan Keputusan
21. Teori fungsional dalam komunikasi kelompok memandang proses sebagai sebuah
instrumen dimana kelompok membuat keputusan, menekakan hubugnan antara
kualitas komunikasi dan hasil d`ri kelompok. Pendekatan fungsional sangat
berpengaruh terhadap pengajaran pragmatis dalam kelompok diskusi kecil.
Menurut John Dewey (1910), proses pemecahan masalah meliputi:
Mengungkapkan kesulitan,
Menjelaskan permasalahan,
Menganalisis masalah,
Menyarankan solusi,
Membandingkan alternatif dan mengujinya dengan tujuan dan
kriteria yang berlawanan
Menerapkan solusi terbaik
Teori Fungsional
22. Keputusan dapat salah bila ditemui faktor-
faktor sebagai berikut:
Penilaian yang salah (improper assessment)
Sasaran dan tujuan tidak tepat
(inappropriate goals and objective)
Penilaian salah terhadap kualitas positif dan
negative (improper assessment of positive
and negative qualities)
Informasi dasar tidak cukup (inadequate
information base)
Berpendapat salah
Langkah-langkah Proses Pengambilan
Keputusan meliputi:
Mengidentifikasi dan menilai masalah
Kelompok berkumpul dan
mengevaluasi informasi
Menentukan beberapa alternative
solusi dan membahas tujuan
Mengevaluasi alternative
Mufakat untuk tindakan
Langkah-langkah Proses Pengambilan Keputusan
(Randi Hirokawa, 1986)
23. Teori Pemikiran Kelompok
• Pemikiran kelompok adalah sebuah hasil langsung terhadap
kepaduan kelompok
• Kepaduan adalah tingkatan minat ganda di antara anggota
kelompok atau hasil dari tingkatan yang semua anggota
merasa bahwa tujuannya dapat tercapai dalam kelompok
• tidak dibutuhkan anggota yang memiliki sikap sama, tetapi
anggota yang dapat menunjukkan tingkat ketergantungan
dan bersandar pada tujuan yang sama
24. • Kepaduan dapat menjadi sesuatu yang baik, karena membawa
anggotanya bersama dan mempererat hubungan antar pribadi.
• Ada potensi tidak efektif karena kelompok yang sangat padu
mungkin menghabiskan banyak energi dalam menjaga niat baik
dalam kelompok yang mengganggu pengambilan keputusan
• Anggotanya menanamkan energi intrinsik terlalu banyak dalam
kelompok karena hadiah: persahabatan, gengsi, dan pengakuan
harga diri.
Teori Pemikiran Kelompok
25. a. Kelompok membatasi diskusi hanya untuk beberapa alternative tanpa
mempertimbangkan kreativitas.
b. Posisi awal yang dipilih oleh sebagian besar anggota tidak pernah ditinjau
kembali untuk mencari hal-hal yang diluar dugaan.
c. Kelompok tidak dapat menguji kembali semua alternatif yang bukan dari
mayoritas.
d. Pendapat para ahli tidak dicari, karena puas dengan kemampuan sendiri dalam
pengambilan keputusan.
e. Kelompok sangat selektif dalam mengumpulkan dan menghadirkan informasi
yang ada, hanya memusatkan pada informasi yang mendukung rencana.
f. Kelompok begitu percaya diri dengan idenya tanpa mempertimbangkan
kemungkinan lain.
Pemikiran kelompok dapat menghasilkan sesuatu yang negatif
26. Titik temu yang sangat jelas antara feminis dan pemikir komunikasi
kelompok terjadi dalam kelompok terpercaya, khususnya pada
batasan daya serap dan saling ketergantungan kelompok dan
konteks.
Tradisi Kritis
27. Kelompok-kelompok tidak dapat dipisahkan dari konteks tempat
mereka bekerja
Kerja kelompok yang efektif menyelesaikan tugas-tugas dan
membangun hubungan antar pribadi
Proses dan struktur adalah terikat dengan erat
Kerja kelompok efektif memerlukan perhatian lebih pada kualitas
komunikasi, pemikiran kreatif, dan pemikiran kritis
Aplikasi dan Implikasi
Komunikasi Kelompok