SlideShare a Scribd company logo
1 of 17
Download to read offline
METODE DAN STARTEGI PEMBELAJARAN
ILMU NAHWU
Makalah
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Tugas
Mata Kuliah Pengembangan Metode dan Strategi PBA
Fauzy Mustamin Hamid
80400222017
Dosen Pengampu:
Dr. Sitti Aisya Chalik, M. Pd.
PENDIDIKAN BAHASAARAB
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN
MAKASSAR TAHUN AJARAN
2022-2023
i
KATA PRNGANTAR
Assalaamu’alaikumWarahmatullaahiWabarakaatuhu
Alhamdulillaah, Pujisyukur kita panjatkan ke hadirat Allah Subhanaahu
Wata’ala, atas berkat rahmat, taufik dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga
dapat menyelesaikan makalah ini yang insya Allah sesuai dengan yang diharapkan.
Salawat dan salam selalu ter curahkan kepada Rasulullah Shallallaahu
‘alaihiwasallam, Nabi dan Rasul yang berhasil menyelamatkan umatnya dari
tebing-tebing kehancuran menuju puncak-puncak kejayaan
Makalah dengan pembahasan “Konsep Dasar, Kedudukan dan Fungsi
Bahan Ajar Bahasa Arab” disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Pengembangan Bahan Ajar Bahasa Arab. Dalam penyusunan makalah ini, dengan
tulus ikhlas penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan bantuan dan partisipasinya untuk keberhasilan dalam penyusunan
makalah ini.
Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih memiliki
kekurangan dan memerlukan perbaikan. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah berikutnya.
Akhir kata, penyusun berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
untuk kita semua.
Samata, 25 April 2023
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................. i
DAFTAR ISI................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................ 1
A. Latar Belakang.................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah............................................................................. 2
C. Tujuan Penulisan............................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN............................................................................. 3
A. Definisi Ilmu Nahwu......................................................................... 3
B. Metode dan Strategi Pembelajaran Ilmu Nahwu .............................. 6
BAB III PENUTUP..................................................................................... 13
A. Kesimpulan ....................................................................................... 13
B. Implikasi ........................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 14
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Metode pembelajaran bahasa arab dalam perkembangannya terus
mengalami kemajuan guna untuk mengetahui keefektifan dan keberhasilan dari
penggunaan sebuah metode, metode menjadi penentu dalam keterlaksanaan
penyajian materi pembelajaran, metode menjadi salah satu cara yang sangat
penting untuk diaplikasikan dalam untuk menunjang keberhasilan sebuah
pembelajaran.
Pembelajaran bahasa arab tidak dapat dipisahkan dengan ilmu nahwu
karena akan memberikan kerancuan bagi bahasa arab baik dalam penulisan maupun
pengucapan, akan tetapi ilmu nahwu memiliki kesan sebagai ilmu yang susah untuk
dipahami dan melelahkan untuk dipelajari karena banyaknya jenis kaidah ilmu
nahwu. Bahkan tidak menutup kemungkinan di antara kita ada yang telah
mempelajari ilmu nahwu bertahun-tahun namun masih sering terjadi kesalahan dan
kekeliruan dalam menggunakan bahasa arab.
Ada sebuah ungkapan bahwa pemilihan metode lebih penting daripada
materi pembelajaran, karena beberapa pendidik yang memiliki ilmu yang luas
sering kali mengalami kesulitan dalam menyampaikan dan mengomunikasikan
ilmunya, begitulah dalam pembelajaran ilmu nahwu beberapa guru memiliki
pengetahuan namun kadang mengalami kesulitan untuk menyampaikan materinya.
Berdasarkan hal tersebut salah satu solusi yang dapat diambil adalah
memilih metode pembelajaran yang tepat untuk mengajarkan ilmu nahwu.
Penggunaan metode yang tepat bertujuan untuk memberikan keefisienan dalam
2
pembelajaran dengan cara memadukan isi dan metode yang digunakan untuk
membantu peserta didik mencapai tujuan operasional dari pembelajaran. Berangkat
dari permasalahan tersebut maka disusunlah makalah ini untuk mencoba
menjelaskan metode pembelajaran ilmu nahwu.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka adapun rumusan masalah yang
akan dibahas adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana Definisi Ilmu Nahwu ?
2. Bagaimana Strategi Pembelajaran Ilmu Nahwu?
C. Tujuan
Berkesinambungan dengan rumusan masalah tersebut, maka adapun tujuan
pembahasan adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui Definisi Ilmu Nahwu
2. Mengetahui Strategi Pembelajaran Ilmu Nahwu
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Ilmu Nahwu
Nahwu secara etimologi memiliki beberapa arti di antaranya jalan (ُ
‫ة‬َ
‫ق‬ْ‫ي‬ِ
‫ر‬َّ‫ط‬‫ل‬َ‫ا‬),
arah (ُ
‫ة‬َ
‫ه‬ِْ
‫ْل‬َ‫ا‬), menyengaja (ُ
‫د‬ْ
‫ص‬َ
‫ق‬ْ‫ل‬َ‫ا‬), seperti (ُ
‫ل‬ْ‫ث‬ِ
‫م‬ْ‫ل‬َ‫ا‬), kira-kira (ُ
‫ار‬َ
‫د‬ْ
‫ق‬ِ
‫م‬ْ‫ل‬َ‫ا‬), bagian (ُ
‫م‬ْ
‫س‬ِ
‫ق‬ْ‫ل‬َ‫ا‬),
sebagian (ُ
‫ُض‬
ْ‫ُع‬
َ‫ُب‬
ْ‫ل‬ُ
َ‫ا‬)1
. Semantra secara terminologi dapat dilihat dari pandangan ulama
klasik mereka mendefinisikan nahwu sebagai ilmu yang membahas tentang bina’
dan i’rab (ُ
‫اء‬َ‫ن‬ِ‫ب‬ْ‫ل‬‫ُا‬َ
‫ُو‬‫اب‬َ
‫ر‬ْ‫ع‬ِْ
‫ْل‬َ‫ا‬( dalam artian hanya berfokus pada penentuan baris akhir
kata berdasarkan kedudukannya dalam susunan sebuah kalimat2
, atau
ُ
‫ا‬‫اء‬َ‫ن‬ِ‫ب‬َُ
‫ُو‬‫ا‬
‫اًب‬َ
‫ر‬ْ‫ع‬ِ‫إ‬ُِ
‫م‬ِ‫ل‬َ
‫ك‬ْ‫ل‬‫ُا‬ِ
‫ر‬ِ
‫اخ‬َ
‫َو‬‫أ‬ُ‫ال‬َ
‫و‬ْ
‫َح‬‫أ‬ُ‫ا‬َ
ِ
‫ُِب‬‫ف‬َ
‫ر‬ْ‫ع‬‫ُي‬ ِ
‫ب‬َ
‫ر‬َ‫ع‬ْ‫ل‬‫ُا‬ِ
‫د‬َ‫اع‬َ
‫و‬َ‫ُق‬ْ
‫ن‬ِ
‫ُم‬ٍ
‫ة‬َ‫ط‬ِ‫ب‬ْ‫ن‬َ‫ت‬ْ
‫س‬‫ُم‬ ٍ
‫ل‬ْ
‫و‬‫ص‬ِ
‫ِب‬ٌُ
‫م‬ْ‫ل‬ِ‫ع‬
“Ilmu tentang kaidah-kaidah pokok yang diambil dari kaidah-kaidah arab, untuk
mengetahui keadaan akhirnya kalimat dari segi i’rab dan mabni”3
,
ُ
َ‫ي‬ِ
‫اُص‬َ
ِ
‫ُِب‬‫ف‬َ
‫ر‬ْ‫ع‬‫ُي‬ٌ
‫د‬ِ‫اع‬َ
‫و‬َ‫ُق‬‫و‬ْ
‫َّح‬‫ن‬‫َل‬‫أ‬
ُ
‫ا‬
ُ
‫غ‬
ُ
ُ
ُ
ِ
‫ة‬َ‫ي‬ِ‫ب‬َ
‫ر‬َ‫لع‬ْ‫ا‬ُ ِ
‫ات‬َ
‫م‬ِ‫ل‬َ
‫ك‬‫ل‬ْ‫ا‬
ُ
ُ
ُ
َ
‫و‬ْ
‫َح‬‫أ‬َ
‫و‬
‫ا‬
ُ
ِ
‫اد‬َ
‫ر‬ْ‫َف‬‫أ‬َُْ
‫ْي‬ِ
‫اُح‬َ‫ُل‬
َُْ
‫ْي‬ِ
‫ح‬َ
‫اُو‬َ
‫ه‬
ُ
ِ‫ب‬ْ‫ي‬ِ‫ك‬
ْ
‫ر‬َ‫ُت‬
‫ا‬َ
‫ه‬
ُ
“Ilmu naḥwu adalah kaidah-kaidah untuk mengenal bentuk kata-kata dalam bahasa
Arab serta kaidah-kaidahnya di kala berupa kata lepas dan di kala tersusun dalam
kalimat”4
.
Seiring dengan perkembangan zaman dan perkembangan ilmu pengetahuan
para ulama cenderung memberikan definisi ilmu nahwu secara luas, ilmu nahwu
tidak hanya fokus membahas tentang i’ rab dan bina’ akan tetapi dapat pula
diartikan sebagai cara untuk menjaring kata, hubungan antara satu kata dengan kata
1
Fitri Nurhayati, “Pembelajaran Ilmu Nahwu dengan Metode Qur’ ani”, Jurnal Keislaman
dan Pendidikan, 1 no. 1 (2020), h. 1.
2
A. Mualif, “Metodologi Pembelajaran Ilmu Nahwu dalam Pendidikan Bahasa Arab”,
Jurnal al-Hikmah 1, no. 1 (2019), h. 28.
3
Fitri Nurhayati, Pembelajaran Ilmu Nahwu dengan Metode Qur’ ani, h. 1
4
Sayyid Ahmad al-Hashimy, Al-Qowā’id al-Asāsiyyah li lughat al-‘Arabiyyah (Beirūt: Dār
al-Kutub al-‘Ilmiyyah, 1354 H), h. 6.
4
yang lain. Perluasan arti ilmu nahwu pada dasarnya tidak dapat meninggalkan
pengertian dari ulama klasik yang hanya fokus pada i’rab dan bina’ 5
.
I’rab dalam Bahasa arab tidak dapat dipisahkan sebab fungsinya sebagai
penentu atau patokan kebenaran dalam menyusun dan menggunakan bahasa arab,
kebanyakan orang yang menggunakan bahasa arab sekarang sudah kurang
memperhatikan i’rab dengan cenderung memberikan tanda sukun pada akhir kata,
sebenarnya tidak dapat dibenarkan karena mengingat kembali definisi dasar yang
dikemukakan para ulama tentang ilmu nahwu6
.
Berdasarkan pendefinisian tersebut maka dapat dikatakan bahwa ilmu
nahwu adalah suatu bidang ilmu bahasa arab yang fokus pada i’rab dan bina’ akan
tetapi tidak hanya sampai pada definisi tersebut akan tetapi seiring dengan
perkembangan ilmu maka definisi ilmu nahwu pun dikembangkan oleh para ulama
dengan memasukkan cara pemilihan kosakata dan hubungan antara satu kata
dengan kata lain sehingga membentuk kalimat yang sempurna dan benar.
Posisi Ilmu nahwu tidak menjadi sasaran yang menjadi tujuan dari
pembelajaran akan tetapi ilmu nahwu merupakan sarana yang menjadi pengantar
untuk membantu dalam menggunakan bahasa arab baik secara lisan maupun tulisan
sehingga dapat dipahami bahwa ilmu nahwu menjadi pengontrol kesalah dalam
penggunaan bahasa arab. Karena Pada awal kemunculannya, naḥwu dimaksudkan
