Tujuan penulisan makalah ini untuk mengetahui 1. Menegetahui Makna Kalam Khabar, 2. Menegetahui Tujuan Kalam Khabar, 3. Menegetahui Macam-Macam Kalam Khabar, 4. Menegetahui Kalam Khabar yang Keluar dari Ketentuan Lahiriahnya
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 6.pdf
Kalam Khabar.pdf
1. BALAGHAH
Makalah
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Tugas
Mata Kuliah Balaghah
Fauzy Mustamin Hamid
80400222017
Dosen Pengampu:
Dr. H. Mohamad Harjum, M. Ag.
PENDIDIKAN BAHASAARAB
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN
MAKASSAR TAHUN AJARAN
2022-2023
2. i
KATA PRNGANTAR
Assalaamu’alaikumWarahmatullaahiWabarakaatuhu
Alhamdulillaah, Pujisyukur kita panjatkan ke hadirat Allah Subhanaahu
Wata’ala, atas berkat rahmat, taufik dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga
dapat menyelesaikan makalah ini yang insya Allah sesuai dengan yang diharapkan.
Salawat dan salam selalu ter curahkan kepada Rasulullah Shallallaahu
‘alaihiwasallam, Nabi dan Rasul yang berhasil menyelamatkan umatnya dari
tebing-tebing kehancuran menuju puncak-puncak kejayaan
Makalah dengan pembahasan kalam khabar disusun untuk memenuhi tugas
mata kuliah balaghah. Dalam penyusunan makalah ini, dengan tulus ikhlas penulis
menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan
dan partisipasinya untuk keberhasilan dalam penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih memiliki
kekurangan dan memerlukan perbaikan. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah berikutnya.
Akhir kata, penyusun berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
untuk kita semua.
Samata, 21 September 2023
Penyusun
3. ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................. i
DAFTAR ISI................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................ 1
A. Latar Belakang .................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah............................................................................. 2
C. Tujuan Penulisan............................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN............................................................................. 3
A. Makna Kalam Khabar....................................................................... 3
B. Tujuan Kalam Khabar....................................................................... 7
C. Macam-Macam Kalam Khabar......................................................... 11
D. Kalam Khabar yang Berbeda Ketentuan Lahiriahnya...................... 12
BAB III PENUTUP..................................................................................... 15
A. Kesimpulan ....................................................................................... 15
B. Saran.................................................................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 16
4. 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu balaghah adalah ilmu yang mempelajari kaidah-kaidah mengenai gaya
bahasa untuk digunakan dalam pembicaraan dan tulisan. Ilmu balagah penting
untuk dipelajari sebab dengan memahami ilmu balaghah mampu memberikan
keyakinan bahwa al-Qur’an benar-benar kalam yang sempurna, bernilai mukjizat,
dan mengandung bahasa yang sungguh menakjubkan.
Al-Qur’an diturunkan memberikan perkembangan pesat terhadap ilmu
balagah karena al-Qur’an sebagai kitab pegangan umat Islam menjadikan para
pakar bahasa Arab untuk mengonsep berbagai macam pengetahuan yang dapat
digunakan untuk menjaga keasliannya, membantu memahaminya, dan menemukan
sisi-sisi keindahannya.
Ilmu balagah memiliki tiga fokus pembahasan yaitu ilmu ma’ani, bayan,
dan badi’. Ilmu ma’ani membahas tentang cara berbahasa sesuai dengan konteks
atau tuntutan keadaan saat ia berbicara sementara ilmu bayan membahas tentang
ide-ide, gagasan, atau maksud dan tujuan dengan bahasa yang indah dan menarik
dan ilmu badi’membahasa tentang hal-hal yang dapat memperindah sebuah bahasa,
baik dari aspek lafaz maupun maknanya.
Ilmu ma’ani secara garis besar memiliki beberapa objek kajian yaitu
kalam khabar, insya’, qashr, fashal, washal, ijaz, ithnab, dan musawah. Dari
beberapa objek kajian ilmu ma’ani tersebut tidak semua akan di bahas dalam
makalah ini karena pembahasannya terlalu banyak dan luas sehingga fokus pada
5. 2
makalah ini adalah kalam khabar, dengan harapan dapat memberikan pengetahuan
dan pemahaman kepada pembaca dan terutama untuk penulis itu sendiri.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Makna Kalam Khabar?
2. Bagaimana Tujuan Kalam Khabar?
3. Bagaimana Macam-Macam Kalam Khabar?
4. Bagaimana Kalam Khabar yang Keluar dari Ketentuan Lahiriahnya?
C. Tujuan
1. Menegetahui Makna Kalam Khabar
2. Menegetahui Tujuan Kalam Khabar
3. Menegetahui Macam-Macam Kalam Khabar
4. Menegetahui Kalam Khabar yang Keluar dari Ketentuan Lahiriahnya
6. 3
BAB II
PEMABAHASAN
A. Makna Kalam Khabar
Kalam khabar/khabariyah dalam ilmu balaghah termasuk dalam
pembahasan ilmu ma’ani. Kalam khabar secara bahasa dapat diartikan sebagai
berita sedangkan menurut istilah adalah
ُ
راخلب
ُ
ُ
ُ
حَ
هوُماُي
ُ
َت
ُ
م
ُ
ر
ل
ُ
ُ
ُ
الص
ُح
د
َُ
ق
ُ
ُ
َُ
الكذبو
ُ
ُ
لذاته
1
Artinya
“Khabar adalah sesuatu yang berpotensi benar atau salah”
ُ
َف
ُ
َاخل
ُ
رَ
ب
ُُ
ُ
َ
م
ُ
َاُي
ُ
ص
ُ
ح
ُ
ُ
ُ
َأ
ُح
ن
ُ
ُ
ُ
ري
ُ
َ
ق
ُر
ال
ُ
ُ
ُ
ل
ُ
َ
ق
ُ
ائ
ُ
ل
ُ
ه
ُ
ُ
ُ
إ
ُ
ن
ُ
ره
ُ
ُ
ُ
َ
ص
ُ
اد
ُ
ق
ُ
ُ
ُ
ف
ُ
حي
ُ
ه
ُُ
ُ
َأ
ُح
و
ُ
ُ
َُ
ك
ُ
اذ
ُ
ب
ُ
َفُ،
ُ
إ
ُح
ن
ُ
ُ
َُ
ك
َُ
نا
ُ
ُ
َُ
كال
ُ
َل
ُ
ر
م
ُُ
ُ
ر
م
ُ
َط
ُ
اب
ُ
ق
ُ
اُل
ُ
حل
ُ
َ
و
ُ
اق
ُ
ع
ُ
ُ
َُ
ك
َُ
نا
ُ
ُ
ُ
َق
ُ
ائ
ُ
ل
ُ
ه
ُ
ُ
َ
ص
ُ
اد
ُ
ق
ُ
َ
ُو،ا
ُ
إ
ُح
ن
ُ
ُ
َُ
ك
َُ
نا
ُ
ُ
ُ
َغ
ُ
رح
ي
ُ
ُ
ر
م
ُ
َط
ُ
اب
ُ
ق
ُ
ُ
َل
ُ
ره
ُ
ُ
َُ
ك
َُ
نا
ُ
ُ
ُ
َق
ُ
ائ
ُ
رل
ُ
ره
ُ
ُ
َُ
ك
ُ
اذ
ُ
ب
2
Artinya
“Khabar adalah kalimat yang ucapannya dapat dikatakan sebagai orang
yang benar atau dusta. Apabila kalimat itu sesuai dengan kenyataan maka
ucapannya itu benar dan apabila kalimat itu tidak sesuai dengan kenyataan
maka kalimat itu adalah dusta”.
