DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
MANFAAT FILSAFAT
1.
2. K E L O M P O K 4
PERLUNYA MAHASISWA
BELAJAR FILSAFAT
UNIVERSITAS
17 AGUSTUS 1945
SURABAYA
"Agar Mahasiswa bisa berfikir secara Radikal dan Mendalam Perlu Belajar Filsafat. Manfaat
Mempelajari Filsafat Bisa secara Umum dan Khusus. Karena adanya rasa kagum atau
adanya heran dan keterbatasan mendorong seseorang berfilsafat"
4. ALASAN
PERLUNYA
BELAJAR
Sebagai seorang mahasiswa kita harus mempelajari filsafat ilmu agar dapat
mengembangkan semangat toleransi dalam perbedaan pandangan, mampu membiasakan
diri untuk bersikap logis-rasional Opini & argumentasi, mampu berpikir secara cermat dan
tidak kenal lelah, serta mampu membiasakan diri untuk bersikap kritis. Sebagai manusia
yang bermasyarakat, mahasiswa juga harus bisa menerapkan apa yang telah dipelajarinya
dalam filsafat ilmu. Mahasiwa dituntut untuk tidak hanya pandai dalam teori saja tapi
harus bisa mempraktekannya langsung dalam masyarakat.
UNIVERSITAS
17 AGUSTUS 1945
SURABAYA
5. UNIVERSITAS
17 AGUSTUS 1945
SURABAYA
Pada mulanya filsafat mencakup seluruh ilmu pengetahuan. Berbagai ilmu
pengetahuan yang telah mencapai tingkat kedewasaan penuh satu demi satu mulai
mandiri dan meninggalkan filsafat yang selama itu telah mendewasakan mereka. Itulah
sebabnya filsafat disebut sebagai ilmu matescientiarum atau induk segala ilmu
pengetahuan.
Contoh: seseorang yang berfilsafat selalu berpikir dan berusaha untuk menemukan
hal-hal baru, sehingga ditemukanlah alat-alat canggih itu semua berkat pengetahuan
yang awalnya bermula dari seseorang itu berfilsafat.
ALASAN
PERLUNYA
BELAJAR
6. UNIVERSITAS
17 AGUSTUS 1945
SURABAYA
Fungsi filsafat ilmu juga untuk memberikan landasan filosofik dalam memahami berbagi
konsep dan teori sesuatu disiplin ilmu dan membekali kemampuan untuk membangun
teori ilmiah.
Selalu memburu kebenaran termasuk ciri orang berfilsafat. Filsuf adalah pemburu
kebenaran.Kebenaran yang diburunya adalah kebenaran hakiki tentang seluruh realitas
dan setiap hal yang dapat dipersoalkan.Upaya memburu kebenaran itu adalah demi
kebenaran itu sendiri dan kebenaran yang diburu adalah kebenaran yang lebih
meyakinkan serta lebih pasti.
ALASAN
PERLUNYA
BELAJAR
7. Filsafat membantu kita memahami bahwa sesuatu tidak selalu
tampak seperti apa adanya.
Filsafat membuat kita lebih kritis. Filsafat mengajarkan pada
kita bahwa apa yang mungkin kita terima begitu saja ternyata
salah atau menyesatkan—atau hanya merupakan sebagian dari
kebenaran.
Mempelajari karya-karyapara filsuf betapa besar pengaruh
filsafat terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, agama,
pemerintahan, pendidikan dan karya seni.
Filsafat membantu kita mengerti tentang diri kita sendiri dan
dunia kita, karena filsafat mengajarkan bagaimana kita
bergulat dengan pertanyaan-pertanyaan mendasar.
Manfaat Filsafat Secara Umum
MANFAAT
BELAJAR
FILSAFAT
DALAM
KEHIDUPAN
UNIVERSITAS
17 AGUSTUS 1945
SURABAYA
8. Manfaat Filsafat Ilmu Secara
Khusus
• Sebagai alat mencari kebenaran dari segala fenomena yang ada.
• Mempertahankan, menunjang dan melawan atau berdiri netral terhadap pandangan
filsafat lainnya.
• Memberikan pengertian tentang cara hidup, pandangan hidup dan pandangan dunia.
• Memberikan ajaran tentang moral dan etika yang berguna dalam kehidupan
• Menjadi sumber inspirasi dan pedoman untuk kehidupan
• Bermanfaat untuk menjelaskan keberadaan manusia di dalam mengembangkan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang merupakan alat untuk membuat hidup menjadi lebih
baik
UNIVERSITAS
17 AGUSTUS 1945
SURABAYA
9. Manfaat Filsafat Ilmu Secara
Khusus
• Filsafat ilmu mengajak untuk berpikir secara radikal, holistik dan sistematis.
• Memberikan dasar-dasar, baik untuk hidup kita sendirimaupun untuk ilmu-ilmu pengetahuan
dan lainnya.
• Filsafat ilmu membebaskan manusia dari belenggu cara berpikir yang mistis dan dogma.
• Membantu agar seseorang mampu membedakan persoalan yang ilmiah dengan yang tidak
ilmiah.
• Memberikan landasan historis-filosofis bagi setiap kajian disiplin ilmu yang ditekuni.
UNIVERSITAS
17 AGUSTUS 1945
SURABAYA
10. MENGAPA HARUS BELAJAR FILSAFAT ?
Dengan mempelajari filsafat ilmu diharapkan
mahasiswa semakin kritis dalam sikap ilmiahnya.
Mahasiswa sebagai insan diharapkan bersikap
kritis berbagai macam teori yang dipelajarinya di
ruang kuliah maupun dari sumber-sumber
lainnya.
Mempelajari filsafat ilmu memiliki manfaat
praktis. Untuk memecahkan masalah diperlukan
kemampuan berpikir kritis dalam menganalisis
berbagai hal yang berhubungan dengan masalah
yang dihadapi.
Mempelajari filsafat ilmu mendatangkan
kegunaan bagi para mahasiswa sebagai calon
ilmuwan untuk mendalami metode ilmiah dan
untuk melakukan penelitian ilmiah Sebagai
landasan dalam proses pembelajaran dan
penelitian
ilmiah.
Membiasakan diri untuk bersikap logis-rasional dalam
Opini & argumentasi yang dikemukakan.
Mengembangkan semangat toleransi dalam
perbedaan pandangan (pluralitas).Karena para
ahli filsafat tidak pernah memiliki satu pendapat,
baik dalam isi, perumusan permasalahan maupun
penyusunan jawabannya.
Mengajarkan cara berpikir yang cermat dan tidak
kenal lelah.
Dengan mempelajari filsafat ilmu diharapkan
mahasiswa semakin kritis dalam sikap ilmiahnya
UNIVERSITAS
17 AGUSTUS 1945
SURABAYA
11. Filsafat ilmu adalah studi gabungan yang terdiri atas beberapa
studi yang beraneka macam yang ditujukan untuk menetapkan
batas yang tegas mengenai ilmu tertentu. Filsafat ilmu
bermanfaat untuk menjelaskan keberadaan manusia di dalam
mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
merupakan alat untuk membuat hidup menjadi lebih baik.
Filsafat ilmu sangat penting bagi seorang mahasiswa karena untuk
membiasakan diri bersikap kritis, logis dan rasional serta menumbuhkan
rasa toleransi dalam perbedaan pandangan.Sebagai seorang mahasiswa
kita harus mempelajari filsafat ilmu agar dapat mengembangkan
semangat toleransi dalam perbedaan pandangan, mampu membiasakan
diri untuk bersikap logis-rasional Opini & argumentasi, mampu berpikir
secara cermat dan tidak kenal lelah.
UNIVERSITAS
17 AGUSTUS 1945
SURABAYA
16. ⚬MENGAPA BERFILSAFAT
⚬MENGUKUR BERPIKIR FILSAFAT
⚬DAYA TARIK FILSAFAT
⚬FILSAFAT DALAM KEHIDUPAN SEHARI-
HARI
⚬MENGEMBANGKAN PEMIKIRAN FILSAFAT
⚬LINGKUP FILSAFAT
⚬CIRI-CIRI PEMIKIRAN FILSAFAT
17. Filsafat itu sebenarnya adalah berpikir secara mendasar (radikal), menyeluruh (holistik),
dan spekulatif. Perkembangan globalisasi ini menuntut seseorang, pemikir, cendekiawan,
atau ilmuwan untuk dapat mengkaji permasalahan-permasalahan secara luas atau dari
sudut pandang yang berbeda-beda.
Berpikir adalah proses yang intens untuk memecahkan masalah, dengan
menghubungkan satu hal dengan yang lain, sehingga mendapatkan pemecahan. Oleh
karena itu, berpikir melibatkan kemampuan untuk membayangkan atau menyajikan
objek-objek yang tidak ada secara fisik atau kejadian-kejadian yang tidak sedang
berlangsung.
18. Manusia adalah satu-satunya makhluk yang memiliki kemampuan untuk berpikir (homo thinking),
makhluk yang mampu membangun atau mengembangkan potensi rasa dan karsa (emotional
quotion), dan makhluk yang mampu membangun kualitas kedekatan pada Tuhan (spiritual.quotionl.
Manusia dapat menalar :
1. mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi secara maksimal
2. memilih dan membedakan sesuatu itu benar atau salah
3. memilih beragam alternatif pilihan jalan hidup yang benar atau tidak benar
4. tents melakukan inovasi diberbagai bidang kehidupan dengan pola perubahan yang bersifat
progress of change.
19. Semua pengetahuan dimulai dari spekulatif. Dari serangkaian spekulatif tersebut dapat dipilih
buah pikiran yang paling dapat diandalkan, yang merupakan titik awal dari penjelajahan
pengetahuan. Tanpa menerapkan apa yang disebut benar, maka tidak mungkin pengetahuan
lain berkembang atas dasar pengetahuan. Tanpa menetapkan apa yang dimaksud balk atau
buruk tidak mungkin bicara tentang moral.
20. Filsafat mempunyai karakteristik atau ciri-ciri khusus. Bermacam-macam buku menjelaskan ciri-ciri berpikir
filsafat dengan bermacam macam pula. Diantaranya dijelaskan sebagai berikut :
1.Konsepsional
Perenungan filsafat berusaha untuk menyusun suatu bagian konsepsional. Konsepsi merupakan hasil
generalisasi dan abstraksi dari pengalaman tentang hal-hal serta proses-proses satu demi satu.
2. Koheren
Perenungan kefilsafatan berusaha untuk menyusun suatu bagan yang koheren yang konsepsional. Secara
singkat, istilah koheren ialah runtut. Bagan konsepsional yang merupakan hasil perenungan kefilsafatan haruslah
bersifat runtut. Dalam arti lain, koheren bisa juga dikatakan berpikir sistematis, artinya berpikir logis, yang
bergerak selangkah demi selangkah dengan penuh kesadaran
21. 3. Memburu kebenaran
Filsuf adalah pemburu kebenaran, kebenaran yang diburunya adalah kebenaran hakiki
tentang seluruh realitas dan setiap hal yang dapat dipersoalkan. Oleh sebab itu, dapat
dikatakan bahwa berfilsafat berarti memburu kebenaran tentang segala sesuatu.
Kebenaran filsafat tidak pernah bersifat mutlak dan final, melainkan terus bergerak dari
suatu kebenaran menuju kebenaran baru yang lebih pasti. Kebenaran yang baru
ditemukan itu juga terbuka untuk dipersoalkan kembali demi menemukan kebenaran
yang lebih meyakinkan.
22. 4. Radikal.
Berfilsafat berarti berpikir radikal. Filsuf adalah pemikir yang radikal. Karena berpikir
secara radikal, ia tidak akan pernah berhenti hanya pada suatu wujud realitas tertentu.
Berpikir radikal tidak berarti hendak mengubah, membuang atau menjungkirbalikkan
segala sesuatu, melainkan dalam arti sebenarnya, yaitu berpikir secara mendalam.
Untuk mencapai akar persoalan yang dipermasalahkan. Berpikir radikal justru hendak
memperjelas realitas.
23. 5. Rasional.
Perenungan kefilsafatan berusaha menyusun suatu bahan konsepsional yang bersifat rasional.
Yang dimaksudkan dengan bagan konsepsionl yang bersifat rasional ialah bagan yang bagian-
bagiannya secara logis berhubungan satu dengan yang lain. Berpikir secara rasional berarti
berpikir logis, sistematis, dan kritis. berpikir logis adalah bukan hanya sekedar menggapai
pengertian-pengertian yang dapat diterima oleh akal sehat, melainkan agar sanggup menarik
kesimpulan dan mengambil keputusan yang tepat dan benar dari premis-premis yang digunakan.
Pemikiran yang sistematis ialah rangkaian pemikiran yang berhubungan satu sama lain atau
saling berkaitan secara logis.
24. 6. Menyeluruh.
Perenungan kefilsafatan berusaha menyusun suatu bagan konsepsional yang memadai
untuk dunia tempat kita hidup maupun diri kita sendiri. Suatu sistem filsafat harus bersifat
komprehensif, dalam arti tidak ada sesuatu pun yang berada di luar jangkauannya. Jika tidak
demikian, filsafat akan ditolak serta dikatakan berat sebelah dan tidak memadai. Berpikir
universal tidak berpikir khusus, terbatas pada bagian-bagian tertentu, namun mencakup
secara keseluruhan. Berpikir filsafat harus dapat menyerap secara keseluruhan apa yang ada
pada clam semesta, tidak terpotong-potong.
25. Dari penjabaran tentang filsafat tersebut di atas, konsep penting yang
perlu dipahami tentang hakikat makna filsafat antara lain:
(a) filsafat adalah mendorong manusia untuk berpikir secara kritis;
(b) berpikir filsafat adalah berpikir dalam bentuk yang sistematis;
(c) filsafat harus menghasilkan sesuatu yang runtut;
(d) berpikir filsafat adalah berpikir secara rasional dan logis; dan
(e)proses berpikir filsafat harus bersifat mendalam dan komprehensif
26. Seorang ahli fisika nuklir, setelah berketetapan bahwa materi sebagian besar
adalah ruang hampa yang di dalamnya terjadi transformasi-transformasi energi
tanpa warna, mulai bertanya-tanya, sejauh manakah dunia yang padat,
berkeluasan, dan berwarna seperti yang kita persepsikan ini berkaitan dengan
keberadaannya yang sesungguhnya dan manakah di antara keduanya itu yang
lebih "nyata"?.