hanya sebagai sarana belajar untuk mengantisipasi meluasnya kesalahan
berbahasa7
.
Jadi ilmu nahwu bukanlah kumpulan kaidah gramatikal bahasa arab yang
harus dihafalkan rumus-rumusnya tetapi ia hanyalah perantara bagi para pelajar
5
A. Mualif, “Metodologi Pembelajaran Ilmu Nahwu dalam Pendidikan Bahasa Arab”, h.
28.
6
A. Mualif, “Metodologi Pembelajaran Ilmu Nahwu dalam Pendidikan Bahasa Arab”, h.
28.
7
Yeni Ramdiani, “Kajian Historis; Perkembangan Ilmu Nahwu Mazhab Basrah”, E Jurnal
IAIM Bima 8, no. 2 (Juli-Desember 2015), h. 294.
5
bahasa arab untuk mampu memahami bahasa arab secara lisan dan tulisan dengan
pemahaman yang benar, selamat dari kesalahan dalam berbicara dan membaca serta
dalam tulisan.
Hal tersebut sejalan dengan apa yang diungkapkan oleh Ibnu Khaldun
dalam Muqaddimah bahwa sesungguhnya penguasaan ilmu bahasa arab (nahwu)
ialah mengetahui aturan-aturan dan kaidah-kaidah standar bahasa arab secara
khusus, nahwu merupakan ilmu tentang suatu cara bukan cara itu sendiri, bukan
bahasa arab itu sendiri sama seperti orang yang mengetahui suatu keterampilan
secara teoritis tetapi tidak menggunakannya secara praktis seperti itulah
mengetahui ilmu nahwu adalah mengetahui cara kerjanya bahasa arab8
.
Berdasarkan penjelasan Ibnu Khaldun tentang ilmu nahwu maka dapat
dirumuskan beberapa tujuan mempelajari ilmu nahwu yaitu:
1. Menjauhkan dari kesalahan dalam penggunaan bahasa arab baik lisan
maupun tulisan yang akhirnya akan memberikan kebiasaan kepada
pengguna bahasa untuk berbahasa dengan fasih.
2. Memberikan kesempatan kepada para siswa maupun mahasiswa yang telah
mempelajari ilmu nahwu untuk melakukan pengamatan terhadap pola
bahasa arab sehingga mereka dapat kritis dan melakukan kajian terhadap
tata bahasa arab.
3. Memudahkan siswa atau mahasiswa untuk memahami bahasa arab baik
berupa ungkapan maupun berbicara dengan orang lain dan khususnya dalam
menerjemahkan bahasa arab ke bahasa tujuan.
4. Menambah wawasan tentang ilmu kebahasaan
8
Hasan Syahatah, Ta'lim al-lughat al-'Arabiyyah baina al-Nazhariyyat wa al-Tathbiq
(Kairo: Dar al-Mishriyyah al-Lubnaniyyah, 1996), h. 201.
6
5. Siswa atau mahasiswa kan terbiasa menggunakan kaidah bahasa yang baik
benar9
.
Tujuan pembelajaran ilmu nahwu tersebut semakin menguatkan bahwa
pembelajaran nahwu bukan sebuah sasaran dari pembelajaran akan tetapi menjadi
sebuah sarana pengantar bagi siswa maupun mahasiswa untuk mengaplikasikan
kaidah nahwu yang telah dipelajari agar mampu mengaplikasikan dalam bentuk
tulisan maupun lisan.
B. Metode Pembelajaran Ilmu Nahwu
Metode secara bahasa dapat diartikan sebagai jalan, cara, sistem, mazhab
dan haluan. Sedangkan menurut istilah metode merupakan cara atau jalan yang
digunakan dalam menyampaikan materi pelajaran, sehingga metode merupakan
sebuah teori yang menjadi landasan dalam memaksimalkan pembelajaran atau
dengan istilah lain metode sebagai rencana yang bersifat umum untuk menyajikan
sebuah pembelajaran secara sistematis berdasarkan hasil pendekatan, akan tetapi
metode bukan tujuan dari pembelajaran melainkan hanya prosedural10
.
Tarigan mendefinisikan metode sebagai sebuah rencana yang menyeluruh
dalam penyajian pembelajaran agar tertata serta tidak memiliki kontradiksi di
dalamnya11
, sementara Wina Sanjaya mengartikan metode sebagai cara yang dapat
ditempuh oleh pendidik untuk menyampaikan atau mengaplikasikan rencana yang
telah tersusun rapi dalam proses pembelajaran dengan tujuan mencapai hasil yang
optimal12
.
9
Ahmad Fuad Efendy, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab (Malang: Misyakat, 2009),
h. 106.
10
Mochamad Mu’izzuiddin, “Aktualisasi Penggunaan Metode dan Pengembangan Materi
Nahwu di Pondok Pesantren Salafi al-Fathaniyyah Serang”, Uktub: Journal of Arabic Studies 1, no.
1 (Juni 2021), h. 3.
11
Tarigan, Keterampilan Membaca (Bandung: Alfabeta, 2009), h.10.
12
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan (Jakarta:
Kencana, 2008), h. 147.
7
Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa metode
pembelajaran (‫يس‬‫ر‬‫التد‬ ُ‫يقة‬‫ر‬‫)الط‬ merupakan cara atau strategi guru dalam proses
belajar mengajar yang bertujuan untuk memberikan pemahaman terhadap ilmu
yang akan disampaikan kepada peserta didik, sama halnya dalam pembelajaran
bahasa arab yang salah satu sistem pendukungnya adalah ilmu nahwu maka dari itu
dalam pembelajaran nahwu diperlukan metode untuk memberikan kemudahan
kepada siswa untuk memahami materi pembelajaran.
Pembelajaran ilmu nahwu pada dasarnya tidak hanya berfokus pada hafalan
kaidah-kaidah akan tetapi memberikan ruang kepada peserta didik untuk
mengaplikasikan dalam bentuk lisan maupun tulisan, pandangan di atas sejalan
dengan pandangan Ahmad Fuad Effendy yang menyatakan bahwa pada dasarnya
pembelajaran kaidah atau tata bahasa memiliki tujuan sebagai penunjang
pencapaian kemahiran berbahasa, sehingga pembelajaran nahwu memegang dua
poin penting yaitu pengenalan tentang kaidah dan latihan penerapan kaidah atau
drill13
.
Berangkat dari beberapa penjelasan tersebut dibutuhkanlah sebuah metode
pembelajaran karena metode memiliki peran penting dalam menunjang
keberhasilan pembelajaran sebagaimana yang pernah diungkapkan oleh Prof Azhar
Arsyad bahwa ُ
ِ‫ة‬َّ
‫اد‬َ
‫م‬ْ‫ل‬‫ا‬ َُ
‫ن‬ِ
‫م‬ ُُّ
‫م‬َ
‫َه‬‫أ‬ ُ‫ة‬َ
‫ق‬ْ‫ي‬ِ
‫ر‬َّ‫ط‬‫ل‬َ‫ا‬ artinya metode lebih penting dari subtansi
(materi), maka dari dibutuhkan metode tersendiri dalam pembelajaran ilmu nahwu,
karena nahwu memiliki karakteristik tersendiri sebagai sebuah ilmu sehingga di
butuhkah metode dan strategi tersendiri.
1. َ
‫ا‬
َّ
‫لط‬
َّ
‫ر‬
َّ‫ي‬
َّ
‫ق‬
َّ
‫ة‬
َّ
َّ
َّ
‫ا‬
َّ
‫ل‬
َّ
‫ق‬
َّ
‫ي‬
َّ
‫اس‬
َّ
‫ي‬
َّ
‫ة‬ (Metode Deduktif)
Metode deduktif atau qiyasi adalah metode pembelajaran nahwu yang lebih
mendahulukan pemberian penjelasan tentang kaidah-kaidah nahwu kepada siswa
13
Ahmad Fuad Efendy, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, h. 106.
8
kemudian memberikan contoh-contoh penggunaan dalam sebuah kalimat. Metode
qiyasi merupakan metode yang paling tua dalam pembelajaran ilmu nahwu,
meskipun sebagai metode tertua akan tetapi keeksisan metode ini masih dapat
ditemukan dalam pembelajaran sampai saat ini. Metode deduktif hadir untuk
memberikan pemahaman terlebih dahulu tentang kaidah agar kaidah tersebut dapat
melekat pada benak peserta didik14
.
Adapun strategi yang dapat ditempuh oleh pendidik apabila menggunakan
metode qiyasi atau deduktif yaitu:
a. Pendidik dalam memulai pembelajaran harus menentukan terlebih dahulu tema
yang akan diajarkan.
b. Memberikan penjelasan tentang kaidah berdasarkan tema pembelajaran yang
dipilih.
c. Peserta didik diharapkan mampu menghafal atau memahami kaidah nahwu
yang terkandung dalam tema.
d. Pendidik memberikan beberapa contoh yang berkaitan dengan tema.
e. Menarik kesimpulan dari tema pembelajaran.
f. Peserta didik diberikan kesempatan untuk mengerjakan soal-soal latihan15
.
Berangkat dari penjelasan dasar dan strategi pembelajaran deduktif para
pendukung metode ini beranggapan bahwa pengaplikasiannya mudah serta cepat
dipahami akan tetapi banyak pakar pendidikan memberikan kritikan terhadap
metode ini dengan alasan:
1. Tujuan dari penggunaan metode deduktif hanya berfokus pada hafalan
kaidah nahwu dan mengabaikan pengembangan atau pengaplikasian dari
kaidah tersebut.
14
A. Mualif, “Metodologi Pembelajaran Ilmu Nahwu dalam Pendidikan Bahasa Arab”, h.
30.
15
Ihin Solihin, “Strategi Pembelajaran Nahwu di Pesantren Ciloa Garut dan al-Ihsan
Bandung”, Jurnal al-Tsaqafa 14, no. 2 (Januari 2017), h. 362.
9
2. Penggunaan metode deduktif menjadikan peserta didik pasif karena yang
aktif hanya guru kalaupun ada siswa yang aktif itu pun tidak banyak.
3. Memiliki pertentangan dengan prinsip pembelajaran yaitu dari yang mudah
kemudian terus meningkat ke arah yang lebih sulit.
4. Peserta didik akan mudah lupa terhadap kaidah yang telah di sampaikan
atau yang telah dihafal.
5. Metode ini seolah-olah memisahkan antara pembelajaran nahwu dan bahasa
arab yang menjadikan ilmu nahwu sebagai sasaran dari pembelajaran bukan
sebagai sarana untuk memperbaiki kesalahan dalam berbahasa16
.
2. َّ
‫ا‬
َّ
‫لط‬
َّ
‫ر‬
َّ‫ي‬
َّ
‫ق‬
َّ
‫ة‬
َّ
َّ
َّ
‫ا‬
َّ
‫ل‬
َّ
‫س‬
َّ
‫ت‬
َّ
‫ق‬
َّ
‫ر‬
َّ
‫ائ‬
َّ
‫ي‬
َّ
‫ة‬ (Metode Induktif)
Metode induktif atau istiqrai adalah metode yang terlebih dahulu
memberikan contoh-contoh yang porsinya lebih banyak kemudian disusul dengan
penguatan kaidah nahwu yang berdasar dari contoh tersebut atau kebalikan dari
