Kelompok 11 filsafat Ilmu A (Untag Surabaya)
Dosen Pengampu : DR. Sigit Sardjono, M.Ec
Kelompok 11 filsafat Ilmu A pertemuan 1-11
Universitas 17 Agustus Surabaya
Prodi Manajemen A
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Dosen Pengampu : DR. Sigit Sardjono, M.Ec
Kelompok 11
1. Fawwas Maulana (1211900327)
2. Suca Rani (1211900329)
3. Frista Dea Amanda (1211900353)
Kelompok 11 filsafat Ilmu A (Untag Surabaya) Dosen Pengampu : DR. Sigit Sardjono, M.Ec
1.
2. MANFAAT BELAJAR FILSAFAT
DALAM KEHIDUPAN
Berdasarkan pemahaman dasarnya, persepsi ini tidak tepat, meskipun di
dalamnya terkandung manfaat.Secara khusus, filsafat merupakan
perbincangan mencari hakikat sesuatu gejala atau segala hal yang ada.
Artinya, filsafat merupakan landasan dari sesuatu apapun , tumpuan segala
hal, jika salah tentulah berbahaya, sedikitnya akan merugikan. Apabila
kehidupan berpengetahuan itu diibaratkan sebuah pohon maka filsafat
adalah akarnya, yaitu bagian yang berhyubungan langsung dengan sumber
kehidupan pohon itu, sedangkan batang, dahan, ranting, daun, bunga, dan
buah menjadi bahan kajian ilmu pengetahuan. Berdasarkan hasil penelitian,
ilmu pengetahuan berhubungan dengan apa yang terlihat atau yang biasa
disebut menggejala atau mewujud. Terlebih lagi kaum awam, ia hanya dapat
melihat sesuatu secara langsung atau yang berhubungan secara langsung,
khusunya menjawab kebutuhan nyata dirinya sendiri.
3. Manfaat Filsafat Secara Umum
1. Filsafat membantu kita memahami bahwa sesuatu tidak selalu tampak seperti apa adanya.
2. Filsafat membantu kita mengerti tentang diri kita sendiri dan dunia kita, karena filsafat mengajarkan
bagaimana kita bergulat dengan pertanyaan-pertanyaan mendasar.
3. Filsafat membuat kita lebih kritis. Filsafat mengajarkan pada kita bahwa apa yang mungkin kita terima
begitu saja ternyata salah atau menyesatkan—atau hanya merupakan sebagian dari kebenaran.
4. Filsafat mengembangkan kemampuan kita dalam, menalar secara jelas, membedakan argumen yang baik
dan yang buruk, menyampaikan pendapat (lesan dan tertulis) secara jelas, melihat sesuatu melalui
kacamata yang lebih luas, melihat dan mempertimbangkan pendapat dan pandangan yang berbeda.
5. Dengan mempelajari karya-karya para pemikir besar, para filsuf dalam sejarah dan tradisi filsafat, kita
akan melihat betapa besar sesungguhnya pengaruh filsafat terhadap perkembangan ilmu pengetahuan,
agama, pemerintahan, pendidikan dan karya seni.
6. Filsafat memberi bekal dan kemampulan pada kita untuk memperhatikan pandangan kita sendiri dan
pandangan orang lain dengan kritis.
4. Manfaat Filsafat Ilmu Secara Khusus
a.
Sebagai alat mencari kebenaran dari segala fenomena yang ada.
b.
Mempertahankan, menunjang dan melawan atau berdiri netral terhadap
pandangan filsafat lainnya.
c.
Memberikan pengertian tentang cara hidup, pandangan hidup dan
pandangan dunia.
d.
Memberikan ajaran tentang moral dan etika yang berguna dalam
kehidupan
e.
Menjadi sumber inspirasi dan pedoman untuk kehidupan dalam berbagai
aspek kehidupan itu sendiri, seperti ekonomi, politik, hukum dan
sebagainya. Menurut Agraha Suhandi (1989)
5. MENGAPA HARUS BELAJAR
FILSAFAT
1. Membiasakan diri untuk bersikap logis-rasional dalam Opini
& argumentasi yang dikemukakan
2. Mengembangkan semangat toleransi dalam perbedaan
pandangan (pluralitas).Karena para ahli filsafat tidak pernah
memiliki satu pendapat, baik dalam isi, perumusan
permasalahan maupun penyusunan jawabannya.
3. Mengajarkan cara berpikir yang cermat dan tidak kenal
lelah.
6. Tiga hal yang mendorong
manusia untuk berfilsafat yaitu:
1. Kekaguman atau keheranan atau
ketakjuban
2. Keraguan atau kegengsian
3. Kesadaran akan keterbatasan
7. Secara umum manfaat filsafat :
• Filsafat membantu kita memahami bahwa sesuatu tidak selalu tampak seperti apa adanya.
• Filsafat membantu kita mengerti tentang diri kita sendiri dan dunia kita, karena filsafat
mengajarkan bagaimana kita bergulat dengan pertanyaan-pertanyaan mendasar.
• Filsafat membuat kita lebih kritis. Filsafat mengajarkan pada kita bahwa apa yang mungkin
kita terima begitu saja ternyata salah atau menyesatkan—atau hanya merupakan
sebagian dari kebenaran.
• Dengan mempelajari karya-karya para pemikir besar, para filsuf dalam sejarah dan tradisi
filsafat, kita akan melihat betapa besar sesungguhnya pengaruh filsafat terhadap
perkembangan ilmu pengetahuan, agama, pemerintahan, pendidikan dan karya seni.
• Filsafat ilmu bermanfaat untuk menjelaskan keberadaan manusia di
dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang merupakan alat
untuk membuat hidup menjadi lebih baik
• Filsafat ilmu bermanfaat untuk membangun diri kita sendiri dengan berpikir secara radikal
(berpikir sampai ke akar-akarnya), kita mengalami dan menyadari keberadaan kita.
8.
9. PERKEMBANGAN FILSAFAT ILMU
Sejarah kefilsafatan di kalangan filsuf menjelaskan tentang
tiga hal yang mendorong manusia untuk berfilsafat, yaitu
kekaguman atau keheranan, keraguan atau kegengsian dan
kesadaran akan keterbatasan. Plato mengatakan: 'Mata kita
memberi pengamatan bintang-bintang, matahari dan langit.
Pengamatan ini memberi. dorongan kepada kita untuk,
menyelidiki. Dan dari penyelidikan ini berawal filsafat'.
10. Teoretis oleh Aristoteles dibedakan pula
menjadi tiga kelompok yaitu :
1. Pengetahuan matematika atau mathematike
2. Pengetahuan fisika atau physike
3. Pengetahuan filsafat pertama atau prote philosophia
11. Filsafat terjadi jika orang mempertanyakan dan mengkaji
sesuatu masalah atau mendalami hakikat sesuatu
Sistematik berarti secara teratur dan tersusun sehingga merupakan pengertian yang
sistematis, dan bahwa pendalaman mengenai hakikat sesuatu itu disertai pembuktian yang
dapat diterima akal dan tersusun berjalinan dan dapat dipertanggungjawabkan (Langeveld,
1957: 9).
Radikal berasal dan kata "radix, (Yunani, berarti akar)". Berpikir radikal berpikir sampai akar-
akamya, dan tidak kepalang tanggung, hingga kepada konsekwensi-konsekwensinya
terakhir.
Universal, berarti berpikir secara keseluruhan dan tidak hanya mengenai bagian-bagian
tertentu saja.
Berfilsafat, ialah mencari kebenaran, dari kebenaran untuk kebenaran, tentang
segala,sesuatu yang dipermasalahkan, dengan berpikir secara radikal sistematik dan
universal.
12. Hubungan Filsafat Dengan Kebudayaan
Kebudayaan berasal dari kata ke-budaya-an. Budaya berarti budi
dan daya. Unsur budi adalah cipta (akal), rasa, dan karsa
(kehendak). Kebudayaan adalah hasil budaya atau kebulatan cipta
(akal), rasa dan karsa (kehendak) manusia yang hidup
bermasyarakat. Antara manusia dan masyarakat serta kebudayaan
ada hubungan yang erat. Tanpa masyarakat, manusia dan
kebudayaan tidak mungkin berkembang layak. Tanpa manusia tidak
mungkin ada kebudayaan. Tanpa manusia tidak mungkin ada
masyarakat. Ujud kebudayaan ada yang rohani, misalnya adat
istiadat dan ilmu pengetahuan.
13. Hubungan Filsafat Dengan Lingkungan
Manusia, masyarakat dan kebudayaan
mempunyai hubungan yang erat, juga
dengan alam sekitar atau lingkungan.
Filsafat sebagai hasil budaya manusia
juga tidak lepas dari pengaruh alam
sekitarnya
14. Yang dicari oleh filsafat adalah kebenaran. Demikian juga ilmu pengetahuan
dan agama. Kebenaran dalam filsafat dan ilmu pengetahuan adalah kebenaran
akal, sedang kebenaran agama adalah kebenaran wahyu. Meskipun filsafat
dan ilmu pengetahuan mencari kebenaran dengan akal, hasil yang diperoleh
juga bermacam-macam. Terdapat bermacam-macam agama, yang masing-
masing mengajarkan kebenaran. Yang penting adalah bagaimana agar aliran
yang bermacam-macam dalam filsafat dan ilmu pengetahuan itu tidak saling
bertabrakan satu sama lain, tetapi dapat saling membantu dan bekerja sama.
Hubungan Filsafat Dengan Ilmu
Pengetahuan
15. Jika seseorang melihat sesuatu kemudian mengatakan tentang
sesuatu tersebut maka dikatakan bahwa ia telah mempunyai pengetahuan
tentang sesuatu. Pengetahuan adalah sesuatu yang tergambar dalam
pikiran manusia. Misal, ia melihat manusia dan mengatakan bahwa itu
manusia. Dikatakan ia telah mempunyai pengetahuan tentang manusia.
Jika ia bertanya lebih lanjut mengenai manusia itu, darimana asalnya,
bagaimana susunannya, ke mana tujuannya, dan sebagainya, maka akan
diperoleh jawaban yang lebih rinci mengenai manusia tersebut.
Hubungan Filsafat Dengan Agama
16. Filsafat mempunyai kegunaan sebagai berikut
• Melatih din untuk berpikir kritis dan runtut serta menyusun hasil pikiran tersebut secara
sistematis.
• Menambah pandangan dan cakrawala yang lebih luas agar tidak berpikir dan bersikap
sempit dan tetutup.
• Melatih diri melakukan penelitian, pengkajian, dan memutuskan atau meng¬ambil
kesimpulan mengenai sesuatu hal secara mendalam dan komprehensif.
• Menjadikan diri bersifat dinamis dan terbuka dalam menghadapi berbagai problem.
• Membuat diri menjadi manusia yang penuh toleransi dan tenggang rasa.
• Menjadi alat yang berguna bagi manusia baik untuk kepentingan pribadi maupun
dalam hubungannya dengan orang lain.
• Menyadari akan kedudukan manusia baik sebagai pribadi maupun dalam
hubungannya dengan orang lain, alam sekitar, dan Tuhan Yang Maha Esa
• Menjadikan manusia lebih taat kepada Tuhan Yang Maha Esa.
17. Berdasarkan sejarah kelahirannya, filsafat mula-mula berfungsi sebagai
induk atau ibu ilmu pengetahuan. Sebelum ilmu pengetahuan lain ada,
filsafat harus menjawab segala macam persoalan tentang manusia,
masyarakat, sosial ekonomi, negara, kesehatan, dan lain sebagainya.
Karena perkembangan keadaan dan masyarakat, banyak problem yang
kemudian tidak dapat dijawab oleh filsafat. Lahirlah ilmu pengetahuan yang
sanggup memberi jawaban terhadap problem-problem tersebut, misalnya
ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan kedokteran, ilmu pengetahuan
kemasyarakatan, dan lain-lain. Ilmu pengetahuan tersebut lalu terpecah-
pecah lagi menjadi yang lebih khusus. Demikianlah kemudian lahir berbagai
disiplin ilmu yang sangat banyak dengan kekhususan masing-masing.
Fungsi Filsafat
18. Ada enam Permasalahan yang selalu
menjadi perhatian para filsuf, yaitu:
1. Permasalahan Tentang “ADA”
2. Permasalahan Tentang Pengetahuan (KNOWLEDGE)
3. Permasalahan Tentang Metode
4. Permasalahan Tentang Penyimpulan
5. Permasalahan Tentang Moralitas (MORAL/TY)
6. Permasalahan TentangKeindahan
19. a. Persoalan keberadaan (being) atau eksistensi (existence).
Persoalan keberadaan atau eksistensi bersangkutan dengan cabang filsafat
metafisika.
b. Persoalan pengetahuan (knowledge) atau kebenaran (truth).
Pengetahuan ditinjau dari segi isinya bersangkutan dengan cabang filsafat
epistemologi. Sedangkan kebenaran ditinjau dari segi bentuknya bersangkutan
dengan cabang filsafat logika.
c. Persoalan nilai-nilai (values).
