SlideShare a Scribd company logo
1 of 36
Osler
Disusun Oleh :
Tia Tamara
Dokter Pembimbing : dr. Edi Setiawan, Sp.PD
KAPANITERAAN ILMU PENYAKIT DALAM
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA JAKARTA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOJA JAKARTA UTARA
PERIODE 10 April-17 Juni 2023
IDENTITAS PASIEN
Alloanamnesis pada 7 juni 2023 pukul 11:30 WIB
Keluhan utama : Demam sejak 2 hari SMRS
Nama lengkap : Ny. L Jenis kelamin : Perempuan
Tempat / tanggal lahir : Jakarta, 10 Juni
1994
Suku Bangsa : Jawa
Status perkawinan : Menikah Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Pendidikan : S1
Alamat : Jl. Lagoa Gg. III B II, No 10 RT 07/02 Tanggal masuk RS 05-06-2023 Pukul 19:45
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
● Pasien datang ke IGD RS pada tanggal 5 juni 2023 dengan keluhan demam 2 hari SMRS, demam terus menerus,
sudah minum obat tapi tidak turun. Pasien sempat pinsan jam 10.00 pagi sebelum ke IGD RSUD Koja. Pasien
mangatakan nyeri pada perut dan nyeri pada belakang pinggang dan terasa panas. Keluhan lain yang dirasakan
pasien batuk kering, pilek, dan mual. BAB dan Bak normal.
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
● 1 tahun yang lalu menderita riwayat batu empedu, pasien mengatakan ketahuan terkena penyakit batu empedu
ketika sedang hamil. Os mengatakan sering kambuh nyeri perut dan terasa panas pada pinggang.
● preeclampsi gestastional
RIWAYAT KELUARGA
● Riwayat DM, hipertensi, disangkal
RIWAYAT ALERGI
● Disangkal
Riwayat Penyakit
Dahulu
( - ) Cacar ( - ) Malaria (- ) Batu ginjal / Saluran kemih
( - ) Cacar air ( - ) Disentri ( - ) Burut (Hernia)
( - ) Difteri ( - ) Hepatitis ( - ) Penyakit prostate
( - ) Batu rejan ( - ) Tifus Abdominalis ( - ) Wasir
( - ) Campak ( - ) Skrofula ( - ) Diabetes
( - ) Influensa ( - ) Sifilis ( - ) Alergi
( - ) Tonsilitis ( - ) Gonore ( - ) Tumor
( - ) Korea ( - ) Hipertensi ( - ) Penyakit Pembuluh
( - ) Demam Rematik Akut ( - ) Ulkus Ventrikuli ( - ) Perdarahan otak
( - ) Pneumonia ( - ) Ulkus Duodeni ( - ) Psikosis
( - ) Pleuritis ( - ) Gastritis ( - ) Neurosis
( - ) Tuberkolosis ( +) Batu Empedu
Lain Lain: ( - ) Operasi
( - ) Kecelakaan
Riwayat Penyakit keluarga
Hubungan Umur
( Tahun )
Jenis Kelamin Keadaan
Kesehatan
Penyebab
Meninggal
Kakek Tidak tahu Laki-Laki Meninggal Tidak tahu
Nenek Tidak tahu Perempuan Meninggal Tidak tahu
Ayah 58 Laki-Laki Sehat -
Ibu 56 Perempuan Sehat -
Saudara 30 Perempuan Sehat -
Penyakit Ya Tidak Hubungan
Alergi +
Asma +
Tuberkolosis +
Artritis +
Rematisme +
Hipertensi +
DM +
Jantung +
Ginjal +
Lambung +
ANAMNESIS SISTEM
• Kulit
(-) Bisul (-) Rambut (-) Keringat Malam
(-) Kuku (-) Kuning/Ikterus (-) Sianosis
(-) Lain-lain
• Kepala
(-) Trauma (-) Sakit Kepala
(-) Sinkop (-) Nyeri pada Sinus
• Mata
(-) Nyeri (-) Radang (-) Anemis
(-) Sekret (-) Gangguan Penglihatan
(-) Kuning/Ikterik (-) Ketajaman penglihatan
menurun
• Telinga
(-) Nyeri (-) Gangguan Pendengaran (-)
Tinitus
(-) Sekret (-) Kehilangan Pendengaran
• Hidung
(-) Trauma (-) Gejala Penyumbatan
(-) Nyeri (-) Gangguan Penciuman
(-) Sekret (+) Pilek
(-) Epistaksis
ANAMNESIS SISTEM
• Mulut
(+) Bibir kering (-) Lidah kotor
(-) Gangguan pengecapan (-)
Gusi berdarah
(-) Selaput (-) Stomatitis
• Tenggorokan
(+) Nyeri Tenggorokan (-)
Perubahan Suara
• Leher
(-) Benjolan (-) Nyeri Leher
• Dada ( Jantung / Paru – paru )
(-) Nyeri dada (-) Sesak Napas
(-) Berdebar (-) Batuk Darah
(-) Ortopnoe (+) Batuk
• Abdomen ( Lambung Usus )
(-) Rasa Kembung (-) Perut Membesar
(-) Mual (-) Wasir
(-) Muntah (-) Mencret
(-) Muntah Darah (-) Tinja Darah
(-) Sukar Menelan (-) Tinja Berwarna Dempul
Saluran kemih / Alat kelamin
• ( - ) Disuria
• ( - ) Stranguri
• ( - ) Poliuria
• ( - ) Polakisuria
• ( - ) Hematuria
• ( - ) Kencing batu
• ( - ) Ngompol (tidak disadari)
• ( - ) Kencing nanah
• ( - ) Kolik
• ( - ) Oliguria
• ( - ) Anuria
• ( - ) Retensi urin
• ( - ) Kencing menetes
• ( - ) Penyakit prostat
ANAMNESIS SISTEM
ANAMNESIS SISTEM
• Saraf dan Otot
(-) Anestesi (-) Sukar Mengingat
(-) Parestesi (-) Ataksia
(-) Otot Lemah (-) Hipo / Hiper-esthesi
(-) Kejang (-) Pingsan
(-) Afasia (-) Kedutan (‘tick’)
(-) Amnesia (-) Pusing (Vertigo)
(-) Gangguan bicara (Disartri)
• Ekstremitas
(-) Bengkak (-) Deformitas
(-) Nyeri (-) Sianosis
Pemeriksaan
Fisik
■ Keadaan umum : TSS
■ Kesadaran : CM
■ Tekanan darah : 163/97 mmHg
■ Nadi : 113 x / menit
■ Pernapasan : 20 x / menit
■ Suhu : 38,4 °C
■ BB : 45 Kg
Aspek Kejiwaan
• Tingkah laku : wajar
• Alam perasaan : biasa
• Proses pikir : wajar
Kulit
• Warna : Sawo Matang
• Jaringan parut : Tidak ada
• Pertumbuhan rambut : Merata
• Suhu raba : Hangat
• Keringat : Umum : +; Setempat : -
• Lapisan lemak : Normal
• Effloresensi : tidak ada
• Pigmentasi : tidak ada
• Pembuluh darah : tidak terlihat
• Lembab / kering : lembab
• Turgor : baik
• Ikterus : tidak ada
• Edema : tidak ada
Pemeriksaan Fisik
Kelenjar getah bening
Submandibula : tidak teraba membesar
Supraklavikula : tidak teraba membesar
Lipat paha : tidak teraba membesar
Leher : tidak teraba membesar
Ketiak : tidak teraba membesar
Kepala
Ekspresi wajah : Tampak sakit sedang
Rambut : Hitam
Simetri muka : Simetris
Nyeri tekan sinus paranasal : Tidak ada
Mata
• Exophtalmus : Tidak ada
• Kelopak : Tidak edema
• Konjungtiva : Tidak anemis
• Sklera : Tidak ikterik
• Gerakan bola mata : baik kesegala arah
• Enophtalmus : Tidak ada
• Lensa : Jernih
• Visus : Normal Nistagmus : Tidak ada
• Tekanan Bola mata : Normal
Pemeriksaan Fisik
Telinga
Tuli : tidak ada
Lubang : lapang
Serumen : minimal
Cairan : tidak ada
Membran timpani: intak
Penyumbatan : tidak ada
Perdarahan : tidak ada
Dada
Bentuk : simetris, tidak ada bagian yang tertinggal
