Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
TUGAS AKHIR PENGANTAR FILSAFAT ILMU KEL 6.pptx
1. PENGANTAR FILSAFAT ILMU
KELOMPOK 6 :
1.ANISA LAILATUL NIKMAH - 1222200196
2.ZAHRA FEBRIANA TAUFIQ - 1222200197
3.FEBRIKA NURFIANTI - 1222200198
DOSEN PENGAMPU : DR. SIGIT SARDJONO, M.S.
FAKULTAS ILMU EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
2023
2.
3. PERLUNYA MAHASISWA BELAJAR
FILSAFAT
KELOMPOK 6 :
1. Anisa Lailatul Nikmah - 1222200196
2. Zahra Febriana Taufiq - 1222200197
3. Febrika Nurfianti - 1222200198
Dosen : Dr. Sigit Sardjono, M.S.
Mata Kuliah Pengantar Filsafat Ilmu
4. PENGERTIAN FILSAFAT
Filsafat adalah ilmu yang tak terbatas karena tidak hanya menyelidiki
suatu bidang tertentu dari realitas yang tertentu saja.Filsafat senantiasa
mengajukan pertanyaan tentang seluruh kenyataan yang ada. Filsafat
pun selalu mempersoalkan hakikat, prinsip, dan asas mengenai seluruh
realitas yang ada, bahkan apa saja yang dapat dipertanyakan, termasuk
filsafat itu sendiri.
5. Filsafat memang abstrak, namun tidak berarti filsafat sama sekali tidak
bersangkut paut dengan kehidupan sehari- hari yang kongkret.
Keabstrakan filsafat tidak berarti bahwa filsafat itu tak memiliki hubungan
apa pun juga dengan kehidupan nyata setiap hari.Kendali tidak memberi
petunjuk praktis tentang bagaimana bangunan yang artistic dan elok,
filsafat sanggup membantu manusia dengan memberi pemahaman tentang
apa itu artistic dan elok dalam kearsitekturan sehingga nilai keindahan yang
diperoleh lewat pemahaman itu akan menjadi patokan utama bagi
pelaksanaan pekerjaan pembangunan tersebut.
PENGERTIAN FILSAFAT
6. ALASAN PERLUNYA BELAJAR
FILSAFAT ILMU
Di era pekembangan teknologi dan ilmu pengetahuan mempelajari
filsafat ilmu juga penting.Sebab dengan mempelajari filsafat ilmu, para
ilmuwan akan menyadari keterbatasan dirinya dan tidak terperangkap
kedalam sikap arogansi intelektual. Hal yang lebih diperlukan adalah
sikap keterbukaan diri di kalangan ilmuwan, sehingga mereka dapat
saling mengarahkan seluruh potensi keilmuwan yang dimilikinya untuk
kepentingan bersama umat manusia.
7. Contoh: seseorang yang berfilsafat selalu berpikir dan berusaha untuk
menemukan hal-hal baru, sehingga ditemukanlah alat-alat canggih itu semua
berkat pengetahuan yang awalnya bermula dari seseorang itu berfilsafat.
Fungsi filsafat ilmu juga untuk memberikan landasan filosofik dalam
memahami berbagi konsep dan teori sesuatu disiplin ilmu dan membekali
kemampuan untuk membangun teori ilmiah. Selanjutnya dikatakan pula,
bahwa filsafat ilmu tumbuh dalam dua fungsi, yaitu: sebagai confirmatory
theories yaitu berupaya mendekripsikan relasi normatif antara hipotesis
dengan evidensi dan theory of explanation yakni berupaya menjelaskan
berbagai fenomena kecil ataupun besar secara sederhana.
ALASAN PERLUNYA BELAJAR
FILSAFAT ILMU
8. MANFAAT BELAJAR FILSAFAT DALAM
KEHIDUPAN
Dalam perbincangan lebih nyata, filsafat mempersoalkan dan
membicarakan kembali akar masalah, baik berdasarkan ilmu pengetahuan
maupun pemahaman lain. Jadi, filsafat menyadarkan manusia terhadap
apa yang sudah biasa diyakini, digauli, digunakan, dan dilakukannya.
.
9. MANFAAT BELAJAR FILSAFAT DALAM
KEHIDUPAN
Sebagai contoh pada Matematika "Mengapa 5 x 5 lebih besar daripada 4 x
4?" Umumnya, orang percaya begitu saja, bahkan mempercayainya apa
yang dikatakan orang lain, seperti guru atau orang tua dan kakaknya.
Jawaban yang sebenarnya adalah adanya kesepakatan bahwa sebutan
angka 5 lebih tinggi nilainya daripada 4.Dengan catatan, angka berikutnya
lebih tinggi dari pada angka sebelumnya. Filsafat mengatakan," Ingatlah di
balik matematika itu ada suatu kesepakata, jika kesepakatannya tidak
demikian, belum tentu 5 x 5 lebih besar daripada 4x4.
10. Manfaat lain filsafat adalah didasarkan pada pengertian filsafat sebagai
suatu integrasi atau pengintegrasi sehingga dapat melakukan fungsi
integrasi ilmu pengetahuan. Sebagian besar orang hanya menyangkutkan
apa yang paling dekat dan apa yang paling dibutuhkannya pada saat dan
tempat tertentu.
MANFAAT BELAJAR FILSAFAT DALAM
KEHIDUPAN
11. Manfaat Filsafat Secara Umum
a. Filsafat membantu kita memahami bahwa sesuatu
tidak selalu tampak seperti apa adanya.
b. Filsafat membantu kita mengerti tentang diri kita sendiri dan dunia kita,
karena filsafat mengajarkan bagaimana kita bergulat dengan pertanyaan-
pertanyaan mendasar.
c.Filsafat membuat kita lebih kritis. Filsafat mengajarkan pada kita bahwa
apa yang mungkin kita terima begitu saja ternyata salah atau
menyesatkan atau hanya merupakan sebagian dari kebenaran.
12. Manfaat Filsafat Secara Umum
d. Filsafat mengembangkan kemampuan kita dalam
e. Dengan mempelajari karya-karya para pemikir besar, para filsuf dalam
sejarah dan tradisi filsafat, kita akan melihat betapa besar sesungguhnya
pengaruh filsafat terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, agama,
pemerintahan, pendidikan dan karya seni.
f. Filsafat memberi bekal dan kemampulan pada kita untuk memperhatikan
pandangan kita sendiri dan pandangan orang lain dengan kritis.
13. Manfaat Filsafat Ilmu Secara Khusus
a.Sebagai alat mencari kebenaran dari segala fenomena yang ada.
b. Mempertahankan, menunjang dan melawan atau berdiri netral terhadap
pandangan filsafat lainnya.
c. Memberikan pengertian tentang cara hidup, pandangan hidup dan
pandangan dunia.
d. Memberikan ajaran tentang moral dan etika yang berguna dikehidupan
nyata
e. Menjadi sumber inspirasi dan pedoman untuk kehidupan dalam berbagai
aspek kehidupan itu sendiri, seperti ekonomi, politik, hukum dan
sebagainya. Menurut Agraha Suhandi (1989).
f. Filsafat ilmu bermanfaat untuk menjelaskan keberadaan manusia dalam
mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang merupakan alat
untuk membuat hidup menjadi lebih baik .
14. MENGAPA HARUS BELAJAR FILSAFAT
1. Kritis Dalam Sikap Ilmiah
Mahasiswa sebagai insan kampus diharapkan untuk bersikap kritis
terhadap berbagai macam teori yang dipelajarinya di ruang kuliah maupun
dari sumber – sumber lainnya.
2. Kegunaan Mempelajari Filsafat Ilmu
Dengan mempelajari filsafat ilmu mendatangkan kegunaan bagi
para mahasiswa sebagai calon ilmuwan untuk mendalami metode ilmiah
dan untuk melakukan penelitian ilmiah.
Dengan Mempelajari filsafat ilmu diharapkan mereka memiliki pemahaman
yang utuh mengenai ilmu dan mampu menggunakan pengetahuan tersebut
sebagai landasan dalam proses pembelajaran dan penelitian ilmiah.
15. MENGAPA HARUS BELAJAR FILSAFAT
3. Mempelajari Filsafat Ilmu Memiliki Manfaat Praktis
Ketika mahasiswa berhadapan dengan berbagai masalah dalam
pekerjaannya. Untuk memecahkan masalah diperlukan kemampuan berpikir
kritis dalam menganilisi berbagai hal yang berhungan dengan masalah yang
dihadapi. Dalam konteks inilah pengalaman mempelajari filsafat ilmu
diterapkan.
16. 4. Logis-rasional
Mahasiswa harus membiasakan diri untuk bersikap logis-rasional
dalam Opini & argumentasi ketika terdapat sesuatu yang dikemukakan.
5. Toleransi
Mengembangkan semangat mahasiswa untuk toleransi dalam
perbedaan pandangan(pluralitas). Karena para ahli filsafat tidak memliki satu
pendapat, baik dalam isi, perumusan permasalahan maupun penyusunan
jawabannya.
Filsafat ilmu sangat penting bagi mahasiswa karena untuk membiasakan diri
bersikap kritis, logis dan rasional dalam Opini & argumentasi serta
menumbuhkan rasa toleransi dalam perbedaan pandangan, mampu berpikir
secara cermat dan tidak kenal lelah, seta mampu membiasakan diri untuk
bersikap kritis.
17. Terdapat 3 (tiga) hal yang mendorong manusia untuk berfilsafat yaitu:
1.Kekaguman atau keheranan atau ketakjuban
2.Keraguan atau kegengsian
3.Kesadaran akan keterbatasan
Saya rasa ada satu lagi yang perlu ditambah yaitu ketidakpuasan. Karena
dengan ketidakpuasan membuat manusia terus-menerus berusaha
mencari penjelasan yang meyakinkan dan pasti akan sesuatu peristiwa
yang dipertanyakan yang lambat laun mulai berpikir secara rasional atau
logis.
HAL HAL YANG MENDORONG BERFILSAFAT
18. HAL HAL YANG MENDORONG BERFILSAFAT
Contoh: ketidakpuasan seseorang mencari tahu adakah planet lain selain
bumi yang belum ditempati membuat seseorang itu berfilsafat dan terus
berusaha menyelidiki palnet-planet luar angkasa, adakah yang seperti
bumi tempat yang bisa di huni oleh manusia.
20. KELOMPOK 6
1. Anisa Lailatul Nikmah - 1222200196
2. Zahra Febriana T - 1222200197
3. Febrika Nurfianti - 1222200198
21. MENGAPA BERFILSAFAT
Berpikir adalah proses yang intens untuk memecahkan masalah,
dengan menghubungkan satu hal dengan yang lain, sehingga
mendapatkan pemecahan.
Manusia adalah satu-satunya makhluk yang memiliki kemampuan
untuk berpikir (homo thinking), makhluk yang mampu membangun
atau mengembangkan potensi rasa dan karsa (emotional quotion),
dan makhluk yang mampu membangun kualitas kedekatan pada
Tuhan (spiritual.quotionl.
22. Filsafat membawa kita berpikir secara mendalam, maksudnya
untuk mencari kebenaran substansial atau kebenaran yang
sebenarnya dan mempertimbangkan semua aspek, serta
menuntun kita untuk mendapatkan pemahaman yang lengkap.
MENGAPA BERFILSAFAT
23. MENGUKUR BERPIKIR FILSAFAT
Karakteristik berpikir filsafat adalah sifat menyeluruh, sifat mendasar
dan sifat spekulatif.
Cara terpenting untuk memahami apa itu filsafat tidak lain adalah
dengan berfilsafat. Berfilsafat, artinya menyelidiki suatu
permasalahan dengan menerapkan argumen-argumen yang filosofis.
