SlideShare a Scribd company logo
1 of 33
Pokok Bahasan ke-5
1
Pengantar :
Banyak kejadian dalam kehidupan sehari-hari
yang sulit diketahui dengan pasti, terutama
kejadian yang akan datang.
Meskipun kejadian-kejadian tersebut tidak pasti,
tetapi kita bisa melihat fakta-fakta yang ada
untuk menuju derajat kepastian atau derajat
keyakinan bahwa sesuatu akan terjadi.
Derajat / tingkat kepastian atau keyakinan dari
munculnya hasil percobaan statistik disebut
Probabilitas (Peluang), yang dinyatakan dengan
P.
2
Konsep dan definisi dasar
Eksperimen/percobaan probabilitas adalah segala
kegiatan dimana suatu hasil (outcome) diperoleh.
Ruang sampel adalah himpunan seluruh
kemungkinan outcome dari suatu
eksperimen/percobaan. Biasanya dinyatakan dengan
S. Banyaknya outcome dinyatakan dengan n(S).
Peristiwa/kejadian adalah himpunan bagian dari
outcome dalam suatu ruang sampel.
3
Contoh :
Dilakukan eksperimen, yaitu diperiksa 3 buah sikring
satu persatu secara berurutan dan mencatat kondisi
sikring tersebut dengan memberi notasi B untuk
sikring yang baik dan R untuk sikring yang rusak.
Maka ruang sampel pada eksperimen probabilitas
pemeriksaan tersebut adalah S = {BBB, BBR, BRB,
RBB, BRR, RBR, RRB, RRR}. Jumlah outcome dalam
ruang sampel S adalah n(S) = 23
= 8.
Jika A menyatakan peristiwa diperoleh satu sikring
yang rusak, maka A = {BBR, BRB, RBB}. Jumlah
outcome dalam ruang peristiwa adalah n(A) = 3.
4
Definisi probabilitasBila kejadian A terjadi dalam m cara dari seluruh n
cara yang mungkin terjadi dan masing-masing n cara
itu mempunyai kesempatan yang sama untuk
muncul, maka probabilitas kejadian A, ditulis P(A),
dapat dituliskan :
5
n
m
Sn
An
AP ==
)(
)(
)(
Sifat-sifat probabilitas kejadian A :
0 ≤ P(A) ≤ 1 , artinya nilai probabilitas
kejadian A selalu terletak antara 0 dan 1
P(A) = 0, artinya dalam hal kejadian A tidak
terjadi (himpunan kosong), maka
probabilitas kejadian A adalah 0. Dapat
dikatakan bahwa kejadian A mustahil untuk
terjadi.
P(A) = 1, artinya dalam hal kejadian A, maka
probabilitas kejadian A adalah 1. Dapat
dikatakan bahwa kejadian A pasti terjadi.
6
Contoh (1): Sebuah koin dilemparkan dua kali. Berapakah
probabilitas bahwa paling sedikit muncul satu
Muka?
Jawab :
 Misal M = Muka , B = Belakang
 Ruang sampel untuk percobaan ini adalah S = {MM,
MB, BM, BB}
 Kejadian A = muncul paling sedikit satu Muka
adalah A = {MM, MB, BM}
Jadi,
 Probabilitas bahwa paling sedikit muncul satu Muka
adalah
7
4
3
)(
)(
)( ==
Sn
An
AP
Contoh (2):
Suatu campuran kembang gula berisi 6 mint, 4 coffee, dan
3 coklat. Bila seseorang membuat suatu pemilihan acak
dari salah satu kembang gula ini, carilah probabilitas
untuk mendapatkan : (a) mint, dan (b) coffee atau coklat.
Jawab :
Misal, M = mint , C = coffee , T = coklat
(a). Probabilitas mendapatkan mint =
(b). Probabilitas mendapatkan coffee atau coklat =
8
13
6
)(
)(
)( ==
Sn
Mn
MP
13
7
13
034
)(
)()()(
)(
)(
)( =
−+
=
∩−+
=
∪
=∪
Sn
TCnTnCn
Sn
TCn
TCP
Probabilitas kejadian majemuk
(1):
Bila A dan B kejadian sembarang pada ruang
sampel S, maka probabilitas gabungan kejadian
A dan B adalah kumpulan semua titik sampel
yang ada pada A atau B atau pada keduanya.
9
)()()()( BAPBPAPBAP ∩−+=∪
Probabilitas kejadian majemuk
(2):
Bila A, B, dan C kejadian sembarang pada
ruang sampel S, maka probabilitas gabungan
kejadian A, B, dan C adalah :
10
)()()(
)()()()()(
CBAPCBPCAP
BAPCPBPAPCBAP
∩∩+∩−∩−
∩−++=∪∪
Contoh :
Kemungkinan bahwa Ari lulus ujian matematika adalah
2/3 dan kemungkinan ia lulus bahasa inggris adalah 4/9.
Bila probabilitas lulus keduanya adalah 1/4, berapakah
probabilitas Ari dapat paling tidak lulus salah satu dari
kedua pelajaran tersebut?
Jawab :
Bila M adalah kejadian lulus matematika, dan B adalah
kejadian lulus bahasa inggris, maka :
Probabilitas Ari lulus salah satu pelajaran tersebut
adalah :
P(M ∪ B) = P(M) + P(B) – P(M ∩ B)
= 2/3 + 4/9 – 1/4
= 31/36
11
Contoh:Sebuah sistem sembarang seperti terlihat pada gambar di
bawah tersusun atas tiga tingkat. Sistem ini akan bekerja
dengan baik jika ketiga tingkatnya berjalan dengan baik. Misal
seluruh unit dalam setiap tingkat saling bebas dan masing-
masing berjalan baik. Diketahui P(A) = 0,7; P(B) = 0,7 ; P(C ) =
0,9 ; P(D) = 0,8 ; P(E) = 0,6 ; P(F) = 0,6 ; dan P(G) = 0,6.
Hitunglah probabilitas sistem berjalan dengan baik.
12
Jawab:
 P(T1) = P(A∪B) = P(A) + P(B) – P(A∩B)
= P(A) + P(B) – P(A).P(B)
= 0,7 + 0,7 – (0,7)(0,7) = 0,91
 P(T2) = P(C ∩ D) = P(C).P(D)
= (0,9)(0,8) = 0,72
 P(T3) = P(E∪F ∪G)
= P(E) + P(F) + P(G) – P(E∩F) – P(E∩G) – P(F∩G) + P(E∩F ∩G)
= P(E) + P(F) + P(G) – P(E).P(F) – P(E).P(G) – P(F).P(G) + P(E).P(F).P(G)
= 0,6 + 0,6 + 0,6 – (0,6)(0,6) – (0,6)(0,6) – (0,6)(0,6) + (0,6)(0,6) (0,6)
= 0,936
 Jadi,
P(sistem berjalan baik) = P(T1 ∩ T2 ∩ T3) = P(T1).P( T2).P( T3)
= (0,91).(0,72).(0,963) = 0,613.
Artinya sistem tersebut secara keseluruhan memiliki 61,3% kemungkinan
dapat berjalan dengan baik.
13
Dua kejadian saling lepas (disjoint
events atau mutually exclusive):
Bila A dan B dua kejadian saling lepas,
maka berlaku :
)()()( BPAPBAP +=∪
)()()()( CPBPAPCBAP ++=∪∪
14
Bila A, B, dan C tiga kejadian saling
lepas, maka berlaku :
Contoh :
Berapakah probabilitas mendapatkan total 7 atau 11 bila
sepasang dadu dilemparkan?
Jawab :
Bila A adalah kejadian diperoleh total 7, maka A = {(1,6),
(6,1), (2,5), (5,2), (3,4), (4,3)}
Bila B adalah kejadian diperoleh total 11, maka B = {(5,6),
(6,5)}
Sehingga probabilitas mendapatkan total 7 atau 11 adalah :
P(A ∪ B) = P(A) + P(B) – P(A ∩ B)
= 6/36 + 2/36 – 0
= 8/36
15
Dua kejadian saling komplementer:
Bila A dan A’ dua kejadian dalam S yang
saling komplementer, maka berlaku :
)(1)'( APAP −=
16
Contoh:
Pada pelemparan dua dadu, jika A adalah kejadian munculnya
muka dadu sama, hitunglah probabilitas munculnya muka dua
dadu yang tidak sama.
Jawab :
Misal A = kejadian munculnya muka dua dadu yang sama
= {(1,1), (2,2) , (3,3), (4,4), (5,5), (6,6)}
maka P(A) = 6/36
Sehingga,
Probabilitas munculnya muka dua dadu yang tidak sama =
P(A’) adalah:
P(A’) = 1 – P(A)
= 1 – 6/36
= 30/36
17
Dua kejadian saling bebas (independent):
Dikatakan saling bebas artinya kejadian itu tidak
saling mempengaruhi.
Dua kejadian A dan B dalam ruang sampel S
dikatakan saling bebas, jika kejadian A tidak
mempengaruhi probabilitas terjadinya kejadian B
dan sebaliknya kejadian B tidak mempengaruhi
probabilitas terjadinya kejadian A.
Bila A dan B dua kejadian saling bebas, berlaku :
)(.)()( BPAPBAP =∩
18
Contoh:
 Pada pelemparan dua uang logam secara sekaligus, apakah kejadian munculnya muka
