KUMPULAN MATERI PENGANTAR FILSAFAT ILMU KELOMPOK 4
1. Tugas Kumpulan Slide
Pengantar Filsafat Ilmu
Dosen Pengampu:
Dr. Sigit Sardjono, M.S.
Disusun Oleh:
Adysta Nurma Yunita 1212200294
Muchammad Farist Hidayatullah 1212200300
Dea Riska Ananta Djawak 1212200301
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
6. ● Filsafat ilmu sangat diperlukan
di tengah perkembangan ilmu
teknologi.
● Filsafat adalah ilmu yang tidak
terbatas karena tidak hanya
menyelidiki suatu bidang
tertentu saja.
● Filsafat senantiasa
mengajukan pertanyaan
tentang seluruh kenyataan
yang ada.
Alasan
● Filsafat pun selalu
mempersoalkan
hakikat,prinsip,dan asas
mengenai seluruh realitas
yang ada,bahkan apa saja
yang dapat di
pertanyakan,termasuk filsafat
itu sendiri.
● Filsafat disebut juga sebagai
ilmu matescientiarum atau
induk segala ilmu
pengetahuan.
7. Bagi mahasiswa:
Agar mahasiswa bisa berfikir secara
radikal.
Berpikir radikal bukan berarti
hendak mengubah,membuang atau
menjungkirbalikkan segala
sesuatu.Melainkan dalam arti yang
sebenarnya, yaitu berpikir secara
mendalam untuk mencapai akar
persoalan yang di permasalahkan.
Alasan Berpikir radikal justru hendak
memperjelas realitas, lewat
penemuan serta pemahaman
akan realitas itu sendiri.
Mahasiswa diharapkan memiliki
penguasaan ilmu yang baik
Bukan hanya konsep atau teori,
tetapi juga pemahaman mengenai
hakikat ilmu,objek kajian dari ilmu
yang dipelajari, metode untuk
pengembangan ilmu tersebut, serta
kaidah-kaidah moral dan etika
mengenai untuk apa ilmu harus
dimafaatkan.
9. ● Filsafat benar-benar telah menampakkan
kegunaannya lewat melahirkan, merawat, dan
mendewasakan berbagai ilmu pengetahuan
yang begitu berjasa bagi kehidupan manusia.
● Filsafat benar-benar telah menampakkan
kegunaannya lewat melahirkan, merawat, dan
mendewasakan berbagai ilmu pengetahuan
yang begitu berjasa bagi kehidupan manusia.
● filsafat itu juga menuntun manusia ketindakan
dan perbuatan yang konkret berdasarkan
pengertian yang terang dan pemahaman yang
jelas.
Manfaat
Dalam kehidupan sehari hari:
● Filsafat menyadarkan manusia
terhadap apa yang sudah biasa
diyakini, digauli, digunakan, dan
dilakukannya.
● Dapat mengembangkan cara berpikir
rasional, luas dan mendalam, teratur
dan terang, integral dan koheren,
metodis dan sistematis, logis, kritis,
dan analitis.
● Filsafat menggiring manusia
kepengertian yang terang dan
pemahaman yang jelas.
10. Filsafat mengembangkan kemampuan kita dalam:
1. menalar secara jelas.
2. membedakan argumen yangbaik dan yang
buruk.
3. menyampaikan pendapat (lesan dan tertulis)
secara jelas.
4. melihat sesuatu melalui kacamata yang lebih
luas.
5. melihat dan mempertimbangkan pendapat
dan pandangan yang berbeda.
Manfaat
Secara umum:
● Filsafat membantu kita memahami bahwa
sesuatu tidak selalu tampak seperti apa
adanya.
● Filsafat membantu kita mengerti tentang diri
kita sendiri dan dunia kita, karena filsafat
mengajarkan bagaimana kita bergulat
dengan pertanyaan-pertanyaan mendasar.
● Filsafat membuat kita lebih kritis. Filsafat
mengajarkan pada kita bahwa apa yang
mungkin kita terima begitu saja ternyata
salah atau menyesatkan—atau hanya
merupakan sebagian dari kebenaran.
11. ● Filsafat memberi bekal dan kemampulan pada
kita untuk memperhatikan pandangan kita sendiri
dan pandangan orang lain dengan kritis. Kadang
ini memang bisa mendorong kita menolak
pendapat-pendapat yang telah ditanamkan pada
kita, tetapi filsafat juga memberikan kita cara-cara
berfikir baru dan yang lebih kreatif dalam
mengahadapi masalah yang mungkin tidak dapat
dipecahkan dengan cara lain.Kemampuan berfikir
secara jernih, menalar secara logis, dan
mengajukan dan menilai argumen, menolak
asumsi yang diterima begitu saja, dan pencarian
akan prinsip-prinsip pemikiran dan tindakan yang
koheren semuanya ini merupakan ciri dari hasil
latihan dalam ilmu filsafat.
Manfaat
Secara umum:
● Dengan mempelajari karya-karya para
pemikir besar, para filsuf dalam sejarah dan
tradisi filsafat, kita akan melihat betapa
besar sesungguhnya pengaruh filsafat
terhadap perkembangan ilmu pengetahuan,
agama, pemerintahan, pendidikan dan
karya seni.
12. ● Filsafat ilmu bermanfaat untuk menjelaskan
keberadaan manusia di dalam mengembangkan
ilmu pengetahuan dan teknologi yang merupakan
alat untuk membuat hidup menjadi lebih baik.
● Filsafat ilmu bermanfaat untuk membangun diri
kita sendiri dengan berpikir secara radikal
(berpikir sampai ke akar-akarnya), kita mengalami
dan menyadari keberadaan kita.
● Filsafat ilmu memberikan kebiasaan dan
kebijaksanaan untuk memandang dan
memecahkan persoalan-persoalan dalam
kehidupan sehari-hari.Orang yang hidup secara
dangkal saja, tidak mudah melihat persoalan-
persoalan, apalagi melihat pemecahannya.
Manfaat
Secara khusus:
● Sebagai alat mencari kebenaran dari segala
fenomena yang ada.
● Mempertahankan, menunjang dan melawan atau
berdiri netral terhadap pandangan filsafat lainnya.
● Memberikan pengertian tentang cara hidup,
pandangan hidup dan pandangan dunia.
● Memberikan ajaran tentang moral dan etika yang
berguna dalam kehidupan.
.
● Menjadi sumber inspirasi dan pedoman untuk
kehidupan dalam berbagai aspek kehidupan itu
sendiri, seperti ekonomi, politik, hukum dan
sebagainya.
14. MENGAPA
Dengan
mempelajari filsafat
ilmu diharapkan
mahasiswa semakin
kritis dalam sikap
ilmiahnya
Untuk
memecahkan
masalah diperlukan kemampuan
berpikir kritis dalam
menganalisis berbagai hal yang
berhubungan dengan masalah
yang dihadapi
Dengan
mempelajari
filsafat ilmu diharapkan mereka memiliki pemahaman
yang utuh
mengenai ilmu dan mampu menggunakan pengetahuan
tersebut
sebagai landasan dalam proses pembelajaran dan
penelitian
ilmiah.
15. MENGAPA
diri untuk bersikap
logis-rasional dalam
Opini & argumentasi
yang dikemukakan
Mengajarkan
cara berpikir yang cermat dan
tidak kenal lelah.
Mengembangkan
semangat toleransi dalam perbedaan pandangan
(pluralitas).Karena para ahli filsafat tidak pernah memiliki
satu pendapat, baik dalam isi, perumusan permasalahan
maupun penyusunan jawabannya.
Membiasakan
17. Hal-Hal
Keraguan atau
kegengsian
Aristoteles mengatakan, pada
mulanya manusia takjub
memandang benda-benda aneh
disekitarnya, lama-kelamaan
ketakjubannya semakin terarah
pada hal-hal yang lebih besar dan
luas seperti: perubahan dan
peredaran bulan, matahari, bintang-
bintang dan asal mula alam
semesta.