Pembuluh darah : tidak terlihat
Buah dada : normal
Mulut
• Bibir : tidak sianosis
• Langit-langit : normal
• Gigi geligi : normal
• Faring : tidak hiperemis
• Lidah : normal
• Tonsil : T1/T1 tenang
• Bau pernapasan : normal
• Trismus : tidak ada
• Selaput lendir : tidak ada
Leher
• Tekanan vena Jugularis (JVP) : -
• Kelenjar tiroid : tidak teraba membesar
• Kelenjar limfe : tidak teraba membesar
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Fisik
Paru-Paru Depan Belakang
Inspeksi
Kiri Simetris saat statis dan dinamis Simetris saat statis dan dinamis
Kanan Simetris saat statis dan dinamis Simetris saat statis dan dinamis
Palpasi
Kiri
Tidak ada retraksi sela iga, tidak ada benjolan
dan rasa nyeri, taktil fremitus normal
Tidak ada retraksi sela iga,t idak ada benjolan
dan rasa nyeri, taktil fremitus normal
Kanan
Tidak ada retraksi sela iga,tidak ada benjolan
dan rasa nyeri, taktil fremitus normal
Tidak ada retraksi sela iga,tidak ada benjolan
dan rasa nyeri, taktil fremitus normal
Perkusi
Kiri Sonor pada seluruh lapang paru Sonor pada seluruh lapang paru
Kanan Sonor di seluruh lapang paru Sonor di seluruh lapang paru
Auskultasi
Kiri
Suara dasar paru vesikuler,
Ronki (-/-), Wheezing (-/-)
Suara dasar paru vesikuler,
Ronki (-/-), Wheezing (-/-)
Kanan
Suara dasar paru vesikuler,
Ronkhi (-/-), Wheezing (-/-)
Suara dasar paru vesikuler,
Ronkhi (-/-), Wheezing (-/-)
Jantung
• Inspeksi: warna kulit sawo matang, tidak ada lesi kulit, Ictus cordis
tidak terlihat
• Palpasi: Ictus cordis teraba di sela iga 5 linea midclavicularis sinistra
• Perkusi:
• Batas kanan : Sela iga 4 linea sternalis dextra
• Batas kiri : Sela iga 4 linea midclavicularis sinistra
• Batas atas : Sela iga 2 linea sternalis sinistra
• Pinggang jantung : Sela iga 3 linea parasternalis sinistra
• Batas bawah : Sela iga 6 linea midclavicularis sinistra
• Auskultasi
• Katup mitral terdengar di sela iga 5 linea midclavicularis sinistra
• Katup trikuspid terdengar di sela iga 4 linea sternalis sinistra
• Katup aorta terdengar di sela iga 2 linea sternalis kanan
• Katup pulmonal terdengar di sela iga 2 sternalis kiri
• Murmur (-), gallop(-)
Pembuluh darah
• Arteri Temporalis : Teraba Pulsasi
• Arteri Karotis : Teraba Pulsasi
• Arteri Brakhialis: Teraba Pulsasi
• Arteri Radialis: Teraba Pulsasi
• Arteri Femoralis : Teraba Pulsasi
• Arteri Poplitea: Teraba Pulsasi
• Arteri Tibialis Posterior : Teraba
Pulsasi, melemah
• Arteri Dorsalis Pedis: Teraba
Pulsasi, melemah
• CRT <2 detik
Pemeriksaan Fisik
Perut
• Inspeksi : bentuk rata, tidak ada lesi
• Palpasi : nyeri tekan (+) perut kanan atas, murphy sign (+)
• Dinding perut : tidak tegang, distensi abdomen (-)
• Hati : tidak teraba pembesaran
• Limpa : tidak teraba pembesaran
• Ginjal : tidak teraba pembesaran
• Perkusi : timpani, shiftting dullness (-), nyeri ketuk CVA(-)
• Auskultasi : bising usus normal
• Refleks dinding perut : normal
Anggota Gerak
Lengan (Kanan, Kiri)
• Tonus : Normotonus, Normotonus
• Massa : Eutrofi, Eutrofi
• Sendi : Tidak nyeri, Tidak nyeri
• Gerakan : Aktif, Aktif
• Kekuatan : +5, +5
• Edema: (-/-)
• Petechie: (-/-)
• Lain-lain : (-/-)
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Lab
Tanggal 5 juni 2023
Jam 12:57
Hasil Satuan Nilai Rujukan
Darah Lengkap
Hemoglobin 9,9 g/dl 12.5-16.0
Hematokrit 30,4 % 37.0-47.0
Leukosit 5.01 103/uL 4.00-10.00
Trombosit 161 103/uL 182-369
Kimia Klinik
Natrium 137 mEq/L 135-147
Kalium 2.70 mEq/L 3.5-5.0
Klorida 99 mEq/L 96-108
Ureum 13,5 mg/dl 16.6-48.5
Kreatinin 0,53 mg/dl 0.51-0.95
EGFR 129,1 mL/min/1.73 m2 >90
Serologi
Tes widal
S.typhy Negatif
Resume
• Seorang perempuan 29 tahun datang ke IGD RS dengan keluhan demam 2 hari. Awalnya pasien
merasa . nyeri pada perut dan nyeri pada belakang pinggang dan terasa panas. Pasien sempat
pingsan jam 10.00 pagi sebelum ke IGD RSUD Koj. Dari pemeriksaan fisik ditemukan nyeri
kuadran kanan atas dan murphy sign (+)
• TTV : TD 163/97, Nadi 113, RR 20, Suhu 38,4 °C
• Hasil lab : HB 9.9 HT 30,4 Trombosit 161 Kalium 2,70 Ureum 13,5 eGFR 129,1
● Hipokalemia, Kolelitiasis
Daftar Masalah
Rencana Diagnostik
USG abdomen 7 juni 2023
Hepar: Normal
Kandung Empedu : bentuk normal,
Dinding tidak melebar, terdapat
beberapa kecil-kecil pasir, terlihat
sludge
Pankreas: normal
Ginjal kanan : normal
Ginjal kiri : normal
Bulli: normal
Kesan: kolelitiasis multie , terlihat
sludge
Rencana Pengobatan
IVFD Asering 2o tpm
paracetamol 3x500 mg
OBH 3X1Cth
Ondancentron 4 mg
omeprazole 2x40 mg iv
Prognosis
• PROGNOSIS
• Ad Vitam: dubia ad bonam
• Ad Fungsional: dubia ad bonam
• Ad Sanationam: dubia ad bonam
Pembahasan
Definisi
Hipokalemia adalah kondisi ketika tubuh tidak mendapatkan asupan kalium yang cukup (kadar kalium di
dalam darah lebih rendah daripada batas normal).
Kalium adalah mineral dalam tubuh yang mengendalikan fungsi sel saraf dan otot, terutama otot jantung juga
berperan dalam menjaga keseimbangan cairan tubuh dan mengatur tekanan darah.
Kadar kalium dalam darah normalnya berkisar antara 3,5 - 5,2 millimoles per liter (mmol/L).
https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1395/hipokalemia
https://www.aafp.org/pubs/afp/issues/201
5/0915/p487.html
Pemeriksaan Penunjang
• penilaian kadar kalium serum dan
urin
• Pemeriksaan laboratorium
biokimia dasar (termasuk serum
natrium, kalium, glukosa, klorida,
bikarbonat, dan kreatinin) adalah
inti dari skrining
• Pemeriksaan ekskresi kalium dari
urin
• Pemeriksaan status asam basa
• EKG  penurunan amplitudo
gelombang T, depresi interval ST,
inversi gelombang T,
perpanjangan interval PR, dan
gelombang U.
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5881435/pdf/ec-7-
R135.pdf
komplikasi
1. Ileus paralitik
