Laporan Kasus Bedah Anak : Hernia Inguinalis Lateralis Dekstra ReponibilisTenri Ashari Wanahari
Laporan Kasus Bedah Anak : Hernia Inguinalis Lateralis Dekstra Reponibilis
SMF Ilmu Bedah
Universitas Sebelas Maret (UNS)/RSUD Dr. Moewardi, Solo, Indonesia
Laporan Kasus Bedah Anak : Hernia Inguinalis Lateralis Dekstra ReponibilisTenri Ashari Wanahari
Laporan Kasus Bedah Anak : Hernia Inguinalis Lateralis Dekstra Reponibilis
SMF Ilmu Bedah
Universitas Sebelas Maret (UNS)/RSUD Dr. Moewardi, Solo, Indonesia
Format Fee Klinik Umum Wera Medika (in tabel)Phil Adit R
Klinik Umum Wera Medika
Jl. Robusta Tanjakan No. 12 Pondok Kopi Jakarta Timur
JADWAL JAGA KLINIK WERA
DESEMBER 2015
• Jumat, 18 Desember 2015
• Sabtu, 19 Desember 2015
• Minggu, 20 Desember 2015
• Rabu, 30 Desember 2015
• Kamis, 31 Desember 2015
JANUARI 2016
• Selasa, 05 Januari 2016
• Rabu, 06 Januari 2016
• Minggu, 24 Januari 2016
• Sabtu, 30 Januari 2016
• Minggu, 31 januari 2016
FEBRUARI 2016
• Sabtu, 06 Februari 2016
• Minggu, 07 Februari 2016
• Sabtu, 13 Februari 2016
• Minggu, 14 Februari 2016
APRIL 2016
• Sabtu, 2 April 2016
• Minggu, 03 April 2016
• Rabu, 06 April 2016
• Jumat, 15 April 2016
• Sabtu, 16 April 2016
• Jumat, 22 April 2016
• Sabtu, 23 April 2016
• Kamis, 28 April 2016
• Sabtu, 30 April 2016
MEI 2016
• Minggu, 01 Mei 2016
• Kamis, 05 Mei 2016
• Kamis, 12 Mei 2016
JUNI 2016
• Minggu, 05 Juni 2016
• Jumat, 10 Juni 2016
• Minggu, 12 Juni 2016
• Selasa, 14 Juni 2016
• Minggu, I9 Juni 2016
AGUSTUS 2016
• Sabtu, 09 Agustus 2016
• Senin, 11 Agustus 2016
• Rabu, 13 Agustus 2016
• Kamis, 21 Agustus 2016
• Sabtu, 23 Agustus 2016
• Minggu, 24 Agustus 2016
OKTOBER 2016
• Selasa, 18 Oktober 2016
• Rabu, 19 Oktober 2016
• Jumat, 21 Oktober 2016
NOVEMBER 2016
• Rabu, 3 November 2016
• Kamis, 4 November 2016
• Minggu, 6 November 2016
• Jumat, 11 November 2016
• Minggu, 13 November 2016
• Selasa, 15 November 2016
• Minggu, 20 November 2016
• Minggu, 27 November 2016
DESEMBER 2016
• Minggu, 4 Desember 2016
• Minggu, 11 Desember 2016
• Jumat, 16 Desember 2016
• Minggu, 18 Desember 2016
• Minggu, 25 Desember 2016
JANUARI 2017
• Minggu, 01 Januari 2017
• Minggu, 08 Januari 2017
• Minggu, 15 Januari 2016
• Minggu, 22 Januari 2017
• Minggu, 29 Januari 2017
FEBRUARI 2017
• Minggu, 5 Februari 2017
• Minggu, 12 Februari 2017
• Sabtu, 19 Februari 2017
• Minggu, 25 Februari 2017
• Minggu, 26 Februari 2017
MARET 2017
• Rabu, 5 Maret 2017
• Sabtu, 11 Maret 2017
• Senin, 12 Maret 2017
• Minggu, 19 Maret 2017
• Sabtu, 25 Maret 2017
• Minggu, 26 Maret 2017
APRIL 2017
• Sabtu, 1 April 2017
• Minggu, 2 April 2017
• Sabtu, 8 April 2017
• Minggu, 9 April 2017
• Sabtu, 18 April 2017
• Minggu, 19 April 2017
• Sabtu, 22 April 2017
• Minggu, 23 April 2017
• Sabtu, 29 April 2017
