SlideShare a Scribd company logo
Get Homework/Assignment Done
Homeworkping.com
Homework Help
https://www.homeworkping.com/
Research Paper help
https://www.homeworkping.com/
Online Tutoring
https://www.homeworkping.com/
click here for freelancing tutoring sites
STATUS PASIEN
I. Identitas:
Nama: Nn. L
Umur: 19 tahun
Jenis kelamin: perempuan
Agama: Islam
Pekerjaan: kuliah semester II di AKPER Fatmawati
Alamat: Jl. H. Mawi No. 3 Rt 7/ 4 Desa Waru Jaya Bogor
II. Anamnesis
Keluhan utama :
Bengkak pada seluruh badan sejak 2 minggu SMRS.
Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien perempuan, usia 19 tahun, datang dengan keluhan bengkak pada seluruh badan
sejak 2 minggu SMRS. Bengkak awalnya terdapat pada kelopak mata yang kemudian ke
seluruh tubuh serta perut juga dirasakan semakin membuncit dan bengkak pada alat
kelaminnya. Bengkak pada kelopak mata terjadi pada pagi hari dan berkurang pada siang
hari. pasien juga mengeluh sesak saat posisi berbaring dan mudah lelah. Nyeri dada disangkal
pasien.
Pasien mengeluh 2 minggu yang lalu sakit tenggorokan, nyeri menelan, dan batuk
tidak berdahak. Demam disangkal. Selain itu pasien juga mengeluh mual dan perut begah
serta pegal pada lutut kanan ketika bangun tidur. Riwayat muntah disangkal pasien Pasien
juga mengeluh ada koreng pada kulit yang dirasakan hilang timbul sejak kecil. Pasien
mengatakan kencingnya sedikit akan tetapi pasien menyangkal bak nya berwarna kemerahan
seperti air cucian daging, nyeri saat BAK, dan kencing berbuih . Pasien sudah dirawat di
rumah sakit Islam dan selama 2 minggu diberikan pengobatan adona 2x1, prednisone 3x2 tab,
spironolakton 1x1, vitamin 2x1. Karena tidak ada perbaikan pasien dibawa ke rumah sakit
Fatmawati.
1,5 bulan SMRS pasien mengalami bengkak di kedua kaki. Lalu pasien memeriksa
laboratorium darah di RSF dikatakan kurang albumin. Pasien mengeluh sesak saat berjalan
jauh, serta sariawan dan bintik-bintik di kulit. Pasien menyangkal adanya mata
bengkak,muntah, batuk, bak merah, dan demam serta sesak saat berbaring maupun saat tidur.
Pasien mengira tambah gemuk sehingga tidak berobat. Jumlah urin normal.
2 bln SMRS pasien mengeluh batuk, demam dan sakit tenggorokan. Lalu pasien
berobat ke dokter umum dan diberi obat. Pasien meminum obat sampai habis kemudian
pasien membaik.
1 tahun smrs pasien muncul bintik-bintik merah di wajah dan seluruh badan dan
menjadi lenting-lenting dan bila pecah keluar cairan jernih disertai nyeri. Demam pada saat
itu disangkal. Pasien mengaku suka sariawan dan sering batuk. Saat itu pasien tidak berobat.
Wajah merah bila kena matahari, nyeri otot dan sendi disangkal pasien.
Riwayat Penyakit Dahulu :
Hipertensi, jantung, asma, alergi, dan sering flu disangkal pasien. Riwayat maag (+)
sejak kecil
Riwayat Penyakit Keluarga :
Riwayat sakit serupa, hipertensi, asma, dan alergi pada keluarga disangkal pasien.
Ayah pasien menderita DM
Riwayat sosial ekonomi dan kebiasaan :
Pasien merupakan mahasiswa akper tingkat I. Kebiasaan merokok disangkal. Pola
makan baik dengan menu seimbang, hanya sering telat makan dan senang dengan makanan
pedas.
III. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos mentis (GCS 15)
Status gizi : Baik
Tanda vital :
 Tekanan darah : 160/100 mmHg
 Nadi : 88x/menit
 Suhu : 36,6 0C
 Pernapasan : 22x/menit
Status emosi : Tenang
Umur menurut tafsiran : Sesuai
Status gizi : Cukup
Cara berbaring dan mobilitas : Aktif
Antropometri
 Tinggi badan : 160 cm
 Berat badan : 50 kg
 IMT: 19,53
Status Generalis :
1. Kulit
Warna : kuning langsat, pucat, tidak ikterik, terdapat bintik - bintik
hiperpigmentasi
Lesi : tidak terdapat lesi primer seperti macula, papul vesicular, pustule ,
bintik merah (+) dan krustae generalisata
Rambut : tumbuh rambut pada permukaan kulit.
Turgor : baik
Suhu raba : hangat
2. Kepala
Ekspresi : ekspresif
Simetri wajah : simetris
Nyeri tekan sinus : tidak terdapat nyeri tekan sinus
Pertumbuhan Rambut : distribusi merata, warna hitam
Pembuluh darah : tidak terdapat pelebaran pembuluh darah
Deformitas : tidak terdapat deformitas
3. Mata
Bentuk : normal, kedudukan bola mata simetris
Palpebra : normal, tidak terdapat ptosis lagoftalmos, perdarahan,
blefaritis.xantelasma, oedema + / +
Gerakan : normal, tidak terdapat strabismus, nistagmus
Konjungtiva : anemis
Sklera : tidak ikterik
Pupil : bulat, isokor +/+, diameter 3 mm, reflex cahaya langsung dan
tidak langsung +/+
Eksoftalmus : -/-
Endoftalmus : -/-
4. Telinga
Bentuk : normal(eutrofilia)
Liang telinga : lapang
Serumen :-/-
Nyeri tarik auricular : -/-
Nyeri tekan tragus : -/-
5. Hidung
Bagian luar : normal, tidak terdapat deformitas
Septum : terletak di tengah dan simetris
Mukosa hidung : tidak terdapat hiperemis, konka nasalis eutrofi
Cavum nasi : perdarahan(-)
6. Mulut dan tenggorok
Bibir : normal, tidak pucat, tidak sianosis
Gigi-Geligi : hygiene baik
Mukosa mulut : normal, tidak hiperemis
Lidah : normoglosia, tidak kotor, tidak tremor
Tonsil : T1/T1 tenang, tidak hiperemis
Faring : Tidak hiperemis, arcusfaring simetris, uvula di tengah
7. Leher
Bendungan vena : tidak terdapat bendungan vena, JVP 5 – 2 cmH2O
Kelenjar tiroid : tidak membesar, mengikuti gerakan, simetris
Trakea : di tengah
8. Kelenjar getah bening
Leher : tidak terdapat pembesaran KGB di leher
Aksila : tidak terdapat pembesaran KGB di axilla
Inguinal : tidak terdapat pembesaran KGB di inguinal
9. Thorax
Paru-paru
Inspeksi : simetris tidak ada hemithorax yang tertinggal, saat statis maupun
dinamis
Palpasi : gerak simetris pada kedua hemithorax vocal frenitus +/+ suara kuat
Perkusi : sonor pada kedua hemithorax, batas paru-hepar pada sela iga VI pada
linea midclavicularis dextra, dengan peranjakan 2 jari pemeriksa, batas
paru-lambung pada sela iga ke VIII pada linea axilaris anterior.
Auskultasi : suara nafas vesikuler +/+, rhonki -/-, wheezing -/-
Jantung
Inspeksi : tidak tampak pulsasi ictus cordis
Palpasi : teraba pulsasi ictus cordis pada ICS V, 1 cm medial linea
midclavicularis sinistra
Perkusi : batas jantung kanan: ICS III,IV,V linea sternalis dextra
Batas jantung kiri : ICS V,1-2 cm di sebelah medial linea
midclavicularis sinistra
Batas atas jantung: ICS III linea sternalis sinistra
Auskultasi : Bunyi jantung 1&2 reguler, murmur(-), gallop(-)
10. Abdomen
Inspeksi : abdomen simetris, datar, tidak terdapat jaringan parut, striae dan
kelainan kulit, tidak terdapat pelebaran vena
Palpasi : supel, massa (-), hepar dan lien tidak teraba, nyeri tekan (+) regio
epigastrium, ballotement (-)
Perkusi : timpani pada keempat kuadran abdomen, nyeri ketok CVA (-),
shifting dullness (+)
Auskultasi : bising usus 4-5x/ menit, normal
11. Genitalia
- Tampak edema pada labia mayor, disertai eritema berbatas tegas di sela labia
- Rectal toucher tidak dilakukan
12. Ekstremitas
edema pada keempat ekstremitas, akral hangat, crt <2’, tampak bintik merah,
krusta generalisata
IV. Pemeriksaan Tambahan
A. Pemeriksaan Laboratorium tanggal 11 Januari 2011 di RS Islam kemudian diulang
pada saat masuk RSF tgl 25 januari 2011
 Paket darah lengkap
PEMERIKSAAN NILAI HASIL NILAI RUJUKAN
Hematologi
Hb
Ht
Leukosit
Trombosit
LED
GDS
Ureum
Creatinin
Kolesterol
Asam urat
SGOT
SGPT
Urin
Warna
Protein
8,7 g/dl
26,8%
6.800/ul
154.000/ul
35
253 mg/dl
43,5 mg/dl
2,6 mg/dl
224 mg/dl
7,6 mg/dl
80 mg/dl
5 mg/dl
Kuning keruh
+
11,7-15,5
33-45
5.000-10.000
150.000-440.000
<200
20-40
0,6-1,5
0-34
0-40
Yellow
Negative
Epitel
Leukosit
eritrosit
4-5
3-5/lpb
3+
0-5
0-2
25/1/2011
PEMERIKSAAN NILAI HASIL NILAI RUJUKAN
Hematologi
Hb
Ht
Leukosit
Trombosit
Eritrosit
VER
HER
KHER
RDW
Sero Imunologi
Golongan darah
10,2 g/dl
34%
20.400/ul
166.000/ul
4.440.000/ul
77 fl
23 pg
29,9 gr/dl
16,5 %
O/RH (+)
11,7-15,5
33-45
5.000-10.000
150.000-440.000
3800000-5200000
80-100
26-34
32-36
11,5-14,5
B. Pemeriksaan radiologi
 Ronthgen thorax:
- ctr< 50%, infiltrat –
- kedua sinus costofrenikus lancip
- corakan bronkovaskuler meningkat
 USG:
- Ginjal:
o Kedua gnjal besar dalam batas normal, echostruktur meningkat, system
pelviokalises tak melebar, tak tampak batu
o Tampak cairan bebas di Morison pouch
o Diameter ginjal kanan 10,69 cm
o Diameter ginjal 11,7 cm
- Vesica urinaria
o Besar normal, dinding reguler
o Tak tampak batu, tampak dikelilingi cairan bebas perivesical
- Uterus:
o Normal, tampak dikelilingi cairan bebas
- Kesan: chronic renal disease bilateral dengan ascites luas
V. Daftar Masalah:
1. Edema anasarka susp sindrom nefrotik dd/ nefritis lupus, glomerulonefritis
2. Hipertensi grade II, tekanan darah belum terkontrol
3. Hiperglikemia reaktif dd/ DM tipe lain
4. Dislipidemia
5. Hiperurisemia
6. Anemia mikrositik hipokrom ec Defisiensi Besi
7. Sindroma Dispepsia
8. Peningkatan enzim transaminase
VI. Rencana diagnosis
o Urinalisa, AGD, elektrolit, darah perifer lengkap, albumin, ureum,
creatinin, SGOT, SGPT, gambaran darah tepi