2. Kelumpuhan
3. Gangguan irama jantung (aritmia).
4. Henti napas
https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1395/hipokalemia
Kolelitiasis
Batu empedu adalah masa inorganik yang terbentuk
didalam kandung empedu, kadang-kadang didalam duktus
koledekus atau duktus hepatikus. Batu ini dapat
menyebabkan nyeri abdomen dan dispepsia
EPIDEMIOLOGI
Insiden kolelitiasis di negara barat adalah 20% sedangkan angka kejadian di
Indonesia tidak berbeda jauh dengan negara lain di Asia Tenggara. Penelitian di Jakarta pada
51 pasien kolelitiasis didapatkan batu pigmen pada 73% pasien dan batu kolesterol pada 27%
pasien.
Distribusi dan lokasi batu empedu bervariasi di berbagai tempat. Di Amerika Serikat
dan negara- negara barat umumnya, 75% batu empedu merupakan batu campuran, 15% batu
pigmen, dan 10% batu kolesterol. Umumnya batu terdapat di kandung empedu, namun dapat
pula ditemukan pada common bile duct (CBD) / ductus koleduktus dan intra hepatik ataupun
telah bermigrasi ke traktus intestinal. Gambaran yang berbeda dijumpai di tempat lain seperti
di Asia Tenggara dan Timur Jauh, di mana umumnya batu empedu merupakan batu pigmen
dan banyak ditemukan intrahepatik.
ETIOLOGI
Etiologi batu empedu dan saluran empedu masih belum diketahui dengan sempurna, akan
tetapi faktor predisposisi yang paling penting tampaknya adalah gangguan metabolisme yang
disebabkan oleh perubahan susunan empedu, stasis empedu dan infeksi kandung empedu.
1. Perubahan komposisi empedu kemungkinan merupakan faktor terpenting dalam
pembentukan batu empedu karena hati penderita batu empedu kolesterol, mengekresi empedu
yang sangat jenuh dengan kolesterol. Kolesterol yang berlebihan ini mengendap dalam
kandung empedu
2. Stasis empedu dalam kandung empedu dapat mengakibatkan supersaturasi progresif,
perubahan komposisi kimia, dan pengendapan unsur-unsur tersebut. Gangguan kontraksi
kandung empedu atau spasme spingter Oddi, atau keduanya dapat menyebabkan stasis.
ETIOLOGI
3. Infeksi bakteri dalam saluran empedu dapat berperan dalam pembentukan batu. Mukus
meningkatakn viskositas empedu dan unsur sel atau bakteri dapat berperan sebagai pusat
presipitasi/pengendapan.
Faktor resiko
Kasus batu empedu lebih umum ditemukan pada wanita. Faktor risiko batu empedu memang
dikenal dengan singkatan 4-F, yakni Fatty (gemuk), Fourty (40 tahun), Fertile (subur), dan
Female (wanita) (Sjamsuhidayat, 2011). Wanita lebih berisiko mengalami batu empedu
karena pengaruh hormon estrogen.
Manifestasi Klinis
Sebagian besar penderita batu empedu tidak menunjukkan gejala klinis
(asimptomatik) yang dalam perjalanan penyakitnya dapat tetap asimptomatik
selama bertahun-tahun dan sebagian kecil 2-3% dapat berkembang menjadi
simptomatik
manifestasi klinis yang sering terjadi diantaranya kolik biliaris,
kolesistitis akut dan kronis serta batu duktus koledekus.
1. Kolik biliaris
Nyeridirasakan daerah epigatrium setelah makan atau idaeran kuadran atas
kanan perut, kadang-kadang menjalar kebelkang (intraskapula) atau sampai
kebahu kkana.
Manifestasi Klinis
2. kolesistitis akut
kolesistitis akut merupakan komplikasi yang paling sering, yaitu
sekitar 10-15% dari pasien simptomatik. pasien merasakan nyeri hebat yang
terus-menerus selama beberapa jam, sehingga pasien membutuhkan
pertolongan emergensi. obstruksi duktus sistikus yang menetap oleh batu,
disertai iritasi kimia oleh empedu menyebabkan inflamasi dan edema dari
dinding kandung empedu biasanya pasien mual dan muntah
3. Batu duktus koledukus
sumbatan batu ini dapat menyebabkan kolangitis atau pankreatitis
akut. pasien dengan batu pada duktus koledokus sering menunjukkan gejala
joundice dan demam, selain rasda nyeri
Diagnosis
1. Pemeriksaan laboratorium
• Pada episode kolik biliaris, sebagian besar penderita mempunyai hasil
laboratorium yang normal.
• Apabila ada komplikasi dapat terjadi leukositosis dan peningkatan kadar
enzim hai, terutamabatu pada duktus koledokus .
• pemeriksaan urinalisis adanya biliribun tanpa adanya urobilinogen
• -> Obstrusi saluran empedu
• Pemeriksaan feses, bila terjadi obstruksi total saluran empedu, maka feses
tampak pucat.
• penderita batu dengan pankreatitis dapat terjadi peningkatan kadar amilase
dan lipase serum
Diagnosis
2. Pemeriksaan Radiologis
Dapat ditegakan dengan pemeriksaan USG, pemeriksaan lain yang
dapat dilakukan dengan foto polos abdomen, computed tomography (CT),
magnetic resonance cholongiograpy (MRCP), Endoscopic Ultrasoun (EUS).
USG dan cholescintigraphy adalah pemeriksaan imaging yang sangat
membantu dan sering digunan untuk mendiagnosis batu empedu.
Tatalaksana
1. Terapi operatif koleksistomi
koleksistomi adalah terapi definitif untuk penderita batu simptomatik, dengan
mengangkat batu empedu. Kolesistektomi dapat dilakukan dengan cara operasi membuka
rongga perut (laparotomi abdomen) atau dengan menggunakan laparoskopi.
2. Terapi non operatif
untuk mengobati batu empedu yang simptomati, seperti pemberian obat pelarut batu
empedu ( chenodeoxycholic dan ursodeoxycholic acid) dan menghancurkan batu dengan
extracorporeal shockwave lithotripsy. Ursodeoxycholic acid dapat menghambat sintesis
kolestrol oleh hati. Pengobatan ini membutuhkan biaya lebih banyak karna pengobatannya
lama (5 tahun) dan hanya untuk pasien dean batu berukuran kecil dan batu kolestrol tanpa
kalsifikasi.
Tatalaksana
Extracorporeal shoockwave adalah suatu terapi non operatif, yang
menggunakan gelombang suara tinggi yang dapat menghasilkan shock wave.
shock wave ini akan ditransmisikan melalui air dan jaringan serta
mempunyai kemampuan untuk memecah batu empedu. tetapi tnik ini sudah
jarang dilakukan karena sudah tergantikan oleh kolesistektomi laparoskopi

