5. Table of Contents
1 ALASAN PERLUNYA
BELAJAR
4
2
3
MANFAATBELAJAR
FILSAFATDALAM
KEHIDUPAN
MENGAPAHARUS
BELAJAR FILSAFAT
HAL-HAL YANG
MENDORONG
BERFILSAFAT
6. 1 ALASAN PERLUNYA
BELAJAR
Mahasiswa sebagai bagian dari sivitas akademika
diharapkan memiliki penguasaan yang baik atas bidang
ilmu yang ditekuni untuk selanjutnya memanfaatkan ilmu
tersebut,baik untuk pengembangan kehidupan dirinya
maupun kehidupan masyarakat pada umumnya.Sebagai
manusia yang bermasyarakat,mahasiswa juga harus bisa
menerapkan apa yang telah dipelajarinya terutama dalam
Filsafat ilmu. Diharapkan dengan memahami Filsafat
mahasiswa bisa lebih berpikir secara mendalam, luas,
kritis dan radikal. Sehingga menerima tranfer ilmu
pengetahuan yang lebih baik. Dalam ilmu filsafat terdapat
Keterbatasan.
Back Next
7. 1 ALASAN PERLUNYA
BELAJAR
Ketakterbatasan filsafat yang demikian itulah yang sangat
berguna bagi ilmu pengetahuan. Melainkan dalam arti
yang sebenarnya yaitu berpikir secara mendalam untuk
mencapai akar persoalan yang dipermasalahkan.
Kebenaran yang diburunya adalah kebenaran hakiki
tentang seluruh realitas dan setiap hal yang dapat
dipersoalkan.
Back Next
8. MANFAAT BELAJAR FILSAFAT DALAM
KEHIDUPAN
2
Didasarkan pada pengertian filsafat : sebagai suatu integrasi atau pengintegrasi sehingga dapat
melakukan fungsi integrasi ilmu pengetahuan. Sebagian besar orang hanya menyangkutkan apa
yang paling dekat dan apa yang paling dibutuhkannya pada saat dan tempat tertentu.
Filsafat menggiring manusia ke pengertian yang terang dan pemahaman yang jelas. Kemudian,
filsafat juga menuntun manusia ketindakan dan perbuatan yang konkret berdasarkan
pengertian yang terang dan pemahaman yang jelas. Dengan demikian filsafat memiliki dua
manfaat secara Umum dan Khusus.
Back Next
9. Manfaat filsafat secara umum
• Filsafat membantu kita memahami bahwa sesuatu tidak
selalu tampak seperti apa adanya.
• Filsafat membantu kita mengerti tentang diri kita sendiri
dan dunia kita, karena filsafat mengajarkan bagaimana
kita bergulat dengan pertanyaan-pertanyaan mendasar.
• Filsafat membuat kita lebih kritis. Filsafat mengajarkan
pada kita bahwa apa yang mungkin kita terima begitu
saja ternyata salah atau menyesatkan—atau hanya
merupakan sebagian dari kebenaran.
Back Next
Filsafat mengembangkan kemampuan kita dalam:
menalar secara jelas
membedakan argumen yang baik dan yang
buruk
menyampaikan pendapat (lesan dan tertulis)
secara jelas
melihat sesuatu melalui kacamata yang lebih
luas
melihat dan mempertimbangkan pendapat dan
pandangan yang berbeda.
10. Manfaat filsafat secara umum
Filsafat memberi bekal dan kemampulan pada kita untuk memperhatikan pandangan kita sendiri
dan pandangan orang lain dengan kritis. Kadang ini memang bisa mendorong kita menolak
pendapat-pendapat yang telah ditanamkan pada kita, tetapi filsafat juga memberikan kita cara-
cara berfikir baru dan yang lebih kreatif dalam mengahadapi masalah yang mungkin tidak dapat
dipecahkan dengan cara lain.Kemampuan berfikir secara jernih, menalar secara logis, dan
mengajukan dan menilai argumen, menolak asumsi yang diterima begitu saja, dan pencarian akan
prinsip-prinsip pemikiran dan tindakan yang koheren semuanya ini merupakan ciri dari hasil
latihan dalam ilmu filsafat.
11. Manfaat filsafat secara khusus
f. Filsafat ilmu bermanfaat untuk menjelaskan keberadaan
manusia di dalam mengembangkan ilmu pengetahuan
dan teknologi yang merupakan alat untuk membuat hidup
menjadi lebih baik
g. Filsafat ilmubermanfaatuntuk membangun diri kita
sendiri dengan berpikir secararadikal (berpikir sampaike
akar-akarnya), kita mengalami
dan menyadari keberadaan
kita.
Back Next
a. Sebagai alat mencari kebenaran dari segala fenomena
yang ada.
b. Mempertahankan, menunjang dan melawan atau berdiri
netral terhadap pandangan filsafat lainnya.
c. Memberikan pengertian tentang cara hidup, pandangan
hidup dan pandangan dunia.
d. Memberikan ajaran tentang moral dan etika yang
berguna dalam kehidupan
e. Menjadi sumber inspirasi dan pedoman untuk kehidupan
dalam berbagai aspek kehidupan itu sendiri, seperti
ekonomi, politik, hukum dan sebagainya. Menurut
Agraha Suhandi (1989)
12. Manfaat filsafat secara
khusus
h. Filsafat ilmu membeikan kebiasaan dan kebijaksanaan
untuk memandang dan memecahkan persoalan-persoalan
dalam kehidupan sehari-hari.Orang yang hidup secara
dangkal saja, tidak mudah melihat persoalan-persoalan,
apalagi melihat pemecahannya.
i. Filsafat ilmu memberikan pandangan yang luas, sehingga
dapat membendung egoisme dan ego-sentrisme (dalam
segala hal hanya melihat dan mementingkan kepentingan
dan kesenangan diri sendiri).
j. Filsafat ilmu mengajak untuk berpikir secara radikal, holistik
dan sistematis, hingga kita tidak hanya ikut-ikutan saja,
mengikuti pada pandangan umum, percaya akan setiap
semboyan dalam surat-surat kabar, tetapi secara
kritismenyelidiki apa yang dikemukakan orang, mempunyai
pendapat sendiri, dengan cita-cita mencari kebenaran.
k. Filsafat ilmu memberikan dasar-dasar, baik untuk
hidup kita sendiri (terutama dalam etika) maupun
untuk ilmu-ilmu pengetahuan dan lainnya,
seperti sosiologi, ilmu jiwa, ilmu mendidik, dan
sebagainya.
l. Filsafat ilmu bermanfaat sebagai pembebas. Filsafat
bukan hanya sekedar mendobrak pintu penjara
tradisi dan kebiasaan yang penuh dengan
berbagai mitos dan mite, melainkan juga merenggut
manusia keluar dari penjara itu.Filsafat ilmu
membebaskan manusia dari belenggu cara berpikir
yang mistis dan dogma.
m
.
Filsafat ilmu membantu agar seseorang mampu
membedakan persoalan yang ilmiah dengan yang
tidak ilmiah.
Back Next
13. Manfaat filsafat secara
khusus
n. Filsafat ilmu memberikan landasan historis-filosofis bagi setiap kajian
disiplin ilmu yang ditekuni.
0 Filsafat ilmu memberikan nilai dan orientasi yang jelas bagi setiap
disiplin ilmu.
p. Filsafat ilmu memberikan petunjuk dengan metode pemikiran reflektif
dan penelitian penalaran supaya manusia dapat menyerasikan antara
logika, rasio, pengalaman, dan agama dalam usaha mereka dalam
pemenuhan kebutuhannyauntuk mencapai hidup yang sejahtera.
q, Filsafat ilmu memberikan pendasaran logis terhadap metode
keilmuan. Setiap metode ilmiah yang dikembangkan harus dapat
dipertanggungjawabkan secara logis-rasional, agar dapat dipahami
dan dipergunakan secara umum.
Sebagai alat mencari kebenaran dari segala fenomena yang ada.
14. Mengapa Harus Belajar Filsafat
• Mahasiswa dapat berfikir kritis
• Mahasiswa mempunyai
kemampuan sebagai calon
ilmuwan
• Mahasiswa mempunyai bekal
untuk menghadapi
permasalahan dunia luar
setelah perkuliahan
• Dapat mengembangkan
semangat toleransi dalam
perbedaan pandangan
Back Next
• Belajar berfikir cermat dan
tidak kenal lelah
• Bersikap kritis dalam sikap
ilmiahnya
• Memperdalam pengetahuan
dalam ilmiahnya
15. Sejarah Kefilsafatan
Sepanjang sejarah Kefilsafatan dikalangan filsuf terdapat 3 yang mendorong manusia
untuk berfilsafat
Kekagumanatau keheíananatauketakjuban
Back Next
Keíaguanatau kegengsian
Kesadaíanatau keteíbatasan
20. MENGAPA BERFILSAFAT
Sebagian orang beranggapan bahwa filsafat adalah sesuatu hal yang tidak
penting, bahkan sesuatu hal yang tabu untuk diperbincangkan. Pada
dasarnya filsafat bukanlah hal yang buruk, karena filsafat itu sebenarnya
adalah berpikir secara mendasar , menyeluruh , dan spekulatif.
Namun perlu disadari, manusia hidup pada suatu sistem besar yang saling
terkoneksi satu dengan lainnya.
21. MENGAPA BERFILSAFAT
Apabila, manusia tetap mengkhususkan diri dengan pemikirannya yang
sempit, maka tidak tertutup kemungkinan dia akan menjadi seseorang yang
fanatik, tidak berkembang.
22. MENGUKURBERPI
KI
RFI
LSAFAT
Karakteristik berpikir filsafat adalah sifat menyeluruh, sifat mendasar dan
sifat spekulatif. Seorang filsuf tidak percaya begitu saja bahwa ilmu itu
benar. Seorang ilmuwan misalnya, tidak akan pernah puas mengenal ilmu
hanya dari sisi pandang ilmu itu sendiri.
Tidak ada seorang pun yang akan berhenti berpikir. Oleh karena alasan
inilah, maka filsafat memainkan peranan yang sangat krusial dalam proses
pemikiran manusia, yakni menjadikan pemikiran tersebut menjadi lebih jelas
dan tetap di hadapan realitas yang jamak dan sering membingungkan.
Sebagaimana disebutkan sebelumnya bahwa berfilsafat adalah berpikir,
namun tidak semua berpikir adalah berfilsafat.
26. MENGUKURBERPI
KI
RFI
LSAFAT
C
I
RI
-C
I
RIBERFIKIRFILSAFAT
Mempunyai arti mencari kebenaran yang hakiki tentang realitas dan setiap
hal yang dapat dipersoalkan. Maka dari itu berfilsafat berarti mencari tahu
tentang kebenaran suatu hal, apabila sudah ditemukan kebenaran baru,
kebenaran tersebut bersifat terbuka untuk dipersoalkan kembali sehingga
mendapatkan Kembali kebenaran yang lebih meyakinkan lagi.
Memburu Kebenaran
27. M E N G U K U R BERPIKIR
FILSAFAT
CIRI- CIRI BERFIKIR
FILSAFAT
Radikal
Berfilsafat berarti berfikir radikal. Filsuf sendiri adalah pemikir yang
radikal, berarti seorang filsuf tidak akan berhenti hanya pada suatu
wujud empiris tertentu. Berikir radikal ini justru bertujuan untuk
memperjelas realita yang ada disekitar kita
28. M E N G U K U R BERPIKIR FILSAFAT
CIRI- CIRI BERFIKIR FILSAFAT
Rasional
Perenungan ke filsafatan dalam Menyusun bahan konsepsional
yang bersifat rasional. Berfikir rasional berarti berfikir logis, sistematis
dan kritis. Berfikir logis artinya penalaran yang diasumsikan dapat
diterima oleh akal sehat kita dan m a m p u menarik kesimpulan
dalam mengambil sebuah keputusan yang tepat dan benar. Pemikiran
sistematis merupakan pemikiran yang saling berhubungan satu
dengan lainnya dan berkaitan secara logis.
29. M E N G U K U R BERPIKIR FILSAFAT
CIRI- CIRI BERFIKIR
FILSAFAT
Menyeluruh
Berfikir secara universal dan tak terbatas pada
bagian-bagian tertentu. Berfikir filsafat harus bisa menyerap secara
keseluruhan tentang apa yang ada di alam semesta.
30. DAYA TARIK FILSAFAT
Secara u m u m dikatakan bahwa filsafat memiliki dua kegunaan
yang saling mendukung, yakni kegunaan bagi individual dan
kegunaan bagi kehidupan sosial. Filsafat berguna untuk
memuaskan keinginan tahu individu yang sifatnya sederhana.
Aspek inilah yang membuat manusia berbeda dari binatang.Selain
itu, di sini juga dapat dikatakan bahwa selama hidup—dari m a s a
kanak-kanak sampai meninggal duniamanusia harus melewati
dua tahap pengenalan (kesadaran) yang penting, yakni tahap
keadaan ketidaktahuan (the state of innocence) dan tahap
kehilangan ketidaktahuan (the innocence lost). Keadaan
ketidaktahuan pada m a s a kanakkanak sebetulnya penuh dengan
keinginantahu (curiosity) yang menempatkan m a s a kanak-kanak
sebagai tahap yang penuh dengan pertanyaan dapat di simpulkan.
