SlideShare a Scribd company logo
1 of 151
Download to read offline
TUGAS MEMBUAT SLIDE
PENGANTAR FILSAFAT ILMU
RANGKUMAN FILSAFAT ILMU
Dosen Pengampu : DR. Sigit Sardjono, M.Ec
Oleh Kelompok : 4 ( Empat )
1. Elen Anggraini - 1211900071
2. Mela Putri Afdzani - 1211900057
3. Bryan Nafiri Widodo - 1211900074
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
TUGAS MEMBUAT SLIDE
PENGANTAR FILSAFAT ILMU
TOPIK :
PERLUNYA MAHASISWA BELAJAR FILSAFAT
Dosen Pengampu : DR. Sigit Sardjono, M.Ec
Oleh Kelompok : 4 ( Empat )
1. Elen Anggraini - 1211900071
2. Mela Putri Afdzani - 1211900057
3. Bryan Nafiri Widodo - 1211900074
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
PERLUNYA
MAHASISWA BELAJAR
FILSAFAT
KELOMPOK
Elen Anggraini 1211900071
Mela Putri A 1211900057
Bryan Nafiri W 1211900074
4
ALASAN PERLUNYA BELAJAR
Mahasiswa sebagai bagian dari sivitas akademika diharapkan memiliki
penguasaan yang baik atas bidang ilmu yang ditekuni untuk selanjutnya
memanfaatkan ilmu tersebut, baik untuk pengembangan kehidupan dirinya
maupun kehidupan masyarakat pada umumnya.
Sebagai seorang mahasiswa kita harus mempelajari filsafat ilmu agar dapat mengembangkan
semangat toleransi dalam perbedaan pandangan, mampu membiasakan diri untuk bersikap logis-
rasional Opini & argumentasi, mampu berpikir secara cermat dan tidak kenal lelah, serta mampu
membiasakan diri untuk bersikap kritis. Sebagai manusia yang bermasyarakat, mahasiswa juga
harus bisa menerapkan apa yang telah dipelajarinya dalam filsafat ilmu. Mahasiwa dituntut untuk
tidak hanya pandai dalam teori saja tapi harus bisa mempraktekannya langsung dalam
masyarakat.
5
Manfaat Filsafat Secara Umum
▸ Filsafat membantu kita memahami bahwa sesuatu tidak selalu tampak
seperti apa adanya.
▸ Filsafat membantu kita mengerti tentang diri kita sendiri dan dunia kita,
karena filsafat mengajarkan bagaimana kita bergulat dengan pertanyaan-
pertanyaan mendasar.
▸ Filsafat membuat kita lebih kritis. Filsafat mengajarkan pada kita bahwa
apa yang mungkin kita terima begitu saja ternyata salah atau
menyesatkan—atau hanya merupakan sebagian dari kebenaran.
▸ Filsafat mengembangkan kemampuan kita dalam:
• menalar secara jelas
• membedakan argumen yang baik dan yang buruk
• menyampaikan pendapat (lesan dan tertulis) secara jelas
• melihat sesuatu melalui kacamata yang lebih luas
• melihat dan mempertimbangkan pendapat dan pandangan yang
berbeda.
6
▸ Filsafat adalah ilmu yang tak
terbatas karena tidak hanya
menyelidiki suatu bidang tertentu
dari realitas yang tertentu
saja.Filsafat senantiasa
mengajukan pertanyaan tentang
seluruh kenyataan yang ada.
Filsafat pun selalu
mempersoalkan hakikat, prinsip,
dan asas mengenai seluruh
realitas yang ada, bahkan apa
saja yang dapat dipertanyakan,
termasuk filsafat itu sendiri.
MANFAAT BELAJAR FILSAFAT DALAM KEHIDUPAN
▸ Manfaat lain filsafat adalah
didasarkan pada pengertian
filsafat sebagai suatu integrasi
atau pengintegrasi sehingga
dapat melakukan fungsi integrasi
ilmu pengetahuan. Sebagian
besar orang hanya
menyangkutkan apa yang paling
dekat dan apa yang paling
dibutuhkannya pada saat dan
tempat tertentu.
7
Manfaat Filsafat Secara Umum
▸ Filsafat membantu kita memahami bahwa sesuatu tidak selalu tampak
seperti apa adanya.
▸ Filsafat membantu kita mengerti tentang diri kita sendiri dan dunia kita,
karena filsafat mengajarkan bagaimana kita bergulat dengan pertanyaan-
pertanyaan mendasar.
▸ Filsafat membuat kita lebih kritis. Filsafat mengajarkan pada kita bahwa
apa yang mungkin kita terima begitu saja ternyata salah atau
menyesatkan—atau hanya merupakan sebagian dari kebenaran.
▸ Filsafat mengembangkan kemampuan kita dalam:
• menalar secara jelas
• membedakan argumen yang baik dan yang buruk
• menyampaikan pendapat (lesan dan tertulis) secara jelas
• melihat sesuatu melalui kacamata yang lebih luas
• melihat dan mempertimbangkan pendapat dan pandangan yang
berbeda.
8
Manfaat Filsafat Secara Umum
▸ Dengan mempelajari karya-karya para pemikir besar, para filsuf dalam
sejarah dan tradisi filsafat, kita akan melihat betapa besar sesungguhnya
pengaruh filsafat terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, agama,
pemerintahan, pendidikan dan karya seni.
▸ Filsafat memberi bekal dan kemampulan pada kita untuk memperhatikan
pandangan kita sendiri dan pandangan orang lain dengan kritis. Kadang ini
memang bisa mendorong kita menolak pendapat-pendapat yang telah
ditanamkan pada kita, tetapi filsafat juga memberikan kita cara-cara
berfikir baru dan yang lebih kreatif dalam mengahadapi masalah yang
mungkin tidak dapat dipecahkan dengan cara lain.Kemampuan
9
Manfaat Filsafat Ilmu Secara Khusus
▸ Sebagai alat mencari kebenaran dari segala fenomena yang ada.
▸ Mempertahankan, menunjang dan melawan atau berdiri netral terhadap pandangan
filsafat lainnya.
▸ Memberikan pengertian tentang cara hidup, pandangan hidup dan pandangan dunia.
▸ Memberikan ajaran tentang moral dan etika yang berguna dalam kehidupan
▸ Menjadi sumber inspirasi dan pedoman untuk kehidupan dalam berbagai aspek
kehidupan itu sendiri, seperti ekonomi, politik, hukum dan sebagainya. Menurut Agraha
Suhandi (1989)
▸ Filsafat ilmu bermanfaat untuk menjelaskan keberadaan manusia di dalam
mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang merupakan alat untuk
membuat hidup menjadi lebih baik
▸ Filsafat ilmu bermanfaat untuk membangun diri kita sendiri dengan berpikir secara
radikal (berpikir sampai ke akar-akarnya), kita mengalami dan menyadari keberadaan
kita.
▸ Filsafat ilmu memberikan kebiasaan dan kebijaksanaan untuk memandang dan
memecahkan persoalan-persoalan dalam kehidupan sehari-hari.Orang yang hidup
secara dangkal saja, tidak mudah melihat persoalan-persoalan, apalagi melihat
pemecahannya.
10
Manfaat Filsafat Ilmu Secara Khusus
▸ Filsafat ilmu memberikan pandangan yang luas, sehingga dapat membendung egoisme
dan ego-sentrisme (dalam segala hal hanya melihat dan mementingkan kepentingan
dan kesenangan diri sendiri).
▸ Filsafat ilmu mengajak untuk berpikir secara radikal, holistik dan sistematis, hingga kita
tidak hanya ikut-ikutan saja, mengikuti pada pandangan umum, percaya akan setiap
semboyan dalam surat-surat kabar, tetapi secara kritismenyelidiki apa yang
dikemukakan orang, mempunyai pendapat sendiri, dengan cita-cita mencari kebenaran.
▸ Filsafat ilmu memberikan dasar-dasar, baik untuk hidup kita sendiri (terutama dalam
etika) maupun untuk ilmu-ilmu pengetahuan dan lainnya, seperti sosiologi, ilmu jiwa, ilmu
mendidik, dan sebagainya.
▸ Filsafat ilmu bermanfaat sebagai pembebas. Filsafat bukan hanya sekedar mendobrak
pintu penjara tradisi dan kebiasaan yang penuh dengan berbagai mitos dan mite,
melainkan juga merenggut manusia keluar dari penjara itu.Filsafat ilmu membebaskan
manusia dari belenggu cara berpikir yang mistis dan dogma.
▸ Filsafat ilmu membantu agar seseorang mampu membedakan persoalan yang ilmiah
dengan yang tidak ilmiah.
▸ Filsafat ilmu memberikan landasan historis-filosofis bagi setiap kajian disiplin ilmu yang
ditekuni.
11
Manfaat Filsafat Ilmu Secara Khusus
▸ Filsafat ilmu memberikan nilai dan orientasi yang jelas bagi setiap disiplin ilmu.
▸ Filsafat ilmu memberikan petunjuk dengan metode pemikiran reflektif dan penelitian
penalaran supaya manusia dapat menyerasikan antara logika, rasio, pengalaman, dan
agama dalam usaha mereka dalam pemenuhan kebutuhannyauntuk mencapai hidup
yang sejahtera.
▸ Filsafat ilmu memberikan pendasaran logis terhadap metode keilmuan. Setiap metode
ilmiah yang dikembangkan harus dapat dipertanggungjawabkan secara logis-rasional,
agar dapat dipahami dan dipergunakan secara umum.
▸ Sebagai alat mencari kebenaran dari segala fenomena yang ada.
12
HAL-HAL YANG MENDORONG BERFILSAFAT
Sepanjang sejarah kefilsafatan dikalangan filsuf terdapat 3
(tiga) hal yang mendorong manusia untuk berfilsafat yaitu:
1. Kekaguman atau keheranan atau ketakjuban
2. Keraguan atau kegengsian
3. Kesadaran akan keterbatasan
13
Thanks!
14
TUGAS MEMBUAT SLIDE
PENGANTAR FILSAFAT ILMU
TOPIK :
PENGETAHUAN DAN ILMU PENGETAHUAN
Dosen Pengampu : DR. Sigit Sardjono, M.Ec
Oleh Kelompok : 4 ( Empat )
1. Elen Anggraini - 1211900071
2. Mela Putri Afdzani - 1211900057
3. Bryan Nafiri Widodo - 1211900074
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
Pengetahuan
dan
Ilmu pengetahuan
Kelompok 4
Nama Anggota :
Elen Anggraini 1211900071
Mela Putri A 1211900057
Bryan Nafiri W 1211900074
3
Definisi dan jenis ilmu pengetahuan
Secara etimologi pengetahuan berasal dari kata dalam bahasa Inggris yaitu
knowledge
Menurut Drs. Sidi Gazalba, pengetahuan adalah apa yang diketahui atau
hasil pekerjaan tahu
Dalam kamus filsafat dijelaskan bahwa pengetahuan (knowledge) adalah
proses kehidupan yang diketahui manusia secara Iangsung dari
kesadarannya sendiri
4
Jenis Pengetahuan
5
PENGETAHUAN
BIASA
Ilmu yang bisa diterim oleh
seseorang dengan baik
PENGETAHUAN
ILMU
Dalam pengertian yang sempit
science diartikan untuk
menunjukkan ilmu pengetahuan
alam, yang sifatnya kuantitatif dan
objektif
PENGETAHUAN
FILSAFAT
pengetahuan yang diperoleh
dari pemikiran yang bersifat
kontemplatif dan spekulatif
PENGETAHUAN
AGAMA
pengetahuan yang hanya
diperoleh dari Tuhan lewat para
utusan-Nya
Hakikat
Pengetahuan
Realisme dan Idealisme
6
Realisme
Pengetahuan menurut
realisme adalah gambaran
atau kopi yang sebenarnya
dari apa yang ada dalam alam
nyata (dari fakta atau hakikat)
7
Idealisme
Ajaran idealisme menegaskan
bahwa untuk mendapatkan
pengetahuan yang benar-
benar sesuai dengan
kenyataan adalah mustahil.
Pengetahuan adalah proses-
proses mental atau proses
psikologis yang bersifat
subjektif
Sumber Pengetahuan
8
EMPIRISME
Menurut aliran ini manusia
memperoleh penge¬tahuan
melalui pengalamannya
RASIONALISME
Pengetahuan yang benar diperoleh
dan diukur dengan akal
INTUISI
Menurut Henry Bergson intuisi
adalah hasil dari evolusi
pemahaman yang tertinggi.
Kemampuan ini mirip dengan
insting, tetapi berbeda dengan
kesadaran dan kebebasannya
WAHYU
Wahyu adalah pengetahuan
yang disampaikan oleh Allah
kepada manusia lewat
perantaraan pars nabi.
Perbedaan Pengetahuan dengan
Ilmu
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia ilmu disamakan artinya dengan
pengetahuan, ilmu adalah pengetahuan. Perbedaan antara ilmu
dengan pengetahuan dapat ditelusuri dengan melihat perbedaan ciri-
cirinya. Herbert L. Searles memperlihatkan ciri-ciri tersebut sebagai
berikut: "Kalau ilmu berbeda dengan filsafat berdasarkan empiris,
maka ilmu berbeda dari pengetahuan biasa karena ciri sistematisnya".
Dasar Dan Jenis Ilmu Pengetahuan
﹡ DASAR ONTOLOGIS : Ontologi berasal dari Bahasa
Yunani, yaitu on/ontos yakni ada, dan logos yakni
ilmu, sehingga ontologi adalah ilmu tentang yang
ada. Menurut istilah ontologi adalah ilmu yang
membahas tentang hakikat yang ada, baik yang
berbentuk jasmani/konkret maupun
rohani/abstrak.
﹡ DASAR EPISTEMOLOGIS : Dasar epistemologis yaitu
metode atau cara-cara mend
﹡ DASAR AKSIOLOGIS : Aksiologi adalah dasar ilmu
pengetahuan yang berbicara tentang nilai kegunaan
ilmu.apatkan pengetahuan yang benar.
10
Objek Dan Konsep Ilmu Pengetahuan
Ilmu
﹡ OBJEK ILMU PENGETAHUAN ILMIAH : Objek pengetahuan
ilmiah atau objek keilmuan, dalam hal ini mencakup segala
sesuatu (yang tampak secara fisik maupun nonfisik berupa
fenomena atau gejala kerohanian, kejiwaan, atau sosial)
yang sejauh dapat dijangkau oleh pikiran atau indra
manusia.
﹡ KONSEP ILMU : Konsep merupakan ide umum yang
mewakili suatu pemahaman yang dipersepsikan oleh
seseorang atas dasar penalaran dan logika yang kemudian
membentuk suatu makna secara induktif atau deduktif
﹡ 11
KONSEP PENGETAHUAN : Pengetahuan itu merupakan pengetahuan awam apabila orang
hanya sadar saja tentang adanya gejala tersebut , dia dapat mengetahui bahwa gejala itu ada.
KONSEP ILMU PENGETAHUAN : Merupakan himpunan inforrnasi yang berupa
pengetahuan ilmiah ten-tang gejala yang dapat dilihat, dirasakan, atau dialami. Ilmu
pengetahuan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan filsafat. Bagi para filsafat
ilmu pengetahuan itu, filsafat yaitu ilmu pengetahuan.
TUJUAN ILMU PENGETAHUAN : Tujuan ilmu pengetahuan dapat dibedakan menjadi dua
macam berdasarkan alirannya, Pertama, berdasarkan pengembangan ilmu pengetahuan
untuk keperluan ilmu pengetahuan itu sendiri. Kedua, ilmu pengetahuan pragmatis.
pengembangan ilmu pengetahuan haruslah dapat memberikan manfaat bagi manusia
dalam pemecahan masalah kehidupan.
12
CIRI CIRI ILMU PENGETAHUAN : Pertama, sistematis. Para filsuf dan ilmuwan
sepaham bahwa ilmu adalah pengetahuan atau kumpulan pengetahuan yang
tersusun secara sistematis. Kedua, empiris.Bahwa ilmu mengandung
pengetahuan yang diperoleh berdasarkan pengamatan serta percobaan secara
terstruktur di dalam bentuk pengalaman, baik secara lansung maupun tidak
lansung.Ketiga, objektif Bahwa ilmu menunjukkan pada bentuk pengetahuan
yang bebas dari prasangka perorangan (personal biasa), dan perasaan subjektif
berupa kesukaan atau kebencian pribadi. Keempat, analitis. Bahwa ilmu
berusaha mencermati, mendalami, dan membedakan pokok soalnya ke dalam
bagian-bagian yang terperinci untuk memahami sebagai sifat, hubungan, dan
peranan dari bagian-bagian tersebut.
13
Jenis Ilmu Pengetahuan
PENGETAHUAN MANUSIA : Pengetahuan adalah kebenaran dan
kebenaran adalah pengetahuan, maka di dalam kehidupan manusia
dapat memiliki berbagai pengetahuan dan kebenaran.
JENIS ILMU PENGETAHUAN : Pertama, pengetahuan wahyu (revaled
knowledge). Manusia memperoleh pengetahuan dan kebenaran atas
dasar wahyu yang diberikan oleh Tuhan kepada manusia. uar manusia.
Kedua, pengetahuan intuitif (intuitive knowledge). Pengetahuan intuitif
diperoleh manusia dari dalam dirinya sendiri, pada saat is menghayati
sesuatu. Ketiga, Kebenaran tersebut tidak akan dapat diuji dengan
observasi, perhitungan, atau eksperimen, karena intuitif tidak hipotesis.
Keempat, pengetahuan rasional (rational knowledge). Pengetahuan
rasional merupakan pengetahuan yang diperoleh dari latihan
rasio/akal semata, tidak disertai dengan observasi terhadap peristiwa-
peristiwa faktual.
14
KRITIK PAHAM RASIONALISME TERHADAP EMPIRISME :
Kritik ini dituangkan dalam pemikiran sebagai berikut:
Pertama, metode empiris, dalam sains maupun dalam kehidupan
sehari-hari, biasanya bersifat sepotong-sepotong (piece meal).
Kedua, pengetahuan empiris (empirical knowledge). Pengetahuan
empiris diperoleh atas bukti pengindraan dengan penglihatan,
pendengaran, dan sentuhan indra lainnya, sehingga kita memiliki
konsep dunia di sekitar kita. Ketiga, pengetahuan otoritas
(authoritative knowledge). Kita menerima suatu pengetahuan itu
benar bukan karena telah mengeceknya di luar dari diri kita,
melainkan telah dijamin oleh otoritas (suatu sumber yang
berwibawa, memiliki hak) di lapangan.
15
PENJELASAN ILMU : Batas
penjelasan ilmu yaitu ketika
manusia berhenti berpikir
untuk mencari pengetahuan,
ilmu didapatkan dari
penjelasan pengalaman
manusia, sehingga jika
manusia memulai
penjelasannya pada
pengalaman manusia dan
berhenti di batas pengalaman
manusia.
16
Thanks!
17
TUGAS MEMBUAT SLIDE
PENGANTAR FILSAFAT ILMU
TOPIK :
FILSAFAT KEBENARAN
Dosen Pengampu : DR. Sigit Sardjono, M.Ec
Oleh Kelompok : 4 ( Empat )
1. Elen Anggraini - 1211900071
2. Mela Putri Afdzani - 1211900057
3. Bryan Nafiri Widodo - 1211900074
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
FILSAFAT KEBENARAN
KELOMPOK 4
Kelompok 4
Elen Anggraini - 1211900071
Mela Putri A - 1211900057
Bryan Nafiri widodo - 1211900074
3
Filsafat kebenaran
Aristoteles, berpendapat bahwa
kebenaran itu subjektif sifatnya, artinya
kebenaran bagi seseorang adalah tidak
benar bagi yang lain, sehingga kemudian
lahirlah kebenaran relatif dan kebenaran
mutlak
Pakar Ilmu Filsafat, Menganggap
bahwa pengetahuan terdiri atas
pengetahuan akal, pengetahuan Budi,
Pengetahuan Indrawi, Pengetahuan
Kepercayaan, Pengetahuan Intuitif.
4
KRITERIA, yang sudah dilembagakan penulis untuk melihat benar atau tidak benar
yaitu : Teori kebenaran korespondensi, koherensi,pragmatis, sintaksis,semantis,
non deskripsi, logika yang berlebiham, performtif, paradigmatik, proposisi
Pada kajian logika kebenaran ilmu pengetahuan ini, kita akan bergelut dengan
kegiatan berpikir yang mengasah kemampuan intetektual mulai dari kegiatan
yang sederhtna, seperti mengingat sampai pada pemecahan masalah
(problem solving). Puncak kebenaran itu sendiri sebenarnya adalah Allah Yang
Maha Benar (AI Haq), itulah sebabnya para pedzikir senantiasa mengucapkan
"Alhamdulillah" (Segala Puji Bagi Allah) pada setiap penyelesaian penemuan
itmiahnya, ataupun ketika selesai melaksanakan Shalat Fardhu sebanyak tiga
puluh tiga kali.
5
Proposisi Pernyataan yang benar
Pernyataan' merupakan suatu istilah yang
bersifat sintaktis 'proposisi' ialah istilah yang
bersifat semantik, dan demikian pula kata
'benar' mengacu kepada makna simbol-simbol,
dan bukan kepada simbolnya.
6
Ukuran kebenaran sesungguhnya tergantung pada apakah
sebenarnya yang diberikan kepada kita oleh metode-
metode untuk memperoleh pengetahuan. Jika apa yang
dapat kita ketahui ialah ide-ide kita, maka pengetahuan
hanya dapat terdiri dari ide-ide yang dihubungkan secara
tepat; dan kebenaran merupakan keadaan-saling-
berhubungan (coherence) di antara ide-ide tersebut atau
keadaan saling berhubungan di antara proposisi-
proposisi
7
Kebenaran koherensi adalah kebenaran atas hubungan antara dua
pernyataan. Misalnya ketika dinyatakan bahwa monyet mempunyai hidung
pada pernyataan pertama, dan pada pernyataan kedua dinyatakan manusia
juga mempunyai hidung. Apabila diberikan kesimpulan. Bahwa monyet.
sama dengan manusia, -maka menurut kebenaran koherensi itu tidak
benar karena hidung bukan sebagai syarat sesuatu dinyatakan sebagai
monyet, apalagi manusia karena manusia dan monyet ada yang tidak
mempunyai hidung (cacat), jadi hanya untuk pernyataan bahwa manusia
dan monyet sebagian besar mempunyai hidung.
8
- Epistemologi Dalam Teori Koherensi
Penganut idealisme juga melakukan pendekatan masalah tersebut melalui
epistemologinya. Kebenaran tentu merupakan sifat yang dimaksud oleh ide kita.Apapun yang kita
ketahui selalu berupa ide-ide dan tidak pernah berupa sesuatu sebagaimana yang terdapat dalam
dirinya sendiri yang bersifat lahiriah, yang hipotetis.
- Korespondensi Adalah Hukum Yang Saling Berhubungan
Apakah yang dimaksud oleh penganut idealisme dengan keadaan-saling-berhubungan
itu? Bradley mengemukakan dua ciri pokok. Pertama, adanya keharusan bahwa semua fakta
terangkum. Ide-ide tidak mungkin saling berhubungan jika ide-ide itu hanya merupakan bagian-
bagian dari kebenaran seluruhnya.
- Pernyataan Yang Saling Berhubungan
Peramalan meliputi penjabaran suatu proposisi mengenai peristiwaperistiwa yang tidak
dilukiskan dalam sistem tersebut. Jika peristiwa-peristiwa yang dilukiskan di dalam sistem tadi
dapat diamati, maka peramalan itu telah diverifikasi. Ini tidak berarti bahwa keadaan-saling
berhubungan itu kadang-kadang tidak merupakan ukuran yang sangat berharga tentang
kebenaran.
9
Paham yang mengatakan bahwa suatu pernyataan itu benar jika
makna yang dikandungnya sungguh-sungguh merupakan halnya,
dinamakan 'paham korespondensi'. Kebenaran atau keadaan benar
berupa kesesuaian (correspondence) antara makna yang dimaksudkan
oleh suatu pernyataan dengan apa yang sungguh-sungguh merupakan
halnya, atau apa yang merupakan fakta-faktanya.
Pendasar teori ini adalah Aristoteles. Menurutnya, mengatakan
sesuatu yang ada sebagai tidak ada, atau yang tidak ada sebagai ada
adalah salah. Sebaliknya mengatakan hal yang ada sebagai ada, dan yang
tidak ada sebagai tidak ada, adalah benar.
10
-Kata dan Makna Yang Sesuai
K. Rogers, seorang penganut
realisme kritis di Amerika,
menunjukkan bahwa kita perlu
rnengadakan perbedaan antara dua
segi dari makna. Pertama-tama,
ada segi kejiwaan yang di
dalamnya makna termasuk dalam
lingkungan pengalaman kejiwaan
dan merupakan makna yang kita
berikan. Kemudian ada segi
makna yang termasuk dalam
lingkungan objeknya, yaitu
hakekat objek.
-Menggunakan Perantara Simbol
Berhubung dengan itu, maka
suatu simbol harus berlaku
sebagai semacam perantara
antara apa yang ditunjukkan
dalam keadaan sesungguhnya
dengan esensi atau makna yang
terdapat di dalam pikiran
seorang pendengar atau
pembaca. Menurut Rogers,
kesesuaian itu ialah di antara
kedua segi dari makna tersebut.
11
Definisi-definisi tentang kebenaran paham-paham
empiris mendasarkan diri pada pelbagai segi
pengalaman, dan biasanya menunjuk kepada
pengalaman inderawi dari orang seorang. Semua
paham tersebut dalam arti tertentu memandang
proposisi bersifat meramalkan (predictiue) atau
hipotetis, dan memandang kebenaran proposisi sebagai
terpenuhinya ramalan-ramalan. Yang demikian ini
menyebabkan kebenaran menjadi pengertian yang
bersifat subjektif serta nisbi.
12
Sebagaimana telah kita lihat, ajaran-ajaran pragmatisme berbeda
beda coraknya, sesuai dengan konsekuensi-konsekuensi yang
mereka tekankan. Kebenaran pragmatis adalah kebenaran hanya
dalam salah satu konsekuensi saja. Kelemahan kebenaran ini adalah
apabila kemungkinannya luas, oleh karena itu harus dipilih
kemungkinannya hanya dua dan saling bertolak belakang. Misalnya,
semua yang teratur ada yang mengatur, dalam hal ini kita tidak
membicarakan yang tidak teratur.
13
-Memverifikasi Pernyataan
Yang Benar
Di atas telah di katakan oleh John
Dewey memandang makna yang
dikandung suatu proposisi terletak di
dalam konsekuensi-konsekuensinya
terhadap tingkah laku seseorang. Suatu
proposisi mengandung suatu makna,
jika proposisi itu membuat perubahan.
Atau jika proposisi itu menyediakan
suatu perangkat cara untuk melakukan
sesuatu. Tetapi tingkah laku makhluk
hidup selalu ditujukan untuk
menyelesaikan masalah hidup.
-Allah Lah Yang Maha Benar
Puncak kebenaran itu sendiri
sebenarnya adalah Allah Yang
Maha Benar (AI Haq).
Sebagaimana telah penulis
sampaikan di muka bahwa ilmu
tidaklah bebas nilai, karena antara
logika dan etika harus
berdialektika, jadi bukan hanya
karena penggabungan ilmu dan
agama yang dalam pembicaraan
kita sehari-hari biasanya disebut
dengan Imtaq (Iman dan Taqwa).
14
15
TUGAS MEMBUAT SLIDE
PENGANTAR FILSAFAT ILMU
TOPIK :
PENALARAN
Dosen Pengampu : DR. Sigit Sardjono, M.Ec
Oleh Kelompok : 4 ( Empat )
1. Elen Anggraini - 1211900071
2. Mela Putri Afdzani - 1211900057
3. Bryan Nafiri Widodo - 1211900074
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
PENALARAN
Kelompok 4
HELLO!
KELOMPOK 4
1. 1211900071 Elen Anggraini
2. 1211900057 Mela Putri Afdzani
3. 1211900074 Bryan Nafiri Widodo
3
PENALARAN
ARGUMENTASI adalah suatu bentuk retorika yang berusaha untuk
mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain, agar mereka itu percaya dan
akhirnya bertindak sesuai dengan apa yang diinginkan oleh penulis atau
pembicara. Argumentasi merupakan dasar yang paling fundamental dalam ilmu
pengetahuan. Dasar sebuah tulisan yang bersifat argumentative adalah berpikir
kritis dan logis. Untuk itu ia harus bertolak dart fakta-fakta atau evidensi-evidensi
yang ada. Fakta-fakta dan evidensi itu dapat dijalin dalam metode-metode
sebagaimana dipergunakan juga oleh eksposisi. Untuk itu akan dikemukakan
pertama-tama masalah penalaran yaitu bagaimana dapat merumuskan
pendapat yang benar sebagai hasil dart suatu proses berpikir untuk
merangkaikan fakta-fakta menuju suatu kesimpulan yang dapat diterima oleh
akal sehat.
4
PROPOSISI
Penalaran (reasoning, jalan pikiran) adalah suatu proses berpikir yang berusaha
menghubung-hubungkan fakta-fakta atau evidensi-evidensi yang diketahui
menuju kepada suatu kesimpulan. Penalaran merupakan sebuah proses berpikir
untuk mencapai suatu kesimpulan yang logis. Kalimat kalimat semacam ini,
dalam hubungan dengan proses berpikir tadi disebut proposisi. Proposisi dapat
kita batasi sebagai pernyataan yang dapat dibuktikan kebenarannya atau dapat
ditolak karena kesalahan yang terkandung di dalamnya.
5
INFERENSI
berasal dari bahasa Latin, yaitu
dari kata implicare yang berarti
melibat atau merangkum. Dalam
logika, juga dalam bidang ilmiah
lainnya, kata inferensi adalah
kesimpulan yang diturunkan dari
apa yang ada atau dari fakta-fakta
yang ada.
INFERENSI DAN INPLIKASI
IMPLIKASI
sesuatu dianggap ada karena sudah
dirangkum dalam fakta atau evidensi itu
sendiri. Banyak dari kesimpulan sebagai
hasil dari proses berpikir yang logis
harus disusun dengan memperhatikan
kemungkinan-kemungkinan yang
tercakup dalam evidensi (= implikasi),
dan kesimpulan yang masuk akal
berdasarkan implikasi (= inferensi).
6
WUJUD EVIDENSI
Unsur yang paling penting dalam suatu tulisan argumentatif adalah evidensi.
Pada hakikatnya evidensi adalah semua fakta yang ada, semua kesaksian, semua
informasi, atau autoritas, dan sebagainya yang dihubung-hubungkan untuk
membuktikan suatu kebenaran. Fakta dalam kedudukan sebagai evidensi tidak
boleh dicampur-adukkan dengan apa yang dikenal sebagai pernyataan atau
penegasan. Dalam wujudnya yang paling rendah evidensi itu berbentuk data
atau informasi. Yang dimaksud dengan data atau informasi adalah bahan
keterangan yang diperoleh dari suatu sumber tertentu.
7
Supaya data dan informasi
dapat dipergunakan dalam
penalaran data dan informasi
itu harus merupakan fakta.
Dalam kedudukannya yang
pasti sebagai fakta, bahan-
bahan itu siap digunakan
sebagai evidensi. Sebab itu
perlu diadakan pengujian-
pengujian melalui cara-cara
tertentu.
CARA MENGUJI DATA
1. OBSERVASI
Fakta-fakta yang diajukan sebagai
evidensi mungkin belum memuaskan
seorang pengarang atau penulis. Untuk
lebih meyakinkan dirinya sendiri dan
sekaligus dapat menggunakannya
sebaik-baiknya dalam usaha
rneyakinkan para pembaca, maka
kadang- kadang pengarang merasa perlu
untuk mengadakan peninjauan atau
observasi singkat untuk mengecek data
atau informasi itu.
8
2. KESAKSIAN
Demikian pula halnya dengan
semua pengarang atau penulis.
Untuk memperkuat evidensinya,
mereka dapat mempergunakan
kesaksianorang lain yang telah
mengalami sendiri peristiwa
tersebut.
CARA MENGUJI DATA
3. AUTORITAS
Cara ketiga yang dapat dipergunakan untuk
menguji fakta dalam usaha menyusun
evidensi adalah meminta pendapat dari
suatu autoritas, yakni pendapat dari
seorang ahli, atau mereka yang telah
menyelidiki fakta-fakta itu dengan cermat,
memperhatikan semua kesaksian, menilai
semua fakta kemudian memberikan
pendapat mereka sesuai dengan keahlian
mereka dalam bidang itu.
9
1. KONSISTENSI
untuk menetapkan fakta mana
yang akan dipakai sebagai
evidensi adalah kekonsistenan.
Sebuah argumentasi akan kuat
dan mempunyai tenaga persuasif
yang tinggi, kalau evidensi-
evidensinya bersifat konsisten,
tidak ada satu evidensi
bertentangan atau melemahkan
evidensi yang lain.
CARA MENGUJI FAKTA
2. KOHERENSI
untuk mengadakan penilaian fakta mana
yang dapat dipergunakan sebagai evidensi
adalah masalah koherensi. Semua fakta
yang akan digunakan sebagai evidensi
harus pula koheren dengan pcngalaman-
pengalaman manusia, atau sesuai dengan
pandangan atau sikap yang berlaku.
10
1. KEMASHURAN DAN
PRESTISE
meneliti apakah pernyataan atau
pendapat yang akan dikutip
sebagai autoritas itu hanya
sekadar bersembunyi di balik
kemashuran dan prestise pribadi
di bidang lain.
CARA MENGUJI AUTORITAS
2. KOHERENSI DENGAN
KEMAJUAN
Pengetahuan dan pendapat terakhir tidak
selalu berarti bahwa pendapat itulah yang
terbaik. Tetapi harus diakui bahwa
pendapatpendapat terakhir dari ahli-ahli
dalam bidang yang sama lebih dapat
diandalkan, karena autoritas-autoritas
semacam itu memperoleh kesempatan yang
paling baik untuk membandingkan semua