Tentu saja hal itu berarti bahwa apa
yang dipertanyakan itu tidak jelas
atau belum terang. Jadi keraguanlah
yang turut merangsang manusia
untuk bertanya dan terus bertanya
Kekaguman atau
keheranan atau
ketakjuban
Kesadaran akan
keterbatasan
A
1
2
3
19. PERENUNGAN
TENTANG FILSAFAT
Dosen Pengampu:
Dr. Sigit Sardjono, M.S.
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945
Oleh:
Adysta Nurma Yunita 1212200294
Muchammad Farist Hidayatullah 1212200300
Dea Riska Ananta Djawak 1212200301
20. Mengukur berfikir filsafat
Daya tarik filsafat
Filsafat dalam kehidupan
sehari-hari
01
02
03
04
PEMBAHASAN:
Alasan berfilsafat
Mengembangkan
pemikiran filsafat
06 Lingkup filsafat
07 Ciri-ciri pemikiran
filsafat
21. MENGAPA BERFILSAFAT
Karena filsafat mengajak berpikir secara holistik dalam rangka mananggapi dan
memecahkan suatu masalah demi mewujudkan suatu sistem kehidupan manusia yang
seimbang secara ragawi dan rohani.
Jika ditelaah secara mendalam, begitu banyak manfaat, serta pertanyaan-pertanyaan
yang mungkin orang lain tidak pernah memikirkan jawabannya. Karena filsafat
merupakan induk dari semua ilmu. Beberapa manfaat berpikir filsafat, di antaranya
mengajarkan cara berpikir kritis, sebagai dasar dalam mengambil keputusan,
menggunakan akal secara proporsional, membuka wawasan berpikir menuju ke arah
penghayatan, dan masih banyak lagi. Itulah sebabnya mengapa pentingnya untuk
selalu berpikir filsafat kapanpun, di manapun, dan dalam situasi apapun kita berada.
1
2
3
4
22. MENGUKUR BERFIKIR
FILSAFAT
Filsafat merupakan sarana baik untuk menggali kembali
kekayaan kebudayaan, tradisi-tradisi, dan filsafat
Indonesia untuk mengaktualisasikannya bagi Indonesia
modern yang sedang kita bangun. Sebagai kritik ideologi,
filsafat membangun kesanggupan untuk mendeteksi dan
membuka kedok-kedok ideologic berbagai bentuk
ketidakadilan sosial dan pelanggaran-pelanggaran
terhadap martabat dan hak-hak asasi manusia yang
masih terjadi. Jadi filsafat membuat sanggup untuk
melihat secara terbuka masalah-masalah sosial serta
percaturan kekuasaan yang sedang berlangsung
1
2
3
4
23. Konsep penting yang perlu dipahami tentang
hakikat makna filsafat antara lain:
A. filsafat
adalah
mendorong
manusia untuk
berpikir secara
kritis
B. berpikir
filsafat adalah
berpikir dalam
bentuk yang
sistematis
C. filsafat
harus
menghasilkan
sesuatu yang
runtut
D. berpikir
filsafat adalah
berpikir secara
rasional dan
logis
E. proses
berpikir filsafat
harus bersifat
mendalam dan
komprehensif
The Sun is a
bright star
1
2
3
4
24. DAYA TARIK FILSAFAT
1
2
3
4
Meskipun kita tidak memiliki minat untuk belajar filsafat, ada
masalah-masalah filsafat yang mau tak mau menarik perhatian kita.
Entah kita seorang mahasiswa filsafat atau bukan, kita dapat saja
terbawa ke arah pemikiran filsafat. Ringkasnya, setiap orang pasti
menyimpan asumsi-asumsi atau keyakinan-keyakinan filsafat.
Untuk memberi gambaran, mari kita lihat bagaimana orang-orang
yang bukan filsuf dapat terbawa kepada pemikiran filsafat, biasanya
melalui persoalan-persoalan yang secara langsung relevan dengan
kepentingan mereka.
Seorang ahli fisika nuklir, setelah berketetapan bahwa materi sebagian besar adalah ruang hampa
yang di dalamnya terjadi transformasi-transformasi energi tanpa warna, mulai bertanya-tanya,
sejauh manakah dunia yang padat, berkeluasan, dan berwarna seperti yang kita persepsikan ini
berkaitan dengan keberadaannya yang sesungguhnya dan manakah di antara keduanya itu yang
lebih "nyata"?.
25. FILSAFAT DALAM KEHIDUPAN
SEHARI-HARI
STEP 02
Pengetahuan sehari-hari dibangun bukan berdasarkan refleksi kritis dan pengambilan jarak
terhadap realitas. Pengetahuan sehari-hari lebih mendasarkan diri pada kerja akal sehat
(common sense). Sifat pengetahuan ini sangat praktis dan mengarahkan hidup manusia.
Pengetahuan sehari-hari yang praktis tersebut pertama-tama dimaksudkan untuk
memecahkan persoalan-persoalan keseharian yang dihadapi masyarakat, dan sama sekali
tidak dimaksud untuk dikembangkan lebih lanjut atau direfleksikan secara mendalam demi
tujuan pada dirinya sendiri. Meskipun demikian, pengetahuan sehari-hari justru menjadi
dasar dan titik tolak pengetahuan reflektif manusia. Tanpa pengetahuan sehari-hari kita
tidak mungkin berefleksi secara filosofis. Pengetahuan ilmiah (scientific knowledge) pun
dibangun di atas basis pengetahuan sehari-hari ini.
1
2
3
4
26. MENGEMBANGKAN PEMIKIRAN FILSAFAT
Sepintas jika dilihat dari akar katanya, bisa ditebak kalau "filsafat" berasal dari peradaban
Yunani. Namun dalam beberapa penelitian diungkap juga bahwa sejatinya bukan orang
Yunani yang merintis pemikiran filsafat di dunia. Ternyata di negeri-negeri lain, seperti
Mesir, Cina dan India sudah lama mempunyai tradisi filsafat semasa atau sebelum orang
Yunani Kuno, walau mereka tidak mempergunakan kata Philosophia' untuk maksud yang
sama.
Secara umum, tema-tema pokok filsafat di Yunani mencakup tiga hal. Pertama,
permasalahan tentang asas (arkhe) dan hukum (logos) alam semesta. Kedua, tema-tema
yang berkaitan dengan paham Aletheia (ketidaksembunyian), seperti "ada", "kebenaran",
an "pengetahuan sejati". Ketiga, pertanyaan tentang kodrat manusia dan penentuan
tindakan etisnya: "yang baik" dan "keutamaan" (arete).
1
2
3
4
27. LINGKUP FILSAFAT
Ruang lingkup filsafat adalah segala sesuatu lapangan pikiran manusia yang amat
luas. Segala sesuatu yang mungkin ada dan benar, benar ada (nyata), baik material
konkrit maupuan nonmaterial abstrak (tidak terlihat). Dengan ungkapan lain, objek
filsafat itu tidak terbatas. Objek pemikiran filsafat berada dalam ruang lingkup yang
menjangkau permasalahan kehidupan manusia, alam semesta dan alam sekitarnya.
1
2
3
4
28. tidak ada sesuatu pun
yang berada di luar
jangkauannya Jika
tidak demikian, filsafat
akan ditolak serta
dikatakan berat
sebelah dan tidak
memadai
perenungan kefilsafatan berusaha
memahami segenap kenyataan dengan
jalan menyusun suatu pandangan dunia,
yang memberikan keterangan tentang dunia
dan sernua hal yang ada di di dalamnya.
FILSAFAT
BERSIFAT
KOMPREHENSIF
FILSAFAT MEMILIKI
PANDANGAN YANG
LUAS
CIRI-CIRI PEMIKIRAN FILSAFAT
FILSAFAT BERSIFAT
KOHEREN
Bagan kosepsional
yang merupakan hasil
perenungan
kefilsafatan haruslah
bersifat koheren atau
bersifat runtut
PEMIKIRAN
FILSAFAT YANG
RASIONAL
bagan yang bagian-
bagiannya secara
logis berhubungan
satu dengan yang lain
FILSAFAT MEMILIKI
PEMIKIRAN SECARA
SISTEMATIS
Karya-karya perseorangan
menunjukkan adanya saling
pertukaran yang ajeg dengan
pikiran serta kritik orang lain
1
2
3
4
30. Filsafat Ilmu, Pengetahuan
dan Ilmu Pengetahuan
Oleh:
Adysta Nurma Yunita 1212200294
Muchammad Farist Hidayatullah 1212200300
Dea Riska Ananta Djawak 1212200301
Dosen Pengampu:
Dr. Sigit Sardjono,M.S.