31. DAYA TARIK FILSAFAT
Jika filsafat memiliki asal-muasal, m a k a asalnya tentulah pada
m a s a kanak- kanak yang giat mengajukan pertanyaan
tersebut. Pertanyaan dan keingintahuan anak-anak ini apabila
dimatikan atau dijawab secara sangat otoritatif dan ideologis
akan mematikan dan menghentikan kemampuan anak-anak
untuk bertanya. Inilah yang dimaksud dengan keadaan the
innocence lost tersebut. Filsafat dapat membantu individu untuk
menemukan prinsip-prinsip yang benar yang sangat
bermanfaat dalam mengarahkan hidup dan perilakunya.
32. DAYA TARIK FILSAFAT
Di sini kita berhadapan dengan peran dari cabang filsafat yang
namanya filsafat moral atau etika. Dengan bantuan pemikiran
filsafat moral (etika), individu semakin mendalami hidupnya,
mempertanyakan secara moral seluruh tindakannya dan
menetapkan prinsip-prinsip yang baik bagi hidupnya. Dengan
ini individu membebaskan diri dari kedangkalan hidup atau
hidup yang hanya menuruti keinginan dari luar raja, kehidupan
tanpa subjektivitas.
33. DAYA TARIK FILSAFAT
Di sini kita berhadapan dengan peran dari cabang filsafat yang
namanya filsafat moral atau etika. Dengan bantuan pemikiran
filsafat moral (etika), individu semakin mendalami hidupnya,
mempertanyakan secara moral seluruh tindakannya dan
menetapkan prinsip-prinsip yang baik bagi hidupnya. Dengan
ini individu membebaskan diri dari kedangkalan hidup atau
hidup yang hanya menuruti keinginan dari luar raja, kehidupan
tanpa subjektivitas.
34. Filsafat sosial terdiri dari serangkaian prinsip-prinsip atau
hukum-hukum yang menuntut keyakinan dan penerimaan atas
kebenaran mereka. Selain itu, tentu saja juga persoalan dimensi
ketaatan. Ambil saja beberapa contoh. negara Amerika Serikat
mendasarkan hidup bersama sebagai bangsa dan negara
pada prinsip-prinsip American Declaration of Independence
yang sangat dipengaruhi oleh gagasan dan pemikiran dua
filsuf besar, yakni John Lock dan Montesquieu. Uni Soviet
mendasarkannya pada filsafat dan ideologi
MarxismeLeninisme, dan Indonesia mendasarkannya pada
filsafat dan ideologi Pancasila.Peran filsafat bagi manusia.
DAYA TARIK FILSAFAT
35. DAYA TARIK FILSAFAT
PERAN
FILSAFAT
Filsafat atau berfilsafat mengajak manusia bersikap arif dan berwawasan
lugs terdapat berbagai masalah yang dihadapinya, dan manusia diharapkan
m a m p u untuk memecahkan masalah-masalah tersebut dengan cara
mengidentifikasinya agar jawaban-jawaban dapat diperoleh dengan mudah
Berfilsafat dapat membentuk pengalaman kehidupan seseorang secara
lebih kreatif atas dasar pandangan hidup dan atau ide-ide yang muncul
karena keinginannya.
36. PERAN
FILSAFAT
Filsafat dapat membentuk sikap kritis seseorang dalam menghadapi
permasalahan, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam kehidupan
lainnya (interaksi dengan masyarakat, komunitas, agama, dan lain-lain) secara
lebih rasional, lebih arif, dan tidak terjebak dalam fanatisme yang berlebihan.
Sangat bermanfaat bagi para ilmuwan ataupun para mahasiswa dibutuhkan
kemampuan untuk menganalisis, analisis kritis secara komprehensif dan
sistematis atas berbagai permasalahan ilmiah yang dituangkan di dalam suatu
penelitian, ataupun kajian ilmiah lainnya.
DAYA TARIK FILSAFAT
37. FI
LSAFAT DALAM KEHI
DUPAN SEHARI
-
HARI
Filsafat bertujuan merefleksikan realitas secara mendalam untuk menemukan jawaban-
jawaban final mengenainya. Filsafat mempertanyakan dan merefleksikan realitas, termasuk
kesadaran manusia sendiri yang merefleksikan realitas tersebut. Pengetahuan yang dihasilkan
dari refleksi yang radikal, kritis, dan mendalam terhadap realitas, termasuk kesadaran
subjek berpikir itu sendiri disebut pengetahuan filosofis.Dari sini, filsafat berfungsi pula
sebagai pandangan hidup (Weltsanschauung) merupakan suatu pandangan hidup yang
dijadikan dasar setiap tindakan dan tingkah laku dalam kehidupan sehari-hari, juga
dipergunakan untuk menyelesaikan persoalan-persoalan yang dihadapi dalam hidupnya.
38. FI
LSAFAT DALAM KEHI
DUPAN SEHARI
-
HARI
Pandangan hidupnya itu akan tercermin di dalam sikap hidup dan cara hidup. Sikap dan
cara tersebut akan muncul apabila manusia mampu memikirkan dirinya sendiri secara
total.
Demikianlah, pada dasarnya, filsafat atau berfilsafat bukanlah sesuatu yang asing dan terlepas
dari kehidupan sehari-hari, karena segala sesuatu yang ada dan yang mungkin serta dapat
dipikirkan bisa menjadi objek filsafat apabila selalu dipertanyakan, dipikirkan secara radikal
guna mencapai kebenaran
39. MENGEMBANGKAN PEMI
KI
RAN FI
LSAFAT
Pertama, pengertian filsafat dari segi arti kata, yaitu Tilsafat' berasal dari bahasa Yunani
terdiri dari kata 'philein' yang berarti cinta dan sophia' yang berarti kebijaksanaan. Atau
berasal dari kata 'philosophia' yang berarti `cinta akan kebijaksanaan atau love of
wisdom. Jadi,pengertian filsafat dari arti kata adalah
`cinta pada kebijaksanaan'.
Kedua, pengertian filsafat `secara umum', yaitu `suatu ilmu pengetahuan yang melakukan
penyelidikan atau kajian tentang hakikat dari segala sesuatu dengan sungguh-sungguh dan
penuh kecintaan untuk memperoleh kebenaran atau kebijaksanaan'. Jadi,jawaban-jawaban
yang diberikan oleh filsafat tentang hakikat fenomena hidup harus bersifat mendalam atau
mencapai tingkat kebenaran yang lebih universal.
40. MENGEMBANGKAN PEMI
KI
RAN FI
LSAFAT
Ketiga, pengertian filsafat `secara khusus', yaitu `suatu ilmu pengetahuan yang
menyelidiki tentang hakikat sesuatu untuk memperoleh kebenaran menurut aliran
filsafat tertentu'. Dalam filsafat terdapat beragam aliran, misalnya: aliran idealisme,
aliran positivisme, aliran materialisme, aliran hedonisme, aliran stoicisme dan
sebagainya. Jadi,pengertian hakikat sesuatu menurut aliran idealisme tentunya tidak
sama dengan hakikat sesuatu menurut aliran positivisme, hedonisme, materialisme
dan stoicisme
41. MENGEMBANGKAN PEMI
KI
RAN FI
LSAFAT
Secara umum, tema-tema pokok filsafat di Yunani mencakup tiga hal.
Pertama, permasalahan tentang asas (arkhe) dan h u k u m (logos) alam
semesta. Kedua, tema-tema yang berkaitan dengan pah am Aletheia
(ketidaksembunyian), seperti "ada", "kebenaran", an "pengetahuan sejati".
Ketiga, pertanyaan tentang kodrat manusia dan penentuan tindakan
etisnya: "yang baik" dan "keutamaan" (arete).
42. LI
NGKUP FI
LSAFAT
Filsafat sebagai induk ilmu-ilmu lainnya pengaruhnya masih terasa.
Setelah filsafat ditinggalkan oleh ilmu-ilmu lainnya, ternyata filsafat
tidak mati, melainkan hidup dengan corak tersendiri, yakni sebagai
ilmu yang memecahkan masalah yang tidak terpecahkan oleh ilmu-
ilmu khusus. Jelaslah bahwa filsafat tidak termasuk ruangan ilmu
pengetahuan yang khusus. Filsafat boleh dikatakan suatu ilmu
pengetahuan, tetapi objeknya tidak terbatas. Jadi, mengatasi ilmu-
ilmu pengetahuan lainnya merupakan bentuk ilmu pengetahuan yang
tersendiri, tingkatan pengetahuan tersendiri. Filsafat erat
hubungannya dengan pengetahuan biasa, tetapi mengatasinya,
karena dilakukan dengan cara ilmiah dan
mempertanggungjawabkan jawaban-jawaban yang diberikannya
43. LI
NGKUP FI
LSAFAT
Hamparan atau ruang lingkup kajian filsafat sangatlah luas, karena
filsafat mengkaji tentang hakikat segala sesuatu'. Hal ini lantaran
filsafat merupakan Induk segala ilmu pengetahuan'.22 Filsafat adalah
suatu ilmu tanpa batas. Filsafat tidak menyelidiki salah satu segi dari
kenyataan saja, melainkan apa-apa saja yang menarik perhatian
manusia. Filsafat merupakan `ilmu istimewa' yang mencoba
menjawab masalah-masalah yang tidak dapat dijawab oleh ilmu
pengetahuan biasa, karena masalah-masalah tersebut di luar
jangkauan ilmu pengetahuan biasa. Filsafat adalah sebuah sistem
pemikiran, atau lebih tepat cara berpikir, yang terbuka: terbuka untuk
dipertanyakan dan dipersoalkan kembali. Filsafat adalah pertanyaan
dan bukan pernyataan. Filsafat adalah hasil daya upaya manusia
dengan akal budinya untuk memahami atau mendalami secara
radikal dan integral serta sistematis hakikat sarwa yang ada, yaitu:
hakikat Tuhan, hakikat clam semesta, dan hakikat manusia, serta
sikap manusia sebagai konsekuensi dari pah am tersebut.
45. LI
NGKUP FI
LSAFAT
(1) Logika, yaitu membic arakan tentang h u k u m - h u k u m penyimpulan secara benar;
(2) Metodologi, yaitu membic arakan tentang teknik at au cara melakukan penelitian ilmiah;
(3)Metafisika, yaitu membic arakan tentang segala sesuatu y ang ada, at au
membahas hakikat
(4) Ontologi, yaitu membic arakan tentang hakikat segala sesuatu y ang ada, at au hakikat
`objek' dari segala sesuatu;
(5) Kosmologi, yaitu membic arakan tentang segala sesuatu y ang a d a y ang serba teratur;
(6) Epistemologi, yaitu m e m b a h a s tentang hakikat kebenaran;
(7) Filsafat biologi, yaitu membic arakan tentang hakikat hidup;
Ilmuwan Louis Kattsoff Membagi
lebih Rinci Cabang-Cabang Filsafat
46. Ilmuwan Louis Kattsoff Membagi
lebih Rinci Cabang-Cabang Filsafat
(8) Filsafat psikologi, yaitu membicarakan tentang hakikat jiwa manusia;
(9) Filsafat antropologi, yaitu membicarakan tentang hakikat budaya
manusia;
(10) Filsafat sosiologi, yaitu membicarakan tentang hakikat masyarakat
dan negara;
(11) Etika, yaitu membicarakan tentang hakikat baik dan buruk;
(12) Estetika, yaitu membicarakan tentang hakikat indah atau keindahan;
(13) Filsafat agama, yaitu membicarakan tentang hakikat a g a m a atau
kepercayaan.
LI
NGKUP FI
LSAFAT
47. A. Filsafat bersifat Koheren
Suatu perenungan kefilsafatan tidak boleh mengandung pernyataanpernyataan
yang saling bertentangan. Jika orang mulai menyukai perenungan kefilsafatan, m a ka
ia mungkin akan bertanya, "mengapa tidak boleh?" Jawabannya kiranya sudah
dimengerti.
CIRI- CIRIPEMIKIRAN FI
LSAFAT
48. Sebagaiman telah dikatakan, bahwa filsafat berusaha
memperoleh penyelesaian atau jawaban terhadap
pertanyaan-pertanyaan agar dapat dipahami. Yang
dinamakan penyelesaian ialah pernyataan yang
terbukti benar, atau yang terbukti kebenarannya
daripada pernyataan-pemyataan yang lain, termasuk
juga pernyataan yang bertentangan dengan pernyataan
di atas. Karena itu, tidaklah mungkin kita dapat
mengatakan telah memperoleh penyelesaian, jika kita
mengatakan bahwa suatu pernyataan itu benar dan
kemudian mengatakan bahwa pernyataan yang
bertentangan dengan pernyataan di atas juga benar.
