1. BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Komunikasi Massa adalah penyebaran pesan secara terbuka, dapat mencapai pada saat
yang sama atau serentak dengan menggunakan media yang ditujukan kepada massa yang
abstrak, sejumlah orang yang tidak tampak oleh sang komunikator, berbeda-beda latar
belakangnya, dan jumlahnya banyak. Pembaca surat kabar, penonton televisi dan film,
pendengar radio, tidak tampak oleh si penyampai pesan. Dengan demikian, maka jelas bahwa
komunikasi massa atau komunikasi melalui media massa bersifat satu arah. Begitu pesan
disampaikan oleh komunikator, tidak diketahui apakah pesan itu diterima, dimengerti, atau
dilakukan oleh khalayak dan efek yang di terima tertunda bahkan tidak ada feedback sama
sekali.
Perkembangan teknologi komunikasi massa tidak dapat dipungkiri telah banyak
membantu umat manusia untuk mengatasi berbagai hambatan dalam berkomunikasi.
Komunikasi massa adalah proses dimana organisasi media membuat dan menyebarkan pesan
kepada khalayak banyak atau publik.
1
2. BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Komunikasi Massa
Komunikasi adalah proses melalui mana individu dalam hubungan, kelompok,
organisasi dan masyarakat membuat dan menggunakan informasi untuk berhubungan satu
sama lain dan dengan lingkungan.1
Komunikasi massa (mass communication) adalah komunikasi yang menggunakan
media massa, baik cetak (surat kabar, majalah) atau elektronik (radio, televisi) berbiaya relatif
mahal, yang dikelola oleh suatu lembaga atau orang yang dilembagakan, yang ditujukan
kepada sejumlah orang yang tersebar dibanyak tempat. Pesan-pesan bersifat umum,
disampaikan secara cepat, serentak dan selintas (khususnya media elektronik).2
Sementara Liliweri berpendapat, bahwa komunikasi massa sebenarnya sama seperti
bentuk komunikasi lainnya, dalam arti memiliki unsur-unsur seperti, sumber, bidang
pengalaman, pesan saluran, gangguan dan hambatan, efek, konteks, maupun umpan balik.
Namun, secara umum komunikasi massa sebenarnya merupakan suatu proses yang
melukiskan bagaimana komunikator secara profesional menggunakan teknologi pembagi
dalam menyebarluaskan pengalamannya melampaui jarak untuk mempengaruhi khalayak
dalam jumlah yang banyak.3
1. Sejarah Komunikasi Massa
mcLuhan (1964) pernah populer pada tahun 60-an ketika menguraikan perkembangan
sejarah berdasarkan penggunaan media massa. Ia membagi sejarah umat manusia pada
tiga babak, yaitu:
• Babak tribal ketika alat indra manusia bebas menangkap berbagai stimulus
tanpa dibatasi teknologi komunikasi.
1
Brent D. Ruben dan Lea P. Stewart, Komunikasi dan Perilaku Manusia: Rajagrafindo Persada. 2013. Hal. 19
2
Prof. Deddy Mulyana, M.A., Ph.D. Ilmu Komunikasi: PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2010, cet. 14, hal. 83-84
3
Drs. Sutaryo, M.si. Sosiologi komunikasi: Arti Bumi Intaran, Yogyakarta,2005,cet 1, hal 77
2
3. • Babak Gutenberg, ketika mesin cetak menyababkan orang berkomunikasi
secara tertulis dan membaca dari kiri ke kanan, disini hanya alat indra mata
yang medapat stimulus, sehingga manusia akan cenderung berpikir linear—
seperti membaca dari kiri ke kanan.
• Babak Neotribal, ketika alat-alat elektronis memungkinkan manusia
menggunakan beberapa macam alat indra dalam komunikasi.4
2. Sistem Komunikasi Massa Versus Sistem Komunikasi Interpersonal
Bila sistem komunikasi massa diperbandingkan dengan sistem komunikasi
interpersonal, secara teknis kita dapat menunjukkan empat tanda pokok dari
komunikasi massa (menurut Elizabeth-Noelle Neuman):
• Bersifat tidak langsung, artinya harus melewati media teknis
• Bersifat satu arah, artinya tidak ada interaksi antara peserta-peserta komunikasi
(para komunikan)
• Bersifat terbuka, artinya ditujukan pada publik yang tidak terbatas dan anonim
• Mempunyai publik yang secara geografis tersebar
Karena perbedaan teknis, maka sistem komunikasi massa juga mempunyai
karakteristik psikologis yang khas dibandingkan dengan sistem komunikasi
interpersonal. Ini tampak pada empat hal, yaitu:
• pengendalian arus informasi
megendalikan arus informasi berarti mengatur jalannya pembicaraan yang
disampaikan dan yang diterima.
• umpan balik
dalam sibernika, umpan balik adalah keluaran (output) sistem yang
“dibalikkan” kembali (feed back) kepada sistem sebagai masukan (input)
4
Drs. Jalaluddin Rakhmat, M.Sc., Psikologi Komunikasi: PT. Remaja Rosdakarya, 2001. Hal. 193
3
4. tambahan dan berfungsi mengatur keluaran berikutnya. Secara sederhana,
umpan balik dapat diartikan sebagai respons.
• stimulasi alat indra
dalam komunikasi interpersonal, seseorang menerima stimulus lewat alat
indranya. Ia dapat melihat, mendengar, mencium, meraba, dan merasa.
Berbeda dalam komunikasi massa, stimulus alat indra tergantung pada jenis
media massa. Pada surat kabar dan majalah, pembaca hanya melihat. Pada
radio, rekaman auditif, khalayak hanya mendengar. Pada televisi dan film, kita
mendengar dan melihat.
• proporsi unsur isi dengan hubungan.
Dalam komunikasi interpersonal, yang menentukan efektifitas bukanlah
struktur, tetapi aspek hubungan manusiawi, bukan “apanya” tetapi
“bagaimana”.
