SlideShare a Scribd company logo
1 of 5
Download to read offline
IJGS 1 (1) (2012)
Indonesian Journal of Guidance and Counseling:
Theory and Application
http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jbk
MENGURANGI PERILAKU SISWA TIDAK TEGAS MELALUI PENDEKATAN
REBT DENGAN TEKNIK ASSERTIVE TRAINING
Tri Jayanti 
Jurusan Bimbingan dan Konseling, Fakultas Ilmu Pendidikan , Universitas Negeri Semarang, Indo-
nesia
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengurangi perilaku siswa tidak tegas terhadap te-
man-teman sekelasnya yang tidak bersahabat melalui pendekatan Rational Emotive
Behavior Therapy (REBT) dengan teknik assertive training. Penelitian ini dilaksana-
kan dengan menggunakan metode kombinasi (mixed methods) dengan model con-
current embedded (campuran tidak berimbang). Subyek dalam penelitian ini adalah
3 siswa kelas VIII di SMP Teuku Umar Semarang yang berperilaku tidak tegas ter-
hadap teman-teman sekelasnya yang tidak bersahabat. Metode pengumpulan data
yang digunakan adalah wawancara, observasi, dan dokumentasi. Teknik analisis
data yang digunakan adalah analisis data interaktif Miles and Huberman, serta ana-
lisis deskriptif persentase. Hasil penelitian adalah ketiga klien mampu mengubah
keyakinan irrasional menjadi rasional, sehingga ketiga klien mampu mengubah
perilaku tidak tegas menjadi perilaku tegas terhadap teman-teman sekelasnya yang
tidak bersahabat. Perilaku tidak tegas ketiga klien berkurang dari frekuensi sering
menjadi jarang. Dengan ketiga klien berperilaku asertif terjalin hubungan baik
antara ketiga klien dengan teman-teman sekelasnya yang tidak bersahabat. Sim-
pulan dari penelitian ini adalah perilaku siswa tidak tegas terhadap teman-teman
sekelasnya yang tidak bersahabat dapat dikurangi melalui pendekatan REBT den-
gan teknik assertive training
Abstract
The purpose of the research is to decrease the students’ non assertive behavior toward their not
friendly classmate through the Rational Emotive Behavior Therapy (REBT) approach with
the assertive training technique. This research uses the mixed methods with the concurrent
embedded design. The Subject of this research is the students’ at eighth grade of Junior High
School Teuku Umar Semarang that consist of three students who had non assertive behavior
toward their not friendly classmate.The methods for collecting data are interview, observation,
and documentation. The data analysis technique uses the analysis interactive Miles and Hu-
berman, and the analysis technique descriptive presentation. The result of the research shows
that the three client can change the irrational believe becomes the rational believe. Therefore,
they can change the non assertive behavior becomes the assertive behavior toward their not
friendly classmate. The non assertive behavior of three clients decrease from often frequency to
rare frequency. After the three clients have assertive behavior, they can make good relationship
with their not friendly classmate. The conclusion of the research is the non assertive behavior
student’s toward their not friendly classmate can be decreased through the REBT approach
with the assertive training technique
© 2012 Universitas Negeri Semarang
Info Artikel
Sejarah Artikel:
Diterima Januari 2012
Disetujui Februari 2012
Dipublikasikan Agustus 2012
Keywords:
Non assertive behavior
Rebt approach
Assertive training technique