CIRI- CIRIPEMIKIRAN FI
LSAFAT
49. B. Pemikiran Filsafat yang Rasional
Di dalam filsafat, salah satu kesukaan yang muncul terdapat dalam usaha untuk
mengadakan uraian secara 'lebih geometrik', bahwa definisi yang diajukan justru
perlu memperoleh kritik Spinoza memulai dengan suatu perangkat definisi, satu di
antaranya ialah definisi tentang substansi. Ia mendefinisikan substansi sebagai
sesuatu yang terdapat di dalam dirinya sendiri dan dimengerti melalui dirinya
sendiri'. Kita boleh jadi menaruh
keberatan terhadap definisi ini, meminta penjelasan lebih lanjut tentang
pengertian- pengertian yang terkandung di dalamnya, dan mempertanyakan
kesalahannya serta m a k n a yang diberikan. Tetapi salah satu di antara kelebihan-
kelebihan yang u t a m a dari segenap sistem semacam ilmu ukur ialah bahwa
system semacam ini mengutamakan kejelasan serta kecermatan dalam
penyusunan definisi.
CIRI- CIRIPEMIKIRAN FI
LSAFAT
50. C. Filsafat bersifat Komprehensif
Suatu sistem filsafat harus bersifat komprehensif, dalam arti tidak ada
sesuatu pun yang berada di luar jangkauannya Jika tidak demikian, filsafat
akan ditolak serta dikatakan berat sebelah dan tidak memadai. Suatu
sistem baru dapat dikatakan memadai jika m e m u a t penjelasan tentang
sernua gejala M e m a n g salah satu cara untuk mengecam suatu sistem
filsafat ialah dengan menunjukkan bahwa system tersebut melupakan
sesuatu yang tidak memperoleh tempat di dalam Jika demikian, m a ka
sistem semacam itu perlu diperluas atau ditolak.
CIRI- CIRIPEMIKIRAN FI
LSAFAT
51. D. Filsafat memiliki Pemikiran secara Sistematis
Kegiatan kefilsafatan ialah perenungan. Tetapi merenung bukanlah
melamun, Skefilsafatan ialah percobaan Untuk menyusun suatu sistem
pengetahuan yang rasional yang memadai. Untuk m e m a h a m i dunia
tempat kita hidup, m a u p u n untuk m e m a h a m i diri kita sendiri.
Perenungan kefilsafatan dapat merupakan karya satu orang yang
dikerjakannya sendiri, ketika ia dengan pikirannya berusaha keras
menemukan alasan dan penjelasan dengan cara semacam bertanya
kepada diri sendiri. Atau, perenungan itu dapat pula dilakukan oleh
dua atau lebih dari dalam suatu percakapan ketika mereka melakukan
analisa, melakukan kritik dan menghubungkan pikiran mereka secara
timbal balik.
CIRI- CIRIPEMIKIRAN FI
LSAFAT
54. KELOMPOK 8
DEVI ALITA S
1222200210
NIA NUR YANTI A
1222200209
DITA GERY Y
1222200071
55. Table of contents
FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN,CIRI
ILMU PENGETAHUAN ILMIAH
PERKEMBANGAN ILMU
PENGETAHUAN
CARA KERJA ILMU
PENGETAHUAN ILMIAH
DEFINISI,PERBEDAAN,HAKIKAT
DAN SUMBER PENGETAHUAN
01
56. DEFINISI,PERBEDAAN,HAKIKAT
DAN SUMBER PENGETAHUAN
Etimologi pengetahuan berasal dari kata dalam bahasa Inggris
yaitu knowledge. Dalam Encyclopedia of Phisolophy dijelaskan
bahwa definisi pengetahuan adalah kepercayaan yang benar
(knowledge is justified true belief).‘
Terminologi. Menurut Drs. Sidi Gazalba, pengetahuan adalah
apa yang diketahui atau hasil pekerjaan. Pekerjaan tersebut
adalah hasil dari kenal, sadar, insaf, mengerti, dan pandai.
Pengetahuan adalah semua milik atau isi pikiran.2
pengetahuan merupakan hasil proses dari usaha manusia
untuk tahu.
01
57. DEFINISI,PERBEDAAN HAKIKAT
DAN SUMBER PENGETAHUAN
Dalam arti luas berarti semua kehadiran internasional objek
dalam subjek. dalam arti sempit dan berbeda dengan imajinasi
atau pemikiran belaka, pengetahuan hanya berarti putusan
yang benar dan pasti (kebenaran, kepastian).
Orang pragmatic, terutama John Dewey tidak membedakan
pengetahuan dengan kebenaran (antara knowledge dengan
truth). Jadi pengetahuan itu harus benar, jika tidak benar
adalah kontradiksi
01
58. DEFINISI,PERBEDAAN HAKIKAT
DAN SUMBER PENGETAHUAN
Jenis Pengetahuan
pengetahuan adalah kebenaran dan kebenaran adalah
pengetahuan, maka di dalam kehidupan manusia dapat
memiliki berbagai pengetahuan dan kebenaran.
Pada dasarnya Pengetahuan yang dimiliki manusia ada
empat,
• Pengetahuan biasa
• Pengetahuan ilmu
• Pengetahuan filsafat
• Pengetahuan agama
01
59. DEFINISI,PERBEDAAN HAKIKAT
DAN SUMBER PENGETAHUAN
• pengetahuan biasa, pengetahuan yang dalam filsafat dikatakan dengan
istilah common sense, dan sering diartikan dengan good sense,
karena seseorang memiliki sesuatu di mana menerima secara baik.
Semua orang menyebutnya sesuatu itu merah karena memang itu
merah, benda itu panas karena memang dirasakan panas dan
sebagainya.
Dengan common sense, semua orang sampai pada keyakinan secara
umum tentang sesuatu, di mana mereka akan berpendapat sama
semuanya.
01
60. DEFINISI,PERBEDAAN HAKIKAT
DAN SUMBER PENGETAHUAN
pengetahuan ilmu, ilmu sebagai terjemahan dari science. dalam pengertian
yang sempit science diartikan untuk menunjukkan ilmu pengetahuan
alam, yang sifatnya kuantitatif dan objektif.Ilmu pada prinsipnya
merupakan usaha untuk mengorganisasikan dan mensistematisasikan
common sense, suatu pengetahuan yang berasal dari pengalaman dan
pengamatan kehidupan sehari-hari. Namun, dilanjutkan dengan suatu
pemikiran secara cermat dan teliti dengan menggunakan berbagai
metode.
01
61. DEFINISI,PERBEDAAN HAKIKAT
DAN SUMBER PENGETAHUAN
• Pengetahuan filsafat, pengetahuan yang diperoleh dari pemikiran yang bersifat
kontemplatif dan spekulatif. Pengetahuan filsafat lebih menekankan pada
universalitas dan kedalaman kajian tentang sesuatu. Jika ilmu hanya pada satu
bidang pengetahuan yang sempit dan rigid, filsafat membahas hal yang lebih
luas dan mendalam. Filsafat biasanya memberikan pengetahuan yang reflektif
dan kritis, sehingga ilmu yang tadinya kaku dan cenderung tertutup menjadi
longgar kembali.
01
62. DEFINISI,PERBEDAAN HAKIKAT
DAN SUMBER PENGETAHUAN
• Pengetahuan agamapengetahuan yang hanya diperoleh dari Tuhan lewat para
utusan-Nya. bersifat mutlak dan wajib diyakini oleh para pemeluk agama.
mengandung beberapa hal yang pokok, yaitu ajaran tentang cara berhubungan
dengan Tuhan, yang sering juga disebut dengan hubungan vertikal dan cara
berhubungan dengan sesama manusia, yang sering juga disebut dengan hubungan
horizontal. Menurut para pengamat, agama masih bertahan sampai sekarang
karena adanya doktrin tentang hidup setelah mati karenanya masih dibutuhkan.
01
63. DEFINISI,PERBEDAAN HAKIKAT
DAN SUMBER PENGETAHUAN
• PERBEDAAN PENGETAHUAN DENGAN ILMU
Dari sejumlah pengertian yang ada, sering ditemukan kerancuan antara pengertian
pengetahuan dan ilmu. Kedua kata tersebut dianggap memiliki persamaan arti, bahkan
ilmu dan pengetahuan terkadang dirangkum menjadi kata majemuk yang mengandung
arti tersendiri. Hal ini sering kita jumpai dalam berbagai karangan yang membicarakan
tentang ilmu pengetahuan. Namun jika kedua kata itu berdiri sendiri-sendiri, akan
tampak perbedaan antara keduanya.
01
64. DEFINISI,PERBEDAAN HAKIKAT
DAN SUMBER PENGETAHUAN
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia ilmu disamakan artinya dengan pengetahuan,
ilmu adalah pengetahuan. Dari asal katanya, kita dapat ketahui bahwa pengetahuan
diambil dari kata dalam bahasa Inggris yaitu knowledge, sedangkan ilmu diambil
dari kata science dan peralihan dari kata Arab ilm.
Seiring dengan definisi yang telah disebutkan sebelumnya, maka definisi berikut pun
tidak jauh berbeda. Pengetahuan merupakan basil tabu manusia terhadap sesuatu,
atau segala perbuatan manusia untuk memahami suatu objek tertentu.
01
65. DEFINISI,PERBEDAAN HAKIKAT
DAN SUMBER PENGETAHUAN
Untuk memperjelas pemahaman perlu juga dibedakan antara pengetahuan yang
sifatnya prailmiah dengan pengetahuan ilmiah.
Pengetahuan yang bersifat prailmiah ialah pengetahuan yang belum memenuhi syarat-
syarat ilmiah pada umumnya.
Sebaliknya, pengetahuan ilmiah adalah pengetahuan yang hams memenuhi syarat-
syarat ilmiah. Pengetahuan pertama disebut pengetahuan biasa, pengetahuan
kedua disebut pengetahuan ilmiah.
01
66. DEFINISI,PERBEDAAN HAKIKAT
DAN SUMBER PENGETAHUAN
HAKIKAT DAN SUMBER PENGETAHUAN
Pengetahuan berkembang dari rasa ingin tahu, yang merupakan ciri khas manusia karena
manusia adalah satu-satunya makhluk yang mengembangkan pengetahuan secara
sungguhsungguh. Binatang juga mempunyai pengetahuan, namun pengetahuan ini
terbatas untuk kelangsungan hidupnya (survival).
Pengetahuan ini mampu dikembangkan manusia yang disebabkan dua hal utama, yakni
pertama manusia mempunyai bahasa yang mampu mengomunikasikan informasi dan
jalan pikiran yang melatarbelakangi informasi tersebut. Kedua, yang menyebabkan
manusia mampu mengembangkan pengetahuannya dengan cepat dan mantap adalah
kemampuan berpikir menurut suatu alur kerangka berpikir tertentu."
01
67. DEFINISI,PERBEDAAN HAKIKAT
DAN SUMBER PENGETAHUAN
Hakikat Pengetahuan
Pengetahuan pada dasarnya adalah keadaan mental (mental state). Mengetahui sesuatu
adalah menyusun pendapat tentang suatu objek, dengan kata lain menyusun gambaran
tentang fakta yang ada di luar akal.
01
68. DEFINISI,PERBEDAAN HAKIKAT
DAN SUMBER PENGETAHUAN
Dua teori untuk mengetahui hakikat pengetahuan itu, yaitu :
Realisme
mempunyai pandangan realistic terhadap alam. Pengetahuan menurut realisme adalah
gambaran atau kopi yang sebenarnya dari apa yang ada dalam alam nyata (dari fakta
atau hakikat). Pengetahuan atau gambaran yang ada dalam akal adalah kopi dari yang
asli yang ada di luar akal. Hal ini tidak seperti gambaran yang terdapat dalam foto.
Dengan demikian, realisme berpendapat bahwa pengetahuan adalah benar dan tepat
bila sesuai dengan kenyataan
Contohnya, fakta menunjukkan, suatu meja tetap sebagaimana adanya, kendati tidak ada
orang di dalam ruangan itu yang menangkapnya. Jadi meja itu tidak tergantung kepada
gagasan kita mengenainya, tetapi tergantung pada meja tersebut
01
69. DEFINISI,PERBEDAAN HAKIKAT
DAN SUMBER PENGETAHUAN
Idealisme
Ajaran idealisme menegaskan bahwa untuk mendapatkan pengetahuan yang benar-benar
sesuai dengan kenyataan adalah mustahil. Pengetahuan adalah proses-proses mental
atau proses psikologis yang bersifat subjektif. Oleh karena itu, pengetahuan bagi
seorang idealis hanya merupakan gambaran subjektif dan bukan gambaran objektif
tentang realitas. Subjektif dipandang sebagai suatu yang mengetahui, yaitu dari orang
yang membuat gambaran tersebut. Karena itu, pengetahuan menurut teori ini tidak
menggambarkan hakikat kebenaran. Yang diberikan pengetahuan hanyalah gambaran
menurut pendapat atau penglihatan orang yang mengetahui (subjek).
01
70. Sebenarnya, realisme dan idealisme memiliki kelemahankelemahan tertentu. Realisme
ekstrim bisa sampai pada monisme materialistik atau dualisme. Seorang pengikut
materialisme mengatakan jika demikian halnya, sudah barang tentu dapat juga
dikatakan bahwa jiwa adalah materi dan materi adalah jiwa, bahkan jiwa dan materi
sepenuhnya sama. Lebih lanjut, realisme tidak mementingkan subjek sebagai
penilai, tetapi hanya memfokuskan pada objek yang dinilai. Padahal, subjek yang
menilai memiliki peran penting dalam menghubungkan antar objek dengan
ungkapan tentang objek tersebut.