Maksud argumen-argumen yang filosofis adalah argumen-argumen
yang memiliki sifat-sifat deskriptif, kritis atau analitis, evaluatif atau
normatif, spekulatif, rasional, sistematis, mendalam, mendasar, dan
menyeluruh. Dengan perkataan lain, berfilsafat berarti
mempertanyakan dasar dan asal-usul dari segala-galanya, mencari
orientasi dasar bagi kehidupan manusia.
24. Berpikir filsafat mempunyai karakteristik atau ciri-ciri khusus. Bermacam-
macam buku menjelaskan ciri-ciri berpikir filsafat diantaranya dijelaskan
sebagai berikut :
• Pertama, Konsepsional. Perenungan filsafat berusaha untuk menyusun
suatu bagian konsepsional. Konsepsi merupakan hasil generalisasi dan
abstraksi dari pengalaman tentang hal-hal serta proses-proses satu demi
satu.
• Kedua, Koheren. Perenungan kefilsafatan berusaha untuk menyusun
suatu bagan yang koheren yang konsepsional. Secara singkat, istilah
koheren ialah runtut.
MENGUKUR BERPIKIR FILSAFAT
25. MENGUKUR BERPIKIR FILSAFAT
● Ketiga, Memburu kebenaran. Filsuf adalah pemburu kebenaran,
kebenaran yang diburunya adalah kebenaran hakiki tentang seluruh
realitas dan setiap hal yang dapat dipersoalkan.
● Keempat, Radikal. Berfilsafat berarti berpikir radikal. Filsuf adalah pemikir
yang radikal. Karena berpikir secara radikal, ia tidak akan pernah
berhenti hanya pada suatu wujud realitas tertentu.
26. ● Kelima, Rasional. Perenungan kefilsafatan berusaha menyusun suatu
bahan konsepsional yang bersifat rasional. Yang dimaksudkan dengan
bagan konsepsionl yang bersifat rasional ialah bagan yang bagian-
bagiannya secara logis berhubungan satu dengan yang lain.
● Keenam, Menyeluruh. Perenungan kefilsafatan berusaha menyusun
suatu bagan konsepsional yang memadai untuk dunia tempat kita hidup
maupun diri kita sendiri. Suatu sistem filsafat harus bersifat
komprehensif, dalam arti tidak ada sesuatu pun yang berada di luar
jangkauannya.
MENGUKUR BERPIKIR FILSAFAT
27. DAYA TARIK FILSAFAT
Filsafat berguna untuk memuaskan keinginan tahu individu yang sifatnya
sederhana. Selain itu, di sini juga dapat dikatakan bahwa selama hidup—
dari masa kanak-kanak sampai meninggal dunia manusia harus melewati
dua tahap pengenalan (kesadaran) yang penting, yakni tahap keadaan
ketidaktahuan (the state of innocence) dan tahap kehilangan ketidaktahuan
(the innocence lost). Keadaan ketidaktahuan pada masa kanakkanak
sebetulnya penuh dengan keinginantahu (curiosity) yang menempatkan
masa kanak-kanak sebagai tahap yang penuh dengan pertanyaan.
28. Di sini dapat disimpulkan, bahwa jika filsafat memiliki asal-muasal, maka
asalnya tentulah pada masa kanak-kanak yang giat mengajukan
pertanyaan tersebut. Pertanyaan dan keingintahuan anak-anak ini apabila
dimatikan atau dijawab secara sangat otoritatif dan ideologis akan
mematikan dan menghentikan kemampuan anak-anak untuk bertanya.
Inilah yang dimaksud dengan keadaan the innocence lost tersebut.
29. FILSAFAT DALAM KEHIDUPAN SEHARI –
HARI
Ketika orang berbicara tentang filsafat, nampak kesan awal atau anggapan
yang muncul adalah membicarakan sesuatu yang abstrak, yang sulit
dicermati, transendental, fantasi, renungan yang mendalam, imajinasi dan
sesuatu yang serba sulit dan lugs (universal).
“Hidup yang tak dipikirkan adalah hidup yang tak pantas dijalani” ujar
Sokrates. Ia memandang bahwa hidup yang bermakna dan berkualitas
tinggi itu harus dijalani dengan menggunakan pikiran yang dimiliki manusia.
Menurut Aristoteles, nalarlah yang membedakan manusia dari binatang,
sedangkan seluruh fungsi tubuh yang lain sama dengan binatang. Terdapat
beberapa sifat pengetahuan :
30. FILSAFAT DALAM KEHIDUPAN SEHARI –
HARI
● Pengetahuan sehari – hari (everyday knowledge) senantiasa menyapa
dan memenuhi benak manusia dalam kehidupan sehari – harinya.
● Pengetahuan sehari – hari dibangun bukan berdasarkan refleksi kritis
dan pengembalian jarak terhadap realitas.
● Pengetahuan sehari – hari lebih mendasarkan diri pada kerja akal sehat
(common sense).
31. MENGEMBANGKAN PEMIKIRAN
FILSAFAT
Beberapa pengertian tentang filsafat :
● Pertama, pengertian filsafat dari segi arti kata, yaitu Tilsafat berasal dari
bahasa Yunani yang berarti cinta akan kebijaksanaan atau love of
wisdom.
● Kedua, pengertian filsafat secara umum, yaitu suatu ilmu pengetahuan
yang melakukan penyelidikan atau kajian tentang hakikat dari segala
sesuatu dengan sungguh – sungguh dan penuh kajian tentang hakikat
dari segala sesuatu atau kebijaksanaan
● Ketiga, pengertian filsafat secara khusus, yaitu suatu ilmu pengetahuan
yang menyelidiki tetang hakikat sesuatu untuk memperoleh kebeneran
menurut aliran filssafat tertentu.
32. Awal mula lahirrnya filsafat, menurut Bartens, ada tiga faktor yang
mendahului dan seakan – akan mempersiapkan lahirnya filsafat.
● Pertama, di Yunani terdapat mitologi yang kaya dan tersebar luas.
Mitologi ini bisa dianggap sebagai perintis yang mendahului filsafat.
● Kedua, peran sastra Yunani dalam bentuk syair – syair Ramlani Lina
Sinaulan yang digunakan untuk buku pendidikan bagi masyarakat Yunan.
● Ketiga, faktor ilmu pengetahuan yang berkembang pesat di Yunani.
33. LINGKUP FILSAFAT
Filsafat boleh dikatakan suatu ilmu pengetahuan, tetapi objeknya tidak
terbatas. Jadi, mengatasi ilmu – ilmu pengetahuan lainnya merupakan
bentuk ilmu pengetahuan yang tersediri, tingkatan pengetahuan tersendiri.
Filsafat tidak hanya melukiskan sesuatu, melainkan membantu manusia
utuk mengambil keputusan tentang tujuan, nilai dan tentang apa yang
harus diperbuat manusia.
Hamparan atau ruang lingkup kajian filsafat sangatlah luas, karena filsafat
mengkaji tentang hakikat segala sesuatu. Hal ini lantaran filsafat merupakan
induk segala ilmu pengetahuan. Filsafat adalah sebuah sistem pemikiran,
atau lebih tepat cara berpikir, yang terbuka : terbuka untuk dipertanyakan
dan dipersoalkan kembali.
34. Sedangkan pembagian cabang – cabang filsafat yang dikemukakan para
ahli atau para filsuf sangat beragam, tergantung sudut pandang yang
diyakininya. Plato memilah – milah filsafat menjadi tiga, yaitu :
● Dialektika (filsafat tentang ide – ide atau pengertian – pengertian umum)
● Fisika (filsafat tentang dunia material)
● Etika (filsafat tentang kebaikan atau kesusilaan)
35. Sementara, Arisoteles, membedakan filsafat menjadi empat, yaitu:
1. Logika
2. Filosofis teoritika
3. Filosofia praktika
4. Filosofia poelitika
Louis Kattsoff lebih rinci dalam membagi cabang – cabang filsafat,
berikut bebarapa contohnya :
1. Logika, membicarakan tentang hukum – hukum
2. Metodologi, membicarakan tentang teknik atau cara melakukan
peneilitian ilmiah
3. Metafisika, membicarakan tentang segala sesuatu yang ada
36. CIRI – CIRI PEMIKIRAN FILSAFAT
Perenungan kefilsafatan berusaha untuk menyusun suatu bagan
konsepsional Konsepsi (rencana kerja) merupakan hasil
generalisas dan abstraksi dari pengalaman tentang hal – hal
serta proses satu demi satu. Sebagai konsekuensi nya, seorang
filsuf tidak hanya membicarakan dunia yang ada di sekitarnya
dan dunia yang ada di dalam dirinya, melainkan juga
membicarakan perbuatan berpikir itu senidiri.
37. Filsafat Bersifat Koheran
Perenungan kefilsafatan berusaha untuk menyusun suatu bagan yang
koheren,yang konsepsional. Secara singkat, yang saya maksudkan dengan
istilah 'koheren' ialah runtut. Bagan konsepsional yang merupakan hasil
perenungan kefilsafatan haruslah bersifat runtut. Jika orang bertanya
apakah arti 'runtut' ('consistent'), maka saya akan mencoba untuk
menjawabnya dengan pertama-tama memberikan batasan terhadap
kebalikan runtut. Kebalikannya disebut tidak runtut' ('inconsistent') atau
'bertentangan' ('contradictory').
● contoh dengan menyebutkan dua buah pernyataan:
● 1. Hujan turun.
● 2. Tidak benar bahwa hujan turun.
38. Filsafat Bersifat Koheran
Suatu perenungan kefilsafatan tidak boleh mengandung pernyataan-
pernyataan yang saling bertentangan. Jika orang mulai menyukai perenungan
kefilsafatan, maka ia mungkin akan bertanya, "mengapa tidak boleh?"
Jawabannya kiranya sudah dimengerti. Sebagaiman telah dikatakan, bahwa
filsafat berusaha memperoleh penyelesaian atau jawaban terhadap
pertanyaan-pertanyaan agar dapat dipaharni. Yang dinamakan penyelesaian
ialah pernyataan yang terbukti benar, atau yang terbukti kebenarannya
daripada pernyataan-pemyataan yang lain, termasuk juga pernyataan yang
bertentangan dengan pernyataan di atas. Karena itu, tidaklah mungkin kita
dapat mengatakan telah memperoleh penyelesaian, jika kita mengatakan
bahwa suatu pemyataan itu benar dan kemudian mengatakan bahwa
pernyataan yang bertentangan dengan pernyataan di atas juga benar.
39. Pemikiran Filsafat Yang Rasional
Perenungan kefilsafatan berusaha menyusun suatu bagan konsepsional
yang bersifat rasional. Yang saya maksudkan dengan 'bagan konsepsional
yang bersifat rasional' ialah bagan yang bagian-bagiannya secara logis
berhubungan satu dengan yang lain. Jika saya boleh memakai bahasa yang
bebas, bagan tersebut ialah bagan yang berisi kesimpulan yang 'diperoleh
dari premis-premis', Uari bagan yang premis-premisnya ditetapkan dengan
baik.
40. Pemikiran Filsafat Yang Rasional
Ilmu ukur merupakan suatu contoh mengenai sistem yang rasional Ilmu
ukur dimulai dengan suatu perangkat definisi, aksioma dan dalil yang
dianggap telah terbukti dengan sendirinya, dan yang kebenarannya tidak
dapat diragukan, setidak-tidaknya demikian menurut hemat Euclides - dan
berusaha untuk menyimpulkan semua pernyataan yang lain sebagai
teorema yang berasal dari kebenaran-kebenaran yang terbukti dengan
sendirinya tersebut, hanya dengan memakai logika. Juga filsafat merupakan
suatu sistem yang bagian-bagiannya saling berhubungan serupa itu.
41. Filsafat Bersifat Komprehensif
Perenungan kefilsafatan berusaha menyusun suatu bagan konsepsional yang
memadai untuk dunia tempat kita hidup maupun diri kita sendiri. Dikatakan
bahwa itmu memberi penjelasan tentang kenyataan empiris yang dialama;
filsafat berusaha untuk rnemperoleh penjelasan mengenai ilmu itu sendiri.