More Related Content

Similar to osler

Dokumen tips laporan_kasus_ckd_562babf2d
Dokumen tips laporan_kasus_ckd_562babf2dDokumen tips laporan_kasus_ckd_562babf2d
Dokumen tips laporan_kasus_ckd_562babf2dnajmiatulislami
 
vdokumen.com_case-report-558464ad79559.pptx
vdokumen.com_case-report-558464ad79559.pptxvdokumen.com_case-report-558464ad79559.pptx
vdokumen.com_case-report-558464ad79559.pptxRioPutraPamungkas
 
Laporan kasus.pptx
Laporan kasus.pptxLaporan kasus.pptx
Laporan kasus.pptxRizkyKlara
 
Parade Ameloblastoma
Parade AmeloblastomaParade Ameloblastoma
Parade AmeloblastomaBahar Maresho
 
Kasus Kecil Interna : Hematemesis Melena, Klinis Sirosis Hepatis
Kasus Kecil Interna : Hematemesis Melena, Klinis Sirosis HepatisKasus Kecil Interna : Hematemesis Melena, Klinis Sirosis Hepatis
Kasus Kecil Interna : Hematemesis Melena, Klinis Sirosis HepatisTenri Ashari Wanahari
 
KELOMPOK 1.pptx
KELOMPOK 1.pptxKELOMPOK 1.pptx
KELOMPOK 1.pptx190300
 
POMR Minggu Pagi edit 1.pptx
POMR Minggu Pagi edit 1.pptxPOMR Minggu Pagi edit 1.pptx
POMR Minggu Pagi edit 1.pptxSyahrulAdzim
 
BST-Arya Maulana (712019057).pptx
BST-Arya Maulana (712019057).pptxBST-Arya Maulana (712019057).pptx
BST-Arya Maulana (712019057).pptxnabilahdwinoprida
 
IdaolxnalzljalKxmalzlxnalzmwnmsmzzmwm.pptx
IdaolxnalzljalKxmalzlxnalzmwnmsmzzmwm.pptxIdaolxnalzljalKxmalzlxnalzmwnmsmzzmwm.pptx
IdaolxnalzljalKxmalzlxnalzmwnmsmzzmwm.pptxHusnulAridha1
 
pomr jumat malam (2).pptx
pomr jumat malam (2).pptxpomr jumat malam (2).pptx
pomr jumat malam (2).pptxSyahrulAdzim
 
Acute Coronary Syndrome.pptx
Acute Coronary Syndrome.pptxAcute Coronary Syndrome.pptx
Acute Coronary Syndrome.pptxICPtvchannel1
 

Similar to osler (20)

Dokumen tips laporan_kasus_ckd_562babf2d
Dokumen tips laporan_kasus_ckd_562babf2dDokumen tips laporan_kasus_ckd_562babf2d
Dokumen tips laporan_kasus_ckd_562babf2d
 
PPOK Case
PPOK CasePPOK Case
PPOK Case
 
Giovanni status bedah
Giovanni   status bedahGiovanni   status bedah
Giovanni status bedah
 
vdokumen.com_case-report-558464ad79559.pptx
vdokumen.com_case-report-558464ad79559.pptxvdokumen.com_case-report-558464ad79559.pptx
vdokumen.com_case-report-558464ad79559.pptx
 
