2. 1. Komunikasi antar Persona (gethok tular)
2. Media Rakyat/Media Tradisional
3. Koran Masuk Desa (KMD)
4. Media dan Kesenian Tradisional
5. Penyuluh dan Juru penerang (JUPEN)
2
3. Pola Komunikasi ini didesa dilakukan secara
lisan dimana “pesan” disampaikan dari satu
orang ke orang yang lainnya melalui suara
manusia
Pola komunikasi ini merupakan salah satu pola
komunikasi yang tertua dijalankan dipedesaaan.
Hal ini dilakukan oleh masyarakat desa Karena
belum semua masyarakat desa sepenuhnya
percaya kepada “pesan” yang disampaikan oleh
media massa.
3
4. Juga dipengaruhi oleh tingkat pendidikan
sebagian masyarakat desa yang belum tinggi.
Masyarakat lebih percaya kepada informasi
yang dierikan oleh orang yang mereka percaya
memiliki kelebihan darai pada masyarakat
umumnya (pemimpin opini/Opinion Leader)
4
5. Sejalan dengan perkembangan masyarakat desa
terutama sekali dalm perkembangan pendidikan
masyarakat desa, mak pola komunikasi antar
persona sudah mulai tidak lagi menjadi andalan
dipedesaan.
Masyarakat mulai beralih kedalam pola
komunikasi bermedia, salah satunya adalah
Media Rakyat
5
6. Berrigan (1979), Media Rakyat adalah :
1. Media yang bertumpu pada landasan kebutuhan
dari khalayaknya
2. Media yang digunakan oleh masyarakat dan tujuan
media digunakan unuk masyarakat.
3. Media yang memberikan kesempatan kepada
masyarakat untuk memperoleh informasi sesuai
dengan keinginan
4. Media yang menampung partispasi masyarakat
sebagai perencanaan, produksi, dan pelaksana
5. Sasaran bagi masyarakat untuk mengemukakan
sesuatu bukan untuk menyatakan sesuatu kepada
masyarakat
6
7. Oepen (1988), Fungsi Media Rakyat adalah :
1. Merupakan saluran alternatif sebagai sarana untuk
mengungkapkan kebutuhan dan kepentingan
masyarakat desa.
2. Berguna menyeimbangkan pemihakan kepada
perkotaan yang tercermin dari isi media.
3. Membantu menjembatani kesenjangan antara
pusat dan pinggiran
4. Mencegah membersarnya rasa kecewa, rasa puas
diri dan keterasingan dikalangan penduduk daerah
pedesaan
7
8. 5. Sebagai fasilitas berkembangnya keswadayaan,
kemampuan menolng diri sendiri dan kemampuan
mengambil keputusan sendiri
6. Berguna bagi umpan balik, sistem pemantauan dan
pengawasan suatu proyek tertentu.
7. Sebagai bentuk komunikasi dengan menggunakan
media massa sebagai salurannya.
8
9. Program ini di Indonesia mulai dilaksanakan
pada 29 Februari 1980, dibawah pembinaan
departemen penerangan pada saat itu
Tujuan :
1. Meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai
aspek-aspek pembangunan dan pembaharuan.
Dalam hal ini diharapkan agar KMD bisa
menanamkan dinamika dan membuka horizon
pandangan terhadap permasalahan yang
masyarakat hadapi terutama yang berkaitandegan
partispasi pembangunan
9
10. 2. Meningkatkan keterampilan (skill) terutama
mengenai cara hidup dan cara memenuhi
kebutuhan hidup. KMD bisa menjadi agen
pembaharuan dalam bidang ilmu pengetahuan
serta sikap mental pembangunan
3. Memotivasi masyarakat untuk merubah nasib serta
bergerak dalam partisipasi pembangunan. KMD
bisa mendorong masyarakat pedesaan agar
trampil, kreativ, dan inovasi dalam usaha untuk
meningkatkan kesejahteraan hidup mereka.