Alamat korespondensi:
Gedung A2, Kampus Sekaran Gunungpati, Semarang 50229
E-mail: tri_fip@unnes.ac.id
ISSN 2252-6374
Tri Jayanti/ Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application1 1(1) (2012)
2
Pendahuluan
Tidak semua manusia dapat menjalankan
kehidupannya dengan lancar dan mencapai keba-
hagiaan. Pada masa remaja terdapat masa sulit,
yaitu masa di mana seseorang ditolak dalam sua-
tu kelompok. Mappiare (1982) menyatakan bah-
wa “penolakan teman sebaya dalam kelompok
bagi seorang remaja mempunyai pengaruh yang
kuat atau besar terhadap pikiran, sikap, perasaan,
perbuatan-perbuatan dan penyesuaian diri rema-
ja”. Padahal hubungan sosial merupakan kebu-
tuhan dasar manusia untuk dimiliki dan dicintai
(belonging and love). Menurut Maslow kebutuhan
dimiliki atau menjadi bagian dari kelompok so-
sial dan dicintai merupakan kebutuhan yang do-
minan (dalam Alwisol, 2006). Fenomena penola-
kan teman sebaya juga dialami oleh 3 siswa kelas
VIII di SMP Teuku Umar Semarang yang sering
diperlakukan kurang baik oleh teman-teman se-
kelasnya. Ketiga siswa tersebut merupakan siswa
yang sering diperlakukan kurang baik oleh te-
man-teman sekelasnya waktu di kelas VII. Ketiga
siswa tersebut sering diejek, diperintah-perintah,
dan dipukul. Ketiga siswa tersebut pendiam, ti-
dak berani menolak perintah dari teman-teman
sekelasnya, tidak berani melawan teman-teman
sekelasnya yang mengganggunya, dan kadang
menangis.
Perilaku tidak berani menuntut hak-hak
pribadinya kepada orang lain disebut dengan is-
tilah tidak tegas. Ketidaktegasan yang dilakukan
oleh ketiga siswa tersebut akan menghambat tu-
gas perkembangan mereka, karena ketiga siswa
tersebut tidak mampu mengungkapkan perasaan
dan pikirannya secara langsung kepada orang
lain. Sesuai dengan pendapat Sugiyo (2007)
bahwa “perilaku tidak tegas adalah pelanggaran
terhadap hak Anda sendiri yaitu dengan adanya
indikasi gagalnya menyatakan pikiran dan kebu-
tuhan atau keinginan anda secara terus terang,
sehingga memberi peluang orang lain untuk tidak
menghargai Anda”. Seseorang yang tidak tegas
pada dasarnya akan merugikan dirinya sendi-
ri. Menurut Goddard (l981) sebenarnya orang-
orang yang tidak asertif ini tahu tentang apa
yang seharusnya mereka lakukan ketika berada
dalam posisi yang mengharuskan ia berkata apa
adanya (dalam Iriani, Niken, 2009). Namun me-
reka memiliki perasaan bahwa jika perasaan itu
atau hal-hal tersebut diekspresikan maka orang
lain akan membenci dirinya. Orang yang tidak
tegas cenderung merasa takut untuk bertindak
sesuai dengan pikiran dan perasaannnya, karena
mereka takut akan ditolak oleh orang lain. Agar
ketiga siswa tersebut mampu melaksanakan tugas
perkembangan dengan baik, maka mereka perlu
mengembangkan sikap dan perilaku yang dike-
nal dengan istilah asertif. Menurut Lange dan
Jakubowski sikap tegas artinya “menuntut hak
pribadi dan menyatakan pikiran, perasaan, dan
keyakinan dengan cara langsung jujur dan tepat”
(dalam Calhoun, 1990). Maka dengan berperi-
laku asertif, seseorang mampu mengungkapkan
pikiran dan perasaannya kepada orang lain seca-
ra terus terang, sehingga dalam suatu hubungan
sosial dapat terjalin komunikasi yang baik.
Tidak semua orang dapat berperilaku aser-
tif, karena asertif bukan bawaan dari lahir. Akan
tetapi perilaku yang dapat dipelajari melalui ling-
kungan. Hal tersebut senada dengan pernyataan
Rathus dan Nevis bahwa “perilaku asertif me-
rupakan pola-pola yang dipelajari dari lingkun-
gan sebagai reaksi terhadap situasi sosial dalam
kehidupannya” (dalam Marini, Liza dan Elvi
Andriani, 2005). Keadaan ketiga siswa di atas
perlu dibantu, agar mereka mampu mengaktuali-
sasikan diri dan mengembangkan diri secara op-
timal. Untuk membantu mengembangkan sikap
dan perilaku asertif ketiga siswa tersebut adalah
dilaksanakan layanan konseling individu melalui
pendekatan REBT dengan teknik assertive trai-
ning. Hal tersebut senada dengan pendapat Ellis
bahwa individu berkeyakinan irrasional, dalam
menghadapi berbagai peristiwa akan mengalami
hambatan emosional, seperti perasaan cemas,
menganggap ada bahaya yang sedang mengan-
cam, dan pada akhirnya akan melakukan atau
mereaksi peristiwa itu tidak realistis (dalam Lati-
pun, 2008). Ketiga siswa yang berpikir irrasional
merasa takut terhadap teman-temannya, sehing-
ga mereka hanya diam dan menuruti perintah
teman-temannya. Untuk membantu melatih
keberanian diri ketiga siswa tersebut digunakan
teknik assertive training. Menurut Corey, teknik
assertive training dapat diterapkan pada situasi-si-
tuasi interpersonal di mana individu mengalami
kesulitan untuk menerima kenyataan bahwa me-
nyatakan atau menegaskan diri adalah tindakan
yang layak atau benar. Teknik assertive training di-
gunakan untuk membantu orang-orang yang:
Tidak mampu mengungkapkan kemara-
han atau perasaan tersinggung
Menunjukkan kesopanan yang berlebihan
dan selalu mendorong orang lain untuk menda-
huluinya
Memiliki kesulitan untuk mengatakan “ti-
dak”
Mengalami kesulitan untuk mengungkap-
kan afeksi dan respon-respon positif lainnya
Merasa tidak punya hak untuk memiliki
3
Tri Jayanti/ Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application1 1(1) (2012)
perasaan-perasaan dan pikiran-pikiran sendiri
(Corey, 2005).
Senada dengan hal tersebut, Alberti (da-
lam Gunarsa, 2004) menyatakan bahwa “Latihan
asertif merupakan prosedur latihan yang diberi-
kan kepada klien untuk melatih perilaku penye-
suaian sosial melalui ekspresi diri dari perasaan,
sikap, harapan, pendapat, dan haknya”. Melalui
pendekatan REBT dengan teknik assertive training
diharapkan ketiga siswa tersebut dapat melatih
diri menjadi orang yang asertif, sehingga mam-
pu mengembangkan dan mengaktualisasikan di-
rinya dengan baik, dan mampu menghilangkan
rasa takut dalam menghadapi teman-temannya
yang tidak bersahabat, sehingga mereka dapat di-
terima dalam pergaulan sehari-hari di kelas.
Berdasarkan permasalahan siswa tidak te-
gas terhadap teman-teman sekelasnya yang tidak
bersahabat di atas, peneliti tertarik untuk melaku-
kan penelitian tentang: (1) bagaimana gambaran
perilaku siswa tidak tegas selama konseling ini-
dividu melalui pendekatan REBT dengan teknik
assertive training?, (2) apakah perilaku siswa tidak
tegas dapat dikurangi melalui pendekatan REBT
dengan teknik assertive training?. Dengan demiki-
an tujuan dari penelitian ini adalah (1) mengeta-
hui gambaran perilaku siswa tidak tegas selama
konseling inidividu melalui pendekatan REBT
dengan teknik assertive training, (2) mengetahui
perilaku siswa tidak tegas dapat dikurangi me-
lalui pendekatan REBT dengan teknik assertive
training.
Metode
Jenis penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode penelitian kom-
binasi (mixed methods) dengan model concurrent
embedded (campuran tidak berimbang). Sugiyono
(2011) menyatakan bahwa “metode kombinasi
model concurrent embedded (campuran tidak be-
rimbang) adalah metode penelitian yang mengga-
bungkan antara metode penelitian kualitatif dan
kuantitatif dengan cara mencampur kedua me-
tode tersebut secara tidak seimbang”. Penelitian
ini lebih menekankan pada pendekatan kualitatif
yang kemudian didukung oleh pendekatan kuan-
titatif. Subyek dalam penelitian ini adalah 3 siswa
kelas VIII yang berperilaku tidak tegas terhadap
teman-teman sekelasnya yang tidak bersahabat.
Identifikasi subyek penelitian dilakukan dengan
wawancara kepada Guru BK, siswa calon klien,
dan teman sekelas siswa calon klien. Wawanca-
ra dilakukan berdasarkan pedoman wawancara
yang dikembangkan berdasarkan indikator pe-
rilaku tidak tegas. Alat pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah wawanca-
ra, observasi, dan dokumentasi. Untuk menguji
keabsahan data digunakan triangulasi teknik.
Sedangkan teknik analisis data yang digunakan
adalah analisis interaktif Miles and Huberman dan
analisis deskriptif persentase.
Hasil dan Pembahasan
Penelitian ini dilaksanakan pada tiga sis-
wa kelas VIII di SMP Teuku Umar Semarang.
Identifikasi klien dalam penelitian ini didasarkan
pada hasil wawancara identifikasi subyek pene-
litian yang didasarkan pada indikator perilaku
tidak tegas yang meliputi: (1) tidak mampu men-
gungkapkan emosi, (2) menunjukkan kesopanan
yang berlebihan, (3) selalu mendorong orang lain
untuk mendahuluinya, (4) sulit mengatakan “ti-
dak”, (5) merasa tidak punya hak untuk memiliki
perasaan-perasaan dan pikiran-pikiran sendiri.
Identifikasi subyek penelitian dilakukan melalui
wawancara dengan guru BK, siswa calon klien,
dan teman calon klien. Pada umumnya perilaku
tidak tegas ketiga klien, yaitu diam, tidak berani
menolak, selalu menuruti perintah teman, dan
tidak mampu mengungkapkan perasaan tersing-
gung dan marah.
Seseorang yang berperilaku tidak tegas
akan cenderung mengalah kepada orang lain.
Mereka tidak mampu mengungkapkan perasaan-
perasaan mereka. Meskipun mereka tidak suka.
Orang yang berperilaku tidak tegas secara lang-
sung menyakiti dirinya sendiri, dan ia pun men-
galami kesulitan dalam berinteraksi sosial. Den-
gan berperilaku tidak tegas juga mengakibatkan
orang lain menjadi tidak menghargai seseorang
yang berperilaku tidak tegas. Perilaku tidak tegas
merupakan perilaku yang dapat dipelajari, bukan
bawaan dari lahir. Dengan kata lain seseorang
yang berperilaku tidak tegas karena adanya pro-
ses belajar atau pengalaman. Seseorang menjadi
ragu-ragu atau takut dan menjadi tidak tegas, di-
karenakan tiga faktor, yaitu karena pembawaan
yang halus, ketidakcakapan secara personal, dan
perilaku yang dipelajari (Sugiyo, 2007). Dengan
demikian perilaku tidak tegas merupakan perila-
ku yang dapat dipelajari, sehingga mampu diu-
bah menjadi perilaku yang positif yaitu perilaku
asertif atau tegas. Hal tersebut dikarenakan peri-
laku asertif merupakan perilaku seseorang yang
mampu mengungkapkan perasaan dan pikiran-
nya secara terbuka dan jujur kepada orang lain,
sehingga ia mampu mengkomunikasikan pikiran
dan perasaannya dalam berinteraksi sosial. Agar
Tri Jayanti/ Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application1 1(1) (2012)
4
orang yang berperilaku tidak tegas dapat men-
gungkapkan perasaan dan pikirannya kepada
orang lain secara terbuka dan jujur, maka perlu
mengembangkan perilaku asertif. Untuk mem-
bantu mengurangi perilaku tidak tegas ketiga
klien, dilaksanakan layanan konseling individu
melalui pendekatan REBT dengan teknik assertive
training. Pendekatan REBT dengan teknik asserti-
ve training ini merupakan salah satu pendekatan
yang digunakan untuk melatih keberanian diri
klien dalam mengekspresikan perilaku-perilaku
tertentu yang diharapkan. Perilaku-perilaku ter-
tentu yang diharapkan adalah perilaku asertif.
Dengan perilaku asertif, klien yang tidak tegas
berani mengungkapkan ketidaksukaannya terha-
dap perilaku teman-temannya yang tidak bersa-
habat.
Konseling yang dilakukan untuk mem-
bantu mengatasi perilaku tidak tegas ketiga klien
sebanyak tujuh kali pertemuan dengan masing-
masing pertemuan berlangsung kurang lebih 45
menit. Konseling yang dilaksanakan berdasarkan
langkah-langkah pendekatan REBT dengan te-
knik assertive training. Permasalahan ketiga klien
adalah memelihara konsekuensi negatif pada
perilaku dan emosi. Konsekuensi negatif pada
perilaku yaitu perilaku tidak tegas terhadap te-
man-teman sekelasnya yang tidak bersahabat.
Sedangkan konsekuensi negatif pada emosi ada-
lah merasa sedih, marah, tersinggung, dan takut.
Maka tujuan dari konseling ini adalah mengu-
bah konsekuensi negatif pada emosi dan perila-
ku menjadi konsekuensi positif pada emosi dan
perilaku. Jadi tujuan konseling ini adalah ketiga
klien mampu membangun konsekuensi positif
pada emosi dan perilaku. Konsekuensi positif
pada emosi yaitu merasa senang, nyaman, bera-
ni, tidak marah dan tersinggung lagi karena hal-
hal yang membuat marah dan tersinggung bisa
diungkapkan. Sedangkan konsekuensi positif
pada perilaku adalah berperilaku asertif, yaitu be-
rani mengungkapkan segala perasaan dan pikiran
secara langsung, jujur, dan jelas terhadap teman-
teman sekelas yang tidak bersahabat, sehingga
klien berani menolak, berani menuntut haknya,
tidak membiarkan orang lain memaksakan ke-
hendak kepadanya, berani mengungkapkan ke-
marahan dengan suara yang jelas dan keras.
Terdapat dua hal penting dalam konse-
ling ini, yaitu (1) mengubah keyakinan irrasional
menjadi rasional, dan (2) mengubah perilaku ti-
dak tegas menjadi perilaku asertif atau tegas. Un-
tuk yang pertama mengubah keyakinan irrasional
menjadi rasional, ketiga klien mampu memaha-
mi keyakinan irrasional yang selama ini mereka
pelihara dan mampu mengubahnya menjadi key-
akinan rasional, sehingga ketiga klien menyada-
ri untuk mengubah perilaku mereka yang tidak
tegas menjadi perilaku asertif atau tegas. Setelah
ketiga klien berlatih perilaku asertif dengan ber-
main peran, ketiga klien pun berkomitmen untuk
berperilaku tegas terhadap teman-teman sekelas-
nya yang tidak bersahabat.
Kedua, mengubah perilaku tidak tegas ke-
tiga klien, dalam proses perubahan perilaku tidak
tegas menjadi tegas mengalami hambatan. Pada
dasarnya perilaku tidak tegas bukan bawaan dari
lahir, tapi dapat berupa pembawaan yang halus,
ketidakcakapan secara personal, dan perilaku
yang dipelajari. Ketiga klien mengalami kesuli-
tan dalam berlatih perilaku asertif dengan ber-
main peran. Karena pada dasarnya ketiga klien
mempunyai pembawaan yang halus, dan keti-
dakcakapan secara personal. Akan tetapi dengan
komitmen ketiga klien untuk mengubah perilaku
tidak tegasnya menjadi tegas terhadap teman-te-
man sekelasnya yang tidak bersahabat, membuat
ketiga klien berusaha semaksimal mungkin untuk
belajar berperilaku aserif melalui bermain peran.
Ketiga klien pun mampu berperilaku asertif den-
gan baik ketika bermain peran. Kemudian ketiga
klien mengaplikasikan latihan perilaku asertif da-
lam kehidupan sehari-hari, khususnya terhadap
teman-teman sekelasnya yang tidak bersahabat.
Untuk mengetahui perubahan perilaku ketiga kli-
en, digunakan observasi dengan rating scale. Ber-
dasarkan hasil observasi didapatkan hasil bahwa
adanya penurunan persentase yang menunjukkan
Klien
Observasi 1 Observasi 2
Keterangan
Hasil Kategori Hasil Kategori
1 72% Tinggi 46% Rendah
Perilaku tidak tegas klien 1 mengalami
penurunan persentase yang cukup signifikan.
2 73% Tinggi 45% Rendah
Perilaku tidak tegas klien 2 mengalami
penurunan persentase yang cukup signifikan.
3 72% Tinggi 46% Rendah
Perilaku tidak tegas klien 2 mengalami
penurunan persentase yang cukup signifikan.
Tabel 1. Hasil Penurunan Persentase Perilaku Tidak Tegas
5
Tri Jayanti/ Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application1 1(1) (2012)
perubahan perilaku tidak tegas ketiga klien. Pe-
nurunan persentase perilaku tidak tegas ketiga
klien dapat dilihat pada Tabel 1.
Berdasarkan Tabel 1 dapat disimpulkan
bahwa penurunan persentase dari tinggi menjadi
rendah menunjukkan perubahan perilaku yang
cukup signifikan, yaitu menurunya perilaku tidak
tegas ketiga klien dari kategori tinggi menjadi ren-
dah. Penurunan perilaku tidak tegas ketiga klien
menunjukkan bahwa ketiga klien mampu men-
gubah perilaku tidak tegas terhadap teman-teman
sekelasnya dengan berkurang perilaku tidak tegas
ketiga klien yang muncul dengan frekuensi sering
berkurang menjadi jarang. Meskipun perilaku
tidak tegas klien masih muncul dengan frekuen-
si jarang, ketiga klien mampu mengembangkan
perilaku asertif, yaitu berani mengungkapkan
perasaan dan pikirannya secara langsung kepada
teman-teman sekelasnya yang tidak bersahabat.
Dengan ketiga klien mampu mengubah perilaku
tidak tegas menjadi perilaku asertif atau tegas,
maka dapat disimpulkan bahwa ������������������perilaku siswa ti-
dak tegas terhadap teman-teman sekelasnya yang
tidak bersahabat dapat dikurangi melalui ������pende-
katan REBT dengan teknik assertive training.
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian perilaku sis-
wa tidak tegas terhadap teman-teman sekelasnya
yang tidak bersahabat melalui pendekatan REBT
dengan teknik assertive training pada 3 siswa ke-
las VIII di SMP Teuku Umar Semarang, dapat
ditarik kesimpulan bahwa ��������������������ketiga klien memeli-
hara keyakinan irrasional, sehingga ketiga klien
memelihara konsekuensi negatif pada perila-
ku, yaitu perilaku tidak tegas. Setelah diadakan
konseling individu melalui pendekatan REBT
dengan teknik assertive training, ketiga klien mam-
pu mengubah keyakinan irrasional menjadi keya-
kinan rasional, yaitu mengubah perilaku tidak
tegas menjadi perilaku tegas atau asertif. Dengan
ketiga klien merasa berani, maka ketiga klien
mampu mengungkapkan segala perasaan dan
pikirannya secara langsung kepada teman-teman
sekelasnya yang tidak bersahabat, sehingga ke-
tiga klien bisa membina hubungan baik dengan
teman-teman sekelasnya yang tidak bersahabat.
Dengan terbinanya hubungan baik antara ketiga
klien dengan teman-teman sekelasnya yang dulu
tidak bersahabat, membuat klien merasa senang
dan nyaman di kelas. Perilaku siswa tidak tegas
terhadap teman-teman sekelasnya yang tidak
bersahabat dapat dikurangi melalui pendekatan
REBT dengan teknik assertive training.
Ucapan Terima Kasih
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa yang telah melimpahkan rahmat, taufiq dan
hidayah-Nya�����������������������������������, sehingga penulis diberikan kesem-
patan untuk menyusun dan menyajikan hasil
penelitiannya dalam manuskrip. �������������Penulisan ma-
nuskrip ini tidak lepas dari bantuan berbagai pi-
hak, oleh karena itu penulis mengucapkan terima
kasih kepada: Rektor UNNES, Tim Pengembang
Jurnal, Dekan FIP, Ketua Jurusan Bimbingan
dan Konseling, Dewan Penyunting dan Lay
Outer jurnal Elektronik Jurusan Bimbingan dan
Konseling, dan Mitra Bebestari.
Daftar Pustaka
Alwisol. 2006. Psikologi Kepribadian. Ma-
lang: UMM Press
Calhoun, James F. 1990. Psikologi Tentang
Penyesuaian Dan Hubungan Kemanusiaan. Diter-
jemahkan oleh Prof. Dr. Ny. R.S. Satmoko. 1995.
Semarang: IKIP Semarang
Corey, Gerald. 2005. Teori dan Praktek Kon-
seling dan Psikoterapi. Bandung: PT Refika Adita-
ma
Gunarsa, Singgih D. 2004. Konseling dan
Psikoterapi. Jakarta: PT Gunung Mulya
Iriani, Niken. 2009. Perilaku Asertif. Online]
Available at http://rumah-optima.com/optima/
artikel-psikologi/54-perilaku-asertif[accessed
23/03/09
Latipun. 2008. Psikologi Konseling. Ma-
lang: UMM Press
Mappiare, Andi. 1982. Psikologi Remaja.
Surabaya: Usaha Nasional
Marini, Liza dan Elvi Andriani. 2005. Per-
bedaan Asertivitas Remaja Ditinjau dari pola Asuh
Orang Tua. Psikologia, 1/ 2: 46-53 Online] Avai-
lable at psi-des2005_%20(1).pdf (SECURED) -
Adobe Acrobat Professional[accessed 20/08/11
Sugiyo. 2007. Komunikasi Antar Pribadi. Se-
marang: UNNES Press
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian kombina-
si (Mixed Methods). Bandung: Alfabeta