71. Menurut Prof. Dr. Rasjidi, penganut agama perlu sekali mempelajari realisme dengan alasan:
Dengan menjelaskan kesulitan-kesulitan yang terdapat dalam pikiran. Kesulitan pikiran tersebut
adalah pendapat yang mengatakan bahwa tiap-tiap kejadian dapat diketahui hanya dari segi
subjektif. Menurut Rasjidi, pernyataan itu tidak benar sebab adanya faktor subjektif bukan
berarti menolak faktor objektif. Kalau seseorang melihat sebatang pohon, tentu pohon itu
memang yang dilihat oleh subjektif. Namun, hal ini tidak berarti meniadakan pohon yang
mempunyai wujud tersendiri. Begitu juga ketika orang berdoa kepada Tuhan, bukan berarti
Tuhan itu hanya terdapat dalam pikiran, tetapi Tuhan mempunyai wujud tersendiri.
72. DEFINISI,PERBEDAAN HAKIKAT DAN
SUMBER PENGETAHUAN
Sumber Pengetahuan
Semua orang mengakui memiliki pengetahuan. Persoalannya dari mana pengetahuan
itu diperoleh atau lewat apa pengetahuan didapat
Dalam hal ini ada beberapa pendapat tentang sumber pengetahuan antara lain :
• EMPIRISME
• RASIONALISME
• INTUISI
• WAHYU
01
73. DEFINISI,PERBEDAAN HAKIKAT DAN
SUMBER PENGETAHUAN
Empirisme
berasal dari kata Yunani empeirikos, artinya pengalaman. Menurut aliran ini manusia
memperoleh pengetahuan melalui pengalamannya. Dan bila dikembalikan kepada kata
Yunaninya, pengalaman yang dimaksud ialah pengalaman inderawi. Dengan inderanya,
manusia dapat mengatasi taraf hubungan yang semata-mata fisik dan masuk ke dalam
medan intensional, walaupun masih sangat sederhana. Indera menghubungkan
manusia dengan hal-hal konkret-material
Pengetahuan inderawi bersifat parsial. Itu disebabkan oleh adanya perbedaan antara
indera yang satu dengan yang lainnya, berhubungan dengan sifat khas fisiologis indera
dan dengan objek yang dapat ditangkap sesuai dengannya
01
74. Aliran ini mempunyai banyak kelemahan, antara lain:
• Indera terbatas, benda yang jauh kelihatan kecil, apakah ia benar-benar
kecil? Ternyata tidak. Keterbatasan inderalah yang menggambarkan seperti
itu. Dari sini akan terbentuk pengetahuan yang salah.
• Indera menipu, pada orang yang sakit malaria gula rasanya pahit, udara akan
terasa dingin. Ini akan menimbulkan pengetahuan empiris yang salah juga.
• Objek yang menipu, contohnya fatamorgana dan ilusi. Jadi objek itu
sebenarnya tidak sebagaimana ia ditangkap oleh indera, ia membohongi
indera.
• Berasal dari indra dan objek sekaligus. Dalam hal ini, indera (mata) tidak
mampu melihat seekor kerbau secara keseluruhan, dan kerbau itu juga tidak
dapat memperlihatkan badannya secara keseluruhan. Kesimpulannya ialah
empirisme lemah karena keterbatasan indera manusia.
75. DEFINISI,PERBEDAAN HAKIKAT DAN
SUMBER PENGETAHUAN
Rasionalisme
Aliran ini menyatakan bahwa akal adalah dasar kepastian pengetahuan. Pengetahuan
yang benar diperoleh dan diukur dengan akal. Manusia memperoleh pengetahuan
melalui kegiatan menangkap objek.
Rasionalisme tidak mengingkari kegunaan indera dalam memperoleh pengetahuan.
Pengalaman indera diperlukan untuk merangsang akal dan memberikan bahan-bahan
yang menyebabkan akal dapat bekerja, tetapi sampainya manusia kepada kebenaran
adalah semata-mata akal
01
76. DEFINISI,PERBEDAAN HAKIKAT DAN
SUMBER PENGETAHUAN
Intuisi
Menurut Henry Bergson intuisi adalah hasil dari evolusi pemahaman yang tertinggi.
Kemampuan ini mirip dengan insting, tetapi berbeda dengan kesadaran dan
kebebasannya. Pengembangan kemampuan ini (intuisi) memerlukan suatu usaha. Ia
juga mengatakan bahwa intuisi adalah suatu pengetahuan yang langsung, yang mutlak
dan bukan pengetahuan yang nisbi.
Pengetahuan intuisi dapat dipergunakan sebagai hipotesa bagi analisis selanjutnya
dalam menentukan benar tidaknya pernyataan yang dikemukakan. Kegiatan intuisi dan
analisis bisa bekerja saling membantu dalam menemukan kebenaran
01
77. DEFINISI,PERBEDAAN HAKIKAT
DAN SUMBER PENGETAHUAN
Wahyu
Wahyu adalah pengetahuan yang disampaikan oleh Allah kepada manusia lewat
perantaraan para nabi. Para nabi memperoleh pengetahuan dari Tuhan tanpa upaya,
tanpa bersusah payah, tanpa memerlukan waktu untuk memperolehnya. Pengetahuan
mereka terjadi atas kehendak Tuhan semesta. Tuhan mensucikan jiwa mereka dan
diterangkan-Nya Pula jiwa mereka untuk memperoleh kebenaran dengan jalan wahyu
01
79. PERKEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN
Periode Pertama (Abad 4 sebelum Masehi)
Dalam persepsi mitos, dunia dikendalikan oleh kekuatan-
kekuatan magis, mistis. Atau dengan kata lain, dunia dijelaskan
oleh faktor-faktor luar . Sedang dalam persepsi rasional, dunia
dianalisis dari faktor-faktor dalam . Atau dengan kata lain, dunia
dianalisis dengan argumentasi yang dapat diterima secara
rasional atau akal sehat.
80. PERKEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN
Periode Pertama (Abad 4 sebelum Masehi)
Sebelum Aristoteles dunia dipersepsikan tidak eksis, dunia hanya
menumpang keberadaan dewa-dewa. Dunia bukan dunia riil, yang
riil adalah dunia ide. Menurut Aristoteles, dunia merupakan
substansi, dan ada hirarki substansi-substansi. Substansi adalah
sesuatu yang mandiri, dengan demikian dunia itu mandiri.
81. Pandangan Aristoteles dapat dikatakan sebagai awal dari
perintisan “ilmu pengetahuan” adalah hal-hal sebagai
berikut
Perihal Pengenalan
Perihal Metode
82. Perihal Pengenalan
Menurut Aristoteles terdapat dua macam pengenalan,
yaitu:(1) pengenalan inderawi; (2) pengenalan
rasional. Menurut Beliau, pengenalan inderawi
memberi pengetahuan tentang hal-hal yang kongkrit
dari suatu benda. Sedang pengenalan rasional dapat
mencapai hakekat sesuatu, melalui jalan abstraksi.
83. Perihal Metode
Menurut Aristoteles, Ilmu Pengetahuan adalah
pengetahuan tentang prinsip-prinsip atau hukum-hukum
bukan objek-objek eksternal atau fakta. Menurut
Aristoteles, mengembangkan ilmu pengetahuan berarti
mengembangkan prinsip-prinsip, mengembangkan «ilmu
pengetahuan» tidak terletak pada akumulasi data tetapi
peningkatan kualitas teori dan metode.
84. PERKEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN
Periode Kedua (abad 17 sesudah Masehi)
Cara berpikir abad 17 mengkonstruksi suatu model yaitu
memasukkan unsur makro menjadi mikro, mengkonstruksi
suatu model yang dapat diuji coba secara empiris,
sehingga memerlukan adanya laboratorium.
85. PERKEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN
Periode Kedua (abad 17 sesudah Masehi)
Rasionalisme mementingkan unsur-unsur yang belum
diketahui dalam pengenalan, berarti unsur-unsur yang
terlepas dari segala pengalaman. Sedangkan empirisme
menekankan unsur-unsur yang sudah diketahui, berarti
unsur-unsur yang berasal dari pengalaman.
89. Hakekat ilmu pengetahuan dapat
ditelusuri dari 4 (empat) hal, yaitu:
SumberIlmuPengetahuan
Sumber ilmu pengetahuan mempertanyakan dari mana
ilmu pengetahuan itu diperoleh. Ilmu pengetahuan
diperoleh dari pengalaman (emperi) dan dari akal
(ratio). Sehingga timbul faham atau aliran yang disebut
empirisme dan rasionalisme
91. Struktur
Yang ingin mengetahui adalah subjek yang memiliki
kesadaran. Yang ingin kita ketahui adalah objek,
diantara keduahal tersebut seakan-akanterdapat
garisdemarkasi yangtajam.
93. CIRI- CIRI PENGETAHUAN ILMIAH
1.Ilmu Pengetahuan Ilmiah Harus Sistematis
Ilmu pengetahuan ilmiah bersifat sistematis artinya ilmu pengetahuan
ilmiah dalam upaya menjelaskan setiap gejala selalu berlandaskan suatu
teori. Atau dapat dikatakan bahwa teori dipergunakan sebagai sarana
untuk menjelaskan gejala dari kehidupan sehari-hari. Tetapi teori itu
sendiri bersifat abstrak dan merupakan puncak piramida dari susunan
tahap-tahap proses mulai dari persepsi sehari-hari/ bahasa sehari-hari,
observasi/konsep ilmiah, hipotesis, hukum dan puncaknya adalah teori.
94. CIRI- CIRI PENGETAHUAN ILMIAH
2.Ilmu Pengetahuan Ilmiah Dapat Dipertanggungjawabkan.
Ilmu pengetahuan ilmiah dapat dipertanggungjawabkan melalui 3 (tiga) macam sistem, yaitu:
Sistem axiomatis
Sistem ini berusaha membuktikan kebenaran suatu fenomena atau gejala sehari-hari mulai dari kaidah atau rumus
umum menuju rumus khusus atau konkret. Atau mulai teori umum menuju fenomena/gejala konkret. Cara ini disebut
deduktif-nomologis. Umumnya yang menggunakan metode ini adalah ilmu-ilmu formal, misalnya matematika.
Sistem empiris
Sistem ini berusaha membuktikan kebenaran suatu teori mulai dari gejala/ fenomena khusus menuju rumus
umum atau teori. Jadi bersifat induktif dan untuk menghasilkan rumus umum digunakan alat bantu statistik.
Umumnya yang menggunakan metode ini adalah ilmu pengetahuan alam dan sosial.
Sistem semantik/linguistik
Dalam sistem ini kebenaran didapatkan dengan cara menyusun proposisi-proposisi secara ketat. Umumnya
yang menggunakan metode ini adalah ilmu bahasa (linguistik).
.
95. CIRI- CIRI PENGETAHUAN ILMIAH
3. Ilmu Pengetahuan Ilmiah Harus Objektif atau intersubjektif
Ilmu pengetahuan ilmiah itu bersifat mandiri atau milik orang banyak
(intersubjektif). Ilmu pengetahuan ilmiah itu bersifat otonom dan mandiri,
bukan milik perorangan (subjektif) tetapi merupakan konsensus antar
subjek (pelaku) kegiatan ilmiah. Dengan kata lain ilmu pengetahuan
ilmiah itu harus ditopang oleh komunitas ilmiah..
96. CARA KERJA ILMU PENGETAHUAN ILMIAH
Langkah pertama.
Ada masalah yang harus dipecahkan. Seluruh langkah ini (5 langkah) oleh Popper disebut Epistomology
Problem Solving. Untuk pemecahan masalah tersebut diperlukan kajian pustaka (inferensi logis) guna
mendapatkan teori-teori yang dapat digunakan untuk pemecahan masalah.
Langkah kedua.
Selanjutnya dari teori disusun hipotesis. Untuk menyusun hipotesis diperlukan metode deduksi logis.
Langkah ketiga.
Untuk membuktikan benar tidaknya hipotesis perlu adanya observasi. Sebelum melakukan observasi
perlu melakukan interpretasi teori yang digunakan sebagai landasan penyusunan hipotesis dalam
penelitian adalah penyusunan kisi-kisi/dimensi-dimensi, kemudian penyusunan instrumen pengumpulan
data, penetapan sampel dan penyusunan skala.
97. CARA KERJA ILMU PENGETAHUAN ILMIAH
Langkah keempat.
Setelah observasi, selanjutnya melakukan pengukuran (assessment), penetapan sampel, estimasi kriteria
(parameter estimation). Langkah tersebut dilakukan guna mendapatkan generalisasi empiris (empirical
generalization).
Langkah kelima.
Generalisasi emperis tersebut pada hakekatnya merupakan hasil pembuktian hipotesis.Apabila hipotesis
benar akan memperkuat teori (verifikasi). Apabila hipotesis tidak terbukti akan memperlemah teori
(falsifikasi).
Langkah keenam.
Hasil dari generalisasi empiris tersebut dipergunakan sebagai bahan untuk pembentukan konsep,
pembentukan proposisi. Pembentukan atau penyusunan proposisi ini dipergunakan untuk memperkuat
atau memantapkan teori, atau menyusun teori baru apabila hipotesis tidak terbukti.