metode qiyas (deduktif). Metode induktif dapat dibagi menjadi dua yaitu:
a. Memaparkan contoh dalam hal ini contoh yang dipaparkan merupakan contoh
dari bahan ajar yang digunakan kemudian memberikan penjelasan tentang
kaidah dari contoh tersebut
b. Memberikan teks yang komplit kemudian siswa diperintahkan untuk
menganalisis contoh dari teks tersebut17
.
Adapun strategi yang dapat ditempuh oleh pendidik apabila menggunakan
metode induktif yaitu:
1. Pendidik sebelum memulai pembelajaran harus menentukan terlebih dahulu
tema yang akan diajarkan.
16
Ahmad Sehri bin Punama, “Metode Pengajaran Nahwu dalam Pengajaran Bahasa Arab”,
Jurnal Hunafa 7, no. 1 (April, 2010), h. 52.
17
A. Mualif, “Metodologi Pembelajaean Ilmu Nahwu dalam Pendidikan Bahasa Arab”, h.
31.
10
2. Pendidik memberikan atau memaparkan contoh yang berkaitan dengan
tema pembelajaran.
3. Peserta didik diminta untuk membaca ataupun mencoba memperhatikan
sebuah contoh.
4. Pendidik memberikan penjelasan tentang kaidah-kaidah nahwu dari contoh
yang telah dipaparkan.
5. Pendidik dan peserta didik menyimpulkan hasil pembelajaran
6. Peserta didik diminta untuk mengerjakan soal latihan18
.
Para pendukung metode istiqrai (induktif) memiliki pandangan bahwa
metode ini adalah metode yang memiliki sifat alamiah dengan alasan pembelajaran
didahului dengan memberikan contoh-contoh untuk mendapatkan suatu ilmu dari
contoh tersebut19
, akan memberikan sifat aktif kepada peserta didik dalam
melaksanakan pembelajaran, peserta didik akan menguasai bahasa arab secara
fungsional bukan hanya berfokus pada teori, akan tetapi metode istiqrai (induktif)
juga tidak terlepas dari kekurangan seperti penyampaian informasi tidak efektif dan
lambat, contoh yang disampaikan akan terbatas dan biasanya pendidik akan
memiliki kecenderungan untuk cepat memberikan penjelasan kaidah20
.
3. َّ
‫ا‬
َّ
‫لط‬
َّ
‫ر‬
َّ‫ي‬
َّ
‫ق‬
َّ
‫ة‬
َّ
َّ
َّ
‫ال‬
َّ
‫ق‬
َّ
‫و‬
َّ
‫اع‬
َّ
‫د‬
َّ
َّ
َّ
‫و‬
َّ
َّ
َّ
‫الّت‬
َّ
‫ج‬
َّ
‫ة‬ (Metode kaidah dan terjemah)
Metode kaidah dan terjemah merupakan kaidah yang umum digunakan
dalam pembelajaran bahasa asing karena metode kaidah dan terjemah lebih
berfokus pada hafalan, pemahaman kaidah dan penerjemahan. Penggunaan metode
18
Ihin Solihin, “Strategi Pembelajaran Nahwu di Pesantren Ciloa Garut dan Al-Ihsan
Bandung”, h. 362
19
Ahmad Sehri bin Punama, “Metode Pengajaran Nahwu dalam Pengajaran Bahasa Arab”,
h. 53
20
Yayat Nurhayati, “Pengaruh Penggunaan Teknik Pembelajaran Induktif Terhadap
Pemahaman Kitab al-Jurumiyah”, Alsuniyyat 1, no. 1 (April 2018), h. 6.
11
ini diharapkan peserta didik mampu memahami kaidah yang telah dihafal kemudian
dapat diaplikasikan dalam penerjemahan sebuah teks.
Metode kaidah dan terjemah memiliki dua aspek yang menjadi poin
pentingnya yaitu: penguasaan terhadap kaidah nahwu dan kemampuan
menerjemah, kedua aspek tersebut adalah modal penting dalam mengaplikasikan
pembelajaran nahwu21
. Tujuan metode kaidah dan terjemah lebih mengarahkan
kepada pengkajian teks atau karya sastra, penguasaan kaidah-kaidah nahwu dan
menghasilkan pelajar yang memilik kompetensi dalam menerjemahkan bahasa
arab.
Adapun strategi pembelajaran yang dapat digunakan dalam metode kaidah
dan terjemah yaitu:
a. Pendidik memperkenalkan konsep kaidah nahwu
b. Memberikan contoh-contoh penerapan kaidah nahwu
c. Pendidik memberikan penjelasan tentang contoh
d. Pendidik memerintahkan peserta didik untuk menghafal dan memahami kaidah
nahwu
e. Setalah peserta didik dianggap telah mampu memahami kaidah tersebut maka
diberikan teks berbahasa arab untuk melakukan analisis kaidah dan
menerjemahkan
f. Pendidik memberikan kesimpulan dan evaluasi dari proses pembelajaran22
.
Metode kaidah dan terjemah memiliki beberapa keunggulan dan tidak
terlepas pula dari kelemahan, di antara keunggulannya yaitu:
1. Dalam pengaplikasiannya tidak membutuhkan waktu dan tenaga yang
banyak
21
Ali Ahmad Madhur, Tadris Funun al-Lughah al-Arabiya (Riyadh: Darul Shawaf, 1991),
h. 33.
22
Acep Hermawan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab (Bandung: Rosdakarya, 2011),
h. 173.
12
2. Cocok untuk jumlah peserta didik yang memiliki jumlah besar
3. Pendidik tidak memiliki beban lebih dalam pengaplikasian
4. Lebih berfokus pada keterampilan menulis dan menerjemah
5. Menambah penguasaan kosa kata dan kalimat
Sementara kelemahan dari metode kaidah dan terjemah yaitu:
a. Kurang memperhatikan kemampuan berbicara dan mendengar
b. Hanya berfokus pada kaidah dan terjemah
c. Peserta didik akan sulit untuk mengaplikasikan kaidah dalam menyusun
kalimat23
.
Berdasarkan tiga metode pembelajaran nahwu yang telah dijelaskan dapat
disimpulkan bahwa setiap metode memiliki keunggulan dan kekelamannya masing-
masing sehingga pemilihan metode harus berlandaskan dari tujuan pembelajaran
ilmu nahwu yang akan dicapai karena sebagaimana sempat disinggung bahwa
pemilihan metode lebih penting daripada materi yang akan disampaikan.
Ketiga metode tersebut semestinya tidak dipertunangkan satu dengan yang
lainnya karena semua metode seharusnya menunjang ketercapaian pembelajaran,
salah satu kegagalan dari pemilihan metode adalah kekeliruan dalam mencocokkan
tujuan pembelajaran dengan metode pembelajaran dan dari ketiga metode
merupakan pijakan dasar dalam menembangkan metode pembelajaran ilmu nahwu
maupun Bahasa arab.
23
Abdurochman, Bahasa Arab dan Metode Pembelajarannya (Bandar lampung: CV
Anugrah Anatama Raharja, 2017), h.102-103
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Ilmu nahwu merupakan salah satu bidang ilmu dalam bahasa arab yang
membahas tentang kaidah, pemilihan kata dan pertalian antara satu kata
dengan kata yang lain, ilmu nahwu bukan menjadi sasaran dalam
pembelajaran namun sebagai sebuah sarana pengontrol atas kesalahan
dalam menggunakan bahasa arab
2. Metode pembelajaran ilmu nahwu secara umum ada tiga macam yaitu:
pertama, metode deduktif atau qiyasi dengan pola penyampaian dari umum
ke khusus, kedua, metode induktif atau istiqrai dengan pola penyajian dari
khusus ke umum dan ketiga, metode kaidah dan terjemah yang lebih
berfokus pada penguasaan kaidah untuk diaplikasikan dalam penerjemahan
dan pengkajian Bahasa arab.
B. Implikasi
Berdasarkan apa yang telah dipaparkan, penulis berharap pembahasan
tentang metode dan strategi pembelajaran ilmu nahwu dapat memberikan wawasan
lebih untuk memahami metode dan strategi serta pembahasan di atas tidak hanya
sampai di sini saja akan tetapi bisa dikembangkan lagi serta jika ada masukan dari
pembaca baik dalam penulisan maupun isi materi akan kami terima dengan sangat
baik untuk penulisan-penulisan ke depannya.
14
DAFTAR PUSTAKA
Abdurochman, Bahasa Arab dan Metode Pembelajarannya. Bandar lampung: CV
Anugrah Anatama Raharja, 2017.
Efendy, Ahmad Fuad. Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab. Malang: Misyakat,
2009.
Al-Hashimy, Sayyid Ahmad. Al-Qowā’id al-Asāsiyyah li lughat al-‘Arabiyyah.
Beirūt: Dār al-Kutub al-‘Ilmiyyah, 1354 H.
Hermawan, Acep. Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab. Bandung: Rosdakarya,
2011.
Madhur, Ali Ahmad. Tadris Funun al-Lughah al-Arabiya. Riyadh: Darul Shawaf,
1991.
Mu’izzuiddin, Mochamad. “Aktualisasi Penggunaan Metode dan Pengembangan
Materi Nahwu di Pondok Pesantren Salafi al-Fathaniyyah Serang”, Uktub:
Journal of Arabic Studies 1, no. 1 (Juni 2021), h. 1-15.
Mualif, A. “Metodologi Pembelajaran Ilmu Nahwu dalam Pendidikan Bahasa
Arab”, Jurnal al-Hikmah 1, no. 1(2019), h. 26-36.
Nurhayati, Fitri. “Pembelajaran Ilmu Nahwu dengan Metode Qur’ ani, Jurnal
Keislaman dan Pendidikan”, 1 no. 1 (2020), h. 1-4.
Nurhayati, Yayat. “Pengaruh Penggunaan Teknik Pembelajaran Induktif Terhadap
Pemahaman Kitab al-Jurumiyah”, Alsuniyyat 1, no. 1 (April 2018), h. 2-14.
Punama, Ahmad Sehri bin. “Metode Pengajaran Nahwu dalam Pengajaran Bahasa
Arab”, Jurnal Hunafa 7, no. 1 (April, 2010), h. 48-60.
Ramdiani, Yeni. “Kajian Historis; Perkembangan Ilmu Nahwu Mazhab Basrah”, E
Jurnal IAIM Bima 8, no. 2, (Juli-Desember 2015), 294.
Sanjaya, Wina. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
Jakarta: Kencana, 2008.
Solihin, Ihin. “Strategi Pembelajaran Nahwu di Pesantren Ciloa Garut dan al-Ihsan
Bandung”, Jurnal al-Tsaqafa 14, no. 2 (Januari 2017), h. 358-372.
Syahatah, Hasan. Ta'lim al-lughat al-'Arabiyyah baina al-Nazhariyyat wa al-
Tathbiq. Kairo: Dar al-Mishriyyah al-Lubnaniyyah, 1996.
Tarigan, Keterampilan Membaca. Bandung: Alfabeta, 2009.

