3. Hadist sebagai sumber ajaran Islam
kedua setelah al-Qur’an, menempati
posisi yang sangat penting dan
strategis dalam kajian keislaman.
ِمْيِحَّرال ِنَّرْحَمال ِهللا ِم ْسِب
5. نْتالم الي لِة ِص وُمال جالّرال ٌةسلسل
“Mata rantai para perawi
hadist yang menghubungkan
sampai kepada matan hadist.”
Sanad
6. Sanad dari segi bahasa berarti
yaitu bagian bumi yang menonjol, ,األرض من ماارتفع
sesuatu yang berada dihadapan dan yang jauh
dari kaki bukit ketika memandangnya. Bentuk
jamaknya adalah isnaad
Sanad menurut bahasa adalah المعتمد : Sesuatu
yang dijadikan sandaran, pegangan, dan pedoman.
tor.
8. Karena mayoritas hadist pada masa Nabi tidak
tertulis sebagaimana Al quran dan diterima
secara individu tidak secara mutawatir (berturut-
turut).
Hadist hanya disampaikan dan diriwayatkan
secara ingatan-ingatan dan hafalan para sahabat.,
terlebih adanya hirik pikuk para pemalsu hadist
yang tidak bertanggung jawab.
9. Menurut bahasa isnad keluar dari kata
artinya “ اًداَنسِإ ُيسِند َدَن ْس
َأ :
”menyandarkan
Dan menurut istilah ialah :
اِئلِهَق
َىلِإ ِثدْيَحْلا فَعُر
Mengangkat hadist kepada yang
mengatakannya, atau yang menukilnya.
Isnad
10. Ath-thibi mengatakan bahwa sanad dan isnad
berdekatan maknanya, karena penghafal hadist dalam
menshahihkan hadist dan mendha’ifkannya berpegang
kepada sanad itu.
Ibnu Jama’ah mengatakan bahwa para muhaddits
memakai kata isnad dan sanad untuk satu pengertian.
Jika Al-Isnad dalam ilmu hadits diartikan sama dengan
sanad, itu berarti Al-Isnad mempunyai pengertian yang
sama dengan sanad yaitu: Jalan matan hadits.
11. Kata musnid adalah isim fa'il
dari asnada yusnidu, yang
berarti "orang yang menyandarkan
sesuatu kepada yang lainnya "
Musnid
12. Sedangkan pengertiannya dalam istilah Ilmu
Hadis adalah:
Musnid adalah setiap perawi Hadits yang
meriwayatkan Hadits dengan menyebutkan
sanadnya, apakah ia mempunyai
pengetahuan tentang sanad tersebut, atau
tidak mempunyai pengetahuan tentang sanad
tersebut, tetapi hanya sekadar
meriwayatkan saja.
13. Hadist yang bersambung sanad-nya dari perawinya sampai
kepada akhir sanadnya yang biasanya adalah sahabat.
Kitab hadist yang pengarangnya mengumpulkan segala
hadist yang diriwayatkan oleh seorang sahabat dalam satu
bab dan yang diriwayatkan oleh seorang sahabat dalam
satu bab dan yang diriwayatkan oleh seorang sahabat lain
dalam bab yang tersendiri pula, seperti musnad imam
ahmad.
Sebagai mashdar mempunyai arti sama dengan sanad
Musnad adalah bentuk isim maf’ul dari kata kerja asnada, yang
berarti sesuatu yang disandarkan kepada yang lain.
Musnad
14. رِضَألال َن ِم َبَل َصَو فَعَتْرا ا َم
“Tanah tinggi dan keras”
Matan menurut bahasa berarti punggung jalan
(muka jalan), tanah yang keras dan tinggi.
Sedangkan Matan menurut istilah اليه ينتهي ما
الكالم من ُدن ّسال ialah Sesuatu kalimat setelah
berakhirnya sanad, bunyi atau kalimat yang
terdapat dalam hadits yang menjadi isi riwayat.
Apakah hadits tersebut berbentuk quil (ucapan), fil
(perbuatan), dan taqrir (ketetapan dan sebagainya)
dari Rasulullah Saw". Singkatnya, matan adalah isi
amu perkataan hadits yang disampaikan".
Matan
15. Rawi menurut bahasa yaitu meriwayatkan,
sedangkan menurut istilah rawi adalah orang-
orang yang meriwayatkan hadits secara lisan
maupun tulisan, asalkan hadits tersebut
didengar langsung dari gurunya.
Singkatnya
Rawi adalah orang yang meriwayatkan atau
memberitakan Perawi pertama adalah para
sahabat, kemudian para tabi'in sampai kepada
para penyusun hadits, seperti Bukhari. Muslim
dan sebagainya".