ُ
َُوهيُاجلملةُاليتُاشت،اجلملةُاخلبية
ُح
ملت
ُ
ُ
َُ
علىُخ
َُ
ب
ُ
ُ
ُ
َ
م
ُ
َفُ،ا
َُ
م
ُح
ض
ُر
م
ُ
ح
و
ُ
َن
ُ
اُإ
ُ
خبار
ُ
ُ
ُ
ُعن
ُ
َأ
ُح
م
ُ
ر
ُ
ُ
ُ
ُإجياب،ما
َُ
ُأوُس
ُ
حل
ُ
ب
ا
3
ُ
ُ.
Artinya
“Kalimat khbariyah adalah kalimat yang memuat suatu berita, isinya berupa
berita tentang suatu hal, baik positif maupun negatif”.
Berdasarkan hal tersebut dapat dikatakan bahwa kalam khabar adalah suatu
ucapan yang memiliki kemungkinan benar dan bohong tanpa menghiraukan orang
yang menyampaikannya, tanpa mengaitkan khabar dengan sesuatu yang dapat
1
Al-Sayyid Ahmad al-Hasyimi, Jawahir al-Balagah fi al-Ma’ani wa al-Bayan wa al-Badi’
(Cet. I; Bairut: al-Maktabah al-Ashriah, 1999), h. 55.
2
Ali al-Jarimi dan Mushthafah Amin, al- Balagah al-Wadhihah (t.t. Dar al-Ma’arif, 1999),
h. 139.
3
Abdu al-Rahman Hasan Habannah al-Mairani, al-Balagah al-Arabiyah (ususuha wa
‘ulumuha wa fununuha), Juz. I (Cet. I; Damaskus: Dar al-Qalam, 1966), h. 166.
7. 4
dibuktikan atau dapat ditentang, maknanya tidak bergantung pada orang yang
menyampaikan khabar dan termasuk dalam khabar adalah janji dan ancaman4
.
Kalam khabar terdiri atas dua unsur yaitu mahkum alaih dan mahkum bih,
unsur pertama disebut dengan musnad ilaih sementara unsur kedua disebut dengan
musnad, sebagai contoh dapat dilihat pada perkataan Abu Nawas
ُ
الر
ُ
ح
ز
ُر
ق
ُ
ُ
َ
و
ُح
ال
ُ
ح
ر
ُ
َ
م
ُ
ان
ُ
ُ
حَ
م
ُ
َ
ر
ُ
َر
اه
ُ
ُا
ُ
ُ
ُ
َب
ُ
َقُا
ُ
َ
ض
ُى
ُ
رللا
ُ
ُ
َ
و
ُ
َ
م
ُ
َقُا
ُ
د
ُ
َ
ر
ُ
ُا
ُ
َف
ا
ُح
ص
ُ
حب
ُ
ُ
إ
ُ
َذ
ُ
اُالد
ُح
ه
ُر
ر
ُ
ُ
َن
ُ
َب
ا
ُ
ُ
َن
ُحب
ُ
َ
و
ُ
ة
ُ
ُ
َف
ُر
ج
ُ
ن
ُ
ره
ُ
ُ
َح
ال
ُ
از
ُ
م
ُ
ُ
َأ
ُح
ن
ُ
ُ
َي
ُح
ص
ُ
َ
ب
ا
ُ
“Datang dan terhentinya rezeki itu ditentukan oleh keputusan dan kekuasaan
Allah. Oleh karena itu, bersabarlah bila waktu menimpakan bencana
kepadamu, karena perisai rang yang teguh hati adalah dengan bersabar”
ُاجلملة
ُ
ُاملسند
ُ
هالي
ُ
املسند
ُ
الوُالرزق
رمان
إيل
ُ
تاخرُالبي
ُ
الرزق
ُ
الرمانو
ُ
ُ
ُ
اهاُإخلرمجلةُم
ُ
ُ
ُ
فج
ن
ُأن ُالازم ُه
ُ
ابيص
ُ
ف
جنةُالازم
ُ
أن
ُ
يصب
5
ُ
Penyampaian sebuah khabar pada dasarnya dapat berupa jumlah ismiah dan
jumlah fi’liyah. Penggunaan jumlah ismiah menunjukkan suatu khabar yang
disampaikan memiliki makna tetap atau tetapnya musnad (khabar) bagi musnad
ilaih (mubtada). Namun kadang kala jumlah ismiah memiliki makna yang berbeda
atau memiliki maksud lain selain dari makna awalnya6
seperti perkataan yang
diungkapkan untuk memuji, mencela, khabar (perdikat)nya bukan fi’il ataupun
4
Abdu al-Rahman Hasan Habannah al-Mairani, al-Balagah al-Arabiyah (ususuha wa
‘ulumuha wa fununuha), h. 167
5
Ali al-Jarimi dan Mushthafah Amin, al- Balagah al-Wadhihah, h. 140-141.