Sistem komunikasi massa justru menekankan “apanya”. Pesan media massa
dapat disimpan, diklasifikasi, dan didokumentasikan.5
3. Sistem Komunikasi Massa Versus Sistem Komunikasi Publik
Istilah komunikasi publik dan komunikasi massa dapat dikontraskan dengan
komunikasi intrapersonal maupun komunikasi interpersonal. Berbeda dari bentuk-
bentuk komunikasi yang lebih pribadi dan perseorangan, komunikasi publik dan
komunikasi massa merujuk kepada situasi di mana pesan yang dibuat, disebarkan ke
sejumlah penerima yang relatif besar dalam keadaan yang relatif impersonal (tidak
bersifat pribadi). Contoh komunikasi publik seperti berbicara di depan umum, konser,
teater, dan debat publik. Sedangkan komunikasi massa, contohnya seperti artikel koran
dan majalah, program televisi dan radio, serta film dan iklan.6
5
Drs. Jalaluddin Rakhmat, M.Sc., Psikologi Komunikasi: PT. Remaja Rosdakarya, 2001. Hal. 189-194
6
Brent D. Ruben dan Lea P. Stewart, Komunikasi dab Perilaku Manusia: Rajagrafindo Persada. 2013. Hal. 389
4
5. B. Sifat-Sifat Komunikasi Massa
Ada beberapa sifat yang melekat dalam komunikasi massa dan sekaligus
membedakannya dengan komunikasi yang lainnya. Sifat-sifat tersebut diantarnta:
1. Sifat Komunikator
Sesuai dengan hakikatnya, di dalam sifat penggunaan media/saluran secara profesional
dengan teknologi tinggi melalui usaha-usaha industri, maka pemilihan media massa
bersifat lembaga,yayasan,organisasi usaha yang mempunyai struktur, fungsi, serta
misi tertentu.
2. Sifat Pesan
Pesan komunikasi massa bersifat umum,universal tentang berbagai hal dari berbagai
tempat di muka bumi,sementara isi media massa adalah tentang berbagai peristiwa apa
saja yang patut diketahui oleh masyarakat umum.Tidak ada pesan komunikasi massa
yang hanya ditujukan kepada masyarakat tertentu.
3. Sifat Media Massa
Liliweri juga menegaskan, sebanarnya salah satu ciri yang paling khas dalam
komunikasi massa adalah sifat media massa dikarnakan komunikasi massa lebih
tertumpu pada andalan tekonologi embagian pesan dengan menggunakan jasa industri,
disamping itu, bantuan industri mengakibatkan berbagai pesan akan menjangkau
khalayak dengan cara cepat serta tepat dengan terus-menerus.
4. Sifat Komunikan
Komunikan dalam komunikasi massa adalah masyarakat umum.
5
6. 5. Sifat Efek
Secara umum komunikasi massa mempunyai tiga efek. Berdasarkan teori heararki
efek yaitu:
a)efek kognitif, pesan kMomunikasi massa mengakibatkan khlayak berubah dalam hal
pengetahuan,pandangan,dsn pendapat terhadap sesuatu yang diperolehnya;b)efek
efektif,dimna pesan komunikasi massa mangakibatkan berubahnya perasaan tertentu
dari khalayak;c)efek konatif,dimana,pesan komunikasi massa mengakibatkan orang
mengambil keputusan untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu.
6. Sifat Umpan Balik
Umpan balik dari suatu komunikasi massa biasanya lebih bersifat tertunda daripada
umpan balik langsung dalam komunikasi antarpribadi.Maksudnya adalah bahwa
pengembalian reaksi terhadap suatu pesan kepada sumbernya tidak terjadi pada saat
yang sama,melainkan ditunda setelah suatu media itu beredar,atau pesannya
itumemasuki suatu kehidupan masyarakat tertentu, contohnya, reaksi orang terhadap
berita tentang kenaikan tarifangkutan? Yang disiarkan oleh surat kabar maupun
televisi.
6
7. C. Ciri-Ciri Komunikasi Massa
Setidaknya-tidaknya terdapat lima ari ciri komunikasi massa yang diintervarisir oleh
Onong Uchjana Effendi , kelima ciri tersebut adalah:
1. Komunikasi Massa Berlangsung Satu Arah
a. Komunikasi massa berlangsung satu arah(one-way traffic communication),ini
berarti tidak terdapat arus balik kepada komunikator.Ambillah suatu contoh,
jika komunikatornya seorang wartawan.Wartawan tersebut tidak akan
mengetahui secara langsung tanggapan para pembacanya terhadap pesan atau
berita yang disiarkannya itu,sama halnya dengan penyiar radio,penyiar
televisi,ataupun sutradara film.akan tetapi terkadang seorang wartawan akan
mengetahui arus baliknya setelah ia menyiarkan berita atau sejenisnya,arus
balik yang demikian itu sering disebut arus balik tertunda (delayed feedback).
2. Komunikator Pada Komunikasi Massa Melembaga
a. Media massa sebagai saluran komunikasi massa merupakan lembaga,yakni
sustu institusi atau organisasi.oleh karena itu komunikatornya melembaga
(institutionalized communicator atau organized communicator). Komunikator
pada komunikasi massa, misalnya wartawan surat kabar atau penyiar televisi
bertindak atas nama lembaga sejalan dengan kebijaksanaan,surat kabar dan
stasiun televisi yang diwakilinya, karan media yang dipergunakannya adalah
suatu lembaga yang menyebarluaskan pesan komunikasinya.sebagai
konsekuensi dari sifat komunikator yang melembaga itu,peranannya dalam
proses komunikasi ditunjang oleh orang lain,berdasarkan kenyataan tersebut,
maka komunikator pada kuminikasi massa disebut juga komunikator kolektif
(collective communicator), karena tersebarnya komunikasi massa merupakan
hasil kerja sama sejumlah kerabat kerja.
