SlideShare a Scribd company logo
1 of 196
Download to read offline
TUGAS MEMBUAT SLIDE
PENGANTAR FILSAFAT ILMU
TOPIK I :
PERLUNYA MAHASISWA BELAJAR FILSAFAT
Dosen Pengampu : Dr. Sigit Sardjono, M.Ec
KELOMPOK 2
SEMESTER IV KELAS S
1. Nova Dwi Lestari (1211900010)
2. Dina Frenti Okvira Hutabarat (1211900020)
3. Dwiki Ammar Syihab (1211900025)
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
2021
Pengantar Filsafat Ilmu
Dosen Pengampu : Dr. Sigit Sardjono, MS
Kelas “S”(Jum’at 17.00 WIB)
1. NOVA DWI LESTARI (1211900010)
2. DINA FRENTI OKVIRA H. (1211900020)
3. DWIKI AMMAR SYIHAB (1211900025)
KELOMPOK 2 :
PERLUNYA MAHASISWA BELAJAR
FILSAFAT
Di tengah perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang ditandai semakin
menajamnya spesialisasi ilmu maka filsafat ilmu sangat diperlukan. Sebab dengan
mempelajari filsafat ilmu, para ilmuwan akan menyadari keterbatasan dirinya dan
tidak terperangkap kedalam sikap arogansi intelektual. Hal yang lebih diperlukan
adalah sikap keterbukaan diri di kalangan ilmuwan, sehingga mereka dapat saling
mengarahkan seluruh potensi keilmuwan yang dimilikinya untuk kepentingan
bersama umat manusia.
ALASAN PERLUNYA BELAJAR
 Mahasiswa sebagai bagian dari sivitas akademika diharapkan memiliki penguasaan
yang baik atas bidang ilmu yang ditekuni untuk selanjutnya memanfaatkan ilmu
tersebut, baik untuk pengembangan kehidupan dirinya maupun kehidupan
masyarakat pada umumnya. Penguasaan ilmu bukan hanya menyangkut penguasaan
konsep-konsep serta teori-teori keilmuan dalam bidangnya masing-masing, akan
tetapi juga landasan pemahaman mengenai hakikat ilmu, objek kajian dari ilmu yang
dipelajari, metode untuk pengembangan ilmu tersebut, serta kaidah-kaidah moral
dan etika mengenai untuk apa ilmu itu harus dimanfaatkan.
 Atas dasar itulah filsafat ilmu memiliki peranan penting dalam pembentukan
kepribadian calon-calon ilmuwan pada umumnya. Diharapkan dengan memahami
Filsafat mahasiswa bisa lebih berpikir secara mendalam, luas, kritis dan radikal.
Sehingga menerima tranferknowledge lebih baik.
ALASAN PERLUNYA BELAJAR
Fungsi filsafat ilmu juga untuk memberikan landasan filosofik dalam memahami
berbagi konsep dan teori sesuatu disiplin ilmu dan membekali kemampuan untuk
membangun teori ilmiah.
Selanjutnya dikatakan pula, bahwa filsafat ilmu tumbuh dalam dua fungsi, yaitu :
 Sebagai confirmatory theories yaitu berupaya mendekripsikan relasi normatif
antara hipotesis dengan evidensi dan theory of explanation yakni berupaya
menjelaskan berbagai fenomena kecil ataupun besar secara sederhana.
ALASAN PERLUNYA BELAJAR
Filsafat adalah ilmu yang tak terbatas
karena tidak hanya menyelidiki suatu bidang
tertentu dari realitas yang tertentu saja.Filsafat
senantiasa mengajukan pertanyaan tentang
seluruh kenyataan yang ada. Filsafat pun selalu
mempersoalkan hakikat, prinsip, dan asas
mengenai seluruh realitas yang ada, bahkan apa
saja yang dapat dipertanyakan, termasuk filsafat
itu sendiri.
MANFAAT BELAJAR FILSAFAT DALAM KEHIDUPAN
Manfaat lain filsafat adalah didasarkan pada
pengertian filsafat sebagai suatu integrasi atau
pengintegrasi sehingga dapat melakukan fungsi
integrasi ilmu pengetahuan. Sebagian besar
orang hanya menyangkutkan apa yang paling
dekat dan apa yang paling dibutuhkannya pada
saat dan tempat tertentu.
❑ Filsafat membantu kita memahami bahwa
sesuatu tidak selalu tampak seperti apa
adanya.
❑ Filsafat membantu kita mengerti tentang
diri kita sendiri dan dunia kita, karena
filsafat mengajarkan bagaimana kita
bergulat dengan pertanyaan-pertanyaan
mendasar
❑ Filsafat membuat kita lebih kritis. Filsafat
mengajarkan pada kita bahwa apa yang
mungkin kita terima begitu saja ternyata
salah atau menyesatkan—atau hanya
merupakan sebagian dari kebenaran.
MANFAAT FILSAFAT SECARA UMUM
❑ Filsafat mengembangkan kemampuan kita
dalam :
a. Menalar secara jelas
b. Membedakan argument yang baik dan
yang buruk
c. Menyampaikan pendapat (lesan dan
tertulis) secara jelas
d. Melihat sesuatu melalui kacamata yang
lebih luas
e. Melihat dan mempertimbangkan pendapat
dan pandangan yang berbeda
❑ Dengan mempelajari karya-karya para pemikir besae, para filsuf dalam sejarah dan tradisi filsafat,
kita akan melihat betapa besar sesungguhnya pengaruh filsafat terhadap perkembangan ilmu
pengetahuan, agama, pemerintahan, Pendidikan dan karya seni.
❑ Filsafat memberi bekal dan kemampuan pada kita untuk memperhatikan pandangan kita sendiri
dan pandangan orang lain dengan kritis. Kadang ini memang bisa mendorong kita menolak
pendapat-pendapat yang telah ditanamkan pada kita, tetapi filsafat juga memberikan kita cara-
cara berfikir baru dan yang lebih kreatif dalam mengahadapi masalah yang mungkin tidak dapat
dipecahkan dengan cara lain.Kemampuan berfikir secara jernih, menalar secara logis, dan
mengajukan dan menilai argumen, menolak asumsi yang diterima begitu saja, dan pencarian akan
prinsip-prinsip pemikiran dan tindakan yang koheren semuanya ini merupakan ciri dari hasil
latihan dalam ilmu filsafat.
MANFAAT FILSAFAT SECARA UMUM
Filsafat ilmu merupakan salah satu cabang dari filsafat. Oleh karena itu, fungsi filsafat
ilmu kiranya tidak bisa dilepaskan dari fungsi filsafat secara keseluruhan, yakni :
MANFAAT FILSAFAT SECARA KHUSUS
❑ Sebagai alat mencari kebenaran dari
segala fenomena yang ada
❑ Mempertahankan, menunjang dan
melawan ata berdiri netral terhadap
pandangan filsafat lainnya
❑ Memberikan pengertian tentang cara
hidup, pandangan hidup dan pandangan
dunia
❑ Memberikan ajaran tentang moral dan
etika yang bergunan dalam kehidupan
❑ Menjadi sumber insprasi dan pedoman
untuk kehidupan dalam berbagai aspek
kehidupan itu sendiri, seperti ekonomi,
politik, hukum dan sebagainya.
❑ Filsafat ilmu bermanfaat untuk
menjelaskan keberadaan manusia di
dalam mengembangkan ilmu pengetahuan
dan teknologi yang merupakan alat
untuk membuat hidup menjadi lebih baik
❑ Filsafat ilmu bermanfaat untuk
membangun diri kita sendiri dengan
berpikir secara radikal (berpikir sampai
ke akar-akarnya), kita mengalami dan
menyadari keberadaan kita.
❑ Filsafat ilmu memberikan kebiasaan dan
kebijaksanaan untuk memandang
dan memecahkan persoalan-persoalan
dalam kehidupan sehari-hari.
Filsafat ilmu merupakan salah satu cabang dari filsafat. Oleh karena itu, fungsi filsafat
ilmu kiranya tidak bisa dilepaskan dari fungsi filsafat secara keseluruhan, yakni :
MANFAAT FILSAFAT SECARA KHUSUS
❑ Filsafat ilmu memberikan pandangan yang
luas, sehingga dapat
membendung egoisme dan ego-sentrisme
(dalam segala hal hanya melihat dan
mementingkan kepentingan dan
kesenangan diri sendiri).
❑ Filsafat ilmu memberikan pendasaran
logis terhadap metode keilmuan. Setiap
metode ilmiah yang dikembangkan harus
dapat dipertanggungjawabkan secara
logis-rasional, agar dapat dipahami dan
dipergunakan secara umum.
❑ Filsafat ilmu memberikan dasar-dasar,
baik untuk hidup kita sendiri
(terutama dalam etika) maupun untuk
ilmu-ilmu pengetahuan dan lainnya,
seperti sosiologi, ilmu jiwa, ilmu mendidik,
dan sebagainya.
❑ Filsafat ilmu memberikan petunjuk
dengan metode pemikiran reflektif
dan penelitian penalaran supaya manusia
dapat menyerasikan antara logika,
rasio, pengalaman, dan agama dalam
usaha mereka dalam pemenuhan
kebutuhannyauntuk mencapai hidup yang
sejahtera.
MENGAPA HARUS BELAJAR FILSAFAT
Belajar filsafat ilmu bagi mahasiswa sangat penting, karena beberapa manfaat yang dapat
dirasakan, antara lain :
 Dengan mempelajari filsafat ilmu diharapkan mahasiswa semakin kritis dalam sikap
ilmiahnya. Mahasiswa sebagai insan kampus diharapkan untuk bersikap kritis terhadap
berbagai macam teori yang dipelajarinya di ruang kuliah maupun dari sumber-sumber lainnya
 Mempelajari filsafat ilmu mendatangkan kegunaan bagi para mahasiswa sebagai calon
ilmuwan untuk mendalami metode ilmiah dan untuk melakukan penelitian ilmiah. Dengan
mempelajari filsafat ilmu diharapkan mereka memiliki pemahaman yang utuh mengenai ilmu
dan mampu menggunakan pengetahuan tersebut sebagai landasan dalam proses
pembelajaran dan penelitian ilmiah
MENGAPA HARUS BELAJAR FILSAFAT
Belajar filsafat ilmu bagi mahasiswa sangat penting, karena beberapa manfaat yang dapat
dirasakan, antara lain :
 Mempelajari filsafat ilmu memiliki manfaat praktis. Setelah mahasiswa lulus dan bekerja
mereka pasti berhadapan dengan berbagai masalah dalam pekerjaannya. Untuk memecahkan
masalah diperlukan kemampuan berpikir kritis dalam menganalisis berbagai hal yang
berhubungan dengan masalah yang dihadapi. Dalam konteks inilah pengalaman mempelajari
filsafat ilmu diterapkan
 Mengembangkan semangat toleransi dalam perbedaan pandangan (pluralitas).Karena para
ahli filsafat tidak pernah memiliki satu pendapat, baik dalam isi, perumusan permasalahan
maupun penyusunan jawabannya.
Sepanjang sejarah kefilsafatan dikalangan filsuf terdapat 3 (tiga) hal
yang mendorong manusia untuk berfilsafat yaitu:
a. Kekaguman atau keheranan atau ketakjuban
b. Keraguan atau kegengsian
c. Kesadaran akan keterbatasan
HAL-HAL YANG MENDORONG BERFILSAFAT
MANFAAT FILSAFAT DALAM KEHIDUPAN
 Manfaat lain filsafat adalah didasarkan pada pengertian filsafat sebagai suatu integrasi atau
pengintegrasi sehingga dapat melakukan fungsi integrasi ilmu pengetahuan. Sebagian besar
orang hanya menyangkutkan apa yang paling dekat dan apa yang paling dibutuhkannya pada
saat dan tempat tertentu. Filsafat memang abstrak, namun tidak berarti filsafat sama sekali
tidak bersangkut paut dengan kehidupan sehari-hari yang kongkret. Keabstrakan filsafat tidak
berarti bahwa filsafat itu tak memiliki hubungan apa pun juga dengan kehidupan nyata setiap
hari.Kendali tidak memberi petunjuk praktis tentang bagaimana bangunan yang artistic dan
elok, filsafat sanggup membantu manusia dengan memberi pemahaman tentang apa itu artistic
dan elok dalam kearsitekturan sehingga nilai keindahan yang diperoleh lewat pemahaman itu
akan menjadi patokan utama bagi pelaksanaan pekerjaan pembangunan tersebut.
Thank You ☺
TUGAS MEMBUAT SLIDE
PENGANTAR FILSAFAT ILMU
TOPIK III :
PENGETAHUAN DAN ILMU PENGETAHUAN
Dosen Pengampu : Dr. Sigit Sardjono, M.Ec
KELOMPOK 2
SEMESTER IV KELAS S
1. Nova Dwi Lestari (1211900010)
2. Dina Frenti Okvira Hutabarat (1211900020)
3. Dwiki Ammar Syihab (1211900025)
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
2021
PENGANTARFILSAFATILMU
KELAS “S” – JUM’AT
18:00 – 19:15
KELOMPOK 2
1. Nova Dwi Lestari (1211900010)
2. Dina Frenti Okvira H. (1211900020)
3. Dwiki Ammar Syihab (1211900025)
WOODGROVE
BANK
2
Secara etimologi pengetahuan berasal dari kata dalam bahasa Inggris
yaitu knowledge. Dalam Encyclopedia of Phisolophy dijelaskan bahwa
definisi pengetahuan adalah kepercayaan yang benar (knowledge is
justified true belief).
Sedangkan secara terminologi. Menurut Drs. Sidi Gazalba,
pengetahuan adalah apa yang diketahui atau hasil pekerjaan mencari
tahu. Dengan demikian pengetahuan merupakan hasil proses dari usaha
manusia untuk tahu.
WOODGROVE
BANK
3
Dalam kamus filsafat dijelaskan bahwa pengetahuan
(knowledge) adalah proses kehidupan yang diketahui manusia
secara Iangsung dari kesadarannya sendiri. Dalam peristiwa ini
yang mengetahui (subjek) memiliki yang diketahui (objek) di
dalam dirinya sendiri sedemikian aktif sehingga yang mengetahui
itu menyusun yang diketahui pada dirinya sendiri dalam kesatuan
aktif .
WOODGROVE
BANK
4
Dasar ilmu pengetahuan secara substansial yaitu bertolak dari
ontologi, epistemologi, dan aksiologi. Ketiga dasar ilmu pengetahuan ini
menunjukkan bahwa manusia dalam hidupnya harus dapat
memahami apa yang akan dilakukan, bagaimana melakukan hal itu,
dan untuk apa hal itu dilakukan dalam kehidupan sehari-hari.
Dasar Pengetahuan
WOODGROVE
BANK
5
1. Dasar Ontologis
Dasar ontologis, menurut Amsal
Bakhtiar (2012) mengemukakan,
ontologi berasal dari Bahasa Yunani,
yaitu on/ontos yakni ada, dan logos
yakni ilmu, sehingga ontologi adalah
ilmu tentang yang ada. Menurut
istilah ontologi adalah ilmu yang
membahas tentang hakikat yang
ada, baik yang berbentuk
jasmani/konkret maupun
rohani/abstrak.
2. Dasar Epistemologis
Menurut Jujun S. Suriasumantri
(2010), dasar epistemologis yaitu
metode atau cara-cara
mendapatkan pengetahuan yang
benar. Kemudian Amsal Bakhtiar
(2012) menjelaskan, ontologis yaitu
cabang filsafat yang berurusan
dengan hakikat dan lingkup
pengetahuan, pengandaian dan
dasar-dasarnya serta
pertanggungjawaban atas
pertanyaan mengenai pengetahuan
yang dimiliki.
WOODGROVE
BANK
6
3. Dasar Aksiologis
Menurut Jujun S. Suriasumantri (2010), aksiologi adalah dasar ilmu
pengetahuan yang berbicara tentang nilai kegunaan ilmu. Selanjutnya
dikatakan Jujun, aksiologi merupakan teori tentang nilai yang berkaitan
dengan kegunaan dari pengetahuan yang diperoleh.
WOODGROVE
BANK
7
Beranjak dari pengetahuan adalah kebenaran dan kebenaran
adalah pengetahuan, maka di dalam kehidupan manusia dapat
memiliki berbagai pengetahuan dan kebenaran. Burhanuddin Salam,
mengemukakan bahwa pengetahuan yang dimiliki manusia ada
empat, yaitu
Jenis Pengetahuan
WOODGROVE
BANK
8
Pertama, pengetahuan biasa, yakni pengetahuan yang dalam
filsafat dikatakan dengan istilah common sense, dan sering diartikan
dengan good sense.
karena seseorang memiliki sesuatu di mana mereka menerima
secara baik. Semua orang menyebutnya sesuatu itu merah karena
memang itu merah, benda itu panas karena memang dirasakan
panas dan sebagainya.
WOODGROVE
BANK
9
Kedua, pengetahuan ilmu, yaitu ilmu sebagai terjemahan dari
science. Dalam pengertian yang sempit science diartikan untuk
menunjukkan ilmu pengetahuan alam, yang sifatnya kuantitatif dan
objektif.
Ilmu pada prinsipnya merupakan usaha untuk mengorganisasikan
dan mensistematisasikan common sense, suatu pengetahuan yang
berasal dari pengalaman dan pengamatan dalam kehidupan sehari-
hari. Namun, dilanjutkan dengan suatu pemikiran secara cermat dan
teliti dengan menggunakan berbagai metode.
WOODGROVE
BANK
10
Ketiga, pengetahuan filsafat, yakni pengetahuan yang diperoleh
dari pemikiran yang bersifat kontemplatif dan spekulatif.
Pengetahuan filsafat lebih menekankan pada universalitas dan
kedalaman kajian tentang sesuatu. Kalau ilmu hanya pada satu
bidang pengetahuan yang sempit dan rigid, filsafat membahas hal
yang lebih luas dan mendalam. Filsafat biasanya memberikan
pengetahuan yang reflektif dan kritis, sehingga ilmu yang tadinya
kaku dan cenderung tertutup menjadi longgar kembali.
WOODGROVE
BANK
11
Keempat, pengetahuan agama, yakni pengetahuan yang hanya
diperoleh dari Tuhan lewat para utusan-Nya. Pengetahuan agama
bersifat mutlak dan wajib diyakini oleh para pemeluk agama.
Pengetahuan mengandung beberapa hal yang pokok, yaitu
ajaran tentang cara berhubungan dengan Tuhan, yang sering juga
disebut dengan hubungan vertikal dan cara berhubungan dengan
sesama manusia, yang sering juga disebut dengan hubungan
horizontal.
WOODGROVE
BANK
12
Hakikat Pengetahuan
Pengetahuan pada dasarnya adalah keadaan mental (mental
state). Mengetahui sesuatu adalah menyusun pendapat tentang suatu
objek, dengan kata lain menyusun gambaran tentang fakta yang ada di
luar akal. Persoalannya kemudian adalah apakah gambaran itu sesuai
dengan fakta atau tidak? Atau apakah gambaran itu dekat pada
kebenaran atau jauh dari kebenaran?
WOODGROVE
BANK
13
Ada dua teori untuk mengetahui hakikat pengetahuan, yaitu :
1. Realisme
Teori ini mempunyai pandangan realistic terhadap alam. Pengetahuan
menurut realisme adalah gambaran atau kopi yang sebenarnya dari apa yang
ada dalam alam nyata berdasarkan fakta.
2. Idealisme
Ajaran idealisme menegaskan bahwa untuk mendapatkan pengetahuan
yang benar-benar sesuai dengan kenyataan adalah mustahil. Pengetahuan
adalah proses-proses mental atau proses psikologis yang bersifat subjektif. Oleh
karena itu, pengetahuan bagi seorang idealis hanya merupakan gambaran
subjektif dan bukan gambaran objektif tentang realitas.
WOODGROVE
BANK
14
SUMBER PENGETAHUAN
Semua orang mengakui memiliki pengetahuan.
Persoalannya dari mana pengetahuan itu diperoleh atau
lewat apa pengetahuan didapat. Dari situ timbul pertanyaan
bagaimana caranya kita memperoleh pengetahuan atau dari
mana sumber pengetahuan kita? Pengetahuan yang ada
pada kita diperoleh dengan menggunakan berbagai alat
yang merupakan sumber pengetahuan tersebut.
WOODGROVE
BANK
15
Dalam hal ini ada beberapa pendapat tentang sumber
pengetahuan antara lain:
a. Empirisme
Kata ini berasal dari kata Yunani empeirikos, artinya pengalaman.
Menurut aliran ini manusia memperoleh pengetahuan melalui
pengalamannya. Dan bila dikembalikan kepada kata Yunaninya,
pengalaman yang dimaksud ialah pengalaman inderawi.
b. Rasionalisme
Aliran ini menyatakan bahwa akal adalah dasar kepastian
pengetahuan. Pengetahuan yang benar diperoleh dan diukur dengan akal.
Manusia memperoleh pengetahuan melalui kegiatan menangkap objek.
WOODGROVE
BANK
16
c. Intuisi
Menurut Henry Bergson intuisi adalah hasil dari evolusi pemahaman yang
tertinggi. Kemampuan ini mirip dengan insting, tetapi berbeda dengan kesadaran
dan kebebasannya. Pengembangan kemampuan ini (intuisi) memerlukan suatu
usaha. Ia juga mengatakan bahwa intuisi adalah suatu pengetahuan langsung
yang mutlak, dan bukan pengetahuan yang nisbi.
d. Wahyu
Wahyu adalah pengetahuan yang disampaikan oleh Allah kepada manusia
lewat perantaraan pars nabi. Para nabi memperoleh pengetahuan dari Tuhan
tanpa upaya, tanpa bersusah payah, tanpa memerlukan waktu untuk
memperoleh¬nya. Pengetahuan mereka terjadi atas kehendak Tuhan semesta.
WOODGROVE
BANK
17
Ilmu pengetahuan sebagai objek, menurut Ali Maksum (2011) merupakan
himpunan inforrnasi yang berupa pengetahuan ilmiah ten-tang gejala yang
dapat dilihat, dirasakan, atau dialami. Gejala ini dapat berupa gejala alam
(seperti angin, air, gempa Bumi, ombak, gerak, dan 1benda), atau gejala sosial
(seperti masyarakat bangsa, unjuk rasa, kemiskinan, kemakmuran, dan
ketersaingan), ataupun gejala pikir yang abstrak wujudnya, seperti konsep
tentang bilangan dan himpunan di dalam matematika.
Dengan demikian, bentuk dari hasil kegiatan ilmu pengetahuan mencakup
dua hal, yaitu penjelasan terhadap sesuatu gejala yang dinyatakan sebagai
hukum bila gejalanya merupakan gejala alam, kemudian sebagai dalil bila
gejalanya merupakan gejala pikir atau gejala abstrak.
WOODGROVE
BANK
18
Tujuan ilmu pengetahuan dapat dibedakan menjadi dua macam
berdasarkan alirannya, sebagaimana dikemukakan oleh Darsono
Prawinegoro (2011), yakni:
Pertama, berdasarkan pengembangan ilmu pengetahuan untuk
keperluan ilmu pengetahuan itu sendiri, yaitu sebatas untuk
memenuhi rasa keingintahuan manusia.
Kedua, ilmu,pengetahuan pragmatis. Aliran inl menyakini bahwa
pengembangan ilmu pengetahuan harus dapat memberikan
manfaat bagi manusia dalam pemecahan masalah kehidupan.
WOODGROVE
BANK
19
Batas penjelasan ilmu yaitu ketika manusia berhenti berpikir
untuk mencari pengetahuan, ilmu didapatkan dari penjelasan
pengalaman manusia, sehingga jika manusia memulai
penjelasannya pada pengalaman manusia dan berhenti di batas
pengalaman manusia.
Ilmu membatasi lingkup penjelasannya pada batas
pengalaman manusia juga disebabkan metode yang digunakan
dalam menyusun yang telah teruji secara empiris.
TERIMA KASIH ☺
KELOMPOK 2
TUGAS MEMBUAT SLIDE
PENGANTAR FILSAFAT ILMU
TOPIK IV :
FILSAFAT KEBENARAN
Dosen Pengampu : Dr. Sigit Sardjono, M.Ec
KELOMPOK 2
SEMESTER IV KELAS S
1. Nova Dwi Lestari (1211900010)
2. Dina Frenti Okvira Hutabarat (1211900020)
3. Dwiki Ammar Syihab (1211900025)
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
2021
PENGANTAR FILSAFAT ILMU
Dosen Pengampu : Dr. Sigit Sardjono, MS
Kelas “S”(Jum’at 17.00 WIB)
1. NOVA DWI LESTARI (1211900010)
2. DINA FRENTI OKVIRA H. (1211900020)
3. DWIKI AMMAR SYIHAB (1211900025)
KELOMPOK 2 :
FILSAFAT KEBENARAN
(Proposisi Akan Benar Jika Dilandasi Teori,
Hanya Allah Yang Maha Benar)
Filsafat Kebenaran
Seorang murid Plato bernama Aristoteles, menjawab pertanyaan suhunya ini dengan
pendapat bahwa kebenaran itu subjektif sifatnya, artinya kebenaran bagi seseorang
adalah tidak benar bagi yang lain, sehingga kemudian lahirlah kebenaran relatif dan
kebenaran mutlak.
Plato pernah mempertanyakan apakah kebenaran itu sebenarnya? Bradley seakan
menjawab bahwa kebenaran itu adalah kenyataan. Jadi untuk membuktikan bahwa hari
benar-benar hujan, kita harus membedakan dengan melihat kenyataan yang terjadi di
luar rumah. Tetapi kenyataan yang terjadi sekarang tidak seluruhnya berupa kebenaran,
bahkan Di muka bumi ini berapa banyak kita melihat ketidakbenaran, seperti berbagai
penindasan, penjajahan dan rekayasa.
Banyak pakar ilmu filsafat yang menganggap benar bahwa pengetahuan itu
terdiri atas sebagai berikut :
ϑ Pengetahuan akal itu disebut ilmu yang kemudian untuk
membahasnya disebut logika
ϑ Pengetahuan budi itu disebut moral yang kemudian untuk
membahasnya disebut etika
ϑ Pengetahuan indrawi itu disebut seni yang untuk membahasnya
disebut estetika
ϑ Pengetahuan kepercayaan itu disebut agama, tetapi dalam hal ini
tidak boleh otoritatif karena agama tidak memaksa, agama harus
diterima secara logika, etika dan estetika dan agama itu hanyalah
Islam yang terbukti kebenarannya, keindahannya dan
kebaikannya. Jadi titik temu antara logika, etika dan estetika
adalah Islam, oleh karena itu pengetahuan intuitif kepada
seseorang yang kemudian disebut nabi harus diuji lebih dahulu
seperti halnya keberadaan Nabi Muhammad SAW, sebagaimana
penulis lakukan bertahun-tahun dalam keadaan atheis dan
kemudian baru menerimanya.
1. Pengetahuan Akal
2. Pengetahuan Budi
3. Pengetahuan Indrawi
4. Pengetahuan
Kepercayaan (Otoritatif)
5. Pengetahuan Intuitif
Selanjutnya untuk melihat sesuatu itu benar atau tidak benar, maka beberapa kriteria yang
sudah dilembagakan akan penulis sampaikan beberapa kritik antara lain sebagai berikut :
1. Teori Kebenaran Korespondensi.
2. Teori Kebenaran Koherensi.
3. Teori Kebenaran Pragmatis.
4. Teori Kebenaran Sintaksis.
5. Teori Kebenaran Semantis.
6. Teori Kebenaran Non Deskripsi.
7. Teori Kebenaran Logika yang
Berlebihan.
8. Teori Kebenaran Performatif:
9. Teori Kebenaran Paradigmatik.
10. Teori Kebenaran Proposisi.
1. Kebenaran Koherensi adalah kebenaran atas hubungan antara
dua pernyataan. Misalnya ketika dinyatakan bahwa monyet
mempunyai hidung pada pernyataan pertama, dan pada
pernyataan kedua dinyatakan manusia juga mempunyai hidung.
Apabila diberikan kesimpulan. Bahwa monyet. sama dengan
manusia, maka menurut kebenaran koherensi itu tidak benar
karena hidung bukan sebagai syarat sesuatu dinyatakan sebagai
monyet, apalagi manusia karena manusia dan monyet ada yang
tidak mempunyai hidung (cacat), jadi hanya untuk pernyataan
bahwa manusia dan monyet sebagian besar mempunyai hidung.
2. Kebenaran Pragmatis adalah kebenaran
hanya dalam salah satu konsekuensi saja.
Kelemahan kebenaran ini adalah apabila
kemungkinannya luas, oleh karena itu harus
dipilih kemungkinannya hanya dua dan saling
bertolak belakang. Misalnya, semua yang
teratur ada yang mengatur, dalam hal ini kita
tidak membicarakan yang tidak teratur.
Dengan adanya yang mengatur peredaran
darah dalam tubuh maka tubuh manusia
terjadi sendiri tanpa ada yang mengatur hal itu
adalah salah, tetapi seharusnya ada yang
mengatur yaitu Tuhan, karena hanya ada dua
kemungkinan yaitu ada yang mengatur dan
tidak ada yang mengatur, apabila diterima
salah satu maka yang lain dicoret karena
bertolak belakang.
3. Kebenaran Sintaksis adalah kebanaran yang
berangkat dari tata bahasa yang melekat. Karena
teori ini dipengaruhi pula oleh kejiwaan dan
ekspresi, maka ada kemungkinan mereka yang
menerimanya yang juga mempunyai keterkaitan
jiwa akan terpengaruh, apalagi susunan tata
bahasa yang bernuansa rasa. Misalnya pernyataan
"Saya makan nasi" akan berbeda bila ditulis dan
ditekankan bacaannya (intonasi) ketika "Saya,
makan nasi" atau "Saya makan, nasi" atau "Saya
makan nasi!" atau "Saya makan nasi?" yaitu pada
subjek, predikat dan objek. Kebenaran seperti ini
juga mirip dengan kebenaran semantis yang
berbicara tentang makna bahasa.
4. Kebenaran Logika yang berlebihan adalah
kebenaran yang sebenarnya telah merupakan
fakta. Jadi akan menjadi pemborosan dalam
pembuktiannya, misalnya sebuah lingkaran harus
berbentuk bulat. Para ahli agama
menganggapnya dengan dalil aksioma yang tidak
perlu dibuktikan, tetapi sebenarnya pembuktian
yang berangkat dari keraguan untuk menjadi
keyakinan itu perlu dalam mencari titik temu
agama dan ilmu.
Misalnya apakah Allah itu Tuhan?
▪ Apakah Muhammad itu Nabi? Apakah Yesus
itu Juru Selamat?
▪ Apakah Kresna itu Awatara?
▪ Apakah Sidharta Gautama itu Budha? dan
lain sebagainya.
5. Kebenaran Paradigmatik adalah kebenaran yang
berubah pada berbagai ruang dan waktu, jadi setelah
kurun waktu tertentu berubah (untuk kategori waktu)
dan pada tempat tertentu berubah (untuk kategori
ruang). Thomas Kuhn adalah orang yang mempercayai
kebenaran seperti ini. Contohnya dapat dilihat ketika
pendapat yang mengatakan bumi mengelilingi
matahari, merubah pendapat dahulu yang mengatakan
matahari mengelilingi bumi. Dalam dunia ilmu-ilmu
sosial perubahan ini sangat menyolok sehingga
keberadaan suatu disiplin ilmu, memerlukan berbagai
paradigma untuk melacaknya.
Jadi pada kajian logika kebenaran ilmu pengetahuan ini, kita akan bergelut dengan kegiatan
berpikir yang mengasah kemampuan intetektual mulai dari kegiatan yang sederhtna, seperti
mengingat sampai pada pemecahan masalah (problem solving).
Yang Maha Benar
Puncak kebenaran itu sendiri sebenarnya adalah Allah Yang Maha Benar (AI Haq), itulah
sebabnyam para pedzikir senantiasa mengucapkan "Alhamdulillah" (Segala Puji Bagi Allah)
pada setiap penyelesaian penemuan ilmiahnya, ataupun ketika selesai melaksanakan
Shalat Fardhu sebanyak tiga puluh tiga kali.
Sebagaimana telah penulis sampaikan di muka bahwa ilmu tidaklah bebas nilai, karena
antara logika dan etika harus berdialektika, jadi bukan hanya karena penggabungan ilmu
dan agama yang dalam pembicaraan kita sehari-hari biasanya disebut dengan Imtaq (Iman
dan Taqwa).
a. Proposisi Suatu Pernyataan Yang Benar
Mengetahui apa yang dimaksudkan oleh suatu pernyataan tidak sama dengan mengetahui apakah
pernyataan itu benar ataukah tidak. Bahkan mereka yang mengatakan bahwa makna sama dengan
keadaan yang dapat diverifikasi, akan bersepakat demikianlah harapan saya bahwa mengetahui
syarat- syarat untuk menetapkan suatu pemyataan dapat diverifikasi tidaklah sama dengan
mengetahui bahwa syarat-syarat itu sudah dipenuhi.
Untuk sampai pada definisi tentang kebenaran, marilah kita hubungkan lagi pembicaraan kita
dengan kalimat,
"Di luar hawanya dingin“.
Kalimat, ini dapat dianalisa sebagai berikut: (l) suatu perangkat tanda, (2) suatu susunan tanda-
tanda yang teratur yang sesuai dengan aturan-aturan sintaksis, (3) makna yang dikandungnya atau
dimaksudkannya. Bila kita mencari sesuatu definisi tentang kebenaran, maka kita tidak
berhubungan dengan kalimat-kalimat sebagai sekadar tanda-tanda atau berhubungan dengan
aturan-aturan sintaksis begitu saja.
Penyusunan tanda-tanda tersebut di atas secara tertib merupakan apa
yang oleh aturan-aturan sintaksis dinamakan kalimat berita, dan apa yang
saya namakan 'pernyataan'. Meskipun saya menamakannya 'pernyataan'
dalam hubungannya dengan makna yang dikandung oleh kalimat, namun
istilah 'pernyataan' tersebut merupakan istilah yang murni bersifat
sintaksis, karena pernyataan berarti 'kalimat berita'. Sedangkan makna
yang dimaksudkan oleh pemyataan, saya namakan 'proposisi'
(proposition).
Kebenaran Bersifat Semantik
Pernyataan' merupakan suatu istilah yang bersifat sintaktis; 'proposisi' ialah istilah yang
bersifat semantik, dan demikian pula kata 'benar' mengacu kepada makna simbol-sirnbol,
dan bukan kepada simbolnya. Maka kemungkinan untuk mengatakan bahwa 'p' adalah
benar, dan jika hanya jika ‘p’ itulah halnya dalam hal ini menurut kebiasaan simbol 'p'
menunjukkan pernyataan, sedangkan simbol ‘p’ mengacu kepada 5 proposisi. Maka di
dalam sintaksis kita tidak dapat mengatakan apapun mengenai kebenaran. Untuk
membicarakan masalah kebenaran kita membutuhkan suatu bahasa yang berbeda dengan
bahasa yang bersifat sintaksis.
Kebenaran menunjukkan bahwa makna suatu pernyataan artinya “proposisinya” sungguh-
sungguh merupakan halnya. Bila proposisinya tidak merupakan halnya, maka kita
mengatakan bahwa proposisi itu 'sesat'. Kadang-kadang orang juga memakai istilah-istilah
yang lain.
b. Ukuran Kebenaran
Mengenai makna apa yang didukung oleh perkataan 'kebenaran' tampaknya dapat dijawab
dengan mudah. Tetapi kesulitan-kesulitan akan timbul bila saya menanyakan "Bagaimana cara
saya mengetahui bila proposisi itu benar?" Dengan perkataan lain, ukuran apakah yang dapat
diterapkan pada proposisi-proposisi untuk menentukan kebenarannya atau kenyataannya? Ini
berarti mengadakan pembedaan antara definisi tentang kebenaran masalah tentang makna
dengan ukuran tentang kebenaran. Apa yang kita butuhkan ialah sesuatu yang dapat dipakai
untuk menunjukkan bahwa definisi itu terpenuhi, karena tidaklah mudah untuk menerapkan
suatu definisi secara langsung.
Diketengahkan pernyataan itu benar atau tidak ada 4 (empat) teori saja. Yang sebetulnya masih
ada teori lain, yaitu :
1. Coherence Theory
2. Corespodensy Theory
3. Emperical Theory
4. Pragmatis
Pandangan ini dudukung oleh Pythagoras, Parmenides, Spinoza, dan Hegel. Teori ini dianut oleh kaum
rasionalis. Kebenaran tidak lagi ditemukan dalam kesesuaian dengan kenyataan, melainkan dalam relasi
antara proposisi baru dengan proposisi lama atau yang sudah ada. Maka suatu pengetahuan atau proposisi
dianggap benar kalau sejalan dengan pengetahuan atau proposisi sebelumnya. Matematika dan ilmu pasti
sangat cocok dengan teori kebenaran ini. Misalnya, Semua manusia mati. Sokrates adalah manusia. Maka
Sokrates pasti mati. Penekanan pada pengetahuan apriorirasional dan deduktif. Di sini pengenal dan
subyek lebih dipentingkan daripada obyek.
1. Paham Koherensi (Coherence Theory)
2. Teory Kebenaran Korespodensi (Correspondence Theory)
Bagi orang kebanyakan, suatu pernyataan itu benar jika apa yang diungkapkannya merupakan fakta, dan
barangkali kita sendiri berpandangan demikian. Jika saya mengatakan "Di luar hawanya dingin", maka hal
itu benar jika di luar sungguh-sungguh hawanya dingin atau jika keadaan dingin di luar itu merupakan fakta.
Orang mungkin mengatakan, jika di luar benar-benar hawanya dingin, maka proposisi tersebut akan saling
berhubungan dengan proposisi-proposisi lain, dan bahwa karenanya keadaan saling berhubunyan itu
merupakan konsekuensi dari kebenaran suatu pernyataan. (Tetapi paham koherensi mengatakan
sebaliknya; jika suatu proposisi saling berhuburigan dengan proposisi-proposisi yang lain, maka apa yang
dinyatakannya merupakan fakta).
3. Paham Empiris (Emperical Theory)
Definisi-definisi tentang kebenaran paham-paham empiris mendasarkan diri pada pelbagai segi
pengalaman, dan biasanya menunjuk kepada pengalaman inderawi dari orang seorang. Semua paham
tersebut dalam arti tertentu memandang proposisi bersifat meramalkan (predictiue) atau hipotetis, dan
memandang kebenaran proposisi sebagai terpenuhinya ramalan-ramalan. Yang demikian ini menyebabkan
kebenaran menjadi pengertian yang bersifat subjektif serta nisbi.
4. Teori Pragmatisme
Kebenaran pragmatis adalah kebenaran hanya dalam salah satu konsekuensi saja. Kelemahan kebenaran
ini adalah apabila kemungkinannya luas, oleh karena itu harus dipilih kemungkinannya hanya dua dan
saling bertolak belakang. Misalnya, semua yang teratur ada yang mengatur, dalam hal ini kita tidak
membicarakan yang tidak teratur. Dengan adanya yang mengatur peredaran darah dalam tubuh maka
tubuh manusia terjadi sendiri tanpa ada yang mengatur hal itu adalah salah, tetapi seharusnya ada yang
mengatur yaitu Tuhan, karena hanya ada dua kemungkinan yaitu ada yang mengatur dan tidak ada yang
mengatur, apabila diterima salah satu maka yang lain dicoret karena bertolak belakang.
Item di bawah ini adalah kumpulan kebenaran akal yang tidak beretika
moral, yaitu :
1. Menampar murid yang tidak menjawab
dengan benar.
2. Menceraikan isteri yang tidak dapat
memberikan anak.
3. Sistem komando yang militeristik.
4. Sistem jihad yang tidak kasih sayang.