27. Seorang psikolog aliran behaviorisme, yang semakin berhasil
memprediksikan perilaku manusia, bertanya-tanya, adakah
tindakan manusia yang dapat dikatakan "bebas". Lembaga Legislatif,
ketika merumuskan suatu peraturan tentang karya seni yang sopan
dan yang tidak sopan, terpaksa harus bergelut dengan pertanyaan
tentang hakikat dan fungsi seni.
28. Seorang filsuf, setelah kalah perang melawan sains mengenai
anti harfiah alam semesta, terpaksa harus merumuskan kembali
seluruh tujuan dan cakupan filsufi tradisional. Seorang
antropolog, yang mengamati bahwa setiap masyarakat ternyata
memiliki konsepsinya sendiri tentang kode moral, mulai
mempertanyakan apa sebenarnya yang membedakan antara
sudut pandang moral dan sudut pandang bukan moral.
29. Seorang ahli bahasa, dalam penyelidikannya tentang bagaimana
bahasa membentuk pandangan kita terhadap dunia, menyatakan
bahwa tidak ada satu "kenyataan sejati", karena semua pandangan
mengenai kenyataan dikondisikan dan dibatasi oleh bahasa yang
digunakan untuk mengungkapkan pandangan-pandangan itu.
Seorang skeptis sejati yang telah terbiasa menuntut dan menolak
bukti-bukti absolut bagi setiap sudut pandang yang ditemuinya,
menyatakan bahwa tidak mungkin bagi manusia untuk
mengetahui apapun
30. Filsafat dalam kehidupan sehari-hari bertujuan merefleksikan realitas
secara mendalam untuk menemukan jawaban-jawaban final mengenainya.
Filsafat mempertanyakan dan merefleksikan realitas, termasuk kesadaran
manusia sendiri yang merefleksikan realitas tersebut.
31. Filsafat berfungsi sebagai pandangan hidup (Weltsanschauung)
merupakan suatu pandangan hidup yang dijadikan dasar setiap
tindakan dan tingkah laku dalam kehidupan sehari-hari, juga
dipergunakan untuk menyelesaikan persoalan-persoalan yang
dihadapi dalam hidupnya.
32. Keberagaman tersebut disebabkan oleh perbedaan sudut pandang
yang dijadikan sebagai dasar orientasinya. kita dapat merangkum
sebagai berikut :
⚬Pertama, pengertian filsafat dari segi arti kata, yaitu Tilsafat
berasal dari bahasa Yunani terdiri dari kata ‘philein’ yang
berarti cinta dan sophia yang berarti kebijaksanaan atau
berasal dari kata ‘philosophia’ yang berarti cinta akan
kebijaksanaan atau love of wisdom. Jadi, pengertian filsafat
adalah cinta pada kebijaksanaan.
33. Kedua,
pengertian filsafat ‘secara umum’, yaitu `suatu ilmu
pengetahuan yang melakukan penyelidikan atau kajian
tentang hakikat dari segala sesuatu dengan sungguh-
sungguh dan penuh kecintaan untuk memperoleh
kebenaran atau kebijaksanaan'. Jadi, jawaban-jawaban yang
diberikan oleh filsafat tentang hakikat fenomena hidup
harus bersifat mendalam atau mencapai tingkat kebenaran
yang lebih universal.
34. ·Ketiga,
pengertian filsafat ‘secara khusus’, yaitu `suatu ilmu pengetahuan
yang menyelidiki tentang hakikat sesuatu untuk memperoleh
kebenaran menurut aliran filsafat tertentu'. Dalam filsafat
terdapat beragam aliran, misalnya: aliran idealisme, aliran
positivisme, aliran materialisme, aliran hedonisme, aliran
stoicisme dan sebagainya. Jadi, pengertian hakikat sesuatu
menurut aliran idealisme tentunya tidak sama dengan hakikat
sesuatu menurut aliran positivisme, hedonisme, materialisme
dan stoicisme.
35. Awal mula lahirnya filsafat, menurut Bartens, ada setidaknya tiga faktor yang
mendahului dan seakan-akan mempersiapkan lahirnya "filsafat" di Yunani.
·Pertama, di Yunani terdapat mitologi yang kaya dan tersebar luas. Mitologi ini bisa
dianggap sebagai perintis yang mendahului filsafat. Bangsa Yunani telah mengadakan
usaha untuk menyusun mitos-mitos yang beredar di masyarakatnya menjadi suatu
bangunan yang sistematis. Dalam usaha-usaha itu sudah tampak sifat rasional bangsa
Yunani.
36. Perenungan kefilsafatan berusaha untuk menyusun suatu bagan konsepsional
konsepsi (rencana kerja) merupakan hasil generalisasi dan abstaraksi dari
pengalaman tentang hal-hal serta proses-proses satu demi satu. Seorang filsuf
tidak hanya membicarakan dunia yang ada di sekitarnya dan dunia yang ada
didalam dirinya, melainkan juga membicarakan perbuatan itu sendiri.
37. Perenungan kefilsafatan berusaha untuk menyusun suatu bagan yang koheren, yang konsepsional.
Secara singkat, yang saya maksudkan dengan istilah 'koheren' ialah runtut. Bagan konsepsional yang
merupakan hasil perenungan kefilsafatan haruslah bersifat runtut. Jika orang bertanya apakah arti
'runtut' ('consistent'), maka saya akan mencoba untuk menjawabnya dengan pertama-tama
memberikan batasan terhadap kebalikan runtut. Kebalikannya disebut 'tidak runtut' ('inconsistent')
atau 'bertentangan' ('contradictory').
FILSAFAT BERSIFAT KOHERAN
38. CONTOH FILSAFAT BERSIFAT KOHERAN
Kiranya baik bila saya berikan contoh dengan menyebutkan dua buah pernyataan.
1. Hujan turun.
2. Tidak benar bahwa hujan turun.
Setiap orang dapat dengan jelas memahami bahwa jika benar hujan turun, ` maka ucapan "tidak benar bahwa hujan turun,"
tidak mungkin sama benarnya. Tetapi jika ungkapan 1 sesat, maka jelaslah bahwa ungkapan 2 tentu benar. Sebaliknya jika
ungkapan 2 benar, maka ungkapan I, tentu sesat; dan jika ungkapan 2 sesat, maka ungkapan 1 tentu benar.
Maka dapatlah kita mengatakan bahwa bila ada dua pernyataan berupa kalimat-kalimat berita yang susunannya demikian
rupa sehingga jika yang satu benar yang lain sesat, dan jika yang satu sesat yang lain benar, maka dua pertanyaan tersebut
dikatakan saling bertentangan (atau tidak runtut).
42. Perbedaan Pengetahuan dengan
Ilmu
Pengetahuan merupakan basil tabu manusia terhadap sesuatu,
atau segala perbuatan manusia untuk memahami suatu objek
tertentu. Pengetahuan dapat berwujud barang-barang fisik.
Ilmiah adalah pengetahuan yang hams memenuhi syarat-syarat
ilmiah. Pengetahuan pertama disebut pengetahuan biasa,
pengetahuan kedua disebut pengetahuan ilmiah. Adapun syarat
yang dimiliki oleh pengetahuan ilmiah adalah: hams memiliki
objek tertentu dan hams bersistem .
43. HAKIKAT PENGETAHUAN
Realisme Idealisme
Teori ini mempunyai pandangan realistic
terhadap alam. Pengetahuan menurut realisme
adalah gambaran atau kopi yang sebenarnya
dari apa yang ada dalam alam nyata. Dengan
demikian, realisme berpendapat bahwa
pengetahuan adalah benar dan tepat bila sesuai
dengan kenyataan.
Ajaran idealisme menegaskan bahwa
untuk mendapatkan pengetahuan yang
benar-benar sesuai dengan kenyataan
adalah mustahil. Pengetahuan adalah
proses-proses mental atau proses
psikologis yang bersifat subjektif.
44. SUMBER
PENGETAHUAN
A. Empiris
Kata ini berasal dari kata Yunani empeirikos, artinya pengalaman. Menurut
aliran ini manusia memperoleh pengetahuan melalui pengalamannya.
Dan bila dikembalikan kepada kata Yunaninya, pengalaman yang
dimaksud ialah pengalaman inderawi. Pengetahuan inderawi bersifat
parsial. Itu disebabkan oleh adanya perbedaan antara indera yang satu
dengan yang lainnya, berhubungan dengan sifat khas fisiologis indera dan
dengan objek yang dapat ditangkap sesuai dengannya.
45. SUMBER
PENGETAHUAN
B. Rasionalisme
Aliran ini menyatakan bahwa akal adalah dasar kepastian pengetahuan.
Pengetahuan yang benar diperoleh dan diukur dengan akal.
Premis yang dipakai dalam penalarannya didapatkan dari ide-ide yang
menurut anggapannya jelas dan dapat diterima. lde ini menurut mereka
bukanlah ciptaan manusia. Prinsip itu sendiri sudah ada jauh sebelum
manusia berusaha memikirkannya. Fungsi pikiran manusia di sini hanyalah
untuk mengenali prinsip-prinsip tersebut yang lalu menjadi
pengetahuannya.
46. SUMBER
PENGETAHUAN
C. Intuisi
intuisi adalah suatu pengetahuan yang langsung, yang mutlak dan bukan
penge¬tahuan yang nisbi. Menurutnya, intuisi mengatasi sifat lahiriah
pengetahuan simbolis, yang pada dasarnya bersifat analisis, menyeluruh,
mutlak, dan tanpa dibantu oleh penggambaran secara simbolis.
47. SUMBER
PENGETAHUAN
D. Wahyu
Wahyu adalah pengetahuan yang disampaikan oleh Allah kepada manusia
lewat perantaraan pars nabi. Para nabi memperoleh pengetahuan dari Tuhan
tanpa upaya, tanpa bersusah payah, tanpa memerlukan waktu untuk
memperolehnya. Hal inilah yang membedakan mereka dengan manusia
manusia lainnya. Wahyu Allah berisikan pengetahuan, baik mengenai
kehidupan seseorang yang terjangkau oleh pengalaman, maupun yang
mencakup masalah transedental, Kepercayaan inilah yang merupakan titik
tolak dalam agama dan lewat pengkajian selanjutnya dapat meningkatkan
atau menurunkan kepercayaan itu.
48. • Indera terbatas, Ternyata tidak.
Keterbatasan inderalah yang
menggambarkan seperti itu. Dari sini akan
terbentuk pengetahuan yang salah.
• Indera menipu, pada orang yang sakit
malaria gula rasanya pahit, udara akan
terasa dingin. Ini akan menimbulkan
pengetahuan empiris yang salah juga.
• Objek yang menipu, contohnya
fatamorgana dan ilusi. Jadi objek itu
sebenarnya tidak sebagaimana ia
ditangkap oleh indera, ia membohongi
indera.
NAMUN ALIRAN INI MEMPUNYAI
BANYAK KELEMAHAN, ANTARA LAIN:
• Berasal dari indra dan objek
sekaligus. Dalam hal ini, indera
(mata) tidak mampu melihat seekor
kerbau secara keseluruhan, dan
kerbau itu juga tidak dapat
memperlihatkan badannya secara
keseluruhan. Kesimpulannya ialah
empirisme lemah karena
keterbatasan indera manusia.
49. PERKEMBANGAN
ILMU
PENGETAHUAN
ILMU PENGETAHUAN TIDAK LANGSUNG
TERBENTUK BEGITU SAJA, TETAPI MELALUI
PROSES, MELALUI TAHAP-TAHAP ATAU
PERIODE-PERIODE PERKEMBANGAN.
Periode Pertama (abad 4 sebelum Masehi)
Abad 4 sebelum Masehi merupakan abad terjadinya pergeseran
dari persepsi mitos ke persepsi logos, dari dongeng-dongeng ke
analisis rasional.
Pada periode ini tokoh yang terkenal adalah Aristoteles. Persepsi
Aristoteles tentang dunia adalah sebagai berikut: dunia adalah
ontologis atau ada (eksis). Sebelum Aristoteles dunia
dipersepsikan tidak eksis, dunia hanya menumpang keberadaan
dewa-dewa. Dunia bukan dunia riil, yang riil adalah dunia ide.
UNIVERSITAS
17 AGUSTUS 1945
SURABAYA
50. 2) Perihal Metode
Menurut Aristoteles, “ilmu
pengetahuan” adalah pengetahuan
tentang prinsip,hukum bukan objek
eksternal, fakta. Metode untuk
mengembangkan “ilmu pengetahuan”
ada dua, yaitu :
• induksi intuitif yaitu mulai dari fakta
untuk menyusun hukum
(pengetahuan universal).
• deduksi (silogisme) yaitu mulai dari
pengetahuan universal menuju
fakta-fakta.
UNIVERSITAS
17 AGUSTUS 1945
SURABAYA
1) Perihal Pengenalan
Menurut Aristoteles terdapat dua
macam pengenalan, yaitu :
• Pengenalan inderawi adalah
memberi pengetahuan tentang hal-
hal yang kongkrit dari suatu benda
• Pengenalan rasional dapat
mencapai hakekat sesuatu, melalui
jalan abstraksi.
PANDANGAN ARISTOTELES YANG DAPAT DIKATAKAN
SEBAGAI AWAL DARI PERINTISAN “ILMU PENGETAHUAN”
51. • Pada periode ini terjadi revolusi ilmu pengetahuan karena adanya
perombakan total dalam cara berpikir yaitu apabila Aristoteles cara
berpikirnya bersifat ontologis rasional, Gallileo Gallilei (tokoh pada awal
abad 17 sesudah Masehi) cara berpikirnya bersifat analisis yang
dituangkan dalam bentuk kuantitatif atau matematis.
• Abad 17 meninggalkan cara berpikir metafisis dan beralih ke elemen-
elemen yang terdapat pada sutau benda, jadi tidak mempersoalkan
hakikat. Dengan demikian bukan substansi tetapi elemen-elemen yang
merupakan kesatuan sistem. Cara berpikir abad 17 mengkonstruksi suatu
model yaitu memasukkan unsur makro menjadi mikro, mengkonstruksi
suatu model yang dapat diuji coba secara empiris, sehingga memerlukan
adanya laboratorium.
52. FILSAFAT DAN FILSAFAT ILMU
PENGETAHUAN
Filsafat adalah refleksi kritis yang radikal. Refleksi adalah upaya memperoleh
pengetahuan yang mendasar atau unsur-unsur yang hakiki atau inti.