Tetapi sesungguhnya filsafat meliputi lebih banyak hal lagi.Suatu sistem
filsafat harus bersifat komprehensif, dalam arti tidak ada sesuatu pun yang
berada di luar jangkauannya Jika tidak demikian, filsafat akan ditolak serta
dikatakan berat sebelah dan tidak memadai. Suatu sistem baru dapat
dikatakan memadai jika memuat penjelasan tentang sernua gejala Memang
salah satu cara untuk mengecam suatu sistern filsafat ialah dengan
menunjukkan bahwa sistem tersebut melupakan sesuatu yang tidak
memperoleh tempat di dalamriya.
42. Filsafat Bersifat Komprehensif
Jika demikian, maka sistem semacam itu perlu diperluas atau ditolak.
● Contoh yang baik mengenai sistem kefilsafatan yang berusaha menjadi
mernadai dan menyeluruh ialah sistem yang dibuat oleh Descartes, filsuf
Rerancis pada abad XVII, Descartes merasa bahwa jika ia dapat
menemukan suatu kebenaran yang tidak dapat diragukan dan kemudian
dapat membuat deduksi kebenaran yang logis, maka ia dapat menerangkan
dunia. Tetapi Descrates sendiri menganggap perlu untuk menanyakan
"apakah kebenaran itu?" agar supaya dapat mengenal suatu kebenaran
yang tidak dapat diragukan bila ia mendapatinya.
43. Filsafat Memiliki Pemikiran Secara
Sistematis
Kegiatan kefilsafatan ialah perenungan. Tetapi merenung bukanlah
melamun, Skefilsafatan ialah percobaan Untuk menyusun suatu sistem
pengetahuan yang rasional yang memadai. Untuk memahami dunia tempat
kita hidup, maupun untuk memahami diri kita sendiri. Perenungan
kefilsafatan dapat merupakan karya satu orang yang dikerjakannya sendiri,
ketika ia dengan pikirannya berusaha keras menemukan alasan dan
penjelasan dengan cara semacam bertanya kepada diri sendiri. Atau,
perenungan itu dapat pula dilakukan oleh dua atau lebih dari dalam suatu
percakapan ketika mereka melakukan analisa, melakukan kritik dan
menghubungkan pikiran mereka secara timbal balik.
44. Filsafat Memiliki Pemikiran Secara
Sistematis
Perenungan filsafat ialah sejenis percakapan yang dilakukan dengan diri
sendiri atau dengan orang lain. Itulah sebabnya, mengapa seorang filsuf
tampak selalu berhubungan dengan polemik, dan tampak lebih menaruh
perhatian kepada usaha merusak dan menentang dibandingkan dengan
usaha membangun. Dalam arti tertentu, perenungan kefilsafatan dapat
dipandang sebagai pertentangan di antara alternatif¬-alternatif yang
masing-masing berpegangan pada unsur atau segi yang penting, dan
kemudian mencoba untuk mengujinya pada pengalaman, kenyataan
empirik, dan akal. Hal ini mudah ditunjukkan dalam masalah filsafat
pengetahuan.
.
45. Filsafat Memiliki Pandangan Yang
Luas
Filsafat Memiliki Pandangan Yang Luas Secara singkat, perenungan
kefilsafatan berusaha memahami segenap kenyataan dengan jalan menyusun
suatu pandangan dunia (biasanya dipakai perkataan Jerman Weltanschal,ung)
yang memberikan keterangan tentang dunia dan sernua hal yang ada di di
dalamnya. Seorang filsuf lonia, Democritus (460-370 SM) memberikan kepada
kita suatu pandangan dunia yang dikenal sebagai 'atomisme'yang dewasa ini
masih agak banyak yang menganutnya. Penyair Romawi, Lucretius (94-54
SM), menyatakan pandangan dunia ini di dalam syairnya yang bersifat
kefilsafatan yang berjudul Tentang Hakekat Segala Sesuatu.
46. Filsafat Memiliki Pandangan Yang
Luas
Jika anda masih juga mencari suatu definisi tentang filsafat sebelum
mempelajarinya, maka saya akan memberikan suatu catatan dan menuturkan
sebuah cerita. Catatan tersebut, sebagaimana telah saya katakan, ada dalam
buku Republik ketika Socrates mencari sebuah definisi tentang keadilan.
Definisi yang dicarinya berhasil ditemukan setelah dilakukan banyak
penyelidikan rnenyenai keadaan-keadaan yang merupakan contoh keadilan.
Sebuah definisi, yang bersifat memadai untuk menerangkan sesuatu menjadi
bermakna, seringkali ditemukan tidak pada permulaan, melainkan hanya pada
akhir suatu penyelidikan.
47. NAMA KELOMPOK 6 :
1. ANISA LAILATUL NIKMAH (1222200196)
2. ZAHRA FEBRIANA TAUFIQ (1222200197)
3. FEBRIKA NURFIANTI (1222200198)
FILSAFAT ILMU, PENGETAHUAN
DAN ILMU PENGETAHUAN
48. ● Secara etimologi pengetahuan berasal dari kata dalam bahasa Inggris
yaitu knowledge. Dalam Encyclopedia of Phisolophy dijelaskan bahwa
definisi pengetahuan adalah kepercayaan yang benar (knowledge is
justified true belief).'
● Dalam kamus filsafat dijelaskan bahwa pengetahuan (knowledge) adalah
proses kehidupan yang diketahui manusia secara Iangsung dari
kesadarannya sendiri. Dalam peristiwa ini yang mengetahui (subjek)
memiliki yang diketahui (objek) di dalam dirinya sendiri sedemikian aktif
sehingga yang mengetahui itu menyusun yang diketahui pada dirinya
sendiri dalam kesatuan aktif.
49. Pada dasarnya Pengetahuan yang dimiliki manusia ada empat, yaitu:
Pertama, pengetahuan biasa, yakni pengetahuan yang dalam filsafat dikatakan
dengan istilah common sense, dan sering diartikan dengan good sense,
karena seseorang memiliki sesuatu di mana is menerima secara baik.
Kedua, pengetahuan ilmu, yaitu ilmu sebagai terjemahan dari science. Dalam
pengertian yang sempit science diartikan untuk menunjukkan ilmu
pengetahuan alam, yang sifatnya kuantitatif dan objektif.
Jenis Pengetahuan
50. Ketiga, pengetahuan filsafat, yakni pengetahuan yang diperoleh dari pemikiran
yang bersifat kontemplatif dan spekulatif. Pengetahuan filsafat lebih
menekankan pada universalitas dan kedalaman kajian tentang sesuatu.
Keempat, pengetahuan agama, yakni pengetahuan yang hanya diperoleh dari
Tuhan lewat para utusan-Nya. Pengetahuan agama bersifat mutlak dan wajib
diyakini oleh para pemeluk agama.
Jenis Pengetahuan
51. Perbedaan Pengetahuan dengan Ilmu
Perbedaan antara ilmu dengan pengetahuan dapat ditelusuri dengan melihat
perbedaan ciri-cirinya. Herbert L. Searles memperlihatkan ciri-ciri tersebut
sebagai berikut: "Kalau ilmu berbeda dengan filsafat berdasarkan empiris,
maka ilmu berbeda dari pengetahuan biasa karena ciri sistematisnya".
Pada dasarnya pengetahuan berbeda dengan ilmu. Perbedaan itu terlihat dari
sif at sistematik dan cara memperolehnya. Perbedaan tersebut menyangkut
pengetahuan prailmiah atau pengetahuan biasa, sedangkan pengetahuan
ilmiah dengan ilmu tidak mempunyai perbedaan yang berarti.
52. HAKIKAT DAN SUMBER PENGETAHUAN
Ada dua teori untuk mengetahui hakikat pengetahuan itu, yaitu:
• Realisme
Teori ini mempunyai pandangan realistic terhadap alam.
Pengetahuan menurut realisme adalah gambaran atau kopi yang sebenarnya
dari apa yang ada dalam alam nyata (dari fakta atau hakikat). Pengetahuan
atau gambaran yang ada dalam akal adalah kopi dari yang asli yang ada di
luar akal. Hal ini tidak ubahnya seperti gambaran yang terdapat dalam foto.
Dengan demikian, realisme berpendapat bahwa pengetahuan adalah benar
dan tepat bila sesuai dengan kenyataan.
53. • Idealisme
Ajaran idealisme menegaskan bahwa untuk mendapatkan
pengetahuan yang benar-benar sesuai dengan kenyataan adalah mustahil.
Pengetahuan adalah proses-proses mental atau proses psikologis yang
bersifat subjektif. Oleh karena itu, pengetahuan bagi seorang idealis hanya
merupakan gambaran subjektif dan bukan gambaran objektif tentang realitas.
HAKIKAT DAN SUMBER PENGETAHUAN
54. Dalam hal ini ada beberapa pendapat tentang sumber pengetahuan antara
lain:
Empirisme
Kata ini berasal dari kata Yunani empeirikos, artinya pengalaman. Menurut
aliran ini manusia memperoleh pengetahuan melalui pengalamannya. Dan
bila dikembalikan kepada kata Yunaninya, pengalaman yang dimaksud ialah
pengalaman inderawi. Pengetahuan inderawi bersifat parsial. Itu disebabkan
oleh adanya perbedaan antara indera yang satu dengan yang lainnya,
berhubungan dengan sifat khas fisiologis indera dan dengan objek yang dapat
ditangkap sesuai dengannya.
SUMBER PENGETAHUAN
55. Namun aliran ini mempunyai banyak kelemahan, antara lain:
Indera terbatas, benda yang jauh kelihatan kecil, apakah ia benar-benar kecil?
Ternyata tidak. Keterbatasan inderalah yang menggambarkan seperti itu. Dari
sini akan terbentuk pengetahuan yang salah.
Indera menipu, pada orang yang sakit malaria gula rasanya pahit, udara akan
terasa dingin. Ini akan menimbulkan pengetahuan empiris yang salah juga.
56. Namun aliran ini mempunyai banyak kelemahan, antara lain:
Objek yang menipu, contohnya fatamorgana dan ilusi. Jadi objek itu
sebenarnya tidak sebagaimana ia ditangkap oleh indera, ia membohongi
indera.
Berasal dari indra dan objek sekaligus. Dalam hal ini, indera (mata) tidak
mampu melihat seekor kerbau secara keseluruhan, dan kerbau itu juga tidak
dapat memperlihatkan badannya secara keseluruhan. Kesimpulannya ialah
empirisme lemah karena keterbatasan indera manusia.
57. Rasionalisme
Aliran ini menyatakan bahwa akal adalah dasar kepastian pengetahuan.
Pengetahuan yang benar diperoleh dan diukur dengan akal. Manusia
memperoleh pengetahuan melalui kegiatan menangkap objek.
Rasionalisme tidak mengingkari kegunaan indera dalam memperoleh
pengetahuan. Pengalaman indera diperlukan untuk merangsang akal
dan memberikan bahan-bahan yang menyebabkan akal dapat bekerja,
tetapi sampainya manusia kepada kebenaran adalah semata-mata akal.
58. Intuisi
Menurut Henry Bergson intuisi adalah hasil dari evolusi pemahaman
yang tertinggi atau suatu pengetahuan yang langsung, yang mutlak
dan bukan pengetahuan yang nisbi. Kemampuan ini mirip dengan
insting tapi berbeda dengan kesadaran dan kebebasannya.
Intuisi juga mengatasi sifat lahiriah pengetahuan simbolis, yang
pada dasarnya bersifat analisis, menyeluruh, mutlak, dan tanpa
dibantu oleh penggambaran secara simbolis. Intuisi bersifat
personal dan tidak bisa diramalkan.
