Hubungan Manajemen konflik Dan Manajemen KinerjaLailliyaNurjana
Konflik merupakan hal yang tidak bisa dihindari dalam sebuah organisasi, disebabkan oleh banyak factor yang pada intinya karena organisasi terbentuk dari banyak individu dan kelompok yang memiliki sifat dan tujuan yang berbeda satu sama lain.
Sasaran Pembelajaran
Sesudah mempelajari bab ini Anda akan dapat:
Membedakan pandangan atas konflik di antara para tradisional dan yang interaksionis.
Menggambarkan tiga tipe konflik dan dua lokus konflik.
Menguraikan proses konflik.
Membedakan perundingan yang distributif dan integratif.
Menerapkan lima tahap dalam proses negosiasi.
Memperlihatkan bagaimana perbedaan individual memengaruhi negosiasi.
Menilai peranan dan fungsi dari negosiasi dengan pihak ketiga.
konflik organisasi adalah materi yang wajib disampaikan dalam kegiatan latihan dasar kepemimpinan sebuah organisasi, baik di sekolah, kampus, atau masyarakat contohnya karang taruna,PKK, dan organisasi keagamaan. menjelaskan bagaimana mengelola konflik yang sering terjadi dalam suatu organisasi agar dapat berjalan dengan baik
2. KONFLIK adalah
Suatu proses yang mulai bilamana satu pihak
merasakan bahwa pihak lain telah mempengaruhi
secara negatif, sesuatu yang diperhatikan pihak
pertama
Segala macam interaksi pertentangan atau antagonistik
antara dua pihak atau lebih
Konflik tidak dapat dihindari oleh organisasi , konflik
bisa berdampak positif maupun negatif Organisasi tidak
harus menghilangkan semua konflik hanya konflik yang
merugikan yang harus dihilangkan
3. Jenis-jenis konflik :
Konflik yang terjadi dalam diri seseorang (person
role conflict).
Konflik antar peranan (inter-role conflict).
Konflik yg timbul karena seseorang harus memenuhi
harapan beberapa orang (intersender conflict).
Konflik yang timbul karena disampaikannya informasi
yang bertentangan (intrasender conflict).
Konflik menurut pihak-pihak yang bertentangan dlm
organisasi :
Konflik dalam diri individu.
Konflik antar individu dlm organisasi yang sama.
4. Konflik antara individu dan kelompok.
Konflik antar kelompok dlm organisasi yg sama.
Konflik antar organisasi.
Sumber utama konflik dalam organisasi :
Saling ketergantungan kerja
Perbedaan dalam berbagai tujuan.
Perbedaan nilai-nilai atau persepsi.
Meningkatnya kecanggihan, spesialisasi dan kerumutan
dalam organisasi
5. Transisi dalam pikiran konflik
Pandangan Tradisional ; keyakinan bahwa semua
konflik merugikan dan harus dihindari.
Pandangan Hub. Manusia ; keyakinan bahwa konflik
merupakan hasil yang wajar dan tidak terelakkan
dalam setiap kelompok.
Pandangan Interaksionis ; bahwa konflik tidak hanya
suatu kekuatan positif dalam suatu kelompok
melainkan juga mutlak perlu untuk suatu kelompok
agar dapat berkinerja efektif.
6. Perilaku Organisasi 6
Jenis – jenis Konflik
Konflik Tugas : Konflik yang berhubungan dengan isi dan
sasaran pekerjaan.
Konflik Proses : Konflik yang berhubungan dengan cara
melakukan pekerjaan.
Konflik Hubungan :konflik yang didasarkan atas hubungan
personal.