7
8. 3. Pesan Pada Komunikasi Massa Bersifat Umum
a. Pesan yang disebarkan melalui media massa bersifat umum (public) karena
ditujukan kepada umum dan mengenai kepentingan umum. Hal inilah yang
membedakan antara media massa dengan media bukan massa (media
nirmassa) . Contoh media nirmassa misalnya surat,telepon,media ini ditujukan
kepada umum, melainkan ditujikan kepada orang tertentu.
4. Media Massa Menimbulkan Keserempakan
a. Ciri lain dari media massa adalah kemampuannya untuk menimbulkan
keserempakan (simulteinety) pada pihak khalayak dalam menerima pesan-
pesan yang disebarkan. Hal inilah yang merupakan ciri paling hakiki
dibandingkan dengan media komunikasi lainnya,sebagai
b. Contoh pidato presiden di sebuah media, pidato ini akan diterima oleh
khalayak banyak dalam jumlah jutaan,serempak bersama-sama pada saat
presiden berbicara.
5. Komunikan Komunikasi Massa Bersifat Heterogen
a. Komunikan atau khalayak yamg merupakan kumpulan anggota masyarakat
terlibat dalam proses komunikasi massa sebagai sasaran yang dituju
komunikator berisfat heterogen,keberadaan mereka terpencar-pencar,satu sama
lain tidak saling mengenal dan tidak memilki kontak pribai,salig berbeda
dalam berbagai hal,seperti misalnya, jenis kelamin,usia,agama
ideologi,pekerjaaan,pendidikan,pengalaman,kebudayaan,pandanagn hidup,dan
cita-cita. Heterogenitas seperti itulah yang menjadi kesulitan bagi seorang
komunikator dalam menyebarkan pesannya melalui media massa,karena setiap
individu dari khalayak itu menghendaki agar keinginannya dipenuhi. Satu-
satunya cara untuk memenuhi ini adalah dengan mengelompokkan mereka
menurut jenis kelamin,usia,agama,berdasarkan atas perbedaan, berdasarkan
pengelompokan tersebut diatas maka sejumlah rubrik atau acara diperuntukkan
8
9. bagi kelompok tertentu sebagai sasarannya (target group), oleh sebab itu
komunikator yang menagani atau yang menggunakan media massa harus
melakukan perencanaan yang matang sehingga pesan yang disebarkannya
benar-benar komunikatif, yakni received dan accepted dalam suatu penyiaran.
9
10. D. Unsur-Unsur Komunikasi Massa
Seperti pada komunikasi umumnya, komunikasi memiliki beberapa unsur di dalamnya, hanya
saja, dalam komunikasi massa unsur yang terdapat di dalamnya lebih sempit dan spesifik,
unsurunsur tersebut antara lain:
1) Media
Yang paling membedakan antara komunikasi massa dan komunikasi lainnya, seperti
komunikasi interpersonal atau komunikasi publik, adalah media yang digunakannya.
Dalam komunikasi massa, media yang digunakan adalah media massa, baik itu cetak
(majalah, artikel, surat kabar) maupun elektronik (televisi, radio, film) atau media massa
elektronik yang lebih modern seperti internet.
2) Sumber (Source)
Komunikasi massa bersifat impersonal, yaitu komunikator atau sumber tidak dapat
mengetahui jumlah komunikan (penerima pesan) secara pasti.
Dalam komunikasi massa, sumber komunikasi juga memiliki kontrol yang tak terbatas
terhadap penentuan pesan apa yang dibuat dan disebarluaskan.7
Arus informasi seluruhnya
dikendalikan oleh sumber.
Sebagai contoh, seorang penulis berita dalam sebuah surat kabar dapat menulis apapun
yang dia inginkan dalam surat kabarnya. Sebagai pembaca, kita tidak memiliki kekuasaan
untuk mendiktekan apa yang harus dia tulis. Yang diterima oleh pembaca adalah
informasi yang telah selesai dalam bentuk tulisan. Kita bisa memproes tulisan di surat
kabar tersebut, tetapi tentu saja sudah tidak bisa mengubah apa yang telah ditulis di surat
kabar yang telah diterbitkan sebelumnya.
Contoh komunikasi dengan media lainnya adalah televisi, penonton televisi tentu saja
tidak bisa memprotes atau menanggapi apa yang dia lihat di televisi secara langsung.
Karena antara penonton (penerima) dan sumber berada pada tempat yang berbeda.
3) Penerima (receiver)
7
Brent D. Ruben dan Lea P. Stewart, Komunikasi dab Perilaku Manusia; Rajagrafindo Persada. 2013. Hal. 390
10
11. Dalam komunikasi massa, yang menjadi penerima adalah khalayak yang membaca,
menonton, maupun mendengar pesan melalui media massa. Jumlahnya pun relatif besar.
Yang menjadi patokan adalah bahwa penerima pesan tidak harus berada dalam suatu
tempat yang sama satu dengan yang lainnya, karena dalam komunikasi masssa yang
menyatukan penerima pesan atau komunikan bukanlah aspek tempat akan tetapi adalah
aspek psikologis (mereka di sebut penerima pesan dalam komunikasi massa kapanpun dan
di manapun mereka berada asalkan mereka sama-sama mnerima pesan dari sumber dan
media yang sama).
4) Pesan dan Efek
Dalam komunikasi, pesan yang disampaikan oleh komunikator diharapkan memiliki efek
tertentu pada komunikannya, baik itu secara langsung maupun tidak langsung.
Efek pesan dalam komunikasi massa, dapat di kelompokkan menjadi tiga8
, yaitu:
• Efek kognitif (pengetahuan)
Efek kognitif terjadi bila ada perubahan pada apa yang diketahui, dipahami, atau
dipersepsi khalayak. Efek ini berkaitan dengan transmisi pengetahuan,
keterampilan, kepercayaan, atau informasi.