• Minggu, 30, April 2017
MEI 2017
• Sabtu, 6 Mei 2017
• Minggu, 7 Mei 2017
• Sabtu, 13 Mei 2017
• Minggu, 14 Mei 2017
• Sabtu , 20 Mei 2017
• Minggu 21 Mei 2017
• Sabtu, 27 Mei 2017
• Minggu, 28 Mei 2017
JUNI 2017
• Sabtu, 3 Juni 2017
• Minggu, 4 Juni 2017
• Sabtu, 10 Juni 2017
• Minggu, 11 Juni 2017
• Sabtu, 17 Juni 2017
• Minggu, 18 Juni 2017
• Sabtu, 24 Juni 2017
• Minggu, 25 Juni 2017
Contoh form Asli bisa liat di PPT.
Laporan Team advance PKM Kepulauan RiauPhil Adit R
3 Hari Sebelum Melakukan Kegiatan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Di Tanjung Balai Karimun, team advance dikirim untuk melakukan survey lokasi, dan Perjanjian dengan aparat pemerintah setempat mulai dari Dinas Kesehatan, Kepala Puskesmas, Kepolisian, Sekolah Tingkat SD sampai dengan SMA, Madrasah dan Pemuka Agama setempat, Dana dikumpulkan dari dari jualan, ngamen, dan dana sumbangan pribadi.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
Apakah program Sekolah Alkitab Liburan ada di gereja Anda? Perlukah diprogramkan? Jika sudah ada, apa-apa saja yang perlu dipertimbangkan lagi? Pak Igrea Siswanto dari organisasi Life Kids Indonesia membagikannya untuk kita semua.
Informasi lebih lanjut: 0821-3313-3315 (MLC)
#SABDAYLSA #SABDAEvent #ylsa #yayasanlembagasabda #SABDAAlkitab #Alkitab #SABDAMLC #ministrylearningcenter #digital #sekolahAlkitabliburan #gereja #SAL
1. KEPANITERAAN PENYAKIT DALAM RS TEBET
PERIODE 27 Mei – 20 Juli 2013
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN
INDONESIA
Case Report Co Assistant
PHILJEUWBENS A RAHANTOKNAM
07 - 016
4. IDENTITAS PASIEN
PASIEN KETERANGAN
Nama lengkap tn pahala marpaung
Umur /Tanggal Lahir 77 tahun, 30 – 8 – 2013 balige
Alamat Jl bromo no. 30 pesanggrahan. Jakarta selatan
Status perkawinan Sudah menikah
Pekerjaan Pegawai
Jenis kelamin Pria
Suku bangsa Batak
Agama Kristen
Pendidikan Sarjana
nama Nn Gugun
Alamat Balige
Hubungan Cucu
Allowanamesis dengan keluarga pasien
5. DATA PELAYANAN
ANAMNESIS ( dilakukan secara alloanamnesis
dengan pasien)
Alasan kedatangan / keluhan
Utama :
Penurunan kesadaran
Keluhan Lain /Tambahan :
Mual, pusing, sesak napas,
berdebar - debar
6. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien mengeluh kesadaran makin berkurang sejak 4
hari SMRS Tebet, terkadang pasien gelisah ketika tidur . 2
minggu SMRS, batuk (+), dahak (+), BAB dan BAK mulai
berkurang kemudian berobat dan dikatakan menderita
gangguan lambung, sejak 2 minggu SMRS pasien mulai
mengeluh nyeri perut kanan atas disertai demam dan mual
dengan muntah. Pasien sudah dirawat ke RS Sari Asih namun
karena keadaanya menetap pasien di bawah ke RS Tebet,
riwayat asma (-), riwayat darah tinggi (-), riwayat alergi (-),
riwayat penyakit gula (-). Riwayat diare? Nyeri kolik bilier?
8. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
Sejak setahun yang lalu pasien mengalami
batuk – batuk.
Sejak 4 tahun (tahun 2009) yang lalu pasien
pernah mengeluh sakit pada pinggang
belakang dan pernah mengatakan punya asa
urat.
Sejak 7 tahun sekitar (tahun 2004) yang lalu
pasien pernah menjalani operasi prostat.
10. Adakah kerabat yang menderita
Penyakit Ya Tidak Hubungan
Alergi √
Asma √
Tuberkulosis √
Artritis √
Rematisme √
Hipertensi √
Jantung √
Ginjal √
Lambung √
Diabetes √
Kanker √
11. RIWAYAT KEHIDUPAN SOSIAL DAN
LINGKUNGAN
Pasien adalah pesiunan pegawai negri dulunya pasien
pernah bekerja sebagai kepala kantor pos.
Pasien tinggal seorang diri di rumahnya di balige.
Pasien punya banyak teman teman, namun pasien
dikenal sebagai seorang yang tertutup dan pendiam.
Sifat ini semakin terlihat sejak istri pasien meninggal
Hubungan pasien dengan tetangga dan keluarga baik.
Pasien punya tiga orang anak dan lima orang cucu.
Rumah pasien sederhana dengan lingkungan yang
bersih
16. RIWAYAT HIDUP
RIWAYAT KELAHIRAN
Tempat lahir : ( ) Di rumah (√ ) Rumah bersalin
Ditolong Oleh
:
(√ ) Dokter ( ) Bidan ( ) Dukun ( ) Dan lain – lain
RIWAYAT IMUNISASI (pasien tidak ingat)
(√) Hepatitis (√) BCG (√ ) Campak (√) DPT (√) Polio (√) Tetanus
RIWAYAT MAKANAN
Frekwensi/hari 3 kali sehari
Jumlah/hari
Variasi /hari
Nafsu makan
PENDIDIKAN
SD SLTP SLTA Sekolah kejuruan
Akademik Universitas (√ ) Kursus Tidak sekolah
18. PEMERIKSAAN JASMANI
Kesadaran Somnolen
GCS E? M?V?
Keadaan umum Tampak sakit berat
TANDAVITAL
Tekanan darah 134/59mmHg
Nadi 105 x/menit
Nafas 20 x/ menit
Suhu 36,5
BB 60
TB 165
BBI 22,05
IMT 58,5
19. PEMERIKSAAN JASMANI
MATA
Eksoftalmus Tidak ada
Enphothamus Tidak ada
Kelopak Lagoftalmus tidak ada
Lensa Keruh / jernih
Konjungtiva Tidak anemis
Visus baik
Sklera SI -/-
Gerakan bola mata baik
Lapangan penglihatan Luas
Tekanan bola mata Tidak ada/tidak ada
Deviatio konjugasi Tidak ada
Nistagmus Tidak ada
20. PEMERIKSAAN JASMANI
KULIT
Warna Kuning langsat
Jaringan parut Tidak ada
Pertumbuhan rambut Merata
Suhu raba Normal
Keringat Umum Tidak ada
Keringat setempat Tidak ada
Lapisan lemak Merata
Effloresensi Tidak ada
Pigmentasi Tidak ada
Pembuluh darah Tidak terlihat
Lembab / kering kering
Turgor menurun
Ikterus Tidak ada
Edema Tidak ada
Kemerahan Ada
KELENJAR GETAH BENING
Submandibula Tidak teraba membesar
Supraklavikula Tidak teraba membesar
Lipat paha Tidak teraba membesar
Leher Tidak teraba membesar
Ketiak Tidak teraba membesar
KEPALA
Ekspresi wajah Biasa
Rambut Tidak mudah dicabut
Simetris muka Simetris
Pembuluh darah