Perbedaan Ilmu Pengetahuan dengan Filsafat. Apabila ilmu pengetahuan
sifatnya taat fakta, objektif dan ilmiah, maka filsafat sifatnya mempertemukan
berbagai aspek kehidupan di samping membuka dan memperdalam
pengetahuan. Ilmu pengetahuan tujuannya memperoleh data secara rinci
untuk menemukan pola-polanya, maka filsafat tujuannya mencari hakiki,
untuk itu perlu pembahasan yang mendalam.
Kajian filsafat meliputi ruang lingkup yang disusun berdasarkan pertanyaan
filsuf terkenal Immanuel Kant sebagai berikut :
1. Apa yang dapat saya ketahui
2. Apa yang harus saya lakukan
3. Apa yang dapat saya harapkan
53. HAKEKAT ILMU PENGETAHUAN DAPAT
DITELUSURI DARI 4 (EMPAT) HAL
Sumber ilmu
pengetahuan
Sumber ilmu pengetahuan diperoleh dari
pengalaman (emperi) dan dari akal (ratio).
Sehingga timbul faham atau aliran yang disebut
empirisme dan rasionalisme.
Strukturnya
Yang ingin mengetahui adalah subjek yang
memiliki kesadaran. Yang ingin kita ketahui adalah
objek, diantara kedua hal tersebut seakan-akan
terdapat garis demarkasi yang tajam.
Keabsahan
Keabsahan ilmu pengetahuan membahas
tentang kriteria bahwa ilmu pengetahuan itu
sah berarti membahas kebenaran. Kebenaran
adalah kesamaan antara gagasan dan
kenyataan. Teori Korespondensi, terdapat
persamaan atau persesuaian antara gagasan
dengan kenyataan atau realita.
Batas-batas Ilmu
Pengetahuan
Menurut Immanuel Kant apa yang dapat kita
tangkap dengan panca indera itu hanya terbatas
pada gejala atau fenomena, sedang substansi yang
ada di dalamnya tidak dapat kita tangkap dengan
panca indera disebut nomenon.
54. 1.Ilmu Pengetahuan Ilmiah Harus
Sistematis
Ilmu pengetahuan ilmiah bersifat sistematis
artinya ilmu pengetahuan ilmiah dalam
upaya menjelaskn setiap gejala selalu
berlandaskan suatu teori. Atau dapat
dikatakan bahwa teori dipergunakan
sebagai sarana untuk menjelaskan gejala
dari kehidupan sehari-hari.
UNIVERSITAS
17 AGUSTUS 1945
SURABAYA
55. Ilmu pengetahuan ilmiah itu bersifat mandiri atau milik
orang banyak (intersubjektif). Ilmu pengetahuan ilmiah
itu bersifat otonom dan mandiri, bukan milik perorangan
(subjektif) tetapi merupakan konsensus antar subjek
(pelaku) kegiatan ilmiah. Dengan kata lain ilmu
pengetahuan ilmiah itu harus ditopang oleh komunitas
ilmiah.
56. CARA KERJA ILMU PENGETAHUAN ILMIAH
Selanjutnya dari
teori disusun
hipotesis
Selanjutnya
dari teori
disusun
hipotesis
Seluruh langkah
ini (5 langkah)
oleh Popper
disebut
Epistomology
Problem Solving.
Guna
mendapatkan
teori-teori yang
dapat digunakan
untuk pemecahan
masalah.
Ada masalah
yang harus
dipecahkan.
Sebelum
melakukan
observasi perlu
melakukan
interpretasi teori
Untuk
membuktikan
benar tidaknya
hipotesis perlu
adanya
observasi
Langkah tersebut
dilakukan guna
mendapatkan
generalisasi empiris
(empirical
generalization).
Setelah
observasi,
selanjutnya
melakukan
pengukuran
(assessment),
penetapan
sampel.
Pembentukan
proposisi.
Hasil dari
generalisasi
empiris
tersebut
dipergunakan
sebagai bahan
untuk
pembentukan
konsep
1 2 3 4 5
57. Beda Ilmu
Pengetahuan dan
Pengetahuan
ILMU PENGETAHUAN (SCIENCE) MEMPUNYAI PENGERTIAN
YANG BERBEDA DENGAN PENGETAHUAN (KNOWLEDGE
ATAU DAPAT JUGA DISEBUT COMMON SENSE). DENGAN
MEMPELAJARI FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN AKAN
MEMBUKA PERSPEKTIF (WAWASAN) YANG LUAS,
SEHINGGA KITA DAPAT MENGHARGAI ILMU-ILMU LAIN,
DAPAT BERKOMUNIKASI DENGAN ILMU-ILMU LAIN.
UNIVERSITAS
17 AGUSTUS 1945
SURABAYA
58. Perbedaan Ilmu Pengetahuan
& Pengetahuan
• Kebenaran yang diakui oleh common sense bersifat tetap,
Sedang kebenaran dalam ilmu pengetahuan selalu diusik oleh pengujian kritis. Kebenaran dalam ilmu
pengetahuan selalu dihadapkan pada pengujian melalui observasi maupun eksperimen dan sewaktu-
waktu dapat diperbaharui atau diganti.
• Perbedaan selanjutnya terletak pada segi bahasa yang digunakan
untuk memberikan penjelasan pengungkapan fakta. Istilah dalam common sense biasanya
mengandung pengertian ganda dan samar-samar. Sedang ilmu pengetahuan merupakan konsep-
konsep yang tajam yang harus dapat diverifikasi secara empirik.
• Perbedaan yang mendasar terletak pada prosedur.
Ilmu pengetahuan berdasar pada metode ilmiah. Dalam ilmu pengetahuan alam (sains), metoda yang
dipergunakan adalah metoda pengamatan, eksperimen, generalisasi, dan verifikasi.
59. SYARAT-SYARAT ILMU
PENGETAHUAN ILMIAH
Agar dapat diuraikan proses terbentuknya ilmu
pengetahuan ilmiah, perlu terlebih dahulu
diuraikan syarat-syarat ilmu pengetahuan ilmiah.
64. Perbedaan Pengetahuan dengan
Ilmu
Ilmu adalah akumulasi pengetahuan yang tersusun secara sistematis. Pengetahuan
yang dimaksud adalah suatu fenomena yang ditangkap oleh indra manusia.
Menangkap berarti mengamati atau mengobservasi, sedangkan yang diamati dan
fenomena itu tidak lain adalah fakta. Dan sinilah terwujud hukum, dalil, atau teori
dari suatu ilmu. Pekerjaan semacam ini tidak lain adalah pekerjaan induktif
(menginduksi). Dapatlah dikatakan bahwa pekerjaan induktif ini dimulai dari hal-
hal yang khusus (particular) yang terpikirkan sebagai kelas dari suatu fenomena,
menuju generalisasi
65. Perbedaan Pengetahuan dengan
Ilmu
Kebalikan dari berpikir induktif ialah berpikir deduktif. Bekerjanya
berangkat dari hal yang umum (dari induksi/teori/dalil/hukum) kepada hal-
hal yang khusus (particular). Prinsip dasarnya ialah "segala yang dipandang
benar pada semua peristiwa dalam situ kelas atau jenis, berlaku pula
sebagai hal yang benar pada semua peristiwa yang terjadi pada hal yang
khusus, asal hal yang khusus ini benar-benar merupakan bagian atau unsur
dari hal yang umum itu
66. Tabulasi atau pencatatan ciri-ciri positif yaitu
pencatatan mengenai apa yang terjadi dalam
suatu kondisi;
Tabulasi atau pencatatan ciri-ciri negatif yaitu
pencatatan kondisi mana suatu kejadian tidak
timbul
Presentasi adalah alat komunikasi yang dapat
digunakan sebagai media penyampaian kuliah.
Francis Bacon
(Soetriono dan
SRDm Rita
Hanafie: 2007),
UNIVERSITAS
17 AGUSTUS 1945
SURABAYA
67. Metode Ilmiah
Kedudukan metode penelitian dalam metode ilmiah dapat dikatakan
hanya sebagian dari langkah-langkah sistematis dalam memperoleh
ilmu, sebab metode penelitian baru merupakan prosedur sistematis
dari bekerjanya pikiran aiau logic yang hanya menghasilkan
kesimpulan atau ketetapan rasional saja. Metode ilmiah merupakan
prosedur atau langkah-langkah sistematis dalam mendapatkan
pengetahuan ilmiah atau ilmu. Ilmu merupakan pengetahuan yang
didapatkan melalui metode ilmiah. Metode adalah suatu prosedur atau
cara untuk mengetahui sesuatu dengan langkah-langkah sistematis.
UNIVERSITAS
17 AGUSTUS 1945
SURABAYA
68. Garis Besar Langkah-Langkah
Sistematis Keilmuan
• Mencari, merumuskan dan mengidentifikasi masalah;
• Menyusun kerangka pikiran (logical contract);
• Merumuskan hipotesis (jawaban rasicnal terhadap masalah);
• Menguji hipotesis secara empirik;
• Melakukan pembahasan dan;
• Menyimpulkan. Tiga Iangkah pertama merupakan metode penelitian, sedangkan langkah-
langkah selanjutnya bersifat teknis penelitian. Dengan demikian maka pelaksanaan penelitian
menyangkut dua hal, yaitu hal metode dan hal teknis penelitian. Namun secara implisit metode
dan teknik melarut di dalamnya.
UNIVERSITAS
17 AGUSTUS 1945
SURABAYA
69. Definisi logika
Scientifika
Logika scientifika adalah ilmu praktis normatif yang
mempelajari hukum-hukum, prinsip-prinsip, bentuk-bentuk
pikiran manusia yang jika dipatuhi akan membimbing kita
mencapai kesimpulan-kesimpulan yang betul lurus, sah.
UNIVERSITAS
17 AGUSTUS 1945
SURABAYA
UNIVERSITAS
17 AGUSTUS 1945
SURABAYA
70. ILMU
Manusia mempunyai pengetahuan, yakni pengeirtian yang disertai sebab-sebab, pengertian yang
dipertanggungjawabkan dengan dasar-dasar. Tetapi pengetahuan bukanlah atau belumlah ilmu karena dibutuhkan
pandangan, penelitian yang logis teratur bersifat kritis dan sistematis.
Untuk mendapatkan ilmu, manusia masih harus menyempurnakan cara mengetahui suatu objek dengan lebih saksama.
Dengan demikian, dibutuhkan metode, yakni cara pendekatan persoalan, melalui jalan yang ditetapkan, dipikirkan,
dipertanggungjawabkan terlebih dahulu. Jadi, ilmu dapat dirumuskan sebagai pengetahuan hasil penyelidikan
pandangan yang logis teratur, kritis dan sistematis terhadap scratrr objek.
UNIVERSITAS
17 AGUSTUS 1945
SURABAYA
71. Praktis dan normatif
Berhubung terdapat berbagai ilmu, maka dalam pandangan
tentang ilmu diutarakan beberapa klasifikasi ilmu. Biasanya
ilmu dibagi sebagai berikut
Bertujuan untuk mengetahui alam
dasarnya observasi dan eksperimen.
Tujuan akhir dari segalanya itu
adalah untuk menangkap dan
mengatur gejala-gejala alam
sehingga dapat dirumuskan hukum-
hukum dan diletakkan ke dalam
suatu pola besar.
ILMU-ILMU ALAM
Bertujuan untuk mengetahui
manusia, sejarahnya atau
kebudayaannya dalam artinya yang
luas. Tujuan terakhirnya bukan untuk
menyusun hukum-hukum yang sah
secara umum tetapi untuk
menangkap data-data tertentu dan
hubungannya.
ILMU-ILMU KEJIWAAN ATAU
ILMU-ILMU BUDAYA
Ilmu yang tidak bertumpu pada
pengalaman, tetapi ditarik
secara logis dari aksioma-
aksioma tertentu.
ILMU-ILMU APRIORI ATAU
ILMU-ILMU DEDUKTIF
UNIVERSITAS
17 AGUSTUS 1945
SURABAYA
72. ilmu dibagi
menurut
metodenya
dapat dibentuk tiga
kelompok besar :
1. Ilmu-ilmu aksiomatik atau
ilmu-ilmu deduktif.
2. Ilmu-ilmu empiris atau
ilmu-ilmu induktif.
3. Ilmu-ilmu kesejarahan
atau ilmu-ilmu reduktif.
Menurut tujuannya, ilmu
dapat dibagi sebagai
berikut
UNIVERSITAS
17 AGUSTUS 1945
SURABAYA
73. Asas perbedaan pertama adalah objek atau
lapangan ilmu itu, yakni apa yang dipandang,
yang disebut objek material. Tetapi kiranya hal
itu belum mencukupi, karena dapat terjadi
adanya dua ilmu atau bahkan lebih yang
membicarakan objek yang sama namun
merupakan ilmu yang berlainan.
UNIVERSITAS
17 AGUSTUS 1945
SURABAYA
74. Objek material dan objek formal
Objek formal yang menentukan sifat ilmu, metode yang dipergunakan, dan pendekatan yang memadai
(adekuat) bagi ilmu tersebut.
Apabila suatu ilmu belum jelas objek formalnya, berarti ilmu tadi belum jelas aspek apa yang mau dipandang,
sehingga tidak jelas metode kerjanya (metodiknya) dengan konsekuensi bahwa ilmu tadi bethm berhak
menyebut dirinya sebagai ilmu yang dapat berdiri sendiri.
Jadi, objek material adalah objek yang ditinjau atau, dipandang secara keseluruhan, sedangkan objek formal
adalah objek jika ditinjau, dipandang menurut suatu aspek. Kalau dirumuskan, objek formal adalah aspek
melalui mana sesuatu ilmu memandang objeknya. Dalam ilmu, objek formallah yang dipandang secara
langsung.
UNIVERSITAS
17 AGUSTUS 1945
SURABAYA
75. Implikasi Metafisik/Epistemologi
Pemikiran
Segi yang mempersoalkan materi pemikiran, khususnya implikasi metafisik epistemologis
materi pemikiran, amat penting untuk diperhatikan. Sering juga tidak disadaribahwa
seseorang yang merumuskan sesuatu atau membuat pernyataan tertentu sebenarnya telah
membuat keputusan filosofis tertentu. Oleh karena itu si pemikir, tepatnya Pikirannya,
mutlak diperlukan untuk mengenali keputusan filosofis yang tersirat dalam pemikirannya.
Masalahnya karena suatu keputusan filsafati secara implisit telah menentukan:
1. metode,
2. logika ualidasi,
3. konsekuensi-konsekuensi dan kesimpulan-kesimpulannya
4. macam kenyataannya.