pendapat sebelumnya.
11
THANKS !
TUGAS MEMBUAT SLIDE
PENGANTAR FILSAFAT ILMU
TOPIK :
BERPIKIR SECARA FILSAFAT MENU KEPASTIAN DAN KEBENARAN
ILMIAH
Dosen Pengampu : DR. Sigit Sardjono, M.Ec
Oleh Kelompok : 4 ( Empat )
1. Elen Anggraini - 1211900071
2. Mela Putri Afdzani - 1211900057
3. Bryan Nafiri Widodo - 1211900074
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
BERPIKIR SECARA FILSAFAT
MENUJU KEPASTIAN DAN
KEBENARAN
ILMIAH
KELOMPOK - 4
KELOMPOK 4
1. Elen Anggraini 1211900071
2. Mela Putri Afdzani 1211900057
MENGAPA ?
Mengapa Harus Berpikir Secara Filsafat ?
Berfilsafat adalah berpikir. Ini tidak berarti bahwa
berpikir adalah berfilsafat. Kalau dikatakan
berfilsafat adalah berpikir, hal ini dimaksudkan
bahwa berfilsafat termasuk kegiatan berpikir.
Berpikir adalah berbicara dengan dirinya sendiri di
dalam batin. Sedangkan berpikir dengan benar
mengandung pengertian mempertimbangkan,
merenungkan, menganalisis,membuktikan sesuatu,
menunjukkan alasan alasan, meneliti suatu jalan
pikiran
mencari bagaimanaberbagai hal berhubungan satu
sama lain, menarik kesimpulan, mengapa atau
untuk apa sesuatu terjadi dan membahasakan suara
realitas.
Jelaslah bahwa berfilsafat itu berarti berpikir,
walaupun berpikir itu tidak sertamerta berarti
berfilsafat. Hal ini disebabkan oleh berfilsafat berarti
berpikir artinya dengan bermakna. Artinya, berpikir
itu ada manfaat, makna, dan tujuannya, sehingga
mudah untuk direalisasikan dari berpikir itu karena
sudah ada acuan dan tujuan yang pasti atau sudah
ada planning.
4
MENGUKUR BERPIKIR FILSAFAT
Karakteristik berpikir filsafat adalah sifat menyeluruh, sifat mendasar dan
sifat spekulatif. Orang yang berpikir filsafati berarti orang tersebut
membongkar tempat berpijak secara fundamental. Dia tidak percaya begitu
raja bahwa ilmu itu benar. Mengapa ilmu dapat disebut benar? Bagaimana
proses penilaian berdasarkan kriteria tersebut dilakukan? Lalu benar itu
apa? Pertanyaan itu melingkar sebagai sebuah lingkaran yang untuk
menyusunnya, harus dimulai dari sebuah titik, sebagai awal sekaligus
sebagai akhir.
5
CIRI BERPIKIR FILSAFAT
1. Konsepsional. Perenungan
filsafat berusaha untuk
menyusun suatu bagian
konsepsional.
6
2. Koheren. Perenungan
kefilsafatan berusaha untuk
menyusun suatu bagan yang
koheren yang konsepsional.
3. Memburu kebenaran.
Kebenaran yang diburunya adalah
kebenaran hakiki tentang seluruh
realitas dan setiap hal yang dapat
dipersoalkan.
4. Radikal. Berfilsafat berarti
berpikir radikal. Filsuf adalah
pemikir yang radikal.
6. Menyeluruh. Perenungan
kefilsafatan berusaha menyusun
suatu bagan konsepsional yang
memadai untuk dunia tempat
kita hidup maupun diri kita
sendiri.
5. Rasional. Perenungan
kefilsafatan berusaha menyusun
suatu bahan konsepsional yang
bersifat rasional
TEORI MENGENAI KEBENARAN
1. Kebenaran sebagai
Persesuaian Pendasar teori ini
adalah Aristoteles. Menurutnya,
mengatakan sesuatu yang ada
sebagai tidak ada, atau yang tidak
ada sebagai ada adalah salah
7
2. Kebenaran sebagai
Keteguhan Kebenaran tidak
lagi ditemukan dalam
kesesuaian dengan kenyataan,
melainkan dalam relasi antara
proposisi baru dengan proposisi
lama atau yang sudah ada.
3. Teori Pragmatis tentang
Kebenaran (the pragmatic
theory of truth). Teori ini
dikembangkan oleh Charles
Sanders Peirce dan William
James. Kebenaran memiliki arti
yang sama dengan kegunaan.
4. Teori Kebenaran
Performatif Anggapan
tentang terlaksananya
kebenaran dalam bahasa
(ungkapan) manusia berasal
dari Inggris (Frank Ramsey,
John Austin, danPeter
Strawson).
○ 5. Teori Kebenaran
Historis Ini pada
umumnya diakui oleh
kelompok post-modernis
atau strukturalis dan post-
strukturalis.
ada dua macam kebenaran yaitu kebenaran empiris dan logis yang kiranya dapat
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Karena itu terdapat tiga sifat dasar kebenaran
ilmiah:
○ Struktur kebenaran ilmiah bersifat rasional-logis (berdasarkan kesimpulan yang
logis-rasional dari premis-premis tertentu).
○ Isi empiris kebenaran ilmiah perlu diuji dengan kenyataan yang ada (empiris).
○ Sifat pragmatis mau menggabungkan dua sifat kebenaran di atas. Pernyataan itu
logis dan empiris, maka harus juga berguna dalam hidup manusia dalam
memecahkan permasalahan.
SIFAT-SIFAT KEBENARAN ILMIAH
8
Dalam diskusi tentang macam-macam teori kebenaran pertanyaan yang muncul ialah
apakah kebenaran ilmiah bersifat pasti atau sementara? Jawaban atas pertanyaan ini
memunculkan dua pandangan berbeda, yaitu pandangan kaum rasionalis yang
menekankan kebenaran logis-rasional dan pandangan kaum empiris yang menekankan
kebenaran empiris. Karena itu kita harus berbicara tentang taraftaraf kepastian
(subyektivitas dan obyektivitas).
KEPASTIAN DAN KEBENARAN
9
Dalam kaitan dengan kepastian sering kita mengatakan bahwa sesuatu hanya dapat
ditempatkan dalam "barangkali" atau "mungkin."Istilah ini digunakan para ilmuwan
untuk menunjuk pada sesuatu yang dalam gejala pengetahuan terletak pada pihak
obyek. Untuk mengatasi kesulitan ini kita diperkenalkan dengan istilah `kepercayaan'
(credibility).
TARAF KEPASTIAN ILMU EMPIRIS DAN
ILMU EKSAKTA
10
○ kepastian tentang explanans dari gejala-gejala yang diselidiki, terutama
menyangkut kebenaran pernyataan dari gejala-gejala itu; dan
○ kepastian mengenai kesimpulan yang dapat ditarik dari suatu hukum yang
berlaku. Namun yang dicapai adalah satu ketakpercayaan (tidak pernah mencapai
nilai 1).
KEPASTIAN ILMU EMPIRIS
11
Dalam konteks penemuan (context of discovery), dalam usaha mencoba-coba, apa
yang dikatakan tentang ilmu-ilmu empiris juga berlaku untuk ilmu-ilmu pasti (di mans
ilmu itu belum pasti). Namun dalam konteks pembenaran (context of justification),
dalam satu sistem matematika atau logika yang sudah jadi dan berdiri sendiri, tidak
ada lagi hipotesis, melainkan hanya ungkapan-ungkapan yang bersifat aksiomatis
(yang terdiri dari dalil-dalil) yang semuanya bernilai 1.
KEPASTIAN ILMU EKSAKTA
12
Kebalikan dari berpikir induktif ialah berpikir deduktif. Bekerjanya berangkat dari hal
yang umum (dari induksi/teori/dalil/hukum) kepada hal-hal yang khusus (particular).
Prinsip dasarnya ialah "segala yang dipandang benar pada semua peristiwa dalam situ
kelas atau jenis, berlaku pula sebagai hal yang benar pada semua peristiwa yang terjadi
pada hal yang khusus, asal hal yangkhusus ini benar-benar merupakan bagian atau
unsur dari hal yang umum itu". Penalaran deduktif biasanya mempergunakan
silogisme dalam menyimpulkan.
BERPIKIR INDUKTIF DAN DEDUKTIF
13
Metode ilmiah merupakan prosedur atau langkah-langkah sistematis dalam
mendapatkan pengetahuan ilmiah atau ilmu. Garis besar langkah-langkah sistematis
keilmuan adalah: (1) mencari, merumuskan dan mengidentifikasi masalah; (2)
menyusun kerangka pikiran (logical contract); (3) merumuskan hipotesis (jawaban
rasicnal terhadap masalah); (4) menguji hipotesis secara empirik; (5) melakukan
pembahasan dan; (6) menyimpulkan. Tiga Iangkah pertama merupakan metode
penelitian, sedangkan langkah-langkah selanjutnya bersifat teknis penelitian. Dengan
demikian maka pelaksanaan penelitian menyangkut dua hal, yaitu hal metode dan hal
teknis penelitian. Namun secara implisit metode dan teknik melarut di dalamnya.
METODE ILMIAH
14
THANKS!
15
TUGAS MEMBUAT SLIDE
PENGANTAR FILSAFAT ILMU
TOPIK :
FILSAFAT MANUSIA
Dosen Pengampu : DR. Sigit Sardjono, M.Ec
Oleh Kelompok : 4 ( Empat )
1. Elen Anggraini - 1211900071
2. Mela Putri Afdzani - 1211900057
3. Bryan Nafiri Widodo - 1211900074
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
Filsafat manusia
kelompok 4
Kelompok 4
1. 1211900071 Elen Anggraini
2. 1211900057 Mela Putri Afdzani
3. 1211900074 Bryan Nafiri Widodo
Filsafat manusia
Antropologi filsafat atau yang lebih dikenal
dengan filsafat manusia adalah bagian integral dan
sistem filsafat, yang secara spesifik menyoroti
hakikat atau esensi manusia. Objek material
filsafat manusia dan ilmu-ilmu tentang manusia
(misalnya psikologi dan antropologi) adalah gejala
manusia.
Filsafat manusia adalah cabang filsafat
khusus yang secara spesifik mempelajari
hakekat/esensi manusia. Filsafat adalah
metode pemikiran yang membahas tentang sifat
dasar dan hakikat kebenaran yang ada di dunia
ini. Filsafat manusia adalah bagian filsafat yang
membahas apa arti manusia sendiri secara
mendetail.
Filsafat manusia jelasnya adalah filsafat yang mengupas apa arti manusia sendiri, ia mencoba
mengucap sebaik mungkin apa sebenarnya makhluk itu yang disebut "manusia", istilah filusuf manusia
atau "antropologi filusuf' (antropos dalam Bahasa Yunani berarti manusia) tampak lebih eksok karena apa
yang dipelajari dengannya adalah manusia sepenuhnya, roh serta badan jiwa serta daging.
4
“
Alasan untuk mempelajari filsafat
manusia cukup jelas. Yaitu manusia
mempunyai kemampuan dan kekuatan
untuk menyelidiki dan menganalisis
sesuatu secara mendalam.
5
HAKEKAT manusia
Hakekat manusia selalu berkaitan dengan unsur pokok yang membentuknya, seperti dalam
pandangan monoteisme, yang mencari unsur pokok yang menentukan yang bersifat tunggal,
yakni materi dalam pandangan materialisme, atau unsur rohani dalam pandangan
spritualisme, atau dualisme yang memiliki pandangan yang menetapkan adanya dua unsur
pokok sekaligus
6
Kedudukanfilsafat manusia
Pengetahuan manusia tentang diri sendiri dan
lingkungannya, ketika manusia mengetahui dan
mengenal dirinya secara penuh, ia akan hidup
secara lebih sempurna dan lebih baik dalam dunia
yang adalah dunianya. Berkaitan dengan itu
manusia juga membutuhkan pengetahuan tentang
lingkungan atau dunianya.
Memberikan pengertian dan kesadaran kepada
manusia akan arti pengetahuan tentang
kenyataan yang diberikan oleh filfafat.
Memberikan pedoman hidup kepada manusia.
Pedoman itu mengenai sesuatu yang terdapat di
sekitar manusia sendiri, seperti kedudukan
dalam hubungannya dengan yang lain.
Manusia Dalam Hubungannya Dengan Hidup Komunitas, ia hidup dalam hubungan dan membutuhkan
manusia lain, yang menunjukkan hakikat dan manusia, yaitu sebagai makhluk sosial. Manusia
membutuhkan orang lain untuk dapat membentuk dan mengembangkan dirinya sehingga dapat hidup
secara lebih baik, lebih bijaksana dan lebih kritis.
7
Filsafat manusia
Hubungan Filsafatmanusia dengan ilmu lain tentang manusia ada 3 :
‐ Psikologi
‐ Sosiologi
‐ Antropologi
Esensi dan eksistesi Filsafat manusia serta peranan manusia. Model esensi adalah pendekatan
dalam filsafat kepada suatu objek dengan cara yang abstrak, model ini hanya memperhatikan kodrat
yang menentukan manusia sebagai manusia. Model eksistensi adalah pendekatan dalam filsafat kepada
suatu objek dengan memandangnya secara menyeluruh.
Kedudukan dan peran manusia adalah memerankan ia dalam kelima eksistensi tersebut. Manusia
dipandang secara konkret secara utuh dalam keberadaannya. Manusia sebagai mahluk yang
berdimensional memiliki peran dan kedudukan yang sangat mulia. Manusia yang memegang amanah
sebagai khalifah dalam melakukan keputusan dan tindakannya sesuai dengan maqasid asy-syari'ah.
8
PERBEDAAN FILSAFAT MANUSIA DAN ILMU TENTANG MANUSIA (PSIKOLOGI &
ANTROPOLOGI)
9
Ilmu Tentang Manusia Filsafat Manusia
 Bersifat positifistik menggunakan metodologi ilu
alam, observasional dan eksperimental yang
terbatasa tampak secara empiris
 Bersifat metafisis menggunakan metode
ilmu kemanusiaan, sintetis, reflektif, intensif,
dan kritis yang merupakan gejala seperti
filsafat manusia.
 Oleh karena itu tidak dapat menjawab
pertanyaan yang mendasar tentang manusia
 Oleh karena itu dapat menjawab pertanyaan
yang berdasar tentang manusia
 Metode lebih fragmentaris yaitu menyelidiki
hanya bagian tertentu dari manusia, contohnya :
psikologis manusia sebagai organisme.
Antropologi dan sosiologi pada gejala budaya
dan pranata sosial.
 Metode sintetis dan reflektif (ektensif) atau
menyeluruh, intensif (mendalam) dan kritis,
contoh: filsafat manusia menekankan
kesatuan dua aspek/lebih dalam satu visi.
MANFAAT dan TUJUAN MEMPELAJARI FILSAFAT MANUSIA
Secara praktis
Siapa sesungguhnya
manusia? Hal ini
membutuhkan pemahaman
manusia secara
menyeluruh, sehingga
memudahkan mengambil
keputusan-keputusan
praktis/menjalankan
aktivitas hidup sehari-hari.
Secara teoritis
Pemahaman manusia
secara yang esensial
sehingga kits dapat
meninjau secara kritis
asumsi-asumsi yang
tersembunyi di balik teori-
teori antropologi dan
psikologi dan ilmu-ilmu
tentang manusia.
Manfaat lain
• Mencari menemukan
jawaban tentang
siapakah sesunguhnya
manusia itu, masalah-
masalah terkait manusia
sangat kompleks
sehingga persoalan
tentang manusia tidak
habis untuk dibicarakan.
• Essensi manusia pada
prinsipnya adalah
sebuah misteri.
10
Ciri — Ciri Filsafat Manusia
Ekstensif:
dapat kita saksikan dari
luasnya jangkauan atau
menyeluruhnya objek kajian
yang di geluti oleh filsafat.
Intensif (mendasar):
filsafat adalah kegiatan
intelektual yang hendak
menggali inti hakikat
(esensi), akar, atau struktur
dasar, yang melandasi
segenap kenyataan.
Kritis:
karena tujuan filsafat manusia
pada taraf akhir tidak lain adalah
untuk memahami din sendiri
maka hal apa saja yang secara
langsung maupun tidak langsung
berhubungan dengan
pemahaman din manusia, tidak
luput dari kritik filsafat.
11
Sebagai penjelasannya dari ciri ekstensif itu sendiri filsafat manusia merupakan
gambaran menyeluruh atau synopsis tentang realitas manusia. Kemudian ciri lain dari
filsafat manusia adalah penjelasan yang intensif (mendasar).
kesimpulan
Filsafat Manusia adalah cabang filsafat yang hendak secara khusus merefleksikan
hakekat atau esensi dari manusia. Filsafat Manusia sering juga disebut sebagai
Antropologi Filosofis. Filsafat Manusia memiliki kedudukan yang setara dengan cabang-
cabang filsafat lainnya, seperti etika, epistemologi, kosmologi, dll. Akan tetapi Filsafat
Manusia juga memiliki kedudukan yang istimewa, karena semua persoalan filsafat itu
berawal dan berakhir tentang pertanyaan mengenai esensi dari manusia, yang merupakan
terra utama refleksi Filsafat Manusia.
Manfaat mempelajari filsafat manusia berguna untuk mengetahui apa dan siapa manusia
secara menyeluruh. Selain itu, untuk mengetahui siapakah sesungguhnya diri manusia
didalam pemahaman manusia yang menyeluruh itu. Abidin (2007/3). Maksud dari
menyeluruh ialah tidak hanya mempelajari dari segi fisik dan mental, tetapi semua aspek
yang berkaitan tentang diri manusia.
12
THANKS !
TUGAS MEMBUAT SLIDE
PENGANTAR FILSAFAT ILMU
TOPIK :
ETIKA & MORAL
Dosen Pengampu : DR. Sigit Sardjono, M.Ec
Oleh Kelompok : 4 ( Empat )
1. Elen Anggraini - 1211900071
2. Mela Putri Afdzani - 1211900057
3. Bryan Nafiri Widodo - 1211900074
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
ETIKA & MORAL
KELOMPOK 4
KELOMPOK 4
1211900071 Elen Anggraini
1211900057 Mela Putri Afdzani
1211900074 Bryan Nafiri Widodo
3
ETIKA & MORAL
Fenomena-fenomena yang terjadi sekarang ini maka etika keilmuan merupakan suatu yang
sudah cukup mendesak untuk disebarluaskan kepada para cendekiawancendekiawan agar
dalam perkembangan ilmu tidak terjerumus ke hal-hal yang tidak diharapkan oleh manusia itu
sendiri. Para ilmuwan yang jujur dan patuh pada norma-norma keilmuan saja belum cukup
melainkan is harus dilapisi oleh moral dan akhlaq, balk moral umum yang dianut oleh
masyarakat atau bangsanya (moraVetika Pancasila bagi bangsa Indonesia), maupun moral
religi yang dianutnya. Hal tersebut dimaksudkan agar jangan sampai terjadi hal-hal yang
menyimpang yang akibatnya menyengsarakan umat manusia.
4
HAKIKAT ETIKA
Menurut K. Bertens (2011), dalam filsafat Yunani etika dipakai untuk menunjukkan filsafat
moral seperti yang acap ditemukan dalam konsep filsuf besar Aristoteles. Etika berarti ilmu
tentang apa yang biasa dilakukan atau ilmu tentang adat kebiasaan.
Pengertian etika (etimologi) berasal dari bahasa Yunani, yaitu "ethos", yang berarti watak
kesusilaan atau adat kebiasaan (custom). Etika biasanya berkaitan erat dengan perkataan
moral yang merupakan istilah dari bahasa Latin, yaitu "mos" dan dalam bentuk jamaknya
"mores," yang berarti juga adat kebiasaan atau cara hidup seseorang dengan melakukan
perbuatan yang baik (kesusilaan), dan menghindari hal-hal tindakan yang buruk.
Makna etika dipakai dalam dua bentuk arti: Pertama, etika merupakan suatu kumpulan
pengetahuan mengenai penilaian terhadap perbuatan manusia. Kedua, merupakan suatu
predikat yang dipakai untuk membedakan hal-hal, perbuatan, atau manusia lain.
5
HAKIKAT MORAL VERSUS ILMU
Menurut K. Bertens (2011), secara etimologis kata moral sama dengan etika, meskipun kata asalnya
beda. Pada tataran lain, jika kata moral dipakai sebagai kata sifat artinya sama dengan etis, jika dipakai
sebagai kata Benda artinya sama dengan etika. Moral yaitu nilai-niai dan norma-norma yang menjadi
pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya. Ada lagi istilah
moralitas yang mempunyai arti sama dengan moral (dari kata sifat Latin moralis), artinya suatu perbuatan
atau baik buruknya. Moralitas yaitu sifat moral atau keseluruhan asas dan nilai yang berkenaan dengan
baik dan buruk.
Berbicara tentang ilmu, yaitu istilah yang berasal dari bahasa Yunani yaitu scientia, atau
dalam kaidah bahasa Arab berasal dari kata Ilmu atau sains adalah pengkajian sejumlah pernyataan yang
terbukti dengan fakta dan ditinjau yang disusun secara sistematis dan terbentuk menjadi hokum umum.
Ilmu akan melahirkan kaidah umum yang dapat diterima oleh semua pihak.
Nilai moral berkaitan dengan tanggung jawab dan hati nurani. Nilai bersikap mewajibkan dan formal. Nilai
merupakan fenomena psikis manusia yang menganggap sesuatu hal bermanfaat dan berharga dalam
kehidupannya, sehingga seseorang dengan sukarela terlibat fisik dan mental ke dalam fenomena itu.
6
1. Moralitas Versus Legalitas dalam Ilmu Pengetahuan
Menurut Kant, filsafat moral atau etika yang murni justru yang bersifat apriori itu.
Etika apriori ini disebut metafisika kesusilaan. Pemahaman tentang moralitas yang
didistingsikan dengan legalitas ditemukan dalam filsafat moral Kant. Menurut pendapatnya,
moralitas adalah kesesuaian sikap dan perbuatan dengan norma atau hukum batiniah, yakni
apa yang oleh Kant dipandang sebagai "kewajiban." Ada-pun legalitas adalah kesesuaian
sikap dan tindakan dengan hukum atau norma lahiriah belaka. Kesesuaian ini belum bernilai
moral, sebab tidak didasari dorongan batin. Moralitas akan tercapai jika dalam menaati
hukum lahiriah bukan karena takut pada akibat hukum lahiriah itu, melainkan karena
menyadari bahwa taat pada hukum itu merupakan kewajiban.
ASPEK DAN SIFAT MORAL DALAM ILMU
PENGETAHUAN
7
ASPEK DAN SIFAT MORAL DALAM
ILMU PENGETAHUAN
8
2. Moralitas Objektivistik Versus Relativistik dalam Ilmu Pengetahuan
Menurut Kurtines dan Gerwitz (1992), timbulnya perbedaan pandangan tentang sifat
moral.
sebagaimana dikemukakan itu tak terlepas dari sejarah perkembangan intelektual
Barat yang dibagi dalam tiga periode, yaitu zaman Abad Klasik, Abad Pertengahan,
dan Abad Modern. Sejarah ide dunia Barat dimulai sejak zaman Yunani Kuno sekitar
abad ke-5 SM, dengan ahli pikirnya yang sangat terkenal, yaitu Socrates, Plato, dan
Aristoteles. Ketiga pemikir terbesar Abad Klasik ini berpandangan bahwa prinsip
moral itu bersifat objektivistik, naturalistik, dan rasional. Maksudnya, meskipun
bersifat objektif sebagaimana yang telah dikemukakan, akan tetapi moral itu
merupakan bagian dari kehidupan duniawi (natural) dan dapat dipahami melalui
proses penalaran atau penggunaan akal budi (rasional).
3. Sifat Moral dalam Perspektif Objektivistik Versus Relativistik
Pembicaraan tentang moral seperti yang telah dikemukakan terdapat perbedaan pandangan
yang menyangkut pertanyaan, apakah moral itu sifatnya objektivistik atau relativistik?
Pertanyaan yang hampir sama, apakah moral itu bersifat absolut atau relatif, universal atau
kontekstual, kultural, situasional, dan bahkan individual? Menurut perspektif objektivistik, baik
dan buruk itu bersifat pasti atau tidak berubah. Suatu perilaku yang dianggap baik akan tetap
baik, bukan kadang baik dan kadang tidak baik. Senada dengan pandangan objektivistik, yaitu
pandangan absolut yang menganggap bahwa baik dan buruk itu bersifat mutlak, sepenuhnya,
dan tanpa syarat. Menurut pandangan ini perbuatan mencuri itu sepenuhnya tidak baik,
sehingga orang tidak boleh mengatakan bahwa dalam keadaan terpaksa, mencuri itu bukan
perbuatan yang jelek. Demikian pula halnya dengan pandangan yang universal, prinsip moral
itu berlaku di mana saja dan kapan saja. Prinsip moral itu bebas dari batasan ruang dan
waktu.
ASPEK DAN SIFAT MORAL DALAM ILMU
PENGETAHUAN
9
HAKIKAT ILMU PENGETAHUAN DAN KEMANUSIAAN
Menurut Jhon G. Kemeny dalam The Liang Gie (2005) mengatakan, ilmu adalah seluruh
pengetahuan yang dihimpun dengan perantara metode ilmiah (all knowledge collected by means of the
scientific method). Ilmu pengetahuan merupakan warisan bersama umat manusia, bukan milik pribadi dari
orang-orang tertentu. Permulaannya dimulai dengan permulaan umat manusia. Sejatinya ilmu pengetahuan
yaitu mengarahkan kecerdasan menuju kebahagiaan dunia dan akhirat tanpa mengharapkan keuntungan
materi, melakukan pengkajian tak kenal lelah dan terperinci tentang alam semesta untuk menemukan
kebenaran mutlak yang mendasarinya, dan mengikuti metode yang diperlukan untuk mencapai tujuan.
10
ETIKA DAN MORAL DALAM ILMU
PENGETAHUAN
Kemampuan manusia dalam mengembangkan ilmu pengetahuan telah melahirkan temuan-temuan baru yang
belum ada sebelumnya, atas penemuan itu manusia mendapatkan manfaat secara langsung. Namun selain
memberikan manfaat bagi kehidupan manusia, ditemukannya halhal Baru itu telah melahirkan kesadaran akan
adanya beragam karya sebagai olah pikir dan rasa manusia.
Corpus Juris sebagai orang yang pertama kali menyadari dan memprakarsai etika moral dalam karya ilmu
pengetahuan, baik berupa hak milik dalam bentuk tulisan maupun lukisan di atas kertas. Namun demikian,
pendapatnya belum sampai kepada pembeda antara benda nyata (materielles eigentum) dan benda tidak nyata
(immaterielles eigentum) yang merupakan produk kreativitas manusia. Istilah immaterielles eigetum inilah yang
sekarang disebut dengan "intellectual property right (IPR)." yang merupakan terjemahan dari kata "geistiges
eigentum,"atau hak kekayaan intelektual ilmu pengetahuan.
11
12
Atas dasar appetites societaties ini manusia bersedia
mengorbankan jiwa dan raganya untuk
kepentingan orang lain, golongan, dan masyarakat. Ada empat
macam hidup dalam masyarakat menurut teori hukum kodrat
12
Abstinentia alieni
(hindarkan diri dari milik orang lain).
Oblagatio implendorum promissorum
(penuhilah janji).
Damni culpa dati reparatio
(bayarlah kerugian yang disebabkan
kesalahan sendiri).
Poenae inter humanies meratum
(berilah hukum yang setimpal).
13
Poenae inter humanies meratum (berilah hukum yang setimpal).
Di negara-negara Anglo-Saxon berkembang suatu konsep negara hukum yang semula
dipelopori oleh A.V. Dicey dengan sebutan "Rule of Law," yang menekankan pada tiga tolok
ukur atau unsur utama dalam teori hukum, yaitu:
1. Supremasi hukum atau supremacy of law.17
2. Persamaan di hadapan hukum atau equality
before the law.
3. Konstitusi yang didasarkan pada hak-hak
perorangan atau the constitution based on
individual rights.
14
Manusia dengan selurul) alam lingkungan hidupnya secara bersama-sama merupakan ciptaan Tuhan.
Manusia tidak dapat dipisahkan dengan lingkungan hidupnya, bahkan manusia merupakan bagian
dari lingkungan hidup. Dalam hal hubungannya dengan manusia, maka alam menemukan dirinya dan
menuntut potensinya yang paling tinggi. Manusia juga mengembangkan dunianya secara real. Benda-
benda dan alam hidup diberi anti oleh manusia, dikelola, diperindah, dijaga kelestariannya. Alam
dijadikan budaya oleh manusia, manusia "mengkultivasi" dan menghumanisasi alam dunia
bersamanya (Bakker, 1987).
Pada persoalan inilah manusia senantiasa bersifat ramah dan senantiasa menjaga keserasian dan
kelestarian alam lingkungan hidupnya. Secara intrinsik sifat-sifat yang ada dalam alam semesta juga
dimiliki manusia, karena pada hakikatnya dalam did manusia terdapat pula unsur-unsur yang bersifat
alamiah. Manusia sebagai mahluk alamiah dan bersifat real adalah merupakan bagian dari alam
semesta dan oleh karena itu tunduk pada hukum-hukum alam.
SIKAP MANUSIA
15
Di dalam kehidupan manusia terdapat dua sikap. Kedua sikap sikap itu satu dengan lainnya cukup
berbeda bahkan bertentangan. Sikap itu adalah
- SIKAP PERTAMA, sikap manusia yang mengembangkan ilmu dan teknologi untuk menguasai alam
dan menundukan alam. Revolusi ilmu dan teknologi mengantarkan manusia ke arah kejayaannya.
Manusia berhasil menguasai alam, mengolah, dan mengeklporasi kekayaan alam. Akan tetapi, hal itu
membawa manusia ke arah sikap superior. Sikap superior yang berkehendak untuk menguasai alam
tanpa memperhitungkan kemampuan dan kelestariannya.
- SIKAP KEDUA, adalah sikap manusia yang yang mendewakan alam. Dalam hal ini manusia hanya
menyerah kepada struktur dan norma yang ada pada alam. Akibatnya manusia tidak mampu
membedakan mana objek dan mana subjek. Akibat lebih jauh lagi manusia tak mampu
mengembangkan ilmu dan teknologi yang membawa ke arah kemajuan manusia.
SIKAP MANUSIA
THANKS !
TUGAS MEMBUAT SLIDE
PENGANTAR FILSAFAT ILMU
TOPIK :
PANCASILA SEBAGAI FILSAFAT BANGSA INDONESIA
Dosen Pengampu : DR. Sigit Sardjono, M.Ec
Oleh Kelompok : 4 ( Empat )
1. Elen Anggraini - 1211900071
2. Mela Putri Afdzani - 1211900057
3. Bryan Nafiri Widodo - 1211900074
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
PANCASILA
SEBAGAI
FILSAFAT BANGSA
INDONESIA
Kelompok – 4
Nama Anggota
1. Elen Anggraini 1211900071
2. Mela Putri Afdzani 1211900057
3. Bryan Nafiri W 1211900074
3
Pendahuluan
Latar Belakang
Filsafat negara merupakan pandangan hidup
bangsa yang diyakini kebenarannnya dan
diaplikasikan dalam kehidupan masyarakat
yang mendiami negara tersebut. Pandangan
hidup bangsa merupakan nilai-nilai yang
dimiliki oleh setiap bangsa. Nilai-nilai tersebut
akan mempengaruhi segala aspek suatu
bangsa. Nilai adalah suatu konsepsi yang
secara eksplisit maupun implisit menjadi milik
atau ciri khas seseorang atau masyarakat.
Pada konsep tersembunyi bahwa pilihan nilai
merupakan suatu ukuran atau standar yang
memiliki kelestarian yang secara umum
digunakan untuk mengorganisasikan sistem
tingkah laku suatu masyarakat (Prayitno,
1989:1).
Manfaat
Menambah pengetahuan saya akan makna
filsafat dan dasar filsafat pancasila serta
kedudukan pancasila sebagai sistem filsafat
bangsa. Dengan demikian, saya lebih
mengetahui lagi akan peranan pancasila
dalam kedudukannya sebagai filsafat bangsa
sehingga tidaklah salah jika pancasila
dijadikan fundamental bangsa Indonesia.
4
Pendapat Bahwa Pancasila
Aadalah Suatu Filsafat
Muh. Yamin
Dalam bukunya Naskah Persiapan Undang-
undang Dasar 1945, menyebutkan bahwa
ajaran Pancasila adalah tersusun secara
harmonis dalam suatu sistem filsafat. Hakikat
filsafatnya ialah satu sinthese fikiran yang
lahir dari antithese fikiran. Dari pertentangan
pikiran lahirlah perpaduan pendapat yang
harmonis, begitu pula halnya dengan ajaran
Pancasila, satu sinthese negara yang lahir dari
pada satu antithese.
Soedirman Kartohadiprodjo
Pancasila itu disajikan sebagai pidato untuk
memenuhi permintaan memberikan dasar
fiilsafat negara, maka disajikannya Pancasila
sebagai filsafat. Pancasila masih merupakan
filsafat Negara (staats-filosofie). Karena itu
dapat dimengerti, bahwa filsafat Pancasila
dibawakan sebagai inti dari hal-hal yang
berkkenaan dengan manusia, disebabkan
negara adalah manusia serata organisasi
manusia.
5