98. PERBEDAAN ILMU PENGETAHUAN DAN PENGETAHUAN
Dalam common sense
Informasi tentang suatu fakta jarang disertai penjelasan tentang mengapa
dan bagaimana. Common sense tidak melakukan pengujian kritis hubungan
sebab-akibat antara fakta yang satu dengan fakta lain. Sedang dalam science
di samping diperlukan uraian yang sistematik, juga dapat dikontrol dengan
sejumlah fakta sehingga dapat dilakukan pengorganisasian dan
pengklarifikasian berdasarkan prinsip-prinsip atau dalil-dalil yang berlaku.
99. PERBEDAAN ILMU PENGETAHUAN DAN PENGETAHUAN
Ilmu pengetahuan menekankan ciri sistematik.
Penelitian ilmiah bertujuan untuk mendapatkan prinsip-prinsip yang mendasar dan berlaku
umum tentang suatu hal. Artinya dengan berpedoman pada teori-teori yang dihasilkan dalam
penelitian-penelitian terdahulu, penelitian baru bertujuan untuk menyempurnakan teori yang
telah ada yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Sedang common sense tidak
memberikan penjelasan (eksplanasi) yang sistematis dari berbagai fakta yang terjalin. Di
samping itu, dalam common sense cara pengumpulan data bersifat subjektif, karena common
sense sarat dengan muatan-muatan emosi dan perasaan.
100. PERBEDAAN ILMU PENGETAHUAN DAN PENGETAHUAN
Dalam menghadapi konflik dalam kehidupan,
Ilmu pengetahuan menjadikan konflik sebagai pendorong untuk kemajuan ilmu
pengetahuan. Ilmu pengetahuan berusaha untuk mencari, dan mengintroduksi pola-
pola eksplanasi sistematik sejumlah fakta untuk mempertegas aturan-aturan. Dengan
menunjukkan hubungan logis dari proposisi yang satu dengan lainnya, ilmu
pengetahuan tampil mengatasi konflik.
101. Syarat-syarat Ilmu Pengetahuan Ilmiah
Agar dapat diuraikan proses terbentuknya ilmu pengetahuan ilmiah, perlu terlebih dahulu diuraikan
syarat-syarat ilmu pengetahuan ilmiah.
PROSES TERBENTUKNYA ILMU
PENGETAHUAN
102. Menurut Karlina Supeli Laksono dalam Filsafat Ilmu Pengetahuan (Epsitomologi) pada
Pascasarjana Universitas Indonesia tahun 1998/1999, ilmu pengetahuan ilmiah harus
memenuhi tiga syarat, yaitu:
Sistematik;
yaitu merupakan kesatuan teori-teori yang tersusun sebagai suatu sistem.
Objektif;
atau dikatakan pula sebagai intersubjektif, yaitu teori tersebut terbuka untuk diteliti oleh
orang lain/ahli lain, sehingga hasil penelitian bersifat universal.
Dapat dipertanggungjawabkan;
yaitu mengandung kebenaran yang bersifat universal, dengan kata lain dapat diterima
oleh orang-orang lain/ahli-ahli lain. Tiga syarat ilmu pengetahuan tersebut telah
diuraikan secara lengkap pada sub bab di atas.
103. Seorang bapak atau ibu rumah tangga secara natural juga adalah seorang
filsuf. Dia memiliki otak untuk berpikir dan otak ini dilengkapi dengan Kati
yang memperkokoh fungsi kehendak dalam dirinya. Dia dapat berpikir
dengan bijaksana karena ia memiliki semua kelcngkapan dan kapasitas
mental dalam dirinya. Karena itu dia dapat merencanakan kehidupan
keluarga, membuat pertitnbangan dan mengambil keputusan untuk
kepentingan keluarganya. Dia memikirkan masa derail keluarganya dengan
rencana pendidikan.
SIAPA ITU SEORANG FILSUF
109. Ilmu adalah akumulasi pengetahuan yang
tersusun secara sistematis. Pengetahuan
yang dimaksud adalah suatu fenomena
yang ditangkap oleh indra
manusia. Menangkap berarti mengamati
atau mengobservasi, sedangkan yang
diamati dan fenomena itu tidak lain adalah
fakta.
110. Metode ilmiah merupakan prosedur atau
langkah-langkah sistematis dalam
mendapatkan pengetahuan ilmiah atau
ilmu.
111. Banyak hal yang menyebabkan kita
berpikir.
Pengalaman mengatakan bahwa kita
tidak hanya sering berpikir atau tetapi
juga harus berpikir. Kita harus melihat
jauh ke depan, kita harus memuat
rencana.
Logika alami dan logika scientifika
112. Logika scientifika adalah ilmu praktis
normatif yang mempelajari hukum,
prinsip, bentuk pikiran manusia yang
jika dipatuhi akan membimbing kita
mencapai sebuah kesimpulan-
kesimpulan yang benar dan sah.
Definisi logika Scientifika
113. Ilmu
Manusia dapat menyelidiki caranya
berpikir Pengetahuan tersebut dapat
juga dipergunakan untuk berpikir
dengan cara yang lebih sempurna.
Demikianlah logika scientifika juga
disebut ilmu.
114. Ilmu
Manusia dapat menyelidiki caranya
berpikir Pengetahuan tersebut dapat
juga dipergunakan untuk berpikir
dengan cara yang lebih sempurna.
Demikianlah logika scientifika juga
disebut ilmu.
Praktis dan normatif
Berhubung terdapat berbagai i1mu,
maka dalam pandangan tentang
ilmu diutarakan beberapa klasifikasi
ilmu.
Pemahaman disini begitu sulit
karena Ilmu memiliki keterbatasan
dan dibagi lagi ke beberapa bagian
kecil
115. Ilmu
Manusia dapat menyelidiki caranya
berpikir Pengetahuan tersebut dapat
juga dipergunakan untuk berpikir
dengan cara yang lebih sempurna.
Demikianlah logika scientifika juga
disebut ilmu.
Praktis dan normatif
Berhubung terdapat berbagai i1mu,
maka dalam pandangan tentang
ilmu diutarakan beberapa klasifikasi
ilmu.
Pemahaman disini begitu sulit
karena Ilmu memiliki keterbatasan
dan dibagi lagi ke beberapa bagian
kecil
Objek material dan objek formal
Ilmu adalah suatu bentuk
pengetahuan yang mempelajari suatu
objek.Tetapi kiranya hal itu belum
mencukupi, karena dapat terjadi
adanya dua ilmu atau bahkan lebih
yang membicarakan objek yang sama
namun merupakan ilmu yang
berlainan. objek disini yang ditinjau
dan dipandang secara keseluruhan.
116. Ilmu
Manusia dapat menyelidiki caranya
berpikir Pengetahuan tersebut dapat
juga dipergunakan untuk berpikir
dengan cara yang lebih sempurna.
Demikianlah logika scientifika juga
disebut ilmu.
Praktis dan normatif
Berhubung terdapat berbagai i1mu,
maka dalam pandangan tentang
ilmu diutarakan beberapa klasifikasi
ilmu.
Pemahaman disini begitu sulit
karena Ilmu memiliki keterbatasan
dan dibagi lagi ke beberapa bagian
kecil
Ilmu Obyek
Material
Objek Formal
Matematika Badan Menurut ketentuan kuantitatif, sejauh dapat
diukur
Biologi Badan Sejauh hidup
Sosiologi Badan Sejauh menjadi bagian masyarakat
Psikologi Badan Sejuah bernyawa, berjiwa
118. Merupakan Segi yang mempersoalkan materi pemikiran,
khususnya implikasi metafisik epistemologis materi
pemikiran, amat penting untuk diperhatikan.
seseorang merumuskan sesuatu, atau membuat pernyataan
tertentu, sebenarnya ia telah melibatkan keputusan filsafati
tertentu.
119. Ilmu
Manusia dapat menyelidiki caranya
berpikir Pengetahuan tersebut dapat
juga dipergunakan untuk berpikir
dengan cara yang lebih sempurna.
Demikianlah logika scientifika juga
disebut ilmu.
Praktis dan normatif
Berhubung terdapat berbagai i1mu,
maka dalam pandangan tentang
ilmu diutarakan beberapa klasifikasi
ilmu.
Pemahaman disini begitu sulit
karena Ilmu memiliki keterbatasan
dan dibagi lagi ke beberapa bagian
kecil
suatu keputusan filsafati secara implisit telah
menentukan:
1. metode,
2. logika ualidasi,
3. konsekuensi-konsekuensi dan kesimpulan-
kesimpulannya
4. macam kenyataannya.
Apabila keputusan filsafati yang ada, spektrumnya "tidak
sampai" atau tidak memadai, maka dengan sendirinya
kenyataan tidak mungkin diungkap semestinya, maka
juga kadar kebenaran kenyataan tidak tampak dan tampil
secara semestinya. Akibatnya akan menimbulkan distorsi
dalam pendapat, distorsi dalam tingkah laku terhadap
kenyataan tersebut.
120. Dalam behaviorisme, kemampuan dan prestasi rohani manusia
benar-benar tidak diperhitungkan. Dan behaviorisme biasa
menyelundup ke dalam psikologi, sosiologi, antropologi budaya, dan
sebagainya.
apabila seseorang berkata, "Segala hal hendaknya ditunjang oleh
bukti-bukti empiris." Empiris adalah bersifat dapat ditangkap oleh
pengalaman pancaindera.
Dengan berkata begitu, orang tersebut telah berpikir dengan
asumsi: The real is the physical (yang nyata adalah yang bersifat,
fisikal). Jelas ini adalah suatu pandangan dan sikap membendakan
semua atau setiap kenyataan. Yang bukan kenyataan fisikal adalah
tidak ada, maka sesuatu yang tidak ditunjang oleh bukti-bukti fisikal
adalah tidak ada.
122. logika scientifika berbeda dari psikologi. pada hakikatnya logika berbeda dari
psikologi. Logika mempersoalkan tentang aspek objektif dari proses intelektual,
sedangkan psikologi tentang aspek subjektifnya.
Perlu juga untuk mengetahui psikologi, khususnya yang menyentuh hal-hal yang
berhubungan dengan proses berpikir, karena aspek psikologis de facto juga
terdapat dengan aspek logis dalam pikiran kita,
Jika kita tidak membedakannya, kita akan tergelincir ke dalam psikologisme.
124. Filsafat Logika Bab IV
Hukum-hukum logika adalah hukum
berpikir yang menentukan syarat-
syarat yang harus ada bagi
terlaksananya pengalaman, empiri.
125. Menurut penjelasan a posteriori, empiri
mempunyai peranan menentukan bagi
pengetahuan dan konstruksi hukum-hukum
logika. Di sini dapat disebut eksponennya,
yakni John Stuart Mill (1958), John Dewey
(1920), Alfred Tarski, Willard V.O. Quine. Di
dalam penjelasan mereka dengan jelas
ditekankan bahwa aturan logika bukanlah
aturan yang membatasi pemikiran manusia
126. Hukum logika adalah aturan evaluasi yang
bersifat relatif yang selalu dapat ditinjau
kembali. Berpikir mempunyai sifat terbuka.
Bentuk-bentuk pikiran baru selalu dapat
dikembangkan dan bahkan mungkin dapat
dijadikan norma. Dengan demikian,
perkembangan pemikiran dapat terjamin
128. Logika matematika merupakan
logika bentuk baru, bukan suatu
logika yang baru, Prinsip logika
tradisional tetap dipertahankan.
Dasar tumpuannya sama, hanya ia
mengikuti metode baru.
129. Perbedaan hakiki antara logika dan logistika. Logika
membicarakan kegiatan pemikiran secara lengkap
beserta prosesnya ke arah kebenaran,
membicarakan susunan konsep, nuansa term dan
segala sesuatunya yang menyangkut seluk beluk
kegiatan pemikiran. Sedangkan logistika
membicarakan hubungan antara tanda-tanda
ideografis. Perhatian tertuju pada formalisasi dan
fungsionalisasi, pada tanda-tanda itu yang sekali
telah dipastikan dianggap telah cukup
130. Pada hakikatnya logistika tidak mempersoalkan
tentang pemikiran yang real, seperti tentang
definisi, distinctie/pembedaan, berbagair
argumentasi dan lain seluk-beluk pemikiran.
Menurut kenyataannya logistika bahkan
menyingkirkan kesulitan real yang dihadapi
dalam kegiatan berpikir dengan menyodorkan
istilah-istilah menurut cara aljabar.
134. Epicurus of Såmos (341-270 SM). Seorang tokoh
filsuf kuno yang berasal dari yunani mempunyai
peranan signifikan dalam membangun
epistemologi hedonisme
EPICURUS
1
135. Inti ajaran etika Epicurus mengatakan bahwa
kebahagiaan hidup adalah kenikmatan.
Kenikmatan adalah satu-satunya yang baik serta
awal dan tujuan hidup yang bahagia .Epicurus
mendefinisikan kenikmatan sebagai keadaan yang
negatif, yakni tidak adanya rasa sakit dan
kegelisahan hidup.
EPICURUS
1
136. EPICURUS
1
Epircurus tidak menyangkal bahwa kenikmatan yang
perlu diperoleh mencakup kenikmatan indrawi juga.