4. Meratakan informasi dalam rangka penigkatan arus
komunikasi ke pedesaan. Hal ini dilakukan dengan
melakukan hubungan kerjasama yang baik antara
KMD dengan pemerintah
10
11. Dari segi liutan KMD berbeda dengan koran
pada umumnya karena perbedaan target,
tujuan, visi, misi, dan sasarannya.
Isi pemberitaan selayaknya diperioritaskan
pada tokoh-tokoh desa (pemimpin informal
misalnya) yang masih mempunyai pengaruh
dan wibawa yang tinggi. Kejadian atau
peristiwa yang sangat diminati masyarakat
desa adalah seperti : “ banir, gunung meletus,
kebakaran, cara bercocok tanam yang baik,
masalah-masalah pertenakan, hasil-hasil
inovasi dan penelitian mengenai pertanian
atau perternakan yang dilakukan oleh orang
kota
11
12. Isi KMD dapat diklasifikasikna sebagai berikut :
1. Berita umum/informasi : 40 %
2. Penerangan : 15 %
3. Penyuluhan : 15 %
4. Pendidikan : 10 %
5. Hiburan/olah raga : 10 %
6. Rubrik Pembaca/Iklan: 5 %
Dari segi asal wilayah berita/reportase dapat
dilihat sebagai berikut :
Berita-berita lingkup pedesaan : 80 %
Berita Nasional : 15 %
Internasional : 5 %
12
13. Kategori diatas sangat tergantung kepada
karakteristik sasaran (khalayak)
Dari segi bahasa yang digunakan KMd harus
mempertimbangkan dua hal, yaitu :
1. Pertimbangan siapa calon pembacanya
2. Pertimbangan bagaiman mempergunakan bahasa
untuk membawa pembaca ketempat yang
dikehendaki (berhubungan dengan sense of
audience).
Berita KMD akan diminanti pembaca jika dekat
dengan pembacanya (proximity), artinya berita
berita dalam KMD haruslah menyangkut tentang,
Berita daerah (politik, ekonomi, sosbud),
Usaha_usaha Pemerintah daerah dalam
pembangunan, difusi inovasi, berita luar daerah
13
14. Contoh KMD daerah : Jayabaya (jawa timur),
Lampung Pos (Lampung), Karya Bakti (Bali),
banjarmasin post, dan lain sebagainya. KMD
tersebut ada yang sudah tidak lagi terbit,
bahkan ada yang sudah menjadi koran berita
daerah (propinsi).
KMD berbeda dengan Media Rakyat, media
rakyat adalah media yang tumbuh berkembang
dimasyarakat pedesaan, sedangkan KM adalah
koran yang direncanakan diterbitkan dikota
tetapi berkembangnya dipedesaan.
Muncul era OTDA pada saat ini akan mendukung
KMD, karena informasi yang diberikan oleh KMD
secara langsung bisa disesuaikan dengan
kebutuhan daerah masing-masing tanpa campur
tangan pemerintah pusat.
14
15. Oleh karena itu agar KMD berjalan dengan baik
maka ada beberapa hal yang perlu kita
perhatikan :
1. Perlu dukungan penuh PEMDA. Terutama sekali
masalah dana, pemda juga bisa mengeluarkan
kebijakan untuk masing-masing kecamatan,
kelurahan, dan desa agar berlangganan KMD, tanpa
bermaksud memaksakan.
2. Masin-masing daerah harus punya inisiatif untuk
berlangganan dan memasang iklan ke media KMD
15
16. Media tardisional adalah media komunikasi yang
sudah lama diguakan disuatu tempat (desa)
sebelum kebudayaan tempat tersebut tersentuh
oleh teknologi modern dan sampai sekarang
masih digunakan ditempat itu.
James Danadjaja, 1987 memberikan bentuk-
bentuk media tradisional yaitu bisa berupa : “
lisan, gerak isyarat, alat pengingat, atau alat
berbunyi khas.