Pendapat Bahwa Pancasila
Aadalah Suatu Filsafat
Drijrkoro
Dalam pendapatnya membedakan antara
filsafat dengan Weltscauung. Dan
diterangkan pula tentang Pancasila sebagai
dalil-dalil filsafat, dengan mengakui orang
masih tinggal di dalam lingkungan filsafat.
Pancasila barulah menjadi pendirian atau
sikap hidup.
Notonagoro
Sifat kefilsafatn dari dasar negara tersebut
terwuujudkan dalam rumus abstrak dari
kelima sila dari pada Pancasila. Yang intinya
ialah ketuhanan, kemanusiaan, persatuan
(kesatuan dalam dinamikanya), kerakyatan
dan keadilan, terdiri atas kata-kata pokok
dengan awalan-akhiran ke-an dan per-an.
Dasar filsafat, asas kerokhanian Negara
Pancasila adalah cita-cita yang harus
dijelmakan dalam kehidupan negara.
6
Pendapat Bahwa Pancasila
Adalah Suatu Filsafat
Roeslan Abdoelgani
Didalam kajian-kajiannya dari dalam, masih
menagndung ruang yang luas untuk
berkembangnya pnegasan-penegasan lebih
lanjut. Didalam fungsinya sebagai fondamen
Negara, ia telah bertahan terhadap segala
ujian baik yang datang dari kekuatan-
kekuatan contra-revolusioner, maupun yang
datang dari kekuatn-kekuatan extreem.
7
Pengertian Filsafat Dan
Dasar Filsafat Pancasila
8
Secara etimologi, filsafat berasal dari bahasa Yunani, yaitu philosophia. Kata itu terdiri dari kata
philo, philos, philein yang mempunyai arti cinta / pecinta / mencintai dan sophia yang berarti
kebijakan, kearifan, hikmah, hakikat kebenaran. Pancasila dapat digolongkan sebagai filsafat
dalam arti produk, filsafat sebagai pandangan hidup, dan filsafat dalam arti praktis. Hal itu berarti
Pancasila mempunyai fungsi dan peranan sebagai pedoman dan pegangan dalam sikap, tingkah
laku, dan perbuatan dalam kehidupan sehari-hari dan dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara bagi bangsa Indonesia dimanapun mereka berada.
Pengertian Filsafat Dan Dasar
Filsafat Pancasila
9
Filsafat Pancasila adalah refleksi kritis dan rasional tentang Pancasila sebagai dasar negara dan
kenyataan budaya bangsa dengan tujuan untuk mendapatkan pokok-pokok pengertian secara
mendasar dan menyeluruh. Pembahasan filsafat dapat dilakukan secara deduktif (dengan mencari
hakikat Pancasila serta menganalisis dan menyusunnya secara sistematis menjadi keutuhan
pandangan yang komprehensif dan secara induktif (dengan mengamati gejala-gejala sosial
budaya masyarakat, merefleksikannya dan menarik arti dan makna yang hakiki dari gejala-gejala
itu).
Dasar yang menjadikan pancasila
sebagai filsafat bangsa Indonesia
Landasan Ontologis
Pancasila
Ontologi, menurut Aristoteles
adalah ilmu yang menyelidiki
hakikat sesuatu atau tentang
ada, keberadaan atau
eksistensi dan disamakan
artinya dengan metafisika. Jadi
ontologi adalah bidang filsafat
yang menyelidiki makna yang
ada (eksistensi dan
keberadaan), sumber ada, jenis
ada, dan hakikat ada, termasuk
ada alam, manusia, metafisika
dan kesemestaan atau
kosmologi.
Landasan
Epistemologis
Pancasila
Epistemologi adalah
cabang filsafat yang
menyelidiki asal, syarat,
susunan, metode, dan
validitas ilmu pengetahuan.
Landasan
Aksiologis
Pancasila
Aksiologi adalah cabang
filsafat yang menyelidiki
a. Tingkah laku moral,
yang berwujud etika,
b. Ekspresi etika, yang
berwujud estetika atau
seni dan keindahan,
c. Sosio politik yang
berwujud ideologi.
10
PANCASILA SEBAGI FILSAFAT
› Arti Pancasila sebagai Filsafat
Arti Pancasila sebagai dasar filsafat negara adalah sama dan mutlak bagi seluruh
tumpah darah Indonesia. Tidak ada tempat bagi warga negara Indonesia yang pro
dan kontra, karena Pancasila sudah ditetapkan sebagai filsafat bangsa Indonesia.
› Fungsi Filsafat Pancasila
Memberi jawaban atas pernyataan yang bersifat fundamental atau mendasar
dalam kehidupan bernegara. Filsafat Pancasila mampu memberikan dan mencari
kebenaran yang substansi tentang hakikat negara, ide negara, dan tujuan negara.
Pancasila sebagi filsafat bangsa harus mampu menjadi perangkat dan pemersatu
dari berbagai ilmu yang dikembangkan di Indonesia.
11
PANCASILA SEBAGAI SISTEM
FILSAFAT
Di dalam Pancasila tercakup filsafat hidup dan cita-cita luhur bangsa
Indonesia tentang hubunagan manusia dengan Tuhan, hubungan manusia
dengan sesame manusia, hubungan manusia dengan lingkungannya.
12
PANDANGAN INTEGRALISTIK
DALAM FILSAFAT PANCASILA
Secara hakiki, susunan kodrat manusia terdiri atas jiwa dan badan, sifat kodratnya
adalah sebagai makhluk individu dan makhluk sosial, dan kedudukan kodratnya adalah
sebagai makhluk Tuhan dan makhluk yang berdiri sendiri (otonom). Pancasila yang bulat
dan utuh yang bersifat majemuk tunggal itu menjadi dasar hidup bersama bangsa
Indonesia yang bersifat majemuk tunggal pula. Dalam kenyataannay, bangsa Indonesia
itu terdiri dari berbagai suku bangsa, adat istiadat, kebudayaan dan agama yang
berbeda. Dan diantara perbedaan yang ada sebenarnya juga terdapat kesamaan.
Secara bersama bangsa Indonesia pernah dijajah, berjuang melawan penjajahan,
merdeka dari penjajahan. Dan yang lebih penting lagi adalah bahwa setelah merdek,
bangsa Indonesia mempunyai kesamaan tekad yaitu mengurus kepentingannya sendiri
dalam bentuk Negara yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur. Kesadaran
akan perbedaan dan kesamaan inilah yang menumbuhkan niat, kehendak (karsa dan
Wollen) untuk selalu menuju kepada persatuan dan kesatuan bangsa atau yang lebih
dikenal dengan wawasan “ bhineka tunggal ika “.
13
Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai fungsi filsafat Pancasila perlu dikaji
tantang ilmu-ilmu yang erat kaitannya dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara. Fungsi filsafat secara umum, sebagai berikut :
› Memberi jawaban atas pernyataan yang bersifat fundamental atau mendasar
dalam kehidupan bernegara. Segala aspek yang erat kaitannya dengan kehidupan
masyarakat bangsa tersebut dan yang berkaitan dengan kelangsungan hidup dari
negara bersangkutan.
› Filsafat Pancasila mampu memberikan dan mencari kebenaran yang substansi
tentang hakikat negara, ide negara, dan tujuan negara.
› Pancasila sebagi filsafat bangsa harus mampu menjadi perangkat dan pemersatu
dari berbagai ilmu yang dikembangkan di Indonesia. Fungsi filsafat akan terlihaat
jelas, kalau di negara itu sudah berjalan keteraturan kehidupan bernegara.
14
Kedudukan Dan Pandangan
Integralistik Pancasila Sebagai
Sistem Filsafat
Pancasila merupakan suatu sistem filsafat. Dalam sistem itu masing-masing silanya
saling kait mengkait merupakan satu kesatuan yang menyeluruh. Di dalam Pancasila
tercakup filsafat hidup dan cita-cita luhur bangsa Indonesia tentang hubunagan
manusia dengan Tuhan, hubungan manusia dengan sesama manusia, hubungan
manusia dengan lingkungannya.
Dasar filsafat bangsa Indonesia bersifat majemuk tunggal (monopluralis), yang
merupakan persatuan dan kesatuan dari sila-silanya. Akan tetapi bukan manusia yang
menjadi dasar persatuan dan kesatuan dari sila-sila Pancasila itu, melainkan dasar
persatuan dan kesatuan itu terletak pada hakikat manusia.
Pancasila yang bulat dan utuh yang bersifat majemuk tunggal itu menjadi dasar hidup
bersama bangsa Indonesia yang bersifat majemuk tunggal pula. Dalam kenyataannya,
bangsa Indonesia itu terdiri dari berbagai suku bangsa, adat istiadat, kebudayaan dan
agama yang berbeda. Dan diantara perbedaan yang ada sebenarnya juga terdapat
kesamaan.
15
Dasar Pancasila Sebagai Sistem
Filsafat
Negara kita Indonesia dalam pengelolaan atau pengaturan kehidupan bernegaranya
dilandasi oleh filsafat atau ideologi pancasila. Alasan pancasila sebagai filsafat bangsa
Indonesia adalah sebagai berikut:
› Secara prktis-fungsional, dalam tata-budaya masyarakat Indonesia pra-kemerdekaan nilai
Pancasila diakui sebagai filsafat hidup atau pandangan hidup yang dipraktekkan.
› Secara formal-konstitusional, bangsa Indonesia mengakui Pancasila dalah dasar negara
(filsafat negara) RI.
› Secara psikologis dan kultural, bangsa dan budaya Indonesia sederajat dengan bangsa dan
budaya manapun. Karenanya, wajar bangsa Indonesia sebagaimana bangsa-bangsa lain
(Cina, India, Arab, Eropa) mewarisi sistem filsafat dalam budayanya. Jadi, Pancasila adalah
filsafat yang diwarisi dalam budaya Indonesia.
› Secara potensial, filsafat Pancasila akan berkembang bersama dinamika budaya; filsafat
Pancasila akan berkembang secara konsepsional, kaya konsepsional dan kepustakaan
secara kuantitas dan kualitas. Filsafat Pancasila merupakan bagian dari khasanah dan
filsafat yang ada dalam kepustakaan dan peradaban modern.
16
Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas
dapat disimpulkan bahwa filsafat
adalah cinta akankebijakan.
Sedangkan Pancasila sebagai sistem
filsafat adalah suatu kesatuan
bagian-bagian yang saling
berhubungan, saling bekerjasama
antara sila yang satu dengan sila
yang lain untuk tujuan tertentu dan
secara keseluruhan merupakan suatu
kesatuan yang utuh yang mempunyai
beberapa inti sila, nilai dan landasan
yang mendasar.
THANKS !
TUGAS MEMBUAT SLIDE
PENGANTAR FILSAFAT ILMU
TOPIK :
SARANA BERPIKIR ILMIAH DAN FILSAFAT SEBAGAI SARANA
BERPIKIR ILMIAH
Dosen Pengampu : DR. Sigit Sardjono, M.Ec
Oleh Kelompok : 4 ( Empat )
1. Elen Anggraini - 1211900071
2. Mela Putri Afdzani - 1211900057
3. Bryan Nafiri Widodo - 1211900074
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
Nama Anggota
1. Elen Anggraini – 1211900071
2. Mela Putri Afdzani – 1211900057
3. Bryan Nafiri Widodo - 1211900074
3
Hal-hal yang perlu diperhatikan dari sarana
berpikir ilmiah adalah Sarana berpikir ilmiah
bukanlah ilmu, melainkan kumpulan
pengetahuan yang didapatkan berdasarkan
metode ilmiah.
Tujuan mempelajari metode ilmiah adalah untuk
memungkinkan kita melakukan penelaahan
ilmiah secara baik. Untuk dapat melakukan
kegiatan berpikir ilmiah dengan baik maka
diperlukan sarana berpikir ilmiah yaitu bahasa,
matematika, dan statistika.
Berpikir merupakan sebuah proses yang
membuahkan pengetahuan. Berpikir ilmiah
adalah kegiatan akal yang menggabungkan
induksi dan deduksi.
Berpikir ilmiah adalah kegiatan akal yang
menggabungkan induksi dan deduksi. Induksi
adalah cara berpikir yang di dalamnya
kesimpulan yang bersifat umum ditarik dari
pernyataan-pernyataan atau kasus-kasus yang
bersifat khusus.
Fungsi sarana berpikir ilmiah adalah membantu proses metode ilmiah untuk mendapat ilmu atau teori yang
lain.
4
1. BAHASA
Bahasa merupakan alat komunikasi verbal yang dipakai dalam seluruh proses berpikir ilmiah.
KBBI(Kamus Besar Bahasa Indonesia) bahasa ialah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang dipergunakan oleh
para anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri. Jadi bahasa
menekankan bunyi, lambang, sistematika, komunikasi, dan alat.
⩥Ciri-Ciri Bahasa Ilmiah
Bahasa ilmiah memiliki ciri-ciri tersendiri, yaitu informatif, reproduktif atau intersubjektif, dan antiseptik.
Informatif berarti bahwa bahasa ilmiah mengungkapan informasi atau pengetahuan. Informasi atau
pengetahuan ini dinyatakan secara eksplisit dan jelas untuk menghindari kesalahpahaman. Reproduktif adalah
bahwa pembicara atau penulis menyampaikan informasi yang sama dengan informasi yang diterima oleh
pendengar atau pembacanya.
5
⩥Kelemahan Bahasa
Kelemahan bahasa dalam menghambat komunikasi ilmiah yaitu :
Bahasa mempunyai multifungsi (ekspresif, konatif, representasional, informatif, deskriptif, simbolik, emotif,
afektif) yang dalam praktiknya sukar untuk dipisah-pisahkan. Akibatnya, ilmuwan sukar untuk membuang
faktor emotif dan afektifnya ketika mengomunikasikan pengetahuan informatifnya.
6
2. MATEMATIKA
Matematika memiliki struktur dengan keterkaitan yang kuat dan jelas satu dengan lainnya serta berpola pikir yang
bersifat deduktif dan konsisten. Peranan matematika sebagai sarana berpikir ilmiah adalah dapat diperoleh
kemampuan-kemampuan meliputi :
 Menggunakan algoritma, Melakukan manipulasi secara matematika,
 Mengorganisasikan data, memanfatkan simbol, tabel, grafik, dan membuatnya.
 Mengenal dan menemukan pola.
 Menarik kesimpulan, Membuat kalimat atau model matematika, Membuat interpretasi bangun geometri,
Memahami pengukuran dan satuanya, Menggunakan alat hitung dan alat bantu lainya dalam matematika,
seperti tabel matematika, kalkulator, dan komputer.
Kelebihan matematika Tidak memiliki unsur emotifBahasa matematika sangat universal.
kelemahan matematika adalah bahwa matematika tidak mengandungbahasa emosional (tidak mengandung
estetika) artinya bahwa matematika penuhdengan simbol yang bersifat artifersial dan berlaku dimana saja.
7
3. STATISTIKA
Statistika mempunyai peranan penting dalam berpikir induktif.Konsep statistikasering dikaitkan dengan distribusi
variabel yang ditelaah dalam suatu populasi tertentu. Statistika memberikan cara untuk dapat menarik kesimpulan
yang bersifat umum .
4. LOGIKA
Logika adalah sarana untuk berpikir sistematik, valid dan dapatdipertanggungjawabkan.Berpikir membutuhkan
jenis-jenis pemikiran yang sesuai.Logika dapat di sistemisasi dalam beberapa golongan: Menurut Kualitas dibagi
dua, yakni Logika Naturalis (kecakapan berlogika berdasarkan kemampuan akal bawaan manusia) dan Logika
Artifisialis (logika ilmiah) yang bertugas membantu Logika Naturalis
8
HUBUNGAN SARANA ILMIAH, BAHASA, MATEMATIKA, LOGIKA, STATISTIKA
Bahasa merupakan alat komunikasi verbal yang dipakai dalam seluruh proses berpikir ilmiah di
mana bahasa merupakan alat berpikir dan alat komunikasi untuk menyampaikan jalan pikiran tersebut kepada
orang lain.Sarana ilmiah pada dasarnya merupakan alat membantu kegiatan ilmiah dalam berbagai langkah yang
harus ditempuh. Tujuan mempelajari sarana ilmiah adalah untuk memungkinkan kita melakukan penelaahan
ilmiah secara baik, sedangkan tujuan mempelajari ilmu dimaksudkan untuk mendapatkan pengehahuan yang
memungkinkan untuk bisa memecahkan masalah sehari-hari.Penalaran ilmiah menyadarkan diri kepada proses
logika deduktif dan logika induktif .Kemampuan berfikir ilmiah yang baik harus didukung oleh penguasaan sarana
berfikir ini dengan baik pula. Untuk dapat melakukan kegiatan ilmiah dengan baik, maka diperlukan sarana yang
berupa bahasa, logika, matematika dan statistik.
9
Berfikir ilmiah adalah berfikir yang logis dan empiris. Logis adalah masuk akal,
dan empiris adalah dibahas secara mendalam berdasarkan fakta yang dapat dipertanggung
jawabkan, selain itu menggunakan akal budi untuk mempertimbangkan, memutuskan, dan
mengembangkan. Sarana berfikir ilmiah merupakan alat yang membantu kegiatan ilmiah dalam
berbagai langkah yang harus ditempuh tanpa penguasaan sarana berpikir ilmiah kita tidak akan
dapat melaksanakan kegiatan berpikir ilmiah yang baik.
10
11
Kartono (1996, dalam Khodijah 2006:118)
Berpikir ilmiah, yaitu berpikir dalam hubungan
yang luas dengan pengertian yang lebih komplek
disertai pembuktian-pembuktian.
Jujun S.Suriasumantri
Berpikir merupakan kegiatan akal untuk
memperoleh pengetahuan yang benar.
Berpikir ilmiah adalah kegiatan akal yang
menggabungkan induksi dan deduksi.
Salam (1997:139)
Berfikir ilmiah adalah proses atau aktivitas
manusia untuk menemukan/mendapatkan ilmu.
Berfikir ilmiah adalah proses berpikir untuk
sampai pada suatu kesimpulan yang berupa
pengetahuan.
Eman Sulaeman
Berfikir ilmiah merupakan proses
berfikir/pengembangan pikiran yang
tersusun secara sistematis yang
berdasarkan pengetahuan-pengetahuan
ilmiah yang sudah ada..
Sumber-sumber pengetahuan manusia dikelompokkan atas:
• Pengalaman
• Otoritas
• Cara berfikir deduktif
• Cara berfikir induktif
• Berfikir ilmiah (pendekatan ilmiah)
Berfikir disebut juga sebagai proses bekerjanya akal. Secara garis besar berfikir dapat dibedakan antara
berfikir alamiah dan berfikir ilmiah. Berfikir alamiah adalah pola penalaran yang berdasarkan
kehidupan sehari-hari dari pengaruh alam sekelilingnya. Berfikir ilmiah adalah pola penalaran
berdasarkan sarana tertentu secara teratur dan cermat.
Tujuan mempelajari sarana berpikir ilmiah adalah untuk memungkinkan kita untuk menelaah ilmu
secara baik. Sedangkan tujuan mempelajari ilmu dimaksudkan untuk mendapatkan pengetahuan yang
memungkinkan kita untuk dapat memecahkan masalah kita sehari-hari.
12
Perbedaan berfikir ilmiah dari berfikir non-ilmiah memiliki perbedaan dalam dua faktor
mendasar yaitu :
1. Sumber pengetahuan
Berfikir ilmiah menyandarkan sumber pengetahuan pada rasio dan pengalaman manusia,
sedangkan berfikir non-ilmiah (intuisi dan wahyu) mendasarkan sumber pengetahuan pada
perasaan manusia.
2. Ukuran kebenaran
Berfikir ilmiah mendasarkan ukuran kebenarannya pada logis dan analitisnya suatu
pengetahuan, sedangkan berfikir non-ilmiah (intuisi dan wahyu) mendasarkan kebenaran
suatu pengetahuan pada keyakinan semata.
13
Adapun ciri-ciri bahasa di antaranya yaitu:
⩥ Sistematis artinya memiliki pola dan aturan.
⩥ Arbitrer (manasuka) artinya kata sebagai simbol berhubungan secara tidak logis dengan apa yang
disimbolkannya.
⩥ Ucapan/vokal. Bahasa berupa bunyi
⩥ Sebagai symbol yang mengaju pada objeknya dan lain sebagainya.
Adapun ciri-ciri bahasa ilmiah yaitu:
⩥ Informatif yang berarti bahwa bahasa ilmiah mengungkapan informasi atau pengetahuan. Informasi atau
pengetahuan ini dinyatakan secara eksplisit dan jelas untuk menghindari kesalah pahaman Informasi.
⩥ Reproduktif adalah bahwa pembicara atau penulis menyampaikan informasi yang sama dengan informasi
yang diterima oleh pendengar atau pembacanya.
⩥ Intersubjektif, yaitu ungkapan-ungkapan yang dipakai mengandung makna-makna yang sama bagi para
pemakainya
⩥ Antiseptik berarti bahwa bahasa ilmiah itu objektif dan tidak memuat unsur emotif, kendatipun pada
kenyataannya. Unsure emotif ini sulit dilepaskan dari unsur informati 14
FUNGSI BAHASA SECARA UMUM:
 Koordinator kegiatan-kegiatan dalam masyarakat.
 Penetapan pemikiran dan pengungkapan.
 Penyampaian pikiran dan perasaan
 Penyenangan jiwa
 Pengurangan kegonjangan jiwa
Ada dua pengolongan bahasa yang umumnya dibedakan yaitu :
1. Bahasa alamiah yaitu bahasa sehari-hari yang digunakan untuk menyatakan sesuatu, yang tumbuh atas
pengaruh alam sekelilingnya. (Isyarat & biasa)
2. Bahasa buatan adalah bahasa yang disusun sedemikian rupa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan
akar pikiran untuk maksud tertentu. (Istilah & simbolik)
bahasa ilmiah dapat dirumuskan, bahasa buatan yang diciptakan para ahli dalam bidangnya dengan
mengunakan istilah-istilah atau lambang-lambang untuk mewakili pengertian-pengertian tertentu. Dan
bahasa ilmiah inilah pada dasarnya merupakan kalimat-kalimat deklaratif atau suatu pernyataan yang dapat
dinilai benar atau salah, baik mengunakan bahasa biasa sebagai bahasa pengantar untuk
mengkomunikasikan karya ilmiah.
15
Matematika merupakan salah satu puncak kegemilangan intelektual. Disamping pengetahuan mengenai
matematika itu sendiri, matematika juga memberikan bahasa, proses dan teori yang memberikan ilmu suatu
bentuk kekuasaan. Fungsi matematika menjadi sangat penting dalam perkembangan macam-macam ilmu
pengetahuan.
Peranan Matematiki sebagai sarana berfikir ilmiah dapat menggunakan alat-alat yang mempunyai
kemampuan sebagai berikut:
⩥ Menggunakan algoritma.
⩥ Melakukan manupulasi secara matematika.
⩥ Mengorganisasikan data.
⩥ Memanfaatkan symbol, table dan grafik.
⩥ Mengenal dan menenukan pola.
⩥ Menarik kesimpulan.
⩥ Membuat kalimat atau model matematika.
⩥ Membuat interpretasi bangun geometri.
⩥ Memahami pengukuran dan satuanya.
⩥ Menggunakan alat hitung dan alat bantu lainya dalam matematika, seperti tabel matematika,
kalkulator, dan komputer.
16
Sekumpulan metode dalam memperoleh pengetahuan untuk mengelolah dan menganalisis data dalam
mengambil suatu kesimpulan kegiatan ilmiah. Untuk dapat mengambil suatu keputusan dalam kegiatan
ilmiah diperlukan data-data, metode penelitian serta penganalisaan harus akurat.
Peranan Statistika dalam tahap-tahap metode keilmuan:
⩥ Alat untuk menghitung besarnya anggota sampel yang akan diambil dari populas.
⩥ Alat untuk menguji validitas dan reliabilitas instrumen..
⩥ Teknik untuk menyajikan data-data, sehingga data lebih komunikatif.
⩥ Alat untuk analisis data seperti menguji hipotesis penelitian yang diajukan.
17
“
KESIMPULAN
Bahasa pada hakikatnya mempunyai dua fungsi utama yakni, pertama, sebagai
sarana komunikasi antar manusia, dan kedua, sebagai sarana budaya yang
mempersatukan kelompok manusia yang mempergunakan bahasa tersebut. Ciri-
ciri cara berpikir dan mengungkapkan isi pikiran ini harus dipenuhi oleh bahasa
Indonesia sebagai sarana komunikasi dan sebagai sarana berpikir ilmiah dalam
hubungan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta
modernisasi masyarakat Indonesia.
18
TUGAS MEMBUAT SLIDE
PENGANTAR FILSAFAT ILMU
TOPIK :
HUBUNGAN FILSAFAT ILMU DENGAN METODOLOGI PENELITIAN
Dosen Pengampu : DR. Sigit Sardjono, M.Ec
Oleh Kelompok : 4 ( Empat )
1. Elen Anggraini - 1211900071
2. Mela Putri Afdzani - 1211900057
3. Bryan Nafiri Widodo - 1211900074
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
Hubungan filsafat ilmu
dengan metodologi
penelitian
Kelompok 4
Kelompok 4
Elen Anggraini – 1211900071
Mela Putri Afdzani – 1211900057
Bryan Nafiri Widodo - 1211900074
3
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Ontologi adalah teori dari cabang
filsafat yang membahas tentang
realitas. Realitas ialah kenyataan yang
selanjutnya menjurus pada suatu
kebenaran.
Aksiologi adalah kegunaan ilmu
pengetahuan bagi kehidupan manusia,
kajian tentang nilai-nilai khususnya
etika4. Ada 3 bagian yang membedakan
di dalam aksiologi, yakni moral
conduct, esthetic conduct,dan socio-
political life.
Pada perkembangan filsaat sebagai ilmu atau ilmu filsafat, terdapat hal
pokok yang menjadi cabang kajian mengenai cara manusia berfikir. Ketiga
cabang tersebut merupakan Ontology, Epistemologi dan Aksiologi.
4
Epistemologi adalah cabang filsafat
yang mempelajari benar atau
tidaknya suatu pengetahuan2.
Epistemologi merupakan sebuah
kajian ilmu yang sangat populer dan
menjadi hal yang paling menarik.
Secara sederhana Epistemologi
merupakan pokok bahasan yang
mengkaji tentang pengetahuan serta
kaitannya dengan kebenaran yang
hakiki.
Filsafat ilmu menurut para ahli
Menurut Berry dalam buku A. Susanto6, Filsafat Ilmu adalah
penelaahan tentang logika intern dan teori – teori ilmiah dan
hubungan – hubungan antara percobaan dan teori, yakni tentang
metode ilmiah.
Robert Ackermann filsafat ilmu adalah sebuah tinjauan kritis
tentang pendapat – pendapat ilmiah dewasa ini dengan
perbandingan terhadap pendapat – pendapat lampau yang telah
dibuktikan atau dalam rangka ukuran – ukuran yang dikembangkan
dari pendapat – pendapat demikian itu, tetapi filsafat ilmu
demikian jelas bukan suatu cabang ilmu yang bebas dari praktik
ilmiah senyatanya
Filsafat ilmu merupakan telaah kefilsafatan yang ingin menjawab
pertanyaan mengenai hakikat ilmu, baik ditinjau dari segi ontologis,
epistemologis maupun aksiologisnya. Dengan kata lain filsafat ilmu
merupakan bagian dari epistemologi (filsafat pengetahuan) yang
secara spesifik mengkaji hakikat ilmu.
Pembahasan
Filsafat ilmu merupakan cabang dari filsafat yang secara spesifik
mengkaji hakikat ilmu untuk mencapai suatu kebenaran. Metodologi
penelitian adalah berarti ilmu tentang metode. Sedang penelitian adalah
kegiatan mencari dan mengumpulkan data kemudian mengolah,
menganalisa dan mengkaji data yang dilakukan secara sistematis dan
objektif.
Jadi metodologi penelitian ilmu yang mempelajari, menelusuri,
mencari dan mengumpulkan data kemudian mengolah, menganalisa dan
menyajikan data yang dilakukan secara sistematis supaya diperoleh
suatu kebenaran yang objektif.
Sistematika Filsafat
• Teori pengetahuan
• Teori hakikat.
• Teori nilai
6
Ilmu dan pengetahuan merupakan dua istilah yang berbeda. Ilmu adalah pengetahuan tetapi
tidak semua pengetahuan adalah ilmu. Pengetahuan adalah pembentukan pemikiran
asosiatif yang menghubungan atau menjalin sebuah pikiran dengan kenyataan atau dengan
pikiran lain berdasarkan pengalaman yang berulang-ulang tanpa pemahaman mengenai
kausalitas yang hakiki dan universal. Ilmu adalah akumulasi pengetahuan yang menjelaskan
kausalitas dari suatu objek menurut metode tertentu yang merupakan suatu kesatuan
sistematis.
Filsafat Ilmu merupakan cabang dari filsafat yang secara spesifik mengkaji hakekat Ilmu
untuk mencapai suatu kebenaran. Kemudian metode penelitian adalah berarti Ilmu tentang
metode. Sedang penelitian adalah penelitian adalah kegiatan mencari dan mengumpulkan
data kemudian mengolah, menganalisa dan mengkaji data yang dilakukan secara sistematis
dan obyektif.
7
Kedudukan Filsafat Ilmu Dan
Penelitian
Filsafat ilmu merupakan bagian dari filsafat pengetahuan
secara umum, ini dikarenakan ilmu itu sendiri merupakan
suatu bentuk pengetahuan dengan karakteristik khusus,
namun demikian untuk memahami secara lebih khusus apa
yang dimaksud dengan filsafat ilmu pengetahuan, maka
diperlukan pembatasan yang dapat menggambarkan dan
memberi makna khusus tentang istilah tersebut.
Tujuan berfilsafat ialah menemukan kebenaran yang
sebenarnya, jika kebenaran yang sebenarnya itu disusun
secara sistematis, jadilah ia sistematika filsafat, sistematika
filsafat itu biasanya terbagi atas tiga cabang besar filsafat
yaitu: teori pengetahuan, teori hakekat dan teori nilai.
8
Didalam ontology membahas
dua bidang
1. Kosmologi membicarakan hakekat asal, hakekat susunan, hakekat berada, juga hakekat
tujuan kosmos.
2. Metafisik atau antropologi secara etimologis berarti dibalik atau dibelakang fisika artinya
ia ingin mengerti atau mengetahui apa yang ada dibalik dari alam ini atau suatu yang
tidak nampak17.
Jadi kosmologi adalah cabang filsafat yang menyelidiki hakekat asal, susunan, tujuan alam
besar, yang dibicarakan didalam cabang ini missal hakekat kosmos, bagaimana caranya ia
menjadi (how daes it come to being) dan lain-lain. astronomi adalah sains sedangkan
kosmologi adalah filsafat. Sedangkan metafisika adalah membicarakan hakekat manusia
dari sgi filsafat, umpamanya apa manusia itu? dan dari mana asalnya, apa akhir atau
tujuannya Epistemologi membicarakan sumber pengetahuan dan bagaimana cara
memperoleh pengetahuan18. atau suatu cabang filsafat yang membahas sumber, proses,
syarat, batas dan validitas dan hakekat pengetahuan.
9
Metodologi bisa juga diartikan Ilmu yang membahas konsep berbagai
metode, apa kelebihan dan kekurangan dari suatu, kemudian bagaimana
seseorang memilih suatu metode. Sedangkan penelitian bertujuan menghimpun
data yang akurat yang kemudian diproses sehingga menemukan kebenaran atau
teori atau Ilmu dan mungkin pula mengembangkan kebenaran terdahulu atau
menguji kebenaran tersebut
metode ilmiah untuk memperoleh Ilmu pengetahuan yang benar di perlukan cara-
cara yang benar pula. Menurut para pakar , mencari kebenaran, cara-cara
memperoleh kebenaran ilmiah diebut metode ilmiah, yang terdiri mencari
masalah, menentukan hipotesis, menghimpun data, menguji hipotesis, prinsip ini
berlaku untuk untuk semua sains oprasionalisasi, metode ilmiah itu dilakukan
bidang studi metodologi penelitian. dari sini tampak dengan jelas hubugan antara
filsafat Ilmu dengan metodologi penelitian
10
“ Jadi dapat kita simpulkan bahwa:
i. • Filsafat Ilmu merupakan cabang dari Ilmu
filsafat yang termasuk dataran epistemologi
ii.• Filsafat Ilmu membahas tentang ontology,
epistemologi, dan aksiologi
iii.• Metodologi ditinjau dari Ilmu filsafat juga
termasuk dalam tataran epistemologi
iv.•Filsafat Ilmu dan metodologi penelitian
menduduki posisi yang sama dalam Ilmu filsafat
yaitu pada tataran epistemology
v.Dan untuk mencapai hasil penelitian yang valid,
metodologi harus di landasi filsafat Ilmu.
11
Thanks!
12