temporal
Teraba
21. PEMERIKSAAN JASMANI
TELINGA
Tuli Tidak ada/ tidak ada
Lubang Lapang / Lapang
Serumen Tidak ada / tidak ada
Cairan Tidak ada / tidak ada
Selaput pendengaran Intake /
Penyumbatan Tidak ada
Perdarahan Tidak ada
HIDUNG
Bagian luar Tidak ada kelainan
Septum Tidak ada deviasi
Sekret Tidak ada
Deformitas Tidak ada
Selaput lendir Tidak ada kelainan
Penyumbatan Tidak ada
Perdarahan Tidak ada
22. PEMERIKSAAN JASMANI
MULUT
Bibir Vesikel
Langit – langit Baik
Gigi geligi Tidak ada carries
Faring Tidak hiperemis
Lidah Kemerahan
Tonsil sulit dinilai
Bau pernapasan Tidak ada
Trismus Tidak ada
Selaput lendir Hiperemis ( - )
LEHER
Kelenjar gondok Tidak membesar
Kaku kuduk Tidak ada
Tumor Tidak ada
Trakea Di tengah
Vena jugularis 5 - 2 H2O
Lain – lain -
23. PEMERIKSAAN JASMANI
JANTUNG
Inspeksi Iktus kordis ICS 5 di garis midclavicula sinistra
Palpasi Iktus kordis teraba ICS 5 di garis midclavicula sinistra
Perksusi Batas jantung kanan digaris sternalis dextra, batas jantung kiri ICS 5 garis
midclavicula sinistra Kesan: jantung tidak membesar
Auskultasi Bunyi jantung I dan II reguler, murmur (-), gallop (-)
24. PEMERIKSAAN JASMANI
PARU
Inspeksi Pergerakan dinding dada simetris kanan dan kiri
Palpasi Vocal fremitus + kanan = kiri
Perkusi Sonor kanan = kiri . Batas paru hati garis , midclavicula ics 6. batas paru
lambung ics 5 garis axila anterior
Auskultasi BND vesikuler, rales +/+, wheezing +/+
25. PEMERIKSAAN JASMANI
PERUT
Inspeksi Tampak datar
Auskultasi Bising usus normal 3 kali/ menit
Palpasi Dinding Perut Supel
Hati 3 jari di bawah arcus costae
Tepi:
Permukaan:
Batas:
Konsistensi:
Limpa Tidak membesar
Ginjal
Lain - lain Nyeri tekan sulit dinilai
Perksusi Timpani
Refleks dinding perut +
30. USGABDOMEN(seluruh)31mei2013
Hepar besar dan bentuk normal permukaan rata tapi tajam echoparenchim
homogen pembuluh darah/sel empedu intraheptal tak melebar. Tampak
massa hypo-isoeechoik lobus kanan hati 8,1 x 7,61 cm)
Kandung empedu besar normal, dinding tidak menebal, tak nampak
batu/sludge
Pankreas : besar normal, echoparenchim homogen, tak nampak lesi vokal
Lien : besar normal, echoparenchim homogen tak nampak lesi focal
Ginjal kanan dan kiri : besar kedua ginjal normalechocortex dan medula
meningkat tak tampak batu/pelebaran kedua kalises, tampak kisata ginjal
kanan (3,69 x 3,56 cm)
Veica urinaris : besar normal, dinding tidak menebal, tak nampak batu
Prostat diameter 4,45 x 4,7 x 4,60 cm
Kesan : masa hypo- sioechoik lobus kanan hati → DD/hepatoma, nefritis
khronis ringan kedua ginjal dan kista ginjal kanan pemebesaran kel.