76. Implikasi Metafisik/Epistemologi
Pemikiran
Apabila keputusan filsafati yang ada, spektrumnya "tidak sampai" atau tidak memadai, maka dengan
sendirinya kenyataan tidak mungkin diungkap semestinya, maka juga kadar kebenaran kenyataan tidak
tampak dan tampil secara semestinya. Manusia adalah perilakunya (man is his behaviours). Dengan
berkata begitu, la telah menyederhanakan seluruh kenyataan kemanusiaan menjadi perilaku saja.
Memang, perilaku dapat menguak kenyataan tertentu dari (jiwa) manusia. Tetapi jika ia mengatakan
'manusia adalah perilakunya', berarti terperosok ke dalam paham behaviorisme yang de facto adalah
"penerapan psikologi binatang ke dalam psikologi manusia". Dan inti dasar behaviorisme adalah
materialisme. Dalam behaviorisme, kemampuan dan prestasi rohani manusia benar-benar tidak
diperhitungkan. Dan behaviorisme biasa menyelundup ke dalam psikologi, sosiologi, antropologi
budaya, dan sebagainya. Empiris adalah bersifat dapat ditangkap oleh pengalaman pancaindera.
77. Logika scientitika dan
psikologi
Perlu juga ditunjuk bahwa logika scientifika berbeda dari psikologi. Hakikatnya
logika berbeda dari psikologi. Logika mempersoalkan tentang aspek objektif dari
proses intelektual, sedangkan psikologi tentang aspek subjektifnya. Adalah
berguna juga untuk mengetahui psikologi, khususnya yang menyentuh hal-hal
yang bertalian dengan proses berpikir, karena aspek psikologis de facto juga
terdapat dengan aspek logis dalam pikiran kita, tetapi tidak mencampuradukkan
keduanya begitu saja. Selain itu, psikologisme memandang logika sekadar suatu
ilmu deskriptif. Kini psikologisme praktis tidak mempunyai pengikut. Frege dan
Husserl (setelah kritik dari Frege) menghantam psikologisme habis-habisan.
UNIVERSITAS
17 AGUSTUS 1945
SURABAYA
78. Di atas dengan jelas dipertahankan interpretasi normatif dari logika. Hukum-hukum
yang dirumuskan adalah pedoman-pedoman. interpretasi normatif dan psikologis
terdapat bentukbentuk yang merupakan usaha-usaha menjawab masalah. . Usaha-
usaha tersebut adalah penjelasan priori dan penjelasan posteriori terhadap eksistensi
hukum-hukum logika.
Penjelasan a priori dapat terlihat pada, misalnya, pandangan Plato dan kaum rasionalis.
Mereka berdalil bahwa hukum logika diketahui manusia melalui suaW pandangan
rasional (rational insight). Hukum logika adalah hukum tentang realitas. Dan inilah yang
disebut pandangan yang bersifat a priori sintetik tentang logika.
79. Status epistemologis
hukum-hukum, logika
Menurut Boole dan sebagian pengikut paham konvensionalisme hukum logika , yakni doktrin yang berpendapat bahwa
kebenaran a priori atau kebenaran proposisi-proposisi logika dapat dibuktikan menurut cara-cara murni logis, atau merupakan
suatu konvensi kebahasaan, konvensi postul~sional, tidak mempunyai ciri mutlak.
Menurut Kant, hukum-hukum logika adalah hukum berpikir yang menentukan syarat-syarat yang harus ada bagi
terlaksananya pengalaman, empiri. Sedangkan menurut George Boole, mahaguru matematika di Queen's College, Cork, Inggris
dalam karyanya An Investigation of the Laws of Thought (1854, hal. 459) dikatakan: hukum-hukum logika ditentukan oleh
struktur psikologis manusia.
Di sini dapat disebut eksponennya, yakni John Stuart Mill (1958), John Dewey (1920), Alfred Tarski, Willard V.O. Quine. Hukum
logika adalah aturan evaluasi yang bersifat relatif yang selalu dapat ditinjau kembali. Berpikir mempunyai sifat terbuka.
2.6 Logika dan logistika
UNIVERSITAS
17 AGUSTUS 1945
SURABAYA
86. Aristoteles
Aristoteles lahir di sebuah kota kecil bernama Stagira
pada tahun 384 SM. Kota ini merupakan bagian dari
semenanjung Kalkidiki. Pengasuhan. Aristoteles belajar
dari Plato selama 20 tahunn. Semasa hidupnya, ia
menulis tentang filsafat dan ilmu lainnya yaitu fisika,
politik, etika, biologi dan psikologi.
UNIVERSITAS
17 AGUSTUS 1945
SURABAYA
87. Aristoteles membagi filsafat menjadi empat persoalan yaitu logika, fisika, metafisika dan
pengetahuan praktis. Pemikiran Aristoteles mengenai logika yang memanfaatkan metode
deduktif dijadikan sebagai dasar dalam logika formal. Aristoteles juga meyakini bahwa
keberadaan ilmu ditujukan untuk mendukung kehidupan manusia. Namun Aristoteles
menolak beberapa pemikiran Plato dan memulai pemikiran filsafatnya sendiri. Aristoteles
mendirikan sebuah pusat pendidikan dan penelitian bernama Lyceum. Melalui tempat ini, ia
menyampaikan pemikiran-pemikirannya yang kemudian memengaruhi pemikiran dari para
filsuf, teolog atau ilmuwan lain.
Pemikiran Aristoteles terbagi menjadi 4 yaitu :
• Pemikiran Filsafat
• Pemikiran Sains
• Pemikiran Humaniora
• Pemikiran Ketuhanan
UNIVERSITAS
17 AGUSTUS 1945
SURABAYA
88. Aristoteles meyakini bahwa abstraksi menjadi pembentuk kategori yang dapat diterapkan ke
objek pemikiran. Aristoteles menganggap bahwa pemikiran manusia melebihi tiga jenis
abstraksi yang membentuk filsafat, yaitu fisika, matematika dan metafisika. Abstraksi fisika
terbentuk melalui pengetahuan abstrak dan akal manusia.
Filsafat pertama dalam pandangan Aristoteles dapat diartikan menjadi dua pengertian.
Pertama yaitu sebagai ilmu yang menjadi asas pertama. Sedangkan yang kedua sebagai ilmu
yang membahas keberadaan sebagai sebuah keberadaan beserta dengan ciri-ciri objek.
Pemikiran Filsafat
Abstraksi
UNIVERSITAS
17 AGUSTUS 1945
SURABAYA
89. Aristoteles menjadi perintis dalam kegiatan pengumpulan dan klasifikasi spesies biologi. Kegiatan
tersebut dilakukan untuk mengetahui tentang hukum alam dan keseimbangan alam. Ia berpendapat
bahwa terdapat satu tujuan dari pergerakan benda-benda. Pemikiran Aristoteles mengenai gerak
menghasilkan hubungan sebab-akibat yang mengarahkan kepada pemikiran mengenai penggerak
pertama yang tidak bergerak. Arah pemikirannya mengarah kepada pengertian mengenai Tuhan.
Pemikiran Sains
Ilmu Alam
UNIVERSITAS
17 AGUSTUS 1945
SURABAYA
Pemikiran sains terbagi menjadi 2 di antara lain :
Menurut Aristoteles, retorika bukan sekadar perkataan yang bersifat omong kosong, melainkan tuturan
yang efektif dan mengandung etika dalam menyampaikan kebenaran. Aristoteles mengemukakan
bahwa retorika tidak dapat dijadikan sebagai bagian dari ilmu lain.
Retorika
90. Pemikiran Ketuhanan
UNIVERSITAS
17 AGUSTUS 1945
SURABAYA
Aristoteles mengembangan jenis argumentasi yang disebut argumen pergerakan untuk
menjelaskan keberadaan Tuhan. Dalam pandangan Aristoteles, Tuhan adalah penggerak yang
tidak bergerak. Semua pergerakan yang terjadi di alam semesta disebabkan oleh Tuhan.
Aristoteles memandang bahwa Tuhan hanya berperan menciptakan segala pergerakan di alam
semesta, tetapi tidak mengurus lagi alam semesta beserta dengan ciptaan-Nya. Tuhan dalam
pandangan Aristoteles tidak mengetahui hal-hal kecil yang terjadi di dalam alam semesta.
Pandangan Aristoteles ini bertentangan dengan pandangan agama mengenai sifat ketuhanan.
91. Karya Tulis
Halaman pertama Etika Nikomakea
dalam bahasa Yunani dan bahasa
Latin.
UNIVERSITAS
17 AGUSTUS 1945
SURABAYA
93. AUGUSTINUS
Augustinus lahir di Tagaste, Aljazair, Afrika Utara, 13
November 354 M sebagai putra seorang ibu yang taat
beragama yaitu Monika. Ayahnya bernama Patricius,
Augustinus dididik dan dibesarkan secara Kristen kendatipun
karena adat istiadat yang berlaku pada masa itu, ia tidak
dibaptiskan ketika masih bayi. Augustinus memperoleh
pendidikan dasar di Tagaste dan secara khusus
mempelajari bahasa latin dan ilmu hitung.
UNIVERSITAS
17 AGUSTUS 1945
SURABAYA
94. Augustinus membaca Hortensius karya Cicero yang berisi pujian dan pujaan
terhadap filsafat, Augustinus (373 M) mulai tertarik pada filsafat, khususnya ajaran
Manicheisme. Dari sinilah Augustinus kemudian menjadi pengikut Manicheisme11
yang setia. Setelah kurang lebih 4 tahun menjadi pengikut Manicheisme,
Augustinus mulai merasakan bahwa sebenarnya karakter filsafat Manicheisme
bersifat destruktif. Menurut pandangannya ajaran ini dapat merusak dan
memusnahkan segala sesuatu tetapi tidak sanggup membangun apapun.
Moralitas para pengikut Manicheisme ternyata juga lebih buruk dari dugaannya.
Oleh sebab itu, ia mulai meninggalkan ajaran Manicheisme.
UNIVERSITAS
17 AGUSTUS 1945
SURABAYA
95. PEMIKIRAN SEJARAH AUGUSTINUS
UNIVERSITAS
17 AGUSTUS 1945
SURABAYA
Augustinus merupakan orang pertama di Eropa yang merefleksikan hakikat sejarah dari
sudut pandang teologis. Titik pusat yang menguasai segala-galanya di dalam sejarah
adalah kedatangan messiah yang dapat memberi arti dan makna bagi setiap kejadian
sejarah masa lampau dan akan datang. Pandangan ini dapat diketahui dari karya-karya
yang telah dihasilkannya, di antaranya adalah De Civitate Dei dan Confessions. Sejarah
menurut Augustinus merupakan epos perjuangan antara dua unsur yang saling
bertentangan; yang baik dan yang buruk.
96. PEMIKIRAN SEJARAH AUGUSTINUS
UNIVERSITAS
17 AGUSTUS 1945
SURABAYA
Gerak sejarah ditentukan oleh kehendak Tuhan. Hukum alam menjadi hukum Tuhan, kodrat
alam menjadi kodrat Tuhan, Tuhan menentukan takdir, dan manusia menerima nasib
sebagaimana yang telah ditentukan Tuhan. Oleh karenanya, gerak manusia bersifat pasif
karena segala sesuatunya ditentukan oleh Tuhan. Augustinus juga menerangkan dalam
kitabnya bahwa tujuan gerak sejarah ialah terwujudnya kehendak Tuhan dalam Civitas Dei
atau Kerajaan Tuhan. Civitas Dei merupakan tempat manusia pilihan Tuhan yang
menerima ajaran Tuhan. Bagi manusia yang menolak ajarannya akan ditampung didalam
Civitas Diaboli (kerajaan setan) atau neraka.
97. Filsafat Sejarah
UNIVERSITAS
17 AGUSTUS 1945
SURABAYA
Sebelum menjadi seorang Kristiani, Augustinus adalah seorang filsuf Platonik yang memiliki
minat besar di bidang sejarah. Di samping itu, ia juga telah belajar sejarah di sekolah yang
juga melahirkan sejarawan Theopompus dan Ephorus. Selain itu, Augustinus juga mampu
mengintegrasikan pemikiran-pemikiran filosofis dan pemikiran-pemikiran teologisnya.
Sejarah universal yang dikemukakan Augustinus adalah sebuah produk yang dihasilkan
lewat formulasi konsep-konsep teologis dan filosofis berdasarkan ajaran Alkitab.
99. George Berkeley
George Berkeley (12 Maret 1685 – 14 Januari 1753) adalah
seorang filsuf Irlandia yang juga menjabat sebagai uskup di
Gereja Anglikan. Bersama John Locke dan David Hume, ia
tergolong sebagai filsuf empiris Inggris yang terkenal.
Berkeley mengembangkan suatu pandangan tentang
pengenalan visual tentang jarak dan ruang. Selain itu, ia
juga mengembangkan sistem metafisik yang serupa
dengan idealisme untuk melawan pandangan skeptisisme.
UNIVERSITAS
17 AGUSTUS 1945
SURABAYA
100. UNIVERSITAS
17 AGUSTUS 1945
SURABAYA
Ayah George Berkeley bernama William Berkeley dan seorang ibu bernama
Elisabeth Southerne. Berkeley dibesarkan di istana Dysert, dekat Thomastown.
George Berkeley adalah seorang filusuf Irlandia yang juga menjabat sebagai uskup
di Gereja Anglikan. Berkeley mendalami matematika dan ia menulis bukudengan
judul Arithmetica absque aljabar AUT Euclide demonstrata (aritmatika
menunjukkan tanpa aljabar atau Euclid). Pada 1706 ia melaksanakan ujian
beasiswa, kemudian dia menjadi mahasiswa termuda tingkat doktoral yang
menerima beasiswa di Trinity College, Dublin pada 9 Juni 1707.
101. Aliran Filsafat
UNIVERSITAS
17 AGUSTUS 1945
SURABAYA
George Barkeley adalah salah satu Filusuf penganut Empirisme. Empirisisme merupakan
suatu aliran dalam filsafat yang menyatakan bahwa semua pengetahuan berasal dari
pengalaman manusia. Empririsisme menolak anggapan bahwa manusia telah membawa
fitrah pengetahuan dalam dirinya ketika dilahirkan.
Empirisisme radikal berpendirian bahwa semua pengetahuan dapat dilacak sampai kepada
pengalaman inderawi dan apa yang tidak dapat dilacak bukan pengetahuan. Lebih lanjut
lagi, aliran ini mengatakan bahwa pengalaman tidak lain akibat suatu objek yang
merangsang alat-alat inderawi.