6
Al-SayyidAhmad al-Hasyimi, Jawahir al-Balagah fi al-Ma’ani wa al-Bayan wa al-Badi’,
h. 66-67.
8. 5
jumlah fi’liah7
, sedangkan jika suatu berita disampaikan dalam jumlah fi’liyah
menunjukkan bahwa berita yang disampaikan berdasarkan kejadian yang terikat
oleh waktu8
. contoh
Jumlah ismiah ُر
الشمس
ُ
ُ
ُ
ر
م
ُ
ضيئة
Jumlah ismiah (pujian) ٍ
مْي ِ
ظ
َ
ع ٍ
ق
ُ
ل
ُ
خ ى
ٰ
ل
َ
ع
َ
ل
َ
ك
َّ
ن ِا َو
٤
Jumlah ismiah (terus menerus) ُ
َا
ُ
حل
ُ
ع
ُ
حل
ُ
ر
م
ُ
ُ
َُ
ن
ُ
ف
ُ
ع
Jumlah fi’liyah ُ
َأ
ُح
م
ُ
َط
ُ
رت
ُ
ُ
ُ
الس
َُ
م
ُ
راء
ُ
Musnad ilaih dalam ilmu balagah terdari dari mubtada, fa’il dan naibul
fa’il9
, isim kana, isim inna, maf’ul awwal (zanna dan saudaranya) sementara yang
dapat menjadi musnad adalah fi’il, khabar mubtada, khabar kaana dan khabar
inna10
. Musnad ilaih dapat dikenali dengan memperhatikan beberapa cara
penggunaannya yaitu11
:
1. Dhomir, tujuannya untuk menunjukkan keberadaan musnd ilaih sebagai
penyampai informasi, contoh
ُ
بُابنُعبدُاملطال
ُُ
نُأ
ُُ
بُ
ذُالنيبُالُك
ُأن
“Saya adalah Nabi tidak mungkin berbohong, saya anak Abdul Muthalib”
2. Isim ‘alam, tujuannya untuk memberikan nama khusus agar berbeda dengan
yang lain dan memunculkan makna dalam hari para pendengar, contoh QS.
al-Baqarah/2: 127
7
Ali al-Jarimi dan Mushthafah Amin, al- Balagah al-Wadhihah, h. 139.
8
Ali al-Jarimi dan Mushthafah Amin, al- Balagah al-Wadhihah, h. 146.
9
Abdul Aziz bin Ali al-Harabi, al-Balagah al-Muyassarah (Cet. II; Bairut: Dar Ibnu hizam,
2011), h. 25
10
Haniah, Al-Balagah al-Arabiyyah (Studi Ilmu Ma’ani dalam Menyingkap Pesan Ilahi)
(Cet. I; Makassar: Alauddin University Press, 2013), h. 86.
11
Abdul Aziz bin Ali al-Harabi, al-Balagah al-Muyassarah, h. 27
9. 6
ُ
ع
َ
ف ْ
رَي
ْ
ذ ِا َو
ُم ٖ
ه ٰ
رْب ِا
ِ
تْي
َ
ب
ْ
ال َ
ن ِم
َ
د ِاع َو
َ
ق
ْ
ال
ُ
لْي ِ
ع ٰم ْ
س ِا َو
ُمْيِل
َ
ع
ْ
ال ُ
عْي ِ
م َّ
الس
َ
ت
ْ
ن
َ
ا
َ
ك
َّ
ن ِا ا
َّ
ن ِم
ْ
لَّ
ب
َ
ق
َ
ت ا
َ
ن
َّ
ب َ
ر
١٢٧
Terjemahnya
“dan (Ingatlah) ketika Ibrahim meninggikan fondasi Baitullah bersama
Ismail (seraya berdoa), “Ya Tuhan kami, terimalah (amal) dari kami.
Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”.
3. Isim isyarah, tujuannya untuk merendahkan apabila menggunakan kata
tunjuk yang dekat dan mengagungkan apabila menggunakan kata tunjuk
yang jauh, contoh QS. al-Ankabut/29: 64
َو
ا َم
ِه ِ
ذ
ٰ
ه
َ
ن ْو ُم
َ
ل
ْ
عَي اْو
ُ
ان
َ
ك ْو
َ
لُۘ
ُ
ان َوَي
َ
ح
ْ
ال َ
ي ِ
ه
َ
ل
َ
ة َ
ر ِ
خ
ٰ
ا
ْ
ال َ
ار
َّ
الد
َّ
ن ِا َو ٌ
ب ِ
ع
َ
ل َّ
و ٌو ْه
َ
ل ا
َّ
ل ِا ٓا
َ
ي
ْ
ن
ُّ
الد
ُ
وةٰي
َ
ح
ْ
ال
٦٤
Terjemahnya
“Kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah senda gurau dan permainan.
Sesungguhnya negeri akhirat itulah kehidupan yang sebenarnya seandainya
mereka mengetahui”.