Akan tetapi, yang jauh lebih utama dari kenikmatan
indrawi adalah ketenangan jiwa yang diibaratkannya
seperti tenangya laut manakala tidak ada angin
bertiup. Hal ini membuktikan bahwa ajaran Epicurus
tentang kenikmatan berbeda dengan ajaran etika
137. Tiga kriteria kebenaran epistemologi Epicureanisme
pengetahuan atau ilmu yang didapat melalui perasaandan verifikasi empiris.
kekuatan dasar dan juga bisa didefinisikan sebagaigagasanuniversal, yaitu sebuah
konsep dan cita-cita yang bisa dimengerti oleh semua orang
(aesthésis) Sensasi/gambaran
(prolépsis) Prakonsepsi /prasangka
EPICURUS
1
138. Tiga kriteria kebenaran epistemologi Epicureanisme
erat kaitannya dengan etika daripada dengan teori fisiknya Epicurean yang akan lebih
mengkonfirmasikan manusia tentang apa saja yang akan memberi kesenangan dan apa saja
yang akan mendatangkan penderitaan
pengetahuan atau ilmu yang didapat melalui perasaan dan verifikasi empiris.
(pathé) Feelings/ perasaan
EPICURUS
1
139. Bagi Epicurus, kesenangan yang paling tinggi adalah kesejahteraan dan bebas dari rasa takut
yang hanya bisa diperoleh dari ilmu pengetahuan, persahabatan, dan hidup sederhana. la juga
mengakui adanya perasaan-perasaan akan kesenangan sederhana,
EPICURUS
2
140. tetapi Epicurus mengartikan kesenangan sebagai sesuatu yang harus jauh dari hasrat-hasrat
jasmaniah, semisal seks dan hawa nafsu. Epicureanisme dianggap oleh beberapa kalangan
sebagai bentuk hedonisme kuno
EPICURUS
2
141. Epicurus adalah tokoh kunci dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan metode ilmiah
karena desakan bahwa ia tidak harus percaya, kecuali apa yang telah diuji melalui pengamatan
langsung dan deduksi logis.
EPICURUS
1
142. Hal yang mendasar di balik makna hedonis mengajarkan kita bahwa setiap tindakan untuk
mencapai kebahagiaan hidup bisa diukur pada seberapa banyak kesenanngan dan seberapa
kecil penderitaan yang bisa kita hadapi. Dalam sebuah teoritis hedonism pun mempunyai
keterikatan system dengan fisafat etika, seperti utilitarianisme, egoisme dan permifisisme.
EPICURUS
1
143. “Dari semua hal yang diberikan oleh
kebijaksanaan untuk membuat hidup sepenuhnya
bahagia, yang terbesar adalah memiliki
persahabatan.”
EPICURUS
1
144. Sigmund Freud lahir pada 6 Mei 1856 di
Freiberg, Moravia (Kekaisaran Austria), dan
meninggal pada 23 September 1939 di London. la
adalah seorang neuropsikologis. la dibesarkan
di Wina, Austria. dan menjadi seorang dokter
psikiatri?
SIGMUND FREUD
2
145. SIGMUND FREUD
2
Freud menerima gelar dokter Obat pada usia 24
tahun. Freud bereksperimen dengan teknik
Breuer dan berhasil. ia menerbitkan Studies on
Hysteria (1895) yang meliputi beberapa bab
teoretis, serangkaian kasus Freud, dan awel
kasus Breuer.
146. Hasil ilmiah utamanya adalah The
Interpretation of Dreams (1901). Dalam buku
ini, ia menunjukkan bahwa impian setiap orang,
seperti gejala histeris atau neurotik,
berfungsi sebagai jalan untuk memahami proses
mental tak sadar.
hal ini sangat penting dalam menenetukan
SIGMUND FREUD
2
147. SIGMUND FREUD
2
Pada pergantian abad, Freud meningkatkan
pengetahuan tentang pembentukan gejala
neurotik untuk memasukkan kondisi dan reaksi,
selain histeria. Dia juga mengembangkan teknik
terapinya, menjatuhkan penggunaan hipnosis,
lalu betalih ke yang lebih efektif dan metode
yang berlaku lebih luas dari asosiasi bebas
148. Ia menerbitkan temuan tentang pentingnya
agresif serta dorongan seksual (Beyond the
Pleasure Principle, 1920); mengembangkan
kerangka teoretis baru untuk mengatur data
terkait struktur pikiran (The Ego dan Id,
1923); merevisi teori kecemasan untuk
menuniukkan sinyal bahaya yang berasal dari
SIGMUND FREUD
3
149. “Dari satu kesalahan ke kesalahan lain,
manusia menemukan kebenaran.”
SIGMUND FREUD
2
150. John Locke (29 Agustus 1632 – 28 Oktober 1704)
adalah seorang filsuf dari Inggris yang menjadi
salah satu tokoh utama dari pendekatan empirisme.
Selain itu, di dalam bidang filsafat politik, Locke
juga dikenal sebagai filsuf negara liberal. Bersama
dengan rekannya, Isaac Newton
JOHN LOCKE
3
151. Locke dipandang sebagai salah satu figur terpenting
pada era Pencerahan.Selain itu, Locke menandai
lahirnya era Modern dan juga era pasca-Descartes
(post-Cartesian), karena pendekatan Descartes tidak
lagi menjadi satu-satunya pendekatan yang dominan
di dalam pendekatan filsafat waktu itu. Kemudian
Locke juga menekankan pentingnya pendekatan empiris
JOHN LOCKE
3
152. John Locke (29 Agustus 1632 – 28 Oktober 1704)
adalah seorang filsuf dari Inggris yang menjadi
salah satu tokoh utama dari pendekatan empirisme.
Selain itu, di dalam bidang filsafat politik, Locke
juga dikenal sebagai filsuf negara liberal. Bersama
dengan rekannya, Isaac Newton, Locke dipandang
sebagai salah satu figur terpenting pada era
3
JOHN LOCKE
3
153. karena pendekatan Descartes tidak lagi menjadi
satu-satunya pendekatan yang dominan di dalam
pendekatan filsafat waktu itu. Kemudian Locke juga
menekankan pentingnya pendekatan empiris dan juga
pentingnya eksperimen-eksperimen di dalam
mengembangkan ilmu pengetahuan.
JOHN LOCKE
3
154. Pertama, munculnya anggapan bahwa seluruh pengetahuan
manusia berasal dari pengalaman, dan tiadanya
pengetahuan secara apriori (sebelum pengalaman)
sebagaimana yang dikatakan Descartes. Kedua, semua
hal yang manusia ketahui melalui pengalaman, bukanlah
objek atau benda pada dirinya sendiri, melainkan
hanya kesan-kesan indrawi dari hal itu yang diterima
JOHN LOCKE
3
155. Pemikiran Locke tentang pengetahuan memiliki pengaruh
besar terhadap para filsuf setelahnya, khususnya David
Hume di Inggris dan Kant di Jerman. Pandangan Locke
tentang proses manusia mendapat pengetahuan memiliki
dua implikasi penting.Pertama, munculnya anggapan
bahwa seluruh
JOHN LOCKE
3
156. mengenai pengatahuan yang berasal dari pengalaman,
berarti segala pengetahuan manusia sebenarnya hanya
merupakan kait-mengait dari pengalaman-pengalaman
sederhana
JOHN LOCKE
3
bahwa manusia dalam pengalamannya sebenarnya hanya
menerima kesan-kesan indrawi yang ditangkap oleh
panca indra kita dari benda-benda atau hal-hal
tertentu, memiliki implikasi terhadap kecenderungan
160. Pengertian Filsafat
Manusia Secara Umum?
Merupakan Gambaran tentang filsafat dalam ilmu pengetahuan dan religiusitas
sedikit banyak menghantarkan kita pada perbedaan antara ilmu pengetahuan
tentang manusia dengan filsafat manusia, dan pemahaman religiusitas tentang
manusia dengan filsafat manusia.
filsafat manusia memasukkan ilmu pengetahuan itu ke dalam ‘forum’ untuk berupaya
mengabstraksikan ilmu-ilmu itu dalam mencapai segala keumuman tentang manusia
disamping juga memberikan insight bagi perkembangan ilmu-ilmu pengetahuan
tentang manusia pada tataran metode-metode yang muncul sebagai buah dari
spekulasi pemikiran filsafati.
161. Pengertian Filsafat Manusia.
Menurut Hasbullah Bakry adalah, ilmu yang secara khusus mendalami tentang ilmu alam
semesta, mendalami manusia dan mendalami ketuhanan demi menghasilkan
pengetahuan lebih jauh. Memikirkan ilmu tersebut hingga ke esensinya untuk
menemukan makna filosofisnya
Filsafat Manusia (FM) adalah cabang filsafat khusus yang secara spesifik mempelajari
hakekat/essensimanusia. Tujuan Filsafat Manusia: menyelidiki-menginter- pretasi, dan
memahami gejala-gejala/ekspresi manusia.
162. Objek Filsafat Manusia
Di bagi menjadi 2 bagian, yaitu :
OBJEK FORMAL
Metodelogi dari sudut pandang atau cara pandang
serta prinsip-prinsip yang digunakan, yaitu hakikat
atau esensinya dari objek material (aspek
kesemestaan, keuniversalan, keumuman, dan
totalitas) dari manusianya itu sendiri).
OBJEK MATERIL
semua gejala maupun fenomena manusiawi. Mereka dianggap
sebagai bahan atau materi untuk penyelidikan. Phainomenon
berasal dari bahasa Yunani phainoman yang berarti ‘menampak’.
Filsafat manusia tidak berhenti pada fenomena saja melainkan
bermaksud menerobos sampai ke dasarnya.
164. Berdasarkangejala-gejala dan data-data yang dapat disimpulkan dengan metode-metode positif, teori-teori umum
yang sungguh-sungguh memberikan pemahaman mengenai manusia. ilmu-ilmu itu tidak mengajukan pertanyaan
sedalam seperti diselidiki di dalam filsafat: apakah manusia, apakah cinta kasih, apakah kebebasan. Mereka
menyelidiki gejala-gejala itu dengan lebih dangkal, hal ini terutama karena upayanya untuk memenuhi kebutuhan
praktis manusia, itulah sebabnya ilmu-ilmu positif dikatakan bersifat pragmatis. Ilmu tentang manusia membatasi
penyelidikan pada gejala empiris, yang besifat observasional maupun eksperimental, sebaliknya filsafat manusia
tidak membatasi diri.
165. jika ilmu-ilmu tentang manusia lain karena sifatnya adalah netral dan bebas nilai, sedang pada filsafat manusia,
nilai-nilai, apakah itu personal, moral, sosial, religius, atau kemanusiaan, diperbolehkan sepanjang dapat sajikan
dan dikomunikasikan berdasarkan atas otoritas rasio.
166. Manfaat
Mempelajari
Filsafat Manusia
Mempelajari Siapa sesungguhnya
manusia?, membutuhkan pemahaman
manusia secara menyeluruh, sehingga
memudahkan mengambil keputusan-
keputusan praktis/menjalankan aktivitas
hidup sehari- hari.
SECARA
PRAKTIS
Pemahaman manusia secara yang essensial
sehingga kita dapat meninjau secara kritis
asumsi-asumsi yang tersembunyi di balik teori-
teori antropologi – psikologi dan ilmu-ilmu
tentang manusia.
SECARA
TEORITI
S
Mencari menemukan jawaban tentang siapakah
sesunguhnya manusia itu, masalah-masalah
terkait manusia sangat kompleks sehingga
persoalan tentang manusia tidak habis untuk
dibicarakan. Essensi manusia pada prinsipnya
adalah sebuah misteri.
MANFAAT
LAIN
167. Essensi Manusia Menurut Aliran-aliran Dalam Filsafat
• Materialisme
-Manusia merupakan makhluk deterministik/ tidak memiliki kebebasan. Perilaku manusia adalah akibat dari suatu
sebab eksternal. Manusia bertindak karena ada suatu sebab yang mendahului (stimulus) yang menuntut untuk
diberikan respons/reaksi.
-Manusia adalah bagian dari alam/materi, manusia adalah objek yang substansinya aalah berkeluasan, manusia
adalah mesin/kumpulan sel dan sistem syaraf. Manusia adalah daging tanpa jiwa yang menempati ruang waktu,
mengalami perkembangan dan penyusutan sejalan dengan perjalanan waktu.
-Materialisme/ Naturalisme. Istilah materi diganti dengan istilah nature/alam setiap gejala/gerak dapat dijelaskan
menurut hukum kausalitas. Gerak disebabkan karena ada gerak eksternal yang menggerakkan.
168. Penganut idealisme berpandangan deterministik, roh absolut/ Tuhan adalah bebas dan
tidak terhingga tetapi manusia sebagai bagian dari roh absolut maka tidak bebas dan
berhingga. Kedudukan dan tindakan manusia sudah diatur sebelumnya oleh roh absolut.
Tidak ada kebebasan individual/kolektif, karena yang bebas itu hanya roh absolut.
individualisme: personalisme, menekankan bahwa roh bersifat pribadi-pribadi/individu
masing-masing berdiri sendiri sehingga setiap prbadi/individu mempunyai kebebasan untuk
mengekpresikan dirinya.