More Related Content

Similar to Metode dan Startegi Pembelajaran Ilmu Nahwu.pdf

Prinsip dan Faktor Pengembangan Kurikulum Bahasa Arab.pdf
Prinsip dan Faktor Pengembangan Kurikulum Bahasa Arab.pdfPrinsip dan Faktor Pengembangan Kurikulum Bahasa Arab.pdf
Prinsip dan Faktor Pengembangan Kurikulum Bahasa Arab.pdfFauzyOji1
 
17 isi kurikulum dan perencanaan pembelajaran
17  isi  kurikulum dan perencanaan pembelajaran17  isi  kurikulum dan perencanaan pembelajaran
17 isi kurikulum dan perencanaan pembelajaranErta Erta
 
Metodologi pemb. b_arab_--_tes1
Metodologi pemb. b_arab_--_tes1Metodologi pemb. b_arab_--_tes1
Metodologi pemb. b_arab_--_tes1Muhammad Idris
 
Al_Quran_Hadis_MA_12_fix_ayomadrasah.pdf
Al_Quran_Hadis_MA_12_fix_ayomadrasah.pdfAl_Quran_Hadis_MA_12_fix_ayomadrasah.pdf
Al_Quran_Hadis_MA_12_fix_ayomadrasah.pdfsurajawipaputra
 
AL-QUR_'AN HADIS_MA_KELAS XII_KSKK_2020_CompressPdf.pdf
AL-QUR_'AN HADIS_MA_KELAS XII_KSKK_2020_CompressPdf.pdfAL-QUR_'AN HADIS_MA_KELAS XII_KSKK_2020_CompressPdf.pdf
AL-QUR_'AN HADIS_MA_KELAS XII_KSKK_2020_CompressPdf.pdforangbiasa22
 
Diseminasi daurah di mesir tahun 2019 quwais jiddan
Diseminasi daurah di mesir tahun 2019 quwais jiddanDiseminasi daurah di mesir tahun 2019 quwais jiddan
Diseminasi daurah di mesir tahun 2019 quwais jiddanadha nugraha
 
Perspektif Materi Buku Penelitian Bahasa.pdf
Perspektif Materi Buku Penelitian Bahasa.pdfPerspektif Materi Buku Penelitian Bahasa.pdf
Perspektif Materi Buku Penelitian Bahasa.pdfRosihanAnwar26
 
Kertas cadangan kursus pedagogi bahasa arab
Kertas cadangan kursus pedagogi bahasa arab  Kertas cadangan kursus pedagogi bahasa arab
Kertas cadangan kursus pedagogi bahasa arab EBONGANSOI1
 
PPT PROGRAM TAHFIDZ.pptx
PPT PROGRAM TAHFIDZ.pptxPPT PROGRAM TAHFIDZ.pptx
PPT PROGRAM TAHFIDZ.pptxzahrunQncy1
 
Dskp bahasa malaysia tahun 6
Dskp bahasa malaysia tahun 6Dskp bahasa malaysia tahun 6
Dskp bahasa malaysia tahun 6vleadminaba2059
 

Similar to Metode dan Startegi Pembelajaran Ilmu Nahwu.pdf (20)

Prinsip dan Faktor Pengembangan Kurikulum Bahasa Arab.pdf
Prinsip dan Faktor Pengembangan Kurikulum Bahasa Arab.pdfPrinsip dan Faktor Pengembangan Kurikulum Bahasa Arab.pdf
Prinsip dan Faktor Pengembangan Kurikulum Bahasa Arab.pdf
 
17 isi kurikulum dan perencanaan pembelajaran
17  isi  kurikulum dan perencanaan pembelajaran17  isi  kurikulum dan perencanaan pembelajaran
17 isi kurikulum dan perencanaan pembelajaran
 
Metodologi pemb. b_arab_--_tes1
Metodologi pemb. b_arab_--_tes1Metodologi pemb. b_arab_--_tes1
Metodologi pemb. b_arab_--_tes1
 
Contoh kata pengantar
Contoh kata pengantarContoh kata pengantar
Contoh kata pengantar
 
Bab 20
Bab 20Bab 20
Bab 20
 
Metode pembelajaran
Metode pembelajaranMetode pembelajaran
Metode pembelajaran
 
Al_Quran_Hadis_MA_12_fix_ayomadrasah.pdf
Al_Quran_Hadis_MA_12_fix_ayomadrasah.pdfAl_Quran_Hadis_MA_12_fix_ayomadrasah.pdf
Al_Quran_Hadis_MA_12_fix_ayomadrasah.pdf
 
AL-QUR_'AN HADIS_MA_KELAS XII_KSKK_2020_CompressPdf.pdf
AL-QUR_'AN HADIS_MA_KELAS XII_KSKK_2020_CompressPdf.pdfAL-QUR_'AN HADIS_MA_KELAS XII_KSKK_2020_CompressPdf.pdf
AL-QUR_'AN HADIS_MA_KELAS XII_KSKK_2020_CompressPdf.pdf
 
Diseminasi daurah di mesir tahun 2019 quwais jiddan
Diseminasi daurah di mesir tahun 2019 quwais jiddanDiseminasi daurah di mesir tahun 2019 quwais jiddan
Diseminasi daurah di mesir tahun 2019 quwais jiddan
 
Silabus
SilabusSilabus
Silabus
 
Rph 1
Rph 1Rph 1
Rph 1
 
Perspektif Materi Buku Penelitian Bahasa.pdf
Perspektif Materi Buku Penelitian Bahasa.pdfPerspektif Materi Buku Penelitian Bahasa.pdf
Perspektif Materi Buku Penelitian Bahasa.pdf
 
Azwardi_buku8.pdf
Azwardi_buku8.pdfAzwardi_buku8.pdf
Azwardi_buku8.pdf
 
Kertas cadangan kursus pedagogi bahasa arab
Kertas cadangan kursus pedagogi bahasa arab  Kertas cadangan kursus pedagogi bahasa arab
Kertas cadangan kursus pedagogi bahasa arab
 
PPT PROGRAM TAHFIDZ.pptx
PPT PROGRAM TAHFIDZ.pptxPPT PROGRAM TAHFIDZ.pptx
PPT PROGRAM TAHFIDZ.pptx
 
Bab1 (1)
Bab1 (1)Bab1 (1)
Bab1 (1)
 
SEMINAR KAJIAN TINDAKAN SEMUHSIN 2018
SEMINAR KAJIAN TINDAKAN SEMUHSIN 2018SEMINAR KAJIAN TINDAKAN SEMUHSIN 2018
SEMINAR KAJIAN TINDAKAN SEMUHSIN 2018
 
Essay Bahasa Indonesia
Essay Bahasa IndonesiaEssay Bahasa Indonesia
Essay Bahasa Indonesia
 
B 3
B 3B 3
B 3
 
Dskp bahasa malaysia tahun 6
Dskp bahasa malaysia tahun 6Dskp bahasa malaysia tahun 6
Dskp bahasa malaysia tahun 6
 

More from FauzyOji1

Penelitian Pustaka dan Prosedurnya.pdf
Penelitian Pustaka dan Prosedurnya.pdfPenelitian Pustaka dan Prosedurnya.pdf
Penelitian Pustaka dan Prosedurnya.pdfFauzyOji1
 
Evaluasi Program Model Stake.pdf
Evaluasi Program Model Stake.pdfEvaluasi Program Model Stake.pdf
Evaluasi Program Model Stake.pdfFauzyOji1
 
Media dan Teknologi Audio.pdf
Media dan Teknologi Audio.pdfMedia dan Teknologi Audio.pdf
Media dan Teknologi Audio.pdfFauzyOji1
 
Merancang dan Mendesai Instrumen Ranah Kognitif.pdf
Merancang dan Mendesai Instrumen Ranah Kognitif.pdfMerancang dan Mendesai Instrumen Ranah Kognitif.pdf
Merancang dan Mendesai Instrumen Ranah Kognitif.pdfFauzyOji1
 