Berdasarkan penelitian konflik hubungan hampir selalu
menghasilkan konflik disfungsional
7. Konflik fungsional & disfungsional
Fungsional : Konflik yang mendukung tujuan dan
memperbaiki kinerja kelompok. Konflik yang konstruktif
Disfungsional : Konflik yang merintangi kinerja
kelompok Konflik yang destruktif dan harus dihilangkan
oleh manajemen
Konflik fungsional dan disfungsional batasan tidak jelas,
yang membedakan adalah kinerja kelompok atau
organisasi
8. Segi positif dari konflik (Lewis A. Coser)
Konflik dalam organisasi ;
Pergantian pimpinan yang lebih berwibawa, penuh
ide baru dan semangat baru.
Perubahan tujuan organisasi yang disesuaikan
dengan perubahan situasi dan kondisi.
Konflik dengan organisasi lain ;
Lebih mempersatukan para anggota organisasi.
Lebih menyadarkan para anggota terhadap
strategi dan taktik lawan.
9. Segi negatif dari konflik, perubahan dalam kelompok :
Persepsi yang terganggu.
Menurunnya komunikasi.
Stereotip negatif.
Konflik dan Kinerja Kelompok/organisasi
Konflik dapat berdampak positif maupun negatif thd
kinerja organisasi tergantung sifat konflik dan
bagaimana konflik tersebut dikelola
Tingkat konflik optimal dianggap sangat membantu
kinerja yang positif tetapi tingkat konflik yang sangat
rendah akan mengancam kehidupan organisasi
10. Proses Terjadinya Konflik
TAHAP I
OPOSISI
TAHAP II TAHAP III TAHAP IV TAHAP V
• KOMKASI
• STRUKTUR
• V. PRIBADI
KOGNISI &
PERSONALISASI
Yang
Dip’sepsikan
Yang
Dirasakan
MAKSUD PERILAKU HASIL
• B’saing
• Krjsama
• B’kompromi
• M’hindari
• M’akmdasi
Prlk phk
& Reaksi
Org lain
Kinerja +
Kinerja -
11. Tahap I Potensi Oposisi dan Ketidakcocokan
Kondisi yang menciptakan terjadinya konflik meskipun
kondisi tersebut tidak mengarah langsung ke konflik.
Kondisi ini antara lain disebabkan oleh
Komunikasi ; Komunikasi yg kurang baik dalam
organisasi shg menimbulkan ketidaknyamanan
antar anggota organisasi.
Struktur ; Tuntutan pekerjaan menyebabkan
ketidaknyamanan antar anggota organisasi
mencakup tugas yang diberikan, gaya
kepemimpinan, sistem ganjaran, wewenang.
Variabel pribadi ; ketidak sukaan pribadi atas
individu lainnya , karakteristik individu, cara bicara,
sikap.
12. Tahap II Kognisi dan Personalisasi
Apabila pada tahap I muncul kondisi yang negatif,
maka pada tahap ini kondisi tersebut didefinisikan,
sesuai persepsi pihak yang berkonflik.
Konflik yang dipersepsikan : kesadaran satu pihak atau
Lebih atas adanya konflik yang menciptakan peluang
terjadinya konflik
Konflik yang dirasakan : keterlibatan emosional saat
konflik yang menciptakan kecemasan, ketegangan,
frustasi, atau kekerasan.
13. Tahap III Maksud
Keputusan u/ bertindak dgn cara tertentu:
1. Persaingan : keinginan memuaskan kepentingan
seseorang, Tidak mempedulikan dampak pada pihak
lain dalam konflik tsb.
2. Kolaborasi : situasi yg di dalamnya pihak2 yg berkonflik
sepenuhnya saling memuaskan kepentingan semua
pihak.
3. Penghindaran : keinginan menarik diri dari konflik
4. Akomodasi : kesediaan satu pihak dlm konflik u/
memperlakukan kepentingan pesaing di atas
kepentingannya sendiri.
5. Kompromi : satu situasi yg di dalamnya masing2 pihak
yg berkonflik bersedia mengorbankan sesuatu.
14. 6. Mengakomodasi : kesediaan dari suatu pihak dalam
suatu konflik untuk menaruh kepentingan lawannya
diatas kepentingannya.