169. Hubungan Antara Filsafat, Pendidikan dan
Manusia
keterkaitan antara pendidikan dengan manusia. Atau, apakah arti penting pemahaman tentang hakekat manusia
tadi terhadap proses pendidikan. Pendidikan adalah usaha sadar, terencana, sistematis dan berkelanjutan untuk
mengembangkan potensi-potensi bawaan manusia, memberi sifat dan kecakapan,sesuai dengan tujuan
pendidikan.36 Pendidikan adalah bagian dari suatu proses yang diharapkan untuk mencapai suatu tujuan
173. Ekonomi adalah Ilmu yang menyelidiki sikap manusia
untuk menentukan dan menciptakan kemakmuran. Inti
masalah ekonomi ialah adanya ketidak-seimbangan
antara kebutuhan insan yang tidak terbatas dengan
alat pemuas kebutuhan yang jumlahnya terbatas.
konflik itu kemudian menyebabkan timbulnya
kelangkaan
SEJARAH DAN
PERKEMBANGAN ILMU
EKONOMI
174. Ekonomi juga difungsikan menjadi ilmu terapan dalam
manajemen famili, bisnis, dan pemerintah. Teori ekonomi
juga dapat dipergunakan pada bidang-bidang selain bidang
moneter, mirip misalnya penelitian sikap kriminal,
penelitian ilmiah, kematian, politik, kesehatan,
pendidikan, keluarga serta lainnya. Hal ini dimungkinkan
karena intinya ekonomi – seperti yang sudah disebutkan pada
SEJARAH DAN
PERKEMBANGAN ILMU
EKONOMI
175. TOKOH FILSUF
EKONOMI
seorang ahli ekonomi terkenal dari Skotlandia yang hidup
kurang lebih abad 18, pemikiran-pemikirannya wacana ekonomi
dan pengalamnnya dituangkan dalam sebuah kitab yang sangat
terkenal dalam dunia ekonomi yang berjudul “The Wealth Of
Nation” (1776). dalam kitab ini beliau menyatakan bahwa
kemajuan insan dan tatanan sosial suatu masyarakat akan
tercipta apabila setiap individu yang terdapat pada
dalamnya mengejar kepentingannya sendiri-sendiri.
ADAM SMITH (1723-
1790)
176. TOKOH
FILSUF
EKONOMI
• secara sistematis ilmu ekonomi mempelajari
perilaku upaya insan buat mengatur
sedemikian rupa asal daya yang ada dan
terbatas sehingga dapat mencapai tujuan
tertentu. Adam Smith percaya bahwa
perilaku individualistis yang dipicu sang
kepentingan eksklusif akan membangun
tatanan serta kemajuan.
BAPAK EKONOMI DUNIA
177. DAVID RICHARDO (1772-1823)
seorang berkebangsaan Inggris yang hidup
di awal abad ke-18 beliau sangat
mementingkan peran dunia usaha untuk
bergerak dinamis guna menggerakkan
perekonomian sebuah Negara. Karya
tulisnya yang terkenal berjudul
"Principles of Political Economy and
Taxation yang terbit paada tahun 1817.
Richardo berkeyakinan dengan
bertambahnya modal adalah kunci dari
pertumbuhan ekonomi bangsa, dan satu-
satunya cara untuk mewujudkan hal itu
dengan mendorong sektor produksi untuk
mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya.
TOKOH FILSUF
EKONOMI
178. JOHN MAYNARD KEYNES ( 1883 – 1946 )
Di kenal sebagai Bapak Teori Ekonomi
Modern. Keynes menunjukkan bahwa jika
penawaran lebih besar dari permintaan,
maka roda perekonomian atau seluruh
kegiatan produksi harus diperlambat atau
diturunkan agar system ekonomi dapat
kembali seimbang pada suatu tingkatan
yang berada dibawah penggunaan tenaga
kerja yang optimum.
Keynes mulai dikenal didunia
internasional berkat buku pertamanya
TOKOH FILSUF EKONOMI
179. Objek material/ inti
permasalahan Ilmu ekonomi
berupa kelangkaan, yaitu
bagaimana manusia
melakukan tindakan
pemilihan atas berbagai
keterbatasan dalam sumber
daya ekonomi untuk
memenuhi kebutuhan yang
tidak terbatas baik dalam
hal produksi ataupun
Objek Material Ilmu Ekonomi
aspek kebutuhan material manusia
dalam konteks sosialnya. Ekonomi
berpusat pada penggunaan sumber dan
benda ekonomi secara lebih efektif
dan efisien berdasarkan kalkulasi
yang bertanggung jawab, umpamanya
pola konsumsi masyarakat. Ilmu
ekonomi merupakan bagian dari ilmu-
ilmu sosial dan memiliki obyek
formal sama dengan obyek formal
ilmu-ilmu sosial lainnya.
Objek Formal Ilmu
Ekonomi
OBJEK MATERIL DAN OBJEK
FORMAL DALAM ILMU
EKONOMI
180. Filsafat ilmu sangat berperan
bagi ilmu ekonomi dengan 3
landasan pokoknya, yaitu:
1) landasan ontologi
2) landasan epistemologi
3) landasan aksiologi
FILSAFAT ILMU SEBAGAI DASAR DAN
ARAH
PENGEMBANGAN ILMU EKONOMI
181. problem yang dihadapi filsafat ilmu yang tidak
sistematis juga ada 6 yaitu:
1. Problem epistemologi tentang ilmu; problem
tersebut membahas tentang segi-segi pengetahuan
seperti kemungkinan, asal mula, sifat alami, batas-
batas, asumsi dan landasan, validitas dan
reliabilitas sampai soal kebenaran.
2. Problem metafisis tentang ilmu: metafisika
adalah teori mengenai apa yang ada. Segi filsafat
ilmu ini mempersoalkan tentang eksistensi dari
entitas-entitas dalam sesuatu ilmu khusus atau
status dari kebenaran ilmu.
PROBLEM-PROBLEM FILSAFAT ILMU
182. 3. Problem metodologis tentang ilmu; metodologi
ilmu merupakan penelahaan terhadap metode yang
dipergunakan dalam suatu ilmu. Validitas dan
reliabilitas hasil ilmu sangat ditentukan oleh
kuatnya metode yang dipakai.
4. Problem logis tentang ilmu; dalam menentukan
kesimpulan pada suatu ilmu haruslah memenuhi
syarat-syarat logika dengan standar ketelitian
logis yang tinggi.
PROBLEM-PROBLEM FILSAFAT ILMU
183. 5. Problem etis tentang ilmu; problem
etis dari ilmu tersebut mengandung
implikasi baik atau buruk bagi
kehidupan manusia
.
6. Problem estetis tentang ilmu; aspek
estetis mempermasalahkan tentang
keindahan atau kejelekan dari
analisis, pemaparan, penilaian dan
penafsiran peranan suatu ilmu dalam
PROBLEM-PROBLEM FILSAFAT ILMU
186. • Nia Nur Yanti
Agustin
• ( 1222200209)
• Devi Alita Solehsi
(1222200210)
• Dita Gery Yulianto
• ( 1222200071)
Anggota Kelompok 8
Halaman 1
187. secara umum dikenal sebagai
"bahasa bisnis". Sebutannya
tak lepas dari pengertian
akuntansi sebagai seni dalam
mengukur, berkomunikasi dan
menginterpretasikan aktivitas
keuangan
Halaman 2
Sejarah dan perkembangan
akuntansi
188. Perkembangan Ilmu Akuntansi juga terbukti ada di
Indonesia. Berdasarkan bukti yang tercantum dalam
pembukuan Amphioen Societeit, sejarah akuntansi
di Indonesia berawal di Jakarta pada tahun 1747.
Setelah UU Tanam Paksa dihapus pada tahun 1870,
perkembangan akuntansi di Indonesia melesat. Baru
setelah merdeka, pendidikan akuntansi dalam
negeri pertama kali hadir di Universitas
Indonesia pada Fakultas Ekonomi tahun 1952.
Perkembangan akuntansi berlanjut dengan
berdirinya organisasi profesi pada 23 Desember
1957 bernama Ikatan Akuntan Indonesia
Halaman 3
Sejarah dan perkembangan
akuntansi
189. akhir abad ke-15, pengaruh Romawi
dalam aktivitas perdagangan
menurun. Pusat perdagangan bergeser
ke Portugis, Spanyol dan Belanda.
Kondisi ini berakibat pada
perkembangan sistem akuntansi di
dunia. Sejak saat itu, laporan laba
rugi diterapkan per tahun untuk
mengembangkan sistem penyusunan
neraca dengan rutin
Halaman 4
Perkembangan Ilmu
Akuntansi
190. pada jangka waktu tertentu. Di Eropa, pada
tahun 1776 terjadi revolusi industri yang
membawa dampak positif pada perkembangan
akuntansi. Selain laporan laba rugi dan
neraca, muncul konsep akuntansi biaya.
Kemudian perkembangannya merambat ke Amerika
Serikat. Di tahun 1930, New York Stock
Exchange dan American Institute of Certified
Public Account menetapkan prinsip akuntansi
untuk perusahaan yang sahamnya terdaftar di
bursa saham.
Halaman 5
Perkembangan Ilmu
Akuntansi
191. merupakan suatu proses mencatat, mengklasifikasi,
meringkas, mengelola, dan menyajikan data, transaksi serta
peristiwa yang berafiliasi dengan keuangan sebagai
akibatnya bisa digunakan oleh orang yang menggunakannya
dengan simpel dimengerti buat pengambilan suatu keputusan
dan tujuan lainnya.
Defenisi akuntansi berasal IAI ialah pengindentifikasian,
pencatatan, dan melaporkan informasi ekonomi buat
memungkinkan adanya penilaian-penilaian serta keputusan
yang jelas serta tegas bagi mereka yang menggunakan gosip
tersebut. dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa
akuntansi merupakan suatu sistem proses pencatatan yang
membentuk isu keuangan kepada pihak lain yang
Halaman 6
Definisi Akuntansi
192. merupakan pengabungan antara rasionalisme dan
empirisme karena akuntansi merupakan ilmu yang
menggunakan pemikiran untuk menganalisis data
transaksi akuntansi dalam membuatkan laporan
keuangan dimana data transaksi akuntansi merupakan
hal yang kongkrit dapat di respon oleh panca indera
manusia.
Halaman 7
Hubungan Antara Filsafat dan Ilmu
Akuntansi
193. Ilmu akuntansi digunakan sesuai dengan keperluan
dalam suatu profesi terntu sebagai aspek dalam
aksiologi atau bagaimana ilmu akuntansi tersebut
digunakan. Dalam aspek epistemologi ilmu akuntansi
menjabarkan bagaimana langkah atau proses dalam
pembuatan suatu laporan keuangan dan bagaimana suaru
transaksi saling memengaruhi dalam suaru laporan
keuangan. Dalam aspek ontologi, ilmu akuntansi
Halaman 8
Hubungan Antara Filsafat dan Ilmu
Akuntansi
194. Halaman 9
Ruang Lingkup Filsafat Ilmu
• suatu ruang yang membatasi lingkup
pembahasan dari filsafat ilmu yang digunakan
untuk memberikan batasan pada pengalaman
manusia. Hal tersebut diperlukan sebab
metode yang dipergunakan dalam menyusun
kebenaran secara empiris. Jika ditelisik
secara ontologis, ilmu membatasi diri pada
pengkajian yang ada pada lingkup pengalaman
manusia. Dalam mempelajari filsafat ilmu,
penting untuk mengetahui ruang lingkup dari
kajian filsafat tersebut.
195. ontologis itu membahas tentang hakikat ilmu pengetahuan,
keberadaan ilmu pengetahuan, dan mempelajari wujudnya.
epistemologis, ilmu akuntasi menggunakan berbagai metode
sesuai kebutuhannya
Aksiologi menjelaskan tentang hakikat nilai dan
penilaian, dan merupakan bagian dari bidang filsafat yang
menjelaskan bagaimana manusia menggunakan ilmunya.
Halaman 10
Peran Filsafat Ilmu dalam perkembangan Akuntansi:
Ontologi, Epistemologi dan Aksiologi
196. Sebagai ilmu pengetahuan, Akuntansi sangat memerlukan
filsafat. Filsafat menjadikan Akuntansi sebagai ilmu
pengetahuan yang berbasis pada pemikiran- pemikiran
kritis.
Sehingga jika pemikiran-pemikiran kritis yang
dibutuhkan akuntansi selalu memiliki kandungan
moralitas yang baik, maka Akuntansi akan menjadi ilmu
pengetahuan yang dapat menjawab berbagai macam
tantangan peradaban. Pengembangan ilmu pengetahuan
kecerdasan intelektual tidak bisa dipisahkan dengan
Kesimpulan
Halaman 11
199. TEAM
Nia Nur Yanti Agustin ( 1222200209)
Devi Alita Solehsi (1222200210)
Dita Gery Yulianto (1222200071)
200. PENDAHULUAN
Pancasila merupakan dasar pandangan hidup masyarakat Indonesia yang di dalamnya memuat lima dasar
yang isinya ialah jati diri bangsa Indonesia.