59. Wahyu
Wahyu adalah pengetahuan yang disampaikan oleh Allah kepada
manusia perantaraan para nabi. Pengetahuan dengan jalan ini
merupakan kekhususan para nabi. Hal inilah yang membedakan mereka
dengan manusia – manusia lainnya.
Wahyu Allah (agama) berisikan pengetahuan, baik mengenai kehidupan
seseorang yan terjangkau oleh pengalaman, maupun yang mencakup
masalah transedental, seperti latar belakang dan tujuan penciptaan
manusia, dunia, dan segenap isinya serta kehidupan di akhirat nanti.
60. PERKEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN
Periode Pertama (abad 4 sebelum masehi)
Perintisan “Ilmu Peengetahuan” dianggap dimulai pada abad 4 sebelum
Masehi, karena peninggalan – peninggalan yang menggambarkan ilmu
pengetahuan diketemukan mulai abad 4 sebelum Masehi.
61. PERKEMBANGAN FILSAFAT
Periode Kedua (abad 17 sesudah Masehi)
Pada periode yang kedua ini terjadi revolusi ilmu pengetahuan karena adanya
perombakan total dalam cara berpikir. Perombakan total tersebut adalah
sebagai berikut :
Apabila Aristoteles cara berpikirnya bersifat ontologis rasional, Gallileo Gallilei
(tokoh pada awal abad 17 sesudah Masehi) cara berpikirnya bersifat analisis
yang dituangkan dalam bentuk kuantitatif atau matematis. Yang dimunculkan
dalam berfikir ilmiah Aristoteles adalah berpikir tentang hakekat, jadi berpikir
metafisis (apa yang berada di balik yang Nampak atau apa yang berada di
balik fenomena).
62. FILSAFAT DAN FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN
Secara singkat dapat dikatakan Filsafat adalah refleksi kritis yang radikal.
Refleksi adalah upaya memperoleh pengetahuan yang mendasar atau unsur
– unsur yang hakiki atau inti. Apabila ilmu pengetahuan mengumpulkan data
empiris atau data fisis melalui observasi atau eksperimen, kemudian
dianalisis agar dapat ditemukan hukum – hukumnya yang bersifat universal.
Hakikat ilmu pengetahuan dapat ditelusuri dari 4 hal yaitu :
63. FILSAFAT DAN FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN
• Sumber ilmu pengetahuan
Ilmu pengetahuan diperoleh dari pengalaman (emperi) dan dari akal (ratio).
Sehingga timbul faham atau aliran yang disebut empirisme dan rasionalisme.
Aliran empirisme yaitu faham yang Menyusun teorinya berdasarkan pada
empiri atau pengalaman. Sedang rasionalisme Menyusun teorinya
berdasarkan yang digunakan aliran emperisme adalah induksi, sedang
rasionalisme menggunakan metode dedukasi.
64. ● Batas – batas Ilmu Pengetahuan
Menurut Immanuel Kant apa yang dapat kita tangkap dengan panca indera itu
hanya terbatas pada gejala atau fenomena, sedang substansi yang ada di
dalamnya tidak dapat kita tangkap dengan panca indera disebut nomenon.
● Strukturnya
Yang ingin mengetahui adalah subjek yang memiliki kesadaran. Yang ingin
kita ketahui adalah objek, diantara kedua hal tersebut seakan – akan
terdapat garis demarkasi yang tajam.
65. • Keabsahan
Keabsahan ilmu pengetahuan membahas tentang kriteria bahwa ilmu
pengetahuan itu sah berarti membahas kebenaran. Tetapi kebenaran itu nilai
(axiologi), dan kebenaran itu adalah suatu relasi. Kebenaran adalah
kesamaan antara gagasan dan kenyataan. Misalnya ada korespondensi
yaitu persesuaian antara gagasan yang terlihat dari pernyataan yang
diungkapkan dengan realita.
66. Teori Korespondensi, terdapat persamaan atau persesuaian antara gagasan
dengan kenyataan atau reallita
Teori Koherensi, terdapat keterpaduan antara gagasan yang satu dengan
yang lain.
Teori Pragmatis, yang dianggap benar adalah yang berguna. Pragmatisme
adalah tradisi dalam pemikiran filsafat yang berhadapan dengan idealisme
dan realisme.
67. CIRI-CIRI ILMU PENGETAHUAN ILMIAH
● Ilmu Pengetahuan Ilmiah Harus Sistematis
Ilmu pengetahuan ilmiah bersifat sistematis artinya ilmu pengetahuan ilmiah
dalam upaya menjelaskan setiap gejala selalu berlandaskan suatu teori.
Atau dapat dikatakan bahwa teori dipergunakan sebagai sarana untuk
menjelaskan gejala dari kehidupan sehari- hari.
Ciri-ciri yang sistematis dari ilmu pengetahuan ilmiah tersebut dapat
digambarkan sebagai berikut :
68. a) Persepsi sehari-hari (bahasa sehari-hari) Dari persepsi sehari-hari
terhadap fenomena atau fakta yang biasanya disampaikan dalam bahasa
sehari-hari diobservasi agar dihasilkan makna. Dari observasi ini akan
dihasilkan konsep ilmiah.
b) Observasi (konsep ilmiah). Untuk memperoleh konsep ilmiah atau
menyusun konsep ilmiah perlu ada definisi.
69. Ilmu Pengetahuan Ilmiah Dapat
Dipertanggungjawabkan
a) Sistem axiomatis
Sistem ini berusaha membuktikan kebenaran suatu fenomena atau gejala
sehari-hari mulai dari kaidah atau rumus umum menuju rumus khusus atau
konkret. Atau mulai teori umum menuju fenomena/gejala konkret. Cara ini
disebut deduktif-nomologis. Umumnya yang menggunakan metode ini adalah
ilmu-ilmu formal, misalnya matematika.
70. b) Sistem empiris
Sistem ini berusaha membuktikan kebenaran suatu teori mulai dari gejala/
fenomena khusus menuju rumus umum atau teori. Jadi bersifat induktif dan
untuk menghasilkan rumus umum digunakan alat bantu statistik. Umumnya
yang menggunakan metode ini adalah ilmu pengetahuan alam dan sosial.
c) Sistem semantik/linguistik
Dalam sistem ini kebenaran didapatkan dengan cara menyusun proposisi:
proposisi secara ketat. Umumnya yang menggunakan metode ini adalah ilmu
bahasa (linguistik).
71. Ilmu pengetahuan ilmiah itu bersifat mandiri atau milik orang banyak
(intersubjektif). Ilmu pengetahuan ilmiah itu bersifat otonom dan mandiri,
bukan milik perorangan (subjektif) tetapi merupakan konsensus antar subjek
(pelaku) kegiatan ilmiah. Dengan kata lain ilmu pengetahuan ilmiah itu harus
ditopang oleh komunitas ilmiah.
Ilmu Pengetahuan Ilmiah Harus Objektif atau intersubjektif
72. Ilmu Pengetahuan Ilmiah Harus Objektif atau intersubjektif
Penjelasan tentang langkah-langkah Metodologis adalah sebagai berikut:
A. Langkah pertama,
Ada masalah yang harus dipecahkan. Seluruh langkah ini (5 langkah) oleh
Popper disebut Epistomology Problem Solving. Untuk pemecahan masalah
tersebut diperlukan kajian pustaka (inferensi logis) guna mendapatkan
teori-teori yang dapat digunakan untuk pemecahan masalah.
B. Langkah kedua.
Selanjutnya dari teori disusun hipotesis. Untuk menyusun hipotesis
diperlukan
metode deduksi logis.
73. C. Langkah ketiga.
Untuk membuktikan benar tidaknya hipotesis perlu adanya observasi.
Sebelum melakukan observasi perlu melakukan interpretasi teori yang
digunakan sebagai landasan penyusunan hipotesis dalam penelitian adalah
penyusunan kisi- kisi/dimensi-dimensi, kemudian penyusunan instrumen
pengumpulan data,
penetapan sampel dan penyusunan skala.
74. BEDA ILMU PENGETAHUAN DAN PENGETAHUAN
Ilmu pengetahuan (science) mempunyai pengertian yang berbeda dengan
pengetahuan (knowledge atau dapat juga disebut common sense). Orang
awam tidak memahami atau tidak menyadari bahwa ilmu pengetahuan itu
berbeda dengan pengetahuan. Mempelajari apa itu ilmu pengetahuan itu
berarti mempelajari atau membahas esensi atau hakekat ilmu pengetahuan.
Demikian pula membahas pengetahuan itu juga berarti membahas hakekat
pengetahuan.
75. Perbedaan Ilmu Pengetahuan dengan Pengetahuan
Terdapat beberapa definisi ilmu pengetahuan, di antaranya adalah:
a) Ilmu pengetahuan adalah penguasaan lingkungan hidup manusia.
Definisi ini tidak diterima karena mencampuradukkan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
b) Ilmu pengetahuan adalah kajian tentang dunia material.
Definisi ini tidak dapat diterima karena ilmu pengetahuan tidak terbatas pada
hal- hal yang bersifat materi.
76. c) Ilmu pengetahuan adalah definisi eksperimental.
Definisi ini tidak dapat diterima karena ilmu pengetahuan tidak hanya
hasil/metode eksperimental semata, tetapi juga hasil pengamatan, wawancara
Atau dapat dikatakan definisi ini tidak memberikan tali pengikat yang kuat untuk
menyatukan hasil eksperimen dan hasil pengamatan (Ziman J. dalam Qadir
C.A., 1995).
d) Ilmu pengetahuan dapat sampai pada kebenaran melalui kesimpulan logis
dari pengamatan empiris. Definisi ini mempergunakan metode induksi yaitu
membangun prinsip-prinsip umum berdasarkan berbagai hasil pengamatan.
77. Perbedaan tersebut adalah sebagai berikut:
a. Dalam common sense
Informasi tentang suatu fakta jarang disertai penjelasan tentang mengapa dan
bagaimana. Common sense tidak melakukan pengujian kritis hubungan sebab-
akibat antara fakta yang satu dengan fakta lain.
b. limu pengetahuan menekankan ciri sistematik. Penelitian ilmiah bertujuan
untuk mendapatkan prinsip-prinsip yang mendasar dan berlaku umum tentang
suatu hal. Artinya dengan berpedoman pada teori- teori yang dihasilkan dalam
penelitian-penelitian terdahulu, penelitian baru bertujuan untuk
menyempurnakan teori yang telah ada yang berkaitan dengan masalah yang
diteliti.
78. c. Dalam menghadapi konflik dalam kehidupan, limu pengetahuan
menjadikan konflik sebagai pendorong untuk kemajuan ilmu
pengetahuan. Ilmu pengetahuan berusaha untuk mencari, dan
mengintroduksi pola-pola eksplanasi sistematik sejumlah fakta untuk
mempertegas aturan- aturan.
d. Kebenaran yang diakui oleh common sense bersifat tetap,
Sedang kebenaran dalam ilmu pengetahuan selalu diusik oleh
pengujian kritis. Kebenaran dalam ilmu pengetahuan selalu dihadapkan
pada pengujian melalui observasi maupun eksperimen dan sewaktu-
waktu dapat diperbaharui atau diganti.
79. e. Perbedaan selanjutnya terletak pada segi bahasa yang digunakan untuk
memberikan penjelasan pengungkapan fakta. Istilah dalam common sense
biasanya mengandung pengertian ganda dan samar-samar. Sedang ilmu
pengetahuan merupakan konsep-konsep yang tajam yang harus dapat
diverifikasi secara empirik.
80. SIAPA ITU SEORANG FILSUF?
Seorang bapak atau ibu rumah tangga secara natural juga adalah seorang
filsuf. Dia memiliki otak untuk berpikir dan otak ini dilengkapi dengan Kati yang
memperkokoh fungsi kehendak dalam dirinya. Dia dapat berpikir dengan
bijaksana karena ia memiliki semua kelengkapan dan kapasitas mental dalam
dirinya. Karena itu dia dapat merencanakan kehidupan keluarga, membuat
pertitnbangan dan mengambil keputusan untuk kepentingan keluarganya.