Nuzul al-Qur’an wa Asbabuhu.pdf
Nuzul al-Qur’an wa Asbabuhu.pdfNuzul al-Qur’an wa Asbabuhu.pdf
Nuzul al-Qur’an wa Asbabuhu.pdfFauzyOji1
 
Ragam Penelitian Pendidikan.pdf
Ragam Penelitian Pendidikan.pdfRagam Penelitian Pendidikan.pdf
Ragam Penelitian Pendidikan.pdfFauzyOji1
 
Kalam Khabar.pdf
Kalam Khabar.pdfKalam Khabar.pdf
Kalam Khabar.pdfFauzyOji1
 
Post-Modernisme.pdf
Post-Modernisme.pdfPost-Modernisme.pdf
Post-Modernisme.pdfFauzyOji1
 

More from FauzyOji1 (8)

Penelitian Pustaka dan Prosedurnya.pdf
Penelitian Pustaka dan Prosedurnya.pdfPenelitian Pustaka dan Prosedurnya.pdf
Penelitian Pustaka dan Prosedurnya.pdf
 
Evaluasi Program Model Stake.pdf
Evaluasi Program Model Stake.pdfEvaluasi Program Model Stake.pdf
Evaluasi Program Model Stake.pdf
 
Media dan Teknologi Audio.pdf
Media dan Teknologi Audio.pdfMedia dan Teknologi Audio.pdf
Media dan Teknologi Audio.pdf
 
Merancang dan Mendesai Instrumen Ranah Kognitif.pdf
Merancang dan Mendesai Instrumen Ranah Kognitif.pdfMerancang dan Mendesai Instrumen Ranah Kognitif.pdf
Merancang dan Mendesai Instrumen Ranah Kognitif.pdf
 
Nuzul al-Qur’an wa Asbabuhu.pdf
Nuzul al-Qur’an wa Asbabuhu.pdfNuzul al-Qur’an wa Asbabuhu.pdf
Nuzul al-Qur’an wa Asbabuhu.pdf
 
Ragam Penelitian Pendidikan.pdf
Ragam Penelitian Pendidikan.pdfRagam Penelitian Pendidikan.pdf
Ragam Penelitian Pendidikan.pdf
 
Kalam Khabar.pdf
Kalam Khabar.pdfKalam Khabar.pdf
Kalam Khabar.pdf
 
Post-Modernisme.pdf
Post-Modernisme.pdfPost-Modernisme.pdf
Post-Modernisme.pdf
 

Recently uploaded

MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 5.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 5.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 5.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 5.pdfAndiCoc
 
Bahan Ajar Power Point Materi Campuran kelas 8
Bahan Ajar Power Point Materi Campuran kelas 8Bahan Ajar Power Point Materi Campuran kelas 8
Bahan Ajar Power Point Materi Campuran kelas 8RiniWulandari49
 
AKUNTANSI INVESTASI PD SEKURITAS UTANG.pptx
AKUNTANSI INVESTASI PD SEKURITAS UTANG.pptxAKUNTANSI INVESTASI PD SEKURITAS UTANG.pptx
AKUNTANSI INVESTASI PD SEKURITAS UTANG.pptxFipkiAdrianSarandi
 
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Materi: Mengapa tidak memanfaatkan Media ?
Materi: Mengapa tidak memanfaatkan Media ?Materi: Mengapa tidak memanfaatkan Media ?
Materi: Mengapa tidak memanfaatkan Media ?AdePutraTunggali
 
P5 Gaya Hidup berkelanjutan gaya hidup b
P5 Gaya Hidup berkelanjutan gaya hidup bP5 Gaya Hidup berkelanjutan gaya hidup b
P5 Gaya Hidup berkelanjutan gaya hidup bSisiliaFil
 
Materi Bid PPM Bappeda Sos Pemutakhiran IDM 2024 di kec Plumbon.pptx
Materi Bid PPM Bappeda Sos Pemutakhiran  IDM 2024 di kec Plumbon.pptxMateri Bid PPM Bappeda Sos Pemutakhiran  IDM 2024 di kec Plumbon.pptx
Materi Bid PPM Bappeda Sos Pemutakhiran IDM 2024 di kec Plumbon.pptxAvivThea
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
PWS KIA (Pemantauan Wilayah Setempat) Kesehatan Ibu dan Anak
PWS KIA (Pemantauan Wilayah Setempat) Kesehatan Ibu dan AnakPWS KIA (Pemantauan Wilayah Setempat) Kesehatan Ibu dan Anak
PWS KIA (Pemantauan Wilayah Setempat) Kesehatan Ibu dan AnakOcieocietralalatrilili Tharigan
 
Informatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptx
Informatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptxInformatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptx
Informatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptxMateriSMPTDarulFalah
 
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 6.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 6.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 6.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 6.pdfAndiCoc
 
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Modul Ajar Matematika Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Matematika Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Fathan Emran
 
Aksi Nyata Cegah Perundungan Mulai dari Kelas [Guru].pptx
Aksi Nyata Cegah Perundungan Mulai dari Kelas [Guru].pptxAksi Nyata Cegah Perundungan Mulai dari Kelas [Guru].pptx
Aksi Nyata Cegah Perundungan Mulai dari Kelas [Guru].pptxAgusSuarno2
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
E-modul materi Ekosistem Kelas 10 SMA (Preview)
E-modul materi Ekosistem Kelas 10 SMA (Preview)E-modul materi Ekosistem Kelas 10 SMA (Preview)
E-modul materi Ekosistem Kelas 10 SMA (Preview)Ammar Ahmad
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 

Recently uploaded (20)

MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 5.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 5.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 5.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 5.pdf
 
Bahan Ajar Power Point Materi Campuran kelas 8
Bahan Ajar Power Point Materi Campuran kelas 8Bahan Ajar Power Point Materi Campuran kelas 8
Bahan Ajar Power Point Materi Campuran kelas 8
 
AKUNTANSI INVESTASI PD SEKURITAS UTANG.pptx
AKUNTANSI INVESTASI PD SEKURITAS UTANG.pptxAKUNTANSI INVESTASI PD SEKURITAS UTANG.pptx
AKUNTANSI INVESTASI PD SEKURITAS UTANG.pptx
 
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Materi: Mengapa tidak memanfaatkan Media ?
Materi: Mengapa tidak memanfaatkan Media ?Materi: Mengapa tidak memanfaatkan Media ?
Materi: Mengapa tidak memanfaatkan Media ?
 
P5 Gaya Hidup berkelanjutan gaya hidup b
P5 Gaya Hidup berkelanjutan gaya hidup bP5 Gaya Hidup berkelanjutan gaya hidup b
P5 Gaya Hidup berkelanjutan gaya hidup b
 
Materi Bid PPM Bappeda Sos Pemutakhiran IDM 2024 di kec Plumbon.pptx
Materi Bid PPM Bappeda Sos Pemutakhiran  IDM 2024 di kec Plumbon.pptxMateri Bid PPM Bappeda Sos Pemutakhiran  IDM 2024 di kec Plumbon.pptx
Materi Bid PPM Bappeda Sos Pemutakhiran IDM 2024 di kec Plumbon.pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
PWS KIA (Pemantauan Wilayah Setempat) Kesehatan Ibu dan Anak
PWS KIA (Pemantauan Wilayah Setempat) Kesehatan Ibu dan AnakPWS KIA (Pemantauan Wilayah Setempat) Kesehatan Ibu dan Anak
PWS KIA (Pemantauan Wilayah Setempat) Kesehatan Ibu dan Anak
 
Informatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptx
Informatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptxInformatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptx
Informatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptx
 
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 6.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 6.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 6.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 6.pdf
 
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Modul Ajar Matematika Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Matematika Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
Aksi Nyata Cegah Perundungan Mulai dari Kelas [Guru].pptx
Aksi Nyata Cegah Perundungan Mulai dari Kelas [Guru].pptxAksi Nyata Cegah Perundungan Mulai dari Kelas [Guru].pptx
Aksi Nyata Cegah Perundungan Mulai dari Kelas [Guru].pptx
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
E-modul materi Ekosistem Kelas 10 SMA (Preview)
E-modul materi Ekosistem Kelas 10 SMA (Preview)E-modul materi Ekosistem Kelas 10 SMA (Preview)
E-modul materi Ekosistem Kelas 10 SMA (Preview)
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 