dari uang logam pertama dan uang logam kedua saling bebas?
Jawab :
 Ruang sampel S = {(m,m), (m,b), (b,m), (b,b)}
 Misalkan, A = kejadian muncul muka dari uang logam 1  P(A) = 2/4 = ½
= {(m,m), (m,b)}
B = kejadian muncul muka dari uang logam 2  P(B) = 2/4 = ½
= {(m,m), (b,m)}
A ∩ B = kejadian muncul dua muka dari uang logam 1 dan 2
= {(m,m)}  P(A ∩ B) = ¼
 Bila A dan B saling bebas berlaku : P(A ∩ B) = P(A). P(B)
¼ = ½ . ½
¼ = ¼
Jadi, A dan B saling bebas.
19
Probabilitas bersyarat (conditional probability):
Adalah probabilitas suatu kejadian B terjadi
dengan syarat kejadian A lebih dulu terjadi
atau akan terjadi atau diketahui terjadi.
Ditunjukkan dengan P(BA) yang dibaca
“probabilitas dimana B terjadi karena A
terjadi”
20
0)(,
)(
)(
)( >
∩
= APjika
AP
BAP
ABP
Contoh (1):
Misalkan dipunyai kotak berisi 20 sekering, 5 diantaranya rusak. Bila 2
sekering diambil dari kotak satu demi satu secara acak tanpa
mengembalikan yang pertama ke dalam kotak. Berapakah peluang
kedua sekering itu rusak?
Jawab :
Misalkan A = kejadian sekering pertama rusak
B = kejadian sekering kedua rusak
Maka peluang kedua sekering itu rusak = P(A ∩ B)
P(A ∩ B) = P(A). P(BA)
= 5/20 . 4/19
= 1/19
21
Contoh (2):
Berdasarkan hasil 100 angket yang dilakukan untuk mengetahui
respon konsumen terhadap pasta gigi rasa jeruk (J) dan pasta gigi rasa
strawbery (S), diperoleh informasi sebagai berikut : 20 pria menyukai
rasa jeruk, 30 wanita menyukai rasa jeruk, 40 pria menyukai rasa
strawbery, dan 10 wanita menyukai rasa strawbery.
Apabila kita bertemu dengan seorang pria, berapa probabilitas ia
menyukai pasta gigi rasa strawbery?
Apabila kita bertemu dengan seorang wanita, berapa probabilitas ia
menyukai pasta gigi rasa jeruk?
Apabila kita bertemu dengan seorang yang menyukai pasta gigi rasa
jeruk, berapa probabilitas ia adalah pria?
Apabila kita bertemu dengan seorang yang menyukai pasta gigi rasa
strawbery, berapa probabilitas ia adalah wanita?
22
Jawab:
Misal W = Wanita, R = Pria, S = pasta gigi rasa Strawbery, dan J = pasta gigi rasa
jeruk.
Jadi,
 Apabila kita bertemu dengan seorang pria, berapa probabilitas ia menyukai
pasta gigi rasa strawbery adalah
 Apabila kita bertemu dengan seorang wanita, berapa probabilitas ia menyukai
pasta gigi rasa jeruk adalah
 Apabila kita bertemu dengan seorang yang menyukai pasta gigi rasa jeruk,
berapa probabilitas ia adalah pria adalah
 Apabila kita bertemu dengan seorang yang menyukai pasta gigi rasa strawbery,
berapa probabilitas ia adalah wanita adalah
23
Responsen J S Jumlah
R 20 40 60
W 30 10 40
Jumlah 50 50 100
67.0
60
40
100
60
100
40
)(
)(
)( ===
∩
=
RP
RSP
RSP
75.0
40
30
100
40
100
30
)(
)(
)( ===
∩
=
WP
WJP
WJP
40.0
50
20
100
50
100
20
)(
)(
)( ===
∩
=
JP
JRP
JRP
20.0
50
10
100
50
100
10
)(
)(
)( ===
∩
=
SP
SWP
SWP
Aturan Bayes :
Misalkan A1, A2, dan A3 adalah tiga kejadian
saling lepas dalam ruang sampel S.
B adalah kejadian sembarang lainnya dalam S.
24
S
A1 A2 A3
B
probabilitas kejadian B adalah :
25
P(B) = P(BA1
). P(A1
) + P(BA2
). P(A2
) + P(BA3
). P(A3
)
=
∑=
3
1
)().(
i
ii APABP
disebut Hukum Probabilitas Total
Secara umum, bila A1, A2, A3, …, An kejadian
saling lepas dalam ruang sampel S dan B
kejadian lain yang sembarang dalam S, maka
probabilitas kejadian bersyarat AiB
dirumuskan sebagai berikut :
26
∑=
=
∩
= n
i
ii
iii
i
APABP
APABP
BP
ABP
BAP
1
)().(
)().(
)(
)(
)(
disebut Rumus Bayes (Aturan Bayes).
Contoh:
Misalkan ada tiga kotak masing-masing berisi 2 bola.
Kotak 1 berisi 2 bola merah, kotak 2 berisi 1 bola merah
dan 1 bola putih, dan kotak 3 berisi 2 bola putih. Dengan
mata tertutup Anda diminta mengambil satu kotak secara
acak dan kemudian mengambil 1 bola secara acak dari
kotak yang terambil itu..
Berapakah peluang bola yang terambil berwarna merah?
Berapakah peluang bola tersebut terambil dari kotak 2?
27
Jawab
P(bola yang terambil berwarna merah) =
P(bola merah tersebut terambil dari kotak 2) =
28
)3().3()2().2()1().1()( MPPMPPMPPMP ++=
5.0
6
3
6
12
0.
3
1
2
1
.
3
1
2
2
.
3
1
==
+
=++=
33.0
3
1
6
3
6
1
6
3
2
1.
3
1
)(
)2().2(
)2( =====
MP
MPP
MP
Soal 1:
Sebuah kotak berisi 8 bola merah, 7 bola putih, dan 5
bola biru. Jika diambil 1 bola secara acak, tentukanlah
probabilitas terpilihnya bola :
Merah
Tidak biru
Merah atau putih
29
Soal 2:
Dari 10 orang staf bagian pemasaran PT. Rumah Elok, diketahui
: Sarjana teknik pria 1 orang, Sarjana teknik wanita 3 orang, ,
dan Sarjana ekonomi pria 2 orang, dan Sarjana ekonomi wanita
4 orang
Dari 10 staf tersebut dipilih secara acak 1 orang untuk menjadi
manajer pemasaran.
Berapa peluang A, jika A menyatakan kejadian bahwa manajer
adalah seorang wanita?
Berapa peluang B, jika B menyatakan kejadian bahwa manajer
adalah seorang sarjana teknik?
Hitunglah P(AB).
Hitunglah P(A∪B).
30
Soal 3:
 Ada 3 kotak yaitu 1, 2, dan 3 yang masing-masing berisi bola merah
dan putih, seperti yang dituliskan dalam tabel di bawah ini
Mula-mula satu kotak dipilih secara acak, kemudian dari kotak yang
terpilih diambil 1 bola juga secara acak. Tiap kotak mempunyai
kesempatan yang sama untuk terpilih.
 Berapa peluang bahwa bola itu merah ?
 Berapa peluang bahwa bola itu putih ?
 Bila bola terpilih merah, berapa peluang bahwa bola tersebut dari
kotak 1?
 Bila bola terpilih putih, berapa peluang bahwa bola tersebut dari
kotak 2?
31
Kotak 1 Kotak 2 Kotak 3 Jumlah
Bola
merah
5 7 8 20
Bola putih 4 3 9 16
Jumlah 9 10 17 36
Soal 4Sebuah sistem mekanik memerlukan dua fungsi sub-sistem
yang saling berkaitan. Skema penyederhaan sistem tersebut
terlihat dalam gambar di bawah. Terlihat bahwa A harus
berfungsi dan sekurangnya salah satu dari B harus berfungsi
agar sistem mekanik itu bekerja baik. Diasumsikan bahwa
komponen-komponen B bekerja dengan tidak bergantung satu
sama lain dan juga pada komponen A. Probabilitas komponen
berfungsi baik adalah untuk A = 0.9 dan masing-masing B =
0.8. Hitunglah probabilitas sistem mekanik tersebut berfungsi
dengan baik.
32
A
B1
B2
Input Output
Soal 5
Mesin produksi dari PT Sukses Jaya ada 2. Kapasitas produksi
mesin pertama adalah 30% dan mesin kedua adalah 70%. 40%
dari produksi mesin pertama menggunakan komponen lokal
dan sisanya menggunakan komponen impor. Sedangkan 50%
dari mesin kedua menggunakan komponen lokal dan sisanya
menggunakan komponen impor. Apabila dipilih secara random
sebuah produksi, berapa probabilitas:
Produk yang terambil menggunakan komponen lokal
Bila diketahui produk yang terambil menggunakan komponen
lokal, berapa probabilitas produk tersebut dari mesin pertama.
33