protat
32. CT SCAN BRAIN NON KONTRAS 31
mei 2013
CT SCAN BRAIN NON KONTRAS
Pada pemeriksaan CT Scan kepala tanpa kontras dengan
axial tak tampak lesi hypo/iso/hyperdens pada kedua
hemisphere cerebri
Tak nampak mid line struktur shifting kontra lateral
Sulcus dan sistem ventrikel melebar
Struktur cerebelum dan infratentorial baik
Tulang – tulang baik
Kesan : tak nampak perdarahan infark cerebri/cerebelum
artropi cerebri
34. Foto thorax dari rumah sakit
sebelumnya (interpretasi) 31
mei 2013
Thorax PA/AP
X foto AP inspirasi kurang
Cor : bentuk dan besar normal
Pulmo : corakan paru baik
Infiltrate tak tampak
Sinus dan diagfragma baik
Kesan jantung dan paru baik
37. USG 05 06 2013
HEPAR
Permukaan rata ukuran lobus kanan < 75°, lobus kiri < 45°
struktur parenchym inhomogen, tampak massa, batas tegas,
hipo – hiperehoik ukuran 5,3 x 5,7 cm
VESICA FELEA
Dinding tidak menebal , batu (-), CBD 0,5 cm
SPLEEN
Ukuran dalam bata normal, struktur parenchym homogen, VL
dalam batas normal, S O L (-)
PANCREAS
Ukuran dalam batas normal, permukaan rata, struktur
parenchym homogen dengan echostruktur baik, S. O. L. (-)
38. USG 05 06 2013 (sambungan)
REN Dextra
- Rata
- 9,0 cm
- Baik
- Batas tegas
- Batu (-), kista (+)
- Dilatasi (-)
REN Sinistra
• Rata
• 8,6 cm
• Baik
• Batas tegas
• Batu (-)
• Dilatasi
VESICA URINARIA
• Tampak balon catheter didalamnya
39. USG 05 06 2013 (sambungan)
Saat pemeriksaan dilakukan ditemukan
Masa pada heparlobus dextra DD/: Abses
CBD dilatasi
Kista simpel pada ren dextra
Balon catheter insitu
Spleen, pancreas, renal sinistra tidak ditemukan
kelainan
44. FOTO RONTGEN O8 06 2013
Thorax AP
Jantung : bentuk / ukuran dalam batas normal, aorta kesan
baik
Paru : corakan bronchovascular normal, tampak gambaran
opasitas pada lobus medial paru kanan. Carina dan Main-
bronchus tertarik ke kanan
Sinus dan diafragma kesan baik
Tulang – tulang : scholiosis vertebrae thoracal ke kanan
jaringan lunak didnding dada normal.
Kesan
Cor : normal
Pulmo : sesuai gambaran right Middle lobe atelectasis
52. DIAGNOSIS DIC (rumah sakit tebet)
1.TROMBOSIT
> 100.000 = 0
< 100.000 = 1
< 50.000 = 2
2. D Dimer
Tidak meningkat = 0
Meningkat sedang = 1
Meningkat tinggi = 2
3. Protrombin time
Meningkat < 2” dari kontrol
Meningkat 3 – 6” dari kontrol
Meningkat > 6” dari kontrol
4. FIBRINOGEN
Diatas 100 mg/dl = 0
Dibawah 100 mg/dl = 1
Hitung score
> 5 Overt DIC, diulang tiap hari
< 5 Non overt DIC, diulang 1 – 2
hari
Bila >
Heparin 4 x 500 u/IV
Bila < 5
Trombosit 10 u
FFP 10 u
53. RINGKASAN
Tn pahala 77 thn, 2 minggu SMRS pasien merasa lemas
dan nafsu makan berkurang, batuk (+), dahak (+), BAB dan
BAK mulai berkurang kemudian berobat dan dikatakan
menderita gangguan lambung, mengeluh nyeri perut kanan
atas namun tidak disertai demam dan muntah. Pasien sudah
dirawat ke RS sari asih namun karena keadaanya menetap
pasien di bawah ke RS Tebet, riwayat asma (-), riwayat darah
tinggi (-), riwayat alergi (-), riwayat penyakit gula (-). Menurut
keluarga Pasien pernah menjalani opersai prostat, kemudian
pernah mengeluh sakit pinggang dan mengatakan punya
asam urat.