Nilai-nilai dibedakan menjadi dua, nilai-nilai kebaikan tingkah laku dan nilai-nilai
keindahan. Nilai-nilai kebaikan tingkah laku bersangkutan dengan cabang
filsafat etika. Nilai-nilai keindahan bersangkutan dengan cabang filsafat estetika.
Ada tiga jenis persoalan filsafat yang utama yaitu:
20. Cabang Filsafat
1. Metafisika
lstilah metafisika berasal dari kata Yunani meta to physika yang dapat diartikan
sesuatu yang ada di batik atau di belakang benda-benda fisik. Aristoteles tidak
memakai istilah metafisika me¬lainkan proto philosophia (filsafat pertama). Filsafat
pertama ini memuat uraian tentang sesuatu yang ada di belakang gejala-gejala fisik
seperti bergerak, berubah, hidup, mati. Metafisika dapat dide¬finisikan sebagai studi
atau pemikiran tentang sifat yang terdalam (ultimate nature) dari kenyataan atau
keberadaan.
21. 2. Epistemologi
Epistemologi juga disebut teori pengetahuan (theory of
knowledge). Secara etimologi, istilah epistemologi
berasal dari kata Yunani episteme = pengetahuan dan
logos = teori. Epistemologi dapat didefinisikan sebagai
cabang filsafat yang mempelajari asal mula atau sumber,
struktur, metode dan syahnya (validitas) pengetahuan.
Dalam metafisika, pertanyaan pokoknya adalah "apakah
ada itu?", sedangkan dalam epistemologi pertanyaan
pokoknya adalah "apa yang dapat saya ketahui?"
22. 3. LOGIKA
Logika sebagai cabang filsafat bersangkutan dengan
kegiat¬an berpikir. Secara etimologi, berasal dari kata
Yunani logos, yang berarti kata, nalar, teori, atau
uraian. Logika dapat didefinisikan se¬bagai ilmu,
kecakapan atau alat untuk berpikir secara lurus.
Dengan demikian yang menjadi objek material logika
adalah pemi¬kiran, sedangkan objek formalnya adalah
kclurusan berpikir
23. 4. ETIKA
Etika sebagai cabang filsafat juga disebut filsafat moral (mo-ral philosophy).
Secara etimologi, etika berasal dari kata Yunani ethos = watak. Sedang
moral berasal dari kata Latin mos, bentuk tunggal, sedangkan bentuk jamak
mores = kebiasaan. Is¬tilah etika atau moral dalam bahasa Indonesia dapat
diartikan ke¬susilaan. Objek material etika adalah tingkah laku atau
perbuatan manusia. Perbuatan yang dilakukan secara sadar dan bebas.
Ob¬jek formal etika adalah kebaikan dan keburukan atau bermoral dan
tidak bermoral dari tingkah laku tersebut. Dengan demikian perbuatan yang
dilakukan secara tidak sadar dan tidak bebas tidak dapat dikenai pernilaian
bermoral atau tidak bermoral.
24. 5. ESTETIKA
Estetika sebagai cabang filsafat juga disebut filsafat keindahan
(philosophy of beauty). Secara etimologi, estetika berasal dari kata
Yunani aisthetika = hal-hal yang dapat dicerap dengan indera atau
aisthesis = cerapan indera. Kalau etika digambarkan sebagai teori
tentang balk dan jahat, maka estetika digambarkan sebagai kajian
filsafati tentang keindahan dan kejelekan. Balk etika maupun estetika
keduanya bertalian dengan nilai-nilai. Etika bertalian dengan nilai-
nilai moral sedangkan estetika bertalian dengan nilai bukan moral.
25. 6. Kritisisme
Kitisisme adalah aliran yang berusaha menjawab persoalan
pengetahuan dengan tokohnya Immanuel Kant. Titik tolak Kant adalah
waktu dan ruang sebagai dua bentuk pengamatan. Akal menerima
bahan-bahan pengetahuan dari empiri (dari indera sebagai empiri extern
dan dari pengalaman sebagai empiri intern). Bahan-bahan yang berupa
empiri tersebut masih kacau. Kemudian akal mengatur dan menertibkan
dalam bentuk pengamatan yakni ruang dan waktu. Bahan-bahan empiri
tersebut ditempatkan yang satu sesudah yang lain. Pengamatan
merupakan permulaan pengetahuan, sedangkan pengolahan oleh akal
merupakan pembentukannya.
26. 7. Pragmatisme
Pragmatisme tidak mempersoalkan apa hakikat
pengetahuan melainkan menanyakan apa guna
pengetahuan tersebut. Daya pengetahuan hendaklah
dipandang sebagai sarana bagi perbuatan.
27. 8. Monisme
Monisme (monism) berasal dari kata Yunani yaitu monos (sendiri,
tunggal) secara istilah monisme adalah suatu paham yang berpendapat
bahwa unsur pokok dari segala sesuatu adalah unsur yang bersifat
tunggal/ Esa. Unsur dasariah ini bisa berupa materi, pikiran, Allah, energi
dll. Bagi kaum materialis unsur itu adalah materi, sedang bagi kaum
idealis unsur itu roh atau ide. Orang yang mula-mula menggunakan
terminologi monisme adalah Christian Wolff (1679-1754). Dalam aliran ini
tidak dibedakan antara pikiran dan zat. Mereka hanya berbeda dalam
gejala disebabkan proses yang berlainan namun mempunyai subtansi
yang sama. Ibarat zat dan energi dalam teori relativitas Enstein, energi
hanya merupakan bentuk lain dari zat.Atau dengan kata lain bahwa aliran
monisme menyatakan bahwa hanya ada satu kenyataan yang
fundamental.
28. 9. Pragmatisme
Pragmatisme tidak mempersoalkan apa hakikat pengetahuan melainkan
menanyakan apa guna pengetahuan tersebut. Daya pengetahuan
hendaklah dipandang sebagai sarana bagi perbuatan.
Bahwa yang penting adalah pengaruh apa yang dapat dilakukan
sebuah ide atau suatu pengetahuan dalam suatu rencana.
Pengetahuan kita tidak lain meru¬pakan gambaran yang kita peroleh
tentang akibat yang dapat kita saksikan. Nilai dari suatu pengertian atau
pengetahuan bergan¬tung pada penerapannya yang nyata dalam
masyarakat. Pengeta¬huan yang dimiliki manusia dikatakan benar tidak
karena penge¬tahuan itu mencerminkan kenyataan, melainkan
dikatakan benar kalau dapat membuktikan manfaatnya bagi umum.
29. 10. Dualisme
Dualisme (dualism) berasal dari kata Latin yaitu duo (dua). Dualisme adalah
ajaran yang menyatakan realitas itu terdiri dari dua substansi yang berlainan
dan bertolak belakang. Masing-masing substansi bersifat unik dan tidak
dapat direduksi, misalnya substansi adi kodrati dengan kodrati, Tuhan
dengan alam semesta, roh dengan materi, jiwa dengan badan dll. Ada pula
yang mengatakan bahwa dualisme adalah ajaran yang menggabungkan
antara idealisme dan materialisme, dengan mengatakan bahwa alam wujud
ini terdiri dari dua hakikat sebagai sumber yaitu hakikat materi dan ruhani.
Dapat dikatakan pula bahwa dualisme adalah paham yang memiliki ajaran
bahwa segala sesuatu yang ada, bersumber dari dua hakikat atau substansi
yang berdiri sendiri-sendiri.
30. 11. Pluralisme
Pluralisme (Pluralism) berasal dari kata Pluralis (jamak). Aliran ini menyatakan
bahwa realitas tidak terdiri dari satu substansi atau dua substansi tetapi banyak
substansi yang bersifat independen satu sama lain. Sebagai konsekuensinya alam
semesta pada dasarnya tidak memiliki kesatuan, kontinuitas, harmonis dan tatanan
yang koheren, rasional, fundamental.
Didalamnya hanya terdapat pelbagi jenis tingkatan dan dimensi yang tidak dapat
diredusir. Pandangan demikian mencangkup puluhan teori, beberapa diantaranya
teori para filosuf yunani kuno yang menganggap kenyataan terdiri dari udara,
tanah, api dan air. Dari pemahaman di atas dapat dikemukakan bahwa aliran ini
tidak mengakui adanya satu substansi atau dua substansi melainkan banyak
substansi, karena menurutnya manusia tidak hanya terdiri dari jasmani dan rohani
tetapi juga tersusun dari api, tanah dan udara yang merupakan unsur substansial
dari segala wujud.
31.
32. A. DEFINISI DAN JENIS PENGETAHUAN
Secara etimologi pengetahuan berasal dari kata
dalam bahasa Inggris yaitu knowledge.
Sedangkan secara terminologi akan
dikemukakan beberapa definisi tentang
pengetahuan. Menurut Drs. Sidi Gazalba,
pengetahuan adalah apa yang diketahui atau
hasil pekerjaan tahu.
33. b. HAKIKAT DAN SUMBER PENGETAHUAN
1. Hakikat Pengetahuan
Ada dua teori untuk mengetahui hakikat pengetahuan itu, yaitu:
A. Realisme
Teori ini mempunyai pandangan realistic terhadap alam. Pengetahuan menurut realisme
adalah gambaran atau kopi yang sebenarnya dari apa yang ada dalam alam nyata (dari
fakta atau hakikat).
B. Idealisme
Ajaran idealisme menegaskan bahwa untuk mendapatkan pengetahuan yang benar-
benar sesuai dengan kenyataan adalah mustahil. Pengetahuan adalah proses-proses
mental atau proses psikologis yang bersifat subjektif.
34. 2. SUMBER PENGETAHUAN
Dalam hal ini ada beberapa pendapat tentang sumber pengetahuan antara lain:
A. Empirisme
Kata ini berasal dari kata Yunani empeirikos, artinya pengalaman. Menurut aliran ini manusia memperoleh
pengetahuan melalui pengalamannya. Dan bila dikembalikan kepada kata Yunaninya, pengalaman yang
dimaksud ialah pengalaman inderawi.
B. Rasionalisme
Aliran ini menyatakan bahwa akal adalah dasar kepastian pengetahuan. Pengetahuan yang benar diperoleh
dan diukur dengan akal. Manusia memperoleh pengetahuan melalui kegiatan menangkap objek.
C. Intuisi
Menurut Henry Bergson intuisi adalah hasil dari evolusi pemahaman yang tertinggi. Kemampuan ini mirip
dengan insting, tetapi berbeda dengan kesadaran dan kebebasannya. Pengembangan kemampuan ini (intuisi)
memerlukan suatu usaha.
D. Wahyu
Wahyu adalah pengetahuan yang disampaikan oleh Allah kepada manusia lewat perantaraan pars nabi. Para
nabi memperoleh pengetahuan dari Tuhan tanpa upaya, tanpa bersusah payah, tanpa memerlukan waktu
untuk memperolehnya. Pengetahuan mereka terjadi atas kehendak Tuhan semesta.
35. 3. PERBEDAAN PENGETAHUAN DENGAN ILMU
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia ilmu
disamakan artinya dengan pengetahuan, ilmu
adalah pengetahuan. Dari asal katanya, kita dapat
ketahui bahwa pengetahuan diambil dari kata dalam
bahasa Inggris yaitu knowledge, sedangkan ilmu
diambil dari kata science dan peralihan dari kata Arab
ilm. Untuk memperjelas pemahaman kita perlu juga
dibedakan antara pengetahuan yang sifatnya
prailmiah dengan pengetahuan ilmiah. Adapun
syarat-syarat yang dimiliki oleh pengetahuan ilmiah
adalah: hams memiliki objek tertentu (formal dan
material) dan hams bersistem (hams runtut).
Di samping itu pengetahuan ilmiah hams memiliki
metode tertentu dengan sifatnya yang umum. Metode
itu meliputi metode deduksi, induksi, dan analisis."
36. 4. JENIS PENGETAHUAN
• Pertama, pengetahuan biasa, yakni pengetahuan yang dalam filsafat dikatakan
dengan istilah common sense, dan sering diartikan dengan good sense.
• Kedua, pengetahuan ilmu, yaitu ilmu sebagai terjemahan dari science. Dalam
pengertian yang sempit science diartikan untuk menunjukkan ilmu pengetahuan alam,
yang sifatnya kuantitatif dan objektif.
• Ketiga, pengetahuan filsafat, yakni pengetahuan yang diperoleh dari pemikiran yang
bersifat kontemplatif dan spekulatif. Pengetahuan filsafat lebih menekankan pada
universalitas dan kedalaman kajian tentang sesuatu.
• Keempat, pengetahuan agama, yakni pengetahuan yang hanya diperoleh dari Tuhan
lewat para utusan-Nya.
37. c. HAKIKAT DAN
SUMBER
PENGETAHUAN
Pengetahuan ini mampu dikembangkan manusia yang disebabkan dua hal
utama, yakni pertama manusia mempunyai bahasa yang mampu
mengomunikasikan informasi dan jalan pikiran yang melatarbelakangi
informasi tersebut. Kedua, yang menyebabkan manusia mampu
mengembangkan pengetahuannya dengan cepat dan mantap adalah
kemampuan berpikir menurut suatu alur kerangka berpikir tertentu
• Hakikat Pengetahuan
Ada dua teori untuk mengetahui hakikat pengetahuan itu, yaitu:
1. Realisme
Teori ini mempunyai pandangan realistic terhadap alam. Pengetahuan
menurut realisme adalah gambaran atau kopi yang sebenarnya dari apa
yang ada dalam alam nyata (dari fakta atau hakikat).