102. Aliran Filsafat
UNIVERSITAS
17 AGUSTUS 1945
SURABAYA
Aliran empirisisme memberikan tekanan pada empiris atau pengalaman sebagai sumber
pengetahuan. Pengalaman adalah keseluruhan totalitas pengamatan yang disimpan di
dalam ingatan atau digabungkan dengan suatu pengharapan akan masa depan, sesuai
dengan apa yang telah diamati pada masa lalu.
Paham ini, empiris atau pengalamanlah yang menjadi sumber pengetahuan, baik
pengalaman batiniah maupun lahiriah, akal bukan jadi sumber pengetahuan, tetapi akal
mendapat tugas untuk mengolah bahan-bahan yang diperoleh dari pengalaman.
103. Meskipun pemikirannya sangat dipengaruhi Locke, Berkeley menolak beberapa pandangan
dasar Locke yaitu menolak adanya idea-idea abstrak yang di tarik dari objek-objek konkret.
Contoh, idea kubus disimpulkan dari kubus konkret. Berkeley tidak percaya dengan adanya
idea-idea di luar pikiran. Suatu objek ada berarti objek itu dapat dipersepsi oleh pikiran kita
adalah omong kosong. Dia terkenal dengan ucapannya “Esse est parcipi” (being is being
parceived) artinya, dunia material sama saja dengan dunia ide-idea.
Pemikiran filsafat George Berkeley
1. Empirisme dan Idealisme
UNIVERSITAS
17 AGUSTUS 1945
SURABAYA
104. Sesungguhnya pemikiran berkeley terwarnai oleh Locke. Dengan kata lain Berkeley
memiliki pangkalan pemikiran yang sama dengan Locke. Namun, kesimpulan Berkeley
berbeda dengan Locke, yaitu lebih tajam, bahkam sering bertentangan dengan Locke.
Locke membedakan antara idea dan pengalaman. Pengalaman dianggap sebagai
suatu yang berasal dari objek, sedangkan idea adalah pengalaman yang dicerna oleh
subjek. Sedangkan Berkeley berpendapat bahwa penglaman dan idea itu satu dan
sama. Penglaman inderawi menurut Locke diartikan sebagai penalaman batiniah oleh
Berkeley yang disebabakan langsung oleh Tuhan.
Pemikiran filsafat George Berkeley
UNIVERSITAS
17 AGUSTUS 1945
SURABAYA
105. Semua ide adalah sensasi dan hasil karya intelek atas sensasi. Konsekwensi dari afirmasi ini
adalah bahwa waktu, ruang dan gerak merupakan sensasi belaka. Meski mengakui eksistensi
ide, Berkeley menolak ide abstrak (hasil abstraksi), ide umum (generale) merupakan ide
partikular yang diambil dan digunakan untuk menunjukkan semua ide yang mirip. Meski
demikian, ide umum (generale) tetap berciri dimaksudkan ideku, melainkan sesuatu yang
berbeda sama sekali dari seluruh ide dan dalam mana ide berada, yakni dari mana semuanya
dicerap: artinya benda itu sendiri, karena eksistensi dari satu ide konkrit,
Pemikiran filsafat George Berkeley
Epistomologi
UNIVERSITAS
17 AGUSTUS 1945
SURABAYA
106. Berkeley bermaksud menegaskan bahwa semua yang dicerap adalah sensasi dan sensasi yang
diolah nalar menjadi ide. Obyek pengetahuan ialah ide yang partikular, singular, konkrit dan
individual. “Maka eksistensi dari sesuatu adalah apa yang dapat dicerap: esse est percipi, karena
mustahil ada (benda) memiliki eksistensi di luar nalar atau dari subyek pemikir yang
mencerapnya”. Dasar argumentasinya adalah “karena mustahil bagiku melihat dan menyentuh
sesuatu jika tidak merasakannya secara nyata, maka mustahil pula mengerti dalam pikiranku
sesuatu atau sebuah obyek inderawi yang terbedakan dari pencerapan atau sensasinya”.
Pemikiran filsafat George Berkeley
UNIVERSITAS
17 AGUSTUS 1945
SURABAYA
107. Nominalisme dan fenomenisme merupakan dua tema sentral dalam gnoseologi Berkeley. Maka
logislah bila dia menolak gagasan Newton tentang ruang absolut dan waktu absolut. “Waktu absolut
tidak pernah tercerap oleh penginderaan maupun terbukti oleh nalar”, demikian pula ruang absolut
merupakan ilusi karena “mustahil membedakan atau mengukur gerak apapun bila tanpa bantuan
obyek inderawi”. Dengan menolak waktu dan ruang absolut, Berkeley menyangkal pula konsep bobot
dan daya. “Apa yang dinamakan dengan bobot adalah benda-benda yang bergerak di hadapan
benda yang diam”. Daya atau kekuatan bukan pula sebab riil dari gerak. Siapa pernah melihat
daya?
Pemikiran filsafat George Berkeley
Fisika
UNIVERSITAS
17 AGUSTUS 1945
SURABAYA
108. Yang dilihat adalah ide yang diolah dari sensasi yang diterima melalui organ pengindera dan
membentuk pengalaman tentang suatu benda tercerap. Ide merupakan kwalitas inderawi yang
disimbolkan dalam nama. Karena itu, eksistensi dari segala sesuatu mesti tunduk pada kemampuan
untuk dapat dicerap, sehingga apapun yang dikatakan tanpa berbasis pengalaman atau tercerapi
merupakan kata tanpa makna atau sekedar ilusi dan realitas rekaan.
Pemikiran filsafat George Berkeley
Fisika
UNIVERSITAS
17 AGUSTUS 1945
SURABAYA
109. UNIVERSITAS
17 AGUSTUS 1945
SURABAYA
Karya George Berkeley
Tiga Dialog antara Hylas dan Philonous adalah buku yang ditulis oleh
George Berkeley pada 1713. Tiga konsep penting yang dibahas dalam
Dialog Tiga adalah relativitas persepsi, argumen conceivability/master
(master "argumen" diciptakan oleh André Gallois), dan
phenomenalism Berkeley. Relativitas persepsi berpendapat bahwa
objek yang sama dapat muncul memiliki karakteristik yang berbeda
(misalnya bentuk) tergantung pada perspektif pengamat. Karena fitur
Tujuan dari objek tidak dapat berubah tanpa perubahan melekat
dalam obyek itu sendiri, bentuk tidak harus menjadi fitur objektif.
111. Annisa Rahma Q
1222200132
The team
UNIVERSITAS
17 AGUSTUS 1945
SURABAYA
Baity Nur Fadila Reginata Saharany K
1222200147 1222200157
112. Manusia
Manusia disebut juga insan.Dalam bahasa arab, berasal dari kata nasiya yang berarti lupa dan
jika di lihat dari kata dasar dari al-uns yang berarti jinak. Manusia adalah subyek pendidikan,
yang sekaligus pula sebagai objek pendidikan.
Proses pendidikan merupakan suatu interakasi antara manusia dengan manusia, dengan
lingkungan alamiahnya, dan sosialnya. Itu semua sangat ditentukan oleh aspek manusianya.
Oleh karena itu, pembicaraan tentang manusia, siapa manusia, darimana asal manusia, untuk
apa manusia hidup dan bagaimana fungsi manusia dalam hidup ini, serta mau kemana
manusia, merupakan suatu pembahasan yang sangat mendasar didalam filsafat pendidikan.
113. PENGERTIAN MANUSIA
Manusia diartikan sebagai makhluk alamiah yaitu karena manusia tidak bisa lepas dari alam.
Manusia membutuhkan alam untuk hidup.Sebagai contoh, kita memerlukan oksigen yang berasal
dari alam untuk bernafas.
Manusia juga disebut sebagai makhluk sosial. Artinya manusia memiliki kebutuhan dan
kemampuan serta kebiasaan untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan manusia yang lain.
Melalui hidup dengan sesamanyalah manusia akan dapat mengukuhkan eksistensinya.
Sehubungan dengan ini Aristoteles menyebut manusia sebagai makhluk social atau makhluk
bermasyarakat (Ernst Cassirer, 1987).
114. Sudut Pandang
Antropologi
Dalam bahasa filsafat dinyatakan self-existence adalah sumber pengertian manusia akan segala sesuatu. Self-
existence ini mencakup pengertian yang amat luas, terutama meliputi: kesadaran adanya diri diantara semua
relita, self-respect, self-narcisme, egoisme, martabat kepribadian, perbedaan dan persamaan dengan pribadi
lain, khususnya kesadaran akan potensi-potensi pribadi yang menjadi dasar bagi self-realisasi. Manusia sabagai
individu memiliki hak asasi sebagai kodrat alami atau sebagi anugrah Tuhan kepadanya.Hak asasi manusia
sebagai pribadi itu terutama hak hidup, hak kemerdekaan dan hak milik.
Manusia Sebagai Makhluk Individu (Individual Being)
115. Sudut Pandang
Antropologi
Telah kita ketahui bersama bahwa manusia tidak dapat hidup sendirian, itu
sebabnya manusia juga dikenal dengan istilah makhluk sosial. Keberadaanya
tergantung oleh manusia lain.
Esensi manusia sebagai makhluk sosial ialah adanya kesadaran manusia tentang
status dan posisi dirinya dalam kehidupan bersama dan bagaimana tanggung
jawab dan kewajibannya di dalam kebersamaan itu.Adanya kesadaran
interdependensi dan saling membutuhkan serta dorongan-dorongan untuk
mengabdi sesamanya adalah asas sosialitas itu.
Manusia Sebagai Makhluk Sosial (Sosial Being)
116. Sudut Pandang
Antropologi
Asas pandangan bahwa manusia sebagai makhluk susila bersumber pada
kepercayaan bahwa budi nurani manusia secara apriori adalah sadar nilai
dan pengabdi norma-norma.Kesadaran susila (sense of morality) tak dapat
dipisahkan dengan realitas sosial, sebab, justru adanya nilai-nilai,
efektivitas nilai-nilai, berfungsinya nilai-nilai hanyalah di dalam
kehidupan sosial.Artinya, kesusilaan atau moralitas adalah fungsi sosial
Manusia Sebagai Makhluk Susila (Moral Being)
117. Hakekat Manusia dalam Pandangan
Filsafat
MANUSIA
ADALAH
yaitu makhluk yang
pandai bekerjasama,
bergaul dengan orang
lain dan mengorganisasi
diri untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya,
artinya makhluk yang
tunduk pada prinsip-
prinsip ekonomi dan
bersifat ekonomis,
yaitu makhluk yang beragama. Dr. M. J.
Langeveld seorang tokoh pendidikan bangsa
Belanda, memandang manusia sebagai
Animal Educadum dan Animal Educable,
yaitu manusia adalah makhluk yang harus
dididik dan dapat dididik. Oleh karena itu,
unsur rohaniah merupakan syarat mutlak
terlaksananya program-program
pendidikan.
HOMO ECONOMICUS HOMO LAQUEN
ZOON POLITICON
MANUSIA
ADALAH
MANUSIA
ADALAH
118. ALIRAN SERBA ZAT (FAHAM
MATERIALISME)
ALIRAN SERBA RUH
Masalah Rohani dan Jasmani
Aliran serba zat ini mengatakan yang sungguh-
sunguh ada itu adalah zat atau materi, alam ini
adalah zat atau materi dan manusia adalah unsur
dari alam, maka dari itu manusia adalah zat atau
materi. Manusia ialah apa yang nampak sebagai
wujudnya, terdiri atas zat (darah, daging, tulang).
Dalam buku lain, aliran ini diberi namaAliran
Idealisme. Aliran ini berpendapat bahwa segala
hakikat sesuatu yang ada di dunia ini adalah ruh, juga
hakekat manusia adalah ruh.Ruh disini bisa diartikan
juga sebagai jiwa, mental, juga rasio/akal.Karena itu,
jasmani atau tubuh (materi, zat) merupakan alat jiwa
untuk melaksanakan tujuan, keinginan dan dorongan
jiwa (rohani, spirit, ratio) manusia.
119. ALIRAN EKSISTENSIALISME
Masalah Rohani dan Jasmani
Aliran filsafat modern berpikir tentang hakekat manusia merupakan eksistensi atau perwujudan
sesungguhnya dari manusia. Jadi intinya hakikat manusia itu yaitu apa yang menguasai manusia secara
menyeluruh. Disini manusia dipandang dari serba zat, serba ruh atau dualisme dari kedua aliran itu, tetapi
memandangnya dari segi eksistensi manusia itu sendiri di dunia.
120. ALIRAN DUALISME
Masalah Rohani dan Jasmani
Aliran ini menganggap bahwa manusia itu pada hakekatnya terdiri dari dua substansi, yaitu jasmani dan
rohani. Aliran ini melihat realita semesta sebagai sintesa kedua kategori animate dan inanimate, makhluk
hidup dan benda mati.
Misalnya ada persoalan: dimana letaknya mind (jiwa, rasio) dalam pribadi manusia. Mungkin jawaban
umum akan menyatakan bahwa ratio itu terletak pada otak. Akan tetapi akan timbul problem, bagaiman
mungkin suatu immaterial entity (sesuatu yang non-meterial) yang tiada membutuhkan ruang, dapat
ditempatkan pada suatu materi (tubuh jasmani) yang berada pada ruang wadah tertentu.
121. Hubungan Hakekat Manusia dan
Filsafat Pendidikan
Pemikiran tentang hakikat manusia sejak zaman dahulu kala sampai zaman modern sekarang ini
juga belum berakhir dan tidak akan pernah berakhir. Hakekat manusia sesungguhnya didasari oleh
beberapa ilmu yang melatarbelakangi hubungan manusia dan filsafat pendidikan.Salah satunya
adalah ilmu yang mempelajari tentang hakekat manusia disebut antropologi filsafat.Filsafat
antropologi adalah cabang filsafat yang menyelidiki hakekat manusia sebagai keseluruhan atau
manusia seutuhnya.Pengetahuan filosofis manusia pada dasarnya adalah refleksi manusia tentang
dirinya sendiri.
122. Hubungan Hakekat Manusia dan
Filsafat Pendidikan
Filsafat bukan semata-mata permainan alam pikiran yang hanya untuk memenuhi hasrat
keingintahuan manusia, tetapi filsafat mempunyai fungsi dalam kehidupan manusia.