More Related Content

What's hot

Beberapa distribusi peluang kontinu
Beberapa distribusi peluang kontinuBeberapa distribusi peluang kontinu
Beberapa distribusi peluang kontinuRaden Maulana
 
Aljabar 3-struktur-aljabar
Aljabar 3-struktur-aljabarAljabar 3-struktur-aljabar
Aljabar 3-struktur-aljabarmaman wijaya
 
Chap2 prob 2
Chap2 prob 2Chap2 prob 2
Chap2 prob 2HIMTI
 
Stat matematika II (7)
Stat matematika II (7)Stat matematika II (7)
Stat matematika II (7)jayamartha
 
Distribusi peluang diskrit(8)
Distribusi peluang diskrit(8)Distribusi peluang diskrit(8)
Distribusi peluang diskrit(8)rizka_safa
 
Metode statistika
Metode statistikaMetode statistika
Metode statistikamus_lim
 
Basic statistics 6 - poisson distribution
Basic statistics   6 - poisson distributionBasic statistics   6 - poisson distribution
Basic statistics 6 - poisson distributionangita wahyu suprapti
 
Konsep dasar probabilitas
Konsep dasar probabilitasKonsep dasar probabilitas
Konsep dasar probabilitasChristiana Tian
 
Beberapa distribusi peluang diskrit (1)
Beberapa distribusi peluang diskrit (1)Beberapa distribusi peluang diskrit (1)
Beberapa distribusi peluang diskrit (1)Raden Maulana
 
Persamaan dan pertidaksaan nilai mutlak MATEMATIKA KELAS X
Persamaan dan pertidaksaan nilai mutlak MATEMATIKA KELAS XPersamaan dan pertidaksaan nilai mutlak MATEMATIKA KELAS X
Persamaan dan pertidaksaan nilai mutlak MATEMATIKA KELAS XAwanda Gita
 
Basic statistics 5 - binomial distribution
Basic statistics   5 - binomial distributionBasic statistics   5 - binomial distribution
Basic statistics 5 - binomial distributionangita wahyu suprapti
 
Geometri Analitik Ruang
Geometri Analitik RuangGeometri Analitik Ruang
Geometri Analitik RuangFebri Arianti
 
File1 soal contoh binomial dan poisson
File1 soal contoh binomial dan poissonFile1 soal contoh binomial dan poisson
File1 soal contoh binomial dan poissonIr. Zakaria, M.M
 
Distribusi multinomial
Distribusi multinomialDistribusi multinomial
Distribusi multinomialMarwaElshi
 
Distribusi probabilitas
Distribusi probabilitasDistribusi probabilitas
Distribusi probabilitasnyungunyung
 
Metode simpleks dua fase
Metode simpleks dua faseMetode simpleks dua fase
Metode simpleks dua fasespecy1234
 

What's hot (20)

Beberapa distribusi peluang kontinu
Beberapa distribusi peluang kontinuBeberapa distribusi peluang kontinu
Beberapa distribusi peluang kontinu
 
Model transportasi
Model transportasiModel transportasi
Model transportasi
 
Aljabar 3-struktur-aljabar
Aljabar 3-struktur-aljabarAljabar 3-struktur-aljabar
Aljabar 3-struktur-aljabar
 
Chap2 prob 2
Chap2 prob 2Chap2 prob 2
Chap2 prob 2
 
Stat matematika II (7)
Stat matematika II (7)Stat matematika II (7)
Stat matematika II (7)
 
Akt 2-tabel-mortalitas
Akt 2-tabel-mortalitasAkt 2-tabel-mortalitas
Akt 2-tabel-mortalitas
 
Distribusi peluang diskrit(8)
Distribusi peluang diskrit(8)Distribusi peluang diskrit(8)
Distribusi peluang diskrit(8)
 
Metode statistika
Metode statistikaMetode statistika
Metode statistika
 
Basic statistics 6 - poisson distribution
Basic statistics   6 - poisson distributionBasic statistics   6 - poisson distribution
Basic statistics 6 - poisson distribution
 
Integral Lipat Tiga
Integral Lipat TigaIntegral Lipat Tiga
Integral Lipat Tiga
 
Ring
RingRing
Ring
 
Konsep dasar probabilitas
Konsep dasar probabilitasKonsep dasar probabilitas
Konsep dasar probabilitas
 
Beberapa distribusi peluang diskrit (1)
Beberapa distribusi peluang diskrit (1)Beberapa distribusi peluang diskrit (1)
Beberapa distribusi peluang diskrit (1)
 
Persamaan dan pertidaksaan nilai mutlak MATEMATIKA KELAS X
Persamaan dan pertidaksaan nilai mutlak MATEMATIKA KELAS XPersamaan dan pertidaksaan nilai mutlak MATEMATIKA KELAS X
Persamaan dan pertidaksaan nilai mutlak MATEMATIKA KELAS X
 
Basic statistics 5 - binomial distribution
Basic statistics   5 - binomial distributionBasic statistics   5 - binomial distribution
Basic statistics 5 - binomial distribution
 
Geometri Analitik Ruang
Geometri Analitik RuangGeometri Analitik Ruang
Geometri Analitik Ruang
 
