SlideShare a Scribd company logo
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia tidak akan pernah bisa dipisahkan dari perkembangan zaman.
Perubahan dan perkembangan manusia dapat dilihat pada kenyataan pengetahuan
manusia, khususnya dalam bidang filsafat yang telah menajdi rahasia umum
bahwa periode perkembangan manusia dibagi menjadi beberapa zaman yakni
sejak zaman kuno, pertengahan, modern dan post-modernisme, pada setiap
perubahan dari satu zaman kezaman selanjutnya memiliki corak pemikiran
masing-masing.
Perkembangan manusia seiring berjalannya zaman tidak lepas dari rasa
ingin tahu yang terus berubah-ubah dan mengalami perkembangan berdasarkan
kepentingan dan kebutuhan yang terus bertambah. Begitupula dalam
perkembangan ilmu pengetahuan yang mengalami perkembangan dari masa ke
masa, hal tersebut terjadi karena ketidak puasan manusia terhadap ilmuan yang
telah ada akan tetapi selalu mencari, menggali, menelaah bahkan menemukan
bidang keilmuan yang baru.
Pembagian era yang dilakukan oleh orang yang memiliki otoritas pada
bidang filsafat merupakan suatu bentuk ketidak puasan dari satu era sehingga
memunculkan sebuah era baru, demikian juga kemunculan post-modernisme yang
merupakan bentuk ketidak puasan terhadap era modernisme bahkan ada yang
menggap bahwa era modernisme sebagai era kegagalan dalam mengangkat
martabat manusia.
2
Post-modernisme memandang janji-janji yang telah dilempar kepada
masyarakat tidak sesuai dengan apa yang diharapkan untuk membawa masyarakat
ke arah kehidupan yang lebih baik. Perkembangan teknologi dan informasi telah
memberikan dampak yang sangat buruk bagi manusia bahkan ke arah kehancuran
manusia, misalnya peperangan yang terus terjadi sehingga memberikan luka
penderitaan pada kehidupan manusia. Permasalahan tersebut terjadi karena
manusia era modern memberikan pengahragaan setinggi-tingginya terhadap akal
manusia bahkan ada beberapa filusuf mengatakan sebagai bentuk pendewaan dan
ilmu pengetahuan sebagai kebenaran objetif yang bebas dari nilai.
Berdasarkan keperihatinan para ilmuan terhadap kejadian-kejadian yang
terjadi maka diusunglah sebuah era yang disebut post-modernisme sebagai bentuk
perlawanan atau kelajutan terhadap modernisme. Pada penulisan ini kami
mencoba untuk memberikan sedikit pemaparan tentang post-modernisme, dengan
harapan memberikan gambaran apa saja poin-poin dari post-modernisme.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana definisi, latar belakang dan tokoh post-modernisme ?
2. Bagaimana perbedaan modernisme dan post-modernisme ?
3. Bagaimana kritik post-modernisme terhadap modernisme ?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui definisi, latar belakang dan tokoh post-modernisme ?
2. Mengetahui perbedaan modernisme dan post-modernisme ?
3. Mengetahui kritik post-modernisme terhadap modernisme ?
3
BAB II
PEMABAHASAN
A. Definisi, Latar Belakang dan Tokoh Post-Modernisme
1. Definisi
Secara etimologi post-modernisme memiliki dua asal kata yakni post dan
modern, post bermakna later dan after1
, sehingga dapat diartikan sebagai
perpanjangan dari yang pertama atau lanjutan dari yang kedua2
. Akan tetapi
menurut penganut post-modernisme bahwa kata post bermakna melampaui
kematian modernisme3
. Modern bermakna up to date atau sekarang, dengan
demikian dapat dikatakan bahwa post-modernisme adalah setelah sekarang,
sedang berlalu, selalu berubah seperti halnya kehidupan yang mengalir dan
melampaui yang sekarang4
.
Sedangakan secara terminologi post-modernisme bermakna sebagai krtik
terhadap masyarakat modern dengan segala kegagalan terhadap janjinya. Post-
modernisme adalah aliran yang memiliki paradigma baru sebagai antitesa terhadap
modernisme yang dianggap gagal serta tidak relevan dengan perkembangan
zaman5
. Post-modernisme dapat juga diartikan sebagai segala upaya untuk
merevisi pandangan dan paradigma modernisme 6
.
1
Muzairi, Filsafat Umum (Yogyakarta: Teras, 2009), h. 148.
2
Radhar Panca Dahana, Jejak Postmoderinsme: Pergulatan Kaum Intelektual Indonesia
(Cet. I; Yogyakarta: PT Bentang Pustaka, 2004), h. 26.
3
Muzairi, Filsafat Umum, h. 148.
4
Kevin O’Donnell, Postmodernism, terj. Kasinius: Postmodernisme (Cet. V; Yogyakarta:
Penerbit Kasnisius (Anggota IKAPI), 2013), h. 6.
5
Aceng Rahmat dkk. Filsafat Ilmu Lanjutan (Jakarta: Prenada Media Group. 2011), h.
104.
6
Emanuel Wora, Perenialisme: Kritik Atas Modernisem dan Postmodernisme (Cet.X;
Yogyakarta: Penerbit Kanisus (Anggota IKAPI), 2010), h. 93-94
4
Pendefinisian post-modernisme secara umum memiliki perbedaan antara
satu dengan yang lain. Richard Appignanesi dan Chris Garatt mengartikan post-
modernisme adalah sebagai hasil dari modernisme, akibat modernisme, anak
modernisme, perkembangan dari modernisme, penyangkalan tentang modernisme
atau penolakan terhadap modernisme7
. Sementara Lyotard mendefinisikan post-
modernisme dengan meninggalkan seluruh teori dan budaya atau kultur modern
disebabkan kegagalan teori modernisme dalam memandang kenyataan serta
paradigma yang terjadi sekarang. Teori post-modernisme enggan membahas
tentang sesuatu yang bersifat baku dalam artian benar dan salah melainkan
semuanya dapat dibahas secara terbuka serta meluas8
.
Berdasarkan dari beberapa definisi post-modernisme yang telah disebutkan
menunjukan perbedaan antara satu pengertian dengan pengertian lain, hal tersebut
menunjukan bahwa pengertian post-modernisme tidak bisa diartikan secara
mandiri dan sebagai pembatasan9
. Terjadinya beberapa perbedaan pendapat
disebabkan post-modernisme lebih mengacuh pada kritik terhadap budaya
sehingga menjadikan pembahasan post-modernisme menjadi meluas, hal tersebut
sejalan dengan pendapat Bauman yang mengatakan bahwa budaya dalam
perkembangan post-modernisme sangat beragam, berdasarkan sudut pandang
masing-masing, dengan demikian Bauman menginginkan sebuah kejelasan pada
semua bidang dalam post-modernisme karena sampai sekarang belum ada
7
Akhyar Yusuf Lubis, Postmodernisme: Teori dan Praktik (Cet III; Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2016), h. 14.
8
Aris Puji Purwatiningsih dan Hendri Hermawan Adinugraha, “Hastori Filantropi:
Tinjauan Teori Postmodernisme”, ZISWAF 5, No. 1 (Juni 2018): h. 153.
9
Aris Puji Purnawatiningsih dan Hendri Hermawan Adinugraha, “Histor Filantropi:
Tinjauan Teori Postmodern”, h. 150.
5
kejelasan. Sehingga dalam pandangan Bauman harus ada beberapa pihak yang
memiliki kewenangan pada bidang ini untuk memberikan kejelasan10
.
Pengikut post-modernisme pada dasarnya tidak suka dengan keseragaman
dan pembatasan, namun lebih terbuka untuk menerima perbedaan. Konsep
perbedaan, keberagaman, anti esensialitas sebagai cara pandang yang berbeda dan
cara berfikr universal menjadi konsep penting pada pola pemikiran post-
modernisme11
. Post-modernisme merupakan sebuah metode kritis terhadap
modernisme yang berusaha membongkar mitos, penyimpangan terhadap fakta,
paradoks sebagaimana tergambar pada kenyatan sosial pada masyarakat
kontemporer12
.
Pada perkembangan post-modernisme memunculkan dua golongan yaitu:
Pertama, golongan yang bersikap moderat dengan pandangannya bahwa post-
modernisme hanya lanjutan dari modern. Beberapa tokoh pemikirnya meliputi:
Daniel Bell, Anthony Giddens dan Jurgen Harbernas. Beberapa tokoh tersebut
memahami post-modernisme tidak serta merta terkait penghapusan atas segala hal
mengenai modern dan bukan pula gerakan yang mengarah kembali ke masa lalu
serta masih memanfaatkan hal-hal yang dianggap baik di era modern dan
tradisional dengan mendaur ulang dalam konteks yang baru. Kedua, golongan
yang bersifat ekstrim dengan pandangannya bahwa peralihan dari modern ke post-
modernisme bukan sekedar lanjutan melainkan perubahan paradigma yang
radikal. Salah satu tokoh pemikirnya adalah Francois Lyotard yang mengatakan
10
Aris Puji Purwatiningsih dan Hendri Hermawan Adinugraha, “Hastori Filantropi:
Tinjauan Teori Postmodernisme”, h. 153
11
Akhyar Yusuf Lubis, Postmodernisme: Teori dan Praktik h. 15
12
Medhy Anggita Hidayat, “Menimbang Teri-Teori Sosial Postmodernisme: Sejarah,
Pemikiran dan Masa Depan Postmodernisme”, Jurnal of Urban Sociology 2, No. 1 (April 2019): h.
50
6
bahwa tidak terdapat kelanjutan (diskontinuitas) paradigma berpikir dari kedua
era13
.
2. Latar Belakang Munculnya Post-Modernisme
Kemunculan post-modernisme sampai saat ini masih menjadi perdebatan
karena disetiap disiplin akan melihat dari sudut pandang yang berbeda. Istilah
post-modernisme menurut Hassan dan Jencks istilah tersebut pertama kali
dikemukakan Federico de Onis dalam karyanya pada tahun 1930-an dengan judul
Antologia de la Poesia Espanola a Hispanoamericana, sebagai rekasi terhadap
modernisme14
.
Menurut Boivert istilah post-modernisme pertama kali dikemukakan oleh
Joseph Hudnut dengan penyebutan “arsitektur post-modernisme” pada tahun 1949
akan tetapi ia harus menunggu sampai tahun 1960-an untuk mengaplikasikan
istilah tersebut di lapangan. Sementara menurut Lyotard post-modernisme telah
ada sejak tahun 1950-an, ini dapat dilihat dalam karyanya dengan judul The
Postmodern Condition: A Report and Knowledge. Pada buku tersebut Lyotard
menolak ide-ide modenisme tentang cerita-cerita besar (grand narative) dengan
menyandarkan segalanya pada akal. Post-modernisme adalah hasil penolakan
terhadap modernisme yang gagal dalam mewujudkan cita-citanya yaitu: reason,
nature, happines, progress dan liberty15
.
Perubahan dari paham modernisme ke arah post-modernisme dijelaskan
oleh berbagai aliran pemikiran sebagai peralihan dari klaim yang bersifat
ketunggalan, keterpusatan, universalitas, homogenitas dan rasionalitas menuju ke
13
Aris Puji Purnawatiningsih dan Hendri Hermawan Adinugraha, “Histor Filantropi:
Tinjauan Teori Postmodern”, h. 150.
14
Zaprulkhan, Filsafat Ilmu: Sebuah Analisis Kontenporer (Cet. III; Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2016), h. 301-302.
15
Radhar Panca Dahana, Jejak Postmoderinsme: Pergulatan Kaum Intelektual Indonesia,
h. 23-24
7
arah klaim yang bersifat kemajemukan, ketidak berpusatan, relativitas,
heterogenitas dan anti rasioanlitas. Aliran post-modernisme memberikan
penolakan keras terhadap narasi besar, disebabkan ini membuat pemisahan antara
kultural, rasional dan irasional, barat dan timur serta lain sebagainya. Post-
modernisme memandang sebaliknya dengan menyamakan fragmentasi budaya
dengan membangun kembali lokalitas dan etnisitas dengan tujuan menghargai
perbedaan16
.
Kelahiran post-modernisme tidak dapat dipisahkan dari modernisme,
modernisme diartikan serba maju, gemerlap dan progresif. Modernisme
menjanjikan perubahan ke arah pemikiran dunia yang lebih maju dan mapan serta
semua kebutuhan dapat terpenuhi. Salah satu ciri khas modernisme adalah
rasoinalitas yang akan memberikan kemampuan kepada manusia untuk
membendung mitos dan keyakinan yang bersifat tradisional17
. Modernisme
mengalami perkembangan ditandai dengan adanya rasionalisme, materialisme
serta kapitalisme yang dibarengi perkembangan teknologi dan sains sehingga
menjadikan distorsi moral keagamaan dan runtuhnya martabat kemanusiaan18
.
Modernisme memiliki sisi gelap yang menjadikan kehidupan manusia
kehilangan jati diri, sebagaimana yang dikatakan Max Horkheimer, Adorno dan