Metode dan Startegi Pembelajaran Ilmu Nahwu.pdf

  • 1. METODE DAN STARTEGI PEMBELAJARAN ILMU NAHWU Makalah Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Tugas Mata Kuliah Pengembangan Metode dan Strategi PBA Fauzy Mustamin Hamid 80400222017 Dosen Pengampu: Dr. Sitti Aisya Chalik, M. Pd. PENDIDIKAN BAHASAARAB PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR TAHUN AJARAN 2022-2023
  • 2. i KATA PRNGANTAR Assalaamu’alaikumWarahmatullaahiWabarakaatuhu Alhamdulillaah, Pujisyukur kita panjatkan ke hadirat Allah Subhanaahu Wata’ala, atas berkat rahmat, taufik dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah ini yang insya Allah sesuai dengan yang diharapkan. Salawat dan salam selalu ter curahkan kepada Rasulullah Shallallaahu ‘alaihiwasallam, Nabi dan Rasul yang berhasil menyelamatkan umatnya dari tebing-tebing kehancuran menuju puncak-puncak kejayaan Makalah dengan pembahasan “Konsep Dasar, Kedudukan dan Fungsi Bahan Ajar Bahasa Arab” disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Bahan Ajar Bahasa Arab. Dalam penyusunan makalah ini, dengan tulus ikhlas penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan partisipasinya untuk keberhasilan dalam penyusunan makalah ini. Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih memiliki kekurangan dan memerlukan perbaikan. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah berikutnya. Akhir kata, penyusun berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat untuk kita semua. Samata, 25 April 2023 Penyusun
  • 3. ii DAFTAR ISI KATA PENGANTAR.................................................................................. i DAFTAR ISI................................................................................................ ii BAB I PENDAHULUAN............................................................................ 1 A. Latar Belakang.................................................................................. 1 B. Rumusan Masalah............................................................................. 2 C. Tujuan Penulisan............................................................................... 2 BAB II PEMBAHASAN............................................................................. 3 A. Definisi Ilmu Nahwu......................................................................... 3 B. Metode dan Strategi Pembelajaran Ilmu Nahwu .............................. 6 BAB III PENUTUP..................................................................................... 13 A. Kesimpulan ....................................................................................... 13 B. Implikasi ........................................................................................... 13 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 14
  • 4. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Metode pembelajaran bahasa arab dalam perkembangannya terus mengalami kemajuan guna untuk mengetahui keefektifan dan keberhasilan dari penggunaan sebuah metode, metode menjadi penentu dalam keterlaksanaan penyajian materi pembelajaran, metode menjadi salah satu cara yang sangat penting untuk diaplikasikan dalam untuk menunjang keberhasilan sebuah pembelajaran. Pembelajaran bahasa arab tidak dapat dipisahkan dengan ilmu nahwu karena akan memberikan kerancuan bagi bahasa arab baik dalam penulisan maupun pengucapan, akan tetapi ilmu nahwu memiliki kesan sebagai ilmu yang susah untuk dipahami dan melelahkan untuk dipelajari karena banyaknya jenis kaidah ilmu nahwu. Bahkan tidak menutup kemungkinan di antara kita ada yang telah mempelajari ilmu nahwu bertahun-tahun namun masih sering terjadi kesalahan dan kekeliruan dalam menggunakan bahasa arab. Ada sebuah ungkapan bahwa pemilihan metode lebih penting daripada materi pembelajaran, karena beberapa pendidik yang memiliki ilmu yang luas sering kali mengalami kesulitan dalam menyampaikan dan mengomunikasikan ilmunya, begitulah dalam pembelajaran ilmu nahwu beberapa guru memiliki pengetahuan namun kadang mengalami kesulitan untuk menyampaikan materinya. Berdasarkan hal tersebut salah satu solusi yang dapat diambil adalah memilih metode pembelajaran yang tepat untuk mengajarkan ilmu nahwu. Penggunaan metode yang tepat bertujuan untuk memberikan keefisienan dalam
  • 5. 2 pembelajaran dengan cara memadukan isi dan metode yang digunakan untuk membantu peserta didik mencapai tujuan operasional dari pembelajaran. Berangkat dari permasalahan tersebut maka disusunlah makalah ini untuk mencoba menjelaskan metode pembelajaran ilmu nahwu. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, maka adapun rumusan masalah yang akan dibahas adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana Definisi Ilmu Nahwu ? 2. Bagaimana Strategi Pembelajaran Ilmu Nahwu? C. Tujuan Berkesinambungan dengan rumusan masalah tersebut, maka adapun tujuan pembahasan adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui Definisi Ilmu Nahwu 2. Mengetahui Strategi Pembelajaran Ilmu Nahwu
  • 6. 3 BAB II PEMBAHASAN A. Definisi Ilmu Nahwu Nahwu secara etimologi memiliki beberapa arti di antaranya jalan (ُ ‫ة‬َ ‫ق‬ْ‫ي‬ِ ‫ر‬َّ‫ط‬‫ل‬َ‫ا‬), arah (ُ ‫ة‬َ ‫ه‬ِْ ‫ْل‬َ‫ا‬), menyengaja (ُ ‫د‬ْ ‫ص‬َ ‫ق‬ْ‫ل‬َ‫ا‬), seperti (ُ ‫ل‬ْ‫ث‬ِ ‫م‬ْ‫ل‬َ‫ا‬), kira-kira (ُ ‫ار‬َ ‫د‬ْ ‫ق‬ِ ‫م‬ْ‫ل‬َ‫ا‬), bagian (ُ ‫م‬ْ ‫س‬ِ ‫ق‬ْ‫ل‬َ‫ا‬), sebagian (ُ ‫ُض‬ ْ‫ُع‬ َ‫ُب‬ ْ‫ل‬ُ َ‫ا‬)1 . Semantra secara terminologi dapat dilihat dari pandangan ulama klasik mereka mendefinisikan nahwu sebagai ilmu yang membahas tentang bina’ dan i’rab (ُ ‫اء‬َ‫ن‬ِ‫ب‬ْ‫ل‬‫ُا‬َ ‫ُو‬‫اب‬َ ‫ر‬ْ‫ع‬ِْ ‫ْل‬َ‫ا‬( dalam artian hanya berfokus pada penentuan baris akhir kata berdasarkan kedudukannya dalam susunan sebuah kalimat2 , atau ُ ‫ا‬‫اء‬َ‫ن‬ِ‫ب‬َُ ‫ُو‬‫ا‬ ‫اًب‬َ ‫ر‬ْ‫ع‬ِ‫إ‬ُِ ‫م‬ِ‫ل‬َ ‫ك‬ْ‫ل‬‫ُا‬ِ ‫ر‬ِ ‫اخ‬َ ‫َو‬‫أ‬ُ‫ال‬َ ‫و‬ْ ‫َح‬‫أ‬ُ‫ا‬َ ِ ‫ُِب‬‫ف‬َ ‫ر‬ْ‫ع‬‫ُي‬ ِ ‫ب‬َ ‫ر‬َ‫ع‬ْ‫ل‬‫ُا‬ِ ‫د‬َ‫اع‬َ ‫و‬َ‫ُق‬ْ ‫ن‬ِ ‫ُم‬ٍ ‫ة‬َ‫ط‬ِ‫ب‬ْ‫ن‬َ‫ت‬ْ ‫س‬‫ُم‬ ٍ ‫ل‬ْ ‫و‬‫ص‬ِ ‫ِب‬ٌُ ‫م‬ْ‫ل‬ِ‫ع‬ “Ilmu tentang kaidah-kaidah pokok yang diambil dari kaidah-kaidah arab, untuk mengetahui keadaan akhirnya kalimat dari segi i’rab dan mabni”3 , ُ َ‫ي‬ِ ‫اُص‬َ ِ ‫ُِب‬‫ف‬َ ‫ر‬ْ‫ع‬‫ُي‬ٌ ‫د‬ِ‫اع‬َ ‫و‬َ‫ُق‬‫و‬ْ ‫َّح‬‫ن‬‫َل‬‫أ‬ ُ ‫ا‬ ُ ‫غ‬ ُ ُ ُ ِ ‫ة‬َ‫ي‬ِ‫ب‬َ ‫ر‬َ‫لع‬ْ‫ا‬ُ ِ ‫ات‬َ ‫م‬ِ‫ل‬َ ‫ك‬‫ل‬ْ‫ا‬ ُ ُ ُ َ ‫و‬ْ ‫َح‬‫أ‬َ ‫و‬ ‫ا‬ ُ ِ ‫اد‬َ ‫ر‬ْ‫َف‬‫أ‬َُْ ‫ْي‬ِ ‫اُح‬َ‫ُل‬ َُْ ‫ْي‬ِ ‫ح‬َ ‫اُو‬َ ‫ه‬ ُ ِ‫ب‬ْ‫ي‬ِ‫ك‬ ْ ‫ر‬َ‫ُت‬ ‫ا‬َ ‫ه‬ ُ “Ilmu naḥwu adalah kaidah-kaidah untuk mengenal bentuk kata-kata dalam bahasa Arab serta kaidah-kaidahnya di kala berupa kata lepas dan di kala tersusun dalam kalimat”4 . Seiring dengan perkembangan zaman dan perkembangan ilmu pengetahuan para ulama cenderung memberikan definisi ilmu nahwu secara luas, ilmu nahwu tidak hanya fokus membahas tentang i’ rab dan bina’ akan tetapi dapat pula diartikan sebagai cara untuk menjaring kata, hubungan antara satu kata dengan kata 1 Fitri Nurhayati, “Pembelajaran Ilmu Nahwu dengan Metode Qur’ ani”, Jurnal Keislaman dan Pendidikan, 1 no. 1 (2020), h. 1. 2 A. Mualif, “Metodologi Pembelajaran Ilmu Nahwu dalam Pendidikan Bahasa Arab”, Jurnal al-Hikmah 1, no. 1 (2019), h. 28. 3 Fitri Nurhayati, Pembelajaran Ilmu Nahwu dengan Metode Qur’ ani, h. 1 4 Sayyid Ahmad al-Hashimy, Al-Qowā’id al-Asāsiyyah li lughat al-‘Arabiyyah (Beirūt: Dār al-Kutub al-‘Ilmiyyah, 1354 H), h. 6.
  • 7. 4 yang lain. Perluasan arti ilmu nahwu pada dasarnya tidak dapat meninggalkan pengertian dari ulama klasik yang hanya fokus pada i’rab dan bina’ 5 . I’rab dalam Bahasa arab tidak dapat dipisahkan sebab fungsinya sebagai penentu atau patokan kebenaran dalam menyusun dan menggunakan bahasa arab, kebanyakan orang yang menggunakan bahasa arab sekarang sudah kurang memperhatikan i’rab dengan cenderung memberikan tanda sukun pada akhir kata, sebenarnya tidak dapat dibenarkan karena mengingat kembali definisi dasar yang dikemukakan para ulama tentang ilmu nahwu6 . Berdasarkan pendefinisian tersebut maka dapat dikatakan bahwa ilmu nahwu adalah suatu bidang ilmu bahasa arab yang fokus pada i’rab dan bina’ akan tetapi tidak hanya sampai pada definisi tersebut akan tetapi seiring dengan perkembangan ilmu maka definisi ilmu nahwu pun dikembangkan oleh para ulama dengan memasukkan cara pemilihan kosakata dan hubungan antara satu kata dengan kata lain sehingga membentuk kalimat yang sempurna dan benar. Posisi Ilmu nahwu tidak menjadi sasaran yang menjadi tujuan dari pembelajaran akan tetapi ilmu nahwu merupakan sarana yang menjadi pengantar untuk membantu dalam menggunakan bahasa arab baik secara lisan maupun tulisan sehingga dapat dipahami bahwa ilmu nahwu menjadi pengontrol kesalah dalam penggunaan bahasa arab. Karena Pada awal kemunculannya, naḥwu dimaksudkan hanya sebagai sarana belajar untuk mengantisipasi meluasnya kesalahan berbahasa7 . Jadi ilmu nahwu bukanlah kumpulan kaidah gramatikal bahasa arab yang harus dihafalkan rumus-rumusnya tetapi ia hanyalah perantara bagi para pelajar 5 A. Mualif, “Metodologi Pembelajaran Ilmu Nahwu dalam Pendidikan Bahasa Arab”, h. 28. 6 A. Mualif, “Metodologi Pembelajaran Ilmu Nahwu dalam Pendidikan Bahasa Arab”, h. 28. 7 Yeni Ramdiani, “Kajian Historis; Perkembangan Ilmu Nahwu Mazhab Basrah”, E Jurnal IAIM Bima 8, no. 2 (Juli-Desember 2015), h. 294.