o GDS, profil lipid, asam urat, biopsi ginjal
VII. Rencana terapi
o Venflon
o Diet lunak 1800 kkal/hari, protein 0,6 /kgbb/hari
o UMU -500cc/hari
o Restriksi cairan 600 cc/hari
o Lasix inj 1x40 mg//hari
o Prednisone 3x2tab
o Omeprazol 1x40 mg IV
o Sukralfat syrup 4x1C
o Simvastatin tab1x10 mg (malam)
o Captopril tab 2x25 mg
o Allopurinol tab 1x100mg
o Hp pro 3x1 tab
Follow up: (31/1/2011)
S: mual +, muntah -, nafsu makan menurun, BAK baik
O:
- keadaan umum dan kesadaran: tampak sakit sedang/ compos mentis
- tanda vital:
o tekanan darah: 150/80
o nadi: 96 x/menit
o suhu:36,7
o pernapasan: 20
- Mata: CA -/-, SI -/-
- THT: sekret –
- Leher_ JVP 5-2 cmH2O, KGB tidak teraba membesar
- Thorax:
o Paru: suara napas vesikuler, Rhonki -/-, wheezing -/-
o Jantung: bunyi jantung I,II reguler, murmur -, gallop –
- Abdomen: datar, supel, bising usus + normal, nyeri tekan epigastrium +
- Ekstremitas: akral teraba hangat, oedem pitting di kedua tungkai, tampak bullae,
isi jernih, 3x3 cm, multiple
- Laboratorium:
o Hb/Ht/leukost/trombosit/eritrosit: 9,5/26/26.300/249.000/3.700.000
o VER/HER/KHER/RDW: 77,5/25,8/33.3/16,5
o B/E/N/L/M: 0/0/83/12/3
o Ferritin/SI/TIBC: 750/13/159
o Ur/Cr: 106/2,6
o Tg/kolest. Total/HDL/LDL: 245/269/34/156
o Cl: 120
o Urinalisa: protein 3+, darah 3+, sedimen ertrosit: >50
A:
1. Sindrom nefrotik dd nefritik
2. Anemia ec anemia chronic disease dd defisiensi besi
3. Dyspepsia perbaikan suspek gastritis
P:
- Rencana diagnosis: PKU, osmolalitas urin, elektrolit urin, USG ginjal
- Rencana terapi:
o Captopril 3x25mg
o Valsartan 1x80 mg
o Lasix 1x40mg
o Restriksi cairan 600 cc
o Prednisone tunda
o Ranitidin 2x1 amp
o Sucralfat 3xCI
o Gentasolon cream
1/2/2011
S: mual -
O:
- keadaan umum dan kesadaran: tampak sakit sedang/ compos mentis
- tanda vital:
o tekanan darah: 150/80
o nadi: 96x/menit
o suhu: 37oC
o pernapasan: 24x/menit
- Mata: CA -/-, SI -/-
- THT: secret –
- Leher_ JVP 5-2 cmH2O, KGB tidak teraba membesar
- Thorax:
o Paru: suara napas vesikuler, Rhonki -/-, wheezing -/-
o Jantung: bunyi jantung I,II reguler, murmur -, gallop –
- Abdomen: datar, supel, bising usus + normal, nyeri tekan epigastrium +
- Ekstremitas: akral teraba hangat, edema di keempat ekstremitas
A:
1. Sindrom Nefrotik dd nefritik
2. Suspek dermatitis herpetiformis
3. Dyspepsia perbaikan
4. Anemia mikrositik hipokrom. ec defisiensi Fe
P:
- Rencana diagnosis: PKU, osmolalitas urin, elektrolit urin, USG ginjal, biopsi kulit
- Rencana terapi:
o Captopril 3x25mg
o Valsartan 1x80 mg
o Lasix 1x40 mg
o Restriksi cairan 600 cc
o Diet ginjal biasa 1800 kal
o Ranitidin 2x1 amp
o Sucralfat 3xCI
o Gentasolon cream
2/2/2011
S: -
O:
- keadaan umum dan kesadaran: tampak sakit sedang/ compos mentis
- tanda vital:
o Tekanan darah: 150/90 mmHg
o Pernapasan: 16x/menit
o Nadi: 88x/menit
o Suhu: 36,50C
- BB/TB: 57kg/ 155cm
- Mata: CA -/-, SI -/-
- THT: sekret –
- Leher_ JVP 5-2 cmH2O, KGB tidak teraba membesar
- Thorax:
o Paru: suara napas vesikuler, Rhonki -/-, wheezing -/-
o Jantung: bunyi jantung I,II reguler, murmur -, gallop –
- Abdomen: datar, supel, bising usus + normal, nyeri tekan epigastrium +
- Ekstremitas: akral teraba hangat, oedem pada keempat ekstremitas, tampak bullae
multiple
A:
1. Sindrom Nefrotik dd nefritik
2. Suspek dermatitis herpetiformis
3. Dyspepsia perbaikan
4. Anemia mikrositik hipokrom. ec anemia chronic disease
P:
- Rencana diagnosis: PKU, osmolalitas urin, elektrolit urin, USG ginjal, biopsi kulit
- Rencana terapi:
o Captopril 3x25mg
o Valsartan 1x80 mg
o Lasix 1x40 mg
o Restriksi cairan 600 cc
o Diet ginjal biasa 1800 kal
o Gentasolon cream
o Ranitidin 2x1 amp
o Sucralfat 3xCI
27/1/2011
PEMERIKSAAN NILAI HASIL NILAI RUJUKAN
Hematologi
Hb
Ht
Leukosit
Trombosit
Eritrosit
VER
HER
KHER
RDW
Hitung Jenis
9,5 g/dl
29 %
26.300
249.000
3.700.000
77,5 fl
25,8 pg
33,3 g/dl
16,5 %
11,7-15,5
33-45
5.000-10.000
150.000-440.000
3800000-5200000
80-100
26-34
32-36
11,5-14,5
Basofil
Eosinofil
Netrofil
Limfosit
Monosit
LUC
Retikulosit
Ferritin
Serum iron
TIBC
Kimia Klinik
Fungsi Hati
SGOT
SGPT
Fungsi Ginjal
Ureum darah
Creatinin darah
Diabetes
Gula darah puasa
Gula darah 2 jam PP
Lemak
Trigliserida
0 %
0 %
83 %
12 %
3 %
1 %
0,5 %
750 ng/ml
13 mg/ml
159 mg/DL
15 U/l
16 U/l
161 mg/dl
2,6 mg/dl
85 mg/dl
96 mg/dl
245 mg/dl
0-1
1-3
50-70
20-40
2-8
<4,5
0,5-1,5
10-291
65-175
253-453
0-34
0-40
20-40
0,6-1,5
80-100
80-145
<150
Kolesterol total
Kolesterol HDL
Kolesterol LDL
Elektrolit Darah
Natrium
Kalium
Klorida
Urinalisa
Urobilinogen
Protein urin
Berat jenis
Billirubin
Keton
Nitrit
pH
Leukosit
Darah/Hb
Glukosa urin/reduksi
Warna
Kejernihan
Sedimen urin
Epitel
269 mg/dl
34 mg/dl
186 mg/dl
140 mg/dl
4,93 mg/dl
120 mg/dl
0,2 U.E./dl
3+
1.020
Negative
Negative
Negative
6,5
Negative
3+
Negative
Yellow
Clear
Positive
<200
33-79
<130
135-147
3,1-5,1
95-108
<1
Negative
1.003-1.030
Negative
Negative
Negative
4,8-7,4
Negative
Negative
Yellow
Clear
Leukosit
Eritrosit
Silinder
Kristal
Bakteri
Lain-lain
3-5 /LPB
>50/LPB
Negative
Negative
Negative
Negative
0-5
0-2
Negative
Negative
PEMERIKSAAN
GAMBARAN DARAH TEPI
Eritrosit
Leukosit
Trombosit
Kesan
Mikrositik hipokrom
Kesan jumlah meningkat, granulasitoksik, netrofilia
Kesan jumlah dan morfologi normal
Anemia mikrositik hipokrom, leukositosis, suspek infeksi,
bagaimana klinis?
2/2/2011
PEMERIKSAAN NILAI HASIL NILAI RUJUKAN
Kimia Klinik
Fungsi Hati
Protein total
Albumin
Globulin
Protein urin kuantitatif
Fungsi Ginjal
Creatinin urin
Creatinin darah
Creatinin clearence
Berat badan
Tinggi
Volume urine 24 jam
Elektrolit Urin
Natrium
Kalium
Klorida
5,4 g/dl
2,5 g/dl
2,9 g/dl
21.600 mg/24jam
71,7 mg/dl
3 mg/dl
25,2 ml/menit
57 kg
155 cm
1350 ml
68,6 meq/24 jam
27,5 meq/24 jam
85,7 meq/24jam
6-8
3,4-4,8
2,5-3
<150
0,6-1,5
97-137
40-220
25-125
110-250
Dilakukan biopsi pada tanggal 29 januari 2011 dengan hasil pemfigous folliceus
TINJAUAN PUSTAKA
SINDROM NEFROTIK
Sindrom nefrotik merupakan salah satu manifestasi klinik glomerulonefritis ditandai
dengan edema anasarka, proteinuria masif >= 3,5 g/hari, hipoalbuminemia <3,5 g/dl,
hiperkolesterolemia dan lipiduria.
Etiologi
Sindrom nefrotik dapat disebabkan antara lain
Glomerulonefritis primer
- GN lesi minimal
- Glomerulosklerosis fokal
- GN membranosa
- GN membranoproliferatif
- GN proliferative lain
Glomerulonefritis sekunder akibat
- Infeksi
o HIV, hepatitis virus B dan C
o Sifilis, malaria, skistosoma
o Tuberculosis, lepra
- Keganasan
o Adenokarsinoma paru, payudara, kolon, limfoma Hodgkin, myeloma multiple,
dan karsinoma ginjal
- Penyakit jaringan penghubung
o Lupus eritematosus sistemik, arthritis rheumatoid, mixed connective tissue
disease
- Efek obat dan toksin
o Obat anti inflamasi non-steroid, preparat emas, penisilinamin, probenesid, air
raksa, kaptopril, heroin
- Lain-lain
o Diabetes mellitus, amloidosis, pre-eklampsia, rejeksi alograf kronik, refluks
vesikoureter, atau sengatan lebah
Glomerulonefritis primer atau idiopatik merupakan penyebab SN yang paling sering
ditemukan.
Klasifikasi
International Collaborative syudy of Kidney Disease in Children (ISKDC) telah
menyusun kalsifikasi histopatologik SNI atau disebut juga SN Primer sebagai berikut
a) Minimal change = Sindrom Nefrotik kelainan Minimal
Dengan menggunakan mikroskop biasa glomerulus tampak normal, sedangkan
dengan mikroskop elektron nampak fool processus sel epitel berpadu. Dengan cara
imunoflouresensi ternyata tidak terdapat IgG atau imunoglobulin beta 1-C pada
dinding kapiler glomerulus.
Golongan ini lebih banyak ditemukan pada anak-anak dibandingkan orang dewasa.
Prognosisnya lebih baik dibandingkan dengan golongan lain
b) Glomerulosklerosis fokal
Pada kelainan ini yang memyolok sklerosis glomerulus. Sering disertai dengan atrofi
tubulus.
Prognosis buruk
c) Glomerulonefritis poliferatif
1. Glomerulonefritis poliferatif
Terdapat poliferasi sel mesangial dan inflitrasi sel PMN. Pembengkakan
sitoplasma endotel yang menyebabkan kapiler tersumbat. Kelainan ini sering
ditemukan pada nefritis yang timbul setelah infeksi dengan streptococcus yang
berjalan progresif dan pada sindrom nefrotik. Prognosis jarang baik, tetapi
kadang-kadang terdapat penyembuhan setelah pengobatan yang lama.
2. Dengan penebalan batang lobular
Terdapat poliferasi sel mesangial yang tersebar dan penebalan batang lobular
3. Dengan bulan sabit
Didapatkan poliferasi sel mesangial dan poliferasi sel epitel simpai (kapsular) dan
viseral
Glomerulonefritis membranopoliferatif
Poliferasi sel mesangial dan penempatan fibrin yang menyerupai membrana
basalis di mesangium. Titer globulin beta 1-C atau beta 1-A rendah. Prognosis
tidak baik
5. Lain-lain
d) Nefropati membranosa
Semua glomerulus menunjukkan penebalan dinding kapiler yang tersebar tanpa
poliferasi sel. Tidak sering ditemukan pada anak-anak
e) Glomerulonefritis kronik
Proteinuria
