Materi Pertemuan 3 Bagian 2Materi Pertemuan 3 Bagian 2.pptx
1. Materi Pertemuan 3:
Faktor Pendukung dan
Penentang Etika
Bisnis
Faktor pendukung dan penentang etika bisnis merupakan poin kunci yang
memengaruhi keberhasilan perusahaan. Ketahui lebih banyak tentang
faktor-faktor ini untuk memastikan pertumbuhan yang berkelanjutan.
2. Faktor Pendukung Etika Bisnis
Kepemimpinan yang
Baik
Membangun budaya
perusahaan yang etis
membutuhkan kepemimpinan
yang baik.
Budaya Organisasi
yang Kuat
Budaya yang kuat
memastikan praktik bisnis
yang mengutamakan etika.
Kebutuhan
Masyarakat yang
Berkembang
Memahami kebutuhan
masyarakat membantu
perusahaan beradaptasi
secara positif.
3. Faktor Penentang Etika Bisnis
Tekanan Keuntungan
Finansial
Teori keuntungan jangka
pendek seringkali
bertentangan dengan etika
bisnis yang kokoh.
Kurangnya Tenaga
Terampil dalam Divisi
Penempatan
Ketidakmampuan dalam
menyusun tim terampil dapat
mempengaruhi etika
perusahaan.
Tuntutan Persaingan
yang Tinggi
Berbisnis hanya berfokus
pada peningkatan
keuntungan dapat
mengorbankan etika.
4. Penyalahgunaan Etika dalam
Kegiatan Bisnis
1 Tidak Akuntabel
Praktik bisnis yang tidak transparan
dan tidak memberi
pertanggungjawaban.
2 Tidak Adanya Harmonisasi
dalam Lingkungan
Perusahaan
Ketidakhomogenan dalam
menjalankan etika bisnis di seluruh
divisi.
5. Pengertian Korupsi, Kolusi, dan
Nepotisme
1
Korupsi
Penyalahgunaan kekuasaan
untuk tujuan pribadi.
2
Kolusi
Persetujuan antara pihak-pihak
dalam posisi berkuasa untuk
kepentingan bersama.
3
Nepotisme
Pemberian keistimewaan atau
keuntungan kepada keluarga
atau kenalan.
6. Dampak Praktik Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme dalamKegiatanBisnis
Kehilangan Kepercayaan Publik
Praktik-praktik tersebut dapat merusak
reputasi dan kepercayaan pelanggan.
Ketidakstabilan Ekonomi dan
Politik
Dampak jangka panjangnya dapat merusak
perekonomian suatu negara.
7. TUTUPNYA PT. ASURANSI
JIWASRAYA
Kasus korupsi lain dengan kerugian besar dan juga melibatkan sektor
asuransi adalah perkara PT Asuransi Jiwasraya (Persero). Dalam kasus itu,
Jiwasraya gagal membayar polis kepada nasabah terkait investasi Saving
Plan sebesar Rp 12,4 triliun. Akibat kasus korupsi ini, negara mengalami
kerugian sebesar Rp 16,8 triliun.