More Related Content

Similar to MENGURANGI PERILAKU SISWA TIDAK TEGAS MELALUI PENDEKATAN REBT DENGAN TEKNIK ASSERTIVE TRAINING

PENERAPAN STRATEGI ASSERTIVE TRAINING UNTUK MEREDUKSI PERILAKU KONFORMITAS PA...
PENERAPAN STRATEGI ASSERTIVE TRAINING UNTUK MEREDUKSI PERILAKU KONFORMITAS PA...PENERAPAN STRATEGI ASSERTIVE TRAINING UNTUK MEREDUKSI PERILAKU KONFORMITAS PA...
PENERAPAN STRATEGI ASSERTIVE TRAINING UNTUK MEREDUKSI PERILAKU KONFORMITAS PA...Ratih Aini
 
Konseling sebaya sebagai metode untuk meningkatkan perilaku prososial siswa
Konseling sebaya sebagai metode untuk meningkatkan perilaku prososial siswaKonseling sebaya sebagai metode untuk meningkatkan perilaku prososial siswa
Konseling sebaya sebagai metode untuk meningkatkan perilaku prososial siswaPsikopedagogia uad
 
Desember 2019 karsih (dian) desy
Desember 2019 karsih (dian) desyDesember 2019 karsih (dian) desy
Desember 2019 karsih (dian) desyZuhroh1
 
PENGARUH PERBEDAAN TIPE KEPRIBADIAN TERHADAP SIKAP BELAJAR MATEMATIKA SISWA S...
PENGARUH PERBEDAAN TIPE KEPRIBADIAN TERHADAP SIKAP BELAJAR MATEMATIKA SISWA S...PENGARUH PERBEDAAN TIPE KEPRIBADIAN TERHADAP SIKAP BELAJAR MATEMATIKA SISWA S...
PENGARUH PERBEDAAN TIPE KEPRIBADIAN TERHADAP SIKAP BELAJAR MATEMATIKA SISWA S...IAIN SEKH NURJATI CIREBON
 
Prinsip dan nilai-nilai pemberantasan korupsi
Prinsip dan nilai-nilai pemberantasan korupsiPrinsip dan nilai-nilai pemberantasan korupsi
Prinsip dan nilai-nilai pemberantasan korupsiDidikSusetiyanto
 