Proteinuria disebabkan peningkatan permeabilitas kapiler terhadap protein akibat
kerusakan glomerulus. Dalam keadaan normal membrane basal glomerulus mempunyai
mekanisme penghalang untuk mencegah kebocoran protein. Mekanisme penghalang pertama
berdasarkan ukuran molekul (size barrier) dan berdasarkan muatan listrik.
Proteinuria dibedakan menjadi selektif dan non-selektif berdasarkan ukuran molekul
protein yang keluar melalui urin. Proteinuria selektif apabila protein yang keluar terdiri dari
molekul kecil misalnya albumin, sedangkan non-selektif apabila protein yang keluar terdiri
dari molekul besar seperti immunoglobulin.
Pada sindrom nefrotik yang disebabkan glomerulonefritis lesi minimal ditemukan
proteinuria selektif. Berkurangnya kandungan heparin sulfa proteoglikan pada
glomerulonefritis lesi minimal menyebabkan muatan negating membrane basal glomerulus
menurun dan albumin dapat lolos ke urin. Pada glomerulosklerosis fokal segmental,
peningkatan peningkatan permeabilitas membran basal glomerulus disebabkan oleh suatu
faktor yang ikut dalam sirkulasi. Faktor tersebut menyebabkan sel epitel viseral glomerulus
terlepas dari membran basal glomerulus sehingga permebilitasnya meningkat. Pada
glomerulonefritis membranosa kerusakan struktur membran basal glomerulus terjadi akibat
endapan kompleks imun di sub-epitel. Kompleks C5b-9 yang terbentuk pada
glomerulonefrits membranosa akan meningkatkan permeabilitas membran basal glomerulus,
walaupun mekanisme yang pasti belum diketahui.
Hipoalbuminemia
Pada sindrom nefrotik hipoalbuminemia disebabkan oleh proteinuria massif dengan
akibat penurunan tekanan onkotik plasma. Untuk mempertahankan tekanan onkotik plasma
maka hati berusaha meningkatkan sintesis albumin. Peningkatan sintesis albumin hati tidak
berhasil menghalangi timbulnya albuminemia..Hipoalbuminemia dapat pula terjadi akibat
peningkatan reabsorbsi dan katabolisme albumin oleh tubulus proksimal.
Edema
Edema pada sindroma nefrotik dapat diterangkan dengan teori underfill dan overfill.
Teori underfill menjelaskan bahwa hipoalbuminemia menyebabkan penurunan tekanan
onkotik plasma sehingga cairan bergeser dari jaringan intravaskuler ke jaringan intersisium
dan terjadi edema. Akibat penurunan tekanan onkotik plasma dan pergeseran cairan plasma
terjadi hipovolemia, dan ginjal melakukan kompensasi dengan meningkatkan retensi natrium
dan air. Mekanisme kompensasi ini akan memperbaiki volume intravaskuler tetapi juga akan
mengeksaserbasi terjadinya hipoalbuminemia sehingga semakin berlanjut.
Teori overfill menjelaskan bahwa retensi natrium adalah defek renal utama. Retensi
natrium oleh ginjal menyebabkan cairan ekstraseluler meningkat sehingga terjadi edema.
Penurunan laju filtrasi glomerulus akibat kerusakan ginjal akan menambah retensi natrium
dan edema.kedua mekanisme tersebut ditemukan pada pasien sindrom nefrotik.
Mekanisme terjadinya edema pada sindrom nefrotik
Patogenesis Edema Nefrotik
Kejadian awal pada sebagian besar kasus adalah reaksi antigen-antibodi pada
glomerulus yang menyebabkan permeabilitas membrane basal glomerulus meningkat,
proteinuria masif, dan hipoalbuminemia. Pasien sindrom nefrotik seringkali kehilangan 5
hingga 15 gram protein setiap 24 jam. Hipoalbuminemia, dengan penurunan tekanan osmotik
koloid, membantu cairan transudat keluar dari ruang vaskular ke dalam intersisium. Selain itu
hipovolemia juga mengakibatkan penurunan aliran plasma ginjal dan GFR, serta
mengaktifkan mekanisme rennin-angiotensin. Hipovolemia juga mengaktifkan reseptor
volume dalam atrium kiri. Akibatnya adalah peningkatan produksi aldosteron dan hormon
antidiuretik (ADH). Ginjal tersebut menahan air dan garam, yang selanjutnya akan
memperburuk edema. Dengan pengulangan rantai kejadian ini dapat terjadi edema masif
(anasarka).
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium yang perlu dilakukan adalah:
1) Urin
a) Albumin
 Kualitatif : ++ sampai ++++
 Kuantitatif : > 50 mg/kgBB/hari ( diperiksa menggunkan reagen ESBACH)
b) Sedimen : oval fat bodies: epitel sel yang mengandung butir-butir lemak, kadang-
kadang-kadang dijumpai eritrosit, leukosit, toraks hialin, dan toraks
eritrosit
2) Darah
Pada pemeriksaan kimia darah dijumpai:
a) Protein total menurun
b) Albumin menurun
c) β globulin normal
d) α1 globulin normal
e) α2 globulin meninggi
f) γ globulin normal
g) Rasio albumin/globulin
h) Komplemen C3 rendah/normal
i) Ureum, kreatinin dan klirens kreatinin normal
Komplikasi
Komplikasi yang sering menyertai penderita SN antara lain:
1) Infeksi sekunder
Terjadi akibat kadar imunoglobulin yang rendah akibat hipoalbuminemia
2) Syok
Terjadi terutama pada hipoalbuminemia berat (<1gm/100ml)>
3) Trombosis vaskuler
Mungkin akibat gangguan sistem koagulasi sehingga terjadi peninggian fibrinogen
plasma atau faktor V, VII, VIII, dan X. Trombus lebih sering terjadi di sistem vena
apalagi bila disertai pengobatan kortikosteroid
4) Komplikasi lain yang bisa timbul adalah malnutrisi atau kegagalan ginjal
Penatalaksanaan Sindrom Nefrotik Idiopatik
Penatalaksanaan dibagi atas 2 bagian utama yaitu:
1) Pengobatan umum
1) Diet harus mengandung banyak protein dengan nilai biologik tinggi dan tinggi nilai
kalori. Protein 3-5gram/kgBB/hari, bila ureum dan kreatinin meningkat diberikan
protein 1-2 gr/kgBB/hari. Kalori rata-rata: 100/kgBB/hari. Garam dibatasi bila edema
hebat. Bila tanpa edema diberi 1-2 gram/hari. Pembatasan cairan bila tidak terdapat
gejala-gejala gagal ginjal.
2) Aktifitas: tirah baring dianjurkan bila edema hebat atau ada komplikasi. Bila edema
sudah berkurang atau tidak ada komplikasi maka anak dapat beraktifitas seperti biasa.
Bila tidak melakukan aktifitas fisik dalam jangka waktu yang cukup lama akan
mempengaruhi kejiwaan anak.
3) Antibiotik : hanya diberikan bila ada tanda-tanda infeksi sekunder
4) Diuretik : pemberian diuretik untuk mengurangi edema terbatas pada anak dengan
edema berat, gangguan pernapasan, gangguan gastrointestinal, atau obstruksi urethra
yang diakibatkan oleh edema yang hebat ini. Pada beberapa kasus SNKM yang
disertai dengan anasarka, dengan pengobatan kortikosteroid saja tanpa diuretik dapat
menghilangkan edema. Diuretik yang dipakai merupakan diuretik jangka pendek yaitu
furosemid atau asam etakrinat. Pemakaian diuretik yang berlangsung lama dapat
menyebabkan:
 Hipovolemia
 Hipokalemia
 Alkalosis
 Hiperuricemia
II) Pengobatan dengan kortikosteroid
Pengobatan dengan menggnakan kortikosteroid terutama diberikan pada pasien dengan
SNKM.protokol cara pemberian yang digunakan adalah Protokol International
Collaborative Study of Kidney Disease in Children (ISKDC)
1) Serangan I
Prednison 2mg/kgBB/hari (maksimal 60-80mg/kgBB/m2/hr) selama 4 minggu (CD),
bila tercapai remisi pada akhir minggu ke-4 diteruskan prednison dengan dosis 2/3
dosis selam CD selama 4 minggu dengan cara pemberian selang seling sehari atau
dengan pemberian 3 hari berturut-turut selama seminggu. Bila tetap remisi sampai
minggu ke-8 dosis, prednison diturunkan perlahan-lahan selama 1-2 minggu
2) Relaps
Cara pemberian sama seperti serangan I, namun CD diberikan hingga timbul remisi
3) Nonresponder
Tidak ada respons setelah pemberian prednison selama 8 minggu. Bila tidak berhasil
maka pengobatan digabung dengan imunosupresan yang lain
4) Frequent relapser
Respon terhadap pengobatan kortikosteroid namun telah relaps 2x dalam waktu 6
bulan pertama.
Diberikan kombinasi pengobatan imnuosupresan lain dan prednison 0,2 mg/kgBB/
hari dengan cara CD
Prognosis
Prognosis SN tergantung dari kelainan histopatologiknya. Umumnya SN dengan kelainan
minimal (SNKM) yang sensitif dengan kortikosteroid mempunyai prognosis yang baik,
sedangkan SN dengan kelainan histopatologik lain seperi bentuk Focal Glomerulosclerosis,
Membranopoliferatif glomerulonephritis mempunyai prognosis kurang baik karena sering
mengalami kegagalan ginjal.
Dengan berkembangnya dialisis peritoneal, hemodialisis dan transplantasi ginjal, maka
penderita-penderita penyakit ginjal dengan gagal ginjal mempunyai harapan hidup yang lebih
panjang dan lebih baik
DAFTAR PUSTAKA
1. Silbernegl, Stefen dan Lang Lorien. Teks & Atlas Berwarna Patofisiologi, hal
104 – 105.2003. EGC : Jakarta.
2. Fauci,dr dan Longo. Harrison’s Principals of Internal Medicine 17 th
Edition.Glomerular Diseases.2008. The Mc. Grow – Hill Companies, Inc. :
United State of America.
3. Sudoyo W,Setyohadi B,Alwi I,Simadi Brata M, Setyati S, editor. Buku Ajar
Ilmu Penyakit Dalam.Jilid I.2006.FK UI: Jakarta.
LAPORAN KASUS PASIEN
SINDROMA NEFROTIK
Disusun Oleh :
ASTRIED MAYDHITA PUTRI 030.05.041
OKTAVIA MAULITA 030.06.189
Pembimbing :
Dr. Loli J Simanjuntak, SpPD
KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT DALAM
RSUP FATMAWATI
PERIODE 3 JANUARI – 11 MARET 2011
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI

More Related Content

What's hot

Lapsus interna ckd
Lapsus interna ckdLapsus interna ckd
Lapsus interna ckd
RenitaArdani
 
239930897 case-hsp
239930897 case-hsp239930897 case-hsp
239930897 case-hsp
homeworkping4
 
Bronkopneumonia
BronkopneumoniaBronkopneumonia
Bronkopneumonia
Frans Rengirit
 
Kedokteran Komunitas Case Hipertensi
Kedokteran Komunitas Case HipertensiKedokteran Komunitas Case Hipertensi
Kedokteran Komunitas Case Hipertensi
Zollananda
 
99905517 hipertensi-urgensi
99905517 hipertensi-urgensi99905517 hipertensi-urgensi
99905517 hipertensi-urgensi
Briliant Nissa
 
Presentasi leukemia
Presentasi leukemiaPresentasi leukemia
Presentasi leukemiahendytea
 
Lapkas colelithiasis
Lapkas colelithiasisLapkas colelithiasis
Lapkas colelithiasis
Ferdi Stefiyan
 
Lapsus tbc rossy
Lapsus tbc rossyLapsus tbc rossy
Lapsus tbc rossy
Rossy Kris Valentina
 
Laporan mingguan igd
Laporan mingguan igdLaporan mingguan igd
Laporan mingguan igd
Ferdi Stefiyan
 
Presentasi kasus TB dan pneumonia
Presentasi kasus TB dan pneumoniaPresentasi kasus TB dan pneumonia
Presentasi kasus TB dan pneumonia
lydiaagustina17
 
Kasus kecil vertigo
Kasus kecil vertigoKasus kecil vertigo
Kasus kecil vertigo
ovalinsky
 
Atypical Manifestations dengue virus infection
Atypical Manifestations dengue virus infection Atypical Manifestations dengue virus infection
Atypical Manifestations dengue virus infection
Soroy Lardo
 
BAB II Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang
BAB II Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan SedangBAB II Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang
BAB II Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang
Syscha Lumempouw
 
Sindrom nefrotik relaps
Sindrom nefrotik relapsSindrom nefrotik relaps
Sindrom nefrotik relapsWiwin Meiriana
 
NEUROLOGI - anamnesis dan pemeriksaan low back pain dengan parkinson disease ...
NEUROLOGI - anamnesis dan pemeriksaan low back pain dengan parkinson disease ...NEUROLOGI - anamnesis dan pemeriksaan low back pain dengan parkinson disease ...
NEUROLOGI - anamnesis dan pemeriksaan low back pain dengan parkinson disease ...
Aliza Puspita
 

What's hot (20)

Laporan kasus
Laporan kasusLaporan kasus
Laporan kasus
 
Lapsus interna ckd
Lapsus interna ckdLapsus interna ckd
Lapsus interna ckd
 
Laporan kasus ppok
Laporan kasus ppokLaporan kasus ppok
Laporan kasus ppok
 
239930897 case-hsp
239930897 case-hsp239930897 case-hsp
239930897 case-hsp
 
Bronkopneumonia
BronkopneumoniaBronkopneumonia
Bronkopneumonia
 
Kedokteran Komunitas Case Hipertensi
Kedokteran Komunitas Case HipertensiKedokteran Komunitas Case Hipertensi
Kedokteran Komunitas Case Hipertensi
 
Chronic Kidney Disease
Chronic Kidney DiseaseChronic Kidney Disease
Chronic Kidney Disease
 
99905517 hipertensi-urgensi
99905517 hipertensi-urgensi99905517 hipertensi-urgensi
99905517 hipertensi-urgensi
 
Presentasi leukemia
Presentasi leukemiaPresentasi leukemia
Presentasi leukemia
 
Lapkas colelithiasis
Lapkas colelithiasisLapkas colelithiasis
Lapkas colelithiasis
 
Lapsus tbc rossy
Lapsus tbc rossyLapsus tbc rossy
Lapsus tbc rossy
 
Laporan mingguan igd
Laporan mingguan igdLaporan mingguan igd
Laporan mingguan igd
 
Presentasi kasus TB dan pneumonia
Presentasi kasus TB dan pneumoniaPresentasi kasus TB dan pneumonia
Presentasi kasus TB dan pneumonia
 
Kasus kecil vertigo
Kasus kecil vertigoKasus kecil vertigo
Kasus kecil vertigo
 
Atypical Manifestations dengue virus infection
Atypical Manifestations dengue virus infection Atypical Manifestations dengue virus infection
Atypical Manifestations dengue virus infection
 
Mr tb
Mr tbMr tb
Mr tb
 
BAB II Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang
BAB II Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan SedangBAB II Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang
BAB II Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang
 
Askep hepatitis
Askep hepatitisAskep hepatitis
Askep hepatitis
 
Sindrom nefrotik relaps
Sindrom nefrotik relapsSindrom nefrotik relaps
Sindrom nefrotik relaps
 
NEUROLOGI - anamnesis dan pemeriksaan low back pain dengan parkinson disease ...
NEUROLOGI - anamnesis dan pemeriksaan low back pain dengan parkinson disease ...NEUROLOGI - anamnesis dan pemeriksaan low back pain dengan parkinson disease ...
NEUROLOGI - anamnesis dan pemeriksaan low back pain dengan parkinson disease ...
 

Viewers also liked

Solystemet
SolystemetSolystemet
Solystemet
stinemuller
 
Pure Polar Omega 3 Astaxanthin shrimp oil
Pure Polar Omega 3 Astaxanthin shrimp oilPure Polar Omega 3 Astaxanthin shrimp oil
Pure Polar Omega 3 Astaxanthin shrimp oil
Randy Uens
 
Presentación licda. fanny de estrada
Presentación licda. fanny de estradaPresentación licda. fanny de estrada
Presentación licda. fanny de estrada
Otto Vargas
 
C6.mi.p3.s2. construcción del marco teórico
C6.mi.p3.s2. construcción del marco teóricoC6.mi.p3.s2. construcción del marco teórico
C6.mi.p3.s2. construcción del marco teórico
Martín Ramírez
 
Fabiana tic
Fabiana ticFabiana tic
Fabiana tic
favasma
 
Presentación 2º
Presentación 2ºPresentación 2º
Presentación 2º
Sonia a
 
Circulation 2012-tracy-1784-800 device therapy of rhythm abnormalities
Circulation 2012-tracy-1784-800 device therapy of rhythm abnormalitiesCirculation 2012-tracy-1784-800 device therapy of rhythm abnormalities
Circulation 2012-tracy-1784-800 device therapy of rhythm abnormalities
Alexandria University, Egypt
 
Introduction vulnérabilité web
Introduction vulnérabilité webIntroduction vulnérabilité web
Introduction vulnérabilité web
davystoffel
 

Viewers also liked (9)

EBI en acción
EBI en acciónEBI en acción
EBI en acción
 
Solystemet
SolystemetSolystemet
Solystemet
 
Pure Polar Omega 3 Astaxanthin shrimp oil
Pure Polar Omega 3 Astaxanthin shrimp oilPure Polar Omega 3 Astaxanthin shrimp oil
Pure Polar Omega 3 Astaxanthin shrimp oil
 
Presentación licda. fanny de estrada
Presentación licda. fanny de estradaPresentación licda. fanny de estrada
Presentación licda. fanny de estrada
 
C6.mi.p3.s2. construcción del marco teórico
C6.mi.p3.s2. construcción del marco teóricoC6.mi.p3.s2. construcción del marco teórico
C6.mi.p3.s2. construcción del marco teórico
 
Fabiana tic
Fabiana ticFabiana tic
Fabiana tic
 
Presentación 2º
Presentación 2ºPresentación 2º
Presentación 2º
 
Circulation 2012-tracy-1784-800 device therapy of rhythm abnormalities
Circulation 2012-tracy-1784-800 device therapy of rhythm abnormalitiesCirculation 2012-tracy-1784-800 device therapy of rhythm abnormalities
Circulation 2012-tracy-1784-800 device therapy of rhythm abnormalities
 
Introduction vulnérabilité web
Introduction vulnérabilité webIntroduction vulnérabilité web
Introduction vulnérabilité web
 

Similar to 196496593 case-sn

CRS - sirosis hepar.pptx
CRS - sirosis hepar.pptxCRS - sirosis hepar.pptx
CRS - sirosis hepar.pptx
AnnisaPermatasari22
 
Cardiac sirosis
Cardiac sirosisCardiac sirosis
Cardiac sirosis
Aditha Ajemptna
 
127608810 case-tb
127608810 case-tb127608810 case-tb
127608810 case-tb
homeworkping8
 
Kasus Kecil Interna : CKD, Hipertensi, Diabetes Melitus, CHF
Kasus Kecil Interna : CKD, Hipertensi, Diabetes Melitus, CHFKasus Kecil Interna : CKD, Hipertensi, Diabetes Melitus, CHF
Kasus Kecil Interna : CKD, Hipertensi, Diabetes Melitus, CHF
Tenri Ashari Wanahari
 
Dokumen tips laporan_kasus_ckd_562babf2d
Dokumen tips laporan_kasus_ckd_562babf2dDokumen tips laporan_kasus_ckd_562babf2d
Dokumen tips laporan_kasus_ckd_562babf2d
najmiatulislami
 
241999259 case-hemstoma-sukonjungtiva
241999259 case-hemstoma-sukonjungtiva241999259 case-hemstoma-sukonjungtiva
241999259 case-hemstoma-sukonjungtiva
homeworkping4
 
Fome hipertensi
Fome hipertensiFome hipertensi
Fome hipertensi
yopratama
 
Pneumonia
PneumoniaPneumonia
Pneumonia
Fais PPT
 
BST PPOK.pptx
BST PPOK.pptxBST PPOK.pptx
BST PPOK.pptx
ayuniendar
 
220920557 case-anak-ii
220920557 case-anak-ii220920557 case-anak-ii
220920557 case-anak-ii
homeworkping9
 
177141336 case-status-asmatikus
177141336 case-status-asmatikus177141336 case-status-asmatikus
177141336 case-status-asmatikus
homeworkping9
 