7. Berkompromi : suatu situasi dalam mana tiap pihak
pada suatu konflik bersedia melepaskan sesuatu.
Tahap IV Perilaku
Pada tahap ini konflik tampak nyata, mencakup
pernyataan, tindakan dan reaksi yg dibuat pihak2 yg
berkonflik.
Tahap V Hasil
Pada tahap ini konflik dapat ditentukan apakah
merupakan Konflik Fungsional atau Konflik
Disfungsional.
15. Perilaku Organisasi 15
Konflik Antar – Grup
Selain konflik personal dalam organisasi juga
dimungkinkan adanya konflik antar grup
(intergroup conflict).
Adanya intergroup conflict dapat mempengaruhi kinerja
organisasi.
Hubungan antara intergroup conflict dan kinerja organisasi
digambarkan dan ditabelkan sbb :
17. Hubungan Tingkat Konflik Antar Kelompok dengan Kinerja Organisasi
Perilaku Organisasi 17
Tingkat
Konflik
Dampak pada
Organisasi
Ciri Organisasi Kinerja
Organisasi
Situasi
1
Rendah
atau
tidak
ada
Tidak
berfungsi
Lambat beradaptasi thd perubahan
lingkungan
Sediit perubahan
Sedikit rangsangan gagasan ide
Apatis dan Stagnasi
Rendah
Situasi
2
Optimal Berfungsi Pergerakan positif menuju tujuan
Inovasi dan perubahan
Mencari pemecahan masalah
Kreativitas dan cepat beradapstasi
thd perub lingkungan
Tinggi
Situasi
3
Tinggi Disfungsional Gangguan kegiatan
Kesulitan koordinasi
Kekacauan
Rendah
18. SUMBER KONFLIK
Faktor-faktor yang dapat menimbulkan adanya konflik
dalam suatu organisasi antara lain adalah :
1. Berbagai sumber daya yang langka
Karena sumber daya yang dimiliki organisasi terbatas /
langka maka perlu dialokasikan. Dalam alokasi sumber
daya tersebut suatu kelompok mungkin menerima kurang
dari kelompok yang lain. Hal ini dapat menjadi
sumberkonflik.
2. Perbedaan dalam tujuan
Dalam suatu organisasi biasanya terdiri dari atas berbagai
macam bagian yang bisa mempunyai tujuan yang berbeda-beda.
Perbedaan tujuan dari berbagai bagian ini kalau
kurang adanya koordinasi dapat menimbulkanadanya
konflik. Sebagai contoh : bagian penjualan mungkin ingin
Perilaku Organisasi 18
19. meningkatkan valume penjualan dengan memberikan
persyaratan persyaratan pembelian yang lunak, seperti
kredit dengan bunga rendah, jangka waktu yang lebih
lama, seleksi calon pembeli yang tidak terlalu ketat dan
sebagainya. Upaya yang dilakukan oleh bagian penjualan
semacam ini mungkin akan mengakibatkan peningkatan
jumlah piutang dalam tingkat yang cukup tinggi. Apabila hal
ini dipandang dari sudut keuangan, mungkin tidak
dikehendaki karena akan memerlukan tambahan dana
yang cukup besar.
3. Saling ketergantungan dalam menjalankan pekerjaan
Organisasi merupakan gabungan dari berbagai bagian
yang saling berinteraksi. Akibatnya kegiatan satu pihak
mungkin dapat merugikan pihak lain. Dan ini merupakan
sumber konflik pula. Sebagai contoh : bagian akademik
telah membuat jadwal ujian beserta pengawanya, setiap
bagian
Perilaku Organisasi 19
20. Tiga kelompok saling ketergantungan kerja :
Saling ketergantungan yang dikelompokkan (Pooled
interdepence) : saling ketergantungan yang tidak
memerlukan adanya interaksi diantara karena setiap
kelompok bertugas secara terpisah.Potensi konfliknya
rendah
Saking ketergantungan berurutan (Sequential
interdepence) , memerlukan satu kelompok untuk
menyelesaikan tugasnya sebelum kelompok lain dapat
menyelesaiakan tugasnya.Tugas diselesaikan secara
berurutan. Potensi konfliknya tinggi
Saling ketergantungan timbal balik( Reciprocal
interdepence) , memerlukan hasil kelompok untuk
dijadikan masukan bagi kelompok lain dalam organisasi.