81. Setiap orang memiliki filsafat berpikir atau pandangan hidupnya tersendiri
sesuai dengan latarbelakang hidup, sejarah, pendidikan dan kebudayaan.
Bagaimana ia memandang dunianya, dirinya sendiri dan orang lain serta Yang
Ilahi juga metnperlihatkan bahwa dia sendiri sedang berfilsafat. Namun Filsafat
juga dilihat sebagai ilmu dan sebagai ilmu ia memiliki sistematika, metodologi
kerja, dan objek atau sasaran tertentu yang mau dicapai.
83. Nama Kelompok :
1. Anisa Lailatul Nikmah - 1222200196
2. Zahra Febriana Taufiq - 1222200197
3. Febrika Nurfianti - 1222200198
KELOMPOK 6
84. Berpikir Induktif dan Deduktif
Menurut Francis Bacon (Soetriono dan SRDm Rita Hanafie: 2007),
mempertegas variasi kondisi untuk mencapai hikikat induktif, yaitu:
(1) tabulasi atau pencatatan ciri-ciri positif yaitu pencatatan mengenai
apa yang terjadi dalam suatu kondisi; (2) tabulasi atau pencatatan ciri-
ciri negatif yaitu pencatatan kondisi mana suatu kejadian tidak timbul
dan: (3) tabulasi atau pencatatan variasi kondisi yaitu pencatatan ada
tidaknya perubahan ciri-ciri pada kondisi yang berubah-ubah.
85. Kebalikan dari berpikir induktif ialah berpikir deduktif. Prinsip
dasarnya ialah "segala yang dipandang benar pada semua peristiwa
dalam situ kelas atau jenis, berlaku pula sebagai hal yang benar pada
semua peristiwa yang terjadi pada hal yang khusus, asal hal yang
khusus ini benar-benar merupakan bagian atau unsur dari hal yang
umum itu". Penalaran deduktif biasanya mempergunakan silogisme
dalam menyimpulkan.
86. Proposisi yang pertama disebut premis mayor, yang kedua disebut
premis minor, dan yang ketiga disebut konklusi/
konsekuen/kesimpulan. Sesuai dengan sebutannya, premis mayor
(PMJ) adalah proposisi yang bersifat umum (general), berupa teor,
hukum ataupun dalil dari suatu ilmu, sedangkan premis minor (PMn)
adalah proposisi yang disusun dari fenomena khusus yang
ditangkap oleh indra, yaitu yang ingin diketahui, dan konklusi (K)atau
konsekuen atau kesimpulan adalah jawaban logis bagi premis minor
itu.
87. Metode Ilmiah
Metode ilmiah merupakan prosedur atau langkah-langkah sistematis
dalam mendapatkan pengetahuan ilmiah atau ilmu. Ilmu merupakan
pengetahuan yang didapatkan melalui metode ilmiah. Metode adalah
suatu prosedur atau cara untuk mengetahui sesuatu dengan
langkah-langkah sistematis.
88. Logika Alami dan Logika Scientifika
Dalam kegiatan berpikir sehari-hari kita secara spontan telah
mengikuti hukum-hukum yang secara alami memerintah. Dan
memang benar bahwa logika alami (natural, spontan, dengan naluri)
tersebut telah mencukupi bagi kebutuhan-kebutuhan dasar manusia.
Sedangkan logika scientifika sesungguhnya merupakan
penyempurnaan metodis logika alarm.
89. Definisi Logika Scientifika
Logika scientifika adalah ilmu praktis normatif yang mempelajari
hukum-hukum, prinsip-prinsip, bentuk-bentuk pikiran manusia yang
jika dipatuhi akan membimbing kita mencapai kesimpulan-kesimpulan
yang betul lurus, sah.
90. Ilmu
ilmu dapat dirumuskan sebagai: kusimpulan pengetahuan hasil
penyelidikan pandangan yang logis teratur, kriti.s darr sisternatis
terhadap scratrr objek. Logika scientifika memenuhi ketentuan-
ketentuan tersebut, meskipun sebagai filsafat juga memiliki
perbedaan fundamental dari ilmu vak lainnya. Logika scientifika
bahkan merupakan syarat mutlak eksistensi ilmu.
91. Praktis dan Normatif
Pandangan tentang ilmu diutarakan beberapa klasifikasi ilmu. Masalal ini
sesungguhnya agak sulit dan di sini, karena berbagai keterbatasan,
dihindari uraian sampai ke seluk-beluknya.
Biasanya ilmu dibagi sebagai berikut:
1. Ilmu-ilmu alam (natuurwetenschappen, natuurwissenschaften)
bertujuan untuk mengetahui alam dasamya: observasi dan eksperimen.
Tujuan akhir dari segalanya itu adalah untuk menangkap dan mengatur
gejala- gejala alam sehingga dapat dirumuskan hukum-hukum dan
diletakkan ke dalam suatu pola besar
92. 2. Ilmu-ilmu kejiwaan atau ilmu-ilmu budaya (geestes atau
craltuurweteraschappen, Geisteswissertschaften atau Kultur-
wissenschafien) bertujuan untuk mengetahui manusia,sejarahnya atau
kebudayaannya dalam artinya yang luas. Dalam hal ini, pengamatan
dipandang juga penting, tetapi ditekankan pula pentingnya Versteheh dan
Einfiihlen.
3. Ilmu-ilmu apriori atau ilmu-ilmu deduktif yang tidak bertumpu pada
pengalaman, tetapi ditarik secara logis dari aksioma-aksioma tertentu.
93. • Normatif mengatakan bagaimana kita harus berbuat, jadi
membebankan kewajiban, keharusan dan atau larangan- larangan.
Misalnya etika, logika scientifika, ilmu hukum, ilmu sibernetika.
Berdasarkan perkembangannya yang terakhir dapat juga disebut ilmu
ekonomi.
• Positif terapan dalam arti yang lebih sempit, yakni mengatakan -
bagaimana orang harus membuat sesuatu, mencapai dan atau
mendapatkan suatu hasil tertentu: Misalnya ilmu pertanian, ilmu
kedokteran, ilmu teknik (sipil, arsitektur, mesin, dan seterusnya).
Kedua macam ilmu ini (ilmu spekulatif dan ilmu praktis) saling
melengkapi. Kebanyakan ilmu mempunyai bagian spekulatif (teoretis)
di samping bagian praktis, sehingga sering dirasakan sulit untuk
menentukan suatu ilmu harus dimasukkan di dalam klasifikasi.
94. Objek Material dan Objek Formal
Ilmu adalah suatu bentuk pengetahuan yang mempelajari suatu objek.
Jadi ilmu mempunyai lapangan. Lapangan tersebut pada hakikatnya
muncul dari bidang pengalaman dunia kita ini, yang masingmasing
diliputi oleh ilmunya sendiri.Tetapi kiranya hal itu belum mencukupi,
karena dapat terjadi adanya dua ilmu atau bahkan lebih yang
membicarakan objek yang sama namun merupakan ilmu yang berlainan.
Pedagogi, sosiologi, psikologi, kedokteran, filsafat, semuanya
mempelajari manusia, dan objeknya pun mariusia. Filologi, psikologi
bahasa, teknologi komunikasi, (inguistik, sosiologi bahasa, semua,
membahas bahasa.
95.
96. objek material adalah objek yang ditinjau atau, dipandang secara
keseluruhan, sedangkan objek formal adalah objek jika ditinjau,
dipandang menurut suatu aspek. Kalau dirumuskan, objek formal adalah
aspek melalui mana sesuatu ilmu memandang objeknya. Dalam ilmu,
objek formallah yang
dipandang secara langsung.
Logika scientifika sebagai ilmu juga mempunyai objek. Objek materialnya
adalah pikiran manusia, sedangkan aspek yang dipandang, yakni objek
formalnya, adalah hukum-hukum, bentuk-bentuk, dan prinsip-prinsip
pikiran.
97. Jika seseorang merumuskan sesuatu, atau membuat pernyataan tertentu,
sebenarnya ia telah melibatkan keputusan filsafat tertentu. Karenanya
seorang pemikir, demi kecermatan pemikirannya, mutlak perlu
mengidentifikasikan keputusan filsafati yang terlibat di dalam pemikirannya.
Masalahnya karena suatu keputusan filsafati secara implisit telah
menentukan :
1. Metode
2. Logika ualidasi,
3. Konsekuensi – konsekuensi dan kesimpulan – kesimpulannya
4. Macam kenyataannya.
Implikasi Metafisik/Epistemology Pemikiran
98. Logika Scientitika dan Psikologi
Perlu juga ditunjuk bahwa logika scientifikan berbeda dari psikologi.
Logika mempersoalkan tentang aspek objektif dari proses intelektual,
sedangkan psikologi tentang aspek subjektifnya. Berguna juga untuk
mengetahui psikologi, khususnya menyentuh hal – hal yang bertalian
dengan proses berpikir, karena aspek psikologis de facto juga terdapat
dengan aspek logis dalam pikiran kita, tetapi tidak ada alasan untuk
mencampuradukkan keduanya begitu saja. Psikologisme memandang
logika sekedar suatu ilmu deskriptif.
99. Hukum – hukum logika diketahui melalui pengalaman (pengetahuan a
posteriori) ataukah bersifat tidak bergantung pada pengalaman
(pengetahuan a priori). Penjelasan a priori dapat terlihat pada :
pandangan Plato dan kaum rasionalis. Mereka berdalil bahwa hukum
logika diketahui manusia melalui suatu pandangan rasional (rational
insight). Hukum logika adalah hukum tentang realitas.
Status Epistemologis Hukum – Hukum, Logika
100. Menurut Kant, hukum – hukum logika adalah hukum berpikir yang
menentukan syarat – syarat yang harus ada bagi terlaksananya
pengalaman, empiri. Sedangkan menurut George Boole, mahaguru
matematika di Queen’s College, Cork, Inggris dalam karyanya An
Investigation of the Laws of Thought (1854, hal. 459) dikatakan : hukum –
hukum logika ditentukan oleh struktur psikologis manusia.
101. Logika dan Logistika
Logika membicarakan kegiatan pemikiran secara lengkap beserta
prosesnya ke arah kebenaran, membicarakan susunan konsep, nuansa
term dan segala sesuatunya yang menyangkut seluk beluk kegiatan
pemikiran.
Logistika membicarakan hubungan antara tanda – tanda ideografis.
Perhatian tertuju pada formalisasi dan fungsionalisasi, pada tanda –
tanda itu yang sekali telah dipastikan dianggap telah cukup.
103. Nama Kelompok :
1. Anisa Lailatul Nikmah - 1222200196
2. Zahra Febriana Taufiq - 1222200197
3. Febrika Nurfianti - 1222200198
KELOMPOK 6
104. PEMIKIRAN PYTHAGORAS (FILSUF KUNO)
Ajaran Metempsikosis
Walaupun isi ajaran Pythagoras tidak diketahui secara pasti gagasan-
gagasan utamanya secara garis besar masih dapat direkonstrukisi.
Aristoteles banyak menulis soal ajaran Pythagorean, tetapi tidak menyebut
Pythagoras secara langsung. Salah satu doktrin utama Pythagoras adalah
metempsikosis yaitu keyakinan bahwa semua jiwa itu abadi, dan setelah
kematian jiwa pindah ke tubuh yang baru. Ajaran ini disebutkan oleh
Xenofanes, Ion dari Kios, dan Herodotos. Namun, mekanisme atau cara
jiwa berpindah ke tubuh lain tidak diketahui secara pasti.
105. Mistisisme dan numerologi
Keyakinan lain yang telah dikaitkan dengan konsep “Keselarasan benda
langit,” yang menyatakan bahwa planet-planet dan bintang-bintang
bergerak sesuai dengan persamaan matematika yang sejalan dengan
notasi musik, sehingga menghasilkan simfoni yang tak terdengar.