FAKULTAS EKONOMIDAN BISNIS
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS1945 SURABAYA
31. Our numbers
You can describe the topic
of the section right here
Definisi
Dan jenis pengetahuan
Hakikat Perkembangan
Dan sumber ilmu
pengetahuan
Filsafat dan
Filsafat ilmu pengetahuan
Ciri-ciri
Ilmu pengetahuan ilmiah
Cara kerja
Ilmu pengetahuan ilmiah
Ilmu pengetahuan
Pembahasan:
32. Dalam kamus filsafat dijelaskan bahwa pengetahuan (knowledge) adalah proses kehidupan
yang diketahui manusia secara Iangsung dari kesadarannya sendiri. Dalam peristiwa ini yang
mengetahui (subjek) memiliki yang diketahui (objek) di dalam dirinya sendiri sedemikian aktif
sehingga yang mengetahui itu menyusun yang diketahui pada dirinya sendiri dalam kesatuan
aktif.
Jadi pengetahuan itu harus benar, kalau tidak benar adalah kontradiksi
33. Dibagi menjadi 4 :
● Pengetahuan biasa, yakni pengetahuan yang dalam filsafat dikatakan dengan istilah common sense, dan
sering diartikan dengan good sense
● Pengetahuan ilmu,yakni diartikan untuk menunjukkan ilmu pengetahuan alam
● Pengetahuan filsafat, yakni pengetahuan yang diperoleh dari pemikiran yang bersifat kontemplatif dan
spekulatif.
● Pengetahuan agama, yakni pengetahuan yang hanya diperoleh dari Tuhan lewat para utusan-Nya.
34. Perbedaan antara ilmu dengan pengetahuan dapat ditelusuri dengan
melihat perbedaan ciri-cirinya. Herbert L. Searles memperlihatkan ciri-
ciri tersebut sebagai berikut: "Kalau ilmu berbeda dengan filsafat
berdasarkan empiris, maka ilmu berbeda dari pengetahuan biasa
karena ciri sistematisnya".
36. Idealisme
Realisme
Pengetahuan menurut realisme
adalah gambaran atau kopi yang
sebenarnya dari apa yang ada
dalam alam nyata (dari fakta atau
hakikat).
pengetahuan bagi seorang idealis hanya
merupakan gambaran subjektif dan bukan
gambaran objektif tentang realitas. Subjektif
dipandang sebagai suatu yang mengetahui, yaitu
dari orang yang membuat gambaran tersebut.
Karena itu, pengetahuan menurut teori ini tidak
menggambarkan hakikat kebenaran
Hakikat pengetahuan
37. Empirisme
aliran ini manusia
memperoleh penge¬tahuan
melalui pengalamannya
Intuisi
intuisi adalah hasil dari evolusi
pemahaman yang tertinggi.
Rasioanalisme
aliran ini menyatakan bahwa akal
adalah dasar kepastian
pengetahuan
Wahyu
You can describe the topic
of the section right here
Sumber pengetahuan
39. 1. Periode Pertama
1)Perihal Pengenalan
Menurut Aristoteles terdapat dua macam pengenalan, yaitu: (1) pengenalan inderawi;
(2) pengenalan rasional.
2} Perihal Metode
, menurut Aristoteles, metode untuk mengembangkan “ilmu pengetahuan” ada dua, yaitu: (1)
induksi intuitif yaitu mulai dari fakta untuk menyusun hukum (pengetahuan universal); (2) deduksi
(silogisme) yaitu mulai dari pengetahuan universal menuju fakta-fakta.
Perkembangan ilmu pengetahuan
40. 1. Periode Kedua
memasukkan unsur makro menjadi mikro, mengkonstruksi suatu model yang dapat diuji coba
secara empiris, sehingga memerlukan adanya laboratorium. Uji coba penting, untuk itu harus
membuat eksperimen. Ini berarti mempergunakan pendekatan matematis dan pendekatan
eksperimental. Selanjutnya apabila pada jaman Aristoteles ilmu pengetahuan bersifat ontologis,
maka sejak abad 17, ilmu pengetahuan berpijak pada prinsip-prinsip yang kuat yaitu jelas dan
terpilah-pilah (clearly and distinctly) serta disatu pihak berpikir pada kesadaran, dan pihak lain
berpihak pada materi.
Perkembangan ilmu pengetahuan
41. Hakekat ilmu pengetahuan dapat ditelusuri dari 4 hal, yaitu:
1.Sumber ilmu pengetahuan
Ilmu pengetahuan diperoleh dari pengalaman (emperi) dan dari akal (ratio).
2.Batas-batas ilmu pengetahuan
Pengetahuan yang dapat kita tangkap dengan panca indera adalah hal-hal yang berada di dalam ruang dan waktu.
3.Strukturnya
Apabila dikatakan subjek menghadapi objek itu salah, karena objek itu adalah subjek juga, sehingga dapat terjadi
dialektika.
4. Keabsahan
Kebenaran adalah kesamaan antara gagasan dan kenyataan.
42. 1. Ilmu pengetahuan ilmiah harus sistematis.
2. Ilmu pengetahuan Ilmiah harus dapat dipertanggungjawabkan,melalui
-system axiomatis
-system empiris
-simstem semantic/linguistic
3. Ilmu pengetahuan ilmiah harus objektif atau intersubjektif
43. •Untuk pemecahan masalah diperlukan kajian pustaka (inferensi logis) guna mendapatkan
teori-teori.
•Selanjutnya dari teori disusun hipotesis. Untuk menyusun hipotesis diperlukan metode
deduksi logis.
•Untuk membuktikan benar tidaknya hipotesis perlu adanya observasi.
•Setelah observasi, selanjutnya melakukan pengukuran (assessment), penetapan sampel,
estimasi kriteria (parameter estimation).
•Pembuktian generalisasi emperis, apabila hipotesis benar akan memperkuat teori
(verifikasi). Apabila hipotesis tidak terbukti akan memperlemah teori (falsifikasi).
•Hasil dari generalisasi empiris tersebut dipergunakan sebagai bahan untuk pembentukan
konsep, pembentukan proposisi
Cara kerja ilmu
pengetahuan ilmiah
44. Ilmu pengetahuan adalah kerangka konseptual atau teori yang saling berkaitan yang memberi
tempat pengkajian dan pengujian secara kritis dengan metode ilmiah oleh ahli-ahli lain dalam
bidang yang sama, dengan demikian bersifat sistematik, objektif, dan universal.Sedangkan
pengetahuan adalah hasil pengamatan yang bersifat tetap, karena tidak memberikan tempat
bagi pengkajian dan pengujian secara kritis oleh orang lain, dengan demikian tidak bersifat
sistematik dan tidak objektif serta tidak universal.
Beda Ilmu Pengetahuan dengan
pengetahuan
45. Siapa itu seorang filsuf
Seorang filsuf adalah seorang yang mampu berpikir kritis, kreatif dan inovatif. Dia mampu
menggali sampai ke akar-akar pemikiran manusia; dia mampu mengolah ide-ide dalam
kesatuan dan kalau perlu mampu menemukan hal-hal Baru dalam dunia berpikir.
47. LOGIKA SCIENTIFIKA
Dosen Pengampu:
Dr.Sigit Sardjono,M.S.
Oleh:
Adysta Nurma Yunita 1212200294
Muchammad Farist Hidayatullah 1212200300
Dea Riska Ananta Djawak 1212200301
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
49. Berpikir Induktif dan Deduktif
Dapatlah dikatakan bahwa pekerjaan induktif ini dimulai dari hal-hal yang khusus
(particular) yang terpikirkan sebagai kelas dari suatu fenomena yang berupa fakta
menuju generalisasi. Dari sinilah terwujud hukum, dalil, atau teori dari suatu ilmu.
