Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
PERILAKU ORGANISASI
1. UJIAN AKHIR SEMESTER ( UAS )
PERILAKU ORGANISASI
Konflik, Kekuasaan, dan Kehidupan Politk. Dalam Organisasi
Di Susun Oleh :
( RAHMADHIAN AULIA HAMUNTA )
NPK : 1 1 3 1 9 0 0 2
No. Absen : -
Prodi Ilmu Administrasi Negara
Semester V
PRODI ILMU ADMINISTRASI NEGARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MERDEKA MALANG
2. KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas segala waktu dan kesempatan
yang telah dianugerahi-Nya kepada saya, hingga saya berhasil menyelesaikan tugas Ujian
Akhir Semester ini. Terima kasih juga kepada segenap pihak yang telah terlibat membantu
saya dalam menemukan referensi-referensi terbaik untuk tugas ini. Terima kasih banyak saya
ucapkan untuk Drs. Dwi Suharnoko, M.Si selaku dosen mata kuliah Perilaku Organisasi. Atas
bimbingan beliau dalam tugas Ujian akhir Semester ini.
Tugas ini merupakan Tugas mata kuliah Perilaku Organisasi, yang dimana tugas ini
dikerjakan secara individu guna memeperdalam permasalahan terkait dengan perilaku
organisasi. Dalam tugas ini, saya mengangkat sebuah kajian yang lebih kritis, meskipun
sedehana.
Saya menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari sempurna. Maka segala bentuk
masukan dan kritik yang konstruktif sangat diharapkan demi sempurnanya tugas ini.
Akhir kata, besar harapan saya agar tugas singkat dan sederhana ini bisa menambah
wawasan pembaca dalam memahami dan menganalisis berbagai permasalahan dalam
kaitannya dengan perilaku organisasi.
Malang, 18 Januari 2014
Rahmadhian A.Hamunta
3. DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
Jawaban No 1
Jawaban No 2
Jawaban No 3
Analisis
Penutup : a. Kesimpulan
b. Saran
Pustaka
4. JAWABAN NO 1
Skema proses terjadinya sebuah konflik organisasi
karena keterbatasan sumber
daya dan setiap aktor
berebut kepentingan, maka
konflik adalah wajar
(natural) dalam kehidupan
organisasi
selalu ada potensi perbedaan
menyangkut kepribadian, keyakinan,
kepentingan, sikap, persepsi, dan
minat dari para anggotanya
tujuan organisasi,
dlm pengambilan
keputusan dan
proses manajemen
lainnya
organisasi ,koalisi yang terdiri dari
berbagai individu dan kelompok
dengan berbagai kepentingan
kekuasaan
memainkan peranan
penting dalam
memperebutkan
sumberdaya
5. Menurut Stoner Konflik organisasi adalah mencakup ketidaksepakatan soal alokasi
sumberdaya yang langka atau peselisihan soal tujuan, status, nilai, persepsi, atau kepribadian.
(Wahyudi, 2006:17)
Menurut Robbin konflik organisasi menurut Robbins (1996) adalah suatu proses interaksi
yang terjadi akibat adanya ketidaksesuaian antara dua pendapat (sudut pandang) yang
berpengaruh terhadap pihak-pihak yang terlibat baik pengaruh positif maupun pengaruh
negatif. Pandangan ini dibagi menjadi 3(tiga) bagian menurut Robbin yaitu :
1. Pandangan Tradisional
Pandangan ini menyatakan bahwa konflik itu hal yang buruk, sesuatu yang negatif,
merugikan, dan harus dihindari. Konflik ini suatu hasil disfungsional akibat komunikasi yang
buruk, kurang kepercayaan, keterbukaan diantara orang-orang dan kegagalan manajer untuk
tanggap terhadap kebutuhan dan aspirasi para karyawan tersebut.
2. Pandangan kepada hubungan manusia.
Pandangan ini menyatakan bahwa konflik dianggap sebagai sesuatu peristiwa yang wajar
terjadi didalam suatu kelompok atau organisasi. Konflik dianggap sebagai sesuatu yang tidak
dapat dihindari karena didalam kelompok atau organisasi pasti terjadi perbedaan pandangan
atau pendapat. Oleh karena itu, konflik harus dijadikan sebagai suatu hal yang bermanfaat
guna mendorong peningkatan kinerja organisasi tersebut.