2. Idealisme
Ajaran idealisme menegaskan bahwa untuk mendapatkan pengetahuan
yang benar-benar sesuai dengan kenyataan adalah mustahil. Pengetahuan
adalah proses-proses mental atau proses psikologis yang bersifat subjektif.
Kalau realisme mempertajam perbedaan antara yang mengetahui dan yang
diketahui, idealisme adalah sebaliknya.
38. A. DASAR DAN
JENIS ILMU
PENGETAHUAN
1. Dasar Ontologis
Dasar ontologis, menurut Jujun S. Suriasumantri (2010), yaitu bicara tentang
hakikat apa yang dikaji. Amsal Bakhtiar (2012) mengemukakan, ontologi berasal
dari Bahasa Yunani, yaitu on/ontos yakni ada, dan logos yakni ilmu, sehingga
ontologi adalah ilmu tentang yang ada. Menurut istilah ontologi adalah ilmu yang
membahas tentang hakikat yang ada, baik yang berbentuk jasmani/konkret
maupun rohani/abstrak.
2. Dasar Epistemologis
Menurut Jujun S. Suriasumantri (2010), dasar epistemologis yaitu metode atau
cara-cara mendapatkan pengetahuan yang benar. Kemudian Amsal Bakhtiar
(2012) menjelaskan, ontologis yaitu cabang filsafat yang berurusan dengan
hakikat dan lingkup pengetahuan, pengandaian dan dasar-dasarnya serta
pertanggungjawaban atas pertanyaan mengenai pengetahuan yang dimiliki.
3. Dasar Aksiologis
Menurut Jujun S. Suriasumantri (2010), aksiologi adalah dasar ilmu pengetahuan
yang berbicara tentang nilai kegunaan ilmu. Di dalam ontologi dibicarakan
mengenai ilmu dan moral, tanggung jawab sosial serta berbagai etika dalam
pengembangan keilmuan. Ontologi berasal dari perkataan axios (Yunani) yang
berarti nilai dan logos yang berarti teori. Selanjutnya dikatakan Jujun, aksiologi
merupakan teori tentang nilai yang berkaitan dengan kegunaan dari
pengetahuan yang diperoleh
39. B. OBJEK DAN
KONSEP ILMU
PENGETAHUAN
ILMIAH
1. Objek Ilmu Pengetahuan Ilmiah
Objek pengetahuan ilmiah atau objek keilmuan, dalam hal ini mencakup segala
sesuatu (yang tampak secara fisik maupun nonfisik berupa fenomena atau gejala
kerohanian, kejiwaan, atau sosial) yang sejauh dapat dijangkau oleh pikiran atau
indra manusia. Para filsuf membagi objek keilmuan ini dalam dua golongan besar,
seperti yang telah disebut di atas, yaitu objek material dan objek formal keilmuan.
Objek material meliputi ide abstrak, benda-benda fisik, jasad hidup, gejala rohani,
gejala sosial, gejala kejiwaan, gejala clam, proses tanda, dan sejenisnya.
2. Konsep Ilmu
Konsep ilmu sebagaimana dipahami Solly Lubis (2012), yaitu bagan, rencana, atau pengertian,
baik yang bersifat abstrak maupun operasional yang merupakan alat penting untuk kepentingan
pemikiran dalam ilmu atau pengetahuan ilmiah. Konsep ilmu atau konsep ilmiah tersebut sangat
dibutuhkan agar suatu ilmu dapat menyusun berbagai asas, teori, sampai dalil. Suatu konsep
ilmiah dapat merupakan semacam sarana untuk ilmuwan melakukan pemikiran dalam
mengembangkan pengetahuan ilmiah. Misalnya; dengan konsep evolusi, Charles Darwin lalu
dapat menyusun dan mengembangkan suatu teori tentang asal-usul manusia, yang mulai dari
tahap perkembangan binatang menyusui yang cerdas kemudian makin berkembang menjadi
manusia.
40. B. OBJEK DAN
KONSEP ILMU
PENGETAHUAN
ILMIAH
3. Konsep Pengetahuan
Menurut Jujun Suriasumantri (2010), pengetahuan pada hakikatnya merupakan
segenap apa yang kita ketahui tentang suatu objek tertentu, termasuk ke dalamnya
ilmu.
Ilmu merupakan bagian dari pengetahuan yang diketahui manusia di samping
berbagai pengetahuan lainnya seperti seni dan agama. Pengetahuan merupakan
khazanah kekayaan mental. Tiap jenis pengetahuan pada dasarnya menjawab jenis
pertanyaan tertentu yang diajukan. Secara ontologis ilmu membatasi din pada kajian
objek yang berada dalam lingkup pengalaman manusia, sedangkan agama
memasuki daerah penjelasan yang bersifat transendental yang berada di luar
pengalaman kita.
4. Konsep Ilmu Pengetahuan
Ilmu pengetahuan sebagai objek, menurut Ali Maksum (2011) merupakan himpunan inforrnasi
yang berupa pengetahuan ilmiah ten-tang gejala yang dapat dilihat, dirasakan, atau dialami.
Gejala ini dapat berupa gejala alam (seperti angin, air, gempa Bumi, ombak, gerak, dan
1benda), atau gejala sosial (seperti masyarakat bangsa, unjuk rasa, kemiskinan, kemakmuran,
dan
ketersaingan), ataupun gejala pikir yang abstrak wujudnya, seperti konsep tentang bilangan dan
himpunan di dalam matematika Dengan demikian, bentuk dari hasil kegiatan ilmu pengetahuan
mencakup dua hal, yaitu penjelasan terhadap sesuatu gejala yang dinyatakan sebagai hokum
bila gejalanya merupakan gejala alam, kemudian sebagai dalil bila gejalanya merupakan gejala
pikir atau gejala abstrak.
41. B. OBJEK DAN
KONSEP ILMU
PENGETAHUAN
ILMIAH
3. Konsep Pengetahuan
Menurut Jujun Suriasumantri (2010), pengetahuan pada hakikatnya merupakan
segenap apa yang kita ketahui tentang suatu objek tertentu, termasuk ke dalamnya
ilmu.
Ilmu merupakan bagian dari pengetahuan yang diketahui manusia di samping
berbagai pengetahuan lainnya seperti seni dan agama. Pengetahuan merupakan
khazanah kekayaan mental. Tiap jenis pengetahuan pada dasarnya menjawab jenis
pertanyaan tertentu yang diajukan. Secara ontologis ilmu membatasi din pada kajian
objek yang berada dalam lingkup pengalaman manusia, sedangkan agama
memasuki daerah penjelasan yang bersifat transendental yang berada di luar
pengalaman kita.
4. Konsep Ilmu Pengetahuan
Ilmu pengetahuan sebagai objek, menurut Ali Maksum (2011) merupakan himpunan inforrnasi
yang berupa pengetahuan ilmiah ten-tang gejala yang dapat dilihat, dirasakan, atau dialami.
Gejala ini dapat berupa gejala alam (seperti angin, air, gempa Bumi, ombak, gerak, dan
1benda), atau gejala sosial (seperti masyarakat bangsa, unjuk rasa, kemiskinan, kemakmuran,
dan
ketersaingan), ataupun gejala pikir yang abstrak wujudnya, seperti konsep tentang bilangan dan
himpunan di dalam matematika Dengan demikian, bentuk dari hasil kegiatan ilmu pengetahuan
mencakup dua hal, yaitu penjelasan terhadap sesuatu gejala yang dinyatakan sebagai hokum
bila gejalanya merupakan gejala alam, kemudian sebagai dalil bila gejalanya merupakan gejala
pikir atau gejala abstrak.
42. B. OBJEK DAN
KONSEP ILMU
PENGETAHUAN
ILMIAH
5. Tujuan Ilmu Pengetahuan
Tujuan ilmu pengetahuan dapat dibedakan menjadi dua macam berdasarkan
alirannya, sebagaimana dikemukakan oleh Darsono Prawinegoro (2011), yakni:
Pertama, berdasarkan pengembangan ilmu pengetahuan untuk keperluan ilmu
pengetahuan itu sendiri, yaitu sebatas untuk memenuhi rasa keingintahuan manusia.
Kedua, ilrnu,pengetahuan pragmatis. Aliran inl menyakini bahwa pengembangan
ilmu pengetahuan haruslah dapat memberikan manfaat bagi manusia dalam
pemecahan masalah kehidupan.
6. Ciri-ciri Ilmu Pengetahuan
• Pertama, sistematis. Para filsuf dan ilmuwan sepaham bahwa ilmu adalah pengetahuan atau
kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematis.
• Kedua, empiris. Bahwa ilmu mengandung pengetahuan yang diperoleh berdasarkan
pengamatan serta percobaan secara terstruktur di dalam bentuk pengalaman, baik secara
lansung maupun tidak lansung.
• Ketiga, objektif Bahwa ilmu menunjukkan pada bentuk pengetahuan yang bebas dari prasangka
perorangan (personal biasa), dan perasaan subjektif berupa kesukaan atau kebencian pribadi.
• Keempat, analitis. Bahwa ilmu berusaha mencermati, mendalami, dan membedakan pokok
soalnya ke dalam bagian-bagian yang terperinci untuk memahami sebagai sifat, hubungan, dan
peranan dari bagian-bagian tersebut.
• Kelima, verifikatif. Bahwa ilmu mengandung kebenaran yang terbuka untuk diperiksa atau diuji
(diverifikasi) guna dapat dinyatakan sah (valid) dan disampaikan kepada orang lain.
43. JENIS ILMU PENGETAHUAN
1. Pengetahuan Manusia
Pengetahuan adalah kebenaran dan kebenaran adalah pengetahuan, Burhanudin Salma
(2005) mengemukakan, pengetahuan yang dimiliki manusia ada empat macam, yaitu:
• Pertama, pengetahuan biasa, yaitu pengetahuan yang dalam filsafat dikatakan
dengan istilah common sense. Karena seseorang memiliki sesuatu di mana is menerima
secara baik.
• Kedua, pengetahuan ilmu, yaitu ilmu sebagai terjemahan dari science. Dalam
pengertian yang sempit science diartikan untuk menunjukkan ilmu pengetahuan alam,
yang sifatnya kuantitatif dan objektif.
• Ketiga, pengetahuan filsafat, yakni pengetahuan yang hanya diperoleh dari pemikiran
yang bersifat kontemplatif dan spekulatif.
• Keempat, pengetahuan agama, yakni pengetahuan yang hanya diperoleh dari Tuhan
lewat Para utusannya.
44. JENIS ILMU PENGETAHUAN
2. Jenis Ilmu Pengetahuan
Dilihat dari sudut jenisnya, ilmu pengetahuan menurut Fuad Ikhsan (2010) mengungkapkan ada
empat macam:
• Pertama, pengetahuan wahyu (revaled knowledge). Manusia memperoleh pengetahuan dan
kebenaran atas dasar wahyu yang diberikan oleh Tuhan kepada manusia.
• Kedua, pengetahuan intuitif (intuitive knowledge). Pengetahuan intuitif diperoleh manusia
dari dalam dirinya sendiri, pada saat is menghayati sesuatu
• Ketiga, Kebenaran tersebut tidak akan dapat diuji dengan observasi, perhitungan, atau
eksperimen, karena intuitif tidak hipotesis. Tulisantulisan mistik, autobiografi, dan karya esai
merupakan refleksi dan pengetahuan intuitif.
• Keempat, pengetahuan rasional (rational knowledge). Pengetahuan rasional merupakan
pengetahuan yang diperoleh dari latihan rasio/akal semata, tidak disertai dengan observasi
terhadap peristiwa-peristiwa faktual.
45. JENIS ILMU PENGETAHUAN
3. Kritik Paham Rasionalisme Terhadap Empirisme
Selanjutnya dikatakan ada kritik dari paham rasionalime terhadap paham empirisme, bahwa
metode empiris tidak memberi kepastian tetapi hanya sampai pada probabilitas yang tinggi.
Kritik ini dituangkan dalam pemikiran sebagai berikut:
• Pertama, metode empiris, dalam sains maupun dalam kehidupan sehari-hari, biasanya
bersifat sepotong-sepotong (piece meal). Menurut pengakuan kaum rasionalis, mereka mencari
kepastian dan kesempurnaan yang sisitematis. Penelitian mereka dalam matematika, khusus
geometri, mencoba tidak memercayai pengalaman, tetapi hanya berdasarkan suatu penalaran.
• Kedua, pengetahuan empiris (empirical knowledge). Pengetahuan empiris diperoleh atas
bukti pengindraan dengan penglihatan, pendengaran, dan sentuhan indra lainnya, sehingga
kita memiliki konsep dunia di sekitar kita.