Kebalikan dari berpikir induktif ialah berpikir deduktif. Bekerjanya berangkat dari hal
yang umum (dari induksi/teori/dalil/hukum) kepada hal-hal yang khusus (particular).
Penalaran deduktif biasanya mempergunakan silogisme dalam menyimpulkan.
50. Metode ilmiah
Metode ilmiah merupakan prosedur atau langkah-langkah
sistematis dalam mendapatkan pengetahuan ilmiah atau
ilmu. Ilmu merupakan pengetahuan yang didapatkan melalui
metode ilmiah. Metode adalah suatu prosedur atau cara
untuk mengetahui sesuatu dengan langkah-langkah
sistematis.
51. Garis besar langkah-langkah
sistematis keilmuan adalah:
menyimpulkan
melakukan pembahasan
menguji hipotesis secara
empirik
mencari, merumuskan dan
mengidentifikasi masalah
menyusun kerangka
pikiran (logical contract)
merumuskan hipotesis
(jawaban rasicnal terhadap
masalah)
52. Logika Alami dan Logika
Scientifika
Banyak hal yang menyebabkan kita berpikir. Dan memang benar bahwa logika
alami (natural, spontan, dengan naluri) tersebut telah mencukupi bagi kebutuhan-
kebutuhan dasar manusia.Tetapi logika alami ini tidak cukup jelas atau tegas
eksplisit untuk menjauhkan kita dari kekeliruan-kekeliruan. Jadi, logika scientifika
mutlak dibutuhkan untuk semakin memperlengkapi kita dalam mempeitajam jiwa
dan menolong meluruskan kerja intelek kita dengan mengikuti, mematuhi prinsip-
prinsip dasar yang memerintahnya dengan sadar.
53. Definisi Logika Scientifika
Logika scientifika adalah ilmu praktis normatif yang
mempelajari hukum-hukum, prinsip-prinsip, bentuk-bentuk
pikiran manusia yang jika dipatuhi akan membimbing kita
mencapai kesimpulan-kesimpulan yang betul lurus, sah.
54. llmu dapat dirumuskan sebagai kesimpulan pengetahuan hasil penyelidikan
pandangan yang logis teratur, kritis, dan sistematis terhadap suatu
objek.Manusia dapat menyelidiki caranya berpikir dan dapat menyelidiki
hukum-hukum, bentuk-bentuk dan prinsip-prinsip pikirannya sendiri. Hal ini
dijalankan untuk menambah dan mencermaikan pengetahuan.Tetapi
manusia tidak hanya berhenti pada mengetahui, berhenti pada memandang
demi memandang. Pengetahuan tersebut dapat juga dipergunakan untuk
berpikir dengan cara yang lebih sempurna. Demikianlah logika scientifika
juga disebut ilmu.
Ilmu
01
55. Praktis dan Normatif
Jika ilmu dibagi menurut metodenya, dapat dibentuk tiga kelompok
besar
1
Ilmu-ilmu aksiomatik atau
ilmu-ilmu deduktif.
2
Ilmu-ilmu empiris atau ilmu-
ilmu induktif
3
Ilmu-ilmu kesejarahan atau
ilmu-ilmu reduktif.
01
56. Objek Material dan Objek Formal
Ilmu adalah suatu bentuk pengetahuan yang mempelajari suatu objek. Jadi ilmu mempunyai
lapangan. Jika ditinjau demikian, maka agaknya yang menjadi asas perbedaan pertama adalah
objek atau lapangan ilmu itu, yakni apa yang dipandang, yang disebut objek material. Asas
perbedaan kedua adalah aspek, sudut pandangan yang disebut objek formal. Logika scientifika
sebagai ilmu juga mempunyai objek. Objek materialnya adalah pikiran manusia, sedangkan
aspek yang dipandang, yakni objek formalnya, adalah hukum-hukum, bentuk-bentuk, dan
prinsip-prinsip pikiran. Di sini tegas terlihat bahwa logika scientifika hakikatnya tidak
mempelajari isi pikiran.
03
57. Implikasi
metafisik/epistemologi
pemikiran
Segi yang mempersoalkan materi pemikiran, khususnya implikasi
metafisik epistemologis materi pemikiran, amat penting untuk
diperhatikan.
pemikirannya, mutlak perlu mengidentifikasikan keputusan filsafati yang
terlibat di dalam pemikirannya.
02
58. Masalahnya karena suatu keputusan filsafati
secara implisit telah menentukan:
1 2
3 4
Metode Logika Validasi
macam
kenyataannya
konsekuensi-
konsekuensi dan
kesimpulan-
kesimpulannya
02
59. Logika pertama¬tama mempersoalkan tentang aspek objektif dari proses intelektual,
sedangkan psikologi tentang aspek subjektifnya. Adalah berguna juga untuk mengetahui
psikologi, khususnya yang menyentuh hal-hal yang bertalian dengan proses berpikir, karena
aspek psikologis de facto juga terdapat dengan aspek logis dalam pikiran kita, tetapi tidak ada
alasan untuk mencampuradukkan keduanya begitu saja. Jika kita tidak membedakannya, kita
akan tergelincir ke dalam psikologisme.
Selain itu, psikologisme memandang logika sekadar suatu ilmu deskriptif. Kini psikologisme
praktis tidak mempunyai pengikut. Frege dan Husserl (setelah kritik dari Frege) menghantam
psikologisme habis-habisan.
Logika scientitika dan psikologi
03
60. Status epistemologis hukum-hukum, logika
Di antara interpretasi normatif dan psikologis terdapat bentuk¬bentuk yang merupakan
usaha-usaha menjawab masalah pendasaran ciri normatif logika. Usaha-usaha tersebut
adalah penjelasan a priori dan penjelasan a posteriori terhadap eksistensi hukum-hukum
logika. Hal-hal tersebut berkaitan dengan masalah status epistemologis hukum¬hukum
logika: hukum-hukum logika diketahui melalui pengalaman (pengetahuan a posteriori)
ataukah bersifat tidak bergantung pada pengalaman (pengetahuan a priori).Dan inilah yang
disebut pandangan yang bersifat a priori sintetik tentang Penjelasan a priori dapat terlihat
pada, misalnya, pandangan Plato dan kaum rasionalis. Mereka berdalil bahwa hukum logika
diketahui manusia melalui suara pandangan rasional (rational insight). Pengakuan
pancaindera hanya merupakan releaser function. Hukum logika adalah hukum tentang
realitas.logika
61. Status epistemologis hukum-hukum, logika
Menurut Kant, hukum-hukum logika adalah hukum berpikir yang menentukan syarat-syarat
yang harus ada bagi terlaksananya pengalaman, empiri. Sedangkan menurut George Boole,
mahaguru matematika di Queen's College, Cork, Inggris dalam karyanya An Investigation
of the Laws of Thought (1854, hal. 459) dikatakan: hukum-hukum logika ditentukan oleh
struktur psikologis manusia.
Di dalam penjelasan dengan jelas ditekankan bahwa aturan logika bukanlah aturan yang
membatasi pemikiran manusia. Hukum logika adalah aturan evaluasi yang bersifat relatif
yang selalu dapat ditinjau kembali.
Perlu kirariya'di sini juga ditekankan bahwa riormativitas tidak senantiasa merupakan
antitesis kemungkinan perkembangan
62. Logika dan logistika
perbedaan hakiki aritara logika dan logistika. Logika membicarakan kegiatan
pemikiran secara lengkap beserta prosesnya ke arah kebenaran,
membicarakan susunan konsep, nuansa term dan segala sesuatunya yang
menyangkut seluk beluk kegiatan pemikiran. Sedangkan logistika
membicarakan hubungan antara tanda-tanda ideografis
01
64. Dosen Pengampu:
Dr. Sigit Sardjono,M.S
Oleh:
Adysta Nurma Yunita 1212200294
Muchammad Farist Hidayatullah 1212200300
Dea Riska Ananta Djawak 1212200301
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
Tokoh-Tokoh Filsuf
65. Tokoh filsuf Kuno
0
1
-> Aristoteles
0
2
-> Plotinus
Tokoh Filsuf
Pertengahan
0
3
-> Thomas Hobbes
Tokoh Filsuf
Modern
Pembahasan:
66. 1. Tokoh filsuf kuno
(aristoteles)
Lahir di 384 SM Stagira, Chalcidice
Meninggal di tahun 322 SM (umur 61 atau 62) Euboea
Era: Filsafat kuno
Kawasan: Filsuf barat
Aliran: Sekolah Peripatetik, Aristotelianisme, Minat Utama, Fisika,
Metafisika, Puisi, Teater, Musik, Retorika, Politik, Pemerintahan,
Etika, Biologi, Zoologi
Gagasan penting: Golden mean, Logika, Silogisme
Dipengaruhi: Parmenides, Socrates, Plato, Heraclitus, Democritus
Memengaruhi: Alexander Agung, Avicenna, Ibnu Rusyd,
Maimonides, Albertus Magnus, Thomas Aquinas, Duns Scotus,
Ptolemy, Copernicus Galileo.