167702342 case-stroke-piriformis-avn-doc
167702342 case-stroke-piriformis-avn-doc167702342 case-stroke-piriformis-avn-doc
167702342 case-stroke-piriformis-avn-doc
homeworkping8
 
Gastritis erosiva
Gastritis erosivaGastritis erosiva
Gastritis erosiva
ardi ansyah
 
213112145 contoh-case
213112145 contoh-case213112145 contoh-case
213112145 contoh-case
homeworkping8
 
207372012 long-case-rawalo-dedi
207372012 long-case-rawalo-dedi207372012 long-case-rawalo-dedi
207372012 long-case-rawalo-dedi
homeworkping7
 
Tinea kruris zilla
Tinea kruris zillaTinea kruris zilla
Tinea kruris zilla
zillazone13
 
PPT Ujian tahap 1 n3urologi dr Arif-1.pptx
PPT Ujian tahap 1 n3urologi dr Arif-1.pptxPPT Ujian tahap 1 n3urologi dr Arif-1.pptx
PPT Ujian tahap 1 n3urologi dr Arif-1.pptx
KikieRizkyHening
 
Belajar i.pptx
 Belajar i.pptx Belajar i.pptx
Belajar i.pptx
FinnyOktaria
 
Manajemen kasus pjb dan kep
Manajemen kasus pjb dan kepManajemen kasus pjb dan kep
Manajemen kasus pjb dan kepTri Utami
 

Similar to 196496593 case-sn (20)

CRS - sirosis hepar.pptx
CRS - sirosis hepar.pptxCRS - sirosis hepar.pptx
CRS - sirosis hepar.pptx
 
Cardiac sirosis
Cardiac sirosisCardiac sirosis
Cardiac sirosis
 
127608810 case-tb
127608810 case-tb127608810 case-tb
127608810 case-tb
 
Kasus Kecil Interna : CKD, Hipertensi, Diabetes Melitus, CHF
Kasus Kecil Interna : CKD, Hipertensi, Diabetes Melitus, CHFKasus Kecil Interna : CKD, Hipertensi, Diabetes Melitus, CHF
Kasus Kecil Interna : CKD, Hipertensi, Diabetes Melitus, CHF
 
Dokumen tips laporan_kasus_ckd_562babf2d
Dokumen tips laporan_kasus_ckd_562babf2dDokumen tips laporan_kasus_ckd_562babf2d
Dokumen tips laporan_kasus_ckd_562babf2d
 
241999259 case-hemstoma-sukonjungtiva
241999259 case-hemstoma-sukonjungtiva241999259 case-hemstoma-sukonjungtiva
241999259 case-hemstoma-sukonjungtiva
 
Fome hipertensi
Fome hipertensiFome hipertensi
Fome hipertensi
 
Pneumonia
PneumoniaPneumonia
Pneumonia
 
BST PPOK.pptx
BST PPOK.pptxBST PPOK.pptx
BST PPOK.pptx
 
Bab iii
Bab iiiBab iii
Bab iii
 
220920557 case-anak-ii
220920557 case-anak-ii220920557 case-anak-ii
220920557 case-anak-ii
 
177141336 case-status-asmatikus
177141336 case-status-asmatikus177141336 case-status-asmatikus
177141336 case-status-asmatikus
 
167702342 case-stroke-piriformis-avn-doc
167702342 case-stroke-piriformis-avn-doc167702342 case-stroke-piriformis-avn-doc
167702342 case-stroke-piriformis-avn-doc
 
Gastritis erosiva
Gastritis erosivaGastritis erosiva
Gastritis erosiva
 
213112145 contoh-case
213112145 contoh-case213112145 contoh-case
213112145 contoh-case
 
207372012 long-case-rawalo-dedi
207372012 long-case-rawalo-dedi207372012 long-case-rawalo-dedi
207372012 long-case-rawalo-dedi
 
Tinea kruris zilla
Tinea kruris zillaTinea kruris zilla
Tinea kruris zilla
 
PPT Ujian tahap 1 n3urologi dr Arif-1.pptx
PPT Ujian tahap 1 n3urologi dr Arif-1.pptxPPT Ujian tahap 1 n3urologi dr Arif-1.pptx
PPT Ujian tahap 1 n3urologi dr Arif-1.pptx
 
Belajar i.pptx
 Belajar i.pptx Belajar i.pptx
Belajar i.pptx
 
Manajemen kasus pjb dan kep
Manajemen kasus pjb dan kepManajemen kasus pjb dan kep
Manajemen kasus pjb dan kep
 

More from homeworkping3

238304497 case-digest
238304497 case-digest238304497 case-digest
238304497 case-digest
homeworkping3
 
238247664 crim1 cases-2
238247664 crim1 cases-2238247664 crim1 cases-2
238247664 crim1 cases-2
homeworkping3
 
238234981 swamping-and-spoonfeeding
238234981 swamping-and-spoonfeeding238234981 swamping-and-spoonfeeding
238234981 swamping-and-spoonfeeding
homeworkping3
 
238218643 jit final-manual-of-power-elx
238218643 jit final-manual-of-power-elx238218643 jit final-manual-of-power-elx
238218643 jit final-manual-of-power-elx
homeworkping3
 
238103493 stat con-cases-set
238103493 stat con-cases-set238103493 stat con-cases-set
238103493 stat con-cases-set
homeworkping3
 
238097308 envi-cases-full
238097308 envi-cases-full238097308 envi-cases-full
238097308 envi-cases-full
homeworkping3
 
238057402 forestry
238057402 forestry238057402 forestry
238057402 forestry
homeworkping3
 
238057020 envi-air-water
238057020 envi-air-water238057020 envi-air-water
238057020 envi-air-water
homeworkping3
 
238056086 t6-g6
238056086 t6-g6238056086 t6-g6
238056086 t6-g6
homeworkping3
 
238019494 rule-06-kinds-of-pleadings
238019494 rule-06-kinds-of-pleadings238019494 rule-06-kinds-of-pleadings
238019494 rule-06-kinds-of-pleadings
homeworkping3
 
237978847 pipin-study-7
237978847 pipin-study-7237978847 pipin-study-7
237978847 pipin-study-7
homeworkping3
 
237968686 evs-1
237968686 evs-1237968686 evs-1
237968686 evs-1
homeworkping3
 
237962770 arthur-lim-et-case
237962770 arthur-lim-et-case237962770 arthur-lim-et-case
237962770 arthur-lim-et-case
homeworkping3
 
237922817 city-cell
237922817 city-cell237922817 city-cell
237922817 city-cell
homeworkping3
 
237778794 ethical-issues-case-studies
237778794 ethical-issues-case-studies237778794 ethical-issues-case-studies
237778794 ethical-issues-case-studies
homeworkping3
 
237768769 case
237768769 case237768769 case
237768769 case
homeworkping3
 
237754196 case-study
237754196 case-study237754196 case-study
237754196 case-study
homeworkping3
 
237750650 labour-turnover
237750650 labour-turnover237750650 labour-turnover
237750650 labour-turnover
homeworkping3
 
237712710 case-study
237712710 case-study237712710 case-study
237712710 case-study
homeworkping3
 
237654933 mathematics-t-form-6
237654933 mathematics-t-form-6237654933 mathematics-t-form-6
237654933 mathematics-t-form-6
homeworkping3
 

More from homeworkping3 (20)

238304497 case-digest
238304497 case-digest238304497 case-digest
238304497 case-digest
 
238247664 crim1 cases-2
238247664 crim1 cases-2238247664 crim1 cases-2
238247664 crim1 cases-2
 
238234981 swamping-and-spoonfeeding
238234981 swamping-and-spoonfeeding238234981 swamping-and-spoonfeeding
238234981 swamping-and-spoonfeeding
 
238218643 jit final-manual-of-power-elx
238218643 jit final-manual-of-power-elx238218643 jit final-manual-of-power-elx
238218643 jit final-manual-of-power-elx
 
238103493 stat con-cases-set
238103493 stat con-cases-set238103493 stat con-cases-set
238103493 stat con-cases-set
 
238097308 envi-cases-full
238097308 envi-cases-full238097308 envi-cases-full
238097308 envi-cases-full
 
238057402 forestry
238057402 forestry238057402 forestry
238057402 forestry
 
238057020 envi-air-water
238057020 envi-air-water238057020 envi-air-water
238057020 envi-air-water
 
238056086 t6-g6
238056086 t6-g6238056086 t6-g6
238056086 t6-g6
 
238019494 rule-06-kinds-of-pleadings
238019494 rule-06-kinds-of-pleadings238019494 rule-06-kinds-of-pleadings
238019494 rule-06-kinds-of-pleadings
 
237978847 pipin-study-7
237978847 pipin-study-7237978847 pipin-study-7
237978847 pipin-study-7
 
237968686 evs-1
237968686 evs-1237968686 evs-1
237968686 evs-1
 
237962770 arthur-lim-et-case
237962770 arthur-lim-et-case237962770 arthur-lim-et-case
237962770 arthur-lim-et-case
 
237922817 city-cell
237922817 city-cell237922817 city-cell
237922817 city-cell
 
237778794 ethical-issues-case-studies
237778794 ethical-issues-case-studies237778794 ethical-issues-case-studies
237778794 ethical-issues-case-studies
 
237768769 case
237768769 case237768769 case
237768769 case
 
237754196 case-study
237754196 case-study237754196 case-study
237754196 case-study
 
237750650 labour-turnover
237750650 labour-turnover237750650 labour-turnover
237750650 labour-turnover
 
237712710 case-study
237712710 case-study237712710 case-study
237712710 case-study
 
237654933 mathematics-t-form-6
237654933 mathematics-t-form-6237654933 mathematics-t-form-6
237654933 mathematics-t-form-6
 

Recently uploaded

Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdfSapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
TarkaTarka
 
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docxSOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
MuhammadBagusAprilia1
 
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
haryonospdsd011
 
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdfLaporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
heridawesty4
 
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptxPRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
muhammadyudiyanto55
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdfPaparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
SEMUELSAMBOKARAENG
 
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagjaPi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
agusmulyadi08
 
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxBab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
nawasenamerta
 
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdfPPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
safitriana935
 
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           xKoneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
johan199969
 
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdfTugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
muhammadRifai732845
 
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdfProgram Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
erlita3
 
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
SABDA
 
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 BandungBahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Galang Adi Kuncoro
 
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdfPETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
Hernowo Subiantoro
 
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
MirnasariMutmainna1
 
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docxForm B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
EkoPutuKromo
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
Dedi Dwitagama
 
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdfMATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
ssuser289c2f1
 

Recently uploaded (20)

Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdfSapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
 
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docxSOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
 
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
 
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdfLaporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
 
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptxPRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
 
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdfPaparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
 
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagjaPi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
 
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxBab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
 
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdfPPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
 
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           xKoneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
 
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdfTugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
 
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdfProgram Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
 
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
 
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 BandungBahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
 
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdfPETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
 
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
 
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docxForm B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
 
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdfMATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
 