More Related Content

What's hot

Modul filsafat ilmu
Modul filsafat ilmuModul filsafat ilmu
Modul filsafat ilmuelhamidi
 
Tugas dds 2 kel v (sejarah perkembangan ilmu)
Tugas dds 2 kel v (sejarah perkembangan ilmu)Tugas dds 2 kel v (sejarah perkembangan ilmu)
Tugas dds 2 kel v (sejarah perkembangan ilmu)Agnes Ervinda Ginting
 
Rangkuman kelompok 10 fenny aldamayanti
Rangkuman kelompok 10 fenny aldamayantiRangkuman kelompok 10 fenny aldamayanti
Rangkuman kelompok 10 fenny aldamayantiNabilahMaharani1
 
FilSAFAT ILMU tugas akhir
FilSAFAT ILMU tugas akhir FilSAFAT ILMU tugas akhir
FilSAFAT ILMU tugas akhir Lika Saras
 
Hubungan filsafat dengan ilmu lain
Hubungan filsafat dengan ilmu  lainHubungan filsafat dengan ilmu  lain
Hubungan filsafat dengan ilmu lainNick V
 
Makalah filsafat ilmu tugas 1
Makalah filsafat ilmu tugas 1Makalah filsafat ilmu tugas 1
Makalah filsafat ilmu tugas 1Fandi Fandi
 
Tugas Kumpulan Soal Filsafat Ilmu Dr. Sigit Sardjono, M.Ec.
Tugas Kumpulan Soal Filsafat Ilmu   Dr. Sigit Sardjono, M.Ec.Tugas Kumpulan Soal Filsafat Ilmu   Dr. Sigit Sardjono, M.Ec.
Tugas Kumpulan Soal Filsafat Ilmu Dr. Sigit Sardjono, M.Ec.elia_deardy
 
tugas filsafat ilmu Dr. Sigit Sardjono M.S
tugas filsafat ilmu Dr. Sigit Sardjono M.Stugas filsafat ilmu Dr. Sigit Sardjono M.S
tugas filsafat ilmu Dr. Sigit Sardjono M.Sbaguspw12
 
Kumpulan makalah pengantar filsafat ilmu
Kumpulan makalah pengantar filsafat ilmuKumpulan makalah pengantar filsafat ilmu
Kumpulan makalah pengantar filsafat ilmuEgar Mei
 
Makalah kumpulan tugas Pengantar Filsafat Ilmu
Makalah kumpulan tugas Pengantar Filsafat IlmuMakalah kumpulan tugas Pengantar Filsafat Ilmu
Makalah kumpulan tugas Pengantar Filsafat Ilmuesterlitaayuningtyas
 
Dasar dasar ilmu filsafat 2
Dasar dasar ilmu filsafat 2Dasar dasar ilmu filsafat 2
Dasar dasar ilmu filsafat 2Desi Nurmalasari
 
Tugas filsafat - Dr. sigit sardjono,MS
Tugas filsafat - Dr. sigit sardjono,MSTugas filsafat - Dr. sigit sardjono,MS
Tugas filsafat - Dr. sigit sardjono,MSNur Rochmatus
 
KELOMPOK 7 FILSAFAT ILMU (A)
KELOMPOK 7 FILSAFAT ILMU (A)KELOMPOK 7 FILSAFAT ILMU (A)
KELOMPOK 7 FILSAFAT ILMU (A)febrisukma
 
Kumpulan makalah pengantar filsafat ilmu dosen pengampu dr. sigit sardjono, ms
Kumpulan makalah pengantar filsafat ilmu dosen pengampu  dr. sigit sardjono, msKumpulan makalah pengantar filsafat ilmu dosen pengampu  dr. sigit sardjono, ms
Kumpulan makalah pengantar filsafat ilmu dosen pengampu dr. sigit sardjono, ms05270614
 
Kelompok 11 filsafat Ilmu A (Untag Surabaya) Dosen Pengampu : DR. Sigit Sard...
Kelompok 11 filsafat Ilmu A (Untag Surabaya)  Dosen Pengampu : DR. Sigit Sard...Kelompok 11 filsafat Ilmu A (Untag Surabaya)  Dosen Pengampu : DR. Sigit Sard...
Kelompok 11 filsafat Ilmu A (Untag Surabaya) Dosen Pengampu : DR. Sigit Sard...FristaDeaAmanda
 
problematika filsafat, epistimologi, ontologi aksiologi
problematika filsafat, epistimologi, ontologi aksiologiproblematika filsafat, epistimologi, ontologi aksiologi
problematika filsafat, epistimologi, ontologi aksiologiLtfltf
 

What's hot (20)

Modul filsafat ilmu
Modul filsafat ilmuModul filsafat ilmu
Modul filsafat ilmu
 
Tugas dds 2 kel v (sejarah perkembangan ilmu)
Tugas dds 2 kel v (sejarah perkembangan ilmu)Tugas dds 2 kel v (sejarah perkembangan ilmu)
Tugas dds 2 kel v (sejarah perkembangan ilmu)
 
Pengantar Fisafat
Pengantar Fisafat Pengantar Fisafat
Pengantar Fisafat
 
Rangkuman kelompok 10 fenny aldamayanti
Rangkuman kelompok 10 fenny aldamayantiRangkuman kelompok 10 fenny aldamayanti
Rangkuman kelompok 10 fenny aldamayanti
 
FilSAFAT ILMU tugas akhir
FilSAFAT ILMU tugas akhir FilSAFAT ILMU tugas akhir
FilSAFAT ILMU tugas akhir
 
Slide pertemuan 2
Slide pertemuan 2Slide pertemuan 2
Slide pertemuan 2
 
Hubungan filsafat dengan ilmu lain
Hubungan filsafat dengan ilmu  lainHubungan filsafat dengan ilmu  lain
Hubungan filsafat dengan ilmu lain
 
Makalah filsafat ilmu tugas 1
Makalah filsafat ilmu tugas 1Makalah filsafat ilmu tugas 1
Makalah filsafat ilmu tugas 1
 
Tugas Kumpulan Soal Filsafat Ilmu Dr. Sigit Sardjono, M.Ec.
Tugas Kumpulan Soal Filsafat Ilmu   Dr. Sigit Sardjono, M.Ec.Tugas Kumpulan Soal Filsafat Ilmu   Dr. Sigit Sardjono, M.Ec.
Tugas Kumpulan Soal Filsafat Ilmu Dr. Sigit Sardjono, M.Ec.
 
tugas filsafat ilmu Dr. Sigit Sardjono M.S
tugas filsafat ilmu Dr. Sigit Sardjono M.Stugas filsafat ilmu Dr. Sigit Sardjono M.S
tugas filsafat ilmu Dr. Sigit Sardjono M.S
 
Kumpulan makalah pengantar filsafat ilmu
Kumpulan makalah pengantar filsafat ilmuKumpulan makalah pengantar filsafat ilmu
Kumpulan makalah pengantar filsafat ilmu
 
Makalah kumpulan tugas Pengantar Filsafat Ilmu
Makalah kumpulan tugas Pengantar Filsafat IlmuMakalah kumpulan tugas Pengantar Filsafat Ilmu
Makalah kumpulan tugas Pengantar Filsafat Ilmu
 
APA ITU ILMU
APA ITU ILMUAPA ITU ILMU
APA ITU ILMU
 
Modul filsafat ilmu filsafat Ilmu
Modul filsafat ilmu filsafat IlmuModul filsafat ilmu filsafat Ilmu
Modul filsafat ilmu filsafat Ilmu
 
Dasar dasar ilmu filsafat 2
Dasar dasar ilmu filsafat 2Dasar dasar ilmu filsafat 2
Dasar dasar ilmu filsafat 2
 
Tugas filsafat - Dr. sigit sardjono,MS
Tugas filsafat - Dr. sigit sardjono,MSTugas filsafat - Dr. sigit sardjono,MS
Tugas filsafat - Dr. sigit sardjono,MS
 
KELOMPOK 7 FILSAFAT ILMU (A)
KELOMPOK 7 FILSAFAT ILMU (A)KELOMPOK 7 FILSAFAT ILMU (A)
KELOMPOK 7 FILSAFAT ILMU (A)
 
Kumpulan makalah pengantar filsafat ilmu dosen pengampu dr. sigit sardjono, ms
Kumpulan makalah pengantar filsafat ilmu dosen pengampu  dr. sigit sardjono, msKumpulan makalah pengantar filsafat ilmu dosen pengampu  dr. sigit sardjono, ms
Kumpulan makalah pengantar filsafat ilmu dosen pengampu dr. sigit sardjono, ms
 
Kelompok 11 filsafat Ilmu A (Untag Surabaya) Dosen Pengampu : DR. Sigit Sard...
Kelompok 11 filsafat Ilmu A (Untag Surabaya)  Dosen Pengampu : DR. Sigit Sard...Kelompok 11 filsafat Ilmu A (Untag Surabaya)  Dosen Pengampu : DR. Sigit Sard...
Kelompok 11 filsafat Ilmu A (Untag Surabaya) Dosen Pengampu : DR. Sigit Sard...
 