5. Melakukan Daerah Operasi Militer terhadap
wilayah yang separatis.
6. Memaksakan hukum tanpa hak asasi
manusia.
7. Peraturan yang ketat tanpa toleransi.
8. Kemarahan yang melumpuhkan.
9. Kebenaran yang buruk (tidak baik).
10.Memerangi bangsa yang tidak bersalah.
11. Partai tunggal yang menguasai masyarakat.
12. Disiplin ilmu pengetahuan tanpa kaidah
moral.
13. Mengandalkan teori tanpa tedeng aling -
aling.
14. Mengandalkan perhitungan kuantitatif
melulu.
15. Mengandalkan bukti.
16. Mengandalkan fakta.
17. Mengandalkan akal semata.
18. Mengandalkan kebenaran tanpa kebaikan.
19. Mengandalkan perintah atasan bukan
tugas.
20. Hukum Perang mengabaikan kemanusiaan.
Allah Lah Yang Maha Benar
Puncak kebenaran itu sendiri sebenarnya adalah Allah Yang Maha Benar (AI Haq), itulah
sebabnya para pedzikir senantiasa mengucapkan "Alhamdulillah" (Segala Puji Bagi Allah)
pada setiap penyelesaian penemuan itmiahnya, ataupun ketika selesai melaksanakan Shalat
Fardhu sebanyak tiga puluh tiga kali.
Sebagaimana telah penulis sampaikan di muka bahwa ilmu tidaklah bebas nilai, karena
antara logika dan etika harus berdialektika, jadi bukan hanya karena penggabungan ilmu dan
agama yang dalam pembicaraan kita sehari-hari biasanya disebut dengan Imtaq (Iman dan
Taqwa).
TUGAS MEMBUAT SLIDE
PENGANTAR FILSAFAT ILMU
TOPIK V :
PENALARAN
Dosen Pengampu : Dr. Sigit Sardjono, M.Ec
KELOMPOK 2
SEMESTER IV KELAS S
1. Nova Dwi Lestari (1211900010)
2. Dina Frenti Okvira Hutabarat (1211900020)
3. Dwiki Ammar Syihab (1211900025)
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
2021
PENGANTAR FILSAFAT ILMU
Dosen Pengampu : Dr. Sigit Sardjono, MS
Kelas “S”(Jum’at 17.00 WIB)
1. NOVA DWI LESTARI (1211900010)
2. DINA FRENTI OKVIRA H. (1211900020)
3. DWIKI AMMAR SYIHAB (1211900025)
KELOMPOK 2 :
TOPIK :
“PENALARAN”
Argumentasi adalah suatu bentuk retorika yang berusaha untuk
mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain, agar mereka itu percaya dan
akhirnya bertindak sesuai dengan apa yang diinginkan oleh penulis atau
pembicara. Melalui argumentasi penulis berusaha merangkaikan fakta-fakta
sedemikian rupa, sehingga ia mampu menunjukkan apakah suatu pendapat
atau suatu hal tertentu itu benar atau tidak. Argumentasi merupakan dasar
yang paling fundamental dalam ilmu pengetahuan. Dan dalam dunia ilmu
pengetahuan, argumentasi itu tidak lain daripada usaha untuk mengajukan
bukti-bukti atau menentukan kemungkinan-kemungkinan untuk menyatakan
sikap atau pendapat mengenai suatu hal.
1. PENDAHULUAN
Dasar sebuah tulisan yang bersifat argumentatif adalah berpikir kritis dan logis.
Untuk itu ia harus bcrtolak dari fakta-fakta atau evidensi-evidensi yang ada. Fakta-fakta
dan evidensi itu dapat dijalin dalam metode-metode sebagaimana dipergunakan juga
oleh eksposisi. Tetapi dalam argumentasi terdapat motivasi yang Iebih kuat. Eksposisi
hanya memerlukan kejelasan, sebab itu fakta-fakta dipakai seperlunya.
Namun argumentasi di samping memerlukan kejelasan, memerlukan juga
keyakinan dengan perantaraan fakta-fata itu. Sebab itu, penulis harus meneliti apakah
semua fakta yang akan dipergunakan itu benar, dan harus meneliti pula bagaimana
relevansi kualitasnya dengan maksudnya. Dengan fakta yang benar, ia dapat
merangkaikan suatu penuturan yang logis menuju kepada suatu kesimpulan yang dapat
dipertanggungjawabkan. Seorang yang kurang hati-hati dan tidak cermat menganalisa
data- data tersebut, dapat mcnggagalkan seluruh usaha pembuktiannya.
LANJUTAN…
Berdasarkan semua kenyataan di atas, maka untuk berbicara mengenai sebuah tulisan
argumentatif, terlebih dahulu akan dikemukakan beberapa dasar yang penting yang menjadi
landasan argumentasi.
Untuk itu akan dikemukakan pertama-tama masalah penalaran yaitu bagaimana dapat
merumuskan pendapat yang benar sebagai hasil dari suatu proses berpikir untuk
merangkaikan fakta-fakta menuju suatu kesimpulan yang dapat diterima oleh akal sehat.
Masalah lain yang harus dibicarakan sebelum berbicara mengenai tulisan argumentatif adalah
mengenai beberapa corak penalaran. Ketiga, bagaimana mengadakan penilaian atau
penolakan (kalau perlu) atas pendapat orang-orang lain atau pendapat sendiri yang pernah
dicetuskan. Dengan prinsip- prinsip itu akhirnya dikemukakan bagaimana menyusun tulisan
argumentatif itu sendiri. Dan kelima, akan dikemukakan pula masalah persuasi yang
mempunyai pertalian sangat erat dengan argumentasi, dan bahkan sering diadakan
pengacauan atas kedua istilah tersebut.
LANJUTAN…
Penalaran (reasoning, jalan pikiran) adalah suatu proses berpikir yang berusaha
menghubung-hubungkan fakta-fakta atau evidensi-evidensi yang diketahui menuju kepada
suatu kesimpulan. Bila kita bandingkan argumentasi dengan sebuah bangunan, maka fakta,
evidensi, dan sebagainya dapat disamakan dengan batu bata, batu kali, semen, dsb.,
sedangkan proses penalaran itu sendiri dapat disamakan dengan bagan atau arsitektur untuk
membangun gedung tersebut. Penalaran merupakan sebuah proses berpikir untuk mencapai
suatu kesimpulan yang logis.
Penalaran bukan saja dapat dilakukan dengan mempergunakan fakta-fakta yang
masih berbentuk polos, tetapi dapat juga dilakukan dengan mempergunakan fakta-fakta yang
telah dirumuskan dalam kalimat-kalimat yang berbentuk pendapat atau kesimpulan. Kalimat-
kalimat semacam ini, dalam hubungan dengan proses berpikir tadi disebut proposisi.
2. PROPOSISI
Untuk menjelaskan hal itu perhatikan contoh-contoh berikut:
֍ Semua manusia akan mati pada suatu waktu.
֍ Beberapa orang Indonesia memiliki kekayaan yang berlimpah-limpah.
֍ Kota Bandung hancur dalam Perang Dunia Kedua karena born atom.
֍ Semua gajah telah punah tahun 1980.
Keempat kalimat di atas merupakan proposisi; kedua kalimat yang pertama dapat
dibuktikan kebenarannya, dan kedua kalimat terakhir dapat ditolak karena fakta-fakta yang
ada menentang kebenarannya. Tetapi keempatnya tetap merupakan proposisi.
Proposisi selalu berbentuk kalimat, tetapi tidak semua kalimat adalah proposisi.
Hanya kalimat deklaratif yang dapat mengandung proposisi, karena hanya kalimat semacam
itulah yang dapat dibuktikan atau disangkal kebenarannya.
LANJUTAN…
Kata inferensi berasal dari kata Latin inferre yang berarti menarik
kesimpulan. Kata implikasi juga berasal dari bahasa Latin, yaitu dari kata implicare
yang berarti melibat atau merangkum. Dalam logika, juga dalam bidang ilmiah
lainnya, kata inferensi adalah kesimpulan yang diturunkan dari apa yang ada atau
dari fakta-fakta yang ada.
Sedangkan implikasi adalah rangkuman, yaitu sesuatu dianggap ada karena
sudah dirangkum dalam fakta atau evidensi itu sendiri. Banyak dari kesimpulan
sebagai hasil dari proses berpikir yang logis harus disusun dengan memperhatikan
kemungkinan-kemungkinan yang tercakup dalam evidensi (implikasi), dan
kesimpulan yang masuk akal berdasarkan implikasi (inferensi).
3. INFERENSI DAN IMPLIKASI
Untuk menjelaskan kedua pengertian di atas, dapat dikemukakan contoh berikut :
Bila seorang ibu mendengar tetesan air dalam kamar mandi, maka is menarik kesimpulan
bahwa kerannya bocor atau kerannya kurang cermat ditutup.
Untuk menetapkan kesimpulan mana yang mempunyai kemungkinan yang paling tinggi,
harus dipertimbangkan dua faktor :
Bagaimana kebiasaan penghuni rumah mempergunakan keran, serta berapa lama usia
paking keran itu. Jika si Adi mempunyai kebiasaan membiarkan keran terbuka, maka ibu
dapat mengambil kesimpulan (dalam hal ini inferensi) bahwa: "Adi tidak menutup keran
dengan cermat". Tetapi jika keran itu tidak dapat ditutup secara normal, sedangkan di
pihak lain pakingnya sudah lama diganti, maka dapat ditarik inferensi: "Pakingnya sudah
aus, sebab itu perlu diganti".
LANJUTAN…
Contoh di atas mengandung asumsi-asumsi tertentu. Tetesan-tetesan
air sudah mencakup atau sudah ada implikasi kebocoran. Dari tetesan-
tetesan itu timbul suatu dugaan bahwa suatu kebocoran .mungkin merupakan
akibat dari kelalaian manusia atau karena kerusakan teknis. Sifat manusia
yang ceroboh yang terjadi pada waktu-waktu sebelumnya, dapat terulang
lagi. Kerusakan-kerusakan mekanis dapat disebabkan oleh bagian-bagian
tertentu dari alat itu, yang dapat diketahui melalui penyelidikan.
LANJUTAN…
Unsur yang paling penting dalam suatu tulisan argumentatif adalah evidensi.
Pada hakikatnya evidensi adalah semua fakta yang ada, semua kesaksian, semua
informasi, atau autoritas, dan sebagainya yang dihubung-hubungkan untuk
membuktikan suatu kebenaran. Fakta dalam kedudukan sebagai evidensi tidak
boleh dicampur-adukkan dengan apa yang dikenal sebagai pernyataan atau
penegasan.
Pernyataan tidak mempunyai pengaruh apa-apa terhadap sebuah evidensi, ia
hanya sekadar menegaskan apakah suatu fakta itu benar atau tidak. Dalam
argumentasi, seorang penulis boleh mengandalkan argumentasinya pada
pernyataan saja, bila ia menganggap pendengar sudah mengetahui fakta-faktanya,
serta memahami sepenuhnya kesimpulankesimpulan yang diturunkan daripadanya
4. WUJUD EVIDENSI
Dalam wujudnya yang paling rendah evidensi itu berbentuk data atau
informasi. Yang dimaksud dengan data atau informasi adalah bahan keterangan
yang diperoleh dari suatu sumber tertentu. Biasanya semua bahan informasi berupa
statistik, dan keterangan-keterangan yang dikumpulkan atau diberikan oleh orang-
orang kepada .seseorang, semuanya dimasukkan dalam pengertian data (apa yang
diberikan) dan informasi (bahan keterangan).
Pada dasarnya semua data dan informasi harus diyakini dan diandalkan
kebenarannya. Untuk itu penulis atau pembicara harus mengadakan pengujian atas
data dan informasi tersebut, apakah semua bahan keterangan itu merupakan fakta.
Fakta adalah sesuatu yang sesungguhnya terjadi, atau sesuatu yang ada secara
nyata.
LANJUTAN…
Supaya data dan informasi dapat dipergunakan dalam penalaran data dan
informasi itu harus merupakan fakta. Dalam kedudukannya yang pasti sebagai
fakta, bahan-bahan itu siap digunakan sebagai evidensi. Sebab itu perlu
diadakan pengujian-pengujian melalui cara-cara tertentu.
Di bawah ini akan dikemukakan beberapa cara yang dapat dipergunakan untuk
mengadakan pengujian tersebut :
֍Observasi
֍Kesaksian
֍Autoritas
5. CARA MENGUJI DATA
Sebagai telah dikemukakan di atas, untuk menetapkan apakah data atau
informasi yang kita peroleh itu merupakan fakta, maka harus diadakan penilaian,
apakah data-data atau informasi merupakan kenyataan atau hal yang sungguh-
sungguh terjadi. Penilaian tersebut Baru merupakan penilaian-penilaian tingkat
pertama. Penilaian tingkat pertama hanya diarahkan untuk mendapatkan keyakinan,
bahwa semua bahan itu adalah fakta. Dan penilaian itu tidak saja berhenti di sini.
Pengarang atau penulis harus mengadakan penilaian tingkat kedua, yaitu yang mana
dari semua fakta itu dapat digunakan sehingga benar-benar memperkuat
kesimpulan yang akan diambil. Atau dengan kata lain harus diadakan seleksi untuk
menentukan fakta-fakta mana yang dapat dijadikan evidensi dalam argumentasi itu.
6. CARA MENGUJI FAKTA
֍ Konsistensi
Dasar pertama yang dipakai untuk menetapkan fakta mana yang akan dipakai sebagai
evidensi adalah kekonsistenan. Sebuah argumentasi akan kuat dan mempunyai tenaga
persuasif yang tinggi, kalau evidensi-evidensinya bersifat konsisten, tidak ada satu evidensi
bertentangan atau melemahkan evidensi yang lain. Karena itu evidensi-evidensi yang
diajukan saling melemahkan. Bila evidensi itu bertentangan satu sama lain atau saling
melemahkan, maka argumentasi itu tidak akan meyakinkan pembaca atau pendengar.
LANJUTAN…
֍ Koherensi
Dasar kedua yang dapat dipakai untuk mengadakan penilaian fakta mana yang dapat
dipergunakan sebagai evidensi adalah masalah koherensi. Semua fakta yang akan digunakan
sebagai evidensi harus pula koheren dengan pcngalaman-pengalaman manusia, atau sesuai
dengan pandangan atau sikap yang berlaku. Bila penulis menginginkan agar sesuatu hal
dapat diterima, is harus meyakinkan pembaca bahwa karena pembaca setuju atau menerima
fakta-fakta dan jalan pikiran yang dikemukakannya, maka secara konsekuen pula pembaca
harus menerima hal lain, yaitu konklusinya.
LANJUTAN…
Seorang penulis yang baik dan obyektif selalu akan menghindari semua desas-de-
sus, atau kesaksian dari tangan kedua. Penulis yang baik akan membedakan pula apa
yang hanya merupakan pendapat saja, atau pendapat yang sungguh-sungguh
didasarkan atas penelitian atau data-data eksperimental. Demikian pula .sikap
seorang penulis menghadapi pendapat autoritas. Ada kemungkinan bahwa suatu
autoritas dapat melakukan kesalahan- kesalahan. Di pihak lain autoritas-autoritas
yang sungguh-sungguh ahli, masih dapat berbeda pendapat mengenai suatu
persoalan. Suatu autoritas dapat pula mempergunakan keterangan dari autoritas
lain, atau mempergunakan kesaksian dan interpretasi orang- orang biasa untuk
menyusun pendapatnya.
7. CARA MENILAI AUTORITAS
Apa yang harus dilakukan bila seorang menghadapi kenyataan bahwa pendapat
autoritas-autoritas itu berbeda-beda? Yang dapat dilakukan adalah membanding-
bandingkan autoritas-autoritas itu, mengadakan evaluasi atas pendapat-pendapat
itu untuk menemukan tulisan-tulisan hasil penelitiannya akan memberi keyakinan
pada penulis tentang autoritasnya.
֍Kemashuran dan Prestise
֍Koherensi dengan Kemajuan
֍Tidak mengandung Prasangka
֍Pengalaman dan Pendidikan Autoritas
LANJUTAN…
TERIMA KASIH
☺
TUGAS MEMBUAT SLIDE
PENGANTAR FILSAFAT ILMU
TOPIK VI :
BERPIKIR SECARA FILSAFAT MENUJU
KEPASTIAN DAN KEBENARAN ILMIAH
Dosen Pengampu : Dr. Sigit Sardjono, M.Ec
KELOMPOK 2
SEMESTER IV KELAS S
1. Nova Dwi Lestari (1211900010)
2. Dina Frenti Okvira Hutabarat (1211900020)
3. Dwiki Ammar Syihab (1211900025)
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
2021
KELOMPOK 2 :
PENGANTAR FILSAFAT ILMU (S)
Dosen Pengampu : Dr. Sigit Sardjono, MS
01
Nova Dwi Lestari
NBI : 1211900010
03
02
Dina Frenti Okvira H.
NBI : 1211900020
Dwiki Ammar Syihab
NBI : 1211900025
BERPIKIR SECARA FILSAFAT MENUJU KEPASTIAN
DAN KEBENARAN ILMIAH
MENGAPA HARUS BERPIKIR SECARA FILSAFAT ?
Berfilsafat didorong untuk mengetahui apa yang telah diketahui dan apa yang belum
diketahui. Berfilsafat berarti berendah hati bahwa tidak semuanya akan pernah diketahui
dalam kesemestaan yang seakan tidak terbatas ini. Berfilsafat berarti mengoreksi diri,
semacam keberanian untuk berterus terang, seberapa jauh sebenarnya kebenaran yang dicari
telah dijangkau.
MENGUKUR BERPIKIR FILSAFAT
Karakteristik berpikir filsafat adalah sifat menyeluruh, sifat mendasar dan sifat
spekulatif. Orang yang berpikir filsafati berarti orang tersebut membongkar tempat
berpijak secara fundamental. Dia tidak percaya begitu raja bahwa ilmu itu benar.
▪ Mengapa ilmu dapat disebut benar?
▪ Bagaimana proses penilaian berdasarkan kriteria tersebut dilakukan?
▪ Lalu benar itu apa?
Pertanyaan itu melingkar sebagai sebuah lingkaran yang untuk menyusunnya, harus
dimulai dari sebuah titik, sebagai awal sekaligus sebagai akhir.
5
01
02
CIRI-CIRI BERPIKIR FILSAFAT
Konsepsional. Perenungan filsafat berusaha untuk menyusun suatu bagian
konsepsional. Konsepsi merupakan hasil generalisasi dan abstraksi dari
pengalaman tentang hal-hal serta proses-proses satu demi satu.
Koheren. Perenungan kefilsafatan berusaha untuk menyusun suatu bagan yang
koheren yang konsepsional. Secara singkat, istilah koheren ialah runtut. Bagan
konsepsional yang merupakan hasil perenungan kefilsafatan haruslah bersifat
runtut. Dalam arti lain, koheren bisa juga dikatakan berpikir sistematis, artinya
berpikir logis, yang bergerak selangkah demi selangkah dengan penuh
kesadaran. Dengan urutan yang bertanggungjawab dan saling hubungan
yang teratur
Memburu kebenaran.Filsuf adalah pemburu kebenaran, kebenaran yang diburunya adalah
kebenaran hakiki tentang seluruh realitas dan setiap hal yang dapat dipersoalkan. Oleh
sebab itu, dapat dikatakan bahwa berfilsafat berarti memburu kebenaran tentang segala
sesuatu. Kebenaran filsafat tidak pernah bersifat mutlak dan final, melainkan terus bergerak
dari suatu kebenaran menuju kebenaran baru yang lebih pasti. Kebenaran yang baru
ditemukan itu juga terbuka untuk dipersoalkan kembali demi menemukan kebenaran yang
lebih meyakinkan.
Radikal. Berfilsafat berarti berpikir radikal. Filsuf adalah pemikir yang radikal. Karena berpikir
secara radikal, ia tidak akan pernah berhenti hanya pada suatu wujud realitas tertentu.
Keradikalan berpikirnya itu akan senantiasa mengobarkan hasratnya untuk menemukan
realitas seluruh kenyataan, berarti dirinya sendiri sebagai suatu realitas telahtermasuk ke
dalamnya sehingga ia pun berupaya untuk mencapai akar pengetahuan tentang dirinya
sendiri.
03
04
Rasional.
Perenungan kefilsafatan berusaha menyusun suatu bahan konsepsional yang bersifat
rasional. Yang dimaksudkan dengan bagan konsepsionl yang bersifat rasional ialah
bagan yang bagian-bagiannya secara logis berhubungan satu dengan yang lain.
Berpikir secara rasional berarti berpikir logis, sistematis, dan kritis berpikir logis adalah
bukan hanya sekedar menggapai pengertian-pengertian yang dapat diterima oleh
akal sehat, melainkan agar sanggup menarik kesimpulan dan mengambil keputusan
yang tepat dan benar dari premis-premis yang digunakan. Berpikir logis yang menuntut
pemikiran yang sistematis. Pemikiran yang sistematis ialah rangkaian pemikiran yang
berhubungan satu sama lain atau saling berkaitan secara logis.
05
Menyeluruh.
Perenungan kefilsafatan berusaha menyusun suatu bagan konsepsional yang memadai
untuk dunia tempat kita hidup maupun diri kita sendiri. Suatu sistem filsafat harus bersifat
komprehensif, dalam arti tidak ada sesuatu pun yang berada di luar jangkauannya. Jika
tidak demikian, filsafat akan ditolak serta dikatakan berat sebelah dan tidak memadai.
Berpikir universal tidak berpikir khusus, terbatas pada bagian-bagian tertentu, namun
mencakup secara keseluruhan. Berpikir filsafat harus dapat menyerap secara
keseluruhan apa yang ada pada clam semesta, tidak terpotong-potong
06
Dari penjabaran tentang filsafat tersebut di atas, konsep penting yang perlu
dipahami tentang hakikat makna filsafat antara lain:
a) filsafat adalah mendorong manusia untuk berpikir secara kritis;
b) berpikir filsafat adalah berpikir dalam bentuk yang sistematis;
c) filsafat harus menghasilkan sesuatu yang runtut;
d) berpikir filsafat adalah berpikir secara rasional dan logis; dan
e) proses berpikir filsafat harus bersifat mendalam dan komprehensif.
Kebenaran sebagai Persesuaian (the correspondent theory of truth
a. Teori ini sangat didukung oleh empirisme, dan oleh karena itu teori ini sangat menghargai
pengamatan dan pengujian empiris. la lebih menekankan cara kerja pengetahuan aposteriori;
b. Teori ini juga menegaskan dualitas antara S dan 0, pengenal dan yang dikenal. Di sana obyek
terasa penting bagi pengetahuan manusia. Subyek atau akal budi hanya mengolah apa yang
diberikan obyek;
c. Teori ini juga menekankan bukti bagi kebenaran suatu pengetahuan. Namun bukti ini bukannya
hasil akal budi, atau hasil imaginasi akal budi, tetapi apa yang disodorkan obyek melalui panca
indera. Persoalan ialah bahwa semua proposisi atau hipotesis yang tidak didukung oleh bukti
empiris tidak akan dianggap benar. Misalnya, Tuhan adalah mahabijaksana dan dia hadir
dalam sejarah manusia. Ini pernyataan yang tidak benar. Maka ini tidak dilihat sebagai
pengetahuan. Ini hanya dianggap sebagai keyakinan atau juga ideologi. Unsur-unsur anggapan
seperti ini sudah nampak sejak Heraklitus, Aristoteles, Aquinas dan terutama didukung oleh para
pemikir Inggris (Empirisme).
01
MACAM – MACAM TEORI KEBENARAN
Kebenaran sebagai Keteguhan (the coherent theory of truth).
Pandangan ini dudukung oleh Pythagoras, Parmenides, Spinoza, dan Hegel. Teori ini dianut oleh
kaum rasionalis. Kebenaran tidak lagi ditemukan dalam kesesuaian dengan kenyataan,
melainkan dalam relasi antara proposisi baru dengan proposisi lama atau yang sudah ada.
Maka suatu pengetahuan atau proposisi dianggap benar kalau sejalan dengan pengetahuan
atau proposisi sebelumnya.
Teori Pragmatis tentang Kebenaran (the pragmatic theory of truth).
Teori ini dikembangkan oleh Charles Sanders Peirce dan William James. Kebenaran memiliki arti
yang sama dengan kegunaan. Suatu ide benar adalah ide yang bisa memungkinkan
seseorang melakukan sesuatu secara paling berhasil dan tepat guna. Ide yang benar pasti juga
memiliki konsekuensi praktis pada tindakan tertentu (J. Dewey).Kebenaran yang ditemukan di
sini adalah menyangkut "know-how", kalau manusia berhasil menciptakan sesuatu.
02
03
Teori Kebenaran Performatif (Performative theory of truth)
Anggapan tentang terlaksananya kebenaran dalam bahasa (ungkapan) manusia
berasal dari Inggris (Frank Ramsey, John Austin, dan Peter Strawson). Mereka melawan
teori klasik bahwa benar dan salah adalah ungkapan deskriptif. Suatu pernyataan
dianggap benar kalau is menciptakan realitas. Misalnya, "Dengan ini saya mengangkat
ands menjadi ketua kelas." Ungkapan atau pernyataan ini menciptakan suatu realitas.
Teori Kebenaran Historis.
Teori ni pada umumnya diakui oleh kelompok post-modernis atau strukturalis dan post-
strukturalis. Menurut mereka kebenaran selalu bersifat historis dan selalu berpusat pada
kebebasan batin setiap manusia, dan bukannya ditentukan lebih dahulu atau ditentukan
oleh orang lain. Dalam diri setiap manusia dan kebudayaan terdapat unsur kebenaran.
04
05
Ada dua macam kebenaran yaitu kebenaran empiris dan logis yang kiranya dapat diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari. Karena itu terdapat tiga sifat dasar kebenaran ilmiah:
1. Struktur kebenaran ilmiah bersifat rasional-logis (berdasarkan kesimpulan yang logis-rasional dari
premis-premis tertentu). Karena itu bersifat rasional, maka semua orang rasional dapat menggunakan
akal budinya secara balk dan memahami kebenaran ilmiah ini. Isi empiris: kebenaran ilmiah perlu diuji
dengan kenyataan yang ada (empiris).
2. Sifat pragmatis mau menggabungkan dua sifat kebenaran di atas. Pernyataan itu logis dan empiris,
maka harus juga berguna dalam hidup manusia dalam memecahkan permasalahan.
SIFAT-SIFAT KEBENARAN ILMIAH
Dalam diskusi tentang macam-macam teori kebenaran pertanyaan yang muncul
ialah apakah kebenaran ilmiah bersifat pasti atau sementara? Jawaban atas pertanyaan ini
memunculkan dua pandangan berbeda, yaitu pandangan kaum rasionalis yang
menekankan kebenaran logis-rasional dan pandangan kaum empiris yang menekankan
kebenaran empiris. Karena itu kita harus berbicara tentang taraf-taraf kepastian (subyektivitas
dan obyektivitas).
KEPASTIAN DAN KEBENARAN
TARAF KEPASTIAN ILMU EMPIRIS DAN ILMU EKSAKTA
Dalam kaitan dengan kepastian sering kita mengatakan bahwa sesuatu hanya
dapat ditempatkan dalam "barangkali" atau "mungkin.“Istilah ini digunakan para ilmuwan
untuk menunjuk pada sesuatu yang dalam gejala pengetahuan terletak pada pihak obyek.
Untuk mengatasi kesulitan ini kita diperkenalkan dengan istilah `kepercayaan' (credibility).
Kepercayaan adalah ciri khas hipotesis ilmiah. Hipotesis ini justru ada pada pihak
subyek. Kepercayaan hipotesis bisa Iemah, bisa kuat, tetapi ini tergantung pada mutu dan
jumlah data empiris yang dapat diterangkan.
Kepastian dalam ilmu-ilmu empiris
Semua ilmu empiris, termasuk ilmu-ilmu manusia, mengajar tentang kepastian dalam dua
arti, yaitu:
a. kepastian tentang explanans dari gejala-gejala yang diselidiki, terutama menyangkut kebenaran
pernyataan dari gejala-gejala itu; dan
b. kepastian mengenai kesimpulan yang dapat ditarik dari suatu hukum yang berlaku.
Kepastian dalam ilmu-ilmu eksakta
Dalam konteks penemuan (context of discovery), dalam usaha mencoba-coba, apa yang
dikatakan tentang ilmu-ilmu empiris juga berlaku untuk ilmu-ilmu pasti (di mana ilmu itu belum pasti).
Namun dalam konteks pembenaran (context of justification), dalam satu sistem matematika atau
logika yang sudah jadi dan berdiri sendiri, tidak ada lagi hipotesis, melainkan hanya ungkapan-
ungkapan yang bersifat aksiomatis (yang terdiri dari dalil-dalil) yang semuanya bernilai 1. Semua dalil
berlaku di mana-mana tanpa diragukan dalam sistem itu sendiri. Inilah yang dimaksudkan dengan
ilmu pasti.
A. BERPIKIR INDUKTIF
Ilmu adalah akumulasi pengetahuan yang tersusun secara sistematis. Pengetahuan yang
dimaksud adalah suatu fenomena yang ditangkap oleh indra manusia. Menangkap berarti mengamati
atau mengobservasi, sedangkan yang diamati dan fenomena itu tidak lain adalah fakta. Dalam
observasi itu fakta dari fenomena dikumpulkan, diamati, diklasifikasi dan disusun secara teratur
(sistematis) kemudian dibuat generalisasi sebagai kesimpulannya. Dan sinilah terwujud hukum, dalil,
atau teori dari suatu ilmu. Pekerjaan semacam ini tidak lain adalah pekerjaan induktif (menginduksi).
Dapatlah dikatakan bahwa pekerjaan induktif ini dimulai dari hal-hal yang khusus (particular) yang
terpikirkan sebagai kelas dari suatu fenomena, menuju generalisasi.
BERPIKIR INDUKTIF DAN DEDUKTIF
B. BERPIKIR DEDUKTIF
Kebalikan dari berpikir induktif ialah berpikir deduktif. Bekerjanya berangkat dari hal yang
umum (dari induksi/teori/dalil/hukum) kepada hal-hal yang khusus (particular). Prinsip dasarnya ialah
"segala yang dipandang benar pada semua peristiwa dalam situ kelas atau jenis, berlaku pula sebagai
hal yang benar pada semua peristiwa yang terjadi pada hal yang khusus, asal hal yang khusus ini
benar-benar merupakan bagian atau unsur dari hal yang umum itu".
BERPIKIR INDUKTIF DAN DEDUKTIF
METODE ILMIAH
Metode ilmiah merupakan prosedur atau langkah-langkah sistematis dalam mendapatkan
pengetahuan ilmiah atau ilmu. Ilmu merupakan pengetahuan yang didapatkan melalui metode ilmiah.
Metode adalah suatu prosedur atau cara untuk mengetahui sesuatu dengan langkah-langkah
sistematis. Garis besar langkah-langkah sistematis keilmuan adalah:
(1) mencari, merumuskan dan mengidentifikasi masalah;
(2) menyusun kerangka pikiran (logical contract);
(3) merumuskan hipotesis (jawaban rasicnal terhadap masalah);
(4) menguji hipotesis secara empirik;
(5) melakukan pembahasan dan;
(6) menyimpulkan.
METODE ILMIAH
Tiga Iangkah pertama merupakan metode penelitian,
sedangkan langkah-langkah selanjutnya bersifat teknis penelitian.
Dengan demikian maka pelaksanaan penelitian menyangkut dua hal,
yaitu hal metode dan hal teknis penelitian. Namun secara implisit metode
dan teknik melarut di dalamnya.
TERIMA KASIH
☺
TUGAS MEMBUAT SLIDE
PENGANTAR FILSAFAT ILMU
TOPIK X :
FILSAFAT MANUSIA
(HAKEKAT MANUSIA DILIHAT DARI SISI FILSAFAT ILMU)
Dosen Pengampu : Dr. Sigit Sardjono, M.Ec
KELOMPOK 2
SEMESTER IV KELAS S
1. Nova Dwi Lestari (1211900010)
2. Dina Frenti Okvira Hutabarat (1211900020)
3. Dwiki Ammar Syihab (1211900025)
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
2021
PENGANTAR FILSAFAT ILMU
Dosen Pengampu : Dr. Sigit Sardjono, MS
Kelas “S”(Jum’at 17.00 WIB)
1. NOVA DWI LESTARI (1211900010)
2. DINA FRENTI OKVIRA H. (1211900020)
3. DWIKI AMMAR SYIHAB (1211900025)
KELOMPOK 2 :
FILSAFAT MANUSIA
(HAKEKAT MANUSIA DILIHAT DARI SISI FILSAFAT ILMU)
Pengertian Filsafat Manusia
Filsafat manusia adalah cabang filsafat khusus yang secara spesifik mempelajari
hakekat/esensi manusia. Filsafat manusia adalah bagian filsafat yang membahas apa
arti manusia sendiri secara mendetail. Filsafat manusia terus berkembang karena
manusia adalah objek yang penuh dengan misteri. Titik tolak filsafat manusia adalah
pengetahuan dan pengalaman manusia, serta dunia yang melingkupinya. Dalam sejarah
ada beberapa istilah yang mendahului filsafat manusia, yaitu psikologi filsafat, psikologi
rasional, eksperimental dan empiris.
Pengertian Filsafat Manusia
Antropologi filsafat atau yang lebih dikenal dengan filsafat manusia adalah bagian
integral dan sistem filsafat, yang secara spesifik menyoroti hakikat atau esensi manusia.
Objek material filsafat manusia dan ilmu-ilmu tentang manusia (misalnya psikologi dan
antropologi) adalah gejala manusia. Pada dasarnya ilmu ini bertujuan untuk menyelidiki,
menginterpretasi, dan memahami gejala-gejala atau ekspresi-ekspresi manusia.
Dengan demikian filsafat manusia mengantar manusia untuk menyelami kehidupannya
sendiri, dan sangat mungkin mendapat pencerahan mengenai menjadi manusia yang
lebih utuh.
Beberapa Pandangan Para Ahli Mengenai Filsafat Manusia
1. Manusia juga memiliki karya yang dihasilkan sehingga berbeda dengan mahluk yang lain.
Manusia dalam memiliki karya dapat dilihat dalam setting sejarah dan setting psikologis
situasi emosional dan intelektual yang melatarbelakangi karyanya. Dan karya yang dibuat
manusia tersebut menjadikan ia sebagai mahluk yang menciptakan sejarah.
2. Berbicara tentang manusia maka yang tergambar dalam fikiran adalah berbagai macam
perspektif. Ada yang mengatakan manusia adalah hewan rasional (animal rasional) dan
pendapat ini diyakini oleh para filosof
3. Ada yang lain menilai tentang manusia adalah sebagai homo feber dimana manusia adalah
hewan yang melakukan pekerjaan dan dapat gila terhadap kerja
Beberapa Pandangan Para Ahli Mengenai Filsafat Manusia
4. Menurut Marx manusia hanya terbuka pada nilai-nilai estetik dan hakekat perbedaan
manusia dengan binatang adalah menunjukan hakekat bebas dan universal.
5. Menurut Paulo Freire manusia merupakan satu-satunya mahluk yang memiliki hubungan
dengan dunia. Tindakan dan kesadaran manusia bersifat historis, manusia membuat
hubungan dengan dunianya bersifat epokal, yang menunjukan disini berhubungan disana,
sekarang berhubungan masa lalu dan berhubungan dengan masa depan. manusia
menciptakan sejarah jugs sebaliknya manusia diciptakan oleh sejarah.
Hakekat Manusia
 Hakekat manusia selalu berkaitan dengan unsur pokok yang membentuknya.
 Manusia secara individu tidak pernah menciptakan dirinya, akan tetapi bukan berarti
bahwa ia tidak dapat menentukan jalan hidup setelah kelahirannya dan eksistensinya
dalam kehidupan dunia ini mencapai kedewasaan dan semua kenyataan itu, akan
memberikan andil atas jawaban mengenai pertanyaan hakekat, kedudukan, dan
perannya dalam kehidupan yang ia hadapi.
KEDUDUKAN FILSAFAT MANUSIA DALAM KEHIDUPAN MANUSIA
1. Memberikan pengertian dan kesadaran kepada manusia akan arti pengetahuan tentang
kenyataan yang diberikan oleh filfafat.
2. Filsafat memberikan pedoman hidup kepada manusia. Pedoman itu mengenai sesuatu yang
terdapat di sekitar manusia sendiri, seperti kedudukan dalam hubungannyadengan yang lain.
Kita juga mengetahui bahwa alat-alat kewajiban manusia meliputi akal, rasa, dan kehendak
TIGA UNSUR PEMBENTUKAN MANUSIA
1. Pengetahuan manusia tentang diri sendiri dan lingkungannya
2. Manusia Dalam Hubungannya Dengan Hidup Komunitas
3. Agama mengandung nilai-nilai universal yang pada hakikatnya mengajarkan yang baik bagi
penganutnya.
HUBUNGAN FILSAFAT MANUSIA DENGAN DISIPLIN ILMU LAIN
TENTANG MANUSIA
∞ Psikologi membahas objek materi yakni manusia. Ilmu ini hanya membahas manusia
dan segi psikis yang dapat diperoleh dan melihat perilaku manusia, menjelaskan
gejala-gejala jiwa dan mental, bagaimana pengalaman manusia dapat mempengaruhi
kehidupan selanjutnya dan menjelaskan perkembangan manusia dari masa prenatal
hingga menjelang kematian.
HUBUNGAN FILSAFAT MANUSIA DENGAN DISIPLIN ILMU LAIN
TENTANG MANUSIA
∞ Sosiologi juga membahas objek materi yakni manusia. Namun, ilmu ini membatasi din
untuk mencoba menjawab perilaku manusia dari ruang lingkup sosialnya,
menjelaskan status sosial, pranata sosial, dan menjelaskan bahwa manusia sebagai
makhluk sosial tidak dapat hidup sendiri.
∞ Antropologi juga membahas objek materi yakni manusia. Namun, ilmu ini membatasi
pada pola kebudayaan dan peradaban yang telah diciptakan manusia atau
ditinggalkan manusia, menjelaskan hasil-hasil kebudayaan, suku, etnis, dan ras suatu
masyarakat yang bersifat lokal.
HUBUNGAN FILSAFAT MANUSIA DENGAN DISIPLIN ILMU LAIN
TENTANG MANUSIA
∞ Sosiologi juga membahas objek materi yakni manusia. Namun, ilmu ini membatasi din
untuk mencoba menjawab perilaku manusia dari ruang lingkup sosialnya,
menjelaskan status sosial, pranata sosial, dan menjelaskan bahwa manusia sebagai
makhluk sosial tidak dapat hidup sendiri.
∞ Antropologi juga membahas objek materi yakni manusia. Namun, ilmu ini membatasi
pada pola kebudayaan dan peradaban yang telah diciptakan manusia atau