196496593 case-sn

  • 1. Get Homework/Assignment Done Homeworkping.com Homework Help https://www.homeworkping.com/ Research Paper help https://www.homeworkping.com/ Online Tutoring https://www.homeworkping.com/ click here for freelancing tutoring sites STATUS PASIEN I. Identitas: Nama: Nn. L Umur: 19 tahun Jenis kelamin: perempuan Agama: Islam Pekerjaan: kuliah semester II di AKPER Fatmawati
  • 2. Alamat: Jl. H. Mawi No. 3 Rt 7/ 4 Desa Waru Jaya Bogor II. Anamnesis Keluhan utama : Bengkak pada seluruh badan sejak 2 minggu SMRS. Riwayat Penyakit Sekarang : Pasien perempuan, usia 19 tahun, datang dengan keluhan bengkak pada seluruh badan sejak 2 minggu SMRS. Bengkak awalnya terdapat pada kelopak mata yang kemudian ke seluruh tubuh serta perut juga dirasakan semakin membuncit dan bengkak pada alat kelaminnya. Bengkak pada kelopak mata terjadi pada pagi hari dan berkurang pada siang hari. pasien juga mengeluh sesak saat posisi berbaring dan mudah lelah. Nyeri dada disangkal pasien. Pasien mengeluh 2 minggu yang lalu sakit tenggorokan, nyeri menelan, dan batuk tidak berdahak. Demam disangkal. Selain itu pasien juga mengeluh mual dan perut begah serta pegal pada lutut kanan ketika bangun tidur. Riwayat muntah disangkal pasien Pasien juga mengeluh ada koreng pada kulit yang dirasakan hilang timbul sejak kecil. Pasien mengatakan kencingnya sedikit akan tetapi pasien menyangkal bak nya berwarna kemerahan seperti air cucian daging, nyeri saat BAK, dan kencing berbuih . Pasien sudah dirawat di rumah sakit Islam dan selama 2 minggu diberikan pengobatan adona 2x1, prednisone 3x2 tab, spironolakton 1x1, vitamin 2x1. Karena tidak ada perbaikan pasien dibawa ke rumah sakit Fatmawati. 1,5 bulan SMRS pasien mengalami bengkak di kedua kaki. Lalu pasien memeriksa laboratorium darah di RSF dikatakan kurang albumin. Pasien mengeluh sesak saat berjalan jauh, serta sariawan dan bintik-bintik di kulit. Pasien menyangkal adanya mata bengkak,muntah, batuk, bak merah, dan demam serta sesak saat berbaring maupun saat tidur. Pasien mengira tambah gemuk sehingga tidak berobat. Jumlah urin normal. 2 bln SMRS pasien mengeluh batuk, demam dan sakit tenggorokan. Lalu pasien berobat ke dokter umum dan diberi obat. Pasien meminum obat sampai habis kemudian pasien membaik.
  • 3. 1 tahun smrs pasien muncul bintik-bintik merah di wajah dan seluruh badan dan menjadi lenting-lenting dan bila pecah keluar cairan jernih disertai nyeri. Demam pada saat itu disangkal. Pasien mengaku suka sariawan dan sering batuk. Saat itu pasien tidak berobat. Wajah merah bila kena matahari, nyeri otot dan sendi disangkal pasien. Riwayat Penyakit Dahulu : Hipertensi, jantung, asma, alergi, dan sering flu disangkal pasien. Riwayat maag (+) sejak kecil Riwayat Penyakit Keluarga : Riwayat sakit serupa, hipertensi, asma, dan alergi pada keluarga disangkal pasien. Ayah pasien menderita DM Riwayat sosial ekonomi dan kebiasaan : Pasien merupakan mahasiswa akper tingkat I. Kebiasaan merokok disangkal. Pola makan baik dengan menu seimbang, hanya sering telat makan dan senang dengan makanan pedas. III. Pemeriksaan Fisik Keadaan umum : Tampak sakit sedang Kesadaran : Compos mentis (GCS 15) Status gizi : Baik Tanda vital :  Tekanan darah : 160/100 mmHg  Nadi : 88x/menit  Suhu : 36,6 0C  Pernapasan : 22x/menit Status emosi : Tenang Umur menurut tafsiran : Sesuai Status gizi : Cukup Cara berbaring dan mobilitas : Aktif Antropometri  Tinggi badan : 160 cm
  • 4.  Berat badan : 50 kg  IMT: 19,53 Status Generalis : 1. Kulit Warna : kuning langsat, pucat, tidak ikterik, terdapat bintik - bintik hiperpigmentasi Lesi : tidak terdapat lesi primer seperti macula, papul vesicular, pustule , bintik merah (+) dan krustae generalisata Rambut : tumbuh rambut pada permukaan kulit. Turgor : baik Suhu raba : hangat 2. Kepala Ekspresi : ekspresif Simetri wajah : simetris Nyeri tekan sinus : tidak terdapat nyeri tekan sinus Pertumbuhan Rambut : distribusi merata, warna hitam Pembuluh darah : tidak terdapat pelebaran pembuluh darah Deformitas : tidak terdapat deformitas 3. Mata Bentuk : normal, kedudukan bola mata simetris Palpebra : normal, tidak terdapat ptosis lagoftalmos, perdarahan, blefaritis.xantelasma, oedema + / + Gerakan : normal, tidak terdapat strabismus, nistagmus Konjungtiva : anemis Sklera : tidak ikterik Pupil : bulat, isokor +/+, diameter 3 mm, reflex cahaya langsung dan tidak langsung +/+ Eksoftalmus : -/- Endoftalmus : -/-
  • 5. 4. Telinga Bentuk : normal(eutrofilia) Liang telinga : lapang Serumen :-/- Nyeri tarik auricular : -/- Nyeri tekan tragus : -/- 5. Hidung Bagian luar : normal, tidak terdapat deformitas Septum : terletak di tengah dan simetris Mukosa hidung : tidak terdapat hiperemis, konka nasalis eutrofi Cavum nasi : perdarahan(-) 6. Mulut dan tenggorok Bibir : normal, tidak pucat, tidak sianosis Gigi-Geligi : hygiene baik Mukosa mulut : normal, tidak hiperemis Lidah : normoglosia, tidak kotor, tidak tremor Tonsil : T1/T1 tenang, tidak hiperemis Faring : Tidak hiperemis, arcusfaring simetris, uvula di tengah 7. Leher Bendungan vena : tidak terdapat bendungan vena, JVP 5 – 2 cmH2O Kelenjar tiroid : tidak membesar, mengikuti gerakan, simetris Trakea : di tengah 8. Kelenjar getah bening Leher : tidak terdapat pembesaran KGB di leher Aksila : tidak terdapat pembesaran KGB di axilla Inguinal : tidak terdapat pembesaran KGB di inguinal 9. Thorax Paru-paru
  • 6. Inspeksi : simetris tidak ada hemithorax yang tertinggal, saat statis maupun dinamis Palpasi : gerak simetris pada kedua hemithorax vocal frenitus +/+ suara kuat Perkusi : sonor pada kedua hemithorax, batas paru-hepar pada sela iga VI pada linea midclavicularis dextra, dengan peranjakan 2 jari pemeriksa, batas paru-lambung pada sela iga ke VIII pada linea axilaris anterior. Auskultasi : suara nafas vesikuler +/+, rhonki -/-, wheezing -/- Jantung Inspeksi : tidak tampak pulsasi ictus cordis Palpasi : teraba pulsasi ictus cordis pada ICS V, 1 cm medial linea midclavicularis sinistra Perkusi : batas jantung kanan: ICS III,IV,V linea sternalis dextra Batas jantung kiri : ICS V,1-2 cm di sebelah medial linea midclavicularis sinistra Batas atas jantung: ICS III linea sternalis sinistra Auskultasi : Bunyi jantung 1&2 reguler, murmur(-), gallop(-) 10. Abdomen Inspeksi : abdomen simetris, datar, tidak terdapat jaringan parut, striae dan kelainan kulit, tidak terdapat pelebaran vena Palpasi : supel, massa (-), hepar dan lien tidak teraba, nyeri tekan (+) regio epigastrium, ballotement (-) Perkusi : timpani pada keempat kuadran abdomen, nyeri ketok CVA (-), shifting dullness (+) Auskultasi : bising usus 4-5x/ menit, normal 11. Genitalia - Tampak edema pada labia mayor, disertai eritema berbatas tegas di sela labia - Rectal toucher tidak dilakukan 12. Ekstremitas
  • 7. edema pada keempat ekstremitas, akral hangat, crt <2’, tampak bintik merah, krusta generalisata IV. Pemeriksaan Tambahan A. Pemeriksaan Laboratorium tanggal 11 Januari 2011 di RS Islam kemudian diulang pada saat masuk RSF tgl 25 januari 2011  Paket darah lengkap PEMERIKSAAN NILAI HASIL NILAI RUJUKAN Hematologi Hb Ht Leukosit Trombosit LED GDS Ureum Creatinin Kolesterol Asam urat SGOT SGPT Urin Warna Protein 8,7 g/dl 26,8% 6.800/ul 154.000/ul 35 253 mg/dl 43,5 mg/dl 2,6 mg/dl 224 mg/dl 7,6 mg/dl 80 mg/dl 5 mg/dl Kuning keruh + 11,7-15,5 33-45 5.000-10.000 150.000-440.000 <200 20-40 0,6-1,5 0-34 0-40 Yellow Negative
  • 8. Epitel Leukosit eritrosit 4-5 3-5/lpb 3+ 0-5 0-2 25/1/2011 PEMERIKSAAN NILAI HASIL NILAI RUJUKAN Hematologi Hb Ht Leukosit Trombosit Eritrosit VER HER KHER RDW Sero Imunologi Golongan darah 10,2 g/dl 34% 20.400/ul 166.000/ul 4.440.000/ul 77 fl 23 pg 29,9 gr/dl 16,5 % O/RH (+) 11,7-15,5 33-45 5.000-10.000 150.000-440.000 3800000-5200000 80-100 26-34 32-36 11,5-14,5 B. Pemeriksaan radiologi  Ronthgen thorax: - ctr< 50%, infiltrat – - kedua sinus costofrenikus lancip
  • 9. - corakan bronkovaskuler meningkat  USG: - Ginjal: o Kedua gnjal besar dalam batas normal, echostruktur meningkat, system pelviokalises tak melebar, tak tampak batu o Tampak cairan bebas di Morison pouch o Diameter ginjal kanan 10,69 cm o Diameter ginjal 11,7 cm - Vesica urinaria o Besar normal, dinding reguler o Tak tampak batu, tampak dikelilingi cairan bebas perivesical - Uterus: o Normal, tampak dikelilingi cairan bebas - Kesan: chronic renal disease bilateral dengan ascites luas V. Daftar Masalah: 1. Edema anasarka susp sindrom nefrotik dd/ nefritis lupus, glomerulonefritis 2. Hipertensi grade II, tekanan darah belum terkontrol 3. Hiperglikemia reaktif dd/ DM tipe lain 4. Dislipidemia 5. Hiperurisemia 6. Anemia mikrositik hipokrom ec Defisiensi Besi 7. Sindroma Dispepsia 8. Peningkatan enzim transaminase VI. Rencana diagnosis o Urinalisa, AGD, elektrolit, darah perifer lengkap, albumin, ureum, creatinin, SGOT, SGPT, gambaran darah tepi o GDS, profil lipid, asam urat, biopsi ginjal VII. Rencana terapi o Venflon o Diet lunak 1800 kkal/hari, protein 0,6 /kgbb/hari o UMU -500cc/hari