• Efek afektif (perasaan)
Efek afektif timbul apabila ada perubahan pada apa yang dirasakan, disenangi,
atau dibenci khalayak dan berhubungan dengan emosi, sikap, atau nilai.
• Efek behavioral
Efek behavioral merujuk pada perilaku nyata yang dapat diamati; yang meliputi
pola tindakan, kegiatan atau kebiasaan berperilaku.
Contoh: setelah menyaksikan wawancara kepada seorang transmigran di televisi,
mungkin kita akan mendapatkan sebuah pengetahuan baru tentang prosedur transmigran
(kognitif), atau mungkin kita akan terharu mendengar kisah transmigran tersebut
(afektif), atau mungkin kita malah mendaftarkan diri untuk ikut transmigrasi (behavioral).
8
Drs. Jalaluddin Rakhmat, M.Sc., Psikologi Komunikasi: PT. Remaja Rosdakarya, 2012. Hal. 217
11
12. 5) Gangguan
Komunikasi pada intinya adalah meyatukan makna. Jika pesan yang ingin
disampaikan oleh komunikator berbeda dengan pesan yang diterima oleh komunikan,
maka telah terjadi kesalahan dalam proses komunikasi tersebut, yaitu adanya gangguan.
Gangguan (noise) menyebabkan pesan yang ingin disampaikan oleh komunikator berbeda
dengan pesan yang ditangkap oleh komunikan.
Gangguan yang dapat terjadi dalam komunikasi massa, bisa berupa salah ucap yang
dilakukan seorang komunikator atau disebut semantic noise. Gangguan seperti ini dapat
terjadi pada siaran televisi atau radio.
Gangguan komunikasi massa juga dapat berupa hal-hal teknis, misalkan salah cetak
dalam suran kabar, majalah dan buku, atau gangguan sinyal pada siaran televisi atau
internet.
6) Umpan balik (feed back)
Dalam kebanyakan situasi komunikasi massa, pengirim pesan dan tindakannya
mengirimkan pesan terpisah dari penerima pesan dan tindakan penerimaannya dari segi
waktu, ruang atau keduanya ruang dan waktu.9
Keterpisahan ini menyebabkan sulitnya
interaksi komunikator-komunikan dan juga sulitnya terjadi umpan balik (feed back),
bahkan terkadang sama sekali tida ada umpan balik (zero feed back).
Berbeda lagi dalam kasus komunikasi massa secara langsung, misalkan siaran televisi
secara langsung dan yang komunikan dapat memberikan tanggapan terhadap acara televisi
tersebut melalui telepon interaktif yang disediakan. Dalam keadaan ini, komunikan dapat
berinteraksi secara langsung dengan komunikator di acara televisi tersebut. Sehingga,
memungkinkan terjadinya feed back loop antara komunikator dan komunikan. Akan
tetapi, dalam kasus ini kita tidak lagi menyebutnya sebagai komunikasi massa.
Komunikasi massa perlu didefinisikan lagi.
Toffler menyebut kasus gejala ini sebagai demassifikasi media (proses menjadikan media
massa tidak lagi media massa).
9
Brent D. Ruben dan Lea P. Stewart, Komunikasi dab Perilaku Manusia: Rajagrafindo Persada. 2013. Hal. 390
12
13. E. Produksi, Distribusi, Dan Konsumsi
Revolusi komunikasi telah membawa kita kepada zaman di mana komuditi
mendasarnya adalah informasi. Organisasi komunikasi massa memproduksi,
mendistribusikan, dan memasarkan produk dan jasa informasi.
• Produksi mengacu pada penciptaan, pencarian, pengemasan, atau pengemasan ulang
informasi.
• Istribusi berkaitan dengan perpindahan produk-produk komunikasi massa dari satu
titik produksi ke titik konsumsi. Perpindahan ini dapat terjadi dengan cepat,
sebagaiman pada siaran langsung televisi, atau dapat pula melibatkan waktu
penundaan yang besar seperti pada majalah, buku, atau film.
• Konsumsi mengacu pada pemanfaatan, dampak dan efek dari komunikasi massa
terhadap individu, hubungan, kelompok, organisasi atau masyarakat. Contohnya
adalah diberi informasi, dihibur, dididik, dibujuk diberi humor, dimotivasi atau ditipu.
Bagi sebuah masyarakat, pengaruh komunikasi massa dapat berupa pengaruh sosial,
politik, budaya, ekonomi atau teknologi.
Hubungan ekonomi antara konsumen dan produsen bisa secara langsung, tidak
langsung, atau gabungan antara keduanya.
Dalam kasus film, CD, atau DVD, konsumen langsung menbiayai ongkos produksi
melalui pembelian.
Produser dan distributor televisi atau radio disukung oleh para pengiklan yang ingin
meraih akses kepada konsumen yang mengonsumsi produk-produk komunikasi massa. Dalam
hal ini, konsumen memberikan dukunga keuangan tidak langsug terhadap produksi da
distribusi informasi setiap kali mereka membeli produk pengiklan.
Pada koran dan majalah, televisi dan radio kabel, televisi dan radio satelit, dan layanan
internet, hubungan ekonomi antara konsumen dan produsen sebagiannya langsung melalui
pembayatran biaya berlangganan atau biaya penyedia koneksi. Sebagian lainnya tidak
langsung, yaitu melalui pembelian produk pengiklan.
13
14. Proses tersebut diilustrasikan sebagai berikut:
Deskripsi:
• Organisasi komunikasi massa membuat dan mendistribusi produk atau jasa informasi.
• Produk atau jasa informasi didistribusikan kepada para audien.
• Produk dan jasa informasi berebut perhatian, penerimaan, dan penggunaan di tengah
audien.