Pada pemeriksaan fisik ditemukan wheezing pada kedua
paru, tekanan darah 134/59 mmHg.
56. PENATALAKSANAAN
O2 SR 6 – 8 amp
Diet hepatosol 6 x 150 cc NGT
IVFD :
Tramal 2 amp dalam NaCl 0,9% 100 cc/24 jam
Aminophylin > amp dalam NaCl 0,9% 100 cc/
24 jam
RL / 5 jam
NGT drip
57. Penatalaksanaan
Mm
Metropenem 3 x 19 (5)
Metronidazole 3 x 500
mg
OBH 3 x 1
Hidonac 1 x 6 cc
Nebulaiser C : B NaCl 4x/
jam
Heparin 2 x 25oo iu
Allopurinol 1 x 1oo mg
Bicnat 3 x 2
Viusid 3 x 1 sach
Amlodipine 1 x 10 mg
Micordis 1 x 80 mg
Lactulac 2 x 20 cc
Omeprazol 2 x 1 amp
Aspar 3 x 1
60. Anatomi Hati
Kelenjar terbesar dengan berat 1/40 dari
berat tubuh
Intraperitoneal
Terletak di bagian atas cavitas abdominalis
tepat dibawah diafragma
Facies :
Diafragmatica
viceralis
62. Lobus :
Lobulus dextra
Lobulus sinistra
2 lobus (caudatus dan quadratus)
Vaskularisasi :
Nutritif : dari cabang-cabang
a.hepatica propria (cabang a.
hepaticacommunis).
Fungsional : cabang vena porta
Aliran limfa : sebagian
menyertaipembuluh darah ke porta
hepatis -Lnnceoliaca.
Innervasi hepar :
1. Nn. splancnici (simpatis)
pembuluhdarah di dalam hepar dan
n. vagus(parasimpatis)
2. Nn. Phrenicus
63. FUNGSI HATI
METABOLISME Karbohidrat, Apolipoprotein, Asam Lemak,Asam amino
transaminasi dan deaminasi,Simpanan vitamin larut
dalam lemak, Obat-obatan dan konjugasinya
SINTESIS Urea, Albumin, Faktor pembekuan,Komplemen C3 dan
C4, Feritin & transferin,Protein C reaktif,
Haptoglobin,α1 antitripsin,α 1 fetoprotein,α 2
makroglobulin,Seruloplasmin
EKSKRESI Sintesis Empedu
Metabolit obat
ENDOKRIN IMUNOLOGI Sintesis 25-hidroksilase vitamin D, Perkembangan
limfosit B fetus, Pembuangan kompleks imun sirkulasi,
Pembuangan limfositT CD8 teraktivasi, Fagositosis dan
presentasiantigen,Transport imunoglobulinA
LAIN - LAIN Kemampuan untuk regenerasi sel-sel hati Pengaturan
angiogenesis
64. DEFINISI
Definisi
Rongga patologis berisi jaringan nekrotik yang timbul
dalam jaringan hati akibat infeksi amuba atau bakteri
Infeksi pada hati yang disebabkan oleh infeksi bakteri,
parasit, jamur, maupun nekrosis steril yang bersumber
dari sistem gastrointestinal yang ditandai dengan proses
supurasi dengan pembentukan pus, terdiri dari jaringan
hati nekrotik, sel inflamasi, sel darah dalam parenkim
hati.