Potensi konfliknya cukup besar. Sehingga diperlukan
koordinasi efektif yang melibatkan keahlian manajemen
dalam proses komunikasi organisasi dan pengambilan
keputusan
Perilaku Organisasi 20
21. 4. Perbedaan persepsi
Perbedaan dalam tujuan biasanya dibarengi dengan
perbedaan dalam sikap, nilai dan persepsi yang bisa
mengarah ke timbulnya konflik. Sebagai contoh :
seorang pimpinan muda mungkin merasa tidak
senang sewaktu diberi tugas rutin karena dianggap
kurang menantang kreativitasnya untuk berkembang,
sementara pimpinan yang lebih senior merasa bahwa
tugas rutin tersebut adalah bagian dari pelatihan.
5. Sebab-sebab lain
Selain sebab-sebab di atas, sebab-sebab lain yang
mungkin dapat menimbulkan konflik dalam organisasi
misalnya gaya seseorang dalam bekerja,
ketidakjelasan organisasi dan masalah-masalah
komunikasi.
Perilaku Organisasi 21
22. Konsekuensi Konflik Antar Kelompok Yang
Disfungsional :
Perubahan yg dapat terjadi intrakelompok dan antar
kelompok sebagai hasil konflik antar kelompok yg
disfungsional
A. Perubahan dalam kelompok , perubahan ini umumnya
menghasilkan konflik yang berlanjut dan berkembang
Meningkatkan kohesivitas kelompok, anggota menjadi
lebih setia kepada kelompok
Munculnya kepemimpinan otokratis, ketika ancaman
terlibat diperlukan kepemimpinan yang kuat dan
cenderung meninggalkan kepemimpinan demokratis.
Perilaku Organisasi 22
23. Fokus pada aktivitas, kelompok menjadi berorientasi
pada tugas dimana penekanan pada penyelesaiaan
tugas kelompok dan mengalahkan musuh
Menekankan pada loyalita
B. Perubahan diantara kelompok
Destorsi persepsi, setiap kelompok beranggapan
bahwa diri mereka paling baik dalam kinerja dan lebih
penting untuk kelangusngan hidup organisasi dibanding
kelompok lain.
Stereotip negatif, sejalan dengan meningkatnya konflik
dan persepsi yang menjadi lebih terganggu maka
stereotip negatif yang pernah ada kembali menguat.
Penurunan komunikasi, komunikasi antar kelompok
dalam konflik terputus
Perilaku Organisasi 23
24. Perundingan : Suatu proses dalam mana dua pihak
atau lebih bertukar barang atau jasa dan berupaya
menyepakati nilai untuk barang atau jasa tersebut.
25. Pendekatan-pendekatan dalam
penawaran (R.J Lewicki & J.A Literer) :
Tawar-menawar distributif :
perundingan yang berusaha untuk membagi
sejumlah tetap sumber daya; situasi kalah-menang.
Tawar-menawar integratif :
perundingan yang mengusahakan satu
penyelesaian atau yang lebih dapat
menciptakan suatu pemecahan menang-menang.