QS. al-Baqarah/2: 2
َ
كِل
ٰ
ذ
َۙ
َ
نْي ِ
ق
َّ
ت ُم
ْ
لِل ى
ً
د
ُ
ه ِۛه
ْي ِف ۛ َ
بْي َ
ر ا
َ
ل ُ
ب
ٰ
ت ِ
ك
ْ
ال
٢
Terjemahnya
“Kitab (al-Qur’an) ini tidak ada keraguan di dalamnya; (ia merupakan)
petunjuk bagi orang-orang yang bertakwa”
4. Alif lam, tujuannya untuk memberikan makna yang bersifat menyeluruh
terhadap makan yang dikandung, contoh QS. al-‘Asr/103: 2
ِا
َّ
ن
َ
ان َ
س
ْ
ن ِ
ا
ْ
ال
َۙ ٍ
ر
ْ
س
ُ
خ ْ
ي ِ
ف
َ
ل
٢
Terjemahnya
“Sesungguhnya manusia benar-benar berada dalam kerugian”
5. Nakirah, tujuannya untuk memberikan gambaran yang menjadi objek
pembicaraan tidak jelas12
contoh QS. al-Qashash/28: 20
َو
َۤءا
َ
ج
ٌ
ل
ُ
ج َ
ر
ى
ٰ
ٓس ْو ُمٰي
َ
ال
َ
قۖ
ى ٰع ْ
س
َ
ي ِة
َ
نْي ِ
د َم
ْ
ال ى َ
ص
ْ
ق
َ
ا ْ
ن ِم
َ
ن ِم
َ
ك
َ
ل ْ
ي ِ
ن ِا
ْ
جُ
ر
ْ
اخ
َ
ف
َ
ك ْو
ُ
ل
ُ
ت
ْ
قَيِل
َ
كِب
َ
ن ْو ُ
ر ِ
م
َ
ت
ْ
أَي
َ
ا
َ
ل َم
ْ
ال
َّ
ن ِا
َ
نْي ِ
ح ِ
ص
ّٰ
الن
٢٠
Terjemahnya
“ Seorang laki-laki datang bergegas dari ujung kota seraya berkata, “Wahai
Musa, sesungguhnya para pembesar negeri sedang berunding tentang
12
Haniah, Al-Balagah al-Arabiyyah (Studi Ilmu Ma’ani dalam Menyingkap Pesan Ilahi),
h. 94- 99
10. 7
engkau untuk membunuhmu. Maka, (lekaslah engkau) keluar (dari kota ini).
Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang memberi nasihat
kepadamu.”
6. Mendahulukan dan mengakhirkan, salah satu tujuannya untuk ikhtishash13
contoh QS. al-Fatihah/1: 5
ِا
َ
اكَّ
ي
ُ
دُب
ْ
ع
َ
ن
ُ
نْي ِ
ع
َ
ت ْ
س
َ
ن
َ
اكَّ
ي ِا َو
٥
Terjemahnya
“Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah
kami memohon pertolongan”.
Berdasarkan penjelasan tentang penggunaan musnad ilaih tersebut, musnad
juga memiliki beberapa cara penggunaan di antaranya:
1. Mendahulukan dan mengakhirkan musnad dengan tujuan untuk
pengkhususan.
2. Musnad apabila dalam keadaan ma’rifah maka musnad tersebut telah
dikenali
3. Musnad dalam keadaan nakirah karena tidak ada hal yang dapat
mema’rifakan
4. Musnad di sebutkan dalam kalimat memiliki beberapa tujuan yaitu, apabila
musnad dalam bentuk jumlah fi’liah maka makna yang terkandung terikat
waktu sementara jika dalam jumlah ismiah maka makna yang terkandung
bersifat tetap atau mutlak14
.
B. Tujuan Kalam Khabar
Kalam khbariyah pada dasarnya bertujuan menyampaikan berita agar dapat
tersampaikan kelawan bicara, secara garis besar kalam khbari memiliki dua tujuan
yaitu faidah al-khabar dan lazim al-faidah
13
Haniah, Al-Balagah al-Arabiyyah (Studi Ilmu Ma’ani dalam Menyingkap Pesan Ilahi),
h. 182.
14
Haniah, Al-Balagah al-Arabiyyah (Studi Ilmu Ma’ani dalam Menyingkap Pesan Ilahi),
h. 101-103.
11. 8
1. Faidah al-Khabar
Faidah al-khabar adalah menyampaikan suatu berita kepada lawan bicara
berdasarkan hukum yang terkandung dalam berita tersebut15
, contoh
ُ
ر
و
ُ
ل
َُ
د
ُ
ُ
ُ
النيب
ُ
ُ
صل
ي
ُ
ُ
للا
ُعلي
ه
ُ
ُ
وسل
م
ُ
ُ
َع
ُ
َ
ام
ُ
ُ
ُ
حلا
ُ
ف
ُ
حي
ُ
ر
ل
ُ
َ
ُو،
ُ
رأ
ُ
ح
و
ُ
ح
َُ
ي
ُ
ُ
ُ
إ
ُ
َل
ُ
حي
ُ
ه
ُ
ُ
ف
ُ
ُ
ُ
س
ُ
ن
ُ
ُ
ُ
َح
ال
ُ
ح
ر
ُ
َب
ُ
ع
َُح
ي
ُ
َ
ُو،
ُ
َأ
ُ
َق
ُ
َ
ام
ُ
ُ
ُ
َب
ُ
ك
ُ
َة
ُ
ُ
ُ
َث
ُ
َل
َُ
ث
ُ
ُ
ُ
َع
ُح
ش
ُ
َ
ر
ُ
َة
ُ
ُ
َُ
س
ُ
َن
ُ
ة
ُ،
ُ
َ
و
ُ
ب
ُ
حل
َُ
م
ُ
د
ُ
حي
ُ
َن
ُ
ة
ُ
ُ
ُ
َع
ُح
ش
ُ
ر
ا
16
.
Artinya
“Nabi Muhammad dilahirkan pada tahun Gajah, diturunkan wahyu
kepadanya pada ketika beliau berumur empat puluh tahun. Beliau bermukim
di Mekkah selama 13 Tahun dan di Madinah 10 Tahun”.
2. Lazim al-Faidah
Lazim al-faidah adalah memberikan khabar kepada lawan bicara mengenai
hukum yang terkandung di dalamnya akan tetapi lawan bicara telah mengetahui
berita tersebut17
, contoh
ُ
َل
ُ
َ
ق
ُح
د
ُ
ُ
ََ
ن
ُح
ض
َُ
ت
ُ
ُ
م
ُح
ن
ُ
ُ
َن
ُح
و
ُ
م
َُ
ك
ُ
ُ
حلا
ُ
َي
ُح
و
ُ
م
ُ
ُ
ر
م
ُ
َب
ُ
ك
ُ
ر
ا
18
.