106. Pythagoreanisme
Gaya hidup berkelompok
Plato dan Isokrates mengatakan bahwa Pythagoras paling dikenal sebagai
perintis gaya hidup yang baru. Kelompok yang didirikan oleh Pythagoras
di Kroton disebut "sekolah", tetapi sebenarnya lebih menyerupai biara.
Aturan dan larangan Ajaran Pythagoras dikenal dengan sebutan "simbol-
simbol" (symbola), dan para anggota bersumpah bahwa mereka tidak
akan membongkar simbol-simbol ini kepada mereka yang bukan anggota.
107. PEMIKIRAN BOETHIUS (FILSUF PERTENGAHAN)
Boethius menulis bukunya De Consolatione Philosophiae (The Consolation
of Philosophy). Pemikiran Boethius memiliki pengaruh penting terhadap
filsafat pada akhir era Filsafat Klasik dan juga awal masa Abad
Pertengahan.
108. Boethius menulisnya dengan menggunakan kata “saya”, jadi terkesan
sangat dekat dan pribadi.Ia juga seringkali menulis dengan gaya puitis
untuk menyampaikan pemikirannya.Ia membayangkan, ada seorang
perempuan yang berbicara padanya. Perempuan ini adalah sosok dari
filsafat itu sendiri. Ia memberikan penghiburan pada Boethius di dalam
masa-masa gelapnya. Buku ini dimulai dengan renungannya tentang
betapa rapuhnya kebahagiaan yang bisa dirasakan manusia. Ia begitu
mudah datang dan kemudian pergi meninggalkan manusia. Ia tidak dapat
dipercaya, kata Boethius.
109. Boethius juga membayangkan berdiskusi dengan Fortuna, sang Dewi
Kebahagiaan dan Keberuntungan. Ia pun bertanya, mengapa kebahagiaan
begitu rapuh, dan begitu cepat meninggalkan manusia? Sang Dewi lalu
menjawab, bahwa tugasnya sebagai Dewi hanyalah mendorong roda
kebahagiaan, yang juga merupakan roda takdir itu sendiri.Terkadang,
manusia berada di atas, dan dia merasa bahagia. Namun, terkadang, ia
berada di bawah, dan merasakan penderitaan. Maka dari itu, manusia
tidak perlu untuk mengeluh atas keadaannya.
110. Ketika ia menderita, ia harus ingat, bahwa roda terus bergerak, dan ia
akan segera mengalami kebahagiaan. Sebaliknya juga benar, bahwa
ketika ia bahagia, ia harus bersiap akan penderitaan yang menanti di
depan matanya. Kebahagiaan yang sejati, yang abadi dan tidak dapat
direbut oleh siapapun, adalah kebahagiaan yang terikat dengan “Yang
Baik” itu sendiri, yakni Tuhan. Tuhan berada di dalam hati manusia, dan
hanya manusia yang bisa mencapainya di dalam hatinya. Ketika manusia
menemukan Tuhan di dalam hatinya, ia tidak takut akan apapun lagi,
termasuk akan penderitaan dan kematian.
111. Berikutnya, Boethius lalu mengajukan pertanyaan, jika Tuhan itu sumber
dari kebahagiaan sejati manusia, dan Tuhan berada di dalam hati
manusia, mengapa lalu manusia bisa bertindak jahat, bahkan terhadap
keluarganya sendiri? Mengapa manusia membunuh dan menyiksa
manusia lainnya? Mengapa Tuhan tidak mencegahnya sejak awal,
sehingga tidak perlu ada penderitaan dan kejahatan di dunia ini?Jawaban
yang diajukan Boethius sangat sederhana, karena manusia memiliki
kebebasan.
112. Dengan kebebasan ini, manusia memilih, apakah ia ingin bertindak baik,
atau jahat. Dengan kebebasan ini, manusia juga memilih, apakah ia akan
mengambil keputusan yang tepat, atau tidak. Kebebasan bisa menjadi
sumber kebaikan dan kemuliaan manusia, sekaligus bisa juga menjadi
sumber kejahatan dan penderitaan yang amat besar.
113. PEMIKIRAN JOHN DEWEY (FILSUF MODERN)
John Dewey dikenal karena konsep pemikirannya tentang pragmatisme,
relativisme, dan active learner. Dewey mengemukakan mengenai
pengalaman dalam bentuk teori pragmatisme yang didasarkan pada
pemahaman bahwa sesuatu dianggap benar atau kebenaran itu adalah
benar apabila memiliki kegunaan praktis dalam kehidupan manusia.
114. ANALISIS TERHADAP PRAGMATISME JOHN DEWEY
Secara etimologi pragmatisme berasal dari bahasa Yunani, pragma yang
berarti guna, sesuatu yang dilakukan, tindakan kerja. Adapun secara
terminologi pragmatisme dapat diartikan sebagai aliran filsafat yang
mengajarkan bahwa yang benar adalah apa saja yang membuktikan
dirinya sebagai benar dengan akibat-akibat (konsekuensi) yang
bermanfaat secara praktis. Sehingga disini benar atau tidaknya suatu teori
tergantung pada bermanfaat atau tidaknya teori itu bagi kehidupan
manusia; dan ukuran untuk segala perbuatan tergantung pada manfaatnya
dalam praktek.
115. TEORI JOHN DEWEY TENTANG PENDIDIKAN
Teori Dewey tentang sekolah adalah "Progressivism" yang lebih
menekankan pada anak didik dan minatnya daripada mata pelajarannya
sendiri. Maka muncullah "Child Centered Curiculum", dan "Child Centered
School". Progresivisme mempersiapkan anak masa kini dibanding masa
depan yang belum jelas. seperti yang diungkapkan Dewey dalam bukunya
"My Pedagogical Creed", bahwa pendidikan adalah proses dari kehidupan
dan bukan persiapan masa yang akan datang. Aplikasi ide Dewey, anak-
anak banyak berpartisipasi dalam kegiatan fisik, baru peminatan.
117. KELOMPOK 6
1. Anisa Lailatul Nikmah - 1222200196
2. Zahra Febriana T. - 1222200197
3. Febrika Nurfianti - 1222200198
118. PENGERTIAN FILSAFAT MANUSIA
Filsafat manusia adalah cabang ilmu filsafat yang membahas
mengenai makna menjadi manusia. Filsafat manusia menjadikan
manusia sebagai objek studinya. Dalam cabang ilmu filsafat ini
manusia akan mengajukan pertanyaan mengenai diri mereka
sebagai manusia.Filsafat manusia terus berkembang karena
manusia adalah objek yang penuh dengan misteri.Titik tolak filsafat
manusia adalah pengetahuan dan pengalaman manusia, serta dunia
yang melingkupinya.
119. MANFAAT MEMPELAJARI FILSAFAT MANUSIA
1. Secara Praktis :
Siapa sesungguhnya manusia? membutuhkan pemahaman manusia
secara menyeluruh, sehingga memudahkan mengambil keputusan-
keputusan praktis/menjalankan aktivitas hidup seharihari.
2. Secara Teoritis:
Pemahaman manusia secara yang essensial sehingga kita dapat meninjau
secara kritis asumsi-asumsi yang tersembunyi di balik teori-teori
antropologi – psikologi dan ilmu-ilmu tentang manusia.
120. .
3. Manfaat Lain :
Mencari menemukan jawaban tentang siapakah sesunguhnya manusia itu,
masalah-masalah terkait manusia sangat kompleks sehingga persoalan
tentang manusia tidak habis untuk dibicarakan.
121. MODEL ESENSI DAN MODEL EKSISTENSI
Model esensi adalah pendekatan dalam filsafat kepada suatu objek dengan
cara yang abstrak.Model ini memandang manusia terlepas dari situasi dan
perkembangannya.Model esensi hanya memperhatikan kodrat yang
menentukan manusia sebagai manusia.Sementara itu model eksistensi
adalah pendekatan dalam filsafat kepada suatu objek dengan
memandangnya secara menyeluruh.Manusia dipandang secara konkret
secara utuh dalam keberadaannya. Model eksistensi tidak percaya akan
kodrat yang menentukan manusia.Orang yang memperlajari filsafat manusia
dengan pendekatan eksistensial akan lebih menyeluruh pandangannya
dibandingkan pendekatan esensialis.
122. ALIRAN-ALIRAN
Materialisme
● Essensi manusia bersifat material/fisik menempati ruang dan waktu,
memiliki keluasan dan bersifat objektif sehingga dapat
diukur,dihitung,diobservasi.
● Tidak ada aspek spiritual dibalik yang material.
● Materialisme/ Naturalisme. Istilah materi diganti dengan istilah
nature/alam setiap gejala/gerak dapat dijelaskan menurut hukum
kausalitas. Gerak disebabkan karena ada gerak eksternal yang
menggerakkan.Kaum materialis pada umumnya sangat deteministikgerak
bersifat mekanis untuk menggerakkan manusia adalah mesin.
123. ● Manusia adalah bagian dari alam/materi, manusiaadalah objek yang
substansinya aalah berkeluasan,manusia adalah mesin/kumpulan sel dan
sistem syaraf. Manusia adalah daging tanpa jiwa yang menempati ruang
waktu, mengalami perkembangandan penyusutan sejalan dengan
perjalanan waktu.
● Manusia merupakan makhluk deterministik/ tidak memiliki kebebasan.
Perilaku manusia adalah akibat dari suatu sebab eksternal. Manusia
bertindak karena ada suatu sebab yang mendahului (stimulus) yang
menuntut untuk diberikan respons/reaksi.
124. IDEALISME
● Kenyataan sejati bersifat spiritual, spiritualisme ada kenyataan
dibalik setiap penampakan/kejadian esensi dari kenyataan spiritual
adalah berpikir, karena tidak dapat diukur atau dijelaskan
berdasarkan pada pengamatan empiris menggunakan metafor
kesadaran manusia. Kekuatan spiritual bersifat rasional,
berkehendak, berperasaan, kreatif, dll.
125. ● Penganut idealisme berpandangan deterministik, roh absolut/Tuhan
adalah bebas dan tidak terhingga tetapi manusia sebagai bagian dari
roh absolut maka tidak bebas dan berhingga.Kedudukan dan
tindakan manusia sudah diatur sebelumnya oleh roh absolut. Tidak
ada kebebasan individual/kolektif, karena yang bebas itu hanya roh
absolut. individualisme : personalisme menekankan bahwa roh
bersifat pribadi-pribadi/individu masing-masing berdiri sendiri
sehingga setiap pribadi/individu mempunyai kebebasan untuk
mengekspresikan dirinya
126. ALIRAN – ALIRAN LAIN
a. Dualisme :
Kenyataan sejati bersifat fisik maupun spirt hal/merupakan perpaduan materi
dan roh.Keberadaan tubuh tidak menolak keberadaan jiwa yang
keberadaannya tidak dapat diamati secara inderawi tetapi dapat dibuktikan
melalui ratio.
Contoh : Menurut Descartes.