  • 10. o Restriksi cairan 600 cc/hari o Lasix inj 1x40 mg//hari o Prednisone 3x2tab o Omeprazol 1x40 mg IV o Sukralfat syrup 4x1C o Simvastatin tab1x10 mg (malam) o Captopril tab 2x25 mg o Allopurinol tab 1x100mg o Hp pro 3x1 tab Follow up: (31/1/2011) S: mual +, muntah -, nafsu makan menurun, BAK baik O: - keadaan umum dan kesadaran: tampak sakit sedang/ compos mentis - tanda vital: o tekanan darah: 150/80 o nadi: 96 x/menit o suhu:36,7 o pernapasan: 20 - Mata: CA -/-, SI -/- - THT: sekret – - Leher_ JVP 5-2 cmH2O, KGB tidak teraba membesar - Thorax: o Paru: suara napas vesikuler, Rhonki -/-, wheezing -/- o Jantung: bunyi jantung I,II reguler, murmur -, gallop – - Abdomen: datar, supel, bising usus + normal, nyeri tekan epigastrium + - Ekstremitas: akral teraba hangat, oedem pitting di kedua tungkai, tampak bullae, isi jernih, 3x3 cm, multiple - Laboratorium: o Hb/Ht/leukost/trombosit/eritrosit: 9,5/26/26.300/249.000/3.700.000 o VER/HER/KHER/RDW: 77,5/25,8/33.3/16,5 o B/E/N/L/M: 0/0/83/12/3 o Ferritin/SI/TIBC: 750/13/159
  • 11. o Ur/Cr: 106/2,6 o Tg/kolest. Total/HDL/LDL: 245/269/34/156 o Cl: 120 o Urinalisa: protein 3+, darah 3+, sedimen ertrosit: >50 A: 1. Sindrom nefrotik dd nefritik 2. Anemia ec anemia chronic disease dd defisiensi besi 3. Dyspepsia perbaikan suspek gastritis P: - Rencana diagnosis: PKU, osmolalitas urin, elektrolit urin, USG ginjal - Rencana terapi: o Captopril 3x25mg o Valsartan 1x80 mg o Lasix 1x40mg o Restriksi cairan 600 cc o Prednisone tunda o Ranitidin 2x1 amp o Sucralfat 3xCI o Gentasolon cream 1/2/2011 S: mual - O: - keadaan umum dan kesadaran: tampak sakit sedang/ compos mentis - tanda vital:
  • 12. o tekanan darah: 150/80 o nadi: 96x/menit o suhu: 37oC o pernapasan: 24x/menit - Mata: CA -/-, SI -/- - THT: secret – - Leher_ JVP 5-2 cmH2O, KGB tidak teraba membesar - Thorax: o Paru: suara napas vesikuler, Rhonki -/-, wheezing -/- o Jantung: bunyi jantung I,II reguler, murmur -, gallop – - Abdomen: datar, supel, bising usus + normal, nyeri tekan epigastrium + - Ekstremitas: akral teraba hangat, edema di keempat ekstremitas A: 1. Sindrom Nefrotik dd nefritik 2. Suspek dermatitis herpetiformis 3. Dyspepsia perbaikan 4. Anemia mikrositik hipokrom. ec defisiensi Fe P: - Rencana diagnosis: PKU, osmolalitas urin, elektrolit urin, USG ginjal, biopsi kulit - Rencana terapi: o Captopril 3x25mg o Valsartan 1x80 mg o Lasix 1x40 mg o Restriksi cairan 600 cc o Diet ginjal biasa 1800 kal o Ranitidin 2x1 amp
  • 13. o Sucralfat 3xCI o Gentasolon cream 2/2/2011 S: - O: - keadaan umum dan kesadaran: tampak sakit sedang/ compos mentis - tanda vital: o Tekanan darah: 150/90 mmHg o Pernapasan: 16x/menit o Nadi: 88x/menit o Suhu: 36,50C - BB/TB: 57kg/ 155cm - Mata: CA -/-, SI -/- - THT: sekret – - Leher_ JVP 5-2 cmH2O, KGB tidak teraba membesar - Thorax: o Paru: suara napas vesikuler, Rhonki -/-, wheezing -/- o Jantung: bunyi jantung I,II reguler, murmur -, gallop – - Abdomen: datar, supel, bising usus + normal, nyeri tekan epigastrium + - Ekstremitas: akral teraba hangat, oedem pada keempat ekstremitas, tampak bullae multiple A: 1. Sindrom Nefrotik dd nefritik 2. Suspek dermatitis herpetiformis 3. Dyspepsia perbaikan 4. Anemia mikrositik hipokrom. ec anemia chronic disease P: - Rencana diagnosis: PKU, osmolalitas urin, elektrolit urin, USG ginjal, biopsi kulit
  • 14. - Rencana terapi: o Captopril 3x25mg o Valsartan 1x80 mg o Lasix 1x40 mg o Restriksi cairan 600 cc o Diet ginjal biasa 1800 kal o Gentasolon cream o Ranitidin 2x1 amp o Sucralfat 3xCI 27/1/2011 PEMERIKSAAN NILAI HASIL NILAI RUJUKAN Hematologi Hb Ht Leukosit Trombosit Eritrosit VER HER KHER RDW Hitung Jenis 9,5 g/dl 29 % 26.300 249.000 3.700.000 77,5 fl 25,8 pg 33,3 g/dl 16,5 % 11,7-15,5 33-45 5.000-10.000 150.000-440.000 3800000-5200000 80-100 26-34 32-36 11,5-14,5
  • 15. Basofil Eosinofil Netrofil Limfosit Monosit LUC Retikulosit Ferritin Serum iron TIBC Kimia Klinik Fungsi Hati SGOT SGPT Fungsi Ginjal Ureum darah Creatinin darah Diabetes Gula darah puasa Gula darah 2 jam PP Lemak Trigliserida 0 % 0 % 83 % 12 % 3 % 1 % 0,5 % 750 ng/ml 13 mg/ml 159 mg/DL 15 U/l 16 U/l 161 mg/dl 2,6 mg/dl 85 mg/dl 96 mg/dl 245 mg/dl 0-1 1-3 50-70 20-40 2-8 <4,5 0,5-1,5 10-291 65-175 253-453 0-34 0-40 20-40 0,6-1,5 80-100 80-145 <150
  • 16. Kolesterol total Kolesterol HDL Kolesterol LDL Elektrolit Darah Natrium Kalium Klorida Urinalisa Urobilinogen Protein urin Berat jenis Billirubin Keton Nitrit pH Leukosit Darah/Hb Glukosa urin/reduksi Warna Kejernihan Sedimen urin Epitel 269 mg/dl 34 mg/dl 186 mg/dl 140 mg/dl 4,93 mg/dl 120 mg/dl 0,2 U.E./dl 3+ 1.020 Negative Negative Negative 6,5 Negative 3+ Negative Yellow Clear Positive <200 33-79 <130 135-147 3,1-5,1 95-108 <1 Negative 1.003-1.030 Negative Negative Negative 4,8-7,4 Negative Negative Yellow Clear
  • 17. Leukosit Eritrosit Silinder Kristal Bakteri Lain-lain 3-5 /LPB >50/LPB Negative Negative Negative Negative 0-5 0-2 Negative Negative PEMERIKSAAN GAMBARAN DARAH TEPI Eritrosit Leukosit Trombosit Kesan Mikrositik hipokrom Kesan jumlah meningkat, granulasitoksik, netrofilia Kesan jumlah dan morfologi normal Anemia mikrositik hipokrom, leukositosis, suspek infeksi, bagaimana klinis? 2/2/2011 PEMERIKSAAN NILAI HASIL NILAI RUJUKAN
  • 18. Kimia Klinik Fungsi Hati Protein total Albumin Globulin Protein urin kuantitatif Fungsi Ginjal Creatinin urin Creatinin darah Creatinin clearence Berat badan Tinggi Volume urine 24 jam Elektrolit Urin Natrium Kalium Klorida 5,4 g/dl 2,5 g/dl 2,9 g/dl 21.600 mg/24jam 71,7 mg/dl 3 mg/dl 25,2 ml/menit 57 kg 155 cm 1350 ml 68,6 meq/24 jam 27,5 meq/24 jam 85,7 meq/24jam 6-8 3,4-4,8 2,5-3 <150 0,6-1,5 97-137 40-220 25-125 110-250 Dilakukan biopsi pada tanggal 29 januari 2011 dengan hasil pemfigous folliceus TINJAUAN PUSTAKA
  • 19. SINDROM NEFROTIK Sindrom nefrotik merupakan salah satu manifestasi klinik glomerulonefritis ditandai dengan edema anasarka, proteinuria masif >= 3,5 g/hari, hipoalbuminemia <3,5 g/dl, hiperkolesterolemia dan lipiduria. Etiologi Sindrom nefrotik dapat disebabkan antara lain Glomerulonefritis primer - GN lesi minimal - Glomerulosklerosis fokal - GN membranosa - GN membranoproliferatif - GN proliferative lain Glomerulonefritis sekunder akibat - Infeksi o HIV, hepatitis virus B dan C o Sifilis, malaria, skistosoma o Tuberculosis, lepra - Keganasan o Adenokarsinoma paru, payudara, kolon, limfoma Hodgkin, myeloma multiple, dan karsinoma ginjal - Penyakit jaringan penghubung o Lupus eritematosus sistemik, arthritis rheumatoid, mixed connective tissue disease - Efek obat dan toksin o Obat anti inflamasi non-steroid, preparat emas, penisilinamin, probenesid, air raksa, kaptopril, heroin - Lain-lain o Diabetes mellitus, amloidosis, pre-eklampsia, rejeksi alograf kronik, refluks vesikoureter, atau sengatan lebah
  • 20. Glomerulonefritis primer atau idiopatik merupakan penyebab SN yang paling sering ditemukan. Klasifikasi International Collaborative syudy of Kidney Disease in Children (ISKDC) telah menyusun kalsifikasi histopatologik SNI atau disebut juga SN Primer sebagai berikut a) Minimal change = Sindrom Nefrotik kelainan Minimal Dengan menggunakan mikroskop biasa glomerulus tampak normal, sedangkan dengan mikroskop elektron nampak fool processus sel epitel berpadu. Dengan cara imunoflouresensi ternyata tidak terdapat IgG atau imunoglobulin beta 1-C pada dinding kapiler glomerulus. Golongan ini lebih banyak ditemukan pada anak-anak dibandingkan orang dewasa. Prognosisnya lebih baik dibandingkan dengan golongan lain b) Glomerulosklerosis fokal Pada kelainan ini yang memyolok sklerosis glomerulus. Sering disertai dengan atrofi tubulus. Prognosis buruk c) Glomerulonefritis poliferatif 1. Glomerulonefritis poliferatif Terdapat poliferasi sel mesangial dan inflitrasi sel PMN. Pembengkakan sitoplasma endotel yang menyebabkan kapiler tersumbat. Kelainan ini sering ditemukan pada nefritis yang timbul setelah infeksi dengan streptococcus yang berjalan progresif dan pada sindrom nefrotik. Prognosis jarang baik, tetapi kadang-kadang terdapat penyembuhan setelah pengobatan yang lama. 2. Dengan penebalan batang lobular Terdapat poliferasi sel mesangial yang tersebar dan penebalan batang lobular