1537 4204-1-sm
1537 4204-1-sm1537 4204-1-sm
1537 4204-1-smegyd welyn
 
EFEKTIVITAS KONSELING BEHAVIORAL TEKNIK ASSERTIVE TRAINING UNTUK MEMINIMALISA...
EFEKTIVITAS KONSELING BEHAVIORAL TEKNIK ASSERTIVE TRAINING UNTUK MEMINIMALISA...EFEKTIVITAS KONSELING BEHAVIORAL TEKNIK ASSERTIVE TRAINING UNTUK MEMINIMALISA...
EFEKTIVITAS KONSELING BEHAVIORAL TEKNIK ASSERTIVE TRAINING UNTUK MEMINIMALISA...Ratih Aini
 
Tugas artikel jurnal riani
Tugas artikel jurnal rianiTugas artikel jurnal riani
Tugas artikel jurnal rianirosesani1
 
Resensi artikel jurnal aniah
Resensi artikel jurnal aniahResensi artikel jurnal aniah
Resensi artikel jurnal aniahANIAHAHYANI
 
30.9 pendekatan teori psikologi kanak2
30.9 pendekatan teori psikologi kanak230.9 pendekatan teori psikologi kanak2
30.9 pendekatan teori psikologi kanak2wakzar
 
Peran Komunikasi Antar Pribadi Terhadap Perbedaan Pendapat Dalam Sebuah Kelua...
Peran Komunikasi Antar Pribadi Terhadap Perbedaan Pendapat Dalam Sebuah Kelua...Peran Komunikasi Antar Pribadi Terhadap Perbedaan Pendapat Dalam Sebuah Kelua...
Peran Komunikasi Antar Pribadi Terhadap Perbedaan Pendapat Dalam Sebuah Kelua...RyanAdityaPutra1
 
PAUD 4102 _ ELNA NOFITA_856258933 RESUME MODUL 3.docx
PAUD 4102 _ ELNA NOFITA_856258933 RESUME MODUL 3.docxPAUD 4102 _ ELNA NOFITA_856258933 RESUME MODUL 3.docx
PAUD 4102 _ ELNA NOFITA_856258933 RESUME MODUL 3.docxrevayolanda
 
PENINGKATAN SELF ESTEEM SISWA KORBAN BULLYING MELALUI TEKNIK ASSERTIVE TRAINING
PENINGKATAN SELF ESTEEM SISWA KORBAN BULLYING MELALUI TEKNIK ASSERTIVE TRAININGPENINGKATAN SELF ESTEEM SISWA KORBAN BULLYING MELALUI TEKNIK ASSERTIVE TRAINING
PENINGKATAN SELF ESTEEM SISWA KORBAN BULLYING MELALUI TEKNIK ASSERTIVE TRAININGRatih Aini
 
“PENERAPAN ASSERTIVE TRAINING UNTUK MENGURANGI PERILAKU NEGATIF BERPACARAN PA...
“PENERAPAN ASSERTIVE TRAINING UNTUK MENGURANGI PERILAKU NEGATIF BERPACARAN PA...“PENERAPAN ASSERTIVE TRAINING UNTUK MENGURANGI PERILAKU NEGATIF BERPACARAN PA...
“PENERAPAN ASSERTIVE TRAINING UNTUK MENGURANGI PERILAKU NEGATIF BERPACARAN PA...Ratih Aini
 
Makalah Perbedaan individu dalam belajar
Makalah Perbedaan individu dalam  belajarMakalah Perbedaan individu dalam  belajar
Makalah Perbedaan individu dalam belajarMuhammad Hamdani
 
50327869 erapi-seni
50327869 erapi-seni50327869 erapi-seni
50327869 erapi-seniadeq1012
 
KAJIAN LITERATUR KEBERKESANAN FAKTOR PSIKOLOGI PENDIDIKAN DALAM MEMPENGARUHI ...
KAJIAN LITERATUR KEBERKESANAN FAKTOR PSIKOLOGI PENDIDIKAN DALAM MEMPENGARUHI ...KAJIAN LITERATUR KEBERKESANAN FAKTOR PSIKOLOGI PENDIDIKAN DALAM MEMPENGARUHI ...
KAJIAN LITERATUR KEBERKESANAN FAKTOR PSIKOLOGI PENDIDIKAN DALAM MEMPENGARUHI ...Adilah Hrn
 
Makalah model pengawasan laku
Makalah model pengawasan lakuMakalah model pengawasan laku
Makalah model pengawasan lakusintaroyani
 
907 1670-2-pb
907 1670-2-pb907 1670-2-pb
907 1670-2-pbBoasIyai1
 
presentasi seminar proposal pgmi fai uninus
presentasi seminar proposal pgmi fai uninuspresentasi seminar proposal pgmi fai uninus
presentasi seminar proposal pgmi fai uninusFadliAnwar24
 

Similar to MENGURANGI PERILAKU SISWA TIDAK TEGAS MELALUI PENDEKATAN REBT DENGAN TEKNIK ASSERTIVE TRAINING (20)

PENERAPAN STRATEGI ASSERTIVE TRAINING UNTUK MEREDUKSI PERILAKU KONFORMITAS PA...
PENERAPAN STRATEGI ASSERTIVE TRAINING UNTUK MEREDUKSI PERILAKU KONFORMITAS PA...PENERAPAN STRATEGI ASSERTIVE TRAINING UNTUK MEREDUKSI PERILAKU KONFORMITAS PA...
PENERAPAN STRATEGI ASSERTIVE TRAINING UNTUK MEREDUKSI PERILAKU KONFORMITAS PA...
 
Konseling sebaya sebagai metode untuk meningkatkan perilaku prososial siswa
Konseling sebaya sebagai metode untuk meningkatkan perilaku prososial siswaKonseling sebaya sebagai metode untuk meningkatkan perilaku prososial siswa
Konseling sebaya sebagai metode untuk meningkatkan perilaku prososial siswa
 
Desember 2019 karsih (dian) desy
Desember 2019 karsih (dian) desyDesember 2019 karsih (dian) desy
Desember 2019 karsih (dian) desy
 
PENGARUH PERBEDAAN TIPE KEPRIBADIAN TERHADAP SIKAP BELAJAR MATEMATIKA SISWA S...
PENGARUH PERBEDAAN TIPE KEPRIBADIAN TERHADAP SIKAP BELAJAR MATEMATIKA SISWA S...PENGARUH PERBEDAAN TIPE KEPRIBADIAN TERHADAP SIKAP BELAJAR MATEMATIKA SISWA S...
PENGARUH PERBEDAAN TIPE KEPRIBADIAN TERHADAP SIKAP BELAJAR MATEMATIKA SISWA S...
 
Prinsip dan nilai-nilai pemberantasan korupsi
Prinsip dan nilai-nilai pemberantasan korupsiPrinsip dan nilai-nilai pemberantasan korupsi
Prinsip dan nilai-nilai pemberantasan korupsi
 
1537 4204-1-sm
1537 4204-1-sm1537 4204-1-sm
1537 4204-1-sm
 
EFEKTIVITAS KONSELING BEHAVIORAL TEKNIK ASSERTIVE TRAINING UNTUK MEMINIMALISA...
EFEKTIVITAS KONSELING BEHAVIORAL TEKNIK ASSERTIVE TRAINING UNTUK MEMINIMALISA...EFEKTIVITAS KONSELING BEHAVIORAL TEKNIK ASSERTIVE TRAINING UNTUK MEMINIMALISA...
EFEKTIVITAS KONSELING BEHAVIORAL TEKNIK ASSERTIVE TRAINING UNTUK MEMINIMALISA...
 
Tugas artikel jurnal riani
Tugas artikel jurnal rianiTugas artikel jurnal riani
Tugas artikel jurnal riani
 
Resensi artikel jurnal aniah
Resensi artikel jurnal aniahResensi artikel jurnal aniah
Resensi artikel jurnal aniah
 
30.9 pendekatan teori psikologi kanak2
30.9 pendekatan teori psikologi kanak230.9 pendekatan teori psikologi kanak2
30.9 pendekatan teori psikologi kanak2
 
Peran Komunikasi Antar Pribadi Terhadap Perbedaan Pendapat Dalam Sebuah Kelua...
Peran Komunikasi Antar Pribadi Terhadap Perbedaan Pendapat Dalam Sebuah Kelua...Peran Komunikasi Antar Pribadi Terhadap Perbedaan Pendapat Dalam Sebuah Kelua...
Peran Komunikasi Antar Pribadi Terhadap Perbedaan Pendapat Dalam Sebuah Kelua...
 
PAUD 4102 _ ELNA NOFITA_856258933 RESUME MODUL 3.docx
PAUD 4102 _ ELNA NOFITA_856258933 RESUME MODUL 3.docxPAUD 4102 _ ELNA NOFITA_856258933 RESUME MODUL 3.docx
PAUD 4102 _ ELNA NOFITA_856258933 RESUME MODUL 3.docx
 
PENINGKATAN SELF ESTEEM SISWA KORBAN BULLYING MELALUI TEKNIK ASSERTIVE TRAINING
PENINGKATAN SELF ESTEEM SISWA KORBAN BULLYING MELALUI TEKNIK ASSERTIVE TRAININGPENINGKATAN SELF ESTEEM SISWA KORBAN BULLYING MELALUI TEKNIK ASSERTIVE TRAINING
PENINGKATAN SELF ESTEEM SISWA KORBAN BULLYING MELALUI TEKNIK ASSERTIVE TRAINING
 
“PENERAPAN ASSERTIVE TRAINING UNTUK MENGURANGI PERILAKU NEGATIF BERPACARAN PA...
“PENERAPAN ASSERTIVE TRAINING UNTUK MENGURANGI PERILAKU NEGATIF BERPACARAN PA...“PENERAPAN ASSERTIVE TRAINING UNTUK MENGURANGI PERILAKU NEGATIF BERPACARAN PA...
“PENERAPAN ASSERTIVE TRAINING UNTUK MENGURANGI PERILAKU NEGATIF BERPACARAN PA...
 