3. Pandangan interaksionis.
Pandangan ini menyatakan bahwa mendorong suatu kelompok atau organisasi terjadinya
suatu konflik. Hal ini disebabkan suatu organisasi yang kooperatif, tenang, damai dan serasi
cenderung menjadi statis, apatis, tidak aspiratif dan tidak inovatif. Oleh karena itu, konflik
perlu dipertahankan pada tingkat minimum secara berkelanjutan sehingga tiap anggota di
dalam kelompok tersebut tetap semangat dan kreatif.
Jadi dapat disimpulkan bahwa konflik merupakan suatu masalah yang timbul akibat
ketidakcocokan ataupun akibat perbedaan pendapat dalam suatu organisasi,masih banyak lagi
faktor-faktornya.
6. Jenis – Jenis Konflik :
Ada lima jenis konflik dalam kehidupan organisasi :
Konflik dalam diri individu, yang terjadi bila seorang individu menghadapi
ketidakpastian tentang pekerjaan yang dia harapkan untuk melaksanakannya. Bila
berbagai permintaan pekerjaan saling bertentangan, atau bila individu diharapkan
untuk melakukan lebih dari kemampuannya.
Konflik antar individu dalam organisasi yang sama, dimana hal ini sering
diakibatkan oleh perbedaan–perbedaan kepribadian.Konflik ini berasal dari adanya
konflik antar peranan ( seperti antara manajer dan bawahan ).
Konflik antar individu dan kelompok, yang berhubungan dengan cara individu
menanggapi tekanan untuk keseragaman yang dipaksakan oleh kelompok kerja
mereka. Sebagai contoh, seorang individu mungkin dihukum atau diasingkan oleh
kelompok kerjanya karena melanggar norma – norma kelompok.
Konflik antar kelompok dalam organisasi yang sama, karena terjadi pertentangan
kepentingan antar kelompok atau antar organisasi.
Konflik antar organisasi, yang timbul sebagai akibat bentuk persaingan ekonomi
dalam sistem perekonomian suatu negara. Konflik ini telah mengarahkan timbulnya
pengembangan produk baru, teknologi, dan jasa, harga–harga lebih rendah, dan
penggunaan sumber daya lebih efisien.
Macam-macam konflik dalam Organisasi Misalnya Seperti :
Konflik antar bawahan di bagian yang sama dalam sebuah organisasi,konflik dari
pihak bawahan dengan pihak bawahan yang setara bagiannya,misalnya konflik antar
seksi dalam organisasi.
Konflik antara bawahan dan pimpinan di bagian yang sama dalam sebuah
organisasi,konflik antara bawahan dengan pimpinan,seperti sekretaris dengan
ketua,bendahara dengan ketua.
Konflik antar bawahan di bagian yang berbeda dalam sebuah organisasi,konflik antara
bawahan namun di bagian yang berbeda.
Konflik antara pimpinan dan bawahan di bagian yang berbeda dalam sebuah
organisasi,misalnya konflik antara pimpinan dari seksi A dengan Bawahan dari seksi
B.
7. Konflik antar pimpinan bagian yang berbeda dalam sebuah organisasi.
Dan lain sebagainya,konflik antar pimpinan namun dalam bagian yang
berbeda,misalnya konflik antara ketua seksi A dengan Ketua seksi B yang saling
berbeda pendapat.
Semua konflik pasti memiliki sumber dan penyebab-penyebab,berikut ini ada beberapa
sumber konflik dalam sebuah organisasi :
faktor komunikasi (communication factors) : Disebabkan oleh Kesalahan komunikasi
atau komunikasi yang kurang baik antar bawahan,antar pimpinan ataupun antar
bawahan dan pimpinan.
faktor struktur tugas maupun struktur organisasi (job structure or organization
structure) : Disebabkan oleh kurang baiknya susunan struktur organisasi yang dibuat.
faktor yang bersifat personal. (personal factors) : Disebabkan oleh faktor individu
yang memang sudah saling memiliki konflik satu sama lainnya.
faktor lingkungan (environmental factors) : Faktor lingkungan yang kurang
mendukung organisasi tersebut sehingga terjadi konflik satu sama lainnya.
Setiap konflik atau masalah pasti bisa diatasi ,asalkan dengan cara dan pendekatan yang
benar,ada beberapa tahapan dalam penyelesaian konflik dalam organisasi.