ditinggalkan manusia, menjelaskan hasil-hasil kebudayaan, suku, etnis, dan ras suatu
masyarakat yang bersifat lokal.
ESENSI DAN EKSISTENSI FILSAFAT MANUSIA SERTA PERANAN MANUSIA
Esensi Manusia Menurut Sejumlah Aliran
dalam Filsafat :
 Materialisme
 Idealisme
 Dualisme
 Vitalisme
 Eksistensialisme
 Strukturalisme
 Postmodernisme
Eksistensi dan Peranan Manusia :
 Manusia sebagai mahluk yang
berdimensional memiliki peran dan
kedudukan yang sangat mulia.
 Tiga Rantai Kehidupan :
 Hubungan kepada Tuhan (Manusia sebagai
hamba)
 Hubungan Antar Manusia (Manusia sebagai
makhluk sosial)
 Hubungan kepada Alam (Manusia sebagai
makhluk)
PERAN MANUSIA SEBAGAI KHALIFAH
Peran Manusia Sebagai Manusia Biasa :
Tujuan hidup manusia dari penciptaan
hingga kembali kepada dzat yang
menciptakan menapaki beberapa tahap.
Keterhubungan dan ketersaling-
ketergantungan menjadi sistem kehidupan
yang tidak dapat ditawar-tawar lagi.
Konsekuensinya manusia disebut
sebagai makhluk sosial yang tidak dapat
hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Jika
ada segolong atau sekelompok manusia
yang menyatakan dirinya paling benar,
berarti is mengabaikan prinsip manusia
yang saling bergantung.
Peran Manusia Sebagai Khalifah :
Sebagai pemimpin di muka bumi,
manusia diajarkan bagaimana cara
memimpin yang baik. Lagi-lagi kembali
kepada tiga konsep besar di atas. Dari
Tuhan manusia memiliki kekuatan dan
pengetahuan yang jika diimplementasikan
terhadap kata `manusia sebagai khalifah'
akan menjadi sangat ideal.
Karena hanya manusialah makhluk
yang memiliki akal dan nurani yang masing-
masing menjadi pengontrol bagian lainnya.
PERBEDAAN FILSAFAT MANUSIA DAN ILMU TENTANG MANUSIA
(PSIKOLOGI & ANTROPOLOGI)
Ilmu Tentang Manusia :
 Bersifat positifistik menggunakan metodologi
ilu alam, observasional dan eksperimental
yang terbatasa tampak secara empiris
 Oleh karena itu tidak dapat menjawab
pertanyaan yang mendasar tentang manusia
 Metode lebih fragmentaris yaitu menyelidiki
hanya bagian tertentu dari manusia,
contohnya : psikologis manusia sebagai
organisme. Antropologi dan sosiologi pada
gejala budaya dan pranata sosial.
Filsafat Manusia :
 Bersifat metafisis menggunakan metode
ilmu kemanusiaan, sintetis, reflektif,
intensif, dan kritis yang merupakan gejala
seperti filsafat manusia
 Oleh karena itu dapat menjawab
pertanyaan yang berdasar tentang manusia
 Metode sintetis dan reflektif (ektensif) atau
menyeluruh, intensif (mendalam) dan kritis,
contoh: filsafat manusia menekankan
kesatuan dua aspek/lebih dalam satu visi.
MANFAAT DAN TUJUAN MEMPELAJARI FILSAFAT MANUSIA
1. Secara Praktis
Siapa sesungguhnya manusia? Hal ini membutuhkan pemahaman manusia secara
menyeluruh, sehingga memudahkan mengambil keputusan-keputusan
praktis/menjalankan aktivitas hidup sehari-hari.
2. Secara Teoritis
Pemahaman manusia secara yang esensial sehingga kits dapat meninjau secara
kritis asumsi-asumsi yang tersembunyi di balik teori-teori antropologi dan psikologi dan
ilmu-ilmu tentang manusia.
3. Manfaat Lain :
a. Mencari menemukan jawaban tentang siapakah sesunguhnya manusia itu, masalah-
masalah terkait manusia sangat kompleks sehingga persoalan tentang manusia tidak
habis untuk dibicarakan.
b. Essensi manusia pada prinsipnya adalah sebuah misteri.
CIRI – CIRI FILSAFAT MANUSIA
1. Ekstensif : dapat kita saksikan dari luasnya jangkauan atau menyeluruhnya objek kajian yang di
geluti oleh filsafat.
2. Intensif (mendasar) : filsafat adalah kegiatan intelektual yang hendak menggali inti hakikat
(esensi), akar, atau struktur dasar, yang melandasi segenap kenyataan.
3. Kritis: karena tujuan filsafat manusia pada taraf akhir tidak lain adalah untuk memahami din
sendiri maka hal apa saja yang secara langsung maupun tidak langsung berhubungan dengan
pemahaman din manusia, tidak luput dari kritik filsafat.
KESIMPULAN
 Filsafat Manusia adalah cabang filsafat yang hendak secara khusus merefleksikan
hakekat atau esensi dari manusia.
 Hakekat manusia harus dilihat pada tahapannya nafs, keakuan, diri, ego dimana pada
tahap ini semua unsur membentuk keatuan diri yang aktual, kekinian dan dinamik,
dan aktualisasi kekinian yang dinamik yang bearada dalam perbuatan dan amalnya.
 Ciri ciri filsafat manusia ada tiga, diantaranya ektensif filsafat manusia, intensif filsafat
manusia, dan Kritis filsafat manusia.
 Terdapat dua Esensi aliran tertua dan terbesar dari filsafat manusia, yaitu
materialisme dan idealisme.
 Manfaat mempelajari filsafat manusia berguna untuk mengetahui apa dan siapa
manusia secara menyeluruh. Selain itu, untuk mengetahui siapakah sesungguhnya diri
manusia didalam pemahaman manusia yang menyeluruh itu. Abidin (2007/3).
SARAN
Dalam mempelajari ilmu pengetahuan, kita dianjurkan untuk mempelajari filsafat
dengan berbagai macam cabang ilmunya. Karena, dengan cara kerjanya yang bersifat
sistematis, universal (menyeluruh) dan radikal, yang mengupas, menganalisa sesuatu
secara mendalam, ternyata sangat relevan dengan problematika hidup dan kehidupan
manusia serta mampu menjadi perekat antara berbagai macam disiplin ilmu yang
terpisah kaitannya satu sama lain.
Dengan demikian, menggunakan analisa filsafat, berbagai macam disiplin ilmu
yang berkembang sekarang ini, akan menemukan kembali relevansinya dengan hidup
dan kehidupan masyarakat dan akan lebih mampu lagi meningkatkan ffingsinya bagi
kesejahteraan hidup manusia.
TUGAS MEMBUAT SLIDE
PENGANTAR FILSAFAT ILMU
TOPIK XI :
FILSAFAT ETIKA DAN MORAL
Dosen Pengampu : Dr. Sigit Sardjono, M.Ec
KELOMPOK 2
SEMESTER IV KELAS S
1. Nova Dwi Lestari (1211900010)
2. Dina Frenti Okvira Hutabarat (1211900020)
3. Dwiki Ammar Syihab (1211900025)
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
2021
PENGANTAR FILSAFAT ILMU
Dosen Pengampu : Dr. Sigit Sardjono, MS
Kelas “S”(Jum’at 17.00 WIB)
1. NOVA DWI LESTARI (1211900010)
2. DINA FRENTI OKVIRA H. (1211900020)
3. DWIKI AMMAR SYIHAB (1211900025)
KELOMPOK 2 :
FILSAFAT
(ETIKA DAN MORAL)
PENDAHULUAN
Manusia ialah makhluk berpikir yang dengan itu menjadikan dirinya ada. Dengan
menempatkan manusia sebagai hewan yang berpikir, intelektual, dan berbudaya, maka
dapat disadari kemudian bila pada kenyataannya manusialah yang memiliki kemampuan
untuk menelusuri keadaan dirinya dan lingkungannya. Manusialah yang membiarkan
pikirannya mengembara dan akhirnya bertanya.
Berpikir yaitu bertanya, bertanya yaitu mencari jawaban, mencari jawaban mencari
kebenaran, mencari jawaban tentang alam dan Tuhan yaitu mencari kebenaran tentang
alam dan Tuhan. Dari proses tersebut lahirlah pengetahuan, teknologi, kepercayaan, atau
agama.
HAKIKAT ETIKA
Pengertian etika (etimologi) berasal dari bahasa Yunani, yaitu "ethos", yang berarti watak
kesusilaan atau adat kebiasaan (custom). Etika biasanya berkaitan erat dengan perkataan moral
yang merupakan istilah dari bahasa Latin, yaitu "mos" dan dalam bentuk jamaknya "mores," yang
berarti juga adat kebiasaan atau cara hidup seseorang dengan melakukan perbuatan yang baik
(kesusilaan), dan menghindari hal-hal tindakan yang buruk.
Lanjutan…
Etika dan moral lebih kurang sama pengertiannya, tetapi dalam kegiatan sehari-hari terdapat
perbedaan, yaitu moral atau moralitas untuk penilaian perbuatan yang dilakukan, sedangkan
etika yaitu untuk pengkajian sistem nilai-nilai yang berlaku.
Istilah lain yang identik dengan etika, yaitu: usila (Sanskerta), lebih menunjukkan kepada
dasar-dasar, prinsip, aturan hidup (sila) yang lebih baik (su). Dan yang kedua yaitu akhlak (Arab),
berarti moral, dan etika berarti ilmu akhlak.
Lanjutan…
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, etika diartikan sebagai:
1. Ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban
moral (akhlak);
2. Kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak;
3. Nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat.
Lanjutan…
▪ Pertama, etika diartikan sebagai sistem nilai yang dianut oleh sekelompok masyarakat
dan sangat memengaruhi tingkah lakunya.
Contoh : Etika Hindu, etika Protestan, dan etika Masyarakat Badui.
▪ Kedua, etika diartikan sebagai kumpulan asas atau nilai moral, atau biasa disebut
kode etik.
Contoh : Etika kedokteran, kode etik jurnalistik, dan kode etik guru.
▪ Ketiga, etika diartikan sebagai ilmu tentang tingkah laku yang baik dan buruk.
Nilai Objektif dan Subjektif
 Nilai akan menjadi subjektif apabila subjek sangat berperan dalam segala hal,
kesadaran manusia menjadi tolok ukur segalanya, atau eksistensinya, maknanya dan
validitasnya tergantung pada reaksi subjek yang melakukan penilaian tanpa
mempertimbangkan apakah ini bersifat fisik atau psikis.
 Nilai akan menjadi objektif apabila tidak tergantung pada subjek atau kesadaran yang
menilai. Nilai objektif muncul karena adanya pandangan dalam filsafat tentang
objektivisme.
Hakikat Moral Versus Ilmu
MORAL
 Moral yaitu nilai-niai dan norma-norma yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu
kelompok dalam mengatur tingkah lakunya.
 Ada lagi istilah moralitas yang mempunyai arti sama dengan moral (dari kata sifat Latin
moralis), artinya suatu perbuatan atau baik buruknya. Moralitas yaitu sifat moral atau
keseluruhan asas dan nilai yang berkenaan dengan baik dan buruk.
Hakikat Moral Versus Ilmu
ILMU
 Ilmu adalah pengetahuan yang dirumuskan secara sistematis, dapat diterima oleh akal
melalui pembuktian empiris. Istilah empiris memang sering memunculkan persoalan, yaitu
hams didasarkan fakta yang dapat dilihat.
 Empiris tentu tidak hams demikian, sebab banyak faktor keilmuan yang tidak dapat dilihat,
tetapi ada. Kaidah yang mempelajari fakta ilmu yang tidak tampak itu patut digali dengan
aturan yang mapan.
Lanjutan…
Norma adalah aturan atau kaidah yang dipakai untuk tolok ukur dalam menilai sesuatu.
Ada tiga jenis norma umum, yaitu norma kesopanan atau etiket, norma hukum, dan norma moral.
 Etiket hanya mengukur apakah suatu situasi sopan atau tidak.
 Norma moral menentukan perilaku seseorang baik atau buruk dari segi etis. Norma moral
yaitu norma tertinggi yang tidak dapat dikalahkan untuk kepentingan norma yang lain. Norma
moral bertugas menilai norma-norma lainnya.
ASPEK DAN SIFAT MORAL DALAM ILMU
PENGETAHUAN
1. Moralitas Versus Legalitas dalam Ilmu Pengetahuan
2. Moralitas Objektivistik Versus Relativistik dalam Ilmu Pengetahuan
3. Sifat Moral dalam Perspektif Objektivistik Versus Relativistik
HAKIKAT ILMU PENGETAHUAN DAN KEMANUSIAAN
Menurut Jhon G. Kemeny dalam The Liang Gie (2005) mengatakan, ilmu adalah seluruh
pengetahuan yang dihimpun dengan perantara metode ilmiah (all knowledge collected by means
of the scientific method).
 Terlepas berbagai makna dari pengertian ilmu sebagai pengetahuan, aktivitas dan metode itu
bila ditinjau lebih mendalam sesungguhnya tidak bertentangan bahkan sebaliknya, hal ini
merupakan kesatuan logis yang mesti ada secara berurutan. Ilmu tidak harus diusahakan
dengan aktivitas manusia, aktivitas itu harus dilaksanakan dengan metode tertentu, dan
akhirnya aktivitas metodis itu mendatangkan pengetahuan yang sistematis
ETIKA DAN MORAL DALAM ILMU PENGETAHUAN
Etika moral harus mengikat para pihak, baik ilmuwan, pemakai atau pengguna, maupun
produsen atau pihak dunia industri yang menghasilkan produk ilmu pengetahuan dan
teknologi. Hal ini sangat penting, karena ilmu pengetahuan dan teknologi hams maslahat
bagi kehidupan manusia, bukan justru untuk kemudaratan dan memusnahkan budaya,
peradaban, dan kehidupan manusia.
ETIKA DAN MORAL DALAM ILMU PENGETAHUAN
Ada empat macam hidup dalam masyarakat menurut teori hukum kodrat :
a. Abstinentia alieni (hindarkan diri dari milik orang lain).
b. Oblagatio implendorum promissorum (penuhilah janji).
c. Damni culpa dati reparatio (bayarlah kerugian yang disebabkan kesalahan sendiri).
d. Poenae inter humanies meratum (berilah hukum yang setimpal).
TUGAS MEMBUAT SLIDE
PENGANTAR FILSAFAT ILMU
TOPIK XIII :
PANCASILA SEBAGAI FILSAFAT
BANGSA INDONESIA
Dosen Pengampu : Dr. Sigit Sardjono, M.Ec
KELOMPOK 2
SEMESTER IV KELAS S
1. Nova Dwi Lestari (1211900010)
2. Dina Frenti Okvira Hutabarat (1211900020)
3. Dwiki Ammar Syihab (1211900025)
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
2021
PENGANTAR FILSAFAT ILMU
Dosen Pengampu : Dr. Sigit Sardjono, MS
Kelas “S”(Jum’at 17.00 WIB)
1. NOVA DWI LESTARI (1211900010)
2. DINA FRENTI OKVIRA H. (1211900020)
3. DWIKI AMMAR SYIHAB (1211900025)
KELOMPOK 2 :
PANCASILA SEBAGAI FILSAFAT
BANGSA INDONESIA
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Sistem nilai ( filsafat) yang dianut suatu bangsa merupakan filsafat masyarakat budaya
bangsa. Bagi suatu bangsa, filsafat merupakan sumber dari segala sumber hukum yang
berlaku dalam suatu masyarakat, bangsa, dan negara. Oleh karena itu, filsafat berfungsi
dalam menentukan pandangan hidup suatu masyarakat dalam menghadapi suatu
masalah, hakikat dan sifat hidup, hakikat kerja, hakikat kedudukan manusia, etika dan
tata krama pergaulan dalam ruang dan waktu, serta hakikat hubungan manusia dengan
manusia lainnya (Prayitno, 1989:2).
Indonesia adalah salah satu negara yang juga memiliki filsafat seperti bangsa-bangsa
lain. Filsafat ini tak lain adalah yang kita kenal dengan nama Pancasila yang terdiri dari
lima sila. Pancasila merupakan filsafat hidup bangsa Indonesia.
BEBERAPA PENDAPAT BAHWA PANCASILA
ADALAH SUATU FILSAFAT
❑ PENDAPAT MUH. YAMIN
Dalam bukunya Naskah Persiapan Undang-
undang Dasar 1945, menyebutkan bahwa
ajaran Pancasila adalah tersusun secara
harmonis dalam suatu sistem filsafat.
Hakikat filsafatnya ialah satu sinthese
fikiran yang lahir dari antithese fikiran. Dari
pertentangan pikiran lahirlah perpaduan
pendapat yang harmonis, begitu pula halnya
dengan ajaran Pancasila, satu sinthese
negara yang lahir dari pada satu antithese.
❑ PENDAPAT SOEDIMAN KARTOHADIPRODJO
Pancasila itu disajikan sebagai pidato untuk
memenuhi permintaan memberikan dasar
fiilsafat negara, maka disajikannya Pancasila
sebagai filsafat. Pancasila masih merupakan
filsafat Negara (staats-filosofie). Karena itu
dapat dimengerti, bahwa filsafat Pancasila
dibawakan sebagai inti dari hal-hal yang
berkenaan dengan manusia, disebabkan
negara adalah manusia serata organisasi
manusia.
BEBERAPA PENDAPAT BAHWA PANCASILA
ADALAH SUATU FILSAFAT
❑ PENDAPAT NOTONAGORO
Sifat kefilsafatan dari dasar negara tersebut
terwuujudkan dalam rumus abstrak dari
kelima sila dari pada Pancasila. Yang intinya
ialah ketuhanan, kemanusiaan, persatuan
(kesatuan dalam dinamikanya), kerakyatan
dan keadilan, terdiri atas kata-kata pokok
dengan awalan-akhiran ke-an dan per-an.
Dasar filsafat, asas kerokhanian Negara
Pancasila adalah cita-cita yang harus
dijelmakan dalam kehidupan negara.
❑ PENDAPAT ROESLAN ABDOELGANI
Pancasila adalah filsafat Negara yang lahir
sebagai collective-ideologie dari seluruh
bangsa Indonesia. Pada hakikatnya
Pancasila merupakan suatu realiteit dan
suatu noodzakelijkheid bagi keutuhan
persatuan bangsa Indonesia sebagaimana
tiap-tiap filsafat adalah hakikatnya suatu
noodzkelijkheid.
PENGERTIAN FILSAFAT DAN DASAR FILSAFAT PANCASILA
 Secara etimologi, filsafat berasal dari bahasa Yunani, yaitu philosophia. Kata itu terdiri dari
kata philo, philos, philein yang mempunyai arti cinta / pecinta / mencintai dan sophia yang
berarti kebijakan, kearifan, hikmah, hakikat kebenaran. Jadi secara harfiah istilah filsafat
adalah cinta pada kebijaksanaan atau kebenaran yang hakiki.
 Apabila kita bicara tentang filsafat, ada dua hal yang patut diperhatikan, yaitu filsafat sebagai
metode dan filsafat sebagai suatu pandangan, keduanya sangat berguna untuk memahami
Pancasila.
 Filsafat Pancasila adalah refleksi kritis dan rasional tentang Pancasila sebagai dasar negara
dan kenyataan budaya bangsa dengan tujuan untuk mendapatkan pokok-pokok pengertian
secara mendasar dan menyeluruh.
DASAR YANG MENJADIKAN PANCASILA SEBAGAI FILSAFAT
BANGSA INDONESIA
1. LANDASAN ONTOLOGIS PANCASILA
 Ontologi, menurut Aristoteles adalah ilmu yang menyelidiki hakikat sesuatu atau
tentang ada, keberadaan atau eksistensi dan disamakan artinya dengan
metafisika. Jadi ontologi adalah bidang filsafat yang menyelidiki makna yang ada
(eksistensi dan keberadaan), sumber ada, jenis ada, dan hakikat ada, termasuk ada
alam, manusia, metafisika dan kesemestaan atau kosmologi.
 Dasar ontologi Pancasila adalah manusia yang memiliki hakikat mutlak monopluralis,
oleh karenanya disebut juga sebagai dasar antropologis. Subyek pendukungnya
adalah manusia, yakni : yang berketuhanan, yang berkemanusiaan, yang
berpersatuan, yang berkerakyatan dan yang berkeadilan pada hakikatnya adalah
manusia. Hal yang sama juga berlaku dalam konteks negara Indonesia, Pancasila
adalah filsafat negara dan pendukung pokok negara adalah rakyat (manusia).
Lanjutan…
2. LANDASAN EPISTEMOLOGIS PANCASILA
Epistemologi adalah cabang
filsafat yang menyelidiki asal, syarat,
susunan, metode, dan validitas ilmu
pengetahuan.
Pancasila sebagai suatu sistem filsafat
pada hakikatnya adalah suatu sistem
pengetahuan.
3. LANDASAN AKSIOLOGIS PANCASILA
Aksiologi mempunyai arti nilai,
manfaat, pikiran dan atau ilmu/teori.
Menurut Brameld, aksiologi adalah cabang
filsafat yang menyelidiki :
a. Tingkah laku moral, yang berwujud etika,
b. Ekspresi etika, yang berwujud estetika
atau seni dan keindahan,
c. Sosio politik yang berwujud ideologi.
PANCASILA SEBAGAI FILSAFAT
1. ARTI PANCASILA SEBAGAI FILSAFAT
Arti Pancasila sebagai dasar filsafat negara adalah sama dan mutlak bagi seluruh tumpah
darah Indonesia. Tidak ada tempat bagi warga negara Indonesia yang pro dan kontra, karena
Pancasila sudah ditetapkan sebagai filsafat bangsa Indonesia.
2. FUNGSI FILSAFAT PANCASILA
 Memberi jawaban atas pernyataan yang bersifat fundamental atau mendasar dalam
kehidupan bernegara.
 Filsafat Pancasila mampu memberikan dan mencari kebenaran yang substansi tentang
hakikat negara, ide negara, dan tujuan negara.
 Pancasila sebagai filsafat bangsa harus mampu menjadi perangkat dan pemersatu dari
berbagai ilmu yang dikembangkan di Indonesia.
PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT
 Pancasila merupakan suatu sistem filsafat. Dalam sistem itu masing-masing silanya saling
kait mengkait merupakan satu kesatuan yang menyeluruh. Di dalam Pancasila tercakup
filsafat hidup dan cita-cita luhur bangsa Indonesia tentang hubunagan manusia dengan
Tuhan, hubungan manusia dengan sesame manusia, hubungan manusia dengan
lingkungannya.
 Menurut Driyakarya, Pancasila memperoleh dasarnya pada eksistensi manusia sebagai
manusia, lepas dari keadaan hidupnya yang tertentu. Pancasila merupakan filsafat tentang
kodrat manusia. Dalam pancasila tersimpul hal-hal yang asasi tentang manusia. Oleh
karena itu pokok-pokok Pancasila bersifat universal.
PANDANGAN INTEGRALISTIK DALAM FILSAFAT PANCASILA
Secara lebih lanjut dapat dikemukakan pula bahwa dasar filsafat bangsa Indonesia bersifat
majemuk tunggal (monopluralis), yang merupakan persatuan dan kesatuan dari sila-silanya.
Akan tetapi bukan manusia yang menjadi dasar persatuan dan kesatuan dari sila-sila
Pancasila itu, melainkan dasar persatuan dan kesatuan itu terletak pada hakikat manusia.
Secara hakiki, susunan kodrat manusia terdiri atas jiwa dan badan, sifat kodratnya adalah
sebagai makhluk individu dan makhluk sosial, dan kedudukan kodratnya adalah sebagai
makhluk Tuhan dan makhluk yang berdiri sendiri (otonom).
Aspek-aspek hakikat kodrat manusia itu dalam realitasnya saling berhubungan erat, saling
brkaitan, yang satu tidak dapat dipisahkan dari yang lain. Jadi bersifat monopluralis, dan
hakiikat manusia yang monopluralis itulah yang menjadi dasar persatuan dan kesatuan sila-
sila Pancasilayang merupakan dasar filsafat Negara Indonesia.
DASAR PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT
 Negara kita Indonesia dalam pengelolaan atau pengaturan kehidupan bernegaranya dilandasi
oleh filsafat atau ideologi pancasila.
 ALASAN PANCASILA SEBAGAI FILSAFAT BANGSA INDONESIA ADALAH SEBAGAI BERIKUT :
a. Secara prktis-fungsional, dalam tata-budaya masyarakat Indonesia pra-kemerdekaan nilai
Pancasila diakui sebagai filsafat hidup atau pandangan hidup yang dipraktekkan.
b. Secara formal-konstitusional, bangsa Indonesia mengakui Pancasila dalah dasar negara
(filsafat negara) RI.
c. Secara psikologis dan kultural, bangsa dan budaya Indonesia sederajat dengan bangsa dan
budaya manapun.
d. Secara potensial, filsafat Pancasila akan berkembang bersama dinamika budaya; filsafat
Pancasila akan berkembang secara konsepsional, kaya konsepsional dan kepustakaan
secara kuantitas dan kualitas.
---- KESIMPULAN ----
Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa filsafat adalah cinta
akankebijakan. Sedangkan Pancasila sebagai sistem filsafat adalah suatu kesatuan
bagian-bagian yang saling berhubungan, saling bekerjasama antara sila yang satu
dengan sila yang lain untuk tujuan tertentu dan secara keseluruhan merupakan suatu
kesatuan yang utuh yang mempunyai beberapa inti sila, nilai dan landasan yang
mendasar.
TUGAS MEMBUAT SLIDE
PENGANTAR FILSAFAT ILMU
TOPIK XIV :
SARANA BERFIKIR ILMIAH DAN
FILSAFAT SEBAGAI BERFIKIR ILMIAH
Dosen Pengampu : Dr. Sigit Sardjono, M.Ec
KELOMPOK 2
SEMESTER IV KELAS S
1. Nova Dwi Lestari (1211900010)
2. Dina Frenti Okvira Hutabarat (1211900020)
3. Dwiki Ammar Syihab (1211900025)
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
2021
Pengantar Filsafat Ilmu
Dosen Pengampu : Dr. Sigit Sardjono, MS
Kelas “S”(Jum’at 17.00 WIB)
1. NOVA DWI LESTARI (1211900010)
2. DINA FRENTI OKVIRA H. (1211900020)
3. DWIKI AMMAR SYIHAB (1211900025)
KELOMPOK 2 :
SARANA BERFIKIR ILMIAH DAN
FILSAFAT SEBAGAI BERFIKIR ILMIAH
 Sarana berfikir ilmiah merupakan alat yang membantu kegiatan ilmiah dalam
berbagai langkah yang harus ditempuh tanpa penguasaan sarana berpikir ilmiah
kita tidak akan dapat melaksanakan kegiatan berpikir ilmiah yang baik.
 Mempunyai metode tersendiri yang berbeda dengan metode ilmiah dalam
mendapatkan pengetahuannya sebab fungsi sarana berpikir ilmiah adalah
membantu proses metode ilmiah.
DEFINISI SARANA BERFIKIR ILMIAH
Hal-hal yang perlu diperhatikan dari sarana berpikir ilmiah adalah :
a. Sarana berpikir ilmiah bukanlah ilmu, melainkan kumpulan pengetahuan yang
didapatkan berdasarkan metode ilmiah.
b. Tujuan mempelajari metode ilmiah adalah untuk memungkinkan kita
melakukan penelaahan ilmiah secara baik.
 Untuk dapat melakukan kegiatan berpikir ilmiah dengan baik maka diperlukan
sarana berpikir ilmiah yaitu bahasa, matematika, dan statistika.
▪ Bahasa
 Bahasa merupakan alat komunikasi
verbal yang dipakai dalam seluruh
proses berpikir ilmiah.
▪ Matematika
 Matematika memiliki struktur dengan
keterkaitan yang kuat dan jelas satu
dengan lainnya serta berpola pikir
yang bersifat deduktif dan konsisten.
dan dapat atdipertanggungjawabkan.
SARANA BERFIKIR ILMIAH
▪ Statistika
 Statistika memberikan cara untuk
dapat menarik kesimpulan yang
bersifat umum dengan jalan
mengamati hanya sebagian dari
populasi yang bersangkutan.
▪ Logika
 Logika adalah sarana untuk berpikir
sistematik, valid dan dapat
dipertanggungjawabkan.
Sarana berfikir ilmiah pada dasarnya ada tiga, yaitu :
 Bahasa merupakan alat komunikasi verbal yang dipakai dalam seluruh proses
berpikir ilmiah di mana bahasa merupakan alat berpikir dan alat komunikasi
untuk menyampaikan jalan pikiran tersebut kepada orang lain.
 Ditinjau dari pola berpikirnya, maka ilmu merupakan gabungan antara berpikir
deduktif dan berpikir induktif. Untuk itu, penalaran ilmiah menyandarkan diri
kepada proses logika deduktif dan logika induktif.
 Matematika mempunyai peranan yang penting dalam berpikir deduktif.
 Statistika mempunyai peranan penting dalam berpikir induktif.
Jadi keempat sarana ilmiah ini saling berhubungan erat satu sama lain.
HUBUNGAN ANTARA SARANA ILMIAH
BAHASA, LOGIKA, MATEMATIKA, & STATISTIKA
DEFINISI HAKIKAT SARANA BERFIKIR ILMIAH
Pengertian Sarana Berfikir Ilmiah menurut Para Ahli :
1. Menurut Salam (1997:139): Berfikir ilmiah adalah proses atau aktivitas manusia untuk
menemukan/mendapatkan ilmu. Berfikir ilmiah adalah proses berpikir untuk sampai pada
suatu kesimpulan yang berupa pengetahuan.
2. Menurut Jujun S.Suriasumantri. Berpikir merupakan kegiatan akal untuk memperoleh
pengetahuan yang benar. Berpikir ilmiah adalah kegiatan akal yang menggabungkan induksi
dan deduksi.
3. Menurut Kartono (1996, dalam Khodijah 2006:118). Berpikir ilmiah, yaitu berpikir dalam
hubungan yang luas dengan pengertian yang lebih komplek disertai pembuktian-
pembuktian.
4. Menurut Eman Sulaeman. Berfikir ilmiah merupakan proses berfikir/pengembangan pikiran
yang tersusun secara sistematis yang berdasarkan pengetahuan-pengetahuan ilmiah yang
sudah ada.
Untuk itu terdapat syarat-syarat yang
membedakan ilmu (science), dengan
pengetahuan (knowledge), antara lain :
 Menurut Prof.Dr.Prajudi Atmosudiro, Adm. Dan
Management Umum 1982. Ilmu harus ada
obyeknya, terminologinya, metodologinya,
filosofinya dan teorinya yang khas.
 Menurut Prof.DR.Hadari Nawawi, Metode
Penelitian Bidang Sosial 1985. Ilmu juga harus
memiliki objek, metode,sistematika dan mesti
bersifat universal.
Sumber-sumber pengetahuan
manusia dikelompokkan atas :
a. Pengalaman.
b. Otoritas .
c. Cara berfikir deduktif.
d. Cara berfikir induktif .
e. Berfikir ilmiah (pendekatan
ilmiah).
Perbedaan berfikir ilmiah dari berfikir non-ilmiah memiliki perbedaan dalam dua
faktor mendasar yaitu :
1. Sumber pengetahuan
Berfikir ilmiah menyandarkan sumber pengetahuan pada rasio dan pengalaman
manusia, sedangkan berfikir non-ilmiah (intuisi dan wahyu) mendasarkan sumber
pengetahuan pada perasaan manusia.
2. Ukuran kebenaran
Berfikir ilmiah mendasarkan ukuran kebenarannya pada logis dan analitisnya suatu
pengetahuan, sedangkan berfikir non-ilmiah (intuisi dan wahyu) mendasarkan
kebenaran suatu pengetahuan pada keyakinan semata.
 Bahasa merupakan alat komunikasi verbal yang dipakai dalam seluruh proses berpikir
ilmiah.
 Bahasa menekankan pada bunyi, lambang, sistematika, komunikasi.
PERAN BAHASA DALAM SARANA BERPIKIR ILMIAH
Adapun ciri-ciri bahasa di antaranya yaitu :
a. Sistematis artinya memiliki pola dan aturan.
b. Arbitrer (manasuka) artinya kata sebagai simbol berhubungan secara tidak logis dengan
apa yang disimbolkannya.
c. Ucapan/vokal. Bahasa berupa bunyi
d. Sebagai symbol yang mengaju pada objeknya dan lain sebagainya.
Kelemahan bahasa dalam menghambat
komunikasi ilmiah yaitu :
Bahasa mempunyai multifungsi (ekspresif,
konatif, representasional, informatif,
deskriptif, simbolik, emotif, afektif) yang
dalam praktiknya sukar untuk dipisah-
pisahkan. Akibatnya, ilmuwan sukar untuk
membuang faktor emotif dan afektifnya
ketika mengomunikasikan pengetahuan
informatifnya.
Bahasa pada hakikatnya
mempunyai dua fungsi utama, yakni :
a. Sebagai sarana komunikasi antar
manusia.
b. Sebagai sarana budaya yang
mempersatukan kelompok manusia
yang mempergunakan bahasa
tersebut.
Adapun ciri-ciri bahasa ilmiah yaitu :
a. Informatif yang berarti bahwa bahasa ilmiah mengungkapan informasi atau
pengetahuan. Informasi atau pengetahuan ini dinyatakan secara eksplisit dan jelas
untuk menghindari kesalah pahaman Informasi.
b. Reproduktif adalah bahwa pembicara atau penulis menyampaikan informasi yang
sama dengan informasi yang diterima oleh pendengar atau pembacanya.
c. Intersubjektif, yaitu ungkapan-ungkapan yang dipakai mengandung makna-makna
yang sama bagi para pemakainya
d. Antiseptik berarti bahwa bahasa ilmiah itu objektif dan tidak memuat unsur emotif,
kendatipun pada kenyataannya. Unsure emotif ini sulit dilepaskan dari unsur
informatif.
Secara umum dapat dinyatakan bahwa fungsi
bahasa adalah :
a. Koordinator kegiatan-kegiatan dalam
masyarakat.
b. Penetapan pemikiran dan pengungkapan.
c. Penyampaian pikiran dan perasaan
d. Penyenangan jiwa
e. Pengurangan kegonjangan jiwa
Kneller mengemukakan 3 fungsi bahasa
yaitu :
a. Simbolik menonjol dalam komunikasi
ilmiah.
b. Emotif menonjol dalam komunikasi
estetik.
c. Afektif (George F. Kneller dalam jujun,
1990, 175).
FUNGSI BAHASA
Perbedaan bahasa alamiah dan bahasa buatan adalah sebagai berikut :
a. Bahasa alamiah antara kata dan makna merupakan satu kesatuan utuh, atas dasar kebiasaan
sehari-hari, karena bahasanya secara spontan, bersifat kebiasaan, intuitif (bisikan hati) dan
pernyataan langsung.
b. Bahasa buatan antara istilah dan konsep merupakan satu kesatuan bersifat relatif, atas dasar
pemikiran akal karena bahasanya berdasarkan pemikiran, sekehendak hati, diskursif (logika, luas
arti) dan pernyataan tidak langsung.
Ada dua pengolongan bahasa yang umumnya dibedakan yaitu :
a. Bahasa alamiah yaitu bahasa sehari-hari yang digunakan untuk menyatakan sesuatu, yang
tumbuh atas pengaruh alam sekelilingnya. Bahasa alamiah dibagi menjadi dua yaitu: bahasa
isyarat dan bahasa biasa.
b. Bahasa buatan adalah bahasa yang disusun sedemikian rupa berdasarkan pertimbangan-
pertimbangan akar pikiran untuk maksud tertentu. Bahasa buatan dibedakan menjadi dua bagian
yaitu: bahasa istilah dan bahasa antifisial atau bahasa simbolik.
Peranan Matematika sebagai sarana berfikir ilmiah dapat menggunakan alat-alat yang
mempunyai kemampuan sebagai berikut :
▪ Menggunakan algoritma.
▪ Melakukan manupulasi secara
matematika.
▪ Mengorganisasikan data.
▪ Memanfaatkan symbol, table dan grafik.
▪ Mengenal dan menenukan pola.
▪ Menarik kesimpulan.
PERAN MATEMATIKA DALAM BERFIKIR ILMIAH
▪ Membuat kalimat atau model
matematika.
▪ Membuat interpretasi bangun
geometri.
▪ Memahami pengukuran dan satuanya.
▪ Menggunakan alat hitung dan alat
bantu lainya dalam matematika,
seperti tabel matematika, kalkulator,
dan komputer.
Adapun kelebihan dan kekurangan Matematika :
a. Kelebihan matematika adalah: tidak memiliki unsur emotif dan bahasa
matematika sangat universal.
b. Kelemahan dari matematika adalah bahwa matematika tidak mengandung bahasa
emosional (tidak mengandung estetika) artinya bahwa matematika penuh dengan
simbol yang bersifat artifersial dan berlaku dimana saja.
 Statistika mempunyai peranan penting dalam berpikir induktif. Konsep statistika
sering dikaitkan dengan distribusi variabel yang ditelaah dalam suatu populasi
tertentu. Statistika memberikan cara untuk dapat menarik kesimpulan yang bersifat
umum dengan jalan mengamati hanya sebagian dari populasi yang bersangkutan.
PERAN STATISTIKA DALAM BERFIKIR ILMIAH
Peranan Statistika dalam tahap-tahap metode keilmuan :
▪ Alat untuk menghitung besarnya anggota sampel yang akan diambil dari populas.
▪ Alat untuk menguji validitas dan reliabilitas instrumen..
▪ Teknik untuk menyajikan data-data, sehingga data lebih komunikatif.
▪ Alat untuk analisis data seperti menguji hipotesis penelitian yang diajukan.
 Bahasa pada hakikatnya mempunyai dua
fungsi utama yakni, pertama, sebagai sarana
komunikasi antar manusia, dan kedua, sebagai
sarana budaya yang mempersatukan
kelompok manusia yang mempergunakan
bahasa tersebut.
 Statistika sangat berperan dalam
perkembangan ilmu pengetahuan terutama
dalam penelitian.Dari penelitianlah ditemukan
teori-teori baru
KESIMPULAN
Thank You ☺
TUGAS MEMBUAT SLIDE
PENGANTAR FILSAFAT ILMU
TOPIK XV :
HUBUNGAN FILSAFAT ILMU DENGAN
METODOLOGI PENELITIAN
Dosen Pengampu : Dr. Sigit Sardjono, M.Ec
KELOMPOK 2
SEMESTER IV KELAS S
1. Nova Dwi Lestari (1211900010)
2. Dina Frenti Okvira Hutabarat (1211900020)
3. Dwiki Ammar Syihab (1211900025)
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
2021
Pengantar Filsafat Ilmu
Dosen Pengampu : Dr. Sigit Sardjono, MS
Kelas “S”(Jum’at 17.00 WIB)
1. NOVA DWI LESTARI (1211900010)
2. DINA FRENTI OKVIRA H. (1211900020)
3. DWIKI AMMAR SYIHAB (1211900025)
KELOMPOK 2 :
HUBUNGAN FILSAFAT ILMU DENGAN
METODOLOGI PENELITIAN
Pada perkembangan filsafat sebagai ilmu atau ilmu filsafat, terdapat hal pokok
yang menjadi cabang kajian mengenai cara manusia berfikir. Ketiga cabang tersebut
merupakan :
a. Ontology
b. Epistemologi
c. Aksiologi.
LATAR BELAKANG
Belajar Filsafat Ilmu
Belajar Filsafat Ilmu
Belajar Filsafat Ilmu
Belajar Filsafat Ilmu
Belajar Filsafat Ilmu
Belajar Filsafat Ilmu
Belajar Filsafat Ilmu
Belajar Filsafat Ilmu
Belajar Filsafat Ilmu
Belajar Filsafat Ilmu
Belajar Filsafat Ilmu
Belajar Filsafat Ilmu
Belajar Filsafat Ilmu
Belajar Filsafat Ilmu