• Ketiga, pengetahuan otoritas (authoritative knowledge). Kita menerima suatu pengetahuan
itu benar bukan karena telah mengeceknya di luar dari diri kita, melainkan telah dijamin oleh
otoritas (suatu sumber yang berwibawa, memiliki hak) di lapangan
46. PENJELASAN ILMU
Batas penjelasan ilmu yaitu ketika manusia berhenti berpikir untuk mencari
pengetahuan, ilmu didapatkan dari penjelasan pengalaman manusia, sehingga jika manusia memulai
penjelasannya pada pengalaman manusia dan berhenti di batas pengalaman manusia. Ilmu hanya
merupakan salah satu pengetahuan dari sekian
banyak pengetahuan yang mencoba menelaah kehidupan dalam batas ontologis
tertentu. Penetapan lingkup batas penelaahan keilmuan yang bersifat empiris.
49. Banyak pakar ilmu filsafat yang
menganggap benar bahwa pengetahuan
itu terdiri atas sebagai berikut:
1. Pengetahuan Akal
2. Pengetahuan Budi
3. Pengetahuan Indrawi
4. Pengetahuan Kepercayaan (otoritatifl)
5. Pengetahuan Intuitif
50. Beberapa kriteria yang sudah dilembagakan
akan penulis sampaikan beberapa kritik
antara lain sebagai berikut:
6. Teori Kebenaran Non Deskripsi
7. Teori Kebenaran Logika yang Berlebihan
8. Teori Kebenaran Performatif
9. Teori Kebenaran Paradigmatik
10. Teori Kebenaran Proposisi
1. Teori Kebenaran Korespondensi
2. Teori Kebenaran Koherensi
3. Teori Kebenaran Pragmatis
4. Teori Kebenaran Sintaksis
5. Teori Kebenaran Semantis
50
51. Menurut Benjamin S. Bloom hal tersebut disebut juga
dengan pembelajaran kognitif yang diurut sebagai
berikut :
51
• Pengetahuan
• Pemahaman
• Penerapan
52. YANG MAHA BENAR
⬩ Sebagaimana telah sampaikan di muka bahwa
ilmu tidaklah bebas nilai, karena antara logika dan
etika harus berdialektika, jadi bukan hanya karena
penggabungan ilmu dan agama yang dalam
pembicaraan kita sehari-hari biasanya disebut
dengan Imtaq (Iman dan Taqwa).
52
53. PROPOSISI SUATU
PERNYATAAN YANG BENAR
Mengetahui apa yang dimaksudkan oleh suatu pernyataan tidak
sama dengan mengetahui apakah pernyataan itu benar ataukah
tidak. Bahkan mereka yang mengatakan bahwa makna sama dengan
keadaan yang dapat diverifikasi, akan bersepakat demikianlah
harapan saya bahwa mengetahui syarat- syarat untuk menetapkan
suatu pemyataan dapat diverifikasi tidaklah sama dengan
mengetahui bahwa syarat-syarat itu sudah dipenuhi
53
54. KEBENARAN BERSIFAT SEMANTIK
⬩ Kebenaran' menunjukkan bahwa makna suatu
pernyataan artinya" proposisinya - sungguh-sungguh
merupakan halnya. Bila proposisinya tidak merupakan
halnya, maka kita mengatakan bahwa proposisi itu
'sesat'. Kadang-kadang orang juga memakai istilah-
istilah yang lain.
54
55. ⬩ Ukuran kebenaran sesungguhnya tergantung pada apakah
sebenarnya yang diberikan kepada kita oleh metode-metode untuk
memperoleh pengetahuan. Jika apa yang dapat kita ketahui ialah
ide-ide kita, maka pengetahuan hanya dapat terdiri dari ide-ide
yang dihubungkan secara tepat dan kebenaran merupakan
keadaan-saling-berhubungan (coherence) di antara ide-ide tersebut
atau keadaan saling berhubungan di antara proposisi-proposisi.
UKURAN KEBENARAN
55
57. 1. Paham Koherensi (Coherence Theory)
• Kebenaran koherensi adalah kebenaran atas hubungan
antara dua pernyataan. Misalnya ketika dinyatakan bahwa
monyet mempunyai hidung pada pernyataan pertama, dan
pada pernyataan kedua dinyatakan manusia juga
mempunyai hidung. Apabila diberikan kesimpulan. Bahwa
monyet. sama dengan manusia, -maka menurut kebenaran
koherensi itu tidak benar karena hidung bukan sebagai
syarat sesuatu dinyatakan sebagai monyet
58. 58
Di dalam koherensi ada beberapa pokok pemikiran,
yaitu :
• Epistemologi Dalam Teori Koherensi
• Korespondensi Adalah Hukum Yang Saling
Berhubungan
• Pernyataan Yang Saling Berhubungan
59. 2. Teory Kebenaran Korespodensi
(Correspondence Theory)
• Kebenaran korespondensi adalah kebenaran yang sesuai
antara pernyataan dengan fakta di Lapangan. Misalnya bila
dinyatakan Sengkon dan Karta bersalah, lalu dihukum lima
tahen maka Sengkon dan Karta harus benar-benar
melakukan kejahatan itu, bukan sekedar membuktikan
dengan berbagai10 berita acara. Apabila Sengkon dan
Karta tidak melakukan maka secara kebenaran
korespondensi itu tidak benar.
60. 60
Di dalam korespondensi ada beberapa pokok
pemikiran, yaitu :
• Kata dan Makna Yang Sesuai
• Menggunakan Perantara Simbol
61. 3. Paham Empiris (Emperical Theory)
• kebenaran paham-paham empiris mendasarkan diri pada
pelbagai segi pengalaman, dan biasanya menunjuk kepada
pengalaman inderawi dari orang seorang. Semua paham
tersebut dalam arti tertentu memandang proposisi bersifat
meramalkan (predictiue) atau hipotetis, dan memandang
kebenaran proposisi sebagai terpenuhinya ramalan-
ramalan.
62. 4. Teory Pragmatisme
• Kebenaran pragmatis adalah kebenaran hanya dalam salah
satu konsekuensi saja. Kelemahan kebenaran ini adalah
apabila kemungkinannya luas, oleh karena itu harus dipilih
kemungkinannya hanya dua dan saling bertolak belakang.
Terdapat suatu pokok pikiran dari teori Pragmatisme, yaitu :
• Memverifikasi Pernyataan Yang Benar
63.
64. ARGUMENTASI adalah suatu bentuk
retorika yang berusaha untuk
mempengaruhi sikap dan pendapat
orang lain, agar mereka itu percaya dan
akhirnya bertindak sesuai dengan apa
yang diinginkan oleh penulis atau
pembicara.
Definisi Argumentasi
65. Melalui argumentasi penulis berusaha merangkaikan fakta-
fakta sedemikian rupa, sehingga ia mampu menunjukkan
apakah suatu pendapat atau suatu hal tertentu itu benar atau
tidak dan di dalam dunia ilmu pengetahuan, argumentasi itu
tidak lain daripada usaha untuk mengajukan bukti-bukti atau
menentukan kemungkinan-kemungkinan untuk menyatakan
sikap atau pendapat mengenai suatu hal.
Argumentasi merupakan dasar yang paling
fundamental dalam ilmu pengetahuan.
66. Masalah lain yang harus dibicarakan sebelum berbicara mengenai
tulisan argumentatif adalah mengenai beberapa corak penalaran.
Ketiga, bagaimana mengadakan penilaian atau penolakan (kalau
perlu) atas pendapat orang-orang lain atau pendapat sendiri yang
pernah dicetuskan. Dengan prinsipprinsip itu akhirnya
dikemukakan bagaimana menyusun tulisan argumentatif itu
sendiri. Dan kelima, akan dikemukakan pula masalah persuasi
yang mempunyai pertalian sangat erat dengan argumentasi, dan
bahkan sering diadakan pengacauan atas . kedua istilah tersebut.
kesimpulan yang dapat
diterima oleh akal sehat
67. Dasar sebuah tulisan yang bersifat argumentative adalah
berpikir kritis dan logis.
Argumentasi di samping memerlukan kejelasan, memerlukan juga
keyakinan dengan perantaraan fakta-fakta itu. Sebab itu, penulis harus
menteliti apakah semua fakta yang akan dipergunakan itu benar, dan
harus meneliti pula bagaimana rclevansi kualitasnya dengan
maksudnya. Dengan fakta yang benar, ia dapat mcrangkaikan suatu
penuturan yang logis meruju kepada suatu kcsimpulan yang dapat
dipertanggungjawabkan. Seorang yang kurang hati-hati dan tidak
cermat menganalisa data-data tersebut, dapat mcnggagalkan seluruh
usaha
68. Bahwa kemashuran dan ketiesaran seseorang tidak
selalu bisa dijadikan alasan untuk mengutip begitu saja.
Pendapat dan pikiran autoritas itu tanpa memberikan suatu penilaian yang
kritis. Yang benar adalah bahwa orang itu menjadi besar dan terkenal karena
pendapat dan pikirannya yang diterima dan dikagumi orang sebagai pendapat
dan pikiran yang benar dan luhur. Sebagai manusia, siapa saja dapat
membuat kesalahan dan kekhilafan. Sebab itu setiap penulis harus bersikap
kritis menghadapi pendapat orang-orang lain, baik orang yang terkenal
maupun yang kurang terkenal.
69. fakta-fakta yang telah dirumuskan dalam kalimat-
kalimat yang berbentuk pendapat atau kesimpulan
Kalimat-kalimat semacam ini, dalam hubungan dengan proses berpikir tadi
disebut proposisi. Proposisi dapat kita batasi sebagai pernyataan yang dapat
dibuktikan kebenarannya atau dapat ditolak karena kesalahan yang
terkandung di dalamnya. Sebuah pernyataan dapat dibenarkan bila terdapat
bahan-bahan atau fakta-fakta untuk membuktikannya. Sebaliknya sebuah
pernyataan atau proposisi dapat disangkal atau ditolak bila terdapat fakta-
fakta yang menentangnya. Untuk menjelaskan hal itu perhatikan
70. Hanya kalimat deklaratif yang dapat mengandung proposisi,
karena hanya kalimat semacam itulah yang dapat dibuktikan atau
disangkal kebenarannya. Kalimat-kalimat tanya, perintah,
harapan, dan keinginan (desideratif) tidak pernah mengandung
proposisi.
Proposisi selalu berbentuk
kalimat, tetapi tidak semua
kalimat adalah proposisi.
71. Tiap proposisi dapat mencerminkan
dua macam kemungkinan.
02
01
Pertama, ia merupakan ucapan-ucapan faktual
sebagai akibat dari pengalaman atau
pengetahuan seseorang mengenai sesuatu hal.
proposisi dapat juga merupakan pendapat, atau
kesimpulan seseorangmengenai sesuatu hal.
72. Membuktikan kebenaran yang terkandung
dalam sebuah kesimpulan
Harus dicari dan diuji fakta-fakta yang dijadikan landasan untuk
menyusun kesimpulan itu. Fakta adalah hal yang ada tanpa
memperhatikan atau mempersoalkan bagaimana pendapat orang-
orang tentangnya. Sebaliknya pendapat merupakan kesimpulan
(inferensi), penilaian, pertimbangan, dan keyakinan seseorang
tentang fakta atau fakta-fakta itu. Sebab itu setiap ucapan yang
bersifat faktual, atau suatu pernyataan yang didasarkan atas fakta,
harus selalu dapat dibuktikan sebagai sesuatu yang benar atau
yang mustahil. Sebaliknya pendapat atau kesimpulan hanya dapat
diterima atau ditolak karena kebenaran atau kemustahilan
faktanya dan cara menghubung-hubungkan fakta itu secara absah.
73. Unsur yang paling penting dalam suatu
tulisan argumentatif adalah evidensi
Pada hakikatnya evidensi adalah semua fakta yang ada, semua kesaksian, semua
informasi, atau autoritas, dan sebagainya yang dihubung-hubungkan untuk
membuktikan suatu kebenaran. Fakta dalam kedudukan sebagai evidensi tidak boleh
dicampur-adukkan dengan apa yang dikenal sebagai pernyataan atau penegasan.
Pernyataan tidak mempunyai pengaruh apa-apa terhadap sebuah evidensi, ia hanya
sekadar menegaskan apakah suatu fakta itu benar atau tidak. Dalam argumentasi,
seorang penulis boleh mengandalkan argumentasinya pada pernyataan saja, bila ia
menganggap pendengar sudah mengetahui fakta-faktanya, serta memahami
sepenuhnya kesimpulankesimpulan yang diturunkan daripadanya.
74. Beberapa cara yang dapat
dipergunakan untuk mengadakan
pengujian
01. Observasi
Fakta-fakta yang diajukan sebagai evidensi mungkin belum memuaskan seorang pengarang atau
penulis.
02. Kesaksian
Keharusan menguji data dan informasi, tidak selalu harus dilakukan dengan
observasi.