Riwayat Hidup:
Pada awalnya, Aristoteles merupakan murid dari Plato. Namun ia
kemudian menolak beberapa pemikiran Plato dan memulai
pemikiran filsafatnya sendiri. Aristoteles mendirikan sebuah pusat
pendidikan dan penelitian bernama Lyceum.Aristoteles
mengembangkan sistem filsafatnya sendiri pada masa tersebut.
68. •Abstraksi: fisika, matematika
dan metafisika.
•Metode Filsafat: metode
induktif dan yang kedua ialah
metode deduktif.
Pemikiran
filsafat
•Ilmu Alam
hubungan sebab-akibat yang
mengarahkan kepada
pemikiran mengenai
penggerak pertama yang
tidak bergerak.
•Retorika
Ajaran retorika dari
Aristoteles berpengaruh
hingga keruntuhan Kerajaan
Yunani dan Kerajaan
Romawi.
Pemikiran sains
69. Pemikiran humaniora
•Manusia
Manusia sebagai makhluk sosial diwujudkan dalam bentuk masyarakat yang saling
terhubung dalam kesatuan biologis yang didasarkan oleh naluri.
•Politik
sarana pembentukan masyarakat dengan peluang yang besar untuk memperoleh
kebahagiaan
•Hukum
Ia membagi hukum menjadi dua, yaitu hukum yang ditetapkan oleh kekuasaan
negara dan hukum yang tidak subjektif dalam penilaian kebaikan maupun
keburukan.
•Psikologi
Manusia dalam pandangan ini terbentuk dari jiwa yang bersifat imanen. Keberadaan
jiwa ini yang membuat manusia menjadi manusia.
•Komunikasi
Komunikasi telah terjadi ketika pembicara telah mampu mengubah sikap dari
pendengar melalui pesan di dalam pembicaraan.
70. Pemikiran ketuhanan
Aristoteles memandang bahwa Tuhan hanya berperan menciptakan segala
pergerakan di alam semesta, tetapi tidak mengurus lagi alam semesta beserta
dengan ciptaan-Nya. Tuhan dalam pandangan Aristoteles tidak mengetahui hal-hal
kecil yang terjadi di dalam alam semesta. Pandangan Aristoteles ini bertentangan
dengan pandangan agama mengenai sifat ketuhanan.
Karya tulis hasil pemikiran Aristoteles yaitu:
•Etika Nikomakea
•To Organon
•politica
71. 2. Tokoh filsuf pertengahan
(plotinus)
Riwayat Hidup:
● Plotinus dilahirkan pada tahun 204 M di Mesir, di daerah Lycopolis.
Pada tahun 232 dia pergi ke Alexandria untuk belajar filsafat, pada
seorang guru yang bernama Animonius Saccas selama 11 tahun. Pada
tahun 243 ia mengikuti Raja Gordianus III berperang melawan Persia,
pada saat itu ia ingin menggunakan kesempatannya untuk mempelajari
Persia dan India. Tapi sebelum ia mempelajarinya Raja Gordianus
terbunuh pada tahun 244, sedangkan Plotinus bisa menyelamatkan diri
ke Antakya (Antioch).
● Pada usia 40 tahun plotinus pergi ke Roma. Di Roma Plotinus menjadi
pemikir terkenal dan patut diperhitungkan. Pada tahun 270 Plotinus
meninggal dunia di Minturnae, Campania, Italia. Muridnya yang
bernama Porphyry mengumpulkan tulisannya yang berjumlah 54
karangan. Karangan itu dikumpulkan menjadi 6 set, setiap set berisi 9
karangan. Masing-masing set disebut ennead.
72. SECTOR nEWS
Menurutnya, jiwa ialah suatu
kekuatan ilahiyah yang merupakan
sumber kekuatan. Alam semesta
merupakan sesuatu yang berada
pada jiwa. Jiwa tidak bersifat
kuantitaf karena jiwa merupakan
sesuatu yang tidak dapat dibagi.
Sekalipun demikian, ada juga yang
mengatakan bahwa jiwa itu
sebenarnya adalah satu. Alasan itu
ada karena kita merasakan antara
jiwa saya dengan jiwa ornag lain;
jika teman menderita maka saya
merasakan penderitaan itu.
Etika Plotinus bermula pada
pandangannya terhadap politik.
Bahwa seseorang adalah wajar
memenuhi tugas-tugasnya sebagai
warga negara yang baik sekalipun ia
tidak tertarik pada masalah politik.
Dalam masalah ini ia membahas
masalah kebebasan kehendak.
Estetika atau keindahan pun memiliki
arti spiritual, karena itu estetika dekat
sekali dengan kehidupan moral.
Konsep keindahan menurut Plotinus
berhubungan juga dengan
pandangannya tentang kejahatan.
Kejahatan menurut Plotinus tidak
mempunyai realitas metafisis.
b. Etika dan estetika
menurut plotinus
a. Tentang jiwa
menurut plotinus
Pemikiran filsuf plotinus
73. 3. Tokoh filsuf modern (Thomas hobbes)
Riwayat Hidup:
Thomas Hobbes (1588-1679) adalah seorang filsuf
Inggris, terkenal karena karyanya dalam filsafat
politik. Ia lahir di Westport, Inggris, dan kuliah di
Universitas Oxford. Dia hidup pada masa pergolakan
politik dan sosial yang hebat di Inggris, termasuk
Perang Saudara Inggris, yang berdampak besar pada
pemikirannya.
Dia adalah seorang materialis yang percaya bahwa
segala sesuatu di dunia ini, termasuk pemikiran dan
kesadaran manusia, dapat dijelaskan dengan proses
fisik. Ide-ide Hobbes kontroversial pada masanya,
dan terus diperdebatkan dan dikritik oleh para filsuf
sejak saat itu. Namun, karyanya memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap perkembangan filsafat
politik modern dan teori negara.
74. Pemikiran filsuf Thomas hobbes
Empirisme menyatakan bahwa pengalaman
adalah asal dari segala pengetahuan.
Menurut Hobbes, filsafat adalah suatu ilmu
pengetahuan tentang efek-efek atau akibat-
akibat berupa fakta yang dapat diamati.
Segala yang ada ditentukan oleh sebab
tertentu, yang mengikuti hukum ilmu pasti
dan ilmu alam. Yang nyata adalah yang
dapat diamati oleh indra manusia, dan sama
sekali tidak tergantung pada rasio manusia
(bertentangan dengan rasionalisme). Dengan
menyatakan yang benar hanyalah yang
inderawi, Hobbes mendapatkan jaminan atas
kebenaran.
Empirisme
Hobbes adalah seorang materialis. Ia
meyakini bahwa manusia (termasuk
pikirannya, dan bahkan Tuhan) terdiri
dari materi. Meskipun tidak pernah
disebutkan secara eksplisit dalam
karya-karyanya, Hobbes telah
menyerang lawannya yang meyakini
hal-hal imaterial.
materialism
e
a) b)
75. c) Tentang Kemandirian Filsafat
Hobbes menyatakan bahwa filsafat harus membatasi diri pada masalah kontrol atas alam. Berdasarkan
pemikiran tersebut, Hobbes menyatakan hanya ada empat bidang di dalam filsafat, yakni:
yang merupakan
refleksi atas
benda-benda
dalam ruang.
geometri
1.
yang merupakan
refleksi timbal-
balik benda-benda
dan gerak mereka.
fisika
2.
yang dalam pengertian
Hobbes dekat dengan
psikologi. Maksudnya,
refleksi atas hasrat dan
perasaan manusia serta
gerak-gerak mentalnya.
etika
3.
yang adalah refleksi
atas institusi-
institusi sosial.
politik
4.