More Related Content

What's hot

Kelompok 5 slide share materi kuliah m1 s.d m15_pfi_s_untag_sby
Kelompok 5 slide share materi kuliah m1 s.d m15_pfi_s_untag_sbyKelompok 5 slide share materi kuliah m1 s.d m15_pfi_s_untag_sby
Kelompok 5 slide share materi kuliah m1 s.d m15_pfi_s_untag_sbyM Fatkhur Rohman
 
Modul filsafat ilmu
Modul filsafat ilmuModul filsafat ilmu
Modul filsafat ilmuelhamidi
 
Makalah kumpulan tugas filsafat ilmu Dr. Sigit Sardjono, MS
Makalah kumpulan tugas filsafat ilmu Dr. Sigit Sardjono, MSMakalah kumpulan tugas filsafat ilmu Dr. Sigit Sardjono, MS
Makalah kumpulan tugas filsafat ilmu Dr. Sigit Sardjono, MSdindadwi4587
 
Rangkuman kelompok 10 fenny aldamayanti
Rangkuman kelompok 10 fenny aldamayantiRangkuman kelompok 10 fenny aldamayanti
Rangkuman kelompok 10 fenny aldamayantiNabilahMaharani1
 
Tugas Kumpulan Soal Filsafat Ilmu Dr. Sigit Sardjono, M.Ec.
Tugas Kumpulan Soal Filsafat Ilmu   Dr. Sigit Sardjono, M.Ec.Tugas Kumpulan Soal Filsafat Ilmu   Dr. Sigit Sardjono, M.Ec.
Tugas Kumpulan Soal Filsafat Ilmu Dr. Sigit Sardjono, M.Ec.elia_deardy
 
Hubungan filsafat dengan ilmu lain
Hubungan filsafat dengan ilmu  lainHubungan filsafat dengan ilmu  lain
Hubungan filsafat dengan ilmu lainNick V
 
tugas filsafat ilmu Dr. Sigit Sardjono M.S
tugas filsafat ilmu Dr. Sigit Sardjono M.Stugas filsafat ilmu Dr. Sigit Sardjono M.S
tugas filsafat ilmu Dr. Sigit Sardjono M.Sbaguspw12
 
Tugas filsafat - Dr. sigit sardjono,MS
Tugas filsafat - Dr. sigit sardjono,MSTugas filsafat - Dr. sigit sardjono,MS
Tugas filsafat - Dr. sigit sardjono,MSNur Rochmatus
 
Hubungan filsafat dengan ilmu pengetahuan lainnya (listiawati)
Hubungan filsafat dengan ilmu pengetahuan lainnya (listiawati)Hubungan filsafat dengan ilmu pengetahuan lainnya (listiawati)
Hubungan filsafat dengan ilmu pengetahuan lainnya (listiawati)Listia wati
 
Soal soal filsafat
Soal soal filsafatSoal soal filsafat
Soal soal filsafatJennyJenny47
 
Kumpulan soal dan jawab
Kumpulan soal dan jawabKumpulan soal dan jawab
Kumpulan soal dan jawabAlmayszaroh
 
SRI SUWANTI - MIP - Latihan 17
SRI SUWANTI - MIP - Latihan 17SRI SUWANTI - MIP - Latihan 17
SRI SUWANTI - MIP - Latihan 17Sri Suwanti
 
Soal dan jawaban filsafat ilmu dari semua materi.docx alwi
Soal dan jawaban filsafat ilmu dari semua materi.docx alwiSoal dan jawaban filsafat ilmu dari semua materi.docx alwi
Soal dan jawaban filsafat ilmu dari semua materi.docx alwiAlwiAssegaf
 
Makalah filsafat ilmu tugas 1
Makalah filsafat ilmu tugas 1Makalah filsafat ilmu tugas 1
Makalah filsafat ilmu tugas 1Fandi Fandi
 
Filsafat ilmu sebagai landasan pengembangan ilmu pengetahuan
Filsafat ilmu sebagai landasan pengembangan ilmu pengetahuanFilsafat ilmu sebagai landasan pengembangan ilmu pengetahuan
Filsafat ilmu sebagai landasan pengembangan ilmu pengetahuanEkoBowo2
 
Kelompok 11 filsafat Ilmu A (Untag Surabaya) Dosen Pengampu : DR. Sigit Sard...
Kelompok 11 filsafat Ilmu A (Untag Surabaya)  Dosen Pengampu : DR. Sigit Sard...Kelompok 11 filsafat Ilmu A (Untag Surabaya)  Dosen Pengampu : DR. Sigit Sard...
Kelompok 11 filsafat Ilmu A (Untag Surabaya) Dosen Pengampu : DR. Sigit Sard...FristaDeaAmanda
 
Kumpulan makalah pengantar filsafat ilmu
Kumpulan makalah pengantar filsafat ilmuKumpulan makalah pengantar filsafat ilmu
Kumpulan makalah pengantar filsafat ilmuEgar Mei
 
Makalah kumpulan tugas Pengantar Filsafat Ilmu
Makalah kumpulan tugas Pengantar Filsafat IlmuMakalah kumpulan tugas Pengantar Filsafat Ilmu
Makalah kumpulan tugas Pengantar Filsafat Ilmuesterlitaayuningtyas
 
FilSAFAT ILMU tugas akhir
FilSAFAT ILMU tugas akhir FilSAFAT ILMU tugas akhir
FilSAFAT ILMU tugas akhir Lika Saras
 

What's hot (20)

Kelompok 5 slide share materi kuliah m1 s.d m15_pfi_s_untag_sby
Kelompok 5 slide share materi kuliah m1 s.d m15_pfi_s_untag_sbyKelompok 5 slide share materi kuliah m1 s.d m15_pfi_s_untag_sby
Kelompok 5 slide share materi kuliah m1 s.d m15_pfi_s_untag_sby
 
Modul filsafat ilmu
Modul filsafat ilmuModul filsafat ilmu
Modul filsafat ilmu
 
Makalah kumpulan tugas filsafat ilmu Dr. Sigit Sardjono, MS
Makalah kumpulan tugas filsafat ilmu Dr. Sigit Sardjono, MSMakalah kumpulan tugas filsafat ilmu Dr. Sigit Sardjono, MS
Makalah kumpulan tugas filsafat ilmu Dr. Sigit Sardjono, MS
 
Rangkuman kelompok 10 fenny aldamayanti
Rangkuman kelompok 10 fenny aldamayantiRangkuman kelompok 10 fenny aldamayanti
Rangkuman kelompok 10 fenny aldamayanti
 
Tugas Kumpulan Soal Filsafat Ilmu Dr. Sigit Sardjono, M.Ec.
Tugas Kumpulan Soal Filsafat Ilmu   Dr. Sigit Sardjono, M.Ec.Tugas Kumpulan Soal Filsafat Ilmu   Dr. Sigit Sardjono, M.Ec.
Tugas Kumpulan Soal Filsafat Ilmu Dr. Sigit Sardjono, M.Ec.
 
Hubungan filsafat dengan ilmu lain
Hubungan filsafat dengan ilmu  lainHubungan filsafat dengan ilmu  lain
Hubungan filsafat dengan ilmu lain
 
tugas filsafat ilmu Dr. Sigit Sardjono M.S
tugas filsafat ilmu Dr. Sigit Sardjono M.Stugas filsafat ilmu Dr. Sigit Sardjono M.S
tugas filsafat ilmu Dr. Sigit Sardjono M.S
 
Tugas filsafat - Dr. sigit sardjono,MS
Tugas filsafat - Dr. sigit sardjono,MSTugas filsafat - Dr. sigit sardjono,MS
Tugas filsafat - Dr. sigit sardjono,MS
 
Hubungan filsafat dengan ilmu pengetahuan lainnya (listiawati)
Hubungan filsafat dengan ilmu pengetahuan lainnya (listiawati)Hubungan filsafat dengan ilmu pengetahuan lainnya (listiawati)
Hubungan filsafat dengan ilmu pengetahuan lainnya (listiawati)
 
Soal soal filsafat
Soal soal filsafatSoal soal filsafat
Soal soal filsafat
 
Tugas 2 filsafat ilmu
Tugas 2 filsafat ilmuTugas 2 filsafat ilmu
Tugas 2 filsafat ilmu
 
Kumpulan soal dan jawab
Kumpulan soal dan jawabKumpulan soal dan jawab
Kumpulan soal dan jawab
 
SRI SUWANTI - MIP - Latihan 17
SRI SUWANTI - MIP - Latihan 17SRI SUWANTI - MIP - Latihan 17
SRI SUWANTI - MIP - Latihan 17
 
Soal dan jawaban filsafat ilmu dari semua materi.docx alwi
Soal dan jawaban filsafat ilmu dari semua materi.docx alwiSoal dan jawaban filsafat ilmu dari semua materi.docx alwi
Soal dan jawaban filsafat ilmu dari semua materi.docx alwi
 
Makalah filsafat ilmu tugas 1
Makalah filsafat ilmu tugas 1Makalah filsafat ilmu tugas 1
Makalah filsafat ilmu tugas 1
 
Filsafat ilmu sebagai landasan pengembangan ilmu pengetahuan
Filsafat ilmu sebagai landasan pengembangan ilmu pengetahuanFilsafat ilmu sebagai landasan pengembangan ilmu pengetahuan
Filsafat ilmu sebagai landasan pengembangan ilmu pengetahuan
 
Kelompok 11 filsafat Ilmu A (Untag Surabaya) Dosen Pengampu : DR. Sigit Sard...
Kelompok 11 filsafat Ilmu A (Untag Surabaya)  Dosen Pengampu : DR. Sigit Sard...Kelompok 11 filsafat Ilmu A (Untag Surabaya)  Dosen Pengampu : DR. Sigit Sard...
Kelompok 11 filsafat Ilmu A (Untag Surabaya) Dosen Pengampu : DR. Sigit Sard...
 