26. Tawar-menawar distributif VS Tawar-menawar
integratif
Ciri tawar-menawar
Distributif Integratif
Sumber daya Jumlahnya tetap Jumlahnya
Variabel
Motivasi Primer Saya menang,
anda kalah
Saya menang,
anda menang
Kepentingan primer Saling
berlawanan
Sama atau cocok
Fokus hubungan Jangka pendek Jangka panjang
27. Proses perundingan
Persiapan dan Perencanaan ; apa yang
diinginkan dari perundingan, dan bagaimana
sejarah yang mendorong perundingan
tersebut.
Ketentuan aturan-aturan dasar ; siapa
yang akan terlibat, dimana diadakan, isu-isu
apa yang akan dibahas.
Penjelasan dan pembenaran ;
menerangkan, menegaskan, memperjelas,
memperkuat dan membenarkan tuntutannya
kepada pihak yang lain.
28. Tawar-menawar dan pemecahan
masalah ; hakikat proses perundingan
adalah beri – ambil yang aktual dalam upaya
memperbincangkan suatu persetujuan.
Penutupan dan implementasi ; langkah
terakhir dalam proses perudingan
memformalkan persetujuan yang telah
dikerjakan dan melakukan pemantauan.
29. Perundingan pihak ke-tiga
Mediator : pihak ke-tiga yang netral mempermudah
pemecahan perundingan dengan menggunakan
penalaran, persuasi dan saran-saran alternatif.
Arbitrator : pihak pada suatu perundingan yang
mempunyai otoritas untuk memaksakan persetujuan.
Perujuk : pihak yang dipercaya memberikan suatu
tautan komunikasi informal antara perunding dengan
lawannya.
Konsultan : pihak yang tidak berat sebelah, terampil
dalam manajemen konflik yang berupaya
memudahkan pemecahan masalah yang kreatif lewat
komunikasi dan analisis.
30. Hubungan antar kelompok
Koordinasi : Proses penyatuan tujuan organisasi dan
kegiatan pada tingkat satuan-satuan yang terpisah
dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuan.
Metode mengelola hubungan antar kelompok
(biaya):
Aturan dan prosedur.
Hirarki.
Perencanaan.
Peran penghubung.
Satuan tugas.
Tim.
Departemen pemadu.
31. Saling kebergantungan antara satuan-satuan
organisasi (James D. Thomson ):
Kebergantungan yang menyatu ;
suatu faktor bilamana kelompok-kelompok
berfungsi dengan ketidak bergantungan relatif
tetapi keluaran gabungan mereka menyokong ke
tujuan keseluruhan organisasi tersebut.
(pooled interdependence)
Kebergantungan berurutan ;
suatu faktor dimana suatu kelompok bergantung
pada suatu kelompok lain untuk masukannya
tetapi kebergantungan itu hanya satu arah.
(sequential interdependence)
Kebergantungan timbal balik ;
suatu faktor dimana kelompok-kelompok bertukar
masukan dan keluaran.
(reciprocal interdependence)
32. Hubungan Tingkat Konflik Antar Kelompok dengan Kinerja Organisasi
Tingkat
Konflik
Dampak pada
Organisasi
Ciri Organisasi Kinerja
Organisasi
Situasi
1
Rendah
atau
tidak
ada
Tidak
berfungsi
Lambat beradaptasi thd perubahan
lingkungan
Sediit perubahan
Sedikit rangsangan gagasan ide
Apatis dan Stagnasi
Rendah
Situasi
2
Optimal Berfungsi Pergerakan positif menuju tujuan
Inovasi dan perubahan
Mencari pemecahan masalah
Kreativitas dan cepat beradapstasi
thd perub lingkungan
Tinggi
Situasi
3
Tinggi Disfungsional Gangguan kegiatan
Kesulitan koordinasi
Kekacauan
Rendah
33. Manajemen Konflik
Apabila konflik disfungsional terjadi harus diredakan
dengan manajemen konflik.
Manajemen Konflik : penggunaan teknik – teknik
resolusi dan stimulasi untuk memperoleh level konflik yg
diinginkan.
Level tsb digambarkan dalam kontinuum berikut :