Stimulasi Konflik
Peningkatan persaingan antar individu dan kelompok
Pelibatan pihak eksternal ke dalam bagian dimana konflik terjadi
Perubahan aturan main atau prosedur yang ada
Pengendalian Konflik
Perluasan penggunaan sumber daya organisasi
Peningkatan Kordinasi dalam organisasi
Penentuan tujuan bersama yang dapat mempertemukan berbagaipihak yang terlibat
dalam konflik
Mempertemukan perilaku dan kebiasaan kerja dari para pegawai
Penyelesaian Dan Penghilangan Konflik
Penghindaran Konflik dengan jalan penghindaran sumber-sumber Konflik
Intervensi terhadap pihak-pihak yang terlibat konflik untuk melakukan kompromi
Mengakomodasi keinginan pihak-pihak yang terlibat konflik dalamsuatu forum
penyelesaian konflik
8. JAWABAN NO 2
Cara mengendalikan kekuasaan dan kehidupan politik dalam kehidupan organisasi, memiliki
banyak konsep, contohnya dalam berorganisasi masing-masing individu terlibat dalam
kelompok, dan wajib berbaur dengan sistem yang ada serta aturan-aturan yang berlaku.
Di dalam organisasi sendiri sering terjadi berbagai masalah dan ketidaksamaan dalam cara
berfikir, hal itu menjadi sesuatu yang wajar, sebab menyatukan berbagai kepala dan pola
berfikir dalam organisasi tidaklah gampang. Oleh sebab itu sebagai pemimpin mengendalikan
kekuasaan dan kehidupan politik dalam organisasi adalah dengan cara memakai
kekuasaannya untuk dapat bertindak tepat, bijak, dan tegas dalam mengambil keputusan,
untuk keberlangsungan organisasi yang terarah dan kinerja yang dihasilkanpun baik.
Kehidupan politik di dalam organisasi tidaklah selalu berjalan baik, kepentingan
organisasi/kelompoklah yang menjadi prioritas utama, tapi tidak terlepas dari hal itu masing-
masing individu secara tersembunyi pasti mendahulukan kepentingan pribadinya.
Kekuasaan pertama sekali digambarkan dengan struktur organisasi (Jeffrey Pfeffer, Power
in Organizations 1981). Pengaturan organisasi secara struktural membagi kebijaksanaan
pengambilan keputusan pada berbagai kedudukan. Dengan demikian, struktur organisasi
menciptakan kekuasaan formal dan wewenang dengan cara menentukan individu tertentu
untuk melakukan perkerjaan dan membuat keputusan tertentu. John French dan Bertram
Raven mengusulkan lima dasar kekuasaan antar pribadi (interpersonal), yakni :
1. Kekuasaan Legitimasi, yaitu kemampuan seseorang untuk mempengaruhi seseorang
karena kedudukannya.
2. Kekuasaan Imbalan, seseorang memperoleh kekuasaan dari kemampuan untuk
memberikan imbalan karena kepatuhan mereka.
3. Kekuasaan Paksaan, bentuk kekuasaan paksaan ini di pakai untuk memperoleh
pemenuhan akan permintaan atau untuk mengoreksi perilaku tidak produktif dalam
organisasi.
4. Kekuasaan Ahli, seseorang dengan keahlian khusus dinilai mempunyai kekuasaan ahli
yang tinggi
9. Konsep kekuasaan (power) erat sekali hubungannya dengan konsep kepemimpinan dan
politik. Dengan kekuasaan pemimpin memperoleh alat untuk mempengaruhi perilaku
pengikutnya. Dengan memberikan hubungan yang menyeluruh antara kepemimpinan dan
kekuasaan Harsey, Blanchard, dan Natemeyer merasakan bahwa para pemimpin
seharusnya tidak hanya menilai perilakunya sendiri agar mereka dapat mengerti bagaimana
mereka mempengaruhi orang lain, akan tetapi juga mereka harus meneliti posisi mereka dan
cara menggunakan kekuasaan.
Paul W. Cummings (Open Management – Guides to successful Practice) mengemukakan
kekuasaan dan politik dalam manajemen merupakan anak kembar yang tak terpisahkan,
karena yang satu tak dapat hidup tanpa yang lain. Para manajer jaman sekarang harus
mempelajari segi-segi pokok dalam kekuasaan dan politik, jika mereka mau hidup terus dan
berhasil. Mereka harus belajar tentang garis-garis kekuasaan, menggunakan teknik-teknik
politik dan menggunakan kekuasaan dan teknik-teknik politik secara efektif dalam karir
mereka.
Garis kekuasaan kadang-kadang sangat tidak kentara dalam organisasi kerja, sehingga
bawahan tidak sadar bahwa mereka sesungguhnya sedang digunakan untuk mengejar
keinginan dan maksud orang lain. Ciri pokok kekuasaan dalam perusahaan industri sekarang
ini adalah penggunaan orang-orang dan kelompok untuk tujuan dan maksud tertentu.