Kumpulan makalah pengantar filsafat ilmu
Kumpulan makalah pengantar filsafat ilmuKumpulan makalah pengantar filsafat ilmu
Kumpulan makalah pengantar filsafat ilmu
 
Makalah kumpulan tugas Pengantar Filsafat Ilmu
Makalah kumpulan tugas Pengantar Filsafat IlmuMakalah kumpulan tugas Pengantar Filsafat Ilmu
Makalah kumpulan tugas Pengantar Filsafat Ilmu
 
FilSAFAT ILMU tugas akhir
FilSAFAT ILMU tugas akhir FilSAFAT ILMU tugas akhir
FilSAFAT ILMU tugas akhir
 

Similar to Belajar Filsafat Ilmu

TUGAS AKHIR PENGANTAR FILSAFAT ILMU KEL 6.pptx
TUGAS AKHIR PENGANTAR FILSAFAT ILMU KEL 6.pptxTUGAS AKHIR PENGANTAR FILSAFAT ILMU KEL 6.pptx
TUGAS AKHIR PENGANTAR FILSAFAT ILMU KEL 6.pptxZahraFebta
 
Tugas kumpulan PPT filsafat kelompok 13
Tugas kumpulan PPT filsafat kelompok 13Tugas kumpulan PPT filsafat kelompok 13
Tugas kumpulan PPT filsafat kelompok 13CalvinAlaydrus
 
Manfaat belajar filsafat
Manfaat belajar filsafatManfaat belajar filsafat
Manfaat belajar filsafatLindaRanyRayya
 
KUMPULAN MATERI PENGANTAR FILSAFAT ILMU KELOMPOK 4
KUMPULAN MATERI PENGANTAR FILSAFAT ILMU KELOMPOK 4KUMPULAN MATERI PENGANTAR FILSAFAT ILMU KELOMPOK 4
KUMPULAN MATERI PENGANTAR FILSAFAT ILMU KELOMPOK 4AdystaNurma
 
Tugas Kumpulan Slide Pengantar Filsafat Ilmu
Tugas Kumpulan Slide Pengantar Filsafat IlmuTugas Kumpulan Slide Pengantar Filsafat Ilmu
Tugas Kumpulan Slide Pengantar Filsafat IlmuDeaRiskaAnantaDjawak
 
KUMPULAN MATERI PENGANTAR FILSAFAT ILMU KELOMPOK 4
KUMPULAN MATERI PENGANTAR FILSAFAT ILMU KELOMPOK 4KUMPULAN MATERI PENGANTAR FILSAFAT ILMU KELOMPOK 4
KUMPULAN MATERI PENGANTAR FILSAFAT ILMU KELOMPOK 4RamaAjiPradana
 
PPT PENGANTAR FILSAFAT ILMU.pptx
PPT PENGANTAR FILSAFAT ILMU.pptxPPT PENGANTAR FILSAFAT ILMU.pptx
PPT PENGANTAR FILSAFAT ILMU.pptxnianur10
 
Rangkuman bab filsafat
Rangkuman bab filsafatRangkuman bab filsafat
Rangkuman bab filsafatAnggiChaca
 
tugasslidesherekelompok1-220708145047-f7ce3bcd.pdf
tugasslidesherekelompok1-220708145047-f7ce3bcd.pdftugasslidesherekelompok1-220708145047-f7ce3bcd.pdf
tugasslidesherekelompok1-220708145047-f7ce3bcd.pdfAhmadshah297429
 
Pengantar Filsafat Ilmu.pptx
Pengantar Filsafat Ilmu.pptxPengantar Filsafat Ilmu.pptx
Pengantar Filsafat Ilmu.pptxAlfinaturRosyida
 
Kumpulan materi tugas filsafat ilmu
Kumpulan materi tugas filsafat ilmuKumpulan materi tugas filsafat ilmu
Kumpulan materi tugas filsafat ilmuTiaAgustina2
 
KUMPULAN PPT FILSAFAT ILMU KEL 9.pptx
KUMPULAN PPT FILSAFAT ILMU KEL 9.pptxKUMPULAN PPT FILSAFAT ILMU KEL 9.pptx
KUMPULAN PPT FILSAFAT ILMU KEL 9.pptxMichelle943061
 
Kelompok 4 (Kelompok Filsafat Ilmu).pptx
Kelompok 4 (Kelompok Filsafat Ilmu).pptxKelompok 4 (Kelompok Filsafat Ilmu).pptx
Kelompok 4 (Kelompok Filsafat Ilmu).pptxAnnisaRahmaQuraini
 
Kelompok 4 (Kelompok Filsafat Ilmu).pptx
Kelompok 4 (Kelompok Filsafat Ilmu).pptxKelompok 4 (Kelompok Filsafat Ilmu).pptx
Kelompok 4 (Kelompok Filsafat Ilmu).pptxAnnisaRahmaQuraini
 
KUMPULAN MATERI FILSAFAT KLO.1O.pdf
KUMPULAN MATERI FILSAFAT KLO.1O.pdfKUMPULAN MATERI FILSAFAT KLO.1O.pdf
KUMPULAN MATERI FILSAFAT KLO.1O.pdfDwipratiwiGirsang
 
kumpulan ppt filsafat kelompok 12.pptx
kumpulan ppt filsafat kelompok 12.pptxkumpulan ppt filsafat kelompok 12.pptx
kumpulan ppt filsafat kelompok 12.pptxNela Nahda
 
Pdf kumpulan soal soal makalah filsafat
Pdf kumpulan soal soal makalah filsafatPdf kumpulan soal soal makalah filsafat
Pdf kumpulan soal soal makalah filsafatjotimustika
 
Kumpulan makalah filsafat
Kumpulan makalah filsafatKumpulan makalah filsafat
Kumpulan makalah filsafatViraRosalia
 

Similar to Belajar Filsafat Ilmu (20)

TUGAS AKHIR PENGANTAR FILSAFAT ILMU KEL 6.pptx
TUGAS AKHIR PENGANTAR FILSAFAT ILMU KEL 6.pptxTUGAS AKHIR PENGANTAR FILSAFAT ILMU KEL 6.pptx
TUGAS AKHIR PENGANTAR FILSAFAT ILMU KEL 6.pptx
 
Tugas kumpulan PPT filsafat kelompok 13
Tugas kumpulan PPT filsafat kelompok 13Tugas kumpulan PPT filsafat kelompok 13
Tugas kumpulan PPT filsafat kelompok 13
 
Manfaat belajar filsafat
Manfaat belajar filsafatManfaat belajar filsafat
Manfaat belajar filsafat
 
KUMPULAN MATERI PENGANTAR FILSAFAT ILMU KELOMPOK 4
KUMPULAN MATERI PENGANTAR FILSAFAT ILMU KELOMPOK 4KUMPULAN MATERI PENGANTAR FILSAFAT ILMU KELOMPOK 4
KUMPULAN MATERI PENGANTAR FILSAFAT ILMU KELOMPOK 4
 
Tugas Kumpulan Slide Pengantar Filsafat Ilmu
Tugas Kumpulan Slide Pengantar Filsafat IlmuTugas Kumpulan Slide Pengantar Filsafat Ilmu
Tugas Kumpulan Slide Pengantar Filsafat Ilmu
 
KUMPULAN MATERI PENGANTAR FILSAFAT ILMU KELOMPOK 4
KUMPULAN MATERI PENGANTAR FILSAFAT ILMU KELOMPOK 4KUMPULAN MATERI PENGANTAR FILSAFAT ILMU KELOMPOK 4
KUMPULAN MATERI PENGANTAR FILSAFAT ILMU KELOMPOK 4
 
PPT PENGANTAR FILSAFAT ILMU.pptx
PPT PENGANTAR FILSAFAT ILMU.pptxPPT PENGANTAR FILSAFAT ILMU.pptx
PPT PENGANTAR FILSAFAT ILMU.pptx
 
Rangkuman bab filsafat
Rangkuman bab filsafatRangkuman bab filsafat
Rangkuman bab filsafat
 
tugasslidesherekelompok1-220708145047-f7ce3bcd.pdf
tugasslidesherekelompok1-220708145047-f7ce3bcd.pdftugasslidesherekelompok1-220708145047-f7ce3bcd.pdf
tugasslidesherekelompok1-220708145047-f7ce3bcd.pdf
 
Pengantar Filsafat Ilmu.pptx
Pengantar Filsafat Ilmu.pptxPengantar Filsafat Ilmu.pptx
Pengantar Filsafat Ilmu.pptx
 
TUGAS KUMPULAN SLIDE.pptx
TUGAS KUMPULAN SLIDE.pptxTUGAS KUMPULAN SLIDE.pptx
TUGAS KUMPULAN SLIDE.pptx
 
TUGAS KUMPULAN SLIDE.pptx
TUGAS KUMPULAN SLIDE.pptxTUGAS KUMPULAN SLIDE.pptx
TUGAS KUMPULAN SLIDE.pptx
 
Kumpulan materi tugas filsafat ilmu
Kumpulan materi tugas filsafat ilmuKumpulan materi tugas filsafat ilmu
Kumpulan materi tugas filsafat ilmu
 
KUMPULAN PPT FILSAFAT ILMU KEL 9.pptx
KUMPULAN PPT FILSAFAT ILMU KEL 9.pptxKUMPULAN PPT FILSAFAT ILMU KEL 9.pptx
KUMPULAN PPT FILSAFAT ILMU KEL 9.pptx
 
Kelompok 4 (Kelompok Filsafat Ilmu).pptx
Kelompok 4 (Kelompok Filsafat Ilmu).pptxKelompok 4 (Kelompok Filsafat Ilmu).pptx
Kelompok 4 (Kelompok Filsafat Ilmu).pptx
 
Kelompok 4 (Kelompok Filsafat Ilmu).pptx
Kelompok 4 (Kelompok Filsafat Ilmu).pptxKelompok 4 (Kelompok Filsafat Ilmu).pptx
Kelompok 4 (Kelompok Filsafat Ilmu).pptx
 
KUMPULAN MATERI FILSAFAT KLO.1O.pdf
KUMPULAN MATERI FILSAFAT KLO.1O.pdfKUMPULAN MATERI FILSAFAT KLO.1O.pdf
KUMPULAN MATERI FILSAFAT KLO.1O.pdf
 
kumpulan ppt filsafat kelompok 12.pptx
kumpulan ppt filsafat kelompok 12.pptxkumpulan ppt filsafat kelompok 12.pptx
kumpulan ppt filsafat kelompok 12.pptx
 
Pdf kumpulan soal soal makalah filsafat
Pdf kumpulan soal soal makalah filsafatPdf kumpulan soal soal makalah filsafat
Pdf kumpulan soal soal makalah filsafat
 
Kumpulan makalah filsafat
Kumpulan makalah filsafatKumpulan makalah filsafat
Kumpulan makalah filsafat
 

Recently uploaded

Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)MustahalMustahal
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxSlasiWidasmara1
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarankeicapmaniez
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 

Recently uploaded (20)

Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 

Belajar Filsafat Ilmu

  • 1. TUGAS MEMBUAT SLIDE PENGANTAR FILSAFAT ILMU TOPIK I : PERLUNYA MAHASISWA BELAJAR FILSAFAT Dosen Pengampu : Dr. Sigit Sardjono, M.Ec KELOMPOK 2 SEMESTER IV KELAS S 1. Nova Dwi Lestari (1211900010) 2. Dina Frenti Okvira Hutabarat (1211900020) 3. Dwiki Ammar Syihab (1211900025) FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA 2021
  • 2. Pengantar Filsafat Ilmu Dosen Pengampu : Dr. Sigit Sardjono, MS Kelas “S”(Jum’at 17.00 WIB)
  • 3. 1. NOVA DWI LESTARI (1211900010) 2. DINA FRENTI OKVIRA H. (1211900020) 3. DWIKI AMMAR SYIHAB (1211900025) KELOMPOK 2 :
  • 5. Di tengah perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang ditandai semakin menajamnya spesialisasi ilmu maka filsafat ilmu sangat diperlukan. Sebab dengan mempelajari filsafat ilmu, para ilmuwan akan menyadari keterbatasan dirinya dan tidak terperangkap kedalam sikap arogansi intelektual. Hal yang lebih diperlukan adalah sikap keterbukaan diri di kalangan ilmuwan, sehingga mereka dapat saling mengarahkan seluruh potensi keilmuwan yang dimilikinya untuk kepentingan bersama umat manusia. ALASAN PERLUNYA BELAJAR
  • 6.  Mahasiswa sebagai bagian dari sivitas akademika diharapkan memiliki penguasaan yang baik atas bidang ilmu yang ditekuni untuk selanjutnya memanfaatkan ilmu tersebut, baik untuk pengembangan kehidupan dirinya maupun kehidupan masyarakat pada umumnya. Penguasaan ilmu bukan hanya menyangkut penguasaan konsep-konsep serta teori-teori keilmuan dalam bidangnya masing-masing, akan tetapi juga landasan pemahaman mengenai hakikat ilmu, objek kajian dari ilmu yang dipelajari, metode untuk pengembangan ilmu tersebut, serta kaidah-kaidah moral dan etika mengenai untuk apa ilmu itu harus dimanfaatkan.  Atas dasar itulah filsafat ilmu memiliki peranan penting dalam pembentukan kepribadian calon-calon ilmuwan pada umumnya. Diharapkan dengan memahami Filsafat mahasiswa bisa lebih berpikir secara mendalam, luas, kritis dan radikal. Sehingga menerima tranferknowledge lebih baik. ALASAN PERLUNYA BELAJAR
  • 7. Fungsi filsafat ilmu juga untuk memberikan landasan filosofik dalam memahami berbagi konsep dan teori sesuatu disiplin ilmu dan membekali kemampuan untuk membangun teori ilmiah. Selanjutnya dikatakan pula, bahwa filsafat ilmu tumbuh dalam dua fungsi, yaitu :  Sebagai confirmatory theories yaitu berupaya mendekripsikan relasi normatif antara hipotesis dengan evidensi dan theory of explanation yakni berupaya menjelaskan berbagai fenomena kecil ataupun besar secara sederhana. ALASAN PERLUNYA BELAJAR
  • 8. Filsafat adalah ilmu yang tak terbatas karena tidak hanya menyelidiki suatu bidang tertentu dari realitas yang tertentu saja.Filsafat senantiasa mengajukan pertanyaan tentang seluruh kenyataan yang ada. Filsafat pun selalu mempersoalkan hakikat, prinsip, dan asas mengenai seluruh realitas yang ada, bahkan apa saja yang dapat dipertanyakan, termasuk filsafat itu sendiri. MANFAAT BELAJAR FILSAFAT DALAM KEHIDUPAN Manfaat lain filsafat adalah didasarkan pada pengertian filsafat sebagai suatu integrasi atau pengintegrasi sehingga dapat melakukan fungsi integrasi ilmu pengetahuan. Sebagian besar orang hanya menyangkutkan apa yang paling dekat dan apa yang paling dibutuhkannya pada saat dan tempat tertentu.
  • 9. ❑ Filsafat membantu kita memahami bahwa sesuatu tidak selalu tampak seperti apa adanya. ❑ Filsafat membantu kita mengerti tentang diri kita sendiri dan dunia kita, karena filsafat mengajarkan bagaimana kita bergulat dengan pertanyaan-pertanyaan mendasar ❑ Filsafat membuat kita lebih kritis. Filsafat mengajarkan pada kita bahwa apa yang mungkin kita terima begitu saja ternyata salah atau menyesatkan—atau hanya merupakan sebagian dari kebenaran. MANFAAT FILSAFAT SECARA UMUM ❑ Filsafat mengembangkan kemampuan kita dalam : a. Menalar secara jelas b. Membedakan argument yang baik dan yang buruk c. Menyampaikan pendapat (lesan dan tertulis) secara jelas d. Melihat sesuatu melalui kacamata yang lebih luas e. Melihat dan mempertimbangkan pendapat dan pandangan yang berbeda
  • 10. ❑ Dengan mempelajari karya-karya para pemikir besae, para filsuf dalam sejarah dan tradisi filsafat, kita akan melihat betapa besar sesungguhnya pengaruh filsafat terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, agama, pemerintahan, Pendidikan dan karya seni. ❑ Filsafat memberi bekal dan kemampuan pada kita untuk memperhatikan pandangan kita sendiri dan pandangan orang lain dengan kritis. Kadang ini memang bisa mendorong kita menolak pendapat-pendapat yang telah ditanamkan pada kita, tetapi filsafat juga memberikan kita cara- cara berfikir baru dan yang lebih kreatif dalam mengahadapi masalah yang mungkin tidak dapat dipecahkan dengan cara lain.Kemampuan berfikir secara jernih, menalar secara logis, dan mengajukan dan menilai argumen, menolak asumsi yang diterima begitu saja, dan pencarian akan prinsip-prinsip pemikiran dan tindakan yang koheren semuanya ini merupakan ciri dari hasil latihan dalam ilmu filsafat. MANFAAT FILSAFAT SECARA UMUM
  • 11. Filsafat ilmu merupakan salah satu cabang dari filsafat. Oleh karena itu, fungsi filsafat ilmu kiranya tidak bisa dilepaskan dari fungsi filsafat secara keseluruhan, yakni : MANFAAT FILSAFAT SECARA KHUSUS ❑ Sebagai alat mencari kebenaran dari segala fenomena yang ada ❑ Mempertahankan, menunjang dan melawan ata berdiri netral terhadap pandangan filsafat lainnya ❑ Memberikan pengertian tentang cara hidup, pandangan hidup dan pandangan dunia ❑ Memberikan ajaran tentang moral dan etika yang bergunan dalam kehidupan ❑ Menjadi sumber insprasi dan pedoman untuk kehidupan dalam berbagai aspek kehidupan itu sendiri, seperti ekonomi, politik, hukum dan sebagainya. ❑ Filsafat ilmu bermanfaat untuk menjelaskan keberadaan manusia di dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang merupakan alat untuk membuat hidup menjadi lebih baik ❑ Filsafat ilmu bermanfaat untuk membangun diri kita sendiri dengan berpikir secara radikal (berpikir sampai ke akar-akarnya), kita mengalami dan menyadari keberadaan kita. ❑ Filsafat ilmu memberikan kebiasaan dan kebijaksanaan untuk memandang dan memecahkan persoalan-persoalan dalam kehidupan sehari-hari.
  • 12. Filsafat ilmu merupakan salah satu cabang dari filsafat. Oleh karena itu, fungsi filsafat ilmu kiranya tidak bisa dilepaskan dari fungsi filsafat secara keseluruhan, yakni : MANFAAT FILSAFAT SECARA KHUSUS ❑ Filsafat ilmu memberikan pandangan yang luas, sehingga dapat membendung egoisme dan ego-sentrisme (dalam segala hal hanya melihat dan mementingkan kepentingan dan kesenangan diri sendiri). ❑ Filsafat ilmu memberikan pendasaran logis terhadap metode keilmuan. Setiap metode ilmiah yang dikembangkan harus dapat dipertanggungjawabkan secara logis-rasional, agar dapat dipahami dan dipergunakan secara umum. ❑ Filsafat ilmu memberikan dasar-dasar, baik untuk hidup kita sendiri (terutama dalam etika) maupun untuk ilmu-ilmu pengetahuan dan lainnya, seperti sosiologi, ilmu jiwa, ilmu mendidik, dan sebagainya. ❑ Filsafat ilmu memberikan petunjuk dengan metode pemikiran reflektif dan penelitian penalaran supaya manusia dapat menyerasikan antara logika, rasio, pengalaman, dan agama dalam usaha mereka dalam pemenuhan kebutuhannyauntuk mencapai hidup yang sejahtera.
  • 13. MENGAPA HARUS BELAJAR FILSAFAT Belajar filsafat ilmu bagi mahasiswa sangat penting, karena beberapa manfaat yang dapat dirasakan, antara lain :  Dengan mempelajari filsafat ilmu diharapkan mahasiswa semakin kritis dalam sikap ilmiahnya. Mahasiswa sebagai insan kampus diharapkan untuk bersikap kritis terhadap berbagai macam teori yang dipelajarinya di ruang kuliah maupun dari sumber-sumber lainnya  Mempelajari filsafat ilmu mendatangkan kegunaan bagi para mahasiswa sebagai calon ilmuwan untuk mendalami metode ilmiah dan untuk melakukan penelitian ilmiah. Dengan mempelajari filsafat ilmu diharapkan mereka memiliki pemahaman yang utuh mengenai ilmu dan mampu menggunakan pengetahuan tersebut sebagai landasan dalam proses pembelajaran dan penelitian ilmiah
  • 14. MENGAPA HARUS BELAJAR FILSAFAT Belajar filsafat ilmu bagi mahasiswa sangat penting, karena beberapa manfaat yang dapat dirasakan, antara lain :  Mempelajari filsafat ilmu memiliki manfaat praktis. Setelah mahasiswa lulus dan bekerja mereka pasti berhadapan dengan berbagai masalah dalam pekerjaannya. Untuk memecahkan masalah diperlukan kemampuan berpikir kritis dalam menganalisis berbagai hal yang berhubungan dengan masalah yang dihadapi. Dalam konteks inilah pengalaman mempelajari filsafat ilmu diterapkan  Mengembangkan semangat toleransi dalam perbedaan pandangan (pluralitas).Karena para ahli filsafat tidak pernah memiliki satu pendapat, baik dalam isi, perumusan permasalahan maupun penyusunan jawabannya.
  • 15. Sepanjang sejarah kefilsafatan dikalangan filsuf terdapat 3 (tiga) hal yang mendorong manusia untuk berfilsafat yaitu: a. Kekaguman atau keheranan atau ketakjuban b. Keraguan atau kegengsian c. Kesadaran akan keterbatasan HAL-HAL YANG MENDORONG BERFILSAFAT
  • 16. MANFAAT FILSAFAT DALAM KEHIDUPAN  Manfaat lain filsafat adalah didasarkan pada pengertian filsafat sebagai suatu integrasi atau pengintegrasi sehingga dapat melakukan fungsi integrasi ilmu pengetahuan. Sebagian besar orang hanya menyangkutkan apa yang paling dekat dan apa yang paling dibutuhkannya pada saat dan tempat tertentu. Filsafat memang abstrak, namun tidak berarti filsafat sama sekali tidak bersangkut paut dengan kehidupan sehari-hari yang kongkret. Keabstrakan filsafat tidak berarti bahwa filsafat itu tak memiliki hubungan apa pun juga dengan kehidupan nyata setiap hari.Kendali tidak memberi petunjuk praktis tentang bagaimana bangunan yang artistic dan elok, filsafat sanggup membantu manusia dengan memberi pemahaman tentang apa itu artistic dan elok dalam kearsitekturan sehingga nilai keindahan yang diperoleh lewat pemahaman itu akan menjadi patokan utama bagi pelaksanaan pekerjaan pembangunan tersebut.
  • 18. TUGAS MEMBUAT SLIDE PENGANTAR FILSAFAT ILMU TOPIK III : PENGETAHUAN DAN ILMU PENGETAHUAN Dosen Pengampu : Dr. Sigit Sardjono, M.Ec KELOMPOK 2 SEMESTER IV KELAS S 1. Nova Dwi Lestari (1211900010) 2. Dina Frenti Okvira Hutabarat (1211900020) 3. Dwiki Ammar Syihab (1211900025) FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA 2021
  • 19. PENGANTARFILSAFATILMU KELAS “S” – JUM’AT 18:00 – 19:15 KELOMPOK 2 1. Nova Dwi Lestari (1211900010) 2. Dina Frenti Okvira H. (1211900020) 3. Dwiki Ammar Syihab (1211900025)
  • 20. WOODGROVE BANK 2 Secara etimologi pengetahuan berasal dari kata dalam bahasa Inggris yaitu knowledge. Dalam Encyclopedia of Phisolophy dijelaskan bahwa definisi pengetahuan adalah kepercayaan yang benar (knowledge is justified true belief). Sedangkan secara terminologi. Menurut Drs. Sidi Gazalba, pengetahuan adalah apa yang diketahui atau hasil pekerjaan mencari tahu. Dengan demikian pengetahuan merupakan hasil proses dari usaha manusia untuk tahu.
  • 21. WOODGROVE BANK 3 Dalam kamus filsafat dijelaskan bahwa pengetahuan (knowledge) adalah proses kehidupan yang diketahui manusia secara Iangsung dari kesadarannya sendiri. Dalam peristiwa ini yang mengetahui (subjek) memiliki yang diketahui (objek) di dalam dirinya sendiri sedemikian aktif sehingga yang mengetahui itu menyusun yang diketahui pada dirinya sendiri dalam kesatuan aktif .
  • 22. WOODGROVE BANK 4 Dasar ilmu pengetahuan secara substansial yaitu bertolak dari ontologi, epistemologi, dan aksiologi. Ketiga dasar ilmu pengetahuan ini menunjukkan bahwa manusia dalam hidupnya harus dapat memahami apa yang akan dilakukan, bagaimana melakukan hal itu, dan untuk apa hal itu dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Dasar Pengetahuan
  • 23. WOODGROVE BANK 5 1. Dasar Ontologis Dasar ontologis, menurut Amsal Bakhtiar (2012) mengemukakan, ontologi berasal dari Bahasa Yunani, yaitu on/ontos yakni ada, dan logos yakni ilmu, sehingga ontologi adalah ilmu tentang yang ada. Menurut istilah ontologi adalah ilmu yang membahas tentang hakikat yang ada, baik yang berbentuk jasmani/konkret maupun rohani/abstrak. 2. Dasar Epistemologis Menurut Jujun S. Suriasumantri (2010), dasar epistemologis yaitu metode atau cara-cara mendapatkan pengetahuan yang benar. Kemudian Amsal Bakhtiar (2012) menjelaskan, ontologis yaitu cabang filsafat yang berurusan dengan hakikat dan lingkup pengetahuan, pengandaian dan dasar-dasarnya serta pertanggungjawaban atas pertanyaan mengenai pengetahuan yang dimiliki.
  • 24. WOODGROVE BANK 6 3. Dasar Aksiologis Menurut Jujun S. Suriasumantri (2010), aksiologi adalah dasar ilmu pengetahuan yang berbicara tentang nilai kegunaan ilmu. Selanjutnya dikatakan Jujun, aksiologi merupakan teori tentang nilai yang berkaitan dengan kegunaan dari pengetahuan yang diperoleh.
  • 25. WOODGROVE BANK 7 Beranjak dari pengetahuan adalah kebenaran dan kebenaran adalah pengetahuan, maka di dalam kehidupan manusia dapat memiliki berbagai pengetahuan dan kebenaran. Burhanuddin Salam, mengemukakan bahwa pengetahuan yang dimiliki manusia ada empat, yaitu Jenis Pengetahuan
  • 26. WOODGROVE BANK 8 Pertama, pengetahuan biasa, yakni pengetahuan yang dalam filsafat dikatakan dengan istilah common sense, dan sering diartikan dengan good sense. karena seseorang memiliki sesuatu di mana mereka menerima secara baik. Semua orang menyebutnya sesuatu itu merah karena memang itu merah, benda itu panas karena memang dirasakan panas dan sebagainya.
  • 27. WOODGROVE BANK 9 Kedua, pengetahuan ilmu, yaitu ilmu sebagai terjemahan dari science. Dalam pengertian yang sempit science diartikan untuk menunjukkan ilmu pengetahuan alam, yang sifatnya kuantitatif dan objektif. Ilmu pada prinsipnya merupakan usaha untuk mengorganisasikan dan mensistematisasikan common sense, suatu pengetahuan yang berasal dari pengalaman dan pengamatan dalam kehidupan sehari- hari. Namun, dilanjutkan dengan suatu pemikiran secara cermat dan teliti dengan menggunakan berbagai metode.
  • 28. WOODGROVE BANK 10 Ketiga, pengetahuan filsafat, yakni pengetahuan yang diperoleh dari pemikiran yang bersifat kontemplatif dan spekulatif. Pengetahuan filsafat lebih menekankan pada universalitas dan kedalaman kajian tentang sesuatu. Kalau ilmu hanya pada satu bidang pengetahuan yang sempit dan rigid, filsafat membahas hal yang lebih luas dan mendalam. Filsafat biasanya memberikan pengetahuan yang reflektif dan kritis, sehingga ilmu yang tadinya kaku dan cenderung tertutup menjadi longgar kembali.
  • 29. WOODGROVE BANK 11 Keempat, pengetahuan agama, yakni pengetahuan yang hanya diperoleh dari Tuhan lewat para utusan-Nya. Pengetahuan agama bersifat mutlak dan wajib diyakini oleh para pemeluk agama. Pengetahuan mengandung beberapa hal yang pokok, yaitu ajaran tentang cara berhubungan dengan Tuhan, yang sering juga disebut dengan hubungan vertikal dan cara berhubungan dengan sesama manusia, yang sering juga disebut dengan hubungan horizontal.
  • 30. WOODGROVE BANK 12 Hakikat Pengetahuan Pengetahuan pada dasarnya adalah keadaan mental (mental state). Mengetahui sesuatu adalah menyusun pendapat tentang suatu objek, dengan kata lain menyusun gambaran tentang fakta yang ada di luar akal. Persoalannya kemudian adalah apakah gambaran itu sesuai dengan fakta atau tidak? Atau apakah gambaran itu dekat pada kebenaran atau jauh dari kebenaran?
  • 31. WOODGROVE BANK 13 Ada dua teori untuk mengetahui hakikat pengetahuan, yaitu : 1. Realisme Teori ini mempunyai pandangan realistic terhadap alam. Pengetahuan menurut realisme adalah gambaran atau kopi yang sebenarnya dari apa yang ada dalam alam nyata berdasarkan fakta. 2. Idealisme Ajaran idealisme menegaskan bahwa untuk mendapatkan pengetahuan yang benar-benar sesuai dengan kenyataan adalah mustahil. Pengetahuan adalah proses-proses mental atau proses psikologis yang bersifat subjektif. Oleh karena itu, pengetahuan bagi seorang idealis hanya merupakan gambaran subjektif dan bukan gambaran objektif tentang realitas.
  • 32. WOODGROVE BANK 14 SUMBER PENGETAHUAN Semua orang mengakui memiliki pengetahuan. Persoalannya dari mana pengetahuan itu diperoleh atau lewat apa pengetahuan didapat. Dari situ timbul pertanyaan bagaimana caranya kita memperoleh pengetahuan atau dari mana sumber pengetahuan kita? Pengetahuan yang ada pada kita diperoleh dengan menggunakan berbagai alat yang merupakan sumber pengetahuan tersebut.
  • 33. WOODGROVE BANK 15 Dalam hal ini ada beberapa pendapat tentang sumber pengetahuan antara lain: a. Empirisme Kata ini berasal dari kata Yunani empeirikos, artinya pengalaman. Menurut aliran ini manusia memperoleh pengetahuan melalui pengalamannya. Dan bila dikembalikan kepada kata Yunaninya, pengalaman yang dimaksud ialah pengalaman inderawi. b. Rasionalisme Aliran ini menyatakan bahwa akal adalah dasar kepastian pengetahuan. Pengetahuan yang benar diperoleh dan diukur dengan akal. Manusia memperoleh pengetahuan melalui kegiatan menangkap objek.
  • 34. WOODGROVE BANK 16 c. Intuisi Menurut Henry Bergson intuisi adalah hasil dari evolusi pemahaman yang tertinggi. Kemampuan ini mirip dengan insting, tetapi berbeda dengan kesadaran dan kebebasannya. Pengembangan kemampuan ini (intuisi) memerlukan suatu usaha. Ia juga mengatakan bahwa intuisi adalah suatu pengetahuan langsung yang mutlak, dan bukan pengetahuan yang nisbi. d. Wahyu Wahyu adalah pengetahuan yang disampaikan oleh Allah kepada manusia lewat perantaraan pars nabi. Para nabi memperoleh pengetahuan dari Tuhan tanpa upaya, tanpa bersusah payah, tanpa memerlukan waktu untuk memperoleh¬nya. Pengetahuan mereka terjadi atas kehendak Tuhan semesta.
  • 35. WOODGROVE BANK 17 Ilmu pengetahuan sebagai objek, menurut Ali Maksum (2011) merupakan himpunan inforrnasi yang berupa pengetahuan ilmiah ten-tang gejala yang dapat dilihat, dirasakan, atau dialami. Gejala ini dapat berupa gejala alam (seperti angin, air, gempa Bumi, ombak, gerak, dan 1benda), atau gejala sosial (seperti masyarakat bangsa, unjuk rasa, kemiskinan, kemakmuran, dan ketersaingan), ataupun gejala pikir yang abstrak wujudnya, seperti konsep tentang bilangan dan himpunan di dalam matematika. Dengan demikian, bentuk dari hasil kegiatan ilmu pengetahuan mencakup dua hal, yaitu penjelasan terhadap sesuatu gejala yang dinyatakan sebagai hukum bila gejalanya merupakan gejala alam, kemudian sebagai dalil bila gejalanya merupakan gejala pikir atau gejala abstrak.
  • 36. WOODGROVE BANK 18 Tujuan ilmu pengetahuan dapat dibedakan menjadi dua macam berdasarkan alirannya, sebagaimana dikemukakan oleh Darsono Prawinegoro (2011), yakni: Pertama, berdasarkan pengembangan ilmu pengetahuan untuk keperluan ilmu pengetahuan itu sendiri, yaitu sebatas untuk memenuhi rasa keingintahuan manusia. Kedua, ilmu,pengetahuan pragmatis. Aliran inl menyakini bahwa pengembangan ilmu pengetahuan harus dapat memberikan manfaat bagi manusia dalam pemecahan masalah kehidupan.
  • 37. WOODGROVE BANK 19 Batas penjelasan ilmu yaitu ketika manusia berhenti berpikir untuk mencari pengetahuan, ilmu didapatkan dari penjelasan pengalaman manusia, sehingga jika manusia memulai penjelasannya pada pengalaman manusia dan berhenti di batas pengalaman manusia. Ilmu membatasi lingkup penjelasannya pada batas pengalaman manusia juga disebabkan metode yang digunakan dalam menyusun yang telah teruji secara empiris.
  • 39. TUGAS MEMBUAT SLIDE PENGANTAR FILSAFAT ILMU TOPIK IV : FILSAFAT KEBENARAN Dosen Pengampu : Dr. Sigit Sardjono, M.Ec KELOMPOK 2 SEMESTER IV KELAS S 1. Nova Dwi Lestari (1211900010) 2. Dina Frenti Okvira Hutabarat (1211900020) 3. Dwiki Ammar Syihab (1211900025) FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA 2021
  • 40. PENGANTAR FILSAFAT ILMU Dosen Pengampu : Dr. Sigit Sardjono, MS Kelas “S”(Jum’at 17.00 WIB)
  • 41. 1. NOVA DWI LESTARI (1211900010) 2. DINA FRENTI OKVIRA H. (1211900020) 3. DWIKI AMMAR SYIHAB (1211900025) KELOMPOK 2 :
  • 42. FILSAFAT KEBENARAN (Proposisi Akan Benar Jika Dilandasi Teori, Hanya Allah Yang Maha Benar)
  • 43. Filsafat Kebenaran Seorang murid Plato bernama Aristoteles, menjawab pertanyaan suhunya ini dengan pendapat bahwa kebenaran itu subjektif sifatnya, artinya kebenaran bagi seseorang adalah tidak benar bagi yang lain, sehingga kemudian lahirlah kebenaran relatif dan kebenaran mutlak. Plato pernah mempertanyakan apakah kebenaran itu sebenarnya? Bradley seakan menjawab bahwa kebenaran itu adalah kenyataan. Jadi untuk membuktikan bahwa hari benar-benar hujan, kita harus membedakan dengan melihat kenyataan yang terjadi di luar rumah. Tetapi kenyataan yang terjadi sekarang tidak seluruhnya berupa kebenaran, bahkan Di muka bumi ini berapa banyak kita melihat ketidakbenaran, seperti berbagai penindasan, penjajahan dan rekayasa.
  • 44. Banyak pakar ilmu filsafat yang menganggap benar bahwa pengetahuan itu terdiri atas sebagai berikut : ϑ Pengetahuan akal itu disebut ilmu yang kemudian untuk membahasnya disebut logika ϑ Pengetahuan budi itu disebut moral yang kemudian untuk membahasnya disebut etika ϑ Pengetahuan indrawi itu disebut seni yang untuk membahasnya disebut estetika ϑ Pengetahuan kepercayaan itu disebut agama, tetapi dalam hal ini tidak boleh otoritatif karena agama tidak memaksa, agama harus diterima secara logika, etika dan estetika dan agama itu hanyalah Islam yang terbukti kebenarannya, keindahannya dan kebaikannya. Jadi titik temu antara logika, etika dan estetika adalah Islam, oleh karena itu pengetahuan intuitif kepada seseorang yang kemudian disebut nabi harus diuji lebih dahulu seperti halnya keberadaan Nabi Muhammad SAW, sebagaimana penulis lakukan bertahun-tahun dalam keadaan atheis dan kemudian baru menerimanya. 1. Pengetahuan Akal 2. Pengetahuan Budi 3. Pengetahuan Indrawi 4. Pengetahuan Kepercayaan (Otoritatif) 5. Pengetahuan Intuitif
  • 45. Selanjutnya untuk melihat sesuatu itu benar atau tidak benar, maka beberapa kriteria yang sudah dilembagakan akan penulis sampaikan beberapa kritik antara lain sebagai berikut : 1. Teori Kebenaran Korespondensi. 2. Teori Kebenaran Koherensi. 3. Teori Kebenaran Pragmatis. 4. Teori Kebenaran Sintaksis. 5. Teori Kebenaran Semantis. 6. Teori Kebenaran Non Deskripsi. 7. Teori Kebenaran Logika yang Berlebihan. 8. Teori Kebenaran Performatif: 9. Teori Kebenaran Paradigmatik. 10. Teori Kebenaran Proposisi. 1. Kebenaran Koherensi adalah kebenaran atas hubungan antara dua pernyataan. Misalnya ketika dinyatakan bahwa monyet mempunyai hidung pada pernyataan pertama, dan pada pernyataan kedua dinyatakan manusia juga mempunyai hidung. Apabila diberikan kesimpulan. Bahwa monyet. sama dengan manusia, maka menurut kebenaran koherensi itu tidak benar karena hidung bukan sebagai syarat sesuatu dinyatakan sebagai monyet, apalagi manusia karena manusia dan monyet ada yang tidak mempunyai hidung (cacat), jadi hanya untuk pernyataan bahwa manusia dan monyet sebagian besar mempunyai hidung.
  • 46. 2. Kebenaran Pragmatis adalah kebenaran hanya dalam salah satu konsekuensi saja. Kelemahan kebenaran ini adalah apabila kemungkinannya luas, oleh karena itu harus dipilih kemungkinannya hanya dua dan saling bertolak belakang. Misalnya, semua yang teratur ada yang mengatur, dalam hal ini kita tidak membicarakan yang tidak teratur. Dengan adanya yang mengatur peredaran darah dalam tubuh maka tubuh manusia terjadi sendiri tanpa ada yang mengatur hal itu adalah salah, tetapi seharusnya ada yang mengatur yaitu Tuhan, karena hanya ada dua kemungkinan yaitu ada yang mengatur dan tidak ada yang mengatur, apabila diterima salah satu maka yang lain dicoret karena bertolak belakang. 3. Kebenaran Sintaksis adalah kebanaran yang berangkat dari tata bahasa yang melekat. Karena teori ini dipengaruhi pula oleh kejiwaan dan ekspresi, maka ada kemungkinan mereka yang menerimanya yang juga mempunyai keterkaitan jiwa akan terpengaruh, apalagi susunan tata bahasa yang bernuansa rasa. Misalnya pernyataan "Saya makan nasi" akan berbeda bila ditulis dan ditekankan bacaannya (intonasi) ketika "Saya, makan nasi" atau "Saya makan, nasi" atau "Saya makan nasi!" atau "Saya makan nasi?" yaitu pada subjek, predikat dan objek. Kebenaran seperti ini juga mirip dengan kebenaran semantis yang berbicara tentang makna bahasa.
  • 47. 4. Kebenaran Logika yang berlebihan adalah kebenaran yang sebenarnya telah merupakan fakta. Jadi akan menjadi pemborosan dalam pembuktiannya, misalnya sebuah lingkaran harus berbentuk bulat. Para ahli agama menganggapnya dengan dalil aksioma yang tidak perlu dibuktikan, tetapi sebenarnya pembuktian yang berangkat dari keraguan untuk menjadi keyakinan itu perlu dalam mencari titik temu agama dan ilmu. Misalnya apakah Allah itu Tuhan? ▪ Apakah Muhammad itu Nabi? Apakah Yesus itu Juru Selamat? ▪ Apakah Kresna itu Awatara? ▪ Apakah Sidharta Gautama itu Budha? dan lain sebagainya. 5. Kebenaran Paradigmatik adalah kebenaran yang berubah pada berbagai ruang dan waktu, jadi setelah kurun waktu tertentu berubah (untuk kategori waktu) dan pada tempat tertentu berubah (untuk kategori ruang). Thomas Kuhn adalah orang yang mempercayai kebenaran seperti ini. Contohnya dapat dilihat ketika pendapat yang mengatakan bumi mengelilingi matahari, merubah pendapat dahulu yang mengatakan matahari mengelilingi bumi. Dalam dunia ilmu-ilmu sosial perubahan ini sangat menyolok sehingga keberadaan suatu disiplin ilmu, memerlukan berbagai paradigma untuk melacaknya.
  • 48. Jadi pada kajian logika kebenaran ilmu pengetahuan ini, kita akan bergelut dengan kegiatan berpikir yang mengasah kemampuan intetektual mulai dari kegiatan yang sederhtna, seperti mengingat sampai pada pemecahan masalah (problem solving).
  • 49. Yang Maha Benar Puncak kebenaran itu sendiri sebenarnya adalah Allah Yang Maha Benar (AI Haq), itulah sebabnyam para pedzikir senantiasa mengucapkan "Alhamdulillah" (Segala Puji Bagi Allah) pada setiap penyelesaian penemuan ilmiahnya, ataupun ketika selesai melaksanakan Shalat Fardhu sebanyak tiga puluh tiga kali. Sebagaimana telah penulis sampaikan di muka bahwa ilmu tidaklah bebas nilai, karena antara logika dan etika harus berdialektika, jadi bukan hanya karena penggabungan ilmu dan agama yang dalam pembicaraan kita sehari-hari biasanya disebut dengan Imtaq (Iman dan Taqwa).
  • 50. a. Proposisi Suatu Pernyataan Yang Benar Mengetahui apa yang dimaksudkan oleh suatu pernyataan tidak sama dengan mengetahui apakah pernyataan itu benar ataukah tidak. Bahkan mereka yang mengatakan bahwa makna sama dengan keadaan yang dapat diverifikasi, akan bersepakat demikianlah harapan saya bahwa mengetahui syarat- syarat untuk menetapkan suatu pemyataan dapat diverifikasi tidaklah sama dengan mengetahui bahwa syarat-syarat itu sudah dipenuhi. Untuk sampai pada definisi tentang kebenaran, marilah kita hubungkan lagi pembicaraan kita dengan kalimat, "Di luar hawanya dingin“. Kalimat, ini dapat dianalisa sebagai berikut: (l) suatu perangkat tanda, (2) suatu susunan tanda- tanda yang teratur yang sesuai dengan aturan-aturan sintaksis, (3) makna yang dikandungnya atau dimaksudkannya. Bila kita mencari sesuatu definisi tentang kebenaran, maka kita tidak berhubungan dengan kalimat-kalimat sebagai sekadar tanda-tanda atau berhubungan dengan aturan-aturan sintaksis begitu saja.
  • 51. Penyusunan tanda-tanda tersebut di atas secara tertib merupakan apa yang oleh aturan-aturan sintaksis dinamakan kalimat berita, dan apa yang saya namakan 'pernyataan'. Meskipun saya menamakannya 'pernyataan' dalam hubungannya dengan makna yang dikandung oleh kalimat, namun istilah 'pernyataan' tersebut merupakan istilah yang murni bersifat sintaksis, karena pernyataan berarti 'kalimat berita'. Sedangkan makna yang dimaksudkan oleh pemyataan, saya namakan 'proposisi' (proposition).
  • 52. Kebenaran Bersifat Semantik Pernyataan' merupakan suatu istilah yang bersifat sintaktis; 'proposisi' ialah istilah yang bersifat semantik, dan demikian pula kata 'benar' mengacu kepada makna simbol-sirnbol, dan bukan kepada simbolnya. Maka kemungkinan untuk mengatakan bahwa 'p' adalah benar, dan jika hanya jika ‘p’ itulah halnya dalam hal ini menurut kebiasaan simbol 'p' menunjukkan pernyataan, sedangkan simbol ‘p’ mengacu kepada 5 proposisi. Maka di dalam sintaksis kita tidak dapat mengatakan apapun mengenai kebenaran. Untuk membicarakan masalah kebenaran kita membutuhkan suatu bahasa yang berbeda dengan bahasa yang bersifat sintaksis. Kebenaran menunjukkan bahwa makna suatu pernyataan artinya “proposisinya” sungguh- sungguh merupakan halnya. Bila proposisinya tidak merupakan halnya, maka kita mengatakan bahwa proposisi itu 'sesat'. Kadang-kadang orang juga memakai istilah-istilah yang lain.
  • 53. b. Ukuran Kebenaran Mengenai makna apa yang didukung oleh perkataan 'kebenaran' tampaknya dapat dijawab dengan mudah. Tetapi kesulitan-kesulitan akan timbul bila saya menanyakan "Bagaimana cara saya mengetahui bila proposisi itu benar?" Dengan perkataan lain, ukuran apakah yang dapat diterapkan pada proposisi-proposisi untuk menentukan kebenarannya atau kenyataannya? Ini berarti mengadakan pembedaan antara definisi tentang kebenaran masalah tentang makna dengan ukuran tentang kebenaran. Apa yang kita butuhkan ialah sesuatu yang dapat dipakai untuk menunjukkan bahwa definisi itu terpenuhi, karena tidaklah mudah untuk menerapkan suatu definisi secara langsung. Diketengahkan pernyataan itu benar atau tidak ada 4 (empat) teori saja. Yang sebetulnya masih ada teori lain, yaitu : 1. Coherence Theory 2. Corespodensy Theory 3. Emperical Theory 4. Pragmatis
  • 54. Pandangan ini dudukung oleh Pythagoras, Parmenides, Spinoza, dan Hegel. Teori ini dianut oleh kaum rasionalis. Kebenaran tidak lagi ditemukan dalam kesesuaian dengan kenyataan, melainkan dalam relasi antara proposisi baru dengan proposisi lama atau yang sudah ada. Maka suatu pengetahuan atau proposisi dianggap benar kalau sejalan dengan pengetahuan atau proposisi sebelumnya. Matematika dan ilmu pasti sangat cocok dengan teori kebenaran ini. Misalnya, Semua manusia mati. Sokrates adalah manusia. Maka Sokrates pasti mati. Penekanan pada pengetahuan apriorirasional dan deduktif. Di sini pengenal dan subyek lebih dipentingkan daripada obyek. 1. Paham Koherensi (Coherence Theory) 2. Teory Kebenaran Korespodensi (Correspondence Theory) Bagi orang kebanyakan, suatu pernyataan itu benar jika apa yang diungkapkannya merupakan fakta, dan barangkali kita sendiri berpandangan demikian. Jika saya mengatakan "Di luar hawanya dingin", maka hal itu benar jika di luar sungguh-sungguh hawanya dingin atau jika keadaan dingin di luar itu merupakan fakta. Orang mungkin mengatakan, jika di luar benar-benar hawanya dingin, maka proposisi tersebut akan saling berhubungan dengan proposisi-proposisi lain, dan bahwa karenanya keadaan saling berhubunyan itu merupakan konsekuensi dari kebenaran suatu pernyataan. (Tetapi paham koherensi mengatakan sebaliknya; jika suatu proposisi saling berhuburigan dengan proposisi-proposisi yang lain, maka apa yang dinyatakannya merupakan fakta).
  • 55. 3. Paham Empiris (Emperical Theory) Definisi-definisi tentang kebenaran paham-paham empiris mendasarkan diri pada pelbagai segi pengalaman, dan biasanya menunjuk kepada pengalaman inderawi dari orang seorang. Semua paham tersebut dalam arti tertentu memandang proposisi bersifat meramalkan (predictiue) atau hipotetis, dan memandang kebenaran proposisi sebagai terpenuhinya ramalan-ramalan. Yang demikian ini menyebabkan kebenaran menjadi pengertian yang bersifat subjektif serta nisbi. 4. Teori Pragmatisme Kebenaran pragmatis adalah kebenaran hanya dalam salah satu konsekuensi saja. Kelemahan kebenaran ini adalah apabila kemungkinannya luas, oleh karena itu harus dipilih kemungkinannya hanya dua dan saling bertolak belakang. Misalnya, semua yang teratur ada yang mengatur, dalam hal ini kita tidak membicarakan yang tidak teratur. Dengan adanya yang mengatur peredaran darah dalam tubuh maka tubuh manusia terjadi sendiri tanpa ada yang mengatur hal itu adalah salah, tetapi seharusnya ada yang mengatur yaitu Tuhan, karena hanya ada dua kemungkinan yaitu ada yang mengatur dan tidak ada yang mengatur, apabila diterima salah satu maka yang lain dicoret karena bertolak belakang.