Media komunikasi tradisional sering disebut
dalam bent7uk “folkfor”
16
17. Bentuk-Bentuk folklor : “ cerita rakyat (mite,
legenda, dongeng), ungkapan rakyat
(peribahasa,pemeo, pepatah), puisi rakyat,
nyayian rakyat, teater rakyat, gerak isyarat
(mengedipkan mata tanda cinta), alat pengingat
(mengrim sirih tanda meminang), alat bunyi-
bunyian (kentongan, gong, beduk, petasan, dsb)
William. R. Bascom, dalam Danandjaja,1997,
ada empat fungsi pokok folklor sebagai media
tradisional, yaitu :
1. Sebagai Sistem proyeksi
2. Sebagai penguat adat
3. Sebagai alat pendidikan
4. Sebagai alat pengedalian sosial agar norma-norma
masyarakat dipatuhi oleh anggota kolektifitasnya.
17
18. 1. Sebagai Sistem proyeksi : “folkfor menjadi proyeksi
atau angan-angan atau impian rakyat atau alat
pemuasan impian masyarakat yang dimanifestasikan
dalam bentuk stereotipe dongeng. Ex : cerita tentang
Bawang merah bawang putih, cerita ini berisi angan-
angan seorang gadis desa yang jujur, lugu, menerima
apa adanya, meskipun diperlakukan buruk oleh
saudara-saudara tirinyanamun pada akhir ceritanya
berhasil menikah dengan seorang raja.
2. Kelebihan media tradisional dan kesenian tradisional
dibanding media lain :
Ia tumbuh dan berkembang dimasyarakat sehingga dianggap
sebagai bagian atau cermin masyarakat desa.
Media tradisional bisa dinikmati oleh semua lapisan
masyarakat, baik yang sudah bisa baca tulis, maupun yang
belum bisa baca tulis.
Kesenian tradisional bersifat menghibur sehingga lebih mudah
mampengaruhi sikap masyarakat karena masyarakat dapat
menikmatinya tanpa perlu mengerutkan dahi.
18
19. Melihat kelebihan diatas maka jelas bahwa media
komunikasi tradisional mempunyai fungi yang
sedemikian efektif untuk menyebarkan pesan di
pedesaan.
Macam media seni tradisional :
1. NAD : “ Tarian seni seudati dan tari saman kedua kesenian
ini semula berasal dari ritual agama.
2. Sumatera Utara :“Ada semacam bentuk sandiwara pendek
yang efefktif sebagai media penerangan dan hiburan”
3. Sumatera Barat :”Ada seni randai yaitu seni drama dengan
perpaduan nyayian disertai gerak tari dan silat.
4. Riau : “ Seni drama atau sandiwara merupakan media
tradisional yang cukup efektif diriau dan sangat digemari
masyarakat.”
5. Jambi : “ Seni rebana sangat digemari dijambi, dan sangat
efektif menjadi salah satu media tradisional di jambi dalam
hal penyampaian pesan pesan tentang pembangunan.
19
20. 6. Bengkulu : “ Sandiwara menjadi media tradisional uaam yang
sangat digemari masyarakat bengkulu.”
7. Sumatera Selatan:“ Dul Muluk atau pantun bersambung yang
sangat efektif menjadi media penerangan dan penyampaian
suatu informasi kepada masyarakat”
8. Lampung :”Media kesenian didaerah ini labih banyak
berkembang dari media-media tradisional dari pulau jawa.
9. Jawa Barat : “Media tradisional daerah ini terdiri dari
kesenian music dan wayang golek, musik melalui alat music
angklungnya dan melalui permainan wayang golek”
10. DKI-Jakarta : “ Sadiwara topeng betawi atau biasa disebut
juga lenong betawi merupakan salah satu media tradisional
yang sangat digemari diwilayah DKI-Jakarta”
11. Jawa Tengah : “Ketoprak dan wayang kulit merupakan
media tradisional yang cukup digenari didaerah-daerah jawa
tengah, dimana didalm bermanfaat sebagai sarana informasi
dan penyampaian ide-ide atau kritik-kritik kepada pemerinta
dalam rangka ikut serta dalam program-program
pembangunan.