03. Autoritas
Cara ketiga yang dapat dipergunakan untuk menguji fakta dalam usaha Menyusun evidensi adalah meminta pendapat
dari suatu autoritas, yakni pendapat dari seorang ahli, atau mereka yang telah menyelidiki fakta-fakta itu dengan
cermat, memperhatikan semua kesaksian, menilai semua fakta kemudian memberikan pendapat mereka sesuai dengan
keahlian mereka dalam bidang itu.
75. Dasar – dasar yang dipakai untuk menetapkan
fakta mana yang akan dipakai sebagai evidensi
a. Konsistensi
Dasar pertama yang dipakai untuk menetapkan fakta mana
yang akan dipakai sebagai evidensi adalah kekonsistenan.
Sebuah argumentasi akan kuat dan mempunyai tenaga
persuasif yang tinggi, kalau evidensi-evidensinya bersifat
konsisten, tidak ada satu evidensi bertentangan atau
melemahkan evidensi yang lain.
b. Koherensi
Dasar kedua yang dapat dipakai untuk mengadakan
penilaian fakta mana yang dapat dipergunakan sebagai
evidensi adalah masalah koherensi. Semua fakta yang
akan digunakan sebagai evidensi harus pula koheren
dengan pcngalaman-pengalaman manusia, atau
sesuai dengan pandangan atau sikap yang berlaku.
76. Cara Menilai Autoritas
a. Kemashuran dan Prestise
Faktor ketiga yang harus diperhatikan oleh penulis untuk menilai autoritas adalah
meneliti apakah pernyataan atau pendapat yang akan dikutip sebagai autoritas itu
hanya sekadar bersembunyi di balik kemashuran dan prestise pribadi di bidang lain.
b. Koherensi dengan Kemajuan
Hal keempat yang perlu diperhatikan penulis argumentasi adalah apakah pendapat yang
diberikan autoritas itu sejalan dengan perkembangan dan kemajuan jaman, atau
koheren dengan pendapat atau sikap terakhir dalam bidang itu.
77.
78. Dikalangan akademisi kita
Harus BerpikirSecara Filsafat
0
1
Pada dasarnya filsafat bukanlah hal yang
buruk, karena filsafat itu sebenarnya adalah
berpikir secara mendasar (radikal),
menyeluruh (holistik), dan spekulatif.
Sebagian orang beranggapan bahwa filsafat
adalah sesuatu hal yang tidak penting, bahkan
sesuatu hal yang tabu untuk diperbincangkan.
79. proses pengembangan ilmu
pengetahuan
216
241 198
Mengembangkan ilmu pengetahuan dan
teknologi secara maksimal
Memilih dan membedakan sesuatu itu benar
atau salah, sesuatu itu baik atau tidak baik
Memilih beragam alternatif pilihan jalan hidup yang benar
atau tidak benar, bermanfaat atau tidak bermanfaat;
Terus melakukan inovasi diberbagai bidang kehidupan
dengan pola perubahan yang bersifat progress of change.
80. filsafat digelari
induk dari semua
ilmu
• Mengajarkan cara berpikir kritis,
• Sebagai dasar dalam mengambil keputusan,
• Menggunakan akal secara proporsional,
• Membuka wawasan berpikir menuju ke
arah penghayatan, dan masih banyak lagi.
Beberapa manfaat berpikir filsafat, di antaranya:
82. untuk mencari kebenaran substansial
atau kebenaran yang sebenarnya dan
mempertimbangkan semua aspek, serta
menuntun kita untuk mendapatkan
pemahaman yang lengkap
Filsafat membawa
kita berpikir secara
mendalam
83. Mengukur Berpikir Filsafat
Karakteristik berpikir
filsafat adalah sifat
menyeluruh, sifat
mendasar dan sifat
spekulatif.
Orang yang berpikir
filsafati berarti orang
tersebut membongkar
tempat berpijak secara
fundamental. Dia
tidak percaya begitu
saja bahwa ilmu itu
benar
85. Hakikat makna filsafat
antara lain:
01
02
03
04
05
Filsafat adalah mendorong manusia
untuk berpikir secara kritis
Berpikir filsafat adalah berpikir
dalam bentuk yang sistematis
Filsafat harus menghasilkan sesuatu
yang runtut;
Berpikir filsafat adalah
berpikir secara rasional dan
logis
Proses berpikir filsafat harus
bersifat mendalam dan
komprehensif.
86. Sifat-Sifat Kebenaran Ilmiah
01 02 03
Isi
empiris
Sifat pragmatis mau
menggabungkan dua
sifat kebenaran di
atas.
Struktur
kebenaran
ilmiah bersifat
rasional-logis
87. Kepastian dalam ilmu-ilmu empiris
Kepastian dalam
ilmu-ilmu empiris
Semua ilmu empiris,
termasuk ilmu-ilmu
manusia, mengajar
tentang kepastian
dalam dua arti,
kepastian tentang explanans dari
gejala-gejala yang diselidiki,
terutama menyangkut kebenaran
pernyataan dari gejala-gejala itu;
kepastian mengenai kesimpulan
yang dapat ditarik dari suatu
hukum yang berlaku.
01
02
88. Berpikir Induktif dan Deduktif
Berpikir Induktif adalah metode
yang digunakan dalam berpikir
dengan bertolak dari hal – hal
yang bersifat khusus untuk
menentukan kesimpulan yang
bersifat umum
Berpikir deduktif adalah cara
berpikir yang diambil dari
pernyataan yang bersifat umum
lalu ditarik kesimpulan yang
bersifat khusus. Bekerjanya
berangkat dari hal yang umum (dari
induksi/teori/dalil/hukum) kepada
hal-hal yang khusus (particular).
89.
90. Filsafat manusia adalah cabang filsafat khusus yang secara spesifik
mempelajari hakekat/esensi manusia. Filsafat adalah metode pemikiran yang
membahas tentang sifat dasar dan hakikat kebenaran yang ada di dunia ini.
Filsafat manusia adalah bagian filsafat yang membahas apa arti manusia
sendiri secara mendetail. Filsafat manusia terus berkembang karena manusia
adalah objek yang penuh dengan misteri. Titik tolak filsafat manusia adalah
pengetahuan dan pengalaman manusia, serta dunia yang melingkupinya. Dalam
sejarah ada beberapa istilah yang mendahului filsafat manusia, yaitu psikologi
filsafat, psikologi rasional, eksperimental dan empiris.
PENGERTIAN FILSAFAT MANUSIA
91. Manusia memiliki cara keberadaan yang sekaligus
membedakannya secara nyata dengan mahluk yang lain.
Seperti dalam kenyataan mahluk yang berjalan diatas
dua kaki, kemampuan berfikir, dan berfikir tersebut yang
menentukan manusia pada hakekat manusia
Manusia secara bahasa disebut juga insan, yang dalam
bahasa arabnya berasal dari kata `nasiya' yang berarti
lupa. Dan jika dilihat dari kata dasar 'al-uns' yang berarti
jinak. Kata insan dipakai untuk menyebut manusia, karena
manusia memiliki sifat lupa dan jinak artinya manusia
selalu menyesuaikan din dengan keadaan yang barn
disekitarnya
Siapakah
manusia itu
92. Ada beberapa pandangan para ahli tentang filsafat
manusia ini, yaitu:
1. Manusia juga memiliki karya yang dihasilkan sehingga berbeda dengan mahluk yang lain.
2. Berbicara tentang manusia maka yang tergambar dalam fikiran adalah berbagai macam perspektif.
3. Ada yang lain menilai tentang manusia adalah sebagai homo feber dimana manusia adalah hewan yang
melakukan pekerjaan dan dapat gila terhadap kerja.
4. Marx menunjukan perbedaan antara manusia dengan binatang tentang kebutuhannya.
5. Menurut Paulo Freire manusia merupakan satu-satunya mahluk yang memiliki hubungan dengan dunia.
93. 1. Memberikan pengertian dan kesadaran kepada manusia akan arti pengetahuan
tentang kenyataan yang diberikan oleh filfafat.
2. Berdasarkan atas dasar hasil-hasil kenyataan itu, maka filsafat memberikan
pedoman hidup kepada manusia. Pedoman itu mengenai sesuatu yang terdapat
di sekitar manusia sendiri, seperti kedudukan dalam hubungannyadengan yang
lain.
KEDUDUKAN FILSAFAT MANUSIA DALAM KEHIDUPAN MANUSIA
94. HUBUNGAN FILSAFAT MANUSIA DENGAN DISIPLIN ILMU LAIN TENTANG MANUSIA
1. Psikologi, Ilmu ini hanya membahas manusia dan segi psikis yang dapat diperoleh dan
melihat perilaku manusia, menjelaskan gejala-gejala jiwa dan mental, bagaimana pengalaman
manusia dapat mempengaruhi kehidupan selanjutnya dan menjelaskan perkembangan
manusia dari masa prenatal hingga menjelang kematian.
2. Sosiologi, ilmu ini membatasi din untuk mencoba menjawab perilaku manusia dari ruang
lingkup sosialnya, menjelaskan status sosial, pranata sosial, dan menjelaskan bahwa manusia
sebagai makhluk sosial tidak dapat hidup sendiri.
3. Antropologi, ilmu ini membatasi pada pola kebudayaan dan peradaban yang telah
diciptakan manusia atau ditinggalkan manusia, menjelaskan hasil-hasil kebudayaan, suku,
etnis, dan ras suatu masyarakat yang bersifat lokal.
95. Sedangkan aliran-aliran lain, pada prinsipnya merupakan reaksi yang
berkembang kemudian terhadap kedua aliran tersebut.
a. Material isme
b. Idealisme
c. Dualisme
d. Vitalisme
e. Eksistensialisme
f. Strukturalisme
g. Postmodernisme
96. 03
01
02
Ada tiga rantai kehidupan, yaitu:
Hubungan kepada Tuhan
(Manusia sebagai hamba)
Hubungan Antar
Manusia (Manusia
sebagai makhluk
sosial)
Hubungan kepada Alam
(Manusia sebagai
makhluk)
97. Hakekat manusia hares dilihat pada tahapannya nafs, keakuan,
diri, ego dimana pada tahap ini semua unsur membentuk
keatuan din yang aktual, kekinian dan dinamik, dan aktualisasi
kekinian yang dinamik yang bearada dalam perbuatan dan
amalnya. Secara subtansial dan moral manusia lebih jelek dari
pada iblis, tetapi secara konseptual manusia lebih baik karena
manusia memiliki kemampuan kreatif
Hakekat Manusia
98. Ekstensif: dapat kita saksikan
dari luasnya jangkauan atau
menyeluruhnya objek kajian
yang di geluti oleh filsafat.
Intensif (mendasar): filsafat
adalah kegiatan intelektual yang
hendak menggali inti hakikat
(esensi), akar, atau struktur
dasar, yang melandasi segenap
kenyataan.
Kritis: karena tujuan
filsafat manusia pada taraf
akhir tidak lain adalah
untuk memahami din
sendiri maka hal apa saja
yang secara langsung
maupun tidak langsung
berhubungan dengan
pemahaman din manusia,
tidak luput dari kritik
filsafat
01
02
03
Ciri-ciri filsafat manusia secara umum dianataranya :
99. 01
02
Materialisme adalah paham filsafat yang meyakini bahwa esensi kenyataan, termasuk
esensi manusia bersifat material atau fisik. Ciri utama dari kenyataan fisik atau
material adalah bahwa ia menempati ruang dan waktu, memiliki keluasan (res
extansa), dan bersifat objektif.
Idealisme adalah Kebalikan dari materialisme Menurut aliran ini, kenyataan sejati adalah
bersifat spiritual (oleh sebab itu, aliran ini sering disebut juga spiritualisme). Para idealis
percaya bahwa ada kekuatan atau kenyataan spiritual dibelakang setiap penampakan atau
kejadian. Esensi dari kenyataan spiritual dibelakang setiap penampakan atau kejadian.
Terdapat dua aliran tertua dan terbesar
100. Manfaat mempelajari filsafat manusia berguna untuk
mengetahui apa dan siapa manusia secara menyeluruh. Selain
itu, untuk mengetahui siapakah sesungguhnya did manusia
didalam pemahaman manusia yang menyeluruh itu. Abidin
(2007/3). Maksud dari menyeluruh ialah tidak hanya
mempelajari dad segi fisik dan mental, tetapi semua aspek yang
berkaitan tentang din manusia.
Manfaat Mempelajari Filsafat Manusia
101. Manusia sebagai pribadi adalah manusia yang mengerti tentang keutuhan
dirinya, ia dapat menjadi mahluk yang berkata ‘aku’ dengan sadar. Kepribadian
seseorang adalah subjek yang harus kita ungkap lewat pengalaman,
pengetahuan, dan dengan mata hati tentunya, bukan dengan dengan pandangan
sekilas dan prasangka negatif semata. Dalam persona hubungan sesama
berasaskan cinta kasih, dan tidak memandang yang lain sebagai mahluk
jasmani semata.
Persona atau pribadi merupakan salah satu
dimensi mendasar manusia
103. 01
02
VENUS
Self consciousness merupakan kesadaran diri individu sebagai
objek sosial, pengetahuan tentang diri, baik secara internal
maupun eksternal, serta intropeksi diri pada penampilan diri
(Fenigstein dalam Rubin, 2009).