Rawi
17. CONTOH SANAD, MATAN DAN RAWI
ِهَّللا ِدْبَع ْنَع ،ِرْيَخال يِب
َأ ْنَع ،يَدِزَي ْنَع ، ُثْيَّلال اَنَثَّدَح : اَلَق ،اِلٍدَخ ُنْب وُر ْمَع اَنَثَّدَح
ِمَال ْساِإل ُّي
َأ : َمَّل َوَس ِهْيَلَع ُهللا ىَّل َص َّيِبَّنال َلَأ
َس اًلَرُج َّنَأ ،اَمُهْنَع ُهَّللا َي ِضَروٍر ْمَع ِنْب
ْفِرْعَت ْمَل ْنَمَو َتْفَرَع ْنَم ىَلَع َمَال َّسال ُأ
َرَتْقَو َماَع َّطال ُمِع ْطُت : اَلَق ؟ٌرْيَخ
Umar bin Khalid telah menceritakan hadits padaku (imam
Bukhari), ia berkata : Al Laits menceritakan hadits padaku
(Umar bin Khalid), dari Yazid, dari Abu Al-Khair, dari
Abdullah bin ‘Amr radhiyallaahu ‘anhuma, bahwa seorang
lelaki bertanya pada Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam:
“Manakah islam yang paling baik?” Beliau menjawab :
“Memberikan makanan, dan membaca salam pada orang yang
)engkau kenal dan yang tidak engkau kenal.”(HR. Bukhari
18. Sanad :
Umar bin Khalid, Al Laits, Yazid, Abul Khair, dan Abdullah bin
Amr, sehingga sampai kepada Rasulullah SAW.
Matan :
ْمَل ْن َمَو َتْفَرَع ْن َم ىَلَع َمَال َّسال ُأ
َرَتْقَو َماَع الَّط ُمِع ْطُت :اَلَق ؟ٌرْيَخ ِمَال ْساِإل ُّي
َأ
ْف
ِر ْعَت
Rawi:
Imam Bukhari
19. 1.Thalib al-Hadits
Istilah ini dipergunakan kepada seseorang yang sedang mencari atau
mempelajari hadits.
2. Al-Muhaddits
Menurut Syaikh Shiddiq al-Ghumari sendiri tingkatan-tingkatan ahli
hadist sebagai berikut: Al Muhaddits : Orang yang ahli banyak
menghafal banyak sekali hadits. Dia pun paham mengenai hadits
riwayat dan dirayah, dapat membedakan cacat atau sehat,
mengambilnya dari imam-imamnya, serta dapat men-shahih-kan dalam
mempelajari dan mengambil faedahnya.
3. Al Hafizh : gelar untuk ahli hadits yang dapat menshahihkan sanad
dan matan hadits dan dapat men-ta’dil-kan dan men-jarh-kan rawinya.
Istilah-istilah yang berhubungan dengan kepakaran
seseorang dalam bidang hadits
20. 4. Al-Hujjah adalah gelar kepakaran dalam bidang hadits
yang lebih tinggi dari al-Hafizh.
5. Al-Hakim adalah gelar ulama hadits yang memiliki
tingkat kepakaran lebih tinggi daripada al-Hujjah. Pada
tingkat ini, seorang ulama hadits benar- benar telah
menguasai hadits-hadits yang diriwayatkannya, baik dari
segi matan dan sanad-nya, sifat-sifat para perawinya
dari jarh dan to dil-nya, bahkan dia juga mengenal secara
baik mengenai sejarah hidup setiap perawi, termasuk
sifat-sifatnya dan guru-gurunya.
next
21. 6.Amir al-Mu'minin fi al-Hadits
Gelar ini adalah gelaran yang tertinggi dalam
kepakaran seorang ulama hadits. Pada tingkat
ini, seseorang benar-benar telah diakui, bahkan
namanya telah termasyhur di kalangan para
ulama mengenai kepakarannya dalam bidang
hadits, schingga dia menjadi imam dan ikutan
bagi umat di masanya. Salah satu ulama yang
mendapatkan gelar ini adalah Imam al-Bukhari
(w. 256 H)
next
23. Maka dapat disimpulkan bahwa sanad, matan dan
rawi merupakan unsur- unsur penting dalam sebuah
hadits. Ketiganya saling berkaitan satu sama lain.
Sanad adalah pengantar matan, kemudian matan
adalah isi atau substansi hadits yang diriwayatkan
rawi, sedangkan rawi adalah periwayat hadits.
Jika dilihat dari posisinya, maka sanad berada di
awal hadits, matan ada di tengah hadits,
sedangkan rawi ada di akhir hadits".
Kesimpulan
24. Ditengah hirik pikuk fitnah dunia, jika
ada keraguan dalam agama maupun
dunia tanyakanlah kepada ahlinya.
Supaya kita terlindungi dari sifat
keragu raguan dalam beramal.