  • 8. 5 bahasa arab untuk mampu memahami bahasa arab secara lisan dan tulisan dengan pemahaman yang benar, selamat dari kesalahan dalam berbicara dan membaca serta dalam tulisan. Hal tersebut sejalan dengan apa yang diungkapkan oleh Ibnu Khaldun dalam Muqaddimah bahwa sesungguhnya penguasaan ilmu bahasa arab (nahwu) ialah mengetahui aturan-aturan dan kaidah-kaidah standar bahasa arab secara khusus, nahwu merupakan ilmu tentang suatu cara bukan cara itu sendiri, bukan bahasa arab itu sendiri sama seperti orang yang mengetahui suatu keterampilan secara teoritis tetapi tidak menggunakannya secara praktis seperti itulah mengetahui ilmu nahwu adalah mengetahui cara kerjanya bahasa arab8 . Berdasarkan penjelasan Ibnu Khaldun tentang ilmu nahwu maka dapat dirumuskan beberapa tujuan mempelajari ilmu nahwu yaitu: 1. Menjauhkan dari kesalahan dalam penggunaan bahasa arab baik lisan maupun tulisan yang akhirnya akan memberikan kebiasaan kepada pengguna bahasa untuk berbahasa dengan fasih. 2. Memberikan kesempatan kepada para siswa maupun mahasiswa yang telah mempelajari ilmu nahwu untuk melakukan pengamatan terhadap pola bahasa arab sehingga mereka dapat kritis dan melakukan kajian terhadap tata bahasa arab. 3. Memudahkan siswa atau mahasiswa untuk memahami bahasa arab baik berupa ungkapan maupun berbicara dengan orang lain dan khususnya dalam menerjemahkan bahasa arab ke bahasa tujuan. 4. Menambah wawasan tentang ilmu kebahasaan 8 Hasan Syahatah, Ta'lim al-lughat al-'Arabiyyah baina al-Nazhariyyat wa al-Tathbiq (Kairo: Dar al-Mishriyyah al-Lubnaniyyah, 1996), h. 201.
  • 9. 6 5. Siswa atau mahasiswa kan terbiasa menggunakan kaidah bahasa yang baik benar9 . Tujuan pembelajaran ilmu nahwu tersebut semakin menguatkan bahwa pembelajaran nahwu bukan sebuah sasaran dari pembelajaran akan tetapi menjadi sebuah sarana pengantar bagi siswa maupun mahasiswa untuk mengaplikasikan kaidah nahwu yang telah dipelajari agar mampu mengaplikasikan dalam bentuk tulisan maupun lisan. B. Metode Pembelajaran Ilmu Nahwu Metode secara bahasa dapat diartikan sebagai jalan, cara, sistem, mazhab dan haluan. Sedangkan menurut istilah metode merupakan cara atau jalan yang digunakan dalam menyampaikan materi pelajaran, sehingga metode merupakan sebuah teori yang menjadi landasan dalam memaksimalkan pembelajaran atau dengan istilah lain metode sebagai rencana yang bersifat umum untuk menyajikan sebuah pembelajaran secara sistematis berdasarkan hasil pendekatan, akan tetapi metode bukan tujuan dari pembelajaran melainkan hanya prosedural10 . Tarigan mendefinisikan metode sebagai sebuah rencana yang menyeluruh dalam penyajian pembelajaran agar tertata serta tidak memiliki kontradiksi di dalamnya11 , sementara Wina Sanjaya mengartikan metode sebagai cara yang dapat ditempuh oleh pendidik untuk menyampaikan atau mengaplikasikan rencana yang telah tersusun rapi dalam proses pembelajaran dengan tujuan mencapai hasil yang optimal12 . 9 Ahmad Fuad Efendy, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab (Malang: Misyakat, 2009), h. 106. 10 Mochamad Mu’izzuiddin, “Aktualisasi Penggunaan Metode dan Pengembangan Materi Nahwu di Pondok Pesantren Salafi al-Fathaniyyah Serang”, Uktub: Journal of Arabic Studies 1, no. 1 (Juni 2021), h. 3. 11 Tarigan, Keterampilan Membaca (Bandung: Alfabeta, 2009), h.10. 12 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan (Jakarta: Kencana, 2008), h. 147.
  • 10. 7 Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran (‫يس‬‫ر‬‫التد‬ ُ‫يقة‬‫ر‬‫)الط‬ merupakan cara atau strategi guru dalam proses belajar mengajar yang bertujuan untuk memberikan pemahaman terhadap ilmu yang akan disampaikan kepada peserta didik, sama halnya dalam pembelajaran bahasa arab yang salah satu sistem pendukungnya adalah ilmu nahwu maka dari itu dalam pembelajaran nahwu diperlukan metode untuk memberikan kemudahan kepada siswa untuk memahami materi pembelajaran. Pembelajaran ilmu nahwu pada dasarnya tidak hanya berfokus pada hafalan kaidah-kaidah akan tetapi memberikan ruang kepada peserta didik untuk mengaplikasikan dalam bentuk lisan maupun tulisan, pandangan di atas sejalan dengan pandangan Ahmad Fuad Effendy yang menyatakan bahwa pada dasarnya pembelajaran kaidah atau tata bahasa memiliki tujuan sebagai penunjang pencapaian kemahiran berbahasa, sehingga pembelajaran nahwu memegang dua poin penting yaitu pengenalan tentang kaidah dan latihan penerapan kaidah atau drill13 . Berangkat dari beberapa penjelasan tersebut dibutuhkanlah sebuah metode pembelajaran karena metode memiliki peran penting dalam menunjang keberhasilan pembelajaran sebagaimana yang pernah diungkapkan oleh Prof Azhar Arsyad bahwa ُ ِ‫ة‬َّ ‫اد‬َ ‫م‬ْ‫ل‬‫ا‬ َُ ‫ن‬ِ ‫م‬ ُُّ ‫م‬َ ‫َه‬‫أ‬ ُ‫ة‬َ ‫ق‬ْ‫ي‬ِ ‫ر‬َّ‫ط‬‫ل‬َ‫ا‬ artinya metode lebih penting dari subtansi (materi), maka dari dibutuhkan metode tersendiri dalam pembelajaran ilmu nahwu, karena nahwu memiliki karakteristik tersendiri sebagai sebuah ilmu sehingga di butuhkah metode dan strategi tersendiri. 1. َ ‫ا‬ َّ ‫لط‬ َّ ‫ر‬ َّ‫ي‬ َّ ‫ق‬ َّ ‫ة‬ َّ َّ َّ ‫ا‬ َّ ‫ل‬ َّ ‫ق‬ َّ ‫ي‬ َّ ‫اس‬ َّ ‫ي‬ َّ ‫ة‬ (Metode Deduktif) Metode deduktif atau qiyasi adalah metode pembelajaran nahwu yang lebih mendahulukan pemberian penjelasan tentang kaidah-kaidah nahwu kepada siswa 13 Ahmad Fuad Efendy, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, h. 106.
  • 11. 8 kemudian memberikan contoh-contoh penggunaan dalam sebuah kalimat. Metode qiyasi merupakan metode yang paling tua dalam pembelajaran ilmu nahwu, meskipun sebagai metode tertua akan tetapi keeksisan metode ini masih dapat ditemukan dalam pembelajaran sampai saat ini. Metode deduktif hadir untuk memberikan pemahaman terlebih dahulu tentang kaidah agar kaidah tersebut dapat melekat pada benak peserta didik14 . Adapun strategi yang dapat ditempuh oleh pendidik apabila menggunakan metode qiyasi atau deduktif yaitu: a. Pendidik dalam memulai pembelajaran harus menentukan terlebih dahulu tema yang akan diajarkan. b. Memberikan penjelasan tentang kaidah berdasarkan tema pembelajaran yang dipilih. c. Peserta didik diharapkan mampu menghafal atau memahami kaidah nahwu yang terkandung dalam tema. d. Pendidik memberikan beberapa contoh yang berkaitan dengan tema. e. Menarik kesimpulan dari tema pembelajaran. f. Peserta didik diberikan kesempatan untuk mengerjakan soal-soal latihan15 . Berangkat dari penjelasan dasar dan strategi pembelajaran deduktif para pendukung metode ini beranggapan bahwa pengaplikasiannya mudah serta cepat dipahami akan tetapi banyak pakar pendidikan memberikan kritikan terhadap metode ini dengan alasan: 1. Tujuan dari penggunaan metode deduktif hanya berfokus pada hafalan kaidah nahwu dan mengabaikan pengembangan atau pengaplikasian dari kaidah tersebut. 14 A. Mualif, “Metodologi Pembelajaran Ilmu Nahwu dalam Pendidikan Bahasa Arab”, h. 30. 15 Ihin Solihin, “Strategi Pembelajaran Nahwu di Pesantren Ciloa Garut dan al-Ihsan Bandung”, Jurnal al-Tsaqafa 14, no. 2 (Januari 2017), h. 362.