Self-Transcendence (ST) merupakan proses bergerak keluar dari
diri / self dan menyatu atau terhubung dengan dunia yang lebih
luas dari diri individu, yakni dunia Spirit, Matter dan Energy.
Dapat dikatakan manusia sebagai pribadi adalah a subsistent gifted
with self-consciousness, communication and self-trancendence.
104. Apa peranan suara hati
Suara hati merupakan bagian hakiki dari kepribadian seseorang. Suara hati ada
dalam diri setiap orang. Hati nurani selalu bersifat personal. Suara hati berfungsi
etis, karena mengarahkan manusia untuk mampu membedakan mana yang baik dan
mana yang buruk dalam tindakannya. Selain itu suara hati juga menjadi dasar bagi
setiap pribadi dalam mengambil keputusan. Karena itu hatu nurani merupakan
lambang martabat dan hakikat kemanusiaan yang paling dalam dari seorang
individu.
105.
106. Perbedaannya dengan Etika dan Moral
Pengertian etika (etimologi) berasal dari bahasa Yunani, yaitu "ethos", yang berarti watak
kesusilaan atau adat kebiasaan (custom). Etika biasanya berkaitan erat dengan perkataan moral
yang merupakan istilah dari bahasa Latin, yaitu "mos" dan dalam bentuk jamaknya "mores," yang
berarti juga adat kebiasaan atau cara hidup seseorang dengan melakukan perbuatan yang baik
(kesusilaan), dan menghindari hal-hal tindakan yang buruk. Etika dan moral lebih kurang sama
pengertiannya, tetapi dalam kegiatan sehari-hari terdapat perbedaan, yaitu moral atau moralitas
untuk penilaian perbuatan yang dilakukan, sedangkan etika yaitu untuk pengkajian sistem nilai-nilai
yang berlaku.
107. Socrates, seorang filsuf besar Yunani, telah berbicara
pada abad sebelum masehi
Kenalilah dirimu sendiri, demikianlah kurang lebih pesan yang ingin is
sampaikan. Manusia ialah makhluk berpikir yang dengan itu menjadikan
dirinya ada. R.F. Beerling, seorang profesor Belanda mengemukakan teorinya
tentang manusia bahwa manusia itu ialah makhluk yang suka bertanya.
Dengan berpikir, dengan bertanya, manusia menjelajahi pengembaraannya,
mulai dari dirinya sendiri kemudian lingkungannya bahkan kemudian sampai
pada hal lain yang menyangkut asal mula atau mungkin akhir dari semua yang
dilihatnya. Kesemuanya itu telah menempatkan manusia sebagai makhluk
yang sedikit berbeda dengan hewan.
108. yaitu moral atau moralitas untuk penilaian perbuatan yang dilakukan,
sedangkan etika yaitu untuk pengkajian sistem nilai-nilai yang berlaku. Istilah
lain yang identik dengan etika, yaitu: usila (Sanskerta), lebih menunjiikkan
kepada dasar-dasar, prinsip, aturan hidup (sila) yang lebih baik (su). Dan yang
kedua yaitu akhlak (Arab), berarti moral, dan etika berarti ilmu akhlak
Etika dan moral lebih kurang sama pengertiannya, tetapi
dalam kegiatan sehari-hari terdapat perbedaan
109. Nilai itu objektif atau subjektif sangat
bergantung dari hasil pandangan yang muncul
dari filsafat.
Nilai akan menjadi subjektif apabila subjek sangat berperan
dalam segala hal, Dengan demikian, nilai subjektif akan selalu
memperhatikan berbagai pandangan yang dimiliki akal budi
manusia, seperti perasaan, intelektualitas, dan hasil nilai
subjektif selalu akan mengarah kepada suka atau tidak suka,
senang atau tidak senang.
Nilai itu objektif jika ia tidak tergantung pada
subjek atau kesadaran yang menilai. Nilai
objektif muncul karena adanya pandangan dalam
filsafat tentang objektivisme. Objektivisme ini
beranggapan pada tolok ukur suatu gagasan
berada pada objeknya, sesuatu yang memiliki
kadar secara realitas benar-benar ada sesuai
dengan objek sesungguhnya.
110. ilmu tidak berpihak kepada nilai-nilai, maka
yang terjadi yaitu bencana dan malapetaka.
ilmu merupakan sesuatu yang paling penting bagi manusia karena dengan
ilmu semua keperluan dan kebutuhan manusia bisa terpenuhi secara cepat
dan mudah. Singkatnya ilmu merupakan sarana untuk membantu manusia
dalam mencapai tujuan hidupnya. Ilmu tidak hanya menjadi berkah dan
penyelamat manusia, tetapi juga bisa menjadi bencana bagi manusia. Disilah
ilmu harus diletakkan secara proporsional dan memihak kepada nilai- nilai
kebaikan dan kemanusiaan
111. Makna etika dipakai dalam dua bentuk
• Pertama, etika merupakan suatu
kumpulan pengetahuan mengenai
penilaian terhadap perbuatan
manusia.
• Kedua, merupakan suatu predikat
yang dipakai untuk membedakan hal-
hal, perbuatan, atau manusia lain.
Objek formal etika meliputi norma kesusilaan manusia
dan mempelajari tingkah laku manusia baik kburuknya.
Adapun estetika berkaitan dengan nilai tentang
pengalaman keindahan yang dimiliki oleh monusia
terhadap lingkungan dan fenomena disekelilingnya
112. nilai kebaikan dari tingkah laku manusia menjadi
sentral persoalan
Etika itu sejajar artinya dengan moral. Etika keilmuan
merupakan normative yang merumuskan prinsip – prinsip
etis yang dapat dipertanggungjawabkan secara rasional
dan dapat diterapkan dalam ilmu pengetahuan. Tujuan etika
ilmuan yaitu agar seorang ilmuwan dapat menerapkan
prinsip-prinsip moral yaitu yang baik dan yang buruk.
113. Pokok persoalan dalam etika keilmuwan selalu
mengacu kepada "elemen" kaidah moral
Hati Nurani kebebasan dan bertanggungjawab nilai dan
norma yang bersifat utilitaristik (kegunaan). Hati
Nurani disini yaitu penghayatan tentang yang baik dan
yang buruk yang dihubungkan dengan perilaku manusia
114. 1
2
3
Pertama, kemampuan kognitif, yakni kemampuan untuk mengetahui dalam arti kata yang lebih
dalam berupa mengerti, memahami, menghayati, dan mengingat apa yang diketahui itu.
Kedua, kemampuan afektif, yakni kemampuan untuk merasakan tentang apa yang di-
ketahuinya, yaitu rasa cinta dan rasa indah. Bila kemampuan kognitif bersifat netral, maka
kemampuan afektif tidak bersifat netral lagi.
Ketiga, kemampuan konatif, yaitu kemampuan untuk mencapai apa yang dirasakan itu. Konasi
antara lain kemauan, keinginan, hasrat, yakni daya dorong untuk mencapai atau menjauhi segala
apa yang didiktekan oleh rasa
Lebih jauh Erliana (2011) mengatakan ada tiga kemampuan besar
manusia
115. Moralitas Objektivistik Versus Relativistik dalam Ilmu
Pengetahuan
Menurut Kurtines dan Gerwitz (1992), timbulnya perbedaan pandangan tentang sifat
moral. sebagaimana dikemukakan itu tak terlepas dari sejarah perkembangan
intelektual Barat yang dibagi dalam tiga periode, yaitu zaman Abad Klasik, Abad
Pertengahan, dan Abad Modern. Sejarah ide dunia Barat dimulai sejak zaman Yunani
Kuno sekitar abad ke-5 SM, dengan ahli pikirnya yang sangat terkenal, yaitu Socrates,
Plato, dan Aristoteles.
116. All knowledge collected by means of the scientific method
: menurut Jhon G. Kemeny dalam the Liang Gie (2005)
mengatakan, ilmu adalah seluruh pengetahuan yang dihimpun
dengan metode ilmiah (all knowledge collected by means of
the scientific method). Terlepas berbagai makna dari
pengertian ilmu sebagai pengetahuan, aktivitas dan metode itu
bila dituju lebih mendalam sesungguhnya tidak bertentangan
bahkan sebaliknya, hal ini merupakan kesatuan logis yang
mesti ada secara berurutan. Ilmu tidak harus diusahakan
dengan aktivitas manusia, aktivitas harus dilaksanakan dengan
metode tertentu dan aktivitas metode itu mendatangkan
pengetahuan yang sistematis
117. Ada empat macam hidup dalam masyarakat
menurut teori hukum kodrat
• Abstinentia alieni (hindarkan diri dari milik orang lain)
• Oblagatio implendorum promissorum (penuhilah janji)
• Damm culpa dati repppparatio (bayarlah kerugian yang
disebabkan oleh kesalahan sendiri)
• Poenae inter humanies meratum (berilah hukum yang
setimpal)
118. Menurut Magnis Suseno (1987), etika khusus dibagi menjadi dua yaitu
etika individual dan etika sosial
Etika individual membahas kewajiban manusia terhadap diri sendiri dalam
kaitannya dengan dengan kedudukan manusia sebagai warga masyarakat. Etika
sosial membicarakan tentang kewajiban manusia sebagai anggota masyarakat
atau umat manusia. Dalam masalah ini etika individual tidak dapat dipisahkan
dengan etika sosial, karena kewajiban terhadap diri sendiri dan sebagai anggota
masyarakat atau umat manusia sating berkaitan dan tidak dapat dipisahkan.
119. CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo,
including icons by Flaticon, infographics & images by Freepik
Terima kasih
120.
121. Oleh karena itu, filsafat berfungsi dalam menentukan pandangan hidup
suatu masyarakat dalam menghadapi suatu masalah, hakikat dan sifat
hidup, hakikat kerja, hakikat kedudukan manusia, etika dan tata krama
pergaulan dalam ruang dan waktu, serta hakikat hubungan manusia
dengan manusia lainnya (Prayitno, 1989:2).
Indonesia adalah salah satu negara yang juga memiliki filsafat seperti
bangsa-bangsa lain. Filsafat ini tak lain adalah yang kita kenal dengan
nama Pancasila yang terdiri dari lima sila. Pancasila merupakan filsafat
hidup bangsa Indonesia.
Bagi suatu bangsa, filsafat merupakan sumber
dari segala sumber hukum yang berlaku dalam
suatu masyarakat, bangsa, dan negara
122. Pengertian Filsafat Negara
Filsafat negara merupakan pandangan hidup bangsa
yang diyakini kebenarannnya dan diaplikasikan dalam
kehidupan masyarakat yang mendiami negara tersebut.
Pandangan hidup bangsa merupakan nilai-nilai yang
dimiliki oleh setiap bangsa. Nilai-nilai tersebut akan
mempengaruhi segala aspek suatu bangsa. Nilai adalah
suatu konsepsi yang secara eksplisit maupun implisit
menjadi milik atau ciri khas seseorang atau masyarakat.
Pada konsep tersembunyi bahwa pilihan nilai merupakan
suatu ukuran atau standar yang memiliki kelestarian yang
secara umum digunakan untuk mengorganisasikan
sistem tingkah laku suatu masyarakat (Prayitno, 1989:1).
123. Secara etimologi, filsafat berasal dari bahasa Yunani, yaitu
philosophia. Kata itu terdiri dari kata philo, philos, philein
yang mempunyai arti cinta / pecinta / mencintai dan sophia
yang berarti kebijakan, kearifan, hikmah, hakikat
kebenaran. Jadi secara harfiah istilah filsafat adalah cinta
pada kebijaksanaan atau kebenaran yang hakiki.
Filsafat Pancasila adalah refleksi kritis dan
rasional tentang Pancasila sebagai dasar
negara dan kenyataan budaya bangsa
dengan tujuan untuk mendapatkan pokok-
pokok pengertian secara mendasar dan
menyeluruh.
Pengertian Filsafat Dan
Dasar Filsafat Pancasila
124. Kedudukan Dan Pandangan Integralistik
Pancasila Sebagai Sistem Filsafat
Pancasila merupakan suatu system filsafat. Di dalam
Pancasila tercakup filsafat hidup dan cita-cita luhur bangsa
Indonesia tentang hubungan manusia dengan tuhan,
hubungan manusia dengan sesama manusia, hubungan
manusia dengan lingkungannya. Menurut driyakarya,
Pancasila memperoleh dasarnya pada eksitensi manusia
sebagai manusia, lepas dari keadaan hidupnya yang tentu
125. Pancasila merupakan suatu filsafat harus memenuhi
sarat-sarat pengertian dan cirri-ciri filsafat
Oleh karena itu, sesuatu dapat diklasifikasikan sebagai suatu filsafat jika
memenuhi ciri-ciri tersebut. Demikan pula agar Pancasila merupakan
suatu filsafat yang harus memenuhi syarat-syart pengertian dan ciri-ciri
filsafat. Beberapa pendapat yang mengemukakan bahwa pancasasila
adalah suatu filsafat:
a. Pendapat Muh. Yamin
b. Pendapat Soediman Kartohadiprodjo
c. Pendapat Drijrkoro
d. Pendapat Notonagoro
e. Pendapat Roeslan Abdoelgani
126. 0
1
02
0
3
Ada beberapa dasar yang
menjadikan pancasila sebagai
filsafat bangsa Indonesia yaitu :
Landasan Ontologis Pancasila
Ontologi, menurut Aristoteles adalah ilmu yang menyelidiki hakikat sesuatu
atau tentang ada, keberadaan atau eksistensi dan disamakan artinya
dengan metafisika
Landasan Epistemologis Pancasila
Epistemologi adalah cabang filsafat yang menyelidiki asal, syarat,
susunan, metode, dan validitas ilmu pengetahuan.