Herbert Marcuse bahwa modernisme (pencerahan) melahirkan sebuah penindasan
dan dominasi akan tetapi tidak bisa juga dipungkiri dalam modernisme
memberikan kemajuan dan perkembangan yang sangat pesat. Sementara menurut
Anthony Giddens modernisme sebagai pembawa bencana bagi manusia dengan
alasan, penggunaan kekerasan dalam menyelesaikan sengketa atau permasalahan,
16
Zaplrulkhan, Filsafat Ilmu: Sebuah Analisis Kontenporer, h. 302
17
Johan Setiawan dan Ajad Sudrajat, “Pemikiran Postmodernisme dan Pandangannya
Terhadap Ilmu Pengetahuan”, Jurnal Filsafat 28, No. 1 (Februari 2018), h. 28
18
Johan Setiawan dan Ajad Sudrajat, “Pemikiran Postmodernisme dan Pandangannya
Terhadap Ilmu Pengetahuan”, h. 29
8
penindasan terhadap yang lemah, ketimpangan sosial dan kerusakan hidup yang
kian mengkhawatirkan19
. Berdasarkan hal tersebut era modernisme memberikan
dampak krisis pada manusia sebagaimana menurut Pauline M. Rosenau yaitu:
a. Modernisme gagal mewujudakan cita-cita perbaikan masa depan sebagaimana
janjinya pada pengikut modernisme.
b. Pengetahuan yang berkembang pada era modernisme tidak dapat mengontrol
kesewenangan serta penyalahgunaan ilmu pengetahuan.
c. Banyak teori dan fakta yang bertentangan pada perkembangan ilmu
pengetahuan.
d. Ada keyakinan terhadap ilmu pengetahuan mampu menyelesaikan segala
persoalan pada hidup manusia akan tetapi hal tersebut keliru .
e. Ilmu pengetahuan yang berkembang kurang memperhatikan metafisika karena
berfokus pada fisik20
.
Modernisme dengan ciri penggunaan rasio, menjadikan manusia sebagai
sentral (Humanisme) sehingga mereka menganggap dirinya ungul dikarenakan
penemuan sains dan teknologi sebagai hasil dari kerja rasio yang semakin
mendorong untuk menaklukkan alam seoptimal mungkin demi kepentingan
manusia. Barat merasa bangga dengan perekembangan sains dan teknolgi sebagai
hasil penemuan akan tetapi pemikiran dan pemahaman tentang agama sebagai
wahyu ditinggalkan. Konsekuensi dari gaya tersebut menimbulkan krisis
kemanusiaan secara universal yaitu:
19
Johan Setiawan dan Ajad Sudrajat, “Pemikiran Postmodernisme dan Pandangannya
Terhadap Ilmu Pengetahuan”, h. 28-29
20
Medhy Anggita Hidayat, “Menimbang Teri-Teori Sosial Postmodernisme: Sejarah,
Pemikiran dan Masa Depan Postmodernisme”, h. 48
9
1) Krisis spiritual
Krisis ini terjadi disebabkan para filusuf barat bersifat dualisme dalam
memandang manusia, peradaban barat lebih condong kepada saintisme dan
mekanisme sehingga roh menjadi tersingkirkan. Dampaknya menjadikan manusia
sebagai makhluk yang bersifat robotik sehingga manusia sangat menjunjung
tinggi nilai-nilai materialsme dan meninggalkan nilai-nilai spiritual.
2) Krisis moral
Krisis moral yang terjadi merupakan konsekuensi logis serta kekeliruan
cara pandang ilmuan barat yang terjadi pada era modern dengan menjadikan
manusia sebagai pusat dari segalanya dan mengabaikan nilai religiositas. Pada era
ini hampir semua lini kehidupan manusia dilanda dengan krisis moral seperti
pendidikan, politik, ekonomi dan lain sebagainya
3) Krisis lingkungan
Krisis lingkungan yang terjadi pada saat ini adalah dampak dari kekeliruan
dan kesalahan manusia dalam memandang diri sendiri dan alam, kekeliruan
tersebut membuat pola pikir manusia agak melenceng dalam memandang alam
dan memanfaatkannya21
.
3. Tokoh
a. Jean Francois Lyotard
Jean Francois Lyotard lahir pada tahun 1924 di Versailes Prancis, karir
akademiknya dimulai pada tahun 1950 sebagai guru sekolah menegah di
Constantine Alegria, pada tahun 1959 ia menerima tawaran mengajar di
Universitas of Paris Sorbone, pada tahun 1966 meninggalkan Sorbone untuk
mengajar di Universitas of Nantere, selanjutnya Lyotard meninggalkan Nentere
21
Muhammad Sabri dkk., Filsafat Ilmu (Makassar: Alauddin Press, 2009), h. 69-70
10
pada tahun 1970 untuk mengajar di Universitas of Paris VIII Vencennes, pada
tahun 1971 baru menyelesaikan doktoral dengan mempublikasi bukunya dengan
judul Discourse Figure. Lyotard menghembuskan nafas terakhir pada tahun 1998
di Paris saat beliau telah mengambil gelar professor Emeritus di Universitas of
Paris VIII dan Professor di Emory University, Atalanta, Amerika Serikat22
.
Lyotard merupakan filusuf post-modernisme yang terkenal dan tokoh
penting diantara filusuf postmodernisme lainnya. Karyanya yang paling terkenal
adalah The Postmodernisme Condition dan The Differend. Lyotard memandang
ilmu pengetahuan dalam pandangan modenisme sebagai narasi besar, saat ini
mengalami masalah yang sama dengan abad pertengahan dengan memunculkan
istilah religi, nasional kebangsaan serta kepercayaan terhadap unggulnya negara
Eropa yang saat ini kurang bisa diterima lagi kebenarannya. Postmodernisme
menjadikan suatu ilmu pengetahuan tidak serta merta harus diterima
kebenarannya akan tetapi harus diselidiki serta dibuktikan terlebih dahulu. Ilmu
pengetahuan dalam pandangan postmdernisme bukan hanya menjadi alat
penguasa, ilmu pengetahuan harus memperluas pandangan manusia yang berbeda-
beda sehingga memperkuat toleransi antara manusia23
.
b. Michel Foucault
Michel Foucault lahir di Poitiers Prancis tanggal 15 Oktober 1926 dengan
nama Paul Michel Foucault dari keluarga hedon, ayahnya merupakan seorang
dokter bedah terkenal di Prancis. Foucault dikenal sebagai seorang sejarawan,
sosiologis dan filusuf. Jejak pendidikan dasarnya ia selesaikan di sekolah Jesuit
College Saint Stanislas kemudian dilanjutkan ke Eclo Normale Superieure yang
22
Medhy Anggita Hidayat, “Menimbang Teri-Teori Sosial Postmodernisme: Sejarah,
Pemikiran dan Masa Depan Postmodernisme”, h. 51
23
Johan Setiawan dan Ajad Sudrajat, “Pemikiran Postmodernisme dan Pandangannya
Terhadap Ilmu Pengetahuan”, h. 30-31
11
merupakan sekolah humaniora terkemuka di Prancis. Karir akademik Foucault
dimulai pada tahun 1951 sebagai guru di Ecole Normale, pada tahun 1953-1954 ia
mengajar di Universitas Lille Nord de France sebagai dosen psikologi, tahun 1954
menjadi duta besar budaya Prancis serta mengajar di Universitas Uppsala Swedia,
tahun 1958 ia meninggalkan Uppsala kemudian mengajar di Warsawa Univeristy
dan Universitas of Humberg Jerman, tahun 1960 beliau kembali ke Prancis untuk
mengajar filsafat di University of Clermont Ferrand dan jabatan terakhirnya
adalah rektor di College de france24
.
Michel Foucault salah satu tokoh post-modernisme yang menentang
keuniversalan pengetahuan yang diusung oleh tokoh modernisme, dibawah ini
beberapa pemikiran modernisme yang tidak diterima Foucault
1) Pengetahuan tidak bersifat metafisis, transendental atau universal akan
tetapi memiliki ciri khas untuk setiap waktu dan tempat.
2) Tidak ada pengetahuan yang dapat menjelaskan secara objektif akan tetapi
bersifat subjektif.
3) Pengetahuan bukan sebagai pemahaman yang netral akan tetapi
berdasarkan rezim penguasa25
.
c. Jacques Darrida
Jacques Darrida lahir pada tanggal 15 Juli 1930 di El Biar Algeria, pada
tahun 1949 sempat belajar di Ecole Normale Superieure yang merupakan sekolah
elit di Paris. Jejak akadmik Darrida dimulai pada tahun 1960 dengan mengajar
filsafat di Universitas Sorbone sampai tahun 1964, kemudian di Ecole Normale
Superieure dari tahun 1964-1984, kemudian lanjut mengajar di Ecole des Hautes
Etudes en Sciences Sociales dari tahun 1984-1999. Darrida sering memberikan
24
Medhy Anggita Hidayat, “Menimbang Teri-Teori Sosial Postmodernisme: Sejarah,
Pemikiran dan Masa Depan Postmodernisme”, h. 51
25
Johan Setiawan dan Ajad Sudrajat, “Pemikiran Postmodernisme dan Pandangannya
Terhadap Ilmu Pengetahuan”, h. 31
12
kuliah di beberapa universitas terkenal di Amerika Serikat seperti Di Yale
University serta University of California, beliau meninggal dunia pada tanggal 18
Oktober 2004 di Paris Prancis26
.
Istilah yang paling identik dengan beliau adalah dekontruksi yang menjadi
kunci buah pemikirannya terhadap post-modernisme. Dekontruksi dalam artian
mengurai, melepaskan dan membuka. Teori dekontruksi Darrida mencoba
memberikan sumbangsi kritik terhadap teori modernisme yang diniai sangat kaku
dan tidak bisa dibantah kebenarannya27
.
d. Jean Baudrillard
Jean Baudrillard, lahir di kota Reims Prancis tahun 1929 pada tanggal 9
Januari. Baudrillard berasal dari keluarga petani urban yang sederhana, ia
merupakan satu-satuya keturunan dalam keluarganya yang berprofesi sebagai
seorang ilmuan. Pada tahun 1966 ia menyelesaikan tesis sosiologinya di
Universitas Nanterre di bawah bimbingan Henry Lefebre yang menganut anti
strukturalisme, satu tahun setelahnya ia mengajar di Universitas yang sama,
kemudian dipanggil untuk ikut bergabung di Ecole des Hautes Etudes28
.
Pola pemikirannya berfokus pada kultur yang dalam pandangannya
mengalami perubahan besar-besaran dan dianggap sebagai bencana besar.
Perubahan kultur menyebabkan manusia ke arah yang lebih pasif dari pada
memberontak sebagaimana yang dipikirkan oleh Marxis. Dengan demikian,
manusia menjadi menerima segala hal tanpa memikirkan makna, manusia
26
Medhy Anggita Hidayat, “Menimbang Teri-Teori Sosial Postmodernisme: Sejarah,
Pemikiran dan Masa Depan Postmodernisme”, h. 55
27
Johan Setiawan dan Ajad Sudrajat, “Pemikiran Postmodernisme dan Pandangannya
Terhadap Ilmu Pengetahuan”, h. 31
28
Medhy Anggita Hidayat, “Menimbang Teri-Teori Sosial Postmodernisme: Sejarah,
Pemikiran dan Masa Depan Postmodernisme”, h. 56-57
13
memilih jalan sendiri tanpa mengindahkan sesuatu upaya yang bertujuan untuk
memanipulasi mereka29
.
e. Fredrick Jameson
Fredrick Jameson lahir di Cleveland Ohio Amerika Serikat, pada tahun
1954 setelah lulus dari Haverford College kemudian melanjutkan perjalannya ke
eropa untuk belajar di Aix en Provence Munich di Berlin, disinilah mendapatkan
pelajaran perkembangan terbaru filsafat, khususnya pada bidang strukturalisme,
setelah puas dengan hal tersebut ia kemudian kembali ke Amerika Serikat untuk
melanjutkan studi doktoral di Yale University, setelah selesai Fredrick Jameson
sempat mengajar di Harvard University kurang lebih lima tahun.30
.
Fredrick Jameson merupakan kritikus literatur bermazhab Marxisme,
beliau menganggap post-modernisme bukan sebagai peralihan dari kapitalisme
akan tetapi merupakan ekspansi dari modernisme, sehingga menurutnya historis
yang terjadi sekarang ini bukanlah suatu pemutusan paradigma dari modernisme
ke post-modernisme melainkan sebuah kelanjutan pola pemikiran31
.
B. Perbedaan Modernisme dan Post-Modernisme
Perbedaan aliran Modernisme dan Post-Modernisme dapat dilihat pada ciri
masing-masing dari aliran tersebut, di bawah ini akan dikemukakan ciri aliran
Post-Modernisme.
1. Dekonstruktif
Salah satu buku filsafat yang memberikan ciri pemikiran post-modernisme
yang bersifat dekonstruktif adalah buku karangan Amin Abdullah dengan judul
29
Johan Setiawan dan Ajad Sudrajat, “Pemikiran Postmodernisme dan Pandangannya
Terhadap Ilmu Pengetahuan”, h. 32
30
Medhy Anggita Hidayat, “Menimbang Teri-Teori Sosial Postmodernisme: Sejarah,
Pemikiran dan Masa Depan Postmodernisme”, h. 60
31
Johan Setiawan dan Ajad Sudrajat, “Pemikiran Postmodernisme dan Pandangannya
Terhadap Ilmu Pengetahuan”, h. 32
14
Falsafah Kalam di Era Postmodernisme, lebih lanjut di dalam bukunya
menyatakan bahwa hampir keseluruhan ilmu pengetahuan dijadikan dasar yang
telah paten pada era modernisme dipertanyakan ulang oleh aliran post-