66. EPIDEMIOLOGI
AHA didapatkan secara endemik dan jauh
lebih sering dibandingkan AHP
AHP ini tersebar di seluruh dunia, dan
terbanyak di daerah tropis dengan dengan
kondisi higiene/sanitasi yang kurang
Abses hati terutama menyerang laki-laki
muda
67. EPIDEMIOLOGI
AHA didapatkan secara endemik dan jauh
lebih sering dibandingkan AHP
AHP ini tersebar di seluruh dunia, dan
terbanyak di daerah tropis dengan dengan
kondisi higiene/sanitasi yang kurang
Abses hati terutama menyerang laki-laki
muda
68. ETIOLOGI
Abses Hati Amuba Abses Hati Piogenik
Entamoeba histolytica
yang terbawa aliran vena
porta ke hepar
E. Coli,
Staphylococcusaureus,
Proteus, Klebsiella,
Pseudomonas dan bakteri
anaerob, seperti Bacteroides
dan Clostridium
Pada dua per tiga kasus
dapat dibiakkan lebih dari
satu organisme
trauma atau infeksi
langsung ke hati atau sistem
di sekitarnya
69. PATOGENESIS
ABSES HATI AMUBA ABSES HATI PIOGENIK
Penyakit bilier/kandung
empedu
Infeksi melalui sistem porta
(piemia porta)
Hematogen (melalui arteri
hepatika)
Penyebaran langsung
70. BAGAN INFEKSI
Menelan sayuran
yang mengandung
kista
Dinding kista
menyerang usus
halus
Trofosit
imatur
Trofosit
matur
Pernah infeksi
Kolestrol tinggi
Pasca trauma
Ketagaihan alkohol
Hidup di
caecum
Invasi Amuba
Perdarahan di usus
besar
Pembentukan Fistula
Perforasi
DISTRIBUSI PARU
OTAK
HEPAR
Melalui sitem
sirkulasi
71. Manifestasi Klinis
ABSES HATI AMUBA ABSES HATI PIOGENIK
Diare hanya dialami oleh 20-50%
penderita
Demam
Berkeringat
Berat badan menurun
Nyeri tekan perut kanan atas
Kadang nyeri ditemukan di daerah
bahu kanan akibat iritasi diafragma
Hepatomegali
Jarang sekali disertai ikterus
Teraba masa di epigastrium (lobus kiri)
Suhu tubuh yang tidak lebih dari
38,5°C
Timbul pelan-pelan atau asimptomatis
Biasanya lebih berat daripada abses hati amuba
Gejala :
Sakit perut 89 - 100 %
Demam 67 - 100%
Menggigil 33 - 88%
Anoreksia 38 - 80%
Penurunan berat badan 25 - 68%
Batuk 11 -28%
Nyeri dada 9 - 24%
Tanda :
Temuan normal 38%
Nyeri kuadran kanan atas 41 - 72%
Hepatomegali 51 - 92%
Teraba masa 17 - 18%
Ikterus 23 - 43%
Kelainan paru 11 - 48%
72. Periksaan Penunjang
Abses paru Amuba Abses Hati Piogenik
Laboratorium :
leukosit berkisar antara 5.000
dan30.000, tetapi umumnya antara
10.000-12.000
Alkali fosfatase serum meningkat
pada semua tingkat abses amuba
Tes serologi titer amuba di atas
atausama dengan 1:12 8
Dapat ditemukan anemia ringan
sampai sedang
Faal hati, tidak ditemukan kelainan
yang spesifik
Kista dan tropozoit pada kotoran
hanya teridentifikasi pada 15-50%
penderita
Laboratorium :
Leukosit meningkat jelas
(>10.000/mm3) pada 75-96% pasien
Laju endapan darah biasanya
meningkat dan dapat terjadi anemia
ringan 50-80% pasien
Meningkatnya alkali fosfatase pada 95-
100% pasien
Enzim transaminase dan serum
bilirubin pada 28-73% pasien
Berkurangnya kadar albumin serum (<3
g/dl)
Meningkatnya nilai globulin (>3 g/dl)
Waktu protrombin yang memanjang
71-87% pasien
73. ABSES HATI AMUBA
Pencitraan :
Tak ada perbedaan radiologi yang jelas
antara abses hati piogenik dan amuba
USG membantu diagnosis serta
menentukan lokasi abses dan besarnya,
sensitivitasnya dalam mendiagnosis
amebiasis hati adalah 85%-95%
Gambaran ultrasonografi pada
amebiasishati adalah :
1. Bentuk bulat atau oval
2.Tidak ada gema dinding yang berarti
3.Ekogenitas lebih rendah dari parenkim
hati normal.