Landasan Aksiologis Pancasila
Aksiologi mempunyai arti nilai, manfaat, pikiran dan atau
ilmu/teori.
127. PANDANGAN INTEGRALISTIK DALAM FILSAFAT
PANCASILA
Secara lebih lanjut dapat dikemukakan pula bahwa dasar filsafat bangsa Indonesia bersifat
majemuk tunggal (monopluralis), yang merupakan persatuan dan kesatuan dari sila-silanya.
Akan tetapi bukan manusia yang menjadi dasar persatuan dan kesatuan dari sila-sila Pancasila
itu, melainkan dasar persatuan dan kesatuan itu terletak pada hakikat manusia. Secara hakiki,
susunan kodrat manusia terdiri atas jiwa dan badan, sifat kodratnya adalah sebagai makhluk
individu dan makhluk sosial, dan kedudukan kodratnya adalah sebagai makhluk Tuhan dan
makhluk yang berdiri sendiri (otonom). Aspek-aspek hakikat kodrat manusia itu dalam
realitasnya saling berhubungan erat, saling brkaitan, yang satu tidak dapat dipisahkan dari yang
lain. Jadi bersifat monopluralis, dan hakiikat manusia yang monopluralis itulah yang menjadi
dasar persatuan dan kesatuan sila-sila Pancasilayang merupakan dasar filsafat Negara
Indonesia.
128. Fungsi filsafat secara umum,
sebagai berikut :
1. Memberi jawaban atas pernyataan yang bersifat
fundamental atau mendasar dalam kehidupan
bernegara.
2. Filsafat Pancasila mampu memberikan dan mencari
kebenaran yang substansi tentang hakikat negara,
ide negara, dan tujuan negara.
3. Pancasila sebagi filsafat bangsa harus mampu
menjadi perangkat dan pemersatu dari berbagai ilmu
yang dikembangkan di Indonesia.
129. PANCASILA SEBAGAI
SISTEM FILSAFAT
Dalam sistem itu masing-masing silanya saling kait
mengkait merupakan satu kesatuan yang menyeluruh.
Di dalam Pancasila tercakup filsafat hidup dan cita-cita
luhur bangsa Indonesia tentang hubunagan manusia
dengan Tuhan, hubungan manusia dengan sesame
manusia, hubungan manusia dengan lingkungannya.
Menurut Driyakarya, Pancasila memperoleh dasarnya
pada eksistensi manusia sebagai manusia, lepas dari
keadaan hidupnya yang tertentu. Pancasila merupakan
filsafat tentang kodrat manusia. Dalam pancasila
tersimpul hal-hal yang asasi tentang manusia. Oleh
karena itu pokok-pokok Pancasila bersifat universal.
130. 1. Secara prktis-fungsional, dalam tata-budaya masyarakat Indonesia pra-kemerdekaan nilai
Pancasila diakui sebagai filsafat hidup atau pandangan hidup yang dipraktekkan.
2. Secara formal-konstitusional, bangsa Indonesia mengakui Pancasila dalah dasar negara
(filsafat negara) RI.
3. Secara psikologis dan kultural, bangsa dan budaya Indonesia sederajat dengan bangsa dan
budaya manapun. Karenanya, wajar bangsa Indonesia sebagaimana bangsa-bangsa lain (Cina,
India, Arab, Eropa) mewarisi sistem filsafat dalam budayanya. Jadi, Pancasila adalah filsafat yang
diwarisi dalam budaya Indonesia.
4. Secara potensial, filsafat Pancasila akan berkembang bersama dinamika budaya; filsafat
Pancasila akan berkembang secara konsepsional, kaya konsepsional dan kepustakaan secara
kuantitas dan kualitas. Filsafat Pancasila merupakan bagian dari khasanah dan filsafat yang ada
dalam kepustakaan dan peradaban modern.
Alasan pancasila sebagai filsafat
bangsa Indonesia adalah sebagai
berikut:
131.
132. Berpikir merupakan sebuah proses yang membuahkan
pengetahuan. Proses inimerupakan serangkaian gerak pemikiran
dalam mengikuti jalan pemikiran tertentu yang akhirnya sampai
pada sebuah kesimpulan yang berupa pengetahuan. Berpikir
ilmiah adalah kegiatan akal yang menggabungkan induksi dan
deduksi. Induksi adalah cara berpikir yang di dalamnya kesimpulan
yang bersifat umum ditarik dari pernyataan-pernyataan atau kasus-
kasus yang bersifat khusus; sedangkan, deduksi ialah cara berpikir
yang di dalamnya kesimpulan yang bersifat khusus ditarik dari
pernyataan-pernyataan yang bersifat umum.
Definisi Sarana Berpikir Ilmiah
133. Sarana Berpikir Ilmiah
a. Bahasa
Bahasa merupakan alat komunikasi verbal yang dipakai dalam
seluruh proses berpikir ilmiah. Definisi bahasa menurut Jujun
Suparjan Suriasumantri menyebut bahasa sebagai serangkaian bunyi
dan lambang yang membentuk makna. Sedangkan dalam
KBBI(Kamus Besar Bahasa Indonesia) bahasa ialah sistem lambang
bunyi yang arbitrer yang dipergunakan oleh para anggota suatu
masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan
mengidentifikasikan diri. Jadi bahasa menekankan bunyi, lambang,
sistematika, komunikasi, dan alat.
134. Ciri-Ciri Bahasa Ilmiah
Bahasa ilmiah memiliki ciri-ciri tersendiri, yaitu informatif, reproduktif atau intersubjektif, dan
antiseptik. Informatif berarti bahwa bahasa ilmiah mengungkapan informasi atau
pengetahuan. Informasi atau pengetahuan ini dinyatakan secara eksplisit dan jelas untuk
menghindari kesalahpahaman. Reproduktif adalah bahwa pembicara atau penulis
menyampaikan informasi yang sama dengan informasi yang diterima oleh pendengar atau
pembacanya.
Kelemahan bahasa dalam menghambat komunikasi ilmiah yaitu :
Bahasa mempunyai multifungsi (ekspresif, konatif, representasional, informatif, deskriptif,
simbolik, emotif, afektif) yang dalam praktiknya sukar untuk dipisah-pisahkan. Akibatnya,
ilmuwan sukar untuk membuang faktor emotif dan afektifnya ketika mengomunikasikan
pengetahuan informatifnya. Kata-kata mengandung makna atau arti yang tidak seluruhnya
jelas dan eksak.Bahasa sering kali bersifat sirkular (berputar-putar).Bahasa menjadikan
manusia sebagai makhluk yang lebih maju ketimbang makhluk-makhluk lainnya.Bahasa
sebagai sarana berpikir ilmiah mempunyai fungsi-fungsi yang sangat bermanfaat bagi
aktivitas-aktivitas ilmiah.
135. b. Matematika
Matematika memiliki struktur dengan keterkaitan yang kuat dan jelas satu dengan lainnya
serta berpola pikir yang bersifat deduktif dan konsisten. Matematika merupakan alat yang
dapat memperjelas dan menyederhanakan suatu keadaan atau situasi melalui abstraksi,
idealisasi, atau generalisasi untuk suatu studi ataupun pemecahan masalah.Pentingnya
matematika tidak lepas dari perannya dalam segala jenis dimensi kehidupan.
Kelebihan dan Kekurangan Matematika
Kelebihan matematika antara lain sebagai berikut :Tidak memiliki unsur
emotif Bahasa matematika sangat universal.
Adapun kelemahan dari matematika adalah bahwa matematika tidak
mengandungbahasa emosional (tidak mengandung estetika) artinya bahwa
matematika penuhdengan simbol yang bersifat artifersial dan berlaku dimana
saja.
136. c. Statistika
Statistika mempunyai peranan penting dalam berpikir induktif.Konsep
statistikasering dikaitkan dengan distribusi variabel yang ditelaah
dalam suatu populasi tertentu. Statistika memberikan cara untuk
dapat menarik kesimpulan yang bersifat umum dengan jalan
mengamati hanya sebagian dari populasi yang bersangkutan.
Statistika mampu memberikan secara kuantitatif tingkat ketelitian dari
kesimpulan yang ditarik tersebut, yang pada dasarnya didasarkan
pada asas yang sangat sederhana, yakni makin besar contoh yang
diambil maka makin tinggi tingkat ketelitian tersebut dan sebaliknya.
137. d. Logika
Logika adalah sarana untuk berpikir sistematik, valid dan
dapatdipertanggungjawabkan. Dalam arti luas logika adalah sebuah metode dan
prinsip-prinsip yang dapat memisahkan secara tegas antara penalaran yang benar
dengan penalaran yang salah.Karena itu, berpikir logis adalah berpikir sesuai dengan
aturan-aturan berpikir. Berpikir membutuhkan jenis-jenis pemikiran yang sesuai.Logika
dapat di sistemisasi dalam beberapa golongan: Menurut Kualitas dibagi dua, yakni
Logika Naturalis (kecakapan berlogika berdasarkan kemampuan akal bawaan
manusia) dan Logika Artifisialis (logika ilmiah) yang bertugas membantu Logika
Naturalis dalam menunjukkan jalan pemikiran agar lebih mudah dicerna, lebih teliti,
dan lebih efisien. Menurut Metode dibagi dua yakni Logika Tradisional yakni logika
yang mengikuti aristotelian dan Logika Modern Menurut Objek dibagi dua yakni Logika
Formal (deduktif dan induktif) dan Logika Material.
138. Hubungan Antara Sarana Ilmiah Bahasa,
Logika, Matematika, Dan Statistika
Adapun hubungan antara Sarana berfikir Ilmiah Bahasa, Matematika dan Statistika, yaitu
sebagaimana yang kita bahas sebelumnya, agar dapat melakukan kegiatan berpikir ilmiah
dengan baik, diperlukan sarana bahasa, matematika dan statistika. Bahasa merupakan alat
komunikasi verbal yang dipakai dalam kegiatan berpikir ilmiah, dimana bahasa menjadi alat
komunikasi untuk menyampaikan jalan pikiran tersebut kepada orang lain. Dan ditinjau dari
pola berpikirnya, maka ilmu merupakan gabungan antara berpikir deduktif dan berpikir
induktif. Matematika mempunyai peranan yang penting dalam berpikir deduktif, sedangkan
statistika mempunyai peranan penting dalam berpikir induktif. Penalaran induktif dimulai
dengan mengemukakan pernyataan yang memiliki ruang lingkup yang khas dan terbatas
untuk menyusun argumentasi yang diakhiri dengan pernyataan yang bersifat umum.
Sedangkan deduktif, merupakan cara berpikir dimana dari pernyataan yang bersifat umum
ditarik kesimpulan yang bersifat khusus, dengan memakai pola berpikir silogismus.
139. DEFINISI HAKIKAT SARANA BERFIKIR ILMIAH
Berfikir ilmiah adalah berfikir yang logis dan empiris. Logis adalah masuk akal, dan empiris
adalah dibahas secara mendalam berdasarkan fakta yang dapat dipertanggung jawabkan,
selain itu menggunakan akal budi untuk mempertimbangkan, memutuskan, dan
mengembangkan. Berpikir merupakan sebuah proses yang membuahkan pengetahuan.
Proses ini merupakan serangkaian gerak pemikiran dalam mengikuti jalan pemikiran
tertentu yang akhirnya sampai pada sebuah kesimpulan yang berupa pengetahuan.
Berpikir ilmiah adalah kegiatan akal yang menggabungkan induksi dan deduksi. Induksi
adalah cara berpikir yang di dalamnya kesimpulan yang bersifat umum ditarik dari
pernyataan-pernyataan atau kasus-kasus yang bersifat khusus, sedangkan, deduksi ialah
cara berpikir yang di dalamnya kesimpulan yang bersifat khusus ditarik dari pernyataan-
pernyataan yang bersifat umum.
140. Untuk itu terdapat syarat-syarat yang membedakan ilmu
(science), dengan pengetahuan (knowledge), antara lain :
1. Menurut Prof.Dr.Prajudi Atmosudiro, Adm. Dan Management
Umum 1982. Ilmu harus ada obyeknya, terminologinya,
metodologinya, filosofinya dan teorinya yang khas.
2. Menurut Prof.DR.Hadari Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial
1985. Ilmu juga harus memiliki objek, metode,sistematika dan
mesti bersifat universal.