127. b. Vitalisme
Kenyataan sejati bersifat energi, daya, kekuatan atau nafsu yang bersifat
irrasional acuan vitalisme adalah ilmu biologi dan sejarah biologi mengajarkan
bahwa kehidupan ditentukan oleh kekuatan untuk bertahan hidup agar tetap
dapat survei berdasarkan naluri kehendak buta (schopenhawer), kehendak
untuk berkuasa (nietzche) => sejarah dan peradaban manusia digerakkan
oleh dorongan tidak rational dan liar.
c. Eksistensialisme
Essensi manusia bersifat kongkret, individual, dinamis.Existere (eks = keluar,
sistere = ada) istilah eksistensi => sesuatu yang mampu melampui dirinya
sendiri. Hanya manusia yang bereksistensi/sanggup keluar dari dirinya
melampuai keterbatasan biologis dan lingkungan fisiknya
128. d. Strukturalisme
Menempatkan struktur/sistem bahasa, budaya sebagai kekuatan-kekuatan
yang menentukan perilaku bahkan kesadaran manusia, manusia tidak bebas
yang berstruktur oleh sistem bahasa dan budayanya.
e. Posmodernisme
Hampir sama dengan strukturalisme, tapi manusia didominasi oleh sistem-
sistem kecil yang bersifat jamak
130. 1.Anisa Lailat ul Nikmah : 1222200196
2.Zahra Febriana Taufiq :1222200197
3.Febrika Nurfiant i :1222200198
131. Filsafat Ekonomi adalah interdisiplin ilmu ekonomi yang
berkutat pada pengkajian teori metodologi ekonomi, berupa
penilaian terhadap hasil, institusi, dan proses ekonomi serta
etika dalam proses ekonomi. Fokus utama pada kajian filsafat
ekonomi adalah permasalahan yang berkaitan dengan
metodologi dan epistemologi. Pengkajian atau pembelajaran
konseptual terhadap metodologi dan teori ekonomi akan
membawa ahli ekonomi memahami suatu aktivitas atau
fenomena ekonomi, dan kemudian memodelkannya.
PENGERTIANFILSAFATILMUEKONOMI
132.
133. Epistemologi (serapan dari bahasa Belanda:
epistemologie) adalah cabang dari filsafat yang
berkaitan dengan hakikat atau teori pengetahuan.
Dalam bidang filsafat, epistemologi meliputi
pembahasan tentang asal mula,sumber, ruang
lingkup, nilai validitas, dan kebenaran dari
pengetahuan.Epistemologi mempelajari tentang
hakikat dari pengetahuan, justifikasi, dan rasionalitas
keyakinan.
134. PERAN
FILSAFAT
ILMU
TERHADAP
EKONOMI
Filsafat Ilmu memberikan kontribusi yang
signifikan bagi p e r k e mb an ga n Ilmu Ekonomi
d a n analisis ekonomi serta peningkatan
kualitas Ahli Ekonomi, memiliki k e m a m p u a n
berfikir, bersikap perilaku. Peran Filsafat ilmu
d a l a m m e n g e m b a n g k a n ilmu Ekonomi
adalah sebagai alat evaluasi pemikiran
ilmiah, sebagai instrumen untuk
merefleksikan, mengevaluasi, mengkritisi
asumsi d a n m e t o d e ilmiah, d a n sebagai alat
logika dasar untuk m e t o d e ilmiah.
135. 1 . L a n d a s a n O n t o l o g i
2 . L a n d a s a n e p i s t e m o l o g y
3 . L a n d a s a n aksiologi
FILSAFAT ILMU SANGAT BERPERAN
BAGI ILMU EKONOMI DENGAN 3 LANDASAN
POKOKNYA,YAITU :
136. 1
.LANDASAN ONTOLOGY
Ontologi adalahcabang ilmu filsafat yang mengkaji mengenai
keberadaan (hakikat) dari sesuatu, dalam konteks ekonomi
Islam maka yang dikaji adalah hakikat keberadaan dari
ekonomi Islam. Landasan ontologi berkaitan dengan
gambar an u m u m tentang struktur realitas yang berlaku secara
u m u m dan mutlak.Secara ontologis, ilmu ekonomi Islam
membahas dua bidang ilmu secara bersamaan yaitu ilmu
ekonomi murni dan fiqh muamalat.
137. Ilmu ekonomi Islam menerangkan apa yang harus dilakukan
oleh setiap pelaku ekonomi sesuai dengan nilai- nilai Islam.
Penerapan sistem ekonomi Islam merupakan
bagian integral dari penerapan syari'at Islam sehingga sistem
ekonomi Islam merupakan bagian yang tak terlepaskan
dengan syari'at- syari at Islam lainnya.
138. 2
.
.
LANDASAN EPISTEMOLOGY
Epistemologi dapat diartikan sebagai bagian yang mengkaji
dengan penciptaan pengetahuan yang memiliki fokus pada
bagaimana pengetahuan tersebut diperoleh dan bagaimana
caranya m a m p u menyelidiki suatu hal yang valid. Dalam ilmu
filsafat, epistemologi ini menjadi sebuah studi filosofis tentang
hakikat, asal-usul, dan juga batasan pengetahuan manusia.
139. Sehingga akhirnya, epistemologi ini menjad isalah satu
cabang ilmu filsafat yang di dalamnya berkaitan dengan
pengetahuan yang seringkali disebut dengan teori
pengetahuan.Dan dari situ sudah jelas bahwa ahli
epistemologi mempelajari hakikat mengenai
pengetahuan, pembenaran epistemik, keyakinan, dan
berbagai masalah yang berkaitan dengan disiplin ilmu
filsafat.
140. Secara epistemologis, filsafat ekonomi dalam Islam dapat
didekati dari dua persoalan. Pertama,analisis-deskriptif
terhadap pemikiran para tokoh ekonomiIslam. Pada konteks ini.
filsafat ekonomi harus memiliki landasan pemikiran ekonomi
dalam Islam sebagaimana dikemukakan oleh para ekonom
Islam baik klasik maupun modern.
141. 3
.
LANDASAN AKSIOLOGI
Secara umum, aksiologi bisa diartikan sebagai cabang ilmu
filsafat yang mempelajari tentang tujuan ilmu pengetahuan
dan b a g a i m a n a manusia menggunakan ilmu tersebut.
Sehingga mendalami dulu dasar-dasar dari ilmu
pengetahuan. Aksiologi menjadi pembahasan penting untuk
diketahui dan dikuasai, agar bisa mengetahui hakikat dari ilmu
d an k eg u n aann ya. Lewat p em ah am an ini m ak a set iap ilmu
yang dimiliki kemudian akan lebih m u d a h untukdimanfaatkan
dalam keseharian.
142. Dalam p e r k e mb an g an selanjutnya p e m a h a m a n ekonomi
mulai berkembang,di m a n a d a l a m sejarah perkembangan,
ilmu ekonomi ter dapat paraahli filsafat ekonomi (filosof
Ekonomi) yang genius, mulai dari m a s h a b pra klasik
hingga sekarang ini.
Secara kronologis, p e r k e mb a ng an ilmu ekonomi seiring
dengan munc ulnya para filosof ekonomi mulai dari m a s h a b
pra klasik, kla sik, neokla sik, sosialis, keinesian d a n
perekonomian m a s a kini.
143. SALAH SATUNYA ADA FILSAFAT EKONOMI PRA KLASIK
KAUM MARKANTILISME
Perkembangan filsafat ekonomi mashab pra klasik berkisar pada abad
17dan 18,dima na pencetusnya adalah kaum merkantilisme adalah
Jean Baptiste Colbert, Jean Bodin, JohnLocke, Thomas Miles, Thomas
Mun, William Temple, Willian Petty,, DudleyNorth.Bernard de Mandeville,
John Law,James
144. KaumFisiokrat
Istilah Fisiokrat terdiri dari dua kata, yakni physic dan create atau
kratein. kata physic dapat berarti alam (pertanian), sedangkan
kata create dapat berarti menciptakan/ menimbulkan atau kratein
(harus berkuasa). Dengan demikian, maka 'fisiokrat' mengandung
makna menciptakan/ menimbulkan alam(pertanian) atau alam
harus berkuasa (supremasi alam). pemikiran para kaum fisiokrat
mengatakan bahwa sumber segala kemakmuran terletak dalam
bidang pertanian
146. KELOMPOK 6
1. Anisa Lailatul Nikmah - 1222200196
2. Zahra Febriana T. - 1222200197
3. Febrika Nurfianti - 1222200198
147. FILSAFAT AKUNTANSI
Filsafat ilmu akuntansi merupakan pemikiran filsuf tentang akuntansi
sebagai contoh misalnya tentang mengapa asset dikatakan seperti
dalam definisi/teori ? mengapa persediaan dikatakan seperti dalam
definisi/teori ? mengapa piutang dikatakan seperti dalam definisi/teori ?
mengapa penyusutan dikatakan seperti dalam definisi/teori ? mengapa
hutang dikatkaan seperti dalam definisi/teori? Mengapa modal
dikatakan seperti dalam definisi/teori? dan lain sebagainya.
148. Peran Filsafat Ilmu dalam
perkembangan Akuntansi:
Tinjauan Ontologi,
Epistemologi dan
Aksiologi
149. Ontologi
Ontologis berasal dari Bahasa Yunani yang berarti teori tentang
keberadaan. "Ontologi merupakan salah satu dari kajian filsafat ilmu yang
paling kuno dan berasal dari Yunani. Hal yang di telaah atau yang
menjadi isi dari ilmu akuntansi sebagai salah satu aspek ontology dalam
ilmu akuntansi adalah prinsip akuntansi yang dikembangkan oleh asumsi
dasar bagi proses akuntansi, prinsip akuntansi yang di jadikan standar
universal, unsure dasar persamaan akuntansi dalam suatu laporan
keuangan, dan jenis jenis laporan keuangan yang umum.
150. Epistemologi
Epistemologis merupakan bidang dari filsafat ilmu yang mengakaji
tentang upaya untuk mencari tahu imlu ataupun kebenaran. Dalam aspek
epistemologis, ilmu akuntasi menggunakan berbagai metode sesuai
kebutuhannya. Contohnya metode induktif digunakan pada saat
pengambilan keputusan dengan melihat laporan tersebut, pihak
berwenang akan menyimpulkan langkah apa yang akan di ambil. Metode
positif digunakan ketika akan membuat sebuah laporan keuangan harus
menggunakan data yang ada atau yang telah diketahui dengan bukti
yang akurat berupa nota, dll.
151. Aksiologi
Aksiologi menjelaskan tentang hakikat nilai dan penilaian, dan merupakan
bagian dari bidang filsafat yang menjelaskan bagaimana manusia
menggunakan ilmunya. Akuntansi sangat bermanfaat dan sangat
diperlukan dalam kegiatan sehari-hari baik bagi individu, kelompok,
intansi atau suatu perusahaan, guna mengambil keputusan dan kebijakan
yang sesuai dengan kondisi keuangan yang ada sehingga kegiatan
perusahaan dapat berjalan dengan lancar dan memperoleh laba atau
keuntungan yang besar. Kegiatan akuntansi juga bertujuan untuk
penganggaran atau menetapkan sasaran penjualan dan laba, serta
perencanaan yang terperinci untuk mencapai sasaran perusahaan
tersebut.
152. PERBEDAAN ANTARA
PEMBUKUAN DAN AKUNTANSI
Perbedaan antara pembukuan dan akuntansi yaitu proses akuntansi
memasukkan fungsi fungsi pembukuan sedangkan pembukuan hanya
melibatkan pencatatan peristiwa ekonomi. Jadi pembukuan merupakan
bagian dari proses akuntansi. Akuntansi di bagi menjadi akuntansi
keuangan (bidang akuntansi yang menyediakan informasi keuangan dan
perekonomian bagi investor, kreditor dan pengguna eksternal lainnya)
dan akuntansi managerial (bidang akuntansi yang menyediakan
informasi keuangan dan perekonomian bagi para manajer dan pengguna
internal lainnya).
154. KELOMPOK 6
1. Anisa Lailatul Nikmah - 1222200196
2. Zahra Febriana T. - 1222200197
3. Febrika Nurfianti - 1222200198
155. PENGERTIAN FILSAFAT PANCASILA
Filsafat pancasila dapat didefinisikan sebagai refleksi kritis dan rasionl
tentang pancasila sebagai dasar negara dan kenyataan budaya
bangsa, dengan tujuan untuk mendapatkan pokok-pokok
pengertiannya yang mendasar dan menyeluruh. Pancasila dikatakan
sebagai filsafat karena pancasila merupakan hasil perenungan jiwa
yang mendalam yang dilakukan oleh the founding fathers Indonesia,
yang di tuangkan dalam suatu system (Abdul Gani 1998).