File1 soal contoh binomial dan poisson
File1 soal contoh binomial dan poissonFile1 soal contoh binomial dan poisson
File1 soal contoh binomial dan poisson
 
Distribusi multinomial
Distribusi multinomialDistribusi multinomial
Distribusi multinomial
 
Distribusi probabilitas
Distribusi probabilitasDistribusi probabilitas
Distribusi probabilitas
 
Metode simpleks dua fase
Metode simpleks dua faseMetode simpleks dua fase
Metode simpleks dua fase
 

Viewers also liked

BAB 5. Distribusi Normal dan Distribusi Sampling
BAB 5. Distribusi Normal dan Distribusi SamplingBAB 5. Distribusi Normal dan Distribusi Sampling
BAB 5. Distribusi Normal dan Distribusi SamplingCabii
 
Rn m04 probability
Rn m04 probabilityRn m04 probability
Rn m04 probabilityArif Rahman
 
DISTRIBUSI PROBABILITAS
DISTRIBUSI PROBABILITASDISTRIBUSI PROBABILITAS
DISTRIBUSI PROBABILITASHusna Sholihah
 
Statistika Dasar (6 - 7) probabilitas
Statistika Dasar (6 - 7) probabilitasStatistika Dasar (6 - 7) probabilitas
Statistika Dasar (6 - 7) probabilitasjayamartha
 
Penyelesaian soal uts statistika dan probabilitas 2013
Penyelesaian soal uts statistika dan probabilitas 2013Penyelesaian soal uts statistika dan probabilitas 2013
Penyelesaian soal uts statistika dan probabilitas 2013andibutsiawan
 
Stat prob01 introduction
Stat prob01 introductionStat prob01 introduction
Stat prob01 introductionArif Rahman
 
Sampel, fungsi distribusi, dan penarikan kesimpulannya
Sampel, fungsi distribusi, dan penarikan kesimpulannyaSampel, fungsi distribusi, dan penarikan kesimpulannya
Sampel, fungsi distribusi, dan penarikan kesimpulannyaYehezkiel Manopo
 
Makalah probabilitas
Makalah probabilitasMakalah probabilitas
Makalah probabilitasUNISBA
 
Analisis risiko kuantitatif
Analisis risiko kuantitatifAnalisis risiko kuantitatif
Analisis risiko kuantitatifyy rahmat
 
Aljabar peluang
Aljabar peluangAljabar peluang
Aljabar peluang1724143052
 
Intercultural communication the first week
Intercultural communication the first weekIntercultural communication the first week
Intercultural communication the first weekliyanyi
 
Pendahuluan Pengantar Probabilitas
Pendahuluan Pengantar ProbabilitasPendahuluan Pengantar Probabilitas
Pendahuluan Pengantar ProbabilitasAndrias Eka
 
Modul perkuliahan sim
Modul perkuliahan simModul perkuliahan sim
Modul perkuliahan simFirdaus Abadi
 
Sistem informasi keuangan
Sistem informasi keuanganSistem informasi keuangan
Sistem informasi keuanganraenigalih
 

Viewers also liked (20)

BAB 5. Distribusi Normal dan Distribusi Sampling
BAB 5. Distribusi Normal dan Distribusi SamplingBAB 5. Distribusi Normal dan Distribusi Sampling
BAB 5. Distribusi Normal dan Distribusi Sampling
 
Rn m04 probability
Rn m04 probabilityRn m04 probability
Rn m04 probability
 
DISTRIBUSI PROBABILITAS
DISTRIBUSI PROBABILITASDISTRIBUSI PROBABILITAS
DISTRIBUSI PROBABILITAS
 
Konsep dasar probabilitas
Konsep dasar probabilitasKonsep dasar probabilitas
Konsep dasar probabilitas
 
Statistika Dasar (6 - 7) probabilitas
Statistika Dasar (6 - 7) probabilitasStatistika Dasar (6 - 7) probabilitas
Statistika Dasar (6 - 7) probabilitas
 
STATISTIK INDUSTRI 1 - TEORI PROBABILITAS
STATISTIK INDUSTRI 1 - TEORI PROBABILITASSTATISTIK INDUSTRI 1 - TEORI PROBABILITAS
STATISTIK INDUSTRI 1 - TEORI PROBABILITAS
 
Penyelesaian soal uts statistika dan probabilitas 2013
Penyelesaian soal uts statistika dan probabilitas 2013Penyelesaian soal uts statistika dan probabilitas 2013
Penyelesaian soal uts statistika dan probabilitas 2013
 
Statistik dan probabilitas tugas 2
Statistik dan probabilitas tugas 2Statistik dan probabilitas tugas 2
Statistik dan probabilitas tugas 2
 
Stat prob01 introduction
Stat prob01 introductionStat prob01 introduction
Stat prob01 introduction
 
Teorima bayes
Teorima bayesTeorima bayes
Teorima bayes
 
Sampel, fungsi distribusi, dan penarikan kesimpulannya
Sampel, fungsi distribusi, dan penarikan kesimpulannyaSampel, fungsi distribusi, dan penarikan kesimpulannya
Sampel, fungsi distribusi, dan penarikan kesimpulannya
 
Makalah probabilitas
Makalah probabilitasMakalah probabilitas
Makalah probabilitas
 
Distribusi Binomial
Distribusi BinomialDistribusi Binomial
Distribusi Binomial
 
Analisis risiko kuantitatif
Analisis risiko kuantitatifAnalisis risiko kuantitatif
Analisis risiko kuantitatif
 
Aljabar peluang
Aljabar peluangAljabar peluang
Aljabar peluang
 
Intercultural communication the first week
Intercultural communication the first weekIntercultural communication the first week
Intercultural communication the first week
 
Pendahuluan Pengantar Probabilitas
Pendahuluan Pengantar ProbabilitasPendahuluan Pengantar Probabilitas
Pendahuluan Pengantar Probabilitas
 
Statistika Probabilitas
Statistika ProbabilitasStatistika Probabilitas
Statistika Probabilitas
 
Modul perkuliahan sim
Modul perkuliahan simModul perkuliahan sim
Modul perkuliahan sim
 
Sistem informasi keuangan
Sistem informasi keuanganSistem informasi keuangan
Sistem informasi keuangan
 

Similar to Konsep dasar probabilitas

Probabilitas ppt version by alydyda
Probabilitas ppt version by alydydaProbabilitas ppt version by alydyda
Probabilitas ppt version by alydydaMarlyd Talakua
 
Lukman matstat
Lukman matstatLukman matstat
Lukman matstatLukman
 
Lukman matstat
Lukman matstatLukman matstat
Lukman matstatLukman
 
Probabilitas by alydya
Probabilitas by alydyaProbabilitas by alydya
Probabilitas by alydyaMarlyd Talakua
 
statistika pertemuan 5 (materi 2).pptx
statistika pertemuan 5 (materi 2).pptxstatistika pertemuan 5 (materi 2).pptx
statistika pertemuan 5 (materi 2).pptxCuYaShaaIrmaAlsiZy
 
DINDI , desain media pelajaran , materi peluang suatu kejadian
DINDI , desain media pelajaran , materi peluang suatu kejadian DINDI , desain media pelajaran , materi peluang suatu kejadian
DINDI , desain media pelajaran , materi peluang suatu kejadian Dindi2
 
Penjelasan peluang
Penjelasan peluangPenjelasan peluang
Penjelasan peluangAckiel Khan
 
Kombinasi, permutasi dan peluang
Kombinasi, permutasi dan peluangKombinasi, permutasi dan peluang
Kombinasi, permutasi dan peluangprofkhafifa
 
Makalah Peluang Dalam Pelajaran Matematika
Makalah Peluang Dalam Pelajaran MatematikaMakalah Peluang Dalam Pelajaran Matematika
Makalah Peluang Dalam Pelajaran MatematikaAmnil Wardiah
 