Makalah Perbedaan individu dalam belajar
Makalah Perbedaan individu dalam  belajarMakalah Perbedaan individu dalam  belajar
Makalah Perbedaan individu dalam belajar
 
50327869 erapi-seni
50327869 erapi-seni50327869 erapi-seni
50327869 erapi-seni
 
KAJIAN LITERATUR KEBERKESANAN FAKTOR PSIKOLOGI PENDIDIKAN DALAM MEMPENGARUHI ...
KAJIAN LITERATUR KEBERKESANAN FAKTOR PSIKOLOGI PENDIDIKAN DALAM MEMPENGARUHI ...KAJIAN LITERATUR KEBERKESANAN FAKTOR PSIKOLOGI PENDIDIKAN DALAM MEMPENGARUHI ...
KAJIAN LITERATUR KEBERKESANAN FAKTOR PSIKOLOGI PENDIDIKAN DALAM MEMPENGARUHI ...
 
Makalah model pengawasan laku
Makalah model pengawasan lakuMakalah model pengawasan laku
Makalah model pengawasan laku
 
907 1670-2-pb
907 1670-2-pb907 1670-2-pb
907 1670-2-pb
 
presentasi seminar proposal pgmi fai uninus
presentasi seminar proposal pgmi fai uninuspresentasi seminar proposal pgmi fai uninus
presentasi seminar proposal pgmi fai uninus
 

More from Ratih Aini

Tugas teknik tari
Tugas teknik tariTugas teknik tari
Tugas teknik tariRatih Aini
 
Masjid Pathok Negoro di Yogyakarta
Masjid Pathok Negoro di YogyakartaMasjid Pathok Negoro di Yogyakarta
Masjid Pathok Negoro di YogyakartaRatih Aini
 
Contoh membuat berita
Contoh membuat beritaContoh membuat berita
Contoh membuat beritaRatih Aini
 
Psikologi Klinis (Terapi Behaviour)
Psikologi Klinis (Terapi Behaviour)Psikologi Klinis (Terapi Behaviour)
Psikologi Klinis (Terapi Behaviour)Ratih Aini
 
HUBUNGAN AGAMA DAN NEGARA
HUBUNGAN AGAMA DAN NEGARAHUBUNGAN AGAMA DAN NEGARA
HUBUNGAN AGAMA DAN NEGARARatih Aini
 
Pendidikan Anti Korupsi
Pendidikan Anti KorupsiPendidikan Anti Korupsi
Pendidikan Anti KorupsiRatih Aini
 
Kebudayaan Toraja
Kebudayaan TorajaKebudayaan Toraja
Kebudayaan TorajaRatih Aini
 
Perawatan jenazah menurut agama kristen
Perawatan jenazah menurut agama kristenPerawatan jenazah menurut agama kristen
Perawatan jenazah menurut agama kristenRatih Aini
 
Kepribadiaan / Watak / Tempramen
Kepribadiaan / Watak / TempramenKepribadiaan / Watak / Tempramen
Kepribadiaan / Watak / TempramenRatih Aini
 
KEPUASAN INTERAKSI SOSIAL LANSIA DENGAN TIPE KEPRIBADIAN
KEPUASAN INTERAKSI SOSIAL LANSIA DENGAN TIPE KEPRIBADIANKEPUASAN INTERAKSI SOSIAL LANSIA DENGAN TIPE KEPRIBADIAN
KEPUASAN INTERAKSI SOSIAL LANSIA DENGAN TIPE KEPRIBADIANRatih Aini
 
PELATIHAN ASERTIVITAS NORMATIF TERHADAP PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA WANITA
PELATIHAN ASERTIVITAS NORMATIF TERHADAP PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA WANITAPELATIHAN ASERTIVITAS NORMATIF TERHADAP PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA WANITA
PELATIHAN ASERTIVITAS NORMATIF TERHADAP PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA WANITARatih Aini
 
PENGARUH KOMPRES DINGIN TERHADAP PENURUNAN NYERI PERSALINAN KALA I FASE AKTIF...
PENGARUH KOMPRES DINGIN TERHADAP PENURUNAN NYERI PERSALINAN KALA I FASE AKTIF...PENGARUH KOMPRES DINGIN TERHADAP PENURUNAN NYERI PERSALINAN KALA I FASE AKTIF...
PENGARUH KOMPRES DINGIN TERHADAP PENURUNAN NYERI PERSALINAN KALA I FASE AKTIF...Ratih Aini
 
Teori Kepribadian Carl Gustav Jung
Teori Kepribadian Carl Gustav JungTeori Kepribadian Carl Gustav Jung
Teori Kepribadian Carl Gustav JungRatih Aini
 
TEKNIK RELAKSASI OTOT PROGRESIF UNTUK MENGURANGI STRES PADA PENDERITA ASMA
TEKNIK RELAKSASI OTOT PROGRESIF UNTUK MENGURANGI STRES PADA PENDERITA ASMATEKNIK RELAKSASI OTOT PROGRESIF UNTUK MENGURANGI STRES PADA PENDERITA ASMA
TEKNIK RELAKSASI OTOT PROGRESIF UNTUK MENGURANGI STRES PADA PENDERITA ASMARatih Aini
 
PENGARUH RELAKSASI (AROMATERAPI MAWAR) TERHADAP PERUBAHAN TEKANAN DARAH PADA ...
PENGARUH RELAKSASI (AROMATERAPI MAWAR) TERHADAP PERUBAHAN TEKANAN DARAH PADA ...PENGARUH RELAKSASI (AROMATERAPI MAWAR) TERHADAP PERUBAHAN TEKANAN DARAH PADA ...
PENGARUH RELAKSASI (AROMATERAPI MAWAR) TERHADAP PERUBAHAN TEKANAN DARAH PADA ...Ratih Aini
 
PENERAPAN KOMBINASI ANTARA TEKNIK RELAKSASI DAN SELF-INSTRUCTION UNTUK MENGUR...
PENERAPAN KOMBINASI ANTARA TEKNIK RELAKSASI DAN SELF-INSTRUCTION UNTUK MENGUR...PENERAPAN KOMBINASI ANTARA TEKNIK RELAKSASI DAN SELF-INSTRUCTION UNTUK MENGUR...
PENERAPAN KOMBINASI ANTARA TEKNIK RELAKSASI DAN SELF-INSTRUCTION UNTUK MENGUR...Ratih Aini
 
Metode Relaksasi Untuk Menurunkan Stres dan Keluhan Tukak Lambung pada Pender...
Metode Relaksasi Untuk Menurunkan Stres dan Keluhan Tukak Lambung pada Pender...Metode Relaksasi Untuk Menurunkan Stres dan Keluhan Tukak Lambung pada Pender...
Metode Relaksasi Untuk Menurunkan Stres dan Keluhan Tukak Lambung pada Pender...Ratih Aini
 
PENGARUH TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF TERHADAP PERUBAHAN TINGKAT INSOMNIA ...
PENGARUH TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF TERHADAP PERUBAHAN TINGKAT INSOMNIA ...PENGARUH TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF TERHADAP PERUBAHAN TINGKAT INSOMNIA ...
PENGARUH TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF TERHADAP PERUBAHAN TINGKAT INSOMNIA ...Ratih Aini
 

More from Ratih Aini (20)

Tugas teknik tari
Tugas teknik tariTugas teknik tari
Tugas teknik tari
 
Masjid Pathok Negoro di Yogyakarta
Masjid Pathok Negoro di YogyakartaMasjid Pathok Negoro di Yogyakarta
Masjid Pathok Negoro di Yogyakarta
 
Contoh membuat berita
Contoh membuat beritaContoh membuat berita
Contoh membuat berita
 
PKN
PKN PKN
PKN
 
PKN
PKN PKN
PKN
 
Psikologi Klinis (Terapi Behaviour)
Psikologi Klinis (Terapi Behaviour)Psikologi Klinis (Terapi Behaviour)
Psikologi Klinis (Terapi Behaviour)
 
HUBUNGAN AGAMA DAN NEGARA
HUBUNGAN AGAMA DAN NEGARAHUBUNGAN AGAMA DAN NEGARA
HUBUNGAN AGAMA DAN NEGARA
 
Pendidikan Anti Korupsi
Pendidikan Anti KorupsiPendidikan Anti Korupsi
Pendidikan Anti Korupsi
 
Kebudayaan Toraja
Kebudayaan TorajaKebudayaan Toraja
Kebudayaan Toraja
 
Perawatan jenazah menurut agama kristen
Perawatan jenazah menurut agama kristenPerawatan jenazah menurut agama kristen
Perawatan jenazah menurut agama kristen
 
Kepribadiaan / Watak / Tempramen
Kepribadiaan / Watak / TempramenKepribadiaan / Watak / Tempramen
Kepribadiaan / Watak / Tempramen
 
KEPUASAN INTERAKSI SOSIAL LANSIA DENGAN TIPE KEPRIBADIAN
KEPUASAN INTERAKSI SOSIAL LANSIA DENGAN TIPE KEPRIBADIANKEPUASAN INTERAKSI SOSIAL LANSIA DENGAN TIPE KEPRIBADIAN
KEPUASAN INTERAKSI SOSIAL LANSIA DENGAN TIPE KEPRIBADIAN
 
PELATIHAN ASERTIVITAS NORMATIF TERHADAP PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA WANITA
PELATIHAN ASERTIVITAS NORMATIF TERHADAP PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA WANITAPELATIHAN ASERTIVITAS NORMATIF TERHADAP PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA WANITA
PELATIHAN ASERTIVITAS NORMATIF TERHADAP PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA WANITA
 
PENGARUH KOMPRES DINGIN TERHADAP PENURUNAN NYERI PERSALINAN KALA I FASE AKTIF...
PENGARUH KOMPRES DINGIN TERHADAP PENURUNAN NYERI PERSALINAN KALA I FASE AKTIF...PENGARUH KOMPRES DINGIN TERHADAP PENURUNAN NYERI PERSALINAN KALA I FASE AKTIF...
PENGARUH KOMPRES DINGIN TERHADAP PENURUNAN NYERI PERSALINAN KALA I FASE AKTIF...
 