Pelopor pertama yang mempergunakan istilah kekuasaan adalah sosiolog kenamaan Max
Weber. Dia merumuskan kekuasaan itu sebagai suatu kemungkinan yang membuat seorang
aktor di dalam suatu hubungan sosial berada dalam suatu jabatan untuk melaksanakan
keinginannya sendiri dan yang menghilangkan halangan (Henderson dan Talcott Parsons :
Organizations Behavior ; 387). Bierstedt mengatakan bahwa kekuasaan adalah kemampuan
untuk mempergunakan kekuatan.
Kekuasaan adalah bagian yang mengisi jalinan kehidupan organisasi (Iain Mangham ;
―Power and Performance in Organizations”). Menyelesaikan masalah memerlukan kekuatan.
Setiap hari, manajer pada organisasi publik dan swasta memperoleh dan menggunakan
kekuasaan untuk mencapai tujuan, dan dalam banyak kasus untuk memperkuat posisinya
sendiri.
10. Keberhasilan atau kegagalan seseorang dalam menggunakan dan bereaksi pada kekuasaan
sangat ditentukan oleh pengertiannya tentang kekuasaan, mengetahui bagaimana dan kapan
menggunakannya, dan dapat mengantisipasi kemungkinan akibat-akibatnya.
Kekuasaan meliputi hubungan antara dua atau lebih orang. Robert Dahl, seorang pakar
politik menangkap fokus yang hubungan yang penting ini ketika ia mendefinisikan kekuasaan
sebagai ― A memiliki kekuasaan atas B berarti bahwa ia dapat memerintah B untuk
melakukan sesuatu yang harus dilakukan B‖. kekuasaan harus diterapkan atau mempunyai
potensi untuk diterapkan dalam hubungannya dengan orang atau kelompok yang lain.
Perilaku Organisasi : “ Kekuasaan dan politik ” 4 Literatur membedakan antara kekuasaan
dan wewenang. Max Weber menaruh perhatian pada perbedaan-perbedaan di antara dua
konsep ini (Theory of Social Economic ; 1947). Dia percaya bahwa kekuasaan meliputi
kekuatan dan paksaan. Sedangkan wewenang adalah kekuasaan resmi yang dimiliki
seseorang karena kedudukannya dalam organisasi.
11. JAWABAN NO 3
Stress merupakan kondisi psikofisik yang ada (inheren) dalam diri setiap orang. Artinya
stress dialami oleh setiaop orang, tidak mengenal jenis kelamin, usia, kedudukan, jabatan,
atau setatus sosial ekonomi. Stress bias dialami oleh bayi, anak-anak, remaja atau dewasa;
dialami oleh pejabat dan rakyat jelata; dialami oleh pengusaha atau karyawan; dialami oleh
orangtua atau anak; dialami oleh guru maupun siswa; dan dialami oleh pria maupun wanita.
Bahkan mungkin stres juga dialami oleh makhluk hidup lainnya.
Pengertian stres menunjukkan variasi antara ahli yang satu dengan ahli yang
lainnya. Folkman dan Lazarus (Chaeruni, 1995) mendefinisikan stres sebagai suatu akibat
dari interaksi antara seseorang dengan lingkungannya yang dinilai membahayakan
dirinya. Gibson (Chaeruni, 1995) mendefinisikan stres sebagai interaksi antara stimulus dan
respon. Stres sebagai stimulus adalah kekuatan atau dorongan terhadap individu yang
menimbulkan reaksi ketegangan atau menimbulkan perubahan-perubahan fisik
individu. Stres sebagai respon yaitu respon individu baik respon yang bersifat fisiologik
maupun respon yang bersifat psikologik, terhadap stresor yang berasal dari
lingkungan. Stresor tersebut merupakan peristiwa atau situasi dari luar yang bersifat
mengancam individu.
Stres dapat berpengaruh positif juga negative. Pengaruh positif, yaitu mendorong individu
untuk membangkitkan kesadaran dan menghasilkan pengalaman baru. Sedangkan pengaruh
negative, yaitu menimbulkan perasaan-perasaan tidak percaya diri, penolakan, marah, atau
depresi; dan memicu sakit kepala, sakit perut, insomnia, tkanan darah tinggi, atau stroke.