20
21. 12. Jawa Timur : “Wayang Suluh dan ludruk adalah media
tradisional yang populer dimasyarakat Jawa timur, ada juga
wayang wong sejenis ludruk yang dibawa dengan tarian
tarian.”
13. Bali:“Arja adalah sejenis dengan ludruk atau wayang wong
pada masayarakat jawa timur merupakan media tradisioanal
yang cukup populer dikalangan masyarakat Bali”
14. Kalimantan:”Ada wayang krucil, sandiwara, tarian totong ”
15. Sulawesi : “biasanya berupa pembacaan syair-syair yang
berisi ajakan-ajakan atau kritikan-kritikan disebut dengan
“Sinrili”, ada juga lumense yang berupa tari-tarian untuk
menyambut tamu-tamu, dana ada juga sandiwara
tradisional ”
16. Maluku: “ Media tradisional masyarakat maluku dari dahulu
terkenal dengan music dan lagu-lagunya yang biasanya berisi
syair-syair pesan serta kritikan-kritikan terhadap kondisi
sosial masyarakat setempat atau terhadapa kegiatan
pembangunan”
21
22. 17. Papua: “bentuk media tradisional di papua banyak berupa
tari-tarian.”
22
23. Everet.M. Roger : “penyuluh adalah seseorang yang
atas nama pemerintah atau sebuah lembaga
penyuluhan yang mempunyai kewajiban untuk
mempengaruhi pengambilan keputusan yang
dilakukan oleh sasaran penyuluh untuk mengadopsi
sebuah inovasi.
Lewat penyuluh diharapkan masyarkat desa akan
mengetahui inovasi dan menerapkannya dalam
kehidupan sehari-hari. Ex : penggunaan pupuk urea
tablet, pupuk ini dinaggap lebih efektif karena
penyebarannya denga cara baru yaitu ditanam
bukan disebar seperti urea sebelumnya, sehingga
lebih tepat sasaran.
23
24. Mardikanto, 1993, ada alasan-alasan pentingnya
penyuluh pada masyarakat pedesaan :
1. Sebagai proses penyebaran informasi :” seorang
penyuluh ketika berangkat ke sebuah daerah
pedesaan telah dibekali seperangkat pengetahuan
dan pesan-pesan yang harius disebarkan kepada
masyarakat”.
2. Sebagai proses penerangan : “penyuluhan
berfungsi sebagai sebuah proses penerangan pada
masyarakat, artinya seorang penyuluh harus bisa
memberikan pencerahan pengetahuan yang baru
kepada masyarakat.”
24
25. 3. Sebagai proses perubahan perilaku : “ informasi
yang disebarkan sebisa mungkin tidak sekedar
memberikan pemahaman kepada m, asyarakat
pedesaan, tidak pula hanya sekedar perubahan yang
terjadi pada sikap mereka. Tapi perubahan yang
terjadi pada prilaku mereka.” Ex : misalnya dalam
penyuluhan tentang pupuk urea, masyarakat desa
sangat percaya bahwa pupuk urea yang paling baik
adalah pupuk urea yang disebarkan. Tapi dalam
kenyataannya bahwa pupuk urea yang disebar
mempunyai beberapa kekurangan. Lalu datanglah
penyuluh yang menerangkan hal tersebut sehingga
masyarakat paham tapi baru sampai tahap
mengetahui dan belum mau menggunakan anjuran
penyuluh untuk menggunakan pupuk urea jenis
lainnya.
25
26. Melalui informasi yang disebrakan terus menerus oleh penyuluh
kemudian terjadilah perubahan sikap untuk tidak menggunakan
pupuk urea yang disebar, tetapi juga belum memakai urea
tablet. Penerangan informasi semakin digencarkan dan
tertanam kuat, maka terjadilah perubahan perilaku. Yakni
masyarakat sudah memakai urea tablet sesuai yang dianjurkan
oelh petugas penyuluh. Inilah yang dikatakan sebagai
keberhasilan penyuluh dalam mengubah perilaku.