problematika filsafat, epistimologi, ontologi aksiologi
problematika filsafat, epistimologi, ontologi aksiologiproblematika filsafat, epistimologi, ontologi aksiologi
problematika filsafat, epistimologi, ontologi aksiologi
 

Similar to PERBEDAAN

TUGAS AKHIR PENGANTAR FILSAFAT ILMU KEL 6.pptx
TUGAS AKHIR PENGANTAR FILSAFAT ILMU KEL 6.pptxTUGAS AKHIR PENGANTAR FILSAFAT ILMU KEL 6.pptx
TUGAS AKHIR PENGANTAR FILSAFAT ILMU KEL 6.pptxZahraFebta
 
KUMPULAN MATERI PENGANTAR FILSAFAT ILMU KELOMPOK 4
KUMPULAN MATERI PENGANTAR FILSAFAT ILMU KELOMPOK 4KUMPULAN MATERI PENGANTAR FILSAFAT ILMU KELOMPOK 4
KUMPULAN MATERI PENGANTAR FILSAFAT ILMU KELOMPOK 4AdystaNurma
 
Tugas Kumpulan Slide Pengantar Filsafat Ilmu
Tugas Kumpulan Slide Pengantar Filsafat IlmuTugas Kumpulan Slide Pengantar Filsafat Ilmu
Tugas Kumpulan Slide Pengantar Filsafat IlmuDeaRiskaAnantaDjawak
 
KUMPULAN MATERI PENGANTAR FILSAFAT ILMU KELOMPOK 4
KUMPULAN MATERI PENGANTAR FILSAFAT ILMU KELOMPOK 4KUMPULAN MATERI PENGANTAR FILSAFAT ILMU KELOMPOK 4
KUMPULAN MATERI PENGANTAR FILSAFAT ILMU KELOMPOK 4RamaAjiPradana
 
Kelompok 4 (Kelompok Filsafat Ilmu).pptx
Kelompok 4 (Kelompok Filsafat Ilmu).pptxKelompok 4 (Kelompok Filsafat Ilmu).pptx
Kelompok 4 (Kelompok Filsafat Ilmu).pptxAnnisaRahmaQuraini
 
KUMPULAN PPT FILSAFAT ILMU KEL 9.pptx
KUMPULAN PPT FILSAFAT ILMU KEL 9.pptxKUMPULAN PPT FILSAFAT ILMU KEL 9.pptx
KUMPULAN PPT FILSAFAT ILMU KEL 9.pptxMichelle943061
 
Kelompok 4 (Kelompok Filsafat Ilmu).pptx
Kelompok 4 (Kelompok Filsafat Ilmu).pptxKelompok 4 (Kelompok Filsafat Ilmu).pptx
Kelompok 4 (Kelompok Filsafat Ilmu).pptxAnnisaRahmaQuraini
 
Tugas Akhir Filsafat Kelompok 10.pptx
Tugas Akhir Filsafat Kelompok 10.pptxTugas Akhir Filsafat Kelompok 10.pptx
Tugas Akhir Filsafat Kelompok 10.pptxShalsaBil
 
PPT PENGANTAR FILSAFAT ILMU.pptx
PPT PENGANTAR FILSAFAT ILMU.pptxPPT PENGANTAR FILSAFAT ILMU.pptx
PPT PENGANTAR FILSAFAT ILMU.pptxnianur10
 
Tugas kumpulan PPT filsafat kelompok 13
Tugas kumpulan PPT filsafat kelompok 13Tugas kumpulan PPT filsafat kelompok 13
Tugas kumpulan PPT filsafat kelompok 13CalvinAlaydrus
 
makalah Pengantar filsafat ilmu
makalah Pengantar filsafat ilmu makalah Pengantar filsafat ilmu
makalah Pengantar filsafat ilmu fadhalamany
 
TUGAS AKHIR FILSAFAT ILMU KELOMPOK 7 KELAS S.pptx
TUGAS AKHIR FILSAFAT ILMU KELOMPOK 7 KELAS S.pptxTUGAS AKHIR FILSAFAT ILMU KELOMPOK 7 KELAS S.pptx
TUGAS AKHIR FILSAFAT ILMU KELOMPOK 7 KELAS S.pptxChika
 
Kumpulan materi tugas filsafat ilmu
Kumpulan materi tugas filsafat ilmuKumpulan materi tugas filsafat ilmu
Kumpulan materi tugas filsafat ilmuTiaAgustina2
 
Rangkuman bab filsafat
Rangkuman bab filsafatRangkuman bab filsafat
Rangkuman bab filsafatAnggiChaca
 
KUMPULAN MATERI FILSAFAT KLO.1O.pdf
KUMPULAN MATERI FILSAFAT KLO.1O.pdfKUMPULAN MATERI FILSAFAT KLO.1O.pdf
KUMPULAN MATERI FILSAFAT KLO.1O.pdfDwipratiwiGirsang
 
KUMPULAN SLIDE PENGANTAR FILSAFAT ILMU KELOMPOK 1.pptx
KUMPULAN SLIDE PENGANTAR FILSAFAT ILMU KELOMPOK 1.pptxKUMPULAN SLIDE PENGANTAR FILSAFAT ILMU KELOMPOK 1.pptx
KUMPULAN SLIDE PENGANTAR FILSAFAT ILMU KELOMPOK 1.pptxDeviRomadhonita
 
Pdf kumpulan soal soal makalah filsafat
Pdf kumpulan soal soal makalah filsafatPdf kumpulan soal soal makalah filsafat
Pdf kumpulan soal soal makalah filsafatjotimustika
 
kumpulan ppt filsafat kelompok 12.pptx
kumpulan ppt filsafat kelompok 12.pptxkumpulan ppt filsafat kelompok 12.pptx
kumpulan ppt filsafat kelompok 12.pptxNela Nahda
 

Similar to PERBEDAAN (20)

TUGAS KUMPULAN SLIDE.pptx
TUGAS KUMPULAN SLIDE.pptxTUGAS KUMPULAN SLIDE.pptx
TUGAS KUMPULAN SLIDE.pptx
 
TUGAS KUMPULAN SLIDE.pptx
TUGAS KUMPULAN SLIDE.pptxTUGAS KUMPULAN SLIDE.pptx
TUGAS KUMPULAN SLIDE.pptx
 
TUGAS AKHIR PENGANTAR FILSAFAT ILMU KEL 6.pptx
TUGAS AKHIR PENGANTAR FILSAFAT ILMU KEL 6.pptxTUGAS AKHIR PENGANTAR FILSAFAT ILMU KEL 6.pptx
TUGAS AKHIR PENGANTAR FILSAFAT ILMU KEL 6.pptx
 
KUMPULAN MATERI PENGANTAR FILSAFAT ILMU KELOMPOK 4
KUMPULAN MATERI PENGANTAR FILSAFAT ILMU KELOMPOK 4KUMPULAN MATERI PENGANTAR FILSAFAT ILMU KELOMPOK 4
KUMPULAN MATERI PENGANTAR FILSAFAT ILMU KELOMPOK 4
 
Tugas Kumpulan Slide Pengantar Filsafat Ilmu
Tugas Kumpulan Slide Pengantar Filsafat IlmuTugas Kumpulan Slide Pengantar Filsafat Ilmu
Tugas Kumpulan Slide Pengantar Filsafat Ilmu
 
KUMPULAN MATERI PENGANTAR FILSAFAT ILMU KELOMPOK 4
KUMPULAN MATERI PENGANTAR FILSAFAT ILMU KELOMPOK 4KUMPULAN MATERI PENGANTAR FILSAFAT ILMU KELOMPOK 4
KUMPULAN MATERI PENGANTAR FILSAFAT ILMU KELOMPOK 4
 
Kelompok 4 (Kelompok Filsafat Ilmu).pptx
Kelompok 4 (Kelompok Filsafat Ilmu).pptxKelompok 4 (Kelompok Filsafat Ilmu).pptx
Kelompok 4 (Kelompok Filsafat Ilmu).pptx
 
KUMPULAN PPT FILSAFAT ILMU KEL 9.pptx
KUMPULAN PPT FILSAFAT ILMU KEL 9.pptxKUMPULAN PPT FILSAFAT ILMU KEL 9.pptx
KUMPULAN PPT FILSAFAT ILMU KEL 9.pptx
 
Kelompok 4 (Kelompok Filsafat Ilmu).pptx
Kelompok 4 (Kelompok Filsafat Ilmu).pptxKelompok 4 (Kelompok Filsafat Ilmu).pptx
Kelompok 4 (Kelompok Filsafat Ilmu).pptx
 
Tugas Akhir Filsafat Kelompok 10.pptx
Tugas Akhir Filsafat Kelompok 10.pptxTugas Akhir Filsafat Kelompok 10.pptx
Tugas Akhir Filsafat Kelompok 10.pptx
 
PPT PENGANTAR FILSAFAT ILMU.pptx
PPT PENGANTAR FILSAFAT ILMU.pptxPPT PENGANTAR FILSAFAT ILMU.pptx
PPT PENGANTAR FILSAFAT ILMU.pptx
 
Tugas kumpulan PPT filsafat kelompok 13
Tugas kumpulan PPT filsafat kelompok 13Tugas kumpulan PPT filsafat kelompok 13
Tugas kumpulan PPT filsafat kelompok 13
 
makalah Pengantar filsafat ilmu
makalah Pengantar filsafat ilmu makalah Pengantar filsafat ilmu
makalah Pengantar filsafat ilmu
 
TUGAS AKHIR FILSAFAT ILMU KELOMPOK 7 KELAS S.pptx
TUGAS AKHIR FILSAFAT ILMU KELOMPOK 7 KELAS S.pptxTUGAS AKHIR FILSAFAT ILMU KELOMPOK 7 KELAS S.pptx
TUGAS AKHIR FILSAFAT ILMU KELOMPOK 7 KELAS S.pptx
 
Kumpulan materi tugas filsafat ilmu
Kumpulan materi tugas filsafat ilmuKumpulan materi tugas filsafat ilmu
Kumpulan materi tugas filsafat ilmu
 
Rangkuman bab filsafat
Rangkuman bab filsafatRangkuman bab filsafat
Rangkuman bab filsafat
 
KUMPULAN MATERI FILSAFAT KLO.1O.pdf
KUMPULAN MATERI FILSAFAT KLO.1O.pdfKUMPULAN MATERI FILSAFAT KLO.1O.pdf
KUMPULAN MATERI FILSAFAT KLO.1O.pdf
 
KUMPULAN SLIDE PENGANTAR FILSAFAT ILMU KELOMPOK 1.pptx
KUMPULAN SLIDE PENGANTAR FILSAFAT ILMU KELOMPOK 1.pptxKUMPULAN SLIDE PENGANTAR FILSAFAT ILMU KELOMPOK 1.pptx
KUMPULAN SLIDE PENGANTAR FILSAFAT ILMU KELOMPOK 1.pptx
 
Pdf kumpulan soal soal makalah filsafat
Pdf kumpulan soal soal makalah filsafatPdf kumpulan soal soal makalah filsafat
Pdf kumpulan soal soal makalah filsafat
 
kumpulan ppt filsafat kelompok 12.pptx
kumpulan ppt filsafat kelompok 12.pptxkumpulan ppt filsafat kelompok 12.pptx
kumpulan ppt filsafat kelompok 12.pptx
 

Recently uploaded

AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)MustahalMustahal
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatArfiGraphy
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 

Recently uploaded (20)

AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 

PERBEDAAN

  • 1. TUGAS MEMBUAT SLIDE PENGANTAR FILSAFAT ILMU RANGKUMAN FILSAFAT ILMU Dosen Pengampu : DR. Sigit Sardjono, M.Ec Oleh Kelompok : 4 ( Empat ) 1. Elen Anggraini - 1211900071 2. Mela Putri Afdzani - 1211900057 3. Bryan Nafiri Widodo - 1211900074 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
  • 2. TUGAS MEMBUAT SLIDE PENGANTAR FILSAFAT ILMU TOPIK : PERLUNYA MAHASISWA BELAJAR FILSAFAT Dosen Pengampu : DR. Sigit Sardjono, M.Ec Oleh Kelompok : 4 ( Empat ) 1. Elen Anggraini - 1211900071 2. Mela Putri Afdzani - 1211900057 3. Bryan Nafiri Widodo - 1211900074 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
  • 4. KELOMPOK Elen Anggraini 1211900071 Mela Putri A 1211900057 Bryan Nafiri W 1211900074 4
  • 5. ALASAN PERLUNYA BELAJAR Mahasiswa sebagai bagian dari sivitas akademika diharapkan memiliki penguasaan yang baik atas bidang ilmu yang ditekuni untuk selanjutnya memanfaatkan ilmu tersebut, baik untuk pengembangan kehidupan dirinya maupun kehidupan masyarakat pada umumnya. Sebagai seorang mahasiswa kita harus mempelajari filsafat ilmu agar dapat mengembangkan semangat toleransi dalam perbedaan pandangan, mampu membiasakan diri untuk bersikap logis- rasional Opini & argumentasi, mampu berpikir secara cermat dan tidak kenal lelah, serta mampu membiasakan diri untuk bersikap kritis. Sebagai manusia yang bermasyarakat, mahasiswa juga harus bisa menerapkan apa yang telah dipelajarinya dalam filsafat ilmu. Mahasiwa dituntut untuk tidak hanya pandai dalam teori saja tapi harus bisa mempraktekannya langsung dalam masyarakat. 5
  • 6. Manfaat Filsafat Secara Umum ▸ Filsafat membantu kita memahami bahwa sesuatu tidak selalu tampak seperti apa adanya. ▸ Filsafat membantu kita mengerti tentang diri kita sendiri dan dunia kita, karena filsafat mengajarkan bagaimana kita bergulat dengan pertanyaan- pertanyaan mendasar. ▸ Filsafat membuat kita lebih kritis. Filsafat mengajarkan pada kita bahwa apa yang mungkin kita terima begitu saja ternyata salah atau menyesatkan—atau hanya merupakan sebagian dari kebenaran. ▸ Filsafat mengembangkan kemampuan kita dalam: • menalar secara jelas • membedakan argumen yang baik dan yang buruk • menyampaikan pendapat (lesan dan tertulis) secara jelas • melihat sesuatu melalui kacamata yang lebih luas • melihat dan mempertimbangkan pendapat dan pandangan yang berbeda. 6
  • 7. ▸ Filsafat adalah ilmu yang tak terbatas karena tidak hanya menyelidiki suatu bidang tertentu dari realitas yang tertentu saja.Filsafat senantiasa mengajukan pertanyaan tentang seluruh kenyataan yang ada. Filsafat pun selalu mempersoalkan hakikat, prinsip, dan asas mengenai seluruh realitas yang ada, bahkan apa saja yang dapat dipertanyakan, termasuk filsafat itu sendiri. MANFAAT BELAJAR FILSAFAT DALAM KEHIDUPAN ▸ Manfaat lain filsafat adalah didasarkan pada pengertian filsafat sebagai suatu integrasi atau pengintegrasi sehingga dapat melakukan fungsi integrasi ilmu pengetahuan. Sebagian besar orang hanya menyangkutkan apa yang paling dekat dan apa yang paling dibutuhkannya pada saat dan tempat tertentu. 7
  • 8. Manfaat Filsafat Secara Umum ▸ Filsafat membantu kita memahami bahwa sesuatu tidak selalu tampak seperti apa adanya. ▸ Filsafat membantu kita mengerti tentang diri kita sendiri dan dunia kita, karena filsafat mengajarkan bagaimana kita bergulat dengan pertanyaan- pertanyaan mendasar. ▸ Filsafat membuat kita lebih kritis. Filsafat mengajarkan pada kita bahwa apa yang mungkin kita terima begitu saja ternyata salah atau menyesatkan—atau hanya merupakan sebagian dari kebenaran. ▸ Filsafat mengembangkan kemampuan kita dalam: • menalar secara jelas • membedakan argumen yang baik dan yang buruk • menyampaikan pendapat (lesan dan tertulis) secara jelas • melihat sesuatu melalui kacamata yang lebih luas • melihat dan mempertimbangkan pendapat dan pandangan yang berbeda. 8
  • 9. Manfaat Filsafat Secara Umum ▸ Dengan mempelajari karya-karya para pemikir besar, para filsuf dalam sejarah dan tradisi filsafat, kita akan melihat betapa besar sesungguhnya pengaruh filsafat terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, agama, pemerintahan, pendidikan dan karya seni. ▸ Filsafat memberi bekal dan kemampulan pada kita untuk memperhatikan pandangan kita sendiri dan pandangan orang lain dengan kritis. Kadang ini memang bisa mendorong kita menolak pendapat-pendapat yang telah ditanamkan pada kita, tetapi filsafat juga memberikan kita cara-cara berfikir baru dan yang lebih kreatif dalam mengahadapi masalah yang mungkin tidak dapat dipecahkan dengan cara lain.Kemampuan 9
  • 10. Manfaat Filsafat Ilmu Secara Khusus ▸ Sebagai alat mencari kebenaran dari segala fenomena yang ada. ▸ Mempertahankan, menunjang dan melawan atau berdiri netral terhadap pandangan filsafat lainnya. ▸ Memberikan pengertian tentang cara hidup, pandangan hidup dan pandangan dunia. ▸ Memberikan ajaran tentang moral dan etika yang berguna dalam kehidupan ▸ Menjadi sumber inspirasi dan pedoman untuk kehidupan dalam berbagai aspek kehidupan itu sendiri, seperti ekonomi, politik, hukum dan sebagainya. Menurut Agraha Suhandi (1989) ▸ Filsafat ilmu bermanfaat untuk menjelaskan keberadaan manusia di dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang merupakan alat untuk membuat hidup menjadi lebih baik ▸ Filsafat ilmu bermanfaat untuk membangun diri kita sendiri dengan berpikir secara radikal (berpikir sampai ke akar-akarnya), kita mengalami dan menyadari keberadaan kita. ▸ Filsafat ilmu memberikan kebiasaan dan kebijaksanaan untuk memandang dan memecahkan persoalan-persoalan dalam kehidupan sehari-hari.Orang yang hidup secara dangkal saja, tidak mudah melihat persoalan-persoalan, apalagi melihat pemecahannya. 10
  • 11. Manfaat Filsafat Ilmu Secara Khusus ▸ Filsafat ilmu memberikan pandangan yang luas, sehingga dapat membendung egoisme dan ego-sentrisme (dalam segala hal hanya melihat dan mementingkan kepentingan dan kesenangan diri sendiri). ▸ Filsafat ilmu mengajak untuk berpikir secara radikal, holistik dan sistematis, hingga kita tidak hanya ikut-ikutan saja, mengikuti pada pandangan umum, percaya akan setiap semboyan dalam surat-surat kabar, tetapi secara kritismenyelidiki apa yang dikemukakan orang, mempunyai pendapat sendiri, dengan cita-cita mencari kebenaran. ▸ Filsafat ilmu memberikan dasar-dasar, baik untuk hidup kita sendiri (terutama dalam etika) maupun untuk ilmu-ilmu pengetahuan dan lainnya, seperti sosiologi, ilmu jiwa, ilmu mendidik, dan sebagainya. ▸ Filsafat ilmu bermanfaat sebagai pembebas. Filsafat bukan hanya sekedar mendobrak pintu penjara tradisi dan kebiasaan yang penuh dengan berbagai mitos dan mite, melainkan juga merenggut manusia keluar dari penjara itu.Filsafat ilmu membebaskan manusia dari belenggu cara berpikir yang mistis dan dogma. ▸ Filsafat ilmu membantu agar seseorang mampu membedakan persoalan yang ilmiah dengan yang tidak ilmiah. ▸ Filsafat ilmu memberikan landasan historis-filosofis bagi setiap kajian disiplin ilmu yang ditekuni. 11
  • 12. Manfaat Filsafat Ilmu Secara Khusus ▸ Filsafat ilmu memberikan nilai dan orientasi yang jelas bagi setiap disiplin ilmu. ▸ Filsafat ilmu memberikan petunjuk dengan metode pemikiran reflektif dan penelitian penalaran supaya manusia dapat menyerasikan antara logika, rasio, pengalaman, dan agama dalam usaha mereka dalam pemenuhan kebutuhannyauntuk mencapai hidup yang sejahtera. ▸ Filsafat ilmu memberikan pendasaran logis terhadap metode keilmuan. Setiap metode ilmiah yang dikembangkan harus dapat dipertanggungjawabkan secara logis-rasional, agar dapat dipahami dan dipergunakan secara umum. ▸ Sebagai alat mencari kebenaran dari segala fenomena yang ada. 12
  • 13. HAL-HAL YANG MENDORONG BERFILSAFAT Sepanjang sejarah kefilsafatan dikalangan filsuf terdapat 3 (tiga) hal yang mendorong manusia untuk berfilsafat yaitu: 1. Kekaguman atau keheranan atau ketakjuban 2. Keraguan atau kegengsian 3. Kesadaran akan keterbatasan 13
  • 15. TUGAS MEMBUAT SLIDE PENGANTAR FILSAFAT ILMU TOPIK : PENGETAHUAN DAN ILMU PENGETAHUAN Dosen Pengampu : DR. Sigit Sardjono, M.Ec Oleh Kelompok : 4 ( Empat ) 1. Elen Anggraini - 1211900071 2. Mela Putri Afdzani - 1211900057 3. Bryan Nafiri Widodo - 1211900074 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
  • 17. Kelompok 4 Nama Anggota : Elen Anggraini 1211900071 Mela Putri A 1211900057 Bryan Nafiri W 1211900074 3
  • 18. Definisi dan jenis ilmu pengetahuan Secara etimologi pengetahuan berasal dari kata dalam bahasa Inggris yaitu knowledge Menurut Drs. Sidi Gazalba, pengetahuan adalah apa yang diketahui atau hasil pekerjaan tahu Dalam kamus filsafat dijelaskan bahwa pengetahuan (knowledge) adalah proses kehidupan yang diketahui manusia secara Iangsung dari kesadarannya sendiri 4
  • 19. Jenis Pengetahuan 5 PENGETAHUAN BIASA Ilmu yang bisa diterim oleh seseorang dengan baik PENGETAHUAN ILMU Dalam pengertian yang sempit science diartikan untuk menunjukkan ilmu pengetahuan alam, yang sifatnya kuantitatif dan objektif PENGETAHUAN FILSAFAT pengetahuan yang diperoleh dari pemikiran yang bersifat kontemplatif dan spekulatif PENGETAHUAN AGAMA pengetahuan yang hanya diperoleh dari Tuhan lewat para utusan-Nya
  • 21. Realisme Pengetahuan menurut realisme adalah gambaran atau kopi yang sebenarnya dari apa yang ada dalam alam nyata (dari fakta atau hakikat) 7 Idealisme Ajaran idealisme menegaskan bahwa untuk mendapatkan pengetahuan yang benar- benar sesuai dengan kenyataan adalah mustahil. Pengetahuan adalah proses- proses mental atau proses psikologis yang bersifat subjektif
  • 22. Sumber Pengetahuan 8 EMPIRISME Menurut aliran ini manusia memperoleh penge¬tahuan melalui pengalamannya RASIONALISME Pengetahuan yang benar diperoleh dan diukur dengan akal INTUISI Menurut Henry Bergson intuisi adalah hasil dari evolusi pemahaman yang tertinggi. Kemampuan ini mirip dengan insting, tetapi berbeda dengan kesadaran dan kebebasannya WAHYU Wahyu adalah pengetahuan yang disampaikan oleh Allah kepada manusia lewat perantaraan pars nabi.
  • 23. Perbedaan Pengetahuan dengan Ilmu Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia ilmu disamakan artinya dengan pengetahuan, ilmu adalah pengetahuan. Perbedaan antara ilmu dengan pengetahuan dapat ditelusuri dengan melihat perbedaan ciri- cirinya. Herbert L. Searles memperlihatkan ciri-ciri tersebut sebagai berikut: "Kalau ilmu berbeda dengan filsafat berdasarkan empiris, maka ilmu berbeda dari pengetahuan biasa karena ciri sistematisnya".
  • 24. Dasar Dan Jenis Ilmu Pengetahuan ﹡ DASAR ONTOLOGIS : Ontologi berasal dari Bahasa Yunani, yaitu on/ontos yakni ada, dan logos yakni ilmu, sehingga ontologi adalah ilmu tentang yang ada. Menurut istilah ontologi adalah ilmu yang membahas tentang hakikat yang ada, baik yang berbentuk jasmani/konkret maupun rohani/abstrak. ﹡ DASAR EPISTEMOLOGIS : Dasar epistemologis yaitu metode atau cara-cara mend ﹡ DASAR AKSIOLOGIS : Aksiologi adalah dasar ilmu pengetahuan yang berbicara tentang nilai kegunaan ilmu.apatkan pengetahuan yang benar. 10
  • 25. Objek Dan Konsep Ilmu Pengetahuan Ilmu ﹡ OBJEK ILMU PENGETAHUAN ILMIAH : Objek pengetahuan ilmiah atau objek keilmuan, dalam hal ini mencakup segala sesuatu (yang tampak secara fisik maupun nonfisik berupa fenomena atau gejala kerohanian, kejiwaan, atau sosial) yang sejauh dapat dijangkau oleh pikiran atau indra manusia. ﹡ KONSEP ILMU : Konsep merupakan ide umum yang mewakili suatu pemahaman yang dipersepsikan oleh seseorang atas dasar penalaran dan logika yang kemudian membentuk suatu makna secara induktif atau deduktif ﹡ 11
  • 26. KONSEP PENGETAHUAN : Pengetahuan itu merupakan pengetahuan awam apabila orang hanya sadar saja tentang adanya gejala tersebut , dia dapat mengetahui bahwa gejala itu ada. KONSEP ILMU PENGETAHUAN : Merupakan himpunan inforrnasi yang berupa pengetahuan ilmiah ten-tang gejala yang dapat dilihat, dirasakan, atau dialami. Ilmu pengetahuan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan filsafat. Bagi para filsafat ilmu pengetahuan itu, filsafat yaitu ilmu pengetahuan. TUJUAN ILMU PENGETAHUAN : Tujuan ilmu pengetahuan dapat dibedakan menjadi dua macam berdasarkan alirannya, Pertama, berdasarkan pengembangan ilmu pengetahuan untuk keperluan ilmu pengetahuan itu sendiri. Kedua, ilmu pengetahuan pragmatis. pengembangan ilmu pengetahuan haruslah dapat memberikan manfaat bagi manusia dalam pemecahan masalah kehidupan. 12
  • 27. CIRI CIRI ILMU PENGETAHUAN : Pertama, sistematis. Para filsuf dan ilmuwan sepaham bahwa ilmu adalah pengetahuan atau kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematis. Kedua, empiris.Bahwa ilmu mengandung pengetahuan yang diperoleh berdasarkan pengamatan serta percobaan secara terstruktur di dalam bentuk pengalaman, baik secara lansung maupun tidak lansung.Ketiga, objektif Bahwa ilmu menunjukkan pada bentuk pengetahuan yang bebas dari prasangka perorangan (personal biasa), dan perasaan subjektif berupa kesukaan atau kebencian pribadi. Keempat, analitis. Bahwa ilmu berusaha mencermati, mendalami, dan membedakan pokok soalnya ke dalam bagian-bagian yang terperinci untuk memahami sebagai sifat, hubungan, dan peranan dari bagian-bagian tersebut. 13
  • 28. Jenis Ilmu Pengetahuan PENGETAHUAN MANUSIA : Pengetahuan adalah kebenaran dan kebenaran adalah pengetahuan, maka di dalam kehidupan manusia dapat memiliki berbagai pengetahuan dan kebenaran. JENIS ILMU PENGETAHUAN : Pertama, pengetahuan wahyu (revaled knowledge). Manusia memperoleh pengetahuan dan kebenaran atas dasar wahyu yang diberikan oleh Tuhan kepada manusia. uar manusia. Kedua, pengetahuan intuitif (intuitive knowledge). Pengetahuan intuitif diperoleh manusia dari dalam dirinya sendiri, pada saat is menghayati sesuatu. Ketiga, Kebenaran tersebut tidak akan dapat diuji dengan observasi, perhitungan, atau eksperimen, karena intuitif tidak hipotesis. Keempat, pengetahuan rasional (rational knowledge). Pengetahuan rasional merupakan pengetahuan yang diperoleh dari latihan rasio/akal semata, tidak disertai dengan observasi terhadap peristiwa- peristiwa faktual. 14
  • 29. KRITIK PAHAM RASIONALISME TERHADAP EMPIRISME : Kritik ini dituangkan dalam pemikiran sebagai berikut: Pertama, metode empiris, dalam sains maupun dalam kehidupan sehari-hari, biasanya bersifat sepotong-sepotong (piece meal). Kedua, pengetahuan empiris (empirical knowledge). Pengetahuan empiris diperoleh atas bukti pengindraan dengan penglihatan, pendengaran, dan sentuhan indra lainnya, sehingga kita memiliki konsep dunia di sekitar kita. Ketiga, pengetahuan otoritas (authoritative knowledge). Kita menerima suatu pengetahuan itu benar bukan karena telah mengeceknya di luar dari diri kita, melainkan telah dijamin oleh otoritas (suatu sumber yang berwibawa, memiliki hak) di lapangan. 15
  • 30. PENJELASAN ILMU : Batas penjelasan ilmu yaitu ketika manusia berhenti berpikir untuk mencari pengetahuan, ilmu didapatkan dari penjelasan pengalaman manusia, sehingga jika manusia memulai penjelasannya pada pengalaman manusia dan berhenti di batas pengalaman manusia. 16
  • 32. TUGAS MEMBUAT SLIDE PENGANTAR FILSAFAT ILMU TOPIK : FILSAFAT KEBENARAN Dosen Pengampu : DR. Sigit Sardjono, M.Ec Oleh Kelompok : 4 ( Empat ) 1. Elen Anggraini - 1211900071 2. Mela Putri Afdzani - 1211900057 3. Bryan Nafiri Widodo - 1211900074 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
  • 34. Kelompok 4 Elen Anggraini - 1211900071 Mela Putri A - 1211900057 Bryan Nafiri widodo - 1211900074 3
  • 35. Filsafat kebenaran Aristoteles, berpendapat bahwa kebenaran itu subjektif sifatnya, artinya kebenaran bagi seseorang adalah tidak benar bagi yang lain, sehingga kemudian lahirlah kebenaran relatif dan kebenaran mutlak Pakar Ilmu Filsafat, Menganggap bahwa pengetahuan terdiri atas pengetahuan akal, pengetahuan Budi, Pengetahuan Indrawi, Pengetahuan Kepercayaan, Pengetahuan Intuitif. 4 KRITERIA, yang sudah dilembagakan penulis untuk melihat benar atau tidak benar yaitu : Teori kebenaran korespondensi, koherensi,pragmatis, sintaksis,semantis, non deskripsi, logika yang berlebiham, performtif, paradigmatik, proposisi
  • 36. Pada kajian logika kebenaran ilmu pengetahuan ini, kita akan bergelut dengan kegiatan berpikir yang mengasah kemampuan intetektual mulai dari kegiatan yang sederhtna, seperti mengingat sampai pada pemecahan masalah (problem solving). Puncak kebenaran itu sendiri sebenarnya adalah Allah Yang Maha Benar (AI Haq), itulah sebabnya para pedzikir senantiasa mengucapkan "Alhamdulillah" (Segala Puji Bagi Allah) pada setiap penyelesaian penemuan itmiahnya, ataupun ketika selesai melaksanakan Shalat Fardhu sebanyak tiga puluh tiga kali. 5
  • 37. Proposisi Pernyataan yang benar Pernyataan' merupakan suatu istilah yang bersifat sintaktis 'proposisi' ialah istilah yang bersifat semantik, dan demikian pula kata 'benar' mengacu kepada makna simbol-simbol, dan bukan kepada simbolnya. 6
  • 38. Ukuran kebenaran sesungguhnya tergantung pada apakah sebenarnya yang diberikan kepada kita oleh metode- metode untuk memperoleh pengetahuan. Jika apa yang dapat kita ketahui ialah ide-ide kita, maka pengetahuan hanya dapat terdiri dari ide-ide yang dihubungkan secara tepat; dan kebenaran merupakan keadaan-saling- berhubungan (coherence) di antara ide-ide tersebut atau keadaan saling berhubungan di antara proposisi- proposisi 7
  • 39. Kebenaran koherensi adalah kebenaran atas hubungan antara dua pernyataan. Misalnya ketika dinyatakan bahwa monyet mempunyai hidung pada pernyataan pertama, dan pada pernyataan kedua dinyatakan manusia juga mempunyai hidung. Apabila diberikan kesimpulan. Bahwa monyet. sama dengan manusia, -maka menurut kebenaran koherensi itu tidak benar karena hidung bukan sebagai syarat sesuatu dinyatakan sebagai monyet, apalagi manusia karena manusia dan monyet ada yang tidak mempunyai hidung (cacat), jadi hanya untuk pernyataan bahwa manusia dan monyet sebagian besar mempunyai hidung. 8
  • 40. - Epistemologi Dalam Teori Koherensi Penganut idealisme juga melakukan pendekatan masalah tersebut melalui epistemologinya. Kebenaran tentu merupakan sifat yang dimaksud oleh ide kita.Apapun yang kita ketahui selalu berupa ide-ide dan tidak pernah berupa sesuatu sebagaimana yang terdapat dalam dirinya sendiri yang bersifat lahiriah, yang hipotetis. - Korespondensi Adalah Hukum Yang Saling Berhubungan Apakah yang dimaksud oleh penganut idealisme dengan keadaan-saling-berhubungan itu? Bradley mengemukakan dua ciri pokok. Pertama, adanya keharusan bahwa semua fakta terangkum. Ide-ide tidak mungkin saling berhubungan jika ide-ide itu hanya merupakan bagian- bagian dari kebenaran seluruhnya. - Pernyataan Yang Saling Berhubungan Peramalan meliputi penjabaran suatu proposisi mengenai peristiwaperistiwa yang tidak dilukiskan dalam sistem tersebut. Jika peristiwa-peristiwa yang dilukiskan di dalam sistem tadi dapat diamati, maka peramalan itu telah diverifikasi. Ini tidak berarti bahwa keadaan-saling berhubungan itu kadang-kadang tidak merupakan ukuran yang sangat berharga tentang kebenaran. 9
  • 41. Paham yang mengatakan bahwa suatu pernyataan itu benar jika makna yang dikandungnya sungguh-sungguh merupakan halnya, dinamakan 'paham korespondensi'. Kebenaran atau keadaan benar berupa kesesuaian (correspondence) antara makna yang dimaksudkan oleh suatu pernyataan dengan apa yang sungguh-sungguh merupakan halnya, atau apa yang merupakan fakta-faktanya. Pendasar teori ini adalah Aristoteles. Menurutnya, mengatakan sesuatu yang ada sebagai tidak ada, atau yang tidak ada sebagai ada adalah salah. Sebaliknya mengatakan hal yang ada sebagai ada, dan yang tidak ada sebagai tidak ada, adalah benar. 10
  • 42. -Kata dan Makna Yang Sesuai K. Rogers, seorang penganut realisme kritis di Amerika, menunjukkan bahwa kita perlu rnengadakan perbedaan antara dua segi dari makna. Pertama-tama, ada segi kejiwaan yang di dalamnya makna termasuk dalam lingkungan pengalaman kejiwaan dan merupakan makna yang kita berikan. Kemudian ada segi makna yang termasuk dalam lingkungan objeknya, yaitu hakekat objek. -Menggunakan Perantara Simbol Berhubung dengan itu, maka suatu simbol harus berlaku sebagai semacam perantara antara apa yang ditunjukkan dalam keadaan sesungguhnya dengan esensi atau makna yang terdapat di dalam pikiran seorang pendengar atau pembaca. Menurut Rogers, kesesuaian itu ialah di antara kedua segi dari makna tersebut. 11
  • 43. Definisi-definisi tentang kebenaran paham-paham empiris mendasarkan diri pada pelbagai segi pengalaman, dan biasanya menunjuk kepada pengalaman inderawi dari orang seorang. Semua paham tersebut dalam arti tertentu memandang proposisi bersifat meramalkan (predictiue) atau hipotetis, dan memandang kebenaran proposisi sebagai terpenuhinya ramalan-ramalan. Yang demikian ini menyebabkan kebenaran menjadi pengertian yang bersifat subjektif serta nisbi. 12
  • 44. Sebagaimana telah kita lihat, ajaran-ajaran pragmatisme berbeda beda coraknya, sesuai dengan konsekuensi-konsekuensi yang mereka tekankan. Kebenaran pragmatis adalah kebenaran hanya dalam salah satu konsekuensi saja. Kelemahan kebenaran ini adalah apabila kemungkinannya luas, oleh karena itu harus dipilih kemungkinannya hanya dua dan saling bertolak belakang. Misalnya, semua yang teratur ada yang mengatur, dalam hal ini kita tidak membicarakan yang tidak teratur. 13
  • 45. -Memverifikasi Pernyataan Yang Benar Di atas telah di katakan oleh John Dewey memandang makna yang dikandung suatu proposisi terletak di dalam konsekuensi-konsekuensinya terhadap tingkah laku seseorang. Suatu proposisi mengandung suatu makna, jika proposisi itu membuat perubahan. Atau jika proposisi itu menyediakan suatu perangkat cara untuk melakukan sesuatu. Tetapi tingkah laku makhluk hidup selalu ditujukan untuk menyelesaikan masalah hidup. -Allah Lah Yang Maha Benar Puncak kebenaran itu sendiri sebenarnya adalah Allah Yang Maha Benar (AI Haq). Sebagaimana telah penulis sampaikan di muka bahwa ilmu tidaklah bebas nilai, karena antara logika dan etika harus berdialektika, jadi bukan hanya karena penggabungan ilmu dan agama yang dalam pembicaraan kita sehari-hari biasanya disebut dengan Imtaq (Iman dan Taqwa). 14
  • 46. 15
  • 47. TUGAS MEMBUAT SLIDE PENGANTAR FILSAFAT ILMU TOPIK : PENALARAN Dosen Pengampu : DR. Sigit Sardjono, M.Ec Oleh Kelompok : 4 ( Empat ) 1. Elen Anggraini - 1211900071 2. Mela Putri Afdzani - 1211900057 3. Bryan Nafiri Widodo - 1211900074 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
  • 49. HELLO! KELOMPOK 4 1. 1211900071 Elen Anggraini 2. 1211900057 Mela Putri Afdzani 3. 1211900074 Bryan Nafiri Widodo 3
  • 50. PENALARAN ARGUMENTASI adalah suatu bentuk retorika yang berusaha untuk mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain, agar mereka itu percaya dan akhirnya bertindak sesuai dengan apa yang diinginkan oleh penulis atau pembicara. Argumentasi merupakan dasar yang paling fundamental dalam ilmu pengetahuan. Dasar sebuah tulisan yang bersifat argumentative adalah berpikir kritis dan logis. Untuk itu ia harus bertolak dart fakta-fakta atau evidensi-evidensi yang ada. Fakta-fakta dan evidensi itu dapat dijalin dalam metode-metode sebagaimana dipergunakan juga oleh eksposisi. Untuk itu akan dikemukakan pertama-tama masalah penalaran yaitu bagaimana dapat merumuskan pendapat yang benar sebagai hasil dart suatu proses berpikir untuk merangkaikan fakta-fakta menuju suatu kesimpulan yang dapat diterima oleh akal sehat. 4
  • 51. PROPOSISI Penalaran (reasoning, jalan pikiran) adalah suatu proses berpikir yang berusaha menghubung-hubungkan fakta-fakta atau evidensi-evidensi yang diketahui menuju kepada suatu kesimpulan. Penalaran merupakan sebuah proses berpikir untuk mencapai suatu kesimpulan yang logis. Kalimat kalimat semacam ini, dalam hubungan dengan proses berpikir tadi disebut proposisi. Proposisi dapat kita batasi sebagai pernyataan yang dapat dibuktikan kebenarannya atau dapat ditolak karena kesalahan yang terkandung di dalamnya. 5
  • 52. INFERENSI berasal dari bahasa Latin, yaitu dari kata implicare yang berarti melibat atau merangkum. Dalam logika, juga dalam bidang ilmiah lainnya, kata inferensi adalah kesimpulan yang diturunkan dari apa yang ada atau dari fakta-fakta yang ada. INFERENSI DAN INPLIKASI IMPLIKASI sesuatu dianggap ada karena sudah dirangkum dalam fakta atau evidensi itu sendiri. Banyak dari kesimpulan sebagai hasil dari proses berpikir yang logis harus disusun dengan memperhatikan kemungkinan-kemungkinan yang tercakup dalam evidensi (= implikasi), dan kesimpulan yang masuk akal berdasarkan implikasi (= inferensi). 6
  • 53. WUJUD EVIDENSI Unsur yang paling penting dalam suatu tulisan argumentatif adalah evidensi. Pada hakikatnya evidensi adalah semua fakta yang ada, semua kesaksian, semua informasi, atau autoritas, dan sebagainya yang dihubung-hubungkan untuk membuktikan suatu kebenaran. Fakta dalam kedudukan sebagai evidensi tidak boleh dicampur-adukkan dengan apa yang dikenal sebagai pernyataan atau penegasan. Dalam wujudnya yang paling rendah evidensi itu berbentuk data atau informasi. Yang dimaksud dengan data atau informasi adalah bahan keterangan yang diperoleh dari suatu sumber tertentu. 7
  • 54. Supaya data dan informasi dapat dipergunakan dalam penalaran data dan informasi itu harus merupakan fakta. Dalam kedudukannya yang pasti sebagai fakta, bahan- bahan itu siap digunakan sebagai evidensi. Sebab itu perlu diadakan pengujian- pengujian melalui cara-cara tertentu. CARA MENGUJI DATA 1. OBSERVASI Fakta-fakta yang diajukan sebagai evidensi mungkin belum memuaskan seorang pengarang atau penulis. Untuk lebih meyakinkan dirinya sendiri dan sekaligus dapat menggunakannya sebaik-baiknya dalam usaha rneyakinkan para pembaca, maka kadang- kadang pengarang merasa perlu untuk mengadakan peninjauan atau observasi singkat untuk mengecek data atau informasi itu. 8
  • 55. 2. KESAKSIAN Demikian pula halnya dengan semua pengarang atau penulis. Untuk memperkuat evidensinya, mereka dapat mempergunakan kesaksianorang lain yang telah mengalami sendiri peristiwa tersebut. CARA MENGUJI DATA 3. AUTORITAS Cara ketiga yang dapat dipergunakan untuk menguji fakta dalam usaha menyusun evidensi adalah meminta pendapat dari suatu autoritas, yakni pendapat dari seorang ahli, atau mereka yang telah menyelidiki fakta-fakta itu dengan cermat, memperhatikan semua kesaksian, menilai semua fakta kemudian memberikan pendapat mereka sesuai dengan keahlian mereka dalam bidang itu. 9
  • 56. 1. KONSISTENSI untuk menetapkan fakta mana yang akan dipakai sebagai evidensi adalah kekonsistenan. Sebuah argumentasi akan kuat dan mempunyai tenaga persuasif yang tinggi, kalau evidensi- evidensinya bersifat konsisten, tidak ada satu evidensi bertentangan atau melemahkan evidensi yang lain. CARA MENGUJI FAKTA 2. KOHERENSI untuk mengadakan penilaian fakta mana yang dapat dipergunakan sebagai evidensi adalah masalah koherensi. Semua fakta yang akan digunakan sebagai evidensi harus pula koheren dengan pcngalaman- pengalaman manusia, atau sesuai dengan pandangan atau sikap yang berlaku. 10
  • 57. 1. KEMASHURAN DAN PRESTISE meneliti apakah pernyataan atau pendapat yang akan dikutip sebagai autoritas itu hanya sekadar bersembunyi di balik kemashuran dan prestise pribadi di bidang lain. CARA MENGUJI AUTORITAS 2. KOHERENSI DENGAN KEMAJUAN Pengetahuan dan pendapat terakhir tidak selalu berarti bahwa pendapat itulah yang terbaik. Tetapi harus diakui bahwa pendapatpendapat terakhir dari ahli-ahli dalam bidang yang sama lebih dapat diandalkan, karena autoritas-autoritas semacam itu memperoleh kesempatan yang paling baik untuk membandingkan semua pendapat sebelumnya. 11