Kondisi kerja yang selalu berada di bawah tekanan
Ketidakjelasan tugas yang diberikan
Permintaan barang yang sangat tinggi
Kurangnya perencanaan kerja
Adanya ancaman di kalangan karyawan
Teriakan dan makian para konsumen
Teman kerja yang selalu mengganggu
Ketidaknyamanan fisik, seperti suara mesin yang ribut, ventilasi yang kurang dsb.
dan yang paling buruk, tidak adanya perbaikan untuk mengatasi masalah-masalah
diatas.
12. Manajemen stress merupakan kemampuan manusia untuk mengatasi gangguan mental dan
emosional yang muncul dalam kehidupannya. Lalu, apakah tujuan dari manajemen stress
tersebut? Tujuan dari diterapkannya manajemen stress adalah untuk memperbaiki dan
meningkatkan kualitas hidup manusia menjadi lebih baik dan terarah.
Beberapa manajemen stress yang bisa Anda terapkan adalah sebagai berikut :
Selalu berpikir positif
Mengatur pola istirahat dan pola tidur yang cukup
Mulai membuat skala prioritas
Menghindari bersikap perfeksionis
Mengatur pola makan yang baik, hindari makanan pemicu stress
Untuk mengurangi ketegangan tubuh dan otak, tidak ada salahnya Anda mendengarkan
musik
Melakukan beberapa kebiasaan baik dan produktif, misalnya : menambah wawasan
dengan membaca, menambah teman, meningkatkan control terhadap pikiran Anda,
mengontrol emosi, menjaga stamina, dan lain-lain.
Meningkatkan kepekaan sosial
Menyalurkan hobi yang positif, misalnya memancing, berenang, memelihara binatang
kesayangan, dan lain-lain.
Liburan dan rekreasi ke tempat-tempat yang menyenangkan
Banyak berdo’a
Contoh kasus demonstran para buruh di kalbar ini adalah bentuk dari pada kekecewaan,
sehingga pemikiran-pemikiran yang dapat membuat para buruh tidak demo, adalah dengan
memberikan solusi dan pemecahan masalah terbaik bagi para buruh, dengan mendengarkan
aspirasi dari para pekerja (buruh) mengenai apa yang menjadi permasalahan dan
melatarbelakangi kekecewaan mereka, karena dalam hal ini para buruh juga memperjuangkan
hak mereka, di mana mereka bekerja mencari nafka, membanting tulang, dan mereka butuh
orang-orang yang menghargainya.
Beberapa penjelasan megenai manajemen stress di atas, bisa dihubungkan ke dalam faktor
Motivasi, untuk mengatasi tingkat stress para buruh. Sehingga demonstrasi yang terjadi tidak
menimbulkan tidakan anarkis yang dapat memicu respon negatif bagi para buruh. Karena
seperti yang dijelaskan para buruh tersebut tidak lagi mendapatkan kebijakan yang baik dari
perusahaan melainkan mereka mendapatkan kebijakan yang tidak adil yakni PHK. Hal itu
jelas melatarbelakangi respon demo buruh tersebut.
13. ANALISIS
Konflik organisasi menurut Robbins (1996) adalah suatu proses interaksi yang terjadi akibat
adanya ketidaksesuaian antara dua pendapat (sudut pandang) yang berpengaruh terhadap
pihak-pihak yang terlibat baik pengaruh positif maupun pengaruh negatif.
Kekuasaan pertama sekali digambarkan dengan struktur organisasi (Jeffrey Pfeffer, Power
in Organizations 1981). Pengaturan organisasi secara struktural membagi kebijaksanaan
pengambilan keputusan pada berbagai kedudukan. Dengan demikian, struktur organisasi
menciptakan kekuasaan formal dan wewenang dengan cara menentukan individu tertentu
untuk melakukan perkerjaan dan membuat keputusan tertentu.
Manajemen stress merupakan kemampuan manusia untuk mengatasi gangguan mental dan
emosional yang muncul dalam kehidupannya. Stres dapat berpengaruh positif juga negative.
Pengaruh positif, yaitu mendorong individu untuk membangkitkan kesadaran dan
menghasilkan pengalaman baru. Sedangkan pengaruh negative, yaitu menimbulkan perasaan-
perasaan tidak percaya diri, penolakan, marah, atau depresi; dan memicu sakit kepala, sakit
perut, insomnia, tkanan darah tinggi, atau stroke.