142. Hal-hal yang perlu diperhatikan dari
sarana berpikir ilmiah adalah :
• Sarana berfikir ilmiah bukanlah ilmu melainkan
kumpulan pengetahuan yang didapatkan
berdasarkan metode ilmu.
• Tujuan mempelajari metode ilmiah adalah untuk
memungkinkan kita melakukan penelaahan ilmiah
secara baik.
143. Perbedaan berfikir ilmiah dari berfikir non-ilmiah
memiliki perbedaan dalam dua faktor mendasar
yaitu:
Sumber pengetahuan
Berfikir ilmiah menyandarkan sumber pengetahuan pada rasio dan
pengalaman manusia, sedangkan berfikir non-ilmiah (intuisi dan wahyu)
mendasarkan sumber pengetahuan pada perasaan manusia.
Ukuran kebenaran
Berfikir ilmiah mendasarkan ukuran kebenarannya pada logis dan
analitisnya suatu pengetahuan, sedangkan berfikir non-ilmiah (intuisi dan
wahyu) mendasarkan kebenaran suatu pengetahuan pada keyakinan
semata.
144. Adapun ciri-ciri bahasa di antaranya
yaitu:
• Sistematis artinya memiliki pola dan aturan.
• Arbitrer (manasuka) artinya kata sebagai simbol
berhubungan secara tidak logis dengan apa yang
disimbolkannya.
• Ucapan/vokal. Bahasa berupa bunyi
• Sebagai symbol yang mengaju pada objeknya dan lain
sebagainya.
145. Menurut Halliday sebagaimana yang dikutip oleh Thaimah bahwa
fungsi bahasa adalah sebagai berikut:
• Instrumental yaitu: penggunaan bahasa untuk mencapai suatu hal yang bersifat materi seperti makan,
minum, dan sebagainya.
• Fungsi Regulatoris yaitu: penggunaan bahasa untuk memerintah dan perbaikan tingkah laku.
• Fungsi Interaksional yaitu: penggunaan bahasa untuk saling mencurahkan perasaan pemikiran antara
seseorang dan orang lain.
• Fungsi Personal yaitu: seseorang menggunakan bahasa untuk mencurahkan perasaan dan pikiran.
• Fungsi Heuristik yaitu : penggunaan bahasa untuk mengungkap tabir fenomena dan keinginan untuk
mempelajarinya.
• Fungsi Imajinatif yaitu: penggunaan bahasa untuk mengungkapkan imajinasi seseorang dan gambaran-
gambaran tentang discovery seseorang dan tidak sesuai dengan realita (dunia nyata).
• Fungsi Representasional yaitu: penggunaan bahasa untuk menggambarkan pemikiran dan wawasan.
Untuk menelaah bahasa ilmiah perlu dijelaskan tentang pengolongan bahasa.
146. Ada dua pengolongan bahasa yang umumnya dibedakan yaitu :
• Bahasa alamiah yaitu bahasa sehari-hari yang digunakan untuk menyatakan sesuatu,
yang tumbuh atas pengaruh alam sekelilingnya. Bahasa alamiah dibagi menjadi
dua yaitu: bahasa isyarat dan bahasa biasa.
• Bahasa buatan adalah bahasa yang disusun sedemikian rupa berdasarkan
pertimbangan-pertimbangan akar pikiran untuk maksud tertentu. Bahasa buatan
dibedakan menjadi dua bagian yaitu: bahasa istilah dan bahasa antifisial atau bahasa
simbolik.
Perbedaan bahasa alamiah dan bahasa buatan adalah sebagai berikut:
• Bahasa alamiah antara kata dan makna merupakan satu kesatuan utuh, atas dasar
kebiasaan sehari-hari, karena bahasanya secara spontan, bersifat kebiasaan, intuitif
(bisikan hati) dan pernyataan langsung.
• Bahasa buatan antara istilah dan konsep merupakan satu kesatuan bersifat relatif, atas
dasar pemikiran akal karena bahasanya berdasarkan pemikiran, sekehendak hati,
diskursif (logika, luas arti) dan pernyataan tidak langsung
147. Peranan Matematiki sebagai sarana berfikir ilmiah dapat menggunakan alat-alat yang
mempunyai kemampuan sebagai berikut:
• Menggunakan algoritma.
• Melakukan manupulasi secara matematika.
• Mengorganisasikan data.
• Memanfaatkan symbol, table dan grafik.
• Mengenal dan menenukan pola.
• Menarik kesimpulan.
• Membuat kalimat atau model matematika.
• Membuat interpretasi bangun geometri.
• Memahami pengukuran dan satuanya.
• Menggunakan alat hitung dan alat bantu lainya dalam matematika, seperti tabel
matematika, kalkulator, dan komputer.
148. Adapun kelebihan dan kekurangan
matematika:
• Kelebihan matematika adalah: tidak memiliki unsur emotif
dan bahasa matematika sangat universal.
• Kelemahan dari matematika adalah bahwa matematika
tidak mengandung bahasa emosional (tidak mengandung
estetika) artinya bahwa matematika penuh dengan simbol
yang bersifat artifersial dan berlaku dimana saja.
149. PERAN STATISKA DALAM BERFIKIR ILMIAH
Statistika mempunyai peranan penting dalam berpikir induktif. Konsep
statistika sering dikaitkan dengan distribusi variabel yang ditelaah dalam
suatu populasi tertentu. Statistika memberikan cara untuk dapat menarik
kesimpulan yang bersifat umum dengan jalan mengamati hanya sebagian
dari populasi yang bersangkutan. Statistika mampu memberikan secara
kuantitatif tingkat ketelitian dari kesimpulan yang ditarik tersebut, yang
pada dasarnya didasarkan pada asas yang sangat sederhana, yakni makin
besar contoh yang diambil maka makin tinggi tingkat ketelitian tersebut dan
sebaliknya
150. Peranan Statistika dalam tahap-tahap metode
keilmuan:
• Alat untuk menghitung besarnya anggota sampel yang
akan diambil dari populas.
• Alat untuk menguji validitas dan reliabilitas instrumen..
• Teknik untuk menyajikan data-data, sehingga data lebih
komunikatif.
• Alat untuk analisis data seperti menguji hipotesis
penelitian yang diajukan.
151.
152. Filsafat ilmu bertindak sebagai
alat uji kritis ilmu pengetahuan
Terdapat hal yang mendasar dalam filsafat ilmu, yakni filsafat
ilmu bertindak sebagai alat uji kritis ilmu pengetahuan,
sehingga ilmu pengetahuan tidak terjebak menjadi dogma.
Dalam rangka menguji ilmu pengetahuan, filsafat ilmu
menggunakan metodologi yang logis dan kritis. Dengan
demikian konsekuensi filsafat ilmu selalu berhubungan dengan
metodologi penelitian, dimana metodologi penelitian menjadi
alat uji bagi ilmu pengetahuan sehingga dianggap terstruktur
rapi, sistematis dan logis dan dapat disebut ilmu (science).
153. Hubungan antara filsafat ilmu
dengan metodologi
penelitian.
Hubungan antara filsafat ilmu dan metode penelitian.
Keduanya samasama hendak menemukan kebenaran
ilmiah. Filsafat ilmu menjadi landasan berfikir, sedangkan
metode penelitian sebagai realisasi berfikir ilmiah. Adapun
metodologi merupakan hal yang mengkaji langkah-langkah
yang ditempuh supaya pengetahuan yang diperoleh
memenuhi pengetahuan yang ilmiah.
154. Terdapat hal pokok yang menjadi cabang kajian mengenai cara
manusia berfikir.
Ontologi adalah teori dari cabang
filsafat yang membahas tentang
realitas. Realitas ialah kenyataan
yang selanjutnya menjurus pada
suatu kebenaran.
Epistemologi adalah cabang
filsafat yang mempelajari benar
atau tidaknya suatu
pengetahuan2. Epistemologi
merupakan sebuah kajian ilmu
yang sangat populer dan menjadi
hal yang paling menarik. Secara
sederhana Epistemologi
merupakan pokok bahasan yang
mengkaji tentang pengetahuan
serta kaitannya dengan
kebenaran yang hakiki.
Aksiologi adalah teori nilai yang berkaitan
dengan kegunaan dari pengetahuan yang
diperoleh. Menurut kamus Bahasa
Indonesia aksiologi adalah kegunaan ilmu
pengetahuan bagi kehidupan manusia,
kajian tentang nilai-nilai khususnya etika
155. Metodologi penelitian adalah berarti ilmu tentang metode. Sedang penelitian
adalah kegiatan mencari dan mengumpulkan data kemudian mengolah,
menganalisa dan mengkaji data yang dilakukan secara sistematis dan
objektif. Jadi metodologi penelitian ilmu yang mempelajari, menelusuri,
mencari dan mengumpulkan data kemudian mengolah, menganalisa dan
menyajikan data yang dilakukan secara sistematis supaya diperoleh suatu
kebenaran yang objektif. Secara terminology, metodologi penelitian atau
metodologi riset (science research atau method), metodologi berasal dari
kata methodology, maknanya ilmu yang menerangkan metode-metode atau
caracara. Penelitian adalah terjemahan dari bahasa Inggris “research” yang
terdiri dari kata “re” (mengulang) dan search (pencarian, pengejaran,
penelusuran, penyelidikan atau penelitian) maka research berarti berulang
melakukan pencarian.
Pengertian Metodologi penelitian
156. Di dalam ontology membahas dua bidang yaitu:
1. kosmologi membicarakan hakikat asal, hakikat susunan, hakikat berada,
juga hakikat tujuan, kosmos. Jadi kosmologi adalah cabang filsafat yang
mengelidiki hakikat asal, susunan, tujuan alam besar, yang dibicarakan di
dalam cabang ini missal hakikat kosmos, bagaimana caranya ia menjadi
(how does it come to being) dan lain-lain.
2. Metafisik atau antropologi secara etimologis berarti dibalik atau di
belakang fisika artinya ia ingin mengerti atau mengetahui apa yang ada
dibalik dari ala mini atau suatu yang tidak Nampak.
157. Menurut para pakar, mencari kebenaran, cara-cara memperoleh
kebenaran ilmiah disebut metode ilmiah, yang terdiri dari proses :
(1)mencari masalah,
(2)menentukan hipotesis,
(3)menghimpun data,
(4)menguji hipotesis,
(5)prinsip ini berlaku untuk semua
158. Keterkaitan antara filsafat ilmu dan metode penelitian.
Keduanya sama - sama hendak menemukan kebenaran ilmiah. Filsafat
ilmu menjadi landasan berfikir, sedangkan metode penelitian sebagai
realisasi berfikir ilmiah. Adapun metodologi merupakan hal yang mengkaji
langkah-langkah yang ditempuh supaya pengetahuan yang diperoleh
memenuhi pengetahuan yang ilmiah. Untuk memahami prinsip-prinsip
metode filsafat perlu dibahas pengertian metodologi, unsur-unsur
metodologi, dan beberapa pandangan tentang prinsip metodologi bagi
para filsuf
159. Ilmu dan pengetahuan merupakan dua istilah yang
berbeda.
Soetriono dan SRD Rita Hanafie mengemukakan bahwa ilmu
adalah pengetahuan tetapi tidak semua pengetahuan adalah ilmu.
Pengetahuan adalah pembentukan pemikiran asosiatif yang
menghubungan atau menjalin sebuah pikiran dengan kenyataan
atau dengan pikiran lain berdasarkan pengalaman yang berulang-
ulang tanpa pemahaman mengenai kausalitas yang hakiki dan
universal. Ilmu adalah akumulasi pengetahuan yang menjelaskan
kausalitas dari suatu objek menurut metode tertentu yang
merupakan suatu kesatuan sistematis
160. Menurut Amsal Bahtiar tujuan filsafat
Ilmu adalah:
1. Mendalami unsur-unsur pokok Ilmu, sehingga secara
menyeluruh kita dapat memahami sumber hakekat dan
tujuan Ilmu
2. Memahami sejarah pertumbuhan , perkembangan dan
kemajuan Ilmu di berbagai bidang, sehingga kita
mendapat gambaran tentang proses Ilmu kontemporer
secara histories
161. • Membahas apa yang
ingin diketahui
• Suatu pengkajian
mengenai teori tentang
ada
• Objek yang di telaah Ilmu
adalah sesuatu yang
berberada dalam
jangkauan pengalaman
manusia yang mencakup
seluruh aspek kehidupan
yang di uji indra manusia
yang berorientasi empiris
• Kuantitatif dan kualitatif
• Membahas secara mendalam
segenap proses yang terlibat
dalam usaha untuk
memperoleh pengetahuan
• Ilmu pengetahuan diperoleh
melalui proses metode
• Hakekat keilmuan ditentukan
oleh cara berfikir yang dilakukan
dengan sifat terbuka dan
menjunjung tinggi kebenaran
diatas segala-galanya
• Metode ilmiah, logico hypotico
verivicative dan deducto
hypotetici verivicativ
• Membahas tentang
manfaat yang di
peroleh manusia dari
pengetahuan yang
didapatkanya
• Analisa tentang
penerapan hasil-hasil
temuan Ilmu
pengetahuan
Ontologi Epistemologi
Aksiologi