77. Filsafat
Manusia
Dosen Pengampu:
Dr. Sigit Sardjono,M.S
Disusun Oleh:
Adysta Nurma Yunita 1212200294
Muchammad Farist Hidayatullah 1212200300
Dea Riska Ananta Djawak 1212200301
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
78. 01. 02. 03.
04. 05. 06.
Pembahasan:
Pengantar Filsafat
Manusia
Manusia Sebagai
Makhluk Filosofis
Identitas Manusia
Etika dan
Moralitas
Manusia
Manusia Dalam
Konteks Sosial
Manusia dan
Tujuan Hidup
79. DEFINISI FILSAFAT MANUSIA
Filsafat manusia adalah cabang filsafat yang
membahas eksistensi, sifat, dan kondisi
manusia sebagai makhluk rasional.
Hal ini melibatkan pemikiran kritis dan refleksi
mendalam tentang sifat manusia, alam pikiran,
kebebasan, tujuan hidup, nilai-nilai, etika, dan
hubungan sosial.
80. SEJARAH PERKEMBANGAN FILSAFAT MANUSIA
5. Filsafat Kontemporer
- Friedrich Nietzsche (1844-
1900)
- Martin Heidegger (1889-
1976)
- Ludwig Wittgenstein
(1889-1951)
1. Filsafat Kuno
- Periode Pra Sokratik (Abad ke-6 hingga ke-5
SM)
- Sokrates (455-399 SM)
- Aristoteles (384-322 SM)
2. Filsafat Abad Pertengahan
- Agustinus dan Hippo (354-430 SM)
- Thomas Aquinas (1225-1274)
3. Zaman Renaisans
- Rene Descartes (1596-
1650)
- John Locke (1632-1704)
- Immanuel Kant (1724-
1804)
- John Stuart Mill (1806-
1873)
4. Zaman Pencerahan
81. Manfaat Mempelajari Filsafat Manusia
Pemahaman
tentang diri
sendiri
Pengembangan
pemikiran kritis
Pemahaman
tentang
kehidupan dan
kebermaknaan
Pemahaman
tentang
hubungan
sosial dan
politik
Pembangunan
keterampilan
komunikasi dan
argumentasi
1 2 3 4 5
82. ● Rasionalitas
Manusia dianggap sebagai makhluk yang memiliki kemampuan berpikir rasional dan logis.
Kemampuan ini memungkinkan manusia untuk merenungkan, mengambil keputusan yang
terinformasi, dan menggunakan penalaran.
● Kesadaran
Ini mencakup pemahaman akan keberadaan, identitas, dan pengalaman pribadi.
● Kemampuan Moral
Manusia memiliki kemampuan untuk membedakan antara tindakan yang baik dan buruk.
● Kreativitas
Manusia memiliki kemampuan untuk menciptakan dan menghasilkan sesuatu yang baru dan
orisinil.
● Bahasa dan Komunikasi
Bahasa memungkinkan manusia untuk berbagi pemikiran, gagasan, dan pengetahuan
dengan cara yang sangat rinci dan abstrak.
Ciri-Ciri yang Membedakan Manusia dari Makhluk Lain
83. 1. Eksistensialisme: Menurut pandangan ini, manusia adalah makhluk bebas yang bertanggung jawab atas
pilihan dan tindakan mereka.
2. Humanisme: Menekankan pada martabat, nilai, dan potensi manusia.
3. Dualisme: Perspektif ini memandang bahwa manusia memiliki aspek spiritual atau mental yang berbeda dari
sifat fisik mereka.
4. Materialisme: Pandangan ini menekankan bahwa pikiran, kesadaran, dan perilaku manusia dapat dijelaskan
secara ilmiah dengan mendasarkan pada aspek fisik dan biokimia tubuh manusia.
5. Fenomenologi: Menganggap bahwa manusia terlibat dalam hubungan yang kompleks dengan dunia, dan
mempelajari cara manusia mengalami dan memberikan makna kepada objek dan peristiwa.
Keberadaan Manusia Dalam Konteks Filsafat
84. 1. Etika Deontologi: Etika deontologis menekankan pentingnya aturan moral yang tetap dan kewajiban moral
yang harus dipatuhi. Pembenaran tindakan didasarkan pada kesesuaiannya dengan prinsip moral yang
absolut.
2. Etika Konsekuensialisme: Pendekatan konsekuensialis menekankan pentingnya konsekuensi tindakan
dalam menilai kebaikan atau keburukan suatu tindakan. Etika konsekuensialis berfokus pada mencapai hasil
yang dianggap baik secara keseluruhan.
3. Etika Keutamaan: Pendekatan etika keutamaan (virtue ethics) memusatkan perhatian pada karakter dan
sifat moral individu. Etika ini berpendapat bahwa tindakan yang baik berasal dari karakter yang baik, dan
mempromosikan pembentukan sifat-sifat moral yang positif.
4. Etika Utilitarianisme: Etika utilitarianisme menganggap kebahagiaan atau kepuasan sebagai tujuan utama
etika. Tindakan dianggap baik jika menghasilkan hasil yang paling banyak menguntungkan bagi sebanyak
mungkin orang.
Teori-Teori Etika Dalam Filsafat Manusia
85. 1. Eksistensialisme: Menekankan kebebasan dan tanggung jawab individu dalam menciptakan makna hidup
mereka sendiri. Eksistensialis berpendapat bahwa manusia tidak memiliki makna atau tujuan inheren
dalam hidup, melainkan harus menciptakan makna melalui pilihan dan tindakan mereka sendiri.
2. Hedonisme: Menekankan pencarian kenikmatan dan kebahagiaan sebagai tujuan utama dalam hidup.
3. Spiritualitas: Tujuan eksistensial manusia terletak pada pencarian kebijaksanaan, kebajikan, dan
pemahaman yang lebih dalam tentang realitas yang lebih tinggi atau keberadaan yang transenden.
4. Teologi: Menurut pandangan ini, tujuan eksistensial manusia adalah mengenal dan menghormati
kehendak ilahi serta hidup sesuai dengan nilai-nilai spiritual dan agama yang dianggap benar.
5. Kontribusi dan pelayanan: Dalam perspektif ini, tujuan eksistensial manusia adalah membantu orang lain,
meningkatkan kondisi dunia, dan menciptakan dampak positif dalam kehidupan orang lain.
Makna Hidup dan Tujuan Eksistensial Manusia
89. Definisi Filsafat Ilmu Ekonomi
cabang filsafat yang berkaitan dengan
pertanyaan-pertanyaan filosofis tentang ilmu
ekonomi
Tujuan Filsafat Ilmu Ekonomi
untuk memahami sifat dan batasan
ilmu ekonomi dengan pertanyaan-
pertanyaan
90. Metode dan Asumsi
Asumsi Dasar
Bagaimana asusmsi-asumsi
ini mempengarui hasil dan
kebijakan ekonomi?
Metodologi
Apakah ekonomi harus
mengadopsi metode
ilmiah seperti yang
digunakan dalam ilmu
alam?
Kritis terhadap
Ekonomi
Apa kritik-kritik terhadap
teori dan model
ekonomi yang ada?
Pengertian
Ekonomi
Apa yang dimaksud dengan
konsep-konsep ekonomi
seperti nilai, pertukaran,
permintaan, dan
penawaran?