Peluang_Statistika
Peluang_StatistikaPeluang_Statistika
Peluang_StatistikaAhmadTeguh
 
Materi SMA Kelas X Matematika Peluang
Materi SMA Kelas X Matematika PeluangMateri SMA Kelas X Matematika Peluang
Materi SMA Kelas X Matematika PeluangAna Sugiyarti
 
Peluang dan Distribusi Peluang
Peluang dan Distribusi PeluangPeluang dan Distribusi Peluang
Peluang dan Distribusi Peluangbagus222
 

Similar to Konsep dasar probabilitas (20)

Probabilitas ppt version by alydyda
Probabilitas ppt version by alydydaProbabilitas ppt version by alydyda
Probabilitas ppt version by alydyda
 
Lukman matstat
Lukman matstatLukman matstat
Lukman matstat
 
Lukman matstat
Lukman matstatLukman matstat
Lukman matstat
 
Probabilitas by alydya
Probabilitas by alydyaProbabilitas by alydya
Probabilitas by alydya
 
statistika pertemuan 5 (materi 2).pptx
statistika pertemuan 5 (materi 2).pptxstatistika pertemuan 5 (materi 2).pptx
statistika pertemuan 5 (materi 2).pptx
 
Aturan peluang
Aturan  peluangAturan  peluang
Aturan peluang
 
Probabilitas
ProbabilitasProbabilitas
Probabilitas
 
DINDI , desain media pelajaran , materi peluang suatu kejadian
DINDI , desain media pelajaran , materi peluang suatu kejadian DINDI , desain media pelajaran , materi peluang suatu kejadian
DINDI , desain media pelajaran , materi peluang suatu kejadian
 
Penjelasan peluang
Penjelasan peluangPenjelasan peluang
Penjelasan peluang
 
Kombinasi, permutasi dan peluang
Kombinasi, permutasi dan peluangKombinasi, permutasi dan peluang
Kombinasi, permutasi dan peluang
 
Makalah Peluang Dalam Pelajaran Matematika
Makalah Peluang Dalam Pelajaran MatematikaMakalah Peluang Dalam Pelajaran Matematika
Makalah Peluang Dalam Pelajaran Matematika
 
Kemungkinan
KemungkinanKemungkinan
Kemungkinan
 
Peluang_Statistika
Peluang_StatistikaPeluang_Statistika
Peluang_Statistika
 
Probabilitas (Statistik Ekonomi II)
Probabilitas (Statistik Ekonomi II)Probabilitas (Statistik Ekonomi II)
Probabilitas (Statistik Ekonomi II)
 
peluang by
peluang by peluang by
peluang by
 
Materi SMA Kelas X Matematika Peluang
Materi SMA Kelas X Matematika PeluangMateri SMA Kelas X Matematika Peluang
Materi SMA Kelas X Matematika Peluang
 
peluang.pptx
peluang.pptxpeluang.pptx
peluang.pptx
 
peluang
peluangpeluang
peluang
 
Putrierizalapado 1830206111 peluang
Putrierizalapado 1830206111 peluangPutrierizalapado 1830206111 peluang
Putrierizalapado 1830206111 peluang
 
Peluang dan Distribusi Peluang
Peluang dan Distribusi PeluangPeluang dan Distribusi Peluang
Peluang dan Distribusi Peluang
 

More from padlah1984

Kebijakan Kriminal dari suatu keputusan .ppt
Kebijakan Kriminal dari suatu keputusan .pptKebijakan Kriminal dari suatu keputusan .ppt
Kebijakan Kriminal dari suatu keputusan .pptpadlah1984
 
Pengertian Praktek Beacara pada Pengadilan Pidana Indonesia-pengadilan-pidana...
Pengertian Praktek Beacara pada Pengadilan Pidana Indonesia-pengadilan-pidana...Pengertian Praktek Beacara pada Pengadilan Pidana Indonesia-pengadilan-pidana...
Pengertian Praktek Beacara pada Pengadilan Pidana Indonesia-pengadilan-pidana...padlah1984
 
KJA Goes to Campus_All for accounting SME
KJA Goes to Campus_All for accounting  SMEKJA Goes to Campus_All for accounting  SME
KJA Goes to Campus_All for accounting SMEpadlah1984
 
Jenis-Dokumen-Freight-Forwarding for logistic
Jenis-Dokumen-Freight-Forwarding for logisticJenis-Dokumen-Freight-Forwarding for logistic
Jenis-Dokumen-Freight-Forwarding for logisticpadlah1984
 
KEPABEANAN dalam konsep tata laksana manajemen logistik
KEPABEANAN dalam konsep tata laksana manajemen  logistikKEPABEANAN dalam konsep tata laksana manajemen  logistik
KEPABEANAN dalam konsep tata laksana manajemen logistikpadlah1984
 
Penggunaan-Azas-Domunius Litis pada kewenangan kejaksaan
Penggunaan-Azas-Domunius Litis pada kewenangan kejaksaanPenggunaan-Azas-Domunius Litis pada kewenangan kejaksaan
Penggunaan-Azas-Domunius Litis pada kewenangan kejaksaanpadlah1984
 
Pengantar pembaharuan dari hukum pidana terbaru
Pengantar pembaharuan dari hukum pidana terbaruPengantar pembaharuan dari hukum pidana terbaru
Pengantar pembaharuan dari hukum pidana terbarupadlah1984
 
Retensi Kejahatan Harta Benda by Padlah Riyadi.ppt
Retensi Kejahatan Harta Benda by Padlah Riyadi.pptRetensi Kejahatan Harta Benda by Padlah Riyadi.ppt
Retensi Kejahatan Harta Benda by Padlah Riyadi.pptpadlah1984
 
0.3.SPI GCG PM.pdf
0.3.SPI GCG PM.pdf0.3.SPI GCG PM.pdf
0.3.SPI GCG PM.pdfpadlah1984
 
0.2. Sekretaris Perusahaan, Kehumasan GCG PM.pdf
0.2. Sekretaris Perusahaan, Kehumasan GCG PM.pdf0.2. Sekretaris Perusahaan, Kehumasan GCG PM.pdf
0.2. Sekretaris Perusahaan, Kehumasan GCG PM.pdfpadlah1984
 
0.1 Perbankan, Pelaporan Keuangan dan PU. PM.pdf
0.1  Perbankan, Pelaporan Keuangan dan PU. PM.pdf0.1  Perbankan, Pelaporan Keuangan dan PU. PM.pdf
0.1 Perbankan, Pelaporan Keuangan dan PU. PM.pdfpadlah1984
 
7 S TRIO MOTOR BISA.ppt
7 S TRIO MOTOR BISA.ppt7 S TRIO MOTOR BISA.ppt
7 S TRIO MOTOR BISA.pptpadlah1984
 
0.1 Perbankan, Pelaporan Keuangan dan PU. PM.pdf
0.1  Perbankan, Pelaporan Keuangan dan PU. PM.pdf0.1  Perbankan, Pelaporan Keuangan dan PU. PM.pdf
0.1 Perbankan, Pelaporan Keuangan dan PU. PM.pdfpadlah1984
 
Materi Sosialisasi JHT Sesi 2 final.pptx
Materi Sosialisasi JHT Sesi 2 final.pptxMateri Sosialisasi JHT Sesi 2 final.pptx
Materi Sosialisasi JHT Sesi 2 final.pptxpadlah1984
 
Materai Elektronik.pdf
Materai Elektronik.pdfMaterai Elektronik.pdf
Materai Elektronik.pdfpadlah1984
 
Pengembangan Investasi Daerah.pptx
Pengembangan Investasi Daerah.pptxPengembangan Investasi Daerah.pptx
Pengembangan Investasi Daerah.pptxpadlah1984
 