Laporan kasus.pptx
Laporan kasus.pptxLaporan kasus.pptx
Laporan kasus.pptx
 
Belajar i.pptx
 Belajar i.pptx Belajar i.pptx
Belajar i.pptx
 
Parade Ameloblastoma
Parade AmeloblastomaParade Ameloblastoma
Parade Ameloblastoma
 
cholelithiasis
cholelithiasischolelithiasis
cholelithiasis
 
Kasus Kecil Interna : Hematemesis Melena, Klinis Sirosis Hepatis
Kasus Kecil Interna : Hematemesis Melena, Klinis Sirosis HepatisKasus Kecil Interna : Hematemesis Melena, Klinis Sirosis Hepatis
Kasus Kecil Interna : Hematemesis Melena, Klinis Sirosis Hepatis
 
KELOMPOK 1.pptx
KELOMPOK 1.pptxKELOMPOK 1.pptx
KELOMPOK 1.pptx
 
Laporan Jaga
Laporan JagaLaporan Jaga
Laporan Jaga
 
POMR Minggu Pagi edit 1.pptx
POMR Minggu Pagi edit 1.pptxPOMR Minggu Pagi edit 1.pptx
POMR Minggu Pagi edit 1.pptx
 
ssd
ssdssd
ssd
 
TB Case
TB CaseTB Case
TB Case
 
BST-Arya Maulana (712019057).pptx
BST-Arya Maulana (712019057).pptxBST-Arya Maulana (712019057).pptx
BST-Arya Maulana (712019057).pptx
 
Ppt chf maju fix
Ppt chf maju fixPpt chf maju fix
Ppt chf maju fix
 
Laporan Kasus ACS STEMI
Laporan Kasus ACS STEMILaporan Kasus ACS STEMI
Laporan Kasus ACS STEMI
 
IdaolxnalzljalKxmalzlxnalzmwnmsmzzmwm.pptx
IdaolxnalzljalKxmalzlxnalzmwnmsmzzmwm.pptxIdaolxnalzljalKxmalzlxnalzmwnmsmzzmwm.pptx
IdaolxnalzljalKxmalzlxnalzmwnmsmzzmwm.pptx
 
pomr jumat malam (2).pptx
pomr jumat malam (2).pptxpomr jumat malam (2).pptx
pomr jumat malam (2).pptx
 
Acute Coronary Syndrome.pptx
Acute Coronary Syndrome.pptxAcute Coronary Syndrome.pptx
Acute Coronary Syndrome.pptx
 

Recently uploaded

ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxmarodotodo
 
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptxgizifik
 
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptx
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptxDiagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptx
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptxMelisaBSelawati
 
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUNPPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUNYhoGa3
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfhurufd86
 
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptxpenyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptxagussudarmanto9
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxDianaayulestari2
 
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptAcephasan2
 
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiBLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiNezaPurna
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAcephasan2
 
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanWebinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanDevonneDillaElFachri
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptKianSantang21
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesNadrohSitepu1
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxAcephasan2
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitIrfanNersMaulana
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfMeboix
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxwisanggeni19
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdfMeboix
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diriandi861789
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensissuser1cc42a
 

Recently uploaded (20)

ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
 
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
 
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptx
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptxDiagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptx
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptx
 
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUNPPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
 
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptxpenyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
 
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
 
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiBLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
 
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanWebinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensi
 