Dari ketiga pertanyaan, saya mendapatkan beberapa jawaban serta menyimpulkannya dalam
satu analisis, bahwa dalam organisasi perilaku seseorang dalam kelompok berdampak
terhadap pengembangan program yang berusaha meningkatkan efektivitas keorganisasian
dengan mengintegrasikan keinginan individu akan pertumbuhan dan perkembangan dengan
tujuan keorganisasian.
Dan di dalamnya akan menjadi hal yang wajar bila terjadi konflik, sebab untuk mencapai
tujuan bersama atas beberapa kelompok individu yang memiliki pola pikir yang berbeda-beda
pasti akan menimbulkan konflik, oleh sebab itu di dalam organisasi sendiri, kita belajar
bagaimana pola organisasi, terutama prilaku organisasi itu sendiri, sehingga kita mengerti
serta memahami alur serta maksud dan tujuan dengan selalu memberi masukan serta satu
dalam suara walaupun dengan berbagai macam pendapat.
14. Dan dengan jelas dipahami bahwa dalam keorganisasian kecenderungan untuk mengalami
stress dengan permasalhan serta pekerjaan yang tidak tuntas, ataupun ketidak saling sukaan
antara rekan yang satu dengan yang lainnya, hal itu semua dapat terjadi dalam organisasi,
oleh sebab itu diperlukannya pola manajemen stress yang baik, terutama peran paling penting
dari seorang pimpinan, sebagai pemegang kekuasaan dan wewenang tertinggi, perannya
dalam memenejemeni stress para anggotanya adalah dengan bijak dalam mengambil
keputusan serta mengkaji dan menelah dengan baik persoalan yang terjadi, dengan begitu,
masing-masing individu dalam kelompok dapat saling memahami satu sama lain, dan akan
berdampak baik pada pola prilaku organisasi itu sendiri.
15. PENUTUP
A. Kesimpulan :
Kekuasaan dan Politik adalah sesuatu yang ada dan dialami dalam kehidupan setiap
organisasi tetapi agak sulit untuk mengukurnya akan tetapi penting untuk dipelajari dalam
perilaku keorganisasian, karena keberadaannya dapat mempengaruhi perilaku orang-orang
yang ada dalam organisasi.
Pada saat setiap individu mengadakan interaksi untuk mempengaruhi tindakan satu sama lain,
maka yang muncul dalam interaksi tersebut adalah pertukaran kekuasaan. Kekuasaan adalah
kualitas yang melekat dalam satu interaksi antara dua atau lebih individu.
Perilaku organisasi sangat penting digunakan dalam ruang lingkup keorganisasian karena
perilaku organisasi dapat mengetahui karakter para pelakunya. Perilaku organisasi merupakan
suatu ilmu yang mempelajari tentang perilaku individu dalam kelompok organisasi yang
berhubungan langsung dengan ilmu – ilmu yang lainnya. Organisasi merupakan suatu tempat
berkumpulnya sekelompok orang yang memilki tujuan bersama, memilki eksistensi dalam
pencapainnya. Maka dari itu, perilaku organisasi sangat berguna bagi para pelaku organisasi
untuk mengetahui sifat – sifat/ karakter apa saja yang dibutuhkan dalam berperilaku di
organisasi.
B. Saran :
Saya merasa masih banyak kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan, oleh karenanya
setelah tugas ini dibaca diharapkan agar dapat memberikan saran dan kritikan yang
membangun untuk kesempurnaan tugas ini dimasa yang akan datang.
16. PUSTAKA
Thoha, Miftah ; Perilaku Organisasi, Konsep Dasar dan Aplikasinya, 1983.
http://makaikishi.blogspot.com/2009/01/Kepemimpinan dan Kekuasaan.html
http://id.wikipedia.org/wiki/kekuasaan#cite_note-Principles_4-2
Michael Beer. Organizational Behavior and Development. Harvard Business Review. 115.
1998.
Carolyn Bourdeaux and Grace Chikoto. Legislative Influence on Perfiormance Management
Reform. Public Administration review. Mar/Apr 2008. p53.
Nigel Nicholson and Rod White. Darwinism—A new paradigm for organizational
behavior? Journal of Organizational Behavior, 27, 2006, 111–119.
Perilaku Organisasional. DR. Sopiah, MM, MPd. Penerbit Andi. 2008
Joyce S Osland, David A Kolb, Irwin M Rubin. Organizational Behavior, an Experiential
Approach. Seventh Edition. Prentice Hall. 1995.
Karl Albrecht. Organizational Development: A Total System Approach to positive Change in
Any Business Organization; Englewood Cliffs, NJ; Prentice Hall Inc; 1983.
About these ads