  • 59. TUGAS MEMBUAT SLIDE PENGANTAR FILSAFAT ILMU TOPIK : BERPIKIR SECARA FILSAFAT MENU KEPASTIAN DAN KEBENARAN ILMIAH Dosen Pengampu : DR. Sigit Sardjono, M.Ec Oleh Kelompok : 4 ( Empat ) 1. Elen Anggraini - 1211900071 2. Mela Putri Afdzani - 1211900057 3. Bryan Nafiri Widodo - 1211900074 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
  • 60. BERPIKIR SECARA FILSAFAT MENUJU KEPASTIAN DAN KEBENARAN ILMIAH KELOMPOK - 4
  • 61. KELOMPOK 4 1. Elen Anggraini 1211900071 2. Mela Putri Afdzani 1211900057
  • 62. MENGAPA ? Mengapa Harus Berpikir Secara Filsafat ? Berfilsafat adalah berpikir. Ini tidak berarti bahwa berpikir adalah berfilsafat. Kalau dikatakan berfilsafat adalah berpikir, hal ini dimaksudkan bahwa berfilsafat termasuk kegiatan berpikir. Berpikir adalah berbicara dengan dirinya sendiri di dalam batin. Sedangkan berpikir dengan benar mengandung pengertian mempertimbangkan, merenungkan, menganalisis,membuktikan sesuatu, menunjukkan alasan alasan, meneliti suatu jalan pikiran mencari bagaimanaberbagai hal berhubungan satu sama lain, menarik kesimpulan, mengapa atau untuk apa sesuatu terjadi dan membahasakan suara realitas. Jelaslah bahwa berfilsafat itu berarti berpikir, walaupun berpikir itu tidak sertamerta berarti berfilsafat. Hal ini disebabkan oleh berfilsafat berarti berpikir artinya dengan bermakna. Artinya, berpikir itu ada manfaat, makna, dan tujuannya, sehingga mudah untuk direalisasikan dari berpikir itu karena sudah ada acuan dan tujuan yang pasti atau sudah ada planning. 4
  • 63. MENGUKUR BERPIKIR FILSAFAT Karakteristik berpikir filsafat adalah sifat menyeluruh, sifat mendasar dan sifat spekulatif. Orang yang berpikir filsafati berarti orang tersebut membongkar tempat berpijak secara fundamental. Dia tidak percaya begitu raja bahwa ilmu itu benar. Mengapa ilmu dapat disebut benar? Bagaimana proses penilaian berdasarkan kriteria tersebut dilakukan? Lalu benar itu apa? Pertanyaan itu melingkar sebagai sebuah lingkaran yang untuk menyusunnya, harus dimulai dari sebuah titik, sebagai awal sekaligus sebagai akhir. 5
  • 64. CIRI BERPIKIR FILSAFAT 1. Konsepsional. Perenungan filsafat berusaha untuk menyusun suatu bagian konsepsional. 6 2. Koheren. Perenungan kefilsafatan berusaha untuk menyusun suatu bagan yang koheren yang konsepsional. 3. Memburu kebenaran. Kebenaran yang diburunya adalah kebenaran hakiki tentang seluruh realitas dan setiap hal yang dapat dipersoalkan. 4. Radikal. Berfilsafat berarti berpikir radikal. Filsuf adalah pemikir yang radikal. 6. Menyeluruh. Perenungan kefilsafatan berusaha menyusun suatu bagan konsepsional yang memadai untuk dunia tempat kita hidup maupun diri kita sendiri. 5. Rasional. Perenungan kefilsafatan berusaha menyusun suatu bahan konsepsional yang bersifat rasional
  • 65. TEORI MENGENAI KEBENARAN 1. Kebenaran sebagai Persesuaian Pendasar teori ini adalah Aristoteles. Menurutnya, mengatakan sesuatu yang ada sebagai tidak ada, atau yang tidak ada sebagai ada adalah salah 7 2. Kebenaran sebagai Keteguhan Kebenaran tidak lagi ditemukan dalam kesesuaian dengan kenyataan, melainkan dalam relasi antara proposisi baru dengan proposisi lama atau yang sudah ada. 3. Teori Pragmatis tentang Kebenaran (the pragmatic theory of truth). Teori ini dikembangkan oleh Charles Sanders Peirce dan William James. Kebenaran memiliki arti yang sama dengan kegunaan. 4. Teori Kebenaran Performatif Anggapan tentang terlaksananya kebenaran dalam bahasa (ungkapan) manusia berasal dari Inggris (Frank Ramsey, John Austin, danPeter Strawson). ○ 5. Teori Kebenaran Historis Ini pada umumnya diakui oleh kelompok post-modernis atau strukturalis dan post- strukturalis.
  • 66. ada dua macam kebenaran yaitu kebenaran empiris dan logis yang kiranya dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Karena itu terdapat tiga sifat dasar kebenaran ilmiah: ○ Struktur kebenaran ilmiah bersifat rasional-logis (berdasarkan kesimpulan yang logis-rasional dari premis-premis tertentu). ○ Isi empiris kebenaran ilmiah perlu diuji dengan kenyataan yang ada (empiris). ○ Sifat pragmatis mau menggabungkan dua sifat kebenaran di atas. Pernyataan itu logis dan empiris, maka harus juga berguna dalam hidup manusia dalam memecahkan permasalahan. SIFAT-SIFAT KEBENARAN ILMIAH 8
  • 67. Dalam diskusi tentang macam-macam teori kebenaran pertanyaan yang muncul ialah apakah kebenaran ilmiah bersifat pasti atau sementara? Jawaban atas pertanyaan ini memunculkan dua pandangan berbeda, yaitu pandangan kaum rasionalis yang menekankan kebenaran logis-rasional dan pandangan kaum empiris yang menekankan kebenaran empiris. Karena itu kita harus berbicara tentang taraftaraf kepastian (subyektivitas dan obyektivitas). KEPASTIAN DAN KEBENARAN 9
  • 68. Dalam kaitan dengan kepastian sering kita mengatakan bahwa sesuatu hanya dapat ditempatkan dalam "barangkali" atau "mungkin."Istilah ini digunakan para ilmuwan untuk menunjuk pada sesuatu yang dalam gejala pengetahuan terletak pada pihak obyek. Untuk mengatasi kesulitan ini kita diperkenalkan dengan istilah `kepercayaan' (credibility). TARAF KEPASTIAN ILMU EMPIRIS DAN ILMU EKSAKTA 10
  • 69. ○ kepastian tentang explanans dari gejala-gejala yang diselidiki, terutama menyangkut kebenaran pernyataan dari gejala-gejala itu; dan ○ kepastian mengenai kesimpulan yang dapat ditarik dari suatu hukum yang berlaku. Namun yang dicapai adalah satu ketakpercayaan (tidak pernah mencapai nilai 1). KEPASTIAN ILMU EMPIRIS 11
  • 70. Dalam konteks penemuan (context of discovery), dalam usaha mencoba-coba, apa yang dikatakan tentang ilmu-ilmu empiris juga berlaku untuk ilmu-ilmu pasti (di mans ilmu itu belum pasti). Namun dalam konteks pembenaran (context of justification), dalam satu sistem matematika atau logika yang sudah jadi dan berdiri sendiri, tidak ada lagi hipotesis, melainkan hanya ungkapan-ungkapan yang bersifat aksiomatis (yang terdiri dari dalil-dalil) yang semuanya bernilai 1. KEPASTIAN ILMU EKSAKTA 12
  • 71. Kebalikan dari berpikir induktif ialah berpikir deduktif. Bekerjanya berangkat dari hal yang umum (dari induksi/teori/dalil/hukum) kepada hal-hal yang khusus (particular). Prinsip dasarnya ialah "segala yang dipandang benar pada semua peristiwa dalam situ kelas atau jenis, berlaku pula sebagai hal yang benar pada semua peristiwa yang terjadi pada hal yang khusus, asal hal yangkhusus ini benar-benar merupakan bagian atau unsur dari hal yang umum itu". Penalaran deduktif biasanya mempergunakan silogisme dalam menyimpulkan. BERPIKIR INDUKTIF DAN DEDUKTIF 13
  • 72. Metode ilmiah merupakan prosedur atau langkah-langkah sistematis dalam mendapatkan pengetahuan ilmiah atau ilmu. Garis besar langkah-langkah sistematis keilmuan adalah: (1) mencari, merumuskan dan mengidentifikasi masalah; (2) menyusun kerangka pikiran (logical contract); (3) merumuskan hipotesis (jawaban rasicnal terhadap masalah); (4) menguji hipotesis secara empirik; (5) melakukan pembahasan dan; (6) menyimpulkan. Tiga Iangkah pertama merupakan metode penelitian, sedangkan langkah-langkah selanjutnya bersifat teknis penelitian. Dengan demikian maka pelaksanaan penelitian menyangkut dua hal, yaitu hal metode dan hal teknis penelitian. Namun secara implisit metode dan teknik melarut di dalamnya. METODE ILMIAH 14
  • 74. TUGAS MEMBUAT SLIDE PENGANTAR FILSAFAT ILMU TOPIK : FILSAFAT MANUSIA Dosen Pengampu : DR. Sigit Sardjono, M.Ec Oleh Kelompok : 4 ( Empat ) 1. Elen Anggraini - 1211900071 2. Mela Putri Afdzani - 1211900057 3. Bryan Nafiri Widodo - 1211900074 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
  • 76. Kelompok 4 1. 1211900071 Elen Anggraini 2. 1211900057 Mela Putri Afdzani 3. 1211900074 Bryan Nafiri Widodo
  • 77. Filsafat manusia Antropologi filsafat atau yang lebih dikenal dengan filsafat manusia adalah bagian integral dan sistem filsafat, yang secara spesifik menyoroti hakikat atau esensi manusia. Objek material filsafat manusia dan ilmu-ilmu tentang manusia (misalnya psikologi dan antropologi) adalah gejala manusia. Filsafat manusia adalah cabang filsafat khusus yang secara spesifik mempelajari hakekat/esensi manusia. Filsafat adalah metode pemikiran yang membahas tentang sifat dasar dan hakikat kebenaran yang ada di dunia ini. Filsafat manusia adalah bagian filsafat yang membahas apa arti manusia sendiri secara mendetail. Filsafat manusia jelasnya adalah filsafat yang mengupas apa arti manusia sendiri, ia mencoba mengucap sebaik mungkin apa sebenarnya makhluk itu yang disebut "manusia", istilah filusuf manusia atau "antropologi filusuf' (antropos dalam Bahasa Yunani berarti manusia) tampak lebih eksok karena apa yang dipelajari dengannya adalah manusia sepenuhnya, roh serta badan jiwa serta daging. 4
  • 78. “ Alasan untuk mempelajari filsafat manusia cukup jelas. Yaitu manusia mempunyai kemampuan dan kekuatan untuk menyelidiki dan menganalisis sesuatu secara mendalam. 5
  • 79. HAKEKAT manusia Hakekat manusia selalu berkaitan dengan unsur pokok yang membentuknya, seperti dalam pandangan monoteisme, yang mencari unsur pokok yang menentukan yang bersifat tunggal, yakni materi dalam pandangan materialisme, atau unsur rohani dalam pandangan spritualisme, atau dualisme yang memiliki pandangan yang menetapkan adanya dua unsur pokok sekaligus 6
  • 80. Kedudukanfilsafat manusia Pengetahuan manusia tentang diri sendiri dan lingkungannya, ketika manusia mengetahui dan mengenal dirinya secara penuh, ia akan hidup secara lebih sempurna dan lebih baik dalam dunia yang adalah dunianya. Berkaitan dengan itu manusia juga membutuhkan pengetahuan tentang lingkungan atau dunianya. Memberikan pengertian dan kesadaran kepada manusia akan arti pengetahuan tentang kenyataan yang diberikan oleh filfafat. Memberikan pedoman hidup kepada manusia. Pedoman itu mengenai sesuatu yang terdapat di sekitar manusia sendiri, seperti kedudukan dalam hubungannya dengan yang lain. Manusia Dalam Hubungannya Dengan Hidup Komunitas, ia hidup dalam hubungan dan membutuhkan manusia lain, yang menunjukkan hakikat dan manusia, yaitu sebagai makhluk sosial. Manusia membutuhkan orang lain untuk dapat membentuk dan mengembangkan dirinya sehingga dapat hidup secara lebih baik, lebih bijaksana dan lebih kritis. 7
  • 81. Filsafat manusia Hubungan Filsafatmanusia dengan ilmu lain tentang manusia ada 3 : ‐ Psikologi ‐ Sosiologi ‐ Antropologi Esensi dan eksistesi Filsafat manusia serta peranan manusia. Model esensi adalah pendekatan dalam filsafat kepada suatu objek dengan cara yang abstrak, model ini hanya memperhatikan kodrat yang menentukan manusia sebagai manusia. Model eksistensi adalah pendekatan dalam filsafat kepada suatu objek dengan memandangnya secara menyeluruh. Kedudukan dan peran manusia adalah memerankan ia dalam kelima eksistensi tersebut. Manusia dipandang secara konkret secara utuh dalam keberadaannya. Manusia sebagai mahluk yang berdimensional memiliki peran dan kedudukan yang sangat mulia. Manusia yang memegang amanah sebagai khalifah dalam melakukan keputusan dan tindakannya sesuai dengan maqasid asy-syari'ah. 8
  • 82. PERBEDAAN FILSAFAT MANUSIA DAN ILMU TENTANG MANUSIA (PSIKOLOGI & ANTROPOLOGI) 9 Ilmu Tentang Manusia Filsafat Manusia  Bersifat positifistik menggunakan metodologi ilu alam, observasional dan eksperimental yang terbatasa tampak secara empiris  Bersifat metafisis menggunakan metode ilmu kemanusiaan, sintetis, reflektif, intensif, dan kritis yang merupakan gejala seperti filsafat manusia.  Oleh karena itu tidak dapat menjawab pertanyaan yang mendasar tentang manusia  Oleh karena itu dapat menjawab pertanyaan yang berdasar tentang manusia  Metode lebih fragmentaris yaitu menyelidiki hanya bagian tertentu dari manusia, contohnya : psikologis manusia sebagai organisme. Antropologi dan sosiologi pada gejala budaya dan pranata sosial.  Metode sintetis dan reflektif (ektensif) atau menyeluruh, intensif (mendalam) dan kritis, contoh: filsafat manusia menekankan kesatuan dua aspek/lebih dalam satu visi.
  • 83. MANFAAT dan TUJUAN MEMPELAJARI FILSAFAT MANUSIA Secara praktis Siapa sesungguhnya manusia? Hal ini membutuhkan pemahaman manusia secara menyeluruh, sehingga memudahkan mengambil keputusan-keputusan praktis/menjalankan aktivitas hidup sehari-hari. Secara teoritis Pemahaman manusia secara yang esensial sehingga kits dapat meninjau secara kritis asumsi-asumsi yang tersembunyi di balik teori- teori antropologi dan psikologi dan ilmu-ilmu tentang manusia. Manfaat lain • Mencari menemukan jawaban tentang siapakah sesunguhnya manusia itu, masalah- masalah terkait manusia sangat kompleks sehingga persoalan tentang manusia tidak habis untuk dibicarakan. • Essensi manusia pada prinsipnya adalah sebuah misteri. 10
  • 84. Ciri — Ciri Filsafat Manusia Ekstensif: dapat kita saksikan dari luasnya jangkauan atau menyeluruhnya objek kajian yang di geluti oleh filsafat. Intensif (mendasar): filsafat adalah kegiatan intelektual yang hendak menggali inti hakikat (esensi), akar, atau struktur dasar, yang melandasi segenap kenyataan. Kritis: karena tujuan filsafat manusia pada taraf akhir tidak lain adalah untuk memahami din sendiri maka hal apa saja yang secara langsung maupun tidak langsung berhubungan dengan pemahaman din manusia, tidak luput dari kritik filsafat. 11 Sebagai penjelasannya dari ciri ekstensif itu sendiri filsafat manusia merupakan gambaran menyeluruh atau synopsis tentang realitas manusia. Kemudian ciri lain dari filsafat manusia adalah penjelasan yang intensif (mendasar).
  • 85. kesimpulan Filsafat Manusia adalah cabang filsafat yang hendak secara khusus merefleksikan hakekat atau esensi dari manusia. Filsafat Manusia sering juga disebut sebagai Antropologi Filosofis. Filsafat Manusia memiliki kedudukan yang setara dengan cabang- cabang filsafat lainnya, seperti etika, epistemologi, kosmologi, dll. Akan tetapi Filsafat Manusia juga memiliki kedudukan yang istimewa, karena semua persoalan filsafat itu berawal dan berakhir tentang pertanyaan mengenai esensi dari manusia, yang merupakan terra utama refleksi Filsafat Manusia. Manfaat mempelajari filsafat manusia berguna untuk mengetahui apa dan siapa manusia secara menyeluruh. Selain itu, untuk mengetahui siapakah sesungguhnya diri manusia didalam pemahaman manusia yang menyeluruh itu. Abidin (2007/3). Maksud dari menyeluruh ialah tidak hanya mempelajari dari segi fisik dan mental, tetapi semua aspek yang berkaitan tentang diri manusia. 12
  • 87. TUGAS MEMBUAT SLIDE PENGANTAR FILSAFAT ILMU TOPIK : ETIKA & MORAL Dosen Pengampu : DR. Sigit Sardjono, M.Ec Oleh Kelompok : 4 ( Empat ) 1. Elen Anggraini - 1211900071 2. Mela Putri Afdzani - 1211900057 3. Bryan Nafiri Widodo - 1211900074 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
  • 89. KELOMPOK 4 1211900071 Elen Anggraini 1211900057 Mela Putri Afdzani 1211900074 Bryan Nafiri Widodo 3
  • 90. ETIKA & MORAL Fenomena-fenomena yang terjadi sekarang ini maka etika keilmuan merupakan suatu yang sudah cukup mendesak untuk disebarluaskan kepada para cendekiawancendekiawan agar dalam perkembangan ilmu tidak terjerumus ke hal-hal yang tidak diharapkan oleh manusia itu sendiri. Para ilmuwan yang jujur dan patuh pada norma-norma keilmuan saja belum cukup melainkan is harus dilapisi oleh moral dan akhlaq, balk moral umum yang dianut oleh masyarakat atau bangsanya (moraVetika Pancasila bagi bangsa Indonesia), maupun moral religi yang dianutnya. Hal tersebut dimaksudkan agar jangan sampai terjadi hal-hal yang menyimpang yang akibatnya menyengsarakan umat manusia. 4
  • 91. HAKIKAT ETIKA Menurut K. Bertens (2011), dalam filsafat Yunani etika dipakai untuk menunjukkan filsafat moral seperti yang acap ditemukan dalam konsep filsuf besar Aristoteles. Etika berarti ilmu tentang apa yang biasa dilakukan atau ilmu tentang adat kebiasaan. Pengertian etika (etimologi) berasal dari bahasa Yunani, yaitu "ethos", yang berarti watak kesusilaan atau adat kebiasaan (custom). Etika biasanya berkaitan erat dengan perkataan moral yang merupakan istilah dari bahasa Latin, yaitu "mos" dan dalam bentuk jamaknya "mores," yang berarti juga adat kebiasaan atau cara hidup seseorang dengan melakukan perbuatan yang baik (kesusilaan), dan menghindari hal-hal tindakan yang buruk. Makna etika dipakai dalam dua bentuk arti: Pertama, etika merupakan suatu kumpulan pengetahuan mengenai penilaian terhadap perbuatan manusia. Kedua, merupakan suatu predikat yang dipakai untuk membedakan hal-hal, perbuatan, atau manusia lain. 5
  • 92. HAKIKAT MORAL VERSUS ILMU Menurut K. Bertens (2011), secara etimologis kata moral sama dengan etika, meskipun kata asalnya beda. Pada tataran lain, jika kata moral dipakai sebagai kata sifat artinya sama dengan etis, jika dipakai sebagai kata Benda artinya sama dengan etika. Moral yaitu nilai-niai dan norma-norma yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya. Ada lagi istilah moralitas yang mempunyai arti sama dengan moral (dari kata sifat Latin moralis), artinya suatu perbuatan atau baik buruknya. Moralitas yaitu sifat moral atau keseluruhan asas dan nilai yang berkenaan dengan baik dan buruk. Berbicara tentang ilmu, yaitu istilah yang berasal dari bahasa Yunani yaitu scientia, atau dalam kaidah bahasa Arab berasal dari kata Ilmu atau sains adalah pengkajian sejumlah pernyataan yang terbukti dengan fakta dan ditinjau yang disusun secara sistematis dan terbentuk menjadi hokum umum. Ilmu akan melahirkan kaidah umum yang dapat diterima oleh semua pihak. Nilai moral berkaitan dengan tanggung jawab dan hati nurani. Nilai bersikap mewajibkan dan formal. Nilai merupakan fenomena psikis manusia yang menganggap sesuatu hal bermanfaat dan berharga dalam kehidupannya, sehingga seseorang dengan sukarela terlibat fisik dan mental ke dalam fenomena itu. 6
  • 93. 1. Moralitas Versus Legalitas dalam Ilmu Pengetahuan Menurut Kant, filsafat moral atau etika yang murni justru yang bersifat apriori itu. Etika apriori ini disebut metafisika kesusilaan. Pemahaman tentang moralitas yang didistingsikan dengan legalitas ditemukan dalam filsafat moral Kant. Menurut pendapatnya, moralitas adalah kesesuaian sikap dan perbuatan dengan norma atau hukum batiniah, yakni apa yang oleh Kant dipandang sebagai "kewajiban." Ada-pun legalitas adalah kesesuaian sikap dan tindakan dengan hukum atau norma lahiriah belaka. Kesesuaian ini belum bernilai moral, sebab tidak didasari dorongan batin. Moralitas akan tercapai jika dalam menaati hukum lahiriah bukan karena takut pada akibat hukum lahiriah itu, melainkan karena menyadari bahwa taat pada hukum itu merupakan kewajiban. ASPEK DAN SIFAT MORAL DALAM ILMU PENGETAHUAN 7
  • 94. ASPEK DAN SIFAT MORAL DALAM ILMU PENGETAHUAN 8 2. Moralitas Objektivistik Versus Relativistik dalam Ilmu Pengetahuan Menurut Kurtines dan Gerwitz (1992), timbulnya perbedaan pandangan tentang sifat moral. sebagaimana dikemukakan itu tak terlepas dari sejarah perkembangan intelektual Barat yang dibagi dalam tiga periode, yaitu zaman Abad Klasik, Abad Pertengahan, dan Abad Modern. Sejarah ide dunia Barat dimulai sejak zaman Yunani Kuno sekitar abad ke-5 SM, dengan ahli pikirnya yang sangat terkenal, yaitu Socrates, Plato, dan Aristoteles. Ketiga pemikir terbesar Abad Klasik ini berpandangan bahwa prinsip moral itu bersifat objektivistik, naturalistik, dan rasional. Maksudnya, meskipun bersifat objektif sebagaimana yang telah dikemukakan, akan tetapi moral itu merupakan bagian dari kehidupan duniawi (natural) dan dapat dipahami melalui proses penalaran atau penggunaan akal budi (rasional).
  • 95. 3. Sifat Moral dalam Perspektif Objektivistik Versus Relativistik Pembicaraan tentang moral seperti yang telah dikemukakan terdapat perbedaan pandangan yang menyangkut pertanyaan, apakah moral itu sifatnya objektivistik atau relativistik? Pertanyaan yang hampir sama, apakah moral itu bersifat absolut atau relatif, universal atau kontekstual, kultural, situasional, dan bahkan individual? Menurut perspektif objektivistik, baik dan buruk itu bersifat pasti atau tidak berubah. Suatu perilaku yang dianggap baik akan tetap baik, bukan kadang baik dan kadang tidak baik. Senada dengan pandangan objektivistik, yaitu pandangan absolut yang menganggap bahwa baik dan buruk itu bersifat mutlak, sepenuhnya, dan tanpa syarat. Menurut pandangan ini perbuatan mencuri itu sepenuhnya tidak baik, sehingga orang tidak boleh mengatakan bahwa dalam keadaan terpaksa, mencuri itu bukan perbuatan yang jelek. Demikian pula halnya dengan pandangan yang universal, prinsip moral itu berlaku di mana saja dan kapan saja. Prinsip moral itu bebas dari batasan ruang dan waktu. ASPEK DAN SIFAT MORAL DALAM ILMU PENGETAHUAN 9
  • 96. HAKIKAT ILMU PENGETAHUAN DAN KEMANUSIAAN Menurut Jhon G. Kemeny dalam The Liang Gie (2005) mengatakan, ilmu adalah seluruh pengetahuan yang dihimpun dengan perantara metode ilmiah (all knowledge collected by means of the scientific method). Ilmu pengetahuan merupakan warisan bersama umat manusia, bukan milik pribadi dari orang-orang tertentu. Permulaannya dimulai dengan permulaan umat manusia. Sejatinya ilmu pengetahuan yaitu mengarahkan kecerdasan menuju kebahagiaan dunia dan akhirat tanpa mengharapkan keuntungan materi, melakukan pengkajian tak kenal lelah dan terperinci tentang alam semesta untuk menemukan kebenaran mutlak yang mendasarinya, dan mengikuti metode yang diperlukan untuk mencapai tujuan. 10
  • 97. ETIKA DAN MORAL DALAM ILMU PENGETAHUAN Kemampuan manusia dalam mengembangkan ilmu pengetahuan telah melahirkan temuan-temuan baru yang belum ada sebelumnya, atas penemuan itu manusia mendapatkan manfaat secara langsung. Namun selain memberikan manfaat bagi kehidupan manusia, ditemukannya halhal Baru itu telah melahirkan kesadaran akan adanya beragam karya sebagai olah pikir dan rasa manusia. Corpus Juris sebagai orang yang pertama kali menyadari dan memprakarsai etika moral dalam karya ilmu pengetahuan, baik berupa hak milik dalam bentuk tulisan maupun lukisan di atas kertas. Namun demikian, pendapatnya belum sampai kepada pembeda antara benda nyata (materielles eigentum) dan benda tidak nyata (immaterielles eigentum) yang merupakan produk kreativitas manusia. Istilah immaterielles eigetum inilah yang sekarang disebut dengan "intellectual property right (IPR)." yang merupakan terjemahan dari kata "geistiges eigentum,"atau hak kekayaan intelektual ilmu pengetahuan. 11
  • 98. 12 Atas dasar appetites societaties ini manusia bersedia mengorbankan jiwa dan raganya untuk kepentingan orang lain, golongan, dan masyarakat. Ada empat macam hidup dalam masyarakat menurut teori hukum kodrat 12 Abstinentia alieni (hindarkan diri dari milik orang lain). Oblagatio implendorum promissorum (penuhilah janji). Damni culpa dati reparatio (bayarlah kerugian yang disebabkan kesalahan sendiri). Poenae inter humanies meratum (berilah hukum yang setimpal).
  • 99. 13 Poenae inter humanies meratum (berilah hukum yang setimpal). Di negara-negara Anglo-Saxon berkembang suatu konsep negara hukum yang semula dipelopori oleh A.V. Dicey dengan sebutan "Rule of Law," yang menekankan pada tiga tolok ukur atau unsur utama dalam teori hukum, yaitu: 1. Supremasi hukum atau supremacy of law.17 2. Persamaan di hadapan hukum atau equality before the law. 3. Konstitusi yang didasarkan pada hak-hak perorangan atau the constitution based on individual rights.
  • 100. 14 Manusia dengan selurul) alam lingkungan hidupnya secara bersama-sama merupakan ciptaan Tuhan. Manusia tidak dapat dipisahkan dengan lingkungan hidupnya, bahkan manusia merupakan bagian dari lingkungan hidup. Dalam hal hubungannya dengan manusia, maka alam menemukan dirinya dan menuntut potensinya yang paling tinggi. Manusia juga mengembangkan dunianya secara real. Benda- benda dan alam hidup diberi anti oleh manusia, dikelola, diperindah, dijaga kelestariannya. Alam dijadikan budaya oleh manusia, manusia "mengkultivasi" dan menghumanisasi alam dunia bersamanya (Bakker, 1987). Pada persoalan inilah manusia senantiasa bersifat ramah dan senantiasa menjaga keserasian dan kelestarian alam lingkungan hidupnya. Secara intrinsik sifat-sifat yang ada dalam alam semesta juga dimiliki manusia, karena pada hakikatnya dalam did manusia terdapat pula unsur-unsur yang bersifat alamiah. Manusia sebagai mahluk alamiah dan bersifat real adalah merupakan bagian dari alam semesta dan oleh karena itu tunduk pada hukum-hukum alam. SIKAP MANUSIA
  • 101. 15 Di dalam kehidupan manusia terdapat dua sikap. Kedua sikap sikap itu satu dengan lainnya cukup berbeda bahkan bertentangan. Sikap itu adalah - SIKAP PERTAMA, sikap manusia yang mengembangkan ilmu dan teknologi untuk menguasai alam dan menundukan alam. Revolusi ilmu dan teknologi mengantarkan manusia ke arah kejayaannya. Manusia berhasil menguasai alam, mengolah, dan mengeklporasi kekayaan alam. Akan tetapi, hal itu membawa manusia ke arah sikap superior. Sikap superior yang berkehendak untuk menguasai alam tanpa memperhitungkan kemampuan dan kelestariannya. - SIKAP KEDUA, adalah sikap manusia yang yang mendewakan alam. Dalam hal ini manusia hanya menyerah kepada struktur dan norma yang ada pada alam. Akibatnya manusia tidak mampu membedakan mana objek dan mana subjek. Akibat lebih jauh lagi manusia tak mampu mengembangkan ilmu dan teknologi yang membawa ke arah kemajuan manusia. SIKAP MANUSIA
  • 103. TUGAS MEMBUAT SLIDE PENGANTAR FILSAFAT ILMU TOPIK : PANCASILA SEBAGAI FILSAFAT BANGSA INDONESIA Dosen Pengampu : DR. Sigit Sardjono, M.Ec Oleh Kelompok : 4 ( Empat ) 1. Elen Anggraini - 1211900071 2. Mela Putri Afdzani - 1211900057 3. Bryan Nafiri Widodo - 1211900074 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
  • 105. Nama Anggota 1. Elen Anggraini 1211900071 2. Mela Putri Afdzani 1211900057 3. Bryan Nafiri W 1211900074 3
  • 106. Pendahuluan Latar Belakang Filsafat negara merupakan pandangan hidup bangsa yang diyakini kebenarannnya dan diaplikasikan dalam kehidupan masyarakat yang mendiami negara tersebut. Pandangan hidup bangsa merupakan nilai-nilai yang dimiliki oleh setiap bangsa. Nilai-nilai tersebut akan mempengaruhi segala aspek suatu bangsa. Nilai adalah suatu konsepsi yang secara eksplisit maupun implisit menjadi milik atau ciri khas seseorang atau masyarakat. Pada konsep tersembunyi bahwa pilihan nilai merupakan suatu ukuran atau standar yang memiliki kelestarian yang secara umum digunakan untuk mengorganisasikan sistem tingkah laku suatu masyarakat (Prayitno, 1989:1). Manfaat Menambah pengetahuan saya akan makna filsafat dan dasar filsafat pancasila serta kedudukan pancasila sebagai sistem filsafat bangsa. Dengan demikian, saya lebih mengetahui lagi akan peranan pancasila dalam kedudukannya sebagai filsafat bangsa sehingga tidaklah salah jika pancasila dijadikan fundamental bangsa Indonesia. 4
  • 107. Pendapat Bahwa Pancasila Aadalah Suatu Filsafat Muh. Yamin Dalam bukunya Naskah Persiapan Undang- undang Dasar 1945, menyebutkan bahwa ajaran Pancasila adalah tersusun secara harmonis dalam suatu sistem filsafat. Hakikat filsafatnya ialah satu sinthese fikiran yang lahir dari antithese fikiran. Dari pertentangan pikiran lahirlah perpaduan pendapat yang harmonis, begitu pula halnya dengan ajaran Pancasila, satu sinthese negara yang lahir dari pada satu antithese. Soedirman Kartohadiprodjo Pancasila itu disajikan sebagai pidato untuk memenuhi permintaan memberikan dasar fiilsafat negara, maka disajikannya Pancasila sebagai filsafat. Pancasila masih merupakan filsafat Negara (staats-filosofie). Karena itu dapat dimengerti, bahwa filsafat Pancasila dibawakan sebagai inti dari hal-hal yang berkkenaan dengan manusia, disebabkan negara adalah manusia serata organisasi manusia. 5