Produk dan Jasa Informasi
Produk informasi adalah kumpulan pesan—tekstual, visual, atau vokal—yang
diorganisasi dalam cara tertentu untuk tujuan tertentu atau dimanfaatkan oleh audien tertentu.
Produk informasi tidak hanya meliputi berita, tetapi juga hiburan, humas dan periklanan, basis
data komputer, bahkan pameran musium atau pertunjukan teater.
Jasa informasi adalah kegiatan yang terkait penyiapan, penyebaran, pengorganisasian,
penyimpanan, atau penelitian editoral, konsultan kehumasan, dan pengiriman informasi
elektronis.
Khalayak atau Audien
Istilah khalayak merujuk kepada kelompok individu yang memiliki potensi terkena
dan menggunakan produk atau jasa informasi. Dalam terminologi Ilmi Informasi atau Ilmu
Komputasi, audien adalah kelompok pengguna.10
Audiens pada umumnya besar, maksudnya audiens tersebut tersebar di seluruh
wilayah jangkauan komunikasi massa. Audiens bersifat heterogen (dari semua lapisan
10
Brent D. Ruben dan Lea P. Stewart, Komunikasi dab Perilaku Manusia: Rajagrafindo Persada. 2013. Hal. 401-
402
14
P
Production
C
Konsumsi
I
Produk dan Jasa
Informasi
15. masyarakat). Dan secara fisik audiens terpisah satu sama lain dan juga terpisah dengan
komunikator.
15
16. F. Fungsi-fungsi Komunikasi Massa
Sosiolog yang sekaligus ahli komunikasi massa, Charles Wright, merinci empat
fungsi: pengawasan (surveillance), korelasi (correlation), sosialisasi (socialization), dan
hiburan (entertaintment).
• Pengawasan (surveillance). Media menyediakan arus pemberitaan yang terus
menerus terkait pesan-pesan yang memungkinkan audien sadar akan perkembangan di
lingkungannya yang mungkin mempengaruhi mereka. Surveillance dapat terdiri dari
fungsi memperingatkan, menyiagakan anggota audien terhadap bahaya –semisal
badai, polusi air, polusi udara, atau ancaman teroris.
Komunikasi yang bermedia massa juga menyediakan fungsi penganugerahan oleh
media komunikasi massa cenderung dianggap penting oleh para audien. Tambahan
pula, komunikasi yang bermedia massa juga melakukan fungsi pengaturan agenda
(agenda setting function), yang denganya terjadi pengaturan agenda publik mengenai
tema, individu, dan topik yag menjadi perhatian anggota audien media massa.
• Korelasi (correlation). Media massa menunjukkan keterkaitan dan menafsirkan
informasi berbagai peristiwa yang terjadi pada hari itu. Fungsi korelasi ini membantu
para audien menentukan relevansi pesan pengawasan yang berguna untuk mereka.
• Sosialisasi (socialization). Sebagan bagaian dari perluasan dari fungsi pengawasan
dan fungsi korelasi, komunikasi bermedia massa mensosialisasikan individu-individu
agar bisa berpartisipasi dalam masyarakat. Media massa menyediakan pengalaman
bersama, memupuk harapan bersama tentang perilaku-perilaku yang sesuai dan yang
tidak cocok dengan masyarakat. Komunikasi bermedia massa juga memainkan peran
yang sentral dalam mentramisikan warisan budaya dari generasi ke generasi.
• Hiburan (entertaintment). Komunikasi bermedia massa merupakan sumber hiburan
massal yang meresap di tengah audien, dan memberikan pengalihan perhatian atau
melepaskan audien dari tanggung jawab sosial.
16
17. Fungsi Komunikasi Massa yang Lebih Luas
• Pengemasan dan Penyebaran Budaya. Dalam setiap masyarakat, institusi
komunikasi massa mengemas dan menyebarkan budaya berbasis pengetahuan. Basis
pengetahuan ini terdiri dari program berita dan hiburan, humas, dan periklanan,
bersama-sama produk dan jasa informasi lainnya yang disediakan oleh perpustakaan,
museum, taman hiburan dan taman bertema khusus, jasa TV kabel dan satelit,
produsen perangkat lunak, jasa komputer, galeri seni, olahraga, dan bahkan mal-mal
perbelanjaan.
Media massa seperti koran, televisi dan film telah memerankan peran penting dalam
mengemas dan mentramisikan informasi budaya. Namun, ketika kita berpikir lebih
luas, kita menyadari bahwa banyak organisasi lainnya yang tidak disebut komunikasi
massa, ternyata fungsi utamanya sama dengan fungsi komunikasi massa.
• Fungsi Mempopulerkan dan Mengabsahkan. Melalui komunikasi massa, konsep-
konsep tentang apa yang nyata dan dapat dipercaya, atau tentang apa yang baik dan
benar adalah didistribusikan dari satu tempat ke tempat lain dan dari generasi ke
generasi, dan di dalam prosesnya, konsep-konsep itu dipopulerkan dan disertai oleh
sangsi-sangsi. Maksudnya adalah semua pesan atau informasi yang disampaikan
melalui media seperti program-program berita, hiburan, olahraga dan iklan diharapkan
mampu tersebar atau terdistribusi secara luas dan dari orangtua sampai anak-cucu nya
nanti, juga informasi-informasi tersebut memberitahu kita kisah-kisah tentang orang-
orang dan bagaimana mereka hidup, memberitahu kita tentang bagaiamana orang
berpikir, dan menggambarkan konsekuensi dari perilaku tertentu. Secara halus,
mereka menyediakan pelajaran-pelajaran mengena hubungan, kehidupan keluarga,
perang, kriminalitas, musik, agama, dan politik. Jika pun topiknya tentang seks,
kekejaman, kesehatan, obat terlarang, atau isu rasial, semua topik itu juga akan
berkontribusi kepada kenyataan, aktualita, dan validitas dari topik yang mereka
sampaikan.