Ada beberapa alasan mengapa kita memerlukan filsafat, yaitu bahwa :
• filsafat membantu manusia dalam mengambil keputusan dan tindakan dalam kehidupannya.
• filsafat sedikit banyaknya dapat mengurangi kesalahpahaman dan konflik dalam hidup.
• untuk dasar menghadapi banyak kesimpangsiuran banyak hal dalam dunia yang selalu berubah.
123. Hubungan Hakekat Manusia dan
Filsafat Pendidikan
Filsafat bukan semata-mata permainan alam pikiran yang hanya untuk memenuhi
hasrat keingintahuan manusia, tetapi filsafat mempunyai fungsi dalam
kehidupan manusia. Ada beberapa alasan mengapa kita memerlukan filsafat,
yaitubahwa :
• filsafat membantu manusia dalam mengambil keputusan dan tindakan dalam
kehidupannya.
• filsafat sedikit banyaknya dapat mengurangi kesalahpahaman dan konflik dalam
hidup.
• untuk dasar menghadapi banyak kesimpangsiuran banyak hal dalam dunia yang
selalu berubah.
124. Hubungan Hakekat Manusia dan
Filsafat Pendidikan
Dengan demikian terdapat hubungan antara filsafat dan pendidikan.Filsafat dalam arti analisa filsafat adalah
merupakan salah satu carapendekatan yang digunakan oleh para pakar pendidikan dalam
memecahkanproblematika pendidikan dan menyusun teori-teori pendidikannya selainmenggunakan
metode-metode ilmiah lainnya.
Filsafat juga berfungsi mengarahkan agar teori-teori dan pandangan filsafat pendidikan yang telah
dikembangkan tersebut bisa diterapkan dalampraktek kependidikan sesuai dengan kenyataan dan
kebutuhan hidup yang jugaberkembang dalam masyarakat.Merupakan kenyataan bahwa setiap
masyarakathidup dengan pandangan dan filsafat hidupnya sendiri-sendiri yang berbedaantara satu
dengan yang lainnya. Dan sendirinya akan menyangkut kebutuhan-kebutuhan hidupnya.
129. Para filsuf dan ahli
filsafat
• Plato (428-328SM) berpendapat bahwa filsafat adalah pengetahuan
yangmencoba untuk mencapai pengetahuan tentang kebenaran yang
asli.
• Menurut Aristoteles (384-322SM), filsafat adalah ilmu (pengetahuan)
yangmeliputi kebenaran yang di dalamnya terkandung ilmu – ilmu meta
fisika,logika, retorika, etika, ekonomi, politik, dan estetika (filsafat keindahan).
• Menurut Notonagoro, Guru Besar UGM, filsafat menelaah hal-hal yangmenjadi
objeknya dari sudut intinya yang mutlak dan yang terdalam, yang tetap, dan
yang tidak berubah yang disebut hakikat.
130. Para filsuf dan ahli
filsafat
• Immanuel Kant (1742-1804), filsafat adalah ilmu atau pengetahuan
yangmenjadi pangkal dari semua pengetahuan yang di dalamnya tercakup
masalah epistemologi (filsafat pengetahuan) yang menjawab persoalan apa
yang dapat kita ketahui.
• Menurut René Descartes (1596-1650), filsafat adalah kumpulan dari semua
pengetahuan di mana Tuhan, alam dan manusia menjadi objek studi; D. Immanuel
Kant (1742-1804), filsafat adalah ilmu atau pengetahuan yang menjadi dasar dari
segala pengetahuan termasuk pertanyaanepistemologis (filsafat pengetahuan)
menjawab pertanyaan tentang apa yang dapat kita ketahui.
131. Ruang Lingkup Filsafat
Ilm
Filsafat sebagai ilmu yang mengadakan tinjauan dan mempelajari
obyeknya dari sudut hakekat, selalu berhadapan dengan beberapa
problemutama. Problem utama filsafat tersebut menurut Bernadib
Realita ialah mengenai kenyataan, yang selanjutnya menjurus
kepada masalah kebenaran. Kebenaran akan timbul bila orang
telah dapat menarik kesimpulan, bahwa pengetahuan yang
dimiliki telah nyata. Realita atau kenyataan dipelajari oleh
metafisika.
132. • Ontologi meliputi: apa hakikat ilmu itu, apa hakikat kebenaran, dan kenyataan inheren dengan
pengetahuan ilmiah.
• Epistemologi meliputi: sumber, sarana, dan tata cara menggunakan sarana tersebut untuk
landasan ontologis akan dengan sendirinya mengakibatkan perbedaan dalam menentukan sarana
yang akan dipilih.
• Aksiologi meliputi: nilai-nilai yang bersifat normatif dalam pemberian makna terhadap
kebenaran atau kenyataan sebagaimana kita jumpaidalam kehidupan manusia yang menjelajahi
berbagai kawasan, seperti kawasan sosial, simbolik, ataupun kawasan fisik material. Nilai-nilai
yang ditunjukkan oleh aksiologi tersebut merupakan suatu conditiosinequanon.
133. Pengertian Ilmu
Ekonomi
Ilmu ekonomi didefinisikan sebagai salah satu cabang ilmu sosial yang khusus
mempelajari tingkah laku manusia atau golongan masyarakat dalam usahanya
memenuhi kebutuhan yang relatif tak terbatas dengan alat pemuas kebutuhan yang
terbatas adanya. Dengan pendefinisian diatas, manusia hidup dalam suatu kelompok
.
sistem ekonomi sebagai tatalaksana penyelenggaraan kebutuhan hidup
masyarakat, mangandung tiga faktor;
1. Pemilikan alat produksi; yaitu siapa pemilik alat produksi, milik tuan budak,
milik kaum feodal, milik kaum kapitalis, atau milik negara.
2. Bagaimana Produksi dilakukan dan digunakan untuk apa
3. Kepada siapa produk tersebut dialokasikan
134. Pengertian Ilmu
Ekonomi
Dari ketiga faktor diats, maka yang paling menentukan ialah pemilikan alat produksi. Faktor pertukaran dan
distribusi hasil produksi akan tunduk pada faktor pemilikan alat produksi. Dalam masyarakat komunal primitif
alat produksi menjadi milik bersama maka berlangsunglah sistem ekonomi kolektif, dalam masyarakat pemilikan
budak, maka alat produksi milik tuan budak, maka berlangsung sistem ekonomi pemilkan tuan budak, dan dalam
masyarakat feodalisme, alat produksi menjadi milik kaum feodal, maka berlangsulah sistem ekonomi feodal. Begitu
juga dalam masyarakat kapitalis alat produksi menjadi milik kapitalis maka berlangsulah sistem ekonomi kapitalis
dan dalam masyarakat sosialis alat produksi menjadi milik negara, maka berlangsunglah sistem ekonomi
sosialisme.
135. Refleksi filsafat dalam ilmu ekonomi mungkin telah berkembang seiringdengan
perjalanan sejarah hidup manusia seperti yang diungkapkan oleh KarlMarx bahwa
pangkal dari semua kegiatan manusia adalah hubungan produksi.Akan tetapi
pembahasan ini baru mengemuka sejak aktivitas ekonomi menjadi objek kajian
tersendiri di abad ke-18. Pada masa- masa awal, ilmu ekonomi dipandang sebagai
bagian tak terpisahkan dari moral science, sehingga pembahasan filosofisnya pun
ditinjau dari perspektif filsafat moral.
136. Filsafat ekonomi mencakup pembahasan aspek konseptual, metodologis, dan etika yang relevan
dengan disiplin ilmu ekonomi. Penekanan pada aspek metodologis dan epistemologis termasuk
metode, konsep dan teori yang dirumuskan oleh para ekonom untuk sampai pada disebut "ilmu"
proses ekonomi. Filsafat ekonomi juga terlampir dengan bagaimana nilai-nilai etis menjadi bagian dari
argumen dalam ekonomi seperti kesejahteraan, ekuitas, dan pertukaran antara pilihan yang tersedia.
Pertanyaan selanjutnya adalah apakah aspek filosofis ilmu ekonomi menghasilkan pengetahuan
empiris yang menjadi landasan teori ilmu ekonomi sehingga filsafat ekonomi dapat dikatakan sebagai
bagian pokok ilmu ekonomi dari filsafat ilmu. Diskusi tentang masalah ini telah berlangsung lama dan
menimbulkan banyak perdebatan di kalangan ekonom dan filsuf hingga saat ini.
137. Filsafat ilmu sangat berperan bagi ilmu ekonomi dengan 3 landasan pokoknya, yaitu :
a. Ontologi meliputi: apa hakikat ilmu itu, apa hakikat kebenaran, dankenyataan inheren dengan pengetahuan ilmiah,
yang tidak terlepas dari persepsi filsafat tentang apa dan bagaimana yang ada sebagaimanamanifestasi kebenaran yang
kita cari.
b. Epistemologi meliputi: sumber, sarana, dan tata cara menggunakan saranatersebut untuk landasan ontologis akan
dengan sendirinya mengakibatkan perbedaan dalam menentukan sarana yang akan dipilih.
c. Aksiologi meliputi: nilai-nilai yang bersifat normatif dalam pemberianmakna terhadap kebenaran atau kenyataan
sebagaimana kita jumpai dalamkehidupan manusia yang menjelajahi berbagai kawasan, seperti kawasansosial,
simbolik, ataupun kawasan fisik material. Nilai-nilai yang ditunjukkan oleh aksiologi tersebut merupakan suatu
conditiosine quanon.
138. Dalam menciptakan penemuan-penemuan baru, baik ekonomi secara teoritis maupun ekonomi terapan.
Temuan-temuan ilmiah dibidang manajemen produksi, manajemen pemasaran, manajemen sumber daya
manusia danmanajemen keuangan telah mampu membawa dampak terhadap modernisasisystem industry
dan perdagangan dunia.Kemajuan teknologi abad ini merupakan hasil dari aktivitas intelektualmanusia
yang sudah maju, baik dalam system amupun metodenya. Adanya perubahan teknologi ini juga berakibat
langsung terhadap perkembangan drastissystem ilmu dan teknologi. Perkembangan tersebut mengahsilkan
revolusiilmiah dan revolusi teknologi yang bergerak dalam perubahan kualitatif yang mendasar.
139. Kemajuan drastis bersifat mendasar ini merupakan prestasi-prestasi ilmiah modern, yang terungkap dala teknologi dan
juga dalam proses produksi barang-barang material, maka ini berarti tingkat peradaban manusia sudah semakin tinggi
Save M. Dagun (1992) mengemukakan bahwa gambaran masyarakat ekonomi masa depan berdasarkan prinsip-prinsip
industrialism dibedakan menjadi 3 yaitu:
• Masyarakat pra-industri Ketika perkembangan industri tercermin dalam produk nasional bruto negara, masih
rendah.
• Masyarakat Zaman Industri Masyarakat Zaman Industri ditandai dengan perkembangan industri dan penggunaan
mesin.
• Masyarakat industri sampah. Masyarakat pasca-industri ditandai dengan pengurangan besar-besaran jam kerja,
pertumbuhan penduduk nol, dan reorientasi ekonomi dan budaya untuk meningkatkan kualitas hidup, serta
pengembangan penelitian tentang mekanisme umpan balik dan sistem komunikasi, dan penemuan . mesin
berteknologi tinggi (cyber).
140. Konsep sosial ekonomi lahir dengan tujuan mempelajari arus yang mendasari masalah
ekonomi dan sosial masyarakat. Permasalahan yang muncul saat ini merupakan
permasalahan sosio-ekologis yang ada di setiap negara, dimana setiap negara harus
menciptakan kondisi yang kondusif bagi hubungan internasional yang baik untuk
menciptakan dunia yang lebih maju berdasarkan rasa cinta damai.
141. Persoalan-persoalan ekonomi yang timbul berkisar pada aspek aksiologidan filsafat ilmu. Banyaknya
permasalahn yang berkaitan dengan aspekaksiologi dalam perkembangan ilmu ekonomi dan
tanggungjawab para ahliIndonesia, antara lain :
a.Maslaah pengangguran
b. Masalah tanggung jawab social perusahaan
c.Masalah peningkatan mutu kehidupan
d.Masalah peningkatan taraf hidup
e.Masalah pelestarian lingkungan hidup
f.Masalah perkembangan teknologi
g.Masalah pengangguran tenaga kerja
145. Imu pengetahuan dapat menuntun manusia dari peradaban yang
masih primitif menuju ke peradaban yang lebih modern seperti
saat ini. Hal ini dibuktikan bahwa pada zaman dahulu manusia
belum mampu membedakan antara ilmu dengan
pengetahuan,dimana pada zaman itu, apa yang diketahui oleh
manusia dianggap bahwa itu adalah sebuah ilmu, atau dengan
kata lain manusia saat itu tidak mampu membedakan antara
pengetahuan dengan ilmu, semuanya menyatu dalam kesatuan
yang batas- batasnya kabur dan mengambang.
146. Pohon pengetahuan mulai dibeda-bedakan paling tidak berdasarkan apa yang diketahui, bagaimana cara
mengetahui dan untuk apa pengetahuan itu dipergunakan (Suriasumantri, 2002). Sejalan dengan
berkembangnya ilmu pengetahuan, banyak aliran-aliran filsafat yang bermunculan, salah satunya adalah
aliran rasionalisme,dimana aliran ini mendasarkan pengembangan pengetahuan pada aspek
pemikiranyang bersifatmateril atau yang rasional dalam arti bahwa obyek dapat dilihat
dandapatdibuktikan secara empiris dan yang dibatasi oleh akal. Dimana paratokohrasionalisme ini adalah
Auguste Comte, dan lain-lain.
Kondisi diatas, mengalami perubahan secara fundamental pada saat pertengahan abad ke 17 dengan
muncul dan berkembangnya abad penalaran (theage of reason, dengan berkembangnya abad penalaran
maka konsep dasar berubah dari kesamaan kepada perbedaan. Mulailah terdapat pembedaan jelas antara
berbagai pengetahuan, yang mengakibatkan timbulnya spesialisasi pekerjaan dan konsekuensinya
mengubah struktur kemasyarakatan.
147. • Plato (428 -348 S ) : Filsafat tidak lain dari pengetahuan tentang segala yang ada.
Untuk memahami arti dari filosofi akuntansi, baiknya dulu kita mendefinisikan arti kata dari filosofi dan
akuntansi. Dibawah ini beberapa pengertian filosofi dari para ahli :
• Aristoteles (384 – 322 SM) : Bahwa kewajiban filsafat adalah menyelidikisebab dan asas segala benda.