2. Peranan Humas.ppt
2. Peranan Humas.ppt2. Peranan Humas.ppt
2. Peranan Humas.pptpadlah1984
 
pajak-dalam-perusahaan.pptx
pajak-dalam-perusahaan.pptxpajak-dalam-perusahaan.pptx
pajak-dalam-perusahaan.pptxpadlah1984
 
1. RUPS WTI.pptx
1. RUPS WTI.pptx1. RUPS WTI.pptx
1. RUPS WTI.pptxpadlah1984
 
1. Ekonomi_china.ppt
1. Ekonomi_china.ppt1. Ekonomi_china.ppt
1. Ekonomi_china.pptpadlah1984
 

More from padlah1984 (20)

Kebijakan Kriminal dari suatu keputusan .ppt
Kebijakan Kriminal dari suatu keputusan .pptKebijakan Kriminal dari suatu keputusan .ppt
Kebijakan Kriminal dari suatu keputusan .ppt
 
Pengertian Praktek Beacara pada Pengadilan Pidana Indonesia-pengadilan-pidana...
Pengertian Praktek Beacara pada Pengadilan Pidana Indonesia-pengadilan-pidana...Pengertian Praktek Beacara pada Pengadilan Pidana Indonesia-pengadilan-pidana...
Pengertian Praktek Beacara pada Pengadilan Pidana Indonesia-pengadilan-pidana...
 
KJA Goes to Campus_All for accounting SME
KJA Goes to Campus_All for accounting  SMEKJA Goes to Campus_All for accounting  SME
KJA Goes to Campus_All for accounting SME
 
Jenis-Dokumen-Freight-Forwarding for logistic
Jenis-Dokumen-Freight-Forwarding for logisticJenis-Dokumen-Freight-Forwarding for logistic
Jenis-Dokumen-Freight-Forwarding for logistic
 
KEPABEANAN dalam konsep tata laksana manajemen logistik
KEPABEANAN dalam konsep tata laksana manajemen  logistikKEPABEANAN dalam konsep tata laksana manajemen  logistik
KEPABEANAN dalam konsep tata laksana manajemen logistik
 
Penggunaan-Azas-Domunius Litis pada kewenangan kejaksaan
Penggunaan-Azas-Domunius Litis pada kewenangan kejaksaanPenggunaan-Azas-Domunius Litis pada kewenangan kejaksaan
Penggunaan-Azas-Domunius Litis pada kewenangan kejaksaan
 
Pengantar pembaharuan dari hukum pidana terbaru
Pengantar pembaharuan dari hukum pidana terbaruPengantar pembaharuan dari hukum pidana terbaru
Pengantar pembaharuan dari hukum pidana terbaru
 
Retensi Kejahatan Harta Benda by Padlah Riyadi.ppt
Retensi Kejahatan Harta Benda by Padlah Riyadi.pptRetensi Kejahatan Harta Benda by Padlah Riyadi.ppt
Retensi Kejahatan Harta Benda by Padlah Riyadi.ppt
 
0.3.SPI GCG PM.pdf
0.3.SPI GCG PM.pdf0.3.SPI GCG PM.pdf
0.3.SPI GCG PM.pdf
 
0.2. Sekretaris Perusahaan, Kehumasan GCG PM.pdf
0.2. Sekretaris Perusahaan, Kehumasan GCG PM.pdf0.2. Sekretaris Perusahaan, Kehumasan GCG PM.pdf
0.2. Sekretaris Perusahaan, Kehumasan GCG PM.pdf
 
0.1 Perbankan, Pelaporan Keuangan dan PU. PM.pdf
0.1  Perbankan, Pelaporan Keuangan dan PU. PM.pdf0.1  Perbankan, Pelaporan Keuangan dan PU. PM.pdf
0.1 Perbankan, Pelaporan Keuangan dan PU. PM.pdf
 
7 S TRIO MOTOR BISA.ppt
7 S TRIO MOTOR BISA.ppt7 S TRIO MOTOR BISA.ppt
7 S TRIO MOTOR BISA.ppt
 
0.1 Perbankan, Pelaporan Keuangan dan PU. PM.pdf
0.1  Perbankan, Pelaporan Keuangan dan PU. PM.pdf0.1  Perbankan, Pelaporan Keuangan dan PU. PM.pdf
0.1 Perbankan, Pelaporan Keuangan dan PU. PM.pdf
 
Materi Sosialisasi JHT Sesi 2 final.pptx
Materi Sosialisasi JHT Sesi 2 final.pptxMateri Sosialisasi JHT Sesi 2 final.pptx
Materi Sosialisasi JHT Sesi 2 final.pptx
 
Materai Elektronik.pdf
Materai Elektronik.pdfMaterai Elektronik.pdf
Materai Elektronik.pdf
 
Pengembangan Investasi Daerah.pptx
Pengembangan Investasi Daerah.pptxPengembangan Investasi Daerah.pptx
Pengembangan Investasi Daerah.pptx
 
2. Peranan Humas.ppt
2. Peranan Humas.ppt2. Peranan Humas.ppt
2. Peranan Humas.ppt
 
pajak-dalam-perusahaan.pptx
pajak-dalam-perusahaan.pptxpajak-dalam-perusahaan.pptx
pajak-dalam-perusahaan.pptx
 
1. RUPS WTI.pptx
1. RUPS WTI.pptx1. RUPS WTI.pptx
1. RUPS WTI.pptx
 
1. Ekonomi_china.ppt
1. Ekonomi_china.ppt1. Ekonomi_china.ppt
1. Ekonomi_china.ppt
 

Recently uploaded

Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxc9fhbm7gzj
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anakbekamalayniasinta
 
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).pptModul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).pptYanseBetnaArte
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 

Recently uploaded (20)

Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
 
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).pptModul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 