osler

  • 1. Osler Disusun Oleh : Tia Tamara Dokter Pembimbing : dr. Edi Setiawan, Sp.PD KAPANITERAAN ILMU PENYAKIT DALAM FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA JAKARTA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOJA JAKARTA UTARA PERIODE 10 April-17 Juni 2023
  • 2. IDENTITAS PASIEN Alloanamnesis pada 7 juni 2023 pukul 11:30 WIB Keluhan utama : Demam sejak 2 hari SMRS Nama lengkap : Ny. L Jenis kelamin : Perempuan Tempat / tanggal lahir : Jakarta, 10 Juni 1994 Suku Bangsa : Jawa Status perkawinan : Menikah Agama : Islam Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Pendidikan : S1 Alamat : Jl. Lagoa Gg. III B II, No 10 RT 07/02 Tanggal masuk RS 05-06-2023 Pukul 19:45
  • 3. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG ● Pasien datang ke IGD RS pada tanggal 5 juni 2023 dengan keluhan demam 2 hari SMRS, demam terus menerus, sudah minum obat tapi tidak turun. Pasien sempat pinsan jam 10.00 pagi sebelum ke IGD RSUD Koja. Pasien mangatakan nyeri pada perut dan nyeri pada belakang pinggang dan terasa panas. Keluhan lain yang dirasakan pasien batuk kering, pilek, dan mual. BAB dan Bak normal. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU ● 1 tahun yang lalu menderita riwayat batu empedu, pasien mengatakan ketahuan terkena penyakit batu empedu ketika sedang hamil. Os mengatakan sering kambuh nyeri perut dan terasa panas pada pinggang. ● preeclampsi gestastional RIWAYAT KELUARGA ● Riwayat DM, hipertensi, disangkal RIWAYAT ALERGI ● Disangkal
  • 4. Riwayat Penyakit Dahulu ( - ) Cacar ( - ) Malaria (- ) Batu ginjal / Saluran kemih ( - ) Cacar air ( - ) Disentri ( - ) Burut (Hernia) ( - ) Difteri ( - ) Hepatitis ( - ) Penyakit prostate ( - ) Batu rejan ( - ) Tifus Abdominalis ( - ) Wasir ( - ) Campak ( - ) Skrofula ( - ) Diabetes ( - ) Influensa ( - ) Sifilis ( - ) Alergi ( - ) Tonsilitis ( - ) Gonore ( - ) Tumor ( - ) Korea ( - ) Hipertensi ( - ) Penyakit Pembuluh ( - ) Demam Rematik Akut ( - ) Ulkus Ventrikuli ( - ) Perdarahan otak ( - ) Pneumonia ( - ) Ulkus Duodeni ( - ) Psikosis ( - ) Pleuritis ( - ) Gastritis ( - ) Neurosis ( - ) Tuberkolosis ( +) Batu Empedu Lain Lain: ( - ) Operasi ( - ) Kecelakaan
  • 5. Riwayat Penyakit keluarga Hubungan Umur ( Tahun ) Jenis Kelamin Keadaan Kesehatan Penyebab Meninggal Kakek Tidak tahu Laki-Laki Meninggal Tidak tahu Nenek Tidak tahu Perempuan Meninggal Tidak tahu Ayah 58 Laki-Laki Sehat - Ibu 56 Perempuan Sehat - Saudara 30 Perempuan Sehat - Penyakit Ya Tidak Hubungan Alergi + Asma + Tuberkolosis + Artritis + Rematisme + Hipertensi + DM + Jantung + Ginjal + Lambung +
  • 6. ANAMNESIS SISTEM • Kulit (-) Bisul (-) Rambut (-) Keringat Malam (-) Kuku (-) Kuning/Ikterus (-) Sianosis (-) Lain-lain • Kepala (-) Trauma (-) Sakit Kepala (-) Sinkop (-) Nyeri pada Sinus • Mata (-) Nyeri (-) Radang (-) Anemis (-) Sekret (-) Gangguan Penglihatan (-) Kuning/Ikterik (-) Ketajaman penglihatan menurun • Telinga (-) Nyeri (-) Gangguan Pendengaran (-) Tinitus (-) Sekret (-) Kehilangan Pendengaran • Hidung (-) Trauma (-) Gejala Penyumbatan (-) Nyeri (-) Gangguan Penciuman (-) Sekret (+) Pilek (-) Epistaksis
  • 7. ANAMNESIS SISTEM • Mulut (+) Bibir kering (-) Lidah kotor (-) Gangguan pengecapan (-) Gusi berdarah (-) Selaput (-) Stomatitis • Tenggorokan (+) Nyeri Tenggorokan (-) Perubahan Suara • Leher (-) Benjolan (-) Nyeri Leher • Dada ( Jantung / Paru – paru ) (-) Nyeri dada (-) Sesak Napas (-) Berdebar (-) Batuk Darah (-) Ortopnoe (+) Batuk • Abdomen ( Lambung Usus ) (-) Rasa Kembung (-) Perut Membesar (-) Mual (-) Wasir (-) Muntah (-) Mencret (-) Muntah Darah (-) Tinja Darah (-) Sukar Menelan (-) Tinja Berwarna Dempul
  • 8. Saluran kemih / Alat kelamin • ( - ) Disuria • ( - ) Stranguri • ( - ) Poliuria • ( - ) Polakisuria • ( - ) Hematuria • ( - ) Kencing batu • ( - ) Ngompol (tidak disadari) • ( - ) Kencing nanah • ( - ) Kolik • ( - ) Oliguria • ( - ) Anuria • ( - ) Retensi urin • ( - ) Kencing menetes • ( - ) Penyakit prostat ANAMNESIS SISTEM
  • 9. ANAMNESIS SISTEM • Saraf dan Otot (-) Anestesi (-) Sukar Mengingat (-) Parestesi (-) Ataksia (-) Otot Lemah (-) Hipo / Hiper-esthesi (-) Kejang (-) Pingsan (-) Afasia (-) Kedutan (‘tick’) (-) Amnesia (-) Pusing (Vertigo) (-) Gangguan bicara (Disartri) • Ekstremitas (-) Bengkak (-) Deformitas (-) Nyeri (-) Sianosis
  • 10. Pemeriksaan Fisik ■ Keadaan umum : TSS ■ Kesadaran : CM ■ Tekanan darah : 163/97 mmHg ■ Nadi : 113 x / menit ■ Pernapasan : 20 x / menit ■ Suhu : 38,4 °C ■ BB : 45 Kg
  • 11. Aspek Kejiwaan • Tingkah laku : wajar • Alam perasaan : biasa • Proses pikir : wajar Kulit • Warna : Sawo Matang • Jaringan parut : Tidak ada • Pertumbuhan rambut : Merata • Suhu raba : Hangat • Keringat : Umum : +; Setempat : - • Lapisan lemak : Normal • Effloresensi : tidak ada • Pigmentasi : tidak ada • Pembuluh darah : tidak terlihat • Lembab / kering : lembab • Turgor : baik • Ikterus : tidak ada • Edema : tidak ada Pemeriksaan Fisik
  • 12. Kelenjar getah bening Submandibula : tidak teraba membesar Supraklavikula : tidak teraba membesar Lipat paha : tidak teraba membesar Leher : tidak teraba membesar Ketiak : tidak teraba membesar Kepala Ekspresi wajah : Tampak sakit sedang Rambut : Hitam Simetri muka : Simetris Nyeri tekan sinus paranasal : Tidak ada Mata • Exophtalmus : Tidak ada • Kelopak : Tidak edema • Konjungtiva : Tidak anemis • Sklera : Tidak ikterik • Gerakan bola mata : baik kesegala arah • Enophtalmus : Tidak ada • Lensa : Jernih • Visus : Normal Nistagmus : Tidak ada • Tekanan Bola mata : Normal Pemeriksaan Fisik
  • 13. Telinga Tuli : tidak ada Lubang : lapang Serumen : minimal Cairan : tidak ada Membran timpani: intak Penyumbatan : tidak ada Perdarahan : tidak ada Dada Bentuk : simetris, tidak ada bagian yang tertinggal Pembuluh darah : tidak terlihat Buah dada : normal Mulut • Bibir : tidak sianosis • Langit-langit : normal • Gigi geligi : normal • Faring : tidak hiperemis • Lidah : normal • Tonsil : T1/T1 tenang • Bau pernapasan : normal • Trismus : tidak ada • Selaput lendir : tidak ada Leher • Tekanan vena Jugularis (JVP) : - • Kelenjar tiroid : tidak teraba membesar • Kelenjar limfe : tidak teraba membesar Pemeriksaan Fisik
  • 14. Pemeriksaan Fisik Paru-Paru Depan Belakang Inspeksi Kiri Simetris saat statis dan dinamis Simetris saat statis dan dinamis Kanan Simetris saat statis dan dinamis Simetris saat statis dan dinamis Palpasi Kiri Tidak ada retraksi sela iga, tidak ada benjolan dan rasa nyeri, taktil fremitus normal Tidak ada retraksi sela iga,t idak ada benjolan dan rasa nyeri, taktil fremitus normal Kanan Tidak ada retraksi sela iga,tidak ada benjolan dan rasa nyeri, taktil fremitus normal Tidak ada retraksi sela iga,tidak ada benjolan dan rasa nyeri, taktil fremitus normal Perkusi Kiri Sonor pada seluruh lapang paru Sonor pada seluruh lapang paru Kanan Sonor di seluruh lapang paru Sonor di seluruh lapang paru Auskultasi Kiri Suara dasar paru vesikuler, Ronki (-/-), Wheezing (-/-) Suara dasar paru vesikuler, Ronki (-/-), Wheezing (-/-) Kanan Suara dasar paru vesikuler, Ronkhi (-/-), Wheezing (-/-) Suara dasar paru vesikuler, Ronkhi (-/-), Wheezing (-/-)
  • 15. Jantung • Inspeksi: warna kulit sawo matang, tidak ada lesi kulit, Ictus cordis tidak terlihat • Palpasi: Ictus cordis teraba di sela iga 5 linea midclavicularis sinistra • Perkusi: • Batas kanan : Sela iga 4 linea sternalis dextra • Batas kiri : Sela iga 4 linea midclavicularis sinistra • Batas atas : Sela iga 2 linea sternalis sinistra • Pinggang jantung : Sela iga 3 linea parasternalis sinistra • Batas bawah : Sela iga 6 linea midclavicularis sinistra • Auskultasi • Katup mitral terdengar di sela iga 5 linea midclavicularis sinistra • Katup trikuspid terdengar di sela iga 4 linea sternalis sinistra • Katup aorta terdengar di sela iga 2 linea sternalis kanan • Katup pulmonal terdengar di sela iga 2 sternalis kiri • Murmur (-), gallop(-) Pembuluh darah • Arteri Temporalis : Teraba Pulsasi • Arteri Karotis : Teraba Pulsasi • Arteri Brakhialis: Teraba Pulsasi • Arteri Radialis: Teraba Pulsasi • Arteri Femoralis : Teraba Pulsasi • Arteri Poplitea: Teraba Pulsasi • Arteri Tibialis Posterior : Teraba Pulsasi, melemah • Arteri Dorsalis Pedis: Teraba Pulsasi, melemah • CRT <2 detik Pemeriksaan Fisik
  • 16. Perut • Inspeksi : bentuk rata, tidak ada lesi • Palpasi : nyeri tekan (+) perut kanan atas, murphy sign (+) • Dinding perut : tidak tegang, distensi abdomen (-) • Hati : tidak teraba pembesaran • Limpa : tidak teraba pembesaran • Ginjal : tidak teraba pembesaran • Perkusi : timpani, shiftting dullness (-), nyeri ketuk CVA(-) • Auskultasi : bising usus normal • Refleks dinding perut : normal Anggota Gerak Lengan (Kanan, Kiri) • Tonus : Normotonus, Normotonus • Massa : Eutrofi, Eutrofi • Sendi : Tidak nyeri, Tidak nyeri • Gerakan : Aktif, Aktif • Kekuatan : +5, +5 • Edema: (-/-) • Petechie: (-/-) • Lain-lain : (-/-) Pemeriksaan Fisik