  • 56. Item di bawah ini adalah kumpulan kebenaran akal yang tidak beretika moral, yaitu : 1. Menampar murid yang tidak menjawab dengan benar. 2. Menceraikan isteri yang tidak dapat memberikan anak. 3. Sistem komando yang militeristik. 4. Sistem jihad yang tidak kasih sayang. 5. Melakukan Daerah Operasi Militer terhadap wilayah yang separatis. 6. Memaksakan hukum tanpa hak asasi manusia. 7. Peraturan yang ketat tanpa toleransi. 8. Kemarahan yang melumpuhkan. 9. Kebenaran yang buruk (tidak baik). 10.Memerangi bangsa yang tidak bersalah. 11. Partai tunggal yang menguasai masyarakat. 12. Disiplin ilmu pengetahuan tanpa kaidah moral. 13. Mengandalkan teori tanpa tedeng aling - aling. 14. Mengandalkan perhitungan kuantitatif melulu. 15. Mengandalkan bukti. 16. Mengandalkan fakta. 17. Mengandalkan akal semata. 18. Mengandalkan kebenaran tanpa kebaikan. 19. Mengandalkan perintah atasan bukan tugas. 20. Hukum Perang mengabaikan kemanusiaan.
  • 57. Allah Lah Yang Maha Benar Puncak kebenaran itu sendiri sebenarnya adalah Allah Yang Maha Benar (AI Haq), itulah sebabnya para pedzikir senantiasa mengucapkan "Alhamdulillah" (Segala Puji Bagi Allah) pada setiap penyelesaian penemuan itmiahnya, ataupun ketika selesai melaksanakan Shalat Fardhu sebanyak tiga puluh tiga kali. Sebagaimana telah penulis sampaikan di muka bahwa ilmu tidaklah bebas nilai, karena antara logika dan etika harus berdialektika, jadi bukan hanya karena penggabungan ilmu dan agama yang dalam pembicaraan kita sehari-hari biasanya disebut dengan Imtaq (Iman dan Taqwa).
  • 58.
  • 59. TUGAS MEMBUAT SLIDE PENGANTAR FILSAFAT ILMU TOPIK V : PENALARAN Dosen Pengampu : Dr. Sigit Sardjono, M.Ec KELOMPOK 2 SEMESTER IV KELAS S 1. Nova Dwi Lestari (1211900010) 2. Dina Frenti Okvira Hutabarat (1211900020) 3. Dwiki Ammar Syihab (1211900025) FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA 2021
  • 60. PENGANTAR FILSAFAT ILMU Dosen Pengampu : Dr. Sigit Sardjono, MS Kelas “S”(Jum’at 17.00 WIB)
  • 61. 1. NOVA DWI LESTARI (1211900010) 2. DINA FRENTI OKVIRA H. (1211900020) 3. DWIKI AMMAR SYIHAB (1211900025) KELOMPOK 2 : TOPIK : “PENALARAN”
  • 62. Argumentasi adalah suatu bentuk retorika yang berusaha untuk mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain, agar mereka itu percaya dan akhirnya bertindak sesuai dengan apa yang diinginkan oleh penulis atau pembicara. Melalui argumentasi penulis berusaha merangkaikan fakta-fakta sedemikian rupa, sehingga ia mampu menunjukkan apakah suatu pendapat atau suatu hal tertentu itu benar atau tidak. Argumentasi merupakan dasar yang paling fundamental dalam ilmu pengetahuan. Dan dalam dunia ilmu pengetahuan, argumentasi itu tidak lain daripada usaha untuk mengajukan bukti-bukti atau menentukan kemungkinan-kemungkinan untuk menyatakan sikap atau pendapat mengenai suatu hal. 1. PENDAHULUAN
  • 63. Dasar sebuah tulisan yang bersifat argumentatif adalah berpikir kritis dan logis. Untuk itu ia harus bcrtolak dari fakta-fakta atau evidensi-evidensi yang ada. Fakta-fakta dan evidensi itu dapat dijalin dalam metode-metode sebagaimana dipergunakan juga oleh eksposisi. Tetapi dalam argumentasi terdapat motivasi yang Iebih kuat. Eksposisi hanya memerlukan kejelasan, sebab itu fakta-fakta dipakai seperlunya. Namun argumentasi di samping memerlukan kejelasan, memerlukan juga keyakinan dengan perantaraan fakta-fata itu. Sebab itu, penulis harus meneliti apakah semua fakta yang akan dipergunakan itu benar, dan harus meneliti pula bagaimana relevansi kualitasnya dengan maksudnya. Dengan fakta yang benar, ia dapat merangkaikan suatu penuturan yang logis menuju kepada suatu kesimpulan yang dapat dipertanggungjawabkan. Seorang yang kurang hati-hati dan tidak cermat menganalisa data- data tersebut, dapat mcnggagalkan seluruh usaha pembuktiannya. LANJUTAN…
  • 64. Berdasarkan semua kenyataan di atas, maka untuk berbicara mengenai sebuah tulisan argumentatif, terlebih dahulu akan dikemukakan beberapa dasar yang penting yang menjadi landasan argumentasi. Untuk itu akan dikemukakan pertama-tama masalah penalaran yaitu bagaimana dapat merumuskan pendapat yang benar sebagai hasil dari suatu proses berpikir untuk merangkaikan fakta-fakta menuju suatu kesimpulan yang dapat diterima oleh akal sehat. Masalah lain yang harus dibicarakan sebelum berbicara mengenai tulisan argumentatif adalah mengenai beberapa corak penalaran. Ketiga, bagaimana mengadakan penilaian atau penolakan (kalau perlu) atas pendapat orang-orang lain atau pendapat sendiri yang pernah dicetuskan. Dengan prinsip- prinsip itu akhirnya dikemukakan bagaimana menyusun tulisan argumentatif itu sendiri. Dan kelima, akan dikemukakan pula masalah persuasi yang mempunyai pertalian sangat erat dengan argumentasi, dan bahkan sering diadakan pengacauan atas kedua istilah tersebut. LANJUTAN…
  • 65. Penalaran (reasoning, jalan pikiran) adalah suatu proses berpikir yang berusaha menghubung-hubungkan fakta-fakta atau evidensi-evidensi yang diketahui menuju kepada suatu kesimpulan. Bila kita bandingkan argumentasi dengan sebuah bangunan, maka fakta, evidensi, dan sebagainya dapat disamakan dengan batu bata, batu kali, semen, dsb., sedangkan proses penalaran itu sendiri dapat disamakan dengan bagan atau arsitektur untuk membangun gedung tersebut. Penalaran merupakan sebuah proses berpikir untuk mencapai suatu kesimpulan yang logis. Penalaran bukan saja dapat dilakukan dengan mempergunakan fakta-fakta yang masih berbentuk polos, tetapi dapat juga dilakukan dengan mempergunakan fakta-fakta yang telah dirumuskan dalam kalimat-kalimat yang berbentuk pendapat atau kesimpulan. Kalimat- kalimat semacam ini, dalam hubungan dengan proses berpikir tadi disebut proposisi. 2. PROPOSISI
  • 66. Untuk menjelaskan hal itu perhatikan contoh-contoh berikut: ֍ Semua manusia akan mati pada suatu waktu. ֍ Beberapa orang Indonesia memiliki kekayaan yang berlimpah-limpah. ֍ Kota Bandung hancur dalam Perang Dunia Kedua karena born atom. ֍ Semua gajah telah punah tahun 1980. Keempat kalimat di atas merupakan proposisi; kedua kalimat yang pertama dapat dibuktikan kebenarannya, dan kedua kalimat terakhir dapat ditolak karena fakta-fakta yang ada menentang kebenarannya. Tetapi keempatnya tetap merupakan proposisi. Proposisi selalu berbentuk kalimat, tetapi tidak semua kalimat adalah proposisi. Hanya kalimat deklaratif yang dapat mengandung proposisi, karena hanya kalimat semacam itulah yang dapat dibuktikan atau disangkal kebenarannya. LANJUTAN…
  • 67. Kata inferensi berasal dari kata Latin inferre yang berarti menarik kesimpulan. Kata implikasi juga berasal dari bahasa Latin, yaitu dari kata implicare yang berarti melibat atau merangkum. Dalam logika, juga dalam bidang ilmiah lainnya, kata inferensi adalah kesimpulan yang diturunkan dari apa yang ada atau dari fakta-fakta yang ada. Sedangkan implikasi adalah rangkuman, yaitu sesuatu dianggap ada karena sudah dirangkum dalam fakta atau evidensi itu sendiri. Banyak dari kesimpulan sebagai hasil dari proses berpikir yang logis harus disusun dengan memperhatikan kemungkinan-kemungkinan yang tercakup dalam evidensi (implikasi), dan kesimpulan yang masuk akal berdasarkan implikasi (inferensi). 3. INFERENSI DAN IMPLIKASI
  • 68. Untuk menjelaskan kedua pengertian di atas, dapat dikemukakan contoh berikut : Bila seorang ibu mendengar tetesan air dalam kamar mandi, maka is menarik kesimpulan bahwa kerannya bocor atau kerannya kurang cermat ditutup. Untuk menetapkan kesimpulan mana yang mempunyai kemungkinan yang paling tinggi, harus dipertimbangkan dua faktor : Bagaimana kebiasaan penghuni rumah mempergunakan keran, serta berapa lama usia paking keran itu. Jika si Adi mempunyai kebiasaan membiarkan keran terbuka, maka ibu dapat mengambil kesimpulan (dalam hal ini inferensi) bahwa: "Adi tidak menutup keran dengan cermat". Tetapi jika keran itu tidak dapat ditutup secara normal, sedangkan di pihak lain pakingnya sudah lama diganti, maka dapat ditarik inferensi: "Pakingnya sudah aus, sebab itu perlu diganti". LANJUTAN…
  • 69. Contoh di atas mengandung asumsi-asumsi tertentu. Tetesan-tetesan air sudah mencakup atau sudah ada implikasi kebocoran. Dari tetesan- tetesan itu timbul suatu dugaan bahwa suatu kebocoran .mungkin merupakan akibat dari kelalaian manusia atau karena kerusakan teknis. Sifat manusia yang ceroboh yang terjadi pada waktu-waktu sebelumnya, dapat terulang lagi. Kerusakan-kerusakan mekanis dapat disebabkan oleh bagian-bagian tertentu dari alat itu, yang dapat diketahui melalui penyelidikan. LANJUTAN…
  • 70. Unsur yang paling penting dalam suatu tulisan argumentatif adalah evidensi. Pada hakikatnya evidensi adalah semua fakta yang ada, semua kesaksian, semua informasi, atau autoritas, dan sebagainya yang dihubung-hubungkan untuk membuktikan suatu kebenaran. Fakta dalam kedudukan sebagai evidensi tidak boleh dicampur-adukkan dengan apa yang dikenal sebagai pernyataan atau penegasan. Pernyataan tidak mempunyai pengaruh apa-apa terhadap sebuah evidensi, ia hanya sekadar menegaskan apakah suatu fakta itu benar atau tidak. Dalam argumentasi, seorang penulis boleh mengandalkan argumentasinya pada pernyataan saja, bila ia menganggap pendengar sudah mengetahui fakta-faktanya, serta memahami sepenuhnya kesimpulankesimpulan yang diturunkan daripadanya 4. WUJUD EVIDENSI
  • 71. Dalam wujudnya yang paling rendah evidensi itu berbentuk data atau informasi. Yang dimaksud dengan data atau informasi adalah bahan keterangan yang diperoleh dari suatu sumber tertentu. Biasanya semua bahan informasi berupa statistik, dan keterangan-keterangan yang dikumpulkan atau diberikan oleh orang- orang kepada .seseorang, semuanya dimasukkan dalam pengertian data (apa yang diberikan) dan informasi (bahan keterangan). Pada dasarnya semua data dan informasi harus diyakini dan diandalkan kebenarannya. Untuk itu penulis atau pembicara harus mengadakan pengujian atas data dan informasi tersebut, apakah semua bahan keterangan itu merupakan fakta. Fakta adalah sesuatu yang sesungguhnya terjadi, atau sesuatu yang ada secara nyata. LANJUTAN…
  • 72. Supaya data dan informasi dapat dipergunakan dalam penalaran data dan informasi itu harus merupakan fakta. Dalam kedudukannya yang pasti sebagai fakta, bahan-bahan itu siap digunakan sebagai evidensi. Sebab itu perlu diadakan pengujian-pengujian melalui cara-cara tertentu. Di bawah ini akan dikemukakan beberapa cara yang dapat dipergunakan untuk mengadakan pengujian tersebut : ֍Observasi ֍Kesaksian ֍Autoritas 5. CARA MENGUJI DATA
  • 73. Sebagai telah dikemukakan di atas, untuk menetapkan apakah data atau informasi yang kita peroleh itu merupakan fakta, maka harus diadakan penilaian, apakah data-data atau informasi merupakan kenyataan atau hal yang sungguh- sungguh terjadi. Penilaian tersebut Baru merupakan penilaian-penilaian tingkat pertama. Penilaian tingkat pertama hanya diarahkan untuk mendapatkan keyakinan, bahwa semua bahan itu adalah fakta. Dan penilaian itu tidak saja berhenti di sini. Pengarang atau penulis harus mengadakan penilaian tingkat kedua, yaitu yang mana dari semua fakta itu dapat digunakan sehingga benar-benar memperkuat kesimpulan yang akan diambil. Atau dengan kata lain harus diadakan seleksi untuk menentukan fakta-fakta mana yang dapat dijadikan evidensi dalam argumentasi itu. 6. CARA MENGUJI FAKTA
  • 74. ֍ Konsistensi Dasar pertama yang dipakai untuk menetapkan fakta mana yang akan dipakai sebagai evidensi adalah kekonsistenan. Sebuah argumentasi akan kuat dan mempunyai tenaga persuasif yang tinggi, kalau evidensi-evidensinya bersifat konsisten, tidak ada satu evidensi bertentangan atau melemahkan evidensi yang lain. Karena itu evidensi-evidensi yang diajukan saling melemahkan. Bila evidensi itu bertentangan satu sama lain atau saling melemahkan, maka argumentasi itu tidak akan meyakinkan pembaca atau pendengar. LANJUTAN…
  • 75. ֍ Koherensi Dasar kedua yang dapat dipakai untuk mengadakan penilaian fakta mana yang dapat dipergunakan sebagai evidensi adalah masalah koherensi. Semua fakta yang akan digunakan sebagai evidensi harus pula koheren dengan pcngalaman-pengalaman manusia, atau sesuai dengan pandangan atau sikap yang berlaku. Bila penulis menginginkan agar sesuatu hal dapat diterima, is harus meyakinkan pembaca bahwa karena pembaca setuju atau menerima fakta-fakta dan jalan pikiran yang dikemukakannya, maka secara konsekuen pula pembaca harus menerima hal lain, yaitu konklusinya. LANJUTAN…
  • 76. Seorang penulis yang baik dan obyektif selalu akan menghindari semua desas-de- sus, atau kesaksian dari tangan kedua. Penulis yang baik akan membedakan pula apa yang hanya merupakan pendapat saja, atau pendapat yang sungguh-sungguh didasarkan atas penelitian atau data-data eksperimental. Demikian pula .sikap seorang penulis menghadapi pendapat autoritas. Ada kemungkinan bahwa suatu autoritas dapat melakukan kesalahan- kesalahan. Di pihak lain autoritas-autoritas yang sungguh-sungguh ahli, masih dapat berbeda pendapat mengenai suatu persoalan. Suatu autoritas dapat pula mempergunakan keterangan dari autoritas lain, atau mempergunakan kesaksian dan interpretasi orang- orang biasa untuk menyusun pendapatnya. 7. CARA MENILAI AUTORITAS
  • 77. Apa yang harus dilakukan bila seorang menghadapi kenyataan bahwa pendapat autoritas-autoritas itu berbeda-beda? Yang dapat dilakukan adalah membanding- bandingkan autoritas-autoritas itu, mengadakan evaluasi atas pendapat-pendapat itu untuk menemukan tulisan-tulisan hasil penelitiannya akan memberi keyakinan pada penulis tentang autoritasnya. ֍Kemashuran dan Prestise ֍Koherensi dengan Kemajuan ֍Tidak mengandung Prasangka ֍Pengalaman dan Pendidikan Autoritas LANJUTAN…
  • 79. TUGAS MEMBUAT SLIDE PENGANTAR FILSAFAT ILMU TOPIK VI : BERPIKIR SECARA FILSAFAT MENUJU KEPASTIAN DAN KEBENARAN ILMIAH Dosen Pengampu : Dr. Sigit Sardjono, M.Ec KELOMPOK 2 SEMESTER IV KELAS S 1. Nova Dwi Lestari (1211900010) 2. Dina Frenti Okvira Hutabarat (1211900020) 3. Dwiki Ammar Syihab (1211900025) FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA 2021
  • 80. KELOMPOK 2 : PENGANTAR FILSAFAT ILMU (S) Dosen Pengampu : Dr. Sigit Sardjono, MS 01 Nova Dwi Lestari NBI : 1211900010 03 02 Dina Frenti Okvira H. NBI : 1211900020 Dwiki Ammar Syihab NBI : 1211900025
  • 81. BERPIKIR SECARA FILSAFAT MENUJU KEPASTIAN DAN KEBENARAN ILMIAH
  • 82. MENGAPA HARUS BERPIKIR SECARA FILSAFAT ? Berfilsafat didorong untuk mengetahui apa yang telah diketahui dan apa yang belum diketahui. Berfilsafat berarti berendah hati bahwa tidak semuanya akan pernah diketahui dalam kesemestaan yang seakan tidak terbatas ini. Berfilsafat berarti mengoreksi diri, semacam keberanian untuk berterus terang, seberapa jauh sebenarnya kebenaran yang dicari telah dijangkau.
  • 83. MENGUKUR BERPIKIR FILSAFAT Karakteristik berpikir filsafat adalah sifat menyeluruh, sifat mendasar dan sifat spekulatif. Orang yang berpikir filsafati berarti orang tersebut membongkar tempat berpijak secara fundamental. Dia tidak percaya begitu raja bahwa ilmu itu benar. ▪ Mengapa ilmu dapat disebut benar? ▪ Bagaimana proses penilaian berdasarkan kriteria tersebut dilakukan? ▪ Lalu benar itu apa? Pertanyaan itu melingkar sebagai sebuah lingkaran yang untuk menyusunnya, harus dimulai dari sebuah titik, sebagai awal sekaligus sebagai akhir.
  • 84. 5 01 02 CIRI-CIRI BERPIKIR FILSAFAT Konsepsional. Perenungan filsafat berusaha untuk menyusun suatu bagian konsepsional. Konsepsi merupakan hasil generalisasi dan abstraksi dari pengalaman tentang hal-hal serta proses-proses satu demi satu. Koheren. Perenungan kefilsafatan berusaha untuk menyusun suatu bagan yang koheren yang konsepsional. Secara singkat, istilah koheren ialah runtut. Bagan konsepsional yang merupakan hasil perenungan kefilsafatan haruslah bersifat runtut. Dalam arti lain, koheren bisa juga dikatakan berpikir sistematis, artinya berpikir logis, yang bergerak selangkah demi selangkah dengan penuh kesadaran. Dengan urutan yang bertanggungjawab dan saling hubungan yang teratur
  • 85. Memburu kebenaran.Filsuf adalah pemburu kebenaran, kebenaran yang diburunya adalah kebenaran hakiki tentang seluruh realitas dan setiap hal yang dapat dipersoalkan. Oleh sebab itu, dapat dikatakan bahwa berfilsafat berarti memburu kebenaran tentang segala sesuatu. Kebenaran filsafat tidak pernah bersifat mutlak dan final, melainkan terus bergerak dari suatu kebenaran menuju kebenaran baru yang lebih pasti. Kebenaran yang baru ditemukan itu juga terbuka untuk dipersoalkan kembali demi menemukan kebenaran yang lebih meyakinkan. Radikal. Berfilsafat berarti berpikir radikal. Filsuf adalah pemikir yang radikal. Karena berpikir secara radikal, ia tidak akan pernah berhenti hanya pada suatu wujud realitas tertentu. Keradikalan berpikirnya itu akan senantiasa mengobarkan hasratnya untuk menemukan realitas seluruh kenyataan, berarti dirinya sendiri sebagai suatu realitas telahtermasuk ke dalamnya sehingga ia pun berupaya untuk mencapai akar pengetahuan tentang dirinya sendiri. 03 04
  • 86. Rasional. Perenungan kefilsafatan berusaha menyusun suatu bahan konsepsional yang bersifat rasional. Yang dimaksudkan dengan bagan konsepsionl yang bersifat rasional ialah bagan yang bagian-bagiannya secara logis berhubungan satu dengan yang lain. Berpikir secara rasional berarti berpikir logis, sistematis, dan kritis berpikir logis adalah bukan hanya sekedar menggapai pengertian-pengertian yang dapat diterima oleh akal sehat, melainkan agar sanggup menarik kesimpulan dan mengambil keputusan yang tepat dan benar dari premis-premis yang digunakan. Berpikir logis yang menuntut pemikiran yang sistematis. Pemikiran yang sistematis ialah rangkaian pemikiran yang berhubungan satu sama lain atau saling berkaitan secara logis. 05
  • 87. Menyeluruh. Perenungan kefilsafatan berusaha menyusun suatu bagan konsepsional yang memadai untuk dunia tempat kita hidup maupun diri kita sendiri. Suatu sistem filsafat harus bersifat komprehensif, dalam arti tidak ada sesuatu pun yang berada di luar jangkauannya. Jika tidak demikian, filsafat akan ditolak serta dikatakan berat sebelah dan tidak memadai. Berpikir universal tidak berpikir khusus, terbatas pada bagian-bagian tertentu, namun mencakup secara keseluruhan. Berpikir filsafat harus dapat menyerap secara keseluruhan apa yang ada pada clam semesta, tidak terpotong-potong 06
  • 88. Dari penjabaran tentang filsafat tersebut di atas, konsep penting yang perlu dipahami tentang hakikat makna filsafat antara lain: a) filsafat adalah mendorong manusia untuk berpikir secara kritis; b) berpikir filsafat adalah berpikir dalam bentuk yang sistematis; c) filsafat harus menghasilkan sesuatu yang runtut; d) berpikir filsafat adalah berpikir secara rasional dan logis; dan e) proses berpikir filsafat harus bersifat mendalam dan komprehensif.
  • 89. Kebenaran sebagai Persesuaian (the correspondent theory of truth a. Teori ini sangat didukung oleh empirisme, dan oleh karena itu teori ini sangat menghargai pengamatan dan pengujian empiris. la lebih menekankan cara kerja pengetahuan aposteriori; b. Teori ini juga menegaskan dualitas antara S dan 0, pengenal dan yang dikenal. Di sana obyek terasa penting bagi pengetahuan manusia. Subyek atau akal budi hanya mengolah apa yang diberikan obyek; c. Teori ini juga menekankan bukti bagi kebenaran suatu pengetahuan. Namun bukti ini bukannya hasil akal budi, atau hasil imaginasi akal budi, tetapi apa yang disodorkan obyek melalui panca indera. Persoalan ialah bahwa semua proposisi atau hipotesis yang tidak didukung oleh bukti empiris tidak akan dianggap benar. Misalnya, Tuhan adalah mahabijaksana dan dia hadir dalam sejarah manusia. Ini pernyataan yang tidak benar. Maka ini tidak dilihat sebagai pengetahuan. Ini hanya dianggap sebagai keyakinan atau juga ideologi. Unsur-unsur anggapan seperti ini sudah nampak sejak Heraklitus, Aristoteles, Aquinas dan terutama didukung oleh para pemikir Inggris (Empirisme). 01 MACAM – MACAM TEORI KEBENARAN
  • 90. Kebenaran sebagai Keteguhan (the coherent theory of truth). Pandangan ini dudukung oleh Pythagoras, Parmenides, Spinoza, dan Hegel. Teori ini dianut oleh kaum rasionalis. Kebenaran tidak lagi ditemukan dalam kesesuaian dengan kenyataan, melainkan dalam relasi antara proposisi baru dengan proposisi lama atau yang sudah ada. Maka suatu pengetahuan atau proposisi dianggap benar kalau sejalan dengan pengetahuan atau proposisi sebelumnya. Teori Pragmatis tentang Kebenaran (the pragmatic theory of truth). Teori ini dikembangkan oleh Charles Sanders Peirce dan William James. Kebenaran memiliki arti yang sama dengan kegunaan. Suatu ide benar adalah ide yang bisa memungkinkan seseorang melakukan sesuatu secara paling berhasil dan tepat guna. Ide yang benar pasti juga memiliki konsekuensi praktis pada tindakan tertentu (J. Dewey).Kebenaran yang ditemukan di sini adalah menyangkut "know-how", kalau manusia berhasil menciptakan sesuatu. 02 03
  • 91. Teori Kebenaran Performatif (Performative theory of truth) Anggapan tentang terlaksananya kebenaran dalam bahasa (ungkapan) manusia berasal dari Inggris (Frank Ramsey, John Austin, dan Peter Strawson). Mereka melawan teori klasik bahwa benar dan salah adalah ungkapan deskriptif. Suatu pernyataan dianggap benar kalau is menciptakan realitas. Misalnya, "Dengan ini saya mengangkat ands menjadi ketua kelas." Ungkapan atau pernyataan ini menciptakan suatu realitas. Teori Kebenaran Historis. Teori ni pada umumnya diakui oleh kelompok post-modernis atau strukturalis dan post- strukturalis. Menurut mereka kebenaran selalu bersifat historis dan selalu berpusat pada kebebasan batin setiap manusia, dan bukannya ditentukan lebih dahulu atau ditentukan oleh orang lain. Dalam diri setiap manusia dan kebudayaan terdapat unsur kebenaran. 04 05
  • 92. Ada dua macam kebenaran yaitu kebenaran empiris dan logis yang kiranya dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Karena itu terdapat tiga sifat dasar kebenaran ilmiah: 1. Struktur kebenaran ilmiah bersifat rasional-logis (berdasarkan kesimpulan yang logis-rasional dari premis-premis tertentu). Karena itu bersifat rasional, maka semua orang rasional dapat menggunakan akal budinya secara balk dan memahami kebenaran ilmiah ini. Isi empiris: kebenaran ilmiah perlu diuji dengan kenyataan yang ada (empiris). 2. Sifat pragmatis mau menggabungkan dua sifat kebenaran di atas. Pernyataan itu logis dan empiris, maka harus juga berguna dalam hidup manusia dalam memecahkan permasalahan. SIFAT-SIFAT KEBENARAN ILMIAH
  • 93. Dalam diskusi tentang macam-macam teori kebenaran pertanyaan yang muncul ialah apakah kebenaran ilmiah bersifat pasti atau sementara? Jawaban atas pertanyaan ini memunculkan dua pandangan berbeda, yaitu pandangan kaum rasionalis yang menekankan kebenaran logis-rasional dan pandangan kaum empiris yang menekankan kebenaran empiris. Karena itu kita harus berbicara tentang taraf-taraf kepastian (subyektivitas dan obyektivitas). KEPASTIAN DAN KEBENARAN
  • 94. TARAF KEPASTIAN ILMU EMPIRIS DAN ILMU EKSAKTA Dalam kaitan dengan kepastian sering kita mengatakan bahwa sesuatu hanya dapat ditempatkan dalam "barangkali" atau "mungkin.“Istilah ini digunakan para ilmuwan untuk menunjuk pada sesuatu yang dalam gejala pengetahuan terletak pada pihak obyek. Untuk mengatasi kesulitan ini kita diperkenalkan dengan istilah `kepercayaan' (credibility). Kepercayaan adalah ciri khas hipotesis ilmiah. Hipotesis ini justru ada pada pihak subyek. Kepercayaan hipotesis bisa Iemah, bisa kuat, tetapi ini tergantung pada mutu dan jumlah data empiris yang dapat diterangkan.
  • 95. Kepastian dalam ilmu-ilmu empiris Semua ilmu empiris, termasuk ilmu-ilmu manusia, mengajar tentang kepastian dalam dua arti, yaitu: a. kepastian tentang explanans dari gejala-gejala yang diselidiki, terutama menyangkut kebenaran pernyataan dari gejala-gejala itu; dan b. kepastian mengenai kesimpulan yang dapat ditarik dari suatu hukum yang berlaku. Kepastian dalam ilmu-ilmu eksakta Dalam konteks penemuan (context of discovery), dalam usaha mencoba-coba, apa yang dikatakan tentang ilmu-ilmu empiris juga berlaku untuk ilmu-ilmu pasti (di mana ilmu itu belum pasti). Namun dalam konteks pembenaran (context of justification), dalam satu sistem matematika atau logika yang sudah jadi dan berdiri sendiri, tidak ada lagi hipotesis, melainkan hanya ungkapan- ungkapan yang bersifat aksiomatis (yang terdiri dari dalil-dalil) yang semuanya bernilai 1. Semua dalil berlaku di mana-mana tanpa diragukan dalam sistem itu sendiri. Inilah yang dimaksudkan dengan ilmu pasti.
  • 96. A. BERPIKIR INDUKTIF Ilmu adalah akumulasi pengetahuan yang tersusun secara sistematis. Pengetahuan yang dimaksud adalah suatu fenomena yang ditangkap oleh indra manusia. Menangkap berarti mengamati atau mengobservasi, sedangkan yang diamati dan fenomena itu tidak lain adalah fakta. Dalam observasi itu fakta dari fenomena dikumpulkan, diamati, diklasifikasi dan disusun secara teratur (sistematis) kemudian dibuat generalisasi sebagai kesimpulannya. Dan sinilah terwujud hukum, dalil, atau teori dari suatu ilmu. Pekerjaan semacam ini tidak lain adalah pekerjaan induktif (menginduksi). Dapatlah dikatakan bahwa pekerjaan induktif ini dimulai dari hal-hal yang khusus (particular) yang terpikirkan sebagai kelas dari suatu fenomena, menuju generalisasi. BERPIKIR INDUKTIF DAN DEDUKTIF
  • 97. B. BERPIKIR DEDUKTIF Kebalikan dari berpikir induktif ialah berpikir deduktif. Bekerjanya berangkat dari hal yang umum (dari induksi/teori/dalil/hukum) kepada hal-hal yang khusus (particular). Prinsip dasarnya ialah "segala yang dipandang benar pada semua peristiwa dalam situ kelas atau jenis, berlaku pula sebagai hal yang benar pada semua peristiwa yang terjadi pada hal yang khusus, asal hal yang khusus ini benar-benar merupakan bagian atau unsur dari hal yang umum itu". BERPIKIR INDUKTIF DAN DEDUKTIF
  • 98. METODE ILMIAH Metode ilmiah merupakan prosedur atau langkah-langkah sistematis dalam mendapatkan pengetahuan ilmiah atau ilmu. Ilmu merupakan pengetahuan yang didapatkan melalui metode ilmiah. Metode adalah suatu prosedur atau cara untuk mengetahui sesuatu dengan langkah-langkah sistematis. Garis besar langkah-langkah sistematis keilmuan adalah: (1) mencari, merumuskan dan mengidentifikasi masalah; (2) menyusun kerangka pikiran (logical contract); (3) merumuskan hipotesis (jawaban rasicnal terhadap masalah); (4) menguji hipotesis secara empirik; (5) melakukan pembahasan dan; (6) menyimpulkan.
  • 99. METODE ILMIAH Tiga Iangkah pertama merupakan metode penelitian, sedangkan langkah-langkah selanjutnya bersifat teknis penelitian. Dengan demikian maka pelaksanaan penelitian menyangkut dua hal, yaitu hal metode dan hal teknis penelitian. Namun secara implisit metode dan teknik melarut di dalamnya.
  • 101. TUGAS MEMBUAT SLIDE PENGANTAR FILSAFAT ILMU TOPIK X : FILSAFAT MANUSIA (HAKEKAT MANUSIA DILIHAT DARI SISI FILSAFAT ILMU) Dosen Pengampu : Dr. Sigit Sardjono, M.Ec KELOMPOK 2 SEMESTER IV KELAS S 1. Nova Dwi Lestari (1211900010) 2. Dina Frenti Okvira Hutabarat (1211900020) 3. Dwiki Ammar Syihab (1211900025) FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA 2021
  • 102. PENGANTAR FILSAFAT ILMU Dosen Pengampu : Dr. Sigit Sardjono, MS Kelas “S”(Jum’at 17.00 WIB)
  • 103. 1. NOVA DWI LESTARI (1211900010) 2. DINA FRENTI OKVIRA H. (1211900020) 3. DWIKI AMMAR SYIHAB (1211900025) KELOMPOK 2 :
  • 104. FILSAFAT MANUSIA (HAKEKAT MANUSIA DILIHAT DARI SISI FILSAFAT ILMU)
  • 105. Pengertian Filsafat Manusia Filsafat manusia adalah cabang filsafat khusus yang secara spesifik mempelajari hakekat/esensi manusia. Filsafat manusia adalah bagian filsafat yang membahas apa arti manusia sendiri secara mendetail. Filsafat manusia terus berkembang karena manusia adalah objek yang penuh dengan misteri. Titik tolak filsafat manusia adalah pengetahuan dan pengalaman manusia, serta dunia yang melingkupinya. Dalam sejarah ada beberapa istilah yang mendahului filsafat manusia, yaitu psikologi filsafat, psikologi rasional, eksperimental dan empiris.
  • 106. Pengertian Filsafat Manusia Antropologi filsafat atau yang lebih dikenal dengan filsafat manusia adalah bagian integral dan sistem filsafat, yang secara spesifik menyoroti hakikat atau esensi manusia. Objek material filsafat manusia dan ilmu-ilmu tentang manusia (misalnya psikologi dan antropologi) adalah gejala manusia. Pada dasarnya ilmu ini bertujuan untuk menyelidiki, menginterpretasi, dan memahami gejala-gejala atau ekspresi-ekspresi manusia. Dengan demikian filsafat manusia mengantar manusia untuk menyelami kehidupannya sendiri, dan sangat mungkin mendapat pencerahan mengenai menjadi manusia yang lebih utuh.
  • 107. Beberapa Pandangan Para Ahli Mengenai Filsafat Manusia 1. Manusia juga memiliki karya yang dihasilkan sehingga berbeda dengan mahluk yang lain. Manusia dalam memiliki karya dapat dilihat dalam setting sejarah dan setting psikologis situasi emosional dan intelektual yang melatarbelakangi karyanya. Dan karya yang dibuat manusia tersebut menjadikan ia sebagai mahluk yang menciptakan sejarah. 2. Berbicara tentang manusia maka yang tergambar dalam fikiran adalah berbagai macam perspektif. Ada yang mengatakan manusia adalah hewan rasional (animal rasional) dan pendapat ini diyakini oleh para filosof 3. Ada yang lain menilai tentang manusia adalah sebagai homo feber dimana manusia adalah hewan yang melakukan pekerjaan dan dapat gila terhadap kerja
  • 108. Beberapa Pandangan Para Ahli Mengenai Filsafat Manusia 4. Menurut Marx manusia hanya terbuka pada nilai-nilai estetik dan hakekat perbedaan manusia dengan binatang adalah menunjukan hakekat bebas dan universal. 5. Menurut Paulo Freire manusia merupakan satu-satunya mahluk yang memiliki hubungan dengan dunia. Tindakan dan kesadaran manusia bersifat historis, manusia membuat hubungan dengan dunianya bersifat epokal, yang menunjukan disini berhubungan disana, sekarang berhubungan masa lalu dan berhubungan dengan masa depan. manusia menciptakan sejarah jugs sebaliknya manusia diciptakan oleh sejarah.
  • 109. Hakekat Manusia  Hakekat manusia selalu berkaitan dengan unsur pokok yang membentuknya.  Manusia secara individu tidak pernah menciptakan dirinya, akan tetapi bukan berarti bahwa ia tidak dapat menentukan jalan hidup setelah kelahirannya dan eksistensinya dalam kehidupan dunia ini mencapai kedewasaan dan semua kenyataan itu, akan memberikan andil atas jawaban mengenai pertanyaan hakekat, kedudukan, dan perannya dalam kehidupan yang ia hadapi.
  • 110. KEDUDUKAN FILSAFAT MANUSIA DALAM KEHIDUPAN MANUSIA 1. Memberikan pengertian dan kesadaran kepada manusia akan arti pengetahuan tentang kenyataan yang diberikan oleh filfafat. 2. Filsafat memberikan pedoman hidup kepada manusia. Pedoman itu mengenai sesuatu yang terdapat di sekitar manusia sendiri, seperti kedudukan dalam hubungannyadengan yang lain. Kita juga mengetahui bahwa alat-alat kewajiban manusia meliputi akal, rasa, dan kehendak
  • 111. TIGA UNSUR PEMBENTUKAN MANUSIA 1. Pengetahuan manusia tentang diri sendiri dan lingkungannya 2. Manusia Dalam Hubungannya Dengan Hidup Komunitas 3. Agama mengandung nilai-nilai universal yang pada hakikatnya mengajarkan yang baik bagi penganutnya.
  • 112. HUBUNGAN FILSAFAT MANUSIA DENGAN DISIPLIN ILMU LAIN TENTANG MANUSIA ∞ Psikologi membahas objek materi yakni manusia. Ilmu ini hanya membahas manusia dan segi psikis yang dapat diperoleh dan melihat perilaku manusia, menjelaskan gejala-gejala jiwa dan mental, bagaimana pengalaman manusia dapat mempengaruhi kehidupan selanjutnya dan menjelaskan perkembangan manusia dari masa prenatal hingga menjelang kematian.
  • 113. HUBUNGAN FILSAFAT MANUSIA DENGAN DISIPLIN ILMU LAIN TENTANG MANUSIA ∞ Sosiologi juga membahas objek materi yakni manusia. Namun, ilmu ini membatasi din untuk mencoba menjawab perilaku manusia dari ruang lingkup sosialnya, menjelaskan status sosial, pranata sosial, dan menjelaskan bahwa manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat hidup sendiri. ∞ Antropologi juga membahas objek materi yakni manusia. Namun, ilmu ini membatasi pada pola kebudayaan dan peradaban yang telah diciptakan manusia atau ditinggalkan manusia, menjelaskan hasil-hasil kebudayaan, suku, etnis, dan ras suatu masyarakat yang bersifat lokal.
  • 114. HUBUNGAN FILSAFAT MANUSIA DENGAN DISIPLIN ILMU LAIN TENTANG MANUSIA ∞ Sosiologi juga membahas objek materi yakni manusia. Namun, ilmu ini membatasi din untuk mencoba menjawab perilaku manusia dari ruang lingkup sosialnya, menjelaskan status sosial, pranata sosial, dan menjelaskan bahwa manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat hidup sendiri. ∞ Antropologi juga membahas objek materi yakni manusia. Namun, ilmu ini membatasi pada pola kebudayaan dan peradaban yang telah diciptakan manusia atau ditinggalkan manusia, menjelaskan hasil-hasil kebudayaan, suku, etnis, dan ras suatu masyarakat yang bersifat lokal.