• Hiburan dan Periklanan. Program hiburan banyak menyumbang kepada jaringan
budaya, sering kali dalam cara yang halus. Program hiburan menyediakan penjelasan
17
18. tentang bagaimana orang harus hidup, memandang, berpikir, berbicara, dan
berhubungan satu sam lain. Iklan juga menyajikan pesan-pesan budaya yang kuat
terkait ekonomi dan konsumsi: iklan mendorong kita untuk menjadi konsumen.
Mendorong konsumsi adalah tema universal dalam periklanan dan berbagai jenis
promosi lainnya.
• Olahraga: Pahlawan dan Penjahat. Peristiwa olahraga menyajikan ilustrasi lain
yang menarik tentang cara di mana komunikasi massa berfungsi sebagai pembawa
pesan budaya. Peristiwa olahraga, terutama ketika ia disebarluaskan oleh komunikasi
bermedia massa, disajikan sebagai pertandingan yang penuh ketegangan oleh
pahlawan dan penjahat. Peristiwa olahraga mengajarkan tentang bermain sesuai
aturan, kalah secara terhormat, sportivitas, persaingan, dan kegigihan.
Penyajian program olahraga seperti itu dapat dilihat pengaruhnya terhadap cara
pandang masyarakat atas sisi lain dari kehidupan. Liputan media tentang politik atau
pengadilan kriminal, misalnya, sering memberi penekanan terhadap aturan, dan taktik,
ketimbang memberi perhatian pada masalah salah atau benar, terbukti bersalah atau
terbukti bersih.
• Video Game dan Komputer Game: Kontrol dan Konsekuensi. Video games—
bentuk lain komunikasi massa yang agak kurang jelas—juga menyajikan pesan
budaya secara implisit. Bukan hanya kekerasan dan akibatnya yang ditonjolkan oleh
media hiburan jenis ini, tapi kekerasan itu telah meningkat secara dramatis dan terus
berlanjut. Sebuah studi video game populer menemukan bahwa hampir 80 persen dari
berbagai permainan video adalah bersifat kekerasan. Dan 21 persen dari permainan ini
menggambarkab kekerasan terhadap wanita. Oleh karenanya, dampak dari komunikasi
massa itu sendiri juga memiliki efek yang berkonotasi negatif terhadap khalayak
masyarakat yang menerima informasi melalui media yag dimiliki. Tergantung dari diri
kita sendiri mampu memilah-memilah informasi yang kita terima yang baik untuk kita
dapatkan dan mana informasi yang seharusnya dibuang atau tidak di simpan dalam
memori sehingga tidak terserap dalam diri kita menjadi perilaku kita sehari-hari.
Segala informasi yang kita dapatkan melalui media juga dapat merubah pola pikir kita.
oleh sebab itu mengapa kita harus dapat slektif mana informasi yang “baik” yang
18
19. seharusnya disimpan dalam memori dan mana yang seharusnya di buang dalam
memori.
• Fungsi Mengomersil. Komunikasi massa juga sering memainkan peran dalam
memberikan nilai komersial dan membantu menjual simbol-simbol budaya tertentu.
Dalam cara ini, lembaga-lembaga komunikasi massa adalah bagian dari industri
budaya, yang oleh UNESCO digambarkan sebagai industri yang terlibat dalam skala
besar produksi, reproduksi, penyimpanan, atau distribusi barang dan jasa budaya.
Komunikasi massa memainkan peran utama dalam komersilisasi selebriti, merek
nama, benda seni, musik, dan elemen budaya lainnya. Secara khusus jelas terjadi pada
area di mana mempopulerkan individu tertentu melalui komunikasi publik dan
komunikasi massa telah memberi nilai besar bagi yang bersangkutan, namanya dan
apapun yang berhubungan dengannya. Salah satunya adalah legitimasi pakaian produk
lain oleh tokoh-tokoh musik atau olahraga. Lainnya adalah penjualan tanfda tangan.
Komersialissi juga sering terjadi ketika nama selebriti ditmbahkan ke produk lainnya,
jasa atau gagasan sebagai cara mengangkat nilai atau potensi pasar. Ironisnya,
komunikasi publik dan komunikasi massa memainkan peran dalam mengangkat nilai
komersil selebriti dan kemudian nilai komersial selebriti itu digunakan untuk
mengangkat nilai dan pasar dari produk atau jasa yang mereka legitimasi. Jadi,
selebriti dalam hal ini memiliki peran penting bagi banyak perusahaan untuk
melancarkan promo produk mereka kepada konsumen sehingga para konsumen akan
lebih terkesan tertarik. Sehingga banyak perusahaan yang berlomba-lomba mencari
selebritis yang “tepat” untuk dijadikan ikon untuk produk mereka. Biasanya mereka
(dari pihak produsen/ perusahaan) memilih selebriti yang trend dalam masyarakat.
• Kontak Sosial dan Rasa Memiliki Komunitas. Konsumsi komunikasi massa dapat
berfungsi sebagai pengganti kontak manusia, membantu individu menghindari isolasi
dan kesendirian. Seperti yang pernah dicatat oleh peneliti komunikasi massa Robert
Kubey dan Mihally Csikzentmihalyi:
Mereka yang tidak punya interaksi terstruktur dengn orang lain karena
pengangguran, cerai, menjanda, faktor kepribadian, atau penurunn tingkat kesehatan,
lebih mungkin daripada yang lain untuk menjadikan televisi sebagai sahabat, sumber
19
20. informasi, dan tempat pelarian diri. Orang tua yang menjanda dan/atau pensiun,
misalnya, ada diantara penonton televisi kelas berat.