Dengan demikian filsafat bersifat ilmu umumsekali. Tugas penyelidikan tentang sebab telah dibagi
sekarang oleh filsafatdengan ilmu.
• Cicero (106 – 43 SM ): filsafat adalah sebagai “ibu dari semua seni “( themother of all the arts“ ia juga
mendefinisikan filsafat sebagai ars vitae (senikehidupan )
148. • Johann Gotlich Fickte (1762-1814 ) : filsafat sebagai Wissenschaftslehre(ilmu dari ilmu-ilmu , yakni ilmu
umum, yang jadi dasar segala ilmu. Ilmumembicarakan sesuatu bidang atau jenis kenyataan. Filsafat
memperkatakanseluruh bidang dan seluruh jenis ilmu mencari kebenaran dari seluruhkenyataan.
Untuk memahami arti dari filosofi akuntansi, baiknya dulu kita mendefinisikan arti kata dari filosofi dan
akuntansi. Dibawah ini beberapa pengertian filosofi dari para ahli :
• Paul Nartorp (1854 – 1924 ) : filsafat sebagai Grunwissenschat (ilmu dasarhendak menentukan
kesatuan pengetahuan manusia dengan menunjukandasar akhir yang sama, yang memikul
sekaliannya .
149. Dari pengertian yang disampaikan oleh ahli, disimpulkan bahwa filosofi adalah studi mengenai
kebijaksanaan, dasar-dasar pengetahuan, dan proses yang digunakan untuk mengembangkan dan
merancang pandanganmengenai suatu kehidupan. Filosofi memberi pandangan dan menyatakan
secaratidak langsung mengenai sistem kenyakinan dan kepercayaan. Setiap filosofiindividu akan
dikembangkan dan akan mempengaruhi perilaku dan sikap individu tersebut. Seseorang akan
mengembangkan filosofinya melalui belajar darihubungan interpersona, pengalaman pendidikan formal dan
informal, keagamaan, budaya dan lingkungannya.
150. Siswornihardjo (1996) Hal yang di telaah atau yang menjadi isi dari ilmuakuntansi sebagai salah satu
aspek ontology dalam ilmu akuntansi adalah prinsip akuntansi yang dikembangkan oleh asumsi dasar
bagi proses akuntansi, prinsip akuntansi yang di jadikan standar universal, unsure dasar persamaan
akuntansidalam suatu laporan keuangan, dan jenis jenis laporan keuangan yang umum.
Widodo (2003) menyatakan bahwa menghitung besarnya jumlah ekuitas pemilik, yaitu total asset
dikurang total kewajiban. Peningkatan ekuitas pemilik merupakan akibat dari investasi pemilik dan
hasil penjualan/pendapatan perusahaannya
151. Ontology, mengungkapkan ciri-ciri segala yang ada, baik ciri-ciri yang universal maupun yang khas. Jadi
landasan ontologi suatu pengetahuan yang diteliti mengacu kepada apa yang dilakukan penelaahannya.
Dengan kata lain apa yang hendak diketahui melalui penelaahan. Hubungan dengan realitas yang
diteliti, pada sisi sosial worild dan strukturnya dapat dipandang memiliki kebenaran secara empiris dan
konkrit di luar dan terpisah dengan individu yang ingin mempelajarinya. Pada sisi lain, kebenaran suatu
relaitas merupakan produk dari kesadaran individu - social world yang terdiri dari konsep dan label-label
yang diciptakan oleh manusia untuk memahami realitas.
152. Rakhmat (1985) Dalam aspek epistemology ilmu akuntasi menggunakan berbagai matode sesuai
kebutuhannya. Contohnya matode induktif digunakan pada saat pengambilan keputusan dengan
melihat laporan tersebut, pihak berwenang akan menyimpulkan langkah apa yang akan di ambil.
Matode positivism digunakan ketika akan membuat sebuah laporan keuangan harusmenggunakan
data yang ada atau yang te;ah di ketahui degas bukti yang akurat berupa nota, dll.
153. Mengonfirmasi realitas. Namun demikian mereka (peneliti) juga memiliki misi bagaimana melakukan
perubahan melalui riset. Oleh karena itu juga dapat dikatakan memiliki paradigma Radical
Humanism, karena satu sisi mengeksplorasi sisi-sisi subyektivisme jaga memiliki misi perubahan, oleh
karena itu secara metodologi ada masuk dalam paradigma Radical Humanism.
154. Akuntansi secara harafiah yaitu berasal dari bahasa inggris (accounting) artinya laporan. Jadi ilmu
akuntansi adalah ilmu yang mempelajari tentang laporan keuangan. Akuntansi adalah suatu system
informasi yang mengidentifikasi (memilih aktivitas ekonomi yang relevan bagi organisasi tertentu),
mencatat (pembuatan jurnal peristiwa secara sistematis dan kronologis),dan mengomunikasikan
(menyampaikan keadaan keuangan perusahaan tersebut berupa laporan laporan keuangan akuntansi
yang berstandarisasi) peristiwaekonomi (pembayaran atau penerimaan yang mempengaruhi langsung
pada kas)dari suatu organisasi kepada pengguna yang berkepentingan.
155. Transaksi adalah peristiwa ekonomi dari suatu perusahaan yang catat dalamsebuah pembukuan.
Transaksi akuntansi meliputi transaksi eksternal (terjadiantara perusahaan dan pihak pihak di luar
perusahaan) dan transaksi internal(terjadi hanya didalam perusahaan tersebut). Asal Mula Akuntansi;
Akuntansimerupakan hasil karya Luca Pacioli (ahli matematika italia pada jamanRenaisans). Dalam
bukunya berjudul Summa de Arithmetica, Geometria,Proportioneet Proportionalite; tahun 1494, berisi
tentang system yang dapatdigunakan untuk memastikan bahwa informasi akuntansi telah dicatat
secaraefisien dan akurat (Widodo. 2003).
156. Akuntansi biasa disebut dengan bahasa dunia usaha (the
language of bussiness). Dari segi bahasa berasal dari to account
yang berarti menghitung atau mempertanggungjawabkan
sehingga menjadi accounting.Istilah account diterjemahkan
dalam bahasa Indonesia menjadi perkiraan ataurekening.
Akuntansi (Accounting, Accountancy) yaitu pencatatan,
pelaporan-darikegiatan-dan perakunan. Account adalah laporan/
perkiraan (Dari Kamus Inggris-Indonesia John).
157. Jika ditinjau dari sejarahnya menurut Luca Pacioli (1445 - 1517) akuntansidi definisikan sebagai seni yang
berdasarkan pada logika matematik yang sekarang dikenal sebagai “pembukuan berpasangan” (double
– entry bookkeeping) yang sudah dipahami di Italia sejak tahun 1495. Luca Paciolidikenal juga sebagai
Friar (Romo) Luca dal Borgo, mempublikasikan bukunya tentang “pembukuan’ di venice dalam
bukunya yang berjudulSumma de Arithmetica, Geometria, Proportione et Proportionalite. Buku
berbahasa inggris pertama yang dipublikasikan di London oleh Goerge atau Gough pada tahun 1543.
158. Persamaan akuntansi yang dipaparkan tadi dapat mengajarkan banyak hal dikehidupan ini.
• Dalam penghitungan laporan keuangan jumlah antara debet dan kredit itu harus sama, dengan
begitu, “kita dalam menjalani hidup ituharus seimbang”.
• Akuntansi menuntut ketelitian, keuletan dan bekerja keras dalam pembuatan laporan keuangan.
• Akuntansi adalah alat pertanggungjawaban. Hal tersebut mengajarkan untuk hidup dengan penuh
tanggung jawab
159. Ilmu akuntansi merupakan pengabungan antara
rasionalisme danempirisme karena akuntansi merupakan
ilmu yang menggunakan pemikiran untukmenganalisis data
transaksi akuntansi dalam membuatan laporan
keuangandimana data transaksi akuntansi merupakan hal
yang kongkrit dapat di responoleh panca indera manusia.
160. Ilmu akuntansi digunakan sesuai dengan keperluan dalam suatu profesi
tertentu sebagai aspek dalam aksiologi atau bagaimana ilmu akuntansi
tersebut digunakan. Dalam aspek epistemologi ilmu akuntansi
menjabarkan bagaimana langkah langkah atau proses dalam pembuatan
suatu laporan keuangan dan bagaimana suatu transaksi saling
mempengaruhi dalam suatu laporan keuangan.Dalam aspek ontologi,
ilmu akuntansi menjelaskan apa isi atau hal yang di telaahdalam ilmu
akuntanSi tersebut.
164. Pancasila sebagai ideologi menguraikan nilai-nilai
Pancasila sebagai ideologi negara dan karakteristik
Pancasila sebagai ideologi negara. Sejarah indonesia
menunjukan bahwa Pancasila adalah jiwa seluruh
rakyat Indonesia, yang memberi kekuatan hidup
kepada bangsa Indonesia serta membimbingnya dalam
mengejar kehidupan yang layak dan lebih baik, untuk
mencapai masyarakat Indonesia yang adil dan
makmur.
165. SECARA
SISTEMATIS
Secara etimologis istilah “pancasila” berasal dari sansekerta
dari India (bahasa kata brahmana) adapun bhasa rakyat biasa
adalah bahasa Prakerta. Menurut Muhammad Yamin, dalam
bahasa sansekerta perkataan “pancasila” memiliki dua macam
arti secara leksikal yaitu
• “panca” artinya “lima”
• “syila” vokal i pendek artinya “batu sendi”, “alas”, atau
“dasar”
• “syila” vokal i panjang artinya “peraturan tingkah laku yang
baik, yang penting atau senonoh”
166. SECARA HISTORIS
Proses perumusan Pancasila diawali ketika dalam sidang BPUPKI pertama dr. Radjiman
Widyodiningrat, Kemudian tampilah pada sidang tersebut tiga orang pembicara yaitu Mohammad
Yamin, Soepomo, dan Soekarno.
Pada tanggal 1 Juni 1945 di dalam sidang tersebut Ir. Soekarno berpidato secara lisan mengenai
calon rumusan dasar negara Indonesia. Kemudian untuk memberikan nama “Pancasila” yang
artinya lima dasar,
Pada tanggal 17 Agustus 1945 Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya, kemudian keesokan
harinya tanggal 18 Agustus 1945 disahkannya Undang-Undang Dasar 1945 termasuk pembuka
UUD 1945 dimana didalamnya termuat isi rumusan lima prinsip sebagai satu dasar negara yang
diberi nama Pancasila.
167. SECARA
TERTIMOLOGI
Proklamasi kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945 itu telah
melahirkan negara Republik Indonesia. Untuk melengkai alat-alat
perlengkapan negara sebagaimana lazimnya negara-negara yang
merdeka, maka Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI)
segera megadakan sidang. Dalam sidangnya tanggal 18 Agustus
1945 telah berhasil mengesahkan UUD negara Republik
Indonesia yang dikenal dengan UUD 1945. Adapun UUD 1945
yang berisi 37 pasal, 1 Aturan Peralihan yang terdiri atas 4 pasal
dan 1 Aturan Tambahan terdiri atas 2 ayat.
168. SECARA
TERTIMOLOGI
Dalam bagian pembukaan UUD 1945 yang terdiri atas empat alinea tersebut tercantum rumusan
Pancasilla sebagai berikut :
• Ketuhanan Yang Maha Esa
• Kemanusiaan yang adildan beradab
• Persatuan Indonesia
• Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan atau perwakilan
• Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Rumusan Pancasila sebagaimana tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 inilah yang secara
konstitusional sah dan benar sebagai dasar negara Republik Indonesia, yang disahkan oleh PPKI
yang mewakili seluruh rakyat Indonesia
169. Filsafat pancasila dapat didefinisikan sebagai refleksi kritis dan
rasional tentang pancasila sebagai dasar negara dan kenyataan
budaya bangsa, dengan tujuan untuk mendapatkan pokok-pokok
pengertiannya yang mendasar dan menyeluruh. Pancasila dikatakan
sebagai filsafat karena pancasila merupakan hasil perenungan jiwa
yang mendalam yang dilakukan oleh the founding fathers Indonesia,
yang di tuangkan dalam suatu system (Abdul Gani 1998).
170. Pengertian filsafat pancasila secara umum adalah hasil berfikir atau
pemikiran yang sedalam-dalamnya dari bangsa Indonesia yang
dianggap, dipercaya dan diyakini sebagai kenyataan, norma-norma dan
nilai-nilai yang benar, adil, bijaksana dan paling sesuai dengan
kehidupan dan kepribadian bangsa Indonesia. Filsafat pancasila
kemudian dikembangkan oleh Soekarno sejak 1955 sampai
kekuasaannya berakhir pada 1965. Pada saat itu Soekarno selalu
menyatakan bahwa pancasila merupakan filsafat asli Indonesia yang
diambil dari budaya dan tradisi Indonesia, serta merupakan akulturasi
budaya India (hindu-buddha), Barat (Kristen), Arab (Islam).
171. Ditinjau dari segi obyektifnya, filsafat meliputi
hal-hal yang ada atau dianggap dan diyakini
ada,seperti manusia, dunia, Tuhan dan
seterusnya.
Ruang lingkup obyek filsafat :
a. Obyek material
b. Obyek formal
Lebih jauh E.C. Ewing dalam bukunya Fundamental
Questions of Philosophy (1962) menyatakan bahwa
pertanyaan-pertanyaan pokok filsafat (secara tersirat
menunjukan objek filsafat) ialah : Truth (kebenaran),
Matter (materi), Mind (pikiran), The Relation of
matter and mind (hubungan antara materi dan
pikiran), Space and Time (ruang dan waktu), Cause
(sebab-sebab), Freedom (kebebasan), Monism
versus Pluralism (serba tunggal lawan serba jamak),
dan God (Tuhan).
172. Manusia sebagai pendukung pokok sila–sila pancasil secara ontologis memiliki hal–hal yg mutlak,
yaitu terdiri atas susunan kodrat, raga dan jiwa jasmani dan rohani, sifat kodrat manusia adalah
sebagai makhluk individu dan makhluk sosial, serta keddukan kodrat manusia sebagai makhluk
pribadi berdiri sendiri dan sebagai makhluk tuhan yang maha esa. Oleh karena kedudukan kodrat
manusia sebagai makhluk pribadi berdiri sendiri dan sebagai makhluk tuhan inilah maka secara
hierarkis sila pertama ketuhanan yg maha esa mendasari dan menjiwai keempat sila – sila pancasila
yg lainnya (Notonagoro, 1975:53).