4. Penyuluhan sebagai proses pendidikan :
“penyuluhan juga memepunyai fungsi pendidikan
sebab informasi yang disebarkan untuk memberikan
pemahaman yang baru atau membenarkan terhadap
asumsi yang keliru pada masyarakat pedesaan.
Dianggap sebagai proses pendidikan karena
penyuluhan bisa juga dilakukan layakya pendidikan
formal. Misalnya melalui praktek langsung dilapangan
untuk menerapkan sebuah inovasi. Atau penyuluh
memberikan ceramah langsung dibalai desa.
26
27. 5. Sebagai proses Rekayasa Sosial :”Dalam hal ini
penyuluh merekayasa sesuatu yang sifatnya memang
benar-benar berguna bagi masyarakat”.
27
28. Tugas Jupen (Juru Penerangan) hampir mirip dengan
tugas penyuluh, keduanya sama-sama menyebarkan
pesan kepada masyarakat pedesaan, namun jupen
tidak banyak berurusan dengan masalah-maslah
pembangunan atau pertanian, akan tetapi jupen
bertugas sebagai kepanjangtanganan pemerintah.
Jupen bertugas mensosialisasikan bagaimana
program-program pemerintah bisa diketahui oleh
masyarakat. Misalnya seorang mubaliq yang
ditugaskan oleh pemerintah melalui kantor urusan
agama (KUA), jupen juga bisa berfungsi sebagai
partner kerja petugas-petugas pemerintahan didesa
lain misalnya dengan petugas dari kecamatan.
28
29. Josep A Devito (ninik Sri Rezeki dan Anita Herawati,
1999:8) mengatakan bahwa ada beberapa syarat
agar komunikasi penyuluh/jupen berlangsung secara
efektif, Yaitu :
1. Keterbukaan (Openness) : “ Komunikasi bisa dikatakan
mengena jika antara sumber dengan penerima pesan
saling terbuka. Terbuka artinya baik jupen ataupun
penyuluh haruslah memberikan informasi yang
menyeluruh dan masyarakatpun sebagai penerima
informasi harus selalu dalam keadaan terbuka
menerima pesan tersebut”.
29
30. 2. Empati (empathy), yaitu : “ Kemampuan
seseorang untuk memproyeksikan dirinya dalam
peran orang lain, artinya seorang jupen atau
penyuluh harus mampu melibatkan diri dalam
perasaan, kebiasaan, adat istiadat, aturan pada
diri masyarakat setempat”.
3. Kepositifan (positiveness), yaitu :”Dalam hal ini
penyuluh/jupen harus selalu bersikap positif
terhadap dirinya sendiri maupun kepada masyarakat
desa. Misalnya tak perlu menyampaikan hal-hal
diluar masalah pokok secara terbuka”.
4. Dukungan (supportiveness), yaitu : ”sikap pelaku
komunikasi yang mendukung terjadinya komunikasi
tersebut”. Jupen/Penyuluh harus mampu terus
menerus mendorong dan menjadi pemerakarsa
setiap inovasi-inovasi yang terjadi dimasyarakat
5.
30
31. 5. Kesamaan (equality), yaitu : “ Kesamaan yang
dimiliki oleh pihak-pihak yang berkomunikasi.
Artinya komunikasi antara penyuluh/jupen akan
lebih efektif bila dilakukan oleh orang-orang
yang mempunyai latar belakang bahasa dan
budaya yang sama sehingga informasi yang
disampaikan oleh penyuluh/jupen lebih mudaha
dapat diterima oleh masyarakat desa”.
31
32. Nurudin,Sistem Komunikasi Indonesia,PT.
Rajagrafindo Persada,Jakarta, 2010
Diktat dan hand out perkuliahan.
Redi Panuju, Sistem Komunikasi Indonesia,
Putaka Pelajar, Pustaka Pelajar, Yogyakarta,
edisi revisi, 2009
32