Secara umum kemudian, komunikasi massa memainkan peran utama dalam produksi
dan distribusi realitas sosial. Dalam masyarakat Amerika Serikat, dan dalam kebanyakan
masyarakat lain, media massa adalah penyedia utama pesan standar tentang orang, produk,
situasi, dan peristiwa, sebagai pesan yang sering memiliki pengaruh besar terhadap
pemahaman, pengetahuan, dan citra yang berkembang di tengah para audien.11
11
Brent D. Luben, Lea P. Stewart, Komunikasi dan Perilaku Manusia. Jakarta: Agustus 2013. Cet : ke- 1, hlm.
403- 408
20
21. G. Efek-Efek Komunikasi Massa
Dalam sistem komunikasi dari masyarakat-masyarakat yang paling maju, ada suatu
interaksi yang majemuk (kompleks) antara sistem media massa yang modern dengan jaringan
komunikasi tredisional yang berupa komunikasi dari mulut. Suatu masyarakat modern
bukanlah suatu masyarakat massal yang tanpa norma dan tanpa hubungan pribadi yang
terlepas dari kelompok-kelompok primer (primer groups). Masyarakat modern itu adalah
suatu sistem yang terdiri dari keluarga-keluarga perkumpulan-perkumpulan, suku-suku
bangsa, kelas-kelas, organisasi-organisasi politik dan kelompok-kelompok persahabatan.
Dengan alat-alat (sarana) komunikasi seperti televisi, teater-teater, buku-buku dan
lain-lain, maka pada gilirinnya akan nampak perubahan-perubahan besar di dalam
masyarakat. Perubahan itu terutama pada cara berfikir orang banyak dan pada apa yang
dihargai oleh masyarakat
Umumnya kita lebih tertarik bukan kepada apa yang kita lakukan pada media, tetapi
kepada apa yang dilakukan media pada kita. Kita ingin tahu bukan untuk apa kita membaca
surat kabar atau menonton televisi, tetapi bagaimana surat kabar dan televisi menambah
pengetahuan, mengubah sikap, atau menggerakkan perilaku kita. Inilah yang disebut sebagai
efek komunikasi massa.
Seperti contoh konkret yang ada pada masyarakat dewasa ini, banyak kasus
pemerkosaan yang dilakukan oleh anak yang berstatus “pelajar” karena efek setelah menonton
film porno. Mengetahui hal ini, media massa memang sangatlah berpengaruh pada pola pikir
manusia. Sehingga semua informasi ataupun pesan yang didapat dari media massa bisa
merubah karakter ataupun perilaku maupun pola pikir kita.
• Efek Kehadiran Media Massa
Efek kehadiran media massa menurut Steven H. Chaffee adalah hilangnya perasaan
tidak enak dan tumbuhnya perasaan tertentu terhadap media massa. sering terjadi orang
juga menggunakan media untuk menghilangkan perasaan tidak enak – misalnya kesepian,
kecewa, dan sebagainya. Kehadiran media massa bukan saja menghilangkan perasaan, tapi
juga menumbuhkan perasaan tertentu. Kita memiliki perasaan positif atau negatif pada
21
22. media tertentu. Di Amerika orang melihat kecintaan anak-anak pada televisi, yang ternyata
anak-anak lebih sering menyertai mereka daripada orang tua mereka. Televisi juga terbukti
lebih dipercaya daripada keduanya. Di Indonesia, penelitian penulis pada tokoh-tokoh
politik membuktikan buku sebagai media terpercaya, disusul radio, dan surat kabar; dan
yang paling tidak dapat dipercaya adalah televisi.
• Efek Kognitif Komunikasi Massa
Pengaruh media massa terasa lebih kuat lagi, karena pada masyarakat modern orang
memperoleh banyak informasi tentang dunia dari media massa. Pada saat yang sama,
mereka sukar mengecek kebenaran yang disajikan. Mula-mula kita mengira, di negara-
negara jazirah Arab yang ada hanyalah kesalehan; sampai satu kali kita membaca Tempo
yang menceritakan tempat-tempat maksiat di Bahrain. Kita harus menyusun citra kita
(persepsi) tentang negara-negara itu.
• Efek Afektif Komunikasi Massa
Menurut Asch, semua sikap bersumber pada organisasi kognitif –pada informasi dan
pengetahuan yang kita miliki. Sikap selalu diarahkan pada objek, kelompok, atau orang.
hubungan kita dengan mereka pasti didasarkan pada informasi yang kita peroleh tentang
sifat-sifat mereka; atau dengan menggunakan istilah yang telah kita uraikan, sikap pada
seseorang atau sesuatu bergantung pada citra kita tentang orang atau objek tersebut. Bila
kita mengetahui bahwa penyakit cacar disebabkan virus, kita akan bersikap positif pada
vaksinasi; tetapi bila kita tahu cacar disebabkan makhluk halus, kita akan bersikap negatif
pada usaha vaksinasi.
Secara singkat, sikap ditentukan oleh citra. Pada gilirannya, citra ditentukan oleh
sumber-sumber informasi. Di antara sumber informasi yang paling penting dalam
kehidupan modern adalah media massa. Media massa tidak mengubah citra secara
langsung. Media massa mengubah dulu citra, dan citra mendasari sikap dan dari sikap
itulah bisa membentuk karakter.12
12
Drs. Jalaludin Rakhmat, M.Sc., Psikologi Komunikasi. Bandung: Desember 2009. Cet : ke- 20, hlm. 217-239
22
23. H. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Reaksi Khalayak
Dalam kerangka behaviorisme, media massa adalah faktor lingkungan yang mengubah
perilaku khalayak melalui proses pelaziman klasik, pelaziman operan, atau proses imitasi
(belajar sosial). Khalayak sendiri dianggap sebagai kepala kosong yang siap untuk
menampung seluruh pesan komunikasi yang dicurahkan kepadanya. Pesan komunikasi
dianggap sebagai “benda” yang dillihat sama baik oleh komunikator maupun komunikan.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi reaksi khalayak dapat di jelaskan melalui
dua teori berikukt:
1. Teori DeFleur dan Ball-Rokeach tentang pertemuan dengan media
DeFleur dan Ball-Rokeach melihat pertemuan khalayak dengan media berdasar tiga
kerangka teoritis:
• Perspektif perbedaan individual
Memandang bahwa sikap dan organisasi personal-psikologis individu akan
menentukan bagaimana individu memilih stimulus dari lingkungan, dan bagaimana ia
memberi makna pada stimulus tersebut. Setiap orang memiliki potensi biologis,
pengalaman belajar, dan lingkungan yang berbeda. perbedaan ini menyebabkan
pengaruh media massa yang berbeda pula.