Konsep dasar probabilitas

  • 2. Pengantar : Banyak kejadian dalam kehidupan sehari-hari yang sulit diketahui dengan pasti, terutama kejadian yang akan datang. Meskipun kejadian-kejadian tersebut tidak pasti, tetapi kita bisa melihat fakta-fakta yang ada untuk menuju derajat kepastian atau derajat keyakinan bahwa sesuatu akan terjadi. Derajat / tingkat kepastian atau keyakinan dari munculnya hasil percobaan statistik disebut Probabilitas (Peluang), yang dinyatakan dengan P. 2
  • 3. Konsep dan definisi dasar Eksperimen/percobaan probabilitas adalah segala kegiatan dimana suatu hasil (outcome) diperoleh. Ruang sampel adalah himpunan seluruh kemungkinan outcome dari suatu eksperimen/percobaan. Biasanya dinyatakan dengan S. Banyaknya outcome dinyatakan dengan n(S). Peristiwa/kejadian adalah himpunan bagian dari outcome dalam suatu ruang sampel. 3
  • 4. Contoh : Dilakukan eksperimen, yaitu diperiksa 3 buah sikring satu persatu secara berurutan dan mencatat kondisi sikring tersebut dengan memberi notasi B untuk sikring yang baik dan R untuk sikring yang rusak. Maka ruang sampel pada eksperimen probabilitas pemeriksaan tersebut adalah S = {BBB, BBR, BRB, RBB, BRR, RBR, RRB, RRR}. Jumlah outcome dalam ruang sampel S adalah n(S) = 23 = 8. Jika A menyatakan peristiwa diperoleh satu sikring yang rusak, maka A = {BBR, BRB, RBB}. Jumlah outcome dalam ruang peristiwa adalah n(A) = 3. 4
  • 5. Definisi probabilitasBila kejadian A terjadi dalam m cara dari seluruh n cara yang mungkin terjadi dan masing-masing n cara itu mempunyai kesempatan yang sama untuk muncul, maka probabilitas kejadian A, ditulis P(A), dapat dituliskan : 5 n m Sn An AP == )( )( )(
  • 6. Sifat-sifat probabilitas kejadian A : 0 ≤ P(A) ≤ 1 , artinya nilai probabilitas kejadian A selalu terletak antara 0 dan 1 P(A) = 0, artinya dalam hal kejadian A tidak terjadi (himpunan kosong), maka probabilitas kejadian A adalah 0. Dapat dikatakan bahwa kejadian A mustahil untuk terjadi. P(A) = 1, artinya dalam hal kejadian A, maka probabilitas kejadian A adalah 1. Dapat dikatakan bahwa kejadian A pasti terjadi. 6
  • 7. Contoh (1): Sebuah koin dilemparkan dua kali. Berapakah probabilitas bahwa paling sedikit muncul satu Muka? Jawab :  Misal M = Muka , B = Belakang  Ruang sampel untuk percobaan ini adalah S = {MM, MB, BM, BB}  Kejadian A = muncul paling sedikit satu Muka adalah A = {MM, MB, BM} Jadi,  Probabilitas bahwa paling sedikit muncul satu Muka adalah 7 4 3 )( )( )( == Sn An AP
  • 8. Contoh (2): Suatu campuran kembang gula berisi 6 mint, 4 coffee, dan 3 coklat. Bila seseorang membuat suatu pemilihan acak dari salah satu kembang gula ini, carilah probabilitas untuk mendapatkan : (a) mint, dan (b) coffee atau coklat. Jawab : Misal, M = mint , C = coffee , T = coklat (a). Probabilitas mendapatkan mint = (b). Probabilitas mendapatkan coffee atau coklat = 8 13 6 )( )( )( == Sn Mn MP 13 7 13 034 )( )()()( )( )( )( = −+ = ∩−+ = ∪ =∪ Sn TCnTnCn Sn TCn TCP
  • 9. Probabilitas kejadian majemuk (1): Bila A dan B kejadian sembarang pada ruang sampel S, maka probabilitas gabungan kejadian A dan B adalah kumpulan semua titik sampel yang ada pada A atau B atau pada keduanya. 9 )()()()( BAPBPAPBAP ∩−+=∪
  • 10. Probabilitas kejadian majemuk (2): Bila A, B, dan C kejadian sembarang pada ruang sampel S, maka probabilitas gabungan kejadian A, B, dan C adalah : 10 )()()( )()()()()( CBAPCBPCAP BAPCPBPAPCBAP ∩∩+∩−∩− ∩−++=∪∪
  • 11. Contoh : Kemungkinan bahwa Ari lulus ujian matematika adalah 2/3 dan kemungkinan ia lulus bahasa inggris adalah 4/9. Bila probabilitas lulus keduanya adalah 1/4, berapakah probabilitas Ari dapat paling tidak lulus salah satu dari kedua pelajaran tersebut? Jawab : Bila M adalah kejadian lulus matematika, dan B adalah kejadian lulus bahasa inggris, maka : Probabilitas Ari lulus salah satu pelajaran tersebut adalah : P(M ∪ B) = P(M) + P(B) – P(M ∩ B) = 2/3 + 4/9 – 1/4 = 31/36 11
  • 12. Contoh:Sebuah sistem sembarang seperti terlihat pada gambar di bawah tersusun atas tiga tingkat. Sistem ini akan bekerja dengan baik jika ketiga tingkatnya berjalan dengan baik. Misal seluruh unit dalam setiap tingkat saling bebas dan masing- masing berjalan baik. Diketahui P(A) = 0,7; P(B) = 0,7 ; P(C ) = 0,9 ; P(D) = 0,8 ; P(E) = 0,6 ; P(F) = 0,6 ; dan P(G) = 0,6. Hitunglah probabilitas sistem berjalan dengan baik. 12
  • 13. Jawab:  P(T1) = P(A∪B) = P(A) + P(B) – P(A∩B) = P(A) + P(B) – P(A).P(B) = 0,7 + 0,7 – (0,7)(0,7) = 0,91  P(T2) = P(C ∩ D) = P(C).P(D) = (0,9)(0,8) = 0,72  P(T3) = P(E∪F ∪G) = P(E) + P(F) + P(G) – P(E∩F) – P(E∩G) – P(F∩G) + P(E∩F ∩G) = P(E) + P(F) + P(G) – P(E).P(F) – P(E).P(G) – P(F).P(G) + P(E).P(F).P(G) = 0,6 + 0,6 + 0,6 – (0,6)(0,6) – (0,6)(0,6) – (0,6)(0,6) + (0,6)(0,6) (0,6) = 0,936  Jadi, P(sistem berjalan baik) = P(T1 ∩ T2 ∩ T3) = P(T1).P( T2).P( T3) = (0,91).(0,72).(0,963) = 0,613. Artinya sistem tersebut secara keseluruhan memiliki 61,3% kemungkinan dapat berjalan dengan baik. 13
  • 14. Dua kejadian saling lepas (disjoint events atau mutually exclusive): Bila A dan B dua kejadian saling lepas, maka berlaku : )()()( BPAPBAP +=∪ )()()()( CPBPAPCBAP ++=∪∪ 14 Bila A, B, dan C tiga kejadian saling lepas, maka berlaku :
  • 15. Contoh : Berapakah probabilitas mendapatkan total 7 atau 11 bila sepasang dadu dilemparkan? Jawab : Bila A adalah kejadian diperoleh total 7, maka A = {(1,6), (6,1), (2,5), (5,2), (3,4), (4,3)} Bila B adalah kejadian diperoleh total 11, maka B = {(5,6), (6,5)} Sehingga probabilitas mendapatkan total 7 atau 11 adalah : P(A ∪ B) = P(A) + P(B) – P(A ∩ B) = 6/36 + 2/36 – 0 = 8/36 15
  • 16. Dua kejadian saling komplementer: Bila A dan A’ dua kejadian dalam S yang saling komplementer, maka berlaku : )(1)'( APAP −= 16
  • 17. Contoh: Pada pelemparan dua dadu, jika A adalah kejadian munculnya muka dadu sama, hitunglah probabilitas munculnya muka dua dadu yang tidak sama. Jawab : Misal A = kejadian munculnya muka dua dadu yang sama = {(1,1), (2,2) , (3,3), (4,4), (5,5), (6,6)} maka P(A) = 6/36 Sehingga, Probabilitas munculnya muka dua dadu yang tidak sama = P(A’) adalah: P(A’) = 1 – P(A) = 1 – 6/36 = 30/36 17
  • 18. Dua kejadian saling bebas (independent): Dikatakan saling bebas artinya kejadian itu tidak saling mempengaruhi. Dua kejadian A dan B dalam ruang sampel S dikatakan saling bebas, jika kejadian A tidak mempengaruhi probabilitas terjadinya kejadian B dan sebaliknya kejadian B tidak mempengaruhi probabilitas terjadinya kejadian A. Bila A dan B dua kejadian saling bebas, berlaku : )(.)()( BPAPBAP =∩ 18