Artinya
“Sesungguhnya kamu bangkit dari tidurmu hari ini pagi sekali”
Kedua tujuan khabar tersebut adalah tujuan yang paling lumrah
disampaikan lawan bicara akan tetapi kalam khabar juga dapat memiliki maksud
lain seperti:
3. Al-Istriham19
adalah menyampaikan sebuah berita dengan maksud untuk
mengasihani dan dikasihani, contoh
ُ
إ
ُ
ن
ُ
ُ
ُ
حلا
ُ
حَ
ب
ُ
َ
م
َُ
ك
ُ
َة
ُ
ُ
ُ
َلا
ُ
ذ
ُ
حي
َُ
ن
ُ
ُ
ر
ر
ُ
ر
م
ُ
و
ا
ُ
ُ
ُ
َُ
كحيَ
دَل
ُ
ب
َُ
د
ُ
اه
ُ
َي
ُ
حه
ُ
ُ
ُ
َ
ص
ُح
ف
ُر
ر
ُ
ُ
ُ
حلا
ُ
َ
و
ُح
ج
ُ
ه
ُ
ُ
ُ
َع
ُ
َل
ُ
حي
ُ
ه
ُح
م
ُ
ُ
خ
ُ
َل
ُ
ر
ع
ُ
ُ
حلا
َُ
م
َُ
ذ
ُ
ل
ُ
ة
ُ
ُ
َُ
ب
ُ
د
ُ
َي
ُ
حه
20
Terjemahnya
15
Ali al-Jarimi dan Mushthafah Amin, al- Balagah al-Wadhihah, h. 146.
16
Ali al-Jarimi dan Mushthafah Amin, al- Balagah al-Wadhihah, h. 144.
17
Ali al-Jarimi dan Mushthafah Amin, al- Balagah al-Wadhihah, h. 147.
18
Ali al-Jarimi dan Mushthafah Amin, al- Balagah al-Wadhihah, h. 144.
19
Al-Sayyid Ahmad al-Hasyimi, Jawahir al-Balagah fi al-Ma’ani wa al-Bayan wa al-
Badi’, h. 56.
20
Ali al-Jarimi dan Mushthafah Amin, al- Balagah al-Wadhihah,, h. 144.
12. 9
“Sesungguhnya orang-orang Barmak yang ditimpa bencana darimu wajah-
wajahnya menguning dan pakaiannya tampak hina”
4. Al-Dha’fi berarti menampakkan kelemahan, contoh QS. Maryam/19: 4
َ
ال
َ
ق
َ
ِٕكىۤا
َ
ع
ُ
دِب ْۢ ْ
ن
ُ
ك
َ
ا ْم
َ
ل َّ
و اًب
ْ
ي
َ
ش ُ
س
ْ
أ َّ
الر
َ
ل
َ
ع
َ
ت
ْ
اش َو ْي ِ
ن ِم ُم
ْ
ظ
َ
ع
ْ
ال َ
ن
َ
ه َو ْ
ي ِ
ن ِا ِ
ب َ
ر
اًّي ِ
ق
َ
ش ِ
ب َ
ر
٤
Terjemahnya
“Dia (Zakaria) berkata, “Wahai Tuhanku, sesungguhnya tulangku telah
lemah, kepalaku telah dipenuhi uban, dan aku tidak pernah kecewa dalam
berdoa kepada-Mu, wahai Tuhanku”.
5. Al-Tahassur21
berarti menunjukkan kekecewaan, contoh QS. Ali ‘Imran/3:
36
ُ
ا
ْ
ال
َ
ك ُ
ر
َ
ك
َّ
الذ َ
س
ْ
ي
َ
ل َو
ْ
ت
َ
ع
َ
ض َو ا
َ
مِب ُم
َ
ل
ْ
ع
َ
ا ُ ّٰ
اّٰلل َو ى
ٰ
ث
ْ
ن
ُ
ا ٓا َه
ُ
ت
ْ
ع
َ
ض َو ْ
ي ِ
ن ِا ِ
ب َ
ر
ْ
ت
َ
ال
َ
ق ا َه
ْ
ت
َ
ع
َ
ض َو ا
َّ
م
َ
ل
َ
ف
ۚى
ٰ
ث
ْ
ن
٣٦
Terjemahnya
“Ketika melahirkannya, dia berkata, “Wahai Tuhanku, aku telah melahirkan
anak perempuan.” Padahal, Allah lebih tahu apa yang dia (istri Imran)
lahirkan. “Laki-laki tidak sama dengan perempuan”
6. Al-Fakhr bermaksud untuk sombong, contoh sebagaimana dalam syair yang
mengatakan
ُ
َأ
َُ
ن
ُ
حلُا
ُ
َ
ق
ُ
ائ
ُر
د
ُ
ُ
ُ
َح
لا
ُ
ام
ُ
يُالذ
ُ
َ
م
َُ
ار
ُ
ُ
ُ
َ
و
ُ
إ
ُ
َّن
ُ
راُي
َُ
د
ُ
اف
ُ
ر
ع
ُ
ُ
ُ
َع
ُح
ن
ُ
ُ
ُ
َأ
ُح
ح
َُ
س
ُ
اب
ُح
م
ُ
ُ
َأ
َُ
ن
ُ
َأُ
ُح
و
ُ
ُ
ُ
م
ُ
حث
ُ
ل
ُ
ي
22
Artinya
“Saya adalah pemimpin yang melindungi al-Zumar, dan sesungguhnya
satu-satunya orang yang dapat membela mereka adalah saya atau orang
seperti saya”
7. Menghimbau untuk tetap dan berusaha contohnya perkataan Thahir bin Al-
Husani dalam suratnya kepada Al-Abbas bin Al-Musa Al-Hadi
ُ
َ
و
ُ
َل
ُ
حي
َُ
س
ُ
ُ
ُ
َأ
ُر
خ
ُح
لوُا
َُ
اج
ُ
ات
ُ
ُ
ُ
َ
م
ُح
ن
ُ
ُ
َُ
ب
َُ
ت
ُ
َُ
ن
ُ
ئ
ُ
م
ُ
َ
اُو
ُ
َل
ُ
ك
ُح
ن
ُ
ُ
َأ
ُر
خ
ُح
و
ُ
َُ
ه
ُ
َ
اُم
ُح
ن
ُ
ُ
ُ
َي
ُ
ب
ُ
حي
ُر
ت
ُ
ُ
َع
ُ
َل
ُ
َ
يُو
َُ
ج
ُحل
23
Artinya
“orang yang banyak kebutuhan itu bukanlah orang yang sepanjang malam
tidur nyenyak. Akan tetapi orang yang punya kebutuhan adalah orang yang
sepanjang malam dalam ketakutan”
21
Al-Sayyid Ahmad al-Hasyimi, Jawahir al-Balagah fi al-Ma’ani wa al-Bayan wa al-Badi’,
h. 56.