Teori Kepribadian Carl Gustav Jung
Teori Kepribadian Carl Gustav JungTeori Kepribadian Carl Gustav Jung
Teori Kepribadian Carl Gustav Jung
 
TEKNIK RELAKSASI OTOT PROGRESIF UNTUK MENGURANGI STRES PADA PENDERITA ASMA
TEKNIK RELAKSASI OTOT PROGRESIF UNTUK MENGURANGI STRES PADA PENDERITA ASMATEKNIK RELAKSASI OTOT PROGRESIF UNTUK MENGURANGI STRES PADA PENDERITA ASMA
TEKNIK RELAKSASI OTOT PROGRESIF UNTUK MENGURANGI STRES PADA PENDERITA ASMA
 
PENGARUH RELAKSASI (AROMATERAPI MAWAR) TERHADAP PERUBAHAN TEKANAN DARAH PADA ...
PENGARUH RELAKSASI (AROMATERAPI MAWAR) TERHADAP PERUBAHAN TEKANAN DARAH PADA ...PENGARUH RELAKSASI (AROMATERAPI MAWAR) TERHADAP PERUBAHAN TEKANAN DARAH PADA ...
PENGARUH RELAKSASI (AROMATERAPI MAWAR) TERHADAP PERUBAHAN TEKANAN DARAH PADA ...
 
PENERAPAN KOMBINASI ANTARA TEKNIK RELAKSASI DAN SELF-INSTRUCTION UNTUK MENGUR...
PENERAPAN KOMBINASI ANTARA TEKNIK RELAKSASI DAN SELF-INSTRUCTION UNTUK MENGUR...PENERAPAN KOMBINASI ANTARA TEKNIK RELAKSASI DAN SELF-INSTRUCTION UNTUK MENGUR...
PENERAPAN KOMBINASI ANTARA TEKNIK RELAKSASI DAN SELF-INSTRUCTION UNTUK MENGUR...
 
Metode Relaksasi Untuk Menurunkan Stres dan Keluhan Tukak Lambung pada Pender...
Metode Relaksasi Untuk Menurunkan Stres dan Keluhan Tukak Lambung pada Pender...Metode Relaksasi Untuk Menurunkan Stres dan Keluhan Tukak Lambung pada Pender...
Metode Relaksasi Untuk Menurunkan Stres dan Keluhan Tukak Lambung pada Pender...
 
PENGARUH TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF TERHADAP PERUBAHAN TINGKAT INSOMNIA ...
PENGARUH TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF TERHADAP PERUBAHAN TINGKAT INSOMNIA ...PENGARUH TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF TERHADAP PERUBAHAN TINGKAT INSOMNIA ...
PENGARUH TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF TERHADAP PERUBAHAN TINGKAT INSOMNIA ...
 

Recently uploaded

contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptxHR MUSLIM
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 

Recently uploaded (20)

contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 

MENGURANGI PERILAKU SISWA TIDAK TEGAS MELALUI PENDEKATAN REBT DENGAN TEKNIK ASSERTIVE TRAINING

  • 1. IJGS 1 (1) (2012) Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jbk MENGURANGI PERILAKU SISWA TIDAK TEGAS MELALUI PENDEKATAN REBT DENGAN TEKNIK ASSERTIVE TRAINING Tri Jayanti  Jurusan Bimbingan dan Konseling, Fakultas Ilmu Pendidikan , Universitas Negeri Semarang, Indo- nesia Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengurangi perilaku siswa tidak tegas terhadap te- man-teman sekelasnya yang tidak bersahabat melalui pendekatan Rational Emotive Behavior Therapy (REBT) dengan teknik assertive training. Penelitian ini dilaksana- kan dengan menggunakan metode kombinasi (mixed methods) dengan model con- current embedded (campuran tidak berimbang). Subyek dalam penelitian ini adalah 3 siswa kelas VIII di SMP Teuku Umar Semarang yang berperilaku tidak tegas ter- hadap teman-teman sekelasnya yang tidak bersahabat. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis data interaktif Miles and Huberman, serta ana- lisis deskriptif persentase. Hasil penelitian adalah ketiga klien mampu mengubah keyakinan irrasional menjadi rasional, sehingga ketiga klien mampu mengubah perilaku tidak tegas menjadi perilaku tegas terhadap teman-teman sekelasnya yang tidak bersahabat. Perilaku tidak tegas ketiga klien berkurang dari frekuensi sering menjadi jarang. Dengan ketiga klien berperilaku asertif terjalin hubungan baik antara ketiga klien dengan teman-teman sekelasnya yang tidak bersahabat. Sim- pulan dari penelitian ini adalah perilaku siswa tidak tegas terhadap teman-teman sekelasnya yang tidak bersahabat dapat dikurangi melalui pendekatan REBT den- gan teknik assertive training Abstract The purpose of the research is to decrease the students’ non assertive behavior toward their not friendly classmate through the Rational Emotive Behavior Therapy (REBT) approach with the assertive training technique. This research uses the mixed methods with the concurrent embedded design. The Subject of this research is the students’ at eighth grade of Junior High School Teuku Umar Semarang that consist of three students who had non assertive behavior toward their not friendly classmate.The methods for collecting data are interview, observation, and documentation. The data analysis technique uses the analysis interactive Miles and Hu- berman, and the analysis technique descriptive presentation. The result of the research shows that the three client can change the irrational believe becomes the rational believe. Therefore, they can change the non assertive behavior becomes the assertive behavior toward their not friendly classmate. The non assertive behavior of three clients decrease from often frequency to rare frequency. After the three clients have assertive behavior, they can make good relationship with their not friendly classmate. The conclusion of the research is the non assertive behavior student’s toward their not friendly classmate can be decreased through the REBT approach with the assertive training technique © 2012 Universitas Negeri Semarang Info Artikel Sejarah Artikel: Diterima Januari 2012 Disetujui Februari 2012 Dipublikasikan Agustus 2012 Keywords: Non assertive behavior Rebt approach Assertive training technique  Alamat korespondensi: Gedung A2, Kampus Sekaran Gunungpati, Semarang 50229 E-mail: tri_fip@unnes.ac.id ISSN 2252-6374
  • 2. Tri Jayanti/ Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application1 1(1) (2012) 2 Pendahuluan Tidak semua manusia dapat menjalankan kehidupannya dengan lancar dan mencapai keba- hagiaan. Pada masa remaja terdapat masa sulit, yaitu masa di mana seseorang ditolak dalam sua- tu kelompok. Mappiare (1982) menyatakan bah- wa “penolakan teman sebaya dalam kelompok bagi seorang remaja mempunyai pengaruh yang kuat atau besar terhadap pikiran, sikap, perasaan, perbuatan-perbuatan dan penyesuaian diri rema- ja”. Padahal hubungan sosial merupakan kebu- tuhan dasar manusia untuk dimiliki dan dicintai (belonging and love). Menurut Maslow kebutuhan dimiliki atau menjadi bagian dari kelompok so- sial dan dicintai merupakan kebutuhan yang do- minan (dalam Alwisol, 2006). Fenomena penola- kan teman sebaya juga dialami oleh 3 siswa kelas VIII di SMP Teuku Umar Semarang yang sering diperlakukan kurang baik oleh teman-teman se- kelasnya. Ketiga siswa tersebut merupakan siswa yang sering diperlakukan kurang baik oleh te- man-teman sekelasnya waktu di kelas VII. Ketiga siswa tersebut sering diejek, diperintah-perintah, dan dipukul. Ketiga siswa tersebut pendiam, ti- dak berani menolak perintah dari teman-teman sekelasnya, tidak berani melawan teman-teman sekelasnya yang mengganggunya, dan kadang menangis. Perilaku tidak berani menuntut hak-hak pribadinya kepada orang lain disebut dengan is- tilah tidak tegas. Ketidaktegasan yang dilakukan oleh ketiga siswa tersebut akan menghambat tu- gas perkembangan mereka, karena ketiga siswa tersebut tidak mampu mengungkapkan perasaan dan pikirannya secara langsung kepada orang lain. Sesuai dengan pendapat Sugiyo (2007) bahwa “perilaku tidak tegas adalah pelanggaran terhadap hak Anda sendiri yaitu dengan adanya indikasi gagalnya menyatakan pikiran dan kebu- tuhan atau keinginan anda secara terus terang, sehingga memberi peluang orang lain untuk tidak menghargai Anda”. Seseorang yang tidak tegas pada dasarnya akan merugikan dirinya sendi- ri. Menurut Goddard (l981) sebenarnya orang- orang yang tidak asertif ini tahu tentang apa yang seharusnya mereka lakukan ketika berada dalam posisi yang mengharuskan ia berkata apa adanya (dalam Iriani, Niken, 2009). Namun me- reka memiliki perasaan bahwa jika perasaan itu atau hal-hal tersebut diekspresikan maka orang lain akan membenci dirinya. Orang yang tidak tegas cenderung merasa takut untuk bertindak sesuai dengan pikiran dan perasaannnya, karena mereka takut akan ditolak oleh orang lain. Agar ketiga siswa tersebut mampu melaksanakan tugas perkembangan dengan baik, maka mereka perlu mengembangkan sikap dan perilaku yang dike- nal dengan istilah asertif. Menurut Lange dan Jakubowski sikap tegas artinya “menuntut hak pribadi dan menyatakan pikiran, perasaan, dan keyakinan dengan cara langsung jujur dan tepat” (dalam Calhoun, 1990). Maka dengan berperi- laku asertif, seseorang mampu mengungkapkan pikiran dan perasaannya kepada orang lain seca- ra terus terang, sehingga dalam suatu hubungan sosial dapat terjalin komunikasi yang baik. Tidak semua orang dapat berperilaku aser- tif, karena asertif bukan bawaan dari lahir. Akan tetapi perilaku yang dapat dipelajari melalui ling- kungan. Hal tersebut senada dengan pernyataan Rathus dan Nevis bahwa “perilaku asertif me- rupakan pola-pola yang dipelajari dari lingkun- gan sebagai reaksi terhadap situasi sosial dalam kehidupannya” (dalam Marini, Liza dan Elvi Andriani, 2005). Keadaan ketiga siswa di atas perlu dibantu, agar mereka mampu mengaktuali- sasikan diri dan mengembangkan diri secara op- timal. Untuk membantu mengembangkan sikap dan perilaku asertif ketiga siswa tersebut adalah dilaksanakan layanan konseling individu melalui pendekatan REBT dengan teknik assertive trai- ning. Hal tersebut senada dengan pendapat Ellis bahwa individu berkeyakinan irrasional, dalam menghadapi berbagai peristiwa akan mengalami hambatan emosional, seperti perasaan cemas, menganggap ada bahaya yang sedang mengan- cam, dan pada akhirnya akan melakukan atau mereaksi peristiwa itu tidak realistis (dalam Lati- pun, 2008). Ketiga siswa yang berpikir irrasional merasa takut terhadap teman-temannya, sehing- ga mereka hanya diam dan menuruti perintah teman-temannya. Untuk membantu melatih keberanian diri ketiga siswa tersebut digunakan teknik assertive training. Menurut Corey, teknik assertive training dapat diterapkan pada situasi-si- tuasi interpersonal di mana individu mengalami kesulitan untuk menerima kenyataan bahwa me- nyatakan atau menegaskan diri adalah tindakan yang layak atau benar. Teknik assertive training di- gunakan untuk membantu orang-orang yang: Tidak mampu mengungkapkan kemara- han atau perasaan tersinggung Menunjukkan kesopanan yang berlebihan dan selalu mendorong orang lain untuk menda- huluinya Memiliki kesulitan untuk mengatakan “ti- dak” Mengalami kesulitan untuk mengungkap- kan afeksi dan respon-respon positif lainnya Merasa tidak punya hak untuk memiliki
  • 3. 3 Tri Jayanti/ Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application1 1(1) (2012) perasaan-perasaan dan pikiran-pikiran sendiri (Corey, 2005). Senada dengan hal tersebut, Alberti (da- lam Gunarsa, 2004) menyatakan bahwa “Latihan asertif merupakan prosedur latihan yang diberi- kan kepada klien untuk melatih perilaku penye- suaian sosial melalui ekspresi diri dari perasaan, sikap, harapan, pendapat, dan haknya”. Melalui pendekatan REBT dengan teknik assertive training diharapkan ketiga siswa tersebut dapat melatih diri menjadi orang yang asertif, sehingga mam- pu mengembangkan dan mengaktualisasikan di- rinya dengan baik, dan mampu menghilangkan rasa takut dalam menghadapi teman-temannya yang tidak bersahabat, sehingga mereka dapat di- terima dalam pergaulan sehari-hari di kelas. Berdasarkan permasalahan siswa tidak te- gas terhadap teman-teman sekelasnya yang tidak bersahabat di atas, peneliti tertarik untuk melaku- kan penelitian tentang: (1) bagaimana gambaran perilaku siswa tidak tegas selama konseling ini- dividu melalui pendekatan REBT dengan teknik assertive training?, (2) apakah perilaku siswa tidak tegas dapat dikurangi melalui pendekatan REBT dengan teknik assertive training?. Dengan demiki- an tujuan dari penelitian ini adalah (1) mengeta- hui gambaran perilaku siswa tidak tegas selama konseling inidividu melalui pendekatan REBT dengan teknik assertive training, (2) mengetahui perilaku siswa tidak tegas dapat dikurangi me- lalui pendekatan REBT dengan teknik assertive training. Metode Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kom- binasi (mixed methods) dengan model concurrent embedded (campuran tidak berimbang). Sugiyono (2011) menyatakan bahwa “metode kombinasi model concurrent embedded (campuran tidak be- rimbang) adalah metode penelitian yang mengga- bungkan antara metode penelitian kualitatif dan kuantitatif dengan cara mencampur kedua me- tode tersebut secara tidak seimbang”. Penelitian ini lebih menekankan pada pendekatan kualitatif yang kemudian didukung oleh pendekatan kuan- titatif. Subyek dalam penelitian ini adalah 3 siswa kelas VIII yang berperilaku tidak tegas terhadap teman-teman sekelasnya yang tidak bersahabat. Identifikasi subyek penelitian dilakukan dengan wawancara kepada Guru BK, siswa calon klien, dan teman sekelas siswa calon klien. Wawanca- ra dilakukan berdasarkan pedoman wawancara yang dikembangkan berdasarkan indikator pe- rilaku tidak tegas. Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawanca- ra, observasi, dan dokumentasi. Untuk menguji keabsahan data digunakan triangulasi teknik. Sedangkan teknik analisis data yang digunakan adalah analisis interaktif Miles and Huberman dan analisis deskriptif persentase. Hasil dan Pembahasan Penelitian ini dilaksanakan pada tiga sis- wa kelas VIII di SMP Teuku Umar Semarang. Identifikasi klien dalam penelitian ini didasarkan pada hasil wawancara identifikasi subyek pene- litian yang didasarkan pada indikator perilaku tidak tegas yang meliputi: (1) tidak mampu men- gungkapkan emosi, (2) menunjukkan kesopanan yang berlebihan, (3) selalu mendorong orang lain untuk mendahuluinya, (4) sulit mengatakan “ti- dak”, (5) merasa tidak punya hak untuk memiliki perasaan-perasaan dan pikiran-pikiran sendiri. Identifikasi subyek penelitian dilakukan melalui wawancara dengan guru BK, siswa calon klien, dan teman calon klien. Pada umumnya perilaku tidak tegas ketiga klien, yaitu diam, tidak berani menolak, selalu menuruti perintah teman, dan tidak mampu mengungkapkan perasaan tersing- gung dan marah. Seseorang yang berperilaku tidak tegas akan cenderung mengalah kepada orang lain. Mereka tidak mampu mengungkapkan perasaan- perasaan mereka. Meskipun mereka tidak suka. Orang yang berperilaku tidak tegas secara lang- sung menyakiti dirinya sendiri, dan ia pun men- galami kesulitan dalam berinteraksi sosial. Den- gan berperilaku tidak tegas juga mengakibatkan orang lain menjadi tidak menghargai seseorang yang berperilaku tidak tegas. Perilaku tidak tegas merupakan perilaku yang dapat dipelajari, bukan bawaan dari lahir. Dengan kata lain seseorang yang berperilaku tidak tegas karena adanya pro- ses belajar atau pengalaman. Seseorang menjadi ragu-ragu atau takut dan menjadi tidak tegas, di- karenakan tiga faktor, yaitu karena pembawaan yang halus, ketidakcakapan secara personal, dan perilaku yang dipelajari (Sugiyo, 2007). Dengan demikian perilaku tidak tegas merupakan perila- ku yang dapat dipelajari, sehingga mampu diu- bah menjadi perilaku yang positif yaitu perilaku asertif atau tegas. Hal tersebut dikarenakan peri- laku asertif merupakan perilaku seseorang yang mampu mengungkapkan perasaan dan pikiran- nya secara terbuka dan jujur kepada orang lain, sehingga ia mampu mengkomunikasikan pikiran dan perasaannya dalam berinteraksi sosial. Agar
  • 4. Tri Jayanti/ Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application1 1(1) (2012) 4 orang yang berperilaku tidak tegas dapat men- gungkapkan perasaan dan pikirannya kepada orang lain secara terbuka dan jujur, maka perlu mengembangkan perilaku asertif. Untuk mem- bantu mengurangi perilaku tidak tegas ketiga klien, dilaksanakan layanan konseling individu melalui pendekatan REBT dengan teknik assertive training. Pendekatan REBT dengan teknik asserti- ve training ini merupakan salah satu pendekatan yang digunakan untuk melatih keberanian diri klien dalam mengekspresikan perilaku-perilaku tertentu yang diharapkan. Perilaku-perilaku ter- tentu yang diharapkan adalah perilaku asertif. Dengan perilaku asertif, klien yang tidak tegas berani mengungkapkan ketidaksukaannya terha- dap perilaku teman-temannya yang tidak bersa- habat. Konseling yang dilakukan untuk mem- bantu mengatasi perilaku tidak tegas ketiga klien sebanyak tujuh kali pertemuan dengan masing- masing pertemuan berlangsung kurang lebih 45 menit. Konseling yang dilaksanakan berdasarkan langkah-langkah pendekatan REBT dengan te- knik assertive training. Permasalahan ketiga klien adalah memelihara konsekuensi negatif pada perilaku dan emosi. Konsekuensi negatif pada perilaku yaitu perilaku tidak tegas terhadap te- man-teman sekelasnya yang tidak bersahabat. Sedangkan konsekuensi negatif pada emosi ada- lah merasa sedih, marah, tersinggung, dan takut. Maka tujuan dari konseling ini adalah mengu- bah konsekuensi negatif pada emosi dan perila- ku menjadi konsekuensi positif pada emosi dan perilaku. Jadi tujuan konseling ini adalah ketiga klien mampu membangun konsekuensi positif pada emosi dan perilaku. Konsekuensi positif pada emosi yaitu merasa senang, nyaman, bera- ni, tidak marah dan tersinggung lagi karena hal- hal yang membuat marah dan tersinggung bisa diungkapkan. Sedangkan konsekuensi positif pada perilaku adalah berperilaku asertif, yaitu be- rani mengungkapkan segala perasaan dan pikiran secara langsung, jujur, dan jelas terhadap teman- teman sekelas yang tidak bersahabat, sehingga klien berani menolak, berani menuntut haknya, tidak membiarkan orang lain memaksakan ke- hendak kepadanya, berani mengungkapkan ke- marahan dengan suara yang jelas dan keras. Terdapat dua hal penting dalam konse- ling ini, yaitu (1) mengubah keyakinan irrasional menjadi rasional, dan (2) mengubah perilaku ti- dak tegas menjadi perilaku asertif atau tegas. Un- tuk yang pertama mengubah keyakinan irrasional menjadi rasional, ketiga klien mampu memaha- mi keyakinan irrasional yang selama ini mereka pelihara dan mampu mengubahnya menjadi key- akinan rasional, sehingga ketiga klien menyada- ri untuk mengubah perilaku mereka yang tidak tegas menjadi perilaku asertif atau tegas. Setelah ketiga klien berlatih perilaku asertif dengan ber- main peran, ketiga klien pun berkomitmen untuk berperilaku tegas terhadap teman-teman sekelas- nya yang tidak bersahabat. Kedua, mengubah perilaku tidak tegas ke- tiga klien, dalam proses perubahan perilaku tidak tegas menjadi tegas mengalami hambatan. Pada dasarnya perilaku tidak tegas bukan bawaan dari lahir, tapi dapat berupa pembawaan yang halus, ketidakcakapan secara personal, dan perilaku yang dipelajari. Ketiga klien mengalami kesuli- tan dalam berlatih perilaku asertif dengan ber- main peran. Karena pada dasarnya ketiga klien mempunyai pembawaan yang halus, dan keti- dakcakapan secara personal. Akan tetapi dengan komitmen ketiga klien untuk mengubah perilaku tidak tegasnya menjadi tegas terhadap teman-te- man sekelasnya yang tidak bersahabat, membuat ketiga klien berusaha semaksimal mungkin untuk belajar berperilaku aserif melalui bermain peran. Ketiga klien pun mampu berperilaku asertif den- gan baik ketika bermain peran. Kemudian ketiga klien mengaplikasikan latihan perilaku asertif da- lam kehidupan sehari-hari, khususnya terhadap teman-teman sekelasnya yang tidak bersahabat. Untuk mengetahui perubahan perilaku ketiga kli- en, digunakan observasi dengan rating scale. Ber- dasarkan hasil observasi didapatkan hasil bahwa adanya penurunan persentase yang menunjukkan Klien Observasi 1 Observasi 2 Keterangan Hasil Kategori Hasil Kategori 1 72% Tinggi 46% Rendah Perilaku tidak tegas klien 1 mengalami penurunan persentase yang cukup signifikan. 2 73% Tinggi 45% Rendah Perilaku tidak tegas klien 2 mengalami penurunan persentase yang cukup signifikan. 3 72% Tinggi 46% Rendah Perilaku tidak tegas klien 2 mengalami penurunan persentase yang cukup signifikan. Tabel 1. Hasil Penurunan Persentase Perilaku Tidak Tegas
  • 5. 5 Tri Jayanti/ Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application1 1(1) (2012) perubahan perilaku tidak tegas ketiga klien. Pe- nurunan persentase perilaku tidak tegas ketiga klien dapat dilihat pada Tabel 1. Berdasarkan Tabel 1 dapat disimpulkan bahwa penurunan persentase dari tinggi menjadi rendah menunjukkan perubahan perilaku yang cukup signifikan, yaitu menurunya perilaku tidak tegas ketiga klien dari kategori tinggi menjadi ren- dah. Penurunan perilaku tidak tegas ketiga klien menunjukkan bahwa ketiga klien mampu men- gubah perilaku tidak tegas terhadap teman-teman sekelasnya dengan berkurang perilaku tidak tegas ketiga klien yang muncul dengan frekuensi sering berkurang menjadi jarang. Meskipun perilaku tidak tegas klien masih muncul dengan frekuen- si jarang, ketiga klien mampu mengembangkan perilaku asertif, yaitu berani mengungkapkan perasaan dan pikirannya secara langsung kepada teman-teman sekelasnya yang tidak bersahabat. Dengan ketiga klien mampu mengubah perilaku tidak tegas menjadi perilaku asertif atau tegas, maka dapat disimpulkan bahwa ������������������perilaku siswa ti- dak tegas terhadap teman-teman sekelasnya yang tidak bersahabat dapat dikurangi melalui ������pende- katan REBT dengan teknik assertive training. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian perilaku sis- wa tidak tegas terhadap teman-teman sekelasnya yang tidak bersahabat melalui pendekatan REBT dengan teknik assertive training pada 3 siswa ke- las VIII di SMP Teuku Umar Semarang, dapat ditarik kesimpulan bahwa ��������������������ketiga klien memeli- hara keyakinan irrasional, sehingga ketiga klien memelihara konsekuensi negatif pada perila- ku, yaitu perilaku tidak tegas. Setelah diadakan konseling individu melalui pendekatan REBT dengan teknik assertive training, ketiga klien mam- pu mengubah keyakinan irrasional menjadi keya- kinan rasional, yaitu mengubah perilaku tidak tegas menjadi perilaku tegas atau asertif. Dengan ketiga klien merasa berani, maka ketiga klien mampu mengungkapkan segala perasaan dan pikirannya secara langsung kepada teman-teman sekelasnya yang tidak bersahabat, sehingga ke- tiga klien bisa membina hubungan baik dengan teman-teman sekelasnya yang tidak bersahabat. Dengan terbinanya hubungan baik antara ketiga klien dengan teman-teman sekelasnya yang dulu tidak bersahabat, membuat klien merasa senang dan nyaman di kelas. Perilaku siswa tidak tegas terhadap teman-teman sekelasnya yang tidak bersahabat dapat dikurangi melalui pendekatan REBT dengan teknik assertive training. Ucapan Terima Kasih Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya�����������������������������������, sehingga penulis diberikan kesem- patan untuk menyusun dan menyajikan hasil penelitiannya dalam manuskrip. �������������Penulisan ma- nuskrip ini tidak lepas dari bantuan berbagai pi- hak, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada: Rektor UNNES, Tim Pengembang Jurnal, Dekan FIP, Ketua Jurusan Bimbingan dan Konseling, Dewan Penyunting dan Lay Outer jurnal Elektronik Jurusan Bimbingan dan Konseling, dan Mitra Bebestari. Daftar Pustaka Alwisol. 2006. Psikologi Kepribadian. Ma- lang: UMM Press Calhoun, James F. 1990. Psikologi Tentang Penyesuaian Dan Hubungan Kemanusiaan. Diter- jemahkan oleh Prof. Dr. Ny. R.S. Satmoko. 1995. Semarang: IKIP Semarang Corey, Gerald. 2005. Teori dan Praktek Kon- seling dan Psikoterapi. Bandung: PT Refika Adita- ma Gunarsa, Singgih D. 2004. Konseling dan Psikoterapi. Jakarta: PT Gunung Mulya Iriani, Niken. 2009. Perilaku Asertif. Online] Available at http://rumah-optima.com/optima/ artikel-psikologi/54-perilaku-asertif[accessed 23/03/09 Latipun. 2008. Psikologi Konseling. Ma- lang: UMM Press Mappiare, Andi. 1982. Psikologi Remaja. Surabaya: Usaha Nasional Marini, Liza dan Elvi Andriani. 2005. Per- bedaan Asertivitas Remaja Ditinjau dari pola Asuh Orang Tua. Psikologia, 1/ 2: 46-53 Online] Avai- lable at psi-des2005_%20(1).pdf (SECURED) - Adobe Acrobat Professional[accessed 20/08/11 Sugiyo. 2007. Komunikasi Antar Pribadi. Se- marang: UNNES Press Sugiyono. 2011. Metode Penelitian kombina- si (Mixed Methods). Bandung: Alfabeta