  • 17. Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan Lab Tanggal 5 juni 2023 Jam 12:57 Hasil Satuan Nilai Rujukan Darah Lengkap Hemoglobin 9,9 g/dl 12.5-16.0 Hematokrit 30,4 % 37.0-47.0 Leukosit 5.01 103/uL 4.00-10.00 Trombosit 161 103/uL 182-369 Kimia Klinik Natrium 137 mEq/L 135-147 Kalium 2.70 mEq/L 3.5-5.0 Klorida 99 mEq/L 96-108 Ureum 13,5 mg/dl 16.6-48.5 Kreatinin 0,53 mg/dl 0.51-0.95 EGFR 129,1 mL/min/1.73 m2 >90 Serologi Tes widal S.typhy Negatif
  • 18. Resume • Seorang perempuan 29 tahun datang ke IGD RS dengan keluhan demam 2 hari. Awalnya pasien merasa . nyeri pada perut dan nyeri pada belakang pinggang dan terasa panas. Pasien sempat pingsan jam 10.00 pagi sebelum ke IGD RSUD Koj. Dari pemeriksaan fisik ditemukan nyeri kuadran kanan atas dan murphy sign (+) • TTV : TD 163/97, Nadi 113, RR 20, Suhu 38,4 °C • Hasil lab : HB 9.9 HT 30,4 Trombosit 161 Kalium 2,70 Ureum 13,5 eGFR 129,1
  • 20. Rencana Diagnostik USG abdomen 7 juni 2023 Hepar: Normal Kandung Empedu : bentuk normal, Dinding tidak melebar, terdapat beberapa kecil-kecil pasir, terlihat sludge Pankreas: normal Ginjal kanan : normal Ginjal kiri : normal Bulli: normal Kesan: kolelitiasis multie , terlihat sludge
  • 21. Rencana Pengobatan IVFD Asering 2o tpm paracetamol 3x500 mg OBH 3X1Cth Ondancentron 4 mg omeprazole 2x40 mg iv
  • 22. Prognosis • PROGNOSIS • Ad Vitam: dubia ad bonam • Ad Fungsional: dubia ad bonam • Ad Sanationam: dubia ad bonam
  • 23. Pembahasan Definisi Hipokalemia adalah kondisi ketika tubuh tidak mendapatkan asupan kalium yang cukup (kadar kalium di dalam darah lebih rendah daripada batas normal). Kalium adalah mineral dalam tubuh yang mengendalikan fungsi sel saraf dan otot, terutama otot jantung juga berperan dalam menjaga keseimbangan cairan tubuh dan mengatur tekanan darah. Kadar kalium dalam darah normalnya berkisar antara 3,5 - 5,2 millimoles per liter (mmol/L). https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1395/hipokalemia
  • 25. Pemeriksaan Penunjang • penilaian kadar kalium serum dan urin • Pemeriksaan laboratorium biokimia dasar (termasuk serum natrium, kalium, glukosa, klorida, bikarbonat, dan kreatinin) adalah inti dari skrining • Pemeriksaan ekskresi kalium dari urin • Pemeriksaan status asam basa • EKG  penurunan amplitudo gelombang T, depresi interval ST, inversi gelombang T, perpanjangan interval PR, dan gelombang U. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5881435/pdf/ec-7- R135.pdf
  • 26. komplikasi 1. Ileus paralitik 2. Kelumpuhan 3. Gangguan irama jantung (aritmia). 4. Henti napas https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1395/hipokalemia
  • 27. Kolelitiasis Batu empedu adalah masa inorganik yang terbentuk didalam kandung empedu, kadang-kadang didalam duktus koledekus atau duktus hepatikus. Batu ini dapat menyebabkan nyeri abdomen dan dispepsia
  • 28. EPIDEMIOLOGI Insiden kolelitiasis di negara barat adalah 20% sedangkan angka kejadian di Indonesia tidak berbeda jauh dengan negara lain di Asia Tenggara. Penelitian di Jakarta pada 51 pasien kolelitiasis didapatkan batu pigmen pada 73% pasien dan batu kolesterol pada 27% pasien. Distribusi dan lokasi batu empedu bervariasi di berbagai tempat. Di Amerika Serikat dan negara- negara barat umumnya, 75% batu empedu merupakan batu campuran, 15% batu pigmen, dan 10% batu kolesterol. Umumnya batu terdapat di kandung empedu, namun dapat pula ditemukan pada common bile duct (CBD) / ductus koleduktus dan intra hepatik ataupun telah bermigrasi ke traktus intestinal. Gambaran yang berbeda dijumpai di tempat lain seperti di Asia Tenggara dan Timur Jauh, di mana umumnya batu empedu merupakan batu pigmen dan banyak ditemukan intrahepatik.
  • 29. ETIOLOGI Etiologi batu empedu dan saluran empedu masih belum diketahui dengan sempurna, akan tetapi faktor predisposisi yang paling penting tampaknya adalah gangguan metabolisme yang disebabkan oleh perubahan susunan empedu, stasis empedu dan infeksi kandung empedu. 1. Perubahan komposisi empedu kemungkinan merupakan faktor terpenting dalam pembentukan batu empedu karena hati penderita batu empedu kolesterol, mengekresi empedu yang sangat jenuh dengan kolesterol. Kolesterol yang berlebihan ini mengendap dalam kandung empedu 2. Stasis empedu dalam kandung empedu dapat mengakibatkan supersaturasi progresif, perubahan komposisi kimia, dan pengendapan unsur-unsur tersebut. Gangguan kontraksi kandung empedu atau spasme spingter Oddi, atau keduanya dapat menyebabkan stasis.
  • 30. ETIOLOGI 3. Infeksi bakteri dalam saluran empedu dapat berperan dalam pembentukan batu. Mukus meningkatakn viskositas empedu dan unsur sel atau bakteri dapat berperan sebagai pusat presipitasi/pengendapan. Faktor resiko Kasus batu empedu lebih umum ditemukan pada wanita. Faktor risiko batu empedu memang dikenal dengan singkatan 4-F, yakni Fatty (gemuk), Fourty (40 tahun), Fertile (subur), dan Female (wanita) (Sjamsuhidayat, 2011). Wanita lebih berisiko mengalami batu empedu karena pengaruh hormon estrogen.
  • 31. Manifestasi Klinis Sebagian besar penderita batu empedu tidak menunjukkan gejala klinis (asimptomatik) yang dalam perjalanan penyakitnya dapat tetap asimptomatik selama bertahun-tahun dan sebagian kecil 2-3% dapat berkembang menjadi simptomatik manifestasi klinis yang sering terjadi diantaranya kolik biliaris, kolesistitis akut dan kronis serta batu duktus koledekus. 1. Kolik biliaris Nyeridirasakan daerah epigatrium setelah makan atau idaeran kuadran atas kanan perut, kadang-kadang menjalar kebelkang (intraskapula) atau sampai kebahu kkana.
  • 32. Manifestasi Klinis 2. kolesistitis akut kolesistitis akut merupakan komplikasi yang paling sering, yaitu sekitar 10-15% dari pasien simptomatik. pasien merasakan nyeri hebat yang terus-menerus selama beberapa jam, sehingga pasien membutuhkan pertolongan emergensi. obstruksi duktus sistikus yang menetap oleh batu, disertai iritasi kimia oleh empedu menyebabkan inflamasi dan edema dari dinding kandung empedu biasanya pasien mual dan muntah 3. Batu duktus koledukus sumbatan batu ini dapat menyebabkan kolangitis atau pankreatitis akut. pasien dengan batu pada duktus koledokus sering menunjukkan gejala joundice dan demam, selain rasda nyeri
  • 33. Diagnosis 1. Pemeriksaan laboratorium • Pada episode kolik biliaris, sebagian besar penderita mempunyai hasil laboratorium yang normal. • Apabila ada komplikasi dapat terjadi leukositosis dan peningkatan kadar enzim hai, terutamabatu pada duktus koledokus . • pemeriksaan urinalisis adanya biliribun tanpa adanya urobilinogen • -> Obstrusi saluran empedu • Pemeriksaan feses, bila terjadi obstruksi total saluran empedu, maka feses tampak pucat. • penderita batu dengan pankreatitis dapat terjadi peningkatan kadar amilase dan lipase serum
  • 34. Diagnosis 2. Pemeriksaan Radiologis Dapat ditegakan dengan pemeriksaan USG, pemeriksaan lain yang dapat dilakukan dengan foto polos abdomen, computed tomography (CT), magnetic resonance cholongiograpy (MRCP), Endoscopic Ultrasoun (EUS). USG dan cholescintigraphy adalah pemeriksaan imaging yang sangat membantu dan sering digunan untuk mendiagnosis batu empedu.
  • 35. Tatalaksana 1. Terapi operatif koleksistomi koleksistomi adalah terapi definitif untuk penderita batu simptomatik, dengan mengangkat batu empedu. Kolesistektomi dapat dilakukan dengan cara operasi membuka rongga perut (laparotomi abdomen) atau dengan menggunakan laparoskopi. 2. Terapi non operatif untuk mengobati batu empedu yang simptomati, seperti pemberian obat pelarut batu empedu ( chenodeoxycholic dan ursodeoxycholic acid) dan menghancurkan batu dengan extracorporeal shockwave lithotripsy. Ursodeoxycholic acid dapat menghambat sintesis kolestrol oleh hati. Pengobatan ini membutuhkan biaya lebih banyak karna pengobatannya lama (5 tahun) dan hanya untuk pasien dean batu berukuran kecil dan batu kolestrol tanpa kalsifikasi.
  • 36. Tatalaksana Extracorporeal shoockwave adalah suatu terapi non operatif, yang menggunakan gelombang suara tinggi yang dapat menghasilkan shock wave. shock wave ini akan ditransmisikan melalui air dan jaringan serta mempunyai kemampuan untuk memecah batu empedu. tetapi tnik ini sudah jarang dilakukan karena sudah tergantikan oleh kolesistektomi laparoskopi