22
Abdu al-Rahman Hasan Habannah al-Mairani, al-Balagah al-Arabiyah (ususuha wa
‘ulumuha wa fununuha), h. 173.
23
Ali al-Jarimi dan Mushthafah Amin, al- Balagah al-Wadhihah,, h. 144.
13. 10
Sementara dalam kitab al-Balagah al-‘Arabiyah menyebutkan tujuan kalam
khabar ada empat belas di antaranya ada beberapa yang sama dengan yang telah
disebutkan sebelumnya seperti faidah al-khabar, lazim al-faidah, al-fakhr, al-
istirham, al-dha’fi dan al-tahassur. Sedangkan yang berbeda adalah
8. Al-Tadzkir (mengingatkan)
9. Al-Wa’dzhu (menasihati)
10. Al- Syaatimah (menghina)
11. Seseorang yang mengetahui berita itu, boleh jadi kedudukannya sama
dengan orang yang tidak mengetahuinya, karena dia tidak bertindak sesuai
dengan pengetahuannya.
12. Dapat dimaksudkan untuk memberitahukan kepada orang lain selain orang
yang disapa
13. Al-Madhu wa al-Tsanaau (memuji dan menyanjung) contoh
ُ
ضالروُاتواللهمُأنتُخالقُالسما
14. Al-Taubikh (teguran) contoh QS. al-Taubah/9: 25
...
َ
ن ْو
ُ
زِن
ْ
ك
َ
ت ْم
ُ
ت
ْ
ن
ُ
كا َم ا ْو
ُ
ق ْو
ُ
ذ
َ
ف ْم
ُ
ك ِ
س
ُ
ف
ْ
ن
َ
اِل ْم
ُ
ت
ْ
ز
َ
ن
َ
كا َم ا
َ
ذ
ٰ
ه
٣٥
Terjemahnya
“Inilah apa (harta) yang dahulu kamu simpan untuk dirimu sendiri (tidak
diinfakkan). Maka, rasakanlah (akibat dari) apa yang selama ini kamu
simpan.”
15. Al-Farhu (kegembiraan) 24
contoh QS. al-Zumar/39: 74
َو
َ
ۚفُۤءا
َ
ش
َ
ن
ُ
ث
ْ
ي
َ
ح ِة
َّ
ن
َ
ج
ْ
ال َ
ن ِم
ُ
ا َّ
وَب
َ
ت
َ
ن
َ
ض ْ
ر
َ
ا
ْ
ال ا
َ
ن
َ
ث َ
ر ْو
َ
ا َو ٗه
َ
د
ْ
ع َو ا
َ
ن
َ
ق
َ
د
َ
ص ْ
ي ِ
ذ
َّ
ال ِ
ّٰ
ِ
ّٰلل
ُ
د ْم
َ
ح
ْ
ال وا
ُ
ال
َ
ق
َ
نْيِل ِ
م
ٰ
ع
ْ
ال ُ
ر
ْ
ج
َ
ا َم
ْ
عِن
٧٤
Terjemahnya
“Mereka berkata, “Segala puji bagi Allah yang telah memenuhi janji-Nya
dan mewariskan bumi (di akhirat) ini kepada kami sehingga dapat
menempati surga sesuai dengan kehendak kami.” (Surga adalah) sebaik-
baik balasan bagi orang-orang yang beramal (saleh)”.
24
Abdu al-Rahman Hasan Habannah al-Mairani, al-Balagah al-Arabiyah (ususuha wa
‘ulumuha wa fununuha), h. 173-175.
14. 11
C. Macam - Macam Kalam Khabar
Khabar berdasarkan kondisi mukhatabnya di bagi menjadi tiga yaitu:
1. Kalam Ibtida’i
Kalam ibtidai’i terjadi apabila penerima informasi sama sekali tidak
mengetahui informasi yang akan disampaikan sehingga kalimat yang disampaikan
tidak disertai dengan huruf taukid25
contoh QS. al-Alaq/96: 1-5
ۚ
َ
ق
َ
ل
َ
خ ْ
ي ِ
ذ
َّ
ال
َ
كِب َ
ر ِ
م ْ
اسِب
ْ
أ َ
ر
ْ
ق ِا
١
ۚ ٍ
ق
َ
ل
َ
ع ْ
ن ِم
َ
ان َ
س
ْ
ن ِ
ا
ْ
ال
َ
ق
َ
ل
َ
خ
٢
َۙ
ُ
م َ
ر
ْ
ك
َ
ا
ْ
ال
َ
كُّب َ
ر َو
ْ
أ َ
ر
ْ
ق ِا
٣
َۙ ِ
م
َ
ل
َ
ق
ْ
الِب َم
َّ
ل
َ
ع ْ
ي ِ
ذ
َّ
ال
٤
ْم
َ
ل
ْ
عَي ْم
َ
ل ا َم
َ
ان َ
س
ْ
ن ِ
ا
ْ
ال َم
َّ
ل
َ
ع
٥
Terjemahnya
“(1) Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan! (2) Dia
menciptakan manusia dari segumpal darah (3) Bacalah! Tuhanmulah Yang
Mahamulia (4) yang mengajar (manusia) dengan pena (5) Dia mengajarkan
manusia apa yang tidak diketahuinya”.