91. Peran Filsafat dalam
Pengembangan Ilmu Ekonomi
Aksiologi Ekonomi
Epistemologi Ekonomi
Ontologi Ekonomi
menentukan apa yang dianggap
sebagai kenyataan dalam konteks
ekonomi
membahas pertanyaan nilai
dalam ekonomi, seperti
tujuan-tujuan ekonomi yang
diinginkan dan etika ekonomi
mengemukakan pertanyaan tentang
sifat pengetahuan ekonomi,
bagaimana pengetahuan itu
diperoleh, dan apakah pengetahuan
itu obyektif atau relati
1 2 3
92. prinsip-prinsip moral yang berkaitan dengan
kegiatan bisnis, termasuk pertanyaan
tentang tanggung jawab sosial perusahaan,
kewajiban, dan dampak sosial dan
lingkungan dari kegiatan ekonomi
pemikiran kritis dan inovasi dalam
pengembangan model ekonomi dan
teori-teori yang lebih baik
Peran Filsafat dalam
Pengembangan Ilmu Ekonomi
Etika Bisnis Teori Ekonomi
4 5
93. Aspek Hubungan Antara Ilmu Filsafat
dan Ilmu Ekonomi
kemampuan untuk mengajukan
pertanyaan kritis tentang teori, konsep,
dan metode dalam ekonomi
kerangka kerja konseptual dan
metode analitis untuk memahami
dasar-dasar pengetahuan dalam ilmu
ekonomi
mengkaji implikasi sosial
dan keadilan dari
kebijakan ekonomi
inspirasi untuk pengembangan
teori ekonomi baru.
sifat realitas dan entitas
yang ada dalam dunia
ekonomi.
Epistemologi dan
Metodologi
Etika dan
Keadilan
Ontologi dan
Teori Ekonomi
Pemikiran Kritis
Pengembangan
teori
94. Pendekatan Neoklasik
Didasarkan pada asumsi bahwa individu dan
perusahaan bertindak secara rasional dalam
mengoptimalkan utilitas dan keuntungan mereka
Pendekatan
dalam Ilmu
Ekonomi
95. Pendekatan Instutisional
Pendekatan ini menekankan peran institusi
dalam membentuk perilaku ekonomi.
Pendekatan institusional menyoroti norma,
hukum, kelembagaan, dan struktur sosial yang
mempengaruhi pengambilan keputusan
ekonomi.
Pendekatan
dalam Ilmu
Ekonomi
96. Pendekatan Ekonomi
Pendekatan ini menggabungkan ekonomi
dengan penelitian psikologi dan ilmu perilaku
untuk memahami keputusan ekonomi.
Pendekatan
dalam Ilmu
Ekonomi
98. Pendekatan Heterodoks
Pendekatan ini mempertimbangkan implikasi etis
dan distribusi kekayaan dalam sistem ekonomi.
Tujuan utama adalah mencapai masyarakat
yang lebih adil dan berkelanjutan.
Pendekatan
dalam Ilmu
Ekonomi
100. Utulitas dan Maksimalisasi
Utulitas
Maksimalisasi utilitas seringkali merupakan tujuan yang sulit atau
bahkan tidak mungkin dicapai sepenuhnya. Beberapa faktor
seperti keterbatasan sumber daya, keterbatasan informasi,
dan preferensi individu yang beragam dapat mempengaruhi
upaya untuk mencapai maksimalisasi utilitas. Oleh karena itu,
seringkali terdapat trade-off antara berbagai pilihan yang
tersedia
101. Hukum
jumlah barang atau jasa yang
ditawarkan akan meningkat ketika
harganya naik, dengan asumsi faktor-
faktor lain tetap konstan
jumlah barang atau jasa yang
diminta akan meningkat ketika
harganya turun, dengan asumsi
faktor-faktor lain tetap konstan
Hukum
Penawaran Permintaan
103. Teori Nilai dan
Harga
Teori nilai dan harga adalah konsep
fundamental dalam ekonomi yang mencoba
menjelaskan hubungan antara nilai suatu
barang atau jasa dan harga yang terbentuk
dalam pasar
104. Pertumbuhan ekonomi
dan pembangunan
Pertumbuhan ekonomi dan pembangunan
adalah dua konsep yang berhubungan erat
dalam konteks ekonomi. Namun, keduanya
memiliki makna dan fokus yang sedikit
berbeda.
108. Apa itu Filsafat
Pancasila?
Filsafat Pancasila adalah interprestasi nilai-
nilai dasar dalam pancasila dan dasar ideologi
Indonesia, filsafat pancasila ini mendorong
kehidupan adil, persatuan, demokrasi, dan
keadilan sosial di Indonesia
109. Pancasila sebagai sistem
filsafat
Pancasila sebagai sistem filsafat adalah
fondasi dan panduan moral bagi negara
Indonesia. Pancasila sebagai sistem
filsafat juga menjadi identitas dan jiwa dari
negara Indonesia, mencerminkan cita-cita
dan prinsip-prinsip yang diharapkan dalam
mewujudkan masyarakat yang adil,
demokratis, dan beradab.
110. Dasar Pancasila Dijadikan
Sebagai Sistem Filsafat
Bangsa Indonesia
Pancasila dijadikan sebagai sistem filsafat bangsa
Indonesia karena pancasila adalah dasar negara dan ideologi
nasional Indonesia yang tercantum dalam Pembukaan Undang-
Undang Dasar 1945.
Pancasila menjadi landasan bagi penyelenggaraan
negara, pemerintahan, dan kehidupan masyarakat Indonesia.
Pancasila sebagai sistem filsafat bangsa Indonesia
memberikan dasar bagi berbagai aspek kehidupan di
Indonesia, termasuk politik, sosial, dan budaya. Pancasila
diakui sebagai landasan ideologis negara yang mengatur
hubungan antara individu, masyarakat, dan pemerintah.
115. Filsafat Ilmu dan Metodologi
Penelitian
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
Dosen Pengampu:
Dr. Sigit Sardjono,M.S
Disusun Oleh:
Adysta Nurma Yunita (1212200294)
Muchammad Farist Hidayatullah (1212200300)
Dea Riska Ananta Djawak (1212200301)
116. Topik-Topik Yang Akan Dibahas
Yaitu:
A. Definisi dan Ruang
Lingkup Filsafat Ilmu.
B. Epistemologi Ilmiah: Sifat
Pengetahuan Ilmiah,
Justifikasi, dan
Objektivitas.
C. Realisme dan
Antirealisme Ilmiah:
Pandangan Tentang
Eksistensi Entitas Ilmiah.
A. Pengertian dan Tujuan
Metodologi Penelitian.
B. Pendekatan Kuantitatif:
Perbedaan dan Keunggulan
Masing-Masing.
C. Langkah-Langkah dalam
Penelitian Ilmiah:
Perumusan Masalah, Desain
Penelitian, Pengumpulan
Data, Analisis, dan
Interpretasi.
A. Filsafat Ilmu Sebagai
Landasan Teoritis Bagi
Metodologi Penelitian.
B. Pengaruh Paradigma
Filsafat Terhadap Pemilihan
Pendekatan Metodologi
Penelitian.
C. Penggunaan Metodologi
Penelitian dalam Pengujian
dan Pengembangan Teori
Filsafat Ilmu.
I. Filsafat
Ilmu
II. Metodologi
Penelitian
III. Hubungan
Antara filsafat
Ilmu dan
Metodologi
Penelitian
117. A. Definisi Filsafat
Ilmu
Filsafat ilmu adalah cabang
filsafat yang berfokus pada
pertanyaan-pertanyaan filosofis
yang terkait dengan sifat,
metode, dan tujuan ilmu
pengetahuan.
Ini melibatkan refleksi dan
analisis kritis terhadap aspek-
aspek epistemologi, ontologi, dan
metodologi ilmu pengetahuan.
118. Ruang Lingkup Filsafat Ilmu
1.
Epistemologi 2. Metodologi
Ilmiah
3. Realisme
Ilmiah
4.
Reduksionis
me dan
Holisme
5. Etika
Ilmiah
6. Sejarah
dan Sosiologi
Ilmu
119. B. Epistemologi Ilmiah
Epistemologi ilmiah adalah cabang
filsafat yang mempelajari sifat, dasar-
dasar, dan ruang lingkup
pengetahuan ilmiah. Dalam konteks
epistemologi ilmiah, terdapat tiga
konsep penting yang berkaitan
dengan sifat pengetahuan ilmiah:
justifikasi, objektifitas, dan sifat
empiris.