156. FUNGSI FILSAFAT PANCASILA
1. Pancasila sebagai Jiwa Bangsa Indonesia
Setiap bangsa mempunyai jiwanya masing-masing. Pancasila sebagai jiwa
bangsa Indonesia berfungsi agar Indonesia tetap hidup dalam jiwa pancasila.
2. Pancasila sebagai Kepribadian Bangsa Indonesia
Fungsi pancasila sebagai kepribadian bangsa yaitu sebagai hal yang
memberi ciri khas bagi bangsa dan menjadi pembeda dari bangsa lain.
157. 3. Pancasila sebagai Sumber dari Segala Sumber Hukum
Fungsi pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum yaitu mengatur
semua hukum yang berlaku di Negara Indonesia.
4. Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia
Fungsi pancasila sebagai pandangan hidup adalah masyarakat Indonesia
harus menjadikan pancasila sebagai petunjuk atau pedoman kehidupan
sehari-hari.
5. Pancasila sebagai Cita-Cita dan Tujuan Bangsa Indonesia
Pancasila dimuat di pembukaan UUD 1945, hal ini menjadikan pancasila
sebagai tujuan dan cita-cita bangsa Indonesia.
158. TUJUAN FILSAFAT PANCASILA
1. Untuk menciptakan bangsa yang religius dan taat kepada Tuhan Yang
Maha Esa.
2. Menjadi bangsa yang menjunjung keadilan, baik secara sosial maupun
ekonomi.
3. Menjadi bangsa yang menghargai hak asasi manusia (HAM), seperti
yang dirangkum dalam hubungan HAM dengan Pancasila sebagai dasar
negara kita.
4. Untuk menciptakan bangsa yang menjunjung tinggi demokrasi.
5. Menjadi bangsa yang nasionalis dan mencintai tanah airnya, yaitu tanah
air Indonesia.
160. Dasar Ontologis
Manusia sebagai pendukung pokok sila–sila pancasil secara ontologis
memiliki hal–hal yg mutlak, yaitu terdiri atas susunan kodrat, raga dan jiwa
jasmani dan rohani, sifat kodrat manusia adalah sebagai makhluk individu
dan makhluk sosial, serta keddukan kodrat manusia sebagai makhluk
pribadi berdiri sendiri dan sebagai makhluk tuhan yang maha esa. Oleh
karena kedudukan kodrat manusia sebagai makhluk pribadi berdiri sendiri
dan sebagai makhluk tuhan inilah maka secara hierarkis sila pertama
ketuhanan yg maha esa mendasari dan menjiwai keempat sila – sila
pancasila yg lainnya
161. Dasar Epistemologis
Sebagai suatu ideologi maka pancasila memiliki tiga unsur pokok agar dapat
menarik loyalitas dan pendukungnya yaitu 1. Logos yaitu rasionalitas atau
penalarannya 2. Pathos yaitu penghayatannya 3. Ethos yaitu kesusilaannya
(wibisono, 1996:3) Dasar epistemologis pancasila pada hakikatnya tidak
dapat dipisahkan dengan dasar ontologisnya. Pancasila sebagai suatu
ideologi bersumber pada nilai – nilai dasarnya yaitu filsafat pancasilaa
(Soeryanto, 1991:51).
162. Terdapat tiga persoalan yang mendasar dalam epistemologi yaitu: pertama
tentang sumber pengethuan manusia, kedua tentang teori kebenaran
pengetahuan manusia, ketiga tentang watak pengetahuan manusia (titus,
1984:20). Adapun potensi atau daya untuk meresapkan pengetahuan atau
dengan lain perkataan transformasi pengetahuan terdapat tingkatan sebagai
berikut: xvii demonstrasi, imajinasi, asosiasi, analogi, refleksi, intuisi,
inspirasi dan ilham (Notonagoro, tanpa tahun:3).
163. Dasar Aksiologis
Aksiologi merupakan cabang filsafat ilmu yang mempertanyakan
bagaimana manusia menggunakan ilmunya. Aksiologi adalah ilmu yang
membicarakan tentang tujuan ilmu pengetahuan itu sendiri. Jadi Aksiologi
merupakan ilmu yang mempelajari hakikat dan manfaat yang sebenarnya
dari pengetahuan, dan sebenarnya ilmu pengetahuan itu tidak ada yang
siasia kalau kita bisa memanfaatkannya dan tentunya dimanfaatkan
dengan sebaik-baiknya dan di jalan yang baik pula. Karena akhir-akhir ini
banyak sekali yang mempunyai ilmu pengetahuan yang lebih itu
dimanfaatkan di jalan yang tidak benar.
165. Nama Kelompok :
1. Annisa Lailatul Nikmah - 1222200196
2. Zahra Febriana Taufiq - 1222200197
3. Febrika Nurfianti - 1222200198
KELOMPOK 6
166. PENGERTIAN FILSAFAT ILMU
Filsafat Ilmu adalah cabang filsafat yang membahas konsep,
metodologi, dan asumsi- asumsi yang mendasari pengetahuan ilmiah.
Filsafat ilmu membahas pertanyaan-pertanyaan seperti apa itu
pengetahuan, bagaimana cara memperoleh pengetahuan, dan
bagaimana kita bisa memastikan bahwa pengetahuan tersebut benar
dan dapat diandalkan. Secara lebih umum, filsafat ilu membahas
hubungan antara pengetahuan ilmiah dan realitas yang kita amati dan
coba kita pahami.
167. CABANG-CABANG FILSAFAT ILMU
1. Epistemologi: Filsafat ilmu cabang ini membahas konsep pengetahuan
dan bagaimana kita memperoleh pengetahuan. Epistemologi
mempertanyakan bagaimana kita bisa memastikan kebenaran
pengetahuan dan apa yang membuat pengetahuan itu andal.
2. Metodologi: Filsafat ilmu cabang ini membahas metode-metode yang
digunakan dalam menghasilkan pengetahuan ilmiah. Metodologi
mencakup pertanyaan tentang bagaimana kita merancang
eksperimen, bagaimana kita menganalisis data, dan bagaimana kita
memastikan keandalan hasil penelitian.
168. 3. Ontologi: Filsafat ilmu cabang ini membahas sifat realitas dan objek-
objek yang diteliti dalam ilmu pengetahuan. Ontologi mempertanyakan
apa yang ada dan bagaimana realitas itu dibentuk
4. Aksiologi: Filsafat ilmu cabang ini membahas nilai-nilai yang
mendasari penelitian dan praktik-praktik ilmiah. Aksiologi membahas
pertanyaan tentang bagaimana nilai-nilai ini mempengaruhi praktik-
praktik ilmiah dan bagaimana nilai-nilai tersebut dapat diterapkan
dalam konteks penelitian.
169. Filsafat ilmu berperan penting dalam penelitian
karena membantu kita memahami dasar-
dasar dan implikasi dari pengetahuan
ilmiah. Dengan mempertanyakan dasar-
dasar pengetahuan dan praktik-praktik
ilmiah, filsafat ilmu membantu kita
memastikan keandalan pengetahuan ilmiah
dan menemukan cara untuk meningkatkan
kualitas penelitian.
170. Dalam praktiknya, filsafat ilmu dapat membantu
peneliti dalam merancang metodologi
penelitian yang lebih baik, memperbaiki
analisis data, dan membuat kesimpulan yang
lebih tepat. Filsafat ilmu juga dapat membantu
dalam mempertimbangkan implikasi etis dari
penelitian dan mempertanyakan bagaimana
nilai-nilai mempengaruhi penelitian dan praktik-
praktik ilmiah.
171. PENGERTIAN METODOLO
PENELITIAN
Metodologi penelitian adalah suatu cara atau pendekatan
yang digunakan untuk memecahkan masalah atau
mencari jawaban atas pertanyaan penelitian dengan
menggunakan prosedur dan teknik yang telah
ditetapkan secara sistematis dan logis. Metodologi
penelitian digunakan untuk menentukan pendekatan
yang tepat dalam mengumpulkan, menganalisis, dan
menginterpretasi data dalam penelitian.
172. 1. Penentuan topik penelitian
Penentuan topik penelitian merupakan tahapan awal dalam penelitian.
Pilihlah topik yang sesuai dengan minat, kemampuan, dan sumber daya
yang tersedia. Setelah topik telah ditentukan, pastikan bahwa topik tersebut
masih relevan dengan masalah yang sedang dihadapi atau sesuai dengan
tren dan perkembangan terbaru.
2. Perumusan masalah
Setelah topik penelitian telah ditentukan, langkah selanjutnya adalah
merumuskan masalah. Masalah harus dirumuskan secara jelas, terfokus,
dan relevan dengan topik penelitian yang telah ditentukan.
TAHAPAN DALAM METODOLOGI PENELITIAN
173. 3. Penyusunan kerangka konseptual
Penyusunan kerangka konseptual berguna untuk membangun landasan
teori yang dapat membantu dalam menjawab masalah penelitian. Kerangka
konseptual dapat berupa pemikiran atau hipotesis yang menggambarkan
hubungan antara variabel yang akan diteliti
4. Penyusunan hipotesis
Hipotesis adalah pernyataan yang diajukan untuk diuji kebenarannya dalam
penelitian. Hipotesis harus dirumuskan secara jelas dan terfokus
berdasarkan kerangka konseptual yang telah dibuat.
174. 5. Penentuan metode penelitian
Metode penelitian adalah pendekatan yang digunakan untuk mengumpulkan
data dalam penelitian. Ada beberapa metode penelitian yang dapat
digunakan, seperti penelitian kuantitatif, penelitian kualitatif, atau kombinasi
keduanya. Pilihlah metode penelitian yang sesuai dengan tujuan penelitian
dan data yang akan dikumpulkan
6. Pengumpulan data
Setelah metode penelitian ditentukan, langkah selanjutnya adalah
mengumpulkan data. Data dapat dikumpulkan dengan menggunakan teknik
pengumpulan data yang telah ditentukan, seperti observasi, wawancara,
angket, atau dokumentasi.
175. 7. Analisis data
Setelah data terkumpul, langkah selanjutnya adalah menganalisis data.
Analisis data dapat dilakukan dengan menggunakan teknik analisis statistik
atau metode kualitatif, tergantung pada jenis data vana dilcumvillean dan
metode nenelitian yang digunakan.
8. Kesimpulan
Setelah analisis data selesai dilakukan, langkah terakhir adalah membuat
kesimpulan berdasarkan hasil penelitian. Kesimpulan harus didasarkan pada
temuan yang diperoleh dari analisis data dan harus mampu menjawab
masalah penelitian yang telah dirumuskan.
176. Filsafat ilmu memberikan kontribusi penting dalam pengembangan
metodologi penelitian. Sebagai disiplin ilmu yang berbicara tentang sifat ilmu
pengetahuan, filsafat ilmu memberikan landasan teoretis yang
memungkinkan metodologi penelitian untuk terus berkembang dan
meningkatkan kualitas penelitian. Konsep-konsep yang terkait dengan filsafat
ilum seperti ontologi, epistemologi, dan aksiologi memiliki pengaruh besar
dalam perancangan dan pelaksanaan penelitian.
KONTRIBUSI FILSAFAT ILMU DALAM
METODOLOGI PENELITIAN
177. HUBUNGAN ANTARA FILSAFAT ILMU DAN
METODOLOGI PENELITIAN
Filsafat ilmu dan metodologi penelitian adalah dua bidang
studi yang saling terkait dan saling mempengaruhi satu
sama lain. Filsafat ilmu membahas tentang konsep-konsep
dan teori-teori yang mendasari ilmu pengetahuan,
sedangkan metodologi penelitian membahas tentang teknik
dan tahapan yang digunakan dalam melakukan penelitian.