2. Kalam Thalabi
Kalam thalabi terjadi apabila lawan bicara ragu terhadap informasi yang
disampaikan dan membutuhkan keyakinan terhadap informasi tersebut sehingga
membutuhkan taukid contoh QS Yasin/36: 14
ٓا
َ
ن
ْ
ل َ
س ْ
ر
َ
ا
ْ
ذ ِا
ٓا ْو
ُ
ال
َ
ق
َ
ف ٍ
ثِلا
َ
ثِب ا
َ
ن
ْ
ز َّ
ز
َ
ع
َ
ف ا
َ
م
ُ
ه ْوُب
َّ
ذ
َ
ك
َ
ف ِ
نْي
َ
ن
ْ
اث ُم ِ
هْي
َ
ل ِا
ٓا
َّ
ن ِا
َ
ن ْو
ُ
ل َ
س ْ
ر ُّم ْم
ُ
كْي
َ
ل ِا
١٤
Terjemahnya
“Ketika kami mengutus kepada mereka dua orang utusan, lalu mereka
mendustakan keduanya. Kemudian Kami menguatkan dengan (utusan) yang
ketiga. Maka, ketiga (utusan itu) berkata, “Sesungguhnya kami adalah
orang-orang yang diutus kepadamu.”
3. Kalam Ingkari
Kalam ingkari terjadi apabila lawan bicara dalam kondisi terang-terangan
mengingkari khabar yang disampaikan oleh pembicara. Dalam kondisi demikian
kalimat wajib disertai penguat dengan satu penguat atau lebih sesuai dengan
frekuensi keingkarannya26
contoh QS Yasin/36: 16
25
Ali al-Jarimi dan Mushthafah Amin, al- Balagah al-Wadhihah, h. 155.
26
Abdul Aziz bin Ali al-Harabi, al-Balagah al-Muyassarah, h. 24
15. 12
ُم
َ
ل
ْ
عَي ا
َ
ن
ُّ
ب َ
ر ا ْو
ُ
ال
َ
ق
ٓا
َّ
ن ِا
ْم
ُ
كْي
َ
ل ِا
ُم
َ
ل
َ
ن ْو
ُ
ل َ
س ْ
ر
١٦
Terjemahnya
“Mereka (para rasul) berkata, “Tuhan kami mengetahui bahwa
sesungguhnya kami benar-benar para utusan(-Nya) kepadamu”.
Sebagai catatan bahwa penggunaan huruf taukid dalam kalam khabar
memiliki banyak macam di antaranya inna, anna, huruf qasam, lam ibtida’i, nun
taukid, huruf tanbih, huruf zaidah, qad, dan amma as-Syarthiyah27
. Berdasarkan
penjelasan tersebut menunjukkan bahwa penggunaan huruf taukid dalam kalam
khabari tergantung pada lawan bicara apakah ia menerima, ragu atau bahkan
menolak.
D. Kalam Khabar yang Berbeda Ketentuan Lahiriahnya
Ketentuan lahiriah kalam khabar ada tiga yaitu, (1) Khabar disampaikan ke
lawan bicara tanpa menggunakan huruf taukid karena lawan bicara menerima
sepenuhnya informasi, (2) Khabar disampaikan ke lawan bicara dengan
menggunakan huruf taukid karena lawan bicara tampak ragu dan (3) Khabar
disampaikan dengan harus menyertakan huruf taukid karena lawan bicara secara
nyata ingkar terhadap informasi yang disampaikan. Namun kadang kala kalam
khabar berbeda dengan ketentuan aslinya disebabkan oleh beberapa hal yaitu,
1. Penerima informasi (menerima informasi sepenuhnya berposisi sebagai
orang yang ragu terhadap informasi yang disampaikan karena didahului
suatu hukum, contoh QS. Hud/11: 37
َو
َ
ن
ْ
ي ِ
ذ
َّ
ال ىِف ْي ِ
نْب ِ
اط
َ
خ
ُ
ت ا
َ
ل َو ا
َ
نِي
ْ
ح َو َو ا
َ
نِن
ُ
ي
ْ
ع
َ
اِب
َ
ك
ْ
ل
ُ
ف
ْ
ال ِ
ع
َ
ن
ْ
اص
ا ْو ُم
َ
ل
َ
ظ
ۚ
َّ
ن ِا
َ
ن ْو
ُ
ق َ
ر
ْ
غ ُّم ْم
ُ
ه
٣٧
Terjemahnya
“Buatlah bahtera dengan pengawasan dan petunjuk wahyu Kami dan
janganlah engkau bicarakan (lagi) dengan-Ku tentang (nasib) orang-orang
yang zalim. Sesungguhnya mereka itu akan ditenggelamkan.”
27
Ali al-Jarimi dan Mushthafah Amin, al- Balagah al-Wadhihah, h. 156.
16. 13
2. Penerima informasi tidak termasuk dalam golongan ingkar terhadap
informasi yang disampaikan akan tetapi dianggap ingkar karena ada
beberapa tanda pengingkaran padanya, contoh QS. al-Mu’minun/23: 15
ُ
ث
َّ
م
ُ
ك
َّ
ن ِا
َ
ن ْو
ُ
تِي َم
َ
ل
َ
كِل
ٰ
ذ
َ
د
ْ
عَب ْم
١٥
Terjemahnya
“Kemudian, sesungguhnya kamu setelah itu benar-benar akan mati”.
3. Penerima informasi termasuk dalam golongan ingkar terhadap informasi
yang disampaikan akan tetapi namun apabila dihadirkan bukti atau dalil
maka keingkarannya hilang28
, contoh QS. al-Baqarah/2: 163
َو
ࣖ ُمْي ِ
ح َّ
الر ُ
ن ٰم
ْ
ح َّ
الر َو
ُ
ه ا
َّ
ل ِا
َ
ه
ٰ
ل ِٓاا
َ
لۚ
ٌ
د ِ
اح َّ
و
ٌ
ه
ٰ
ل ِا ْم
ُ
ك ُه
ٰ
ل ِا
١٦٣
Terjemahnya
“Tuhan kamu adalah Tuhan Yang Maha Esa. Tidak ada tuhan selain Dia
Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang”.