modernisme, ini disebabkan teori modernisme menutup kemunculan dan
perkembangan teori yang pada dasarnya bisa saja lebih baik dalam membantu
memahami kenyataan serta penyelesaian suatu masalah. Pemberian standar yang
dilakukan modernisme dianggap kaku serta terlalu sistematis dan tidak cocok
dengan kenyataan yang jauh lebih rumit sehingga cara tersebut harus dirubah,
diperbaiki dan disempurnakan oleh pengikut dan pemikir post-modernisme32
.
2. Relativisme
Relativisme dalam artian pemikirannya lebih ke arah hal yang bersifat
realitas budaya (nila-nilai dan kepercayaan) tergambar pada teori-teori yang
dikembangkan oleh antropologi, dimana dalam antropologi tidak ada budaya yang
memiliki satu bangunan yang sama, dengan demikian bahwa nila-nilai budaya
yang mencoba dimunculkan kembali dalam post-modernisme adalah budaya yang
bersifat relatif. Berdasarkan penjelasan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa
pengetahuan dalam pandangan post-modernisme bersifat relatif dan tidak ada
pengetahuan yang bersifat pasti.33
3. Pluralisme
Hasil perkembangan pengetahuan modernisme dalam segala bidang
misalnya transportasi dan komunikasi memberikan dampak pada era pluralisme,
budaya dan agama semakin dapat dihayati dan dipahami oleh banyak masyarakat
dimanapun ia berada, dengan adanya ciri ini menjadikan budaya, agama, ras,
ekonomi sosial, suku, pendidikan, ilmu pengetahuan dan lain sebagainya adalah
32
Johan Setiawan dan Ajad Sudrajat, “Pemikiran Postmodernisme dan Pandangannya
Terhadap Ilmu Pengetahuan”, h. 33
33
Johan Setiawan dan Ajad Sudrajat, “Pemikiran Postmodernisme dan Pandangannya
Terhadap Ilmu Pengetahuan”, h. 34
15
sebuah realitas yang tidak bisa dikesampingkan, dengan perbedaan-perbedaan
yang terjadi maka manusia akan memiliki toleransi dalam pola pemikiran
tergantung dari latar belakang masing-masing34
.
Menurut Akbar S. Ahmed dalam bukunya Postmodernism and Islam
mengemukakan ciri-ciri sosiologis postmodernisme diantaranya:
a. Penolakan terhadap proyek modernitas.
b. Perkembangan media massa yang memilki pengaruh kuat terhadap manusia
bahkan lebih jauh media massa menjelma menjadi tuhan dan agama baru
dalam menentukan kebenaran dan kesalahan perilaku manusia.
c. Lahirnya radikalisme etnis dan agama.
d. Timbulnya usaha manusia untuk menemukan identitas baru serta apresiasi dan
ketetrikatan dengan masa lampau.
e. Dominasi wilayah perkotaan sebagai pusat kebudayaan seperti dominasi
negara maju terhadap negara berkembang.
f. Peluang untuk menyampaikan pendapat lebih terbuka khususnya bagi
kalangan sosial minoritas.
g. Munculnya kecenderungan akletisisme dan pencampuradukan berbagai
diskursus nilai, keyakinan sehingga sekarang sulit untuk menempatkan suatu
objek budaya secara ketat pada kelompok budaya tertentu secara eksklusif.
h. Bahasa yang digunakan pada postmodernisme sering memiliki kesan yang
tidak jelas dan konsisten sehingga bersifat paradoks35
.
34
Johan Setiawan dan Ajad Sudrajat, “Pemikiran Postmodernisme dan Pandangannya
Terhadap Ilmu Pengetahuan”, h. 34
35
Medhy Anggita Hidayat, “Menimbang Teri-Teori Sosial Postmodernisme: Sejarah,
Pemikiran dan Masa Depan Postmodernisme”, h. 50
16
C. Kritik Post-Modernisme terhadap Modernisme
1. Reduksi modernisme
Secara garis besar postmodernisme memberikan penolakan terhadap
penyederhanaan (reduksionistik) modernisme dimana kenyataan cenderung
direduksi untuk dapat dikuasai. Menurut Smith reduksi yang dilakukan oleh aliran
modernisme adalah suatu cara yang sangat kejam dalam menghilangkan unsur
transendensi di dalam prinsip-prinsipnya, atau dengan kata lain kenyataan dalam
modernisme direduksi hanya meliputi apa yang mampu ditangkap oleh akal
manusia saja yang tercermin pada sains modern. Segala sesuatu yang tidak dapat
dijangkau oleh akal manusia akan selalu ditolak sebagai sesuatu yang memiliki
keberadaan, karena tidak mampu dijelaskan oleh akal manusia dan ini dijadikan
standar dalam pengontrolan segala hal36
.
2. Dekonstruksi pemikiran modernisme
Kritik yang dilakukan oleh post-modernisme kepada aliran modernisme
dalam bidang filsafat sering disebut dengan dekonstruksi. Filsafat modern yang
memiliki corak pemikiran yang bersifat rasional didekonstruksi ulang oleh post-
modernisme. Pernyataan tersebut berangkat dari pendapat Nietsche pada tahun
1880-an yang berkata budaya barat telah berada dipinggir jurang kehancuran
disebabkan terlalu mendewakan rasio dan pada tahun 1990-an Capra juga
menyatakan bahwa budaya barat telah hancur kerena terlalu mendewakan akal37
.
Rasionalisme yang menjadi corak pemikiran modernisme harus
didekonstruksi ulang karena rasionalisme digunakan dengan keliru. Gara-gara
kekeliruan dan kesalahan dalam menggunakan rasio yang menjadi penyebab
terjadinya kehancuran budaya barat. Kelemahan manusia modern terletak pada
36
Emanuel Wora, Perenialisme: Kritik Atas Modernisem dan Postmodernisme, h. 102-
103
37
Ahmad Tafsir, Filsafat Umum: Akal dan Hati Sejak Thales Sampai Capra (Cet XII;
Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2003), h. 257
17
pendewaan terhadap akal yang berlebihan, dampak dari pendewaan tersebut
mengakibatkan pergeseran terhadap nilai dan norma. Manusia modern lebih
cenderung mewarisi sifat positivistik dengan menolak keterkaitan antara subtansi
jasmani dan rohani manusia dan lebih jauh apabila dihubungkan dengan agama
maka akan lebih parah akibat yang ditimbulkan38
.
3. Rasionalitas universal
Postmodernisme menolak adanya pengetahuan rasionalitas universal,
paradigma positivisme yang memilki dominan pada era modern. Positivisme
memberikan penekanan pada kesatuan metode ilmu pengetahuan serta
kepercayaan terhadap teori yang bersifat objektif. Post-modernisme lebih
menerima penjelasan narasi-narasi kecil, lokal, bersifat keberagaman dan
kontekstual39
. Modernisme menjadikan ilmu-ilmu positivis empiris sebagai
standar kebenaran yang paling akurat (objektif dan positivis) sehingga
memberikan perubahan moral dan sifat religius yang megakibatkan kehilangan
wibawa, maka dari itu terjadi distorsi moral-religius yang menjadi kaku dan keras.
Postmodernisme memberikan sebuah tawaran dalam pendekatan pada
ilmu pengetahuan yakni pendekatan metodologis dengan interpretasi anti objektif,
dekonstruksi, relativitas dari eksistensi plural. Post-modernisme memandang ilmu
pengetahuan harus bersifat subjektif sehingga pengaruhnya menjadikan ilmu
pengetahun tidak akan pernah bebas dari nilai yang merupakan kebalikan dari
modernisme dengan pandangan pengetahuan objektif dan bebas dari nilai Dengan
demikian pola pemikiran mesti dirubah secara keseluruhan menjadi plural dan
terbuka pada semua sisi kehidupan40
.
38
Ahmad Tafsir, Filsafat Umum: Akal dan Hati Sejak Thales Sampai Capra, h. 257
39
Akhyar Yusuf Lubis, Postmodernisme: Teori dan Praktik, h. 19
40
Johan Setiawan dan Ajad Sudrajat, “Pemikiran Postmodernisme dan Pandangannya
Terhadap Ilmu Pengetahuan”, h. 38-39
18
Sementara dalam pandangan lain menyatakan ada enam pola pemikiran
modernisme yang mencoba dibantah oleh post-modernisme. Pertama, pandangan
dualistik modernisme dengan membagi semua hal menjadi subjektif/objektif,
spritiual/material, manusia/dunia dan sebagainya. Paham ini telah melakukan
objektivasi alam secara berlebihan dan eksploitasi berlebih, kedua, pandang
modernisme yang bersifat objektif dan instrumentalis positivistik yang
menjatuhkan manusia dan masyarakat pada pembendaan, akibatnya modernisme
yang dahulunya bersifat emansipatif sekarang malah bersifat dehuman, ketiga,
dominasi ilmu-ilmu yang bersifat empiris positivistik menjadikan manusia
kehilangan moral serta religi, sehingga menjadikan manusia keras, keempat,
pandangan hidup yang materialistis, kelima, berkembangnya militerisme
disebabkan hilangnya moral dan agama, keenam, bangkitnya sifat rasisme dan
diskrimiansi dimana-mana41
.
41
Medhy Anggita Hidayat, “Menimbang Teri-Teori Sosial Postmodernisme: Sejarah,
Pemikiran dan Masa Depan Postmodernisme”, h. 445
19
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Post-modernisme adalah bentuk pemberontakan yang dilakukan terhadap
era modernisme yang gagal dalam memenuhi janjinya untuk mengangkat
martabat manusia, akan tetapi defenisi pasti tentang post-modernisme
sampai saat ini masih menjadi perdebatan karena cakupan post-
modernisme sangat luas disebabkan pembahasannya menyangkut tentang
budaya atau kultur. Begitupulah awal keumnculan post-modernisme
mengalami perbedaan pendapat ada yang mengatakan bahwa kumculannya
sekita tahun 1930, 1949, 1950 dan 1960 dengan argumentasi masing-
masing, akan tetapi yang jelas bahwa kumunculan post-modernisme
merupakan bentuk ketidak puasan terhadap modernisme. Dalam post-
modernisme ada beberapa tokoh yang terkenal yaitu: Jean Francois
Lyotard, Michel Foucault, Jacques Darrida, Jean Baudrillard dan Fredrick
Jameson.
2. Perbedaan post-modernisme dengan modernisme bisa dilihat pada masing-
masing ciri kedua aliran tersebut atau singkatnya ciri post-modernisme
merupakan kebalikan dari modernisme. Ada beberapa ciri pemikiran post-
modernisme yaitu: dekonstruktif, relativisme dan pluralisme.
3. Kritik post-modernisme sebagai bentuk ketidak puasan terhadap pola
pemikiran modernisme, diantara kritiknya yaitu: reduksi modernisme,
dekonstruksi pemikiran modernisme dan rasionalitas universal.
20
20
B. Implikasi
Berdasarkan apa yang telah dipaparkan penulis berharap pembahasan post-
modernisme dapat memberikan sedikit wawasan untuk lebih memahami corak
pemikiran post-modernisme, latar belakng, tokoh, kritik, perbedaan antara post-
modernisme dan modernisme. Kami berharap pembahasan ini tidak hanya sampai
disini akan tetapi bisa dikembangkan lagi untuk menambah khazanah tentang
post-modernisme serta jika ada masukan dari pembaca baik itu dalam penulisan
maupun isi materi, akan kami terima dengan sangat baik untuk penulisan-
penulisan kedepannya.
21
DAFTAR PUSTAKA
Dahana, Radhar Panca. Jejak Postmoderinsme: Pergulatan Kaum Intelektual
Indonesia. Cet. I; Yogyakarta: PT Bentang Pustaka, 2004.
O’Donnell, Kevin. Postmodernism, terj. Kasinius: Postmodernisme. Cet. V;
Yogyakarta: Penerbit Kasnisius, 2013.
Hidayat,Medhy Anggita. “Menimbang Teri-Teori Sosial Postmodernisme:
Sejarah, Pemikiran dan Masa Depan Postmodernisme”, Jurnal of Urban
Sociology 2, No. 1 (April 2019): h. 42-64
Lubis,Akhyar Yusuf. Postmodernisme: Teori dan Praktik. Cet III; Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada, 2016.
Muzairi, Filsafat Umum. Yogyakarta: Teras, 2009.
Purwatiningsih, Aris Puji dan Hendri Hermawan Adinugraha, “Hastori Filantropi:
Tinjauan Teori Postmodernisme”, ZISWAF 5, No. 1 (Juni 2018): h. 150-
170
Rahmat, Aceng dkk. Filsafat Ilmu Lanjutan. Jakarta: Prenada Media Group.
2011.
Setiawan, Johan dan Ajad Sudrajat, “Pemikiran Postmodernisme dan
Pandangannya Terhadap Ilmu Pengetahuan”, Jurnal Filsafat 28, No. 1
(Februari 2018), h. 26-46
Tafsir,Ahmad. Filsafat Umum: Akal dan Hati Sejak Thales Sampai Capra. Cet
XII; Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2003.
Wora,Emanuel. Perenialisme: Kritik Atas Modernisem dan Postmodernisme.
Cet.X; Yogyakarta: Penerbit Kanisus (Anggota IKAPI), 2010.
Zaprulkhan, Filsafat Ilmu: Sebuah Analisis Kontenporer. Cet. III; Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada, 2016.