Editor's Notes

  1. Aritmia yang berhubungan dengan hipokalemia termasuk bradikardia sinus, takikardia atau fibrilasi ventrikel, dan torsade de pointes. Meskipun risiko perubahan EKG dan aritmia meningkat seiring dengan penurunan konsentrasi kalium serum, temuan ini tidak dapat diandalkan karena beberapa pasien dengan hipokalemia berat tidak mengalami perubahan EKG
  2. 2.Faktor hormonal (hormon kolesistokinin dan sekretin) dapat dikaitkan dengan keterlambatan pengosongan kandung empedu.
  3. 2.Faktor hormonal (hormon kolesistokinin dan sekretin) dapat dikaitkan dengan keterlambatan pengosongan kandung empedu. 3.Infeksi lebih timbul akibat dari terbentuknya batu dibanding penyebab terbentuknya batu.
  4. 1. nyeri yang hebat sering dirasakan mual dan muntah
  5. 1. nyeri yang hebat sering dirasakan mual dan muntah
  6. 1. nyeri yang hebat sering dirasakan mual dan muntah
  7. 1. nyeri yang hebat sering dirasakan mual dan muntah
  8. 1. nyeri yang hebat sering dirasakan mual dan muntah
  9. 1. nyeri yang hebat sering dirasakan mual dan muntah