173. kemanusiaan yg adil dan
beradab, negara adalah
lembaga kemanusiaan, yg
diadakan oleh manusia
(Notonagoro, 1975:55)
Persatuan indonesia. Persatuan
adalah sebagai akibat adanya
manusia sebagai makhluk tuhan yg
maha esa,adapun hasil persatuan
adalah rakyat sehingga rakyat
adalah merupakan unsur pokok
negara.
Tuhan adalah sebagai asal
mula segala sesuatu, tuhan
adalah mutlak, sempurna dan
kuasa, tidak berubah, tidak
terbatas pula sebagai
pengatur tata tertib alam
(Notonagoro, 1975:78)
174. Maka pokok sila keempat
ialah kerakyatan yaitu
kesesuaiannya dengan
hakikat rakyat.
Dengan demikian logikanya
keadilan sosial didasari dan
dijiwai oleh sila kedua yaitu
kemanusiaan yg adil dan
beradab (Notonagoro,
1975:140,141).
175. Sebagai suatu ideologi maka pancasila memiliki tiga unsur pokok agar dapat menarik
loyalitas dan pendukungnya yaitu :
1.Logos yaitu rasionalitas atau penalarannya
2.Pathos yaitu penghayatannya
3.Ethos yaitu kesusilaannya (wibisono, 1996:3)
Dasar epistemologis pancasila pada hakikatnya tidak dapat dipisahkan dengan dasar ontologisnya.
Pancasila sebagai suatu ideologi bersumber pada nilai – nilai dasarnya yaitu filsafat pancasilaa
(Soeryanto, 1991:51). Terdapat tiga persoalan yang mendasar dalam epistemologi yaitu: pertama tentang
sumber pengethuan manusia, kedua tentang teori kebenaran pengetahuan manusia, ketiga tentang watak
pengetahuan manusia (titus, 1984:20). Adapun potensi atau daya untuk meresapkan pengetahuan atau
dengan lain perkataan transformasi pengetahuan terdapat tingkatan sebagai berikut : demonstrasi,
imajinasi, asosiasi, analogi, refleksi, intuisi, inspirasi.
176. Aksiologi merupakan cabang filsafat ilmu yang mempertanyakan bagaimana manusia menggunakan
ilmunya. Aksiologi adalah istilah yang berasal dari kata Yunani yaitu; axios yang berarti sesuai atau
wajar. Sedangkan logos yang berarti ilmu. Aksiologi dipahami sebagai teori nilai. Jujun
S.Suriasumantri mengartika aksiologi sebagai teori nilai yang berkaitan dengan kegunaan dari
pengetahuan yang diperoleh. Menurut John Sinclair, dalam lingkup kajian filsafat nilai merujuk pada
pemikiran atau suatu sistem seperti politik, sosial dan agama. sedangkan nilai itu sendiri adalah
sesuatu yang berharga, yang diidamkan oleh setiap insan.
177. Aksiologi adalah ilmu yang membicarakan tentang tujuan ilmu pengetahuan itu sendiri. Jadi
Aksiologi merupakan ilmu yang mempelajari hakikat dan manfaat yang sebenarnya dari
pengetahuan, dan sebenarnya ilmu pengetahuan itu tidak ada yang siasia kalau kita bisa
memanfaatkannya dan tentunya dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya dan di jalan yang baik pula.
Karena akhir-akhir ini banyak sekali yang mempunyai ilmu pengetahuan yang lebih itu dimanfaatkan
di jalan yang tidak benar.
178. Kata ‘hakikat’ dapat didefinisikan sebagai suatu inti yang terdalam
dari segala sesuatu yang terdiri dari sejumlah unsur tertentu yang
mewujudkan sesuatu tersebut, sehingga terpisah dengan sesuatu
lain dan bersifat mutlak. Contohnya pada hakikat air yang tersusun
atas dua unsur mutlak, yaitu hidrogen dan oksigen. Kebersatuan
kedua unsur tersebut bersifat mutlak untuk membentuk air. Artinya
kedua unsur tersebut secara Bersama-sama menyusun air sehingga
terpisah dari benda yang lainnya, misalnya dengan batu,kayu, dan
lain sebagainya.
179. Hakikat Abstrak yang disebut sebagai hakikat jenis atau hakikat
umum yang mengandungunsur-unsur yang sama, tetap dan tidak
berubah. Hakikat abstrak sila-sila Pancasila menunjuk pada kata:
ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan.
Kata-kata tersebut merupakan kata-kata yang dibubuhi awalan dan
akhiran ke dan an ( sila I,II,IV, dan V) sedangkan yang satunya per
dan an (sila ke III). Awalan dan akhiran ini memiliki kesamaan
dalam maksudnya yang pokok, ialah membuat abstrak daripada kata
dasarnya
180. Hakikat Pribadi sebagai hakikat yang memiliki sifat khusus. Hakikat
pribadi Pancasila menunjuk pada ciri-ciri khusus sila-sila Pancasila
yang ada pada bangsa Indonesia, yaitu adat istiadat, nilai-nilai
agama, nilai-nilai kebudayaan, sifat dan karakter yang melekat
pada bangsa indonesia sehingga membedakan bangsa indonesia
dengan bangsa yang lainnya.
181. Hakikat Kongkrit yang bersifat nyata sebagaimana dalam
kenyataannya. Hakikat kongkrit Pancasila terletak pada fungsi
Pancasila sebagai dasar filsafat negara. Dalam realisasinya,
pancasila adalah pedoman praktis, yaitu dalam wujud pelaksanaan
praktis dalam kehidupan negara, bangsa dan negara Indonesia yang
sesuai dengan kenyataan sehari hari, tempat, keadaan dan waktu.
Sehingga pelaksanaan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari bersifat
dinamis, antisipatif, dan sesuai dengan perkembangan waktu,
keadaan, serta perubahan zaman.
184. PEMBAHASAN
RT
Metodologi memiliki perbedaanmakna dengan metode.Berkenaan dengan ini Prasetya (2010) mengemukakan
bahwa metodologi merupakan ilmu yang membicarakan tentangmetode-metode. Unsur-unsur metodologi
sebagaimana dikemukakan Baker dan Ahmad (1990) yaitu interpretasi (menafsirkan), induksi dan deduksi,
koherensi intern, holistis, kesinambungan historis, idealisasi, komperasi, heuristika, analogi dan deskripsi.
Sebaliknya metode merupakan cara bertindak menurut aturan tertentu.
Filsafat dalam Metodologi Penelitian
185. Filsafat sebagai Pengertian Refleksif
• Ilmu pengetahuan merupakan eksplisitasi tentang realitas yang dihadapi manusia.
Filsafat merupakan kegiatan refleksif. Filsafat juga bisa dikatakan akal budi, tetapi lebih
berupa perenungan yang direfleksikan pada prinsipnya mengenai apa saja, tanpa
terbatas pada bidang atau tema tertentu. Tujuan kegiatan refleksif ini yaitu untuk
memperoleh kebenaran yang mendasar dan menemukan makna.
KELOMPOK
4
Filsafat sebagai Ilmu
• Ilmu filsafat merupakan ilmu yang bersifat personal.Tujuan pendalaman dala ilmu
filsafat adalah mengantar dan membimbing orangyang mempelajarinya untuk
menjalankan filsafatsecara pribadi. Sifat personal dari ilmu filsafatmengandung
kelemahan karenabisa mengaburkan arti “kebenaran” sebagaitujuan utama segala ilmu
pengetahuan (Bakker, 1992: 16).
186. Gaya
Berfilsafat
Gaya Edukatif
Gaya edukatif memberikan
penjelasan teratur dan sistematis
tentang seluruh bidang filsafat
meliputi topik-topik, pendapat-
pendapat atau aliran-aliran yang
berhubungan dengan suatu
topik.
Gaya Inventif
Gaya inventif melengkapi gaya
edukatifdengan mencari pemahamanbaru
terhadap pemikiranyang telah dikumpulkan
dan berusaha memberikan pemecahan bagi
masalah-masalah yang belum diselesaikan.
Beberapa gaya metodologis dalam ilmu filsafat untuk melakukan dan mengatur pengetahuan ilmiah
menurut Bakker dan Achmad (1992) yaitu sebagai berikut ini.
187. Barnadib (1997) mengemukakan bahwa dalam berbagai jenis penelitian filsafat,
pertanyaan yang hendak dicari jawabannya mesti bersifat filosofis. Hal ini
dimaksudkan seseorang dapat meoptimalisasi pemikirannya dan tidak hanya
meniruatau mengikuti pemikiran orang lain.
Penelitian
Filsafat
Filsafat penelitian diartikan sebagai suatu sistem pemikiranyang mengarahkan
penelitian menuju perolehan makna tentang soal yang dikaji. Memperoleh makna
berarti memahami hakekat eksistensi (kemaujudan) fakta dan kejadianyang
terkandung dalam persoalan tersebutsebagai suatu kausalitas. Sesuatu tidak
dapat eksis (maujud) tanpa sebab (asas kausalitas) dansebab selalu mendahului
akibat (hukum kausalitas).
188. Penelitian filsafat tidak cukup hanya untuk merefleksikan data-data dan struktur faktual dalam pengalaman
filsuf yang spontan.Ilmu filsafat memerlukan dialog dengan semuailmu bukan filsafats ebagai sumber
pengalaman (parsial)yang otentik. Contohnya epistemologi harus memperhatikan logika dan linguistik;
kosmologi mempertimbangkan data ilmu eksakta, termasukilmu biologi; filsafat manusia memperhitungkan
data antropologi budaya,psikologi dan sosiologi; filsafat ketuhanan yang merupakan studi tentang agama
dan data-datateologis dari masing-masing agama. Di samping ilmu ini, ilmu filsafat juga merujuk pada
epistemologi terhadap ilmu lain (Bakker dan Achmad,1990).
Dialog Filsafat dengan
Ilmu-Ilmu Lain
189. Filsafat merupakan ilmu tersendiri dengan objek formal khusus, yang mencari suatu pemahaman kenyataan yang
berbeda dari ilmu-ilmu lainnya. Maka perlu diberikan uraian yang baik mengenai metodologi penelitian yang sesuai
dengan objek formalnya (Bakker dan Achmad,1990).
Peraturan Penelitian
Filsafat yang Khusus
Dibanyak pusat penelitian, hanya dikenal satu metode penelitian yaitu yang berlaku bagi ilmu-ilmu empiris.
Langkah-langkah dari metode ini yaitu kerangkateoritis, hipotesis, metode penelitian dengan alat penelitian,
pelaksanaan penelitian dengan mengumpulkan data, interpretasi data-data, kesimpulan ilmiah. Metode filsafat
menurut kekhususannya belum dikenal dan belum diterimasebagai metode ilmiah yang sah.
190. Manfaat Penelitian
Filsafat
Filsafat Berdialog dengan Ilmu-Ilmu
Para filsuf sangat dibutuhkan dalam kehidupan praktis sebagai penerapan kegiatan ilmiah. Ahli
filsafat atau dikenal juga dengan filsuf berperan dalam melengkapi berbagai disiplin ilmu
pengetahuan, hingga kebenaran ilmu pengetahuan tersebut dapat diterima dan tidak
diragukan.
Kedudukan Studi Metodologi Penelitian Filsafat
Metodologi penelitian filsafat memiliki arti penting pada keseluruhan bidang studi
filsafat.Perbandingan terhadap metodologi ilmiah, dimana metode ilmiah pada umumnya
berhubungan dengan pengetahuan manusia.
191. Manfaat Penelitian
Filsafat
Filsafat Sendiri menjadi Operasional
Para filsuf harus berupayaagar ilmu filsafat menjadi bersifat eksistensial dan relevan.
Pemahaman filosofis yang sistematis perlu operasional dan merujuk pada situasi
konkret; dengan kata lain para filsuf membutuhkan metodologi untuk mengadakan
penelitian (Bakker dan Achmad,1990).
192. Struktur Pengetahuan Manusia Menurut Taraf-Taraf SubjeK
Dalam rangka hubungan pengetahuan dengan hakikatnya, maka manusia dibedakan menjadi 3 rangkap
pengetahuan yaitu sebagai berikut
a. Pengetahuan Inderawi
Pengetahuan inderawi bersifat parsial. Hal itu disebabkan oleh adanya perbedaan antara indera yang satu dengan
lainnya, berhubungan dengan sifat khas fisiologis indera,dan dengan objek yang dapat ditangkap sesuai inderanya.
Masing-masing indera menangkap aspek yang berbedamengenai barang atau makhluk yang menjadi objek.
Pengetahuan inderawi berbeda menurut perbedaan indera dan terbatas pada sensibilitas organ-organ tertentu.
Objek Ilmu dan Objek Filsafat
193. Struktur Pengetahuan Manusia Menurut Taraf-Taraf SubjeK
Dalam rangka hubungan pengetahuan dengan hakikatnya, maka manusia dibedakan menjadi 3 rangkap pengetahuan
yaitu sebagai berikut
b. Pengetahuan Naluri
Persepsi dan naluri merupakan daya khas yang dimiliki oleh semua makhluk yang memiliki psikhe (Jiwa), Naluri
merupakan bagian misteri alam kehidupan, dengan memperlihatkan kesadaran secara lemah atau kuat. Manusia
dilengkapi dengan pengetahuan natural-spontan, serta kehendak yang cenderung menjalankan hidup sesuai dengan
pengetahuan tersebut.
Objek Ilmu dan Objek Filsafat
194. c. Pengetahuan Rasional
Pengetahuan ini dicirikan oleh kesadaran akan sebab musabab suatu keputusan
Objek Ilmu dan Objek Filsafat
1) Pengetahuan Biasa.
Setiap orang memiliki pengetahuan biasa, yakni pengetahuan tanpa usaha khusus. Pengetahuan ini bersifat intuitif-spontan dan tidak banyak
memakai penalaran formal. Pengetahuan jenis ini diperoleh melaluipergaulan normal dengan oranglain dan dunia sekitarnya.
2) Pengetahuan Ilmiah.
Pengetahuan ilmiah adalah pengetahuan yang terorganisasi, yang dengan sistem dan metode berusaha mencarihubungan- hubungannya tetap
di antara gejala-gejala. Pengetahuan ilmiah empiris mengumpulkan gejala-gejala tersebut dan tetap tinggal dalam garis kawasan horizontal.