More Related Content

Similar to Post-Modernisme.pdf

makalah deva.docx
makalah deva.docxmakalah deva.docx
makalah deva.docx
DevasalfriWendi
 
Filsafat postmodernisme
Filsafat postmodernismeFilsafat postmodernisme
Filsafat postmodernisme
Chiquita Herarditya
 
Pemikiran Tokoh Filsafat Pasca Moderen.docx
Pemikiran Tokoh Filsafat Pasca Moderen.docxPemikiran Tokoh Filsafat Pasca Moderen.docx
Pemikiran Tokoh Filsafat Pasca Moderen.docx
Zukét Printing
 
Pemikiran Tokoh Filsafat Pasca Moderen.pdf
Pemikiran Tokoh Filsafat Pasca Moderen.pdfPemikiran Tokoh Filsafat Pasca Moderen.pdf
Pemikiran Tokoh Filsafat Pasca Moderen.pdf
Zukét Printing
 
SosiologiKomunikasi_RazkyAhmad_44222010197.pptx
SosiologiKomunikasi_RazkyAhmad_44222010197.pptxSosiologiKomunikasi_RazkyAhmad_44222010197.pptx
SosiologiKomunikasi_RazkyAhmad_44222010197.pptx
RazkyAhmad
 
Teori-modernitas-kontemporer
Teori-modernitas-kontemporerTeori-modernitas-kontemporer
Teori-modernitas-kontemporer
Ewald Frederik
 
Makalah filsafat unum iman pasca modern
Makalah filsafat unum iman pasca modernMakalah filsafat unum iman pasca modern
Makalah filsafat unum iman pasca modern
juniska efendi
 
Perbandingan Filsafat Ilmu Modern dan Postmodern
Perbandingan Filsafat Ilmu Modern dan PostmodernPerbandingan Filsafat Ilmu Modern dan Postmodern
Perbandingan Filsafat Ilmu Modern dan Postmodern
Yulia Eolia
 
Filsafat manusia
Filsafat manusiaFilsafat manusia
Filsafat manusia
MirzaFaiz2
 
Posmodernisme
Posmodernisme Posmodernisme
Posmodernisme
Siti Oyim
 
Filsafat ilmu aliran postmodernisme
Filsafat ilmu aliran postmodernismeFilsafat ilmu aliran postmodernisme
Filsafat ilmu aliran postmodernisme
faqurraiyawan
 
5. postmodernisme
5. postmodernisme5. postmodernisme
5. postmodernisme
University of Andalas
 
Modenisme
ModenismeModenisme
Modenisme
wanhishamudin
 
3 93-1-pb
3 93-1-pb3 93-1-pb
Makalahku filsafat modern
Makalahku filsafat modernMakalahku filsafat modern
Makalahku filsafat modern
Winda nawangasari
 
22B_040_Fadhilah Rizqi Khoirotun Hisan.pptx
22B_040_Fadhilah Rizqi Khoirotun Hisan.pptx22B_040_Fadhilah Rizqi Khoirotun Hisan.pptx
22B_040_Fadhilah Rizqi Khoirotun Hisan.pptx
22B040FadhilahRizqiK
 
Syarifudin, dakwah melalui media cetak
Syarifudin, dakwah melalui media cetakSyarifudin, dakwah melalui media cetak
Syarifudin, dakwah melalui media cetak
Syarifudin Amq
 
Filsafat manusia
Filsafat manusiaFilsafat manusia
Filsafat manusia
TrioAjiPangestu
 
DEFINISI DAN KONSEP TRADISIONALISME BERBANDING MODENISME (Kumpulan 15).pdf
DEFINISI DAN KONSEP TRADISIONALISME BERBANDING MODENISME (Kumpulan 15).pdfDEFINISI DAN KONSEP TRADISIONALISME BERBANDING MODENISME (Kumpulan 15).pdf
DEFINISI DAN KONSEP TRADISIONALISME BERBANDING MODENISME (Kumpulan 15).pdf
TangWuonShian
 
22B_121_INDAH QORY P..pptx
22B_121_INDAH QORY P..pptx22B_121_INDAH QORY P..pptx
22B_121_INDAH QORY P..pptx
22B121IndahQoryPerma
 

Similar to Post-Modernisme.pdf (20)

makalah deva.docx
makalah deva.docxmakalah deva.docx
makalah deva.docx
 
Filsafat postmodernisme
Filsafat postmodernismeFilsafat postmodernisme
Filsafat postmodernisme
 
Pemikiran Tokoh Filsafat Pasca Moderen.docx
Pemikiran Tokoh Filsafat Pasca Moderen.docxPemikiran Tokoh Filsafat Pasca Moderen.docx
Pemikiran Tokoh Filsafat Pasca Moderen.docx
 
Pemikiran Tokoh Filsafat Pasca Moderen.pdf
Pemikiran Tokoh Filsafat Pasca Moderen.pdfPemikiran Tokoh Filsafat Pasca Moderen.pdf
Pemikiran Tokoh Filsafat Pasca Moderen.pdf
 
SosiologiKomunikasi_RazkyAhmad_44222010197.pptx
SosiologiKomunikasi_RazkyAhmad_44222010197.pptxSosiologiKomunikasi_RazkyAhmad_44222010197.pptx
SosiologiKomunikasi_RazkyAhmad_44222010197.pptx
 
Teori-modernitas-kontemporer
Teori-modernitas-kontemporerTeori-modernitas-kontemporer
Teori-modernitas-kontemporer
 
Makalah filsafat unum iman pasca modern
Makalah filsafat unum iman pasca modernMakalah filsafat unum iman pasca modern
Makalah filsafat unum iman pasca modern
 
Perbandingan Filsafat Ilmu Modern dan Postmodern
Perbandingan Filsafat Ilmu Modern dan PostmodernPerbandingan Filsafat Ilmu Modern dan Postmodern
Perbandingan Filsafat Ilmu Modern dan Postmodern
 
Filsafat manusia
Filsafat manusiaFilsafat manusia
Filsafat manusia
 
Posmodernisme
Posmodernisme Posmodernisme
Posmodernisme
 
Filsafat ilmu aliran postmodernisme
Filsafat ilmu aliran postmodernismeFilsafat ilmu aliran postmodernisme
Filsafat ilmu aliran postmodernisme
 
5. postmodernisme
5. postmodernisme5. postmodernisme
5. postmodernisme
 
Modenisme
ModenismeModenisme
Modenisme
 
3 93-1-pb
3 93-1-pb3 93-1-pb
3 93-1-pb
 
Makalahku filsafat modern
Makalahku filsafat modernMakalahku filsafat modern
Makalahku filsafat modern
 
22B_040_Fadhilah Rizqi Khoirotun Hisan.pptx
22B_040_Fadhilah Rizqi Khoirotun Hisan.pptx22B_040_Fadhilah Rizqi Khoirotun Hisan.pptx
22B_040_Fadhilah Rizqi Khoirotun Hisan.pptx
 
Syarifudin, dakwah melalui media cetak
Syarifudin, dakwah melalui media cetakSyarifudin, dakwah melalui media cetak
Syarifudin, dakwah melalui media cetak
 
Filsafat manusia
Filsafat manusiaFilsafat manusia
Filsafat manusia
 
DEFINISI DAN KONSEP TRADISIONALISME BERBANDING MODENISME (Kumpulan 15).pdf
DEFINISI DAN KONSEP TRADISIONALISME BERBANDING MODENISME (Kumpulan 15).pdfDEFINISI DAN KONSEP TRADISIONALISME BERBANDING MODENISME (Kumpulan 15).pdf
DEFINISI DAN KONSEP TRADISIONALISME BERBANDING MODENISME (Kumpulan 15).pdf
 
22B_121_INDAH QORY P..pptx
22B_121_INDAH QORY P..pptx22B_121_INDAH QORY P..pptx
22B_121_INDAH QORY P..pptx
 

More from FauzyOji1

Penelitian Pustaka dan Prosedurnya.pdf
Penelitian Pustaka dan Prosedurnya.pdfPenelitian Pustaka dan Prosedurnya.pdf
Penelitian Pustaka dan Prosedurnya.pdf
FauzyOji1
 
Evaluasi Program Model Stake.pdf
Evaluasi Program Model Stake.pdfEvaluasi Program Model Stake.pdf
Evaluasi Program Model Stake.pdf
FauzyOji1
 
Media dan Teknologi Audio.pdf
Media dan Teknologi Audio.pdfMedia dan Teknologi Audio.pdf
Media dan Teknologi Audio.pdf
FauzyOji1
 
Prinsip dan Faktor Pengembangan Kurikulum Bahasa Arab.pdf
Prinsip dan Faktor Pengembangan Kurikulum Bahasa Arab.pdfPrinsip dan Faktor Pengembangan Kurikulum Bahasa Arab.pdf
Prinsip dan Faktor Pengembangan Kurikulum Bahasa Arab.pdf
FauzyOji1
 
Metode dan Startegi Pembelajaran Ilmu Nahwu.pdf
Metode dan Startegi Pembelajaran Ilmu Nahwu.pdfMetode dan Startegi Pembelajaran Ilmu Nahwu.pdf
Metode dan Startegi Pembelajaran Ilmu Nahwu.pdf
FauzyOji1
 