  • 108. Pendapat Bahwa Pancasila Aadalah Suatu Filsafat Drijrkoro Dalam pendapatnya membedakan antara filsafat dengan Weltscauung. Dan diterangkan pula tentang Pancasila sebagai dalil-dalil filsafat, dengan mengakui orang masih tinggal di dalam lingkungan filsafat. Pancasila barulah menjadi pendirian atau sikap hidup. Notonagoro Sifat kefilsafatn dari dasar negara tersebut terwuujudkan dalam rumus abstrak dari kelima sila dari pada Pancasila. Yang intinya ialah ketuhanan, kemanusiaan, persatuan (kesatuan dalam dinamikanya), kerakyatan dan keadilan, terdiri atas kata-kata pokok dengan awalan-akhiran ke-an dan per-an. Dasar filsafat, asas kerokhanian Negara Pancasila adalah cita-cita yang harus dijelmakan dalam kehidupan negara. 6
  • 109. Pendapat Bahwa Pancasila Adalah Suatu Filsafat Roeslan Abdoelgani Didalam kajian-kajiannya dari dalam, masih menagndung ruang yang luas untuk berkembangnya pnegasan-penegasan lebih lanjut. Didalam fungsinya sebagai fondamen Negara, ia telah bertahan terhadap segala ujian baik yang datang dari kekuatan- kekuatan contra-revolusioner, maupun yang datang dari kekuatn-kekuatan extreem. 7
  • 110. Pengertian Filsafat Dan Dasar Filsafat Pancasila 8 Secara etimologi, filsafat berasal dari bahasa Yunani, yaitu philosophia. Kata itu terdiri dari kata philo, philos, philein yang mempunyai arti cinta / pecinta / mencintai dan sophia yang berarti kebijakan, kearifan, hikmah, hakikat kebenaran. Pancasila dapat digolongkan sebagai filsafat dalam arti produk, filsafat sebagai pandangan hidup, dan filsafat dalam arti praktis. Hal itu berarti Pancasila mempunyai fungsi dan peranan sebagai pedoman dan pegangan dalam sikap, tingkah laku, dan perbuatan dalam kehidupan sehari-hari dan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara bagi bangsa Indonesia dimanapun mereka berada.
  • 111. Pengertian Filsafat Dan Dasar Filsafat Pancasila 9 Filsafat Pancasila adalah refleksi kritis dan rasional tentang Pancasila sebagai dasar negara dan kenyataan budaya bangsa dengan tujuan untuk mendapatkan pokok-pokok pengertian secara mendasar dan menyeluruh. Pembahasan filsafat dapat dilakukan secara deduktif (dengan mencari hakikat Pancasila serta menganalisis dan menyusunnya secara sistematis menjadi keutuhan pandangan yang komprehensif dan secara induktif (dengan mengamati gejala-gejala sosial budaya masyarakat, merefleksikannya dan menarik arti dan makna yang hakiki dari gejala-gejala itu).
  • 112. Dasar yang menjadikan pancasila sebagai filsafat bangsa Indonesia Landasan Ontologis Pancasila Ontologi, menurut Aristoteles adalah ilmu yang menyelidiki hakikat sesuatu atau tentang ada, keberadaan atau eksistensi dan disamakan artinya dengan metafisika. Jadi ontologi adalah bidang filsafat yang menyelidiki makna yang ada (eksistensi dan keberadaan), sumber ada, jenis ada, dan hakikat ada, termasuk ada alam, manusia, metafisika dan kesemestaan atau kosmologi. Landasan Epistemologis Pancasila Epistemologi adalah cabang filsafat yang menyelidiki asal, syarat, susunan, metode, dan validitas ilmu pengetahuan. Landasan Aksiologis Pancasila Aksiologi adalah cabang filsafat yang menyelidiki a. Tingkah laku moral, yang berwujud etika, b. Ekspresi etika, yang berwujud estetika atau seni dan keindahan, c. Sosio politik yang berwujud ideologi. 10
  • 113. PANCASILA SEBAGI FILSAFAT › Arti Pancasila sebagai Filsafat Arti Pancasila sebagai dasar filsafat negara adalah sama dan mutlak bagi seluruh tumpah darah Indonesia. Tidak ada tempat bagi warga negara Indonesia yang pro dan kontra, karena Pancasila sudah ditetapkan sebagai filsafat bangsa Indonesia. › Fungsi Filsafat Pancasila Memberi jawaban atas pernyataan yang bersifat fundamental atau mendasar dalam kehidupan bernegara. Filsafat Pancasila mampu memberikan dan mencari kebenaran yang substansi tentang hakikat negara, ide negara, dan tujuan negara. Pancasila sebagi filsafat bangsa harus mampu menjadi perangkat dan pemersatu dari berbagai ilmu yang dikembangkan di Indonesia. 11
  • 114. PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT Di dalam Pancasila tercakup filsafat hidup dan cita-cita luhur bangsa Indonesia tentang hubunagan manusia dengan Tuhan, hubungan manusia dengan sesame manusia, hubungan manusia dengan lingkungannya. 12
  • 115. PANDANGAN INTEGRALISTIK DALAM FILSAFAT PANCASILA Secara hakiki, susunan kodrat manusia terdiri atas jiwa dan badan, sifat kodratnya adalah sebagai makhluk individu dan makhluk sosial, dan kedudukan kodratnya adalah sebagai makhluk Tuhan dan makhluk yang berdiri sendiri (otonom). Pancasila yang bulat dan utuh yang bersifat majemuk tunggal itu menjadi dasar hidup bersama bangsa Indonesia yang bersifat majemuk tunggal pula. Dalam kenyataannay, bangsa Indonesia itu terdiri dari berbagai suku bangsa, adat istiadat, kebudayaan dan agama yang berbeda. Dan diantara perbedaan yang ada sebenarnya juga terdapat kesamaan. Secara bersama bangsa Indonesia pernah dijajah, berjuang melawan penjajahan, merdeka dari penjajahan. Dan yang lebih penting lagi adalah bahwa setelah merdek, bangsa Indonesia mempunyai kesamaan tekad yaitu mengurus kepentingannya sendiri dalam bentuk Negara yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur. Kesadaran akan perbedaan dan kesamaan inilah yang menumbuhkan niat, kehendak (karsa dan Wollen) untuk selalu menuju kepada persatuan dan kesatuan bangsa atau yang lebih dikenal dengan wawasan “ bhineka tunggal ika “. 13
  • 116. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai fungsi filsafat Pancasila perlu dikaji tantang ilmu-ilmu yang erat kaitannya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Fungsi filsafat secara umum, sebagai berikut : › Memberi jawaban atas pernyataan yang bersifat fundamental atau mendasar dalam kehidupan bernegara. Segala aspek yang erat kaitannya dengan kehidupan masyarakat bangsa tersebut dan yang berkaitan dengan kelangsungan hidup dari negara bersangkutan. › Filsafat Pancasila mampu memberikan dan mencari kebenaran yang substansi tentang hakikat negara, ide negara, dan tujuan negara. › Pancasila sebagi filsafat bangsa harus mampu menjadi perangkat dan pemersatu dari berbagai ilmu yang dikembangkan di Indonesia. Fungsi filsafat akan terlihaat jelas, kalau di negara itu sudah berjalan keteraturan kehidupan bernegara. 14
  • 117. Kedudukan Dan Pandangan Integralistik Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Pancasila merupakan suatu sistem filsafat. Dalam sistem itu masing-masing silanya saling kait mengkait merupakan satu kesatuan yang menyeluruh. Di dalam Pancasila tercakup filsafat hidup dan cita-cita luhur bangsa Indonesia tentang hubunagan manusia dengan Tuhan, hubungan manusia dengan sesama manusia, hubungan manusia dengan lingkungannya. Dasar filsafat bangsa Indonesia bersifat majemuk tunggal (monopluralis), yang merupakan persatuan dan kesatuan dari sila-silanya. Akan tetapi bukan manusia yang menjadi dasar persatuan dan kesatuan dari sila-sila Pancasila itu, melainkan dasar persatuan dan kesatuan itu terletak pada hakikat manusia. Pancasila yang bulat dan utuh yang bersifat majemuk tunggal itu menjadi dasar hidup bersama bangsa Indonesia yang bersifat majemuk tunggal pula. Dalam kenyataannya, bangsa Indonesia itu terdiri dari berbagai suku bangsa, adat istiadat, kebudayaan dan agama yang berbeda. Dan diantara perbedaan yang ada sebenarnya juga terdapat kesamaan. 15
  • 118. Dasar Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Negara kita Indonesia dalam pengelolaan atau pengaturan kehidupan bernegaranya dilandasi oleh filsafat atau ideologi pancasila. Alasan pancasila sebagai filsafat bangsa Indonesia adalah sebagai berikut: › Secara prktis-fungsional, dalam tata-budaya masyarakat Indonesia pra-kemerdekaan nilai Pancasila diakui sebagai filsafat hidup atau pandangan hidup yang dipraktekkan. › Secara formal-konstitusional, bangsa Indonesia mengakui Pancasila dalah dasar negara (filsafat negara) RI. › Secara psikologis dan kultural, bangsa dan budaya Indonesia sederajat dengan bangsa dan budaya manapun. Karenanya, wajar bangsa Indonesia sebagaimana bangsa-bangsa lain (Cina, India, Arab, Eropa) mewarisi sistem filsafat dalam budayanya. Jadi, Pancasila adalah filsafat yang diwarisi dalam budaya Indonesia. › Secara potensial, filsafat Pancasila akan berkembang bersama dinamika budaya; filsafat Pancasila akan berkembang secara konsepsional, kaya konsepsional dan kepustakaan secara kuantitas dan kualitas. Filsafat Pancasila merupakan bagian dari khasanah dan filsafat yang ada dalam kepustakaan dan peradaban modern. 16
  • 119. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa filsafat adalah cinta akankebijakan. Sedangkan Pancasila sebagai sistem filsafat adalah suatu kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan, saling bekerjasama antara sila yang satu dengan sila yang lain untuk tujuan tertentu dan secara keseluruhan merupakan suatu kesatuan yang utuh yang mempunyai beberapa inti sila, nilai dan landasan yang mendasar.
  • 121. TUGAS MEMBUAT SLIDE PENGANTAR FILSAFAT ILMU TOPIK : SARANA BERPIKIR ILMIAH DAN FILSAFAT SEBAGAI SARANA BERPIKIR ILMIAH Dosen Pengampu : DR. Sigit Sardjono, M.Ec Oleh Kelompok : 4 ( Empat ) 1. Elen Anggraini - 1211900071 2. Mela Putri Afdzani - 1211900057 3. Bryan Nafiri Widodo - 1211900074 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
  • 122.
  • 123. Nama Anggota 1. Elen Anggraini – 1211900071 2. Mela Putri Afdzani – 1211900057 3. Bryan Nafiri Widodo - 1211900074 3
  • 124. Hal-hal yang perlu diperhatikan dari sarana berpikir ilmiah adalah Sarana berpikir ilmiah bukanlah ilmu, melainkan kumpulan pengetahuan yang didapatkan berdasarkan metode ilmiah. Tujuan mempelajari metode ilmiah adalah untuk memungkinkan kita melakukan penelaahan ilmiah secara baik. Untuk dapat melakukan kegiatan berpikir ilmiah dengan baik maka diperlukan sarana berpikir ilmiah yaitu bahasa, matematika, dan statistika. Berpikir merupakan sebuah proses yang membuahkan pengetahuan. Berpikir ilmiah adalah kegiatan akal yang menggabungkan induksi dan deduksi. Berpikir ilmiah adalah kegiatan akal yang menggabungkan induksi dan deduksi. Induksi adalah cara berpikir yang di dalamnya kesimpulan yang bersifat umum ditarik dari pernyataan-pernyataan atau kasus-kasus yang bersifat khusus. Fungsi sarana berpikir ilmiah adalah membantu proses metode ilmiah untuk mendapat ilmu atau teori yang lain. 4
  • 125. 1. BAHASA Bahasa merupakan alat komunikasi verbal yang dipakai dalam seluruh proses berpikir ilmiah. KBBI(Kamus Besar Bahasa Indonesia) bahasa ialah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang dipergunakan oleh para anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri. Jadi bahasa menekankan bunyi, lambang, sistematika, komunikasi, dan alat. ⩥Ciri-Ciri Bahasa Ilmiah Bahasa ilmiah memiliki ciri-ciri tersendiri, yaitu informatif, reproduktif atau intersubjektif, dan antiseptik. Informatif berarti bahwa bahasa ilmiah mengungkapan informasi atau pengetahuan. Informasi atau pengetahuan ini dinyatakan secara eksplisit dan jelas untuk menghindari kesalahpahaman. Reproduktif adalah bahwa pembicara atau penulis menyampaikan informasi yang sama dengan informasi yang diterima oleh pendengar atau pembacanya. 5
  • 126. ⩥Kelemahan Bahasa Kelemahan bahasa dalam menghambat komunikasi ilmiah yaitu : Bahasa mempunyai multifungsi (ekspresif, konatif, representasional, informatif, deskriptif, simbolik, emotif, afektif) yang dalam praktiknya sukar untuk dipisah-pisahkan. Akibatnya, ilmuwan sukar untuk membuang faktor emotif dan afektifnya ketika mengomunikasikan pengetahuan informatifnya. 6
  • 127. 2. MATEMATIKA Matematika memiliki struktur dengan keterkaitan yang kuat dan jelas satu dengan lainnya serta berpola pikir yang bersifat deduktif dan konsisten. Peranan matematika sebagai sarana berpikir ilmiah adalah dapat diperoleh kemampuan-kemampuan meliputi :  Menggunakan algoritma, Melakukan manipulasi secara matematika,  Mengorganisasikan data, memanfatkan simbol, tabel, grafik, dan membuatnya.  Mengenal dan menemukan pola.  Menarik kesimpulan, Membuat kalimat atau model matematika, Membuat interpretasi bangun geometri, Memahami pengukuran dan satuanya, Menggunakan alat hitung dan alat bantu lainya dalam matematika, seperti tabel matematika, kalkulator, dan komputer. Kelebihan matematika Tidak memiliki unsur emotifBahasa matematika sangat universal. kelemahan matematika adalah bahwa matematika tidak mengandungbahasa emosional (tidak mengandung estetika) artinya bahwa matematika penuhdengan simbol yang bersifat artifersial dan berlaku dimana saja. 7
  • 128. 3. STATISTIKA Statistika mempunyai peranan penting dalam berpikir induktif.Konsep statistikasering dikaitkan dengan distribusi variabel yang ditelaah dalam suatu populasi tertentu. Statistika memberikan cara untuk dapat menarik kesimpulan yang bersifat umum . 4. LOGIKA Logika adalah sarana untuk berpikir sistematik, valid dan dapatdipertanggungjawabkan.Berpikir membutuhkan jenis-jenis pemikiran yang sesuai.Logika dapat di sistemisasi dalam beberapa golongan: Menurut Kualitas dibagi dua, yakni Logika Naturalis (kecakapan berlogika berdasarkan kemampuan akal bawaan manusia) dan Logika Artifisialis (logika ilmiah) yang bertugas membantu Logika Naturalis 8
  • 129. HUBUNGAN SARANA ILMIAH, BAHASA, MATEMATIKA, LOGIKA, STATISTIKA Bahasa merupakan alat komunikasi verbal yang dipakai dalam seluruh proses berpikir ilmiah di mana bahasa merupakan alat berpikir dan alat komunikasi untuk menyampaikan jalan pikiran tersebut kepada orang lain.Sarana ilmiah pada dasarnya merupakan alat membantu kegiatan ilmiah dalam berbagai langkah yang harus ditempuh. Tujuan mempelajari sarana ilmiah adalah untuk memungkinkan kita melakukan penelaahan ilmiah secara baik, sedangkan tujuan mempelajari ilmu dimaksudkan untuk mendapatkan pengehahuan yang memungkinkan untuk bisa memecahkan masalah sehari-hari.Penalaran ilmiah menyadarkan diri kepada proses logika deduktif dan logika induktif .Kemampuan berfikir ilmiah yang baik harus didukung oleh penguasaan sarana berfikir ini dengan baik pula. Untuk dapat melakukan kegiatan ilmiah dengan baik, maka diperlukan sarana yang berupa bahasa, logika, matematika dan statistik. 9
  • 130. Berfikir ilmiah adalah berfikir yang logis dan empiris. Logis adalah masuk akal, dan empiris adalah dibahas secara mendalam berdasarkan fakta yang dapat dipertanggung jawabkan, selain itu menggunakan akal budi untuk mempertimbangkan, memutuskan, dan mengembangkan. Sarana berfikir ilmiah merupakan alat yang membantu kegiatan ilmiah dalam berbagai langkah yang harus ditempuh tanpa penguasaan sarana berpikir ilmiah kita tidak akan dapat melaksanakan kegiatan berpikir ilmiah yang baik. 10
  • 131. 11 Kartono (1996, dalam Khodijah 2006:118) Berpikir ilmiah, yaitu berpikir dalam hubungan yang luas dengan pengertian yang lebih komplek disertai pembuktian-pembuktian. Jujun S.Suriasumantri Berpikir merupakan kegiatan akal untuk memperoleh pengetahuan yang benar. Berpikir ilmiah adalah kegiatan akal yang menggabungkan induksi dan deduksi. Salam (1997:139) Berfikir ilmiah adalah proses atau aktivitas manusia untuk menemukan/mendapatkan ilmu. Berfikir ilmiah adalah proses berpikir untuk sampai pada suatu kesimpulan yang berupa pengetahuan. Eman Sulaeman Berfikir ilmiah merupakan proses berfikir/pengembangan pikiran yang tersusun secara sistematis yang berdasarkan pengetahuan-pengetahuan ilmiah yang sudah ada..
  • 132. Sumber-sumber pengetahuan manusia dikelompokkan atas: • Pengalaman • Otoritas • Cara berfikir deduktif • Cara berfikir induktif • Berfikir ilmiah (pendekatan ilmiah) Berfikir disebut juga sebagai proses bekerjanya akal. Secara garis besar berfikir dapat dibedakan antara berfikir alamiah dan berfikir ilmiah. Berfikir alamiah adalah pola penalaran yang berdasarkan kehidupan sehari-hari dari pengaruh alam sekelilingnya. Berfikir ilmiah adalah pola penalaran berdasarkan sarana tertentu secara teratur dan cermat. Tujuan mempelajari sarana berpikir ilmiah adalah untuk memungkinkan kita untuk menelaah ilmu secara baik. Sedangkan tujuan mempelajari ilmu dimaksudkan untuk mendapatkan pengetahuan yang memungkinkan kita untuk dapat memecahkan masalah kita sehari-hari. 12
  • 133. Perbedaan berfikir ilmiah dari berfikir non-ilmiah memiliki perbedaan dalam dua faktor mendasar yaitu : 1. Sumber pengetahuan Berfikir ilmiah menyandarkan sumber pengetahuan pada rasio dan pengalaman manusia, sedangkan berfikir non-ilmiah (intuisi dan wahyu) mendasarkan sumber pengetahuan pada perasaan manusia. 2. Ukuran kebenaran Berfikir ilmiah mendasarkan ukuran kebenarannya pada logis dan analitisnya suatu pengetahuan, sedangkan berfikir non-ilmiah (intuisi dan wahyu) mendasarkan kebenaran suatu pengetahuan pada keyakinan semata. 13
  • 134. Adapun ciri-ciri bahasa di antaranya yaitu: ⩥ Sistematis artinya memiliki pola dan aturan. ⩥ Arbitrer (manasuka) artinya kata sebagai simbol berhubungan secara tidak logis dengan apa yang disimbolkannya. ⩥ Ucapan/vokal. Bahasa berupa bunyi ⩥ Sebagai symbol yang mengaju pada objeknya dan lain sebagainya. Adapun ciri-ciri bahasa ilmiah yaitu: ⩥ Informatif yang berarti bahwa bahasa ilmiah mengungkapan informasi atau pengetahuan. Informasi atau pengetahuan ini dinyatakan secara eksplisit dan jelas untuk menghindari kesalah pahaman Informasi. ⩥ Reproduktif adalah bahwa pembicara atau penulis menyampaikan informasi yang sama dengan informasi yang diterima oleh pendengar atau pembacanya. ⩥ Intersubjektif, yaitu ungkapan-ungkapan yang dipakai mengandung makna-makna yang sama bagi para pemakainya ⩥ Antiseptik berarti bahwa bahasa ilmiah itu objektif dan tidak memuat unsur emotif, kendatipun pada kenyataannya. Unsure emotif ini sulit dilepaskan dari unsur informati 14
  • 135. FUNGSI BAHASA SECARA UMUM:  Koordinator kegiatan-kegiatan dalam masyarakat.  Penetapan pemikiran dan pengungkapan.  Penyampaian pikiran dan perasaan  Penyenangan jiwa  Pengurangan kegonjangan jiwa Ada dua pengolongan bahasa yang umumnya dibedakan yaitu : 1. Bahasa alamiah yaitu bahasa sehari-hari yang digunakan untuk menyatakan sesuatu, yang tumbuh atas pengaruh alam sekelilingnya. (Isyarat & biasa) 2. Bahasa buatan adalah bahasa yang disusun sedemikian rupa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan akar pikiran untuk maksud tertentu. (Istilah & simbolik) bahasa ilmiah dapat dirumuskan, bahasa buatan yang diciptakan para ahli dalam bidangnya dengan mengunakan istilah-istilah atau lambang-lambang untuk mewakili pengertian-pengertian tertentu. Dan bahasa ilmiah inilah pada dasarnya merupakan kalimat-kalimat deklaratif atau suatu pernyataan yang dapat dinilai benar atau salah, baik mengunakan bahasa biasa sebagai bahasa pengantar untuk mengkomunikasikan karya ilmiah. 15
  • 136. Matematika merupakan salah satu puncak kegemilangan intelektual. Disamping pengetahuan mengenai matematika itu sendiri, matematika juga memberikan bahasa, proses dan teori yang memberikan ilmu suatu bentuk kekuasaan. Fungsi matematika menjadi sangat penting dalam perkembangan macam-macam ilmu pengetahuan. Peranan Matematiki sebagai sarana berfikir ilmiah dapat menggunakan alat-alat yang mempunyai kemampuan sebagai berikut: ⩥ Menggunakan algoritma. ⩥ Melakukan manupulasi secara matematika. ⩥ Mengorganisasikan data. ⩥ Memanfaatkan symbol, table dan grafik. ⩥ Mengenal dan menenukan pola. ⩥ Menarik kesimpulan. ⩥ Membuat kalimat atau model matematika. ⩥ Membuat interpretasi bangun geometri. ⩥ Memahami pengukuran dan satuanya. ⩥ Menggunakan alat hitung dan alat bantu lainya dalam matematika, seperti tabel matematika, kalkulator, dan komputer. 16
  • 137. Sekumpulan metode dalam memperoleh pengetahuan untuk mengelolah dan menganalisis data dalam mengambil suatu kesimpulan kegiatan ilmiah. Untuk dapat mengambil suatu keputusan dalam kegiatan ilmiah diperlukan data-data, metode penelitian serta penganalisaan harus akurat. Peranan Statistika dalam tahap-tahap metode keilmuan: ⩥ Alat untuk menghitung besarnya anggota sampel yang akan diambil dari populas. ⩥ Alat untuk menguji validitas dan reliabilitas instrumen.. ⩥ Teknik untuk menyajikan data-data, sehingga data lebih komunikatif. ⩥ Alat untuk analisis data seperti menguji hipotesis penelitian yang diajukan. 17
  • 138. “ KESIMPULAN Bahasa pada hakikatnya mempunyai dua fungsi utama yakni, pertama, sebagai sarana komunikasi antar manusia, dan kedua, sebagai sarana budaya yang mempersatukan kelompok manusia yang mempergunakan bahasa tersebut. Ciri- ciri cara berpikir dan mengungkapkan isi pikiran ini harus dipenuhi oleh bahasa Indonesia sebagai sarana komunikasi dan sebagai sarana berpikir ilmiah dalam hubungan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta modernisasi masyarakat Indonesia. 18
  • 139.
  • 140. TUGAS MEMBUAT SLIDE PENGANTAR FILSAFAT ILMU TOPIK : HUBUNGAN FILSAFAT ILMU DENGAN METODOLOGI PENELITIAN Dosen Pengampu : DR. Sigit Sardjono, M.Ec Oleh Kelompok : 4 ( Empat ) 1. Elen Anggraini - 1211900071 2. Mela Putri Afdzani - 1211900057 3. Bryan Nafiri Widodo - 1211900074 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
  • 141. Hubungan filsafat ilmu dengan metodologi penelitian Kelompok 4
  • 142. Kelompok 4 Elen Anggraini – 1211900071 Mela Putri Afdzani – 1211900057 Bryan Nafiri Widodo - 1211900074 3
  • 143. PENDAHULUAN Latar Belakang Ontologi adalah teori dari cabang filsafat yang membahas tentang realitas. Realitas ialah kenyataan yang selanjutnya menjurus pada suatu kebenaran. Aksiologi adalah kegunaan ilmu pengetahuan bagi kehidupan manusia, kajian tentang nilai-nilai khususnya etika4. Ada 3 bagian yang membedakan di dalam aksiologi, yakni moral conduct, esthetic conduct,dan socio- political life. Pada perkembangan filsaat sebagai ilmu atau ilmu filsafat, terdapat hal pokok yang menjadi cabang kajian mengenai cara manusia berfikir. Ketiga cabang tersebut merupakan Ontology, Epistemologi dan Aksiologi. 4 Epistemologi adalah cabang filsafat yang mempelajari benar atau tidaknya suatu pengetahuan2. Epistemologi merupakan sebuah kajian ilmu yang sangat populer dan menjadi hal yang paling menarik. Secara sederhana Epistemologi merupakan pokok bahasan yang mengkaji tentang pengetahuan serta kaitannya dengan kebenaran yang hakiki.
  • 144. Filsafat ilmu menurut para ahli Menurut Berry dalam buku A. Susanto6, Filsafat Ilmu adalah penelaahan tentang logika intern dan teori – teori ilmiah dan hubungan – hubungan antara percobaan dan teori, yakni tentang metode ilmiah. Robert Ackermann filsafat ilmu adalah sebuah tinjauan kritis tentang pendapat – pendapat ilmiah dewasa ini dengan perbandingan terhadap pendapat – pendapat lampau yang telah dibuktikan atau dalam rangka ukuran – ukuran yang dikembangkan dari pendapat – pendapat demikian itu, tetapi filsafat ilmu demikian jelas bukan suatu cabang ilmu yang bebas dari praktik ilmiah senyatanya Filsafat ilmu merupakan telaah kefilsafatan yang ingin menjawab pertanyaan mengenai hakikat ilmu, baik ditinjau dari segi ontologis, epistemologis maupun aksiologisnya. Dengan kata lain filsafat ilmu merupakan bagian dari epistemologi (filsafat pengetahuan) yang secara spesifik mengkaji hakikat ilmu.
  • 145. Pembahasan Filsafat ilmu merupakan cabang dari filsafat yang secara spesifik mengkaji hakikat ilmu untuk mencapai suatu kebenaran. Metodologi penelitian adalah berarti ilmu tentang metode. Sedang penelitian adalah kegiatan mencari dan mengumpulkan data kemudian mengolah, menganalisa dan mengkaji data yang dilakukan secara sistematis dan objektif. Jadi metodologi penelitian ilmu yang mempelajari, menelusuri, mencari dan mengumpulkan data kemudian mengolah, menganalisa dan menyajikan data yang dilakukan secara sistematis supaya diperoleh suatu kebenaran yang objektif. Sistematika Filsafat • Teori pengetahuan • Teori hakikat. • Teori nilai 6
  • 146. Ilmu dan pengetahuan merupakan dua istilah yang berbeda. Ilmu adalah pengetahuan tetapi tidak semua pengetahuan adalah ilmu. Pengetahuan adalah pembentukan pemikiran asosiatif yang menghubungan atau menjalin sebuah pikiran dengan kenyataan atau dengan pikiran lain berdasarkan pengalaman yang berulang-ulang tanpa pemahaman mengenai kausalitas yang hakiki dan universal. Ilmu adalah akumulasi pengetahuan yang menjelaskan kausalitas dari suatu objek menurut metode tertentu yang merupakan suatu kesatuan sistematis. Filsafat Ilmu merupakan cabang dari filsafat yang secara spesifik mengkaji hakekat Ilmu untuk mencapai suatu kebenaran. Kemudian metode penelitian adalah berarti Ilmu tentang metode. Sedang penelitian adalah penelitian adalah kegiatan mencari dan mengumpulkan data kemudian mengolah, menganalisa dan mengkaji data yang dilakukan secara sistematis dan obyektif. 7
  • 147. Kedudukan Filsafat Ilmu Dan Penelitian Filsafat ilmu merupakan bagian dari filsafat pengetahuan secara umum, ini dikarenakan ilmu itu sendiri merupakan suatu bentuk pengetahuan dengan karakteristik khusus, namun demikian untuk memahami secara lebih khusus apa yang dimaksud dengan filsafat ilmu pengetahuan, maka diperlukan pembatasan yang dapat menggambarkan dan memberi makna khusus tentang istilah tersebut. Tujuan berfilsafat ialah menemukan kebenaran yang sebenarnya, jika kebenaran yang sebenarnya itu disusun secara sistematis, jadilah ia sistematika filsafat, sistematika filsafat itu biasanya terbagi atas tiga cabang besar filsafat yaitu: teori pengetahuan, teori hakekat dan teori nilai. 8
  • 148. Didalam ontology membahas dua bidang 1. Kosmologi membicarakan hakekat asal, hakekat susunan, hakekat berada, juga hakekat tujuan kosmos. 2. Metafisik atau antropologi secara etimologis berarti dibalik atau dibelakang fisika artinya ia ingin mengerti atau mengetahui apa yang ada dibalik dari alam ini atau suatu yang tidak nampak17. Jadi kosmologi adalah cabang filsafat yang menyelidiki hakekat asal, susunan, tujuan alam besar, yang dibicarakan didalam cabang ini missal hakekat kosmos, bagaimana caranya ia menjadi (how daes it come to being) dan lain-lain. astronomi adalah sains sedangkan kosmologi adalah filsafat. Sedangkan metafisika adalah membicarakan hakekat manusia dari sgi filsafat, umpamanya apa manusia itu? dan dari mana asalnya, apa akhir atau tujuannya Epistemologi membicarakan sumber pengetahuan dan bagaimana cara memperoleh pengetahuan18. atau suatu cabang filsafat yang membahas sumber, proses, syarat, batas dan validitas dan hakekat pengetahuan. 9
  • 149. Metodologi bisa juga diartikan Ilmu yang membahas konsep berbagai metode, apa kelebihan dan kekurangan dari suatu, kemudian bagaimana seseorang memilih suatu metode. Sedangkan penelitian bertujuan menghimpun data yang akurat yang kemudian diproses sehingga menemukan kebenaran atau teori atau Ilmu dan mungkin pula mengembangkan kebenaran terdahulu atau menguji kebenaran tersebut metode ilmiah untuk memperoleh Ilmu pengetahuan yang benar di perlukan cara- cara yang benar pula. Menurut para pakar , mencari kebenaran, cara-cara memperoleh kebenaran ilmiah diebut metode ilmiah, yang terdiri mencari masalah, menentukan hipotesis, menghimpun data, menguji hipotesis, prinsip ini berlaku untuk untuk semua sains oprasionalisasi, metode ilmiah itu dilakukan bidang studi metodologi penelitian. dari sini tampak dengan jelas hubugan antara filsafat Ilmu dengan metodologi penelitian 10
  • 150. “ Jadi dapat kita simpulkan bahwa: i. • Filsafat Ilmu merupakan cabang dari Ilmu filsafat yang termasuk dataran epistemologi ii.• Filsafat Ilmu membahas tentang ontology, epistemologi, dan aksiologi iii.• Metodologi ditinjau dari Ilmu filsafat juga termasuk dalam tataran epistemologi iv.•Filsafat Ilmu dan metodologi penelitian menduduki posisi yang sama dalam Ilmu filsafat yaitu pada tataran epistemology v.Dan untuk mencapai hasil penelitian yang valid, metodologi harus di landasi filsafat Ilmu. 11