Hubungan Antara Manajemen Konflik dengan Kinerja Karyawan
Oleh Kelompok 1 :
1. Tafana Hardianti. B
2. Santi Sulistyorini
3. Irman Aditya
Program Studi Manajemen ( SDM )
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi PGRI Dewantara Jombang
Tahun Ajaran 2020
3. TAFANA HARDIANTI B
( 1761009 )01
SANTI SULISTYORINI
( 1761103 )02
IRMAN ADITYA
( 1761187 )03
Oleh Kelompok :
4. Manajemen Konflik
Manajemen adalah suatu sikap atau proses untuk
mengatur atau mengawasi kerja seseorang dalam
organisasi.
Manajemen Konflik adalah serangkaian aksi dan reaksi
yang dilakukan oleh para pelaku konflik atau pihak ketiga
secara rasional dan seimbang, untuk pengendalian situasi
dan kondisi perselisihan atau pertikaian yang terjadi
antara beberapa pihak.
Konflik adalah proses pertentangan yang diekspresikan
diantara dua pihak atau lebih yang saling tergantung
mengenai objek konflik, menggunakan pola pikir dan
interaksi yang menghasilkan keluaran konflik.
( Wirawan 2010 : 5 )
5. 1. Konflik dalam diri
individu
2. Konflik antar individu
dalam organisasi yang sama
3. Konflik antara individu
dan kelompok
4. Konflik antar kelompok
dalam organisasi yang sama
5. Konflik antar organisasi
Jenis – Jenis Konflik
7. Cara Menghadapi Konflik
Cara Menghadapi Konflik Menurut
Handoko ( Wahyudi, 2008 ) :
1.Menstimulasi Konflik
2.Mengurangi dan Menekan Konflik
3.Menyelesaikan Konflik
Pendekatan Untuk Mengatasi Konflik
Menurut Leavitt, H. J ( Wahyudi, 2008 ) :
1.Konfrontasi
2.Negosiasi dan Tawar – menawar
3.Penyerapan ( Absorption )
Pendekatan Konflik
8. Menurut Winardi ( Wahyudi, 2008 )
metode – metode yang digunakan dalam
p e n y e l e s a i a n k o n f l i k a d a l a h :
Metode Dominasi atau Supresi
Metode Kompromi
Metode Pemecahan Problem Integratif
9. Pengaruh Konflik
Pengaruh positif terjadinya konflik :
1. Konflik akan mencegah stagnansi.
2. Konflik akan memberikan stimulasi
terhadap timbulnya rasa penting dan
keinginan.
3. Konflik akan menjadi media
pengungkapan persoalan, sehingga
dapat dipelajari jalan pemecahannya.
4. Konflik merupakan dasar bagi terjadinya
perubahan, baik perorangan maupun
perubahan sosial.
5. Konflik dapat membantu bagi pengujian
kemampuan, sangat berguna untuk
keperluan belajar dan pengembangan.
6. Konflik dapat membantu orang – orang
dan kelompok untuk menciptakan
identitas dan citra mereka.
Pengaruh negatif terjadinya konflik :
1. Tidak lagi sejalan antar seseorang
dengan orang lain atau kelompok
dengan kelompok lain untuk menuju
tujuan perusahaan.
2. Dapat menurunkan kinerja karyawan.
3. Menghambat tumbuh kembang
kerjasama dalam perusahaan.
4. Dapat menghalangi kerjasama antar
individu.
5. Dapat mengganggu saluran komunikasi
antar karyawan.
10. Kinerja Karyawan
Menurut Mangkunegara
( 2003 : 223 )
Kinerja adalah hasil dari
suatu proses evaluasi yang
dilakukan perusahaan
meliputi kejujuran, loyalitas,
kedisiplinan, kerjasama,
tanggung jawab, sikap,
kehadiran, kuantitas,
pekerjaan, kualitas kerja
dan peningkatan kerja.