  • 21. 3. Dengan bulan sabit Didapatkan poliferasi sel mesangial dan poliferasi sel epitel simpai (kapsular) dan viseral Glomerulonefritis membranopoliferatif Poliferasi sel mesangial dan penempatan fibrin yang menyerupai membrana basalis di mesangium. Titer globulin beta 1-C atau beta 1-A rendah. Prognosis tidak baik 5. Lain-lain d) Nefropati membranosa Semua glomerulus menunjukkan penebalan dinding kapiler yang tersebar tanpa poliferasi sel. Tidak sering ditemukan pada anak-anak e) Glomerulonefritis kronik Proteinuria Proteinuria disebabkan peningkatan permeabilitas kapiler terhadap protein akibat kerusakan glomerulus. Dalam keadaan normal membrane basal glomerulus mempunyai mekanisme penghalang untuk mencegah kebocoran protein. Mekanisme penghalang pertama berdasarkan ukuran molekul (size barrier) dan berdasarkan muatan listrik. Proteinuria dibedakan menjadi selektif dan non-selektif berdasarkan ukuran molekul protein yang keluar melalui urin. Proteinuria selektif apabila protein yang keluar terdiri dari molekul kecil misalnya albumin, sedangkan non-selektif apabila protein yang keluar terdiri dari molekul besar seperti immunoglobulin. Pada sindrom nefrotik yang disebabkan glomerulonefritis lesi minimal ditemukan proteinuria selektif. Berkurangnya kandungan heparin sulfa proteoglikan pada glomerulonefritis lesi minimal menyebabkan muatan negating membrane basal glomerulus menurun dan albumin dapat lolos ke urin. Pada glomerulosklerosis fokal segmental, peningkatan peningkatan permeabilitas membran basal glomerulus disebabkan oleh suatu faktor yang ikut dalam sirkulasi. Faktor tersebut menyebabkan sel epitel viseral glomerulus
  • 22. terlepas dari membran basal glomerulus sehingga permebilitasnya meningkat. Pada glomerulonefritis membranosa kerusakan struktur membran basal glomerulus terjadi akibat endapan kompleks imun di sub-epitel. Kompleks C5b-9 yang terbentuk pada glomerulonefrits membranosa akan meningkatkan permeabilitas membran basal glomerulus, walaupun mekanisme yang pasti belum diketahui. Hipoalbuminemia Pada sindrom nefrotik hipoalbuminemia disebabkan oleh proteinuria massif dengan akibat penurunan tekanan onkotik plasma. Untuk mempertahankan tekanan onkotik plasma maka hati berusaha meningkatkan sintesis albumin. Peningkatan sintesis albumin hati tidak berhasil menghalangi timbulnya albuminemia..Hipoalbuminemia dapat pula terjadi akibat peningkatan reabsorbsi dan katabolisme albumin oleh tubulus proksimal. Edema Edema pada sindroma nefrotik dapat diterangkan dengan teori underfill dan overfill. Teori underfill menjelaskan bahwa hipoalbuminemia menyebabkan penurunan tekanan onkotik plasma sehingga cairan bergeser dari jaringan intravaskuler ke jaringan intersisium dan terjadi edema. Akibat penurunan tekanan onkotik plasma dan pergeseran cairan plasma terjadi hipovolemia, dan ginjal melakukan kompensasi dengan meningkatkan retensi natrium dan air. Mekanisme kompensasi ini akan memperbaiki volume intravaskuler tetapi juga akan mengeksaserbasi terjadinya hipoalbuminemia sehingga semakin berlanjut. Teori overfill menjelaskan bahwa retensi natrium adalah defek renal utama. Retensi natrium oleh ginjal menyebabkan cairan ekstraseluler meningkat sehingga terjadi edema. Penurunan laju filtrasi glomerulus akibat kerusakan ginjal akan menambah retensi natrium dan edema.kedua mekanisme tersebut ditemukan pada pasien sindrom nefrotik. Mekanisme terjadinya edema pada sindrom nefrotik Patogenesis Edema Nefrotik Kejadian awal pada sebagian besar kasus adalah reaksi antigen-antibodi pada glomerulus yang menyebabkan permeabilitas membrane basal glomerulus meningkat, proteinuria masif, dan hipoalbuminemia. Pasien sindrom nefrotik seringkali kehilangan 5 hingga 15 gram protein setiap 24 jam. Hipoalbuminemia, dengan penurunan tekanan osmotik koloid, membantu cairan transudat keluar dari ruang vaskular ke dalam intersisium. Selain itu
  • 23. hipovolemia juga mengakibatkan penurunan aliran plasma ginjal dan GFR, serta mengaktifkan mekanisme rennin-angiotensin. Hipovolemia juga mengaktifkan reseptor volume dalam atrium kiri. Akibatnya adalah peningkatan produksi aldosteron dan hormon antidiuretik (ADH). Ginjal tersebut menahan air dan garam, yang selanjutnya akan memperburuk edema. Dengan pengulangan rantai kejadian ini dapat terjadi edema masif (anasarka). Pemeriksaan Laboratorium Pemeriksaan laboratorium yang perlu dilakukan adalah: 1) Urin a) Albumin  Kualitatif : ++ sampai ++++  Kuantitatif : > 50 mg/kgBB/hari ( diperiksa menggunkan reagen ESBACH) b) Sedimen : oval fat bodies: epitel sel yang mengandung butir-butir lemak, kadang- kadang-kadang dijumpai eritrosit, leukosit, toraks hialin, dan toraks eritrosit 2) Darah Pada pemeriksaan kimia darah dijumpai: a) Protein total menurun b) Albumin menurun c) β globulin normal d) α1 globulin normal e) α2 globulin meninggi f) γ globulin normal
  • 24. g) Rasio albumin/globulin h) Komplemen C3 rendah/normal i) Ureum, kreatinin dan klirens kreatinin normal Komplikasi Komplikasi yang sering menyertai penderita SN antara lain: 1) Infeksi sekunder Terjadi akibat kadar imunoglobulin yang rendah akibat hipoalbuminemia 2) Syok Terjadi terutama pada hipoalbuminemia berat (<1gm/100ml)> 3) Trombosis vaskuler Mungkin akibat gangguan sistem koagulasi sehingga terjadi peninggian fibrinogen plasma atau faktor V, VII, VIII, dan X. Trombus lebih sering terjadi di sistem vena apalagi bila disertai pengobatan kortikosteroid 4) Komplikasi lain yang bisa timbul adalah malnutrisi atau kegagalan ginjal Penatalaksanaan Sindrom Nefrotik Idiopatik Penatalaksanaan dibagi atas 2 bagian utama yaitu: 1) Pengobatan umum 1) Diet harus mengandung banyak protein dengan nilai biologik tinggi dan tinggi nilai kalori. Protein 3-5gram/kgBB/hari, bila ureum dan kreatinin meningkat diberikan protein 1-2 gr/kgBB/hari. Kalori rata-rata: 100/kgBB/hari. Garam dibatasi bila edema hebat. Bila tanpa edema diberi 1-2 gram/hari. Pembatasan cairan bila tidak terdapat gejala-gejala gagal ginjal.
  • 25. 2) Aktifitas: tirah baring dianjurkan bila edema hebat atau ada komplikasi. Bila edema sudah berkurang atau tidak ada komplikasi maka anak dapat beraktifitas seperti biasa. Bila tidak melakukan aktifitas fisik dalam jangka waktu yang cukup lama akan mempengaruhi kejiwaan anak. 3) Antibiotik : hanya diberikan bila ada tanda-tanda infeksi sekunder 4) Diuretik : pemberian diuretik untuk mengurangi edema terbatas pada anak dengan edema berat, gangguan pernapasan, gangguan gastrointestinal, atau obstruksi urethra yang diakibatkan oleh edema yang hebat ini. Pada beberapa kasus SNKM yang disertai dengan anasarka, dengan pengobatan kortikosteroid saja tanpa diuretik dapat menghilangkan edema. Diuretik yang dipakai merupakan diuretik jangka pendek yaitu furosemid atau asam etakrinat. Pemakaian diuretik yang berlangsung lama dapat menyebabkan:  Hipovolemia  Hipokalemia  Alkalosis  Hiperuricemia II) Pengobatan dengan kortikosteroid Pengobatan dengan menggnakan kortikosteroid terutama diberikan pada pasien dengan SNKM.protokol cara pemberian yang digunakan adalah Protokol International Collaborative Study of Kidney Disease in Children (ISKDC) 1) Serangan I Prednison 2mg/kgBB/hari (maksimal 60-80mg/kgBB/m2/hr) selama 4 minggu (CD), bila tercapai remisi pada akhir minggu ke-4 diteruskan prednison dengan dosis 2/3 dosis selam CD selama 4 minggu dengan cara pemberian selang seling sehari atau dengan pemberian 3 hari berturut-turut selama seminggu. Bila tetap remisi sampai minggu ke-8 dosis, prednison diturunkan perlahan-lahan selama 1-2 minggu 2) Relaps
  • 26. Cara pemberian sama seperti serangan I, namun CD diberikan hingga timbul remisi 3) Nonresponder Tidak ada respons setelah pemberian prednison selama 8 minggu. Bila tidak berhasil maka pengobatan digabung dengan imunosupresan yang lain 4) Frequent relapser Respon terhadap pengobatan kortikosteroid namun telah relaps 2x dalam waktu 6 bulan pertama. Diberikan kombinasi pengobatan imnuosupresan lain dan prednison 0,2 mg/kgBB/ hari dengan cara CD Prognosis Prognosis SN tergantung dari kelainan histopatologiknya. Umumnya SN dengan kelainan minimal (SNKM) yang sensitif dengan kortikosteroid mempunyai prognosis yang baik, sedangkan SN dengan kelainan histopatologik lain seperi bentuk Focal Glomerulosclerosis, Membranopoliferatif glomerulonephritis mempunyai prognosis kurang baik karena sering mengalami kegagalan ginjal. Dengan berkembangnya dialisis peritoneal, hemodialisis dan transplantasi ginjal, maka penderita-penderita penyakit ginjal dengan gagal ginjal mempunyai harapan hidup yang lebih panjang dan lebih baik DAFTAR PUSTAKA 1. Silbernegl, Stefen dan Lang Lorien. Teks & Atlas Berwarna Patofisiologi, hal 104 – 105.2003. EGC : Jakarta.
  • 27. 2. Fauci,dr dan Longo. Harrison’s Principals of Internal Medicine 17 th Edition.Glomerular Diseases.2008. The Mc. Grow – Hill Companies, Inc. : United State of America. 3. Sudoyo W,Setyohadi B,Alwi I,Simadi Brata M, Setyati S, editor. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam.Jilid I.2006.FK UI: Jakarta. LAPORAN KASUS PASIEN SINDROMA NEFROTIK
  • 28. Disusun Oleh : ASTRIED MAYDHITA PUTRI 030.05.041 OKTAVIA MAULITA 030.06.189 Pembimbing : Dr. Loli J Simanjuntak, SpPD KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT DALAM RSUP FATMAWATI PERIODE 3 JANUARI – 11 MARET 2011 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI