Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Komunikasi Massa Makalah
1. KOMUNIKASI MASSA
MAKALAH
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Ilmu Komunikasi
Dosen Pengampu Nilnan Ni’mah, M.S.I
Disusun Oleh :
Lailatus Sakdiyah (1501036000)
Anisa Rochmiana (1501036015)
Muh. Nur Izza M (1501036000)
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2016
2. BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia adalah mahkluk sosial, yaitu manusia yang dalam kehidupan
sehari-hari tidak bisa lepas dari kegiatan interaksi dan komunikasi.
Komunikasi merupakan bagian penting bagi kehidupan manusia, karena
dengan komunikasi manusia bisa berhubungan dengan manusia yang lain
serta lingkungannya.
Komunikasi adalah hubungan antara manusia baik individu maupun
kelompok. Dalam kehidupan sehari-hari disadari atau tidak disadari
komunikasi adalah bagian terpenting bagi kehidupan manusia. Keberhasilan
seseorang pun dapat dilihat dari keterampilannya dalam berkomunikasi.
Kurangnya komunikasi akan menghambat perkembangan kepribadian.
Salah satu konteks komunikasi ini antara lain adalah komunikasi massa.
Cassandra (dalam Mulyana, 71;2002) menyebutkan bahwa jika konteks
komunikasi massa dibandingkan dengan konteks komunikasi lainnya maka
dapat dijelaskan bahwa komunikasi massa merupakan sebuah bentuk
komunikasi yang memiliki jumlah komunikator yang paling banyak, derajat
kedekatan fisik yang paling rendah, saluran indrawi yang tersedia sangat
minimal dan umpan balik yang tertunda.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Komunikasi Massa?
2. Bagaimana Bentuk Proses Komunikasi Massa?
3. Bagaimana Karakteristik Komunikasi Massa?
4. Bagaimana Fungsi Komunikasi Massa?
3. BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Komunikasi Massa
Definisi komunikasi massa yang paling sederhana dikemukakan oleh
Bittner (Rakhmat, 2003:188), yakni: komunikasi massa adalah pesan yang
dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang (mass
communication is messages communicatedthrough a mass medium to a large
number of people).
Definisi komunikasi massa yang lebih perinci dikemukakan oleh ahli
komunikasi lain, yaitu Gerbner. Menurut Gerbner (1967) “Mass
communication is the tehnologically and institutionally based production and
distribution of the most broadly shared continuous flow of messages in
industrial societies”. (Komunikasi massa adalah produksi dan distribusi
yang berlandaskan teknologidan lembaga dari arus pesan yang kontinyuserta
paling luas dimiliki orang dalam masyarakat industri (Rakhmat, 2003:188).
Menyimak berbagai definisi komunikasi massa yang dikemukakan para
ahli komunikasi , tampaknya tidak ada perbedaan yang mendasar atau prinsip,
bahkan definisi-definisi itu satu sama lain saling melengkapi. Hal ini telah
memberikan gambaran yang jelas mengenai pengertian komunikasi massa.
Bahkan, secara tidak langsung dari pengertian komunikasi massa dapat
diketahui pula ciri-ciri komunikasi massa yang membedakannya dari bentuk
komunikasi lainnya.
Rakhmat merangkum definisi-definisi komunikasi massa tersebut
menjadi: “komunikasi massa diartikan sebagai jenis komunikasi yang
ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen, dan anonim
melalui media cetak atau elektronik sehingga pesan yang sama dapat diterima
secara serentak dan sesaat (Rakhmat, 2003:189).
B. Bentuk Proses Komunikasi Massa
a) Model Proses Efek Kuat
Pandangan proses satu arah memperlihatkan gambaran yang sederhana
di mana audiens berada pada posisi sebagai penerima pesan yang
bersikap pasif. Awal mulanya komunikasi di mulai dari tingkatan
source /komunikator. Jika kita berbicara tentang komunikasi massa,
maka source disini adalah media massa. Dimana disini dapat kita lihat
4. bahwa terpaan pesan dari media sangat kuat yang bergerak secara
linear/langsung dari satu titik ke titik lain hingga sampai kepada
audiens. Dinamakan model proses komunikasi massa efek kuat, karena
pesan yang diterima audiens adalah langsung mengikuti garis lurus.
Sehingga diibaratkan bahwa audiens pasif terhadap apa yang di
produksi oleh media
b) Model Proses Efek Terbatas
Pada model efek terbatas ini, sebenarnya skema perpindahan pesan
tersebut hampir sama dengan model efek kuat. Dimana prosesnya
melalui garis lurus dari titik satu ke titik lainya. Akan tetapi disini
kebalikannya dari efek kuat. Pada model efek kuat, proses komunikasi
berawal dari source / komunikator/ media itu sendiri. Akan tetapi pada
proses efek terbatas ini proses komunikasi massa yang terjadi bermula
dari audiens. Dengan asumsi bahwa audiens aktif, dan bebas memilih
media mana yang mereka inginkan dan cocok sesuai kebutuhan
audiens.
c) Model Proses Selektif Interaksional
Pada model proses selektif interaksional ini berpandangan bahwa
proses komunikasi yang terjadi berlangsung dua arah. Ada pesan yang
berasal dari source dan ada pesan yang bersumber dari receiver
d) Model Proses One Step
Model proses one step ini hubungan media dengan audiens bersifat
langsung tanpa melewati saluran atau chanel
e) Model Proses Two Step
Model proses dua tahap memperlihatkan bahwa audiens media tidaklah
hanya orang – orang yang pasif saja akan tetapi sudah ada orang-orang
5. yang berpengaruh dalam masyarakat yaitu influencer atau tokoh-tokoh
masyarakat. Yang menentukan efek dari pesan tersebut bukan lagi
media akan tetapi masyarakat melalui tokoh-tokoh di dalam masyarakat
tersebut. Yaitu influncer yang mempunyai pengaruh yang besar
terhadap proses komunikasi tersebut.
f) Model Proses Multi Step
Pandangan proses banyak tahap memperlihatkan seolah audiens
merupakan sejumlah besar anggota masyarakat yang kompleks dan
yang di antara mereka berlangsung interaksi dan tidak saling terpisah,
tak hanya berinteraksi dengan media (seperti dalam pandangan proses
satu tahap).
C. Karakteristik Komunikasi Massa
1. Komunikator Terlembagakan
Ciri komunikasi massa yang pertama adalah komunikatornya. Kita
sudah memahami bahwa komunikasi massa itu menggunakan
media massa, baik media cetak maupun elektronik. Dengan
mengingat kembali pendapat Wright, bahwa komunikasi massa itu
melibatkan lembaga, dan komunikatornya bergerak dalam
organisasi yang kompleks, mari kita bayangkan secara kronologis
proses penyusunan pesan oleh komunikator sampai pesan itu
diterima oleh komunikan.
2. Pesan Bersifat Umum
Komunikasi massa itu bersifat terbuka, artinya komunikasi massa
itu ditujukan untuk semua orang dan tidak ditujukan untuk
sekelompok orang tertentu. Oleh karenanya, pesan komunikasi
massa bersifat umum.
3. Komunikannya Anonim dan Heterogen
Komunikan pada komunikasi massa bersifat anonim dan heterogen.
Pada komunikasi antarpersona, komunikator akan mengenal
6. komunikannya, mengetahui identitasnya, seperti: nama,
pendidikan, pekerjaan, tempat tinggal, bahkan mungkin mengenal
sikap dan perilakunya. Sedangkan dalam komunikasi massa,
komunikator tidak mengenal komunikan (anonim), karena
komunikasinya menggunakan media dan tidak tatap muka.
Disamping anonim, komunikan komunikasi massa adalah
heterogen, karena terdiri dari berbagai lapisan masyarakat yang
berbeda, yang dapat dikelompokkan berdasarkan faktor: usia, jenis
kelamin, pendidikan, pekerjaan, latar belakang budaya, agama, dan
tingkat ekonomi. Hal ini dapat kita buktikan dengan melihat acara
“Seputar Indonesia” yang ditayangkan RCTI dan ditonton oleh
jutaan, bahkan puluhan juta pemirsa di Indonesia yang tersebar
diberbagai kota.
4. Media Massa Menimbulkan Keserampakan
Kelebihan komunikasi massa dibandingkan dengan komunikasi
lainnya adalah jumlah sasaran khalayak atau komunikan yang
dicapainya relatif banyak dan tidak terbatas. Bahkan lebih dari itu,
komunikan yang banyak tersebut secara serempak pada waktu yang
bersamaan memperoleh pesan yang sama pula.
5. Komunikasi Massa Mengutamakan Isi Ketimbang Hubungan
Salah satu prinsip komunikasi adalah bahwa komunikasi
mempunyai dimensi isi dan dimensi hubungan (Mulyana, 2000:99).
Dimensi isi menunjukkan muatan atau isi komunikasi, yaitu apa
yang dikatakan, sedangkan dimensi hubungan menunjukkan
bagaimana cara mengatakannya, yang juga mengisyaratkan
bagaimana hubungan para peserta komunikasi itu. Sementara
Rahmat (2003) menyebutnya sebagai proporsi unsur isi dan unsur
hubungan.
Dalam komunikasi antarpersona yang diutamakan adalah unsur
hubungan. Semakin saling mengenal antarpelaku komunikasi, maka
komunikasinya semakin efektif. Sedangkan dalam komunikasi
massa, komunikator tidak selalu kenal dengan komunikannya, dan
sebaliknya. Yang penting, bagaimana seorang komunikator
menyusun pesan secara sistematis, baik, sesuai dengan jenis
medianya, agar komunikannya bisa memahami isi pesan tersebut.
Itulah sebabnya mengapa perlu menulis lead untuk media cetak,
lead untuk media elektronik (radio maupun televisi), cara menulis
7. artikel yang baik, dan seterusnya. Semua itu menunjukkan
pentingnya unsur komunikasi.
6. Komunikasi Massa Bersifat Satu Arah
Bersifat satu arah adalah ciri komunikasi massa yang merupakan
kelemahannya. Karena komunikasinya melalui media massa, maka
komunikator dan komunikannya tidak dapat melakukan kontak
langsung. Komunikator aktif menyampaikan pesan, komunikan pun
aktif menerima pesan, namun diantara keduanya tidak dapat
melakukan dialog sebagaimana halnya terjadi dalam komunikasi
antarpersona.
7. Stimulasi Alat Indera Terbatas
Ciri komunikasi massa lainnya yang dapat dianggap salah satu
kelemahannya, adalah stimulasi alat indra yang terbatas. Pada
komunikasi antarpersona yang bersifat tatap muka, maka seluruh
alat indra pelaku komunikasi, komunikator dan komunikannya,
dapat digunakan secara maksimal. Kedua belah pihak dapat
melihat, mendengar secara langsung, bahkan mungkin merasa.
Dalam komunikasi massa, stimulasi alat indra brgantung pada jenis
media massa. Pada surat kabar dan majalah, pembaca hanya
melihat. Pada radio siaran dan rekaman auditif, khalayak hanya
mendengar, sedangkan pada media televisi dan film, kita
menggunakan indra penglihatan dan pendengaran.
8. Umpan Balik Tertunda (Delayed) dan Tidak Langsung (Indirect)
Komponen umpan balik atau yang lebih populer disebut dengan
feedback merupakan faktor penting dalam proses komunikasi
antarpersona, komunikasi kelompok, dan komunikasi massa.
Umpan balik sebagi respons mempunyai volume yang tidak terbatas
pada komunikasi antarperson. Bila penulis memberikan kuliah pada
Anda secara tatap muka, penulis akan memperhatikan bukan saja
ucapan anda, tetapi juga kedipan mata, gerak bibir, posisi tubuh,
intonasi suara, dan gerakan lainnya yang dapat penulis artikan.
Umpan balik ini bersifat langsung (direct) dan segera (immediate).
Sedangkan dalam proses komunikasi massa, umpan balik bersifat
tidak langsung (indirect) dan tertunda (delayed). Artinya
komunikator komunikasi massa tidak dapat dengan segera
mengetahui bagaimana reaksi khalayak terhadap pesan yang
8. disampaikannya. tanggapan khlayak bisa diterima lewat telepon, e-
mail, atau surat pembaca.1
D. Fungsi Komunikasi Massa
Menurut Dominick (2001) terdiri dari:
1. Surveillance (Pengawasan)
Fungsi pengawasan komunikasi massa dibagi dalam bentuk utama:
(1) warning or beware surveillance (2) instrumental surveillance.
Warning surveillance terjadi ketika media massa
menginformasikan tentang ancaman dari angin topan, meletusnya
gunung merapi, tayangan inflasi atau adanya serangan militer.
Instrumental surveillance adalah penyampaian atau penyebaran
informsi yang memiliki kegunaan atau dapat membantu khalayak
dalam kehidupan sehari-hari. Contoh: produk-produk baru, ide-ide
tentang mode, resep masakan, dsb.
2. Interpretation (Penafsiran)
Media massa tidak hanya memasok fakta dan data, tetapi juga
memberikan penafsiran terhadap kejadian-kejadian penting.
Contoh: tajuk rencana surat kabar. Penafsiran ini berbentuk
komentar dan opini yang ditujukan kepada khalayak pembaca,
serta dilengkapi perspektif (sudut pandang) terhadap berita yang
disajikan pada halaman lainnya.
3. Linkage (Pertalian)
Contoh kasus di Indonesia adalah kasus SBY yang sebelumnya
menjabat Menko Polkam dalam jajaran kabinet Gotong Royong
Presiden Megawati Soekarnoputri. Ketika beliau jarang diajak
rapat kabinet dan kemudian mengundurkan diri, maka tayangan
beritanya di TV, radio siaran, surat kabar telah menaikkan pamor
Partai Demokrat yang mencalonkan SBY sebagai presiden.
4. Transmission of Values (Penyebaran Nilai-Nilai)
Contoh : sebuah penelitian menunjukkan bahwa banyak remaja
belajar tentang perilaku berpacaran dari menonton film dan acara
TV yang mengisahkan tentang pacaran, termasuk pacaran yang
agak liberal atau bebas.
1Dr Elvinaro Ardianto, Komunikasi Massa Suatu Pengantar,Bandung: Simbiosa Rekatama Media,
2004, hlm. 7-12.
9. Diantara semua media massa, TV sangat berpotensi untuk
terjadinya penyebaran nilai-nilai pada anak muda, terutama anak-
anak yang telah melampaui usia 16 tahun.
5. Entertainment (Hiburan)
Fungsi dari media massa sebagai fungsi menghibur tiada lain
tujuannya adalah untuk mengurangi ketegangan pikiran khalayak,
karena dengan membaca berita-berita ringan atau melihat tayangan
hiburan di TV dapat membuat pikiran khalayak segar kembali.
Menurut Effendy (1933) terdiri dari:
1. Fungsi Informasi
2. Fungsi Pendidikan
3. Fungsi Memengaruhi
4. Fungsi Proses Pengembangan Mental
Menurut DeVito (1996) terdiri dari:
1. Fungsi Meyakinkan (to Persuade)
Contoh: jika kita menyukai Ilkom, kita akan cenderung memilih
kuliah di Fakultas Ilmu Komunikasi, membaca tulisan tentang
komunikasi, dan melakukan penelitian-penelitian dalam bidang
komunikasi.
2. Fungsi Menganugerahkan Status
Misalnya Harian Ekonomi Bisnis Indonesia menyajikan rubrik
profil dan views pengusaha dihalaman depan, sehingga menaikkan
prestise mereka sebagai pengusaha.
3. Fungsi Membius (Narcotization)
Misalnya, TV telah menayangkan tentang kematian tragis Putri
Diana. Media membuat tayangan sedemikian rupa sehingga
pemirsa seolah-olah terbius oleh tayangan tersebut.
4. Fungsi Menciptakan Rasa Kebersatuan
Sebagai contoh, seseorang yang sedang sendirian, kesepian
dirumah yang besar, duduk sambil minum teh dan menonton TV.
Acara yang ditayangkan TV membuat orang tersebut merasa
menjadi anggota keluarga, karena merasa terhibur dan menyatu
dengan acara tersebut.
5. Fungsi Privatisasi
10. Adalah kecenderungan bagi seseoang untuk menarik diri dari
kelompok sosial dan mengucilkan diri kedalam dunianya sendiri.2
2 Dr Elvinaro Ardianto, Komunikasi Massa Suatu Pengantar,Bandung: Simbiosa Rekatama
Media, 2004, hlm. 15-29.
11. BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
“komunikasi massa diartikan sebagai jenis komunikasi yang
ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen, dan anonim
melalui media cetak atau elektronik sehingga pesan yang sama dapat
diterima secara serentak dan sesaat (Rakhmat, 2003:189).
Bentuk Proses Komunikasi Massa: Model Proses Efek Kuat,
Terbatas, Interaksional, One Step, Two Step, Multi Step.
Karakteristik Komunikasi Massa: Terlembagakan, Pesan Bersifat
Umum, Komunikannya Anonim dan Heterogen, Media Massa
Menimbulkan Keserampakan, Komunikasi Massa Mengutamakan Isi
Ketimbang Hubungan, Komunikasi Massa Bersifat Satu Arah, Stimulasi
Alat Indera Terbatas, Umpan Balik Tertunda (Delayed) dan Tidak
Langsung (Indirect).
Fungsi Komunikasi Massa
Menurut Dominick (2001) terdiri dari:
A. Surveillance (Pengawasan)
B. Interpretation (Penafsiran)
C. Linkage (Pertalian)
D. Transmission of Values (Penyebaran Nilai-Nilai)
E. Entertainment (Hiburan)
Menurut Effendy (1933) terdiri dari:
A. Fungsi Informasi
B. Fungsi Pendidikan
C. Fungsi Memengaruhi
D. Fungsi Proses Pengembangan Mental
Menurut DeVito (1996) terdiri dari:
A. Fungsi Meyakinkan (to Persuade)
B. Fungsi Menganugerahkan Status
C. Fungsi Membius (Narcotization)
D. Fungsi Menciptakan Rasa Kebersatuan
E. Fungsi Privatisasi
B. Saran
Demikian makalah yang kami susun. Kritik dan saran yang membangun kami
harapkan guna karya tulis yang lebih baik lagi, terimakasih.
12. DAFTAR PUSTAKA
Dr Elvinaro Ardianto,dkk.,2004 Komunikasi Massa Suatu Pengantar, Bandung:
Simbiosa Rekatama Media.
Wiryanto, 2000, Teori Komunikasi Massa, Jakarta: Grasindo