Menurut Siswanto ( 2002 :
235 )
Kinerja adalah prestasi yang
dicapai seorang karyawan
dalam melaksanakan tugas
dan pekerjaan yang diberikan
kepadanya.
11. Jenis – Jenis Kinerja
1. Kinerja Strategik : Kinerja strategik biasanya berkaitan dengan strategi dalam
penyesuaian terhadap lingkungannya dan kemampuan dimana suatu organisasi
berada.
2. Kinerja Administratif : Kinerja administratif berkaitan dengan administratif
organisasi. Termasuk didalamnya tentang struktur administratif yang mengatur
hubungan otoritas ( wewenang ) dan tanggung jawab dari orang yang menduduki
jabatan atau bekerja pada unit – unit kerja yang terdapat dalam organisasi.
3. Kinerja Operasional : Kinerja operasional berkaitan dengan efektifitas penggunaan
setiap sumber daya yang digunakan organisasi.
12. Indikator Kinerja
Menurut Mathis ( 2002 : 78 ) :
1.Kuantitas Kerja : Volume kerja
yang dihasilkan dalam keadaan
normal
2.Kualitas Kerja : Kerapian,
Ketelitian, dan Keterkaitan
hasil dengan tidak mengabaikan
volume pekerjaan
3.Pemanfaatan Waktu : Penggunaan
masa kerja yang disesuaikan
dengan kebijaksanaan
perusahaan
4.Kerjasama : Kemampuan
menangani hubungan dalam
pekerjaan
Kinerja dihasilkan oleh adanya :
1.Kemampuan atau ability dalam
wujudnya sebagai kapasitas
untuk berprestasi ( Capacity
to Perform )
2.Kemauan, Semangat, Hasrat atau
Motivation dalam wujudnya
sebagai kesediaan untuk
berprestasi ( Willingness to
Perform )
3.Kesempatan untuk berprestasi (
Opportunity to Perform )
13. Faktor – faktor yang mempengaruhi kinerja
karyawan
Faktor Kemampuan
( Ability )
Secara Psikologis
kemampuan ( ability )
karyawan terdiri dari
kemampuan potensi
( IQ ) dan kemampuan
reality ( Knowledge
dan Skill )
Faktor Motivasi
Motivasi terbentuk dari
sikap ( attitude )
seorang karyawan
dalam menghadapi
situasi kerja. Motivasi
merupakan kondisi
yang menggerakkan
diri karyawan yang
terarah untuk
mencapai tujuan kerja.
14. Langkah – langkah penilaian kinerja :
1. Mendefinisikan pekerjaan, berarti
memastikan bahwa pimpinan
( evaluator ) dan bawahan sama – sama
sepakat dengan rincian tugas dan
instrumen yang akan digunakan untuk
menilai kinerja.
2. Penilaian prestasi, berarti
membandingkan antara prestasi aktual
anggota atau karyawan dengan
instrumen penelitian.
3. Menyediakan umpan balik, berarti
mengadakan pertemuan – pertemuan
untuk membahas prestasi kemajuan
bawahan. Dalam pertemuan dirancang
rencana pengembangan yang mungkin
diperlukan.
Penilaian Kinerja
16. Hubungan Manajemen Konflik dengan Kinerja Karyawan
Hubungan antara konflik dengan kinerja ( performance ) karyawan
dalam organisasi pada gambar ( Aldag, R. J. dalam Wayudi, 2008 )
menunjukkan bahwa :
1. Apabila tingkat konflik optimal yaitu tingkat konflik yang sangat
fungsional berdampak pada kinerja organisasi menjadi maksimal.
2. Apabila konflik terlalu rendah, kinerja dalam organisasi mengalami
stagnansi dan organisasi menjadi lambat dalam menyesuaikan diri
dengan berbagai perkembangan lingkungan.
3. Di satu sisi, jika tingkat konflik terlalu tinggi maka akan timbul
kekacauan, tidak kooperatif, dan menghalangi pencapaian tujuan
organisasi.