  • 115. ESENSI DAN EKSISTENSI FILSAFAT MANUSIA SERTA PERANAN MANUSIA Esensi Manusia Menurut Sejumlah Aliran dalam Filsafat :  Materialisme  Idealisme  Dualisme  Vitalisme  Eksistensialisme  Strukturalisme  Postmodernisme Eksistensi dan Peranan Manusia :  Manusia sebagai mahluk yang berdimensional memiliki peran dan kedudukan yang sangat mulia.  Tiga Rantai Kehidupan :  Hubungan kepada Tuhan (Manusia sebagai hamba)  Hubungan Antar Manusia (Manusia sebagai makhluk sosial)  Hubungan kepada Alam (Manusia sebagai makhluk)
  • 116. PERAN MANUSIA SEBAGAI KHALIFAH Peran Manusia Sebagai Manusia Biasa : Tujuan hidup manusia dari penciptaan hingga kembali kepada dzat yang menciptakan menapaki beberapa tahap. Keterhubungan dan ketersaling- ketergantungan menjadi sistem kehidupan yang tidak dapat ditawar-tawar lagi. Konsekuensinya manusia disebut sebagai makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Jika ada segolong atau sekelompok manusia yang menyatakan dirinya paling benar, berarti is mengabaikan prinsip manusia yang saling bergantung. Peran Manusia Sebagai Khalifah : Sebagai pemimpin di muka bumi, manusia diajarkan bagaimana cara memimpin yang baik. Lagi-lagi kembali kepada tiga konsep besar di atas. Dari Tuhan manusia memiliki kekuatan dan pengetahuan yang jika diimplementasikan terhadap kata `manusia sebagai khalifah' akan menjadi sangat ideal. Karena hanya manusialah makhluk yang memiliki akal dan nurani yang masing- masing menjadi pengontrol bagian lainnya.
  • 117. PERBEDAAN FILSAFAT MANUSIA DAN ILMU TENTANG MANUSIA (PSIKOLOGI & ANTROPOLOGI) Ilmu Tentang Manusia :  Bersifat positifistik menggunakan metodologi ilu alam, observasional dan eksperimental yang terbatasa tampak secara empiris  Oleh karena itu tidak dapat menjawab pertanyaan yang mendasar tentang manusia  Metode lebih fragmentaris yaitu menyelidiki hanya bagian tertentu dari manusia, contohnya : psikologis manusia sebagai organisme. Antropologi dan sosiologi pada gejala budaya dan pranata sosial. Filsafat Manusia :  Bersifat metafisis menggunakan metode ilmu kemanusiaan, sintetis, reflektif, intensif, dan kritis yang merupakan gejala seperti filsafat manusia  Oleh karena itu dapat menjawab pertanyaan yang berdasar tentang manusia  Metode sintetis dan reflektif (ektensif) atau menyeluruh, intensif (mendalam) dan kritis, contoh: filsafat manusia menekankan kesatuan dua aspek/lebih dalam satu visi.
  • 118. MANFAAT DAN TUJUAN MEMPELAJARI FILSAFAT MANUSIA 1. Secara Praktis Siapa sesungguhnya manusia? Hal ini membutuhkan pemahaman manusia secara menyeluruh, sehingga memudahkan mengambil keputusan-keputusan praktis/menjalankan aktivitas hidup sehari-hari. 2. Secara Teoritis Pemahaman manusia secara yang esensial sehingga kits dapat meninjau secara kritis asumsi-asumsi yang tersembunyi di balik teori-teori antropologi dan psikologi dan ilmu-ilmu tentang manusia. 3. Manfaat Lain : a. Mencari menemukan jawaban tentang siapakah sesunguhnya manusia itu, masalah- masalah terkait manusia sangat kompleks sehingga persoalan tentang manusia tidak habis untuk dibicarakan. b. Essensi manusia pada prinsipnya adalah sebuah misteri.
  • 119. CIRI – CIRI FILSAFAT MANUSIA 1. Ekstensif : dapat kita saksikan dari luasnya jangkauan atau menyeluruhnya objek kajian yang di geluti oleh filsafat. 2. Intensif (mendasar) : filsafat adalah kegiatan intelektual yang hendak menggali inti hakikat (esensi), akar, atau struktur dasar, yang melandasi segenap kenyataan. 3. Kritis: karena tujuan filsafat manusia pada taraf akhir tidak lain adalah untuk memahami din sendiri maka hal apa saja yang secara langsung maupun tidak langsung berhubungan dengan pemahaman din manusia, tidak luput dari kritik filsafat.
  • 120. KESIMPULAN  Filsafat Manusia adalah cabang filsafat yang hendak secara khusus merefleksikan hakekat atau esensi dari manusia.  Hakekat manusia harus dilihat pada tahapannya nafs, keakuan, diri, ego dimana pada tahap ini semua unsur membentuk keatuan diri yang aktual, kekinian dan dinamik, dan aktualisasi kekinian yang dinamik yang bearada dalam perbuatan dan amalnya.  Ciri ciri filsafat manusia ada tiga, diantaranya ektensif filsafat manusia, intensif filsafat manusia, dan Kritis filsafat manusia.  Terdapat dua Esensi aliran tertua dan terbesar dari filsafat manusia, yaitu materialisme dan idealisme.  Manfaat mempelajari filsafat manusia berguna untuk mengetahui apa dan siapa manusia secara menyeluruh. Selain itu, untuk mengetahui siapakah sesungguhnya diri manusia didalam pemahaman manusia yang menyeluruh itu. Abidin (2007/3).
  • 121. SARAN Dalam mempelajari ilmu pengetahuan, kita dianjurkan untuk mempelajari filsafat dengan berbagai macam cabang ilmunya. Karena, dengan cara kerjanya yang bersifat sistematis, universal (menyeluruh) dan radikal, yang mengupas, menganalisa sesuatu secara mendalam, ternyata sangat relevan dengan problematika hidup dan kehidupan manusia serta mampu menjadi perekat antara berbagai macam disiplin ilmu yang terpisah kaitannya satu sama lain. Dengan demikian, menggunakan analisa filsafat, berbagai macam disiplin ilmu yang berkembang sekarang ini, akan menemukan kembali relevansinya dengan hidup dan kehidupan masyarakat dan akan lebih mampu lagi meningkatkan ffingsinya bagi kesejahteraan hidup manusia.
  • 122.
  • 123. TUGAS MEMBUAT SLIDE PENGANTAR FILSAFAT ILMU TOPIK XI : FILSAFAT ETIKA DAN MORAL Dosen Pengampu : Dr. Sigit Sardjono, M.Ec KELOMPOK 2 SEMESTER IV KELAS S 1. Nova Dwi Lestari (1211900010) 2. Dina Frenti Okvira Hutabarat (1211900020) 3. Dwiki Ammar Syihab (1211900025) FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA 2021
  • 124. PENGANTAR FILSAFAT ILMU Dosen Pengampu : Dr. Sigit Sardjono, MS Kelas “S”(Jum’at 17.00 WIB)
  • 125. 1. NOVA DWI LESTARI (1211900010) 2. DINA FRENTI OKVIRA H. (1211900020) 3. DWIKI AMMAR SYIHAB (1211900025) KELOMPOK 2 :
  • 127. PENDAHULUAN Manusia ialah makhluk berpikir yang dengan itu menjadikan dirinya ada. Dengan menempatkan manusia sebagai hewan yang berpikir, intelektual, dan berbudaya, maka dapat disadari kemudian bila pada kenyataannya manusialah yang memiliki kemampuan untuk menelusuri keadaan dirinya dan lingkungannya. Manusialah yang membiarkan pikirannya mengembara dan akhirnya bertanya. Berpikir yaitu bertanya, bertanya yaitu mencari jawaban, mencari jawaban mencari kebenaran, mencari jawaban tentang alam dan Tuhan yaitu mencari kebenaran tentang alam dan Tuhan. Dari proses tersebut lahirlah pengetahuan, teknologi, kepercayaan, atau agama.
  • 128. HAKIKAT ETIKA Pengertian etika (etimologi) berasal dari bahasa Yunani, yaitu "ethos", yang berarti watak kesusilaan atau adat kebiasaan (custom). Etika biasanya berkaitan erat dengan perkataan moral yang merupakan istilah dari bahasa Latin, yaitu "mos" dan dalam bentuk jamaknya "mores," yang berarti juga adat kebiasaan atau cara hidup seseorang dengan melakukan perbuatan yang baik (kesusilaan), dan menghindari hal-hal tindakan yang buruk.
  • 129. Lanjutan… Etika dan moral lebih kurang sama pengertiannya, tetapi dalam kegiatan sehari-hari terdapat perbedaan, yaitu moral atau moralitas untuk penilaian perbuatan yang dilakukan, sedangkan etika yaitu untuk pengkajian sistem nilai-nilai yang berlaku. Istilah lain yang identik dengan etika, yaitu: usila (Sanskerta), lebih menunjukkan kepada dasar-dasar, prinsip, aturan hidup (sila) yang lebih baik (su). Dan yang kedua yaitu akhlak (Arab), berarti moral, dan etika berarti ilmu akhlak.
  • 130. Lanjutan… Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, etika diartikan sebagai: 1. Ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral (akhlak); 2. Kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak; 3. Nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat.
  • 131. Lanjutan… ▪ Pertama, etika diartikan sebagai sistem nilai yang dianut oleh sekelompok masyarakat dan sangat memengaruhi tingkah lakunya. Contoh : Etika Hindu, etika Protestan, dan etika Masyarakat Badui. ▪ Kedua, etika diartikan sebagai kumpulan asas atau nilai moral, atau biasa disebut kode etik. Contoh : Etika kedokteran, kode etik jurnalistik, dan kode etik guru. ▪ Ketiga, etika diartikan sebagai ilmu tentang tingkah laku yang baik dan buruk.
  • 132. Nilai Objektif dan Subjektif  Nilai akan menjadi subjektif apabila subjek sangat berperan dalam segala hal, kesadaran manusia menjadi tolok ukur segalanya, atau eksistensinya, maknanya dan validitasnya tergantung pada reaksi subjek yang melakukan penilaian tanpa mempertimbangkan apakah ini bersifat fisik atau psikis.  Nilai akan menjadi objektif apabila tidak tergantung pada subjek atau kesadaran yang menilai. Nilai objektif muncul karena adanya pandangan dalam filsafat tentang objektivisme.
  • 133. Hakikat Moral Versus Ilmu MORAL  Moral yaitu nilai-niai dan norma-norma yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya.  Ada lagi istilah moralitas yang mempunyai arti sama dengan moral (dari kata sifat Latin moralis), artinya suatu perbuatan atau baik buruknya. Moralitas yaitu sifat moral atau keseluruhan asas dan nilai yang berkenaan dengan baik dan buruk.
  • 134. Hakikat Moral Versus Ilmu ILMU  Ilmu adalah pengetahuan yang dirumuskan secara sistematis, dapat diterima oleh akal melalui pembuktian empiris. Istilah empiris memang sering memunculkan persoalan, yaitu hams didasarkan fakta yang dapat dilihat.  Empiris tentu tidak hams demikian, sebab banyak faktor keilmuan yang tidak dapat dilihat, tetapi ada. Kaidah yang mempelajari fakta ilmu yang tidak tampak itu patut digali dengan aturan yang mapan.
  • 135. Lanjutan… Norma adalah aturan atau kaidah yang dipakai untuk tolok ukur dalam menilai sesuatu. Ada tiga jenis norma umum, yaitu norma kesopanan atau etiket, norma hukum, dan norma moral.  Etiket hanya mengukur apakah suatu situasi sopan atau tidak.  Norma moral menentukan perilaku seseorang baik atau buruk dari segi etis. Norma moral yaitu norma tertinggi yang tidak dapat dikalahkan untuk kepentingan norma yang lain. Norma moral bertugas menilai norma-norma lainnya.
  • 136. ASPEK DAN SIFAT MORAL DALAM ILMU PENGETAHUAN 1. Moralitas Versus Legalitas dalam Ilmu Pengetahuan 2. Moralitas Objektivistik Versus Relativistik dalam Ilmu Pengetahuan 3. Sifat Moral dalam Perspektif Objektivistik Versus Relativistik
  • 137. HAKIKAT ILMU PENGETAHUAN DAN KEMANUSIAAN Menurut Jhon G. Kemeny dalam The Liang Gie (2005) mengatakan, ilmu adalah seluruh pengetahuan yang dihimpun dengan perantara metode ilmiah (all knowledge collected by means of the scientific method).  Terlepas berbagai makna dari pengertian ilmu sebagai pengetahuan, aktivitas dan metode itu bila ditinjau lebih mendalam sesungguhnya tidak bertentangan bahkan sebaliknya, hal ini merupakan kesatuan logis yang mesti ada secara berurutan. Ilmu tidak harus diusahakan dengan aktivitas manusia, aktivitas itu harus dilaksanakan dengan metode tertentu, dan akhirnya aktivitas metodis itu mendatangkan pengetahuan yang sistematis
  • 138. ETIKA DAN MORAL DALAM ILMU PENGETAHUAN Etika moral harus mengikat para pihak, baik ilmuwan, pemakai atau pengguna, maupun produsen atau pihak dunia industri yang menghasilkan produk ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal ini sangat penting, karena ilmu pengetahuan dan teknologi hams maslahat bagi kehidupan manusia, bukan justru untuk kemudaratan dan memusnahkan budaya, peradaban, dan kehidupan manusia.
  • 139. ETIKA DAN MORAL DALAM ILMU PENGETAHUAN Ada empat macam hidup dalam masyarakat menurut teori hukum kodrat : a. Abstinentia alieni (hindarkan diri dari milik orang lain). b. Oblagatio implendorum promissorum (penuhilah janji). c. Damni culpa dati reparatio (bayarlah kerugian yang disebabkan kesalahan sendiri). d. Poenae inter humanies meratum (berilah hukum yang setimpal).
  • 140.
  • 141. TUGAS MEMBUAT SLIDE PENGANTAR FILSAFAT ILMU TOPIK XIII : PANCASILA SEBAGAI FILSAFAT BANGSA INDONESIA Dosen Pengampu : Dr. Sigit Sardjono, M.Ec KELOMPOK 2 SEMESTER IV KELAS S 1. Nova Dwi Lestari (1211900010) 2. Dina Frenti Okvira Hutabarat (1211900020) 3. Dwiki Ammar Syihab (1211900025) FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA 2021
  • 142. PENGANTAR FILSAFAT ILMU Dosen Pengampu : Dr. Sigit Sardjono, MS Kelas “S”(Jum’at 17.00 WIB)
  • 143. 1. NOVA DWI LESTARI (1211900010) 2. DINA FRENTI OKVIRA H. (1211900020) 3. DWIKI AMMAR SYIHAB (1211900025) KELOMPOK 2 :
  • 145. PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Sistem nilai ( filsafat) yang dianut suatu bangsa merupakan filsafat masyarakat budaya bangsa. Bagi suatu bangsa, filsafat merupakan sumber dari segala sumber hukum yang berlaku dalam suatu masyarakat, bangsa, dan negara. Oleh karena itu, filsafat berfungsi dalam menentukan pandangan hidup suatu masyarakat dalam menghadapi suatu masalah, hakikat dan sifat hidup, hakikat kerja, hakikat kedudukan manusia, etika dan tata krama pergaulan dalam ruang dan waktu, serta hakikat hubungan manusia dengan manusia lainnya (Prayitno, 1989:2). Indonesia adalah salah satu negara yang juga memiliki filsafat seperti bangsa-bangsa lain. Filsafat ini tak lain adalah yang kita kenal dengan nama Pancasila yang terdiri dari lima sila. Pancasila merupakan filsafat hidup bangsa Indonesia.
  • 146. BEBERAPA PENDAPAT BAHWA PANCASILA ADALAH SUATU FILSAFAT ❑ PENDAPAT MUH. YAMIN Dalam bukunya Naskah Persiapan Undang- undang Dasar 1945, menyebutkan bahwa ajaran Pancasila adalah tersusun secara harmonis dalam suatu sistem filsafat. Hakikat filsafatnya ialah satu sinthese fikiran yang lahir dari antithese fikiran. Dari pertentangan pikiran lahirlah perpaduan pendapat yang harmonis, begitu pula halnya dengan ajaran Pancasila, satu sinthese negara yang lahir dari pada satu antithese. ❑ PENDAPAT SOEDIMAN KARTOHADIPRODJO Pancasila itu disajikan sebagai pidato untuk memenuhi permintaan memberikan dasar fiilsafat negara, maka disajikannya Pancasila sebagai filsafat. Pancasila masih merupakan filsafat Negara (staats-filosofie). Karena itu dapat dimengerti, bahwa filsafat Pancasila dibawakan sebagai inti dari hal-hal yang berkenaan dengan manusia, disebabkan negara adalah manusia serata organisasi manusia.
  • 147. BEBERAPA PENDAPAT BAHWA PANCASILA ADALAH SUATU FILSAFAT ❑ PENDAPAT NOTONAGORO Sifat kefilsafatan dari dasar negara tersebut terwuujudkan dalam rumus abstrak dari kelima sila dari pada Pancasila. Yang intinya ialah ketuhanan, kemanusiaan, persatuan (kesatuan dalam dinamikanya), kerakyatan dan keadilan, terdiri atas kata-kata pokok dengan awalan-akhiran ke-an dan per-an. Dasar filsafat, asas kerokhanian Negara Pancasila adalah cita-cita yang harus dijelmakan dalam kehidupan negara. ❑ PENDAPAT ROESLAN ABDOELGANI Pancasila adalah filsafat Negara yang lahir sebagai collective-ideologie dari seluruh bangsa Indonesia. Pada hakikatnya Pancasila merupakan suatu realiteit dan suatu noodzakelijkheid bagi keutuhan persatuan bangsa Indonesia sebagaimana tiap-tiap filsafat adalah hakikatnya suatu noodzkelijkheid.
  • 148. PENGERTIAN FILSAFAT DAN DASAR FILSAFAT PANCASILA  Secara etimologi, filsafat berasal dari bahasa Yunani, yaitu philosophia. Kata itu terdiri dari kata philo, philos, philein yang mempunyai arti cinta / pecinta / mencintai dan sophia yang berarti kebijakan, kearifan, hikmah, hakikat kebenaran. Jadi secara harfiah istilah filsafat adalah cinta pada kebijaksanaan atau kebenaran yang hakiki.  Apabila kita bicara tentang filsafat, ada dua hal yang patut diperhatikan, yaitu filsafat sebagai metode dan filsafat sebagai suatu pandangan, keduanya sangat berguna untuk memahami Pancasila.  Filsafat Pancasila adalah refleksi kritis dan rasional tentang Pancasila sebagai dasar negara dan kenyataan budaya bangsa dengan tujuan untuk mendapatkan pokok-pokok pengertian secara mendasar dan menyeluruh.
  • 149. DASAR YANG MENJADIKAN PANCASILA SEBAGAI FILSAFAT BANGSA INDONESIA 1. LANDASAN ONTOLOGIS PANCASILA  Ontologi, menurut Aristoteles adalah ilmu yang menyelidiki hakikat sesuatu atau tentang ada, keberadaan atau eksistensi dan disamakan artinya dengan metafisika. Jadi ontologi adalah bidang filsafat yang menyelidiki makna yang ada (eksistensi dan keberadaan), sumber ada, jenis ada, dan hakikat ada, termasuk ada alam, manusia, metafisika dan kesemestaan atau kosmologi.  Dasar ontologi Pancasila adalah manusia yang memiliki hakikat mutlak monopluralis, oleh karenanya disebut juga sebagai dasar antropologis. Subyek pendukungnya adalah manusia, yakni : yang berketuhanan, yang berkemanusiaan, yang berpersatuan, yang berkerakyatan dan yang berkeadilan pada hakikatnya adalah manusia. Hal yang sama juga berlaku dalam konteks negara Indonesia, Pancasila adalah filsafat negara dan pendukung pokok negara adalah rakyat (manusia).
  • 150. Lanjutan… 2. LANDASAN EPISTEMOLOGIS PANCASILA Epistemologi adalah cabang filsafat yang menyelidiki asal, syarat, susunan, metode, dan validitas ilmu pengetahuan. Pancasila sebagai suatu sistem filsafat pada hakikatnya adalah suatu sistem pengetahuan. 3. LANDASAN AKSIOLOGIS PANCASILA Aksiologi mempunyai arti nilai, manfaat, pikiran dan atau ilmu/teori. Menurut Brameld, aksiologi adalah cabang filsafat yang menyelidiki : a. Tingkah laku moral, yang berwujud etika, b. Ekspresi etika, yang berwujud estetika atau seni dan keindahan, c. Sosio politik yang berwujud ideologi.
  • 151. PANCASILA SEBAGAI FILSAFAT 1. ARTI PANCASILA SEBAGAI FILSAFAT Arti Pancasila sebagai dasar filsafat negara adalah sama dan mutlak bagi seluruh tumpah darah Indonesia. Tidak ada tempat bagi warga negara Indonesia yang pro dan kontra, karena Pancasila sudah ditetapkan sebagai filsafat bangsa Indonesia. 2. FUNGSI FILSAFAT PANCASILA  Memberi jawaban atas pernyataan yang bersifat fundamental atau mendasar dalam kehidupan bernegara.  Filsafat Pancasila mampu memberikan dan mencari kebenaran yang substansi tentang hakikat negara, ide negara, dan tujuan negara.  Pancasila sebagai filsafat bangsa harus mampu menjadi perangkat dan pemersatu dari berbagai ilmu yang dikembangkan di Indonesia.
  • 152. PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT  Pancasila merupakan suatu sistem filsafat. Dalam sistem itu masing-masing silanya saling kait mengkait merupakan satu kesatuan yang menyeluruh. Di dalam Pancasila tercakup filsafat hidup dan cita-cita luhur bangsa Indonesia tentang hubunagan manusia dengan Tuhan, hubungan manusia dengan sesame manusia, hubungan manusia dengan lingkungannya.  Menurut Driyakarya, Pancasila memperoleh dasarnya pada eksistensi manusia sebagai manusia, lepas dari keadaan hidupnya yang tertentu. Pancasila merupakan filsafat tentang kodrat manusia. Dalam pancasila tersimpul hal-hal yang asasi tentang manusia. Oleh karena itu pokok-pokok Pancasila bersifat universal.
  • 153. PANDANGAN INTEGRALISTIK DALAM FILSAFAT PANCASILA Secara lebih lanjut dapat dikemukakan pula bahwa dasar filsafat bangsa Indonesia bersifat majemuk tunggal (monopluralis), yang merupakan persatuan dan kesatuan dari sila-silanya. Akan tetapi bukan manusia yang menjadi dasar persatuan dan kesatuan dari sila-sila Pancasila itu, melainkan dasar persatuan dan kesatuan itu terletak pada hakikat manusia. Secara hakiki, susunan kodrat manusia terdiri atas jiwa dan badan, sifat kodratnya adalah sebagai makhluk individu dan makhluk sosial, dan kedudukan kodratnya adalah sebagai makhluk Tuhan dan makhluk yang berdiri sendiri (otonom). Aspek-aspek hakikat kodrat manusia itu dalam realitasnya saling berhubungan erat, saling brkaitan, yang satu tidak dapat dipisahkan dari yang lain. Jadi bersifat monopluralis, dan hakiikat manusia yang monopluralis itulah yang menjadi dasar persatuan dan kesatuan sila- sila Pancasilayang merupakan dasar filsafat Negara Indonesia.
  • 154. DASAR PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT  Negara kita Indonesia dalam pengelolaan atau pengaturan kehidupan bernegaranya dilandasi oleh filsafat atau ideologi pancasila.  ALASAN PANCASILA SEBAGAI FILSAFAT BANGSA INDONESIA ADALAH SEBAGAI BERIKUT : a. Secara prktis-fungsional, dalam tata-budaya masyarakat Indonesia pra-kemerdekaan nilai Pancasila diakui sebagai filsafat hidup atau pandangan hidup yang dipraktekkan. b. Secara formal-konstitusional, bangsa Indonesia mengakui Pancasila dalah dasar negara (filsafat negara) RI. c. Secara psikologis dan kultural, bangsa dan budaya Indonesia sederajat dengan bangsa dan budaya manapun. d. Secara potensial, filsafat Pancasila akan berkembang bersama dinamika budaya; filsafat Pancasila akan berkembang secara konsepsional, kaya konsepsional dan kepustakaan secara kuantitas dan kualitas.
  • 155. ---- KESIMPULAN ---- Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa filsafat adalah cinta akankebijakan. Sedangkan Pancasila sebagai sistem filsafat adalah suatu kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan, saling bekerjasama antara sila yang satu dengan sila yang lain untuk tujuan tertentu dan secara keseluruhan merupakan suatu kesatuan yang utuh yang mempunyai beberapa inti sila, nilai dan landasan yang mendasar.
  • 156.
  • 157. TUGAS MEMBUAT SLIDE PENGANTAR FILSAFAT ILMU TOPIK XIV : SARANA BERFIKIR ILMIAH DAN FILSAFAT SEBAGAI BERFIKIR ILMIAH Dosen Pengampu : Dr. Sigit Sardjono, M.Ec KELOMPOK 2 SEMESTER IV KELAS S 1. Nova Dwi Lestari (1211900010) 2. Dina Frenti Okvira Hutabarat (1211900020) 3. Dwiki Ammar Syihab (1211900025) FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA 2021
  • 158. Pengantar Filsafat Ilmu Dosen Pengampu : Dr. Sigit Sardjono, MS Kelas “S”(Jum’at 17.00 WIB)
  • 159. 1. NOVA DWI LESTARI (1211900010) 2. DINA FRENTI OKVIRA H. (1211900020) 3. DWIKI AMMAR SYIHAB (1211900025) KELOMPOK 2 :
  • 160. SARANA BERFIKIR ILMIAH DAN FILSAFAT SEBAGAI BERFIKIR ILMIAH
  • 161.  Sarana berfikir ilmiah merupakan alat yang membantu kegiatan ilmiah dalam berbagai langkah yang harus ditempuh tanpa penguasaan sarana berpikir ilmiah kita tidak akan dapat melaksanakan kegiatan berpikir ilmiah yang baik.  Mempunyai metode tersendiri yang berbeda dengan metode ilmiah dalam mendapatkan pengetahuannya sebab fungsi sarana berpikir ilmiah adalah membantu proses metode ilmiah. DEFINISI SARANA BERFIKIR ILMIAH
  • 162. Hal-hal yang perlu diperhatikan dari sarana berpikir ilmiah adalah : a. Sarana berpikir ilmiah bukanlah ilmu, melainkan kumpulan pengetahuan yang didapatkan berdasarkan metode ilmiah. b. Tujuan mempelajari metode ilmiah adalah untuk memungkinkan kita melakukan penelaahan ilmiah secara baik.  Untuk dapat melakukan kegiatan berpikir ilmiah dengan baik maka diperlukan sarana berpikir ilmiah yaitu bahasa, matematika, dan statistika.
  • 163. ▪ Bahasa  Bahasa merupakan alat komunikasi verbal yang dipakai dalam seluruh proses berpikir ilmiah. ▪ Matematika  Matematika memiliki struktur dengan keterkaitan yang kuat dan jelas satu dengan lainnya serta berpola pikir yang bersifat deduktif dan konsisten. dan dapat atdipertanggungjawabkan. SARANA BERFIKIR ILMIAH ▪ Statistika  Statistika memberikan cara untuk dapat menarik kesimpulan yang bersifat umum dengan jalan mengamati hanya sebagian dari populasi yang bersangkutan. ▪ Logika  Logika adalah sarana untuk berpikir sistematik, valid dan dapat dipertanggungjawabkan. Sarana berfikir ilmiah pada dasarnya ada tiga, yaitu :
  • 164.  Bahasa merupakan alat komunikasi verbal yang dipakai dalam seluruh proses berpikir ilmiah di mana bahasa merupakan alat berpikir dan alat komunikasi untuk menyampaikan jalan pikiran tersebut kepada orang lain.  Ditinjau dari pola berpikirnya, maka ilmu merupakan gabungan antara berpikir deduktif dan berpikir induktif. Untuk itu, penalaran ilmiah menyandarkan diri kepada proses logika deduktif dan logika induktif.  Matematika mempunyai peranan yang penting dalam berpikir deduktif.  Statistika mempunyai peranan penting dalam berpikir induktif. Jadi keempat sarana ilmiah ini saling berhubungan erat satu sama lain. HUBUNGAN ANTARA SARANA ILMIAH BAHASA, LOGIKA, MATEMATIKA, & STATISTIKA
  • 165. DEFINISI HAKIKAT SARANA BERFIKIR ILMIAH Pengertian Sarana Berfikir Ilmiah menurut Para Ahli : 1. Menurut Salam (1997:139): Berfikir ilmiah adalah proses atau aktivitas manusia untuk menemukan/mendapatkan ilmu. Berfikir ilmiah adalah proses berpikir untuk sampai pada suatu kesimpulan yang berupa pengetahuan. 2. Menurut Jujun S.Suriasumantri. Berpikir merupakan kegiatan akal untuk memperoleh pengetahuan yang benar. Berpikir ilmiah adalah kegiatan akal yang menggabungkan induksi dan deduksi. 3. Menurut Kartono (1996, dalam Khodijah 2006:118). Berpikir ilmiah, yaitu berpikir dalam hubungan yang luas dengan pengertian yang lebih komplek disertai pembuktian- pembuktian. 4. Menurut Eman Sulaeman. Berfikir ilmiah merupakan proses berfikir/pengembangan pikiran yang tersusun secara sistematis yang berdasarkan pengetahuan-pengetahuan ilmiah yang sudah ada.
  • 166. Untuk itu terdapat syarat-syarat yang membedakan ilmu (science), dengan pengetahuan (knowledge), antara lain :  Menurut Prof.Dr.Prajudi Atmosudiro, Adm. Dan Management Umum 1982. Ilmu harus ada obyeknya, terminologinya, metodologinya, filosofinya dan teorinya yang khas.  Menurut Prof.DR.Hadari Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial 1985. Ilmu juga harus memiliki objek, metode,sistematika dan mesti bersifat universal. Sumber-sumber pengetahuan manusia dikelompokkan atas : a. Pengalaman. b. Otoritas . c. Cara berfikir deduktif. d. Cara berfikir induktif . e. Berfikir ilmiah (pendekatan ilmiah).
  • 167. Perbedaan berfikir ilmiah dari berfikir non-ilmiah memiliki perbedaan dalam dua faktor mendasar yaitu : 1. Sumber pengetahuan Berfikir ilmiah menyandarkan sumber pengetahuan pada rasio dan pengalaman manusia, sedangkan berfikir non-ilmiah (intuisi dan wahyu) mendasarkan sumber pengetahuan pada perasaan manusia. 2. Ukuran kebenaran Berfikir ilmiah mendasarkan ukuran kebenarannya pada logis dan analitisnya suatu pengetahuan, sedangkan berfikir non-ilmiah (intuisi dan wahyu) mendasarkan kebenaran suatu pengetahuan pada keyakinan semata.
  • 168.  Bahasa merupakan alat komunikasi verbal yang dipakai dalam seluruh proses berpikir ilmiah.  Bahasa menekankan pada bunyi, lambang, sistematika, komunikasi. PERAN BAHASA DALAM SARANA BERPIKIR ILMIAH Adapun ciri-ciri bahasa di antaranya yaitu : a. Sistematis artinya memiliki pola dan aturan. b. Arbitrer (manasuka) artinya kata sebagai simbol berhubungan secara tidak logis dengan apa yang disimbolkannya. c. Ucapan/vokal. Bahasa berupa bunyi d. Sebagai symbol yang mengaju pada objeknya dan lain sebagainya.
  • 169. Kelemahan bahasa dalam menghambat komunikasi ilmiah yaitu : Bahasa mempunyai multifungsi (ekspresif, konatif, representasional, informatif, deskriptif, simbolik, emotif, afektif) yang dalam praktiknya sukar untuk dipisah- pisahkan. Akibatnya, ilmuwan sukar untuk membuang faktor emotif dan afektifnya ketika mengomunikasikan pengetahuan informatifnya. Bahasa pada hakikatnya mempunyai dua fungsi utama, yakni : a. Sebagai sarana komunikasi antar manusia. b. Sebagai sarana budaya yang mempersatukan kelompok manusia yang mempergunakan bahasa tersebut.
  • 170. Adapun ciri-ciri bahasa ilmiah yaitu : a. Informatif yang berarti bahwa bahasa ilmiah mengungkapan informasi atau pengetahuan. Informasi atau pengetahuan ini dinyatakan secara eksplisit dan jelas untuk menghindari kesalah pahaman Informasi. b. Reproduktif adalah bahwa pembicara atau penulis menyampaikan informasi yang sama dengan informasi yang diterima oleh pendengar atau pembacanya. c. Intersubjektif, yaitu ungkapan-ungkapan yang dipakai mengandung makna-makna yang sama bagi para pemakainya d. Antiseptik berarti bahwa bahasa ilmiah itu objektif dan tidak memuat unsur emotif, kendatipun pada kenyataannya. Unsure emotif ini sulit dilepaskan dari unsur informatif.
  • 171. Secara umum dapat dinyatakan bahwa fungsi bahasa adalah : a. Koordinator kegiatan-kegiatan dalam masyarakat. b. Penetapan pemikiran dan pengungkapan. c. Penyampaian pikiran dan perasaan d. Penyenangan jiwa e. Pengurangan kegonjangan jiwa Kneller mengemukakan 3 fungsi bahasa yaitu : a. Simbolik menonjol dalam komunikasi ilmiah. b. Emotif menonjol dalam komunikasi estetik. c. Afektif (George F. Kneller dalam jujun, 1990, 175). FUNGSI BAHASA
  • 172. Perbedaan bahasa alamiah dan bahasa buatan adalah sebagai berikut : a. Bahasa alamiah antara kata dan makna merupakan satu kesatuan utuh, atas dasar kebiasaan sehari-hari, karena bahasanya secara spontan, bersifat kebiasaan, intuitif (bisikan hati) dan pernyataan langsung. b. Bahasa buatan antara istilah dan konsep merupakan satu kesatuan bersifat relatif, atas dasar pemikiran akal karena bahasanya berdasarkan pemikiran, sekehendak hati, diskursif (logika, luas arti) dan pernyataan tidak langsung. Ada dua pengolongan bahasa yang umumnya dibedakan yaitu : a. Bahasa alamiah yaitu bahasa sehari-hari yang digunakan untuk menyatakan sesuatu, yang tumbuh atas pengaruh alam sekelilingnya. Bahasa alamiah dibagi menjadi dua yaitu: bahasa isyarat dan bahasa biasa. b. Bahasa buatan adalah bahasa yang disusun sedemikian rupa berdasarkan pertimbangan- pertimbangan akar pikiran untuk maksud tertentu. Bahasa buatan dibedakan menjadi dua bagian yaitu: bahasa istilah dan bahasa antifisial atau bahasa simbolik.
  • 173. Peranan Matematika sebagai sarana berfikir ilmiah dapat menggunakan alat-alat yang mempunyai kemampuan sebagai berikut : ▪ Menggunakan algoritma. ▪ Melakukan manupulasi secara matematika. ▪ Mengorganisasikan data. ▪ Memanfaatkan symbol, table dan grafik. ▪ Mengenal dan menenukan pola. ▪ Menarik kesimpulan. PERAN MATEMATIKA DALAM BERFIKIR ILMIAH ▪ Membuat kalimat atau model matematika. ▪ Membuat interpretasi bangun geometri. ▪ Memahami pengukuran dan satuanya. ▪ Menggunakan alat hitung dan alat bantu lainya dalam matematika, seperti tabel matematika, kalkulator, dan komputer.
  • 174. Adapun kelebihan dan kekurangan Matematika : a. Kelebihan matematika adalah: tidak memiliki unsur emotif dan bahasa matematika sangat universal. b. Kelemahan dari matematika adalah bahwa matematika tidak mengandung bahasa emosional (tidak mengandung estetika) artinya bahwa matematika penuh dengan simbol yang bersifat artifersial dan berlaku dimana saja.
  • 175.  Statistika mempunyai peranan penting dalam berpikir induktif. Konsep statistika sering dikaitkan dengan distribusi variabel yang ditelaah dalam suatu populasi tertentu. Statistika memberikan cara untuk dapat menarik kesimpulan yang bersifat umum dengan jalan mengamati hanya sebagian dari populasi yang bersangkutan. PERAN STATISTIKA DALAM BERFIKIR ILMIAH Peranan Statistika dalam tahap-tahap metode keilmuan : ▪ Alat untuk menghitung besarnya anggota sampel yang akan diambil dari populas. ▪ Alat untuk menguji validitas dan reliabilitas instrumen.. ▪ Teknik untuk menyajikan data-data, sehingga data lebih komunikatif. ▪ Alat untuk analisis data seperti menguji hipotesis penelitian yang diajukan.
  • 176.  Bahasa pada hakikatnya mempunyai dua fungsi utama yakni, pertama, sebagai sarana komunikasi antar manusia, dan kedua, sebagai sarana budaya yang mempersatukan kelompok manusia yang mempergunakan bahasa tersebut.  Statistika sangat berperan dalam perkembangan ilmu pengetahuan terutama dalam penelitian.Dari penelitianlah ditemukan teori-teori baru KESIMPULAN
  • 178. TUGAS MEMBUAT SLIDE PENGANTAR FILSAFAT ILMU TOPIK XV : HUBUNGAN FILSAFAT ILMU DENGAN METODOLOGI PENELITIAN Dosen Pengampu : Dr. Sigit Sardjono, M.Ec KELOMPOK 2 SEMESTER IV KELAS S 1. Nova Dwi Lestari (1211900010) 2. Dina Frenti Okvira Hutabarat (1211900020) 3. Dwiki Ammar Syihab (1211900025) FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA 2021
  • 179. Pengantar Filsafat Ilmu Dosen Pengampu : Dr. Sigit Sardjono, MS Kelas “S”(Jum’at 17.00 WIB)
  • 180. 1. NOVA DWI LESTARI (1211900010) 2. DINA FRENTI OKVIRA H. (1211900020) 3. DWIKI AMMAR SYIHAB (1211900025) KELOMPOK 2 :
  • 181. HUBUNGAN FILSAFAT ILMU DENGAN METODOLOGI PENELITIAN
  • 182. Pada perkembangan filsafat sebagai ilmu atau ilmu filsafat, terdapat hal pokok yang menjadi cabang kajian mengenai cara manusia berfikir. Ketiga cabang tersebut merupakan : a. Ontology b. Epistemologi c. Aksiologi. LATAR BELAKANG