Merancang dan Mendesai Instrumen Ranah Kognitif.pdf
Merancang dan Mendesai Instrumen Ranah Kognitif.pdfMerancang dan Mendesai Instrumen Ranah Kognitif.pdf
Merancang dan Mendesai Instrumen Ranah Kognitif.pdf
FauzyOji1
 
Nuzul al-Qur’an wa Asbabuhu.pdf
Nuzul al-Qur’an wa Asbabuhu.pdfNuzul al-Qur’an wa Asbabuhu.pdf
Nuzul al-Qur’an wa Asbabuhu.pdf
FauzyOji1
 
Ragam Penelitian Pendidikan.pdf
Ragam Penelitian Pendidikan.pdfRagam Penelitian Pendidikan.pdf
Ragam Penelitian Pendidikan.pdf
FauzyOji1
 
Konsep Dasar, Kedudukan dan Fungsi Bahan Ajar Bahasa Arab.pdf
Konsep Dasar, Kedudukan dan Fungsi Bahan Ajar Bahasa Arab.pdfKonsep Dasar, Kedudukan dan Fungsi Bahan Ajar Bahasa Arab.pdf
Konsep Dasar, Kedudukan dan Fungsi Bahan Ajar Bahasa Arab.pdf
FauzyOji1
 
Kalam Khabar.pdf
Kalam Khabar.pdfKalam Khabar.pdf
Kalam Khabar.pdf
FauzyOji1
 

More from FauzyOji1 (10)

Penelitian Pustaka dan Prosedurnya.pdf
Penelitian Pustaka dan Prosedurnya.pdfPenelitian Pustaka dan Prosedurnya.pdf
Penelitian Pustaka dan Prosedurnya.pdf
 
Evaluasi Program Model Stake.pdf
Evaluasi Program Model Stake.pdfEvaluasi Program Model Stake.pdf
Evaluasi Program Model Stake.pdf
 
Media dan Teknologi Audio.pdf
Media dan Teknologi Audio.pdfMedia dan Teknologi Audio.pdf
Media dan Teknologi Audio.pdf
 
Prinsip dan Faktor Pengembangan Kurikulum Bahasa Arab.pdf
Prinsip dan Faktor Pengembangan Kurikulum Bahasa Arab.pdfPrinsip dan Faktor Pengembangan Kurikulum Bahasa Arab.pdf
Prinsip dan Faktor Pengembangan Kurikulum Bahasa Arab.pdf
 
Metode dan Startegi Pembelajaran Ilmu Nahwu.pdf
Metode dan Startegi Pembelajaran Ilmu Nahwu.pdfMetode dan Startegi Pembelajaran Ilmu Nahwu.pdf
Metode dan Startegi Pembelajaran Ilmu Nahwu.pdf
 
Merancang dan Mendesai Instrumen Ranah Kognitif.pdf
Merancang dan Mendesai Instrumen Ranah Kognitif.pdfMerancang dan Mendesai Instrumen Ranah Kognitif.pdf
Merancang dan Mendesai Instrumen Ranah Kognitif.pdf
 
Nuzul al-Qur’an wa Asbabuhu.pdf
Nuzul al-Qur’an wa Asbabuhu.pdfNuzul al-Qur’an wa Asbabuhu.pdf
Nuzul al-Qur’an wa Asbabuhu.pdf
 
Ragam Penelitian Pendidikan.pdf
Ragam Penelitian Pendidikan.pdfRagam Penelitian Pendidikan.pdf
Ragam Penelitian Pendidikan.pdf
 
Konsep Dasar, Kedudukan dan Fungsi Bahan Ajar Bahasa Arab.pdf
Konsep Dasar, Kedudukan dan Fungsi Bahan Ajar Bahasa Arab.pdfKonsep Dasar, Kedudukan dan Fungsi Bahan Ajar Bahasa Arab.pdf
Konsep Dasar, Kedudukan dan Fungsi Bahan Ajar Bahasa Arab.pdf
 
Kalam Khabar.pdf
Kalam Khabar.pdfKalam Khabar.pdf
Kalam Khabar.pdf
 

Recently uploaded

IKLAN PENERIMAAN GURU SEKUM YPS 2024.pdf
IKLAN PENERIMAAN GURU SEKUM YPS 2024.pdfIKLAN PENERIMAAN GURU SEKUM YPS 2024.pdf
IKLAN PENERIMAAN GURU SEKUM YPS 2024.pdf
sriwulandari723
 
Biografi Presiden Republik Indonesia.pdf
Biografi Presiden Republik Indonesia.pdfBiografi Presiden Republik Indonesia.pdf
Biografi Presiden Republik Indonesia.pdf
pristayulianabila
 
LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM TENTANG MENGUKUR KEANEKARAGAMAN JENIS FLORA D...
LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM TENTANG  MENGUKUR KEANEKARAGAMAN JENIS FLORA D...LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM TENTANG  MENGUKUR KEANEKARAGAMAN JENIS FLORA D...
LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM TENTANG MENGUKUR KEANEKARAGAMAN JENIS FLORA D...
HengkiRisman
 
Tugas Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.4.pdf
Tugas Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.4.pdfTugas Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.4.pdf
Tugas Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.4.pdf
Thahir9
 
PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1
PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1
PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1
Arumdwikinasih
 
Modul Ajar Projek Kreatif dan Kewirausahaan - Peluang Usaha di Lingkungan i...
Modul Ajar Projek Kreatif dan Kewirausahaan - Peluang Usaha di Lingkungan   i...Modul Ajar Projek Kreatif dan Kewirausahaan - Peluang Usaha di Lingkungan   i...
Modul Ajar Projek Kreatif dan Kewirausahaan - Peluang Usaha di Lingkungan i...
PutraDwitara
 
PPT KRITERIA KENAIKAN KELAS & KELULUSAN.pptx
PPT KRITERIA KENAIKAN KELAS & KELULUSAN.pptxPPT KRITERIA KENAIKAN KELAS & KELULUSAN.pptx
PPT KRITERIA KENAIKAN KELAS & KELULUSAN.pptx
SriKuntjoro1
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdfPanduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
MildayantiMildayanti
 
Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas- www.kherysuryawan.id.pdf
Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas- www.kherysuryawan.id.pdfRangkuman Kehadiran Guru di Kelas- www.kherysuryawan.id.pdf
Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas- www.kherysuryawan.id.pdf
mad ros
 
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptxPembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Sosdiklihparmassdm
 
JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdfJURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
HERIHERI52
 
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKANSAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
NURULNAHARIAHBINTIAH
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Tugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdf
Tugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdfTugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdf
Tugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdf
nurfaridah271
 
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdfJuknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
HendraSagita2
 
Kalender Pendidikan tahun pelajaran 2023/2024 Kabupaten Temanggung .pdf
Kalender Pendidikan tahun pelajaran 2023/2024  Kabupaten Temanggung .pdfKalender Pendidikan tahun pelajaran 2023/2024  Kabupaten Temanggung .pdf
Kalender Pendidikan tahun pelajaran 2023/2024 Kabupaten Temanggung .pdf
SDNBotoputih
 
Tugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdf
Tugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdfTugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdf
Tugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdf
Thahir9
 
92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf
92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf
92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf
tsuroyya38
 

Recently uploaded (20)

IKLAN PENERIMAAN GURU SEKUM YPS 2024.pdf
IKLAN PENERIMAAN GURU SEKUM YPS 2024.pdfIKLAN PENERIMAAN GURU SEKUM YPS 2024.pdf
IKLAN PENERIMAAN GURU SEKUM YPS 2024.pdf
 
Biografi Presiden Republik Indonesia.pdf
Biografi Presiden Republik Indonesia.pdfBiografi Presiden Republik Indonesia.pdf
Biografi Presiden Republik Indonesia.pdf
 
LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM TENTANG MENGUKUR KEANEKARAGAMAN JENIS FLORA D...
LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM TENTANG  MENGUKUR KEANEKARAGAMAN JENIS FLORA D...LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM TENTANG  MENGUKUR KEANEKARAGAMAN JENIS FLORA D...
LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM TENTANG MENGUKUR KEANEKARAGAMAN JENIS FLORA D...
 
Tugas Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.4.pdf
Tugas Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.4.pdfTugas Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.4.pdf
Tugas Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.4.pdf
 
PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1
PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1
PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1
 
Modul Ajar Projek Kreatif dan Kewirausahaan - Peluang Usaha di Lingkungan i...
Modul Ajar Projek Kreatif dan Kewirausahaan - Peluang Usaha di Lingkungan   i...Modul Ajar Projek Kreatif dan Kewirausahaan - Peluang Usaha di Lingkungan   i...
Modul Ajar Projek Kreatif dan Kewirausahaan - Peluang Usaha di Lingkungan i...
 
PPT KRITERIA KENAIKAN KELAS & KELULUSAN.pptx
PPT KRITERIA KENAIKAN KELAS & KELULUSAN.pptxPPT KRITERIA KENAIKAN KELAS & KELULUSAN.pptx
PPT KRITERIA KENAIKAN KELAS & KELULUSAN.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
 
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
 
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdfPanduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
 
Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas- www.kherysuryawan.id.pdf
Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas- www.kherysuryawan.id.pdfRangkuman Kehadiran Guru di Kelas- www.kherysuryawan.id.pdf
Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas- www.kherysuryawan.id.pdf
 
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptxPembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
 
JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdfJURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
 
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKANSAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
 
Tugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdf
Tugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdfTugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdf
Tugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdf
 
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdfJuknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
 
Kalender Pendidikan tahun pelajaran 2023/2024 Kabupaten Temanggung .pdf
Kalender Pendidikan tahun pelajaran 2023/2024  Kabupaten Temanggung .pdfKalender Pendidikan tahun pelajaran 2023/2024  Kabupaten Temanggung .pdf
Kalender Pendidikan tahun pelajaran 2023/2024 Kabupaten Temanggung .pdf
 
Tugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdf
Tugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdfTugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdf
Tugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdf
 
92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf
92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf
92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf
 

Post-Modernisme.pdf

  • 1. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia tidak akan pernah bisa dipisahkan dari perkembangan zaman. Perubahan dan perkembangan manusia dapat dilihat pada kenyataan pengetahuan manusia, khususnya dalam bidang filsafat yang telah menajdi rahasia umum bahwa periode perkembangan manusia dibagi menjadi beberapa zaman yakni sejak zaman kuno, pertengahan, modern dan post-modernisme, pada setiap perubahan dari satu zaman kezaman selanjutnya memiliki corak pemikiran masing-masing. Perkembangan manusia seiring berjalannya zaman tidak lepas dari rasa ingin tahu yang terus berubah-ubah dan mengalami perkembangan berdasarkan kepentingan dan kebutuhan yang terus bertambah. Begitupula dalam perkembangan ilmu pengetahuan yang mengalami perkembangan dari masa ke masa, hal tersebut terjadi karena ketidak puasan manusia terhadap ilmuan yang telah ada akan tetapi selalu mencari, menggali, menelaah bahkan menemukan bidang keilmuan yang baru. Pembagian era yang dilakukan oleh orang yang memiliki otoritas pada bidang filsafat merupakan suatu bentuk ketidak puasan dari satu era sehingga memunculkan sebuah era baru, demikian juga kemunculan post-modernisme yang merupakan bentuk ketidak puasan terhadap era modernisme bahkan ada yang menggap bahwa era modernisme sebagai era kegagalan dalam mengangkat martabat manusia.
  • 2. 2 Post-modernisme memandang janji-janji yang telah dilempar kepada masyarakat tidak sesuai dengan apa yang diharapkan untuk membawa masyarakat ke arah kehidupan yang lebih baik. Perkembangan teknologi dan informasi telah memberikan dampak yang sangat buruk bagi manusia bahkan ke arah kehancuran manusia, misalnya peperangan yang terus terjadi sehingga memberikan luka penderitaan pada kehidupan manusia. Permasalahan tersebut terjadi karena manusia era modern memberikan pengahragaan setinggi-tingginya terhadap akal manusia bahkan ada beberapa filusuf mengatakan sebagai bentuk pendewaan dan ilmu pengetahuan sebagai kebenaran objetif yang bebas dari nilai. Berdasarkan keperihatinan para ilmuan terhadap kejadian-kejadian yang terjadi maka diusunglah sebuah era yang disebut post-modernisme sebagai bentuk perlawanan atau kelajutan terhadap modernisme. Pada penulisan ini kami mencoba untuk memberikan sedikit pemaparan tentang post-modernisme, dengan harapan memberikan gambaran apa saja poin-poin dari post-modernisme. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana definisi, latar belakang dan tokoh post-modernisme ? 2. Bagaimana perbedaan modernisme dan post-modernisme ? 3. Bagaimana kritik post-modernisme terhadap modernisme ? C. Tujuan Penulisan 1. Mengetahui definisi, latar belakang dan tokoh post-modernisme ? 2. Mengetahui perbedaan modernisme dan post-modernisme ? 3. Mengetahui kritik post-modernisme terhadap modernisme ?
  • 3. 3 BAB II PEMABAHASAN A. Definisi, Latar Belakang dan Tokoh Post-Modernisme 1. Definisi Secara etimologi post-modernisme memiliki dua asal kata yakni post dan modern, post bermakna later dan after1 , sehingga dapat diartikan sebagai perpanjangan dari yang pertama atau lanjutan dari yang kedua2 . Akan tetapi menurut penganut post-modernisme bahwa kata post bermakna melampaui kematian modernisme3 . Modern bermakna up to date atau sekarang, dengan demikian dapat dikatakan bahwa post-modernisme adalah setelah sekarang, sedang berlalu, selalu berubah seperti halnya kehidupan yang mengalir dan melampaui yang sekarang4 . Sedangakan secara terminologi post-modernisme bermakna sebagai krtik terhadap masyarakat modern dengan segala kegagalan terhadap janjinya. Post- modernisme adalah aliran yang memiliki paradigma baru sebagai antitesa terhadap modernisme yang dianggap gagal serta tidak relevan dengan perkembangan zaman5 . Post-modernisme dapat juga diartikan sebagai segala upaya untuk merevisi pandangan dan paradigma modernisme 6 . 1 Muzairi, Filsafat Umum (Yogyakarta: Teras, 2009), h. 148. 2 Radhar Panca Dahana, Jejak Postmoderinsme: Pergulatan Kaum Intelektual Indonesia (Cet. I; Yogyakarta: PT Bentang Pustaka, 2004), h. 26. 3 Muzairi, Filsafat Umum, h. 148. 4 Kevin O’Donnell, Postmodernism, terj. Kasinius: Postmodernisme (Cet. V; Yogyakarta: Penerbit Kasnisius (Anggota IKAPI), 2013), h. 6. 5 Aceng Rahmat dkk. Filsafat Ilmu Lanjutan (Jakarta: Prenada Media Group. 2011), h. 104. 6 Emanuel Wora, Perenialisme: Kritik Atas Modernisem dan Postmodernisme (Cet.X; Yogyakarta: Penerbit Kanisus (Anggota IKAPI), 2010), h. 93-94
  • 4. 4 Pendefinisian post-modernisme secara umum memiliki perbedaan antara satu dengan yang lain. Richard Appignanesi dan Chris Garatt mengartikan post- modernisme adalah sebagai hasil dari modernisme, akibat modernisme, anak modernisme, perkembangan dari modernisme, penyangkalan tentang modernisme atau penolakan terhadap modernisme7 . Sementara Lyotard mendefinisikan post- modernisme dengan meninggalkan seluruh teori dan budaya atau kultur modern disebabkan kegagalan teori modernisme dalam memandang kenyataan serta paradigma yang terjadi sekarang. Teori post-modernisme enggan membahas tentang sesuatu yang bersifat baku dalam artian benar dan salah melainkan semuanya dapat dibahas secara terbuka serta meluas8 . Berdasarkan dari beberapa definisi post-modernisme yang telah disebutkan menunjukan perbedaan antara satu pengertian dengan pengertian lain, hal tersebut menunjukan bahwa pengertian post-modernisme tidak bisa diartikan secara mandiri dan sebagai pembatasan9 . Terjadinya beberapa perbedaan pendapat disebabkan post-modernisme lebih mengacuh pada kritik terhadap budaya sehingga menjadikan pembahasan post-modernisme menjadi meluas, hal tersebut sejalan dengan pendapat Bauman yang mengatakan bahwa budaya dalam perkembangan post-modernisme sangat beragam, berdasarkan sudut pandang masing-masing, dengan demikian Bauman menginginkan sebuah kejelasan pada semua bidang dalam post-modernisme karena sampai sekarang belum ada 7 Akhyar Yusuf Lubis, Postmodernisme: Teori dan Praktik (Cet III; Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2016), h. 14. 8 Aris Puji Purwatiningsih dan Hendri Hermawan Adinugraha, “Hastori Filantropi: Tinjauan Teori Postmodernisme”, ZISWAF 5, No. 1 (Juni 2018): h. 153. 9 Aris Puji Purnawatiningsih dan Hendri Hermawan Adinugraha, “Histor Filantropi: Tinjauan Teori Postmodern”, h. 150.
  • 5. 5 kejelasan. Sehingga dalam pandangan Bauman harus ada beberapa pihak yang memiliki kewenangan pada bidang ini untuk memberikan kejelasan10 . Pengikut post-modernisme pada dasarnya tidak suka dengan keseragaman dan pembatasan, namun lebih terbuka untuk menerima perbedaan. Konsep perbedaan, keberagaman, anti esensialitas sebagai cara pandang yang berbeda dan cara berfikr universal menjadi konsep penting pada pola pemikiran post- modernisme11 . Post-modernisme merupakan sebuah metode kritis terhadap modernisme yang berusaha membongkar mitos, penyimpangan terhadap fakta, paradoks sebagaimana tergambar pada kenyatan sosial pada masyarakat kontemporer12 . Pada perkembangan post-modernisme memunculkan dua golongan yaitu: Pertama, golongan yang bersikap moderat dengan pandangannya bahwa post- modernisme hanya lanjutan dari modern. Beberapa tokoh pemikirnya meliputi: Daniel Bell, Anthony Giddens dan Jurgen Harbernas. Beberapa tokoh tersebut memahami post-modernisme tidak serta merta terkait penghapusan atas segala hal mengenai modern dan bukan pula gerakan yang mengarah kembali ke masa lalu serta masih memanfaatkan hal-hal yang dianggap baik di era modern dan tradisional dengan mendaur ulang dalam konteks yang baru. Kedua, golongan yang bersifat ekstrim dengan pandangannya bahwa peralihan dari modern ke post- modernisme bukan sekedar lanjutan melainkan perubahan paradigma yang radikal. Salah satu tokoh pemikirnya adalah Francois Lyotard yang mengatakan 10 Aris Puji Purwatiningsih dan Hendri Hermawan Adinugraha, “Hastori Filantropi: Tinjauan Teori Postmodernisme”, h. 153 11 Akhyar Yusuf Lubis, Postmodernisme: Teori dan Praktik h. 15 12 Medhy Anggita Hidayat, “Menimbang Teri-Teori Sosial Postmodernisme: Sejarah, Pemikiran dan Masa Depan Postmodernisme”, Jurnal of Urban Sociology 2, No. 1 (April 2019): h. 50
  • 6. 6 bahwa tidak terdapat kelanjutan (diskontinuitas) paradigma berpikir dari kedua era13 . 2. Latar Belakang Munculnya Post-Modernisme Kemunculan post-modernisme sampai saat ini masih menjadi perdebatan karena disetiap disiplin akan melihat dari sudut pandang yang berbeda. Istilah post-modernisme menurut Hassan dan Jencks istilah tersebut pertama kali dikemukakan Federico de Onis dalam karyanya pada tahun 1930-an dengan judul Antologia de la Poesia Espanola a Hispanoamericana, sebagai rekasi terhadap modernisme14 . Menurut Boivert istilah post-modernisme pertama kali dikemukakan oleh Joseph Hudnut dengan penyebutan “arsitektur post-modernisme” pada tahun 1949 akan tetapi ia harus menunggu sampai tahun 1960-an untuk mengaplikasikan istilah tersebut di lapangan. Sementara menurut Lyotard post-modernisme telah ada sejak tahun 1950-an, ini dapat dilihat dalam karyanya dengan judul The Postmodern Condition: A Report and Knowledge. Pada buku tersebut Lyotard menolak ide-ide modenisme tentang cerita-cerita besar (grand narative) dengan menyandarkan segalanya pada akal. Post-modernisme adalah hasil penolakan terhadap modernisme yang gagal dalam mewujudkan cita-citanya yaitu: reason, nature, happines, progress dan liberty15 . Perubahan dari paham modernisme ke arah post-modernisme dijelaskan oleh berbagai aliran pemikiran sebagai peralihan dari klaim yang bersifat ketunggalan, keterpusatan, universalitas, homogenitas dan rasionalitas menuju ke 13 Aris Puji Purnawatiningsih dan Hendri Hermawan Adinugraha, “Histor Filantropi: Tinjauan Teori Postmodern”, h. 150. 14 Zaprulkhan, Filsafat Ilmu: Sebuah Analisis Kontenporer (Cet. III; Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2016), h. 301-302. 15 Radhar Panca Dahana, Jejak Postmoderinsme: Pergulatan Kaum Intelektual Indonesia, h. 23-24
  • 7. 7 arah klaim yang bersifat kemajemukan, ketidak berpusatan, relativitas, heterogenitas dan anti rasioanlitas. Aliran post-modernisme memberikan penolakan keras terhadap narasi besar, disebabkan ini membuat pemisahan antara kultural, rasional dan irasional, barat dan timur serta lain sebagainya. Post- modernisme memandang sebaliknya dengan menyamakan fragmentasi budaya dengan membangun kembali lokalitas dan etnisitas dengan tujuan menghargai perbedaan16 . Kelahiran post-modernisme tidak dapat dipisahkan dari modernisme, modernisme diartikan serba maju, gemerlap dan progresif. Modernisme menjanjikan perubahan ke arah pemikiran dunia yang lebih maju dan mapan serta semua kebutuhan dapat terpenuhi. Salah satu ciri khas modernisme adalah rasoinalitas yang akan memberikan kemampuan kepada manusia untuk membendung mitos dan keyakinan yang bersifat tradisional17 . Modernisme mengalami perkembangan ditandai dengan adanya rasionalisme, materialisme serta kapitalisme yang dibarengi perkembangan teknologi dan sains sehingga menjadikan distorsi moral keagamaan dan runtuhnya martabat kemanusiaan18 . Modernisme memiliki sisi gelap yang menjadikan kehidupan manusia kehilangan jati diri, sebagaimana yang dikatakan Max Horkheimer, Adorno dan Herbert Marcuse bahwa modernisme (pencerahan) melahirkan sebuah penindasan dan dominasi akan tetapi tidak bisa juga dipungkiri dalam modernisme memberikan kemajuan dan perkembangan yang sangat pesat. Sementara menurut Anthony Giddens modernisme sebagai pembawa bencana bagi manusia dengan alasan, penggunaan kekerasan dalam menyelesaikan sengketa atau permasalahan, 16 Zaplrulkhan, Filsafat Ilmu: Sebuah Analisis Kontenporer, h. 302 17 Johan Setiawan dan Ajad Sudrajat, “Pemikiran Postmodernisme dan Pandangannya Terhadap Ilmu Pengetahuan”, Jurnal Filsafat 28, No. 1 (Februari 2018), h. 28 18 Johan Setiawan dan Ajad Sudrajat, “Pemikiran Postmodernisme dan Pandangannya Terhadap Ilmu Pengetahuan”, h. 29