• Perspektif kategori sosial
Perspektif kategori sosial berasumsi bahwa dalam masyarakat terdapat kelompok-
kelompok sosial, yang reaksinya pada stimulus tertentu cenderung sama. Golongan
sosial berdasarkan usia, jenis kelamin, tingkat pendapatan, tingkat pendidikan, tempat
tinggal dan keyakinan beragama menampilkan kategori respons. Anggota-anggota
kategori tertentu akan cenderung memilih isi komunikasi yang sama dan akan
memberi respons kepadanya dengan cara yang hanpir sama pula. Anak-anak akan
memilih membaca Ananda, Sahabat atau Bobo, sedangkan Ibu-Ibu akan membaca
Femina, Kartini, atau Sarinah.
23
24. • Perspektif hubungan sosial
Perspektif hubungan sosial menekankan pada pentingnya peranan hubungan sosial
yang informal dalam mempengaruhi reaksi orang terhadap media massa. Lazarfeld
menyebutnya “pengaruh personal”. Perspektif ini tampak pada model “two step flow
of communication”. Dalam model ini, informasi bergerak pada sekelompok individu
yang relatif lebih tahu dan sering memperhatikan media massa.
Kedua, informasi bergerak dari orang-orang itu—disebut “Pemuka pendapat”—dan
kemudian melalui sluran-saluran interpersonal disampaikan kepada individu yang
bergantung pada mereka dalam hal informasi.
Secara singkat, berbagai faktor akan mempengaruhi reaksi orang terhadap media
massa. Faktor-faktor ini meliputi organisasi personal psikologis individu seperti biologis,
sikap, nilai, kepercayaan, serta bidang pengalaman; kelompok-kelompok sosial di mana
individu menjadi anggota; dan hubungan-hubungan interpersonal pada proses penerimaan,
pengelolaan, dan penyampaian infrmasi.
2. Pendekatan motivasional dan uses and gratification
Menurut para pendirinya, Elihu Katz, Jay G. Blumler, dan Michael Gurevith, uses and
gratifications meneliti asal mula kebutuhan secara psikologis dan sosial, yang menimbulkan
harapan tertentu dari media massa atau sumber-sumber lain, yang membawa pada pola
terpaan media yang berlainan (atau keterlibatan pada kegiatan lain), dan menimbulkan
pemenuhan kebutuhan dan akibat-akibat lain, barangkali termasuk juga yang tidak kita
inginkan.
Asumsi-asumsi dasar teori ini:
• Khalayak dianggap aktif; artinya sebagain penting dari penggunaan media massa
diasumsikan mempunyai tujuan
• Dalam proses komunikasi massa banyak inisiatif untuk mengaitkan pemuasan
kebutuhan dengan pemillihan media terletak pada anggota khalayak
24
25. • Media massa harus bersaing dengan sumber-sumber lain untuk memuaskan
keutuhannya. Kebutuhan yang dipenuhi media hanyalah bagian dari rentangan
kebutuhan manusia yang lebih luas bagaimana kebutuhan ini terpenuhi melalui
konsumsi media amat bergantung kepad perilaku khalayak yang bersangkutan
• Benyak tujuan pemilih media massa disimpulkan dari data yang diberikan anggota
khalayak; artinya orang yang dianggap cukup mengeti untuk melaporkan keentingan
dan motif pada situsi-situasi tertentu
• Penilaian tentng arti kultural dari media massa harus ditangguhkan sebelum diteliti
lebih dahulu orientasi khalayak
Model uses and gratifications memandang individu sebagai makhluk supra-rasional
dan sangat selektif. Ini mengundang kritik. Tetapi yang jelas, dalam model ini perhatian
bergeser dari proses pengiriman pesan proses penerimaan pesan.13
13
Drs. Jalaludin Rakhmat, M.Sc., Psikologi Komunikasi. Bandung: Desember 2009. Cet : ke- 20, hlm. 202-205
25
26. BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Komunikasi adalah proses melalui mana individu dalam hubungan, kelompok,
organisasi dan masyarakat membuat dan menggunakan informasi untuk berhubungan satu
sama lain dan dengan lingkungan.
Revolusi komunikasi telah membawa kita kepada zaman di mana komuditi
mendasarnya adalah informasi. Organisasi komunikasi massa memproduksi,
mendistribusikan, dan memasarkan produk dan jasa informasi.
Komunikasi pada intinya adalah menyatukan makna. Jika pesan yang ingin
disampaikan oleh komunikator berbeda dengan pesan yang diterima oleh komunikan, maka
26
27. telah terjadi kesalahan dalam proses komunikasi tersebut, yaitu adanya gangguan. Gangguan
(noise) menyebabkan pesan yang ingin disampaikan oleh komunikator berbeda dengan pesan
yang ditangkap oleh komunikan.
27
28. DAFTAR PUSTAKA
Ruben, Brent D. dan Stewart, Lea P. 2010. Komunikasi dan Perilaku Manusia. Jakarta:
Rajagrafindo Persada
Mulyana, Deddy. 2010. Ilmu Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Sutaryo. 2005. Sosiologi komunikasi. Yogyakarta: Arti Bumi Intaran
Rakhmat, Jalaluddin. 2009. Psikologi Komunikasi: Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Rakhmat, Jalaluddin. 20001. Psikologi Komunikasi: Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
28