  • 19. Contoh:  Pada pelemparan dua uang logam secara sekaligus, apakah kejadian munculnya muka dari uang logam pertama dan uang logam kedua saling bebas? Jawab :  Ruang sampel S = {(m,m), (m,b), (b,m), (b,b)}  Misalkan, A = kejadian muncul muka dari uang logam 1  P(A) = 2/4 = ½ = {(m,m), (m,b)} B = kejadian muncul muka dari uang logam 2  P(B) = 2/4 = ½ = {(m,m), (b,m)} A ∩ B = kejadian muncul dua muka dari uang logam 1 dan 2 = {(m,m)}  P(A ∩ B) = ¼  Bila A dan B saling bebas berlaku : P(A ∩ B) = P(A). P(B) ¼ = ½ . ½ ¼ = ¼ Jadi, A dan B saling bebas. 19
  • 20. Probabilitas bersyarat (conditional probability): Adalah probabilitas suatu kejadian B terjadi dengan syarat kejadian A lebih dulu terjadi atau akan terjadi atau diketahui terjadi. Ditunjukkan dengan P(BA) yang dibaca “probabilitas dimana B terjadi karena A terjadi” 20 0)(, )( )( )( > ∩ = APjika AP BAP ABP
  • 21. Contoh (1): Misalkan dipunyai kotak berisi 20 sekering, 5 diantaranya rusak. Bila 2 sekering diambil dari kotak satu demi satu secara acak tanpa mengembalikan yang pertama ke dalam kotak. Berapakah peluang kedua sekering itu rusak? Jawab : Misalkan A = kejadian sekering pertama rusak B = kejadian sekering kedua rusak Maka peluang kedua sekering itu rusak = P(A ∩ B) P(A ∩ B) = P(A). P(BA) = 5/20 . 4/19 = 1/19 21
  • 22. Contoh (2): Berdasarkan hasil 100 angket yang dilakukan untuk mengetahui respon konsumen terhadap pasta gigi rasa jeruk (J) dan pasta gigi rasa strawbery (S), diperoleh informasi sebagai berikut : 20 pria menyukai rasa jeruk, 30 wanita menyukai rasa jeruk, 40 pria menyukai rasa strawbery, dan 10 wanita menyukai rasa strawbery. Apabila kita bertemu dengan seorang pria, berapa probabilitas ia menyukai pasta gigi rasa strawbery? Apabila kita bertemu dengan seorang wanita, berapa probabilitas ia menyukai pasta gigi rasa jeruk? Apabila kita bertemu dengan seorang yang menyukai pasta gigi rasa jeruk, berapa probabilitas ia adalah pria? Apabila kita bertemu dengan seorang yang menyukai pasta gigi rasa strawbery, berapa probabilitas ia adalah wanita? 22
  • 23. Jawab: Misal W = Wanita, R = Pria, S = pasta gigi rasa Strawbery, dan J = pasta gigi rasa jeruk. Jadi,  Apabila kita bertemu dengan seorang pria, berapa probabilitas ia menyukai pasta gigi rasa strawbery adalah  Apabila kita bertemu dengan seorang wanita, berapa probabilitas ia menyukai pasta gigi rasa jeruk adalah  Apabila kita bertemu dengan seorang yang menyukai pasta gigi rasa jeruk, berapa probabilitas ia adalah pria adalah  Apabila kita bertemu dengan seorang yang menyukai pasta gigi rasa strawbery, berapa probabilitas ia adalah wanita adalah 23 Responsen J S Jumlah R 20 40 60 W 30 10 40 Jumlah 50 50 100 67.0 60 40 100 60 100 40 )( )( )( === ∩ = RP RSP RSP 75.0 40 30 100 40 100 30 )( )( )( === ∩ = WP WJP WJP 40.0 50 20 100 50 100 20 )( )( )( === ∩ = JP JRP JRP 20.0 50 10 100 50 100 10 )( )( )( === ∩ = SP SWP SWP
  • 24. Aturan Bayes : Misalkan A1, A2, dan A3 adalah tiga kejadian saling lepas dalam ruang sampel S. B adalah kejadian sembarang lainnya dalam S. 24 S A1 A2 A3 B
  • 25. probabilitas kejadian B adalah : 25 P(B) = P(BA1 ). P(A1 ) + P(BA2 ). P(A2 ) + P(BA3 ). P(A3 ) = ∑= 3 1 )().( i ii APABP disebut Hukum Probabilitas Total
  • 26. Secara umum, bila A1, A2, A3, …, An kejadian saling lepas dalam ruang sampel S dan B kejadian lain yang sembarang dalam S, maka probabilitas kejadian bersyarat AiB dirumuskan sebagai berikut : 26 ∑= = ∩ = n i ii iii i APABP APABP BP ABP BAP 1 )().( )().( )( )( )( disebut Rumus Bayes (Aturan Bayes).
  • 27. Contoh: Misalkan ada tiga kotak masing-masing berisi 2 bola. Kotak 1 berisi 2 bola merah, kotak 2 berisi 1 bola merah dan 1 bola putih, dan kotak 3 berisi 2 bola putih. Dengan mata tertutup Anda diminta mengambil satu kotak secara acak dan kemudian mengambil 1 bola secara acak dari kotak yang terambil itu.. Berapakah peluang bola yang terambil berwarna merah? Berapakah peluang bola tersebut terambil dari kotak 2? 27
  • 28. Jawab P(bola yang terambil berwarna merah) = P(bola merah tersebut terambil dari kotak 2) = 28 )3().3()2().2()1().1()( MPPMPPMPPMP ++= 5.0 6 3 6 12 0. 3 1 2 1 . 3 1 2 2 . 3 1 == + =++= 33.0 3 1 6 3 6 1 6 3 2 1. 3 1 )( )2().2( )2( ===== MP MPP MP
  • 29. Soal 1: Sebuah kotak berisi 8 bola merah, 7 bola putih, dan 5 bola biru. Jika diambil 1 bola secara acak, tentukanlah probabilitas terpilihnya bola : Merah Tidak biru Merah atau putih 29
  • 30. Soal 2: Dari 10 orang staf bagian pemasaran PT. Rumah Elok, diketahui : Sarjana teknik pria 1 orang, Sarjana teknik wanita 3 orang, , dan Sarjana ekonomi pria 2 orang, dan Sarjana ekonomi wanita 4 orang Dari 10 staf tersebut dipilih secara acak 1 orang untuk menjadi manajer pemasaran. Berapa peluang A, jika A menyatakan kejadian bahwa manajer adalah seorang wanita? Berapa peluang B, jika B menyatakan kejadian bahwa manajer adalah seorang sarjana teknik? Hitunglah P(AB). Hitunglah P(A∪B). 30
  • 31. Soal 3:  Ada 3 kotak yaitu 1, 2, dan 3 yang masing-masing berisi bola merah dan putih, seperti yang dituliskan dalam tabel di bawah ini Mula-mula satu kotak dipilih secara acak, kemudian dari kotak yang terpilih diambil 1 bola juga secara acak. Tiap kotak mempunyai kesempatan yang sama untuk terpilih.  Berapa peluang bahwa bola itu merah ?  Berapa peluang bahwa bola itu putih ?  Bila bola terpilih merah, berapa peluang bahwa bola tersebut dari kotak 1?  Bila bola terpilih putih, berapa peluang bahwa bola tersebut dari kotak 2? 31 Kotak 1 Kotak 2 Kotak 3 Jumlah Bola merah 5 7 8 20 Bola putih 4 3 9 16 Jumlah 9 10 17 36
  • 32. Soal 4Sebuah sistem mekanik memerlukan dua fungsi sub-sistem yang saling berkaitan. Skema penyederhaan sistem tersebut terlihat dalam gambar di bawah. Terlihat bahwa A harus berfungsi dan sekurangnya salah satu dari B harus berfungsi agar sistem mekanik itu bekerja baik. Diasumsikan bahwa komponen-komponen B bekerja dengan tidak bergantung satu sama lain dan juga pada komponen A. Probabilitas komponen berfungsi baik adalah untuk A = 0.9 dan masing-masing B = 0.8. Hitunglah probabilitas sistem mekanik tersebut berfungsi dengan baik. 32 A B1 B2 Input Output
  • 33. Soal 5 Mesin produksi dari PT Sukses Jaya ada 2. Kapasitas produksi mesin pertama adalah 30% dan mesin kedua adalah 70%. 40% dari produksi mesin pertama menggunakan komponen lokal dan sisanya menggunakan komponen impor. Sedangkan 50% dari mesin kedua menggunakan komponen lokal dan sisanya menggunakan komponen impor. Apabila dipilih secara random sebuah produksi, berapa probabilitas: Produk yang terambil menggunakan komponen lokal Bila diketahui produk yang terambil menggunakan komponen lokal, berapa probabilitas produk tersebut dari mesin pertama. 33