4.Bersentuhan dengan kapsul hati
5.Peninggian sonik distal (distal
enhancement)
Pemeriksaan CT-scan hati sama dengan
pemeriksaan ultrasonograf
Px Penujang
74. Px PenunjangPencitraan :
CT-scan abdomen memiliki
sensitivitas 95-100 %dan dapat
mendeteksi luasnya lesi hingga
kurang dari 1 cm
Ultrasonografi abdomen
memiliki sensitivitas 80-90%
75. DIAGNOSIS
Anamnesa : demam, perasaan nyeri perut kanan atas
Pemeriksaan Fisik : ikterus, hepatomegali yang nyeri
tekan, nyeri tekan perut kanan atas
Laboratorium : leukositosis, gangguan fungsi hati
USG , Rontgen, CT Scan,Tes Serologi
Aspirasi : pus (+)
76. DIAGNOSIS
Sherlock Ramachandran Lamont & Pooler
1.Hepatomegali yang
nyeri tekan
2. Respon yang
baikterhadap
obat amebisid
3. Leukositosis
4. Peninggian
diafragma kanan
dan pergerakan
yang kurang
5. Aspirasi pus
6. Pada USG
didapatkan
rongga di dalam
hati
7.Tes haemaglutinasi
(+)
1.Hepatomegali
yang nyeri
2. Riwayat disentri
3. Leukositosis
4. Kelainan
radiologis
5. Respon terhadap
amebisid
Ket :Bila terdapat 3
ataulebih dari
gejala diatas
1. Hepatomegali yang
nyeri
2. Kelainan hematologis
3. Kelainanradiologis
4. Pus amebik
5.Tes serologis (+)
6. Kalainan sidikanhati
7. Respon yang baik
terhadap amebisid
Ket :Bila didapatkan 3
atau lebih
Menegakkan diagnosis abses
hati piogenik
berdasarkananamnesis,
pemeriksaanfisik, dan
laboratorium serta
pemeriksaan penunjang
Diagnosis berdasarkan
penyebab adalah
denganmenemukan
bakteripenyebab pada
pemeriksaankultur hasil
aspiras
ABSES HATI AMUBA
ABSES HATI PIOGENIK
78. PENATALAKSANAAN
ABSES HATI AMUBA ABSES HATI PIOGENIK
Terapi Farmakologi :
Metronidazole : 3 x 750
mg/hariselama 7-10 hari
Dehydroemetine (DHE) : 3 x
500mg perhari selama 10 hari
Chloroquin : 1g/hari selama 2hari
dan diikuti 500mg/hari selama
20 hari
Terapi Farmakologi :
Pemberian antibiotik
disesuaikandengan hasil tes
kepekaan kuman
79. PENATALAKSANAAN
ABSES HATI AMUBA ABSES HATI PIOGENIK
Terapi Pembedahan
Terapi bedah berupa aspirasi dan
penyaliran (drainase)
Teknik aspirasi dapat dilakukan
secara terbuka, tetapi sebaiknya
dengan tuntunan ultrasonografi
sehingga dapat mencapai
sasaran dengan tepat
Terapi Pembedahan
Aspirasi tertutup dapat
dilakukan dengan bimbingan
ultrasonografi atau CT scan.
Pungsi ini dilakukan untuk
tujuan aspirasi berulang,
memasukkan antibiotik
kedalam rongga abses, serta
memasang pipa penyalir, baik
sebagai tindakan diagnosis
maupun pengobatan