Masuknya Pancasila menjadi suatu ideologi serta falsafah bangsa Indonesia tidak lepas juga berasal peran
Bung Karno. berdasarkan Sutrisno (2006), “Pancasila adalah suatu philosofiche grounfslag atau
Weltanschauung yang diusulkan Bung Karno pada depan siding BPUPKI 1 Juni 1945 menjadi dasar negara
Indonesia yang kemudian merdeka.” Suatu warga atau bangsa berakibat filsafat menjadi suatu pandangan
hidup, yaitu ialah asas serta pedoman yang melandasi seluruh aspek hidup dan kehidupan bangsa tadi, tanpa
terkecuali aspek pendidikan. Filsafat yang dikembangkan wajib berdasarkan filsafat yang dianut oleh suatu
bangsa, sedangkan pendidikan ialah suatu cara atau prosedur pada menanamkan serta mewariskan nilai-nilai
filsafat tadi.
201. PENDAHULUAN
Pancasila adalah dasar dari aplikasi segala aspek kehidupan bagi bangsa Indonesia. salah satunya
merupakan pada bidang pendidikan. pada UU No.12 Tahun 2012 Pasal 1 ihwal Pendidikan Tinggi
disebutkan bahwa “Pendidikan merupakan perjuangan sadar dan terpola untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif menyebarkan potensi dirinya buat mempunyai
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diharapkan dirinya, masyarakat, bangsa, serta negara"
Pancasila sebagai sistem filsafat mampu dipandang berasal pendekatan ontologis, epistemologis, juga
aksiologis. Diktat “Filsafat Pancasila” (Danumihardja, 2011) menjelaskan secara ontologis sesuai di
pemikiran tentang negara, bangsa, warga, serta insan.
202. Secara epistemologis sesuai menjadi suatu pengetahuan intern struktur logis serta konsisten
implementasinya. Secara aksiologis bedasarkan pada yang terkandung pada dalamnya,
hierarki dan struktur nilai, pada dalamnya konsep etika yang terkandung. Dasar ontologis
Pancasila menjadi sistem filsafat bisa diinterpretasikan bahwa adanya negara perlu dukungan
rakyat negara. Kualitas negara sangat bergantung pada kualitas warga negara.
PENDAHULUAN
203. HAKIKAT FILSAFAT MANUSIA
Pancasila digali dari nilai-nilai luhur bangsa Indonesia sendiri serta dirumuskan secara
bersama-sama oleh “The Founding Fathers” kita. Jadi bangsa Indonesia merupakan Kausa
Materialis-nya Pancasila, Pancasila sebagai suatu sistem pengetahuan memiliki susunan
yang bersifat formal logis, baik dalam arti susunan sila-silanya maupun isi arti dari sila-
silanya. Susunan sila-sila Pancasila bersifat hierarkis piramidal. Selanjutnya, sila-sila
Pancasila sebagai suatu sistem filsafat juga memiliki satu kesatuan dasar aksiologinya, yaitu
nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila pada hakikatnya juga merupakan suatu
kesatuan.
204. HAKIKAT FILSAFAT MANUSIA
Pancasila sebagai suatu sistem pengetahuan memiliki susunan yang bersifat formal logis,
baik dalam arti susunan sila-silanya maupun isi arti dari sila-silanya. Susunan sila-sila
Pancasila bersifat hierarkis piramidal. Selanjutnya, sila-sila Pancasila sebagai suatu sistem
filsafat juga memiliki satu kesatuan dasar aksiologinya, yaitu nilai-nilai yang terkandung
dalam Pancasila pada hakikatnya juga merupakan suatu kesatuan.
205. PRINSIP FILSAFAT PANCASILA
ditinjau dari kausal Aristoteles dapat dijelaskan
sebab yang berhubungan
dengan materi/bahan, dalam hal
ini Pancasila digali dari nilai-nilai
sosial budaya yang ada dalam
bangsa Indonesia sendiri.
sebab yang berhubungan
dengan bentuknya, Pancasila
yang ada dalam pembukaan
UUD ’45 memenuhi syarat
formal (kebenaran formal).
KAUSA MATERIALS KAUSA FORMALIS
206. PRINSIP FILSAFAT PANCASILA
ditinjau dari kausal Aristoteles dapat dijelaskan
kegiatan BPUPKI dan PPKI
dalam menyusun dan
merumuskan Pancasila menjadi
dasar negara Indonesia
merdeka.
berhubungan dengan tujuannya,
tujuan diusulkannya Pancasila
sebagai dasar negara Indonesia
merdeka.
KAUSA EFISIENSI KAUSA FINALIS
207. FUNGSI
Setiap bangsa mempunyai jiwanya masing-masing.
Pancasila sebagai jiwa bangsa Indonesia berfungsi
agar Indonesia tetap hidup dalam jiwa pancasila.
PANCASILA SEBAGAI
JIWA BANGSA
INDONESIA
PANCASILA SEBAGAI
KEPRIBADIAN
BANGSA INDONESIA
sebagai hal yang memberi ciri khas bagi
bangsa dan menjadi pembeda dari bangsa
lain.
208. FUNGSI
mengatur semua hukum yang berlaku di Negara
Indonesia.
PANCASILA SEBAGAI
SUMBER DARI SEGALA
SUMBER HUKUM
PANCASILA SEBAGAI
PANDANGAN HIDUP
BANGSA INDONESIA
masyarakat Indonesia harus menjadikan
pancasila sebagai petunjuk atau pedoman
kehidupan sehari-hari.
210. sebagai sistem filsafat suatu kesatuan yang saling berhubungan untuk satu tujuan tertentu tanpa bisa
dipisahkan satu dengan yang lainnya berkaitan dan saling bekerja sama kita sebagai Indonesia sia arus
mencintai persatuan dan kesatuan bangsa seperti dalam peribahasa bersatu kita teguh bercerai kita
runtuh saling bekerja sama yang mana dalam kehidupan bermasyarakat di Indonesia pada umumnya yang
disebut bergotong-royong sebagian orang mengatakan filsafat itu datang sesudah atau sebelum ilmu tapi
yang pasti Ilmu Filsafat itu adalah setelah manusia ada filsafat ini mempelajari segala sesuatu yang
diciptakan Tuhan dan meyakini penciptanya.
HUBUNGAN FILSAFAT DENGAN
PANCASILA
211. Pancasila dikatakan sebagai sistem filsafat karena Pancasila mengandung pemikiran pendiri negara yang
dituangkan dalam suatu sistem yang merupakan cerminan dari nilai-nilai Pancasila yang saling
berhubungan dan digunakan sebagai pedoman ataupun pandangan hidup bangsa dalam berbangsa dan
bernegara.
HUBUNGAN FILSAFAT DENGAN
PANCASILA
212. PANCASILA SEBAGAI DASAR
FILSAFAT NEGARA
Sistem Filsafat merupakan suatu sistem pengetahuan dan pengertian yang terdalam
serta menyeluruh sehingga bersifat universal. Bagi bangsa Indonesia sebagai suatu
bangsa memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1. Dilahirkan dari satu nenek moyang, sehingga kita memiliki kesatuan darah.
2. Memiliki satu wilayah dimana kita dilahirkan
3. Memiliki satu kesatuan sejarah
4. Memiliki kesamaan nasib
5. Memiliki satu idea, cita-cita dan satu tekad
213. PANCASILA SEBAGAI SISTEM
FILSAFAT
Sistem Filsafat merupakan suatu sistem pengetahuan dan pengertian yang terdalam
serta menyeluruh sehingga bersifat universal. Bagi bangsa Indonesia sebagai suatu
bangsa memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1. Dilahirkan dari satu nenek moyang, sehingga kita memiliki kesatuan darah.
2. Memiliki satu wilayah dimana kita dilahirkan
3. Memiliki satu kesatuan sejarah
4. Memiliki kesamaan nasib
5. Memiliki satu idea, cita-cita dan satu tekad
216. Filsafat Ilmu merupakan kajian secara mendalam tentang dasar-dasar
Ilmu.
Dengan demikian filsafat Ilmu merupakan cabang dari filsafat yang
secara spesifik mengkaji hakekat Ilmu untuk mencapai suatu
kebenaran. Metodologi penelitian adalah berarti Ilmu tentang
metode. Sedangkan penelitian adalah penelitian adalah kegiatan
mencari dan mengumpulkan data kemudian mengolah, menganalisa dan
mengkaji data yang dilakukan secara sistematis dan obyektif. Jadi
metodologi penelitian Ilmu mempelajari, menyelusuri, mencari dan
mengumpulkan data kemudian mengolah, menganalisa dan menyajikan
PENDAHULUAN
217. PENDAHULUAN
Secara terminology, metodologi penelitian atau metodologi riset (science
researct atau method), metodologi berasal dari kata methodology, maknanya
Ilmu yang menerangkan metode-metode atau cara-cara. Penelitian adalah
terjemahan dari bahasa inggris “research” yang terdiri dari kata “re”
(mengulang) dan search (pencarian, pengajaran, penelusuran, penyelidikan
atau penelitian) maka research berarti berulang melakukan
pencarian.Metodologi penelitian bermakna seperangkat pengetahuan tentang
langkah-langkah sistematis dan logis tentang pencarian data yang berkenaan
dengan masalah tertentu untuk diolah, dianalisa, diambil kesimpulan dan
selanjutnya dicarikan cara pemecahannya.
218. CABANG - CABANG FILSAFAT ILMU
Filsafat ilmu cabang ini
membahas konsep pengetahuan
dan bagaimana kita memperoleh
pengetahuan. Epistemologi
mempertanyakan bagaimana
kita bisa memastikan kebenaran
pengetahuan dan apa yang
membuat pengetahuan itu
andal.
EPISTEMOLOGI
219. CABANG - CABANG FILSAFAT ILMU
Filsafat ilmu cabang ini membahas
metode-metode yang di gunakan
dalam menghasilkan pengetahuan
ilmiah. Metodologi mencakup
pertanyaan tentang bagaimana
kita merancang eksperimen,
bagaimana kita menganalisis data
dan bagaimana kita memastikan
keandalan hasil penelitian
METODOLOGI
220. ONTOLOGI
Filsafat ilmu cabang ini membahas sifat realitas dan objek-objek yang
diteliti dalam ilmu pengetahuan. Ontologgi mempertanyakan apa yang
ada dan bagaimana realitas itu terbentuk.
CABANG - CABANG FILSAFAT ILMU
Filsafat ilmu cabang ini membahas nilai-nilai yang mendasari penelitian dan
praktik-praktik ilmiah dan bagaimana nilai-nilai tersebut dapat diterapkan
dalam konsep penelitian.
AKSIOLOGI
221. PENGERTIAN METODOLOGI PENELITIAN
Metodologi penelitian adalah suatu cara atau pendekatan yang
digunakan untuk suatu cara atau untuk memecahkan masalah atau
mencari jawaban atas pertanyaan penelitian dengan menggunakan
prosedur dan teknik yang di tetapkan secara sistematis dan logis.
222. • Filsafat Ilmu merupakan cabang dari Ilmu Filsafat yang termasuk dataran
Epistemologi.
• Filsafat Ilmu membahas tentang Ontology, Epistemologi dan Aksiologi
• Metodologi ditinjau dari Ilmu Filsafat juga termasuk dalam tataran Epistemologi
• Filsafat Ilmi Metodologi penelitian menduduki posisi yang sama dalam Ilmu
Filsafat yaitu tataran Epistemologi
HUBUNGAN FILSAFAT ILMU DAN METODOLOGI PENELITIAN
223. METODE
INDUKSI
METODE
DEDUKTIF
Suatu Metode atau jalan yang dipakai untuk mendapatkan ilmu pengetahuan
ilmiah dengan bertitik tolak dari pengamatan hal-hal atau masalah yang
bersifat khusus, kemudian menarik kesimpulan yang bersifat umum.
Suatu Metode atau jalan yang dipakai untuk mendapatkan ilmu
pengetahuan ilmiah dengan bertitik tolak dari pengamatan hal-hal atau
masalah yang bersifat umum, kemudian menarik kesimpulan yang
bersifat khusus.
METODE-METODE PENELITIAN FILSAFAT
224. METODE
ANALISIS
METODE
SINTESIS
Suatu Metode atau jalan yang dipakai untuk
mengadakan pemerincian terhadap obyek yang di
teliti.
Suatu Metode atau jalan yang dipakai untuk mendapatkan
ilmu pengetahuan ilmiah dengan menggabungkan
pengertian yang satu dengan pengertian yang lain.
METODE-METODE PENELITIAN FILSAFAT
225. KESIMPULAN
Korelasi antara Filsafat Ilmu dan Metodologi Penelitian sangat penting dalam pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Filsafat ilmu memperkuat landasan teoretis penelitian serta membantu
peneliti memahami realita sobjektif yang sebagai objek penelitian, sedangkan metodologi penelitian
menyampaikan panduan dan strategi buat mengumpulkan dan menganalisis data guna mencapai
tujuan penelitian kontribusi filsafat ilmu pada metodologi penelitian sangat besar,
226. KESIMPULAN
sebabfilsafat ilmu memfasilitasi proses pengembangan konsep serta teori yang mendasari ilmu
pengetahuan,sehingga bisa menaikkan kualitas penelitian . Metodologi penelitian, sebaliknya
memanfaatkan konsep-konsepfilsafat ilmu buat menjamin validitas serta reliabilitas data yang
didapatkan, sehingga dapat memperkuat argumen dan temuan yang dikemukakan dalam penelitian