  • 12. 9 2. Penggunaan metode deduktif menjadikan peserta didik pasif karena yang aktif hanya guru kalaupun ada siswa yang aktif itu pun tidak banyak. 3. Memiliki pertentangan dengan prinsip pembelajaran yaitu dari yang mudah kemudian terus meningkat ke arah yang lebih sulit. 4. Peserta didik akan mudah lupa terhadap kaidah yang telah di sampaikan atau yang telah dihafal. 5. Metode ini seolah-olah memisahkan antara pembelajaran nahwu dan bahasa arab yang menjadikan ilmu nahwu sebagai sasaran dari pembelajaran bukan sebagai sarana untuk memperbaiki kesalahan dalam berbahasa16 . 2. َّ ‫ا‬ َّ ‫لط‬ َّ ‫ر‬ َّ‫ي‬ َّ ‫ق‬ َّ ‫ة‬ َّ َّ َّ ‫ا‬ َّ ‫ل‬ َّ ‫س‬ َّ ‫ت‬ َّ ‫ق‬ َّ ‫ر‬ َّ ‫ائ‬ َّ ‫ي‬ َّ ‫ة‬ (Metode Induktif) Metode induktif atau istiqrai adalah metode yang terlebih dahulu memberikan contoh-contoh yang porsinya lebih banyak kemudian disusul dengan penguatan kaidah nahwu yang berdasar dari contoh tersebut atau kebalikan dari metode qiyas (deduktif). Metode induktif dapat dibagi menjadi dua yaitu: a. Memaparkan contoh dalam hal ini contoh yang dipaparkan merupakan contoh dari bahan ajar yang digunakan kemudian memberikan penjelasan tentang kaidah dari contoh tersebut b. Memberikan teks yang komplit kemudian siswa diperintahkan untuk menganalisis contoh dari teks tersebut17 . Adapun strategi yang dapat ditempuh oleh pendidik apabila menggunakan metode induktif yaitu: 1. Pendidik sebelum memulai pembelajaran harus menentukan terlebih dahulu tema yang akan diajarkan. 16 Ahmad Sehri bin Punama, “Metode Pengajaran Nahwu dalam Pengajaran Bahasa Arab”, Jurnal Hunafa 7, no. 1 (April, 2010), h. 52. 17 A. Mualif, “Metodologi Pembelajaean Ilmu Nahwu dalam Pendidikan Bahasa Arab”, h. 31.
  • 13. 10 2. Pendidik memberikan atau memaparkan contoh yang berkaitan dengan tema pembelajaran. 3. Peserta didik diminta untuk membaca ataupun mencoba memperhatikan sebuah contoh. 4. Pendidik memberikan penjelasan tentang kaidah-kaidah nahwu dari contoh yang telah dipaparkan. 5. Pendidik dan peserta didik menyimpulkan hasil pembelajaran 6. Peserta didik diminta untuk mengerjakan soal latihan18 . Para pendukung metode istiqrai (induktif) memiliki pandangan bahwa metode ini adalah metode yang memiliki sifat alamiah dengan alasan pembelajaran didahului dengan memberikan contoh-contoh untuk mendapatkan suatu ilmu dari contoh tersebut19 , akan memberikan sifat aktif kepada peserta didik dalam melaksanakan pembelajaran, peserta didik akan menguasai bahasa arab secara fungsional bukan hanya berfokus pada teori, akan tetapi metode istiqrai (induktif) juga tidak terlepas dari kekurangan seperti penyampaian informasi tidak efektif dan lambat, contoh yang disampaikan akan terbatas dan biasanya pendidik akan memiliki kecenderungan untuk cepat memberikan penjelasan kaidah20 . 3. َّ ‫ا‬ َّ ‫لط‬ َّ ‫ر‬ َّ‫ي‬ َّ ‫ق‬ َّ ‫ة‬ َّ َّ َّ ‫ال‬ َّ ‫ق‬ َّ ‫و‬ َّ ‫اع‬ َّ ‫د‬ َّ َّ َّ ‫و‬ َّ َّ َّ ‫الّت‬ َّ ‫ج‬ َّ ‫ة‬ (Metode kaidah dan terjemah) Metode kaidah dan terjemah merupakan kaidah yang umum digunakan dalam pembelajaran bahasa asing karena metode kaidah dan terjemah lebih berfokus pada hafalan, pemahaman kaidah dan penerjemahan. Penggunaan metode 18 Ihin Solihin, “Strategi Pembelajaran Nahwu di Pesantren Ciloa Garut dan Al-Ihsan Bandung”, h. 362 19 Ahmad Sehri bin Punama, “Metode Pengajaran Nahwu dalam Pengajaran Bahasa Arab”, h. 53 20 Yayat Nurhayati, “Pengaruh Penggunaan Teknik Pembelajaran Induktif Terhadap Pemahaman Kitab al-Jurumiyah”, Alsuniyyat 1, no. 1 (April 2018), h. 6.
  • 14. 11 ini diharapkan peserta didik mampu memahami kaidah yang telah dihafal kemudian dapat diaplikasikan dalam penerjemahan sebuah teks. Metode kaidah dan terjemah memiliki dua aspek yang menjadi poin pentingnya yaitu: penguasaan terhadap kaidah nahwu dan kemampuan menerjemah, kedua aspek tersebut adalah modal penting dalam mengaplikasikan pembelajaran nahwu21 . Tujuan metode kaidah dan terjemah lebih mengarahkan kepada pengkajian teks atau karya sastra, penguasaan kaidah-kaidah nahwu dan menghasilkan pelajar yang memilik kompetensi dalam menerjemahkan bahasa arab. Adapun strategi pembelajaran yang dapat digunakan dalam metode kaidah dan terjemah yaitu: a. Pendidik memperkenalkan konsep kaidah nahwu b. Memberikan contoh-contoh penerapan kaidah nahwu c. Pendidik memberikan penjelasan tentang contoh d. Pendidik memerintahkan peserta didik untuk menghafal dan memahami kaidah nahwu e. Setalah peserta didik dianggap telah mampu memahami kaidah tersebut maka diberikan teks berbahasa arab untuk melakukan analisis kaidah dan menerjemahkan f. Pendidik memberikan kesimpulan dan evaluasi dari proses pembelajaran22 . Metode kaidah dan terjemah memiliki beberapa keunggulan dan tidak terlepas pula dari kelemahan, di antara keunggulannya yaitu: 1. Dalam pengaplikasiannya tidak membutuhkan waktu dan tenaga yang banyak 21 Ali Ahmad Madhur, Tadris Funun al-Lughah al-Arabiya (Riyadh: Darul Shawaf, 1991), h. 33. 22 Acep Hermawan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab (Bandung: Rosdakarya, 2011), h. 173.
  • 15. 12 2. Cocok untuk jumlah peserta didik yang memiliki jumlah besar 3. Pendidik tidak memiliki beban lebih dalam pengaplikasian 4. Lebih berfokus pada keterampilan menulis dan menerjemah 5. Menambah penguasaan kosa kata dan kalimat Sementara kelemahan dari metode kaidah dan terjemah yaitu: a. Kurang memperhatikan kemampuan berbicara dan mendengar b. Hanya berfokus pada kaidah dan terjemah c. Peserta didik akan sulit untuk mengaplikasikan kaidah dalam menyusun kalimat23 . Berdasarkan tiga metode pembelajaran nahwu yang telah dijelaskan dapat disimpulkan bahwa setiap metode memiliki keunggulan dan kekelamannya masing- masing sehingga pemilihan metode harus berlandaskan dari tujuan pembelajaran ilmu nahwu yang akan dicapai karena sebagaimana sempat disinggung bahwa pemilihan metode lebih penting daripada materi yang akan disampaikan. Ketiga metode tersebut semestinya tidak dipertunangkan satu dengan yang lainnya karena semua metode seharusnya menunjang ketercapaian pembelajaran, salah satu kegagalan dari pemilihan metode adalah kekeliruan dalam mencocokkan tujuan pembelajaran dengan metode pembelajaran dan dari ketiga metode merupakan pijakan dasar dalam menembangkan metode pembelajaran ilmu nahwu maupun Bahasa arab. 23 Abdurochman, Bahasa Arab dan Metode Pembelajarannya (Bandar lampung: CV Anugrah Anatama Raharja, 2017), h.102-103
  • 16. 13 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan 1. Ilmu nahwu merupakan salah satu bidang ilmu dalam bahasa arab yang membahas tentang kaidah, pemilihan kata dan pertalian antara satu kata dengan kata yang lain, ilmu nahwu bukan menjadi sasaran dalam pembelajaran namun sebagai sebuah sarana pengontrol atas kesalahan dalam menggunakan bahasa arab 2. Metode pembelajaran ilmu nahwu secara umum ada tiga macam yaitu: pertama, metode deduktif atau qiyasi dengan pola penyampaian dari umum ke khusus, kedua, metode induktif atau istiqrai dengan pola penyajian dari khusus ke umum dan ketiga, metode kaidah dan terjemah yang lebih berfokus pada penguasaan kaidah untuk diaplikasikan dalam penerjemahan dan pengkajian Bahasa arab. B. Implikasi Berdasarkan apa yang telah dipaparkan, penulis berharap pembahasan tentang metode dan strategi pembelajaran ilmu nahwu dapat memberikan wawasan lebih untuk memahami metode dan strategi serta pembahasan di atas tidak hanya sampai di sini saja akan tetapi bisa dikembangkan lagi serta jika ada masukan dari pembaca baik dalam penulisan maupun isi materi akan kami terima dengan sangat baik untuk penulisan-penulisan ke depannya.
  • 17. 14 DAFTAR PUSTAKA Abdurochman, Bahasa Arab dan Metode Pembelajarannya. Bandar lampung: CV Anugrah Anatama Raharja, 2017. Efendy, Ahmad Fuad. Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab. Malang: Misyakat, 2009. Al-Hashimy, Sayyid Ahmad. Al-Qowā’id al-Asāsiyyah li lughat al-‘Arabiyyah. Beirūt: Dār al-Kutub al-‘Ilmiyyah, 1354 H. Hermawan, Acep. Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab. Bandung: Rosdakarya, 2011. Madhur, Ali Ahmad. Tadris Funun al-Lughah al-Arabiya. Riyadh: Darul Shawaf, 1991. Mu’izzuiddin, Mochamad. “Aktualisasi Penggunaan Metode dan Pengembangan Materi Nahwu di Pondok Pesantren Salafi al-Fathaniyyah Serang”, Uktub: Journal of Arabic Studies 1, no. 1 (Juni 2021), h. 1-15. Mualif, A. “Metodologi Pembelajaran Ilmu Nahwu dalam Pendidikan Bahasa Arab”, Jurnal al-Hikmah 1, no. 1(2019), h. 26-36. Nurhayati, Fitri. “Pembelajaran Ilmu Nahwu dengan Metode Qur’ ani, Jurnal Keislaman dan Pendidikan”, 1 no. 1 (2020), h. 1-4. Nurhayati, Yayat. “Pengaruh Penggunaan Teknik Pembelajaran Induktif Terhadap Pemahaman Kitab al-Jurumiyah”, Alsuniyyat 1, no. 1 (April 2018), h. 2-14. Punama, Ahmad Sehri bin. “Metode Pengajaran Nahwu dalam Pengajaran Bahasa Arab”, Jurnal Hunafa 7, no. 1 (April, 2010), h. 48-60. Ramdiani, Yeni. “Kajian Historis; Perkembangan Ilmu Nahwu Mazhab Basrah”, E Jurnal IAIM Bima 8, no. 2, (Juli-Desember 2015), 294. Sanjaya, Wina. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana, 2008. Solihin, Ihin. “Strategi Pembelajaran Nahwu di Pesantren Ciloa Garut dan al-Ihsan Bandung”, Jurnal al-Tsaqafa 14, no. 2 (Januari 2017), h. 358-372. Syahatah, Hasan. Ta'lim al-lughat al-'Arabiyyah baina al-Nazhariyyat wa al- Tathbiq. Kairo: Dar al-Mishriyyah al-Lubnaniyyah, 1996. Tarigan, Keterampilan Membaca. Bandung: Alfabeta, 2009.