  • 8. 8 penindasan terhadap yang lemah, ketimpangan sosial dan kerusakan hidup yang kian mengkhawatirkan19 . Berdasarkan hal tersebut era modernisme memberikan dampak krisis pada manusia sebagaimana menurut Pauline M. Rosenau yaitu: a. Modernisme gagal mewujudakan cita-cita perbaikan masa depan sebagaimana janjinya pada pengikut modernisme. b. Pengetahuan yang berkembang pada era modernisme tidak dapat mengontrol kesewenangan serta penyalahgunaan ilmu pengetahuan. c. Banyak teori dan fakta yang bertentangan pada perkembangan ilmu pengetahuan. d. Ada keyakinan terhadap ilmu pengetahuan mampu menyelesaikan segala persoalan pada hidup manusia akan tetapi hal tersebut keliru . e. Ilmu pengetahuan yang berkembang kurang memperhatikan metafisika karena berfokus pada fisik20 . Modernisme dengan ciri penggunaan rasio, menjadikan manusia sebagai sentral (Humanisme) sehingga mereka menganggap dirinya ungul dikarenakan penemuan sains dan teknologi sebagai hasil dari kerja rasio yang semakin mendorong untuk menaklukkan alam seoptimal mungkin demi kepentingan manusia. Barat merasa bangga dengan perekembangan sains dan teknolgi sebagai hasil penemuan akan tetapi pemikiran dan pemahaman tentang agama sebagai wahyu ditinggalkan. Konsekuensi dari gaya tersebut menimbulkan krisis kemanusiaan secara universal yaitu: 19 Johan Setiawan dan Ajad Sudrajat, “Pemikiran Postmodernisme dan Pandangannya Terhadap Ilmu Pengetahuan”, h. 28-29 20 Medhy Anggita Hidayat, “Menimbang Teri-Teori Sosial Postmodernisme: Sejarah, Pemikiran dan Masa Depan Postmodernisme”, h. 48
  • 9. 9 1) Krisis spiritual Krisis ini terjadi disebabkan para filusuf barat bersifat dualisme dalam memandang manusia, peradaban barat lebih condong kepada saintisme dan mekanisme sehingga roh menjadi tersingkirkan. Dampaknya menjadikan manusia sebagai makhluk yang bersifat robotik sehingga manusia sangat menjunjung tinggi nilai-nilai materialsme dan meninggalkan nilai-nilai spiritual. 2) Krisis moral Krisis moral yang terjadi merupakan konsekuensi logis serta kekeliruan cara pandang ilmuan barat yang terjadi pada era modern dengan menjadikan manusia sebagai pusat dari segalanya dan mengabaikan nilai religiositas. Pada era ini hampir semua lini kehidupan manusia dilanda dengan krisis moral seperti pendidikan, politik, ekonomi dan lain sebagainya 3) Krisis lingkungan Krisis lingkungan yang terjadi pada saat ini adalah dampak dari kekeliruan dan kesalahan manusia dalam memandang diri sendiri dan alam, kekeliruan tersebut membuat pola pikir manusia agak melenceng dalam memandang alam dan memanfaatkannya21 . 3. Tokoh a. Jean Francois Lyotard Jean Francois Lyotard lahir pada tahun 1924 di Versailes Prancis, karir akademiknya dimulai pada tahun 1950 sebagai guru sekolah menegah di Constantine Alegria, pada tahun 1959 ia menerima tawaran mengajar di Universitas of Paris Sorbone, pada tahun 1966 meninggalkan Sorbone untuk mengajar di Universitas of Nantere, selanjutnya Lyotard meninggalkan Nentere 21 Muhammad Sabri dkk., Filsafat Ilmu (Makassar: Alauddin Press, 2009), h. 69-70
  • 10. 10 pada tahun 1970 untuk mengajar di Universitas of Paris VIII Vencennes, pada tahun 1971 baru menyelesaikan doktoral dengan mempublikasi bukunya dengan judul Discourse Figure. Lyotard menghembuskan nafas terakhir pada tahun 1998 di Paris saat beliau telah mengambil gelar professor Emeritus di Universitas of Paris VIII dan Professor di Emory University, Atalanta, Amerika Serikat22 . Lyotard merupakan filusuf post-modernisme yang terkenal dan tokoh penting diantara filusuf postmodernisme lainnya. Karyanya yang paling terkenal adalah The Postmodernisme Condition dan The Differend. Lyotard memandang ilmu pengetahuan dalam pandangan modenisme sebagai narasi besar, saat ini mengalami masalah yang sama dengan abad pertengahan dengan memunculkan istilah religi, nasional kebangsaan serta kepercayaan terhadap unggulnya negara Eropa yang saat ini kurang bisa diterima lagi kebenarannya. Postmodernisme menjadikan suatu ilmu pengetahuan tidak serta merta harus diterima kebenarannya akan tetapi harus diselidiki serta dibuktikan terlebih dahulu. Ilmu pengetahuan dalam pandangan postmdernisme bukan hanya menjadi alat penguasa, ilmu pengetahuan harus memperluas pandangan manusia yang berbeda- beda sehingga memperkuat toleransi antara manusia23 . b. Michel Foucault Michel Foucault lahir di Poitiers Prancis tanggal 15 Oktober 1926 dengan nama Paul Michel Foucault dari keluarga hedon, ayahnya merupakan seorang dokter bedah terkenal di Prancis. Foucault dikenal sebagai seorang sejarawan, sosiologis dan filusuf. Jejak pendidikan dasarnya ia selesaikan di sekolah Jesuit College Saint Stanislas kemudian dilanjutkan ke Eclo Normale Superieure yang 22 Medhy Anggita Hidayat, “Menimbang Teri-Teori Sosial Postmodernisme: Sejarah, Pemikiran dan Masa Depan Postmodernisme”, h. 51 23 Johan Setiawan dan Ajad Sudrajat, “Pemikiran Postmodernisme dan Pandangannya Terhadap Ilmu Pengetahuan”, h. 30-31
  • 11. 11 merupakan sekolah humaniora terkemuka di Prancis. Karir akademik Foucault dimulai pada tahun 1951 sebagai guru di Ecole Normale, pada tahun 1953-1954 ia mengajar di Universitas Lille Nord de France sebagai dosen psikologi, tahun 1954 menjadi duta besar budaya Prancis serta mengajar di Universitas Uppsala Swedia, tahun 1958 ia meninggalkan Uppsala kemudian mengajar di Warsawa Univeristy dan Universitas of Humberg Jerman, tahun 1960 beliau kembali ke Prancis untuk mengajar filsafat di University of Clermont Ferrand dan jabatan terakhirnya adalah rektor di College de france24 . Michel Foucault salah satu tokoh post-modernisme yang menentang keuniversalan pengetahuan yang diusung oleh tokoh modernisme, dibawah ini beberapa pemikiran modernisme yang tidak diterima Foucault 1) Pengetahuan tidak bersifat metafisis, transendental atau universal akan tetapi memiliki ciri khas untuk setiap waktu dan tempat. 2) Tidak ada pengetahuan yang dapat menjelaskan secara objektif akan tetapi bersifat subjektif. 3) Pengetahuan bukan sebagai pemahaman yang netral akan tetapi berdasarkan rezim penguasa25 . c. Jacques Darrida Jacques Darrida lahir pada tanggal 15 Juli 1930 di El Biar Algeria, pada tahun 1949 sempat belajar di Ecole Normale Superieure yang merupakan sekolah elit di Paris. Jejak akadmik Darrida dimulai pada tahun 1960 dengan mengajar filsafat di Universitas Sorbone sampai tahun 1964, kemudian di Ecole Normale Superieure dari tahun 1964-1984, kemudian lanjut mengajar di Ecole des Hautes Etudes en Sciences Sociales dari tahun 1984-1999. Darrida sering memberikan 24 Medhy Anggita Hidayat, “Menimbang Teri-Teori Sosial Postmodernisme: Sejarah, Pemikiran dan Masa Depan Postmodernisme”, h. 51 25 Johan Setiawan dan Ajad Sudrajat, “Pemikiran Postmodernisme dan Pandangannya Terhadap Ilmu Pengetahuan”, h. 31
  • 12. 12 kuliah di beberapa universitas terkenal di Amerika Serikat seperti Di Yale University serta University of California, beliau meninggal dunia pada tanggal 18 Oktober 2004 di Paris Prancis26 . Istilah yang paling identik dengan beliau adalah dekontruksi yang menjadi kunci buah pemikirannya terhadap post-modernisme. Dekontruksi dalam artian mengurai, melepaskan dan membuka. Teori dekontruksi Darrida mencoba memberikan sumbangsi kritik terhadap teori modernisme yang diniai sangat kaku dan tidak bisa dibantah kebenarannya27 . d. Jean Baudrillard Jean Baudrillard, lahir di kota Reims Prancis tahun 1929 pada tanggal 9 Januari. Baudrillard berasal dari keluarga petani urban yang sederhana, ia merupakan satu-satuya keturunan dalam keluarganya yang berprofesi sebagai seorang ilmuan. Pada tahun 1966 ia menyelesaikan tesis sosiologinya di Universitas Nanterre di bawah bimbingan Henry Lefebre yang menganut anti strukturalisme, satu tahun setelahnya ia mengajar di Universitas yang sama, kemudian dipanggil untuk ikut bergabung di Ecole des Hautes Etudes28 . Pola pemikirannya berfokus pada kultur yang dalam pandangannya mengalami perubahan besar-besaran dan dianggap sebagai bencana besar. Perubahan kultur menyebabkan manusia ke arah yang lebih pasif dari pada memberontak sebagaimana yang dipikirkan oleh Marxis. Dengan demikian, manusia menjadi menerima segala hal tanpa memikirkan makna, manusia 26 Medhy Anggita Hidayat, “Menimbang Teri-Teori Sosial Postmodernisme: Sejarah, Pemikiran dan Masa Depan Postmodernisme”, h. 55 27 Johan Setiawan dan Ajad Sudrajat, “Pemikiran Postmodernisme dan Pandangannya Terhadap Ilmu Pengetahuan”, h. 31 28 Medhy Anggita Hidayat, “Menimbang Teri-Teori Sosial Postmodernisme: Sejarah, Pemikiran dan Masa Depan Postmodernisme”, h. 56-57
  • 13. 13 memilih jalan sendiri tanpa mengindahkan sesuatu upaya yang bertujuan untuk memanipulasi mereka29 . e. Fredrick Jameson Fredrick Jameson lahir di Cleveland Ohio Amerika Serikat, pada tahun 1954 setelah lulus dari Haverford College kemudian melanjutkan perjalannya ke eropa untuk belajar di Aix en Provence Munich di Berlin, disinilah mendapatkan pelajaran perkembangan terbaru filsafat, khususnya pada bidang strukturalisme, setelah puas dengan hal tersebut ia kemudian kembali ke Amerika Serikat untuk melanjutkan studi doktoral di Yale University, setelah selesai Fredrick Jameson sempat mengajar di Harvard University kurang lebih lima tahun.30 . Fredrick Jameson merupakan kritikus literatur bermazhab Marxisme, beliau menganggap post-modernisme bukan sebagai peralihan dari kapitalisme akan tetapi merupakan ekspansi dari modernisme, sehingga menurutnya historis yang terjadi sekarang ini bukanlah suatu pemutusan paradigma dari modernisme ke post-modernisme melainkan sebuah kelanjutan pola pemikiran31 . B. Perbedaan Modernisme dan Post-Modernisme Perbedaan aliran Modernisme dan Post-Modernisme dapat dilihat pada ciri masing-masing dari aliran tersebut, di bawah ini akan dikemukakan ciri aliran Post-Modernisme. 1. Dekonstruktif Salah satu buku filsafat yang memberikan ciri pemikiran post-modernisme yang bersifat dekonstruktif adalah buku karangan Amin Abdullah dengan judul 29 Johan Setiawan dan Ajad Sudrajat, “Pemikiran Postmodernisme dan Pandangannya Terhadap Ilmu Pengetahuan”, h. 32 30 Medhy Anggita Hidayat, “Menimbang Teri-Teori Sosial Postmodernisme: Sejarah, Pemikiran dan Masa Depan Postmodernisme”, h. 60 31 Johan Setiawan dan Ajad Sudrajat, “Pemikiran Postmodernisme dan Pandangannya Terhadap Ilmu Pengetahuan”, h. 32
  • 14. 14 Falsafah Kalam di Era Postmodernisme, lebih lanjut di dalam bukunya menyatakan bahwa hampir keseluruhan ilmu pengetahuan dijadikan dasar yang telah paten pada era modernisme dipertanyakan ulang oleh aliran post- modernisme, ini disebabkan teori modernisme menutup kemunculan dan perkembangan teori yang pada dasarnya bisa saja lebih baik dalam membantu memahami kenyataan serta penyelesaian suatu masalah. Pemberian standar yang dilakukan modernisme dianggap kaku serta terlalu sistematis dan tidak cocok dengan kenyataan yang jauh lebih rumit sehingga cara tersebut harus dirubah, diperbaiki dan disempurnakan oleh pengikut dan pemikir post-modernisme32 . 2. Relativisme Relativisme dalam artian pemikirannya lebih ke arah hal yang bersifat realitas budaya (nila-nilai dan kepercayaan) tergambar pada teori-teori yang dikembangkan oleh antropologi, dimana dalam antropologi tidak ada budaya yang memiliki satu bangunan yang sama, dengan demikian bahwa nila-nilai budaya yang mencoba dimunculkan kembali dalam post-modernisme adalah budaya yang bersifat relatif. Berdasarkan penjelasan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa pengetahuan dalam pandangan post-modernisme bersifat relatif dan tidak ada pengetahuan yang bersifat pasti.33 3. Pluralisme Hasil perkembangan pengetahuan modernisme dalam segala bidang misalnya transportasi dan komunikasi memberikan dampak pada era pluralisme, budaya dan agama semakin dapat dihayati dan dipahami oleh banyak masyarakat dimanapun ia berada, dengan adanya ciri ini menjadikan budaya, agama, ras, ekonomi sosial, suku, pendidikan, ilmu pengetahuan dan lain sebagainya adalah 32 Johan Setiawan dan Ajad Sudrajat, “Pemikiran Postmodernisme dan Pandangannya Terhadap Ilmu Pengetahuan”, h. 33 33 Johan Setiawan dan Ajad Sudrajat, “Pemikiran Postmodernisme dan Pandangannya Terhadap Ilmu Pengetahuan”, h. 34
  • 15. 15 sebuah realitas yang tidak bisa dikesampingkan, dengan perbedaan-perbedaan yang terjadi maka manusia akan memiliki toleransi dalam pola pemikiran tergantung dari latar belakang masing-masing34 . Menurut Akbar S. Ahmed dalam bukunya Postmodernism and Islam mengemukakan ciri-ciri sosiologis postmodernisme diantaranya: a. Penolakan terhadap proyek modernitas. b. Perkembangan media massa yang memilki pengaruh kuat terhadap manusia bahkan lebih jauh media massa menjelma menjadi tuhan dan agama baru dalam menentukan kebenaran dan kesalahan perilaku manusia. c. Lahirnya radikalisme etnis dan agama. d. Timbulnya usaha manusia untuk menemukan identitas baru serta apresiasi dan ketetrikatan dengan masa lampau. e. Dominasi wilayah perkotaan sebagai pusat kebudayaan seperti dominasi negara maju terhadap negara berkembang. f. Peluang untuk menyampaikan pendapat lebih terbuka khususnya bagi kalangan sosial minoritas. g. Munculnya kecenderungan akletisisme dan pencampuradukan berbagai diskursus nilai, keyakinan sehingga sekarang sulit untuk menempatkan suatu objek budaya secara ketat pada kelompok budaya tertentu secara eksklusif. h. Bahasa yang digunakan pada postmodernisme sering memiliki kesan yang tidak jelas dan konsisten sehingga bersifat paradoks35 . 34 Johan Setiawan dan Ajad Sudrajat, “Pemikiran Postmodernisme dan Pandangannya Terhadap Ilmu Pengetahuan”, h. 34 35 Medhy Anggita Hidayat, “Menimbang Teri-Teori Sosial Postmodernisme: Sejarah, Pemikiran dan Masa Depan Postmodernisme”, h. 50
  • 16. 16 C. Kritik Post-Modernisme terhadap Modernisme 1. Reduksi modernisme Secara garis besar postmodernisme memberikan penolakan terhadap penyederhanaan (reduksionistik) modernisme dimana kenyataan cenderung direduksi untuk dapat dikuasai. Menurut Smith reduksi yang dilakukan oleh aliran modernisme adalah suatu cara yang sangat kejam dalam menghilangkan unsur transendensi di dalam prinsip-prinsipnya, atau dengan kata lain kenyataan dalam modernisme direduksi hanya meliputi apa yang mampu ditangkap oleh akal manusia saja yang tercermin pada sains modern. Segala sesuatu yang tidak dapat dijangkau oleh akal manusia akan selalu ditolak sebagai sesuatu yang memiliki keberadaan, karena tidak mampu dijelaskan oleh akal manusia dan ini dijadikan standar dalam pengontrolan segala hal36 . 2. Dekonstruksi pemikiran modernisme Kritik yang dilakukan oleh post-modernisme kepada aliran modernisme dalam bidang filsafat sering disebut dengan dekonstruksi. Filsafat modern yang memiliki corak pemikiran yang bersifat rasional didekonstruksi ulang oleh post- modernisme. Pernyataan tersebut berangkat dari pendapat Nietsche pada tahun 1880-an yang berkata budaya barat telah berada dipinggir jurang kehancuran disebabkan terlalu mendewakan rasio dan pada tahun 1990-an Capra juga menyatakan bahwa budaya barat telah hancur kerena terlalu mendewakan akal37 . Rasionalisme yang menjadi corak pemikiran modernisme harus didekonstruksi ulang karena rasionalisme digunakan dengan keliru. Gara-gara kekeliruan dan kesalahan dalam menggunakan rasio yang menjadi penyebab terjadinya kehancuran budaya barat. Kelemahan manusia modern terletak pada 36 Emanuel Wora, Perenialisme: Kritik Atas Modernisem dan Postmodernisme, h. 102- 103 37 Ahmad Tafsir, Filsafat Umum: Akal dan Hati Sejak Thales Sampai Capra (Cet XII; Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2003), h. 257
  • 17. 17 pendewaan terhadap akal yang berlebihan, dampak dari pendewaan tersebut mengakibatkan pergeseran terhadap nilai dan norma. Manusia modern lebih cenderung mewarisi sifat positivistik dengan menolak keterkaitan antara subtansi jasmani dan rohani manusia dan lebih jauh apabila dihubungkan dengan agama maka akan lebih parah akibat yang ditimbulkan38 . 3. Rasionalitas universal Postmodernisme menolak adanya pengetahuan rasionalitas universal, paradigma positivisme yang memilki dominan pada era modern. Positivisme memberikan penekanan pada kesatuan metode ilmu pengetahuan serta kepercayaan terhadap teori yang bersifat objektif. Post-modernisme lebih menerima penjelasan narasi-narasi kecil, lokal, bersifat keberagaman dan kontekstual39 . Modernisme menjadikan ilmu-ilmu positivis empiris sebagai standar kebenaran yang paling akurat (objektif dan positivis) sehingga memberikan perubahan moral dan sifat religius yang megakibatkan kehilangan wibawa, maka dari itu terjadi distorsi moral-religius yang menjadi kaku dan keras. Postmodernisme memberikan sebuah tawaran dalam pendekatan pada ilmu pengetahuan yakni pendekatan metodologis dengan interpretasi anti objektif, dekonstruksi, relativitas dari eksistensi plural. Post-modernisme memandang ilmu pengetahuan harus bersifat subjektif sehingga pengaruhnya menjadikan ilmu pengetahun tidak akan pernah bebas dari nilai yang merupakan kebalikan dari modernisme dengan pandangan pengetahuan objektif dan bebas dari nilai Dengan demikian pola pemikiran mesti dirubah secara keseluruhan menjadi plural dan terbuka pada semua sisi kehidupan40 . 38 Ahmad Tafsir, Filsafat Umum: Akal dan Hati Sejak Thales Sampai Capra, h. 257 39 Akhyar Yusuf Lubis, Postmodernisme: Teori dan Praktik, h. 19 40 Johan Setiawan dan Ajad Sudrajat, “Pemikiran Postmodernisme dan Pandangannya Terhadap Ilmu Pengetahuan”, h. 38-39
  • 18. 18 Sementara dalam pandangan lain menyatakan ada enam pola pemikiran modernisme yang mencoba dibantah oleh post-modernisme. Pertama, pandangan dualistik modernisme dengan membagi semua hal menjadi subjektif/objektif, spritiual/material, manusia/dunia dan sebagainya. Paham ini telah melakukan objektivasi alam secara berlebihan dan eksploitasi berlebih, kedua, pandang modernisme yang bersifat objektif dan instrumentalis positivistik yang menjatuhkan manusia dan masyarakat pada pembendaan, akibatnya modernisme yang dahulunya bersifat emansipatif sekarang malah bersifat dehuman, ketiga, dominasi ilmu-ilmu yang bersifat empiris positivistik menjadikan manusia kehilangan moral serta religi, sehingga menjadikan manusia keras, keempat, pandangan hidup yang materialistis, kelima, berkembangnya militerisme disebabkan hilangnya moral dan agama, keenam, bangkitnya sifat rasisme dan diskrimiansi dimana-mana41 . 41 Medhy Anggita Hidayat, “Menimbang Teri-Teori Sosial Postmodernisme: Sejarah, Pemikiran dan Masa Depan Postmodernisme”, h. 445
  • 19. 19 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan 1. Post-modernisme adalah bentuk pemberontakan yang dilakukan terhadap era modernisme yang gagal dalam memenuhi janjinya untuk mengangkat martabat manusia, akan tetapi defenisi pasti tentang post-modernisme sampai saat ini masih menjadi perdebatan karena cakupan post- modernisme sangat luas disebabkan pembahasannya menyangkut tentang budaya atau kultur. Begitupulah awal keumnculan post-modernisme mengalami perbedaan pendapat ada yang mengatakan bahwa kumculannya sekita tahun 1930, 1949, 1950 dan 1960 dengan argumentasi masing- masing, akan tetapi yang jelas bahwa kumunculan post-modernisme merupakan bentuk ketidak puasan terhadap modernisme. Dalam post- modernisme ada beberapa tokoh yang terkenal yaitu: Jean Francois Lyotard, Michel Foucault, Jacques Darrida, Jean Baudrillard dan Fredrick Jameson. 2. Perbedaan post-modernisme dengan modernisme bisa dilihat pada masing- masing ciri kedua aliran tersebut atau singkatnya ciri post-modernisme merupakan kebalikan dari modernisme. Ada beberapa ciri pemikiran post- modernisme yaitu: dekonstruktif, relativisme dan pluralisme. 3. Kritik post-modernisme sebagai bentuk ketidak puasan terhadap pola pemikiran modernisme, diantara kritiknya yaitu: reduksi modernisme, dekonstruksi pemikiran modernisme dan rasionalitas universal.
  • 20. 20 20 B. Implikasi Berdasarkan apa yang telah dipaparkan penulis berharap pembahasan post- modernisme dapat memberikan sedikit wawasan untuk lebih memahami corak pemikiran post-modernisme, latar belakng, tokoh, kritik, perbedaan antara post- modernisme dan modernisme. Kami berharap pembahasan ini tidak hanya sampai disini akan tetapi bisa dikembangkan lagi untuk menambah khazanah tentang post-modernisme serta jika ada masukan dari pembaca baik itu dalam penulisan maupun isi materi, akan kami terima dengan sangat baik untuk penulisan- penulisan kedepannya.
  • 21. 21 DAFTAR PUSTAKA Dahana, Radhar Panca. Jejak Postmoderinsme: Pergulatan Kaum Intelektual Indonesia. Cet. I; Yogyakarta: PT Bentang Pustaka, 2004. O’Donnell, Kevin. Postmodernism, terj. Kasinius: Postmodernisme. Cet. V; Yogyakarta: Penerbit Kasnisius, 2013. Hidayat,Medhy Anggita. “Menimbang Teri-Teori Sosial Postmodernisme: Sejarah, Pemikiran dan Masa Depan Postmodernisme”, Jurnal of Urban Sociology 2, No. 1 (April 2019): h. 42-64 Lubis,Akhyar Yusuf. Postmodernisme: Teori dan Praktik. Cet III; Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2016. Muzairi, Filsafat Umum. Yogyakarta: Teras, 2009. Purwatiningsih, Aris Puji dan Hendri Hermawan Adinugraha, “Hastori Filantropi: Tinjauan Teori Postmodernisme”, ZISWAF 5, No. 1 (Juni 2018): h. 150- 170 Rahmat, Aceng dkk. Filsafat Ilmu Lanjutan. Jakarta: Prenada Media Group. 2011. Setiawan, Johan dan Ajad Sudrajat, “Pemikiran Postmodernisme dan Pandangannya Terhadap Ilmu Pengetahuan”, Jurnal Filsafat 28, No. 1 (Februari 2018), h. 26-46 Tafsir,Ahmad. Filsafat Umum: Akal dan Hati Sejak Thales Sampai Capra. Cet XII; Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2003. Wora,Emanuel. Perenialisme: Kritik Atas Modernisem dan Postmodernisme. Cet.X; Yogyakarta: Penerbit Kanisus (Anggota IKAPI), 2010. Zaprulkhan, Filsafat Ilmu: Sebuah Analisis Kontenporer. Cet. III; Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2016.