120. Sifat Pengetahuan Ilmiah,
Justifikasi, dan Objektivitas
1. Sifat Empiris: Ilmu pengetahuan memiliki sifat empiris, yang
berarti pengetahuan ilmiah bergantung pada pengamatan dan
pengalaman yang dapat diuji secara empiris. Metode ilmiah
mengandalkan pengumpulan data dan pengamatan sistematis
untuk membangun dan menguji klaim ilmiah.
2. Justifikasi: Justifikasi merujuk pada alasan atau argumen yang
mendukung kebenaran atau kepercayaan kita terhadap suatu
klaim pengetahuan. Dalam ilmu pengetahuan, justifikasi biasanya
berhubungan dengan bukti empiris, pengamatan, eksperimen,
dan pemahaman teoretis yang mendukung klaim ilmiah.
3. Objektivitas: Objektivitas merujuk pada kualitas pengetahuan
yang independen dari pandangan atau preferensi individu. Dalam
konteks ilmu pengetahuan, objektivitas menekankan bahwa klaim
dan hasil penelitian harus dapat diverifikasi, direplikasi, dan diuji
oleh orang lain secara independen.
121. C. Realisme dan Antirealisme Ilmiah
Dalam konteks filsafat ilmu pengetahuan, perdebatan antara realisme dan antirealisme ilmiah berkaitan dengan
pandangan tentang eksistensi entitas ilmiah, seperti objek, hukum, teori, atau konsep dalam domain ilmiah.
-Realisme ilmiah: Realisme ilmiah menyatakan bahwa entitas ilmiah yang dipelajari dalam ilmu pengetahuan secara
independen ada di dunia nyata. Menurut pandangan ini, entitas ilmiah memiliki keberadaan yang objektif dan dapat
ditemukan melalui metode ilmiah. Realisme ilmiah berpendapat bahwa klaim ilmiah tentang entitas ini mencerminkan fakta
objektif yang ada di luar pemikiran dan persepsi manusia.
-Antirealisme ilmiah: Antirealisme ilmiah, di sisi lain, berpendapat bahwa entitas ilmiah tidak memiliki eksistensi yang
objektif di dunia nyata, melainkan hanya merupakan konstruksi atau representasi manusia. Menurut pandangan ini, klaim
ilmiah tentang entitas tersebut hanyalah deskripsi atau model yang dibuat oleh manusia untuk memahami dan
menjelaskan fenomena alam.
-Perdebatan antara realisme dan antirealisme ilmiah berkaitan erat dengan pertanyaan tentang hubungan antara ilmu
pengetahuan dan realitas. Realisme ilmiah menganggap ilmu pengetahuan sebagai upaya untuk memperoleh
pengetahuan objektif tentang dunia nyata, sementara antirealisme ilmiah memandang ilmu pengetahuan sebagai
konstruksi sosial atau representasi subjektif. Pendekatan ini memiliki implikasi epistemologis dan ontologis yang
berpengaruh terhadap bagaimana kita memahami sifat dan status pengetahuan ilmiah.
122. Tujuan utama dari metodologi
penelitian adalah untuk memastikan
bahwa penelitian dilakukan secara
valid, reliabel, dan relevan.
Tujuan
Metodologi
Ilmiah
Metodologi penelitian adalah
pendekatan sistematis dan terorganisir
yang digunakan untuk merencanakan,
merancang, mengumpulkan data,
menganalisis, dan menginterpretasikan
informasi dalam rangka menjawab
pertanyaan penelitian atau mencapai
tujuan penelitian yang telah ditetapkan.
A. Pengertian
Metodologi
Ilmiah
123. B. Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif
Pendekatan: Pendekatan kualitatif menekankan
pemahaman mendalam tentang konteks sosial,
budaya, dan pengalaman individu. Metode yang
digunakan dalam pendekatan ini termasuk
wawancara, observasi partisipatif, analisis teks,
dan studi kasus.Data: Pendekatan kualitatif
menggunakan data berupa kata-kata, gambar,
narasi, atau deskripsi yang dikumpulkan melalui
interaksi langsung dengan partisipan
penelitian.Analisis: Analisis data kualitatif
dilakukan dengan cara merangkum,
mengkategorikan, dan menginterpretasikan data
untuk memahami makna, pola, dan tema yang
muncul.Keunggulan: Pendekatan kualitatif
memungkinkan peneliti untuk memahami
konteks yang kompleks, mendalam, dan nuansa
dari fenomena yang diteliti. Pendekatan ini
cocok untuk menjawab pertanyaan penelitian
yang berkaitan dengan pengalaman, persepsi,
dan konstruksi sosial.
Pendekatan: Metode yang digunakan dalam
pendekatan ini meliputi survei, eksperimen,
pengumpulan data terstruktur, dan analisis
numerik.
Data: Pendekatan kuantitatif menggunakan data
berupa angka, statistik, dan ukuran yang
dikumpulkan melalui instrumen yang
terstandarisasi.
Analisis: Analisis data kuantitatif dilakukan
dengan cara mengumpulkan, mengorganisir,
dan menganalisis data secara statistik untuk
mengidentifikasi pola, hubungan, atau
perbedaan yang signifikan.Keunggulan:
Pendekatan kuantitatif memungkinkan peneliti
untuk membuat generalisasi dan mencapai
validitas dan reliabilitas yang tinggi. Pendekatan
ini cocok untuk menjawab pertanyaan penelitian
yang berkaitan dengan frekuensi, hubungan
kausal, atau pengukuran objektif.
-Pendekatan Kualitatif -Pendekatan Kuantitatif
124. C. Langkah-Langkah dalam Penelitian Ilmiah
Rumusan Masalah:
● Perumusan Masalah
● Tujuan Penelitian
● Pendekatan Penelitian
● Metode Penelitian
● Racangan Penelitian
Pengumpulan Data
● Populasi dan Sampel
● Pengumpulan Data
● Analisis Data
● Interpretasi Hasil
● Diskusi dan Kesimpulan
125. A. Filsafat Ilmu Sebagai Landasan Teoritis
Bagi Metodologi Penelitian
Filsafat ilmu memberikan landasan teoritis bagi metodologi
penelitian dengan memberikan pemahaman yang lebih mendalam
tentang sifat pengetahuan, asumsi dasar, dan tujuan dari
penelitian ilmiah.
Filsafat ilmu membahas pertanyaan-pertanyaan mendasar seperti
apa itu pengetahuan, bagaimana pengetahuan dapat diperoleh,
apa yang dapat dianggap sebagai bukti atau kebenaran, dan
bagaimana pengetahuan ilmiah berbeda dari pengetahuan
lainnya.
126. B. Pengaruh Paradigma Filsafat Terhadap
Pemilihan Pendekatan Metodologi
Penelitian
01 02 03 04
Positivisme Interpretivisme Konstruktivisme Postmodernisme
127. C. Penggunaan Metodologi Penelitian dalam Pengujian
dan Pengembangan Teori Filsafat Ilmu
Berikut adalah beberapa cara di mana metodologi penelitian dapat diterapkan dalam pengujian dan
pengembangan teori filsafat ilmu:
1. Penelitian Empiris: Metodologi penelitian dapat digunakan untuk melakukan penelitian empiris yang
melibatkan pengumpulan data faktual dan observasi sistematis.
2. Analisi Konseptual: Ini melibatkan pemahaman dan klasifikasi konsep-konsep kunci, definisi yang jelas,
dan analisis logis.
3. Studi Sejarah: ni melibatkan penelusuran dan analisis karya-karya filosofis sepanjang waktu,
identifikasi perubahan dan perkembangan dalam pemikiran filsafat ilmu, dan pemahaman konteks
historis yang mempengaruhinya.
4. Studi Komparatif: Ini melibatkan pembandingan konsep, asumsi, dan argumen dalam teori yang
berbeda. Metode seperti analisis perbandingan, analisis konten, dan pemetaan konseptual dapat
digunakan untuk membandingkan dan mengkontraskan berbagai teori filsafat ilmu.
5. Eksperimen Pikiran: Eksperimen pikiran dapat digunakan untuk menguji implikasi teori filsafat ilmu,
mengeksplorasi kemungkinan alternatif, atau mempertanyakan asumsi mendasar dalam teori tersebut.