Sementara dalam kitab al-Balagah al-Arabiyah penyimpangan makna
khabar dari makna aslinya terbagi menjadi tiga yaitu:
1. Kalam khabar dalam bentuk perintah, contoh QS. al-Baqarah/2: 233
ُ
ت
ٰ
ِدل ٰو
ْ
ال َو ۞
َّ
ن
ُ
ه
َ
اد
َ
ل ْو
َ
ا َ
ن
ْ
ع ِ
ض ْ
رُي
َ
ة
َ
اع
َ
ض َّ
الر َّ
مِتُّي
ْ
ن
َ
ا
َ
اد َ
ر
َ
ا ْ
ن َمِل ِ
نْي
َ
ل ِام
َ
ك ِ
نْي
َ
ل ْو
َ
ح
….
٢٣٣
Terjemahnya
“Ibu-ibu hendaklah menyusui anak-anaknya selama dua tahun penuh, bagi yang
ingin menyempurnakan penyusuan…”
2. Kalam khabar dalam bentuk larangan, contoh QS. al-Baqarah/2: 197
ٌ
ت ٰم ْو
ُ
ل
ْ
ع َّ
م ٌ
ر ُه
ْ
ش
َ
ا
ُّ
ج
َ
ح
ْ
ل
َ
ا
ۚ
َّ
ج
َ
ح
ْ
ال َّ
ن ِ
هْي ِف
َ
ض َ
ر
َ
ف ْ
ن َم
َ
ف
َ
ث
َ
ف َ
ر ا
َ
ل
َ
ف
ا
َ
ل َو
ِ
ج
َ
ح
ْ
ال ىِف
َ
ال
َ
د ِ
ج ا
َ
ل َو
َ
ق ْو ُ
س
ُ
ف
…
١٩٧
Terjemahnya
“(Musim) haji itu (berlangsung pada) bulan-bulan yang telah dimaklumi.
Siapa yang mengerjakan (ibadah) haji dalam (bulan-bulan) itu, janganlah
berbuat rafaṡ, berbuat maksiat, dan bertengkar dalam (melakukan ibadah)
haji”.
28
Ali al-Jarimi dan Mushthafah Amin, al- Balagah al-Wadhihah, h. 164-165.
17. 14
3. Kalam khabar dalam bentuk doa atau harapan29
seperti dalam firman Allah
Q.S Yusuf/12: 92
َ
م ْوَي
ْ
ال ُم
ُ
كْي
َ
ل
َ
ع َ
بْي ِ
ر
ْ
ث
َ
ت ا
َ
ل
َ
ال
َ
ق
ْم
ُ
ك
َ
ل ُ ّٰ
اّٰلل ُ
ر ِف
ْ
غَي
ۖ
َ
نْي ِ
مِح ّٰ
الر ُم
َ
ح ْ
ر
َ
ا َو
ُ
ه َو
٩٢
Terjemahnya
“Dia (Yusuf) berkata, “Pada hari ini tidak ada cercaan terhadap kamu,
mudah-mudahan Allah mengampuni kamu. Dia Maha Penyayang di antara
para penyayang”.
Kalam khabar sebagaimana yang telah dipaparkan menunjukkan bahwa ada
beberapa kondisi yang menyebabkan kalam khabar keluar dari ketentuan awalnya
seperti mukhatab (menerima informasi sepenuhnya) ragu, tidak termasuk ingkar
tapi dianggap ingkar, masuk dalam golongan ingkar tapi akan hilang keingkarannya
jika di tunjukkan bukti-bukti dan kadang kala kalam khabar di dalamnya tersirat
kata perintah, larangan dan doa.
29
Abdu al-Rahman Hasan Habannah al-Mairani, al-Balagah al-Arabiyah (ususuha wa
‘ulumuha wa fununuha), h. 175-177.
18. 15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Kalam khabar adalah berita yang disampaikan kepada lawan bicara yang
dapat berupa kebenaran dan kebohongan
2. Tujuan kalam khabar umumnya ada dua yaitu faidah al-khabar dan lazim
al-faidah namun bisa juga memiliki tujuan lain seperti al-istirham, al-
dha’fi, al-tahassur, al-fakhr, al-tadzkir, al-wa’dzhu, al-syatimah, al-madhu
wa al-tsanaau, al-tabikh, al-farhu, himbauan untuk terus berusaha,
kedudukan informan sama dengan penerima informasi karena perbuatannya
dan pemberitahuan kepada orang lain selain orang yang disapa
3. Macam kalam khabar ada tiga yaitu kalam ibtida’i, kalam thalabi dan kalam
inkari
4. Kalam khabar yang keluar dari ketentuan awalnya ada enam yaitu
mukhatab yang ragu dengan informasi karena di dahului suatu hukum,
mukhatab termasuk ingkar karena ada beberapa tanda pengingkaran,
mukhatab termasuk golongan ingkar namun apabila ada bukti maka
keingkarannya akan hilang, kalam khabar yang bersifat perintah, larangan
dan doa
B. Saran
Berdasarkan apa yang telah dipaparkan penulis berharap pembahasan kalam
khabar memberikan wawasan untuk memahami kalam khabar dan pembahasan
tersebut tidak hanya sampai di sini saja akan tetapi bisa dikembangkan lagi untuk
menambah khazanah tentang ilmu balagah khususnya ilmu ma’ani serta jika ada
masukan dari pembaca baik itu dalam penulisan maupun isi materi, akan kami
terima dengan sangat baik untuk penulisan-penulisan ke depannya.
19. 16
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an dan terjemahnya
Jarimi , Ali dan Mushthafah Amin. al- Balagah al-Wadhihah. t.t. Dar al-Ma’arif, 1999.
Mairani, Abdu al-Rahman Hasan Habannah. al-Balagah al-Arabiyah (ususuha wa
‘ulumuha wa fununuha), Juz. I. Cet. I; Damaskus: Dar al-Qalam, 1966.
Haniah. Al-Balagah al-Arabiyyah (Studi Ilmu Ma’ani dalam Menyingkap Pesan Ilahi). Cet.
I; Makassar: Alauddin University Press, 2013.
Mairani, Abdu al-Rahman Hasan Habannah. al-Balagah al-Arabiyah (ususuha wa
‘ulumuha wa fununuha), Juz. I. Cet. I; Damaskus: Dar al-Qalam, 1966.
Harabi, Abdul Aziz bin Ali. al-Balagah al-Muyassarah. Cet. II; Bairut: Dar Ibnu hizam,
2011.